pendidikan nilai dan moral
TRANSCRIPT
Pengembangan Kultur Sekolah : PENGEMBANGAN NILAI DAN PERILAKU
KEBERAGAMAAN, DAN MORAL Oleh: Sa’dun Akbar
MASALAH DEHUMANISASI MANUSIA
• Banyak orang pandai yang perilakunya seperti orang bodoh;
• Begitu banyak orang yang terisolasi dengan dunianya—jauh dari: Tuhan, alam, manusia lain, dirinya sendiri;
• Banyak orang yang sangat cemas karena ancaman dari luar dirinya sendiri;
• Terjadi mekanisasi kehidupan yang demikian jauh—manusia seperti robot;
• Begitu banyak orang yang tidak patuh pada aturan, kurang disiplin, kurang menghargai orang lain, perilaku yang jorok, perselingkuhan, dan lainnya
? Terjadi Dehumanisasi ?
PengembanganDimensi Kepribadian
Tidak Utuh Sikap dan Perilaku
Bermasalah
Pribadi yang tidak utuh: Split personality,
Munafiq, dan Lemah
Dehumanisasi
Konsep Pribdi Utuh--1
Kognisi
Konasi
Afeksi
Psikomotor
Pribadi Utuh
Konsep Pribadi utuh—2
Pikiran
Hati
Ilmu pengetahuan
Agama
Aktualitas Perilaku(berakal)
Konsep Pribadi Utuh--3
Jasmaniah
Rohaniah
Pribadi Utuh
Konsep Pribadi Utuh--4
Nilai Smbolik
Nilai Empirik
Nilai Estetik
Nilai Etik
Nilai Sinnoetik
Nilai Sinoptik
PribadiUtuh
InternalisasiNilai-Nilai
SimbolikEmpirikEstetik
Etik SinnoetikSinoptik Sikap dan Perilaku
Ingat Modus Menjadi !
hara dalam air, iklim, cuaca, perawatan—pemupukan, hama, penjagaan dari tangan jahil dll, menentukan pertumbuhan.
dalam dunia pendidikan Latar, lingkungan, suasana, dan iklim pendidikan --- membangun kultur, dan kultur itu akan menentukan
karakteristik kepribadian
Pendidikan Nilai dan Watak
Tujuan WATAK BAIK(hidup dengan perilaku yang benar dalam
hubungannya dengan: Tuhan, manusia lain, alam lingkungan, dan
dengan diri sendiri.
Character – consist of operative value,Value in action.
Pendekatan Komprehensif
Character
Moral Knowing
Moral Feeling Moral Action
WATAK BAIK
• Knowing the good
• Desiring the good
• Doing the good
---------------------
Kebiasaan berpikir baik (positif)
Kebiasaan berperasaan (prasangka) baik
Kebiasaan berbuat baik
MORAL KNOWING
• Kesadaran moral • Pengetahuan nilai-
nilai Moral • Penalaran/
pertimbangan moral
• Pengambilan keputusan moral
• Pengetahuan diri
MORAL FEELING
• Rasa percaya diri
• Empati
• Cinta kebaikan
• Pengendalian diri
• Rasa kemanusiawian
MORAL ACTION Competence (kemampuan melakukan)
Willingness(Kemauan Melakukan)
Habit (Kebiasaan Melakukan)
Nilai: Penghargaan kepada orang lain & Tanggungjawab
• Ciptakan budaya moral positif di sekolah;
• Sekolah, orang tua, dan komunitas menjadi partner;
• Strategi pembelajaran di ruang kelas;
Prilaku Penghargaan pada Orang lain & Tanggung Jawab
Strategi
• Guru sebagai model, penasehat, ngemong;• Komunitas kelas yang bermoral; • Disiplin moral; • Lingkungan kelas yang demokratis; • Pembelajaran nilai melalui kurikulum;• Pembelajaran kooperatif; • Penghargaan pada karya; • Pembelajaran mengatasi masalah.
GURU SEBAGAI MODEL, PENASEHAT, dan NGEMONG
• Hindari fafouritisme dan pensakralan;
• Perlakukan siswa dengan: kedekatan, keterbukaan, pengaruh positif, dan bantuan;
• Kombinasikan contoh2 yang baik dan pembelajaran nilai moral secara langsung dengan: diskusi isu2 moral penting, ajarkan nilai2 moral
• Nasehat satu persatu;
CIPTAKAN KOMUNITAS MORAL DI KELAS
• Bantu siswa untuk mengetahui/memahami antara antara siswa satu dengan lainnya, dengan, misalnya: berpasangan, direktori kelas, sahabat pena, mengundi tempat duduk—untuk menghindari pengaruh kelompok (gang); mengurangi rasa benci, toast/keplek tangan untuk berbagi prestasi dan
• Ajari siswa untuk menghormat orang lain, mengembangkan empati, stop kekejaman, kembangkan kebiasaan untuk saling membantu dan menasehati.
• Bantu siswa untuk menumbuhkan rasa bangga sebagai anggota kelas dan tanggungjawab kelompok.
ELEMEN DISIPLIN MORAL
• Guru berperan sebagai pusat otoritas moral di kelas;
• Latar kelas yang kooperatif • Penegakan aturan agar siswa memahami dan
dengan sukarela mengikuti aturan • Beritahu akibat2 logis jika siswa melanggar
aturan;• Kembangkan situasi yang mendukung
pengendalian diri dan kesadaran diri; • Sistem hadiah dan hukuman kelompok;
Elemen Disiplin Moral—lanjutan
• Orang tua diberitahu penegakan disiplin moral, agar terjadi kerjasama untuk mengatasi berbagai persoalan disiplin.
CIPTAKAN BUDAYA MORAL POSITIF
• Kepemimpinan Moral (satunya keyakinan, pikiran, sikap, dan perilaku)
• Ciptakan lingkungan sekolah yang disiplin;
• Ciptakan rasa bangga sebagai anggota komunitas sekolah;
• Ciptakan komunitas moral diantara orang dewasa;
• Sediakan waktu yang cukup;
KESADARAN PENGHARGAAN PADA KARYA
• Orientasikan pada kualitas (ekselen)• Bangun etik sebaya tentang karya• Ciptakan kultur ekselen secara konsisten;• Supprort yang tinggi pada anak• Ajar dengan gaya-gaya yang berbeda• Ajar siswa sesuaiminat dan bakat individu • Bantu siswa disiplin berkarya
PRINSIP-PRINSIP ESENSIAL
• Dunia afektif bersifat labil—perlu dibina secara kontinyu—ia bersifat kontektual dan situasional;
• Hakekat pendidikan nilai adalah pengembangan struktur afektif terutama yang berkaitan dengan olah rasa;
• Pendidikan nilai itu tidak seperti printing tetapi drawing;
• Pendidikan nilai bersifat mengundang dan melibatkan;
Prinsip2—lanjutan
• Ada proses transaksi, interaksi, antara dimensi kognitif, konatif, afektif, psikomotor (utuh)
• Harus mampu melahirkan pelakonan afektual;
• Ada kalanya bersifat developmental;
• Mengacu pada klarifikasi kearah kelayakan moral;
Prinsip-prinsip—lanjutan
• Adakalanya bersifat ‘menangkal’ moralitas yang tak diinginkan;
• Ada daya yang memperkuat ada daya yang memperlemah (rokok dapat mematikan vs umur di tangan Tuhan)
PENDEKATAN2 DIKNIL
• Cognitive Moral Development (Kohlberg)
• Pertajam Matahati (Al-Ghazali, Athaillah)
• Imitating/Experiencing (Bandura, Dwey)
• Indoktrinasi
• Pendekatan Motivasional, dll.