perencanaan dan evaluasi program pendidikan kesehatan

27
PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN KESEHATAN Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan tersebut memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna.Untuk mendukung keberhasilan pembaharuan kebijakan pembangunan, telah disusun system kesehatan nasional yang baru yang mampu menjawab dan merespon berbagai tantangan pembangunan kesehatan masa kini maupun untuk masa mendatang. Penyelenggaraan system kesehatan dituangkan dalam berbagai program kesehatan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta pertanggung jawaban secara sistematis, berjenjang dan berkelanjutan.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-N) tahun 2004-2009, telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005. Pembangunan kesehatan yang merupakan bagian integral dari pembangunan Sumber Daya Manusia tercantum dalam Bab 28 RPJM-N, berisikan : masalah kesehatan yang dihadapi dan sasaran pembangunan kesehatan, kebijakan yang akan ditempuh, serta program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun sampai dengan tahun 2009.Keberhasilan suatu kegiatan, seberapa besarnya, sangat tergantung pada perencanaan yang seksama artinya merencanakan segala sesuatunya sebelum mulai, memikirkan tindakan secara terus- menerus, mengubah rencana apabila perlu, dan menilai seberapa efektif kegiatan yang akan dilakukan. Pendekatan yang

Upload: herperian-ari

Post on 13-Dec-2015

941 views

Category:

Documents


90 download

DESCRIPTION

rencana

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN KESEHATAN

Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur

dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan tersebut memungkinkan para

pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil

guna dan berdaya guna.Untuk mendukung keberhasilan pembaharuan kebijakan

pembangunan, telah disusun system kesehatan nasional yang baru yang mampu menjawab

dan merespon berbagai tantangan pembangunan kesehatan masa kini maupun untuk masa

mendatang. Penyelenggaraan system kesehatan dituangkan dalam berbagai program

kesehatan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta

pertanggung jawaban secara sistematis, berjenjang dan berkelanjutan.Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJM-N) tahun 2004-2009, telah ditetapkan dengan Peraturan

Presiden No. 7 tahun 2005. Pembangunan kesehatan yang merupakan bagian integral dari

pembangunan Sumber Daya Manusia tercantum dalam Bab 28 RPJM-N, berisikan : masalah

kesehatan yang dihadapi dan sasaran pembangunan kesehatan, kebijakan yang akan

ditempuh, serta program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan dalam

kurun waktu

lima tahun sampai dengan tahun 2009.Keberhasilan suatu kegiatan, seberapa besarnya, sangat

tergantung pada perencanaan yang seksama artinya merencanakan segala sesuatunya sebelum

mulai, memikirkan tindakan secara terus-menerus, mengubah rencana apabila perlu, dan

menilai seberapa efektif kegiatan yang akan dilakukan. Pendekatan yang berkelanjutan yang

dikenal dengan “siklus perencanaan program kesehatan”.Suatu program terdiri dari

sekumpulan kegiatan yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai tujuan

tertentu. Sehingga, banyak kelompok tidak membuat perencanaan, karena mereka khawatir

akan terlalu rumit.

Tujuan utama kesehatan masyarakat baik dalam bidang preventif, kuratif maupun

rehabilitatif ialah agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun sosialnya serta diharapkan berumur panjang. 

Untuk mencapai tujuan ini ada satu syarat yang sangat penting yaitu harus selalu ada

pengertian, bantuan dan partisipasi dari masyrakat secara teratur dan terus menerus (health

programes can be truelly effective only with the under standing, the support and the

participation of the citizens).Untuk perencanaan kesehatan perlu adanya siklus perencanaan

Page 2: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

kesehatan yang merupakan langkah-langkah yang sering digunakan dalam perencanaan

program kesehatan yaitu ; problem solving cycle yang mana kesemuanya mengacu pada

bagaimana tujuan itu sendiri tercapai. Dengan Adanya siklus perencanaan kesehatan

diharapkan masalah-masalah kesehatan yang terjadi selama ini akan terselesaikan dengan

baik.

A. BATASAN PERENCANAAN           

Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah

kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya

yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-

langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan akan

menjadi efektif jika perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan

bukan berdasarkan emosi atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan

menggunakan data untuk menunjang perumusan masalah. Perencanaan juga

merupakan proses pemilihan alternativ tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan.

Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu di masa

akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa yang akan datang.

Salah satu tugas manajer yang terpenting di bidang perencanaan adalah menetapkan

tujuan jangka panjang dan pendek organisasi berdasarkan analisis situasi di luar

(eksternal) dan di dalam (internal) organisasi.)Analisis situasi dalam hal ini dilakukan

untuk mengahasilkan rumusan tujuan (setting strategic and operational objectives)

untuk arah pengembangan organisasi.Setelah tujuan straregis dan operasional

dirumuskan, tim perencana kemudian merancang program pengembangan (program

atau product design) yang dibutuhkan organisasi dalam hal ini di bidang kesehatan.

Analisis situasi baik secara internal maupun eksternal yang digunakan dalam hal ini

adalah analisa SWOT yang meliputi:

1.Strenght (Kekuatan)Adalah bagian dari analisa internal.Mengupas kekuatan

organisasi yang dapat menjadi keunggulan di antara organisasi lain sejenis. Organisasi

memiliki data dan perencanaan yang valid sebagai strategi penentuan pelaksanaan

rencana. 

 

Page 3: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

2. Weakness (Kelemahan)Adalah bagian dari analisa internal. Mengupas kelemahan

organisasi yang dapat menjadi hambatan di antara organisasi lain sejenis.

3. Opportunity (Peluang) Adalah bagian dari analisa eksternal. Mengupas  keadaan eksternal

yang dapat dipenuhi oleh organisasi dalam hal ini melihat peluang dari luar yang bisa

dijadikan acuan dalam proses perencanaan.

4. Threat ( Ancaman)Adalah bagian dari analisa eksternal. Mengupas  keadaan eksternal yang

dapat  menjadi ancaman bagi kelangsungan organisasi.Dalam perencanaan kesehatan yang

paling penting adalah yang menyangkut proses perencanaan (process of planning). Adapun

yang dimaksud dengan proses perencanaan adalah langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam menyusun suatu rencana.

B.    LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN

Langkah awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai dengan sebuah gagasan atau cita-

cita yang terfokus pada situasi tertentu. Misalnya kematian bayi dan ibu di

Indonesia selama beberapa belas tahun masih tetap lebih tinggi dibandingkan Negara

tetangga ASEAN. Perencanaan kesehatan dapat disusun dalam skala besar atau kecil

tergantung besar kecilnya wilayah dan tanggung jawab organisasi. Misalnya perencanaan

untuk menurunkan kematian bayi secara nasional adalah perencanaan dengan skala besar.

Perencanaan yang dapat juga dilakukan dalam skala kecil yaitu untuk pengembangan PWS

(pemantauan wilayah setempat) KIA atau posyandu di suatu desa di wilayah kerja

Puskesmas.Untuk bidang kesehatan, langkah yang sering digunakan dalam perencanaan

program kesehatan adalah mengikuti prinsip lingkaran pemecahan masalah (problem solving

cycle), secara umum tersusun sebagai berikut : 

1. Melakukan Pengumpulan Data

Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data yang merupakan bagian

dari upaya pemantauan dan evaluasi. Dimana data yang diperoleh yaitu dari pencatatan dan

pengumpulan data baik dari kegiatan dalam gedung maupun luar gedung. Proses

pengumpulan data untuk analisis situasi dapat dilakukan dengan 5 cara, baik langsung

maupun tidak langsung :

Page 4: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

a.      Mendengarkan keluhan masyarakat melalui pengamatan langsung kelapangan. Data ini

bersifat kualitatif dapat dipakai untuk mendukung (verifikasi) data kuantitatif yang sudah

dikumpulkan.

b.      Membahas langsung masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang akan

dikembangkan bersama tokoh-tokoh formal dan informal masyarakat setempat.

c.      Membahas pelaksanaan program kesehatan masyrakat di lapangan, bersama para

petugas lapangan kesehatan (bidan di desa), petugas sektor lain (PLKB, Staf Lapangan

Pertanian, Guru, dsb) atau bersama dukun bersalin yang ada di wilayah kerja Puskesmas.

d.      Membaca laporan kegiatan program kesehatan pada pusat-pusat pelayanan kesehatan di

suatu wilayah.

e.      Mempelajari peta wilayah, sensus penduduk, statistik kependudukan di Kecamatan,

Laporan khusus, hasil survei, peraturan-peraturan atau petunjuk pelaksanaan (Juklak)

program kesehatan dan laporan tahunan Puskesmas. Ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, yakni :

1.1Sumber data

Sumber data secara umum dibagi atas 3 macam, yaitu primer misalnya wawancara langsung,

sekunder misalnya laporan bulanan puskesmas dan tertier misalnya hasil publikasi badan-

badan resmi seperti kantor Dinas Statistik, dinas kesehatan, dan kantor kabupaten.

1.2Cara pengumpulan data

Cara mengumpulkan data ada 4 macam, yakni wawancara, pemeriksaan, pengamatan, serta

peran serta, misalnya dalam bentuk penelitian epidemiologi.

2. Identifikasi Masalah

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah sedemikian rupa sehingga jelas sifatnya yang

dimilikinya. Cara pengolahan data dapat secara manual, mekanikal, serta elektrikal. Setelah

data tersebut diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabular, grafik dan secara tekstular,

sehingga dari penyajian data tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang berbagai masalah

kesehatan yang ada di masyarakat. Namun sumber masalah kesehatan masyarakat dapat

diperoleh dari berbagai cara antara lain ; laporan-laporan kegiatan dari program kesehatan

Page 5: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

yang ada, survailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit, survei kesehatan

yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan kesehatan, dan hasil

kunjungan lapangan supervisi, dsb.

2.1Menetapkan Prioritas Masalah

Menetapkan prioritas masalah merupakan suatu proses yang melibatkan sekelompok orang

dengan mempergunakan metode tertentu dengan tujuan mengurutkan masalah yang ada

menurut tingkat kepentingannya. Penetapan prioritas masalah dinilai oleh sebagian besar

manajer sebagai inti proses perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini, dapat

dikatakan sebagai suatu persiapan untuk keputusan penting dalam penetapan prioritas.

Selain prioritas ditetapkan, langkah berikutnya dapat dikatakan merupakan gerakan

progresif menuju pelaksanaan. (Reinke, 1994). Dalam menentukan prioritas masalah ada

beberapa cara yang sering dipergunakan yaitu cara Bryant, cara ekenometrik, metode Delbeq

dan metode Hanlon.

Untuk menyusun prioritas masalah ada beberapa indikator yang sering dipergunakan

yaitu :a.      Severity yaitu berat tingginya masalah yang dihadapi, serta seberapa jauh akibat

yang ditimbulkan oleh masalah tersebut.

b.      Prevalence, jumlah suatu masyarakat yang terkena masalah, semakin besar maka

semakin harus diprioritaskan.

c.      Rate of increase yaitu jumlah kenaikan angka penyakit dalam periode waktu tertentu.

d.      Degree of unmeet need yaitu adanya keinginan/dorongan besar dari masyarakat agar

masalah tersebut dapat segera diselesaikan.

e.      Social Benefit, sejauh mana keuntungan sosial yang diperoleh dari penyelesaian

masalah tersebut

.f.        Public concern, menyangkut besarnya keprihatinan masyarakat terhadap suatu

masalah.

g.      Technical feasibility, ketersediaan teknologi dalam mengatasi suatu masalah.h.    

Resource availability, menyangkut ketersediaan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk

menyelesaikan suatu masalah.

Page 6: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

i.        Political climate, besarnya dukungan politik dari pemerintah sangat menentukan

besarnya keberhasilan penyelesaian masalah.Dari sekian banyak masalah yang ada, tidak

semua dapat diselesaikan karena :

1. Antar masalah mungkin terdapat keterkaitan yang perlu diselesaikan hanya

masalah pokok.

2. Kemampuan yang dimiliki oleh organisasi selalu bersifat terbatas.

Untuk itu perlu memilih prioritas masalah, dengan cara memakai kriteria yang dituangkan

dalam bentuk matriks (Criteria Matrix Tecnique).

Kriteria yang dapat dipergunakan dapat dibedakan atas :

1.      Pentingnya MasalahMakin penting (importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan

penyelesaiannya. Ukuran pentingnya masalah antara lain : besarnya masalah (prevalence),

akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity), kenaikan besarnya masalah (rate of 

increase), derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degre of unmeet need),

keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit), rasa prihatin masyarakat

terhadap masalah (public concern), suasana politik (political climate).

2.      Kelayakan Teknologi (Technical Feseability), kelayakan teknologi yang dimaksud

adalah menunjuk pada penguasaan ilmu dan teknologi yang sesuai, namun jika indikator-

indikator tersebut tidak dipunyai maka penentuan prioritas masalah dapat dilakukan dengan

dua cara yaitu delphi teknik dan belbeq teknik.

1. Menyusun Alternatif Jalan Keluar

Untuk menyusun alternatif jalan keluar, digunakan berpikir kreatif (creative thinking). Salah

satu tehnik berpikir kreatif  diantaranya dikenal dengan teknik analogi atau populer dengan

sebutan “Synectic Tecnhnique”. Jika dengan teknik berfikir kreatif masih belum dapat

dihasilkan alternatif jalan keluar dapat ditempuh langkah-langkah sbb : 

 

1. Menentukan berbagai penyebab masalah

Page 7: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

2. Untuk menetukan penyebab masalah, dilakukan curah pendapat (Brain

Storming) dengan membahas data yang telah dikumpulkan. Dapat digunakan alat

bantu diagram hubungan sebab akibat (cause-effect diagram) atau populer pula

dengan sebutan diagram tulang ikan (fish bone diagram).

Untuk penyebab penyakit, perlu diketahui penyebab tunggal atau multipel. Untuk

menetapkan apakah sebuah organisme hidup spesifik menyebabkan penyakit tertentu, maka

harus memenuhi kriteria-kriteria ini (Henle & Koch), yaitu ; organisme harus ada dalam

setiap kasus penyakit, organisme itu harus dapat diidilasi dan ditumbuhkan didalam kultur

murni, organisme itu harus menyebabkan penyakit tertentu saat diinokulasi kedalam seekor

hewan yang rentan dan organisme itu selanjutnya harus dapat ditemukan dari hewan tersebut

dan diidentifikasi.

Ada 4 faktor-faktor yang memegang peranan penting sebagai penyebab penyakit yaitu :

1.      Faktor predisposisi, misalnya umur, jenis kelamin dan penyakit terakhir yang diidap.

2.      Faktor yang memungkinkan, misalnya pendapatan rendah, gizi buruk, perumahan yang

kumuh dan perawatan medis yang tidak edukat yang memungkinkan mendorong kearah

terjadinya pengembangan penyakit.

3.      Faktor-faktor pencetus, misalnya paparan terhadap agent penyakit yang spesifik atau

agent beracun yang mungkin berasosiasi dengan terjadinya penyakit atau keadaan tertentu.

4.      Faktor-faktor pemberat, misalnya pengulangan paparan dan kerja keras yang tidak

beraturan sehingga dapat mendorong kearah terjadinya suatu penyakit yang tertentu atau

keadaan yang tertentu pula.  

 

1. Memilih Prioritas Jalan Keluar

Menetapkan prioritas jalan keluar dari berbagai alternatif yang tersedia tidaklah mudah.

Berbagai macam alternatif yang tersedia haruslah dianalisis secara seksama sebelum

keputusan terhadap alternatif yang terpilih diambil. Analisis terhadap alternatif yang tersedia

sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini : 

Page 8: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

1.Terdapat relevansi antara hasil alternatif dengan tujuan pemecahan masalah yang

dilakukan artinya dapat membantu mengurangi atau mengatasi masalah yang ada.

2.Efektifitas

3.Relatif cost, dalam hal ini berapa besar biaya dari masing-masing alternatif, pilihlah

alternatif dengan biaya relatif murah namun tidak mengurangi efektifitasnya.

4.Technical feasibility, apakah secara teknik suatu alternative dapat dijalankan.

5.Ketersediaan sumber daya untuk menjalankan alternative yang dipilih.

6.Keuntungan yang dimiliki oleh suatu alternative dibandingkan dengan alternative

lainnya.

7.Kerugian yang mungkin timbul akibat pemilihan suatu alternative.

Melakukan Uji Lapangan

Uji lapangan ini dipandang penting karena sering ditemukan jalan keluar yang diatas kertas

baik, ternyata sulit dilaksanakan. Tujuan uji lapangan yakni untuk menilai berbagai factor

penopan dan factor penghambat yang kiranya akan ditemukan, apabila jalan keluar tersebut

dilaksanakan.

Menyusun Rencana Kerja Selengkapnya

Menyusun rencana kerja dari prioritas jalan keluar secara lengkap yang terdiri dari:

1.   Rumusan Misi

Suatu rencana yang baik harus mengandung rumusan tentang misi (mision formulation) yang

dianut oleh organisasi yang menyusun rencana, antara lain berisi tentang latar belakang, cita-

cita, tujuan pokok, serta ruang lingkup kegiatan oganisasi.

2. Rumusan Masalah

Suatu rencana yang baik harus mengandung tentang masalah (problem statement) yang ingin

diselesaikan. Rumusan masalah tersebut harus memenuhi syarat

Page 9: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

:a)     Harus mempunyai tolak ukur, yaitu tentang apa masalahnya. Siapa yang terkena

masalah, serta berapa besar masalahnya.

b)     Bersifat netral, yaitu tidak mengandung uraian yang dapat diartikan sebagai

menyalahkan orang lain

  Rumusan Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

a)     Tujuan UmumSyarat tujuan umum:

1)     Jelas keterkaitannya dengan misi organisasi

2)     Jelas keterkaitannya dengan masalah yang ingin diatasi

3)     Menggambarkan keadaan yang ingin dicapai 

b)     Tujuan KhususTujuan khusus adalah keadaan (hasil atau outcome) akhir yang

diinginkan yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu.

Tujuan kusus mempunyai ciri-ciri tambahan seperti:

1)     Menantang

2)     Dapat diraih

3)     Sejauh mungkin dapat diukur

4)     Harus konsisten dengan tujuan umum dari organisasi

 

Rumusan Kegiatan

Kegiatan yang dimaksud disini adalah disatu pihak dapat mengatasi masalah dan dipihak lain

dapat mencapai tujuan yang telah diterapkan.Jenis kegiatan ada dua, yaitu:

1)     Kegiatan pokok

2)     Kegiatan tambahan

 

Page 10: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

Asumsi Perencanaan

Asumsi perncanaan ada dua, yaitu:

1)     Asumsi perencanaan yang bersifat positif, yaitu uraian tentang berbagai faktor

penunjang yang diperkirakan ada dan yang berperan dalam memperlancar pelaksanaan

rencana, seperti tingginya kemampuan masyarakat membiayai pelayanan kesehatan

2)     Asumsi kepercayaan yang bersifat negatif, yaitu keballikan dari point di atas, seperti

tingkat pendidikan penduduk yang rendah

Strategi Pendekatan

Secara umum, strategi pendekatan ada dua, yaitu:

1)     Pendekatan institusi

2)     Pendekatan komunikasi

Kelompok Sasaran

Kelompok sasaran (target group), yaitu kepada siapa program tersebut ditujukan, secara

umum dibagi atas 2, yaitu:

1)     Kelompok sasaran langsung yaitu anggota masyarakat yang memanfaatkan langsung

program kesehatan

2)     Kelompok sasaran tidak langsung, yaitu kelompok sasaran antara

Waktu

Ada 2 faktor yang mempengaruhi penetapan jangka waktu pelaksanaan program,yaitu:

1)     Kemampuan organisasi dalam mencapai target

2)     Strategi pendekatan yang akan diterapkan

Page 11: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

Organisasi dan Tenaga Pelaksana

Suatu rencana harus mencantumkan uraian tentang organisasi serta tenaga pelaksana yang

akan menyelenggarakan rencana, serta tugas dan wewenangnya masing-masing.

Biaya

Suatu rencana harus mencantumkan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan

rencana

Metode Penilaian dan Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan dikelompokkan kedalam 3 macam, yaitu:

1)     Kriteria keberhasilan unsur masukan

2)     Kriteria keberhasilan unsur proses

3)     Kriteria keberhasilan unsur keluaran.

Penilaian Untuk Melihat Apakah Tujuan tercapai atau Tidak

Penilaian yang dilakukan berupa hasil dari evaluasi program kesehatan yang telah

dilaksanakan. Dimana program tersebut dilakukan secara rutin untuk mengetahui sebaran

secara menyeluruh upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan

pembinaan kesehatan. Apakah pelaksanaan telah sesuai dengan renca yang telah dibuat

maupun tolak ukur yang telah ditetapkan. Pada umumnya evaluasi dilaksanakan terhadap

program-program pembinaan kesehatan khususnya evaluasi untuk penilaian terhadap

pembinaan kesehatan ditingkat Kabupaten/Dati II, RS Pemerintah dan instrument stratifikasi

RS atau akreditasi RS swasta serta penilaian instrument stratifikasi PKM.

Page 12: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

Evaluasi Program

Evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed back) terhadap program atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang direncanakan itu telah mencapai tujuan atau belum.

Banyak batasan tentang evaluasi, secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk menilai atau menetapkan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu

program dengan tujuan yang direncanakan.

Menurut kamus istilah manajemen, evaluasi ialah suatu proses bersistem dan objektif menganalisis sifat dan ciri pekerjaan didalam suatu organisasi atau pekerjaan. Levey (1973) mengatakan, "To evaluate is to make a value judment, it involves comparing something with another and then making either choice or action decision".

Sedangkan menurut Perhimpunan Kesehatan Masyarakat Amerika, evaluasi ialah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Proses tersebut mencakup kegiatan-kegiatan memformulasikan tujuan, identifikasi kriteria yang tepat untuk digunakan mengukur keberhasilan, menentukan dan menjelaskan derajat keberhasilan dan rekomendasi untuk kelanjutan aktivitas program.

Dari batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses atau kegiatan dan dalam kegiataan evaluasi itu mencakup langkah-langkah :

a. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang

akan dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.

b. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan

program yang akan dievaluasi.

c. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.

d. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan

evaluasi tersebut.

e. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang

Page 13: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan.

f. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program

berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.

Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program, dibedakan adanya jenis evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mendiagnosis suatu program yang hasilnya digunakan untuk pengembangan atau perbaikan program. Biasanya evaluasi formatif dilakukan pada proses program (program masih berjalan).

Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil akhir dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini dilakukan pada waktu program telah selesai (akhir program). Meskipun demikian pada praktek evaluasi program sekaligus mencakup kedua tujuan tersebut.

Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal, yakni evaluasi terhadap proses pelaksanaan program, evaluasi terhadap hasil program dan evaluasi terhadap dampak program.

a. Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program yang menyangkut penggunaan sumber daya, seperti tenaga, dana, dan fasilitas lain.

b. Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil, yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Misalnya meningkatnya cakupan imunisasi, meningkatnya ibu-ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan sebagainya.

c. Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauh mana program itu mempunyai dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak program-program kesehatan ini tercermin dari membaiknya atau meningkatnya indikator-indikator kesehatan masyarakat. Misalnya menurunnya angka kematian bayi (IMR), meningkatnya status gizi anak balita, menurunnya angka kematian ibu, dan sebagainya.

Page 14: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

Dalam program kesehatan masyarakat, disamping evaluasi juga dilakukan monitoring atau pemantauan program. Monitoring dilakukan sejalan dengan evaluasi, dengan tujuan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan program tersebut berjalan sesuai dengan yang direncanakan, baik waktunya maupun jenis kegiatannya.

Dalam monitoring tidak dilakukan penilaian seperti pada evaluasi tetapi hanya mengamati dan mencatat. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kegiatan dengan yang direncanakan, dilakukan koreksi. Demikian pula apabila terjadi ketidakcocokan antara penggunaan sumber daya (biaya, tenaga, dan sarana) dengan yang direncanakan, dilakukan pembetulan. Oleh sebab itu, dalam prakteknya monitoring atau pemantauan ini kadang-kadang diidentikkan dengan evaluasi proses dari suatu program.

Kualitas sumber daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang satu sama lain

saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan.

Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya

pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan

seseorang. Oleh karena itu upaya kesehatan dengan titik berat pada upaya promotif dan

preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi sangat

penting dan strategis untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Definisi Pendidikan Kesehatan

Griffiths (1972) : mencoba menutup jurang antara apa yang diketahui tentang praktek

kesehatan optimum dan yang sebenarnya diprakterkan

Simonds (1976) : menyebabkan terjadi perubahan-perubahan pada individual, kelompok, dan

populasi yang lebih besar dari prilaku-prilaku yang diduga berbahaya terhadap kesehatan,

terhadap prilaku-prilaku kondusif bagi kesehatan masa kini dan masa depan.

Green (1988) : kombinasi apapun dari pengalaman-pengalaman belajar yang dirancang untuk

memfasilitasi adaptasi sukarela prilaku-prilaku yang kondusif terhadap kesehatan.

Pendidikan kesehatan pada perorangan

Karakteristik

Page 15: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

Perkembangan manusia untuk manusia

Yang didasarkan pada kondisi atau masalah tertentu

Paling umum pengaturan dokter klinis-hubungan pasien

Dialog memimpin ke arah perubahan perilaku individu untuk kesehatan yang lebih

baik

Langkah-langkah memaksimalkan pendidikan pasien untuk perubahan perilaku

1. Memahami keahlian dokter sebagai motivator ke arah perubahan perilaku

2. Be patient-centered dan patient-responsive

3. Pilih satu atau paling banyak 2 tujuan prilaku untuk perubahan setiap waktu

4. Harus jelas dalam memberi solusi

5. Memperoleh suatu komitmen perusahaan dari pasien untuk perubahan

6. Gunakan penguatan positif dan penghargaan jangka panjang

7. Gunakan berbagai cara di bidang pendidikan

8. Gunakan pendukung sosial jika memungkinkan

9. Yakinkan sesuai kelanjutan

10. Jadilah realistis

Banyak kasus kesehatan di Indonesia sekarang bisa dikategorikan sebagai bom waktu. Salah

satunya mengenai masalah pendidikan kesehatan yang kurang diseriusi. Salah satu dari tiga

pilar derajat kesehatan adalah perilaku sehat.

Timbulnya perilaku sehat, didasari pada pemahaman kesehatan yang berasal dari pendidikan.

Jadi, tak mengherankan kalau banyak kasus kesehatan yang mencuat sekarang, bisa jadi

disebabkan masih rendahnya pendidikan perilaku kesehatan yang diberikan pada masyarakat.

Sebuah komunitas bisa dikatakan sehat, apabila telah memenuhi tiga pilar derajat kesehatan.

Ketiga pilar tersebut merupakan perilaku sehat, lingkungan sehat, serta pelayanan kesehatan

Page 16: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

yang bermutu dan terjangkau.

Perilaku sehat merupakan pilar paling utama. Karena komponen tersebut ternyata sangat

berpengaruh pada kedua pilar lainnya. Seperti seseorang dengan perilaku sehat, tentu akan

menjaga lingkungannya tetap sehat juga. Dan juga dengan perilaku sehat, seseorang akan

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada untuk memelihara kesehatannya.

Namun, pada kenyataannya, di Indonesia hal tersebut seperti bertolak belakang. Peran ilmu

pendidikan kesehatan sepertinya tidak terlalu diperhatikan. Akibatnya banyak kasus

kesehatan merebak akhir-akhir ini. Yang kalau ditelusuri, sebenarnya berawal dari kurangnya

pemahaman masyarakat mengenai kesehatan di sekitarnya. Yang didasarkan pada transfer

pendidikan mengenai hal ini yang dianggap kurang.

Menurut Ketua Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) FKM-UI, Drs. Tri

Krianto, M.Kes. pendidikan kesehatan di Indonesia sekarang memang belum bisa dikatakan

baik. Ada banyak indikator yang menaunginya. Namun yang jelas menurutnya, ”Pendidikan

kesehatan sekarang belum bisa dikatakan ideal, karena kurang terpadunya jajaran yang

mengerti dalam hal ini”.

Konsep Pendidikan Kesehatan

Ialah suatu penerapan konsep pendidikan dibidang kesehatan. Prinsipnya adalah proses

belajar. Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia pendidikan kesehatan sangatlah

penting, mengingat perilaku masyarakat kita masih jauh dari norma-norma hidup sehat,serta

ketidaktahuan (ignorancy) masyarakat terhadap fasilitas kesehatan serta makanan bergizi.

Ciri kegiatan belajar :

1. Menghasilkan perubahan pada individu/kelompok/masyarakat

2. Muncul kemampuan baru yang relatif lama

3. Perubahan karena usaha dan disadari→bukan kebetulan

Input (subjek belajar)→Proses→Output (hasil belajar)

Page 17: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

Lingkungan Pendidikan

Tri Pusat Pendidikan

1. Di dalam Keluarga ( informal)

2. Di dalam Sekolah (formal)

3. Di dalam Masyarakat (non formal)

Sasaran Pendidikan

1. Masyarakat / individu

2. Yang sakit / sehat

3. Anak-anak hingga dewasa

4.

Pendidikan Kesehatan Kurang Terpadu

Hasil penelitian Universitas Sam Ratulangi pada warga Buyat Pante baru-baru ini

menunjukkan, bahwa sekitar 72 persen orang di sana tidak mengerti tentang kesehatan

lingkungan atau pernah diberitahukan mengenai hal ini. Hasil penelitian ini juga semakin

menguatkan asumsi mengenai lemahnya kita menghadapi masalah ini.

Hal ini dikarenakan masih terpencarnya visi kegiatan di bidang tersebut. LSM, pemerintah

dan institusi kesehatan sepertinya berjalan sendiri-sendiri. Dan gawatnya kebanyakan

tanggung jawab di bidang ini, lebih banyak diberikan pada pemerintah. Padahal banyak LSM

dan institusi kesehatan yang sebenarnya juga mampu bersama mengemban tanggung jawab

tersebut. Namun sayangnya sepertinya kurang diakomodasi oleh pemerintah.

Kekurangan ini kemudian makin bertambah parah, saat kita dihadapkan pada kenyataan

mengenai sumber daya manusia yang ada. Hingga enam tahun terakhir tenaga penyuluh

kesehatan yang tercipta hanya sekitar 240 orang. Dan kebanyakan technical assistant, bukan

pemain di lapangan seperti yang diharapkan.

Page 18: Perencanaan Dan Evaluasi Program Pendidikan Kesehatan

Selain masalah tersebut, yang paling fatal mengenai hal ini adalah masalah kurang

berkesinambungannya program yang dijalankan. Padahal pendidikan tidaklah bisa diberikan

hanya sepotong-sepotong, atau hanya dalam satu waktu yang berbeda. Pemahaman yang baik

didapat bila kita terus-menerus mendapatkan transformasi pengetahuan. Dengan cara yang

berkesinambungan seperti itulah, banyak kasus kesehatan di negara lain bisa semakin

diperkecil. Ini juga menunjukkan kurangnya visi preventif dari orang Indonesia.

Kerugian Ekonomi

Karena kurang perhatian pada masalah ini, mengantarkan kita pada kerugian secara ekonomi

kesehatan. Berita dari Unicef, yang menyebutkan 84 persen anak perempuan usia 15-19 tahun

di Indonesia mempunyai setidaknya salah satu pengertian yang fatal mengenai HIV/AIDS

atau malah tidak pernah mendengar tentang AIDS (SH/20/10), jelas merupakan salah satu

bukti nyata yang bisa kita jadikan pelajaran mengenai hal ini.

”Jelas ada kerugian secara ekonomi yang harus kita derita, bila masalah ini terus dibiarkan

berlarut-larut,” ungkap Dr. dr. Yaslis Ilyas, MPH dari Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan UI.

Menurutnya ada banyak biaya yang harus dikeluarkan, belum lagi risiko kehilangan hari

kerja (produktif) yang seharusnya mereka miliki.

Mudahnya, menurutnya ini terlihat dari angka harapan hidup wanita yang ada sekarang yang

mencapai 60 tahun. Apabila ia mulai bekerja pada usia 25, maka setidaknya ia memiliki 30

tahun usia produktif. Dan bila selama 30 tahun tersebut, paling tidak ia mampu menghasilkan

senilai upah minimum regional (UMR) 2004, yang senilai Rp 671.550/bulan. Maka

sebenarnya dalam satu tahun, ia bisa menghasilkan Rp 8.058.600. dan dalam 30 tahun paling

tidak ia bisa menghasilkan Rp 241.758.000.