perencanaan dan perancangan pusat pelatihan bulu …

16
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019 PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU TANGKIS DI KARAWANG Bambang Trenady Irwanto NIM 321420205 Arsitektur / Universitas Pelita Bangsa [email protected] Abstrak : Beberapa faktor yang membuat olah raga bulu tangkis di Indonesia khususnya di Kabupaten Karawang saat ini belum dapat berprestasi lebih baik. Diantaranya adalah kurangnya ketersedian infrastruktur fisik yang memadai dan memenuhi standar bagi para atlet untuk melakukan pemusatan latihan dan menjalankan program latihannya. Serta kurangnya infrastruktur juga berdampak pada terhambatnya pengembangan bakat-bakat muda dalam olah raga bulu tangkis. Maksud dan tujuan dari perencanaan dan perancangan pusat pelatihan bulu tangkis di karawang adalah sebagai sarana pelatihan bulu tangkis yang aman,nyaman serta menjadi tempat pendidikan atlet yang akan menjadikan atlet atlet bulu tangkis berprestasi dalam olahraga juga pendidikannya. Metode yang digunakan adalah metode deksriftif, dokumentatif dan komparatif. Konsep dasar perancangan mencakup pembahasan mengenai data tapak beserta luas pusat pelatihan bulu tangkis yang akan dibangun. Sirkulasi di dalam tapak meliputi sirkulasi dari pejalan kaki, kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, sepeda dan difabilitas. Dan memiliki 2 massa besar yaitu gedung pelatihan dan asrama atlet. Perencanaan dan perancangan pusat pelatihan bulu tangkis ini dapat di realisasikan di Kabupaten Karawang. Kata kunci : Bulu Tangkis, sejarah bulu tangkis di Indonesia, Gedung Pelatihan Bulu Tangkis Abstract : Several factors make badminton sports in Indonesia especially in Karawang regency currently not able to perform better. Among them is the lack of availability of adequate physical infrastructure and meeting the standards for athletes to conduct training camps and carry out their training programs. And the lack of infrastructure also has an impact on the impeded development of young talents in badminton sports. The intent and purpose of planning and designing a badminton training center in Karawang is as a means of training badminton that is safe, comfortable and becomes a place for athlete education that will make badminton athletes excel in sports as well as their education. The method used is the descriptive, documentative and comparative methods. The basic design concept includes a discussion of site data along with the area of the badminton training center that will be built. Circulation within the site includes circulation from pedestrians, two-wheeled vehicles, four-wheeled vehicles, bicycles and diffability. And has 2 large masses namely the training building and the athlete's dormitory. The planning and design of this badminton training center can be realized in Karawang Regency.

Upload: others

Post on 11-Feb-2022

39 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PELATIHAN BULU TANGKIS

DI KARAWANG

Bambang Trenady Irwanto

NIM 321420205

Arsitektur / Universitas Pelita Bangsa

[email protected]

Abstrak : Beberapa faktor yang membuat olah raga bulu tangkis di Indonesia

khususnya di Kabupaten Karawang saat ini belum dapat berprestasi lebih baik.

Diantaranya adalah kurangnya ketersedian infrastruktur fisik yang memadai dan

memenuhi standar bagi para atlet untuk melakukan pemusatan latihan dan

menjalankan program latihannya. Serta kurangnya infrastruktur juga berdampak

pada terhambatnya pengembangan bakat-bakat muda dalam olah raga bulu

tangkis. Maksud dan tujuan dari perencanaan dan perancangan pusat pelatihan

bulu tangkis di karawang adalah sebagai sarana pelatihan bulu tangkis yang

aman,nyaman serta menjadi tempat pendidikan atlet yang akan menjadikan atlet –

atlet bulu tangkis berprestasi dalam olahraga juga pendidikannya. Metode yang

digunakan adalah metode deksriftif, dokumentatif dan komparatif. Konsep dasar

perancangan mencakup pembahasan mengenai data tapak beserta luas pusat

pelatihan bulu tangkis yang akan dibangun. Sirkulasi di dalam tapak meliputi

sirkulasi dari pejalan kaki, kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, sepeda dan

difabilitas. Dan memiliki 2 massa besar yaitu gedung pelatihan dan asrama atlet.

Perencanaan dan perancangan pusat pelatihan bulu tangkis ini dapat di

realisasikan di Kabupaten Karawang.

Kata kunci : Bulu Tangkis, sejarah bulu tangkis di Indonesia, Gedung

Pelatihan Bulu Tangkis

Abstract : Several factors make badminton sports in Indonesia especially in

Karawang regency currently not able to perform better. Among them is the lack of

availability of adequate physical infrastructure and meeting the standards for

athletes to conduct training camps and carry out their training programs. And the

lack of infrastructure also has an impact on the impeded development of young

talents in badminton sports. The intent and purpose of planning and designing a

badminton training center in Karawang is as a means of training badminton that is

safe, comfortable and becomes a place for athlete education that will make

badminton athletes excel in sports as well as their education. The method used is

the descriptive, documentative and comparative methods. The basic design

concept includes a discussion of site data along with the area of the badminton

training center that will be built. Circulation within the site includes circulation

from pedestrians, two-wheeled vehicles, four-wheeled vehicles, bicycles and

diffability. And has 2 large masses namely the training building and the athlete's

dormitory. The planning and design of this badminton training center can be

realized in Karawang Regency.

Page 2: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

I. PENDAHULUAN

Bulu tangkis (badminton) merupakan

permainan yang bersifat individu yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Dalam hal ini permainan bulu tangkis mempunyai tujuan bahwa seorang pemain berusaha menjatuhkan shuttlecock di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuhkannya di daerah sendiri. (Subardjah,1999:13).

Di Indonesia olah raga badminton pertama kali berkembang diperkirakan sejak tahun 1930 dibawa oleh masyarakat dari daerah Malaya dan Singapura. Perkembangan olah raga ini di Indonesia sangat cepat, tercatat pada tahun 1933 sudah ada suatu perkumpulan badminton di Jakarta bernama Bataviase Badminton Unie (BBU). Pada tahun 1938 olah raga Badminton secara resmi dipertandingkan pada kejuaraan Pekan Olah raga ISI (Isi Sport Week) di Solo Jawa Tengah. Kemudian pada tahun 1942 olah raga badminton berkembang dengan nama bulu tangkis di Indonesia atas inisiatif Mr. Widodo Sastradiningrat pada Pekan Olah raga ISI. Istilah bulu tangkis dengan cepat menyebar dan dapat diterima oleh masyarakat Indonesia kala itu. Perkembangan olah raga bulu tangkis di Indonesia mencapai puncaknya tatkala pada tanggal 5 Mei 1951 tokoh bulu tangkis Indonesia sepakat untuk membentuk Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sebagai induk organisasi olah raga bulu tangkis di Indonesia.

Menurunnya prestasi olah raga bulu tangkis di Indonesia juga disebabkan karena minat kalangan muda dalam hal ini anak - anak pada olah raga bulu tangkis mulai menurun. Rexy Mainaki yang merupakan Kepala Bidang Pengembangan Persatuan Bulu tangkis Indonesia menyatakan minat masyarakat Indonesia khususnya generasi muda untuk menekuni dunia olah raga bulu tangkis dari hari ke hari kian terkikis. Menurutnya salah satu penyebabnya adalah minimnya fasilitas lapangan bulu tangkis yang ada padahal banyak anak - anak berbakat dalam cabang olah raga bulu tangkis namun tidak mempunyai fasilitas untuk mengembangkan bakatnya, bahkan untuk bermain bulu tangkis mereka harus menyewa lapangan.

Di Jawa Barat sendiri Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah di Jawa Barat dengan prestasi olah raga bulu tangkis yang cukup baik. Tercatat beberapa atlet bulu tangkis terbaik di Karawang banyak di rekrut oleh pihak PBSI . Di Karawang sendiri sudah terdapat beberapa Klub PB yang tersebar merata di seluruh kecamatan Kabupaten Karawang. Namun sampai saat ini pembinaan terhadap olah raga bulu tangkis masih menjadi kendala karena kurangnya infrastruktur lapangan bulu tangkis yang memadai sehingga banyak atlet muda asal Karawang yang lebih memilih untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki di Bandung dan Jakarta.

Berdasarkan data diatas terdapat beberapa faktor yang membuat olah raga bulu tangkis di Indonesia khususnya di Kabupaten Karawang saat ini belum dapat berprestasi lebih baik. Diantaranya adalah kurangnya ketersedian infrastruktur fisik yang memadai dan memenuhi standar bagi para atlet untuk melakukan pemusatan latihan dan menjalankan program latihannya. Serta kurangnya infrastruktur juga berdampak pada terhambatnya pengembangan bakat-bakat muda dalam olah raga bulu tangkis. Sehingga perlu adanya rancangan Pusat Pelatihan dan Pembinaan Atlet Bulu tangkis di Karawang, dikarenakan sampai saat ini Karawang belum memiliki pusat latihan dan pembinaan bulu tangkis. Diharapkan nantinya pusat pelatihan dan pembinaan atlet bulu tangkis ini dapat menampung atlet - atlet terbaik di Karawang untuk dapat diberikan pelatihan serta pembinaan pada jenjang usia tertentu, guna menghasilkan bakat-bakat terbaik dalam olah raga bulu tangkis dan memajukan prestasi olah raga bulu tangkis Karawang dan Indonesia kedepannya.

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan terkait dengan perancangan pusat pelatihan dan pembinaan atlet bulu tangkis antara lain:

a. Belum adanya dukungan dari pemerintah untuk membangun pusat pelatihan bulutangkis di Kab. Karawang

b. Belum tersedia lapangan pertandingan yang berstandar nasional maupun internasional di daerah Jawa Barat

Maksud dan tujuan dari perencanaan dan perancangan pusat pelatihan bulu tangkis di karawang adalah sebagai sarana

Page 3: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

pelatihan bulu tangkis yang aman,nyaman serta menjadi tempat pendidikan atlet yang akan menjadikan atlet – atlet bulutangkis berprestasi dalam olahraga juga pendidikannya.

Pembahasan hanya dibatasi pada permasalahan arsitektural. Secara spesifik, pembahasan ini diarahkan pada upaya merancang bangunan pusat pelatihan bulu tangkis di Karawang yang menarik sekaligus memiliki keunikan dengan melalui pendekatan ruang luar dan ruang dalam.

II. TINJAUAN DAN LANDASAN

TEORI

Pengertian Gelanggang menurut

Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Balai

Pustaka, 1995 ) adalah ruang / lapangan

tempat menyabung ayam, bertinju, berpacu

( kuda ), olah raga dan sebagainya.

Gelanggang juga berarti arena, atau

lingkaran.

Olah raga juga berarti suatu kesibukan /

kegiatan jasmani dan rohani yang

dilaksanakan secara teratur mengenai

waktu, alat dan tempat, secara spontan dan

swadaya serta mencakup segala kegiatan

kehidupan manusia untuk memperkuat daya

tahan tubuh dan membentuk kepribadian

(Drs. AIP. Sjarifudin, Diktat Pengetahuan

Olahraga. Jkt, 1971, Hal 12).

Dari uraian kutipan - kutipan inti dari pengertian olah raga, adalah kegiatan jasmani yang mengandung unsur prestasi dan rekreasi yang bertujuan menyehatkan jasmani dan rohani dengan didasarkan pada rasa sportivitas yang tinggi serta membutuhkan semangat, kepribadian dan watak.

Sedangkan kesimpulan dari pengertian Gelanggang Olah Raga yaitu: Arena atau tempat untuk menampung kegiatan jasmani dan rohani yang bertujuan untuk menyehatkan badan serta pikiran.

Di bawah ini disebutkan beberapa fungsi dan peranan Gelanggang Olah raga:

a. Membantu menciptakan sekaligus menambah lapangan pekerjaan di berbagai sektor, misalnya:

- Jasa transportasi

- Olah raga

- Hiburan

- Industri kecil, dll.

b. Membantu pengembangan industri - industri lainnya di sekitar Gelanggang Olah raga.

c. Menyediakan fasilitas olah raga, makan dan minum serta jasa lainnya yang dimaksudkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Menurut Bambang dalam Theresia (20:2011) Pendidikan dan pelatihan atau istilah populernya training, diselenggarakan dengan tujuan utama membekali seorang pemain pemula dengan keterampilan teknis untuk melakukan pekerjaannya, serta meningkatkan prestasi kerja dan efektivitas pemain lama melalui penyegaran. Manajemen pendidikan dan latihan termasuk bagian dari fungsi manajemen sumber daya manusia.

Tempat olah raga tidak semuanya memiliki divisi atau unit pendidikan dan pelatihan sendiri. Agar kebutuhan pendidikan pemain terpenuhi, pusat pelatihan dapat menggunakan jasa lembaga - lembaga pendidikan, baik secara menyeluruh (termasuk evaluasi kebutuhan dan sebagainya) maupun sebagian, misalnya pelaksanaan pelatihan saja. Penyelenggaraan program pendidikan pemain dapat dilakukan di lembaga yang menyelenggarakan, atau di lingkungan pelatihan, atau di tempat lain yang khusus, misalnya tempat pelatihan di luar kota atau di klub - klub setempat yang memiliki fasilitas itu. (PEP, Ensiklopedi Nasional Indonesia; Jilid 12 P ,PT. Cipta Adi Pustaka; Jakarta 1990)

Pusat pelatihan ini akan berfungsi menjadi satu media pencetak atlet - atlet berbakat di cabang bulu tangkis dan juga memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Nantinya juga pusat pelatihan ini akan menjadi standar untuk pembinaan cabang olah raga lainnya di Karawang.

Di samping itu, pusat pelatihan ini juga dapat menjadi penyaluran energi positif dari remaja di Karawang dan menjadi jawaban atas kerinduan akan adanya satu wadah yang cukup layak untuk menyalurkan hobi mereka yang dapat berujung prestasi. Sebagai efek domino, klub - klub lain yang ada akan juga berlomba-lomba untuk terus meningkatkan prestasi dan kualitasnya untuk akhirnya dapat sedikit demi sedikit bersaing dengan pusat pelatihan ini.

Page 4: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

Fasilitas olah raga adalah semua prasarana olah raga yang mencakup semua lapangan olah raga dan bangunan beserta perlengkapannya (sarana) untuk melaksanakan program kegiatan olah raga (Soepartono, 2000:43). Wirjasantos (1984:157) mengungkapkan bahwa, “Fasilitas olah raga adalah suatu bentuk yang permanen, baik untuk ruangan di dalam maupun diluar. Misalnya: gymnasium (ruang senam), kolam renang, lapangan - lapangan permainan, dan sebagainya”. Dengan kata lain istilah fasilitas olah raga sudah mencakup prasarana dan sarana olah raga.

Tabel Standard Ukuran Ruang

a. Fasilitas Pertandingan Bulutangkis

NAMA RUANG STANDAR

Hall/Lobi + Galeri 20% kapasitas penonton 0,5 – 0,65 m2/orang

Lapangan 1 lapangan = 13,4 m x 6,1 m

Tribun penonton Kapasitas 5000 orang 0,25 m2/orang

Cafetaria

R. Makan

Pantry

Gudang

2% kapasitas penonton 1,3 m2/orang

30% R. Makan

30% R. Makan

Toilet penonton

Asumsi : 1 WC/200 orang

1 urinoir/100 orang

1 wastafel/200 orang

Pria 60% penonton

Wanita 40%

1,8 m2/orang

0,9 m2/orang

0,54 m2/orang

R. Ganti Atlit 1,25 m2/orang

R. Shower 1,2 m2/orang

R.Wasit 1,25 m2/orang

Loker 0,225 m2/atlit

R. Pemanasan 35 m2

R. Pijat 10 m2/2 orang

R. Sekretariat 1,5 m2/orang

R. Rapat 1,5 m2/orang

R. Kesehatan (P3K) 15 m2

R. Test Dopping 12 m2

R. Media Center/Pers 32 m2

R. Keamanan 1,5 m2/orang

R.Mekanikal Elektrikan dan Kontrol

20 m2

Stan stan penjualan 1 stan = 8 m2

Loket karcis 1,5 m2/orang

Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia Kristanti hal.38

b. Fasilitas Penunjang Olahraga

NAMA RUANG STANDAR

Hall 0,99 m2/orang

R. Fitness 80 m2

Toilet umum

Asumsi : 2 unit

WC : 1,8 m2/orang

Urinoir : 0,9 m2/orang

Wastafel : 0,54 m2/orang

Perpustakaan 2,32 m2/orang

R. Komputer 2,4 m2/unit

R. Serbaguna 1,1 m2/orang

Gudang peralatan 8 m2/unit

Janitor 8 m2/unit

Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia Kristanti hal.40

c. Fasilitas Pelayanan Administrasi

NAMA RUANG STANDAR

Hall 0,99 m2/orang

R. Tamu 1,8 m2/orang

Kantor Pengelola 4 m2/orang

R. Rapat 1,5 m2/orang

R. Arsip

Toilet Pria dan Wanita

WC : 1,8 m2/orang

Urinoir : 0,9 m2/orang

Wastafel : 0,54 m2/orang

Page 5: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

Gudang 4 m2

Pantry 4 m2

Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia Kristanti hal.40

d. Fasilitas Pemukiman/ Rumah Atlit

NAMA RUANG STANDAR

Lobi/Hall 0,99 m2/orang

Resepsionis 12 m2

R. Tidur 3,1 m2/orang

0,99 m2/orang

KM/WC 2 – 2,4 m2/orang

1,2 – 1,6 m2/orang

R. Makan 1,2 m2/orang

Dapur 36 m2

Pantry 12 m2

Gudang R. Makan 36 m2

Toilet WC : 1,8 m2/orang

Urinoir : 0,9 m2/orang

Wastafel : 0,54 m2/orang

Laundry 1 unit washer & drier = 5m2

R. Santai 0,25 m2/orang

R. Setrika 30 m2

R. Tidur Penjaga + KM/WC

24 m2

Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia Kristanti hal.41

e. Fasilitas Maintenance dan Service

NAMA RUANG STANDAR

R. Trafo 15 m2

Gardu PLN 35 m2

R. Genset 63 m2

R. Panel 15 m2

R. Pompa 35 m2

Tandon Bawah 50 m2

R. Telex & PABX 15 m2

R. Food Baverage 15 m2

R. Karyawan

R. Makan

R. Ganti

Loker

Toilet

1,2 m2/orang

1,25 m2/orang

0,225 m2/orang

WC : 1,8 m2/orang

Urinoir : 0,9 m2/orang

Wastafel : 0,54 m2/orang

Gardu jaga 1,5 m2/orang

Mushola 1,25 m2/orang

Tempat wudhu 1,0 m2/orang

Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia Kristanti hal.41

Studi Banding

1. GOR PB. Jaya Raya Bintaro

Hall bulu tangkis yang memiliki luas bangunan 4.583 meter persegi mempunyai fasilitas berupa 16 lapangan, tribun penonton berkapasitas 500 orang, ruang fitness, 10 ruang kelas, ruang rapat, ruang kantor, ruang medis, kantin, dan ruang penunjang lain.Sementara itu, asrama atlet seluas 1.693 meter persegi, memiliki 25 kamar putra dan 25 kamar putri yang dapat menampung 132 atlet.

Sumber : pribadi

2. Taufik Hidayat Arena Taufik Hidayat, membangun sebuah

gelanggang latihan bulu tangkis bernama Taufik Hidayat Arena atau THA. Bertempat di Jalan Raya PKP, Nomor 8, Ciracas, Jakarta Timur, gelanggang bulu tangkis itu dibangun seluas 6.600 meter persegi. Untuk sebuah gelanggang bulu tangkis, THA yang terdiri dari dua lantai tergolong memiliki fasilitas cukup lengkap dan modern.

Memasuki gedung, pengunjung dapat menempati halaman parkir depan yang dapat menampung 40 kendaraan roda empat

Page 6: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

dan 50 kendaraan roda dua dengan satu pos yang didesain layaknya shuttlecock.

Masuk ke dalam THA, di sisi kanan terpajang peralatan olah raga mulai dari kaus, shuttlecock, raket, sepatu dan lainnya. Pengunjung dapat membeli peralatan itu dengan harga terjangkau.

Masih di sisi yang sama, pada satu lorong dengan etalase tersebut terdapat kafe dengan berbagai macam jajanan. Kafe itu terkoneksi dengan halaman parkir untuk memudahkan pengunjung melepas lelah seusai memeras keringat dan menuju tempat parkir.

Di sisi kiri, terdapat 10 living room atau asrama atlet yang masing-masing kamar memiliki dua tempat tidur dengan desain modern dan berbagai fasilitas, misalnya AC, televisi, dan kamar mandi.

Persis di depan deretan kamar, terdapat athlete lounge. Ruang ini bisa digunakan bagi para atlet yang hendak bersantai.

Fasilitas utama dari THA yang berada di lantai atas, yakni delapan lapangan bulu tangkis berstandar internasional. Lapangan ini juga dilengkapi dengan tribun yang mampu menampung 500 orang penonton.

Sumber : pribadi

III. PERMASALAHAN

1. Aspek Tinjauan Lokasi

2. Aspek Manusia

a. GOR PB.Jaya Raya Bintaro

- Atlet bulu tangkis mempunyai kegiatan belajar di ruangan kelas dan di lapangan latihan, untuk di ruangan kelas para atlet bulu tangkis belajar seperti di sekolahan biasanya tetapi ada perbedaan seperti dari kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan dan jam belajar yang tersedia dengan jadwal – jadwal kejuaraan dan latihan atlet itu sendiri. Sedangkan para atlet lebih banyak.beraktivitas dilapangan latihan daripada diruangan kelas, tetapi dari ruangan kelas menuju lapangan latihan aksesnya terlalu jauh.

- Sirkulasi untuk atlet dan pengelola hanya melewati satu pintu masuk yaitu lobi atlet, sehingga akan terjadi penumpukan orang di dalam lobi atlet.

b. Taufik Hidayat Arena

- Atlet bulu tangkis mempunyai kegiatan latihan di lapangan, dan juga melakukan pemanasan di ruang fitness. Atlet bulu tangkis yang mengikuti pelatihan di Taufik Hidayat Arena ini juga terdapat fasilitas kamar tidur yang berada dalam satu gedung

LOKASI

1

LOKASI 2 JARAK

1 - 2

JARAK

2 - 1

Lahan Gerbang Tol

Karawang Barat

5.4 Km

(18 - 30

Menit)

5.2 Km

(12 - 20

Menit)

Lahan Gerbang Tol

Karawang

Timur

12.2 Km

(33 – 45

Menit)

12.2 Km

(33 – 45

Menit)

Lahan Kawasan

Industri Surya

Cipta

10.8 Km

(30 – 40

Menit)

10.8 Km

(30 – 40

Menit)

Lahan Kawasan

Industri KIM

9.7 Km

(28 – 35

Menit)

9.7 Km

(28 – 35

Menit)

Lahan Kawasan

Industri KIIC

7.8 Km

(20 – 25

Menit)

16 Km

(33 – 40

Menit)

Lahan Stasiun KA

Karawang

1.9 Km

(6-10

Menit)

3.4 Km

(8 - 15

Menit)

Lahan Terminal Bus

Tanjung Pura

5.5 Km

(14 – 20

Menit)

8 Km

(17 – 25

Menit)

Lahan Perbatasan

Kab.Bekasi

16.2 Km

(28 – 35

Menit)

22.5 Km

(37 – 45

Menit)

Lahan Perbatasan

Kab.Purwakarta

37.9 Km

(50

Menit –

1 jam)

39.5 Km

(49

Menit –

1 jam)

Page 7: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

tersebut, sehingga sirkulasi antara ruangan – ruangan untuk atlet sangat tidak privasi. Maka dari itu banyak pengunjung yang bisa langsung bertemu dengan para atlet yang sedang latihan di Taufik Hidayat Arena.

3. Aspek Bangunan

a. GOR PB.Jaya Raya Bintaro

Ruangan – ruangan yang belum ada di GOR Pb. Jaya Raya Bintaro yang sesuai dengan standar ruangan untuk pusat pelatihan bulu tangkis adalah

- Ruang wasit

- Loker

- Ruang pemanasan

- Ruang pijat

- Ruang test dopping

- Ruang media pers

- Stan penjualan

- Ruang loket tiket

- Lapangan sewa untuk umum

b. Taufik Hidayat Arena

Ruangan – ruangan yang belum ada di Taufik Hidayat Arena yang sesuai dengan standar ruangan untuk pusat pelatihan bulu tangkis adalah

- Ruang wasit

- Loker

- Ruang pemanasan

- Ruang pijat

- Ruang test dopping

- Ruang media pers

- Ruang loket tiket

- Ruang kelas

- Mushola

- Ruang shower umum

Sistem pencahayaan nya kurang bagus, sehingga menyebabkan silau saat dilakukan pertandingan untuk yang bermain.

4. Aspek Lingkungan

a. GOR PB.Jaya Raya Bintaro

- Akses jalan menuju lokasi hanya

dengan lebar 4m

- Tidak ada akses kendaraan umum yang lewat

- Akses pintu keluar gedung terletak di pertigaan jalan, yang bisa menyebabkan kemacetan

- View dari dalam keluar, tampak depan gedung menghadap arah barat atau arah mata hari dan menghadap ke pemakaman umum. Sehingga view dari dalam keluar kurang bagus.

b. Taufik Hidayat Arena

- Akses pintu masuk dan keluar yang hanya satu gerbang atau satu jalur

- View dari luar ke dalam gedung terganggu dengan bangunan rumah di samping bangunan, sehingga tidak terlihat dengan jelas.

- View dari dalam gedung keluar terganggu dengan bangunan didepannya, sehingga pandangan tidak luas.

IV. ANALISA

1. Analisis Aspek Bangunan

Tabel Program Ruang Gedung Pelatihan

J

e

n

i

s

Kebutuh

an

Ruang

Standa

r

Sumbe

r

Ju

ml

ah

Luas

Ruang

L

a

n

t

a

i

1

Hall 99 m2 NAD 1 230 m2

Kantin 13 m2 NAD 1 38 m2

Gudang 8 m2 NAD 1 20 m2

Lobby

Penonton

49,5

m2

NAD 2 96 m2

Toilet

Pengunju

ng

3,24

m2

NAD

12 38 m2

Mushola 1,25

m2

NAD

1 48 m2

Ruang

kelas

48 m2 AS

4 192 m2

VIP

Lounge

1,25

m2

NAD

1 54 m2

Page 8: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

Ruang

Panel

15 m2 NAD

1 38 m2

L

a

n

t

a

i

1

Ruang

medis

15 m2 NAD

1 24 m2

Ruang

pelatih

1,25

m2

NAD

1 36 m2

Toilet

pelatih

3,24

m2

NAD

1 3 m2

Ruang

fitness

80 m2 NAD

1 144 m2

Lobby

pemain

19,8

m2

NAD

1 21 m2

Ruang

ganti

5,69

m2

NAD

20 108 m2

Lapangan 81,74

m2

NAD

16 1394,2

4 m2

Tangga 2,25

m2

NAD

4 144 m2

Eskalator 56 m2 NAD 1 56 m2

Total Luas Lantai 1

2681,2

4 m2

J

e

n

i

s

Kebutuh

an

Ruang

Standa

r

Sumbe

r

Ju

ml

ah

Luas

Ruang

L

a

n

t

a

i

2

Tribun

Penonton

125 m2

NAD 1 528m2

Ruang

pertemua

n

1,5 m2

NAD 1 153 m2

Ruang

panel

15 m2 AS

1 38 m2

Ruang

Kelas

48 m2

AS 2 384 m2

Toilet 3,24

m2

NAD

6 18 m2

Tangga 2,25

m2

NAD

4 144 m2

Eskalator 56 m2 NAD 1 56 m2

Total Luas Lantai 2

1321

m2

J

e

n

i

s

Kebutuh

an

Ruang

Standa

r

Sumbe

r

Ju

ml

ah

Luas

Ruang

L

a

n

t

a

i

3

Ruang

kreatif

20 m2

AS 1 58 m2

Tangga

2,25

m2

NAD

1 36 m2

Total Luas Lantai 3 94 m2

Total Luas Lantai 1+2+3

4096,2

4 m2

Sirkulasi 25%

1024,0

6 m2

Total Keseluruhan

5120,3

0m2

Tabel Program Ruang Gedung Asrama

J

e

n

i

s

Kebutuh

an

Ruang

Standa

r

Sumbe

r

Ju

ml

ah

Luas

Ruang

L

a

Lobby 0,99

m2

NAD 2 35 m2

Page 9: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

n

t

a

i

1

Ruang

Tamu

0,25

m2

NAD 2 35 m2

Toilet 2,4 m2 NAD 24 56 m2

Kamar

Tidur

tipe A

21 m2

AS 8 168 m2

Kamar

Tidur

tipe B

17,5

m2

AS 8 140 m2

Kantin - 1 272 m2

Ruang

cuci

5 m2

NAD 1 79 m2

Ruang

plumbing

- 1 146 m2

Tangga 2,25

m2

NAD

2 72 m2

Total Luas Lantai 1 778 m2

J

e

n

i

s

Kebutuh

an

Ruang

Standa

r

Sumbe

r

Ju

ml

ah

Luas

Ruang

L

a

n

t

a

i

2

Lobby 0,99

m2

NAD 2 35 m2

Ruang

Tamu

0,25

m2

NAD 2 35 m2

Toilet 2,4 m2 NAD 2 56 m2

Kamar

Tidur

tipe A

21 m2

AS 8 84 m2

Kamar

Tidur

tipe B

17,5

m2

AS 8 70 m2

Tangga 2,25

m2

NAD

2 72 m2

Total Luas Lantai 2 506 m2

J

e

n

i

s

Kebutuh

an

Ruang

Standa

r

Sumbe

r

Ju

ml

ah

Luas

Ruang

L

a

n

t

a

i

3

Lobby 0,99

m2

NAD 2 35 m2

Toilet 2,4 m2 NAD 2 56 m2

Kamar

Tidur

tipe A

21 m2

AS 8 168 m2

Kamar

Tidur

tipe B

17,5

m2

AS 10 175 m2

Tangga 2,25

m2

NAD

2 72 m2

Total Luas Lantai 3 506 m2

Total Luas Lantai 1+2+3

1790

m2

Sirkulasi 20% 358 m2

Total Keseluruhan

2148

m2

KDB : 70% x 20.000 m2 = 14.400 m2

Lantai 1 gedung pelatihan + gedung asrama : 2681,24 + 778 m2 = 3459,24 m2

Sirkulasi 15% = 518,89 m2

Total : 3459,24 m2 + 518,89 m2 = 3978,13 m2 < 14.400 m2

KLB : 2,5 x 20.000 m2 = 50.000 m2

Luas gedung pelatihan = 5120,30 m2

Luas gedung asrama = 2148 m2

Total : 5120,30 m2 + 2148 m2 = 7268,30 m2 < 50.000 m2

RTH : 30% x 20.000 m2 = 6.000 m2

Kebutuhan luas 1 mobil + sirkulasi = 25 m2

Kebutuhan luas 1 motor + sirkulasi = 3 m2

Page 10: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

Total luas parkir mobil : 60 unit x 25 m2 = 1.500 m2

Total luas parkir motor : 50 unit x 3 m2 = 150 m2

Total : 1.500 m2 + 150 m2 = 1.650 m2 < 6.000 m2

2. Sistem Banguna dan Utilitas

a. Sistem Bangunan

Bangunan utama dalam gedung ini adalah lapangan pelatihan bulu tangkis di dalam ruangan, salah satu contoh sistem struktur untuk gedung olah raga adalah struktur bentang lebar dan struktur rangka.

Sumber : jayawan.com

b. Sistem Utilitas

Perencanaan utilitas termasuk aspek yang menjadi pertimbangan adalah upaya pengembangan kota. Setiap perkembangan kota akan membawa dampak meningkatnya kebutuhan penduduk termasuk kebutuhan utilitas.

2. Analisis Aspek Lingkungan

a. Perkotaan dan Lingkungan

Lingkungan sekeliling tapak juga berpengaruh pada perletakan bangunan. Tapak yang terletak di sudut jalan akan sangat berbeda responsnya dengan tapak yang hanya satu sisinya menghadap jalan. Bangunan yang terletak di sudut jalan harus memberikan perlakuan khusus pada sudut sebagai penghargaan terhadap sudut tersebut.

b. Tapak

Lokasi yang dipilih dalam proses perancangan ini terletak di Jl. Pakuncen Lapangan Tanah Merah Kp.Babaton Desa Sukaharja Kec. Telukjambe Timur Kab. Karawang. Kecamatan ini termasuk dalam, desa ini termasuk kedalam kawasan pengembangan perumahan. (Peraturan Daerah Kabupaten Karawang, 2011)

Sumber : google maps

c. Sirkulasi Dalam Tapak

Sumber: Hasil Analisis, 2018

Sirkulasi mencakup sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Dalam menganalisis sirkulasi hal yang penting diperhatikan adalah sirkulasi kendaraan di sekeliling tapak, baik itu lalu lintas kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

d. Tata Ruang Luar

- Analisa Zoning

LOKA

SI

Page 11: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

- Analisa Entrance

Sumber: Hasil Analisis, 2018

Letak pintu masuk (entrance) menentukan pembagian zoning. Entrance berada pada zona publik karena Zona publik adalah area dimana dapat diakses oleh semua orang (public). Mengingat entrance merupakan jalan masuk ke dalam tapak yang dapat dimasuki oleh semua orang maka daerah sekitar entrance termasuk dalam Zona publik.

- Analisa Pergerakan Matahari

Intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam tapak cukup besar, dikarenakan kondisi tapak sebagai lahan persawahan masyarakat, dan vegetasi yang ada disekitar tapak hanya sedikit, sehingga tidak terlalu mempengaruhi besar cahaya matahari yang masuk kedalam tapak.

Sumber: Hasil Analisis, 2018

- Analisa Peredam Kebisingan

Kebisingan yang ada pada tapak berasal dari kendaraan yang melintas pada sisi timur tapak dikarenakan berbatasan dengan jalan raya dan sebelah utara merupakan jalan menuju pemukiman warga.

Sumber: Hasil Analisis, 2018

V. KONSEP PERENCANAAN

DAN PERANCANGAN

1. Konsep Dasar Perancangan

Konsep dasar perancangan mencakup pembahasan mengenai data tapak beserta luas pusat pelatihan bulu tangkis yang akan dibangun.

Sumber: Hasil Analisis, 2018

a. Luas Total Perancangan

- Luas Lahan = 20.000 m2

- Luas Bangunan = 3.187 m2

- KDB 70 % = 14.400 m2

- KLB 2,5 = 50.000 m2 - GSB = 6 m

- Kapasitas Parkir = 60 (mobil) dan

50 (motor)

Page 12: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

b. Hubungan Skematik

Hubungan skematik program secara umum (makro) :

Hubungan skematik program ruang gedung pelatihan (mikro) :

Hubungan skematik program ruang gedung asrama (mikro) :

2. Konsep Perancangan Tapak

a. Sirkulasi

- Diluar Tapak

- Didalam Tapak

Sirkulasi di dalam tapak meliputi sirkulasi dari pejalan kaki, kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, sepeda dan difabilitas.

b. Pola Ruang Luar

- Massa dan Sudut Pandang

Sumber: Hasil Analisis, 2018

- Tata Ruang Hijau

Sumber: google foto

Page 13: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

2. Konsep Perancangan Bangunan

a. Bentuk Bangunan

- Karakter / inti dari olah raga bulutangkis adalah speed, power, dan endurance.

- Bentuk massa bangunan akan mengambil dari bentuk persegi dikarenakan lebih mengedepankan fungsi dari bangunan tersebut.

- Power dan endurance menjadi ekspresi dalam bangunan.

Speed menjadi sirkulasi dalam bangunan yang cepat,bergerak dan dinamis.

b. Massa Bangunan

Memiliki 2 massa besar yaitu gedung pelatihan dan asrama atlet.

3. Sistem Bangunan dan Utilitas

a. Sistem Bangunan

Sistem bangunan yang digunakan untuk bangunan gedung pelatihan adalah memakai sistem rangka atap baja, dan pondasi nya menggunakan pile cap.

Sumber : jayawan.com

b. Sistem Utilitas

- Tujuan Kenyamanan

Sistem penerangan dalam

lapangan : Menggunakan

lampu double fluorescent

2 x 80 watt di mana

terdapat lensa atau

diffuser yang

membungkus lampu agar

tidak terlalu silau.

Sistem pengkondisian

udara dalam lapangan :

Sistem pengkondisian

udara buatan (AC

package)

Sistem transportasi

vertikal :

o Tangga

o Penggunaan tangga di dalam gedung pelatihan bulu tangkis terdapat di beberapa ruangan, seperti : ruangan menuju ruang penonton, ruangan menuju ruang kelas dan ruang kreatif. Sedangkan untuk di gedung asrama semuanya menggunakan tangga untuk transportasi di dalam asrama dari lantai 1 sampai lantai 3.

o Eskalator

o Penggunaan eskalator di dalam gedung pelatihan bulu tangkis terdapat di lobby utama gedung tersebut, fungsi eskalator ini adalah untuk menuju ke tribun penonton maupun ruang pertemuan.

Page 14: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

- Tujuan pelayanan dan sanitasi

Sistem Pembuangan Air Kotor dan Kotoran : Bahan buangan berupa air kotor langsung dialirkan ke sumur resapan sedangkan bahan buangan berupa kotoran padat dialirkan ke septic tank terlebih dahulu kemudian dialirkan ke sumur resapan.

Sistem Distribusi Air Bersih :

o Pengadaan air bersih langsung dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk persediaan air minum dan untuk keperluan sehari-hari dengan sumur bor.

o Sistem distribusi air bersih pada bangunan GOR dan asrama atlet menggunakan sistem upfeed.

o Untuk perawatan lapangan, tanaman/taman, halaman, bangunan, dan tendon kebakaran digunakan air dari sumur bor.

Sistem Pembuangan Sampah : semua sampah yang terdapat didalam bangunan maupun disekitar bangunan akan dikumpulkan, lalu

dibuang ke tempat pembuangan akhir atau TPA.

Sistem Energi Listrik : Sumber aliran listrik utama yang digunakan diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Selain itu, sumber jaringan listrik cadangan yang digunakan adalah generator set yang digunakan untuk beberapa bangunan utama yang sangat memerlukan aliran listrik pada saat aliran listrik dari PLN padam.

- Tujuan perlindungan /

pengamanan bangunan

Jaringan pengamanan bangunan terhadap bahaya kebakaran :

o Sistem pemadam kebakaran : Peralatan penanggulangan kebakaran yang dipergunakan pada Pusat Pelatihan Bulu tangkis ini dikategorikan menjadi dua yaitu: 1) Peralatan di dalam bangunan,

Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia

Kristanti hal.217

Page 15: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

b) Peralatan di luar bangunan

Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia

Kristanti hal.218

o Sistem Detektor :

peralatan yang

berfungsi sebagai

peralatan yang

mendeteksi kejadian

kebakaran.

Sistem pengamanan terhadap bahaya petir : sistem Faraday, dengan cara menghubungkan kawat-kawat tembaga murni pada atap setinggi 50 cm dan berjarak 20cm, kemudian disalurkan ke arde di dalam tanah.

Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia

Kristanti hal.219

- Tujuan Komunikasi

Jaringan komunikasi untuk di dalam maupun untuk keluar bangunan menggunakan beberapa jaringan komunikasi seperti : telepon, fax, audio program, radio komunikasi, LAN, dan Wifi.

V. KESIMPULAN

Page 16: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN BULU …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019

DAFTAR PUSTAKA

Drs. AIP. Sjarifudin (1971), Diktat Pengetahuan Olah raga.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengertian gelanggang.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengertian Klub.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengertian Profesional.

Neufert, Ernst, (1989), Data Arsitek, Erlangga, Jakarta.

Panero, (1979), Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Erlangga, Jakarta.

P. Beets, dkk, (1987), Ilmu Bangunan, Jilid 1,2, dan 3, Judul Asli:

Bouwkundem, Alih Bahasa: Diraatmaja, Erlangga, Jakarta.

Poerba, Hartono, (2002), Utilitas Bangunan, edisi ke-4, Djambatan,

Jakarta.

Rejeki, Theresia (2011), Pusat Pelatihan Bulu Tangkis di Yogyakarta,

Yogyakarta.

Schodek, Daniel L., (1999), Struktur, edisi ke-2, Erlangga, Jakarta.

Soepartono, (2000), Fasilitas Olahraga. Jakarta

Wirjasantos, (1984), Fasilitas Olahraga. Jakarta