perancangan materi pengajaran character building bagi guru

18
ii 1. Pendahuluan Pembentukan karakter atau character building dewasa ini sangat penting untuk membentuk karakter seseorang, terlebih di jaman sekarang ini dimana orang sering mengabaikan nilai-nilai karakter dan akan menimbulkan penurunan nilai martabat pada manusia Pendidikan character building saat ini di Indonesia belum optimal untuk mensosialisasikan nilai-nilai moral dan pembentukan akhlak siswa, mengingat kenyataan yang sehari-hari ditemui, pendidikan formal rasanya belum cukup untuk mendukung pembentukan karakter siswa. Menurut Eios Sunarti, banyak perubahan dilakukan oleh beberapa lembaga menyelenggarakan pendidikan melalui perumusan, kurikulum, metode dan teknik pembelajaran. Pendidikan dasar bagi anak dapat membantu dalam pembentukan karakter anak terutama dalam tahap praoperasional dimana anak mulai dapat menjelaskan sesuatu dengan kata-kata, dan gambar. Tahap praoperasional dialami ketika anak masuk ke usia sekolah, sementara anak di usia prasekolah kurang mampu melakukan operasi seperti yang dikatakan oleh Piaget. Pendidikan dasar sangat diperlukan untuk anak dalam tahap ini untuk membentuk karakter mereka. [1]. Beberapa penelitian mengenai pembentukan karakter anak di Indonesia saat ini memiliki perbedaan orientasi di jaman dulu dan sekarang. Orientasi pendidikan di jaman dulu mementingkan pertumbuhan anak agar menjadi anak yang berakhlak mulia dan memberikan ajaran nilai kehidupan pada manusia. Sementara pada jaman sekarang ini pengajar masih memperhatikan nilai tersebut namun ada beberapa hal yang masih kurang diperhatikan, yaitu perkembangan teknologi dan gaya hidup, gaya hidup yang tidak baik terkadang membuat anak menjadi melihat hal tersebut, padahal anak di usia tersebut memiliki daya tangkap akan informasi yang kuat. Misi utama lembaga pendidikan adalah mengajarkan budi pekerti, etika, saling mengalah dan mendulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi [2]. Hal ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Sebagai salah satu cara untuk mendukung pengajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai dasar dalam pembentukan karakter anak yaitu mengajarkan materi character building dengan menggunakan media gambar agar anak lebih mudah mengerti karena media ini merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk menstimulus kemauan, dan kemampuan membaca pada siswa. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan karakteristik anak yang mudah bosan dan kurang tertarik jika hanya dihadapkan dengan kata-kata dalam beberapa kalimat, dengan adanya ilustrasi atau visual maka akan lebih mudah menarik anak-anak untuk menumbuhkan minat baca mereka dan sebagai buku pegangan guru untuk memberikan materi pembelajaran untuk siswanya[3]. Melihat hal tersebut, permasalahan yang dihadapi dalam pembentukan karakter antara lain kurangnya perhatian orangtua terhadap perkembangan anak di jaman sekarang dimana orang bisa dengan mudah mengakses segala macam informasi dari banyak hal

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

ii

1. Pendahuluan

Pembentukan karakter atau character building dewasa ini sangat penting

untuk membentuk karakter seseorang, terlebih di jaman sekarang ini dimana

orang sering mengabaikan nilai-nilai karakter dan akan menimbulkan penurunan

nilai martabat pada manusia Pendidikan character building saat ini di Indonesia

belum optimal untuk mensosialisasikan nilai-nilai moral dan pembentukan

akhlak siswa, mengingat kenyataan yang sehari-hari ditemui, pendidikan formal

rasanya belum cukup untuk mendukung pembentukan karakter siswa. Menurut

Eios Sunarti, banyak perubahan dilakukan oleh beberapa lembaga

menyelenggarakan pendidikan melalui perumusan, kurikulum, metode dan teknik

pembelajaran. Pendidikan dasar bagi anak dapat membantu dalam pembentukan

karakter anak terutama dalam tahap praoperasional dimana anak mulai dapat

menjelaskan sesuatu dengan kata-kata, dan gambar. Tahap praoperasional

dialami ketika anak masuk ke usia sekolah, sementara anak di usia prasekolah

kurang mampu melakukan operasi seperti yang dikatakan oleh Piaget.

Pendidikan dasar sangat diperlukan untuk anak dalam tahap ini untuk

membentuk karakter mereka. [1].

Beberapa penelitian mengenai pembentukan karakter anak di Indonesia saat

ini memiliki perbedaan orientasi di jaman dulu dan sekarang. Orientasi

pendidikan di jaman dulu mementingkan pertumbuhan anak agar menjadi anak

yang berakhlak mulia dan memberikan ajaran nilai kehidupan pada manusia.

Sementara pada jaman sekarang ini pengajar masih memperhatikan nilai tersebut

namun ada beberapa hal yang masih kurang diperhatikan, yaitu perkembangan

teknologi dan gaya hidup, gaya hidup yang tidak baik terkadang membuat anak

menjadi melihat hal tersebut, padahal anak di usia tersebut memiliki daya

tangkap akan informasi yang kuat. Misi utama lembaga pendidikan adalah

mengajarkan budi pekerti, etika, saling mengalah dan mendulukan kepentingan

umum di atas kepentingan pribadi [2]. Hal ini diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Sebagai salah satu

cara untuk mendukung pengajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai dasar

dalam pembentukan karakter anak yaitu mengajarkan materi character building

dengan menggunakan media gambar agar anak lebih mudah mengerti karena

media ini merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk menstimulus

kemauan, dan kemampuan membaca pada siswa. Hal ini dilakukan untuk

menyesuaikan karakteristik anak yang mudah bosan dan kurang tertarik jika

hanya dihadapkan dengan kata-kata dalam beberapa kalimat, dengan adanya

ilustrasi atau visual maka akan lebih mudah menarik anak-anak untuk

menumbuhkan minat baca mereka dan sebagai buku pegangan guru untuk

memberikan materi pembelajaran untuk siswanya[3]. Melihat hal tersebut,

permasalahan yang dihadapi dalam pembentukan karakter antara lain kurangnya

perhatian orangtua terhadap perkembangan anak di jaman sekarang dimana orang

bisa dengan mudah mengakses segala macam informasi dari banyak hal

Page 2: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

iii

sementara banyak media yang mengekspos hal-hal yang negative untuk

perkembangan anak seperti korupsi, tawuran dan kriminal.

Didasari oleh latar belakang masalah yang ada, maka diperlukan untuk

merancang media pengajaran baru berupa buku cerita bergambar yang menarik

dengan ilustrasi yang mendukung materi untuk menarik minat baca anak dan

mudah menerima materi serta diterapkan dalam kehidupannya.

2. Tinjauan Pustaka

Metode picture to picture ini sendiri memiliki beberapa aspek yang harus

ada dalam penyampaiannya, antara lain prinsip dasar mengenai pembelajaran

yang sifatnya kooperatif dimana setiap siswanya mampu menyusun atau

memasang gambar menjadi urutan yang logis sehingga pembelajaran jadi

bermakna. Hal yang harus diantisipasi salah satunya adalah apabila antara siswa

satu dengan yang lain tidak mau bekerja sama saat metode pembelajaran ini

sedang berlangsung. (Johnson & Johnson). Selain itu, anak juga belajar tentang

sistem, aturan dan metode yang membuat suatu pekerjaan dapat dilakukan dengan

efektif dan efisien. (Erik Erikson, 1994).

Perancangan media pembelajaran sebelumnya telah banyak dibuat, salah

satunya adalah tentang Pola Makanan Seimbang bagi Anak-anak usia 4 sampai 6

tahun melalui permainan yang pernah dibuat oleh Maria Hendriani dari

Universitas Kristen Petra, Surabaya [4]. Hasil yang didapatkan dari perancangan

tersebut, anak menjadi lebih mengenal secara jelas dan sederhana mengenai

makanan yang sehat dan kurang sehat untuk tubuh. Dari segi pendidikan moral

seperti pada penelitian yanbg dilakukan oleh William Giarno dari Universitas

Tarumanegara yang berjudul Perancangan Tugas Akhir Seri Buku Cergam : Seri

Majapahit, yaitu cerita bergambar dibuat dengan tujuan pendidikan yang

menyampaikan pesan moral kepada anak [5]. Manfaat media pembelajaran

menggunakan metode tersebut maka fungsi utama dari media pembelajaran

sendiri sudah tersampaikan, yaitu menjadi alat bantu pada proses belajar baik di

dalam maupun di luar kelas. Selain itu media pembelajaran digunakan dalam

rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran, serta

dapat digunakan secara massa, kelompok besar dan kelompok kecil. Hasil

prnrlitian perancangan tersebut adalah bahwa adanya visualisasi atau gambar-

gambar sebagai pendukung dalam media pembelajaran sangat membantu proses

berpikir anak dalam belajar. Panduan pelaksanaan untuk membuat media

pembelajaran tentang karakter building yaitu melakukan analisa konteks terlebih

dahulu dengan mempelajari nilai-nilai kekuatan, kelemahan, kesempatan,

ancaman atau yang lebih dikenal dengan analisa SWOT (strong, weakness,

opportunity, threat). Analisa tersebut dilakukan untuk menyusun materi media

pembelajaran.

Buku merupakan suatu media penyampaian pesan yang paling kuno. Tahun

1951, seni modern mulai masuk ke dalam elemen buku. Sehingga buku bukan

Page 3: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

iv

hanya menjadi media komunikasi verbal tetapi juga media komunikasi visual

dengan tampilan yang semakin bervariasi.

Layout adalah susunan atau penataan teks, gambar dan elemen visual

lainnya dalam sebuah desain untuk menyelaraskannya kedalam satu kesatuan

desain yang memiliki daerah aktif dan pasif sebagai penuntun mata untuk

membaca informasi didalamnya [6].

Tipografi dan teks merupakan salah satu bagian terpenting dalam

perancangan buku ini, selain membantu penyampai pesan komunikasi, tipografi

juga mempunyai dampak pada layout dua dimensi, sehingga penentuan tipografi

seperti memilih type face dan ukuran huruf sangatlah berpengaruh terhadap

desain media yang dirancang [7].

Warna memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan pada saat

proses purchasing. Dalam desain grafis, warna dapat memberikan kontribusi yang

luar biasa dalam efektifitas penyampaian pesan. Warna dapat menciptakan

suasana tertentu baik yang berkaitan dengan nuansa atau emosi [8].

Ilustrasi merupakan hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik

drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya. Ilustrasi digunakan

untuk menerangkan suatu informasi tertulis [9]. Dalam perancangan ini, ilustrasi

membantu menarik minat anak-anak sehingga penggunaan ilustrasi cukup

penting. Ilustrasi gambar menggunakan gaya kartun, karena dapat lebih menarik

minat anak-anak. Kesimpulan tersebut didapat berdasarkan penelitian awal berupa

wawancara dan pengisian kuesioner terhadap 30 siswa kelas 1 Sekolah Dasar dan

guru Sekolah Dasar dari SDN Salatiga 1, yang berada di daerah perkotaan, kota

Salatiga. Contoh ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Contoh ilustrasi gaya kartun [10].

3. Metode Penelitian

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif kualitatif [11]. Metode yang dilakukan tidak hanya

mengumpulkan data berupa angka saja, tapi dari naskah wawancara, catatan

lapangan, dokumen pribadi, memo dan dokumen resmi lainnya. Pendekatan

Page 4: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

v

kualitatif penelitian ini adalah dengan mencocokan antara realita empirik dengan

teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.

Tahapan penelitian yang dilakukan untuk perancangan ini adalah sebagai

berikut

Gambar 2 Alur Penelitian

. Tahapan secara garis besar dalam perancangan buku “Belajar Budi Pekerti

dan Pancasila” dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut

Gambar 3 Alur perancangan

Yang pertama dilakukan pada perancangan buku ini adalah identifikasi,

pada tahap ini dilakukan wawancara pada guru mata pelajaran Pendidikan dan

Kewarganegaraan di SD Negeri Salatiga 1 mengenai media pembelajaran yang

digunakan dan cara mengajar. Selain wawancara dengan guru, dilakukan pula

wawancara dengan siswa kelas 1 sekolah dasar tentang buku pelajaran seperti apa

yang diinginkan.

Identifikasi

masalah

Analisa Data Konsep Desain

Sketsa Kasar Koreksi / layout kasar Finishing

Dummy

Identifikasi masalah

Pengkajian masalah

Wawancara

Pengolahan data

Page 5: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

vi

Data yang terkumpul kemudian dianalisa dan menghasilkan suatu

kesimpulan untuk membuat konsep desain sesuai dengan target yaitu

mempertimbangkan isi buku pegangan yang digunakan dan keinginan siswa akan

adanya buku pelajaran dalam bentuk buku cerita yang menumbuhkan minat baca

mereka mengingat pada jaman sekarang ini minat baca pada anak menurun karena

berkembangnya teknologi dan internet [12]. Setelah konsep jadi, yaitu

menggabungkan ilustrasi bergaya kartun, cerita kehidupan sehari-hari yang akan

dikemas dalam bentuk cerita bergambar dan kurikulum yang digunakan untuk

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau pengembangan karakter.

Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa kelas 1 sekolah dasar, maka

didapatkan kesimpulan bahwa mereka menyukai ilustrasi yang sederhana, segala

sesuatu yang visual dan nyata.Cerita yang akan dibuat adalah cerita kehidupan

sehari-hari seorang anak bernama Genduk yang bersekolah di SD Budi Pekerti

dan duduk di kelas 1, dia memiliki beberapa teman dekat yang berasal dari

berbagai daerah yang ada di Indonesia. Mereka adalah Farah yang berasal dari

Aceh, Rio dari Jakarta, Made dari Bali, Hasan dari Pontianak, Melissa dari

Makassar dan Audri dari Papua. Dalam cerita ini dibagi menjadi menjadi 2 bab

sesuai dengan kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan kelas 1 sekolah dasar

semester 1 yaitu Hidup Rukun dalam Perbedaan dan Hidup Tertib. Pada bab 1,

diceritakan Genduk yang saat itu baru saja masuk sekolah dan bertemu dengan

teman-teman dari beberapa daerah yang akan menjelaskan tentang hidup rukun

dalam agama yang berbeda dan suku yang berbeda. Kemudian pada bab 2 adalah

cerita kegiatan sehari-hari Genduk di rumah dan di sekolah yang mewakili bab

hidup tertib di rumah dan di sekolah. Penokohan dalam cerita ini dibuat dengan

konsep anak-anak yang berasal dari beberapa daerah untuk melambangkan bahwa

Indonesia memiliki daerah dengan budaya yang beraneka ragam serta

persahabatan mereka yang menggambarkan adanya persatuan bangsa Indonesia

yang sekarang ini dinilai berkurang. Setelah konsep jadi, kemudian membuat

sketsa kasar untuk memvisualisasikan naskah. Sketsa yang sudah disetujui

kemudian dilakukan tahap scan dan coloring. Dalam buku ini juga terdapat soal-

soal latihan yang fungsinya untuk evaluasi belajar siswa, dalam beberapa bagian

cerita terdapat kuis dan permainan sederhana untuk melatih kepekaan siswa

terhadap cerita tersebut dan memberikan respon cerita dengan ikut

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan untuk konsep cover akan dibuat ceria, mewakili isi buku yaitu

dengan menunjukkan tokoh utama (Genduk) dan teman-temannya yang berasal

dari beberapa daerah di Indonesia yang berada di dalam lingkaran kuning yang

menunjukkan bahwa mereka yang sebagai gambaran dari perbedaan yang ada di

Indonesia bisa bersatu dan salah satu guru mereka yang menggambarkan sosok

guru disini sebagai pembimbing mereka dalam membentuk karakter yang baik di

Page 6: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

vii

sekolah serta sabagai gambaran bahwa buku ini juga sebagai buku pegangan

untuk guru.

Jenis huruf yang digunakan di buku ini ada tiga macam :

3D Stripes untuk judul bab. Jenis huruf ini digunakan karena bentuknya yang

tidak kaku dan cukup jelas untuk dibaca, selain itu 3D Stripes juga termasuk salah

satu jenis huruf decorative sebagai penyeimbang huruf yang digunakan pada judul

sub bab dan teks cerita.

ABCDEFGHIJKLMNOPQVWRS

TUVWXYZ 1234567890 .,:?!

BD Rouen untuk judul sub bab. Jenis huruf ini digunakan karena bentuknya yang

seperti tulisan tangan dan menimbulkan kesan yang fleksibel .

ABCDEFGHIJKLMNOPQVWRS

TUVWXYZ 1234567890 .,:?!

Century Gothic untuk teks cerita dan soal latihan karena jenis huruf ini

mempunyai tingkat keterbacaan tinggi, dari segi bentuk, ukuran dan jaraknya

cukup jelas, ringan dan tegas.

ABCDEFGHIJKLMNOPQVWRS

TUVWXYZ 1234567890 .,:?!

Page 7: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

viii

Gambar 4 Sketsa Cover depan buku Gambar 5 Sketsa halaman utama bab 1

“Belajar Budi Pekerti dan Pancasila” “Hidup Rukun dalam Perbedaan”

Gambar 6 Sketsa salah satu halaman Gambar 7 Sketsa salah satu halaman

pengenalan tokoh pada bab 1 yang menjelaskan tentang agama pada bab

1

Gambar 8 Sketsa halaman utama bab 2 Gambar 9 Salah satu sketsa halaman kuis

“Hidup Tertib” yaitu gambar halaman rumah “Hidup Tertib” yang melatih siswa Genduk yang mewakili cerita Genduk untuk bisa membedakan yang sebaiknya

di rumahnya pada pagi hari. Dilakukan dan yang tidak boleh

dilakukan di sekolah.

Page 8: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

ix

Gambar 10 Salah satu sketsa pada bab 2 yang menceritakan

rutinitas pagi Genduk sebelum berangkat ke sekolah

Gambar 11 Cover depan buku setelah Gambar 12 halaman utama bab 1

proses coloring setelah proses coloring

Page 9: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

x

Gambar 13 halaman pengenalan tokoh Gambar 14 halaman pengenalan agama

pada bab 1 proses coloring setelah proses coloring

Gambar 15 halaman utama bab 2 Gambar 16 halaman rutinitas pagi

Genduk

“Hidup Tertib” setelah proses coloring setelah proses coloring

Page 10: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

xi

Gambar 17 salah satu halaman kuis “Hidup Tertib”

setelah di revisi

Setelah proses coloring selesai, selanjutnya adalah finishing, dimana buku

siap untuk dicetak dan diujikan pada target yaitu siswa kelas 1 sekolah dasar dan

guru mata pelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan. Buku dibuat dengan

ukuran 20,5 cm x 28,5 cm sesuai dengan ukuran buku lembar kerja siswa pada

umumnya.

Untuk media pendukung, setiap buku terdapat agenda atau buku harian

untuk mengisi kegiatan sehari-hari siswa dan sebagai salah satu tugas siswa untuk

belajar mengatur waktunya dengan baik. Pada buku harian tersebut ada dua

macam tabel untuk kegiatan siang dan malam hari, selain itu juga ada beberapa

lembar untuk catatan. Ukuran buku dibuat A5 (14,8 cm x 21 cm).

Page 11: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

xii

Gambar 18 cover depan buku harian Gambar 19 halaman untuk catatan di

dalam buku harian

Gambar 20 tabel kegiatan dalam buku harian untuk membantu siswa

belajar mengatur waktunya

Dikarenakan belum semua guru mata pelajaran mengenal metode

pengajaran picture to picture, maka guna memperkenalkan metode ini akan ada

seminar “Metode Pengajaran Kewarganegaraan yang Menarik untuk Guru kelas 1

Sekolah Dasar”.

4. Pembahasan dan Pengujian

Hasil dari penelitian dan perancangan ini adalah berupa buku yang

fungsinya sama dengan lembar kerja siswa, namun perbedaan dengan buku yang

Page 12: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

xiii

sudah ada alur ceritanya, buku ini dicetak full color sehingga anak lebih tertarik

untuk mengetahui lebih banyak atau lebih dalam isi buku ini. Cover didesain

sesuai dengan karakter anak-anak yang ceria dan menggunakan warna yang terang

seperti pada gambar 21 dan 22.

Gambar 21 dan 22 Cover depan dan belakang buku

Untuk isi buku dibuat berwarna dengan ilustrasi yang tidak terlalu rumit

sehingga anak mudah memahami apa yang menjadi materi dari pelajaran ini,

gmbar 23, 24, 25 dan 26 merupakan sebagian dari isi buku “Belajar Budi Pekerti

dan Pancasila” untuk kelas 1 Sekolah Dasar.

Gambar 23, 24, 25 dan 26 halaman dalam buku membedakan laki-laki dan perempuan,

penjelasan agama Islam dan Kristen pada bab “Hidup Rukun dalam Perbedaan”, salah satu tokoh

cerita yang memakai pakaian adat Kalimantan dan ada sedikit penjelasan tentang pulau

Kalimantan, halaman awal Bab 2 “Hidup Tertib”

Page 13: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

xiv

Gambar 27 dan 28 Cover depan buku harian dan bagian dalamnya, tabel kegiatan siang dan

malam

Pengujian desain ini dilakukan untuk mengetahui layak atau tidak

perancangan media pengajaran ini. Pengujian desain menggunakan metode

pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Pengujian kualitatif dilakukan terhadap pihak pengajar atau pendidik

sebagai pendukung, dikarenakan berperan penting dalam membantu proses

pembentukan karakter anak di sekolah dan pengajar sendiri memiliki fungsi

sebagai ‘orangtua’ para siswa diluar rumah atau diluar keluarga yang ada di

rumah. Dalam perancangan ini hasil perancangan langsung diujikan pada guru

mata pelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan di SD Negeri Salatiga 1,

berdasarkan hasil wawancara, menurut Ibu Murni dengan adanya media

pengajaran dalam bentuk buku cerita bergambar merupakan salah satu hal yang

baru dan menarik karena anak-anak menjadi lebih tertarik dan lebih mudah

memperhatikan pelajaran ketika dijelaskan. Efek positif yang lain adalah dengan

adanya beberapa kuis atau permainan yang ada di buku ini maka anak menjadi

lebih peka dengan keadaan sekitar mereka, anak-anak juga lebih mengerti mana

yang harus mereka lakukan dan mana yang tidak.

Pengujian kuantitatif dilakukan pada siswa kelas 1 di SD Negeri Salatiga 1

dengan kisaran usia 6-7 tahun. Pertanyaan yang dibuat adalah pertanyaan

sederhana dengan jawaban YA atau TIDAK dan diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 14: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

xv

Profil Responden

Kriteria Sub Kriteria Jumlah

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

14

16

Pekerjaan Responden Siswa

30

Tabel 1 Profil Responden

Tanggapan responden mengenai ilustrasi buku

Tanggapan mengenai

Ilustrasi yang digunakan

Jumlah %

Menarik 24 80

Tidak menarik 6 2

Tabel 2 Ilustrasi buku

Dapat disimpulkan bahwa ilustrasi dari buku ini adalah menarik karena

dari hasil kuisioner diperoleh data sebanyak 80 % menjawab menarik.

Page 15: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

xvi

Tanggapan responden mengenai tingkat kemudahan dalam

mengingat materi yang diajarkan

Tanggapan mengenai

tingkat kemudahan

dalam mengingat materi

Jumlah %

Mudah diingat 23 76,7

Tidak mudah diingat 7 23,3

Tabel 3 Tingkat kemudahan dalam mengingat materi

Dapat disimpulkan bahwa 23 anak dari 30 atau 76,7 % mudah dalam

mengingat materi dari buku ini, sehingga materi yang disampaikan

melalui cerita bergambar ini bisa menyampaikan materi yang diajarkan.

Tanggapan responden mengenai ketertarikan menggunakan

metode picture to picture

Tanggapan mengenai

Ketertarikan

menggunakan metode

picture to picture

Jumlah %

Tertarik 25 83,3

Tidak tertarik 5 16,7

Tabel 4 Tingkat ketertarikan menggunakan metode picture to picture

Sebanyak 25 dari 30 anak atau 83,3 % menjawab tertarik menggunakan

metode picture to picture untuk kegiatan belajar mengajar di kelas.

Page 16: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

xvii

Tanggapan responden mengenai kesesuaian materi antara media

pengajaran dengan kurikulum

Tanggapan mengenai

kesesuaian materi

antara media

pengajaran dengan

kurikulum

Jumlah %

Sesuai 27 90

Tidak sesuai 3 10

Tabel 5 Tingkat kesesuaian materi dengan kurikulum

Dapat disimpulkan sebanyak 27 anak atau 90 % responden menjawab

bahwa materi antara media pengajaran dengan kurikulum sudah sesuai.

Tanggapan responden mengenai tingkat kejelasan materi

Tanggapan mengenai

Tingkat kejelasan

materi

Jumlah %

Jelas 26 86,7

Tidak jelas 4 13,3

Tabel 6 Tingkat kejelasan materi

Sebanyak 26 dari 30 anak menjawab bahwa materi yang ada dalam

bentuk cerita bergambar sudah jelas dan dapat diterima oleh siswa.

Page 17: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

xviii

Untuk menentukan hasil kesimpulan dari kuisioner tersebut maka

digunakan perhitungan sebagai berikut[13] :

Rata-rata skor = total skor

Jumlah item (pertanyaan)

No PERTANYAAN YA TIDAK

1

2

3

4

5

Apakah kalian suka dengan gambar yang ada

di buku ini?

Apakah mudah mengingat cerita yang ada di

buku ini?

Apakah kalian tertarik dengan buku pelajaran

yang bergambar seperti ini (picture to picture)

?

Apakah isi buku ini sama dengan buku yang

kalian pakai?

Apakah kalian sudah mengerti pelajaran yang

ada di buku ini?

24

23

25

27

26

6

7

5

3

4

JUMLAH (RATA-RATA) 25 5

JUMLAH ( % ) 83,34 % 16,66 % Tabel 7 Rangkuman hasil pertanyaan pada responden

5. Simpulan

Berdasarkan pengujian kuantitatif yang dilakukan pada 30 responden yang

merupakan siswa kelas 1 sekolah dasar di SD Negeri Salatiga 1 maka dapat ditarik

kesimpulan sebanyak 83,34 % responden menjawab baik dan sisanya yaitu 16,36

% menjawab cukup baik. Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa

media pengajaran dengan metode picture to picture dalam bentuk cerita

bergambar mendapatkan respon yang baik dan tujuan dari perancangan media ini

dapat tersampaikan dengan baik pada siswa kelas 1 sekolah dasar sebagai target

utama.

6. Daftar Pustaka

[1] Santrock, John W. 2011. Perkembangan Anak (Child

Development). Jakarta : Penerbit Erlangga.

[2] H.R, Mahmud. 2003. Hubungan Antara Gaya Pengasuhan

Orangtua dengan Tingkah Laku Prososial Anak. Bandung : Fakultas

Psikologi, Universitas Padjajaran.

[3] Hurlock, Elizabeth.B. 2002. Psikologi Perkembangan “Suatu

Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan”. Jakarta : Penerbit Erlangga.

[4] Hendriani, Maria. 2012. Media Pembelajaran Tentang Pola Makan

Seimbang Bagi Anak-anak usia 4-6 tahun Melalui Permainan. Laporan

Page 18: Perancangan Materi Pengajaran Character Building bagi Guru

xix

Tugas Akhir. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain

Universitas Kristen Petra Surabaya.

[5] Giarno, William. 2006. Perancangan Tugas Akhir Seri Buku Cerita

Bergambar : Seri Majapahit. Laporan Tugas Akhir. Jurusan Desain

Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas

Tarumanegara Jakarta.

[6] Rustan, Surianto. 2009. Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta :

PT. Gramedia Pustaka Utama.

[7] Rustan, Surianto. 2009. HUROFONTIPOGRAFI. Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama.

[8] Klara, Roberta. 2012. Color Me Creative: How Colors Affect the

Brain. http://www.adweek.com (Diakses 18 Juli 2013).

[9] Kusno, Gustaaf. 2013. Indahnya Ilustrasi Buku Bacaan Anak

Tempo Dulu. http://kompasiana.com (diakses 21 Juni 2013)

[10] Hurlock, Elizabeth.B. 2002. Perkembangan Anak. Jakarta :

Penerbit Erlangga.

[11] Contoh Ilustrasi Gaya Kartun. 2013. http://nick-asia.com. (Diakses 18

Juli 2013).

[12] Malik, Halim. 2012. Pengertian Data, Analisis Data dan Cara

Menganalisis Data Kualitatif. http://kompasiana.com (Diakses 6 Juli 2013).

[13] Suharsimi, Arikunto. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta :

PT.Rineka Cipta.