perencanaan 2020 : penerapan formula indeks puk · aspek teknis program (60 %) + b pembobotan...
TRANSCRIPT
Perencanaan 2020 :Penerapan Formula Indeks PUK
1
Biro Perencanaan dan AnggaranYogyakarta, 14 Desember 2018
MANFAAT
1. Perencanaan berbasis bukti (evidence based planning):
– Data elektronik Usulan daerah
– Dokumen elektronik proposal, tor dan data pendukung
2. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance):
– Alur proposal dan persetujuan usulan dari propinsi
– Verifikasi dan analisa data → ketaatan asas / kepatutan
3. Mempermudah pimpinan untuk mengetahui hal yang terkait dengan perencanaan dan anggaran
4
PENYAMPAIAN USULAN TAHUN 2020
1. Sebelum pagu indikatif→ tgl 2 Januari sd 15 Februari 2019
2. Sebelum pagu anggaran→ tgl 1-30 Juni 2019 (jika ada perubahan anggaran)
3. Sebelum alokasi anggaran→ tgl 1-30 September 2019 (jika ada perubahananggaran)
6
KANTOR PUSAT (DIREKTORAT/PUSAT/BIRO)
DINKES PROV
LSM/ORGANI-
SASI PROFESIBALAI/
LABKESRSDINKES
KAB/KOTA
LSM/ORGANISASI
PROFESI
UNIT UTAMA Cq.
SEKRETARIAT
SEKRETARIAT
JENDERAL Cq.
RORENGGAR
BALAI/
LABKES
PENETAPAN PAGU
INDIKATIF INTERNAL
KEMENKES
Verifikasi
Verifikasi
Proses
Proses
ProsesVerifikasi
TRILATERAL PAGU
INDIKATIF (SEB)
Aplikasi elektronik
Aplikasi elektronik
Aplikasi elektronik
KD/UPT
Aplikasi
elektronik
VerifikasiProses
PAGU ANGGARAN
ALOKASI ANGGARAN
SATKER KEMENKES SATKER DAERAH
Proses
Proses
Persetujuan DPR (RDP)
Persetujuan DPR (RDP)
Reviu/Penelitian (Itjen/Rorenggar)
Reviu/Penelitian (Itjen/Rorenggar)
ALUR PENYAMPAIAN USULAN KEGIATAN
DESK PRA PAGU INDIKATIF
1. Jadwal : 15-27 Februari 2019 (tentative)
2. Konsep : Unit utama paparan usulan kegiatan dan ditanggapi oleh Roren, Itjen (APIP) dan seluruh unit utama → Desk kelas besar (seperti Musrenbang atau Multilateral Meeting)
3. Maksud : integrasi program dan kegiatan
4. Tempat : Auditorium Siwabessy (menyesuaikan)
5. Hasil : Rancangan pagu indikatif Kemenkes →disampaikan ke Bappenas dan Kemenkeu
8
CARA PENILAIAN ATAU VERIFIKASI USULAN PERENCANAAN
Formula Indeks Prioritas UsulanKegiatan (Permenkes 48/2017)
9
RKA-K/L
Masukan Keluaran Hasil
Hasil Monev(Bobot max 40%)
Obyek : Seluruh Usulan Kegiatan Tahun Berikutnya sampai level Komponen
KERANGKA LOGIS PENYUSUNAN INDEKS PRIORITAS USULAN KEGIATAN (PUK)
Aspek Perencanaan (Bobot60%):
Proses
PROGRAM 1.Usulan
Kegiatan yang lebihkomprehensifberdasarkanperhitunnganIndeks PUK yang lebihsistematis
2.PenerapanPerencanaanyang berbasiskinerja secaralebih optimal
1.UsulanKegiatanTahun T, TOR&RAB
2.LembarKerjaPenentuanIndeksPUK
3.SDM danSumberdaya Lainnya
4.DokumenRPJMN, Renstra, dan RKP
5.PermenkesNo.64/2015
6.KerangkaLogisProgram
7.Monev T-2
Mapping PrioritasKegiatanberdasar
kanIndeks
PUK+
Penilaian IndeksPUK
AspekTeknis
Program
(60%) +
B
PEMBOBOTAN USULAN KEGIATAN
Kesesuaian dgnRPJMN, RENSTRA,
RKP ➔ x1
Bobot : 7,5%
Kesesuaian dgnTUPOKSI &
Kewenangan➔ x2
Bobot : 2,5% Kesuaian dgn Log Frame Program ➔ x3
Bobot: 10%
KeberadaanManajemenResiko➔ x4
Bobot: 2,5%
Dukungan kepada
Program Prioritas ➔x51. Penanganan Stunting2. Penurunan AKI3. Penurunan AKB4. Pengendalian Aids/TB/Malaria 5. Pengendalian PTM6. Program Pantauan KSP7. 40 Desa Pilot8. Germas9. PIS PK10. Nusantara Sehat11. JKN, dll
Bobot: 20%
Aspek
Spatial ➔ x6
1. Afirmasi ke DTPK
Papua & Pabar
2. Keadilan/Equity
Bobot: 5%
Dimensi
Masalah ➔ x71. Growth,
2. Magnitude,
3. Keberlanjutan,
4. Lokalitas,
5. Kompleksitas
Bobot: 5%
Kepatuhan pada Teknis
Perencanaan ➔ x8(Nomenklatur, satuan, target,
kaidah efisiensi, tidak duplikasi,
sesuai kebutuhan & SBM)
Bobot: 7,5%
Aspek Monev
Bobot Total : 40%1. Aspek Implementasi
(bobot:20%)➔Y, variabel yang
diukur:
a. Penyerapan Anggaran (bobot:
5%)➔ y1b. Konsistensi antara perencanaan
& realisasi (bobot: 5%)➔ y2
c. Pencapaian Output : (bobot :
5%) ➔ y3
d. Efisiensi (bobot :5%) ➔ y4
2. Aspek Pencapaian Indikator Kinerja
Kegiatan (bobot: 20%)➔Z
NILAI BOBOTTOTAL
C= (A+B)
c≤100%
KRITERIA :A : >75% -100%B : >50% - 75%C : >25% - 50%D : 0% - 25%
A
C
1. Kesesuaian dgn RPJMN, RENSTRA & RKP (7,5%) :➢ usulan kegiatan harus bertujuan untuk mencapai target RPJMN, Renstra
dan RKP➢ Prioritas Nasional, Prioritas Bidang dan Prioritas K/L
ASPEK PERENCANAAN (1) Bobot: 60%
Komponen Kategori a/b/c/d/e
1. Kesesuaian dgn RPJMN
a. Komponen kegiatan unsur sasaran Prioritas Nasional (nilai 1)b. Komponen kegiatan unsur Prioritas Bidang (nilai 0,75)c. Komponen kegiatan unsur prioritas K/L (nilai 0,5)d. Komponen kegiatan pendukung/tidak terkait langsung RPJMN (nilai 0,25)e. Komponen kegiatan tidak ada kaitan dengan RPJMN (nilai 0)
2. Kesesuaian dgn RENSTRA
a. Komponen kegiatan unsur utama mendukung tujuan RENSTRA (nilai 1)b. Komponen kegiatan mendukung IKP (nilai 0,75)c. Komponen kegiatan mendukung IKK(nilai 0,5)d. Komponen kegiatan unsur pendukung/tidak terkait langsung RENSTRA (nilai 0,25) e. Komponen kegiatan tidak ada kaitan dengan RENSTRA (nilai 0)
3. Kesesuaian dgnRKP
a. Komponen kegiatan unsur sasaranPrioritas Nasional (nilai 1)b. Komponen kegiatan unsur Prioritas Bidang (nilai 0,75)c. Komponen kegiatan unsur prioritas K/L (nilai 0,5)d. Komponen kegiatan pendukung/tidak terkait langsung RKP (nilai 0,25)e. Komponen kegiatan tidak ada kaitan dengan RKP (nilai 0)
2. Kesesuaian dgn Tupoksi & Kewenangan (2,5%):➢mengacu pada Permenkes No.64/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan
ASPEK PERENCANAAN (2) Bobot: 60%
Komponen Kategori Y/T
1.Kesesuaian dgn Tupoksi
1. Komponen kegiatan sesuai tupoksi/Y(nilai 1)2. Komponen kegiatan tidak sesuai tupoks/T(nilai 0)
2.Kesesuaian dgnKewenangan
1. Komponen kegiatan sesuai dengan kewenangan/Y(nilai 1)2. Komponen kegiatan tidak sesuai dengan kewenangan/T (nilai 0)
3. Kerangka Logis Program (10%) :➢Kesesuaian komponen kegiatan dengan logical framework program →Usulan harus inline dengan sasaran atau target kinerja.
ASPEK PERENCANAAN (3) Bobot: 60%
Komponen Kategori a/b/c/d/e
1. Keberadaanlogframe program
a. Unit Eselon I telah mempunyai logframe program yg sudah ditetapkan Eselon I dan secara optimal diimplementasikan (nilai 1)
b. Unit Eselon I telah menyusun logframe program, akan tetapi implementasinya belum maksimal (nilai 0,75)
c. Logframe ada tetapi belum ada implementasinya (nilai 0,5)d. Unit Eselon I sedang menyusun logframe program (nilai 0,25)e. Unit Eselon I belum menyusun logframe program (nilai 0)
2. Kualitas logframe program
a. Logframe menggambarkan rangkaian input proses output outcome benefit impact secara sangat komprehensif dan relevan (nilai 1)
b. Logframe menggambarkan rangkaian input proses output outcome benefit impact secarakomprehensif namun relevansi kurang (nilai 0,75)
c. Logframe menggambarkan rangkaian input proses output outcome benefit impact namunkurang komprehensif dan relevansi kurang (nilai 0,5)
d. Logframe menggambarkan rangkaian input proses output outcome benefit impact namun kurang komprehensif dan tidak ada relevansi (nilai 0,25)
e. Unit Eselon I belum menyusun logframe program (nilai 0)
3. Kesesuaian dgn logframe program
a. Komponen kegiatan unsur kegiatan utama logframe program (nilai 1)b. Komponen kegiatan pendukung logframe program (nilai 0,5)c. Komponen kegiatan tidak sesuai dengan logframe program (nilai 0)
4. Manajemen Resiko (2,5%) :➢ Identifikasi risiko-risiko masalah yang menyebabkan kegagalanpencapaian target➢Rencana kontijensi
ASPEK PERENCANAAN (4) Bobot: 60%
Komponen Kategori Y/T
1.Keberadaanmanajemenresiko
1. Satker telah mengidentifikasi resiko-resiko yang berpotensimenyebabkan kendala dan permasalahan pelaksanaan komponenkegiatan dan mempunyai rencana cadangan (kontijensi plan)/Y(nilai 1)
2. Satker belum mengidentifikasi resiko-resiko yang berpotensimenyebabkan kendala dan permasalahan pelaksanaan komponenkegiatan/T (nilai 0)
5. Mendukung Program Prioritas (20%) :
ASPEK PERENCANAAN (5) Bobot: 60%
Komponen Kategori Y/T
1. Keterkaitan dgn penurunan stunting Ya (nilai 1), Tidak (nilai 0)
2. Keterkaitan dgn penurunan Angka Kematian Ibu Ya (nilai 1), Tidak (nilai 0)
3. Keterkaitan dgn penurunan Angka Kematian Bayi Ya (nilai 1), Tidak (nilai 0)
4. Keterkaitan dgn pengendalian AIDS/TB/Malaria Ya (nilai 1), Tidak (nilai 0)
5. Keterkaitan dgn GERMAS Ya (nilai 1), Tidak (nilai 0)
6. Keterkaitan dgn PIS PK Ya (nilai 1), Tidak (nilai 0)
7. Keterkaitan dgn Nusantara Sehat Ya (nilai 1), Tidak (nilai 0)
8. Keterkaitan dgn program JKN Ya (nilai 1), Tidak (nilai 0)
9. Keterkaitan dgn program KSP Ya (nilai 1), Tidak (nilai 0)
10. Keterkaitan dgn program 40 Desa Pilot Menko PMK Ya (nilai 1), Tidak (nilai 0)
6. Aspek Spasial/Kewilayahan dan Equity/Keadilan (5%) :➢ Identifikasi apakah komponen kegiatan mendukung aspek kewilayahan
& keadilan meliputi afirmasi terhadap daerah Papua & Pabar & DTPK, disparitas Kapasitas Fiskal, Indeks Pembangunan Kesehatan Manusia(IPKM), ketersediaan SDM dan Sarana prasarana serta mutu fasyankes.
ASPEK PERENCANAAN (6) Bobot: 60%
Komponen Kategori Y/T
1. Dukung Papua Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
2. Dukung Papua Barat Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
3. Dukung DTPK Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
4. Dukung pemerataan Kapasitas Fiskal daerah Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
5. Dukung perbaikan IPKM daerah Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
6. Dukung distribusi pemenuhan SDM Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
7. Dukung distribusi pemenuhan sarana prasarana obat dan alkes
Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
8. Dukung peningkatan mutu fasyankes Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
7. Dimensi Masalah (5%) :
ASPEK PERENCANAAN (7) Bobot: 60%
Komponen Kategori a/b/c/d/e
1. Keterkaitan dengan aspek masalah Growth :Identifikasi masalah apakah berpotensi semakin berkembangapabila tidak diatasi.
a. Sangat Tinggi (nilai 1), b. Tinggi (0,75) c.Sedang (nilai 0,5), d. Rendah (0,25), e. Tidak terkait (nilai 0)
2. Keterkaitan dgn aspek masalah magnitude :Menggambarkan ukuran kekuatan masalah yang dihadapi. Dalam waktu yang relatif cepat, terdapat potensi banyakmasyarakat yang terkena dampak masalah tersebut.
a. Sangat Tinggi (nilai 1), b. Tinggi (0,75) c.Sedang (nilai 0,5), d. Rendah (0,25), e. Tidak terkait (nilai 0)
3. Keterkaitan dgn aspek keberlanjutan :Identifikasi apakah komponen kegiatan merupakan kegiatanyang harus berlanjut, dan perlu dijaga keberlangsungannyaagar mencapai tujuan yang diharapkan.
a. Sangat Tinggi (nilai 1), b. Tinggi (0,75) c.Sedang (nilai 0,5), d. Rendah (0,25), e. Tidak terkait (nilai 0)
4. Keterkaitan dgn aspek lokalitas :Apakah permasalahan berskala lokal atau nasional (luas). Semakin luas cakupan masalah semakin tinggi bobotnya.
a. Sangat Tinggi (nilai 1), b. Tinggi (0,75) c.Sedang (nilai 0,5), d. Rendah (0,25), e. Tidak terkait (nilai 0)
5. Keterkaitan dgn aspek kompleksitas :Apakah permasalahan yang coba diatasi merupakanpermasalahan yang kompleks, melibatkan banyak/lintasprogram dan lintas sektor.
a. Sangat Tinggi (nilai 1), b. Tinggi (0,75) c.Sedang (nilai 0,5), d. Rendah(0,25), e. Tidak terkait (nilai 0)
8. Kepatuhan pada ketentuan teknis perencanaan & penganggaran (7,5%)
ASPEK PERENCANAAN (8) Bobot: 60%
Komponen Kategori Y/T
1. Sesuai kaidah nomenklatur Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
2. Sesuai satuannya Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
3. Sesuai targetnya Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
4. Sesuai sasarannya Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
5. Tidak duplikasi Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
6. Sesuai kebutuhan Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
7. Sesuai Standar Biaya Masukan (SBM) Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
8. Sesuai Bagan Akun Standar (BAS) Ya (nilai 1); Tidak (Nilai 0)
ASPEK MONEVBobot: 40%
1.Aspek Implementasi (20%), variabel yang diukur:a.Realisasi anggaran (5%) : penyerapan anggaran dibandingkan dengan
pagu anggaran
b.Konsistensi antara perencanaan dan implementasi (5%): kesesuaian Rencana Penarikan Dana (RPD) per bulan dengan realisasinya. Diukur dengan seberapa simpagan/gap antara RPD per bulan denganRealisasi Anggarannya
c.Pencapaian Keluaran/Output (5%): capaian volume keluaran
dibandingkan dengan target
d.Efisiensi (5%) : seberapa besar satker dapat mengefisiensikan anggaran
dengan target tetap tercapai
2.Aspek Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan (20%)➢ Capaian IKK dibandingkan dengan target
1. Dalam menyusun rencana kegiatan harus memperhatikan kesesuaian dgn
RPJMN, RENSTRA & RKP
2. Unit atau Satker mampu menilai kesesuaian kegiatan dgn Tupoksi &
Kewenangan
3. Membuat Kerangka Logis Program Jangka Pendek, Jangka Menengah maupun
Jangka Panjang
4. Mampu melakukan Manajemen Resiko atas usulan kegiatan berdasarkan
urutan prioritas
5. Usulan Kegiatan Mendukung Program Prioritas
6. Memperhatikan Aspek Spatial terhadap Program Prioritas berdasarkan Lokus
Kegiatan/Kewilayahan
7. Usulan kegiatan patuh pada ketentuan teknis perencanaan & penganggaran
TINDAK LANJUT