percobaan f2
TRANSCRIPT
Copyright by Al Rizqi 2012 – Page 1
Percobaan F2
Viskositas Fluida
A. Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan koefisien viskositas fluida encer dan kental.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan ini
adalah sebagai berikut:
Fluida Encer Fluida Pekat
Alat
1. Tabung Viskometer Ostwald
2. Bola Karet Penghisap
3. Gelas Ukur 50 mL
4. Stopwatch (2 buah)
5. Statif
6. Klem
7. Termometer
Bahan
1. Air (Akuades)
2. Alkohol
Alat
1. Tabung kaca diamater 10 cm dan
tinggi 60 cm
2. 2 Karet Gelang
3. Densitometer
4. Termometer
5. Bola Besi Kecil (7 buah)
6. Mistar 1 m
7. Mikrometer Sekrup
8. Stopwatch (2 buah)
Bahan
1. Oli
Copyright by Al Rizqi 2012 – Page 2
C. Dasar Teori
Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk berubah
bentuk secara kontinu apabila mengalami geseran atau mempunyai reaksi
terhadap tegangan geser sekecil apapun. Definisi lain dari fluida adalah fluida
merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang mudah
bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa.
Dalam keadaan diam atau dalam keadaan setimbang, fluida tidak
mampu menahan gaya geser yang bekerja padanya, dan oleh sebab itu fluida
mudah berubah bentuk tanpa pemisahan massa.
Contoh – contoh fluida adalah sebagai berikut:
1. Gas
Tidak mempunyai permukaan bebas, dan massanya selalu
berkembang mengisi seluruh volume ruangan, serta dapat
dimampatkan.
2. Cairan
Nempunyai permukaan bebas, dan massanya akan mengisi
ruangan sesuai dengan volumenya, serta tidak termampatkan.
Sifat - sifat yang dimiliki fluida yang paling penting adalah:
1). Kerapatan,
2). Bobot spesifik,
3). Berat Jenis,
4). Sifat kemampatan (kompresibilitas),
5). Tegangan permukaan,
6). Kapilaritas
7). Kekentalan (viskositas).
Copyright by Al Rizqi 2012 – Page 3
Viskositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu sifat
cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser. Viskositas
terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekul-molekul cairan.
Viskositas suatu cairan memiliki tingkatan yang berbeda mulai dari
yang paling kecil (encer) hingga yang paling besar (pekat). Rumus umum
untuk menghitung viskositas fluida adalah persaman Poiseuille sebagai
berikut:
Persamaan 1
dengan P : Tekanan
: Koefisien Viskositas Fluida
L : Panjang pipa kapiler yang dilalui fluida
v : Laju aliran volume
r : Jari – jari pipa
Koefisien viskositas fluida sendiri sangat dipengaruhi oleh suhu
karena semakin tinggi suhu, gerakan partikel fluida akan semakin tinggi
(energi kinetik meningkat) sehingga akan makin susah bagi partikel untuk
mempertahankan gaya tarik menarik antar partikel sejenis yang menghambat
gaya geser fluida tersebut yang menyebabkan viskositas akan semakin
menurun.
Dalam penentuan koefisien viskositas fluida encer, persamaan ini
dapat berlaku dengan akurat. Biasanya penentuan nilai dilakukan dengan
pengamatan laju alir fluida pada viskosimeter Ostwald.
Viskosimeter Ostwald adalah salah satu piranti untuk menghitung
viskositas fluida encer. Alat ini berbentuk tabung U dengan salah satu sisi
memiliki diameter pipa lebih kecil dibanding pipa lainnya. Perhatikan gambar
berikut:
Copyright by Al Rizqi 2012 – Page 4
Gambar 1: Viskosimeter Ostwald
(Sumber gambar: en.wikipedia.org)
Jarak A dan B dapat kita misalkan dengan h. Fluida pada piranti ini
akan disedot menggunakan bola karet penghisap hingga permukaan atas fluida
berada di atas garis A. Waktu alir fluida dari batas A hingga B dimisalkan
dengan t. Laju alir fluida dapat dimisalkan dengan v. Pada sisi diameter kecil,
terdapat pipa kapilaritas yang panjangnya dapat kita misalkan dengan L.
Seperti yang kita ketahui bahwa viskositas merupakan kekentalan
suatu fluida maka massa jenis fluida pasti mempengaruhi viskositasnya.
Copyright by Al Rizqi 2012 – Page 5
Dengan demikian, persamaan 1 dapat di tata-ulang menjadi persamaan
sebagai berikut:
Persamaan 2
Biasanya, untuk memudahkan perhitungan penentuan suatu viskositas
fluida encer, digunakan perbandingan fluida tersebut dengan fluida lain yang
telah diketahui nilai koefisien viskositasnya (melalui referensi). Menggunakan
perbandingan maka persamaan 2 akan menjadi:
Persamaan 3
Untuk menentukan nilai koefisien viskositas fluida pekat, viskosimeter
ostwald tidak disarankan untuk digunakan karena laju alir fluida pekat akan
sangat pelan. Pengukuran lain menggunakan laju terminal dianjurkan untuk
menentukan viskositas fluida pekat.
Laju terminal adalah laju dimana pada kecepatan konstan, gaya gesek
fluida (gaya stokes) beserta gaya apung fluida akan sama dengan gaya berat
suatu objek rigid yang mengalir didalam fluida tersebut. Perhatikan ilustrasi
pada halaman selanjutnya:
Copyright by Al Rizqi 2012 – Page 6
Gambar 2: Laju Terminal
Gaya stokes sendiri adalah gaya gesek yang diakibatkan oleh
viskositas suatu fluida yang diberikan kepada objek rigid tersebut. Gaya
stokes dapat ditulis dalam persamaan berikut:
Persamaan 4
Dengan adanya 2 gaya gesek pada objek, maka penurunan rumus laju
terminal adalah sebagai berikut:
∑ ( )
Indeks b adalah benda dan indeks f adalah fluida. Karena volume
fluida yang dipindahkan sama dengan volume objek maka Vb = Vf. Sehingga
Copyright by Al Rizqi 2012 – Page 7
dapat kita asumsikan Vb = Vf = V dan penurunan akan berlanjut sebagai
berikut:
( )
( )
( )
Dan perumusan koefisien viskositas fluida berdasarkan metode laju
terminal adalah sebagai berikut:
( )
Persamaan 5
Dalam percobaannya, bola besi (objek rigid) dengan diameter d dan
massa m akan mengalir didalam tabung berisikan fluida pekat yang sudah
dilengkapi oleh batas A dan B yang jaraknya dinyatakan dalam h dan waktu
yang diperlukan bagi objek untuk mengalir sepanjang h dinyatakan dalam t
sehingga persamaan 5 dapat dimodifikasi dengan penurunannya sebagai
berikut:
( )
( )
(
)
Copyright by Al Rizqi 2012 – Page 8
(
( )
)
(
)
(
)
Sehingga modifikasi persamaan 5 dinyatakan dalam persamaan 6
sebagai berikut:
(
)
Persamaan 6
Persamaan 3 dan 6 inilah yang akan menjadi dasar perhitungan fluida
encer dan pekat yang akan digunakan dalam percobaan ini.
Copyright by Al Rizqi 2012 – Page 9