perkembangan moral dan nilai

40
PERKEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA ANAK USIA DINI A. Perkembangan Moral Anak Usia Dini Manusia merupakan makhluk etis atau makhluk yang mampu memahami kaidah-kaidah moral dan mampu menjadikannya sebagai pedoman dalam bertutur kata, bersikap, dan berperilaku. Kemampuan seperti di atas bukan merupakan bawaan melainkan harus diperoleh melalui proses belajar. Anak dapat mengalami perkembangan moral jika dirinya mendapatkan pengalaman berkenaan dengan moralitas. Perkembangan moral anak ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami peraturan, norma, dan etika yang berlaku (Slamet Susanto, 2005). Mengingat moralitas merupakan fakor penting dalam kehidupan manusia maka manusia sejak dini harus mendapatkan pengaruh yang positif untuk menstimulasi perkembangan moralnya. B. Konsep Konsep Perkembangan Moral Anak Usia Dini Menurut Megawangi, dalam Siti Aisyah,dkk (2007), anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila mereka berada di lingkungan yang berkarakter pula. Usaha mengembangkan anak-anak agar menjadi pribadi-pribadi yang bermoral atau berkarakter baik merupakan tanggung jawab keluaga, sekolah, dan seluruh komponen masyarakat. Usaha tersebut harus dilakukan secara terencana, terfokus,

Upload: yunaistiana

Post on 26-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

cukup

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan Moral Dan Nilai

PERKEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA ANAK USIA

DINI

A. Perkembangan Moral Anak Usia Dini

Manusia merupakan makhluk etis atau makhluk yang mampu memahami

kaidah-kaidah moral dan mampu menjadikannya sebagai pedoman dalam

bertutur kata, bersikap, dan berperilaku. Kemampuan seperti di atas bukan

merupakan bawaan melainkan harus diperoleh melalui proses belajar. Anak

dapat mengalami perkembangan moral jika dirinya mendapatkan pengalaman

berkenaan dengan moralitas. Perkembangan moral anak ditandai dengan

kemampuan anak untuk memahami peraturan, norma, dan etika yang berlaku

(Slamet Susanto, 2005). Mengingat moralitas merupakan fakor penting dalam

kehidupan manusia maka manusia sejak dini harus mendapatkan pengaruh

yang positif untuk menstimulasi perkembangan moralnya.

B. Konsep Konsep Perkembangan Moral Anak Usia Dini

Menurut Megawangi, dalam Siti Aisyah,dkk (2007), anak-anak akan tumbuh

menjadi pribadi yang berkarakter apabila mereka berada di lingkungan yang

berkarakter pula. Usaha mengembangkan anak-anak agar menjadi pribadi-

pribadi yang bermoral atau berkarakter baik merupakan tanggung jawab

keluaga, sekolah, dan seluruh komponen masyarakat. Usaha tersebut harus

dilakukan secara terencana, terfokus, dan komperhensif. Pengembangan moral

anak usia dini melalui pengembangan pembiasaan berperilaku dalam keluarga

dan sekolah.

a. Pengembangan berperilaku yang baik dimulai dari dalam keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak.

Keluraga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan paling efektif untuk

melatih berbagai kebiasaan yang baik pada anak.

Page 2: Perkembangan Moral Dan Nilai

Menurut Thomas Lickona, sebagaimana pendapatnya dikutip oleh Siti Aisyah

dkk. (2007) ada 10 hal penting yang harus diperhatikan dan dijadikan prinsip

dalam mengembangkan karakter anak dalam keluarga, yaitu sebagai berikut.

1) Moralitas penghormatan

Hormat merupakan kunci utama untuk dapat hidup harmonis dengan

masyarakat. Moralitas penghormatan mencakup:

a) Penghormatan kepada diri sendiri untuk mencegah agar diri sendiri tidak

terlibat dalam perilaku yang merugikan diri sendiri.

b) Penghormatan kepada sesama manusia meskipun berbeda suku, agama,

kemampuan ekonomi, dst.

c) Penghormatan kepada lingkungan fisik yang merupakan ciptaan Tuhan.

2) Perkembangan moralitas kehormatan berjalan secara bertahap

Anak-anak tidak bisa langsung berkembang menjadi manusia yang bermoral,

tetapi memerlukan waktu dan proses yang terus menerus, dan memerlukan

kesabaran orang tua untuk melakukan pendidikan tersebut.

3) Mengajarkan prinsip menghormati

Anak-anak belajar menghormati orang lain jika dirinya merasa bahwa pihak

lain menghormatinya. Oleh karena itu orang tua hendaknya menghormati

anaknya. Penghormatan orang tua kepada anak dapat dilakukan misalnya

dengan menghargai pendapat anak, menjelaskan kenapa suatu aturan dibuat

untuk anak,dst.

4) Mengajarkan dengan contoh

Pembentukan perilaku pada anak mudah dilakukan melalui contoh. Oleh

karena itu contoh nyata dari orang tua bagaimana seharusnya anak berperilaku

harus diberikan. Selain itu, orang tua juga bisa membacakan buku-buku yang

di dalamnya terdapat pesan-pesan moral. Oran tua hendaknya mengontrol

acara-acara televisi yang sering ditonton anaknya, jangan sampai acara yang

disukai anak adalah acara yang berpengaruh buruk pada perkembangan

moralnya.

Page 3: Perkembangan Moral Dan Nilai

5) Mengajarkan dengan kata-kata

Selain mengajar dengan contoh, orang tua hendaknya menjelaskan dengan

kata-kata apa yang ia contohkan. Misalnya anak dijelaskan mengapa berdusta

dikatakan sebagai tindakan yang buruk, karena orang lain tidak akan percaya

kepadanya.

6) Mendorong anak untuk merefleksi tindakannya

Ketika anak telah melakukan tindakan yang salah, misalnya merebut mainan

adiknya sehingga adiknya menangis, anak disuruh untuk berpikir jika ada

anak lain yang merebut mainannya, apa reaksinya.

7) Mengajarkan anak untuk mengemban tanggung jawab

Anak harus didik untuk menjadi pribadi-pribadi yang alturistik, yaitu peduli

pada sesama. Untuk itu sejak dini anak harus dilatih melalui pemberian

tanggung jawab.

8) Mengajarkan keseimbangan antara kebebasan dan kontrol

Keseimbangan antara kebebasan dan kontol diperlukan pengembangan moral

anak. Anak diberi pilihan untuk menentukan apa yang akan dilakukannya

namun aturan-aturan yang berlaku harus ditaati.

9) Cintailah anak, karena cinta merupakan dasar dari pembentukan moral

Perhatian dan cinta orang tua kepada anak merupakan kontribusi penting

dalam pembentukan karakter yang baik pada anak. Jika anak-anak

diperhatikan dan disayangi maka mereka belajar memperhatikan dan

menyayangi orang lain.

10) Menciptakan keluarga bahagia

Pendidikan moral kepada anak tidak terlepas dari konteks keluarga. Usaha

menjadikan anak menjadi pribadi yang bermoral akan lebih mudah jika anak

mendapatkan pendidikan dari lingkungan keluarga yang bahagia. Untuk itu

usaha mewujudkan keluarga yang bahagia merupakan syarat yang harus

dipenuhi oleh orang tua sehubungan dengan perkembangan moral.

Page 4: Perkembangan Moral Dan Nilai

b. Pengembangan kebiasaan berperilaku yang baik di sekolah

Perkembangan moral anak tidak terlepas dari lingkungan di luar rumah.

Menurut Goleman (1997) dan Megawangi 2004) dalam Siti Aisyah dkk.

(2007: bahwa lingkungan sekolah berperan dalam pengembangan moral anak

usia dini, pendidikan moral pada lembaga pendidikan formal dimulai ketika

anak-anak mengikuti pendidikan pada taman kanak-kanak. Menurut

Schweinhart (Siti Aisyah dkk,. 2007 pengalaman yang diperoleh anak-anak

dari taman kanak-kanak memberikan pengaruh positif pada perkembangan

anak selanjutnya.

Di lembaga pendidikan formal anak usia dini, peran pendidikan dalam

pengembangan moral anak sangat penting. Oleh karena itu, menurut

Megawangi (Siti Aisyah,2007 pendidikan harus memperhatikan beberapa hal,

yaitu sebagai berikut.

1) Memperlakukan anak didik dengan kasih sayang, adil, dan hormat.

2) Memberikan perhatian khusus secara individual agar pendidik dapat

mengenal secara baik anak didiknya.

3) Menjadikan dirinya sebagai contoh atau panutan.

4) Membetulkan perilaku yang salah pada anak didik.

C. Strategi dan Teknik Pengembangan Moral Anak Usia Dini.

Pengembangan moral anak usia dini dilakukan agar terbentuk perilaku moral.

Pembentukan perilaku moral pada anak, khususnya pada anak usia dini

memerlukan perhatian serta pemahaman terhadap dasar-dasar serta berbagai

kondisi yang mempengaruhi dan menyatukan perilaku moral. Ada 3 strategi

dalam pembentukan perilaku moral pada anak usia dini,yaitu : strategi latihan

dan pembiasaan, 2. Strategi aktivitas dan bermain, dan 3. Strategi

pembelajaran (Wantah, 2005: 109)

1. Strategi Latihan dan Pembiasaan

Latihan dan pembiasaan merupakan strategi yang efektif untuk

membentuk perilaku tertentu pada anak-anak, termasuk perilaku moral.

Dengan latihan dan pembiasaan terbentuklah perilaku yang bersifat relatif

Page 5: Perkembangan Moral Dan Nilai

menetap. Misalnya, jika anak dibiasakan untuk menghormati anak yang lebih

tua atau orang dewasa lainnya, maka anak memiliki kebiasaan yang baik, yaitu

selalu menghormati kakaknya atau orang tuanya.

2. Strategi Aktivitas Bermain

Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap anak dapat

digunakan dan dikelola untuk pengembangan perilaku moral pada anak.

Menurut hasil penelitian Piaget (dalam Wantah, 2005:16), menunjukkan

bahwa perkembangan perilaku moral anak usia dini terjadi melalui kegiatan

bermain. Pada mulanya anak bermain sendiri tanpa dengan menggunakan

mainan.

Setelah itu anak bermain menggunakan mainan namun dilakukan sendiri.

Kemudian anak bermain bersama temannya namun belum mengikuti aturan-

aturan yang berlaku. Selanjutnya anak bermain bersama dengan teman-

temannya berdasarkan aturan yang berlaku.

3. Strategi Pembelajaran

Usaha pengembangan moral anak usia dini dapat dilakukan dengan

strategi pembelajaran moral. Pendidikan moral dapat disamakan dengan

pembelajaran moral. Pendidikan moral dapat disamakan dengan pembelajaran

nilai-nilai dan pengembangan watak yang diharapkan dapat dimanifestasikan

dalam diri dan perilaku seseorang seperti kejujuran, keberanian, persahabatan,

dan penghargaan (Wantah,2005: 123).

Pembelajaran moral dalam konteks ini tidak semata-mata sebagai suatu situasi

seperti yang terjadi dalam kelas-kelas belajar formal di sekolah, apalagi

pembelajaran ini ditunjukkan pada anak-anak usia dini dengan ciri utamanya

senang bermain. Dari segi tahapan perkembangan moral, strategi

pembelajaran moral berbeda orientasinya antara tahapan yang satu dengan

lainnya. Pada anak usia 0-2 tahun pembelajaran lebih banyak berorientasi pada

latihan aktivitas motorik dan pemenuhan kebutuhan anak secara proposional.

Pada anak usia 2-4 tahun pembelajaran moral lebih diarahkan pada

pembentukan rasa kemandirian anak dalam memasuki dan menghadapi

Page 6: Perkembangan Moral Dan Nilai

lingkungan. Untuk anak usia 4-6 tahun strategi pembelajaran moral diarahkan

pada pembentukan inisiatif anak untuk memecahkan masalah yang

berhubungan dengan perilaku baik dan buruk.

Secara umum ada berbagai teknik yang diterapkan untuk mengembangkan

moral anak usia dini. Menurut Wantah (2005: 129) teknik-teknik dimaksud

adalah: 1. Membiarkan, 2. Tidak menghiraukan, 3. Memberikan contoh

(modelling, 4. Mengalihkan arah (redirecting), 5. Memuji, 6. Mengajak, dan 7.

Menantang (challanging).

D. Pengembangan Nilai-nilai Agama Anak Usia Dini

Menurut Zakiah Darajat (dalam Lilis Suryani dkk., 2008: 1.9), agama

suatu keimanan yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan, dan

dilaksanakan dalam tindakan, perkataan, dan sikap. Perkembangan nilai-nilai

agama artinya perkembangan dalam kemampuan memahami, mempercayai,

dan menjunjung tinggi kebenaran-kebenaran yang berasal dari Sang Pencipta,

dan berusaha menjadikan apa yang dipercayai sebagai pedoman dalam

bertutur kata, bersikap dan bertingkah laku dalam berbagai situasi.

Pemahaman anak akan nilai-nilai agama menurut Ernest Harms (dalam Lilis

Suryani dkk. 2008; 1.10-1.11) berlangsung melalui 3 tahap, yaitu sebagai

berikut.

1. Tingkat Dongeng (The Fairt Tale Stage)

Tingkat ini dialami oleh anak yang berusia 3-6 tahun. Ciri-ciri

perilaku anak pada masa ini msih banyak dipengaruhi oleh daya

fantasinya sehingga dalam menyerap materi ajar agama anak juga masih

banyak menggunakan daya fantasinya.

2. Tingkat Kenyataan (The Realistic Stage)

Tingkat ini dialami anak usia 7-15 tahun. Pada masa ini anak

sudah dapat menyerap materi ajar agama berdasarkan kenyataan-

kenyataan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Anak sudah

tertarik pada apa yang dilakukan oleh lembaga-lembaga keagamaan.

Segala bentuk tindak amal keagamaan mereka ikuti dan tertarik untuk

mempelajari lebih jauh.

Page 7: Perkembangan Moral Dan Nilai

3. Tingkat Individu (The Individual Stage)

Tingkat individu dialami oleh anak yang berusia 15 ke atas.

Konsep keagamaan yang individualistic ini terbagi atas bagian, yaitu : a.

Konsep keagamaan yang konvensional dan konservatif yang dipengaruhi

oleh sebagian kecil fantasi, b. Konsep keagamaan yang murni dinyatakan

dengan pandangan yang bersifat personal, dan c. Konsep keagamaan

yang humanitic. Agama telah menjadi etos humanis dalam diri mereka

dalam menghayati ajaran agama.

Pengembangan nilai-nilai agama pada anak harus didasarkaan pada

karakteristik perkembangan anak. Jika memperhatikan pendapat Ernest Harms

sebagaimana dikemukakan di atas, maka usaha pengembangan nilai-nilai

agama menjadi efektif jika dilakukan melalui cerita-cerita yang didalamnya

terkandung ajaran-ajaran agama. Dengan demikian daya fantasi anak berperan

dalam menyerap nilai-nilai agama yang terdapat dalam cerita yang

diterimanya.

Page 8: Perkembangan Moral Dan Nilai

PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

A. Pengertian pengembangan kognitif

Kognitif berhubungan dengan intelegensi. Pengembangan Kognitif adalah

suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan,

menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Dapat juga

dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau mencipta

karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan.

Sedangkan menurut beberapa ahli psikolog mendefinisikan kognitif atau

intelegensi :

1. Colvin

Kognitif adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

2. Henman

Kognitif adalah intelektual ditambah pengetahuan

3. Terman

Kognitif adalah kemampuan untuk berpikir abstrack

4. Hunt

Kognitif adalah teknik memproses informasi yang disediakan indra

B. Pentingnya Pengembangan Kognitif

Berdasarkan Pendapat Piaget, pentingnya guru mengembangkan kemampuan

kognitif pada anak adalah :

1. Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa

yang dilihat, dengar dan rasakan sehingga anak akan memiliki pemahaman

yang utuh.

2. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan

kejadian yang pernah dialaminya.

3. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam

rangka menghubungkan suatu peristiwa dengan lainnya.

4. Agar anak memahami berbagai simbol-simbol yang tersebar di dunia

sekitarnya

Page 9: Perkembangan Moral Dan Nilai

5. Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran baik yang terjadi

secara melalui proses alamiah (spontan) ataupun melalui proses ilmiah

(percobaan)

6. Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya

sehingga pada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu menolong

dirinya sendiri.

C. Faktor yang mempengaruhi Perkembangan kognitif

Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif antara lain :

1. Faktor Hereditas/Keturunan

Schopenhauer berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-

potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi lingkungan. Taraf

Intelegensi 75-80% merupakan warisan atau keturunan

2. Faktor Lingkungan

Menurut pendapat John Locke, perkembangan manusia sangatlah

ditentukan oleh lingkungannya. Perkembangan taraf intelegensi sangatlah

ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari

lingkungan hidupnya.

3. Kematangan

Tiap organ baik fisik maupun psikis dapat dikatakan matang jika ia telah

mencapai kesanggupan menjalankan fungsi masing-masing.

4. Pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan di luarbdiri seseorang yang

mempengaruhi perkembangan intelegensi.

5. Minat daan Bakat

Minat mengarah perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan

bagi perbuatan itu. Sedangkan Bakat adalah kemampuan bawaan sebagai

otensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat diwujudkan.

Page 10: Perkembangan Moral Dan Nilai

6. Kebebasan

Yaitu kebebasan manusia berfikir divergen (meyebar) yang berarti bahwa

manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam

memecahkan masalah sesuai kebutuhan.

D. Tahap-tahap perkembangan konitif

Menurut Jean Piaget tahap perembangan kognitif ada 4 yaitu :

1. Sensorimotor (0-2 tahun)

2. Praoperasional (2-7 tahun)

3. Konkret operasional (7-11 tahun)

4. Formal operasional (11-dewasa)

Anak usia TK ada pada tahap Praoperasional (2-7 tahun). Dikatakan

praoperasional karena anak telah mampu menggunakan logika pada

tempatnya. Pada tahap ini anak mempunyai gambaran mental dan mampu

untuk berpura-pura, mulai menggunakan simbol. Sebuah simbol merupakan

perwakilan yang lain, menggambar, menulis huruf, atau perkataan yang dapat

dimengerti untuk mewakli arti yang sesungguhnya.

E. Contoh Kegiatan Pembelajaran untuk Pengembangan Kognitif

- TPP : Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC

- Indikator : Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk

2 pola yang berurutan misalnya : merah-putih, merah

putih, merah –putih-biru, merah-putih-biru.

- Kegiatan : Membuat sate dari buah-buahan sesuai urutan bengkoang,

nanas, pepaya

- Alat dan bahan : -buah nanas, pepaya, bengkoang dipotong kecil

-Tusuk sate

-Piring

- Langkah-langkah kegiatan pembelajaran :

1. Guru mempersiapkan alat yang digunakan

Page 11: Perkembangan Moral Dan Nilai

2. Guru memberi pertanyaan tentang macam-macam buah-buahan yang

diperhatikan

3. Guru memberi contoh cara membuat sate buah dengan mengurutkan mulai

dari yang ditusuk : bengkoang, nanas, pepaya

4. Guru memberi kesempatan pada anak untuk mengambil buah dan tusuk

sate

5. Guru memberi pujian pada anak

Page 12: Perkembangan Moral Dan Nilai

Metode Pengembangan Sosial di Taman Kanak-kanak

Salah satu kemampuan yang dituntut dari seorang guru adalah kompetensinya

dalam memilih metode pengajaran yang tepat untuk bahan pelajaran yang akan ia

ajarkan. Ketepatan pemilihan metode mengajar ini sangat penting karena ia akan

membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Jika pemilihan metode mengajar

kurang tepat maka tujuan pembelajaran pun menjadi samar dan tidak fokus pada

sasaran. Oleh karena itu, berikut Anda akan diajak untuk membahas beberapa

metode pembelajaran yang dapat membantu proses terbentuknya perilaku sosial.

Beberapa metode pengembangan sosial yang dapat dilakukan guru di TK adalah

sebagai berikut ini.

1. Pengelompokan Anak

Pengembangan sosialisasi dengan cara mengelompokkan anak di TK

dirasakan sangat efektif. Melalui pengelompokkan, anak akan saling mengenal

dan berinteraksi secara intensif dengan anak lain. Anak akan menemukan

teman-teman yang cocok dan kurang cocok. Sekali-sekali sangat mungkin

terjadi konflik di antara mereka, namun selama itu tidak sampai pada tahap

pertengkaran dan perkelahian kita tidak perlu mengkhawatirkannya, dan

sedikit diperselisihan akan mengasah kemampuan problem solving mereka.

2. Modeling dan Imitating

Imitasi adalah peniruan sikap, tingkah laku, serta cara pandang orang lain

yang dilakukan secara disengaja. Jadi, prosesnya berbeda dengan proses

identifikasi yang berlangsung tanpa disadari. Biasanya sejak usia dua sampai

tiga tahun anak mulai senang meniru tingkah laku orang lain yang ada di

sekelilingnya. Contohnya memakai sepatu hak tinggi ibu karena ingin, seperti

ibu atau memakai minyak rambut ayah karena ingin bersisir, seperti ayahnya.

Menurut Freud umumnya anak laki-laki meniru tingkah laku ayah untuk

mendapat cinta ibu, sementara anak perempuan meniru tingkah laku ibu untuk

mendapat cinta ayah. Semakin besar anak, tidak hanya tingkah laku yang

tampak saja yang akan ditirunya, tetapi juga sikap seseorang terhadap sesuatu,

Page 13: Perkembangan Moral Dan Nilai

misalnya terhadap perilaku mencontek atau cara pandang seseorang terhadap

permasalahan tertentu serta banyak lagi peniruan lain yang tampak.

Proses peniruan ini sangat wajar pada anak bahkan mungkin terjadi di masa

dewasa, namun sekalipun namanya meniru, obyek yang ditiru pun harus

memenuhi persyaratan seperti berikut

a. Tingkah laku yang ditiru merupakan tingkah laku yang mendapat

penguatan, yaitu mendapat respons positif atau negatif dari lingkungannya,

misalnya anak meniru tingkah laku kakaknya yang menangis berguling-

guling untuk mendapatkan sesuatu. Oleh karena itu, guru dan orang tua

harus menjaga lingkungan anak sehingga peniruan tehadap perilaku buruk

dapat dihindarkan.

b. Umumnya anak meniru tingkah laku orang dewasa ketimbang tingkah laku

anak sebayanya. Dengan demikian, orang dewasa di sekitar anak

diharapkan dapat menjadi contoh yang baik.

c. Model mempunyai status yang lebih tinggi. Dalam hal ini tidak harus

berarti status sosial, tetapi yang sesuai dengan persepsi anak, misalnya

tingkah laku ketua kelompok bermainnya atau tingkah laku guru. Dengan

sikap ini maka orang tualah yang berperan untuk melatih ketrampilan

memilah dan memilih bagi anak sehingga anak tidak melakukan imitasi

terhadap perilaku-perilaku yang kurang diperkenankan.

3. Bermain Kooperatif

Bermain kooperatif adalah permainan yang melibatkan sekelompok anak, di

mana setiap anak mendapatkan peran dan tugas masing-masing yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Contoh permainan ini, misalnya

permainan musang dan ayam. Dalam permainan ini, ada anak yang harus

memerankan ayam, musang, dan pagar (sisa anak-anak lain yang membentuk

lingkaran). Si ayam berada dalam lingkungan sementara musang berada di

luar lingkaran. Sebelum musang mengejar ayam, anak-anak bernyanyi

bersama menceritakan tentang tokoh musang dan ayam ini sehingga ketika

pintu pagar dibuka, musang mengejar ayam dan ayam pun lari menghindari

Page 14: Perkembangan Moral Dan Nilai

musang. Demikian seterusnya, sampai permainan dimenangkan oleh musang

dan anak-anak secara bergantian memerankan tokoh masing-masing.

Permainan kooperatif ini mengajarkan anak bersikap sportif dan bekerja sama

untuk mencapai tujuan. Hal ini, baik dilakukan untuk mengembangkan

ketrampilan sosial anak.

4. Belajar Berbagi (Sharing)

Belajar berbagi (sharing) merupakan ketrampilan sosial yang sangat

dibutuhkan oleh anak. Melalui sharing anak akan terlatih untuk membaca

situasi lingkungan, belajar berempati terhadap kebutuhan anak lain, belajar

bermurah hati, melatih bersikap lebih sosial, serta bertahap meninggalkan

perilaku egosentrismenya. Anak-anak dapat dilatih untuk berbagi makanan,

berbagi mainan hingga akhirnya berbagi cerita.

Page 15: Perkembangan Moral Dan Nilai

PENGINTEGERASIAN MATERI PEMBINAAN NASIONALISME

A. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi Pembinaan Nasionalisme melalui Jalur Pendidikan

yang diintegerasikan pada aspek perkembangan yang relevan sebagai berikut.

1. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

a. Kesadaran sebagai bangsa Indonesia

b. Cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia

c. Hak dan kewajiban sebagai warga negara

d. Hakikat negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik

Indonesia

e. Harkat, martabat, dan derajat bangsa Indonesia.

f. Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Kebhineka tunggalikaan bangsa dan kebudayaan Indonesia.

h. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia, serta

i. Simbol-simbol negara (Lambang Negara Garuda Pancasila, Bendera

Kebangsaan Indonesia Sang Saka Merah Putih, Lagu Kebangsaan

Indonesia Raya, dan Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia, serta

Lembaga-Lembaga Negara)

2. Kecintaan Terhadap Tanah air

a. Lagu-lagu perjuangan dan/ atau lagu yang bertemakan nasionalisme

b. Menjaga dan merawat lingkungan

c. Kebanggaan atas potensi sumber daya yang dimiliki bangsa Indonesia

serta berupaya merawat, mengolah, dan menjaganya.

d. Menjunjung tinggi bakat harkat dan martabat bangsa melalui prestasi

baik di sekolah maupun masyarakat, serta

e. Ikut serta menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.

3. Keyakinan pada Pancasila Sebagai Ideologi, Dasar, dan Falsafah Negara

a. Pancasila sebagai pandangan hidup dasar negara, dan ideologi negara.

b. Lagu kebangsaan Indonesia Raya.

c. Hari-hari besar agama dan nasional

Page 16: Perkembangan Moral Dan Nilai

d. Nilai-nilai kepahlawanan.

e. UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Kerelaan Berkorban untuk Bangsa dan Negara

a. Kesetiakawanan sosial dan solidaritas nasional

b. Kejujuran, keadilan, dan rasa tanggung jawab.

c. Pola hidup sederhana.

d. Menjaga fasilitas umum dan milik negara.

e. Menghormati kepentingan umum.

5. Kemampuan Awal Bela Negara

a. Hidup bersih dan sehat

b. Kesamaptaan jasmani

c. Kedisplinan dan ketertiban

d. Keuletan, tahan uji, dan pantang menyerah.

e. Rajin belajar dan giat bekerja.

Page 17: Perkembangan Moral Dan Nilai

KONSEP PENGEMBANGAN BERBAHASA

A. Pengantar

Pengembangan bahasa diarahkan agar anak mampu menggunakan dan

mengekpresikan pemikirannya dengan mengunakan kata-kata. Dengan kata

lain pengembangan bahasa diarahkan agar anak-anak dapat:

1. Mengolah kata secara komperhensif

2. Mengekpresikan kata-kata tersebut dalam bahasa tubuh (ucapan dan

pebuatan) yang dapat dipahami oleh orang lain.

3. Mengerti setiap kata, mengartikan dan menyampaikan secara utuh kepada

orang lain.

4. Beragumentasi, meyakinkan orang melalui kata-kata yang diucapkannya.

Pengembangan Berbahasa pada anak TK menekankan pada:

1. Mendengar dan Berbicara

Secara umum melalui kegiatan mendengar dan berbicara diharapkan anak

dapat:

a. Mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan merespon dengan tepat.

b. Berbicara dengan penuh percaya diri.

c. Menggunakan bahasa untuk mendapatkan informasi dan untuk

komunikasi yang efektif dan interaksi sosial dengan yang lain.

d. Menikmati buku, cerita dan irama.

e. Mengembangkan kesadaran bunyi.

2. Awal Membaca

Secara umum melalui kegiatan awal membaca diharapkan anak dapat:

a. Membentuk perilaku membaca.

b. Mengembangkan beberapa kemampuan sederhana dan ketrampilan

pemahaman.

c. Mengembangkan kesadaran huruf.

B. Perilaku yang dapat dilakukan oleh anak

1. Mendengar dan Berbicara

a. Melakukan kontak mata ketika mendengar atau mulai berbicara.

b. Memberi perhatian ketika mendengarkan sebuah cerita.

Page 18: Perkembangan Moral Dan Nilai

c. Merespon sumber bunyi atau suara.

d. Menggunakan kata-kata yang sopan ketika berbicara dengan orang.

e. Menyampaikan pesan sederhana dengan akurat.

f. Membuat permintaan sederhana.

g. Merespon ketika diajak berbicara atau ditanya.

h. Memulai pembicaraan dengan teman sebaya dan orang dewasa.

i. Berkomunikasi secara efektif dalam situasi tertentu.

j. Menggunakan bahasa untuk menjelaskan tujuan sederhana.

k. Berbicara tentang pengalaman pribadi, perasaan dan ide.

l. Berpartisipasi dalam cerita, lagu dan irama.

m. Berpartisipasi dalam dramatisasi dan cerita yang terkenal

n. Menceritakan kembali cerita dan peristiwa tertentu secara sederhana.

o. Membuat cerita sendiri dan memerankannya

p. Menggabungkan suara dengan pola irama tertentu.

q. Membedakan antara bunyi suara dan irama dalam kata-kata.

2. Awal Membaca

a. Mengekspresikan pendapat terhadap apa yang sudah dibaca.

b. Mendemonstrasikan cara yang benar dalam menggunakan sebuah

buku.

c. Memahami bagian dasar yang digunakan dalam buku (misalnya:

sampul, judul, paparan dan halaman).

d. Menikmati membaca dengan orang dewasa dan mau membaca.

e. Mengenal tulisan sebaik mengenal gambar, membawa pesan.

f. Menyadari nama mereka sendiri.

g. Mengetahui kalau tulisan dibaca dari kiri ke kanan atau atas ke bawah.

h. Memahami bahwa kata yang diucapkan dapat direpresentasikan dalam

tulisan.

i. Menyadari bahwa cerita mempunyai bagian awal, tengah dan akhir.

j. Mengantisipasi kejadian-kejadian dalam cerita dan membuat prediksi.

k. Menggunakan suara inisial untuk kode kata-kata.

Page 19: Perkembangan Moral Dan Nilai

l. Menggunakan gambar untuk kode kata-kata

m. Menggunakan tulisa untuk mengenali tulisan yang lebih kompleks.

C. Fungsi Bahasa sebaga alat Komunikasi

1. Ketrampilan Bahasa

Dapat ditunjukkan oleh anak dalam perilaku : menyapa memperkenalkan

diri, bertanya, mendeskripsikan, melaporkan kejadian, menyatakan suka/

tidak, meminta ijin, bantuan, mengemukakan alasan, memerintah atau

menolak sesuatu.

2. Ketrampilan Mendengar

Dapat ditunjukkan oleh anak dalam perilaku : mendengarkan perintah,

mendengarkan pertanyaan, mendengarkan orang yang sedang bercerita

dan mendengarkan orang yang memberi petunjuk.

3. Ketrampilan Berbicara

Dapat ditunjukkan oleh anak dalam perilaku: mengembangkan

ketrampilan bertanya, menyiapkan kegiatan yang dapat dilakukan di dalam

maupun di luar kelas, menciptakan suasana belajar yang mnyenangkan dan

menggunakan berbagai kegiatan yang bervariasi.

4. Ketrampilan Membaca

Membaca adalah kegiatan yang melibatkan unsur auditif (pendengaran)

dan visual (pengamatan).

D. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak

Berdasarkan dimensi perkembangan bahasa anak usia 4-6 Tahun memiliki

karakteristik perkembangan, antara lain:

1. Dapat berbicara dengan menggunakan kalimat sederhana yang terdiri dari

4-5 kata.

2. Mampu melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan benar.

3. Senang mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan

urut dan mudah dipahami.

Page 20: Perkembangan Moral Dan Nilai

5. Menyebut nama, jenis dan umurnya, menyebut nama panggilan orang lain

(teman, kakak, adik atau saudara yang telah dikenalnya)

6. Mengerti bentuk pertanyaan dengan menggunakan apa, mengapa dan

bagaimana.

7. Dapat menunjukkan kata depan seperti di dalam, di luar, di atas, di bawah,

di samping.

8. Dapat mengulang lagu anak-anak dan menyanyikan lagu sederhana.

9. Dapat menjawab telepon dan menyampaikan pesan sederhana.

10. Dapat berperan serta dalam suatu percakapan dan tidak mendominasi

untuk selalu ingin didengar.

Page 21: Perkembangan Moral Dan Nilai

Indikator : Mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara urut (Bhs

27)

Kegiatan : - Membacakan cerita (story reading)

- Bercakap-cakap

Metode : Bercerita, Tanya Jawab.

Tujuan : 1. Dapat melatih daya ingat anak.

2. Dapat menambah kosa kata anak.

3. Dapat melatih kemampuan berbicara anak.

Bahan/ Alat : Buku cerita (bergambar)

Penilaian : Penugasan, Percakapan.

Langkah-langkah : 1. Guru menyapkan alat peraga yang diperlukan.

2. Buku dipegang oleh guru di tangan kiri dan posisi buku

diatur sedemikian rupa sehingga gambar dan tulisan dapat

dilihat dengan jelas oleh anak.

3. Sebagai pendahuluan, guru memperlihatkan gambar serta

membicarkan isi gambar.

4. Guru membacakan cerita, setiap halaman dengan intonasi

suara, irama yang menarik dan ucapan yang jelas.

5. Setelah membacakan cerita, guru memberi kesempatan

kepada anak untuk menceritakan isi cerita bergantian

6. Bagi yang sudah mampu diberi pujian dan bagi anak yang

belum mampu diberikan motivasi/ dorongan

Wonogiri, 18 September 2013

Pemandu

Sri Haryanti, S. Pd

NIP. 19560126 198503 2 002

Page 22: Perkembangan Moral Dan Nilai

PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

Metode pengembangan sosial anak dapat dilaksanakan melalui berbagai

pendekatan antara lain melalui: kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan.

Pengembangan sosial melalui kegiatan rutin dan pembiasaan.

Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan perilaku tertentu yang

dianggap mendasar dan penting bagi pola kehidupan anak saat ini maupun ketika

anak sudah dewasa.

Sos 1:

Bersedia bermain dengan teman sebaya dan orang dewasa

Kegiatan di atas dika diorganisasikan dengan baik oleh guru dan anak akan

membawa dampak yang cukup hebat pada pembentukan perilaku anak misal:

a. Anak akan terbiasa menghormati orang tua, guru, dan orang yang dituakan.

b. Bersalaman dengan mengucapkan salam ketika akan berangkat dan pulang

sekolah

c. Cium tangan

d. Berkata sopan

e. Mengikuti nasehatnya

f. Tidak berkata kotor dan keras

g. Tidak mengolok-olok teman

h. Tidak mengejek dan mencela teman

i. Tidak menyakiti dan tidak berlaku curang

Sosem 6 :

Memelihara lingkungan misal : tidak mencoret-coret tembok, membuang

sampah pada tempatnya, dll

Sosem 19 :

Membuang sampah pada tempatnya.

Kegiatan di atas jika dibiasakan akan menghasilkan perilaku khusus diantaranya :

a. Kesadaran untuk tidak merusak alam sekitar.

b. Tidak berlebihan, boros dan tamak/rakus dalam memanfaatkan lingkungan.

c. Memelihara ekosistem alam dengan cara antara lain:

Cinta kebersihan

Page 23: Perkembangan Moral Dan Nilai

Membuang sampah pada tempatnya

Tidak merusak tanaman

Memelihara tanaman

Mengambil sampah dan membuang di tempat sampah

DOKUMEN ADMINISTRASI PEMBELAJARAN

Page 24: Perkembangan Moral Dan Nilai

MELIPUTI

1. PROGRAM TAHUNAN/SEMESTER

2. PERENCANAAN MINGGUAN

3. PERENCANAAN HARIAN

4. PENILAIAN

A. PROGRAM TAHUNAN/SEMESTER

Merupakan program pembelajaran yang berisi jaringan tema, bidang

pengembangan/lingkup pengembangan, indikator, dan alokasi waktu.

Langkah-langkah Pngembangan Program Semester:

1. Mempelajari dokumen Kurikulum, yakni pedoman pengembangan

program pembelajaran,

2. Menentukaan tema-tema yang akan digunakan dalam setiap semester

dan menetapkan alokasi waktu setiap tema,

3. Identifikasi tema menjadi sub-tema,

4. Tema-tema yang dipilih dan hasil identifikasi tema menjadi sub-tema

dapat dibuat dalam bentuk tabel pada setiap awal tahun pelajaran.

Tema Semester I

NO TEMA ALOKASI WAKTU

1 Diri Sendiri 3 minggu

2 Lingkunganku 4 minggu

3 Kebutuhanku 4 minggu

4 Binatang 3 minggu

5 Tanaman 3 minggu

Jumlah 17 minggu

Tema semester II

NO TEMA ALOKASI WAKTU

1 Rekreasi 4 minggu

2 Pekerjaan 3 minggu

3 Air, Udara, dan Api 2 minggu

4 Alat Komunkasi 2 minggu

Page 25: Perkembangan Moral Dan Nilai

5 Tanah Airku 3 minggu

6 Alam Semesta 3 minggu

Jumlah 17 minggu

B. PERENCANAAN MINGGUAN (RKM)

Merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-

kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam

satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema.

RKM ada 2 bentuk, yaitu :

1. RKM model pembelajaran Kelompok

2. RKM model pembelajaran berdasar minat

3. Komponen RKM berdasarkan Kelompok

a. Tema dan sub tema

b. Alokasi waktu

c. TK kelompok A atau B

d. Bidang pengembangan atau lingkup perkembangan

e. Kegiatan per-bidang Pengembangan/Lingkup Perkembangan

Langkah-langkah pengembangan RKM berdasarkan kelompok

a. Menjabarkan tema dan merinci sub-tema

b. Menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan pada bidang

pengembangan dalam program semester untuk mempermudah bisa

menggunakan 5W+IH

c. Membuat matrik hubungan antar tema, sub-tema dengan kegiatan-

kegiatan.

d. Menentukan pelaksanaan kegiatan dalam 1 minggu

4. Komponen RKM bersdasarkan minat

a. Tema dan Sub Tema

b. Alokasi waktu

c. TK Kelompok A atau B.

d. Sudut/Area/ Sentra

Page 26: Perkembangan Moral Dan Nilai

e. Kegiatan sudut, area,dan sentra

Lagkah-langkah pengembangan RKM berdasar minat

a. Menjabarkan tema dan merinci sub tema

b. Menjabarkan indikator kegiatan-kegiatan dan dimasukkan dalam

area/ sudut/ sentra bisa menggunakan kalimat 5W+1H

c. Membuat matrik hubungan antar tema, sub tema dengan kegiatan-

kegiatan

d. Menentukan alokasi waktu untuk setiap RKM

C. PERENCANAAN HARIAN

Merupakan penjabaran dari RKM, yang memuat kegiatan-kegiatan

pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok,

maupun klasikal dala satu hari. RKH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan

inti, istirahat/makan, dan kegiatan akhir.

D. PENILAIAN

1. Pengertian

Penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai

informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh,

tentang proses dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang

telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran.

2. Tujuan Penilaian

Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik selama mengikuti

pendidikan TK

3. Fungsi Penilaian

Fungsi Penilaian adalah sebagai berikut :

a. Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki

kegiatan pembelajaran,

Page 27: Perkembangan Moral Dan Nilai

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan

bimbingan terhadap anak didik agar fisik maupun psikisnya dapat

tumbuh dan berkembang secara optimal,

c. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak

dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya

d. Memberikan informasi kepada orang tua tentang pertumbuhan dan

perkembangan yang telah dicapai oleh anak sebagai bentuk

pertanggungjawaban TK

e. Sebagai informasi orang tua untuk melaksanakan pendidikan

keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran TK

f. Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka

pembinaan selanjutnya terhadap anak didik.

4. Ruang Lingkup Penilaian

Penilaian mencakup dua bidang pengembangan, sebagai berikut:

a. Bidang pengembangan pembiasaan meliputi nilai-nilai agama,

moral, sosial, emosional, dan kemandirian

b. Bidang pengembangan kemampuan dasar meliputi kemampuan

berbahasa kognitif, fisik/motorik, dan seni.