perencanaan dan perancangan pusat pelatihan bulu …
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PUSAT PELATIHAN BULU TANGKIS
DI KARAWANG
Bambang Trenady Irwanto
NIM 321420205
Arsitektur / Universitas Pelita Bangsa
Abstrak : Beberapa faktor yang membuat olah raga bulu tangkis di Indonesia
khususnya di Kabupaten Karawang saat ini belum dapat berprestasi lebih baik.
Diantaranya adalah kurangnya ketersedian infrastruktur fisik yang memadai dan
memenuhi standar bagi para atlet untuk melakukan pemusatan latihan dan
menjalankan program latihannya. Serta kurangnya infrastruktur juga berdampak
pada terhambatnya pengembangan bakat-bakat muda dalam olah raga bulu
tangkis. Maksud dan tujuan dari perencanaan dan perancangan pusat pelatihan
bulu tangkis di karawang adalah sebagai sarana pelatihan bulu tangkis yang
aman,nyaman serta menjadi tempat pendidikan atlet yang akan menjadikan atlet –
atlet bulu tangkis berprestasi dalam olahraga juga pendidikannya. Metode yang
digunakan adalah metode deksriftif, dokumentatif dan komparatif. Konsep dasar
perancangan mencakup pembahasan mengenai data tapak beserta luas pusat
pelatihan bulu tangkis yang akan dibangun. Sirkulasi di dalam tapak meliputi
sirkulasi dari pejalan kaki, kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, sepeda dan
difabilitas. Dan memiliki 2 massa besar yaitu gedung pelatihan dan asrama atlet.
Perencanaan dan perancangan pusat pelatihan bulu tangkis ini dapat di
realisasikan di Kabupaten Karawang.
Kata kunci : Bulu Tangkis, sejarah bulu tangkis di Indonesia, Gedung
Pelatihan Bulu Tangkis
Abstract : Several factors make badminton sports in Indonesia especially in
Karawang regency currently not able to perform better. Among them is the lack of
availability of adequate physical infrastructure and meeting the standards for
athletes to conduct training camps and carry out their training programs. And the
lack of infrastructure also has an impact on the impeded development of young
talents in badminton sports. The intent and purpose of planning and designing a
badminton training center in Karawang is as a means of training badminton that is
safe, comfortable and becomes a place for athlete education that will make
badminton athletes excel in sports as well as their education. The method used is
the descriptive, documentative and comparative methods. The basic design
concept includes a discussion of site data along with the area of the badminton
training center that will be built. Circulation within the site includes circulation
from pedestrians, two-wheeled vehicles, four-wheeled vehicles, bicycles and
diffability. And has 2 large masses namely the training building and the athlete's
dormitory. The planning and design of this badminton training center can be
realized in Karawang Regency.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
I. PENDAHULUAN
Bulu tangkis (badminton) merupakan
permainan yang bersifat individu yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Dalam hal ini permainan bulu tangkis mempunyai tujuan bahwa seorang pemain berusaha menjatuhkan shuttlecock di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuhkannya di daerah sendiri. (Subardjah,1999:13).
Di Indonesia olah raga badminton pertama kali berkembang diperkirakan sejak tahun 1930 dibawa oleh masyarakat dari daerah Malaya dan Singapura. Perkembangan olah raga ini di Indonesia sangat cepat, tercatat pada tahun 1933 sudah ada suatu perkumpulan badminton di Jakarta bernama Bataviase Badminton Unie (BBU). Pada tahun 1938 olah raga Badminton secara resmi dipertandingkan pada kejuaraan Pekan Olah raga ISI (Isi Sport Week) di Solo Jawa Tengah. Kemudian pada tahun 1942 olah raga badminton berkembang dengan nama bulu tangkis di Indonesia atas inisiatif Mr. Widodo Sastradiningrat pada Pekan Olah raga ISI. Istilah bulu tangkis dengan cepat menyebar dan dapat diterima oleh masyarakat Indonesia kala itu. Perkembangan olah raga bulu tangkis di Indonesia mencapai puncaknya tatkala pada tanggal 5 Mei 1951 tokoh bulu tangkis Indonesia sepakat untuk membentuk Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sebagai induk organisasi olah raga bulu tangkis di Indonesia.
Menurunnya prestasi olah raga bulu tangkis di Indonesia juga disebabkan karena minat kalangan muda dalam hal ini anak - anak pada olah raga bulu tangkis mulai menurun. Rexy Mainaki yang merupakan Kepala Bidang Pengembangan Persatuan Bulu tangkis Indonesia menyatakan minat masyarakat Indonesia khususnya generasi muda untuk menekuni dunia olah raga bulu tangkis dari hari ke hari kian terkikis. Menurutnya salah satu penyebabnya adalah minimnya fasilitas lapangan bulu tangkis yang ada padahal banyak anak - anak berbakat dalam cabang olah raga bulu tangkis namun tidak mempunyai fasilitas untuk mengembangkan bakatnya, bahkan untuk bermain bulu tangkis mereka harus menyewa lapangan.
Di Jawa Barat sendiri Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah di Jawa Barat dengan prestasi olah raga bulu tangkis yang cukup baik. Tercatat beberapa atlet bulu tangkis terbaik di Karawang banyak di rekrut oleh pihak PBSI . Di Karawang sendiri sudah terdapat beberapa Klub PB yang tersebar merata di seluruh kecamatan Kabupaten Karawang. Namun sampai saat ini pembinaan terhadap olah raga bulu tangkis masih menjadi kendala karena kurangnya infrastruktur lapangan bulu tangkis yang memadai sehingga banyak atlet muda asal Karawang yang lebih memilih untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki di Bandung dan Jakarta.
Berdasarkan data diatas terdapat beberapa faktor yang membuat olah raga bulu tangkis di Indonesia khususnya di Kabupaten Karawang saat ini belum dapat berprestasi lebih baik. Diantaranya adalah kurangnya ketersedian infrastruktur fisik yang memadai dan memenuhi standar bagi para atlet untuk melakukan pemusatan latihan dan menjalankan program latihannya. Serta kurangnya infrastruktur juga berdampak pada terhambatnya pengembangan bakat-bakat muda dalam olah raga bulu tangkis. Sehingga perlu adanya rancangan Pusat Pelatihan dan Pembinaan Atlet Bulu tangkis di Karawang, dikarenakan sampai saat ini Karawang belum memiliki pusat latihan dan pembinaan bulu tangkis. Diharapkan nantinya pusat pelatihan dan pembinaan atlet bulu tangkis ini dapat menampung atlet - atlet terbaik di Karawang untuk dapat diberikan pelatihan serta pembinaan pada jenjang usia tertentu, guna menghasilkan bakat-bakat terbaik dalam olah raga bulu tangkis dan memajukan prestasi olah raga bulu tangkis Karawang dan Indonesia kedepannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan terkait dengan perancangan pusat pelatihan dan pembinaan atlet bulu tangkis antara lain:
a. Belum adanya dukungan dari pemerintah untuk membangun pusat pelatihan bulutangkis di Kab. Karawang
b. Belum tersedia lapangan pertandingan yang berstandar nasional maupun internasional di daerah Jawa Barat
Maksud dan tujuan dari perencanaan dan perancangan pusat pelatihan bulu tangkis di karawang adalah sebagai sarana
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
pelatihan bulu tangkis yang aman,nyaman serta menjadi tempat pendidikan atlet yang akan menjadikan atlet – atlet bulutangkis berprestasi dalam olahraga juga pendidikannya.
Pembahasan hanya dibatasi pada permasalahan arsitektural. Secara spesifik, pembahasan ini diarahkan pada upaya merancang bangunan pusat pelatihan bulu tangkis di Karawang yang menarik sekaligus memiliki keunikan dengan melalui pendekatan ruang luar dan ruang dalam.
II. TINJAUAN DAN LANDASAN
TEORI
Pengertian Gelanggang menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Balai
Pustaka, 1995 ) adalah ruang / lapangan
tempat menyabung ayam, bertinju, berpacu
( kuda ), olah raga dan sebagainya.
Gelanggang juga berarti arena, atau
lingkaran.
Olah raga juga berarti suatu kesibukan /
kegiatan jasmani dan rohani yang
dilaksanakan secara teratur mengenai
waktu, alat dan tempat, secara spontan dan
swadaya serta mencakup segala kegiatan
kehidupan manusia untuk memperkuat daya
tahan tubuh dan membentuk kepribadian
(Drs. AIP. Sjarifudin, Diktat Pengetahuan
Olahraga. Jkt, 1971, Hal 12).
Dari uraian kutipan - kutipan inti dari pengertian olah raga, adalah kegiatan jasmani yang mengandung unsur prestasi dan rekreasi yang bertujuan menyehatkan jasmani dan rohani dengan didasarkan pada rasa sportivitas yang tinggi serta membutuhkan semangat, kepribadian dan watak.
Sedangkan kesimpulan dari pengertian Gelanggang Olah Raga yaitu: Arena atau tempat untuk menampung kegiatan jasmani dan rohani yang bertujuan untuk menyehatkan badan serta pikiran.
Di bawah ini disebutkan beberapa fungsi dan peranan Gelanggang Olah raga:
a. Membantu menciptakan sekaligus menambah lapangan pekerjaan di berbagai sektor, misalnya:
- Jasa transportasi
- Olah raga
- Hiburan
- Industri kecil, dll.
b. Membantu pengembangan industri - industri lainnya di sekitar Gelanggang Olah raga.
c. Menyediakan fasilitas olah raga, makan dan minum serta jasa lainnya yang dimaksudkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Menurut Bambang dalam Theresia (20:2011) Pendidikan dan pelatihan atau istilah populernya training, diselenggarakan dengan tujuan utama membekali seorang pemain pemula dengan keterampilan teknis untuk melakukan pekerjaannya, serta meningkatkan prestasi kerja dan efektivitas pemain lama melalui penyegaran. Manajemen pendidikan dan latihan termasuk bagian dari fungsi manajemen sumber daya manusia.
Tempat olah raga tidak semuanya memiliki divisi atau unit pendidikan dan pelatihan sendiri. Agar kebutuhan pendidikan pemain terpenuhi, pusat pelatihan dapat menggunakan jasa lembaga - lembaga pendidikan, baik secara menyeluruh (termasuk evaluasi kebutuhan dan sebagainya) maupun sebagian, misalnya pelaksanaan pelatihan saja. Penyelenggaraan program pendidikan pemain dapat dilakukan di lembaga yang menyelenggarakan, atau di lingkungan pelatihan, atau di tempat lain yang khusus, misalnya tempat pelatihan di luar kota atau di klub - klub setempat yang memiliki fasilitas itu. (PEP, Ensiklopedi Nasional Indonesia; Jilid 12 P ,PT. Cipta Adi Pustaka; Jakarta 1990)
Pusat pelatihan ini akan berfungsi menjadi satu media pencetak atlet - atlet berbakat di cabang bulu tangkis dan juga memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Nantinya juga pusat pelatihan ini akan menjadi standar untuk pembinaan cabang olah raga lainnya di Karawang.
Di samping itu, pusat pelatihan ini juga dapat menjadi penyaluran energi positif dari remaja di Karawang dan menjadi jawaban atas kerinduan akan adanya satu wadah yang cukup layak untuk menyalurkan hobi mereka yang dapat berujung prestasi. Sebagai efek domino, klub - klub lain yang ada akan juga berlomba-lomba untuk terus meningkatkan prestasi dan kualitasnya untuk akhirnya dapat sedikit demi sedikit bersaing dengan pusat pelatihan ini.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
Fasilitas olah raga adalah semua prasarana olah raga yang mencakup semua lapangan olah raga dan bangunan beserta perlengkapannya (sarana) untuk melaksanakan program kegiatan olah raga (Soepartono, 2000:43). Wirjasantos (1984:157) mengungkapkan bahwa, “Fasilitas olah raga adalah suatu bentuk yang permanen, baik untuk ruangan di dalam maupun diluar. Misalnya: gymnasium (ruang senam), kolam renang, lapangan - lapangan permainan, dan sebagainya”. Dengan kata lain istilah fasilitas olah raga sudah mencakup prasarana dan sarana olah raga.
Tabel Standard Ukuran Ruang
a. Fasilitas Pertandingan Bulutangkis
NAMA RUANG STANDAR
Hall/Lobi + Galeri 20% kapasitas penonton 0,5 – 0,65 m2/orang
Lapangan 1 lapangan = 13,4 m x 6,1 m
Tribun penonton Kapasitas 5000 orang 0,25 m2/orang
Cafetaria
R. Makan
Pantry
Gudang
2% kapasitas penonton 1,3 m2/orang
30% R. Makan
30% R. Makan
Toilet penonton
Asumsi : 1 WC/200 orang
1 urinoir/100 orang
1 wastafel/200 orang
Pria 60% penonton
Wanita 40%
1,8 m2/orang
0,9 m2/orang
0,54 m2/orang
R. Ganti Atlit 1,25 m2/orang
R. Shower 1,2 m2/orang
R.Wasit 1,25 m2/orang
Loker 0,225 m2/atlit
R. Pemanasan 35 m2
R. Pijat 10 m2/2 orang
R. Sekretariat 1,5 m2/orang
R. Rapat 1,5 m2/orang
R. Kesehatan (P3K) 15 m2
R. Test Dopping 12 m2
R. Media Center/Pers 32 m2
R. Keamanan 1,5 m2/orang
R.Mekanikal Elektrikan dan Kontrol
20 m2
Stan stan penjualan 1 stan = 8 m2
Loket karcis 1,5 m2/orang
Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia Kristanti hal.38
b. Fasilitas Penunjang Olahraga
NAMA RUANG STANDAR
Hall 0,99 m2/orang
R. Fitness 80 m2
Toilet umum
Asumsi : 2 unit
WC : 1,8 m2/orang
Urinoir : 0,9 m2/orang
Wastafel : 0,54 m2/orang
Perpustakaan 2,32 m2/orang
R. Komputer 2,4 m2/unit
R. Serbaguna 1,1 m2/orang
Gudang peralatan 8 m2/unit
Janitor 8 m2/unit
Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia Kristanti hal.40
c. Fasilitas Pelayanan Administrasi
NAMA RUANG STANDAR
Hall 0,99 m2/orang
R. Tamu 1,8 m2/orang
Kantor Pengelola 4 m2/orang
R. Rapat 1,5 m2/orang
R. Arsip
Toilet Pria dan Wanita
WC : 1,8 m2/orang
Urinoir : 0,9 m2/orang
Wastafel : 0,54 m2/orang
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
Gudang 4 m2
Pantry 4 m2
Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia Kristanti hal.40
d. Fasilitas Pemukiman/ Rumah Atlit
NAMA RUANG STANDAR
Lobi/Hall 0,99 m2/orang
Resepsionis 12 m2
R. Tidur 3,1 m2/orang
0,99 m2/orang
KM/WC 2 – 2,4 m2/orang
1,2 – 1,6 m2/orang
R. Makan 1,2 m2/orang
Dapur 36 m2
Pantry 12 m2
Gudang R. Makan 36 m2
Toilet WC : 1,8 m2/orang
Urinoir : 0,9 m2/orang
Wastafel : 0,54 m2/orang
Laundry 1 unit washer & drier = 5m2
R. Santai 0,25 m2/orang
R. Setrika 30 m2
R. Tidur Penjaga + KM/WC
24 m2
Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia Kristanti hal.41
e. Fasilitas Maintenance dan Service
NAMA RUANG STANDAR
R. Trafo 15 m2
Gardu PLN 35 m2
R. Genset 63 m2
R. Panel 15 m2
R. Pompa 35 m2
Tandon Bawah 50 m2
R. Telex & PABX 15 m2
R. Food Baverage 15 m2
R. Karyawan
R. Makan
R. Ganti
Loker
Toilet
1,2 m2/orang
1,25 m2/orang
0,225 m2/orang
WC : 1,8 m2/orang
Urinoir : 0,9 m2/orang
Wastafel : 0,54 m2/orang
Gardu jaga 1,5 m2/orang
Mushola 1,25 m2/orang
Tempat wudhu 1,0 m2/orang
Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia Kristanti hal.41
Studi Banding
1. GOR PB. Jaya Raya Bintaro
Hall bulu tangkis yang memiliki luas bangunan 4.583 meter persegi mempunyai fasilitas berupa 16 lapangan, tribun penonton berkapasitas 500 orang, ruang fitness, 10 ruang kelas, ruang rapat, ruang kantor, ruang medis, kantin, dan ruang penunjang lain.Sementara itu, asrama atlet seluas 1.693 meter persegi, memiliki 25 kamar putra dan 25 kamar putri yang dapat menampung 132 atlet.
Sumber : pribadi
2. Taufik Hidayat Arena Taufik Hidayat, membangun sebuah
gelanggang latihan bulu tangkis bernama Taufik Hidayat Arena atau THA. Bertempat di Jalan Raya PKP, Nomor 8, Ciracas, Jakarta Timur, gelanggang bulu tangkis itu dibangun seluas 6.600 meter persegi. Untuk sebuah gelanggang bulu tangkis, THA yang terdiri dari dua lantai tergolong memiliki fasilitas cukup lengkap dan modern.
Memasuki gedung, pengunjung dapat menempati halaman parkir depan yang dapat menampung 40 kendaraan roda empat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
dan 50 kendaraan roda dua dengan satu pos yang didesain layaknya shuttlecock.
Masuk ke dalam THA, di sisi kanan terpajang peralatan olah raga mulai dari kaus, shuttlecock, raket, sepatu dan lainnya. Pengunjung dapat membeli peralatan itu dengan harga terjangkau.
Masih di sisi yang sama, pada satu lorong dengan etalase tersebut terdapat kafe dengan berbagai macam jajanan. Kafe itu terkoneksi dengan halaman parkir untuk memudahkan pengunjung melepas lelah seusai memeras keringat dan menuju tempat parkir.
Di sisi kiri, terdapat 10 living room atau asrama atlet yang masing-masing kamar memiliki dua tempat tidur dengan desain modern dan berbagai fasilitas, misalnya AC, televisi, dan kamar mandi.
Persis di depan deretan kamar, terdapat athlete lounge. Ruang ini bisa digunakan bagi para atlet yang hendak bersantai.
Fasilitas utama dari THA yang berada di lantai atas, yakni delapan lapangan bulu tangkis berstandar internasional. Lapangan ini juga dilengkapi dengan tribun yang mampu menampung 500 orang penonton.
Sumber : pribadi
III. PERMASALAHAN
1. Aspek Tinjauan Lokasi
2. Aspek Manusia
a. GOR PB.Jaya Raya Bintaro
- Atlet bulu tangkis mempunyai kegiatan belajar di ruangan kelas dan di lapangan latihan, untuk di ruangan kelas para atlet bulu tangkis belajar seperti di sekolahan biasanya tetapi ada perbedaan seperti dari kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan dan jam belajar yang tersedia dengan jadwal – jadwal kejuaraan dan latihan atlet itu sendiri. Sedangkan para atlet lebih banyak.beraktivitas dilapangan latihan daripada diruangan kelas, tetapi dari ruangan kelas menuju lapangan latihan aksesnya terlalu jauh.
- Sirkulasi untuk atlet dan pengelola hanya melewati satu pintu masuk yaitu lobi atlet, sehingga akan terjadi penumpukan orang di dalam lobi atlet.
b. Taufik Hidayat Arena
- Atlet bulu tangkis mempunyai kegiatan latihan di lapangan, dan juga melakukan pemanasan di ruang fitness. Atlet bulu tangkis yang mengikuti pelatihan di Taufik Hidayat Arena ini juga terdapat fasilitas kamar tidur yang berada dalam satu gedung
LOKASI
1
LOKASI 2 JARAK
1 - 2
JARAK
2 - 1
Lahan Gerbang Tol
Karawang Barat
5.4 Km
(18 - 30
Menit)
5.2 Km
(12 - 20
Menit)
Lahan Gerbang Tol
Karawang
Timur
12.2 Km
(33 – 45
Menit)
12.2 Km
(33 – 45
Menit)
Lahan Kawasan
Industri Surya
Cipta
10.8 Km
(30 – 40
Menit)
10.8 Km
(30 – 40
Menit)
Lahan Kawasan
Industri KIM
9.7 Km
(28 – 35
Menit)
9.7 Km
(28 – 35
Menit)
Lahan Kawasan
Industri KIIC
7.8 Km
(20 – 25
Menit)
16 Km
(33 – 40
Menit)
Lahan Stasiun KA
Karawang
1.9 Km
(6-10
Menit)
3.4 Km
(8 - 15
Menit)
Lahan Terminal Bus
Tanjung Pura
5.5 Km
(14 – 20
Menit)
8 Km
(17 – 25
Menit)
Lahan Perbatasan
Kab.Bekasi
16.2 Km
(28 – 35
Menit)
22.5 Km
(37 – 45
Menit)
Lahan Perbatasan
Kab.Purwakarta
37.9 Km
(50
Menit –
1 jam)
39.5 Km
(49
Menit –
1 jam)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
tersebut, sehingga sirkulasi antara ruangan – ruangan untuk atlet sangat tidak privasi. Maka dari itu banyak pengunjung yang bisa langsung bertemu dengan para atlet yang sedang latihan di Taufik Hidayat Arena.
3. Aspek Bangunan
a. GOR PB.Jaya Raya Bintaro
Ruangan – ruangan yang belum ada di GOR Pb. Jaya Raya Bintaro yang sesuai dengan standar ruangan untuk pusat pelatihan bulu tangkis adalah
- Ruang wasit
- Loker
- Ruang pemanasan
- Ruang pijat
- Ruang test dopping
- Ruang media pers
- Stan penjualan
- Ruang loket tiket
- Lapangan sewa untuk umum
b. Taufik Hidayat Arena
Ruangan – ruangan yang belum ada di Taufik Hidayat Arena yang sesuai dengan standar ruangan untuk pusat pelatihan bulu tangkis adalah
- Ruang wasit
- Loker
- Ruang pemanasan
- Ruang pijat
- Ruang test dopping
- Ruang media pers
- Ruang loket tiket
- Ruang kelas
- Mushola
- Ruang shower umum
Sistem pencahayaan nya kurang bagus, sehingga menyebabkan silau saat dilakukan pertandingan untuk yang bermain.
4. Aspek Lingkungan
a. GOR PB.Jaya Raya Bintaro
- Akses jalan menuju lokasi hanya
dengan lebar 4m
- Tidak ada akses kendaraan umum yang lewat
- Akses pintu keluar gedung terletak di pertigaan jalan, yang bisa menyebabkan kemacetan
- View dari dalam keluar, tampak depan gedung menghadap arah barat atau arah mata hari dan menghadap ke pemakaman umum. Sehingga view dari dalam keluar kurang bagus.
b. Taufik Hidayat Arena
- Akses pintu masuk dan keluar yang hanya satu gerbang atau satu jalur
- View dari luar ke dalam gedung terganggu dengan bangunan rumah di samping bangunan, sehingga tidak terlihat dengan jelas.
- View dari dalam gedung keluar terganggu dengan bangunan didepannya, sehingga pandangan tidak luas.
IV. ANALISA
1. Analisis Aspek Bangunan
Tabel Program Ruang Gedung Pelatihan
J
e
n
i
s
Kebutuh
an
Ruang
Standa
r
Sumbe
r
Ju
ml
ah
Luas
Ruang
L
a
n
t
a
i
1
Hall 99 m2 NAD 1 230 m2
Kantin 13 m2 NAD 1 38 m2
Gudang 8 m2 NAD 1 20 m2
Lobby
Penonton
49,5
m2
NAD 2 96 m2
Toilet
Pengunju
ng
3,24
m2
NAD
12 38 m2
Mushola 1,25
m2
NAD
1 48 m2
Ruang
kelas
48 m2 AS
4 192 m2
VIP
Lounge
1,25
m2
NAD
1 54 m2
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
Ruang
Panel
15 m2 NAD
1 38 m2
L
a
n
t
a
i
1
Ruang
medis
15 m2 NAD
1 24 m2
Ruang
pelatih
1,25
m2
NAD
1 36 m2
Toilet
pelatih
3,24
m2
NAD
1 3 m2
Ruang
fitness
80 m2 NAD
1 144 m2
Lobby
pemain
19,8
m2
NAD
1 21 m2
Ruang
ganti
5,69
m2
NAD
20 108 m2
Lapangan 81,74
m2
NAD
16 1394,2
4 m2
Tangga 2,25
m2
NAD
4 144 m2
Eskalator 56 m2 NAD 1 56 m2
Total Luas Lantai 1
2681,2
4 m2
J
e
n
i
s
Kebutuh
an
Ruang
Standa
r
Sumbe
r
Ju
ml
ah
Luas
Ruang
L
a
n
t
a
i
2
Tribun
Penonton
125 m2
NAD 1 528m2
Ruang
pertemua
n
1,5 m2
NAD 1 153 m2
Ruang
panel
15 m2 AS
1 38 m2
Ruang
Kelas
48 m2
AS 2 384 m2
Toilet 3,24
m2
NAD
6 18 m2
Tangga 2,25
m2
NAD
4 144 m2
Eskalator 56 m2 NAD 1 56 m2
Total Luas Lantai 2
1321
m2
J
e
n
i
s
Kebutuh
an
Ruang
Standa
r
Sumbe
r
Ju
ml
ah
Luas
Ruang
L
a
n
t
a
i
3
Ruang
kreatif
20 m2
AS 1 58 m2
Tangga
2,25
m2
NAD
1 36 m2
Total Luas Lantai 3 94 m2
Total Luas Lantai 1+2+3
4096,2
4 m2
Sirkulasi 25%
1024,0
6 m2
Total Keseluruhan
5120,3
0m2
Tabel Program Ruang Gedung Asrama
J
e
n
i
s
Kebutuh
an
Ruang
Standa
r
Sumbe
r
Ju
ml
ah
Luas
Ruang
L
a
Lobby 0,99
m2
NAD 2 35 m2
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
n
t
a
i
1
Ruang
Tamu
0,25
m2
NAD 2 35 m2
Toilet 2,4 m2 NAD 24 56 m2
Kamar
Tidur
tipe A
21 m2
AS 8 168 m2
Kamar
Tidur
tipe B
17,5
m2
AS 8 140 m2
Kantin - 1 272 m2
Ruang
cuci
5 m2
NAD 1 79 m2
Ruang
plumbing
- 1 146 m2
Tangga 2,25
m2
NAD
2 72 m2
Total Luas Lantai 1 778 m2
J
e
n
i
s
Kebutuh
an
Ruang
Standa
r
Sumbe
r
Ju
ml
ah
Luas
Ruang
L
a
n
t
a
i
2
Lobby 0,99
m2
NAD 2 35 m2
Ruang
Tamu
0,25
m2
NAD 2 35 m2
Toilet 2,4 m2 NAD 2 56 m2
Kamar
Tidur
tipe A
21 m2
AS 8 84 m2
Kamar
Tidur
tipe B
17,5
m2
AS 8 70 m2
Tangga 2,25
m2
NAD
2 72 m2
Total Luas Lantai 2 506 m2
J
e
n
i
s
Kebutuh
an
Ruang
Standa
r
Sumbe
r
Ju
ml
ah
Luas
Ruang
L
a
n
t
a
i
3
Lobby 0,99
m2
NAD 2 35 m2
Toilet 2,4 m2 NAD 2 56 m2
Kamar
Tidur
tipe A
21 m2
AS 8 168 m2
Kamar
Tidur
tipe B
17,5
m2
AS 10 175 m2
Tangga 2,25
m2
NAD
2 72 m2
Total Luas Lantai 3 506 m2
Total Luas Lantai 1+2+3
1790
m2
Sirkulasi 20% 358 m2
Total Keseluruhan
2148
m2
KDB : 70% x 20.000 m2 = 14.400 m2
Lantai 1 gedung pelatihan + gedung asrama : 2681,24 + 778 m2 = 3459,24 m2
Sirkulasi 15% = 518,89 m2
Total : 3459,24 m2 + 518,89 m2 = 3978,13 m2 < 14.400 m2
KLB : 2,5 x 20.000 m2 = 50.000 m2
Luas gedung pelatihan = 5120,30 m2
Luas gedung asrama = 2148 m2
Total : 5120,30 m2 + 2148 m2 = 7268,30 m2 < 50.000 m2
RTH : 30% x 20.000 m2 = 6.000 m2
Kebutuhan luas 1 mobil + sirkulasi = 25 m2
Kebutuhan luas 1 motor + sirkulasi = 3 m2
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
Total luas parkir mobil : 60 unit x 25 m2 = 1.500 m2
Total luas parkir motor : 50 unit x 3 m2 = 150 m2
Total : 1.500 m2 + 150 m2 = 1.650 m2 < 6.000 m2
2. Sistem Banguna dan Utilitas
a. Sistem Bangunan
Bangunan utama dalam gedung ini adalah lapangan pelatihan bulu tangkis di dalam ruangan, salah satu contoh sistem struktur untuk gedung olah raga adalah struktur bentang lebar dan struktur rangka.
Sumber : jayawan.com
b. Sistem Utilitas
Perencanaan utilitas termasuk aspek yang menjadi pertimbangan adalah upaya pengembangan kota. Setiap perkembangan kota akan membawa dampak meningkatnya kebutuhan penduduk termasuk kebutuhan utilitas.
2. Analisis Aspek Lingkungan
a. Perkotaan dan Lingkungan
Lingkungan sekeliling tapak juga berpengaruh pada perletakan bangunan. Tapak yang terletak di sudut jalan akan sangat berbeda responsnya dengan tapak yang hanya satu sisinya menghadap jalan. Bangunan yang terletak di sudut jalan harus memberikan perlakuan khusus pada sudut sebagai penghargaan terhadap sudut tersebut.
b. Tapak
Lokasi yang dipilih dalam proses perancangan ini terletak di Jl. Pakuncen Lapangan Tanah Merah Kp.Babaton Desa Sukaharja Kec. Telukjambe Timur Kab. Karawang. Kecamatan ini termasuk dalam, desa ini termasuk kedalam kawasan pengembangan perumahan. (Peraturan Daerah Kabupaten Karawang, 2011)
Sumber : google maps
c. Sirkulasi Dalam Tapak
Sumber: Hasil Analisis, 2018
Sirkulasi mencakup sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Dalam menganalisis sirkulasi hal yang penting diperhatikan adalah sirkulasi kendaraan di sekeliling tapak, baik itu lalu lintas kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
d. Tata Ruang Luar
- Analisa Zoning
LOKA
SI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
- Analisa Entrance
Sumber: Hasil Analisis, 2018
Letak pintu masuk (entrance) menentukan pembagian zoning. Entrance berada pada zona publik karena Zona publik adalah area dimana dapat diakses oleh semua orang (public). Mengingat entrance merupakan jalan masuk ke dalam tapak yang dapat dimasuki oleh semua orang maka daerah sekitar entrance termasuk dalam Zona publik.
- Analisa Pergerakan Matahari
Intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam tapak cukup besar, dikarenakan kondisi tapak sebagai lahan persawahan masyarakat, dan vegetasi yang ada disekitar tapak hanya sedikit, sehingga tidak terlalu mempengaruhi besar cahaya matahari yang masuk kedalam tapak.
Sumber: Hasil Analisis, 2018
- Analisa Peredam Kebisingan
Kebisingan yang ada pada tapak berasal dari kendaraan yang melintas pada sisi timur tapak dikarenakan berbatasan dengan jalan raya dan sebelah utara merupakan jalan menuju pemukiman warga.
Sumber: Hasil Analisis, 2018
V. KONSEP PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN
1. Konsep Dasar Perancangan
Konsep dasar perancangan mencakup pembahasan mengenai data tapak beserta luas pusat pelatihan bulu tangkis yang akan dibangun.
Sumber: Hasil Analisis, 2018
a. Luas Total Perancangan
- Luas Lahan = 20.000 m2
- Luas Bangunan = 3.187 m2
- KDB 70 % = 14.400 m2
- KLB 2,5 = 50.000 m2 - GSB = 6 m
- Kapasitas Parkir = 60 (mobil) dan
50 (motor)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
b. Hubungan Skematik
Hubungan skematik program secara umum (makro) :
Hubungan skematik program ruang gedung pelatihan (mikro) :
Hubungan skematik program ruang gedung asrama (mikro) :
2. Konsep Perancangan Tapak
a. Sirkulasi
- Diluar Tapak
- Didalam Tapak
Sirkulasi di dalam tapak meliputi sirkulasi dari pejalan kaki, kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, sepeda dan difabilitas.
b. Pola Ruang Luar
- Massa dan Sudut Pandang
Sumber: Hasil Analisis, 2018
- Tata Ruang Hijau
Sumber: google foto
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
2. Konsep Perancangan Bangunan
a. Bentuk Bangunan
- Karakter / inti dari olah raga bulutangkis adalah speed, power, dan endurance.
- Bentuk massa bangunan akan mengambil dari bentuk persegi dikarenakan lebih mengedepankan fungsi dari bangunan tersebut.
- Power dan endurance menjadi ekspresi dalam bangunan.
Speed menjadi sirkulasi dalam bangunan yang cepat,bergerak dan dinamis.
b. Massa Bangunan
Memiliki 2 massa besar yaitu gedung pelatihan dan asrama atlet.
3. Sistem Bangunan dan Utilitas
a. Sistem Bangunan
Sistem bangunan yang digunakan untuk bangunan gedung pelatihan adalah memakai sistem rangka atap baja, dan pondasi nya menggunakan pile cap.
Sumber : jayawan.com
b. Sistem Utilitas
- Tujuan Kenyamanan
Sistem penerangan dalam
lapangan : Menggunakan
lampu double fluorescent
2 x 80 watt di mana
terdapat lensa atau
diffuser yang
membungkus lampu agar
tidak terlalu silau.
Sistem pengkondisian
udara dalam lapangan :
Sistem pengkondisian
udara buatan (AC
package)
Sistem transportasi
vertikal :
o Tangga
o Penggunaan tangga di dalam gedung pelatihan bulu tangkis terdapat di beberapa ruangan, seperti : ruangan menuju ruang penonton, ruangan menuju ruang kelas dan ruang kreatif. Sedangkan untuk di gedung asrama semuanya menggunakan tangga untuk transportasi di dalam asrama dari lantai 1 sampai lantai 3.
o Eskalator
o Penggunaan eskalator di dalam gedung pelatihan bulu tangkis terdapat di lobby utama gedung tersebut, fungsi eskalator ini adalah untuk menuju ke tribun penonton maupun ruang pertemuan.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
- Tujuan pelayanan dan sanitasi
Sistem Pembuangan Air Kotor dan Kotoran : Bahan buangan berupa air kotor langsung dialirkan ke sumur resapan sedangkan bahan buangan berupa kotoran padat dialirkan ke septic tank terlebih dahulu kemudian dialirkan ke sumur resapan.
Sistem Distribusi Air Bersih :
o Pengadaan air bersih langsung dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk persediaan air minum dan untuk keperluan sehari-hari dengan sumur bor.
o Sistem distribusi air bersih pada bangunan GOR dan asrama atlet menggunakan sistem upfeed.
o Untuk perawatan lapangan, tanaman/taman, halaman, bangunan, dan tendon kebakaran digunakan air dari sumur bor.
Sistem Pembuangan Sampah : semua sampah yang terdapat didalam bangunan maupun disekitar bangunan akan dikumpulkan, lalu
dibuang ke tempat pembuangan akhir atau TPA.
Sistem Energi Listrik : Sumber aliran listrik utama yang digunakan diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Selain itu, sumber jaringan listrik cadangan yang digunakan adalah generator set yang digunakan untuk beberapa bangunan utama yang sangat memerlukan aliran listrik pada saat aliran listrik dari PLN padam.
- Tujuan perlindungan /
pengamanan bangunan
Jaringan pengamanan bangunan terhadap bahaya kebakaran :
o Sistem pemadam kebakaran : Peralatan penanggulangan kebakaran yang dipergunakan pada Pusat Pelatihan Bulu tangkis ini dikategorikan menjadi dua yaitu: 1) Peralatan di dalam bangunan,
Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia
Kristanti hal.217
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
b) Peralatan di luar bangunan
Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia
Kristanti hal.218
o Sistem Detektor :
peralatan yang
berfungsi sebagai
peralatan yang
mendeteksi kejadian
kebakaran.
Sistem pengamanan terhadap bahaya petir : sistem Faraday, dengan cara menghubungkan kawat-kawat tembaga murni pada atap setinggi 50 cm dan berjarak 20cm, kemudian disalurkan ke arde di dalam tanah.
Sumber : Tugas Akhir Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta Theresia
Kristanti hal.219
- Tujuan Komunikasi
Jaringan komunikasi untuk di dalam maupun untuk keluar bangunan menggunakan beberapa jaringan komunikasi seperti : telepon, fax, audio program, radio komunikasi, LAN, dan Wifi.
V. KESIMPULAN
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa 2019
DAFTAR PUSTAKA
Drs. AIP. Sjarifudin (1971), Diktat Pengetahuan Olah raga.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengertian gelanggang.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengertian Klub.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengertian Profesional.
Neufert, Ernst, (1989), Data Arsitek, Erlangga, Jakarta.
Panero, (1979), Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Erlangga, Jakarta.
P. Beets, dkk, (1987), Ilmu Bangunan, Jilid 1,2, dan 3, Judul Asli:
Bouwkundem, Alih Bahasa: Diraatmaja, Erlangga, Jakarta.
Poerba, Hartono, (2002), Utilitas Bangunan, edisi ke-4, Djambatan,
Jakarta.
Rejeki, Theresia (2011), Pusat Pelatihan Bulu Tangkis di Yogyakarta,
Yogyakarta.
Schodek, Daniel L., (1999), Struktur, edisi ke-2, Erlangga, Jakarta.
Soepartono, (2000), Fasilitas Olahraga. Jakarta
Wirjasantos, (1984), Fasilitas Olahraga. Jakarta