perencanaan dan pengadaan obat di puskesmas

15
PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS Oleh : NAMA : ABULKHAIR ABDULLAH NIM : 70100111001 KELAS : FARMASI A1 JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR SAMATA-GOWA 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga dalam pembuatan makalah ini dapat terselesaikan sebagaiman mestinya. Salam dan shalawat semoga tetap tercurah kepada rasulullah Muhammad SAW, kepada sahabat-sahabatnya, dan kepada umatnya hingga akhir zaman. Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang dengan kegigihan dan keikhlasannya membimbing kami sehingga kami bisa mengetahui sedikit demi sedikit apa yang sebelumnya kami tidak ketahui. Juga tak lupa teman-teman seperjuangan yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini kami buat dengan sesederhana mungkin dan jika ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini, kami berharap dan memohon

Upload: sofia-pranacipta

Post on 01-Jan-2016

1.486 views

Category:

Documents


52 download

DESCRIPTION

pengadaan obat puskesmas

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Puskesmas

PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS

Oleh :NAMA               : ABULKHAIR ABDULLAHNIM                   : 70100111001KELAS               : FARMASI A1

JURUSAN FARMASIFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA-GOWA2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan  hidayah-Nya

sehingga dalam pembuatan makalah ini dapat terselesaikan sebagaiman mestinya. Salam dan

shalawat semoga tetap tercurah kepada rasulullah Muhammad SAW, kepada sahabat-sahabatnya,

dan kepada umatnya hingga akhir zaman.

Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang dengan  kegigihan dan

keikhlasannya membimbing kami sehingga kami bisa mengetahui sedikit demi sedikit apa yang

sebelumnya kami tidak ketahui. Juga tak lupa teman-teman seperjuangan yang telah membantu

kami dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini kami buat dengan sesederhana mungkin dan jika ada kesalahan dalam

penyusunan makalah ini, kami berharap dan memohon saran serta kritikan dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini ke depannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Page 2: Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Puskesmas

                                                                             Samata, 24 Juni 2013

                                                                                      Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................ i

Daftar isi.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang...................................................................... 1

B.       Rumusan Masalah................................................................. 1

C.       Tujuan Makalah.................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A.      Obat...................................................................................... 3

B.       Puskesmas............................................................................. 4

C.       Perencanaan dan Pengadaan Obat di Puskesmas................. 6

a.         Perencanaan Obat.......................................................... 6

b.         Pengadaan Obat............................................................ 9

BAB III PENUTUP

A.      Kesimpulan......................................................................... 13

B.       Saran................................................................................... 13

Page 3: Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Puskesmas

DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 14          

BAB IPENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki

peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus

dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Dalam  pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu

komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun

1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa

dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut yaitu membentuk Pusat

Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan

kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan

secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu.

Puskesmas sebagai salah satu organisasi fungsional pusat pengembangan masyarakat yang

memberikan pelayanan promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan),

rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

B.       Rumusan Masalah

1.         Apa itu obat?

2.         Apa itu puskesmas?

3.         Bagaimana perencanaan obat di puskesmas?

C.       Tujuan Makalah

Setelah terselesaikannya makalah ini, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi

pembaca dan lebih memahami masalah mengenai perencanaan obat demi kesehatan masyarakat

di Indonesia.

Page 4: Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Puskesmas

BAB IIPEMBAHASAN

1.        Obat

Obat merupakan komponen dasar suatu pelayanan kesehatan. Dengan pemberian obat,

penyakit yang diderita oleh pasien dapat diukur tingkat kesembuhannya. Selain itu obat

merupakan kebutuhan pokok masyarakat, maka persepsi masyarakat tentang hasil yang diperoleh

dari pelayanan kesehatan adalah menerima obat setelah berkunjung ke sarana kesehatan baik

puskesmas, rumah sakit maupun poliklinik. Obat merupakan komponen utama dalam intervensi

mengatasi masalah kesehatan, maka pengadaan obat dalam pelayanan kesehatan juga merupakan

indikator untuk mengukur tercapainya efektifitas dan keadilan dalam pelayanan kesehatan.

Menurut Ansel (1989), obat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat dipakai dalam

diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati dan mencegah penyakit pada manusia atau hewan.

Menurut Tjay dan Rahardja (2003), obat merupakan semua zat kimiawi, hewani maupun nabati

dalam  dosis yang layak menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut

gejalanya.

Dari segi farmakologi obat didefinisikan sebagai substansi yang digunakan untuk

pencegahan dan pengobatan baik pada manusia maupun pada hewan. Obat merupakan faktor

penunjang dalam komponen yang sangat strategis dalam pelayanan kesehatan.

Upaya pengobatan di puskesmas merupakan segala bentuk kegiatan pelayanan pengobatan

yang diberikan kepada seseorang dengan tujuan untuk menghilangkan penyakit dan gejalanya

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara yang khusus untuk keperluan tersebut

(Anonim, 1992).

Menurut Anief (2003), obat dibedakan atas 7 golongan yaitu:

1.        Obat tradisional yaitu obat yang berasal dari bahan-bahan tumbuh-tumbuhan, mineral dan

sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang usaha pengobatannya berdasarkan

pengalaman.

2.        Obat jadi yaitu obat dalam kemasan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep,

tablet, pil, supositoria atau bentuk lain yang mempunyai nama teknis sesuai dengan F.I

(Farmakope Indonesia) atau buku lain.

3.        Obat paten yaitu obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau yang

dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.

4.        Obat baru yaitu obat yang terdiri dari zat yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat misalnya

lapisan, pengisi, pelarut serta pembantu atau komponen lain yang belum dikenal sehingga khasiat

dan keamanannya.

5.        Obat esensial yaitu obat yang paling dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi

masyarakat yang meliputi diagnosa, prifilaksi terapi dan rehabilitasi.

Page 5: Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Puskesmas

6.        Obat generik berlogo yaitu obat yang tercantum dalam DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional)

dan mutunya terjamin karena produksi sesuai dengan persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat

yang Baik) dan diuji ulang oleh Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan.

7.        Obat wajib apotek yaitu obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh apoteker di

apotek.

2.        Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung

jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara nasional

standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Puskesmas adalah salah satu organisasi

pelayanan kesehatan yang pada dasarnya adalah organisasi jasa pelayanan umum. Oleh

karenanya, puskesmas sebagai pelayanan masyarakat perlu memiliki karakter mutu pelayanan

prima yang sesuai dengan harapan pasien, selain diharapkan memberikan pelayanan medis yang

bermutu. Ada enam jenis pelayanan tingkat dasar yang harus dilaksanakan oleh puskesmas

yakni, promosi kesehatan, kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan

lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan pengobatan dasar. Pelayanan pengobatan dasar

di puskesmas, harus ditunjang dengan pelayanan kefarmasian yang bermutu. Pelayanan

kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya (SDM, sarana prasarana, sediaan farmasi dan

perbekalan kesehatan serta administrasi) dan pelayanan farmasi klinik (penerimaan resep,

peracikan obat, penyerahan obat, informasi obat dan pencatatan atau penerimaan resep) dengan

memanfaatkan tenaga, dana, sarana, prasarana dan metode tata laksana yang sesuai dalam upaya

mencapai tujuan yang ditetapkan. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk

biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan

patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan

kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Ketersediaan dan kualitas obat harus selalu terjaga

sebagai salah satu jaminan terhadap kualitas layanan pengobatan yang diberikan. Untuk menjaga

ketersediaan dankualitas obat di puskesmas maka perencanaan dan pengadaan harus dikelola

dengan baik. Perencanaan kebutuhan obat merupakan suatu proses memilih jenis dan

menetapkan jumlah perkiraan kebutuhan obat dimana perencanaan merupakan faktor yang

sangat menentukan ketersediaan obat-obatan. Sedangkan pengadaan adalah merupakan usaha-

usaha dan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah ditetapkan di

dalam fungsi perencanaan. Kegiatan perencanaan obat di puskesmas meliputi pemilihan jenis

obat, perhitungan jumlah kebutuhan obat dan peningkatan efisiensi dana. Sementara itu kegiatan

dari proses pengadaa obat di puskesmas meliputi menyusun daftar permintaan obat-obatan yang

sesuai dengan kebutuhan, pengajuan permintaan kebutuhan obat kepada Dinas Kesehatan Dati

II/Gudang Obat dengan menggunakan formulir Daftar Permintaan/Penyerahan Obat, serta

penerimaan dan pengecekan jenis dan jumlah obat. Walaupun regulasi tentang pengadaan obat di

puskesmas telah disusun, namun masih ditemukan kejadian “kekosongan obat” di puskesmas.

Page 6: Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Puskesmas

Suatu penelitian tentang mutu pelayanan farmasi di kota Padang menemukan bahwa kurang lebih

80% puskesmas melakukan perencanaan kebutuhan obat belum sesuai denga kebutuhan

sesungguhnya, sehingga terdapat stok obat yang berlebih tapi di lain pihak terdapat stok obat

yang kosong. Selain itu, perencanaan belum mempertimbangkan waktu tunggu, sisa stok, waktu

kekosongan obat serta Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan pola penyakit. Pengelola obat

di puskesmas melakukan permintaan obat dengan hanya memperhitungkan jumlah pemakaian

obat pada periode sebelumnya ditambah dengan 10-30 %, artinya pengelola obat melakukan

permintaan obat tidak pernah menghitung stok optimum yang menjadi dasar permintaan obat ke

gudang farmasi, sehingga kesinambungan ketersediaan jumlah dan jenis obat di puskesmas tidak

terjamin.

3.        Perencanaan dan Pengadaan Obat di Puskesmas

Adanya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan belum diikuti dengan

pembentukan peraturan perundang-undangan pelaksana namun dalam ketentuan peralihan

disebutkan bahwa peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang ini. Menteri Kesehatan telah menetapkan

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1121/MENKES/SK/XII/2008 tentang Pedoman

Teknis Pengadaan Obat Publik Dan Perbekalan Kesehatan, dan untuk mengatur penunjukan atau

penugasan tersebut Pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007. Dari kedua peraturan tersebut maka

dapat dijelaskan tahapan kegiatan pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan dalam tahap

perencanaan dan tahap pengadaan.

1.         Perencanaan Obat

Perencanaan dilakukan untuk menetapkan jenis dan jumlah obat danperbekalan kesehatan

yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelayanankesehatan dasar. Dalam merencanakan pengadaan

obat diawali dengan kompilasi data yang disampaikan Puskesmas kemudian oleh instalasi

farmasi kabupaten/kota diolah menjadi rencana kebutuhan obat denganmenggunakan teknik-

teknik tertentu. Tahap-tahap yang dilalui dalam proses perencanaan obat adalah :

a.         Tahap pemilihan obat, dimana pemilihan obat didasarkan pada Obat Generik terutama yang

tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), dengan harga berpedoman pada

penetapan Menteri.

b.        Tahap kompilasi pemakaian obat, untuk memperoleh informasi :

1)        pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit pelayanan kesehatan/puskesmas pertahun.

2)        Persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian setahun seluruh unit pelayanan

kesehatan/puskesmas.

3)        Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat Kabupaten/Kota secara periodik.

c.         Tahap perhitungan kebutuhan obat, dilakukan dengan :

Page 7: Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Puskesmas

1)        Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi obat tahun

sebelumnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengumpulan dan pengolahan data5, analisa

data untuk informasi dan evaluasi, perhitungan perkiraan kebutuhan obat6 dan penyesuaian

jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana.

2)        Metode Morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit. Langkah-

langkah perhitungan metode morbiditas adalah :

a)         Menetapkan pola morbiditas penyakit berdasarkan kelompok umurpenyakit.

b)        Menyiapkan data populasi penduduk.

c)         Menyediakan data masing-masing penyakit/ tahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur

yang ada.

d)        Menghitung frekuensi kejadian masing-masing penyakit/ tahun untuk seluruh populasi pada

kelompok umur yang ada.

e)         Menghitung jenis, jumlah, dosis, frekuensi dan lama pemberian obat menggunakan pedoman

pengobatan yang ada.

f)         Menghitung jumlah yang harus diadakan untuk tahun anggaran yang akan datang.

d.        Tahap proyeksi kebutuhan obat, dengan kegiatan-kegiatan :

1)        Menetapkan perkiraan stok akhir periode yang akan datang, dengan mengalikan waktu tunggu

dengan estimasi pemakaian rata-rata/bulan ditambah stok pengaman.

2)        Menghitung perkiraan kebutuhan pengadaan obat periode tahun yang akan datang.

3)        Menghitung perkiraan anggaran untuk total kebutuhan obat dengan melakukan analisis ABC-

VEN, menyusun prioritas kebutuhan dan penyesuaian kebutuhan dengan anggaran yang tersedia.

4)        Pengalokasian kebutuhan obat berdasarkan sumber anggaran dengan melakukan kegiatan :

menetapkan kebutuhan anggaran untuk masing-masing obat berdasarkan sumber anggaran;

menghitung persentase anggaran masing-masing obat terhadap total anggaran dan semua

sumber.

5)        Mengisi lembar kerja perencanaan pengadaan obat, dengan menggunakan formulir lembar kerja

perencanaan pengadaan obat.

e.         Tahap penyesuaian rencana pengadaan obat

Dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai jumlah rencana pengadaan, skala prioritas

masing-masing jenis obat dan jumlah kemasan, untuk rencana pengadaan obat tahun yang akan

datang. Beberapa teknik manajemen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan

dana dalam perencanaan kebutuhan obat adalah dengan cara :

1)        Analisa ABC dilakukan dengan mengelompokkan item obat berdasarkan kebutuhan dananya

yaitu :

a)         Kelompok A : kelompok obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya menunjukkan

penyerapan dana sekitar 70% dari jumlah dana obat keseluruhan.

b)        Kelompok B : kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya menunjukkan

penyerapan dana sekitar 20%.

Page 8: Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Puskesmas

c)         Kelompok C : kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya menunjukkan

penyerapan dana sekitar 10% dari jumlah dana obat keseluruhan.

2)        Analisa VEN dilakukan dengan mengelompokkan obat yang didasarkan kepada dampak tiap

jenis obat pada kesehatan, yaitu :

a)         Kelompok V : kelompok obat yang vital antara lain : obat penyelamat, obat untuk pelayanaan

kesehatan pokok, obat untuk mengatasi penyakit-penyakit penyebab kematian terbesar.

b)        Kelompok E : kelompok obat yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja pada sumber

penyebab penyakit.

c)         Kelompok N : kelompok obat penunjang yaitu obat yang kerjanya ringan dan biasa

dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan ringan.

2.         Tahap Pengadaan

Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2007 tentang

Pengendalian dan Pengawasan Atas Pengadaan dan Penyaluran Bahan Obat, Obat Spesifik dan

Alat Kesehatan yang Berfungsi Sebagai Obat, Menteri Kesehatan melakukan pengendalian dan

pengawasan dengan :

a.         Menunjuk BUMN, BUMD dan/atau Badan Usaha Milik Swasta; atau

b.        Menugaskan BUMN yang bergerak di bidang farmasi

Penunjukan atau penugasan ini dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun

2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007. Dalam ketentuan ini dikenal

adanya metoda pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yaitu : metoda

pelelangan umum; metoda pelelangan terbatas; metoda pemilihan langsung; dan metoda

penunjukan langsung. Dan pekerjaan pengadaan dan distribusi bahan obat, obat dan alat

kesehatan dalam rangka menjamin ketersediaan obat merupakan salah satu jenis kegiatan

pengadaan barang/jasa khusus sehingga memenuhi kriteria untuk dilaksanakan dengan

menggunakan metoda penunjukan langsung.

Selain pengaturan menurut Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pengadaan obat dan perbekalan kesehatan sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor : 1121/MENKES/SK/XII/2008 tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar yaitu :

a.         Kriteria obat dan perbekalan kesehatan meliputi kriteria umum dan persyaratan umum. Kriteria

umumnya yaitu obat termasuk dalam daftar obat pelayanan kesehatan dasar (PKD), obat

program kesehatan, obat generic yang tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)

yang masih berlaku, telah memiliki izin edar atau Nomor Registrasi dari Depkes/Badan POM,

batas kadaluwarsa pada saat diterima oleh panitia penerimaan minimal 24 (dua puluh empat)

bulan kecuali untuk vaksin dan preparat biologis yang memiliki ketentuan kadaluwarsa

Page 9: Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Puskesmas

tersendiri, memiliki Sertifikat Analisa dan uji mutu yang sesuai dengan Nomor Batch masing-

masing produk, serta diproduksi oleh Industri Farmasi yang memiliki sertifikat CPOB untuk

masing-masing jenis sediaan yang dibutuhkan. Sementara untuk mutu harus sesuai dengan

persyaratan mutu yang tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi terakhir dan persyaratan lain

sesuai peraturan yang berlaku serta adanya pemeriksaan mutu (Quality Control) oleh industri

farmasi selaku penanggung jawab mutu obat hasil produksinya.

b.        Persyaratan pemasok , yaitu :

1)        Memiliki izin Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang masih berlaku.

2)        Harus memiliki dukungan dari Industri Farmasi yang memiliki sertifikat CPOB (Cara

Pembuatan Obat Yang Baik) bagi masing-masing jenis sediaan obat yang dibutuhkan.

3)        Harus memiliki reputasi yang baik dalam bidang pengadaan obat.

4)        Pemilik dan atau Apoteker/Asisten Apoteker penanggung jawab Pedagang Besar Farmasi tidak

sedang dalam proses pengadilan atau tindakan yang berkaitan dengan profesi kefarmasian.

5)        Mampu menjamin kesinambungan ketersediaan obat sesuai dengan masa kontrak.

c.         Penilaian dokumen data teknis meliputi : kebenaran dan keabsahan Surat Ijin Edar (Nomor

Registrasi) tiap produk yang ditawarkan, terdapat fotokopi sertifikat CPOB untuk masing-masing

jenis sediaan yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dari Industri Farmasi, terdapat Surat

Dukungan dari Industri Farmasi untuk obat yang diproduksi dalam negeri yang ditandatangani

oleh pejabat berwenang dari Industri Farmasi (asli), terdapat Surat Dukungan dari sole

agentuntuk obat yang tidak diproduksi di dalam negeri yang ditandatangani oleh pejabat yang

berwenang dari sole agent (asli), terdapat Surat Pernyataan bersedia menyediakan obat dengan

masa kadaluarsa minimal 24 (dua puluh empat) bulan sejak diterima oleh panitia penerimaan,

serta Surat Keterangan (referensi) pekerjaan dari Instansi Pemerintah/swasta untuk pengadaan

obat.

d.        Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan obat dan perbekalan kesehatan ditetapkan

berdasarkan hasil analisa dari data sisa stok dengan memperhatikan tingkat kecukupan obat dan

perbekalan kesehatan, jumlah obat yang akan diterima sampai dengan akhir tahun anggaran,

kapasitas sarana penyimpanan, dan waktu tunggu.

e.         Pemantauan status pesanan dilakukan berdasarkan system VEN dengan memperhatikan nama

obat, satuan kemasan, jumlah obat diadakan, obat yang sudah dan belum diterima.

f.         Penerimaan dan pemeriksaan obat dan perbekalan kesehatan dilakukan oleh panitia penerima

yang salah satu anggotanya adalah tenaga farmasi. Pemeriksaan ini dilakukan secara

organoleptik, dan khusus untuk pemeriksaan label dan kemasan perlu dilakukan pencatatan

terhadap tanggal kadaluarsa, nomor registrasi dan nomor batch terhadap obat yang diterima.

Page 10: Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Puskesmas

BAB IIIPENUTUP

A.       Kesimpulan

Obat merupakan komponen utama dalam intervensi mengatasi masalah kesehatan, maka

pengadaan obat dalam pelayanan kesehatan juga merupakan indikator untuk mengukur

tercapainya efektifitas dan keadilan dalam pelayanan kesehatan.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung

jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Perencanaan dan pengadaan obat dilakukan untuk menetapkan jenis dan jumlah obat

dan perbekalan kesehatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar.

B.       Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Jika terdapat kesalahan pada

makalah ini mohon dimaklumi dan kami sangat mengharapkan saran atau kritikan demi

perbaikan makalah kami ke depannya. Terima kasih.

Page 11: Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Puskesmas

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. _____. Pengadaaan Alat Kesehatan dan Obat-Obatan. Sie Infokum – Ditama Binbangkum.

(Diambil pada tanggal 23 Juni 2013).

Athijah, Umi, dkk. 2010. Perencanaan dan Pengadaan Obat di Puskesmas Surabaya Timur dan Selatan.

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 5 No. 1 Januari 2010: 15 -23. (Diambil pada tanggal 23 Juni

2013).

Ridwan. 2007. Http://Ridwanamiruddin.Com/2007/04/26/Strategi-Perencanaan-Kesehatan/ (Diambil

pada tanggal 23 Juni 2013).

Suparno. Makalah Perencanaan Obat di Puskesmas Pauh. http://blogcarimakalah.

blogspot.com/2013/01/makalah-perencanaan-obat-di-puskesmas.html(Diambil pada tanggal 23

Juni 2013).