perencanaan tenaga kerja provinsi...
TRANSCRIPT
PER
ENC
AN
AA
N TEN
AG
A K
ERJA
PR
OV
INSI B
ALI TA
HU
N 2
01
2-2
01
6 Kerjasama
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I
Dengan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Pemerintah Provinsi Bali
Tahun 2012
PERENCANAAN TENAGA KERJA
PROVINSI BALITAHUN 2012-2016
ISBN : 978-602-7536-10-4
PERENCANAAN TENAGA KERJA
PROVINSI BALITAHUN 2012-2016
RYA MA UK KI TT IR TA AK MA AM
Kerjasama
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I
Dengan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Pemerintah Provinsi Bali
Tahun 2012
ISBN : 978-602-7536-10-4
PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI BALI TAHUN 2012-2016
Diterbitkan oleh :
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Sekretariat Jenderal
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jln. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta Selatan 12950
Telepon : 021-5270944
Fax : 021-5270944
Website : http://pusatptk.depnakertrans.go.id
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
iii
KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA
Dalam rangka pelaksanaan amanat pasal 7 Undang – Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Jo. Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh Informasi
Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga
Kerja, bahwa perencanaan tenaga kerja baik dalam lingkup kewilayahan
(nasional, provinsi dan kabupaten/kota) maupun lingkup sektoral/sub
sektoral (sektoral/sub sektoral nasional, sektoral/sub sektoral provinsi,
sektoral/sub sektoral kabupaten/kota), dijadikan acuan dan pedoman dalam
pembangunan ketenagakerjaan ditingkat Nasional, Provinsi,
Kabupaten/Kota, Sektoral/Sub Sektoral Provinsi, dan Sektoral/Sub Sektoral
Kabupaten/Kota. Sebagai pelaksanaan kedua peraturan tersebut dituangkan
dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor :PER.
16/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja Makro.
Masalah utama ketenagakerjaan diantaranya adalah besarnya
pengangguran terbuka, jumlah setengah penganggur yang sangat besar,
serta masalah lain seperti rendahnya kualitas angkatan kerja, rendahnya
produktivitas kerja, dan rendahnya kesejahteraan pekerja, sehingga bersifat
multi dimensional antara berbagai faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor
lainnya. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang komprehensif dan multi
dimensi. Untuk itu maka diperlukan suatu perencanaan tenaga kerja yang
dapat dijadikan acuan oleh seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Bali.
Dengan tersusunnya Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun
2012-2016, maka dasar pembangunan yang berpihak pada penciptaan
perluasan kesempatan kerja (pro job) sudah semakin jelas dan terarah,
khususnya dalam menghadapi masalah pengangguran, penciptaan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
iv
kesempatan kerja, peningkatan produktivitas dan kesejahteraan pekerja.
Namun demikian, mengingat permasalahan ketenagakerjaan merupakan
permasalahan bersama, maka diperlukan upaya kolektif dari seluruh
pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada di Provinsi Bali. Untuk itu
dalam penyusunan kebijakan, strategi dan program pembangunan
ketenagakerjaan yang berkesinambungan maka pemerintah daerah harus
berpedoman pada Perencanaan Tenaga Kerja untuk mengatasi
permasalahan ketenagakerjaan yang ada di Provinsi Bali.
Akhirnya kami menyambut gembira dan memberikan penghargaan
yang setinggi – tingginya kepada Pemerintah Provinsi Bali atas tersusunnya
buku Perencanaan Tenaga Kerja ini.
Jakarta, Juni 2012
Kepala Pusat Perencanaan Tenaga Kerja,
SYARIFUDDIN SINAGA, SH NIP 19561118 197703 1 001
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
v
KATA PENGANTAR
Kepala Dinas Tenaga Kerja dam Transmigrasi
Prov. Bali
Pertambahan Penduduk di daerah Bali sangat pesat, tahun
2011 ini mencapai hampir 4 juta jiwa, pertambahan ini sebagian besar
diakibatkan derasnya urban dari daerah luar Bali yang tidak bisa
dibatasi, karena persaingan makin ketat dengan berbagai
kepentingan menimbulkan semakin ketat pula persaingan dalam
memperebutkan peluang kerja yang diminati yang pada akhirnya
sering menimbulkan permasalahan sosial, meningkatnya tindak
kejahatan. Selama ini permasalahan ketenagakerjaaan di Provinsi
Bali perlu mendapat perhatian dan penanganan yang serius dan
dipikirkan rencana dan solusi terbaik bagi kita sebagai penduduk Bali.
Buku Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali (PTKP Bali
Tahun 2011-2016) merupakan evaluasi dan penyesuaian serta
dimaksudkan sebagai sumber informasi dan acuan dalam menyusun
kebijakan dan program ketenagakerjaan untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja sesuai amanat Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Dengan disusunnya buku PTKP Bali maka diharapkan
pembangunan di bidang ketenagakerjaan semakin jelas dan
terarah, khususnya dalam menghadapi masalah pengangguran,
penciptaan kesempatan kerja, peningkatan produktivitas dan
kesejahteraan tenaga kerja.
Mengingat masalah ketenagakerjaan di daerah Bali
khususnya pengangguran bukan hanya masalah Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi saja melainkan juga merupakan kepentingan
instansi pemerintah lain, maka dukungan melalui produk hukum,
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
vi
kebijakan dan program nyata diharapkan yang diarahkan pada
perluasan kesempatan kerja.
Kami menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan
dalam penyusunan buku ini, yang diakibatkan berbagai keterbatasan
yang ada. Untuk itu, kami mengharapkan saran konstruktif dari
pembaca dan seluruh pihak yang terkait guna penyempurnaan di
masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan buku
PTKP Bali Tahun 2011- 2016 ini. Semoga bermanfaat dan dapat kita
gunakan sebaik-baiknya sebagai acuan dalam pembangunan
ketenagakerjaan khususnya di daerah Bali dalam rangka mencapai
tujuan Bali yang Mandiri, Aman dan Sejahtera (Bali Mandara).
Denpasar, 26 Nopember 2012
Kepala Dinas
Tenaga Kerja dam Transmigrasi Prov. Bali
Selaku Ketua Tim PTK Prov. Bali,
( I. Wayan Swasta, SH )
Pembina Utama Muda
NIP : 19570520 198603 1 014
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF
(EXECUTIVE SUMMARY)
Penduduk Usia Kerja (PUK) menurut Golongan Umur di Provinsi Bali
pada 3 periode tahun 2008-2011 bertambah sebanyak 256.409 orang yakni
dari 2,69 juta orang pada tahun 2008 menjadi 2,96 juta orang pada tahun
2011. Demikian juga dengan Angkatan Kerja (AK) menurut Golongan Umur
di Provinsi Bali terdapat penambahan sebanyak 157.980 orang pada
periode tahun tersebut. Pada tahun 2008 jumlah AK sebanyak 2,09 juta
orang dan pada tahun 2011 meningkat menjadi sebanyak 2,26 juta orang.
Dari data tersebut terjadi penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) pada tahun 2008-2011 yakni dari yang sebesar 77,86 persen
menurun menjadi sebesar 76,45 persen.
Kualitas PUK dan AK pada tahun 2008-2011 masih didominasi yang
berpendidikan rendah walaupun PUK menurut Pendidikan di Provinsi Bali
telah mengalami penurunan tingkat pertumbuhan dengan rata-rata
pertumbuhan minus 0,25%. Untuk angkatan kerja yang berpendidikan
Maksimum SD pada tahun 2008 sebanyak 980.619, menurun menjadi
929.995 pada tahun 2011. Sedangkan PUK untuk yang berpendidikan
SMTP keatas jumlahnya mengalami kenaikan. Pada periode 2008-2011
jumlah kenaikan terbanyak terdapat pada tingkat pendidikan SMTA
Kejuruan dan Universitas yakni masing-masing sebesar 14,68 persen dan
13,60 persen. Begitu juga dengan Angkatan Kerja Menurut Tingkat
Pendidikan SMTA Kejuruan penambahannya merupakan yang terbanyak.
Pada tahun 2008 jumlah AK yang berpendidikan SMTA Kejuruan sebanyak
162.307 orang meningkat menjadi sebanyak 242.619 orang pada tahun
2011.
Jumlah penduduk yang bekerja pada periode 2008-2011 bertambah
sebanyak 175.144 orang. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR)
masih merupakan salah satu penyerap tenaga kerja terbesar yaitu sebanyak
114.709 orang. Sektor Jasa menyerap tenaga kerja sebanyak 131.230
orang pada tahun 2008 sebesar 260.056 orang meningkat menjadi 391.376
orang pada tahun 2011. Dan sektor industri pengolahan mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 26.801 orang pada tahun 2008-2011. Pada tahun
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
viii
2008, penduduk yang bekerja di sektor formal sebanyak 647.873 orang (
32%), meningkat pada tahun 2011 menjadi 960.687 orang (44%). Pada
tahun 2008-2011, jumlah yang bekerja penuh mengalami kenaikan
sebanyak 298.536 orang yakni dari 1.365.405 orang pada tahun 2008
meningkat menjadi 1.663.941 orang pada tahun 2011. Sementara itu,
jumlah penganggur juga mengalami penurunan sebanyak 17.164 orang,
dimana pada tahun 2008 sebanyak 69.548 orang menurun menjadi 52.384
orang pada tahun 2011.
Berdasar hasil perkiraan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali
(PTKP Bali) Tahun 2012-2016 menunjukkan bahwa jumlah PUK dan AK
pada periode tersebut diperkirakan bertambah berturut-turut sebanyak 177
ribu orang dan 179 ribu orang. Secara kualitas, PUK dan AK pada periode
2012-2016 diperkirakan masih didominasi oleh yang berpendidikan
Maksimum SD. Jumlah PUK pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 1,2
juta orang, menurun menjadi sebanyak 1,1 juta orang pada tahun 2016.
Jumlah AK, pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 907 ribu orang,
menurun menjadi 818 ribu orang pada tahun 2016. Dari tambahan jumlah
PUK dan AK pada periode 2012-2016, tingkat pendidikan SMTA Kejuruan
diperkirakan memiliki jumlah tambahan terbanyak. Jumlah PUK dengan
tingkat pendidikan SMTA Kejuruan diperkirakan bertambah sebanyak 87
ribu orang dan jumlah penambahan AK-nya diperkirakan bertambah
sebanyak 82 ribu orang.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2012-2016 diperkirakan
mampu tumbuh sebesar 7,66 persen. Pertumbuhan ekonomi yang positif
tersebut diperkirakan akan mendorong penciptaan kesempatan kerja,
sehingga jumlah kesempatan kerja pada tahun 2012-2016 diperkirakan akan
bertambah sebanyak 182 ribu orang dari 2.224.912 orang menjadi
2.407.466 orang pada tahun 2016. Peningkatan penciptaan kesempatan
kerja ini juga berdampak positif terhadap penurunan tingkat dan jumlah
pengangguran terbuka. Pada tahun 2012, Tingkat Penganggur Terbuka
(TPT) diperkirakan menurun menjadi 2,30 persen atau sebanyak 52 ribu
orang. Sedangkan pada tahun 2016, Tingkat Penganggur Terbuka (TPT)
diperkirakan juga menurun menjadi 2,01 persen atau sebanyak 49 ribu
orang.
Agar angkatan kerja yang ada bisa dimanfaatkan secara optimal dan
mempunyai kemampuan, maka diperlukan kebijakan, program dan strategi
yang sesuai dengan perkiraan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
ix
Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi pendayagunaan tenaga kerja,
pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan
kesejahteraan pekerja. Kebijakan pendayagunaan tenaga kerja diantaranya
di bidang pelatihan yang difokuskan pada dua jenis pelatihan, yaitu
kewirausahaan untuk mengisi kesempatan kerja dengan status berusaha
sendiri tanpa bantuan serta berusaha dengan dibantu dan
pekerja/buruh/karyawan. Jumlah angkatan kerja yang perlu dilatih pada
tahun 2012-2016 dengan fokus kewirausahaan diperkirakan adalah
sebanyak 328 orang. Untuk menjadi pekerja/buruh/karyawan sebanyak 107
ribu orang. Di bidang penempatan tenaga kerja, diprioritaskan lima lapangan
usaha yang menjadi sektor prioritas dan ditetapkan sebagai target utama
penempatan tenaga kerja pada tahun 2012-2016 yakni Sektor Industri,
Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa.
Kebijakan pemerataan kesempatan kerja meliputi kebijakan sektoral
yang berisi berbagai kebijakan dari sembilan sektor dalam penciptaan
kesempatan kerja sebanyak-banyaknya. Kebijakan perlindungan tenaga
kerja meliputi bidang pengawasan dan hubungan industrial. Meningkatkan
jumlah pegawai pengawas ketenagakerjaan dari 29 orang yang ada saat ini
menjadi 79 orang pegawai pengawas. Begitu juga dengan peningkatan
jumlah PP pada perusahaan selama tahun 2012-2016 diharapkan menjadi
600 perusahaan, untuk perusahaan yang memiliki PKB ditargetkan
sebanyak 120 perusahaan.
Strategi yang dilaksanakan dari kebijakan yang dibuat meliputi
strategi pendayagunaan tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja,
perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja. Strategi
pendayagunaan tenaga kerja meliputi peningkatan kualitas angkatan kerja,
peningkatan perekonomian makro dan regional. Strategi pemerataan
kesempatan kerja ditempuh melalui pengembangan pasar kerja. Strategi
perlindungan tenaga kerja dapat ditempuh melalui peningkatan pengawasan
ketenagakerjaan dan strategi kesejahteraan pekerja ditempuh melalui
pembangunan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja yang
lebih baik dan meningkat.
Program yang dapat dilaksanakan meliputi pendayagunaan tenaga
kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan
kesejahteraan pekerja. Program pendayagunaan tenaga kerja yang dapat
dilaksanakan diantaranya pengembangan kompetensi kerja (pengembangan
pola networking standarisasi dan sertifikasi, pengembangan sistem
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
x
standarisasi dan sertifikasi, pembinaan SDM dan penyesuaian standar
kompetensi yang dinamis) dan pengembangan hukum bidang pembinaan
pelatihan dan produktivitas. Program pemerataan kesempatan kerja yang
dapat ditempuh adalah perluasan dan pengembangan kesempatan kerja
serta pengembangan hukum bidang pembinaan penempatan tenaga kerja.
Untuk program perlindungan tenaga kerja yang dapat ditempuh diantaranya
peningkatan kelembagaan hubungan industrial, pengaturan hubungan kerja,
pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan
pengembangan hukum bidang pembinaan pengawasan ketenagakerjaan.
Dan untuk program kesejahteraan pekerja langkah yang dapat ditempuh
diantaranya perbaikan sistem pengupahan, jaminan sosial tenaga kerja dan
kesejahteraan serta pengembangan hukum bidang pembinaan hubungan
industrial dan jaminan sosial tenaga kerja.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
xi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PERENCANAAN TENAGA
KERJA……………………………………………………………………..
iii
KATA PENGANTAR KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI PROVINSI BALI……………………………………..
v
EXECUTIVE SUMMARY………………………………………………… vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xiii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………….…… 1
1.1. Latar Belakang………………………………..……. 1
1.2. Maksud dan Tujuan……………………….………. 4
1.3. Hasil yang Diharapkan…………………………….. 4
1.4. Metodologi dan Sumber Data…………….………. 4
1.5. Pengertian Dasar, Konsep, dan Definisi…..…….. 7
1.6 Kerangka Isi………………………………………... 9
BAB II KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI
BALI……………………………………………….……..
11
2.1 Kondisi Ekonomi………………………………..…. 11
2.2 Penduduk Usia Kerja………………………….….. 12
2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)……. 16
2.4 Angkatan Kerja……………………………….……. 19
2.5 Penduduk yang Bekerja……………………….…. 23
2.6 Penganggur Terbuka………………………….….. 30
2.7 Produktivitas Tenaga Kerja…..…………………… 33
BAB III PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN
TENAGA KERJA TAHUN 2012-2016 …………………..
35
3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja…………...……... 35
3.2 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja…. 39
3.3 Perkiraan Angkatan Kerja…………….………….. 41
BAB IV PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN
AKAN TENAGA KERJA TAHUN 2012-2016….……....
45
4.1 Perkiraan Perekonomian Tahun 2012-2016….... 45
4.2 Perkiraan Kesempatan Kerja……………….…… 47
4.3 Perkiraan Produktivitas Tenaga Kerja………..…. 55
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
xii
BAB V PERKIRAAN DAN PERENCANAAN
KESEIMBANGAN ANTARA PERSEDIAAN DAN
KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA…………….…..
57
5.1 Persediaan Tenaga Kerja dan Kebutuhan
Tenaga Kerja ……………………………………….
57
5.2 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut
Golongan Umur…………………………………….
58
5.3 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat
Pendidikan……………………………………..……
59
5.4 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis
Kelamin………………………………………..…….
60
BAB VI ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN…………..…
63
6.1 Rekomendasi Kebijakan Perekonomian …….… 64
6.2 Rekomendasi Kebijakan Umum…………….…... 67
6.3 Rekomendasi Kebijakan Penciptaan
Kesempatan Kerja …………………….………….
68
6.4 Rekomendasi Kebijakan Pelatihan Tenaga Kerja 74
6.5 Rekomendasi Kebijakan Penempatan Tenaga
Kerja ………………………………………………...
80
6.6 Rekomendasi Kebijakan Perlindungan Tenaga
Kerja …………………………………………………
83
BAB VII PENUTUP………………………………………………….. 89
DAFTAR PUSTAKA
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi
Bali Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (Dalam Miliar Rupiah) ............................................................................... 12
Tabel 2.2. Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011 .............................................................. 14
Tabel 2.3. Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011 ............................................................... 15
Tabel 2.4. Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011 .......................................................................... 16
Tabel 2.5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011 (Dalam Persen) ......... 17
Tabel 2.6. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011 (Dalam Persen) ................ 18
Tabel 2.7. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011 (Dalam Persen) ..................... 19
Tabel 2.8. Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011 ........................................................................ 21
Tabel 2.9. Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011 ........................................................................ 22
Tabel 2.10. Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011 ................................................................................. 23
Tabel 2.11. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 ............................................................. 24
Tabel 2.12. Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011 ............................................................. 25
Tabel 2.13. Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011 ............................................................... 26
Tabel 2.14. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011 ............................................................. 26
Tabel 2.15. Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Tahun 2008-2011 ................................................. 27
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
xiv
Tabel 2.16. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jabatan Tahun 2008-2011 ........................................................................ 28
Tabel 2.17. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja Tahun 2008-2011 ........................................................................ 29
Tabel 2.18. Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011 ........................................................................ 31
Tabel 2.19. Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011 .............................................................. 32
Tabel 2.20 Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011 ............................................................. 33
Tabel 2.21. Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (Juta Rp./Tenaga Kerja) ......... 34
Tabel 3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016 ..................................................... 37
Tabel 3.2 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016............................................ 38
Tabel 3.3 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 ............................................... 38
Tabel 3.4 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016 (Dalam Persen) ......... 39
Tabel 3.5 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016 (Dalam Persen) ............................................................................... 40
Tabel 3.6 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 (Dalam Persen) ............ 41
Tabel 3.7 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016 .............................................................. 42
Tabel 3.8 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016 ........................................... 43
Tabel 3.9 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 .............................................................. 44
Tabel 4.1 Perkiraan Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Miliar Rupiah) .......................... 46
Tabel 4.2 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 ................................................... 49
Tabel 4.3 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016 ..................................................... 50
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
xv
Tabel 4.4 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016............................................ 51
Tabel 4.5 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 ............................................................... 52
Tabel 4.6 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Tahun 2012-2016 ............................................. 53
Tabel 4.7 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jabatan Tahun 2012-2016 .......................................................................... 54
Tabel 4.8 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam Kerja Tahun 2012-2016 ............................................................... 55
Tabel 4.9 Perkiraan produktivitas Tahun 2012-2016 (Juta Rp./Tenaga Kerja) .............................................................. 56
Tabel 5.1 Perkiraan Jumlah Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja Tahun 2012-2016 . ................................................... 58
Tabel 5.2 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016 ..................................................... 59
Tabel 5.3 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016............................................ 60
Tabel 5.4 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 ................................................ 61
Tabel 6.1 Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016 .............................................................. 75
Tabel 6.2 Kapasitas Lembaga Latihan dan Instruktur Menurut Provinsi Bali Tahun 2011 ................................................... 76
Tabel 6.3 Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 ............................................................... 81
Tabel 6.4 Kondisi Pengantar Kerja . .................................................. 82
Tabel 6.5 Perusahaan, Tenaga Kerja dan Pegawai Pengawas ...... 84
Tabel 6.6 Perangkat Hubungan Industrial ........................................ 86
Tabel 6.7 Upah Minimum Provinsi dan Kebutuhan Hidup Layak Tahun 2011 ........................................................................ 88
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ciri utama negara berkembang adalah langkanya modal dan
kelebihan tenaga kerja, dengan kata lain rasio modal tenaga kerja
sangat rendah sehingga di negara berkembang produksi yang paling
tepat menggunakan teknik produksi padat karya.
Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional
yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktural sosial,
sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional. Selain itu,
pembangunan tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi,
penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan
kemiskinan atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan
menuju kondisi kehidupan yang lebih baik. Pembangunan harus
direncanakan secara efektif, yang dengan sendirinya harus
mencakup pula tujuan pemecahan masalah di bidang
ketenagakerjaan. Pembangunan Daerah bertujuan untuk
meningkatkan keadaan ekonomi daerah sehingga mandiri dan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
2
mampu menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah
secara berkelanjutan, meningkatkan keadaan sosial masyarakat
untuk mencapai kesejahteraan secara adil dan merata bagi seluruh
anggota masyarakat daerah, mengembangkan setiap ragam budaya
daerah sehingga menjamin kelestarian budaya daerah diantara
budaya-budaya nasional Indonesia lainnya, meningkatkan dan
memelihara masyarakat untuk mendukung pelaksanaan peningkatan
kegiatan ekonomi, sosial, budaya, kualitas lingkungan hidup dan
meningkatkan kesejahteraan seluruh anggota masyarakat
seutuhnya, serta membantu pemerintah pusat dalam
mempertahankan, memelihara dan meningkatkan persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Junto
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Junto Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah membawa dimensi baru dalam
penyelenggaraan otonomi daerah khususnya bagi pola pemerintahan
di daerah yang pada mulanya berpola sentralisasi berubah menjadi
desentralisasi. Hal ini terlihat pada pengaturan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah yang lebih
mengedepankan pada penerapan azas desentralisasi dalam wujud
otonomi yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab, sehingga
pemerintah daerah dapat mengembangkan dan mengelola potensi di
daerahnya melalui otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat
kepada daerah.
Pembangunan Ekonomi Daerah adalah suatu proses dimana
pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang
ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah
dan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru serta
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut.
Tujuan utama dari Pembangunan ekonomi daerah adalah untuk
menciptakan kesejahteraan masyarakat di daerah, melalui
penciptaan lapangan kerja.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
3
Penyediaan lapangan kerja menjadi sangat penting dalam
mengatasi pengangguran. Penyerapan tenaga kerja akan dapat
mengatasi masalah kesenjangan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat. Bagi Negara berkembang seperti Indonesia, masalah
ketenagakerjaan adalah masalah yang komplek karena berkaitan
dengan aspek-aspek kehidupan yang lain, seperti masalah
kesehatan, perekonomian, maupun pendidikan.
Provinsi Bali yang dikenal sebagai daerah pariwisata juga tak
luput dari masalah ketenagakerjaan. Bali merupakan wilayah yang
mudah dijangkau, akibat arus migrasi maupun urbanisasi menjadi tak
dapat dihindari. Penggangguran yang menjadi masalah tersebut
dikarenakan pengangguran itu sendiri bukan hanya berasal dari Bali,
tetapi bertambah seiring dengan datangnya masyarakat luar Bali.
Maka dari itu sangatlah penting Provinsi Bali membuat
Perencanaan tenaga kerja untuk merumuskan langkah-langkah
pendayagunaan tenaga kerja secara optimal efisien dan produktif
guna mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Pendayagunaan
tenaga kerja tersebut harus dapat meningkatkan kesejahteraan
segenap pekerja termasuk keluarganya menuju tingkat penghidupan
yang layak.
Perencanaan tenaga kerja di Provinsi Bali juga diharapkan
menjadi bagian integral dari pembangunan daerah Bali disamping
diarahkan juga untuk menjadi bahan penyusunan Kebijakan dan
Program daerah provinsi Bali seperti (1) Peningkatan Produktivitas,
(2) mengupayakan penghidupan yang layak, (3) Meningkatkan
perkembangan ekonomi regional yang merangsang tumbuhnya
ekonomi lokal, (4) meningkatkan profesionalisme dengan daya saing,
(5) terbentuknya sistem informasi ketenagakerjaan daerah provinsi
Bali.
Mendasari pada gambaran keadaan seperti dikemukakan
diatas dan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan, maka
penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi (PTKP) Bali
merupakan kegiatan yang strategis karena dengan tersusunnya
(PTKP) Bali diharapkan dapat mengakomodasikan perubahan dan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
4
perkembangan yang terjadi di bidang ketenagakerjaan serta alternatif
kebijakan dan program aksi untuk mengatasi permasalahan
ketenagakerjaan di Provinsi Bali.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi
(PTKP) Bali Tahun 2012-2016 ini adalah memberikan berbagai informasi
ketenagakerjaan yang diperlukan sehingga dapat digunakan sebagai bahan
perumusan strategi, kebijakan dan program ketenagakerjaan.
Secara rinci tujuan dari penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja
Provinsi Bali Tahun 2012-2016 ini adalah :
1. Memperkirakan ketersediaan secara kuantitatif jumlah tenaga kerja
dengan berbagai karakteristiknya tahun 2012-2016.
2. Memprediksi kebutuhan tenaga kerja tahun 2012-2016 yang diturunkan
berdasarkan permintaan output nasional dan sektoral.
3. Memprediksi angka pengangguran yang dihitung berdasarkan
perbedaan antara kebutuhan tenaga kerja dan persediaan tenaga kerja
pada periode yang sama.
4. Menyusun rekomendasi kebijakan dan program terkait masalah
ketenagakerjaan secara nasional dan sektoral.
1.3. Hasil Yang Diharapkan
PTKP Bali Tahun 2012-2016 ini menjadi signal bagi semua sektor
dalam perumusan perencanaan pembangunan ketenagakerjaan yang
berbasis empiris, program pembangunan nasional, serta sebagai acuan bagi
penyusunan rencana tenaga kerja daerah dan sektoral.
1.4. Metodologi dan Sumber Data
1.4.1. Metodologi
Metodologi yang digunakan untuk memproyeksikan PTK Provinsi
Bali Tahun 2012 – 2016 khususnya untuk persediaan dan kebutuhan
tenaga kerja serta perumusan kebijakan tenaga kerja, diantaranya
adalah :
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
5
a. Persediaan Tenaga Kerja
Metodologi untuk memperkirakan persedian tenaga kerja, baik dari
sisi Penduduk Usia Kerja (PUK), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) dan Angkatan Kerja (AK), antara lain dengan menggunakan
metodologi :
Memproyeksikan PUK dengan menggunakan rumus:
Linear sederhana yaitu :
y = a + b atau rumus pertumbuhan geometrik
Keterangan:
Y = Hasil proyeksi PUK
a = Konstanta
b = Parameter
x = Tahun
PUKt = Proyeksi PUK tahun t
PUKo = Data dasar proyeksi PUK
r = Laju pertumbuhan PUK
t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (tn) dengan tahun data
dasar (to)
Untuk menentukan laju pertumbuhan PUK menggunakan rumus:
Keterangan:
r = Laju pertumbuhan PUK
PUKn = Data PUK tahun akhir
PUKo = Data PUK tahun awal
t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (tn) dengan tahun data
dasar (to)
Proyeksi TPAK dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
Regresi Linear Sederhana
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
6
Untuk memproyeksikan AK diperoleh dengan mengkalikan antara
proyeksi PUK dengan proyeksi TPAK dengan karakteristik dan tahun
yang sama.
dengan rumus :
b. Kebutuhan Tenaga Kerja
Menghitung/memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja, banyak sekali
metodologinya, namun keterbatasan data dan informasi maka untuk
memproyeksikan PTKP Bali ini menggunakan elastisitas tenaga
kerja. Elastisitas tenaga kerja merupakan rasio antara perubahan
atau pertumbuhan kesempatan kerja dengan pertumbuhan PDRB
menggunakan rumus:
Keterangan:
Ei = Elastisitas tenaga kerja sektor –i
rli = Laju pertumbuhan penduduk yang bekerja sektor –i
pertahun (%)
ryi = Laju pertumbuhan ekonomi (PDRB)–i pertahun (%)
Menghitung laju pertumbuhan kesempatan kerja menurut lapangan
usaha sampai dengan tahun proyeksi, dengan rumus:
Keterangan:
rlai = Laju pertumbuhan kesempatan kerja baru sektor - i
Eai = Elastisitas perubahan
ryai = Perkiraan laju pertumbuhan ekonomi sektor - i
Menghitung proyeksi kesempatan kerja menurut lapangan usaha,
sampai dengan tahun proyeksi menggunakan rumus:
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
7
Keterangan:
KKti = Proyeksi kesempatan kerja sektor -i
KKoi = Data dasar penduduk yang bekerja sektor -i
rlai = Laju pertumbuhan kesempatan kerja sektor -i
t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (tn) dengan tahun data
dasar (to)
1.4.2. Sumber Data
Data kependudukan dan statistik ketenagakerjaan yang
digunakan dalam penelitian ini bersumber dari publikasi hasil survei
yang telah dilakukan oleh BPS. Data tersebut antara lain: sakernas,
susenas, supas dan sensus. Data upah bersumber dari data statistik
pengupahan nasional yang telah dipublikasi BPS. Selain data
kependudukan dan ketenagakerjaan, penelitian ini juga
menggunakan beberapa data keuangan dan moneter sumber SEKI
Bank Indonesia, CEIC, dan beberapa publikasi internasional
terutama untuk data harga minyak.
1.5. Pengertian Dasar, Konsep, dan Definisi
1. Kebutuhan Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja (kesempatan kerja) adalah jumlah
lapangan kerja dalam satuan orang yang dapat disediakan oleh
seluruh sektor ekonomi dalam kegiatan produksi. Dalam arti
yang lebih luas, kebutuhan ini tidak hanya menyangkut
jumlahnya, tetapi juga kualitasnya (pendidikan atau
keahliannya).
2. Persediaan Tenaga Kerja
Persediaan tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang sudah
siap untuk bekerja, disebut angkatan kerja (labour force) yang
dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitas.
3. Penduduk Usia Kerja (PUK)
Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke
atas.
4. Angkatan Kerja (AK)
Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (berumur 15 tahun
ke atas) yang selama seminggu sebelum pencacahan, bekerja
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
8
atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja; dan
mereka yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan.
5. Bekerja
Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh
pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak
terputus) dalam seminggu yang lalu.
6. Penganggur Terbuka (PT)
Penganggur Terbuka terdiri dari :
a. Mereka yang mencari pekerjaan
b. Mereka yang mempersiapkan usaha
c. Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak
mungkin dapat pekerjaan
d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai
bekerja.
7. Tingkat Penganggur Terbuka (TPT)
Tingkat Penganggur Terbuka merupakan rasio jumlah
Penganggur Terbuka terhadap jumlah Angkatan Kerja.
8. Setengah Penganggur
Setengah Penganggur adalah kegiatan seseorang yang bekerja
kurang dari 35 jam per minggu.
9. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah perbandingan antara
jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh penduduk usia
kerja
10. Jenis Kegiatan/Lapangan Usaha
Jenis Kegiatan/Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari
pekerjaan/usaha/perusahaan/instansi dimana seseorang bekerja
seperti digolongkan dalam Klasifikasi Lapangan Usaha
Indonesia (KLUI)/Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(KBLUI).
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
9
11. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
a. Menurut Pendekatan Produksi, PDRB adalah jumlah nilai
barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi
di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu
(biasanya 1 tahun)
b. Menurut Pendekatan Pengeluaran, PDRB merupakan jumlah
balas jasa yang diterima faktor-faktor produksi yang ikut serta
dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu
tertentu.
1.6. Kerangka Isi
Penulisan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali 2012-
2016 ini dibagi dalam 7 (tujuh) bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : KONDISI KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI BALI
BAB III : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN
TENAGA KERJA
BAB IV : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN
AKAN TENAGA KERJA
BAB V : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KESEIMBANGAN
ANTARA PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AKAN
TENAGA KERJA
BAB VI : ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN
BAB VII : PENUTUP
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
11
KONDISI KETENAGAKERJAAN
DI PROVINSI BALI
2.1 Kondisi Ekonomi
Kinerja perekonomian Indonesia tahun 2010 menunjukkan trend
positif, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,10 persen lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 yang hanya
mencapai 4,58 pesen. Peningkatan tersebut didukung oleh sumber
pertumbuhan yang semakin berimbang, sebagaimana tercermin pada peran
investasi dan ekspor yang meningkat.
Peningkatan investasi pada tahun 2010 ditandai dengan makin
tingginya peranan investasi yang bersifat menambah kapasitas ekonomi. Di
sisi lain, perbaikan kinerja ekspor juga diikuti oleh makin terdiversifikasinya
komoditas dan negara tujuan dari ekspor Indonesia. Fenomena ini dapat
dilihat dari membaiknya kinerja sektor-sektor yang menghasilkan komoditas
yang diperdagangkan secara internasional (tradable sector), khususnya
dalam industri pengolahan.
Pada Tahun 2011 Provinsi Bali mengalami pertumbuhan ekonomi
sebesar 6,49 persen. Lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada tahun
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
12
2010. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
tersebut ditopang oleh peningkatan aktivitas pariwisata di akhir tahun, yang
mendorong kinerja sektor PHR (perdagangan, hotel, restoran) sebagai
sektor yang dominan dalam perekonomian Provinsi Bali.
Dilihat dari tabel 2.1 sektor PHR (perdagangan, hotel dan restoran)
memiliki proporsi terbesar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya
dengan kontribusi sebesar 31,89 persen pada Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Provinsi Bali pada tahun 2010. Trend positif peningkatan
kontribusi sektor PHR juga tercermin pada tabel 2.1. Dimana dari tahun
2008-2011, kontribusi sektor PHR selalu memiliki proporsi terbesar dengan
kontribusi rata-rata 32,03 persen selama 4 periode yaitu dari tahun 2008-
2011.
Tabel 2.1
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2008-2011 (Dalam Miliar Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010* 2011**
1. Pertanian 4.947,83 5.645,78 5.745,22 5.873,31
2. Pertambangan & Penggalian 146,64 157,97 188,66 208,49
3. Industri Pengolahan 2.476,90 2.768,11 2.936,45 3.027,99
4. Listrik, Gas & Air Bersih 388,03 410,37 438,59 470,83
5. Konstruksi 970,46 1.067,44 1.146,12 1.236,39
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7.962,25 8.656,02 9.209,07 10.005,65
7. Pengangkutan & Komunikasi 2.805,25 3.016,62 3.190,56 3.380,96
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 1.808,49 1.899,19 2.041,02 2.168
9. Jasa-Jasa 3.394,72 3.669,44 3.985,00 4.382,17
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 24.900,57 27.290,94 28.880,69 30.753,67
Sumber : BPS Tahun 2008-2011
*) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
2.2 Penduduk Usia Kerja
Konsep ketenagakerjaan yang digunakan adalah konsep yang
direkomendasikan oleh International Labour Organization (ILO) yaitu konsep
Labour Force Framework. Pada konsep ini penduduk dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar, yaitu penduduk usia kerja dan bukan usia
kerja. Penduduk usia kerja (PUK) mengalami perubahan kuantitas dan trend
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
13
tergantung pada adanya perubahan faktor-faktor demografis seperti tingkat
kelahiran, kematian dan migrasi penduduk.
Batas usia kerja berbeda-beda antara negara yang satu dengan
yang lain. Perbedaan tersebut dibuat berdasarkan situasi tenaga kerja di
masing-masing negara. Misalnya di India, batasan usia kerja berada pada
rentang usia 14-60 tahun, sedangkan di Ameria batasan usia kerja adalah
16 tahun ke atas, sedangkan versi Bank Dunia (World Bank) batas usia
kerja adalah 15-64 tahun.
Indonesia dalam hal ini BPS, memberikan batasan umur pada
penduduk usia kerja menggunakan batas bawah usia kerja (economically
active population)15 tahun (meskipun dalam survei Sakernas dikumpulkan
informasi mulai dari penduduk usia 10 tahun) dan tanpa batas atas usia
kerja.
Tujuan dari pemilihan batas umur tersebut supaya definisi yang
diberikan sedapat mungkin bisa menggambarkan keadaan yang
sebenarnya. Berdasarkan pemilihan batas umur pekerja di Indonesia, dapat
dilihat bahwa batas umur maksimum dari tenaga kerja tidak ada. Dengan
demikian, hanya sebagian saja penduduk Indonesia yang merasakan
tunjangan di hari tua akibat tidak adanya batas atas umur yang maksimum
untuk pekerja di Indonesia. Yang mendapatkan tunjangan adalah pegawai
negeri dan hanya sebagian kecil karyawan dari perusahaan swasta.
Pada golongan tersebut kadang kala pendapatan yang diterima tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga kebanyakan
tenaga kerja yang telah mencapai usia pensiun masih tetap harus bekerja.
Oleh sebab itu di Indonesia tidak ada batas umur maksimum pada usia
kerja.
2.2.1 Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur
Penduduk usia kerja di Provinsi Bali pada 3 periode dari
tahun 2008-2011 mengalami peningkatan jumlah dihampir seluruh
golongan umur. Data pada tabel 2.2 menunjukkan bahwa penduduk
usia kerja di provinsi Bali dari seluruh golongan umur jumlahnya tidak
beda jauh. Tetapi terjadi suatu fenomena yang menarik, dimana
terdapat kecenderungan golongan umur 60 tahun keatas jumlahnya
paling besar dan terus meningkat dari tahun 2008-2010, secara
berurutan jumlahnya adalah 342.535 jiwa, 352.634 jiwa, dan 399.724
jiwa. Walaupun ada sedikit penurunan pada tahun 2011, yaitu
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
14
menjadi 387. 358 jiwa tapi jumlah penduduk usia kerja di golongan
ini masih lebih banyak dibandingkan golongan umur lainnya.
Fenomena tersebut diduga karena ada perbaikan kualitas gizi
dan kesehatan yang memungkinkan kelompok umur ini mengalami
kondisi fisik yang lebih sehat dan bugar sehingga masih memiliki
kemampuan untuk bekerja. Penduduk usia kerja pada kelompok 60
tahun ke atas akhirnya semakin bertambah.
Tabel 2.2
Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur
Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Golongan Umur 2008 2009 2010 2011
15-19 292.368 305.820 301.147 309.039 20-24 251.496 244.722 260.746 272.500 25-29 326.229 308.324 318.199 319.497 30-34 312.995 338.817 350.147 370.723 35-39 330.235 336.052 351.611 349.839 40-44 280.604 281.963 313.573 329.411 45-49 235.323 233.242 244.338 254.940 50-54 180.967 188.219 206.538 198.805 55-59 143.384 138.954 156.550 160.433 60+ 342.535 352.634 399.724 387.358
Jumlah 2.696.136 2.728.747 2.902.573 2.952.545
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
2.2.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan di Provinsi
Bali pada tahun 2008-2011 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.3.
masih didominasi oleh penduduk usia kerja yang berpendidikan
sekolah dasar ke bawah. Akan tetapi secara umum telah terjadi
pergeseran proporsi untuk setiap jenjang pendidikan. Penurunan
proporsi penduduk usia kerja berpendidikan maksimum SD telah
diikuti dengan peningkatan proporsi penduduk usia kerja pada tingkat
pendidikan diatasnya terutama tingkat SMTA Kejuruan.
Hal ini akibat adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya
pendidikan dan juga akibat program pendidikan untuk mewajibkan
belajar sampai dengan 9 tahun (tamat SLTP) serta adanya kebijakan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
15
pemerintah yang telah mengalokasikan 20 persen dari total anggaran
untuk dana pendidikan, diantaranya untuk subsidi pendidikan anak
sekolah SD dan SLTP. Selain itu pembangunan ekonomi selama ini
pada tingkat tertentu berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat
sehingga masyarakat lebih mampu membiayai pendidikan formal dan
mengakomodasi makanan bergizi yang membantu kualitas tenaga
kerja. Pertumbuhan rata-rata penduduk usia kerja menurut tingkat
pendidikan selama periode 2008 – 2011 cukup tinggi terjadi pada
penduduk usia kerja dengan pendidikan SMTA Kejuruan dan
Universitas yakni masing-masing sebesar 14,68 persen dan 13,60
persen. Sedangkan pertumbuhan menurun terjadi pada penduduk
usia kerja dengan pendidikan maksimum SD yakni menurun sebesar
0,25 persen setiap tahun
Tabel 2.3
Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Pendidikan 2008 2009 2010 2011 Rata-Rata Pertumb
Maksimum SD 1.246.334 1.246.903 1.297.114 1.234.378 -0,25%
SMTP 544.049 515.248 545.552 579.038 2,24%
SMTA Umum 502.855 518.059 522.231 570.008 4,33%
SMTA Kejuruan 195.509 217.018 282.736 290.525 14,68%
Diploma 92.965 99.987 110.079 110.980 6,16%
Universitas 114.424 131.532 144.861 167.616 13,60%
Jumlah 2.696.136 2.728.747 2.902.573 2.952.545 3,10%
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
2.2.3 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk usia kerja menurut jenis kelamin di Provinsi
Bali pada tahun 2008-2011seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.4.
menunjukkan peningkatan, baik untuk laki-laki maupun perempuan,
dengan komposisi jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir
sama. Pertumbuhan penduduk usia kerja selama periode 2008 – 2011
rata-rata sebesar 3,10 persen setiap tahun, dengan pertumbuhan
penduduk usia kerja laki-laki sebesar 2,93 persen per tahun dan
pertumbuhan penduduk usia kerja perempuan sebesar 3,28 persen
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
16
per tahun. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan
penduduk usia kerja perempuan lebih tinggi dibandingkan
petumbuhan penduduk usia kerja laki-laki.
Tabel 2.4 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin
Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011 Pertumb.
Laki-Laki 1.353.211 1.370.960 1.447.472 1.474.864 2,93%
Perempuan 1.342.925 1.357.787 1.455.101 1.477.681 3,28%
Jumlah 2.696.136 2.728.747 2.902.573 2.952.545 3,10%
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
2.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menunjukkan besarnya
penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. TPAK juga
dapat didefinisikan sebagai perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap
jumlah penduduk usia kerja. Besarnya TPAK di Provinsi Bali pada tahun
2008-2011 secara umum mengindikasikan adanya kenaikan setiap tahun, ini
disebabkan oleh telah pulihnya industri pariwisata di Provinsi Bali setelah
terjadi keterpurukan pasca Bom Bali I dan II.
2.3.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan
Umur
Berdasarkan Tabel 2.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Menurut Golongan Umur di Provinsi Bali pada periode 2008-2011
terlihat jelas berfluktuasi, tetapi pada Umur 15-19 terus mengalami
penurunan dari tahun 2008 sebesar 41,95 persen menjadi 36,94
persen di tahun 2011 yang menandakan bahwa animo masyarakat
yang termasuk golongan umur 15-19 tahun untuk bekerja sudah
mulai berkurang seiring dengan meningkatnya kualitas di bidang
pendidikan. Sehingga keinginan untuk memasuki dunia pendidikan
lebih besar daripada masuk ke dunia kerja serta program wajib
belajar 12 tahun untuk dilaksanakan sehingga dapat menekan angka
tersebut.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
17
Namun berbeda halnya dengan golongan umur 20-24 Tahun
yang terjadi suatu peningkatan peran serta golongan usia tersebut
dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan oleh keinginan untuk dapat
merasakan dan mencoba untuk terlibat dalam dunia kerja.
Sedangkan pada umur 25-29 tahun pada umumnya mengalami
penurunan dimana keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi lebih diminati dengan asumsi pendidikan
yang lebih baik akan menjadi nilai lebih untuk memenuhi syarat-
syarat memasuki dunia kerja. Kemudian golongan umur 30-49 tahun
mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya
permintaan dunia kerja yang membutuhkan tenaga kerja yang
memiliki skill dan meningkatnya kebutuhan hidup yang harus
dipenuhi, sehingga memaksa golongan umur 30-49 untuk bekerja.
Golongan usia kerja 30-49 tahun dikenal dengan usia produktif.
Sedangkan untuk golongan umur 50 tahun keatas secara umum
terus mengalami penurunan atau mengalami trend negatif.
Tabel 2.5
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Golongan Umur 2008 2009 2010 2011
15-19 41,95 39,12 38,98 36,94
20-24 78,51 78,14 76,65 77,19
25-29 86,02 86,04 86,30 83,00
30-34 87,80 88,86 89,41 86,40
35-39 90,47 90,60 90,54 89,85
40-44 90,59 91,02 90,52 92,38
45-49 89,25 91,11 90,25 90,33
50-54 85,41 86,42 85,39 85,12
55-59 82,48 82,43 79,90 77,92
60+ 54,85 55,46 54,31 52,69 Jumlah 77,86 77,82 77,38 76,45
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
2.3.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat
Pendidikan
Tabel 2.6 memperlihatkan bahwa Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Bali untuk tingkat SD dari tahun
2008-2009 mengalami penurunan tetapi masih menempati posisi
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
18
kelima setelah SMTA Umum, sampai dengan tahun 2011 masih
terlihat jelas kondisi tersebut. TPAK Tingkat SMTP cenderung
mengalami fluktuasi selama kurun waktu tahun 2008-2009 begitu
pula pada tingkat SMTA Umum yang mengalami hal yang sama
dengan fluktuasi pada tahun 2009 sebesar 80,19 persen. Berikutnya
terjadi kenaikan lagi pada tahun 2010 yaitu 80,38 persen lalu terjadi
penurunan drastis pada tahun 2011.
TPAK Tingkat SMTA Kejuruan mengalami kenaikan dan
penurunan pada periodeTahun 2008-2011. TPAK tingkat Diploma
dengan persentase tertinggi terjadi di tahun 2009 dengan angka
TPAK 91,10 persen kemudian ditahun 2011 terjadi penurunan yang
sangat drastis yaitu mencapai angka 85,98 persen. TPAK yang
menempati peringkat tertinggi menurut tingkat pendidikan adalah
perguruan tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya
dan terus mengalami peningkatan dari tahun 2008-2010 yaitu
terakhir dikisaran 91,44 persen walaupun akhirnya menurun di tahun
2011 menjadi 89,40 persen.
Dari gambaran data tersebut dapat di sampaikan bahwa
TPAK menurut tingkat pendidikan di Provinsi Bali Tahun 2008-2011
secara umum mengalami penurunan dan penurunan yang tertinggi
terjadi di Tahun 2011. Tingginya persentase TPAK dari kelompok
lulusan Diploma dan Universitas menunjukkan bahwa yang menjadi
nilai tambah dalam dunia kerja adalah dari unsur pendidikan serta
skill.
Tabel 2.6
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Pendidikan 2008 2009 2010 2011
Maksimum SD 78,68 77,62 75,95 75,34
SMTP 67,16 66,92 68,22 67,61
SMTA Umum 80,44 80,19 80,38 78,58
SMTA Kejuruan 83,02 84,86 84,14 83,51
Diploma 89,45 91,10 89,61 85,98
Universitas 90,29 91,44 91,44 89,40
Jumlah 77,86 77,82 77,38 76,45
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
19
2.3.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis
Kelamin
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Bali
menurut jenis kelamin pada jenis kelamin perempuan tahun 2008
menunjukkan angka 70,03 persen mengalami kenaikan di tahun
2009 dan menurun drastis di tahun 2011 dengan angka 68,71 persen
setelah terjadi penurunan di tahun 2010 dengan angka 70,16 persen.
Untuk TPAK jenis kelamin laki-laki menunjukkan nilai yang
lebih besar sepanjang 4 tahun yaitu dari tahun 2008-2011 jika
dibandingkan dengan TPAK Perempuan, namun perbedaan ini tidak
begitu signifikan bila dilihat dari tanggungjawab dimana laki-laki
memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan perempuan
dalam hal mencari nafkah bagi keluarga. Sedangkan data tingkat
partisipasi angkatan kerja perempuan menunjukkan bahwa kalangan
perempuan sudah mengimplemetasikan emansipasi wanita dengan
memiliki kemampuan didalam dunia kerja dan ikut menyumbangkan
peran sertanya untuk membantu menambah pendapatan keluarga
dan mengembangkan ilmu dengan jalan berkarir di dunia kerja yang
bertujuan untuk kesejahteraan keluarga. Hal tersebut dikarenakan
budaya di Bali selama ini lebih menuntut perempuan untuk bekerja.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.7 di bawah ini.
Tabel 2.7
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011
Laki-laki 85,63 85,11 84,64 84,20
Perempuan 70,03 70,47 70,16 68,71
Jumlah 77,86 77,82 77,38 76,45
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
2.4 Angkatan Kerja
Besarnya penawaran atau supply tenaga kerja dalam masyarakat
adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi.
Jumlah yang bekerja dan pencari kerja itulah yang dinamakan angkatan
kerja atau labour force. Angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
20
usia kerja berumur 15 tahun keatas yang dapat dilhat dari beberapa
klasifikasi seperti golongan umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan lain
sebagainya. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali mengalami peningkatan
setiap tahunnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk usia kerja pada
tahun 2008 yang menunjukkan jumlah angkatan kerja adalah 2.099.278
orang; tahun 2009 berjumlah 2.123.588 orang; tahun 2010 berjumlah
2.246.149 orang; tahun 2011 berjumlah 2.257.258 orang dengan demikian
dapat diuraikan sebagai berikut :
2.4.1 Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur
Bila dilihat dari golongan umur 15-19 tahun angkatan kerja
cenderung mengalami penurunan disebabkan karena pemahaman
tentang pentingnya pendidikan sudah mulai dirasakan dan dipahami
oleh kalangan usia 15-19 tahun dan wajib belajar 12 tahun sukses
dilaksanakan dan keinginan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang
yang lebih tinggi makin besar. Namun pada golongan umur 20-24
tahun dari tahun 2008-2011 terus mengalami peningkatan yang
disebabkan oleh keinginan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup
sendiri tanpa tergantung pada orang tua dengan cara mencoba-coba
memasuki dunia kerja. Pada angkatan kerja golongan umur 25-29
tahun terlihat terjadi penurunan sampai dengan tahun 2011 dengan
menunjukkan angka 265.183 yang mana pada tahun 2008 sebesar
280.623 namun sempat terjadi kenaikan di tahun 2010 yaitu 274.600.
Angka yang dinyatakan pada angkatan kerja golongan umur 25-29
tahun tersebut mengalami fluktuasi yang kemungkinan disebabkan
oleh aspek fisikologis seseorang dimana usia 25-29 tahun adalah
usia yang masih dalam tahap mencari jati diri atau masih dalam
keraguan di dalam mengambil keputusan antara melanjutkan
pendidikan atau bekerja bahkan boleh jadi masih memilih-milih
pekerjaan karena keterbatasan keterampilan yang dimiliki.
Selanjutnya bila dilihat angkatan kerja golongan umur 30-34 tahun
mengalami perubahan peningkatan dari tahun 2008-2011
disebabkan pada tahapan ini telah memilik kedewasaaan dan rasa
tanggung jawab yang didapat dari pengalaman dan digunakan untuk
mensejahterakan keluarga atau sudah merasa nyaman ditempat
kerjanya dan sudah mapan secara ekonomi. Tetapi begitu memasuki
usia 50-59 atau 60 tahun keatas angkatan kerja golongan usia ini
sudah mulai terlihat mengalami penurunan yang disebabkan karena
usia 50 tahun keatas merupakan batas usia pensiun bagi kalangan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
21
pekerja kantoran, namun tidak halnya yang terjadi pada usia 60
tahun keatas terlihat mengalami perubahan fluktuatif kemungkinan
disebabkan karena kencerungan masih banyak khususnya di
pedesaan orang tua masih bekerja untuk bisa tetap mencukupi
keluarga dan memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri tidak
bergantung pada orang lain. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada Tabel
2.8.
Tabel 2.8 Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur
Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Golongan Umur 2008 2009 2010 2011
15-19 122.654 119.649 117.382 114.162
20-24 197.453 191.227 199.852 210.346
25-29 280.623 265.267 274.600 265.183
30-34 274.804 301.070 313.061 320.294
35-39 298.770 304.471 318.335 314.346
40-44 254.212 256.629 283.848 304.304
45-49 210.032 212.498 220.526 230.286
50-54 154.565 162.652 176.369 169.223
55-59 118.269 114.541 125.086 125.005
60+ 187.896 195.584 217.090 204109
Jumlah 2.099.278 2.123.588 2.246.149 2.257.258
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
2.4.2. Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data pada Tabel 2.9 dapat disampaikan bahwa
angkatan kerja menurut tingkat pendidikan selama tahun 2008 –
2011 didominasi oleh angkatan kerja berpendidikan maksimum SD
dengan kecenderungan mengalami perubahan fluktuatif. Seiring
dengan program pemerintah dalam mensukseskan program
pendidikan dasar 9 tahun diharapkan jumlah angkatan kerja
berpendidikan maksimum SD dan SMTP dari tahun ke tahun
menurun dan angkatan kerja berpendidikan SMTA keatas
diharapkan mengalami peningkatan. Sehingga struktur angkatan
kerja beberapa tahun kedepan diharapkan mengalami perubahan.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
22
Pada tahun 2008 angkatan kerja berpendidikan maksimum
SD sebanyak 980.619 orang, pada tahun 2009 terjadi penurunan
menjadi 967.814 orang dan pada tahun 2010 meningkat lagi menjadi
985.219 orang dan pada tahun 2011 menurun lagi menjadi 929.995
orang. Pada tingkat pendidikan SMTA sampai dengan perguruan
tinggi terjadi kenaikan yang signifikan. Ini berarti tujuan pemerintah
untuk mewujudkan kualitas pendidikan masyarakatnya tercapai,
sehingga harapan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yang
memasuki pasar kerja terpenuhi.
Tabel 2.9
Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Pendidikan 2008 2009 2010 2011
Maksimum SD 980.619 967.814 985.219 929.995
SMTP 365.369 344.803 372.184 391.469
SMTA Umum 404.518 415.430 419.757 447.909
SMTA Kejuruan 162.307 184.169 237.887 242.619
Diploma 83.157 91.093 98.640 95.419
Universitas 103.308 120.279 132.462 149.847
Jumlah 2.099.278 2.123.588 2.246.149 2.257.258
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
2.4.3. Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data pada Tabel 2.10 terlihat bahwa di Provinsi
Bali angkatan kerja laki-laki lebih besar dibandingkan dengan
angkatan kerja perempuan. Namun demikian angkatan kerja laki-laki
maupun perempuan pada periode 2008 – 2011 cenderung
meningkat. Pola peningkatan yang terjadi pada angkatan kerja
perempuan secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya perubahan gaya hidup dari keluarga besar menjadi
keluarga kecil, sehingga dengan semakin baiknya tingkat pendidikan
perempuan dan semakin sedikitnya jumlah anak serta
berkembangnya teknologi peralatan rumah tangga maka akan
mendorong perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam pasar kerja.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
23
Tabel 2.10
Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011 Laki-laki 1.158.795 1.166.769 1.225.206 1.241.895 Perempuan 940.483 956.819 1.020.943 1.015.363
Jumlah 2.099.278 2.123.588 2.246.149 2.257.258
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
2.5. Penduduk yang Bekerja
Penduduk yang bekerja selama tahun 2008-2011 mengalami
peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya.
Penduduk yang bekerja di Bali lebih banyak terserap di sektor formal karena
masyarakat Bali lebih berminat bekerja di sektor formal ketimbang di sektor
informal. Penduduk bekerja mengalami peningkatan dari 2.029.730 orang
pada tahun 2008 menjadi 2.057.118 orang pada tahun 2009 dan terus
meningkat sampai tahun 2011 menjadi 2.204.874 orang. Peningkatan
penduduk bekerja akan diperhatikan dari pergeseran penduduk yang
bekerja baik menurut lapangan usaha, golongan umur, tingkat pendidikan,
jenis kelamin, status pekerjaan utama, jabatan dan jam kerja.
2.5.1. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
Berdasarkan Tabel 2.11 dapat disampaikan bahwa penduduk
yang bekerja di sektor pertanian relatif masih mendominasi, tetapi
terjadi penurunan setiap tahunnya, dilain pihak pada sektor lainnya
terjadi peningkatan seperti sektor bangunan, perdagangan,
keuangan dan jasa-jasa. Sektor PHR menjadi paling tinggi
peranannya pada tahun 2011 yang mengalahkan sektor pertanian.
Kenaikan sektor perdagangan, hotel dan restoran sangat signifikan
setiap tahunnya karena Provinsi Bali merupakan daerah tujuan
wisata yang bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak seiring dengan
kenaikan perekonomian dunia yang berakibat pada kunjungan wisata
ke provinsi Bali yang berakibat bertambahnya lapangan usaha di
sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
24
Tabel 2.11
Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011
1. Pertanian 726.287 704.282 672.204 556.615
2. Pertambangan dan penggalian 12.180 8.156 7.042 12.635
3. Industri 263.331 293.853 303.589 290.132
4. Listrik, gas dan air bersih 7.760 6.838 3.952 6.859
5. Bangunan 140.102 142.370 144.041 185.705
6. Perdagangan, hotel dan restoran 481.818 488.976 571.274 596.527
7. Pengangkutan & komunikasi 92.742 85.991 95.202 81.744
8. Keuangan, persewaan, jasa perusahaan
45.454 46.185 58.832 83.281
9. Jasa-jasa lainnya 260.056 280.467 321.222 391.376
Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
2.5.2. Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur
Penduduk yang bekerja menurut golongan umur tahun 2008-
2011 yang paling besar pada golongan umur 25-44 tahun. Mereka
yang bekerja pada usia tersebut telah menamatkan pendidikan dan
pada usia tersebut adalah usia dewasa dan bertanggung jawab pada
dirinya sendiri dan keluarganya. Dalam usia tersebut kebanyakan
sudah mempunyai keterampilan khusus untuk menarik dunia kerja
formal.
Pada usia 55 – 59 tahun penduduk bekerja terlihat cukup
mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada umur 60 tahun keatas
terjadi peningkatan pada 3 (tiga) tahun yakni pada tahun 2008 –
2010, sedangkan pada tahun 2011 mengalami penurunan.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
25
Tabel 2.12
Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Golongan Umur 2008 2009 2010 2011
15-19 108.398 104.230 105.534 101.111
20-24 178.985 175.691 185.011 193.380
25-29 268.255 252.864 264.034 259.809
30-34 265.195 294.115 305.679 315.955
35-39 291.058 299.652 311.607 311.167
40-44 249.900 251.942 279.940 300.734
45-49 209.612 209.531 216.916 229.642
50-54 153.108 160.322 173.320 167.914
55-59 118.087 113.315 123.422 124.110
60+ 187.132 195.456 211.895 201.052
Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
2.5.3 Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan
Sejalan dengan semakin membaiknya tingkat perekonomian
di Provinsi Bali menjadi sebuah dampak yang positif terhadap tingkat
pendidikan penduduk yang bekerja. Kondisi tersebut tercermin pada
penduduk yang bekerja menurut tingkat pendidikan pada tahun 2008
– 2011 dimana jumlah penduduk bekerja dengan pendidikan SMTA
(umum dan kejuruan) mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Demikian juga penduduk bekerja pada tingkat pendidikan
diploma dan S1 juga cenderung mengalami kenaikan. Penduduk
bekerja pada pendidikan maksimum SD dan SMTP cenderung
mengalami penurunan, walaupun terjadi kenaikan pada tahun 2010.
Namun, hal ini berarti kualitas tenaga kerja di Provinsi Bali setiap
tahunnya semakin baik.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
26
Tabel 2.13
Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Pendidikan 2008 2009 2010 2011
Maksimum SD 967.233 959.751 971.164 922.443
SMTP 354.200 336.668 364.123 381293
SMTA Umum 382.936 392.222 397.033 435143
SMTA Kejuruan 150.017 172.504 226.803 231300
Diploma 79.144 83.378 93.019 90948
Universitas 96.200 112.595 125.216 143747
Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
2.5.4 Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan Tabel 2.14 penduduk bekerja menurut jenis
kelamin di Provinsi Bali dari tahun 2008 – 2011 setiap tahunnya
semakin meningkat, dimana jumlah penduduk bekerja dengan jenis
kelamin laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jenis kelamin
perempuan dengan perbandingan sangat tipis. Kenaikan jumlah
penduduk bekerja baik laki-laki dan perempuan setiap tahunnya
terus mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk.
Tabel 2.14
Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011
Laki-laki 1.116.600 1.124.076 1.191.888 1.217.183
Perempuan 913.130 933.042 985.470 987.691
Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
27
2.5.5 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan utama
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu status pekerjaan
utama disektor formal (kegiatan ekonomi formal) dan sektor informal
(kegiatan ekonomi informal). Masyarakat yang bekerja disektor
formal biasanya bekerja/berusaha dengan buruh dan
pekerja/buruh/karyawan tetap, sedangkan berusaha sendiri tanpa
bantuan, berusaha dengan bantuan buruh tidak tetap, pekerja bebas
dari sektor pertanian, pekerja bebas di sektor non pertanian, pekerja
tak dibayar merupakan bagian dari sektor informal.
Berdasarkan Tabel 2.15 terlihat jelas bahwa di Provinsi Bali
kecenderungan pekerja sektor informal terjadi penurunan setiap
tahunnya yakni dari 68,08 persen menjadi 56,43 persen pada tahun
2011. Hal ini berarti perekonomian di Provinsi Bali semakin baik dan
mendorong peningkatan penduduk yang bekerja pada sektor formal
yaitu dengan terjadinya kenaikan hampir setiap tahunnya. Dilain
pihak penduduk yang bekerja di sektor formal merupakan benteng
utama dalam menjaga perekonomian di Bali, atau sebagai alternatif
dalam mengurangi pengangguran di Provinsi Bali.
Tabel 2.15
Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Status Pekerjaan Utama 2008 2009 2010 2011
1. Brsh Sendiri tanpa bantuan 327.445 387.377 362.314 314767
2. Brsh Dengan Dibantu 488.184 439.243 443.558 415916
3. Brsh. Dengan Buruh 50.839 59.588 58.437 79623
4. Pekerja/Buruh/karyawan 597.034 595.301 720.092 881064
5. Pkj. Bebas di Pertanian 56.774 71.683 64.497 28549
6. Pkj. Bebas di Non Pertanian 119.913 113.610 141.438 161380
7. Pekerja tak dibayar 389.541 390.316 387.022 323575
Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
28
2.5.6. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jabatan
Sejalan dengan komposisi penduduk yang bekerja menurut
lapangan usaha, bila ditinjau berdasarkan jabatannya penduduk
yang bekerja selama tahun 2008 – 2011 didominasi oleh mereka
yang bekerja sebagai tenaga pertanian, tenaga produksi dan tenaga
penjualan. Ketiga jenis jabatan ini terdapat di sektor pertanian, sektor
industri dan sektor perdagangan.
Proporsi penduduk yang bekerja sebagai tenaga usaha
pertanian pada tahun 2009 – 2011 mengalami penurunan cukup
tinggi dibandingkan dengan pada tahun 2008. Sedangkan penduduk
yang bekerja sebagai tenaga produksi terjadi penurunan cukup
tinggi pada tahun 2010 – 2011 dibandingkan tahun 2009. Demikian
halnya dengan penduduk yang bekerja sebagai tenaga penjualan
terjadi penurunan pada tahun 2009 dan meningkat lagi pada tahun
2010 – 2011.
Tabel 2.16
Penduduk Yang Bekerja Menurut Jabatan Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Jabatan 2008 2009 2010 2011
1. Tenaga Profesional 105.369 106.370 148.569 149.884
2. Tenaga Kepemimpinan 22.538 47.794 27.187 39283
3. Tenaga Tata Usaha 120.585 111.880 162.061 160153
4. Tenaga Usaha Penjualan 352.395 274.970 374.368 408049
5. Tenaga Usaha Jasa 136.754 127.791 168.316 182302
6. Tenaga Usaha Pertanian 723.177 641.279 667.557 551145
7. Tenaga Produksi 552.240 728.186 608.431 685110
8. lainnya 16.672 18.848 20.869 28948
Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
Dari Tabel 2.16 dapat dilihat bahwa sejalan dengan
berkembangnya teknologi komputerisasi dan teknologi informasi,
sangat mendukung setiap organisasi dalam upaya meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja. Melalui teknologi komputerisasi
yang berkembang menjadi teknologi informasi dapat meningkatkan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
29
efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja pada jenis jabatan
ketatausahaan, usaha pertanian, usaha jasa dan lainnya. Akan tetapi
disisi lain kemajuan teknologi tersebut juga mampu mendorong
tumbuhnya tenaga-tenaga profesional seperti tenaga ahli di bidang
teknologi informasi, komputer dan sebagainya, sehingga jumlahnya
mengalami peningkatan selama tahun 2008 - 2011 .
2.5.7. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja
Berdasarkan data pada Tabel 2.17 dapat disampaikan
bahwa, berdasarkan jam kerja, penduduk yang bekerja sebagian
besar melakukan pekerjaannya dengan menggunakan waktu jam
kerja 45 – 59 jam/minggu sebesar 31,42 persen pada tahun 2008
meningkat menjadi 38,52 persen pada tahun 2011. Untuk jam kerja 0
jam memiliki proporsi paling sedikit yakni sebesar pada tahun 2008
sebesar 2,12 persen menurun menjadi 0,95 persen pada tahun 2011.
Penduduk yang bekerja dengan jam kerja 45 – 59 jam meningkat
pada tahun 2009 dan 2010, dan menurun pada tahun 2011.
Sedangkan penduduk yang bekerja dengan jam kerja 0 jam setiap
tahunnya terus mengalami penurunan. Meningkatnya penduduk yang
bekerja cukup lama menunjukkan bahwa produktivitas penduduk
semakin meningkat dan menurunnya penduduk yang bekerja dengan
jam kerja 0 jam menunjukkan bahwa kesempatan kerja yang tersedia
semakin baik, dan berpotensi untuk mengurangi pengangguran
Tabel 2.17 Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam kerja
Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Jam Kerja 2008 2009 2010 2011
0 43.058 33.203 33.037 21106 1-9 45.612 37.835 34.522 37487
10-14 78.984 65.756 68.064 63996 15-24 208.503 156.057 159.521 187369 25-34 288.168 263.902 230.356 230975 35-44 446.294 441.785 417.686 457078 45-59 637.839 750.693 861.238 849290 ≥ 60 281.272 307.887 372.934 357573
Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
30
2.6. Penganggur Terbuka
Penganggur terbuka adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan,
mereka yang mempersiapkan usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan
karena tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan mereka yang sudah
punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Jumlah pengangguran selama
tahun 2008 – 2011 cenderung menurun, dengan penurunan cukup tinggi
terjadi pada tahun 2011 dari 69.548 pada tahun 2008 menjadi 52.385 pada
tahun 2011. Kondisi ini mencerminkan bahwa perekonomian di Provinsi Bali
semakin kondusif sehingga mampu menyerap tenaga kerja semakin banyak.
2.6.1. Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur
Berdasarkan Tabel 2.18 dapat disampaikan bahwa sebagian
besar pengangguran di Provinsi Bali berada dalam kelompok usia
muda dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi dan pada
umumnya belum mempunyai keterampilan khusus dan belum
memiliki pengalaman kerja. Sektor informal termasuk sektor
pertanian yang selama ini menjadi pengaman dalam penyerapan
tenaga kerja sepertinya masih belum mampu menyerap secara
optimal pengangguran yang sebagian besar berada dalam usia
produktif. Tingginya pengangguran ini disebabkan oleh harapan yang
tinggi dari para penganggur yang berpendidikan cukup tinggi untuk
mendapatkan lapangan kerja di sektor formal yang produktif dan
sesuai dengan keahliannya (jurusannya), belum atau sulit terwujud
karena kualifikasi mereka yang terbatas, seperti; minim keterampilan
dan pengalaman kerja. Selain itu latar belakang pendidikan yang
tidak relevan dengan lapangan pekerjaan dan ditambah jumlah
lapangan pekerjaan di sektor formal yang masih terbatas yang
membuat jumlah pengangguran muda tetap tinggi setiap tahunnya.
Bila dilihat dari golongan umur, penganggur tertinggi di
Provinsi Bali terdapat pada golongan umur 15 – 29 tahun yaitu
berkisar 60 persen, kemudian golongan 30 – 44 tahun yaitu berkisar
25 persen dan sisanya golongan umur 45 – 60 tahun sebesar 15
persen.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
31
Tabel 2.18
Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Golongan Umur 2008 2009 2010 2011
15-19 14.256 15.419 11.848 13.051
20-24 18.468 15.536 14.841 16.966
25-29 12.368 12.403 10.566 5.374
30-34 9.609 6.955 7.382 4.339
35-39 7.712 4.819 6.728 3.179
40-44 4.312 4.687 3.908 3.570
45-49 420 2.967 3.610 644
50-54 1.457 2.330 3.049 1.309
55-59 182 1.226 1.664 895
60+ 764 128 5.195 3.057
Jumlah 69.548 66.470 68.791 52.384
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
2.6.2. Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan
Sejalan dengan peningkatan kualitas angkatan kerja sebagai
dampak pembangunan ekonomi sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, maka masyarakat mampu membiayai
pendidikan formal dan mengakomodasi makanan bergizi yang
membantu peningkatan kualitas tenaga kerja. Disamping itu adanya
kebijakan di bidang pendidikan nasional membawa peningkatan
pada kualitas pendidikan formal tenaga kerja.
Selama tahun 2008 – 2011 kelompok pengangguran terbuka
didominasi oleh mereka yang berpendidikan SMTA (umum dan
kejuruan), dimana selama 4 (empat) tahun terakhir cenderung
mengalami penurunan. Pengangguran terbuka untuk pendidikan
maksimum SD menurun cukup tinggi pada tahun 2009 dan tahun
2011 dari 13.386 pada tahun 2008 menjadi 7.552 pada tahun 2011.
Kelompok umur SMTP menurun cukup tinggi pada tahun 2008 –
2009, demikian pula untuk kelompok diploma dan S1 cenderung
menurun.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
32
Tabel 2.19
Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Pendidikan 2008 2009 2010 2011 Maksimum SD 13.386 8.063 14.055 7.552 SMTP 11.169 8.135 8.061 10176 SMTA Umum 21.582 23.208 22.724 12766 SMTA Kejuruan 12.290 11.665 11.084 11319 Diploma 4.013 7.715 5.621 4471 Universitas 7.108 7.684 7.246 6100
Jumlah 69.548 66.470 68.791 52.384
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
Masih tingginya tingkat pengangguran dengan tingkat
pendidikan rendah, mengindikasikan bahwa masih banyaknya
penduduk yang masuk sebagai angkatan kerja tidak melanjutkan
pendidikannya. Sedangkan untuk pengangguran berpendidikan tinggi
menunjukkan masih tingginya kesenjangan antara dunia pendidikan
dan dunia kerja. Disatu pihak tingkat penyerapan angkatan kerja
terdidik di Provinsi Bali pada umumnya masih relatif rendah yang
ditunjukkan bahwa sebagian tenaga terdidik sukar memperoleh
pekerjaan, apalagi jika dimaksud adalah pekerja yang produktif dan
sesuai dengan jurusannya.
Dunia pendidikan di Indonesia tampaknya mengalami
kesulitan dalam mengikuti akselerasi perubahan teknologi yang
begitu cepat. Ilmu yang telah dipelajari selama lima tahun lalu telah
usang pada saat mereka lulus dan sebagian besar lulusan belum
dibekali keahlian khusus yang bisa diserap oleh dunia kerja. Bukan
itu saja, perguruan tinggi negeri maupun swasta umumnya belum
mampu mencocokkan jumlah penerimaan mahasiswa dengan jumlah
lulusan yang cocok dengan pasar kerja.
2.6.3 Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan Tabel 2.20 dapat disampaikan bahwa di Provinsi
Bali pengangguran terbuka laki-laki selama tahun 2008 – 2011 terjadi
penurunan cukup tinggi dari sebanyak 42.195 pada tahun 2008
menjadi 24.712 pada tahun 2011. Sedangkan pengangguran terbuka
untuk perempuan selama tahun 2008 – 2011 terjadi sedikit kenaikan
dari 27.353 pada tahun 2008 menjadi 27.672 pada tahun 2011.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
33
Tabel 2.20
Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011
Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011
Laki-laki 42.195 42.693 33.318 24.712
Perempuan 27.353 23.777 35.473 27.672
Jumlah 69.548 66.470 68.791 52.384
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
2.7. Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja memegang peranan penting dalam proses
pertumbuhan ekonomi suatu daerah, karena pendapatan daerah sebagian
besar diperoleh dengan cara meningkatkan efektivitas dan mutu tenaga
kerja. Berdasarkan Tabel 2.21 terlihat bahwa sektor listrik, gas dan air bersih
merupakan sektor yang mempunyai nilai produktivitas paling tinggi selama
tahun 2008-2011 dan sempat meningkat cukup tinggi pada tahun 2010.
Namun pada tahun 2011 sektor listrik, gas dan air bersih mengalami
penurunan. Sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan merupakan
sektor kedua yang mempunyai produktivitas tinggi. Perkembangan sektor
keuangan selama periode 2008 – 2011, pada tahun 2009 mengalami
peningkatan dan pada tahun 2010 – 2011 terus mengalami penurunan.
Sedangkan peranan sektor yang paling rendah produktivitasnya pada tahun
2008 adalah sektor pertanian, namun pada periode 2008 – 2011
peranannya terus meningkat. Sedangkan sektor konstruksi selama tahun
2008-2011 memiliki produktivitas yang dapat dikatakan fluktuatif berada
pada kisaran Rp. 6-7 juta/tenaga kerja.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
34
Tabel 2.21
Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2008-2011 (Juta Rp./Tenaga Kerja)
Lapangan Usaha 2008 2009 2010* 2011**
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 6,81 8,02 8,55 10,55
2. Pertambangan & Penggalian 12,04 19,37 26,79 16,50
3. Industri Pengolahan 9,41 9,42 9,67 10,44
4. Listrik, Gas & Air Bersih 50,00 60,01 110,98 68,64
5. Konstruksi 6,93 7,50 7,96 6,66
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 16,53 17,70 16,12 16,77
7. Pengangkutan & Komunikasi 30,25 35,08 33,51 41,36
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 39,79 41,12 34,69 26,03
9. Jasa-Jasa 13,05 13,08 12,41 11,20
Rata-rata 12,27 13,27 13,26 13,95
Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun Tahun 2012-2016
35
PERKIRAAN DAN PERENCANAAN
PERSEDIAAN TENAGA KERJA
Dalam proses penyusunan perencanaan tenaga kerja, perkiraan
persediaan tenaga kerja merupakan salah satu aspek penting. Perkiraan
persediaan tenaga kerja meliputi perkiraan penduduk usia kerja, perkiraan
tingkat partisipasi angkatan kerja, dan perkiraan angkatan kerja. Informasi
lain yang dibutuhkan dalam perkiraan persediaan tenaga kerja adalah
pertumbuhan penduduk, tingkat kelahiran, tingkat kematian, migrasi masuk,
migrasi keluar dan lainnya. Perencanaan tenaga kerja bisa juga diartikan
sebagai kegiatan untuk menentukan jumlah (kuantitas) dan jenis (kualitas)
tenaga kerja yang diperlukan dalam meningkatkan kinerja perekonomian.
3.1. Perkiraan Penduduk Usia Kerja
Peluang ketenagakerjaan Provinsi Bali tidak terlepas dari
pertumbuhan ekonomi daerah, ekonomi nasional maupun internasional.
Perkembangan ekonomi daerah sangat dipengaruhi oleh adanya situasi
yang kondusif bagi investor dalam berinvestasi, misalnya seperti perijinan
perpajakan dan lainnya yang memberikan peningkatan komitmen dan
realisasi peningkatan aktivitas bisnis di seluruh wilayah Provinsi Bali.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun 2012-2016
36
Batasan usia kerja yang digunakan di berbagai negara berbeda
satu dengan yang lain, hal ini berkaitan dengan pertimbangan keadaan
perekonomian di negara tersebut dan situasi tenaga kerja. Di Indonesia,
Biro Pusat Statistik (BPS) semula menggunakan penduduk umur 10 tahun
ke atas sebagai kelompok penduduk usia kerja, tetapi sejak 1998 BPS
menggunakan 15 tahun keatas sebagai usia kerja. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.
16/MEN/XI/2010 mencantumkan bahwa yang dimaksud dengan Penduduk
Usia Kerja yang disingkat PUK, adalah jumlah penduduk yang berumur 15
tahun atau lebih, yang disebut juga tenaga kerja. Menurut LDFE UI,
Tenaga Kerja (manpower) adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu
negara yang dapat memproduksi barang dan jasa, jika ada permintaan
terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam
aktivitas tersebut (LDFE-UI, 2007)
Penduduk usia kerja atau tenaga kerja dikelompokkan kedalam
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Kelompok angkatan kerja
meliputi mereka yang bekerja dan mereka yang sedang mencari pekerjaan,
kelompok bukan angkatan kerja meliputi mereka yang sedang sekolah, ibu
rumah tangga dan lainnya (seperti kelompok orang usia lanjut,dll).
Faktor yang mempengaruhi penduduk usia kerja adalah faktor
demografi dan faktor ekonomi. Faktor demografi memberikan pengaruh
secara langsung seperti terjadinya penambahan jumlah penduduk dari
masa ke masa. Pertambahan jumlah penduduk tentu saja berdampak pada
kenaikan jumlah penduduk yang masuk usia kerja. Di sisi lain, bertambah
maupun berkurangnya jumlah penduduk juga dipengaruhi oleh
membaiknya kondisi sosial ekonomi masyarakat yang mencakup
pelayanan kesehatan masyarakat, peningkatan produksi pangan,
pelayanan medis maupun yang lainnya.
3.1.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur
Di Provinsi Bali, perkiraan penduduk usia kerja berdasarkan
golongan umur pada periode 2012-2016 sebagian besar mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun, kecuali golongan umur 35-39 tahun,
50-54 tahun dan golongan umur 60 tahun keatas. PUK terbesar ada
pada golongan umur 30-34 tahun, kemudian diikuti oleh golongan
umur 60 tahun keatas, sedangkan golongan umur dengan PUK
paling sedikit dibanding golongan umur lainnya adalah golongan
umur 55-59 tahun pada periode 2012-2014 tetapi pada periode 2
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun Tahun 2012-2016
37
tahun berikutnya jumlah PUK terendah golongan umur 50-54 tahun.
Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat ada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur
Tahun 2012 – 2016
Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016
15 - 19 315.284 323.231 328.146 332.151 337.202
20 - 24 279.334 286.898 294.666 302.646 310.841
25 - 29 320.800 322.590 325.680 329.195 332.480
30 - 34 381.386 392.738 404.427 416.465 428.860
35 - 39 348.076 347.018 345.963 344.911 343.863
40 - 44 339.461 351.514 363.996 376.921 390.305
45 - 49 266.002 278.076 290.698 303.893 317.687
50 - 54 191.362 185.536 179.888 174.412 169.103
55 - 59 164.412 168.984 173.682 178.511 183.474
60 + 375.375 367.516 359.821 352.288 344.912
Jumlah 2.981.491 3.024.100 3.066.969 3.111.393 3.158.728
3.1.2 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat
Pendidikan
Suatu kondisi dimana pendidikan tenaga kerja di suatu
daerah dapat diartikan sebagai meningkatnya kualitas tenaga kerja
di daerah tersebut. Hal tersebut karena pendidikan merupakan
indikator penentuan kualitas penduduk usia kerja. Pada Tabel 3.2
disajikan perkiraan jumlah penduduk usia kerja menurut tingkat
pendidikan pada tahun 2012-2016 yang menunjukkan bahwa
hampir semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan kecuali
PUK berpendidikan maksimal SD. Perkiraan peningkatan terbesar
terjadi pada tingkat pendidikan SLTA Kejuruan dari 308.987 orang
pada tahun 2012 menjadi 396.373 orang pada tahun 2016.
Kemudian tingkat pendidikan Universitas yang berjumlah 183.153
orang pada tahun 2012 menjadi 254.757 orang pada tahun 2016.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun 2012-2016
38
Tabel 3.2
Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012 – 2016
Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016
Maksimum SD 1.208.146 1.185.099 1.161.171 1.136.502 1.111.583
SLTP 583.733 589.773 595.200 600.030 604.478
SLTA Umum 585.942 603.659 621.206 638.574 655.972
SLTA Kejuruan 308.987 329.352 350.661 372.947 396.373
Diploma 111.530 115.641 120.911 127.478 135.565
Universitas 183.153 200.576 217.820 235.863 254.757
Jumlah 2.981.491 3.024.100 3.066.969 3.111.393 3.158.728
3.1.3 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin
Perkiraan atau estimasi dari jumlah penduduk usia kerja
(PUK) diperoleh dari hasil proyeksi PUK berdasarkan
kecenderungan data historis PUK tahun 2008-2011. Hasil estimasi
untuk PUK berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel 3.3
berikut. Estimasi menunjukkan bahwa pada tahun 2012-2016 PUK
laki-laki dan perempuan sama-sama mengalami peningkatan, tetapi
untuk PUK laki-laki terjadi peningkatan yang lebih besar
dibandingkan dengan PUK perempuan.
Tabel 3.3 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2012 – 2016
Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016
Laki-laki
1.491.819 1.515.671 1.539.724 1.564.631 1.591.078
Perempuan 1.489.672 1.508.430 1.527.245 1.546.762 1.567.649
Jumlah 2.981.491 3.024.100 3.066.969 3.111.393 3.158.728
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun Tahun 2012-2016
39
3.2 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Perhitungan partisipasi angkatan kerja diperlukan untuk melakukan
estimasi atau perkiraan terhadap angkatan kerja, dimana angkatan kerja
adalah salah satu aspek penting dalam pasar kerja. Estimasi angka ini
dihitung berdasarkan angka tahun 2008-2011 atau dapat dikatakan bahwa
perkiraan atau estimasi tahun proyeksi (2012-2016) diasumsikan memiliki
kecenderungan yang sama dengan tahun 2008-2011.
3.2.1 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut
Golongan Umur
Semakin tinggi golongan umur, maka tingkat partisipasi
masyarakat dalam pasar kerja cenderung meningkat seiring dengan
bertambahnya tuntutan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Pada
tabel 3.4 terlihat bahwa persentase TPAK pada kelompok usia yang
masih termasuk usia sekolah (15-19 tahun dan 20-24 tahun)
cenderung menurun tiap tahun, terutama pada golongan umur 15-19
tahun. Kemudian untuk kelompok usia produktif (30-54 tahun)
mengalami peningkatan, umumnya TPAK diatas 80 persen pada
perkiraan tahun 2012-2016 dan kemudian cenderung stagnan pada
kelompok umur 55-59 tahun. Sedangkan kelompok umur 60 tahun ke
atas diperkirakan mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke tahun
2016 yaitu dari 53,21 persen menjadi 55,34 persen.
Tabel 3.4
Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012 – 2016
(Dalam Persen)
Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016
15 - 19 35,01 34,02 33,33 32,99 32,26 20 - 24 77,74 77,27 76,79 76,32 75,86 25 - 29 82,32 82,76 83,19 83,98 84,42 30 - 34 86,72 87,21 87,70 88,14 88,46 35 - 39 89,18 89,94 90,62 91,30 91,99 40 - 44 92,43 92,66 92,89 93,16 93,31 45 - 49 90,40 90,49 90,74 91,27 91,35 50 - 54 84,85 85,20 85,65 85,98 86,26 55 - 59 77,98 78,13 78,75 78,81 78,88
60 + 53,21 53,74 54,27 54,80 55,34
Jumlah 76,38 76,66 77,04 77,50 77,78
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun 2012-2016
40
3.2.2 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut
Tingkat Pendidikan
Salah satu indikator yang menunjukkan kualitas tenaga kerja
adalah tingkat pendidikan dari angkatan kerja. Sejalan dengan
implementasi program wajib belajar 12 tahun dari pemerintah serta
semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap tingkat
pendidikan yang lebih baik mengakibatkan kualitas angkatan kerja di
Provinsi Bali secara umum menunjukkan peningkatan. Program
tersebut telah memberikan dampak positif terhadap angkatan kerja di
Provinsi Bali. Menurut perkiraan untuk tahun 2012-2016 pada Tabel
3.5 menunjukkan persentase TPAK menurut tingkat pendidikan di
Provinsi Bali. Persentase rata-rata TPAK tertinggi untuk perkiraan
tahun 2012-2016 sebesar 90,85 persen adalah dari tingkat
pendidikan Universitas. Hal ini terkait dengan jumlah penduduk usia
kerja di Provinsi Bali sebagian besar sudah berpendidikan
Universitas dan diperkirakan pada periode 2012-2016 akan terserap
ke pasar kerja, sesuai dengan indikasi peningkatan yang terjadi pada
tahun 2008-2011. Seiring dengan semakin meningkatnya pendidikan
masyarakat, diharapkan TPAK berpendidikan rendah akan terus
menurun.
Tabel 3.5
Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2012 – 2016 (Dalam Persen)
Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016
SD 75,09 74,68 74,31 74,13 73,64
SLTP 67,39 67,09 67,18 66,89 66,79
SLTA Umum 78,06 78,98 79,95 81,15 82,01
SLTA Kejuruan 84,22 84,60 85,19 86,02 86,49
Diploma 86,48 87,79 89,17 89,90 90,14
Universitas 88,81 90,00 90,40 90,63 90,85
Jumlah 76,38 76,66 77,04 77,50 77,78
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun Tahun 2012-2016
41
3.2.3 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut
Jenis Kelamin
Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Provinsi Bali
pada tahun 2012-2016 bisa dilihat pada Tabel 3.6 yang menunjukkan
TPAK laki-laki lebih tinggi jika dibandingkan dengan TPAK dari
perempuan. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh jumlah penduduk
usia kerja (PUK) dan jumlah angkatan kerja, dimana jumlah
penduduk usia kerja perempuan banyak yang statusnya sebagai ibu
rumah tangga sehingga tidak masuk angkatan kerja. Dari tabel 3.6
dapat kita lihat perkiraan rata-rata TPAK laki-laki tahun 2012-2016
sebesar 86,62 persen, sedangkan rata-rata TPAK perempuan dari
tahun 2012-2016 lebih rendah yaitu sebesar 67,44 persen.
Pergeseran TPAK tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.6
Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan KerjaMenurut Jenis Kelamin Tahun 2012 – 2016
(Dalam Persen)
Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016
Laki-laki 84,70 85,58 86,59 87,68 88,56
Perempuan 68,05 67,69 67,42 67,20 66,83
Jumlah 76,38 76,66 77,04 77,50 77,78
3.3 Perkiraan Angkatan Kerja
Di Provinsi Bali jumlah penduduk terus meningkat, hal ini
mempengaruhi jumlah angkatan kerja yang juga meningkat. Jumlah
penduduk yang meningkat dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain
kelahiran, kematian dan migrasi. Pembangunan yang terus meningkat juga
membuka kesempatan kerja sehingga menarik masyarakat untuk datang
mencari kerja.
Angkatan Kerja yang disingkat AK, adalah jumlah dan kualitas
penduduk usia kerja (PUK) yang bekerja atau punya pekerjaan namun
sementara tidak bekerja dan pengangguran. Angkatan kerja terdiri dari
penduduk bekerja dan pengangguran. Pengangguran merupakan bagian
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun 2012-2016
42
dari angkatan kerja karena meskipun mereka belum menghasilkan
pendapatan namun mereka berusaha mendapatkan pekerjaan.
3.3.1 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur
Dari tabel 3.7, dapat dilihat perkiraan jumlah angkatan kerja
pada periode 2012-2016. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2012
diperkirakan sebesar 2.277.277 orang dan meningkat menjadi
sebesar 2.456.759 orang pada tahun 2016. Berdasarkan golongan
umur, jumlah angkatan kerja terbanyak ada pada kelompok umur 30-
34 tahun, yaitu diperkirakan sebanyak 330.720 orang (14,52 persen)
pada tahun 2012 dan tahun 2016 diperkirakan menjadi 379.388
orang (15,44 persen). Jumlah angkatan kerja dari golongan umur
30-34 tahun lebih banyak dibanding golongan umur yang lain, karena
selain pengaruh kelahiran, juga pengaruh dari migrasi. Terutama
orang dari luar Bali yang tertarik untuk bekerja di Bali yang
merupakan pusat Pariwisata Indonesia.
Tabel 3.7
Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012 – 2016
Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016
15 – 19 110.381 109.965 109.374 109.583 108.772
20 – 24 217.154 221.672 226.283 230.990 235.796
25 – 29 264.077 266.962 270.925 276.455 280.671
30 – 34 330.720 342.498 354.695 367.072 379.388
35 – 39 310.407 312.103 313.497 314.897 316.304
40 – 44 313.751 325.712 338.128 351.157 364.179
45 – 49 240.478 251.627 263.794 277.376 290.207
50 – 54 162.367 158.084 154.069 149.961 145.860
55 – 59 128.213 132.032 136.767 140.687 144.719
60 + 199.729 197.499 195.275 193.056 190.863
Jumlah 2.277.277 2.318.154 2.362.806 2.411.234 2.456.759
3.3.2 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Perkiraan jumlah angkatan kerja menurut tingkat pendidikan
di Provinsi Bali pada periode 2012-2016 ditunjukkan oleh tabel 3.8.
Tabel 3.8 menunjukkan perkiraan jumlah angkatan kerja tahun 2012
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun Tahun 2012-2016
43
menurut tingkat pindidikan yang terbanyak adalah tingkat pendidikan
maksimum sekolah dasar (SD) sebanyak 907.218 orang (39,87
persen), angkatan kerja tersebut hanya mengenyam pendidikan
sebatas SD atau sederajat. Dan pada tahun 2016 diperkirakan
jumlah angkatan kerja dari tingkat pendidikan maksimum SD adalah
sebanyak 818.582 orang (33,32 persen). Di sisi lain, angkatan kerja
yang berasal dari tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga
diperkirakan jumlahnya akan semakin meningkat. Hal ini tentunya
menandakan bahwa kepedulian masyarakat terhadap pendidikan
semakin meningkat. Sebagai gambaran berdasarkan standarisasi
guru dan dosen harus berpendidikan minimal S1 untuk guru dan S2
untuk dosen. Ketentuan ini sudah mulai diberlakukan sejak tahun
2010. Kebijakan tersebut mendukung meningkatnya jumlah angkatan
kerja yang berpendidikan tinggi di Provinsi Bali.
Tabel 3.8 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2012 – 2016
Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016
Maksimum SD 907.218 885.037 862.836 842.517 818.582
SMTP 393.363 395.695 399.849 401.336 403.749
SLTA Umum 457.363 476.759 496.652 518.191 537.974
SLTA Kejuruan 260.230 278.626 298.743 320.816 342.805
Diploma 96.448 101.523 107.814 114.602 122.194
Universitas 162.654 180.515 196.913 213.773 231.455
Jumlah 2.277.277 2.318.154 2.362.806 2.411.234 2.456.759
3.3.3 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin
Untuk perkiraan jumlah angkatan kerja menurut jenis kelamin
dari tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9
menunjukkan perkiraan jumlah angkatan kerja menurut jenis kelamin
di Provinsi Bali, perkiraan untuk tahun 2012 untuk jumlah angkatan
kerja adalah sebanyak 2.277.277 orang dengan angkatan kerja laki-
laki adalah sebanyak 1.263.612 orang (55,49 persen) dan angkatan
kerja perempuan adalah sebanyak 1.013.665 orang (44,51 persen).
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun 2012-2016
44
Sedangkan untuk perkiraan tahun 2016, jumlah angkatan kerja di
Provinsi Bali diperkirakan akan berjumlah 2.456.759 orang yang
terdiri dari angkatan kerja laki-laki sebanyak 1.409.130 orang (57,36
persen) dan angkatan kerja perempuan sebanyak 1.047.630 orang
(42,64 persen). Perkiraan tersebut menunjukkan bahwa di Provinsi
Bali jumlah angkatan kerja akan terus meningkat baik laki-laki
maupun perempuan. Tetapi pertambahan angkatan kerja laki-laki
lebih besar daripada perempuan.
Tabel 3.9
Perkiraan Angkatan Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012 – 2016
Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016
Laki-laki 1.263.612 1.297.167 1.333.209 1.371.791 1.409.130
Perempuan 1.013.665 1.020.987 1.029.597 1.039.443 1.047.630
Jumlah 2.277.277 2.318.154 2.362.806 2.411.234 2.456.759
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
45
PERKIRAAN DAN PERENCANAAN
KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA
2012-2016
4.1 Perkiraan Perekonomian Tahun 2012 – 2016
Salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja suatu
perekonomian adalah pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada
perekonomian tersebut. Terutama untuk melakukan analisis tentang hasil
pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara/daerah pada
satu periode/tahun. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sampai sejauh
mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan
atau kesejahteraan masyarakat pada suatu periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi suatu daerah yang terus menunjukkan trend peningkatan dari
tahun ke tahun menggambarkan perekonomian daerah tersebut mengalami
perkembangan yang baik.
Perencanaan pembangunan ekonomi adalah sarana utama menuju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Melalui suatu perencanaan
pembangunan ekonomi, suatu daerah dapat menentukan serangkaian
sasaran ekonomi secara kuantitatif dalam periode tertentu. Perekonomian
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
46
Provinsi Bali pada tahun 2012-2016 diperkirakan mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun, dimana perekonomian Provinsi Bali diperkirakan
tumbuh berturut-turut 7,49 persen, 7,60 persen, 7,74 persen, dan 7,82
persen dari tahun 2012-2016. Pertumbuhan ekonomi tersebut diharapkan
dapat memiliki dampak terhadap penyerapan tenaga kerja sehingga
mengurangi jumlah pengangguran dan jumlah penduduk miskin di Provinsi
Bali.
Pada Tabel 4.1 dapat kita lihat perkiraan PDRB menurut Lapangan
Usaha di provinsi Bali pada tahun 2012-2016. Struktur perekonomian di
Provinsi Bali akan didominasi oleh sektor PHR (perdagangan, hotel dan
restoran), disusul oleh sektor pertanian dan sektor jasa kemasyarakatan.
Sektor perekonomian dengan rata-rata share tertinggi pada PDRB Provinsi
Bali adalah sektor PHR yang diperkirakan akan mencapai 32,46 persen
pada tahun 2012 dan pada tahun 2016 sektor PHR akan menyumbang 33
persen pada perekonomian Provinsi Bali.
Untuk sektor kedua terbesar adalah sektor pertanian, yang
diperkirakan akan menyumbang 19,14 persen pada PDRB di tahun 2012
dan 18,26 persen pada tahun 2016. Terdapat penurunan kontribusi sektor
pertanian pada perekonomian Provinsi Bali. Hal ini bukan berarti ada
penurunan kinerja pada sektor pertanian, tetapi lebih dikarenakan adanya
kemajuan di sektor lain. Sektor ketiga yang memberi kontribusi cukup besar
pada perekonomian Provinsi Bali berasal dari sektor jasa kemasyarakatan
dengan perkiraan kontribusi sebesar 14,28 persen pada tahun 2012 dan
14,96 persen pada tahun 2016.
Tabel 4.1 Perkiraan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2012-2016 (Milyar rupiah)
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
1. Pertanian 6.271,08 6.660,98 7.085,63 7.542,39 8.037,22
2. Pertambangan 231,68 261,70 292,17 328,11 367,39
3. Industri Pengolahan 3.261,55 3.513,53 3.799,31 4.110,09 4.449,45
4. Listrik, Gas dan Air 495,99 528,75 564,01 602,01 642,96
5. Bangunan 1.329,77 1.445,76 1.561,15 1.686,85 1.824,61
6. Perdagangan 10.633,88 11.477,40 12.393,58 13.410,78 14.523,21
7. Angkutan 3.572,37 3.801,65 4.050,83 4.323,71 4.619,69
8. Keuangan 2.285,76 2.429,86 2.595,56 2.776,26 2.968,96
9. Jasa Kemasyarakatan 4.677,64 5.093,56 5.547,06 6.042,28 6.582,80
Jumlah 32.759,71 35.213,20 37.889,32 40.822,49 44.016,28
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
47
4.2. Perkiraan Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan pekerjaan atau
kesempatan kerja yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan
ekonomi (produksi). Dengan demikian, pengertian kesempatan kerja adalah
mencakup lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan
pekerjaan yang masih lowong. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia No.16 Tahun 2010 tentang Perencanaan
Tenaga Kerja Makro, yang dimaksud dengan kesempatan kerja adalah
lowongan pekerjaan yang belum diisi oleh pencari kerja yang sudah ada.
Kegiatan ekonomi di berbagai lapangan usaha yang dilakukan oleh
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak
positif terhadap penciptaan lapangan pekerjaan, yang mencerminkan
banyaknya kesempatan kerja. Di satu sisi, kesempatan kerja secara
kuantitatif dapat dilihat dari pendekatan jumlah penduduk yang bekerja pada
berbagai karakteristik seperti berdasarkan lapangan usaha, status pekerjaan
utama, jenis pekerjaan dan sebagainya. Di sisi lain, dapat dilihat melalui
pendekatan lapangan pekerjaan yang belum diisi sebagai akibat belum
terpenuhinya persyaratan jenis pekerjaan. Data tersebut secara riil belum
tersedia di berbagai publikasi sehingga dalam memproyeksikan kesempatan
kerja untuk beberapa tahun ke depan dilakukan melalui pendekatan
perhitungan jumlah penduduk yang bekerja.
Perkiraan kesempatan kerja adalah salah satu bagian penting dalam
perencanaan tenaga kerja, yang memuat aspek kuantitatif dan kualitattif,
serta merupakan indikasi perkiraan kebutuhan tenaga kerja di tiap sektor
ekonomi. Dalam skala makro, perkiraan kesempatan kerja memiliki manfaat
yang cukup luas seperti sebagai masukan dan evaluasi bagi perencanaan
pendidikan dan pelatihan, sehingga output dari sistem pendidikan dan
pelatihan dapat diusahakan sedekat mungkin dengan tuntutan dari
pekerjaan. Dapat juga menjadi masukan dan evaluasi dalam perumusan
kebijakan, program dan strategi perluasan kesempatan kerja.
Penciptaan kesempatan kerja merupakan salah satu langkah untuk
penanggulangan pengangguran. Semakin banyak kesempatan kerja yang
tercipta menyebabkan rendahnya atau berkurangnya pengangguran.
Penciptaan kesempatan kerja di berbagai sektor atau lapangan usaha
sangat diharapkan sehingga memberikan peluang kepada penduduk untuk
bekerja.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
48
4.2.1 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha
Pada tabel 4.2 dapat dilihat perkiraan kesempatan kerja di
Provinsi Bali pada tahun 2012-2016. Untuk tahun 2012-2016,
perkiraan kesempatan kerja atau penyerapan tenaga kerja menurut
lapangan usaha masih didominasi oleh sektor perdagangan, hotel
dan restoran. Yang diperkirakan akan menyerap tenaga kerja
dengan akumulasi sebanyak 3.194.868 orang dari tahun 2012-2016.
Trend penyerapan tenaga kerja di sektor perdagangan, hotel
dan restoran selama periode tersebut mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun. Bertambahnya jumlah orang yang bekerja di sektor
perdagangan, hotel dan restoran diperkirakan karena didukung oleh
sektor jasa kemasyarakatan serta sektor pertanian. Diharapkan pada
masa yang akan datang, ketiga sektor ini masih bisa dioptimalkan
dengan memberikan pendampingan terutama terkait dengan
manajemen usaha untuk mengoptimalkan sektor jasa
kemasyarakatan serta pertanian menjadi penopang untuk sektor
unggulan yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Sedangkan dua sektor yang terlihat cukup banyak menyerap
tenaga kerja adalah sektor industri pengolahan serta sektor
bangunan. Dapat terlihat bahwa industri pengolahan selama periode
2012-2016 diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sebanyak
1.605.303 orang, sedangkan sektor bangunan menyerap 986.530
orang. Hal ini dapat menjadi suatu indikasi bahwa sektor industri
pengolahan serta sektor bangunan mulai tumbuh. Mengingat sektor
perdagangan hotel dan restoran memerlukan sektor yang
menyediakan input misalnya untuk barang kerajinan, perlu pasokan
dari industri pengolahan kulit untuk alas kaki, tas maupun barang
kerajinan lain. Sedangkan sektor bangunan memberi pasokan
tenaga untuk membangun infrastruktur pendukung sektor
perdagangan, hotel dan restoran.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
49
Tabel 4.2
Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
1. Pertanian 498.063 459.060 422.785 389.003 357.369
2. Pertambangan 12.824 13.066 13.287 13.524 13.759
3. Industri Pengolahan 300.065 310.450 320.581 332.329 341.878
4. Listrik, Gas dan Air 7.120 7.350 7.550 7.595 7.641
5. Bangunan 192.373 195.662 197.161 199.478 201.856
6. Perdagangan 608.013 622.910 638.270 654.453 671.222
7. Angkutan 81.402 81.786 82.179 82.586 83.001
8. Keuangan 86.485 89.382 92.560 95.919 99.390
9. Jasa Kemasyarakatan 438.567 487.482 538.887 587.207 631.351
Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466
4.2.2 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Golongan Umur
Berdasarkan Tabel 4.3. dapat dilihat perkiraan kesempatan
kerja menurut golongan umur di Provinsi Bali pada periode 2012-
2016. Untuk tahun 2012 diperkirakan kesempatan kerja didominasi
oleh golongan umur 30-34 tahun serta golongan umur 40-44 tahun,
yang jumlahnya cenderung meningkat selama tahun 2012-2016. Hal
ini disebabkan karena pada usia tersebut merupakan usia produktif
dalam bekerja serta memenuhi kebutuhan hidup mereka, terutama
yang telah memiliki keluarga. Sementara, kesempatan kerja untuk
tenaga kerja pada golongan umur antara 15-19 tahun cenderung
menurun, karena tingkat pendidikan yang terus meningkat sehingga
pada rentang umur tersebut, penduduk usia kerja masih menempuh
pendidikan.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
50
Tabel 4.3
Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016
Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016
15 – 19 96.859 93.597 90.730 88.190 85.496
20 – 24 202.097 208.979 214.659 221.095 227.574
25 – 29 255.613 257.553 260.323 263.839 266.703
30 – 34 326.527 339.748 353.205 366.439 378.543
35 – 39 308.067 310.278 312.230 314.100 315.663
40 – 44 310.996 323.482 336.545 350.064 363.527
45 – 49 239.749 250.919 263.536 276.739 289.563
50 – 54 160.973 156.741 153.005 149.299 145.603
55 – 59 127.265 131.000 135.799 140.192 144.491
60 + 196.766 194.851 193.228 192.137 190.303
Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466
4.2.3 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan variabel penting dalam
merencanakan kesempatan kerja, karena pendidikan dapat dijadikan
sebagai indikator atau ukuran untuk mendeteksi kualitas pendidikan
yang baik, sekaligus mendeteksi kualitas kesempatan kerja itu
sendiri.
Pada Tabel 4.4 jenjang pendidikan yang digunakan dibagi
menjadi 5 tingkatan mulai dari sekolah dasar sampai universitas.
Kesempatan kerja menurut tingkat pendidikan sampai dengan tahun
2012 diperkirakan masih tetap didominasi oleh mereka yang
berpendidikan maksimum sekolah dasar dengan angka absolut pada
kisaran jumlah 897.459 orang atau secara proporsi 40,34 persen
pada tahun 2012, tapi diperkirakan terus menurun akhirnya sampai
pada jumlah 806.945 orang pada tahun 2016 atau secara
proporsional 33,52 persen dari keseluruhan tenaga kerja. Hanya
pada jenjang pendidikan tersebut yang diperkirakan mengalami
penurunan, sedangkan jenjang pendidikan lainnya diperkirakan terus
mengalami peningkatan.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
51
Hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa sebagian
besar penduduk yang bekerja di Provinsi Bali memiliki kualitas yang
masih rendah namun demikian sudah ada tanda-tanda peningkatan
kualitas tenaga kerja dengan menurunnya jumlah tenaga kerja yang
bekerja dengan pendidikan sekolah dasar, diikuti meningkatnya
kesempatan kerja pada tingkat pendidikan Universitas dengan
jumlah yang cukup banyak.
Tabel 4.4
Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016
Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016
SD 897.459 874.655 852.034 832.043 806.945
SMTP 385.331 387.886 392.820 395.151 398.206
SMTA Umum 448.119 468.521 489.256 509.271 529.460
SMTA Kejuruan 245.478 264.365 284.580 307.138 328.844
Diploma 91.687 96.749 103.079 109.793 117.488
Universitas 156.838 174.972 191.491 208.698 226.523
Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466
4.2.4 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Kelamin
Menurut hasil proyeksi yang dapat dilihat pada Tabel 4.5,
pada tahun 2012-2016 kesempatan kerja menurut jenis kelamin di
Provinsi Bali diperkirakan masih di dominasi oleh laki-laki. Pada
tahun 2012 diperkirakan jumlah tenaga kerja laki-laki mencapai
1.238.550 orang atau 55,67 persen dari jumlah tenaga kerja,
sedangkan untuk jumlah tenaga kerja perempuan pada tahun 2012
diperkirakan mencapai 986.362 orang atau 44,33 persen dari
proporsi keseluruhan tenaga kerja. Dari tahun ke tahun, jumlah
tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan diperkirakan terus
meningkat. Sampai pada tahun 2016 dimana jumlah tenaga kerja
laki-laki diperkirakan akan menjadi 1.384.523 orang (57,51 persen)
sedangkan tenaga kerja perempuan diperkirakan menjadi 1.022.943
(42,49 persen).
Kesempatan kerja menurut jenis kelamin sangat penting
dalam perencanaan, karena dapat menjadi ukuran untuk mendeteksi
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
52
seberapa besar peran dari tenaga kerja perempuan dalam
pembangunan. Selain itu, pekerja perempuan memiliki karakteristik
tersendiri sehingga dalam merencanakan kesempatan kerja untuk
perempuan bisa dirancang untuk pekerjaan yang lebih memerlukan
ketelitian, kesabaran, maupun ketekunan.
Tabel 4.5 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2012-2016
Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016
Laki-laki 1.238.550 1.272.541 1.309.091 1.347.592 1.384.523
Perempuan 986.362 994.607 1.004.169 1.014.502 1.022.943
Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466
4.2.5 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan
Status pekerjaan utama adalah kedudukan seseorang dalam
melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan. Hal ini sering
disebut berdasarkan sektor formal atau sektor informal. Pekerja
formal meliputi buruh/karyawan/pegawai serta mereka yang
berusaha dibantu buruh tetap/ buruh dibayar. Sedangkan pekerja
lainnya disebut pekerja informal.
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa menurut hasil proyeksi,
perkiraan kesempatan kerja menurut status pekerjaan di Provinsi Bali
untuk tahun 2012-2016 masih didominasi oleh pekerja informal. Pada
tahun 2012 pekerja di sektor informal diperkirakan mencapai
1.229.405 orang atau 55,26 persen dari jumlah tenaga kerja. Jumlah
ini terus menurun sampai tahun 2016 yang diperkirakan akan
berjumlah 1.201.628 orang atau 49,91 persen dari proporsi tenaga
kerja secara keseluruhan. Sedangkan untuk pekerja formal
jumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun pada periode 2012-
2016, tapi persentasenya tetap lebih rendah dibandingkan pekerja
informal kecuali pada tahun 2016 presentasenya di atas pekerja
informal. Pada tahun 2012 persentase pekerja formal hanya 44,74
persen dari keseluruhan, dan terus mengalami peningkatan pada
tahun 2016 yakni mencapai sebesar 50,09 persen.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
53
Tabel 4.6
Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Tahun 2012-2016
Status Pekerjaan Utama 2012 2013 2014 2015 2016
1. Berusaha Sendiri tanpa bantuan 313.659 313.566 312.743 312.735 314.340
2. Berusaha Dengan Dibantu 413.396 412.219 411.173 411.601 413.350
3. Berusaha Dengan Buruh 79.526 79.687 79.739 81.248 82.397
4. Pekerja/Buruh/karyawan 915.981 964.517 1.017.789 1.071.995 1.123.441
5. Pekerja Bebas di Pertanian 26.811 26.063 25.152 24.002 22.579
6. Pekerja Bebas di Non Pertanian 177.012 194.787 212.784 229.846 244.756
7. Pekerja tak dibayar 298.527 276.309 253.880 230.667 206.603
Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466
4.2.6 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jabatan
Perkembangan perekonomian dunia yang mengalami
perubahan berimbas juga terhadap Indonesia sebagai salah satu
negara yang berkembang. Perkiraan kesempatan kerja menurut
jabatan yang ada saat ini dapat berubah di masa depan dikarenakan
perubahan yang terjadi di dunia global.
Berdasarkan data pada Tabel 4.7, kesempatan kerja menurut
jenis jabatan pada periode 2012-2016 diperkirakan masih didominasi
oleh mereka yang memegang jabatan sebagai tenaga produksi dan
lainnya yang mencapai 775.578 orang pada tahun 2012 atau 34,86
persen dari proporsi keseluruhan. Jumlah ini terus meningkat sampai
pada tahun 2016 yang diperkirakan mencapai 1.007.212 orang atau
41,84 persen dari proporsi keseluruhan. Selama periode 2012-2016,
jumlah dan proporsi terbesar kedua ditempati oleh tenaga usaha
penjualan kecuali pada tahun 2012 terbesar kedua ditempati oleh
tenaga usaha pertanian. Jumlah tenaga penjualan diperkirakan terus
meningkat yaitu dari 433.104 orang meningkat menjadi 512.911
orang pada tahun 2016.
Kebutuhan yang besar akan tenaga produksi dan lainnya
terkait erat dengan masih besarnya porsi tenaga kerja tersebut yang
dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan produksi pada sektor industri
pengolahan, bangunan, dan lainnya. Fungsi pekerja produksi atau
pekerja kasar tersebut pada umumnya sebagai operator dengan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
54
kebutuhan kualifikasi pendidikan dan keahlian yang rendah. Dalam
jangka panjang posisi pekerja pada kelompok ini akan sangat rentan
terdislokasi karena fungsi mereka dapat digantikan oleh mesin. Pada
kelompok ini program-program ketenagakerjaan ditujukan.
Proporsi tenaga profesional, tenaga kepemimpinan dan
tenaga tata usaha proporsinya jauh lebih kecil. Namun demikian
jumlahnya akan terus meningkat dari tahun 2012-2016. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 4.7. Kenaikan jumlah pekerja pada jabatan tenaga
profesional tersebut sangat wajar sejalan dengan perkembangan
dunia usaha yang cukup signifikan. Diharapkan fenomena ini
memiliki dampak positif dalam penciptaan dan perluasan
kesempatan kerja.
Tabel 4.7 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jabatan
Tahun 2012-2016
Jenis Pekerjaan Utama 2012 2013 2014 2015 2016
0/1. Tenaga Profesional 154.417 160.297 166.262 174.085 183.708
2. Tenaga Kepemimpinan 43.463 47.988 52.434 56.754 60.775
3. Tenaga Tata Usaha 164.984 169.605 175.903 182.444 188.978
4. Tenaga Usaha Penjualan 433.104 458.734 480.848 499.289 512.911
5. Tenaga Usaha Jasa 197.717 213.987 229.196 243.178 255.263
6. Tenaga Usaha Pertanian 455.649 375.910 306.914 248.225 198.619
7/8/9. Tenaga Produksi & lainnya 775.578 840.627 901.703 958.119 1.007.212
Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466
4.2.7 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam Kerja
Jam kerja menunjukkan pemakaian waktu yang digunakan
oleh tenaga kerja selama mereka bekerja. Jam kerja dibagi 2
kategori yaitu bekerja penuh (penduduk yang bekerja lebih dari 35
jam seminggu) dan setengah penganggur (penduduk yang bekerja
kurang dari 35 jam seminggu).
Tabel 4.8 merupakan perkiraan kesempatan kerja menurut
jam kerja penuh (diatas 35 jam kerja seminggu). Pada periode 2012-
2016 diperkirakan pekerja yang memiliki jam kerja diatas 35 jam
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
55
seminggu berjumlah 1.690.710 orang atau 75,99 persen dari proporsi
keseluruhan. Jumlah ini terus meningkat pada tahun 2016 yang
diperkirakan mencapai 1.866.743 orang atau 77,54 persen dari
proporsi keseluruhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah pekerja
penuh terus meningkat dari tahun ke tahun. Sedangkan pekerja yang
jumlah jam kerjanya kurang dari 35 jam seminggu pada tahun 2012
berjumlah 534.202 orang atau 24,01 persen sedangkan pada tahun
2016 jumlahnya meningkat menjadi 540.723 orang tapi proporsinya
menurun menjadi 22,46 persen dari keseluruhan.
Tabel 4.8 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam Kerja
Tahun 2012-2016 (Juta Orang)
Jam Kerja 2012 2013 2014 2015 2016
0** 18.791 16.921 15.244 13.738 12.350
1-9 37.352 37.634 37.946 38.266 38.496
10-14 59.603 56.134 52.905 49.869 46.894
15-24 189.047 192.880 196.930 201.097 204.853
25-34 229.409 230.870 232.966 235.587 238.130
35-44 459.241 461.992 465.087 468.278 470.346
45-59 869.767 900.733 933.459 967.529 1.000.409
≥ 60 361.702 369.984 378.723 387.730 395.988
Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466
4.3 Perkiraan Produktivitas Tenaga Kerja
Besarnya produktivitas tenaga kerja merupakan gambaran besarnya
aktifitas tenaga kerja yang dapat dihasilkan, tinggi rendahnya tingkat
produktivitas tenaga kerja yang dicapai setiap sektor lapangan usaha
tergantung pada nilai pendapatan dan banyaknya jumlah pekerja yang
bekerja di sektor tersebut.
Tabel 4.9 menunjukkan perkiraan produktivitas tenaga kerja menurut
lapangan usaha, dimana produktivitas total per tenaga kerja per tahun
sebesar Rp. 14,72 juta/tenaga kerja pada tahun 2012 dan terus mengalami
peningkatan sehingga menjadi Rp. 18,28 juta/tenaga kerja pada tahun 2016.
Menurut lapangan usaha, listrik, gas dan air memiliki produktivitas per
tenaga kerja paling tinggi diantara sektor lainnya. Pada lapangan usaha
listrik, gas dan air produktivitas tenaga kerja per tahun mencapai Rp. 69,66
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
56
juta/tenaga kerja dan terus meningkat menjadi Rp. 84,15 juta/tenaga kerja
pada tahun 2016.
Tabel 4.9 Perkiraan Produktivitas
Tahun 2012-2016 (Juta Rp./Tenaga Kerja)
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
1. Pertanian 12,59 14,51 16,76 19,39 22,49 2. Pertambangan 18,07 20,03 21,99 24,26 26,70 3. Industri Pengolahan 10,87 11,32 11,85 12,37 13,01 4. Listrik, Gas dan Air 69,66 71,94 74,70 79,26 84,15 5. Bangunan 6,91 7,39 7,92 8,46 9,04 6. Perdagangan 17,49 18,43 19,42 20,49 21,64 7. Angkutan 43,89 46,48 49,29 52,35 55,66 8. Keuangan 26,43 27,19 28,04 28,94 29,87 9. Jasa Kemasyarakatan 10,67 10,45 10,29 10,29 10,43
Jumlah 14,72 15,53 16,38 17,28 18,28
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
57
PERKIRAAN DAN PERENCANAAN
KESEIMBANGAN ANTARA PERSEDIAAN
DAN KEBUTUHAN
AKAN TENAGA KERJA
Dalam proses perencanaan tenaga kerja, persediaan tenaga kerja
menjadi tumpuan awal yang menentukan kuantitas dan kualitas tenaga
kerja, sedangkan kebutuhan tenaga kerja adalah sesuatu yang harus
diciptakan. Sementara itu dengan kondisi negara yang cenderung surplus
persediaan tenaga kerja seperti di Indonesia maka penciptaan kesempatan
kerja yang seluas-luasnya adalah upaya yang mutlak harus dilakukan
apapun kondisi tenaga kerja yang tersedia. Demikian pula perbaikan
berbagai sistem yang berkenaan dengan penanggulangan pengangguran.
Konsep ini berkaitan erat dengan kondisi nyata Indonesia untuk mengatasi
masalah pengangguran yang dengan jelas menunjukkan
ketidakseimbangan antara persediaan dan kebutuhan tenaga kerja
sebagaimana telah disampaikan pada Bab II.
5.1 Persediaan Tenaga Kerja dan Kebutuhan Tenaga Kerja
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali
diperkirakan bertambah tiap tahunnya. Pada perkiraan awal di tahun 2012,
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2013-2017
58
jumlah angkatan kerja sebanyak 2.277.277 orang, kemudian pada tahun
2013, tahun 2014, tahun 2015 dan tahun 2016 angkatan kerja masing-
masing diperkirakan meningkat jumlahnya menjadi 2.318.154 orang,
2.362.810 orang, 2.411.219 orang, dan 2.456.572 orang. Pertambahan
jumlah angkatan kerja disebabkan antara lain oleh pertambahan penduduk
alami (natural increase) dan pertambahan penduduk akibat migrasi masuk
lebih banyak dibandingkan dengan migrasi keluar.
Dalam hal ini pemerintah terus berusaha meningkatkan kesempatan
kerja untuk mengimbangi jumlah angkatan kerja yang terus meningkat tiap
tahunnya, tetapi jumlah kesempatan kerja tetap lebih rendah jika
dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja.
Tabel 5.1
Perkiraan Jumlah Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja
Tahun 2012-2016
Tahun Jumlah
Angkatan Kerja Jumlah Kesempatan
Kerja
2012 2.277.277 2.224.912
2013 2.318.154 2.267.148
2014 2.362.810 2.313.260
2015 2.411.219 2.362.094
2016 2.456.572 2.407.466
Dari tabel 5.1 dapat digambarkan bahwa perkiraan jumlah
kesempatan kerja terus meningkat tiap tahun dari tahun 2012-2016. Pada
tahun 2012 sebanyak 2.224.912 orang, tahun 2013 sebanyak 2.267.148
orang, tahun 2014 menjadi 2.313.260 orang, tahun 2015, tahun 2016
sebanyak, 2.407.466 orang. Berdasarkan tabel 5.1 dapat disimpulkan
bahwa jumlah kesempatan kerja yang tersedia masih lebih rendah daripada
jumlah angkatan kerja yang ada sehingga timbul penganggur yang dalam
hal ini adalah penganggur terbuka.
5.2. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur
Definisi penganggur terbuka adalah mereka yang mencari pekerjaan,
yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena merasa
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
59
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan serta yang sudah punya pekerjaan
tetapi belum mulai bekerja. Berdasarkan definisi tersebut, perkiraan
penganggur terbuka di Provinsi Bali secara absolut berkurang tiap tahunnya.
Tabel 5.2 menunjukan perkiraan pengangguran terbuka menurut
golongan umur di Provinsi Bali mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal
ini terlihat pada total dari pengangguran, serta dari masing-masing golongan
umur. Pada tahun 2012 jumlah penganggur terbuka diperkirakan sebanyak
52.365 orang dan jumlahnya berkurang menjadi 49.293 orang pada tahun
2016, atau berkurang sebanyak 3.072 orang. Berdasarkan golongan umur
jumlah penganggur terbuka terbanyak berada pada golongan umur 15-19
tahun baik pada tahun 2012 maupun pada tahun 2016, masing-masing
berjumlah 13.522 orang dan 23.276 orang.
Tabel 5.2 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur
Tahun 2012-2016
Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016
15 - 19 13.522 16.367 18.644 21.394 23.276
20 - 24 15.057 12.693 11.624 9.896 8.221
25 - 29 8.464 9.409 10.603 12.617 13.968
30 - 34 4.193 2.750 1.490 633 845
35 - 39 2.340 1.825 1.267 797 641
40 - 44 2.755 2.229 1.583 1.093 652
45 - 49 729 709 258 636 644
50 - 54 1.393 1.343 1.063 662 257
55 - 59 948 1.032 968 494 228
60 + 2.963 2.648 2.048 919 561
Jumlah 52.365 51.006 49.546 49.140 49.293
5.3 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan
Tenaga kerja di Indonesia masih didominasi oleh mereka yang
berpendidikan rendah baik dari segi persediaan maupun kebutuhannya
sehingga penganggur terbukanya juga masih didominasi oleh penganggur
terbuka berpendidikan rendah. Tabel 5.3 menunjukkan bahwa perkiraan
jumlah penganggur terbuka terbanyak pada tahun 2012 adalah angkatan
kerja dengan pendidikan tingkat SMTA Kejuruan sebanyak 14.752 orang
begitu juga dengan perkiraan untuk tahun 2016, penganggur terbuka
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2013-2017
60
terbanyak berasal dari tingkat pendidikan SMTA Kejuruan, yaitu sebanyak
13.961 orang. Sedangkan untuk urutan kedua terbanyak ditempati oleh
penganggur terbuka dengan tingkat pendidikan maksimum SD, baik pada
tahun 2012 sebanyak 9.759 orang dan pada tahun 2016 sebanyak 11.637
orang.
Tabel 5.3
Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016
Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016
SD 9.759 10.382 10.802 10.474 11.637
SMTP 8.032 7.809 7.029 6.185 5.543
SMTA Umum 9.244 8.237 7.397 8.921 8.513
SMTA Kejuruan 14.752 14.261 14.162 13.677 13.961
Diploma 4.761 4.773 4.734 4.808 4.706
Universitas 5.817 5.543 5.422 5.075 4.932
Jumlah 52.365 51.006 49.546 49.140 49.293
Jumlah penganggur terbuka lulusan pendidikan Diploma dan
Universitas masih jauh lebih kecil daripada tingkat pendidikan di bawahnya
namun perlu mendapatkan perhatian karena seharusnya mereka sudah
lebih siap bekerja. Fenomena ini disebabkan karena mismatch atau
ketidakcocokan antara lapangan kerja yang tersedia dengan keahlian
lulusan Diploma dan Universitas. Sehingga lulusan Diploma dan Universitas
kurang terserap dalam lapangan kerja di Provinsi Bali.
5.4 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 5.4 pada tahun 2012 penganggur laki-laki
diperkirakan masih cukup besar yaitu sebanyak 25.062 orang namun pada
akhir tahun 2016 diperkirakan menurun sehingga menjadi sebanyak 24.607
orang. Sedangkan untuk penganggur perempuan diperkirakan jumlahnya
cukup tinggi pada tahun 2012 yaitu sebanyak 27.303 orang, lebih tinggi
dibandingkan penganggur laki-laki, tapi pada tahun 2016 diperkirakan
jumlah pengganggur perempuan menurun menjadi 24.686 orang.
Jumlah penganggur perempuan terus menurun dalam kurun waktu 5
tahun dari tahun 2012-2016. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan tidak
hanya menjadi ibu rumah tangga tetapi perempuan Provinsi Bali sudah
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
61
mulai banyak masuk ke dunia kerja karena pendidikan yang berkualitas dan
memilik keberanian untuk berusaha sendiri dengan menjadi wirausaha
mandiri.
Tabel 5.4 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2012-2016
Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016
Laki-laki 25.062 24.626 24.118 24.199 24.607
Perempuan 27.303 26.380 25.427 24.941 24.686
Jumlah 52.365 51.006 49.546 49.140 49.293
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
63
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI
DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI
Sejak di tetapkan otonomi khusus bagi Provinsi Bali, maka Provinsi
Bali dan rakyat Bali memiliki kewenangan yang lebih luas untuk mengatur
dan mengurus sendiri dan tanggung jawab yang lebih besar untuk
menyelenggarakan pemerintahan dan mengatur kekayaan alam di Provinsi
Bali untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Bali. Bali sebagai
salah satu daerah tujuan wisata utama, kekayaan dan keindahan alam serta
keunikan seni budayanya menjadi daya tarik utama. Bali merupakan tujuan
wisata favorit tidak saja di Indonesia, tapi seluruh dunia. Sebagai daerah
tujuan wisata, Bali konsisten menetapkan sektor pariwisata sebagai sektor
andalan. Pengembangan industri pariwisata di Bali secara umum
menerapkan konsep Pariwisata Budaya, yang secara implisit memasukan
misi menumbuh suburkan kebudayaan Bali dalam setiap kegiatan
pengembangan. Di lain pihak, kepariwisataan telah menjadi salah satu
industri yang memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan
perekonomian Bali. Seperti tercermin dalam komposisi penyumbang
pertumbuhan perekonomian Bali, sektor perdagangan, hotel dan restoran
selalu menjadi sektor andalan Provinsi Bali. Sehingga tidaklah salah untuk
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
64
dikatakan bahwa tingkat perekonomian Bali sangat tergantung pada
pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Begitu banyak pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Bali
membawa pengaruh pada arus masuk urbanisasi/migrasi memberikan
kemantapan wisata di Bali. Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah tidak
hanya berupa wilayah akan tetapi juga dengan masyarakat didalamnya.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemerintah Provinsi Bali
adalah menciptakan lapangan kerja atau usaha yang layak. Tantangan
tersebut mencangkup 2 hal sekaligus, yaitu penciptaan lapangan pekerjaan
baru bagi angkatan kerja yang belum bekerja dan peningkatan produktivitas
kerja bagi mereka yang sudah bekerja.
Kompleksnya permasalahan mengenai ketenagakerjaan perlu
mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk mengatasinya. Pengambilan
suatu kebijakan yang tepat akan mampu mengatasi permasalahan yang
terjadi, untuk itu peran pemerintah sangatlah besar terhadap terwujudnya
masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu, tidak tepat jika ada anggapan
bahwa pembinaan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan dapat
dilakukan dengan mengandalkan suatu kebijakan tunggal. Demikian juga
halnya dengan aspek kelembagaan fungsional yang terlibat dalam bidang
ketenagakerjaan, adalah suatu hal yang tidak mungkin apabila
tanggungjawabnya hanya diletakkan pada satu atau beberapa instansi saja.
Pembinaan ketenagakerjaan juga harus dilakukan mulai dari hulu hingga
hilir.
Sehubungan dengan itu, maka kebijakan komprehensif yang
dibutuhkan adalah kebijakan berkaitan dengan perluasan kesempatan kerja,
pembinaan angkatan kerja dan peningkatan perlindungan dan
kesejahteraan pekerja. Secara lebih rinci, uraian kebijakan tersebut adalah
sebagai berikut :
6.1 Rekomendasi Kebijakan Perekonomian
Pembangunan ekonomi diarahkan untuk membawa rakyat pada
peningkatan kesejahteraan yang lebih baik, dan hal ini bukanlah merupakan
suatu pekerjaan yang mudah. Pembangunan ekonomi adalah salah satu
pilar penting untuk mencapai peningkatan kesejahteraan rakyat (Harmadi,
2007). Bicara mengenai perekonomian terdapat 3 konsep penting yang
saling terkait, yaitu keterbatasan sumber daya, pilihan, dan pengambilan
keputusan ekonomi, yang dapat mengantarkan kita pada ketercapainya
kesejahteraan rakyat yang optimal. Seperti kita ketahui pembangunan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
65
menjadikan rakyat sebagai subyek sekaligus juga sebagai obyek dari
pembangunan itu sendiri, pembangunan tidak akan ada artinya tanpa rakyat
karena tidak mungkin dilaksanakan tanpa rakyat. Disamping itu
pembangunan memang ditujukan untuk rakyat.
Hasil perkiraan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali (PTKP Bali
Tahun 2012-2016) memberikan nuansa yang optimis. Hal ini disebabkan
perekonomian Bali pada 5 tahun mendatang diperkirakan mampu tumbuh
sebesar 6,5%-7,8%. Pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut juga
diperkirakan akan mendorong penciptaan kesempatan kerja, sehingga
jumlah kesempatan kerja pada rentang tahun 2012-2016 diperkirakan akan
bertambah sebanyak 182,55 ribu orang sehingga menjadi 2,41 juta orang.
Peningkatan penciptaan kesempatan kerja ini juga berdampak positif
terhadap tingkat dan jumlah pengangguran terbuka. Pada tahun 2012,
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) diperkirakan menurun menjadi 2,3%
atau sebanyak 52.365 orang. Pada Tahun 2016 tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) diperkirakan menurun menjadi 2,01% atau sebanyak 49.293
orang.
Lebih lanjut, sektor keuangan dan jasa kemasyarakatan juga
diperkirakan masih akan tumbuh cukup tinggi seiring dengan semakin
pesatnya pembangunan di Bali. Pada sisi penggunaan pertumbuhan
ekonomi Bali pada 2012-2016 diperkirakan akan didorong oleh permintaan
dalam negeri/domestik terutama konsumsi baik konsumsi rumah tangga
maupun pemerintah. Peningkatan Konsumsi rumah tangga didorong oleh
peningkatan daya beli masyarakat yang diperkirakan akan terus meningkat
dan konsumsi pemerintah meningkat seiring dengan makin bertambahnya
anggaran setiap tahunnya. Sementara itu, investasi pada 2012-2016 juga
diperkirakan akan tumbuh baik yang bersumber dari sektor swasta untuk
konstruksi dan pertambangan dengan semakin kondusifnya iklim investasi di
Bali.
Berikut adalah langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh
Pemerintah dalam upayanya untuk menciptakan dan memperluas
kesempatan kerja melalui kebijakan makro ekonomi :
1. Pemerintah secara aktif menyusun kebijakan makroekonomi yang
ditujukan mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru
mengunakan jalur investasi, teknologi serta perdagangan (ekspor-
impor) dengan mendorong berkembangnya sektor swasta;
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
66
2. Membangun dan memperluas jaringan infrastruktur Bali guna membuka
isolasi wilayah serta pelayanan sampai ke desa-desa serta
menghubungkannya dengan pusat kegiatan ekonomi;
3. Membangun dan memperkuat ekonomi kerakyatan serta
mengembangkan usaha kecil dan menengah di Bali;
4. Membangun dan menyebarkan Pusat Pertumbuhan di Provinsi Bali
guna menciptakan keseimbangan antar wilayah;
5. Mengembangkan perekonomian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;
6. Mengembangkan kegiatan ekonomi yang bersifat modern yang terkait
dengan ekonomi rakyat, usaha kecil dan menengah dengan
memperhatikan aspek lingkungan dan daya dukung sumber daya alam;
7. Meningkatkan keterkaitan yang saling menguntungkan antara kawasan
andalan dan tertinggal dalam rangka peningkatan kesejahteraan
ekonomi daerah di sekitar kawasan andalan;
8. Membangun kemitraan antara wilayah (kabupaten/Kota) guna
mendukung terlaksananya pemetaan dan penyebaran pertumbuhan;
9. Menghapus hambatan investasi, khususnya dalam hal perijinan,
keamanan dan kepastian hukum (legal certainty). Berbagai upaya yang
bisa dilakukan diantaranya:
a. Pengurangan biaya dalam kaitan pendirian badan usaha;
b. Pengurangan biaya yang terkait dengan pengenaan pajak dan
masalah administrasi perpajakan;
c. Akselerasi reformasi dalam bidang legal guna mempengaruhi
persepsi investor secara positif;
d. Menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan property
rights karena ketidakpastian dalam hal property rights (misalnya,
ketidakpastian kepemilikan dan peruntukan tanah) akan sangat
menghambat penciptaan iklim investasi;
e. Pemeliharaan dan penambahan sarana dan prasarana
(insfrasruktur) serta meningkatnya kondisi keamanan dan
pengawasan dipintu masuk pelabuhan di Bali
f. Memperbaiki berbagai Peraturan Daerah (PERDA).
10. Memacu pertumbuhan ekonomi pedesaan melalui pengembangan
sektor-sektor unggulan yang berbasis sumber daya setempat dan
meningkatkan keterkaitan antar pusat pertumbuhan wilayah
11. Meningkatkan keterkaitan yang saling menguntungkan antara kawasan
andalan dan tertinggal dalam rangka peningkatan kesejahteraan
ekonomi daerah di sekitar kawasan andalan;
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
67
12. Membuka akses terhadap sumber dinamika pertumbuhan intern UKM
itu sendiri, seperti pembiayaan dan kredit, akses pasar, teknologi dan
perbaikan manajemen.
13. Menambah berbagai kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja,
dan sekaligus memenuhi fungsi sebagai pusat pelayanan usaha melalui
pengembangan kawasan dan pusat pertumbuhan.
Harapan serta target pembangunan ekonomi dan pembangunan
ketenagakerjaan yang optimistis dalam PTKP Bali Tahun 2012-2016 ini
dapat tercapai jika didukung oleh kuatnya serta kondusifnya kondisi
perekonomian domestik dan eksternal, termasuk juga didalamnya
keberhasilan implementasi kebijakan pemerintah dalam jangka pendek. Jika
implementasi kebijakan pemerintah dimaksud berhasil maka hal ini akan
menjadi pijakan yang kuat sebagai penopang dan penentu implementasi
kebijakan pemerintah lainnya yang berspektrum jangka panjang guna
mendorong pertumbuhan ekonomi kearah yang lebih baik.
6.2 Rekomendasi Kebijakan Umum
Perencanaan tenaga kerja pada kenyataannya terkait dengan
berbagai segi kehidupan penduduk suatu wilayah dan hanya dapat
diimplementasikan melalui berbagai jenis kebijakan. Segala upaya yang
dilakukan secara sadar dan terintegrasi untuk menyusun perencanaan
tenaga kerja itulah yang pada akhirnya menentukan hasil akhir yang menjadi
tujuan pembangunan di Provinsi Bali.
Sebagaimana diungkapkan didepan permasalahan ketenagakerjaan
sangat banyak dan komplek. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
diantaranya melalui kebijakan umum sebagaimana tercantum dalam
Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Provinsi Bali Tahun 2011-2014
melalui kebijakan di bidang pendidikan, yaitu (1) pendidikan dasar dan
menengah gratis. (2) peningkatan pendidikan dasar dan menengah berpola
asrama. (3) mendirikan sekolah unggulan. (4) pendirian sekolah menengah
kejuruan. (5) pengadaan tenaga guru kontrak. (6) meningkatkan kualitas
kepala sekolah melalui pendidikan dan pelatihan, studi banding dalam negeri
dan luar negeri serta pemagangan. (7) Pendirian Sekolah Pendidikan
Keguruan. (8) meningkatkan kualitas PTN melalui kerjasama dengan PTN.
(9) meningkatkan kualitas perguruan tinggi swasta di Bali. Sedangkan untuk
kebijakan di bidang kesehatan dengan peningkatan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan, dan strategi yang dapat dilakukan diantaranya :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi dan balita;
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
68
2. Memperbaiki status gizi masyarakat;
3. Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta
penyehatan lingkungan;
4. Meningkatkan pengembangan sumber daya manusia kesehatan;
5. Sosialisasi keluarga Berencana (KB) yang saat ini gencar dilakukan untuk
dua anak cukup, serta kaum perempuan agar menunda usia menikah.
Kebijakan pendidikan dan kesehatan bertujuan bagi peningkatan
kualitas tenaga kerja tersedia. Tersedianya penduduk usia kerja yang terdidik
dan terampil merupakan dasar dari perencanaan tenaga kerja karena
dengan demikian akan terbuka ketersediaan peluasan dan peluang pasar
kerja yang lebih besar dan berkualitas pula. Tenaga Kerja seperti itu otomatis
akan dicari oleh berbagai pelaku usaha sendiri (sebagai usahawan) atau
melibatkan diri pada usaha yang telah terorganisasi sebagai tenaga kerja
yang sangat diperlukan bagi terlaksananya suatu proses produksi.
Proses pendidikan harus dipandang sebagai investasi karena jika
berhasil diwujudkan akan menghasilkan nilai tambah yang berbentuk
keuntungan pribadi (Private Benefit) dan keuntungan sosial (Social Benefit).
Dengan keuntungan pribadi memungkinkan seseorang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya secara bermanfaat, antara lain dengan memiliki
pekerjaan yang layak dan hidup sehat lahir maupun bathin. Sedangkan
keuntungan sosial berwujud nilai tambah yang ditunjukkan dengan
dimilikinya produktivitas berkarya untuk mewujudkan kesejahteraan
lingkungan sosialnya.
Kebijakan di bidang kesehatan merupakan faktor pendukung
peningkatan sumber daya manusia tersebut. Kesehatan merupakan modal
awal dan sekaligus merupakan indikator tingkat kesejahteraan suatu
masyarakat. Dari sisi pembangunan nasional, generasi yang sehat dan
sejahtera merupakan tujuan pembangunan negara, sementara dari sisi
perencanaan tenaga kerja tingkat kesehatan digunakan sebagai batasan
perlindungan tenaga kerja dan tingkat kesejahteraan. Dengan demikian
segala upaya perlu dilakukan dalam penciptaan tenaga kerja yang
berkualitas dalam hal kesehatan, pendidikan dan keterampilan tenaga kerja
6.3 Rekomendasi Kebijakan Penciptaan Kesempatan Kerja
Pada Hakekatnya, semua kegiatan ekonomi baik berskala besar,
menengah maupun kecil, formal dan informal mempunyai identitas sektoral
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
69
setiap sektor atau sub sektor mempunyai instansi Pembina, baik ditingkat
pusat maupun tingkat provinsi atau kabupaten/kota. Dengan demikian maka
kebijakan sektoral menjadi ujung tombak dalam penciptaan kesempatan
kerja. Oleh karena itu, maka kebijakan sektoral diarahkan pada
pengembangan aktivitas produksi lingkupnya sedapat mungkin berorientasi
pada perluasan lapangan kerja.
Untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja sektoral sangat
ditentukan oleh kebijakan-kebijakan moneter, fiskal, investasi sektoral,
pendidikan dan penggunaan teknologi. Instansi teknis dan lembaga
pendukung kegiatan teknis perlu melakukan koordinasi dan aktivitas
pengembangan masing-masing lapangan usaha. Dengan demikian
tanggungjawab setiap instansi melalui kegiatan teknisnya dapat berperan
serta dalam menciptakan kesempatan kerja yang berkelanjutan.
6.3.1 Sektor Pertanian
Lapangan usaha pertanian masih merupakan sektor
primadona dalam penyerapan lapangan kerja namun kalangan muda
kurang berminat sehingga jumlahnya akan menurun terus. Berbagai
kebijakan perlu dilakukan guna meningkatkan sektor pertanian agar
dapat menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan produktivitas
tenaga kerja yang bekerja di dalamnya. Kebijakan yang dilakukan
antara lain :
1. Pembangunan infrastruktur dalam pengertian luas meliputi enam
bidang : pendidikan, teknologi, finansial, instrastruktur komunikasi
dan transformasi, perlindungan sumber daya alam dan
lingkungan, dan infrastruktur sosial (social safety net). Dengan
demikian petani memperoleh kesempatan yang sama dalam hal
meningkatkan keterampilan, memperoleh kredit, akses terhadap
sarana produksi dan informasi;
2. Peningkatan kualitas petani dan produktivitas pertanian,
perikanan dan kehutanan;
3. Penguatan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk
mengelola resiko usaha serta untuk mendukung pengembangan
agroindustri;
4. Peningkatan ketahanan pangan yang mengarah pada
swasembada beras dalam rangka mengurangi ketergantungan
terhadap import.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
70
6.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan di Bali diperkirakan akan tetap
menyerap tenaga kerja. Lapangan usaha ini untuk kedepan memiliki
proporsi yang semakin meningkat karena mengingat pembangunan
infrastruktur di Provinsi Bali masih terus berlangsung sehingga
kebutuhan bahan bangunan masih terus dibutuhkan. Tetapi perlu
diperhatikan, sektor ini merupakan sektor yang membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk memperbaharui sumber atau bahannya
(unreneweble resources).
Berbagai strategis dalam meningkatkan penyerapan tenaga
kerja antara lain:
1. Substitusi tenaga kerja asing dengan tenaga kerja lokal;
2. Perluasan skala usaha pertambangan dengan selalu
memperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar;
3. Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah bagi tenaga
kerja yang berada di sekitar lokasi penambangan;
4. Pengolahan barang tambang menjadi barang mentah atau
setengah jadi, sehingga tidak perlu melakukan ekspor untuk
mengolahnya.
6.3.3 Sektor Industri dan Pengolahan
Sektor industri pengolahan memperlihatkan gejala yang
menggembirakan. Di tahun-tahun mendatang, sektor ini
memperlihatkan peningkatan terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal
ini bisa terjadi dikarenakan salah satu dengan berdirinya LNG
tangguh di Provinsi Bali sehingga dalam lima tahun mendatang
diperkirakan sektor ini akan tumbuh pesat. Faktor utama yang
menentukan daya saing industri suatu daerah, yaitu : (1) Standar dan
sistem mutu; (2) sistem inovasi daerah yang bersangkutan; (3)
manajemen ilmu pengetahuan. Hal ini bisa diadaptasi secara lokal
untuk sebuah provinsi, seperti Bali, sehingga dapat diberikan
rekomendasi berikut untuk peningkatan sektor industri ini :
1. Peningkatan fasilitas kepada industri yang melakukan
pengembangan teknologi;
2. Intensifikasi informasi sampai dengan tingkat daerah yang
meliputi informasi pasar, sumber pendanaan dan
ketenagakerjaan;
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
71
3. Penyiapan tenaga kerja terampil dan dapat bersaing di pasar
kerja;
4. Penyederhanaan prosedur dalam perizinan usaha;
5. Mempercepat pelayanan ekspor-impor di pelabuhan dan
kepabeanan;
6. Perbaikan prosedur pembayaran dan tingkat pajak;
7. Menjaga stabilitas nilai tukar dan inflasi;
6.3.4 Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
Sektor ini merupakan yang paling rendah dalam menyerap
kesempatan kerja. Walaupun penyerapan dalam sektor ini tidaklah
besar, akan tetapi peranan maupun keberadaannya sangatlah
penting dan memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya seperti
sektor industri, bangunan, perdagangan dan kesejahteraan
masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut maka kebijakan yang
perlu ditempuh sektor ini harus disesuaikan dengan sektor dan bidang
yang terkait seperti pembangunan pembangkit berbasis batubara, gas
dan air dengan memanfaatkan alam yang terdapat di Bali.
Pengembangan jaringan listrik untuk desa-desa yang belum
mendapatkan penerangan dengan pengembangan teknologi
sederhana dan tepat guna. Pembangunan infrastruktur gas bumi
(jaringan pipa dan penyimpanan) untuk memanfaatkan lapangan gas
tangguh. Penyediaan air bersih akan menjadi sektor yang
berkembang seiring dengan menurunnya kualitas dan volume air
tanah, pengembangan teknologi dalam penciptaan air bersih akan
membuat penyerapan tenaga kerja menjadi lebih besar.
6.3.5 Sektor Bangunan
Berkembangnya suatu wilayah dapat ditandai dengan
majunya pembangunan infrastruktur. Secara umum program yang
tercakup dalam sektor ini meliputi pengembangan infrastruktur publik,
pembangunan perkantoran, perumahan termasuk juga real estate.
Tumbuhnya sektor ini diharapkan akan membuat dampak terhadap
penciptaan dan perluasan kesempatan kerja karena sektor konstruksi
umumnya merupakan program padat karya. Sehubungan dengan itu,
maka kebijakan yang dapat diterapkan adalah tetap meningkatkan
aktivitasnya dengan mempertahankan prinsip efisiensi dan
produktivitas usaha. Sehubungan dengan itu maka kebijakan yang
dapat diambil untuk sektor ini adalah :
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
72
1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perumahan dan
pemukiman yang layak huni dan berkelanjutan;
2. Meningkatkan daya dukung infrastruktur dan kepastian jalan
akses menuju pusat-pusat produksi dan pemasaran;
3. Pengembangan sarana dan prasarana transportasi;
4. Pengembangan sarana dan prasarana perkotaan dan
perdesaan, perkantoran, perumahan dan pemukiman;
5. Meminimalisir segala hambatan kelancaran pembangunan fisik
di antaranya pembebasan lahan dan ketersediaan bahan baku;
6. Meminimalisir segala hambatan berbagai perizinan pendirian
bangunan dengan memperhatikan aspek lingkungan.
6.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pembangunan perdagangan merupakan salah satu
kegiatan bidang ekonomi yang mempunyai peran strategis dalam
upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi, pemetaan pendapatan,
penciptaan lapangan usaha. Dengan kata lain aktivitas perdagangan
sangat berperan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan
mempunyai multiplier effect yang ditimbulkan sangat besar. Beberapa
kebijakan yang dapat diberlakukan antara lain :
1. Penciptaan iklim usaha dan penyediaan tempat usaha serta
bantuan kredit lunak;
2. Mengurangi ijin pendirian pasar modern yang akan mematikan
pedagang kelas menengah dan bawah;
3. Merevitalisasi pasar-pasar tradisional agar mampu bersaing
dengan pasar modern;
4. Memperbaiki manajemen pengelolaan pasar tradisional
sehingga lebih profesional, bersih, rapi dan indah;
5. Mempromosikan hasil-hasil produksi dalam negeri;
6. Meningkatkan Kualitas SDM yang berkecimpung di bidang
Perdagangan, Hotel dan Restoran;
7. Mendorong terus kemajuan pada sektor-sektor ekonomi yang
memproduksi barang;
8. Meningkatkan kualitas pelayanan hotel melalui perbaikan
manajemen pelayanan, pendidikan dan keterampilan tenaga
kerja perhotelan;
9. Promosi pariwisata ke luar negeri dengan menjual kekayaan
budaya lokal dan keindahan alam Indonesia.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
73
6.3.7 Sektor Angkutan dan Komunikasi
Sektor Angkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan
positif, yang mana hal ini tidak terlepas dari fungsinya mengantarkan
barang dan orang. Semakin besar barang yang dihasilkan oleh sektor
pertanian, pertambangan dan industri pengolahan serta bangunan,
maka semakin besar pula mobillitas distribusi barang. Yang lebih
mengesankan adalah pertumbuhan subsektor komunikasi (meliputi
telepon seluler, bisnis internet, Media cetak dan elektronik, dan kantor
pos) Berkembangnya sektor pariwisata dapat menyebabkan
berkembangnya sektor ini dikarenakan perlunya sarana dan
prasarana pendukung guna memajukan sektor tersebut.
Kebijakan untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja
pada sektor ini diantaranya berkaitan dengan :
1. Perluasan jangkauan pelayanan pos dan telekomunikasi hingga
ke daerah terpencil;
2. Meningkatkan peran swasta/masyarakat sebagai mitra usaha di
bidang pos dan telekomunikasi dalam iklim persaingan investasi
yang kondusif;
3. Memfasilitasi angkutan umum di pedesaan;
4. Memperluas trayek jangkauan transportasi Sarbagita hingga
daerah kabupaten;
5. Meningkatkan sumber daya manusia, manajemen dan
operasional pelayanan angkutan.
6.3.8 Sektor Lembaga Keuangan, Sewa Bangunan, Jasa
Persewaan dan Jasa Perusahaan
Peran sektor ini dalam perekonomian memiliki fungsi yang
strategis. Walupun konstribusinya masih sangat kecil dalam
memberikan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja. Adapun
terganggunya fungsi lembaga keuangan (bank, Asuransi, Koperasi,
Pasar Modal, Dana Pensiun, Leasing) akan memberikan dampak
buruk terhadap sektor lain dan pada akhirnya merambat ke sektor
perekonomian pada umumnya. Yang pada gilirannya akan
menurunkan penyerapan kesempatan kerja. Untuk itu kebijakan yang
diterapkan dalam sektor ini akan sangat membantu terhadap
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
74
pertumbuhan sektor-sektor lainnya seperti sektor barang. Berikut
adalah beberapa kebijakan yang dapat ditempuh :
1. Regulasi kelembagaan untuk mengamankan kepentingan semua
pemangku kepentingan lembaga;
2. Mendorong lembaga ini untuk mendanai usaha-usaha yang
dijalankan dengan prinsip padat karya.
6.3.9 Sektor Pemerintah, Pertahanan & Jasa
Kemasyarakatan
Berkembangnya sektor-sektor yang ada menuntut
munculnya tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus. Dan hal ini
yang menjadikan nilai tambah bagi seorang tenaga kerja. Demikian
pula dengan sektor ini. Dimana cakupan yang sangat luas sehingga
memerlukan tenaga kerja dalam jumlah yang relatif banyak. Cakupan
dari lapangan usaha atau sektor ini adalah jasa pemerintah umum
dan pertahanan, jasa kemasyarakatan pemerintahan dan swasta
serta jasa perseorangan. Kesempatan kerja yang ada untuk tahun-
tahun mendatang terbilang cukup besar, dan hal ini diharapkan akan
terus bertambah besar. Mempersiapkan para tenaga kerja yang
kompeten diharapkan akan membuat tenaga kerja yang berada pada
sektor ini bertambah. Untuk pengembangan sektor jasa diperlukan
kebijakan antara lain:
1. Optimalisasi peran subsektor swasta dalam pengembangan
ekonomi Bali;
6.4 Rekomendasi Kebijakan Pelatihan Tenaga Kerja
Kebijakan pelatihan ini merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
meningkatkan keterampilan, keahlian, kompetensi tenaga kerja dan
produktivitas. Peningkatan kualitas tenaga kerja dilakukan melalui
pendidikan formal, pelatihan kerja dan pengembangan di tempat kerja
sebagai satu kesatuan sistem pengembangan SDM yang komprehensif dan
terpadu. Pelatihan kerja akan semakin penting perannya dalam peningkatan
kualitas tenaga kerja dimana dibutuhkan kemampuan dalam mengantisipasi
perubahan teknologi dan persyaratan kerja.
Dari perkiraan tambahan kesempatan kerja menurut status pekerjaan
utama, bahwa sebagai prioritas yang perlu diberikan pelatihan adalah
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
75
mereka yang akan berusaha sendiri, berusaha dengan dibantu dan
pekerja/buruh dengan pendidikan minimum SMTP dan maksimum SMTA
Umum. Sementara berusaha dengan buruh (Pengusaha) tidak perlu diberi
pelatihan, demikian juga mereka-mereka yang berpendidikan SMTA
Kejuruan diperkirakan sewaktu sekolah sudah mendapat pengetahuan
praktek sesuai dengan bidangnya dinilai sudah cukup, sedangkan yang
berpendidikan Diploma dan Universitas rata-rata memiliki kemampuan yang
cukup apabila ingin bekerja sebagai karyawan maupun berusaha.
Tabel 6.1
Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Tingkat Pendidikan
Tahun 2012-2016
STATUS PEKERJAAN UTAMA
TINGKAT PENDIDKAN
JUMLAH Maks. SD SMP
SMTA Umum
SMTA Kejuruan
Diploma Universitas
1. Brsh Sendiri tanpa bantuan (338) 48 303 311 96 260 681
2. Brsh dengan dibantu 23 (3) (20) (21) (7) (18) (46)
3. Brsh dengan buruh (1.424) 202 1.279 1.311 406 1.096 2.871
4. Pekerja /buruh /karyawan (100.649) 14.632 92.438 94.740 28.723 77.577 207.460
5. Pekerja Bebas di pertanian (115) (298) (1.886) (1.933) - - (4.232)
6. Pekerja Bebas di non pertanian
(33.589) 4.778 30.185 30.936 9.574 25.859 67.744
7. Pekerja tak dibayar 45.578 (6.483) (40.959) (41.978) (12.992) (35.089) (91.924)
JUMLAH (90.514)
12.875
81.341
83.366
25.801
69.685
182.554
Keterangan ( ) = minus
Berdasarkan perkiraan kesempatan kerja tahun 2012-2016, bahwa
yang perlu dilakukan pelatihan tentang :
a. Kewirausahaan (usaha sendiri tanpa bantuan dan dibantu) sebanyak 328
orang
b. Karyawan sebanyak 107.070 orang
Jumlah sasaran yang perlu dilatih pada tahun 2012 – 2016 adalah
sebanyak 107.398 orang.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
76
Tabel 6.2
Kapasitas Lembaga Latihan dan Instruktur Provinsi Bali Tahun 2011
NO PROVINSI, KABUPATEN/KOTA KAPASITAS PELATIHAN
KONDISI INSTRUKTUR PELATIHAN SAAT INI
1 Pusat - - 2 Kabupaten Jembrana 2.016 6 3 Kabupaten Tabanan 2.016 7
4 Kabupaten Badung - -
5 Kabupaten Gianyar - -
6 Kabupaten Klungkung - - 7 Kabupaten Bangli - -
8 Kabupaten Karang Asem 1.152 11
9 Kabupaten Buleleng 2.016 8
10 Kota Denpasar 2.016 26
Jumlah 9.216 58
Sumber : Kemnakertrans, Ditjen Lattas, Informasi Pelatihan dan Produktivitas 2011
Dengan melihat kebutuhan latihan pada tahun 2012-2016 seperti
yang tertera pada tabel 6.1 yang jumlahnya cukup besar, serta melihat
kapasitas lembaga latihan yang masih sedikit dibandingkan dengan jumlah
tenaga kerja yang harus dilatih, maka target kebutuhan latihan tersebut
semestinya terus ditingkatkan selama lima tahun mendatang. Peningkatan
jumlah peserta dan kapasitas lembaga pelatihan mengandung konsekuensi
terhadap peningkatan anggaran maupun instruktur.
Untuk mengurangi jumlah tenaga kerja yang harus dilatih maka
diperlukan penambahan jumlah SMK di masing-masing kabupaten/kota di
Provinsi Bali. Hal ini dimaksudkan agar siswa lulusan SMTP diarahkan untuk
melanjutkan ke SMK sehingga semakin banyak lulusan terampil yang siap
masuk pasar kerja.
Berikut akan diuraikan beberapa kebijakan yang berkaitan dengan
pelatihan yang fokus kepada kewirausahaan dan untuk menjadi
pekerja/buruh/karyawan
6.4.1 Pelatihan Berdasarkan Status Pekerjaan Utama
6.4.1.1 Berusaha Sendiri Tanpa Bantuan dan Berusaha dengan
Dibantu.
Dari perkiraan tambahan kesempatan kerja berdasar Tabel
6.1 terdapat 328 orang pada tahun 2012-2016 yang perlu
mendapatkan pelatihan dengan fokus kewirausahaan. Dengan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
77
banyaknya tenaga kerja yang perlu dilatih maka dibutuhkan pula
biaya besar yang harus dikeluarkan. Selain itu, jumlah lembaga
pelatihan, instruktur, serta daya tampung lembaga pelatihan itu
sendiri perlu ditambah mengingat besarnya tenaga kerja yang perlu
dilatih.
Program pelatihan yang potensial dikembangkan untuk
kelompok berusaha sendiri tanpa bantuan dan dibantu di antaranya :
a) Pelatihan cara bercocok tanam yang lebih efisien
b) Pelatihan budidaya perikanan dan peternakan
c) Pelatihan penggunaan alat-alat mesin pertanian
d) Pelatihan tata boga
e) Pelatihan tata busana
f) Pelatihan kerajinan tangan
g) Pelatihan pertukangan
h) Pelatihan meubel
i) Pelatihan elektronika
j) Pelatihan otomotif
k) Pelatihan potong rambut, dan lain-lain.
6.4.1.2 Pekerja/buruh/karyawan
Berdasarkan perkiraan tambahan kesempatan kerja seperti
pada tabel 6.1 diperkirakan akan terdapat tambahan sebanyak
107.070 orang pada tahun 2012-2016 yang perlu dilatih untuk
menjadi pekerja/buruh/karyawan, jumlah tersebut adalah mereka
yang berpendidikan SMTP dan SMTA umum.
Prioritas pelatihan yang bisa dikembangkan bagi mereka
yang akan menjadi pekerja/buruh/karyawan di antaranya:
a) Pelatihan otomotif
b) Pelatihan teknologi mekanik
c) Pelatihan elektronika
d) Pelatihan komputer, sekretaris
e) Pelatihan operator mesin
f) Pelatihan pembukuan/akuntansi
g) Pelatihan perhotelan, dan lain-lain.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
78
6.4.1.3 Pelatihan Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Selain prioritas pelatihan tersebut di atas, pelatihan yang
perlu dilakukan juga bisa didasarkan pada jenis pekerjaan yang akan
dimasuki pencari kerja. Dari beberapa jenis jabatan yang ada, dapat
kita bedakan jenis pelatihan prioritasnya agar pelatihannya lebih
terarah dan luarannya dapat diserap pasar kerja.
1) Pertanian
Di sektor pertanian, ada beberapa jenis pelatihan yang bisa
dikembangkan, misalnya :
a) Pelatihan peternak unggas
b) Pelatihan operator mesin pertanian dan kehutanan
c) Pelatihan pekerja pertanian, perkebunan, pembibitan, dan
peternakan
d) Pelatihan petani dan nelayan subsisten
2) Industri Manufaktur
Untuk sektor industri manufaktur sebisa mungkin disesuaikan
dengan potensi daerah dan jenis industri yang ada di daerah
masing-masing. Hal ini diperlukan agar jenis pelatihan yang
dilakukan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Beberapa jenis
pelatihan yang bisa dikembangkan, di antaranya :
a) Pelatihan pembuat roti, kue kering, dan kembang gula
b) Pelatihan tukang jahit, pembuat pakaian, dan pembuat topi
c) Pelatihan penyulam
d) Pelatihan tukang kayu dan meubel
e) Pelatihan operator mesin jahit
3) Keuangan
Di bidang keuangan, jenis pelatihan yang masih bisa
dikembangkan di antaranya :
a) Pelatihan tata usaha perkantoran
b) Pelatihan tata usaha akuntansi dan pembukuan
c) Pelatihan operator komputer dan mesin pengolah data
4) Jasa-jasa
Untuk sektor jasa, banyak pelatihan yang bisa dikembangkan,
karena sektor ini memang mengharuskan memiliki tingkat
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
79
keterampilan yang tinggi. Beberapa jenis pelatihan yang bisa
dikembangkan diantaranya :
a) Pelatihan montir kendaraan
b) Pelatihan pemangkas rambut, perias, dan perawat
kecantikan
c) Pelatihan pembantu dan pembersih rumah tangga
d) Pelatihan pengemudi mobil taksi
e) Pelatihan tukang jahit, pembuat pakaian, dan pembuat topi,
dan lain- lain.
5) Sektor lainnya
Untuk sektor lainnya, pelatihan yang bisa dikembangkan, untuk
menambah keterampilan tenaga kerja yang akan memasuki
pasar kerja di antaranya :
a) Pelatihan operator mesin forklift
b) Pelatihan pembuat kerangka bangunan
c) Pelatihan teknisi teknik sipil
d) Pelatihan teknisi teknik mesin
e) Pelatihan teknisi teknik listrik
f) Pelatihan juru masak
g) Pelatihan operator komputer dan mesin pengolah data
h) Pelatihan pelayan restoran dan bar
i) Pelatihan perakit peralatan listrik, dan lain-lain.
Dari uraian di atas, diperlukan strategi yang dapat mendukung
terlaksananya pelatihan yang terencana dan terarah. Strategi dimaksud
antara lain :
1) Adanya perencanaan pelatihan berdasarkan pada kebutuhan sektor,
jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan status pekerjaan;
2) Mendayagunakan seluruh potensi lembaga pelatihan baik yang
dikelola oleh pemerintah, swasta, dan perusahaan, serta
menambahkan atau membangun fasiltas BLK;
3) Memberikan pelatihan kepada angkatan kerja baru untuk
meningkatkan kualitasnya agar mampu mengisi kesempatan kerja
yang ada di dalam maupun luar negeri;
4) Membangun link and match antara program pendidikan dan program
pelatihan dengan dunia kerja;
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
80
6.5 Rekomendasi Kebijakan Penempatan Tenaga Kerja
Kebijakan penempatan tenaga kerja diarahkan untuk pengembangan
pasar kerja, penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri, pengembangan
kesempatan kerja serta pengendalian penggunaan tenaga kerja asing.
Keempat kebijakan tersebut dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan di
bidang ketenagakerjaan yaitu penganggur dan setengah penganggur.
Pendekatan yang digunakan untuk memformulasikan kebijakan
penempatan tenaga kerja dalam PTK Daerah Tahun 2012-2016 ini adalah
dengan cara menentukan target utama penempatan tenaga kerja
berdasarkan jenis status pekerjaan dan lapangan usaha (sektor).
Adapun ketiga jenis status pekerjaan yang menjadi target utama
penempatan tenaga kerja pada Tahun 2012-2016 adalah kesempatan kerja
dengan status Berusaha Sendiri Tanpa Bantuan. Berusaha Dengan Dibantu,
dan Pekerja/Buruh/Karyawan. Dasar pertimbangan penetapan kesempatan
kerja dengan status Berusaha Sendiri Tanpa bantuan serta Berusaha
Dengan Dibantu sebagai target utama penempatan tenaga kerja pada tahun
2012-1016 adalah karena kedua jenis status pekerjaan tersebut merupakan
bentuk dari kewirausahaan sehingga menciptakan banyak kesempatan kerja
baru. Sedangkan, dasar pertimbangan penetapan kesempatan kerja dengan
status Pekerja/Buruh/Karyawan sebagai salah satu target utama
penempatan tenaga kerja pada tahun 2012-2016 adalah karena pekerjaan ini
merupakan jenis pekerjaan yang bersifat formal. Seperti kita ketahui bersama
bahwa penciptaan kesempatan kerja formal dalam jumlah yang banyak
merupakan salah satu sasaran pembangunan ketenagakerjaan nasional. Hal
ini disebabkan pekerja sektor formal merupakan pekerja yang bekerja pada
segala jenis pekerjaan yang mendapakan perlindungan Negara,
menghasilkan pendapatan yang tetap, dengan tempat kerja yang memiliki
keamanan kerja (job security), serta dengan status permanen pada unit
usaha atau lembaga yang berbadan hukum.
Kelima lapangan usaha yang menjadi sektor prioritas dan ditetapkan
sebagai target utama penempatan tenaga kerja pada tahun 2012-2016
adalah sektor industri, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor
keuangan dan sektor jasa. Sektor industri pengolahan dan jasa adalah
sektor prioritas di Balai dikarenakan merupakan salah satu fokus koridor
ekonomi sehingga diharapkan kesempatan kerjanya meningkat dalam lima
tahun kedepan. Berdasarkan proyeksi, diperkirakan akan terdapat tambahan
kesempatan kerja sebanyak 182 ribu orang pada tahun 2012-2016 (lihat
tabel 6.1). Berdasarkan Status Pekerjaan Utama, tambahan kesempatan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
81
kerja terbesar selama lima tahun tersebut adalah untuk
Pekerja/Buruh/Karyawan. Sedangkan berdasarkan lapangan usaha utama,
tambahan kesempatan kerja terbesar selama lima tahun tersebut adalah
terdapat pada sektor jasa.
Tabel 6.3
Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Lapangan Usaha
Tahun 2012-2016 (Dalam Ribu)
Status Pekerjaan Lapangan Usaha
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Brsh Sendiri tanpa
bantuan (781) 4 189 2 43 286 7 58 872 681
2. Brsh Dengan Dibantu 53 (0) (13) (0) (3) (19) (0) (4) (59) (46)
3. Brsh. Dengan Buruh (3.291) 18 797 10 181 1.205 30 246 3.675 2.871
4. Pekerja/Buruh/karyawan (237.819) 1.288 57.598 718 13.063 87.070 2.203 17.777 265.563 207.460
5. Pkj. Bebas di Pertanian (4.232) - - - - - - - - (4.232)
6. Pkj. Bebas di Non Pertanian
- 196 8.763 109 1.987 13.247 335 2.705 40.402 67.744
7. Pekerja tak dibayar 105.376 (571) (25.521) (318) (5.788) (38.580) (976) (7.877) (117.669) (91.924)
Jumlah (140.694) 935 41.813 521 9.483 63.208 1.599 12.905 192.784 182.554
Sumber : Data diolah
Untuk kesempatan kerja dengan status Berusaha Sendiri Tanpa
Bantuan pada tahun 2012-2016 ditargetkan bertambah sebanyak 681 orang
Di lapangan usaha Industri, untuk status ini ditargetkan bertambah sebanyak
189 orang pada tahun 2012-2016. Di lapangan usaha Bangunan, untuk
status ini ditargetkan bertambah sebanyak 43 orang pada tahun 2012-2016.
Di lapangan usaha Keuangan, untuk status ini ditargetkan bertambah
sebanyak 58 orang pada tahun 2012-2016. Di lapangan usaha
Perdagangan, untuk status ini ditargetkan bertambah sebanyak 286 orang
pada tahun 2012-2016 sedangkan Di lapangan usaha Jasa, untuk status ini
ditargetkan bertambah sebanyak 872 orang pada tahun 2012-2016.
Untuk kesempatan kerja dengan status Berusaha Dengan Dibantu
pada tahun 2012-2016 diperkirakan akan berkurang sebanyak 46 orang.
Untuk kesempatan kerja dengan status Pekerja/Buruh/Karyawan pada tahun
2012-2016 ditargetkan bertambah sebanyak 207 ribu orang. Di semua
lapangan usaha mengalami kenaikan, untuk lapangan usaha industri
pengolahan, untuk status berusaha dengan dibantu diperkirakan akan terjadi
penambahan kesempatan kerja sebanyak 797 orang pada tahun 2012-2016.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
82
Di lapangan usaha Bangunan, untuk status ini ditargetkan bertambah
sebanyak 181 orang pada tahun 2012-2016. Dilapangan usaha Keuangan,
untuk status ini ditargetkan bertambah sebanyak 246 orang pada tahun
2012-2016. Untuk perdagangan bertambah sebanyak 1.205 orang.
Sedangkan, di lapangan usaha jasa, untuk status Pekerja/Buruh/Karyawan
ditargetkan bertambah sebanyak 265 ribu orang pada tahun 2012-2016.
Tabel 6.4 KONDISI PENGANTAR KERJA
NO PROVINSI, KABUPATEN/KOTA KONDISI PENGANTAR
KERJA SAAT INI
1 Provinsi 10 2 Kabupaten Jembrana - 3 Kabupaten Tabanan - 4 Kabupaten Badung 1 5 Kabupaten Gianyar - 6 Kabupaten Klungkung - 7 Kabupaten Bangli - 8 Kabupaten Karang Asem - 9 Kabupaten Buleleng -
10 Kota Denpasar 2 Jumlah 13
Sumber : Disnakertrans Provinsi Bali
Idealnya masing-masing Kabupaten memiliki 6 orang Pengantar
Kerja sehingga jumlah Pengantar Kerja yang dibutuhkan seluruhnya untuk di
Provinsi Bali berjumlah 54 orang, dengan kondisi Pengantar Kerja seperti
ditunjukan oleh tabel diatas maka jumlah Pengantar Kerja mengalami
kekurangan sebanyak 44 orang dengan demikian diharapkan Pengantar
Kerja pada Tahun 2016 telah terpenuhi kebutuhan tersebut dengan
melaksanakan perekrutan Pengantar Kerja di Provinsi Bali.
Kebijakan, strategis dan program penempatan tenaga kerja yang
perlu dilakukan adalah :
1. Kebijakan Penciptaan Pasar Kerja yang Luwes Melalui Penyempurnaan
Peraturan Perundang-Undangan;
2. Konsolidasi Program Perluasan Kesempatan Kerja;
3. Peningkatan Kualitas Pelayanan Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
83
4. Peningkatan Kualitas Pusat-Pusat Pelayanan Informasi
Ketenagakerjaan;
5. Kebijakan Pendukung Lainnya :
a. Pengembangan pusat-pusat informasi ketenagakerjaan;
b. Pengembangan kualitas dan sistem informasi pasar kerja, bursa
kerja dan sistem perluasan kesempatan kerja;
c. Penyusunan rencana tenaga kerja sebagai acuan dalam
penyusunan kebijakan strategis dan program yang ramah
ketenagakerjaan.
6.6 Rekomendasi Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja
Dalam pembangunan bidang ketenagakerjaan, tenaga kerja
merupakan pelaku utama sekaligus tujuan pembangunan ketenagakerjaan.
Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional ini semakin
meningkat begitu pula dengan berbagai tantangan dan resiko yang
dihadapinya. Untuk itu kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan,
pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan sehingga pada gilirannya akan
dapat meningkatkan produktivitas.
Selain itu kebijakan perlindungan tenaga kerja ditujukan untuk
menciptakan suasana kerja yang harmonis melalui peningkatan pelaksanaan
fungsi dan peran sarana hubungan industrial bagi proses produksi barang
dan jasa. Dengan demikian kebijakan perlindungan tenaga kerja ini berguna
baik pada tenaga kerja itu sendiri maupun bagi para pelaku usaha dan
lainnya sehingga mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif,
menimbulkan semangat bekerja dan berusaha, meningkatkan produktivitas
dan kesejahteraan pekerja, pengusaha serta berbagai pihak terkait. Dengan
upaya ini pada akhirnya juga berpotensi membuka berbagai peluang
berusaha dan berinvestasi menciptakan perluasan kesempatan kerja baru.
6.6.1 Pengawas Ketenagakerjaan
Bentuk perlindungan pemeliharaan dan peningkatan
kesejahteraan dimaksud diselenggarakan dalam bentuk pengawasan
ketenagakerjaan, penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan
program jaminan sosial tenaga kerja. Bentuk perlindungan ini berlaku
umum untuk seluruh kegiatan yang menyangkut upaya produksi yang
melibatkan bidang ketenagakerjaan baik formal maupun informal,
untuk kelas industri berskala besar, menengah, kecil bahkan makro
dan perorangan atau tidak dapat diklasifikasikan sekalipun. Hanya
saja untuk proses pengukuran dan perencanaan perlindungan yang
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
84
berstruktur dan sistematis perlu ada landasan berupa data tempat
usaha/perusahaan.
Dalam bidang ketenagakerjaan perusahaan adalah setiap
bentuk usaha yang berbadan hokum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara yang memperkerjakan pekerja/buruh
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. Pada tahun
2011 terdapat 4.723 perusahaan yang telah melapor. Selama lima
tahun kedepan diharapkan jumlah perusahaan yang melaporkan
perusahaannya makin meningkat.
Tabel 6.5 Perusahaan, Tenaga Kerja dan Pegawai Pengawas
NO PROVINSI,
KABUPATEN/KOTA JUMLAH
PERUSAHAAN
KONDISI PENGAWAS SAAT INI
PERKIRAAN KEBUTUHAN PENGAWAS
JUMLAH
PERUSAHAAN YG DIAWASI PER BULAN
PER PENGAWAS
JUMLAH KEKURANGAN
PENGAWAS JUMLAH
PERUSAHAAN YG DIAWASI PER BULAN
PER PENGAWAS
1 Provinsi - 13 - - - - 2 Kabupaten Jembrana 122 1 10 1 2 5 3 Kabupaten Tabanan 67 1 6 - 1 5 4 Kabupaten Badung 3.663 9 34 52 61 5 5 Kabupaten Gianyar 52 1 4 - 1 5
6 Kabupaten Klungkung - - - - - - 7 Kabupaten Bangli 316 - - 5 5 5 8 Kabupaten Karang Asem 42 1 4 - 1 5 9 Kabupaten Buleleng 309 1 26 4 5 5
10 Kota Denpasar 152 2 6 1 3 5
Jumlah 4.723 29 14 63 79 5
Sumber : Disnakertrans Provinsi Bali
Dalam mendukung peningkatan kualitas dan kualitas
pelaporan serta sosialisasi tersebut sangat dibutuhkan pengawas
ketenagakerjaan yang memadai, sementara jumlahnya masih sangat
minim dibandingkan jumlah perusahaan maupun jumlah tenaga kerja
yang ada. Untuk itu jumlah pengawas ketenagakerjaan harus
bertambah dari yang ada sekarang 29 orang menjadi 79 orang
pengawas, dengan demikian setiap pengawas ketenagakerjaan
mampu mengawasi 5 perusahaan tiap bulan.
Untuk mempercepat penambahan pengawas
ketenagakerjaan perlu dilakukan :
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
85
1. Pembiayaan bersama (sharing) antara pemerintah pusat dan
daerah. Hal ini karena bidang ketenagakerjaan merupakan
bagian dari kewenangan/urusan wajib setiap tingkat
pemerintahan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan
pelayanan dasar pada masyarakat sebagaimana diatur dalam PP
Nomor 38 Tahun 2007;
2. Pelatihan Jarak Jauh (distance training) untuk materi dan teori,
praktek di kelas maupun dilapangan;
3. Pengadaan Pengawas Ketenagakerjaan oleh Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali
6.6.2 Perselisihan Hubungan Industrial dan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
Perlindungan tenaga kerja tidak hanya berkaitan dengan
pengawasan norma ketenagakerjaan sebagaimana tersebut diatas
tetapi juga menyangkut penyelesaian perselisihan hubungan
industrial. Untuk penyelesaian yang bersifat antisipatif telah
diundangkan berbagai peraturan yang mengatur perangkat hubungan
industrial ini yaitu minimal adanya peraturan perusahaan (PP) atau
lebih baik lagi jika ada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dapat
menjadi acuan bersama bagi pekerja dan pemberi kerja/pengusaha.
Selain itu sebagaimana aturan yang berlaku secara internasional
perlu dibentuk Serikat Pekerja (SP) yang menjamin kebebasan
berpendapat bagi pekerja. Perangkat Hubungan Industrial yang
terutama adalah adanya Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit yang
menguntungkan kedua belah pihak.
Jumlah Perusahaan yang memiliki PP dan PKB diharapkan
terus meningkat, sehingga pada rentang tahun 2012-2016 jumlah
perusahaan yang memiliki PP sebanyak 600 Perusahaan. Sedangkan
jumlah perusahaan yang memiliki PKB ditargetkan sebanyak 120
perusahaan pada tahun 2012-2016. Kebijakan yang dapat dilakukan
adalah melalui sosialisasi dan perusahaan yang bermasalah dihimbau
segera menyusun PP dan PKB.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
86
Tabel 6.6 Perangkat Hubungan Industrial
NO PROVINSI,
KABUPATEN/KOTA JUMLAH
PERUSAHAAN
KONDISI MEDIATOR SAAT INI
PERKIRAAN KEBUTUHAN MEDIATOR
JUMLAH
PERUSAHAAN YG DIBINA PER BULAN
PER MEDIATOR
KEKURANGAN JUMLAH
MEDIATOR JUMLAH
PERUSAHAAN YG DIBINA PER BULAN
PER MEDIATOR
1 Provinsi - 6 - - - -
2 Kabupaten Jembrana 122 - - 1 1 8
3 Kabupaten Tabanan 67 3 2 - 3 8
4 Kabupaten Badung 3.663 1 305 37 38 8
5 Kabupaten Gianyar 52 - - 1 1 8
6 Kabupaten Klungkung - 1 - - 1 -
7 Kabupaten Bangli 316 - - 3 3 8
8 Kabupaten Karang Asem 42 2 2 - 2 8
9 Kabupaten Buleleng 309 1 26 2 3 8
10 Kota Denpasar 152 4 3 - 4 8
Jumlah (Kec. Provinsi) 4.723 12 33 44 56 8
Sumber : Disnakertrans Provinsi Bali
Dalam hal penyelesaian perselisihan hubungan industrial
langkah terbaik adalah dialog antar pekerja dan pengusaha dalam
penyelesaian yang menguntungkan kedua belah pihak (win-win
solution). Untuk itu seharusnya pekerja memiliki kebebasan
berpendapat yang disalurkan secara terarah dan pada jalurnya
melalui Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Dengan demikian upaya
perlindungan tetap menitikberatkan pada upaya preventif sebelum
terjadinya kasus-kasus yang harus diselesaikan secara hukum. Untuk
itu jumlah Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang dicatat berdasarkan
Kepmen. Nomor 16 Tahun 2001 diharapkan semakin meningkat
sehingga pada tahun 2012-2016 menjadi 350 Serikat Pekerja/Serikat
Buruh.
Kerjasama yang baik antara pekerja dan pengusaha akan
menimbulkan ketenangan bekerja bagi pekerja karena yakin hak -
haknya akan dijamin sesuai dengan kontribusinya. Pengusahapun
akan memetik keuntungan dengan peningkatan produktivitas dan
terciptanya budaya kerja yang baik. Untuk itu dari keseluruhan
perangkat hubungan industrial berupa adanya PP, PKB maupun SP
dan tenaga mediator maka yang terbaik adalah keberadaan
perangkat hubungan industrial berupa Lembaga Kerjasama (LKS)
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
87
Bipatit yang berfungsi sesuai seharusnya. LKS Bipartit yang berfungsi
baik akan meminimalisir peran pemerintah melalui LKS Tripartit.
Dengan sosialisasi dan penekanan pelaksanaan peraturan
perundangan yang berlaku maka pembentukan LKS Bipartit ini
diharapkan semakin meningkat sehingga ditargetkan pada tahun
2012-1016 menjadi 400 perusahaan yang memiliki LKS Bipartit.
Tidak dapat dipungkiri bahwa telah diupayakan adanya
peningkatan hubungan industrial yang memadai tetapi sangat
dimungkinkan terjadi perselisihanhubungan industrial apalagi
berbagai perangkat tersebut diatas dari segi jumlah masih jauh dari
kebutuhan. Hal ini terutama agar perselisihan tersebut tidak perlu
masuk ke ranah hukum yang pada akhirnya cenderung merugikan
kedua belah pihak dari segi biaya, waktu tingkat kerepotan yang
ditimbulkan, citra buruk, rusaknya hubungan baik hingga berbagai
kerugian non materiil lainnya. Untuk itu diperlukan banyak tenaga
mediator yang kompeten dalam rangka memediasi perselisihan yang
timbul. Dengan demikian pada tahun 2012-2016 ditargetkan
sedikitnya bertambah 18 orang sehingga 49 orang mediator.
Perlindungan tenaga kerja erat kaitannya dengan
pemenuhan jaminan sosial terhadap tenaga kerja dan juga bagi
keluarganya. Pekerja dan keluarganya yang hidup sejahtera inilah
yang hakekatnya menjadi tujuan dari konstitusi. Negara diwajibkan
menyediakan pekerjaan yang (berpenghasilan) layak bagi tiap-tiap
warga negaranya. Dengan demikian, masyarakat yang sejahtera
dapat terwujud. Perwujudan ini melalui jalur yang memang
seharusnya, yaitu bukan dari serangkaian program subsidi dan
bantuan namun disisi lain mengesampingkan hak-hak pekerja yang
telah bekerja keras bagi peningkatan kesejahteraan diri dan
keluarganya. Pada kenyataannya, tenaga kerja memang relatif
mempunyai kedudukan yang lebih lemah sehingga tanggungjawab
utama dalam perlindungan dan kesejahteraan pekerja ini berada
ditangan pengusaha, selain tenaga kerja yang juga turut berperan
aktif dalam pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja ini.
Adanya program jaminan sosial ini berkenaan dengan
pemeliharaan kesejahteraan pada saat tenaga kerja kehilangan
sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya
resiko-resiko sosial seperti kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia,
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
88
dan hari tua. Jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa
aspek, antara lain :
1. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan
hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya;
2. Memberi penghargaan kepada tenaga kerja yang telah
menyumbang tenaga dan pikiran kepada perusahaan tempat
mereka bekerja.
Tabel 6.7
Upah Minimum Provinsi Bali dan Kebutuhan Hidup Layak Tahun 2011
Tahun UMP KHL UMP/KHL
2011 1.410.000 1.800.000 78,33%
2012 1.450.000 1.800.000 80,56%
Sumber : Disduknakertrans Prov. Bali
Untuk meningkatkan daya beli buruh/karayawan, UMP
setiap tahun harus ditinjau dan ditingkatkan. Peningkatan ini harus
lebih tinggi dari peningkatan inflasi yang ada sehingga UMP yang
ditetapkan akan meningkat persentasenya bila dibandingkan dengan
KHL. Besarnya UMP Bali tahun 2012 sebesar Rp. 1.450.00,-
meningkat sebesar 2,23 persen dibandingkan tahun 2011 yang
besarnya Rp. 1.410.000,-. Besaran UMP ini jika dibandingkan dengan
kebutuhan hidup layak (KHL) di Provinsi Bali baru mencapai 80,56
persen. Diharapkan proporsi UMP terhadap KHL ini terus meningkat
setiap tahunnya sehingga kesejahteraan buruh/karyawan juga ikut
meningkat.
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali 2012-2016
89
PENUTUP
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016
merupakan dasar acuan perencanaan pembangunan ketenagakerjaan
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun ke depan yang berbasis
pendayagunaan tenaga kerja melalui pengendalian tambahan angkatan
kerja baru, penciptaan kesempatan kerja sektoral, serta perencanaan
pelatihan, penempatan tenaga kerja, hubungan industrial dan jamsostek
serta pengawasan ketenagakerjaan. Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi ini
merupakan dasar penyusunan kebijakan, strategi, dan program
pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan secara nasional
sebagaimana diamanatkan Pasal 7 Ayat (3) Undang-Undang No.13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan.
Dokumen ini dirancang untuk mampu mengakomodir kemungkinan
terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali ini dapat direview
secara berkala untuk menyelaraskan berbagai kebijakan dan program yang
ada terhadap perubahan dan perkembangan baru, sehingga tetap relevan
dengan kebutuhan pembangunan ketenagakerjaan Provinsi Bali saat itu.
Akhirnya, perlu digaris bawahi bahwa keberhasilan melaksanaan
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali ini akan sangat bergantung pada
Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali 2012-2016
90
komitmen, integritas dan dedikasi seluruh stakeholders (pihak terkait),
sehingga tujuan pembangunan ketenagakerjaan yaitu untuk pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya dalam rangka meningkatkan harkat, martabat dan harga diri
tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan
merata baik materil maupun spiritual dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2008-2011, Keadaan Angkatan Kerja di
Indonesia, Jakarta.
Bappenas dan Badan Pusat Statistik, Projecting Labor Force Participation Rates 1986-2000, Development Studies Project, Jakarta.
Bappenas dan UNSFIR, (2002), Indonesia 2020: Long Term Issues and Priorities, Jakarta.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I, (2009), Rencana Tenaga Kerja Nasional Tahun 2010-2014, Jakarta.
Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemnakertrans R.I, (2011), Buku Informasi Pengawasan Pelatihan dan Produktivitas Tahun 2011, Jakarta.
Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Depnakertrans RI, (2009), Profil Pengawasan Ketenagakerjaan Tahun 2009, Jakarta.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I, (2011), Perencanaan Tenaga Kerja Nasional Tahun 2012-2013, Jakarta.
Universitas Indonesia dan Bappenas, (1992), Model Terpadu Perencanaan Sumber Daya Manusia Nasional, UI dan Bappenas, Jakarta.
Universitas Indonesia dan Bappenas, (1992), Studi Pengembangan Sistem dan Kebijaksanaan Sumber Daya Manusia, UI dan Bappenas, Jakarta.