perencanaan tenaga kerja provinsi...

109
PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI BALI TAHUN 2012-2016 Kerjasama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I Dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Provinsi Bali Tahun 2012 PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI BALI TAHUN 2012-2016 ISBN : 978-602-7536-10-4

Upload: dinhnguyet

Post on 07-Apr-2019

268 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PER

ENC

AN

AA

N TEN

AG

A K

ERJA

PR

OV

INSI B

ALI TA

HU

N 2

01

2-2

01

6 Kerjasama

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I

Dengan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pemerintah Provinsi Bali

Tahun 2012

PERENCANAAN TENAGA KERJA

PROVINSI BALITAHUN 2012-2016

ISBN : 978-602-7536-10-4

PERENCANAAN TENAGA KERJA

PROVINSI BALITAHUN 2012-2016

RYA MA UK KI TT IR TA AK MA AM

Kerjasama

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I

Dengan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pemerintah Provinsi Bali

Tahun 2012

ISBN : 978-602-7536-10-4

PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI BALI TAHUN 2012-2016

Diterbitkan oleh :

Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

Sekretariat Jenderal

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Jln. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta Selatan 12950

Telepon : 021-5270944

Fax : 021-5270944

Website : http://pusatptk.depnakertrans.go.id

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

iii

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA

Dalam rangka pelaksanaan amanat pasal 7 Undang – Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Jo. Peraturan Pemerintah

Nomor 15 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh Informasi

Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga

Kerja, bahwa perencanaan tenaga kerja baik dalam lingkup kewilayahan

(nasional, provinsi dan kabupaten/kota) maupun lingkup sektoral/sub

sektoral (sektoral/sub sektoral nasional, sektoral/sub sektoral provinsi,

sektoral/sub sektoral kabupaten/kota), dijadikan acuan dan pedoman dalam

pembangunan ketenagakerjaan ditingkat Nasional, Provinsi,

Kabupaten/Kota, Sektoral/Sub Sektoral Provinsi, dan Sektoral/Sub Sektoral

Kabupaten/Kota. Sebagai pelaksanaan kedua peraturan tersebut dituangkan

dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor :PER.

16/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja Makro.

Masalah utama ketenagakerjaan diantaranya adalah besarnya

pengangguran terbuka, jumlah setengah penganggur yang sangat besar,

serta masalah lain seperti rendahnya kualitas angkatan kerja, rendahnya

produktivitas kerja, dan rendahnya kesejahteraan pekerja, sehingga bersifat

multi dimensional antara berbagai faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor

lainnya. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang komprehensif dan multi

dimensi. Untuk itu maka diperlukan suatu perencanaan tenaga kerja yang

dapat dijadikan acuan oleh seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Bali.

Dengan tersusunnya Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun

2012-2016, maka dasar pembangunan yang berpihak pada penciptaan

perluasan kesempatan kerja (pro job) sudah semakin jelas dan terarah,

khususnya dalam menghadapi masalah pengangguran, penciptaan

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

iv

kesempatan kerja, peningkatan produktivitas dan kesejahteraan pekerja.

Namun demikian, mengingat permasalahan ketenagakerjaan merupakan

permasalahan bersama, maka diperlukan upaya kolektif dari seluruh

pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada di Provinsi Bali. Untuk itu

dalam penyusunan kebijakan, strategi dan program pembangunan

ketenagakerjaan yang berkesinambungan maka pemerintah daerah harus

berpedoman pada Perencanaan Tenaga Kerja untuk mengatasi

permasalahan ketenagakerjaan yang ada di Provinsi Bali.

Akhirnya kami menyambut gembira dan memberikan penghargaan

yang setinggi – tingginya kepada Pemerintah Provinsi Bali atas tersusunnya

buku Perencanaan Tenaga Kerja ini.

Jakarta, Juni 2012

Kepala Pusat Perencanaan Tenaga Kerja,

SYARIFUDDIN SINAGA, SH NIP 19561118 197703 1 001

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

v

KATA PENGANTAR

Kepala Dinas Tenaga Kerja dam Transmigrasi

Prov. Bali

Pertambahan Penduduk di daerah Bali sangat pesat, tahun

2011 ini mencapai hampir 4 juta jiwa, pertambahan ini sebagian besar

diakibatkan derasnya urban dari daerah luar Bali yang tidak bisa

dibatasi, karena persaingan makin ketat dengan berbagai

kepentingan menimbulkan semakin ketat pula persaingan dalam

memperebutkan peluang kerja yang diminati yang pada akhirnya

sering menimbulkan permasalahan sosial, meningkatnya tindak

kejahatan. Selama ini permasalahan ketenagakerjaaan di Provinsi

Bali perlu mendapat perhatian dan penanganan yang serius dan

dipikirkan rencana dan solusi terbaik bagi kita sebagai penduduk Bali.

Buku Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali (PTKP Bali

Tahun 2011-2016) merupakan evaluasi dan penyesuaian serta

dimaksudkan sebagai sumber informasi dan acuan dalam menyusun

kebijakan dan program ketenagakerjaan untuk meningkatkan

kesejahteraan tenaga kerja sesuai amanat Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Dengan disusunnya buku PTKP Bali maka diharapkan

pembangunan di bidang ketenagakerjaan semakin jelas dan

terarah, khususnya dalam menghadapi masalah pengangguran,

penciptaan kesempatan kerja, peningkatan produktivitas dan

kesejahteraan tenaga kerja.

Mengingat masalah ketenagakerjaan di daerah Bali

khususnya pengangguran bukan hanya masalah Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi saja melainkan juga merupakan kepentingan

instansi pemerintah lain, maka dukungan melalui produk hukum,

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

vi

kebijakan dan program nyata diharapkan yang diarahkan pada

perluasan kesempatan kerja.

Kami menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan

dalam penyusunan buku ini, yang diakibatkan berbagai keterbatasan

yang ada. Untuk itu, kami mengharapkan saran konstruktif dari

pembaca dan seluruh pihak yang terkait guna penyempurnaan di

masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan buku

PTKP Bali Tahun 2011- 2016 ini. Semoga bermanfaat dan dapat kita

gunakan sebaik-baiknya sebagai acuan dalam pembangunan

ketenagakerjaan khususnya di daerah Bali dalam rangka mencapai

tujuan Bali yang Mandiri, Aman dan Sejahtera (Bali Mandara).

Denpasar, 26 Nopember 2012

Kepala Dinas

Tenaga Kerja dam Transmigrasi Prov. Bali

Selaku Ketua Tim PTK Prov. Bali,

( I. Wayan Swasta, SH )

Pembina Utama Muda

NIP : 19570520 198603 1 014

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

vii

RINGKASAN EKSEKUTIF

(EXECUTIVE SUMMARY)

Penduduk Usia Kerja (PUK) menurut Golongan Umur di Provinsi Bali

pada 3 periode tahun 2008-2011 bertambah sebanyak 256.409 orang yakni

dari 2,69 juta orang pada tahun 2008 menjadi 2,96 juta orang pada tahun

2011. Demikian juga dengan Angkatan Kerja (AK) menurut Golongan Umur

di Provinsi Bali terdapat penambahan sebanyak 157.980 orang pada

periode tahun tersebut. Pada tahun 2008 jumlah AK sebanyak 2,09 juta

orang dan pada tahun 2011 meningkat menjadi sebanyak 2,26 juta orang.

Dari data tersebut terjadi penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) pada tahun 2008-2011 yakni dari yang sebesar 77,86 persen

menurun menjadi sebesar 76,45 persen.

Kualitas PUK dan AK pada tahun 2008-2011 masih didominasi yang

berpendidikan rendah walaupun PUK menurut Pendidikan di Provinsi Bali

telah mengalami penurunan tingkat pertumbuhan dengan rata-rata

pertumbuhan minus 0,25%. Untuk angkatan kerja yang berpendidikan

Maksimum SD pada tahun 2008 sebanyak 980.619, menurun menjadi

929.995 pada tahun 2011. Sedangkan PUK untuk yang berpendidikan

SMTP keatas jumlahnya mengalami kenaikan. Pada periode 2008-2011

jumlah kenaikan terbanyak terdapat pada tingkat pendidikan SMTA

Kejuruan dan Universitas yakni masing-masing sebesar 14,68 persen dan

13,60 persen. Begitu juga dengan Angkatan Kerja Menurut Tingkat

Pendidikan SMTA Kejuruan penambahannya merupakan yang terbanyak.

Pada tahun 2008 jumlah AK yang berpendidikan SMTA Kejuruan sebanyak

162.307 orang meningkat menjadi sebanyak 242.619 orang pada tahun

2011.

Jumlah penduduk yang bekerja pada periode 2008-2011 bertambah

sebanyak 175.144 orang. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR)

masih merupakan salah satu penyerap tenaga kerja terbesar yaitu sebanyak

114.709 orang. Sektor Jasa menyerap tenaga kerja sebanyak 131.230

orang pada tahun 2008 sebesar 260.056 orang meningkat menjadi 391.376

orang pada tahun 2011. Dan sektor industri pengolahan mampu menyerap

tenaga kerja sebanyak 26.801 orang pada tahun 2008-2011. Pada tahun

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

viii

2008, penduduk yang bekerja di sektor formal sebanyak 647.873 orang (

32%), meningkat pada tahun 2011 menjadi 960.687 orang (44%). Pada

tahun 2008-2011, jumlah yang bekerja penuh mengalami kenaikan

sebanyak 298.536 orang yakni dari 1.365.405 orang pada tahun 2008

meningkat menjadi 1.663.941 orang pada tahun 2011. Sementara itu,

jumlah penganggur juga mengalami penurunan sebanyak 17.164 orang,

dimana pada tahun 2008 sebanyak 69.548 orang menurun menjadi 52.384

orang pada tahun 2011.

Berdasar hasil perkiraan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali

(PTKP Bali) Tahun 2012-2016 menunjukkan bahwa jumlah PUK dan AK

pada periode tersebut diperkirakan bertambah berturut-turut sebanyak 177

ribu orang dan 179 ribu orang. Secara kualitas, PUK dan AK pada periode

2012-2016 diperkirakan masih didominasi oleh yang berpendidikan

Maksimum SD. Jumlah PUK pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 1,2

juta orang, menurun menjadi sebanyak 1,1 juta orang pada tahun 2016.

Jumlah AK, pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 907 ribu orang,

menurun menjadi 818 ribu orang pada tahun 2016. Dari tambahan jumlah

PUK dan AK pada periode 2012-2016, tingkat pendidikan SMTA Kejuruan

diperkirakan memiliki jumlah tambahan terbanyak. Jumlah PUK dengan

tingkat pendidikan SMTA Kejuruan diperkirakan bertambah sebanyak 87

ribu orang dan jumlah penambahan AK-nya diperkirakan bertambah

sebanyak 82 ribu orang.

Perekonomian Indonesia pada tahun 2012-2016 diperkirakan

mampu tumbuh sebesar 7,66 persen. Pertumbuhan ekonomi yang positif

tersebut diperkirakan akan mendorong penciptaan kesempatan kerja,

sehingga jumlah kesempatan kerja pada tahun 2012-2016 diperkirakan akan

bertambah sebanyak 182 ribu orang dari 2.224.912 orang menjadi

2.407.466 orang pada tahun 2016. Peningkatan penciptaan kesempatan

kerja ini juga berdampak positif terhadap penurunan tingkat dan jumlah

pengangguran terbuka. Pada tahun 2012, Tingkat Penganggur Terbuka

(TPT) diperkirakan menurun menjadi 2,30 persen atau sebanyak 52 ribu

orang. Sedangkan pada tahun 2016, Tingkat Penganggur Terbuka (TPT)

diperkirakan juga menurun menjadi 2,01 persen atau sebanyak 49 ribu

orang.

Agar angkatan kerja yang ada bisa dimanfaatkan secara optimal dan

mempunyai kemampuan, maka diperlukan kebijakan, program dan strategi

yang sesuai dengan perkiraan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

ix

Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi pendayagunaan tenaga kerja,

pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan

kesejahteraan pekerja. Kebijakan pendayagunaan tenaga kerja diantaranya

di bidang pelatihan yang difokuskan pada dua jenis pelatihan, yaitu

kewirausahaan untuk mengisi kesempatan kerja dengan status berusaha

sendiri tanpa bantuan serta berusaha dengan dibantu dan

pekerja/buruh/karyawan. Jumlah angkatan kerja yang perlu dilatih pada

tahun 2012-2016 dengan fokus kewirausahaan diperkirakan adalah

sebanyak 328 orang. Untuk menjadi pekerja/buruh/karyawan sebanyak 107

ribu orang. Di bidang penempatan tenaga kerja, diprioritaskan lima lapangan

usaha yang menjadi sektor prioritas dan ditetapkan sebagai target utama

penempatan tenaga kerja pada tahun 2012-2016 yakni Sektor Industri,

Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa.

Kebijakan pemerataan kesempatan kerja meliputi kebijakan sektoral

yang berisi berbagai kebijakan dari sembilan sektor dalam penciptaan

kesempatan kerja sebanyak-banyaknya. Kebijakan perlindungan tenaga

kerja meliputi bidang pengawasan dan hubungan industrial. Meningkatkan

jumlah pegawai pengawas ketenagakerjaan dari 29 orang yang ada saat ini

menjadi 79 orang pegawai pengawas. Begitu juga dengan peningkatan

jumlah PP pada perusahaan selama tahun 2012-2016 diharapkan menjadi

600 perusahaan, untuk perusahaan yang memiliki PKB ditargetkan

sebanyak 120 perusahaan.

Strategi yang dilaksanakan dari kebijakan yang dibuat meliputi

strategi pendayagunaan tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja,

perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja. Strategi

pendayagunaan tenaga kerja meliputi peningkatan kualitas angkatan kerja,

peningkatan perekonomian makro dan regional. Strategi pemerataan

kesempatan kerja ditempuh melalui pengembangan pasar kerja. Strategi

perlindungan tenaga kerja dapat ditempuh melalui peningkatan pengawasan

ketenagakerjaan dan strategi kesejahteraan pekerja ditempuh melalui

pembangunan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja yang

lebih baik dan meningkat.

Program yang dapat dilaksanakan meliputi pendayagunaan tenaga

kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan

kesejahteraan pekerja. Program pendayagunaan tenaga kerja yang dapat

dilaksanakan diantaranya pengembangan kompetensi kerja (pengembangan

pola networking standarisasi dan sertifikasi, pengembangan sistem

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

x

standarisasi dan sertifikasi, pembinaan SDM dan penyesuaian standar

kompetensi yang dinamis) dan pengembangan hukum bidang pembinaan

pelatihan dan produktivitas. Program pemerataan kesempatan kerja yang

dapat ditempuh adalah perluasan dan pengembangan kesempatan kerja

serta pengembangan hukum bidang pembinaan penempatan tenaga kerja.

Untuk program perlindungan tenaga kerja yang dapat ditempuh diantaranya

peningkatan kelembagaan hubungan industrial, pengaturan hubungan kerja,

pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan

pengembangan hukum bidang pembinaan pengawasan ketenagakerjaan.

Dan untuk program kesejahteraan pekerja langkah yang dapat ditempuh

diantaranya perbaikan sistem pengupahan, jaminan sosial tenaga kerja dan

kesejahteraan serta pengembangan hukum bidang pembinaan hubungan

industrial dan jaminan sosial tenaga kerja.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

xi

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PERENCANAAN TENAGA

KERJA……………………………………………………………………..

iii

KATA PENGANTAR KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI PROVINSI BALI……………………………………..

v

EXECUTIVE SUMMARY………………………………………………… vii

DAFTAR ISI………………………………………………………………. xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xiii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………….…… 1

1.1. Latar Belakang………………………………..……. 1

1.2. Maksud dan Tujuan……………………….………. 4

1.3. Hasil yang Diharapkan…………………………….. 4

1.4. Metodologi dan Sumber Data…………….………. 4

1.5. Pengertian Dasar, Konsep, dan Definisi…..…….. 7

1.6 Kerangka Isi………………………………………... 9

BAB II KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI

BALI……………………………………………….……..

11

2.1 Kondisi Ekonomi………………………………..…. 11

2.2 Penduduk Usia Kerja………………………….….. 12

2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)……. 16

2.4 Angkatan Kerja……………………………….……. 19

2.5 Penduduk yang Bekerja……………………….…. 23

2.6 Penganggur Terbuka………………………….….. 30

2.7 Produktivitas Tenaga Kerja…..…………………… 33

BAB III PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN

TENAGA KERJA TAHUN 2012-2016 …………………..

35

3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja…………...……... 35

3.2 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja…. 39

3.3 Perkiraan Angkatan Kerja…………….………….. 41

BAB IV PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN

AKAN TENAGA KERJA TAHUN 2012-2016….……....

45

4.1 Perkiraan Perekonomian Tahun 2012-2016….... 45

4.2 Perkiraan Kesempatan Kerja……………….…… 47

4.3 Perkiraan Produktivitas Tenaga Kerja………..…. 55

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

xii

BAB V PERKIRAAN DAN PERENCANAAN

KESEIMBANGAN ANTARA PERSEDIAAN DAN

KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA…………….…..

57

5.1 Persediaan Tenaga Kerja dan Kebutuhan

Tenaga Kerja ……………………………………….

57

5.2 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut

Golongan Umur…………………………………….

58

5.3 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat

Pendidikan……………………………………..……

59

5.4 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis

Kelamin………………………………………..…….

60

BAB VI ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN…………..…

63

6.1 Rekomendasi Kebijakan Perekonomian …….… 64

6.2 Rekomendasi Kebijakan Umum…………….…... 67

6.3 Rekomendasi Kebijakan Penciptaan

Kesempatan Kerja …………………….………….

68

6.4 Rekomendasi Kebijakan Pelatihan Tenaga Kerja 74

6.5 Rekomendasi Kebijakan Penempatan Tenaga

Kerja ………………………………………………...

80

6.6 Rekomendasi Kebijakan Perlindungan Tenaga

Kerja …………………………………………………

83

BAB VII PENUTUP………………………………………………….. 89

DAFTAR PUSTAKA

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi

Bali Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (Dalam Miliar Rupiah) ............................................................................... 12

Tabel 2.2. Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011 .............................................................. 14

Tabel 2.3. Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011 ............................................................... 15

Tabel 2.4. Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011 .......................................................................... 16

Tabel 2.5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011 (Dalam Persen) ......... 17

Tabel 2.6. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011 (Dalam Persen) ................ 18

Tabel 2.7. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011 (Dalam Persen) ..................... 19

Tabel 2.8. Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011 ........................................................................ 21

Tabel 2.9. Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011 ........................................................................ 22

Tabel 2.10. Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011 ................................................................................. 23

Tabel 2.11. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 ............................................................. 24

Tabel 2.12. Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011 ............................................................. 25

Tabel 2.13. Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011 ............................................................... 26

Tabel 2.14. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011 ............................................................. 26

Tabel 2.15. Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Tahun 2008-2011 ................................................. 27

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

xiv

Tabel 2.16. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jabatan Tahun 2008-2011 ........................................................................ 28

Tabel 2.17. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja Tahun 2008-2011 ........................................................................ 29

Tabel 2.18. Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011 ........................................................................ 31

Tabel 2.19. Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011 .............................................................. 32

Tabel 2.20 Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011 ............................................................. 33

Tabel 2.21. Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (Juta Rp./Tenaga Kerja) ......... 34

Tabel 3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016 ..................................................... 37

Tabel 3.2 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016............................................ 38

Tabel 3.3 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 ............................................... 38

Tabel 3.4 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016 (Dalam Persen) ......... 39

Tabel 3.5 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016 (Dalam Persen) ............................................................................... 40

Tabel 3.6 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 (Dalam Persen) ............ 41

Tabel 3.7 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016 .............................................................. 42

Tabel 3.8 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016 ........................................... 43

Tabel 3.9 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 .............................................................. 44

Tabel 4.1 Perkiraan Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Miliar Rupiah) .......................... 46

Tabel 4.2 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 ................................................... 49

Tabel 4.3 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016 ..................................................... 50

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

xv

Tabel 4.4 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016............................................ 51

Tabel 4.5 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 ............................................................... 52

Tabel 4.6 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Tahun 2012-2016 ............................................. 53

Tabel 4.7 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jabatan Tahun 2012-2016 .......................................................................... 54

Tabel 4.8 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam Kerja Tahun 2012-2016 ............................................................... 55

Tabel 4.9 Perkiraan produktivitas Tahun 2012-2016 (Juta Rp./Tenaga Kerja) .............................................................. 56

Tabel 5.1 Perkiraan Jumlah Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja Tahun 2012-2016 . ................................................... 58

Tabel 5.2 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016 ..................................................... 59

Tabel 5.3 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016............................................ 60

Tabel 5.4 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 ................................................ 61

Tabel 6.1 Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016 .............................................................. 75

Tabel 6.2 Kapasitas Lembaga Latihan dan Instruktur Menurut Provinsi Bali Tahun 2011 ................................................... 76

Tabel 6.3 Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 ............................................................... 81

Tabel 6.4 Kondisi Pengantar Kerja . .................................................. 82

Tabel 6.5 Perusahaan, Tenaga Kerja dan Pegawai Pengawas ...... 84

Tabel 6.6 Perangkat Hubungan Industrial ........................................ 86

Tabel 6.7 Upah Minimum Provinsi dan Kebutuhan Hidup Layak Tahun 2011 ........................................................................ 88

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ciri utama negara berkembang adalah langkanya modal dan

kelebihan tenaga kerja, dengan kata lain rasio modal tenaga kerja

sangat rendah sehingga di negara berkembang produksi yang paling

tepat menggunakan teknik produksi padat karya.

Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional

yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktural sosial,

sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional. Selain itu,

pembangunan tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi,

penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan

kemiskinan atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan

menuju kondisi kehidupan yang lebih baik. Pembangunan harus

direncanakan secara efektif, yang dengan sendirinya harus

mencakup pula tujuan pemecahan masalah di bidang

ketenagakerjaan. Pembangunan Daerah bertujuan untuk

meningkatkan keadaan ekonomi daerah sehingga mandiri dan

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

2

mampu menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah

secara berkelanjutan, meningkatkan keadaan sosial masyarakat

untuk mencapai kesejahteraan secara adil dan merata bagi seluruh

anggota masyarakat daerah, mengembangkan setiap ragam budaya

daerah sehingga menjamin kelestarian budaya daerah diantara

budaya-budaya nasional Indonesia lainnya, meningkatkan dan

memelihara masyarakat untuk mendukung pelaksanaan peningkatan

kegiatan ekonomi, sosial, budaya, kualitas lingkungan hidup dan

meningkatkan kesejahteraan seluruh anggota masyarakat

seutuhnya, serta membantu pemerintah pusat dalam

mempertahankan, memelihara dan meningkatkan persatuan dan

kesatuan bangsa dan negara Republik Indonesia.

Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Junto

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Junto Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah membawa dimensi baru dalam

penyelenggaraan otonomi daerah khususnya bagi pola pemerintahan

di daerah yang pada mulanya berpola sentralisasi berubah menjadi

desentralisasi. Hal ini terlihat pada pengaturan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan daerah yang lebih

mengedepankan pada penerapan azas desentralisasi dalam wujud

otonomi yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab, sehingga

pemerintah daerah dapat mengembangkan dan mengelola potensi di

daerahnya melalui otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat

kepada daerah.

Pembangunan Ekonomi Daerah adalah suatu proses dimana

pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang

ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah

dan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru serta

merangsang perkembangan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut.

Tujuan utama dari Pembangunan ekonomi daerah adalah untuk

menciptakan kesejahteraan masyarakat di daerah, melalui

penciptaan lapangan kerja.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

3

Penyediaan lapangan kerja menjadi sangat penting dalam

mengatasi pengangguran. Penyerapan tenaga kerja akan dapat

mengatasi masalah kesenjangan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat. Bagi Negara berkembang seperti Indonesia, masalah

ketenagakerjaan adalah masalah yang komplek karena berkaitan

dengan aspek-aspek kehidupan yang lain, seperti masalah

kesehatan, perekonomian, maupun pendidikan.

Provinsi Bali yang dikenal sebagai daerah pariwisata juga tak

luput dari masalah ketenagakerjaan. Bali merupakan wilayah yang

mudah dijangkau, akibat arus migrasi maupun urbanisasi menjadi tak

dapat dihindari. Penggangguran yang menjadi masalah tersebut

dikarenakan pengangguran itu sendiri bukan hanya berasal dari Bali,

tetapi bertambah seiring dengan datangnya masyarakat luar Bali.

Maka dari itu sangatlah penting Provinsi Bali membuat

Perencanaan tenaga kerja untuk merumuskan langkah-langkah

pendayagunaan tenaga kerja secara optimal efisien dan produktif

guna mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Pendayagunaan

tenaga kerja tersebut harus dapat meningkatkan kesejahteraan

segenap pekerja termasuk keluarganya menuju tingkat penghidupan

yang layak.

Perencanaan tenaga kerja di Provinsi Bali juga diharapkan

menjadi bagian integral dari pembangunan daerah Bali disamping

diarahkan juga untuk menjadi bahan penyusunan Kebijakan dan

Program daerah provinsi Bali seperti (1) Peningkatan Produktivitas,

(2) mengupayakan penghidupan yang layak, (3) Meningkatkan

perkembangan ekonomi regional yang merangsang tumbuhnya

ekonomi lokal, (4) meningkatkan profesionalisme dengan daya saing,

(5) terbentuknya sistem informasi ketenagakerjaan daerah provinsi

Bali.

Mendasari pada gambaran keadaan seperti dikemukakan

diatas dan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan, maka

penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi (PTKP) Bali

merupakan kegiatan yang strategis karena dengan tersusunnya

(PTKP) Bali diharapkan dapat mengakomodasikan perubahan dan

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

4

perkembangan yang terjadi di bidang ketenagakerjaan serta alternatif

kebijakan dan program aksi untuk mengatasi permasalahan

ketenagakerjaan di Provinsi Bali.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi

(PTKP) Bali Tahun 2012-2016 ini adalah memberikan berbagai informasi

ketenagakerjaan yang diperlukan sehingga dapat digunakan sebagai bahan

perumusan strategi, kebijakan dan program ketenagakerjaan.

Secara rinci tujuan dari penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja

Provinsi Bali Tahun 2012-2016 ini adalah :

1. Memperkirakan ketersediaan secara kuantitatif jumlah tenaga kerja

dengan berbagai karakteristiknya tahun 2012-2016.

2. Memprediksi kebutuhan tenaga kerja tahun 2012-2016 yang diturunkan

berdasarkan permintaan output nasional dan sektoral.

3. Memprediksi angka pengangguran yang dihitung berdasarkan

perbedaan antara kebutuhan tenaga kerja dan persediaan tenaga kerja

pada periode yang sama.

4. Menyusun rekomendasi kebijakan dan program terkait masalah

ketenagakerjaan secara nasional dan sektoral.

1.3. Hasil Yang Diharapkan

PTKP Bali Tahun 2012-2016 ini menjadi signal bagi semua sektor

dalam perumusan perencanaan pembangunan ketenagakerjaan yang

berbasis empiris, program pembangunan nasional, serta sebagai acuan bagi

penyusunan rencana tenaga kerja daerah dan sektoral.

1.4. Metodologi dan Sumber Data

1.4.1. Metodologi

Metodologi yang digunakan untuk memproyeksikan PTK Provinsi

Bali Tahun 2012 – 2016 khususnya untuk persediaan dan kebutuhan

tenaga kerja serta perumusan kebijakan tenaga kerja, diantaranya

adalah :

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

5

a. Persediaan Tenaga Kerja

Metodologi untuk memperkirakan persedian tenaga kerja, baik dari

sisi Penduduk Usia Kerja (PUK), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) dan Angkatan Kerja (AK), antara lain dengan menggunakan

metodologi :

Memproyeksikan PUK dengan menggunakan rumus:

Linear sederhana yaitu :

y = a + b atau rumus pertumbuhan geometrik

Keterangan:

Y = Hasil proyeksi PUK

a = Konstanta

b = Parameter

x = Tahun

PUKt = Proyeksi PUK tahun t

PUKo = Data dasar proyeksi PUK

r = Laju pertumbuhan PUK

t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (tn) dengan tahun data

dasar (to)

Untuk menentukan laju pertumbuhan PUK menggunakan rumus:

Keterangan:

r = Laju pertumbuhan PUK

PUKn = Data PUK tahun akhir

PUKo = Data PUK tahun awal

t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (tn) dengan tahun data

dasar (to)

Proyeksi TPAK dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

Regresi Linear Sederhana

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

6

Untuk memproyeksikan AK diperoleh dengan mengkalikan antara

proyeksi PUK dengan proyeksi TPAK dengan karakteristik dan tahun

yang sama.

dengan rumus :

b. Kebutuhan Tenaga Kerja

Menghitung/memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja, banyak sekali

metodologinya, namun keterbatasan data dan informasi maka untuk

memproyeksikan PTKP Bali ini menggunakan elastisitas tenaga

kerja. Elastisitas tenaga kerja merupakan rasio antara perubahan

atau pertumbuhan kesempatan kerja dengan pertumbuhan PDRB

menggunakan rumus:

Keterangan:

Ei = Elastisitas tenaga kerja sektor –i

rli = Laju pertumbuhan penduduk yang bekerja sektor –i

pertahun (%)

ryi = Laju pertumbuhan ekonomi (PDRB)–i pertahun (%)

Menghitung laju pertumbuhan kesempatan kerja menurut lapangan

usaha sampai dengan tahun proyeksi, dengan rumus:

Keterangan:

rlai = Laju pertumbuhan kesempatan kerja baru sektor - i

Eai = Elastisitas perubahan

ryai = Perkiraan laju pertumbuhan ekonomi sektor - i

Menghitung proyeksi kesempatan kerja menurut lapangan usaha,

sampai dengan tahun proyeksi menggunakan rumus:

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

7

Keterangan:

KKti = Proyeksi kesempatan kerja sektor -i

KKoi = Data dasar penduduk yang bekerja sektor -i

rlai = Laju pertumbuhan kesempatan kerja sektor -i

t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (tn) dengan tahun data

dasar (to)

1.4.2. Sumber Data

Data kependudukan dan statistik ketenagakerjaan yang

digunakan dalam penelitian ini bersumber dari publikasi hasil survei

yang telah dilakukan oleh BPS. Data tersebut antara lain: sakernas,

susenas, supas dan sensus. Data upah bersumber dari data statistik

pengupahan nasional yang telah dipublikasi BPS. Selain data

kependudukan dan ketenagakerjaan, penelitian ini juga

menggunakan beberapa data keuangan dan moneter sumber SEKI

Bank Indonesia, CEIC, dan beberapa publikasi internasional

terutama untuk data harga minyak.

1.5. Pengertian Dasar, Konsep, dan Definisi

1. Kebutuhan Tenaga Kerja

Kebutuhan tenaga kerja (kesempatan kerja) adalah jumlah

lapangan kerja dalam satuan orang yang dapat disediakan oleh

seluruh sektor ekonomi dalam kegiatan produksi. Dalam arti

yang lebih luas, kebutuhan ini tidak hanya menyangkut

jumlahnya, tetapi juga kualitasnya (pendidikan atau

keahliannya).

2. Persediaan Tenaga Kerja

Persediaan tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang sudah

siap untuk bekerja, disebut angkatan kerja (labour force) yang

dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitas.

3. Penduduk Usia Kerja (PUK)

Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke

atas.

4. Angkatan Kerja (AK)

Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (berumur 15 tahun

ke atas) yang selama seminggu sebelum pencacahan, bekerja

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

8

atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja; dan

mereka yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan.

5. Bekerja

Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang

dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh

pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak

terputus) dalam seminggu yang lalu.

6. Penganggur Terbuka (PT)

Penganggur Terbuka terdiri dari :

a. Mereka yang mencari pekerjaan

b. Mereka yang mempersiapkan usaha

c. Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak

mungkin dapat pekerjaan

d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai

bekerja.

7. Tingkat Penganggur Terbuka (TPT)

Tingkat Penganggur Terbuka merupakan rasio jumlah

Penganggur Terbuka terhadap jumlah Angkatan Kerja.

8. Setengah Penganggur

Setengah Penganggur adalah kegiatan seseorang yang bekerja

kurang dari 35 jam per minggu.

9. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah perbandingan antara

jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh penduduk usia

kerja

10. Jenis Kegiatan/Lapangan Usaha

Jenis Kegiatan/Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari

pekerjaan/usaha/perusahaan/instansi dimana seseorang bekerja

seperti digolongkan dalam Klasifikasi Lapangan Usaha

Indonesia (KLUI)/Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia

(KBLUI).

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

9

11. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

a. Menurut Pendekatan Produksi, PDRB adalah jumlah nilai

barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi

di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu

(biasanya 1 tahun)

b. Menurut Pendekatan Pengeluaran, PDRB merupakan jumlah

balas jasa yang diterima faktor-faktor produksi yang ikut serta

dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu

tertentu.

1.6. Kerangka Isi

Penulisan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali 2012-

2016 ini dibagi dalam 7 (tujuh) bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : KONDISI KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI BALI

BAB III : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN

TENAGA KERJA

BAB IV : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN

AKAN TENAGA KERJA

BAB V : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KESEIMBANGAN

ANTARA PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AKAN

TENAGA KERJA

BAB VI : ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN

BAB VII : PENUTUP

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

11

KONDISI KETENAGAKERJAAN

DI PROVINSI BALI

2.1 Kondisi Ekonomi

Kinerja perekonomian Indonesia tahun 2010 menunjukkan trend

positif, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,10 persen lebih tinggi jika

dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 yang hanya

mencapai 4,58 pesen. Peningkatan tersebut didukung oleh sumber

pertumbuhan yang semakin berimbang, sebagaimana tercermin pada peran

investasi dan ekspor yang meningkat.

Peningkatan investasi pada tahun 2010 ditandai dengan makin

tingginya peranan investasi yang bersifat menambah kapasitas ekonomi. Di

sisi lain, perbaikan kinerja ekspor juga diikuti oleh makin terdiversifikasinya

komoditas dan negara tujuan dari ekspor Indonesia. Fenomena ini dapat

dilihat dari membaiknya kinerja sektor-sektor yang menghasilkan komoditas

yang diperdagangkan secara internasional (tradable sector), khususnya

dalam industri pengolahan.

Pada Tahun 2011 Provinsi Bali mengalami pertumbuhan ekonomi

sebesar 6,49 persen. Lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada tahun

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

12

2010. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi

tersebut ditopang oleh peningkatan aktivitas pariwisata di akhir tahun, yang

mendorong kinerja sektor PHR (perdagangan, hotel, restoran) sebagai

sektor yang dominan dalam perekonomian Provinsi Bali.

Dilihat dari tabel 2.1 sektor PHR (perdagangan, hotel dan restoran)

memiliki proporsi terbesar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya

dengan kontribusi sebesar 31,89 persen pada Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Provinsi Bali pada tahun 2010. Trend positif peningkatan

kontribusi sektor PHR juga tercermin pada tabel 2.1. Dimana dari tahun

2008-2011, kontribusi sektor PHR selalu memiliki proporsi terbesar dengan

kontribusi rata-rata 32,03 persen selama 4 periode yaitu dari tahun 2008-

2011.

Tabel 2.1

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2008-2011 (Dalam Miliar Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010* 2011**

1. Pertanian 4.947,83 5.645,78 5.745,22 5.873,31

2. Pertambangan & Penggalian 146,64 157,97 188,66 208,49

3. Industri Pengolahan 2.476,90 2.768,11 2.936,45 3.027,99

4. Listrik, Gas & Air Bersih 388,03 410,37 438,59 470,83

5. Konstruksi 970,46 1.067,44 1.146,12 1.236,39

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7.962,25 8.656,02 9.209,07 10.005,65

7. Pengangkutan & Komunikasi 2.805,25 3.016,62 3.190,56 3.380,96

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 1.808,49 1.899,19 2.041,02 2.168

9. Jasa-Jasa 3.394,72 3.669,44 3.985,00 4.382,17

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 24.900,57 27.290,94 28.880,69 30.753,67

Sumber : BPS Tahun 2008-2011

*) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

2.2 Penduduk Usia Kerja

Konsep ketenagakerjaan yang digunakan adalah konsep yang

direkomendasikan oleh International Labour Organization (ILO) yaitu konsep

Labour Force Framework. Pada konsep ini penduduk dikelompokkan

menjadi dua kelompok besar, yaitu penduduk usia kerja dan bukan usia

kerja. Penduduk usia kerja (PUK) mengalami perubahan kuantitas dan trend

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

13

tergantung pada adanya perubahan faktor-faktor demografis seperti tingkat

kelahiran, kematian dan migrasi penduduk.

Batas usia kerja berbeda-beda antara negara yang satu dengan

yang lain. Perbedaan tersebut dibuat berdasarkan situasi tenaga kerja di

masing-masing negara. Misalnya di India, batasan usia kerja berada pada

rentang usia 14-60 tahun, sedangkan di Ameria batasan usia kerja adalah

16 tahun ke atas, sedangkan versi Bank Dunia (World Bank) batas usia

kerja adalah 15-64 tahun.

Indonesia dalam hal ini BPS, memberikan batasan umur pada

penduduk usia kerja menggunakan batas bawah usia kerja (economically

active population)15 tahun (meskipun dalam survei Sakernas dikumpulkan

informasi mulai dari penduduk usia 10 tahun) dan tanpa batas atas usia

kerja.

Tujuan dari pemilihan batas umur tersebut supaya definisi yang

diberikan sedapat mungkin bisa menggambarkan keadaan yang

sebenarnya. Berdasarkan pemilihan batas umur pekerja di Indonesia, dapat

dilihat bahwa batas umur maksimum dari tenaga kerja tidak ada. Dengan

demikian, hanya sebagian saja penduduk Indonesia yang merasakan

tunjangan di hari tua akibat tidak adanya batas atas umur yang maksimum

untuk pekerja di Indonesia. Yang mendapatkan tunjangan adalah pegawai

negeri dan hanya sebagian kecil karyawan dari perusahaan swasta.

Pada golongan tersebut kadang kala pendapatan yang diterima tidak

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga kebanyakan

tenaga kerja yang telah mencapai usia pensiun masih tetap harus bekerja.

Oleh sebab itu di Indonesia tidak ada batas umur maksimum pada usia

kerja.

2.2.1 Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur

Penduduk usia kerja di Provinsi Bali pada 3 periode dari

tahun 2008-2011 mengalami peningkatan jumlah dihampir seluruh

golongan umur. Data pada tabel 2.2 menunjukkan bahwa penduduk

usia kerja di provinsi Bali dari seluruh golongan umur jumlahnya tidak

beda jauh. Tetapi terjadi suatu fenomena yang menarik, dimana

terdapat kecenderungan golongan umur 60 tahun keatas jumlahnya

paling besar dan terus meningkat dari tahun 2008-2010, secara

berurutan jumlahnya adalah 342.535 jiwa, 352.634 jiwa, dan 399.724

jiwa. Walaupun ada sedikit penurunan pada tahun 2011, yaitu

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

14

menjadi 387. 358 jiwa tapi jumlah penduduk usia kerja di golongan

ini masih lebih banyak dibandingkan golongan umur lainnya.

Fenomena tersebut diduga karena ada perbaikan kualitas gizi

dan kesehatan yang memungkinkan kelompok umur ini mengalami

kondisi fisik yang lebih sehat dan bugar sehingga masih memiliki

kemampuan untuk bekerja. Penduduk usia kerja pada kelompok 60

tahun ke atas akhirnya semakin bertambah.

Tabel 2.2

Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur

Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Golongan Umur 2008 2009 2010 2011

15-19 292.368 305.820 301.147 309.039 20-24 251.496 244.722 260.746 272.500 25-29 326.229 308.324 318.199 319.497 30-34 312.995 338.817 350.147 370.723 35-39 330.235 336.052 351.611 349.839 40-44 280.604 281.963 313.573 329.411 45-49 235.323 233.242 244.338 254.940 50-54 180.967 188.219 206.538 198.805 55-59 143.384 138.954 156.550 160.433 60+ 342.535 352.634 399.724 387.358

Jumlah 2.696.136 2.728.747 2.902.573 2.952.545

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.2.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan di Provinsi

Bali pada tahun 2008-2011 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.3.

masih didominasi oleh penduduk usia kerja yang berpendidikan

sekolah dasar ke bawah. Akan tetapi secara umum telah terjadi

pergeseran proporsi untuk setiap jenjang pendidikan. Penurunan

proporsi penduduk usia kerja berpendidikan maksimum SD telah

diikuti dengan peningkatan proporsi penduduk usia kerja pada tingkat

pendidikan diatasnya terutama tingkat SMTA Kejuruan.

Hal ini akibat adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya

pendidikan dan juga akibat program pendidikan untuk mewajibkan

belajar sampai dengan 9 tahun (tamat SLTP) serta adanya kebijakan

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

15

pemerintah yang telah mengalokasikan 20 persen dari total anggaran

untuk dana pendidikan, diantaranya untuk subsidi pendidikan anak

sekolah SD dan SLTP. Selain itu pembangunan ekonomi selama ini

pada tingkat tertentu berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat

sehingga masyarakat lebih mampu membiayai pendidikan formal dan

mengakomodasi makanan bergizi yang membantu kualitas tenaga

kerja. Pertumbuhan rata-rata penduduk usia kerja menurut tingkat

pendidikan selama periode 2008 – 2011 cukup tinggi terjadi pada

penduduk usia kerja dengan pendidikan SMTA Kejuruan dan

Universitas yakni masing-masing sebesar 14,68 persen dan 13,60

persen. Sedangkan pertumbuhan menurun terjadi pada penduduk

usia kerja dengan pendidikan maksimum SD yakni menurun sebesar

0,25 persen setiap tahun

Tabel 2.3

Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Pendidikan 2008 2009 2010 2011 Rata-Rata Pertumb

Maksimum SD 1.246.334 1.246.903 1.297.114 1.234.378 -0,25%

SMTP 544.049 515.248 545.552 579.038 2,24%

SMTA Umum 502.855 518.059 522.231 570.008 4,33%

SMTA Kejuruan 195.509 217.018 282.736 290.525 14,68%

Diploma 92.965 99.987 110.079 110.980 6,16%

Universitas 114.424 131.532 144.861 167.616 13,60%

Jumlah 2.696.136 2.728.747 2.902.573 2.952.545 3,10%

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.2.3 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk usia kerja menurut jenis kelamin di Provinsi

Bali pada tahun 2008-2011seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.4.

menunjukkan peningkatan, baik untuk laki-laki maupun perempuan,

dengan komposisi jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir

sama. Pertumbuhan penduduk usia kerja selama periode 2008 – 2011

rata-rata sebesar 3,10 persen setiap tahun, dengan pertumbuhan

penduduk usia kerja laki-laki sebesar 2,93 persen per tahun dan

pertumbuhan penduduk usia kerja perempuan sebesar 3,28 persen

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

16

per tahun. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan

penduduk usia kerja perempuan lebih tinggi dibandingkan

petumbuhan penduduk usia kerja laki-laki.

Tabel 2.4 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin

Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011 Pertumb.

Laki-Laki 1.353.211 1.370.960 1.447.472 1.474.864 2,93%

Perempuan 1.342.925 1.357.787 1.455.101 1.477.681 3,28%

Jumlah 2.696.136 2.728.747 2.902.573 2.952.545 3,10%

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menunjukkan besarnya

penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. TPAK juga

dapat didefinisikan sebagai perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap

jumlah penduduk usia kerja. Besarnya TPAK di Provinsi Bali pada tahun

2008-2011 secara umum mengindikasikan adanya kenaikan setiap tahun, ini

disebabkan oleh telah pulihnya industri pariwisata di Provinsi Bali setelah

terjadi keterpurukan pasca Bom Bali I dan II.

2.3.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan

Umur

Berdasarkan Tabel 2.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Menurut Golongan Umur di Provinsi Bali pada periode 2008-2011

terlihat jelas berfluktuasi, tetapi pada Umur 15-19 terus mengalami

penurunan dari tahun 2008 sebesar 41,95 persen menjadi 36,94

persen di tahun 2011 yang menandakan bahwa animo masyarakat

yang termasuk golongan umur 15-19 tahun untuk bekerja sudah

mulai berkurang seiring dengan meningkatnya kualitas di bidang

pendidikan. Sehingga keinginan untuk memasuki dunia pendidikan

lebih besar daripada masuk ke dunia kerja serta program wajib

belajar 12 tahun untuk dilaksanakan sehingga dapat menekan angka

tersebut.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

17

Namun berbeda halnya dengan golongan umur 20-24 Tahun

yang terjadi suatu peningkatan peran serta golongan usia tersebut

dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan oleh keinginan untuk dapat

merasakan dan mencoba untuk terlibat dalam dunia kerja.

Sedangkan pada umur 25-29 tahun pada umumnya mengalami

penurunan dimana keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi lebih diminati dengan asumsi pendidikan

yang lebih baik akan menjadi nilai lebih untuk memenuhi syarat-

syarat memasuki dunia kerja. Kemudian golongan umur 30-49 tahun

mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya

permintaan dunia kerja yang membutuhkan tenaga kerja yang

memiliki skill dan meningkatnya kebutuhan hidup yang harus

dipenuhi, sehingga memaksa golongan umur 30-49 untuk bekerja.

Golongan usia kerja 30-49 tahun dikenal dengan usia produktif.

Sedangkan untuk golongan umur 50 tahun keatas secara umum

terus mengalami penurunan atau mengalami trend negatif.

Tabel 2.5

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Golongan Umur 2008 2009 2010 2011

15-19 41,95 39,12 38,98 36,94

20-24 78,51 78,14 76,65 77,19

25-29 86,02 86,04 86,30 83,00

30-34 87,80 88,86 89,41 86,40

35-39 90,47 90,60 90,54 89,85

40-44 90,59 91,02 90,52 92,38

45-49 89,25 91,11 90,25 90,33

50-54 85,41 86,42 85,39 85,12

55-59 82,48 82,43 79,90 77,92

60+ 54,85 55,46 54,31 52,69 Jumlah 77,86 77,82 77,38 76,45

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.3.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat

Pendidikan

Tabel 2.6 memperlihatkan bahwa Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Bali untuk tingkat SD dari tahun

2008-2009 mengalami penurunan tetapi masih menempati posisi

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

18

kelima setelah SMTA Umum, sampai dengan tahun 2011 masih

terlihat jelas kondisi tersebut. TPAK Tingkat SMTP cenderung

mengalami fluktuasi selama kurun waktu tahun 2008-2009 begitu

pula pada tingkat SMTA Umum yang mengalami hal yang sama

dengan fluktuasi pada tahun 2009 sebesar 80,19 persen. Berikutnya

terjadi kenaikan lagi pada tahun 2010 yaitu 80,38 persen lalu terjadi

penurunan drastis pada tahun 2011.

TPAK Tingkat SMTA Kejuruan mengalami kenaikan dan

penurunan pada periodeTahun 2008-2011. TPAK tingkat Diploma

dengan persentase tertinggi terjadi di tahun 2009 dengan angka

TPAK 91,10 persen kemudian ditahun 2011 terjadi penurunan yang

sangat drastis yaitu mencapai angka 85,98 persen. TPAK yang

menempati peringkat tertinggi menurut tingkat pendidikan adalah

perguruan tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya

dan terus mengalami peningkatan dari tahun 2008-2010 yaitu

terakhir dikisaran 91,44 persen walaupun akhirnya menurun di tahun

2011 menjadi 89,40 persen.

Dari gambaran data tersebut dapat di sampaikan bahwa

TPAK menurut tingkat pendidikan di Provinsi Bali Tahun 2008-2011

secara umum mengalami penurunan dan penurunan yang tertinggi

terjadi di Tahun 2011. Tingginya persentase TPAK dari kelompok

lulusan Diploma dan Universitas menunjukkan bahwa yang menjadi

nilai tambah dalam dunia kerja adalah dari unsur pendidikan serta

skill.

Tabel 2.6

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Pendidikan 2008 2009 2010 2011

Maksimum SD 78,68 77,62 75,95 75,34

SMTP 67,16 66,92 68,22 67,61

SMTA Umum 80,44 80,19 80,38 78,58

SMTA Kejuruan 83,02 84,86 84,14 83,51

Diploma 89,45 91,10 89,61 85,98

Universitas 90,29 91,44 91,44 89,40

Jumlah 77,86 77,82 77,38 76,45

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

19

2.3.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis

Kelamin

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Bali

menurut jenis kelamin pada jenis kelamin perempuan tahun 2008

menunjukkan angka 70,03 persen mengalami kenaikan di tahun

2009 dan menurun drastis di tahun 2011 dengan angka 68,71 persen

setelah terjadi penurunan di tahun 2010 dengan angka 70,16 persen.

Untuk TPAK jenis kelamin laki-laki menunjukkan nilai yang

lebih besar sepanjang 4 tahun yaitu dari tahun 2008-2011 jika

dibandingkan dengan TPAK Perempuan, namun perbedaan ini tidak

begitu signifikan bila dilihat dari tanggungjawab dimana laki-laki

memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan perempuan

dalam hal mencari nafkah bagi keluarga. Sedangkan data tingkat

partisipasi angkatan kerja perempuan menunjukkan bahwa kalangan

perempuan sudah mengimplemetasikan emansipasi wanita dengan

memiliki kemampuan didalam dunia kerja dan ikut menyumbangkan

peran sertanya untuk membantu menambah pendapatan keluarga

dan mengembangkan ilmu dengan jalan berkarir di dunia kerja yang

bertujuan untuk kesejahteraan keluarga. Hal tersebut dikarenakan

budaya di Bali selama ini lebih menuntut perempuan untuk bekerja.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.7 di bawah ini.

Tabel 2.7

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011

Laki-laki 85,63 85,11 84,64 84,20

Perempuan 70,03 70,47 70,16 68,71

Jumlah 77,86 77,82 77,38 76,45

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.4 Angkatan Kerja

Besarnya penawaran atau supply tenaga kerja dalam masyarakat

adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi.

Jumlah yang bekerja dan pencari kerja itulah yang dinamakan angkatan

kerja atau labour force. Angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

20

usia kerja berumur 15 tahun keatas yang dapat dilhat dari beberapa

klasifikasi seperti golongan umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan lain

sebagainya. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali mengalami peningkatan

setiap tahunnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk usia kerja pada

tahun 2008 yang menunjukkan jumlah angkatan kerja adalah 2.099.278

orang; tahun 2009 berjumlah 2.123.588 orang; tahun 2010 berjumlah

2.246.149 orang; tahun 2011 berjumlah 2.257.258 orang dengan demikian

dapat diuraikan sebagai berikut :

2.4.1 Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur

Bila dilihat dari golongan umur 15-19 tahun angkatan kerja

cenderung mengalami penurunan disebabkan karena pemahaman

tentang pentingnya pendidikan sudah mulai dirasakan dan dipahami

oleh kalangan usia 15-19 tahun dan wajib belajar 12 tahun sukses

dilaksanakan dan keinginan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang

yang lebih tinggi makin besar. Namun pada golongan umur 20-24

tahun dari tahun 2008-2011 terus mengalami peningkatan yang

disebabkan oleh keinginan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup

sendiri tanpa tergantung pada orang tua dengan cara mencoba-coba

memasuki dunia kerja. Pada angkatan kerja golongan umur 25-29

tahun terlihat terjadi penurunan sampai dengan tahun 2011 dengan

menunjukkan angka 265.183 yang mana pada tahun 2008 sebesar

280.623 namun sempat terjadi kenaikan di tahun 2010 yaitu 274.600.

Angka yang dinyatakan pada angkatan kerja golongan umur 25-29

tahun tersebut mengalami fluktuasi yang kemungkinan disebabkan

oleh aspek fisikologis seseorang dimana usia 25-29 tahun adalah

usia yang masih dalam tahap mencari jati diri atau masih dalam

keraguan di dalam mengambil keputusan antara melanjutkan

pendidikan atau bekerja bahkan boleh jadi masih memilih-milih

pekerjaan karena keterbatasan keterampilan yang dimiliki.

Selanjutnya bila dilihat angkatan kerja golongan umur 30-34 tahun

mengalami perubahan peningkatan dari tahun 2008-2011

disebabkan pada tahapan ini telah memilik kedewasaaan dan rasa

tanggung jawab yang didapat dari pengalaman dan digunakan untuk

mensejahterakan keluarga atau sudah merasa nyaman ditempat

kerjanya dan sudah mapan secara ekonomi. Tetapi begitu memasuki

usia 50-59 atau 60 tahun keatas angkatan kerja golongan usia ini

sudah mulai terlihat mengalami penurunan yang disebabkan karena

usia 50 tahun keatas merupakan batas usia pensiun bagi kalangan

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

21

pekerja kantoran, namun tidak halnya yang terjadi pada usia 60

tahun keatas terlihat mengalami perubahan fluktuatif kemungkinan

disebabkan karena kencerungan masih banyak khususnya di

pedesaan orang tua masih bekerja untuk bisa tetap mencukupi

keluarga dan memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri tidak

bergantung pada orang lain. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada Tabel

2.8.

Tabel 2.8 Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur

Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Golongan Umur 2008 2009 2010 2011

15-19 122.654 119.649 117.382 114.162

20-24 197.453 191.227 199.852 210.346

25-29 280.623 265.267 274.600 265.183

30-34 274.804 301.070 313.061 320.294

35-39 298.770 304.471 318.335 314.346

40-44 254.212 256.629 283.848 304.304

45-49 210.032 212.498 220.526 230.286

50-54 154.565 162.652 176.369 169.223

55-59 118.269 114.541 125.086 125.005

60+ 187.896 195.584 217.090 204109

Jumlah 2.099.278 2.123.588 2.246.149 2.257.258

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.4.2. Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Berdasarkan data pada Tabel 2.9 dapat disampaikan bahwa

angkatan kerja menurut tingkat pendidikan selama tahun 2008 –

2011 didominasi oleh angkatan kerja berpendidikan maksimum SD

dengan kecenderungan mengalami perubahan fluktuatif. Seiring

dengan program pemerintah dalam mensukseskan program

pendidikan dasar 9 tahun diharapkan jumlah angkatan kerja

berpendidikan maksimum SD dan SMTP dari tahun ke tahun

menurun dan angkatan kerja berpendidikan SMTA keatas

diharapkan mengalami peningkatan. Sehingga struktur angkatan

kerja beberapa tahun kedepan diharapkan mengalami perubahan.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

22

Pada tahun 2008 angkatan kerja berpendidikan maksimum

SD sebanyak 980.619 orang, pada tahun 2009 terjadi penurunan

menjadi 967.814 orang dan pada tahun 2010 meningkat lagi menjadi

985.219 orang dan pada tahun 2011 menurun lagi menjadi 929.995

orang. Pada tingkat pendidikan SMTA sampai dengan perguruan

tinggi terjadi kenaikan yang signifikan. Ini berarti tujuan pemerintah

untuk mewujudkan kualitas pendidikan masyarakatnya tercapai,

sehingga harapan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yang

memasuki pasar kerja terpenuhi.

Tabel 2.9

Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Pendidikan 2008 2009 2010 2011

Maksimum SD 980.619 967.814 985.219 929.995

SMTP 365.369 344.803 372.184 391.469

SMTA Umum 404.518 415.430 419.757 447.909

SMTA Kejuruan 162.307 184.169 237.887 242.619

Diploma 83.157 91.093 98.640 95.419

Universitas 103.308 120.279 132.462 149.847

Jumlah 2.099.278 2.123.588 2.246.149 2.257.258

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.4.3. Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data pada Tabel 2.10 terlihat bahwa di Provinsi

Bali angkatan kerja laki-laki lebih besar dibandingkan dengan

angkatan kerja perempuan. Namun demikian angkatan kerja laki-laki

maupun perempuan pada periode 2008 – 2011 cenderung

meningkat. Pola peningkatan yang terjadi pada angkatan kerja

perempuan secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya perubahan gaya hidup dari keluarga besar menjadi

keluarga kecil, sehingga dengan semakin baiknya tingkat pendidikan

perempuan dan semakin sedikitnya jumlah anak serta

berkembangnya teknologi peralatan rumah tangga maka akan

mendorong perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam pasar kerja.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

23

Tabel 2.10

Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011 Laki-laki 1.158.795 1.166.769 1.225.206 1.241.895 Perempuan 940.483 956.819 1.020.943 1.015.363

Jumlah 2.099.278 2.123.588 2.246.149 2.257.258

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.5. Penduduk yang Bekerja

Penduduk yang bekerja selama tahun 2008-2011 mengalami

peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya.

Penduduk yang bekerja di Bali lebih banyak terserap di sektor formal karena

masyarakat Bali lebih berminat bekerja di sektor formal ketimbang di sektor

informal. Penduduk bekerja mengalami peningkatan dari 2.029.730 orang

pada tahun 2008 menjadi 2.057.118 orang pada tahun 2009 dan terus

meningkat sampai tahun 2011 menjadi 2.204.874 orang. Peningkatan

penduduk bekerja akan diperhatikan dari pergeseran penduduk yang

bekerja baik menurut lapangan usaha, golongan umur, tingkat pendidikan,

jenis kelamin, status pekerjaan utama, jabatan dan jam kerja.

2.5.1. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha

Berdasarkan Tabel 2.11 dapat disampaikan bahwa penduduk

yang bekerja di sektor pertanian relatif masih mendominasi, tetapi

terjadi penurunan setiap tahunnya, dilain pihak pada sektor lainnya

terjadi peningkatan seperti sektor bangunan, perdagangan,

keuangan dan jasa-jasa. Sektor PHR menjadi paling tinggi

peranannya pada tahun 2011 yang mengalahkan sektor pertanian.

Kenaikan sektor perdagangan, hotel dan restoran sangat signifikan

setiap tahunnya karena Provinsi Bali merupakan daerah tujuan

wisata yang bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak seiring dengan

kenaikan perekonomian dunia yang berakibat pada kunjungan wisata

ke provinsi Bali yang berakibat bertambahnya lapangan usaha di

sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

24

Tabel 2.11

Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 726.287 704.282 672.204 556.615

2. Pertambangan dan penggalian 12.180 8.156 7.042 12.635

3. Industri 263.331 293.853 303.589 290.132

4. Listrik, gas dan air bersih 7.760 6.838 3.952 6.859

5. Bangunan 140.102 142.370 144.041 185.705

6. Perdagangan, hotel dan restoran 481.818 488.976 571.274 596.527

7. Pengangkutan & komunikasi 92.742 85.991 95.202 81.744

8. Keuangan, persewaan, jasa perusahaan

45.454 46.185 58.832 83.281

9. Jasa-jasa lainnya 260.056 280.467 321.222 391.376

Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.5.2. Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur

Penduduk yang bekerja menurut golongan umur tahun 2008-

2011 yang paling besar pada golongan umur 25-44 tahun. Mereka

yang bekerja pada usia tersebut telah menamatkan pendidikan dan

pada usia tersebut adalah usia dewasa dan bertanggung jawab pada

dirinya sendiri dan keluarganya. Dalam usia tersebut kebanyakan

sudah mempunyai keterampilan khusus untuk menarik dunia kerja

formal.

Pada usia 55 – 59 tahun penduduk bekerja terlihat cukup

mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada umur 60 tahun keatas

terjadi peningkatan pada 3 (tiga) tahun yakni pada tahun 2008 –

2010, sedangkan pada tahun 2011 mengalami penurunan.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

25

Tabel 2.12

Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Golongan Umur 2008 2009 2010 2011

15-19 108.398 104.230 105.534 101.111

20-24 178.985 175.691 185.011 193.380

25-29 268.255 252.864 264.034 259.809

30-34 265.195 294.115 305.679 315.955

35-39 291.058 299.652 311.607 311.167

40-44 249.900 251.942 279.940 300.734

45-49 209.612 209.531 216.916 229.642

50-54 153.108 160.322 173.320 167.914

55-59 118.087 113.315 123.422 124.110

60+ 187.132 195.456 211.895 201.052

Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.5.3 Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan

Sejalan dengan semakin membaiknya tingkat perekonomian

di Provinsi Bali menjadi sebuah dampak yang positif terhadap tingkat

pendidikan penduduk yang bekerja. Kondisi tersebut tercermin pada

penduduk yang bekerja menurut tingkat pendidikan pada tahun 2008

– 2011 dimana jumlah penduduk bekerja dengan pendidikan SMTA

(umum dan kejuruan) mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Demikian juga penduduk bekerja pada tingkat pendidikan

diploma dan S1 juga cenderung mengalami kenaikan. Penduduk

bekerja pada pendidikan maksimum SD dan SMTP cenderung

mengalami penurunan, walaupun terjadi kenaikan pada tahun 2010.

Namun, hal ini berarti kualitas tenaga kerja di Provinsi Bali setiap

tahunnya semakin baik.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

26

Tabel 2.13

Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Pendidikan 2008 2009 2010 2011

Maksimum SD 967.233 959.751 971.164 922.443

SMTP 354.200 336.668 364.123 381293

SMTA Umum 382.936 392.222 397.033 435143

SMTA Kejuruan 150.017 172.504 226.803 231300

Diploma 79.144 83.378 93.019 90948

Universitas 96.200 112.595 125.216 143747

Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.5.4 Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan Tabel 2.14 penduduk bekerja menurut jenis

kelamin di Provinsi Bali dari tahun 2008 – 2011 setiap tahunnya

semakin meningkat, dimana jumlah penduduk bekerja dengan jenis

kelamin laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jenis kelamin

perempuan dengan perbandingan sangat tipis. Kenaikan jumlah

penduduk bekerja baik laki-laki dan perempuan setiap tahunnya

terus mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya jumlah

penduduk.

Tabel 2.14

Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011

Laki-laki 1.116.600 1.124.076 1.191.888 1.217.183

Perempuan 913.130 933.042 985.470 987.691

Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

27

2.5.5 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan utama

dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu status pekerjaan

utama disektor formal (kegiatan ekonomi formal) dan sektor informal

(kegiatan ekonomi informal). Masyarakat yang bekerja disektor

formal biasanya bekerja/berusaha dengan buruh dan

pekerja/buruh/karyawan tetap, sedangkan berusaha sendiri tanpa

bantuan, berusaha dengan bantuan buruh tidak tetap, pekerja bebas

dari sektor pertanian, pekerja bebas di sektor non pertanian, pekerja

tak dibayar merupakan bagian dari sektor informal.

Berdasarkan Tabel 2.15 terlihat jelas bahwa di Provinsi Bali

kecenderungan pekerja sektor informal terjadi penurunan setiap

tahunnya yakni dari 68,08 persen menjadi 56,43 persen pada tahun

2011. Hal ini berarti perekonomian di Provinsi Bali semakin baik dan

mendorong peningkatan penduduk yang bekerja pada sektor formal

yaitu dengan terjadinya kenaikan hampir setiap tahunnya. Dilain

pihak penduduk yang bekerja di sektor formal merupakan benteng

utama dalam menjaga perekonomian di Bali, atau sebagai alternatif

dalam mengurangi pengangguran di Provinsi Bali.

Tabel 2.15

Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Status Pekerjaan Utama 2008 2009 2010 2011

1. Brsh Sendiri tanpa bantuan 327.445 387.377 362.314 314767

2. Brsh Dengan Dibantu 488.184 439.243 443.558 415916

3. Brsh. Dengan Buruh 50.839 59.588 58.437 79623

4. Pekerja/Buruh/karyawan 597.034 595.301 720.092 881064

5. Pkj. Bebas di Pertanian 56.774 71.683 64.497 28549

6. Pkj. Bebas di Non Pertanian 119.913 113.610 141.438 161380

7. Pekerja tak dibayar 389.541 390.316 387.022 323575

Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

28

2.5.6. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jabatan

Sejalan dengan komposisi penduduk yang bekerja menurut

lapangan usaha, bila ditinjau berdasarkan jabatannya penduduk

yang bekerja selama tahun 2008 – 2011 didominasi oleh mereka

yang bekerja sebagai tenaga pertanian, tenaga produksi dan tenaga

penjualan. Ketiga jenis jabatan ini terdapat di sektor pertanian, sektor

industri dan sektor perdagangan.

Proporsi penduduk yang bekerja sebagai tenaga usaha

pertanian pada tahun 2009 – 2011 mengalami penurunan cukup

tinggi dibandingkan dengan pada tahun 2008. Sedangkan penduduk

yang bekerja sebagai tenaga produksi terjadi penurunan cukup

tinggi pada tahun 2010 – 2011 dibandingkan tahun 2009. Demikian

halnya dengan penduduk yang bekerja sebagai tenaga penjualan

terjadi penurunan pada tahun 2009 dan meningkat lagi pada tahun

2010 – 2011.

Tabel 2.16

Penduduk Yang Bekerja Menurut Jabatan Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Jabatan 2008 2009 2010 2011

1. Tenaga Profesional 105.369 106.370 148.569 149.884

2. Tenaga Kepemimpinan 22.538 47.794 27.187 39283

3. Tenaga Tata Usaha 120.585 111.880 162.061 160153

4. Tenaga Usaha Penjualan 352.395 274.970 374.368 408049

5. Tenaga Usaha Jasa 136.754 127.791 168.316 182302

6. Tenaga Usaha Pertanian 723.177 641.279 667.557 551145

7. Tenaga Produksi 552.240 728.186 608.431 685110

8. lainnya 16.672 18.848 20.869 28948

Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

Dari Tabel 2.16 dapat dilihat bahwa sejalan dengan

berkembangnya teknologi komputerisasi dan teknologi informasi,

sangat mendukung setiap organisasi dalam upaya meningkatkan

efisiensi dan produktivitas kerja. Melalui teknologi komputerisasi

yang berkembang menjadi teknologi informasi dapat meningkatkan

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

29

efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja pada jenis jabatan

ketatausahaan, usaha pertanian, usaha jasa dan lainnya. Akan tetapi

disisi lain kemajuan teknologi tersebut juga mampu mendorong

tumbuhnya tenaga-tenaga profesional seperti tenaga ahli di bidang

teknologi informasi, komputer dan sebagainya, sehingga jumlahnya

mengalami peningkatan selama tahun 2008 - 2011 .

2.5.7. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja

Berdasarkan data pada Tabel 2.17 dapat disampaikan

bahwa, berdasarkan jam kerja, penduduk yang bekerja sebagian

besar melakukan pekerjaannya dengan menggunakan waktu jam

kerja 45 – 59 jam/minggu sebesar 31,42 persen pada tahun 2008

meningkat menjadi 38,52 persen pada tahun 2011. Untuk jam kerja 0

jam memiliki proporsi paling sedikit yakni sebesar pada tahun 2008

sebesar 2,12 persen menurun menjadi 0,95 persen pada tahun 2011.

Penduduk yang bekerja dengan jam kerja 45 – 59 jam meningkat

pada tahun 2009 dan 2010, dan menurun pada tahun 2011.

Sedangkan penduduk yang bekerja dengan jam kerja 0 jam setiap

tahunnya terus mengalami penurunan. Meningkatnya penduduk yang

bekerja cukup lama menunjukkan bahwa produktivitas penduduk

semakin meningkat dan menurunnya penduduk yang bekerja dengan

jam kerja 0 jam menunjukkan bahwa kesempatan kerja yang tersedia

semakin baik, dan berpotensi untuk mengurangi pengangguran

Tabel 2.17 Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam kerja

Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Jam Kerja 2008 2009 2010 2011

0 43.058 33.203 33.037 21106 1-9 45.612 37.835 34.522 37487

10-14 78.984 65.756 68.064 63996 15-24 208.503 156.057 159.521 187369 25-34 288.168 263.902 230.356 230975 35-44 446.294 441.785 417.686 457078 45-59 637.839 750.693 861.238 849290 ≥ 60 281.272 307.887 372.934 357573

Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

30

2.6. Penganggur Terbuka

Penganggur terbuka adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan,

mereka yang mempersiapkan usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan

karena tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan mereka yang sudah

punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Jumlah pengangguran selama

tahun 2008 – 2011 cenderung menurun, dengan penurunan cukup tinggi

terjadi pada tahun 2011 dari 69.548 pada tahun 2008 menjadi 52.385 pada

tahun 2011. Kondisi ini mencerminkan bahwa perekonomian di Provinsi Bali

semakin kondusif sehingga mampu menyerap tenaga kerja semakin banyak.

2.6.1. Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur

Berdasarkan Tabel 2.18 dapat disampaikan bahwa sebagian

besar pengangguran di Provinsi Bali berada dalam kelompok usia

muda dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi dan pada

umumnya belum mempunyai keterampilan khusus dan belum

memiliki pengalaman kerja. Sektor informal termasuk sektor

pertanian yang selama ini menjadi pengaman dalam penyerapan

tenaga kerja sepertinya masih belum mampu menyerap secara

optimal pengangguran yang sebagian besar berada dalam usia

produktif. Tingginya pengangguran ini disebabkan oleh harapan yang

tinggi dari para penganggur yang berpendidikan cukup tinggi untuk

mendapatkan lapangan kerja di sektor formal yang produktif dan

sesuai dengan keahliannya (jurusannya), belum atau sulit terwujud

karena kualifikasi mereka yang terbatas, seperti; minim keterampilan

dan pengalaman kerja. Selain itu latar belakang pendidikan yang

tidak relevan dengan lapangan pekerjaan dan ditambah jumlah

lapangan pekerjaan di sektor formal yang masih terbatas yang

membuat jumlah pengangguran muda tetap tinggi setiap tahunnya.

Bila dilihat dari golongan umur, penganggur tertinggi di

Provinsi Bali terdapat pada golongan umur 15 – 29 tahun yaitu

berkisar 60 persen, kemudian golongan 30 – 44 tahun yaitu berkisar

25 persen dan sisanya golongan umur 45 – 60 tahun sebesar 15

persen.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

31

Tabel 2.18

Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Golongan Umur 2008 2009 2010 2011

15-19 14.256 15.419 11.848 13.051

20-24 18.468 15.536 14.841 16.966

25-29 12.368 12.403 10.566 5.374

30-34 9.609 6.955 7.382 4.339

35-39 7.712 4.819 6.728 3.179

40-44 4.312 4.687 3.908 3.570

45-49 420 2.967 3.610 644

50-54 1.457 2.330 3.049 1.309

55-59 182 1.226 1.664 895

60+ 764 128 5.195 3.057

Jumlah 69.548 66.470 68.791 52.384

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.6.2. Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan

Sejalan dengan peningkatan kualitas angkatan kerja sebagai

dampak pembangunan ekonomi sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, maka masyarakat mampu membiayai

pendidikan formal dan mengakomodasi makanan bergizi yang

membantu peningkatan kualitas tenaga kerja. Disamping itu adanya

kebijakan di bidang pendidikan nasional membawa peningkatan

pada kualitas pendidikan formal tenaga kerja.

Selama tahun 2008 – 2011 kelompok pengangguran terbuka

didominasi oleh mereka yang berpendidikan SMTA (umum dan

kejuruan), dimana selama 4 (empat) tahun terakhir cenderung

mengalami penurunan. Pengangguran terbuka untuk pendidikan

maksimum SD menurun cukup tinggi pada tahun 2009 dan tahun

2011 dari 13.386 pada tahun 2008 menjadi 7.552 pada tahun 2011.

Kelompok umur SMTP menurun cukup tinggi pada tahun 2008 –

2009, demikian pula untuk kelompok diploma dan S1 cenderung

menurun.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

32

Tabel 2.19

Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Pendidikan 2008 2009 2010 2011 Maksimum SD 13.386 8.063 14.055 7.552 SMTP 11.169 8.135 8.061 10176 SMTA Umum 21.582 23.208 22.724 12766 SMTA Kejuruan 12.290 11.665 11.084 11319 Diploma 4.013 7.715 5.621 4471 Universitas 7.108 7.684 7.246 6100

Jumlah 69.548 66.470 68.791 52.384

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

Masih tingginya tingkat pengangguran dengan tingkat

pendidikan rendah, mengindikasikan bahwa masih banyaknya

penduduk yang masuk sebagai angkatan kerja tidak melanjutkan

pendidikannya. Sedangkan untuk pengangguran berpendidikan tinggi

menunjukkan masih tingginya kesenjangan antara dunia pendidikan

dan dunia kerja. Disatu pihak tingkat penyerapan angkatan kerja

terdidik di Provinsi Bali pada umumnya masih relatif rendah yang

ditunjukkan bahwa sebagian tenaga terdidik sukar memperoleh

pekerjaan, apalagi jika dimaksud adalah pekerja yang produktif dan

sesuai dengan jurusannya.

Dunia pendidikan di Indonesia tampaknya mengalami

kesulitan dalam mengikuti akselerasi perubahan teknologi yang

begitu cepat. Ilmu yang telah dipelajari selama lima tahun lalu telah

usang pada saat mereka lulus dan sebagian besar lulusan belum

dibekali keahlian khusus yang bisa diserap oleh dunia kerja. Bukan

itu saja, perguruan tinggi negeri maupun swasta umumnya belum

mampu mencocokkan jumlah penerimaan mahasiswa dengan jumlah

lulusan yang cocok dengan pasar kerja.

2.6.3 Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan Tabel 2.20 dapat disampaikan bahwa di Provinsi

Bali pengangguran terbuka laki-laki selama tahun 2008 – 2011 terjadi

penurunan cukup tinggi dari sebanyak 42.195 pada tahun 2008

menjadi 24.712 pada tahun 2011. Sedangkan pengangguran terbuka

untuk perempuan selama tahun 2008 – 2011 terjadi sedikit kenaikan

dari 27.353 pada tahun 2008 menjadi 27.672 pada tahun 2011.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

33

Tabel 2.20

Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011

Laki-laki 42.195 42.693 33.318 24.712

Perempuan 27.353 23.777 35.473 27.672

Jumlah 69.548 66.470 68.791 52.384

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.7. Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja memegang peranan penting dalam proses

pertumbuhan ekonomi suatu daerah, karena pendapatan daerah sebagian

besar diperoleh dengan cara meningkatkan efektivitas dan mutu tenaga

kerja. Berdasarkan Tabel 2.21 terlihat bahwa sektor listrik, gas dan air bersih

merupakan sektor yang mempunyai nilai produktivitas paling tinggi selama

tahun 2008-2011 dan sempat meningkat cukup tinggi pada tahun 2010.

Namun pada tahun 2011 sektor listrik, gas dan air bersih mengalami

penurunan. Sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan merupakan

sektor kedua yang mempunyai produktivitas tinggi. Perkembangan sektor

keuangan selama periode 2008 – 2011, pada tahun 2009 mengalami

peningkatan dan pada tahun 2010 – 2011 terus mengalami penurunan.

Sedangkan peranan sektor yang paling rendah produktivitasnya pada tahun

2008 adalah sektor pertanian, namun pada periode 2008 – 2011

peranannya terus meningkat. Sedangkan sektor konstruksi selama tahun

2008-2011 memiliki produktivitas yang dapat dikatakan fluktuatif berada

pada kisaran Rp. 6-7 juta/tenaga kerja.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

34

Tabel 2.21

Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2008-2011 (Juta Rp./Tenaga Kerja)

Lapangan Usaha 2008 2009 2010* 2011**

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 6,81 8,02 8,55 10,55

2. Pertambangan & Penggalian 12,04 19,37 26,79 16,50

3. Industri Pengolahan 9,41 9,42 9,67 10,44

4. Listrik, Gas & Air Bersih 50,00 60,01 110,98 68,64

5. Konstruksi 6,93 7,50 7,96 6,66

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 16,53 17,70 16,12 16,77

7. Pengangkutan & Komunikasi 30,25 35,08 33,51 41,36

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 39,79 41,12 34,69 26,03

9. Jasa-Jasa 13,05 13,08 12,41 11,20

Rata-rata 12,27 13,27 13,26 13,95

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun Tahun 2012-2016

35

PERKIRAAN DAN PERENCANAAN

PERSEDIAAN TENAGA KERJA

Dalam proses penyusunan perencanaan tenaga kerja, perkiraan

persediaan tenaga kerja merupakan salah satu aspek penting. Perkiraan

persediaan tenaga kerja meliputi perkiraan penduduk usia kerja, perkiraan

tingkat partisipasi angkatan kerja, dan perkiraan angkatan kerja. Informasi

lain yang dibutuhkan dalam perkiraan persediaan tenaga kerja adalah

pertumbuhan penduduk, tingkat kelahiran, tingkat kematian, migrasi masuk,

migrasi keluar dan lainnya. Perencanaan tenaga kerja bisa juga diartikan

sebagai kegiatan untuk menentukan jumlah (kuantitas) dan jenis (kualitas)

tenaga kerja yang diperlukan dalam meningkatkan kinerja perekonomian.

3.1. Perkiraan Penduduk Usia Kerja

Peluang ketenagakerjaan Provinsi Bali tidak terlepas dari

pertumbuhan ekonomi daerah, ekonomi nasional maupun internasional.

Perkembangan ekonomi daerah sangat dipengaruhi oleh adanya situasi

yang kondusif bagi investor dalam berinvestasi, misalnya seperti perijinan

perpajakan dan lainnya yang memberikan peningkatan komitmen dan

realisasi peningkatan aktivitas bisnis di seluruh wilayah Provinsi Bali.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun 2012-2016

36

Batasan usia kerja yang digunakan di berbagai negara berbeda

satu dengan yang lain, hal ini berkaitan dengan pertimbangan keadaan

perekonomian di negara tersebut dan situasi tenaga kerja. Di Indonesia,

Biro Pusat Statistik (BPS) semula menggunakan penduduk umur 10 tahun

ke atas sebagai kelompok penduduk usia kerja, tetapi sejak 1998 BPS

menggunakan 15 tahun keatas sebagai usia kerja. Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.

16/MEN/XI/2010 mencantumkan bahwa yang dimaksud dengan Penduduk

Usia Kerja yang disingkat PUK, adalah jumlah penduduk yang berumur 15

tahun atau lebih, yang disebut juga tenaga kerja. Menurut LDFE UI,

Tenaga Kerja (manpower) adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu

negara yang dapat memproduksi barang dan jasa, jika ada permintaan

terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam

aktivitas tersebut (LDFE-UI, 2007)

Penduduk usia kerja atau tenaga kerja dikelompokkan kedalam

angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Kelompok angkatan kerja

meliputi mereka yang bekerja dan mereka yang sedang mencari pekerjaan,

kelompok bukan angkatan kerja meliputi mereka yang sedang sekolah, ibu

rumah tangga dan lainnya (seperti kelompok orang usia lanjut,dll).

Faktor yang mempengaruhi penduduk usia kerja adalah faktor

demografi dan faktor ekonomi. Faktor demografi memberikan pengaruh

secara langsung seperti terjadinya penambahan jumlah penduduk dari

masa ke masa. Pertambahan jumlah penduduk tentu saja berdampak pada

kenaikan jumlah penduduk yang masuk usia kerja. Di sisi lain, bertambah

maupun berkurangnya jumlah penduduk juga dipengaruhi oleh

membaiknya kondisi sosial ekonomi masyarakat yang mencakup

pelayanan kesehatan masyarakat, peningkatan produksi pangan,

pelayanan medis maupun yang lainnya.

3.1.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur

Di Provinsi Bali, perkiraan penduduk usia kerja berdasarkan

golongan umur pada periode 2012-2016 sebagian besar mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun, kecuali golongan umur 35-39 tahun,

50-54 tahun dan golongan umur 60 tahun keatas. PUK terbesar ada

pada golongan umur 30-34 tahun, kemudian diikuti oleh golongan

umur 60 tahun keatas, sedangkan golongan umur dengan PUK

paling sedikit dibanding golongan umur lainnya adalah golongan

umur 55-59 tahun pada periode 2012-2014 tetapi pada periode 2

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun Tahun 2012-2016

37

tahun berikutnya jumlah PUK terendah golongan umur 50-54 tahun.

Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat ada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur

Tahun 2012 – 2016

Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016

15 - 19 315.284 323.231 328.146 332.151 337.202

20 - 24 279.334 286.898 294.666 302.646 310.841

25 - 29 320.800 322.590 325.680 329.195 332.480

30 - 34 381.386 392.738 404.427 416.465 428.860

35 - 39 348.076 347.018 345.963 344.911 343.863

40 - 44 339.461 351.514 363.996 376.921 390.305

45 - 49 266.002 278.076 290.698 303.893 317.687

50 - 54 191.362 185.536 179.888 174.412 169.103

55 - 59 164.412 168.984 173.682 178.511 183.474

60 + 375.375 367.516 359.821 352.288 344.912

Jumlah 2.981.491 3.024.100 3.066.969 3.111.393 3.158.728

3.1.2 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat

Pendidikan

Suatu kondisi dimana pendidikan tenaga kerja di suatu

daerah dapat diartikan sebagai meningkatnya kualitas tenaga kerja

di daerah tersebut. Hal tersebut karena pendidikan merupakan

indikator penentuan kualitas penduduk usia kerja. Pada Tabel 3.2

disajikan perkiraan jumlah penduduk usia kerja menurut tingkat

pendidikan pada tahun 2012-2016 yang menunjukkan bahwa

hampir semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan kecuali

PUK berpendidikan maksimal SD. Perkiraan peningkatan terbesar

terjadi pada tingkat pendidikan SLTA Kejuruan dari 308.987 orang

pada tahun 2012 menjadi 396.373 orang pada tahun 2016.

Kemudian tingkat pendidikan Universitas yang berjumlah 183.153

orang pada tahun 2012 menjadi 254.757 orang pada tahun 2016.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun 2012-2016

38

Tabel 3.2

Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012 – 2016

Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016

Maksimum SD 1.208.146 1.185.099 1.161.171 1.136.502 1.111.583

SLTP 583.733 589.773 595.200 600.030 604.478

SLTA Umum 585.942 603.659 621.206 638.574 655.972

SLTA Kejuruan 308.987 329.352 350.661 372.947 396.373

Diploma 111.530 115.641 120.911 127.478 135.565

Universitas 183.153 200.576 217.820 235.863 254.757

Jumlah 2.981.491 3.024.100 3.066.969 3.111.393 3.158.728

3.1.3 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin

Perkiraan atau estimasi dari jumlah penduduk usia kerja

(PUK) diperoleh dari hasil proyeksi PUK berdasarkan

kecenderungan data historis PUK tahun 2008-2011. Hasil estimasi

untuk PUK berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel 3.3

berikut. Estimasi menunjukkan bahwa pada tahun 2012-2016 PUK

laki-laki dan perempuan sama-sama mengalami peningkatan, tetapi

untuk PUK laki-laki terjadi peningkatan yang lebih besar

dibandingkan dengan PUK perempuan.

Tabel 3.3 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2012 – 2016

Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016

Laki-laki

1.491.819 1.515.671 1.539.724 1.564.631 1.591.078

Perempuan 1.489.672 1.508.430 1.527.245 1.546.762 1.567.649

Jumlah 2.981.491 3.024.100 3.066.969 3.111.393 3.158.728

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun Tahun 2012-2016

39

3.2 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Perhitungan partisipasi angkatan kerja diperlukan untuk melakukan

estimasi atau perkiraan terhadap angkatan kerja, dimana angkatan kerja

adalah salah satu aspek penting dalam pasar kerja. Estimasi angka ini

dihitung berdasarkan angka tahun 2008-2011 atau dapat dikatakan bahwa

perkiraan atau estimasi tahun proyeksi (2012-2016) diasumsikan memiliki

kecenderungan yang sama dengan tahun 2008-2011.

3.2.1 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut

Golongan Umur

Semakin tinggi golongan umur, maka tingkat partisipasi

masyarakat dalam pasar kerja cenderung meningkat seiring dengan

bertambahnya tuntutan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Pada

tabel 3.4 terlihat bahwa persentase TPAK pada kelompok usia yang

masih termasuk usia sekolah (15-19 tahun dan 20-24 tahun)

cenderung menurun tiap tahun, terutama pada golongan umur 15-19

tahun. Kemudian untuk kelompok usia produktif (30-54 tahun)

mengalami peningkatan, umumnya TPAK diatas 80 persen pada

perkiraan tahun 2012-2016 dan kemudian cenderung stagnan pada

kelompok umur 55-59 tahun. Sedangkan kelompok umur 60 tahun ke

atas diperkirakan mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke tahun

2016 yaitu dari 53,21 persen menjadi 55,34 persen.

Tabel 3.4

Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012 – 2016

(Dalam Persen)

Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016

15 - 19 35,01 34,02 33,33 32,99 32,26 20 - 24 77,74 77,27 76,79 76,32 75,86 25 - 29 82,32 82,76 83,19 83,98 84,42 30 - 34 86,72 87,21 87,70 88,14 88,46 35 - 39 89,18 89,94 90,62 91,30 91,99 40 - 44 92,43 92,66 92,89 93,16 93,31 45 - 49 90,40 90,49 90,74 91,27 91,35 50 - 54 84,85 85,20 85,65 85,98 86,26 55 - 59 77,98 78,13 78,75 78,81 78,88

60 + 53,21 53,74 54,27 54,80 55,34

Jumlah 76,38 76,66 77,04 77,50 77,78

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun 2012-2016

40

3.2.2 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut

Tingkat Pendidikan

Salah satu indikator yang menunjukkan kualitas tenaga kerja

adalah tingkat pendidikan dari angkatan kerja. Sejalan dengan

implementasi program wajib belajar 12 tahun dari pemerintah serta

semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap tingkat

pendidikan yang lebih baik mengakibatkan kualitas angkatan kerja di

Provinsi Bali secara umum menunjukkan peningkatan. Program

tersebut telah memberikan dampak positif terhadap angkatan kerja di

Provinsi Bali. Menurut perkiraan untuk tahun 2012-2016 pada Tabel

3.5 menunjukkan persentase TPAK menurut tingkat pendidikan di

Provinsi Bali. Persentase rata-rata TPAK tertinggi untuk perkiraan

tahun 2012-2016 sebesar 90,85 persen adalah dari tingkat

pendidikan Universitas. Hal ini terkait dengan jumlah penduduk usia

kerja di Provinsi Bali sebagian besar sudah berpendidikan

Universitas dan diperkirakan pada periode 2012-2016 akan terserap

ke pasar kerja, sesuai dengan indikasi peningkatan yang terjadi pada

tahun 2008-2011. Seiring dengan semakin meningkatnya pendidikan

masyarakat, diharapkan TPAK berpendidikan rendah akan terus

menurun.

Tabel 3.5

Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Tahun 2012 – 2016 (Dalam Persen)

Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016

SD 75,09 74,68 74,31 74,13 73,64

SLTP 67,39 67,09 67,18 66,89 66,79

SLTA Umum 78,06 78,98 79,95 81,15 82,01

SLTA Kejuruan 84,22 84,60 85,19 86,02 86,49

Diploma 86,48 87,79 89,17 89,90 90,14

Universitas 88,81 90,00 90,40 90,63 90,85

Jumlah 76,38 76,66 77,04 77,50 77,78

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun Tahun 2012-2016

41

3.2.3 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut

Jenis Kelamin

Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Provinsi Bali

pada tahun 2012-2016 bisa dilihat pada Tabel 3.6 yang menunjukkan

TPAK laki-laki lebih tinggi jika dibandingkan dengan TPAK dari

perempuan. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh jumlah penduduk

usia kerja (PUK) dan jumlah angkatan kerja, dimana jumlah

penduduk usia kerja perempuan banyak yang statusnya sebagai ibu

rumah tangga sehingga tidak masuk angkatan kerja. Dari tabel 3.6

dapat kita lihat perkiraan rata-rata TPAK laki-laki tahun 2012-2016

sebesar 86,62 persen, sedangkan rata-rata TPAK perempuan dari

tahun 2012-2016 lebih rendah yaitu sebesar 67,44 persen.

Pergeseran TPAK tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.6

Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan KerjaMenurut Jenis Kelamin Tahun 2012 – 2016

(Dalam Persen)

Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016

Laki-laki 84,70 85,58 86,59 87,68 88,56

Perempuan 68,05 67,69 67,42 67,20 66,83

Jumlah 76,38 76,66 77,04 77,50 77,78

3.3 Perkiraan Angkatan Kerja

Di Provinsi Bali jumlah penduduk terus meningkat, hal ini

mempengaruhi jumlah angkatan kerja yang juga meningkat. Jumlah

penduduk yang meningkat dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain

kelahiran, kematian dan migrasi. Pembangunan yang terus meningkat juga

membuka kesempatan kerja sehingga menarik masyarakat untuk datang

mencari kerja.

Angkatan Kerja yang disingkat AK, adalah jumlah dan kualitas

penduduk usia kerja (PUK) yang bekerja atau punya pekerjaan namun

sementara tidak bekerja dan pengangguran. Angkatan kerja terdiri dari

penduduk bekerja dan pengangguran. Pengangguran merupakan bagian

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun 2012-2016

42

dari angkatan kerja karena meskipun mereka belum menghasilkan

pendapatan namun mereka berusaha mendapatkan pekerjaan.

3.3.1 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur

Dari tabel 3.7, dapat dilihat perkiraan jumlah angkatan kerja

pada periode 2012-2016. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2012

diperkirakan sebesar 2.277.277 orang dan meningkat menjadi

sebesar 2.456.759 orang pada tahun 2016. Berdasarkan golongan

umur, jumlah angkatan kerja terbanyak ada pada kelompok umur 30-

34 tahun, yaitu diperkirakan sebanyak 330.720 orang (14,52 persen)

pada tahun 2012 dan tahun 2016 diperkirakan menjadi 379.388

orang (15,44 persen). Jumlah angkatan kerja dari golongan umur

30-34 tahun lebih banyak dibanding golongan umur yang lain, karena

selain pengaruh kelahiran, juga pengaruh dari migrasi. Terutama

orang dari luar Bali yang tertarik untuk bekerja di Bali yang

merupakan pusat Pariwisata Indonesia.

Tabel 3.7

Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012 – 2016

Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016

15 – 19 110.381 109.965 109.374 109.583 108.772

20 – 24 217.154 221.672 226.283 230.990 235.796

25 – 29 264.077 266.962 270.925 276.455 280.671

30 – 34 330.720 342.498 354.695 367.072 379.388

35 – 39 310.407 312.103 313.497 314.897 316.304

40 – 44 313.751 325.712 338.128 351.157 364.179

45 – 49 240.478 251.627 263.794 277.376 290.207

50 – 54 162.367 158.084 154.069 149.961 145.860

55 – 59 128.213 132.032 136.767 140.687 144.719

60 + 199.729 197.499 195.275 193.056 190.863

Jumlah 2.277.277 2.318.154 2.362.806 2.411.234 2.456.759

3.3.2 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Perkiraan jumlah angkatan kerja menurut tingkat pendidikan

di Provinsi Bali pada periode 2012-2016 ditunjukkan oleh tabel 3.8.

Tabel 3.8 menunjukkan perkiraan jumlah angkatan kerja tahun 2012

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun Tahun 2012-2016

43

menurut tingkat pindidikan yang terbanyak adalah tingkat pendidikan

maksimum sekolah dasar (SD) sebanyak 907.218 orang (39,87

persen), angkatan kerja tersebut hanya mengenyam pendidikan

sebatas SD atau sederajat. Dan pada tahun 2016 diperkirakan

jumlah angkatan kerja dari tingkat pendidikan maksimum SD adalah

sebanyak 818.582 orang (33,32 persen). Di sisi lain, angkatan kerja

yang berasal dari tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga

diperkirakan jumlahnya akan semakin meningkat. Hal ini tentunya

menandakan bahwa kepedulian masyarakat terhadap pendidikan

semakin meningkat. Sebagai gambaran berdasarkan standarisasi

guru dan dosen harus berpendidikan minimal S1 untuk guru dan S2

untuk dosen. Ketentuan ini sudah mulai diberlakukan sejak tahun

2010. Kebijakan tersebut mendukung meningkatnya jumlah angkatan

kerja yang berpendidikan tinggi di Provinsi Bali.

Tabel 3.8 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Tahun 2012 – 2016

Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016

Maksimum SD 907.218 885.037 862.836 842.517 818.582

SMTP 393.363 395.695 399.849 401.336 403.749

SLTA Umum 457.363 476.759 496.652 518.191 537.974

SLTA Kejuruan 260.230 278.626 298.743 320.816 342.805

Diploma 96.448 101.523 107.814 114.602 122.194

Universitas 162.654 180.515 196.913 213.773 231.455

Jumlah 2.277.277 2.318.154 2.362.806 2.411.234 2.456.759

3.3.3 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin

Untuk perkiraan jumlah angkatan kerja menurut jenis kelamin

dari tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9

menunjukkan perkiraan jumlah angkatan kerja menurut jenis kelamin

di Provinsi Bali, perkiraan untuk tahun 2012 untuk jumlah angkatan

kerja adalah sebanyak 2.277.277 orang dengan angkatan kerja laki-

laki adalah sebanyak 1.263.612 orang (55,49 persen) dan angkatan

kerja perempuan adalah sebanyak 1.013.665 orang (44,51 persen).

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun Tahun 2012-2016

44

Sedangkan untuk perkiraan tahun 2016, jumlah angkatan kerja di

Provinsi Bali diperkirakan akan berjumlah 2.456.759 orang yang

terdiri dari angkatan kerja laki-laki sebanyak 1.409.130 orang (57,36

persen) dan angkatan kerja perempuan sebanyak 1.047.630 orang

(42,64 persen). Perkiraan tersebut menunjukkan bahwa di Provinsi

Bali jumlah angkatan kerja akan terus meningkat baik laki-laki

maupun perempuan. Tetapi pertambahan angkatan kerja laki-laki

lebih besar daripada perempuan.

Tabel 3.9

Perkiraan Angkatan Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012 – 2016

Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016

Laki-laki 1.263.612 1.297.167 1.333.209 1.371.791 1.409.130

Perempuan 1.013.665 1.020.987 1.029.597 1.039.443 1.047.630

Jumlah 2.277.277 2.318.154 2.362.806 2.411.234 2.456.759

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

45

PERKIRAAN DAN PERENCANAAN

KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA

2012-2016

4.1 Perkiraan Perekonomian Tahun 2012 – 2016

Salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja suatu

perekonomian adalah pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada

perekonomian tersebut. Terutama untuk melakukan analisis tentang hasil

pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara/daerah pada

satu periode/tahun. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sampai sejauh

mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan

atau kesejahteraan masyarakat pada suatu periode tertentu. Pertumbuhan

ekonomi suatu daerah yang terus menunjukkan trend peningkatan dari

tahun ke tahun menggambarkan perekonomian daerah tersebut mengalami

perkembangan yang baik.

Perencanaan pembangunan ekonomi adalah sarana utama menuju

pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Melalui suatu perencanaan

pembangunan ekonomi, suatu daerah dapat menentukan serangkaian

sasaran ekonomi secara kuantitatif dalam periode tertentu. Perekonomian

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

46

Provinsi Bali pada tahun 2012-2016 diperkirakan mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun, dimana perekonomian Provinsi Bali diperkirakan

tumbuh berturut-turut 7,49 persen, 7,60 persen, 7,74 persen, dan 7,82

persen dari tahun 2012-2016. Pertumbuhan ekonomi tersebut diharapkan

dapat memiliki dampak terhadap penyerapan tenaga kerja sehingga

mengurangi jumlah pengangguran dan jumlah penduduk miskin di Provinsi

Bali.

Pada Tabel 4.1 dapat kita lihat perkiraan PDRB menurut Lapangan

Usaha di provinsi Bali pada tahun 2012-2016. Struktur perekonomian di

Provinsi Bali akan didominasi oleh sektor PHR (perdagangan, hotel dan

restoran), disusul oleh sektor pertanian dan sektor jasa kemasyarakatan.

Sektor perekonomian dengan rata-rata share tertinggi pada PDRB Provinsi

Bali adalah sektor PHR yang diperkirakan akan mencapai 32,46 persen

pada tahun 2012 dan pada tahun 2016 sektor PHR akan menyumbang 33

persen pada perekonomian Provinsi Bali.

Untuk sektor kedua terbesar adalah sektor pertanian, yang

diperkirakan akan menyumbang 19,14 persen pada PDRB di tahun 2012

dan 18,26 persen pada tahun 2016. Terdapat penurunan kontribusi sektor

pertanian pada perekonomian Provinsi Bali. Hal ini bukan berarti ada

penurunan kinerja pada sektor pertanian, tetapi lebih dikarenakan adanya

kemajuan di sektor lain. Sektor ketiga yang memberi kontribusi cukup besar

pada perekonomian Provinsi Bali berasal dari sektor jasa kemasyarakatan

dengan perkiraan kontribusi sebesar 14,28 persen pada tahun 2012 dan

14,96 persen pada tahun 2016.

Tabel 4.1 Perkiraan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2012-2016 (Milyar rupiah)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016

1. Pertanian 6.271,08 6.660,98 7.085,63 7.542,39 8.037,22

2. Pertambangan 231,68 261,70 292,17 328,11 367,39

3. Industri Pengolahan 3.261,55 3.513,53 3.799,31 4.110,09 4.449,45

4. Listrik, Gas dan Air 495,99 528,75 564,01 602,01 642,96

5. Bangunan 1.329,77 1.445,76 1.561,15 1.686,85 1.824,61

6. Perdagangan 10.633,88 11.477,40 12.393,58 13.410,78 14.523,21

7. Angkutan 3.572,37 3.801,65 4.050,83 4.323,71 4.619,69

8. Keuangan 2.285,76 2.429,86 2.595,56 2.776,26 2.968,96

9. Jasa Kemasyarakatan 4.677,64 5.093,56 5.547,06 6.042,28 6.582,80

Jumlah 32.759,71 35.213,20 37.889,32 40.822,49 44.016,28

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

47

4.2. Perkiraan Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan pekerjaan atau

kesempatan kerja yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan

ekonomi (produksi). Dengan demikian, pengertian kesempatan kerja adalah

mencakup lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan

pekerjaan yang masih lowong. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia No.16 Tahun 2010 tentang Perencanaan

Tenaga Kerja Makro, yang dimaksud dengan kesempatan kerja adalah

lowongan pekerjaan yang belum diisi oleh pencari kerja yang sudah ada.

Kegiatan ekonomi di berbagai lapangan usaha yang dilakukan oleh

masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak

positif terhadap penciptaan lapangan pekerjaan, yang mencerminkan

banyaknya kesempatan kerja. Di satu sisi, kesempatan kerja secara

kuantitatif dapat dilihat dari pendekatan jumlah penduduk yang bekerja pada

berbagai karakteristik seperti berdasarkan lapangan usaha, status pekerjaan

utama, jenis pekerjaan dan sebagainya. Di sisi lain, dapat dilihat melalui

pendekatan lapangan pekerjaan yang belum diisi sebagai akibat belum

terpenuhinya persyaratan jenis pekerjaan. Data tersebut secara riil belum

tersedia di berbagai publikasi sehingga dalam memproyeksikan kesempatan

kerja untuk beberapa tahun ke depan dilakukan melalui pendekatan

perhitungan jumlah penduduk yang bekerja.

Perkiraan kesempatan kerja adalah salah satu bagian penting dalam

perencanaan tenaga kerja, yang memuat aspek kuantitatif dan kualitattif,

serta merupakan indikasi perkiraan kebutuhan tenaga kerja di tiap sektor

ekonomi. Dalam skala makro, perkiraan kesempatan kerja memiliki manfaat

yang cukup luas seperti sebagai masukan dan evaluasi bagi perencanaan

pendidikan dan pelatihan, sehingga output dari sistem pendidikan dan

pelatihan dapat diusahakan sedekat mungkin dengan tuntutan dari

pekerjaan. Dapat juga menjadi masukan dan evaluasi dalam perumusan

kebijakan, program dan strategi perluasan kesempatan kerja.

Penciptaan kesempatan kerja merupakan salah satu langkah untuk

penanggulangan pengangguran. Semakin banyak kesempatan kerja yang

tercipta menyebabkan rendahnya atau berkurangnya pengangguran.

Penciptaan kesempatan kerja di berbagai sektor atau lapangan usaha

sangat diharapkan sehingga memberikan peluang kepada penduduk untuk

bekerja.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

48

4.2.1 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha

Pada tabel 4.2 dapat dilihat perkiraan kesempatan kerja di

Provinsi Bali pada tahun 2012-2016. Untuk tahun 2012-2016,

perkiraan kesempatan kerja atau penyerapan tenaga kerja menurut

lapangan usaha masih didominasi oleh sektor perdagangan, hotel

dan restoran. Yang diperkirakan akan menyerap tenaga kerja

dengan akumulasi sebanyak 3.194.868 orang dari tahun 2012-2016.

Trend penyerapan tenaga kerja di sektor perdagangan, hotel

dan restoran selama periode tersebut mengalami kenaikan dari

tahun ke tahun. Bertambahnya jumlah orang yang bekerja di sektor

perdagangan, hotel dan restoran diperkirakan karena didukung oleh

sektor jasa kemasyarakatan serta sektor pertanian. Diharapkan pada

masa yang akan datang, ketiga sektor ini masih bisa dioptimalkan

dengan memberikan pendampingan terutama terkait dengan

manajemen usaha untuk mengoptimalkan sektor jasa

kemasyarakatan serta pertanian menjadi penopang untuk sektor

unggulan yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Sedangkan dua sektor yang terlihat cukup banyak menyerap

tenaga kerja adalah sektor industri pengolahan serta sektor

bangunan. Dapat terlihat bahwa industri pengolahan selama periode

2012-2016 diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sebanyak

1.605.303 orang, sedangkan sektor bangunan menyerap 986.530

orang. Hal ini dapat menjadi suatu indikasi bahwa sektor industri

pengolahan serta sektor bangunan mulai tumbuh. Mengingat sektor

perdagangan hotel dan restoran memerlukan sektor yang

menyediakan input misalnya untuk barang kerajinan, perlu pasokan

dari industri pengolahan kulit untuk alas kaki, tas maupun barang

kerajinan lain. Sedangkan sektor bangunan memberi pasokan

tenaga untuk membangun infrastruktur pendukung sektor

perdagangan, hotel dan restoran.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

49

Tabel 4.2

Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016

1. Pertanian 498.063 459.060 422.785 389.003 357.369

2. Pertambangan 12.824 13.066 13.287 13.524 13.759

3. Industri Pengolahan 300.065 310.450 320.581 332.329 341.878

4. Listrik, Gas dan Air 7.120 7.350 7.550 7.595 7.641

5. Bangunan 192.373 195.662 197.161 199.478 201.856

6. Perdagangan 608.013 622.910 638.270 654.453 671.222

7. Angkutan 81.402 81.786 82.179 82.586 83.001

8. Keuangan 86.485 89.382 92.560 95.919 99.390

9. Jasa Kemasyarakatan 438.567 487.482 538.887 587.207 631.351

Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466

4.2.2 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Golongan Umur

Berdasarkan Tabel 4.3. dapat dilihat perkiraan kesempatan

kerja menurut golongan umur di Provinsi Bali pada periode 2012-

2016. Untuk tahun 2012 diperkirakan kesempatan kerja didominasi

oleh golongan umur 30-34 tahun serta golongan umur 40-44 tahun,

yang jumlahnya cenderung meningkat selama tahun 2012-2016. Hal

ini disebabkan karena pada usia tersebut merupakan usia produktif

dalam bekerja serta memenuhi kebutuhan hidup mereka, terutama

yang telah memiliki keluarga. Sementara, kesempatan kerja untuk

tenaga kerja pada golongan umur antara 15-19 tahun cenderung

menurun, karena tingkat pendidikan yang terus meningkat sehingga

pada rentang umur tersebut, penduduk usia kerja masih menempuh

pendidikan.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

50

Tabel 4.3

Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016

Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016

15 – 19 96.859 93.597 90.730 88.190 85.496

20 – 24 202.097 208.979 214.659 221.095 227.574

25 – 29 255.613 257.553 260.323 263.839 266.703

30 – 34 326.527 339.748 353.205 366.439 378.543

35 – 39 308.067 310.278 312.230 314.100 315.663

40 – 44 310.996 323.482 336.545 350.064 363.527

45 – 49 239.749 250.919 263.536 276.739 289.563

50 – 54 160.973 156.741 153.005 149.299 145.603

55 – 59 127.265 131.000 135.799 140.192 144.491

60 + 196.766 194.851 193.228 192.137 190.303

Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466

4.2.3 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan variabel penting dalam

merencanakan kesempatan kerja, karena pendidikan dapat dijadikan

sebagai indikator atau ukuran untuk mendeteksi kualitas pendidikan

yang baik, sekaligus mendeteksi kualitas kesempatan kerja itu

sendiri.

Pada Tabel 4.4 jenjang pendidikan yang digunakan dibagi

menjadi 5 tingkatan mulai dari sekolah dasar sampai universitas.

Kesempatan kerja menurut tingkat pendidikan sampai dengan tahun

2012 diperkirakan masih tetap didominasi oleh mereka yang

berpendidikan maksimum sekolah dasar dengan angka absolut pada

kisaran jumlah 897.459 orang atau secara proporsi 40,34 persen

pada tahun 2012, tapi diperkirakan terus menurun akhirnya sampai

pada jumlah 806.945 orang pada tahun 2016 atau secara

proporsional 33,52 persen dari keseluruhan tenaga kerja. Hanya

pada jenjang pendidikan tersebut yang diperkirakan mengalami

penurunan, sedangkan jenjang pendidikan lainnya diperkirakan terus

mengalami peningkatan.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

51

Hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa sebagian

besar penduduk yang bekerja di Provinsi Bali memiliki kualitas yang

masih rendah namun demikian sudah ada tanda-tanda peningkatan

kualitas tenaga kerja dengan menurunnya jumlah tenaga kerja yang

bekerja dengan pendidikan sekolah dasar, diikuti meningkatnya

kesempatan kerja pada tingkat pendidikan Universitas dengan

jumlah yang cukup banyak.

Tabel 4.4

Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016

Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016

SD 897.459 874.655 852.034 832.043 806.945

SMTP 385.331 387.886 392.820 395.151 398.206

SMTA Umum 448.119 468.521 489.256 509.271 529.460

SMTA Kejuruan 245.478 264.365 284.580 307.138 328.844

Diploma 91.687 96.749 103.079 109.793 117.488

Universitas 156.838 174.972 191.491 208.698 226.523

Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466

4.2.4 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Kelamin

Menurut hasil proyeksi yang dapat dilihat pada Tabel 4.5,

pada tahun 2012-2016 kesempatan kerja menurut jenis kelamin di

Provinsi Bali diperkirakan masih di dominasi oleh laki-laki. Pada

tahun 2012 diperkirakan jumlah tenaga kerja laki-laki mencapai

1.238.550 orang atau 55,67 persen dari jumlah tenaga kerja,

sedangkan untuk jumlah tenaga kerja perempuan pada tahun 2012

diperkirakan mencapai 986.362 orang atau 44,33 persen dari

proporsi keseluruhan tenaga kerja. Dari tahun ke tahun, jumlah

tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan diperkirakan terus

meningkat. Sampai pada tahun 2016 dimana jumlah tenaga kerja

laki-laki diperkirakan akan menjadi 1.384.523 orang (57,51 persen)

sedangkan tenaga kerja perempuan diperkirakan menjadi 1.022.943

(42,49 persen).

Kesempatan kerja menurut jenis kelamin sangat penting

dalam perencanaan, karena dapat menjadi ukuran untuk mendeteksi

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

52

seberapa besar peran dari tenaga kerja perempuan dalam

pembangunan. Selain itu, pekerja perempuan memiliki karakteristik

tersendiri sehingga dalam merencanakan kesempatan kerja untuk

perempuan bisa dirancang untuk pekerjaan yang lebih memerlukan

ketelitian, kesabaran, maupun ketekunan.

Tabel 4.5 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2012-2016

Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016

Laki-laki 1.238.550 1.272.541 1.309.091 1.347.592 1.384.523

Perempuan 986.362 994.607 1.004.169 1.014.502 1.022.943

Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466

4.2.5 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan

Status pekerjaan utama adalah kedudukan seseorang dalam

melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan. Hal ini sering

disebut berdasarkan sektor formal atau sektor informal. Pekerja

formal meliputi buruh/karyawan/pegawai serta mereka yang

berusaha dibantu buruh tetap/ buruh dibayar. Sedangkan pekerja

lainnya disebut pekerja informal.

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa menurut hasil proyeksi,

perkiraan kesempatan kerja menurut status pekerjaan di Provinsi Bali

untuk tahun 2012-2016 masih didominasi oleh pekerja informal. Pada

tahun 2012 pekerja di sektor informal diperkirakan mencapai

1.229.405 orang atau 55,26 persen dari jumlah tenaga kerja. Jumlah

ini terus menurun sampai tahun 2016 yang diperkirakan akan

berjumlah 1.201.628 orang atau 49,91 persen dari proporsi tenaga

kerja secara keseluruhan. Sedangkan untuk pekerja formal

jumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun pada periode 2012-

2016, tapi persentasenya tetap lebih rendah dibandingkan pekerja

informal kecuali pada tahun 2016 presentasenya di atas pekerja

informal. Pada tahun 2012 persentase pekerja formal hanya 44,74

persen dari keseluruhan, dan terus mengalami peningkatan pada

tahun 2016 yakni mencapai sebesar 50,09 persen.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

53

Tabel 4.6

Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Tahun 2012-2016

Status Pekerjaan Utama 2012 2013 2014 2015 2016

1. Berusaha Sendiri tanpa bantuan 313.659 313.566 312.743 312.735 314.340

2. Berusaha Dengan Dibantu 413.396 412.219 411.173 411.601 413.350

3. Berusaha Dengan Buruh 79.526 79.687 79.739 81.248 82.397

4. Pekerja/Buruh/karyawan 915.981 964.517 1.017.789 1.071.995 1.123.441

5. Pekerja Bebas di Pertanian 26.811 26.063 25.152 24.002 22.579

6. Pekerja Bebas di Non Pertanian 177.012 194.787 212.784 229.846 244.756

7. Pekerja tak dibayar 298.527 276.309 253.880 230.667 206.603

Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466

4.2.6 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jabatan

Perkembangan perekonomian dunia yang mengalami

perubahan berimbas juga terhadap Indonesia sebagai salah satu

negara yang berkembang. Perkiraan kesempatan kerja menurut

jabatan yang ada saat ini dapat berubah di masa depan dikarenakan

perubahan yang terjadi di dunia global.

Berdasarkan data pada Tabel 4.7, kesempatan kerja menurut

jenis jabatan pada periode 2012-2016 diperkirakan masih didominasi

oleh mereka yang memegang jabatan sebagai tenaga produksi dan

lainnya yang mencapai 775.578 orang pada tahun 2012 atau 34,86

persen dari proporsi keseluruhan. Jumlah ini terus meningkat sampai

pada tahun 2016 yang diperkirakan mencapai 1.007.212 orang atau

41,84 persen dari proporsi keseluruhan. Selama periode 2012-2016,

jumlah dan proporsi terbesar kedua ditempati oleh tenaga usaha

penjualan kecuali pada tahun 2012 terbesar kedua ditempati oleh

tenaga usaha pertanian. Jumlah tenaga penjualan diperkirakan terus

meningkat yaitu dari 433.104 orang meningkat menjadi 512.911

orang pada tahun 2016.

Kebutuhan yang besar akan tenaga produksi dan lainnya

terkait erat dengan masih besarnya porsi tenaga kerja tersebut yang

dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan produksi pada sektor industri

pengolahan, bangunan, dan lainnya. Fungsi pekerja produksi atau

pekerja kasar tersebut pada umumnya sebagai operator dengan

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

54

kebutuhan kualifikasi pendidikan dan keahlian yang rendah. Dalam

jangka panjang posisi pekerja pada kelompok ini akan sangat rentan

terdislokasi karena fungsi mereka dapat digantikan oleh mesin. Pada

kelompok ini program-program ketenagakerjaan ditujukan.

Proporsi tenaga profesional, tenaga kepemimpinan dan

tenaga tata usaha proporsinya jauh lebih kecil. Namun demikian

jumlahnya akan terus meningkat dari tahun 2012-2016. Hal ini dapat

dilihat pada tabel 4.7. Kenaikan jumlah pekerja pada jabatan tenaga

profesional tersebut sangat wajar sejalan dengan perkembangan

dunia usaha yang cukup signifikan. Diharapkan fenomena ini

memiliki dampak positif dalam penciptaan dan perluasan

kesempatan kerja.

Tabel 4.7 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jabatan

Tahun 2012-2016

Jenis Pekerjaan Utama 2012 2013 2014 2015 2016

0/1. Tenaga Profesional 154.417 160.297 166.262 174.085 183.708

2. Tenaga Kepemimpinan 43.463 47.988 52.434 56.754 60.775

3. Tenaga Tata Usaha 164.984 169.605 175.903 182.444 188.978

4. Tenaga Usaha Penjualan 433.104 458.734 480.848 499.289 512.911

5. Tenaga Usaha Jasa 197.717 213.987 229.196 243.178 255.263

6. Tenaga Usaha Pertanian 455.649 375.910 306.914 248.225 198.619

7/8/9. Tenaga Produksi & lainnya 775.578 840.627 901.703 958.119 1.007.212

Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466

4.2.7 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam Kerja

Jam kerja menunjukkan pemakaian waktu yang digunakan

oleh tenaga kerja selama mereka bekerja. Jam kerja dibagi 2

kategori yaitu bekerja penuh (penduduk yang bekerja lebih dari 35

jam seminggu) dan setengah penganggur (penduduk yang bekerja

kurang dari 35 jam seminggu).

Tabel 4.8 merupakan perkiraan kesempatan kerja menurut

jam kerja penuh (diatas 35 jam kerja seminggu). Pada periode 2012-

2016 diperkirakan pekerja yang memiliki jam kerja diatas 35 jam

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

55

seminggu berjumlah 1.690.710 orang atau 75,99 persen dari proporsi

keseluruhan. Jumlah ini terus meningkat pada tahun 2016 yang

diperkirakan mencapai 1.866.743 orang atau 77,54 persen dari

proporsi keseluruhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah pekerja

penuh terus meningkat dari tahun ke tahun. Sedangkan pekerja yang

jumlah jam kerjanya kurang dari 35 jam seminggu pada tahun 2012

berjumlah 534.202 orang atau 24,01 persen sedangkan pada tahun

2016 jumlahnya meningkat menjadi 540.723 orang tapi proporsinya

menurun menjadi 22,46 persen dari keseluruhan.

Tabel 4.8 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam Kerja

Tahun 2012-2016 (Juta Orang)

Jam Kerja 2012 2013 2014 2015 2016

0** 18.791 16.921 15.244 13.738 12.350

1-9 37.352 37.634 37.946 38.266 38.496

10-14 59.603 56.134 52.905 49.869 46.894

15-24 189.047 192.880 196.930 201.097 204.853

25-34 229.409 230.870 232.966 235.587 238.130

35-44 459.241 461.992 465.087 468.278 470.346

45-59 869.767 900.733 933.459 967.529 1.000.409

≥ 60 361.702 369.984 378.723 387.730 395.988

Jumlah 2.224.912 2.267.148 2.313.260 2.362.094 2.407.466

4.3 Perkiraan Produktivitas Tenaga Kerja

Besarnya produktivitas tenaga kerja merupakan gambaran besarnya

aktifitas tenaga kerja yang dapat dihasilkan, tinggi rendahnya tingkat

produktivitas tenaga kerja yang dicapai setiap sektor lapangan usaha

tergantung pada nilai pendapatan dan banyaknya jumlah pekerja yang

bekerja di sektor tersebut.

Tabel 4.9 menunjukkan perkiraan produktivitas tenaga kerja menurut

lapangan usaha, dimana produktivitas total per tenaga kerja per tahun

sebesar Rp. 14,72 juta/tenaga kerja pada tahun 2012 dan terus mengalami

peningkatan sehingga menjadi Rp. 18,28 juta/tenaga kerja pada tahun 2016.

Menurut lapangan usaha, listrik, gas dan air memiliki produktivitas per

tenaga kerja paling tinggi diantara sektor lainnya. Pada lapangan usaha

listrik, gas dan air produktivitas tenaga kerja per tahun mencapai Rp. 69,66

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

56

juta/tenaga kerja dan terus meningkat menjadi Rp. 84,15 juta/tenaga kerja

pada tahun 2016.

Tabel 4.9 Perkiraan Produktivitas

Tahun 2012-2016 (Juta Rp./Tenaga Kerja)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016

1. Pertanian 12,59 14,51 16,76 19,39 22,49 2. Pertambangan 18,07 20,03 21,99 24,26 26,70 3. Industri Pengolahan 10,87 11,32 11,85 12,37 13,01 4. Listrik, Gas dan Air 69,66 71,94 74,70 79,26 84,15 5. Bangunan 6,91 7,39 7,92 8,46 9,04 6. Perdagangan 17,49 18,43 19,42 20,49 21,64 7. Angkutan 43,89 46,48 49,29 52,35 55,66 8. Keuangan 26,43 27,19 28,04 28,94 29,87 9. Jasa Kemasyarakatan 10,67 10,45 10,29 10,29 10,43

Jumlah 14,72 15,53 16,38 17,28 18,28

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

57

PERKIRAAN DAN PERENCANAAN

KESEIMBANGAN ANTARA PERSEDIAAN

DAN KEBUTUHAN

AKAN TENAGA KERJA

Dalam proses perencanaan tenaga kerja, persediaan tenaga kerja

menjadi tumpuan awal yang menentukan kuantitas dan kualitas tenaga

kerja, sedangkan kebutuhan tenaga kerja adalah sesuatu yang harus

diciptakan. Sementara itu dengan kondisi negara yang cenderung surplus

persediaan tenaga kerja seperti di Indonesia maka penciptaan kesempatan

kerja yang seluas-luasnya adalah upaya yang mutlak harus dilakukan

apapun kondisi tenaga kerja yang tersedia. Demikian pula perbaikan

berbagai sistem yang berkenaan dengan penanggulangan pengangguran.

Konsep ini berkaitan erat dengan kondisi nyata Indonesia untuk mengatasi

masalah pengangguran yang dengan jelas menunjukkan

ketidakseimbangan antara persediaan dan kebutuhan tenaga kerja

sebagaimana telah disampaikan pada Bab II.

5.1 Persediaan Tenaga Kerja dan Kebutuhan Tenaga Kerja

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali

diperkirakan bertambah tiap tahunnya. Pada perkiraan awal di tahun 2012,

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2013-2017

58

jumlah angkatan kerja sebanyak 2.277.277 orang, kemudian pada tahun

2013, tahun 2014, tahun 2015 dan tahun 2016 angkatan kerja masing-

masing diperkirakan meningkat jumlahnya menjadi 2.318.154 orang,

2.362.810 orang, 2.411.219 orang, dan 2.456.572 orang. Pertambahan

jumlah angkatan kerja disebabkan antara lain oleh pertambahan penduduk

alami (natural increase) dan pertambahan penduduk akibat migrasi masuk

lebih banyak dibandingkan dengan migrasi keluar.

Dalam hal ini pemerintah terus berusaha meningkatkan kesempatan

kerja untuk mengimbangi jumlah angkatan kerja yang terus meningkat tiap

tahunnya, tetapi jumlah kesempatan kerja tetap lebih rendah jika

dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja.

Tabel 5.1

Perkiraan Jumlah Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja

Tahun 2012-2016

Tahun Jumlah

Angkatan Kerja Jumlah Kesempatan

Kerja

2012 2.277.277 2.224.912

2013 2.318.154 2.267.148

2014 2.362.810 2.313.260

2015 2.411.219 2.362.094

2016 2.456.572 2.407.466

Dari tabel 5.1 dapat digambarkan bahwa perkiraan jumlah

kesempatan kerja terus meningkat tiap tahun dari tahun 2012-2016. Pada

tahun 2012 sebanyak 2.224.912 orang, tahun 2013 sebanyak 2.267.148

orang, tahun 2014 menjadi 2.313.260 orang, tahun 2015, tahun 2016

sebanyak, 2.407.466 orang. Berdasarkan tabel 5.1 dapat disimpulkan

bahwa jumlah kesempatan kerja yang tersedia masih lebih rendah daripada

jumlah angkatan kerja yang ada sehingga timbul penganggur yang dalam

hal ini adalah penganggur terbuka.

5.2. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur

Definisi penganggur terbuka adalah mereka yang mencari pekerjaan,

yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena merasa

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

59

tidak mungkin mendapatkan pekerjaan serta yang sudah punya pekerjaan

tetapi belum mulai bekerja. Berdasarkan definisi tersebut, perkiraan

penganggur terbuka di Provinsi Bali secara absolut berkurang tiap tahunnya.

Tabel 5.2 menunjukan perkiraan pengangguran terbuka menurut

golongan umur di Provinsi Bali mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal

ini terlihat pada total dari pengangguran, serta dari masing-masing golongan

umur. Pada tahun 2012 jumlah penganggur terbuka diperkirakan sebanyak

52.365 orang dan jumlahnya berkurang menjadi 49.293 orang pada tahun

2016, atau berkurang sebanyak 3.072 orang. Berdasarkan golongan umur

jumlah penganggur terbuka terbanyak berada pada golongan umur 15-19

tahun baik pada tahun 2012 maupun pada tahun 2016, masing-masing

berjumlah 13.522 orang dan 23.276 orang.

Tabel 5.2 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur

Tahun 2012-2016

Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016

15 - 19 13.522 16.367 18.644 21.394 23.276

20 - 24 15.057 12.693 11.624 9.896 8.221

25 - 29 8.464 9.409 10.603 12.617 13.968

30 - 34 4.193 2.750 1.490 633 845

35 - 39 2.340 1.825 1.267 797 641

40 - 44 2.755 2.229 1.583 1.093 652

45 - 49 729 709 258 636 644

50 - 54 1.393 1.343 1.063 662 257

55 - 59 948 1.032 968 494 228

60 + 2.963 2.648 2.048 919 561

Jumlah 52.365 51.006 49.546 49.140 49.293

5.3 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan

Tenaga kerja di Indonesia masih didominasi oleh mereka yang

berpendidikan rendah baik dari segi persediaan maupun kebutuhannya

sehingga penganggur terbukanya juga masih didominasi oleh penganggur

terbuka berpendidikan rendah. Tabel 5.3 menunjukkan bahwa perkiraan

jumlah penganggur terbuka terbanyak pada tahun 2012 adalah angkatan

kerja dengan pendidikan tingkat SMTA Kejuruan sebanyak 14.752 orang

begitu juga dengan perkiraan untuk tahun 2016, penganggur terbuka

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2013-2017

60

terbanyak berasal dari tingkat pendidikan SMTA Kejuruan, yaitu sebanyak

13.961 orang. Sedangkan untuk urutan kedua terbanyak ditempati oleh

penganggur terbuka dengan tingkat pendidikan maksimum SD, baik pada

tahun 2012 sebanyak 9.759 orang dan pada tahun 2016 sebanyak 11.637

orang.

Tabel 5.3

Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016

Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016

SD 9.759 10.382 10.802 10.474 11.637

SMTP 8.032 7.809 7.029 6.185 5.543

SMTA Umum 9.244 8.237 7.397 8.921 8.513

SMTA Kejuruan 14.752 14.261 14.162 13.677 13.961

Diploma 4.761 4.773 4.734 4.808 4.706

Universitas 5.817 5.543 5.422 5.075 4.932

Jumlah 52.365 51.006 49.546 49.140 49.293

Jumlah penganggur terbuka lulusan pendidikan Diploma dan

Universitas masih jauh lebih kecil daripada tingkat pendidikan di bawahnya

namun perlu mendapatkan perhatian karena seharusnya mereka sudah

lebih siap bekerja. Fenomena ini disebabkan karena mismatch atau

ketidakcocokan antara lapangan kerja yang tersedia dengan keahlian

lulusan Diploma dan Universitas. Sehingga lulusan Diploma dan Universitas

kurang terserap dalam lapangan kerja di Provinsi Bali.

5.4 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 5.4 pada tahun 2012 penganggur laki-laki

diperkirakan masih cukup besar yaitu sebanyak 25.062 orang namun pada

akhir tahun 2016 diperkirakan menurun sehingga menjadi sebanyak 24.607

orang. Sedangkan untuk penganggur perempuan diperkirakan jumlahnya

cukup tinggi pada tahun 2012 yaitu sebanyak 27.303 orang, lebih tinggi

dibandingkan penganggur laki-laki, tapi pada tahun 2016 diperkirakan

jumlah pengganggur perempuan menurun menjadi 24.686 orang.

Jumlah penganggur perempuan terus menurun dalam kurun waktu 5

tahun dari tahun 2012-2016. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan tidak

hanya menjadi ibu rumah tangga tetapi perempuan Provinsi Bali sudah

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

61

mulai banyak masuk ke dunia kerja karena pendidikan yang berkualitas dan

memilik keberanian untuk berusaha sendiri dengan menjadi wirausaha

mandiri.

Tabel 5.4 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2012-2016

Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016

Laki-laki 25.062 24.626 24.118 24.199 24.607

Perempuan 27.303 26.380 25.427 24.941 24.686

Jumlah 52.365 51.006 49.546 49.140 49.293

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

63

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI

DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI

Sejak di tetapkan otonomi khusus bagi Provinsi Bali, maka Provinsi

Bali dan rakyat Bali memiliki kewenangan yang lebih luas untuk mengatur

dan mengurus sendiri dan tanggung jawab yang lebih besar untuk

menyelenggarakan pemerintahan dan mengatur kekayaan alam di Provinsi

Bali untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Bali. Bali sebagai

salah satu daerah tujuan wisata utama, kekayaan dan keindahan alam serta

keunikan seni budayanya menjadi daya tarik utama. Bali merupakan tujuan

wisata favorit tidak saja di Indonesia, tapi seluruh dunia. Sebagai daerah

tujuan wisata, Bali konsisten menetapkan sektor pariwisata sebagai sektor

andalan. Pengembangan industri pariwisata di Bali secara umum

menerapkan konsep Pariwisata Budaya, yang secara implisit memasukan

misi menumbuh suburkan kebudayaan Bali dalam setiap kegiatan

pengembangan. Di lain pihak, kepariwisataan telah menjadi salah satu

industri yang memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan

perekonomian Bali. Seperti tercermin dalam komposisi penyumbang

pertumbuhan perekonomian Bali, sektor perdagangan, hotel dan restoran

selalu menjadi sektor andalan Provinsi Bali. Sehingga tidaklah salah untuk

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

64

dikatakan bahwa tingkat perekonomian Bali sangat tergantung pada

pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

Begitu banyak pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Bali

membawa pengaruh pada arus masuk urbanisasi/migrasi memberikan

kemantapan wisata di Bali. Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah tidak

hanya berupa wilayah akan tetapi juga dengan masyarakat didalamnya.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemerintah Provinsi Bali

adalah menciptakan lapangan kerja atau usaha yang layak. Tantangan

tersebut mencangkup 2 hal sekaligus, yaitu penciptaan lapangan pekerjaan

baru bagi angkatan kerja yang belum bekerja dan peningkatan produktivitas

kerja bagi mereka yang sudah bekerja.

Kompleksnya permasalahan mengenai ketenagakerjaan perlu

mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk mengatasinya. Pengambilan

suatu kebijakan yang tepat akan mampu mengatasi permasalahan yang

terjadi, untuk itu peran pemerintah sangatlah besar terhadap terwujudnya

masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu, tidak tepat jika ada anggapan

bahwa pembinaan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan dapat

dilakukan dengan mengandalkan suatu kebijakan tunggal. Demikian juga

halnya dengan aspek kelembagaan fungsional yang terlibat dalam bidang

ketenagakerjaan, adalah suatu hal yang tidak mungkin apabila

tanggungjawabnya hanya diletakkan pada satu atau beberapa instansi saja.

Pembinaan ketenagakerjaan juga harus dilakukan mulai dari hulu hingga

hilir.

Sehubungan dengan itu, maka kebijakan komprehensif yang

dibutuhkan adalah kebijakan berkaitan dengan perluasan kesempatan kerja,

pembinaan angkatan kerja dan peningkatan perlindungan dan

kesejahteraan pekerja. Secara lebih rinci, uraian kebijakan tersebut adalah

sebagai berikut :

6.1 Rekomendasi Kebijakan Perekonomian

Pembangunan ekonomi diarahkan untuk membawa rakyat pada

peningkatan kesejahteraan yang lebih baik, dan hal ini bukanlah merupakan

suatu pekerjaan yang mudah. Pembangunan ekonomi adalah salah satu

pilar penting untuk mencapai peningkatan kesejahteraan rakyat (Harmadi,

2007). Bicara mengenai perekonomian terdapat 3 konsep penting yang

saling terkait, yaitu keterbatasan sumber daya, pilihan, dan pengambilan

keputusan ekonomi, yang dapat mengantarkan kita pada ketercapainya

kesejahteraan rakyat yang optimal. Seperti kita ketahui pembangunan

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

65

menjadikan rakyat sebagai subyek sekaligus juga sebagai obyek dari

pembangunan itu sendiri, pembangunan tidak akan ada artinya tanpa rakyat

karena tidak mungkin dilaksanakan tanpa rakyat. Disamping itu

pembangunan memang ditujukan untuk rakyat.

Hasil perkiraan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali (PTKP Bali

Tahun 2012-2016) memberikan nuansa yang optimis. Hal ini disebabkan

perekonomian Bali pada 5 tahun mendatang diperkirakan mampu tumbuh

sebesar 6,5%-7,8%. Pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut juga

diperkirakan akan mendorong penciptaan kesempatan kerja, sehingga

jumlah kesempatan kerja pada rentang tahun 2012-2016 diperkirakan akan

bertambah sebanyak 182,55 ribu orang sehingga menjadi 2,41 juta orang.

Peningkatan penciptaan kesempatan kerja ini juga berdampak positif

terhadap tingkat dan jumlah pengangguran terbuka. Pada tahun 2012,

Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) diperkirakan menurun menjadi 2,3%

atau sebanyak 52.365 orang. Pada Tahun 2016 tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) diperkirakan menurun menjadi 2,01% atau sebanyak 49.293

orang.

Lebih lanjut, sektor keuangan dan jasa kemasyarakatan juga

diperkirakan masih akan tumbuh cukup tinggi seiring dengan semakin

pesatnya pembangunan di Bali. Pada sisi penggunaan pertumbuhan

ekonomi Bali pada 2012-2016 diperkirakan akan didorong oleh permintaan

dalam negeri/domestik terutama konsumsi baik konsumsi rumah tangga

maupun pemerintah. Peningkatan Konsumsi rumah tangga didorong oleh

peningkatan daya beli masyarakat yang diperkirakan akan terus meningkat

dan konsumsi pemerintah meningkat seiring dengan makin bertambahnya

anggaran setiap tahunnya. Sementara itu, investasi pada 2012-2016 juga

diperkirakan akan tumbuh baik yang bersumber dari sektor swasta untuk

konstruksi dan pertambangan dengan semakin kondusifnya iklim investasi di

Bali.

Berikut adalah langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh

Pemerintah dalam upayanya untuk menciptakan dan memperluas

kesempatan kerja melalui kebijakan makro ekonomi :

1. Pemerintah secara aktif menyusun kebijakan makroekonomi yang

ditujukan mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru

mengunakan jalur investasi, teknologi serta perdagangan (ekspor-

impor) dengan mendorong berkembangnya sektor swasta;

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

66

2. Membangun dan memperluas jaringan infrastruktur Bali guna membuka

isolasi wilayah serta pelayanan sampai ke desa-desa serta

menghubungkannya dengan pusat kegiatan ekonomi;

3. Membangun dan memperkuat ekonomi kerakyatan serta

mengembangkan usaha kecil dan menengah di Bali;

4. Membangun dan menyebarkan Pusat Pertumbuhan di Provinsi Bali

guna menciptakan keseimbangan antar wilayah;

5. Mengembangkan perekonomian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;

6. Mengembangkan kegiatan ekonomi yang bersifat modern yang terkait

dengan ekonomi rakyat, usaha kecil dan menengah dengan

memperhatikan aspek lingkungan dan daya dukung sumber daya alam;

7. Meningkatkan keterkaitan yang saling menguntungkan antara kawasan

andalan dan tertinggal dalam rangka peningkatan kesejahteraan

ekonomi daerah di sekitar kawasan andalan;

8. Membangun kemitraan antara wilayah (kabupaten/Kota) guna

mendukung terlaksananya pemetaan dan penyebaran pertumbuhan;

9. Menghapus hambatan investasi, khususnya dalam hal perijinan,

keamanan dan kepastian hukum (legal certainty). Berbagai upaya yang

bisa dilakukan diantaranya:

a. Pengurangan biaya dalam kaitan pendirian badan usaha;

b. Pengurangan biaya yang terkait dengan pengenaan pajak dan

masalah administrasi perpajakan;

c. Akselerasi reformasi dalam bidang legal guna mempengaruhi

persepsi investor secara positif;

d. Menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan property

rights karena ketidakpastian dalam hal property rights (misalnya,

ketidakpastian kepemilikan dan peruntukan tanah) akan sangat

menghambat penciptaan iklim investasi;

e. Pemeliharaan dan penambahan sarana dan prasarana

(insfrasruktur) serta meningkatnya kondisi keamanan dan

pengawasan dipintu masuk pelabuhan di Bali

f. Memperbaiki berbagai Peraturan Daerah (PERDA).

10. Memacu pertumbuhan ekonomi pedesaan melalui pengembangan

sektor-sektor unggulan yang berbasis sumber daya setempat dan

meningkatkan keterkaitan antar pusat pertumbuhan wilayah

11. Meningkatkan keterkaitan yang saling menguntungkan antara kawasan

andalan dan tertinggal dalam rangka peningkatan kesejahteraan

ekonomi daerah di sekitar kawasan andalan;

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

67

12. Membuka akses terhadap sumber dinamika pertumbuhan intern UKM

itu sendiri, seperti pembiayaan dan kredit, akses pasar, teknologi dan

perbaikan manajemen.

13. Menambah berbagai kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja,

dan sekaligus memenuhi fungsi sebagai pusat pelayanan usaha melalui

pengembangan kawasan dan pusat pertumbuhan.

Harapan serta target pembangunan ekonomi dan pembangunan

ketenagakerjaan yang optimistis dalam PTKP Bali Tahun 2012-2016 ini

dapat tercapai jika didukung oleh kuatnya serta kondusifnya kondisi

perekonomian domestik dan eksternal, termasuk juga didalamnya

keberhasilan implementasi kebijakan pemerintah dalam jangka pendek. Jika

implementasi kebijakan pemerintah dimaksud berhasil maka hal ini akan

menjadi pijakan yang kuat sebagai penopang dan penentu implementasi

kebijakan pemerintah lainnya yang berspektrum jangka panjang guna

mendorong pertumbuhan ekonomi kearah yang lebih baik.

6.2 Rekomendasi Kebijakan Umum

Perencanaan tenaga kerja pada kenyataannya terkait dengan

berbagai segi kehidupan penduduk suatu wilayah dan hanya dapat

diimplementasikan melalui berbagai jenis kebijakan. Segala upaya yang

dilakukan secara sadar dan terintegrasi untuk menyusun perencanaan

tenaga kerja itulah yang pada akhirnya menentukan hasil akhir yang menjadi

tujuan pembangunan di Provinsi Bali.

Sebagaimana diungkapkan didepan permasalahan ketenagakerjaan

sangat banyak dan komplek. Untuk mengatasi permasalahan tersebut

diantaranya melalui kebijakan umum sebagaimana tercantum dalam

Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Provinsi Bali Tahun 2011-2014

melalui kebijakan di bidang pendidikan, yaitu (1) pendidikan dasar dan

menengah gratis. (2) peningkatan pendidikan dasar dan menengah berpola

asrama. (3) mendirikan sekolah unggulan. (4) pendirian sekolah menengah

kejuruan. (5) pengadaan tenaga guru kontrak. (6) meningkatkan kualitas

kepala sekolah melalui pendidikan dan pelatihan, studi banding dalam negeri

dan luar negeri serta pemagangan. (7) Pendirian Sekolah Pendidikan

Keguruan. (8) meningkatkan kualitas PTN melalui kerjasama dengan PTN.

(9) meningkatkan kualitas perguruan tinggi swasta di Bali. Sedangkan untuk

kebijakan di bidang kesehatan dengan peningkatan akses dan kualitas

pelayanan kesehatan, dan strategi yang dapat dilakukan diantaranya :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi dan balita;

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

68

2. Memperbaiki status gizi masyarakat;

3. Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta

penyehatan lingkungan;

4. Meningkatkan pengembangan sumber daya manusia kesehatan;

5. Sosialisasi keluarga Berencana (KB) yang saat ini gencar dilakukan untuk

dua anak cukup, serta kaum perempuan agar menunda usia menikah.

Kebijakan pendidikan dan kesehatan bertujuan bagi peningkatan

kualitas tenaga kerja tersedia. Tersedianya penduduk usia kerja yang terdidik

dan terampil merupakan dasar dari perencanaan tenaga kerja karena

dengan demikian akan terbuka ketersediaan peluasan dan peluang pasar

kerja yang lebih besar dan berkualitas pula. Tenaga Kerja seperti itu otomatis

akan dicari oleh berbagai pelaku usaha sendiri (sebagai usahawan) atau

melibatkan diri pada usaha yang telah terorganisasi sebagai tenaga kerja

yang sangat diperlukan bagi terlaksananya suatu proses produksi.

Proses pendidikan harus dipandang sebagai investasi karena jika

berhasil diwujudkan akan menghasilkan nilai tambah yang berbentuk

keuntungan pribadi (Private Benefit) dan keuntungan sosial (Social Benefit).

Dengan keuntungan pribadi memungkinkan seseorang dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya secara bermanfaat, antara lain dengan memiliki

pekerjaan yang layak dan hidup sehat lahir maupun bathin. Sedangkan

keuntungan sosial berwujud nilai tambah yang ditunjukkan dengan

dimilikinya produktivitas berkarya untuk mewujudkan kesejahteraan

lingkungan sosialnya.

Kebijakan di bidang kesehatan merupakan faktor pendukung

peningkatan sumber daya manusia tersebut. Kesehatan merupakan modal

awal dan sekaligus merupakan indikator tingkat kesejahteraan suatu

masyarakat. Dari sisi pembangunan nasional, generasi yang sehat dan

sejahtera merupakan tujuan pembangunan negara, sementara dari sisi

perencanaan tenaga kerja tingkat kesehatan digunakan sebagai batasan

perlindungan tenaga kerja dan tingkat kesejahteraan. Dengan demikian

segala upaya perlu dilakukan dalam penciptaan tenaga kerja yang

berkualitas dalam hal kesehatan, pendidikan dan keterampilan tenaga kerja

6.3 Rekomendasi Kebijakan Penciptaan Kesempatan Kerja

Pada Hakekatnya, semua kegiatan ekonomi baik berskala besar,

menengah maupun kecil, formal dan informal mempunyai identitas sektoral

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

69

setiap sektor atau sub sektor mempunyai instansi Pembina, baik ditingkat

pusat maupun tingkat provinsi atau kabupaten/kota. Dengan demikian maka

kebijakan sektoral menjadi ujung tombak dalam penciptaan kesempatan

kerja. Oleh karena itu, maka kebijakan sektoral diarahkan pada

pengembangan aktivitas produksi lingkupnya sedapat mungkin berorientasi

pada perluasan lapangan kerja.

Untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja sektoral sangat

ditentukan oleh kebijakan-kebijakan moneter, fiskal, investasi sektoral,

pendidikan dan penggunaan teknologi. Instansi teknis dan lembaga

pendukung kegiatan teknis perlu melakukan koordinasi dan aktivitas

pengembangan masing-masing lapangan usaha. Dengan demikian

tanggungjawab setiap instansi melalui kegiatan teknisnya dapat berperan

serta dalam menciptakan kesempatan kerja yang berkelanjutan.

6.3.1 Sektor Pertanian

Lapangan usaha pertanian masih merupakan sektor

primadona dalam penyerapan lapangan kerja namun kalangan muda

kurang berminat sehingga jumlahnya akan menurun terus. Berbagai

kebijakan perlu dilakukan guna meningkatkan sektor pertanian agar

dapat menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan produktivitas

tenaga kerja yang bekerja di dalamnya. Kebijakan yang dilakukan

antara lain :

1. Pembangunan infrastruktur dalam pengertian luas meliputi enam

bidang : pendidikan, teknologi, finansial, instrastruktur komunikasi

dan transformasi, perlindungan sumber daya alam dan

lingkungan, dan infrastruktur sosial (social safety net). Dengan

demikian petani memperoleh kesempatan yang sama dalam hal

meningkatkan keterampilan, memperoleh kredit, akses terhadap

sarana produksi dan informasi;

2. Peningkatan kualitas petani dan produktivitas pertanian,

perikanan dan kehutanan;

3. Penguatan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk

mengelola resiko usaha serta untuk mendukung pengembangan

agroindustri;

4. Peningkatan ketahanan pangan yang mengarah pada

swasembada beras dalam rangka mengurangi ketergantungan

terhadap import.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

70

6.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan di Bali diperkirakan akan tetap

menyerap tenaga kerja. Lapangan usaha ini untuk kedepan memiliki

proporsi yang semakin meningkat karena mengingat pembangunan

infrastruktur di Provinsi Bali masih terus berlangsung sehingga

kebutuhan bahan bangunan masih terus dibutuhkan. Tetapi perlu

diperhatikan, sektor ini merupakan sektor yang membutuhkan waktu

yang cukup lama untuk memperbaharui sumber atau bahannya

(unreneweble resources).

Berbagai strategis dalam meningkatkan penyerapan tenaga

kerja antara lain:

1. Substitusi tenaga kerja asing dengan tenaga kerja lokal;

2. Perluasan skala usaha pertambangan dengan selalu

memperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar;

3. Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah bagi tenaga

kerja yang berada di sekitar lokasi penambangan;

4. Pengolahan barang tambang menjadi barang mentah atau

setengah jadi, sehingga tidak perlu melakukan ekspor untuk

mengolahnya.

6.3.3 Sektor Industri dan Pengolahan

Sektor industri pengolahan memperlihatkan gejala yang

menggembirakan. Di tahun-tahun mendatang, sektor ini

memperlihatkan peningkatan terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal

ini bisa terjadi dikarenakan salah satu dengan berdirinya LNG

tangguh di Provinsi Bali sehingga dalam lima tahun mendatang

diperkirakan sektor ini akan tumbuh pesat. Faktor utama yang

menentukan daya saing industri suatu daerah, yaitu : (1) Standar dan

sistem mutu; (2) sistem inovasi daerah yang bersangkutan; (3)

manajemen ilmu pengetahuan. Hal ini bisa diadaptasi secara lokal

untuk sebuah provinsi, seperti Bali, sehingga dapat diberikan

rekomendasi berikut untuk peningkatan sektor industri ini :

1. Peningkatan fasilitas kepada industri yang melakukan

pengembangan teknologi;

2. Intensifikasi informasi sampai dengan tingkat daerah yang

meliputi informasi pasar, sumber pendanaan dan

ketenagakerjaan;

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

71

3. Penyiapan tenaga kerja terampil dan dapat bersaing di pasar

kerja;

4. Penyederhanaan prosedur dalam perizinan usaha;

5. Mempercepat pelayanan ekspor-impor di pelabuhan dan

kepabeanan;

6. Perbaikan prosedur pembayaran dan tingkat pajak;

7. Menjaga stabilitas nilai tukar dan inflasi;

6.3.4 Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Sektor ini merupakan yang paling rendah dalam menyerap

kesempatan kerja. Walaupun penyerapan dalam sektor ini tidaklah

besar, akan tetapi peranan maupun keberadaannya sangatlah

penting dan memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya seperti

sektor industri, bangunan, perdagangan dan kesejahteraan

masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut maka kebijakan yang

perlu ditempuh sektor ini harus disesuaikan dengan sektor dan bidang

yang terkait seperti pembangunan pembangkit berbasis batubara, gas

dan air dengan memanfaatkan alam yang terdapat di Bali.

Pengembangan jaringan listrik untuk desa-desa yang belum

mendapatkan penerangan dengan pengembangan teknologi

sederhana dan tepat guna. Pembangunan infrastruktur gas bumi

(jaringan pipa dan penyimpanan) untuk memanfaatkan lapangan gas

tangguh. Penyediaan air bersih akan menjadi sektor yang

berkembang seiring dengan menurunnya kualitas dan volume air

tanah, pengembangan teknologi dalam penciptaan air bersih akan

membuat penyerapan tenaga kerja menjadi lebih besar.

6.3.5 Sektor Bangunan

Berkembangnya suatu wilayah dapat ditandai dengan

majunya pembangunan infrastruktur. Secara umum program yang

tercakup dalam sektor ini meliputi pengembangan infrastruktur publik,

pembangunan perkantoran, perumahan termasuk juga real estate.

Tumbuhnya sektor ini diharapkan akan membuat dampak terhadap

penciptaan dan perluasan kesempatan kerja karena sektor konstruksi

umumnya merupakan program padat karya. Sehubungan dengan itu,

maka kebijakan yang dapat diterapkan adalah tetap meningkatkan

aktivitasnya dengan mempertahankan prinsip efisiensi dan

produktivitas usaha. Sehubungan dengan itu maka kebijakan yang

dapat diambil untuk sektor ini adalah :

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

72

1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perumahan dan

pemukiman yang layak huni dan berkelanjutan;

2. Meningkatkan daya dukung infrastruktur dan kepastian jalan

akses menuju pusat-pusat produksi dan pemasaran;

3. Pengembangan sarana dan prasarana transportasi;

4. Pengembangan sarana dan prasarana perkotaan dan

perdesaan, perkantoran, perumahan dan pemukiman;

5. Meminimalisir segala hambatan kelancaran pembangunan fisik

di antaranya pembebasan lahan dan ketersediaan bahan baku;

6. Meminimalisir segala hambatan berbagai perizinan pendirian

bangunan dengan memperhatikan aspek lingkungan.

6.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pembangunan perdagangan merupakan salah satu

kegiatan bidang ekonomi yang mempunyai peran strategis dalam

upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi, pemetaan pendapatan,

penciptaan lapangan usaha. Dengan kata lain aktivitas perdagangan

sangat berperan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan

mempunyai multiplier effect yang ditimbulkan sangat besar. Beberapa

kebijakan yang dapat diberlakukan antara lain :

1. Penciptaan iklim usaha dan penyediaan tempat usaha serta

bantuan kredit lunak;

2. Mengurangi ijin pendirian pasar modern yang akan mematikan

pedagang kelas menengah dan bawah;

3. Merevitalisasi pasar-pasar tradisional agar mampu bersaing

dengan pasar modern;

4. Memperbaiki manajemen pengelolaan pasar tradisional

sehingga lebih profesional, bersih, rapi dan indah;

5. Mempromosikan hasil-hasil produksi dalam negeri;

6. Meningkatkan Kualitas SDM yang berkecimpung di bidang

Perdagangan, Hotel dan Restoran;

7. Mendorong terus kemajuan pada sektor-sektor ekonomi yang

memproduksi barang;

8. Meningkatkan kualitas pelayanan hotel melalui perbaikan

manajemen pelayanan, pendidikan dan keterampilan tenaga

kerja perhotelan;

9. Promosi pariwisata ke luar negeri dengan menjual kekayaan

budaya lokal dan keindahan alam Indonesia.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

73

6.3.7 Sektor Angkutan dan Komunikasi

Sektor Angkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan

positif, yang mana hal ini tidak terlepas dari fungsinya mengantarkan

barang dan orang. Semakin besar barang yang dihasilkan oleh sektor

pertanian, pertambangan dan industri pengolahan serta bangunan,

maka semakin besar pula mobillitas distribusi barang. Yang lebih

mengesankan adalah pertumbuhan subsektor komunikasi (meliputi

telepon seluler, bisnis internet, Media cetak dan elektronik, dan kantor

pos) Berkembangnya sektor pariwisata dapat menyebabkan

berkembangnya sektor ini dikarenakan perlunya sarana dan

prasarana pendukung guna memajukan sektor tersebut.

Kebijakan untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja

pada sektor ini diantaranya berkaitan dengan :

1. Perluasan jangkauan pelayanan pos dan telekomunikasi hingga

ke daerah terpencil;

2. Meningkatkan peran swasta/masyarakat sebagai mitra usaha di

bidang pos dan telekomunikasi dalam iklim persaingan investasi

yang kondusif;

3. Memfasilitasi angkutan umum di pedesaan;

4. Memperluas trayek jangkauan transportasi Sarbagita hingga

daerah kabupaten;

5. Meningkatkan sumber daya manusia, manajemen dan

operasional pelayanan angkutan.

6.3.8 Sektor Lembaga Keuangan, Sewa Bangunan, Jasa

Persewaan dan Jasa Perusahaan

Peran sektor ini dalam perekonomian memiliki fungsi yang

strategis. Walupun konstribusinya masih sangat kecil dalam

memberikan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja. Adapun

terganggunya fungsi lembaga keuangan (bank, Asuransi, Koperasi,

Pasar Modal, Dana Pensiun, Leasing) akan memberikan dampak

buruk terhadap sektor lain dan pada akhirnya merambat ke sektor

perekonomian pada umumnya. Yang pada gilirannya akan

menurunkan penyerapan kesempatan kerja. Untuk itu kebijakan yang

diterapkan dalam sektor ini akan sangat membantu terhadap

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

74

pertumbuhan sektor-sektor lainnya seperti sektor barang. Berikut

adalah beberapa kebijakan yang dapat ditempuh :

1. Regulasi kelembagaan untuk mengamankan kepentingan semua

pemangku kepentingan lembaga;

2. Mendorong lembaga ini untuk mendanai usaha-usaha yang

dijalankan dengan prinsip padat karya.

6.3.9 Sektor Pemerintah, Pertahanan & Jasa

Kemasyarakatan

Berkembangnya sektor-sektor yang ada menuntut

munculnya tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus. Dan hal ini

yang menjadikan nilai tambah bagi seorang tenaga kerja. Demikian

pula dengan sektor ini. Dimana cakupan yang sangat luas sehingga

memerlukan tenaga kerja dalam jumlah yang relatif banyak. Cakupan

dari lapangan usaha atau sektor ini adalah jasa pemerintah umum

dan pertahanan, jasa kemasyarakatan pemerintahan dan swasta

serta jasa perseorangan. Kesempatan kerja yang ada untuk tahun-

tahun mendatang terbilang cukup besar, dan hal ini diharapkan akan

terus bertambah besar. Mempersiapkan para tenaga kerja yang

kompeten diharapkan akan membuat tenaga kerja yang berada pada

sektor ini bertambah. Untuk pengembangan sektor jasa diperlukan

kebijakan antara lain:

1. Optimalisasi peran subsektor swasta dalam pengembangan

ekonomi Bali;

6.4 Rekomendasi Kebijakan Pelatihan Tenaga Kerja

Kebijakan pelatihan ini merupakan suatu kegiatan yang bertujuan

meningkatkan keterampilan, keahlian, kompetensi tenaga kerja dan

produktivitas. Peningkatan kualitas tenaga kerja dilakukan melalui

pendidikan formal, pelatihan kerja dan pengembangan di tempat kerja

sebagai satu kesatuan sistem pengembangan SDM yang komprehensif dan

terpadu. Pelatihan kerja akan semakin penting perannya dalam peningkatan

kualitas tenaga kerja dimana dibutuhkan kemampuan dalam mengantisipasi

perubahan teknologi dan persyaratan kerja.

Dari perkiraan tambahan kesempatan kerja menurut status pekerjaan

utama, bahwa sebagai prioritas yang perlu diberikan pelatihan adalah

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

75

mereka yang akan berusaha sendiri, berusaha dengan dibantu dan

pekerja/buruh dengan pendidikan minimum SMTP dan maksimum SMTA

Umum. Sementara berusaha dengan buruh (Pengusaha) tidak perlu diberi

pelatihan, demikian juga mereka-mereka yang berpendidikan SMTA

Kejuruan diperkirakan sewaktu sekolah sudah mendapat pengetahuan

praktek sesuai dengan bidangnya dinilai sudah cukup, sedangkan yang

berpendidikan Diploma dan Universitas rata-rata memiliki kemampuan yang

cukup apabila ingin bekerja sebagai karyawan maupun berusaha.

Tabel 6.1

Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Tingkat Pendidikan

Tahun 2012-2016

STATUS PEKERJAAN UTAMA

TINGKAT PENDIDKAN

JUMLAH Maks. SD SMP

SMTA Umum

SMTA Kejuruan

Diploma Universitas

1. Brsh Sendiri tanpa bantuan (338) 48 303 311 96 260 681

2. Brsh dengan dibantu 23 (3) (20) (21) (7) (18) (46)

3. Brsh dengan buruh (1.424) 202 1.279 1.311 406 1.096 2.871

4. Pekerja /buruh /karyawan (100.649) 14.632 92.438 94.740 28.723 77.577 207.460

5. Pekerja Bebas di pertanian (115) (298) (1.886) (1.933) - - (4.232)

6. Pekerja Bebas di non pertanian

(33.589) 4.778 30.185 30.936 9.574 25.859 67.744

7. Pekerja tak dibayar 45.578 (6.483) (40.959) (41.978) (12.992) (35.089) (91.924)

JUMLAH (90.514)

12.875

81.341

83.366

25.801

69.685

182.554

Keterangan ( ) = minus

Berdasarkan perkiraan kesempatan kerja tahun 2012-2016, bahwa

yang perlu dilakukan pelatihan tentang :

a. Kewirausahaan (usaha sendiri tanpa bantuan dan dibantu) sebanyak 328

orang

b. Karyawan sebanyak 107.070 orang

Jumlah sasaran yang perlu dilatih pada tahun 2012 – 2016 adalah

sebanyak 107.398 orang.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

76

Tabel 6.2

Kapasitas Lembaga Latihan dan Instruktur Provinsi Bali Tahun 2011

NO PROVINSI, KABUPATEN/KOTA KAPASITAS PELATIHAN

KONDISI INSTRUKTUR PELATIHAN SAAT INI

1 Pusat - - 2 Kabupaten Jembrana 2.016 6 3 Kabupaten Tabanan 2.016 7

4 Kabupaten Badung - -

5 Kabupaten Gianyar - -

6 Kabupaten Klungkung - - 7 Kabupaten Bangli - -

8 Kabupaten Karang Asem 1.152 11

9 Kabupaten Buleleng 2.016 8

10 Kota Denpasar 2.016 26

Jumlah 9.216 58

Sumber : Kemnakertrans, Ditjen Lattas, Informasi Pelatihan dan Produktivitas 2011

Dengan melihat kebutuhan latihan pada tahun 2012-2016 seperti

yang tertera pada tabel 6.1 yang jumlahnya cukup besar, serta melihat

kapasitas lembaga latihan yang masih sedikit dibandingkan dengan jumlah

tenaga kerja yang harus dilatih, maka target kebutuhan latihan tersebut

semestinya terus ditingkatkan selama lima tahun mendatang. Peningkatan

jumlah peserta dan kapasitas lembaga pelatihan mengandung konsekuensi

terhadap peningkatan anggaran maupun instruktur.

Untuk mengurangi jumlah tenaga kerja yang harus dilatih maka

diperlukan penambahan jumlah SMK di masing-masing kabupaten/kota di

Provinsi Bali. Hal ini dimaksudkan agar siswa lulusan SMTP diarahkan untuk

melanjutkan ke SMK sehingga semakin banyak lulusan terampil yang siap

masuk pasar kerja.

Berikut akan diuraikan beberapa kebijakan yang berkaitan dengan

pelatihan yang fokus kepada kewirausahaan dan untuk menjadi

pekerja/buruh/karyawan

6.4.1 Pelatihan Berdasarkan Status Pekerjaan Utama

6.4.1.1 Berusaha Sendiri Tanpa Bantuan dan Berusaha dengan

Dibantu.

Dari perkiraan tambahan kesempatan kerja berdasar Tabel

6.1 terdapat 328 orang pada tahun 2012-2016 yang perlu

mendapatkan pelatihan dengan fokus kewirausahaan. Dengan

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

77

banyaknya tenaga kerja yang perlu dilatih maka dibutuhkan pula

biaya besar yang harus dikeluarkan. Selain itu, jumlah lembaga

pelatihan, instruktur, serta daya tampung lembaga pelatihan itu

sendiri perlu ditambah mengingat besarnya tenaga kerja yang perlu

dilatih.

Program pelatihan yang potensial dikembangkan untuk

kelompok berusaha sendiri tanpa bantuan dan dibantu di antaranya :

a) Pelatihan cara bercocok tanam yang lebih efisien

b) Pelatihan budidaya perikanan dan peternakan

c) Pelatihan penggunaan alat-alat mesin pertanian

d) Pelatihan tata boga

e) Pelatihan tata busana

f) Pelatihan kerajinan tangan

g) Pelatihan pertukangan

h) Pelatihan meubel

i) Pelatihan elektronika

j) Pelatihan otomotif

k) Pelatihan potong rambut, dan lain-lain.

6.4.1.2 Pekerja/buruh/karyawan

Berdasarkan perkiraan tambahan kesempatan kerja seperti

pada tabel 6.1 diperkirakan akan terdapat tambahan sebanyak

107.070 orang pada tahun 2012-2016 yang perlu dilatih untuk

menjadi pekerja/buruh/karyawan, jumlah tersebut adalah mereka

yang berpendidikan SMTP dan SMTA umum.

Prioritas pelatihan yang bisa dikembangkan bagi mereka

yang akan menjadi pekerja/buruh/karyawan di antaranya:

a) Pelatihan otomotif

b) Pelatihan teknologi mekanik

c) Pelatihan elektronika

d) Pelatihan komputer, sekretaris

e) Pelatihan operator mesin

f) Pelatihan pembukuan/akuntansi

g) Pelatihan perhotelan, dan lain-lain.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

78

6.4.1.3 Pelatihan Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Selain prioritas pelatihan tersebut di atas, pelatihan yang

perlu dilakukan juga bisa didasarkan pada jenis pekerjaan yang akan

dimasuki pencari kerja. Dari beberapa jenis jabatan yang ada, dapat

kita bedakan jenis pelatihan prioritasnya agar pelatihannya lebih

terarah dan luarannya dapat diserap pasar kerja.

1) Pertanian

Di sektor pertanian, ada beberapa jenis pelatihan yang bisa

dikembangkan, misalnya :

a) Pelatihan peternak unggas

b) Pelatihan operator mesin pertanian dan kehutanan

c) Pelatihan pekerja pertanian, perkebunan, pembibitan, dan

peternakan

d) Pelatihan petani dan nelayan subsisten

2) Industri Manufaktur

Untuk sektor industri manufaktur sebisa mungkin disesuaikan

dengan potensi daerah dan jenis industri yang ada di daerah

masing-masing. Hal ini diperlukan agar jenis pelatihan yang

dilakukan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Beberapa jenis

pelatihan yang bisa dikembangkan, di antaranya :

a) Pelatihan pembuat roti, kue kering, dan kembang gula

b) Pelatihan tukang jahit, pembuat pakaian, dan pembuat topi

c) Pelatihan penyulam

d) Pelatihan tukang kayu dan meubel

e) Pelatihan operator mesin jahit

3) Keuangan

Di bidang keuangan, jenis pelatihan yang masih bisa

dikembangkan di antaranya :

a) Pelatihan tata usaha perkantoran

b) Pelatihan tata usaha akuntansi dan pembukuan

c) Pelatihan operator komputer dan mesin pengolah data

4) Jasa-jasa

Untuk sektor jasa, banyak pelatihan yang bisa dikembangkan,

karena sektor ini memang mengharuskan memiliki tingkat

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

79

keterampilan yang tinggi. Beberapa jenis pelatihan yang bisa

dikembangkan diantaranya :

a) Pelatihan montir kendaraan

b) Pelatihan pemangkas rambut, perias, dan perawat

kecantikan

c) Pelatihan pembantu dan pembersih rumah tangga

d) Pelatihan pengemudi mobil taksi

e) Pelatihan tukang jahit, pembuat pakaian, dan pembuat topi,

dan lain- lain.

5) Sektor lainnya

Untuk sektor lainnya, pelatihan yang bisa dikembangkan, untuk

menambah keterampilan tenaga kerja yang akan memasuki

pasar kerja di antaranya :

a) Pelatihan operator mesin forklift

b) Pelatihan pembuat kerangka bangunan

c) Pelatihan teknisi teknik sipil

d) Pelatihan teknisi teknik mesin

e) Pelatihan teknisi teknik listrik

f) Pelatihan juru masak

g) Pelatihan operator komputer dan mesin pengolah data

h) Pelatihan pelayan restoran dan bar

i) Pelatihan perakit peralatan listrik, dan lain-lain.

Dari uraian di atas, diperlukan strategi yang dapat mendukung

terlaksananya pelatihan yang terencana dan terarah. Strategi dimaksud

antara lain :

1) Adanya perencanaan pelatihan berdasarkan pada kebutuhan sektor,

jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan status pekerjaan;

2) Mendayagunakan seluruh potensi lembaga pelatihan baik yang

dikelola oleh pemerintah, swasta, dan perusahaan, serta

menambahkan atau membangun fasiltas BLK;

3) Memberikan pelatihan kepada angkatan kerja baru untuk

meningkatkan kualitasnya agar mampu mengisi kesempatan kerja

yang ada di dalam maupun luar negeri;

4) Membangun link and match antara program pendidikan dan program

pelatihan dengan dunia kerja;

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

80

6.5 Rekomendasi Kebijakan Penempatan Tenaga Kerja

Kebijakan penempatan tenaga kerja diarahkan untuk pengembangan

pasar kerja, penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri, pengembangan

kesempatan kerja serta pengendalian penggunaan tenaga kerja asing.

Keempat kebijakan tersebut dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan di

bidang ketenagakerjaan yaitu penganggur dan setengah penganggur.

Pendekatan yang digunakan untuk memformulasikan kebijakan

penempatan tenaga kerja dalam PTK Daerah Tahun 2012-2016 ini adalah

dengan cara menentukan target utama penempatan tenaga kerja

berdasarkan jenis status pekerjaan dan lapangan usaha (sektor).

Adapun ketiga jenis status pekerjaan yang menjadi target utama

penempatan tenaga kerja pada Tahun 2012-2016 adalah kesempatan kerja

dengan status Berusaha Sendiri Tanpa Bantuan. Berusaha Dengan Dibantu,

dan Pekerja/Buruh/Karyawan. Dasar pertimbangan penetapan kesempatan

kerja dengan status Berusaha Sendiri Tanpa bantuan serta Berusaha

Dengan Dibantu sebagai target utama penempatan tenaga kerja pada tahun

2012-1016 adalah karena kedua jenis status pekerjaan tersebut merupakan

bentuk dari kewirausahaan sehingga menciptakan banyak kesempatan kerja

baru. Sedangkan, dasar pertimbangan penetapan kesempatan kerja dengan

status Pekerja/Buruh/Karyawan sebagai salah satu target utama

penempatan tenaga kerja pada tahun 2012-2016 adalah karena pekerjaan ini

merupakan jenis pekerjaan yang bersifat formal. Seperti kita ketahui bersama

bahwa penciptaan kesempatan kerja formal dalam jumlah yang banyak

merupakan salah satu sasaran pembangunan ketenagakerjaan nasional. Hal

ini disebabkan pekerja sektor formal merupakan pekerja yang bekerja pada

segala jenis pekerjaan yang mendapakan perlindungan Negara,

menghasilkan pendapatan yang tetap, dengan tempat kerja yang memiliki

keamanan kerja (job security), serta dengan status permanen pada unit

usaha atau lembaga yang berbadan hukum.

Kelima lapangan usaha yang menjadi sektor prioritas dan ditetapkan

sebagai target utama penempatan tenaga kerja pada tahun 2012-2016

adalah sektor industri, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor

keuangan dan sektor jasa. Sektor industri pengolahan dan jasa adalah

sektor prioritas di Balai dikarenakan merupakan salah satu fokus koridor

ekonomi sehingga diharapkan kesempatan kerjanya meningkat dalam lima

tahun kedepan. Berdasarkan proyeksi, diperkirakan akan terdapat tambahan

kesempatan kerja sebanyak 182 ribu orang pada tahun 2012-2016 (lihat

tabel 6.1). Berdasarkan Status Pekerjaan Utama, tambahan kesempatan

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

81

kerja terbesar selama lima tahun tersebut adalah untuk

Pekerja/Buruh/Karyawan. Sedangkan berdasarkan lapangan usaha utama,

tambahan kesempatan kerja terbesar selama lima tahun tersebut adalah

terdapat pada sektor jasa.

Tabel 6.3

Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Lapangan Usaha

Tahun 2012-2016 (Dalam Ribu)

Status Pekerjaan Lapangan Usaha

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Brsh Sendiri tanpa

bantuan (781) 4 189 2 43 286 7 58 872 681

2. Brsh Dengan Dibantu 53 (0) (13) (0) (3) (19) (0) (4) (59) (46)

3. Brsh. Dengan Buruh (3.291) 18 797 10 181 1.205 30 246 3.675 2.871

4. Pekerja/Buruh/karyawan (237.819) 1.288 57.598 718 13.063 87.070 2.203 17.777 265.563 207.460

5. Pkj. Bebas di Pertanian (4.232) - - - - - - - - (4.232)

6. Pkj. Bebas di Non Pertanian

- 196 8.763 109 1.987 13.247 335 2.705 40.402 67.744

7. Pekerja tak dibayar 105.376 (571) (25.521) (318) (5.788) (38.580) (976) (7.877) (117.669) (91.924)

Jumlah (140.694) 935 41.813 521 9.483 63.208 1.599 12.905 192.784 182.554

Sumber : Data diolah

Untuk kesempatan kerja dengan status Berusaha Sendiri Tanpa

Bantuan pada tahun 2012-2016 ditargetkan bertambah sebanyak 681 orang

Di lapangan usaha Industri, untuk status ini ditargetkan bertambah sebanyak

189 orang pada tahun 2012-2016. Di lapangan usaha Bangunan, untuk

status ini ditargetkan bertambah sebanyak 43 orang pada tahun 2012-2016.

Di lapangan usaha Keuangan, untuk status ini ditargetkan bertambah

sebanyak 58 orang pada tahun 2012-2016. Di lapangan usaha

Perdagangan, untuk status ini ditargetkan bertambah sebanyak 286 orang

pada tahun 2012-2016 sedangkan Di lapangan usaha Jasa, untuk status ini

ditargetkan bertambah sebanyak 872 orang pada tahun 2012-2016.

Untuk kesempatan kerja dengan status Berusaha Dengan Dibantu

pada tahun 2012-2016 diperkirakan akan berkurang sebanyak 46 orang.

Untuk kesempatan kerja dengan status Pekerja/Buruh/Karyawan pada tahun

2012-2016 ditargetkan bertambah sebanyak 207 ribu orang. Di semua

lapangan usaha mengalami kenaikan, untuk lapangan usaha industri

pengolahan, untuk status berusaha dengan dibantu diperkirakan akan terjadi

penambahan kesempatan kerja sebanyak 797 orang pada tahun 2012-2016.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

82

Di lapangan usaha Bangunan, untuk status ini ditargetkan bertambah

sebanyak 181 orang pada tahun 2012-2016. Dilapangan usaha Keuangan,

untuk status ini ditargetkan bertambah sebanyak 246 orang pada tahun

2012-2016. Untuk perdagangan bertambah sebanyak 1.205 orang.

Sedangkan, di lapangan usaha jasa, untuk status Pekerja/Buruh/Karyawan

ditargetkan bertambah sebanyak 265 ribu orang pada tahun 2012-2016.

Tabel 6.4 KONDISI PENGANTAR KERJA

NO PROVINSI, KABUPATEN/KOTA KONDISI PENGANTAR

KERJA SAAT INI

1 Provinsi 10 2 Kabupaten Jembrana - 3 Kabupaten Tabanan - 4 Kabupaten Badung 1 5 Kabupaten Gianyar - 6 Kabupaten Klungkung - 7 Kabupaten Bangli - 8 Kabupaten Karang Asem - 9 Kabupaten Buleleng -

10 Kota Denpasar 2 Jumlah 13

Sumber : Disnakertrans Provinsi Bali

Idealnya masing-masing Kabupaten memiliki 6 orang Pengantar

Kerja sehingga jumlah Pengantar Kerja yang dibutuhkan seluruhnya untuk di

Provinsi Bali berjumlah 54 orang, dengan kondisi Pengantar Kerja seperti

ditunjukan oleh tabel diatas maka jumlah Pengantar Kerja mengalami

kekurangan sebanyak 44 orang dengan demikian diharapkan Pengantar

Kerja pada Tahun 2016 telah terpenuhi kebutuhan tersebut dengan

melaksanakan perekrutan Pengantar Kerja di Provinsi Bali.

Kebijakan, strategis dan program penempatan tenaga kerja yang

perlu dilakukan adalah :

1. Kebijakan Penciptaan Pasar Kerja yang Luwes Melalui Penyempurnaan

Peraturan Perundang-Undangan;

2. Konsolidasi Program Perluasan Kesempatan Kerja;

3. Peningkatan Kualitas Pelayanan Penempatan dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

83

4. Peningkatan Kualitas Pusat-Pusat Pelayanan Informasi

Ketenagakerjaan;

5. Kebijakan Pendukung Lainnya :

a. Pengembangan pusat-pusat informasi ketenagakerjaan;

b. Pengembangan kualitas dan sistem informasi pasar kerja, bursa

kerja dan sistem perluasan kesempatan kerja;

c. Penyusunan rencana tenaga kerja sebagai acuan dalam

penyusunan kebijakan strategis dan program yang ramah

ketenagakerjaan.

6.6 Rekomendasi Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja

Dalam pembangunan bidang ketenagakerjaan, tenaga kerja

merupakan pelaku utama sekaligus tujuan pembangunan ketenagakerjaan.

Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional ini semakin

meningkat begitu pula dengan berbagai tantangan dan resiko yang

dihadapinya. Untuk itu kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan,

pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan sehingga pada gilirannya akan

dapat meningkatkan produktivitas.

Selain itu kebijakan perlindungan tenaga kerja ditujukan untuk

menciptakan suasana kerja yang harmonis melalui peningkatan pelaksanaan

fungsi dan peran sarana hubungan industrial bagi proses produksi barang

dan jasa. Dengan demikian kebijakan perlindungan tenaga kerja ini berguna

baik pada tenaga kerja itu sendiri maupun bagi para pelaku usaha dan

lainnya sehingga mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif,

menimbulkan semangat bekerja dan berusaha, meningkatkan produktivitas

dan kesejahteraan pekerja, pengusaha serta berbagai pihak terkait. Dengan

upaya ini pada akhirnya juga berpotensi membuka berbagai peluang

berusaha dan berinvestasi menciptakan perluasan kesempatan kerja baru.

6.6.1 Pengawas Ketenagakerjaan

Bentuk perlindungan pemeliharaan dan peningkatan

kesejahteraan dimaksud diselenggarakan dalam bentuk pengawasan

ketenagakerjaan, penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan

program jaminan sosial tenaga kerja. Bentuk perlindungan ini berlaku

umum untuk seluruh kegiatan yang menyangkut upaya produksi yang

melibatkan bidang ketenagakerjaan baik formal maupun informal,

untuk kelas industri berskala besar, menengah, kecil bahkan makro

dan perorangan atau tidak dapat diklasifikasikan sekalipun. Hanya

saja untuk proses pengukuran dan perencanaan perlindungan yang

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

84

berstruktur dan sistematis perlu ada landasan berupa data tempat

usaha/perusahaan.

Dalam bidang ketenagakerjaan perusahaan adalah setiap

bentuk usaha yang berbadan hokum atau tidak, milik orang

perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik

swasta maupun milik negara yang memperkerjakan pekerja/buruh

dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. Pada tahun

2011 terdapat 4.723 perusahaan yang telah melapor. Selama lima

tahun kedepan diharapkan jumlah perusahaan yang melaporkan

perusahaannya makin meningkat.

Tabel 6.5 Perusahaan, Tenaga Kerja dan Pegawai Pengawas

NO PROVINSI,

KABUPATEN/KOTA JUMLAH

PERUSAHAAN

KONDISI PENGAWAS SAAT INI

PERKIRAAN KEBUTUHAN PENGAWAS

JUMLAH

PERUSAHAAN YG DIAWASI PER BULAN

PER PENGAWAS

JUMLAH KEKURANGAN

PENGAWAS JUMLAH

PERUSAHAAN YG DIAWASI PER BULAN

PER PENGAWAS

1 Provinsi - 13 - - - - 2 Kabupaten Jembrana 122 1 10 1 2 5 3 Kabupaten Tabanan 67 1 6 - 1 5 4 Kabupaten Badung 3.663 9 34 52 61 5 5 Kabupaten Gianyar 52 1 4 - 1 5

6 Kabupaten Klungkung - - - - - - 7 Kabupaten Bangli 316 - - 5 5 5 8 Kabupaten Karang Asem 42 1 4 - 1 5 9 Kabupaten Buleleng 309 1 26 4 5 5

10 Kota Denpasar 152 2 6 1 3 5

Jumlah 4.723 29 14 63 79 5

Sumber : Disnakertrans Provinsi Bali

Dalam mendukung peningkatan kualitas dan kualitas

pelaporan serta sosialisasi tersebut sangat dibutuhkan pengawas

ketenagakerjaan yang memadai, sementara jumlahnya masih sangat

minim dibandingkan jumlah perusahaan maupun jumlah tenaga kerja

yang ada. Untuk itu jumlah pengawas ketenagakerjaan harus

bertambah dari yang ada sekarang 29 orang menjadi 79 orang

pengawas, dengan demikian setiap pengawas ketenagakerjaan

mampu mengawasi 5 perusahaan tiap bulan.

Untuk mempercepat penambahan pengawas

ketenagakerjaan perlu dilakukan :

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

85

1. Pembiayaan bersama (sharing) antara pemerintah pusat dan

daerah. Hal ini karena bidang ketenagakerjaan merupakan

bagian dari kewenangan/urusan wajib setiap tingkat

pemerintahan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan

pelayanan dasar pada masyarakat sebagaimana diatur dalam PP

Nomor 38 Tahun 2007;

2. Pelatihan Jarak Jauh (distance training) untuk materi dan teori,

praktek di kelas maupun dilapangan;

3. Pengadaan Pengawas Ketenagakerjaan oleh Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali

6.6.2 Perselisihan Hubungan Industrial dan Program Jaminan

Sosial Tenaga Kerja

Perlindungan tenaga kerja tidak hanya berkaitan dengan

pengawasan norma ketenagakerjaan sebagaimana tersebut diatas

tetapi juga menyangkut penyelesaian perselisihan hubungan

industrial. Untuk penyelesaian yang bersifat antisipatif telah

diundangkan berbagai peraturan yang mengatur perangkat hubungan

industrial ini yaitu minimal adanya peraturan perusahaan (PP) atau

lebih baik lagi jika ada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dapat

menjadi acuan bersama bagi pekerja dan pemberi kerja/pengusaha.

Selain itu sebagaimana aturan yang berlaku secara internasional

perlu dibentuk Serikat Pekerja (SP) yang menjamin kebebasan

berpendapat bagi pekerja. Perangkat Hubungan Industrial yang

terutama adalah adanya Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit yang

menguntungkan kedua belah pihak.

Jumlah Perusahaan yang memiliki PP dan PKB diharapkan

terus meningkat, sehingga pada rentang tahun 2012-2016 jumlah

perusahaan yang memiliki PP sebanyak 600 Perusahaan. Sedangkan

jumlah perusahaan yang memiliki PKB ditargetkan sebanyak 120

perusahaan pada tahun 2012-2016. Kebijakan yang dapat dilakukan

adalah melalui sosialisasi dan perusahaan yang bermasalah dihimbau

segera menyusun PP dan PKB.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

86

Tabel 6.6 Perangkat Hubungan Industrial

NO PROVINSI,

KABUPATEN/KOTA JUMLAH

PERUSAHAAN

KONDISI MEDIATOR SAAT INI

PERKIRAAN KEBUTUHAN MEDIATOR

JUMLAH

PERUSAHAAN YG DIBINA PER BULAN

PER MEDIATOR

KEKURANGAN JUMLAH

MEDIATOR JUMLAH

PERUSAHAAN YG DIBINA PER BULAN

PER MEDIATOR

1 Provinsi - 6 - - - -

2 Kabupaten Jembrana 122 - - 1 1 8

3 Kabupaten Tabanan 67 3 2 - 3 8

4 Kabupaten Badung 3.663 1 305 37 38 8

5 Kabupaten Gianyar 52 - - 1 1 8

6 Kabupaten Klungkung - 1 - - 1 -

7 Kabupaten Bangli 316 - - 3 3 8

8 Kabupaten Karang Asem 42 2 2 - 2 8

9 Kabupaten Buleleng 309 1 26 2 3 8

10 Kota Denpasar 152 4 3 - 4 8

Jumlah (Kec. Provinsi) 4.723 12 33 44 56 8

Sumber : Disnakertrans Provinsi Bali

Dalam hal penyelesaian perselisihan hubungan industrial

langkah terbaik adalah dialog antar pekerja dan pengusaha dalam

penyelesaian yang menguntungkan kedua belah pihak (win-win

solution). Untuk itu seharusnya pekerja memiliki kebebasan

berpendapat yang disalurkan secara terarah dan pada jalurnya

melalui Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Dengan demikian upaya

perlindungan tetap menitikberatkan pada upaya preventif sebelum

terjadinya kasus-kasus yang harus diselesaikan secara hukum. Untuk

itu jumlah Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang dicatat berdasarkan

Kepmen. Nomor 16 Tahun 2001 diharapkan semakin meningkat

sehingga pada tahun 2012-2016 menjadi 350 Serikat Pekerja/Serikat

Buruh.

Kerjasama yang baik antara pekerja dan pengusaha akan

menimbulkan ketenangan bekerja bagi pekerja karena yakin hak -

haknya akan dijamin sesuai dengan kontribusinya. Pengusahapun

akan memetik keuntungan dengan peningkatan produktivitas dan

terciptanya budaya kerja yang baik. Untuk itu dari keseluruhan

perangkat hubungan industrial berupa adanya PP, PKB maupun SP

dan tenaga mediator maka yang terbaik adalah keberadaan

perangkat hubungan industrial berupa Lembaga Kerjasama (LKS)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

87

Bipatit yang berfungsi sesuai seharusnya. LKS Bipartit yang berfungsi

baik akan meminimalisir peran pemerintah melalui LKS Tripartit.

Dengan sosialisasi dan penekanan pelaksanaan peraturan

perundangan yang berlaku maka pembentukan LKS Bipartit ini

diharapkan semakin meningkat sehingga ditargetkan pada tahun

2012-1016 menjadi 400 perusahaan yang memiliki LKS Bipartit.

Tidak dapat dipungkiri bahwa telah diupayakan adanya

peningkatan hubungan industrial yang memadai tetapi sangat

dimungkinkan terjadi perselisihanhubungan industrial apalagi

berbagai perangkat tersebut diatas dari segi jumlah masih jauh dari

kebutuhan. Hal ini terutama agar perselisihan tersebut tidak perlu

masuk ke ranah hukum yang pada akhirnya cenderung merugikan

kedua belah pihak dari segi biaya, waktu tingkat kerepotan yang

ditimbulkan, citra buruk, rusaknya hubungan baik hingga berbagai

kerugian non materiil lainnya. Untuk itu diperlukan banyak tenaga

mediator yang kompeten dalam rangka memediasi perselisihan yang

timbul. Dengan demikian pada tahun 2012-2016 ditargetkan

sedikitnya bertambah 18 orang sehingga 49 orang mediator.

Perlindungan tenaga kerja erat kaitannya dengan

pemenuhan jaminan sosial terhadap tenaga kerja dan juga bagi

keluarganya. Pekerja dan keluarganya yang hidup sejahtera inilah

yang hakekatnya menjadi tujuan dari konstitusi. Negara diwajibkan

menyediakan pekerjaan yang (berpenghasilan) layak bagi tiap-tiap

warga negaranya. Dengan demikian, masyarakat yang sejahtera

dapat terwujud. Perwujudan ini melalui jalur yang memang

seharusnya, yaitu bukan dari serangkaian program subsidi dan

bantuan namun disisi lain mengesampingkan hak-hak pekerja yang

telah bekerja keras bagi peningkatan kesejahteraan diri dan

keluarganya. Pada kenyataannya, tenaga kerja memang relatif

mempunyai kedudukan yang lebih lemah sehingga tanggungjawab

utama dalam perlindungan dan kesejahteraan pekerja ini berada

ditangan pengusaha, selain tenaga kerja yang juga turut berperan

aktif dalam pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja ini.

Adanya program jaminan sosial ini berkenaan dengan

pemeliharaan kesejahteraan pada saat tenaga kerja kehilangan

sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya

resiko-resiko sosial seperti kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia,

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

88

dan hari tua. Jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa

aspek, antara lain :

1. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan

hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya;

2. Memberi penghargaan kepada tenaga kerja yang telah

menyumbang tenaga dan pikiran kepada perusahaan tempat

mereka bekerja.

Tabel 6.7

Upah Minimum Provinsi Bali dan Kebutuhan Hidup Layak Tahun 2011

Tahun UMP KHL UMP/KHL

2011 1.410.000 1.800.000 78,33%

2012 1.450.000 1.800.000 80,56%

Sumber : Disduknakertrans Prov. Bali

Untuk meningkatkan daya beli buruh/karayawan, UMP

setiap tahun harus ditinjau dan ditingkatkan. Peningkatan ini harus

lebih tinggi dari peningkatan inflasi yang ada sehingga UMP yang

ditetapkan akan meningkat persentasenya bila dibandingkan dengan

KHL. Besarnya UMP Bali tahun 2012 sebesar Rp. 1.450.00,-

meningkat sebesar 2,23 persen dibandingkan tahun 2011 yang

besarnya Rp. 1.410.000,-. Besaran UMP ini jika dibandingkan dengan

kebutuhan hidup layak (KHL) di Provinsi Bali baru mencapai 80,56

persen. Diharapkan proporsi UMP terhadap KHL ini terus meningkat

setiap tahunnya sehingga kesejahteraan buruh/karyawan juga ikut

meningkat.

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali 2012-2016

89

PENUTUP

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

merupakan dasar acuan perencanaan pembangunan ketenagakerjaan

dalam kurun waktu 4 (empat) tahun ke depan yang berbasis

pendayagunaan tenaga kerja melalui pengendalian tambahan angkatan

kerja baru, penciptaan kesempatan kerja sektoral, serta perencanaan

pelatihan, penempatan tenaga kerja, hubungan industrial dan jamsostek

serta pengawasan ketenagakerjaan. Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi ini

merupakan dasar penyusunan kebijakan, strategi, dan program

pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan secara nasional

sebagaimana diamanatkan Pasal 7 Ayat (3) Undang-Undang No.13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan.

Dokumen ini dirancang untuk mampu mengakomodir kemungkinan

terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi di masa yang akan datang.

Oleh karena itu, Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali ini dapat direview

secara berkala untuk menyelaraskan berbagai kebijakan dan program yang

ada terhadap perubahan dan perkembangan baru, sehingga tetap relevan

dengan kebutuhan pembangunan ketenagakerjaan Provinsi Bali saat itu.

Akhirnya, perlu digaris bawahi bahwa keberhasilan melaksanaan

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali ini akan sangat bergantung pada

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali 2012-2016

90

komitmen, integritas dan dedikasi seluruh stakeholders (pihak terkait),

sehingga tujuan pembangunan ketenagakerjaan yaitu untuk pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

seluruhnya dalam rangka meningkatkan harkat, martabat dan harga diri

tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan

merata baik materil maupun spiritual dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2008-2011, Keadaan Angkatan Kerja di

Indonesia, Jakarta.

Bappenas dan Badan Pusat Statistik, Projecting Labor Force Participation Rates 1986-2000, Development Studies Project, Jakarta.

Bappenas dan UNSFIR, (2002), Indonesia 2020: Long Term Issues and Priorities, Jakarta.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I, (2009), Rencana Tenaga Kerja Nasional Tahun 2010-2014, Jakarta.

Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemnakertrans R.I, (2011), Buku Informasi Pengawasan Pelatihan dan Produktivitas Tahun 2011, Jakarta.

Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Depnakertrans RI, (2009), Profil Pengawasan Ketenagakerjaan Tahun 2009, Jakarta.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I, (2011), Perencanaan Tenaga Kerja Nasional Tahun 2012-2013, Jakarta.

Universitas Indonesia dan Bappenas, (1992), Model Terpadu Perencanaan Sumber Daya Manusia Nasional, UI dan Bappenas, Jakarta.

Universitas Indonesia dan Bappenas, (1992), Studi Pengembangan Sistem dan Kebijaksanaan Sumber Daya Manusia, UI dan Bappenas, Jakarta.