perencanaan dan evaluasi pembelajaran

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu bangsa dan negara salah satu pokok kemajuan bangsa dan negara tersebut terletak pada bidang pendidikan. Meskipun telah dilakukan upaya peningkatan pendidikan oleh pemerintah dengan melakukan perubahan paradigma dan kurikulum, namun perubahan tersebut dari masa ke masa masih belum memberikan hasil yang memuaskan. Dengan melihat data tersebut, maka diperlukan upaya keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya terkecil yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan adalah dengan membuat perencanaan pendidikan atau pembelajaran. Dengan adanya perencanaan yang strategis akan dengan mudah mengukur dan mencapai tujuan yang diimpikan. Tentunya dalam membuat perencanaan pembelajaran tersebut harus melihat dan melibatkan komponen- komponen yang ada dalam lingkungan pendidikan. Menyusun perencanaan merupakan langkah penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Perencanaan Pembelajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum pembelajaran tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Karena dengan perencanaan itu, maka seseorang guru akan bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara. Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Sehingga, perencanaan pembelajaran menekankan kepada proses penyusunan pedoman pembelajaran dalam rangka menerjemahkan kurikulum yang berlaku. Setelah Perencanaan Pembelajaran dibuat dan dilakukan proses permebajaran, maka perlu dilakukannya evaluasi untuk mengukur dan menilai

Upload: sani-nak-manbay

Post on 28-Jan-2016

314 views

Category:

Documents


56 download

DESCRIPTION

Makalah Evaluasi dan Perencanaan

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu bangsa dan negara salah satu pokok kemajuan bangsa dan

negara tersebut terletak pada bidang pendidikan. Meskipun telah dilakukan upaya

peningkatan pendidikan oleh pemerintah dengan melakukan perubahan paradigma

dan kurikulum, namun perubahan tersebut dari masa ke masa masih belum

memberikan hasil yang memuaskan.

Dengan melihat data tersebut, maka diperlukan upaya keras untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya terkecil yang dapat

dilakukan oleh satuan pendidikan adalah dengan membuat perencanaan pendidikan

atau pembelajaran. Dengan adanya perencanaan yang strategis akan dengan mudah

mengukur dan mencapai tujuan yang diimpikan. Tentunya dalam membuat

perencanaan pembelajaran tersebut harus melihat dan melibatkan komponen-

komponen yang ada dalam lingkungan pendidikan.

Menyusun perencanaan merupakan langkah penting agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Perencanaan Pembelajaran

berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum pembelajaran tersebut

di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi guru dan murid,

baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Karena dengan perencanaan itu, maka

seseorang guru akan bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat

menghadapi situasi di dalam kelas secara. Perencanaan pembelajaran adalah proses

pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan

pembelajaran tertentu, yaitu perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang

harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan dengan memanfaatkan segala

potensi dan sumber belajar yang ada. Sehingga, perencanaan pembelajaran

menekankan kepada proses penyusunan pedoman pembelajaran dalam rangka

menerjemahkan kurikulum yang berlaku.

Setelah Perencanaan Pembelajaran dibuat dan dilakukan proses

permebajaran, maka perlu dilakukannya evaluasi untuk mengukur dan menilai

Page 2: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

2

2

proses pembelajaran yang telah dilakukan. Keberhasilan pendidikan selama ini

hanya diukur dari keunggulan ranah kognitif dan nyaris tidak mengukur ranah

afektif serta psikomotorik sebagai satu kesatuan yang harus dicapai untuk

pembinaan keterampilan, perilaku atau watak, dan budi pekerti siswa ke arah

akhlaqul karimah. Sehingga dibutuhkan penilaian atau evaluasi dalam proses

pembelajaran. Agar dapat menilai ketiga ranah tersebut yaitu ranah kognitif, afektif

dan psikomotorik. Diharapkan dengan adanya evaluasi, guru dapat mengetahui

sejauh mana siswa dapat memahami suatu pembelajaran yang disajikan.

Dengan kata lain, rencana pembelajaran yang dibuat guru harus berdasarkan

pada kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan yang ingin dicapai dalam

pembelajaran. Sedangkan evaluasi merupakan kegiatan guru untuk mengetahui

kemampuan siswa sudah sejauh mana memahami pembelajaran disekolah.

B. Identifikasi Masalah

Berdsarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah yaitu:

1. Upaya peningkatan pendidikan oleh pemerintah dengan melakukan perubahan

paradigma dan kurikulum, namun perubahan tersebut dari masa ke masa masih

belum memberikan hasil yang memuaskan.

2. Diperlukan upaya keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Upaya terkecil yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan adalah dengan

membuat perencanaan pendidikan atau pembelajaran.

3. Garus menyusun perencanaan pembelajaran, agar pembelajaran yang akan

disampaikan terarah dan memiliki batasan dalam menyampaikan materi

tertentu.

4. Guru harus melakukan evaluasi atau penilain setelah melaksanakan

pembelajaran, agar guru dapat mengetahuai sudah sejauh mana kemampuan

peserta didik memahami pembelajaran.

Page 3: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

3

3

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan luasnya ruang lingkup pembahasan,

agar makalah ini lebih terarah dan masalah yang dikaji lebih mendalam, perlu

adanya pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang

akan diuraikan tentang “Perencanaan Pembelajaran dan Evaluasi”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian perencanaan pembelajaran?

2. Apa manfaat dan fungsi perencanaan pembelajaran?

3. Bagaimana kriteria dan langkah penyusunan perencanaan pembelajaran?

4. Apa pengertian evaluasi pembelajaran?

5. Apa tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran?

6. Apa saja jenis evaluasi pembelajaran?

7. Bagaimana teknik evaluasi pembelajaran?

E. Tujuan

Sejalan dengan perumusan masalah yang dikeukakan di atas, maka tujuan

makalah ini yaitu:

1. Mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran

2. Mengetahui manfaat dan fungsi perencanaan pembelajaran

3. Mengetahui kriteria dan langkah penyususan perencanaan pembelajaran

4. Mengetahui pengertian evaluasi

5. Mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi

6. Mengetahui jenis evaluasi pembelajaran

7. Mengetahui teknik evalusi pembelajaran

Page 4: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

4

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan dan Pembelajaran

1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, kata perencanaan pembelajaran mungkin sering

kita dengar maupun ucapkan. Jika dilihat dari terminologinya, perencanaan

pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni perencanaan dan pembelajaran.

Perencanaan berasal dari kata “rencana” yang artinya rancangan konsep atau rangka

sesuatu yang akan dikerjakan. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses

penyusunan materi pelajaran berupa penggunaan media, pendekatan, serta

penilaian, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Wina Sanjaya pembelajaran adalah “proses kerja sama antara guru

dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi

yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri maupun potensi yang ada di luar

diri siswa sebagai upaya untuk mencapai tujaun belajar tertentu”.1 Sebagai proses

kerja sama, pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau

kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Dari pengertian kata perencanaan dan pembelajaran, maka dapat kita tarik

kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan catatan-catatan hasil

pemikiran awal seorang guru sebelum mengelola proses pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran merupakan perisapan mengajar yang berisi hal-hal yang

perlu atau harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan

pembeajaran yang antara lain meliputi unsur-unsur: pemilihan materi, metode,

media, dan alat evaluasi.

1 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2012), h. 26.

Page 5: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

5

5

2. Manfaat Dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran

a. Manfaat Perencanaan

Ketika menyusun perencanaan, tentu kita akan mengambil keputusan

alternatif mana yang terbaik agar proses pencapaian tujuan berjalan secara efektif.

Dengan demikian, ada beberapa manfaat yang dapat kita petik dari penyusunan

proses pembelajaran:

1) Melalui proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan

yang bersifat untung-untungan. Artinya, dengan perencanaan yang matang dan

akurat, kita akan mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan

dapat dicapai.

2) Sebagai alat untuk memecahkan masalah. Seorang perencana yang baik akan

dapat memprediksi kesulitan apa yang akan dihadapi oleh siswa dalam

mempelajari materi pelajaran tertentu. Dengan perencanaan yang matang guru

akan dengan mudah mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin timbul.

3) Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Seiring dengan

perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini

banyak sekali sumber-sumber belajar yang mengandung berbagai informasi.

Melalui, perencanaan guru dapat menentukan sumber-sumber mana saja yang

dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan pembelajaran.

4) Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis

artinya, proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi

akan berlangsung secara terarah dan terorganisir. Dengan demikian, guru dapat

menggunakan waktu seefektif mungkin untuk keberhasilan proses

pembelajaran.

b. Fungsi Perencanaan

Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi di antaranya sebagai

berikut:

1) Fungsi kreatif, pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang,

akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai

kelemahan yang terjadi. Melalui umpan balik itulah guru dapat meningkatkan

Page 6: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

6

6

dan memperbaiki program. Secara kreatif, guru akan selalu memperbaiki

berbagai kelemahan dan menemukan hal-hal baru.

2) Fungsi inovatif, suatu inovasi hanya akan mungkin muncul seandainya kita

memahami adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan

itu hanya mungkin dapat ditangkap, manakala kita memahami proses yang

akan dilaksanakan secara sistematis. Proses pembelajaran yang sistematis

itulah yang direncanakan dan terprogram secara utuh. Dalam kaitan inilah

perencanaan memiliki fungsi inovasi.

3) Fungsi selektif, melalui proses perencanaan kita dapat menyeleksi strategi

mana yang kita anggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Tanpa

suatu perencanaan tidak mungkin kita dapat menentukan pilihan yang tepat.

Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang

dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui proses perencanaan guru

dapat menentukan materi mana yang sesuai dan materi mana yang tidak sesuai.

4) Fungsi komunikatif, suatu perencanaan yang memadai harus dapat

menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat, baik kepada guru, pada siswa,

kepala sekolah bahkan kepada pihak eksternal seperti kepada orang tua dan

masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengomunikasikan kepada

setiap orang baik tentang tujuan dan hasil yang ingin dicapai, strategi atau

rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan. Oleh sebab itu, perencanaan

memiliki fungsi komunikatif.

5) Fungsi prediktif, perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat

menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu treatment sesuai

dengan program yang disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat

menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi. Di samping itu, fungsi

prediktif dapat menggambarkan hasil yang akan diperoleh.

6) Fungsi akurasi, melalui proses perencanaan guru dapat menakar setiap waktu

yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu. Guru dapat

menghitung jam pelajaran efektif, melalui program perencanaan.

7) Fungsi pencapaian tujuan, engajar bukanlah sekedar menyampaikan materi,

akan tetapi membentuk manusia secara utuh. Manusia utuh bukan hanya

Page 7: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

7

7

berkembang dalam aspek intelektual saja, akan tetapi juga dalam sikap dan

keterampilan. Dengan demikian pembelajaran memiliki dua sisi yang sama

pentingnya, yakni sisi hasil belajar dan sisi proses belajar. Melalui perencanaan

itulah kedua sisi pembelajaran dapat dilakukan secara seimbang.

8) Fungsi kontrol, mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran

tertentu. Melalui perencanaan kita dapat menentukan sejauh mana materi

pelajaran telah dapat diserap oleh siswa. Dalam hal inilah perencanaan

berfungsi sebagai kontrol, yang selanjutnya dapat memberikan balikan kepada

guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.

3. Kriteria dan Langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran

a. Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran

Penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan suatu keharusan karena

didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan

tujuan dan sasaran yang ini dicapai. Beberapa nilai perencanaan yang dapat

dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan yaitu:

1) Signifikansi

Signifikansi dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi

adalah perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran

berjalan efektif dan efisien. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran disusun

sebagai bagian dari proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.

Perencanaan pembelajaran tidak ditempatkan sebagai pelengkap saja. Dengan

demikian, dalam proses pembelajaran hendaknya guru berpedoman pada

perencanaan yang disusunnya.

2) Relevan

Relevan artinya sesuai. Nilai relevansi dalam perecanaan adalah bahwa

perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian baik internal maupun

eksternal. Kesesuaian internal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai

dengan kurikulum yang berlaku. Kesesuaian eksternal mengandung makna, bahwa

perencanaan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan siswa.

Page 8: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

8

8

3) Kepastian

Nilai kepastian itu bermakna bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang

berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, tidak lagi

memuat alternatif-alternatif yang bisa dipilih, akan tetapi berisi langkah-langkah

pasti yang dapat dilakukan secara sistematis. Dengan demikian, guru dapat

terhindar dari masalah yang muncul secara tidak terduga.

4) Adaptabilitas

Perencanaan pembelajaran yang disusun hendaknya bersifat lentur atau

tidak kaku. Perencanaan pembelajaran disusun untuk dapat diimplementasikan

dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi. Dengan demikian perencanaan itu

dapat digunakan oleh setiap orang yang akan menggunakannya.

5) Kesederhanaan

Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana artinya mudah

diterjemahkan dan mudah diimplementasikan. Perencanaan yang rumit dan sulit

untuk diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk guru dalam

pengelolaan pembelajaran.

6) Prediktif

Perencaan pembelajaran harus memiliki daya ramal yang kuat, artinya

perencanaan dapat menggambarkan apa yang akan terjadi. Daya ramal ini sangat

penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi, dengan

demikian akan mudah bagi guru untuk mengantisipasinya.

b. Langkah-Langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran

Berdasarkan komponen-komponen dalam sistem pembelajaran, selanjutnya

kita dapat menentukan langkah-langkah dalam menyusun perencanaan

pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1) Merumuskan Tujuan Khusus

Tugas guru adalah menerjemahkan tujuan umum pembelajaran menjadi

tujuan yang spesifik. Tujuan yang spesifik itu dirumuskan sebagai indikator hasil

belajar. Fungsi rumusan pembelajaran khusus adalah sebagai teknik untuk

mencapai tujuan pembelajaran umum. Dengan demikian, maka pencapaian tujuan-

Page 9: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

9

9

tujuan khusus dalam proses pembelajaran, merupakan indikator pencapaian tujuan

umum.

2) Pengalaman Belajar

Memilih pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa sesuai dengan

tujuan pembelajaran. Belajar bukan sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi

proses berpengalaman. Oleh karena itu, siswa harus didorong melakukan kegiaatn

tertentu. Walaupun tujuan pembelajaan hanya sebatas memahami data atau fakta,

akan tetapi sebaiknya hal itu tidak cukup hanya diberikan saja oleh guru, akan tetapi

siswa didorong untuk mencari dan menemukan sendiri fakta tersebut, misalnya

melalui wawancara, observasi, dan lain sebagainya.

3) Kegiatan Belajar Mengajar

Menentukan kegiatan belajar engajar yang sesuai, pada dasarnya kita dapat

merancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan

kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan

klasikal, yaikni pembelajaran di mana setiap siswa belajar secara kelompok baik

dalam kelompok besar ataupun kelompok kecil; sedangkan pembelajarn individual

adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara mandiri melalui bahan belajar

yang di rancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan

dan kemampuan masing-masing.

4) Orang-orang yang Terlibat

Perencanaan pembelajaran dengan pendekatan sistem juga bertanggung

jawab dalam menentukan orang yang akan membantu dalam proses pembelajaran.

Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pemeblajaran khususnya yang

berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan juga tenaga

profesional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola

pembelajaran. Dalam pelaksanaan peran tersebut di antaranya guru berfungsi

sebagai penyampai informasi. Peran yang lain sebagi guru adalah mengatur

Page 10: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

10

10

lingkungan belajar untuk memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi

setiap siswa.

5) Bahan dan Alat

Penyelesaian bahan adan alat juga merupakan bagian dari sistem

perencanaan pembelajaran. Penetuan bahan dan alat dapat mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut:

a. Keberagaman kemampuan intelektual siswa.

b. Jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai

siswa.

c. Tipe-tipe media yang diproduksi dn digunakan secara khusus.

d. Berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

e. Bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan.

f. Fasilitas fisik yang tersedia.

6) Fasilitas Fisik

Fasilitas fiisk merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap

keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat

media, laboratorium, atau ruangan untuk kelas berukuran besar (semacam aula).

Guru dan siswa akan bekerja sama, menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan

alat, berdiskusi, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu, hanya dapat digunakan

melalui proses perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional

termasuk adanya sokongan finansial sesuai dengan kebutuhan.

7) Perencanaan Evaluasi dan Pengembangan

Proses evaluasi merupakan faktor penting dalam sebuah sistem perencanaan

pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat keberhasilan pengelolaan

pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Manakala

berdasarkan evaluasi seluruh elemen telah tersedia dengan lengkap, maka kita dapat

menentukan tahap berikutnya.

Page 11: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

11

11

B. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Istilah evaluasi (evaluation) menujuk pada suatu proses untuk menentukan

nilai dari suatu kegiatan tertentu.2 Evaluasi berarti penentuan sampai seberapa jauh

sesuatu berharga, bermutu, atau bernilai. Evaluasi terhadap hasil belajar yang

dicapai oleh siswa dan terhadap proses belajar mengajar mengandung penilaian

terhadap hasil belajar atau proses belajar itu, sampai beberapa jauh keduanya dapat

dinilai baik. “Penilaian hanyalah proses belajar mengajar, tetapi penilaian atau

evaluasi itu diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh siswa

setelah mengikuti proses belajar mengajar dan melalui peninjauan terhadap

perangkat komponen yang sama-sama membentuk proses belajar mengajar”.3

Dalam perencanaan, merancang evaluasi merupakan hal yang penting.

Karena guru dapat menentukan efektivitas program dan keberhasilan siswa

melaksnakan kegiatan pembelajaran.

Definisi yang pertama dikembangkan oleh Ralph Tyler. Ahli ini

mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data

untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan

pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa

sebabnya. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua oarang ahli lain,

yakni Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut adalah bahwa

proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi

digunakan untuk membuat keputusan.4

Sehingga, hadirnya evaluasi pada pembelajaran sekaligus terdapat pada

perencarnaan pembelajaran itu amat snagat penting. Karena dengan menggunakan

evaluasi, sangat membantu guru untuk mendapatkan perubahan dari proses

pembelajaran.

Evaluasi atau biasa juga dikenal dengan istilah penialain, merupakan salah

satu faktor penting dalam pembelajaran, posisinya dapat disetarakan dengan

penetapan tujuan dalam proses pembelajaran. Sebab, pencapaian kompetensi

dan evektifitas proses belajar hanya dapat diketahui jika dilakukan penilaian

yang komprehensif dan akurat. Dalam melakukan penialain lazimnya didahului

oleh kegiatan pengukuran. Karena itu, untuk memperoleh hasil penilaian yang

2 H.M. Sulthon, Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren dalam Perspekftif Global,

(Yogyakarta:PRESSindo, 2006), h.272. 3 W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), h.531. 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), h. 3.

Page 12: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

12

12

benar, mka kegiatan pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan alat

ukur yang sahih atau akurat (valid) dan stabil atau terpercaya (reliable).5

Namun, evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan pengukuran.

Pengukuran pada umumnya berhubungan dengan kuantitas suatu data. Oleh sebab

itu, dalam proses pengukuran kemampuan alat bantu tertentu. Misalnya, untuk

mengukur kemampuan siswa dalam memahami pelajaran diperlukan sebuah tes.

Maka pengukuran adalah proses pengumpulan data yang diperlukan dalam rangka

memberikan judgment yakni berupa keputusan teradap sesuatu.

Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh,

dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-

alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan

evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan

untuk memperoleh informasi atau data; berdasarkan data tersebut kemudian

dicoba membuat suatu keputusan.6

Evaluasi hasil belajar diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses

untuk menetukan nilai keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses

belajar selama satu periode tertentu. Terdapat perbedaan antara penilaian dan

pengukuran, namun keduanya tidak dapat dipisahkan. Bila evaluasi menunjuk pada

suatu tindakan proses untuk menentukan nilai sesuatu, maka pengukuran

merupakan suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas dari

sesuatu. Jadi pengukuran dilakukan memberikan jawaban terhadap pertanyaan

“how much”, sedangkan penilaian dilakukan untuk memberikan jawaban terhadap

pertanyaan “what value”.

Di sisi lain, evaluasi juga merupakan salah satu komponen sistem

pembelajaran/ pendidikan. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat kita

simpulkan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang tak terelakkan dalam setiap

kegiatan atau proses pembelajaran, kegiatan evaluasi merupakan bagian integral

yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, sudah sepatutnya

seorang guru memiliki kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Guru akan lebih

menguasai kemampuan ini apabila sejak dini dikenalkan dengan kegiatan evaluasi.

5 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajarn IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006), h. 1-2. 6 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1994), h.3.

Page 13: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

13

13

2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi

a. Tujuan Evaluasi

Evaluasi merupakan hal yang penting dalam kegiatan formal, namun sering

kali ditakuti oleh siswa. Merancang sebuah evaluasi merupakan salah satu langkah

yang tidak boleh ditinggalkan dalam perencanaan. Karena, dengan adanya evaluasi

dapat menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Hamalik menjelaskan pentingnya perencanaan evaluasi sebagai berikut:

Pertama, rencana evaluasi membantu kita untuk menentukan apakah tujuan-

tujuan telah dirumuskn dalam artian tingkah laku. Hal ini akan memudahkan

perencanaan suatu tes untuk mengukur pestasi belajar siswa. Selanjutnya ia

menyatakan bahwa penulisan suatu tes akan membantu kita untuk memeriksa

tujuan-tujuan dan jika perlu mengadakan revisi sebelum kita merancang

pengajaran. Kedua, berdasarkan rencana evaluasi yang telah ada itu,

selanjutnya kita dapat bersiap-siap untuk mengumpulkan informasi yang

dibutuhkan. Dengan informasi itu dapat diketahui apakah siswa telah

memahami tujuan, apakah mereka telah mencapainya, dan sebagainya. Ketiga,

rencana evaluasi memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes. Untuk

menyusun suatu tes yang baik, diperlukan persiapan yang matang yang

mungkin akan menyita waktu yang cukup banyak.7

Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan

adalah tujuan evaluasi. Penentuan tujuan evaluasi sangat bergantung dengan jenis

evaluasi yang digunakan. Bila tidak, maka guru akan mengalami kesulitan

merencanakan dan melaksanakan evaluasi.

Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan

efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi,

metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.

Dengan demikian tujuan evaluasi adalah untuk memperbaiki cara belajar

mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi anak didik serta

menempatkan anak didik pada situasi belajar mengajar yang lebih tepat sesuai

dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Tujuan lainnya adalah untuk

memperbaiki atau mendalami dan memperluas pelajaran dan yang terakhir adalah

untuk memberikathukan/ melaporkan kepada orang tua/ wali peserta didik

mengenai penentuan kenaikan kelas dan penentuan kelulusan peserta didik.

7 Wina Sanjaya, op.cit., h. 231-232.

Page 14: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

14

14

b. Fungsi Evaluasi

Evaluasi dipandang sebagai sesuatu yang penting karena memiliki fungsi

yang dapat diadikan kebutuhan bagi siswa, sebab dengan evaluasi siswa akan

mengetahui tentang keberhasilan pembelajaran yang dilakukannya. Ada beberapa

fungsi evaluasi, diantaranya yaitu:

a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa

setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu

tertentu. Hasil evaluasi yang diperoleh itu selanjutnya dapat digunakan untuk

memperbaiki cara belajar siswa (fungsi formatif) dan untuk mengisi rapor,

yang berarti pula untuk menentukan kenaikan kelas atau lulus tidaknya seorang

siswa dari suatu lembaga pendidikan tertentu (sumatif).

b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran

sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan satu

sama lain. Komponen yang dimaksud antara lain adalah tujuan, materi atau

bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber

pelajaran, dan prosedur serta alat evaluasi.

c. Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Hasil-hasil evaluasi yang

telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber

informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru

pembimbing lainnya.

d. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang

bersangkutan. Seperti telah dikemukakan di muka, hampir setiap saat guru

melaksanakan kegiatan evaluasi dalam rangka menilai keberhasilan belajar

siswa dan menilai program pengajaran, yang berarti pula menilai isi atau materi

pelajaran yang terdapat di dalam kurikulum.

Evaluasi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan

dengan pendidikan di sekolah, misalnya untuk orang tua siswa, guru, pengembang

kurikulum, perguruan tinggi, dan masih banyak yang lainnya. Evaluasi juga

digunakan sebagai bahan informasi tentang efektivotas program sekolah.

Page 15: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

15

15

Disamping itu, juga dapat digunakan oleh guru-guru dan para pengawas

pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai mana keefektifan pengalaman-

pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metode-metode mengajar

yang digunakan.8 Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik

pada kelompok tertentu, sesuai kemampuan dan kecakapan masing-masing, juga

untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik untuk menempuh program

pendidikan, dan untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada

orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru, dan

peserta didik itu sendiri.

3. Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran

Jika seorang siswa di evaluasi setelah mengikuti pelajaran, guru dievaluasi

setelah melaksanakan pembelajaran, kurikulum dievaluasi setelah

diimplementasikan apakah sudah sampai pada tujuan atau sebaliknya. Menurut

Scriven evaluasi memeiliki dua fungsi yaitu fungsi sumatif dan fungsi formatif.

Fungsi sumatif, apabila evaluasi tersebut digunakan untuk melihat keberhasilan

suatu program yang direncanakan dan berhubungan dengan pencapaian suatu hasil

yang dicapai suatu program. Menurut Scriven, fungsi sumatif dilakukan untuk

melihat keberhasilan siswa setelah berakhir suatu program pembelajaran, maka

evaluasi sumatif biasanya dilakukan pada akhir semester.

Sebagai suatu program, evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima jenis

yaitu:

a. Evaluasi perencanaan dan pengembangan, hasil evaluasi ini sangat diperlukan

untuk mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya adalah

memberikan bantuan tahap awal dalam penyusunan program pembelajaran.

b. Evaluasi monitoring, yaitu untuk memeriksa apakah program pembelajaran

mencapai sasaran secara efeltif dan apakah program pembelajaran terlaksana

sebagaimana mestinya. Hasil evaluasi ini sangat baik untuk mengetahui

8 M. Ngalim Purwanto, op. cit., h.5.

Page 16: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

16

16

kemungkinan pemborosan sumbersumber dan waktu pelaksanaan

pembelajaran, sehing dapat dihindarkan.

c. Evaluasi dampak, yaitu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu

program pembelajaran. Dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria

keberhasilan sebagai indikator ketercapaian tujuan program pembelajaran.

d. Evaluasi efisiensi-ekonomis, yaitu untuk menilai tingkat efisiensi program

pembelajaran. Untuk itu, diperlukan perbandingan antara jumlah biaya, tenaga

dan waktu yang diperlukan dalam program pembelajaran dengan program

lainnya yang memiliki tujuan yang sama.

e. Evaluasi program komprehensif, yaitu untuk menilai program pembelajaran

secara menyeluruh, seperti pelaksanaan program, dampak program, tingkat

keefektifan dan efesiensi.

4. Teknik Evaluasi Pembelajaran

Secara garis besar, teknik evaluasi yang digunakan dapat digolongkan

menjadi dua macam, antara lain:

a. Teknik tes

Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan

dengan alat-alat yang lain, tes lebih bersifat resmi karena penuh dengan batasan-

batasan. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur peserta didik tes dapat

dibedakan menjadi tiga macam antara lain:

1) Tes Diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-

kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahankelemahan tersebut dapat

dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

2) Tes Formatif, dari kata “form” yang merupakan kata dasar dari istilah

“formatif” maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh

mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu.

3) Tes Sumatif, dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok

program atau sebuah program yang lebih besar.

Page 17: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

17

17

b. Teknik Non Tes

Ada beberapa teknik non tes dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran

yaitu:

1) Skala Bertingkat (Rating Scale), skala menggambarkan suatu nilai yang

berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan

2) Kuesioner (Questionaire), kuesioner juga sering dikenal dengan angket. Pada

dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang

yang akan diuukur (responden).

3) Daftar Cocok (Check List) adalah deretan pertanyaan (yang baisanya singkat-

singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal mebubuhkan tanda (√) di

tempat yang sudah disediakan.

4) Wawancara (Interview) adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan

jawaban dari responden dengan Tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak

karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali

untuk mengajukan pertanyaan. Dan pertanyaan hanya diajukan oleh subjek

evaluasi.

5) Pengamatan (Observation) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

6) Riwayat Hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam

kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evalausi akan

dapat menarik kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari objek

yang dimulai.

Page 18: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

18

18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diperoleh beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan tentang

tujuan pembelajaran sebagai upaya pencapaian tujuan dengan memanfaatkan

segala potensi dan sumber belajar yang telah tersedia.

2. Manfaat yang dapat kita petik dari penyusunan proses pembelajaran sebagai

berikut:

a. Melalui proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari

keberhasilan yang bersifat untung-untungan.

b. Sebagai alat untuk memecahkan masalah.

c. Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.

d. Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara

sistematis.

Selain itu, beberapa fungsi perencanaan pembelajaran di antaranya sebagai

berikut:

a. Fungsi Kreatif

b. Fungsi Inovatif

c. Fungsi Selektif

d. Fungsi Komunikatif

e. Fungsi Prediktif

f. Fungsi Akurasi

g. Fungsi Pencapaian Tujuan

h. Fungsi Kontrol

3. Kriteria penyusunan perencanaan yaitu sebagai berikut:

a. Signifikansi

b. Relevan

c. Kepastian

Page 19: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

19

19

d. Adaptabilitas

e. Kesederhanaan

f. Prediktif

Adapun langkah-langkah dalam menyusun perencanaan pembelajaran,

yaitu sebagai berikut:

a. Merumuskan Tujuan Khusus

b. Pengalaman Belajar

c. Kegiatan Belajar Mengajar

d. Orang-orang yang Terlibat

e. Bahan dan Alat

f. Fasilitas Fisik

g. Perencanaan Evaluasi dan Pengembangan

4. Evaluasi adalah proses memperoleh informasi dalam rangka untuk mengambil

suatu keputusan (mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian).

5. Ada beberapa fungsi evaluasi, diantaranya yaitu:

a. Evaluasi merupakan alat yang penting sebgaia umpan balik bagi siswa.

b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui ketercapain

siswa dalam menguasai tujuan pembelajaran yang dilakukannya.

c. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program

kurikulum.

d. Informasi hasil evaluasi dapat digunakan siswa secara individual dalam

mengambil keputusan untuk masa depan mereka sendiri.

e. Evaluasi berguna untuk para pengemmbang kurikulum khususnya dalam

menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai.

f. Evaluasi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan

dengan pendidikan di sekolah.

6. Jenis-jenis evaluasi pembelajaran diantaranya:

a. Evaluasi perencanaan dan pengembangan

b. Evaluasi monitoring

c. Evaluasi dampak

d. Evaluasi efisiensi-ekonomis

Page 20: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

20

20

e. Evaluasi program komprehensif

7. Teknik Evaluasi Pembelajaran

a. Teknik Tes diantaranya: tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif.

b. Teknik Non Tes diantaranya: skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok,

wawancara, observasi dan riwayat hidup.

B. Saran

Menyusun perencanaan pembelajaran dan evaluasi sangatlah penting bagi

guru. Sehingga, bukan hanya guru yang akan mendapat manfaat dari adanya

perencanaan dan evaluasi tersebut, namun seluruh satuan pendidikan. Oleh karena

itu, makalah ini dapat dijadikan seabagi salah satu bacaan bagi pembaca terutama

guru dan calon guru agar lebih memahami tentang perencanaan pembelajaran dan

evaluasi.

Page 21: Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran

21

21

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi

Aksara, 2009.

Fathurrahman, Pupuh, dan M SobrySutikno. Strategi Belajar Mengajar Melalui

Penanaman Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama, 2011.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2012.

Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajarn IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006.

Sudaryono. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2001.