tahap ii. penilaian/ pembobotan kriteria penilaian daya

11
Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam Untuk penentuan prioritas kriteria dilakukan dengan memberikan penilaian atau bobot dengan alat analisis AHP (analytical hierarchy process) dan dengan menggunakan metode pairwaise individual (dari software expert choice 11) . Adapun bobot dari masing- masing kriteria adalah sebagai berikut : Nilai/ bobot untuk kriteria pembatas ekologis lingkungan Nilai/ bobot untuk kriteria pembatas fisik lingkungan Sumber : Hasil Analisis, 2011 Sumber : Hasil Analisis, 2011

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya DukungLingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

Untuk penentuan prioritas kriteria dilakukan dengan memberikan penilaian atau bobot dengan alat analisis

AHP (analytical hierarchy process) dan dengan menggunakan metode pairwaise individual (dari software expert

choice 11) . Adapun bobot dari masing- masing kriteria adalah sebagai berikut :

Nilai/ bobot untuk kriteria pembatas ekologislingkungan

Nilai/ bobot untuk kriteria pembatas fisiklingkungan

Sumber : Hasil Analisis, 2011Sumber : Hasil Analisis, 2011

Page 2: Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya

Nilai/ bobot untuk kriteria pembatas sosialdemografi dan ekonomi

Total kombinasi nilai/ bobot untuk tiap kriteriapembatas

Grafik Out Put Sensitivity AHP dari Seluruh Kriteria

Pembatas dalam Penilaian Daya Dukung Lingkungan

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Page 3: Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya

Tahap III. Pengklasifikasian Kategori Daya Dukung Lingkungan KawasanWisata Alam Desa Padusan Kecamatan Pacet

Dari hasil pembobotan pada kriteria pembatas dalam pengklasifikasian kategori daya dukung lingkungan tersebut,

dijadikan input bagi analisis overlay weighted dengan menggunakan ArcGIS 9.3 dengan formulasi yang didapat dari analisis

AHP.

Input Data

Convert Features to Raster

Reclassify

Pro

ses

recl

assi

fy t

iap

kom

po

nen

Klasifikasi variabelsiap overlay

Reklasifikasi dan skor pada tiap katagori, dengan 1 menunjukkannilai paling rendah dalam menilai karakteristik kawasan sedangkan3 untuk nilai paling tinggi dalam menilai karakteristik kawasan

untuk penentuan kategori. Reklasifikasi kriteria pada indikator

pembatas kemampuan lahan dan skoring ditiap klasifikasinya.

Reclassify tiap komponen pada kriteriapembatas dengan parameter yang ada

Proses Overlay untukindikator pembataskemampuan lahan

Page 4: Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Penampalan (Overlay) terhadap seluruh petareclassify dengan mempertimbangkan nilai/ bobot pada setiap peta

Page 5: Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya

Identifikasi Karakteristik Kawasan PengembanganTiap Kategori Daya DukungLingkungan Berdasarkan Kriteria Pembatas Ekologis Lingkungan

Keanekaragaman Flora berupa tanaman holtikultura dan dataran tinggi

Ketersediaan potensi air tanah yang baik untuk konsumsi rumah tangga/ industri

daerah resapan yang sangat baik

memiliki karakter rawan bencana longsor

kemiringan lahan > 40%

jenis dan struktur tanah berupa litosol dan mudah tererosi

keragaman vegetasi tanaman perdu dengan kerapatan jarang dan tanaman pinus

dengan kerapatan lebat

penggunaan lahan berupa belukar dan hutan

Keanekaragaman Flora berupa padi, tanaman bawang, dan ubi ungu

Ketersediaan potensi air tanah yang baik untuk konsumsi rumah tangga/ industri

daerah resapan yang sangat baik

memiliki karakter rawan bencana terkena dampak gunung berapi

kemiringan lahan 15- 25%

jenis dan struktur tanah berupa litosol dan mudah tererosi

keragaman vegetasi tanaman perdu dengan kerapatan jarang

penggunaan lahan berupa sawah tadah hujan dan irigasi yang subur

Keanekaragaman Flora berupa pinus pada hutan homogen

Ketersediaan potensi air tanah yang baik untuk konsumsi rumah tangga/ industri

daerah resapan yang sangat baik

memiliki karakter rawan bencana banjir jika intensitas hujan meningkat

kemiringan lahan 15- 25%

jenis dan struktur tanah berupa litosol dan mudah tererosi

keragaman vegetasi tanaman perdu dengan kerapatan jarang

penggunaan lahan berupa sawah tadah hujan dan irigasi yang subur

Secara garis besar karakteristik yang membedakan antar satu zona dengan zona yang lain adalah kemiringan lahan, karakter daerah rawan bencana, vegetasi, dan penggunaan lahan

Page 6: Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya

Identifikasi Karakteristik Kawasan PengembanganTiap Kategori Daya DukungLingkungan Berdasarkan Kriteria Pembatas Fisik Lingkungan

Terdapat jaringan pipa PVC yang mengalirkan air dari mata air pegunungan, namun digunakan

untuk pengairan sawah.

Jaringan listrik tidak terdistribusi dikarenakan area hutan lindung

jaringan telekomunikasi tidak terdistribusi dikarenakan area hutan lindung

Tersedia satu unit TPS (tempat pembuangan sementara) yang menampung limbah padat dari 3 desa

yakni Claket, Padusan, dan Pacet.

Tersedia jaringan jalan dengan lebar perkerasan hanya 2 m dan berkondisi buruk sehingga jalan

tersebut digunakan untuk akses menuju persawahan.

Aksesibilitas yang ada sangat rendah, karena jaringan jalan pada zona ini hanya diperuntukkan bagi

kegiatan pertanian

fasilitas pendukung wisata Tidak terdistribusi dikarenakan sebagian area merupakan hutan lindung

dan persawahan

Jaringan air bersih terlayani hampir di seluruh permukiman warga

Jaringan listrik terlayani hampir di seluruh permukiman warga

jaringan telekomunikasi Distribusi jaringan telekomunikasiuntuk skala lokal kawasan

sudah terlayani namun untuk skala obyek daya tarik wisata blum terlayani

pengelolaan limbah padat dan cair terdapat di setiap permukiman, dan obyek wisata

Tersedia jaringan jalan yang memiliki lebar perkerasan 4m dan berkondisi rusak tidak dapat

menunjang kegiatan pariwisata terutama di hari libur

Aksesibilitas yang ada Pencapain mudah karena sdah ada jalan penghubung antar desa/dusun dan

tersedia angkutan umum

fasilitas pendukung wisata yang ada berupa Kios dan villa/ penginapan tersebar di zona ini dan di

sepanjang jalan utama menuju obyek wisata

Secara garis besar karakteristik yang membedakan antar satu zona dengan zona

yang lain adalah jaringan jalan, aksesibilitas, pesebaran ketersediaan

fasilitas pendukung wisata

ketersediaan jaringan listrik terdistribusi namun hanya sampai pada jarak 300 m dari jalan utama

karena sebagian area merupakan hutan lindung dan persawahan

untuk jaringan telekomunikasi, sistem drainase tidak terdistribusi pada zona ini

jaringan jalan terdistribusi dengan kondisi yg buruk meskipun sebagian area merupakan hutan

lindung dan persawahan

Terdapat akses berupa jaringan jalan yg dapat ditempuh dari pintu masuk desa

fasilitas pendukung wisata yang ada berupa Kios dan villa/ penginapan hanya tersedia 3 unit

dengan letak 400 m dari jalan utama

Page 7: Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya

IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA ALAM DESA PADUSAN KECAMATAN PACET

Untuk mengidentifikasi faktor

penentu pengembangan kawasan wisata

alam Desa Padusan Kecamatan Pacet

akan dilakukan dengan metode

deskriptif dimana karakteristik setiap

kawasan dengan kategori daya dukung

lingkungan yang didapatkan dari hasil

analisis sebelumnya akan didiskusikan

dan dielaborasi dengan pedoman teknis

beserta teori dan studi literature lain

yang mendukung. Komponen

karakteristik dari hasil analisis

sebelumnya yang terbentuk dalam suatu

kriteria akan memiliki kemiripan yang

berbeda, selanjutnya dikelompokkan

dan akan membentuk beberapa faktor

yang merupakan faktor penentu

pengembangan kawasan wisata alam

Desa Padusan Kecamaatan Pacet.

Identifikasi Faktor Penentu Pengembangan Kawasan Wisata Alam DesaPadusan Kecamatan Pacet

No. Faktor Penentu Pengembangan Komponen Pembentuk Faktor

1. Persebaran daya tarik wisata yang

berasal dari sumber daya alam

dan kekhasan sosial budaya

a. Jenis dan persebaran jumlah daya tarik wisata

a. Kekhasan sosial budaya masyarakat

2. Ketersediaan prasarana pada

skala kawasan yang dapat

menunjang kegiatan wisata

a. Ketersediaan jaringan listrik

a. Ketersediaan jaringan dan sarana telekomunikasi

a. Ketersediaan sistem drainase

a. Keberadaan pengelolaan limbah padat dan cair

a. Ketersediaan jaringan air bersih

3. ketersediaan sarana wisata dengan

skala pelayanan kawasan

a. Ketersediaan sarana transportasi

a. aksesibilitas

a. ketersediaan fasilitas pendukung kegiatan wisata

alam

4. perekonomian sosial masyarakat

lokal kawasan

a. Jenis mata pencaharian penduduk lokal

a. Jumlah pendapatan sektor pariwisata

5.

kapasitas sosial wisatawan dan

masyarakat lokal

a. Jumlah wisatawan pada hari maksimum (libur)

Organisasi Faktor dari Hasil Analisis Deskriptif

Dalam tahapan analisa identifikasi faktor penentu pengembangan kawasan wisata alam tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hal tersebut

disebabkan karena seluruh faktor yang ditanyakan dalam kuesioner telah dianggap penting, berdasarkan hasil analisa penentuan faktor penentu

pengembangan kawasan wisata alam. Sehingga uji validitas dan reliabilitas tidak diperlukan pada analisa ini, karena faktor-faktor yang dipakai

telah dianggap memenuhi tujuan penelitian

Page 8: Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya

No. Kawasan Faktor Penentu Pengembangan Skala Nilai BobotFaktor Total Nilai Faktor

1 2 3

1 Zona dengan Daya Dukung

Lingkungan Rendah

Persebaran daya tarik wisata yang berasal dari

sumber daya alam dan kekhasan sosial budaya

1 3 2

2,67 5,761 6 6

Ketersediaan prasarana pada skala kawasan yang

dapat menunjang kegiatan wisata

3 2 1

2,5 4,153 4 3

ketersediaan sarana wisata dengan skala pelayanan

kawasan

3 3 0

2,83

4,24

3 6 0

perekonomian sosial masyarakat lokal kawasan 6 0 01,66 1,66

6 0 0

kapasitas sosial wisatawan dan masyarakat lokal 6 0 01,66 1,66

6 0 0

2 Zona dengan Daya Dukung

Lingkungan Sedang

Persebaran daya tarik wisata yang berasal dari

sumber daya alam dan kekhasan sosial budaya

0 4 2

2,67 6,220 8 6

Ketersediaan prasarana pada skala kawasan yang

dapat menunjang kegiatan wisata

0 1 5

2,5 7,070 2 15

ketersediaan sarana wisata dengan skala pelayanan

kawasan

0 1 5

2,83 80 2 15

perekonomian sosial masyarakat lokal kawasan 3 3 01,66 2,49

3 6 0

kapasitas sosial wisatawan dan masyarakat lokal 1 3 21,66 3,58

1 6 6

3 Zona dengan Daya Dukung

Lingkungan Tinggi

Persebaran daya tarik wisata yang berasal dari

sumber daya alam dan kekhasan sosial budaya

0 4 2

2,67 6,220 8 6

Ketersediaan prasarana pada skala kawasan yang

dapat menunjang kegiatan wisata

0 3 3

2,5 6,250 6 9

ketersediaan sarana wisata dengan skala pelayanan

kawasan

0 4 2

2,83 6,220 8 6

Pembobotan Keberadaan Faktor Penentu Pengembangan Kawasan Wisata Alam DesaPadusan Kecamatan Pacet terhadap Zona yang terbentuk dari Daya Dukung Lingkungan

Page 9: Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya

No. Kategori Kawasan Alasan Responden Menilai :

Faktor Penentu Utama Faktor Penentu k-2

1 Zona dengan Daya DukungLingkungan Rendah

pada zona tersebut memiliki karakteristikpenggunaan lahan sebagian besar merupakanhutan pinus yang masih asri dan ladang. Sehingga potensi tersebut sangat mendukungterbentuknya daya tarik wisata

sangat minimnya ketersediaan sarana wisatayang mampu menarik pengunjung sehinggadikhawatirkan hal ini menjadi penghambatpengembangan

2 Zona dengan Daya DukungLingkungan Sedang

zona tersebut memiliki karakteristik zona dekatdengan pusat kecamatan yang sehingga nilaiaksesibilitas tinggi atau mudah dicapai. Dalampengembangan kawasan wisata kemudahanaksesibilitas akan mempengaruhi ketersediaansarana wisata

ketersediaan prasarana skala kawasan sudahtersedia dan mampu mencukupi kebutuhanmasyarakat ataupun kegiatan pariwisataSehingga pada zona ini sangat mudah jikadilakukan pengembangan kawasan wisata, namun jika pada zona ini mengalami penurunanpelayanan/ ketersediaan prasarana akanberpengaruh pada tehambatnya pengembangan

3 Zona dengan Daya DukungLingkungan Tinggi

sebagian dari zona tersebut belum tersediajaringan air bersih, jaringan listrik, jaringantelekomunikasi, dan drainase. Namun pada

Faktor penentu kedua pada zona ini memilikikesamaan bobot sehingga kedua faktor tersebutberbanding lurus/ sejajar, dalam arti ketika

Berdasarkan hasil analisa tersebut didapatkan nilai total tiap zona yang merupakan total dari perkalian nilai faktor dengan

bobot faktor di tiap zona. Dari analisa tersebut dapat teridentifikasi faktor penentu pengembangan di setiap zona kategori

daya dukung lingkungan yang pada akhirnya akan dijadikan input dalam perumusan konsep pengembangan kawasan wisata

alam.

Identifikasi Keberadaan Faktor Penentu Pengembangan Kawasan Wisata Alam Desa PadusanKecamatan Pacet terhadap Zona yang terbentuk dari Daya Dukung Lingkungan

Page 10: Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya

PERUMUSAN KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA ALAM DESA PADUSAN KECAMATAN PACET DIDASARKAN ATAS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

Konsep pengembangan kawasan wisata alam Desa Padusan Kecamatan Pacet didasarkan atas daya dukung lingkungan

dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Analisis perumusan konsep dilakukan setelah melakukan analisis

identifikasi faktor-faktor penentu dalam pengembangan kawasan wisata alam yang sebelumnya juga diidentifikasi melalui

hasil analisis penilaian daya dukung lingkungan. Teknik analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengkolaborasikan

studi literatur, kebijakan terkait pengembangan kawasan wisata alam, dan kompilasi hasil analisis penelitian.

faktor utama penentu pengembanganyakni persebaran daya tarik wisata. Berdasarkan fakta empiris karakteristikkawasannya, pada zona tersebutpenggunaan lahan yang ada sebagianbesar berupa hutan pinus yang khas danmasih asri namun keberadaannya mulaipunah, tidak tersedia prasarana dansarana lainnya selain jaringan jalan. Sehingga dengan pertimbangantersebut konsep yang sesuai bagipengembangan kawasan wisata padazona dengan kategori daya dukunglingkungan rendah adalahmemfungsikan zona tersebut sebagaizona konservasi/ zona pelestarianalam. konsep tersebut didukung olehkebijakan dari peraturan Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Tahun1990 tentang konservasi sumber dayaalam hayati dan ekosistemnya

Zona dengan Daya DukungLingkungan Rendah

Zona dengan Daya DukungLingkungan Sedang

faktor utama penentu pengembanganyakni ketersediaan sarana wisata denganskala pelayanan kawasan. Berdasarkansalah satu fakta empiris karakteristikkawasan berdasar fisik lingkungan dankemampuan ekologis kawasan pada zonatersebut sebagian besar penggunaanlahannya berupa sawah, ladang, dan kebunyang sangat produktif namun, di satu sisipada zona tersebut terdapat saranapendukung wisata seperti penginapan, danresto sebesar 10% dari penggunaan lahansawah. Melihat fenomena tersebutberdasarkan kriteria teknis Permen PU No.41 tahun 2007 yang menyatakan bahwakawasan peruntukkan wisata seharusnyatidak berada pada lahan pertanianproduktif yang subur sehingga, konseppengembangan yang sesuai bagikarakteristik zona yang demikian adalahmemfungsikan zona tersebut sebagai zonaekonomi yang berasazkan pada wisataagro atau zona rekreasi semi intensif.

Zona dengan Daya DukungLingkungan Tinggi

faktor utama penentu pengembanganyakni ketersediaan prasarana pada skalakawasan yang dapat menunjang kegiatanwisata. Berdasarkan karakteristik ekologislingkungan kawasan terutama kemiringanlahan dan daerah rawan bencana pada zonatersebut merupakan zona yang cukup layakdikembangkan untuk kegiatan pariwisatanamun, jika dilihat ketersediaan prasaranadan sarana dapat dikatakan masih belummemadai. Sehingga faktor penentupengembangan pada zona ini berfokuspada ketersediaan prasarana penunjangpariwisata. Dengan karakteristik yang demikian konsep yang sesuai bagi zonadengan kategori daya dukung lingkungantinggi adalah memfungsikan zona tersebutsebagai zona intensif rekreasi yang tetapmempertimbangkan kondisi sosial budayamasyarakat lokal. Konsep tersebutdipertegas dengan adanya kebijakan dalamPeraturan Pemerintah No.18 tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata

Page 11: Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya

Konservasi yang masih

memungkinkan diselenggarakan

kegiatan wisata minat khusus

seperti eco- education.

Konsep Pengembangan Kawasan Wisata Alam Desa Padusan Kecamatan Pacet pada Masing-masing Zona Berdasarkan Daya Dukung Lingkungan

memfungsikan zona wisata sebagai zona

semi intensif dengan kegiatan wisata yang

menekankan pada kegiatan wisata aktif

dan pasif yang dibatasi (berenang,

playground, berkemah, menikmati

panorama alam, menikmati seni

pertunjukkan yang khas, jalan dan

berbelanja).

memfungsikan zona ini sebagai zona

intensif dengan kegiatan wisata aktif

namun tetap menekankan pada sifat

alami seperti bersepeda gunung,

berkemah, dan melakukan kegiatan

wisata pada area pertanian ataupun

peternakan (agrowisata).

DDL TINGGI

DDL SEDANG

DDL RENDAH