ekowisata sebagai aspek lingkungan

31
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN LIA KUSUMANINGRUM, S.HUT., M.SC

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LIA KUSUMANINGRUM, S.HUT., M.SC

Page 2: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

APA ITU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ?

Page 3: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

PENDAHULUAN

Peradaban modern yang kapitalistik telah mendorong manusia begitu serakah terhadaplingkungan hidup. Manusia modern terjangkiti oleh penyakit hedonisme yang tidak pernahpuas dengan kebutuhan materi. Sebab yang mendasar timbulnya keserakahan terhadaplingkungan ini, karena manusia memahami bahwa sumber daya alam adalah materi yang mesti dieksploitasi untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan materinya yang konsumtif.

Page 4: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

Profesor Paul R. Ehrlich, Universitas Stanford dan isterinya, Anne Ehrlich (1968)

: kelaparan terjadi di seluruh dunia l970an dan 1980an, karena kelebihan

penduduk dan gejolak sosial, perlu adanya pembatasan pertumbuhan

penduduk . spt. Teori Thomas Malthus.

Robert Malthus mengatakan bahwa untuk menyeimbangkan antara

pertumbuhan penduduk (kelahiran) dengan pertumbuhan pangan (produksi),

mau tidak mau produktivitas pangan harus ditingkatkan. Hal ini bisa dilakukan

dengan cara mengoptimalkan sumber daya alam yang dapat dikelola dalam

bentuk barang dan jasa. Karena tingkat kepuasan manusia terhadap barang dan

jasa bersifat tidak terbatas, maka optimalisasi pengurasan sumber daya alam

dilakukan tanpa pernah memperdulikan sumber daya alam bersifat terbatas.

Akibat yang timbul kemudian adalah proses degradasi lingkungan berupa

kerusakan dan pencemaran lingkungan semakin menjadi-jadi dan bertambah

parah.

Page 5: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

• Banyak Kritik, antara lain kelaparan memang belumdapat dihilangkan, tetapi akar penyebabnya ketidakstabilan politik, bukan kekurangan pangan . EkonomIndia dan pemenang hadiah Nobel, Amartya Sen :negara dengan demokrasi dan pers bebas hampirtidak pernah menderita kelaparan berkepanjangan.

• Faktor utama pro kontra: keterkaitan pertumbuhanpenduduk, terbatasnya lahan pertanian, dengankemajuan teknologi, perbaikan tingkat kesehatan,(Pro Kontra adalah kelaziman dalam IPTEK).

• Fakta : ancaman global perubahan Iklim telahmembuktikan adanya korelasi kuat antara jumlahmanusia eksponensial dengan emisi Gas Rumah Kaca

Page 6: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

Kesepakatan agenda 21 melalui deklarasi pembangunan dan lingkungan

hidup di Rio de Janeiro, Brasil tahun 1992 merupakan sebuah

kemenangan dari misi menyelamatan bumi yang didorong oleh

semangat gerakan ekologi dalam (deep ecology).

Kesepakatan ini memuat pandangan bahwa manusia adalah bagian

integral dari alam kehidupan lain, yakni bagian alam bumi (biosfir),

sehingga perilaku perusakan dan pencemaran pada sebagian bumi pada

suatu negara dipandang sebagai perilaku yang tidak etis. Bumi dan

sumber daya alam dipandang sebagai sesuatu yang memiliki hak hidup

seperti manusia karena semuanya merupakan ciptaan Tuhan.

DEKLARASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Page 7: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

DEKLARASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Upaya masyarakat internasional untuk penyelamatan lingkungan melalui

KTT Bumi, yang dikenal dengan Wold Summit on Sustainable

Development di Johanesburg, Afrika Selatan (2002) telah merumuskan

deklarasi politik pembangunan berkelanjutan dengan agenda bahasan

dokumen berisi program aksi (the programe of action) dan deklarasi

politik (the political declaration) tentang pembangunan berkelanjutan

yang merupakan pernyataan kelanjutan dukungan terhadap tujuan

agenda 21.

Agenda 21 berisi kesepakatan mengenai program pembangunan

berkelanjutan, yang harus ditinjaklanjuti oleh negara-negara peserta

konferensi Rio de Janeiro tahun 1992.

Page 8: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

KTT Bumil972, Stockholm

KTT Bumi l992, Rio de Janeiro

KTT Bumi 2002, Johannesburg

KTT Bumi 2012, Rio de Janeiro

KTT SDG 2015, New York

KTT MDG New York, 2000

Page 9: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

PENGERTIAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah sebuah upaya pembangunan yang meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan bahkan budaya untuk kebutuhan masa kini tetapi tidak mengorbankan

atau mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang.

Page 10: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

HAKEKAT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Prinsip pembangunan berkelanjutan membedakan sifat sumberdaya alam. Pada SDA tidak dapat diperbarui, perlu upaya sumber daya alternatif untuk menggantikan SDA yang habis dan diinvestsikan ke SDA terbarukan (pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata, dan SDM).

Fungsi ekosistem yang tidak mendapatkan imbalan jasa (nilai ekonomi) karena tidakada pasar berakibat borosnya penggunaannya dan acuh pada komponen ekosistemSDA mengalami degradasi, pencemaran dan kehancura. Penilaian terhadap jasalingkungan merupakan bagian penting pembangunan berkelanjutan.

Transformasi total dari pembangunan konvensional ke pembangunan berkelanjutandengan memperhatikan:

• Sifat khas SDA yang dapat diperbarui agar berlanjut

• Sifat khas SDA tidak dapat diperbarui pengembangan aktivitas alternatifberbasis SDA terbarui

• Nilai Jasa Lingkungan dikembangkan dengan pendekatan-pendekatan khusus

Page 11: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

Tiga Cakupan Program Pembangunan Berkelanjutan

World Summit on Sustainable Development (Johannesburg,2002)

a. Memberantas kemiskinan terutama bagi mereka yang berpendapatan <US$1/kapita/hari, tidak mendapatkan

pendidikan, kesehatan, air bersih

b. Mengurangi penggunaan SDA dan energi serta pembuanganlimbah dan polusi

c. Melindungi dan mengelola SDA penunjang sistem kehidupanserta lingkungan agar ampu menopag pembangunan secara

berkelanjutan

Page 12: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

Sustainable Development

Page 13: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

3 PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN(Munashinge, 1993)

Page 14: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pembangunan harus memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasiyang akan datang.

Pembangunan harus tetap memperhatikan ekosistem yang ada, sesuai dengan kemampuan daya dukungnya,sehingga tetap terjaga dan kualitas lingkungan tidak mengalami penurunan (lestari).

Setiap kagiatan pembangunan harus selalu mewujudkan kepentingan kelompok atau masyarakat laindimanapun berada, serta mengindahkan keberadaan kehidupan sekarang maupun kehidupan masa datang.

Pembangungan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek baikfisik, rohani, sosial dan budaya dalam jangka panjang, dengan tidak memboroskan dan tidak merusak SDA yangada, serta tidak melampaui kapasitas daya dukungnya.

Page 15: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pemanfaatan SDA

Output:

•Kelestarian fungsi LH,

•Peningkatan nilaidukung ekosistem,

•Pemanfaatanberkelanjutan.

Outcome:

Pembangunan berkelanjutan(peningkatan kesejahteraanmasyarakat dan kelestariantata nilai kelangsungankehidupan)

Pengelolaan LH

Prinsip pengelolaan LH,

1. Pengendalian Kerusakan LH Green Issue:

• Konservasi SDA (keanekaragaman hayati, Air, Energi, dan SDA Lainnya);

• Kesesuaian peruntukan pemanfaatan/fungsi lahan Tata ruang/tataguna lahan;

• Pengembangan nilai dukung ekosistem peningkatan produktivitas lahan/kawasan(nilai tambah, bentuk, dan pola pemanfaatan berkelanjutan);

2. Pengendalian pencemaran LH (Pengelolaan Limbah/Sampah) Brown Issue:

• Minimalisasi limbah/sampah { Teknologi bersih (hemat bahan baku/energi) dan 3R}

• Pengolahan limbah/sampah { Kompos, Biogas, incenerator, Landfill, dll.}

Page 16: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

Ekonomi (Growth)

Sosial (stabil, harmonis dan sejahtera) Ekologi (aman & lestari)

Kelembagaan lingkungan Penegakan hukum

DI INDONESIA SEHARUSNYA DITERAPKAN 5 PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Page 17: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

IDEALNYA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

1. pertama, berkelanjutan ekologis, yakni akan menjamin berkelanjutan eksistensi bumia. memelihara (mempertahankan) integrasi tatanan lingkungan, dan keanekaragaman hayati;b. memelihara integrasi tatanan lingkungan agar sistem penunjang kehidupan bumi ini tetap terjamin; c. memelihara keanekaragaman hayati, meliputi aspek keanekaragaman genetika, keanekaragaman species dan

keanekaragaman tatanan lingkungan.

2. Kedua, berkelanjutan ekonomi; dalam perpektif ini pembangunan memiliki dua hal utama, yakni, berkelanjutanekonomi makro dan ekonomi sektoral. Berkelanjutan ekonomi makro, menjamin ekonomi secara berkelanjutan danmendorong efesiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan nasional. Berkelanjutan ekonomi sektoral untukmencapainya; a. sumber daya alam dimana nilai ekonominya dapat dihitung harus diperlakukan sebagai kapital yang “tangible”

dalam rangka akunting ekonomi; b. koreksi terhadap harga barang dan jasa perlu diintroduksikan. Secara prinsip harga sumber daya alam harus

merefleksikan biaya ekstraksi/pengiriman, ditambah biaya lingkungan dan biaya pemanfaatan.

Page 18: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

3. Ketiga, berkelanjutan sosial budayaa. stabilitas penduduk, b. pemenuhan kebutuhan dasar manusia, c. Mempertahankan keanekaragaman budaya dand. mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.

4. Keempat, kelembagaanPengembangan peran serta masyarakat, kelembagaan dan ketenagaan, serta penyelenggaraan tatakepemerintahan yang baik dalam pengelolaan lingkungan hidup.

5. Kelima, berkelanjutan pertahanan dan keamananKeberlanjutan kemampuan menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan gangguan baik dari dalammaupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung yang dapat membahayakan integrasi, identitas, kelangsungan bangsa dan negara.

IDEALNYA PEMBANGUNAN BERKELANJUTANDI INDONESIA

Page 19: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

Pengelolaan Lingkungan Indonesia (1978 – Sekarang)

KEBIJAKAN

• Pembangunan Berkelanjutan termuat GBHN 1973 -1978 :

• Dalam pelaksanaan pembangunan sumber alam Indonesia harus digunakan secara rasionil. Penggalian sumber kekayaantersebut harus diusahakan tidak merusak tata lingkungan hidupmanusia, dilaksanakan dengan kebijakan yang menyeluruh dandengan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akandatang.

I. Repelita II 1974 – 1979

Kebijaksanaan sebagai landasan bagi pengelolaan Sumber Daya

Alam + Lingkungan Hidup yang lintas sektoral

II. Repelita III 1979 – 1983

Dalam 3 program:

1. Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air;

2. Program Pembinaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup

3. Program Pengembangan Meteorologi dan Geofisika

III. Repelita IV 1983 - 1988

3 program yang sama dengan Repelita III ditambah dengan satu

program berupa Inventarisasi dan Evaluasi Sumber Daya Alam

dan Lingkungan Hidup.

IV. GBHN 1999 – 2004

Pendayagunaan Sumber Daya Alam untuk kemakmuran rakyat

dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan

lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan, kepentingan

ekonomi dan budaya lokal, serta penataan ruang.

V. RPJMN 2004 – 200 Bab 32 tentang Perbaikan Pengelolaan Sumber

Daya Aalam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup.

VI. Perpres 59/2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian SDGs (3 Pilar

Sosial Ekonomi dan Lingkungan) dan Tindak Lanjut Tim Koordinasi

Nasional Peta Jalan, RAN dan RAD.

VII. RPJMN 2020 – 2024 Pembangunan Rendah Karbon dan

Berketahanan Iklim – SDGs + Penanggulangan Bencana.

Intervensi:

- Bauran Energi : EBT, Efisiensi energi, Biofuel, Pengurangan

subsidi BBM dan Fosil, B30-B100, mobil listrik

- Kehutanan dan Lahan

- Reforestasi dan Deforestasi

- Pengendalian Karhutla

- Pengelolaan Hutan Lestari

- Restorasi Ekosistem Gambut

- Moratorium Kelapa Sawit dan Hutan Primer

Page 20: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

Pengelolaan Lingkungan Indonesia (1978 – Sekarang)

• REGULASI NASIONAL

• UU 4/1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan

Lingkungan Hidup

- PP 29/ 86 tentang AMDAL.

• Keppres 23/1990 tentang Pengedalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL)

• UU 23 /1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

• UU 18/2018 tentang Pengelolaan Sampah

• UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

- PP 27/2012 tentang Izin Lingkungan.

- PP 54/2016 tentang Perubahan Atas PP 71/2014 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut

- PP 46/2017 tentang Instrumen Ekonomi Lingkungan

- Perpres 77/2018 Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup

• UU 11/2020 tentang Cipta Kerja.

- PP 22/2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan

Pengeloalaan Lingkungan Hidup.

- PP 23/2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan

• RATIFIKASI PERJANJIAN INTERNASIONAL

• Keppres 135/1998 Pengesahan UN Convention on Combat Desertification.

• UU 19/2009 tentang Pengesahan Stockholm Convention

• on Persistent Organic (POP)

- Perpres 60/2005 tentang Pengesahan Konvensi Basel.

- UU 10/2013 tentang Pengesahan Konvensi Rotterdam

• UU 5/1994 tentang Pengesahan United Nations Convention on Biological Diversity.

- UU 21/2004 tentang Pengesahan Protokol cartagena.

- UU 11/2013 tentang Pengesahan Protokol Nagoya

• UU 6/1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Convention on Climate Change,

- UU 17/2004 tentang Pengesahan Kyoto Protokol ,

- UU 16/2016 tentang Pengesahan :Persetujuan Paris.

• UU 26/2014 tentang Pengesahan ASEAN Agreement on Transboundary

Haze Pollution (AATHP)

• Perpres 33/2005 tentang Pengesahan Protokol Montreal

• UU 11/2017 Pengesahan Konvensi Minamata.

• Dilengkapi dengan berbagai turunan peraturan pelaksanannya :

PP,Perpres, Permen , Perda

Page 21: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia (1974 – 2021)

1. 1974 - Only One Earth

2. 1975 – Human Settlement

3. 1976 - Water :Vital Resource for Life

4. 1977 – Ozon Layer Environmental Concern : Land Loss & Soil Degradation

5. 1978 – Development without Destruction

6. 1979 – Only One Future for Our Children : Development without Destruction

7. 1980 – A New Challenge for the New Decade without Destruction

8. 1981 – Ground Water : the Toxic Chemicals in Human Food Chains

9. 1982 – Ten Years after Stockholm (Renewal of Environmental Concerns)

10. 1983 – Managing and Disposing Hazardous Waste : Acid Rain and Energy

11. 1984 – Desertification

12. 1985 – Youth Population and the Environment

13. 1986 – A Tree for Peace

14. 1987 – Environment and Shelter : More than a Roof

15. 1988 – When People Put the Environment, Development will Last

16. 1989 – Global Warming : Global Warning

17. 1990 – Children and The Environment

18. 1991 – Climate Change Needs for Global Partnership

19. 1992 – Only One Earth, Care and Share

20. 1993 – Poverty and the Environment

21. 1994 – Only One Earth Family

22. 1995 – We the Peoples : United for the Global Environment

23. 1996 – Our Earth Our Habitat, Our Home

24. 1997 – For Life on Earth 1998 : Our Earth Save Our Seas

25. 2000 -The Environment Millennium : Time to Act.

26. 2001 - Connect with the World Wide Web of Life.

27. 2002 – Give Earth A Chance.

28. 2003 - Water – Two Billion People are Dying for.

29. 2004 – Water, Seas and Oceans – Dead or Life

30. 2005 – Green Cities – Plan for Planet.

31. 2006 – Desert and Desertification – Don’t Desert Drylands

32. 2007 – Melting Ice – a Hot Topic.

33. 2008 – Kick the Habit towards a Low Carbon Economy.

34. 2009 – Your Plant Needs You – United to Combat Climate Change.

35. 2010 – Many Species One Planet, Our Future

36. 2011 – Forests Nature at Your Service.

37. 2012 - Green Economy : Does it Include You.

38. 2013 – Think – Eat – Save.

39. 2014 – Raise Your Voice not the Sea Level.

40. 2015 – Seven Billion Dreams, One Planet, Consume with Care

41. 2016 – Zero Tolerance for Illegal Wildlife Trade.

42. 2017 – Connecting People to Nature – in the City and on the Land, from the

poles to the Equator.

43. 2018 – Beat Plastic Pollution. 44. 2019 – Beat Air Pollution.

44. 2020 – It’s Time for Nature.

45. 2021 – Ecosystem Restoration

Page 22: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

TANTANGAN ABAD 21 DI INDONESIA DALAM PENGELOLAAN SDA & LH UNTUK MENUNJANG PROGRAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

1• Peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan pangan.

2• Semakin sempitnya luas kepemilikan lahan petani akibat konversi menjadi lahan

pemukiman dan industri serta tingkat daya saing yang rendah.

3• Luas hutan semakin menyusut

4• Kekurangan sumber daya air dan pencemaran air.

5• Kesenjangan kondisi ekonomi antara negara maju industrinya (NMI) dengan negara

sedang berkembang (NSB) akan makin jauh..

6• luas tanah kritis meningkat yang berkisar dari penurunan kesuburan

7• Perluasan pemukiman kumuh dan meningkatnya pengangguran.

8• Pencemaran udara

Page 23: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

Faktor Penyebab Belum Optimalnya Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia

Perangkat hukum dan kebijakan nasional maupun daerah sudah ada, namun kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan, pelaku pembangunan dan masyarakat masih kurang (implementasinya rendah).

Masih terdapat jenis usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting namun belum memiliki AMDAL atau unit pengelolaan lingkungan atau unit pemantauan lingkungan, sementara izin untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan tersebut sudah berjalan

Terdapat kasus orang yang mengimpor limbah dari luar wilayah Indonesia dengan cara yang ilegal

1

2

3

Page 24: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

Adalah sulit untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, karena juga tidak mudah untuk menjamin bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan tidak melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan

Belum semua orang mempergunakan haknya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Tidak semua orang juga memerlukan dan memanfaatkan informasi lingkungan hidup

Tidak semua orang menyadari haknya untuk berperan dalam menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan, serta memberikan saran pendapat dalam pengelolaan lingkungan hidup

4

5

6

7

Faktor Penyebab Belum Optimalnya Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia

Page 25: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

Kompleksitas Pelaksanaan TPB/SDGs Memerlukan Komitmen & Usaha yangKuat

Perpres No. 59/2017 ttg TPB sebagai dasar penyusunan RAN dan RAD TPB/SDGs

Pengarusutamaan dalam Dokumen Perencanaan (RPJMN/RPJMD) Dasar penentuan prioritas dan alokasi anggaran

Peraturan Gubernur sebagai dasarhukum penetapan dan pelaksananRAD

Keberadaan Sekretariat SDGs diPemerintah Provinsi (melalui SKGubernur)

Pelaksanaan TPB/SDGssebagai GERAKAN

Komitmen semua Stakeholders (Pemerintah dan Aktor Non-Pemerintah)

Proses yang partisipatif dalam penyusunan

semua pihak terlibat dari awal

Tujuan dan indikator yang jelas dan terukur

akurasi dan sumber data

Sumber Pendanaan yang jelas Pemerintah

(APBN/APBD) danswasta

Tanggung jawab Pelaksanaan setiap indikator

ada K/L atau OPD pengampu

Monitoring dan Evaluasi akuntabilitas dan

transparansi Strategi Komunikasi tepat dan efektif

Komitmen Bersama Legal Basis yang Kuat Strategi yang Baik

8

Page 26: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

MDGs (2000-2015) SDGs(2015-2030)

Goals 8 17

Targets 21 169

Indicators 60 ~289

PriorityAreas HumanDevelopment Holistic:Economic,Social,Environment,

governance

Scope DevelopingCountries Universal

AGENDA PEMBANGUNAN GLOBAL : MDGs SDGs

44

Achieving SDGs

contributes to

addressing the

challenges ofthe

21st Century

Page 27: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

Sustainable Development Goals 2030

• Millenium Development Goals (MDGS), kesepakatan 189 negara PBB 2000-2015 di New York dengan 8 tujuan :

1) mengatasi kemiskinan dan kelaparan,

2) pendidikan dasar,

3) kesetaraan gender dan perempuan,

4) menurunkan jumlah kematian anak

5) kesehatan para ibu

6) membasmi HIV, malaria dan penyakit lainnya

7) menjamin keberlanjutan lingkungan dan

8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

• Sustainable Development Goals (SDGs) disepakati 193 negara PBB 2016-2030 di New York dengan 17 tujuandengan 169 capaian.

Page 28: Ekowisata sebagai aspek lingkungan
Page 29: Ekowisata sebagai aspek lingkungan
Page 30: Ekowisata sebagai aspek lingkungan

Tugas Kelompok

1. Menjelaskan 1 tujuan SDGs sesuai dengan nomor kelompok

2. Mengapa tujuan tersebut perlu di lakukan untuk mencapaiThe Global Goals

3. Bagaimana upaya agar topik/tema tersebut dapat mencapaiThe Global Goals

Buatlah sebuah poster dan presentasikan minggu depan

Page 31: Ekowisata sebagai aspek lingkungan