perencanaan ekowisata berbasis sarana dan...

153
PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA (STUDI KASUS: PANTAI DATO KABUPATEN MAJENE) SKRIPSI Tugas Akhir 457D5236 PERIODE IV TAHUN 2017-2018 Sebagai Persyaratan untuk Ujian Sarjana Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Oleh: Andi Iswahyudi Raden M.P D521 11 261 DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018

Upload: others

Post on 08-Mar-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA

DAN PRASARANA

(STUDI KASUS: PANTAI DATO KABUPATEN MAJENE)

SKRIPSI

Tugas Akhir – 457D5236

PERIODE IV

TAHUN 2017-2018

Sebagai Persyaratan untuk Ujian Sarjana

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh:

Andi Iswahyudi Raden M.P

D521 11 261

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018

Page 2: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

Scanned by CamScanner

Page 3: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

Scanned by CamScanner

Page 4: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

Scanned by CamScanner

Page 5: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

vii

Ucapan Terima Kasih

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis menyadari banyak sekali

pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung serta

dukungannya kepada penulis sehingga tugas akhir dapat diselesaikan tepat waktu

yang telah ditentukan. Oleh karena itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan

terima kasih dan rasa syukur tak terhingga kepada Allah SWT., Tuhan seru

sekalian alam, yang telah memberi nikmat kesehatan, keselamatan, serta hidayah-

Nya, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Tidak lupa pula salawat dan

salam penulis haturkan kepada nabi besar kita Muhammad SAW., yang selalu

menjadi panutan bagi setiap umat muslim.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, Bapak H.

Andi Mufti S.Sos., dan Ibu Hj. Nuraini Hamadan atas cinta yang tak pernah

putus, kasih sayang yang tak pernah habis, dukungan yang tiada hentinya, dan doa

yang terus mengalir sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk

kedua kakak Andi Ismail P., dan Andi Ismayanti P., serta yang terspesial

kakak/saudara kembar penulis Andi Iswahyuningsih Ayu Munandar Pasau

yang terus memberikan motivasi dan selalu setia membantu penulis. Serta

keluarga besar penulis terutama buat kakek nenek tercinta atas canda dan tawa

yang selalu diberikan disepanjang hidup.

Tak lupa ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada orang-

orang yang telah ikhlas membantu penulis, seluruh Civitas Akademika

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Slamet Trisutomo, MS., selaku pembimbing pertama,

Bapak Ir. H. M. Fathien Azmy, M.Si., selaku pembimbing kedua, yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, bantuan, motivasi,

dan inspirasi selama penyelesaian tugas akhir.

2. Ibu Dr. Ir. Hj. Mimi Arifin, M.Si., Bapak Dr.Eng. Abdul Rachman, ST.,

M.Si., dan Bapak Ir. H. Baharuddin Koddeng, MSA., selaku penguji yang telah

memberikan pengarahan untuk penyempurnaan tugas akhir ini.

Page 6: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

viii

3. Ibu Dr. Ir. Hj. Mimi Arifin, M.Si., selaku ketua Departemen Perencanaan

Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, juga selaku penasehat

akademik yang juga memberikan motivasi, arahan, serta bimbingannya untuk

membantu penulis menyelesaikan permasalahan selama perkuliahan.

4. Bapak Dr.Eng. Abdul Rachman, ST., M.Si., sebagai kepala studio akhir PWK

yang telah banyak memberikan bantuan, arahan, bimbingan, serta teguran-teguran

demi kebaikan pribadi selama di studio akhir.

5. Bapak/ibu Dosen yang tidak bisa dituliskan satu-persatu terima kasih atas

segala ilmu yang telah diberikan.

6. Seluruh staf kepegawaian dan administrasi Departemen Perencanaan Wilayah

dan Kota Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Pak Haerul, Pak Arman,

Pak John, Pak Sawali dan Bu Tiknok yang telah banyak membantu dalam

bidang perlengkapan dan pengurusan administrasi.

Terima kasih kepada keluarga, sahabat, teman, rekan, serta orang-orang

yang berjasa bagi penulis

1. Teman seperjuangan PWK 2011 : Angga, Asrul, Andit, Lopo, Teten, Ibon,

Ai, Baso, Yayat, Kulu, Eca, Fikri, Dani, Aang, Alam dan Adit. Terima kasih

atas kebersamaanya.

2. Teman-teman Arsitektur 2011 serta Teknik 2011, terima kasih atas

keakrabannya selama ini, we are the champions.

3. Keluarga Sakinah Mapala 09 SMFT-UH, terima kasih atas kekeluargaannya,

ilmunya, serta kebersamaannya.

4. Teman-teman seperjuangan studio akhir PWK Periode IV Tahun 2017/2018:

Angga, Asrul, Andit, Lopo, Teten, Ibon, Ai, Baso, Yayat, Kulu, Fikri, Eca,

Dani, Aang, Gita, Galang, Zam, Madi, Candra, Buyung, Ibnu, Endra,

Erwin, Arman, Galih, Imam. Terima kasih atas bantuan, kerja sama,

kebersamaan, canda dan tawa selama di studio akhir.

5. Rekan-rekan Firman, Cakra, Ria, Iccank, Apil, Pai, Upal, Ucup, Fajrin,

Sidik, Eci, Vely, Ugga, Husni, aksa, genjet, noe, nita, marsel, icca. Terima

kasih atas dorongan motivasi dan kebersamaannya.

Page 7: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

ix

6. Special Thanks untuk Ajeng Kurnia Wulandari Wibowo S.H atas kasih

sayang dan motivasinya, tunggu waktu yang tepat “nanti”.

7. Terima Kasih kepada kandaku/partner/sahabat/senior 2010 terkhusus Alm.

Muhammad Ilfan Syahrial Paramma atas kebersamaanya, kekonyolannya dan

motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih Kanda

8. Terima kasih buat adinda andalan irul, Muse, iccank la, aksan, Fei, Men dan

Bonda, atas diskusinya, berbagi ilmu, dan bercanda tawanya.

9. Teman-teman KKN Unhas Gel. 90 Posko Desa Parang loe, Kec. Eremerasa,

Kab. Bantaeng : Jimbe, Yopi, Ajeng, Yanti, Dan Ega. Serta Pak Desa. Terima

kasih atas kebersamaan selama kurang lebih 2 (dua) bulan.

10.Kepada keluarga besar OKJA FT-UH dan seluruh senior, junior, serta semua

pihak yang tidak dapat disebut satu-persatu yang turut mengsupport selama proses

perkuliahan hingga terseselaikan tugas akhir ini.

Demikian ucapan terima kasih yang penulis sampaikan, lebih, dan

kurangnya penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga tugas akhir ini

bermanfaat dan menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua, terutama bagi

mahasiswa Perencanaan Wilayah Kota. Mari terus berkarya, semoga apa yang kita

lakukan senantiasa mendapat ridho dari Allah SWT. Amin.

Gowa, Mei 2018

Andi Iswahyudi Raden M.P

Page 8: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam juga tidak lupa dilimpahkan kepada Rasulullah

SAW beserta keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang istiqomah mengikuti

ajarannya hingga akhir nanti.

Begitu banyak kendala dan tantangan yang penulis temui dalam

penyusunan tugas akhir ini, namun atas berkat petunjuk Allah SWT, serta

bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, maka tugas akhir yang berjudul

“Perencanaan Ekowisata Berbasis Sarana dan Prasarana (Studi Kasus:

Pantai Dato Kabupaten Majene)” dapat diselesaikan sebagai syarat dalam

penyelesaian perkuliahan pada jenjang S1 Departemen Perencanaan Wilayah dan

Kota, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan, namun penulis telah

berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik. Oleh karena itu

penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.

Penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak dan dapat menjadi acuan dalam studi selanjutnya, terutama

dalam bidang Perencanaan Wilayah dan Kota. Semoga Allah SWT meridhoi

segala usaha yang kita lakukan selama ini. Aamiin.

Gowa, 29 Mei 2018

Andi Iswahyudi Raden M.P

Page 9: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

iv

PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA

(STUDI KASUS PANTAI DATO KABUPATEN MAJENE)

Andi Iswahyudi Raden M.P1)

Slamet Trisutomo2)

Muh. Fathien Azmy2)

Universitas Hasanuddin, Indonesia

e-mail: [email protected]

1)Mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin

2)Dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin

ABSTRAK

Kabupaten Majene yang terletak di Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu daerah

yang memiliki potensi wisata seperti flora dan fauna, kondisi geografis, pantai, budaya

masyarakat dan lain sebagainya. Pantai Dato memiliki keindahan pantai tropis, pantai ini

juga terbagi dua bagian yaitu pantai berpasir dan pantai beralaskan terumbu karang

pariwisata di Kabupaten Majene harus terus dikembangkan karena dengan

berkembangnya pariwisata akan banyak sekali dampak positif yang di dapatkan dari

industri pariwisata. Selain dampak positif dari industri pariwisata, dampak negatif

terhadap lingkungan juga akan nampak karena ulah manusia dengan adanya kegiatan atau

aktivitas wisata dilokasi wisata itu sendiri. Tujuan perencanaan ini, mengidentifikasi

potensi dan masalah dan merumuskan arahan perencanaan ekowisata. Perencanaan ini

menggunakann metode analisis potensi dan masalah, skoring, spasial, foto mapping, daya

dukung kawasan dan menyusun arahan perencanaan berdasarkan matriks indeks

kesesuaian wisata dengan basis sarana dan prasarana. Hasil dari perencanaan ini, arahan

sarana dan prasarana wisata darat dan laut, serta sarana prasarana dapat menunjang

kegiatan ekowisata.

Kata kunci: Tepian air, Pantai Dato, wisata bahari, Ekowisata

Page 10: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

v

ECOTOURISM PLANNING BASED OF FACILITIES AND

INFRASTRUCTURE

(STUDY CASE : DATO BEACH, MAJENE REGENCY)

Andi Iswahyudi Raden M.P1)

Slamet Trisutomo2)

Muh. Fathien Azmy2)

Hasanuddin University, Makassar, Indonesia

E-mail : [email protected]

1)Undergraduate of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Hasanuddin

University

2)Lecturer of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Hasanuddin

University

ABSTRACT

Majene Regency located in West Sulawesi Province is one of the areas that have tourism

potentials such as flora and fauna, geographical conditions, beaches, community culture

and so forth. Dato Beach has the beauty of tropical beaches, this beach is also divided

into two parts, sandy beach and coral reef beach tourism in Majene District should

continue to be developed because with the development of tourism will give a lot of

positive impacts obtained from the tourism industry. In addition to the positive impact of

the tourism industry, negative impacts on the environment will also appear due to human

activities with the activities or tourism activities in the tourist location itself. The purpose

of this plan is to identify potentials and problems and to formulate the direction of

ecotourism planning. This plan uses potential and problem analysis methods, scoring,

spatial, photo mapping, haulage of the area and preparing the planning direction based on

the matrix of travel suitability index with the base of facilities and infrastructure. The

results of this plan is the direction of facilities and infrastructure of land and sea tourism,

as well as infrastructure facilities that can support ecotourism activities.

Keywords : Waterfront, Dato Beach, marine tourism, ecotourism.

Page 11: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

x.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

ABSTRACT ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3

C. Tujuan Perencanaan ........................................................................................... 3

D. Manfaat Perencanaan ......................................................................................... 3

E. Ruang Lingkup Perencanaan ............................................................................. 3

F. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pariwisata ........................................................................................................... 5

1. Pengertian dan Batasan Pariwisata .............................................................. 5

2. Kategori wisatawan ...................................................................................... 6

3. Jenis-jenis wisata ......................................................................................... 7

4. Komponen-komponen wisata ...................................................................... 8

5. Zonasi Kawasan ......................................................................................... 10

B. Sarana dan Prasarana ....................................................................................... 12

1. Sarana Pariwisata ....................................................................................... 12

Page 12: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

xi.

2. PrasaranaPariwisata ................................................................................... 13

C. Ekowisata ......................................................................................................... 14

1. Pengertian Ekowisata dan Prinsip-prinsipnya ........................................... 14

2. Prinsip dan Pengelolaan ............................................................................. 19

3. Daya dukung Lingkungan Ekowisata ........................................................ 20

4. Sarana dan Prasarana Ekowisata ................................................................ 22

5. Konsep Pengembangan Ekowisata ............................................................ 23

D. Daya Dukung Kawasan Wisata ....................................................................... 26

E. Peraturan dan Perundangan .............................................................................. 27

1. Undang-undang 27/2007 ............................................................................ 27

2. Peraturan Menteri ....................................................................................... 28

F. Studi Banding ................................................................................................... 29

G. Kerangka Pikir ................................................................................................. 32

BAB III METODE PERENCANAAN

A. Lokasi Perencanaan.......................................................................................... 33

B. Jenis Data ......................................................................................................... 33

1. Data Primer ................................................................................................ 33

2. Data Sekunder ............................................................................................ 33

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 35

1. Observasi Lapangan ................................................................................... 35

2. Wawancara ................................................................................................. 35

3. Dokumentasi .............................................................................................. 35

4. Telaah Pustaka ........................................................................................... 35

D. Variabel Perencanaan ....................................................................................... 35

E. Teknik Analisis ................................................................................................ 37

1. Analisis Potensi dan Masalah .................................................................... 37

2. Analisis Skoring ......................................................................................... 37

3. Analisis Spasial .......................................................................................... 41

4. Analisis Foto Mapping ............................................................................... 41

5. Analisis Daya Dukung Kawasan................................................................ 41

6. Menyusun Arahan Perencanaan ................................................................. 43

F. Kerangka Perencanaan ..................................................................................... 44

Page 13: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

xii.

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum kabupaten majene ............................................................... 45

B. Sistem jaringan utilitas ..................................................................................... 52

C. Gambaran umum lokasi Pantai Dato ............................................................... 55

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Potensi dan permasalahan .................................................................. 65

1. Karakterisitik Fisik ..................................................................................... 65

a. Kualitas Pasir dan Laut ........................................................................ 65

b. Kedalaman Air Laut ............................................................................. 66

c. Arus dan Gelombang ........................................................................... 66

d. Pasang Surut ......................................................................................... 67

e. Biota Laut ............................................................................................. 68

f. Vegetasi Pantai ..................................................................................... 68

g. Panorama Alam .................................................................................... 69

h. Kebersihan Air Laut ............................................................................. 70

i. Kebersihan dan Kenyamanan Pantai ................................................... 70

j. Kemiringan Lereng .............................................................................. 71

2. Komponen Pariwisata ................................................................................ 82

a. Objek dan Daya Tarik Wisata ............................................................ 82

b. Sarana Prasarana Pariwisata ............................................................... 84

c. Aksesibilitas ....................................................................................... 89

B. Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Wisata .............................. 90

1. Analisis Kesesuaian Wisata ....................................................................... 90

2. Analisis Daya Dukung Wisata ................................................................. 100

C. Proyeksi Pengunjung .................................................................................... 102

BAB VI PERENCANAAN

A. Arahan Atraksi Wisata ................................................................................... 103

1. Atraksi Wisata Laut ................................................................................. 103

a) Wisata berenang ................................................................................. 103

b) Wisata snorkeling ............................................................................... 104

c) Wisata menyelam ............................................................................... 104

d) Wisata berperahu................................................................................ 105

Page 14: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

xiii.

e) Kegiatan konservasi ........................................................................... 105

2. Atraksi Wisata Darat ................................................................................ 111

a) Wisata rekreasi pantai ........................................................................ 111

b) Wisata memancing ............................................................................. 111

c) Wisata panorama ................................................................................ 112

B. Arahan pembagian ruang (zonasi) ................................................................. 116

1. Zona 1 Pemanfaatan laut .......................................................................... 116

2. Zona 2 Pemanfaatan darat ........................................................................ 119

C. Arahan Sarana dan Prasarana ......................................................................... 121

1. Sarana ....................................................................................................... 121

2. Prasarana .................................................................................................. 123

D. Arahan Aksesibilitas ...................................................................................... 129

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 132

B. Saran .............................................................................................................. 133

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 134

Page 15: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

xiv.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar kelayakan menjadi daerah tujuan wisata .................................. 15

Tabel 2.2 Potensi Kegiatan Wisata Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt) ........ 26

Tabel 2.3 Potensi kegiatan wisata pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt) ............. 27

Tabel 2.4 Studi Banding ........................................................................................ 29

Tabel 3.1 Tabel Variabel Perencanaan .................................................................. 36

Tabel 3.2 Standar Tingkat Potensi Pengembangan Objek Wisata ......................... 37

Tabel 3.3 Matriks Penyusunan Analisis Skoring Penilaian Daya Dukung Kawasan

untuk Kawasan Rekreasi ...................................................................... 38

Tabel 3.4 Matriks Penyusunan Analisis Skoring Daya Dukung Kawasan untuk

Kegiatan Wisata Renang ....................................................................... 38

Tabel 3.5 Matriks Penyusunan Analisis Skoring Kriteria Daya Dukung Kawasan

Untuk Kegiatan Wisata Selam (Diving) ................................................ 39

Tabel 3.6 Matriks Penyusunan Analisis Skoring Kriteria Daya Dukung Kawasan

Untuk Kegiatan Wisata Snorkeling ....................................................... 40

Tabel 3.7 Matriks Penyusunan Analisis Skoring Kriteria Daya Dukung Kawasan

Untuk Kegiatan Wisata Berperahu ........................................................ 40

Tabel 3.8 Matriks Penyusunan Analisis Skoring Kriteria Daya Dukung Kawasan

Untuk Kegiatan Wisata Memancing ..................................................... 41

Tabel 3.9 Potensi Kegiatan Wisata Pengunjung dan Luas Area Kegiatan ............ 42

Tabel 3.10 Waktu Untuk Setiap Kegiatan dan Waktu Tersedia ............................ 43

Tabel 4.1 Luas wilayah kabupaten majene menurut kecamatan 2016 ................... 45

Tabel 4.2 Klasifikasi Ketinggian dari Permukaan Laut Menurut Kecamatan

di Kabupaten Majene, Tahun 2016 ........................................................................ 46

Tabel 4.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Wilayah Kecamatan di

Kabupaten Majene Tahun 2014 – 2015 ................................................................. 50

Tabel 4.4 Distribusi dan kepadatan Penduduk Dirinci Menurut

Wilayah Kecamatan di Kabupaten Majene Tahun 2015 ....................................... 50

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

di Kabupaten Majene Tahun 2015 ........................................................................ 51

Tabel 4.6 Letak, Jarak, dan Ketinggian Desa di Kecamatan Banggae Timur ..... 55

Page 16: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

xv.

Tabel 5.1 Analisis Potensi dan Permasalahan Kondisi Fisik Pantai Dato ............. 75

Tabel 5.2 analisis objek dan daya tarik wisata ....................................................... 82

Tabel 5.3 Analisis kondisi Sarana Pariwisata ........................................................ 84

Tabel 5.4 Analisis Kondisi Prasarana Pariwisata................................................... 85

Tabel 5.4 Standar Tingkat Potensi Pengembngan Objek Wisata........................... 92

Tabel 5.5 Matriks Kesesuaianpantai Dato Untuk Wisata Rekreasi Pantai ........... 92

Tabel 5.6 Kriteria Penilaian kegiatan Untuk Wisata Rekreasi Pantai ................... 93

Tabel 5.7 Matriks Kesesuaian Pantai Dato Untuk Wisata Berenang .................... 93

Tabel 5.8 Kriteria Penilaian Kegiatan Untuk Wisata Berenang ........................... 93

Tabel 5.9 Matriks Kesesuaian Pantai Dato Untuk Wisata Snorkeling .................. 94

Tabel 5.10 Kriteria Penilaian Kegiatan Untuk Wisata Snorkeling ....................... 94

Tabel 5.11 Matriks Kesesuaian Pantai Dato Untuk Wisata Menyelam ................ 95

Tabel 5.12 Kriteria Penilaian Kegiatan Untuk Wisata Menyelam ........................ 95

Tabel 5.13 Matriks Kesesuaian Pantai Dato Untuk Wisata Berperahu ................ 96

Tabel 5.14 Kriteria Penilaian Kegiatan Untuk Wisata Berperahu ......................... 96

Tabel 5.15 Matriks Kesesuaian Pantai Dato Untuk Wisata Memancing .............. 97

Tabel 5.16 Kriteria Penilaian Kegiatan Untuk Wisata Memancing....................... 97

Tabel 5.17 Proyeksi Wisatawan ........................................................................... 102

Tabel 6.1 Kriteria Penilaian Kegiatan Untuk Wisata Berenang ......................... 105

Tabel 6.2 Kriteria Penilaian Kegiatan Untuk Wisata Snorkeling ....................... 106

Tabel 6.3 Kriteria Penilaian Kegiatan Untuk Wisata Menyelam ........................ 106

Tabel 6.4 Kriteria Penilaian Kegiatan Untuk Wisata Berperahu ........................ 107

Tabel 6.5 Kriteria Penilaian Kegiatan Untuk Wisata Rekreasi Pantai ................ 112

Tabel 6.6 Kriteria Penilaian Kegiatan Untuk Wisata Memancing ...................... 112

Tabel 6.7 Arahan Sarana dan Prasarana Pantai Dato .......................................... 122

Page 17: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

xvi.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema konsep ekowisata.................................................................... 18

Gambar 2.2 Kerangka Pikir ................................................................................... 32

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Banggai Timur ................................... 34

Gambar 3.2 Kerangka Perencanaan ....................................................................... 44

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Majene ................................................ 46

Gambar 4.2 Peta Topografi Majene ....................................................................... 47

Gambar 4.3 Prasarana Jalan ................................................................................... 53

Gambar 4.4 Kondisi Jalan ...................................................................................... 53

Gambar 4.5 Peta lokasi perencanaan Pantai Dato Kabupaten Majene .................. 57

Gambar 4.6 Peta Kemiringan Lereng Pantai Dato Kabupaten Majene ................. 58

Gambar 4.7 Lokasi favorit untuk berenang ........................................................... 59

Gambar 4.8 Lokasi Memancing ............................................................................. 59

Gambar 4.9 Panorama Sunset Pantaia Dato .......................................................... 59

Gambar 4.10 Prasarana Jalan ................................................................................. 60

Gambar 4.11 Prasarana Jalan ................................................................................. 60

Gambar 4.12 kondisi Eksisting air bersih Pantai Dato .......................................... 60

Gambar 4.13 Lampu Penerangan ........................................................................... 61

Gambar 4.14 Kondisi Persampahan ....................................................................... 61

Gambar 4.15 Kondisi Persampahan ....................................................................... 61

Gambar 4.16 Kondisi Ruang Bilas ........................................................................ 62

Gambar 4.17 Kondisi Toilet Umum ...................................................................... 62

Gambar 4.18 Kondisi Gazebo ................................................................................ 62

Gambar 4.19 Kondisi Kios .................................................................................... 63

Gambar 4.20 Kondisi Warung ............................................................................... 63

Gambar 4.21 Peta Aksesibilitas ............................................................................. 64

Gambar 5.1 Kondisi Pasir Putih ............................................................................. 68

Gambar 5.2 Kondisi Air Laut ................................................................................ 68

Gambar 5.3 Lokasi Berenang................................................................................. 68

Gambar 5.4 Kondisi Ombak .................................................................................. 69

Gambar 5.5 Kondisi Pantai Saat Sunset ................................................................ 70

Page 18: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

xvii.

Gambar 5.6 Jenis Biota Laut Pantai Dato .............................................................. 71

Gambar 5.7 Jenis Tanaman .................................................................................... 72

Gambar 5.8 Panoraman Dari Atas Tebing ............................................................. 72

Gambar 5.9 Kondisi Sampah di Pantai Dato ......................................................... 73

Gambar 5.10 kemiringan lereng 0-5% dan 10-30% .............................................. 74

Gambar 5.11 kemiringan lereng 0-5% dan 5- 9% ................................................. 74

Gambar 5.11 Peta Persebaran Terumbu Karang .................................................... 77

Gambar 5.12 Peta Kedalaman Perairan ................................................................. 78

Gambar 5.13 Peta Kecerahan Perairan .................................................................. 79

Gambar 5.14 Peta Kemiringan Lereng .................................................................. 80

Gambar 5.15 Peta Maping Panorama Alam........................................................... 81

Gambar 5.16 Peta Aksesibilitas ............................................................................. 91

Gambar 5.17 Peta kesesuaian wisata Renang ........................................................ 98

Gambar 5.18 Peta kesesuaian wisata Snorkeling ................................................... 99

Gambar 5.19 Peta kesesuaian wisata Menyelam ................................................. 100

Gambar 5.20 Peta kesesuaian wisata Berperahu .................................................. 101

Gambar 6.1 Peta Arahan Wisata Berenang .......................................................... 108

Gambar 6.2 Peta Arahan Wisata snorkeling ........................................................ 109

Gambar 6.3 Peta Arahan Wisata Menyelam ........................................................ 110

Gambar 6.4Peta Arahan Wisata Berperahu ......................................................... 111

Gambar 6.5 Peta Arahan Area Rekreasi Pantai ................................................... 114

Gambar 6.6 Peta Arahan Wisata Memancing ...................................................... 115

Gambar 6.7 Peta Maping Wisata Panorama Alam .............................................. 115

Gambar 6.8 Peta Area Konservasi ....................................................................... 118

Gambar 6.9 Peta Area Rekreasi ........................................................................... 119

Gambar 6.10 Peta Arahan Pemanfaatan Darat .................................................... 121

Gambar 6.6 Peta Arahan Wisata Memancing ...................................................... 115

Gambar 6.6 Peta Arahan Wisata Memancing ...................................................... 115

Gambar 6.6 Peta Arahan Aksesibilitas ................................................................ 126

Page 19: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Potensi pariwisata di kawasan Indonesia Timur sangat besar. Potensi

besar itu muncul berkat kondisi geografis wilayah timur yang terdiri dari

pulau-pulau kecil. Di pulau tersebut masih tersimpan potensi wisata pantai,

hutan, dan keindahan bawah laut yang masih asri. Namun, potensi besar yang

dimiliki tersebut ternyata tidak menjamin pariwisata di Indonesia bagian timur

maju begitu pesat. Fakta yang terjadi, industri pariwisata di Indonesia Timur

sulit berkembang. Faktor utama penyebabnya adalah sarana dan prasarana

yang masih terbatas.

Kabupaten Majene yang terletak di Provinsi Sulawesi Barat merupakan

salah satu daerah yang memiliki potensi wisata, dengan daya tarik wisata

seperti flora dan fauna, kondisi geografis, pantai, budaya masyarakat dan lain

sebagainya. Hal tersebut menjadikan Kabupaten Majene potensial untuk

dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Untuk kawasan pesisir Majene yang

sangat berpotensi untuk dijadikan daerah tujuan wisata adalah Pantai Dato.

Pantai Dato merupakan sebuah wisata yang berada di Kecamatan

Banggae Timur terletak di dusun Pangale Kelurahan Baurung Kabupaten

Majene. Pantai Dato memiliki keindahan pantai tropis, Pantai ini juga terbagi

dua bagian yaitu pantai berpasir dan pantai beralaskan terumbu karang.

Keberadaan pantai yang berkarang dan menjorok ke laut juga menambah daya

pesonanya. Pantai Dato ini adalah bagian dari Rencana Detail Tata Ruang

(RDTR) rencana pola ruang zona peruntukan lainnya yakni jenis kegiatan

pariwisata yang berada di Blok A1 (peta rencana pola ruang) yang dikelola

oleh Dinas Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene.

Ekosistem terumbu karang di Pantai Dato memiliki peran yang penting

dalam mendukung kehidupan biota pesisir, aktivitas masyarakat setempat, dan

sebagai daya Tarik wisata khususnya wisata diving dan snorkling. Namun

pengelolaan dalam hal penyediaan sarana dan prasarana di Pantai Dato belum

Page 20: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

2

memadai, selain sarana dan prasarana wisata pantai, sarana prasarana untuk

mendukung kegiatan wisata juga belum ada.

Untuk itu pariwisata di kabupaten majene harus terus dikembangkan

karena dengan berkembangnya pariwisata akan banyak sekali dampak positif

yang di dapatkan dari industri pariwisata. Selain dampak positif dari industri

pariwisata, dampak negatif terhadap lingkungan juga akan nampak karena

ulah manusia dengan adanya kegiatan atau aktivitas wisata dilokasi wisata itu

sendiri. Spillane (1996) berpendapat bahwa pariwisata menimbulkan problem-

problem besar seperti polusi air dan udara, kekurangan air, keramaian lalu

lintas dan kerusakan dari pemandangan alam tradisional.

Untuk mengantisipasi hal di atas, maka dalam perencanaan kawasan

pariwisata Pantai Dato diperlukan konsep ekowisata, dimana ekowisata

merupakan kegiatan wisata yang berdampak ringan terhadap lingkungan.

Menurut Hadi (2007), prinsip-prinsip ekowisata (ecotourism) adalah

meminimalisir dampak, menumbuhkan kesadaran lingkungan dan budaya,

memberikan pengalaman positif, memberikan manfaat dan pemberdayaan

masyarakat lokal. Ekowisata dalam era pembangunan berwawasan lingkungan

merupakan suatu misi pengembangan wisata alternatif yang tidak

menimbulkan banyak dampak negatif, baik terhadap lingkungan maupun

terhadap kondisi sosial budaya.

Dari uraian tersebut di atas, maka pada kawasan wisata Pantai Dato

perlu adanya perencanaan kawasan wisata pantai berupa pengadaan sarana dan

prasarana umum maupun sarana prasarana pendukung wisata sehingga akan

dapat meningkatkan kualitas obyek wisata tersebut. Untuk itu diperlukan

Perencanaan ekowisata berbasis sarana dan prasarana.

Page 21: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan latar belakang diatas, maka dapat dilihat

bahwa kondisi eksisting terkait sarana prasarana di wilayah perencanaan

belum memadai. Dimana, sarana dan prasarana yang dimaksud merupakan

sebuah kebutuhan dari setiap wisatawan dan sebagai peningkatan kualitas

pariwisata di Pantai Dato. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat dua pokok

permasalahan yang akan diambil dalam perencanaan yaitu :

1. Bagaimana potensi dan permasalahan Ekowisata di Pantai Dato Berbasis

sarana prasarana?

2. Bagaimana arahan Perencanaan Ekowisata Pantai Dato Berbasis sarana

prasarana?

C. Tujuan Perencanaan

Adapun tujuan dalam perencanaan mengenai pengembangan wisata alam

Pantai Dato adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan ekowisata di Pantai Dato

berbasis sarana prasarana.

2. Merumuskan arahan perencanaan ekowisata Pantai Dato berbasis sarana

prasarana.

D. Manfaat Perencanaan

Adapun manfaat dari perencanaan ini yaitu mengetahui secara umum

potensi wisata di Pantai Dato. Selain itu juga perencanaan ini juga bermanfaat:

1.Bagi Pemerintah Kab. Majene, hasil perencanaan ini dapat dimanfaatkan

sebagai masukan dan referensi dalam perencanaan wisata Pantai Dato

kedepannya.

2.Bagi wisatawan, sebagai bahan informasi tentang alternatif daerah tujuan

wisata.

E. Ruang Lingkup Perencanaan

Ruang lingkup perencanaan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu ruang

lingkup materi dan ruang lingkup wilayah.

Page 22: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

4

1. Ruang Lingkup Materi.

Ruang lingkup materi yang terdapat dalam perencanaan ini adalah

ekowisata, komponen-komponen pariwisata yang dapat menunjang

kegiatan ekowisata Pantai Dato dan studi banding terkait dengan

perencanaan.

2. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah yang menjadi kawasan perencanaan yaitu Pantai

Dato di Dusun Pangale Kelurahan Baurung Kecamatan Banggae Timur

Kabupaten Majene.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan ini terbagi atas:

1. Bagian pertama merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup

perencanaan serta sistematika penulisan.

2. Bagian kedua memuat tinjauan teori yakni teori-teori dan kajian literatur

yang berkaitan dengan perencanaan. Studi banding tentang kajian kawasan

yang sudah ada dan memiliki konsep yang serupa dan berisi tentang

perundang-undangan yang mengatur mengenai perencanaan pesisir.

3. Bagian ketiga merupakan metode analisis perencanaan yang berisi tentang

metode yang digunakan dari awal perencanaan hingga selesainya

perencanaan.

4. Bagian keempat merupakan gambaran umum dan hasil survei wilayah

perencanaan yaitu gambaran umum Kabupaten Majene dan gambaran

umum Pantai Dato.

5. Bagian kelima merupakan analisis data yang terdiri atas beberapa tahapan

dengan mengaplikasikan metode analisis data untuk menjawab setiap

rumusan masalah.

6. Bagian keenam merupakan arahan perencanaan Ekowisata Pantai Dato.

7. Bagian terakhir merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan

saran.

8. Daftar pustaka berisi daftar sumber kajian literatur/referensi.

Page 23: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pariwisata

1. Pengertian dan Batasan Pariwisata

Dalam arti luas, pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu

aktifitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat

maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang. Definisi pariwisata

menurut Undang–Undang Nomor 10 Tahun 2009 “pariwisata adalah berbagai

macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang

disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah”.

Definisi pariwisata telah banyak dikemukakan oleh para ahli di bidang

pariwisata, namun dalam definisi tersebut masih terdapat beberapa perbedaan

dalam pendefinisian. Pengertian pariwisata secara luas dapat dilihat dari definisi

sebagai berikut:

a. Menurut A.J. Burkart dan S. Medlik, pariwisata berarti perpindahan orang

untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar

tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan

mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan tersebut.

b. Menurut World Tourism Organization (WTO), pariwisata adalah kegiatan

seseorang yang bepergian atau tinggal di suatu tempat di luar lingkungannya

yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara terus menerus,

untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainnya.

c. Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1990, kepariwisataan merupakan

segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan dan pengusahaan

objek dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata, usaha jasa pariwisata, serta

usaha-usaha lain yang terkait.

Dari beberapa pengertian pariwisata di atas terdapat satu kesamaan dalam

pengertian tentang pariwisata yaitu bahwa kegiatan ini merupakan fenomena yang

ditimbulkan oleh salah satu bentuk kegiatan manusia yaitu kegiatan perjalanan.

Page 24: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

6

Pada dasarnya pariwisata timbul sebagai akibat dari aktivitas manusia yang

berkaitan dengan kebutuhan manusia yaitu perjalanan. Perjalanan yang dilakukan

adalah bersifat sementara waktu, tidak untuk melakukan pekerjaan tetap dan tidak

dalam usaha untuk mencari upah/nafkah.

Dalam kegiatan pariwisata adapun orang yang melakukan kegiatan

tersebut disebut wisatawan. Pembagian jenis wisatawan dapat dibagi dalam dua

kategori, yaitu wisatawan dan ekskursionis. Wisatawan ialah setiap orang yang

datang dari suatu negara asing, yang alasannya bukan untuk menetap atau bekerja

di tempat tersebut secara teratur, membelanjakan uang yang didapatkannya di

tempat lain (Saddam, 2013). Sedangkan Ekskursionis adalah pengunjung yang

hanya tinggal sehari di negara yang dikunjunginya, tanpa menginap/bermalam. Di

dalamnya tidak termasuk orang-orang yang secara legal tidak memasuki suatu

negara asing seperti misalnya orang yang dalam perjalanan menunggu di daerah

transit di bandara. Akan tetapi istilah wisatawan tidak meliputi orang-orang

berikut:

1) Orang yang datang untuk memangku jabatan atau mengadakan usaha di

suatu negara.

2) Orang yang datang untuk menetap.

3) Penduduk daerah perbatasan dan orang yang tinggal di negara yang satu,

akan tetapi bekerja di negara tetangganya.

4) Orang yang dalam perjalanan melalui sebuah negara tanpa berhenti di

tempat itu, meskipun di negara itu lebih dari 24 jam.

2. Kategori Wisatawan

Untuk keperluan perencanaan fisik pariwisata, perlu mempertimbangkan

wisatawan yang datang berkunjung, baik wisatawan domestik maupun wisatawan

asing. Hal ini perlu dilakukan untuk menarik perbedaan antara berbagai kategori

wisata, diantaranya:

a. Wisatawan bisnis: yaitu mereka yang bepergian untuk alasan bisnis, termasuk

pameran dan menghadiri konferensi. Jenis wisatawan ini termasuk dalam

kategori wisata MICE, akronim bahasa Inggris dari "Meeting, Incentive,

Convention, and Exhibition" (Indonesia: Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan

Page 25: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

7

Pameran), dalam industri pariwisata, adalah suatu jenis kegiatan perjalanan

dimana suatu kelompok besar, biasanya direncanakan dengan matang,

berangkat bersama untuk suatu tujuan bisnis atau pameran.

b. Wisatawan khusus: seperti peziarah, mahasiswa, dan orang lain yang motif

perjalannya adalah untuk memenuhi kebutuhan atau keperluan tertentu seperti

berziarah atau belajar di suatu tempat.

c. Wisatawan rekreasi: yaitu orang yang mengunjungi tempat-tempat untuk

bersenang-senang atau keluar dari lingkungan dan rutinitas sehari-hari

mereka untuk melakukan liburan.

3. Jenis-jenis Wisata

Wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi ke dalam dua kategori

(Saddam. 2013. Pengembangan Wisata Bahari), yaitu:

a. Wisata Alam, yang terdiri dari:

1) Wisata Air, termasuk didalamnya wisata bahari, yaitu wisata yang banyak

dikaitkan dengan danau, pantai atau laut. Ditunjang oleh sarana dan

prasarana untuk berenang, memancing, menyelam, dan olahraga air

lainnya, termasuk sarana dan prasarana akomodasi, makan dan minum.

2) Wisata Etnik, merupakan perjalanan untuk mengamati perwujudan

kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang dianggap menarik.

3) Wisata Cagar Alam, merupakan wisata yang banyak dikaitkan dengan

keindahan alam, kesegaran udara serta flora dan fauna langka yang jarang

terdapat di tempat-tempat lain.

4) Wisata Buru, merupakan wisata yang dilakukan di tempat yang memiliki

daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan

digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.

5) Wisata Agro, merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan perjalanan

ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan ladang pembibitan dimana

wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan

studi maupun menikmati segarnya tanaman di sekitarnya.

Page 26: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

8

b. Wisata Sosial-Budaya, yang terdiri dari:

1) Peninggalan sejarah purbakala dan monumen, wisata ini termasuk

golongan budaya, monumen nasional, gedung bersejarah, kota, desa,

bangunan-bangunan keagamaan, serta tempat-tempat bersejarah lainnya.

2) Museum dan fasilitas budaya lainnya, merupakan wisata yang

berhubungan dengan aspek alam dan kebudayaan di suatu kawasan atau

daerah tertentu. Museum dapat dikembangkan berdasarkan pada temanya,

antara lain museum arkeologi, sejarah, seni dan kerajinan, ilmu

pengetahuan dan teknologi, industri, ataupun dengan tema khusus lainnya.

4. Komponen-komponen Wisata

Dalam pengembangan kepariwisataan, hal-hal yang harus ada dalam suatu

kawasan objek wisata menurut Spillane (1998) dalam Saddam (2013), adalah:

atraksi, fasilitas, transportasi, dan kenyamanan. Selain itu, untuk mewujudkan

sistem pariwisata yang diinginkan, maka diperlukan juga beberapa komponen

pariwisata yaitu:

a. Wisatawan

Wisatawan merupakan sistem yang sangat penting dalam suatu proses

perencanaan pariwisata karena pada dasarnya wisatawan merupakan

konsumen dari pariwisata yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan

konsumen.

b. Objek Wisata

Objek wisata merupakan tempat yang dituju oleh wisatawan untuk

mendapatkan kepuasan dari kebutuhan wisatanya. Objek wisata dibedakan

menurut daya tarik yang dimilikinya yang sifatnya tunggal atau banyak.

Semakin banyak daya tariknya, maka semakin tinggi daya tampung terhadap

aspirasi wisatawan. Untuk dapat menjadi suatu daerah tujuan wisata yang

dapat menarik minat wisatawan, sebuah objek wisata yang baik harus

memenuhi empat kriteria utama yaitu:

1) Something to see, yaitu sesuatu yang menarik untuk dilihat atau dijadikan

tontonan oleh wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut.

Page 27: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

9

2) Something to do, yaitu kegiatan atau atraksi wisata yang dapat dilakukan

oleh wisatawan ketika berkunjung ke suatu objek wisata.

3) Something to buy, yaitu di tempat tersebut terdapat fasilitas untuk

berbelanja yang pada umumnya barang yang dibeli merupakan icon atau

ciri khas dari daerah objek wisata yang dikunjungi, sehingga dapat

dijadikan sebagai oleh-oleh atau cinderamata. (Yoeti, Oka. 1997).

4) Something to feel, yaitu objek wisata harus mampu memberikan sebuah

perasaan khusus bagi wisatawan yang berkunjung. Perasaan yang berupa

perasaan senang, relax, dan bahagia ketika berada di sebuah objek wisata

yang mana memberikan sebuah perasaan yang berbeda dengan lingkungan

sehari-hari wisatawan.

c. Sarana dan Prasarana Pariwisata

Prasarana pariwisata adalah segala fasilitas yang memungkinkan proses

perkonomian berjalan lancar, sehingga memudahkan wisatawan memenuhi

kebutuhannya. Fasilitas pariwisata terdiri dari beberapa jenis yaitu sarana dan

prasarana pokok, pelengkap dan penunjang/pendukung. Sarana dan prasarana

pariwisata ini adalah untuk mendukung kelancaran aktivitas pariwisata.

Dari ketiga komponen tersebut di atas, dapat menjadi nilai jual terhadap

pengembangan pariwisata yang dapat menahan wisatawan untuk tinggal

berhari-hari dan diharapkan dapat menarik wisatawan untuk berkunjung

berkali-kali ke suatu objek wisata.

Untuk pengembangan pariwisata di Pantai Dato dapat dilihat dari jenis

wisatanya yang termasuk wisata alam, dimana merupakan wisata air.

Adapun dari segi komponen-komponen wisata seperti sarana dan prasarana

pariwisata sudah seharusnya untuk diperbaiki kembali agar wisatawan dapat

menikmati objek wisata tanpa ada keluhan.

Page 28: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

10

d. Aksesibilitas

Bidang kepariwisataan sangat erat hubungannya dengan aksesibilitas.

Aksesibilitas yang dimaksud adalah frekuensi penggunaan kendaraan yang

dimiliki dapat mempersingkat waktu dan tenaga serta lebih meringankan

biaya perjalanan. Menurut Oka.A.Yoeti (1997) bahwa aksesibilitas adalah

kemudahan dalam mencapai daerah tujuan wisata baik secara jarak geografis

atau kecepatan teknis, serta tersedianya sarana transportasi ke tempat tujuan

tersebut. Kondisi transportasi itu seperti jalan, keberadaan moda angkutan,

terminal, stasiun pengisian bahan bakar dan lainnya.

Tamin (2000) mengatakan bahwa indikator aksesibilitas ada tiga yaitu

jarak, waktu, dan biaya. Jika suatu tempat berdekatan dengan tempat lainnya

dapat dikatakan aksesibilitas antara kedua tempat tersebut tinggi. Sebaliknya

jika berjauhan aksesibilitas antara keduanya rendah. Apabila antar kedua

tempat memiliki waktu tempuh yang pendek maka dapat dikatakan kedua

tempat itu memiliki aksesibilitas yang tinggi dan sebaliknya. Selain itu biaya

juga dapat menunjukkan tingkat aksesibilitas, biaya disini dapat merupakan

biaya gabungan yang menggabungkan waktu dan biaya sebagai ukuran untuk

hubungan transportasi.

5. Zonasi Kawasan

Penataan ruang akan mempengaruh penyusunan rencana kawasan pariwisata

yang merupakan inti dari seluruh perencanaan pengembangan parawisata Salah

satu aspek penting dalam perencanaan kawasan adalah penyusunan dan

penetapan zonasi kawasan. Pengertian dari zonasi adalah membagi area

dalam suatu tapak kedalam beberapa area (zona) yang sesuai tata guna lahan.

Penentuan zonasi dalam suatu kawasan pariwisata perlu mempertimbangkan:

a. Kerentanan ekosistem serta nilai keanekaragaman hayati darat dan laut;

b. Keterkaitan geografis, sosial-ekonomi, sosial budaya di lokasi ;

c. Status kawasan ;

d. Penetapan pemerintah daerah tentang penataan ruang ;

e. Nilai sejarah dan karakteristik kawasan ;

f. Aksesibititas ;

Page 29: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

11

g. Keamanan, kebutuhan dan kenyamanan pengunjung ;

h. Optimalisasi potensi atraksi wisata yang tersedia ;

i. Akses ruang bagi masyarakat terhadap wilayah- wilayah yang menjadi

kepentingan umum seperti sumber air tawar, pantai dan daerah tangkapan

ikan ;

j. Bencana alam (natural disaster).

Pembagian zona dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri No.17 tahun

2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Pasal 31 ayat 2 yang membagi sistem zonasi ke dalam tiga zona yaitu zona inti,

zona pemanfaatan terbatas, dan zona lainnya yang sesuai dengan

peruntukan kawasan sebagai berikut:

a. Zona inti : daerah ini diperuntukkan mutlak bagi perlindungan ekosistem

terumbu karang sebagai wilayah konservasi, kawasan hutan kota dan kawasan

mangrove

b. Zona pemanfaatan terbatas : daerah ini diperuntukkan untuk jenis- jenis

kegiatan seperti :

1) Wisata pantai, dimana kegiatan yang bisa dilakukan meliputi :

berjemur, menikmati sunset dan sunrise serta berenang, wisata

snorkeling dan selam ataupun aktifitas wisata lain yang dapat dilakukan

dipinggir pantai.

2) Budidaya, dimana kegiatan yang bisa dilakukan meliputi : budidaya

rumput laut dan budidaya keramba jaring apung (KJA) serta budidaya

mutiara

3) Wisata budaya dan sejarah, pada kawasan ini terdapat objek wisata

seperti Makam Sultan Buton VIII, gowa keramat “Liana bente”, rumah

adat Buton, pembuatan sarung tenun khas Buton hingga pengunaan

bahasa Buton (Pogau Malau) yang masih digunakan masyarkat dalam

kesehariannya

c. Zona bebas : daerah ini diperuntukkan untuk masyarakat dalam melakukan

aktivitas sosial ekonominya seperti kawasan permukiman,pendudukan,

Page 30: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

12

hingga pemanfaatan diwilayah laut untuk menangkap ikan, parkir pelahu

dan kawasan pelabuhan.

B. Sarana dan Prasarana

1. Sarana Pariwisata

Sarana pariwisata adalah hal-hal yang keberadaannya adalah berhubungan

dengan usaha untuk membuat wisatawan lebih banyak datang, lebih banyak

mengeluarkan uang di tempat yang dikunjunginya. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat

dalam mencapai maksud atau tujuan. Dalam kepariwisataan dikenal ada tiga

macam sarana, yakni:

a. Sarana Pokok Kepariwisataan

Yakni perusahaan-perusahaan yang fungsinya adalah menyediakan fasilitas

pokok kepariwisataan. Sarana ini juga dibagi ke dalam tiga bagian, antara lain :

1) Receptive Tourist Plan

Adalah perusahaan yang mempersiapkan perjalanan dan penyelenggaraan

tour, sightseeing bagi wisatawan.

Contoh : travel agent, tour operator, tourist transportation, dan lain-lain.

2) Akomodasi

Adalah perusahaan yang memberikan pelayanan untuk menginap, Contoh :

hotel, motel, dan jenis akomodasi lainnya.

3) Perusahaan angkutan (transportasi wisata baik darat, laut mupun udara)

4) Restoran/Tempat makan

b. Sarana Pelengkap Kepariwisataan

Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan atau tempat yg

menyediakan fasilitas yang fungsinya melengkapi sarana pokok dan membuat

wisatawan dapat lebih lama tinggal di suatu daerah tujuan wisata.

1) Sarana Ketangkasan

2) Perlengkapan wisata atau fasilitas rekreasi dan olah raga air.

c. Sarana Penunjang Kepariwisataan (supporting tourism superstructure)

Sarana Penunjang Kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana

pelengkap dan sarana pokok. Berfungsi tidak hanya membuat wisatawan

Page 31: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

13

tertahan lebih lama tetapi berfungsi agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan

uang di daerah yang dikunjunginya seperti :

1) Karaoke/ Entertaint

2) Ruang Atraksi Wisata

Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek wisata

tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif

maupun kualitatif.

2. Prasarana Pariwisata

Prasarana adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian,

dalam hal ini adalah sektor pariwisata dapat berjalan dengan lancar sedemikian

rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk memenihi kebutuhannya.

Menurut KBBI Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Jadi fungsinya

adalah melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan

sebagaimana mestinya.

Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumberdaya manusia yang

mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata,

seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya.

Suwantoro (2004:21)

Prasarana khusus bagi pariwisata dapat dikatakan tidak ada. Pembagunan

prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan

daya tarik obyek wisata itu sendiri. Disamping berbagai kebutuhan yang telah

disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah

tujuan wisata, seperti bank, apotik. Untuk lebih jelasnya Prasarana dibagi atas tiga

komponen :

a. Prasarana Umum

Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi kelancaran

perekonomian. Adapun yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya ialah:

- Jaringan Air bersih,

- Jaringan Listrik,

- Jaringan Jalan,

Page 32: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

14

- Drainase : Sanitasi dan Penyaluran Limbah

- Sistem Persampahan dan

- Jaringan Telekomunikasi dan Internet

b. Prasarana Penunjang (RS,Apotek, Pusat Perdagangan, Kantor Pemerintah,

Perbankan).

c. Prasarana Wisata (Kantor Informasi, Tempat Promosi dan Tempat

Rekreasi , pengawas pantai).

Menurut Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik

Indonesia nomor 17 tahun 2014 tentang Standar Usaha Kawasan Pariwisata.

Sarana dan Prasarana yang harus ada pada suatu tempat atau objek wisata adalah:

1. Ruang kantor yang dilengkapi peralatan dan perlengkapan dengan sistem

pencahayaan dan sirkulasi udara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2. Toilet pria dan wanita yang terpisah dengan sirkulasi udara dan

pencahayaan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

3. Peralatan komunikasi yang terdiri dari telepon, faksimili, dan/atau

fasilitas internet.

4. Ruang atau tempat ibadah dengan kelengkapannya.

5. Fasilitas parkir yang bersih, aman, dan terawat.

6. Pengelolaan limbah cair dan padat sesuai dengan ketentuan.

Dari penjelasan diatas bahwa sarana dan prasarana yang harus tersedia

disetiap objek wisata meliputi kantor pengelola, toilet, air bersih, jaringan telepon

dan internet, listrik, peribadatan, parkir, pos pengamanan, drainase dan

persampahan.

Menurut Lothar A. Kreck dalam Yoeti, 1996 ada beberapa standar kelayakan

untuk menjadi daerah tujuan wisata yang terdiri dari enam belas kriteria dengan

standar minimal masing-masing. Enam belas kriteria tersebut adalah sebagai

berikut:

Page 33: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

15

Tabel 2.1 Standar kelayakan menjadi daerah tujuan wisata

No. Kriteria Standar Minimal

1 Objek Terdapat salah satu dari unsur alam, sosial ataupun budaya.

2 Akses Adanya jalan, adanya kemudahan, rute, tempat parkir, dan harga parkir

yang terjangkau.

3 Akomodasi Adanya pelayanan penginapan (hotel, wisma, losmen, dan lalin-lain).

4 Fasilitas Agen perjalanan, pusat informasi, salon, fasilitas kesehatan, pemadam

kebakaran, hydrant, TIC (tourism information centre), guide (pemandu

wisata), plang informasi, petugas memeriksa masuk dan keluarnya

wisatawan (petugas entry dan exit).

5 Transportasi Adanya transportasi lokal yang nyaman, variatif yang menghubungkan

akses masuk.

6 Catering

Service

Adanya pelayanan makanan dan minuman (restaurant, rumah makan,

warung nasi dan lain-lain).

7 Aktifitas

Rekreasi

Terdapat sesuatu yang dilakukan di lokasi wisata, seperti berenang, terjun

payung, berjemur, berselancar, jalan-jalan dan lain-lain.

8 Perbelanjaan Adanya tempat pembelian barang-barang umum.

9 Komunikasi Adanya televisi, telepon umum, radio, sinyal telepon, seluler, penjual

voucher (isi ulang pulsa seluler) dan internet akses.

10 Sistem

Perbankan

Adanya bank (beberapa jumlah dan jenis bank dan ATM beserta

sebarannya).

11 Kesehatan Poliklinik poli umum/ ketersediaan pelayanan apotik.

12 Keamanan Adanya jaminan keamanan (petugas khusus, pengawas pantai, rambu-

rambu perhatian).

13 Kebersihan Tempat sampah dan rambu-rambu peringatan tentang kebersihan.

14 Sarana Ibadah Terdapat salah satu sarana ibadah bagi wisatawan.

15 Sarana

Pendidikan

Terdapat salah satu sarana pendidikan formal.

16 Sarana

Olahraga

Terdapat alat dan perlengkapan untuk berolahraga.

Sumber : Lothar A. Kreck dalam Yoeti, 1996

Page 34: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

16

C. Ekowisata

1. Pengertian Ekowisata dan Prinsip-Prinsipnya

Ekowisata selama ini mempunyai beragam definisi, satu definisi melengkapi

definisi lainnya. Kekhawatiran baru timbul ketika istilah ekowisata digunakan

hanya sebagai label dalam memasarkan produk wisata yang berbasis alam untuk

memanfaatkan peluang emas dan kecenderungan pasar yang ada. Dalam hal ini

tidak saja terjadi kesalahpahaman tentang istilah ekowisata, tetapi lebih dalam lagi

telah terjadi “pemanfaatan” istilah tersebut. Kata “eko” hanya merupakan

pengganti istilah “alam”. dalam ekoturisme : petunjuk untuk perencanaan dan

pengelolaan (western 1995), ekowisata diartikan sebagai suatu “responsible

travel” ke lingkungan alami yang mendukung konservasi dan meningkatkan

kesejahteraan penduduk setempat.

Menurut fandeli dan mukhlison (2000), ekowisata mempunyai dua

pengertian yaitu sebagai perilaku dan industri. Sebagai perilaku, pengertian

ekowisata dapa diartikan sebagai kunjungan ke daerah-daerah yang masih bersifat

alami. Pengertian ini menumbuhkan istilah ekowisata yang sering kita dengar

yaitu wisata alam. namun pengertian ini belum menampung substansi penting

yang seharusnya tercermin dalam kegiatan tersebut, yaitu ikut melindungi dan

memelihara kawasan yang dikunjungi. Sedangkan pengertian ekowisata sebagai

suatu industri telah mengembangkan pemahaman bahwa kegiatan-kegiatan wisata

diwilayah yang masih alami harus dilakukan dengan membangun kerja sama

antara seluruh pelakunya, pemerintah, swasta dan masyarakat dan manfaat yang

diperoleh selayaknya kembali tidak hanya kepada para pelakunya namun terutama

kepada usaha-usaha untuk melestarikan wilayah tersebut dan mensejahterakan

masyarakatnya.

Selanjutnya fandeli dan mukhlison (2000), menyatakan bahwa ekowisata

mempunya 4 prinsip, yaitu :

a. Konservasi : kegiatan wisata tersebut membantu usaha pelestarian alam

setempat dengan dampak negative semaksimal mungkin.

Page 35: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

17

b. Pendidikan : wisatawan yang mengikuti kegiatan tersebut akan

mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai keunikan biologis, ekosistem dan

kehidupan social masyarakat dikawasan dikunjungi.

c. Sosial : masyarakat mendapat kesempatan untuk menjalankan kegiatan

tersebut.

d. Ekonomi : kegiatan wisata ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat

disekitar kawasan wisata tersebut.

Melalui kegiatan pengelolaan untuk keperluan ekowisata ada beberapa

alasan untuk mengembangkan manfaat ekowisata yaitu (Selvi Tebay 2004):

1. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi membawa kepada peningkatan

pendapatan masyarakat, sehingga menimbulkan perubahan pola konsumsi

terutama dibidang jasa.

2. Jumlah penduduk yang besar membutuhkan adanya lapangan kerja dan

lapangan berusaha khususnya untuk masyarakat pedesaan atau yang berada

disekitar kawasan konservasi.

3. Semakin terbentuknya kesadaran masyarakat internasional maupun nasional

terhadap kelestarian sumberdaya hayati.

4. Pengembangan manfaat ekowisata ini dapat memberikan pendapatan atau

pemasukan bagi kepentingan pemerintah dan pengelola.

5. Mempunyai dampak ekonomi ganda (multiplier effect) yang cukup besar

sehingga dapat berperan terhadap pembangunan ekonomi wilayah maupu

nasional.

Kegagalan yang diakibatkan oleh keetidakseimbangan pengembangan

kawasan wisata alam sehingga menimbulkan dampak-dampak negatif dari

keberadaan kawasan wisata tersebut seperti (Selvi tebay 2004) :

1. Distorsi atau hilangnya potensi-potensi ekonomi, baik bagi pengelola atau

pemilik kawasan wisata maupun masyarakat setempat (local), distorsi ini

karena terjadi hubungan yang tidak harmonis antara kawasan wisata dengan

masyarakat local. Ketidakharmonisan ini disebabkan oleh sebagian besar

fasilitas wisata dan lapangan kerja yang ada dikuasai oleh orang-orang luar.

Page 36: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

18

2. Tersisihnya masyarakat local, hal ini terjadi ketika sebagian fasilitas yang

ada hanya diperuntukan bagi wisatawan dan tertutup bagi masyarakat local.

Ketersisihan ini dalam jangka panjang akan menimbulkan konflik dan

kebencian baik terhadap wisatawan maupun pengelola kawasan wisata.

3. Degradasi lingkungan, hal ini terjadi karena jika pengembangan wilayah dan

eksploitasi daya Tarik dan wisata menghasilkan aspek kelestarian

lingkungan. Degradasi lingkungan ini akan menyebabkan kawasan wisata

kehilangan daya tariknya.

4. Degradasi identitas dan integritas budaya. Hal ini terjadi akibat adanya over

komersialisasi budaya-budaya tradisional yang ada, sehingga menimbulkan

perubahan-perubahan negative dalam masyarakat. Daya Tarik budaya

terlalu dieksploitasi dan disesuaikan dengan wisatawan, sehingga

masyarakat kehilangan kesakralan dan integritas nilai-nilai budaya yang

sebelumnya ada.

Konsep ekowisata yang menjelaskan bahwa manusia (wisatawan) dan alam

(termasuk didalamnya kehidupan penduduk local) menjadi input dari kegiatan

tersebut, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1. Skema konsep ekowisata

sumber: Selvi Tebay 2004

Berdasarkan gambar 1 di atas, maka output dari proses dalam kegiatan

ekowisata ada dua macam:

1. Output langsung adalah unsur hiburan dan penambahan pengetahuan

yang langsung dirasakan oleh manusia. Sedangkan output langsung bagi

Page 37: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

19

alam adalah perolehan dan yang sebagian akan difungsikan untuk

mengelola kegiatan konservasi alam secara swadaya.

2. Output tak langsung yaitu berupa tumbuhnya kesadaran dalam diri

wisatawan untuk lebih memperhatikan sikap hidupnya agar kegiatan

yang dilakukannya tidak berdampak buruk pada alam. kesadaran ini

diharapkan timbul akibat adanya kesan mendalam yang diperoleh

wisatawan selama berinteraksi aktif secara langsung dengan lingkungan

alam, disertai pemahaman-pemahaman ekologis yang dituturkan oleh

guide pendampingnya.

2. Prinsip dan Pengelolaan

Menurut siregar (1999), pada saat ini telah dikembangkan paradigm baru

dalam pengelolaan konservasi. Paradigm baru yang dilaksanakan dengan

memberdayakan peran serta masyarakat dalam perencanaan pengelolaan kawasan

yang didasarkan pada co-ownership, cooperation, dan responsibility. Penjabaran

dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan ekowisata dapat

dilaksanakan dengan prinsip :

a. Prinsip co-ownership

Kawasan yang akan dikembangkan untuk ekowisata adalah milik

bersama. Pemanfaatan dan perlindungan dilaksanakan bersama

berlandaskan pada nilai kearifan teknologi dan budaya local. Didalam

perencanaan aspek ini harus dipertimbangkan menjadi sangat

memerlukan keberhasilan dalam pengelolaan.

b. Prinsip co-operation

Dalam pengelolaan kawasan untuk ekowisata dilakukan dengan prinsip

mengatur peranan masing-masing yang dapat dilakukan oleh masyarakat

dan seluruh stakeholder.

c. Prinsip co-responsibility

Dalam pengelolaan kawasan untuk ekowisata, kegiatan perlindungan dan

pembinaan kawasan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,

masyarakat dan stakeholders.

Page 38: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

20

Suatu upaya pengembangan wisata akan mengalami kegagalan bila tidak

direncanakan. Adanya perencanaan akan dapat dicari alternative cara atau usaha

yang efisien, rasional untuk mencapai tujuan. Perencanaan ekowisata

dimaksudkan untuk dapat melestarikan sumberdaya alam yang ada, dengan cara

pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dan ekosistem ekowisata

yang berdasarkan konservasi.

3. Daya Dukung Lingkungan Ekowisata

Daya dukung ekowisata tergolong spesifik dan lebih berhubungan dengan

daya dukung lingkungan (biofisik dan social) terhadap kegiatan pariwisata dan

pengembangannya (wolters 1991 dalam Ceballos-lascurian 1996). Daya dukung

ekowisata juga diartikan sebagai tingkat atau jumlah maksimum pengunjung yang

dapat ditampung obyek wisata alam tersebut dilampaui, maka akan

terjadikemerosotan sumberdaya, kepuasan pengunjung tidak terpenuhi, dan akan

memberikan dampak merugikan terhadap masyarakat, ekonomi dan budaya

(melntyre dan Hetherington 1991 dalam Ceballos-lascurain 1996). Selanjutnya

ditambahkan bahwa kapasitas social psikologi dari lingkungan ekowisata dapat

mendukung aktivitas dan pengembangan ekowisata (pearce dan kirk 1986 dalam

Ceballos-lascurain 1996).selanjutnya ditambahkan bahwa kapasitas social dan

psikologi dari lingkungan dapat mendukung aktivitas pengembangan ekowisata

(pearce dan kirk 1986 dalam Ceballos-lascurain1996).

Komponen dasar yang mempengaruhi daya dukung ekowisata antara lain :

a. Komponen Biofisik

Komponen yang mempengaruhi daya dukung terutama berkaitan erat

dengan sumber daya alam. pada kenyatataannya tidak ada system biofisik

yang tidak terbatas pemanfaatannya. Daya dukung ekowisata suatu obyek-

obyek wisata alam ditentukan oleh kemampuan sumberdaya alam dalam

mendukung kegiatan alam tersebut. Beberapa indikasi kearah terjadinya

penurunan populasi satwa liar, perubahan atau hilangnya habitat satwa liar

dapat dipergunakan sebagai tanda-tanda bahwa daya dukung komponen

biofisik akan terlampaui.

Page 39: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

21

b. Komponen Sosial Budaya

Perubahan social budaya pada masyarakat dapat terjadi akibat dampak

kegiatan ekowisata pada suatu tingkat tertentu. Namun demikian cukup sulit

untuk membedakan apakah dampak negative tersebut berasal darikegiatan

ekowisata atau kegiatan lainnya. Daya dukung social budaya lebih ditekankan

pada suatu populaasi rumah tangga penduduk yang akan terkena dampak.

Persepsi bahwa dampak negative lebih lanjut dari kegiatan ekowisata diantara

penduduksetempat (indigenous people) dan wisatawan atau kedua kelompok

tersebut, serta beberapa perhatian dapat diberikan prioritas agar tidak terjadi

dampak negative lanjutan yang dapat melampaui daya dukung obyek wisata.

c. Komponen Psycologi

Komponen psycologi dari daya dukung ekowisata lebih ditekankan pada

jumlah maksimum pengunjung yang dapat ditampung suatu area pada masing-

masing lokasi (obyek wisata alam), tipe atau maacam atraksi yang ditawarkan

serta karakteristik khusus dari wisatawan. Diperkirakan daya dukung

psikologis obyek wisata alam berkisar antara 20 m2

untuk tiap pengunjung

pada suatu titik (atau 1 m2/orang, tergantung pada kondisi tampak obyek)

sampai 10 m2/orang yang menggunakan area perkemahan dengan kepadatan

tinggi atau sampai meluas 1 ha (pada kondisi obyek wisata terisolasi pada

zona rimba) (boullen 1985 dalam Ceballos-lascurain 1996).

d. Komponen Manajerial

Daya dukung obyek wisata alam ditinjau dari komponen manajerial

merupakan jumlah pengunjung maksimum yang masih dapat dikelola pada

suatu area ekowisata (obyek wisata alam). komponen manajerial dipengaruhi

oleh tipe dan jumlah fasilitas fisik yangtersedia bagi pengunjung. Diantara

factor-faktor penting yang perlu diperhatikan pada komponen manajerial

adalah : jumlah staf, waktu dimulainya acara, keterbatasan fasilitas pada

pelayanan, ruang parker atau dermaga.

Secara umum alam secara reflex dapat merehabilitasi kembali lingkungan

melalui satusiklus yang continue dan berkesinambungan dengan daya

kelentingannya. Tetapi seringkali kerusakan lingkungan yang berlebihan

Page 40: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

22

akibat dampak negative yang berlebihan membutuhkan waktu yang cukup

lama bagi alam untuk memperbaharuinya. Untuk itu perlu upaya menjaga agar

kerusakan yang ditimbulkan akibat melebihi kemampuan alam untuk

merehabilitasinya secara alami.

4. Sarana dan Prasarana Ekowisata

Dalam pengembangan Ekowisata, aspek sarana dan prasarana memiliki dua

sisi kepentingan, yaitu: (1) Sebagai alat memenuhi kebutuhan ekowisata; dan (2)

sebagai pengendalian dalam rangka pemelihara keseimbangan lingkungan.

Pembangunan sarana dan prasarana dapat meningkatkan daya dukung

pengembangan ekowisata, sehingga upaya pemanfaatan dapat dilakukan secara

optimal (Dephut, 2010 dalam pengelolaan ekowisata pesisir dan laut).

a. Sarana Ekowisata

Sarana dan prasarana wilayah sangat penting dalam mendukung kegiatan

Ekowisata. Ada tiga macam sarana ekowisata yaitu: sarana pokok, sarana

pelengkap, dan sarana penunjang.

1) Sarana Pokok

Sarana pokok Ekowisata adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya

sangat tergantung kepada lalu lintas wisatawan dan penunjang lainnya.

Fungsinya adalah memberikan fasilitas pokok yang dapat memberikan

pelayanan bagi wisatawan. Adapun perusahan yang termasuk dalam

kelompok ini adalah: 1) perusahaan yang usaha kegiatannya

mempersiapkan dan merencanakan perjalanan wisatawan, seperti

menyelenggarakan tour, biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata,

dan lain-lain; dan 2) perusahaan yang memberikan pelayanan diobjek

daerah tujuan wisata yaitu perusahaan yang memberikan jasa pelayanan

untuk menginap, menyediakan makanan dan minuman di daerah wisata,

seperti hotel, rumah tinggal, restoran, dan lain-lain.

2) Sarana Pelengkap

Sarana pelengkap ekowisata adalah fasilitas yang melengkapi sarana

pokok sedemikian rupa sehingga dapat membuat wisatawan lebih lama

Page 41: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

23

tinggal di lokasi Ekowisata yang dikunjunginya. Sarana yang termasuk

dalam kelompok ini adalah fasilitas untuk olah raga dan sebagainya.

3) Sarana Penunjang

Sarana penunjang Ekowisata adalah fasilitas yang diperlukan wisatawan

dan berfungsi tidak hanya melayani kebutuhan pokok dan sarana

pelengkap tetapi juga memiliki fungsi yang lebih penting, yaitu agar

wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang

dikunjungi tersebut. Sebagai contoh toko souvenir dan lain-lain.

b. Prasarana Ekowisata

Prasarana Ekowisata adalah sumber daya alam buatan yang mutlak

dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti

jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya.

Prasarana wisata tersebut perlu dibangun dengan disesuaikan lokasi dan kondisi

objek wisata yang bersangkutan. Pembangunan prasarana wisata yang

mempertimbangkan kondisi dan lokaksi akan meningkatkan aksesibilitas suatu

objek Ekowisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek

Ekowisata itu sendiri.

5. Konsep Pengembangan Ekowisata

Kegiatan ekowisata di Indonesia diatur Peraturan Menteri Dalam Negeri No.

33 Tahun 2009. Secara umum objek kegiatan ekowisata tidak jauh berbeda dari

kegiatan wisata alam biasa, namun memiliki nilai-nilai moral dan tanggung jawab

yang tinggi terhadap objek wisatanya.

1. Wisata pemandangan:

Objek-objek alam (pantai, air terjun, terumbu karang)

Flora (hutan, tumbuhan langka, tumbuhan obat-obatan)

Fauna (hewan langka dan endemik)

Perkebunan (teh, kopi)

2. Wisata petualangan:

Kegiatan alam bebas (lintas alam, berselancar)

Ekstrem (mendaki gunung, paralayang)

Berburu (babi hutan)

Page 42: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

24

3. Wisata kebudayaan dan sejarah:

Suku terasing (orang Rimba, orang Kanekes)

Kerajinan tangan (batik, ukiran)

Peninggalan bersejarah (candi, batu bertulis, benteng kolonial)

4. Wisata penelitian:

Pendataan spesies (serangga, mamalia dan seterusnya)

Pendataan kerusakan alam (lahan gundul, pencemaran tanah)

Konservasi (reboisasi, lokalisasi pencemaran)

5. Wisata sosial, konservasi dan pendidikan:

Pembangunan fasilitas umum di dekat objek ekowisata (pembuatan sarana

komunikasi, kesehatan)

Reboisasi lahan-lahan gundul dan pengembang biakan hewan langka

Pendidikan dan pengembangan sumber daya masyarakat di dekat objek

ekowisata (pendidikan bahasa asing, sikap)

Pada hakekatnya ekowisata yang melestarikan dan memanfaatkan alam dan

budaya masyarakat, jauh lebih ketat dibanding dengan hanya keberlanjutan.

Pembangunan ekowisata berwawasan lingkungan jauh lebih terjamin hasilnya

dalam melestarikan alam dibanding dengan keberlanjutan pembangunan. Sebab

ekowisata tidak melakukan eksploitasi alam, tetapi hanya menggunakan jasa alam

dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan, fisik dan psikologis

wisatawan. Bahkan dalam berbagai aspek ekowisata merupakan bentuk wisata

yang mengarah ke metatourism. Ekowisata bukan menjual destinasi tetapi

menjual filosofi. Dari aspek inilah ekowisata tidak akan mengenal kejenuhan

pasar.

Selain dari sisi konservasi menguntungkan, penerapan konsep ekowisata juga

dapat dilihat dari sisi ekonomi, khususnya bagi peningkatan perekonomian

masyarakat setempat. Dari sisi ekonomi, ekowisata menciptakan lapangan

pekerjaan di wilayah terpencil dan belum berkembang. Pada umumnya ekowisata

diasumsikan membutuhkan sedikit investasi untuk pembangunan prasarananya.

Penekanan ekowisata pada sumber daya lokal dan peluang kerja menjadikan

Page 43: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

25

ekowista sebagai peluang bagi negara yang sedang berkembang dan mempunyai

potensi alam yang tinggi.

Faktor pengembangan masyarakat setempat merupakan tujuan akhir dari

pengembangan pariwisata berdasarkan konsep ekowisata. The Ecotourism Society

mengemukakan ada beberapa tahapan untuk mengembangakn konsep ekowisata

pada suatu kawasan pariwisata yaitu:

1. Pertama, menilai situasi dan potensi wisata yang akan dikembangkan. Pada

tahapan ini meliputi juga aspirasi masyarakat yang akan dijadikan obyek

wisata dengan konsep ekowisata.

2. Kedua, menentukan situasi pariwisata yang diinginkan dan mengidentifikasi

langkah untuk mencapai tujuan. Hal ini disesuaikan dengan potensi wilayah

yang ada.

3. Ketiga, merancang strategi pengembangan terhadap obyek wisata yang akan

dikembangkan. Pada tahapan ini direncanakan tahapan pengembangan obyek

wisata yang akan dikembangkan.

Pengembangan konsep ekowisata pada lokasi wisata ditentukan oleh pihak

yang terlibat terhadap pengembangan terdiri dari masyarakat, perusahaan swasta

sebagai operator, organisasi lingkungan non profit yang peduli terhadap

pelestarian lingkungan dan pemandu wisata.

Berdasarkan aspek tersebut, faktor masyarakat sebagai tujuan akhir dari

pengembangan kawasan wisata menentukan terhadap penerapan konsep

ekowisata. Masyarakat harus dilibatkan secara aktif agar sadar terhadap potensi

yang sumber daya yang dimiliki sehingga dapat berpartisipasi terhadap

pengelolaan kawasan wisata yang akan meningkatkan pendapatan. Pada tahap

awal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memberi gambaran kepada

masyarakat terhadap potensi wilayahnya dan memberdayakan masyarakat dalam

hal pengelolaan kawasan wisata. Untuk mewujudkan hal ini, peran pemerintah

dan lembaga pendamping sangat penting karena umumnya masyarakat tidak

mampu mengelola potensi wilayahnya. Dengan pengenalan terhadap potensi

wilayahnya diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif terhadap

pengelolaan obyek wisata.

Page 44: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

26

Sesuai dengan prinsip pengembangannya, konsep ekowisata tidak saja

memperhatikan aspek ekologi tetapi juga ekonomi. Beberapa pengalaman

pengembangan kawasan pariwisata yang menerapkan konsep ekowisata

menunjukkan peningkatan perekonomian sebagai dampak yang ditimbulkan oleh

kegiatan pariwisata. Keuntungan yang diperoleh dalam pengembangan pariwisata

pada suatu wilayah sesungguhnya akan dijadikan subsidi untuk mengelola

pelestarian lingkungan pada kawasan tersebut. Pada tahap ini terjadi siklus yang

saling menguntungkan antara alam dan manusia

D. Daya Dukung Kawasan Wisata

Daya dukung kawasan wisata disesuaikan karakteristik sumberdaya dan

peruntukannya. Kebutuhan manusia akan ruang diasumsikan dengan keperluan

ruang horizontal untuk dapat bergerak bebas dan tidak merasa terganggu oleh

keberadaan manusia(pengunjung) lainnya, (yulianda, 2007).

DDK = x

x

Keterangan:

DDK : daya dukung kawasan (orang)

K : potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang)

Lp : luas area (m2) atau panjang area (m) yang dapat dimanfaatkan

Lt : unti area untuk kategori tertentu (m2 atau m)

Wt : waktu yang disediakan untuk kegiatan dalam satu hari (jam)

Wp : waktu yang dibutuhkan pengunjung untuk setiap kegiatan (jam)

Tabel 2.2 Potensi Kegiatan Wisata Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt)

No

Jenis Kegiatan

K

(𝛴 Pengunjung)

Unit Area

(Lt)

Keterangan

1 Selam 2 1000 m2

Setiap 2 orang dalam 100m x 100m

2 Snorkling 1 250 m2

Setiap 1 orang dalam 50 m x 50 m

3 Wisata lamun 1 250 m2

Setiap 1 orang dalam 50 m x 50 m

4 Wisata mangrove 1 50 m2

Dihitung panjang track, setiap 1

orang sepanjang 50 m

5 Rekreasi pantai 1 50 m2 1 org sepanjang 50 m pantai

6 Wisata olahraga 1 50 m2 1 org sepanjang 50 m pantai

Sumber: Yulianda (2007).

Page 45: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

27

Waktu kegiatan pengunjung (Wp) dihitung berdasarkan lamanya waktu

yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. Kegiatan

wisata dapat dirinci lagi berdasarkan kegiatan yang dilakukan misalnya,

menyelam, snorkeling, berenang, berjemur, dan sebagainya. Waktu pengunjung

diperhitungkan dengan waktu yang disediakan untuk kawasan (Wt). Waktu

kawasan adalah lama waktu areal dibuka dalam satu hari, dan rata-rata waktu

kerja sekitar delapan jam. Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya

disesuaikan dengan potensi dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata

mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai objek wisata

yang akan dikembangkan.

Tabel 2.3 Potensi kegiatan wisata pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt)

No Kegiatan Waktu yang dibutuhkan (Wp- (jam) Total waktu 1 hari (Wt-(jam)

1 Selam 2 8

2 Snorkling 3 6

3 Berenang 2 4

4 Berperahu 1 8

5 berjemur 2 4

6 Rekreasi pantai 3 6

7 Olahraga air 2 4

Sumber: Yulianda (2007).

Daya dukung kawasan wisata disesuaikan dengan karakteristik

sumberdaya dan peruntukannya, sehingga sumberdaya yang tersedia dapat

dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan dapat lebih meningkatkan kegiatan

wisata yang ada. Yulianda (2007) yang sesuai dengan sumberdaya di Pantai Dato

adalah selam, snorkling, rekreasi pantai dan wisata olahraga.

E. Peraturan dan Perundangan

1. Undang-Undang 27/2007

UU No.27/2007 adalah undang-undang yang mengenai Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil khususnya yang menyangkut perencanaan,

pemanfaatan, hak dan akses masyarakat, penanganan konflik, konservasi, mitigasi

bencana, reklamasi pantai, rehabilitasi kerusakan pesisir, dan penjabaran

konvensi-konvensi internasional terkait.

Page 46: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

28

Dalam UU No.27/2007 Pasal 1 ayat (1) menyatakan Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah suatu proses perencanaan, pemanfaatan,

pengawasan, dan pengendalian sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil antar

sektor, antar pemerintah dan pemerintah daerah, antara ekosistem darat dan laut,

serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

2. Peraturan Menteri

Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

Per.17/Men/2008 Tentang Kawasan Konservasi Di Wilayah Pesisir Dan Pulau-

Pulau Kecil

Pasal 1:

(1) Konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah upaya

perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau

kecil serta ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan

kesinambungan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil dengan tetap

memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya.

(2) Kawasan konservasi adalah bagian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

yang mempunyai ciri khas tertentu sebagai satu kesatuan ekosistem yang

dilindungi, dilestarikan dan/atau dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk

mewujudkan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara

berkelanjutan.

Pasal 2:

(1) Tujuan ditetapkannya konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yaitu

untuk memberi acuan atau pedoman dalam melindungi, melestarikan, dan

memanfaatkan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta ekosistemnya.

(2) Sasaran pengaturan kawasan konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau

kecil ditujukan untuk perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan wilayah

pesisir dan pulau-pulau kecil serta ekosistemnya untuk menjamin

keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan sumber daya pesisir dan

pulau-pulau kecil dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai

dan keanekaragamannya.

Page 47: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

29

F. Studi Banding

Tabel 2.4 Studi Banding

Panorama Alam Olahraga Air Fasilitas Wisatawan

Aksesibilitas

Pengelolaan

1. Taman Nasional Bunaken,

Manado

a) Laut biru yang

jernih dan bersih.

b) Terumbu karang

yang bergam dan

luas

c) Suasana pesisir

yang nyaman

a) Snorkeling

b) Diving

c) Berenang

a) Resort

b) Restoran/

rumah makan

c) Toko souvenir

d) Shelter

e) Pondok –

pondok

f) Penyewaan

perahu /

katamaran.

g) Penyewaan alat

selam

h) Dive center

Wisatawan yang

datang

berkunjung yaitu

wisatawan lokal

dan nasional dan

wisatawan

mancanegara.

Terletak sekitar

1,8 Km dari pusat

Kota Manado

dengan jarak

tempuh 30-40

menit dari Kota

manado. Memiliki

bandar udara

internasional .

Pengelolaan

wisata

dilakukan oleh

pemerintah

daerah sulawesi

utara.

Kesimpulan

Potensi

Pemandangan air laut biru dengan air jernih dan bersih serta pulau

dengan pasir putih, taman bawah laut yang memanjakan mata

menjadi salah satu daya tarik utama dari pulau bunaken ini.

Wisatawan dapat melakukan olahraga air seperti berenang,

berperahu (katamaran), snorkeling dan diving. didukung dengan

fasilitas lengkap seperti sarana akomodasi, toko souvenir, pondok-

pondok, resort, taman, dll.

Kendala

Pada bulan tertentu ada kondisi air laut pasang yang

berdampak pada air keruh kotor yang di akibatkan sampah

dari laut yang terbawa arus sampai ke pulau bunaken

Karakter

Lokasi

Page 48: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

30

2. Pantai Tanjung Pesona, Bangka

Belitung

a) Lokasi pantai

yang berupa

tanjung.

b) Pantai yang luas

dengan pasir

putih dan

bebatuan besar.

c) Pemandangan

laut lepas dan

pantai yang indah

dan bersih.

a) Banana boat

b) Memancing

c) Speed boat

d) berenang

a) Taman wisata

keluarga

b) Hotel dan

cottage

c) Tempat

bermain anak-

anak.

Wisatawan

yang datang

berkunjung

masih terbatas

pada

wisatawan

lokal.

Letaknya yang

dekat dengan

pusat kota

memudahkan

wisatawan

untuk menuju

lokasi pantai

serta telah

didukung oleh

prasana jalan

yang telah

memadai.

Pengelolaan wisata

masih dilakukan

sepenuhnya oleh

pemerintah daerah.

Kesimpulan

Potensi

Pemandangan laut lepas yang indah dapat dinikmati dari atas bebatuan

besar. Daratan pantai pasir putih yang luas dengan kondisi pantai yang

indah dan bersih. Terdapat sebuah taman wisata keluarga yang dapat

menjadi alternatif pilihan bagi wisatawan yang tidak hanya ingin

menikmati lingkungan alam pantai saja. Selain itu terdapat fasilitas

hotel dan cottage serta tempat bermain anak. Aksesibilitas dan

prasarana jalan menuju lokasi yang telah memadai dapat memudahkan

wisatawan dalam menjangkau lokasi pantai.

Kendala

Pengelolaan yang masih dilakukan sepenuhnya oleh

pemerintah daerah menyebabkan kegiatan informasi

dan promosi wisata pantai Tanjung Pesona masih

kurang optimal. Hal ini kemudian berdampak pada

jenis wisatawan yang berkunjung masih skala lokal.

Selain jumlah wisatawan yang masih terbatas,

kurangnya jenis olahraga air yang ditawarkan juga

menjadi kendala di Pantai Tanjung Pesona.

Panorama Alam Olahraga Air Fasilitas Wisatawan Pengelolaan Aksesibilitas Karakter

Lokasi

Page 49: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

31

3. Balekambang, malang

a) Pemandangan

alam pantai yang

indah

b) Ombak yang

tenang

c) Pemandangan

bawah laut yang

indah

a) Berenang

b) Snorkeling

c) Diving

d) Ekowisata

(transplantasi

karang)

a) Hotel dan resort

b) Restoran

c) Wahana outbond

d) Pura (bangunan

bersejarah)

Terletak

sekitar 60 Km

dari pusat

Kota malang

dengan

kualitas jalan

sudah

teraspal.

Wisatawan yang

datang

berkunjung yaitu

mayoritas

wisatawan lokal

dan nasional.

Tetapi ada juga

wisatawan

mancanegara.

Pengelolaan

wisata masih

dilakukan

sepenuhnya

oleh pemerintah

daerah.

Kesimpulan

Potensi

Pemandangan alam pantai dan terumbu karang yang indah menjadi

daya tarik utama dari kawasan pantai kondang merak ini. Dikemas

dengan fasilitas wisata dan hiburan tempat wisata ini juga memiliki

pura/bangunan bersejarah dimana sering diadakan acara

keagamaan khususnya pada hari nyepi. Serta aksesibilitas yang

dapat ditempuh melalui udara, darat dan air memudahkan

wisatawan baik dalam maupun luar negeri dalam pencapain lokasi

pantai balekambang.

Kendala

lokasi yang jauh dari pusat kota dengan jarak 60 km

berdampak pada minat sebagian dari wisatawan untuk

berkunjung ke pantai ini. Beberapa sarana prasarana juga

belum sepenuhnya terpenuhi seperti penyewaan alat

snorkling dan diving.

Panorama Alam Olahraga Air Fasilitas Wisatawan Aksesibilitas Karakter Pengelolaan

lokasi

Page 50: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

32

G. Kerangka Pikir

Gambar 2.2. Kerangka Pikir

Page 51: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

33

BAB III

METODE PERENCANAAN

A. Lokasi Perencanaan

Lokasi perencanaan tugas akhir ini berada di Pantai Dato, Kelurahan

Baurung, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

Penentuan lokasi perencanaan yang diangkat, dilakukan dengan pertimbangan

bahwa Pantai Dato merupakan salah satu objek wisata pantai yang masih alami

dan memiliki potensi wisata alam bahari yang akan membawa dampak terhadap

perkembangan pariwisata di Kabupaten Majene.

B. Jenis Data

Adapun jenis data yang diperoleh dalam perencanaan ini berdasarkan

tujuan yang akan dicapai yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan

dengan melakukan observasi atau mengamati obyek yang menjadi sasaran dalam

perencanaan, dokumentasi dilapangan, serta wawancara langsung yang

berhubungan dengan data-data yang dibutuhkan dalam proses penulisan. Data

primer yang dibutuhkan antara lain:

a. Pemanfaatan lahan dan ruang;

b. Komponen-komponen pariwisata yang ada di Pantai Dato;

c. Dokumentasi lokasi perencanaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah pengambilan data yang diperoleh dari sumber lain (buku-

buku yang berkaitan dengan studi atau instansi-instansi tertentu) yang sudah

diolah sebelumnya. Data sekunder yang dibutuhkan yaitu antara lain:

a. Data Demografi penduduk

b. Data pengunjung wisatawan di Pantai Dato

c. Data karakteristik fisik Pntai Dato

d. Peta dasar dan RTRW/RDTR wilayah perencanaan

Page 52: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

34

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Banggai Timur

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2017

sulawesi

Majene

Page 53: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

35

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara atau langkah-langkah yang

dilakukan guna memperoleh data terkait dengan perencanaan yang dilakukan.

Adapun teknik pengumpulan data dalam perencanaan ini didasarkan pada jenis

data yang dibutuhkan, antara lain:

1. Observasi lapangan (survey)

Kegiatan mengumpulkan data dengan melihat kondisi langsung di lapangan

untuk mengenali karakteristik dan menganalisa kondisi yang ada dilokasi

perencanaan dalam hal ini terkait dengan potensi dan masalah di Pantai Dato

serta ketersediaan sarana dan prasarana wisata.

2. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan kegiatan pengumpulan data dengan bertanya secara

langsung kepada informan atau narasumber terkait Pantai Dato untuk

membantu dan melengkapi pengumpulan data yang tidak dapat diungkapkan

melalui observasi lapangan..

3. Dokumentasi

Mengambil gambar dokumentasi berupa foto-foto mengenai kondisii fisik

Pantai Dato. Pengambilan dokumentasi ini juga berguna untuk mempertegas

pernyataan data primer maupun data sekunder yang telah diperoleh.

4. Telaah Pustaka

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data melalui sumber dokumenter

berupa literatur, laporan, bahan seminar dan artikel

D. Variabel Perencanaan

Variabel dimaksudkan sebagai faktor-faktor utama hasil dari identifikasi

kesimpulan teoritis (Nasution S, 1996). Variabel yang dipakai dalam proses

identifikasi, ditentukan berdasarkan kajian teori yang dipakai. Semakin

sederhana suatu rancangan penelitian semakin sedikit variabel perencanaan yang

digunakan. Adapun tabel kebutuhan yang digunakan dalam perencanaan dapat

dilihat pada tabel 3.1.

Page 54: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

36

Sumber Penulis, 2017

Tabel 3.1 tabel variabel perencanaan

No Rumusan

masalah

Kebutuhan

data

Jenis data variabel Teknik Analisis Output

1

Bagaimana

Potensi dan

permasalahan

ekowisata

bebrbasis sarana

prasarana yang

ada di Pantai

Dato

a. Karakteristik fisik pantai dato

- Kualitas pasir dan air laut.

- Arus dan gelombang laut

- Kedalaman laut

- Pasang surut

- Biota Laut

- Vegetasi pantai

- Panorama alam

- Kebersihan air laut

- Kebersihan dan kenyamanan

pantai

b. Komponen Pariwisata

- Objek daya tarik wisata

- Sarana(akomodasi, tempat makan

dan minum, tempat belanja,

peribadatan, toilet umum)

- Prasarana (jalan, air bersih, listrik

dan persampahan)

- Aksesibilitas

Data

Sekunder dan

Data Primer

Fisik

Kawasan

Pantai Dato

a. Analisis

potensi dan

masalah

(deskriptif

kualitatif)

b. Analisis

spasial

c. Analisis foto

maping

d. Analisis

kesesuaian

dengan

menggunakan

matriks wisata

Peta

Karakteristik

fisik Pantai Dato

Komponen

pariwisata

Peta maping

komponen

pariwisata

2 Bagaimana

arahan

perencanaan

ekowisata pantai

dato berbasis

sarana prasarana

Arahan perencanaan ekowisata pantai dato berbasis sarana prasarana meliputi:

a. Arahan Atraksi wisata

b. Arahan pembagian ruang (zonasi)

c. Arahan sarana dan prasarana

d. Arahan aksesibilitas

a. Analisis

zonasi

b. Analisis

spasial

Arahan

perencanaan

kawasan

ekowisata

Pantai Dato

berbasis sarana

prasarana

Page 55: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

37

E. Teknik Analisis

Dalam perencanaan kawasan Ekowisata Pantai Dato berbasis sarana

prasarana terdapat beberapa teknik analisis yang digunakan yaitu :

1. Analisis Potensi dan Masalah

Analisis potensi dan masalah digunakan untuk mengidentifikasi dan

menjelaskan potensi dan permasalahan yang ada sehingga memudahkan dalam

melakukan perencanaan Ekowisata Pantai Dato.

2. Analisis Skoring

Analisis skoring dilakukan pengklasifikasi penilaian terhadap atraksi wisata.

Klasifikasi penilaian tersebut akan membantu dalam membuat analisis potensi

obyek wisata, dan penentuan tingkat dari setiap indikator. Adapun aspek yang

akan dianalisis dengan metode analisis skoring yaitu objek dan atraksi wisata,

sarana dan prasarana, serta aksesibilitas. Adapun penilaian untuk proses

skoring tersebut, perlu diperhatikan beberapa hal mendasar yaitu penilaian

pembobotan beberapa angka, yang meliputi:

Nilai 3 menunjukkan kualitas baik

Nilai 2 menunjukkan kualitas sedang

Nilai 1 menunjukkan kualitas buruk

Untuk menentukan potensi obyek wisata dari hasil skoring di atas maka

dibuatkan standar yang mendasar dengan beberapa batas angka seperti pada

tabel berikut:

Tabel 3.2 Standar Tingkat Potensi Pengembangan Objek Wisata

No. Tingkat Potensi Rata-rata

1. Sangat Berpotensi 2.1 – 3.0

2. Cukup Berpotensi 1.1 – 2.0

3. Tidak Berpotensi 0.0 – 1.0

Sumber: Sumarmadja, 1988

Keterangan:

a. Sangat berpotensi, objek wisata sangat besar potensi pengembangannya,

dimana sangat didukung oleh atraksi wisata, jenis objek wisata, aksesibilitas,

sarana dan prasarana kepariwisataan, pengelolaan, promosi dan kebijakan

Page 56: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

38

daerah sangat kuat sehingga daya dukung sebagai kawasan wisata sangat besar

prospek pengembangannya.

b. Cukup berpotensi, daya dukung dari komponen-komponen pariwisata

tidak terlalu kuat atau ada sebagian komponen tersebut yang menjadi kendala

dalam pengembangan objek wisata.

c. Tidak berpotensi, objek wisata tidak memiliki komponen pariwisata yang

mampu mendorong pengembangan terhadap objek wisata tersebut.

Berdasarkan standar pembobotan tersebut maka matriks penyusunan

analisis pembobotan berdasarkan kriteria penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Matriks Penyusunan Analisis Skoring Penilaian Daya Dukung Kawasan untuk

Kawasan Rekreasi

Parameter Indikator Kiteria Skor

Daya dukung

kawasan rekreasi

Topografi

- Dataran – hampir datar 3

- Miring 2

- Terjal - curam 1

Bentuk lahan

- Daratan pantai, gunduk pasir 3

- Bergelombang 2

- Daratan tergenang 1

Penutupan lahan

- Pohon kelapa, lahan kosong 3

- Campur,/cengkeh 2

- Mangrove/hutan lebat, rumah 1

Material permukaan

- Pasir - lumpur 3

- Pasir - coral 2

- Tanah berbatu 1

Panorama

- Baik 3 - Sedang 2 - Kurang 1

Matahari

terbit/terbenam

- Terlihat, tidak terhalangi 3 - Terlihat, terhalangi 2 - Tidak terlihat 1

Jumlah bobot

Rata-rata

Tabel 3.4 Matriks Penyusunan Analisis Skoring Daya Dukung Kawasan untuk

Kegiatan Wisata Renang

Parameter Indikator Kiteria Skor

Kegiatan wisata renang

Kecepatan arus

(m/det)

- 0.13 0.25 3

- 0.25 – 0.4 2

- >0,4 1

Tinggi gelombang

(m)

- <0,2 3

- 0,2 – 0,5 2

- > 0,5 1

Kedalaman (m) - 0 – 3 3

Sumber : Dimodifikasi dari Departemen Kelautan dan Perikanan, 2012

Page 57: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

39

Parameter Indikator Kiteria Skor

- 3 – 5 2

- >5 1

Kisaran pasang surut

(m)

- < 1 3

- 1 – 3 2

- >3 1

Kemiringan lereng

(%)

- <3 3

- 3 – 7 2

- >7 1

Tipe pantai

- Berpasir 3

- Berpasir agak berbatu 2

- Berlumpur dan berbatu 1

Jumlah bobot

Rata-rata

Tabel 3.5 Matriks Penyusunan Analisis Skoring Kriteria Daya Dukung Kawasan

Untuk Kegiatan Wisata Selam (Diving)

Parameter Indikator Kiteria Skor

Kegiatan wisata selam

(Diving)

Topografi

- Miring – agak curam 3

- Terjal 2

- Datar - landai 1

Bentuk lahan - Reef slope 3

- Reef flat 2

- Daratan 1

Kedalaman (m)

- 15 – 30 3

- 30 – 50 2

- >50 1

Arus (cm/det)

- 8 – 18 3

- 18 – 25 2

- >25 1

Gelombang (m)

- <0,5 3

- 0,5 – 1 2

- >1 1

Kecerahan (m)

- 10 – 15 3

- 5 – 10 2

- 2 – 5 1

Kondisi karang

- Hidup 3

- Mati 2

- Tidak ada atau hanya ada

pecahan karang 1

Jumlah bobot

Rata-rata

Sumber : Dimodifikasi dari Departemen Kelautan dan Perikanan, 2012

Sumber : Dimodifikasi dari Departemen Kelautan dan Perikanan, 2012

Page 58: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

40

Tabel 3.6 Matriks Penyusunan Analisis Skoring Kriteria Daya Dukung Kawasan

untuk Kegiatan Wisata Snorkeling

Parameter Indikator Kiteria Skor

Kegiatan wisata

snorkeling

Topografi

- Datar – landai 3

- Agak curam 2

- Sangat curam – curam 1

Bentuk lahan

- Reef flat cenderung slope 3

- Daratan 2

- Lereng pantai 1

Kedalaman (m)

- <5 3

- 5 – 15 2

- >15 1

Arus (cm/det)

- 8 – 18 3

- 18 – 25 2

- >25 1

Gelombang (m)

- <0.5 3

- 0.5 – 1 2

- >1 1

Kecerahan (m)

- >15 3

- 2 – 15 2

- <2 1

Kondisi karang

- Hidup 3

- Karang mati 2

- Tidak ada, pecahan karang 1

Keterlindungan dari

gelombang

- Terlindung 3

- Cukup terlindung 2

- Tidak terlindung 1

Jumlah bobot

Rata-rata

Tabel 3.7 Matriks Penyusunan Analisis Skoring Kriteria Daya Dukung Kawasan

untuk Kegiatan Wisata berperahu

Sumber : Dimodifikasi dari Departemen Kelautan dan Perikanan, 2012

Parameter Indikator Kiteria Skor

Kegiatan wisata

berperahu

Kedalaman (m)

- <5 3

- 5 – 15 2

- >15 1

Kecepatan Arus

(m/det)

- 8 – 18 3

- 18 – 25 2

- >25 1

Jumlah bobot

Rata-rata

Sumber : Dimodifikasi dari Departemen Kelautan dan Perikanan, 2012

Page 59: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

41

Tabel 3.8 Matriks Penyusunan Analisis Skoring Kriteria Daya Dukung Kawasan

untuk Kegiatan Wisata memancing

Parameter Indikator Kiteria Skor

Kegiatan wisata

memancing

Topografi

- Datar – landai 3

- Agak curam 2

- Sangat curam – curam 1

Bentuk lahan

- Reef flat cenderung slope 3

- Daratan 2

- Lereng pantai 1

Kedalaman (m)

- <5 3

- 5 – 15 2

- >15 1

Arus (cm/det)

- 8 – 18 3

- 18 – 25 2

- >25 1

Gelombang (m)

- <0.5 3

- 0.5 – 1 2

- >1 1

Kecerahan (m)

- >15 3

- 2 – 15 2

- <2 1

Keterlindungan dari

gelombang

- Terlindung 3

- Cukup terlindung 2

- Tidak terlindung 1

Spesies ikan

- Bervariasi 3

- Sedang 2

- Tidak ada- variasi kecil 1

Jumlah bobot

Rata-rata

Sumber : Dimodifikasi dari Departemen Kelautan dan Perikanan, 2012

3. Analisis Spasial

Analisis spasial digunakan untuk mengetahui keterkaitan antar zona dalam

kawasan pengembangan serta melihat hubungan keterkaitannya sehingga

dapat ditentukan arahan spasial yang dapat diterapkan dalam perencanaan

ekowisata Pantai Dato.

4. Analisis Foto Mapping

Analisis Foto Mapping merupakan metode analisis untuk memetakan

potensi dan masalah pada saat ini dengan menggunakan media foto. Metode

ini bertujuan untuk memperlihatkan secara nyata kondisi eksisting di wilayah

perencanaan.

5. Analisis daya dukung kawasan

Analisis daya dukung kawasan digunakan untuk mengetahui jumlah

maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang

Page 60: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

42

tersedia pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan

manusia, adapunrumus yang digunakan dalam analisis ini mengacu pada

Yulianda (2007) sebagai berikut:

DDK = x

x

Keterangan:

DDK : daya dukung kawasan (orang)

K : potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang)

Lp : luas area (m2) atau panjang area (m) yang dapat dimanfaatkan

Lt : unit area untuk kategori tertentu (m2 atau m)

Wt : waktu yang disediakan untuk kegiatan dalam satu hari (jam)

Wp : waktu yang dibutuhkan pengunjung untuk setiap kegiatan (jam)

Tabel 3.9 Potensi Kegiatan Wisata Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt)

No

Jenis Kegiatan

K

(𝛴 Pengunjung)

Unit Area

(Lt)

Keterangan

1 Selam 2 1000 m2

Setiap 2 orang dalam 100 m x

100 m

2 Snorkling 1 250 m2

Setiap 1 orang dalam 50 m x

50 m

3 Wisata lamun 1 250 m2

Setiap 1 orang dalam 50 m x

50 m

4 Wisata mangrove 1 50 m2

Dihitung panjang track, setiap

1 orang sepanjang 50 m

5 Rekreasi pantai 1 50 m2 1 org sepanjang 50 m

pantai

6 Wisata olahraga 1 50 m2 1 org sepanjang 50 m

pantai

Sumber: Yulianda (2007).

Page 61: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

43

Tabel 3.10 waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan (Wp) dan waktu tersedia (Wt)

No Kegiatan Waktu yang dibutuhkan (Wp-

(jam)

Total waktu 1 hari (Wt-

(jam)

1 Selam 2 8

2 Snorkling 3 6

3 Berenang 2 4

4 Berperahu 1 8

5 Berjemur 2 4

6 Rekreasi pantai 3 6

7 Olahraga air 2 4

Sumber: Yulianda (2007).

6. Menyusun Arahan Perencanaan

Arahan perencanaan yang dilakukan menggunakan pendekatan zonasi

dengan membuat arahan zona perencanaan yaitu zona pemanfaatan laut dan

zona pemanfaatan darat. Adapun arahan perencanaan ini yaitu:

a. Arahan atraksi wisata

b. Arahan zonasi

c. Arahan sarana dan prasarana

d. Arahan aksesibilitas

Page 62: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

44

F. kerangka Perencanaan

Gambar 3.2 kerangka perencanaan

Page 63: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

45

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Kabupaten Majene

1. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Kabupaten Majene yang beribukota di Kecamatan Banggae terletak

antara 2° 38’ 45” – 3°38’ 15” Lintang Selatan dan antara 118°45’ 00” - 119°4’

45” . Kabupaten Majene adalah salah satu dari lima kabupaten dalam Wilayah

Provinsi Sulawesi Barat yang terletak di pesisir pantai barat Sulawesi Barat

memanjang dari Selatan ke Utara, dengan jarak ±146 Km dari Kabupaten

Mamuju (Ibukota Provinsi Sulawesi Barat). Luas wilayah Kabupaten Majene

tercatat 947,84 Km2 atau 5.58% dari luas Provinsi Sulawesi Barat 16.990,77

Km2. Dengan batas-batas wilayah administratif Kabupaten Majene adalah

sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Mamuju

Sebelah Timur : Kabupaten Polewali Mandar dan Mamasa

Sebelah Selatan : Teluk Mandar

Sebelah Barat : Selat Makassar

Luas wilayah Kabupaten Majene adalah 947,84 km2 yang meliputi 8

kecamatan. Adapun luas wilayah berdasarkan kecamatan di Kabupaten Majene

adalah:

Tabel 4.1 Luas wilayah kabupaten majene menurut kecamatan 2016

Kecamatan Luas (km2) %

Banggae 25.15 2,65

Banggae Timur 30.04 3,17

Pamboang 70.19 7,41

Sendana 82.24 8,68

Tammerodo 55.40 5,84

Tubo Sendana 41.17 4,34

Malunda 187.65 48,11

Ulumanda 456.00 19,80

Total 947.84 100.00

Sumber : BPS Kab. Majene Tahun 2017

Page 64: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

46

2. Topografi

Klasifikasi ketingggian wilayah Kabupaten Majene dari permukaan air

laut yaitu mulai dari 0-25 m sampai diatas 1.000 meter. Berdasarkan kelas

ketinggian muka laut yang tersebar di wilayah Kabupaten Majene pada

umumnya tergolong dalam kelas ketinggian 100-500 m yakni 38,68% dan

ketinggian 500-1000 m yakni 35,98% dari total keseluruhan wilayah

kabupaten. Untuk data lebih lengkap tentang ketinggian wilayah Kabupaten

Majene dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Klasifikasi Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Majene, Tahun 2016

Kecamatan

Luas

Wilayah

(Ha)

Klasifikasi Ketinggian (Ha)

0 -25

M

25-100

M

100-500

M

500-1000

M

>1000

M

Malunda 64.365 3.160 3.391 19.310 30.219 8.277

Sendana 17.881 2.466 1.091 10.466 3.007 50

Pamboang 7.019 584 4.833 4.833 550 -

Banggae Timur 5.511 2.122 1.750 1.647 - -

Jumlah 94.776 8.332 7.184 36.256 33.776 8.327

Persentase (%) 100 8,88 7,65 38,62 35,98 8,87

Sumber: BPS Kab. Majene, 2016

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Majene

sumber: arcgis, diolah kembali, 2017

Page 65: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

47

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Banggae Timur

sebagaian besar wilayahnya berada di ketinggian 0-25 meter diatas permukaan

air laut dan termasuk dalam jenis dataran pantai. Kondisi topografi tersebut

memiliki potensi untuk fungsi pengembangan beberapa kegiatan perekonomian

masyarakat seperti perkebunan, pertanian, pariwisata, perikanan, perkebunan,

peruntukan lahan permukiman dan sarana prasarana sosial ekonomi lainnya.

3. Iklim dan Curah Hujan

Di Indonesia hanya dikenal dua iklim musim, yaitu musim kemarau dan

penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin bertiup dari

Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan

musim kemarau, sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus

angin yang banyak mengandung uap air berhembus dari Asia dan samudera

Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Curah hujan di Kabupaten Majene

tertinggi pada bulan Januari sebesar 185,9 mm kubik dengan hari hujan 20.

Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan September sebesar 20,6

mm kubik dengan jumlah hari hujan 3. Kabupaten Majene Pada tahun 2014

Gambar 4.2 peta Topografi Majene

Sumber: dokumen RDTR Majene 2013

Page 66: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

48

mempunyai kelembaban udara berkisar antara 71 persen sampai 83 persen atau

rata-rata kelembaban udara berkisar 78,16 persen (sumber: BMKG Majene,

2016).

4. Geologi

Kondisi geologi regional wilayah Kabupaten Majene sangat spesifik

karena merupakan pertemuan dua gugusan benua,yaitu Benua Asia dan

Australia. Karakteristik geologis wilayah perencanaan merupakan satu

kesatuan dengan kondisi geologis wilayah Majene.

Daerah Kabupaten Majene berada pada ketinggian 5 - 1.327 meter dari

permukaan laut. Berdasarkan keadaan bentang alamnya terdiri atas satuan

empat morfologi yaitu :

1) Satuan Morfologi Pegunungan, satuan ini menempati Pegunungan

Manatattuang.

2) Satuan Morfologi Perbukitan terletak di Daerah Banggae dan Pamboang.

3) Satuan Morfologi Karst menempati daerah pantai selatan dan utara

(Daerah Banggae Timur dan Tubo).

4) Satuan Morfologi Pedataran menempati pesisir pantai barat.

5. Jenis Tanah

Bentang alam wilayah Kabupaten Majene yang merupakan wilayah

datar, bergelombang, berbukit sampai bergunung. Secara umum jenis tanah

yang tersebar di wilayah Kabupaten Majene adalah Alluvial, Mediteran,

Latosol, Gromosol, Poksolik Merah, dan Laterik.

6. Potensi Bencana Alam

Dalam laporan antara RTRW Kabupaten Majene Tahun 2010

disebutkan bahwa potensi bencana yang dapat terjadi di Kabupaten Majene

adalah bencana banjir, gempa bumi, tanah longsor, tsunami dan abrasi pantai.

a. Tanah Longsor

Bencana tanah longsor potensial terjadi di Kabupaten Majene karena

kondisi topografi wilayah yang didominasi oleh wilayah perbukitan dan

pegunungan. Wilayah yang berpotensi besar mengalami bencana longsor

Page 67: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

49

adalah Kecamatan Sendana dan Ulumanda karena sebagian besar wilayahnya

merupakan daerah perbukitan dan pegunungan.

b. Banjir

Bencana banjir di Kabupaten Majene terjadi di daerah yang relatif

datar seperti di Kecamatan Banggae. Bencana banjir ini terjadi setiap

tahunnya akibat dari genangan air hujan dan sistem drainase yang tidak

berfungsi dengan baik. Selain itu, volume air sungai yang terdapat di

beberapa titik lokasi mengalami peningkatan ketika hujan turun ikut menjadi

penyebab terjadinya bencana alam banjir.

c. Gempa Bumi

Wilayah Kabupaten Majene merupakan salah satu wilayah yang

rentan terhadap terjadinya gempa bumi, mengingat wilayah Kabupaten

Majene dilintasi oleh jalur sesart gempa yakni; sesart paternoster serta

patahan Walanae. Sesar dan patahan tersebut berpotensi menimbulkan gempa

bumi pada wilayah pegunungan serta wilayah pesisir Selat Makassar dimana

Kabupaten Majene berada. Adapun Titik gempa yang terdapat di wilayah

Kabupaten Majene terdapat di Kecamatan Sendana dan Kecamatan

Ulumanda.

d. Tsunami dan Abrasi Pantai

Kabupaten Majene yang terletak di kawasan Teluk Mandar dan di

perairan Selat Makassar menyebabkan Kabupaten Majene memiliki wilayah

dan garis pantai yang panjang dan luas. Berdasarkan peta Nasional potensi

Tsunami, Selat Makassar merupakan salah satu wilayah yang rawan

terjadinya tsunami, sehingga Kabupaten Majene memiliki tingkat kerawanan

yang cukup tinggi untuk terjadinya tsunami. Selain itu, bencana alam berupa

abrasi pantai juga mengancam kawasan pesisir, dimana hal tersebut

disebabkan oleh intrusi air laut akibat gelombang pasang yang cukup tinggi.

7. Demografi

Penduduk merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh

terhadap perkembangan suatu wilayah termasuk dalam kegiatan pariwisata.

Sehingga dalam hal ini perlu diketahui bagaimana perkembangan jumlah

Page 68: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

50

penduduk, persebaran dan kepadatan penduduk, mata pencaharian, serta

kondisi sosial budaya di Kabupaten Majene.

a. Perkembangan Jumlah Penduduk

Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Majene setiap tahunnya

mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah penduduk ini terjadi karena

disebabkan oleh kelahiran dan perpindahan penduduk. Untuk lebih jelasnya

jumlah penduduk kabupaten Majene pada tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Wilayah Kecamatan di

Kabupaten Majene Tahun 2014 – 2015

No. Kecamatan

Penduduk (jiwa) Laju

Pertumbuhan

(%) 2014 2015

Jumlah Jumlah

1. Banggae 39.865 40.646 1.96

2. Banggae Timur 30.341 30.886 1.80

3. Pamboang 21.862 22.134 1.24

4. Sendana 22.151 22.577 1.92

5. Tammerodo 11.218 11.383 1.47

6. Tubo 8.738 8.878 1.60

7. Malunda 18.149 18.464 1.74

8. Ulumanda 8.808 8.928 1.36

Total 161.132 163.896 1.72

Sumber: Kabupaten Majene Dalam Angka Tahun 2016

b. Distribusi dan Kepadatan Penduduk

Persebaran penduduk di Kabupaten Majene dapat dikatakan tidak

merata. Kepadatan penduduk Kabupaten Majene pada tahun 2015 adalah rata-

rata 173 jiwa/km2 dengan luas wilayah kabupaten adalah 947,84 km

2. Dimana

pada setiap 1 km2 wilayah kabupaten terdapat sebanyak 157 jiwa penduduk.

Untuk lebih jelasnya distribusi dan kepadatan penduduk dapat dilihat pada

tabel dan grafik berikut:

Tabel 4.4 Distribusi dan kepadatan Penduduk Dirinci Menurut

Wilayah Kecamatan di Kabupaten Majene Tahun 2015

No. Kecamatan Persentase Penduduk

Kepadatan Penduduk

(jiwa/Km2)

1.

Banggae

24.80 1.616

2. Banggae Timur 18.84 1.028

3. Pamboang 13.50 315

4. Sendana 13.78 275

5. Tammerodo 6.95 205

Page 69: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

51

6. Tubo Sendana 5.42 216

7. Malunda 11.27 98

8. Ulumanda 5.45 21

Total 100% 173

c. Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Majene, dibedakan

atas empat jenis kegiatan, yakni; tenaga kesehatan, Guru/Dosen, Nelayan serta

Industri. Berdasarkan data tahun 2015, dimana penduduk bermata pencaharian

sebagai kegiatan industri cukup dominan, yakni; 8.766 atau 5,90% jiwa dan

berprofesi sebagai nelayan 7.375 jiwa atau 4,96%. Kegiatan industri yang

banyak dilakukan di Kabupaten Majene berupa industri rumah tangga seperti

pembuatan minyak kelapa, pembuatan makanan tradisional, dan industri

pengolahan bambu yang tersebar di beberapa titik lokasi Kabupaten Majene.

Sedangkan untuk mata pencaharian nelayan mayoritas merupakan penduduk

yang bermukim di kawasan pesisir Kabupaten Majene. Adapun jenis nelayan

yang banyak bermukim di kawasan ini adalah nelayan harian yang menjual

langsung hasil tangkapan ikannya ke pasar atau keliling kampung. Untuk lebih

jelasnya banyaknya penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada

Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

di Kabupaten Majene Tahun 2015

No. Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Presentase (%)

1. Tenaga Kesehatan 327 0.22

2. Guru/Dosen 3602 2.42

3. Nelayan 7375 4.96

4. Industri 8766 5.90

Jumlah 20070 13.5

Sumber: Kabupaten Majene dalam Angka Tahun 2016

d. Sosial Budaya

Budaya dan adat istiadat di Kabupaten Majene sangat di pengaruhi oleh

Budaya Mandar, mengingat jumlah penduduknya mayoritas adalah Suku

Mandar. Dengan jumlah masyarakat yang sebagian besar bermukim di daerah

pantai dan dataran rendah daripada di wilayah perbukitan ataupun pegunungan.

Sumber: Kabupaten Majene Dalam Angka Tahun 2016.

Page 70: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

52

Hal ini menyebabkan kebiasaan-kebiasaan masyarakat Kabupaten Majene

identik dengan tata cara kehidupan masyarakat pesisir pada umumnya.

Sampai saat ini terdapat dua kegiatan atau acara besar yang yang

masih dilestarikan dan selalu dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Majene.

Pertama, adalah acara “Mammunu’ Salabose” yaitu acara memperingati

Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang dilakukan di Mesjid Salabose

dengan membawa berbagai macam makanan seperti songkolo’, kue cucur,

ketupat, buah pisang dan telur yang dihias warna-warni. Kegiatan Mammunu’

Salabose ini merupakan kegiatan maulid pertama pada Bulan Rabiul Awal

yang mana setelah kegiatan ini barulah masyarakat atau mesjid-mesjid yang

akan melaksanakan kegiatan Maulid Nabi boleh melakukan kegiatan tersebut

di tempat masing-masing. Pada kegiatan ini, masyarakat Kabupaten Majene

berbondong-bondong datang ke Mesjid Salabose untuk mendapatkan

Barakka’ atau bungkusan berupa makanan, buah, dan telur warna-warni yang

diyakini dapat membawa berkah bagi yang memakannya.

Kedua, yaitu kegiatan Lomba Sandeq Race yang sering dilakukan

sekitar Bulan Agustus-September dalam rangka menyambut Hari

Kemerdekaan Republik Indonesia. Perahu Sandeq yang merupakan perahu

khas dari Tanah Mandar ini diperlombakan dan diadu kecepatannya dengan

rute perjalanan dari Mamuju menuju Makassar. Kegiatan Sandeq Race ini

menjadi salah satu event yang mampu mengundang minat wisatawan

mancanegara untuk datang ke Kabupaten Majene.

B. Sistem Jaringan Utilitas

1. Sistem Transportasi

a. Sistem Transportasi Darat

Dalam dokumen DISBUDPAR Majene tentang kawasan destinasi

wisata tahun 2016 disebutkan bahwa secara umum sarana dan prasarana

transportasi darat Kabupaten Majene adalah dalam kondisi baik dan

memadai. Jalan darat Trans Sulawesi yang menghubungkan Kabupaten

Majene dengan wilayah sekitarnya telah mengalami peningkatan dan

perbaikan kualitas.pada setiap tahunnya. Peningkatan kualitas ini dapat

Page 71: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

53

dilihat dari kondisi jalan yang telah beraspal dan pengerasan cukup

memadai namun ada beberapa jalan yang masih perlu di benahi.

b. Sistem Transportasi Air

Untuk sistem transportasi laut Kabupaten Majene telah didukung

oleh sarana pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat transit untuk

mengangkut barang dan penumpang. Di kabupaten Majene sistem

transportasi air bukan menjadi sarana transportasi utama. Hal ini

disebabkan karena untuk proses interaksi Kabupaten Majene dengan daerah

sekitarnya cukup dilakukan melalui jalur darat.

2. Sistem Air Bersih

Masalah air bersih di Kabupaten Majene hingga saat ini merupakan

persoalan utama bila dikaitkan dengan banyaknya kebutuhan konsumsi.

Jumlah penduduk yang mengalami peningkatan di setiap tahunnya

berbanding terbalik dengan ketersediaan sumber air bersih/baku yang relatif

terbatas, terutama pada kawasan pesisir pantai Kabupaten Majene. Sumber air

bersih yang dimanfaatkan penduduk, di wilayah ini bersumber dari PDAM

Kabupaten Majene yang sumber airnya berada di Abaga, Kelurahan Baruga.

3. Sistem Listrik dan Telekomunikasi

Sarana dan prasarana listrik telah menjangkau sebagian besar wilayah

Kabupaten Majene. Namun, masih ada sebagian kecil daerah yang belum

terjangkau oleh listrik. Daerah tersebut berupa daerah perbukitan dan

pegunungan yang mana aksesibilitas menuju lokasi tersebut sulit untuk

dilalui. Wilayah yang tidak dilayani listrik tersebut menggunakan sumber

Gambar 4.3. Prasarana jalan masuk menuju

objek wisata Pantai Dato jarak 1 km

Gambar 4.4. kondisi jalan pengerasan

menuju Pantai Dato jarak 100 m.

Page 72: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

54

daya listrik lain atau sumber penerangan lainnya seperti lilin atau generator

sebagai sumber energi atau pencahayaan.

Selain sarana dan prasarana listrik, prasarana komunikasi juga telah

menjangkau sebagian besar wilayah Kabupaten Majene. Terdapat dua alat

komunikasi utama yang digunakan di wilayah ini yaitu telepon rumah dan

telepon seluler. Untuk jangkauan pelayanan jaringan telepon rumah hanya

terbatas pada pusat perkotaan Kabupaten Majene dan sekitarnya saja

sedangkan jaringan telepon seluler telah menjangkau hampir sebagian besar

wilayah hingga ke pelosok pedesaan Kabupaten Majene. Selain itu, saat ini

wilayah Kabupaten Majene telah dilayani oleh akses internet. Walaupun

hanya beberapa bagian wilayah saja yang dapat terlayani oleh fasilitas ini.

4. Sistem Drainase

Sistem drainase di kabupaten Majene pada umumnya dalam kondisi

baik. Saluran drainase yang ada sudah terbuat dari semen dan aliran

airnyapun lancar. Tetapi di beberapa titik lokasi di sekitar pusat kota misalnya

di daerah pasar sentral terdapat saluran drainase yang aliran airnya tidak

lancar dan sering tergenang. Hal ini terjadi karena adanya proses sedimentasi

pada dasar saluran yang diakibatkan oleh timbunan sampah yang biasa

dibuang oleh masyarakat ke saluran drainase. Hal ini kemudian menyebabkan

daerah yang relatif datar akan cepat mengalami banjir dan air tergenang

ketika terjadi hujan.

5. Sistem Persampahan

Untuk sistem persampahan, masyarakat Kabupaten Majene mengolah

sampah dan limbah secara sendiri atau dengan menggunakan jasa dari Dinas

Kebersihan. Sampah atau limbah yang diolah sendiri biasanya dikumpulkan

kemudian dibakar di lahan kosong atau dibuang langsung ke sungai atau laut

di sekitar tempat tinggal mereka. Sedangkan bila menggunakan jasa dari

Dinas kebersihan, sampah hasil konsumsi rumah tangga dikumpulkan di bak

sampah karet yang terdapat di depan rumah yang kemudian akan diangkut

oleh mobil sampah untuk dibawa ke TPA.

Page 73: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

55

C. Gambaran Umum Lokasi Pantai Dato

1. Letak Geografi dan Batas Wilayah

Pantai Dato sebagai lokasi perencanaan terletak 4 km dari pusat kota

Kabupaten Majene, tepatnya di Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae Timur,

dengan luas wilayah adalah 30,04 Km2. Pantai Dato sebagai lokasi perencanaan

dengan memiliki panjang garis pantai 728 m dan luas wilayah perencanaan yaitu

66,664 m2. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Baurung adalah sebagai

berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Tande

Sebelah Timur : Kab. Polewali Mandar

Sebelah Selatan : Teluk Mandar

Sebelah Barat : Kelurahan Banggae dan Labuang

Berdasarkan jenis tanah, Pantai Dato termasuk dalam jenis tanah alluvial

yang terdiri atas coral, kerikil, pasir, dan lempung dengan jenis batuan morfologi

karst. Dan bila dilihat dari letaknya yang termasuk dalam Kelurahan Baurung

maka Kawasan Pantai Dato merupakan kawasan pantai yang di kelilingi

perbukitan karang dan tebing dengan ketinggian ± 0–25 mdpl. Kondisi topografi

pada kawasan ini memiliki kemiringan yang berbeda, di antaranya:

a. Kemiringan 0 – 5 % berupa dataran rendah pantai.

b. Kemiringan 5% - 9% berupa dataran rendah tanah yang merupakan batas

antara daerah pantai dan tebing.

c. Kemiringan 10% - 30 % berupa daerah tebing karang.

Tabel 4.6 Letak, Jarak, dan Ketinggian Desa di Kecamatan Banggae Timur

Desa/

Kelurahan

Letak desa Jarak (km) Ketinggian

dari

permukaan

laut (m) Pantai Bukan pantai

Dari ibukota

kecamatan

Dari ibukota

kabupaten

1. Labuang Pantai - 0 1,50 1,200

2. Baurung Pantai - 2 4 1,200

3. Tande - Bukan Pantai 7 8 6,000

4. Baruga - Bukan Pantai 4 5 7,000

5. Baruga Dua - Bukan Pantai 7 8 7,000

J u m l a h

2 3

Sumber: Kantor Kelurahan Baurung, 2017

Page 74: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

56

Untuk iklim dan curah hujan, lokasi Pantai Dato tidak berbeda jauh

dengan iklim Kabupaten Majene secara umum yaitu iklim tropis dengan suhu

udara rata-rata berkisar antara 220C-26

0C dan curah hujan terbanyak pada

bulan Desember yang mana musim penghujan berkisar pada bulan September –

Februari setiap tahunnya. Iklim dan curah hujan yang ada secara langsung akan

berpengaruh terhadap karakterisik fisik perairan Pantai Dato, yaitu

berpengaruh terhadap tinggi gelombang, arus pantai, pasang surut, dan

kecepatan angin. Berdasarkan data yang diperoleh dari BMKG Majene,

umumnya tinggi gelombang rata-rata Perairan Pantai Dato pada hari biasa

adalah sekitar 0,5 m – 1 m dan 1 m – 1,5 m ketika cuaca buruk sedangkan

kecepatan angin rata-rata 3,8 knot/bulan. Adapun arus pantai di perairan Pantai

Dato termasuk arus susur pantai dengan kecepatan 0,4 – 0,97 m/det.

Potensi bencana yang mungkin terjadi di Kawasan Pantai Dato adalah

Tsunami dan abrasi laut. Berdasarkan data tsunami yang didapat, di Kabupaten

Majene pernah terjadi dua kali bencana tsunami dengan tinggi gelombang >5

meter sedangkan bencana abrasi belum pernah terjadi di kawasan Pantai Dato.

Untuk itu dalam perencanaannya nanti, sarana dan prasarana pendukung wisata

akan lebih banyak diletakkan di kawasan tebing yang tingginya sekitar 10-20

meter dari tepi pantai sehingga dapat mengantisipasi dan meminimalisir

dampak yang timbul ketika terjadi bencana tsunami.

Page 75: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

57

Gambar 4.5. Peta lokasi perencanaan Pantai Dato Kabupaten Majene

Sumber : arcgis dan diolah kembali, 2017

Page 76: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

58

Gambar 4.6. Peta Kemiringan Lereng Pantai Dato Kabupaten Majene

Sumber : arcgis dan diolah kembali, 2017

Page 77: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

59

2. Komponen Pariwisata

a. Objek dan Daya Tarik (Atraksi) Wisata

Pantai Dato hanya memiliki beberapa atraksi wisata yang tersedia seperti

berenang, menikmati pemandangan dan memancing. Sehingga wisatawan

yang datang berkunjung hanya melakukan beberapa kegiatan wisata. Hal ini

berakibat pada kurangnya minat wisatawan untuk berkunjung di Pantai Dato

karena keterbatasan objek dan daya tarik wisata yang dimiliki. Untuk atraksi

kegiatan berenang dan memancing masih belum optimal dikarenakan belum

ada fasilitas yang mendukung kegiatan tersebut seperti penyewaan alat

berenang maupun memancing.

Gambar 4.7 lokasi favorit untuk berenang Gambar 4.8 lokasi memancing

Gambar 4.9 panorama sunset Pantai Dato

Page 78: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

60

b. Kondisi Sarana dan Prasarana

1) Jalan

Jenis jalan yang dilalui menuju Pantai Dato adalah jenis jalan

arteri primer, arteri sekunder dan jalan lingkungan. Dengan kondisi

jalan kolektor seluruhnya telah berupa perkerasan aspal dan dalam

kondisi baik dan memadai, sisanya yaitu jalan lingkungan masih

terdapat beberapa titik lokasi yang masih berupa perkerasan beton dan

semen. Namun di beberapa titik lokasi masih ditemukan jalan yang

berupa perkerasan tanah dan belum mengalami perbaikan.

2) Air bersih

Untuk kawasan Pantai Dato air bersih dari pemerintah belum

tersedia, air bersih yang ada di Pantai Dato masih disediakan oleh

warga sekitar.

Gambar 4.11. Jalan menuju Pantai Dato yang masih

berupa perkerasan tanah. Gambar 4.10. Jalan menuju Pantai Dato

yang masih berupa perkerasan tanah.

Gambar 4.12 Kondisi Eksisting Air Bersih Pantai Dato..

Page 79: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

61

3) Listrik

Untuk kondisi prasarana listrik di Pantai Dato sudah ada, hanya

saja lampu penerangan untuk aktifitas malam di pantai dato masih

kurang, pantai dato hanya memiliki satu lampu penerangan

menggunakan panel surya.

4) Sampah

Untuk persampahan, di kawasan Pantai Dato tidak memiliki

sarana persampahan. Sampah yang ada dibiarkan berserakan di tepi

pantai dan menyebabkan kondisi pantai menjadi kotor.

Gambar 4.13. lampu penerangan Pantai Dato

Gambar 4.14 dan 4.15.sampah di tepi Pantai Dato

Page 80: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

62

5) Toilet umum

Fasilitas toilet umum di kawasan wisata Pantai Dato telah

terdapat dua unit fasilitas toilet umum dan satu ruang bilas. Namun

toilet umum ini hanya satu yang bisa digunakan karena kondisi toilet

rusak.

6) Akomodasi

Untuk fasilitas akomodasi/penginapan belum ada di pantai dato,

yang tersedia untuk tempat peristrahatan di Pantai Dato berupa gazebo

dengan jumlah lima unit.

Gambar 4.18.gazebo dengan view menghadap ke laut

Gambar 4.16 dan 4.17. ruang bilas dan toilet umum

Page 81: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

63

7) Tempat Makan dan Minum

Untuk tempat makan dan minum hanya ada tiga warung/kios

yang menjual di kawasan wisata Pantai Dato. Untuk tempat makan

seperti restoran dan cafe belum ada di Pantai Dato

c. Aksesibilitas

Akses menuju Pantai Dato tidak sulit untuk di jangkau karena hanya di

butuhkan waktu ±15 menit berkendara dari Kota Majene. Untuk dari luar

pulau sulawesi dapat mengakses Kabupaten Majene melalui jalur udara dan

laut. Untuk jalur udara wisatawan dapat menuju bandara tampa padang di

kota mamuju ibu kota provinsi sulawesi barat lalu melanjutkan perjalanan ± 3

jam menuju Kabupaten Majene atau dapat juga menuju Bandara Sultan

Hasanuddin Makassar lalu melanjutkan perjalanan ± 7 jam menuju

Kabupaten Majene. Untuk jalur laut dapat di akses dari Kalimantan Timur

Dan Kalimantan Selatan menuju Pelabuhan Palipi Kecamatan Sendana atau

Pelabuhan Majene Kecamataan Banggai Kabupaten Majene.

Dengan bentuk kemiringan yang ada di Pantai Dato akses menuju bibir

pantai menggunakan tangga, untuk menuju bibir pantai yang beralaskan

karang sudah ada namun akses penghubung pantai beralaskan karang dan

pasir ini masih belum ada.

Gambar 4.19 dan 4.20.warung/kios

Page 82: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

64

Gambar 4.21 Peta Aksesibilitas

Sumber: arcgis dan diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 83: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

65

BAB V

Analisis dan Pembahasan

A. Analisis Potensi dan Permasalahan

1. Karakteristik Fisik

Analisis mengenai karakteristik fisik kawasan pantai untuk mengetahui

potensi dan permasalahan fisik yang dimiliki oleh Pantai Dato sebagai aspek

dasar pendukung dalam Perencanaan Ekowisata Pantai Dato di Kabupaten

Majene. Adapun potensi fisik yang dimaksud adalah berupa kualitas pasir dan air

laut, kedalaman air laut, arus dan gelombang, pasang surut, biota laut, vegetasi

pantai, panorama alam, kebersihan air laut serta kenyamanan dan kebersihan

pantai.

a. Kualitas Pasir dan Air Laut

Kualitas pasir adalah kriteria potensi kondisi dan warna pasir baik

sebagai fungsi lahan dalam pelaksanaan atraksi wisata maupun sebagai fungsi

estetika. Untuk kawasan Pantai Dato jenis pasir yang menutupi daerah

pantainya adalah pasir putih dengan sedikit coral. Jenis pasir putih tersebut

kemudian dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang berkunjung

dan melakukan aktivitas pantai seperti berjemur, bersantai, dan bermain pasir.

Sedangkan untuk Kualitas air laut adalah kriteria potensi kecerahan,

kejernihan dan kebersihan air yang sesuai untuk pengembangan atraksi wisata

pantai. Kecerahan sangatlah diperlukan untuk melihat pemandangan bawah

laut sebanding dengan nilai kecerahan di lokasi.

Adapun bila dilihat dari kualitas air laut, Pantai Dato termasuk pantai

yang memiliki air laut jernih yang membuat pemandangan bawah laut dapat

terlihat dengan jelas. Hal ini kemudian memungkinkan untuk dilakukan

kegiatan olahraga air seperti snorkeling dan diving.

Gambar 5.1. dan 5.2. Kondisi pasir putih dan air laut yang jernih di Pantai Dato

Page 84: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

66

b. Kedalaman Air Laut

Kedalaman air laut adalah kriteria potensi kedalaman air yang sesuai

dengan pengembangan atraksi wisata pantai. Kedalaman untuk mandi dan

berenang yaitu 0-3 m. Sedangkan untuk penyelaman 5-30 m dan dalam

melakukan kegiatan penyelaman sangat penting untuk mengetahui kedalaman

suatu perairan, karena dapat berpengaruh pada faktor kesehatan dan

keselamatan.

Untuk kondisi kedalaman air laut Pantai Dato memiliki kedalaman laut

yang bervariasi di beberapa titik yaitu berkisar dari 1,5 – 2 m dari bibir tebing.

Pada kedalaman tersebut para pengunjung yang datang biasanya melakukan

kegiatan berenang sambil menikmati keindahan bawah laut. Selain itu, melihat

kondisi Pantai Dato yang berair jernih maka di samping berenang adapun jenis

kegiatan lain yang bisa dikembangkan di Pantai Dato adalah snorkeling dan

diving.

c. Arus dan Gelombang

Arus dan gelombang adalah kriteria potensi kecepatan arus serta potensi

ombak atau ketinggian gelombang yang sesuai dengan pengembangan atraksi

wisata pantai. Misalnya untuk kegiatan berenang membutuhkan perairan yang

tidak terdapat arus yang sifatnya menarik atau menyedot dan gelombang atau

ombak yang tidak terlalu tinggi. Kriteria pemilihan lokasi untuk pariwisata

pesisir adalah arus kecepatan berkisar antara 0.13-0.4 m/detik. Sedangkan

untuk gelombang laut kriteria penilaiannya yaitu gelombang laut tenang (0.2

m) dan berombak (0.2-0.5 m)

Gambar 5.3. Lokasi yang sering dijadikan tempat berenang di Pantai Dato

Page 85: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

67

Adapun kondisi arus di Pantai Dato relatif tenang dengan gelombang

yang tidak terlalu besar yaitu 0,5 meter (minimal) dan 1,5 meter (maksimal).

Selanjutnya kondisi tersebut dapat menjadi faktor pendukung pengembangan

atraksi olahraga air seperti berenang, snorkeling, dan diving. Namun, kemudian

kondisi arus dan gelombang yang tergantung pada keadaan musim yang

mempengaruhi cuaca, arah dan kecepatan angin serta pasang surut laut juga

akan berpengaruh pada waktu pelaksanaan kegiatan olahraga air tersebut.

Gambar 5.4. Kondisi ombak di Pantai Dato

d. Pasang Surut

Pasang surut adalah kriteria potensi kenaikan muka air laut yang

berpengaruh dalam penentuan lebar pantai. Semakin luas area pantai maka

semakin baik. Pasang surut merupakan kriteria pembatasan pengembangan

pariwisata pantai dan laut.

Adapun kondisi pasang Pantai Dato dimulai saat hari menjelang sore

yaitu sekitar pukul 15.30 dan akan surut sekitar pukul 05.00 esok paginya. Hal

ini kemudian berpengaruh pada waktu pelaksaan jenis kegiatan di wilayah laut

dan pantai karena ketika proses pasang surut terjadi maka secara langsung akan

berpengaruh terhadap kondisi luas pantai dan kedalaman air laut.

Gambar 5.5. Kondisi Pantai Dato saat pasang terjadi

Page 86: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

68

Pada saat terjadi pasang maka luas daerah pantai kawasan Pantai Dato

akan menyempit sekitar 2-4 meter oleh air laut. Naiknya air laut ini kemudian

akan menutupi sebagian kawasan pantai dan keadaan arus cenderung

meningkat. Namun, keadaan arus akan berkurang dan kembali normal ketika

surut telah tiba. Proses pasang surut yang terjadi akan berpengaruh terhadap

waktu pelaksanaan atraksi wisata di Pantai Dato seperti kegiatan berenang pada

pukul 06.00 pagi sampai pukul 16.00 dengan rentan waktu 10 jam beraktivitas.

e. Biota Laut

Kondisi kawasan perairan yang relatif tenang dengan kualitas air laut

yang bersih dan jernih menyebabkan Pantai Dato memiliki kekayaan biota laut

yang indah dan beraneka ragam. Kekayaan seperti terumbu karang, rumput

laut, kerang, bintang laut, ikan, anemone laut, dan lain sebagainya menjadi

penghias dunia bawah laut kawasan Pantai Dato . Hal ini kemudian dapat

menjadi menjadi daya dukung kawasan dalam mengembangkan jenis atraksi

air seperti snorkeling dan diving.

Gambar 5.6. Salah satu jenis biota laut di Pantai Dato

f. Vegetasi Pantai

Banyaknya jenis tanaman atau vegetasi yang terdapat di kawasan

Pantai Dato dan sekitarnya menandakan bahwa jenis tanah di wilayah ini

termasuk subur. Jenis tanaman seperti pandan, kelapa, ketapang, mangga,

pisang, tanaman paku, semak belukar, dan lain-lain banyak terdapat di wilayah

ini. Adapun persebaran jenis vegetasi tersebut yaitu, wilayah pesisir pantai

didominasi oleh tanaman pandan dan pohon kelapa sedangkan untuk kawasan

tebing didominasi oleh tanaman paku dan semak belukar.

Page 87: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

69

Fungsi kawasan yang belum dikembangkan secara optimal

menyebabkan terdapat banyak lahan kosong di sekitar Pantai Dato . Hal ini

menyebabkan di beberapa titik lokasi lahan kosong yang ada dimanfaatkan

oleh masyarakat sebagai ladang atau kebun yang ditanami dengan berbagai

jenis tanaman seperti jagung, ubi, dan kacang hijau. Dengan adanya berbagai

jenis vegetasi di kawasan Pantai Dato menyebabkan terciptanya suasana

lingkungan pantai yang teduh dan hijau. Hal ini kemudian dapat menjadi faktor

pendukung dalam pengembangan wisata bahari pantai yang alami. Selain itu,

banyaknya vegetasi dapat menjadi penetral dan penyeimbang lingkungan

pantai yang cenderung bersuhu panas.

Gambar 5.7. Jenis tanaman yang tersebar di kawasan Pantai Dato

g. Panorama Alam

Secara keseluruhan kawasan Pantai Dato yang termasuk dalam

perairan Teluk Mandar memiliki keindahan panorama alam pantai yang

menarik. Pantai dengan air laut jernih, pasir putih, dan tebing karang

yang menjadi pembentuk utama Pantai Dato dan didukung dengan jenis

vegetasi yang sangat berpotensi dikembangkan menjadi objek wisata bahari di

Kabupaten Majene. Keindahan alam yang dapat dinikmati dari atas tebing

dengan sudut pandang pantai yang luas menjadi salah satu daya tarik dari

Pantai Dato . Dari atas tebing yang ada wisatawan dapat memandang bebas ke

arah perairan teluk Mandar dan melihat perahu-perahu nelayan yang sedang

menangkap ikan di tengah laut. Selain itu, view pantai yang tepat menghadap

ke Barat menjadi point plus bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana

matahari terbenam (sunset).

Page 88: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

70

h. Kebersihan Air Laut

Untuk kebersihan air laut yang ada di Pantai Dato jernih namun belum

tentu bersih, hal tersebut di karenakan ada banyak faktor yang dapat

mempengaruhi tingkat kebersihan air laut seperti adanya limbah dan sampah

rumah tangga yang dibuang ke laut, saluran drainase yang langsung menuju

laut, atau minyak buangan yang berasal dari perahu bermotor yang digunakan

oleh nelayan.

i. Kebersihan dan Kenyamanan Pantai

Aspek kebersihan dan kenyamanan pantai merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi jumlah wisatawan untuk datang berkunjung ke

suatu objek wisata. Tidak adanya pengelolaan yang baik menyebabkan kondisi

Pantai Dato menjadi kotor dan tidak terawat dengan baik. Serta tidak

tersedianya sarana persampahan di Pantai Dato menyebabkan wisatawan

membuang sampahnya secara sembarangan di sekitar pantai.

Untuk aspek kenyamanan di Pantai Dato dapat dilihat dari point-point

sebagai berikut:

Gambar 5.8. Pemandangan alam Pantai Dato dari atas tebing

Gambar 5.9. Sampah-sampah yang berserakan di sekitaran Pantai Dato

Page 89: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

71

1) Lokasi Pantai Dato yang cukup jauh dari akses lalu lintas yang padat dan

ramai serta permukiman penduduk menyebabkan aktivitas darat

masyarakat tidak memberikan efek kebisingan terhadap Pantai Dato .

2) Penggunaan perahu tidak bermotor oleh sebagian besar nelayan yang

melaut di perairan Pantai Dato juga membantu mengurangi tingkat

kebisingan yang mungkin terjadi di Kawasan Pantai Dato .

3) Letak Pantai Dato yang tersembunyi dan tidak adanya binatang buas

menyebabkan lokasi Pantai Dato terbebas dari gangguan binatang yang

dapat mengancam keselamatan wisatawan.

4) Banyaknya vegetasi yang tumbuh di tepi pantai memberikan suasana

teduh dan rindang sehingga dapat menimbulkan suasana nyaman bagi

wisatawan.

Berdasarkan point-point tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa

tingkat kenyamanan di Pantai Dato cukup baik namun, satu hal yang masih

mengganggu adalah banyaknya sampah yang berserakan di tepi pantai. Hal ini

menyebabkan suasana pantai menjadi tidak indah dan mengganggu

pemandangan yang secara tidak langsung dapat mengurangi tingkat

kenyamanan wisatawan.

j. Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng Pantai Dato terbaagi atas tiga presentase yaitu

kemiringan 0-5%, 5-9%, dan 10%-30%. Untuk kemiringan lereng 0-5%

berada pada ketinggian 0-3 meter diatas permukaan laut (mdpl) yaitu berada

pada daerah pesisir pantai, sedangkan kemiringan 5-9% berada pada

ketinggian 5-7 mdpl yaitu berupa dataran rendah tanah yang merupakan batas

antara daerah pantai dan tebing, dan untuk kemiringan 10-30% berada pada

ketinggian 15-25 mdpl yang merupakan tebing karang yang menjulang tinggi.

Gambar 5.10 dan 5.11. (kiri) 0-5% dan 10-30%, (kanan) 0-5% dan 5-9%

Page 90: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

72

Tabel 5.1. Analisis Potensi dan Permasalahan Kondisi Fisik Pantai Dato Kabupaten Majene

No. Karakteristik Fisik Potensi Permasalahan

1. Kualitas pasir dan

air laut

a) Daerah pantai luas dan panjang.

b) Jenis pasir putih bersih, tekstur kasar sampai agak

halus.

c) Air laut biru dan jernih.

a) Sampah yang berserakan di tepi pantai mengganggu

keindahan alami pasir yang ada.

b) Tingkat kebersihan air laut belum memadai.

2. Kedalaman, arus, dan

gelombang air laut

a) Kedalaman 1,5-2 meter cocok untuk kegiatan

berenang.

b) Arus perairan relatif tenang

c) Tinggi gelombang tidak terlalu besar yaitu 0,5 – 1,5

meter.

d) Perubahan cuaca jarang terjadi.

a) Kedalaman air laut yang bervariasi.

b) Tebing karang yang terjal dan tidak teratur pada

lokasi kegiatan berenang.

3.

Pasang surut

a) Kegiatan berperahu dapat lebih mudah dilakukan

saat pasang datang.

b) Ketika pasang datang kegiatan berenang dapat

dilakukan tepat di tepi pantai.

c) Pada saat surut wisatawan dapat mencari kerang-

kerang di bagian tepi pantai.

a) Pada saat pasang daerah pantai berkurang karena

naiknya air laut menutupi 2-4 meter wilayah pantai.

b) Pada saat pasang banyak sampah yang ikut terbawa

oleh ombak.

c) Pada saat surut kegiatan berenang tidak dapat

dilakukan tepi di tepi pantai.

d) Pada saat surut kegiatan berperahu dan memancing

hanya dapat dilakukan di kawasan tebing karang.

Page 91: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

73

No. Karakteristik Fisik Potensi Permasalahan

4.

Biota laut dan vegetasi

pantai

a) Terdapat beraneka ragam jenis biota laut seperti

terumbu karang. Kerang, ikan, dll.

b) Keanekaragaman jenis biota laut dapat menjadi

daya dukung untuk kegiatan snorkeling dan diving.

c) Terdapat banyak jenis vegetasi yang tumbuh di

daerah pantai dan tebing.

d) Persebaran vegetasi yang merata memberikan kesan

teduh dan rindang pada setiap sisi kawasan Pantai

Dato .

a) Tidak adanya pengelolaan yang baik menyebabkan

sampah yang dihasilkan dari tanaman seperti daun

dan ranting mengotori daerah pantai.

b) Pertumubuhan vegetasi yang tidak berkelompok dan

tidak tertata dengan baik.

5.

Panorama alam

a) Air laut berwarna biru dan jernih.

b) Pasir putih yang bersih.

c) Kawasan berbentuk tanjung dengan tebing karang

yang memisahkan daerah pantai dan darat.

d) Posisi pantai yang tepat mengahadap ke arah barat

(sunset).

a) Kualitas kebersihan air laut yang belum memadai.

b) Suasana pantai yang kotor.

c) Tebing karang yang terjal dan tidak beraturan.

6.

Kebersihan air laut

- a) Sampah dan limbah rumah tangga masyarakat yang

dibuang di kawasan laut sekitar Pantai Dato .

b) Banyaknya sampah yang terbawa ombak saat pasang

terjadi.

7.

Kebersihan dan kenyamanan

pantai

a) Lokasi Pantai Dato yang cukup jauh dari

permukiman penduduk dan akses lalu lintas yang

padat dan ramai.

b) Penggunaan perahu tidak bermotor oleh sebagian

besar nelayan yang melaut di perairan Pantai Dato .

a) Banyaknya sampah yang berserakan di tepi pantai.

b) Letak pantai yang tersembunyi dan jauh dari akses

angkutan umum.

Sumber : Hasil Analisis 2017

Page 92: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

74

Gambar 5. Peta Persebaran Terumbu Karang

Gambar 5.12 Peta Persebaran Terumbu Karang

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 93: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

75

Gambar 5.13 Peta Kedalaman Perairan

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 94: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

76

Gambar 5.14 Peta Kecerahan Perairan

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 95: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

77

Gambar 5.15 Peta kemiringan lereng

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 96: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

78

Gambar 5.16 Perspektif Perbedaan Elevasi Kawasan Pantai Dato

3

Keterangan :

2

1

0 – 5 %

5 – 10 %

10 – 30 %

Laut

Page 97: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

79

Gambar 5.17. Peta Maping Panorama Alam

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 98: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

80

2. Komponen Pariwisata

Analisis mengenai komponen pariwisata yaitu untuk mengetahui

potensi dan permasalahan fisik yang dimiliki oleh Pantai Dato, karena

komponen pariwisata merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan wisata, adapun komponen pariwisata yaitu objek

dan daya tarik (atraksi) wisata, sarana dan prasarana serta aksesibilitas.

Komponen tersebut harus tersedia secara maksimal agar kegiatan wisata

dapat menarik wisatawan untuk datang berkunjung. Sama halnya dengan

Pantai Dato yang diperuntukkan sebagai pariwisata alam sehingga perlu

tersedianya komponen pariwisata. Namun pada kondisi eksistingnya

komponen pariwisata tersebut belum optimal pengadaannya di Pantai

Dato, adapun lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Objek dan Daya Tarik (Atraksi) Wisata

Ada beberapa objek dan atraksi wisata yang menjadi daya tarik

wisatawan untuk mengunjungi Pantai Dato diantaranya yaitu,

berenang, memancing, dan menikmati panorama sunset. Untuk

kegiatan berenang di Pantai Dato belum tersedia fasilitas seperti

penyewaan alat, begitu pula dengan kegiatan memancing belum

tersedianya fasilitas penunjang untuk memudahkan wisatawan

dalam melakukan kegiatan memancing seperti dermaga. Panorama

di Pantai Dato menyajikan keindahan alam yang dapat dinikmati

wisatawan ketika berkunjung diantaranya yaitu, tebing yang

menjulang tinggi, hamparan pasir putih, terumbu karang dan birunya

laut di Pantai Dato. Selain itu menjelang sore hari panorama di

Pantai Dato menjadi semakin indah dengan suguhan matahari

terbenam.

Tabel 5.2 analisis objek dan daya tarik (atraksi) wisata

No Objek

Wisata

Atraksi

Wisata

Analisis/Penilaian Solusi

1 Laut, flora

dan fauna

memancing

(something

to do)

a. Tidak ada tempat khusus

untuk wisatawan yang ingin

memancing..

b. Tidak adanya fasilitas

penyewaan alat memancing.

a. Menyediakan tempat

khusus untuk

memancing seperti

dermaga atau bale-bale

sebagai spot

pemancingan.

b. Menyediakan fasilitas

Page 99: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

81

No Objek

Wisata

Atraksi

Wisata

Analisis/Penilaian Solusi

penyewaan alat

c. Menambah atraksi

wisata snorkeling dan

menyelam, karena

didukung dengan

kondisi biota laut yang

ada di Pantai Dato

2 Pantai Berenang

(something

to do)

a. Keamanan wisatawan saat

berenang belum terjamin

dimana tidak adanya petugas

pantai untuk menjaga

wisatawan dan tidak adanya

rambu-rambu peringatan

batas wisatawan untuk

berenang.

b. Tidak adanya fasilitas

penyewaan alat untuk

berenang, seperti

pelampung.

a. Pengadaan penjaga

pantai, serta rambu-

rambu

peringatan/batas

wisatawan ketika

berenang.

3 Tebing Panorama

alam

(something

to see)

a. Daerah tebing belum ada

gazebo-gazebo untuk

wisatawan berteduh dari

panas matahari atau hujan

saat sedang menikmati

panorama alam yang ada di

Pantai Dato.

a. Pengadaan gazebo di

daerah tebing.

Berdasarkan Tabel 5.2, dengan melihat potensi yang ada

berdasarkan hasil analisis maka objek dan atraksi wisata yang

dapat diterapkan di Pantai Dato adalah sebagai berikut:

1) Wisata Berenang

2) Wisata Snorkeling

3) Wisata Menyelam

4) Wisata Memancing

5) Wisata Berperahu (bottom glasses)

6) Rekreasi pantai ( Olahraga pantai, berjemur dan bersantai)

7) Panorama

8) Kegiatan Konservasi

Sumber : Hasil Analisis 2017

Page 100: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

82

b. Sarana Prasarana Pariwisata

Kondisi sarana prasarana wisata di Pantai Dato belum memadai

untuk menunjang kegiatan wisata. Pada kawasan ini belum terdapat

sarana prasarana pendukung wisata seperti akomodasi, tempat

makan dan minum, tempat belanja. untuk lebih jelasnya analisis

mengenai sarana prasarana penunjang wisata dapat dilihat pada tabel

5.3 berikut ini:

Tabel 5.3 Analisis Kondisi Sarana Pariwisata

No Sarana Analisis Solusi

1 Toilet Umum Toilet umum yang ada

rusak, dan masih kurang

karena hanya terdapat di

sisi kanan pantai serta

kamar bilas yang tidak

memadai.

Perlunya perbaikan dan

penambahan jumlah

toilet terutama disisi kiri

pantai serta penataan

kembali ruang bilas.

2 Akomodasi Akomodasi/penginapan

belum ada hanya gazebo

sebagai tempat istrahat

sementara.

Pembangunan

akomodasi/penginapan

dengan ciri khas rumah

adat majene agar

menjadi daya tarik

wisata tersendiri.

3 Tempat Makan Dan

Minum

Tempat makan dan

minum belum ada hanya

berupa kios-kios kecil.

Menyediakan tempat

makan dan minum

dengan ciri khas adat

majene.

4 Tempat belanja Tidak ada tempat belanja

seperti cinderamata yang

khas di Pantai Dato,

sehingga wisatawan

yang telah berkunjung

tidak membawa

bingkisan apapun saat

pulang.

Menyediakan tempat

belanja cinderamata has

di Pantai Dato majene

berupa kerjinan tangan

seperti miniatur perahu

sandeq khas majene atau

kerajinan tangan yang

terbuat dari benda-benda

yang ada di kawasan

Pantai Dato seperti

kerang.

Sumber : Hasil Analisis 2017

Page 101: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

83

Tabel 5.4 Analisis Kondisi Prasarana Pariwisata

No Prasarana Analisis Solusi

1 Jalan Masih ada beberapa titik

jalan yang masih berupa

perkerasan tanah.

Memperbaiki jalan

yang masih berupa

perkerasan tanah agar

wisatawan dapat

menjangkau pantai

dengan nyaman dan

juga meningkatkan nilai

aksesibilitas.

2 Air Bersih Air PDAM masih belum

masuk di kawasan

wisata Pantai Dato.

Penyediaan air bersih

(PDAM) di kawasan

wisata Pantai Dato

untuk membilas dll.

3 Listrik Kurangnya lampu

penerangan saat

kegiatan malam hari.

Penambahan lampu

penerangan di beberapa

titik agar wisatawan

bisa tetap berkegiatan

dengan penerangan

yang memadai.

4 Sampah Sampah masih dibuang

sembarangan oleh

masyrakat maupun

wisatawan karena tidak

adanya tempat sampah

di kawasan Pantai Dato.

Menyediakan tempat

sanpah di kawasan

Pantai Dato secara

tersebar agar wisatawan

dapat menjangkau

tempat sampah tidak

terlalu jauh.

1. Perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana wisata

Kebutuhan akan sarana dan prasarana di Pantai Dato dapat

dilakukan dengan melakukan perhitungan jumlah rata-rata maksimal

yang datang berkunjung pada tahun 2017. Berdasarkan hasil survey

yang telah dilakukan maka diperoleh data yaitu:

Jumlah wisatawan pada hari senin – jumat (weekdays): 30-40

orang/hari

Jumlah wisatawan pada hari sabtu dan minggu (weekend):

90-100 orang/hari

Sumber : Hasil Analisis 2017

Page 102: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

84

Jumlah wisatawan 2017

Wisatawan weekdays: 40 x 5 = 200 orang/minggu

200 x 4 = 800 orang/bulan

800 x 12 = 9600 orang/tahun

Wisatawan weekend: 100 x 2 = 200 orang/minggu

200 x 4 = 800 orang/bulan

800 x 12 = 9600 orang/bulan

Total wisatawan pada tahun 2017 diperkirakan adalah 9600

+ 9600 = 19200 orang.

Untuk perhitungan kebutuhan yang diambil adalah jumlah

wisatawan terbanyak pada saat weekend 100 orang/hari.

1) Sarana prasarana pada lahan terbangun

Adapun untuk kebutuhan sarana prasarana di Pantai Dato yaitu

sebagai berikut :

Luas kawasan perencanaan (daratan): 6.866 m2

(7 Ha)

Rencana untuk luas lahan terbangun dan lahan yang tidak

terbangun adalah 40:60. Luas lahan terbangun bangunan

penyewaan alat olahraga, tempat makan dan minum (food

court), tempat belanja (toko souvenir), kantor pengelola, toilet

umum, penginapan/cottage, laboratorium , mushollah dan

bangunan serbaguna adalah 6.866 x 40% = 2.746 m2. Luas

lahan tidak terbangun = 6.866 x 60% = 4.119 m2

a) penginapan/Cottage

Untuk sarana akomodasi yang akan direncanakan di Pantai

Dato adalah cottage, Menurut Downing A. Jockson cottage

adalah tempat tinggal dalam ukuran kecil untuk ditempati

oleh keluarga yang berlokasi di pantai, danau atau

pegunungan dengan ciri tinggi bangunan satu hingga satu

setengah lantai, ukuran kecil, dan bergaya arsitektur khas

tradisional.

Page 103: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

85

Diasumsikan 1 unit cottage memiliki luas 56 m2

(P:7 dan

L:8) dengan dua kamar tidur, satu kamar mandi dalam dan

sebuah ruang tamu.

Perencanaan cottage : 30 unit

Luas untuk lahan cottage : 56 x 30 = 1.680 m2

Jumlah wisatawan/cottage adalah 2-4 0rang

Jumlah wisatawan yang dapat ditampung adalah 30x4= 120

orang

b) Penyewaan Alat Olahraga dan wisata (snorkeling,

menyelam dan berenang)

Luas bangunan 35 m2

(P:5, L:7)

c) Tempat makan dan minum (food court)

Luas bangunan 120 m2

(P:8, L:15)

d) Tempat belanja (toko souvenir)

Luas bangunan 30 m2

(P:10, L:3)

Direncanakan akan dibangun 4 tempat belanja dengan

pembagian ruang untuk tiap tempat adalah 2,5x3 meter.

e) Kantor pengelola

Luas bangunan 20 m2

(P:4, L:5)

f) Toilet umum

Luas bangunan 8 m2

(P:4, L:2)

Direncanakan akan dibangun 5 bangunan toilet umum

dengan pembagian tiap bangunan adalah 2x2 meter. Jadi,

terdapat 10 toilet umum dengan posisi di sebar di

beberapa titik.

g) Laboratorium (pengelola terumbu karang)

Luas bangunan 75 m2

(P:15, L:5)

h) Mushollah

Luas bangunan 16 m2

(P:4, L:4)

i) Gedung serbaguna

Luas bangunan 48 m2 (P:6, L:8)

Page 104: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

86

Jadi, total luas keseluruhan bangunan yang direncanakan

adalah 2.048 m2

2) Sarana prasarana pada lahan terbangun

Luas lahan tak terbangun adalah 4.119 m2

a) RTH

Luas RTH untuk kawasan perencanaan adalah 4119 x

30% = 1.235,7 m2

b) Parkir area

Asumsi pengunjung per hari = 100 orang

Untuk motor = 1 motor memuat 2 orang

Luas lahan parkir untuk 1 motor = 1,5 m2 (SRP

berdasarkan pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas

parkir tahun 1996)

Banyaknya motor = 100 : 2 = 50 motor

Luas lahan parkir untuk motor = 50 x 1,5 = 75 m2

Untuk mobil = 1 mobil 4 orang

Luas lahan parkir untuk 1 mobil = 12,5 m2 (SRP

berdasarkan pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas

parkir tahun 1996)

Banyaknya mobil = 100 : 4 = 25 mobil

Luas lahan parkir untuk mobil=25 x 12,5 = 312 m2

Asumsi pengelola = 25 orang

Untuk motor = 1 motor 1 orang

Banyaknya motor = 25 : 1 = 25 motor

Luas lahan parkir untuk motor = 25 x 1,5 = 37,5 m2

Untuk mobil = 1 mobil 2 orang

Banyaknya mobil 25 : 2 = 10 mobil (dibulatkan)

Luas lahan parkir untuk mobil=10 x 12,5 = 125 m2

Jadi, luas lahan parkir yang dibutuhkan untuk motor

adalah:

75 m2 + 37,5 m

2 = 112,5 m

2

Page 105: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

87

Sedangkan luas lahan parkir yang dibutuhkan untuk

mobil adalah: 312 m2 + 125 m

2 = 437 m

2

jadi total keseluruhan area parkir yang dibutuhkan

adalah: 105 m2 + 437 m

2 = 542 m

2

2. Perhitungan kebutuhan air bersih dan sampah

a) Air bersih

Menurut Permen PU No 14 Tahun 2010, standar

kebutuhan pokok air bersih untuk setiap orang adalah

sebesar 60 liter/hari. Adapun total kebutuhan air bersih

untuk kawasan Pantai Dato saat ini adalah:

Untuk wisatawan = 100 x 60 liter = 6000 liter/hari

Untuk pengelola = 25 x 60 liter = 1500 liter/hari

Jadi, total kebutuhan air bersih untuk kawasan Pantai Dato

adalah 6000 + 1500 = 7500 liter/hari

b) Sampah

Menurut Permen PU No 14 tahun 2010, standar timbulan

sampah untuk setiap orang adalah sebesar 2,75 – 3,25

liter/orang/hari. Adapun timbulan sampah yang dihasilkan

di kawasan Pantai Dato adalah:

Untuk wisatawan = 100 x 2,75 liter = 275 liter/hari

Untuk pengelola = 25 x 2,75 liter = 68,7 liter/hari

Jadi, total keseluruhan timbulan sampah yang mungkin

dihasilkan kawasan Pantai Dato adalah : 343,7 liter/hari.

c. Aksesibilitas

Wisatawan yang datang berkunjung dari luar Kabupaten

Majene dapat melalui jalur darat, udara maupun laut. Untuk jalur

darat kondisi jalan yang baik tidak menjadi hambatan bagi

wisatawan untuk mencapai Pantai Dato dengan mudah. Untuk

jalur udara wisatawan hanya bisa melalui Bandar Udara Sultan

Hasanuddin (Makassar) atau Bandar Udara Tampa Padang

(Mamuju). Dilanjutkan dengan perjalananan darat yang ditempuh

dengan waktu mamuju-majene ±3 jam dengan jarak ±142 km,

Page 106: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

88

sedangkan dari makassar-majene ±7 jam dengan jarak ±310 km.

Untuk jalur laut dapat di akses melalui pelabuhan palipi

Kecamatan Sendana Atau Pelabuhan Majene Di Kecamatan

Banggai, rute untuk pelabuhan palipi ada dari Kalimantan Timur

Dan Kalimantan Selatan.

Page 107: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

89

Gambar 5.18. Peta Aksesibilitas

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 108: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

90

B. Analisis Kesesuaian Dan Daya Dukung Kawasan Wisata

1. Analisis Kesesuaian Wisata

Analisis kesesuaian wisata dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian

wisata di Pantai Dato. Analisis kesesuaian wisata menggunakan matriks

kesesuaian yang disusun berdasarkan kepentingan setiap parameter yang akan

mendukung kegiatan wisata di daerah tersebut. Adapun indeks kesesuaian wisata

ini terbagi dalam tiga tingkatan yaitu sangat berpotensi, cukup berpotensi dan

tidak berpotensi.

Tabel 5.4 Standar Tingkat Potensi Pengembangan Objek Wisata

No. Tingkat Potensi Rata-rata

1. Sangat Berpotensi 2.1 – 3.0

2. Cukup Berpotensi 1.1 – 2.0

3. Tidak Berpotensi 0.0 – 1.0

Sumber: Sumaatmadja, 1988

a. Wisata Darat

Kegiatan wisata rekreasi pantai merupakan kegiatan wisata yang terdiri dari

kegiatan berjemur, bersantai, dan kegiatan olahraga pantai Di Pantai Dato.

Berdasarkan pada matriks kesesuaian wisata, rekreasi pantai dominan berada pada

kolom sangat sesuai maka dapat dilakukan kegiatan wisata rekreasi.

Tabel 5.5 matriks kesesuaian Pantai Dato untuk wisata rekreasi pantai

No. Kriteria

teknis

Kondisi

Pantai Dato Sangat

Sesuai Sesuai

Tidak

sesuai

1. Topografi Daratan –

hampir datar

Daratan -

Hampir

datar

Miring Terjal -

Curam

2. Bentuk lahan Daratan pasir,

bukit karang

Daratan

pantai,

Gunduk

Pasir

Bergelomb

ang

Daratan

tergenang

3. Penutupan

lahan

Pohon kelapa,

lahan kosong

Pohon

kelapa,

Lahan

kosong

Campur/

cengkeh

Mangrove/

hutan

lebat,

rumah

4. Material

permukaan Pasir Coral

Pasir -

lumpur Pasir -

coral

Tanah

berbatu

5. Panorama Sedang Baik Sedang Kurang

6.

Matahari

terbit/

terbenam

Terlihat Terlihat Terlihat Tidak

terlihat

Sumber : hasil analisis, 2017

Page 109: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

91

Tabel 5.6 kriteria penilaian kegiatan untuk wisata rekreasi pantai

No. Parameter Indikator Skor

a. Topografi Datar – landai 3

b. Bentuk lahan Daratan 3

c. Penutupan lahan Pohon kelapa, lahan kosong 3

d. Material permukaan Pasir coral 2

e. Panorama Sedang 2

f. Matahari terbit/terbenam Terlihat 3

Jumlah Indikator 6

Jumlah Skor 16

Rata-rata 2,67

Tingkat Potensi Sangat Berpotensi

Sumber: hasil analisis, 2017

b. Wisata Laut

1) Wisata berenang

Aktivitas berenang merupakan atraksi wisata yang tidak lepas dari pantai,

dimana aktivitas ini menjadi pilihan utama dari wisatawan yang berkunjung ke

pantai.

Tabel 5.7 matrik kesesuaian Pantai Dato untuk wisata berenang

No. Kriteria Teknis

Kondisi

Pantai

Dato

Sangat

Sesuai Sesuai

Tidak

Sesuai

1. Kecepatan arus (m/det) 0,4 0.13 - 0.25 0.25 - 0.4 > 0.4

2. Tinggi gelombang (m) 0,5 < 0,2 0,21 – 0,5 > 0,5

3. Kedalaman (m) 2 - 5 0 - 3 3 – 5 > 5

4. Kisaran pasang surut (m) 1,2 < 1 1 – 3 > 3

5. Kemiringan lereng (%) 0-5 < 3 3 – 7 > 7

6. Tipe pantai

Berpasir /

coral

Berpasir

Berpasir agak

berbatu Berlumpur

berbatu

Sumber: Hasil analisis, 2017

Tabel 5.8 kriteria penilaian kegiatan untuk wisata berenang

No. Parameter Indikator Skor

a. Kecepatan arus 0,4 2

b. Tinggi gelombang 0,5 2

c. Kedalaman 2 - 5 3

d. Kisaran pasang surut 1,2 m 2

e. Kemiringan lereng 0 – 5 3

f. Tipe pantai Berpasir agak berbatu 2

Jumlah Indikator 6

Jumlah Skor 14

Rata-rata 2,3

Tingkat Potensi Sangat Berpotensi

Sumber: Hasil analisis, 2017

Page 110: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

92

Berdasarkan tabel 5.7 dan tabel 5.8 kesesuaian untuk kegiatan berenang di

Pantai Dato sangat berpotensi, dimana nilai indikator eksistingnya memiliki nilai

rata-rata yang cukup tinggi yaitu 2,3 yang termasuk dalam tingkat potensi

pengembangan yaitu sangat berpotensi.

2) Wisata snorkeling

Aktivitas snorkeling merupakan pilihan wisata tersendiri karena tidak semua

wisatawan yang datang berkunjung dapat melakukan wisata snorkelig untuk

menikmati keindahan terumbu karang. Kegiatan snorkeling juga merupakan

salah satu kegiatan ekowisata.

Tabel 5.9 Matriks kesesuaian Pantai Dato untuk wisata snorkeling

No. Kriteria Teknis Kondisi Pantai

Dato

Sangat

berpotensi

Cukup

berpotensi

Tidak

berpotensi

1. Topografi Datar – landau Datar-landai Agak curam Sangat curam

– curam

2. Bentuk lahan Flat – slope Reef flat

cenderung

slope

Daratan Lereng pantai

3. Kedalaman (m) 2 – 5 < 5 5 - 15 >15

4. Arus (cm/dt) 13 – 40 8-18 18 - 25 > 25

5. Gelombang (m) 0,5 – 1,5 < 0.5 0.5 - 1 > 1

6. Kecerahan (m) 5 – 8 >15 2 -15 < 2

7. Kondisi karang Hidup Hidup Karang mati

Tidak ada,

Pecahan

karang

8. Keterlindungan

dari gelombang Terlindung Terlindung

Cukup

Terlindung

Tidak

terlindung

Sumber: hasil analisis, 2017

Tabel 5.10 kriteria penilaian kegiatan wisata snorkeling Pantai Dato

No Parameter Indikator Skor

1. Topografi Datar – landai 3

2. Bentuk lahan Flat – slope 3

3. Kedalaman 2 – 5 2

4. Arus 13-40 3

5. Gelombang 0,5 – 1,5 2

6. Kecerahan 5 – 8 m 2

7. Kondisi karang Hidup 3

8. Keterlindungan dari gelombang Terlindung 3

Jumlah Indikator 8

Jumlah Skor 21

Rata-rata 2,6

Tingkat Potensi Sangat Berpotensi

Sumber: hasil analisis, 2017

Page 111: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

93

Berdasarkan tabel 5.9 dan tabel 5.10, kegiatan wisata snorkeling di Pantai

Dato tingkat potensi pengembangannya sangat berpotensi. Untuk parameter

utama dalam kegiatan wisata snorkeling adalah kedalaman perairan dan terdapat

sesuatu yang menarik untuk dilihat seperti hamparan terumbu karang (British

Sub Aqua Club dan holdbrook, 2001) dan kecerahan agar penampakan bawah

laut dapat dinikmati tanpa terganggu dengan air yang keruh atau kecerahan yang

kurang baik. Sehingga berdasarkan hal tersebut, wisata snorkeling layak untuk

diterapkan sebagai salah satu atraksi wisata bahari karena selain didukung oleh

beberapa parameter yang kuat juga diharapkan dapat menarik jumlah wisatawan.

3) Wisata menyelam

Wisata menyelam merupakan wisata yang mengajak wisatawan untuk dapat

menikmati keindahan bawah laut Pantai Dato, dimana wisata selam ini terbagi

atas dua kegiatan. Pertama wisata selam untuk menikmati keindahan bawah laut

Pantai Dato dengan menggunakan alat menyelam yang aman seperti SCUBA,

dan yang kedua merupakan wisata selam yang berkegiatan untuk pelestarian

terumbu karang dengan teknik transplantasi karang.

Tabel 5.11 matriks kesesuaian Pantai Dato untuk wisata menyelam

No. Kriteria Teknis Kondisi Pantai

Dato Baik Sedang Jelek

1. Topografi Datar - landai Miring – agak

curam Terjal Datar - landai

2. Bentuk lahan Flat - slope Reef slope Reef flat Daratan

3. Kedalaman (m) 15 - 20 15 - 30 30 – 50 > 50

4. Arus (cm/det) 13 - 40 8 - 18 18 – 25 > 25

5. Gelombang (m) 0,5-1,5 < 0.5 0.5 – 1 > 1

6. Kecerahan (m) 5-8 10 – 15 5 – 10 2 – 5

7. Kondisi karang Hidup Hidup Mati

Tidak ada atau

hanya ada

pecahan

karang

Sumber: Hasil analisis, 2017

Tabel 5.12 kriteria penilaian kegiatan wisata untuk menyelam Pantai Dato

No Parameter Indikator skor

a. Topografi Datar – landai 1

b. Bentuk lahan Flat – slope 3

c. Kedalaman 15 – 20 3

d. Arus 13-40 3

e. Gelombang 0,5 – 1,5 m 3

f. Kecerahan 5 – 8 m 2

g. Kondisi karang Hidup 3

Page 112: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

94

No Parameter Indikator skor

Jumlah Indikator 7

Jumlah Skor 18

Rata-rata 2,5

Tingkat Potensi Sangat berpotensi

Sumber: Hasil analisis, 2017

Berdasarkan tabel 5.11, penilaian kesesuaian untuk kegiatan meneyelam di

Pantai Dato ada beberapa kolom yang mempunyai nilai baik, sedang dan jelek.

Hal tersebut dikarenakan kriteria kolom arus dan gelombang yang mempunya

nilai untuk arus terbaik 13 dan terjelek 40, sedangkan nilai untuk kolom

gelombang terbaik 0,5 dan 1,5 terjelek. Namun parameter utama dalam kegiatan

menyelam adalah keindahan terumbu karang. Untuk kondisi terumbu karang

yang ada di Pantai Dato berada pada kondisi hidup yang artinya menurut matriks

kesesuaian untuk kegiatan menyelam baik, dengan jumlah rata-rata 2,5 atau

sangat berpotensi untuk diterapkan di Pantai Dato.

4) Wisata Berperahu

Wisata berperahu merupakan sebuah atraksi wisata yang menjadi salah satu

pilihan wisatawan untuk melakukan aktivitas di pantai selain berenang,

berperahu menggunakan perahu beralaskan kaca (bottom glass).

Tabel 5.13 matriks kesesuaian Pantai Dato untuk wisata berperahu

No Parameter

Kondisi

Pantai

Dato

Sangat

sesuai sesuai

Tidak

sesuai

1 Kedalaman (m) 5-10 >8 4-8 <4

2 Arus(m/dtk) 0,1-0,3 0-0,1 0,1-0,4 >0,4

Sumber: Hasil analisis, 2017

Tabel 5.14 kriteria penilaian kegiatan untuk wisata berperahu

No Parameter Indikator skor

1 Kedalaman (m) 5-10 3

2 Arus(m/dtk) 0,1-0,3 3

Jumlah indikator 2

Jumlah skor 6

Rata-rata 3,0

Tingkat potensi Sangat berpotensi

Sumber: Hasil analisis, 2017

Page 113: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

95

Berdasarkan tabel 5.13, penilaian kesesuaian untuk kegiatan berperahu di

Pantai Dato sangat berpotensi, hal ini dikarenakan indikator eksistingnya

memiliki nilai skor yang cukup tinggi sehingga total dari skor yang diperoleh

dan dibagi dengan jumlah indikator mendapatakan hasil rata-rata yaitu 3,0.

Dengan begitu wisata berperahu memiliki nilai tertinggi dan sangat berpotensi

untuk diterapkan di Pantai Dato.

5) Wisata memancing

Tabel 5.15 matriks kesesuaian Pantai Dato untuk wisata memancing

No. Kriteria Teknis Kondisi Pantai

Dato Baik Sedang Jelek

1. Topografi Landai – datar Landai -

Datar

Curam

menengah –

curam

Curam

2. Bentuk lahan Daratan, bukit

tebing karang Berbukit,

Daratan Rataan pasir Daratan tergenang

3. Kedalaman (m) 2- 5 <5 5 -15 > 15

4. Arus (cm/dt) 13 – 40 8 - 18 18 – 25 > 25

5. Gelombang (m) 0,5 – 1,5 <0.5 0.5 – 1 > 1

6. Kecerahan (m) 2 – 10 10-15 5 -2 < 2

7. Keterlindungan

dari gelombang Terlindung Terlindung

Cukup

Terlindung Tidak terlindung

8. Spesies ikan Ada, sedang Bervariasi Sedang Tidak ada –

Variasi kecil

Sumber: Hasil analisis, 2017

Tabel 5.16 kriteria penilaian kegiatan untuk wisata memancing

No Parameter Indikator skor

1. Topografi Datar – landai 3

2. Bentuk lahan Daratan, bukit tebing karang 3

3. Kedalaman 2-5 3

4. Arus 0,4 m 3

5. Gelombang 0,5 – 1,5 m 2

6. Kecerahan 5 – 8 m 2

7. Keterlindungan dari gelombang terlindungi 3

8. Spesies ikan Ada, sedang 2

Jumlah Indikator 8

Jumlah Skor 21

Rata-rata 2,6

Tingkat Potensi Sangat berpotensi

Sumber: hasil analisis, 2017

Berdasarkan tabel 5.15, dapat dilihat bahwa sebagian besar point penilaian

daya dukung kawasan Pantai Dato untuk kegiatan memancing berada pada

kolom penilaian baik.

Page 114: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

96

Gambar 5.19. Peta kesesuaian wisata renang

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 115: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

97

Gambar 5.20. Peta kesesuaian wisata snorkeling

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 116: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

98

Gambar 5.21. Peta kesesuaian wisata menyelam

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 117: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

99

Gambar 5.22. Peta kesesuaian wisata berperahu

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 118: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

100

2. Analisis Daya dukung wisata

Daya dukung kawasan digunakan untuk mengetahui jumlah maksimum

pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di Pantai Dato yang tersedia pada

waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia.

a. Analisis daya dukung kawasan wisata rekreasi pantai

Daya dukung kawasan sangat menentukan keberlanjutan suatu kegiatan

wisata itu sendiri, karena itu daya dukung ekosistem terumbu karang perlu

diperhatikan dalam pengembangan suatu kawasan termasuk dalam daya dukung

untuk kegiatan rekreasi pantai.

Luasan yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata rekreasi pantai yaitu

6.375m2.

DDK = x

x

= x

x

=

=

Berdasarkan pada hasil perhitungan daya dukung kawasan wisata untuk

rekreasi pantai diperoleh 256 orang/hari yang mampu ditampung Pantai Dato

untuk kegiatan rekreasi pantai.

b. Analisis daya dukung kawasan wisata berenang

Luasan yang dapat dimanfaatkan untuk wisata berenang yaitu 72.630m2

DDK = x

x

= x

x

=

=

Berdasarkan pada hasil perhitungan daya dukung kawasan wisata untuk

wisata berenang diperoleh 2906 orang/hari yang mampu ditampung Pantai Dato

untuk kegiatan wisata berenang.

Page 119: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

101

c. Analisis daya dukung kawasan wisata snorkeling

Pantai Dato memiliki luasan terumbu karang sebesar 14.825m2

yang dapat

dimanfaatkan untuk kegiatan snorkeling.

DDK = x

x

= x

x

=

=

Hasil dari analisis daya dukung kawasan (DDK) di Pantai Dato diperoleh

bahwa kegiatan wisata bahari dengan kategori wisata snorkeling yaitu

menampung sebanyak 177 orang/hari.

d. Analisis daya dukung kawasan wisata menyelam

Pantai Dato memiliki luasan terumbu karang sebesar 65.081m2

yang dapat

dimanfaatkan untuk kegiatan diving.

DDK = x

x

= x

x

=

=

Hasil dari analisis daya dukung kawasan (DDK) di Pantai Dato diperoleh

bahwa kegiatan wisata bahari dengan kategori wisata menyelam yaitu

menampung sebanyak 520 orang/hari.

e. Analisis daya dukung kawasan wisata berperahu

Luasan yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata berperahu yaitu

48.050m2.

DDK = x

x

= x

x

=

=

Berdasarakan pada hasil perhitungan daya dukung kawasan (DDK) wisata

berperahu diperoleh bahwa wisata berperahu dapat menampung 7688 orang/hari

Page 120: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

102

f. Analisis daya dukung kawasan wisata memancing

Pantai Dato memiliki luasan terumbu karang sebesar 1613m2

yang dapat

dimanfaatkan untuk kegiatan memancing.

DDK = x

x

= x

x

=

=

Hasil dari daya dukung kawasan (DDK) untuk wisata memancing adalah 64

orang/hari yang dapat ditampung.

C. Proyeksi Pengunjung

Proyeksi pengunjung ini diperlukan untuk mengetahui jumlah pengunjung

pada 20 tahun kedepan di Pantai Dato. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut:

Dari hasil perhitungan proyeksi didapatkan jumlah wisatawan pada tahun 2039

sebesar 271.691.

n TahunJumlah

Penduduk

Pertumbuhan

(%)

1 2017 15.839 13,79

2 2018 18.024 13,79

3 2019 20.509 13,79

4 2020 23.338 13,79

5 2021 26.556 13,79

6 2022 30.218 13,79

7 2023 34.385 13,79

8 2024 39.127 13,79

9 2025 44.523 13,79

10 2026 50.663 13,79

11 2027 57.650 13,79

12 2028 65.600 13,79

13 2029 74.647 13,79

14 2030 84.941 13,79

15 2031 96.655 13,79

16 2032 109.985 13,79

17 2033 125152 13,79

18 2034 142.411 13,79

19 2035 162.050 13,79

20 2036 184.398 13,79

21 2037 209.828 13,79

22 2038 238.764 13,79

23 2039 271.691 13,79

Tabel 5.17 Proyeksi Wisatawan

Page 121: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

103

BAB VI

PERENCANAAN

Perencanaan ekowisata di Pantai Dato berdasarkan kepada potensi dan

permasalahan yang dimiliki. Perencanaan ekowisata ini dilakukan dengan tujuan

sebagai peningkatan kualitas pariwisata di Pantai Dato yang dilengkapi dengan

komponen-komponen pariwisata sebagai penunjang wisata dengan tetap

memperhatikan aspek lingkungan. Dengan adanya perencanaan ekowisata di

Pantai Dato diharapkan mampu untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang

datang berkunjung ke Pantai Dato.

Arahan perencanaan ekowisata Pantai Dato meliputi arahan atraksi wisata,

arahan pembagian ruang (zonasi), arahan sarana dan Prasarana, arahan

aksesibilitas.

A. Arahan Atraksi Wisata

Arahan atraksi wisata untuk Pantai Dato ini bertujuan sebagai salah satu daya

tarik wisata dengan memperhatikan potensi dan kesesuaian lahan, dimana untuk di

Pantai Dato hanya memiliki tiga atraksi wisata yaitu berenang, menikmati

panorama, dan memancing. Untuk itu arahan perencanaan di Pantai Dato ada

penambahan atraksi wisata yang berdasarkan pada hasil analisis kesesuaian atraksi

wisata.

Adapun atraksi wisata yang dapat diterapkan di Pantai Dato tebagi atas dua

atrkasi wisata yaitu:

1. Atraksi Wisata laut

Wisata laut merupakan wisata yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di

daerah laut baik itu permukaan laut maupun bawah laut. Untuk atraksi wisata

yang ada di laut adalah sebagai berikut:

a) Wisata berenang

Tabel 6.1 kriteria panilaian kegiatan untuk wisata berenang

No. Parameter Indikator Skor

a. Kecepatan arus 0,4 2

b. Tinggi gelombang 0,5 2

c. Kedalaman 2 – 5 3

d. Kisaran pasang surut 1,2 m 2

e. Kemiringan lereng 0 – 5 3

Page 122: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

104

No. Parameter Indikator Skor

f. Tipe pantai Berpasir agak berbatu 2

Jumlah Indikator 6

Jumlah Skor 14

Rata-rata 2,3

Tingkat Potensi Sangat Berpotensi

Sumber: Hasil analisis, 2017

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian, wisata berenang dinyatakan sangat

sesuai untuk diterapkan di Pantai Dato. Untuk area wisata berenang berada pada

kedalaman 1-3 m dengan jarak dari bibir pantai 10-15 m. Adapun sarana

pendukung wisata berenang adalah pelampun dan alat bantu renang lainnya.

Sedangkan untuk prasarana pendukung wisata berenang yaitu tempat sewa alat,

ruang bilas, pos penjaga pantai serta rambu batas aman berenang.

b) Wisata snorkeling

Tabel 6.2 kriteria panilaian kegiatan untuk wisata snorkeling

No Parameter Indikator Skor

1. Topografi Datar – landai 3

2. Bentuk lahan Flat – slope 3

3. Kedalaman 2 – 5 2

4. Arus 13-40 3

5. Gelombang 0,5 – 1,5 2

6. Kecerahan 5 – 8 m 2

7. Kondisi karang Hidup 3

8. Keterlindungan dari gelombang Terlindung 3

Jumlah Indikator 6

Jumlah Skor 14

Rata-rata 2,3

Tingkat Potensi Sangat Berpotensi

Sumber: Hasil analisis, 2017

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian, wisata snorkeling dinyatakan sangat

sesuai untuk diterapkan di Pantai Dato. Untuk area wisata snorkeling berada

pada kedalaman <5 m. Adapun sarana pendukung kegiatan snorkeling yaitu

berupa alat/pakaian snorkeling, untuk prasarana pendukung wisata snorkeling

berupa tempat sewa alat, ruang ganti, rambu batas snorkeling.

c) Wisata menyelam

Tabel 6.3 kriteria panilaian kegiatan untuk wisata menyelam

No Parameter Indikator skor

a. Topografi Datar – landai 1

b. Bentuk lahan Flat – slope 3

c. Kedalaman 15 – 20 3

d. Arus 13-40 3

e. Gelombang 0,5 – 1,5 m 3

Page 123: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

105

No Parameter Indikator skor

f. Kecerahan 5 – 8 m 2

g. Kondisi karang Hidup 3

Jumlah Indikator 7

Jumlah Skor 18

Rata-rata 2,5

Tingkat Potensi Sangat berpotensi

Sumber: Hasil Analisis, 2017

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian, wisata menyelam dinyatakan sangat

sesuai untuk diterapkan di Pantai Dato. Untuk area wisata menyelam berada

pada kedalaman 15-30 m. Adapun sarana pendukung wisata menyelam yaitu

berupa alat SCUBA dan kapal/boat, sedangkan prasarana pendukungnya yaitu

dermaga, spot diving, tempat sewa alat, ruang bilas dan diving center.

d) Wisata berperahu

Tabel 6.4 kriteria panilaian kegiatan untuk wisata berperahu

No Parameter Indikator skor

1 Kedalaman (m) 5-10 3

2 Arus(m/dtk) 0,1-0,3 3

Jumlah indikator 2

Jumlah skor 6

Rata-rata 3,0

Tingkat potensi Sangat berpotensi

Sumber: Hasil analisis, 2017

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian, wisata menyelam dinyatakan sangat

sesuai untuk diterapkan di Pantai Dato. Untuk area wisata berperahu itu sendiri

berada pada kedalaman >8 m dengan jarak 30 m dari bibir pantai. Adapun

sarana pendukung wisata berperahu yaitu berupa perahu sandeq (khas majene)

bottom glasses. Sedangkan prasarana pendukung wisata berperahu yaitu

dermaga, rambu batas berperahu dan pos penjaga pantai.

e) Kegiatan Konservasi

Kegiatan konservasi merupakan aktivitas yang mengajak wisatawan untuk

ikut ambil andil dalam pelestarian alam, dalam hal ini meng-konservasi

ekosistem terumbu karang dengan teknik transplantasi karang. Kegiatan ini

termasuk dalam wisata edukasi, dimana wisatawan dapat mengetahui pentingnya

menjaga ekosistem terumbu karang untuk keseimbangan biota laut dan masih

Page 124: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

106

banyak lagi keistimewaan terumbu karang yang dapat diketahui wisatawan

melalui wisata konservasi ini. Untuk lokasi kegiatan konservasi berada pada sisi

kiri pantai, dengan jarak 75 m dari bibir pantai. Sarana pendukung kegiatan

konservasi yaitu laboratorium, kapal/boat. Sedangkan untuk prasarana

pendukung kegiatan konservasi yaitu lokasi konservasi dan dermaga.

Page 125: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

107

Gambar 6.1 Peta arahan wisata berenang

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 126: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

108

Gambar 6.2 Peta arahan wisata snorkeling

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 127: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

109

Gambar 6.3 Peta arahan wisata diving

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 128: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

110

Gambar 6.4 Peta arahan wisata berperahu

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 129: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

111

2. Atraksi Wisata darat

a) Wisata rekreasi pantai

Tabel 6.5 kriteria panilaian kegiatan untuk wisata rekreasi pantai

No. Parameter Indikator Skor

a. Topografi Datar – landai 3

b. Bentuk lahan Daratan 3

c. Penutupan lahan Pohon kelapa, lahan kosong 3

d. Material permukaan Pasir coral 2

e. Panorama Sedang 2

f. Matahari terbit/terbenam Terlihat 3

Jumlah Indikator 6

Jumlah Skor 16

Rata-rata 2,67

Tingkat Potensi Sangat Berpotensi

Sumber: hasil analisis, 2017

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian, wisata rekreasi pantai dinyatakan sangat

sesuai untuk di terapkan di Pantai Dato. Dengan luasan untuk rekreasi pantai

sepanjang pesisir Pantai Dato. Kegiatan rekreasi yang ditawarkan yaitu berupa

bersantai, berjemur dan olahraga pantai adapun sarana pendukung kegiatan rekreasi

pantai yaitu berupa tikar dan gazebo. Sedangkan untuk prasarana pendukung wisata

rekreasi pantai yaitu pasir putih dan penjaga pantai.

b) Wisata memancing

Tabel 6.6 kriteria panilaian kegiatan untuk wisata memancing

No Parameter Indikator skor

1. Topografi Datar – landai 3

2. Bentuk lahan Daratan, bukit tebing karang 3

3. Kedalaman 2-5 3

4. Arus 0,4 m 3

5. Gelombang 0,5 – 1,5 m 2

6. Kecerahan 5 – 8 m 2

7. Keterlindungan dari gelombang terlindungi 3

8. Spesies ikan Ada, sedang 2

Jumlah Indikator 8

Jumlah Skor 21

Rata-rata 2,6

Tingkat Potensi Sangat

berpotensi

Sumber: Hasil analisis, 2017

Berdasarkan hasil analisis kesesuain, wisata memancing dinyatakan sangat sesuai

untuk diterapkan di Pantai Dato. Untuk area wisata memancing berada pada sisi kiri

pantai dengan bentuk lahan bukit tebing karang. Adapun sarana pendukung kegiatan

wisata memancing yaitu alat pancing. Sedangkan prasarana pendukung wisata

Page 130: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

112

memancing berupa spot memancing, tempat berteduh dan tempat sewa alat

memancing.

c) Wisata Panorama

Wisata panorama yang ditawarkan merupakan menikmati keindahan alam Pantai

Dato yang masih alami dengan sunset sebagai nilai plus dari wisata panorama.

Wisata panorama memiliki beberapa titik sebagai spot untuk menikmati keindahan

alam yang disajikan Pantai Dato.

Page 131: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

113

Gambar 6.5 Peta arahan Area Rekreasi Pantai

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 132: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

114

Gambar 6.6 Peta arahan Wisata Memancing

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 133: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

115

Gambar 6.7 Peta arahan Wisata Panorama

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 134: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

116

B. Arahan Pembagian Ruang (zonasi)

Pembagian ruang (zonasi) didasarkan pada hasil analisis potensi dan

permasalahan di Pantai Dato, sehingga perlu dilakukan pembagian ruang atau

zonasi kawasan berdasarkan fungsi dan peruntukannya di lokasi perencanaan.

Tujuan dari penyusunan rencana zonasi yang dilakukan adalah untuk membagi

wilayah dalam zona-zona yang sesuai dengan peruntukkan dan kegiatan yang

saling mendukung serta memisahkannya dari kegiatan yang saling bertentangan.

Pembagian zona akan dibagi menjadi dua yaitu zona pemanfaatan laut dan zona

pemanfaatan darat.

a) Zona 1 (Zona Pemanfaatan Laut)

Zona satu merupakan kawasan yang kegiatannya diarahkan untuk atraksi

wisata. Zona satu berada pada sisi bagian pantai dan laut. Untuk zona

pemanfaatan laut terbagi atas dua segment yaitu:

1) Area konservasi

Pemilihan area konservasi berdasarkan pada persebaran terumbu karang,

dimana area konservasi ini dipilih karena kondisi terumbu karang diarea

tersebut lebih di dominasi terumbu karang yang telah mati. Untuk itu area

konservasi perlu ada untuk melestarikan terumbu karang yang ada pada

area tersebut disertakan kegiatan konservasi.

2) Area Rekreasi

Area rekreasi merupakan area atraksi wisata untuk pemanfaatan laut yang

disesuaikan dengan matriks kesesuaian seperti: berenang, snorkeling,

menyelam, dan berperahu.

Page 135: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

117

Gambar 6.8 Peta area Konservasi

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis 2018

Page 136: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

118

Gambar 6.9 Peta area Rekreasi

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis 2018

Page 137: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

119

b) Zona 2 (Zona Pemanfaatan Darat)

Zona dua merupakan kawasan yang berada pada daerah daratan Pantai Dato

dengan kondisi geografisnya merupakan tebing dengan peruntukan perencanaan

sarana dan prasarana pendukung wisata. Untuk perencanaan sarana dan prasarana

yang direncanakan yaitu akomodasi, toilet umum, parkir area, tempat makan dan

minum, toko souvenir, laboratorium (pengelola terumbu karang), tempat

penyewaan alat wisata, gazebo, menara pengawas, tempat sampah, ruang terbuka

hijau, panggung, kantor pengelola, bangunan serbaguna dan dermaga.

Page 138: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

120

Gambar 6.10 Peta Arahan Zona Pemanfaatan Darat

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis 2018

Page 139: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

121

C. Arahan Sarana dan Prasarana

Arahan perencanaan sarana dan prasarana merupakan hal penting dalam kawasan

objek wisata, dimana dengan tersedianya sarana dan prasarana dapat menjadikan

kawasan wisata dikunjungi oleh wisatawan. Sarana prasarana yang direncanakan

merupakan sarana prasarana untuk mendukung kegiatan wisata di Pantai Dato.

Adapun arahan sarana dan prasarana yang direncanakan adalah sebagai berikut.

1. Sarana

a. Sarana pokok

1) Biro perjalanan

Dalam dunia pariwisata sangat dibutuhkan usaha – usaha yang dapat

menciptakan suatu produk wisata yang nantinya dapat meningkatkan

pertumbuhan pariwisata. Salah satu usaha yang sangat dibutuhkan

adalah biro perjalanan wisata, dimana biro perjalanan wisata ini sebagai

perantara untuk memperoleh pelayanan jasa perjalanan wisata. Produk

wisata yang dihasilkan dari biro perjalanan wisata salah satunya adalah

paket wisata. Tujuan utama dibuatnya paket wisata adalah untuk

memberikan kemudahan kepada wisatawan rombongan maupun pribadi

dalam melakukan suatu kegiatan wisata. Dengan upaya inilah, biro

perjalanan dapat menyampaikan informasi kepada wisatawan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan dengan daerah tujuan wisata.

2) Cottage

Untuk cottage direncanakan dengan jumlah 30 unit yang memiliki luas

56 m2

dengan dua kamar tidur, satu kamar mandi dalam dan sebuah

ruang tamu. Untuk jumlah wisatawan yang dapat ditampung adalah

120, dengan asumsi satu cottage dapat menampung 2-4 orang. Dengan

letak cottage berada pada sisi kiri pantai dato baik itu di atas tebing

maupun di daratan antara pantai dan tebing.

3) Foodcourt

Foodcourt yang direncanakan memiliki luas bangunan 120 m2

(8x15),

foodcourt ini direncanakan memiliki dua bangunan ditempat yang

berbeda, bangunan foodcourt pertama berada di daratan tertinggi Pantai

Dato dan bangunan yang kedua berada pada daratan antara pantai dan

Page 140: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

122

tebing, hal ini diperhitungkan agar wisatawan dapat dengan mudah

mengakses foodcourt tersebut.

4) Toilet umum

Direncanakan toilet umum memiliki luas bangunan 8m2 (4x2) dengan

pembagian tiap bangunan adalah 2x2 meter peruntukan pria dan wanita,

dengan jumlah toilet umum yang akan dibangun adalah lima, yang

artinya 5 bangunan toilet= 10 toilet. Dengan letak tersebar di beberapa

tempat.

5) Gazebo

Gazebo ini luasnya 2x2 dengan jumlah gazebo sebanyak 20 unit dapat

menampung 80 orang, dengan asumsi 1 gazebo dapat menampung 3-4

orang. Terletak berjejer di sisi kanan Pantai Dato.

6) Musollah

Untuk musollah direncanakan berada dekat dengan gerbang masuk

yang dapat memudahkan wisatawan untuk mengaksesnya serta

memiliki jarak yang agak jauh dari kebisingan aktifitas pantai.

Musollah ini memiliki luas bangunan 16m2

yang dapat menampung

jamaah sebanyak 13 orang.

b. Sarana Pelengkap

1) Tempat sewa alat

Tempat sewa alat direncanakan memiliki luas bangunan 35m2

yang

didalamnya itu berupa alat-alat wisata seperti snorkel, pelampung dll.

2) Gedung serbaguna

Direncanakan gedung serbaguna seluas 48m2

(6x8) yang terletak di

dekat area foodcourt. Gedung serbaguna ini dapat menampung 40

orang.

3) Laboratorium

Laboratorium memiliki luas bangunan 75m2 diperuntukan untuk

pengelola terumbu karang dengan beberapa ruangan didalamnya

sebagai penunjang kegiatan penelitian yang ada di Pantai Dato.

Page 141: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

123

c. Sarana penunjang

1) Toko souvenir

Toko souvenir memiliki luas bangunan 30m2

dengan pembagian ruang

untuk 4 tempat belanja 2,5x3 meter per kios.

2) Panggung/ amphiteater

Perencanaan panggung/ amphiteater ini merupakan salah satu

perencanaan RTH namun fungsinya diperuntukan untuk tempat

berkumpul dengan letak berada ditengah Pantai Dato agar dapat diakses

dengan mudah dari semua sisi pantai.

2. Prasarana

a. Prasarana umum

1) Jalan

Perencanaan jalan yang direncanakan berupa perbaikan di beberapa

titik yang masih rusak, lalu pembuatan jalur pedestrian/ walking track

di atas tebing juga direncanakan.

2) Persampahan

Persampahan disini selain menyediakan tempat pembuangan sampah

dan tersebar dibeberapa titik, pihak pengelola juga mengatur jadwal

untuk pembuangan sampah yang terkumpul secara rutin.

3) Parkir

Parkir direncanakan seluas 542m2

dengan peruntukan parkiran motor

seluas 112,5 m2

dan untuk parkiran mobil seluas 437m2 dengan total

yang dapat ditampung motor 75 motor dan 35 mobil.

4) RTH

Ruang terbuka hijau direncanakan 30% dari luas kawasan Pantai Dato,

dengan luas 1.235,7 m2

tersebar di sisi kanan dan sisi kiri Pantai Dato.

5) Air bersih

Kebutuhan air bersih untuk kawasan Pantai Dato adalah 7500

liter/hari. Hal tersebut berdasarkan pada Permen PU No.14 Tahun

2010. Untuk perencanaan air bersih ini ada penambahan penampungan

air bersih di beberapa titik.

Page 142: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

124

6) Listrik

Untuk perencanaan listrik ini sudah masuk namun untuk cahaya

penerangan kegiatan malam belum ada maka direncanakan lampu

taman untuk penerangan.

b. Prasarana wisata

1) Kantor pengelola

Kantor pengelola memiliki luas bangunan 20m2

dengan letak tidak

jauh dari pintu gerbang dan parkiran. Kantor pengelola ini merupakan

pusat informasi tentang Pantai Dato.

2) Penjaga pantai

Perencanaan penjaga pantai ini dengan luas tower seluas 1,5x1,5 meter

dan terletak di bibir pantai agar dapat memantau aktifitas yang ada

dipantai dato.

3) Dermaga

Perencanaan dermaga disini memiliki panjang 50m dengan lebar 4

meter dan dermaga ini terbagi atas dua sisi dimana sisi pertama itu

peruntukan untuk dermaga wisata dan sisi kedua itu peruntukan

dermaga khusus kegiatan ekowisata.

4) Pintu gerbang

Perencanaan pintu gerbang merupakan akses dari luar kawasan Pantai

Dato, dengan perencanaan dua gerbang utama sebgai jalur masuk dan

jalur keluar. Lokasi pintu gerbang berada pada sisi kanan Pantai Dato.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 6.1 arahan letak dan ilustrasi

sarana dan prasarana yang direncanakan.

Tabel 6.7 arahan perencanaan sarana dan prasarana Pantai Dato

No Sarana dan Prasarana Letak Ilustrasi

1 Pintu Gerbang masuk

dan keluar

Pintu gerbang masuk dan

keluar diletakkan di sisi

kanan pantai, dimana

kondisi letak pintu

gerbang berada pada

dataran tinggi/tebing.

Page 143: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

125

No Sarana dan Prasarana Letak Ilustrasi

2 Parkir area Diletakkan berdekatan

dengan pintu gerbang

agar mudah di jangkau

setelah masuk gerbang

dan untuk tidak terlalu

banyak pergerakan

menggunakan kendaraan

setelah memasuki

kawasan Pantai Dato.

3 Kantor pengelola Di letakkan tidak jauh

dari parkiran, agar

wisatawan yang ingin

mencari informasi

tentang wisata dapat

dengan mudah di

jangkau.

4 Tempat makan dan

minum (foodcourt)

Perencanaan foodcourt di

kemiringan 5-9% dan di

kemiringan 10-30% .

5 Akomodasi cottage Perencanaan cottage

diletakkan di kemiringan

5-9% dan 10-30% dan

bersifat privat dengan

view menghadap ke laut.

6 Toko Souvenir Perencanaan toko

souvenir diletakkan

dekat area parkir agar

mudah di akses saat

pulang dengan isi jualan

hasil kerajinan tangan

masyarakat setempat.

Page 144: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

126

No Sarana dan Prasarana Letak Ilustrasi

7 Tempat penyewaan

alat

Tempat penyewaan alat

diletakkan di dekat akses

turun kedaerah pantai

8 Toilet umum Perencanaan toilet akan

diletakkan di area pantai

dan tebing adapun

bentuk toilet sesuai

standar. Toilet ini juga

berfungsi sebagai tempat

bilas.

9 Dermaga Dermaga yang

direncanakan terletak di

sempadan pantai dengan

bentuk sebagai

penghubung antara sisi

kanan dan sisi kiri pantai.

10 Gazebo Diletakkan di area pantai

berfungsi sebagai tempat

istrahat wisatawan.

11 Menara pengawas Diletakkan dekat dengan

area pantai di beberapa

titik.

12 Tempat sampah Peletakkan tempat

sampah diletakkan secara

tersebar di berbagai

lokasi kegiatan wisata

dan diletakkan juga di

depan cottage.

Page 145: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

127

No Sarana dan Prasarana Letak Ilustrasi

13 Lampu penerangan Lampu penerangan

tersebar sepanjang jalur

pedestrian dan daerah

yang dianggap perlu

penerangan untuk

mendukung kegiatan saat

malam hari.

14 Ruang terbuka hijau Ruang terbuka hijau

tersebar dengan sebaran

di sisi kiri kanan tebing

15 Laboratorium Terletak di dekat kantor

pengelola dan dekat

dengan akses turun

menuju pantai.

16 Panggung Terletak ditengah

pemanfaatan darat

dengan akses yang dapat

dijangkau dari segala

arah.

17 Air Bersih Untuk air bersih

direncanakan pakai air

PDAM dan disiakpan

penampung air letaknya

berada pada beberapa

titik.

Sumber: Hasil analisis, 2018

Page 146: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

128

Gambar 6.11 Peta Arahan Sarana dan Prasarana

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis 2018

Page 147: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

129

D. Arahan Aksesibilitas

Untuk aspek aksesibilitas, pencapaian ke lokasi Kawasan Pantai Dato cukup

mudah karena letaknya yang cukup dekat yaitu ±4 km dari pusat kota sehingga

waktu tempuh yang dibutuhkan sedikit. Selain itu, kemudahan aksesibilitas

menuju lokasi ditunjang dengan adanya layanan angkutan umum berupa ojek

motor yang dapat digunakan dalam pencapaian lokasi dengan biaya Rp. 10.000,-

dari pusat kota. Namun, untuk aksesibilitas dari kawasan Pantai Dato menuju

pusat kota masih sulit karena arus lalu lintas di kawasan Pantai Dato cukup sepi.

Untuk itu penyediaan transportasi dari Pantai Dato diperlukan sebagai

peningkatan akses dari dalam dan luar kawasan Pantai Dato.

Page 148: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

130

Gambar 6.12 Peta Aksesibilitas

Sumber: Arcgis, diolah kembali oleh penulis, 2018

Page 149: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

131

Perencanaan ekowisata Pantai Dato dibagi kedalam tiga tahapan antara lain:

1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Umum

Perencanaan tahap pertama adalah perencanaan sarana dan prasarana utama,

berupa perbaikan jalan menuju kawasan Pantai Dato dan pembuatan jalur

pedestrian/ walking track untuk sirkulasi wisatawan dalam kawasan Pantai

Dato, Pengadaan penampungan air bersih disetiap toilet umum, cottage,

musollah dan kantor pengelola, lalu pengadaan tempat sampah yang tersebar

di beberapa titik, lampu penerangan, dan toilet umum.

2. Perencanaan sarana dan Prasarana Pariwisata

Merupakan tahapan kedua yang dilakukan berupa pembangunan kantor

pengelola, gerbang keluar-masuk, foodcourt, toko souvenir, tempat

penyewaan alat, cottage, gazebo, menara pengawas dan panggung/

amphiteater.

3. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendukung Ekowisata

Merupakan tahap perencanaan terakhir yang di laksanakan, berupa

pembangunan dermaga sebagai pusat mobilisasi perahu. Selain dermaga di

tahapan ini juga membangun sebuah laboratorium sebagai salah satu sarana

yang mendukung kegiatan ekowisata di Pantai Dato.

Page 150: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

132

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan studi yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Potensi dan Permasalahan yang terdapat di kawasan Pantai Dato yaitu:

a) Terdapat beberapa atraksi wisata yang dapat dilakukan oleh

wisatawan yang berkunjung di Pantai Dato, yaitu menikmati

panorama, rekreasi pantai, berenang, dan memancing.

b) Potensi karakteristik kawasan Pantai Dato sangat sesuai untuk

menambah atraksi wisata seperti snorkeling, menyelam, dan

berperahu serta kegiatan konservasi khususnya terumbu karang Pantai

Dato.

c) minimnya sarana dan prasarana pantai dato menjadi salah satu

masalah terbesar dimana sampah masih menumpuk, akses jalan

penghubung dalam kawasan pantai belum ada, air bersih, toilet umum,

dll.

d) Moda transportasi yang dapat digunakan menuju pantai dato

kendaraan roda dua dan empat, untuk kondisi jalan masih ada di

beberapa titik yang butuh perbaikan.

2. Arahan perencanaan yang akan diterapkan pada kawasan ekowisata Pantai

Dato adalah:

a). Arahan Atraksi di Pantai Dato terbagi atas dua yaitu atraksi wisata laut

dan atraksi wisata darat, yang termasuk atraksi laut adalah wisata

berenang, wisata snorkeling, wisata menyelam, wisata berperahu dan

wisata konservasi, dan yang termasuk atraksi darat yaitu wisata rekreasi

pantai, wisata memancing dan wisata panorama.

b). Arahan Zonasi di Pantai Dato terbagi atas dua yaitu zona pemanfaatan

laut dan zona pemanfaatan darat, yang termasuk zona pemanfaatan laut

Page 151: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

133

yaitu area konservasi dan area rekreasi, dan zona pemanfaatan darat adalah

zona peruntukan sarana dan prasarana pendukung wisata.

c). Arahan sarana dan prasarana Pantai Dato adalah pintu gerbang, parkir,

kantor pengelola, foodcourt, cottage, toko souvenir, tempat penyewa alat,

toilet umum, dermaga, gazebo, menara pengawas, tempat sampah, lampu

penerangan, ruang terbuka hijau, laboratorium, panggung.

d). Arahan Aksesibilitas untuk Pantai Dato lebih mengarah ke penyediaan

transportasi umum dari Pantai Dato sebagai peningkatan akses dari dalam

dan luar kawasan Pantai Dato

B. Saran

Dari arahan perencanaan ekowisata Pantai Dato yang telah dikemukakan

maka beberapa saran yang dapat direkomendasikan untuk implementasi

ekowisata Pantai Dato adalah :

1. Untuk Studi Lanjutan

a) Untuk mendukung perencanaan ekowisata di Pantai Dato masih

diperlukan studi mengenai manajemen kelembagaan dan peningkatan

peran serta masyarakat dalam kegiatan wisata.

b) Dapat juga dilakukan penelitian yang lebih mendalam pada aspek

budaya dan adat istiadat masyarakat setempat sebagai upaya

transformasi budaya mandar kedalam atraksi wisata sehingga

diharapkan masyarakat dapat berperan serta dalam upaya

pengebambangan kawasan ekowisata Pantai Dato.

2. Untuk Pemerintah

Diharapkan adanya keseriusan dari pemerintah dalam implementasi

regulasi atau peraturan-peraturan yang terkait dengan pengembangan

Pantai Dato sebagai kawasan wisata, yang kemudian arahan perencanaan

tersebut dapat diterapkan sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah

pada sektor wisata dan berdampak terhadap peningkatkan taraf

kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan pengembangan.

Page 152: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

134

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Majene 2016

Badan Pusat Statistik Kecamatan Banggae Timur 2016

Badan Pusat Statistik Kelurahan Baurung 2016

Chafid, F. dan Mukhlison, 2000 Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata

Fakultas Kehutanan Universitas. Gadjah Mada Yogyakarta

Ceballos-Lascurain, Hector. 1996 Tourism, Ecotourism, and Protected Areas: The

State of Nature-Based Tourism Around the World and Guidelines for Its

Development

Husain, Mirsyad. 2013. Perencanaan Pengembangan Ekowisata Pulau

Karampuang Kabupaten Mamuju.

Hadi, S. P. 2007. Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism). Makalah

Seminar.

Rahmadi. 2015. Analisis Potensi Biofisik Dan Kesesuaian Lokasi Wisata Studi

Kasus Pantai Dato Kabupaten Majene.

Saddam. 2013. Pengembangan Wisata Bahari Di Pantai Teluk Jailolo

Spillane J. James. 1994. Pariwisata Indonesia. Yogyakarta : Kasinus

Sumaatmadja. 1988. Studi geografi : suatu pendekatan dan analisa keruangan

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit Andi Yogyakarta.

Tebay, S. 2004. Kajian Pengembangan Ekowisata Mangrove Berbasis

Masyarakat Di Taman Wisata Teluk Youtefa Jayapura Papua.

Tuwo, Ambo. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Jakarta. Brilian

Internasional.

Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan

Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah Seminar Sains.

Yoeti, Oka. 1997. Perencanaan dan pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT.

Pradnya Paramita.

Page 153: PERENCANAAN EKOWISATA BERBASIS SARANA DAN PRASARANA103.195.142.59/uploaded_files/temporary/Digital... · KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat

135

Peraturan Terkait

Undang-Undang No. 9 tahun 1990

Permen No.17 tahun 2008

Permen No.17 tahun 2014

Permen No. 33 tahun 2009

RDTR Kabupaten Majene tahun 2013-2033

Undang-Undang No. 27 tahun 2007

Website

http://www.konsep-ecotourism-atau-ekowisata.html. Diakses tanggal 9 Juni 2017

erepo.unud.ac.id/17627/3/11120155024-3-BABII.pdf. diakses tanggal 9 Juni 2017

https://www.jejakpiknik.com/pantai-kondang-merak.jpg diakses tanggal 12

desember 2017

https://apkgk.com/id/com.ips.CruiseShip.FerryBoat diakses tanggal 4 februari 2018

https://travel.kompas.com › Kompas.com › Travel diakses tanggal 6 februari 2018