nilai moral dan hukum

29
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang  Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya untuk menjadikan manusia berbudaya.Budaya dalam pengertian yang sangat luas mencakup segala aspek kehidupan manusia, yang dimulai dari cara berpikir,bertingkah laku sampai produk-produk berpikir manusia yang berwujud dalam bentuk benda (materil)maupun dalam ben tuk sistem n ilai (in- materil). Pergaulan antar umat di dunia yang semakin intensif akan melahirkan budaya- budaya baru, baik berupa pencampuran budaya, penerimaan budaya oleh salah satu pihak atau keduanya, dominasi budaya, atau munculnya budaya baru.Keseluruhan proses ini tentu saja dipengaruhi oleh proses pendidikan di masyarakat. Pemunculan kebuday aan baru tidak sepenuhnya memberikan efek positif terhadap perkembanga n suatu bangsa, tetap i ada juga yang berda mpak negative. Untuk menghindari hal-hal negatif dari suatu kebudayaan baru, diperlukan berbagai upaya untuk mengadakan saringan kebudayaan yang dianggap paling tepat untuk diterapkan . Oleh karena , pemahaman terhadap kebudayaan menjadi penting bagi seorang pendidik agar pendidik memahami secara persis kebudayaan dan pengaruhnya terhadap perkembangan masyarakat. 1.2 Sistem Penulisan BAB I : PENDAHULUAN BAB II : PEMBAHASAN BAB III : PENUTUP 

Upload: rosalina-ocha

Post on 18-Jul-2015

339 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 1/29

 

BAB I 

PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang 

Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya untuk menjadikan manusia

berbudaya.Budaya dalam pengertian yang sangat luas mencakup segala aspek 

kehidupan manusia, yang dimulai dari cara berpikir,bertingkah laku sampai

produk-produk berpikir manusia yang berwujud dalam bentuk benda

(materil)maupun dalam bentuk sistem nilai (in- materil).

Pergaulan antar umat di dunia yang semakin intensif akan melahirkan budaya-

budaya baru, baik berupa pencampuran budaya, penerimaan budaya oleh salah

satu pihak atau keduanya, dominasi budaya, atau munculnya budaya

baru.Keseluruhan proses ini tentu saja dipengaruhi oleh proses pendidikan di

masyarakat.

Pemunculan kebudayaan baru tidak sepenuhnya memberikan efek positif terhadap

perkembangan suatu bangsa, tetapi ada juga yang berdampak negative. Untuk 

menghindari hal-hal negatif dari suatu kebudayaan baru, diperlukan berbagai

upaya untuk mengadakan saringan kebudayaan yang dianggap paling tepat untuk 

diterapkan . Oleh karena , pemahaman terhadap kebudayaan menjadi penting bagi

seorang pendidik agar pendidik memahami secara persis kebudayaan dan

pengaruhnya terhadap perkembangan masyarakat.

1.2 Sistem Penulisan 

BAB I : PENDAHULUAN 

BAB II : PEMBAHASAN 

BAB III : PENUTUP 

Page 2: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 2/29

 

BAB II 

PEMBAHASAN 

2.1. Pengertian Manusia 

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),

yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu

menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep

atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau

seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan

suatu oganisme hidup (living organism).

Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara

ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik 

lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial),maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan

kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu

berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa

setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of 

discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan

sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan

Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri

dengan lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada

individu lain. Ia belajar berjalan,belajar makan,belajar berpakaian,belajar

membaca,belajar membuat sesuatu dan sebagainya,memerlukan bantuan orang

lain yang lebih dewasa.

Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia menyatakan

bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat

Page 3: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 3/29

 

terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan

kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan.

Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya system perlindungan dalam

rumah,pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian

gangguan/kelompok lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia

berkelompok. Untuk menghasilkan keamanan dan kenyamanan hidup

berkelompok ini, diciptakan aturan-aturan dan kontrol-kontrol social tentang apa

yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Selain

itu ditentukan pula siapa yang berhak mengatur kehidupan kelompok untuk 

tercapainya tujuan bersama.

2.2. Pengertian Nilai 

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna

bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi

kehidupan manusia.

Sifat-sifat nilai adalah Sebagai berikut.

1.  Nilai itu suatu relitas abstrak dan ad dalam kehidupan manusia. Nilai yang

bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek 

yang bernilai itu. Misalnya orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran

adalah nilai, tetapi kita tidak bias menindra kejujuran itu.

2.  Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita

dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai

diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam

bertindak. Misalnya nilai keadilan. Semua orang berharap manusia dan

mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.

3.  Niliai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai.

Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.

Misalnya nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang

terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.

Page 4: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 4/29

 

Menurut Cheng(1995): Nilai merupakan sesuatu yang potensial,dalam arti

terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif ,sehingga berfungsi untuk 

menyempurnakan manusia ,sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang

seharusnya dimiliki(dalam Lasyo,1999,hlm.1).

Menurut Lasyo(1999,hlm.9)sebagai berikut: Nilai bagi manusia merupakan

landasan atau motivasidalam segala tingkah laku atau perbuatannya. Jadi dapat

disimpulkan bahwa nilai yaitu sesuatu yang menjadi etika atau estetika yang

menjadi pedoman dalam berperilaku.

Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua

konteks,pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif,apabila dia

memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya,bahkan

memandang nilai telah ada sebelum adanya manusia sebagai penilai.Baik dan

buruk,benar dan salah bukan hadir karena hasil persepsi dan penafsiran

manusia,tetapi ada sebagai sesuatu yang ada dan menuntun manusia dalam

kehidupannya.Pandangan kedua memandang nilai itu subjektif,artinya nilai sangattergantung pada subjek yang menilainya.Jadi nilai memang tidak akan ada dan

tidak akan hadir tanpa hadirnya penilai.Oleh karena itu nilai melekat dengan

subjek penilai.

2.3. Pengertian Moral 

Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan.Kata

mores ini mempunyai sinonim mos,moris,manner mores atau manners,morals.

Dalam bahasa Indonesia,kata moral berarti akhlak (bahasa Arab)atau kesusilaan

yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi

pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.Kata moral ini dalam bahasa Yunani

sama dengan ethos yang menjadi etika. Secara etimologis ,etika adalah ajaran

tentang baik buruk, yang diterima masyarakat umum tentang

sikap,perbuatan,kewajiban,dan sebagainya.

Page 5: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 5/29

 

Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi

individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral

dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang

mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral

itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai

moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan

dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari

kebudayaan masyarakat setempat.

Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi

dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa

yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan

lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik,

begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Jadi moral

adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan

manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang

mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.

2.4. Pengertian Hukum 

Disamping adat istiadat tadi ,ada kaidah yang mengatur kehidupan manusia yaitu

hukum, yang biasanya dibuat dengan sengaja danmempunyai sanksi yang

 jelas.Hukum dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat agar

terjadi keserasian diantara wrga masyarakat dan system social yang dibangun oleh

suatu masyarakat.Pada masyarakat modern hukum dibuat oleh lembaga – lembaga

yang diberikan wewenang oleh rakyat.

Keseluruhan kaidah dalam masyarakat pada intinya adalah mengatur masyarakat

agar mengikuti pola perilaku yang disepakati oleh system social dan budaya yang

berlaku pada masyarakat tersebut. Pola-pola perilaku merupakan cara-cara

masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua

anggota masyarakat tersebut.Setiap tindakan manusia dalam masyarakat selalu

Page 6: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 6/29

 

mengikuti pola-pola perilaku masyarakat tadi.Pola perilaku berbeda dengan

kebiasaan. Kebiasaan merupakan cara bertindak seseorang yang kemudian diakui

dan mungkin diikuti oleh orang lain. Pola perilaku dan norma-norma yang

dilakukan dan dilaksanakan pada khususnya apabila seseorang berhubungan

dengan orang lain, dinamakan social organization.

2.5 Manusia, Nilai, Hukum dan Moral 

Meskipun banyak pakar yang mengemukakan pengertian nilai, namun ada yang

telah disepakati dari semua pengertian itu bahwa nilai berhubungan denganmanusia, dan selanjutnya nilai itu penting. Pengertian nilai yang telah

dikemukakan oleh setiap pakar pada dasarnya adalah upaya dalam memberikan

pengertian secara holistik terhadap nilai, akan tetapi setiap orang tertarik pada

 bagian bagian yang “relatif belum tersentuh” oleh pemikir lain. 

Definisi yang mengarah pada pereduksian nilai oleh status benda, terlihat pada

pengertian nilai yang dikemukakan oleh John Dewney yakni, Value Is Object Of 

Social Interest, karena ia melihat nilai dari sudut kepentingannya.

Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi

kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai

landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari

maupun tidak.

Nilai itu penting bagi manusia. Apakah nilai itu dipandang dapat mendorong

manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik 

manusia karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga nilai lebih

dipandang sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini

oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan. Menilai dapat diartikan

menimbang yakni suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan

sesuatu lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan keputusan.

Keputusan itu menyatakan apakah sesuatu itu bernilai positif (berguna, baik,

Page 7: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 7/29

 

indah) atau sebaliknya bernilai negatif. Hal ini dihubungkan dengan unsur-unsur

yang ada pada diri manusia yaitu jasmani, cipta, rasa, karsa, dan kepercayaan.

Nilai memiliki polaritas dan hirarki, antara lain:

1.  Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai

polaritas seperti baik dan buruk; keindahan dan kejelekan.

2.  Nilai tersusun secara hierarkis yaitu hierarki urutan pentingnya.

Nilai (value) biasanya digunakan untuk menunjuk kata benda abstrak yang

dapat diartikan sebagai keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).Notonagoro membagi hierarki nilai pokok yaitu:

3.  Nilai material yaitu sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.

4.  Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan atau aktivitas.

5.  Nilai kerohanian yaitu sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai kerohanian terbagi menjadi empat macam:

1.  Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal atau rasio manusia

2.  Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan

estetis manusia

3.  Nilai kebaikan moral yang bersumber pada kehendak atau karsa manusia

4.  Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan manusia dengan disertai

penghayatan melalui akal budi dan nuraninya

Hal-hal yang mempunyai nilai tidak hanya sesuatu yang berwujud (benda

material) saja, bahkan sesuatu yang immaterial seringkali menjadi nilai yang

sangat tinggi dan mutlak bagi manusia seperti nilai religius.

Nilai juga berkaitan dengan cita-cita, keinginan, harapan, dan segala sesuatu

pertimbangan internal (batiniah) manusia. Dengan demikian nilai itu tidak konkret

dan pada dasarnya bersifat subyektif. Nilai yang abstrak dan subyektif ini perlu

lebih dikonkretkan serta dibentuk menjadi lebih objektif. Wujud yang lebih

Page 8: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 8/29

 

konkret dan objektif dari nilai adalah norma/kaedah. Norma berasal dari bahasa

latin yakni norma, yang berarti penyikut atau siku-siku, suatu alat perkakas yang

digunakan oleh tukang kayu.

Dari sinilah kita dapat mengartikan norma sebagai pedoman, ukuran, aturan atau

kebiasaan. Jadi norma ialah sesuatu yang dipakai untuk mengatur sesuatu yang

lain atau sebuah ukuran. Dengan norma ini orang dapat menilai kebaikan atau

keburukan suatu perbuatan.

Ada beberapa macam norma/kaedah dalam masyarakat, yaitu:

1.  Norma kepercayaan atau keagamaan

2.  Norma kesusilaan

3.  Norma sopan santun/adab

4.  Norma hokum

Dari norma-norma yang ada, norma hukum adalah norma yang paling kuat karena

dapat dipaksakan pelaksanaannya oleh penguasa (kekuasaan eksternal).

Nilai dan norma selanjutnya berkaitan dengan moral. Moral berasal dari bahasa

latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan

dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila. Sedangkan moral adalah

sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang

baik dan mana yang wajar. Istilah moral mengandung integritas dan martabat

pribadi manusia. Derajat kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh moralitas

yang dimilikinya. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu

tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral

adalah manusia yang sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Page 9: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 9/29

 

2.6 Hubungan Manusia dengan Moral 

Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal daribahasa

kuno yang berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak artiyaitu

tempat tinggal biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan

caraberfiki. Dalam bentuj jamak ethos (ta etha) yang artinya adat kebiasaan.

Moralberasal dari bahsa latin yaitu mos (jamaknya mores) yang berarti adat, cara,

dantampat tinggal. Dengan demikian secara etismologi kedua kata tersebut

bermaknasama hannya asal uasul bahasanya yang berbeda dimana etika dari

bahasa yunanisementara moral dari bahasa latin.

Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-nilaidan orma-

norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalammengatur

tingkah lakunya. Dalam ilmu filsafat moral banyak unsur yang dikajisecara kritis,

di landasi rasionalitas manusia seperti sifat hakiki manusia, prinsipkebaikan,

pertimbangan etis dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu dansebagainya.

Moral lebih kepada sifat aplikatif yaitu berupa nasehat tentang hal-halyang baik.

Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu :

1.  Hati NuraniMerupakan fenomena moral yang sangat hakiki.

Hati nurani merupakanpenghayatan tentang baik atau buruk mengenai perilaku

manusia dan hati nuraniini selalu dihubunngkan dengan kesadaran manusia dan

selalu terkait dalamdengan situasi kongkret. Dengan hati nurani manusia akan

sanggupmererfleksikandirinya terutama dalam mengenai dirinya sendiri atau juga

mengenal orang.

1.  Kebebasan dan tanggung jawab.

Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dankarena

manusia pada dasar nya adal;ah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasanitu juga

terbatas karena tidak boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lainketika

Page 10: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 10/29

 

mereka melakukan interaksi. Jadi, manusia itu adalah makhluk bebas yang

dibatasi oleh lingkungannya sebagai akibat tidak mampunya ia untuk 

hidupsendiri.

1.  Nilai dan Norma Moral.

Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia akanbergabung

dengan nilai lain seperti agama, hukum, dan budaya. Nilai moralterkait dalam

tanggung jawab seseorang.

Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali. Ada pepatah roma

yang mengatakan “quid leges sine moribus?” (apa artinya undang-undang jika

tidak disertai moralitas?). Dengan demikian hukum tidak akan berarti tanpa

disertai moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan

norma moral, perundang-undangan yang immoral harus diganti. Disisi lain moral

 juga membutuhkan hukum, sebab moral tanpa hukum hanya angan-angan saja

kalau tidak di undangkan atau di lembagakan dalam masyarakat.

Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan moral tetap

 berbeda, sebab dalam kenyataannya „mungkin‟ ada hukum yang bertentangan

dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang berarti terdapat

ketidakcocokan antara hukum dan moral. Untuk itu dalam konteks ketatanegaraan

indonesia dewasa ini. Apalagi dalam konteks membutuhkan hukum.

Kualitas hukum terletak pada bobot moral yang menjiwainya. Tanpa moralitas

hukum tampak kosong dan hampa (Dahlan Thaib,h.6). Namun demikian

perbedaan antara hukum dan moral sangat jelas.

Perbedaan antara hukum dan moral menurut K.Berten :

1.  Hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas, artinya dibukukan secara

sistematis dalam kitab perundang-undangan. Oleh karena itu norma

hukum lebih memiliki kepastian dan objektif dibanding dengan norma

moral. Sedangkan norma moral lebih subjektif dan akibatnya lebih banyak 

Page 11: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 11/29

 

„diganggu‟ oleh diskusi yang yang mencari kejelasan tentang yang harus

dianggap utis dan tidak etis.

2.  Meski moral dan hukum mengatur tingkah laku manusia, namun hukum

membatasi diri sebatas lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga

sikap batin seseorang.

3.  Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang

berkaitan dengan moralitas. Hukum untuk sebagian besar dapat

dipaksakan,pelanggar akan terkena hukuman. Tapi norma etis tidak bisa

dipaksakan, sebab paksaan hanya menyentuh bagian luar, sedangkan

perbuatan etis justru berasal dari dalam. Satu-satunya sanksi dibidang

moralitas hanya hati yang tidak tenang.

4.  Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak 

negara. Meskipun hukum tidak langsung berasal dari negara seperti hukum

adat, namun hukum itu harus di akui oleh negara supaya berlaku sebagai

hukum.moralitas berdasarkan atas norma-norma moral yang melebihi pada

individu dan masyarakat. Dengan cara demokratis atau dengan cara lain

masyarakat dapat mengubah hukum, tapi masyarakat tidak dapat

mengubah atau membatalkan suatu norma moral. Moral menilai hukum

dan tidak sebaliknya.

Sedangkan Gunawan Setiardja membedakan hukum dan moral :

1.  Dilihat dari dasarnya, hukum memiliki dasar yuridis, konsesus dan hukum

alam sedangkan moral berdasarkan hukum alam.

2.  Dilihat dari otonominya hukum bersifat heteronom (datang dari luar diri

manusia), sedangkan moral bersifat otonom (datang dari diri sendiri).

3.  Dilihat dari pelaksanaanya hukum secara lahiriah dapat dipaksakan,

4.  Dilihat dari sanksinya hukum bersifat yuridis. moral berbentuk sanksi

kodrati, batiniah, menyesal, malu terhadap diri sendiri.

5.  Dilihat dari tujuannya, hukum mengatur kehidupan manusia dalam

kehidupan bernegara, sedangkan moral mengatur kehidupan manusia

sebagai manusia.

Page 12: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 12/29

 

6.  Dilihat dari waktu dan tempat, hukum tergantung pada waktu dan tempat,

sedangkan moral secara objektif tidak tergantung pada tempat dan waktu

(1990,119).

2.7 Hubungan Manusia dengan Hukum 

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak 

mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka

manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa

dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanyakepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan

saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas

lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya.

Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the

living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan

pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam

ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus”

(di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap

pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat, maka

selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai “semen perekat” atas berbagai

komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai “semen

 perekat” tersebut adalah hukum. 

Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu

struktur tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan

sosial (social order) yang bernama: masyarakat. Guna membangun dan

mempertahankan tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia

membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si

pengatur(kekuasaan).

Page 13: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 13/29

 

2.8 Tujuan Hukum 

Banyak teori atau pendapat mengenai tujuan hukum. Berikut teori-teori dari para

ahli :

1.  Prof. Subekti, SH: Hukum itu mengabdi pada tujuan negara yaitu

mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara

menyelenggarakan keadilan. Keadilan itu menuntut bahwa dalam keadaan

yang sama tiap orang mendapat bagian yang sama pula.

2.  Prof. Mr. Dr. LJ. van Apeldoorn: Tujuan hukum adalah mengaturhubungan antara sesama manusia secara damai. Hukum menghendaki

perdamaian antara sesama. Dengan menimbang kepentingan yang

bertentangan secara teliti dan seimbang.

3.  Geny : Tujuan hukum semata-mata ialah untuk mencapai keadilan. Dan ia

kepentingan daya guna dan kemanfaatan sebagai unsur dari keadilan.

4.  Roscoe Pound berpendapat bahwa hukum berfungsi sebagai alat

merekayasa masyarakat (law is tool of social engineering).5.  Muchatr Kusumaatmadja berpendapat bahwa tujuan pokok dan utama dari

hukum adalah ketertiban. Kebutuhan akan ketertiban ini merupakan syarat

pokok bagi adanya suatu masyarakat manusia yang teratur.

Tujuan hukum menurut hukum positif Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

1945 alinea keempat yang berbunyi “..untuk membentuk suatu pemerintahan

Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian

abadi dan keadilan sosial”. 

Pada umumnya hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam

masyarakat. Selain itu, menjaga dan mencegah agar tiap orang tidak menjadi

hakim atas dirinya sendiri, namun tiap perkara harus diputuskan oleh hakim

berdasarkan dengan ketentuan yang sedang berlaku.

Page 14: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 14/29

 

2.9 Penegakan Hukum 

Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), bukan

berdasarkan kekuasaan (machstaat) apalagi bercirikan negara penjaga malam

(nachtwachterstaat). Sejak awal kemerdekaan, para bapak bangsa ini sudah

menginginkan bahwa negara Indonesia harus dikelola berdasarkan hukum.

Ketika memilih bentuk negara hukum, otomatis keseluruhan penyelenggaraan

negara ini harus sedapat mungkin berada dalam koridor hukum. Semua harus

diselenggarakan secara teratur (in order) dan setiap pelanggaran terhadapnyaharuslah dikenakan sanksi yang sepadan.

Penegakkan hukum, dengan demikian, adalah suatu kemestian dalam suatu negara

hukum. Penegakan hukum adalah juga ukuran untuk kemajuan dan kesejahteraan

suatu negara. Karena, negara-negara maju di dunia biasanya ditandai, tidak 

sekedar perekonomiannya maju, namun juga penegakan hukum dan perlindungan

hak asasi manusia (HAM) – nya berjalan baik. Dalam menegakkan hukum ada tiga

unsur yang harus diperhatikan yaitu kepastian hukum, kemanfaatan dan keadilan.

Friedmann berpendapat bahwa efektifitas hukum ditentukan oleh tiga komponen,

yaitu:

1.  Substansi hokum yaitu materi atau muatan hukum. Dalam hal ini peraturan

haruslah peraturan yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat untuk 

mewujudkan ketertiban bersama.

2.  Aparat Penegak Hukum agar hukum dapat ditegakkan, diperlukan

pengawalan yang dilaksanakan oleh aparat penegak hukum yang memiliki

komitmen dan integritas tinggi terhadap terwujudnya tujuan hukum.

3.  Budaya Hukum yaitu budaya hukum yang dimaksud adalah budaya

masyarakat yang tidak berpegang pada pemikiran bahwa hukum ada untuk 

dilanggar, sebaliknya hukum ada untuk dipatuhi demi terwujudnya

kehidupan bersama yang tertib dan saling menghargai sehingga

harmonisasi kehidupan bersama dapat terwujud.

Page 15: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 15/29

 

Banyak pihak menyoroti penegakan hukum di Indonesia sebagai „jalan di

tempat‟ ataupun malah „tidak berjalan sama sekali.‟ Pendapat ini

mengemuka utamanya dalam fenomena pemberantasan korupsi dimana

tercipta kesan bahwa penegak hukum cenderung „tebang pilih‟, alias hanya

memilih kasus-kasus kecil dengan „penjahat- penjahat kecil‟ daripada

buronan kelas kakap yang lama bertebaran di dalam dan luar negeri.

Pendapat tersebut bisa jadi benar kalau penegakan hukum dilihat dari sisi korupsi

saja. Namun sesungguhnya penegakan hukum bersifat luas. Istilah hukum sendiri

sudah luas. Hukum tidak semata-mata peraturan perundang-undangan namun juga

bisa bersifat keputusan kepala adat. Hukum-pun bisa diartikan sebagai pedoman

bersikap tindak ataupun sebagai petugas.

Dalam suatu penegakkan hukum, sesuai kerangka Friedmann, hukum harus

diartikan sebagai suatu isi hukum (content of law), tata laksana hukum (structure

of law) dan budaya hukum (culture of law). Sehingga, penegakan hukum tidak 

saja dilakukan melalui perundang-undangan, namun juga bagaimanamemberdayakan aparat dan fasilitas hukum. Juga, yang tak kalah pentingnya

adalah bagaimana menciptakan budaya hukum masyarakat yang kondusif untuk 

penegakan hukum.

Contoh paling aktual adalah tentang Perda Kawasan Bebas Rokok misalnya.

Peraturan ini secara normatif sangat baik karena perhatian yang begitu besar

terhadap kesehatan masyarakat. Namun, apakah telah berjalan efektif? Ternyata

belum. Karena, fasilitas yang minim, juga aparat penegaknya yang terkadang

tidak memberikan contoh yang baik. Sama halnya dengan masyarakat perokok,

kebiasaan untuk merokok di tempat-tempat publik adalah suatu budaya yang agak 

sulit diberantas.

Oleh karenanya, penegakan hukum menuntut konsistensi dan keberanian dari

aparat. Juga, hadirnya fasilitas penegakan hukum yang optimal adalah suatu

kemestian. Misalnya, perda kawasan bebas rokok harus didukung dengan

Page 16: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 16/29

 

memperbanyak tanda-tanda larangan merokok, atau menyediakan ruangan khusus

perokok, ataupun memasang alarm di ruangan yang sensitif dengan asap.

Masyarakatpun harus senantiasa mendapatkan penyadaran dan pembelajaran yang

kontinyu. Maka, program penyadaran, kampanye, pendidikan, apapun namanya,

harus terus menerus digalakkan dengan metode yang partisipatif. Karena, adalah

hak dari warganegara untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang tepat

dan benar akan hal-hal yang penting dan berguna bagi kelangsungan hidupnya.

2.10 Problematika Hukum 

Problema paling mendasar dari hukum di Indonesia adalah manipulasi atas fungsi

hokum oleh pengemban kekuasaan.

Problem akut dan mendapat sorotan lain adalah:

1.  Aparatur penegak hukum ditengarai kurang banyak diisi oleh sumber daya

manusia yang berkualitas. Padahal SDM yang sangat ahli serta memilikiintegritas dalam jumlah yang banyak sangat dibutuhkan.

2.  Peneggakkan hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya karena sering

mengalami intervensi kekuasaan dan uang. Uang menjadi permasalahan

karena negara belum mampu mensejahterakan aparatur penegak hukum.

3.  Kepercayaan masyarakat terhadap aparatur penegak hukum semakin surut.

Hal ini berakibat pada tindakan anarkis masyarakat untuk menentukan

sendiri siapa yang dianggap adil.

4.  Para pembentuk peraturan perundang-undangan sering tidak 

memerhatikan keterbatasan aparatur. Peraturan perundang-undangan yang

dibuat sebenarnya sulit untuk dijalankan.

5.  Kurang diperhatikannya kebutuhan waktu untuk mengubah paradigma dan

pemahaman aparatur. Bila aparatur penegak hukum tidak paham betul isi

peraturan perundang-undangan tidak mungkin ada efektivitas peraturan di

tingkat masyarakat.

Problem berikutnya adalah hukum di Indonesia hidup di dalam masyarakat

Page 17: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 17/29

 

yang tidak berorientasi kepada hukum. Akibatnya hukum hanya dianggap

sebagai representasi dan simbol negara yang ditakuti. Keadilan kerap

berpihak pada mereka yang memiliki status sosial yang lebih tinggi dalam

masyarakat. Contoh kasus adalah kasus ibu Prita Mulyasari.

Pekerjaan besar menghadang bangsa Indonesia di bidang hukum. Berbagai upaya

perlu dilakukan agar bangsa dan rakyat Indonesia sebagai pemegang kedaulatan

dapat merasakan apa yang dijanjikan dalam hukum.

2.11. Hakikat; Fungsi; Dan Perwujudan Nilai, Moral, Dan Hukum 

Terdapat beberapa bidang filsafat yang ada hubungannya dengan cara

manusia mencari hakikat sesuatu, satu di antaranya adalah aksiologi (filsafat nilai)

yang mempunyai dua kajian utama yakni estetika dan etika. Keduanya berbeda

karena estetika berhubungan dengan keindahan sedangkan etika berhubungan

dengan baik dan salah, namun karena manusia selalu berhubungan dengan

masalah keindahan, baik, dan buruk bahkan dengan persoalan-persoalan layak 

atau tidaknya sesuatu, maka pembahasan etika dan estetika jauh melangkah ke

depan meningkatkan kemampuannya untuk mengkaji persoalan nilai dan moral

tersebut sebagaimana mestinya.

Menurut Bartens ada tiga jenis makna etika, yaitu:

1.  Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang

menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur

tingkah lakunya.

2.  Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral (kode etik).

3.  Etika mempunyai arti ilmu tentang yang baik dan yang buruk (filsafat

moral).

Dalam bidang pendidikan, ketiga pengertian di atas menjadi materi

bahasannya, oleh karena itu bukan hanya nilai moral individu yang dikaji, tetapi

 juga membahas kode-kode etik yang menjadi patokan individu dalam kehidupan

sosisalnya, yang tentu saja karena manusia adalah makhluk sosial.

Page 18: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 18/29

 

Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku

dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan

berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya,

sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku

yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma

dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak 

sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun

agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib

sebagaimana yang diharapkan.

  Nilai Moral di Antara Pandangan Objektif dan Subjektif Manusia

Nilai erat hubungannya dengan manusia, dalam hal etika maupun estetika.

Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua konteks,

pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif, apabila dia

memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya. Kedua,

memandang nilai sebagai sesuatu yang subjektif, artinya nilai sangat tergantungpada subjek yang menilainya.

Dua kategori nilai itu subjektif atau objektif:

Pertama, apakah objek itu memiliki nilai karena kita mendambakannya, atau kita

mendambakannya karena objek itu memiliki nilai

Kedua, apakah hasrat, kenikmatan, perhatian yang memberikan nilai pada objek,

atau kita mengalami preferensi karena kenyataan bahwa objek tersebut memiliki

nilai mendahului dan asing bagi reaksi psikologis badan organis kita (Frondizi,

2001, hlm. 19-24).

  Nilai di Antara Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder

Kualitas primer yaitu kualitas dasar yang tanpanya objek tidak dapat menjadi ada,

sama seperi kebutuhan primer yang harus ada sebagai syarat hidup manusia,

sedangkan kualitas sekunder merupakan kualitas yang dapat ditangkap oleh

Page 19: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 19/29

 

pancaindera seperti warna, rasa, bau, dan sebagainya, jadi kualitas sekunder

seperti halnya kualitas sampingan yang memberikan nilai lebih terhadap sesuatu

yang dijadikan objek penilaian kualitasnya.

Perbedaan antara kedua kualitas ini adalah pada keniscayaannya, kualitas

primer harus ada dan tidak bisa ditawar lagi, sedangkan kualitas sekunder bagian

eksistesi objek tetapi kehadirannya tergantung subjek penilai. Nilai bukan kualitas

primer maupun sekunder sebab nilai tidak menambah atau memberi eksistensi

objek. Nilai bukan sebuah keniscayaan bagi esensi objek. Nilai bukan benda atau

unsur benda, melainkan sifat, kualitas, yang dimiliki objek tertentu yang dikatakan

“baik”. Nilai milik semua objek, nilai tidaklah independen yakni tidak memiliki

kesubstantifan.

  Metode Menemukan dan Hierarki Nilai dalam Pendidikan

Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu

dengan sesuatu yang lain, yang selanjutnya diambil sebuah keputusan, nilai

memiliki polaritas dan hierarki, yaitu:

1.  Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai

(polaritas) seperti baik dan buruk, keindahan dan kejelekan.

2.  Nilai tersusun secara hierarkis, yaitu hierarki urutan pentingnya.

Ada beberapa klasifikasi nilai yaitu klasifikasi nilai yang didasarkan atas

pengakuan, objek yang dipermasalahkan, keuntungan yang diperoleh, tujuan yang

akan dicapai, hubungan antara pengembangan nilai dengan keuntungan, dan

hubungan yang dihasilkan nilai itu sendiri dengan hal lain yang lebih baik.

Sedangkan Max Scheller berpendapat bahwa hierarki terdiri dari, nilai

kenikmatan, kehidupan, kejiwaan, dan nilai kerohanian. Dan masih banyak lagi

klasifikasi lainnya dari para pakar, namun adapula pembagian hierarki di

Indonesia (khususnya pada masa dekade Penataran P4), yakni, nilai dasar, nilai

instrumental, dan yang terakhir nilai praksis.

Page 20: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 20/29

 

  Pengertian Nilai

Nilai Sosial adalah nilai yang tertanam dalam kehidupan bermasyarakat ,

diantaranya: kesetiakawanan, kepedulian terhadap sesama, menyukai kerjasama,

aktif bermusyawarah, aktif bergotongroyong, cepat tanggap terhadap apa yang

menimpa tetangga, dan seterusnya. Sayangnya, saat ini nilai sosial di masyarakat

Indonesia sebagian banyaknya mengalami penurunan drastis antara tetangga

mulai berjarak, kebersamaan mulai menjemukan lebih senang sendiri-sendiri pada

akhirnya banyak kasus jika menengok orang meninggal karna hanya ingin

dapatkan bingkisan nasi bukan berniat meringankan beban atau menghiburnya,

rumah pun dipagari dengan setinggi-tingginya bermaksud tidak menyelinap secara

diam-diam (ada kecurigaan sosial yang tidak jelas alasannya), bekerja bakti pun

terkadang harus diiming-iming dengan upah yang akan didapatkannya sehingga

segala sesuatu itu sekarang ditentukan oleh nominal uang, mungkin tidaklah aneh

semua itu terjadi disebabkan susahnya mencari uang akhirnya beberapa jalan yang

sekiranya tidak pantas pun sering dilakukan oleh masyarakat sekarang.

Walaupun begitu banyaknya pakar yang mengemukakan pengertian nilai,

namun ada yang telah disepakati dari semua pengertian itu bahwa nilai

berhubungan dengan manusia, dan selanjutnya nilai itu penting. Pengertian nilai

yang telah dikemukakan oleh setiap pakar pada dasarnya upaya memberikan

pengertian secara holistik terhadap nilai, akan tetapi setiap orang tertarik pada

 bagian bagian yang “relatif belum tersentuh” oleh pemikir lain. 

Definisi yang mengarah pada pereduksian nilai oleh status benda, terlihat

pada pengertian nilai yang dikemukakan oleh John Dewney yakni, Value Is

Object Of Social Interest, karena ia melihat nilai dari sudut kepentingannya.

  Makna Nilai bagi Manusia

Nilai itu penting bagi manusia, apakah nilai itu dipandang dapat

mendorong manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu

menarik manusia karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga

Page 21: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 21/29

 

nilai lebih dipandang sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas, harus

semakin diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan.

  Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral

Persoalan merosotnya intensitas interaksi dalam keluarga, serta

terputusnya komunikasi yang harmonis antara orang tua dengan anak,

mengakibatkan merosotnya fungsi keluarga dalam pembinaan nilai moral anak.

Keluarga bisa jadi tidak lagi menjadi tempat untuk memperjelas nilai yang harus

dipegang bahkan sebaliknya menambah kebingungan nilai bagi si anak.

  Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral

Setiap orang yang menjadi teman anak akan menampilkan kebiasaan yang

dimilikinya, pengaruh pertemanan ini akan berdampak positif jika isu dan

kebiasaan teman itu positif juga, sebaliknya akan berpengaruh negatif jika sikap

dan tabiat yang ditampikan memang buruk, jadi diperlukan pula pendampingan

orang tua dalam tindakan anak-anaknya, terutama bagi para orang tua yang

memiliki anak yang masih di bawah umur.

  Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu

Orang dewasa mempunyai pemikiran bahwa fungsi utama dalam menjalin

hubungan dengan anak-anak adalah memberi tahu sesuatu kepada mereka:

memberi tahu apa yang harus mereka lakukan, kapan waktu yang tepat untuk 

melakukannya, di mana harus dilakukan, seberapa sering harus melakukan, dan

 juga kapan harus mengakhirinya. Itulah sebabnya seorang figur otoritas (bisa juga

seorang public figure) sangat berpengaruh dalam perkembangan nilai moral.

  Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Setiap orang berharap pentingnya memerhatikan perkembangan nilai anak-

anak. Oleh karena itu dalam media komunikasi mutakhir tentu akan

mengembangkan suatu pandangan hidup yang terfokus sehingga memberikan

Page 22: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 22/29

 

stabilitas nilai pada anak. Namun ketika anak dipenuhi oleh kebingungan nilai,

maka institusi pendidikan perlu mengupayakan jalan keluar bagi peserta didiknya

dengan pendekatan klarifikasi nilai.

  Pengaruh Otak atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Pendidikan tentang nilai moral yang menggunakan pendekatan berpikir

dan lebih berorientasi pada upaya-upaya untuk mengklarifikasi nilai moral sangat

dimungkinkan bila melihat eratnya hubungan antara berpikir dengan nilai itu

sendiri, meskipun diakui bahwa ada pendekatan lain dalam pendidikan nilai yangmemiliki orientasi yang berbeda.

  Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Munculnya berbagai informasi, apalagi bila informasi itu sama kuatnya

maka akan mempengaruhi disonansi kognitif yang sama, misalnya saja pengaruh

tuntutan teman sebaya dengan tuntutan aturan keluarga dan aturan agama akan

menjadi konflik internal pada individu yang akhirnya akan menimbulkan

kebingungan nilai bagi individu tersebut.

  Manusia Dan Hukum

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita

tidak mungkin menggambarkan hidupnya manusia tanpa atau di luar masyarakat.

Maka manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa

dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya

kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan

saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas

lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya.

Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup

(the living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan

pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Page 23: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 23/29

 

Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan

dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas

ibi jus” (di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam

setiap pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat,

maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai “semen perekat” atas

berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai

“semen perekat” tersebut adalah hukum. 

Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk 

suatu struktur tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah

tatanan sosial (social order) yang bernama: m a s y a r a k a t. Guna membangun

dan mempertahankan tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia

membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si

pengatur(kekuasaan).

  Hubungan Hukum Dan Moral

Hukum tidak akan berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan kosongtanpa moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma

moral dan perundang-undangan yang immoral harus diganti.

Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan

moral tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya mungkin ada hukum yang

bertentangan dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang berarti

terdapat ketidakcocokan antara hukum dengan moral.

K. Bertens menyatakan ada setidaknya empat perbedaan antara hukum dan

moral, pertama, hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas (hukum lebih

dibukukan daripada moral), kedua, meski hukum dan moral mengatur tingkah

laku manusia, namun hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja,

sedangkan moral menyangkut juga sikap bathin seseorang, ketiga, sanksi yang

berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan dengan moralitas,

keempat, hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas

kehendak negara sedangkan moralitas didasarkan pada norma-norma moral yang

melebihi para individu dan masyarakat.

Page 24: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 24/29

 

 

2.12. Keadilan, Ketertiban, Dan Kesejahteraan 

Dalam upaya memanusiakan manusia (homohumanus = manusia yang

bersikap manusia, berbudaya dan halus). Manusia harus memahami dan

menghayati konsep keadilan, penderitaan, cinta kasih, tanggung jawab,

pengabdian, pandangan hidup, keindahan dan kegelisahan.

Keadilan adalah pengakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.

Pengakuan atas hak hidup individu harus diimbangi melalui kerja keras tanpa

merugikan pihak lain, karena orang lain punya hak hidup seperti kita. Jadi kita

harus member kesempatan pada orang lain untuk mempertahankan hidupnya.

Prinsipnya keadilan terletak apada keseimbangan atau keharmonisan antara

menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Tindakan-tindakan yang menuntut hak 

dan lupa pada kewajiban merupakan pemerasan. Sedangkan tindakan yang hanya

menjalankan kewajiban tanpa menuntut hak berakibat pada mudah diperbudak 

atau dipengaruhi orang lain.

Pengertian Keadilan:

Keadilan oleh Plato diproyeLsikan pada diri manusia schingga yang dikatakan

adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan pcrasaannya dikendalikan oleh

akal.

Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan

bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Mengapa

diproycksikan pada pemerintah, schab pemerintah adalah pimpinan pokok yang

mencntukan dinamika masyarakat.

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.

Kelayakan

diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak 

dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda.

Bila kedua orang terschut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah

ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang

sama. kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang

Page 25: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 25/29

 

tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proporsi tersebut berarti ketidak 

adilan.

Keadilan dan ketidak adilan tidak dapat dipisahkan dalarn kehidupan manusia

karena dalam ludupnya manusia menghadapi keadilan / ketidakadilan setiap hari.

Oleh sebab itu keadilan dan ketidakadilan, menimbulkan daya kreativitas

manusia. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi ketidakadilan, seperti drama, puisi,

novel, musik dan lain-lain.

Jadi keadilan bila disimpulkan adalah :

1. Kesadaran adanya hak yang sama bagi setiap warga Negara

2. Kesadaran adanya kewajiban yang sama bagi setiap warga Negara

3.  Hak dan kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran yang

merata.

Ciri-ciri keadilan adalah :

1. Tidak memihak 

2. Sama hak 

3. Sah menurut hokum

4. Layak dan wajar

5. Benar secara moral

Sedangkan akibat dari ketidakadilan adalah :

1. Kehancuran : diri, keluarga, perusahaan, masyarakat, bangsa dan Negara

2.  Kezaliman yaitu keadaan yang tidak lagi menghargai, menghormati hak-hak 

orang lain, sewenang-wenang merampas hak orang lain demi keserakahan dan

kepuasan nafsu.

Macam-macam Keadilan :

1. Keadilan Legal (keadilan moral)

Dalam suatu komunitas yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan menurut

sifat dasar yang paling cocok baginya (the man behind the gun). Rasa keadilan

akan terwujud bila setiap individu melakukan fungsinya sesuai dengan

kemampuan yang dimilikinya, keadilan tidak akan terjadi bila ada intervensi

Page 26: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 26/29

 

pada pihak lain dalam melaksanakan tugas kemasyarakatan dan hal ini dapat

memicu pertentangan, konflik dan ketidakserasian.

2. Keadilan Distributive

Keadilan akan terlaksana bila hal yang sama diperlukan secara sama dan hal

yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama diperlakukan secara tidak 

sama (justice is done when equals are treated equally). Contoh : gaji pegawai

lulusan smu dan sarjana harus dibedakan.

Fungsi hukum dalam perkembangan masyarakat sebagai berikut:

a. Sebagai pengatur tata tertib hubungan masyarkat. Sebagai pengatur tata

tertib, hukum memberi petunjuk kepada kehidupan bermasyarakat, mana

yang baik dan mana yang tidak, mana yang harus diperbuat dan mana yang

tidak boleh diperbuat. Dengan demikian, segala sesuatunya dapat berjalan

tertib dan teratur. Disamping itu, karena hukum mempunyai sifat

memaksa, yang melanggar peraturan akan dikenai sanksi hukuman.

b. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadaan sosial lahir dan batin. Hal itu

dikarenakan hukum mempunyai:

1) Ciri memerintah dan melarang.

2) Mempunyai sifat memaksa.

3) Mempunyai daya yang mengikat fisik dan psikologis.

Dengan demikian, hukum dapat memberi keadilan yaitu

menentukan siapa yang salah dan siapa yang benar serta memaksa agar

peraturan itu ditaati sehingga terwujud keadilan sosial lahir dan batin.

c. Sebagai fungsi kritis.

Yang dimaksud dengan fungsi kritis hukum ialah daya kerja hukum yang

dapat melakukan pengawasan tidak hanya terbatas pada aparatur pengawas

saja tetapi juga termasuk aparatur penegak hukum.

d.  Sebagai penggerak pembangunan, daya mengikat dan memaksa dari

hukum dapat dipergunakan atau didayagunakan untuk menggerakan

pembangunan.

Page 27: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 27/29

 

 

2.13. Problematika Nilai, Moral, Dan Hukum Dalam Masyarakat Dan

Negara 

Terbentuknya nilai dari hubungan yang bersifat ketergantungan sikap manusia

terhadap nilai dari suatu maka manusia akan berbuat sesuatu yang merupakan

modal dasar dalam menjalin kehidupan manusia. Dengan menilai dapat

menentukan moral seseorang, apakah baik buruknya sepanjang niali itu dalam arti

positif berarti perubahan bermoral , begitu juga sebaliknya jika nilai itu dalam arti

negatif berarti perbuatan yang amoral. Perbuatan yang bersifat amoral inilah yang

dijadikan problema dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Tujuan hukum mengatur pergaulan hidup secara damai, ditinjau dari aspek 

lahiriah yaitu untuk mencapai ketertiban atau kedamaian, dan jika di tinjau dari

aspek batiniah yaitu untuk mencapai ketenangan atau ketentraman. Statu contoh

adalah masalah perkawinan. Semua orang tahu bahwa tujuan dari perkawinan

adalah untuk menciptakan keluarga sakinah mawadah warahmah, akan tetapi

kenyataan-kenyataan yang ada banyak problem yang terjadi dalam keluarga,

misalnya: terjadi kekerasan dalam rumah tangga, seorang suami tidak 

bertanggung jawab pada anak dan istri dan lain sebagainya. Dengan nilai dari

perkawinan tidak terwujud sebagaimana yang kita dambakan. Secara hukum suatu

perkawinan itu dapat diakui oleh negara apanila dilakukan dihadapan catatan sipil

(untuk penduduk non Islam) dan tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA, untuk 

penduduk Islam), namur kenyataannya masih banyak istilah kawin sirih (kawin di

 bawah tangan), bahkan ada juga yang dikenal dengan “kawin kontrak”. Problema

yang demikian harus diperhatikan dan perlu dipikirkan secara arif dan bijaksana

baik oleh kalangan masyarakat awam maupun oleh pemerintah, karena sifat

perkawinan yang demikian ini sangat merugikan bagi kaum perempuan dan nasib

anak-anak. Karena dengan perkawinan sirih dan perkawinan sirih dan perkawinan

kontrak ini, dengan begitu mudah kaum laki-laki untuk meninggalkannya, bahkan

ingin terlepas dari tanggung jawabnya.

Page 28: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 28/29

 

Perkawinan itu apabila dilakukan menurut prosedur atau menurut aturan-

aturan yang ada dalam suatu masyarakat, maka orang yang melaksanakan

perkawinan demikian dikatakan yang bermoral. Juga sebaliknya jika perkawinan

yang dilakukan tidak melalui prosedur atau tidak dilakukan sesuai dengan aturan

yang ada dalam suatu masyarakat tertentu maka perkawinan itu dikenal dengan

cara tidak bermoral. Maka yang perlu kita ketahui dalam hal ini di samping

hukum dasar yang tertulis ada hukum yang tidak tertulis, yaitu misalnya “hukum

adat perkawinan” yang setiap daerah mempunyai adat masing-masing. Manusia

sebagai makhluk yang hidup bermasyarakat untuk terwujudnya apa yang

dikatakan ketertiban atau keamanan, dan ketenangan atau ketentraman maka harus

patuh lepada hukum yanng berlaku dan mennjalani nilai-nilai yang ada di

masyarakat dengan baik dan sempurna.

Page 29: Nilai Moral Dan Hukum

5/15/2018 Nilai Moral Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/nilai-moral-dan-hukum 29/29

 

BAB III

PENUTUP 

3.1 Kesimpulan 

Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan

saling menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan

melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi

keselarasan dan harmoni kehidupan.

3.2 Saran 

Penegakan hukum harus memperhatikan keselarasan antara keadilan dan

kepastian hukum. Karena, tujuan hukum antara lain adalah untuk menjamin

terciptanya keadilan (justice), kepastian hukum (certainty of law), dan

kesebandingan hukum (equality before the law).

Penegakan hukum-pun harus dilakukan dalam proporsi yang baik dengan

penegakan hak asasi manusia. Dalam arti, jangan lagi ada penegakan hukum yang

bersifat diskriminatif, menyuguhkan kekerasan dan tidak sensitif jender.

Penegakan hukum jangan dipertentangkan dengan penegakan HAM. Karena,

sesungguhnya keduanya dapat berjalan seiring ketika para penegak hukum

memahami betul hak-hak warga negara dalam konteks hubungan antara negara

hukum dengan masyarakat sipil.