pengantar ifrs

24
PENDAHULUAN Kontroversi utama dalam penetapan standar akuntansi adalah pertanyaan “peraturan siapa yang harus dipatuhi, dan apa peraturannya?”. Jawaban atas pertanyaan ini tidaklah begitu jelas karena pemakai laporan akuntansi keuangan memiliki hubungan yang beragam terhadap berbagai jenis informasi. Untuk memenuhi kebutuhan ini, dan untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan fiduisari, disajikanlah laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements). Laporan ini diharapkan akan menyajikan secara wajar, jelas, dan lengkap operasi keuangan. Sebagai akibatnya, profesi akuntansi berupaya mengembangkan seperangkat standar yang dapat diterima umum dan dipraktekkan secara universal. Tanpa standar-standar semacam ini, setiap perusahaan akan membuat standar-standar mereka sendiri, dan pemakai laporan keuangan harus dapat memahami praktik-praktik akuntansi serta pelaporan unik dari setiap perusahaan. Hampir tidak mungkin untuk membuat laporan keuangan yang dapat diperbandingkan. Persoalan ini kemudian bertambah rumit ketika di bawah ke konteks global. Perbedaan standar akuntansi yang di pakai oleh berbagai negara di berbagai belahan dunia mengakibatkan perbedaan dalam praktik akuntansi di negara tersebut. Di Meksiko, asset harus disesuaikan terhadap 1 | Page

Upload: hendrik-kudus

Post on 27-Jun-2015

1.189 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengantar IFRS

PENDAHULUAN

Kontroversi utama dalam penetapan standar akuntansi adalah

pertanyaan “peraturan siapa yang harus dipatuhi, dan apa peraturannya?”.

Jawaban atas pertanyaan ini tidaklah begitu jelas karena pemakai laporan

akuntansi keuangan memiliki hubungan yang beragam terhadap berbagai jenis

informasi. Untuk memenuhi kebutuhan ini, dan untuk memenuhi tanggung jawab

pelaporan fiduisari, disajikanlah laporan keuangan bertujuan umum (general

purpose financial statements). Laporan ini diharapkan akan menyajikan secara

wajar, jelas, dan lengkap operasi keuangan.

Sebagai akibatnya, profesi akuntansi berupaya mengembangkan

seperangkat standar yang dapat diterima umum dan dipraktekkan secara

universal. Tanpa standar-standar semacam ini, setiap perusahaan akan

membuat standar-standar mereka sendiri, dan pemakai laporan keuangan harus

dapat memahami praktik-praktik akuntansi serta pelaporan unik dari setiap

perusahaan. Hampir tidak mungkin untuk membuat laporan keuangan yang

dapat diperbandingkan.

Persoalan ini kemudian bertambah rumit ketika di bawah ke konteks

global. Perbedaan standar akuntansi yang di pakai oleh berbagai negara di

berbagai belahan dunia mengakibatkan perbedaan dalam praktik akuntansi di

negara tersebut. Di Meksiko, asset harus disesuaikan terhadap tingkat harga,

sementara di Amerika Serikat, aktiva secara umum dinilai pada biaya historis. Di

Jepang, “perbaikan” laba sebagai akibat keleluasaan untuk memperlakukan

pos-pos penyusutan justru menjadi tindakan terlarang di Amerika Serikat.

Contoh lain adalah periode amortisasi untuk aktiva tak berwujud di Jerman

adalah 5 tahun sedangkan di Amerika Serikat adalah 40 tahun.

Perbedaan praktik ini akhirnya menyadarkan praktisi akuntansi di

berbagai negara mengenai kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku

secara internasional. Hal ini berujung pada terciptanya IFRS sebagai standar

1 | P a g e

Page 2: Pengantar IFRS

akuntansi internasional untuk semua negara. Persoalannya adalah apakah

laporan keuangan harus disusun dengan menggunakan IFRS atau cukup

dengan menggunakan GAAP yang bberlaku di negara bersangkutan ataukah

terdapat kebebasan untuk memilih di antara keduanya.

2 | P a g e

Page 3: Pengantar IFRS

PENGANTAR STANDAR AKUNTANSI

INTERNASIONAL

A. Standar Akuntansi

Selama beberapa dekade, seperangkat standar dan prosedur umum

dalam pelaporan keuangan adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum

(generally accepted accounting principle—GAAP). Istilah “diterima

umum” berarti bahwa sebauh badan pembuat akuntansi yang berwenang

telah menetapkan prinsip pelaporan di bidang tertentu, atau bahwa dari

waktu ke waktu suatu praktik tertentu telah dipandang tepat karena dapat

diterapkan secara universal.

Prinsip akuntansi yang diterima umum (GAAP) merupakan prinsip-

prinsip yang dirumuskan oleh sebuah lembaga akuntansi di Amerika yang

dikenal dengan nama Financial Accounting Standard Board (FASB). Misi

utama dari organisasi ini sebenarnya adalah untuk membentuk dan

memperbaiki standar-standar akuntansi serta pelaporan keuangan dalam

rangka membimbing dan mendidik publik, yang meliputi emiten, auditor,

serta pemakai laporan keuangan. GAAP sendiri merupakan satu dari empat

jenis ketetapan yang dikeluarkan oleh FASB, yakni 1) standard an

interpretasi (GAAP), 2) Konsep akuntansi keuangan (SFACs), 3) bulletin

teknis FASB, dan 4) Pernytaan Emerging Issues Task Force (EITF).

Sejak diluncurkannya, GAAP (US-GAAP) telah menjadi standar

akuntansi yang paling diterima oleh seluruh komunitas akuntansi dunia. Hal

ini menjadikan US-GAAP sebagai kiblat dari standar akuntansi di beberapa

negara termasuk Indonesia. Meski demikian, beberapa negara yang tidak

mengadopsi GAAP memunculkan praktik akuntansi yang berbeda seperti

yang telah dibahas sebelumnya.

Perbedaan praktik akuntansi tersebut akhirnya membuat sebagaian

besar negara menyadari kebutuhan akan standar yang lebih seragam.

Karena hal ini, maka dibentuklah International Accounting Standards 3 | P a g e

Page 4: Pengantar IFRS

Committee (IASC) pada tahun 1973 yang bertujuan untuk menyeragamkan

standar-standar akuntansi di antara negara. Tujuan IASC dalam penetapan

standar adalah untuk memperbaiki dan menyeragamkan secara umum

regulasi, standar, serta prosedur akuntasi yang berhubungan dengan

penyajian laporan keuangan.

Tahap awal beridirnya IASC tidaklah sesuai dengan apa yang

diharapkan. Keberadaan IASC sebagai pembuat standar akuntansi yang

unik menemui banyak kendala dalam mengajak komunitas akuntansi untuk

menggunakan aturannya. Meskipun sebagian besar professional akuntansi

secara teoritis setuju untuk menggunakan IFRS pada level nasional,

sebagian besar negara menyusun standar dengan berkiblat kepada negara-

negara yang mereka hargai (Amerika Serikat dan Inggris) dan hanya

sebagian kecil yang mengacu kepada standar yang diajukan oleh IASC. Di

Eropa, IFRS telah digunakan oleh sebagian entitas pelaporan di Italia,

sedang di negara lainnya seperti Malaysia, IFRS digunakan hanya sebagai

bahan pertimbangan dalam pembuatan standar nasional. Hal ini secara

eksplisit membuktikan bahwa IFRS hanya diadopsi sebagai bagian dari

GAAP nasional.

Melalui perjalanan panjang, akhirnya pada tahun 2000, semua

anggota IASC sepakat untuk merestukturisasi IASC menjadi sebuah

lembaga professional dengan struktur baru. Memasuki awal tahun 2001,

terbentuklah lembaga baru yang disebut International Financial Standard

Board (IASB) yang kemudian mengadopsi standar yang dirumuskan oleh

IASC dan menjadikannya standar akuntansi internasional. Pembentukan

IASB ini kemudian memperkuat posisi IFRS sebagai standar akuntansi

internasional yang diterima oleh sebagian besar negara di dunia. Pada tahun

2005, 7000 perusahaan yang listing di bursa efek di 25 negara di Uni Eropa,

dan beberapa negara lain seperti Australia, Selandia Baru, Rusia, dan Afrika

4 | P a g e

Page 5: Pengantar IFRS

Selatan memproduksi laporan keuangan tahunan dengan menggunakan

satu standar, yakni IFRS.

Lebih lanjut, beberapa negara yang menggunakan GAAP sebagai

standar keuangannya kini mulai melakukan pembenahan untuk melakukan

konvergensi ke IFRS. Sebagai contoh, Kanada yang memiliki GAAP yang

sangat mirip dengan US-GAAP mengumumkan akan mengeliminasi GAAP-

nya dan menggantinya dengan IFRS pada Tahun 2007. Bahkan, China telah

mewajibkan perusahaan-perusahaan yang listing di bursa efek untuk

menggunakan IFRS pada tahun 2007.

Dengan melihat fakta bahwa 15.000 perusahaan listing di Amerika

Serikat masih menggunakan US-GAAP sebagai pedoman pembuatan

laporan keuangan, maka timbul pertanyaan apakah laporan keuangan harus

disusun berdasarkan satu atau salah satu dari kedua standar akuntansi

tersebut (IFRS atau US-GAAP).

Untuk mengatasi persoalan ini, IASB sebagai lembaga otoritas IFRS

dan FASB sebagai lembaga otoritas GAAP terus melakukan pertemuan

untuk melakukan konvergensi GAAP dengan IFRS.

B. Fungsi dan Peran Standar Akuntansi Internasional

Seperti namanya, standar akuntansi internasional berarti standar

akuntansi yang akan dijadikan patokan dan akan dipatuhi oleh seluruh

entitas akuntansi di berbagai di dunia. Hal ini tentu saja akan menciptakan

komparabilitas yang lebih tinggi terhadap laporan keuangan yang dihasilkan

di berbagai negara.

Untuk menjelaskan fungsi dari standar akuntansi internasional,

anggaplah sebuah bank di London menerima aplikasi kredit dari perusahaan

yang berasal dari 12 negara – dan setiap perusahaan membuat perusahaan

membuat laporan keuangannya sesuai dengan standar negara mereka

masing-masing. Kecuali kalau sang banker memahami ke-12 standar

5 | P a g e

Page 6: Pengantar IFRS

akuntansi, dia tidak akan mampu memperbandingkan laporan-laporan

keuangan tersebut. Apa yang terjadi apabila seorang manajer reksadana

Amerika Serikat yang mengelola dana ekuitas internasional mencoba

membaca laporan keuangan perusahaan yang berasal dari 50 negara?

Perusahaan-perusahaan tersebut akan diuntungkan jika membuat laporan

keuangan dengan memakai standar yang dapat dipahami secara baik oleh

manajer reksdana. Di sinilah standar akuntansi internasional berperan

sebagai wahana untuk mendapatkan komparablitas yanag tinggi laporan

keuangan dari berbagai entitas bisnis di berbagai negara.

C. Rerangka Konseptual US-GAAP dan IFRS

Dalam perekayaasaan akuntansi, jawaban atas pertanyaan

perekayasaan akan menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam

dokumen resmi yang dikenal dengan istilah rerangka konseptual (conceptual

framework). Bila operasi akuntansi dianalogikan sebagai kegiatan

kenegaraan, rerangka konseptual dapat dianggap sebagai konstitusi

sedangkan prosesnya dianggap sebagai proses pemikiran dalam pembuatan

konstitusi negara. Rerangka konseptual juga dikenal sebagai seperangkat

prinsip umum (a set of broad principles), seperangkat doktrin (a body of

doctrine), atau struktur konsep-konsep yang terpadu atau saling berkaitan (a

structure or scheme of interrelated ideas).

Rerangka konseptual memegang pernanan yang penting dalam

penetapan standar akuntansi. Tanpa rerangka konseptual sebagai

“konstitusi” akan sulitlah bagi penyusun standar untuk mengevaluasi

argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik dalam

menggambarkan realitas ekonomi atau untuk menilai bahwa perlakuan

akuntansi tertentu lebih efektif daripada perlakuan yang lain dalam rangka

mencapai tujuan sosial atau ekonomik. Tidak adanya rerangka konseptual

dapat mengakibatkan penyusunan standar akuntansi diperalat oleh pihak

6 | P a g e

Page 7: Pengantar IFRS

tertentu (vested-interest group) untuk menghasilkan standar yang

menguntukan pihak tersebut.

Sebagai suatu kesatuan konsep-konsep koheren yang menetapkan

sifat dan fungsi pelaporan keuangan, Kam (1990) menguraikan manfaat-

manfaat rerangka konseptual sebagai berikut:

Memberi pengarahan atau pedomen kepada badan yang

bertanggungjawab dalam penyususnan/penetap standar akuntansi.

Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-maslah akuntansi yang

dijumpai dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam standar

atau pedoman spesifik.

Menentukan batas-batas pertimbangan (bounds for judgment) dalam

penyusunan statemen keuangan.

Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan

meningkatkan keyakinan terhadap statemen keuangan.

Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antarperusahaan.

1. Rerangka Konseptual US-GAAP

Pada tahun 1976, FASB menerbitkan memorandum diskusi tiga

bagian yang berjudul Conceptual Framework for Financial Accounting and

Reporting : Elements of Financial Statements and Their Measurement.

Memorandum ini berisi isu-isu penting yang harus ditangani dalam rangka

membangun rerangka kerja konseptual yang akan menjadi dasar bagi

penetapan standar akuntansi dan pemecahan kontroversi pelaporan

keuangan. Sejak dokumen tersebut dipublikasikan, FASB telah menerbitkan

enam Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) yang

berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, dan satu SFAC

yang berhubungan dengan organisasi non-bisnis. Ketujuh SFAC tersebut

adalah sebagai berikut :

7 | P a g e

Page 8: Pengantar IFRS

SFAC No. 1, Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises,

yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.

SFAC No. 2, Qualitative Characteristics of Accounting Information, yang

menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.

SFAC No. 3, Elements of Financial Statements of Business Enterprise,

yang memberikan defenisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan

keuangan.

SFAC No. 4, Objectives of Financial Reporting by Nonbussiness

Organization.

SFAC No. 5, Recognition and Measurement in Financial Statements of

Business Enterprise, yang menetapkan kriteria pengakuan dan

pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang

biasanya harus dimasukkan dalam laporan keuangan dan kapan

waktunya.

SFAC No. 6, Elements of Financial Statements, menggatikan SFAC No.

3.

SFAC No. 7, Using Cash Flow Information and Present Value in

Accounting Measurements, yang memberikan rerangka kerja bagi

pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang

(present value) sebagai dasar pengukuran.

Keenam rerangka kerja konseptual di atas (tidak termasuk SFAC No.

4) dapat di break down menjadi tiga tingkatan, yakni 1) tujuan dasar, 2)

konsep-konsep fundamental, dan 3) konsep-konsep pengakuan dan

pengukuran.

1. Tingkatan Pertama : Tujuan Dasar

Penentuan tujuan laporan keuangan merupakan langkah yang

paling krusial dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan

menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang

akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan laporan keuangan.

8 | P a g e

Page 9: Pengantar IFRS

Adapun tujuan dari pelaporan keuangan (financial reporting) adalah

menyediakan infromasi :

Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai

tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan

investasi serta kredit.

Untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada

dan potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu dan

ketidakpastian arus kas masa depan.

Tentang sumber daya ekonomi, klaim tentang sumber daya tersebut

dan perubahan di dalamnya.

2. Tingkatan Kedua : Konsep-Konsep Fundamental

Tingkatan kedua dalam rerangka konseptual menjelaskan

karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi dan mendefenisiskan

unsur-unsur laporan keuangan.

a. Karakteristik kualitatif dari laporan keuangan

FASB telah mengidentifikasi karakteristik kualitatif dari informasi

akuntansi yang membedakan informasi yang lebih baik (lebih

berguna) dengan informasi yang inferior. Karakteristik kualitatif

tersebut meliputi kualitas primer, yakni relevansi dan realibilitas, dan

kualitas sekunder, yakni komparabilitas dan konsistensi. Konsep

relevansi berkaitan dengan nilai prediktif, nilai umpan balik, dan

ketepatan waktu, sedangkan konsep reliabilitas berkenaan dengan

daya uji, ketepatan penyajian dan netralititas.

b. Elemen-elemen dari laporan keuangan

Elemen-elemen laporan keuangan adalah makna (meaning) atau

konstruk (construct) yang sengaja ditentukan dalam perekayasaan

akuntansi untuk menyimbolkan atau mempresentasi realitas kegiatan

usaha suatu badan usaha sehingga orang dapat membayangkan

realitas kegiatan tersebut secara keuangan tanpa harus menyaksikan

9 | P a g e

Page 10: Pengantar IFRS

sendiri secara fisis kegiatan tersebut. Elemen-elemen tersebut

meliputi asset, liabilitas, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi

kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan,

dan kerugian.

3. Tingkatan Ketiga : Konsep-Konsep Pengakuan dan Pengukuran

Tingkatan ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri dari

konsep-konsep yang dipakai mengimplementasikan tujuan dasar dari

tingkat pertama. Konsep-konsep tersebut dapat dibagi menjadi :

a. Asumsi-asumsi dasar

Empat asumsi dasar yang mendasari strktur akuntansi adalah :

Entitas ekonomi (economic entity), mengandung arti bahwa

aktivitas ekonomi dapat diidentfikasi dengan unit

pertanggujawaban tertentu.

Kelangsungan Hidup (going concern), mengandung arti bahwa

entitas bisnis akan memiliki umur yang panjang.

Unit moneter (monetary unit), mengandung arti bahwa uang

adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan

dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi.

Periodisitas (periodicity), mengandung arti bahwa aktivitas

ekonomi suatu entitas dapat dipisahkan ke dalam periode waktu

artifisial.

b. Prinsip-prinsip dasar

Empat prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat

transaksi adalah : 1) biaya historis (hirtorical cost), 2) pengakuan

pendapatan (revenue recognition), 3) penandingan (matching

principle), dan 4) pengungkapan penuh (full disclosure).

c. Kendala-kendala

Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik

kualitatif agar membuatnya menjadi berguna, dua kendala

10 | P a g e

Page 11: Pengantar IFRS

(constraints) yang dominan harus diperhitungkan : 1) hubungan biaya

menfaat dan 2) materialitas. Dua kendala penting lainnya yang kurang

dominan, namun merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah

praktik industri dan konservatisma.

2. Rerangka Konseptual IFRS

Rerangka kerja IASB telah disetujui oleh Dewan IASC pada bulan

April 1989 untuk diterbitkan pada bulan Juli 1989, dan telah diadopsi oleh

IASB pada bulan April 2001. Secara singkat, rerangka konseptual tersbut

adalah sebagai berikut :

Mendefinisikan tujuan laporan keuangan

Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam

laporan keuangan berguna

Asumsi-asumsi dasar

Mendefinisikan unsur-unsur dasar laporan keuangan dan konsep-konsep

untuk mengakui dan mengukur mereka dalam laporan keuangan

Menyediakan konsep pemeliharaan modal

1. Tujuan umum Laporan keuangan

Tujuan umum pelaporan keuangan entitas bisnis (baik dalam

sektor publik atau swasta) adalah mempersiapkan dan menyajikan

laporan keuangan setidaknya setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan

informasi umum dari berbagai pengguna di luar entitas. Oleh karena itu,

rerangka ini tidak selalu berlaku untuk tujuan khusus laporan keuangan

seperti laporan kepada aparat pajak, laporan kepada badan pengawas

pemerintah, prospektus untuk penawaran sekuritas, dan laporan untuk

kombinasi bisnis.

Sementara itu, tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan

informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi

11 | P a g e

Page 12: Pengantar IFRS

keuangan suatu entitas yang berguna untuk berbagai pengguna dalam

membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan

hasil dari pekerjaan manajemen, atau akuntabilitas dari manajemen

dalam menggunakan sumber daya yang dipercayakan padanya.

2. Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik ini adalah atribut yang membuat informasi dalam

laporan keuangan berguna bagi investor, kreditur, dan lain-lain. Rerangka

mengidentifikasi empat karakteristik kualitatif pokok, yakni :

a. Understandability

Understandability mengandung makna bahwa Informasi harus

disajikan dengan cara yang mudah dipahami oleh pengguna yang

memiliki pengetahuan tentang bisnis, kegiatan ekonomi, akuntansi

dan yang bersedia untuk mempelajari informasi dengan tekun

b. Relevansi,

Relevansi mengandung makna bahwa Informasi dalam

laporan keuangan yang relevan adalah ketika hal tersebut

mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. Yaitu, hal tersebut

dapat (a) membantu mereka mengevaluasi masa lalu, sekarang, atau

kejadian masa depan yang berkaitan dengan suatu entitas (b)

mengkonfirmasi atau mengoreksi masa lalu evaluasi yang telah

mereka buat.

Materialitas juga merupakan komponen relevansi. Informasi

adalah material jika kelalaian atau kesalahan pernyataan dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna.

Komponen lain dari relevansi adalah Ketepatan waktu. Untuk

menjadi berguna, informasi harus diberikan kepada pengguna dalam

jangka waktu yang kemungkinan besar dapat mempengaruhi

keputusan mereka.

12 | P a g e

Page 13: Pengantar IFRS

c. Keandalan

Informasi dalam laporan keuangan dapat diandalkan jika hal

tersebut bebas dari kesalahan dan bias dan dapat diandalkan oleh

pengguna untuk mewakili peristiwa dan transaks. Kadang-kadang ada

tradeoff antara relevansi dan keandalan - dan penghakiman

diperlukan untuk memberikan keseimbangan yang tepat.

Keandalan dipengaruhi oleh penggunaan perkiraan dan

ketidakpastian yang terkait dengan item yang diakui dan diukur dalam

laporan keuangan. Ketidakpastian ini ditangani dengan, sebagian,

dengan pengungkapan dan sebagian, dengan menjalankan prinsip

kehati-hatian dalam menyusun laporan keuangan. Kehati-hatian

adalah dimasukkannya tingkat kehati-hatian dalam pelaksanaan

penilaian yang diperlukan dalam membuat perkiraan yang diperlukan

dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau pendapatan tidak

dilebih-lebihkan dan kewajiban atau pengeluaran yang tidak

sederhana. Namun, kebijaksanaan hanya dapat dilakukan dalam

konteks karakteristik kualitatif lainnya dalam Kerangka, terutama

relevansi dan representasi setia transaksi dalam laporan keuangan.

Kebijaksanaan tidak membenarkan disengaja berlebihan dari

kewajiban atau pengeluaran, atau sengaja meremehkan aset atau

pendapatan, karena laporan keuangan tidak akan netral dan,

karenanya, tidak memiliki kualitas kehandalan.

d. Keterbandingan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan

dari suatu badan dari waktu ke waktu sehingga mereka dapat

mengidentifikasi tren dalam posisi keuangan dan kinerja. Pengguna

harus juga dapat membandingkan laporan keuangan entitas yang

berbeda. Pengungkapan kebijakan akuntansi yang penting untuk

perbandingan.

13 | P a g e

Page 14: Pengantar IFRS

3. Elemen-elemen dari laporan keuangan

Laporan keuangan menggambarkan efek keuangan dari transaksi

dan peristiwa-peristiwa lain dengan mengelompokkannya secara garis

besar berdasarkan karakteristik ekonominya. Pengelompokkan ini yang

menjadi aturan dari elemen-elemen laporan keuangan. Elemen-elemen

dapat di bagi ke dalam dua kategori, takni :

a. Elemen-elemen yang secara langsung berkenaan dengan posisi

keuangan, meliputi :

Aset (Asset), didefenisikan sebagai sumber daya yang

dikendalikan oleh entitas sebagai hasil peristiwa masa lalu dan

diharapakan memberikan manfaat ekonomi di masa yang akan

datang.

Liabiliti (liability), didefenisikan sebagai kewajiban saat ini dari

sebuah entitas yang dihasilkan dari peristiwa masa lalu, yang di

masa depan menghasilkan outflow pada entitas yang

menghasilkan manfaat ekonomi terhadap sunber daya.

Ekuitas (equity), didefenisikan sebagai kepentingan residual dari

asset suatu entitas setelah dikurangi dengan liabilitinya.

b. Elemen-elemen yang secara langsung berkenaan dengan

pengukuran kinerja, meliputi :

Pendapatan (income), didefenisikan sebagai peningkatan dalam

manfaat ekonomi dari peningkatan asset dan penurunan liability

yang menghasilkan peningkatan dalam ekuitas, selain dari

aktivitas yang memberikan kontribusi dari partisipasi ekuitas.

Biaya (expenses), didefenisikan sebagai penurunan manfaat

ekonomi sepanjang periode akuntansi dalam bentuk outflow atau

penipisan dari asset atau terjadinya kewajiban yang menghasilkan

penurunan dalam ekuitas, selain dari aktivitas yang memberikan

kontribusi dari partisipasi ekuitas.

14 | P a g e

Page 15: Pengantar IFRS

4. Asusmsi-asumsi dasar (Underlying Asumpstions)

Dalam Framework of International Financial Reporting Standards

dijelaskan bahwa terdapat dua asumsi yang mendasari laporan

keuangan, yakni akuntansi dasar akrual (accrual basis) dan

kelangsungan hidup (going concern).

Menurut akuntansi dasar akrual, efek dari transaksi dan peristiwa-

peristiwa ekonomi (enomic events) di akui pada saat peristiwa tersebut

terjadi (bukan pada saat kas atau ekuivalen dari kejadian tersebut

diterima), dan dicatat dalam catatan akutansi yang kemudian dilaporkan

dalam laporan keuangan pada periode di mana peristiwa tersebut terjadi.

Laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan dasar akrual

menginformasikan kepada para pengguna tidak hanya transaksi masa

lalu yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran kas, tetapi juga

pembayara kas obligasi di masa yang akan dating dan sumber daya yang

merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Singkatnya,

akuntansi dasar akrual menyediakan informasi keuangan mengenai

transaksi dan peristiwa masa lalu yang lebih bermanfaat dalam

pengambilan keputusan.

Sementara itu, asumsi going concern merujuk kepada pandangan

bahwa sebuah entitas bisnis akan berlangsung hidup dan melanjutkan

operasinya untuk masa depan yang dapat diduga.

5. Konsep Modal dan pemeliharaan Modal (Concepts of Capital and Capital

Maintenance)

Konsep keuangan modal (financial concept of capital) di adopasi

oleh sebagian besar entitas dalam menyiapkan laporan keuangannnya.

Menurut konsep ini, dalam uang investasi atau daya beli investasi, modal

(capital) disinonimkan dengan asset bersih atau ekuitas sebuah entitas.

Sementara itu, menurut konsep fisik modal, seperti misalnya kemampuan

operasi (operating capability), modal di anggap sebagai kapasitas

15 | P a g e

Page 16: Pengantar IFRS

produksi yang dijadikan dasar oleh sebuah entitas. Misalnya, uni produksi

per hari.

Pemilihan konsep modal yang tepat oleh suatu entitas bisnis

harus didasarkan pada kebutuhan pengguna terhadap laporan keuangan.

Konsep keuangan modal seharusnya diadopasi jika para pengguna

laporan keuangan secara mendasar mempertimbangkan pemeliharaan

terhadap nominal dari modal investasi ataupun daya beli modal investasi.

Namun, jika petimbangan terbesar dari pengguna dititikberatkan pada

kapasitas operasi dari sebuah entitas, konsep fisik modal-lah yang harus

digunakan.

Konsep modal sepertti yang di bahas di atas kemudian

melahirkan konsep mengenai pemeliharaan modal, yakni :

a. Pemeliharaan modal keuangan (financial capital maintenance).

Menurut konsep ini, keuntungan (profit) dihasilkan hanya jika jumlah

keuangan (uang) terhadap asset bersih (net asset) pada akhir periode

melebihi jumlah keuangan (uang) terhadap asset bersih (net asset)

pada awal periode, setelah menghilangkan distribusi dan kontribusi

dari pemilik sepanjang periode tersebut.

b. Pemeliharaan modal fisik (physical capital maintenance). Menurut

konsep ini, (profit) hanya dihasilkan jika kapasitas produksi fisik

(kapasitas operasi) dari suatu entitas (atau sumber daya atau dana

yang dibutuhkan untuk mencapai kapasitas tersebut) pada akhir

periode melebihi kapasitas produksi fisik pada awal periode, setelah

menghilangkan distribusi dan kontribusi dari pemilik sepanjang

periode tersebut.

16 | P a g e

Page 17: Pengantar IFRS

KESIMPULAN

Standar akuntansi internasional (IFRS) adalah wahana untuk

menciptakan komparabilitas yang lebih tinggi di antara berbagai laporan

keuangan yang dibuat oleh berbagai entitas bisnis di berbagai negara. Dengan

adanya IFRS berarti laporan keuangan akan mengacu hanya pada satu aturan

sehingga memudahkan para pihak-pihak yang berkepentingan dalam

menggunakannya. Sebagai contoh misalnya bankir yang menerima permintaan

kredit dari 12 perusahaan di 12 negara yang berbeda.

Meski demikian, IFRS tidk serta merta langsung dapat diterapkan dalam

taraf nasional. Meskipun sudah ada beberapa negara yang telah

mengadopsinya secara penuh, beberapa negara yang lain masih memerlukan

tahapan-tahapan lebih lanjut untuk menkorvengensi GAAP nasionalnya ke

IFRS.

17 | P a g e