analisis mutu pelayanan pendaftaran pangan … · should be considered as improvement targets in...
TRANSCRIPT
ANALISIS MUTU PELAYANAN PENDAFTARAN
PANGAN OLAHAN TAHUN 2013
AULIA RACHMAN
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Mutu
Pelayanan Pendaftaran Pangan Olahan Tahun 2013 adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Aulia Rachman
NIM G14100107
ABSTRAK
AULIA RACHMAN. Analisis Mutu Pelayanan Pendaftaran Pangan Olahan
Tahun 2013. Dibimbing oleh ERFIANI dan DIAN KUSUMANINGRUM.
Layanan pendaftaran pangan olahan adalah salah satu layanan publik yang
diberikan pemerintah. Pengukuran kepuasan pelanggan perlu dilakukan untuk
kemudian dianalisis dan diperbaiki sebagai evaluasi mutu layanan. Proses analisis
dilakukan dengan mengukur indeks kepuasan pelanggan dan mengevaluasi kinerja
atribut layanan dengan metode IPA-CSI. Tingkat kesesuaian layanan akan
dianalisis berdasarkan karakateristik perusahaan agar proses perbaikan menjadi
lebih tepat sasaran. Secara keseluruhan pelanggan sudah puas dengan layanan
yang diberikan dengan skor CSI sebesar 72.79%. Namun beberapa atribut perlu
diperbaiki kinerjanya yaitu kepastian jadwal layanan, kemampuan, kedisiplinan,
kecepatan, dan respon petugas ketika melayani pelanggan. Hasil analisis tingkat
kesesuaian layanan menunjukkan bahwa hampir semua kategori perusahaan
produsen dan beberapa perusahaan importir menilai kinerja atribut ini belum
sesuai dengan harapan mereka. Perusahan yang pernah mengurus semua layanan
dan pendaftar baru dapat dijadikan sasaran perbaikan kinerja di masa yang akan
datang. Informasi yang ditampilkan grafik biplot sudah cukup mampu mewakili
keadaaan data yang sebenarnya dengan nilai keragaman total sebesar 77.2%.
Kata kunci: biplot, IPA-CSI, kepuasan pelanggan, tingkat kesesuaian layanan
ABSTRACT
AULIA RACHMAN. Quality Analysis of Processed Food Registration Services
by 2013. Supervised by ERFIANI and DIAN KUSUMANINGRUM.
Processed food registration service is one of the public services provided by
the goverment. Customer statisfaction measurement needs to be done then
analyzed and corrected as the evaluation of service quality. Service quality
analysis was carried out by measuring customer statisfaction index and evaluating
the performance of service attribute with IPA-CSI. The level of compliance
service would be analyzed based on the caractheristics of the company so that
they can conduct well targeted improvement towards the processes. Customers
were already statisfied with the service shown by the overall CSI score 72.79%.
However, some attributes need to be improved such as the certainty of the
schedule service, ability, discipline, speed, and responsiveness of the officer when
serving customers. Results of the analysis shown that most of the manufacturer
companies and some importer companies that have assessed the performance of
these attributes indicated that the satisfaction was not in line with their
expectations. The company that took care of all services and new applicants
should be considered as improvement targets in the future. The information
displayed by biplot graph was enough to represent the actual state of data, shown
by the value of total variance represented was 77.2%.
Keywords: biplot, customer statisfaction, IPA-CSI, level of compliance service
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Statistika
pada
Departemen Statistika
ANALISIS MUTU PELAYANAN PENDAFTARAN
PANGAN OLAHAN TAHUN 2013
AULIA RACHMAN
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Analisis Mutu Pelayanan Pendaftaran Pangan Olahan Tahun 2013
Nama : Aulia Rachman
NIM : G14100107
Disetujui oleh
Dr Ir Erfiani, MSi
Pembimbing I
Dian Kusumaningrum, SSi, MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Anang Kurnia, MSi
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan dengan baik.
Analisis kepuasan pelanggan menjadi tema yang dipilih dalam penelitian ini
dengan judul Analisis Mutu Pelayanan Pendaftaran Pangan Olahan Tahun 2013.
Karya ilmiah ini merupakan salah satu syaat penulis untuk mendapatkan gelar
Sarjana Statistika di Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Erfiani dan Ibu Dian
Kusumaningrum SSi MSi sebagai pembimbing yang telah banyak memberi
masukan pada karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan
kepada Bapak Yudhi A Idrus dan Mas Hermawan dari PT Wahana Data Utama
serta seluruh Staf Tata Usaha Departemen Statistika yang telah membantu selama
pengumpulan data dan proses administrasi. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ibu, kakak, dan abang, serta seluruh keluarga atas segala doa
dan kasih sayangnya. Terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada teman satu
bimbingan dan keluarga besar Statistika yang selalu menjadi inspirasi dan
motivasi bagi penulis melalui dukungan, kritik, dan saran yang diberikan selama
perkuliahan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2014
Aulia Rachman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
METODE 2
Data 2
Prosedur Analisis Data 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
Eksplorasi Data 6
Deskripsi Karakteristik Responden 7
Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan 10
Analisis Kepentingan dan Capaian Kinerja Setiap Atribut Layanan 11
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 16
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 25
DAFTAR TABEL
1 Interpretasi skor kepentingan dan kinerja 2 2 Dimensi pokok kualitas jasa dan definisi atribut layanan 3 3 Kriteria kepuasan pelanggan 4 4 Sebaran populasi dan contoh di tiap kota berdasarkan jenis perusahaan 6 5 Nilai Customer Statisfaction Index (CSI) 10 6 Ringkasan hasil keluaran diagram IPA setiap kategori perusahaan 11 7 Skor kinerja, harapan, dan persentase tingkat kesesuaian 14
DAFTAR GAMBAR
1 Diagram Importance Performance Analysis (IPA) 5 2 Sebaran frekuensi relatif skor kepentingan dan kinerja 7 3 Persentase responden berdasarkan kota dan jenis perusahaan 8 4 Persentase responden berdasarkan banyak layanan yang pernah diurus 9 5 Deskripsi umum kepuasan responden 10 6 Grafik biplot tingkat kesesuaian setiap atribut layanan 15
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner survei kepuasan pelanggan 2013 18 2 Rataan kinerja (MSS) dan harapan (MIS), faktor pembobot (WF), dan
skor bobot (WS) setiap atribut layanan 23 3 Hasil keluaran diagram IPA setiap kategori 24
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepuasan pelanggan merupakan tolak ukur dari kualitas pelayanan yang
diberikan oleh suatu lembaga atau perusahaan pada pelanggan. Suatu layanan
dapat dikatakan berkualitas jika layanan yang diberikan sudah sesuai dengan
keinginan pelanggan. Kotler dan Keller (2012) juga menyebutkan bahwa
kepuasan pelanggan merupakan ungkapan rasa senang atau kecewa dari seorang
pelanggan akibat perbedaan layanan yang diterima dengan harapannya. Maka dari
itu kepuasan pelanggan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh
perusahaan atau penyedia layanan. Standar SNI ISO 9001:2008 mengatur
bagaimana menerapkan dan memperbaiki efektifitas manajemen mutu untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan.
Sistem manajemen mutu ini mengharuskan setiap lembaga atau perusahaan
merencanakan dan menerapkan proses pemantauan, pengukuran, analisis, dan
perbaikan dari produk atau layanan yang diberikan kepada pelanggan. Pengukuran
kinerja dilakukan dengan cara memantau persepsi pelanggan terhadap produk atau
layanan yang ditawarkan, salah satunya dengan melakukan survei kepuasan
pelanggan (BSN 2008).
Layanan pendaftaran pangan olahan merupakan salah satu bentuk layanan
publik yang diberikan oleh pemerintah. Layanan ini ditujukan kepada perusahaan
produsen dan importir/distributor pangan olahan untuk mendaftarkan produknya
sebelum diedarkan ke masyarakat. Proses pengukuran diterapkan dengan
melakukan survei kepuasan pelanggan sebagai jaminan mutu layanan. Survei
kepuasan pelanggan telah dilakukan sejak tahun 2011 sebagai evaluasi kinerja
layanan, namun survei hanya dilakukan kepada pelanggan yang berada di loket
pelayanan dengan jumlah responden yang masih sedikit. Pada tahun 2013 survei
kepuasan pelanggan dilakukan di 5 kota besar dengan jumlah responden yang
lebih banyak. Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja layanan dari sudut
pandang pelanggan ialah metode SERVQUAL. Metode ini merupakan metode
yang paling populer digunakan dalam literatur pengukuran kepuasan pelanggan.
Pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan dengan pendekatan konsep lima
dimensi pokok kualitas jasa. Parasuraman et al. (1988) menyebutkan lima dimensi
tersebut adalah wujud fisik (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurances), dan empati (emphaty). Kelima dimensi
ini kemudian akan dikembangkan menjadi indikator-indikator terukur yang dinilai
langsung oleh responden melalui kuesioner sebagai instrumen survei.
Proses analisis kemudian menjadi tahapan penting setelah proses
pengukuran dilakukan sebelum menentukan strategi perbaikan yang tepat. Indeks
kepuasan pelanggan merupakan salah satu keluaran penting yang diharapkan pada
proses analisis. Hal ini dikarenakan proses pengukuran dilakukan secara rutin
pada periode waktu tertentu sehingga dibutuhkan suatu angka atau indeks yang
menunjukkan kepuasan pelanggan dari waktu ke waktu. Metode yang digunakan
untuk menghitung indeks kepuasan adalah Customer Statisfaction Index (CSI).
Nilai CSI ini kemudian dapat digunakan sebagai evaluasi dan acuan dalam
menentukan strategi perbaikan di masa yang akan datang. Evaluasi terhadap
2
kinerja masing-masing atribut layanan dilakukan untuk menentukan atribut-atribut
yang menjadi prioritas perbaikan. Atribut-atribut yang kinerjanya belum sesuai
dengan keinginan pelanggan menjadi prioritas utama untuk diperbaiki. Analisis
mutu layanan kemudian diperdalam dengan mengidentifikasi tingkat kesesuaian
setiap atribut layanan berdasarkan karakteristik pelanggan dengan analisis biplot.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada penyedia layanan
dalam menentukan kebijakan dan strategi perbaikan yang lebih tepat sasaran di
masa yang akan datang.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :
1. Mengukur tingkat kepuasan pengguna layanan pendaftaran pangan olahan.
2. Mengevaluasi kinerja atribut-atribut layanan pendaftaran pangan olahan.
3. Mengidentifikasi tingkat kesesuaian layanan berdasarkan karakteristik
pelanggan.
METODE
Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data hasil survei kepuasan
pelanggan yang dilakukan oleh PT. Wahana Data Utama terhadap pengguna
layanan pendaftaran pangan olahan. Survei dilaksanakan selama bulan Oktober-
November 2013 di Jabodetabek, Medan, Semarang, Surabaya, dan Makassar.
Wawancara dilakukan kepada 207 responden baik yang berada di loket pelayanan
maupun di perusahaan terpilih dengan bantuan kuesioner sebagai instrumen.
Pengguna layanan pendaftaran dibedakan menjadi dua jenis perusahaan yaitu
perusahaan produsen dan importir. Jumlah responden yang diambil pada setiap
kategori ditentukan secara purpossive. Perusahaan yang terpilih sebagai responden
adalah perusahaan yang sudah terdaftar sebagai produsen atau importir/distributor
pangan dan sudah pernah menggunakan layanan minimal satu kali. Data yang
digunakan merupakan data yang belum diolah yang berisi penilaian masing-
masing responden terhadap tingkat kepentingan dan kinerja layanan serta
karakteristik perusahaan yang diwawancara. Pengukuran persepsi pelanggan
dilakukan dengan menggunakan skala Likert empat kategori respon, dengan
interpretasi skor kepentingan dan kinerja yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Interpretasi skor kepentingan dan kinerja
Skor Kepentingan Kinerja
1 Sangat tidak penting Sangat tidak memuaskan
2 Tidak penting Tidak memuaskan
3 Penting Memuaskan
4 Sangat penting Sangat memuaskan
3
Pada penelitian ini kuesioner dirancang dengan pendekatan konsep lima
dimensi pokok kualitas jasa yang dikembangkan pada metode SERVQUAL.
Kelima dimensi pokok tersebut ialah (Parasuraman et al. 1988) :
1. Tangibles, yang meliputi fasilitas fisik, penampilan visual, peralatan yang
sesuai, prosedur yang jelas, serta penampilan petugas layanan yang rapi
dan menarik.
2. Reliability, yaitu kemampuan petugas layanan memberikan pelayanan
secara akurat dan sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan.
3. Responsiveness, yaitu kemauan petugas layanan untuk menolong
pelanggan dan merespon keinginan pelanggan dengan cepat dan tepat.
4. Assurances, meliputi pengetahuan, kesopanan, dan kemampuan petugas
layanan untuk memberi rasa aman serta kepercayaan kepada pelanggan.
5. Emphaty, meliputi kepedulian dan perhatian khusus secara personal yang
diberikan oleh pihak pemberi layanan kepada pelanggan.
Pada konsep SERVQUAL, pemenuhan lima kualitas jasa ini digambarkan
oleh atribut-atribut layanan seperti yang diberikan pada Tabel 2. Atribut-atribut
layanan ini kemudian dijabarkan lagi menjadi beberapa pernyataan/indikator
terukur yang dinilai langsung oleh responden. Responden kemudian memberikan
penilaiannya terhadap tingkat kepentingan dan kinerja setiap indikator dengan
bantuan kuesioner. Kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pada penelitian
dapat dilihat pada Lampiran 1.
Tabel 2 Dimensi pokok kualitas jasa dan definisi atribut layanan
Dimensi Atribut layanan Kode
Wujud
(tangibles)
Kejelasan prosedur pelayanan A
Kejelasan persyaratan pelayanan B
Kejelasan petugas pelayanan C
Kenyamanan lingkungan/sarana fisik unit layanan D
Kesopanan dan keramahan petugas E
Keandalan
(reliability)
Kemampuan petugas dalam melayani pelanggan F
Kedisiplinan petugas dalam melayani pelanggan G
Tanggung jawab petugas unit layanan H
Kenyamanan lingkungan pelayanan I
Daya tanggap
(responsiveness)
Kecepatan pelayanan J
Respon terhadap keluhan dan saran pelanggan K
Jaminan
(asurances)
Kepastian jadwal pelayanan L
Kepastian biaya pelayanan M
Kewajaran biaya pelayanan N
Keadilan mendapatkan pelayanan O
Empati
(emphaty)
Petugas memperhatikan kepentingan pelanggan P
Kesungguhan dalam membantu pelanggan Q
4
Prosedur Analisis Data
Langkah awal yang dilakukan ialah mempersiapkan data untuk kemudian
diolah dan dianalisis, termasuk di dalamnya melakukan penanganan terhadap data
hilang (missing value). Data-data yang hilang ditangani dengan mengisi data
tersebut menggunakan modus dari masing-masing indikator. Jumlah observasi
yang digunakan dalam analisis adalah 206, sedangkan indikator yang diukur
sebanyak 33 indikator yang terbagi pada 17 atribut layanan. Satu observasi tidak
dilibatkan dalam analisis karena memiliki persentase data hilang yang cukup besar
hingga mencapai 56% dari total indikator yang diukur. Selanjutnya tahapan-
tahapan analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan eksplorasi data dan analisis statistika deskriptif untuk
mengetahui gambaran umum data dan deskripsi karakteristik responden.
2. Mengukur tingkat kepuasan pelanggan dengan menggunakan metode
Customer Statisfaction Index (CSI). Tahapan-tahapan yang dilakukan
adalah (Indrianie 2011) :
a) Menentukan Mean Importance Score (MIS) dan Mean Satisfaction
Score (MSS) yang merupakan rataan skor kepentingan dan kinerja.
b) Menentukan bobot faktor atau Weight Factor (WF) yang berasal dari
presentase nilai MIS setiap atribut layanan ke-i (i = 1, 2, ..., 17)
terhadap total nilai MIS seluruh atribut layanan :
i
∑
c) Menentukan skor bobot atau Weighting Score (WS) yang diperoleh
dari perkalian MSS dan WF untuk setiap atribut layanan ke-i :
d) Menentukan Customer Statisfaction Index (CSI), yaitu indeks
kepuasan pelanggan yang biasanya diberi skala nol sampai satu atau
dalam persentase :
∑
n dan k adalah jumlah atribut layanan dan nilai maksimum respon.
e) Menentukan kriteria kepuasan pelanggan (Indrianie 2011).
3. Mengevaluasi kinerja atribut-atribut layanan melalui diagram Importance
Performance Analysis (IPA). Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah
sebagai berikut (Arman dan Muchsidin 2010) :
Tabel 3 Kriteria kepuasan pelanggan
No Skor (%) Kriteria
1 0.01-34.99 Tidak puas
2 35.00-50.99 Kurang puas
3 51.00-65.99 Cukup puas
4 66.00-80.99 Puas
5 81.00-100.00 Sangat puas
5
a) Menentukan nilai rataan persepsi kinerja ( ̅) dan harapan responden
( ̅) untuk masing-masing atribut layanan ke-i.
b) Menggambarkan plot masing-masing atribut ke dalam diagram
kartesius dengan menentukan rataan total persepsi kinerja ( ̿) dan
harapan responden ( ̿) sebagai titik potong sumbu X dan Y.
c) Menentukan grey area dengan selang kepercayaan (1-α) . Nilai α
yang digunakan pada penelitian ini ialah 0.10.
Keterangan Gambar 1 :
Kuadran I : memuat atribut-atribut yang dianggap penting oleh
pelanggan namun kinerja yang dirasakan masih kurang
sehingga menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan.
Kuadran II : memuat atribut-atribut yang dianggap penting oleh
pelanggan dan kinerja yang dirasakan juga cukup
memuaskan sehingga perlu dipertahankan kinerjanya.
Kuadran III : memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh
pelanggan dan kinerja yang dirasakan juga rendah
sehingga menjadi prioritas kedua untuk ditingkatkan.
Kuadran IV : memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting
namun kinerja yang dirasakan cukup memuaskan
sehingga penyedia jasa bisa mempertimbangkan
kembali penggunaan atribut-atribut ini karena dianggap
berlebihan dan memakan biaya.
4. Melakukan analisis biplot untuk mengindentifikasi tingkat kesesuaian
setiap atribut layanan (TKi) berdasarkan karakteristik pelanggan. Tingkat
kesesuaian dihitung dari perbandingan skor kinerja (Xi) dan harapan (Yi)
layanan ke-i. Selanjutnya tingkat kesesuaian masing-masing atribut
layanan pada setiap kategori perusahaan dijadikan data inputan pada
analisis biplot. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada analisis biplot
adalah sebagai berikut (Mattjik dan Sumertaja 2011) :
a) Membangun matriks data nVp yang menginterpretasikan tingkat
kesesuaian p atribut layanan dan n kategori perusahaan serta mencari
nilai V'V. Matriks nVp dapat didefinisikan sebagai nVp = nUr rLr rAp'.
b) Menentukan matriks diagonal rLr yang unsur diagonalnya merupakan
akar ciri dari V'V.
Gambar 1 Diagram Importance Performance Analysis (IPA)
6
c) Mencari nilai G = ULα dan H'=L
1-αA' dimana ≤ α ≤ . Penggunaan
nilai ekstrem α dan α 1 akan menentukan interpretasi grafik
biplot. Jika digunakan α akan didapat G = U dan H' = LA'.
d) Menggambarkan plot matriks G dan H secara simultan ke dalam grafik
biplot.
e) Menghitung ukuran kebaikan biplot dengan rumus :
( )
∑
dengan 1 dan 2 adalah akar ciri terbesar pertama dan kedua,
sedangkan k adalah akar ciri ke-k dimana k=1, 2, ..., r. Nilai ρ2 yang
mendekati satu menunjukkan bahwa grafik biplot semakin baik dalam
menyajikan informasi data yang sebenarnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Eksplorasi Data
Eskplorasi data dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai
data kepuasan pengguna layanan pendaftaran pangan olahan tahun 2013. Populasi
pada penelitian ini ialah perusahaan yang pernah melakukan pendaftaran pangan
hingga September 2013. Perusahaan dibedakan menjadi dua sub populasi yaitu
produsen dan importir. Terdapat 818 perusahaan yang menjadi unit penarikan
contoh dari 5 kota dengan jumlah perusahaan terbanyak.
Tabel 4 menjelaskan sebaran frekuensi data populasi dan contoh yang
berasal dari 5 kota berbeda di setiap sub populasi. Jumlah responden ditentukan
secara purpossive di setiap sub populasi, agar informasi mengenai kinerja layanan
pendaftaran pangan olahan dapat diperoleh dengan tepat. Perusahaan yang
terdaftar sebagai produsen atau importir/distributor dan minimal sudah pernah
menggunakan layanan satu kali adalah perusahaan yang terpilih sebagai
responden. Faktor nonresponse serta keterbatasan waktu dan biaya menyebabkan
perusahaan importir yang berada di Semarang, Surabaya, dan Makassar tidak
diamati. Akibatnya perusahaan yang berada di loket pelayanan dijadikan
responden untuk kategori ini yang sebagian besar berasal dari Jabodetabek.
Namun demikian, jumlah responden yang diperoleh sudah cukup mewakili
Tabel 4 Sebaran populasi dan contoh di tiap kota berdasarkan jenis perusahaan
Kota Produsen Importir
Populasi Contoh Populasi Contoh
Jabodetabek 245 (57.4%) 90 (63.4%) 336 (85.9%) 62 (96.9%)
Semarang 48 (11.2%) 10 (7.0%) 13 (3.3%) -
Surabaya 74 (17.3%) 19 (13.4%) 15 (3.8%) -
Medan 37 (8.7%) 4 (2.8%) 24 (6.1%) 2 (3.1%)
Makassar 23 (3.0%) 19 (13.4%) 3 (0.76%) -
Total 427 (100%) 142 (100%) 391 (100%) 64 (100%)
7
populasi yang diamati. Sebanyak 206 perusahaan berhasil diwawancara dari 818
perusahaan amatan yang artinya 25% populasi telah terwakilkan dari contoh.
Persentase ini dianggap sudah cukup untuk memberikan gambaran informasi
mengenai populasi yang diperoleh dari contoh. Informasi lain yang dapat
diperoleh dari Tabel 4 adalah jumlah perusahaan produsen lebih banyak dibanding
perusahaan importir di tiap kota. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum
jumlah perusahaan yang mengurus pendaftaran produk yang diproduksi di dalam
negeri lebih banyak dibandingkan perusahaan importir yang mengurus
pendaftaran produk yang didatangkan dari luar negeri. Jabodetabek sebagai pusat
industri pangan mendominasi untuk kedua kategori dengan persentase sebesar
57.4% untuk produsen dan 85.9% untuk importir.
Hasil eksplorasi data terhadap sebaran frekuensi data kepentingan dan
kinerja ditunjukkan oleh Gambar 2. Pada data kepentingan, sebagian besar
responden menjawab dengan skor penting (3) dan sangat penting (4), sehingga
nilai rataan, median, dan modus berada di antara dua nilai tersebut. Sedangkan
pada kinerja data menyebar lebih simetris dibanding kepentingan dengan jawaban
terbanyak adalah memuaskan (3) sehingga nilai rataan, median, dan modus akan
terletak pada nilai yang cukup dekat. Hal ini akan mempengaruhi ukuran
pemusatan yang digunakan untuk mencirikan karakteristik data yang tepat.
Penggunaan median atau modus memang lebih cocok digunakan untuk data
kategorik, sedangkan rataan akan cocok digunakan untuk data numerik. Namun
demikian, penggunaan rataan sebagai ukuran pemusatan pada penelitian ini dinilai
cocok karena jika dilihat dari sebaran datanya nilai rataan tidak akan terpaut jauh
dengan nilai mediannya.
Deskripsi Karakteristik Responden
Pangan olahan adalah makanan atau minuman yang diolah dengan cara
atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan, termasuk di dalamnya
pangan olahan tertentu, bahan tambahan pangan, pangan produk rekayasa
genetika, dan pangan iradiasi. Pemerintah selaku pihak berwenang untuk
menerbitkan surat persetujuan pendaftaran pangan olahan perlu melakukan
pengawasan yang ketat agar produk pangan olahan yang beredar di masyarakat
aman dikonsumsi. Pangan olahan yang beredar di Indonesia bisa berasal dari
Gambar 2 Sebaran frekuensi relatif skor kepentingan dan kinerja
8
berbagai macam jenis dan tempat pembuatannya, mulai dari industri kecil yang
berproduksi di rumah-rumah hingga perusahaan-perusahaan berskala besar yang
memiliki pabrik untuk mendukung proses produksinya. Perusahaan-perusahaan
pangan olahan pun menyebar di hampir seluruh wilayah Indonesia dan sebagian
besar merupakan produsen pangan olahan. Jumlah perusahaan yang bertindak
sebagai importir produk pangan olahan masih belum sebanyak perusahaan
produsen terutama di luar Jabodetabek (Gambar 3). Hal ini dikarenakan peluang
untuk menjadi produsen pangan olahan lebih terbuka dan proses pengajuan
pendaftaran juga lebih mudah dibanding importir yang harus memiliki berkas
tambahan terkait izin produk yang akan diimpor atau didistribusikan di Indonesia.
Gambar 3 memberikan informasi bahwa pusat industri pangan masih berada
di Pulau Jawa dengan persentase total sebesar 88%. Sebanyak 74% diantaranya
berada di wilayah Jabodetabek baik yang berperan sebagai produsen maupun
importir, sisanya berada di wilayah Semarang dan Surabaya dengan persentase
4.85% dan 9%. Sedangkan dari luar Pulau Jawa, sebanyak 3% berada di Medan
dan 9% berada di Makassar. Pada kategori importir, jumlah perusahaan yang ada
di Semarang, Surabaya dan Makassar tidak diamati karena terdapat beberapa
kendala non teknis di lapangan. Tercatat sebanyak 30% dari 31% perusahaan
importir berada di Jabodetabek, sedangkan 1% sisanya berada di Medan.
Semarang merupakan sentra industri jamu dan obat-obat tradisional, sedangkan
Medan adalah pusat distribusi pangan olahan untuk wilayah Sumatera. Sedangkan
Surabaya dan Makassar merupakan pusat distribusi pangan olahan untuk wilayah
timur Indonesia.
Berdasarkan jenisnya, layanan pendaftaran dibedakan menjadi layanan
pendaftaran umum, layanan pemeriksaan kelengkapan data, layanan pendaftaran
ulang, layanan pendaftaran secara elektronik (e-Registration), dan layanan
perubahan produk. Layanan pendaftaran umum adalah layanan pendaftaran
produk pangan olahan bagi pendaftar baru yang belum mendapatkan persetujuan
pendaftaran. Layanan ini biasanya diikuti dengan layanan pemeriksaan
kelengkapan data perusahaan yang akan menjadi calon pendaftar. Layanan
pendaftaran ulang adalah layanan pendaftaran perpanjangan masa berlaku
persetujuan pendaftaran pangan olahan. Layanan e-Registration adalah layanan
pendaftaran pangan olahan elektronik yang dilakukan secara online dengan
memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang berbasis
Gambar 3 Persentase responden berdasarkan kota dan jenis perusahaan
0%
20%
40%
60%
Jabodetabek Makassar Surabaya Semarang Medan
44%
9% 9% 5% 2%
30%
1% Pe
rse
nta
se
Kota
Importir Produsen
9
internet. Layanan perubahan produk adalah layanan perubahan data pangan
olahan yang sudah memiliki persetujuan pendaftaran pangan olahan dengan tidak
menyebabkan perubahan nomor pendaftaran pangan dan/atau perubahan biaya
evaluasi dan pendaftaran. Pengukuran kepuasan pelanggan pada penelitian ini
dilakukan secara umum untuk seluruh jenis layanan meskipun terdapat lima jenis
layanan berbeda. Hal yang menarik untuk dianalisis adalah perbedaan tingkat
kepuasan dan kepentingan responden berdasarkan banyaknya layanan pendaftaran
yang sudah pernah diurus langsung, sehingga pelanggan dibedakan berdasarkan
banyak layanan yang pernah diurus. Sebaran responden berdasarkan banyak
layanan yang pernah diurus telah disajikan melalui Gambar 4.
Gambar 4 menunjukkan sebaran responden berdasarkan banyak layanan
yang pernah diurus dalam satuan persentase. Sebanyak 15% responden
merupakan perusahaan pendaftar baru yang baru menggunakan 1 layanan.
Sedangkan 85% sisanya adalah perusahaan yang sudah pernah menggunakan
layanan lebih dari 1 layanan. Perusahaan yang sudah pernah menggunakan 2, 3,
dan 4 layanan berjumlah sekitar 15%-16%, sedangkan persentase terbesar adalah
perusahaan yang sudah pernah menggunakan semua layanan yaitu sebanyak 38%.
Jika dilihat dari asal perusahaan, sebagian besar perusahaan yang berasal dari
Jabodetabek sudah pernah menggunakan semua layanan yaitu sebesar 36%.
Sedangkan perusahaan dari luar Jabodetabek sebagian besar merupakan
perusahaan pendaftar baru dengan persentase sebesar 13%. Meskipun sebarannya
belum begitu merata, tingginya persentase perusahaan yang sudah pernah
menggunakan layanan lebih dari 1 layanan mengindikasikan tingginya minat dan
kepedulian perusahaan terhadap keamanan produk pangan yang diedarkan kepada
masyarakat. Artinya sebagian besar perusahaan telah mengikuti regulasi yang
ditetapkan terkait produk pangan akan yang diedarkan dengan mendaftarkannya
melalui layanan pendaftaran pangan olahan baik untuk memperpanjang surat
persetujuan pendaftaran maupun untuk memperbarui data produk. Hal ini sejalan
dengan keinginan pemerintah untuk membangun sistem pengawasan pangan yang
inovatif, kredibel, serta diakui secara internasional untuk melindungi masyarakat.
Gambar 4 Persentase responden berdasarkan banyak layanan yang pernah diurus
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
1 layanan 2 layanan 3 layanan 4 layanan 5 layanan
13%
7%
2% 2% 2% 2%
9%
13% 14%
36%
Pe
rse
nta
se
Kategori perusahaan
Luar Jabodetabek Jabodetabek
10
Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan
Kualitas layanan akan sangat ditentukan oleh kepuasan pelanggan sehingga
kepuasan pelanggan sering dijadikan indikator suatu layanan yang berkualitas.
Artinya suatu layanan disebut berkualitas jika harapan pelanggan terpenuhi
melalui kinerja petugas layanan. Kepuasan itu sendiri jika didefinisikan adalah
suatu perasaan senang atau kecewa yang diungkapkan pelanggan karena adanya
perbedaan kinerja layanan yang dirasakan dengan harapannya. Jika dilihat
berdasarkan kategori kepuasan seperti pada Gambar 5, sebagian besar responden
sudah cukup puas dengan kinerja layanan pendaftaran pangan olahan. Sebanyak
83% responden memberi respon postif terhadap kinerja petugas layanan dengan
rincian 10% menyatakan sangat puas dan 73% menyatakan puas. Sedangkan 17%
sisanya memiliki persepsi berbeda terhadap kinerja petugas layanan dengan 16%
menyatakan tidak puas dan hanya 1% yang menyatakan sangat tidak puas.
Akan tetapi, karena proses pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan
secara rutin untuk periode waktu tertentu, maka dibutuhkan suatu nilai atau indeks
yang dapat menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan dari waktu ke waktu. Indeks
ini dapat dijadikan bahan evaluasi dan acuan untuk menentukan kebijakan dan
strategi perbaikan di masa yang akan datang. Customer Statisfaction Index (CSI)
adalah salah satu cara untuk mengukur kepuasan pelanggan yang ditentukan
melalui atribut-atribut layanan dengan faktor pembobot yang berbeda. Pada
penelitian ini nilai CSI ditentukan melalui 17 atribut layanan pendaftaran pangan
olahan dengan faktor pembobot yang terlampir pada Lampiran 2.
Tabel 5 menunjukkan indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan
pendaftaran pangan olahan secara keseluruhan termasuk dalam kriteria puas
dengan skor CSI sebesar 72.79%. Skor CSI tertinggi ditunjukkan oleh perusahaan
Gambar 5 Deskripsi umum kepuasan responden
Sangat Puas
10%
Puas
73%
Tidak Puas
16%
Sangat
Tidak Puas
1%
Tabel 5 Nilai Customer Statisfaction Index (CSI)
No Kategori Skor CSI Kriteria
1 1 layanan 71.58% Puas
2 2 layanan 73.15% Puas
3 3 layanan 72.42% Puas
4 4 layanan 75.39% Puas
5 5 layanan 72.17% Puas
Keseluruhan 72.79% Puas
11
yang sudah pernah menggunakan 4 layanan. Kepuasan terendah ditunjukkan oleh
perusahaan yang baru mengurus 1 layanan dengan skor CSI sebesar 71.58%. Pada
perusahaan pendaftar baru, surat pemberitahuan penambahan data jika masih
terdapat data yang kurang lengkap pada saat pendaftaran hanya diberikan satu
kali. Sedangkan untuk perusahaan yang sudah pernah mengurus layanan
pendaftaran sebelumnya pemberitahuan mengenai penambahan data yang belum
lengkap diberikan sebanyak dua kali. Hal ini sedikit mempengaruhi kepuasan
responden terhadap kinerja layanan yang dirasakan. Di samping itu perusahaan
yang sudah pernah menggunakan layanan sebelumnya dinilai sudah cukup paham
mengenai prosedur dan persyaratan layanan sehingga proses layanan berjalan
dengan lancar. Perbedaan persepsi ini perlu diperhatikan oleh penyedia layanan
karena akan mempengaruhi loyalitas perusahaan untuk melakukan pendaftaran
dan citra pemerintah di masa yang akan datang sebagai penyedia layanan publik,
meskipun persentase perusahaan pendaftar baru hanya 15%. Surat pemberitahuan
penambahan data yang kurang lengkap sebaiknya diberikan lebih dari satu kali
seperti yang diberikan pada perusahaan yang sudah pernah melakukan
pendaftaran sebelumnya.
Analisis Kepentingan dan Capaian Kinerja Setiap Atribut Layanan
Evaluasi kinerja setiap atribut layanan dilakukan untuk menentukan atribut-
atribut yang menjadi sasaran perbaikan. Setiap atribut layanan akan dianalisis
tingkat kepentingan dan capaian kinerjanya melalui diagram pencar yang disebut
dengan diagram Importance Performance Analysis (IPA). Nilai rataan
kepentingan dan kinerja dari seluruh atribut secara berturut-turut dijadikan sumbu
Y dan X, sehingga membagi diagram ini menjadi 4 kuadran yang memiliki
interpretasi berbeda-beda. Grey area digunakan untuk memudahkan interpretasi
atribut yang berada di sekitar sumbu utama. Hasil keluaran diagram IPA dengan
grey area di setiap kategori secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. Jika
dirangkum berdasarkan hasil keluaran diagram IPA tersebut, evaluasi kinerja
atribut-atribut layanan di setiap kategori perusahaan disajikan pada Tabel 6.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Tabel 6, perbedaan persepsi
sangat jelas terlihat di antara perusahaan pendaftar baru (1 layanan) dan
perusahaan yang sudah pernah menggunakan lebih dari 1 layanan. Perusahaan
pendaftar baru (1 layanan) menilai seluruh atribut menunjukkan kinerja yang
belum memuaskan. Sebanyak 13 dari 17 atribut layanan berada di kuadran I dan
sisanya berada di kuadran III yang artinya sebagian besar atribut perlu segera
diperbaiki. Hal ini menunjukkan tingginya tuntutan layanan yang diinginkan oleh
Tabel 6 Ringkasan hasil keluaran diagram IPA setiap kategori perusahaan
Kategori Kuadran I Kuadran II Kuadran III Kuadran IV
1 layanan A E F G H I K L
M N O P Q - B C D J -
2 layanan A F G J K P C D O L B E H I M N Q
3 layanan G J K L Q C F H M I P A B D E N O
4 layanan A C G J K F H O Q I L B D E M N P
5 layanan F G J L O P C H Q B I K A D E M N
12
perusahaan pada kategori ini. Pemenuhan keinginan perusahaan pada kategori ini
melalui perbaikan kinerja layanan khususnya layanan umum sangat diperlukan.
Meskipun jumlah perusahaan pendaftar baru ini hanya 15%, persepsi perusahaan
pada kategori ini akan mempengaruhi loyalitas mereka dan juga citra pemerintah
sebagai penyedia layanan publik sehingga perbaikan kinerja perlu segera
dilakukan khususnya pada layanan umum.
Perusahaan-perusahaan yang sudah pernah menggunakan lebih dari 1
layanan memiliki beberapa kemiripan persepsi di setiap kuadran. Pada kuadran I,
atribut kedisiplinan petugas melayani pelanggan (G), kecepatan pelayanan (J), dan
respon terhadap saran dan keluhan pelanggan (K) adalah atribut-atribut yang
paling sering muncul pada kuadran ini hampir di setiap kategori. Petugas layanan
dinilai kurang disiplin dan konsisten ketika memberikan layanan pada pelanggan
yang datang ke loket pendaftaran sehingga pelanggan merasa terlalu lama untuk
menunggu untuk diberikan pelayanan. Hal lain yang menyebabkan pelanggan
kurang puas ialah kurangnya respon petugas terhadap saran dan atau keluhan
pelanggan. Pelanggan terkadang memerlukan waktu yang lama untuk menerima
respon petugas terhadap keluhan yang diberikannya. Maka dari itu penilaian
pelanggan terhadap atribut kecepatan pelayanan menjadi rendah, padahal atribut
ini juga dinilai cukup penting oleh pelanggan.
Pada kuadran III, atribut-atribut yang dinilai kurang penting oleh pelanggan
dan memberikan kinerja yang kurang memuaskan adalah atribut kenyamanan
lingkungan (I). Atribut ini merupakan atribut yang paling sering muncul pada
kuadran ini di beberapa kategori. Meskipun dinilai kurang penting, kenyamanan
pelanggan ketika melakukan pendaftaran perlu diperhatikan terutama setelah
atribut-atribut yang berada di kuadran I diperbaiki. Pada dasarnya tingkat
kepentingan dari atribut ini cukup tinggi meskipun secara keseluruhan masih
berada di bawah nilai rata-rata kepentingan.
Kuadran IV menunjukkan atribut-atribut yang menunjukkan kinerja yang
cukup memuaskan namun dinilai kurang penting oleh pelanggan sehingga sering
dianggap berlebihan. Kejelasan persyaratan pelayanan (B), sarana fisik unit
layanan (D), kesopanan dan keramahan petugas (E), kepastian biaya pelayanan
(M), dan kewajaran biaya pelayananan (N) termasuk atribut yang sering muncul
di kuadran ini. Meskipun dianggap berlebihan, fakta ini menunjukkan hal positif
bahwa sebenarnya kinerja yang diberikan penyedia layanan untuk kelima atribut
ini sudah cukup baik. Artinya penyedia layanan telah memberikan informasi
mengenai prosedur layanan yang cukup jelas melalui papan pengumuman atau
brosur/leaflet/poster serta dibantu fasilitas utama dan pendukung yang memadai.
Sikap yang ditunjukkan oleh petugas pun dinilai sudah cukup baik ketika
melayani pelanggan. Selain itu, biaya layanan yang ditetapkan diinformasikan
pada pelanggan secara terbuka di ruang pelayanan dan sesuai dengan jenis pangan
dan pelayanan yang digunakan. Sebagai evaluasi atribut-atribut ini tidak perlu
dihilangkan karena sebenarnya termasuk pada atribut-atribut dengan nilai
kepentingan yang tinggi meskipun masih berada di bawah rata-rata.
Contoh atribut yang perlu dipertahankan prestasinya ditunjukkan oleh
atribut-atribut yang berada pada kuadran II karena menunjukkan kinerja yang
sesuai dengan keinginan pelanggan. Kejelasan petugas pelayanan (C) dan
tanggung jawab petugas dalam melayani pelanggan (H) adalah atribut yang paling
sering muncul pada kuadran ini. Petugas dinilai sudah melayani pelanggan sesuai
13
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing serta identitas petugas yang
melayani dapat dengan mudah diketahui pelanggan melalui kartu identitas petugas.
Berdasarkan hasil analisis dengan diagram IPA, atribut-atribut yang
termasuk pada dimensi keandalan (reliability) dan daya tanggap (responsiveness)
dinilai pelanggan masih menunjukkan kinerja yang belum memuaskan. Petugas
dinilai masih belum mampu memberikan pelayanan secara akurat sesuai dengan
yang dijanjikan pada pelanggan dan merespon keinginan mereka secara cepat dan
tepat. Perbaikan tentu perlu dilakukan secepatnya mengingat kedua dimensi ini
menyangkut kemampuan petugas sebagai ujung tombak pelayanan yang akan
mempengaruhi persepsi dan loyalitas pelanggan di masa yang akan datang,
khususnya perusahaan pendaftar baru yang baru menggunakan 1 layanan.
Sedangkan atribut yang termasuk pada dimensi wujud fisik (tangibles) dan
jaminan (assurances) telah menunjukkan kinerja yang cukup baik meskipun
beberapa atribut dinilai kurang penting oleh pelanggan. Pengukuran kinerja dapat
juga diukur dari sudut pandang penyedia layanan sebagai fungsi pengawasan,
sehingga dapat dilakukan perbandingan standar layanan yang ditetapkan dengan
layanan yang diinginkan pelanggan. Informasi mengenai karakteristik petugas
layanan juga dapat digunakan untuk menganalisis hubungan karakteristik petugas
dengan kesesuaian layanan yang diberikannya pada pelanggan.
Analisis Tingkat Kesesuaian Layanan
Tingkat kesesuaian layanan diukur dari perbandingan skor kinerja (Xi) dan
harapan pelanggan (Yi) yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Salah satu
tujuannya ialah membantu penyedia layanan untuk menentukan atribut-atribut
prioritas untuk diperbaiki yang diukur berdasarkan kesesuaian kinerja yang
dirasakan pelanggan dan keinginan mereka.. Tingkat kesesuaian yang berada pada
persentase 0.01-50.00% menunjukkan bahwa kinerja layanan yang dirasakan
pelanggan tidak sesuai dengan keinginan mereka, 50.01-60.00% menunjukkan
kinerja layanan yang kurang sesuai dengan keinginan pelanggan, 60.01-80.00%
menunjukkan kinerja layanan cukup sesuai dengan keinginan pelanggan, dan
80.01-100.00% adalah skor ideal yang menunjukkan bahwa kinerja layanan sudah
sesuai dengan keinginan pelanggan (Arman dan Muchsidin 2010).
Tabel 7 menunjukkan tingkat kesesuaian atribut-atribut layanan pendaftaran
pangan olahan. Secara keseluruhan layanan yang diberikan kepada pelanggan
dinilai sudah sesuai dengan persentase TKi sebesar 83.51%. Akan tetapi masih
ada atribut yang menunjukkan Tingkat Kesesuaian (TKi) di bawah persentase
ideal yaitu 80.01-100%. Kepastian jadwal layanan (L), kedisiplinan petugas (G),
respon terhadap saran dan keluhan pelanggan (K), dan kecepatan layanan (J)
adalah atribut-atribut yang dinilai paling tidak sesuai kinerjanya dengan yang
diinginkan pelanggan. Meskipun secara keseluruhan layanan yang diberikan
sudah sesuai, perbaikan tetap perlu dilakukan karena atribut-atribut ini hampir
sama dengan atribut yang harus diperbaiki pada analisis sebelumnya. Analisis
berdasarkan karakteristik demografi perusahaan dapat membantu penyedia
layanan untuk menentukan sasaran perbaikan yang tepat.
14
Informasi mengenai tingkat kesesuaian masing-masing atribut layanan di
setiap kategori perusahaan disajikan melalui grafik dua dimensi yang dinamakan
grafik biplot. Beberapa informasi penting yang bisa didapat dari grafik biplot ialah
kedekatan objek yang diamati, keragaman peubah, korelasi antar peubah, dan nilai
peubah pada objek tertentu. Informasi ini nantinya dapat diketahui melalui posisi
relatif antar objek, panjang vektor setiap peubah, sudut yang dibentuk antar dua
peubah, dan posisi relatif peubah dengan objek tertentu (Mattjik dan Sumertajaya
2011). Pada analisis ini perusahaan dibedakan menjadi 10 kategori berdasarkan
jenis perusahaan dan banyak layanan yang pernah diurus. Perusahaan importir
akan diberi singkatan “ P” dengan diikuti angka -5 yang menandakan banyak
layanan yang pernah diurus. edangkan perusahaan produsen diberi kode “PRO”
yang juga diikuti angka 1-5 yang menandakan banyak layanan yang pernah diurus.
Gambar 6 mendeskripsikan tingkat kesesuaian setiap atribut layanan
berdasarkan karakteristik perusahaan yang dibedakan menjadi 10 kategori. Grafik
biplot dinilai sudah cukup baik dan mampu mewakili keadaaan data yang
sebenarnya dengan nilai keragaman total sebesar 77.2%. Keragaman terbesar
diberikan oleh komponen utama dengan nilai keragaman sebesar 62.5% dan
sisanya oleh komponen kedua sebesar 14.7%. Fokus ditujukan pada atribut-atribut
yang secara keseluruhan menunjukkan tingkat kesesuaian yang rendah yaitu
atribut L, G, K, dan J. Keragaman keempat atribut ini cukup tinggi kecuali atribut
K yang menunjukkan panjang vektor yang lebih pendek dibanding tiga atribut
lainnya. Persepsi pelanggan terhadap atribut K relatif sama terhadap semua
kategori perusahaan. Sedangkan untuk atribut-atribut L, G, dan J persepsi
pelanggan justru berbeda yang disebabkan oleh latar belakang perusahaan yang
berbeda-beda. Pada atribut kepastian jadwal pelayanan (L), perusahaan importir
yang sudah pernah mengurus 2, dan 4 layanan (IMP2 dan IMP4) menilai kinerja
Tabel 7 Skor kinerja, harapan, dan persentase tingkat kesesuaian
Atribut Skor Kinerja Skor Harapan TKi (%)
A 1810 2159 83.34 B 1206 1403 85.96 C 1198 1460 82.05 D 3050 3556 85.77 E 1240 1427 86.90 F 1195 1468 81.40 G 572 730 78.36* H 620 720 86.11 I 596 712 83.71 J 1736 2170 80.00* K 1711 2164 79.07* L 556 718 77.44* M 1267 1437 88.17 N 631 708 89.12 O 609 726 83.88 P 588 720 81.67 Q 1222 1441 84.80
Keseluruhan 19807 23719 83.51 *)
Persentase TKi di bawah persentase ideal (80.01%)
15
atribut ini sudah sesuai dengan yang diinginkannya. Sedangkan perusahaan
importir yang sudah pernah menggunakan semua layanan (IMP5) dan beberapa
perusahan produsen (PRO1, PRO3, dan PRO5) menilai kinerja atribut ini kurang
sesuai dengan keinginan mereka. Atribut ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan
petugas dalam melayani pelanggan (F) karena menunjukkan sudut yang sangat
kecil dengan koefisien korelasi sebesar 0.856. Artinya jika kemampuan petugas
dalam melayani pelanggan meningkat maka jadwal layanan akan lebih pasti dan
sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan.
Berdasarkan sudut yang dibentuk, kedisiplinan petugas dalam melayani
pelanggan (G) hampir dapat dikatakan tidak memiliki hubungan sebab akibat
dengan kepastian jadwal layanan (L). Hal ini dapat dijelaskan dari sudut yang
dibentuk antara kedua peubah ini yang mendekati 900 dan koefisien korelasi yang
cukup kecil yaitu sebesar 0.023. Artinya kedisiplinan petugas yang meningkat
belum tentu akan membuat penilaian perusahaan terhadap kepastian layanan
semakin baik. Akan tetapi persepsi perusahaan terhadap kedua atribut ini hampir
sama jika dilihat dari panjang vektornya. Beberapa perusahaan produsen (PRO1,
PRO2, dan PRO3) adalah kategori perusahaan yang menilai kinerja atribut ini
sudah sesuai dengan keinginan mereka. Penilaian berbeda ditunjukkan oleh
perusahaan importir yang baru pertama kali mengurus layanan (IMP1) yang
merasa kinerja atribut ini masih kurang sesuai dengan harapannya. Pertugas perlu
diberi motivasi dan arahan tentang tanggung jawab dan kesungguhan mereka
dalam melayani pelanggan. Hal ini dinilai dapat meningkatkan kedisiplinan
petugas, karena dilihat dari sudut yang dibentuk atribut H dan Q berkorelasi
positif dengan atribut G dengan koefisien korelasi sebesar 0.899 dan 0.763.
Kecepatan pelayanan (J) akan sangat ditentukan oleh respon petugas
ketika melayani pelanggan, terutama respon terhadap keluhan dan saran
pelanggan (K). Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi sebesar 0.689 dan
sudut sempit yang dibentuk antara kedua atribut ini. Akan tetapi penilaian
perusahaan terhadap atribut K lebih seragam dibanding atribut J yang dilihat dari
panjang vektornya. Perusahaan importir yang pernah mengurus 3 layanan (IMP3)
dan perusahaan yang pernah mengurus 4 layanan (IMP4 dan PRO4) adalah
kelompok perusahaan yang menilai kedua atribut ini sudah sesuai. Perusahaan
pendaftar baru (IMP1 dan PRO1) dan perusahaan yang pernah mengurus semua
Gambar 6 Grafik biplot tingkat kesesuaian setiap atribut layanan
16
layanan (IMP5 dan PRO5) adalah kategori perusahaan yang menilai kinerja kedua
atribut ini belum sesuai keinginannya. Peningkatan kinerja dua atribut ini
dianggap akan mempengaruhi atribut L dan G secara positif karena membentuk
sudut yang kurang dari 900. Nilai koefisien korelasi antara atribut J dengan atribut
L dan G secara berturu-turut adalah 0.429 dan 0.742, sedangkan nilai koefisien
korelasi antara atribut K dengan L dan G secara berturut-turut adalah 0.297 dan
0.484. Persamaan persepsi ditunjukkan semua kategori perusahaan terhadap
kewajaran biaya pelayanan (N) dengan panjang vektor terkecil. Semua kategori
perusahaan menilai atribut ini merupakan atribut yang kinerjanya paling sesuai
dengan harapan mereka karena menunjukkan persentase TKi tertinggi yaitu
89.12%. Sedangkan penilaian perusahaan terhadap perhatian petugas akan
kepentingan pelanggan cukup beragam dilihat dari panjangnya vektor peubah P.
Berdasarkan analisis tingkat kesesuaian, atribut L, G, J, dan K adalah atribut
yang kinerjanya kurang sesuai dengan keinginan pelanggan. Karakteristik
perusahaan terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan penilaiannya terhadap
keempat atribut tersebut. Kelompok pertama adalah perusahaan yang menilai
keempat atribut ini sudah sesuai dengan harapan mereka. Kelompok ini terdiri
dari perusahaan produsen yang pernah mengurus 3 layanan (PRO3) dan
perusahaan importir dan produsen yang pernah mengurus 4 layanan (IMP4 dan
PRO4). Selanjutnya perusahaan importir yang baru mengurus 1 layanan (IMP1)
yang menilai kinerja keempat atribut ini bahkan semua atribut belum sesuai
dengan harapannya. Kelompok terakhir adalah kelompok perusahaan yang secara
keseluruhan penilaiannya berada di antara dua kelompok sebelumnya. Hampir
semua kategori perusahaan produsen (PRO1, PRO2, PRO3, dan PRO5) dan
perusahaan importir yang pernah mengurus semua layanan (IMP5) adalah
perusahaan yang termasuk kelompok ini. Semua perusahaan setuju bahwa
kewajaran biaya pelayanan (N) merupakan atribut yang kinerjanya paling sesuai
dengan harapan mereka. Informasi mengenai karakteristik petugas dapat
membantu penyedia layanan untuk mengidentifikasi petugas yang memberikan
layanan di bawah standar kinerja sehingga penentuan sasaran perbaikan menjadi
lebih tepat baik yang ditujukan pada pelanggan maupun petugas layanan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan survei kepuasan pelanggan tahun 2013, pengguna layanan
pendaftaran pangan olahan sudah puas terhadap layanan yang diberikan dengan
skor CSI 72.79%. Hal ini dikarenakan sebagian besar perusahaan sudah pernah
melakukan pendaftaran pangan sebelumnya. Akan tetapi beberapa atribut perlu
diperbaiki yaitu kemampuan (F) dan kedisiplinan petugas melayani pelanggan (G),
kecepatan pelayanan (J), respon terhadap keluhan/saran pelanggan (K), dan
kepastian jadwal pelayanan (L). Atribut-atribut ini menjadi prioritas utama untuk
diperbaiki karena kinerja yang dirasakan oleh pelanggan dinilai belum sesuai
dengan keinginan mereka. Sasaran perbaikan yang utama dapat ditujukan pada
perusahaan pendaftar baru yang menilai seluruh atribut perlu diperbaiki. Beberapa
17
perusahaan produsen dan importir terutama yang sudah pernah menggunakan
semua layanan juga dapat dijadikan sasaran perbaikan karena belum sesuainya
kinerja beberapa atribut dengan keinginan mereka.
Saran
Pada penelitian ini proses pengukuran kinerja hanya dilakukan dilakukan
dari sudut pandang pelanggan. Proses pengukuran kinerja layanan sebaiknya juga
dilakukan dari sudut pandang penyedia layanan sehingga standar kinerja yang
ditetapkan dapat dibandingkan dengan keinginan pelanggan. Informasi mengenai
karakteristik petugas dapat membantu penyedia layanan untuk mengidentifikasi
petugas yang memberikan layanan di bawah standar kinerja. Hal ini dapat
memudahkan proses pengawasan dan perbaikan demi terjaminnya mutu layanan.
Strategi perbaikan dapat ditentukan lebih tepat baik yang ditujukan pada
pelanggan maupun petugas layanan.
DAFTAR PUSTAKA
Arman A, Muchsidin M. 2010. Analisis Kesenjangan Kualitas Layanan dan
Kepuasan Pengunjung Perpustakaan STIM Nitro Makassar. PROGRESIF.
3(2): 97-116. STIM Nitro Makassar (ID).
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2008. Sistem Manajemen Mutu-Persyaratan.
[tempat tidak diketahui]: BSN. hlm 22-23.
Indirianie F. 2011. Identifikasi Tingkat Kepuasan Mahasiswa Berdasarkan Pilihan
Masuk ke Departemen [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Kotler P, Keller KL. 2012. Marketing Management. Ed ke-14. New Jersey (US):
Pearson Prentice Hall. hlm 122-134.
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2011. Sidik Peubah Ganda dengan Menggunakan
SAS. Bogor (ID): IPB Pr. hlm 246-261.
Parasuraman A, Zeithaml VA, Berry LL. 1988. SERVQUAL : A Multiple-Item
Scale for Measuring Consumer Perception of Service Quality. J Retailing.
64(1): 12-40. Britania Raya (GB): Marketing Science Institute. Cambridge.
MA.
18
Lampiran 1 Kuesioner survei kepuasan pelanggan 2013
Nomor Kuesioner
Hari & Tanggal Wawancara
Tempat Wawancara
Lama Wawancara
Bapak/Ibu yang terhormat,
Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan sesuai harapan pelanggan, maka PT
Wahan Data Utama mengadakan survei mengenai kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan layanan pendaftaran pangan olahan.
Kami berharap, semoga Bapak/Ibu memberikan jawaban yang obyetif dalam mengisi kuesioner
ini, agar hasil survei ini dapat mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Hasil survei ini diharapkan
mampu memberikan masukan agar layanan pendaftaran pangan olahan semakin baik di masa yang
akan datang.
1. Berilah tanda √ pada kolom jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling mewakili kondisi
pelayanan saat ini.
2. Bagian KEPENTINGAN (IMPORTANCE) adalah harapan atau ekspektasi Bapak/Ibu
terhadap pelayanan pendaftaran pangan olahan selama ini.
3. Bagian KINERJA(PERFOMANCE) adalah fakta yang Bapak/Ibu temui di lapangan terkait
dengan pelayanan pendaftaran pangan olahan yang Bapak/Ibu rasakan selama ini.
4. Keterangan:
KEPENTINGAN (IMPORTANCE) STP = Sangat Tidak Penting, berarti harapan pelanggan sangat rendah
TP = Tidak Penting, berarti harapan pelanggan rendah.
P = Penting, berarti harapan pelanggan tinggi.
SP = Sangat Penting, berarti harapan pelanggan sangat tinggi
KINERJA(PERFOMANCE)
STS = Sangat Tidak Setuju, berarti pelanggan sangat tidak puas.
TS = Tidak Setuju, berarti pelanggan tidak puas.
S = Setuju, berarti pelanggan puas
SS = Sangat Setuju, berarti pelanggan sangat puas.
1. Nama responden : ________________________________________________
2. Nama perusahaan : ________________________________________________
3. Alamat perusahaan : ________________________________________________
_________________________________________________
4. Jenis kelamin : Pria Wanita
5. Usia : ______________ tahun
6. Nomor Telepon/HP : ________________________________________________
7. Jabatan : Karyawan tetap Karyawan tidak tetap/kontrak
KATA PENGANTAR
IDENTITAS RESPONDEN
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
19
8. Pendidikan terakhir :
1. Sudah berapa kali Bapak/Ibu mengurus pelayanan pendaftaran pangan olahan?
1 kali ≥ 5 kali
2 s.d 5 kali Belum pernah (stop wawancara)
2. Apa saja layanan yang pernah diurus langsung oleh Bapak/Ibu? (jawaban boleh lebih dari satu)
Pelayanan umum (untuk pendaftaran baru)
Pelayanan ulang
Pelayanan e-Registration
Pelayanan perubahan produk
Pelayanan pemeriksaan kelengkapan data
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
1 Informasi tentang prosedur pendaftaran pangan olahan ditampilkan secara terbuka di layar pengumuman atau brosur/leaflet/poster
2 Prosedur pendaftaran pangan olahan mudah diikuti
3 Pelanggan dapat memonitor status dokumen pendaftaran pangan olahan.
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
4 Informasi tentang persyaratan pendaftaran pangan olahan ditampilkan secara terbuka di layar pengumuman atau brosur/leaflet/poster.
5 Dokumen persyaratan pendaftaran pangan olahan dapat dipenuhi oleh pelanggan.
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
6 Petugas pelayanan selalu ada di loket/ meja pelayanan pada jam pelayanan.
7 Identitas petugas yang memberikan pelayanan tersedia dengan jelas.
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
8 Lokasi tempat mengurus layanan mudah dijangkau oleh pelanggan, baik dengan kendaraan umum maupun pribadi.
Lulus SD/Sederajat Lulus Akademi/Diploma
Lulus SMP/Sederajat Lulus Sarjana S1
Lulus SMA/Sederajat Lulus Pasca sarjana (S2/S3)
1. KEJELASAN PROSEDUR PELAYANAN
4. KENYAMANAN LINGKUNGAN/SARANA FISIK UNIT LAYANAN
2. KEJELASAN PERSYARATAN PELAYANAN
3. KEJELASAN PETUGAS PELAYANAN 4.
PERTANYAAN SARINGAN
20
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
9
Loket/meja pelayanan tersedia dalam jumlah yang cukup, sesuai dengan jenis layanan dan jumlah pelanggan yang mengurus layanan setiap harinya.
10 Fasilitas pendukung yang tersedia di tempat pelayanan memadai, seperti tempat fotokopi.
11 Unit layanan menyediakan fasilitas untuk mengetahui status pendaftaran.
12 Ruang pelayanan bersih, indah, dan rapi.
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
13 Penampilan petugas rapih dan sopan.
14 Sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan sopan, ramah, saling menghargai dan menghormati
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
15 Petugas memiliki pengetahuan yang baik tentang layanan yang diberikan kepada pelanggan.
16 Petugas mampu memberikan/menyelesaikan pelayanan sesuai dengan pelayanan yang diurus oleh pelanggan.
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
17 Petugas melayani pelanggan secara disiplin dan konsisten terhadap waktu kerja.
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
18 Petugas melayani pelanggan sesuai dengan tanggungjawabnya.
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
19
Gedung, loket, fasilitas unit pelayanan dapat memberikan kenyamanan bagi pelanggan (ruang tunggu ber-AC, tenang tidak bising, kursi memadai, dll)
5. KESOPANAN DAN KERAMAHAN PETUGAS
6. KEMAMPUAN PETUGAS DALAM MELAYANI PELANGGAN
7. KEDISIPLINAN PETUGAS DALAM MELAYANI PELANGGAN
8. TANGGUNG JAWAB PETUGAS UNIT LAYANAN
9. KENYAMANAN LINGKUNGAN PELAYANAN
21
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
20 Sistem antrian sudah berjalan dengan baik dan semua pelanggan mendapatkan pelayanan secara teratur.
21 Petugas segera melayani setiap pelanggan yang datang ke loket/meja pelayanan pendaftaran.
22
Unit layanan menyelesaikan setiap pelayanan secara tepat waktu sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Standar Operating Prosedur (SOP).
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
23
Unit layanan menyediakan media yang mudah diakses oleh pelanggan untuk menyampaikan pengaduan dan saran, seperti: saluran telepon khusus termasuk SMS, kotak pengaduan, atau email pengaduan.
24 Unit layanan menginformasikan prosedur penyampaian pengaduan dan saran melalui papan pengumuman/Website.
25 Petugas merespon setiap pengaduan dan saran yang masuk.
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
26 Pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan jadwal pelayanan yang telah ditetapkan dalam Standar Operating Prosedur (SOP)
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
27 Informasi tentang biaya pendaftaran dan evaluasi pangan olahan diumumkan secara terbuka dan tersedia di ruang pelayanan
28
Biaya pendaftaran dan evaluasi yang harus dikeluarkan oleh pelanggan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan pemerintah (PP) nomor 48 Tahun 2010 tentang tarif atas jenis pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang berlaku di Badan POM
10. KECEPATAN PELAYANAN
11. RESPON TERHADAP KELUHAN DAN SARAN PELANGGAN
12. KEPASTIAN JADWAL PELAYANAN
13. KEPASTIAN BIAYA PELAYANAN
22
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
29
Besarnya biaya pendaftaran dan evaluasi yang dikeluarkan oleh pelanggan dinilai wajar sesuai dengan jenis pangan dan pelayanan yang diurus oleh pelanggan
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
30 Petugas dalam melayani pelanggan tanpa membeda-bedakan pelanggan.
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
31 Petugas memahami kesulitan pelanggan dalam pendaftaran pangan olahan.
No Hal yang dinilai KEPENTINGAN KINERJA
STP TP P SP STS TS S SS
32 Petugas membantu memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan terkait dengan masalah pendaftaran pangan olahan.
33 Unit layanan menyediakan jasa konsultasi pendaftaran pangan olahan bagi pelanggan.
VALIDASI LEMBAR KUESIONER
Responden, Enumerator, Validator,
Nama : Nama: Nama :
Tgl : Tgl : Tgl :
14. KEWAJARAN BIAYA PELAYANAN
15. KEADILAN MENDAPATKAN PELAYANAN
16. PETUGAS MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN PELANGGAN
17. KESUNGGUHAN DALAM MEMBANTU PELANGGAN
23
Lampiran 2 Rataan kinerja (MSS) dan harapan (MIS), faktor pembobot (WF),
dan skor bobot (WS) setiap atribut layanan
Atribut layanan MSS MIS WF WS
Kejelasan prosedur pelayanan (A) 2.983 3.478 0.059 0.173
Kejelasan persyaratan pelayanan (B) 2.974 3.434 0.057 0.168
Kejelasan petugas pelayanan (C) 2.947 3.549 0.059 0.174
Kenyamanan lingkungan/sarana fisik unit layanan (D) 2.996 3.476 0.058 0.172
Kesopanan dan keramahan petugas (E) 3.017 3.461 0.058 0.176
Kemampuan petugas melayani pelanggan (F) 2.931 3.559 0.060 0.174
Kedisiplinan petugas melayani pelanggan (G) 2.750 3.559 0.059 0.166
Tanggung jawab petugas unit layanan (H) 3.000 3.500 0.059 0.177
Kenyamanan lingkungan pelayanan (I) 2.882 3.480 0.058 0.169
Kecepatan pelayanan (J) 2.842 3.531 0.059 0.166
Respon terhadap keluhan dan saran pelanggan (K) 2.822 3.500 0.059 0.163
Kepastian jadwal pelayanan (L) 2.730 3.500 0.059 0.159
Kepastian biaya pelayanan (M) 3.089 3.500 0.059 0.181
Kewajaran biaya pelayanan (N) 3.059 3.441 0.058 0.178
Keadilan mendapatkan pelayanan (O) 2.934 3.513 0.059 0.176
Petugas memperhatikan kepentingan pelanggan (P) 2.908 3.487 0.059 0.168
Kesungguhan dalam membantu pelanggan (Q) 2.990 3.517 0.059 0.175
24
Lampiran 3 Hasil keluaran diagram IPA setiap kategori
(a) 1 layanan (b) 2 layanan
(c) 3 layanan (d) 4 layanan
(e) 5 layanan (f) Keseluruhan
25
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banda Aceh. tanggal 4 Oktober 1992 dari pasangan
Drs Amiruddin Ismail (alm) dan Fatimah Yahya. Penulis merupakan putra bungsu
dari 4 bersaudara. Penulis merupakan lulusan SMA Negeri 10 Fajar Harapan
Banda Aceh tahun 2010. Penulis kemudian diterima di Departemen Statistika
Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN di tahun yang sama.
Selama masa studi di perguruan tinggi. penulis juga aktif dalam beberapa
kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Pada tahun 2011 penulis pernah menjadi
ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sepakbola IPB dan menjadi koordinator
cabang sepakbola dalam acara Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) tahun 2012.
Penulis juga pernah menjadi staf divisi acara dalam rangkaian kegiatan Statistika
Ria ke-8 di tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis dipercayakan menjadi
wakil ketua umum Himpunan Keprofesian Gamma Sigma Beta periode 2012-
2013. Penulis juga aktif dalam kepanitiaan lain seperti Masa Perkenalan
Departemen Statistika dan Kompetisi Statistika Junior 2013. Di samping itu
penulis juga tergabung dalam organisasi daerah Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong
(IMTR) Bogor dari tahun 2010 hingga sekarang.
Pengalaman bekerja yang dialami penulis selama perkuliahan ialah ketika
praktik lapang di Bagian Hubungan Masyarakat, Biro Hukum dan Hubungan
Masyarakat Badan POM tahun 2013. Selain itu penulis juga sering terlibat pada
beberapa survei publik oleh pemerintah dan pihak swasta sebagai surveyor dan
enumerator. Penulis juga pernah menjadi tim relawan dan verifikator pada
beberapa Quick Count pemilihan kepala daerah tahun 2013 dan pemilihan
legislatif tahun 2014.