fg3-pengadaan obat di ifrs-resume
DESCRIPTION
jTRANSCRIPT
FG-3
Sistem Pengadaan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
DEFINISI DAN PANDUAN PENGADAAN OBAT
OUTLINE
1. Definisi dan panduan pengadaan obat2. Siklus pengadaan obat3. Pemasok obat dan komponen kontrak4. Jenis pengadaan- berdasarkan sifat pengadaan barang
dan berdasarkan sifat penggunaan5. Jenis pengadaan –berdasarkan waktu pengadaan dan
indikator pengadaan obat-frekuensi pengadaan tiap item obat
6. Indikator pangadaan obat-frekuensi kesalahan frakturdan frekuensi tertunda pembayaran o/ RS
7. Metode pengadaan obat-tender terbuka dan tender tertutup
8. Metode pengadaan obat negosiasi, pengadaan langsung9. Metode pengadaan obat-produksi10. Prinsip pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
DEFINISI
Pengadaan merupakan proses penyediaan obat yang dibutuhkan di Rumah Sakit dan untuk unit pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh dari pemasok eksternal melalui pembelian dari manufaktur, distributor, atau pedagang besar farmasi.
PRINSIP PENGADAAN OBAT
a. Mutu obat terjamin, memenuhi kriteria, khasiat,
keamanan dan keabsahan obat serta telah
mempunyai izin edar (nomor registrasi);
b. Pengadaan obat dilaksanakan secara efisien dan
efektif sesuai dengan kebutuhan;
c. Menerapkan konsepsi Obat Esensial Generik;
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 468/MENKES/SK/IV/2004 tentang Pedoman Umum Pengadaan Obat Pelayanan Kesehatan Dasar Tahun 2004
d. Pengadaan Obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD)
dilaksanakan melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF). Untuk
pengadaan sediaan narkotika diadakan langsung melalui PT.
Kimia Farma Tbk;
e. Produk Alat Kesehatan harus memiliki nomor izin edar dari
Departemen Kesehatan RI;
f. Pengadaan Alat Kesehatan dilaksanakan melalui Penyalur
Alat Kesehatan yang mempunyai izin dari Departemen
Kesehatan RI yang masih berlaku, serta izin dari cabang dan
Sub Penyalur Alat Kesehatan dari Dinas Kesehatan Propinsi.
PRINSIP PENGADAAN OBAT
WHOa. Pengadaan obat hanya terbatas pada DOEN
atau obat yang termasuk dalam formularium Rumah Sakit
b. Harus terencana dengan baikc. Jumlah obat yang diadakan harus sesuai
dengan kebutuhand. Adanya komitmen pengadaane. Manajemen keuangan yang baikf. Seluruh prosedur pengadaan obat harus tertulisg. Pembagian tugas yang jelash. Audit tahunani. Buat laporan periodic terkait kinerja pengadaan
PRINSIP PENGADAAN OBAT
SIKLUS PENGADAAN OBAT
Evaluasi pilihan obat dan
menentukan jumlah kebutuhan
Menyeimbangkan kebutuhan dana
Memilih metode pengadaan
Memilih pemasok dan menentukan
batas kontrak
Monitoring status pesanan
Menerima dan memeriksa obat
Melakukan pembayaran
Distribusi obat
Mengumpulkan informasi konsumsi
PEMILIHAN OBAT DAN MENENTUKAN JUMLAH KEBUTUHAN
Menurut Kepmenkes nomor 1197/MENKES/SK/X/2004, kegiatan pemilihan meliputi: a. Meninjau masalah kesehatan yang terjadi di
rumah sakit; b. Identifikasi pemilihan terapi, bentuk, dan dosis; c. Menentukan kriteria pemilihan dengan
memprioritaskan obat esensial; d. Standarisasi sampai menjaga dan
memperbaharui standar obat.
MENYEIMBANGKAN KEBUTUHAN DANA
Menurut Kepmenkes noor 1121/MENKES/SK XII/2008 tentang pedoman teknis pengadaan obat publik dan perbekalan kesehatan, perkiraan anggaran untuk total kebutuhan obat yaitu dengan cara: a. Analisis ABC; b. Analisis VEN (kategori obat berdasarkan
vital, esensial dan non esensial); c. Menyusun prioritas kebutuhan dan
penyesuaian kebutuhan dengan anggaran yang tersedia.
MEMILIH METODE PENGADAAN
Secara umum metode pengadaan yang dapat dilakukan ada dua antara lain: secara tender dan secara langsung dari pabrik atau distributor atau pedagang besar farmasi atau rekanan.
MEMILIH PEMASOK DAN MENENTUKAN BATAS KONTRAK
a. Pemasok obat untuk rumah sakit pada umumnya adalah industri farmasi dan pedagang besar farmasi.
b. Untuk memperoleh obat/sediaan obat yang bermutu baik, perlu dilakukan pemilihan pemasok yang baik dan produk obat yang memenuhi semua persyaratan dan spesifikasi mutu.
c. Jadi salah satu komponen dari Praktik Pengadaan Obat yang Baik (PPOB) ialah pemasok yang memenuhi persyaratan.
MONITORING STATUS PESANAN, MENERIMA, DAN MEMERIKSA OBAT
Setelah memilih pemasok pada waktu yang ditentukan akan datang obat yang telah dipesan, maka perlu dilakukan monitoring apakah obat yang dipesan benar, apakah kondisi nya baik dan memenuhi persyaratan.
MELAKUKAN PEMBAYARAN
Biaya yang dikeluarkan biasanya meliputi, biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya kekurangan persediaan, dan biaya kesempatan.
DISTRIBUSI OBAT
a. Kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
b. Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan dijangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada; metode sentralisasi dan desentralisasi. (Depkes RI, 2004)
PEMASOK OBAT DAN KOMPONEN DALAM PERSYARATAN KONTRAK
DEFINISI PEMASOK OBAT
“Pemasok adalah suatu organisasi/ lembaga yang menyediakan atau
memasok produk atau pelayanan kepada konsumen. Pemasok obat
untuk rumah sakit pada umumnya adalah Industri Farmasi atau
Pedagang Besar Farmasi”
Untuk memperoleh obat atau sediaan obat yang bermutu baik, perlu
dilakukan pemilihan pemasok obat yang baik dan produk obat yang
memenuhi semua persyaratan dan spesifikasi mutu. Jadi, salah satu
komponen dari Praktek Pengadaaan Obat Yang Baik (PPOB) ialah
pemilihan pemasok yang memenuhi persyaratan.
KRITERIA PEMASOK OBAT
Telah memenuhi persyaratan hukum yang berlaku untuk melakukan produksi dan penjualan (telah terdaftar)
Telah diakreditasi sesuai dengan persyaratan CPOB dan ISO 9000
Mempunyai reputasi yang baik, artinya tidak pernah: a. Melakukan hal-hal yang melanggar hukum yang berlaku
b. Menghasilkan/menjual produk obat yang tidak memenuhi syarat
c. Mempunyai sediaan obat yang ditarik dari peredaran karena mutu yang buruk
Selalu mampu dan dapat memenuhi kewajibannya sebagai pemasok produk obat yang selalu tersedia dan dengan mutu yang tertinggi, dengan harga yang terendah
PROSES UNTUK MENGIDENTIFIKASI PEMASOK SEDIAAN FARMASI
a. Mengevaluasi sistem mutu yang diterapkan pemasok, berdasarkan evaluasi dokumen dan evaluasi di lapangan.
b. Menganalisis informasi tentang kerja pemasok, dan harus dikembangkan ketetapan serta kriteria operasional dan ditetapkan untuk mengases kehandalan pemasok dan menghindari subjektivitas.
c. Untuk pemasok yang baru, adalah penting menginspeksi secara visual sampel sediaan obat, kemasan dan penandaan.
d. Menguji mutu sediaan obat di laboratorium IFRS (jika ada), mengkaji hasil uji laboratorium pihak ketiga yang telah diakreditasi, atau hasil uji laboratorium pemasok yang telah diakreditasi
e. Mengkaji pengalaman terhadap sediaan pemasok yang
dipublikasikan oleh pengguna lain atau informasi dari
berbagai rumah sakit lain.
f. Mengevaluasi riwayat mutu, sediaan farmasi yang lampau
yang disuplai oleh pemasok
g. Mengkaji acuan tentang kepuasan konsumen (dokter dan
penderita)
h. Mengevaluasi pengalaman yang relevan dengan pemasok
i. Kemampuan logistik termasuk lokasi dan sumber
PROSES UNTUK MENGIDENTIFIKASI PEMASOK SEDIAAN FARMASI
PERSYARATAN DAN KETENTUAN PEMASOK OBAT
Ketentuan Teknis yang mencakup:Atas permintaan apoteker, pemasok harus memberikan:
a. Data pengendalian analitik
b. Data pengujian sterilitas
c. Data kesetaraan hayati
d. Uraian prosedur pengujian bahan mentah dan sediaan jadi
e. Informasi lain yang dapat menunjukkan mutu sediaan obat jadi tertentu. Data pengujian dari laboratorium independen yang telah diakreditasi harus diberikan tanpa dibayar
f. Semua obat dan/atau sediaannya harus memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi IV atau persyaratan lain yang ditetapkan oleh PFT dan IFRS.
g. Nama dan alamat manufaktur dari bentuk sediaan akhir dan pengemas atau distributor harus tertera pada etiket sediaan.
h. Tanggal kedaluwarsa harus secara jelas tertera pada etiket kemasan.
i. Informasi terapi, biofarmasi, dan toksikologi harus tersedia untuk apoteker atas permintaan.
j. Atas permintaan, pemasok harus memberikan tanpa biaya, suatu kuantitas yang wajar dari produknya yang memungkinkan apoteker untuk mengevaluasi sifat fisik, termasuk keelokan farmasetik (penampilan dan ketidakadaan kerusakan atau cacat fisik) kemasan dan penandaan (Siregar, 2004:291).
PERSYARATAN DAN KETENTUAN PEMASOK OBAT
Kebijakan Distribusi ;
a. Apabila memungkinkan, penghantaran tiap jenis sediaan obat
harus berasal dari suatu nomor lot/bets tunggal.
b. Kecuali ditetapkan atau dipersyaratkan lain oleh pertimbangan
stabilitas, tidak kurang dari suatu jarak waktu 12 bulan harus
tersedia, antara waktu penghantaran sediaan dan tanggal
kedaluwarsanya.
c. Pemasok harus menerima, kemasan sediaan obat yang belum
dibuka yang dikembalikan yang belum lewat tanggal
kedaluwarsa. Pengembalian uang penuh seharga pembelian
harus kontan atau dimasukkan ke dalam rekening rumah
sakit.
PERSYARATAN DAN KETENTUAN PEMASOK OBAT
d. Pemasok harus mengirimkan semua pesanan
sediaan obat tepat waktu, ongkos kirim prabayar
oleh pemasok, dan menyertakan daftar kemasan
pada setiap pengiriman. Semua sediaan obat “yang
habis persediaan” harus dicatat, dan ketersediaan
yang diantisipasi dari sediaan itu harus secara jelas
dinyatakan
PERSYARATAN DAN KETENTUAN PEMASOK OBAT
Kebijakan Pemasaran dan Penjualan :a. Pemasok, tidak diperkenankan menggunakan nama
apoteker atau nama IFRS dalam iklan atau materi promosi.b. Pemasok harus menghormati keputusan sistem formularium
yang dibuat oleh PFT, dan PPF (Perwakilan Perusahaan Farmasi) harus memenuhi peraturan rumah sakit yang menguasai kegiatan PPF.
c. Pemasok tidak diperkenankan memberikan uang, alat atau barang kepada IFRS atau stafnya sebagai bujukan untuk membeli produk pemasok.
d. Pemasok harus menjamin menyediakan pada harga yang ditetapkan setiap sejumlah minimum sediaan obat yang ditetapkan. Jika pemasok tidak mampu memenuhi janji pasokan itu, pemasok harus mengganti pengeluaran rumah sakit untuk memperoleh sediaan obat itu dari sumber lain
PERSYARATAN DAN KETENTUAN PEMASOK OBAT
KOMPONEN DALAM PERSYARATAN KONTRAK
a. Harga harus dicantumkan. b. Syarat pembayaran. Pembayaran dilakukan
melalui bank, oleh karena itu perlu surat jaminan atas dasar kerja atau atas waktu (30,40 hari, dst)
c. Dokumen yang menjelaskan standar mutu harus dilampirkan, seperti data farmakologik, farmasetik, atau farmakokinetik
d. Perlu mencantumkan nama dagang, nama generik dan Spesifikasinya agar tidak terjadi kesalahan penggunaan.
e. Tanggal pengiriman, hak paten dan pengepakanf. Waktu kadaluarsa, nomor batch, dll
JENIS-JENIS PENGADAAN
JENIS PENGADAAN OBAT DI RS
Berdasarkan Pengadaan
Barang
Berdasarkan Sifat
Penggunaannya
Berdasarkan Waktu
Pengadaan
BERDASARKAN PENGADAAN BARANG
a. Pengadaan farmasi. Pengadaan obat-obatan yang telah ditentukan dalam formularium rumah sakit ataupun diluar formularium namun dibutuhkan dalam pelayanan rumah sakit.
b. Pengadaan bahan dan makan Pengadaan bahan baku obat-obatan yang dibuat sendiri oleh rumah sakit, pelarut salin untuk infus, dan bahan makanan untuk pasien rawat inap.
c. Pengadaan barang-barang logistikPengadaan jarum suntik steril, kapas, kasa, neck crane, dan sebagainya yang digunakan dalam pelayanan di rumah sakit
BERDASARKAN SIFAT PENGGUNAAN
a. Bahan baku, misalnya : bahan antibiotika untuk pembuatan salep antibiotic
b. Bahan pembantu, misalnya : Saccharum lactis untuk pembuatan racikan puyer
c. Komponen jadi, misalnya : kapsul gelatin untuk kapsul racikap
d. Bahan jadi, misalnya : cairan infus
JENIS PENGADAAN OBAT DI IFRSBERDASARKAN WAKTU PENGADAAN
Annual Purchasing (Pembelian tahunan)
Schedule Purchasing (Pembelian terjadwal)
Perpetual Purchasing
(Pembelian terus menerus)
ANNUAL PURCHASING (PEMBELIAN TAHUNAN) Dilakukan setiap setahun sekali untuk seluruh item Jumlah pemesanan biasanya dalam jumlah besar. Setelah jumlah yang akan dipesan ditetapkan,
diakukan tender untuk membeli untuk seluruh item.
Alasan utama:• Berdasarkan keadaan
keuangan• Mempermudah
pengaturan/manajemen, tergantung kapasitas staff yang ada
• Harga akan lebih murah karena pembelian dalam jumlah besar
Kerugian :• Pemakaian sebenarnya sering
berbeda dengan perkiraan tahunan• Nilai stok rata-rata dan biaya untuk
persediaan lebih tinggi dengan metode ini
• Pemasok lokal yang memenangkan kontrak tender tahunan mungkin kesulitan mengatasi pemesanan dalam jumlah besar
• Kapasitas penyimpanan/gudang tidak cukup menampung pemesanan untuk setahun
• Keuangan mungkin tidak mencukupi
SCHEDULE PURCHASING (PEMBELIAN TERJADWAL)
Dilakukan dengan selang waktu tertentu (mingguan, bulanan, tiap 3 bulan ataupun 6 bulan).
Pembelian dilakukan dengan jumlah yang cukup sampai dengan pembelian berikutnya ditambah stok yang dibutuhkan selama waktu yang sedang berjalan.
Keuntungan:Pemasok lokal bisa menyiapkan jadwal pemesanan untuk sepanjang tahun
Biaya lebih murah daripada pembelian tahunan
Item dengan permintaan yang berubah-ubah bisa dibeli lebih sering dengan jumlah yang lebih kecil, untuk mengurangi stok berlebihan
PERPETUAL PURCHASING (PEMBELIAN TERUS MENERUS) Dilakukan terus menerus untuk setiap item
bila sudah mencapai nilai minimal. Keuntungan utama: dapat mengatasi dengan
cepat bila terjadi perubahan pemakaian tiba-tiba
INDIKATOR PENGADAAN OBAT
Merupakan alat ukur kuantitatif yang dapat digunakan untuk monitoring, evaluasi, dan mengubah atau meningkatkan mutu pengadaan obat di farmasi rumah sakit.
Proses pengadaan dikatakan baik apabila tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat diperlukan.
Frekuensi Pengadaan Tiap Item Obat
Frekuensi Kesalahan Faktur
Frekuensi Tertunda Pembayaran oleh RS
FREKUENSI PENGADAAN TIAP ITEM OBAT
Frekuensi pengadaan digolongkan menjadi kategori, yaitu:a. Frekuensi Tinggi (>24)b. Frekuensi Sedang (12-24)c. Frekuensi Rendah (<12)
Frekuensi sedang dan tinggi menunjukkan kemampuan IFRS yang cepat tanggap dalam merespon perubahan kebutuhan obat dan disesuaikan dengan pembelian obat.
Pengadaan obat berulang perputaran obat cepat (fast moving)
Perputaran obat lambat (slow moving) merugikan RS
FREKUENSI KESALAHAN FAKTUR
a. Adanya ketidakcocokan jenis obat, jumlah obat dalam suatu item atau jenis obat terhadap surat pesanan yang sesuai
b. Cara menganalisis kesalahan faktur yaitu dengan mengambil secara acak sejumlah faktur pembelian dalam setahun, kemudian masing-masing faktur tersebut dicocokkan dengan surat pesanan.
PENYEBAB KESALAHAN FAKTUR
Tidak ada stok, barang habis di PBF
•Barang yang telah di pesan mengalami kekosongan
Stok barang yang tidak
sesuai
•Mis. Isi dalam kemasan rusak barang tidak dapat di gunakan
Frekuensi pemesanan
terlalu banyak
•Menyebabkan petugas tidak sempat melakukan pembukuan dengan cermat
FREKUENSI TERTUNDANYA PEMBAYARAN
Menunjukkan manajemen keuangan pihak Rumah Sakit yang
kurang baik sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan
pihak pemasok kepada Rumah Sakit
Hal ini dapat mengakibatkan:
a. Ketidaklancaran suplai obat dikemudian hari menggaggu
kelancaran dalam pelayanan pasien
b. Keluhan seperti pengembalian obat kadaluwarsa tidak
segera di tanggapi
SOLUSI
Menjaga keseimbangan antara pembelian dengan anggaran
Prioritas dalam stok barang berlebih
Menekan biaya operasional IFRS
Pemilihan pemasok yang tepat
METODE PENGADAAN OBAT
METODE PENGADAAN
Tender Terbuka• Berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar dan
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Untuk pelaksanaannya memerlukan staf yang kuat, waktu yang lama serta perhatian penuh.
Tender Terbatas• Hanya dilakukan pada rekanan tertentu yang
sudah terdaftar dan memiliki riwayat jejak yang baik. Harga masih dapat dikendalikan, tenaga dan beban kerja lebih ringan bila dibandingkan dengan tender terbuka.
Negosiasi / Tawar Menawar•Negosiasi / tawar menawar, yaitu dilakukan pendekatan dengan rekanan terpilih yang berkaitan dengan kesepakatan harga. Pembeli melakukan pendekatan pada beberapa supplier (biasanya 3 atau lebih) untuk menentukan harga.
Pengadaan Langsung•Pengadaan langsung, yaitu dilakukan pembelanjaan sesuai yang dibutuhkan langsung kepada pemasok. Pelaksanaan metode langsung dilakukan pada saat keadaan darurat, kebutuhan jumlah kecil obat dan perlu segera tersedia.
METODE PENGADAAN
METODE PRODUKSI
Dilaksanakan berdasarkan prinsip bahwa suatu obat akan berharga lebih murah jika diproduksi sendiri
Metode ini juga dilakukan apabila obat tersebut tidak tersedia di pasaran atau memiliki formula khusus RS, biasanya ditujukan utk anak-anak/manula
Contoh: pengadaan salin untuk pelarutan infus, pembuatan iodine untuk luka, resep racikan dalam bentuk sediaan atau ukuran dosis tertentu.
Kriteria obat yang diproduksi di RSa. Sediaan farmasi dengan formula khususb. Sediaan farmasi dengan harga murahc. Sediaan farmasi dengan kemasan yang
lebih kecild. Sediaan farmasi yang tidak tersedia di
pasarane. Sediaan nutrisi parenteralf. Rekonstruksi sediaan obat kanker
REFERENSI
Siregar, Charles J.P, Lia Amalia. (2003). Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Jakarta: EGC
Kementerian Kesehatan. (2008). Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Harahap, S.M. (2011). http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22118/4/Chapter%20II .pdf. Diakses pada 24 September 2015 pukul 23.00
Mellen, R.C. Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit. [Internet]. 2013. [cited 2015 September 24]. Available from: ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/511/gdlhub-gdl-s1-2013-mellenreni-25521-14.-bab--a.pdf
Pancaningrum, Dyah Ayu. 2008. Gambaran Perencanaan Pengadaan Obat-obatan Di Instalasi Farmasi RSU Zahirah Jakarta Tahun 2008. Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat. Depok: Universitas Indonesia.