perc 11, 15, 16_titrasi redoks_ol.pdf
TRANSCRIPT
I. NO. PERCOBAAN : 11
II. JUDUL : Titrasi Oksidimetri
III. TUJUAN : 1. Membuat dan menentukan (standarisasi) larutan KMnO4
(permanganometri).
2. Membuat dan menentukan (standarisasi) larutan Na2S2O3
(iodometri).
IV. DASAR TEORI:
Dasar reaksi titrasi oksidimetri ialah reaksi oksidasi reduksi antara zat penitrasi dan zat
yang dititrasi. Permanganometri termasuk titrasi oksidimetri yang melibatkan KMnO4
dalam suasana asam yang bertindak sebagai oksidator sehingga ion MnO4- berubah
menjadi Mn2+. Penentuan konsentrasi KMnO4 misalnya dapat dilakukan dengan larutan
baku natrium oksalat.
Reaksi-reaksi:
5 e + 8 H+ + MnO4- → Mn2+ + 4 H2O
1 mol KMnO4 = 5 ekivalen (1 mol KMnO4 mengambil 5 e)
C2O42- → 2 CO2 + 2 e
1 mol Na2C2O4 = 2 ekivalen
Pada titik ekivalen
Jumlah ekivalen oksidator = jumlah ekivalen reduktor
Jumlah ekivalen KMnO4 = jumlah ekivalen Na2C2O4
Pada iodimetri atau iodometri, iod dapat bertindak sebagai oksidator dan juga sebagai
reduktor. Sebagai reduktor biasanya adalah Na2S2O3.
Reaksi-reaksi:
2 e- + I2 → 2 I-
oksidator reduktor
1 mol I2 = 2 ekivalen (1 mol I2 mengikat 2 e-)
2 S2O32- → S4O6
2-
1 mol Na2S2O3 = 1 ekivalen
(1 mol Na2S2O3 mengikat 1 e-)
Pada titik ekivalen :
jumlah ekivalen I2 = jumlah ekivalen S2O32-
Pada permanganometri indikatornya adalah KMnO4 nya sendiri, oleh karena itu dapat
disebut autoindikator. Sedang dalam ion/i metri digunakan indikator kanji yang akan
member warna hijau ada I2 dalam larutan.
V. CARA PELAKSANAAN:
A. Pembuatan dan penentuan (standarisasi) larutan KMnO4 ± 0,1 N
1. Pembuatan larutan KMnO4 ± 0,1 N
Timbang ± 3,2 gram kalium permanganat larutkan dalam 250 mL air, didihkan dan
biarkan dingin. Setelah dingin disaring dengan glass wool, simpan dalam botol yang
berwarna.
2. Penentuan (stndarisasi) larutan KMnO4 ± 0,1 N dengan natrium oksalat sebagai
baku
Pembuatan larutan baku Na2C2O4 ± 0,1 N. Timbanglah dengan teliti ± 0,67 gram
natrium oksalat dan pindahkan ke dalam labu ukur 100 mL. Larutkan dengan air
suling dan encerkan sampai tanda batas. Kocok dengan baik agar tercampur sempurna.
Bilas dan isi buret dengan larutan KMnO4 ± 0,1 N. Pipet dengan pipet seukuran
(pipet gondok) 25 mL larutan natrium oksalat ± 0,1 N, masukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 mL. Tambahkan 50 mL larutan asam sulfat 2 N dan panaskan
Erlenmeyer sampai 70oC. Segera dititrasi dengan larutan KMnO4. Hentikan titrasi
pada saat terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda. Baca dan
catat angka pada buret saat awal dan akhir titrasi, tentukan dan catat volume larutan
KMnO4 yang digunakan dalam titrasi. Hitung konsentrasi larutan KMnO4.
Ulangi titrasi 3 kali menggunakan volume larutan natrium oksalat yang sama.
Hitung konsentrasi larutan KMnO4 rata-rata.
B. Pembuatan dan penentuan (standarisasi) larutan Na2S2O3 ± 0,1 N
1. Pembuatan larutan natrium tiosulfat ± 0,1 N
Timbang ± 25 gram natrium tiosulfat pentahidrat dan larutkan dalam 1 liter air yang
baru dididihkan dan didinginkan. Tambah sekitar 0,2 gram natrium karbonat sebagai
pengawet dan simpan dalam botol yang berwarna.
2. Penentuan (standarisasi) larutan natrium tiosulfat ± 0,1 N dengan kalium iodidat
baku
Pembuatan larutan baku kalium iodat ± 0,1 N. Timbanglah dengan teliti ± 0,50
gram kalium iodidat dan pindahkan ke dalam labu ukur 100 mL. Larutkan dengan air
suling dan encerkan sampai tanda batas. Kocok dengan baik agar tercampur sempurna.
Bilas dan isi buret dengan larutan natrium tiosulaft ± 0,1 N. Pipet denga pipet
seukuran (pipet gondok) 25 mL larutan KIO3 ± 0,1 N, masukkan ke dalam Erlenmeyer
250 mL. Tambahkan 10 mL larutan KI 20% dan 2,5 mL asam klorida 4 N. Iod yang
dibebaskan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat sampai warna menjadi kuning
muda, kemudian ditambahkan kanji dan titrasi terus sampai warna biru hilang. Baca
dan catat angka pada buret saat awal dan akhir titrasi, tentukan dan catat volume
larutan natrium tiosulfat yang digunakan dalam titrasi. Hitung konsentrasi larutan
natrium tiosulfat.
Ulangi titrasi 3 kali menggunakan volume larutan natrium tiosulfat yang sama.
Hitung konsentrasi larutan natrium tio sulafat rata-rata.
VI. PERTANYAAN
A. 1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada titrasi permanganometri, jika reduktornya adalah
ion ferro! Setiap mol ion ferro sama dengan berapa ekivalen?
2. Mengapa pada titrasi permanganometri tidak perlu di tambah indikator lagi?
B. 1. Apa perbedaan antara titrasi iodometri dan iodimetri?
2. Bagaimana reaksi antara kalium iodat + kalium iodida + asam klorida? Setiap 1 mol
kalium iodat sama dengan berapa ekivalen?
VII. DAFTAR PUSTAKA
Basset,J.et.al.(1978).Vogel’s Textbook of Quatitative Inorganic Analysis (ed.4).London:Longman Group Limited
Hadyana,P.A.(1989).Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta:Penerbit Eralangga (Terjemahan
dari Day,Jr,R.A.(1986).Quantitative Analysis.(ed.5).London:Prentice Hall. Harjadi,W.(1990).Ilmu Kimia Analitik Dasar.(cetakan kedua).Jakarta: PT. Gramedia
I. NO PERCOBAAN : 15
II. JUDUL : Aplikasi Titrasi Iodo-Iodimetri
III. TUJUAN : 1. Menentukan kadar asam askorbat dalam vitamin C.
2. Menentukan kadar Cl2 dalam serbuk pemutih.
IV. DASAR TEORI:
Telah dikenal dua cara analisis iodium, yaitu iodimetri (langsung) dan iodometri (tak
langsung). Pada iodimetri, larutan iodium digunakan untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang
dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekivalennya. Sedangkan pada iodometri, oksidator
yang dianalisa direaksikan dengan ion iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai. Iodium
dibebaskan secara kuantitatif, dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat standar atau asam
arsenik. Dalam proses iodometri ada dua hal yang penting yang perlu diperhatikan karena hal ini
dapat menimbulkan kesalahan:
1. Berkurangnya/hilangnya sebagian I2 karena sifat volatilitasnya.
2. Terjadinya oksidasi udara terhadap larutan iodida, menurut reaksi:
4 I- + O2 + 4 H+ → 2 I2 + 2 H2O
V. CARA PELAKSANAAN
1. Penentuan kadar asam askorbat dalam vitamin C
Timbanglah dengan tepat 3 tablet vitamin C dan masukkan dalam Erlenmeyer 250 mL.
Larutkan 50 mL air dengan menggunakan pengaduk. Tambahkan 5 mL indikator kanji,
kemudian titrasi dengan standar I2 sampai munculnya warna biru tua yang pertama yang
bertahan sekurangnya 1 menit. Ulangi dua kali dan hitung berapa milligram kadar asam
askorbat per tablet.
2. Penentuan kadar Cl2 dalam serbuk pemutih
Ukur berat jenis larutan yang digunakan. Ambil 2 mL sampel (catat mereknya) masukkan ke
dalam erlenmeyer 250 mL, kemudian tambah dengan 75 mL air aquades (air suling), 3 gram
KI, 8 mL asam sulfat 1:6, dan 3 tetes larutan ammonium molibdat 3%. Titrasi dengan Na2S2O3
0,1 M sampai warna coklat iodida hampir hilang. Tambahkan 5 mL larutan kanji dan titrasi
dilanjutkan sampai warna biru hilang. Lakukan 3 kali. Hitung kadar Cl2 dalam sampel.
VI. PERTANYAAN
1. Jelaskan beberapa kekurangan amilum digunakan sebagai indikator!
2. Mengapa pada titrasi iodometri indicator amilum ditambahkan pada saat mendekati titik
ekivalen?
3. Mengapan penambahan larutan Na2S2O3 menggunakan aquades yang mendidih?
VII. DAFTAR PUSTAKA Hadyana,P.A.(1989).Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta:Penerbit Eralangga (Terjemahan dari
Day,Jr,R.A.(1986).Quantitative Analysis.(ed.5).London:Prentice Hall. Hamilton.F.Leicester.(1960).Calculations of Analytical Chemisty (sixth.ed).Nee York:Mc Graw Hill Book Company,Inc
I. NO. PERCOBAAN : 16
II. JUDUL : Aplikasi Titrasi Permanganometri
III. TUJUAN : 1. Menentukan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O
2. Mengamati pengaruh warna botol penyimpanan terhadap
kadar H2O2.
IV. DASAR TEORI:
Kalium permanganat telah lama digunakan dalam analisa redoks. Hal ini disebabkan
karena KMnO4 merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi sebagian besar
reduktor secara kuantitaif bila ditambahkan dalam jumlah yang ekivalen. Warna ungu tua
ion permanganat menjadikan permanganatnya sendiri sebagai indikator pada titrasinya.
Satu tetes berlebih sudah bisa menghasilkan warna yang terang meskipun dalam larutan
yang besar volumenya. Hidrogen peroksida merupakan pereaksi oksidasi yang baik dengan
potensial standar positif yang besar.
H2O2 + 2 H+ + 2 e → 2 H2O Eo = +1,77 V
V. CARA PELAKSANAAN:
1. Penentuan Jumlah Air Kristal Dalam H2C2O4.xH2O
Timbang dengan tepat 0,63 gram H2C2O4.xH2O dan larutkan dalam labu ukur 100 mL.
Pipet 25 mL larutan tersebut, masukkan dalam Erlenmeyer 250 mL. Tambahkan 10 mL
H2SO4 4N dan 25 mL aquades. Panaskan sampai 70oC. Titrasi dengan KMnO4 dalam
keadaan panas sampai warna ungu hilang. Lakukan 3 kali. Hitung jumlah air kristal dalam
H2C2O4.xH2O tersebut.
2. Pengaruh Warna Botol Penyimpanan Terhadap Kadar H2O2
Pipet 25 mL larutan peroksida yang telah ditentukan BJ-nya, masukkan ke dalam labu
ukur 250 mLdan encerkan sampai tanda. Simpan dalam beberapa botol yang berbeda
warnanya. Ambil 25 mL larutan yang telah diencerkan tersebut. Masukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 mLyang telah diisi dengan 5 mL H2SO4 pekat dan 75 mL air. Titrasi
dengan KMnO4 standar sampai muncul warna merah muda yang permanen. Lakukan
sebaynyak 3 kali. Hitung kadar H2O2 dalam hirdogen peroksida sebelum diencerkan.
Bandingkan hasilnya pada tiap-tiap botol penyimpanan.
VI. PERTANYAAN:
1. Jika pada penentuan normalitas KMnO4 dengan larutan baku natrium oksalat titrasinya
dikerjakan pada temperatur lebih rendah dari 60oC, hasil normalitasnya terlalu tinggi
atau terlalu rendah?
2. Berapa volume 0,030 M KMnO4 yang diperlukan untuk bereaksi dengan 5,0 mL H2O2
dalam larutan asam yang mempunyai densitas 1,01 gram/liter dan mengandung 3,05
berat H2O2? Permanganat direduksi menjadi Mn2+ dan H2O2 dioksidasi menjadi O2.
VII. DAFTAR PUSTAKA Hadyana,P.A.(1989).Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta:Penerbit Eralangga (Terjemahan dari
Day,Jr,R.A.(1986).Quantitative Analysis.(ed.5).London:Prentice Hall. Hamilton.F.Leicester.(1960).Calculations of Analytical Chemisty (sixth.ed).Nee York:Mc Graw
Hill Book Company,Inc