makalah character building 2

Upload: wildan-aramdani

Post on 15-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

tentang organisasi

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 Makalah Character Building 2

    1/12

    KELOMPOK 3

    * H E R M A N S Y A H [ 1 2 1 3 7 2 8 8 ]

    * R I J A L . A L A M S Y A H [ 1 2 1 3 0 5 8 2 ]

    * A M I N . N U L L O H [ 1 2 1 3 0 9 1 5 ]

    * J A K A . K U S U M A H [ 1 2 1 3 6 8 3 0 ]

    * F E R Y . P . S I L A B A N [ 1 2 1 3 7 3 2 0 ]

    * B I Z Z A R D [ 1 2 1 3 7 2 8 0 ]

    CHARACTER BUILDING

    MENERIMA DIRI

    MAKNA DAN UEGENSI MENERIMA DIRI

    SEBAB MUNCULNYA(SIKAP)MENERIMA DIRI

    BENTUK(SIKAP)MENERIMA DIRI

    MELATIH(SIKAP)MENERIMA DIRI

    HUBUNGAN ANTARA SIKAP MENERIMA DIRI DAN

    MENGHARGAI

  • 5/25/2018 Makalah Character Building 2

    2/12

    Menerima Diri Sendiri Self Acceptance

    A. Pengertian Menerima Diri Sendiri

    Suatu sikap memandang, melihat sebagaimana adanya dan menerima secara baik

    disertai rasa percaya diri dan bangga, sambil terus berusaha demi kemajuan dirinya, dapat

    dikatakan adalah pengertian menerima diri sendiri.

    Mencintai diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan atribut dalam hidup ini memang susah-

    susah, gampang. Coba perhatikan, berapa banyakkah orang memutuskan untuk menjadi

    trendsetter atau follower. Sebenarnya nggak ada masalah, mau menjadi trendsetter atau

    follower, karena ternyata ada sebagian orang yang memandang bahwa hidup ini adalah

    proses, ada juga yang memandang bahwa hidup haruslah result oriented, hasil harus real,

    nyata dan ada juga yang menggabungkan keduanya. Sepertinya tidak ada yang salah dengan

    pilihan-pilihan itu, bukankah inilah yang membuat cerita hidup jadi makin seru. Apapun

    pilihannya, semoga pilihan itu selalu mendekatkan kita pada sang pencipta.

    Lalu apa hubungannya dengan mencintai diri sendiri? Mencintai diri sendiri di sini

    sebenarnya lebih dimaksudkan kepada penerimaan atas diri sendiri, atas keadaan/kondisi,

    strenght and weakness, begitupun juga kejadian dan sejarah dalam hidup. Kita sebut saja

    self acceptance ya. Harapannya, dengan menerima diri kita sendiri sepenuhnya kita bisa

    selalu bersyukur Sang Pencipta. Begitu luar biasanya perjalan hidup kita, sejak dari

    kandungan bunda hingga saat ini. Begitu Maha Pemurahnya Tuhan, kita tidak dikasih PR,

    besok bangun pagi kalau mau nafas, harus beli oksigen di mana, juga sewaktu kita masih

    dikandungan, food supply selalu siap, 1 X 24 jam nonstop. Cerita hidup yang jatuh bangun

    seharusnyalah menjadi penyemangat pagi untuk lebih baik setiap harinya.

    Self Acceptance akan menjadi obat buat yang kurang percaya diri, karena tahu bahwa setiap

    manusia punya strenght and weakness, itu juga berlaku buat dirinya sendiri. Self acceptance

    juga akan membuatnya bersahabat baik dengan dirinya sendiri, sehingga tidak perlu extra

    tenaga untuk berperang dengan diri sendiri karena merasa tidak pernah puas atas dirinya,

    atas hidupnya. Padahal masa lalu adalah sejarah. Berapa banyak diantara kita yang tiba-tiba

    jadi ahli sejarah? Kita muter-muter aja dengan sejarah masa lalu kita, seperti gasing yangdiputer. Habis energi terkuras mikir yang mubazir. Padahal sejarah itu hari kemarin. Ada hari

    ini agar bisa lebih baik dari kemarin. Bukankah hidup bahagia sangat tergantung dari sudut

    mana kita memandang hidup itu sendiri? Seberapa besar usaha kita untuk mensyukurinya.

    Ingatkah Anda ketika remaja, berkaca di depan cermin, mengomentari diri sendiri dengan

    nada tidak puas. Setiap lekuk wajah, bentuk mata, ukuran hidung, bibir, jerawat di pipi,

    rasanya semua mengecewakan. Dan hari itu setelah selesai berkaca, rasanya kaki terasa

    berat untuk melangkah karena merasa tidak percaya diri, tidak PD dengan kondisi fisik yang

    dimiliki. Tidak bisa menerima kondisi diri seperti itu.Mungkin saat ini pun Anda masih sering mencela atau mengkritik diri sendiri dengan nada

  • 5/25/2018 Makalah Character Building 2

    3/12

    tidak puas. Setiap pekerjaan rasanya tidak ada yang bagus, tidak ada yang baik, akhirnya

    penilaian terhadap diri sendiri menjadi buruk, penerimaan diri sendiri pun menjadi negatif.

    Akhirnya anda juga sering mencela atau mengkritik orang lain. Pujian menjadi hal yang

    mahal untuk diucapkan kepada orang lain.

    Mengapa seseorang sulit menerima dirinya sendiri ? Tidak pernah puas dengan apa yang

    diperoleh dan dimilikinya ? Tidak pernah menghargai usahanya sendiri bahkan usaha orang

    lain ? Banyak kemungkinan yang menyebabkan seseorang sulit untuk menerima diri sendiri.

    Barangkali anda berasal dari keluarga dimana orang tua lebih sering mengkritik anak-

    anaknya ketimbang memuji. Anda tumbuh menjadi orang yang tidak terbiasa untuk cepat

    puas, selalu merasa kurang, dan akhirnya sulit untuk menerima diri sendiri bila ada

    kekurangan di dalamnya. Apa pun kondisi anda di masa lalu, saat ini sebagai seseorang yang

    ingin maju dan berkembang, anda dituntut untuk dapat menerima diri sendiri.

    Orang yang sehat mental adalah orang yang mau menerima kondisi dirinya sendiri dengan

    bahagia. Orang yang mampu untuk menerima diri sendiri, biasanya adalah orang yang juga

    mampu untuk menerima orang lain apa adanya. Tidak memaksakan orang lain untuk

    melakukan yang diminta, menghargai usaha orang lain, bersikap hormat, tidak dikendalikan

    oleh ambisi yang tidak realistis, tidak terlalu banyak mengeluh, tidak mudah tersinggung,

    belajar mengendalikan kemarahan dengan benar, tidak terobsesi oleh masa lampau, serta

    tidak menuntut orang lain untuk memenuhi semua kebutuhannya.

    Coba periksa diri anda sendiri. Apakah anda menjawab YA untuk setiap kondisi berikut di

    bawah ini (Seni Mengasihi Diri Sendiri, Cecil G. Osborne, 2001) Semakin banyak anda

    menjawab YA untuk kondisi berikut ini, berarti anda belum memiliki penerimaan diri

    sendiri yang baik.

    1. Apakah Anda dinilai terlalu sensitif oleh teman-teman atau keluarga ?

    2. Apakah Anda suka berbantah ?

    3. Apakah Anda suka mengecam ?

    4. Apakah Anda tidak toleran terhadap orang lain ? Terhadap ide-ide mereka ?

    5. Apakah Anda termasuk orang yang sangat mudah marah ?

    6. Apakah Anda sulit memberi maaf ?

    7. Apakah Anda cemburu buta ?

    8. Apakah Anda pendengar yang tidak baik ?

    9. Apakah Anda materialistis secara berlebihan ? Takut miskin ?

    10. Apakah Anda sangat terpukau pada titel, gelar, kehormatan, dan pangkat ?

    11. Apakah Anda orang yang tidak mau kalah ?

    12. Apakah Anda sulit menerima pujian ?

    Ada sebuah illustrasi. Seorang turis Amerika sedang mengunjungi sebuah puri kuno di

    Inggris bersama rombongan tur. Puri kuno tersebut memiliki hamparan rumput yang sangat

    luas dan sangat indah. Turis Amerika ini sedang mengagumi hamparan rumput tersebut.

    Kemudian ia menghampiri kepala kebun puri yang sedang bekerja di dekat situ. Ia bertanyakepada kepala kebun tersebut, Bagaimana caranya kalian membuat hamparan rumput

  • 5/25/2018 Makalah Character Building 2

    4/12

    sebagus dan seindah ini ? Saya sangat mengagumi hamparan rumput yang hijau dan elok

    ini. Jawab si kepala kebun, Ah Pak, biasa saja. Kami hanya menanam bibit rumput yang

    terbaik, memberi pupuk, menyiramnya, serta merawatnya selama 500 tahun...

    Menerima diri sendiri merupakan suatu proses yang harus diusahakan atau diperjuangkan.

    Butuh kerja keras untuk menerima diri apa adanya. Tujuannya adalah supaya memilikipertumbuhan mental yang baik, mampu menerima orang lain apa adanya, menjalin relasi

    interpersonal yang lebih baik, serta dapat menikmati hidup.

    Bagaimana untuk bisa menerima diri sendiri.

    B. Cara Menerima Diri Sendiri

    Ada beberapa saran yang bisa Anda terapkan. Diharapkan Anda juga berusaha untuk

    mengembangkan cara-cara untuk menerima diri sendiri.

    1. Gunakan kacamata paradigma baru

    Mulailah untuk memandang diri sendiri secara berbeda. Tidak lagi cepat menilai negatif

    pada diri sendiri. Beri kesempatan pada diri sendiri bahwa Anda layak untuk dihargai.

    Fokuskan diri pada sisi positif dan negatif secara berimbang.

    2. Tetapkan standar atau target yang realistis

    Ada kalanya seseorang sulit untuk menerima diri sendiri karena kegagalan untuk meraih

    target atau standar yang ditetapkannya sendiri. Perlu dicermati, target atau standar yang

    ditetapkan itu terkadang tidak realistis, terlalu muluk-muluk sehingga sangat sulit untuk

    dicapai. Untuk orang-orang yang menaruh penghargaan diri sendiri berdasarkan prestasi

    semata, hal ini bisa sangat meruntuhkan rasa percaya diri. Tetapkanlah standar atau target

    yang realistis. Bila tidak tercapai, janganlah terlalu down atau merasa sangat kecewa

    hingga tidak memberi kesempatan pada diri sendiri untuk mencoba lagi.3. Lakukan sesuatu yang membuat Anda lebih menyukai diri Anda

    Berikanlah kasih, pertolongan, dukungan, perhatian, maaf, pengertian, uang, sehelai surat

    sederhana, atau apa pun kepada teman atau orang lain yang anda rasa perlu.

    4. Beri pujian pada orang lain dan diri sendiri

    Dengan melakukan hal ini anda akan menghargai diri anda sendiri dan juga orang lain.

    5. Gunakan kata-kata yang positif pada diri sendiri

    Misalnya ketika anda diserahkan tanggung jawab untuk mengerjakan proyek tertentu,

    katakan pada diri sendiri bahwa, Saya mampu dan bisa mengerjakan tugas ini dengan

    baik.6. Bersyukurlah dengan apa yang Anda miliki

    http://2.bp.blogspot.com/_LJDDctMWc-Q/ShtzEW3ndvI/AAAAAAAAAD8/L9Pay9Q45zU/s1600-h/images2.jpg
  • 5/25/2018 Makalah Character Building 2

    5/12

    Orang yang bersyukur dengan keberadaan dirinya biasanya lebih mudah untuk menerima

    dirinya sendiri. Ia juga tidak mudah untuk marah, tidak mudah tersinggung, dan mampu

    memberi bagi orang lain.

    7. Galilah Potensi Diri

    Menggali potensi diri, dengan cara selalu belajar, meningkatkan kemampuan diri danmemanfaatkan kesempatam-kesempatan serta peluang-peluang yang ada.

    8. Luangkanlah waktu bersama dengan orang lain

    Dalam hal ini dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam hal-hal yang positif.

    9. Membaca

    Membaca buku-buku pengembangan diri, karena pengembangan diri adalah proses seumur

    hidup.

    Selalu ada kesempatan untuk orang yang mau merubah dirinya

    C. Tanda-tanda Menerima Diri Sendiri

    Dalam hidup sehari-hari, kita sering mendengar ungkapan atau anjuran untuk menerima diri

    sendiri apa adanya, siapapun kita, anjuran ini terdengar indah, namun kadang sukar untuk

    dilakukan.

    Menurut John Powell dalam bukunya Happiness Is an Inside Job menerima diri sendiri

    mengandung arti kepuasan yang penuh suka cita menjadi saya.

    Tanda-tanda menerima diri sendiri itu bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Ada 10

    tanda yang menurut John Powell tampak dalam diri orang-orang yang menerima diri mereka

    seperti apa adanya.

    Dengan mengetahui tanda-tanda ini, kita bisa belajar untuk menerima diri sendiri apa

    adanya, siapa pun kita, cantik atau jelek, pintar atau bodoh, atau biasa-biasa saja.

    1. Selalu bahagia

    Bahagia disini dalam pengertian tidak membandingkan dirinya dengan orang lain. Para ahli

    mengatakan, dengan membandingkan diri berarti matinya rasa kepuasan diri yang sejati.

    Pada orang yang menerima diri apa adanya, tidak banyak hal yang membuatnya tidak

    bahagia. Jika ada orang yang mengkritik, orang yang menerima diri akan menganggap,

    bahwa itu adalah masukan yang berguna bagi pertumbuhan pribadinya. Dia akan

    berpandangan bahwa kritik yang sehat adalah sarana untuk memajukan diri sendiri menjadi

    pribadi yang lebih bijak dan berwawasan

    2. Mudah bergaul dengan orang lain

  • 5/25/2018 Makalah Character Building 2

    6/12

    Semakin besar rasa menerima diri sendiri, semakin senang kita berada di tengah orang lain

    karena kita merasa orang-orang itu juga menerima kita, dan senang bersama kita. Perasaan

    ini mambuat kita masuk ke ruang yang penuh orang dengan rasa percaya diri. Kita

    menganggap diri kita sebagai pemberian untuk diterima orang lain dan orang lain sebagai

    pemberian untuk kita terima dengan lemah lembut.Tapi, disaat sendiri, orang yang menerima diri apa adanya juga tetap gembira. Keadaan yang

    tidak ada orang lain itu terasa damai dan tenteram baginya. Sebaliknya, bagi yang tidak

    menerima diri sendiri, keadaan sendiri itu berarti sepi dan menyedihkan. Orang yang sendiri,

    kesepian, kosong, akan mencari penangkal-penangkal kesepian.

    3. Terbuka untuk dicintai dan dipuji

    Kalau kita menerima eksistensi kita sendiri sebagai pribadi, maka kita seyogyanya juga

    berpikiran terbuka, tidak merasa curiga kalau seseorang dengan tulus memuji kita. Karena

    dalam hidup ini, kita semua belajar untuk mengatasi kelemahan2 diri sendiri, tapi sebaliknya

    juga terbuka untuk pujian atas kelebihan2 kita.

    4. Mampu menjadi diri sendiri yang sejati

    Jika kita benar-benar menerima diri sendiri apa adanya, kita akan memancarkan keunikan

    yang hanya dapat memancar dari penerimaan diri sejati. Dengan kata lain, sebelum mampu

    menjadi diri sendiri, kita harus bisa menerima diri sendiri dulu. Contohnya, jika kita

    mencintai atau mengagumi orang lain, maka kita akan bersikap tulus, menyampaikan

    kesukaan dan kekaguman secara wajar padanya. Kita tidak usah takut salah paham atau

    salah tafsir dengan ke-terus terangan kita

    5. Mampu menerima saya yang saat ini, hari ini

    Saya yang kemarin adalah sejarah. Saya yang hari esok belum diketahui. Saya terlepas dari

    masa lalu. Saya adalah siapa saya hari ini. Sekarang ini. Siapa saya dimasa lalu, termasuk

    semua kesalahan saya, sudah tidak penting.

    Mengingat secara terus menerus kesalahan yang kita buat dimasa lampau hanya akan

    membuat kita menghakimi diri sendiri dengan keras.

    6. Dapat menertawai diri sendiri dengan mudah

    Terlalu serius dengan diri sendiri merupakan pertanda kita merasa tidak aman. Ada pepatah

    Cina kuno yang mengatakan, "Berbahagialah mereka yang dapat tertawa kepada diri

    mereka sendiri. Mereka tidak akan pernah berhenti dihibur." Orang yang mampu

    menertawai diri sendiri akan bisa menerima dan mengakui kelemahan dan kebodohanya.

    7. Mampu mengenali dan mengurusi kebutuhan-kebutuhannya sendiri

    Orang yang menerima dirinya sendiri mengenal kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan

    fisik, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual. Mengabaikan kebutuhan diri sendiri adalahlangkah bunuh diri. Kita bisa mengenali kebutuhan diri sendiri kalau kita mencintai dan

  • 5/25/2018 Makalah Character Building 2

    7/12

    sayang pada diri sendiri. Rasa sayang ini akan membuat kita juga mampu menyayangi dan

    menghormati orang lain secara wajar.

    8. Mampu menentukan nasib sendiri

    Orang yang menerima diri sendiri mengambil petunjuk dari dalam dirinya sendiri. Bukan dariorang lain. Jika kita benar-benar bergembira dengan diri sendiri, kita akan melakukan apa

    saja yang kita pikir baik dan selaras. Bukan menurut apa yang dikatakan atau dipikirkan

    orang lain.

    9. Bisa berhubungan dengan kenyataan

    Sikap menerima diri sendiri membuat kita tidak suka melamun atau mengkhayalkan

    seandainya hidup kita seperti orang lain. Kita menerima dengan tabah kenyataan-kenyataan

    dalam hidup ini dengan tetap berpegang pada logika kita

    10. Bersikap tegas

    Orang yang menerima dirinya sendiri tegas dalam menyatakan sesuatu. Kita dengan tegas

    menyatakan hak2 kita untuk dipandang secara serius. Hak untuk berpikir dan memilih. Kita

    juga tidak merasa terpaksa mengalah atau terpaksa menjadi penolong orang yang tidak

    berdaya. Banyak orang enggan bersikap tegas karena takut keliru. Kita pendam semua

    pendapat dan keinginan kita. Menerima diri dengan gembira menantang kita bersikap tegas

    dalam menyatakan sesuatu. Menghormati diri sendiri. Menyatakan diri secara tulus dan

    berani bersikap terbuka.

    Menerima diri sendiri adalah ketika kita bisa menyadari bahwa setiap mahluk memiliki

    kelebihan dan kekurangan, demikian pula dengan diri kita. Selama kita hanya melihat diri

    kita ada kelebihan dan tidak memiliki kekurangan, maka kita akan menjadi sombong, dan ini

    hasil dari ketidakjujuran. Sebaliknya, kalau kita menjadi minder, karena merasa bahwa diri

    kita ini hanya ada kekurangan, dan sedikit mempunyai kelebihan, maka itu juga bagian dari

    ketidakjujuran. Orang yang menyadari keseimbangan kelebihan dan kekurangannya sendiri,

    maka dia akan memiliki batin yang seimbang pula, dan akan lebih percaya diri, dan inilah

    hasil kejujuran pada diri sendiri.

    Kalau kita sudah bisa melihat kelebihan dalam diri kita, maka kondisikanlah selalu kelebihan

    kita itu bisa terus muncul dan bahkan ditingkatkan, sehingga dengan bertambahnya waktu,

    kita pun akan semakin baik kualitas hidup maupun kualitas batinnya.

    Sebaliknya, kalau kita telah melihat kekurangan diri kita sendiri, maka kita pun hendaknya

    terus berusaha mengendalikan diri agar tidak mengkondisikan keburukan kita muncul dalam

    kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kelebihan yang kita miliki hendaknya terus

    ditingkatkan, sedangkan kekurangan yang dimiliki hendaknya terus diperbaiki. Maka dengan

    demikian, kita bukan hanya bisa menerima kekurangan dan kelebihan kita sendiri, namun,

    kita juga bisa memperbaiki kualitas diri kita sehingga semakin bertambah usia, semakin baikkualitas diri kita.

  • 5/25/2018 Makalah Character Building 2

    8/12

    Dalam kehidupan sosial di masyarakat, individu seringkali dirundung rasa curiga dan tidak

    percaya diri yang kuat sehingga tidak berani menyampaikan berbagai gejolak atau pun

    emosi yang ada di dalam dirinya kepada orang lain, apalagi jika menyangkut hal-hal yang

    dianggapnya tidak baik untuk diketahui orang lain. Akibatnya individu tersebut lebih banyak

    memendam berbagai persoalan hidup yang akhirnya seringkali terlalu berat untukditanggung sendiri sehingga menimbulkan berbagai masalah psikologis maupun fisiologis.

    Banyak orang yang mengatakan bahwa mereka sulit sekali mengungkapkan diri

    (mengatakan pendapat, perasaan, cita-cita, rasa marah, jengkel, dsb) kepada orang lain,

    bahkan tidak pernah berbagi informasi, jika tidak diminta / ditanya. Hal yang menarik adalah

    mereka mengakui bahwa kondisi tersebut sangat tidak nyaman dan cenderung membuat

    mereka dijauhi oleh rekan atau pun anggota keluarganya sendiri. Meskipun di satu sisi

    mereka merasa ragu dan takut untuk mengungkapkan diri, namun di sisi lain mereka merasa

    bahwa hal tersebut sangat diperlukan untuk meringankan beban diri sendiri.

    Menyikapi permasalahan diatas, maka kita perlu mengetahui mengapa pengungkapan diri

    perlu dilakukan untuk mengetahui betapa pentingnya menerima diri sendiri.

    Mengapa bagi sebagian individu, hal ini amat sulit untuk dilaksanakan. Pertanyaan

    mendasar adalah mengapa kita harus memberitahu orang lain tentang diri kita sendiri. Lalu

    bagaimana cara mengungkapkan diri secara tepat sehingga tidak menimbulkan penyesalan

    bagi diri sendiri dan menambah beban bagi orang lain.

    Pengungkapan diri atau self disclosure dapat diartikan sebagai pemberian informasi

    tentang diri sendiri kepada orang lain. Informasi yang diberikan tersebut dapat mencakup

    berbagai hal seperti pengalaman hidup, perasaan, emosi, pendapat, cita-cita, dan lain

    sebagainya. Pengungkapan diri haruslah dilandasi dengan kejujuran dan keterbukaan dalam

    memberikan informasi, atau dengan kata lain apa yang disampaikan kepada orang lain

    hendaklah bukan merupakan suatu topeng pribadi atau kebohongan belaka sehingga hanya

    menampilkan sisi yang baik saja.

    Untuk menjawab pertanyaan mengapa seseorang perlu memberitahu orang lain tentang

    dirinya sendiri, maka hal tersebut harus dilihat sebagai suatu siklus yang melibatkan 3 (tiga)

    hal yaitu pengungkapan diri, hubungan persahabatan dan penerimaan terhadap diri sendiri.

    Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

    1. Merupakan suatu hal yang sangat baik jika anda mengatakan kepada teman atau orang

    lain yang berinteraksi dengan anda bagaimana mereka dapat mempengaruhi anda. Dengan

    mengungkapkan perasaan dan berbagi pengalaman maka akan dapat semakin mempererat

    hubungan persahabatan.

    2. Penerimaan teman atau orang lain akan memudahkan anda untuk dapat menerima

    kondisi diri anda sendiri.

    3. Karena anda sudah dapat menerima diri sendiri dan merasa nyaman dengan kondisitersebut, maka anda lebih mudah untuk mengungkapkan diri sehingga hubungan dengan

  • 5/25/2018 Makalah Character Building 2

    9/12

    teman anda terasa lebih menyenangkan.

    4. Dengan adanya berbagai masukan dari orang lain, rasa aman yang tinggi, dan penerimaan

    terhadap diri, maka anda akan dapat melihat diri sendiri secara lebih mendalam dan mampu

    menyelesaikan berbagai masalah hidup.

    Meski diakui bahwa pengungkapan diri sangat penting bagi perkembangan individu dan

    penerimaan diri sendiri, namun sebagian orang masih enggan untuk melakukannya. Pada

    dasarnya keengganan atau kesulitan individu dalam mengungkapkan diri banyak dilandasi

    oleh faktor risiko yang akan diterimanya di kemudian hari, di samping karena belum adanya

    rasa aman dan kepercayaan pada diri sendiri. Risiko yang dimaksud dapat berupa bocornya

    informasi yang telah diberikan pada seseorang kepada pihak ketiga padahal informasi

    tersebut dianggap sangat pribadi oleh si pemberi informasi, atau bisa juga informasi yang

    disampaikan justru menyinggung perasaan orang lain sehingga dapat mengganggu

    hubungan interpersonal yang sebelumnya sudah terjalin dengan baik. Selain itu

    pengungkapan diri pada orang atau kondisi yang tidak tepat justru akan menjadi bumerang

    bagi si pemberi informasi. Selain faktor risiko, faktor pola asuh juga berperan penting.

    Dalam keluarga atau lingkungan yang tidak mendukung semangat keterbukaan dan

    kebiasaan berbagi informasi maka individu akan sulit untuk bisa mengungkapkan diri secara

    tepat. Itulah sebabnya mengapa sebagian orang amat sulit berbagi informasi dengan orang

    lain, sekali pun informasi tersebut sangat positif bagi dirinya dan orang lain.

    Meskipun pengungkapan diri mengandung risiko bagi si pelaku (pemberi informasi) namun

    para ahli psikologi menganggap bahwa pengungkapan diri sangatlah penting. Hal ini

    dasarkan pada pendapat yang mengatakan bahwa pengungkapan diri (yang dilakukan

    secara tepat) merupakan indikasi dari kesehatan mental seseorang.

    Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mampu mengungkapkan diri secara tepat

    terbukti lebih mampu menyesuaikan diri (adaptive), lebih percaya pada diri sendiri, lebih

    kompeten, extrovert, dapat diandalkan, lebih mampu bersikap positif dan percaya terhadap

    orang lain, lebih obyektif dan terbuka (David Johnson, 1981 dalam mentalhelp.net). Selain

    itu para ahli psikologi juga meyakini bahwa berbagi informasi dengan orang lain dapat

    meningkatkan kesehatan jiwa, mencegah penyakit dan mengurangi masalah-masalah

    psikologis yang menyangkut hubungan interpersonal. Dari segi komunikasi dan pemberian

    bantuan kepada orang lain, salah satu cara yang dianggap paling tepat dalam membantu

    orang lain untuk mengungkapkan diri adalah dengan mengungkapkan diri kita kepada orang

    tersebut terlebih dahulu. Tanpa keberanian untuk mengungkapan diri maka orang lain akan

    bertindak yang sama, sehingga tidak tercapai komunikasi yang efektif.

    Secara lebih lengkap manfaat-manfaat dari pengungkapan diri dapat disebutkan sebagai

    berikut:

    Menerima Diri Sendiri (self-acceptance). Dalam proses pemberian informasi kepada orang

  • 5/25/2018 Makalah Character Building 2

    10/12

    lain, anda akan lebih jelas dalam menilai kebutuhan, perasaan, dan hal psikologis dalam diri

    anda. Selain itu, orang lain akan membantu anda dalam memahami diri anda sendiri,

    melalui berbagai masukan yang diberikan, terutama jika hal itu dilakukan dengan penuh

    empati dan jujur. Jika orang lain dapat menerima anda maka kemungkinan besar anda pun

    dapat menerima diri anda.

    Membangun hubungan yang lebih dekat dan mendalam, saling membantu dan lebih

    berarti bagi kedua belah pihak. Keterbukaan merupakan suatu hubungan timbal balik,

    semakin anda terbuka pada orang lain maka orang lain akan berbuat hal yang sama. Dari

    keterbukaan tersebut maka akan timbul kepercayaan dari kedua pihak sehingga akhirnya

    akan terjalin hubungan persahabatan yang sejati.

    Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi yang memungkinkan seseorang untuk

    menginformasikan suatu hal kepada orang lain secara jelas dan lengkap tentang bagaimana

    ia memandang suatu situasi, bagaimana perasaannya tentang hal tersebut, apa yang terjadi,

    dan apa yang diharapkan.

    Memecahkan berbagai konflik dan masalah interpersonal. Jika orang lain mengetahui

    kebutuhan anda, ketakutan, rasa frustrasi anda, dsb, maka akan lebih mudah bagi mereka

    untuk bersimpati atau memberikan bantuan sehingga sesuai dengan apa yang anda

    harapkan.

    Memperoleh energi tambahan dan menjadi lebih spontan. Harap diingat bahwa untuk

    menyimpan suatu rahasia dibutuhkan energi yang besar dan dalam kondisi demikian

    seseorang akan lebih cepat marah, tegang, pendiam dan tidak riang. Dengan berbagi

    informasi hal-hal tersebut akan hilang atau berkurang dengan sendirinya.

    Bagi anda yang mengalami masalah dalam mengungkapkan diri kepada orang lain, demi

    terwujudnya keinginan untuk dapat menerima diri sendiri, ada 4 (empat) langkah yang

    dapat anda lakukan agar pengungkapan diri dapat berjalan efektif. Keempat langkah

    tersebut adalah:

    Langkah 1: Tanyakan pada diri sendiri, sejauhmana saya akan membuka diri? Hal-hal apa

    yang bisa saya bagi dengan orang lain dan kepada siapa?

    Setiap orang memiliki rahasia pribadi. Hal tersebut sangatlah normal karena setiap orang

    tentu ingin menjaga agar hal-hal khusus tidak perlu diketahui oleh orang lain. Sayangnyabanyak rahasia yang sebenarnya justru tidak perlu dirahasiakan karena tidak

  • 5/25/2018 Makalah Character Building 2

    11/12

    membahayakan diri sendiri dan orang lain, tetapi karena takut orang lain tidak memahami

    rahasia tersebut maka rahasia ini disimpan terus-menerus . Hal inilah yang harus

    diperhatikan oleh anda jika ingin mengungkapkan diri.

    Langkah 2: Lakukan persiapan sebelum membuka diri. Atasi terlebih dahulu kekhawatiran

    dan ketakutan anda.Untuk mengatasi kekuatiran, ketakutan atau ketidakpercayaan diri, anda dapat memulai

    pengungkapan diri dengan memilih topik pembicaraan pada hal-hal yang ringan dan santai.

    Contohnya: berbagi cerita tentang acara televisi atau film yang disukai, perawatan

    mobil/motor, kegiatan di sekolah atau kantor, dll. Pada awalnya usahakan untuk tidak

    mengutarakan berbagai perasaan atau opini pribadi. Jika tahapan ini sudah anda lalui dan

    berhasil dengan baik, barulah anda memilih orang yang dapat anda percayai untuk

    mengemukakan pendapat pribadi maupun perasaan anda tentang suatu hal, misalnya

    utarakan apa yang anda rasakan dan apa yang anda harapkan dari teman anda. Secara

    berangsur-angsur lakukan hal tersebut dengan beberapa yang berbeda. Dengan cara ini

    anda akan menjadi mudah untuk memulai komunikasi dan selanjutnya menjadi terbiasa

    dalam berbagi informasi

    Langkah 3: Tingkatkan terus ketrampilan anda dalam mengungkapkan diri. Pelajari cara-cara

    mengungkapkan diri dan bagaimana memberikan masukan yang bermanfaat.

    Pengungkapan diri melibatkan cara-cara penyampaian informasi yang baik dan jelas

    sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi orang yang menerima informasi

    tersebut. Jika anda ingin berbagi informasi maka kemukakan hal itu sejelas-jelasnya, hindari

    ketidakjujuran, kemukakan dengan bahasa sederhana dan jangan berbelit-belit. Jangan

    berasumsi bahwa orang lain akan memahami anda, mengetahui perasaan dan kebutuhan

    anda tanpa harus anda katakan. Ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang dapat membaca

    pikiran anda. Jadi andalah yang harus mengatakan dan menjelaskan apa perasaan anda, apa

    kebutuhan anda saat ini dan apa yang anda harapkan dari orang lain. Jika ada hal-hal yang

    anda rasakan kurang jelas, bertanyalah pada saat ini dan jangan berasumsi.

    Dalam mengungkapkan diri, secara tidak langsung sebenarnya anda juga memberikan

    masukan kepada orang lain dan sebaliknya. Oleh karena itu dalam memberikan berbagai

    masukan kepada teman (orang yang diberi informasi) anda perlu memperhatikan hal-hal

    sebagai berikut:

    Masukan yang diberikan tidak boleh bernada ancaman. Fokuskan pada permasalahan dan

    bukan pada kepribadian si lawan bicara

    Fokus pada masalah yang sedang dibahas, jangan terlalu jauh lari ke masalah-masalah lain

    atau ke masa lalu

    Jangan memberi masukan jika tidak diperlukan, tidak mungkin dilaksanakan atau diterima,

    atau jika usulan tersebut sudah tidak berguna. Berikan hanya masukan yang benar-benarmasuk akal, bersifat membangun dan tidak rumit

  • 5/25/2018 Makalah Character Building 2

    12/12

    Langkah 4: Ungkapkan diri anda secara tepat dengan pemilihan waktu dan situasi yang tepat

    pula.

    Agar dapat mengungkapkan diri secara tepat pada waktu atau situasi yang tepat, perlu

    memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

    Pertama-tama anda harus memiliki suatu alasan mengapa anda perlu membuka diri. Dengan siapa anda akan berbicara..teman dekat? orangtua? atasan? kenalan baru? atau

    siapa?

    Sejauhmana pengungkapan diri anda akan membahayakan diri anda sendiri?

    Dengan mempertimbangkan ketiga hal tersebut maka anda akan dapat mengungkapkan diri

    secara tepat dan proporsional sehingga akan bermanfaat bagi diri anda dan orang lain. Bagi

    anda yang sangat sulit membuka diri kepada orang lain, maka akan sangat baik jika anda

    membuat semacam catatan kecil tentang hal-hal yang telah anda ungkapkan pada orang

    lain dan pengaruhnya terhadap perkembangan diri anda.

    Mengingat kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan dengan melihat berbagai manfaat

    yang akan diperoleh jika seseorang dapat mengungkapkan diri secara tepat, maka tidak ada

    pilihan lain bagi setiap individu selain belajar untuk dapat mengungkapkan diri.

    Ketidakmampuan untuk mengungkapkan diri akan sangat merugikan perkembangan jiwa

    individu yang bersangkutan. Meskipun demikian, keputusan untuk membuka diri dan

    berbagi informasi dengan orang lain haruslah dilakukan secara hati-hati dan bijaksana.

    Dengan melihat beberapa kiat diatas, individu diharapkan dapat memiliki kepercayaan diri

    dalam membuka diri bagi orang lain sehingga dapat tercipta hubungan interpersonal yang

    sehat. Bahwa dalam kenyataan pasti ada risiko yang harus ditanggung jika seseorang berani

    mengungkapkan diri kepada orang lain, misalnya informasi yang diberikan dimanipulasi oleh

    si penerima informasi, atau pun dikhianati oleh orang yang sangat dipercayai, tentu tidak

    dapat dipungkiri. Namun demikian dengan cara-cara yang bijak dan perencanaan yang baik

    maka hal itu pasti akan dapat dikurangi. Jika diambil persamaan maka pengungkapan diri

    sama saja dengan jatuh cinta: ada risiko yang harus ditanggung tetapi amat sulit untuk

    ditolak.

    D. Manfaat Menerima Diri Sendiri

    Kita merasa senang terhadap diri sendiri, kita merasa lebih sehat, lebih semangat dan

    sepertinya tidak banyak masalah dan beben hidup yang harus kita tanggung.

    Kita merasa sangat berharga, atau sekurang-kurangnya kita sama dan sejajar dengan

    orang lain, disamping dari segala aspek kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan

    yang kita miliki.

    Menerima diri berarti menerima kelebihan dan kekurangan serta kekuatan yang kita

    miliki, namun bukan berarti dengan kekurangan yang kita miliki menjadi penghalang untuk

    maju, justru kekurangan tersebut dapat kita jadikan sebagai penyemangat agar kekurangan

    tersebut dapt kita tutupi atau kita kurangi seminimal mungkin.