evaluasi implementasi program pembangunan nasional

130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Tahun 2008-2009 di Kelurahan Semanggi Disusun Oleh : Novi Kurniawati D 0105109 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: duongduong

Post on 18-Jan-2017

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Tahun 2008-2009

di Kelurahan Semanggi

Disusun Oleh :

Novi Kurniawati

D 0105109

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan memenuhi syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

HALAMAN PENGESAHAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.si

NIP. 19641123 198803 1 001

Page 3: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PERSETUJUAN

Telah diterima dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Pada Hari :

Tanggal :

Panitia Penguji

Ketua : Dra sri Yuliani M, Si (........................) NIP. 196307301990032002

Sekretaris : Dra Retno Suryawati M, Si (........................) NIP. 196001061987022001

Penguji : Drs. Wahyu Nurharjadmo M, Si (........................) NIP. 196411231988031001

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dekan

Drs. Supriyadi SN, SU NIP. 19531028 198103 1 001

Page 4: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

MOTTO

Dan katakanlah “ Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu

juga RasulNya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada

(Allah) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada

kamu apa yang telah kamu kerjakan. “

( QS. At-Taubah 105 )

“Ketika kita hidup untuk kepentingan pribadi, hidup ini tampak sangat pendek dan

kerdil. Ia bermula saat kita mulai mengerti dan akan berakhir bersama berakhirnya

usia kita yang terbatas. Tapi apabila kita hidup untuk orang lain, yakni hidup untuk

memperjuangkan sebuah fikrah, maka kehidupan ini terasa panjang dan memiliki

makna yang dalam. Ia bermula bersama mulainya kehidupan manusia dan

membentang beberapa masa setelah kita berpisah dengan permukaan bumi.”

(Sayyid Quthb)

”Perbaiki akhiratmu niscaya Allah perbaiki urusan duniamu dan perbaiki

hubunganmu dengan Allah maka Dia akan memperbaiki urusanmu dengan semua

manusia.”

(Umar bin Abdul Aziz)

Page 5: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini, penulis persembahkan kepada :

¨ Bapak – Ibu, terima kasih atas doa, dukungan dan

pengertiaanya selama ini....

¨ Mbak Ika – Mr As’ad

¨ Mbak Ely – Mr Bimo

¨ Adek Rois nan jauh disana

¨ Dede’ Dzirwa dan Kuwais

¨ Teman-teamn seperjuangan dikampus tercinta ini…

Kalian adalah inspirasi, spirit,dan motivasi buat penulis

Page 6: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim

Segala puji dan syukur semoga selalu terlimpah kehadiran Allah SWT, sang

penggenggam semesta, shalawat serta salam semoga terhaturkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Alhamdulillah....dengan proses yang cukup panjang, membawa

penulis pada akhir penyusunan skripsi yang berjidul “Evaluasi Implementasi

Program Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perkotaan Tahun 2008-2009 di Kelurahan Semanggi. Penyusunan skripsi ini

diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi

Administrasi Negara , Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP), Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta.

Penulis merasa bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada

beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini

hingga selesai. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya

kepada :

1. Bapak Drs. Wahyu Nurharjadmo M.Si, selaku Pembimbing Skripsi, yang

telah memberikan bimbingan dan dukungan dari awal hingga akhir

penyusunan skripsi ini ;

2. Ibu Dra. Sudaryanti, selaku Pembimbing Akademik penulis, yang telah

memberikan dukungan dan motivasi selama proses akademik di kampus ini.

Page 7: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

3. Bapak Drs. Agus Santoso, MM selaku Kepala Kelurahan Semanggi dan

jajarannya.

4. Bapak Rozie selaku ketua LKM Mandiri Semanggi

5. Bapak Santosa dan teman –teman fasilitaor kelurahan Semanggi. Terima

kasih untuk kemudahannya dan bantuannya dalam pencarian data.

6. Masyarakat Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta.

Surakarta, Januari 2011

Novi Kurniawati

Page 8: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….…… ii

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………... iii

HALAMAN MOTTO.................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. v

KATA PENGANTAR................................................................................ vi

DAFTAR ISI............................................................................................... vii

DAFTAR TABEL...................................................................................... viii

DAFTAR BAGAN..................................................................................... iv

ABSTRAK.................................................................................................. x

ABSTRACK............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………..…. 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………… 10

C. Tujuan………………………………………………………... 10

D. Manfaat………………………………………………………. 11

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………. 13

A. Evaluasi Implementasi Kebijakan Publik...………………….. 13

Page 9: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

B. Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perkotaan………………………………………...................... 30

C. Evaluasi Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan ………..…. 37

D. Kerangka Pemikiran…………………………………………. 41

E. Definisi Konseptual dan Operasional………………………… 44

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………….. 48

A. Jenis Penelitian………………………………………………. 48

B. Lokasi Penelitian…………………………………………….. 48

C. Jenis dan Sumber Data……………………………………..... 49

D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………… 50

E. Teknik Pengambilan Sampel………………………………… 51

F. Validitas Data………………………………………………… 51

G. Analisis Data…………………………………………………. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………. 55

A. Profil Kelurahan Semanggi………………………………….. 55

B. Proses Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan……………. 57

1. Tahap Persiapan…………………………………………. 58

2. Tahap Pelaksanaan………………………………………. 63

a. Rembug Keswadayaan Masyarakat………………… 63

b. Kegiatan Refleksi Kemiskinan………………………. 65

c. Pemetaan Swadaya…………………………………... 67

d. Pembentukan LKM…………………………………. 75

Page 10: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

e. Penyusunan PJMP………………………………….. 78

f. Pelaksanaan Kegiatan………………………………. 79

3. Review Program………………………………………… 83

4. Rembug Warga Tahunan……………………………….. 89

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan PNPM

Mandiri Perkotan …………………………………………… 94

1. Sumber Daya…………………………………………….. 94

2. Sikap Pelaksana………………………………………….. 97

3. Komunikasi………………………………………………. 98

4. SOP……………………………………………………….. 100

5. Dukungan Publik…………………………………………. 101

BAB V PENUTUP………………………………………………………. 108

A. Kesimpulan………………………………………………….. 108

B. Saran…………………………………………………………. 110

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 113

LAMPIRAN

Page 11: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1: Jumlah Gakin di Surakarta............................................................... 8

Tabel 2: Data Penduduk................................................................................. 56

Tabel 3: Pelaksanaan sosialisasi awal PNPM Mandiri di Semanggi.............. 62

Tabel 4: Kajian Sarana Prasarana Lingkungan............................................... 68

Tabel 5: Kajian Ekonomi................................................................................ 69

Tabel 6: Kajian Kesehatan............................................................................. 71

Tabel 7: Kajian Pendidikan............................................................................. 73

Tabel 8: Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan........................................ 74

Tabel 9: Hasil Kegiatan BLM I...................................................................... 80

Tabel 10: Hasil Kegiatan BLM II.................................................................. 81

Tabel 11: Hasil Kegiatan BLM III................................................................. 82

Tabel 12: Hasil Aspirasi Masyarakat terhadap LKM.................................... 84

Tabel 13: Hasil Kesepakatan tim Review..................................................... 85

Tabel 14: Matrikulasi Hasil Penelitian......................................................... 105

Page 12: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1: Faktor Penentu Implementasi Menurut Edward III......................... 22

Bagan 2: Variabel yang Mempengaruhi Kinerja Implementasi...................... 24

Bagan 3: Implementasi Sebagai Proses Politik dan Administrasi................. 25

Bagan 4: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi........................... 26

Bagan 5: Kerangka Pemikiran....................................................................... 43

Bagan 6: Analisa Model Interaktif................................................................. 53

Bagan 7: Struktur Organisasi LKM................................................................ 78

Page 13: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

ABSTRAK

NOVI KURNIAWATI, D0105109. Judul Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Tahun 2008-2009 di Kelurahan Semanggi, Prodi Administrasi Negara, FAKULTAS ILMU SOSIALDAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011. Kemiskinan merupakan masalah utama pembangunan yang sifatnya kompleks dan multi dimensional. Melihat realita kemiskinan yang terjadi di Indonesia, diperlukan program-program pengentasan kemiskinan yang langsung dan tepat sasaran. Oleh karena itu, pada tahun 2008 pemerintah pusat mencanangkan program PNPM Mandiri yang dilaksanakan serentak di seluruh daerah. Konsep pemberdayaan masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan bertujuan untuk mendorong penduduk miskin secara kolektif terlibat dalam proses pengambilan keputusan sampai pada level implementasi keputusan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program tersebut.

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Lokasi penelitian di Kelurahan Semanggi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder serta teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan observasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive. Untuk menguji validitas data menggunakan trianggulasi data sedangkan analisis data menggunakan model interaktif.

Pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan melalui beberapa tahapan yaitu : Tahap persiapan atau sosialisasi awal, Tahap pelaksanaan yang terdiri dari rembug warga, refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya, pembentukan LKM, penyusunan RPJP dan pelaksanaan kegiatan. Tahapan selanjutnya review program dan rembug warga tahunan. Implementasi program ini terlaksana cukup baik, dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas kegiatan yang hasilkan. Proses implementasi sudah sesuai dengan juklak-juknis PNPM Mandiri Perkotaan. Ada beberapa faktor pendukung dalam program ini, yaitu sumber daya, komunikasi, SOP, sikap pelaksana. Dan faktor penghambat adalah partisipasi atau dukungan publik.

Saran yang dapat penulis berikan pada pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi untuk kedepannya antara lain : meningkatkan sosialisasi semua kegiatan PNPM Mandiri perkotaan, Rekomitmen atau restrukturisasi pengurus LKM, mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan skill siap kerja, menindaklanjuti semua pelatihan yang telah diadakan serta memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan.

Page 14: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

ABSTRACT

NOVI KURNIAWATI ,D0105109. Entitled EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF NATIONAL DEVELOPMENT PROGRAMS OF COMMUNITY EMPOWERMENT (PNPM Mandiri Perkotaan) 2008-2009 in Semanggi District, Public Administration Department, FACULTY OF SOCIAL AND POLITIC SCIENCE SEBELAS MARET UNIVERSITY SURAKARTA 2011 Poverty is the main problem of complex and multi dimensional development. Looking at the reality of poverty in Indonesia, it requires programs of poverty reduction directly to the target. Thus, in 2008, the central government launched the program of PNPM Mandiri which was held simultaneously across the region. The concept of community empowerment to alleviate poverty aims to encourage poor people collectively involved in the decision making process until the implementation level decision. The purpose of of this research is to identify the factors that influence the implementation of the program. So that, the success or inhibitor factors are obtained within its implementation. This study uses descriptive research. Study site is in Semanggi district. Type of data used is primary and secondary data along with technique of collecting data by interview, documentation, and observation. This study uses purposive sampling technique. To test the validity of the data is using triangulation of data, while data analysis using an interactive model.

The implementation of this program through several stages, namely: the preparation phase or early socialization, it consists of discussion between residents, a reflection of poverty, self mapping, the formation of LKM, the preparation of RPJP and the establishment of the program. The next stage is of program review and annual discussion between residents. This program is implemented fairly well. It can be seen from the quality and quantity resulted in. The process of implementation has been related to the standard program of PNPM Mandiri district. There are some proponent factors in this program. Those are source, communication, SOP, and disposition. The barrier factors are participation or public supporter. The writer would like to give suggestions to the implementation of PNPM Mandiri in Semanggi for the future include: Increasing socialization of all activities of PNPM programs, recommitment and restructuring the management of LKM, conducting trainings to improve skills ready to work, following up of all the trainings that have been held as well as providing information relating to hygiene environment.

Page 15: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

Page 16: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan terus menjadi fenomena sepanjang sejarah Indonesia

sebagai nation state. Catatan merah dari sebuah Negara yang salah

memandang dan mengurus kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah

utama pembangunan yang sifatnya kompleks dan multi dimensional.

Persoalan kemiskinan bukan hanya berdimensi ekonomi tetapi juga sosial,

budaya, politik bahkan ideologi. Kemiskinan telah membuat jutaan anak tidak

bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan mengakses kesehatan

dan pelayanan publik, kurangnya lapangan kerja, kurangnya jaminan sosial

dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus urbanisasi ke kota dan

menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan

secara terbatas. Kemiskinan telah membatasi hak-hak rakyat dan kemiskinan

menjadi alasan yang sempurna rendahnya Human Development Indext (HDI)

Jumlah penduduk miskin menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun

2008, setiap 100 penduduk Indonesia terdapat 15 orang miskin atau secara

total ada 35.000.000 penduduk miskin. Pemerintah menyatakan bahwa terjadi

penurunan angka kemiskinan dari tahun-tahun sebelumnya. Data kemiskinan

tersebut dikeluarkan BPS sebelum Kenaikan BBM pada tanggal 24 Mei 2008

dan krisis global terjadi. Sehingga dapat diasumsikan bahwa kemungkinan

besar jumlah penduduk miskin Indonesia bertambah , menurut Pusat

Page 17: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Penelitian Ekonomi (P2E) yang disampaikan pada 28 Mei 2008 menyebutkan

bahwa, dampak kenaikan harga BBM membuat jumlah penduduk miskin

menjadi 41,7 juta jiwa atau 21,9 persen dari penduduk Indonesia.

Komitmen untuk menghapuskan kemiskinan dari peta dunia telah

disepakati, dengan disetujuinya dan ditandatanganinya deklarasi Millenium

pada bulan September tahun 2000 oleh 19 negara, Indonesia masuk

didalamnya. Program Pembangunan Millenium (Mellenium Development

Goals/MDGs) merupakan suatu komitmen dari berbagai bangsa di dunia

untuk mengurangi angka kemiskinan dunia menjadi separuhnya pada tahun

2015. Sebagai tindaklanjut dari kesepakatan global dan tanggungjawab moral

untuk membebaskan manusia dari kemiskinan, maka pemerintah beserta

stakeholder yang terkait berkewajiban untuk membuat program-program atau

kebijakan untuk mengurangi kemiskinan. Dalam beberapa tahun terakhir ini,

pemerintah telah mengeluarkan program pro rakyat yang secara langsung

mengena pada sasarannnya. Melihat realita kemiskinan yang terjadi di

indonesia, diperlukan program-program pengentasan kemiskinan yang

langsung dan tepat sasaran. Ada tiga klaster atau lapisan program pemerintah

untuk pengurangan kemiskinan dan pengangguran, antara lain :

1. Klaster I Bantuan dan perlindungan langsung

Klaster ini diibaratkan sebagai ikan. Melalui program ini pemerintah

memberikan bantuan pada 19,1 warga miskin atau rumah tangga sasaran

(RTS) dan kelompok rentan lainnya. Bantuan berupa :

a. Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Page 18: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

b. Beras untuk rakyat miskin (Raskin), yang diberikan sebanyak 15

kg/bulan dengan harga Rp 1.600, 00/kg.

c. Program Keluarga Harapan (PKH), yang diberikan kepada RTSM,

dimana setiap RTSM mendapat alokasi dana antara Rp 600.000 – Rp

2.200.000.

d. Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), dimana pemegang kartu

jamkesmas bias berobat gratis baik di puskesmas maupun RSUD

kelas tiga.

e. Bantuan sosial untuk pengungsi atau korban bencana

f. Bantuan untuk penyandang cacat

g. Bantuan untuk kelompok lanjut usia (lansia)

h. Dan lain sebagainya

2. Klaster II Pemberdayaan masyarakat (PNPM Mandiri)

Klaster ini diibaratkan sebagai kail. Melalui program ini pemerintah

melaksanakan program-program yang tergabung dalam Program Nasional

Pemberdayaan Masyrakat (PNPM) Mandiri. Yang dilaksanakan oleh 13

departemen dan 1 lembaga.

3. Klaster III Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pengusaha kecil.

Klaster ini diibratkan sebagai perahu. Melalui program ini pelaku

usaha kecil dan menengah (UKM) memperolah kredit usaha rakyat

(KUR) dari bank-bank milik Negara, yakni Bank BRI, BNI, Mandiri,

syariah mandiri, Bukopin dan BTN. Dengan ketentuan sebagai berikut :

Page 19: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

a. Pemerintah memberi jaminan melalui PT Asuransi Kredit

Indonesia (PT Askindo) sebesar Rp 1,4 triliun.

b. Pemberian kredit tanpa agunan khususnya dibawah 5 juta.

c. Persyaratan berupa proposal yang meyakinkan.

d. Alokasi KUR sampai dengan 2009 sebesar Rp 34 triliun.

(Sambung hati 9949, edisi 50, 2009)

Konsep atau strategi pengentasan kemiskinan dengan melibatkan

partisipasi masyarakat pada saat ini menjadi isu sentral. Pemberdayaan

masyarakat dalam berbagai program atau kebijakan dirasa sangat efektif

untuk dapat menyelesaikan permasalah-permasalahan yang ada sekarang.

Pemberdayaan masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan bertujuan

mendorong penduduk miskin untuk secara kolektif terlibat dalam proses

pengambilan keputusan sampai pada level implementasi keputusan.

Masyarakat miskin bukan sebagai objek melainkan sebagai subjek.

Keberdayaan penduduk miskin ditandai dengan dengan semakin

bertambahnya kesempatan kerja yang diciptakan sendiri oleh penduduk

miskin secara kolektif, kemudian juga ditandai dengan meningkatnya

kapasitas penduduk miskin secara kolektif dalam mengelola organisasi

pembangunan secara mandiri.

Untuk meningkatkan efektivitas pengentasan kemiskinan dan

penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui

PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya pengentasan

Page 20: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan

partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama

masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan

sebagai obyek melainkan subyek upaya pengentasan kemiskinan.

Tujuan umum dari program ini adalah Meningkatnya kesejahteraan dan

kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Tujuan khusus antara

lain :

1. Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat

miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan

kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan

ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan

pembangunan.

2. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan,

program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin

(pro-poor).

3. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta,

asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi

masyarakat, dan kelompok peduli lainnya, untuk mengefektifkan

upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.

Page 21: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

4. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta

kapasitas pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam

menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.

5. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai

dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan

lokal.

6. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna,

informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat

Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan

masyarakat dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. PNPM-Inti: terdiri dari program/kegiatan pemberdayaan masyarakat

berbasis kewilayahan, yang mencakup Program Pengembangan Kecamatan

(PPK), Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP),

Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW), dan

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK).

b. PNPM-Penguatan: terdiri dari program-program pemberdayaan

masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untuk mendukung

penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target

tertentu. Pelaksanaan program-program ini di tingkat komunitas mengacu

pada kerangka kebijakan PNPM Mandiri.

Sedangkan loakasi PNPM Mandiri diutamakan pada kecamatan yang

memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Memiliki jumlah penduduk miskin cukup besar

Page 22: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Tingkat pelayanan dasar rendah

c. Tingkat kapsitas fiskal rendah

d. Memiliki desa atau kelurahan tertinggal

Oleh karena itu, lokasi PNPM Mandiri terdiri dari dua katagori yaitu PNPM

Mandiri perkotaan dan PNPM Mandiri pedesaan.

Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat

ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan pembangunan

diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir.

Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi

antar proyek diharapkan juga dapat diwujudkan. Mengingat proses

pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM

Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015.

Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator

keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan

pencapaian target-target MDGs.

Berdasarkan surat edaran Menteri Keuangan RI Nomor : SE-

2354/MK.02/2009 tentang Perubahan APBN tahun 2009 disebutkan bahwa

anggaran untuk program PNPM mandiri senilai Rp 191,3 M. Anggaran

untuk mengentaskan kemiskinan ini patut untuk direspon positif oleh

pelaksana program yaitu pemerintahan daerah. Anggaran ini juga wajib

dikawal, agar tujuan dari program PNPM dengan anggaran yang cukup

banyak tersebut tepat sasaran.

Page 23: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Kota Surakarta menjadi salah satu daerah yang mendapatkan program PNPM

Mandiri Perkotaan. Kota Surakarta termasuk wilayah yang mempunyai

kecamatan dengan kriteria PNPM Mandiri Perkotaan. Berdasarkan data

Pemerintah Kota Surakarta, jumlah penduduk adalah 561.509 jiwa, jumlah

penduduk miskin 104.766 jiwa atau 29.199 kepala keluarga (2007). Jumlah

penduduk miskin ini mengalami peningkatan 15.251 jiwa dari tahun 2006

sebesar 89.515 jiwa. Mata pencaharian penduduk kota terdiri dari buruh,

pedagang, pegawai, dan sektor informal (Surakarta Dalam Angka, BPS

Surakarta, 2006). Sedangkan berdasarkan SK Walikota Surakarta nomor

470/36/1/2007 tentang kondisi keluarga miskin Surakarta berdasarkan

kecamatan, sebagai berikut :

Tabel 1

Jumlah Gakin di Kota Surakarta

No Nama Kecamatan

Jumlah Gakin Jumlah Jiwa Gakin

1 Laweyan 4.407 14.658 2 Serengan 2.372 7.932 3 Pasar Kliwon 5.296 18.208 4 Jebres 6.230 21.615 5 Banjarsari 7.874 29.481 Total 25.117 88.474

Sumber : Pattiro/Konsorsium Solo 2008

Konsekuensi Kota Surakarta menjadi daerah pelaksanaan PNPM

Mandiri Perkotaan adalah menyiapkan dana pendampingan. Menurut Wakil

Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Dana yang dikucurkan pemerintah

pusat dalam program PNPM Mandiri Perkotaan di Solo senilai Rp 6,7 miliar,

sementara Pemkot Solo diwajibkan menyiapkan dana pendamping senilai Rp

6,57 miliar. PNPM Mandiri Perkotaan di kota Surakarta diawal masa

Page 24: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

peluncurannya, sempat ditolak oleh Pemkot Surakarta karena beberapa

alasan, terutama berkaitan dengan alokasi dana pendampingan untuk program

ini. Selain itu, Pemkot sendiri belum dapat meng-cover program-program

Pemkot sendiri yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan juga.

Pada proses awal program PNPM Mandiri Perkotaan ini dilakasankan,

dirasa cukup sulit oleh tim PNPM, kecuali 7 kelurahan yaitu Panularan,

Penumping, Purwosari, Sriwedari, Keprabon, Timuran dan Mangkubumen.

Tujuh kelurahan ini relatif kondusif dibanding 51 wilayah kelurahan lainnya.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program ini, antara lain

berkaitan dengan keberadaan lembaga pemberdayaan masyarakat di tingkat

kelurahan (LPMK) yang sudah beberapa tahun lalu menjadi sarana setiap

kelurahan untuk meningkatkan kualitas masyarakatnya dengan tujuan

mengurangani kemiskinan di Kota Surakarta. LPMK ini dirancang oleh

Pemkot Surakarta dengan alokasi anggaran dari APBD yaitu dana

pembangunan kelurahan (DKP). Oleh karena itu, Pemkot dan masyarakat

kota Surakarta sendiri takut PNPM akan over laping dengan keberadaan

LPMK.

Kelurahan Semanggi merupakan salah satu Kelurahan yang kurang

kondusif dalam pelaksanaan awal PNPM Mandiri Perkotaan. Pada dasarnya

,Kelurahan Semanggi termasuk dalam kriteria Kelurahan yang berhak

melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan. Berdasarkan data dari tim PNPM

Mandiri, di Kelurahan Semanggi terdapat 2911 Kepala Keluarga (KK) yang

masuk katagori miskin. Sedangkan berdasarkan data BPS tahun 2009 terdapat

Page 25: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1380 KK miskin. Bank data Kelurahan Semanggi juga menunjukkan bahwa

banyak masyarakat Semanggi diusia produktif belum atau tidak bekerja

sebesar 2.356 jiwa, pekerjaan mayoritas masyarakat Semanggi adalah buruh,

karyawan dan mengurus rumah tangga. Sehingga dapat diketahui bahwa

Kelurahan Semanggi merupakan Kelurahan yang sangat dekat dengan

kemiskinan dan dampak dari kemiskinan tersebut.

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks di Kelurahan

Semanggi, mengharuskan PNPM Mandiri Perkotaan mampu menjawab dan

menyelesaikan permasalahan kemiskinan tersebut. Oleh karena itu, penulis

ingin melakukan penelitian terkait evaluasi implementasi program PNPM

Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi. Penelitian ini difokuskan pada

proses implementasinya serta faktor-faktor apa saja yang memepengaruhinya.

Dengan adanya proses evalusasi ini, diharapkan menjadi bahan pertimbangan

untuk proses implementasi pada tahun berikutnya.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis

memberikan batasan penelitian melalui rumusan permasalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses implementasi Program Pengentasan Kemiskinan

PNPM-Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi? Apakah sesuai

dengan juklak-Juknis PNPM Mandiri Perkotaan ?

2. Faktor-fakktor apa saja yang mempengaruhi implementasi PNPM

Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi ?

Page 26: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Operasional

a. Dengan penelitian ini diharapkan akan diketahui proses

implementasi PNPM Mandiri di Kelurahan Semanggi.

b. Dengan penelitian ini diharapakan dapat di ketahui faktor-

faktor yang mempengaruhi implementasi PNPM Mandiri di

Kelurahan Semanggi

2. Tujuan Fungsional

Untuk memberikan masukan atas evaluasi kebijakan terhadap

pelaksanaan program pengentasan kemiskinan PNPM –Mandiri

Perkotaan di Kelurahan Semanggi sehingga menjadi bahan

pertimbangan untuk pelaksanaan program ini kedepannya.

3. Tujuan Individu

Untuk memenuhi persyaratan guna meraih gelar sarjana pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai aplikasi teori yang telah dipelajari tentang kebijakan publik,

evaluasi kebijakan, implementasi kebijakan, dan PNPM-Mandiri

Perkotaan.

2. Dimanfaatkan sebagai bahan informasi yang dapat memberi

gambaran tentang keberadaan kebijakan program Pembangunan

Page 27: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM-Mandiri Perkotaan) di

kota Surakarta khususnya Kelurahan Semanggi.

3. Dimanfaatkan sebagai bahan informasi dan acuan pihak tertentu

yang berkaitan dengan pelaksanaan program PNPM – Mandiri

Perkotaan di kota Surakarta khususnya Kelurahan Semanggi

Page 28: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Evaluasi Implementasi Kebijakan Publik

Kebijakan publik merupakan aktivitas-aktivitas pokok atau seluruh

sarana prasarana dan untuk mencapai tujuan penyelenggaraan negara.

Kebijakan publik sendiri menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2005:2)

adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan

(publik policy is whatever governments choose to do or not to do). Kebijakan

publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan organisasi swasta serta

kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak

dilakukan oleh badan pemerintah.

Menurut Carl Fredrich dalam Budi Winarno (2002: 16), kebijakan

adalah suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikan hambatan-

hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan

untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan, atau

untuk merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud terteantu. Kebijakan

tidak hanya dipahami sebagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah,

tetapi juga kelompok maupun individu.

Menurut James Anderson (Budi Winarno, 2002:16), kebijakan

merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh

seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu

Page 29: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

persoalan. Konsep kebijakan ini lebih memusatkan pada apa yang sebenarnya

dilakukan dan bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan. Konsep ini

juga membedakan kebijakan dari keputusan yang merupakan pilihan diantara

alternatif yang ada.

Adapun kebijakan publik menurut Anderson dalam Hanif Nurcholis

(2005:159) mengartikan kebijakan publik sebagai kebijakan-kebijakan yang

dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah.

Selanjutnya, Anderson menjelaskan bahwa terdapat lima hal yang

berhubungan dengan kebijakan publik, antara lain :

b. Pertama, tujuan atau kegiatan yang berorientasi tujuan haruslah

menjadi perhatian utama pelaku acak atau peristiwa yang tiba-tiba

terjadi.

c. Kedua, kebijakan merupakan pola model tindakan pejabat

pemerintah mengenai keputusan-keputusan diskresinya secara

terpisah.

d. Ketiga, kebijakan harus mencakup apa yang secara nyata

pemerintah perbuat, bukan apa yang mereka maksud untuk

berbuat, atau apa yang mereka katakana akan dikerjakan.

e. Keempat, bentuk kebijakan bisa berupa hal yang positif atau

negative.

f. Kelima, kebijakan publik dalam bentuknya yang positif

didasarkan pada ketentuan hukum dan wewenang. Sedangkan

Page 30: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

tujuan kebijakan publik adalah dapat dicapai kesejahteraan

masyarakat melalui peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah.

Terdapat tiga kegiatan pokok yang berkenaan dengan proses kebijakan

publik, yaitu : perumusan kebijakan, implementasi kebijakan dan Evaluasi

kebijakan. Sehingga, diperlukan proses yang bertahap sampai tujuan dari

program atau kebijakan dapat terlaksana dan dapat dinilai hasilnya. Dan

untuk menilai seberapa jauh kebijakan membuahkan hasil maka dilakukan

proses evaluasi kebijakan dari implementasi kebijakan, yaitu membandingkan

antara hasil yang diperoleh dengan tujuan atau target kebijakan yang

ditentukan (Darwin, 1994: 34).

Evaluasi kebijakan dalam Riant nugroho (2003:183) adalah kegiatan

yang menyangkut penilaian kebijakan mencakup substansi, implementasi dan

dampak. Evaluasi biasanya ditujukan untuk menilai sejauh mana kefektifan

kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan kepada konstituennya. Sejauh

mana tujuan dicapai. Evaluasi dipergunakan untuk mengetahui kesenjangan

antara harapan dan kenyataan.

Menurut Thomas B. Smith dalam Asian journal of public administration

(2005) menyatakan bahwa :

“Policy evaluation activities are invisible and when an evaluation is done it is mainly for public relations purposes and auditing.”(aktifitas-aktifitas evaluasi kebijakan bukanlah aktifitas yang terlihat dan ketika sebuah evaluasi dilakukan, hal ini hanyalah semata-mata untuk menyelaraskan tujuan dan fakta)

Menurut Lester dan stewart dalam Budi Winarno. (2002: 166), evaluasi

kebijakan dapat dibedakan ke dalam dua tugas yang berbeda. Tugas pertama

Page 31: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

adalah menentukan konsekuensi-konsekuensi apa yang akan ditimbulkan oleh

suatu kebijakan dengan cara menggambarkan dampak-dampaknya. Tugas

kedua adalah menilai keberhasilan atau kegagalan dari suatu kebijakan

berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan.

James Anderson (1975 : 151-152) membagi evaluasi (implementasi)

kebijakan publik menjadi 3 tipe. Tipe pertama, evaluasi kebijakan publik

yang dipahami sebagai kegiatan fungsional. Bila evaluasi kebijakan dipahami

sebagai kegiatan fungsional, maka evaluasi kebijakan dipandang sebagai

kegiatan yang sama pentingnya dengan kebijakan itu sendiri. Kedua, evaluasi

yang memfokuskan diri pada bekerjanya kebijakan atau program-program

tertentu. Tipe evaluasi seperti ini berangkat dengan pertanyaan-pertanyaan

dasar yang menyangkut :

1. Apakah program dilaksanakan dengan semestinya ?

2. Berapa biayanya ?

3. Siapa yang menerima manfaat ?

4. Apakah terdapat duplikasi atau kejenuhan dengan program-

program lain?

5. Apakah ukuran-ukuran dasar dan prosedur-prosedur secara sah

diikuti?

Maka evaluasi seperti ini, lebih berbicara sesuatu mengenai kejujuran atau

efesiensi dalam pelaksanaan program. Ketiga, evaluasi kebijakan sistematis,

yang melihat secara objektif program-program kebijakan yang ditujukan

untuk mengukur dampaknya bagi masyarkat dan sejauh mana tujuan-tujuan

Page 32: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

yang telah dinyatakan telah dicapai. Evaluasi ini diarahkan untuk melihat

dampak yang ada dari suatu kebijakan dengan berpijak pada sejauh mana

kebijakan tersebut menjawab kebutuhan atau masalah masyarakat. Maka

pertanyaan-pertanyaan yang relevan antara lain :

1. Apakah kebijakan yang dijalankan mencapai tujuan sebagaimana

yang telah ditetapkan sebelumnya ?

2. Berapa biaya yang dikeluarkan serta keuntungan apa yang didapat

?

3. Siapa yang menerima keuntungan dari program yang telah

dijalankan ?

Evaluasi dengan tipe ini memberikan suatu pemikiran tentang dampak dari

kebijakan dan merekomendasikan perubahan-perubahan kebijakan dengan

mendasarkan kenyataan yang sebenarnya kepada para pembuat kebijakan dan

masyarakat umum. (Budi Winarno, 2002, 168).

Evaluasi kebijakan dilakukan untuk mengetahui 4 aspek yaitu:

1) Proses pembuatan kebijakan,

2) Proses implementasi kebijakan,

3) Konsekuensi kebijakan,

4) Efektivitas dampak kebijakan (Wibowo, 1993: 9).

Secara keseluruhan dalam Samodra Wibowo (1993 : 10-11), evaluasi

kebijakan publik memiliki empat fungsi, yaitu :

1. Eksplanasi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan

program dan dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola

Page 33: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

hubungan antar berbagai dimensi realitas yang diamati. Dari

evaluasi ino evaluator dapat mengidentifikasikan masalah,

kondisi, dan aktor yang mendukung keberhasilan atau kegagalan

kebijakan.

2. Kepatuhan. melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang

dilakukan oleh para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya

sesuai dengan standard dan prosedur yang ditetapkan oleh

kebijakan.

3. Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-

benar sampai ke tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru

ada kebocoran atau penyimpangan.

4. Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial-

ekonomi dari kebijakan tersebut.

Untuk mengetahui bekerjanya kebijakan atau program-program maka

dilakukan evaluasi implementasi kebijakan. Menurut Ripley (Riyanto,

1997: 35) dalam jurnal spirit publik (2008 : 217), evaluasi implementasi

kebijakan adalah evaluasi yang dirumuskan sebagai berikut :

1. Ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap proses

2. Dilaksanakan dengan menambah pada perspektif apa yang terjadi

selain kepatuhan

3. Dilakukan untuk mengevaluasi dampak jangka pendek.

Mengenai konsep imlpementasi sendiri, Definisi implementasi menurut

Pariata Westra dkk (2002, 65) adalah sebagai berikut :

Page 34: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

“those action by publik or private indiduals (or groups) that ar directed at the achievment of objectives set forth in priorpolicy decision”. (“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-invidu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainay tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”.)

Implementasi kebijakan dalam Budi Winarno (2002:102) merupakan

tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Suatu program kebijakan

harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang

diinginkan. Konsep implementasi kebijakan pada dasarnya dipandang dalam

pengertian yang luas, merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai

aktor, organisasi, prosedur, dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk

menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan.

Implementasi pada sisi lain merupakan fenomena yang kompleks yang

mungkin dapat dipahami sebagai proses, keluaran (output) maupun sebagai

hasil.

Sementara itu, Van meter dan Van Horn (Budi winarno, 2002:102)

membatasi implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan

oleh individu-individu (atua kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta

yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang yang telah ditetapkan

dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya.

Menurut Mazmanian dan Sabatier (1989) dalam Laurence J O'Toole Jr

Journal of Public Administration Research and Theory (2000) menyatakan :

“Policy implementation is what develops between the establishment of an apparent intention of the part of government to do something or to stop doing something, and the ultimate impact in the world action. Some scholars include here both the assembly of policy actors and action.”( Implementasi kebijakan adalah apa yang berkembang antara pembentukan niat jelas dari

Page 35: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

bagian pemerintah untuk melakukan sesuatu atau berhenti melakukan sesuatu, dan dampak utama dalam aksi dunia. Sebagian ahli yang dimaksud disini, berperan sebagai aktor kebijakan dan pelaksana). Implementasi kebijakan merupakan jembatan yang menghubungkan

formulasi kebijakan dengan hasil (outcome) kebijakan yang diharapkan.

Menurut Anderson (1979: 68) dalam jurnal spirit publik (2008 : 217), ada

4 aspek yang perlu dikaji dalam implementasi kebijakan yaitu:

1) Siapa yang mengimplementasikan,

2) Hakekat dari proses administrasi,

3) Kepatuhan, dan

4) Dampak dari pelaksanaan kebijakan.

Sementara itu menurut Ripley & Franklin(1986,54) masih dalam

jurnal spirit publik (2008 : 217), ada dua hal yang menjadi fokus perhatian

dalam implementasi, yaitu compliance (kepatuhan) dan What”s happening

? (Apa yang terjadi ). Kepatuhan menunjuk pada apakah para

implementor patuh terhadap prosedur atau standard aturan yang telah

ditetapkan. Sementara untuk “what’s happening” mempertanyakan

bagaimana proses implementasi itu dilakukan, hambatan apa yang muncul,

apa yang berhasil dicapai, mengapa dan sebagainya.

Untuk melihat Keberhasilan suatu implementasi kebijakan maka dikenal

beberapa model implementasi kebijakan. Antara lain :

1. Model Geoege C. Edward III (1980)

Implementasi kebijakan adalah tahap pembuat kebijakn antara

pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi

Page 36: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

masyarakat yang dipengaruhinya. Ada empat faktor atau variabel yang

mempengaruhi implementasi kebijakan. Keempat variabel saling

berhubungan satu sama lain (Gambar I) dan varibel tersebut Antara lain:

a. Komunikasi

Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementator

mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan

sasaran darim kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran

(target group) sehingga mengurangi distorsi implementasi. Apabila

tujuan dan sasaran tidak diketahui kelompok sasaran maka

kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.

b. Sumber Daya

Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan

konsisten, tetapi apabila implementator kekurangan sumberdaya untuk

melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumberdaya

tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yaitu kompetensi

implementator, dan sumberdaya financial. Sumberdaya adalah faktor

penting untuk implementasi kebijakan agar efektif.

c. Disposisi atau kecenderungan-kecederungan

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh

implementator, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis.

Apabila implementator mempunyai disposisi yang baik, maka dia akan

dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti yang diingkan oleh

pembuat kebijakan dan sebaliknya. dampak dari kecenderung-

Page 37: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

kecederungan pelaksana kebijakan adalah akan banyak kebijakan masuk

zona ketidakacuhan. Ada kebijakan yang dikerjakan secara efektif

karena mendapat dukungan langsung dari para pelaksana kebijakan,

namun kebijakan lain mungkin akan bertentangan dengan pandangan

pelaksana kebijakan, sehingga akan menghambat implementasi

kebijakan.

d. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.

Bagan 1

Faktor penentu implementasi menurut Edward III

Komunikasi

Sumberdaya

Implementasi

Disposisi

Struktur

Birokrasi

Sumber Edward III, 1980 : 148

2. Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn (1975)

Menurut Meter dan Horn , ada lima variabel yang mempengaruhi

kinerja implementasi (Gambar 4), yakni :

Page 38: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

a. Standar dan sasaran kebijakan, harus jelas dan terukur sehingga

dapat direalisir.

b. Sumberdaya, implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya

baik sumberdaya manusia (human resources) maupun sumberdaya non-

manusia (non-human resources).

c. komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas, dalam

banyak program implementasi program perlu dukungan dan kordinasi

dengan instansi terkait.

d. karakteristik agen pelaksana, yaitu mencakup struktur birokrasi,

norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi,

yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.

e. Kondisi sosial, ekonomi dan politik. Variabel ini mencakup

sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan

implementasi.

f. Disposisi (kecenderungan) implementator, mencakup tiga hal,

yakni : - respon implementator terhadap kebijakan, yang mempengaruhi

kemauan implementator untuk melaksanakan kebijakan, - kognisi,

pemahaman terhadap kebijakan, - intensitas disposisi implementator

yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementator. Arah

kecenderungan-kecederungan pelaksana terhadap ukuran-ukuran dasar

dan tujuan-tujuan juga merupakan suatu hal yang sangat penting. Para

pelaksana kebijakan mungkin akan gagal dalam melaksanakan

Page 39: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

kebijakan-kebijakan dengan tepat karena mereka menolak tujuan-tujuan

yang terkandung dalam kebijakan tersebut, dan sebaliknya.

Bagan 2

Variabel yang memepngaruhi kinerja implementasi

Sumber : Van Meter dan Horn, 1975 :463

3. Teori Merilee S. Grindle (1980)

Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (1980)

dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan (content of

policy) dan lingkungan kebijakan (context of implementation) (Gambar

3). Variabel isi kebijakan mencakup : 1) sejauh mana kepentingan

kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan, 2)

Jenis manfaat yang diterima oleh target group, 3) sejauhmana

perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan, 4) apakah letak

program sudah tepat, 5) apakah sebuah kebijakan sudah menyebutkan

Komunikasi antar organisasi dan

kegiatan pelaksana

Ukuran dan Tujuan organisasi

Sumberdaya

Karakteristik badan pelaksana

Lingkungan eko, sos, pol

Disposisi pelaksana

Kinerja implementasi

Page 40: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

implementatornya dengan rinci, 6) apakah sebuah program didukung

oleh sumberdaya yang memadai.

Sedangkan variabel lingkungan kebijakan mencakup : 1) seberapa

besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor

yang terlibat dalam implementasi kebijakan, 2) karakteristik institusi

dan rezim yang berkuasa, 3) tingkat kepatuhan dan responsivitas

kelompok sasaran.

Bagan 3

Implementasi sebagai proses politik dan administrasi

Tujuan kebijakan

Tujuan yang ingin dicapai

Program aksi dan proyek individu

Yang didisain dan dibiayai

Apakah program yang dijalankan

Sesuai yang direncanakan ?

Keberhasilan implementasi

Kebijakan

Hasil kebijakan : 1. dampak pada

masyarakat, individu dan kelompok.

2. perubahan dan penerimaan masyarakat

Isi kebijakan : 1. kepentingan kelompok

sasaran 2. tipe manfaat 3. derajat perubahan yang

diinginkan 4. letak pengambilan keputusan 5. pelaksanaan program 6. sumberdaya yang dilibatkan

Lingkungan implementasi : 1. kekuatan, kepentingan dan

stretegi aktor yang terlibat. 2. karakteristik lembaga dan

penguasa 3. kepatuhan dan daya tanggap

Page 41: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Sumber : Grindle, Merilee, 1980 : 11

4. Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1983)

Menurut Mazmanian dan Sabatier (1983), ada tiga kelompok

variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi, yakni : 1)

karakteristik dari masalah (tractability of the problems), 2) karakteristik

kebijakan/undang-undang (ability of statute to structure

implementation), 3) variabel lingkungan (nonstatutory variabels

affecting implementation). Berikut gambarnya :

Bagan 4

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi

Mudah/tidaknya masalah dikendalikan : 1. kesulitan teknis 2. keragaman perilaku kelompok sasaran 3. prosentase kelompok sasaran dibanding

jumlah populasi 4. ruang lingkup perubahan perilaku yang

diinginkan

Kemampuan kebijakan untuk merestrukturkan proses

implementasi 1. kejelasan dan konsistensi

tujuan 2. digunakan teori kausal yang

memadai 3. ketepatan alokasi sumber daya 4. keterpaduan hierarki dalam

dan diantara pelaksana 5. aturan-aturan keputusan dari

badan pelaksana 6. rekrutmen pejabat pelaksana 7. akses formal pihak luar

Variasi diluar kebijakan yang mempengaruhi proses

implementasi 1. kondisi sosio-ekonomi dan

teknologi 2. dukungan publik 3. sikap dan sumber-sumber

yang dimiliki kelompok pemilih

4. dukungan dari pejabat atasan 5. komitmen dan keterampilan

kepemimpnan pejabat-pejabat pelaksana

Tahap-tahap dalam proses implementasi (variabel tergantung)

Output kebijakan

dari badan-badan

pelaksana

Kepatuhan kelompok

sasaran terhadap output

kebijakan

Dampak nyata output

kebijakan

Dampak output

kebijakan sebagaimana

dipersepsi

Perbaikan mendasar

dalam undang-undang

Page 42: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Sumber : Mazmanian A dan Sabatier, Paul A, 1983

Karakteristik masalah :

a. Tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan. Di

satu sisi ada beberapa masalah sosial secara teknis mudah

dipecahkan, dipihak lain terdapat masalah-masalah sosial yang

relatif sulit dipecahkan. Olehkarena itu, sifat masalah itu

sendiri akan mempengaruhi mudah tidaknya suatu program

diimplementasikan

b. Tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran. Suatu program

akan relatif mudah diimplementasikan apabila kelompok

sasaran adalah homogen. Sebaliknya, apabila kelompok sasran

heterogen maka implementasi program akan relatif sulit.

c. Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi. Sebuah

program akan relatif sulit diimplementasikan apabila

sasarannya mencakup semua populasi. Sebaliknya, program

akan mudah diimplementasikan apabila jumlah kelompok

sasaran tidak terlalu besar.

d. Cakupan perubahan perilaku yang diharapkan. Sebuah

program yang bertujuan memberikan pengetahuan atau

bersufat kognitif akan relatif akan relatif mudah

diimplementasikan daripada program yang bertujuan untuk

mengubah perilaku masyarakat.

Page 43: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Karakteristik kebijakan :

a. Kejelasan isi kebijakan. Semakin jelas dan rinci isi kebijakan

akan mudah diimplementasikan kerena implementator mudah

memahami menterjemahkan dalam tindakan nyata.

b. Seberapa jauh kebijakan mempunyai dukungan teoritis.

Kebijakan yang memiliki dasar teoritis memiliki sifat yang

lebih manyap karena sudah teruji, walaupun beberapa

lingkungan sosial tertentu perlu ada modifikasi.

c. Besarnya alokasi sumberdaya financial terhadap kebijakan

tersebut. Keuangan adalah faktor krusial untuk setiap program

sosial. Dan setiap program memerlukan dukungan staff untuk

melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi dan teknis dll.

d. Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antar

berbagai institusi pelaksana. Kegagalan program sering

disebabkan kurangnya koordinasi vertikal dan horisontal

antarinstansi yang terlibat dalam implementasi program.

e. Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan

pelaksana.

f. Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan.

g. Seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk

berpartisipasi dalam implementasi kebijakan. Suatu program

yang memberikan peluang luas bagi masyarakat untuk terlibat

relatif mendapat dukungan daripada sebaliknya.

Page 44: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Lingkungan Kebijakan :

a. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan

teknologi. Masyarakat yang terbuka dan terdidik akan relatif

mudah untuk menerima program pembaruan daripada

masyarakat yang masih tradisional.

b. Dukungan publik terhadap kebijakan. Kebijakan yang

memberikan insentif biasanya mudah mendapatkan dukungan

publik, dan sebaliknya.

c. Sikap dari kelompok pemilih dari kelompok masyarakat

memberikan pengaruh pada implementasi kebijakan. Sikap

tersebut dapat berupa intervensi terhadap keputusan atau

kritikan-kritikan terhadap badan-badan pelaksana.

d. Tingkat komitmen dan ketrampilan dari aparat dan

implementator. Pada akhirnya, komitmen aparat pelaksana

untuk merealisasikan tujuan kebijakan merupakan variabel

yang paling krusial.

Berdasarkan teori – teori yang telah dibahas diatas, maka penelitian

evaluasi implementasi ini memfokuskan kinerja implementasi program pada

proses kepatuhan implementator terhadap prosedur atau standar yang telah

ditetapkan serta identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi

program tersebut. Adapun faktor – faktor yang menjadi pengaruh kuat dalam

penelitian adalah bagaimana sumber daya baik sumber daya manusia mau

pun dana, proses komunikasi yang terjadi, disposisi atau keinginan dari para

Page 45: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pelaksana program, bagaimana kesesuaian dengan prosedur yang telah

ditetapkan serta dukungan masyarakat pada program dalam penelitian ini.

Sehingga, dengan adanya faktor-faktor tersebut dapat diketahui faktor

keberhasilan atau penghambat program.

B. Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Perkotaan

PNPM Mandiri dalam buku pedoman umum mempunyai pengertian

program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan

pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis

pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi

dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program,

penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong

prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan

yang berkelanjutan.

Kunci dari program ini adalah pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat sendiri mempunyai pengertian upaya untuk

menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu

maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya

peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya.

Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari

perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan

kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.

Page 46: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tujuan umum dari program ini adalah Meningkatnya kesejahteraan dan

kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Tujuan khusus antara

lain :

1. Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat

miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan

kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan

ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan

pembangunan.

2. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan,

program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin

(pro-poor).

3. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta,

asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi

masyarakat, dan kelompok peduli lainnya, untuk mengefektifkan

upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.

4. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta

kapasitas pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam

menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.

5. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai

dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan

lokal.

6. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna,

Page 47: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

PNPM-Mandiri menekankan prinsip-prinsip dasar dalam

pelaksanaannya, harapannya baik tim pelaksana, masyarakat dan stakeholder

lainnya mampu bergerak secara profesional sehinngga tercapai tujuan yang

diinginkan. Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut ini:

1. Bertumpu pada pembangunan manusia, pelaksanaan PNPM Mandiri

senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia

seutuhnya.

2. Otonomi, dalam pelaksanaan PNPM Mandiri, masyarakat memiliki

kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam menentukan

dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola.

3. Desentralisasi, kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan

sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah

atau masyarakat sesuai dengan kapasitasnya.

4. Berorientasi pada masyarakat miskin, semua kegiatan yang

dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan

masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang

beruntung.

5. Partisipasi, masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses

pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royong

menjalankan pembangunan.

6. Kesetaraan dan keadilan gender, laki-laki dan perempuan

mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap

Page 48: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan

pembangunan.

7. Demokaratis, setiap pengambilan keputusan pembangunan

dilakukan secara musyarawah dan mufakat dengan tetap berorientasi

pada kepentingan masyarakat miskin.

8. Transparan dan akuntabel, masyarakat harus memiliki akses yang

memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan

keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara

terbuka dan dipertanggunggugatkan baik secara moral, teknis, legal,

maupun administratif.

9. Prioritas, pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan

pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan

mendayagunakan secara optimal berbagai sumberdaya yang

terbatas.

10. Kolaborasi, semua pihak yang berkepentingan dalam

penanggulangan kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama

dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan

kemiskinan.

11. Keberlanjutan, Setiap pengambilan keputusan harus

mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan

masyarakat tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan dengan

tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Page 49: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

12. Sederhana, semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam

pelaksanaan PNPM Mandiri harus sederhana, fleksibel, mudah

dipahami, dan mudah dikelola, serta dapat dipertanggungjawabkan

oleh masyarakat

Selain prinsip-prinsip diatas, dalam menjalankan program PNPM ini,

digunakan juga pendekatan atau upaya-upaya rasional dalam mencapai

tujuan program dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan program

yaitu pembangunan yang berbasis masyarakat dengan:

1. Menggunakan kecamatan sebagai lokus program untuk

mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian

program.

2. Memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambil kebijakan

dan pelaku utama pembangunan pada tingkat lokal.

3. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses

pembangunan partisipatif.

4. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai

dengan karakteristik sosial, budaya dan geografis.

5. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran,

kemandirian, dan keberlanjutan.

Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan

masyarakat dapat dikategorikan dalam dua level. Harapan dari katagori ini

yaitu pembagian tugas yang jelas antar level supaya tidak terjadi tumpang

tindih dalam pelaksanaannya. Kedua katagori tersebut mempunyai fungsi

Page 50: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

yang berbeda. Yaitu PNPM inti dan PMPM penguatan. PNPM-Inti terdiri

dari program/kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan, yang

mencakup Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program

Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Pengembangan Infrastruktur

Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW), dan Percepatan Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Khusus (P2DTK). Sedangkan PNPM-Penguatan terdiri dari

program-program pemberdayaan masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan,

serta khusus untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yang

pelaksanaannya terkait pencapaian target tertentu. Pelaksanaan program-

program ini di tingkat komunitas mengacu pada kerangka kebijakan PNPM

Mandiri.

Dari pembagian katagori diatas, program-program tersebut dapat

dikomponenkan dalam empat fungsi besar antara lain : Pertama,

Pengembangan Masyarakat yaitu Komponen pengembangan masyarakat

mencakup serangkaian kegiatan untuk membangun kesadaran kritis dan

kemandirian masyarakat yang terdiri dari pemetaan potensi, masalah dan

kebutuhan masyarakat, perencanaan partisipatif, pengorganisasian,

pemanfaatan sumberdaya, pemantauan, dan pemeliharaan hasil-hasil yang

telah dicapai. Untuk mendukung rangkaian kegiatan tersebut, disediakan dana

pendukung kegiatan pembelajaran masyarakat, pengembangan relawan, dan

operasional pendampingan masyarakat; dan fasilitator, pengembangan

kapasitas, mediasi dan advokasi. Peran fasilitator terutama pada saat awal

Page 51: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

pemberdayaan, sedangkan relawan masyarakat adalah yang utama sebagai

motor penggerak masyarakat di wilayahnya.

Kedua, bantuan Langsung Masyarakat komponen Bantuan Langsung

Masyarakat (BLM) adalah dana stimulan keswadayaan yang diberikan

kepada kelompok masyarakat untuk membiayai sebagian kegiatan yang

direncanakan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan,

terutama masyarakat miskin. Ketiga, Peningkatan Kapasitas Pemerintahan

dan Pelaku Lokal adalah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kapasitas

pemerintah daerah dan pelaku lokal/kelompok peduli lainnya agar mampu

menciptakan kondisi yang kondusif dan sinergi yang positif bagi masyarakat

terutama kelompok miskin dalam menyelenggarakan hidupnya secara layak.

Kegiatan terkait dalam komponen ini antara lain seminar, pelatihan,

lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan secara selektif, dan

sebagainya. Keempat, Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program

meliputi kegiatan-kegiatan untuk mendukung pemerintah dan berbagai

kelompok peduli lainnya dalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan

konsultan manajemen, pengendalian mutu, evaluasi, dan pengembangan

program.

Dalam menjalankan program ini, pemerintah pusat bekerjasama dengan

pemerintahan daerah sampai pemerintahan terkecil disuatu wilayah dengan

didampingi konsultan serta fasilitator dari tingkat kecamatan sampai desa.

Banyaknya stakeholder yang terlibat dalam program ini sebagai wujud

Page 52: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

tanggungjawab bersama terhadap pengentasan kemiskinan yang mempunyai

efek multidimensi.

Berdasarkan pembahasan diatas maka dalam penelitian ini ingin

mengetahui program Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perkotaan, alasan fokus penelitian ini adalah karena lokasi

penelitain masuk dalam kriteria daerah yang berhak mendapatkan

programPNPM Mandiri serta lokasi penelitian berada pada kecamatan di

wilayah perkotaan.

C. Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan

Evaluasi merupakan salah satu rangkaian dalam proses kebijakan

publik. Proses ini cukup strategis untuk mengetahui kualitas kebijakan yang

dilaksanakan. Evaluasi implementasi ditujukan pada proses pelaksanaan

kebijakan atau program. Terdapat dua hal yang menjadi fokus perhatian

dalam implementasi, yaitu kepatuhan terhadap prosedur atau standard

dalam proses implementasi , serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

proses implementasi

Evaluasi implementasi program PNPM mandiri Perkotaan merupakan

suatu proses untuk menilai kinerja program tersebut. Untuk melihat proses

implementasi, maka dalam penelitian ini memfokuskan pada kepatuhan

terhadap petunjuk pelaksanaan dan teknis (Juklak-Juknis) PNPM Mandiri

Perkotaan serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses implementasi.

Page 53: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Faktor-faktor strategis yang mempengaruhi implementasi PNPM mandiri

tersebut antara lain :

1. Sumber daya

Sumber daya merupakan segenap sumber ( fisik maupun non fisik) yang

dimiliki oleh seseorang atau instansi. Sumber daya dalam konteks

implementasi dapat digolongkan menjadi dua jenis sumber daya yakni :

a. SDM (sumber daya manusia), meliputi kuantitas dan kualitas

(kompetensi) SDM yang menjalankan program (implementator)

b. SDO ( Sumber daya organisasi), meliputi seluruh sumber daya

yang dimiliki organisasi guna mendukung proses implementasi suatu

program atau kebijakan, diantaranya dana.

Sumber daya inilah yang menjadi penentu terwujudnya program yang

akan dilaksanakan.

2. Sikap Pelaksana / disposisi

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh

implementator, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis.

Apabila implementator mempunyai disposisi yang baik, maka dia akan

dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti yang diingkan oleh

pembuat kebijakan dan sebaliknya. dampak dari kecenderung-

kecederungan pelaksana kebijakan adalah akan banyak kebijakan masuk

zona ketidakacuhan. Ada kebijakan yang dikerjakan secara efektif

karena mendapat dukungan langsung dari para pelaksana kebijakan,

namun kebijakan lain mungkin akan bertentangan dengan pandangan

Page 54: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pelaksana kebijakan, sehingga akan menghambat implementasi

kebijakan. Sikap pelaksana menjadi faktor pendukung untuk kesuksesan

suatu program.

3. Komunikasi

Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar

implementator mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi

tujuan dan sasaran serta dari mana kebijakan harus ditransmisikan

kepada kelompok sasaran (target group) sehingga mengurangi distorsi

implementasi. Implementasi yang efektif, meminta para pelaksana

(implementor) tidak sekedar dengan suatu petunjuk yang jelas, tetapi

yang penting adalah adanya konsisten komunikasi dari atas ke bawah,

dalam arti arus komunikasi yang terjadi harus jelas dan tegas. Bila tidak,

maka akan membuka peluang bagi para pelaksana untuk menafsirkan

kebijakan tersebut. Atau dengan kata lain, perlu dihindari adanya suatu

hal yang dapat menimbulkan suatu kegaduhan, kebingungan diantara

para pelaksana, sebagai akibat dari adanya kelonggaran-kelonggaran

dalam menafsirkan kebijakan tersebut. Terpenting lagi harus adanya

ketetapan dan keakuratan informasi kebijakan, sehingga para pelaksana

dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tujuan yang

sebenarnya ingin dicapai dari implementasi kebijakan tersebut, dan

mereka dapat mengetahui dengan tegas dan jelas, apa yang seharusnya

mereka lakukan.

Page 55: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Selain konsistensi komunikasi, para pelaksana harus mengetahui

apa yang menjadi tujuan yang hendak dicapai dalam implementasi

kebijakan tersebut. Ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan untuk

implementasi suatu kebijakan harus disampaikan pada orang-orang

yang tepat, dan mereka harus menjadi jelas, akurat, konsisten terhadap

ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan tersebut. Jika tidak, maka akan

terjadi salah pengertian di antara mereka dalam mengimplementasikan

suatu kebijakan dan hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

4. Struktur Birokrasi (SOP/juklak-juknis)

Indikator minimal dari hal ini adalah SOP / standart operational

prosedure. Dengan adanya SOP ini diharapkan dalam implementasi

kebijakan sesuai dengan arah yang diinginkan, tidak melenceng dari

yang diharapkan. SOP yang dimaksud dalam program PNPM Mandiri

Perkotaan adalah petunjuk pelaksanaan dan teknis (Juklak-Juknis).

Juklak-Juknis ini menjadi pedoman dan panduan utama implementator

dalam melaksanakan tugasnya.

5. Dukungan Publik

Dukungan publik terhadap kebijakan mempunyai faktor yang

strategis juga. Publik dalam hal ini kelompok sasaran atau target group

dari program atau kebijakan sangat mempengaruhi terhadap

keberhasilan suatu implementasi program. Kebijakan atau program

yang memberikan insentif biasanya mudah mendapatkan dukungan

publik, dan sebaliknya. Dukungan target group sangat beragam, dapat

Page 56: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

berupa partisipasi dalam kegiatan, kepatuhan terhadap hasil

musyawarah, atau yang lainnya.

D. Kerangka Pemikiran

Kemiskinan merupakan tantangan pembangunan disetiap pemerintahan

baik pusat maupun wilayah di Indonesia yang harus segera untuk

diselesaikan. Pemerintahan pusat sudah mempunyai i’tikad yang baik untuk

segera menyelesaikan masalah kemiskinan di Indonesia dengan

mengeluarkan kebijakan program penanggulangan kemiskinan dengan

berbagai lapisan kegiatan yang langsung dan tepat sasaran. Hal ini bisa dilihat

dengan program-program pemerintah yang terdiri dari berbagai klaster yang

mempunyai target yang berbeda-beda tetapi mempunyai tujuan yang sama.

Antara lain yaitu : Bantuan operasional sekolah (BOS), jaminan kesehatan

masyarakat, pemberdayaan masyarakat, bantuan usaha mandiri dan lain

sebagainya.

Tahun 2007 Presiden Bambang Yudhoyono mensosialisasikan program

Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri.

Program PNPM bertujuan untuk Meningkatnya kesejahteraan dan

kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Maka, pelaksanaannya

pada tahun 2008 untuk semua daerah di Indonesia. Pelaksana program PNPM

ini adalah pemerintahan daerah dengan mengalokasikan dana pendampingan

dalam anggaran pembangunan belanja daerah serta masyarakat sebagai

Page 57: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pelaksana dilapangan dengan pendampingan dari tim PNPM Mandiri

(fasilitator).

Dalam proses implementasi program PNPM Mandiri terdapat panduan

atau juklak-juknis kegiatan PNPM, jadi dalam implementasi program PNPM

harus sesuai dengan juklak-juknis yang telah ditetapkan. Dari juklak-juknis

tersebut program PNPM dilaksanakan. Untuk menilai kinerja implementasi,

maka maka dilakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

implementasi, yaitu komunikasi, Sumberdaya, Disposisi, Struktur Birokrasi,

dan dukungan publik (kelompok sasaran) .

Ketika implementasi sesuai dengan perencanaan dan dilaksanakan

dengan petunjuk yang ada maka dapat dikatakan implementasi tersebut

sukses atau sebaliknya, ketika tidak sesuai dengan perencanaan dan petunjuk

yang ada maka dapat dipastikan implementasi tersebut gagal. Keberhasilan

dalam implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan adalah meningkatnya

kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri.

Page 58: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Bagan 5

Kerangka Pikir

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi :

1. Sumberdaya 2. komunikasi 3. Disposisi / sikap pelaksana 4. SOP/Juklak-juknis 5. Dukungan publik (kelompok sasaran)

Pelaksanaan Program PNPM Mandiri Perkotaandi kelurahan Semanggi

juklak-juknis pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan

Program PNPM Mandiri Perkotaan

Tahapan Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan : 1. Persiapan atau Sosialisasi awal 2. Pelaksanaan

a. Rembug Keswadayaan Masyarakat (RKM) atau Rembug Warga

b. Refleksi Kemiskinan c. Pemetaan Swadaya d. Pembentukan Lembaga

Keswadayaan Masyarakat (LKM) e. Penyusunan Program Jangka

Menengah Pronangkis 2009-2011 dan Rencana Tahunan 2009

f. Pelaksanaan Kegiatan 3. Review Program 4. Rembug Warga Tahunan

Page 59: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

E. Definisi Konseptual dan Operasional

1. Definisi Konseptual

a. Evaluasi Implementasi

Merupakan kegiatan yang menyangkut penilaian terhadap proses

kinerja kebijakan atau program.

b. Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Perkotaan

PNPM Mandiri Perkotaan adalah program-program

penanggulangan kemiskinan nasional berbasis pemberdayaan

masyarakak melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta

mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan

pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi

masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang

berkelanjutan. Program ini dilaksanakan pada tingkat kecamatan di

Kota.

c. Evaluasi Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan

Evaluasi implementasi program PNPM mandiri merupakan suatu

proses untuk menilai kinerja program tersebut. Peoses penilaian

mefokuskan pada kepatuhan terhadap petunjuk pelaksanaan dan

teknis (Juklak-Juknis) dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri

Perkotaan serta identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses

implementasi program PNPM Mandiri Mandiri Perkotaan.

.

Page 60: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Definisi Operasional

a. Evaluasi Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan tahun

2008-2009 di Kelurahan Semanggi

Evaluasi implementasi program pembangunan nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri Perkotaan adalah

proses menilai kinerja pelaksanaan program PNPM mandiri

Perkotaan tahun 2008-2009 di Kelurahan Semanggi. Untuk menilai

pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan tersebut maka

digunakan dua indikator yaitu :

1. Kepatuhan terhadap petunjuk pelaksanan dan teknis ( Juklak-

Juknis)

2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

program PNPM tersebut, antara lain :

1. Sumber daya

Sumber daya yang memadai dan mendukung sangat diperlukan agar

implementasi dapat berjalan dengan lancar. Sumber daya yang

dibutuhkan dalam implementasi PNPM Mandiri Perkotaan ini antara

lain :

a. Fasilitator sebagai pendamping untuk pelaksanaan PNPM,

Lurah, LKM serta KSM atau masyarakat.

b. Adanya sumber dana yang memadai

Page 61: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2. Sikap Pelaksana / disposisi

Apabila implementator mempunyai disposisi yang baik, maka dia

akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti yang

diingkan oleh pembuat kebijakan dan sebaliknya. dampak dari

kecenderung-kecederungan pelaksana kebijakan adalah akan banyak

kebijakan masuk zona ketidakacuhan. Ada kebijakan yang

dikerjakan secara efektif karena mendapat dukungan langsung dari

para pelaksana kebijakan, namun kebijakan lain mungkin akan

bertentangan dengan pandangan pelaksana kebijakan, sehingga akan

menghambat implementasi kebijakan. Apakah diposisi yang dimiliki

oleh stakholder yang terkait baik atau sebaliknya. Stakeholder yang

terlibat atau pelaksana dalam program PNPM Mandiri Perkotaan di

Surakarta terkhusus Kelurahan Semanggi antara lain :

a. Kepala kelurahan Semanggi dan jajarannya

b. Konsultan dan fasilitator PNPM Mandiri di Kelurahan

Semanggi

c. Lembaga Kswadayaan Masyarakat (LKM)

d. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau masyarakat

3. Komunikasi

Komunikasi merupakan sarana untuk menghubungkan tujuan

program dengan pelaksana program agar program dapat

direalisasikan dengan baik. Komunikasi antar pelaksana harus

dijalankan dengan baik. Pola komunikasi yang dibangun adalah

Page 62: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

top-down dan buttom- up karena proses implementasi melibatkan

banyak elemen. Pola komunikasi juga dapat dilaksanakan secara

formal maupun informal untuk menunjang kelancaran pelaksanaan

program.

4. Struktur Birokrasi

Indikator minimal dari hal ini adalah SOP / standart operational

prosedure atau petunjuk pelaksanan dan teknis (Juklak-Juknis).

Dengan adanya SOP (Juklak-Juknis) PNPM Mandiri Perkotaan ini

diharapkan dalam implementasi kebijakan sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan

5. Dukungan Publik

Dukungan publik merupakan prasyarat utama dalam proses

implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan, karena pada

dasarnya program ini ditujukan pada pemberdayaan masyarakat atau

warga miskin secara langsung. Dukungan publik dapat berupa :

a. Partisipasi masyarakat dalam musyawarah atau semua

kegiatan PNPM

b. Swadaya masyarakat baik dana, tenaga dan waktu.

c. Kesediaan menjadi pengurus

Page 63: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian bermakna cara ilmiah untuk mendapatkan jawaban mengenai

suatu masalah. Metode merupakan unsur yang penting dalam penelitian untuk

mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Metode penelitian

merupakan pendekatan untuk memenuhi tujuan penelitian dengan prosedur

dan urutan untuk menjawab pernyataan penelitian (Y. Slamet : 25)

Adapun metode penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan secara terperinci terhadap gejala sosial seperti sistematis,

factual, akurat mengenai sifat-sifat, fakta-fakta serta hubungan fenomena

yang diselidiki. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk

mendeskripsikan bagaiman pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan

di kelurahan Semanggi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan Semanggi.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Semanggi, alasan dalam

pemelihan lokasi penelitian ini karena Kelurahan Semanggi merupakan salah

satu Kelurahan yang kurang kondusif dalam pelaksanaan awal PNPM

Mandiri Perkotaan . Selain alasan tersebut, berdasarkan data BPS tahun 2009

Page 64: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

menyebutkan bahwa terdapat 1.380 masyarakat miskin di daerah Semanggi.

Dan mayoritas masyarakat Semanggi bekerja sebagai buruh dan sektor

informal. Sehingga Kelurahan Semanggi masuk dalam daftar daerah yang

berhak mendapatkan program PNPM Mandiri Perkotaan.

C. Jenis dan Sumber Data

Data adalah suatu fakta atau keterangan dari objek yang diteliti. Data

yang diperlukan adalah data yang mendukung dengan penelitian yaitu proses

implementasi PNPM Mandiri Perkotaan di Surakarta.

Adapun data yang digunakan adalah :

a. Data primer

Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari

sumber pertama untuk tujuan penelitian yang dilakukan dan mendapatkan

hasil dari sebernanya pada objek yang diteliti. Hal ini seperti yang

dikemukakan oleh Soejono Soekanto (1986) yaitu data primer adalah data

yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama, yaitu pelaku,

masyarakat melalui penelitian. Data primer dalam penelitian ini antara lain :

1 Fasilitator PNPM Mandiri kelurahan Semanggi

2 Kepala Kelurahan Semanggi

3 Lembaga Keswadayaan Masyarakat

4 Masyarakat Kelurahan Semanggi

b. Data sekunder

Page 65: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Data ini diperoleh dari dokumen, laporan, peraturan perundangan, dan

internet yang berkaitan dengan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan

Semanggi.

D. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara.

Teknik wawancara yang diterapkan adalah wawancara tidak terstruktur

yang disebut wawancara mendalam (in-depth interviewing). wawancara

dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat “open-ended”, dan mengarah

pada kedalaman informasi , serta dilakukan dengan cara yang tidak secara

formal terstruktur guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang

banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian

informasi secara lebih jauh dan mendalam. Dalam penelitian ini,

wawancara dilakukan kepada : Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan

Kelurahan Semanggi, Kepala Kelurahan Semanggi, pengurus LKM dan

Masyarakat Kelurahan Semanggi.

b. Dokumentasi

Untuk mendukung kebenaran hasil analisis data yang diperoleh dari

wawancara, maka diperlukana dukungan dari sumber data sekunder yaitu

dokumentasi yang relevan. Teknik pengambilan data tertulis, bersumber

pada catatan-catatan tertulis maupun gambar atau visual terkait PNPM

Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi.

c. Observasi

Page 66: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang

berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar (HB

Sutopo, 2002:64). Dalam pelaksanaan teknik ini sering berupa pengamatan

terhadap sebuah gejala sosial. Dalam penelitian ini, teknik observasi atau

pengamatan dilakukan terkait pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Semanggi.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang diteliti dan

dianggap menggambarkan populasinya. Oleh karena penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kualitatif , maka dalam pengambilan sampel dilakukan

secara sengaja atau menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini

digunakan karena dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan dan

kedalaman data di dalam menghadapi realitas yang tidak tunggal. Pilihan

sampel diarahkan pada sumber data atau informan yang dipandang memiliki

atau mengetahui data penting yang berkaitan dengan permasalahan yang

diteliti. Maka peneliti memilih informan utama sebagai nara sumber yang

berasal dari Tim PNPM Mandiri Perkotaan , Lurah Semanggi, pengurus LKM

dan masyarakat Kelurahan Semanggi.

F. Validitas Data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan

penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Menurut Burhan

Bungin (2003:58-62), validitas (kesahihan) dan reabilitas (keterandalan)

merupakan tolak ukur penelitian ilmiah. Upaya yang digunakan untuk

Page 67: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

mengembangkan validitas data yang diperoleh adalah dengan teknik

trianggulasi. Teknik ini digunakan bagi peningkatan validitas dalam

penelitian kualitatif. Cara ini digunakan supaya informasi yang didapat luas

dan lengkap. Trianggulasi sendiri dilakukan dengan 4 cara yaitu trianggulasi

metode (penelitian menggunakan lintas metode dalam pengumpulan data),

trianggulasi sumber data ( memilih berbagai sumber data baik dari

wawancara nara sumber, dokumen, peraturan dll), trianggulasi peneliti

(validitas berbagai peneiliti) dan trianggulasi teori (menggunakan perspektif

lebih dari satu teori) (HB Sutopo,2000). Dalam penelitian ini sendiri

menggunakan teknik trianggulasi metode, trianggulasi teori dan trianggulasi

sumber data.

G. Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang terkumpul sebagian besar adalah data

kualitatif, oleh karena itu peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif,

yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran khusus yang bersifat

menyeluruh tentang apa yang tercakup dalam permasalahan yang dilakukakn

di lapangan pada waktu pengumpulan data. Sedangkan teknik analisis data

yang dianggap relevan adalah menggunakan model analisis interaktif yakni

model analisis yang memerlukan tiga komponen berupa reduksi data, sajian

data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (HB sutopo, 2000). Antara tiga

hal tersebut sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama

dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, yang dimaksudkan

untuk membangun wawasan umum yang bersifat analisis.

Page 68: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Analisis model interaktif dijelaskan dalam gambar berikut ini :

Bagan 6

Analisi Model Interaktif

Sumber : HB Sutopo, 2000, 96

Analisis Model interaktif sebagaimana digambarkan diatas terdiri dari

langkah-langkah berikut :

a. Proses Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara (wawancara,

dokumentasi).

b. Tahap Reduksi Data, yaitu proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,

pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan

dilapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian

berlangsung.

c. Tahap Penyajian Data, yaitu sebagai sekumpulan informasi yang tersusun

secara sistematis yang memberikan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.

d. Tahap Penarikan Kesimpulan (Verifikasi), yaitu menyimpulkan hasil dari

data yang diperoleh. Setiap data yang menunjang diklarifikasikan kembali

dengan informan dilapangan. Apabila hasil klarifikasi memperkuat

Pengumpulan Data

Reduksi Data Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Page 69: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

simpulan atas data, maka pengumpulan data untuk komponen siap

dihentikan.

Page 70: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Kelurahan Semanggi

Kelurahan Semanggi merupakan salah satu Kelurahan yang berada di

Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Secara geografis Kelurahan

Semanggi mempunyai luas wilayah sebesar 166, 62 Ha dan merupakan

Kelurahan terbesar kedua di Kota Surakarta setelah Kelurahan Kadipiro.

Batas – batas wilayah Kelurahan Semanggi adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kelurahan Kedunglumbu

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Barat : Kelurahan Pasar Kliwon dan Kelurahan Joyosuran

Selain berbatasan dengan wilayah-wilayah diatas, Kelurahan Semanggi juga

berbatasan dengan sungai Bengawan Solo dan Kali Jenes. Kondisi inilah

yang membuat sebagian Kelurahan Semanggi terkena banjir pada musim

hujan beberapa tahun terakhir ini, karena kondisi tanggul dan bendungan

yang sudah tidak memadai lagi.

Berdasarkan bank data Kelurahan Semanggi tahun 2010 jumlah

penduduk sebesar 32.934 jiwa terdiri dari 16.438 laki-laki dan 16.496

perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebesar 8.806 rumah tangga.

Persebaran penduduk pada Kelurahan ini, tersebar pada 23 RW dan 132 RT.

Dan berdasarkan data penerimaan BLT tahun 2009, jumlah masyarakat yang

Page 71: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

tergolong miskin yang berhak menerima BLT sebesar 1.380 jiwa. Banyak

dijumpai kaum urban atau pendatang dari luar Kota Surakarta yang menetap

di Kelurahan Semanggi, sehingga menambah kepadatan penduduk pada

daerah ini. Selain menambah kepadatan penduduk, kaum urban menambah

masalah sosial yang terjadi di Kelurahan Semanggi seperti kriminalitas,

pengangguran, dan kemiskinan.

Sedangkan kondisi masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan dan

pekerjaan adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Data penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan

No Pendidikan (umur 5th keatas) Pekerjaan (umur 17th keatas) 1 Tdk/blm sekolah : 3.434 Belum/tdk bekerja : 29.379 2 Belum tamat SD : 2.441 Buruh : 3.255 3 Tidak tamat SD : 2.252 Guru/dosen : 192 4 Tamat SD : 7.362 Karyawan : 5.864 5 SLTP/sederajat : 6.201 Mengurus rumah

tangga : 4.619 6 SLTA/sederajat : 8.157 Pelajar/mahasiswa : 2.213 7 Diploma III/SM : 805 PNS : 254 8 Diploma IV/S1 : 924 TNI/Polri : 38 9 Strata 2 : 58 Pensiunan/purnaw : 357 10 Strata 3 : 9 Wiraswasta : 2.938 Lain-lain : 2.376

Sumber : Bank data Kelurahan Semanggi Juli 2010

Dari data diatas, dapt dilihat bahwa masih banyak masyarakat Semanggi yang

hidup dibawah garis kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan

yang dienyam oleh masyarakat Semanggi, mayoritas hanya pada level

sekolah menengak ke bawah. Sehingga menjadi salah satu penyebab kualitas

SDM pada Kelurahan ini rendah. Dilihat dari jenis pekerjaan yang banyak

digeluti oleh masyarakat yaitu sebagai buruh dan karyawan menunjukkan

Page 72: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

bahwa banyak masyarakat yang bekerja pada sektor informal atau bekerja

pada usaha-usah kecil seperti sablon, pemulung, percetakan dan lain-lain.

Dan sebesar 29.379 orang adalah pengangguran atau belum bekerja, kondisi

ini menambah daftar masalah sosial yang berada di Semanggi. Sehingga

secara pendapatan, masih banyak kepala keluarga belum mampu memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari.

B. Proses Implementasi PNPM – Mandiri Perkotaan di Kelurahan

Semanggi

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan

intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Untuk

meningkatkan efektifitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan

lapangan kerja, pemerintah meluncurkan program pembangunan nasional

pemberdayaan masyarakat PNPM-Mandiri pada tahun 2007. PNPM Mandiri

merupakan program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar

dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan

berbasis pemberdayaan masyarakat. Program ini menjadikan swadaya dan

partisipasi masyarakat sebagai tumpuhan utama dalam melaksanakan

program-program penanggulangan kemiskinan. PNPM-Mandiri tersebar di

seluruh pelosok indonesia dengan pendampingan dari konsultan atau

fasilitator PNPM-Mandiri disetiap kecamatannya.

Program PNPM-Mandiri mulai disosialisasikan disetiap daerah mulai

tahun 2008 yang lalu. Proses sosialisasi ini membutuhkan waktu yang cukup

Page 73: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

lama mengingat program ini merupakan program baru dimasyarakat yang

membutuhkan penyesuaian di masing-masing daerah. Dan Kota Surakarta

merupakan daerah yang mengalami sedikit kendala pada proses implementasi

awal program PNPM Mandiri Perkotaan. Ada beberapa kendala pada proses

sosialisasi di Kota Surakarta. Kendala ini berkaitan dengan kesiapan

pemerintah daerah untuk menyiapkan dana pendampingan. Disinilah tugas

strategis fasilitator atau pendamping untuk memahamkan kepada

pemerintahan daerah dan masyarakat untuk dapat menerima dan menjalankan

program PNPM Mandiri Perkotaan ini tanpa menimbulkan masalah yang

baru. Dan pada perkembangannya, PNPM Mandiri Perkotaan mampu

diterima dan dilaksanakan oleh masing-masing Kelurahan di Kota Surakarta.

Dan salah satunya adalah Kelurahan Semanggi di Kota Surakarta. Kelurahan

terbesar kedua di Kota Surakarta, dengan masalah-masalah sosial dan

kemiskinannya, menjadikan program PNPM Mandiri perkotaan menjadi

harapan besar untuk menyelesaikan probem tersebut.

Adapun Tahapan-tahapan implementasi program PNPM-Mandiri di

Kelurahan Semanggi, yaitu :

1. Tahap Persiapan atau Sosialisasi awal

Tahap persiapan ini pada dasarnya adalah penyiapan para pelaku terkait,

baik ditingkat pusat maupun daerah agar lebih memahami PNPM Mandiri

Perkotaan dan mendorong integrasi dan sinkronisasi kegiatan-kegiatan baik

di pusat maupun daerah. Serangkaian kegiatan pada tahapan ini adalah

serangkaian pertemuan (loby, koordinasi, silatirahmi sosial), seminar

Page 74: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

lokakarya dan sosialisasi awal pada pemerintahan daerah. Pada tahap inilah

PNPM Mandiri Perkotaan di Surakarta mengalami proses yang cukup lama

dari masuknya program PNPM Mandiri Perkotaan bulan Juni 2008 sampai

bulan September 2008. Serangkaian kegiatan ini dilaksanakan oleh tim

PNPM Mandiri perkotaan pada tingkat Kota dan Fasilitator Kelurahan pada

tingkat Kelurahan dan masyarakat.

Sosialisasi pada tingkat kota mengalami beberapa masalah. Selama

rentan waktu 4 bulan ini, muncul berbagai isu terkait PNPM Mandiri

Perkotaan di Kota Surakarta, antara lain terkait isu politik, dana

pendampingan dan over laping program dari Pemkot. Sehingga Sosialisasi

PNPM ditingkat kota belum mendapat kepastian. Isu-isu terkait PNPM

mandiri Perkotaan berkembang di masyarakat dan media-media di Surakarta.

Isu politik banyak berhembus, Isu – isu tersebut mendapat pengamatan dari

para pengamat politik di Solo, seperti yang diungkapkan oleh pengamat

politik dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr Aidul Fitri

Ciada :

“Pada intinya, mereka setuju dengan progam PNPM. Namun untuk menerima PNPM tidak bisa begitu saja karena Wawali dan Walikota berasal dari Parpol yang berbeda dengan pimpinan pemerintah pusat. Wawali berperan sebagai pihak penolak untuk memberikan penegasan kepada Parpol yang dia naungi berikut para konstituen.”( sumber : www.solopos.co.id)

Sedangkan menurut Pengamat sosial dari Universitas Sebelas Maret (UNS),

Dr Drajat Tri Kartono :

“Solo butuh banyak program pengentasan kemiskinan. Bukan hanya PNPM, lanjut dia, namun juga program lain yang berasal dari beragam funding.

Page 75: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Namun demikian, sambung Drajat, yang menjadi kendala pelaksanaan program pengentasan kemiskinan seringnya adalah birokrasi dan Parpol”. ( sumber : www.solopos.co.id)

Tetapi, konfirmasi dari Babak Santoso, selaku tim PNPM Mandiri Perkotaan

Kelurahan Semanggi menyatakan banhwa :

“isu politik itu tidak benar, mungkin karena sosialisi PNPM ini berbarengan dengan masa-masa kampanye atau persiapan pemilu 2009 jadi dihubungkan dengan itu. Yang pasti, karena Pemkot pada waktu itu banyak kerjaan jadi sikap dari tim PNPM menunggu respon dan persiapan dari Pemkot Solo”.(wawancara 23 juli 2010)

Sedangkan untuk masalah over laping program penanggulangan

kemiskinan, di Kelurahan Semanggi sendiri tidak mempermasalahkan hal

tersebut. Karena, Kelurahan Semanggi sangat mengharapkan bantuan-

bantuan untuk menyelesaiakan permasalahan kemisknan yang ada sekarang.

Prinsipnya, selama program penanggulangan kemiskinan tersebut legal,

terkoordinasikan dengan baik antara pemerintahan desa, tim pelaksana dan

masyarakat tidak menjadi permasalahan. Seperti yang diutarakan oleh Bapak

Agus Santoso selaku Lurah Semanggi :

“ kami sangat welcome dengan PNPM Mandiri, karena pro dengan penanggulangan kemiskinan dan tidak menjadi masalah walaupun telah ada program seperti DKP, dan beberapa program dari dinas-dinas di Pemkot. Yang penting terkoordinasikan dengan baik antara stakeholder yang ada”.(wawancara 20 Juli 2010)

Terkait dana pendampingan, hal inilah yang menjadi pertimbangan

terbesar dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Surakarta.

Dana pendampingan yang harus disediakan oleh APBD kota Solo adalah 50%

dari total Bantuan Langsung masyarakat (BLM). Dana tersebut harus

Page 76: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

disediaakan Pemkot Surakarta karena Kota Surakarta masuk katagori Kota

atau daerah yang mempunyai kapasitas fiskal sedang. Pada posisi inilah,

Pemkot Surakarta merasa kesulitan dengan tanggungjawab penyediaan dana

sekitar Rp 6,5 miliar karena belum mempersiapkannya. Dan posisi APBD

berada pada pertengahan tahun anggaran sehingga belum masuk pada APBD

tahun 2008. Dengan koordinasi antara tim PNPM dengan Pemkot serta

DPRD Kota Surakarta maka diambil solusi atau kesepakatan bahwa dana

pendampingan diwujudkan dengan sharing dana dari APBD dan dana PNPM

Mandiri perkotaan dalam wujud program bersama yaitu posyandu dan

perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH). Seperti yang diungkapkan Bapak

Santoso, selaku faskel PNPM Semanggi :

“Dengan diambilnya solusi sharing dana tersebut maka Pemkot Solo pun oke..sehingga program PNPM Mandiri dapat diteruskan pada tingakt bawah yaitu semua kelurahan yana ada di Solo. Dan pada perkembangannya sekarang, kita malah diuntungkan dengan sharing dana tadi karena dana untuk RTLH sebesar Rp 400juta lebih dari 50%”. (wawancara 23 Juli 2010)

Tepat pada bulan September Pemkot Surakarta mensetujui adanya

program PNPM Mandiri di Surakarta dengan berbagai pertimbangan. Oleh

karena itu proses sosialisasi berlanjut pada tingkat kelurahan dan masyarakat

yaitu memahamkan program PNPM Mandiri Perkotaan dan merencanakan

kerja pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan kepada pemerintahan desa dan

masyarakat Semanggi. Akan tetapi, Proses sosialisasi awal di Kelurahan

Semanggi telah terlaksana pada bulan Agustus – September. Keputusan

Sosialisasi awal PNPM mandiri Perkotaan dimasyarakat didahulukan adalah

keputusan bersama antara korkot dan fasilitator kelurahan dengan izin dari

Page 77: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

pemerintahan kota dan kelurahan sembari menunggu keputusan dari Pemkot

Surakarta. Seperti yang diutarakan oleh Faskel Semanggi :

“ sosialisasi PNPM di Solo memang mengalami keterlambatan terutama pada tingkat kota, oleh karena itu dari kami dengan kesepakatan dari korkot dan atas izin dari pemkot dan kelurahan kami melakukan sosialisasi ditingkat masyarakat. Kami sosialisasikan PNPM di RT/RW di Semanggi. Dan alhamdulillah kami diterima baik oleh pak lurah dan masyarakat.” (Wawancara 26 November 2010)

Sosialisasi pada tingkat Kelurahan dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2008, di

Balai Kelurahan Semanggi dengan dihadiri oleh 27 warga. Dan hasil dari

Sosialisasi pada tingkat Kelurahan adalah menerima sosialisasi PNPM

Mandiri Perkotaan dan bisa dilanjutkan di masyarakat. Sosialisasi PNPM

Mandiri perkotaan di tingkat basis atau masyarakat telah dilaksanakan pada

bulan agustus – September. Berikut adalah rinciannya :

Tabel 3

Pelaksanaan Sosialisasi awal PNPM Mandiri Perkotaan Semanggi

No Tanggal Lokasi dan Sasaran Sosialisasi 1 11 Agustus 2008 RT 4 2 12 Agustus 2008 RT 5 3 30 Agustus 2008 RW 15 4 1 September 2008 RW 14 5 1 September 2008 RW 13 6 2 September 2008 RW 11-12 7 3 September 2008 RW 9-10 8 4 September 2008 RW 7-8 9 5 September 2008 RT 2 10 6 September 2008 RW 3

Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009

Tahap persiapan atau sosialisasi ini merupakan tahapan yang sangat penting

untuk keberlanjutan program PNPM Mandiri perkotaan di Semanggi.

Page 78: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Disinilah tugas utama Fasilitator Kelurahan (Faskel) dibantu Pemerintahan

desa untuk dapat merealisasikan program PNPM Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Semanggi dengan sosialisasi –sosialisasi yang dapat diterima oleh

masyarakat dan mendekatkan masyarakat dengan partisipasinya pada

program PNPM Mandiri Perkotaan . Dan sosialisasi awal berakhir pada

bulan September 2008, sehingga berlanjut pada proses berikutnya yaitu tahap

pelaksanaan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan program PNPM mandiri Perkotaan ini merupakan

serangkaian kegiatan yang berorientasi pada siklus rembug kesiapan

masyarakat, refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya, pembentukan LKM,

perencanaan partisipatif menyusun PJM Pronangkis dan renta serta

pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan oleh masyarakat dengan

stimulan oleh Kelompok swadaya masyarakat (KSM). Berikut adalah siklus

pada tahap pelaksanaan :

a. Rembug Keswadayaan Masyarakat (RKM) atau Rembug Warga

Kegiatan Rembug warga merupakan kegiatan awal dalam pelaksanaan

program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi. Rembug warga

ini difasilitasi oleh Bapak Agus Santoso selaku Lurah Semanggi dan

jajarannya. Peserta dari kegiatan ini antara lain : warga masyarakat, tokoh

masyarakat, Ketua RT/Rw dan stakholder lainnya serta Fasilitator

Kelurahan (faskel) selaku tim pendampingan dalam pelaksanaan PNPM

Mandiri di Kelurahan Semanggi. Tujuan dari rembug warga adalah

Page 79: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

memberikan pemahan akan gambaran umum konsep dan proses kegiatan

PNPM Mandiri, Mensepakati untuk melaksanakan program PNPM Mandiri

Perkotaan di Semanggi, dan mensepakati jadwal kerja PNPM Mandiri

perkotaan di Semanggi. Proses ini berjalan cukup baik, dukungan dari

pemerintahan desa serta partisipasi dari masyarakat. Rembug warga ini

dilaksanakan pada tanggal 23 September 2008 di Balai Kelurahan

Semanggi dengan jumlah peserta 141 warga. Partisipasi masyarakat baik

perempuan maupun laki-laki cukup bagus. Hal ini seperti diungkapkan oleh

Lurah Kelurahan Semanggi, Bapak agus Santoso :

“ Partisipasi warga saya cukup bagus dalam rembug warga ini, karena warga menginginkan program yang pro dengan kebutuhan mereka, walau diawal-awal proses ini masih banyak hal-hal yang dibingungkan (wawancara tanggal 20 Juli 2010)”

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Santoso selaku faskel Semanggi :

“ Tugas kami sangat terbantu dengan difasilitasi dari pak Lurah sehingga kami dapat diterima oleh warga. Partisipasi warga cukup bagus walaupun belum sesuai dengan harapan tapi kami optimis program ini dapat berjalan dengan baik di Kelurahan ini “. (wawancara 23 Juli 2010)

Ditambahkan juga oleh faskel yang lain ( mbak Wuri ) :

“ partisipasi masyarakat di rembug warga ini sangat baik menurut kami, walaupun belum sesuai target maksimal yaitu 2 % dari penduduk dewasa akantetapi partisipasi masyarakat Semanggi merupakan partisipasi paling banyak dibandingkan dengan kelurahan di kota Surakarta. Dan keterwakilan laki-laki dan perembuan seimbang yaitu laki-laki 67 orang dan perempuan 74 orang”. (wawancara 23 Juli 2010)

Rembug warga ini manghasilkan kesepakatan bahwa pemerintahan desa

dan masyarakat bersepakat untuk pelaksanakan program PNPM Mandiri

Perkotaan di Semanggi. Konsekuensi dari kesepakatan ini adalah

Page 80: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

masyarakat siap menyediakan relawan untuk melaksanakan kegiatan PNPM

Mandiri Perkotaan. Relawan ini dibentuk dalam struktur Lembaga

Keswadayaan Masyarakat (LKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM).

b. Kegiatan Refleksi kemiskinan

Kegiatan Refleksi kemiskinan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan

rembug warga. Kegiatan refleksi kemiskinan ini dilaksanakan dengan terjun

langsung pada basis masyarakat terkecil yaitu RT/RW. Dalam menjalankan

kegiatan ini, faskel Semanggi dibantu oleh Ketua RT/RW yang berada di

Kelurahan Semanggi. Proses terjun langsung pada basis masyarakat ini

bertujuan untuk menggali aspirasi warga miskin dan kaum termarginalkan

mengenai persoalan kemiskinan, mensepakati langkah-langkah

menanggulangi kemsikianan serta menumbuhkan kekritisan dan kepedulian

warga terhadap persoalan kemiskinan yang mereka hadapi. Kegiatan

refleksi kemiskinan di Kelurahan Semanggi dilaksanakan dalam waktu 2

bulan yaitu antara bulan Oktober – November. Proses ini membutuhkan

waktu yang cukup lama mengingat wilayah Semanggi yang cukup luas

serta pentingnya kegiatan ini untuk menganalisis kebutuhan masyarakat

miskin. Dan yang perlu menjadi perhatian fasilitator PNPM Mandiri

Perkotaan adalah daya kritis atau keberanian masyarakat untuk

menyampaikan kondisi mereka. Seperti yang diungkapkan oleh faskel

Semanggi, Bapak Santoso :

“ Refleksi kemiskinan ini dilakukan untuk mengetahui realita atau kondisi yang sesungguhnya terjadi dan kebutuhan apa saja yang mereka inginkan.

Page 81: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Sehinggga kami melakukan kegiatan ini langsung pada masyarakat dan kami mengetahui langsung keluhan dan keinginan mareka. Walaupun masyarakat masih kurang kritis tapi ini adalah pembelajaran awal bagi masyarakat agar lebih peka dengan kondisi mereka dan lingkunganya”.(wawancara 23 Juli 2010) Ditambahkan juga oleh pak Rozi perwakilan masyarakat yang menghadiri

rembug warga, menyatakan bahwa :

“Saya mengikuti sosialisasi PNPM sampe tahap ini, dengan diadakan kegiatan refleksi kemiskinan ini pemerintah jadi tahu apa yang diingkan masyarakat sehingga program ini tepat sasaran. Kegiatan ini juga menjadi sarana masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya. Akan tetapi partisipasi dari warga yang kurang mampu memang belum terlihat maksimal dilihat dari kehadiran mereka di forum ini”. (wawancara 27 Juli 2010)

Hal senada juga diutarakan oleh Pak Agus Santoso selaku Lurah Semanggi

:

“Kegiatan ini menjadi input yang baik bagi pemerintah pusat dan kami di Kelurahan. Kami mengetahui dengan pasti apa keluhan dari masyarakat dan apa yang mereka inginkan. Yang perlu untuk ditingkatkan adalah keberanian masyarakat untuk menyampaikannya, karena yang saya lihat belum semuanya terutama masyarakat miskin untuk menyampaikan itu”. (wawancara 20 Juli 2010) Hasil dari refleksi kemiskinan berupa masalah-masalah kemiskinan

yang dihadapi oleh masyarakat Semanggi baik laki-laki maupun

perempuan. Adapun hasil dari refleksi kemiskinan ini mencakup berbagai

aspek penting dalam masyarakat, antara lain berkaitan dengan :

1 Sarana prasaran lingkungan perumahan

2 Ekonomi berkaitan dengan pendapatan, lapangan pekerjaan dan

pengangguran

3 Kesehatan, kesadaran akan kebersihan serta kemampuan untuk

berobat

Page 82: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

4 Pendidikan, ketrampilan dan kemampuan masyarakat untuk

mensekolahkan anak-naknya.

Hasil dari refleksi kemiskinan ini menjadi dasar atau bahan utama pada

pemetaan swadaya atau tahapan selanjutnya.

c. Pemetaan Swadaya

Kegiatn Pemetaan swadaya adalah tindak lanjut dari hasil proses

kegiatan refleksi kemiskinan. Setelah masyarakat menyamapaikan semua

masalah-msalahnya dan kebutuhan mereka maka dipetakan swadaya

masyarakatnya. Proses ini bertujuan untuk mengetahui titik titik

kemiskinan, permasalahan-permasalahn yang muncul dimasyarakat serta

menggali solusi dari masyarakat itu sendiri. Pemetaan swadaya dibagi pada

beberapa bidang kajian yang sangat berkaitan langsung dengan kebutuhan

hak dasar masyarakat. Pembagian bidang-bidang tersebut berdasarkan hasil

dari refleksi kemiskinan yang telah dilaksanakan yaitu sarana prasarana,

ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Pemetaan swadaya menghasilkan

daftar profil keluarga miskin, peta profil persoalan dan potensi setempat

(ekonomi, sosial, SDM, prasarana, pemukiman dll) serta profil kebutuhan

nyata masyarakat. Pemetaan swadaya ini berlangsung pada bulan

November 2008 dan hasil rekap pemetaan swadaya terlaksana pada

tanggal 10 November 2008 di Balai kelurahan yang dihadiri 27 orang. Hasil

dari pemetaan swadaya antara lain :

1. Peta profil masalah, kebutuhan, potensi, di Kelurahan Semanggi,

berikut adalah hasil kajian dan pemetaannya :

Page 83: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

a. Hasil Kajian Sarana prasarana lingkungan perumahan

Tabel 4

Kajian sarana prasarana lingkungan perumahan Kelurahan Semanggi

No Uraian Masalah

Lokasi Penyebab masalah

Kondisi ideal yang diharapkan

Upaya yang bisa dilakukakan

Potensi untuk menyelesaikan

masalah Masalah yang dihadapi oleh perempuan 1 Kurang

tersediannya air bersih

RW I Tidak bisa dibuat sumur

Penyediaan air bersih

Pembuatan sumur bor

2 Tambahan MCK, air bersih, posyandu

RW III Antrian panjang tidak punya mck pribadi

Penambaham mck, posyandu

3 Banyak RTLH RW V Tidak mampu membangun

Bantuan dari pemerintah

4 Sering terjadi genangan air dipekarangan rumah

RW VII, XXI

Belum ada saluran air yang memadai dan sampah yg menumpuk

Dibuat parit atau selokan yg memadai

Pengerukan walet, kerja bakti

5 Kondisi lingkungan yg kumuh

RW IX Kurang kesadaran dlm kebersihan lingkungan

Lingkungan yg asri dan memenuhi standar kesehatan

Bantuan petugas penyuluhan dlm kebersihan

6 Got mampet RW XII Sampah. Terbatasnya mck

7 Rumah tdk sehat RW XV Kurang vertilisasi, tdk ada genting kaca

Rumah sehat Membuat vertilisasi, genting kaca

Masalah yang khusus dihadapi laki-laki 1 Kurang lancarnya

transportasi RW I Jalan umum

rusak Perbaikan jalan yg memenuhi syarat

Perbaikan

2 Sulitnya mencari tempat untuk rapat

RW III Pembangunan gedung serba guna

Pertemean warga ditempat yg berpindah-pindah

3 Masih banyak saluran yang rusak dan mampet

RW IV, XV

Saluran blm direhab, tdk ada dana

Rehab saluran, PAM dan mck umum

Pengerukan saluran, kerja baktimembuat saluran air

4 Lingkungan msh kumuh

RW V Blm ada saluran air limbah/IPAL

Bantuan IPAL Membuat sederhana

5 Banyak RTLH shg kumuh

RW VII Menempati tanah HP

Pemerintah sgr melakukan penertiban

Pemerintah sgr melaksanakan gerakan desain semanggi

6 Kurangnya waktu unt pemerhati lingkungan

TW IX Waktu terbuang unt mencari nafkah

Bantuan petugas dlm bid lingkungan

Upaya dilingkungan rumah sendiri

7 Mck, saluran pembuat tanggul, banjir

RW XII

Masalah bersama yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan 1 Kurangnya

kesadaran masyarakat ttg rumah sehat dan

RW II Rendahnya pengetahuan

Tercukupinya sapras lingkungan

Menambah sapras lingkungan dan penyadaran penanggulangan

Page 84: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

sapras penyebab kerusakan lingk

2 Penerangan jalan kurang

RW III Tambahan mercury Penerangan pribadi

3 Selokan mampet dan rusak

RW III Sudah aus Kerja bakti

4 Banjir RW III, XIX

Sudah rusak Bebas banjir Kerja bakti, perbaikan tata ruang yang memadai

5 Jalan setapak RW III Sudah rusak Pembangunan jalan/perbaikan

Swadaya

6 RTLH RW IV, V, IX, X, XVII

Masy kurang mampu, kurang vertilisasi, bny sarang nyamuk

Perlu bantuan dana, rumah layak huni, rumah sehat, PAM, mck

Perbaikan rumah, bantuan pembangunan perumahan

7 Banyak saluran yg rusak

RW IV, XVII

Sering terjadi banjir, saluran air mampet

Diperbaiki saluran air yang memadai

Pengerukna saluran

8 Banjir di wil kali jenes

RW XVI Pembuangan sampah di kali

Pengerukan kali jenes

Kerja bakti bersih kali warga

9 Cuaca panas RW XVI Kurang penghijauan di tiap jalan

Penghijauan

10 Penumpukan sampah hingga berhari-hari

RW XVI, XVII

Bak sampah rusak

Adanya TPS gratis

11 Jalan rusak di pinggir kali

RW XVII

Betonisasi yg sudah berlobang

diperbaiki Menutup lobang2 dgn semen

Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009

b. Hasil Kajian Ekonomi

Tabel 5 Kajian ekonomi Kelurahan Semanggi

No Uraian Masalah

Lokasi Penyebab masalah

Kondisi ideal yang diharapkan

Upaya yang bisa dilakukakan

Potensi untuk menyelesaikan

masalah Masalah yang dihadapi perempuan 1 Kurangnya dana

unt kebutuhan sehari-hari

RW I, XVI, XVII

Tidak punya pekerjaan tetap

Adanya bantuan modal unt usaha

Meningkatkan usaha kecil

SDM

2 Banyaknya perempuan yg bekerja

RW II Pendapatan suami yg kurang mencukupi

Kebutuhan rumah tangga tercukupi

Penyediaan lapangan kerja dan kenaikan upah

3 Gaji suami tdk mencukupi

RW III, VIII

Gaji dibawah UMR

Tambahan pendapatan

Dagang, kerja sampingan

4 Mahalnya bahan pokok sehari-hari

RW IV< XIX, XXI

Daya beli masy turun

Menyerap lapangan pekerjaan, murahnya harga bahan pokok

Mengadakan kelompok usaha, berhemat walau pas-pasan

5 Penghasilan dibawah UMK

RW V Pekerjaan tdk tetap

Penyediaan lapangan kerja

Menciptakan lapangna kerja sendiri

6 Banyak para remaja yg

RW VII Tidak punya keterampilan dan

Membuka lapangan kerja

Diadakan diklat yg tepat guna

Page 85: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

menganggur pendidikan 7 Kenginginan

menambah pendapatan

RW IX Pendidikan rendah

Adanya pekerjaan yg layak

Pelatihan tenaga kerja, modal kerja

8 Pekerjaan tdk tetap RW X Penghasilan tdk tetap

Diberikan lapangan pekrjaan

Tergantung program pemerintah

9 Tidak ada modal RW XV Tidak punya penghasilan sendiri

Modal Ingin usaha kevil-kecilan

10 Tidak punya keterampilan

RW XXII

Lapangan kerka sulit

Pendidikan kursus keterampilan, bantuan modal

Usaha jualan

Masalah khusus yang dihadapi laki-laki 1 Kurangnya

penghasilan RW I, VIII, XV, XVII

Tdk puny pekerjaan tetap, pendidikan rendah

Terciptanya lapangan kerja, peningkatan penghasilan, modal

Diadakan pelatihan siap pakai

SDM

2 Banyaknya laki-laki yg tdk kerja

RW II Lap kerja yg terbatas

Kebutuhan lap kerja yg memadai

Membula lap kerja

3 Kurangnya lap kerja, pendapatan tdk tetap, biaya hidup tinggi

RW III Pembukaan lap kerja baru

Dagang, wiraswasta

4 Sulitnya mencari lap kerja

RW IV, X

Lap pekerjaan terbatas

Menambah lap pekerjaan

Membuka kelompok usaha

5 Tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup

RW V Harga kebutuhan tinggi

Lap kerja dan pinjaman lunak

Wiraswasta

6 Banyaknya pedagang kecil yg bangkrtut

RW VII Sistem perdagangan dan permodalan

Pemerintah memberikan pinjaman lunak jangka panjang

Masalah bersama yang dihadapi laki-laki dan perempuan 1 Kurangnya

penghasilan unt keluarga

RW I Tidak puny penghasilan tetap

Terciptanya lap pekerjaan

Diadakan pelatihan siap pakai

2 Biaya hidup terlalu tinggi

RW III Turunya harga barang dan pendidikan yg terjangkau,kehidupan yg layak

Dagang, wiraswaata, penambahan bantuan modal dari pemerintah

3 Minimnya penghasilan masyarakat

RW IV, XXII

Penghasilan tdk seauai kebutuhan, tdk punya keterampilan

Pembentukan pra koperasi, UKM

Membentuk koperasi, UKM, Pelatihan

4 Koperasi atau pra koperasi

RW VII Kurang modal shg tdk berkembang

Pemerintah melakukanpenyeluhan ttg kopersi dan bantuan pinjam modal

5 Perekonomian keluarga

RW VIII Pendidikan rendah, penghasilan kecil, tdk punya keterampilan

Peningkatan penghasilan dan pembukaan lap erja

Kerja sampingan dan pelatihan

6 Pekerjaan dan pendampatan yg layak

RW IX, XXI

Kurangnya SDM yg layak

Agar mudah dlm usaha / bekerja

Page 86: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009

c. Hasil Kajian Kesehatan

Tabel 6 Kajian Kesehatan Kelurahan Semanggi

No Uraian Masalah

Lokasi Penyebab

masalah Kondisi ideal yang

diharapkan Upaya yang bisa

dilakukakan Potensi untuk menyelesaikan

masalah Masalh khusus yang dihadapi perempuan 1 Sarang nyamuk RW I Sanitasi kurang

berfungsi Sanitasi lancar Perbaikan

sanitasi

2 Kesehatan yg rendah

RW II Kurang pengetahuan hidup sehat

Kesehatan kaum perempuan terjaga

Memberikan pemyuluhan ttg kesehatan

3 Sanitasi kurang memenuhi kesehatan

RW III, X

Kurang kesadaran dalm bid kesehatan

Bersih

4 Biaya kesehatan mahal dan pelyanan yg tdk baik

RW III, XXI

Pemerintah kurang peduli

Pelayanan kesehatan yg baik, dan biaya murah

5 Wanita hamil tdk terpantau, lansia tdk terpantau kesehatannya

RW IV Keadaan ekonomi Smua sehat, dapt melahirkan dengan lancar, kondisi lansia sehat dan terurus

6 Tidak mampu beli obat

RW V Obat mahal Harga murah Pengobatan alternatif

7 MCk RW VII, XIX

Bnayak warga yang memakai mck umum

Dibuatkan saluran IPAl, sanitasi yg selama ini belum ada

8 Kurang terjaminnya kesehatan ibu hamil

RW VIII Kurangnya pendapatn keluarga

Terjaminnya kesehatan ibu hamil

Menjaga kebersihan lingkungan dan mempelajari ilmu gizi

Masalah khusus yang dihadapi laki-laki 1 Biaya

pengobatan mahal

RW I, XIX, XXI

Terbatasnya fungsi jamkesmas

Pemberian gizi unt ibu dan anak, adanya peningkayan pelayanan rawat jalan, gratis unt warga kurang mampu

Perhatian pemerintah, diberi gizi rutin setiap seminggu sekali

2 Gizi buruk RW III Makanan tambahan yg bergizi

Bekerja dgn maksimal

3 Banyak laki-laki yg sering sakit-sakitan

RW IV Keadaan ekonomi keluarga yg sangat minim

Kondisi laki-laki lansia yg sehat, tercukupi gizi dan terurus

Pemerintah memberi bantuan kesehatan dan posyandu lansia

4 Lingkungan kumuh

RW V Kurang kesadaran ttg kebersihan

Berseri Kerja bakti, bantuan pemerintah, sarana kebersihan

Page 87: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

5 Balita RW VII Belum mapu memenihi gizi unt balita sesuai standar

Diberikan bantuan makanan unt balita yg kurang gizi

6 Kelelahan, flu dan pilek

RW VIII Lingkungan yg kurang baik, kurang dana unk kebersihan

Penataan lingkungan yg baik, adanya dana unk kesehatan

Pemetahuan ttg kesehatan, keterampilan dan kerja

Masalah bersama yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan 1 Banyaknya balita

yang kurang gizi RW IV, XVI

Kurangnya kesadaran ibu, keadaan ekonomi mimin

Ibu menyadari akan pentingnya dating ke posyandu, tercukupi gizi balita dan tumbuh menjadi SDM yang berkualitas

Penambahan makanan tambahan di posyandu

2 Jaminan kesehatan

TW V Ekonomi lemah dan kurang kesadaran

Lingkungan sehat Penyuluhan dari pemerintah

3 Buruknya kesehatan

RW VII Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya

Puskesmas keliling dan penyuluhan tentang kesehatan di setiap RT/Rw

4 Jaminan kesehatan

RW VIII Kurang dana dan lingkungan yang tidak baik

Terjaminnya kesehatan dan lingkungan yang sehat

Pengetahuan tentang kesehatan dan keterampilan dalam bekerja

5 Pelatihan dan penyuluran kader

Rw XVII Warga awam terhadap kesehatan

Dapat menjaga kesehatan di lingkungan keluarga dan masyarakat

Lewat posyandu

6 Bantuan sarana dan prasarana kesehatan

RW XXIII

Tidak ada alat penunjang kesehatan

Posyandu yang memadai

Kerjasama dengan puskesmas

7 Demam berdarah dan diare

RW XXIII

Banyak sarang nyamuk, musim buah banyak lalat

Pemberantasan jentik-jentik nyamuk

Melakukan program 3 M Menjaga makanan supaya tidak dihinggapi lalat

8 Biaya rumah sakit mahal

Rw XXIII

Tidak mampu Biaya rumah sakit terjangkau

Menjaga lingkungan supaya bersih, pola makan yang memadai kesehatan

9 Kesehatan Keluarga

RW XXIII

Pola makan yang tidak sesuai standar kesehatan

Menjaga kesehatan keluarga

Menjaga lingkungan supaya bersih, pola makan yang memadai kesehatan

Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009

Page 88: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

d. Hasil Kajian Pendidikan

Tabel 7 Kajian Pendidikan Kelurahan Semanggi

No Uraian Masalah

Lokasi Penyebab masalah

Kondisi ideal yang diharapkan

Upaya yang bisa dilakukakan

Potensi untuk menyelesaikan

masalah Masalh khusus yang dihadapi perempuan 1 Pendidikan

minim Rw I, Rw X

Biaya tidak ada Adanya peningkatan SDA dan pendapatan

Adanya pelatihan dan pendidikan murah

2 PAUD kurang maksimal

Rw I Sarana dan prasarana belum lengkap

Sarana dan prasarana terpenuhi

Bantuan dana

3 Mahalnya harga buku pendidikan

RW III Buku paket dari P dan K

4 Rendahnya pendidikan

Rw V Biaya pendidikan terlalu tinggi

Biaya pendidikan murah

Kursus keterampilan

5 Tidak ada keterampilan

Rw VIII Tingkat pendidikan rendah

Peningkatan Keterampilan

Mengikuti Pelatihan keterampilan

6 Tidak dapat meneruskan kuliah

Rw XVI Tidak ada biaya Bisa diikutkan program pelatihan keterampilan/kursus

Adanya kursus program dari pemerintah

7 Penyuluhan kepada ibu-ibu

RW XVII

Anak tidak belajar pada waktunya

Anak mau belajar Penyuluhan kepada orang tua

Masalah khusus yang dihadapi laki-laki 1 Pendidikan

minim Rw I Biaya tidak ada Adanya peningkatan

SDA Adanya pelatihan

2 Bantuan biaya untuk mendapatkan sekolah yang berkualitas

Rw III, Rw VII

Biaya mahal Perbaikan system pendidikan yang adil

Perhatian pada anak-anak dalam pendidikan

3 Banyaknya anak putus sekolah

Rw V, Rw VII, Rw X

Tidak mampu, biaya mahal

Perlu penyadaran dan pendampingan dari pemerintah

Kejar paket A, B, C, penyuluhan akan pentingnya pendidikan

4 Pekerjaan tidak tetap

Rw VIII Tingkat pendidikan rendah

Peningkatan pekerjaan yang lebih baik dan mapan

Membuka lapangan kerja baru

Masalah bersama yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan 1 Terbatasnya dana

untuk anak SD 9 Th

Rw I Tidak ada biaya Bisa memenuhi biaya pendidikan anak

Bantuan beasiswa

2 Ada sebagian warga yang putus sekolah

Rw II, XXIII

Biaya tinggi, minat rendah, lingkungankurang mendukung

Dapat mengikuti pendidikan dengan murah

Memberi penyadaran dan bantuan dana pendidikan dan kursus keterampilan

3 Banyak aanak yang putus sekolah

Rw III Pembukaan lapangan pekerjaan

Pemberian kegiatan yang positif

4 Banyaknya anak yang putus sekolah

RW IV, XVII

Biaya sekolah mahal

Biaya sekolah murah Bantuan beasiswa melalui BOS

Page 89: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009

e. Hasil Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan

Tabel 8 Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan Kelurahan Semanggi

No Nama lembaga

Lokasi Mekanisme pembentukan

Mekanisme pemilihan

Kriteria anggota/pemimpin

Model kepemimpinan

Badan hukum

Model pengambilan keputusan

1 Karang taruna

Rw dan Kelurahan

Musyawarah langsung

Musayawarah

Jujur, adil,tidak memihak, terbuka, tanggung jawab, demokratif

Tegas, antusias, cerdas

Suara terbanyak

2 Paguyuban Bapak-bapak

Rw, Rt Usulan warga Demokrasi Jujur, mau, mampu

Melaksanakan usulan warga-warga

SK Lurah

Demokrasi

3 Koperasi Ibu-Ibu

Rw, Rt Usulan warga Demokrasi Jujur, mau, mampu

Demokrasi

4 LPMK Rw, Rt Usulan warga Demokrasi Jujur, mau, mampu

SK Walikota

Demokrasi

Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009

2. Jumlah profil keluarga miskin di Kelurahan Semanggi sebesar 2.911

kepala keluarga (KK).

Dari data pemetaan swadaya diatas, dapat diketahui masalah-masalah

yang dihadapi oleh masyarakat Semanggi, kondisi yang diinginkan serta

5 Gerakan wajib belajar kurang

Rw IV Sarana penunjang kurang

Adanya sarana penunjang

Diadakan belajar kelompok

6 Pendidikan rendah

RW V Ekonomi lemah Bantuan Pelatihan dan belajar mengajar

7 Tidak ada keterampilan dan pekerjaan tidak tetap

Rw VIII Tingkat pendidikan rendah

Peningkatan keterampilan dan pekerjaan yang lebih baik

Mengikuti pelatihan dan membuka lapangan pekerjaan baru

8 Pendidikan lanjutan mahal

RW IX, XVII

Pendidikan lanjutan dapat terjangkau

Adanya BLK, Adanya beasiswa bagi anak yang berprestasi

9 Kurang tahu arti pendidikan

Rw X Pemahaman dari petugas agar tahu pentingnya pendidikan

Masyarakat miskin dapat mengenyam pendidikan

Program dari pemerintah

10 Biaya pendidikan mahal

RW XV, XIX, XXI

Tidak punya penghasilan sendiri, tidak punya keterampilan

Biaya pendidikan murah dan gratis, Lokasi sekolah terjangkau

Mencari tambahan penghasilan, subsidi silanggratis untuk rwarga miskin

Page 90: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

kemampuan mereka untuk keluar dari masalah tersebut. Dan dapat dilihat

bahwa masyarakat Semanggi masih jauh dari dari kondisi ideal atau kondisi

yang mereka inginkan, hal ini dapat dilihat dari segi sarana prasarana

lingkungan atau rumah yang masih jauh dari kelayakan yang disebabkab

oleh banyak hal. Selain itu masalah kesehatan, ekonomi dan pendidikan

juga masih rendah dikarenakan kemampuan masyarakat untuk mencapai

kondisi ideal juga lemah. Sehingga dari pemetaan masalah tersebut, dapat

disimpulkan terdapat 2.911 KK yang masuk keluarga miskin. Pemetaan

swadaya inilah yang menjadi titik tolak dalam merencanakan

penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Semanggi.

d. Pembentukan LKM

Pada tahapan ini, dibetuklah lembaga atau kelompok swadaya

masyarakat yang dibentuk, diakui, dan dikelola oleh masyarakat secara

transparan dan bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan bersama.

Pembentukan pengurus lembaga ini, berdasarkan perwakilan masing –

masing RW. Proses pembentukan LKM ini berjalan cukup baik dengan

mekanisme pemilihan secara terbuka, sehingga terpilihlah 13 pengurus

berdasarkan suara terbanyak. Maka terbentuklah 13 pengurus Lembaga

Keswadayaan Masyarakat (LKM) Mandiri. LKM Mandiri ini dibentuk

pada tanggal 20 November 2008 di Balai Kelurahan yang dihadiri oleh

Bapak lurah dan jajarannya, Faskel Kelurahan Semanggi serta warga

masyarakat. Akan tetapi, diawal forum musyawarah pembentukan LKM

ini jumlah yang hadir belum memenuhi quorum yaitu minimal dihadiri

Page 91: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

oleh 2 % dari penduduk dewasa Kelurahan Semanggi yang sebesar 18

ribu orang. Sehingga dalam kegiatan ini minimal dihadiri oleh 300 warga.

Walaupun tidak terpenuhi, pemilihan pengurus LKM tetap terlaksana

disesuai dengan mekanisme forum yang ada. Hal ini diutarakan oleh Pak

Santoso selaku faskel Semanggi :

“ Pada tahap ini dibentuk pengurus LKM dengan mekanisme pemilihan terbuka dengan kehadiran minimal 2% penduduk dewasa atau sekitar 300 orang. Pada kenyataannya forum belum memenuhi karena masyarakat yang hadir tidak mencapai 100 orang . Tapi kita tetap lanjutkan dengan tata tertib yang telah kita buat dan akhirnya kita bisa melakukan mekanisme ini dengan baik dan sangat demokratis”.(wawancara 23 Juli 2010)

Partisipasi masyarakat untuk kehadiran pada forum ini masih belum

maksimal. Banyak faktor yang menyebabkan ketidakhadiran masyarakat

pada forum ini antara lain karena waktu , aktivitas masyarakat dan belum

menjadi kesadaran bersama masyarakat untuk menjadi bagian pada forum

ini. Terkait partisipasi masyarakat pada forum ini, Pak Agus Santoso

selaku Lurah Semanggi menyampaikan pendapatnya :

“ Untuk menghadirkan 2% penduduk dewasa Semanggi pada forum ini masihlah sangat sulit mengingat segala hal yang menjadi kesibukan mereka. Yang pasti dengan kehadiran yang ada setiap elemen sudah terwakili laki-laki perempuan, mampu kurang mampu dan yang lainnya. Untuk mengharapkan kehadiran 100 % disetiap rapat sangatlah sulit dengan kondisi sekarang ini”.(wawancara 20 Juli 2010)

Ditambahkan juga oleh Pak Santoso selaku faskel Semanggi :

“ Kami menyadiri untuk menghadirkan 100 % atau 2 % masyarakat

sangatlah tidak mudah. Mengingat segala faktor yang menyebabkan itu baik dari kesadaran masyarakatnya atau masyarakat belum sepenuhnya menjadikan forum ini adalah forum mereka. Tapi kami cukup puas

Page 92: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

dengan ini karena semua dapat diatasi dengan baik dengan hasil yang baik pula. Semoga dengan terpilihnya kepengurusan ini PNPM di Semanggi berjalan dengan baik”.(wawancara 23 Juli 2010)

Untuk membantu kerja pengurus LKM maka dibentuklah unit

pelaksana yang terdiri dari tiga bagian yang dipilih secara terbuka oleh

masyarakat serta sukarela dari masyarakat untuk menjadi pelaksana pada

forum yang sama, UP tersebut yaitu :

1 Unit Pelaksana Lingkungan (UPL), berkaitan dengan peningkatan

sarana prasaran lingkungan seperti perbaikan jalan, selokan MCK dll.

2 Unit Pelaksana Sosial (UPS), berkaitan dengan peningkatan kualitas

SDM seperti ketrampilan, training menyetir.

3 Unit Pelaksana Keuangan (UPK) seperti bantuan dana bergulir

Unit-unit pelaksana diatas bertanggungjawab dalam membentuk

Kelompok swadaya masyarakat (KSM) sebagai pelaksanan dilapangan

semua kegiatan PNPM serta bertanggung jawab kepada LKM Mandiri.

Dari pembentukan ini terpilihlah Bapak Syahrir Rozhie SH sebagai

koordinator LKM Mandiri dan 12 orang sebagai anggota serta

Berikut struktur LKM Mandiri beserta unit pelaksana :

Page 93: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Bagan 7

Struktur Organisasi LKM Mandiri

NAMA JABATAN 1 SYAHRIR – ROZIE,SH KOORDINATOR 2 SUPARNO, HS,BE,Dipl,S.Pd,ST,MM ANGGOTA 3 SRI ISMIATI ANGGOTA 4 MAMIK SUGIANTO ANGGOTA 5 SENEN, SE ANGGOTA 6 JOKO LEO PURWANTO ANGGOTA 7 MOH.EFFENDY ANGGOTA 8 SUYANTO, S.Ag ANGGOTA 9 ALB. SUTRISNO ANGGOTA 10 SIRILAN ANGGOTA 11 RADITE RIAWANTO ANGGOTA 12 KUSRINI ANGGOTA 13 SABARI AMAL ANGGOTA

Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009

e. Penyusunan Program Jangka Menengah Program Penanganan

Kemiskinan (Pronangkis) 2009-2011 dan Rencana Tahunan

(Renta) 2009

Tahapan setelah kegiatan pemetaan swadaya dan pembentukan LKM

adalah penyususnan program jangka menengah pronangkis. Tahapan

penyusunan rencana ini, mempunyai tujuan untuk membahas berbagai

kebutuhan pembangunan, menyepakati prioritas pembangunan, menyusun

KESEKRETARIATAN 1. SUMARSONO 2. HERI SUKARDI

PENGAWAS 1. JUWADI 2. IBU PURWONO HADI

UPL 1. ARIS SUKIMAN 2. SURAMTO 3. WIDODO MARJONO, Dipl 4. SURADI 5. SIHNOWO

UPS

1. ANDRIARSO 2. WIJI SRI WIDODO 3. SUWARNI 4. IBU ABDUL RAHMAN 5. VERA KARTIKA.G, SH

UPK

1. Drs. MARNO 2. Drs. WIDI EKO.S 3. SULAIMAN 4. TRI ATMAJI 5. JOKO SIHONO

Page 94: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

rencana jangka pendek dan menengah berdasarkan visi bersama, serta

potensi sumber pembiayaannya. Tahapan ini dilaksanakan oleh LKM

dengan struktur dibawahnya serta pendampingan dari faskel Semanggi.

Adapun hasil PJM Pronangkis Kelurahan Semanggi Tahun 2009 –

2011disampaikan pada lampiran. Setelah tersusun PJM Pronangkis maka

disusunlah Rencana Tahunan (Renta 2009) sebagai landasan dalam

pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan selama tahun 2009.

Renta 2009 disampaikan pada lampiran.

f. Pelaksanaan Kegiatan

LKM Mandiri sebagai motor penggerak program PNPM Mandiri

Perkotaan mempunyai tugas untuk merencanakan kegiatan berdasarkan

peta kemiskinan dan PJM Pronangkis Semanggi. Kegiatan yang

direncanakan merupakan kegiatan yang diprioritaskan dalam

penaggulangan kemiskinan di Semanggi berdasarkan renta yang telah

disusun. Setelah dipilih kegiatannya, kemudian diusulkan dalam bentuk

proposal kegiatan kepada faskel untuk mencairkan dana kegiatan. Proses

pelaksanaan kegiatan di masyarakat dilaksanakan oleh kelompok swadaya

masyarakat (KSM) yang sudah dibentuk sebelumnya berdasarkan

kesepakatan warga setempat. KSM dibentuk oleh unit pelaksana yang

dibentuk LKM. Unit Pelaksana disesuaikan dengan kegiatan yang akan

dilaksanakan , dalam bentuk sosial, lingkungan atau ekonomi.

Pencairan dana dilaksanakan olek faskel kemudian diserahkan kepada

pengurus LKM. Kemudian ditindaklanjuti oleh KSM serta warga dengan

Page 95: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

pendampingan oleh unit pelaksana di LKM untuk realisasi kegiatan.

Berdasarkan tahun anggaran 2009, dana PNPM Mandiri Perkotaan telah

cair sebanyak Rp 350 juta dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat

(BLM). Rincian dana tersebut antara lain :

1 BLM I tercairkan Rp 150 juta, dana ini diperuntukkan untuk

perbaikan lingkungan yaitu selokan- selokan dan fasilitas pendidikan

usia dini (PAUD). BLM I ini diprioritaskan pada lingkungan karena

kondisi lingkungan yang sangat memprihatinkan. Berikut adalah

rincian dana BLM I :

Tabel 9 Hasil kegiatan BLM I Kelurahan Semanggi

No KSM Lokasi Kegiatan Nilai usulan BLM Swadaya 1 Losari

Gotong Royong

RT 03/III Perbaikan saluran air

3.909.000 3.360.000 594.000

2 Rukun Makmur

RT05/I Renovasi MCK umum

7.495.0000 6.250.000 1.245.000

3 Indira Putra RW XI Pavingisasi 8.255.000 6.632.000 1.632.000 4 Marga

Raharja RT 04/VI Saluran air 10.070.000 7.817.000 2.253.000

5 Mentari RT 04/II Saluran air 3.077.000 2.602.000 475.000 6 Losari

Damai RT 04/III Saluran air 4.868.000 3.960.000 908.000

7 Mojo Jaya RT 04/V Saluran air 5.897.000 4.629.000 1.268.000 8 Semanggi

Peduli RT 07/IV Saluran air 8.689.000 6.400.000 2.289.000

9 Kusuma Losari

RW I PAUD 63.200.000 50.000.000 13.200.000

10 Enggal Waras

Kel Semanggi

Renovasi MCK Umum

7.572.000 6.750.000 822.500

11 Kenanga IIIC

RT 06/IV Bantuan Keg posyandu dan PMT Balita

2.167.000 1.800.000 367.000

12 Kenangan III RT 01/IV Bantuan Keg posyandu dan PMT Balita

2.091.000 1.800.000 291.000

Biaya Operasional 3.000.000 Total 127.290.500 105.000.000 25.290.500

Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009

2 BLM II berbentuk sharing dana antara dana PNPM Mandiri dari

APBN dengan APBD Kota Surakarta. Sahring dana ini berbentuk

Page 96: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

bantuan pada 28 posyandu balita (masing-masing posyandu Rp 1,8

juta), 12 posyandu lansia (masing-masing posyandu Rp 1,2 juta) dan

dana perbaikan untuk rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 200

rumah (masing-masing rumah Rp 2 juta). Sehingga total sharing dana

sebesar Rp 464.800.000,-. Berikut adalah rincian dana BLM II dalam

bentuk bantuan pada posyandu :

Tabel 10 Hasil kegiatan BLM II Kelurahan Semanggi

No Nama Posyandu Ketua Alamat BLM 1 Matahari IA Endang Hartono Rt 4/Rw I 1.800.000 2 Matahari IB M A Mulyati Rt 7/Rw I 1.800.000 3 Matahari II Suharsih Juwadi Rt 4/ Rw II 1.800.000 4 Matahari III Sri Sunarti Rt 3 / Rw III 1.800.000 5 Kenanga III Endang Prwani P Rt I/Rw IV 1.800.000 6 Kenanga III A Murnugrahaningsih Rt I/Rw IV 1.800.000 7 Kenanga III B Sri Rahayu R Rt 8/Rw IV 1.800.000 8 Kenanga III C Haryani Rt 6 RwIV 1.800.000 9 Kenanga II Suprapti Sumarno Rt 6 Rw V 1.800.000 10 Kenanga I Sutini Rt 1 Rw VI 1.800.000 11 Kenanga IV A Atun Bambang Rt 3 Rw VII 1.800.000 12 Kenanga IV B Sunariyah Rt 5 Rw VII 1.800.000 13 Mawar III Endang Sri Suwarsi Rt 1 Rw VIII 1.800.000 14 Mawar I MDM Suwarni Rt 4 Rw 9 1.800.000 15 Mawar V Basuki Rt 1 Rw X 1.800.000 16 Mawar IV Sri Wijiati Rt 4 Rw XI 1.800.000 17 Mawar II Rohani Wiyoto Rt 4 Rw XII 1.800.000 18 Murba Indah IV Endah Tristiyani Rt 2 Rw XIII 1.800.000 19 Murba Indah II Hardiyanto Rt 2 Rw XIV 1.800.000 20 Murba Indah I Budi Maryati B Rt 2 Rw XV 1.800.000 21 Murba Indah V Rahmayanti Rt 4 Rw XVI 1.800.000 22 Murba Indah III Siti Kusnindar Rt 3 Rw XVII 1.800.000 23 Cempaka I Sri Rusmiyati M Rt 3 Rw 18 1.800.000 24 Cempaka II M A Sri Soekesi Rt 1 Rw XIX 1.800.000 25 Cempaka III Sriwidati Markukuh Rt 3 Rw XX 1.800.000 26 Cempaka IV Tarmini Sumardi Rt 2 Rw XXI 1.800.000 27 Cempaka V Sutini sahid Rt 3 Rw 22 1.800.000 28 Kenanga V Siti Suryani A Rt 3 Rw XXIII 1.800.000 29 Punabakti Sri Mulyani Rt 4 Rw I 1.200.000 30 Kenanga II Sri Mukanah S Rt 6 rw V 1.200.000 31 Seger Waras Heru Bagyanti S Rt 3 Rw III 1.200.000 32 Noto Harjo M M Sutarsih S Rt 1 Rw VI 1.200.000 33 Ngudi Waras I Sugiprapti S Rt 5 Rw XV 1.200.000 34 Ngudi Waras II M V Setyowati Rt 5 Rw XII 1.200.000 35 Ngudi Waras 17 Murtini Rt 3 Rw 17 1.200.000 36 Ngudi Wars III Heru Bagyanti Rt 3 Rw III 1.200.000 37 Cepaka Zaenab Rt 8 Rw XIX 1.200.000 38 Aisiyah Handini Rt 2 Rw XVII 1.200.000 39 Ngudi Waras 22 Paryanti Rw XXII 1.200.000 40 Estu Utomo Muh Irsam Rt 8 Rw IV 1.200.000

Page 97: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009

3 BLM III tercairkan Rp 70 juta dalam bentuk perbaikan selokan,

training setir mobil dan bantuan modal bergulir sebesar Rp 20 juta.

Berikut rincian dana BLM III :

Tabel 11 Hasil kegiatan BLM III Kelurahan Semanggi

No KSM RW/RT Kegiatan BLM Swadaya Total 1 Banjir Kanal RT 06-07 Rw

12 Perbaikan gorong-gorong

5.150.000 2.404.000 7.554.000

2 Krida Mukti RT 02-03 Rw 15

Perbaikan saluran

4.720.000 2.346.000 7.066.000

3 Empat Belas Mandiri

RT 03-04 Rw 18

Perbaikan jalan

5.070.000 2.791.000 7.861.000

4 Mandiri 18 RT 01 RW 18 Perbaikan saluran

9.909.000 3.790.000 13.699.000

5 Sampangan RT 01 RW 22 Perbaikan saluran

9.554.000 5.572.000 15.126.000

6 Guyub Rukun 3 RW 19 Perbaikan saluran

5.797.000 2.317.000 8.114.000

7 Kencana Murni Kel Semanggi Pelatihan setir mobil

7.800.000 600.000 8.400.000

8 Serayu 3 RT 03 RW 14 Pinjaman bergulir

2.500.000 1.000.000 3.500.000

9 Mandiri 21 RT05 RW21 Pinjaman bergulir

2.500.000 950.000 3.450.000

10 Anggrek RT05 RW 05 Pinjaman bergulir

2.500.000 600.000 3.100.000

11 Simponi RT 3 RW 23 Pinjaman bergulir

2.500.000 1.125.000 3.625.000

12 Melati RT02 RW 02 Pinjaman bergulir

2.500.000 925.000 3.425.000

13 Rosela RT 07 RW 04 Pinjaman bergulir

2.500.000 1.970.000 4.470.000

14 Panca Usaha RT 04 RW 03 Pinjaman bergulir

2.500.000 900.000 3.400.000

15 Mekar Jaya RT 03 RW 06 Pinjaman bergulir

2.500.000 1.00.000 3.500.000

BOD 2.000.000 Total 70.000.000 28.290.000 96.290.000

Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009

Dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan diatas,

cukup berjalan dengan baik dan dapat bermanfaat untuk masyarakat

Seamnggi. Sebagai contoh adalah pembangunan PAUD untuk RW 1

daerah Loasari, partisipasi warga sangat baik dari segi dana maupun

Page 98: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

tenaga sehingga pembangunan PAUD terselesaikan dengan baik dan

sampai sekarang pembelajaran di PAUD sudah berjalan dengan kualitas

pembelajaran yang meningkat. Selain itu, bantuan terhadap posyandu juga

sangat membantu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat terutama

balita dan lansia. Seperti Posyandu Kenanga di RW IV, dengan adanya

bantuan dana sebesar Rp 1.800.000 mampu untuk meningkatkan gizi

balita sebanyak 90 anak, olehkarena itu Posyandu Kenanga menjadi

posyandu percontohan untuk kelurahan-kelurahan yang lain. Dan untuk

bantuan perbaikan lingkungan seperti perbaikan selokan/saluran air,

pavingisasi, perbaikan MCK dan jalan cukup dirasa manfaatnya oleh

masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif. Dari

sekian kegiatan PNPM yang dilaksanakan pada tahun 2009, masih

terdapat RW atau RT yang belum tersentuh dengan program PNPM

Mandiri perkotaan . Hal ini menjadi evaluasi bagi masyarakat untuk

partisipasinya, LKM dan fasilitatot agar program PNPM mandiri

Perkotaan dapat merata di semua titik-titik kemiskinan di Semanggi dan

dapat dirasakan manfaatnya oleh semua masyarakat.

3. Review Program (RP)

Review program merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan program

PNPM Mandiri Perkotaan . Kegiatan ini dilaksanakan oleh LKM sebagai

penyelenggara dan dihadiri oleh seluruh elemen yang terlibat dalam

pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan yaitu KSM, perwakilan

warga/Ketua RT-RW, jajaran pemerintahan desa dan faskel sebagai

Page 99: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

monitoring. Review program ini bertujuan untuk menyampaikan

perkembangan kegiatan, membahas permasalahan serta merencanakan

kegiatan program PNPM Mandiri Perkotaan untuk waktu berikutnya. Di

kelurahan Semanggi, LKM Mandiri telah melaksanakan review program

sebanyak tiga kali yaitu pada bulan September, Oktober, dan November

2009. Riview program ini meliputi tiga hal yaitu : review terhadap program,

kelembagaan dan keuangan. Tiga hal tersebut menjadi landasan dalam

memantai atau mengontrol perkembangan program-program PNPM Mandiri

Perkotaan serta referensi dalam merancang program-program PNPM Mandiri

Perkotaan berikutnya. Berikut adalah hasil review kelembagaan antara lain :

Tabel 12 Hasil aspirasi dari masyarakat terhadap LKM

No Aspirasi dan Harapan Masyarakat

KelurahanTerhadap Kelembagaan LKM

Komitmen Masyarakat Kelurahan dalam mendukung

kelembagaan LKM

Keterangan

1. LKM mensosialisasikan dan menginformasikan setiap kegiatan ( Lingkungan, Sosial, Ekonomi) kepada warga masyarakat hingga tingkat basis sebagai wujud transparansi, baik secara langsung maupun melalui media yang ditempel di papan informasi, agar masyarakat mengetahui keberadaan LKM dan kegiatan PNPM-MP.

Masyarakat mendukungan dan berpartisipasi untuk terlibat dalam kegiatan yang difasilitasi LKM.

Hadir dan aktif dalam pelaksanaan kegiatan.

2. LKM selektif dengan melakukan survey secara langsung agar program yang disusun sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan tepat sasaran.

Masyarakat memberikan informasi yang benar dalam mengajukan usulan kepada LKM, dalam melakukan survey.

Melihat lokasi.

3. LKM selalu melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengambilan keputusan.

Masyarakat terlibat dan hadir dalam setiap kegiatan yang difasilitasai LKM.

4. LKM bisa membangun hubungan baik ( sinergitas ) dengan Pemerintah Kelurahan dan Lembaga Kelurahan yang ada.

Masyarakat akan mendukung upaya LKM dalam rangka membangun hubungan baik dengan Pemerinta Kelurahan dan Lembaga Kelurahan.

Selalu berkoordinasi dengan pemerintah Kelurahan.

5. LKM bisa memberikan solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada ditingkat

Masyarakan akan berkonsultasi dengan LKM dalam menyelesaikan permasalahan

Page 100: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

masyarakat yang berkaitan dengan pelaksanaan pelaksanaan kegiatan ( sosial, Ekonomi, Lingkungan ) dalam rangka penanggulangan kemiskinan.

yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan PNPM –MP.

6. LKM berupaya membangun kemitraan ( Chanelling) dengan dinas terkait ,perusahaan dan pihak- pihak terkait untuk merealisasikan program- programnya.

Masyarakat akan mendukung program LKM yang bisa disinergikan dengan rpihak lain.

7. LKM perlu melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan secara periodik sebagai bahan laporan Pertanggung Jawaban kepada Masyarakat.

Masyarakat akan mendukung dengan ikut monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiata .

Sumber : Data tim PNPM Mandiri Perkotaan Semanggi 2009

Dan berikut adalah hasil kesepakatan tim review kelembagaan untuk proses –

proses kegiatan berikutnya untuk meningkatkan koordinasi dan partisipasi

masyarakat.

Tabel 13 Hasil kesepakatan tim review Kelembagaan

Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009

Dari review kelembagaan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat

masih sangat berharap dengan adanya program PNPM Mandiri perkotaan di

Kelurahan Semanggi. Oleh karena itu, kepercayaan terhadap LKM sangat

No Kegiatan Tujuan Pelaksana/

Penanggungjawab

Peserta Tempat Waktu

1. Koordinasi dengan ketua RT dalam rangka menentukan tanggal pelaksanaan Review tk basis.

Adanya kesepakatan jadwalpelaksanaan kegiatan

Seluruh Tim Ketua RT Rumah Bapak RT

1 Minggu

2. Pelaksanaan kegiatan tigkat basis

Mendorong masyarakat agar mampu melakukan review secara partisipatif dan bertanggung jawab.

Seluruh Tim Warga RT Rumah warga 1 Bulan

3. Penyepakatan hasil Refleksi di tingkat Kelurahan.

Adanya kesepakatan aspirasi, harapan dan komitmen masyarakat dan LKM terhadap kelembagaan LKM.

Tim dan LKM PerwakilanWarga Kelurahan

Balai Kelurahan

1 Hari

Page 101: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

tinggi untuk dapat menyelesaiakan masalah-masalah yang dihadapi oleh

masyarakat melalui program-program PNPM Mandiri Perkotaan.

Review program yang kedua yaitu keuangan. Kegiatan ini diadakan

bertujuan untuk mengetahui transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

keuangan LKM baik yang dilaksanakan oleh sekretariatan maupun dilaksakan

oleh UP-UP yang ada di LKM. Hasil dari review keuangan antara lain :

1 Laporan keuangan dengan saldo akhir Rp. 11.701.742,-

2 Temuan Review Keuangan

a. Rekonsiliasi dan Rekening Bank

1) LKM membuka rekening di Bank Pembangunan Daerah

Cabang Surakarta, yaitu dengan nomor rekening 3-002-00833-

4

2) Penandatanganan aplikasi, surat kuasa pengambilan dana dari

Bank dilakukan oleh 3 orang LKM. Pendapatan bunga Bank

maupun biaya administrasi Bank juga telah dicatat pada buku

Bank.

3) Bank dan Kas

Sekretaris

1) Semua transfer dari KPPN dan pihak lain sudah masuk

rekening LKM, yaitu tanggal 18 Maret 2009. sebesar Rp

60.000.000,-. Setoran maupun pengambalian dana dari Bank

selalu dicatat dalam buku kas dan dicatat pada saat setoran dan

Page 102: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

pengambilan dana dari Bank (sesuai dengan tanggal yang

tercantum dalam buku tabungan).

2) Buku kas sudah ditutup tiap akhir bulan dan saldo kas akhir

bulan Agustus menjadi saldo awal kas bulan September (bulan

yang disample).

3) Setiap penerimaan kas menggunakan bukti kas masuk,

demikian pula halnya dengan pengeluaran kas selalu

menggunakan bukti kas keluar.

b. Penerimaan

1) Bukti kas mempunyai nomor bukti urut dan sistematis dan

jelas menunjukkan sumber penerimaan,tetapi tanda tangan

kurang lengkap.

2) Panitia belum membuat surat konfirmasi kepada pemberi

dana.

c. Pengeluaran

1) Semua pengeluaran telah didukung dengan bukti kas keluar

dan telah ditandangani oleh koordinator LKM atau anggota

LKM.

2) engeluaran untuk Kegiatan Lingkungan dan Sosial dibayarkan

sesuai perencanaan dan proposal

3) Semua pengeluaran sudah dicatat di buku catatan uang keluar

dan buku besar

d. Pelaporan

Page 103: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

1) LPJ Panitia/KSM lengkap, benar didukung dokumen atau

bukti penggunaan dana kegiatan dan rincian dana swadaya.

2) Laporan Keuangan sudah dibuat secara rutin dan belum secara

rutin diberikan kepada pihak yang terkait (PJOK, Fasilitator

dan Lurah).

3) Laporan bulanan, baru ditempel di 1 papan pengumuman yang

tersedia yaitu di RW III.

e. Buku Besar

Sekretaris sudah membuat buku Lingkungan, Sosial, Ekonomi dan

BOP dan dicatat secara sendiri-sendiri sesuai dengan penggunaan

f. Administrasi

1) BAPPUK, Berita acara dan Notulen, Proposal Panitia/KSM,

LPJ Panitia/KSM , Buku Tabungan, Bukti Kas, Dokumen

Keluar Masuk disimpan dengan baik

2) Belum ada Kontrak kerja UP-UP dan Sekretaris

3) Bukti Kas masuk maupun bukti kas keluar, sudah diarsipkan

dengan baik

g. Penggajian

Belum adanya sistem penggajian.

Berdasarkan review keuangn tersebut, maka direkomendasi sebagai berikut :

1 Sebaiknya LKM dalam setiap pengambilan kebijakan

mensosialisasikan terhadap semua warga masyarakat, supaya

Page 104: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

masyarakat mengerti serta memahami apa-apa yang ada pada LKM

Semanggi Mandiri.

2 LKM sebaiknya selalu menjalin hubungan yang sinergi dengan

seluruh elemen yang ada agar dapat tercipta hubungan yang baik

sehingga harapan kita bersama, yaitu upaya penanggulangan

kemiskinan dapat tercapai.

Untu review program, data sudah terlampirkan pada data hasil-hasil

pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi. Dengan

rincian, BLM I telah tercairkan sebesar Rp 150 juta dengan 12 kegiatan.

Untuk BLM II telah tercairkan sebesar Rp 464.800.000,- untuk bantuan 28

posyandu balita (masing-masing posyandu Rp 1,8 juta), 12 posyandu lansia

(masing-masing posyandu Rp 1,2 juta) dan dana perbaikan untuk rumah tidak

layak huni (RTLH) sebanyak 200 rumah (masing-masing rumah Rp 2 juta).

Sedangkan BLM IIItercairkan Rp 70 juta dengan 15 kegiatan dibidang sosial

dan lingkungan.

4. Rembug Warga Tahunan (RWT)

Rembug warga tahunan adalah rangkaian atau siklus akhir dari proses

pelaksanaan program PNPM Mandiri. RWT wajib dilaksanakan oleh LKM

Mandiri yang dilaksanakan minimal 1 tahun sekali. RWT di Kelurahan

Semanggi telah terlaksana 1 kali pada tanggal 27 Desember 2009 untuk

periode BLM tahun 2009. Peserta RWT adalah warga, KSM, Ketua RT dan

RW perangkat Kelurahan serta faskel selaku pendamping. Kegiatan ini

merupakan rapat pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan kepada

Page 105: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

masyarakat. Selain tujuan tersebut, RWT juga merupakan sarana evaluasi

terhadap LKM sebagai lembaga yang menangui kegiatan-kegiatan

penanggulangan kemiskinan di Semanggi. Selain itu RWT juga dapat

menjadi sarana evaluasi terhadap partisipasi masyarakat sendiri dalam

pelaksanaan program PNPM Mandiri. Berikut adalah hasil dari RWT Tahun

2009 di Kelurahan Semanggi :

a. LKM sebagai lembaga pimpinan kolektif dan penggerak modal sosial

untuk penanggulangan kemiskinan di wilayah kelurahan Semanggi,

berikut adalah evalusinya :

1 LKM sudah menjalankan kebijakan serta aturan main secara

demokratis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

penanggulangan kemiskinan.

2 LKM belum sepenuhnya menjalankan pengorganisasian

masyarakat untuk merumuskan visi, misi, rencana strategis.

3 LKM sudah menjalankan review PJM Pronangkis.

4 LKM sudah menjalankan monitoring, pengawasan dan

mengendalikan pelaksanaan keputusan-keputusan yang diambil.

5 LKM belum sepenuhnya meverifikasi penilaian yang telah

dilaksanakan UP-Up.

6 LKM sudah menjalankan pengawalan terlembaganya nilai-nilai

dan prinsip kemasyarakatan di Kelurahan Semanggi.

7 LKM belum sepenuhnya mengontrol dan memasukkan terhadap

kebijakan pemerintah.

Page 106: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

8 LKM belum sepenuhnya membnagun kerjasama dengan pihak

luar.

b. LKM sebagai penggerak dan pengendali agar program

penanggulangan kemiskinan dapat berjalan. Berikut aadalah

indikasinya :

1 Kerjasama dan kepercayaan diantara anggota LKM sudah berjalan

2 Kerjasama dan kepercayaan antara LKM dengan masyarakat

sudah berjalan

3 Kerjasama dan kepercayaan antar warga sudah berjalan

4 Kerjasama anatar LKM dengan pihak luar belun sepenuhnya

terlaksana.

c. LKM dalam menjalankan kebijakannya dibantu oleh unit-unit

pengelola, sehingga LKM sudah lebih focus didalam membuat

kebijakan san memonitoring segala kegiatan. Berikut adalah

evalusinya :

1 Warga masyarakat belum sepenuhnya mengetahui segala

informasi tentang kegiatan yang dilakukkan LKM terutama

masalah keuangan.

2 LKM cukup mengadakan pertemuan dengan warga.

3 Masyarakat sudah mengetahui sasaran dari kegiatan-kegitan yang

telah dilakukan oleh LKM, apakah dana bergulir atau sarana

prasarana maupun kegiatan sosial.

Page 107: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

4 Penerima manfaat program sudah tepat sasaran, dan merupakan

warga miskin yang tercantum pada data warga miskin.

5 Bilamana ada permasalah tentang kemiskinan masyarakat belum

mengadukan permasalahan terhadap LKM.

6 LKM dalam menyusun program sudah melibatkan masyarakat.

7 Masyarakat sudah sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan

penanngulangan kemiskinan yang difasilitasi oleh LKM.

8 Relawan sering membantu kegiatan-kegiatan penanggulangan

kemiskinan yang difasilitasi LKM

Dari hasil RWT diatas, peran LKM sebagai penanggung jawab semua

kegiatan PNPM di Semanggi sudah cukup baik, tetapi yang perlu

ditingkatkan oleh LKM adalah meningkatkan sosialisisi serta partisipasi

masyarakat dalam semua kegiatan serta meningkatkan keaktifan semua

anggota LKM dalam mengelola tugas dan kewenanga mereka. Seperti yang

diungkapkan oleh Faskel Semanggi :

“ Berakhirnya BLM III menandakan sudah satu tahun PNPM berjalan dengan adanya RWT ini kita mengetahui letak kekurangan kita dalam pelaksanaan PNPM. Dan menjadi PR terbesar kita bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat baik pada rapat maupun pelaksanaan program dan menjadi evaluasi untuk LKM Mandiri harus lebih aktif kembali untuk mensukseskan agenda-agenda penanggulanagan kemsikinan di Semanggi”. (wawancara 23 Juli 2010) Diungkapkan juga oleh Pak Rozie selaku koordinator LKM :

“ Kami menyadari masih banyak kekurangan LKM dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab kami. Dan menjadi PR untuk kita adalah bagaimana program ini lebih memasyarakat lagi sehingga partisipasi masyarakat untuk menjalankan program PNPM lebih baik “.(17 Juli 2010)

Page 108: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Ditambahkan juga oleh Pak agus Santoso selaku Lurah Semanggi :

“ Dengan adanya RWT ini menjadi evaluasi bersama buat kita terutama kami selaku jajaran pemerintahan di Kelurahan Semanggi. Dengan adanya program-program PNPM kami sangat terbantu dan kami pun mempunyai tugas juga untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap agenda PNPM”.(wawancara 20 Juli 2010)

Bardasarkan proses pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa program PNPM Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Semanggi berjalan cukup baik. Program PNPM Mandiri perkotaan

di Kelurahan Semanggi sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada,

tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam proses implementasi sudah

dilaksanakan. Hal ini dapat dibuktikan dengan berita acara disetiap

tahapannya. Dapat dilihat jug peran LKM, KSM dan semua elemen yang

terkait berusaha untuk menjalankan program penanggulangan kemiskinan ini

dengan sebaik-baiknnya. Usaha semua elemen yang terkait dapat dilihat dari

banyaknya kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan yang terealisasi dengan baik.

Tetapi, masih banyak juga yang perlu untuk ditingkatkan yaitu meningkatkan

partisipasi atau swadaya masyarakat secara merata diseluruh Kelurahan

Semanggi sehingga, terjadi pemerataan pembangunan dalam

penanggulangan kemiskinan.

Page 109: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan PNPM Mandiri

Perkotaan di Kelurahan Semanggi

1. Sumber Daya

Sumber daya merupakan faktor yang sangat penting dalam proses

implemntasi program PNPM Mandiri Perkotaan ini, Sumber daya yang

melaksanakan program PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi, antara

lain :

a. Sumber Daya Manusia

1 Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan Kelurahan (Faskel)

Fasilitator bertugas dalam pendampingan pelaksanaan program

PNPM di Kelurahan- kelurahan. Terdiri dari lima orang yang

bertanggungjawab pada 9 Kelurahan salah satunya adalah

Kelurahan Seamanggi. Terbagi dalam tugas masing-masing antara

lain bertanggungjawab pada komponen kegiatan lingkungan, sosial

dan keuangan. Dengan kapasitas mereka yang berlatar belakang

Sarjana Tehnik dan Ekonomi, faskel mampu menyelesaiakan tugas-

tugas mereka dengan baik karena, kerja sama yang dibangun

masing-masing faskel cukup baik. Bukti dari keberhasilan faskel

adalah diterimanya dan dijalankannya program PNPM Mandiri

Perkotaan oleh masyarakat Kelurahan Semanggi.

2 Lurah atau perangkat Desa

Lurah sebagai Kepala Kelurahan Semanggi, Bapak Agus

Santosa mempunyai peran yang strategis dalam menfasilitasi

Page 110: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan ini. Peran kepala

kelurahan antara lain : terselenggaranya sosialisasi awal,

terselenggarannya pertemuan pengurus RT/RW, koordinasi dan

sinkronisasi kegiatan yang terkait kegiatan penanggulangan

kemiskinan, pembentukan LKM, mendukung penyusunan PJM

Pronangkis dll. Seperti yang diungkapkan Bapak Santoso, selaku

faskel Semanggi :

“ Kami sangat terbantu dengan fasilitasi dari bapak Lurah, karena beliau mampu menjadi penghubung antara fasilitator dengan warga Semanggi. Dari awal sampai sekarang peran pak Agus sangat membantu keberjalanan program PNPM”. (wawancara 23 Juli 2010)

Oleh karena itu, dukungan serta komitmen dari seorang Lurah

sangat berpengaruh pada pelaksanaan program PNPM Mandiri

Perkotaan. Dapat dilihat program PNPM Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Semanggi dapat dilaksanakan dengan baik sampai saat

ini.

3 Lembaga Kswadayaan Masyarakat (LKM)

Pengurus LKM Mandiri di Semanggi terdiri dari 13 pengurus

inti yang mewakili masing- masing RW dan dipilih dengan suara

terbanyak. Dibantu oleh relawan-relawan dari masyarakat yang

diberbantukan pada unit pelaksanaan (UP) lingkungan , sosial dan

ekonomi. Masing-masing UP terdiri dari 5 personil. LKM Mandiri

adalah motor penggerak di masyarakat dalam pelaksanaan program

PNPM Mandiri. Akan tetapi, karena beberapa kondisi membuat

Page 111: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

personil tidak semua dapat aktif dalam kepengurusan ini. Seperti

yang diungkapkan oleh Bapak Santoso, selaku faskel Semanggi :

“ Evaluasi untuk LKM sendiri yaitu tidak semua pengurus bisa aktif karena banyak dari mereka yang lebih disibukkan dengan usaha-usah atau aktivitas mereka masing-maisng. Jadi, Pak Rozi dibantu 2 atau 3 pengurus lainnya yang lebih sering aktif untuk pelaksanaan PNPM di Semanggi. Kondisi ini kami maklum karena pengurus LKM tidak di gaji jadi memang prioritas bapak-bapak disana terbagi”. (wawancara 23 Juli 2010)

Kondisi ketidakaktifan semua personil LKM inilah yang perlu untuk

menjadi evalusi dalam struktur LKM karena dapat menghambat

kinerja atau ekselarasi dari program-program PNPM Mandiri

Perkotaan di Kelurahan Semanggi. Diperlukan rekomitmen terhadap

semua personil yang kurang aktif dalam menjalankan tugasnya.

4 Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

KSM merupakan ujung tombak pelaksanaan program PNPM di

lapangan atau masyarakat. Dilihat dari berbagai kegiatan yang telah

terlaksana, keberadaan KSM sudah cukup baik pada masing-masing

kegiatan sampai kegiatan pembangunan tersebut selesai.

Pembentukan KSM inilah yang membuktikan bahwa masyarakat

mampu berpartisipasi dengan baik dengan kesadaran mereka.

a. Dana

Dana merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan

suatu program penanggulangan kemiskianan. Dan sering sekali dana

menjadi hambatan suatu program atau kegiatan terhenti karena

keterbatasan dana. Untuk pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di

Page 112: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Kelurahan Semanggi tidak ada permasalahan dalam hal

pendananaan. Selain dana dari APBN dan APBD, kegiatan PNPM

dibantu dengan adanya swadaya dari masyarakat. Dan dilihat dari

beberapa kegiatan PNPM Mandiri di Semanggi, swadaya dari

masyarakat bagus karena adanya keinginan dan kesadaran dari

warga. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Rozi selaku

Koordinator LKM Mandiri :

“ Sejauh ini dalam pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri tidak begitu ada kendala dalm hal dana, karena yang memegang ATM adalah pengurus LKM jadi tergantung dari kita untuk mengusulkan proposal kegiatannya. Dan swadaya masyarakat cukup bagus di beberapa kegiatan seperti pembangunan PAUD di RW I dan Selokan. Di PAUD itu dari dana yang dianggarkan 50 juta dari PNPM, dana pembangunan mencapai 90 juta-an jadi selebihnya swadaya dari warga”. (wawancara 17 Juli 2010)

2. Sikap Pelaksana atau disposisi

Sikap pelaksana merupakan keinginan baik atau benar-benar tulus

tanpa tendensi dari pelaksana program PNPM Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Semanggi untuk melaksanakan program tersebut. Pelaksana

dalam hal ini yaitu Faskel, Lurah Semanggi dan LKM, dan KSM.

Elemen-elemen tersebut merupakan kunci pelaksanaan program PNPM

Mandiri Perkotaan di masyarakat. Keinginan untuk mengentaskan

kemiskinan di Kelurahan Semanggi dimiliki oleh semau elemen yang

terkain. Seperti yang diutarakan oleh Lurah Semanggi :

“ Saya mendukung sekali program PNPM ini karena program ini yang diinginkan warga di Semanggi. Yang meningkatkan kesejahteraan warga dan swadaya masyarakat. Tetapi memang butuh kesabaran untuk

Page 113: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

dapat menjalankan program ini di Seamnggi”. (wawancara 20 Juli 2010)

Diperkuat dengan pendapat faskel Semanggi :

“ PNPM di Semanggi itu cukup bagus, dukungan dari pak Agus selaku Lurah dan peran LKM yang cukup baik membuat program-program PNPM dapat terlaksana dengan baik. Dibanding Kelurahan lain yang kami dampingi sekarang”. (wawancara 23 Juli 2010)

Dan untuk Faskel Semanggi sendiri, kerja dan semangat mereka

cukup baik. Selain karena Faskel adalah tugas atau konsekuensi dari

pekerjaan, Faskel juga mempunyai kebanggan atau kesadaran untuk

menjalankan tugas mereka dengan baik. Pekerjaan ini merupakan

bentuk pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut diperkuat dengan

pendapat Bapak Santoso selaku Faskel Semanggi :

“ Pekerjaan ini membuat kami harus bebar-benar bekerja untuk masyarakat, gaji bukan segala-galanya karena ketika mementingkan itu lebih baik saya menerima pekerjaan yang lain yang lebih baik gajinya. Hal yang lebih membanggakan , ketika ada kepuasan dari masyarakat atas program PNPM Mandiri dengan ucapan terima kasih dari mereka cukup membuat kami puas dan bahagia. (wawancara 23 Juli 2010)

Melihat respon dan kemauan semua stakeholder yang terkait sangat

baik maka tidak menjadi masalah dalam pelaksanaan program PNPM

Mandiri di Kelurahan Semanggi.

3. Komunikasi

Komunikasi yang dibangun dalam proses implementasi PNPM

Mandiri adalah botton up dan top down antara faskel, Lurah, LKM dan

masyarakat. Koordinasi yang dibangun oleh semua elemen menjadi

sarana komunikasi untuk menyamakan pemahaman, rencana ,

Page 114: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

kesepakatan dan tujuan bersama. Koordinasi ini dijalankan secara

formal dan informal serta dilakukan secara periodik atau sesuai

kebutuhan. Koordinasi secara periodik dan formal antara lain :

a. Rapat triwulan LKM dengan masyarakat

b. Rapat bulanan anggota LKM

c. Rapat koordinasi LKM se Kecamatan

d. Dll

Koordinasi secara informal disesuaikan dengan kebutuhan pada kondisi-

kondisi tertentu. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh lintas elemen

seperti LKM- Lurah, faskel –Lurah dan yang lainnya. Seperti yang

diutarakan Bapak Santoso, selaku Faskel Semanggi :

“ Untuk menyamakan kegiatan atau program PNPM dengan pemerintah pusat atau daerah, kami sering berkoordinasi dengan Bapak Lurah sesuai dengan kebutuhan kami. Hal ini kami lakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan semua kegiatan PNPM atas acc beliau, jadi koordinasi ini sering kami lakukan”. (wawancara 23 Juli 2010) Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Rozi selaku Koordinator LKM

Mandiri Semanggi :

“ Koordinasi sering saya lakukann secara informal terutama bila berkaitan dengan pemerintahan desa terutama kepada Pak Agus, bisa dibilang sharing antara Lurah dengan warganya karena saya juga mewakili warga. Dan hal ini lebih cepat dan tetap tidak melanggar aturan yang berlaku”. (wawancara 17 Juli 2010)

Pola komunikasi yang sudah diterapkan sudah cukup baik dalam

mewujudkan program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan

Page 115: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Semanggi. Sehingga tidak terjadi masalah yang berkaitan dengan

komunikasi antar pelaksana program.

4. SOP atau Juklak-Juknis

Untuk melaksanakan program PNPM Mandiri ini, faskel

mempunyai buku panduan umum dan pelaksanaan. Buku inilah yang

menjadi pedoman pelaksanaan Faskel dan LKM serta elemen yang lain.

Dan selama berjalannya program PNPM Mandiri di Semanggi, setiap

tahapan-tahapn dilakukan sesuai dengan petunjuk atau aturan yang ada

dan semuanya terdokumentasikan dengan baik. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh Bapak Santoso, selaku faskel di Semanggi :

“ Kami bekerja berdasarkan juklak-juknis yang sudah kami terima dari pusat atau dari pelatihan-pelatihan kami. Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, pendanaan, pengawasan, evaluasi dan yang lainnya sudah diatur. Jadi kami tidak bisa seenaknnya, dan yang pasti kami selalu diaudit oleh lembaga independent seperti BPK, dari pusat dan daerah dan yang akan datang world bank. Dan semua hasil setiap tahapan terdokumentasikan semaunya”. (wawancara 23 Juli 2010)

Hal tersebut juga sama pendapatnya oleh bapak Rozi selaku

Koordinatot LKM Mandiri :

“ Semua kerja LKM sudah diatur jadi kami tinggal menjalankkan semuanya. Semua yang berkaitan dengan PNPM Mandiri baik dari administrasi, dana dan yang lainnya sudah diatur dengan jelas. Jadi kami tidak mempunyai kewenangan atau seenaknya”. (wawancara 17 Juli2010)

Berdasarkan wawancara diatas, PNPM Mandiri di Kelurahan Semanggi

sudah sesuai dengan Juklak-Juknis yang telah ditetapkan oleh

Departemen Pekerjaan Umum

Page 116: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

5. Dukungan Publik

Dukungan publik ini dapat berbentuk partisipasi masyarakat

dalam musyawarah atau kegiatan, swadaya materi atau tenaga dan

kesediaan warga untuk menjadi pengurus. Ketiga hal tersebut menjadi

kunci dalam menjalankan kegiatan dalam program PNPM Mandiri

Perkotaan. Partisipasi masyarakat Semanggi dapat dikatakan cukup baik

, hal ini dapat dilihat dari program-program yang telah dilaksanakan

selama tahun 2008-2009. Tetapi ketika dilihat dari kualitas partisipasi

masyarakat maka dapat dikatakan kurang baik. Adapaun kondisi yang

terjadi di masyarakat Semanggi yang berkaitan dengan partisipasi antara

lain sebagai berikut :

1. Kehadiran masyarakat pada forum-forum rapat yang seharusnya

dihadiri minimal 20 % dari masayarakat Semanggi tidak terpenuhi

hampir disemua rapat di setiap tahapan pelaksanaan program

PNPM Mandiri Perkotaan. Seperti pada forum rembug warga,

pemetaan kemiskinan, pemilihan pengurus LKM dll.

2. Partisipasi masyarakat tidak merata di seluruh Kelurahan

Semanggi. Hal ini disebabkan salah satunya adalah kurangnya

sosialisasi terkait PNPM Mandiri Perkotaan sehingga masyarakat

tidak dapat berkontribusi dalam kegiatan ini. Seperti yang

diutarakan oleh bu Mimin warga RW I :

“ saya tidak tahu mb, belum pernah ada sosialisasi dari pak RW/Rt di tempat saya. Tapi saya pernah lihat di Rw sebelah kok ada perbaiakan saluran air dan ada plak PNPM Mandiri”. (wawancara 24 Juli 2010)

Page 117: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Amir warga RW 6 :

“ saya tidak tahu, belum pernah dengar PNPM itu apa,,dan klo ada kegiatan insyallah saya usahakan ikut .” (wawancara 24 Juli 2010)

Selain faktor sosialisasi, faktor keinginan dari masyarakat sendiri

yang kurang . Hal ini disebabkan oleh kesibukan warga dalam

pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau bekerja sehingga tidak

dapat berpartisipasi dalam program PNPM Mandiri Perkotaan ini.

Seperti yang diungkapkan oleh Pak Agus warga RW 4 :

“ iya saya tahu kegiatan buat selokan, tapi klo minggu atau hari biasanya saya kerja dan klo malam diajak rapat udah capek. Jadi memang gak bisa ikut”. (wawancara 24 Juli 2010)

Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Dewi warga di RW 5 :

“ Tahu klo ada kegiatan-kegiatan di RW tapi udah sibuk dengan kerja, jadi seringnya gak ikut”. (wawancara 24 Juli 2010) Jadi pogram PNPM Mandiri perkotaan di Kelurahan Semanggi

dapat berjalan cukup baik karena peran dari beberapa tokoh atau

kepala RT atau TW yang aktif untuk menggerakkan warganya.

Ketika tokoh-tokoh di masyarakat tidak aktif maka berdampak

pada keterlibatan masyarakat dalam program PNPM Mandiri

Perkotaan.

3. Swadaya masyarakat terutama dalam dana tidak merata disemua

wilayah Kelurahan Semanggi. Swadaya ini tergantung pada

kondisi kesejahteraan warga disetiap RW atau RT. Sehingga

terjadi ketimpangan dalam hasil kegiatan.

Page 118: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

4. Kesadaran dan kewajiban masyarakat dalam pengajuan proposal

kegitan dan pembuatan laporan pertanggungjawaban (LPJ)

rendah. Masyarakat menginginkan hal yang bersifat instan tidak

menginginkan proses yang berbelit-belit atau formal. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Rozi selaku Koordinator LKM Mandiri

Seamnggi :

“ Masyarakat maunya instan, dapat dana langsung dikerjakan. Jadi dalam pembuatan proposal dan LPJ seringnya LKM atau Feskel yang mengerjakan. Masyarakat tidak mau rumit-rumit. Karena ketika pembuatan proposal tidak sesuai dengan standar bakunya juaga salah apalagi kalau LPJ tidak sesuai dengan kenyataan”. (wawancara 17 Juli 2010)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Santoso , selaku faskel

Semanggi :

“ Hambatan dalam proses perealisasian program PNPM Mandiri yaitu pembuatan proposal dan LPJ. Masyarakat pengenya tidak ribet. Maunya kegiatan disepakati dapat dana, dilaksanakan. Jadinya yang sering turun tangan ya saya dan teman-teman. Tapi masalah ini harus segera diselesaikan. Masyarakat perlu dibelajarkan dengan hal-hal tersebut. PR faskel”. (waawancara 23 Juli 2010)

Sehingga proses yang seharusnya dikerjakan masyarakat, harus

dibantu atau dikerjakan oleh pengurus LKM atau faskel PNPM

Mandiri Perkotaan. Dampak dari kondisi ini, banyak program

tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah

disepakati.

Berdasarkan identifikasi faktor-faktor diatas, dapat disimpulkan

bahwa program PNPM Mandiri di Kelurahan Semanggi cukup berjalan

Page 119: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

dengan baik. Didukung dengan faktor sumber daya yang ada, baik

sumber daya manusia maupun dana, disposisi dari implementator dan

komunikasi yang baik serta pelaksanaan program yang sesuai dengan

juklak-juknis. Sedangkan partisipasi masyarakat menjadi faktor yang

kurang mendukung dalam implementasi program PNPM Mandiri

Perkotaan ini. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat untuk mendukung kesuksesan implementasi

program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi.

Page 120: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Tabel 14

Matrikulasi Hasil Penelitian

No Indikator penelitian Hasil Penelitian Tahapan-tahapan Pelaksanaan

PNPM Mandiri di Semanggi : 1 Tahap Persiapan

/Sosialisasi awal

Sosialisasi awal mengalami kendala pada tingkat kota. Dilakukan sosialisasi awal pada tingkat Kelurahan dan masyarakat terlebih dahulu bersamaan menunggu kepastian atau persetujuan dari pemkot. Tepat pada bulan September Pemkot Surakarta mensetujui PNPM Mandiri.

2 Tahap Pelaksanaan

a. Rembug Keswadayaan Masyarakat (RKM) atau Rembug Warga

Kegiatan ini berjalan dengan baik dengan hasil masyarakat menerima program PNPM Mandiri dan siap menjadi relawan untuk menjadi pengurus dan pelaksana. Partisipasi masyarakat pada forum ini belum maksimal secara kuantitas.

b. Refleksi Kemiskinan Menganalisis segala kebutuha dan keinginan masyarakat. Ada 4 bidang yang menjadi aspek penting kebutuhan masyarakat, antara lain : sarana prasarana lingkungan, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Dari hasil analisis ini disimpulkan bahwa kebutuhan masyarakat Semanggi akan 4 aspek tersebut masih kurang.

c. Pemetaan Swadaya Kegiatan ini adalah tidak lanjut dari dari refleksi kemiskinan dan menghasilkan kebutuhan rinci baik laki-laki maupun perempuan terhadap sarana prasarana lingkungan, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Dan disimpulkan ada 2.911 KK yang termasuk keluarga miskin.

d. Pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM)

Terbentuk kepengurusan dengan 13 anggota LKM yang dikoordinatori oleh Bapah Syahrir rozie SH dan dibantu oleh anggota –anggota unit peleksana (UP) yang terdiri dari 3 bagian yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi. Pada kegiatan ini jumlah masyarakat yang hadir belum memenuhi quarum mekanisme

Page 121: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

pemilihan pengurus LKM karena kurang dari 2 % masyarakat yang hadir. Tapi forum tetap dilanjutkan dengan mekanisme yang ada.

e. Penyusunan Program Jangka Menengah Pronangkis

Penyusunan ini dilakukan oleh pengurus LKM dan Fasilitator PNPM dan menghasilkan program kerja sampai tahun 2011. Dan dirinci pada rencana kerja setiap tahunnya.

f. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan-kegiatan PNPM Mandiri terbagi dalam 3 BLM yaitu : BLM I telah tercairkan sebesar Rp 150 juta dengan 12 kegiatan. BLM II telah tercairkan sebesar Rp 464.800.000,- untuk bantuan 28 posyandu balita (masing-masing posyandu Rp 1,8 juta), 12 posyandu lansia (masing-masing posyandu Rp 1,2 juta) dan dana perbaikan untuk rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 200 rumah (masing-masing rumah Rp 2 juta). Sedangkan BLM IIItercairkan Rp 70 juta dengan 15 kegiatan dibidang sosial dan lingkungan.

g. Review Program Kegiatan ini dilakukan untuk mengevalusi 3 hal yaitu kelembagaan /LKM, Keuangan dan program. Dari ketiga hal tersebut disimpulkan bahwa LKM cukup baik menjalankan tugasnya dan yang menjadi evaluasi besar adalah partisipasi masyarakatnya yang belum maksimal baik secara kuantitas maupun kualitas. Dan Sosilisasi PNPM perlu untuk ditingkatkan kembali. Untuk dana tidak ada masalah dan cukup transparan.

h. Rembug Warga Tahunan Dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2009 dan merupakan forum pertanggungjawaban LKM kepada masyarakat.

1

Faktor-faktor yang mempengaruhi : Sumber daya : A. Sumber daya manusia

A. sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksanaan program PNPMterdiri dari : 1. Tim Fasilitator terdiri 4 orang yang bertanggung jawab pada masing-masing bidang kerjanya. Bidang- bidang kerja terdiri dari lingkungan, ekonomi dan sosial.

Page 122: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

B. Sumber daya Organisasi

2. Pengurus LKM Mandiri terdiri dari 13 orang yang dibantu oleh anggota-anggotanya dalam Unit pelaksana (UP) 3. KSM merupakan kepanitian dari masyarakat yang dibentuk setiap diadakan kegiatan dari program PNPM Mandiri. Semua sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksnaan program PNPM Mandiri di Semanggi cukup berkontribusi dengan baik. Tetapi, untuk pengurus LKM menjadi evaluasi tersendiri terkait ketidakaktifan semua pengurus LKM dalam menjalankan tanggungjawabnya. Program PNPM mendapat dukungan penuh dalam pendanaan setiap kegiatan darai program tsb. Pendanaan berasal dari APBN, APBD dan swadaya masyarakat.

2 Sikap Pelaksana / Disposisi Disposisi pejabat kelurahan dan tim Fasilitator sanagt baik, hal ini dapat dilihat dari kesadaran akan tanggungjawab dan kerjasama yang baik antara kelurahan dan tim fasilitator dalam mensukseskan setiap agenda PNPM Mandiri di Semanggi. Dilihat dari LKM, dan KSM disposisinya cukup baik hal ini dibuktikan dengan kesediaan mereka untuk menjadi pengurus dan panitia walaupun belum secara maksimal menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya.

3 Komunikasi Komunikasi yang dibangun bersifat botton-up, top-down baik dan formal-informal. Tidak ada masalah anatar stakeholder yang terkait dalam program PNPM Mandiri

4 SOP/ Juklak-Juknis Program PNPM Mandiri dilaksanakan berdasarkan juklak-juknis yang telah ditetapkan oleh pemerintahan pusat. Untuk pelaksanaan diSemanggi sesuai dengan Juklak-Juknis hal ini dapat dibuktikan dengan terdokumentasikan semuanya setiap kegiatan dan keputusan yang telah dilaksanakan.

5 Dukungan Publik Dukungan public dapat berupa kesediaan masyarakat untuk menjadi pengurus LKM dan KSM dan swadaya masyarakat dalam bentuk waktu, pemikiran, dana dan tenaga. Dalam hal partisipasi inilah belum semua masyarakat Semanggi mempunyai kesadaran untuk terlibat dan mensukseskan program PNPM..

Page 123: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

BAB V

PENUTUP

B. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberpa kesimpulan. Yaitu :

1. Implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan

Semanggi berjalan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari kuantitas

dan kualitas kegiatan yang telah terlaksana. Implementasi PNPM

Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi sudah sesuai dengan

Juklak-Juknis yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari

proses implementasi yang telah dilaksanakan. Yaitu: Tahapan

pertama persiapan atau sosialisasi awal, proses ini berlangsung dari

tingkat kota ke kelurahan. Dilakukan oleh tim fasilitator dengan

melibatkan pemerintahn kota atau kelurahan. Tahap kedua adalah

tahap pelaksanaan terdiri dari : Rembug Keswadayaan Masyarakat

(RKM) atau Rembug Warga yang menghasilkan kesepakatan

bahwa masyarakat siap melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan

dengan segala konsekuensinya, Refleksi Kemiskinan bertujuan

untuk menggali masalah dan potensi masyarakat, Pemetaan

Swadaya merupakan pemetaan segala masalah dan potensi

masyarakat. Proses selanjutnya dalam tahapan pelaksanaan PNPM

Mandiri Perkotaan adalah Pembentukan Lembaga Keswadayaan

Masyarakat (LKM) sebagai lembaga yang dibentuk masyarakat

Page 124: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

secara langsung dan demokratis yang bertujuan untuk

mengakomodir segala hal yang dibutuhkan masyarakat terhadap

Program PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi. Selanjutnya,

penyusunan Program Jangka Menengah Pronangkis 2009-2011 dan

Rencana Tahunan 2009 sebagai dasar pelaksanaan Kegiatan yang

dirioritaskan. Tahapan ketiga, implementasi PNPM Mandiri

Perkotaan di Semanggi adalah Review Program merupakan forum

untuk mengevaluasi setiap kegiatan yang telah dilakukan dan untuk

mempersiapkan program-program yang akan dilaksanakan

berikutnya. Tahapan keempat Rembuk Warga Tahunan (RWT),

merupakan forum pertanggungjawaban pengurus LKM selama

setahun dan forum untuk mempersiapkan rencana kerja untuk

tahun berikutnya.

2. Pelaksanaan program PNPM Mandiri dipengaruhi oleh banyak

faktor yang melingkupi program tersebut. Faktor –faktor

mempengaruhi keberhasilan pelaksanan program PNPM Mandiri

Perkotaan antara lain :

a. Sumber daya

Sumber daya terdiri dari sumber daya manusia dan sumber

daya organisasi. Sumber daya manusia yang terlibat antara lain :

Fasilitator Kelurahan (Faskel) Pengurus Lembaga Keswadayaan

Masyarakat (LKM) pengurus Kelompok swadaya masyarakat

Page 125: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

(KSM) Sumber daya organisasi yang utama adalah dana. Semua

sumber daya sangat mendukung program ini.

b. Komunikasi

Komunikasi dibangun secara botton up dan top down antar

sesama stakeholder. Koordinasi ini dijalankan secara formal dan

informal serta dilakukan secara periodik atau sesuai kebutuhan.

Komunikasi berjalan dengan baik, tidak ada kendala.

c. Struktur Birokrasi atau Juklak-Juknis

Kesesuaian pelaksanaan program PNPM dengan Juklak-Juknis

merupakan salah satu indikator keberhasilan program tersebut.

Implementasi PNPM Mandiri di Semanggi sesuai dengan Juklak-

Juknis.

d. Sikap Pelaksana / Disposisi

Kepahaman dan kemauan bersama para pelaksana program

PNPM Mandiri merupakan titik awal keberhasilan dari pelaksanaan

program PNPM Mandiri. Semua pelaksana program PNPM

Mandiri di Semanggi mempunyai disposisi yang baik.

Sedangkan faktor yang kurang mendukung pelaksanaan

program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi adalah

faktor dukungan Publik atau partisipasi masyarakat. Partisipasi

dapat berbentuk keterlibatan masyarakat dalam rapat, pelaksanaan

kegiatan dan kesediaan masyarakat untuk menjadi pengurus.

Partisipasi masyarakat Semanggi cukup baik tetapi belum sesuai

Page 126: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

dengan yang diharapkan. Sehingga pelaksanaan program PNPM

Mandiri Perkotaan kurang maksimal. Olehkaren itu, diperlukan

solusi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.

C. Saran

Program pembangunan nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM)

Mandiri merupakan program penanggulangan kemiskinan yang dicanangkan

oleh pemerintah pusat untuk dilaksanakan oleh semua daearah di Indonesia.

Program ini dicanangkan sampai tahun 2015 dan pemerintah pusat melalui

APBN telah menganggarkan dana yang cukup besar disetiap tahunnya. Oleh

karena itu, berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti pada tahun pertama pelaksanaan program yaitu tahun 2009, maka

perlu adanya saran agar implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Semanggi untuk beberapa tahun kedepan lebih baik, yaitu :

1 Meningkatkan sosialisasi semua kegiatan yang berkaitan dengan PNPM

Mandiri di Semanggi melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan, papan-

papan pengumuman atau melalui forum-forum yang diselenggarakan

oleh aparat Kelurahan Semanggi. Sosialisasi ini perlu digalakkan

kembali untuk meningkatkan kesadaran partisipasi masyarakt. Karena,

sampai saat ini masih dijumpai pengurus RT dan masyarakat yang

belum mengetahui program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan

Semanggi.

2 Rekomitmen atau restrukturisasi pengurus LKM Mandiri yang tidak

aktif. Hal ini perlu dilaksanakan mengingat tanggungjawab LKM yang

Page 127: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

cukup berat terhadap kesuksesan pelaksanaan program PNPM Mandiri

di Semanggi. Sehingga diperlukan kerja tim yang baik pada

kepengurusan LKM Mandiri.

3 Mengadakan pelatihan-pelatihan keterampilan atau skill yang bertujuan

untuk mengurang pengagguran terutama pengagguran usia produktif.

Pelatihan ini dapat bekerjasama dengan pemilik home-home industri

yang berada di Semanggi, seperti home industri pakaian batik, kerajinan

dari batik, kerajinan dari sapu lidi dan yang lainnya.

4 Selain mengadakan pelatihan, diperlukan tindak lanjut dari pelatihan

tersebut. Tindak lanjut dapat berupa stimulus dana untuk meningkatkan

usaha bagi yang telah memiliki usaha kecil atau memberikan modal

bergulir untuk peserta pelatihan yang belum memiliki usaha. Sehingga

dengan bantuan dana tersebut dapat meningkatkan pendapatan atau

membuka lapangan kerja yang baru.

5 Memberikan penyuluhan yang berkaitan dengann kesehatan atau

kebersihan lingkungan tempat tinggal. Kelurahan Semanggi merupakan

daerah rawan banjir dan termasuk pada kawasan kumuh untuk sebagian

daerah Semanggi. Sehingga dengan penyuluhan tersebut dapat

meningkatkan standar kesehatan masyarakat dan lingkungan tempat

tinggal mereka.

Page 128: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agus Subarsono, Drs. M. Si, M.A. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep,

Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Budi Winarno. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta :

Media Pressindo

M. Irfan Islamy. Dr, 2003. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan

Negara. Jakarta : Bumi aksara

Riant Nugroho Dwijiwijoto. 2003. Kebijakan Publik Formulasi,

Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta : PT Gramedia

Samodra Wibawa. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik, Jakarta : Raja Grafindo

Persada

H. B Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan

Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press

Priata westra, dkk. 2002 Manajemen Pembangunan Daerah. Jakarta : Ghalia

Indonesia

Tim Pengendalian PNPM Mandiri. 2007/2008. Pedoman Umum Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri

Tim PNPM Mandiri Perkotaan. 2008. Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri

Perkotaan 2008 Bersama Membangun Kemandirian Dalam Pengembangan

Lingkungan Permukiman Yang Berkelanjutan. Jakarta : Departemen

Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya

Page 129: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Alif Basuki, Yanu Endar Prasetyo. 2007. Satu Langkah Bersama Untuk : Me-

Museum-kan kemiskinan Saatnya Suara Si Miskin Didengar Dan menjadi

Dasar Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Daerah . Surakarta :

FASCHO Grafika

Referensi lain :

Wahyu Nurharjadmo. 2008. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan

Sistem Ganda di Sekolah Kejuruan. Surakarta : Jurnal Spirit Publik. Surakarta

Thomas B. Smith, 2005. Policy Evaluation in Third World Countries :

Some Issues and Problems. Asian Journal of Public Administration.

Laurence J O'Toole Jr. 2000. Research on Policy Implementation:

Assessment and prospects. Journal of Public Administration Research and

Theory

Buletin Sambung Hati 9949. Edisi 50 /9-15 Maret

Pemkotsolo.go.id

www.solopos.co.id

Direktorat Jenderal Cipta Karya.go.id

Page 130: Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115