ad/art p4s tranggulasi -...
TRANSCRIPT
208
Lampiran I
AD/ART P4S TRANGGULASI
PEMBUKAAN
Sesungguhnya atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan atas upaya dari
para pengelola Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya ( P4S ) untuk
mewujutkan cita-cita luhur, terciptanya kesejahteraan masyarakat, untuk mencapai
tujuan mulia terebut masyarakat harus memiliki kemampuan dan berkewajiban
untuk membantu, mendorong serta berperan aktif dalam memberi bimbingan dan
arahan bagi masyarakat yang kurang sejahtera.
P4S mempunyai potensi yang cukup besar bagi pembangunan nasional, P4S
berasal dari, oleh dan untuk masyarakat yang berbasis di pedesaan, oleh karena itu
upaya-upaya pemberdayaan perlu ditingkatkan, agar mampu menghadapi
tantangan baik masa kini maupun yang akan datang.
Arah pembangunan sumber daya P4S bertitik pada upaya penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta berakhlaq mulia agar memiliki kemampuan dan
semangat membangun serta memperkokoh Kesatuan dan Persatuan Bangsa,
bahkan diharapkan menjadi benteng terdepan untuk ketahanan perekonomian
nasional melalui pertanian.
Sejarah kehadiran Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya ( P4S )
digagas pada penyelenggaraan Penas V di Lampung tahun 1982, saat itu
tercetusnya gagasan awal mengembangkan pelatihan dan magang oleh dan untuk
sesama petani-nelayan, sejak itu sejumlah petani-nelayan mulai mempelopori
penyelenggaraan magang dirumah masing-masing.
Keberadaan P4S ditengah-tengah masyarakat petani-nelayan semakin terasa peran
serta dan partisipasinya dalam proses pembangunan yang telah banyak
memberikan sumbangan terhadap pembangunan nasional, khususnya bidang
pertanian, antara lain partisipasi dalam upaya peningkatan sumber daya manusia
pertanian.
Atas dasar pemikiran tersebut diatas, maka dengan ini disusunlah Anggaran Dasar
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA
TRANGGULASI sebagai berikut:
ANGGARAN DASAR
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA (P4S)
TRANGGULASI
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
209
P4S ini bernama PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN
SWADAYA (P4S) TRANGGULASI disingkat P4S –TRANGGULASI
Pasal 2
Waktu
P4S – TRANGGULASI didirikan pada tanggal 10 Desember 2005 di Desa Batur
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah, untuk masa
waktu yang tidak terbatas.
Pasal 3
Kedudukan
P4S TRANGGULASI berkedudukan di Desa Batur Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah
BAB II
AZAZ
Pasal 4
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
BAB III
STATUS, SIFAT DAN TUJUAN
Pasal 5
Status
P4S - TRANGGULASI adalah sebagai wadah berhimpun dan belajar para petani
dan para pelajar, mahasiswa yang berminat belajar pertanian.
Pasal 6
Sifat
P4S – TRANGGULASI merupakan Kelompok yang bersifat keilmuan, sosial,
berjiwa kewirausahaan dan independen serta terbuka, dengan mengembangkan
jiwa kemandirian dalam berusaha dengan berbasis pada sektor pertanian dan
pedesaan dalam upaya pengembangan SDM yang profesional serta handal,
dengan tidak berafiliasi terhadap organisasi politik.
Pasal 7
Tujuan
1. P4S–TRANGGULASI mengembangkan swadaya petani dalam meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk menumbuh kembangkan
profesionalime di bidang kewirausahaan agribisnis pertanian organik.
2. Membangun rasa tanggung jawab, kesetia kawanan sosial dan berperan aktif
untuk membangun masa depan petani agar lebih baik sehingga tercipta dan
berkembangnya hubungan sosial dan interaksi positif antar petani, pengusaha,
pemerintah dan perguruan tinggi.
3. Menyalurkan aspirasi petani kepada lembaga perwakilan rakyat dan
pemerintah baik di dalam maupun di pusat.
210
BAB IV
KEDAULATAN
Pasal 8
Kedaulatan P4S – TRANGGULASI sepenuhnya ditangan anggota dan dijalankan
berdasarkan musyawarah.
BAB V
FUNGSI DAN USAHA
Pasal 9
Fungi
1. Menghimpun potensi dan masalah serta merumuskan dan memasyarakatkan
berbagai hal yang dihadapi Anggota ( Petani ) untuk melahirkan kesepakatan.
2. Media dalam usaha menumbuh kembangkan perekonomian yang berbasis
agribisnis kerakyatan, pengembangan sumber daya manusia petani, sehingga
tercipta hubungan yang erat, harmonis antara sesame P4S yang mendapatkan
ide-ide baru dalam berkarya dan berusaha untuk lebih produktif dalam
mengedepankan semangat kebersamaan.
3. Berupaya mencarikan jalan, solusi penyelesaian atas berbagai hal yang
dihadapi petani dengan cara musyawarah dan mufakat, termasuk upaya
menggunakan perangkat hukum untuk melindungi hak azazi petani.
Pasal 10
Usaha
P4S – TRANGGULASI melakukan berbagai usaha untuk membangun
masyarakat khususnya dalam bidang pertanian yang berbasis agribisnis
pertanian organik.
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 11
Keanggotaan
1. Keanggotaan P4S – TRANGGULASI adalah para pengelola dan anggota
kelompok Tani Tranggulasi.
2. Ketentuan keanggotaan lebih lanjut diatur dalam ART
Pasal 12
Hak Dan Kewajiban Anggota
1. Setiap anggota memiliki kewajiban:
211
a. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan P4S TRANGGULASI baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Mematuhi Anggaran Dasar, ART dan Peraturan P4S
TRANGGULASI yang telah sepakati.
c. Turut aktif melaksanakan program dan kegiatan P4S
TRANGGULASI dalam usaha meningkatkan kualitas SDM secara
bertahap dan berkesinambungan guna meningkatkan kesejahteraan
kehidupan petani dan keluarganya.
d. Menjalin hubungan kemitraan yang harmonis antara sesama anggota
P4S TRANGGULASI, Pemerintah, Swasta dan Organisasi lain baik
yang berbasis pertanian atau non pertanian, dalam dan luar negeri
dengan prinsip membangun kebersamaan dalam kemajuan.
2. Setiap anggota memiliki hak:
a. Mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan.
b. Memilih dan Dipilih.
c. Mendapatkan perlakuan yang sama antara anggota P4S
TRANGGULASI.
d. Membela diri.
e. Perlindungan hukum.
f. Tentang penggunaan hak anggota diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 13
a. Struktur Organisasi TRANGGULASI terdiri dari:
Pimpinan P4S TRANGGULASI di pimpin oleh Ketua P4S.
b. Struktur Kepengurusan P4S TRANGGULASI diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB VIII
Penasehat
Pasal 14
1. Penasehat P4S TRANGGULASI di pilih dari tokoh masyarakat.
2. Susunan, kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab dewan penasehat
diatur dalam anggaran rumah tangga.
BAB IX
212
TATA HUBUNGAN
Pasal 15
1. P4S TRANGGULASI sebagai kelompok yang berorientasi pada sector
pertanian yang berbasis Pertanian Organik, dapat menjalin hubungan / mitra
kerjasama baik dengan perorangan, lembaga pemerintah dan atau non
pemerintah, selama tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Jalinan kemitraan atau kerjasama dapat dilakukan oleh pimpinan kelompok
dengan melalui mekanisme musyawarah dan mufakat.
BAB X
MUSYAWARAH-MUSYAWARAH
Pasal 16
1. Musyawarah Kerja
2. Musyawara Pleno
3. Musyawarah Harian
4. Pengertian musyawarah lebih lanjut diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XI
FORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 17
1. Musyawarah pada pasal 16 ayat 1,2 dan 3 dinyatakan sah apabila dihadiri lebih
dari separuh jumlah peserta.
2. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan mufakat, apabila
menemui kebuntuhan maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
BAB XII
KEUANGAN
Pasal 18
1. P4S TRANGGULASI sebagai kelompok yang Independen mempunyai sumber
keuangan berasal dari :
a. Iuran anggota
b. Sumbangan / bantuan / usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat.
2. Administrasi dan Penggunaan keuangan
a. Setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan dibukukan serta
dipertanggung jawabkan sesuai dengan prinsip-prinsip pembukuan.
b. Keuangan dipergunakan untuk membiayai operasional kelompok.
3. Ketentuan tentang iuran anggota, sumbangan, bantuan, usaha-usaha dan
administrasi keuangan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
213
BAB XIII
LAMBANG DAN ATRIBUT P4S TRANGGULASI
Pasal 19
Lambang, Atribut dan perlengkapan kelompok diatur dalam Anggaran Rumah
Tannga.
BAB XIV
PEMBUBARAN P4S TRANGGULASI
Pasal 20
1. Pembubaran kelompok P4S TRANGGULASI hanya dapat dilakukan apabila
2/3 + 1 anggota menghendakinya secara tertulis.
2. Apabila kelompok membubarkan diri maka kekayaan kelompok diserahkan
kepada lembaga sosial di Indonesia.
BAB XV
KESEKRETARIATAN
Pasal 21
1. P4S TRANGGULASI memiliki kesekretariatan.
2. Tentang kesekretariatan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XVI
PENUTUP
Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga dan atau Peraturan Kelompok sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar.
Ditetapkan di : Batur, Getasan, Kab. Semarang
Pada tanggal : 10 Desember 2012
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA
(P4S) TRANGGULASI
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Syarat-syarat menjadi anggota P4S TRANGGULASI
1. Warga Negara Indonesia.
2. Mengajukan permohonan tertulis kepada pengurus P4S TRANGGULASI.
3. Mengisi formulir yang disediakan oleh pengurus P4S TRANGGULASI.
214
4. Bersedia mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
Peraturan P4S TRANGGULASI.
Pasal 2
Pengukuhan Anggota
Ketentuan pengukuhan anggota akan diatur dalam Peraturan P4S
TRANGGULASI
Pasal 3
Pemberhentian Anggota
1. Anggota berhenti karena :
a. Meninggal Dunia.
b. Atas permintaan sendiri.
c. Diberhentikan oleh rapat anggota dengan suatu alasan yang dapat diterima
oleh kedua belah pihak.
d. Melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan P4S
TRANGGULASI.
2. Tata cara pemberhentian dan hak membela diri anggota diatur dalam peraturan
P4S TRANGGULASI.
Pasal 4
Kewajiban Anggota
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengamalkan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Membantu pengurus dan melaksanakan tugas P4S TRANGGULASI.
4. Menentang setiap usaha dan tindakan yang dapat merugikan kepentingan P4S
TRANGGULASI.
5. Menghadiri Musyawarah-musyawarah.
6. Membayar Iuran anggota.
Pasal 5
Hak Anggota
1. Memperoleh perlakuan yang sama dari P4S TRANGGULASI.
2. Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan serta
bimbingan dari P4S TRANGGULASI
BAB II
STRUKTUR KEPENGURUSAN P4S TRANGGULASI
Pasal 6
Struktur Kepengurusan P4S TRANGGULASI
a. Ketua.
b. Sekretaris.
c. Bendahara.
d. Seksi Usaha.
e. Seksi Pemasaran.
f. Seksi Perlengkapan/ konsumsi.
215
g. Seksi Humas.
BAB III
PENASEHAT P4S TRANGGULASI
Pasal 7
1. Penasehat merupakan wadah yang memberikan pertimbangan, saran serta
nasehat kepada pengurus P4S TRANGGULASI.
2. Tugas Penasehat adalah memberikan petunjuk, pokok-pokok pikiran,
pembinaan dan pertimbangan baik dalam musyawarah maupun diluar
musyawarah, diminta atau tidak diminta.
3. Wewenang dan tanggung jawab penasehat adalah : membina kegiatan dan
tugas pokok yang dilakukan maupun yang sedang dilakukan oleh pengurus P4S
TRANGGULASI memberikan penjelasan tentang kegiatan / Program kerja dan
keberadaan P4S TRANGGULASI.
BAB IV
Pengertian Musyawarah–Musyawarah
Pasal 9
1. Musyawarah Kerja yaitu: Wadah merumusan kebijakan P4S TRANGGULASI,
Diadakan sedikitnya Sekali dalam 3 tahun.
2. Musyawarah Pleno yaitu : wadah dalam mengambil keputusan Pengurus P4S
TRANGGULASI, diadakan sedikitnya Sekali dalam 1 tahun.
3. Musyawarah Harian Yaitu: Wadah dalam menjalankan Program kerja pengurus
P4S TRANGGULASI, diadakan sesuai kebutuhan.
BAB V
PESERTA MUSYAWARAH
Pasal 10
Peserta musyawarah terdiri dari :
1. Penasehat.
2. Pengurus.
3. Seluruh Anggota.
BAB VI
KEUANGAN
Pasal 11
1. Pemasukan dan pengeluaran keuangan dari dan untuk P4S TRANGGULASI
wajib dipertanggung jawabkan oleh pengurus pada masing-masing tingkatan.
2. Khusus penyelenggaraan kegiatan yang berkaitan dengan keuangan pada
kegiatan musyawarah, pelatihan atau lainnya sepanjang dibentuknya
kepanitiaan, pemasukan dan pengeluaran keuangan wajib dipertanggung
jawabkan oleh panitia yang dibentuk kepada pengurus P4S TRANGGULASI.
216
3. Iuaran anggota, sumbangan, bantuan, usaha-usaha dan administrasi diatur
dalam Peraturan P4S TRANGGULASI.
BAB VII
LAMBANG DAN ATRIBUT P4S TRANGGULASI
Pasal 12
Lambang P4S TRANGGULASI
1. Gambar Bagian dalam: rangkaian dari mengerucutnya sebuag angan-angan
bersama yang mempunyai cita-cita dengan semangat yang membara dengan
berlandaskan pada kehidupan bumi yang sejuk dan subur.
2. Lingkaran bulat bagian luar atas: simbul hijau adalah kesuburan dan simbul
merah adalah semangat membara.
3. Gambar Lambang Sebagai Berikut :
Pasal 13
Atribut
Atribut dan perlengkapan P4S TRANGGULASI diatur dalam Peraturan P4S
TRANGGULASI.
BAB VIII
SEKRETARIAT
Pasal 14
Sekretariat
Sekretariat P4S TRANGGULASI: Dusun Selongisor, Desa Barur, Kecamatan
Getasan Kabupaten Semarang Kode Pos 50774 Telp. 085641502769/
08282695584.
BAB IX
TATA HUBUNGAN
Pasal 15
Hubungan Kerjasama / Kemitraan
1. Hubungan Kerjasama / Kemitraan dengan perorangan, Instansi Pemerintah dan
atau non pemerintah dilakukan melalui pelaksanaan program kerja P4S
TRANGGULASI pada setiap tingkatan.
2. Tata cara menjalin hubungan kerjasama / kemitraan lebih lanjut akan diatur
dalam Peraturan P4S TRANGGULASI.
BAB X
PENUTUP
Pasal 16
217
Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dalaam
Peraturan P4S TRANGGULASI sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Ditetapkan di : Dusun Selongisor, Desa Barur, Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang
Pada tanggal : 10 Desember 2012
218
PROGRAM UMUM
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA
P4S TRANGGULASI
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA
TRANGGULASI adalah tempat berhimpun para petani di Dusun Selongisor,
bersifat Indefenden, yang berorientasi pada kegiatan ekonomi dan pertanian
agribisnis sayuran organik yang berwawasan lingkungan, sebagai bagian dari
kehidupan berbangsa dan bernedara, P4S turut TRANGGULASI bertanggung
jawab dalam upaya untuk menghapuskan keterbelakangan petani akan ilmu
pengetahuan disektor pertanian dengan menciptakan kegiatan-kegiatan
kongkrit yang dilaksanakan secara terencana, bertahap dan berkesinambungan
yang disusun dalam program kerja P4S TRANGGULASI.
2. Sasaran dan Tujuan
Tujuan P4S TRANGGULASI kurun waktu 5 tahun adalah untuk meningkatkan
harkat dan martabat serta taraf hidup petani desa lubuk bandung, sasaran
program adalah :
a. Meningkatkan sumberdaya petani sehingga bisa meningkatkan
kesejahteraan petani.
b. Menghimpun petani yang kuat dan mampu mewujudkan cita-cita sebagai
petani agribisnis modern, tangguh, berkualitas dan mandiri.
c. Berusaha untuk menciptakan peluang kemitraan usaha dan kesempatan
usaha tani yang luas serta menguntungkan bagi petani.
II. PROGRAM KERJA
Program kerja P4S TRANGGULASI
1. Program Jangka Pendek.
2. Program Jangka Menengah.
3. Program Jangka Panjang.
1. Program Jangka Pendek
a. Membuat kebun percontohan pertanian organik.
b. Budidaya sayuran organik secara menyeluruh.
c. Membuat serta menyediakan Pupuk organik baik padat maupun cair.
d. Menyediakan pestisida organik.
2. Program Jangka Menengah
a. Melengkapi kebutuhan bangunan fisik/infrastruktur untuk menunjang
kegiatan P4S TRANGGULASI seperti Balai pertemuan, penginapan, dll.
b. Mengembangkan dan meningkatkan penerapan teknologi dan alat pertanian,
sehingga dapat memproduksi secara massal dan bernilai ekonomis dan
untuk memenuhi kebutuhan petani di sekitar.
c. Merintis kemitraan dengan P4S yang ada di seluruh penjuru tana air, balai
penelitian, instansi pemerintah sekolah dan perguruan tinggi.
219
3. Program jangka Panjang
a. Menyediakan pemasaran hasil pertanian yang dibutuhkan masyarakat.
b. Menyediakan benih / bibit hortikultura.
c. Memberikan pelatihan / pendidikan kepada, GAPOKTAN.
PENUTUP
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya ( P4S ) TRANGGULASI
diharapkan mampu meposisikan diri secara propesional dalam melakukan
pembinaan secara internal P4S, Pembinaan juga dilakukan untuk memajukan
petani dan kelompok tani dalam melakukan penelitian, sehingga memiliki
wawasan keorganisasian, kewirausahaan dan keilmuan sehingga lahir petani-
petani yang handal.
Hal ini tidak akan terwujud tanpa dukungan dari pemerintah daerah, pemerintah
Provinsi maupun Pusat dan juga pembinaan dari Lembaga Penyuluh Pertanian
Maupun Balai Pelatihan Pertanian.
Didasari hal tersebut, jalinan komunikasi, informasi dan kemitraan P4S
Kelumpang Jaya dengan Instansi / Lembaga Departemen maupun non
Depertemen harus terbentuk dan dibina secara harmonis dan berkesinambungan.
Ditetapkan di : Selongosor, Desa Batur, Kecamatan Getasan
Pada tanggal : 10 Desember 2012
PENGURUS P4S TRANGGULASI
TAHUN 2012 – 2017
KETUA : PITOYO NGATIMIN, SP
SEKRETARIS : ABDUL WAHAB
BENDAHARA : HARTO SLAMET
SEKSI-SEKSI
1. HUMAS : JUMARNO DAN HARUN
2. PERLENGKAPAN : SUPARDI GP DAN SITI IMRONAH,A.Md
3. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN : PITOYO NGATIMIN, SP DAN SRI
JUMIATI, A.Md
4. DOKUMENTASI DAN TRANSPORTASI : BENTO
Ditetapkan di : Selongosor, Desa Batur, Kecamatan Getasan
Pada tanggal : 10 Desember 2012
220
Lampiran II
BUKU KAS TAHUN 2009
“KELOMPOK TANI BANGKIT MERBABU”
( KTBM)
DUSUN KALIDUREN DESA BATUR
KECAMATAN GETASAN
KABUPATEN SEMARANG
221
BERDIRINYA “KELOMPOK TANI BANGKIT MERBABU” (KTBM)
DUSUN KALIDUREN DESA BATUR
KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
PENDAHULUAN Kegiatan Kelompok Tani “BANGKIT” Merbabu merupakan kegiatan yang
memasyarakat, selain tekun bekerja, berusaha nantinya dapat meningkatkan
pendapatan para petani. Kita semua tahu bahwa lereng gunung merbabu sangat
potensi untuk pertanian terutama tanaman hortikultura, dan tanaman hortikultura
khususnya sayuran saat ini mengalami banyak kendala dan kegagalan karena
terjangkit penyakit “AKAR GADA” .
Untuk itulah salah satu gagasan timbul dari kami, mengingat kami berasal dari
kaum tani dan kami ingin membuat wadah dalam bentuk Organinasi (Kelompok
Tani) yang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat tani pada umumnya.
SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA “KELOMPOK TANI
BANGKIT MERBABU” Mulai dari kegiatan para petani dilereng gunung Merbabu yang kesehariaanya
bercocoktanam sayuran dan mengalami kendala penyakit yang ada pada tanaman,
maka tercetus suatu gagasan perlu diadakannya suatu wadah / Kelompok
diwilayah lereng gunung Merbabu.
Tepatnya pada hari Kamis tanggal sepuluh bulan Januari Tahun duaribu delapan
dirumah Bapak Zaenal, salah satu pokok pembahasan yaitu rencana pembentukan
Pengurus Kelompok Tani.
Hal tersebut sesuai dengan harapan kita bersama supaya kita menjadi petani yang
handal dapat memenuhi hajat hidup orang banyak dan menjadi pribadi yang
mandiri tidak tergantung pada organisasi lain serta melihat kebutuhan yang
selama ini kita jalani.
Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang sudah lama kita ikuti ternyata belum
ada yang berhasil mengatasi masalah penyakit “AKAR GADA “ pada tanaman
sayur. Maka dalam kegiatan kelompok tani ini perlu satu kepengurusan yang pasti
dan bersifat permanen yaitu untuk mengkoordinir dalam setiap kegiatan atau
keperluan lain, dengan hal tersebut kita membutuhkan kepengurusan yang
terorganisir dan legal sehingga bisa dipertanggungjawabkan untuk mengurusi
keanggotaan baik dalam segi materi, pelatihan-pelatihan, dan manajemen.
Maka pada tanggal 10 januri 2008 terbentuklah KELOMPOK TANI yang bersifat
senmentara dan disetujui oleh semua peserta pertemuan yang hadir dengan nama
“KELOMPOK TANI BANGKIT MERBABU” (KTBM) yang diketuai oleh Bp.
ZAENAL.
Susunan kepengurusan tersebut sebagai berikut :
1. Penasehat : Ir. Nick Tunggul Wiratmono, M.Si
2. Ketua : Zaenal
222
3. Sekretaris : Supilih
4. Bendahara : Sumadi
5. Anggota : Rochmad
6. Anggota : Suyono
7. Anggota : Rebo Wahono
8. Anggota : Umar K
9. Anggota : Ma’ruf
10. Anggota : Pandi
11. Anggota : Darwadi
12. Anggota : Wanto
KATA PENGANTAR
Bahwa sekarang sudah banyak kelompok tani – kelompok tani yang terdapat di
Negeri ini khususnya dibidang Pertanian.
“KELOMPOK TANI BANGKIT MERBABU” (KTBM), adalah Kelompok
Tani yang baru tumbuh di Dusun Kaliduren Desa Batut Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang.
Visi dan Misi Kelompok Tani “BANGKIT” Merbabu pada prinsipnya
berupaya untuk melestarikan alam, dalam hal ini mengembalikan kesuburan tanah
dan unsur-unsur yang ada didalamnya (menanam secara organik), selain itu
Kelompok Tani “BANGKIT” MERBABU mempunyai tujuan :
1. Mewujutkan persatuan, kesatuan, kebersamaan, dan kekeluargaan didalam
masyarakat pertanian.
2. Pembinaan bercocoktanam untuk meningkatkan Kualitas dan kuantitas,
penghasilan para petani bisa meningkat, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup para petani.
3. Membentuk insan yang berjiwa positif, optimis, berbudiluhur dan
menjunjung tinggi azaz kekeluargaan., dan meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kami mengharap semoga tujuan “KELOMPOK BANGKIT MERBABU”
akan terwujud.
Maka dari itu kami mohon bimbingan, do’a restu, saran serta kritikan demi
kemajuan KELOMPOK TANI BANGKIT MERBABU (KTBM).
Demikian kami sampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung didalam rentan
waktu yang tidak panjang, proses pembentukan “KELOMPOK TANI BANGKIT
MERBABU” (KTBM) ini dapat terlaksana.
Semarang, 10 Januari 2008
Ttd
Kelompok Tani “BANGKIT” Merbabu
223
PENDIRIAN PERKUMPULAN Pada hari ini Kamis Tanggal sepuluh bulan Januari Tahun dua ribu delapan,
Dengan ini menyatakan mendirikan suatu Perkumpulan, yang diatur dengan
anggaran Dasar sebagai berikut :
ANGGARAN DASAR
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Perkumpulan ini bernama Perkumpulan “KELOMPOK TANI BANGKIT
MERBABU”, berkedudukan di dusun Kaliduren Desa Batur Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang.
Pasal 2
Perkumpulan ini didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya, terhitung
mulai tanggal, 01-01-2008(satu januari duribu delapan)
ASAS
Pasal 3
Perkumpulan ini berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (seribu
sembilan ratus empat puluh lima)
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
Perkumpulan ini mempunyai maksud dan tujuan untuk : Melaksanakan kegiatan
dibidang Pertanian dalam rangka membantu Pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan hidup para petani dari anggota kelompoktani pada khususnya dan
para petani pada umumnya.
USAHA (IKHTIAR)
Pasal 5
Untuk mencapai maksud dan tujuan itu Perklumpulan ini (akan) melakukan
berbagai kegiatan, yaitu : Mengadakan Penyuluhan kepada anggota minimal 1
(satu) kali dalam sebulan dengan medatangkan Penyuluh Pekerja Lapangan (PPL)
setempat:
1. Melakukan uji praktek dilapangan dalam bidang Pertanian dan studi banding
dengan kelompok-kelompok tani lainnya ;
2. Melaksanakan kegiatan yang dapat memperoleh bantuan dari pemerintah,
swasta maupun dari pihak lain dalam bidang pertanian ;
3. Mengirim anggota untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadaklan oleh
pemerintah, swasta maupun dari pihak lain guna memperolah pengetahuan
dan meniongkatkan ketrampilan serta Sumberdaya Manusia (SDM) yang
perlukan oleh kelompok dalam bidang pertanian ;
224
4. Mengadakan pertemuan rutin anggota;
5. Mengadakan penelitian dibidang pertanian ;
6. Menjalankan usaha-usaha produktif dalam bidang pertanian ; Menampung
hasil para petani dan memasarkannya ; Menyediakan kebutuhan para petani
antara lain kebutuhan bibit, pupuk dan obat-onatan ;
KEANGGOTAAN
Pasal 6
Syarat – syarat untuk menjadi anggota kelompok ini adalah :
a. Warga Negara Indonesia
b. Bertempat tinggal di Wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga ;
c. Berusia minimal 20 tahun setinggi-tingginya 80 (delapan puluh) tahun ;
d. Tunduk pada anggaran dasar dan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah
e. Membayar Iuran Wajib sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) setiap
tahun dan iuran sukarela sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah) per bulan ;
f. Setiap anggota berhak mendapat bantuan /hasil apapun yang diperoleh dari
kelompok ini
1. Keanggotaan Perkumpulan ini terdiri dari :
(1) Anggota-anggota biasa, yaitu mereka baik pria maupun wanita yang oleh
Badan Pengurus diterima sebagai anggota demikian dan membayar uang
pangkal pada waktu penerimaan itu serta uang iuran bulanan untuk
selanjutnya dan terdiri dari :
a. Perseorangan ; dan
b. Keluarga, yaitu yang terdiri dari suami/istri tanpa atau dengan
disertai seorang atau lebih ; anak-anak mereka yang berusia dibawah
20 tahun dan belum menikah.
(2) Anggota kehormatan yang terdiri dari :
a. Anggota – anggota kehormatan untuk selama tiga tahun , yaitu yang
diangkat sedemikian oleh Badan Pengurus ; dan
b. Anggota-anggota kehormatan untuk seumur hidup, yaitu anggota-
anggota biasa yang diangkat sedemikian oleh Rapat Anggota.
2. Tiap anggota berhak untuk :
a. Memilih dan dipilih ;
b. Ikut serta dalam kegiatan–kegiatan yang diselenggarakan oleh
Perkumpulan ; dan
c. Mengeluarkan pendapat dalam rapat anggota.
3. Tiap-tiap anggota berkewajiban untuk ;
a. Menjunjung tinggi nama baik Perkumpulan dan memahami, mentaati
serta tunduk pada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
peraturan-peraturan lain dari Perkumpulan ; dan
225
b. Turut menyumbangkan harta , tenaga dan pikiran (keahliannya) apabila
Perkumpulan mmerlukannya.
4. Tata cara penerimaan anggota ,
Permintaan untuk menjadi anggota diajukan sendiri baik secara lisan maupun
tertulis yang ditujukan kepada pengurus dengan membawa/melampirlkan
Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan/atau identitas lainnya yang masih
berlaku dan Pengurus akan memberikan Kartu Tanda Anggota (KTA).
5. Larangan dan sanksi bagi anggota ,
- Setiap angota maupun kelompok ini dilaranng untuk mengadakan
rappat/membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan politik
dan propaganda agama yang dianut oelh masing-masing anggota ;
- Anggota akan dikenakan sanksi berupa teguran, pemberhentian
sementara dan/atau pemecatan sebagai anggota , apabila :
a. Melanggar Anggaran Dasar ini dan Undang-Undang maupun
ketentuan –ketentuan hukum yang berlaku ;
b. Mencemarkan nama baik dan melakukan hal-hal yang dapat
merugikan kelompok ;
6. Keanggotaan dari anggota-anggota biasa dan kehormatan berakhir karena :
a. Atas permintaan sendiri ;
b. Wafat atau , keputusan rapat pengurus yang memberhentikan anggota itu,
terutama karena anggta itu melanggar hukum, peraturan-peraturan
kelompok atau melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan
nama baik kelompok;
c. Meningglak temapt tinggal selama enam bulan berturut-turut tanpa
memberitahukan terhadap Pengurus;
- Anggota yang tidak setuju dengan keputusan pengurus tentang
pemberhentian itu, berhak mengajukan masalah tersebut dalam rapat
anggota dan rapat anggota yang mempunyai kekuasaan tertinggi akan
mengambil keputusan perihal masalah yang diajukan / keputusan
pengurus tersebut.
- Para anggota harus tunduk , patuh dan mentaati serta menuruti Anggaran
dasar, Anggaran Rumahtangga dan keputusan-keputusan rapat anggota.
RAPAT ANGGOTA
Pasal 7
1. Rapat Anggota mempunyai kekuasaan dan wewenang tertinggi dalam
perkumpulan.
2. Rapat Tahunan Anggota diadakan setiap tahun dalam bulan Januari, dengan
acara
226
a. Laporan tahunan Badan Pengurus, terutama mengenai pemberian
tanggungjawab hal keuangan dan jalannya Perkumpulan serta hal-hal
lainnya yang anggpa penting ;
b. Pembentukan Panitia Verifikasi ;
c. Pemilihan anggota-anggota Badan Pengurus Baru (tiga tahun sekali) dan
hal-hal lain.
3. Selain dari rapat yang maksudkan dalam ayat ke 2 pasal ini, maka Badan
Pengurus
a. Berhak (berwenang) untuk mengadakan rapat anggota setiap kali
menganggapnya perlu;
b. Harus mengadakan rapat anggota , bila sekurang-kurangnya 1/10 (satu
persepuluh) bagian dari jumlah anggota Perkumpulan mengajukan
permintaan untuk itu atau karena menurut ketentuan Anggaran Dasar
untuk sesuatu hal diperlukan keputusan dari Rapat Anggota.
Pasal 8
1. Para anggota Perkumpulan harus diberitahukan secara tertulis sekurang-
kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum Rapat Anggota itu dilangsungkan
dan diumumkan di warta harian yang terbit ditempat kedudukan Perkumpulan
dan/atau dipapan pengumuman di Gedung Perkumpulan.
2. Pada pemberitahuan tentang suatu Rapat Anggota harus disebut: acara,
tempat, tanggal, dan waktu rapat.
3. Semua anggota yang mempunyai hak suara dapat mengajukan usul-usul
untuk dipertimbangkan oleh rapat tersebut.
4. Rapat dipimpin oleh Ketua, apabila Ketua tidak hadir maka anggota-anggota
Badan Pengurus lainnya yang hadir memilih dari mereka seorang Penjabat
Ketua.
Pasal 9.
1. Tanpa mengurangi ketentuan tersebut dalam pasal 18 ayat ke 2 Anggaran
Dasar ini. Rapat Anggota sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih
dari setengah bagian dari jumlah anggota Perkumpulan.
2. Keputusan rapat diambil sedapat-dapatnya dengan jalan/menurut hikmah
kebijaksanaan musyawarah untuk mufakat, dengan ketentuan apabila rapat
memutuskan usul bersangkutan dengan pemungutan suara, maka keputusan
rapat itu diambil dengan jumlah terbanyak dari suara yang dikeluarkan.
3. Jika dalam rapat itu jumlah anggota yang hadir tidak mencukupi jumlah
(quorum) yang ditetapkan dalam ayat ke-1 pasal ini, maka diadakan rapat
untuk kedua kalinya secepat-cepatnya 14 (empatbelas) hari setelah rapat yang
pertama, dengan ketentuan bahwa rapat yang kedua ini tanpa memandang
jumlah anggota yang hadir dapat mengambil keputusan-keputusan tentang
apa yang diajukan dalam rapat pertama itu, asalkan apabila dalam rapat itu
227
diadakan pemungutan suara, maka keputusannya sah jika keputusan itu
diambil dengan jumlah terbanyak dari suara yang dikeluarkan.
4. Dalam rapat anggota itu masing-masing anggota berhak untuk mengeluarkan
satu suara, dengan ketentuan bahwa jumlah hak suara dari anggota-anggota
keluarga dibatasi dengan dua suara.
5. a. Pemungutan suara tentang orang dialkukan dengan rahasia dan tertulis,
kecuali dalam rapat memutuskan lain. Apabila suara-suara yang setuju
dan yang tidak setuju sama banykanya, maka diadakan pemungutan suara
sekali lagi. Kalau suara dalam pemungutan ulangan itu masih sama
banyaknya , maka keputusan diambil dengan ajalan undian.
c. Pemungutan suara tentang hal-hal lainnya dilakukan secara lisan. Apabila
suara-suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banykanya maka usul
dianggap ditolak.
6. Seorang angota dapat diwakili oleh anggota lainnya secara tertulis.
REFERENDUM
Pasal 10
Disamakan dengan keputusan Rapat Anggota tersebut dalam pasal-pasal 7 dan
seterusnya diatas, keputusan menurut referendum yang dikirimkan kepada seluruh
anggota Perkumpulan dan disetujui oleh separuh bagian , sedangkan untuk
perubahan Anggaran Dasar dan pembubaran Perkumpulan perseujuan itu
diperlukan paling sedikit berturut-turut 2/3 (dua pertiga) dan ¾ (tiga per empat)
dari jumlah anggota Perkumpulan.
BADAN PENGURUS
Pasal 11.
1. Perkumpulan diurus dan dipimpian oleh seluruh Badan Pengurus yang dipilih
dari anggota-anggota Perkumpulan.
2. Badan Pengurus terdiri dari :
- Seorang Ketua ;
- Seorang Wakil Ketua atau lebih ;
- Seorang Sekretaris atau lebih ;
- Seorang Bendahara atau lebih ;
- Seorang anggota dan/atau seorang pejabat-pejabat lainnya, bila Rapat
Anggota atau Badan Pengurus menganggapnya perlu.
3. (Anggota-anggota) Badan Pengurus diangkat dan berhentikan oelh Rapat
Anggota yang dimaksudkan dalam pasal 7 ayat ke-2 diatas. Pengangkatan
tersebut adalah untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun lamany, demikian dengan
ketentuan bahwa apabila rapat itu karena sesuatu hal terlambat diadakannya,
jangka waktu 3 (tiga) tahun itu dianggap diperpanjang hingga pemilihan
(anggota-anggota) Badan Pengurus baru dalam rapat itu.
228
4. Para anggota Badan Pengurus lama dapat dipilih kembali.
5. Apabila terjadi suatu lowongan dalam keanggotaan Badan Pengurus perlu
segera diisi dan tidak dapat ditangguhkan sampai diadakannya rapat yang
dimaksudkan dalam ayat ke-3 pasal ini, maka Badan Pengurus berhak
(berwenang) untuk mengisi lowongan itu dan disahkan oelh Rapat Anggota
yang berikutnya.
Pasal 12
1. Badan Pengurus mewakili Perkumpulan ini diluar dan didalam
Pengadilan/Hukum dan berhak (berwenang) untuk melakukan segala tindakan
baik yang mengenai pengurusan maupun yang mengenai hak milik, terkecuali
untuk meminjam atau meminjamkan uang, melepaskan mengalihkan hak
milik (atas) barang-barang tidak bergerak dan/atau mempertanggungkan
kekayaan Perkumpulan, mengikatkan Perkumpulan sebagai penjamin, Badan
Pengurus berkewajiban untuk meminta persetujuan lebih dahulu dari Rapat
Aanggota.
2. Badan Pengurus terhadap pihak iuran dapat diwakili oleh Ketua dan/atau
WakilKetua tanpa atau dengan disertai Sekretaris atau Bendahara atau Pejabat
lain
3. Dalam kedaan yang mendesak guna menylamatkan Perkumpulan, Badan
Pengurus boleh (berwenang) untuk mengambil tindakan yang menyimpang
dari ketentuan Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumahtangga, asalkan
untuk tindakan tersebut kemudian dalam waktu selambat-lambatnya satu
bulan dimintakan pengesahan darai Rapat Anggota.
Pasal 13.
1. Anggota-anggota Badang Pengurus berkewajiban untuk menjunjung tinggi
danmenjalankan tugas kewajiban mereka menurut Anggaran Dasar, Anggaran
Rumahtangga dan keputusan Rapat Anggota.
2. Anggota-anggota Badan Pengurus bertanggungjawab atas seluruh jalannya
organisasi Perkumpulan kepada Rapat Anggota.
Pasal 14.
1. Badan Pengurus melaksanakan rapat sebulan sekali dan setiap kali Ketua,
Wakil Keua atau sedikitnya 3 (tiga) orang anggota Badan Pengurus lainnya
menganggap perlu.
2. Dalam rapat Badan Pengurus masing-masing anggota Badan Pengurus berhak
mengeluarkan satu suara,
3. Rapat Badan Pengurus hanya dapat mengabil keputusan apabila dihadiri oelh
sedikitnya 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah anggota Badan Pengurus,
4. Keputusan-keputusan Badan Pengurus sedapat-dapatnya diambi dengan
jalan/menurut hikmah kebijaksanaan musyawarah untuk mufakat, dengan
ketentuan apabila rapat itu memutuskan untukdiadakannya pemungutan
229
suara, maka keputusannya sah apabila keputusan itu diambil dengan suara
terbanyak biasa.
PELINDUNG KETUA KEHORMATAN DAN PENASEHAT
Pasal 15
1. Rapat Anggota berhak untuk mengangkat dan memberhentikan :
- Seorang Pelindung atau lebih;
- Seorang Ketua Kehormatan atau lebih;
- Seorang Penasehat atau lebih.
2. Pelindung dan Ketua kehormatan berhubungan dengan kewibawaan mereka
diharapkan untuk melindungi kepentingan Perkumpulan terhadap segala hal
yang menurut anggaran mereka dapat merongrong tujuan dari Perkumpulan.
3. Penasehat berkewajiban untuk member naehat atau petunjuk kepada Badan
Pengurus, baik diminta atau tidak oleh Badan Pengurus.
KEUANGAN
Pasal 16
1. Keuangan Perkumpulan diperoleh dari : uang pangkal, uang iuran, uang
sokongan, hibahan dan/atau penerimaan lainnya yang sah (tidak bertentagan
dengan peraturan hokum), pula tidak bertentangan dengan maksud serta
tujuan Perkumpulan
2. Jumlah uang pangkal dan uang iuran ditentukan dalam Anggaran Rumah
Tangga atau peraturan ;lain dari Badan Pengurus.
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 17.
1. Keputusan tentang perubahan Anggaran Dasar dapat diambil dengan sah oleh
Rapat Anggota yang khusus diadakan, yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya
2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota dan keputusan itu hanya sah juka
disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah suara
yang dikeluarka.
2. jika dalam rapat itu jumlah anggota yang hadir tidak mencukupi jumlah
(quorum) yang ditetapkan dalam ayat ke – 1 pasal ini, maka dapat diadakan
rapat untuk kedua kalinya secepat-cepatnya 14 (empat belas) hari setelah
rapat yang pertama, dengan ketentuan bahwa rapat yang kedua ini tanpa
memandang jumlah anggota yang hadir dapat mengambil keputusan-
keputusan tentang apa yang diajukan dalam rapat itu diadakan pemungutan
suara, maka keputusannya sah jika keputusan itu diambil dengan jumlah
terbanyak dari suara yang dikeluarkan.
230
3. badan Pengurus berwenang untuk menentukan bahwa perubahan Anggaran
dasar ini dilakukan dengan jalan referendum sebagaimana tersebut dalam
pasal 10 (sepuluh) diatas.
PEMBUBARAN
Pasal 18
1. Perkumpulan hanya dapat dibubarkan atas usul Badan Pengurus bersama
Ketua (-Ketua) Kehormatan dan Penasehat (bila diangkat) atau atas usul
secara tertulis yang disertai alsa-alasannya dari sedikitnya separuh bagian dari
jumlah anggota perkumpulan kepada Badan Pengurus.
2. Menyimpang dari ketentuan pasal 9 ayat ke 1 dan ke 3 tersebut diatas,
keputusan tentang pembubaran perkumpulan hanya dapat diambil dengan sah
oleh rapat anggota yang diadakan untuk keperluan itu dan dihadiri oleh
sedikitnya 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah anggota perkumpulan
sedangkan keputusannya diambil sedapat-dapatnya dengan jalan/menurut
hikmah kebijaksanaan musyawarah untuk mufakat, dengan ketentuan apabila
rapat memutuskan untuk diadakannya pemungutan suara, maka keputusannya
harus disetujui oleh sekurang-kurangnya ¾ tiga perempat) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan dengan sah.
3. Jika dalam rapat itu jumlah anggota yang hadir tidak mencapai jumlah
quorum (yang ditetapkan dalam ayat ke 2 pasal ini, maka dapat diadakan
rapat untuk keduakalinya secepat-cepatnya 14 (empat belas) hari setelah rapat
yang pertama itu, dengan banyak anggota yang hadir dan jumlah suara yang
sama dengan yang dibutuhkan oleh rapat pertama, dalam rapat mana dapat
diambil keputusan yang sah, asal saja disetujui oleh sekrang-kurangnya ¾
(tiga peempat) jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah.
4. Apabila dalam rapat yang dimaksudkan dalam ayat ketiga pasal ini yang hadir
itu juga tidak mencapai jumlah quorum menurut ketentuan ayat itu, maka
pembubaran perkumpulan itu diputuskan dengan jalan referendum
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 10 dalam Anggaran Dasar ini.
5. Dalam rapat mengenai pembubaran menurut pasal ini diputuskan pula suatu
perkumpulan yang sama tujuannya atau suatu Badan yang bertujuan sosial,
kepada siapa kekayaan kumpulan yang masih ada (sesudah semua hutangnya
dibayar) diserahkan.
Pasal 19
Apabila perkumpulan dibubarkan, maka Badan Pengurus berkewajiban untuk
melakukan likudasinya, kecuali rapat anggota menentukan kain.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 20
1. Anggaran Rumah Tangga ditetapkan dan diubah oleh Rapat Anggota.
231
2. Anggaran Rumah Tangga memuat ketentuan-ketentuan yang menurut
Anggaran Dasar harus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-
ketentuan mengenai hal-hal lain yang dianggap perlu oleh Rapat Anggota.
3. Anggaran Rumah Tangga dan peraturan-peraturan lain dari Badan Pengurus
tidak boleh memuat ketentuan-ketentuan yang bertentangan dengan Anggaran
Dasar ini.
KETENTUAN –KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Selanjutnya hasil Rapat Anggota mengenai pengangkatan Anggota Badan
Pengurus, untuk pertama kalinya diangkat sebagai :
1. KETUA : ZAENAL, lahir di Salatiga tanggal, 02-06-1957, Warga
Negara Indonesia, Pekerjaan PNS, bertempat tinggal di
Kaliduren RT 02 RW 05 Desa Batur Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang,
2. SEKRETARIS : SUPILIH, Lahir di Kabupaten Semarang, tanggal,08-12-
1954 , Warga Negara Indonesia, Pkerjaan Petani,
bertempat tinggal di Kaliduren RT 01 RW 05 Desa Batur
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
3. BENDAHARA : SUMADI, lahir di Semarang tanggal, 01-10-1946, Warga
Negara Indonesia, Pekerjaan Petani, bertempat tinggal di
Kaliduren RT 01 RW 05 Desa batur Kecamatan getasan
Kabupaten semarang.
Pengangkatan Anggota Badan Pengurus tersebut telah disahkan dalam Rapat
Anggota yang pertama kali diadakan.
Pasal 22
Bahwa para Anggota Badan Pengurus memilih tempat tinggal yang tetap dan
umum (domisili)’
Menyatakan dengan ini kami (Badan Pengurus) menjamin akan kebenaran
identitas tersebut.
Menyatakan telah mengerti dan memahami isi Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga tersebut.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dibuat sebagai minit dan
diresmikan di Kaliduren pada hari Kamis tanggal,10-01-2008, dengan dihadiri
oleh para Anggota Kelompok :
1. ROKHMAD . Lahir di Semarang tanggal, 17-03-1950, Warga Negara
Indonesia Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Kaliduren RT 01 RW 05 Desa
Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
232
2. REBO WAHONO, Lahir di Semarang tanggal, 31-01-1971, Warga Negara
Indonesia Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Kaliduren RT 02 RW 05 Desa
Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
3. MA’RUF Lahir di Semarang tanggal, 21-07-1976, Warga Negara Indonesia
Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Kaliduren RT 02 RW 05 Desa Batur
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
4. SUYONO, Lahir di Semarang tanggal, 31-12-1966, Warga Negara Indonesia
Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Kaliduren RT 02 RW 05 Desa batur
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
5. PANDI, Lahir di Semarang tanggal, 01-07-1958, Warga Negara Indonesia
Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Kaliduren RT 02 RW 05 Desa batur
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
6. UMAR K, Lahir di Semarang tanggal, 22-03-1958, Warga Negara Indonesia
Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Kaliduren RT 02 RW 05 Desa batur
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
7. SUWANTO, Lahir di Salatiga tanggal, 12-03-1971, Warga Negara Indonesia
Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Karangpete RT 09 RW 06 Salatiga.
8. DARWADI, Lahir di Semarang tanggal, 06-01-1972, Warga Negara Indonesia
Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Kaliduren RT 01 RW 05 Desa batur
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Setelah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini dibacakan oleh
sekretaris dan saksikan oleh semua anggota seketika itu juga ditandatangani oleh
Ketua Kelompok.
Salatiga, 12 Februari 2011
KETUA KELOMPOK TANI BANGKIT MERBABU
Z A E N A L
233
Lampiran III
ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH
TANGGA
((AADD--AARRTT))
GAPOKTAN
“““KKKOOOMMMPPPOOORRR MMMeeerrrbbbaaabbbuuu”””
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
234
Provinsi Jawa Tengah
AD ART GAPOKTAN “KOMPOR MERBABU”
MUKADDIMAH
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, sholawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada Rasulullah SAW., keluarga, sahabat dan
pengikutnya sampai akhir zaman.
Dengan Rahmat serta karuniaNyalah sehingga pada tanggal 21 Agustus
2008 telah terbentuk Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang diberi
nama “KOMPOR Merbabu”di Kecamatan Getasan. Kabupaten Semarang
Propinsi Jawa Tengah.
Terbentuknya GAPOKTAN berdasarkan hasil kesepakatan bersama dari
gabungan Kelompok Tani (POKTAN) sebanyak 3 kelompok yang ada di Desa
Kopeng dan Desa Batur, dengan terbentuknya Gapoktan ini diharapkan adanya
kebersamaan dalam berusaha yang bertujuan untuk meningkatkan tarap hidup
masa akan datang yang lebih baik dari masa kini. Dalam upaya peningkatan
produksi bidang pertanian serta pengembangan agribisnis yang ada di
kecamatan Getasan, tentu saja banyak faktor yang ikut terlibat antara lain
ketersediaan infrastruktur bidang teknis, infrastruktur penunjang pemasaran,
ketersediaan modal dan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dalam hal
ini adalah para petani sebagai pelaku utama dalam proses produksi. Masing-
masing faktor ini tentunya tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling
berhubungan dan bersinergis. Meningkatnya kwalitas para petani dalam
menjalankan usahanya sangat berhubungan erat dengan adanya Gapoktan yang
menjadi wadah untuk berhimpun dan merupakan wahana tempat belajar. Selain
itu melalui Gapoktan tersebut para petani dapat mengaktualkan diri,
mengemukakan gagasan dalam rangka penentuan arah kebijakan dibidang
pertanian serta sebagai sarana untuk memperkuat posisi tawar ketika berhadapan
dengan pihak luar. Melihat peran sentral Gapoktan dalam pemberdayaan
kelompok-kelompok tani maka diperlukan sekali kelembagaan atau organisasi
yang kuat (pengurus mampu menjalankan fungsi dan perannya, punya modal,
usaha berkembang, jaringan kerja luas dan punya program yang jelas )
sehingga mampu memposisikan diri sebagai alat perjuangan perbaikan
kesejahteraan anggotanya.
Tentunya keberadaan GAPOKTAN “KOMPOR Merbabu” saat ini sangat
dibutuhkan oleh petani khususnya dan masyarakat umumnya. Sebagai acuan
untuk menjalankan atau mengembangkan kelembagaan GAPOKTAN tersebut,
maka disusunlah bersama-sama Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
GAPOKTAN “KOMPOR Merbabu”.
235
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH
TANGGA
(AD/ART GAPOTAN “KOMPOR Merbabu” ) ANGGARAN DASAR
BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WILAYAH KERJA
PASAL 1.
1. Gabungan Kelompok Tani atau disingkat Gapoktan ini bernama “KOMPOR
Merbabu“ dan selanjutnya disebut Lembaga Organisasi Kemasyarakatan.
2. Gapoktan “KOMPOR Merbabu “ ini berkedudukan di Wilayah Kecamatan
Getasan Kabupaten Semarang Propinsi Jawa tengah.
3. Wilayah kerja Gapoktan KOMPOR Merbabu ini meliputi Wilayah Desa
Kopeng dan Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
BAB II
VISI DAN MISI
Pasal 2
1. Visi dari Gapoktan “KOMPOR Merbabu “ ini adalah, Terwujudnya
kesejahteraan anggota dengan mengembangkan usaha pertanian ramah
lingkungan dalam wadah usaha bersama.
2. Adapun Misi yang akan dilakukan dalam hal mencapai Visi tersebut diatas
antara lain
a. Melakukan kegiatan agribisnis dan usaha lainnya yang berbasis pertanian
organik dan bermanfaat untuk peningkatan ekonomi anggota.
b. Menjawab tuntutan pasar global.
c. Menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan, keswadayaan dengan
menghimpun modal usaha melalui kegiatan simpan pinjam.
d. Penguatan kapasitas kelembagaan organisasi masyarakat khususnya
Gapoktan, Poktan dan Anggota, melalui pelatihan-pelatihan dan
pembinaan.
e. Pengembangan usaha ekonomi produktif melalui peningkatan modal usaha
keswadayaan anggota.
f. Peningkatan pelayanan ekonomi kerakyatan terhadap anggota maupun non
anggota.
BAB III
AZAS DAN TUJUAN
Pasal 3
1. Gapoktan “KOMPOR Merbabu” berazaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. dengan Kekeluargaan dan Kegotong Royongan.
2. Gapoktan “KOMPOR Merbabu” bertujuan untuk :
236
a. Meningkatkan kesejahtraan anggota pada khususnya dan masyarakat
dilingkup kegiatan pada umumnya.
b. Berperan sebagai pengelola usaha penyedia sarana produksi pertanian,
permodalan usaha simpan pinjam, peningkatan atau perluasan usaha tani di
sektor hulu dan hilir, pemasaran, serta kerjasama lainnya yang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gapoktan.
c. Mengembangkan sikap saling hormat menghormati, demokrasi dan
transparansi dalam segala aspek kegiatan.
BAB IV
U S A H A
Pasal 4
Dalam rangka tercapainya hal yang dimaksud diatas, maka Gapoktan “KOMPOR
Merbabu” menghimpun modal swadaya dan menyelenggarakan usaha sebagai
berikut:
1. Menghimpun modal dari anggota, antara lain simpanan pokok, simpanan wajib
dan simpanan sukarela dan usaha-uasaha lain yang mudah, cepat dan tepat.
2. Pengelola dan menyediakan sarana produksi pertanian. Permodalan usaha
simpan pinjam, peningkatan atau perluasan usaha tani di sektor hulu dan hilir,
pemasaran, serta kerjasama lainnya yang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gapoktan”KOMPOR Merbabu”.
3. Menumbuhkan dan mengupayakan usaha lainnya, berdasarkan hasil
musyawarah anggota yang telah disepakati dan disesuaikan dengan kebutuhan
setempat.
4. Mengusahakan program pendidikan secara teratur dan berkelanjutan bagi para
anggota untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota dalam
mengelola usahanya.
5. Mengembangkan jiwa dan semangat kerjasama dan saling menolong dalam
upaya meningkatkan taraf hidup para anggota dan keluarganya
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 5
1. Anggota Gapoktan terdiri anggota Poktan Mardi Santoso Desa Kopeng, Poktan
Bangkit Merbabu Dan Poktan Tranggulasi Desa Batur.
2. Keanggotaan didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup
usaha kebersamaan.
3. Mulai berlaku dan berakhirnya keanggotaan hanya dibuktikan dengan catatan
dalam buku daftar anggota.
4. Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan dengan dalih apapun.
5. Telah menyetujui anggaran dasar dan ketentuan-ketentuan gapoktan yang
berlaku
237
Pasal 6
Yang dapat diterima menjadi anggota Gapoktan “Kompor Merbabu“ adalah
sebagai berikut:
1. Warga Negara Republik Indonesia, yang mempunyai komitmen pada pertanian
organik dan menjadi anggota kelompok tani yang tergabung di Gapoktan
“Kompor Merbabu“.
2. Bersedia mentaati peraturan atau Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
3. Bersedia mentaati peraturan internal Gapoktan.
4. Bersedia membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela
sesuai dengan ketentuan yang sudah disepakati.
Pasal 7
Keanggotaan Gapoktan “Kompor Merbabu“ berakhir bilamana yang
bersangkutan:
a. Mengundurkan diri dari keanggotaan atau berhenti atas permohonan sendiri.
b. Meninggal dunia.
c. Diberhentikan karena:
c.1. Terbukti telah tidak memenuhi syarat-syarat keanggotaan.
c.2. Dalam waktu 3 kali pertemuan tanpa ijin, tidak ikut aktif berpartisifasi
kepada Gapoktan “KOMPOR Merbabu” dengan catatan harus
menyelesaikan semua tanggungan kepada Gapoktan.
d. Dipecat atau diberhentikan oleh pengurus maupun rapat anggota karena:
d.1. Terbukti melakukan tindak kejahatan/pidana.
d.2. Melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik Gapoktan
“KOMPOR Merbabu”.
d.3. Melalaikan kewajiban sebagai anggota setelah diperingatkan 3 (tiga) kali
secara tertulis oleh pengurus.
Pasal 8
Setiap Anggota mempunyai kewajiban yang sama terhadap Gapoktan “KOMPOR
Merbabu”:
1. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan-
keputusan yang telah disepakati dalam rapat anggota.
2. Berpartisifasi dan aktif dalam segala kegiatan Gapoktan.
3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan azas
kekeluargaan,
Setiap Anggota Gapoktan mempunyai hak yang sama untuk:
a) Menghadiri, mengemukakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat
anggota.
b) Memilih dan dipilih menjadi kepengurusan.
c) Memanfaatkan Gapoktan dan mendapatkan pelayanan yang sama antara
sesama anggota.
d) Mendapatkan bagian dari keuntungan sisa hasil usaha (SHU).
238
BAB VI
KEPENGURUSAN
Pasal 9
1. Kepengurusan Gapoktan dipilih dari dan oleh rapat anggota.
2. Yang dapat dipilih menjadi pengurus kelompok adalah mereka yang memenuhi
syarat- syarat sebagai berikut:
a. Memiliki sifat jujur, aktif dan terampil sesuai dengan bidangnya.
b. Mempunyai pengertian yang cukup tentang tujuan organisasi dan tata cara
kerjanya Gapoktan.
3. Pengurus harus melaksanakan segala ketentuan yang tercantum dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan-keputusan rapat
anggota.
Pasal 10
1. Masa jabatan pengurus selama 3 (Tiga) tahun.
2. Rapat Anggota dapat memberhentikan Pengurus setiap waktu bila terbukti
bahwa:
a. Pengurus melakukan kecurangan dan merugikan Gapoktan.
b. Pengurus tidak mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gapoktan.
c. Pengurus dalam sikap maupun tindakannya menimbulkan pertentangan
dalam gerakan Gapoktan.
3. Pengurus yang masa Jabatannya telah berakhir dapat dipilih kembali.
4. Pengurus sekurang-kurangnya tiga (3) orang dan sebanyak-banyaknya lima (5)
orang.
5. Nama-nama pengurus dicatat dalam buku daftar pengurus.
Pasal 11
Pengurus mempunyai kewajiban sebagai berikut:
1. Memimpin organisasi dan usaha Gapoktan.
2. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Gapoktan.
3. Mewakili Gapoktan dalam kegiatan di luar dalam hal keperluan organisasi.
4. Melakukan pembinaan terhadap anggotanya.
5. Menjalankan fungsi dan tugas sesuai dengan jabatannya.
6. Melaporkan kepada anggota baik kegiatan maupun keuangan.
7. Mencatat segala kegiatan yang dilaksanakan oleh Gapoktan.
Pasal 12
Pengurus mempunyai hak mendapatkan jasa berdasarkan kemampuan Kelompok
serta berdasarkan keputusan Rapat Anggota
BAB VII
PERMODALAN
Pasal 16
239
Modal Gapoktan dihimpun dari swadaya anggota terdiri dari:
1. Simpanan Pokok per kelompok sebesar Rp 1.000.000,00 dan dibayar pada saat
masuk menjadi anggota Gapoktan.
2. Iuran wajib per kelompok sebesar Rp 50.000,00 .dan dibayar setiap bulan pada
saat pertemuan rutin bulanan.
3. Iuran Wajib per kelompok dapat berubah setiap saat sesuai dengan
perkembangan Gapoktan.
Pasal 17
Modal Gapoktan bisa juga diperoleh dari bantuan pihak luar, baik hibah maupun
berupa pinjaman atau kredit.
Pasal 18
Modal Gapoktan bisa didapat dari keuntungan hasil usaha, simpan pinjam, jasa,
perdagangan dan usaha lainnya yang telah disepakati pada Rapat Anggota
Tahunan.
BAB VIII
RAPAT ANGGOTA
Pasal 19
Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam GAPOKTAN
“KOMPOR Merbabu”.
Pasal 20
Rapat Anggota menetapkan:
a. Anggaran Dasar.
b. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha Gapoktan.
c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus.
d. Program kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Gapoktan serta
pengesahan laporan keuangan.
e. Pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dalam pelaksanaan tugasnya.
f. Pembagian sisa hasil usaha.
g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran Gapoktan.
Pasal 21
1. Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarahuntuk mencapai
mufakat.
2. Dalam hal dilakukan pemungatan suara, setiap anggotaMempunyai hak satu
suara.
3. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah maka
pengambilan Keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak dari jumlah
anggota yang hadir.
Pasal 22
240
Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban Pengurus
mengenai pengelolaan Gapoktan
Pasal 23
1. Rapat Anggota dilaksanakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun.
2. Rapat Anggota untuk mengesahkan pertanggungjawaban Pengurus,
diselenggarakan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun buku lampau.
Pasal 24
Rapat Anggota berkenaan dengan wewenangnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 adalah:
a. Rapat Anggota Tahunan (RAT).
b. Rapat Anggota Pemilihan, Pengangkatan dan pemberhentian Pengurus Internal
Control System (ICS KOMPOR Merbabu).
c. Rapat Anggota Perubahan Anggaran Dasar.
d. Rapat Anggota Peleburan / Penggabungan dan Pembagian.
e. Rapat Anggota Pembubaran Gapoktan.
f. Rapat Anggota Biasa lainnya.
Pasal 25
Rapat Anggota dapat diselenggarakan oleh GapoktanTidak mengunakan system
kelompok atau dengan system kelompok:
1. Rapat Anggota Tahunan, yaitu Rapat Anggota yang diadakan setahun sekali
dalam rangka tutup tahun buku.
a. Diselenggarakan paling lambat akhir bulan Mei setelah tutup tahun buku.
b. Acara Rapat Anggota Tahunan memuat antara lain:
b.1. Pembacaan dan pengesahan Berita Acara/ Notulen Rapat Anggota
Tahunan yang lalu
b.2. Laporan pertanggungjawaban Pengurus tentang kegiatannya selama
tahun buku yang lalu, neraca dan perhitungan laba/ rugi selama tahun
buku yang bersangkuta
b.3. Pengesahan laporan Pengurus
b.4. Pengesahan program kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja
Gapoktan untuk tahun buku berikutnya
b.7. Pengaturan tentang pembagian dan penggunaan sisa hasil usaha
b.8. Hal – hal lain yang menyangkut perkembangan Gapoktan
c. Rapat Anggota Tahunan sah, apabila dihadiri oleh lebih 50% dari jumlah
anggota Atau dari jumlah utusan kelompok.
d. Sahnya keputusan Rapat Anggota Tahunan sebagaimana diatur dalam pasal
25 Anggaran Dasar.
2. Rapat Anggota Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Pengurus
a. Diadakan bilamana keadaan memerlukan pemilihan Pengangkatan dan
pemberhentian Pengurus.
b. Pelaksanaannya pada waktu yang sama setelah selesai penyelenggaraan
Rapat Anggota Tahunan.
241
c. Sahnya keputusan rapat sebagaimana diatur pada pasal 25 Anggaran Dasar
ini.
3. Rapat Anggota Perubahan Anggaran Dasar Gapoktan:
a. Diadakan khusus untuk membicarakan masalah perubahan Anggaran
Dasar Sehubungan dengan:
a.1. Penyesuaian dengan Undang – Undang tentang Gapoktan
a.2. Penelaahan nama Gapoktan
a.3. Penelaahan Usaha Gapoktan
a.4. Penelaahan keanggotan Gapoktan
a.5. Penelaahan simpanan pokok anggota
a.6. Penelaahan masa jabatan Pengurus
a.7. Dan lain – lain menyangkut perubahan Anggaran Dasar
b. Dihadiri oleh sekurang – kurangnya 2/3 dari jumlah anggota atau Dari
jumlah utusan kelompok.
c. Sahnya keputusan rapat sebagaimana diatur dalam pasal 25Ayat (1) dan
(2), dalam hal tidak tercapainya kata mufakat maka keputusan sah bila
disetujui oleh sekurang–kurangnya 3/4 dari jumlah Utusan kelompok yang
hadir.
d. Hanya terhadap perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut
penggabungan. Pembagian dan perubahan bidang usaha Gapoktan yang
diminta pengesahan Kepada pemerintah, termasuk dalam hal ini
perubahan struktur permodalanTanggungan anggota dan nama Gapoktan.
Pasal 26
1. Selain Rapat Anggota sebagaimana dimaksud pada pasal 25 Anggaran Dasar
ini, Gapoktan dapat melakukan Rapat Anggota Luar Biasa apabila keadaan
mengharuskan. Adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada Rapat
Anggota.
2. Rapat Anggota Luar Biasa atas permintaan sejumlah anggota atau atas
keputusan Pengurus
a. Rapat Anggota Luar Biasa atas permintaan anggota:
a.1 Untuk suatu hal yang prinsipil, terutama apabila anggota menilai
bahwa Pengurus telah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan
kepentingan/tujuan Gapoktan.
a.2 Disampaikan kepada Pengurus secara tertulis ditandatangani oleh/ serta
dihadiri oleh minimal 10% dari jumlah anggota Gapoktan atau dari
jumlah utusan Kelompok
a.3. Jika permintaan tersebut telah dilakukan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan, ayat (2) huruf a.1 dan a.2 dalam pasal ini maka Pengurus
harus memenuhinya.
b. Rapat Anggota Luar Biasa atas Keputusan Pengurus:
b.1. Dilaksanakan untuk memperoleh kesempatan terhadap upaya yang
akan ditempuh bagi kepentingan pengembangan Gapoktan
242
b.2. Dihadiri oleh minimal 20% dari jumlah anggota Gapoktan atau dari
jumlah utusan kelompok dengan mengikut sertakan seluruh pengelola
terutama dalam hal yang berkaitan dengan usaha
3. Dalam hal tidak diperoleh kata mufakat, maka keputusan Rapat Anggota Luar
Biasa dimaksud sah bila disetujui olah 2/3 dari jumlah anggota anggota yang
hadir.
4. Rapat Anggota Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan
wewenang Rapat Anggota sebagaimana dimaksud pada pasal 13 Anggaran
Dasar ini.
Pasal 27
1. Undang/pemberitahuan Rapat Anggota/Rapat Anggota Luar Biasa beserta
acaranya berikut bahan rapat seperti laporan tahunan Pengurus Laporan
Komite Pengarah, neraca dan perhitungan rugi/laba, Program Kerja dan
Rencana Pendapatan dan Belanja serta bahan-bahan lain yang diperlukan,
sesuai dengan acaranya sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu sebelum rapat
dilaksanakan telah diasampaikan kepada anggota.
2. Pejabat Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil dan/atau
instansi lainnya yang melakukan pembinaan selama berjalannya Gapoktan
dapat berhadir baik dalam Rapat Anggota, Rapat Anggota Luar Biasa atau
Rapat Pengurus guna memberikan bimbingan dan konsultan yang diperlukan.
3. Semua hal-hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat harus dicatat
dalam Berita Acara (Notulen Rapat),dan ditandatangani oleh Pimpinan Rapat
BAB IX
PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA
Pasal 28
1. Sisa Hasil Usaha Gapoktan adalah merupakan pendapatan dari hasil segala
usaha yang diupayakan oleh Gapoktan selama satu tahun buku dan dikurangi
baiaya operasional dan kewajiban lainnya.
2. Sisa Hasil Usaha sebagai dimaksud pada ayat (1) pasal ini dibagi dengan
rincian sebagai berikut :
a. 30 % untuk Penambahan modal Gapoktan
b. 20 % untuk Jasa Pengurus
c. 5 % untuk Dana Sosial
d. 25 % untuk pengelola
e. 20 % untuk Dibagikan Kepada Anggota berdasarkan jasa dan prosentase
kehadiran pada pertemuan rutin.
BAB X
S A N K S I
Pasal 29
1. Setiap anggota yang melalaikan kewajibannya terhadap anggota, akan diberi
sanksi antara lain:
243
a. Diberi peringatan awal atau adanya pemberitahuan pengurus.
b. Apabila 3 (tiga) bulan belum ada melakukan atau menyelesaikan
kewajibannya sebagai anggota akan dikenakan denda sebesar 5 % dari
total tunggakan atau kewajiban sebagai anggota.
c. Apabila 3 (tiga ) bulan berturut-turut masih tidak menyelesaikan
kewajibannya, maka akan dikeluarkan sebagai keanggotaan, namun
sebelumnya segala jaminan yang dititipkan kepada pengurus dijadikan
uang terlebih dahulu untuk menutupi jumlah sisa kewajibannya, serta
segala hak sebagai anggota telah dihapuskan.
2. Apabila segala hal telah dilakukan atau pada pasal 20 (dua puluh) ayat 1 (satu),
tidak ada penyelesaian, maka yang bersangkutan akan diajukan kepada pihak
yang berwajib sesuai dengan hukum yang berlaku.
Pasal 30
Setiap anggota Pengurus Gapoktan yang melalaikan tugasnya, akan diberikan
sanksi sebagai berikut:
1. Diberikan peringatan awal.
2. Diberikan teguran dan pembinaan.
3. Diberhentikan sebagai anggota kepengurusan.
4. Diajukan kepada pihak yang berwajib, jika ada hal yang berkaitan dengan
penyalah gunaan nama baik Gapoktan maupun yang berkaitan dengan
keuangan.
BAB XI
JANGKA WAKTU BERDIRINYA
Pasal 31
Gapoktan “KOMPOR Merbabu” didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas
atau setelah memperoleh adanya kesepakatan pada Rapat Anggota.
BAB XII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 32
1. Setiap perselisihan yang timbul dalam penyelenggaraan Gapoktan harus
diselesaikan secara interen malalui Rapat Pengurus melalui Rapat Anggota.
2. Apabila tidak dapat diselesaikan secara menurut ayat 1 (satu) pasal ini maka
dapat dikonsultasikan kepada instansi/pejabat yang berwewenang guna
mendapat petunjuk dan bimbingan sebagaimana mestinya.
3. Jika dalam hal ini tidak dapat diselesaikan menurut ayat 2 (dua) pasal ini, maka
penyelesaiannya harus dilakukan menurut jalur hukum yang berlaku
ataupenyelesaian dimintakan kepada pemerintah dalam hal ini dinas pertanian
Kabupaten Semarang.
BAB XIII
244
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS
Pasal 33
1. Hal-hal yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus yang tidak bertentangan
dengan ketentuan dalam Anggaran dasar ini.
2. Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus atau keputusan lainnya
sebagai yang dimaksud pada ayat 1 (satu) pasal ini dimusyawarahkan dan
disyahkan dalam Rapat Anggota.
BAB XIV
P E N U T U P
Pasal 34
1. Anggaran Dasar Gapoktan “KOMPOR Merbabu“ ini ditanda tangani bersama
oleh semua anggota atau pendiri serta dilampirkan dalam Anggaran dasar ini.
2. Anggaran Dasar ini berlaku dan disyahkannya sejak tanggal ditanda tangani
bersama oleh Pengurus dan Anggota Pendiri
Kopeng, 21 Agustus 2008
Pengurus Gapoktan
KETUA
SUTOPO
SEKRETARIS
SUWADI
245
ANGGARAN RUMAH TANGGA
GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN)
“KOMPOR Merbabu” DESA KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
1. Yang menjadi anggota Gapoktan adalah warga desa Kopeng yang tergabung
dalam kelompok dan mempunyai usaha di bidang pertanian.
2. Anggota GAPOKTAN “KOMPOR Merbabu” adalah yang telah membayar
simpanan pokok sebesar 1.000.000 dan simpanan wajib 50.000 yang
diputuskan dalam rapat anggota.
BAB II
PENGURUS
Pasal 2
1. Jumlah pengurus sekurang-kurangnya 5 (lima) orang dan disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing sub.
2. Pengurus yang tidak aktif harus diganti oleh anggota lain melalui rapat
anggota.
BAB III
TUGAS PENGURUS
Pasal 3
1. Ketua
a. Memimpin rapat anggota dan pengurus.
b. Menjalankan tugas-tugas dalam memimpin organisasi sesuai anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga GAPOKTAN “KOMPOR Merbabu”.
c. Menandatangani semua penerimaan dan pengeluaran uang bersama
bendahara.
d. Mewakili keompok dalam menjalin kerjasama dengan pihak lain.
e. Apabila berhalangan hadir dapat memberikan mandate kepada salah satu
pengurus untuk mewakilinya dalam hal apapun kecuali penandatanganan
berkas-berkas penting.
2. Sekretaris
a. Membuat agenda rapat dan mencatat hasil rapat.
b. Memberitahukan rapat kepada pengurus lain dan anggota.
c. Mendokumentasikan semua kegiatan Gapoktan.
d. Tugas lain yang diperintahkan oleh ketua sepanjang tidak bertentangan
dengan AD/ART Gapoktan “KOMPOR Merbabu”.
246
3. Bendahara
a. Memelihara kekayaan Gapoktan dalam arti luas.
b. Memelihara dan mencatat semua keuangan Gapoktan dalam buku kas secara
tepat waktu.
c. Membuat laporan kuangan untuk disampaikan dalam rapat pengurus
maupun rapat anggota.
d. Tugas lain yang diperintahkan oleh ketua sepanjang tidak bertentangan
dengan AD/ART GAPOKTAN “KOMPOR Merbabu”.
BAB IV
PENGURUS SEKSI PENJAMINAN MUTU (ICS)
Pasal 4
1. Pengurus ICS dibentuk oleh semua anggota Gapoktan.
2. Pengurus ICS mempunyai tugas dan kewajiban dalam sistem pengawasan
secara internal terhadap semua anggota ICS dalam kegiatan budidaya sayuran
organic sampai pada proses pemasaran hasil.
3. Pengurus ICS dapat langsung diberhentikan oleh pengurus Gapoktan apabila
terbukti melakukan pelanggaran yang dapat merusak GAPOKTAN “KOMPOR
Merbabu” desa Kopeng.
BAB VI
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 5
Perubahan Anggaran Rumah Tanggadapat Dilakukan Dalam Rapat Anggota Yang
Dihadiri Oleh Sekurang-Kurangnya 75% Dari Jumlah Anggota.
BAB VII
MASA BERLAKU ANGGARAN RUMAH ATANGGA
Anggaran rumah tangga gapoktan “KOMPOR Merbabu” berlaku mulai
ditetapkanya oleh rapat anggota
Getasan, 21 Agustus 2008
247
Lampiran IV
Struktur Organisasi, Daftar Nama Anggota & Pengurus, dan Uraian Tugas
Pengurus Kelompok Tani dan ICS
Struktur Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi
Ketua 1
Pitoyo Ngatimin
Ketua 2
Harto Slamet
Produksi
Ngatemin
Mujar
Pemberdayaan
Sri jumiati
Siti Imronah
Humas
Wahyudi
Rebo
Sekertaris 1
Abdul Wahab
Sekretaris 2
Suparyono
Bendahara 1
Jumari
Bendahara 2
Saefudin
Peternakan
Supoyo
Mujar
Usaha
Jumarno
Suparman
Penasihat
Supardi Hadi S.
248
Struktur Organisasi Pengelola P4S dan Pengelola Pemasaran
Struktur Organisasi Pengelola Unit Bisnis (Pemasaran) Kelompok Tani
Tranggulasi
Ketua
Pitoyo Ngatimin, SP
Sekretaris
Jumari
Bendahara
Abdul Wahab
Seksi Humas &
Transportasi
Rebo
Seksi Perlengkapan
& Akomodasi
Supardi GP
Siti Imronah. A.Ma
Seksi Pelatihan &
Permagangan
Sri Jumiati, A.Ma
Harto Slamet
Seksi Usaha
Jumarno
Harun
Ketua
Pitoyo Ngatimin, SP
Administrasi
Jumarno
Bendahara
Harto Slamet
Pengadaan Barang
1. Harun
2. Abdul Wahab
3. Jumari
Gudang
Supardi GP
Transportasi
Rebo
249
STRUKTUR ORGANISASI INTERNAL CONTROL SYSTEM (ICS)
Kelompok Tani Sayuran Organik Tranggulasi
Koordinator ICS
Pitoyo Ngatimin
Wakil Koordinator ICS
Abdul Wahab
Komisi Inpektur Internal
1. Harto Slamet
2. Mujar
3. Suparyono
4. Ngatemin
5. Harun
6. Sumadi
7. Nyono
8. Ngatimin
9. Jumari
Komisi Persetujuan
1. Supardi H.S
2. Sutomo Sarmin
3. Cipto Senin
Penyuluh
Lapangan
1. Petrus. K
2. Andi
Raujung
Bagian Penyimpanan
dan Gudang
1. Supardi Gepe
2. Jumarno
Seksi Produksi
1. Supardi
2. Parman
Seksi Usaha
1. Jumarno
2. Ngatemin
3.
Seksi Peternakan
1. Poyo
2. Mujar
Seksi Humas
1. Rebo
2. Sumadi
3.
Seksi Pemberdayaan
1. Sri Jumiati
2. Harun
3.
Pembelian Hasil dan
Penjualan
1. CV. OG Fresh
2. Suryadi
3. Suwardi
4. Ester
5. Juan
250
Daftar Nama Pengurus dan Anggota Kelompok Tani Tranggulasi
No. Nama Petani Status Luas Kepemilikan
Lahan (m2)
1 Saefrudin Pengurus 3500
2 Supoyo Pengurus 7500
3 Wardi Anggota 5000
4 Slamet Anggota 2250
5 Jumarno Pengurus 4000
6 Sarmin Anggota 5500
7 Pitoyo Pengurus 12750
8 Parman Pengurus 5000
9 Supardi H. S. Pengurus 14000
10 Harun Anggota 5500
11 Harto Slamet Pengurus 13250
12 Sri Jumiati Pengurus 6000
13 Abdul Wahab Pengurus 3250
14 Supardi Gepe Anggota 6750
15 Ngatemin Pengurus 5000
16 Sumar Anggota 5000
17 Pardi In Anggota 4000
18 Sumadi Anggota 4000
19 Siti Imronah Pengurus 3500
20 Mujar Pengurus 12650
21 Jumari R Pengurus 9500
22 Suradi Anggota 7250
23 Saderi Anggota 2500
24 Jumadi Anggota 2000
25 Eko aryanto Anggota 3000
26 Nyono Anggota 2500
27 Rebo Pengurus 3000
28 Ngatimin Anggota 1750
29 Cipto Senin Anggota 4000
30 Supar Anggota 3500
31 Bejo M Anggota 4500
32 Wahyudi Pengurus 1700
251
URAIAN TUGAS PENGURUS KELOMPOK TANI “TRANGGULASI”
1. KETUA I
a. Mengorganisir, menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan
kelompok.
b. Bertanggungjawab terhadap manajemen kelompok.
2. KETUA II
a. Membantu ketua I, bilamana ketua I berhalangan, serta membantu tugas-
tugas ketua.
b. Melaksanakan tugas sebagai ketua I, apabila mendapat delegasi dan
wewenang dari ketua.
3. SEKRETARIS
a. Bertanggungjawab atas kelancaran administrasi kelompok dan menyimpan
atau mengatur buku-buku kelompok.
b. Melaksanakan pengelolaan administrasi pembukuan.
4. BENDAHARA
Bertanggungjawab atas kelancaran administrasi keuangan kelompok.
5. SEKSI USAHA
Bertanggungjawab atas pemasaran hasil, baik luar maupun dalam.
6. SEKSI SAPRODI
Bertanggungjawab atas pengadaan dan penyiapan saprodi dan penataan usaha
tani.
7. SEKSI PETERNAKAN
Bertanggungjawab atas usaha peternakan besar dan pengelolaan limbahnya.
8. SEKSI HUMAS
a. Bertanggungjawab atas kelancaran surat-menyurat yang berhubungan
dengan anggota kelompok maupun di luar kelompok.
b. Menyampaikan segala informasi yang berkaitan dengan kelompok.
9. SEKSI PEMBERDAYAAN
Berupaya meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anggota kelompok,
baik melalui pelatihan, kursus, maupun magang,
252
STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK TANI BANGKIT MERBABU
Penasihat: Rochmad
Ketua: Zaenal
Sekretaris: Supilih Bendahara: Sumadi
Seksi Pembelian
Hasil
1. Budiyati
2. Mudrikah
Divisi Pertanian
Rebo Wahono
Divisi Pemasaran Hasil
Makruf
Anggota
Divisi Pupuk Organik
Suyono
Divisi Pemberdayaan
Mujiyanti Rahayu
Seksi Gudang
1. Darwadi
2. Umar
253
STRUKTUR ORGANISASI INTERNAL CONTROL SYSTEM (ICS)
KELOMPOK TANI BANGKIT MERBABU
Ketua 1: Zaenal
Wakil Ketua: Rochmad
Sekretaris: Mudrikah Bendahara: Sumadi
Penyimpanan/Gudang
1. Umar. K
2. Darwadi
Koordinator ICS
1. Zaenal
2. Supilih
3. Petrus Kriswigati
Pembelian Hasil
1. Rebo Wahono
2. Makruf
Penyuluh
1. Petrus Kriswigati
2. Suwalim
3. Abdul Rohman
Inspektor Internal:
1. Umar. K
2. Pandi
3. Makruf
4. Rebo. W
5. Suyono
Komisi Persetujuan:
1. Sumadi
2. Supilih
Anggota:
1. Sutinah
2. Fatonah
3. Wahyuni
4. Mujiyanti Rahayu
5. Painah
6. Budiyati
7. Ngatemi
254
Daftar Nama Pengurus dan Anggota Kelompok Tani Bangkit Merbabu
No. Nama Petani Status Luas Kepemilikan
Lahan (m2)
1 Zaenal Pengurus 6000
2 Supilih Pengurus 2550
3 Sumadi Pengurus 3400
4 Rochmad Pengurus 4760
5 Rebo W. Pengurus 1350
6 Ma'ruf Pengurus 1350
7 Suyono Pengurus 3300
8 Pandi Pengurus 3550
9 Umar K Pengurus 2700
10 Darwadi Pengurus 1350
11 Mujiyanti R Pengurus 6000
12 Rohani Anggota 2480
13 Painah Anggota 1200
14 Fatonah Anggota 980
15 Sutinah Anggota 600
16 Mudrikah Pengurus 780
17 Budiyati Pengurus 2300
18 Rumsiyah Anggota 3080
19 Ngatemi Anggota 2350
20 Wahyuni Anggota 1000
255
URAIAN TUGAS PENGURUS KELOMPOK TANI “BANGKIT
MERBABU”
1. KETUA
Mengorganisasikan, menggerakkan, membimbing dan mengerahkan
kegiatan kelompok
Sebagai pemimpin kelompok yang bertanggung jawab ke dalam dan
ke luar jalannya organisasi.
2. WAKIL KETUA
Mewakili ketua bilamana berhalangan dan membantu melaksanakan
tugas-tugas sebagai ketua.
3. SEKRETARIS
Bertanggung jawab atas kelancaran administrasi kelompok dan
menyimpan, mengatur buku-buku administrasi kelompok.
4. BENDAHARA
Bertanggung jawab atas kelancaran administrasi keuangan kelompok.
5. DIVISI PEMASARAN HASIL
Memasarkan hasil sayuran organic produksi kelompok tani “Bangkit
Merbabu” kepada pelaku pasar baik local, supermarket dan rencana ke
eksportir.
6. DIVISI PUPUK ORGANIK
Memproduksi serta mengatur penyaluran pupuk organik dan pestisida
nabati yang dibutuhkan anggota kelompok.
7. DIVISI PERTANIAN
Menangani kegiatan budidaya pertanian, mengatur pola tanam, jadwal
tanam komoditas kepada semua anggota kelompok, pembagian
benih/bibidan pengadaan / pengumpulan sayuran organic dari anggota
kelompok.
8. DIVISI PEMBERDAYAAN
Memberdayakan semua anggota kelompok dalam hal penerapan
teknologi berbasis pertanian organik dan organisasi kelompok melalui
pelatihan2.
9. SEKSI PEMBELIAN
Menangani pembelian dan pengadaan / pengumpulan sayuran organic
dari anggota kelompok
10. SEKSI GUDANG
Bertanggung jawab atas segala aktifitas kegiatan di dalam gudang
pengemasan sayuran kelompok.
256
URAIAN TUGAS/JOB DES PENGURUS INTERNAL CONTROL
SYSTEM
(ICS) ” KOMPOR Merbabu ”
A. Koordinator ICS
Tugas Koordinator ICS
Melakukan koordinasi pelaksanaan/penerapan ICS (Internal Control
System/ Sistem Kontrol Internal). Mengorganisir pelaksanaan registrasi dan inspeksi internal Mempersiapkan sarana registrasi dan inspeksi Memastikan bahwa setiap petani telah diregistrasi dan diinspeksi. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan Inspeksi Eksternal dengan
LSO, berperan sebagai kontak person bagi lembaga sertifikasi.
Tugas Wakil Koordinator ICS
- Membantu tugas-tugas koordinator dalam hal pelaksanaan ICS
- Membantu mengkoordinir petugas inspektor internal
B. SEKRETARIS
- Mencatat dan mendokumentasikan semua proses kegiatan ICS.
- Membuat peta lahan Gapoktan KOMPOR Merbabu
C. INSPEKTOR INTERNAL
Membantu pembuatan peta lokasi/sketsa lahan petani. Melakukan pendaftaran/registrasi petani. Melaksanakan inspeksi internal minimal 1 kali dalam setahun dan
melakukan dokumentasi terhadap hasil inspeksi dalam Formulir Inspeksi Internal.
Melakukan kunjungan secara rutin ke tempat-tempat pengumpulan sayuran organik selama musim panen untuk memastikan prosedur pembelian produk yang berasal dari anggota ICS sesuai standar internal organik.
D. Komisi Persetujuan/Pembuat Keputusan Organik
Melakukan penilaian terhadap laporan hasil inspeksi internal.
Mengambil keputusan status keorganikan sesuai Prosedur
Pengambilan Keputusan Organik dalam pertemuan tersebut.
Melakukan pertemuan minimal 1 kali dalam setahun setelah
inspeksi internal.
Melakukan dokumentasi terhadap semua keputusan tentang petani
yang memperoleh persetujuan maupun petani yang memperoleh sanksi.
Menandatangani hasil keputusan untuk diajukan/dikirim ke lembaga
sertifikasi (LSO).
Melakukan penilaian terhadap calon anggota baru ICS KOMPOR
Merbabu
257
E. SEKSI PEMASARAN
Melakukan pembelian produk organik dari petani anggota Gapoktan KOMPOR Merbabu Kecamatan Getasan, sesuai prosedur pembelian yang ada.
Melakukan pengecekan kualitas produk organik yang akan dibeli. Melakukan pencatatan terhadap data-data termasuk volume produk hasil
pembelian yang dilakukan. Menjamin bahwa produk organik terjaga integritas keorganikannya
selama pengangkutan dari petani ke Gudang Gapoktan KOMPOR Merbabu.
Melakukan penyortiran sayuran organik yang sesuai standar dan yang tidak memenuhi standar.
Melakukan pengemasan produk sayuran organik yang telah sesuai standar dan yang tidak memenuhi standar, melakukan pelabelan terhadap masing-masing produk dan menyimpannya sesuai tempat masing-masing peruntukannya.
Melakukan pencatatan terhadap data-data termasuk volume produk yang diterima, yang disimpan dan yang dikeluarkan.
F. SEKSI PRODUKSI
Mengatur jadwal pola tanam Menyediakan sarana produksi (benih, pupuk, pestisida nabati)
G. SEKSI PEMBERDAYAAN
Memberdayakan semua anggota kelompok dalam hal penerapan teknologi
berbasis pertanian organik dan organisasi kelompok melalui pelatihan.
Mengkoordinasi dan melakukan pembuatan peta umum dan peta
lokasi lahan organik, konversi dan konvensional.
Mengkoordinasi pembelian input-input pertanian yang diijinkan
untuk pertanian organik.
H. PETUGAS LAPANGAN
Melakukan kunjungan secara teratur kepada petani untuk memberikan
saran-saran guna peningkatan produksi dan kualitas produk, serta
memberikan bantuan jika ada permasalahan dalam produksi.
Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada petani dalam rangka
pertanian organik, peningkatan produksi dan kualitas produk.
Mengkoordinasi dan melakukan pembuatan peta umum dan peta lokasi
lahan organik, konversi, dan konvensional.
Mengkoordinasi pembelian input-input pertanian yang diijinkan untuk
pertanian organik.
Membantu petani melakukan pendataan untuk keperluan pengisian buku
harian petani.
I. PERSONIL PEMBELIAN
Melakukan pembelian produk organik dari petani anggota kelompok tani
sayuran organik sesuai prosedur pembelian yang ada.
Melakukan pengecekan kualitas produk organik yang akan dibeli.
258
Melakukan pencatatan terhadap data-data, termasuk volume produk hasil
pembelian yang dilakukan.
Menjamin bahwa produk organik terjaga integritas keorganikannya selama
pengangkutan dari petani ke asosiasi.
J. PERSONIL GUDANG/PENYIMPANAN
Melakukan penyortiran sayuran organik yang sesuai standar dan yang tidak
memenuhi standar.
Melakukan pengemasan produk sayuran organik yang telah sesuai standar
dan yang tidak memenuhi standar, melakukan pelabelan terhadap masing-
masing produk dan menyimpannya sesuai tempat masing-masing
peruntukkannya.
Melakukan pencatatan terhadap data-data termasuk volume produk yang
diterima, yang disimpan, dan yang dikeluarkan.
259
Lampiran V
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
TARGET
Target standar sayuran yang akan dicapai dalam kerangka penerapan Standar Operasional
Prosedur (SOP) Budidaya Sayuran Organik ini adalah produk sayuran yang dihasilkan
dari proses produksi yang bebas dari bahan kimia sintetik dan bukan berasal dari benih
rekayasa genetik serta dihasilkan dari proses budidaya dengan prinsip kelestarian
lingkungan.
KEGIATAN
Untuk mencapai target-target yang sudah ditetapkan di atas melalui penerapan SOP
budidaya sayuran organik, maka diperlukan beberapa kegiatan yaitu pemilihan lokasi,
pemetaan lahan, pembersihan lahan, penyiapan lahan, penyiapan benih, pembibitan,
pemindahan bibit/ benih, penanaman, pemupukan, penyiraman, pengendalian hama dan
penyakit, pasca panen dan pengemasan.
VALIDASI
Pengalaman petani, petugas, pelaku agribisnis dan hasil-hasil penelitian.
I. Pemilihan Lokasi
A. Definisi Dan Tujuan
Memilih dan menentukan lokasi tanam yang sesuai dengan persyaratan tumbuh
jenis sayuran organik yang akan ditanam. Tujuannya untuk mendapatkan lokasi
yang sesuai dengan persyaratan usahatani sayuran organik.
B. Referensi
Pengalaman petani di Kelompok Tani Bangkit Merbabu, Desa Batur, Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
C. Informasi Pokok
a. Lahan harus bebas dari cemaran limbah beracun dan berbahaya
b. Penggunaan lahan usaha tidak bertentangan dengan peraturan daerah serta
bukan alih fungsi hutan
c. Lahan untuk budidaya tanaman sayuran organik adalah lahan datar sampai
dengan kemiringan 30% (15 derajat) yang diikuti dengan tindakan konservasi
d. Terdapat riwayat penggunaan lahan yang akan digunakan.
II. Pemetaan Lahan
A. Definisi dan tujuan
Pemetaan adalah pembuatan peta lokasi yang menunjukkan dimana lahan
budidaya sayuran organik akan dilakukan. Pembuatan peta ini juga dimaksudkan
sebagai dasar perencanaan rotasi/pola tanam, pembibitan, dan penanaman.
B. Informasi Pokok
a. Peta lahan menggambarkan batas-batas antara lahan-lahan konvensional dan
lahan organik, jenis tanaman yang ditanam. Dalam satu wilayah pertanian
organik seluruh lahan yang akan disertifikasi maka harus organik, apabila
260
terdapat lahan konvensional maka harus dibuat pembatas tanaman (barrier
tanaman) yang jelas.
b. Peta ini berfungsi untuk memudahkan penilaian dalam proses sertifikasi
pertanian organik.
C. Alat dan Fungsi
a. Kertas untuk media menggambar peta.
b. Alat tulis untuk membuat peta.
D. Prosedur pelaksanaan
Buat gambar peta pada kertas yang menggambarkan batas-batas antara lahan-
lahan konvensional dan lahan organik serta jenis tanaman yang akan ditanam.
III. Konversi Lahan
A. Definisi dan Tujuan
Konversi lahan adalah proses perubahan suatu sistem pertanian konvensional menjadi
pertanian organik. Tujuannya adalah agar lahan yang dikonversi dapat digunakan
untuk budidaya sayuran organik.
B. Informasi pokok
a. Jangka waktu konversi tergantung kondisi lahan. Umumnya lahan bekas
pertanian konvensional harus mengalami periode konversi paling sedikit 2 (dua)
tahun sebelum penebaran benih, atau untuk tanaman tahunan minimal 3 (tiga)
tahun sebelum panen pertama produk organik. Kecuali ditentukan oleh lembaga
sertifikasi organik.
b. Dalam hal seluruh lahan tidak dapat dikonversi secara bersamaan, maka boleh
dikerjakan secara bertahap.
c. Hasil panen yang dihasilkan selama masa konversi belum dapat digolongkan
sebagai produk organik.
d. Selama masa konversi dan setelah masa konversi, sepanjang areal digunakan
untuk produksi sayuran organik, maka status lahan tidak boleh diubah antara
metode produksi organik menjadi konvensional dan sebaliknya secara bolak-
balik.
e. Dilakukan pemisahan secara jelas dan dapat diidentifikasi antara lahan dalam
masa konversi dengan lahan organik.
C. Alat dan fungsi
a. Buku Catatan riwayat penggunaan lahan anggota untuk mencatat masa konversi
lahan.
D. Prosedur pelaksanaan
a. Dilakukan pencatatan kapan dimulainya masa konversi lahan.
b. Selama masa konversi diterapkan budidaya sayuran organik, dengan menghindari
penggunaan pupuk dan pestisida kimia/anorganik.
261
c. Selama masa konversi air yang digunakan harus bebas dari cemaran limbah kimia
maupun residu pestisida sintetis.
d. Lahan dalam masa konversi diberi tanda pemisah/pembatas dari lahan
konvensional.
IV. Penyiapan Lahan
A. Definisi dan Tujuan
Kegiatan pengolahan tanah agar struktur tanah menjadi baik sehingga tanah menjadi
gembur, aerasi dan drainase lebih baik, serta membentuk bedengan sebagai tempat
tumbuhnya tanaman sayuran organik, kondisi lahan dapat ditanami sesuai persyaratan
tumbuh tanaman.
B. Informasi pokok
a. Lahan/media tanam untuk budidaya tanaman sayuran harus memiliki kesuburan
yang cukup baik.
b. Kesuburan tanah/media tanam yang rendah tidak boleh diatasi dengan
penggunaan pupuk kimia sintetis.
c. Peningkatan kesuburan tanah dilakukan melalui diversifikasi tanaman, rotasi
dengan tanaman kacang-kacangan, pemberian pupuk hijau, pupuk kandang dan
cara lain yang diperbolehkan.
d. Persiapan lahan dilakukan tanpa praktek pembakaran vegetasi.
e. Penyiapan lahan dilakukan tanpa menimbulkan erosi permukaan tanah,
kelongsoran tanah dan atau kerusakan sumber daya lahan.
C. Alat dan Fungsi
a. Cangkul/mesin cangkul untuk menggemburkan, menghaluskan tanah, membuat
bedengan, dan membuat saluran air.
b. Papan untuk meratakan permukaan bedengan
c. Pupuk organik untuk memperbaiki sifat fisik tanah, serta menambah bahan
organik dan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman.
D. Prosedur pelaksanaan
a. Lahan dibersihkan dari tanaman-tanaman yang ada, sisa-sisa perakaran, tunggul,
batu-batu dan sampah.
b. Tanah digemburkan dengan cangkul/mesin sampai kedalaman 20-30 cm.
c. Lahan dibiarkan/dikering-anginkan selama 7 – 10 hari.
d. Lahan dibentuk sedemikian rupa agar menjadi datar.
e. Dibuat bedengan dengan lebar 90 cm dan tinggi 20 cm. Tinggi dan lebar parit
disesuaikan dengan keadaan musim saat penanaman. Pada musim hujan tinggi
bedengan 50 cm agar perakaran tanaman tidak terendam air sewaktu hujan deras.
f. Beri pupuk organik sesuai kebutuhan dan tutup dengan tanah.
g. Pasang mulsa plastik (kecuali untuk tanaman wortel dan Tamarillo).
V. Penyiapan Benih
A. Definisi dan Tujuan
262
Menyediakan bibit bermutu dari varietas yang unggul dan sehat, dengan tujuan
mampu berproduksi sesuai dengan keunggulan varietas, sehat, dan mempunyai daya
adaptasi yang baik.
B. Informasi pokok
Dalam penyiapan benih, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemilihan benih
a. Benih yang digunakan berasal dari budidaya organik, kecuali tidak terdapat
benih/penangkar benih organik boleh menggunakan benih komersial asal
bukan benih GMO (Genetic Modified Organism).
b. Benih yang berasal dari pasar harus ada usaha untuk meminimalkan residu
bahan kimia sintetis, antara lain dengan cara pencucian/perendaman dengan
larutan air bawang putih.
c. Benih yang dipilih merupakan benih yang jelas varietasnya (tepat jenis)
dengan potensi yang sesuai dengan karakteristik varietas tersebut.
d. Varietas yang ditanam disesuaikan dengan kondisi iklim setempat, bervariasi
untuk menjaga keanekaragaman dan keberlanjutan pertanian organik.
e. Benih tidak boleh diberi perlakuan menggunakan bahan kimia sintetis.
2. Mutu benih
a. Tingkat kemurnian ≥ 95%.
b. Daya kecambah ≥ 90% dan vigoritas kecambah tinggi.
c. Bebas dari biji gulma dan cacat.
d. Benih sehat dan bebas dari OPT.
C. Prosedur pelaksanaan
a. Gunakan benih sayuran organik yang bermutu baik, jelas varietasnya (tepat
jenis), dengan potensi sesuai dengan karakteristik varietas tersebut.
b. Pilih benih yang memiliki daya adaptasi yang tinggi pada agroklimat
setempat serta jelas sumber benihnya.
c. Gunakan benih yang belum kadaluwarsa.
VI. Pembibitan
A. Definisi dan Tujuan
Menebarkan benih di tempat/bedengan penyemaian (kecuali bawang daun, wortel,
buncis dan lobak) untuk menumbuhkan tanaman dari biji hingga siap dipindah tanam
ke lahan.
B. Alat dan Fungsi
Untuk pembibitan, diperlukan alat dan bahan-bahan sebagai berikut:
a. Benih sayuran organik
b. ZPT ( Zat Perangsang Tumbuh) Organik ( air kelapa dan rebung)
c. Kompos
d. PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakteri)
e. Polybag kecil/bahan lain.
f. Embrat/gembor untuk menyiram
263
g. Naungan benih untuk melindungi benih dari air hujan dan terik matahari
h. Rak/meja benih untuk menaruh benih yang telah ditanam pada polybag
C. Prosedur pelaksanaan
1. Untuk brokoli, lettuce, kubis, seledri, tomat, selada, kaylan, pakcoy, romen, beet,
cabe, peterselly, sawi putih, sawi jabung, ketumbar, sukini, spinack,
a. Buat konstruksi naungan dari bambu sesuai tempat / lahan dengan ukuran
tinggi 2 - 3 m lebar menyesuaikan lahan.
b. Bentangkan plastik di atas konstruksi.
c. Bentangan plastik di jepit bambu (di paku / di kait kawat bedengan
secukupnya, tergantung jumlah bibit yang disiapkan).
d. Dirikan konstruksi tempat bibit/rak dari bambu dengan tinggi 80 cm panjang
dan lebar menyesuaikan panjang dan lebar lebar konstruksi naungan.
e. Buat bedengan dari campuran tanah gembur/halus dengan kompos dengan
komposisi 3:1 kemudian aduk hingga merata.
f. Siram bedengan dengan POC (Pupuk Organik Cair) 2 cc/liter air
menggunakan embrat/gembor.
g. Buat alur searah lebar bedeng sedalam 1,5 cm dengan jarak 2,5 cm antar alur
h. Benih direndam dengan air hangat yang telah dicampur dengan ZPT Organik
(air kelapa, rebung) ± 15-30 menit
i. Tabur benih dalam alur
j. Tutup tipis dengan tanah dan siram dengan larutan PGPR 50 cc/1 gembor
k. Tutup dengan karung goni yang telah dibasahi selama 3-15 hari
menyesuaikan benih yang akan ditanam.
l. Siapkan polybag ukuran 5 x 7 cm dan isi dengan campuran media tanah dan
kompos dengan perbandingan 3:1, kemudian siram dengan larutan 2 cc MOL
( Mikro Organisme Lokal) per 1 liter air
m. Benih yang telah tumbuh pada hari ke-12 (untuk benih sayuran daun dan
tomat ) dan untuk benih cabe dan beet yang telah tumbuh pada hari ke-25
dipindah ke polybag,
n. Taruh benih yang telah di tanam di polybag di atas rak/meja benih.
o. Menyiram dengan PGPR 50 cc/1 gembor diselingi air biasa diulang setiap 3
hari (menyesuaikan dengan cuaca)
p. Pengendalian hama apabila ditemukan dengan bahan-bahan organik.
VII. Penanaman
A. Definisi dan Tujuan
Menanam bibit ke areal pertanaman untuk menumbuhkembangkan tanaman sampai
siap dipanen.
B. Informasi pokok
a. Untuk menghindari kelayuan setelah penanaman dan memudahkan penanaman,
tanah disiram sehingga kondisi tanah lembab.
b. Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 09.00 pagi
atau sore hari setelah jam 15.30 untuk menghindari stres karena terik matahari.
264
c. Untuk membuat lubang tanam, gunakan tugal.
d. Lakukan pencatatan tanggal penanaman pada buku kerja, guna memudahkan
jadwal pemeliharaan, penyulaman, pemanenan dan rotasi tanam.
C. Prosedur pelaksanaan
a. Sehari sebelum penanaman buat lubang tanam sedalam 5-7 cm dengan jarak
tanam:
- Kobis, brokoli,lettuce, kaylan : 60 x 60 cm
- Cabe dan tomat : 60 x 70 cm
- Lobak, beet, seledri, pakcoy, peterselly, bawang daun, selada, romen: 20 x
20 cm
- Ketumbar : 10 x 20 cm
- Tamarillo : 300 x 300 cm
b. Pilih bibit yang tumbuh sehat dan kuat.
c. Tugal lubang tanam yang sudah disiapkan.
d. Siram lubang tanam dan bibit polybag dengan air.
e. Masukan bibit yang sudah disiapkan bersama sedikit tanah yang menempel pada
perakaran.
f. Padatkan tanah di sekitar perakaran.
g. Tingkat kelembaban tanah diusahakan tetap optimal.
VIII. Pemupukan
A. Definisi dan Tujuan
Memberikan unsur hara tambahan atau susulan pada tanaman untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi tanaman dan untuk manjamin pertumbuhan tanaman secara
optimal sehingga menghasilkan tanaman dengan mutu yang baik.
B. Informasi pokok
a. Peningkatan kesuburan tanaman dilakukan tanpa menggunakan pupuk maupun
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) kimia sintetis.
b. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang
diperbolehkan.
c. Limbah kotoran manusia tidak boleh digunakan sebagai pupuk pada tanaman
sayuran.
C. Prosedur pelaksanaan
a. Seminggu sekali disiram dengan pupuk organic cair dengan dosis 2 cc / liter air.
b. Pemupukan bisa dilakukan bersamaan dengan pengendalian OPT dengan cara
penyemprotan dengan dosis 2 cc /liter air setiap 5-7 hari sekali.
IX. Penyiraman
A. Definisi dan Tujuan
Memberikan air sesuai kebutuhan tanaman pada daerah perakaran dengan air yang
memenuhi standar pada waktu, cara, dan jumlah yang tepat untuk menjamin
kebutuhan air bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan proses produksinya berjalan
optimal.
265
B. Informasi pokok
a. Air yang digunakan untuk menyiram adalah air bersih yang tidak tercemar
limbah kimia sintetik.
b. Untuk menyalurkan air, gunakan alat bantu berupa selang, pompa air, atau
gembor.
c. Penyiraman dilakukan setiap hari atau 2 hari sekali, pada pagi atau sore hari,
tergantung kebutuhan.
d. Pada musim penghujan, intensitas penyiraman dikurangi agar tanah tidak terlalu
lembab.
C. Prosedur pelaksanaan
a. Air disiramkan ke masing-masing tanaman.
b. Ada sebagian petani menggunakan springkel buatan sendiri.
X. Pengendalian Hama Penyakit
A. Definisi dan Tujuan
Tindakan yang memadukan satu atau lebih teknik pengendalian Hama dan Penyakit
berupa hama patogen, yang dikembangkan dalam satu kesatuan atau dengan
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) untuk mencegah kerugian ekonomi berupa
kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk.
B. Alat dan bahan yang digunakan adalah:
a. Pestisida Nabati.
b. Sprayer khusus yang digunakan untuk menyemprotkan bahan pengendalian ke
tanaman.
c. Bahan pengendali Hama Penyakit (pestisida, agensia hayati), untuk
mengendalikan Hama Penyakit.
d. Bahan perekat organik untuk merekatkan pestisida pada tanaman agar tidak
mudah tercuci oleh air/hujan.
e. Bahan perata organik berfungsi agar pestisida dapat membasahi seluruh
permukaan tanaman yang disemprot.
f. Air untuk bahan mencampur pestisida.
g. Alat perangkap hama, untuk memikat lalat jantan masuk ke dalam perangkap.
h. Alat ukur (gelas ukur) untuk menakar pestisida nabati.
i. Perangkap hama ( kertas kuning yang diolesi lem)
C. Prosedur pelaksanaan
a. Lakukan pengamatan secara rutin pada kondisi pertanaman. Utamakan
pengendalian secara mekanis dan kultur teknis (tanaman yang terserang
hama/penyakit dicabut dengan tangan atau pisau, dibuang dan dibakar atau
dikubur sejauh mungkin dari lokasi kebun).
b. Lakukan prosedur pengendalian dengan cara penyemprotan pestisida nabati
secara selektif apabila tanaman terserang hama atau penyakit.
c. Hentikan penyemprotan minimal 2 minggu sebelum panen.
d. Pencampuran pestisida nabati dengan air dilakukan secara hati-hati dan tidak
menyebabkan pencemaran lingkungan.
e. Cuci bersih peralatan setelah dipergunakan.
266
f. Untuk perangkap hama dipasang dengan bilahan bambu ditancapkan sejajar atau
10 cm di atas tanaman.
XI. Perawatan (Penjelasan Umum)
A. Definisi dan Tujuan
Perawatan dilakukan dengan cara :
1. memberikan air sesuai kebutuhan tanaman pada daerah perakaran dengan air
yang memenuhi standar pada waktu, cara, dan jumlah yang tepat untuk menjamin
kebutuhan air bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan proses produksinya
berjalan optimal,
2. penyulaman jika terlihat tanaman banyak yang mati, kerdil, tumbuhnya tidak
normal, serta terjangkit atau terserang OPT,
3. Pengendalian hama dan penyakit dengan penyemprotan pestisida nabati jika
diperlukan.
B. Informasi pokok
a. Air yang digunakan untuk menyiram adalah air bersih yang tidak tercemar
limbah kimia sintetik.
b. Untuk menyalurkan air, gunakan alat bantu berupa selang, pompa air, atau
gembor.
c. Penyiraman dilakukan setiap hari atau 2 hari sekali, pada pagi atau sore hari,
sesuai kebutuhan.
d. Pada musim penghujan, intensitas penyiraman dikurangi agar tanah tidak
terlalu lembab
e. Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari agar terhindar dari terik
matahari.
f. Pengendalian OPT dilakukan tanpa menggunakan insektisda, fungisida,
nematisida, bakterisida kimia sintesis.
g. Penggunaan pestisida organik produksi pabrikan harus telah di sertifikasi
/diketahui oleh LSO (Lembaga Sertifikasi Organik).
h. Penggunaan Biopestisida harus sesuai dengan instruksi label dan dicatat.
i. Operator / pekerja memiliki pengetahuan tentang penggunaan produk
pelindungan tanaman (biopestisida, perangkap hormon, agensia hayati, dan
bahan-bahan lain jenis.)
j. Biopestisida disimpan di tempat yang berventilasi baik, kering, terlindung dan
terpisah dari material lainnya.
k. Tersedia catatan tentang biopestisida yang disimpan.
l. Terdapat fasilitas untuk menakar/ mengukur dosis penggunaan dan
mencampur biopestisida
C. Prosedur pelaksanaan
a. Air disiramkan ke masing-masing tanaman.
b. Ada sebagian petani menggunakan springkel buatan sendiri.
c. Untuk penyulaman, buang tanaman lama yang mati, kerdil atau tumbuhnya tidak
normal atau terserang hama dan penyakit, kemudian lubangi dan masukkan benih
267
baru yang sudah dipilih yang sehat dan normal serta umurnya sama dengan
tanaman yang diganti.
d. Untuk penyemprotan, Lakukan pengamatan secara rutin pada kondisi
pertanaman. Utamakan pengendalian secara mekanis dan kultur teknis (tanaman
yang terserang hama/penyakit dicabut dengan tangan atau pisau, dibuang dan
dibakar atau dikubur sejauh mungkin dari lokasi kebun).
e. OPT dikendalikan dengan penyemprotan pestisida nabati, agenhayati, atau alat
perangkap.
XII. Panen
A. Definisi dan Tujuan
Kegiatan memetik/memanen sayur yang telah siap panen sesuai persyaratan yang
telah ditentukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan persyaratan yang diminta
pasar.
a. Pemanenan dilakukan pada umur panen yang tepat untuk menghasilkan mutu
yang baik (sesuai spek permintaan pasar/konsumen)
b. Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah tidak ada air embun
pada sayuran atau sore hari untuk menghindari panas matahari.
c. Pemanenan dilakukan dengan cara hati-hati pada saat pemetikan/ pencabutan
tanaman agar tidak rusak
d. Alat dan wadah yang digunakan untuk panen dalam keadaan baik, bersih
bebas dari kontaminasi, bukan bekas tempat pupuk atau pestisida meskipun
sudah dibersihkan.
e. Hasil panen tidak boleh dicampur dengan hasil panen sayuran non organik.
B. Alat dan bahan
a. Pisau, gunting atau sabit untuk memotong bagian dari sayuran organik.
b. Keranjang/container plastik untuk wadah sayuran yang telah dipanen.
C. Prosedur pelaksanaan
a. Persiapkan alat dan wadah yang sudah bersih
b. Mengamati, memilih penampakan fisik sayuran dan umur yang sudah sesuai
dengan spek pesanan/permintaan konsumen.
c. Untuk sayuran yang diambil umbinya, cukup dicabut dengan tangan.
d. Gunakan alat pemotong sayuran yang tajam agar sayuran tidak rusak.
e. Sayuran yang dipanen kemudian dikumpulkan di keranjang, diberi alas kertas
plano atau daun pisang dan diletakan di tempat yang teduh.
f. Penumpukan sayuran dilakukan secara hati-hati dan tidak boleh terlalu tinggi
penumpukannya agar kulit sayuran tidak rusak/sesuai kapasitas
kontainer/keranjang plastik.
g. Sayuran kemudian segera diangkut dan diletakan di tempat gudang
penampungan.
268
XIII. Pasca Panen Dan Pengemasan
A. Definisi dan Tujuan
Kegiatan sortasi, pengkelasan, pengemasan dan penyimpanan sayuran berdasarkan
ukuran dan standar mutu yang telah ditentukan untuk menghasilkan sayur dengan
standar mutu yang baik dan seragam.
B. Informasi Pokok
a. Tidak digunakan plastik daur ulang (plastik hitam), bungkus plastik bekas dan
koran bekas.
b. Pisau untuk membuang bagian yang tidak memenuhi kualitas.
c. Timbangan, untuk menimbang sayuran.
d. Lakban, untuk menutup kemasan kotak karton.
e. Keranjang sayur untuk menyimpan sayuran yang akan disortasi.
f. Kemasan kantong plastik untuk menyimpan sayuran dalam ukuran yang kecil.
g. Tempat penyimpanan produk harus terpisah dari sarana produksi.
h. Sapu untuk membersihkan sisa-sisa sayuran.
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Sortasi
a. Di tempat penampungan dilakukan penyortiran sayuran. Dipilih sayuran yang
mulus, ukuran merata, bentuknya normal, tidak luka, tidak terserang
penyakit, tidak ada cacat fisik maupun mikrobiologis, tidak ada noda getah,
tidak ada bintik-bintik kehitaman dan tidak ada noda kudis (scab).
b. Untuk tanaman beet, lobak dan wortel perlu dilakukan pencucian dengan air
bersih yang mengalir.
c. Limbah sisa panen sayuran dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau
untuk bahan pembuatan pupuk organik.
2. Penimbangan
a. Setelah disortasi kemudian sayuran dimasukkan dalam kemasan yang
mempunyai lubang ventilasi (jenis sayuran; buncis, bawang daun, seledri,
peterselly, selada, dll).
b. Kemasan berisi sayuran dengan bobot yang sama.
c. Kemasan harus bersih dan bebas dari semua benda asing.
3. Pengemasan sayuran
Cara pengemasan dilakukan sesuai dengan permintaan pasar (menggunakan
plastik wrapping).
4. Pengiriman
Selanjutnya sayuran dalam kemasan dikirim ke pelanggan (supermarket) dan ada
yang diambil oleh pelanggan di lokasi packing house.
269
XIV. Pembuatan MOL
A. Definisi dan Tujuan
MOL atau singkatan Mikro Organisme Lokal adalah bakteri yang diperoleh dari
hasil eksplorasi lokal yang dimanfaatkan untuk budidaya pertanian organik.
kegunaannya:
1. Dimanfaatkan sebagai POC (Pupuk Organik Cair)
2. Dimanfaatkan sebagai dekomposer atau biang untuk pembuatan kompos
3. Dimanfaatkan untuk pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman
B. Alat dan Bahan
Untuk pembuatan MOL 30 ltr di siapkan bahan dan alat sebagai berikut:
a. 20 ltr air kelapa
b. 5 ltr tetes tebu
c. 1 ltr pengikat N ( fermentasi akar kacang-kacangan, orok-orok )
d. 7 buah nanas matang atau buah lainnya
e. 1 kl gula pasir
f. 5 btr ragi tape
g. Drum plastik
h. Blender
i. Tongkat pengaduk
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Buah nanas dihaluskan ( ditumbuk/diblender )
2. Haluskan ragi tape
3. Masukkan semua bahan tersebut kedalam drum/ jerigen
4. Aduk hingga merata dan tercampur semua bahan yang ada
5. Tutup rapat drum yang telah berisi semua bahan tersebut agar terjadi proses
fermentasi. Beri lubang untuk aerasi. Lubang aerasi ini bisa menggunakan
selang agar tidak dimasukki oleh lalat atau serangga lain.
6. Semua bahan kemudian difermentasi selama 2 minggu sebelum digunakan.
7. Setiap 2 hari dibuka dan diaduk kemudian tutup kembali.
XV. Pembuatan Pupuk Organik (Resep 1)
A. Definisi dan Tujuan
Pembuatan pupuk organik merupakan kegiatan dekomposisi pupuk kandang dan
bahan alami lainnya dengan tujuan menghasilkan pupuk organik untuk
meningkatkan kesuburan tanah di lahan pertanaman sayuran organik.
B. Informasi Pokok
a. Pupuk organik diupayakan berasal dari pertanian organik, apabila tidak
diperoleh, masih dimungkinkan berasal dari pertanian non organik (harus
ada perlakuan khusus).
b. Pupuk kandang dan bahan alami lainnya bukan berasal dari factory
farming/peternakan yang menggunakan hormon dan antibiotik sintetis.
270
c. Pupuk organik yang dihasilkan disimpan di tempat yang bersih, aman,
kering, terlindung, serta terpisah dari benih, hasil tanaman, dan bahan-bahan
pengendali OPT.
1. Pembuatan Pupuk Organik Padat
A. Alat, Bahan, dan Fungsi
a. Cangkul untuk mencampur dan membalik lapisan pupuk kandang.
b. Garpu untuk membalik lapisan pupuk.
c. Emrat untuk menyiram.
d. Pupuk kandang (kotoran hewan), seresah (rumput kering), sekam,
tetes tebu, air dan starter (EM:Effective Microorganism atau
MOL/IMO) sebagai bahan pembuatan pupuk organik padat.
e. Ember untuk wadah mencampur.
B. Prosedur Pelaksanaan
a. Pupuk kandang, seresah, dan sekam dicampur dengan perbandingan
3:1:1.
b. Campuran pupuk kandang, seresah, dan sekam disusun berlapis
dengan ketebalan sekitar 20 cm.
c. Tetes tebu, starter, dan air dicampur di ember dengan perbandingan 10
liter air, 100 ml tetes tebu, dan 20 cc starter.
d. Setiap lapis campuran pupuk kandang disiram dengan campuran tetes
tebu dan starter.
e. Setiap tiga hari, lapisan dibalik dan disiram dengan air menggunakan
garpu atau cangkul.
f. Setelah tiga bulan pupuk organik siap digunakan
2. Pembuatan Pupuk Organik Cair (Resep 1)
A. Alat, Bahan, dan Fungsi:
a. Tong untuk wadah fermentasi.
b. Lumpang dan alu untuk menampung.
c. Saringan untuk menyaring hasil tumbukan rimpang dan daun.
d. Sendok kayu untuk mengaduk larutan.
e. Panci untuk merebus larutan.
f. Kompor untuk memanaskan panci selama merebus larutan.
g. Urin sapi sebanyak 4 liter, susu sebanyak 5 liter, tetes tebu sebanyak 4
liter, empon-empon atau rimpang (kunyit, kencur, temu-temuan)
sebanyak 5 kg, dan daun-daunan atau kliko (kulit kina) sebanyak 5 kg
sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair.
B. Prosedur Pelaksanaan:
a. Empon-empon atau rimpang, daun-daunan atau kliko (kulit kina)
ditumbuk dengan lumpang dengan alu.
b. Hasil tumbukan rimpang dan daun direbus dengan menggunakan air,
disaring, dan didinginkan.
c. Urin sapi, susu, tetes tebu, serta larutan rebusan rimpang dan daun
dicampur dan diaduk.
271
d. Larutan yang telah dicampur difermentasi selama dua minggu dan
diaduk setiap tiga hari sekali.
e. Pupuk organik cair hasil fermentasi urin sapi (ferinsa) siap digunakan.
3. Pembuatan Pupuk Organik Cair (Resep 2)
A. Alat dan Bahan:
Gentong plastik, blender, mangkok plastik atau ember, gayung, alat
penyaring, botol, label, bawang putih 1 kg, tetes tebu 2 kg/lt, susu murni
2 liter, telur ayam 1 kg, kecambah 1 kg, tuak 10 liter, air leri 5 liter,
trikoderma/IMO 2/MOL.
B. Prosedur Pelaksanaan
Bawang putih dan kecambah ditumbuk sampai halus, dimasukkan dalam
gentong, kuning dan putih telur tuangkan diatasnya, masukkan susu
murni, kemudian tetes tebu dituangkan sambil di aduk, tuangkan tuak
kemudian air leri, masukkan Trikoderma/IMO 2/MOL aduk sampai rata,
di fermentasi selama 7 hari, dan setiap hari diaduk satu kali, kemudian
disaring dimasukkan dalam botol.
C. Cara Penggunaan
100-150 cc Pupuk cair : 14 lt air, Semprotkan/kocor pada tanaman 5
hari/semingggu sekali, pagi atau sore hari.
D. Aplikasi pada urin sapi (membuat fermentasi urin sapi)
Siapkan alat dan bahannya terlebih dahulu, meliputi: MOL, urin sapi,
drum plastik, dan tongkat pengaduk. Kemudian campurkan MOL dengan
urin sapi dengan perbandingan 1:2. Lalu, masukkan ke dalam drum tutup
rapat diamkan selama 30 hr (lebih lama hasil fermentasi lebih sempurna).
Setelah minimal 30 hari, FERINSA siap digunakan.
XVI. Pembuatan Pestisida Nabati (Resep 1)
A. Definisi dan Tujuan
Kegiatan membuat pestisida / insektisida nabati dari ekstrak biji bengkuang untuk
mengendalikan kutu-kutuan daun aphid juga sejenis ulat.
B. Alat dan Bahan
1. 1 kg biji bengkuang kering.
2. 3 liter air kelapa.
3. 3 butir labu siam sebagai bahan pengental dan perekat.
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Biji bengkuang direndam dengan air kelapa selama 4 hari.
2. Biji bengkuang dihaluskan dengan diblender.
3. Labu siam dihaluskan.
4. Semua bahan disaring.
5. bahan siap diaplikasikan ke lahan dengan dosis 10-15 cc / tangki.
272
XVII. Pembuatan Pestisida Nabati (Cara 2)
A. Definisi dan Tujuan
Pembuatan pestisida nabati merupakan kegiatan membuat Trichoderma spp.
Padat yang digunakan sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman
(OPT).
B. Informasi Pokok
a. Pestisida nabati dibuat dari bahan-bahan alami yang tidak mengandung
bahan kimia atau sintetis.
b. Pestisida nabati yang dihasilkan disimpan di tempat yang bersih, aman,
kering, terlindung, serta terpisah dari benih, hasil tanaman, dan pupuk.
C. Alat dan Bahan
Panci dan kompor untuk merebus bahan trichoderma padat, plastik ukuran ½ kg
untuk kemasan pestisida nabati, karet gelang, inkas atau laminar air flow, kawat
inokulasi, lampu spirtus, bekatul, isolat trichoderma spp, dan alkohol.
D. Prosedur Pelaksanaan
a. Bekatul direbus selama + ½ jam, kemudian didinginkan.
b. Masukkan ke dalam plastik + 1/3 bagian (1,5 ons).
c. Direbus lagi selama 1 ½ jam dan didinginkan.
d. Buka plastik, masukkan isolat dan tutup lagi dengan karet gelang.
e. Pemberian isolat dilakukan di dalam inkas (laminar air flow) untuk menjaga
kontaminasi.
f. Tempatkan di tempat yang sejuk.
g. Setelah dua minggu trichoderma padat siap diaplikasikan.
XVIII. Pembuatan Pestisida Nabati (Cara 3)
A. Alat, Bahan, dan Fungsi
Tabung galon air mineral sebanyak satu buah sebagai alat fermentasi, botol air
mineral volume 600 ml sebanyak tiga buah sebagai alat fermentasi, selang
diameter 5 mm sepanjang + 3 m untuk menghubungkan alat fermentasi dengan
airtator, airtator, kapas/glasswoll, kentang 4 kg, gula pasir 1 kg, air, isolat
trichoderma spp, kalium permaanganat.
B. Prosedur Pelaksanaan
a. Kentang dikupas dan diiris-iris setebal + 0,5 cm, kemudian direbus dengan air
sampai mendidih.
b. Air rebusan kentang disaring dan ditambah gula pasir.
c. Larutan air rebusan kentang dan gula dimasukkan ke dalam galon air mineral,
lalu ditambah isolat trichoderma spp.
d. Tabung galon dan botol air mineral dihubungkan dengan airtator dan selang.
e. Trichoderma cair siap diaplikasikan setelah dua minggu.
273
Standar Internal Organik kelompok tani
Dari hasil diskusi dengan Tim Penyusun Dokumen ICS dan Pembina Mutu dari Dinas
Pertanian, Perkebunan Dan Kehutanan Kabupaten Semarang dan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah, maka di sepakati beberapa
aturan yang harus dipenuhi oleh anggota-anggota kelompok tani:
1. Kebun yang sudah terdaftar dalam sertifikat organik tidak dijual ataupun
dipindahtangankan/disewakan kepada orang lain, kecuali kepada yang akan
mengusahakan secara organik juga. Apabila tidak ada sertifikat tanah maka harus
ada bukti kepemilikan yang sah.
2. Lahan organik yang bersebelahan dengan lahan non organik harus ada pembatas
yang mampu menghindari kontaminasi dari lahan non organik.
3. Benih sayuran berasal dari produk kelompok sendiri maupun pabrikan. Untuk
benih dari pabrikan melalui perlakuan tertentu agar terhindar dari bahan kimia.
4. Kebun sayuran organik harus bebas dari pupuk dan pestisida kimia serta bahan
herbisida kimia.
5. Pengendalian hama/penyakit harus dilakukan secara alamiah (menggunakan
kearifan lokal). Gulma dimanfaatkan untuk pengendalian secara alamiah dan
digunakan untuk pupuk hijau.
6. Setiap anggota kelompok tidak boleh menyimpan bahan kimia yang
dipergunakan untuk pertanian, baik di rumah, kebun dan gudang yang digunakan
untuk budidaya sayuran organik.
7. Tidak menerima proyek dari luar yang menggunakan paket kimia sintetis atau
membeli sendiri dari toko untuk budidaya sayuran organik.
8. Pembersihan gulma/tanaman pengganggu tidak boleh menggunakan bahan kimia
sintetis.
9. Setiap anggota wajib mengontrol kebunnya dan kebun sesama anggota kelompok,
serta bersedia diperiksa oleh petugas dan sesama anggota baik di rumah, kebun
dan tempat penyimpanan sayuran.
10. Petani anggota kelompok, wajib memiliki data tentang kebunnya.
11. Tidak menerima atau membeli produk yang non organik dari luar kelompok.
12. Apabila terdapat produk sayuran organik di luar kelompok tani, kelompok tani
dapat melakukan kerjasama dalam penjualan.
13. Pemanenan dilakukan dengan cara yang tepat dan sesuai karakter sayuran.
14. Tidak boleh menyimpan sayuran pada tempat atau wadah bekas bahan kimia
sintetis termasuk wadah baru yang berlabel kimia sintetis.
15. Seluruh sarana yang digunakan dalam budidaya, penanganan pasca panen harus
bebas dari bahan kontaminan yang dapat menggagalkan integritas keorganikan.
Sarana yang telah digunakan untuk produk non organik apabila mau digunakan
untuk produk organik harus dicuci lebih dahulu (sprayer, cangkul, wadah-wadah
dsb).
16. Setiap anggota wajib menjual ke pengelola pasca panen meskipun terjadi
persaingan harga sesaat.
17. Setiap anggota kelompok tani wajib mengikuti pertemuan atau penyuluhan dari
pihak manapun terkait dengan pertanian organik.
274
18. Pengurus kelompok tani dan petugas ICS melakukan tugasnya secara jujur
dan transparan.
19. Hamparan sayuran organik perlu dibuatkan blok kebun milik anggota agar
tidak menimbulkan kerancuan jika terjadi pencemaran sayuran non organik.
20. Setiap anggota kelompok tani yang mengelola ternak (besar dan kecil) wajib
mengelolanya secara alamiah sehingga tidak menimbulkan dampak pencemaran
terhadap lahan organik.
21. Jika mengalami kesulitan dalam pengelolaan organik dapat berkonsultasi dengan
penyuluh dan petugas lapangan.
22. Setiap anggota kelompok tani berhak memberikan suara dalam memberikan usul
saran serta hak memilih dan dipilih menjadi pengurus.
23. Anggota kelompok tani dapat mempelajari administrasi pengurus jika
membutuhkan.
24. Setiap anggota kelompok tani saling memberi peringatan jika ada anggota lain
yang melanggar.
25. Setiap anggota kelompok tani harus mengikuti aturan yang sudah disepakati
bersama dan jika melanggar akan diberi sanksi denda sesuai peraturan yang
berlaku (kesepakatan anggota kelompok tani).
26. Setiap anggota harus membuat surat pernyataan serta menandatanganinya dan
mentaati aturan dan keputusan kelompok tani.
27. Apabila menggunakan pupuk atau pestisida jenis baru harus sesuai dengan
lampiran SNI 01-6729-2010 tentang Sistem Pangan Organik atau menanyakannya
pada penyuluh atau pembina Lapang.
28. Selama transportasi dari anggota ke pengelola penanganan pasca panen harus tetap
adanya jaminan tidak terjadi kontaminasi yang dapat mengagalkan nilai
organiknya.
Aturan Tambahan :
29. Sayuran yang ada di luar kelompok tani dapat diterima oleh kelompok asalkan
dikelola secara organik.
30. Petani yang memiliki lahan di luar wilayah kelompok tani perlu membuat dan
menandatangani surat pernyataan bilamana menghendaki kerjasama.
31. Setiap anggota kelompok tani tidak boleh membuang sampah non organik (plastik,
kaleng dsb) ke lahan sayuran organiknya.
275
Lampiran VI
TATA CARA PEMBUATAN PGPR, IMO 1-5, OHN, FPJ, dan FFJ
Biang PGPR.
- Diambil dari Akar (pilih salah satu saja): bambu, serai, putri malu, rumput gajah,
atau glagah.
- Potong akar yang menempel di pohon dan terpendam di dalam tanah ± 1 Kg.
- Tanah yang menempel di akar tak usah dibuang.
- Kemudian masukan ke dalam botol, lalu masukan air 3 per empat isi botol.
- Kocok-kocok kemudian botol di tutup kembali.
- Biarkan selama 48 jam s/d 96 jam.
- Tiap hari dikocok kocok, bertujuan agar mikroba biang bertambah populasinya.
Mikroba berkembang biak dgn membelah diri.
Teknik Pengembangbiakkan:
- Siapkan bahan dan alat, meliputi: wadah (ember, galon, toples, dll), dedak/bekatul
1 kg, terasi ½ -1 kg, gula putih/merah 1ons, penyedap rasa 2 s/d 4 sachet kecil
(michin, masako, atau royko), kapur sirih 5 gram, dan air 10 liter.
- Semua bahan direbus air, didihkan selama kurang-lebih 10 atau 15 menit.
- Setelah dingin (tutup panci jangan sampai terbuka), masukkan ke dalam wadah
(boleh disaring dulu atau tanpa disaring)
- Masukkan biang PGPR.
- Tutup wadah dengan kertas koran dan diikat dengan karet gelang.
- Tiap hari wadah dikocok-kocok.
- Fermentasi 7-10 hari.
- PGPR sudah jadi, dibuktikan dengan ciri-ciri: berbau asam, ada buah di atas adonan,
bila dikocok keluar gelembung udara dari dalam adonan.
PGPR dapat diaplikasikan untuk:
- Buat merendam benih 5 cc/1 liter air.
- Sebelum semai atau ditanam di lahan atau lubang tanam disemprot dosis 80 cc/14
liter (1 tangki).
- Bila memakai benih buatan pabrik, sebelum ditebar basahi dulu benih (remas-
remas), lalu diamkan minimal 6 jam, baru kemudian ditebar di lahan atau di lubang
tanam.
- Boleh menggunakan perekat (putih telur kampung) dalam aplikasinya.
- Bila mau disimpan, beri adonan dengan air buah setiap 15 hari atau 30 hari.
- Waktu aplikasi yang terbaik adalah sore hari.
Sumber:
Lukitaningsih, Dewi. 2013. Cara Pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting
Rhizobacteria). Diakses dari https://luki2blog.wordpress.com/2013/12/27/cara-
pembuatan-pgpr-plant-growth-promoting-rhizobacteria/ (21 November 2014 jam
15.15)
276
TATA CARA MEMBUAT INDEGENOUS MICROORGANISM 1-5
Siapkan nasi dingin (terserah berapa gram), letakkan di dalam wadah (bisa
menggunakan keranjang bolong-bolong), lalu tutup dengan kertas.
Letakkan wadah tersebut di bawah pohon (paling baik pohon bambu, tapi
kalau tidak ada, pohon apa saja bisa), lalu tutupi dengan daun bambu
kering atau daun-daun kering lainnya atau jerami padi. Biarkan selama 2-3
hari.
wadah disungkup daun bambu kering
Setelah 2-3 hari, nanti akan muncul jamur putih seputih kapas. Nasi yang
berjamur ini disebut IMO1. Berdasarkan kasus yang diamati, jamur
putihnya cuma muncul sedikit karena diletakkan di bawah pohon mangga
dan kurang tertutupi dengan daun-daun bambu maupun daun kering.
Semakin rimbun dedaunan kering dan pohonnya, peluang mendapatkan
jamur putih makin besar. Meskipun diperoleh jamur warna-warni, tetap
bisa digunakan sebagai IMO.
277
Gambar IMO 1
Selanjutnya, campur nasi berjamur tersebut dengan gula merah di dalam
wadah, dengan perbandingan 1:1. Campur rata, lalu tutup. Simpan selama
5 hari. Hasilnya disebut IMO 2.
278
Gambar IMO 2 setelah jadi. Ini sudah dicampur air cucian beras sedikit.
Di dalam resep aslinya, 1 gram IMO2 + 10 kg dedak/bekatul + 2 liter air
beras (cucian pertama saja, yang sudah didiamkan 3 hari). Tetapi
takarannya bisa ditambah hingga berat isi sekitar 1 kg, lalu ditambah
dengan air kelapa. Bagi yang mau buat lebih sedikit, jumlahnya
disesuaikan saja untuk dedak dan air beras atau kelapanya. Resepnya dapat
dimodifikasi sebagai berikut:
IMO2 (semuanya) + 10 kg dedak/bekatul + 2 liter air cucian beras + 2 liter
air kelapa
Seluruh bahan tersebut diaduk-aduk sampai merata, lalu tutup dengan
daun pisang.
Hasilnya dikenal dengan sebutan IMO3. IMO3 inilah yang nantinya
sebagai biang mikroba untuk bikin kompos maupun fermentasi kotoran
hewan untuk pupuk kandang.
279
Gambar IMO3
Selanjutnya untuk membuat IMO4, kita cukup mencampur IMO3 dan
tanah dengan perbandingan 1:1. Simpan selama 3-5 hari. Jadi ga semua
IMO3 kita pakai, sebutuhnya aja, sisanya sebagai stok. Saya campur 1
ember kecil IMO3 dengan seember kecil tanah. Guna IMO4 ini nantinya
untuk ditebar di permukaan media tanam saat persiapan lahan tanam.
280
Gambar IMO 4 setelah 3 hari pemeraman. Ditandai dengan jamur putih
yang banyak
Untuk membuat IMO 5, campur kotoran hewan (kohe) 10 bagian dengan 1
bagian IMO 4 (perbandingannya adalah 1 IMO 4 : 10 kohe). Lalu
disimpan. Setelah seminggu, dibalik-balik, kemudian disimpan lagi. Lebih
lama disimpan/diperam, maka hasilnya lebih bagus. Setelah kohenya
terlihat matang, hasil fermentasi ini bisa dipakai sebagai pupuk dasar.
IMO 3 biasa digunakan untuk membuat IMO 4, IMO 5, dan kompos.
Tanah yang dicampur IMO 4 teksturnya menjadi lebih gembur, tidak
mudah memadat. IMO 4 bisa ditebar di tiap pot tanam seminggu sebelum
tanam, lalu disemprot FPJ. Kadang dicampurin dan diaduk ke media
tanam. Selain itu, IMO 4 bisa disebar di tanah di halaman/taman.
281
Gambar bahan kompos di dalam komposter yang ditebar sedikit IMO 3
dan IMO 4.
Sumber:
Anonim. 2015. Indigenous Microorganism (Mikroorganisme Lokal)-dari IMO 1-
IMO 5. Diakses dari http://dkwek.com/ 2546/ indigenous-microorganism-
mikroorganisme-lokal-dari-imo1-sampai-imo5/comment-page-1/(21Februari 2015
jam 15.47)
282
TATA CARA MEMBUAT ORIENTAL HERB NUTRIENT (OHN)
Dari kiri Kiri : OHN Bawang Puteh, OHN Halia, dan OHN Kunyit
OHN juga dikenali sebagai FPE (Fermented Plant Extract). Bahan ini adalah
sangat baik untuk menambah pertahan pokok dari jangkitan kulat, virus dan
serangan serangga perusak atau dengan kata lain bahan yang boleh digunakan
untuk proses imunisasi pokok .
Bahan-bahan yang diperlukan
Bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan OHN ialah bawang putih, halia,
kunyit hidup, kulit kayu manis, tong kui, kam coo, akar seruntun, dan daun
mambu.
Bahan-bahan ini digunakan untuk membuat OHN kerana secara berasingan ianya
mempunyai sifat-sifat tersendiri untuk melawan penyakit tanaman. Sifat-sifat
bahan-bahan tersebut adalah seperti berikut:
Bawang putih - dibenci oleh serangga perosak dan anti bakteria.
Halia - anti kulat.
Kunyit - anti kulat.
Tong kui - mengandungi coumarin, menghalang penyakit yg disebabkan
oleh kulat.
Kam coo - mengandungi glycyrrhizin, anti virus dan bakteria.
Kulit kayu manis - mengawal kulat, bakteria dan virus.
Akar seruntun - mencegah serangga penghisap cecair tumbuhan.
Daun mambu - serangga tak suka, fungus juga tak suka padanya.
283
Cara Pembuatan
Terdapat 3 cara pembuatan iaitu a) Kaedah diperam bersama gula merah, b)
Kaedah diperam dengan air dan c) Kaedah direndam dengan alkohol dan gula
merah.
Cara peraman dengan gula merah
1. Cara ini digunakan untuk peram kunyit hidup, halia dan bawang putih.
2. Potong kunyit hidup, halia, bawang putih, asingkan ketiga tiganya, campur
dengan gula merah, nisbah 1:1. Ini bermakna: 1 kg halia + 1 kg gula merah; 1
kg bawang putih + 1 kg gula merah dan 1 kg kunyit + 1 kg gula merah.
3. Peram ketiga2nya berasingan, selama 7 hari.
4. Selepas 7 hari, tapis & Campurkan: 100 ml OHN bawang putih + 100 ml OHN
kunyit + 100 ml OHN halia (Letak dalam satu bekas)
Cara guna
Cairkan 5 ml OHN/1L air. Sembur pada tanaman dan tanah 1 atau 2 kali
seminggu. Jangan lupa diperam dengan air dan direndam dengan alkohol dan gula
merah.
Sumber:
Yakub, Musa. 2015. Cara Membuat OHN (Oriental Herbs Nutrient). Diakses dari
http://www.tinohtin.com/2015/01/cara-membuat-ohn-oriental-herbs-nutrient.htm
(21Februari 2015 jam 15.47)
284
TATA CARA MEMBUAT FERMENTED PLANT JUICE
Fermentasi Tanaman Jus atau FPJ terbuat dari tunas ketiak dan buah-
buahan muda, tanaman cepat tumbuh, daun muda tanaman dan rumput. Campuran gula mentah atau molasses, jus diekstrak dan difermentasi setelah
menyimpan untuk jangka waktu. Cairan diterapkan pada daun tanaman dan titik
tumbuh, tanah di sekitar tanaman, kompos tumpukan dan hewan beddings untuk
membentengi kegiatan mikroba.
Memilih bahan baku untuk Fermentasi Tanaman Jus
Dipilih bahan yang muda dan segar, bebas dari hama serangga dan penyakit,
melimpah di area produksi, dan bebas dari kontaminan kimia
Bahan yang dibutuhkan dalam membuat Fermentasi Tanaman Jus
Tanaman lokal yang cepat tumbuh seperti kangkung, kacang-kacangan dan
rumput. Dapat juga menggunakan rebung, tunas asparagus, bagian tanaman
tumbuh aktif dan buah-buahan muda mentimun, labu, melon, semangka,
ampalaya, dan cucurbits lainnya.
Spesies Weed yang ditemukan tumbuh di daerah produksi, daun muda pohon,
batang pisang, daun muda dan buah-buahan dari stres tanaman toleran juga
bahan yang baik untuk Fermentasi Tanaman Jus.
Anda dapat menggunakan salah satu gula mentah atau molasses atau mana
yang tersedia dan dapat dibeli dengan harga yang lebih rendah.
Anda akan perlu baskom, panci keramik atau ember plastik, tas bersih atau tas
kain, kertas atau kain untuk penutup, tali, batu berat badan, bolo, talenan,
menandai pena dan kaca stoples.
Langkah-langkah dalam Membuat Fermentasi Tanaman Jus 1. Kumpulkan bahan tanaman pagi sementara mereka segar dan mikroorganisme
masih ada. Jangan mencuci bahan tanaman.
2. Potong bahan tanaman menjadi potongan-potongan kecil sehingga jus dapat
dengan mudah diambil.
3. Letakkan 3 kg cincang bahan tanaman dalam baskom, tambahkan 1 kg gula
mentah atau molasses, kemudian aduk dengan tangan. Pastikan bahwa semua
bahan tanaman dicampur dengan gula sehingga jus dapat diekstraksi dengan
mudah.
4. Masukkan adonan ke dalam kantong atau tas kain bersih. Hal ini dilakukan
agar sari akan cairan dari segala sisi tas.
5. Letakkan campuran dibungkus dalam keramik pot atau ember plastik, dan
meletakkan berat badan untuk kompres campuran. Batu adalah bahan yang
baik digunakan untuk menimbang bawah campuran.
6. Tutup panci atau ember dengan kertas atau kain, dan aman dengan tali atau
karet gelang. Kertas atau kain yang digunakan sebagai penutup untuk
memungkinkan udara masuk ke dalam panci dan untuk gas yang diproduksi
selama proses fermentasi untuk melarikan diri. Di sampul, ditulis tanggal
pengolahan dan perkiraan tanggal panen.
7. Simpan wadah dengan campuran kantong di tempat teduh sejuk kering.
Pastikan bahwa tempat penyimpanan tidak penuh dengan kecoak atau tikus,
285
karena mereka mungkin memakan campuran dan mencemari ekstrak. Pada 7
hari, jus tanaman diekstrak dan difermentasi. Ekstrak tanaman akan berubah
warna dari hijau menjadi kuning, kemudian coklat dan akan bau manis dan
alkohol.
8. Setelah 7 hari, angkat campuran kantong dan menekan keras untuk
mendapatkan ekstrak yang tersisa.
9. Kumpulkan ekstrak fermentasi dan melestarikan dalam gelap jar kaca
berwarna. Untuk menutupi jar, gunakan kertas atau kain untuk memungkinkan
gas untuk melarikan diri selama fermentasi lebih lanjut, maka, simpan di
tempat yang sejuk dan teduh. Dapat ditambahkan residu tanaman tumpukan
kompos untuk mempercepat dekomposisi atau dapat menerapkannya pada plot
kebun sebagai sumber bahan organik. Jus Fermentasi Tanaman lebih efektif
jika disimpan selama satu minggu lagi setelah selesai.
Penggunaan dan tingkat penerapan Fermentasi Tanaman Juice
Sebagai perlakuan benih sebelum disemai: rendam benih dalam larutan 0,2%
selama 4 sampai 5 jam untuk memfasilitasi perkecambahan dan sebagai solusi
awal untuk berkecambah benih.
Sebagai penambah pertumbuhan alami: Jus Tanaman Fermentasi terbuat dari
bagian tanaman tumbuh aktif dan tanaman cepat tumbuh dapat mengandung
hormon pertumbuhan alami dan mineral nitrogen yang mempromosikan
pertumbuhan tanaman. Campurkan 1 sendok teh Fermentasi Tanaman Jus per
liter air dan semprotkan pada daun atau mendaftar langsung ke tanah di sekitar
tanaman dari kecambah sampai dengan pra-berbunga panggung. Anda dapat
menerapkan mingguan atau tergantung pada kekuatan tanaman. Harap dicatat
bahwa dengan penggunaan Fermentasi Tanaman Jus, tidak ada overdosis;
Anda dapat menggunakannya secara bebas. Namun, tanah harus disiram
terlebih dahulu sebelum menerapkan Fermentasi Tanaman Jus untuk
menghindari terik dari akar.
Oleskan Fermentasi Tanaman Jus untuk tanah untuk melayani sebagai sumber
energi untuk mempercepat kegiatan mikroorganisme tanah. Kegiatan ini akan
membuat nutrisi yang tersedia untuk tanaman.
Beri Fermentasi Tanaman Juice, sebagai minuman, ternak pada 1 sdm / liter
untuk meningkatkan aktivitas mikroba dalam saluran pencernaan. Hal ini akan
mengakibatkan penyerapan nutrisi yang lebih baik.
Semprotkan ke beddings hewan untuk mempercepat dekomposisi kotoran.
Sumber: Anonim. 2014. How To Make Fermented Plant Juice Or FPJ. Diakses
dari http://businessdiary.com.ph/3468/how-to-make-fermented-plant-juice-or-fpj
(21Februari 2015 jam 15.47)
286
TATA CARA MEMBUAT FERMENTED FRUIT JUICE
Fermentasi Jus Buah atau FFJ terbuat dari buah-buahan matang manis,
sayur buah dan tanaman akar. Benar-benar dicampur dengan gula mentah atau
molasse dan disimpan untuk jangka waktu yang singkat, ekstrak fermentasi
diterapkan pada tanaman untuk mempromosikan berbunga dan berbuah.
Memilih bahan untuk Fermentasi Buah Jus Dipilih bahan yang diproduksi secara lokal, bebas dari hama serangga dan
penyakit , dan tidak cocok untuk konsumsi manusia.
Bahan yang dibutuhkan dalam membuat Fermentasi Buah Jus
Lokal berbuah matang manis seperti mangga, pisang, pepaya, strawberry dan
chico; Buah labu matang dan matang wortel; dan tanaman akar terutama
camote, singkong dan gabi. Buah jeruk tidak direkomendasikan. Dapat
membuat Fermentasi Buah Jus dari bahan tunggal atau kombinasi bahan.
Ekstrak dari kombinasi pisang, pepaya, dan labu telah terbukti efektif dalam
induksi bunga dan berbuah dengan banyak petani organik.
Dapat menggunakan salah satu gula mentah atau molasses atau mana yang
tersedia atau dapat dibeli dengan biaya lebih rendah.
Perlu menyiapkan dan menggunakan pot keramik atau ember plastik, baskom,
tas atau tas kain bersih, kertas atau kain untuk penutup, tali, batu berat badan,
bolo, talenan, menandai pena, dan stoples kaca untuk penyimpanan.
Langkah-langkah dalam Membuat Fermentasi Buah Jus 1. Kumpulkan buah matang atau sayuran yang sudah tersedia atau musim,
misalnya, jika labu tersedia, kemudian membuat jus labu fermentasi. Ada
banyak bahan yang akan digunakan, sehingga dapat membuat berbagai jenis
Fermentasi Buah Jus. Menggunakan bahan yang bebas dari hama serangga dan
penyakit.
2. Potong bahan menjadi potongan-potongan kecil sehingga jus dapat dengan
mudah diambil.
3. Letakkan 1 kg cincang bahan dalam baskom, tambahkan 1 kg gula mentah atau
molasses, dan kemudian aduk dengan tangan kosong. Harus dipastikan bahwa
semua bahan cincang dilapisi dengan gula atau molasses sehingga jus dapat
diekstraksi dengan mudah.
4. Masukkan adonan ke dalam kantong atau tas kain bersih. Hal ini dilakukan
agar sari akan cairan dari segala sisi tas. Masukkan campuran dibungkus dalam
keramik pot atau ember plastik, dan meletakkan berat badan untuk kompres
campuran. Batu adalah bahan yang baik digunakan untuk menimbang bawah
campuran.
5. Tutup panci atau ember dengan kertas atau kain dan aman dengan tali atau
karet gelang. Kertas atau kain yang digunakan sebagai penutup untuk
memungkinkan udara untuk masuk ke dalam pot atau ember dan gas yang
diproduksi selama proses fermentasi untuk melarikan diri. Di sampul, menulis
tanggal pengolahan dan perkiraan tanggal panen.
6. Simpan wadah dengan campuran kantong selama 7 hari di tempat teduh sejuk
kering. Pastikan bahwa tempat penyimpanan tidak penuh dengan kecoak atau
287
tikus, karena mereka mungkin memakan campuran dan mencemari ekstrak.
Pada 7 hari, jus tanaman diekstrak dan difermentasi. Ekstrak buah akan
berubah warna dari oranye kuning sampai coklat, dan akan bau manis dan
alkohol. Setelah 7 hari, angkat campuran kantong dan menekan keras untuk
mendapatkan ekstrak yang tersisa.
7. Kumpulkan ekstrak fermentasi dan melestarikan dalam gelap jar kaca
berwarna. Untuk menutupi jar, gunakan kertas atau kain untuk memungkinkan
gas untuk melarikan diri selama fermentasi lebih lanjut, maka, simpan di
tempat yang sejuk dan teduh. Dapat menambahkan residu buah tumpukan
kompos untuk mempercepat dekomposisi atau dapat menerapkannya pada plot
kebun sebagai sumber bahan organik. Fermentasi Jus Buah lebih efektif jika
disimpan selama satu minggu lagi setelah selesai.
Penggunaan dan tingkat penerapan Fermentasi Buah Jus
Sebagai inducer bunga dan buah setter-Fermentasi Jus Buah terbuat dari
kombinasi buah-buahan matang pisang, pepaya dan labu telah terbukti oleh
banyak petani organik menjadi efektif bila disemprotkan pada daun pada
tingkat 2 sampai 4 sdm / galon air pada awal berbunga hingga berbuah. Buah-
buahan matang mengandung fosfor dan kalium yang diperlukan selama tahap
pengaturan berbunga dan buah.
Sebagai tanah aktivitas mikroorganisme akselerator-Fermentasi Buah Jus
diterapkan langsung ke tanah pada tingkat 1 sdt / liter air. Karbohidrat dan gula
isi Fermentasi Buah Jus berfungsi sebagai sumber energi mikroorganisme
tanah, dengan demikian, mempercepat aktivitas mereka. Peningkatan aktivitas
mikroba mengakibatkan ketersediaan nutrisi untuk penyerapan tanaman.
Sebagai semprot untuk beddings hewan untuk mempercepat dekomposisi
pupuk-Fermentasi Jus Buah mengandung mikroorganisme yang
menguntungkan yang membantu dalam proses dekomposisi.
Sebagai minuman bergizi-sebuah Fermentasi Buah solusi Jus 20% membuat
minuman yang sangat baik untuk manusia dan ternak.
Sumber:
Anonim. 2014. How To Make Fermented Fruit Juice Or FFJ. Diakses dari
http://businessdiary.com.ph/3470/how-to-make-fermented-fruit-juice-or-ffj
(21 Februari 2015 jam 15.47)
288
Lampiran VII
Gambar atau Foto
Gambar 1. Sertifikat Pangan Organik
Gambar 2. Suasana kegiatan Farmer
Meeting
Gambar 3. Suasana kegiatan Farmer Meeting
Gambar 4. Pertemuan Kelompok Tani
Bangkit Merbabu
Gambar 5. Kegiatan Wawancara Petani
Gambar 6. Kegiatan demplot di kelompok
tani Bangkit Merbabu
Gambar 7. Peragaan Saprotan (MOL)
Gambar 8. Proses pembuatan saprotan
289
Gambar 9. Screen House milik Kelompok
Tani Tranggulasi
Gambar 10. Budidaya Tanaman Kentang di
dalam Screen House
Gambar 11. Green House milik Kelompok
Tani Bangkit Merbabu
Gambar 12. Budidaya Tanaman di dalam
Green House
Gambar 13. Packing House milik Kelompok
Tani Tranggulasi
Gambar 14. Ruang Pengolahan Pupuk
Organik milik Kelompok Tani Bangkit
Merbabu
Gambar 15. Pupuk Organik Padat
Gambar 16. Pupuk Organik Cair
Gambar 17. Suasana Penanganan Pasca
Panen di Kelompok Tani Bangkit Merbabu
Gambar 18. Suasana Pasca Panen di
Kelompok Tani Tranggulasi
290
Gambar 19. Seperangkat Alat dan
Perlengkapan Pasca Panen
Gambar 20. Pengemasan Sayuran
Gambar 21. Jadwal Pengiriman Sayuran di
Kelompok Tani Bangkit Merbabu
Gambar 22. Catatan Penjualan Produk
Sayuran Tahun 2014 di Kelompok Tani
Bangkit Merbabu
Gambar 23. Kendaraan Pengangkut Produk
Sayuran
Gambar 24. Penjualan Produk Sayuran
Kelompok Tani Bangkit Merbabu di Pasar
Modern
Gambar 25. Partisipasi Kelompok Tani
Bangkit Merbabu dalam Kegiatan Pameran
Pertanian di Suropadan
Gambar 26. Kegiatan Wawancara dan
Observasi Lapangan
291
Gambar 27. Buku Notulensi Pertemuan
Kelompok Tani Tranggulasi
Gambar 28. Buku Kas milik Kelompok
Tani Tranggulasi
Gambar 29. Suasana Pertemuan Sub
Kelompok Tani Bangkit Merbabu dan Proses
Pendampingan
Gambar 30. Suasana Peragaan Pembuatan
Teknologi oleh Penyuluh Lapangan
Gambar 31. Daftar Sertifikasi Pangan Organik Kelompok Tani Tranggulasi
292
Gambar 32. Daftar Sertifikasi Pangan Organik Kelompok Tani Bangkit Merbabu
293
Lampiran VIII
PANDUAN WAWANCARA
A. VARIABEL KEPEMIMPINAN PENGURUS KELOMPOK TANI
Sasaran: Partisipan
Pertanyaan Wawancara
Gaya Kepemimpinan Pengurus Poktan secara Umum
1. Bagaimana model pembagian tugas di badan kepengurusan poktan?
2. Bagaimana cara bapak dalam memimpin rapat atau pertemuan rutin poktan?
3. Apa visi atau cita-cita bapak ke depan untuk pengembangan poktan? Apa
yang mau diperbaharui? Kira-kira bagaimana caranya?
Usaha Pengurus Poktan untuk Menggerakkan Aktivitas Anggota Poktan
1. Usaha-usaha apa sajakah yang bapak lakukan untuk membangun partisipasi
anggota dalam segala kegiatan yang ada di kelompok tani? Bagaimana cara
bapak dalam menumbuhkembangkan keaktifan anggota dalam mengikuti
kegiatan poktan? (misalnya: ikut dan aktif dalam pertemuan, menerapkan
budidaya sayuran organik, dan sebagainya)?
2. Bagaimana cara bapak dalam mengembangkan kader untuk kelompok tani
generasi mendatang?
3. Dampak apa sajakah yang ditimbulkan dari usaha-usaha yang telah dilakukan
oleh pengurus kelompok tani? (terutama dampaknya terhadap poktan sebagai
unit belajar dan unit kerjasama)
Usaha Pengurus Poktan untuk Mengatur Perilaku Anggota
1. Usaha-usaha apa sajakah yang bapak lakukan untuk meningkatkan
kedisiplinan dan ketertiban individu dalam kelompok tani?
2. Apakah poktan ini memiliki peraturan atau tata tertib yang harus diikuti oleh
seluruh pengurus dan anggota poktan? Kalau ada, bagaimana peraturan
tersebut dibentuk?
3. Bila peraturan dibuat oleh pengurus. Apakah peraturan tersebut
disebarluaskan ke semua anggota? Bagaimana model penyebarluasannya?
Usaha Pengurus Poktan untuk Membangun Jaringan atau Relasi yang Baik
dengan Pihak Lain
1. Apakah poktan turut berpartisipasi untuk memberikan pembinaan kepada
petani yang tidak ikut gabung dalam poktan? Bagaimana caranya?
294
2. Apakah poktan turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang ada di dusun
atau desa setempat? Bagaimana caranya?
3. Apakah kelompok tani ini turut membina kelompok pemuda atau wanita
tani? Usaha-usaha apa sajakah yang dilakukan dalam melakukan pembinaan?
Bagaimana caranya?
4. Usaha-usaha apa sajakah yang bapak lakukan untuk membangun relasi
dengan pihak di luar kelompok tani guna pengembangan kelompok dan usaha
tani masing-masing individu dalam kelompok tani? Bagaimana caranya?
Sasaran: Key Informant
Pertanyaan Wawancara
Gaya Kepemimpinan Pengurus Poktan secara Umum
1. Apakah ada kejelasan informasi mengenai tempat, waktu, dan agenda
pertemuan poktan? Bagaimana hal tersebut disebarluaskan?
2. Apabila ada keputusan yang telah disepakati di forum pertemuan poktan,
apakah pengurus poktan menindaklanjutinya?
3. Menurut bapak, apakah pengurus poktan sudah disiplin dalam melaksanakan
tugasnya? Mengapa?
4. Apakah pengurus poktan mudah untuk diajak berkomunikasi (terutama bila
bapak atau anggota lain mengalami kesulitan)?
5. Menurut bapak, apakah pengurus poktan terbuka dalam memberikan
informasi? Informasi apa sajakah yang pernah bapak terima kaitannya dengan
kelompok tani atau usaha tani?
6. Apabila ada anggota yang mengalami masalah, apakah pengurus poktan
memberikan dorongan atau motivasi dan toleransi kepada anggota yang
bersangkutan?
7. Apabila ada anggota yang berprestasi (misalnya: berhasil dalam usaha
taninya atau disiplin), apakah dari pengurus poktan memberikan penghargaan
atau pujian kepada yang bersangkutan?
8. Bagaimana model pengurus poktan dalam memimpin rapat atau pertemuan
rutin?
9. Bagaimana penilaian bapak mengenai pengetahuan dan keterampilan
pengurus dalam hal usaha tani?
10. Apakah pengurus poktan pernah membicarakan mengenai arah
perkembangan poktan kedepannya?
Usaha Pengurus Poktan untuk Menggerakkan Aktivitas Anggota Poktan
1. Usaha-usaha apa sajakah yang pernah pengurus lakukan untuk membangun
partisipasi anggota dalam segala kegiatan yang ada di kelompok tani?
Bagaimana cara pengurus untuk menumbuhkembangkan keaktifan anggota
295
dalam mengikuti kegiatan poktan? (misalnya: ikut dan aktif dalam pertemuan,
menerapkan budidaya sayuran organik, dan sebagainya)? Apakah pengurus
pernah melakukan pembagian tugas dengan melibatkan anggota?
2. Menurut bapak, apakah anggota memiliki kesempatan yang sama (untuk
pengambilan keputusan, untuk menjadi peserta delegasi, untuk menjadi
pengurus poktan, dan sebagainya)?
3. Bagaimana cara pengurus poktan dalam membangun antusias dan kemampuan
para anggota untuk saling bekerjasama (baik di dalam kelompok tani maupun
dengan pihak luar kelompok)?
4. Apakah pengurus poktan pernah mempersiapkan anggota untuk menjadi
pengurus kelompok tani generasi mendatang? Apakah ada usaha dari
pengurus untuk melibatkan anggota dalam setiap proses pemilihan dan
pembentukan pengurus poktan?
5. Dampak apa sajakah yang ditimbulkan dari usaha-usaha yang telah dilakukan
oleh pengurus kelompok tani? (terutama dampaknya terhadap poktan sebagai
unit belajar dan unit kerjasama)
Usaha Pengurus Poktan untuk Mengatur Perilaku Anggota
1. Sepengetahuan bapak, usaha-usaha apa sajakah yang telah pengurus lakukan
untuk meningkatkan kedisiplinan dan ketertiban individu dalam kelompok
tani?
2. Apakah poktan ini memiliki peraturan atau tata tertib yang harus diikuti oleh
seluruh pengurus dan anggota poktan? Kalau ada, bagaimana peraturan
tersebut dibentuk? Bagaimana wujud aturannya (tertulis atau lisan)?
3. Bila peraturan dibuat oleh pengurus. Apakah peraturan tersebut
disebarluaskan ke semua anggota? Bagaimana model penyebarluasannya?
4. Apakah bapak setuju dengan peraturan yang sudah ada? Apakah sudah
memadai untuk mendukung tercapainya poktan? Apakah peraturan yang ada
sudah mampu untuk mencegah perilaku menyimpang dan menciptakan
kedisiplinan individu dalam poktan?
5. Apakah peraturan tersebut masih seringkali dilanggar oleh pengurus dan/atau
anggota poktan? Bila ada pelanggaran aturan, apakah sanksinya diberlakukan
secara tegas, jujur, dan adil?
Usaha Pengurus Poktan untuk melakukan Pencegahan dan Penanggulangan
Konflik (Manajemen Konflik)
1. Menurut bapak, apakah suasana di poktan itu harmonis? Lalu, usaha-usaha
apa sajakah yang pernah pengurus lakukan untuk mencegah atau
meminimalisir perselisihan antar individu dalam kelompok tani?
296
2. Bagaimana cara bapak dalam mengatasi suasana perbedaan pendapat antar
individu poktan? Kalau di pertemuan rutin, apakah diselingi suasana humor?
Usaha Pengurus Poktan untuk Membangun Jaringan atau Relasi yang baik
dengan Pihak Lain
1. Apakah poktan bapak turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang ada di
dusun atau desa setempat? Bagaimana caranya?
2. Usaha-usaha apa sajakah yang pengurus poktan lakukan untuk membangun
relasi dengan pihak di luar kelompok tani guna pengembangan kelompok dan
usaha tani masing-masing individu dalam kelompok tani? Bagaimana
caranya? Apakah pengurus poktan pernah melibatkan pihak dari luar untuk
ikut dalam pertemuan rutin?
B. VARIABEL KEBERHASILAN KELOMPOK TANI SEBAGAI UNIT
BELAJAR
Sasaran: Partisipan
Pertanyaan Wawancara
Wadah Belajar-mengajar
1. Wadah apa sajakah yang sudah diadakan oleh pengurus kelompok tani dalam
mewujudkan proses belajar-mengajar?
2. Bagaimana partisipasi anggota dalam mengikuti wadah tersebut?
3. Kendala apa sajakah yang timbul selama proses mengadakan wadah belajar-
mengajar dalam kelompok tani? Bagaimana mengatasinya?
4. Dampak-dampak apa sajakah yang ditimbulkan setelah diselenggarakannya
wadah tersebut?
Pengetahuan yang diperoleh Pengurus dalam Mengelola Kelompok Tani
Setelah mengikuti kegiatan di wadah belajar, apakah bapak memperoleh informasi
terkait dengan cara-cara untuk mengelola kelompok tani?
Sasaran: Key Informant
Pertanyaan Wawancara
Wadah Belajar
1. Apakah kelompok tani bapak sudah cukup menyediakan wadah untuk
melakukan proses belajar-mengajar? Bentuknya seperti apa pak? Apakah
wadah tersebut sudah mampu membangun partisipasi bapak?
297
Reaksi atau Sikap Pengurus dan Anggota terhadap Materi Penyuluhan
Bagaimana tanggapan bapak mengenai materi yang ada di wadah belajar? Apakah
bapak memiliki kemauan untuk menerapkan informasi atau teknologi yang
ditawarkannya?
Implikasi terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
Anggota dalam Mengelola Usaha Tani
1. Cara apakah yang bapak lakukan untuk menyediakan sarana produksi
pertanian (seperti: pupuk, pestisida, benih atau bibit, dan sebagainya)? Ide
tersebut diperoleh dari mana pak?
2. Bagaimana cara bapak dalam melakukan penanganan benih atau bibit? Ide
tersebut diperoleh dari mana pak?
3. Cara apakah yang bapak lakukan untuk mengolah lahan untuk budidaya
tanaman? Ide tersebut diperoleh dari mana pak?
4. Bagaimana teknis penanaman (seperti: pengaturan jarak tanam, waktu tanam,
dan sebagainya) yang bapak terapkan? Ide tersebut diperoleh dari mana pak?
5. Bagaimana teknis yang bapak terapkan dalam hal pemeliharaan tanaman? Ide
tersebut diperoleh dari mana pak?
6. Bagaimana teknis pemanenan yang bapak lakukan? Ide tersebut diperoleh
dari mana pak?
7. Setelah sayuran dipanen, penanganan apa sajakah yang bapak lakukan
terhadap hasil panen itu? Ide tersebut diperoleh dari mana pak?
8. Bagaimana cara bapak dalam memasarkan hasil panen sayuran? Ide tersebut
diperoleh dari mana pak?
9. Bagaimana cara bapak dalam mengatur pembiayaan untuk usaha tani? Ide
tersebut diperoleh dari mana pak?
10. Bagaimana cara bapak dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk
melakukan usaha tani? (Khusus bagi anggota poktan yang menggunakan
tenaga kerja)
11. Bagaimana cara bapak dalam membangun menjaga kelestarian lingkungan
hidup? Menurut bapak, apakah teknis usaha tani yang bapak lakukan itu juga
termasuk upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan? Apa alasannya pak?