perbandingan pengaruh implementasi program nasional ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ANTARA KABUPATEN SRAGEN DAN KABUPATEN KLATEN T E S I S Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Konsentrasi Ekonomi Sumberdaya Manusia dan Pembangunan Oleh : WIDJAYA SANTOSA S 4209146 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA 2011

Upload: buimien

Post on 19-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ANTARA KABUPATEN SRAGEN DAN

KABUPATEN KLATEN

T E S I S

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Konsentrasi Ekonomi Sumberdaya Manusia dan Pembangunan

Oleh :

WIDJAYA SANTOSA S 4209146

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA

2011

Page 2: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk : 1. Istriku tercinta, Dra. Wiwik Nur S. yang senantiasa mendampingi dalam penyelesaian studi ini. 2. Ananda Primasari Ariska Widjayanti dan Broshtito Danys Widjaya

yang telah memberikan motivasi sehingga sampai pada tingkatan ini. 3. Almamaterku, Program Pascasarjana Magister Ekonomi dan Studi

Pembangunan pada khususnya dan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada umumnya. 4. Masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.

v

Page 6: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi, Keberanian adalah cakrawala, Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Ketika kerjamu tidak dihargai, saat itu dirimu belajar tentang ketulusan. Ketika usahamu tidak dinilai, saat itu kau belajar tentang keiklasan. Ketika hatimu terluka sangat dalam, saat itu kau sedang belajar memaafkan. Ketika kau harus lelah dan kecewa maka saat itu kau belajar tentang kesungguhan. Ketika kau merasa sepi dan sendiri maka kau sedang belajar tentang ketangguhan. Ketika kau harus membayar biaya yang seharusnya tak kau tanggung maka saat itu kau belajar tentang kemurahan hati.

vi

Page 7: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

WIDJAYA SANTOSA S 4209146

COMPARISON OF IMPLEMENTATION EFFECT OF SOCIETY EMPOWER NATIONAL PROGRAM (PNPM) RELATED TO INCREASE THE PEOPLE WELFARE BETWEEN SRAGEN REGENCY AND KLATEN REGENCY To fight against poverty the government launched Society Empower National Program (PNPM); the research aim to know the profile UPPKS group members before and after receiving the PNPM fund, to know the impact of members of the Donor Program UPPKS group, and to know the effect PNPM programs in improve the welfare of UPPKS group members. Research methodology is done by collecting primary data from the respondents through interviews, questionares, and observation. Secondary data such as administrative notes of the group members and other references are also used. Studies population is 240 groups of UPPKS which receive the PNPM funds. In Sragen Regency, the number of members of the UPPKS group varies from 8 to 12 members. Each member of a fund from five hundred thoosends rupiah to two million rupiah. In Kabupaten Klaten, the number of members of the group varies UPPKS 5 to 15 members. Each member of fund of one million to three million rupiah. Research sample for 5% of the population of the 12 groups, with each group taken 3 members, the number of samples in this study of 36 respondents. Data analysis used test the hypothesis using different T-test. Hypothesis testing results found that: there is difference in average of number of positive productivity significantly before and after PNPM program, thus proved hypothesis 1, and there is differences in average amount of labor positive significantly before and after PNPM program, with thus hypothesis 2 proved. Based on the data analysis is obtained the following conclusions : members of the UPPKS group PNPM funding recipients in Sragen Regency and Klaten Regency majority are women with low education of junior high school, members of the group UPPKS Donor funding recipients in Kabupaten Sragen and Kabupaten Klaten, using PNPM funds to increase the amount of employment, product, the difference being of the amount of labor, productivity and income of UPPKS group members in Sragen Regency and Klaten Regency before and after the PNPM. It is advised that the UPPKS groups receiving PNPM fund should do the following efforts : the groups should broaden their vision to have a network with other companies or entrepreneurs thst will support the groups business, the groups should motive them selves to be able to gain their welfare. Keywords : PNPM, UPPKS, Sragen Regency and Klaten Regency

Page 8: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

WIDJAYA SANTOSA S 4209146

PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ANTARA KABUPATEN SRAGEN DAN

KABUPATEN KLATEN

Untuk menanggulangi kemiskinan pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, maka penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui profil anggota kelompok UPPKS sebelum dan sesudah menerima dana PNPM, untuk mengetahui dampak program PNPM terhadap anggota kelompok UPPKS, dan untuk mengetahui pengaruh program PNPM dalam meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok UPPKS. Metodologi penelitian yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data primer dari responden melalui wawancara, kuesioner dan observasi. Di samping itu melalui data sekunder, yaitu administrasi anggota kelompok UPPKS dan referensi buku-buku pendukung. Populasi penelitian adalah 240 anggota kelompok UPPKS yang menerima PNPM. Di Kabupaten Sragen, jumlah anggota kelompok UPPKS bervariasi 8 – 12 anggota. Tiap anggota kelompok mendapatkan dana antara Rp 500 ribu – Rp 2 juta. Di Kabupaten Klaten, jumlah anggota kelompok UPPKS bervariasi 5 – 15 anggota. Tiap anggota kelompok mendapatkan dana antara Rp 1 juta – Rp 3 juta. Sampel penelitian sebesar 5% dari populasi kelompok, yaitu 12 kelompok dengan masing-masing kelompok diambil 3 anggota, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 36 responden. Analisis data untuk menguji hipotesis menggunakan uji beda rata-rata. Hasil uji hipotesis ditemukan perbedaan rata-rata jumlah produksi yang positif secara signifikan antara sebelum dengan sesudah adanya PNPM, dengan demikian hipotesis 1 terbukti, dan terdapat perbedaan rata-rata jumlah tenaga kerja yang positif secara signifikan antara sebelum dan sesudah PNPM, dengan demikian hipotesis 2 terbukti. Berdasarkan analisa data diperoleh kesimpulan sebagai berikut: anggota kelompok UPPKS penerima dana PNPM di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten mayoritas adalah perempuan dengan pendidikan masih rendah yaitu SLTP dan SLTA, anggota kelompok UPPKS penerima dana PNPM di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten memanfaatkan dana PNPM untuk meningkatkan produksi dan jumlah tenaga kerja. Untuk anggota kelompok UPPKS penerima dana PNPM disarankan sebagai berikut : mau membuka wawasan untuk bekerja sama dengan dunia usaha yang saling mendukung usahanya, berusaha memotivasi diri bahwa dengan bekerja keras dirinya mampu mengentaskan kemiskinan untuk hidup mandiri.

Kata Kunci : PNPM, UPPKS, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten.

Page 9: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunia

dan anugerahNya yang penulis rasakan selama ini sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tesis yang berjudul :

PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) TERHADAP PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ANTARA KABUPATEN SRAGEN DAN

KABUPATEN KLATEN.

Tesis ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di 4 desa,

yaitu : desa Kalitengah, Melikan, Kadilanggon dan Sidorejo yang terletak di

Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, kemudian penulis bandingkan dengan hasil

penelitan di Kabupaten Sragen.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis

ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis senantiasa mengharapkan saran dan

masukan yang dapat memberikan motivasi bagi penelitian lebih lanjut. Oleh sebab

itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. JJ. Sarungu, MS selaku Ketua Program Studi Magister Ekonomi dan

Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Guntur Riyanto, M.Si. selaku Pembimbing I yang dengan penuh

perhatian dan kesabaran senantiasa memberi dorongan serta meluangkan

ix

Page 10: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

waktu untuk membimbing dan mengarahkan, sehingga Tesis ini dapat

selesai.

3. Drs. Kresno Saroso Pribadi, M.Si. selaku Pembimbing II yang telah

memberikan motivasi, bimbingan dan pengarahan kepada penulis

sehingga Tesis ini dapat diselesaikan.

4. Segenap Dosen Program Syudi Magister Ekonomi dan Studi

Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Seluruh Karyawan dan Karyawati Program Studi Magister Ekonomi dan

Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Kepala Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Klaten beserta staf.

7. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Klaten beserta staf.

8. Bapak Camat Wedi.

9. Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM Kecamatan Wedi.

10. Kepala Desa Kalitengah, Melikan, Kadilanggon dan Sidorejo.

11. Ibuku tercinta yang telah memberikan doa, semangat dan motivasi kepada

penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

12. Istriku tercinta dan putera-puteriku tersayang.

13. Rekan-rekan MESP angkatan XII, terima kasih atas kerjasama diantara

kita selama ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

x

Page 11: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis

panjatkan, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan balasan

dan menjadikan amal ibadah yang mulia. Terakhir, penulis mengharapkan

tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 12: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………… ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ……………………………………. iii

HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………………… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………. v

HALAMAN MOTTO ………………………………………………………….. vi

ABSTRACT ……………………………………………………………………. vii

INTISARI ……………………………………………………………………… viii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… xv

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xvi

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… xvii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah ………………………………………… 9

C. Tujuan Penelitian …………………………………………… 10

D. Manfaat Penelitian ………………………………………….. 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis ………………………………………………. 11

1. Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) ………………… 11

2. Konsep Kemiskinan …………………………………….. 12

Page 13: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Definisi Kemiskinan …………………………………… 13

4. Konsep Penanggulangan Kemiskinan …………………. 16

5. Konsep Pemberdayaan ………………………………… 17

6. Indikator Pemberdayaan ………………………………. 20

7. Pendekatan Pemberdayaan …………………………….. 23

8. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) .. 26

a. Pengertian PNPM ………………………………….. 26

b. Tujuan PNPM ……………………………………… 27

c. Sejarah PNPM ……………………………………… 28

9. Keberlanjutan Pemanfaatan Dana PNPM ……………… 30

a. Pemanfaatan Dana PNPM …………………………. 30

1) Prinsip Dana Bergulir ………………………….. 31

2) Prinsip Keberlanjutan Pemanfaatan Dana PNPM 31

3) Kelompok Masyarakat (Pokmas) ………………. 32

b. Jenis Usaha …………………………………………. 33

c. Besar Dana Yang Diterima ………………………… 34

d. Partisipasi Anggota Kelompok …………………….. 35

10. Kesejahteraan Ekonomi ………………………………… 36

B. Penelitan Terdahulu ………………………………………… 38

C. Kerangka Pemikiran ………………………………………… 40

D. Hipotesis …………………………………………………….. 41

Page 14: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Data Dan Sumber Data ……………………………………… 42

B. Populasi Dan Sampel ………………………………………… 42

C. Analisis Data …………………………………………………. 44

D. Asumsi ……………………………………………………….. 45

E. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Penelitian …. 46

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Klaten ……………… 48

1. Realisasi Pelaksanaan PNPM …………………………… 48

2. Letak Geografis …………………………………………. 53

3. Kondisi Demografi ……………………………………… 54

B. Karakteristik Responden…………………………………….. 55

C. Analisis Data ………………………………………………… 67

D. Pembahasan …………………………………………………. 68

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………………………. 72

B. Saran ………………………………………………………… 72

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 74

LAMPIRAN

Page 15: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. : Kerangka Penelitian …………………………………………… 40

Gambar 2.2. : Pengujian Hipotesis …………………………………………… 45

xv

Page 16: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. : Distribusi responden asal desa kelompok sampel …………….. 43

Tabel 4.1. : Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ……………… 55

Tabel 4.2. : Distribusi responden berdasarkan umur ………………………. 57

Tabel 4.3. : Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga 58

Tabel 4.4. : Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan ………… 60

Tabel 4.5. : Distribusi responden berdasarkan jenis usaha ………………… 62

Tabel 4.6. : Distribusi responden berdasarkan jumlah dana yang diterima .. 64

Tabel 4.7. : Produksi sebelum dan sesudah penerimaan dana PNPM ……. 65

Tabel 4.8. : Distribusi frekuensi jumlah tenaga kerja sebelum menerima

Dana PNPM ……………………………………………………. 66

Tabel 4.9. : Distribusi frekuensi jumlah tenaga kerja sesudah menerima

Dana PNPM …………………………………………………… 66

Tabel 4.10 : Hasil uji beda rata-rata Kabupaten Sragen ……………………. 68

Tabel 4.11 : Hasil uji beda rata-rata Kabupaten Klaten ……………………. 68

xvi

Page 17: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat ijin penelitian Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi

(MESP) UNS Surakarata ke BAPPEDA Kabupaten Klaten … 78

Lampiran 2 : Surat permohonan ijin penelitian dari BAPPEDA Kabupaten

Klaten ke BAPERMAS Kabupaten Klaten …………………… 79

Lampiran 3 : Surat permohonan ijin penelitian dari BAPERMAS Kabupaten

Klaten ke Kecamatan Wedi ……………………………………. 80

Lampiran 4 : Surat pemberitahuan tentang ijin penelitian dari Kecamatan

Wedi Ke Kepala Desa Kalitengah, Melikan, Kadilanggon dan

Sidorejo …………………………………………………………. 81

Lampiran 5 : Kuesioner ………………………………………………………. 82

Lampiran 6 : Data hasil penelitian …………………………………………… 83

Lampiran 7 : Hasil analisis data ……………………………………………… 84

Lampiran 8 : T-Test ………………………………………………………….. 85

xvii

Page 18: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang

Sebelum terjadinya krisis moneter, khususnya di bidang ekonomi telah

mencatat sejumlah kemajuan walaupun masih ditemui sejumlah masalah

pembangunan yang perlu segera dicari solusinya. Permasalahan tersebut merupakan

masalah fundamental yang bersifat kronis, yaitu berkaitan dengan kesenjangan antar

pelaku ekonomi, kesenjangan antar sektor ekonomi, dan kesenjangan antar daerah.

Kesenjangan ini berakibat luas pada masalah kemiskinan, pengangguran dan

kesejahteraan sosial.

Di samping itu terdapat masalah pembangunan yang bersifat kejutan (shock),

yaitu berkaitan dengan krisis moneter, ekonomi dan politik. Permasalahan ini

menyebabkan kondisi ekonomi Indonesia menjadi sangat memprihatinkan. Inflasi

yang tinggi, pertumbuhan yang rendah, pemutusan hubungan kerja (PHK),

pengangguran, kemiskinan yang semakin meluas, yang telah membawa dampak

buruk bagi kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.

Pada masa krisis moneter yang paling terpuruk adalah kelompok masyarakat

miskin yang hidup di bawah garis kemiskinan, yaitu para buruh, pekerja informal,

petani kecil dan pengusaha mikro. Selama ini kaum miskin selain berpenghasilan

Page 19: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rendah, juga sudah sekian lama mengalami kesulitan dan hambatan dalam mengakses

faktor-faktor produksi (tanah dan modal) bahkan tidak memiliki akses informasi

pasar, ilmu pengetahuan dan pelayanan kesehatan. Dalam pandangan pemerintah,

bahwa kondisi yang memprihatinkan sebagai dampak krisis moneter membutuhkan

intervensi segera dan langsung kepada kelompok masyarakat miskin yang sangat

membutuhkan bantuan. Salah satu jalan yang ditempuh pemerintah adalah meminta

bantuan Negara donor Internasional untuk ikut serta dalam penanggulangan dampak

krisis moneter terutama pinjaman dalam bentuk Program Jaring Pengaman Sosial

(JPS)

Jaring Pengaman Sosial baru popular di Indonesia pada akhir 1998 setelah

Bank Dunia mengucurkan dana dengan memperkenalkan program-program darurat

(emergency) untuk mengatasi dampak buruk krisis moneter. Sebenarnya sudah

lama dikenal Program Jaring Pengaman Sosial, seperti Program Padat Karya,

Program Inpres Desa Tertinggal (IDT), kredit (subsidi untuk rumah, subsidi untuk

petani/nelayan tradisional), subsidi energi/listrik dan subsidi pangan.

Konsep Program JPS untuk menanggulangi sosial ekonomi masyarakat agar

tidak semakin terpuruk, dengan strategi pelaksanaannya adalah melalui tahapan

penyelamatan (rescue) yang sifatnya mendesak dan harus ditangani secepat mungkin

dan tahapan pemulihan (recovery) untuk memberdayakan masyarakat miskin.

Program JPS didesain menekankan pada tiga sasaran pokok meliputi: Pertama,

menjamin adanya makanan dengan harga yang dapat terjangkau oleh keluarga

Page 20: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

miskin. Kedua, memberikan kemampuan daya beli di antara pengusaha kecil dan

menengah. Ketiga, menjaga akses masyarakat pada pelayan-pelayan sosial.

Tujuan utama Jaring Pengaman Sosial adalah sebagai berikut:

1. Memulihkan kecukupan pangan dengan harga terjangkau oleh masyarakat miskin

2. Menciptakan kesempatan kerja produktif yang dapat meningkatkan daya

beli masyarakat miskin.

3. Memulihkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau masyarakat

miskin.

4. Memulihkan kegiatan ekonomi rakyat.

Untuk menanggulangi masalah kemiskinan diperlukan upaya yang memadukan

berbagai kebijakan dan program pembangunan yang tersebar diberbagai sektor.

Adapun kebijakan pengentasan atau penenggulangan kemiskinan menurut

Sumodiningrat (1998) dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu kebijakan tidak langsung

dan kebijakan langsung. Kebijakan tidak langsung meliputi: upaya menciptakan

ketentraman dan kestabilan situasi ekonomi, sosial dan politik; mengendalikan

jumlah penduduk; melestarikan lingkungan hidup dan menyiapkan kelompok

masyarakat miskin melalui kegiatan pelatihan. Sedangkan kebijakan langsung

meliputi: pengembangan data dasar (base data) dalam penentuan kelompok sasaran

(targeting); penyediaan untuk kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, papan,

kesehatan dan pendidikan; usaha penciptaan kesempatan kerja program

pembangunan wilayah; dan pelayanan perkreditan.

Page 21: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Strategi dalam penanggulangan kemiskinan harus dapat memperkuat peran dan

posisi perekonomian rakyat dalam perekonomian nasional, sehingga terjadi

perubahan struktural yang meliputi pengalokasian sumber daya, penguatan

kelembagaan, pemberdayaan sumber daya manusia (Sumodiningrat, 1998). Maka

program yang dipilih harus memberdayakan masyarakat melalui pembangunan

ekonomi dan peningkatan perekonomian rakyat. Program ini harus diwujudkan dalam

langkah-langkah strategis untuk perluasan akses masyarakat miskin kepada sumber

daya pembangunan dan menciptakan peluang bagi masyarakat paling bawah untuk

berperan serta dalam proses pembangunan, sehingga mereka diharapkan mampu

mengatasi kondisi keterbelakangan. Di samping itu usaha penanggulangan

kemiskinan harus senantiasa didasarkan pada penetapan garis kemiskinan yang tepat

dan pada pemahaman yang jelas mengenai sebab –sebab timbulnya persoalan itu.

Setiap usaha penanggulangan kemiskinan yang kurang memperhatikan kedua hal

tersebut tidak hanya cenderung tidak efektif, tetapi dicurigai sebagai retorika belaka

(Baswir, 1999)

Menurut Soegijoko dkk (1997) dalam penanggulangan kemiskinan terdapat

3(tiga) pendekatan pemberdayaan masyarakat miskin. Pertama, pendekatan yang

terarah, artinya pemberdayaan masyarakat harus terarah yaitu berpihak kepada

masyarakat miskin. Kedua, pendekatan kelompok, artinya secara bersama-sama untuk

memudahkan pemecahan masalah yang dihadapi. Ketiga, pendekatan pendampingan,

artinya selama proses pembentukan dan penyelenggaraan kelompok masyarakat

miskin perlu didampingi oleh pendamping yang profesional sebagai fasilitator,

Page 22: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

komunikator, dan dinamisator terhadap kelompok untuk mempercepat tercapainya

kemandirian. Sedang menurut Sumodiningrat (1999) Arah baru strategi

pembangunan diwujudkan dalam bentuk: (1) upaya pemihakan kepada yang lemah

dan pemberdayaan masyarakat; (2) pemantapan otonomi dan desentralisasi, dan (3)

modernisasi melalui penajaman arah perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat.

Untuk merealisasi arah baru pelaksanaan pembangunan tersebut, pemerintah perlu

lebih mempertajam fokus pelaksanaan strategi pembangunan yaitu melalui penguatan

kelembagaan pembangunan masyarakat maupun birokrasi.

Penguatan kelembagaan pembangunan masyarakat dilaksanakan dengan

menggunakan model pembangunan partisipatif yang bertujuan mengembangkan

kapasitas masyarakat dan kemampuan aparat birokrasi dalam menjalankan fungsinya

sebagai lembaga pemerintahan yang berorientasi pada kepentingan rakyat.

Pembangunan yang partisipatif mengutamakan pembangunan yang

dilaksanakan dan dikelola langsung oleh masyarakat lokal. Model ini menekankan

pada upaya pengembangan kapasitas masyarakat dalam bentuk pemberdayaan

masyarakat. Menurut model pembangunan tersebut, dapat dikemukakan bahwa suatu

proyek atau program dapat digolongkan ke dalam model pembangunan partisipatif

apabila program tersebut dikelola sendiri oleh masyarakat yang bersangkutan, bukan

oleh aparat pemerintah. Pemberian kepercayaan kepada masyarakat setempat yang

tidak hanya untuk menyelenggarakan proyek atau program pembangunan, tetapi juga

untuk mengelola proyek tersebut akan mendorong masyarakat untuk mengerahkan

segala kemampuan dan potensinya demi keberhasilan proyek atau program tersebut.

Page 23: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada akhirnya keberdayaan masyarakat menjadi baik sebagai akibat dari

meningkatnya kapasitas dan kualitas masyarakat setempat.

Menguatnya kemampuan masyarakat miskin untuk meningkatkan taraf

hidupnya, merupakan dampak dari semua aktivitas program penanggulangan

kemiskinan. Penguatan masyarakat tersebut dapat dilihat dari: (1) dimensi

pemberdayaan masyarakat miskin; (2) dimensi terwujudnya kemandirian masyarakat

miskin; dan (3) dimensi perekonomian rakyat. Yang perlu ditekankan adalah dimensi

pemberdayaan masyarakat perlu diarahkan terutama dalam rangka pengembangan

kegiatan sosial ekonominya. Sedang dimensi kemandirian masyarakat dapat dicapai

melalui asas gotong royong, kebersamaan, keswadayaan dan partisipasi. Adapun

untuk dimensi perekonomian rakyat dapat ditandai dengan tersedianya dana untuk

modal usaha guna dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri.

Salah satu bentuk upaya dan kebijakan pembangunan yang dilakukan

pemerintah selama ini terutama yang memberikan peluang pada masyarakat miskin

untuk meningkatkan kesejahteraannya adalah melalui pendekatan pemberdayaan

keluarga yang mengacu pada UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang pelaksanaannya diatur

dalam Inpres nomor 3 tahun 1996 tentang Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam

rangka Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan. Inpres ini menekankan perlunya

usaha yang terpadu dan menyeluruh yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan

keluarga untuk memberikan kemampuan pada keluarga, terutama keluarga yang

masih dalam tahap Pra Sejahtera dan Sejahtera I, agar dapat memanfaatkan berbagai

Page 24: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peluang dan dukungan yang ada untuk mengangkat dari ketertinggalan dalam bidang

sosial dan ekonomi, sehingga mampu memiliki wawasan, sikap, perilaku, dan nilai-

nilai yang menjunjung tinggi sifat hemat, perencanaan ke depan dan mampu

mengumpulkan modal kerja secara mandiri untuk mengembangkan usahanya.

Sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas penanggulangan kemiskinan

dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan program penanggulangan

kemiskinan yang salah satunya adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri. Pada PNPM Mandiri dirumuskan kembali upaya penanggulangan

kemiskinan yang melibatkan unsure masyarakat, mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan, evaluasi hingga pelestarian. Ruang lingkup kegiatan

PNPM Mandiri terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang

diusulkan dan disepakati masyarakat, meliputi: penyediaan dan perbaikan sarana

prasarana lingkungan pemukiman, social, peningkatan kualitas sumber daya manusia,

peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah local serta kegiatan ekonomi,

meliputi: penyediaan dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan

ekonomi masyarakat miskin yang dikelola di tingkat kecamatan oleh lembaga Unit

Pengelola Kegiatan (UPK).

PNPM Mandiri memberikan satu peluang unik untuk menangani sebagian

dari kendala dalam pemberdayaan perempuan, yang pada akhirnya akan

meningkatkan efektifitas penanggulangan kemiskinan. Persiapan PNPM akan

banyak memanfatkan pengalaman dari pelaksanaan Program Pengembangan

Kecamatan (PPK) dan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP).

Page 25: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kajian dalam penelitian ini menitikberatkan pada implementasi program PNPM

terhadap masyarakat pedesaan melalui program PPK.

Program Pengembangan Kecamatan adalah program pemerintah yang

bertujuan mengentaskan kemiskinan, memperkuat kelembagaan pemerintah lokal dan

masyarakat, serta memperbaiki tata pemerintahan local. Untuk mencapai tujuan

tersebut, program ini memberikan bantuan langsung (block grant) kepada kecamatan-

kecamatan untuk pembangunan infrastruktur produktif dan investasi sosial ekonomi

yang diidentifikasi melalui sebuah proses perencanaan partisipatif. PPK merupakan

program pemerintah yang didanai sebagian dari Bank Dunia, dan sudah berjalan sejak

tahun 1998. Program ini mencakup 34233 desa di lebih dari 2.000 kecamatan

termiskin di 252 kabupaten di 30 propinsi.

Di samping itu juga diberikan fasilitas kredit dengan cara dan prosedur yang

mudah serta bunga rendah lewat Kredit Usaha Keluarga Sejahtera I alasa ekonomi

yang telah memiliki Tabungan Keluarga Sejahtera (Takesra) dan tergabung dalam

kelompok Usaha Peningkatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) agar mereka dapat

mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga.

Adapun tujuan umum program ini adalah untuk membantu keluarga Pra

Sejahtera dan Sejahtera I (alasan ekonomi) untuk meningkatkan taraf hidup keluarga

sejahtera melalui kegiatan ekonomi produktif dalam rangka penanggulangan

kemiskinan. Sedang tujuan khususnya adalah sebagai berikut (BKKBN, 1997) :

Page 26: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan

penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor).

2. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas

pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi

kemiskinan di wilayahnya.

3. Merangsang kesadaran, motivasi dan semangat keluarga untuk berwirausaha.

4. Membantu keluarga dalam mendapatkan modal usha dengan syarat ringan,

mudah dan cepat.

5. Mengembangkan kegiatan kemitrausahaan dalam bidang ekonomi.

6. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan

potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.

7. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan

komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya kucuran dana

PNPM diharapkan dapat menambah modal usaha sehingga dapat meningkatkan

pendapatan para anggota kelompok UPPKS.

B. Perumusan Masalah

PNPM merupakan salah satu dari strategi pemerintah dalam

pemberdayaan masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan. Adapun

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah dampak program PNPM terhadap peningkatan produksi pada

anggota kelompok UPPKS di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten.

Page 27: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Bagaimanakah dampak program PNPM terhadap peningkatan penyerapan tenaga

kerja anggota kelompok UPPKS di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui pengaruh dana PNPM terhadap peningkatan produksi anggota

kelompok UPPKS di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten.

2. Untuk mengetahui pengaruh dana PNPM terhadap peningkatan jumlah tenaga

kerja anggota kelompok UPPKS di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Pemda

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pemerintah

daerah Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten berkaitan dengan partisipasi

masyarakat pedesaan dalam rangka penanggulangan kemiskinan melalui

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang dikelola oleh PPK

2. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti

lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang partisipasi masyarakat

dalam rangka penanggulangan kemiskinan melalui PNPM.

Page 28: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Program Jaring Pengaman Sosial (JPS)

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) merumuskan

program yang dilaksanakan pemerintah sebagai program untuk mengatasi dampak

buruk krisis moneter, mencakup empat bentuk Program Jaring Pengaman Sosial:

Pertama, program ketahanan pangan, dilaksanakan agar masyarakat miskin yang

terkena dampak krisis moneter mendapat kebutuhan pangan dengan harga yang

relatif terjangkau, sehingga bahaya rawan pangan dapat dihindari. Kegiatan utama

di bidang ketahanan pangan adalah bantuan pangan dalam bentuk: Operasi Pasar

Khusus (OPK) beras (sekarang raskin), peningkatan ketahanan Pangan

Nasional melalui Pemberdayaan Masyarakat Petani, pengembangan pembibitan

dan pengembangan tambak rakyat serta pengembangan ayam buras.

Kedua, program pengaman sosial bidang pendidikan, ditujukan untuk

memelihara pelayanan pendidikan bagi keluarga miskin serta sebagai upaya

menjaga kualitas pengajaran dan pendidikan. Program utama yang dilakukan

bidang pendidikan, meliputi: Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional Pendidikan

Dasar dan Menengah(DBO Dikdasmen), Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional

Pendidikan Tinggi (DBO Dikti), Dana Operasional dan Perawatan SD/MIN dan

Rehabilitasi serta Dana Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar.

Page 29: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ketiga, program jaminan sosial bidang kesehatan khususnya ditujukan

untuk memelihara pelayanan di bidang kesehatan dan peningkatan gizi keluarga

miskin. Program ini meliputi: JPS bidang kesehatan, JPS bidang sosial, Bantuan

Sarana dan Prasarana Kesehatan dan Program Makanan Tambahan Anak Sekolah.

Keempat, program pemberdayaan masyarakat dilaksanakan untuk

meningktkan daya beli masyarakat miskin dengan menciptakan lapangan kerja dan

kesempatan berusaha menggerakkan kembali ekonomi rakyat dengan

membangun sarana dan prasarana ekonomi dan sosial yang mendukung sistem

produksi dan distribusi barang dan jasa, serta meningkatkan fungsi sarana dan

prasarana ekonomi rakyat dengan tetap menjaga keseimbangan, kelestarian

lingkungan hidup. Kegiatan yang dilaksanakan berupa: pemeliharaan sarana dan

prasarana (jalan, irigasi, tempat pembuangan air, penampungan air serta

pengendalian banjir) yang banyak menyerap tenaga kerja dan pengangguran.

2..Konsep Kemiskinan

Dalam konsep kemiskinan setidaknya ada tiga macam, yaitu

kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan subyektif. Konsep

Kemiskinan absolut dimaksudkan untuk menentukan tingkat pendapatan minimum

yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan, pakaian dan

perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup (Usman, 2004 : 230).

Konsep kemiskinan relatif dirumuskan berdasarkan the ides of relative

standard, yaitu dengan memperhatikan dimensi tempat dan waktu. Dasar

Page 30: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

asumsinya kemiskinan di suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya, dan

kemiskinan pada waktu tertentu berbeda dengan waktu yang lain. Konsep

kemiskinan semacam ini lazim diukur berdasarkan pertimbangan (intern of

judgment) anggota masyarakat tertentu, dengan berorientasi pada derajad

kelayakan hidup.

Sedangkan konsep kemiskinan subyektif dirumuskan berdasarkan

perasaan kelompok miskin itu sendiri. Konsep ini tidak mengenal a fixed

yardstick, dan tidak mempertimbangkan the ide of relative standard. Kelompok

yang menurut ukuran berada di bawah garis kemiskinan, boleh jadi tidak

menganggap dirinya sendiri miskin dan demikian pula sebaliknya. Kelompok

yang dalam perasaan termasuk hidup dalam kondisi tidak layak, boleh jadi tidak

menganggap dirinya sendiri seperti itu dan demikian pula sebaliknya (Usman,

2004 : 125-127)

3. Definisi kemiskinan.

Beberapa pandangan dan pendekatan yang dinamis tentang definisi

kemiskinan memang tidak mudah karena formulasi dari para ahli dan peneliti

dipengaruhi oleh fokus kajian masing-masing.

Specler (1993) mengatakan bahwa kemiskinan mencakup: Pertama,

kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal. Kedua, gangguan dan

tingginya resiko kesehatan, resiko keamanan dan kerawanan kehidupan sosial

ekonomi serta lingkungannya. Ketiga, kekurangan pendapatan yang

Page 31: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengakibatkan tidak bisa hidup layak. Keempat, kekurangan dalam kehidupan

sosial yang ditunjukkan oleh ketersisihan sosial, dan kualitas pendidikan y rendah.

Usman (2004) mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu tingkat

kehidupan yang berada di bawah standar kebutuhan hidup minimal yang

ditetapkan berdasarkan atas kebutuhan pokok pangan yang membuat orang cukup

bekerja dan hidup sehat atas kebutuhan beras dan gizi. Batas atau garis

kemiskinan dibuat berdasarkan pemenuhan konsumsi makanan pokok serta

kebutuhan bahan makanan yang terdiri dari sandang, perumahan, kesehatan,

pendidikan dan transportasi.

Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional),

kriteria kemiskinan dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu kelompok keluarga

sejahtera I, II, III dan III Plus, karena alas an ekonomi. Kategori keluarga pra

sejahtera, apabila tidak memenuhi salah satu dari lima syarat: melaksanakan

ibadah menurut agamanya, malam dua kali atau lebih sehari, memakai pakaian

yang berbeda untuk bepergian, lantai rumah bukan dari tanah dan apabila anggota

keluarga sakit dibawa berobat ke sarana kesehatan. Ukuran atau indicator

kemiskinan versi ini sebenarnya suadah banyak mendapat kritikan dari berbagai

pihak namun tetap digunakan sebagai data dasar pelaksanaan penanggulangan

kemiskinan.

Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Nerencana Nasional)

menerangkan bahwa kesejahteraan keluarga dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:

a. Keluarga Sejahtera Tahap I dengan kriteria sebagai berikut:

Page 32: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Anggota keluarga melaksanakan ibadah agama

2) Pada umumnya anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih.

3) Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda di rumah / pergi / bekerja /

sekolah.

4) Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah.

5) Anak sakit atau pasangan usia subur (PUS) yangan ingin ber KB dibawa ke

sarana kesehatan.

b. Keluarga Sejahtera Tahap II, meliputi:

1) Anggota keluarga melaksanakan ibadah agama secara teratur.

2) Paling kurang sekali dalam seminggu lauk daging / ikan / telur.

3) Setahun terakhir anggota keluarga menerima satu stel pakaian baru.

4) Luas lantai paling kurang 8 m2 untuk tiap penghuni.

5) Tiga bulan terakhir anggota keluarga dalam keadaan sehat dan dapat

melaksanakan tugas.

6) Ada anggota keluarga umur 15 tahun ke atas berpenghasilan tetap.

7) Anggota keluarga umur 10 – 60 tahun bias baca tulis latin.

8) Anak umur 7 – 15 tahun bersekolah.

9) PUS dengan anak hidup 2 atau lebih saat ini memakai alat kontrasepsi.

c. Keluarga Sejahter Tahap III, meliputi:

1) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.

2) Sebagian penghasilan keluarga ditabung.

3) Keluarga makan bersama paling kurang sekali sehari untuk berkomunikasi.

Page 33: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Keluarga sering ikut dalam kegiatan masyarakat dilingkungan tempat

tinggal.

5) Keluarga rekreasi bersama paling kurang sekali dalam enam bulan.

6) Keluarga memperoleh berita dari surat kabar / majalah / TV / radio.

7) Anggota keluarga menggunakan sarana transportasi setempat.

d. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus, meliputi:

1) Keluarga secara teratur memberikan sumbangan.

2) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus yayasan / institusi

masyarakat.

Beberapa definisi kemiskinan seperti yang telah diuraikan, secara umum

semuanya menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan kondisi seseorang atau

keluarga berada dalam keadaan kekurangan dan atau ketidaklayakan hidup

menurut standar-standar tertentu. Kekurangmampuan fisik manusia, kekurangan

akses dalam memperoleh pelayanan minimal dalam berbagai bidang kehidupan,

serta sulit atau kurang mendapat akses dalam proses pengambilan kebijakan.

4. Konsep penanggulangan kemiskinan

Penanggulangan kemiskinan seperti yang termuat dalam dokumen Interm

Poverty Reduction Strategi Paper (IPRSP) meliputi: Pertama, menciptakan

kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat miskin. Kedua,

memberdayakan masyarakat miskin agar dapat memperoleh kembali hak-hak

ekonomi, sosial dan politiknya, mengontrol keputusan yang menyangkut

Page 34: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kepentingannya, menyalurkan aspirasi, mengidentifikasi masalah dan

kebutuhannya sendiri. Ketiga, meningkatkan kapasitas atau kemampuan

masyarakat miskin agar mampu bekerja dan berusaha secara lebih produktif dan

memperjuangkan kepentingannya. Keempat, memberikan perlindungan sosial bagi

masyarakat miskin.

5. Konsep Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan dua kelompok yang saling

berhubungan, yaitu masyarakat yang belum berkembang sebagai pihak yang harus

diberdayakan, dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai yang memberdayakan

(Sumodiningrat, 1997). Sedang Adimiharja dan Kusnaka (2001) mengemukakan

bahwa pemberdayaan merupakan pelimpahan proses pengambilan dan tanggung

jawab secara penuh. Pemberdayaan bukan berarti pengendalian, melainkan

menyerahkan pengendalian. Dengan demikian pemberdayaan bukanlah masalah

hilangnya pengendalian atau hilangnya hal-hal lain. Yang paling penting

pemberdayaan memungkinkan pemanfaatan kecakapan dan pengetahuan

masyarakat seoptimal mungkin untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.

Menurut Priyono dan Pranarka (1996) proses pemberdayaan mengandung

dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan dengan kecenderungan primer

menekan pada proses pemberian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada

masyarakat agar individu yang bersangkutan menjadi lebih berdaya. Pada proses

ini dapat dilengkapi dengan membangun asset material guna mendukung

Page 35: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi. Kedua, proses

pemberdayaan dengan kecenderungan sekunder menekankan pada proses

menstimulasi, mendorong atau memotivasi agar individu mempunyai kemampuan

atau keberdayaan untuk menentukan yang menjadi pilihan hidupnya melalui

proses dialog.

Dimungkinkan kecenderungan primer terwujud dari kecenderungan

sekunder terlebih dahulu. Berikutnya dijelaskan bahwa proses pemecahan masalah

berbasiskan pemberdayaan masyarakat yang berdasarkan prinsip berbeda dengan

masyarakat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak-hak yang harus

dihargai, sehingga masyarakat lebih mampu mengenali kebutuhannya dan dilatih

untuk dapat merumuskan rencana serta melaksanakan pembangunan

secara mandiri dan swadaya. Dalam hal ini , praktisi pembangunan berperan dalam

memfasilitasi proses dialog, diskusi, tukar pendapat dan mensosialisasikan

berbagai temuan masyarakat.

Berdasarkan pendapat Moebyarto (1985), pemberdayaan masyarakat

mengacu kepada kemampuan masyarakat untuk mendapatkan dan memanfaatkan

akses dan kontrol atas sumber hidup yang penting. Proses pemberdayaan sebagai

wujud perubahan sosial yang menyangkut relasi antara lapisan sosial sehingga

kemampuan individu; “senasib” untuk saling berkumpul dalam suatu kelompok

cenderung dinilai sebagai bentuk pemberdayaan yang paling efektif.

Sebenarnya teori pemberdayaan telah berkembang dengan beraneka ragam

panutan dan kebijakan dalam 20 tahun terakhir ini. Pemberdayaan dapat diartikan

Page 36: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai suatu proses, sustu mekanisme di mana individu, organisasi dan

masyarakat menjadi ahli terhadap masalah yang mereka hadapi. Adapun teori

pemberdayaan mengasumsikan bahwa pemberdayaan akan berbeda bentuk untuk

orang yang berbeda; pemberdayaan akan berbeda bentuk untuk konteks yang

berbeda; pemberdayaan akan berfluktuasi atau berubah sejalan dengan waktu.

Seseorang akan dapat terberdayakan pada suatu saat dan tidak terberdayakan pada

saat yang lain, tergantung pada kondisi yang mereka hadapi pada suatu waktu.

Menurut para akademisi teori pemberdayaan mengatakan bahwa konsep

pemberdayaan berlaku tidak hanya bagi individu sebagai kelompok, organisasi dan

masyarakat, melainkan juga individu itu sendiri (Fred, 1998).

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment)

berasal dari kata “power” (kekuasaan atau keberdayaan). Maka dari itu, ide utama

pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan

seringkali dihubungkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain

melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Ilmu

sosial tradisional menekankan bahwa kekuasaan berhubungan dengan pengaruh

dan control. Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang

tidak berubah atau tidak dapat diubah.

Sebenarnya kekuasaan tidak terbatas pada pengertian di atas. Kekuasaan

tidak vakum atau terisolasi. Kekuasaan senantiasa hadir dalam konteks relasi

sosial antar manusia. Dengan pemahaman kekuasaan seperti ini, pemberdayaan

Page 37: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai sebuah proses perubahan kemudian memiliki konsep bermakna. Dengan

istilah lain, kemungkinan terjadinya proses pemberdayaan tergantung pada 2 hal :

a. bahwa kekuasaan dapat berubah, sebab jika tidak berubah berarti pemberdayaan

tidak mungkin terjadi dengan cara apapun.

b. bahwa kekuasaan dapat diperluas. Pengertian ini menekankan pada arti

kekuasaan yang tidak statis, melainkan dinamis.

6. Indikator Pemberdayaan

Pemberdayaan memiliki kegunaan untuk meningkatkan kekuasaan orang-

orang lemah yang belum beruntung. Pemberdayaan menunjuk pada upaya

pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial (Swift dan

Levin, 1987). Pemberdayaan merupakan suatu cara di mana rakyat, organisasi dan

konitas diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya

(Rapaport, 1984). Pemberdayaan adalah proses dengan mana orang-orang menjadi

cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan dan mempengaruhi

terhadap kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.

Pemberdayaan menekankan bahwa orang akan memperoleh ketrampilan,

pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan

kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya (Parsons, et al., 1994)

Pada dasarnya pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang,

khususnya kelompok rentan dan lemah, untuk memiliki akses terhadap sumber-

sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan

Page 38: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka

perlukan; dan berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan

yang mempengaruhi mereka.

Menurut definisi-definisi pemberdayaan di atas, dapat dinyatakan bahwa

pemberdayaan merupakan sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kakuasaan atau

keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu

yang mengalami masalah kemiskinan. Adapun sebagai tujuan, pemberdayaan

menunjuk kepada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan

sosial; yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan, pengetahuan,

dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,

ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan

aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan

mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan

sebagai tujuan sering digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan

sebagai proses.

Schuler, Hashemi dan Riley mengembangkan beberapa indikator

pemberdayaan, yang mereka sebut sebagai empowerment index atau indeks

pemberdayaan (David, 2004) :

a. Keberhasilan mobilitas, artinya kemampuan individu untuk pergi keluar rumah

atau wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas medis, gedung

Page 39: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bioskop, rumah ibadah, atau ke rumah tetangga. Tingkat mobilitas ini dianggap

tinggi apabila individu mampu pergi sendirian.

b. Memiliki kemampuan membeli komoditas “kecil”, maksudnya kemampuan

individu untuk membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari,

missalnya beras, minyak tanah, minyak goring, bumbu-bumbu, dan untuk

kebutuhan dirinya, misalnya minyak rambut, sabun mandi, sampo, bedak.

Individu dianggap mampu melaksanakan kegiatan ini jika ia dapat membuat

keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya, lebih-lebih jika ia dapat

membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan uangnya sendiri.

c. Memiliki kemampuan membeli komuditas “besar”, yaitu kemampuan imdividu

untuk membeli barang-barang sekunder atau tersier, seperti radio, TV, kulkas,

almari pakaian, koran, majalah. Seperti halnya indikator di atas, nilai tinggi

akan diberikan terhadap individu yang dapat membuat keputusan sendiri tanpa

meminta ijin pasangannya, lebih-lebih jika ia dapat membeli barang-barang

tersebut dengan mempergunakan uangnya sendiri.

d. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga, yaitu mampu

membuat keputusan secara sendiri maupun bersama suami/istri mengenai

keputusan-keputusan keluarga, seperti merenovasi rumah, pembelian hewan

ternak, mendapatkan kredit untuk usaha.

e. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga, maksudnya responden ditanya

mengenai apakah dalam satu tahun terakhir ada seseorang (suami, istri, anak-

Page 40: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

anak) yang mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa ijinnya; atau

melarang mempunyai anak; atau melarang bekerja di luar rumah.

f. Kesadaran hokum dan politik, artinya mengetahui nama salah seorang pegawai

pemerintah desa/kalurahan; seorang anggota dewan setempat; nama presiden;

memahami pentingnya memiliki surat nikah atau hokum-hukum waris.

g. Ketertiban dalam berkampanye dan protes-protes, yaitu seseorang dianggap

“berdaya” apabila ia pernah terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain

melakukan protes, seperti suami memukul istri, istri mengabaikan suami dan

keluarganya, gaji yang tidak adil, penyalahgunaan bantuan social.

h. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga, yaitu memiliki rumah

tinggal, tanah, asset produktif, tabungan. Seseorang memiliki nilai tinggi jika ia

memiliki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah dari pasangannya.

7. Pendekatan Pemberdayaan

Berdasarkan pendapat Ife (1995), bahwa pemberdayaan memuat dua

pengertian kunci, yaitu kekuasaan dan kelompok lemah. Kekuasaan diartikan

bukan hanya menyangkut kekuasaan politik dalam arti sempit, namun kekuasaan

atau penguasaan klien atas :

a. Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup : kemampuan

dalam membuat keputusan-keputusan mengenai gaya hidup, tempat tinggal,

atau pekerjaan.

Page 41: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Pendefinisian kebutuhan : kemampuan menentukan kebutuhan selaras dengan

aspirasi dan keinginannya.

c. Ide atau gagasan : kemampuan mengekspresikan dan menyumbangkan suatu

gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas tanpa tekanan.

d. Lembaga-lembaga : kemampuan menjangkau, menggunakan atau memberi

pengaruh pranata-pranata masyarakat, misalnya lembaga kesejahteraan sosial,

pendidikan, keshatan.

e. Sumber-sumber : kemampuan memobilisasi sumber-sumber formal, informal,

dan kemasyarakatan.

f. Aktivitas ekonomi : kemampuan memanfaatkan dan mengelola mekanisme

produksi, distribusi dan pertukaran barang dan jasa.

g. Reproduksi : kemampuan dalam kaitannya proses kelahiran, perawatan anak,

pendidikan dan sosialisasi.

Proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan di atas dicapai melalui

penerapan pendekatan pemberdayaan. Parsons, et al., (1994) menyatakan bahwa

proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada

literature yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu

lawan satu antara pekerja sosial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan.

Walaupun pemberdayaan ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan

kemampuan klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan.

Meskipun demikian, tidak semua intervensi pekerjaan sosial dapat

dilakukan melalui kolektivitas. Untuk beberapa situasi, strategi pemberdayaan

Page 42: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat saja dilakukan secara individual, walaupun pada akhirnya strategi ini tetap

berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau

sistem lain di luar dirinya. Karenanya, dalam konteks pekerjaan sosial,

pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan : mikro, mezzo dan makro.

1) Pendekatan Mikro.

Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan,

konseling, stress management, crisis invention. Tujuan utamanya adalah

memberi bimbingan atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas

kehidupannya. Model ini sering disebut Pendekatan yang Berpusat pada

Tugas (task centered approach).

2) Pendekatan Mezzo.

Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan ini

dilaksanakan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi.

Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan

sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, ketrampilan

dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan

yang dihadapinya.

3) Pendekatan Makro

Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar (large system

strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada system lingkungan yang

lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial,

lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa

Page 43: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

strategi dalam pendekatan ini. Pendekatan ini memandang klien sebagai orang

yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan

untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk melakukan tindakan.

8. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

a. Pengertian PNPM

PNPM merupakan gerakan nasional dalam wujud kerangka

kebijakan sebagai dasar dan acuan penyelenggaraan program-program

penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan dan

meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara perseorangan ataupun

berkelompok, dalam memecahkan berbagai masalah terkait upaya

peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraan.

Dengan PNPM dilakuakan harmonosasi dan pengembangan sistem serta

mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan

stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya

penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. Partisipasi dari perngkat

pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan peluang dan

menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai menjadi kunci

keberhasilan proses pemberdayaan masyarakat.

Program ini merupaya untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas

hidup masyarakat, baik secara individu maupun kelompok. PNPM merupakan

Page 44: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

salah satu dari berbagai program penanggulangan kemiskinan yang dirancang

berdasarkan pembelajaran terbaik pelaksanaan program-program

pemberdayaan masyarakat selama ini.

b. Tujuan PNPM

Tujuan umum PNPM adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan

kerja masyarakat miskin secara mandiri. Adapun tujuan khusus dari PNPM

antara lain:

1) Meningkatkan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat, termasuk

masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan

kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke

dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

2) Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar,

akuntabel dan reprensitatif.

3) Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan

penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin.

4) Meningkatnya kerjasama masyarakat, pemerintah daerah dan kelompok

peduli diantaranya pihak swasta, asosiasi, perguruan tinggi media ataupun

LSM untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.

Page 45: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas

dari pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam pengentasan

kemiskinan diwilayahnya.

6) Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan

potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan local.

7) Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi

dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.

c. Sejarah PNPM

Pada bulan Agustus 2006 Pemerintah meluncurkan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang dilaksanakan di 70.000

desa selama tiga tahun, yaitu 2007, 2008 dan 2009. Pada tahun pertama

PNPM dilaksanakan di hampir 2.000 kecamatan dan kemudian di tahun

2008 di 3.600 kecamatan. Sedangkan untuk kecamatan-kecanatan sisanya

dilaksanakan pada tahun 2009. Secara umum PNPM dimaksudkan untuk

mengurangi kemiskinan melalui peningkatan partisipasi masyarakat di dalam

proses pembangunan, peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam

penyediaan layanan umum, dan peningkatan kapasitas lembaga lokal yang

berbasis masyarakat.

Sangat diharapkan PNPM dapat meningkatkan sinergi antara

masyarakat dan pemerintah daerah dalam usaha lebih mengefektifkan upaya-

upaya pengurangan kemiskinan. PNPM yang mempunyai target untuk

Page 46: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menurunkan jumlah serta meningkatkan partisipasi orang miskin, secara

khusus mempunyai tujuan sebagai berikut:

1) Memberdayakan kapasitas masyarakat, terutama masyarakat miskin

(RTM) dengan menyediakan sarana dan prasarana sosial dasar dan

ekonomi, serta lapangan kerja.

2) Meningkatkan partisipasi miskin dalam pengambilan keputusan

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian kegiatan

pembangunan.

3) Mengembangkan kapasitas pemerintahan lokal dalam memfasilitasi

penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

PNPM dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan PPK di mana

pemerintah menyediakan sejumlah dana block grant kepada kecamatan

tertentu berdasarkan besar kecilnya populasi dan tingkat kemiskinan. Pada

waktu yang sama Pemerintah Daerah melalui alokasi APBD juga

menyediakan dana dampingan sesuai ketentuan yang ada. Desa-desa di

kecamatan tersebut bersaing untuk mendapatkan dana ini dengan cara

pengajuan proposal. Masyarakat desa memilih fasilitator desa yang membantu

proses sosialisasi dan perencanaan terutama dalam menentukan kebutuhan dan

skala prioritas. Selanjutnya mereka menentukan jenis proyek yang dibiayai

oleh dana ini dan menuangkannya dalam proposal. Jika proyek sudah

disetujui, PNPM mengirim konsultan pendamping untuk membantu

masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan proyek.

Page 47: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PNPM diproyeksikan dapat menyentuh sekitar 16 juta orang miskin di

seluruh Indonesia. Dengan jumlah dana hibah sekitar Rp 3 milyar per

kecamatan, maka diharapkan antara 20 – 26 juta orang miskin mendapatkan

pekerjaan dan sekaligus penghasilan. Jika hibah yang dipatok untuk tiap-tiap

kecamatan sebesar Rp 1,5 milyar, maka masyarakat miskin yang mendapat

pekerjaan dan penghasilan berkisar antara 10 – 16 juta orang sampai pada

akhir program (2009)

9. Keberlanjutan Pemanfaatan Dana PNPM

Keberlanjutan pemanfaatan dana PNPM dipengaruhi oleh empat faktor :

a. Pemanfaatan dana PNPM

b. Jenis usaha

c. Besar dana yang diterima

d. Partisipasi anggota kelompok masyarakat

Beberapa variabel yang mempengaruhi pelaksanaan PNPM dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Pemanfaatan dana PNPM

Untuk menjelaskan konsep pemanfaatan dana bergulir PNPM

terdapat beberapa prinsip yang saling berkaitan, antara lain sebagai berikut:

1) Prinsip Dana Bergulir

Dana PNPM yang dusalurkan pemerintah kepada masyarakat sesuai

dengan Inpres No.5 Tahun 1993 merupakan bantuan khusus bagi

Page 48: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masyarakat miskin yang berupa modal kerja sebagai hibah bergulir

(Revolving Grant) dengan bimbingan teknis pemerintah untuk

pembinaan, penyuluhan dan motivasi. Secara kualitatif, bantuan tersebut

memerlukan system dan mekanisme yang mudah, ringan dan cepat

dipahami agar dana di pedesaan tidak macet, dapat berputar secara

efisien, efektif serta keberadaannya abadi di masyarakat. Pada prinsipnya

dana bergulir tersebut merupakan sumber dana yang disalurkan

pemerintah kepada anggota pokmas di desa tertinggal sebagai pinjaman

untuk dipergunakan kegiatan yang bersifat produktif dan harus

dikembalikan sesuai kesepakatan anggota kelompok masyarakat.

2) Prinsip Keberlanjutan Pemanfaatan Dana PNPM

Sebagai upaya penanggulangan kemiskinan secara terencana dan

terkoordinir telah diusahakan pemerintah untuk dilaksanakan melalui

prinsip-prinsip pokok perencanaan kegiatan PNPM, yaitu sebagai berikut:

a) Prinsip keterpaduan

b) Prinsip kepercayaan

c) Prinsip kebersamaan dan kegotongroyongan

d) Prinsip kemandirian

e) Prinsip ekonomi

f) Prinsip keberlanjutan

Berkaitan dengan prinsip berkelanjutan mengandung arti bahwa

kegiatan kelompok harus dapat meningkatkan kesejahteraan yang

Page 49: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berkelanjutan secara terus menerus, berkesinambungan dalam kegiatan

usaha tanpa batas waktu. Dana PNPM diharapkan dapat dikembangkan

oleh masyarakat melalui pokmas sebagai dana abadi milik masyarakat

desa artinya pemerintah member kepercayaan kepada masyarakat miskin

untuk merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menjaga

kelangsungan dana PNPM untuk menanggulangi kemiskinan di desanya.

Pemberian kepercayaan pada masyarakat miskin itu dapat dibuktikan

dalam pengelolaan dana PNPM yang dilakukan dari, oleh, dan untuk

pokmas miskin lewat usaha ekonomi produktif yang dikembangkan

secara terus menerus dan berkesinambungan.

3). Kelompok Masyarakat (Pokmas)

Kelompok sasaran PNPM adalah kelompok masyarakat yang

lebih dikenal dengan nama pokmas yaitu penduduk miskin yang

bermukim di desa yang dikategorikan tertinggal. Mereka merupakan

masyarakat yang punya penghasilan rendah, terbatas kemampuan dan

aksesnya dalam mendapatkan pelayanan, prasarana, permodalan, untuk

memenuhi kebutuhan dasarnya dalam menghadapi masalah khusus atau

mendesak yang segera dicarikan solusinya.

Dalam panduan PNPM (1993: 16) pembentukan kelompok harus

memperhatikan: (1) Didasarkan pada kebutuhan keluarga miskin untuk

meningkatkan kesejahteraan anggota; (2) Agar dihindarkan pembentukan

kelompok yang dipaksakan; (3) Dalam kelompok disiapkan wadah

Page 50: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kegiatan sosial ekonomi yang berupa usaha produktif, pemupukan modal

dan tabungan sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi semua

anggota kelompok secara berkelanjutan; (4) Pembentukan kelompok

dapat merupakan kelompok yang sudah ada atau dapat pula disiapkan,

ditumbuhkan, dibina khusus oleh aparat desa a serta masyarakat setempat.

b. Jenis Usaha

Jenis usaha ekonomi merupakan kegiatan produksi barang dan jasa

yang memberikan hasil atau keuntungan sehingga dapat meningkatkan

penghasilan, kesejahteraan anggota pokmas dan keluarganya. Berdasarkan

Panduan PNPM (1994: 24) jenis usaha yang dapat dibiayai dengan dana

PNPM adalah jenis usaha yang memenuhi syarat-syarat:

1) Cepat menghasilkan, jarak waktu antara pengeluaran yang harus

dilakukan dengan penerimaan hasil kegiatan tidak terlalu lama.

2) Mendayagunakan potensi yang ada dan dimiliki oleh desa.

3) Menghasilkan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar atau

dipasarkan sehingga memberikan nilai tambah.

4) Dapat memenuhi kebutuhan dasar yang sifatnya mendesak dan

melibatkan sebanyak-banyaknya penduduk miskin.

5) Memberi hasil dan dapat digulirkan pada seluruh kelompok.

6) Dapat dilakukan dengan cara-cara yang telah dikenal dan dikuasai oleh

masyarakat dengan memanfaatkan pengetahuan asli yang telah ada yang

Page 51: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

secara teknis dapat dan mudah dilaksanakan.

7) Disesuaikan dengan potensi dan kondisi ekologi setempat sehingga tidak

merusak kelestarian lingkungan.

8) Saling mendukung dan tidak bersaing dengan kegiatan lain yang

dilaksanakan melalui program pembangunan sektoral dan regional.

9) Secara sosial dan budaya dapat diterima oleh masyarakat.

Dana PNPM dipergunakan untuk pengembangan usaha yang bersifat

produktif dan tidak dipergunakan untuk pembangunan prasarana fisik.

c. Besar Dana Yang Diterima

Bersumber pada Inpres No.5 Tahun 1993 tanggal 27 Desember 1993

tentang Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan, PNPM merupakan bagian

dari gerakan nasional penanggulangan kemiskinan dengan menyediakan

bantuan khusus berupa modal kerja bagi kelompok penduduk miskin yang

digunakan untuk kegiatan usaha yang pemanfaatannya dapat dirasakan

terutama pemenuhan kebutuhan mendasar keluarga miskin. Falsafah yang

mendasari pendekatan PNPM adalah mempercayai penduduk miskin apabila

dibantu secara tepat mereka akan dapat mengentaskan diri dari kemiskinan

yang mereka alami. Usaha dan kegiatan ekonomi keluarga miskin di desa

tertinggal yang dibiayai dengan dana bantuan khusus diatur bersama melalui

kelompok-kelompok masyarakat. Dana yang diterima oleh desa tertinggal

sebesar Rp.20 juta. Adapun yang berhak menerima dana PNPM adalah

Page 52: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seluruh anggota pokmas yang ada di desa itu. Jika yang membutuhkan dana

banyak sementara dana tidak mencukupi maka pemberian dana diprioritaskan

kepada anggota pokmas yang miskin dan yang paling membutuhkan dana.

d. Partisipasi Anggota Kelompok Masyarakat

Sesuai dengan panduan PNPM bahawa pelaksanaan program PNPM

bersifat terbuka dan berkesinambungan melalui pendekatan sebagai berikut:

1) Keterpaduan

2) Kegotongroyongan

3) Keswadayaan

4) Partisipatif

5) Terdesentralisasi

Keberhasilan PNPM sangat dipengaruhi oleh keterlibtan secara aktif

anggota pokmas secara keseluruhan yang berdampak pada peningkatan

penghasilan penduduk miskin di desa. Penduduk miskin yang tergabung

dalam pokmas PNPM harus memainkan peran aktif dalam kelompok usaha

produktif yang dikembangkan di masing-masing desa.

10. Kesejahteraan Ekonomi

Pendekatan economic welfare memiliki asumsi dasar bahwa tujuan dari

aktivitas ekonomi adalah meningkatkan kesejahteraan individu-individu yang

membentuk masyarakat. Setiap individu tersebut merupakan penilai terbaik

Page 53: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengenai seberapa jauh mereka membaik dalam suatu kondisi. Kesejahteraan

setiap individu tidak hanya tergantung pada konsumsi barang dan jasa yang

tersedia, namun juga tergantung pada kuntitas dan kualitas yang diterima dari

barang dan jasa nonmarket dari sistem SDA dan lingkungannya.

BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Nerencana Nasional) menerangkan

bahwa kesejahteraan keluarga dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:

a. Keluarga Sejahtera Tahap I dengan kriteria sebagai berikut:

1) Anggota keluarga melaksanakan ibadah agama

2) Pada umumnya anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih.

3) Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda di rumah / pergi / bekerja /

sekolah.

4) Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah.

5) Anak sakit atau pasangan usia subur (PUS) yangan ingin ber KB dibawa ke

sarana kesehatan.

b. Keluarga Sejahtera Tahap II, meliputi:

1) Anggota keluarga melaksanakan ibadah agama secara teratur.

2) Paling kurang sekali dalam seminggu lauk daging / ikan / telur.

3) Setahun terakhir anggota keluarga menerima satu stel pakaian baru.

4) Luas lantai paling kurang 8 m2 untuk tiap penghuni.

5) Tiga bulan terakhir anggota keluarga dalam keadaan sehat dan dapat

melaksanakan tugas.

6) Ada anggota keluarga umur 15 tahun ke atas berpenghasilan tetap.

Page 54: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7) Anggota keluarga umur 10 – 60 tahun bias baca tulis latin.

8) Anak umur 7 – 15 tahun bersekolah.

9) PUS dengan anak hidup 2 atau lebih saat ini memakai alat kontrasepsi.

c. Keluarga Sejahter Tahap III, meliputi:

1) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.

2) Sebagian penghasilan keluarga ditabung.

3) Keluarga makan bersama paling kurang sekali sehari untuk berkomunikasi.

4) Keluarga sering ikut dalam kegiatan masyarakat dilingkungan tempat

tinggal.

5) Keluarga rekreasi bersama paling kurang sekali dalam enam bulan.

6) Keluarga memperoleh berita dari surat kabar / majalah / TV / radio.

7) Anggota keluarga menggunakan sarana transportasi setempat.

d. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus, meliputi:

1) Keluarga secara teratur memberikan sumbangan.

2) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus yayasan / institusi

masyarakat.

B. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Horrison (1996) yang mengkaji masalah perkembangan

kegiatan promosi di Inggris dengan bantuan modal usaha. Saat ini perdebetan

telah ditandai dengan peningkatan penjaman pembiayaan bantuan untuk modal

usaha dalam mendukung pengembangan sektor UKM yang kuat dan potensial

Page 55: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dimanfaatkan. Pemberdayaan dan dampak sejumlah pemberdayaan sektor swasta

dan publik untuk mendorong aliran bantuan modal venture untuk usaha informal

modal venture di Inggris. Ketidaklengkapan informasi merupakan penyebab in-

efisiensi di pasar modal venture informal dan pengembangan dimulai dari sektor

bawah, penyediaan jasa pengenalan usaha berupa biaya efektif. Mekanisme untuk

meningkatkan penyediaan modal usaha informal berdampak pada memobilisasi

sejumlah daerah kota besar dalam usaha informal modal dan memfasilitasi usaha

investasi, serta menghasilkan nomor efek tidak langsung.

Menurut Andriyanto, (2003), yang menganalisis permasalahan

pemanfaatan dana pinjaman program pengembangan kecamatan dalam

upaya meningkatk pendapatan keluarga. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan

pelaksanaan PKK, khususnya pada kegiatan pemberian pinjaman modal usaha

ekonomi produktif dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga, maka perlu

diadakan suatu penelitian untuk menilai pelaksanaan PKK. Dalam pemberian

dana pinjaman PKK sebagai modal usaha ekonomi kepada masyarakat ternyata

belum dimanfaatkan dengan maksimal sebagai modal pengembangan usaha

sehingga upaya peningkatan pendapatan masyarakat tidak berjalan dengan baik

seperti yang kita harapkan.

Klonowski (2006) yang membahas tentang modal venture sebagai metode

pengembangan usaha pembiayaan di Eropa Tengah dan Timur. Dari penelitian

yang dilakukan menghasilkan tiga kesimpulan. Pertama, pembiayaan modal

venture terus menjadi besar untuk perusahaan yang berkembang di daerah.

Page 56: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kedua, Polandia sebagai pemimpin pasar di wilayah dalam kegiatan modal

venture seperti yang dijelaskan secara statistik. Ketiga, Negara-negara CEF tidak

dapat diperlakukan sebagai blok homogen. Penelitian ini penting karena ada dua

alas an. Pertama, studi longitudinal berfokus pada data antara 1998 dan 2003,

periode yang paling penting dalam pengembangan industri. Pergeseran tren

dalam statistik kunci ini hanya dapat diamati dengan menganalisa data jangka

panjang seri. Kedua, evolusi dari industry modal venture di Negara-negara yang

dianalisa dapat digunakan sebagai cetak baru untuk modal venture pembangunan

di Negara-negara lain.

Ullah, and Jayant K. (2007), yang mengkaji situasi kemiskinan dan upaya

pengentasan kemiskinan dari LSM di Bangladesh dengan menekankan pada dua

dampak program LSM di dua desa di distrik Barisal, menemukan bahwa kondisi

ekonomi masyarakat miskin di wilayah studi belum membaik banyak dilihat dari

beberapa indikator yang dipilih, yaitu pendapatan, makanan dan pengeluaran non

pangan, produktif dan non aset produktif, ketahanan pangan, dan penciptaan

lapangan kerja. The Foster Greer Thorbecke indeks menunjukkan bahwa

sebagian besar LSM penerima manfaat tetap di bawah garis kemiskinan dari segi

pendapatan dan mayoritas dari mereka tetap di bawah garis setengah

pengangguran (kurang dari 260 hari kerja dalam satu tahun). Analisis regresi

menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga ditentukan oleh ukuran

kepemilikan tanah, tenaga kerja keluarga, jumlah pinjaman yang diambil dan

kesempatan kerja yang mampu diciptakan.

Page 57: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini ditunjukkan dengan adanya: (1)

Perbedaan rata-rata tingkat produksi sebelum dan sesudah pemberian bantuan

dana PNPM; (2) Perbedaan rata-rata jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah

pemberian bantuan dana PNPM.

Dengan adanya bantuan pemerintah melalui program PNPM, anggota

kelompok UPPKS mendapat kesempatan untuk pengembangan diri secara

mandiri sesuai dengan potensinya masing-masing, sehingga setiap anggota

dituntut mampu berkolaborasi dengan sesama anggota yang lain dalam upaya

meningkatkan produksi dan sekaligus dapat menyerap dan menambah jumlah

tenaga kerja.

Gambar 2.1. Kerangka Penelitian

Produksi

Tenaga Kerja

Sesudah PNPM

Sebelum PNPM

Page 58: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga pelaksanaan program PNPM dapat meningkatkan produksi anggota

UPPKS.

2. Diduga pelaksanaan program PNPM dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja.

Page 59: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Data Dan Sumber Data

Data diperoleh dengan cara mengumpulkan data primer dan data sekunder.

Data primer/lapangan diperoleh dari hasil responden melalui wawancara langsung

dengan angket/kuisoner dan observasi sedangkan data sekunder diperoleh dari

laporan tertulis Badan KB PMD, UPTB KB PMD, administrasi kelompok UPPKS

dan referensi buku-buku pendukung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini 240 anggota kelompok Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) bervariasi antara 8 hingga 12 anggota.

dan setiap anggota kelompok memperoleh dana antara Rp 500 ribu sampai dengan

Rp 2 juta untuk Kabupaten Sragen. Adapun untuk Kabupaten Klaten bervariasi

antara 5 hingga 15 anggota dan setiap anggota kelompok dapat menerima dana

antara Rp 1 juta sampai dengan Rp 3 juta

Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya dapat

diselidiki dan mampu mewakili keseluruhan populasi. Jumlah sampel dalam

penelitian ini sebesar 5% dari tingkat populasi kelompok yaitu 12 (5% x 240)

kelompok, dengan masing-masing kelompok diambil 3 anggota, sehingga jumlah

sampel dalam penelitian ini sebesar 36 (12 x 3) responden. Adapun pengambilan

Page 60: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sampel ini karena populasi dalam penelitian ini diasumsikan homogeny, sehingga

jumlah sampel tersebut dinilai lebih mewakili terhadap jumlah populasi penelitian

(Singarimbun dkk, 1989)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Sragen, dari 12

kelompok terdistribusi pada 4 (empat) desa, yaitu Bangak (1 kelompok), Kebon

Agung (3 kelompok), Sine (3 kelompok), dan Turi (5 kelompok).

Adapun untuk Kabupaten Klaten mengambil sampel penelitian dari

Kecamatan Wedi, yang berlokasi di desa Kalitengah (2 kelompok), Melikan

(3 Kelompok), Kadilanggon (3 kelompok) dan Sidorejo (4 kelompok).

Tabel 3.1. Distribusi responden berdasarkan asal desa kelompok sampel

di Kabupaten SRAGEN dan Kabupaten KLATEN

Kabupaten Sragen Kabupaten Klaten

D e s a Frekuensi Persen D e s a Frekuensi Persen

Bangak

Kebon Agung

S i n e

T u r i

3

9

9

15

8,3

25,0

25,0

41,7

Kalitengah

Melikan

Kadilanggon

Sidorejo

6

9

9

12

16,7

25,0

25,0

33,3

Jumlah 36 100,0 Jumlah 36 100,0

Sumber : data primer diolah (2011)

Pada dasarnya dalam pengambilan sampel penelitian di Kabupaten Sragen

dan di Kabupaten Klaten adalah serupa, artinya data diambil dari anggota

kelompok UPPKS yang berasal dari 4 desa.

Page 61: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Analisis Data

Uji Beda Rata-rata Produksi dan Tenaga Kerja

Uji beda mean digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata

produktivitas, tenaga kerja dan penghasilan yang diperoleh anggota kelompok

UPPKS sebelum dan sesudah pelaksanaan program PNPM.

Statistik uji yang digunakan adalah Uji Z dengan prosedur

sebagai berikut (Sudjana, 2002) :

=

Keterangan: = Rata-rata produksi dan tenaga kerja setelah

pelaksanaan program.

= Rata-rata produksi dan tenaga kerja sebelum

pelaksanaan program.

= Banyaknya sampel kelompok setelah program

= Banyaknya sampel kelompok sebelum program

S = Standar deviasi

Prosedur : a. Hipotesis

Ho : = 0 : Produksi dan tenaga kerja sebelum dan

sesudah program PNPM adalah sama

H1 : Produksi dan tenaga kerja sebelum dan

sesudah program PNPM adalah tidak sama

Page 62: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Tingkat signifikansi : = 0,05

c. Kriteria Pengujian:

diterima

ditolak ditolak

- Z(α,n-1) 0 Z(α,n-1)

Gambar 2.2. Pengujian Hipotesis Hasil perhitungan dibandingkan dengan pada taraf signifikasi 5%

d. Kesimpulan :

Ho diterima jika ≤

Ho ditolak jika >

D. Asumsi

Asumsi tersebut di atas adalah :

1. Jenis usaha yang dipilih sesuai dengan potensi desa dan sumber daya manusia

yang ada. Sebagai jalan pemikiran terhadap asumsi ini bahwa usaha produktif

yang dilaksanakan anggota pokmas tidak dipengaruhi oleh potensi lain di luar

desa yang menerima dana sebagai modal kerja.

2. Hanya besar uang tunai yang berasal dari dana PNPM yang digunakan

sedangkan uang tunai yang berasal dari sumber lain adalah konstan. Dari

asumsi ini dapat dijelaskan bahwa uang tunai yang diterima dan dipergunakan

Page 63: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

anggota pokmas dapat dipengaruhi oleh pinjaman-pinjaman di luar dana

PNPM seperti dana subsidi LSM, Kukesra dan Takesra dari BKKBN

3. Setiap anggota pokmas memiliki kesempatan yang sama untuk menerima

bantuan uang tunai PNPM dan digunakan secara optimal artinya setiap

anggota pokmas yang menerima bantuan uang tunai PNPM memiliki

kesempatan yang sama untuk mengelola dana tersebut secara maksimal

sehingga dapat dikembangkan kembali sebagai modal bergulir dan faktor-

faktor lain yang mempengaruhi dianggap konstan atau tetap.

4. Variabel partisipasi anggota pokmas yang mempengaruhi kemampuan dan

pengembangan dana PNPM sebagai dana bergulir dianggap tidak dipengaruhi

oleh kekuatan lain di luar anggota pokmas. Keadaan anggota pokmas dari

aspek potensi SDM, lingkungan fisik dan sosial budaya dianggap sama.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian.

1. Produksi

Pengertian produksi menurut Alam S. (2007) adalah kegiatan menambah

kegunaan (utility) suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih

bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan menambah

kegunaan suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan

produksi barang. Sedangkan kegiatan menambah kegunaan suatu benda tanpa

mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Produksi barang dapat

dibedakan atas produksi barang konsumsi dan produksi barang modal. Barang

Page 64: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

konsumsi merupakan barang yang siap untuk dikonsumsi. Adapun barang

modal merupakan barang yang dipergunakan untuk menghasilkan barang

berikutnya. Jadi barang modal tidak dapat digunakan secara langsung untuk

memenuhi kebutuhan. Produksi jasa juga dapat dibedakan atas jasa yang

langsung memenuhi kebutuhan dan jasa yang tidak secara langsung dapat

memenuhi kebutuhan. Dalam penelitian ini cara mengukurnya dengan

memperbandingan jumlah produksi sebelum dan sesudah menerima dana

PNPM dan sebagai satuan ukurannya menyesuaikan jenis usaha yang

dilaksanakan.

2. Tenaga Kerja

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan, bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Untuk menjalankan usaha

membutuhkan tenaga kerja baik yang terlibat secara langsung maupun

tidak langsung. Banyaknya tenaga kerja dihitung dari jumlah tenaga

kerja yang berpartisipasi dalam proses kegiatan usahanya, artinya berapa

banyak tenaga kerja yang mampu menghasilkan barang dan atau jasa

yang diukur dengan satuan orang.

Page 65: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Klaten

1. Realisasi Pelaksanaan PNPM

Sebagai wujud langkah penyempurnaan program dan pengintegrasian

program serta komitmen Pemerintah, maka tahun 2007 mulai dilaksanakan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) melalui Program

Pengembangan Kecamatan (PPK). Tujuan utama dari PNPM – PPK adalah

penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran (perluasan

kesempatan kerja) dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada

khususnya masyarakat miskin untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan

sehingga mereka mendapatkan dampak peningkatan pendapatan secara

langsung. Namun demikian pendekatan pemberdayaan tetap menjadi

pedoman utama dalam operasionalnya.

PNPM – PPK di Kabupaten Klaten telah dimulai sejak Juni 2007

dengan alokasi dana sebesar Rp 19,75 milyar untuk wilayah sasaran program

di 24 Kecamatan, yaitu Kecamatan Wedi, Prambanan, Jogonalan,

Manisrenggo, Kemalang, Gantiwarno, Karangnongko, Kebonarum, Jatinom,

Karanganom, Klaten selatan, Klaten tengah, Klaten Utara, Kalikotes, Trucuk,

Bayat, Cawas, Pedan, Karangdowo, Ceper , Delanggu, Polanharjo, Juwiring

dan Wonosari.

Page 66: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk kelanjutan PNPM – PPK, maka sejak Februari 2008 di

Kabupaten Klaten mulai melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan yang

dialokasikan untuk 11 (sebelas) Kecamatan, yaitu Kecamatan Wedi, Bayat,

Cawas, Jatinom, Karangdowo, Karangnongko, Kemalang, Manisrenggo,

Prambanan, Tulung dan Wonosari. Sedangkan besarnya alokasi dana sebesar

Rp 19,75 milyar Adapun realisasi progress hasil kegiatan baik fisik maupun

administrasi telah 100%.

Dengan terbitnya Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun

2009 maka PNPM Mandiri Perdesaan untuk Tahun Anggaran 2009 telah

bergulir kembali, yang dialokasikan kepada 11 Kecamatan yang sama dengan

alokasi dana sebesar Rp 19,9 milyar yang terdiri dari sumber dana APBN

sebesar Rp 15,92 milyar dan sumber dana APBD sebesar Rp 3,98 milyar

Adapun realisasi progress kegiatan secara fisik yang ada di lapangan dan

administrasi telah mencapai 100%.

Selanjutnya dengan terbitnya Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA) tahun 2010 di Kabupaten Klaten, telah bergulir dana PNPM Mandiri

Perdesaan yang lokasinya sama dengan 11 Kecamatan pada tahun 2009.

Adapun alokasi dana yang tersedia sebesar Rp 19 milyar terdiri dari sumber

dana APBN sebesar Rp 15,2 milyar dan sumber dana APBD sebesar

Rp 3,8 milyar Kegiatan ini dimulai sejak Januari 2010 dengan pola

Optimalisasi sekaligus persiapan proses integrasi sebagai pintu masuk

Program tahun 2011.

Page 67: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk memperlancar kegiatan program PNPM maka diadakan

pendampingan oleh fasilitator, baik fasilitator teknik maupun fasilitator

keuangan, yang pelaksanaannya diatur sesuai tahapan-tahapan yang disusun

berdasarkan rencana kegiatan fasilitator. Adapun tahapan-tahapan tersebut

sebagai berikut :

a. Pendampingan rutin kepada FK, UPK dan PI

b. Pendampingan rutin BKAD, BP dan UPK

c. Rapat koordinasi PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Klaten

d. Rapat koordinasi forum UPK

e. Pendampingan pelaksanaan Optimalisasi

f. Rapat koordinasi PNPM Mandiri Perdesaan Propinsi

g. Monitoring pelaksaan kegiatan program PNPM

h. Koordinasi informal dengan TK PNPM

Selama akhir tahun 2010 sampai awal tahun 2011, kegiatan-kegiatan

pokok yang dilaksanakan oleh fasilitator tehnik dan fasilitator keuangan

Kabupaten dalam memfasilitasi program, antara lain :

a. Melakukan pembekalan dan bimbingan rutin kepada FK dan PI secara

langsung di lapangan maupun pada waktu rapat koordinasi menyangkut

pemahaman tentang kegiatan Teknik dan Pemberdayaan Masyarakat.

Sedangkan UPK setiap awal bulan dilaksanakan pertemuan rutin forum

UPK sekaligus memberikan pendampingan dan pembekalan berkaitan

dengan masalah keuangan dan memfasilitasi pelatihan-pelatihan, juga

Page 68: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

teknik fasilitasi penguatan kelembagaan, kelompok dan penanganan

tunggakan.

b. Memberikan panduan dan bimbingan kepada fasilitator teknik dan

fasilitator keuangan Kecamatan, berkaitan dengan :

1) Sertifikasi

2) Meningkatkan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan

3) Melakukan tahapan kegiatan, diantaranya proses penyusunan

RPJMDes.

4) Pendampingan kegiatan program PNPM

5) Pelaksanaan Audit Internal

c. Memberikan panduan dan bimbingan kepada UPK, berkaitan dengan :

1) Pelaksanaan pembukuan yang baik dan pembinaan yang akurat

sesuai dengan panduan terbaru.

2) Pembuatan laporan Micro Finance termasuk laporan arus dana

3) Mengikuti aturan dan prosedur program

4) Kepemilikan AD/ART BKAD dan SOP

5) Pengelolaan dana masyarakat dengan tidak meninggalkan pola

pemberdayaan masyarakat dan sesuai prosedur dan aturan yang

berlaku.

6) Melakukan pelatihan kelompok

d. Rapat koordinasi kabupaten dilakukan 2 kali dalam sebulan. Rakor yang

pertama dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2010, yang diikuti oleh

Page 69: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

fasilitator teknik dan fasilitator keuangan tingkat Kecamatan maupun

Kabupaten. Pada rakor ini agenda yang dibahas antara lain : evaluasi

progress hasil tahapan kegiatan yang telah dicapai sekaligus pembinaan

dan rekomendasi strategi penanganan.

e. Sedangkan Rakor yang kedua diselenggarakan pada tanggal 11 Januari

2011 bertempat di Sekretariat PNPM Kabupaten Klaten. Rakor ini diikuti

oleh Fasilitator Kecamatan, Fasilitator Kabupaten, PJOK Kecamatan dan

TK PNPM Kabupaten Klaten. Adapun dalam rakor ini membahas :

1) Pencairan dana PNPM

2) Pelaksanaan kegiatan PNPM

3) Progres kegiatan RPJMDes

4) Rencana mengoptimalkan MDST.

Untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya maka fasilitator secara

periodik mengadakan kunjungan lapangan. Adapun hal-hal yang

ditemukan antara lain :

a. Masih didapatkan adanya UPK yang kurang taat mengikuti

prosedur perguliran dana.

b. UPK yang terlambat mengerjakan Buku Kas dan masih ditulis

dengan pensil karena khawatir salah dan tidak ditanda tangani oleh

Ketua UPK dan Bendahara, sudah tidak ada lagi.

Page 70: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Proses tahapan kegiatan PNPM disebagian besar Kecamatan sudah

berjalan sesuai mekanisme yang berlaku dan memasuki tahapan

penyelesaian kegiatan.

d. Tidak ada masalah dengan dana PNPM, seluruh kecamatan hingga ke

desa sudah melaksanakan pencairan dana.

e. Perlu pembenahan terhadap kelengkapan dan kebenaran administrasi

TPK.

f. Perlu dilakukan pengecekan terhadap laporan purna laksana karena

masih banyak TPK di dalam membuat asal-asalan sekedar formalitas.

2. Letak Geografis

Wilayah Kabupaten Klaten terletak antara :

Bujur Timur : 1000 26’ 14” - 1100 47’ 51”

Lintang Selatan : 70 32’ 19” - 70 48’ 33”

Wilayah Kabupaten Klaten berbatasan dengan beberapa kabupaten :

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali

Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DI Yogyakarta)

Sebelah Barat : Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta)

Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi tiga dataran :

Sebelah Utara : Dataran Lereng Gunung Merapi

Sebelah Timur : Membujur Dataran Rendah

Page 71: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sebelah Selatan : Dataran Gunung Kapur

Jarak Kota Klaten Dengan Kota Lain Se Karisedanan Surakarta :

Kota Klaten ke Kota Boyolali : 38 Km

Kota Klaten ke Kota Solo : 36 Km

Kota Klaten ke Kota Sukoharjo : 47 Km

Kota Klaten ke Kota Wonogiri : 67 Km

Kota Klaten ke Kota Karanganyar : 49 Km

Kota Klaten ke Kota Sragen : 63 Km

3. Kondisi Demografi

Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan

dalam rangka membentuk manusia Indonesia yang produktif. Tahun 2010

jumlah penduduk Kabupaten Klaten sebanyak 1.303.910 jiwa, kondisi ini

menunjukkan peningkatan 3.416 jiwa dari tahun sebelumnya, yang berarti

pertumbuhannya 0,26%. Pertumbuhan penduduk diharapkan dapat diimbangi

dengan pemerataan penyebarannya. Secara umum kepadatan penduduk di

Kabupaten Klaten merata untuk semua kecamatan, kecuali kecamatan

Kemalang yang paling rendah kepadatannya, yaitu sebesar 676 jiwa per Km2.

Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Klaten sebesar 95,79. Ini

berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari laki-laki, yaitu

pendudk perempuan sebanyak 665.971 jiwa dan laki-laki sebanyak 637.939

jiwa. Sedang untuk penduduk usia produktif (usia 15 – 64 tahun) berjumlah

987.676 jiwa, sekitar 75,74% dari total penduduk Kabupaten Klaten.

Page 72: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, data demografi sampel yang diukur adalah jenis

kelamin, usia, jumlah tanggungan, pendidikan terakhir, jenis usah, dan besarnya

dana yang diterima. Di samping data demografi, data yang didiskripsikan adalah

jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah adanya PNPM.

1. Jenis Kelamin

Dari hasil pengumpulan kuesioner sebanyak 36 orang di Kabupaten

Sragen, distribusi frekuensi responden untuk berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 10 (27,8%) responden dan untuk perempuan sebanyak 26 (72,2%)

responden.

Sedangkan di Kabupaten Klaten distribusi frekuensi responden yang

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 5 (13,9%) responden dan yang berjenis

kelamin perempuan sebanyak 31 (86,1%) responden.

Tabel 4.1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten SRAGEN dan

Kabupaten KLATEN

Jenis Kelamin

Kabupaten Sragen Kabupaten Klaten

Frekuensi Persen Frekuensi Persen

Perempuan

Laki-laki

10

26

27,8

72,2

5

31

13,9

86,1

Jumlah 36 100,0 36 100,0

Sumber : data primer diolah (2011)

Berdasarkan data distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin

di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten menunjukkan bahwa responden

Page 73: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berjenis kelamin perempuan di Kabupaten Klaten lebih banyak daripada di

Kabupaten Sragen, yang berarti laki-lakinya lebih sedikit.

2. U m u r

Distribusi responden berdasarkan umur di Kabupaten Sragen dibagi

dalam klasifikasi dengan range 5 (lima) yang umur minimal responden

adalah 25 tahun, maksimal 45 tahun dan rata-rata umur responden adalah 33

tahun. Pada Tabel 4.3. dapat diketahui bahwa sampel dalam penelitian yang

memiliki umur 25 – 29 tahun sebanyak 11 (30,5%) responden, umur 30 – 34

tahun sebanyak 9 (25%) responden, umur 35 – 39 tahun sebanyak 9 (25%)

responden, umur 40 – 44 tahun sebanyak 5 (13,9%) dan umur di atas atau

sama dengan 45 tahun hanya 2 (5,6%) responden. Hal ini berarti para anggota

UPPKS rata-rata berusia produktif dan diharapkan dana PNPM dapat

berkembang dan bergulir dengan baik ke masyarakat yang membutuhkan.

Untuk di Kabupaten Klaten, distribusi responden berdasarkan umur

juga dibagi dalam klasifikasi dengan range 5 (lima) yang umur minimal

responden adalah 26 tahun, maksimal 57 tahun dan umur rata-rata

responden adalah 39 tahun. Berdasarkan Tabel 4.3. juga dapat diketahui

bahwa sampel dalam penelitian yang memiliki umur 26 – 30 tahun sebanyak

4 (11,1%) responden, umur 31 – 35 tahun sebanyak 6 (16,7%) responden,

umur 36 – 40 tahun sebanyak 11 (30,5%) responden, umur 41 – 45 tahun

sebanyak 9 (25,0%) responden, dan sama dengan atau di atas umur 46 tahun

Page 74: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebanyak 6 (16,7%) responden. Dengan memperhatikan gambaran umur

anggota kelompok UPPKS tersebut di atas menunjukkan bahwa rata-rata

penerima dana PNPM masih termasuk umur produktif (15 – 64 tahun)

sehingga hal ini cenderung memberi harapan ke depan yang menjanjikan

sebab dalam melakukan kegiatan usaha relatif lebih bersemangat dan ada

kolaborasi diantara anggota kelompok UPPKS.

Berdasarkan data distribusi frekuensi responden menurut umur yang

terdapat di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten menunjukkan anggota

kelompok UPPKS rata-rata masih dalam umur produktif.

Tabel 4.2. Distribusi responden berdasarkan umur di Kabupaten SRAGEN dan

Kabupaten KLATEN

U m u r

(tahun)

Kabupaten Sragen U m u r

(tahun)

Kabupaten Klaten

Frehuensi Persen Frekuensi Persen

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

≥ 45

11

9

9

5

2

30,5

25,0

25,0

13,9

5,6

26 - 30

31 - 35

36 - 40

41 - 45

≥ 46

4

6

11

9

6

11,1

16,7

30,5

25,0

16,7

Jumlah 36 100,0 Jumlah 36 100,0

Sumber : data primer diolah (2011)

3. Jumlah Tanggungan

Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga di

Kabupaten Sragen, minimal 1 orang, maksimal 4 orang dan rata-rata 3.3

Page 75: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

orang. Sampel penelitian yang memiliki tanggungan 1 orang sebanyak 1

(2,8%) responden, tanggungan 2 orang sebanyak 6 (16,7%) responden,

tanggungan 3 orang sebanyak 13 (36,1%) responden, tanggungan 4 orang

sebanyak 12 (33,3%) responden dan tanggungan 5 orang sebanyak 4 (11,1%)

responden.

Adapun untuk di Kabupaten Klaten distribusi responden menurut

tanggungan keluarga, minimal 1 orang, maksimal 6 orang dan rata-rata 3,4

orang. Diketahui bahwa sampel penelitian yang memiliki tanggungan 1 orang

sebanyak 3 (8,3%) responden, tanggungan 2 orang sebanyak 5 (13,9%)

responden, tanggungan 3 orang sebanyak 9 (25,0%) responden, tanggungan 4

orang sebanyak 13 (36,1%) responden, tanggungan 5 orang sebanyak 4

(11,1%) responden dan tanggungan 6 orang sebanyak 2 (5,6%) responden.

Tabel 4.3. Distribusi responden berdasarkan tanggungan keluarga

di Kabupaten SRAGEN dan Kabupaten KLATEN

Jumlah Tanggungan

keluarga

Kabupaten Sragen Kabupaten Klaten

Frekuensi Persen Frekuensi Persen

1orang

2 orang

3 orang

4 orang

5 orang

6 orang

1

6

13

12

4

-

2,8

16,7

36,1

33,3

11,1

-

3

5

9

13

4

2

8,3

13,9

25,0

36,1

11,1

5,6

Jumlah 36 100,0 36 100,0

Sumber : data primer diolah (2011)

Page 76: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan memperhatikan data responden di Kabupaten Sragen dan

Kabupaten Klaten menunjukkan bahwa para anggota kelompok UPPKS rata-

rata memiliki beban tanggungan yang relatif ringan.

4. Pendidikan Terakhir

Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dari responden

di Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa pendidikan terendah responden

adalah tidak lulus SD, tertinggi SLTA dan rata-rata berpendidikan SLTP.

Adapun penyebarannya adalah yang berpendidikan SD sebanyak 10 (27%)

responden, berpendidikan SLTP sebanyak 31 (58,3%) responden dan

berpendidikan SLTA 4 (11,1%) responden, dan yang tidak memiliki

pendidikan atau tidak lulus SD sebanyak 1 (2,8%) responden. Dengan

demikian menggambarkan bahwa para anggota kelompok UPPKS penerima

dana PNPM rata-rata masih memiliki tingkat pendidkan yang terbatas.

Sedangkan distribusi responden menurut tingkat pendidikan terakhir

di Kabupaten Klaten menunjukkan bahwa untuk pendidikan terendah

responden adalah tingkat SD, tertinggi S1 (Sarjana) dan rata-rata

berpendidikan SLTA. Penyebarannya adalah yang memiliki latar belakang

pendidikan SD sebanyak 6 (16,7%) responden, SLTP sebanyak 12 (13,3%)

responden, SLTA sebanyak 14 (38,9%), D II sebanyak 2 (5,6%), D III

sebanyak 1 (2,8%) dan S1 (Sarjana) sebanyak 1 (2,8%). Adapun yang tidak

berpendidikan sama sekali tidak ada.

Page 77: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.4. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir di

Kabupaten SRAGEN dan Kabupaten KLATEN

Tingkat Pendidikan

Kabupaten Sragen Kabupaten Klaten

Frekuensi Persen Frekuensi Persen

Tidak Sekolah

SD

SLTP

SLTA

D II

D III

S1 (Sarjana)

1

10

21

4

-

-

-

2,8

27,8

58,3

11,1

-

-

-

-

6

12

14

2

1

1

-

16,7

13,3

38,9

5,6

2,8

2,8

Jumlah 36 100,0 36 100,0

Sumber : data primer diolah (2011)

Berdasarkan data distribusi frekuensi responden menurut tingkat

pendidikan terakhir antara Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten

menggambarkan bahwa anggota kelompok UPPKS rata-rata sama-sama

mayoritas berpendidikan SLTP. Perbedaannya kalau di Kabupaten Sragen

masih ada yang tidak berpendidkan, sedang di Kabupaten Klaten pendidkan

terendah adalah SD. Jadi kesimpulannya, anggota kelompok UPPKS di

Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten rata-rata masih berlatar belakang

pendidikan yang minim, sehingga hal ini masih diperlukan pelayanan

pendidkan dan latihan dan secara rutin diadakan pertemuan antara anggota

kelompok UPPKS.

Page 78: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Jenis Usaha

Berdasarkan jenis usaha yang dimiliki oleh anggota kelompok

UPPKS di Kabupaten Sragen, rata-rata responden memanfaatkan dana PNPM

untuk mengembangkan usaha perdagangan seperti warung makan, toko

kelontong, dagang keliling, dagang pakaian dan lanilla sebanyak 22 (61,1%)

responden. Sementara responden yang memanffatkan untuk pengembangan

usaha di sektor jasa seperti menyewakan becak, membuka tempat permainan

anak, menjahit sebanyak 8 (22,2%) responden. Sedangkan industry rumah

tangga seperti membuat tahu, tempe, wingko, dan jajanan pasar sebanyak 5

(13,9%) responden serta hanya 1 (2,8%) responden untuk mengembangkan

ternak kambing.

Hal ini menunjukkan bahwa semua responden anggota kelompok

UPPKS penerima dana PNPM benar-benar memanfaatkan dana pinjaman

dari PNPM dengan baik.

Sedangkan untuk Kabupaten Klaten, distribusi responden

berdasarkan jenis usaha, rata-rata responden memanfaatkan dana PNPM

untuk kegiatan usaha dagang, diantaranya dagang itik, dagang sayuran,

warung makan dan toko kelontong sebanyak 25 (69,4%) responden, yang

bergerak dibidang jasa, misalnya menjahit pakaian, bordir dan warnet

sebanyak 5 (13,9%) responden. Di samping itu juga untuk kegiatan usaha

home industri seperti membuat tempe dan kripik tempe sebanyak 5 (13,9%)

Page 79: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

responden serta bergerak di bidang peternakan misalnya ternak bebek dan

ternak burung.

Sebagai respon positif dari semua responden anggota kelompok

UPPKS penerima dana PNPM adalah dengan adanya dana pinjaman tersebut

memberi dorongan untuk memperbesar usaha dan meningkatkan pendapatan.

Tabel 4.5. Distribusi responden berdasarkan jenis usaha di Kabupaten SRAGEN dan

Kabupaten KLATEN

Jenis Usaha

Kabupaten Sragen Kabupaten Klaten

Frekuensi Persen Frekuensi Persen

Jasa

Perdaganagan

Peternakan

Home Industri

8

22

1

5

22,2

61,1

2,8

13,9

5

25

4

2

13,9

69,4

11,1

5,6

Jumlah 36 100,0 36 100,0

Sumber : data primer diolah (2011)

Dengan memperhatikan data distribusi frekuensi responden anggota

kelompok UPPKS di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten menunjukkan

bahwa dana PNPM yang digulirkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh

masing-masing anggota dan penggunaan dana PNPM yang paling banyak

diperuntukkan kegiatan usaha bidang perdagangan, yaitu di Kabupaten

Sragen terdapat 22 (61,1%) respondan dan di Kabupaten Klaten terdapat 26

(72,2%) responden dari 36 responden anggota kelompok UPPKS.

Page 80: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Besarnya Dana Yang Diterima

Distribusi responden menurut jumlah dana PNPM yang dipinjamkan

di Kabupaten Sragen minimal Rp 0,5 juta, maksimal Rp 2 juta dan rata-rata

sebesar Rp 965.000,00. Dari Tabel 4.7. dapat dilihat bahwa anggota

kelompok UPPKS yang menerima pinjaman dana PNPM sebesar

Rp 0,5 juta sebanyak 8 (22,2%) responden, penerima pinjaman dana sebesar

Rp 1 juta sebanyak 20 (55,6%) responden, penerima pinjaman dana sebesar

Rp 1,5 juta sebanyak 6 (16,7%) responden dan penerima pinjaman dana

sebesar Rp 2 juta sebanyak 2 (5,6%) responden.

Untuk distribusi responden menurut jumlah dana PNPM yang diterima

di Kabupaten Klaten, minimal Rp 1 juta, maksimal Rp 3 juta dan rata-rata

sebesar Rp 2.180.555,55 Pada Tabel 4.7. menunjukkan yang menerima

pinjaman dana PNPM sebesar Rp 1 juta sebanyak 5 (13,9%) responden,

penerima pinjaman dana sebesar Rp 1,5 juta sebanyak 8 (22,2%) responden,

penerima pinjaman dana sebesar Rp 2 juta sebanyak 7 (19,4%) responden,

penerima pinjaman dana sebesar Rp 2,5 juta sebanyak (2,8%) responden dan

penerima pinjaman dana Rp 3 juta sebanyak 15 (41,7%) responden

Page 81: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.6. Distribusi responden berdasarkan jumlah dana yang diterima

di Kabupaten SRAGEN dan Kabupaten KLATEN

Jumlah Dana PNPM

Kabupaten Sragen Kabupaten Klaten

Frekuensi Persen Frekuensi Persen

Rp 0,5 juta

Rp 1,0 juta

Rp 1,5 juta

Rp 2,0 juta

Rp 2,5 juta

Rp 3,0 juta

8

20

6

2

-

-

22,2

55,6

16,7

5,6

-

-

-

5

8

7

1

15

-

13,9

22,2

19,4

2,8

41,7

Jumlah 36 100,0 36 100,0

Sumber : data primer diolah (2011)

Berdasarkan data distribusi responden menurut jumlah dana PNPM

yang diterima anggota kelompok UPPKS di Kabupaten Sragen dan

Kabupaten Klaten menunjukkan adanya perbedaan nominal dana yang

digulirkan dan distribusi pemakai dana PNPM. Dari 36 responden, dari

Kabupaten Sragen terakumulasi dana sebesar Rp 37 milyar dan untuk

Kabupaten Klaten terakumulasi dana sebesar Rp 78,5 milyar yang

disebabkan pinjaman dana maksimal di Kabupaten Sragen Rp 2 juta dan di

Kabupaten Klaten Rp 3 juta. Adapun variasi pinjaman dana sama-sama

menggunakan interval Rp 0,5 juta

Page 82: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Produksi

Produksi yang diukur adalah kenaikan produksi dari sebelum ke

sesudah penerimaan dana PNPM.

Tabel 4.7. Produksi sebelum dan sesudah penerimaan dana PNPM

di Kabupaten SRAGEN dan Kabupaten KLATEN

Keterangan

Kabupaten Sragen Kabupaten Klaten

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Rata-rata

Standar Deviasi

Minimum

Maksimum

Jumlah

1,0000

,00000

1,00

1,00

36,00

1,7153

,48140

1,04

3,00

61,75

1,0000

,00000

1,00

1,00

36,00

1,2583

,22472

1,10

2,20

45,30

Sumber : data primer diolah (2011)

Berdasarkan Tabel 4.9. menunjukkan bahwa rata-rata produksi usaha

Anggota kelompok UPPKS di Kabupaten Sragen mengalami kenaikan

71, 53% dan di Kabupaten Klaten mengalami kenaikan 25,83%.

8. Tenaga Kerja

Untuk Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten, pada Tabel 4.7.

menunjukkan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan usaha

sebelum adanya program PNPM dan Tabel 4.8. menggambarkan jumlah

tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan usaha sesudah adanya

program PNPM.

Page 83: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.8. Distribusi frekuensi jumlah tenaga kerja sebelum menerima dana PNPM

di Kabupaten SRAGEN dan Kabupaten KLATEN

Jumlah Tenaga Kerja

Kabupaten Sragen Kabupaten Klaten

Frekuensi Persen Frekuensi Persen

1 orang

2 orang

3 orang

4 orang

5 orang

28

5

2

-

1

77,8

13,9

5,6

-

2,8

24

7

3

2

-

66,7

19,4

8,3

5,6

-

Jumlah 36 100,0 36 100,0

Sumber : data primer diolah (2011

Tabel 4.9. Distribusi frekuensi jumlah tenaga kerja sesudah menerima dana PNPM

di Kabupaten SRAGEN dan Kabupaten KLATEN

Jumlah Tenaga Kerja

Kabupaten Sragen Kabupaten Klaten

Frekuensi Persen Frekuensi Persen

1 orang

2 orang

3 orang

4 orang

5 orang

33

2

-

-

1

91,7

5,6

-

-

2,8

29

4

2

1

-

80,5

11,1

5,6

2,8

-

Jumlah 36 100,0 36 100,0

Sumber : data primer diolah (2011) Dengan memperhatikan Tabel 4.8. dan Tabel 4.9. sebelum dan

sesudah menerima pinjaman dana PNPM di Kabupaten Sragen dan juga di

Kabupaten Klaten, terlihat bahwa usaha anggota kelompok UPPKS di kedua

Page 84: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kabupaten sama-sama mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan adanya

penyerapan tenaga kerja baru.

C. Analisis Data

Untuk mengetahui dampak dari adanya program PNPM terhadap jumlah

produksi dan jumlah tenaga kerja digunakan uji beda rata-rata. Hasil uji beda

rata-rata antara sebelum dan sesudah adanya PNPM ditunjukkan pada Tabel 4.11

untuk Kabupaten Sragen dan Tabel 4.12. untuk Kabupaten Klaten. Adapun

hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Ada perbedaan rata-rata yang signifikan produksi pada uasaha anggota

kelompok UPPKS sebelum dengan sesudah adanya PNPM, produksi sesudah

lebih besar dibandingkan sebelum adanya PNPM. Hal ini ditunjukkan oleh

nilai (2,223) > (2,04) atau nilai Signifikasinya (0,033) < 0,05

dengan tingkat kepercayaan 95% untuk Kabupaten Sragen. Sedangkan untuk

Kabupaten Klaten, nilai (2,928) > (2,04) atau nilai

Signifikasinya (0,006) < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%.

2. Ada perbedaan rata-rata yang signifikan jumlah tenaga kerja pada usaha

anggota kelompok UPPKS baik Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten.

Jumlah tenaga kerja sesudah adanya program PNPM menjadi lebih banyak

bila dibandingkan sebelum adanya program PNPM. Hal ini ditunjukkan oleh

Page 85: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

nilai (2,223 > (2,04) atau nilai Signifikasinya (0,033) < 0,05

dengan tingkat kepercayaan 95% untuk Kabupaten Sragen. Sedangkan

untuk Kabupaten Klaten, nilai (2,376) > (2,04) atau nilai

Signifikasinya (0,023) < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%.

Tabel 4.10. Hasil uji beda rata-rata Kabupaten Sragen

Sumber : data primer diolah (2011)

Tabel 4.11. Hasil uji beda rata-rata Kabupaten Klaten

Sumber : data primer diolah (2011)

D. Pembahasan

Dalam penelitian ini berkaitan dengan kondisi anggota kelompok UPPKS,

baik di Kabupaten Sragen maupun di Kabupaten Klaten. Berdasarkan analisis

deskriptif di atas ditemukan :

1. Penelitian ini dilakukan terhadap 12 kelompok yang terdistribusi pada 4

Variabel

Rata-Rata

Selisih

Uji beda sebelum

dengan sesudah PNPM

Kesimpulan

Sebelum Sesudah Z hitung signifikansi

Produsi 1,0000 1,7153 0,7153 2,223 0,033 signifikan

TenagaKerja 1,1667 1,3611 0,1944 2,223 0,033 signifikan

Variabel

Rata-Rata

Selisih

Uji beda sebelum

dengan sesudah PNPM

Kesimpulan

Sebelum Sesudah Z hitung signifikansi

Produksi 1,0000 1,2583 0,2583 2,928 0,006 signifikan

Tenaga Kerja 1,5000 1,6389 0,1389 2,376 0,023 signifikan

Page 86: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(empat) wilayah desa. Untuk Kabupaten Sragen meliputi desa Bangak (1

kelompok), Kebon Agung (3 kelompok), Sine (3 kelompok) dan Turi (5

kelompok). Sedangkan untuk Kabupaten Klaten meliputi desa Kalitengah (2

kelompok), Kadilanggu (3 kelompok), Melikan (3 kelompok) dan Sidorejo (4

kelompok).

2. Mayoritas yang memanfaatkan dana PNPM di Kabupaten Sragen dan

Kabupaten Klaten adalah anggota kelompok UPPKS berjenis kelamin

perempuan.

3. Untuk di Kabupaten Sragen, umur anggota kelompok UPPKS didominasi

antara 25 – 29 tahun. Sedang di Kabupaten Klaten berumur antara 26 – 57

tahun, yang berarti bahwa anggota kelompok berada pada usia produktif.

4. Jumlah tanggungan keluarga anggota kelompok UPPKS di Kabupaten Sragen

rata-rata 3 (tiga) orang dan di Kabupaten Klaten juga rata-rata 3 (tiga) orang,

sehingga hal ini menggambarkan bahwa tanggungan keluarga relatif ringan,

tidak berat.

5. Pendidikan yang dimiliki anggota kelompok di Kabupaten Sragen mayoritas

tingkat SLTP (21 orang) dan masih ada yang tidak lulus SD, tertinggi

berpendidikan SLTA (4 orang). Adapun untuk di Kabupaten Klaten rata-rata

pendidikan terakhir SLTA (14 orang), terendah SD dan tertinggi tingkat

Sarjana (1 orang). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan anggota

kelompok masih belum memadai terhadap tuntutan pekerjaan maupun

tuntutan zaman yang cenderung bersentuhan dengan teknologi.

Page 87: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Jenis usaha yang dilakukan anggota kelompok mayoritas perdagangan, baik

yang terjadi di Kabupaten Sragen maupun di Kabupaten Klaten, sehingga hal

ini mencerminkan bahwa dana PNPM yang diterima anggota kelompok

banyak digunakan sebagai tambahan modal.

7. Besarnya dana PNPM yang diterima anggota kelompok tidak sama antara

Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten. Untuk Kabupaten Sragen antara

Rp 500 ribu – Rp 2 juta dengan rata-rata Rp 965 ribu Sedang di Kabupaten

Klaten antara Rp 1 juta – Rp 3 juta dengan rata-rata Rp 2.180.555,55.

8 Meningkatnya produksi yang dihasilkan anggota kelompok UPPKS di

Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten menunjukkan bahwa dana PNPM

dapat digunakan sebagai tambahan modal.

9 Jumlah tenaga kerja anggota kelompok masih banyak yang menggunakan 1

(satu) orang sebagai tenaga kerja, baik di Kabupaten Sragen maupun di

Kabupaten Klaten, sehingga hal ini menunjukkan bahwa usaha yang

dilaksanakan anggota kelompok merupakan usaha yang dikelola secara

keluarga dan cenderung bersifat perseorangan. Diperoleh data bahwa untuk

Kabupaten Sragen jumlah tenaga kerja maksimum 5 orang dan Kabupaten

Klaten maksimum 4 orang.

.

Page 88: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Ditemukan perbedaan rata-rata produksi yang signifikan antara sebelum dan

sesudah adanya PNPM. Untuk Kabupaten Sragen menunjukkan persentase

kenaikan produksi sebesar 71,53% sesudah adanya PNPM. Hasil uji hipotesis

diperoleh nilai (2,223) > (2,04) atau nilai Signifikasinya

(0,033) < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Adapun untuk Kabupaten

Klaten kenaikan produksi sebesar 25,83% sesudah menerima dana PNPM.

Hasil uji hipotesis diperoleh nilai (2,928) > (2,04) atau nilai

Signifikasinya (0,006) < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan

tanda yang positif, menunjukkan bahwa produksi sesudah mendapatkan dana

PNPM lebih besar jika dibandingkan produksi sebelum menerima dana

PNPM. Dengan demikian hipotesis ke 1 terbukti.

2. Ditemukan perbedaan rata-rata jumlah tenaga kerja yang signifikan antara

sebelum dan sesudah adanya PNPM. Untuk Kabupaten Sragen jumlah

tenaga kerja meningkat rata - rata sebesar 19,44%. Hasil uji hipotesis

diperoleh nilai (2,223) > (2,04) atau nilai Signifikasinya

Page 89: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(0,033) < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%.

Adapun untuk Kabupaten Klaten, peningkatan jumlah tenaga kerja

rata-rata sebesar 13,89%. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai

(2,376) > (2,04) atau nilai Signifikasinya (0,023) < 0,05 dengan

tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan tanda yang positif, menunjukkan

bahwa jumlah tenaga kerja sesudah menerima dana PNPM lebih banyak

jika dibandingkan jumlah tenaga kerja sebelum menerima dana PNPM.

Dengan demikian hipotesis ke 2 terbukti.

B. Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sesudah menerima dana

PNPM, produksi di Kabupaten Sragen mengalami peningkatkan sebesar

71,53% dan di Kabupaten Klaten sebesar 25,83%. Diharapkan dengan

meningkatnya produksi dapat memberi motivasi kepada anggota kelompok

UPPKS untuk memperluas usaha melalui potensi dana yang tersedia dan

tenaga kerja yang ada.

2. Memberikan pendampingan pada setiap kegiatan anggota kelompok UPPKS,

baik pendampingan oleh fasilitator teknik maupun fasilitator keuangan,

sehingga dapat meminimalkan adanya penyimpangan dan mampu

memaksimalkan potensi anggota.

3. Mendorong anggota kelompok UPPKS mampu mengembangkan dana PNPM

Page 90: PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai modal produktif, sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan

produksi dan memiliki kesempatan membuka lapangan pekerjaan, yang secara

otomatis dapat menambah jumlah tenaga kerja.

4. Memonitor dan mengevaluasi kinerja anggota kelompok UPPKS, agar dapat

bekerja secara professional, sensitive terhadap perubahan keadaan, sehingga

mampu meningkatkan produksi dan mampu menyerap tenaga kerja baru.

5. Anggota kelompok UPPKS mampu memperbaiki kinerja dan berusaha

mengembangkan kemampuan agar dapat mengikuti pola tata niaga yang

menguntungkan.

6. Anggota kelompok UPPKS mampu membuka wawasan untuk menjalin

kerjasama dengan dunia usaha yang saling memberi dukungan usahanya.

7. Anggota kelompok UPPKS mampu memotivasi diri bahwa dengan bekerja

keras maka akan dapat mengubah nasib dan keluar dari kemiskinan untuk

hidup mandiri.

8. Unit Pengelola Kegiatan (UPK) harus dapat membuat laporan Micro Finance

termasuk laporan dana secara sistimatis dan mudah difahami, sebagai bentuk

pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilaksanakan oleh anggota

kelompok UPPKS.

9. Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa penerima dana PNPM

adalah mayoritas perempuan, maka untuk penelitian ke depan sebaiknya

lebih terkonsentrasi pada peran perempuan dalam memanfaatkan dana

PNPM sesuai dengan karakteristiknya.