perancangan furnitur anak berkebutuhan khusus …thesis.binus.ac.id/doc/workingpaper/2014-2-00425-di...
TRANSCRIPT
PERANCANGAN FURNITUR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
MET[T]ASCHOLA DI JAKARTA
Wicella Rita Jurusan Desain Interior Universitas Bina Nusantara, Jl. Kh. Syahdan No.9, Palmerah, Kota
Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11480, (021) 5345830 [email protected]
Bambang Kartono Jurusan Desain Interior Universitas Bina Nusantara, Jl. Kh. Syahdan No.9, Palmerah, Kota
Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11480, (021) 5345830, [email protected]
Ika Rachmayanti Jurusan Desain Interior Universitas Bina Nusantara, Jl. Kh. Syahdan No.9, Palmerah, Kota
Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11480, (021) 5345830, [email protected]
Abstract
Based on the final report of research conducted by the author in one of the school children with special needs in Jakarta, the Met[t]aschola, it is known that the furniture at a school is very important for children - children, both normal children and children with special needs. Therefore, the purpose of this study was to create furniture that can provide comfort and safety for children with special needs in order to support the development of children, as well as supporting children in educational and therapeutic activities. The method of this study is to perform data collection in the form of semi-structured interviews, observation and image capture. The analysis was performed with several interviewees amounted to 6 people, consisting of school administrators, teachers, special educators and parents. Observation results achieved on the subject carried out at the school for two (2) days, covering all subjects in school activities. Based on interviews conducted on the subject, as well as direct observation in schools found that the absence of data relating to the design of furniture that takes children with special needs, such as material specifications, colors, and shapes used. Therefore, it is concluded that the furniture in normal children or children with special needs need to be considered in the selection of shapes, colors, materials, functionality, safety and comfort. (WRP) Keywords : Children with Special Needs ( ABK ) , School , Autism , Hyperactivity
Abstrak
Berdasarkan pada penelitian laporan tugas akhir yang penulis lakukan di salah satu sekolah anak berkebutuhan khusus di Jakarta, yaitu Met[t]aschola, diketahui bahwa furnitur pada suatu sekolah sangatlah penting bagi anak - anak, baik anak yang normal maupun anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini ialah untuk menciptakan furnitur yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi anak berkebutuhan khusus ( ABK ) agar dapat menunjang perkembangan anak, serta mendukung anak beraktifitas dalam edukasi dan terapi. Metode dari penelitian ini ialah dengan melakukan pengambilan data berupa wawancara semi terstruktur, observasi dan pengambilan gambar. Analisis dilakukan dengan beberapa responden wawancara berjumlah 6 orang, yang terdiri dari pengurus sekolah, guru sekolah, guru khusus dan orang tua murid. Hasil observasi yang dicapai terhadap subjek dilakukan di sekolah selama dua (2) hari, meliputi semua kegiatan subjek di sekolah. Berdasarkan pada wawancara yang dilakukan terhadap subjek, serta observasi langsung disekolah ditemukan bahwa adanya data yang berkaitan dengan desain furnitur yang dibutuhkan anak berkebutuhan khusus ( ABK ), seperti spesifikasi material, warna, dan bentuk yang digunakan. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa furnitur pada anak normal ataupun anak berkebutuhan khusus ( ABK ) perlu diperhatikan dalam pemilihan bentuk, warna, material, fungsi, keamanan serta kenyamanannya. (WRP) Kata Kunci : Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK ), Sekolah, Autis, Hiperaktif
PENDAHULUAN
Perkembangan zaman dari waktu ke waktu menyebabkan banyaknya perubahan di
kehidupan masyarakat yang terjadi, seperti halnya di dalam dunia pendidikan. Pendidikan
merupakan bimbingan yang diberikan oleh seorang yang dewasa bagi perkembangan anak
dalam mencapai suatu kedewasaan dengan tujuan agar anak dapat melakukan tugas
hidupnya dengan tanpa bantuan dari orang lain. Pendidikan merupakan suatu langkah awal
yang sangat penting bagi seorang anak, dengan cara melatih anak dalam berhitung,
membaca, berkomunikasi, serta berpikir.
Masyarakat kini mulai menyadari akan pentingnya pendidikan bagi anak – anak. Saat ini,
pendidikan dapat ditempuh oleh siapapun dan berbagai kalangan serta golongan, baik dari
kalangan dan golongan rendah sampai dengan kalangan dan golongan tinggi. Berbagai
sekolah kini didirikan dengan tujuan untuk memberikan pendidikan, sarana, dan prasarana
bagi anak. Dengan adanya kurikulum dalam suatu sekolah dapat membantu proses belajar
anak yang baik dan bermutu.
Setiap anak, termasuk anak berkebutuhan khusus ( ABK ) merupakan pemberian yang
berharga dari Tuhan. Anak berkebutuhan khusus ( ABK ) merupakan anak yang terlahir
dengan pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda secara fisik, mental, intelektual,
sosial, dan emosional dengan anak lainnya. Oleh karena itu, anak berkebutuhan khusus (
ABK ) membutuhkan pelayanan dan sarana edukasi yang khusus untuk meningkatkan
pertumbuhan anak. Selain itu, sarana terapi sangat dibutuhkan bagi perkembangan anak
berkebutuhan khusus ( ABK ).
Oleh karena itu, banyaknya sekolah – sekolah yang kini hadir dengan pendidikan inklusi
bagi anak berkebutuhan khusus ( ABK ). Pendidikan inklusi merupakan pendidikan pada
sekolah umum yang disesuaikan dengan kebutuhan anak yang memerlukan pendidikan
khusus dalam satu kesatuan yang sistemik. Pendidikan inklusi merupakan suatu pendidikan
yang memberikan apresiasi terhadap anak berkebutuhan khusus ( ABK ). Selain
pendidikan, pada sekolah anak berkebutuhan khusus ( ABK ) juga perlu lebih diperhatikan
dalam segi desain, baik secara bentuk, material, serta warna. Pentingnya desain interior
ruangan kelas serta furnitur yang digunakan pada sekolah anak berkebutuhan khusus (
ABK ) dapat mempengaruhi kestabilan psikologis serta dapat menumbuhkembangkan
kreatifitas serta daya tanggap anak.
Penelitian laporan tugas akhir ini dilakukan di tiga ( 3 ) sekolah anak berkebutuhan khusus
( ABK ) di Jakarta, yaitu Met[t]aschola, Sekolah Cahya Anakku, dan Indocare. Penulisan
laporan tugas ini dengan mendekatkan perumusan masalah pada sekolah anak
berkebutuhan khusus ( ABK ) Met[t]aschola. Met[t]aschola merupakan salah satu sekolah
bagi anak berkebutuhan khusus ( ABK ) yang terletak di Pantai Indah Kapuk, Jakarta.
Sekolah ini menerima anak normal dan anak berkebutuhan khusus ( ABK ) mulai dari usia
1.5 tahun – 6 tahun. Met[t]aschola sangat memperhatikan perkembangan serta pendidikan
anak – anak dengan menerapkan metode pembelajaran dari Amerika. Selain itu,
Met[t]aschola juga sangat memperhatikan metode pengajaran bagi anak – anak, seperti
adanya pengajaran untuk melatih anak – anak berkreatifitas dalam keterbatasan dan logika
dalam menyusun balok kayu, pengajaran akan pengenalan bahan masakan, pengajaran akan
membaca, berhitung, terapi khusus, dan pengajaran – pengajaran lainnya.
Namun, keterbatasan desain ruangan interior kelas serta furnitur kelas dari Met[t]aschola
kurang diperhatikan dalam hal ukuran, bentuk, serta warna. Fungsi warna, ukuran, dan
bentuk sangat penting untuk diperhatikan karena dapat berpengaruh dengan kebutuhan
psikologis dan perkembangan anak berkebutuhan khusus ( ABK ).
Oleh karena itu, perancangan ini dibuat dengan tujuan untuk merancang suatu furnitur yang
dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi anak normal dan anak berkebutuhan
khusus ( ABK ) agar dapat menunjang perkembangan anak, serta mendukung anak
beraktifitas dalam edukasi dan terapi. Selain itu, tujuan dari perancangan ini juga untuk
memberikan ukuran, warna, bentuk, dan kaidah - kaidah yang terdapat dalam satu furnitur.
Melalui latar belakang serta tujuan diatas, maka perancangan ini dibuat untuk ruang kelas
infant toddler dari Met[t]aschola. Furnitur terdesain adalah kursi anak berusia 1.5 tahun - 2
tahun, meja anak 1.5 - 2 tahun, troli, rak buku, dan keranjang penyimpanan.
METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data dalam penelitian laporan tugas akhir ini dengan mengambil
beberapa metode, yaitu studi literatur yang mencakup data - data yang berkaitan dengan
anak berkebutuhan khusus ( ABK ), warna, bentuk, ukuran, material, dan finishing.
Pengambilan data didapatkan dari internet, buku, majalah, dan media lainnya. Selain itu,
pengamatan dan observasi juga dilakukan di Met[t]aschola selama 2 hari dan dilengkapi
dengan adanya wawancara dengan 6 responden, yaitu satu orang pengurus sekolah, dua
orang guru sekolah, satu orang guru khusus, dan dua orangtua murid. Selain itu, wawancara
juga dilakukan dengan konsultan anak berkebutuhan khusus ( ABK ) untuk mencapai data
yang lebih spesifik. Pengambilan data ini juga dilengkapi dengan pengambilan beberapa
gambar dan dilakukan pendataan sampai mencapai hasil akhir dari penelitian secara
keseluruhan.
HASIL DAN BAHASAN
Konsep yang diangkat oleh penulis sebagai perancangan furnitur ini dengan mengambil inti
dari beberapa data literatur yang telah dipahami. Penulis membuat suatu furnitur dengan
mendekatkan kebutuhan anak autis dan ADHD ( Attention Deficit with Hyperactive
Disorder ) dengan kebutuhan dari anak – anak normal.
Kebutuhan dari anak berkebutuhan khusus ( ABK ), terutama pada anak autis atau ADHD (
Attention Deficit with Hyperactive Disorder ) lebih banyak menitikberatkan pada
pengalihan perhatian anak. Seperti pada saat anak autis atau ADHD ( Attention Deficit with
Hyperactive Disorder ) belajar membutuhkan beberapa pengalihan, seperti berlari terlebih
dahulu, maupun pengalihan dengan mengotak – atik barang, dan sebagainya. Oleh karena
itu, furnitur yang digunakan oleh anak autis atau ADHD ( Attention Deficit with
Hyperactive Disorder ) dapat juga digunakan oleh anak – anak normal lainnya.
Penulis membuat suatu furnitur yang multifungsi, sehingga dapat membantu anak dalam
menumbuhkan kreatifitas anak di dalam sekolah. Furnitur yang multifungsi dapat
membantu anak dalam proses belajar mengajar.
a. Konsep Perancangan Interior
Perancangan interior dari ruang kelas infant toddler dari Met[t]aschola
menggunakan pewarnaan coklat muda pada bagian dindingnya dengan
ditambahkan matras dinding berwarna hijau kuning pada bagian dinding untuk
mencegah anak berbenturan saat anak sedang berlari. Pemilihan dari warna hijau
disebabkan oleh karena warna hijau dapat memberikan ketenangan, kesejukkan
dan dipercaya bahwa warna hijau dapat memperbaiki penglihatan. Selain itu,
pemilihan warna kuning disebabkan oleh karena warna kuning dapat menimbulkan
perasaan yang ceria dan optimis dan dapat mempengaruhi kondisi manusia secara
mental dan emosional. Selain itu, warna kuning juga dapat meningkatkan
kreatifitas dan rasa percaya diri seseorang.
Berikut adalah denah ruang kelas infant toddler, yaitu
b. Konsep Perancangan Furnitur
Furnitur terdesain adalah kursi anak berusia 1.5 tahun - 2 tahun, meja anak berusia
1.5 tahun - 2 tahun, troli, rak buku, dan keranjang penyimpanan.
Pemilihan material dan finishing pada furnitur perlu sangat diperhatikan untuk
menghindari bahan kimia berbahaya. Oleh karena itu, penulis mengambil material
berupa kayu solid jati belanda dengan finishing dari bahan waterbased. Pemilihan
warna yang diambil dari warna netral, yaitu warna hitam dan warna coklat. Selain
itu, penambahan aksen warna biru ditambahkan pada furnitur. Warna biru dapat
memberikan perasaan tenang seperti sedang berada di laut atau memandang langit.
Selain itu, warna biru dapat meningkatkan konsentrasi anak saat belajar.
Pemilihan bentuk yang digunakan untuk furnitur anak juga mengambil dari bentuk
yang tidak lancip supaya tidak berbahaya bagi anak - anak.
Furnitur yang dirancang mengambil dari konsep yang multifungsi, sehingga
furnitur yang dirancang dapat berfungsi lebih dari 2 kegiatan anak dalam satu
furnitur. Berikut merupakan furnitur terdesain, yaitu
Kursi yang didesain untuk anak berusia 1.5 tahun – 2 tahun. Penggunaan kursi ini dapat
digunakan oleh semua umur dari 1.5 tahun – 2 tahun. Kursi yang didesain dengan adanya
penambahan laci penyimpanan tas anak, sehingga barang – barang anak tidak berantakan.
Ukuran kursi ini dengan dudukan 25 cm x 25 cm dengan tinggi dari lantai sampai dudukan
25 cm dan tinggi dudukan sampai sandaran 20 cm.
Meja yang didesain dengan ukuran 65 cm x 45 cm dengan ketinggian 45 cm. Meja anak ini
didesain dengan menambahkan laci pada meja yang dimana dapat digunakan oleh anak –
anak untuk bermain. Selain itu, pada bagian belakang meja, ditambahkan kertas gulung
supaya dapat memudahkan anak dalam menggambar tanpa harus berpindah – pindah
tempat.
Troli ini berfungsi bagi anak untuk meletakkan mainan. Selain itu, troli dapat membantu
anak dalam melatih pergerakan saraf motorik anak, agar anak dapat bergerak dengan lebih
stabil dan lincah.
Ukuran troli ini dengan wadah yang berbeda – beda dari setiap tingkatannya, yaitu 60 cm x
30 cm, 50 cm x 30 cm, dan 40 cm x 30 cm. Ketinggian dari troli ini 54.2 cm.
Troli ini menggunakan tali gorden yang lembut yang dapat digunakan anak untuk menarik
troli dan tidak melukai tangan.
Rak buku ini didesain dengan rak buku yang dapat diubah menjadi sebuah ruang baca saat
di buka. Desain dari rak buku ini dapat dibuka tutup, sehingga saat ditutup akan menjadi
rak buku biasa dan pada saat dalam kondisi terbuka, didalamnya terdapat hambalan untuk
meletakkan keranjang serta ditambahkannya kursi pada bagian dalam rak buku untuk
membaca buku didalamnya.
Ukuran dari rak buku 78 cm x 72 cm dengan ketinggian 62 cm. Pada kursi bagian dalam
didesain dengan ukuran 56 cm x 25 cm dengan ketinggian 25 cm dari lantai.
Keranjang penyimpanan ini dapat digunakan oleh anak ataupun guru untuk menyimpan alat
– alat belajar mengajar atau alat – alat bermain anak. Keranjang ini dapat diletakkan pada
hambalan pada rak buku.
Ukuran dari keranjang penyimpanan ini adalah 34 cm x 25 cm dengan ketinggian 15 cm.
SIMPULAN DAN SARAN
Konsep desain yang diambil dengan mengambil karakteristik dari pendekatan antara anak
normal dan anak berkebutuhan khusus ( ABK ), seperti anak – anak yang pada umumnya
senang menggambar, berlari, dan tidak bisa diam. Oleh karena itu, furnitur yang didesain
menggunakan furnitur yang multifungsi, sehingga dapat mengalihkan perhatian anak untuk
tetap fokus dalam kegiatan di dalam ruangan kelas.
Ruangan khusus yang diambil adalah ruang kelas anak infant toddler. Furnitur terdesain
adalah kursi anak berusia 1.5 tahun – 2 tahun, meja anak berusia 1.5 tahun – 2 tahun, troli,
rak buku, dan keranjang penyimpanan.
Pewarnaan yang digunakan dengan warna netral seperti hitam dan cokelat. Selain itu, vocal
point dari furnitur dengan warna biru yang dimana warna tersebut dapat meningkatkan
konsentrasi anak dalam belajar.
Penggunaan bahan furnitur menghindari dari bahan – bahan kimia yang berbahaya. Oleh
karena itu, penulis memilih bahan kayu solid kayu Jati Belanda dengan finishing warna
hitam, cokelat, dan biru dengan bahan dasar waterbased dari merek Propan.
REFERENSI
Bart, Smet. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta
Birren, Faber. (2010). Color Psychology and Color Theraphy : A Factual Study of the Influence of Color on Human Life. Whitefish.Kessinger Publishing L.L.C. halaman 35 - 36
Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta
Feldmen, William. 2002. Mengatasi Gangguan Belajar pada Anak. Jakarta.
Kidd, Susan Larson. 2011. Anakku Autis, Aku Harus Bagaimana?’.London, Inggris.
Monastra, Vincent J. 2005. Parenting Children with ADHD : 10 Lessons That Medicine Cannot Teach ( APA Lifetools ). Washington DC.
Sutrisno S.Pd. 2013. Panduan Praktis Merawat dan Mendidik Anak dengan ADHD. Jakarta, Indonesia
Pile, John. (1997). Color in Interior Design.
Putranto, Bambang. 2015. Tips Menangani Siswa yang Membutuhkan Perhatian Khusus. Yogyakarta, Indonesia.
Richey, Mary Anne. 2012. Raising Boys with ADHD : Secrets for Parenting Healthy, Happy Sons.Texas.
Rohrer, Ken. 2011. ‘Color Symbolism and Culture, Incredible Art Departmen’.
Taylor, John F. 2006. The Survival Guide for Kids with ADD or ADHD. Minneapolis.
Wijayakusuma, Hembing. 2004. Psikoterapi Anak Autisme. Jakarta.
Zafiera, Ferdinand. 2007. Anak Hiperaktif. Yogyakarta.
WEBSITE
Adriani, Uli. 2010. ‘ Mengenal Jenis – Jenis Kayu Untuk ‘ diakses 8 Maret 2015 dari http://uli-adriani.blogspot.com/2010/04/mengenal-jenis-jenis-kayu-untuk.html
Akhmadi, Fakhrurizal. 2010. ‘ Tuna Ganda Multiple Handicap’. Diakses 7 Maret 2015 dari http://fakhrurizalakhmadi.blogspot.com/2010/03/tuna-ganda-multiple-handicap.html
Barlina. ‘Metoda Perancangan Arsitektur’. Diakses 1 Maret 2015 dari file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/196302041988031-MOKHAMADSYAOMBARLIANA/BahanAjar/MetodePerancArs/Pertemuan1,2.pdf
“terapi warna untuk penyembuhan“, Conectique, Diakses 21 Maret 2015 dari www.conectique.com/ tipssolution/health/tips/article .
Wright, Angela. 2008 ‘Psychological Properties of Colours, Colour Affects’.diakses 25 Februari 2015 dari www.colour-affects.co.uk/psyprop.htm
http://www.academia.edu/8838620/Jenis_dan_Macam-Macam_Sambungan_Kayu_INFO_TEKNIK_SIPIL_Pengertian_dan_macam-macam_Sambungan_Kayu
http://id.wikipedia.org/wiki/ADHD
http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus
http://id.wikipedia.org/wiki/Mebel
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah
www.princetonol.com/groups/iad/lessons/middle/color2.htm
RIWAYAT PENULIS
Wicella Rita lahir di kota Jakarta pada 25 Februari 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Interior peminatan Desain Furnitur dan Aksesoris pada tahun 2015.