makalah ekowisata parang kursi

23
MAKALAH EKOWISATA Oleh Laili Nur Azizah Lutfi 131810401004 JURUSAN BIOLOGI

Upload: fau-rosi-s

Post on 10-Dec-2015

72 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pantai parang kursi

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah ekowisata parang kursi

MAKALAH EKOWISATA

Oleh

Laili Nur Azizah Lutfi

131810401004

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: Makalah ekowisata parang kursi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara megabiodeversiti atau memiliki

berbagai keanekaragaman hayati dan didukung keindahan alamnya yang

mempesona, serta memiliki beranekaragam budaya, berpeluang sangat besar

untuk mengandalkan pariwisata alam (ekowisata) sebagai sumber devisa.

Secara ekonomi, pengembangan ekowisata atau bisa juga disebut sebagai

pariwisata alam, harus dapat memberi keuntungan bagi penyelenggaranya atau

devisa bagi negara yang memiliki dan mengembangkan ekowisata. Di berbagai

negara seperti Nepal, Brazil, Costa Rica, Zimbabwe dan negara-negara di Afrika,

saat ini mengandalkan ekowisata sebagai penghasil devisa. Indonesia pun bisa

melakukan hal serupa, sehingga di kemudian hari ekowisata dapat

menyumbangkan devisa yang lebih besar lagi.

Banyuwangi merupakan sebuah kabupaten di ujung timur Pulau Jawa.

Pesona alam yang indah tersebar dari wilayah utara sampai selatan, dari wilayah

Barat sampai timur. Gunung, hutan, dan pantai memberi corak masing – masing

wilayah. Banyuwangi juga memiliki keanekaragaman seni budaya dan adat

tradisi. Akan tetapi tidak hanya itu saja potensi pariwisata yang dimiliki oleh

Banyuwangi, melainkan masih banyak potensi yang dimiliki dan masih belum

mendapatkan perhatian khusus atau dengan kata lain belum dikembangkan secara

optimal, sehingga nilai kemanfaatannya pun masih rendah.

Dengan pengelolaan yang terpadu, ekowisata berpotensi untuk

menggerakkan ekonomi nasional dan mensejahterakan rakyat di sekitar kawasan

yang dikembangkan sebagai pariwisata alam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari ekowisata ?

2. Bagaimana proses pengembangan pariwisata parang kursi di banyuwangi?

3. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pengembangan pariwisata ?

Page 3: Makalah ekowisata parang kursi

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari ekowisata

2. Untuk mengetahui pengembangan pariwisata Parang Kursi di Banyuwangi

3. Untuk mengetahui hal-hal yang diperhatikan dalam pengembangan

pariwisata.

Page 4: Makalah ekowisata parang kursi

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekowisata

Definisi ekowisata yang pertama diperkenalkan oleh organisasi The

Ecotourism Society tahun 1990 sebagai berikut: Ekowisata adalah suatu bentuk

perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi

lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat.

Semula ekowisata dilakukan oleh wisatawan pecinta alam yang menginginkan di

daerah tujuan wisata tetap utuh dan lestari, di samping budaya dan kesejahteraan

masyarakatnya tetap terjaga (Fandeli, 2000).

Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke

waktu. Namun, pada hakekatnva, pengertian ekowisata adalah suatu bentuk wisata

yang bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami (natural aren),

memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi

masyarakat setempat. Atas dasar pengertian ini, bentuk ekowisata pada dasarnya

merupakan bentuk gerakan konservasi yang dilakukan oleh penduduk dunia

(Fennel, 1999).

Dalam perkembangannya ternyata bentuk ekowisata ini berkembang

karena banyak digemari oleh wisatawan. Wisatawan ingin berkunjung ke area

alami, yang dapat menciptakan kegiatan bisnis. Ekowisata kemudian didefinisikan

sebagai berikut: Ekowisata adalah bentuk baru dari perjalanan bertanggungjawab

ke area alami dan berpetualang yang dapat menciptakan industri pariwisata

(Drumm,2002). Dari kedua definisi ini dapat dimengerti bahwa ekowisata dunia

telah berkembang sangat pesat. Ternyata beberapa destinasi dari taman nasional

berhasil dalam mengembangkan ekowisata ini.

Menurut para ahli, yaitu ( H.Kodhyat,1983),wisata merupakan perjalanan

dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perseorangan

maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan

kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan

ilmu. Sedangkan menurut Salah (Wahab,1975), ekowisata merupakan salah satu

jenis industry baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan

Page 5: Makalah ekowisata parang kursi

penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup, serta

menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya.

Dari pernyataan para ahli, dapat memberikan kesimpulan bahwa

ekowisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang maupun

sekelompok orang ke tempat tertentu yang memiliki potensi-potensi pariwisata

dengan tujuan untuk mencari suatu kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam

jangka waktu sementara, dan kegiatan ini pun nantinya akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi suatu negara karena secara tidak langsung kegiatan ini

akan memberikan peluang bagi seseorang atau masyarakat untuk memperoleh

suatu pekerjaan, dan hal ini pun tentu akan mempercepat laju pertumbuhan

ekonomi suatu negara.

2.2 Sejarah Ekowisata

Kegiatan ekowisata yang pertama barangkali adalah kegiatan safari

(berburu hewan di alam bebas) yang dilakukan oleh para petualang dan pemburu

di Afrika. Kegiatan ini marak pada awal 1900. Dan pemerintahan Kenya

mengambil kesempatan dan membuka peluang bisnis dari kegiatan safari ini.

Pemerintah Kenya yang baru merdeka, dengan sumber daya flora dan fauna yang

dimilikinya menjual kegiatan petualangan safari kepada para pemburu yang ingin

merasakan sensasi padang safana dan mamalia Afrika yang liar dan

eksotis. Namun akhirnya disadari bahwa perburuan yang tidak terkendali dapat

mengakibatkan kepunahan spesies flora atau fauna dan mengganggu

keseimbangan ekosistem yang ada. Belajar dari pengalaman ini, pemerintah

Kenya akhirnya melakukan banyak perubahan di dalam pelaksanaan kegiatan

safari dan mulai menerapkan konsep-konsep ekowisata modern di dalam industri

pariwisata (Boo, 1990.)

Pada akhir dekade 1970 gagasan ekowisata mulai diperbincangkan dan

dianggap sebagai suatu alternatif kegiatan wisata tradisional. Selama masa 1980-

an beberapa badan dunia, peneliti, pencinta lingkungan, ahli-ahli dibidang

pariwisata dan beberapa negara mulai mencoba merumuskan dan mulai

menjalankan kegiatan ini dengan caranya masing-masing. Pada awal 1980-an,

Page 6: Makalah ekowisata parang kursi

Costarica dipilih oleh badan dunia PBB sebagai proyek percontohan kegiatan

ekowisata. Belajar dari pengalaman di Kenya, di Costarica pelaksanaan kegiatan

ini melibatkan berbagai pihak, yaitu: pemerintah, swasta, masyarakat dan badan

lingkungan hidup international. Proyek ini kemudian dinilai berhasil dan menjadi

contoh bagi pelaksanaan kegiatan ekowisata diseluruh dunia (Boo,1990).

Perkembangan ekowisata di dunia secara umum terasa cukup cepat dan mendapat

prioritas dan perhatian dari pemerintahan masing-masing negara yang

melaksanakannya. Walaupun dimulai dari Afrika, ekowisata berkembang pesat

dan berevolusi secara menakjubkan justru di Amerika Latin.

Sejarah Ekowisata di Indonesia

Di Indonesia kegiatan ekowisata mulai dirasakan pada pertengahan 1980-

an, dimulai dan dilaksanakan oleh orang atau biro wisata asing, salah satu yang

terkenal adalah Mountain Travel Sobek – sebuah biro wisata petualangan tertua

dan terbesar. Bebepa objek wisata terkenal yang dijual oleh Sobek antara lain

adalah pendakian gunung api aktif tertinggi di garis khatulistiwa - Gunung

Kerinci (3884 m), pendakian danau vulkanik tertinggi kedua di dunia - Danau

Gunung Tujuh dan kunjungan ke danau vulkanik terbesar didunia - Danau Toba.

Beberapa biro wisata lain maupun perorangan yang dijalankan oleh orang asing

juga melaksanakan kegiatan kunjungan dan hidup bersama suku-suku terasing di

Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua. Salah satu dari proyek

ekowisata yang terkenal yang dikelola pemerintah bersama dengan lembaga asing

adalah ekowisata orang hutan di Tanjung Puting, Kalimantan

(Darsoprajitno,2000).

Kegiatan ekowisata di Indonesia diatur Peraturan Menteri Dalam Negeri

No. 33 Tahun 2009. Melalui Permendagri Nomor 33 Tahun 2009 dapat menjamin

tercapainya sasaran yaitu pertumbuhan ekonomi wilayah, pengunjung

memperoleh pengalaman dan ketrampilan, masyarakat dan penduduk lokal

memperoleh kesempatan kerja dan penghasilan, swasta memperoleh nilai tambah

dan pemerintah daerah memperoleh pajak/retribusi untuk dikembalikan ke upaya-

upaya konservasi .Secara umum objek kegiatan ekowisata tidak jauh berbeda dari

Page 7: Makalah ekowisata parang kursi

kegiatan wisata alam biasa, namun memiliki nilai-nilai moral dan tanggung jawab

yang tinggi terhadap objek wisatanya (Lindberg dan Hawkins,1995).

2.3 Wisata Parang Kursi

pariwisata memiliki peran yang sangat penting bagi kemajuan wilayah

setempat maupun bagi perekonomian negara secara keseluruhan. Karena pada

hakikatnya wisata adalah salah satu sektor andalan pemerintah Indonesia untuk

menghasilkan devisa negara, sehingga pemanfaatan, pengembangan, pengelolaan,

dan pembiayaan kawasan wisata harus mendapat perhatian yang serius dari

pemerintah dengan melibatkan peran lembaga-lembaga pemerintah, serta seluruh

lapisan masyarakat (Damanik dan Weber,2006). Adapun daerah yang memiliki

potensi wisata yang nantinya dapat dijadikan sebagai aset negara ialah

Banyuwangi. Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang ketaknya di

ujung timur pulau Jawa dan di juluki sebagai sunrise of java. Karena letak yang

strategis, potensi wilayah Banyuwangi sangat besar dalam menyumbang

peningkatan perekonomian Indonesia, dan tentunya sangat besar peranannya bagi

pertumbuhan wilayah Banyuwangi sendiri.

Pariwisata di Banyuwangi sangatlah beragam dan tidak sedikit yang

menarik perhatian wisatawan local maupun mancanegara, terutama tempat-tempat

wisata yang notabene memiliki keindahan yang luar biasa. Salah satu wisata

pantai yang indah yang belum banyak terjamah wisatawan adalah pantai parang

kursi. Pantai parang kursi atau disebut juga karang kursi merupakan salah satu

pantai indah berpasir putih yang masih sangat jarang terjamah oleh wisatawan

baik lokal maupun mancanegara.. Mungkin banyak para traveller yang belum

pernah mendengar nama pantai ini. Bahkan di google pun tidak terlalu banyak

informasi tetang Pantai Parang Kursi, karena jelas kalah tenar dari pantai

semacam Pulau Merah, Sukamade, Teluk Hijau ataupun Plengkung. Tapi soal

keindahannya, tidak perlu diragukan lagi. Pantai dengan air yang sangat jernih,

pemandangan hijau disekitar bibir pantai, karang-karang yang tersusun rapi,

semuanya terpadu menjadi surga lain banyuwangi yang tersembunyi di balik

rerimbunan pohon.

Page 8: Makalah ekowisata parang kursi

A. Asal Nama Parang Kursi

Asal usul nama parang kursi dikarenakan adanya karang besar yang

berbentuk seperti kursi. Akhirnya bupati banyuwangi Abdullah azwar anas

meresmikan nama pantai ini menjadi pantai Parang Kursi. Ada mitos di balik

karang besar yang ada di bibir pantai Parang Kursi. Konon, nyi roro kidul muncul

ke dunia ini dari dunia jin di tempat ini. diatas parang kursi itu terdapat sebuah

jendela angin dari bawah laut yang mengembuskan angin kencang dari laut dan

disusul air laut yang menyembur ke atas. Uniknya lagi air yang menyembur di sini

tidak asin melainkan tawar. Keindahan pantai Parang Kursi diantaranya adalah

air lautnya yang sangat jernih, pasirnya yang putih kemerah merahan, dan

hijaunya lumut yang menempel di batu karang, serta karang karang besar yang

tersusun secara rapi membuat pantai ini terlihat indah. Keasrian alamnya yang

masih perawan membuat suasana menjadi tenang. Di iringi oleh desiran ombak

pantai yang menyembur di atas batu karang.

B. Lokasi Parang Kursi

Pantai Parang Kursi terletak di kecamatan pesanggaran banyuwangi. Dan berada

di antara pulau merah dan pantai lampon. Akses menuju pantai ini ada dua jalur.

yang pertama bisa menaiki perahu dari pantai lampon atau bisa menggunakan

sepeda motor melewati daerah 56 ringin agung jalan ini cukup ekstreme karena

pantai ini masih alami sehingga tidak ada jalan yang memadai. Jalan yang dilewati

adalah semak belukar, hutan, bukit yang terjal dan area tambang emas yang

tandus. kendaraan khusus seperti motor trail bisa mempermudah perjalanan di

track ini. Lokasinya yang berada diantara pantai lampoon dan pulau merah ini,

paling mudah dicapai lewat pantai lampon. Kendaraan anda harus dititipkan di

pantai lampoon dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki mengikuti

petunjuk yang telah ada. Kemudian juga akan perlu perahu untuk menyebrangi

sungai. Setelah menyebrangi sungai masih berjalan sekitar 1 KM lagi untuk

sampai ke tempat ini. Akses dari banyuwangi kota atau jember anda bisa melalui

jalur jajag -> Pasar pedotan -> Siliragung -> Perempatan pasar pesanggaran ->

pantai lampon -> Asrama TNI -> pelabuhan lampon -> Parang Kursi.

Page 9: Makalah ekowisata parang kursi

Pantai Lampon

Tempat penitipan sepeda

Sungai

Page 10: Makalah ekowisata parang kursi

Hutan Bakau

Jalan setapak

Parang Kursi

Page 11: Makalah ekowisata parang kursi

Keindahan Parang Kursi

Keindahan Pantai Parang Kursi dengan air lautnya yang sangat jernih dan

pasir putih kemerahan. Dari karang berbentuk kursi tersebut, terdapat sebuah

jendela angin dari bawah laut yang menghembuskan angin kencang dari

laut kemudian disusul dengan air laut yang menyembur ke atas. Uniknya, air

tersebut tidak terasa asin, melainkan tawar.

Page 12: Makalah ekowisata parang kursi

C. Pengembangan Wisata Parang Kursi

Dengan adanya hambatan dan kendala pada tempat wisata parang kursi,

maka dari itulah perlu adanya suatu perhatian khusus, baik dari pemerintah

setempat maupun masyarakat kabupaten Banyuwangi. Perhatian tersebut lebih

kepada adanya pengembangan wisata terkait seperti pengelolaan pada tempat

wisata, perbaikan infrastruktur, maupun pada promosi akan tempat wisata tersebut

kepada para wisatawan local maupun mancanegara yang nantinya juga akan

sangat memberikan kontribusi banyak bagi perekonomian daerah Banyuwangi.

1. Perbaikan infrastruktur

Perbaikan yang utama yaitu akses jalan menuju wisata parang kursi ini, mengingat

jalan yang ditempuh untuk menuju pantai ini sangat ekstreme dan terjal juga harus

melewati semak belukar, karena jalan yang sulit ijangkau sehingga penting

perbaikan akses jalan agar para wisatawan yang hendak berkunjung ke pantai ini

tidak bingung dan mengeluh dengan jalannya.

2. Pengadaan papan petunjuk di dalam kawasan.

Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya mempermudah para wisatawan yang

hendak menuju kawasan wisata . Karena selama ini jalur darat menuju pantai

terkendala oleh jalan yang sulit untuk dijangkau sehingga masih banyak para

wisatawan yang tersesat ketika hendak berkunjung ke tempat wisata tersebut.

3. Penyediaan sarana dan prasarana untuk kepentingan rekreasi

Untuk mengembangkan wisata pantai parang kursi menjadi wisata yang nantinya

memberikan banyak manfaat bagi perekonomian daerah Banyuwangi, maka perlu

adanya suatu penyediaan sarana dan prasarana yang dapat memudahkan para

wisatawan berkunjung ke tempat wisata pantai parang kursi tersebut. Sarana yang

dimaksud dapat berupa sarana transportasi yang lebih memadai. Dan prasarana

dapat berupa penyediaan tempat istirahat dan lain-lain. Dengan cara seperti inilah

maka para wisatawan, terutama wisatawan asing sangat berminat untuk

berkunjung ke wisata pantai parang kursi tersebut.

4. Peningkatan kualitas pantai (kebersihan).

Page 13: Makalah ekowisata parang kursi

Hal inilah yang termasuk tugas dari masyarakat setempat, dimana perlu adanya

dukungan dari masyarakat dalam menjaga kelestarian dari pantai tersebut supaya

pantai tetap terjaga kebersihannya.

5. Kawasan diperuntukkan untuk kepentingan rekreasi dan kebudayaan.

Jadi, kawasan pantai parang kursi tidak diperuntukkan untuk hal-hal atau

kepentingan lain selain untuk kepentingan rekreasi dan kebudayaan. Karena hal

ini akan lebih mengoptimalkan proses pengembangan kawasan tersebut sebagai

kawasan wisata dan nantinya juga akan sangat memberikan kontribusi banyak

bagi perekonomian daerah Banyuwangi.

2.4 Prinsip-Prinsip Pengembangan Ekowisata

Dalam pengembangan ekowisata perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1. Konservasi

Pemanfaatan keanekaragaman hayati tidak merusak sumber daya alam itu

sendiri.

Relatif tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan

kegiatannya bersifat ramah lingkungan.

Dapat dijadikan sumber dana yang besar untuk membiayai pembangunan

konservasi.

Dapat memanfaatkan sumber daya lokal secara lestari.

Meningkatkan daya dorong yang sangat besar bagi pihak swasta untuk

berperan serta dalam program konservasi. Mendukung upaya pengawetan

jenis.

2. Pendidikan

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan merubah perilaku masyarakat

tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

3. Ekonomi

Dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola kawasan,

penyelenggara ekowisata dan masyarakat setempat.

Dapat memacu pembangunan wilayah, baik di tingkat lokal, regional

mapun nasional.

Page 14: Makalah ekowisata parang kursi

Dapat menjamin kesinambungan usaha.

Dampak ekonomi secara luas juga harus dirasakan oleh kabupaten/kota,

propinsi bahkan nasional.

4. Peran Aktif Masyarakat

Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat

Pelibatan masyarakat sekitar kawasan sejak proses perencanaan hingga

tahap pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi

Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk

pengembangan ekowisata.

Memperhatikan kearifan tradisional dan kekhasan daerah setempat agar

tidak terjadi benturan kepentingan dengan kondisi sosial budaya setempat.

Menyediakan peluang usaha dan kesempatan kerja semaksimal mungkin

bagi masyarakat sekitar kawasan.

5. Wisata

Menyediakan informasi yang akurat tentang potensi kawasan bagi

pengunjung.

Kesempatan menikmati pengalaman wisata dalam lokasi yang mempunyai

fungsi konservasi.

Memahami etika berwisata dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian

lingkungan.

Memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pengunjung.

(Yoeti,2000).

BAB III. PENUTUP

Page 15: Makalah ekowisata parang kursi

3.1 Kesimpulan

Indonesia sebagai salah satu negara megabiodeversiti atau memiliki

berbagai keanekaragaman hayati dan didukung keindahan alamnya yang

mempesona, serta memiliki beranekaragam budaya, berpeluang sangat besar

untuk mengandalkan pariwisata alam (ekowisata) sebagai sumber devisa. Dengan

pengelolaan yang terpadu, ekowisata berpotensi untuk menggerakkan ekonomi

nasional dan mensejahterakan rakyat di sekitar kawasan yang dikembangkan

sebagai pariwisata alam.

Dalam pengembangan ekowisata tentu sangat dibutuhkan kerjasama antara

pemerintah dan masyarakat setempat. Peran pemerintah dibutuhkan untuk

pengembangan sarana dan prasarana serta transportasi yang memadai untuk

menjangkau wisata tersebut. Sedangkan masyarakat berperan penting untuk

menjaga dan merawat tempat wisata agar menarik para wisatawan sehingga

menambah devisa negara.

Dalam rangka pengembangan ekowisata disuatu daerah contohnya pantai

Parang Kursi di Banyuwangi dibutuhkan beberapa point untuk menjadikan pantai

ini mempunyai daya tarik tersendiri, seperti perbaikan infrastruktur jalan,

penyediaan sarana dan prasarana untuk rekreasi, peningkatan kualitas pantai yang

tentunya semua pengembangan ini harus memperhatikan prinsip prinsip

ekowisata.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Makalah ekowisata parang kursi

Boo, E. 1990. Ecotourism: The Potentials and Pitfalls. Volume 1. Washington,

D.C.: World Wildlife Fund.

Damanik, J dan Weber, Helmut F. 2006. Perencanaan Ekowisata ; Dari Teori ke

Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Darsoprajitno. 2000. Ekologi Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Drumm,A dan Moore,A. (2002). Ecotorurism Development: An Introduction to

Ecotourism Planing. The Nature Conservancy, Arlington, Virginia, USA.

Fandeli, C. 2000. Pengusahaan Ekowisata.Yogyakarta : Fakultas Kehutanan

Universitas Gadjah Mada.

Fennel, D.A. 1999. Ecotourism : An Introducion. Cetakan Pertama. Routledge.

London.

Kohdyat,H.1983.Pengertian ekowisata.Yogyakarta : Alfabeta.

Lindberg,K dan Hawkins,D.E.1995.Ekowisata: Petunjuk untuk perencanaan

dan pengelolaan. Jakarta : Yayasan Alami Mitra Indonesia.

Wahab,S.1975. Definisi Pariwisata. Jakarta : PT.Pradnya Pramita

Yoeti, O.A. 2000. Ekowisata: Pariwisata berwawasan Lingkungan Hidup.

Jakarta: PT Pertja.