perio framakologi,probe

5
1. Fase Farmakologi Pada prinsipnya pokok permasalahan didalam farmokologi dikatakan bahwa obat akan mengalami 3 fase perjalanan didalam tubuh,yaitu : 1. Fase biofarmasi (farmasetika) adalah ;suatu fase waktu yang dimulai dari sejak digunakannya sediaan suatu obat melalui mulut sampai pelepasan zat aktifnya kedalam cairan tubuh disaluran pencernaan (lambung ) atau melalui cara lainnya dan siap untuk diabsorpsi. 2. Fase farmakokinetika adalah fase waktu yang dimulai dari zat aktif obat terlepas dari bentuk sediaannya,terlarut dan diabsorpsi oleh darah dan didistribusikan melalui pembuluh darah menuju jaringan tubuh. 3. Fase farmakodinamika adalah fase waktu yang dimulai dari sejak berinteraksinya zat aktif obat dengan zat penerima (reseptor) didalam sel jaringan sampai timbulnya efek terapi (respon biologik ) didalam tubuh. 2. Perbedaan Operkulektomi dan Odontektomi Operkulektomi dilakukan untuk mempertahankan gigi molar yang masih memiliki tempat untuk erupsi tetapi tertutup oleh sebagian operculum. Tujuan utama dari operkulektomi ini adalah untuk menghilangkan operculum yang menutupi gigi molar tiga yang akan erupsi tersebut. Flap periodontal diinsisi menggunakan pisau periodontal atau electrosurgical. Insisi dilakukan mulai dari anterior sampai ke perbatasan anterior ramus dan dibawa ke bawah dan ke depan ke permukaan distal mahkota sedekat mungkin ke tingkat CEJ, yang akan mendeteksi jaringan lebar yang tajam. Hal ini

Upload: dlopitaa

Post on 22-Jun-2015

139 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

probe

TRANSCRIPT

Page 1: Perio Framakologi,Probe

1. Fase Farmakologi

Pada prinsipnya pokok permasalahan didalam farmokologi dikatakan bahwa obat akan

mengalami 3 fase perjalanan didalam tubuh,yaitu :

1.      Fase biofarmasi (farmasetika) adalah ;suatu fase waktu yang dimulai dari sejak digunakannya

sediaan suatu obat melalui mulut sampai pelepasan zat aktifnya kedalam cairan tubuh disaluran

pencernaan (lambung ) atau melalui cara lainnya dan siap untuk diabsorpsi.

2.      Fase farmakokinetika adalah fase waktu yang dimulai dari zat aktif obat terlepas dari bentuk

sediaannya,terlarut dan diabsorpsi oleh darah dan didistribusikan melalui pembuluh darah menuju

jaringan tubuh.

3.      Fase farmakodinamika adalah fase  waktu yang dimulai dari sejak berinteraksinya zat aktif

obat dengan zat penerima (reseptor) didalam sel jaringan sampai timbulnya efek terapi (respon

biologik ) didalam tubuh.

2. Perbedaan Operkulektomi dan Odontektomi

Operkulektomi dilakukan untuk mempertahankan gigi molar yang masih memiliki tempat untuk

erupsi tetapi tertutup oleh sebagian operculum. Tujuan utama dari operkulektomi ini adalah untuk

menghilangkan operculum yang menutupi gigi molar tiga yang akan erupsi tersebut. Flap

periodontal diinsisi menggunakan pisau periodontal atau electrosurgical. Insisi dilakukan mulai dari

anterior sampai ke perbatasan anterior ramus dan dibawa ke bawah dan ke depan ke permukaan

distal mahkota sedekat mungkin ke tingkat CEJ, yang akan mendeteksi jaringan lebar yang tajam.

Hal ini diperlukan untuk menghilangkan jaringan distal gigi. Serta flap pada permukaan oklusal.

Penggoresan yang hanya dilakukan pada bagian oklusal flap meninggalkan poket distal yang dalam,

yang mengundang kekambuhan pericoronitis akut.

Indikasi operkulektomi:

1. Erupsi sempurna ( bagian dari gigi terletak pada ketinggian yang sama pada garis

oklusal).

2. Adanya ruang yang cukup untuk ditempati coronal, adanya ruangan yang cukup antara

ramus dan sisi distal M2

3. Inklinasi yang tegak

4. Ada antagonis dengan oklusi yang baik.

Kontraindikasi operkulektomi:

1. Erupsi tegak tetapi erupsi belum sempurna karena tertutup tulang

Page 2: Perio Framakologi,Probe

2. Erupsi horizontal → saat difoto posisi gigi miring.

Odontektomi.

•      Definisi Odontektomi menurut Archer (1975).

Pengeluaran satu atau beberapa gigi secara bedah dengan cara membuka flap

mukoperiosteal, kemudian dilakukan pengambilan tulang yang menghalangi dengan tatah atau

bur.

•      Definisi Odontektomi menurut Pederson (1996).

Tindakan pembedahan untuk mengeluarkan gigi yang tidak dapat dilakukan dengan cara

ekstraksi biasa atau dapat dilakukan pada gigi yang impaksi atau tertanam di bawah tulang atau

mukosa.

     Indikasi dilakukan tindakan odontektomi gigi impaksi yaitu:

Sebagai tindakan pencegahan dari terjadinya infeksi  karena erupsi yang terlambat dan

abnormal (Perikoronitis), dan mencegah berkembangnya folikel menjadi keadaan

patologis (Kista odontegenik dan Neoplasia).

Usia periode emas (akar à 1/3 atau 2/3) dan sebelum  mineralisasi tulang (15 – 25 th).

Bila terdapat infeksi (fokus selulitis).

Bila terdapat kelainan Patologis (odontegenik).

Maloklusi.

Terdapat keluhan rasa sakit atau pernah merasa sakit.

Gigi impaksi terlihat mendesak gigi molar kedua.

 Diperkirakan akan mengganggu perawatan orthodonsia dan pembuatan protesa. 

Akan mengganggu perawatan di bidang konservasi atau pembuatan mahkota gigi pada

gigi molar kedua.

Terdapat keluhan neurologi, misalnya : cephalgia, migrain, pain lokal atau diteruskan

(reffered).

Merupakan penyebab karies pada molar kedua karena retensi makanan.

Terdapat karies yang tidak dapat dilakukan perawatan.

Telah terjadi defek pada jaringan periodontal pada gigi molar kedua.

Karies distal molar kedua yang disebabkan oleh karies posisi gigi molar ketiga.

    

Page 3: Perio Framakologi,Probe

Kontraindikasi odontektomi gigi impaksi yaitu:

Apabila pasien tidak menghendaki giginya dicabut.

Bila panjang akar belum mencapai sepertiga atau dua pertiga.

Bila tulang yang menutupi gigi yang tertanam terlalu banyak.

Bila tulang yang menutupinya sangat termineralisasi dan padat yaitu pada pasien yang

berusia lebih dari 26 th atau usia lanjut.

3. Generasi Probe

Pada tahun 1992, B.L Pihlstrom membuat klasifikasi periodontal probe. System klasifikasi

termasuk tiga generasi probe yaitu generasi pertama, kedua dan ketiga. Pada tahun 2000, Watts

menambahkan probe generasi keempat dan kelima dalam system klasifikasi.

Probe generasi pertama adalah instrumen manual, menggunakan tangan, yang juga disebut probe

konvensional. Probe tipe ini biasanya terbuat dari stainless steel, kadang titanium dan plastik juga

digunakan. Probe generasi pertama antara lain The William’s probe, the color coded Marquis probe,

University of Carolina-15 (UNC-15) probe dan Naber’s probe. Probe generasi pertama masih

banyak digunakan oleh dokter gigi.

Probe generasi kedua juga disebut Constant Pressure Probe, merupakan manual probe yang

didesain untuk menyediakan standarisasi tekanan probing yang terkontrol.

Probe generasi ketiga mengacu pada sistem probing otomatis. Sistem probing otomatis dirancang

untuk pemeriksaan perencanaan periodontal menggunakan handpiece probe terkomputerisasi,

mengurangi kebutuhan asisten untuk merekam data. Forida probe pertama kali tersedia tahun 1987.

Probe generasi keempat menggunakan teknologi 3D , dengan tujuan mendapatkan hasil

pembacaan yang tepat terhadap dasar sulkus atau poket.

Probe generasi kelima dirancang menggunakan ultrasound dan teknologi 3D. probe tipe ini

bertujuan untuk mengukur secara akurat tingkat perlekatan tanpa penetrasi terhadap junctional

epithelium ,seperti probe konvensional lakukan, sehingga mendapatkan pemeriksaan yang nyaman

dan akurat.