sistem komunikasi pedesaan

32
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ibnu Chaldun Jakarta 2014 1

Upload: muchlis-soleiman

Post on 20-Jul-2015

79 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Ibnu Chaldun Jakarta

2014

1

1. Komunikasi antar Persona (gethok tular)2. Media Rakyat/Media Tradisional3. Koran Masuk Desa (KMD)4. Media dan Kesenian Tradisional5. Penyuluh dan Juru penerang (JUPEN)

2

Pola Komunikasi ini didesa dilakukan secara lisan dimana “pesan” disampaikan dari satu orang ke orang yang lainnya melalui suara manusia

Pola komunikasi ini merupakan salah satu pola komunikasi yang tertua dijalankan dipedesaaan.

Hal ini dilakukan oleh masyarakat desa Karena belum semua masyarakat desa sepenuhnya percaya kepada “pesan” yang disampaikan oleh media massa.

3

Juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan sebagian masyarakat desa yang belum tinggi.

Masyarakat lebih percaya kepada informasi yang dierikan oleh orang yang mereka percaya memiliki kelebihan darai pada masyarakat umumnya (pemimpin opini/Opinion Leader)

4

Sejalan dengan perkembangan masyarakat desa terutama sekali dalm perkembangan pendidikan masyarakat desa, mak pola komunikasi antar persona sudah mulai tidak lagi menjadi andalan dipedesaan.

Masyarakat mulai beralih kedalam pola komunikasi bermedia, salah satunya adalah Media Rakyat

5

Berrigan (1979), Media Rakyat adalah :1. Media yang bertumpu pada landasan kebutuhan

dari khalayaknya2. Media yang digunakan oleh masyarakat dan tujuan

media digunakan unuk masyarakat.3. Media yang memberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk memperoleh informasi sesuai dengan keinginan

4. Media yang menampung partispasi masyarakat sebagai perencanaan, produksi, dan pelaksana

5. Sasaran bagi masyarakat untuk mengemukakan sesuatu bukan untuk menyatakan sesuatu kepada masyarakat

6

Oepen (1988), Fungsi Media Rakyat adalah :1. Merupakan saluran alternatif sebagai sarana untuk

mengungkapkan kebutuhan dan kepentingan masyarakat desa.

2. Berguna menyeimbangkan pemihakan kepada perkotaan yang tercermin dari isi media.

3. Membantu menjembatani kesenjangan antara pusat dan pinggiran

4. Mencegah membersarnya rasa kecewa, rasa puas diri dan keterasingan dikalangan penduduk daerah pedesaan

7

5. Sebagai fasilitas berkembangnya keswadayaan, kemampuan menolng diri sendiri dan kemampuan mengambil keputusan sendiri

6. Berguna bagi umpan balik, sistem pemantauan dan pengawasan suatu proyek tertentu.

7. Sebagai bentuk komunikasi dengan menggunakan media massa sebagai salurannya.

8

Program ini di Indonesia mulai dilaksanakan pada 29 Februari 1980, dibawah pembinaan departemen penerangan pada saat itu

Tujuan :1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai

aspek-aspek pembangunan dan pembaharuan. Dalam hal ini diharapkan agar KMD bisa menanamkan dinamika dan membuka horizon pandangan terhadap permasalahan yang masyarakat hadapi terutama yang berkaitandegan partispasi pembangunan

9

2. Meningkatkan keterampilan (skill) terutama mengenai cara hidup dan cara memenuhi kebutuhan hidup. KMD bisa menjadi agen pembaharuan dalam bidang ilmu pengetahuan serta sikap mental pembangunan

3. Memotivasi masyarakat untuk merubah nasib serta bergerak dalam partisipasi pembangunan. KMD bisa mendorong masyarakat pedesaan agar trampil, kreativ, dan inovasi dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

4. Meratakan informasi dalam rangka penigkatan arus komunikasi ke pedesaan. Hal ini dilakukan dengan melakukan hubungan kerjasama yang baik antara KMD dengan pemerintah

10

Dari segi liutan KMD berbeda dengan koran pada umumnya karena perbedaan target, tujuan, visi, misi, dan sasarannya.

Isi pemberitaan selayaknya diperioritaskan pada tokoh-tokoh desa (pemimpin informal misalnya) yang masih mempunyai pengaruh dan wibawa yang tinggi. Kejadian atau peristiwa yang sangat diminati masyarakat desa adalah seperti : “ banir, gunung meletus, kebakaran, cara bercocok tanam yang baik, masalah-masalah pertenakan, hasil-hasil inovasi dan penelitian mengenai pertanian atau perternakan yang dilakukan oleh orang kota

11

Isi KMD dapat diklasifikasikna sebagai berikut :1. Berita umum/informasi : 40 %2. Penerangan : 15 %3. Penyuluhan : 15 %4. Pendidikan : 10 %5. Hiburan/olah raga : 10 %6. Rubrik Pembaca/Iklan: 5 %

Dari segi asal wilayah berita/reportase dapat dilihat sebagai berikut :

Berita-berita lingkup pedesaan : 80 % Berita Nasional : 15 % Internasional : 5 %

12

Kategori diatas sangat tergantung kepada karakteristik sasaran (khalayak)

Dari segi bahasa yang digunakan KMd harus mempertimbangkan dua hal, yaitu :

1. Pertimbangan siapa calon pembacanya2. Pertimbangan bagaiman mempergunakan bahasa

untuk membawa pembaca ketempat yang dikehendaki (berhubungan dengan sense of audience).

Berita KMD akan diminanti pembaca jika dekat dengan pembacanya (proximity), artinya berita berita dalam KMD haruslah menyangkut tentang, Berita daerah (politik, ekonomi, sosbud), Usaha_usaha Pemerintah daerah dalam pembangunan, difusi inovasi, berita luar daerah

13

Contoh KMD daerah : Jayabaya (jawa timur), Lampung Pos (Lampung), Karya Bakti (Bali), banjarmasin post, dan lain sebagainya. KMD tersebut ada yang sudah tidak lagi terbit, bahkan ada yang sudah menjadi koran berita daerah (propinsi).

KMD berbeda dengan Media Rakyat, media rakyat adalah media yang tumbuh berkembang dimasyarakat pedesaan, sedangkan KM adalah koran yang direncanakan diterbitkan dikota tetapi berkembangnya dipedesaan.

Muncul era OTDA pada saat ini akan mendukung KMD, karena informasi yang diberikan oleh KMD secara langsung bisa disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing tanpa campur tangan pemerintah pusat.

14

Oleh karena itu agar KMD berjalan dengan baik maka ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan :

1. Perlu dukungan penuh PEMDA. Terutama sekali masalah dana, pemda juga bisa mengeluarkan kebijakan untuk masing-masing kecamatan, kelurahan, dan desa agar berlangganan KMD, tanpa bermaksud memaksakan.

2. Masin-masing daerah harus punya inisiatif untuk berlangganan dan memasang iklan ke media KMD

15

Media tardisional adalah media komunikasi yang sudah lama diguakan disuatu tempat (desa) sebelum kebudayaan tempat tersebut tersentuh oleh teknologi modern dan sampai sekarang masih digunakan ditempat itu.

James Danadjaja, 1987 memberikan bentuk-bentuk media tradisional yaitu bisa berupa : “ lisan, gerak isyarat, alat pengingat, atau alat berbunyi khas.

Media komunikasi tradisional sering disebut dalam bent7uk “folkfor”

16

Bentuk-Bentuk folklor : “ cerita rakyat (mite, legenda, dongeng), ungkapan rakyat (peribahasa,pemeo, pepatah), puisi rakyat, nyayian rakyat, teater rakyat, gerak isyarat (mengedipkan mata tanda cinta), alat pengingat (mengrim sirih tanda meminang), alat bunyi-bunyian (kentongan, gong, beduk, petasan, dsb)

William. R. Bascom, dalam Danandjaja,1997, ada empat fungsi pokok folklor sebagai media tradisional, yaitu :

1. Sebagai Sistem proyeksi2. Sebagai penguat adat3. Sebagai alat pendidikan4. Sebagai alat pengedalian sosial agar norma-norma

masyarakat dipatuhi oleh anggota kolektifitasnya.

17

1. Sebagai Sistem proyeksi : “folkfor menjadi proyeksi atau angan-angan atau impian rakyat atau alat pemuasan impian masyarakat yang dimanifestasikan dalam bentuk stereotipe dongeng. Ex : cerita tentang Bawang merah bawang putih, cerita ini berisi angan-angan seorang gadis desa yang jujur, lugu, menerima apa adanya, meskipun diperlakukan buruk oleh saudara-saudara tirinyanamun pada akhir ceritanya berhasil menikah dengan seorang raja.

2. Kelebihan media tradisional dan kesenian tradisional dibanding media lain :

Ia tumbuh dan berkembang dimasyarakat sehingga dianggap sebagai bagian atau cermin masyarakat desa.

Media tradisional bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, baik yang sudah bisa baca tulis, maupun yang belum bisa baca tulis.

Kesenian tradisional bersifat menghibur sehingga lebih mudah mampengaruhi sikap masyarakat karena masyarakat dapat menikmatinya tanpa perlu mengerutkan dahi.

18

Melihat kelebihan diatas maka jelas bahwa media komunikasi tradisional mempunyai fungi yang sedemikian efektif untuk menyebarkan pesan di pedesaan.

Macam media seni tradisional :1. NAD : “ Tarian seni seudati dan tari saman kedua kesenian

ini semula berasal dari ritual agama.

2. Sumatera Utara :“Ada semacam bentuk sandiwara pendek yang efefktif sebagai media penerangan dan hiburan”

3. Sumatera Barat :”Ada seni randai yaitu seni drama dengan perpaduan nyayian disertai gerak tari dan silat.

4. Riau : “ Seni drama atau sandiwara merupakan media tradisional yang cukup efektif diriau dan sangat digemari masyarakat.”

5. Jambi : “ Seni rebana sangat digemari dijambi, dan sangat efektif menjadi salah satu media tradisional di jambi dalam hal penyampaian pesan pesan tentang pembangunan.

19

6. Bengkulu : “ Sandiwara menjadi media tradisional uaam yang sangat digemari masyarakat bengkulu.”

7. Sumatera Selatan:“ Dul Muluk atau pantun bersambung yang sangat efektif menjadi media penerangan dan penyampaian suatu informasi kepada masyarakat”

8. Lampung :”Media kesenian didaerah ini labih banyak berkembang dari media-media tradisional dari pulau jawa.

9. Jawa Barat : “Media tradisional daerah ini terdiri dari kesenian music dan wayang golek, musik melalui alat music angklungnya dan melalui permainan wayang golek”

10. DKI-Jakarta : “ Sadiwara topeng betawi atau biasa disebut juga lenong betawi merupakan salah satu media tradisional yang sangat digemari diwilayah DKI-Jakarta”

11. Jawa Tengah : “Ketoprak dan wayang kulit merupakan media tradisional yang cukup digenari didaerah-daerah jawa tengah, dimana didalm bermanfaat sebagai sarana informasi dan penyampaian ide-ide atau kritik-kritik kepada pemerinta dalam rangka ikut serta dalam program-program pembangunan.

20

12. Jawa Timur : “Wayang Suluh dan ludruk adalah media tradisional yang populer dimasyarakat Jawa timur, ada juga wayang wong sejenis ludruk yang dibawa dengan tarian tarian.”

13. Bali:“Arja adalah sejenis dengan ludruk atau wayang wong pada masayarakat jawa timur merupakan media tradisioanal yang cukup populer dikalangan masyarakat Bali”

14. Kalimantan:”Ada wayang krucil, sandiwara, tarian totong ”

15. Sulawesi : “biasanya berupa pembacaan syair-syair yang berisi ajakan-ajakan atau kritikan-kritikan disebut dengan “Sinrili”, ada juga lumense yang berupa tari-tarian untuk menyambut tamu-tamu, dana ada juga sandiwara tradisional ”

16. Maluku: “ Media tradisional masyarakat maluku dari dahulu terkenal dengan music dan lagu-lagunya yang biasanya berisi syair-syair pesan serta kritikan-kritikan terhadap kondisi sosial masyarakat setempat atau terhadapa kegiatan pembangunan”

21

17. Papua: “bentuk media tradisional di papua banyak berupa tari-tarian.”

22

Everet.M. Roger : “penyuluh adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau sebuah lembaga penyuluhan yang mempunyai kewajiban untuk mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluh untuk mengadopsi sebuah inovasi.

Lewat penyuluh diharapkan masyarkat desa akan mengetahui inovasi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ex : penggunaan pupuk urea tablet, pupuk ini dinaggap lebih efektif karena penyebarannya denga cara baru yaitu ditanam bukan disebar seperti urea sebelumnya, sehingga lebih tepat sasaran.

23

Mardikanto, 1993, ada alasan-alasan pentingnya penyuluh pada masyarakat pedesaan :

1. Sebagai proses penyebaran informasi :” seorang penyuluh ketika berangkat ke sebuah daerah pedesaan telah dibekali seperangkat pengetahuan dan pesan-pesan yang harius disebarkan kepada masyarakat”.

2. Sebagai proses penerangan : “penyuluhan berfungsi sebagai sebuah proses penerangan pada masyarakat, artinya seorang penyuluh harus bisa memberikan pencerahan pengetahuan yang baru kepada masyarakat.”

24

3. Sebagai proses perubahan perilaku : “ informasi yang disebarkan sebisa mungkin tidak sekedar memberikan pemahaman kepada m, asyarakat pedesaan, tidak pula hanya sekedar perubahan yang terjadi pada sikap mereka. Tapi perubahan yang terjadi pada prilaku mereka.” Ex : misalnya dalam penyuluhan tentang pupuk urea, masyarakat desa sangat percaya bahwa pupuk urea yang paling baik adalah pupuk urea yang disebarkan. Tapi dalam kenyataannya bahwa pupuk urea yang disebar mempunyai beberapa kekurangan. Lalu datanglah penyuluh yang menerangkan hal tersebut sehingga masyarakat paham tapi baru sampai tahap mengetahui dan belum mau menggunakan anjuran penyuluh untuk menggunakan pupuk urea jenis lainnya.

25

Melalui informasi yang disebrakan terus menerus oleh penyuluh kemudian terjadilah perubahan sikap untuk tidak menggunakan pupuk urea yang disebar, tetapi juga belum memakai urea tablet. Penerangan informasi semakin digencarkan dan tertanam kuat, maka terjadilah perubahan perilaku. Yakni masyarakat sudah memakai urea tablet sesuai yang dianjurkan oelh petugas penyuluh. Inilah yang dikatakan sebagai keberhasilan penyuluh dalam mengubah perilaku.

4. Penyuluhan sebagai proses pendidikan : “penyuluhan juga memepunyai fungsi pendidikan sebab informasi yang disebarkan untuk memberikan pemahaman yang baru atau membenarkan terhadap asumsi yang keliru pada masyarakat pedesaan. Dianggap sebagai proses pendidikan karena penyuluhan bisa juga dilakukan layakya pendidikan formal. Misalnya melalui praktek langsung dilapangan untuk menerapkan sebuah inovasi. Atau penyuluh memberikan ceramah langsung dibalai desa.

26

5. Sebagai proses Rekayasa Sosial :”Dalam hal ini penyuluh merekayasa sesuatu yang sifatnya memang benar-benar berguna bagi masyarakat”.

27

Tugas Jupen (Juru Penerangan) hampir mirip dengan tugas penyuluh, keduanya sama-sama menyebarkan pesan kepada masyarakat pedesaan, namun jupen tidak banyak berurusan dengan masalah-maslah pembangunan atau pertanian, akan tetapi jupen bertugas sebagai kepanjangtanganan pemerintah.

Jupen bertugas mensosialisasikan bagaimana program-program pemerintah bisa diketahui oleh masyarakat. Misalnya seorang mubaliq yang ditugaskan oleh pemerintah melalui kantor urusan agama (KUA), jupen juga bisa berfungsi sebagai partner kerja petugas-petugas pemerintahan didesa lain misalnya dengan petugas dari kecamatan.

28

Josep A Devito (ninik Sri Rezeki dan Anita Herawati, 1999:8) mengatakan bahwa ada beberapa syarat agar komunikasi penyuluh/jupen berlangsung secara efektif, Yaitu :1. Keterbukaan (Openness) : “ Komunikasi bisa dikatakan

mengena jika antara sumber dengan penerima pesan saling terbuka. Terbuka artinya baik jupen ataupun penyuluh haruslah memberikan informasi yang menyeluruh dan masyarakatpun sebagai penerima informasi harus selalu dalam keadaan terbuka menerima pesan tersebut”.

29

2. Empati (empathy), yaitu : “ Kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya dalam peran orang lain, artinya seorang jupen atau penyuluh harus mampu melibatkan diri dalam perasaan, kebiasaan, adat istiadat, aturan pada diri masyarakat setempat”.

3. Kepositifan (positiveness), yaitu :”Dalam hal ini penyuluh/jupen harus selalu bersikap positif terhadap dirinya sendiri maupun kepada masyarakat desa. Misalnya tak perlu menyampaikan hal-hal diluar masalah pokok secara terbuka”.

4. Dukungan (supportiveness), yaitu : ”sikap pelaku komunikasi yang mendukung terjadinya komunikasi tersebut”. Jupen/Penyuluh harus mampu terus menerus mendorong dan menjadi pemerakarsa setiap inovasi-inovasi yang terjadi dimasyarakat

5.

30

5. Kesamaan (equality), yaitu : “ Kesamaan yang dimiliki oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. Artinya komunikasi antara penyuluh/jupen akan lebih efektif bila dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai latar belakang bahasa dan budaya yang sama sehingga informasi yang disampaikan oleh penyuluh/jupen lebih mudaha dapat diterima oleh masyarakat desa”.

31

Nurudin,Sistem Komunikasi Indonesia,PT. Rajagrafindo Persada,Jakarta, 2010

Diktat dan hand out perkuliahan. Redi Panuju, Sistem Komunikasi Indonesia,

Putaka Pelajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, edisi revisi, 2009

32