peranan pusat pelatihan pertanian pedesaan …digilib.unila.ac.id/55013/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PERANAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAANSWADAYA (P4S) DALAM PEMBERDAYAAN PETANI
DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
(Skripsi)
Oleh
ROKHMA YENI
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
PERANAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAANSWADAYA (P4S) DALAM PEMBERDAYAAN PETANI
DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Oleh
Rokhma Yeni
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan Pusat Pelatihan PertanianPedesaan Swadaya (P4S) dalam memberdayakan petani di Kabupaten LampungTengah dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peranan P4Sdalam memberdayakan petani di Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian inidilakukan pada empat P4S di Kabupaten Lampung Tengah yaitu P4S Mitra TaniMandiri, P4S Sama Maju, P4S Ras Andani, dan P4S Budidaya. Responden yangditeliti berjumlah 74 orang terdiri dari 23 fasilitator dan 51 petani. Pengumpulandata dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2018. Peranan P4S dalammemberdayakan petani dianalisis secara deskriptif dan hipotesis dianalisis denganuji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan P4Sdalam memberdayakan petani di Kabupaten Lampung Tengah termasuk dalamklasifikasi sedang. Faktor internal yang meliputi sifat kekosmopolitan fasilitatordan motivasi kerja fasilitator, serta faktor eksternal yang berupa sistempenghargaan tidak berhubungan nyata dengan peranan P4S dalammemberdayakan petani. Ketersediaan sarana prasarana dan jumlah petani binaanberhubungan nyata dengan peranan P4S dalam memberdayakan petani diKabupaten Lampung Tengah.
Kata kunci : pemberdayaan petani, P4S, peranan
ABSTRACT
THE ROLE OF RURAL AGRICULTURE TRAINING CENTRE (P4S)ON EMPOWERING FARMERS IN CENTRE LAMPUNG REGENCY
By
Rokhma Yeni
This research aimed to analyze the role of rural agriculture training centre (P4S)on empowering farmers and find out the factors related to the role. This researchwas conducted in four P4S in Centre Lampung Regency, those are Mitra TaniMandiri, P4S Sama Maju, P4S Ras Andani, and P4S Budidaya. Respondents ofthis research were 74 people that consist of 23 facilitators and 51 farmers. Thedata were collected from February to March 2018. The role of P4S analyzeddescriptively and hypothesis was analyzed using Rank Spearman correlation. Theresults of this research showed that the role of P4S on empowering farmers inCentre Lampung Regency is included in moderate classification. The internalfactors such as work motivation, cosmopolitan character, and the external factorthat is reward system don’t have significant relation to the role of P4Sempowering farmers. Availability of facilities-infrastructure and the number ofassisted farmers have significant relationship to the role of P4S on empoweringfarmers in Centre Lampung Regency.
Key words : empowering farmers, P4S, role
PERANAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN
SWADAYA (P4S) DALAM PEMBERDAYAAN PETANI
DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Oleh
ROKHMA YENI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 23 Januari 1993.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Muslim
dan Ibu Relawati. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Al Kautsar Bandar
Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005. Pendidikan tingkat pertama
ditempuh di SMP Negeri 2 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2008.
Kemudian melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMA Negeri 9 Bandar
Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011.
Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi (SNMPTN). Selama menjalani pendidikan di Jurusan Agribisnis, penulis
memperoleh kepercayaan menjadi asisten dosen mata kuliah Perencanaan dan
Evaluasi Proyek pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dan semester genap
tahun ajaran 2015/2016. Penulis melakukan Praktik Umum (PU) di PT Keong
Nusantara Abadi (Wong Coco Group) pada tahun 2014 dan melakukan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di Desa Bina Bumi, Kecamatan Meraksa Aji, Kabupaten
Tulang Bawang pada tahun 2015.
Penulis memiliki beberapa pengalaman berorganisasi di lingkungan kampus, yaitu
sebagai anggota Bidang II (Pengkaderan dan Pengabdian Masyarakat) di
Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himaseperta) Universitas
Lampung, memiliki pengalaman sebagai anggota di Lembaga Studi Mahasiswa
Pertanian (LS-MATA) Universitas Lampung, dan anggota Dewan Perwakilan
Mahasiswa (DPM) Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Selain itu, penulis
juga memiliki pengalaman organisasi di luar kampus yaitu sebagai anggota
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT, tak ada kata yang
mampu terucap selain rasa syukur atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Pusat Pelatihan
Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) dalam Pemberdayaan Petani di
Kabupaten Lampung Tengah”. Sholawat beriring salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan dan teladan kita, Nabi Muhammad SAW yang
selalu kita nantikan syafaatnya di hari akhir kelak.
Pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian.
2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si, selaku Ketua Jurusan Agribisnis.
3. Dr. Ir. Dewangga Nikmatullah, M.S., selaku Dosen Pembimbing Pertama
sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.
4. Rio Tedi Prayitno, S.P., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Kedua.
5. Dr. Ir. Kordiyana K. Rangga, M.S., selaku Dosen Pembahas/Penguji.
6. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian, terutama Dosen Jurusan Agribisnis atas
motivasi dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
7. Staf Jurusan Agribisnis, Mba Iin, Mba Ayi, Tunjung, Mas Boim dan Mas
Bukhari, yang telah membantu demi kelancaran dalam setiap proses
penyelesaian skripsi ini.
8. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Muslim, S.E dan
Ibunda Relawati yang selalu sabar dan tak pernah kenal lelah untuk
memberikan kasih sayang, nasihat, semangat, dan doa kepada penulis.
9. Kepada keluargaku, alm. Cucungku tercinta, adikku tersayang M. Fakhri
Akbar, abangku Budi Mulyono, S.H., Uncu, Om Erick, Lita, Puang, polwanku
Bela, Adek Nia, Juan, Ridho, Faza dan seluruh keluarga besarku yang selalu
memberikan dukungan dan semangat untuk mencapai gelar sarjana ini.
10. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2011, Fadel, Novita, Galuh, Yuda,
Wiji, Aan, Juliantika, Pumai, Ayu, Ema, Sonya, Evie, Frisca, Silvia, Dila,
Syafei, Rafika, Deni, Sani, Didit, Graha, Kausar, Ade, Bram, Mona, dan
seluruh teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuan, dukungan, dan kebersamaannya selama ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu hingga terselesaikannya penulisan tugas akhir ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah
diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan, namun semoga karya kecil ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bandar Lampung, 4 Desember 2018Penulis,
Rokhma Yeni
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................... i
DAFTAR TABEL .................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1B. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7C. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DANHIPOTESISA. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 9
1. Konsep Peranan ....................................................................... 92. Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) ................ 113. Pemberdayaan Petani ............................................................... 184. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peranan ................. 19
a. Faktor Internal ..................................................................... 191) Tercapainya Tujuan ........................................................ 192) Sifat Kekosmopolitan .................................................... 203) Motivasi Kerja ................................................................ 214) Tingkat Pendidikan ........................................................ 225) Ketersediaan Sarana dan Prasarana ................................ 23
b. Faktor Eksternal ................................................................. . 241) Jumlah Petani Binaan ..................................................... 242) Sistem Penghargaan ....................................................... 25
B. Kajian Penelitian Terdahulu ......................................................... 26C. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 28D. Hipotesis ....................................................................................... 32
ii
III. METODE PENELITIANA. Definisi Operasional Variabel, Pengukuran dan Klasifikasi ........ 34
1. Variabel Bebas (X) .................................................................. 342. Variabel Terikat (Y) ................................................................ 39
B. Lokasi, Waktu, dan Responden Penelitian ................................... 46C. Metode Penellitian dan Pengumpulan Data ................................. 48D. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ........................... 49
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIANA. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Tengah ........................ 52
1. Keadaan Geografis .................................................................. 522. Keadaan Iklim .......................................................................... 523. Keadaan Penduduk ................................................................. 534. Gambaran Umum Pertanian ................................................... 54
B. Gambaran Umum P4S di Kabupaten Lampung Tengah ............... 551. P4S Mitra Tani Mandiri ........................................................... 57
a. Lokasi P4S Mitra Tani Mandiri .......................................... 57b. Profil P4S Mitra Tani Mandiri ............................................ 57c. Sumberdaya Manusia (SDM) P4S Mitra Tani Mandiri ...... 59d. Struktur Organisasi P4S Mitra Tani Mandiri ...................... 61
2. P4S Sama Maju ....................................................................... 62a. Lokasi P4S Sama Maju ....................................................... 62b. Profil P4S Sama Maju ......................................................... 63c. Sumberdaya Manusia (SDM) P4S Sama Maju ................... 64d. Struktur Organisasi P4S Sama Maju .................................. 65
3. P4S Ras Andani ....................................................................... 67a. Lokasi P4S Ras Andani ...................................................... 67b. Profil P4S Ras Andani ........................................................ 67c. Sumberdaya Manusia (SDM) P4S Ras Andani .................. 68d. Struktur Organisasi P4S Ras Andani ................................... 69
4. P4S Budidaya .......................................................................... 70a. Lokasi P4S Budidaya .......................................................... 70b. Profil P4S Budidaya ............................................................ 71c. Sumberdaya Manusia (SDM) P4S Budidaya ...................... 71d. Struktur Organisasi P4S Budidaya ..................................... 72
V. HASIL DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Faktor-Faktor Internal yang Berhubungan dengan Peranan
P4S dalam Pemberdayaan Petani di Kabupaten Lampung Tengah 741. Sifat Kekosmopolitan Fasilitator (X1) .................................... 742. Motivasi Kerja Fasilitator (X2) ................................................ 773. Ketersediaan Sarana dan Prasarana (X3) ................................. 79
B. Deskripsi Faktor-Faktor Internal yang Berhubungan dengan Peranan
iii
P4S dalam Pemberdayaan Petani di Kabupaten Lampung Tengah 821. Jumlah Petani Binaan (X4) ...................................................... 822. Sistem Penghargaan (X5) ......................................................... 84
C. Deskripsi Peranan P4S dalam Memberdayakan Petani diKabupaten Lampung Tengah (Variabel Y) ................................... 861. Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan, serta Membentuk
Sikap Positif Petani terhadap Perkembangan Teknologi.......... 872. Menyebarkan Informasi dan Membimbing Penerapan Teknologi
Kepada Petani .......................................................................... 893. Mengembangkan Model Pembelajaran melalui Percontohan
Usahatani ................................................................................. 924. Membantu Penyuluh Pertanian Menyampaikan Rekomendasi/
Anjuran, Umpan Balik Penerapan Teknologi, Permasalahan, danUpaya Pemecahan Masalahnya ............................................... 95
5. Meningkatkan dan mengembangkan Kepemimpinan danKemandirian Petani .................................................................. 99
6. Menumbuhkembangkan Jejaring Kerja dan Kerjasama........... 102D. Pengujian Hipotesis....................................................................... 108
1. Faktor Internal P4S .................................................................. 108a) Hubungan antara Sifat Kekosmopolitan Fasilitator dengan
Peranan P4S dalam Memberdayakan Petani di KabupatenLampung Tengah ................................................................ 109
b) Hubungan antara Motivasi Kerja Fasilitator denganPeranan P4S dalam Memberdayakan Petani di KabupatenLampung Tengah ................................................................ 110
c) Hubungan antara Ketersediaan Sarana dan Prasarana denganPeranan P4S dalam Memberdayakan Petani di KabupatenLampung Tengah ................................................................ 111
2. Faktor Eksternal P4S ............................................................... 112a) Hubungan antara Jumlah Petani Binaan dengan Peranan P4S
dalam Memberdayakan Petani di Kabupaten LampungTengah ................................................................................ 113
b) Hubungan antara Sistem Penghargaan dengan Peranan P4Sdalam Memberdayakan Petani di Kabupaten LampungTengah ................................................................................ 115
VI. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ................................................................................... 116B. Saran ............................................................................................. 116
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. P4S yang terdaftar di Provinsi Lampung ........................................ 42. Nama dan Klasifikasi P4S di Kabupaten Lampung Tengah .......... 53. Ringkasan Penelitian Terdahulu ..................................................... 264. Pengukuran variabel bebas faktor internal ..................................... 365. Pengukuran variabel bebas faktor eksternal ................................... 396. Pengukuran variabel terikat peranan P4S ....................................... 427. Jumlah fasilitor dan petani sampel setiap wilayah binaan P4S di
Kabupaten Lampung Tengah .......................................................... 488. Keadaan penduduk di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2017.... 539. Distribusi penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Tengah ....... 5410. P4S di Kabupaten Lampung Tengah . ............................................. 5611. Data fasilitator P4S Mitra Tani Mandiri . ........................................ 6112. Daftar kelompok tani mitra penangkar benih padi P4S Sama Maju 6313. Pemasaran benih padi P4S Sama Maju .......................................... 6414. Data fasilitator P4S Sama Maju ...................................................... 6515. Data fasilitator P4S Ras Andani ..................................................... 6916. Data fasilitator P4S Budidaya ......................................................... 7217. Sebaran sifat kekosmopolitan fasilitator P4S di Kabupaten
Lampung Tengah ............................................................................. 7518. Sebaran motivasi kerja fasilitator P4S di Kabupaten Lampung
Tengah ............................................................................................. 7719. Sebaran ketersediaan sarana dan prasarana P4S di Kabupaten
Lampung Tengah ............................................................................ 8020. Sebaran jumlah petani binaan P4S di Kabupaten Lampung Tengah 8321. Sebaran sistem penghargaan P4S di Kabupaten Lampung
Tengah ............................................................................................ 8422. Sebaran peranan P4S dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan, serta membentuk sikap positif petani terhadapperkembangan teknologi di Kabupaten Lampung Tengah ............. 87
23. Sebaran peranan P4S dalam menyebarkan informasi danmembimbing penerapan teknologi kepada petani di KabupatenLampung Tengah ............................................................................ 90
24. Sebaran peranan P4S dalam mengembangkan model pembelajaranmelalui percontohan usahatani di Kabupaten Lampung Tengah .... 93
25. Sebaran peranan P4S dalam membantu penyuluh pertanian
v
menyampaikan rekomendasi/anjuran, umpan balik penerapanteknologi, permasalahan, dan upaya pemecahan masalahnyadi Kabupaten Lampung Tengah ...................................................... 96
26. Sebaran peranan P4S dalam meningkatkan dan mengembangkankepemimpinan dan kemandirian petani di Kabupaten LampungTengah ............................................................................................ 100
27. Sebaran peranan P4S dalam menumbungkembangkan jaringankerja dan kerjasama di Kabupaten Lampung Tengah ..................... 102
28. Rekapitulasi Peranan P4S dalam Memberdayakan Petani diKabupaten Lampung Tengah .......................................................... 107
29. Hasil analisis korelasi Rank Spearman antara faktor internaldan peranan P4S dalam pemberdayaan petani di KabupatenLampung Tengah ............................................................................ 108
30. Hasil analisis korelasi Rank Spearman antara faktor eksternal danperanan P4S dalam pemberdayaan petani di KabupatenLampung Tengah ............................................................................ 113
31. Identitas Responden Fasilitator P4S di Kabupaten Lampung Tengah 11832. Identitas Responden Petani P4S di Kabupaten Lampung Tengah... 11933. Skor Variabel X (Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peranan
P4S dalam Memberdayakan Petani di Kapubaten Lampung Tengah) 12234. Skor Variabel Y (Peranan P4S dalam Pemberdayaan Petani di
Kabupaten Lampung Tengah) Menurut Fasilitator ........................ 12335. Skor Variabel Y (Peranan P4S dalam Pemberdayaan Petani di
Kabupaten Lampung Tengah) Menurut Petani Binaan .................. 12436. Skor Variabel Y (Peranan P4S dalam Pemberdayaan Petani di
Kabupaten Lampung Tengah) menurut fasilitator dan petani binaanmasing-masing per lembaga P4S .................................................... 126
37. Hasil MSI X (Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan PerananP4S dalam Memberdayakan Petani di Kapubaten Lampung Tengah) 132
38. Hasil MSI Variabel Y (Peranan P4S dalam Pemberdayaan Petani diKabupaten Lampung Tengah) menurut fasilitator dan petani binaanmasing-masing................................................................................. 134
39. Data jumlah petani binaan P4S di Kabupaten Lampung Tengah ... 14640. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peranan P4S
dalam Pemberdayaan Petani di Kabupaten Lampung Tengah ........ 14741. Perhitungan alokasi proporsi petani sampel masing-masing P4S .. 149
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka berpikir hubungan faktor internal dan faktor eksternal
dengan peranan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya
(P4S) dalam memberdayakan petani di Kabupaten Lampung
Tengah ........................................................................................... 32
2. Bentuk struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Mitra Tani
Mandiri ........................................................................................... 61
3. Bentuk struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Sama Maju .... 66
4. Bentuk struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Ras Andani .... 69
5. Bentuk struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Budidaya ....... 72
6. Suasana penyuluhan dan pelatihan budidaya jamur yang dilakukan
P4S Mitra Tani Mandiri .................................................................. 88
7. Kegiatan pertemuan yang dilakukan P4S Ras Andani ................... 91
8. Praktek dan bimbingan lapang tentang budidaya jamur yang
dilakukan P4S Mitra Tani Mandiri ................................................. 94
9. Sebagian proses pembenihan padi di P4S Sama Maju ................... 94
10. Produk jamur P4S Mitra Tani Mandiri dan hasil olahannya berupa
sate jamur ........................................................................................ 97
11. Fasilitator P4S Sama Maju menanyakan keluhan ke petani binaan 98
12. Kunjungan BPP Provinsi Lampung dan PPL Kecamatan Terbanggi
Besar ke P4S Budidaya ................................................................... 99
13. P4S Sama Maju sebagai penyedia benih padi ................................ 101
14. Siswa SMA N 1 Sendang Agung mengunjungi Ketua dan
fasilitator P4S Mitra Tani Mandiri ................................................. 104
15. Kunjungan studi banding siswa SMK Pertanian Alam Nusantara
ke P4S Ras Andani ......................................................................... 104
16. Fasilitator P4S Mitra Tani Mandiri bersama dengan petani mitra
yang berasal dari Kabupaten Pesawaran ......................................... 106
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Sektor pertanian memegang peranan dalam upaya pembangunan pertanian.
Pembangunan pertanian dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
rakyat akan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan nilai
tambah, daya saing, dan ekspor, serta membantu memantapkan swasembada
pangan. Peran penting sektor pertanian dalam pembangunan pertanian tidak
terlepas dari peranan sumberdaya manusia. Pentingnya andil masyarakat tani
yang lebih banyak bekerja dan berdomisili di daerah perdesaan menjadikan
sektor pertanian mampu menjadi penopang utama sumber kehidupan dan
penghidupan bagi mereka.
Menurut Usman (2004), salah satu strategi penting dalam pembangunan
adalah pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah satu
kekuatan yang sangat vital. Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek
fisik, material, aspek ekonomi dan pendapatan, aspek kelembagaan, kekuatan
kerjasama, kekuatan intelektual dan kekuatan komitmen bersama untuk
mematuhi dan menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan. Arti pentingnya
pemberdayaan masyarakat adalah menciptakan kemandirian, agar masyarakat
2
mampu berbuat, memahami serta mengaplikasikan dalam berbagai kegiatan
pembangunan.
Pemberdayaan masyarakat tani tidak semata-mata menjadi tugas dan
tanggung jawab pemerintah saja, melainkan menjadi tanggungjawab bersama.
Secara nyata pemberdayaan masyarakat tani telah dilakukan melalui kegiatan
proses belajar mengajar antara sesama petani. Kegiatan ini merupakan
bentuk konkrit partisipasi petani dalam mengembangkan sumberdaya
manusia pertanian (Kementan, 2014).
Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
potensi sumberdaya alam yang besar untuk dikembangkan pada sektor
pertanian. Sektor pertanian meliputi beberapa bidang usaha, sektor pertanian
atau subsektor tanaman pangan/palawija, hortikultura, perkebunan,
kehutanan, peternakan, perikanan, dan jasa pertanian. Berdasarkan data
penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan yang dikeluarkan oleh
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (2016), sektor pertanian merupakan
lapangan pekerjaan utama bagi mayoritas penduduk yang bekerja yaitu
sebesar 48,25% dari 9.549.079 jiwa.
Banyaknya jumlah penduduk yang bekerja dalam sektor pertanian, maka
penting adanya suatu usaha pemerintah dalam memberdayakan masyarakat
tani agar mampu melakukan usaha pertanian yang memiliki daya saing dan
meningkatnya nilai tambah yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat khususnya petani itu sendiri. Guna meningkatkan sumberdaya
masyarakat di Provinsi Lampung, telah banyak program yang digalakkan
3
oleh pemerintah, baik dari Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) pelatihan
pemerintah pusat dan juga daerah. Namun, pada kenyataannya program-
program tersebut belum cukup dalam mengembangkan keterampilan
masyarakat petani dalam upaya meningkatkan daya saing dan kesejahteraan
rumah tangga petani. Oleh sebab itu, beberapa kelompok masyarakat tani
mengembangkan lembaga mandiri masyarakat yang dapat berperan dalam
memberdayakan masyarakat petani dengan memberikan pelatihan atau
permagangan dan mempercepat penyebarluasan serta penerapan teknologi
tepat guna bagi petani dan masyarakat di wilayah dan lingkungan sekitarnya.
Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) merupakan lembaga
pelatihan di bidang pertanian pedesaan yang dikelola dan dimiliki oleh
petani, baik perorangan maupun kelompok. Kelembagaan P4S yang
terbentuk dari, oleh dan untuk petani menekankan pada kemandirian dan
pemberdayaan serta keswadayaan potensi petani. Kelembagaan P4S telah
diperkenalkan di Provinsi Lampung sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri
Pertanian (Pementan) No. 3 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembinaan
Kelembagaan Pelatihan Pertanian Swadaya. Provinsi Lampung mempunyai
52 lembaga P4S yang berkembang dengan klasifikasi kelas yang berbeda-
beda, dapat dilihat pada Tabel 1.
4
Tabel 1. P4S yang terdaftar di Provinsi Lampung
No Kota/Kabupaten Klasifikasi Kelas P4S Jumlah P4SPemula Madya Utama
1 Lampung Barat 2 1 - 32 Tanggamus 7 - - 73 Pesawaran 6 - - 64 Lampung Selatan 3 2 - 55 Metro 5 2 - 76 Lampung Tengah 2 1 1 47 Lampung Timur 6 1 - 78 Bandar Lampung 1 1 - 29 Pringsewu 3 2 - 510 Lampung Utara 4 1 - 5
Sumber : Balai Pelatihan Pertanian Provinsi Lampung, 2017
Penentuan klasifikasi kelas yang diperoleh P4S dilakukan oleh tim klasifikasi
dari Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Provinsi Lampung melalui penilaian
atas pelaksanaan kegiatan usaha P4S yang telah didaftar dengan nilai
kumulatif skor penilaian berdasarkan kriteria yang harus dipenuhi antara lain
sarana dan prasarana, kelembagaan, penyelenggaraan pelatihan atau
permagangan, ketenagaan, dan pengembangan usaha dan jejaring kerjasama.
Kelas-kelas pada P4S terdiri dari:
1. Kelas pemula, dengan perolehan skor penilaian 31,75 – 63,50.
2. Kelas madya, dengan perolehan skor penilaian 63,50 – 81,00.
3. Kelas utama, dengan peolehan skor penilaian 81,00 – 95,25.
Kabupaten Lampung Tengah memiliki empat lembaga P4S yang
berkembang, diantaranya dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 2. Dari
keempat lembaga P4S tersebut, masing-masing telah memperoleh kelas
dalam klasifikasi P4S baik pemula, madya, hingga utama. P4S Sama Maju
merupakan lembaga P4S yang memperoleh predikat kelas tertinggi di
5
Kabupaten Lampung Tengah dengan kelas “utama” tahun 2014, diikuti
dengan P4S Mitra Tani Mandiri yang memperoleh predikat kelas “madya”
pada penentuan klasifikasi P4S tahun 2016. Nama dan klasifikasi kelas P4S
di Kabupaten Lampung Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nama dan Klasifikasi P4S di Kabupaten Lampung Tengah
No Nama P4S Lokasi P4S KomoditasUnggulan
Kelas P4S
1 Mitra TaniMandiri
Desa V TanjungHarapan,KecamatanBangun Rejo
Agribisnis jamur,budidaya jagung,pembuatan pupukorganik
Madya
2 Sama Maju DesaAstomulyo,KecamatanPunggur
Pembenihan padi Utama
3 Ras Andani Desa Onoharjo,KecamatanTerbanggi Besar
Budidaya ikan airtawar (gurame,nila, lele)
Pemula
4 Budidaya Desa KarangEndahKecamatanTerbanggi Besar
Peternak,penggemukansapi potong, padisawah
Pemula
Sumber : Balai Pelatihan Pertanian Provinsi Lampung, 2017
Lembaga P4S yang ada di Kabupaten Lampung Tengah melayani para petani
baik petani yang berasal dari dalam daerah binaan maupun petani dari luar
daerah binaan untuk melaksanakan kegiatan magang, berlatih, penyuluhan,
berkonsultasi, belajar, atau berkunjung. Keberhasilan tersebut diperkuat
dengan adanya fasilitator yang cukup berkompeten dan diakui pihak luar
yang merupakan petani dari daerah itu sendiri, materi/modul pelatihan atau
permagangan sesuai dengan bidang usahatani yang diunggulkan, rencana
kegiatan tahunan P4S yang terus dikembangkan, kepengurusan dan
administrasi P4S yang tercatat dengan baik, penerapan teknologi yang
6
meningkat, serta pengembangan berbagai usaha dan jejaring kerja yang
dilakukan.
Pada umumnya, sebagian besar petani di Kabupaten Lampung Tengah hanya
tamatan SD (sekolah dasar), sehingga terkadang kesulitan mengadopsi
inovasi teknologi yang berguna untuk mengembangkan usahataninya (BPS
Kabupaten Lampung Tengah, 2017). Selain itu, mereka hanya bertumpu
pada satu kegiatan usahatani dan mengandalkannya dalam mencari
pendapatan untuk memenuhi kehidupan mereka sehari-hari. Rendahnya
tingkat pendidikan petani tersebut menjadikan pelatihan usahatani yang
ditawarkan P4S seperti budidaya jamur oleh P4S Mitra Tani Mandiri,
pembibitan padi dan pembuatan pupuk organik oleh P4S Sama Maju, dan
lain-lain merupakan salah satu usahatani yang dapat dicontoh dan dilakukan
untuk menunjang pendapatan tambahan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Selain itu, kelembagaan P4S ini penting dikembangkan dalam rangka
memberikan peningkatan keterampilan serta pengetahuan yang lebih
mendalam bagi para petani yang mengikuti pelatihan, sehingga unggul dalam
segi kualitas dan berdaya saing dalam menjalankan usahatani lain yang dapat
meningkatkan kesejahteraan dari para petani yang mengikuti pelatihan
tersebut. Kelembagaan P4S sangat strategis untuk terus diberdayakan, baik
dari aspek manajemen pelatihan/permagangan, maupun pengembangan
usaha, sehingga kontribusinya dalam mempercepat penerapan teknologi baru
7
di bidang pertanian/agribisnis di tingkat petani dan masyarakat pedesaan
meningkat secara perlahan.
Berdasarkan uraian tersebut, adapun rumusan masalah yang dapat diteliti
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peranan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya
(P4S) dalam memberdayakan petani di Kabupaten Lampung Tengah?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang berhubungan dengan peranan Pusat
Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) dalam memberdayakan
petani di Kabupaten Lampung Tengah?
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengkaji peranan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S)
dalam memberdayakan petani di Kabupaten Lampung Tengah.
2. Mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan peranan Pusat Pelatihan
Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) dalam memberdayakan petani di
Kabupaten Lampung Tengah.
C. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai :
1. Sumbangan pemikiran bagi pemerintah khususnya Badan Pelatihan
Pertanian dan Dinas Pertanian dalam meningkatkan pemberdayaan
masyarakat tani.
8
2. Bahan pertimbangan dan merangsang petani untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilannya dalam bidang pertanian.
3. Bahan informasi dan acuan bagi penelitian sejenisnya.
11
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Peranan
Pengertian peranan berasal dari kata peran yang artinya pemain, perangkat
tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam
masyarakat. Peranan dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah tindakan yang
dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa (Tim Pena, 2000).
Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya
maka seseorang itu telah menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara
kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan dimana
keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada
yang lain begitu juga sebaliknya (Soekanto, 2009).
Lebih lanjut Soekanto (2009) mengatakan bahwa peranan merupakan pola
perilaku yang dikaitkan dengan status/kedudukan sebagai pola perilaku.
Peranan melekat pada diri seseorang sesuai dengan status dan kedudukannya
di masyarakat sebagai pola perilaku, peranan mempunyai beberapa unsur
antara lain:
10
1. Peranan ideal sebagaimana dirumuskan/diharapkan oleh masyarakat
terhadap status tertentu. Ideal tersebut merumuskan hak-hak dan
kewajibannya yang terkait pada status tertentu.
2. Peranan yang dianggap oleh diri sendiri. Peranan ini merupakan hal yang
oleh individu harus dilakukan pada situasi tertentu.
3. Peranan yang dilaksanakan/dikerjakan. Ini merupakan peranan yang
sesungguhnya dilaksanakan oleh individu di dalam kenyataannya yang
terwujud dalam pola perikelakuan yang nyata. Peranan ini senantiasa
dipengaruhi oleh kepribadian yang bersangkutan.
Menurut Sayogya (1985), peranan adalah pola kebudayaan yang berhubungan
dengan posisi atau kedudukan tertentu yang mencakup nilai dan perilaku
seseorang yang diharapkan oleh masyarakat pada kedudukan tertentu. Lebih
lanjut, terdapat beberapa konsep peranan, yaitu :
1. Role presciption
Rumusan tertulis harus dilakukan seseorang yang mempunyai kedudukan
tertentu dalam sistem sosialnya.
2. Role perception
Peranan seseorang terhadap peranan yang harus dilakukannya berdasarkan
peranan yang telah dirumuskan.
3. Role performance
Peranan yang dapat diperagakan oleh seseorang sehubungan dengan
kedudukannya yang berdasarkan atas persepsinya terhadap peranannya
yang telah dirumuskan dan kemampuan melaksanakan pernanannya.
11
4. Role expection
Peranan seseorang sesuai dengan kedudukannya yang diharapkan oleh
pihak lain, dapat dilakukan untuk kepentingan pihak lain.
2. Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 3/Permentan/PP.410/1/2010
tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Pelatihan Pertanian Swadaya,
P4S atau Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya merupakan lembaga
pelatihan di bidang pertanian pedesaan yang didirikan, dikelola dan dimiliki
oleh petani secara swadaya, baik perorangan maupun kelompok. Hal ini
menunjukkan perwujudan kemandirian di bidang pelatihan pertanian, yang
didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, inovatif, kreatif dan
berwawasan global.
Pusat pelatihan pertanian dan pedesaan swadaya (P4S) yang terbentuk dari,
oleh dan untuk petani lebih menekankan pada kemandirian dan
pemberdayaan serta keswadayaan potensi petani. Proses penumbuhan P4S
merupakan serangkaian kegiatan untuk memotivasi dan mendorong
terbentuknya P4S melalui berbagai kegiatan bimbingan dan pelatihan.
Adapun indikator atau kriteria yang harus dipenuhi oleh P4S untuk dibina
dalam upaya memberdayakan masyarakat tani adalah sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana
Pengembangan sarana dan prasarana ditempuh melalui pemenuhan
kelengkapan P4S secara mandiri sampai memenuhi standar pelayanan
12
minimal. Sarana dan prasarana tersebut terdiri atas kesekretariatan, proses
belajar-mengajar, dan tempat yang layak untuk melaksanakan pelatihan/
permagangan.
2. Kelembagaan
Pengembangan kelembagaan P4S ditempuh melalui manajemen dan
administrasi yang menunjang kapasitasnya dalam penyelenggaraan dan
atau pelaksanaan pelatihan/permagangan bagi petani dan pengguna jasa
lain.
3. Ketenagaan
Pengembangan kapasitas ketenagaan P4S ditempuh melalui pelatihan bagi
pengelola, pelatih/fasilitator, dan sumberdaya manusia lainnya yang
berkompeten.
4. Penyelenggaraan atau pelaksanaan pelatihan/permagangan
Pengembangan penyelenggaraan atau pelaksanaan pelatihan/permagangan
dilakukan melalui pelatihan, bimbingan, dan konsultasi secara sistematis
dan berkelanjutan.
5. Pengembangan usaha dan jejaring kerja
Pengembangan usaha dilakukan melalui peningkatan skala usaha,
teknologi, dan diversifikasi produk serta pemasaran. Pengembangan
jejaring kerja meliputi jejaring kerja usaha dan jejaring kerja
pelatihan/permagangan. Pengembangan jejaring kerja usaha dapat
dilakukan dengan memanfaatkan peluang kerjasama dengan berbagai
mitra usaha pengelola P4S. Pengembangan jejaring kerja
pelatihan/permagangan dapat dilakukan dengan memanfaatkan peluang
13
kerjasama antar sesama P4S, maupun dengan kelembagaan
pelatihan/permagangan lainnya.
P4S sebagai kelembagaan pelatihan pertanian berperan aktif dalam
pembangunan pertanian melalui pengembangan sumberdaya manusia
pertanian dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat di
wilayah dan lingkungan sekitarnya. P4S memiliki peran yang sangat strategis
dalam mempercepat penyebarluasan dan penerapan teknologi tepat guna di
kalangan petani dan masyarakat pedesaan. P4S juga ikut berperan serta dalam
proses pembangunan pertanian dan pedesaan dengan menjalankan fungsinya
sebagai lembaga pelatihan dan permagangan.
Adapun peranan dari P4S dalam memberdayakan masyarakat tani menurut
Abbas (1997) dalam tulisan berjudul “Peran Pusat Pelatihan Pertanian dan
Perdesaan Swadaya (P4S) dalam Mencerdaskan Petani” adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap
positif petani terhadap perkembangan teknologi yang berorientasi
agribisnis dan berbasis kearifan lokal.
b. Menyebarkan dan menyampaikan informasi teknologi yang berorientasi
agribisnis kepada petani dan pelaku usaha pertanian di pedesaan, serta
membimbing penerapan teknologi kepada petani dengan metode belajar
melalui bekerja, baik kepada petani perorangan maupun petani anggota di
dalam dan di luar kelompoknya di pedesaan.
14
c. Mengembangkan model pembelajaran melalui percontohan usahatani,
seperti demplot, demfarm, demarea, dan demunit di lahan P4S dan/atau di
lahan sekitarnya.
d. Membantu penyuluh pertanian menyampaikan rekomendasi/anjuran
kepada petani dan menyampaikan umpan balik penerapan teknologi,
permasalahan, dan upaya pemecahan masalahnya kepada lembaga
penelitian atau perguruan tinggi melalui penyuluh pertanian.
e. Meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan dan kemandirian
petani melalui pelatihan kewirausahaan yang berbasis moral etika dan
pelatihan lainnya.
f. Menumbuhkembangkan jejaring kerja dan kerjasama dengan berbagai
sumber-sumber teknologi, pemasaran, dan permodalan dalam rangka
pelayanan informasi, konsultasi, dan fasilitasi pemenuhan kebutuhan
petani di wilayah pedesaan.
P4S yang ada di masyarakat tidak tumbuh dengan sendirinya, untuk itu perlu
strategi penumbuhan dan pengembangan P4S sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh-kembangnya P4S.
2. Mengembangkan kelembagaan P4S menjadi lembaga penyelengara
pelatihan pertanian yang andal.
3. Meningkatkan kemampuan pengelola P4S sebgai penyelengara pelatihan
pertanian yang professional.
4. Mengembangkan sarana dan prasarana P4S sesuai standar yang berlaku.
5. Meningkatkan jejaring kerja P4S dengan pemangku kepentingan.
6. Mengembangkan P4S sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki.
15
Selain strategi, dalam penumbuhan dan pengembangan P4S yang perlu
perhatikan bahwa P4S yang kita bentuk memilki atau mengandung azas-azas
yang telah ditetapkan dalam pengelolaan P4S. Azas yang harus dipenuhi
dalam penumbuhan dan pengembangan P4S sebagai berikut:
1. Azas keswadayaan
P4S dikembangkan dengan tetap menjaga kemandirian melalui
kemampuan memecahkan sendiri masalah yang diharapkan baik maslah
teknis, sosial maupun ekonomi.
2. Azas demokrasi
Dalam melaksanakan setiap kegiatan, pengelola P4S dan penguna jasa
mengadakan kesepakatan dan keterlibatan bersama secara aktif.
3. Azas kekeluargaan
P4S yang tumbuh dan kembang sebagai suatu kesatuan keluarga yang utuh
menjalin kekerabatan antara pengelola dengan peserta yang mengikuti
pelatihan
4. Azas manfaat
Keberadaan P4S dapat memberikan Manfaat sebagai ma-syarakat
sekitarnya.
5. Azas keterpaduan
Penumbuhan dan pengembangan P4S merupakan bagian integral dari
pembangunan pertanian, sehingga terjadi keselarasan dan keserasian.
Terdapat enam prinsip dalam penumbuhan dan pengembangan P4S yaitu
sebagai berikut:
16
1. Pinsip kerakyatan dan keberpihakan
Penumbuhan dan pengembangan P4S, dilakukan dari, oleh dan untuk
petani serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan
kekeluarganya dengan memanfaatkan sumber daya mereka miliki secara
optimal.
2. Prinsip kemandirian
Prinsip kemandirian dimaksudkan untuk mendorong tumbuh kembangnya
keswadayaan dibidang agribinis, sehingga tidak tergantung kepada
pemerintah dan pihak lainya.
3. Prinsip kemitraan dan kerjasama
Dalam pengembangan P4S dipandang sebagai tenaga kerja pemerintah
yang sejajar dalam melakukan pembinaan dan bimbingan kepada
petani/masyarakat yang dilaksanakan secara petani/masyarakat yang
dilaksanakan secara transparan dan saling, menguntungkan.
4. Prinsip integrasi dan sinergi
Penumbuhan dan pengembangan P4S merupakan bagian integral dari
pembangunan pertanian dan pembangunan wilayah.
5. Prinsip bertahap dan berkelanjutan
Penumbuhan pengembangan P4S dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan kemampuan dan kondisi setempat yang didasarkan pada suatu
perencanaan berkesenambungan.
6. Prinsip pengembangan usaha
Penumbuhan dan pengembangan P4S berbanding lurus dengan
pengembangan usaha pengelolaan.
17
Pengembangan P4S ini dilakukan secara bertahap dengan melihat dan
memperhatikan aspek-aspek yang menjadi sasaran dalam pengembangan.
Aspek pengembangan P4S terdiri dari :
1. Pengembangan kelembagaan
Pengembangan kelembagaan P4S ditempuh melalui pengembangan
organisasi, manajeman dan administrasi dalam bentuk pelatihan,
bimbingan dan konsultasi secara berkala, bertahap dan berjenjang.
2. Pengembangan sarana dan prasarana
Pengembangan sarana dan prasarana ditempuh melalui pemenuhan
kelengkapan P4S sesuai standar.
3. Pengembangan ketenagaan
Pengembangan ketenagaan P4S ditempuh melalui pengembangan kualitas
pengetahuan, keterampilan dan sikap sumber daya manusia pengelola,
pelatih/instruktur, dan sumberdata manusia P4S lainnya.
4. Pengembangan penyelenggaraan
Pengembangan penyelenggaraan P4S ditempuh melalui pelatihan,
bimbingan dan konsultasi dalam segi manajemen, metodologi, monitoring
dan evaluasi pelatihan.
5. Pengembangan jejaring kerja
Pengembangan jejaring kerja ditempuh melalui kegiatan pelatihan,
bimbingan dan konstultasi dalam segi mengindentifikasi, menganalisis,
serta menmanfaatkan peluang kerja sama dengan berbagai pihak.
18
3. Pemberdayaan Petani
Menurut Slamet (2001), istilah “berdaya” diartikan sebagai tahu, mengerti,
faham, termotivasi, berkesempatan melihat peluang, berenergi, mampu
bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil resiko, mampu
mencari dan menangkap informasi, mampu bertindak sesuai situasi.
Pemberdayaan masyarakat tidak lain adalah memberikan motivasi dan
dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan
berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara antara lain
dengan pendidikan untuk penyadaran dan pemampuan diri mereka.
Pemberdayaan masyarakat petani adalah upaya–upaya yang dilakukan dalam
rangka meningkatkan kemampuan masyarakat agribisnis sehingga secara
mandiri mampu mengembangkan diri dan dalam melakukan usaha secara
berkelanjutan. Dimensi pemberdayaan petani meliputi peningkatan
pengetahuan dan kemampuan petani melalui penyuluhan dan pelatihan,
pengembangan jaringan usaha melalui kerjasama, koordinasi dan komunikasi,
serta peningkatan peran pembinaan melalui motivasi, fasilitasi, dan
bimbingan teknis (Pambudy dan Adhy, 2001).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 30 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pembinaan Pelatihan Pertanian Swadaya, pemberdayaan
masyarakat tani adalah proses perubahan pola pikir, perilaku dan sikap petani
dari subsistem tradisional menjadi petani modern berwawasan agribisnis
melalui proses pembelajaran yang berkelanjutan. Pemberdayaan petani ini
19
meliputi tiga aspek, yaitu: 1) pemberdayaan sumber daya manusia petani; 2)
pemberdayaan kelembagaan petani; dan 3) pemberdayaan usahatani.
Petani yang berdaya, menurut Susetiawan (2000) adalah petani yang secara
politik dapat mengartikulasikan (menyampaikan perwujudan)
kepentingannnya, secara ekonomi dapat melakukan proses tawar menawar
dengan pihak lain dalam kegiatan ekonomi, secara sosial dapat mengelola
mengatur komunitas dan mengambil keputusan secara mandiri, dan secara
budaya diakui eksistensinya.
4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peranan
a. Faktor Internal
1) Tercapainya tujuan
Menurut Gillin dan Gillin dalam karyanya berjudul General Features of
Social Institution dikutif oleh Soekanto (1990), lembaga
kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola
perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan
hasil-hasilnya. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau
beberapa tujuan tertentu. Tujuan suatu lembaga adalah tujuan pula bagi
golongan masyarakat tertentu dan golongan masyarakat bersangkutan
akan berpegang teguh padanya. Peranan lembaga akan diketahui jika
tujuan dari lembaga tersebut telah tercapai. Lembaga mempunyai alat-
alat pelengkap yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga
bersangkutan seperti bangunan, peralatan, mesin, dan lain sebagainya.
20
2) Sifat kekosmopolitan
Menurut Rogers dan Shoemaker (1987), sifat kekosmopolitan dapat
menjadikan seseorang lebih terbuka terhadap hal-hal baru dengan sifat
itu seseorang dapat melihat kebutuhan dan masalah-masalah yang ada
pada sistem sosialnya. Semakin sering seseorang berinteraksi dengan
lingkungan di luar sistem sosialnya akan menambah pengalaman
seseorang.
Sifat kekosmopolitan menurut Mardikanto (1991) adalah tingkat
hubungan seseorang dengan dunia luar di luar sistem sosialnya sendiri.
Kekosmopolitan seseorang dapat dicirikan oleh frekuensi dan jarak
perjalanan yang dilakukan, serta pemanfaatan media massa. Bagi
warga masyarakat yang lebih kosmopolit, adopsi inovasi dapat
berlangsung lebih cepat. Tetapi bagi yang localite (tertutup,
terkungkung di dalam sistem sosialnya sendiri), proses adopsi inovasi
akan berlangsung sangat lambat karena tidak adanya keinginan-
keinginan baru untuk hidup lebih baik seperti yang telah dapat
dinikmati oleh orang-orang lain di luar sistem sosialnya sendiri.
Hubungan sifat kekosmopolitan dengan peranan lembaga pertanian
umumnya memiliki keterkaitan. Anggota lembaga pertanian yang
memiliki sifat kekosmpolitan tinggi cenderung lebih memiliki kapasitas
belajar yang tinggi daripada anggota yang kapasitas belajarnya masih
tertutup (localite). Dengan sifat kekosmpolitan yang tinggi dapat
mempermudah mereka dalam melakukan difusi inovasi yang lebih baik,
21
yang tentunya berguna bagi perkembangan usahatani. Apabila tingkat
pengetahuan anggota lembaga pertanian tinggi, maka mereka akan
memberikan kontribusi yang baik untuk perkembangan
kelembagaannya. Selanjutnya, peranan mereka terhadap perkembangan
lembaga di lingkungan sosial mereka akan semakin meningkat pula
(Mardikanto, 1991).
3) Motivasi kerja
Setiap individu cenderung melakukan sesuatu karena dilatarbelakangi
oleh tingkat motivasinya. Tingkat motivasi sangat dipengaruhi oleh
motif yang berlandaskan pada sejauhmana kebutuhannya dapat
terpenuhi. Jadi seorang fasilitator/penyuluh pertanian yang mempunyai
motivasi tinggi akan berdampak pada peranan yang tinggi pula dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan oleh lembaga atau organisasi
(Slamet, 2001).
Makmum (2003), meyatakan bahwa indikator pengukuran motivasi
dilihat dari delapan indikator yaitu sebagai berikut.
a) Durasi kegiatan adalah lama waktu yang digunakan seorang
penyuluh pada saat melaksanakan satu kegiatan penyuluhan.
b) Frekuensi kegiataan adalah banyaknya kegiatan pertemuan yang
dilakukan penyuluh di luar kegiatan penyuluhan.
c) Persistensi adalah kesesuaian atau ketetapan kegiatan penyuluhan
yang dengan tujuan yang telah dibuat.
d) Devosi (pengabdian) atau pengorbanan adalah pengorbanan seorang
penyuluh yang berupa uang, waktu dan tenaga pada saat
22
melaksanakan tugasnya sebagai seorang penyuluh dan pada saat
melakukan kegiatan penyuluhan.
e) Ketabahan, keuletan, dan kemauan adalah usaha penyuluh dalam
menghadapi kesulitan pada saat melaksanakan tugastugasnya.
f) Tingkatan aspirasi adalah rencana dan cita-cita seorang penyuluh
saat melaksanakan tugasnya yang mengacu pada pencapaian tujuan.
g) Tingkat kualifikasi dari prestasi adalah produk atau output yang
dicapai dari kegiatannya.
h) Sikap penyuluh terhadap sasaran adalah arah sikap penyuluh yang
membimbing dan optimis terhadap petani binaannya.
4) Tingkat pendidikan
Irianto (1978, dalam Sukarlinawati, 2004) mengemukakan bahwa
tingkat pendidikan memepengaruhi kemampuan berpikir anggota suatu
organisasi/lembaga, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan
semakin mengerti untuk menjalankan tugas dan peran dalam kegiatan
organisasi/lembaga, serta lebih mudah dalam menyampaikan hal-hal
yang bermanfaat saat pembinaan yang akhirnya akan semakin
mempengaruhi peranan anggota tersebut dalam organisasi/lembaga
yang diikutinya.
Menurut Slamet (2001), hakekat pendidikan adalah untuk
meningkatkan kemampuan manusia agar dapat mempertahankan
bahkan memperbaiki mutu keberadaannya agar menjadi semakin baik.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula
23
pengetahuan, sikap dan keterampilan, efisien bekerja dan semakin
banyak tahu cara-cara dan teknis bekerja yang lebih baik dan lebih
menguntungkan. Pendidikan formal yang diikuti seoranganggota dapat
mempengaruhi peranannya dalam suatu lembaga/organisasi, karena
dengan pendidikan formal seorang anggota dapat meningkatkan
peranannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
5) Ketersediaan sarana dan prasarana
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi peranan suatu lembaga/
organisasi pertanian dalam memberikan penyuluhan atau pelatihan
kepada petani adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai.
Slamet (2001) mengatakan bahwa melemahnya kemampuan seorang
penyuluh/fasilitator dapat pula disebabkan oleh kurangnya sarana dan
prasarana untuk menjangkau petani. Upaya perubahan usahatani yang
disampaikan oleh penyuluh/fasilitator kepada petani bergantung pada
ketersediaan sarana dalam bentuk jumlah, mutu, dan waktu yang tepat.
Jika sarana ini tersedia, maka keberhasilan penyuluh/fasilitator akan
tercapai.
Menurut Kartasapoetra (1994), agar kegiatan penyuluhan dan pelatihan
pertanian dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan sarana dan
fasilitas kerja antara lain: a) ketersediaan fasilitas seperti lahan demplot,
listrik, internet, telepon untuk menunjang kegiatan praktik penyuluhan,
pengujian dan percontohan, b) mobilitas menuju lokasi yang berfungsi
untuk mempermudah dan memperlancar penyuluh untuk datang ke
24
lokasi penyuluhan atau wilayah binaan, c) perlengkapan dalam
melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang berupa leaflet,
brosur dan buku-buku yang berkaitan dengan pertanian, d)
dana/pembiayaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pertanian sebagai
penunjang bagi penyuluh untuk keperluan dan pelaksanaan tugas atau
kegiatan penyuluhan dan pelatihan.
Dalam hasil penelitian Larasati (2015), untuk meningkatkan kapasitas
kelembagaan pelatihan/penyuluhan dan peranan penyuluh/fasilitator,
diperlukan sarana dan prasarana pendampingan yang memadai agar
penyuluhan dan pelatihan dapat diselenggarakan dengan efektif dan
efisien. Ketersediaan sarana dan prasarana yang ada dapat memberikan
kelancaran dalam proses pendampingan bagi kelompok tani.
b. Faktor Eksternal
1) Jumlah petani binaan
Jumlah petani yang dibina juga erat kaitannya dengan peranan suatu
lembaga/organisasi penyuluhan pertanian. Petani adalah orang yang
melakukan kegiatan bercocok tanam hasil bumi atau memelihara ternak
dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatannya itu.
Petani binaan merupakan petani-petani yang tergabung dalam
kelompok tani di wilayah kerja dan mendapatkan binaan dari
penyuluh/fasilitator. Banyaknya jumlah petani yang dibina
mempengaruhi peranan fasilitator dalam merencanakan dan
menjalankan tugasnya demi mengembangkan pengetahuan dan
25
keterampilan petani itu sendiri (Rodjak, 2006).
2) Sistem penghargaan
Sistem manajemen organisasi yang mendukung karyawan seperti
adanya administrasi yang baik dan rapi, tunjangan finansial yang
mendukung, sistem reward dan punishment yang jelas, promosi jabatan,
sistem penggajian yang adil, serta sistem pendidikan dan latihan yang
terus berkesinambungan akan menimbulkan profesionalisme yang
tinggi bagi seorang karyawan dalam mengoptimalkan peranannya
(Mangkunegara, 2000).
Sistem penghargaan berupa reward dan punishment merupakan salah
satu sistem pengendalian yang dirancang untuk memotivasi karyawan
agar tujuan dapat tercapai. Reward digunakan untuk memotivasi
seorang karyawan agar mencapai tujuan perusahaan/lembaga dengan
perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan oleh
perusahan/lembaganya, sedangkan punishment merupakan sesuatu yang
tidak disukai oleh karyawan untuk menghasilkan efek jera sehingga
tidak akan melakukan pelanggaran peraturan atau kode etik perusahaan
atau lembaga (Wibowo, 2007).
Pimpinan yang baik akan selalu menghargai atau selalu memberikan
penghargaan pada karyawan yang telah menunjukkan prestasi
membanggakan sebagai faktor motivasi yang efektif bagi peningkatan
prestasi kerja pegawainya. Begitupun halnya dengan penyuluhan
26
pertanian yang memperoleh penghargaan akan dapat meningkatkan
peranannya (Sapar, 2012).
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Kajian penelitian terdahulu yang meneliti tentang Peranan Terhadap
Pemberdayaan Petani dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Penulis,
Tahun
Judul Kesimpulan
1 Bahua,
2010
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
peranan penyuluh
pertanian dan
dampaknya pada
perilaku petani
jagung di Provinsi
Gorontalo
Faktor-faktor yang berhubungan nyata
terhadap peranan penyuluh pertanian
adalah umur, masa kerja (pengalaman),
jumlah petani binaan, kemampuan.
merencanakan program penyuluhan,
pengembangan potensi diri, kebutuhan
untuk berafiliasi, kemandirian
intelektual, dan kemandirian sosial
2 Wiyono,
2010
Peranan pengurus
dalam
keberhasilan Pos
Pelayanan
Penyuluhan
Pertanian
(Posyanluhtan) di
Desa Pardasuka
Kecamatan
Katibung
Kabupaten
Lampung Selatan
Tingkat keberhasilan posyanluhtan di
Desa Pardasuka masuk dalam kategori
berhasil. Peranan pengurus dalam
keberhasilan posyanluhtan masuk dalam
kategori sedang. Terdapat hubungan
nyata antara tingkat pendidikan formal,
lamanya menjadi pengurus posyanluhtan,
dan jarak domisili dengan peranan
pengurus dalam keberhasilan
posyanluhtan. Tidak terdapat hubungan
nyata antara umur, tingkat
kekosmopolitan dengan peranan
pengurus.
3 Rahmawati,
2012.
Peranan anggota
kelompok
peternak sapi
Brahman Cross
dalam program
Bantuan
Langsung
Masyarakat
Hasil analisis yang didapatkan peranan
anggota kelompok peternak sapi
Brahman Cross dalam program BLM di
Desa Tanjung Tirto Kecamatan Way
Bungur Kabupaten Lampung Timur
meliputi peranan dalam mengembalikan
bibit dan peranan dalam menerapkan
pasca usaha ternak sapi potong. Faktor-
27
Tabel 3. (Lanjutan)
No Penulis,
Tahun
Judul Kesimpulan
(BLM) di Desa
Tanjung Tirto
Kecamatan Way
Bungur
Kabupaten
Lampung Timur
faktor yang berhubungan nyata dengan
peranan anggota kelompok peternak
dalam program BLM meliputi tingkat
pengetahuan anggota kelompok
peternak tentang program BLM, tingkat
pengetahuan anggota kelompok
peternak terhadap panca usaha
budidaya ternak sapi potong, lama
beternak (pengalaman), dan motivasi
anggota kelompok peternak dalam
mengikuti program BLM.
4 Sapar, 2012 Faktor-faktor
yang
Berpengaruh
pada Peranan
Penyuluh
Pertanian dan
Dampaknya pada
Kompetensi
Petani Kakao di
Empat Wilayah
Sulawesi
Selatan.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan
peranan penyuluh pertanian adalah
karakteristik (umur, pendidikan,
pengalaman), kompetensi (kemampuan
perencanaan penyuluhan, kemampuan
evaluasi dalam pengembangan
penyuluhan), motivasi, dan
kemandirian (kemandirian ekonomi).
5 Wastika,
2014
Peranan
kelompok tani
dalam penerapan
SRI (System Rice
of
Intensification)
di Kecamatan
Kalikajar
Kabupaten
Wonosobo
Hasil penilitian menunjukan bahwa
lebih dari 50% petani menilai peranan
kelompok tani dalam kategori tinggi.
Faktor-faktor yang berpengaruh nyata
adalah sikap dan peran penyuluh.
Pendidikan petani, luas lahan,
pengalaman petani, frekuensi
kehadiran, dan peran ketua kelompok
tani tidak berpengaruh terhadap
peranan kelompok tani dalam
penerapan SRI. Peranan kelompok tani
berpengaruh positif terhadap penerapan
SRI yang berarti semakin tinggi peran
kelompok tani maka semakin tinggi
penerapan SRI.
6 Larasati,
2015.
Peran Penyuluh
Kehutanan
Swadaya
Masyarakat
(PKSM) dalam
Membantu
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
tingkat peran PKSM dalam klasifikasi
tinggi dengan peran pendamping
sebagai dinamisator, mediator,
fasilitator, motivator, dan edukator.
Faktor internal dan eksternal
28
Tabel 3. (Lanjutan)
No Penulis,
Tahun
Judul Kesimpulan
Masyarakat
Mendapatkan Izin
Hutan
Kemasyarakatan
(HKm) di
Kecamatan
Sendang Agung
di Kabupaten
Lampung Tengah
pendamping yang memiliki hubungan
cukup tinggi dengan peran PKSM
adalah jumlah tanggungan keluarga,
lama bertugas (pengalaman), sifat
kekosmpolitan, pengakuan
keberhasilan (penghargaan), dan
intensitas supervisi.
7 Fadhilah,
2015
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan peranan
P3A di wilayah
GP3A Sumber
Tirta dalam
pengelolaan
IPAIR (Iuran
Pelayanan Irigasi)
di Kecamatan
Tumijajar
Kabupaten Tulang
Bawang Barat
Hasil penelitian yang diperoleh
menunjukan bahwa peranan petani
dalam kegiatan pengelolaan IPAIR
berada dalam klasifikasi tinggi dengan
nilai rata-rata sebesar 73,52 dan terdapat
hubungan yang nyata antara tingkat
pendidikan, sifat kekosmopolitan,
motivasi, jumlah petani binaan, luas
lahan garapan dan status keanggotaan
dengan peranan petani dalam kegiatan
pengelolaan IPAIR.
8 Geladikarya,
2015
Analisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi
peranan penyuluh
pertanian dalam
rangka
meningkatkan
peranan penyuluh
pertanian
Kabupaten
Serdang Bedagai
Peranan penyuluh pertanian dipengaruhi
oleh variabel sistem penghargaan,
ketersediaan sarana dan prasarana.
Sistem penghargaan memiliki pengaruh
yang paling dominan terhadap peranan
penyuluh pertanian.
C. Kerangka Pemikiran
Sumberdaya manusia pertanian sangat berperan penting dalam pembangunan
pertanian. Kualitas petani yang baik akan berdampak baik pula pada
produktivas kerja dan hasil pertanian yang dilakukan, begitupula
29
kesejahteraan yang dimiliki petani. Oleh sebab itu, pemberdayaan
masyarakat tani penting dilakukan guna meningkatkan kualitas petani itu
sendiri. Petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian perlu
diberdayakan agar mereka mampu menganalisa masalah dan peluang yang
ada serta mencari jalan keluar sesuai sumberdaya yang dimilikinya.
Pemahaman tentang pemberdayaan petani merupakan suatu strategi yang
menitikberatkan pada bagaimana memberikan peran yang proposional agar
petani dapat berperan secara aktif dalam aktivitas sosial kemasyarakatan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah, tetapi juga swasta dan masyarakat sendiri.
Selain pentingnya kualitas sumberdaya manusia pertanian, adanya fakta
keberhasilan petani maju dalam usahataninya yang layak dicontoh dan ditiru
oleh petani lainnya, mendorong pemerintah untuk memotivasi petani maju
yang ada untuk memberdayakan masyarakat tani lainnya melalui
penumbuhan dan pengembangan kelembagaan pelatihan/permagangan dari,
oleh dan untuk petani. Sebagaimana diketahui bahwa, metode pelatihan yang
sering digunakan dan telah terbukti efektif adalah metode petani belajar dari
sesama petani dalam kondisi faktual di lapangan (learning by doing atau
belajar sambil bekerja), yang dikenal dengan sebutan magang.
Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) merupakan lembaga
pelatihan di bidang pertanian pedesaan yang didirikan, dikelola dan dimiliki
oleh petani yang ada di wilayah binaan secara swadaya. Hal ini dilakukan
sebagai perwujudan kemandirian di bidang pelatihan pertanian, yang
30
didukung oleh sumberdaya manusia yang profesional, inovatif, kreatif dan
berwawasan global. Kelembagaan P4S ini sangat berperan dalam
meningkatkan wawasan dan keterampilan petani dalam beragribisnis, serta
mempercepat penyebarluasan dan penerapan teknologi tepat guna di bidang
pertanian yang diperlukan petani dan masyarakat sekitar lainnya.
Kunci keberhasilan pemberdayaan petani sebenarnya terletak pada peranan
P4S dalam melakukan pelatihan/permagangan kepada para petani dan
didukung oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan peranan P4S dalam
pemberdayaan petani itu sendiri. Dalam penelitian ini, akan digunakan dua
variabel, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan peranan P4S dalam
pemberdayaan petani sebagai variabel bebas (X) dan peranan P4S dalam
pemberdayaan petani sebagai variabel terikat (Y).
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan peranan menurut Fadhilah (2015), Bahua (2010),
Larasati (2015) dan Geladikarya (2015), maka hanya lima faktor yang dipilih
sebagai variabel bebas pada penelitian ini yaitu sifat kekosmopolitan,
motivasi kerja, ketersediaan sarana dan prasarana,jumlah petani binaan, dan
sistem penghargaan. Pada penelitian ini, faktor-faktor tersebut akan
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal yang diduga
berhubungan dengan peranan P4S.
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam lembaga P4S
dalam memberdayakan petani, yaitu (1) sifat kekosmpolitan yang menunjuk
pada sikap keterbukaan fasilitator dalam menerima informasi dan ide
31
baruyang diperlukan dari luar, (2) motivasi kerja yang menujuk pada suatu
dorongan yang timbul dari dalam diri fasilitator P4S untuk melaksanakan
penyuluhan dan pelatihan, (3) ketersediaan sarana prasarana yang memadai
dapat menentukan berlangsungnya kegiatan penyuluhan dan pelatihan dapat
terlaksana secara efektif atau tidak.
Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar lembaga P4S
dalam memberdayakan petani, yaitu (1) jumlah petani binaan, banyaknya
jumlah petani yang dibina oleh fasilitator P4S dapat menentukan apakah
kegiatan penyuluhan dan pelatihan dapat terlaksana secara efektif atau tidak,
(2) sistem penghargaan, dari kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
sistem pemberian penghargaan kepada lembaga dan fasilitator berprestasi
atau hukuman bagi yang melakukan pelanggaran kode etik.
Peranan P4S dalam memberdayakan petani (Y) yang digunakan dalam
penelitian ini didasarkan pada pendapat Abbas (1997) mencakup beberapa
indikator antara lain (1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani
terhadap perkembangan teknologi, (2) menyebarkan informasi teknologi yang
berorientasi agribisnis dan membimbing penerapan teknologi kepada petani,
(3) mengembangkan model pembelajaran melalui percontohan usahatani, (4)
membantu penyuluh pertanian menyampaikan rekomendasi/anjuran kepada
petani, (5) meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan dan
kemandirian petani melalui pelatihan, serta (6) menumbuhkembangkan
jejaring dan kerjasama dengan berbagai sumber-sumber teknologi,
pemasaran, dan permodalan.
32
Adapun hubungan faktor internal dan eksternal dengan peranan P4S dalam
memberdayakan petani lebih jelasnya dapat digambarkan dalam sebuah
kerangka berpikir, seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka berpikir hubungan faktor internal dan faktor eksternal
dengan peranan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S)
dalam memberdayakan petani di Provinsi Lampung.
D. HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sifat kekosmpolitan fasilitator berhubungan nyata dengan peranan P4S
dalam pemberdayaan petani.
Peranan P4S dalam pemberdayaaan
petani (Y)
1. Meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan serta membentuk
sikap positif petani terhadap
perkembangan teknologi.
2. Menyebarkan informasi teknologi
berbasis agribisnis dan
membimbing penerapan teknologi
kepada petani.
3. Mengembangkan model
pembelajaran melalui percontohan
usahatani.
4. Membantu penyuluh pertanian
menyampaikan
rekomendasi/anjuran kepada petani
dan upaya pemecahan masalah.
5. Meningkatkan dan
mengembangkan jiwa
kepemimpinan dan kemandirian
petani.
6. Menumbuhkembangkan jejaring
kerja dan kerjasama.
Faktor Internal
Motivasi kerja (X2)
Ketersediaan sarana dan
prasarana (X3)
Jumlah petani binaan (X4)
Faktor Eksternal
Sistem penghargaan (X5)
Sifat kekosmpolitan (X1)
33
2. Motivasi kerja fasilitator berhubungan nyata dengan peranan P4S dalam
pemberdayaan petani.
3. Ketersediaan sarana dan prasarana berhubungan nyata dengan peranan P4S
dalam pemberdayaan petani.
4. Jumlah petani binaan berhubungan nyata dengan peranan P4S dalam
pemberdayaan petani.
5. Sistem penghargaan berhubungan nyata dengan peranan P4S dalam
pemberdayaan petani.
III. METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional Variabel, Pengukuran, dan Klasifikasi
Definisi opersional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai bagaimana
variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan
diidentifikasikan. Dari hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat
diuraikan beberapa batasan dan klasifikasi dari variabel-variabel sebagaimana
uraian di bawah ini.
1. Variabel bebas (X)
Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan
beberapa batasan, dan ukuran dari variabel yang akan diukur. Adapun
variabel X yang akan diukur yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan
peranan P4S dalam pemberdayaan petani yaitu sebagai berikut.
a. Faktor internal, yang terdiri dari:
1) Sifat kekosmopolitan (X1) adalah sifat keterbukaan fasilitator pada
informasi dari berbagai sumber dan menerima ide baru yang
diperlukan melalui interaksi dengan orang lain. Sifat
kekosmopolitan diukur menggunakan pertanyaan berdasarkan lima
indikator, yaitu 1) kemauan dan keterbukaan fasilitator dalam
35
menerima ide baru, 2) intensitas kontak hubungan fasilitator dengan
pihak luar, 3) frekuensi fasilitator mengakses informasi terbaru, 4)
media yang digunakan fasilitator untuk mengakses informasi, dan 5)
akses perjalanan yang ditempuh untuk memperoleh informasi.
2) Motivasi kerja (X2) adalah dorongan yang bersumber dari dalam diri
fasilitator yang menggerakkan semangatnya untuk mencapai
tujuannya dalam bekerja. Motivasi diukur dengan menggunakan
teknik skoring berdasarkan delapan indikator, yaitu 1) durasi
kegiatannya, 2) frekuensi kegiatannya, 3) persistensinya, 4) devosi
(pengabdian) dan pengorbanan, 5) ketabahan, keuletan dan
ketekunannya, 6) tingkatan aspirasinya, 7) tingkat kualifikasi dari
prestasi, produk atau output yang dicapai dari kegiatannya, 8) arah
sikapnya terhadap sasaran kegiatannya.
3) Ketersediaan sarana dan prasarana adalah kelengkapan sarana dan
prasarana kerja yang dimiliki oleh lembaga P4S yang digunakan
untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan penyuluhan dan
pelatihan. Ketersediaan sarana dan prasarana diukur berdasarkan
indikator kelengkapan sarana dan prasarana yang ada dimiliki P4S
sesuai dengan jumlah, kualitas, dan fungsinya, serta
dana/pembiayaan yang digunakan untuk melakukan penyuluhan dan
pelatihan.
b. Faktor eksternal, yang terdiri dari:
1) Jumlah petani binaan (X4) adalah banyaknya petani yang tergabung
dalam binaan P4S, diukur dalam satuan orang. Indikatornya adalah
36
data jumlah petani dari masing-masing lembaga P4S yang diteliti.
2) Sistem penghargaan (X5) adalah imbalan atau ganjaran yang
diberikan pemerintah kepada fasilitator P4S yang bersifat positif
(reward) maupun yang bersifat negatif (punishment) dalam bentuk
material dan nonmaterial agar dapat bekerja dengan motivasi yang
tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan kegiatan penyuluhan
dan pelatihan, diukur dengan teknik skoring. Reward merupakan
suatu ganjaran yang diberikan atau dilakukan dalam hasil
penerimaan yang positif berupa pemberian penghargaan seperti
hadiah. Punishment merupakan suatu ganjaran yang diberikan
dalam hasil penerimaan yang bersifat negatif berupa hukuman.
Sistem penghargaan diukur berdasarkan dua indikator, yaitu
pelaksanaan pemberian reward dan punishment, serta kesesuaian
pemberian reward dan punishment.
Tabel 4. Pengukuran variabel bebas faktor internal
No Variabel Parameter Indikator Pengukuran1 Sifat
kekosmpolitanKeterbukaanfasilitatorterhadaphubungankeluar sistemsosial petani
1. Kemauan danketerbukaanfasilitatordalammenerima idebaru
2. Intensitaskontakhubunganfasilitatordengan pihakluar
3. Frekuensifasilitatormengaksesinformasiterbaru
4. Media yang
Diukur dengantehnik skoring:Skor 1 : terbukaSkor 2 : kadang-kadang terbukaSkor 3 : tidakterbukaBanyaknyakontak hubunganyang dilakukansetiap bulan
Banyaknyaakses informasiyang dilakukansetiap bulan
Terdapat lima
37
Tabel 4. (Lanjutan)
No Variabel X Parameter Indikator Pengukurandigunakanfasilitatoruntukmengaksesinformasi
5. Aksesperjalananyangditempuhuntukmemperolehinformasi
alternatifjawaban yangterlampir dalamkuesioner, laludiukur dengantehnik skoring:Skor 3: apabilamenjawab ≥4alternatif jawabanSkor 2: apabilamenjawab 2-3alternatifjawabanSkor 1: apabilamenjawab 1alternatifjawabanSkor 3: tidakkesulitanSkor 2: sedikitkesulitanSkor 1:kesulitan
2 Motivasi kerja 1. Durasikegiatan
2. Frekuensikegiatan
3. Presistensi
4. Devosi(pengabdiandanpengorbanan)
Lamanya waktumelakukankegiatanBanyaknyakegiatan dalamwaktu 1 tahun
Kesesuaian/ketetapankegiatan dengantujuan
Kerelaanmengorbankanwaktu, uang,dan tenaga
Durasi dalamhitungan menit
Frekuensipertemuan luarkegiatan yangdilakukan setiaptahunKesesuaiantujuanmenggunakanskoringSkor 3: sesuaiSkor 2: kurangSesuaiSkor 1: tidaksesuaiSkor 3: relaSkor 2: kurangrelaSkor 1: tidak
38
Tabel 4. (Lanjutan)
No Variabel Parameter Indikator Pengukuran
5. Ketabahan,keuletan, dankemauan
6. Tingkataspirasi
7. Tingkatkualifikasi
8. Sikap
Usahamenghadapikesulitan dalammencapai tujuan
Maksud,rencana, cita-cita yang akandicapai
Hasil outputyang dicapaidari kegiatan
Sikap terhadapsasaran dalammembimbingsaatmenghadapikesulitan
relaSkor 3: gigihSkor 2: kuranggigihSkor 1: tidakgigihSkor 3: tercapaiSkor 2: kurangtercapaiSkor 1: tidaktercapaiSkor 3: puasSkor 2: kurangpuasSkor 1: tidakpuasSkor 3:membimbingSkor 2: kurangmembimbingSkor 1: tidakmembimbing
3 Ketersediaansarana danprasarana
Kelengkapansarana danprasarana yangdimiliki P4Sdalam bentukjumlah,kualitas, danfungsi
1. Jumlahsarana danprasaranayang tersedia
2. Kualitassarana danprasarana
3. Fungsisarana danprasarana
4. Dana /pembiayaankegiatanpenyuluhandan pelatihan
Diukur dengantehnik skoring:Skor 3: banyakSkor 2: sedangSkor 1: sedikitSkor 3: baikSkor 2: kurangbaikSkor 1: tidakbaikSkor 3: sangatberfungsiSkor 2: kadang-kadangberfungsiSkor 1: tidakberfungsiSkor 3: tidakterkendalaSkor 2: sedikitterkendalaSkor 1: terkendala
39
Tabel 5. Pengukuran variabel bebas faktor eksternal
No Variabel Parameter Indikator Pengukuran1 Jumlah
petani binaanPetani yangmenjadi binaanP4S
Jumlah petanibinaan P4S
Jumlah petanibinaan diukurdari total semuapetani binaan P4Sdengan satuanorang.
2 Sistempenghargaan
1. Reward yangdiberikankepadafasilitator
2. Punishmentyangdiberikankepadafasilitator
1. Pelaksanaanpemberianrewardmencakupsiapa yangmemberireward danbentukreward
2. Kesesuaianpemberianreward
1. Pelaksanaanpemberianpunishmentmencakupsiapa yangmemberipunishmentdan bentukpunishment
2. Kesesuaianpemberianpunishment
Sistempenghargaandiukur dengantehnik skoringdenganmenggunakankuesioner. Skor1, 2,3diklasifikasikanmenjadi rendah,sedang, dantinggi.
2. Variabel terikat (Y)
Peranan adalah seluruh pola kebudayaan yang dihubungkan dengan
kedudukan tertentu, mencakup sikap, nilai, perilaku yang ditentukan oleh
masyarakat terhadap anggotanya yang berada pada posisi tertentu.
Peranan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya P4S (Y) adalah
suatu sikap, nilai, dan perilaku suatu lembaga penyuluhan dan pelatihan
40
dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan mengembangkan
sikap positif petani baik dari segi kepemimpinan, kemandirian, maupun
penerapan teknologi. Peranan P4S terdapat enam indikator menurut Abbas
(1997) yaitu sebagai berikut :
1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani, serta membentuk
sikap positif petani terhadap perkembangan teknologi. Pengukuran ini
dilakukan terkait dengan bagaimana fasilitator P4S mengajar dan
mendidik petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mereka melalui penyuluhan dan pelatihan yang diberikan P4S, serta
cara yang digunakan fasilitator P4S dalam menmperkenalkan teknologi
yang baik bagi petani untuk dikembangkan yang berorientasi agribisnis
dan berbasis kearifan lokal.
2) Menyebarkan informasi teknologi dan membimbing penerapan
teknologi kepada petani, yaitu kemampuan fasilitator P4S dalam
menyampaikan informasi yang berorientasi agribisnis kepada petani
dan pelaku usaha pertanian di pedesaan, memfasilitasi penggunaan
media informasi seperti majalah tani, membentuk jaringan komunikasi
antar petani, dan penggunaan internet, serta membimbing penerapan
teknologi kepada petani dengan metode belajar melalui bekerja, baik
kepada petani binaan, petani mitra, dan peserta pelatihan.
3) Mengembangkan model pembelajaran melalui percontohan usahatani.
Dilihat dari kemampuan fasilitator dalam menerapkan model
pembelajaran yang dilakukan melalui percontohan usahatani, seperti
demplot, demfarm, demarea, dan demunit di lahan P4S dan/atau di
41
lahan sekitarnya, keberhasilan fasilitator P4S membantu petani
mengembangkan usahatani yang dicontoh agar bermanfaat dan
menguntungkan, dan keberhasilan petani dalam mengadopsi
menerapkan informasi usahatani yang dicontohkan.
4) Membantu penyuluh pertanian menyampaikan rekomendasi/anjuran
kepada petani, umpan balik penerapan teknologi, permasalahan, dan
upaya pemecahan masalahnya. Dilihat dari kemampuan fasilitator P4S
dalam memberikan masukan berupa saran dan kritik kepada petani
untuk meningkatkan produktivitas usahatani para petani, keterlibatan
dan keaktifan fasilitator P4S dalam membantu petani menyelesaikan
masalah usahatani mereka.
5) Meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan dan kemandirian
petani. Dilihat dari keberhasilan P4S dalam mengembangkan jiwa
kepemimpinan petani dalam berorganisasi dan kemandirian petani
dalam melakukan usahatani melalui pelatihan kewirausahaan yang
berbasis moral etika dan pelatihan lainnya.
6) Menumbuhkembangkan jejaring kerja dan kerjasama, yang
dimaksudkan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengembangan usaha dan peluang kerjasama atau kemitraan yang
dilakukan P4S dengan berbagai sumber-sumber teknologi, pemasaran,
dan permodalan dalam rangka pelayanan informasi, konsultasi, dan
fasilitasi pemenuhan kebutuhan petani di wilayah pedesaan.
Indikatornya adalah bagaimana upaya fasilitator P4S membantu dan
42
melatih petani untuk mengembangkan usahanya dan menjalin
kerjasama dengan lembaga lain.
Tabel 6. Pengukuran variabel terikat peranan P4S
No Variabel Parameter Indikator Pengukuran1 Meningkatkan
pengetahuandanketerampilansertamembentuksikap positifpetaniterhadapperkembang-an teknologi
1. Frekuensipenyuluhandan pelatihanpertaniandalam 1tahun
2. Penyuluhandan pelatihantambahanmaterikhusus yangditawarkanP4S
3. Menyusunkegiatanpenyuluhandan pelatihanP4S
4. Sikap petaniterhadapperkembanganteknologi
Banyaknyakegiatan dalamwaktu 1 tahun
Pelaksanaankegiatan,materi yangdiajarkan, danfrekuensikegiatan
Keterlibatanpihak,kesesuaiandenganmasalah, dankeberhasilankegiatanSikap petanidalammenerima danmenerapkanteknologi yangdiajarkanfasilitator P4S
Pengukuranakan dilakukandengan tehnikskoring yangkemudian akandiklasifikasikanmenjadi:Skor 3: tinggiSkor 2 : sedangSkor 1 : rendah
2 Menyebarkaninformasiteknologi danmembimbingpenerapanteknologikepada petani
1. Tersebarnyainformasimengenaiteknologibudidayayangmenguntung-kan bagipetani
Media yangdigunakanfasilitator P4Sdalammenyebarkaninformasi,kegiatanpenyuluhandan pelatihanmengenaiteknologipertanian yangditawarkan
Pengukuranakan dilakukandengan tehnikskoring yangkemudian akandiklasifikasikanmenjadi:Skor 3: tinggiSkor 2 : sedangSkor 1 : rendah
43
Tabel 6. (Lanjutan)
No Variabel Parameter Indikator Pengukuran
2. Kegiatanbimbingandan prakteklapanganmengenaiteknologiusahatani
3. Pengamatanlangsungsetelahmemberikaninformasimengenaiteknologi
4. Memenuhikebutuhandalam bentuksuatuinformasiuntukkebutuhanusahatani
P4SPelaksanaankegiatanbimbingan danprakteklapangan
Keaktifanfasilitatormendengar,melihat danmembantupenerapanteknologikepada petaniUpayafasilitatormenjawabinformasi yangdibutuhkanpetani
3 Mengembang-kan modelpembelajaranmelaluipercontohanusahatani
1. Memperkenal-kan danmengembang-kan contohusahataniyang baru
2. Membantudalam setiapkegiatanusahataniyang sedangdikembangkanpetani
3. Memfasilitasidanmemberikanketerampilan-
Kegiatanpertemuan,penyuluhandan pelatihanP4S mengenaicontohusahatani baruFasilitator P4Smembantupetanimenerapkandan mengem-bangkanusahatani yangdicontoh agarmenguntung-kanFasilitator P4Smembantudalammenyediakan
Pengukuran akandilakukan dengantehnik skoringyang kemudianakandiklasifikasikanmenjadi:Skor 3: tinggiSkor 2 : sedangSkor 1 :rendah
44
Tabel 6. (Lanjutan)
No Variabel Parameter Indikator Pengukuranketerampilankhusustentangcontohusahatani
4. Memberikaninformasi danteknologi barumelaluikegiatan studibandingdengan petani/kelompok taniyang berhasil
5. Keberhasilanpetani dalammenerapkanusahatani yangdicontohkan
sarana danprasaranadalammelakukanpercontohanusahatani,mengajarkancara budidayadan teknologiyang tepatKegiatan studibanding yangdilakukanpetani binaanP4S denganpetani/kelompok taniberhasil
Penerapanusahatani yangdilakukan petani
4 Membantupenyuluhpertanianmenyampai-kanrekomendasi/anjurankepadapetani, danupayapemecahanmasalahnya
1. Kemampuanfasilitator P4Sdalammemberikanmasukankepada petaniuntukmeningkatkanproduktivitasusahatani parapetani
2. Keterlibatandan keaktifanfasilitator P4Sdalammembantupetanimenyelesaikan
Memberikananjuran berupakritik dan saranmengenaiteknologi yangmenguntungkandan menawarkanalternatifperubahan darisegi teknis,ekonomis,maupun nilai-nilai budayasetempatMenanggapipermasalahandan terhadappermasalahanyang dihadapipetani denganmemberikan
Pengukuranakan dilakukandengan tehnikskoring yangkemudian akandiklasifikasikanmenjadi:Skor 3: tinggiSkor 2 : sedangSkor 1 : rendah
45
Tabel 6. (Lanjutan)
No Variabel Parameter Indikator Pengukuranmasalahusahatanimereka
solusi,berkonsultasipada lembagapenelitian atauperguruantinggi melaluipenyuluhpertanian jikadibutuhkan.
5 Meningkat-kan danmengembang-kankepemimpin-an dankemandirianpetani
1. Melatihkepemimpinandankemandirianpetani melaluipelatihankewirausahaanyang berbasismoral etikadan pelatihanlainnya
2. Pemberdayaanpetani denganmengembang-kan usahatani
3. Melatihkemandirianpetani dalammengatasipermasalahanbaik dalam halpermodalan,saranaproduksi,teknologi danpemasaran
Keberhasilanfasilitator P4Sdalammengembang-kan kelembaga-an petani,mengadakanpelatihankewirausahaan,melakukankegiatan studipetani, danmemberikanmotivasi petanidalammelakukanusahatani
Pengukuranakan dilakukandengan tehnikskoring yangkemudian akandiklasifikasikanmenjadi:Skor 3: tinggiSkor 2 : sedangSkor 1 : rendah
6 Menumbuh-kembangkanjejaringkerja dankerjasama
1. Keaktifanfasilitator P4Sdalam melatihdan membantupetanimenjalinkerjasamadenganlembaga lainbaik yang
Kerjasama/kemitraanyang dilakukanpetani baikdalam halteknologi,pemasaran,danpermodalan
Pengukuranakan dilakukandengan tehnikskoring yangkemudian akandiklasifikasikanmenjadi:
46
Tabel 6. (Lanjutan)
No Variabel Parameter Indikator Pengukuranberbadanhukum maupuntidak berbadanhukum
2. Keberhasilanfasilitatordalammengembang-kan skala usahapetani
Perkembanganskala usahayangdijalankan olehpetani
Skor 3: tinggiSkor 2 : sedangSkor 1 : rendah
Banyaknya kelas dalam penelitian ini ditentukan secara sengaja, yaitu
sebanyak tiga kelas. Hal ini berdasarkan pertimbangan untuk memudahkan
pengklasifikasian atau berdasarkan kepraktisan semata-mata. Kemudian,
untuk menentukan jarak antar kelas (interval kelas) pada setiap variabel akan
menggunakan rumus Sturges (Dajan, 1986) yaitu sebagai berikut:
Keterangan :Z = Interval kelasX = Nilai tertinggiY = Nilai terendahk = Banyaknya kelas/kategori
B. Lokasi, Waktu, dan Responden Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya
(P4S) yang ada di Kabupaten Lampung Tengah, yaitu P4S Mitra Tani
Mandiri di Desa Siderejo Kecamatan Bangun Rejo, P4S Sama Maju di Desa
Asto Mulyo Kecamatan Punggur, P4S Ras Andani di Desa Onoharjo
Kecamatan Terbanggi Besar, dan P4S Budidaya di Desa Karang Endah
Kecamatan Terbanggi Besar. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja
k
YXZ
47
(purposive sampling) dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Lampung
Tengah dipilih melalui rekomendasi dari Balai Pelatihan Pertanian (BPP)
Provinsi Lampung sebagai daerah yang memiliki lembaga P4S yang telah
memperoleh klasifikasi kelas pemula, madya dan utama, seperti terlihat pada
Tabel 1 dan Tabel 2. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-
Maret 2018.
Responden dalam penelitian ini adalah fasilitator dan petani binaan P4S.
Jumlah fasilitator P4S yang ada sebanyak 23 orang yang tersebar pada empat
lembaga P4S yang diteliti. Populasi petani binaan P4S yang ada di
Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 106 orang. Penentuan jumlah petani
sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus Yamane (dalam Rakhmat,
2004) sebagai berikut:
n=N
Nd2+1Keterangan:n : Jumlah sampelN : Jumlah populasid : Tingkat presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)
Dengan demikian, berdasarkan rumus tersebut, diperoleh sebesar 51
responden, dengan perhitungan sebagai berikut.
n =106
106 (0,1)2+1= 51 orang
Setelah diperoleh 51 responden dari populasi petani binaan P4S, untuk
menentukan besar jumlah responden petani dalam tiap-tiap desa
menggunakan rumus alokasi proporsional sample (Nasir, 1988), yaitu
sebagai berikut:
48
nh= Nh
Nx n (1.1)
Keterangan :nh = Jumlah sampel petani di wilayah binaan P4SNh = Jumlah populasi petani di wilayah binaan P4Sn = Jumlah sampel petani secara keseluruhanN = Jumlah populasi petani secara keseluruhan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan (1.1) tersebut,
diperoleh jumlah petani sampel masing-masing wilayah binaan P4S dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Jumlah fasilitator dan petani sampel setiap wilayah binaan P4S diKabupaten Lampung Tengah
No. Nama P4SJumlah
Fasilitator P4SJumlah Populasi
Petani Binaan P4SJumlah Sampel
Petani Binaan P4S1 Sama Maju 6 28 142 Mitra Tani
Mandiri8 32 15
3 Ras Andani 5 26 124 Budidaya 4 20 10
Jumlah 23 106 51Sumber : P4S Kabupaten Lampung Tengah, 2016
Pengambilan sampel petani akan dilakukan dengan metode simple random
sampling (acak sederhana), yaitu metode yang digunakan untuk memilih
sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota
populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel
(Soegiarto dkk, 2003).
C. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah metode survei (Singarimbun, 1995) yaitu
penelitian yang mengambil sampel menggunakan kuesioner sebagai
49
pengumpul data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data primer melalui dua metode, yaitu:
1. Wawancara, yang merupakan cara untuk memperoleh data dan informasi
dari seseorang atau subjek yang diteliti, dalam hal ini petani binaan P4S.
Wawancara merupakan alat untuk memperoleh data dan informasi dengan
bertanya kepada responden mengenai peranan P4S dan hal lainnya yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Tanya jawab dalam proses wawancara
dilakukan dengan memberikan instrumen berupa kuesioner.
2. Observasi atau pengamatan langsung, dilakukan dengan tujuan untuk
mengembangkan pemahaman menyeluruh dan mendalam tentang kejadian
nyata dalam lokasi penelitian.
Data sekunder diperlukan sebagai tambahan informasi yang diperoleh melalui
studi kepustakaan, buku-buku, laporan, data umum potensi desa, penyuluh
pertanian, instansi, serta lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini,
seperti Dinas Pertanian Provinsi Lampung, Balai Pelatihan Pertanian (BPP)
Provinsi Lampung, BPS Kabupaten Lampung Tengah, BPS Provinsi
Lampung, dan literatur lainnya serta laporan-laporan dan jurnal-jurnal ilmiah
yang berhubungan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif,
tabulasi, dan statistik non parametrik. Analisis data dilakukan secara
kuantitatif, untuk menjawab tujuan penelitian tentang peranan Pusat Pelatihan
50
Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) dalam memberdayakan petani dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan peranan P4S dalam
pemberdayaan petani di Kabupaten Lampung Tengah.
Tujuan pertama pada penelitian ini dijawab secara deskriptif. Selanjutnya,
untuk menguji hipotesis guna melihat hubungan antara variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y), maka menggunakan analisis peringkat korelasi Rank
Spearman. Hal ini karena korelasi jenjang Rank Spearman yang biasa
disebut korelasi berjenjang (rs), kegunaannya adalah untuk mengukur tingkat
hubungan antara dua variabel atau variabel bebas dengan variabel terikat
yang berskala ordinal (Riduwan, 2010). Dalam menentukan signifikasi nilai
rs dengan melihat tabel harga-harga kritis rs korelasi Rank Spearman.
Menurut Siegel (1997), rumus koefisien korelasi Rank Spearman (rs) adalah :
rs =6∑ di2n
i=1
N3-NKeterangan :rs = Koefisien korelasidi = Selisih antara ranking dari variabelN = Jumlah sampel
Penelitian ini memiliki dua variabel, kedua variabel saling berpasangan, data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal, dan sumber data
antar variabel tidak sama. Jika terdapat peringkat yang sama atau rank
kembar baik pada variabel X maupun pada variabel Y, maka dibutuhkan
faktor koreksi t (Siegel, 1997) dengan rumus sebagai berikut:
22
222
2
YX
diYXrs
51
Keterangan :X2 = Jumlah kuadrat variabel X yang dikoreksiY2 = Jumlah kuadrat variabel Y yang dikoreksiTX = Jumlah faktor koreksi variabel XTy = Jumlah faktor koreksi variabel YT = Faktor koreksit = Banyaknya observasi berangka sama pada peringkat tertentun = Jumlah sampel
Pengujian hipotesis dan kaidah dalam pengambilan keputusan adalah:
1. Jika sig. (2-tailed) ≤ α, maka H1 diterima, pada (α) = 0,05 berarti terdapat
hubungan antara kedua variabel yang diuji.
2. Jika sig. (2-tailed) > α, maka H1 ditolak, pada (α) = 0,05 berarti tidak
terdapat hubungan antara kedua variabel yang diuji.
XTnn
X12
32
YTnn
Y12
32
12
3 ttT
52
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Tengah
1. Keadaan Geografis
Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak
di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah secara geografis terletak
pada 104°35' sampai dengan 105°50' Bujur Timur dan 4°30' sampai dengan
4°15' Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah seluas
4.789,62 Km, yang terletak pada Bagian Tengah Provinsi Lampung,
berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Lampung Utara
b. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pesawaran
c. Sebelah Timur dengan Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro
d. Sebelah Barat dengan Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat
2. Keadaan Iklim
Lampung Tengah secara umum beriklim tropis humid dengan angin laut
bertiup dari Samudera Indonesia dengan kecepatan angin rata-rata 5,83
Km/jam. Memiliki temperatur rata-rata berkisar antara 26°C – 28°C pada
53
daerah dataran dengan ketinggian 30-60 meter. Temperatur maksimum yang
sangat jarang dialami adalah 33° C dan juga temperatur minimum 22° C.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Tengah berada pada ketinggian
15-65 meter dari permukaan laut dan memiliki kemiringan lereng antara 0-2
persen (92,29 %). Jenis tanah didominasi oleh jenis latosol dan podsolik
merah (Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, 2017).
3. Keadaan Penduduk
Penduduk Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari penduduk etnis Lampung
dan pendatang. Penduduk asli yang bermukim di Kabupaten Lampung
Tengah terdiri dari masyarakat Kebuaian Abung Siwo Migo dan masyarakat
Pubian. Penduduk pendatang, terdiri dari kelompok masyarakat Semendo,
Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Batak, dan
berbagai suku yang ada di Indonesia. Keadaan penduduk Kabupaten
Lampung Tengah tahun 2017 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Keadaan penduduk Kabupaten Lampung Tengah tahun 2017
No Keadaan Penduduk Keterangan1 Jumlah penduduk keseluruhan (jiwa)
- Jumlah penduduk laki-laki (jiwa)- Jumlah penduduk perempuan (jiwa)
1.214.720619.089595.631
2 Sex ratio 103,943 Kepadatan penduduk (jiwa per km) 2424 Rata-rata pertumbuhan penduduk (persen per tahun) 4,895 Komposisi penduduk :
a. Kelompok umur 0-14 tahun (persen per tahun)b. Kelompok umur 15-64 tahun (persen per tahun)c. Kelompok umur >65 tahun (persen per tahun)
30655
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, 2017
54
4. Gambaran Umum Pertanian
Kabupaten Lampung Tengah adalah satu daerah penyangga pangan di
Provinsi Lampung, pemerintah Kabupaten Lampung Tengah dalam empat
tahun terakhir terus memperkuat pembangunan sektor pertanian. Sebagian
besar penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Tengah dimanfaatkan untuk
sektor pertanian, oleh sebab itu sektor pertanian memiliki kontribusi yang
cukup besar sebagai sumber pendapatan dan mata pencaharian pokok
penduduk di Kabupaten Lampung Tengah. Distribusi penggunaan lahan
pertanian pada Kabupaten Lampung Tengah dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Distribusi penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Tengah
PenggunaanLahan
Realisasi dalam 1 Tahun (Ha)Tidak
DiusahakanJumlahDitanami Padi Tidak
DitanamiPadi3 kali 2 kali 1 kali
Lahan SawahIrigasi Teknis 3.741 27.055 16.054 1.072 47.922Irigasi ½ Teknis 580 2.444 574 3.598Irigasi Sederhana 345 2.156 409 2.910Irigasi desa 240 2.433 345 22 238 3.278Tadah Hujan 5.917 4.936 18 10.871Lebak 20 1.925 6.118 8.063PolderJumlah 4.926 41.930 28.519 1.094 256 76.725Lahan Bukan Sawaha. Tegal/Kebun 64.108b. Ladang/Huma 146.992c. Perkebunan 17.058d. Kolam/Tebat/ Empang 1.260f. Sementara tidak diusahakan 623g. Lainnya (pekarangan yg ditanami pertanian dll) 19.259Jumlah 249.300Jumlah Total 326.025
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, 2017
55
Tabel 9 dapat diketahui bahwa secara mayoritas lahan pertanian yang ada di
Kabupaten Lampung Tengah lebih dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian
bukan sawah yaitu seluas 249.300 Ha, dan hanya 76.725 Ha yang
dimanfaatkan dalam kegiatan pertanian lahan sawah. Berdasarkan data
tersebut maka dapat diketahui bahwa secara mayoritas lahan pertaniaan yang
ada di Kabupaten Lampung Tengah dimanfaatkan dalam kegiatan usahatani
bukan sawah, yaitu perladangan dan huma dengan jumlah pemanfaatan lahan
seluas 146.992 Ha.
Sistem pengairan irigasi di Kabupaten Lampung Tengah sudah dimulai sejak
tahun 1930-an melalui sistem irigasi teknis bendungan Argoguruh yang
memanfaatkan aliran sungai Way Sekampung dan juga berasal dari
bendungan Batu Tegi. Saluran irigasi ini mampu mengairi areal sawah seluas
lebih kurang 60.000 Ha meliputi areal sawah yang berada di Kecamatan
Trimurjo, Punggur, Seputih Raman dan daerah sekitarnya.
B. Gambaran Umum P4S di Kabupaten Lampung Tengah
Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) yang ada di Kabupaten
Lampung Tengah telah dibentuk sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri
Pertanian (Pementan) No. 3 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembinaan
Kelembagaan Pelatihan Pertanian Swadaya. Balai Pelatihan Pertanian (BPP)
Provinsi Lampung memperkenalkan P4S kepada masyarakat tani di Provinsi
Lampung sebagai suatu kelembagaan pelatihan petani yang dapat langsung
56
berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat tani dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan.
Pada mulanya, BPP Provinsi Lampung melakukan pemilihan dan
penyeleksian seluruh petani maupun kelompok tani yang ada di kabupaten
Lampung Tengah berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, kemudian
terpilih beberapa orang petani yang memiliki potensi dalam mengembangkan
usahataninya sebagai suatu percontohan yang layak untuk ditiru dan
dilakukan oleh petani lainnya. BPP Provinsi Lampung melakukan
penunjukan langsung kepada beberapa petani tersebut untuk mempersiapkan
dan mengurus pembentukan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya, yang
dikenal dengan P4S. Lembaga P4S yang telah berdiri di Kabupaten
Lampung Tengah yaitu sebagai berikut.
Tabel 10. P4S di Kabupaten Lampung Tengah
NoNamaP4S
Lokasi P4SKelasP4S
TahunKlasifikasi
P4S
JumlahFasilitator
P4S
JumlahPetani
Binaan P4S1 Mitra
TaniMandiri
Desa Sidorejo,KecamatanBangun Rejo
Madya 2016 8 28
2 SamaMaju
Desa Astomulyo,KecamatanPunggur
Utama 2014 6 32
3 RasAndani
Desa Onoharjo,KecamatanTerbanggi Besar
Pemula 2014 5 26
4 Budidaya Desa KarangEndah,KecamatanTerbanggi Besar
Pemula 2014 4 20
Jumlah 23 106Sumber : Balai Pelatihan Pertanian Provinsi Lampung, 2017
57
1. P4S Mitra Tani Mandiri
a. Lokasi P4S Mitra Tani Mandiri
P4S Mitra Tani Mandiri berada di Dusun V, Desa Sidorejo, Kecamatan
Bangun Rejo, Kabupaten Lampung Tengah. Desa Sidorejo merupakan
salah satu dari 16 desa di wilyah Kecaamatan Bangunrejo dengan
mayoritas penduduk asli dari Jawa Tengah.
b. Profil P4S Mitra Tani Mandiri
P4S Mitra Tani Mandiri telah didirikan sejak tanggal 9 Juni 2010 yang
diketuai oleh Bapak Rismanto. Visi dan misi dari P4S Mitra Tani Mandiri
adalah sebagai berikut:
Visi : “Terwujudnya masyarakat pertanian yang lebih cerdas, terampil,
mandiri, produktif yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan
selaku mengembangkan diri secara positif sesuai dengan teknologi
yang berkembang”.
Misi : “Mengembangkan dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan petani dan
masyarakat pedesaan dalam kebutuhan informasi dan teknologi
pertanian untuk kesejahteraan hidup petani dan organisasi petani”.
Dasar hukum dan strategi dalam pembentukan dan pelaksanaan kegiatan
yang dilakukan P4S Mitra Tani Mandiri, yaitu:
1. Permentan No.200/KPTS/OT.140/7/2005 tentang organisasi dan tata
kerja departemen pertanian.
2. Undang-Undang No.16 Tahun 2006 tentang sistem penyuluhan
Pertanian, perikanan dan kehutanan.
58
3. Permentan No. 03/Permentan/PP.410/1/2010 tentang Pedoman
Pembinaan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya.
4. Permentan No. 46/Permentan/OT.140/2014 tentang Pedoman Penilaian
Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Berprestasi.
P4S Mitra Tani Mandiri mempunyai 32 orang petani binaan yang berasal
dari kelompok tani dan desa yang berbeda. Komoditas utama yang
dibudidayakan oleh petani binaan P4S Mitra Tani Mandiri adalah jamur
yang dikelola secara perorangan. P4S Mitra Tani Mandiri menawarkan
berbagai macam pelatihan kepada petani baik petani binaan, maupun
petani di luar binaan, calon petani, pengelola P4S lain, dan para pelaku
agribisnis lain yang memiliki minat untuk mempelajari budidaya yang
diterapkan oleh petani binaan P4S Mitra Tani Mandiri, khususnya
budidaya jamur. Adapun beberapa pelatihan-pelatihan yang ditawarkan
oleh P4S Mitra Tani Mandiri adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan budidaya jamur, antara lain jamur tiram, jamur merang, jamur
kuping, dan jamur Lingzhi
2. Pelatihan budidaya jagung
3. Pelatihan pembuatan pupuk organik (mol)
4. Pelatihan pembuatan kuliner jamur, seperti keripik jamur, lumpia
jamur, nugget jamur, bakso jamur, dan sebagainya
5. Pelatihan pembuatan anyaman
P4S Mitra Tani Mandiri tidak hanya memasarkan dan menjual hasil
produksi jamur dan olahan jamur, melainkan juga menjual banglog dan
59
bibit jamur. Produk yang dijual P4S Mitra Tani Mandiri telah dipasarkan
menyebar ke berbagai daerah, baik di Kabupaten Lampung Tengah
maupun di luar Kabupaten Lampung Tengah, bahkan di luar Provinsi
Lampung. Daerah pemasaran banglog, bibit, dan hasil produksi jamur P4S
Mitra Tani Mandiri adalah sebagai berikut:
1. Kabupaten Lampung Tengah, yaitu Kecamatan Bangunrejo dan
sekitarnya, Kecamatan Banjar sari, Kota Baru, Kecamatan Padang Ratu,
Kecamatan Kalirejo, dan Kecamatan Sendang Agung
2. Kecamatan Adiluwih, Bandung Baru, Kabupaten Pringsewu
3. Desa Sri Rejeki, Desa Gerning, Kabupaten Pesawaran
4. Kota Bandarlampung
5. Indo Lampung
6. Menggala, Kabupaten Tulang Bawang
7. Way Tuba, Kabupaten Way Kanan
8. Palembang dan Bengkulu
c. Sumberdaya Manusia (SDM) P4S Mitra Tani Mandiri
Tenaga fasilitator yang ada di P4S Mitra Tani Mandiri adalah narasumber
dari dalam P4S itu sendiri dan narasumber dari luar P4S Mitra Tani
Mandiri yang telah diminta sebagai salah satu fasilitator dalam kegiatan
permagangan petani di P4S Mitra Tani Mandiri. Fasilitator yang berasal
dari dalam P4S Sama Maju terdiri dari pengelola dan petani maju yang
dianggap layak dan memenuhi persyaratan sebagai fasilitator di P4S Sama
Maju.
60
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh fasilitator sebagaimana
yang dijelaskan dalam buku “Pedoman Permagangan Petani di P4S”
adalah sebagai berikut:
1. Berhasil dalam usaha agribisnis (usahatani yang dijalankan layak ditiru
atau dicontoh bagi petani lainnya)
2. Menguasai bidangnya atau sering mengikuti pelatihan di bidangnya
3. Mampu menerapkan prinsip pembelajaran orang dewasa
4. Mampu menciptakan iklim belajar-mengajar yang kondusif
5. Mampu menyiapkan materi belajar berupa lembar persiapan
pembelajaran yang sistematis dan mudah dimengerti atau modul
6. Mampu menggunakan alat bantu belajar-mengajar yang sederhana
7. Mampu mengevaluasi hasil belajar-mengajar.
Dalam rangka mendukung kelancaran dan efektivitas proses penyuluhan
dan pelatihan yang dilakukan P4S Mitra Tani Mandiri, pengelola P4S
biasanya akan mengajukan permohonan bantuan sebagai fasilitator kepada
narasumber yang berasal dari luar P4S Mitra Tani Mandiri yang berasal
dari instansi-instansi terkait sesuai dengan materi penyuluhan dan
pelatihan. Permohonan bantuan fasilitator tersebut dilakukan dengan
mengirimkan surat permohonan kepada fasilitator yang bersangkutan.
Data fasilitator di P4S Mitra Tani Mandiri dapat dilihat pada Tabel 11.
61
Tabel 11. Data fasilitator P4S Mitra Tani Mandiri
No Keterangan Fasilitator1 Dari dalam P4S Mitra
Tani Mandiri1. Pengelola P4S2. Petani maju :
a. Nursidyb. A.Gozhien Assy
2 Dari luar P4S 1) P4S Metro Lestari, P4S L-Jamur, dll2) PPL Bangunrejo3) KUPTD HUTBUN Bangunrejo4) KUPT PHT Bangunrejo5) BP3K Bangunrejo6) BPP Lampung, dan lain-lain
Sumber : P4S Mitra Tani Mandiri, 2017
d. Struktur Organisasi P4S Mitra Tani Mandiri
Struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Mitra Tani Mandiri berbentuk
lini dan staf. Bentuk struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Sama
Maju dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Bentuk struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Mitra TaniMandiri
Ketua
Rismanto
Pembina
BPP, BP3K
Sekretaris
Sukarman
Bendahara
Siti Ngaisah
Bidang Humas
Roni Yahya
Bidang Pelatihan
Suginah
Seksi Pemasaran
Eman Supriyanto
Pelindung
Bupati
62
Berdasarkan Gambar 2, tugas dan fungsi masing-masing jabatan atau
pekerjaan fasilitator P4S Mitra Tani Mandiri yaitu ketua P4S memiliki lini
(garis) komando dan garis pertanggung jawaban langsung kepada
sekretaris, bendahara dan masing-masing bidang yang ada yaitu bidang
hubungan masyarakat (humas), bidang pelatihan, dan bidang pemasaran,
serta anggota. Bidang hubungan masyarakat bertanggung jawab untuk
menjalin hubungan yang harmonis dengan petani binaan maupun petani
luar binaan, serta masyarakat yang ada di sekitar lokasi P4S Mitra Tani
Mandiri. Bidang pelatihan memiliki tanggung jawab untuk
mempersiapkan pelatihan-pelatihan yang akan diadakan oleh P4S Mitra
Tani Mandiri sesuai dengan rencana kerja, perkembangan teknologi, dan
masalah-masalah pertanian yang dikeluhkan oleh petani, serta
mengkoordinir pelaksanaan Diklat bagi para peserta pelatihan. Bidang
pemasaran bertanggung jawab dalam membantu petani untuk
mempromosikan dan memasarkan komoditas dan produk pertanian yang
dihasilkan oleh petani binaan P4S.
2. P4S Sama Maju
a. Lokasi P4S Sama Maju
P4S Sama Maju terletak di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur,
Kabupaten Lampung Tengah. Desa Astomulyo memiliki lahan secara
keseluruhan seluas 3.050 Ha. Desa ini terletak kurang lebih 2 km dari
Ibukota Kecamatan, 8 km dari Ibukota Kabupaten, dan 48 km dari Ibukota
Provinsi.
63
b. Profil P4S Sama Maju
P4S Sama Maju yang diketuai oleh Bapak Supardi didirikan pada tanggal
3 Juni 2010. Visi dan misi dari P4S Sama Maju adalah sebagai berikut:
Visi : “Terbentuknya masyarakat pertanian yang produktif dan berdaya
saing demi mewujudkan kesejahteraan”.
Misi :
1) Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan informasi dan teknologi
pertanian bagi petani dan organisasi petani.
2) Mengembangkan benih tanaman unggul untuk menghasilkan produk
pangan yang berkualitas.
P4S Sama Maju memiliki kegiatan usaha di bidang pembenihan padi. P4S
Sama Maju mempunyai 28 orang petani binaan yang berasal dari kelompok
tani yang berbeda di Desa Astomulyo. Selain itu, P4S Sama Maju juga
mempunyai delapan kelompok tani mitra penangkar benih padi yang berada
di kecamatan berbeda, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Daftar kelompok tani mitra penangkar benih padi P4S SamaMaju
No Kecamatan Desa Kelompok Tani LuasLahan (Ha)
1 Punggur 1. Ngesti Rahayu2. Mojopahit
Rukun DamaiHarapan Maju
2525
2 Trimurjo 1. Pujo Asri2. Purwo Adi
Tani MajuNgudi Makmur
2040
3 Kota Gajah 1. Kota Gajah2. Sumberejo
Dewi Sri IISumber Alam
2520
4 Bumi Ratu Nuban Bumi Rahayu Hayong Maju 405 Bekri Mediun Aman Jaya 406 Padang Ratu Karang Tanjung Karya Makmur 30
Jumlah 265Sumber : Profil P4S Sama Maju, 2017
64
P4S Sama Maju menawarkan pelatihan kepada petani baik petani binaan,
maupun petani di luar binaan, petani mitra, calon petani, pengelola P4S
lain, dan para pelaku agribisnis lain yang memiliki minat untuk belajar.
Adapun pelatihan yang ditawarkan oleh P4S Sama Maju adalah pelatihan
pembenihan padi, pelatihan produksi benih tanaman, pelatihan pembuatan
pupuk organik dan biogas. Pemasaran benih padi yang diproduksi P4S
Sama Maju telah menyebar ke berbagai daerah di Provinsi Lampung,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Pemasaran benih padi P4S Sama Maju
No Penyalur Kecamatan Kabupaten Keterangan1 Narto Bumi Ratu Nuban Lampung Tengah Gapoktan/P3A2 Satimin Bumi Ratu Nuban Lampung Tengah Kelompok tani3 Sarkun Gunung Sugih Lampung Tengah Gapoktan/P3A4 Katiman Punggur Lampung Tengah Kelompok
tani/P3A5 H. Gunawan Seputih Raman Lampung Tengah Kios Saprotan6 H. Lukman Bandar Jaya Lampung Tengah Kios Saprotan7 H. Suwarno Terbanggi Besar Lampung Tengah Kios Saprotan8 Ihsan Natar Lampung Selatan Gapoktan9 Sang Hyang
SeriPekalongan Lampung Timur PT. Sang Hyang
Seri10 Pardi Punggur Lampung Tengah CV. Maju
Bersama11 Rohmat Bekri Lampung Tengah Gapoktan12 Sukimin Tataan Pesawaran Gapoktan/
KTNA13 Giris Tegineneng Pesawaran Kelompok tani14 Romlah Padang Ratu Lampung Tengah Gapoktan
Sumber : Profil P4S Sama Maju, 2017
c. Sumberdaya Manusia (SDM) P4S Sama Maju
Tenaga fasilitator yang ada di P4S Sama Maju adalah narasumber dari
dalam P4S itu sendiri dan narasumber dari luar P4S Sama Maju yang telah
diminta sebagai salah satu penyuluh/pelatih dalam kegiatan permagangan
65
petani di P4S Sama Maju. Fasilitator yang berasal dari dalam P4S Sama
Maju terdiri dari pengelola P4S dan seorang petani maju yang dianggap
layak dan memenuhi persyaratan sebagai fasilitator di P4S Sama Maju.
Fasilitator dari luar P4S Sama Maju berasal dari kelompok tani sekitar dan
narasumber dari P4S lain dengan keahlian sejenis, serta instansi-instansi
terkait sesuai dengan materi pelatihan. Data fasilitator yang ada di P4S
Sama Maju dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Data fasilitator P4S Sama Maju
No Keterangan Fasilitator1 Dari dalam P4S Sama
Maju1) Pengelola P4S2) Petani maju : Suwandi
2 Dari luar P4S 1) P4S Metro Lestari, P4S SejahteraBersama, dll
2) PPBTPH Lampung Tengah3) PPL Punggur4) BP3K Punggur5) BPP Lampung
Sumber : P4S Sama Maju, 2017
d. Struktur Organisasi P4S Sama Maju
Struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Sama Maju berbentuk lini dan
staf. Bentuk struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Sama Maju dapat
dilihat pada Gambar 3.
66
Gambar 3. Bentuk struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Sama Maju
Berdasarkan Gambar 3, tugas dan fungsi masing-masing jabatan atau
pekerjaan fasilitator P4S Sama Maju yaitu ketua P4S memiliki lini (garis)
komando dan garis pertanggung jawaban langsung kepada sekretaris,
bendahara dan masing-masing seksi yang ada yaitu seksi pelatihan, seksi
pemasaran, dan seksi lain-lain.
1) Seksi pelatihan bertugas untuk mengkoordinir pelaksanaan diklat bagi
para petani binaan, petani mitra dan peserta diklat.
2) Seksi pemasaran bertugas dalam mengkoordinir pemasaran hasil
produksi.
3) Seksi lain-lain bertugas dalam membantu seksi lainnya dalam
menjalankan tugasnya dan sebagai fasilitator bersama ketua dan seksi
pelatihan dalam memberikan penyuluhan dan pelatihan yang diadakan
oleh P4S Sama Maju.
Pelindung
Bupati
Ketua
Supardi
Pembina
BPP, BP3K
Sekretaris
Eka Mulyawati
Bendahara
Sujito
Seksi Pelatihan
Doni Effendiendi
Seksi Pemasaran
Siti Munjiyah
Seksi Lain-lain
Suwandi
67
3. P4S Ras Andani
a. Lokasi P4S Ras Andani
P4S Ras Andani terletak di Desa Onoharjo, Kecamatan Terbanggi Besar,
Kabupaten Lampung Tengah. Desa Onoharjo adalah sebuah desa
transmigrasi dari pulau Jawa yang terdiri dari 225 kepala keluarga, berdiri
pada tahun 1962 yang termasuk dalam Kecamatan Seputih Mataram. Pada
tahun 1972 akibat perluasan wilayah, kedudukan Desa Onoharjo
dipindahkan ke Kecamatan Terbanggi Besar.
b. Profil P4S Ras Andani
P4S Ras Andani didirikan oleh Bapak Suharno sejak tanggal 29 Mei 2010.
P4S Ras Andani memiliki 26 petani binaan yang berasal dari Desa
Onoharjo. Pada awalnya, P4S Ras Andani memiliki kegiatan usaha dalam
bidang ternak sapi dan budidaya ikan air tawar. Namun, karena
keuntungan lebih besar yang diterima petani binaan dalam budidaya ikan
air tawar, maka dalam perkembangannya usaha pokok dari P4S Ras
Andani adalah budidaya ikan air tawar, seperti gurame, nila, dan lele.
Adapun usaha penunjang yang dijalankan oleh para petani binaan P4S Ras
Andani, seperti petani tanaman pangan, petani kebun, peternak sapi dan
kambing. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, P4S Ras Andani
memiliki visi dan misi yaitu sebagai berikut:
Visi : “Terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat petani
dengan budidaya pertanian.”
68
Makna yang terkandung dari visi tersebut adalah peningkatan yang artinya
pendapatan keluarga bertambah setelah melakukan budidaya, sedangkan
yang dikatakan sejahtera adalah terpenuhinya segala kebutuhan.
Misi :
1. Bekerjasama dengan baik antar petani binaan.
2. Saling mengisi dan percaya antara petani binaan, dan petani binaan
dengan pengelola.
3. Tanggung jawab pengelola terhadap petani binaannya.
4. Pembinaan secara rutin dari PPL dan pihak terkait kepada pengelola
dan petani binaan.
P4S Ras Andani menawarkan pelatihan kepada petani baik petani binaan,
maupun petani di luar binaan, calon petani, pengelola P4S lain, dan para
pelaku agribisnis lain yang memiliki minat untuk mempelajari budidaya
yang dijalankan oleh P4S Ras Andani. Adapun pelatihan yang ditawarkan
oleh P4S Ras Andani adalah pelatihan budidaya ikan air tawar seperti
gurame, nila, dan lele, serta pelatihan ternak sapi.
c. Sumberdaya Manusia (SDM) P4S Ras Andani
Tenaga fasilitator yang ada di P4S Ras Andani berasal dari pengelola P4S
itu sendiri dan petani maju yang dianggap layak dan memenuhi
persyaratan sebagai fasilitator di P4S Ras Andani. Selain itu, dalam
rangka mendukung efektivitas proses penyuluhan dan pelatihan, P4S Ras
Andani juga mendatangkan fasilitator dari P4S lain dengan keahlian
sejenis dan instansi terkait sesuai dengan materi pelatihan (Tabel 15).
69
Tabel 15. Data fasilitator P4S Ras Andani
No Keterangan Fasilitator1 Dari dalam P4S Ras
Andani1) Pengelola P4S2) Petani maju : Margono
2 Dari luar P4S 1) P4S Metro Lestari, P4S MajuBersama, P4S Sejahtera Bersama, dll
2) PPL Terbanggi Besar3) BP3K Terbanggi Besar4) BPP Lampung
Sumber : P4S Ras Andani, 2017
d. Struktur Organisasi P4S Ras Andani
Struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Ras Andani berbentuk lini dan
staf. Bentuk struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Ras Andani dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Bentuk struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Ras Andani
Berdasarkan Gambar 4, tugas dan fungsi masing-masing jabatan atau
pekerjaan fasilitator P4S Ras Andani yaitu ketua P4S memiliki lini (garis)
komando dan garis pertanggung jawaban langsung kepada sekretaris,
bendahara dan masing-masing seksi yang ada yaitu seksi pelatihan, seksi
Pelindung
Bupati
Ketua
Suharno
Pembina
BPP, BP3K
SekretarisBasuki
BendaharaSulistyawati
Seksi Pelatihan
Sukarman
70
pemasaran, dan seksi lain-lain. Adapun tugas dari masing-masing
pengelola adalah sebagai berikut:
1) Pelindung, Bupati yang bertugas memberikan perlindungan secara
umum kepada P4S dalam melaksanakan program pelatihan.
2) Pembina, bertugas untuk memberikan arahan P4S baik dalam sistem
pengelolaan organisasi maupun dalam pelaksanaan program pelatihan.
3) Ketua, bertugas untuk menjalankan organisasi dengan melakukan
pengawasan kepada setiap anggota pengelola dan mitra dalam program
organisasi.
4) Sekretaris, bertugas dalam melaksanakan fungsi administrasi
kesekretariatan.
5) Bendahara, bertugas dalam melaksanakan tugas keuangan dan
pengelolaan anggaran.
6) Seksi pelatihan, bertugas untuk mengkoordinir pelaksanaan pelatihan
bagi para petani binaan dan peserta pelatihan.
4. P4S Budidaya
a. Lokasi P4S Budidaya
P4S Budidaya yang berdiri sejak tahun 2010 terletak di Desa Karang
Endah, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah. Desa
Karang Endah memiliki luas 930 Ha. Hampir sebagian besar luas yang
ada di Desa Karang Endah digunakan untuk lahan pertanian.
71
b. Profil P4S Budidaya
P4S Budidaya didirikan sejak tahun 2010 diketuai oleh Bapak Sukarman.
P4S Budidaya memiliki kegiatan usaha di bidang peternakan sapi potong
dan budidaya padi sawah. P4S Budidaya mempunyai 20 orang petani
binaan yang masing-masing berasal dari Desa Karang Endah. Visi dan
misi dari P4S Budidaya adalah sebagai berikut:
Visi : “Terbentuknya masyarakat petani yang produktif melalui pelatihan
pertanian yang efektif”.
Misi :
1) Mengembangkan usahatani para petani untuk meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan petani itu sendiri.
2) Memfasilitasi petani dalam mengakses kebutuhan informasi dan
teknologi pertanian.
P4S Budidaya menawarkan pelatihan kepada petani baik petani binaan,
maupun petani di luar binaan, calon petani, pengelola P4S lain, dan para
pelaku agribisnis lain yang memiliki minat untuk belajar. Adapun
pelatihan yang ditawarkan oleh P4S Budidaya adalah pelatihan ternak sapi,
pelatihan penggemukan sapi potong, pelatihan padi sawah, dan
sebagainya.
c. Sumberdaya Manusia (SDM) P4S Budidaya
Tenaga fasilitator yang ada di P4S Budidaya berasal dari pengelola P4S itu
sendiri. Selain itu, dalam rangka mendukung efektivitas proses
72
penyuluhan dan pelatihan, P4S Budidaya juga mendatangkan fasilitator
dari P4S lain dengan keahlian sejenis dan instansi-instansi terkait sesuai
dengan materi pelatihan. Data fasilitator yang ada di P4S Budidaya dapat
dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Data fasilitator P4S Budidaya
No Keterangan Fasilitator1 Dari dalam P4S
BudidayaPengelola P4S
2 Dari luar P4S 1) P4S Metro Lestari, P4S Mitra Alam,dll
2) PPL Terbanggi Besar3) BP3K Terbanggi Besar4) BPP Lampung
Sumber : P4S Budidaya, 2017
d. Struktur Organisasi P4S Budidaya
Struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Budidaya berbentuk lini dan
staf. Bentuk struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Budidaya dapat
dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Bentuk struktur organisasi dan kepengelolaan P4S Budidaya
Pelindung
Bupati
Ketua
Suratman
Pembina
BPP, BP3K
Sekretaris
Ismatini
Bendahara
Bakrun
Seksi Pelatihan
Suhadi
73
Berdasarkan Gambar 6, tugas dan fungsi masing-masing jabatan atau
pekerjaan fasilitator P4S Budidaya yaitu ketua P4S memiliki lini (garis)
komando dan garis pertanggung jawaban langsung kepada sekretaris,
bendahara dan seksi pelatihan. Adapun tugas dari masing-masing
pengelola adalah sebagai berikut:
1) Pelindung, Bupati yang bertugas memberikan perlindungan secara
umum kepada P4S melaksanakan program pelatihan di wilayah
Kabupaten Lampung Tengah.
2) Pembina, bertugas untuk memberikan arahan P4S baik dalam sistem
pengelolaan organisasi maupun dalam pelaksanaan program pelatihan.
3) Ketua, bertugas untuk menjalankan organisasi P4S Budidaya dengan
melaksanakan pengawasan kepada setiap anggota (petani binaan) dan
program organisasi P4S Budidaya.
4) Sekertaris, bertugas dalam melaksanakan fungsi administrasi dan
kesekretariatan.
5) Bendahara, bertugas dalam melaksanakan tugas keuangan dan
pengelolaan anggaran keuangan.
6) Seksi pelatihan bertugas untuk mengkoordinir pelaksanaan diklat bagi
para petani binaan, petani mitra dan peserta diklat.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Peranan P4S dalam memberdayakan petani di Kabupaten Lampung
Tengah termasuk dalam klasifikasi sedang.
2. Faktor internal yang berupa ketersediaan sarana prasarana dan faktor
eksternal yang berupa jumlah petani binaan berhubungan nyata dengan
peranan P4S dalam memberdayakan petani di Kabupaten Lampung
Tengah. Sifat kekosmopolitan fasilitator, motivasi kerja fasilitator, dan
sistem penghargaan tidak berhubungan nyata dengan peranan P4S dalam
memberdayakan petani di Kabupaten Lampung Tengah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah pusat maupun daerah, terutama Dinas Pertanian Provinsi
Lampung dan BPP Provinsi Lampung hendaknya memberikan bantuan
dana/pembiayaan untuk kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan studi banding
bagi petani, serta melengkapi sarana dan prasarana yang dapat menunjang
117
peranan P4S sebagai suatu lembaga penyuluhan dan pelatihan pertanian
seperti, komputer/laptop dan jaringan internet yang dapat digunakan untuk
mencari informasi dan pengetahuan baru, selain itu pembangunan balai
pertemuan yang lebih baik dan asrama untuk tempat menginap bagi
peserta pelatihan dari luar kota/kabupaten.
2. Bagi fasilitator P4S, hendaknya selalu meningkatkan motivasi kerja agar
keberlangsungan kegiatan P4S dapat berjalan dengan baik mengingat
lembaga P4S yang bersifat swadaya, sehingga tidak ada gajih bahkan
anggaran dana dari pemerintah untuk pelaksanaan kegiatannya, dan
semakin memperluas ilmu pengetahuan maupun keterampilan agar dapat
mengembangkan usahatani-usahatani lain yang layak menjadi percontohan
bagi petani, serta memberlakukan hukuman bagi pengelola maupun
fasilitator yang melakukan ketidakdisiplinan dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, S. 1997. Peran Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S)dalam Mencerdaskan Petani. Yayasan Amal Masyarakat PertanianIndonesia (YAMPI). Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka 2017.BPS Kabupaten Lampung Tengah. Gunung Sugih.
Badan Pusat Statistik. 2017. Data Penggunaan Lahan di Kabupaten LampungTengah. BPS Kabupaten Lampung Tengah. Gunung Sugih.
Bahua, M I. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peranan PenyuluhPertanian dan Dampaknya pada Perilaku Petani Jagung di ProvinsiGorontalo. Jurnal Ilmiah Agropolitan April 2010, Vol.3 (1). InstitutPertanian Bogor. Bogor.
Balai Pelatihan Pertanian. 2017. Daftar P4S di Provinsi Lampung. BPP ProvinsiLampung. Bandar Lampung.
Balai Pelatihan Pertanian. 2017. Nama dan Klasifikasi P4S di KabupatenLampung Tengah. BPP Provinsi Lampung. Bandar Lampung.
Dajan, A.1986. Pengantar Metode Statistik II Jilid I. LP3ES. Jakarta.
Departemen Pertanian. 2011. Permentan No. 30 Tahun 2010 Tentang PedomanPembinaan Pelatihan Pertanian Swadaya. Deptan Provinsi Lampung.Bandar Lampung.
Fadhilah, N. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peranan AnggotaP3A di Wilayah GP3A Sumber Tirta dalam Pengelolaan IPAIR (IuranPelayanan Irigasi) di Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang BawangBarat. Thesis. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. BandarLampung.
Geladikarya. 2015. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peranan PenyuluhPertanian dalam Rangka Meningkatkan Peranan Penyuluh Pertanian
di Kabupaten Serdang Bedagai. Tesis. Universitas Sumatera Utara.Medan.
Kartasapoetra, AG. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bina Aksara. Jakarta
Kementrian Pertanian. 2010. Buku Saku Pedoman Penilaian Pusat PelatihanPertanian Swadaya. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SumberDaya Manusia Pertanian, Pusat Pelatihan Pertanian. Kementan RI.Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2013. Peraturan Menteri Pertanian Nomor82/Permentan/OT. 140/8/2013 Tentang Pedoman PembinaanKelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani. Kementan RI. Jakarta.
Larasati, FA. 2015. Peran Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM)dalam Membantu Masyarakat Mendapatkan Izin HutanKemasyarakatan (HKm) di Kecamatan Sendang Agung di KabupatenLampung Tengah. Jurnal Kehutanan. Jurusan Kehutanan, FakultasPertanian, Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Makmum, AS. 2003. Psikologi Pendidikan. PT Rosa Karya Remaja. Bandung.
Mardikanto, T. 1991. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Universitas SebelasMaret Press. Surakarta.
Mangkunegara. 2000. Evaluasi Peranan Sumber Daya Manusia. PT RefikaAditama. Bandung.
Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nugroho. 2005. Efektivitas Komunikasi Interpersonal. Rineka Cipta. Jakarta.
Pambudy dan Adhy. 2001. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia MenujuTerwujudnya Masyarakat Madani. Pustaka Wirausaha Muda. Bogor.
P4S Budidaya. 2017. Profil P4S Budidaya. Desa Karang Endah. KecamatanTerbanggi Besar. Kabupaten Lampung Tengah.
P4S Mitra Tani Mandiri. 2017. Profil P4S Mitra Tani Mandiri. Desa Sidorejo.Kecamatan Bangunrejo. Kabupaten Lampung Tengah.
P4S Ras Andani. 2017. Profil P4S Ras Andani. Desa Onoharjo. KecamatanTerbanggi Besar. Kabupaten Lampung Tengah.
P4S Sama Maju. 2017. Profil P4S Sama Maju. Desa Astomulyo. KecamatanPunggur. Kabupaten Lampung Tengah.
Rahmawati, E. 2012. Peranan Anggota Kelompok Peternak Sapi Brahman CrossDalam Program Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) di Desa
Tanjung Tirto Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Rakhmat, J. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Rosa Karya. Bandung.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variavel-Variabel Penelitian. Alfabeta.Bandung.
Rodjak. 2006. Manajemen Usahatani. Pustaka Gita Guna. Bandung.
Rogers dan Soemaker. 1987. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Surabaya.
Sajogyo, P. 1985. Sosiologi Pembangunan. Etasa Dinamika. Jakarta.
Sapar. 2012. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Peranan Penyuluh Pertaniandan Dampaknya pada Kompetensi Petani Kakao di Empat WilayahSulawesi Selatan. Jurnal Penyuluhan. Maret 2012, Vol. 8 No. 1 hal297 - 305. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Siegel, S. 1997. Statistik Non-Parametrik. PT Gramedia. Jakarta.
Singarimbun, M. 1995. Metodologi Penelitian Survei. LP3S. Jakarta.
Slamet, M. 2001. Menata Sistem Penyuluhan Pertanian Menuju PertanianModern. Tim 12 Departemen Pertanian. Jakarta.
Soegiarto, D. Siagian, L.T. Sunaryanto, dan D.S. Oetomo. 2003. Tehnik Sampling.PT Gramedia. Jakarta.
Soekanto, S. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Rajawali. Jakarta.
_________. 2009. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sukarlinawati. 2004. Sumberdaya Manusia dan Produktivitas Kerja. MandarMaju. Bandung.
Susetiawan, D.R. 2000. Konflik Sosial. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Tim Pena. 2000. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Gita Media Press. Jakarta.
Usman, S. 2004. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. PustakaPelajar.Yogyakarta.
Wastika, C. Y. 2014. Peranan Kelompok Tani dalam Penerapan SRI (System Riceof Intensification) di Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo.Jurnal Agro Ekonomi. Juni 2014, Vol. 24 (1). Universitas GadjahMada. Yogyakarta.
Wibowo. 2007. Manajemen Peranan. PT Raja Grafindo Persana. Jakarta.
Wiyono. 2010. Peranan Pengurus dalam keberhasilan Pos Pelayanan PenyuluhanPertanian (Posyanluhtan) di Desa Pardasuka Kecamatan Katibung
Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi. Jurusan Agribisnis, FakultasPertanian, Universitas Lampung. Bandar Lampung.