peran pemangku kepentingan dalam pengelolaan ulat … · 2020. 6. 9. · vii abstrak fikri faisal...

106
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT SUTERA DI KAMPUNG SABBE’TA DESA PISING KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG FIKRI FAISAL 105950056815 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 12-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

i

PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM

PENGELOLAAN ULAT SUTERA DI KAMPUNG

SABBE’TA DESA PISING KECAMATAN

DONRI-DONRI KABUPATEN

SOPPENG

FIKRI FAISAL

105950056815

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 2: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

ii

PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM

PENGELOLAAN ULAT SUTERA DI KAMPUNG

SABBE’TADESA PISING KECAMATAN

DONRI-DONRI KABUPATEN

SOPPENG

FIKRI FAISAL

105950056815

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian.

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 3: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

iii

Page 4: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

iv

Page 5: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :Fikri Faisal

NIM :105950056815

Program Studi :Kehutanan

Fakultas :Pertanian

Dengan ini saya, Fikri Faisal menyatakan dengan sungguh-sungguh:

1. Saya menyadari bahwa memalsukan karya ilmiah dalam bentuk yang dilarang

oleh undang-undang, termasuk pembuatan karya ilmiah oleh orang lain dengan

suatu imbalan, atau mengambil karya orang lain, adalah tindakan kejahatan

yang harus dihukum menurut undang-undang yang berlaku.

2. Bahwa skripsi ini adalah hasil karya dan tulisan saya sendiri, bukan karya

orang lain atau karya plagiat, atau karya jiplakan dari karya orang lain.

3. Bahwa di dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat atau pendapat yang pernah atau diterbitkan orang lain,

kecuali yang secara tertulis diacuh dalam naskah saya ini dan disebutkan dalam

daftar pustaka.

Bila kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, saya bersediah

tanpa mengajukan banding menerima sanksi:

1. Skripsi ini beserta nilai-nilai hasil ujian skripsi saya di batalkan

2. Pencabutan kembali gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh, serta

pembatalan dan penarikan ijazah sarjana dan transkrip nilai yang telah saya

terimah.

Makassar, 11 Februari 2020

Yang Menyatakan

Fikri Faisal

Page 6: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Ilmu Itu Bagaikan Binatang Buruan, Sedangkan Pena Adalah Pengikatnya.

Maka Ikatlah Binatang Buruanmu Dengan Ikatan Yang Kuat”

(Imam Syafi’i)

“Bukanlah Ilmu Yang Mendatangimu, Tetapi Kamulah Yang Harus

Mendatangi Ilmu Itu”

(Imam Malik)

“Kebiasaan Adalah Kualitas Jiwa”

(Ibnu Khaldun)

“Sesali Masa Lalu Karena Ada Kekecewaan Dan Kesalahan-Kesalahan,

Tetapi Jadikan Penyesalan Itu Sebagai Senjata Untuk Masa Depan Agar

Tidak Terjadi Kesalahan Lagi”

Kupersembahkan Karya Sederhana Ini Kepada Kedua Orang Tuaku Yang

Tercinta, Saudaraku Dan Seluruh Keluargaku.

Page 7: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

vii

ABSTRAK

Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan

Ulat Sutera Di Kampung Sabbe’ta, Desa Pising,Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng. Dibawa bimbingan Hajawa dan Hasanuddin Molo.

Penelitian ini menggambarkan kondisi kelembagaan pengusahaan sutera

alam di tingkat petani, sebagai salah satu wadah dalam pengelolaan sutera alam.

Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Sabbe’ta, Desa Pising,Kecamatan Donri-

Donri, Kabupaten Soppeng serta berlangsung selama dua bulan dari bulan

Oktober hingga bulan Desember 2019. Penelitian menggunakan metode analisis

deskriptif kualitatif dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel, diagram, dan

gambar. Populasi penelitian meliputi seluruh kelompok masyarakat yang

tergabung dalam anggota kelompok tani kampung Sabbe’ta yang dimanan peneliti

melakukan dengan cara melalui wawancara langsung terhadap responden dengan

menggunakan alat kuisioner, pemilihan responden dilakukan dengan cara metode

sampling kuota seluruh kelompok tani. Kelembagaan salah satu faktor yang

sangat penting dalam upaya mencapai tujuan. Hasil pengamatan lapangan

menunjukan pengembangan persuteraan alam di daerah ini masih jauh dari yang

diharapkan. Upaya-upaya terus dilakukan memantapkan sistem kelembagaan

usaha persuteraan alam rakyat di Kabupaten Soppeng dan sudah terdapat lembaga

yang mengurusi persuteraan alam mulai dari hulu hingga hilir. Pemangku

kepentingan dalam pengelola ulat sutera alam yaitu: Perum Perhutani, Balai

Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL), KPHL Walanae dan

Petani.

Kata Kunci: Ulat Sutera, Pengelola, Kelembagaan, Pemangku Kepentingan

Page 8: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

viii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji dan syukur kehadirat Allah subhanahu

wata’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan hasil penelitian dengan judul “Peran Pemangku Kepentingan

Dalam Pengelolaan Ulat Sutera”. Tak lupa pula kita kirimkan salam dan shalawat

kepada junjungan kita baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau

yang menjadi surih tauladan bagi kita semua. Penulis menyadari bahwasanya

mungkin dalam penulisan hasil ini masih banyak perbaikan dan kekeliruan yang

disebabkan keterbatasan penulis, sehingga penulis sangat mengharapkan masukan

dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan hasil penelitian ini.

Pada kesempatan kali ini pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar –

besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, tak henti – hentinya memanjatkan doa untuk

keberasilan dan keselamatan penulis dunia akhirat, kemudian dukungan moral

serta materi demi keberhasilan studi dari penulis.

2. Ayahanda Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibunda Dr. Ir. Hikmah, S.Hut., M.Si., IPM selaku Ketua Program Studi

Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibunda Dr. Ir. Hajawa, M.P selaku pembimbing I dan Ayahanda Dr. Ir.

Hasanuddin Molo, S.Hut., MP., IPM selaku pembimbing II, penulis

mengucapkan banyak terimakasih atas segala motivasi dan masukannya demi

tersusunnya Skripsi ini dengan baik dan benar.

Page 9: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

ix

5. Ayahanda Andi Aziz Abdullah, S,Hut., M.P selaku penguji I dan Ayahanda

Dr. Ir. Sultan.,S.Hut.,MP., IPM. selaku penguji II yang telah memberikan

masukan dan arahan sehingga penulis berhasil menyusun skripsi ini dengan

benar.

6. Ayahanda Dr. Ir. Hasanuddin Molo, S.Hut., MP., IPM selaku penasehat

akademik yang tak henti-hentinya memberikan motivasi dan masukan selama

penulis menempuh perkuliahan hingga menyelesaikan masa studinya.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan ilmu selama

mengikuti kegiatan perkuliahan hingga menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Teman – teman dan semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu yang

telah memberikan dorongan dan motivasi yang besar.

Semoga doa dan motivasi yang diberikan oleh semua pihak dibalas oleh Allah

subhanahu wata’ala. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 11 Februari 2020

Fikri Faisal

Page 10: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

HALAMAN KOMISI PENGUJI .................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL..............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 3

1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Persuteraan ....................................................................................... 5

2.2. KPHL Walanae ................................................................................ 15

2.3. Pemangku Kepentingan .................................................................... 18

2.4. Analisis Pemangku Kepentingan ..................................................... 20

2.5. Klasifikasi Pemangku Kepentingan/Stakeholder ............................. 22

2.6. Kerangka Pikir .................................................................................. 24

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat ............................................................................ 25

3.2. Objek dan Alat Penelitan ................................................................... 25

3.3. Jenis Data .......................................................................................... 25

Page 11: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

xi

3.4. Analisis Data ..................................................................................... 28

3.5. Populasi dan Sampel ......................................................................... 28

3.6. Pengumpulan Data ............................................................................ 28

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Keadaan Fisik .................................................................................. 30

4.1.1. Letak Geografis ...................................................................... 30

4.1.2. Topografi ................................................................................ 30

4.1.3. Klimatologi ............................................................................ 30

4.2. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk ................................................ 33

4.2.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 33

4.2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur .................. 34

4.2.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan ......................... 34

4.2.4. Mata Pencarian Penduduk ..................................................... 36

4.2.5. Saran dan Prasarana ............................................................... 37

4.3. Kelembagaan ................................................................................... 38

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.Identitas Responden ......................................................................... 39

5.1.1. Jenis Kelamin Responden ................................................... 39

5.1.2. Umur Responden ................................................................ 40

5.1.3. Tingkat Pendidikan Responden Pengelola Persuteraan

Alam .................................................................................. 40

5.1.4. Luas Lahan Responden Pengelola Ulat Sutera ................... 42

5.2. Budidaya Murbei dan Ulat Sutera .................................................. 42

5.3. Perkembangan Lembaga Pengelola Persuteraan Alam ................... 47

5.4. Peran Pemangku Kepentingan Persuteraan Alam .......................... 49

5.5. Perkembangan Persuteraan Alam di Kampung Sabbe’ta, desa

Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng ...................... 59

Page 12: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

xii

BAB VI . PENUTUP

6.1. Kesimpulan ..................................................................................... 65

6.2. Saran ................................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

xiii

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Daftar Skateholder terkait skema kolaborasi para pihak dalam

pengelolaan Ulat Sutera ................................................................................... 21

2. Matriks Analisis Peran Pemangku Kepentingan .............................................. 22

3. Matriks Analisis Stakeholder ........................................................................... 22

4. Data Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Selama 5 Tahun Terakhir di

Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ........................... 31

5. Jumlah Bulan Basah, Bulan Kering, dan Bulan Lembab selama 5

Tahun Terakhir di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng ............................................................................................................ 31

6. Klasifikasi iklim menurut Schimdt-Fersuon .................................................... 32

7. Jumlah Penduduk di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng Tahun, 2019 ...................................................................................... 33

8. Jumlah Penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng Berdasarkan Tingkat Umur, 2019. .................................................... 34

9. Rincian Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pising, Kecamatan

Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ................................................................... 35

10. Mata Pencaharian Penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng ......................................................................................... 36

11. Sarana dan Prasarana Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng ......................................................................................... 37

12. Unit Kelembagaan Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng ............................................................................................................ 38

13. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin......................................... 39

Page 14: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

xiv

14. Karakteristik Respondan Petani Sutera berdasarkan kelompok umur di

Kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri Kabupaten

Soppeng ............................................................................................................ 40

15. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Respondan Petani Sutera Kampung

Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng ............ 41

16. Tabel luas kepemilikan lahan petani responden .............................................. 42

17. Distribusi Persentase Responden Pemelihara Ulat Sutera dan Pemintal

Menurut Pendapatan perbulan (setiap kali panen) secara individu.................. 47

18. Daftar Peran Pemangku Kepentingan yang terkait skema kolaborasi

para pihak dalam pengelolaan Ulat Sutera ....................................................... 52

19. Matriks Analisis Peram Pemangku Kepentingan............................................. 53

20. Matriks Analisis Keterkaitan Stakeholder ....................................................... 54

21. Tugas pokok dari para pihak Pemangku Kepentingan dalam

Pengelolaan Sutera Alam ................................................................................. 57

22. Seberapa penting peran para pihak lembaga .................................................... 58

23. Hasil wawancara dengan pelaku pengelolaan persuteraan alam di Kabupaten

Soppeng ............................................................................................................. 62

Page 15: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pikir ................................................................................... 24

2. Hubungan Keterkaitan ....................................................................... 55

3. Proses wawancara responden Petani Sutera ...................................... 84

4. Proses wawancara responden Pemintal kokon................................... 85

5. Proses wawancara responden Perum Perhutani ................................. 86

6. Proses wawancara Kepala Balai BPSKL ........................................... 86

7. Proses wawancara responden BPSKL dan dokumenrasi alat pemintalan ... 87

8. Dokumentasi alat pemintaan dan penenun......................................... 88

Page 16: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

xvi

DAFTAR LMPIRAN

No Teks Halaman

1. Data Mentah 70

2. Kuisioner Penelitiam 71

3. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ..................................................... 84

4. Surat Izin Penelitian .......................................................................... 89

Page 17: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) perlu dikembangkan

dan ditingkatkan nilai ekonominya sehingga dapat diandalkan sebagai sumber

mata pencahrian masyarakat atau pemerintah daerah dan negara (Nurrochmat et al.,

2012).

Pengembangan komoditas sutera alam sebagai salah satu HHBK

merupakan salah satu kegiatan perhutanan sosial yang ditujukan untuk

peningkatan ekonomi kerakyatan, perluasan kesempatan usaha dan kerja,

pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat utamanya

disekitar kawasan hutan di wilayah hulu melalui usaha pembudidayaan ulat sutera.

Budidaya ulat sutera erat kaitanya dan tidak dapat di pisahkan dangan usaha

budidaya murbei sebagai pakan ulat sutera. Selain sebagai pakan ulat, tanaman

murbei juga dapat berfungsi sebagai pelindung tanah dari erosi dan degradasi

lahan (BPA, 2010) serta mampuh tumbuh pada lahan kritis (Sadapotto 2010).

Sutera alam di Sulawesi Selatan telah lama menjadi bagian dari kehidupan

budaya masyarakat. Budidaya sutera alam telah dikenal sejak tahun 1950-an dan

sampai sekarang masih digeluti oleh sebagian masyarakat pedesaan. Sarung sutera

merupakan salah satu alat yang dipergunakan pada tiap upacara kebudayaaan

seperti perkawinan dan pesta adat (Sadapotto, 2010) sehingga kain sutera dan

proses produksinya sarat a kan kandungan kearifan lokal yang berisi pesan-pesan

moral (Syukur et al., 2013) dan menjadi high culture (Syukur et al., 2014).

Sutera alam merupakan salah satu kegiatan agroindustri karena

Page 18: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

2

memadukan dua kegiatan yaitu kegiatan budidaya dan pengelolaan Kegiatan

budidaya meliputi murbei dan ulat sutera sedangkan pengelolaan meliputu

industri pementalan kokon menjadi benang dan penolahan benang menjadi kain.

Kedua kegiatan utama di atas dilakoni oleh beberapa petani sesuai keterampilan

dan sumberdaya yang dimiliki. Peneganan masing-masing kegiatan juga

membutukan keterampilan dan sumberdaya yang berbeda, sehingga masing-

masing kelompok juga mengorganisir diri sesuai dengan keterampilan dan

sumberdaya yang dimiliki (Kartasubrata et al., 1986).

Usaha sutera alam merupakan usaha yang melibatkan aktivitas hulu -

hilir yang merupakan rangkaian kegiatan pertanaman murbei, pemeliharaan ulat

sutera, pengolahan sampai dengan pemasaran (Nurhaedah, 2013). Pengusahaan

sutera alam dapat diselenggarakan oleh tiga kelompok utama, yaitu kelompok

sektor publik yang terdiri dari pemerintah dalam hal ini kementerian yang terkait

dengan persuteraan alam, sektor swasta nirlaba seperti LSM, yayasan dan

asosiasi, dan sektor swasta dengan orientasi laba yaitu perusahaan produksi,

petani komersial dan kelompok tani (Kumar, 2015). Menurut (Nurhaedah, 2013),

lembaga pada tingkat paling hulu adalah kelompok tani. Lembaga ini terdiri dari

para petani yang terlibat dalam usaha sutera alam. Oleh karena itu, kelompok

tani memegang peran strategis dalam produktivitas sutera alam.

Berbagai program pemerintah dikembangkan untuk mendukung

pengembangan sutera alam di Sulawesi Selatan, termasuk Kabupaten Soppeng,

antara lain: fasilitas bantuan stek murbei, bantuan bibit ulat sutera, mesin

peralatan, fasilitasi pemasaran, pemberdayaan petani dan permodalan

Page 19: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

3

(Nurhaedah, 2013). Program tersebut ternyata sulit diakses secara individu.

Kondisi ini mendorong terbentuknya kelembagaan pada tingkat petani berupa

kelompok tani hutan yang sekaligus menjadi kelompok tani sutera sebagai salah

satu prasyarat. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.57/Menhut -

II/2014 Kelompok Tani Hutan memiliki fungsi sebagai media pembelajaran

masyarakat, peningkatan kapasitas anggota, pemecahan masalah dan kerja sama

gotong royong, pengembangan usaha produktif, pengolahan dan pemasaran hasil

hutan serta peningkatan kepedulian terhadap kelestarian hutan. Dengan

demikian, kelompok tani sebagai lembaga tingkat hulu pada usaha sutera alam

dapat menjadi wadah dalam pengembangan usaha sutera alam. Tulisan ini

bertujuan menggambarkan kondisi kelembagaan pengusahaan sutera alam di

tingkat petani, sebagai salah satu wadah dalam pengelolaan sutera alam.

Diharapkan informasi ini dapat bermanfaat dalam menyusun strategi

peningkatan produktivitas sutera alam, khususnya di Kabupaten Soppeng.

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah;

1. Mengidentifikasi pemangku kepentingan dalam pengelolaan ulat sutera di

Kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng.

2. Bagimana peran pemangku kepentingan dalam pengelolaan ulat sutera di

kampung Sabbe’ta Desa Pising, Kecamtan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng.

Page 20: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

4

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Ulat Sutera di

kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng.

2. Untuk mengetahui peran Pemangku Kepentingan dalam pengelolaan ulat

sutera di kampung Sabbe’ta, Desa Pising Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diharapkan dapat:

1. Untuk memberikan informasi tentang Peran Pemangku Pepentingan dalam

Pengelolaan Ulat Sutera di kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan

Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

2. Sebagai bahan masukan bagi pihak yang terkait dalam Pengelolaan Ulat

Sutera di kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng.

3. Memperluas pengetahuan tetang Pengelolaan Ulat Sutera di kampung

Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

Page 21: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Persuteraan

Sutera alam merupakan salah satu dari lima komoditas HHBK (Hasil

Hutan Bukan Kayu) unggulan nasional (kmenhut, 2014). Kondisi alam beberapa

daerah di Indonesia seperti Sulawesi Selatan berpuluang besar untuk

pengembangan sutera alam. susatijo (2008), kegiatan pensuteraan alam ini peran

yang cukup strategis antara lain karena dapat melibatkan tenaga kerja termasuk

petani, membuka kesempatan usaha memeberikan kesempatan mengembangkan

ekonomi kerakyatan pendapatan petani dan meningkatkan devisa Negara (Syukur

M, 2014).

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 tentang Perhutanan Sosial (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1663) tentang Penyelenggaraan

kerja sama pemanfaatan hutan pada kawasan hutan produksi, dapat berupa usaha

pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan dan pemanfaatan hasil hutan

kayu dan bukan kayu. Sala satu Pemanfaatan Kawasan pada kawasan Hutan

Produksi yaitu Budidaya Ulat Sutera.

Persuteraan Alam sudah cukup lama dikenal dan dibudidayakan oleh

penduduk Indonesia. Mengingat sifat dan menfaatnya, maka Pemerintah melalui

Departemen Kehutanan berupaya membina dan mengembangkan kegiatan

persuteraan alam tersebut. Budidaya ulat sutera dimaksudkan untuk menghasilkan

benang sutera sebagai bahan baku pertekstilan. Untuk melaksanakan pemeliharaan

ulat sutera, terlebih dahulu dilakukan penanaman murbei, yang merupakan satu-

Page 22: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

6

satunya mal (pakan) ulat sutera. Untuk mendapatkan produksi yang optimal dari

murbei yang di tanam, mesti dilakukan pemeliharaan,

Salah satu komoditas persuteraan yang diusahakan oleh masyarakat di

Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan sejak tahun 1960-

an. Sampai saat ini, beberapa keluarga masih tetap eksis dengan usaha ini secara

turun temurun. Tidak mengherankan jika Kabupaten Soppeng disebut sebagai

salah satu sentra pengembangan sutera alam di Sulawesi Selatan.

1. Sejarah Persuteraan Alam

Pada masa Dinasti Han (2500 SM), sudah dikenal dengan adanya usaha

budidaya ulat sutera, pada saat itu pula sudah ada usaha pemintalan benang sutera.

Pada waktu itu mulai diciptakan alat – alat pengolah kokon sutera menjadi benang

sutera dan tenunnya menjadi kain sutera yang sangat halus, dan diberi nama

“Serica” yang berarti “Sutera”.

Budidaya ulat sutera, yang mula – mula hanya berkembang terbatas di

dalam negeri saja, namun kemudian disusul dengan Fasilitasi Penelitian

Persuteraan Alam Di Sulawesi Selatan Tahun 2011 Tantangan Komprehensif

Persuteraan Alam Di Sulawesi Selatan berkembangnya perdagangan ke negara –

negara tetangga dan negara – negara lain. Hasil dari budidaya ulat sutera yang

berupa kain sutera menjadi dagangan yang cukup menarik bagi para pedagang.

Jaringan perdagangan sutera dan perdagangan lain pada umumnya mampu

memasuki negara-negara Eropa lewat Jalur Karavan, dulu dikenal dengan “Silk

Road”. The Silk Road atau “Jalur Sutera” adalah jalur perdagangan yang paling

terkenal di peradaban Cina.Atas prakarsa dari seorang pedagang yang bernama

Page 23: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

7

Chan Chein.Perdagangan ini tumbuh di masa Dinasti Han.Jalur perdagangan

sutera ini berkembang pesat, diawali dengan diberinya hadiah bahan sutera kepada

Kaisar di Roma oleh Cina.Jalur ini berkembang dari Cina – Asia Tenggara –

Hindia Utara - Partian – Roma, sepanjang 7.000 mil. Selanjutnya menyambung ke

Yellow River Valley dan ke Laut Mediteranean dan melewati kota-kota di

Cina.Seperti Kansu dan Sinkiang, yang sekarang dikenal dengan Iran, Irak dan

Suriah.

Pedagang di India dan Barat India merupakan perantara perdagangan

sutera antara Cina dengan negara – negara Mediteranian. Pada Dinasti Tang,

kurang lebih tahun 706 SM, perdagangan sutera menurun dan berkembang lagi

pada masa Dinasti Sung di abad 11 dan 12. baru pada tahun kurang lebih 300 M.

negara – negara lain seperti Korea, India dan Jepang berhasil mengetahui rahasia

pengolahan sutera dan mulai untuk mengembangkan sendiri persuteraan alam,

termasuk di dalamnya budidaya ulat sutera di negaranya masing – masing, serta

berusaha megembangkan bahan – bahan lokal yang ditemukannya.

Sejak abad ke–2, Jepang mulai mendatangkan kupu – kupu penghasil

sutera dari Cina.Usaha persuteraan alam ini berkembang dengan pesat, sehingga

kemudian dapat menjadi salah satu pokok perekonomian Jepang.

Usaha ini mengalami kejayaan pada jaman Meiji, kurang lebih 1889 M,

pada saat itu dapat dihasilkan kurang lebih 200 ton, dan pada abad 18–19 dapat

mengekspor sutera mentah sebesar kurang lebih 40.000 ton.

Dari perkembangan perdaganyan sutera ke barat (Eropa) dan Timur

Tengah, maka pusat perdagangan sutera bagi negara – Fasilitasi Penelitian

Page 24: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

8

Persuteraan Alam Di Sulawesi Selatan Tahun 2011 Tantangan Komprehensif

Persuteraan Alam Di Sulawesi Selatan negara barat berada di Kota Venesia

(Italia), sedangkan untuk Timur Tengah di Bagdad dan Damaskus, selanjutnya

perdagangan sutera dilakukan lewat laut, sehingga sutera dapat mencapai

Perancis, Inggris, Spanyol dan Jerman. Dari negara – negara barat, Perancis sejak

abad ke-13 mulai mengusahakan kain sutera yang berpusat di Lyon.Sedangkan di

Inggris pada abad ke–15 telah didirikan pabrik tenun yang pertama.

Pada abad 14 Raja Perancis telah mendapatkan bibit ulat sutera dari Milan

(Italia) dan mulai mengembangkannya di sekitar lembah Rhine.Sedangkan baru

pada abad 17 seorang Inggris yang bernama Thomas Lombe, mendirikan pabrik

sutera di Derby, dengan mesin dari Italia. Pada abad 16 Perancis dan Italia mulai

membudidayakan ulat sutera sendiri

Untuk memenuhi kebutuhan akan benang sutera yang makin lama makin

meningkat. Hanya sampai tahun 1854 persuteraan alam di Eropa berkembang

lancar.Sejak adanya wabah penyakit yang menghancurkan pemeliharaan ulat

sutera yang mengakibatkan merosotnya industri sutera, akhirnya negara – negara

Eropa hanya bisa bergerak berdasarkan impor bibit dari Asia.Dengan demikian,

sejak saat itu Cina memonopoli persuteraan alam dengan teknologi tinggi.Dan

saat itu pula persuteraan alam atau budidaya ulat sutera mulai dikenal di banyak

Negara di Asia, Eropa dan Timur Tengah.(H.Soekirman Atmosoedarjo,dkk.

2000).

Page 25: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

9

2. Budidaya Tanaman Murbei

a. Pertumbuhan Tanaman Murbei

Daun murbei merupakan pakan utama ulat sutera, sehingga dibutuhkan

pemeliharaan yang baik untuk menghasilkan daun yang lebat. Salah satu

syarat tumbuh varietas murbei untuk tumbuh di daerah tropis adalah

kemampuannya untuk mengatasi berbagai kendala alam, seperti suhu tinggi,

pergantian musim hujan dan kemarau, dan ketahanan terhadap hama dan

penyakit.

Lokasi untuk pemeliharaan tanaman murbei sangat bergantung pada

lokasi pemeliharaan ulat sutera, karena lahan murbei harus berada dekat

kandang pemeliharaan ulat sutera agar memudahkan pemeliharaan ulat sutera

dan panen daun murbei. Pembudidayaan tanaman murbei di iklim tropis

membuat tanaman murbei dapat tumbuh sepanjang tahun sehingga

pembudidayaan ulat sutera dapat dilakukan terus-menerus. Namun demikian,

untuk mendapatkan hasil daun murbei yang maksimal, tanaman murbei harus

diperlakukan dengan baik. Syarat tumbuh bagi tanaman murbei di daerah

tropis diantaranya adalah kondisi lingkungan yang bersih terbebas dari polusi

dan irigasi serta drainase yang cukup (Kaomini, 1986).

b. Penanaman Tanaman Murbei

Lahan yang harus dipersiapkan untuk pemeliharaan tanaman murbei

adalah lahan yang bebas dari pepohonan dan semak belukar, karena dapat

menghambat pertumbuhan murbei. Namun demikian, pembudidayaan murbei

dapat dilakukan tumpang sari dengan tanaman-tanaman semusim.

Page 26: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

10

Setelah persiapan lahan dilakukan, proses pembibitan murbei dapat

dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menggunakan biji dan stek batang.

Namun penggunaan biji tidak dapat digunakan karena tanaman yang

dihasilkan sangat terlalu beragam akibat sifat heterogenik dari tanaman

murbei. (Kaomini, 1986).

Rencana penanaman, luas lahan yang digunakan, dan cara penanaman

murbei harus disesuaikan dengan rencana pemeliharaan ulat sutera.

Karakteristik ulat sutera yang membutuhkan pasokan pakan yang banyak

selama siklus hidupnya membuat kontinuitas produksi daun murbei harus

terjaga untuk keberhasilan pembudidayaan

Daun murbei dapat dipanen untuk pertama kalinya saat berusia 5-6

bulan, dimana cabang-cabang yang dihasilkan pada proses stek batang sudah

cukup besar. Setelah itu, setiap 2-3 bulan, tanaman murbei dapat dipanen.

Untuk meningkatkan produktivitas daun murbei, dilakukan pemangkasan

secara berkala. Produktivitas tanaman murbei dapat terus dipertahankan

hingga tahun ke-15, setalah melewati tahun ke-15, penggantian tanaman

murbei dengan tanaman yang baru dilakukan untuk memperbaiki

produktivitasnya kembali

c. Pemeliharaan Tanaman Murbei

Pemeliharaan tanaman murbei dilakukan untuk menjaga produktivitas

tanaman dalam menghasilkan daun agar tetap tinggi. Kualitas daun murbei

sangat menentukan produksi kokon. Kualitas daun murbei memiliki persentasi

terbesar dalam faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi kokon, yaitu

Page 27: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

11

sebesar 38,2 persen. Pemeliharaa n tanaman murbei secara umum terdiri dari

tahap penyiangan, pendangiran, pengelolaan air, dan pemupukan.

Penyiangan dilakukan untuk membersihkan lahan murbei dari gulma

yang tumbuh di sekitar murbei. Adanya gulma dapat menghambat

pertumbuhan murbei, khususnya pada saat sehabis penanaman dan setelah

pemangkasan tunas dan juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Aktivitas

penyiangan sebaiknya dilakukan satu bulan sekali.

Pendangiran lahan murbei bertujuan untuk membuat tanah menjadi

lunak, disamping memperbaiki aerasi tanah. Aktivitas pendangiran dapat

dilakukan setiap kegiatan pemupukan dilakukan yaitu sebanyak empat kali

dalam satu tahun. Pendangiran yang terlalu sering dilakukan dapat merusak

perakaran dan pertumbuhan tanaman murbei.

Pengelolaan pengairan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman

murbei. Kekurangan air pada tanaman murbei akan mengganggu bahkan

menghentikan pertumbuhan tanaman. Pengelolaan pengairan yang harus

diperhatikan adalah pada saat musim kemarau tiba.

Pemupukan dilakukan untuk meningkatkan produksi daun murbei.

Terdapat dua jenis pupuk yang harus diberikan pada tanaman murbei, yaitu

pupuk kandang dan pupuk kimia. Pemberian pupuk pada tanaman murbei

dilakukan sebanyak empat kali selama satu tahun yaitu pada saat proses

pendangiran dilaksanakan (Kaomini, 1986).

Page 28: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

12

d. Budidaya Ulat Sutera

Ulat sutera adalah sejenis serangga yang termasuk ke dalam Ordo

Lepidoptera, yang mencakup semua jenis kupu-kupu dan ngengat. Ulat sutera

adalah serangga holometabola yang sudah mengalami metamorphosis sempurna,

dimana dalam siklus hidupnya melewati 4 stadia, yaitu telur, larva (ulat), pupa dan

ngengat atau yang lebih dikenal sebagai kupu-kupu. Selama proses

metamorphosis, stadia larva atau ulat adalah satu-satunya masa dimana ulat

makan, sehingga stadia larva merupakan masa yang sangat penting untuk sintesis

protein sutera dan pembentukan telur (Peter Reger,2003).

Sistematika ulat sutera adalah sebagai berikut:

Phyllum : Arthropoda.

Kelas : Insecta.

Ordo : Lepidoptera.

Familia : Bombycidae.

Genus : Bombyx.

Spesies : Bombyx mori L.

Ulat sutera merupakan hexapoda yang berguna sebagai penghasil benang

sutera. Dalam siklus hidupnya melalui metamorfosa sempurna (Holometabola),

yaitu selama siklus hidupnya melalui empat stadium yang berbeda : telur,

larva,pupa dan kupu-kupu.

Telur ulat sutera berbentuk bulat lonjong dengan berat sekitar 1 gr.

panjang telur 1–1,3 mm, lebar 0,9–1,2 mm dan tebal 0,5 mm dengan warna putih-

Page 29: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

13

putih kekuningan. telur biasanya menetas 10 hari setelah perlakua khusus, pada

suhu 25° C dan kelembaban udara 80–85 %. Ulat sutera terbagi lima instar, yaitu:

a. Instar 1,2 dan 3 disebut ulat kecil dengan umur sekitar 12 hari.

b. Instar 4 dan 5 disebut ulat besar dengan umur 13 hari

Tempat untuk pemeliharaan ulat kecil harus bersih, suhu ruangan 26 ° -

28° C, kelembaban udara 80 – 90% dengan cahaya dan sirkulasi udara cukup.

Pakan untuk ulat sutera adalah daun murbei. Untuk ulat kecil daun yang baik

berumur pangkasan 25 – 30 hari dengan waktu pengambilan pagi atau sore hari.

(Peter Reger,2003).

Cara pengambilan dauan untuk tiap instar pada ulat kecil berbeda. untuk

instar 1 lembar 3–5 dari pucuk, untuk instar 2 lembar 5–7 dari pucuk, dan instar

38–12 dari pucuk. untuk menjaga supaya ulat kecil tidak terkontaminasi

bakteri/penyakit maka dilakukan desinfeksi tubuh ulat degan menggunakan

campuran kaporit dengan kapur yang ditaburkan tipis dan merata pada tubuh ulat

dengan saringan, sebelum hakitake (pemberian makan pertama pada ulat yang

baru menetas) pada awal instar 2 dan awal instar 3.

Dalam pemberian pakan, daun yang diberikan harus daun yang baik, tidak

basah, segar dan bersih. Setelah hakitake selanjutnya ulat kecil diberi makan

sehari tiga kali. Bila sisa makan sudah banyak, dilakukan pembersihan tempat ulat

sebelum pemberian pakan, kecuali selama instar 1 tempat ulat tidak perlu

dibersihkan karena kotoran ulat masih sedikit. Jika terdapat ulat yang sakit dan

mati dimasukkan ke dalam tempat tertutup berisi bahan desinfektan.

Page 30: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

14

Bila pemeliharaan ulat besar dilakukan di tempat lain maka penyaluran

ulat dilakukan pada sore hari pada saat tidur instar 3, sehingga ulat tidak

mengalami gangguan yang berarti yang akan mengganggui kondisi fisiknya.

Sebelum pemeliharaan ulat besar, ruangan harus didesinfektan dengan

larutan kaporit yang disemprotkan secar merata ke seluruh ruangan. bangunan

untuk pemeliharan ulat besar terdiri dari ruangan tempat daun dan tempat

pemeliharaan. Suhu ruangan 22° - 25° C, kelembaban 70 – 75% dengan cahaya

dan aliran udara baik. Pakan untuk ulat besar adalah daun berumur pangkas 2,5 –

3 bulan. Pengambilan daun dilakukan pagi dan sore hari. Daun pakan yang

diberikan harus baik, tidak basah, segar dan bersih (Peter Reger,2003).

Daun diberikan sehari tiga kali, yakni pukul 07.00 sebanyak 25%, pukul

12.00 sebanyak 25% dan pukul 17.00 sebanyak 50%. Cabang daun diletakkan

berjajar, pangkal cabang diletakkan berlapis putar balik. Tempat ulat dibersihkan

terlebih dulu sebelum pemberian makan. Selain itu juga pada instar 4 pembersihan

tempat ulat dilakukan setelah ganti kulit, perterngahan instar dan menjelang ulat

tidur. Pada instar 5 pembersihan tempat ulat setelah ulat ganti kulit setiap sua hari

atau kotoran sudah terlalu banyak dan yang terakhir menjelang ulat mengkokon.

Seperti pada ulat kecil, pada ulat besar juga dilakukan desinfeksi tubuh

ulat dengan menggunakan campuran kapur dan kaporit yang ditaburkan tipis dan

merata pada tubuh ulat dengan menggunakan saringan atau kain kasa. Desinfeksi

ini dilakukan sebelum pemberian makan./ Setelah instar 5 ulat memasuki tahap

pengkokonan. Ulat sutera umumnya membuat kokon selama 2 – 3 hari. tanda-

tanda ulat akan membuatn kokon adalah sebagai berikut:

Page 31: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

15

a. Pada taraf instar 5, pembuatan kokon pada hari ke-7 dan ke-8.

b. Nafsu makan berkurangdan akhirnya berhenti makan.

c. Tubuh ulat menjadi tembus cahaya dan mengkerut.

d. Mulut ulat mengeluarkan serat sutera dan pada duburnya mengeluarkan

cairan berwarna kuning.

Pelaksanaan pengambilan kokon dapat dimulai 5–6 hari dari mulainya ulat

pertama mengkokon. Pemanenan kokon sebaiknya dilakukan tidak terlalu cepat

atau terlalu lambat. Kalau terlau cepat, pupa mudah pecah yang mengakibatkan

kokon kotor di dalam, sedangkan kalau terlalu lambat pupa akan segera berubah

menjadi kupu-kupu. Pada waktu panen, kokon segera dibersihkan dari ”floss”-

nya. Kemudian diadakan seleksi kokon yaitu kokon yang baik dipisahkan dari

kokon yang tidak baik. Kokon disimpan pada tempat yang baik, aman dari

gangguan hama seperti semut, tikus dan sebagainya. Setelah seluruh kokon

dipanen, semua peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan ulat besar

dibersihkan dan dapat dipersiapkan untuk pemeliharaan ulat berikutnya. (Peter

Reger,2003).

2.2. KPHL Walanae

Sebagai implementasi UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki luas kawasan hutan ± 2.725.796

Ha (Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI No. SK.434/Menhut-II/2009) telah

membentuk 16 unit KPH berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.

16 tahun 2017 sebagaimana yang telah diubah dalam Peraturan Gubernur

Sulawesi Selatan No. 134 Tahun 2017, dan terakhir dengan Peraturan Gubernur

Page 32: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

16

Sulawesi Selatan No. 45 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan pada Dinas Kehutanan Provinsi

Sulawesi Selatan.

Peraturan Gubernur tersebut di atas, kemudian oleh Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan berdasarkan Keputusan Menteri Nomor

SK.665/MENLHK/setjen/PLA.0/11/2017, tanggal 28 November 2017 tentang

Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Produksi Provinsi Sulawesi Selatan, menetapkan luas wilayah KPH di Provinsi

Sulawesi Selatan seluas ± 1.819.100 Ha;yang terbagi ke dalam 16 unit, yaitu

KPHL sebanyak 13 unit seluas ± 1.556.219 Ha dan KPHP sebanyak 3 unit dengan

luas± 262.881 ha. Dari total luas ± 1.819.100 Ha tersebut dibagi ke dalam fungsi

Hutan Lindung (HL) seluas± 1.212.258 Ha, Hutan Produksi Tetap (HPT) seluas ±

483.351 Ha dan Hutan Produksi (HP)seluas±123.491Ha.

Salah satu unit dari ke enam belas unit KPH yang ada di Sulawesi Selatan

adalah KPHL Unit XII Walanae dengan luas wilayah kelola ± 64.592 Ha, terdiri

dari Hutan Lindung (HL) seluas± 39.396 Ha, Hutan Produksi Tetap (HPT) seluas

± 11.035 Ha dan Hutan Produksi (HP) seluas±14.161Ha.

Selanjutnya, untuk melaksanakan tata kelola hutan yang terencana, UPT

KPHL Unit XII Walanae perlu menyusun sebuah dokumen perencanaan jangka

panjang yang penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup dan Kehutanan No.P.64/MenLHK-Setjen/2015 tentang Tata Cara

Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL dan KPHP.

Page 33: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

17

Penyusunan dokumen rencana pengelolaan ini diharapkan dapat menjadi

dokumen yang akan dipedomani oleh pihak pengelola KPHL Unit XII Walanae

dan seluruh stakeholder kehutanan secara umum. Data yang dilibatkan dalam

penyusunan rencana pengelolaan ini meliputi seluruh karakteristik ekologi, sosial

dan ekonomi serta dilengkapi dengan isu dan permasalahan yang dihadapi guna

membentuk baseline data dalam penentuan prioritas pengelolaan.

1. Pengelolaan Hutan Berbasisi Masyarakat (PHBM)

Pengelolaan Hutan Bebasis Masyarakat (PHBM) merupakan konsep

memiliki berbasis sama dengan pendekatan ADS (Atur Diri Sendiri) sebagaimana

yang dikemukakan oleh Otto Sumarwoto dan Satjipto Rahardjo bahwa pendekatan

kerjasama dalam mengelola sumber daya hutan, PHBM berwujud sebuah

kesepakatan/perjanjian antara pemerintah (Perhutani), sekelompok masyarakat

adat setempat dan pihak yang berkepentigan sebagairnana sudah dijelaskan

sebelumnya. Masing-masing pihak dihampkan memiliki kedudukan yang sama

(setam) dalam mewujudkan pengelolaan hutan yang berkeadilan dan

berkelanjutan (Barda NawawiArief (2008: 34)

Jika dilihat dari latar belakang timbulnya PHBM yang berawal dari

ketidak mampuan dalam mengatasi merebaknya kasus pencurian, berarti bahwa

penyelasaian secara hukum (dalan hal ini Hukum Pidana) mengalami kebuntuan,

maka PHBM dapat diartikan sebagai penyelesaian diluar hukum Pidana yang akan

mempunyai akibat yang lebih baik. Penyelesaian diluar ketentuan hukum pidana

tersebut bisa dikategorikan sebagai mediasi panel berupa konsiliasi yaitu suatu

usaha untuk menemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang baselisih dalam

Page 34: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

18

hal ini masyarakat pengambilan ilegal dengan Perhutanan, bagi tercapainya suatu

tujuan bersarna (yaitu berupa perjanjian Pl{BM).

Kondisi tersebut, sejalan dengan pemyataan Barda NawawiArief (2008:

34) bahwa walaupun pada umumnya penyelesalan sengketa di luar pengadilan

hanya ada dalam sengketa perdah, namun dalam praktek sering juga kasus pidana

diselesaikan di luar pengadilan melalui berbagai deskesi aparat penegak hukum

atau melalui mekanisme musyawara perdamaian atau lembaga pemanfaatan yang

ada dalam masyarakat (musyawarah keluarga, musyawarah desa, musyawarah

adat dsb).

Mediasi panel yang akhirnya membuahkan hasil yang berupa kesepakatan

tentang PHBM merupakan altematif yang patut dikembangkan sebab dapat

memiliki dampak pisikologis yang cukup baik bagi kelangsungan hubungan yang

baik antara PT.Perhutani dan masyarakat hutan sebab menurut Stefanie Trankle

dalam Barda Nawawi Arief(2008: 5-6)

2.3. Pemangku Kepentingan

Peran pemangku Kepentingang disebuah intitus maupun memiliki pengaru

yang penting bagi berkelangsungan institusi atau pun lembaga. Peran pemangku

kepentingan itu lebih sering di sebut dengan stakeholder. Stakeholder merupakan

sebuah frasa yang terbentuk dari dua buah kata, stake dan holder. Secara umum,

kata stakeholder dapat diterjemahkan dengan pemangku kepentingan. Berdasarkan

penjabaran diatas, secara garis besar konsep stakeholder sebagai individu atau

organisasi baik profit maupun non profit yang memiliki kepentingan dengan

perusahaan sehingga dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian

Page 35: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

19

tujuan perusahaan. Selain itu, stakeholder semua pihak baik internal maupun

eksternal yang memiliki hubungan mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat

langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan (Munawaroh, 2016:32-33).

Stakeholder adalah orang yang secara langsung atau tidak langsung

dipengaruhi oleh suatu hal, serta mereka yang mungkin memiliki kepentingan

dalam proyek dan atau kemampuan untuk mempengaruhi hasil, baik positif

ataupun negative (Munawaroh, 2016:32-33)

Selanjutnya stakeholder juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

1. Eksternal stakeholder merupakan sekelompok individu yang bukan

merupakan bagian dari anggota organisasi namun, mempengaruhi

organisasi. Sedangkan

2. internal stakeholder merupakan kelompok atau individu yang tidak secara

tegas menjadi bagian dari lingkungan organisasi karena sebenarnya internal

stakeholder adalah anggota dari organisasi, dimana para manajer memiliki

tanggung jawab atas kepentingan mereka.

Sedangkan menurut Freedman stakeholder merupakan kelompok atau

individu yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan

dari sebuah program. Budimanta dkk mengungkapkan bahwa, stakeholder juga

diartikan sebagai mereka yang memiliki kepentingan dan keputusan tersendiri,

baik sebagai individu maupun wakil kelompok jika memiliki karakteristik yaitu

mempunyai kekuasaan, legitimasi, kepentingan terhadap program(Saharuddin,

2013:23).

Page 36: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

20

2.4 Analisis Pemangku kepentingan

Analisis pemangku kepentinga bertujuan untuk menggambarkan peran

para pemangku kepentingan (baik yang terlibat langsung maupun yang berpotensi

terlibat) apa bila masyarakat ingin melakukan aktivitas pemanfaatan lahan pada

kawasan hutan KPHL Walane. Stakeholder dalam hal ini adalah

institusi/kelompok atau individu yang dapat dipengaruhi atau mempengaruhi

aktifitas pemanfaatan hutan pada areal KPHL Walanae. Menurut supratman

(2013) Analisis kekuatan (power), Kepentingan (intreset), dan legitimasi

(legitimate) atau disingkat PIL merupakan salah satu teknik analisis stakeholder.

Aspek kekuatan akan membantu memahami dan mengevaluasi sumber dan tingkat

kekuatan stakeholder dalam mempengaruhi aktivitas penggunaan/pemanfaatn

lahan pada kawasan hutan KPHL Walanae. Aspek kepentingan membantu untuk

mengevaluasi keuntungan dan kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh aktivitas

pemanfatan kawasan dalam areal KPHL Walanae, aspek legitimasi dengan status;

respek/penghargaan; prektise/gengsi; hak-hak, dan tanggung jawab para pihak

dalam aktivitas pemanfaatan/penggunaan lahan pada kawasan hutan (Supratman,

2013 dalam Hasanuddin Molo 2017).

KPHL Walanae. Adpun langkah-langkah analisis stakeholder adalah sebagai

berikut:

a. Membuat daftar para pihak yang berkepentingan

Para pihak yang terkait didaftar berdasarkan sifat keterkaitannya dalam

aktivitas pemanfaatan/penggunaan lahan pada kawasan hutan KPHL

Walanae baik pihak yang terkait langsung (primer) dan pihak yang tidak

Page 37: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

21

terkait langsung (sekunder). Pihak terkait langsung adalah pihak-pihak

yang mendapat manfaat atau dirugikan secara langsung dalam aktivitas

pemanfaatan/penggunaan lahan pada kawasan hutan KPHL Walanae.

Sedangkan pihak yang tidak terkait langsung adalah semua

kelompok/lembaga atau menjadi perantara dalam aktivitas

pemanfaatan/penggunaan lahan pada kawasan hutan KPHL Walanae.

Tabel 1 Daftar Skateholder terkait skema kolaborasi para pihak dalam

pengelola Ulat Sutera

Diadaftasi dari (Hasanuddin Molo, 2017)

b. Melakukan analisis terhadap Peran Pemangku kepentingan

Analisi dilakukan dengan memetakan kekuatan, interest, dan legitimasi

masing-masing skateholder ke dalam suatu matriks seperti Tabel 2 sebagai

berikut:

No Stakeholder Terkait

Langsung

Terkait tidak

Langsung

Page 38: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

22

Table 2 ; Matriks Analisis Peran Pemangku Kepentingan

Skateholder

Kekutan (power)

Kepentingan (interest)

Letigimasi (letigimacy)

Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil

Diadaftasi dari (Hasanuddin Molo, 2017)

Tabel 3 ; Matriks Analisis Stakeholder

No Matriks Keterkaitan

1 Pemerintah

2 Pelaku Usaha

3 Petani

4 Lembaga Keuangan

Diadaftasi dari (Hasanuddin Molo, 2017)

2.5. Klasifikasi Pemangku kepentingan/stakeholder

Secara umum, Stakeholder dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatan,

posisi, dan pengaruhnya. Adapun klasifikasi stakeholder adalah sebagai

berikut:(Crosby, 1992).

1. Stakeholder Primer.

Stakeholder primer ini berhubungan langsung dengan pembuatan

kebijakan, program, dan proyek. Mereka merupakan penentu utama dalam

kegiatan pengambilan keputusan.

2. Stakeholder Sekunder

Stakeholder sekunder adalah pihak yang tidak berkaitan langsung terhadap

suatu kebijakan, prog ram, dan proyek. Namun stakeholder sekunder

punya keprihatinan dan kepedulian sehingga ikut menyuarakan pendapat

Page 39: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

23

yang bisa mempengaruhi sikap stakeholder utama dan keputusan legal

pemerintah

Pihak terkait (stakeholder) yang memiliki kepentingan dalam pengembangan

persuteraan alam memiliki tugas dan fungsi masing –masing diantaranya (Crosby,

1992).

1. Pemerintah

Pemerintah berkepentingan untuk membangun perekonomian berbasis

kerakyatan yang mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat luas

terutama masyarakat pedesaan, yaitu dengan cara membuka lapangan

kerja, penyerapan tenaga kerja dan penghapusan kemiskinan serta

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan perolehan devisa Negara.

2. Pelaku usaha

Pelaku usaha memiliki kemampuan, fasilitas produk dan pasar

berkepentingan agar usaha yang dijalankan berkembang, menguntungkan

dan berkelanjutan.

3. Petani

Petani selaku pemasok bahan baku (kokon) berkepentingan terhadap

kepastian usahanya karena adanya jaminan pasar yang menguntungkan.

4. Lembaga keuangan

Lembaga keuangan (Bank dan Non Bank) mempunyai kepentingan untuk

menyalurkan dana yang dimilikinya untuk usaha produktif dari nasabah

yang baik dan memberikan keuntungan

Page 40: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

24

2.6. Kerangka Pikir

Persuteraan

Petani

Masalah Persuteraan

- Bibit masih sulit

dijangkau oleh petani

- Sering terjadi gagal

panen

- Mudah Terserang

hama dan penyakit

- Harga kokon tidak

tetap

Parapihak/

stakehoder

Analisis

stakeholder

Peran pemangku

kepentingan dalam

pengelolaan ulat

sutera

Page 41: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

25

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Penelitian

Penelitan ini dilaksanakan kurang lebih 2 (dua) bulan, yaitu pada bulan

Oktober sampai bulan Desember 2019. Penelitian ini dilaksanakan di kampong

Sabbe’ta Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng

3.2. Objek dan Alat Penelitian

1) Objek penelitian

Adapun objek penelitian ini adalah:

1. Pemangku Kepentingan

2. Ulat Sutera

3. Tanaman Murbei

2) Alat penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Alat tulis untuk mencatat setiap informasi responden.

2. Kuisioner, dipergunakan untuk mengisi daftar pertanyaan.

3. Buku yang digunakan untuk mengisi daftar pertanyaan.

4. Kamera untuk dokumentasi.

3.3. Jenis Data

Jenis data yang dikumpukan yaitu data primer data sekunder. Data primer

adalah data yang diperole dengan melakukan pengamatan atau wawancara

langsung di kelurahaan tempat penelitian dan berpedoman pada daftar pertanyaan

yang telah disampaikan, sedangkan data sekunder adalah data yang di peroleh

peneliti yang terkait dengan penelitian ini.

Page 42: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

26

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh melelui pengamatan langsung

melalui observasi dan wawancara langsung dengan responden pada objek

yang diteliti.

Data primer ini berasal dari Pemangku Kepentingan yaitu:

1. KPHL Walanae

2. Perum perhutani

3. BPSKL

4. Petani

5. Pemintal

6. Penenun

Adapun data yang di kumpulkan sebagai berikut:

1. Data primer dari KPHL

Peran Pegawai KPHL meliputi kegiatan:

a. Pembinaan

b. Memberi bantuan

2. Data primer dari perum perhutani

Peran perum perhutani meliputi kegiatan:

a. Sebagai penyedia bibit ulat sutera

b. Meningkatkan kualitas bibit ulat sutera

c. Meningkatkan kualitas murbei

d. Pemberdaya masyarakat, pengembangan pasar

3. Data primer dari petani

Peran petani meliputi kegiatan:

Page 43: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

27

e. Sumber bibit ulat sutera

f. Cara pemeliharaan ulat sutera

g. Sumber pakan

1. Jumlah

2. Kualitas

3. Umur

h. Produksi ulat sutera

i. Produksi benang sutera

j. Pengelolaan benang sutera

4. Data primer dari Penenun

Produksi meliputi:

a. Jumlah

b. Jenis

c. Pemasaran

- Harga

- tujuan

d. Lama pengerjaan

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari Kantor Desa berupa

dokumen-dokumen dan literature yang relevan serta dari data statistik.

Page 44: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

28

3.4. Analisis Data

Menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan disajikan dalam

bentuk Narasi, Tabel, Diagram, dan Gambar.

3.5. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini meliputi seluruh kelompok masyarakat yang

tergabung dalam kelompok tani sutera terutama yang ada di kampung Sabbe’ta

yang beranggotakan 12 orang yang dimana peneliti melakukan dengan cara

melalui wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan alat

kuisioner pada saat penelitian, pemilihan responden dilakukan dengan cara

metode sampling kuota dalam 4 kelompok tani yang ada di Kampung Sabbe’ta.

Metode sampling kuota meliputi:

1. Kelompok Tani

- Ketua

- Anggota

Informan khusus meliputi:

1. KPHL Walanae

2. Perum perhutani

3. BPSKL

4. penenun

3.6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode

observasi yaitu meninjau dan mengamati langsung di lapangan. Selain itu

digunakan metode kuisioner yaitu dengan melakukan wawancara langsung

Page 45: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

29

dengan masyarakat yang ada di kampung Sabbe’ta Desa Pising Kecamatan Donri-

Donri Kabupaten Soppeng.

a. Observasi adalah tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengadakan pertanyaan langsung terhadap objek yang akan diteliti.

b. Wawancara adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara menyampaikan

pertanyaan yang akan dijawab kepada informan kunci dan responden, atau

tekhnik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui

daftar pertanyaan pada setiap responden untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan sehingga penelitian dapat lebih terstruktur. Informasi yaitu data

primer yang berhubungan deng an tujuan penelitian.

Page 46: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

30

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Keadaan Fisik

4.1.1. Letak Geografis

Desa pising secara administrasi pemerintah berada dalam wilayah

Kecamatan Donri-Donri , Kabupaten Soppeng , Sulawesi Selatan. Desa Pising

merupakan salah satu dari 9 desa kecamatan Donri-Donri. Desa ini terletak 3 km

ke selatan dari ibukota Kecamatan Donri-Donri. Desa Pising Memiliki luas

wilayah ± 786 Ha2 dengan batas wilayah desa sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

b. Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Labokong dan Kelurahan Salokaraja,

Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pesse, Kabupaten Soppeng.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pesse dan Desa Sering, Kabupaten

Soppeng.

4.1.2. Topografi

Desa Pising berada pada ketinggian 300 – 600 mdpl (Meter Di Atas

Permukaan Laut) dengan keadaan topgrafi datar, agak datar sampai

bergelombang. Dilihat dari kelerengannya, adalah berkisaran antara 0 – 15%.

4.1.3. Klimatologi

Keadaan iklim pada suatu daerah sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan, perkembangan serta produksi tenaman. salah satu faktor iklim yang

sangat berperan terhadap tertumbuhan tanaman adalah curah hujan. Data curah

Page 47: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

31

hujan selama lima tahun terakhir di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri dapat

dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Data Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Selama 5 Tahun Terakhir di Desa

Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

Bulan Curah Hujan (mm)

Jumlah Rata-Rata 2014 2015 2016 2017 2018

Januari 208 253 204 219 253 1.137 227,4

Februari 160 221 193 209 246 1.029 205,8

Maret 155 162 175 214 168 874 174,8

April - 12 6 - - 18 3,6

Mei - 33 - - 42 75 15

Juni 109 87 34 - - 230 46

Juli 172 123 - 20 17 332 66,4

Agustus 192 - 65 - - 257 51,4

September 124 83 - - - 275 55

Oktober 215 203 132 85 33 668 133,6

November 167 120 187 96 54 624 124,8

Desember 52 72 86 112 219 541 108,2

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019.

Berdasarkan data yang diperoleh dari periode 2014 – 2018 dapat dilihat

rata-rata curah hujan tahunan. Nilai rata-rata bulan basah, bulan kering, dan bulan

lembab lima tahun terakhir di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Bulan Basah, Bulan Kering, dan Bulan Lembab selama 5 Tahun

Terakhir di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

No Tahun Bulan Basah Bulan Kering Bulan Lembab

1 2014 9 3 -

2 2015 6 3 3

3 2016 5 5 2

4 2017 4 6 2

5 2018 4 8 -

Jumlah 28 25 7

Rata-Rata 5,6 5 1,4

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019.

Page 48: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

32

Selama kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah bulan basah 28 dengan

rata-rata 5,6 bulan kering sebanyak 25 dengan rata-rata 5 dan bulan lembab

sebanyak 7 dengan rata-rata 1,4. dengan demikian berdasarkan data tersebut dapat

ditentukan nilai Q untuk mengetahui tipe iklim di Desa Pising, Kecamatan

Donri-Donri, Kabupaten Soppeng yaitu:

Tabel 6. Klasifiksi iklim menurut Schimdt-Ferguson

Tipe Iklim Nilai Q Keterangan

A 0 < Q < 0,143 Sangat Basah

B 0,143 < Q < 0,333 Basah

C 0,333 < Q < 0,600 Agak basah

D 0,600 < Q < 1000 Sedang

E 1000 < Q < 1,670 Agak Kering

F 1,670 < Q < 3.000 Kering

G 3.000 < Q < 7.000 Sangat Kering

H 7.000 < Q Luar biasa Kering

Sumber :Data Skunder Desa Pising 2019

Q =

x100%

=

x100%

= 0,89 x 100%

= 89%

= 0,89

Berdasarkan penggolongan iklim dari Schmid dan Fergusson, yaitu nilai

Q diatas 0,600 – 1,000 maka tipe iklim Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng termasuk Kedalam tipe Iklim D (sedang).

Page 49: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

33

4.2. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

4.2.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu negara atau

wilayah dan sekaligus sebagai modal utama suatu negara dikatakan berkembang

atau maju, bahkan suksesnya pembangunan disegala bidang dalam negara tidak

bisa terlepas dari peran penduduk, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik,

budaya dan pendidikan, sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik

maupun nonfisik. Oleh karena kehadiran dan perannya sangat menentukan bagi

perkembangan suatu wilayah, baik dalam sekala kecil maupun besar.

Penduduk Desa Pising terdiri dari 776 KK dengan total jumlah 2.623

jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.213 jiwa dan perempuan sebanyak

1.410 jiwa yang tersebar dalam 2 dusun dengan perincian dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Penduduk di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng Tahun, 2019

No Dusun Jumlah Jiwa

Jumlah Jumlah KK

Laki-laki Perempuan

1 Amessangeng 567 643 1.210 364

2 SoliE 646 767 1.413 412

Jumlah 1.213 1.410 2.623 776

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019

Tabel 7 menjelaskan bahwa jumlah penduduk terbanyak di Desa Pising

berada di dusun SoliE yakni 1.413 jiwa dengan perbandingan laki-laki sebanyak

646 jiwa sedangkan perempuan berjumlah 767 jiwa dengan jumlah KK sebanyak

412 jiwa.

Page 50: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

34

4.2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Keadaan penduduk berdasarkan umur di Desa Pising terhitung mulai

angka bayi sampai lanjut usia. Keadaan umur penduduk Desa Pising masih sangat

potensial untuk mengembangkan satu titik usaha yang maksimal karena masih

banyak mendominasi oleh umur yang masih produktif, sehingga pola pikir untuk

mengembangkan usaha di bidang kehutanan terkhusus pada penciptaan ekonomi

sampingan pada tahapan usaha-usaha sampingan, adapun rincian umur dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng Berdasarkan Tingkat Umur, 2019

No Tingkat Umur

(Tahun)

Laki-laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa) Jumlah (Jiwa)

1 0 – 15 Tahun 300 385 685

2 16 – 30 Tahun 205 217 422

3 31 – 45 Tahun 257 273 530

4 46 – 60 Tahun 261 304 565

5 61 Tahun keatas 190 231 421

Jumlah 1.213 1.410 2.623

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019

Pada Tabel 8, menunjukkan bahwa penyebaran penduduk menurut ingkat

umur yang didominasi antara umur 46 – 60 tahun dengan jumlah 565 jiwa,

sedangkan yang paling rendah yaitu antara umur 61 tahun keatas dengan jumlah

421 jiwa.

4.2.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Pendidiakan adalah suatu usaha unutk menghasilkan perubahan-

perubahan pada perilaku manusia. Perubahan perilaku yang ditimbulkan oleh

proses pendidikan dapat dilihat melalui, perubahan dalam hal pengetahuan,

Page 51: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

35

perubahan dalam keterampilan atau kebiasaan dalam melakukan sesuatu, dan

perubahan dalam sikap mental yang bersifat formal maupun informal. Oleh karena

itu, data penduduk berdasarkan pendidikan merupakan hal yang cukup untuk

diketahui, adapun data penduduk berdasarkan pendidikan di Desa Pising,

Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rincian Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-

Donri, Kabupaten Soppeng

No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Usia 3 sampai 6 tahun yang belum masuk PAUD

(TK/Kelompok Bermain) 46 34 80

2 Usia 3 sampai 6 tahun yang masuk PAUD

(TK/Kelompok Berm ain) 27 33 60

3 Usia 7 sampai 18 tahun yang tidak pernah

sekolah 15 8 23

4 Usia 7 sampai 18 tahun yang tidak sedang

sekolah 40 39 79

5 Usia 18 sampai 56 tahun yang tidak pernah

sekolah 180 215 395

6 Usia 18 sampai 56 tahun yang pernah SD tapi

tidak tamat 104 84 188

7 Tamat SD atau sederajat 3 1 4

8 Usia 12 sampai 56 tahun tidak tamat SLTP 3 1 4

9 Usia 18 sampai 56 tahun tidak tamat SLTA 1 2 3

10 Tamat SMP atau sederajat 100 83 183

11 Tamat SMA atau sederajat 25 25 50

12 Tamat D1 atau sederajat 29 37 66

13 Tamat D2 atau sederajat 5 2 7

14 Tamat D3 atau sederajat 2 1 3

15 Tamat S1 atau sederajat 31 44 75

16 Tamat S2 atau sederajat 2 1 3

17 Tamat S3 atau sederajat - - -

Jumlah 613 610 1.223

Sumber : Data Sekunder Desa Pisisng, 2019

Tabel 9, terlihat bahwa jumlah pendidikan berdasarkan data yang tercatat

pada tahun 2019, menunjukan bahwa Usia 18 sampai 56 tahun yang tidak pernah

sekolah berjumlah 395 orang, dimana jumlah laki-laki sebanyak 180 orang dan

perempuan sebanyak 215 orang. Hal tersebut dapat diartikan Desa Pising

Page 52: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

36

tergolong tingkat pendidikannya masih rendah karena jarak sekolah jauh sehingga

sulit untuk melanjutkan pendidikan.

4.2.4. Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng sebagian besar adalah petani, selebihnya adalah buruh tani, tukang kayu,

pedagang, peternak dan tukang jahit. Untuk lebih jelasnya mata pencaharian

penduduk Desa Pising dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Mata Pencaharian Penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang)

1 Petani 303

2 Buruh Tani 236

3 Buruh / Swasta 37

4 Pegawai Negeri 98

5 Pengrajin 25

6 Pedagang 12

7 Peternak 57

8 Perikanan 13

9 Montir 17

10 Tenaga Medis 5

11 Tukang Jahit 20

12 Tukang Batu 35

13 Tukang Kayu 72

14 Pekerjaan/Usaha lainnya 38

Jumlah 968

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019

Tabel 10, menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Desa Pising,

Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng mempunyai mata pencaharian dari

sector pertanian sebanyak 303 orang dan yang terendah mata pencaharian yaitu

tenaga medis dengan jumlah 5 orang. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas

perekonomian didominasi oleh sector pertanian.

Page 53: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

37

4.2.5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dan sangat

dibutuhkan oleh masyarakat karena amat berhubungan dari berbagai segi

kehidupan jasmani maupun rohani, jenis sarana yang ada di Desa Pising,

Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng antara lain sarana pendidikan,

sarana tempat ibadah dan kesehatan adapun rincian sarana dan prasarana dapat

dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Sarana dan Prasarana Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng

No Sarana dan Prasarana Jumlah (unit)

1 Kantor Desa 1

2 PAUD 2

3 TK 1

4 SD 3

5 SMP 1

6 Masjid 4

7 Puskesmas Pembantu (Pustu) 1

8 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 2

9 Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) 1

10 Sarana Olahraga 6

11 Tempat Pemakaman Umum 5

12 Pos Ronda 5

Jumlah 32

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019

Tabel 11, menjelaskan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa

Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng yang terbanyak adalah

sarana olahraga dengan jumlah 6 unit. Sedangkan sarana dan prasarana yang

paling sedikit adalah TK, SMP, Pustu dan Posbindu dengan jumlah 1 unit. Sarana

dan prasarana ini wajib menjadi perhatian pemerintah setempat untuk

Page 54: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

38

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang ada di Desa Pising,

Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

4.3. Kelembagaan

Kelembagaan yang berada di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng sebagian besar bergerak diwilayah pertanian yang memang

menjadi mata pencaharian utama dari penduduk Desa Pising, hal tersebut

tergambar dalam Tabel 12.

Tabel 12. Unit Kelembagaan Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten

Soppeng

No Nama Kelembagaan Jumlah (Unit)

1 Kelompok Tani Tanaman Pangan 4

2 Kelompok Tani Perkebunan 4

3 Kelompok Tani Sutera 4

4 Kelompok Tani Perternakan 2

5 Kelompok Tani Perikanan 2

6 Kelompok PKK 3

Jumlah 19

Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019

Tabel 12, menunjukkan bahwa kelompok tani pertanian sebanyak 8

kelompok yang dari kelompok tani tanaman pakan dan kelompok tani

perkebunan. Dari 4 kelompok tani sutera yang masih eksis, salah satu kelompok

adalah kelompok Tani Sabbe’ta yang beranggotakan 12 orang.

Page 55: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

39

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Identitas responden merupakan keadaan yang menggambarkan keadaan

umum dari responden masyarakat petani sutera yang masih aktif. Identitas

responden yang dikaji dalam penelitian ini meliputi : jenis kelamin, umur, tingkat

pendidikan, dan luas lahan nilam responden

5.1.1. Jenis Kelamin Responden

Kriteria berdasarkan berdasarkan jenis kelamin peneliti gunakan

untuk membedakan responden laki-laki dan perempuan. Jumlah responden

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 12 di bawa ini:

Tsbel 13. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

Responden Presentase%

1 Laki- laki 2 20%

2 Perempuan 8 80%

Jumlah 10 100%

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019.

Dari Tabel 13. Di atas menujukan bahwa dari 10 responden di

kampong Sabbe’ta desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupten

Soppeng pengelola ulat sutera dominan perempuan yang memelihara ulat

sutera dengan jumlah 8 responden dan laki-laki 2 responden.

Page 56: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

40

5.1.2. Umur Responden

Dalam pelaksanaan pengelolaan persuteraan alam di Kampung

Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng

terdapat 10 responden yang dipilih secara purposive sampling. Responden

terdiri dari 2 orang laki-laki dan 8 orang perempuan yang diwawancarai

dengan metode wawancara terstruktur menggunakan kuisioner dengan

umur responden di rata- ratakan 54 tahun

Tabel 14. Karakteristik responden petani sutera alam berdasarkan kelompok

umur di Kampung Sabbe’ta Desa Pising, Kcamatan Donri-Donri,

Kabupaten Soppeng.

No

Rata-Rata

Kelompok

Umur

Jumlah Responden Presentase%

1 ≤ 54 2 20%

2 ≥54 8 80%

Jumlah 10 100%

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019.

Dari Tabel 14 diatas menunjukkan bahwa dari 10 respomden di

kampong Sabbe’ta desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupten Soppeng

usia petani sutera pada umumnya di rata-ratakan umur 54 dan dominan

perempuan yang memelihara ulat sutera dengan jumlah 8 responden dan

presentasenya 80% dan laki- laki 2 responden dan presentase 20%..

5.1.3. Tingkat Pendidikan Responden Pengelola Persuteraan Alam

Pendidikan sangat penting dimiliki bagi seseorang. Tingkat

pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pada mengelolah usaha

mereka dalam bertani ulat sutera untuk meningkatkan jumlah produksi dan

pendapatannya. Tingkat pendidikan dan besar pendapatan seseorang juga

Page 57: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

41

mempunyai hubungan satu sama lain. Semakin tinggi pendidikan

seseorang, maka semakin banyak pula pengetahuan dan pengalaman yang

di peroleh sehingga mereka mampu untuk menerapkan dalam kehidupan

terutama dalam mengelolah tanaman murbei. untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 13 berikut.

Tabel 15. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Respondan Petani Sutera Kampung

Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng

No. Tingkat pendidikan Jumlah responden

(orang) Persentase (%)

1. Tidak tamat SD 0 0 %

2. SD 4 40 %

3. SMP 0 0 %

4. SMA/SMK 5 50 %

5. S1 1 10%

Jumlah 10 100 %

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 15 menunjukkan bahwa dari 10 responden di

kampong Sabbe’ta desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng

terdapat 4 orang yang tamat SD dengan persentase 40% dan yang tamat SMA

sebanyak 15 orang dengan persentase 50% sedangkan untuk tingkat pendidikan

S1 terdapat 1 orang dengan persentase 10%

Page 58: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

42

5.1.4. Luas Lahan Responden Pengelola Ulat Sutera

Luas lahan tanaman murbei dari peteni sutera memiliki luas yang

berbedah-bedah Luas kepemilikan lahan petani dapat dilihat pada Tabel

berikut :

Tabel 16. Tabel luas kepemilikan lahan petani responden.

No. Nama Responden Luas Tanaman Murbei (ha)

1. Manji 1

2. Haerana 0,5

3. Andi fitriani 1

4. Nursamang 0,5

5. Mardawia 0,5

6. Muliati 0,5

7. Makka 1

8. Nurdin 1

9. Jumria 0,5

10. Nursi 0.5

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasakan Tabel 16 dapat dilihat bahwa kepemilikan lahan petani

didalam penelitian ini dapat dibedakan atas beberapa luasan lahan yaitu :> 1.0

Ha, 0.5 – 1.0 Ha dan <0.5 Ha serta tidak memiliki lahan (0 Ha). Umumnya

petani pemilik lahan dengan luasan antara 0.5 – 1.0 ha mampu mencukupi

kebutuhan pakannya, karena ada mekanisme penjatahan telur ulat sutera

sebesar 0.5 – 1.0 box per rumah tangga.

5.2. Budidaya Murbei dan Ulat Sutera

1. Budidaya tanaman Murbei

Budidaya tanaman murbei meliputi pembibitan, persiapan tanam,

penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen yang dilakukan secara

intensif dengan memperhatikan konservasi tanah dan air. BPSKL dan Perum

Page 59: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

43

Perhutani sebagai BUMM sekktor kehutana dengan dengan tugas dan

peranya agen pembangunan ikut berperan aktif dalam uasaha persuteraan

alam terutamaa meningkatkan kualitas murbei

a. Pemeliharaan Hal-hal yang harus dilakukan adalah penyiangan,

pendangiran, pemangkasan, pemupukan serta pengendalian hama dan

penyakit.

b. Panen dan Pasca Panen Tanaman murbei memerlukan pemangkasan atau

pruning berkala, tanaman yang telah dipangkas dengan baik akan

menumbuhkan tunas muda yang cukup banyak dan dapat dimanfaatkan

sebagai makanan ulat sutera

2. Pemelihara Ulat Suter

Pemeliharaan ulat sutera ini jika dilihat dari segi pemenuhan

tenaga kerja untuk pengelolahan tanaman murbei dilakukan oleh para petani

sendiri sedangkan pada pemeliharaan ulat sutera para petani juga tidak

mempergunakan tenaga kerja untuk memelihara ulat suteranya, melainkan

para petani itu sendiri saja yang melakukan pemeliharaan di kolong rumah

masing-masing dari umur ulat sehari hingga umur ulat pada saat pemintalan

atau biasanya rata-rata 21 hari.

Rata-rata petani pemelihara ulat sutera yang mulai dengan umur

ulat sehari hingga dilakukannya pemintalan mereka mampu mengelola

sendiri dari hasil pemeliharaannya da nada juga yang menyewa tenaga kerja

untuk pemintalan. Para petani yang ada di Kampung Sabbe’ta desa Pising

Page 60: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

44

sekarang ini melakukan pemeliharaan secara individu bukan secara

berkelompok lagi.

Dengan adanya beberapa kelompok tani yang ada di Kampung

Sabbe’ta desa Pising mereka merasa mampu memilihara secara individu

dibandingkan memelihara secara kelompok, yang dimaksud pemeliharaan

berkelompok itu ketua kelompok tani dan anggotanya telah sepakat untuk

penempatan ulat yang telah ada disalah satu rumah petani yang bersedia

menampung bibit ulat yang banyak. Tetapi untuk sekarang ini petani sutera

di Kampung Sabbe’ta desa Pising melakukan pemeliharaan ulat sutera secara

individu karena petani merasa lebih mendapatkan keuntungan yang lebih

dengan cara memelihara secara individu dibandingkan secara berkelompok.

Rata-ratanya petani tidak menggunakan tenaga kerja untuk

pemeliharaan ulat sutera ini melainkan mereka memelihara ulat hingga

pemintalan secara individu, tetapi ada petani setelah melakukan pengokonan

petani tersebut tidak melakukan pemintalan sendiri, dikarenakan petani itu

tidak memiliki alat pemintalan dan dari sisi lain petani itu juga merupakan

kerja sampingan dalam melakukan pemeliharaan ulat sutera ini.

Dengan tidak adanya alat pemintalan ulat sutera petani menyewa

tenaga kerja untuk melakukan pemintalan kokon tersebut. Dari tenaga kerja

yang disewakan petani untuk melakukan pemintalan tenaga kerja tersebut

melakukan hitungan untuk pemintalan dengan seharga Rp. 60.000,- per

kilogram benang untuk upah sewa tenaga kerja pemintal dan ada juga yang

bekerja dalam perperiode dengan upah 700.000 per periode. Tenaga kerja

Page 61: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

45

untuk pemintalan kokon berasal dari kelurahan itu sendiri, petani lain yang

sedang melakukan pemintalan pada kokonnya sendiri disitulah petani lainnya

melakukan penyewaan tenaga kerja untuk dibuatnya menjadi benang sutera.

Petani yang menyewa tenaga kerja tidak hanya memilih begitu saja

untuk melakukan pemintalan pada kokon yang dihasilkan dalam

pemeliliharaan ulat suteranya melainkan petani tersebut mencari tenaga kerja

yang cara mengerjakan pemintalannya maksimal dan bagus.

Karena pada saat proses pemintalan cara pemintalannya kurang

baik para pedagang juga mengetahui bahwa pada saat sudah menjadi benang

proses pemintalannya baik atau buruk, dengan cara menandakan pada saat

pemintalan dilakukan proses pemintalan untuk menjadi benang sutera itu

tidak putus-putus sehingga dari hasil pemintalannya menghasilkan benang

sutera yang baik dan memiliki nilai jual yang tinggi sehingga lebih

menguntungkan lagi untuk para petani sutera. Maka dari itulah dalam

pemenuhan tenaga kerja petani juga harus memilih-milih dengan baik agar

proses pengerjaan kokonnya menjadi baik dan yang dihasilkan pada saat

menjadi benang juga dihasilkannya dengan baik.

Pengelolahan hasil pemelihara ulat sutera tergantung dari berapa

box yang petani dipelihara. Penghasilan para petani yang didapatkan

tergantung dari bibit apa yang mereka pelihara, misalnya bibit lokal dan bibit

China. Dari harga bibit China dengan bibit lokal jauh berbeda dengan hasil

yang diuntungkan karena para pedagang lebih memilih benang sutera dari

hasil pemeliharaan bibit Cina.

Page 62: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

46

Harga bibit China seharga kurang lebih Rp 320.000 perbox

sedangkan bibit lokal dengan harga kurang lebih Rp 80.000 perbox. Dari

harga bibit saja petani bisa menerka bahwa hasil kokon dari bibit China jauh

lebih baik dan lebih menguntungkan. Akan tetapi saat ini bibit China sudah

tidak diijinkan lagi untuk masuk dalam pemasaran karena adanya larangan

dari pemerintah. Tetapi apabila dengan adanya program impor kembali bibit

China kepada para petani maka petani lebih merasa diringankan dan tidak

terbebani lagi dengan masalah perolehan bibit yang baik.

Hasil dari kokon pemeliharaan bibit China dibandingkan dengan

bibit lokal yang dipelihara petani jauh baik.kokon yang dihasilkan bibit China

sangat memuaskan sedangkan kokon yang dihasilkan bibit lokal kadang tak

sesuai dengan yang diharapkan oleh petani. Dalam satu box bibit China bisa

menghasilkan 50 kg kokon dan menghasilkan benang sebanyak 4-5 kg

benang, otomatis petani akan menghasilkan Rp. 2.500.000/ bulan (panen).

Seperti yang kita ketahui harga benang saat ini berkisar Rp.400.000,00 –

500.000,00 perkilonya. Sedangkan bibit lokal menghasilkan setengah dari

yang dihasilkan bibit China kadang kala juga bibit lokal tak ada hasil

sedikitpun diakibatkan karena kualitas bibit yang kurang baik. Maka dari itu

petani mengharapkan program penyediaan bibit yang berkualitas agar usaha

tani mereka bisa sukses kembali.

Dengan adanya masalah tersebut sekarang ini petani sutera sudah

berkurang yang memelihara hanya sebagian dari petani yang hanya

mengharapkan dari hasil tani ulat sutera tersebut. Karena hanya dengan

Page 63: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

47

bertani ulat sutera ini mereka bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga

mereka. Akan tetapi dengan meningkatnya harga benang petani bisa

mendapatkan keuntungan dari hasil pemintalan tersebut.

Berikut Tabel 17 Distribusi Persentase Responden Pemelihara Ulat

Sutera Menurut Pendapatan perbulan (setiap kali panen) secara individu.

Tabel 17. Distribusi Persentase Responden Pemelihara Ulat Sutera dan

Pemintal Menurut Pendapatan perbulan (setiap kali panen) secara

individu.

No. Jumlah Pendapatan Perbulan Banyaknya Persentase

(100%)

1. Rp. 900.000 – Rp. 1.500.000 1 10

2. Rp. 500.000 – Rp. 900.000 5 50

3. Rp. 200.000 – Rp. 500.000 4 40

Jumlah 10 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Dari Tabel 17 diatas dapat dilihat bahwa presentase dari pendapatan

setiap kali panen (Perbulan), harga dari pendapatan RP.900.000 –

RP.1.500.000 persentasenya 10%, RP.500.000 – RP.900.000 persentasenya

50%, dan RP.200.000 -. RP.500.000 persentasenya 40%.

5.3.Perkembangan Lembaga Pengelola Persuteraan Alam

Kelembagaan merupakan suatu tatanan dan pola hubungan antara

anggota masyarakat atau organisasi yang saling mengikat yang dapat

menentukan bentuk-bentuk hubungan antara manusia dan atau antara

organisasi. Kelembagaan juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting

dalam upaya mencapai tujuan. Hasil pengamatan lapangan menunjukan bahwa

tujuan pengembangan persuteraan alam di daerah ini masih jauh dari yang

diharapkan. Namun upaya-upaya terus dilakukan untuk memantapkan sistem

kelembagaan usaha persuteraan alam rakyat di Kabupaten Soppeng. Saat ini di

Page 64: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

48

Kabupaten Soppeng terdapat lembaga yang mengurusi persuteraan al am di

daerah ini mulai dari hulu hingga hilir.

Pada tahun 1990 Pemerintah membangun Proyek Pembinaan

Persuteraan Alam Sulawesi Selatan. Tahun 1978 sampai dengan 1985 diadakan

kerjasama teknik antara Direktorat Jenderal Kehutanan dengan Pemerintah

Jepang dalam kegiatan Persuteraan Alam melalui Proyek Kerjasama ATA-72.

Pada tahun 1984 dengan Keputusan Mentri Kehutanan No.097/kpts-II/1984

ditetapkan organisasi dan Tata Kerja Balai Persuteraan Alam, dengan tugas

melaksanakan dan memberikan bimbingan teknis persuteraan alam.Untuk

menyelenggarakan tugas tersebut Balai Persuteraan Alam mempunyai fungsi

melakukan produksi dan penyaluran telur ulat sutera, memberikan bimbingan

teknis persuteraan alam, melakukan perakitan dan uji coba teknik persuteraan

alam, melakukan urusan tata usaha.

Lembaga yang ada di Kabupaten Soppeng yang mengurusi sutera alam

antara lain adalah:

1. Balai Perhutanan Ssosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL)

2. Perum Perhutani

3. KPHPL Walanae

Untuk mencapai tujuan pengembangan persuteraan alam di daerah ini,

maka lembaga-lembaga tersebut perlu diberi peran sesuai tugas pokok dan

fungsi masing-masing lembaga tersebut sehingga kegiatan persuteraan alam di

daerah ini benar-benar berjalan dengan sistem pengelolaan terpadu.

Page 65: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

49

5.4. Peran Pemangku kepentingan Persuteraan Alam

Peran Pemangku Kepentingan (stakeholder) yang memiliki kepentingan

dalam pengembangan persuteraan alam.Stakeholder memiliki tugas dan fungsi

masing-masing :

1. Balai Perhutanan Soaial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL)

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 tentang Perhutanan Sosial (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1663) tentang

Penyelenggaraan kerja sama pemanfaatan hutan pada kawasan hutan produksi,

dapat berupa usaha pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan dan

pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu. Sala satu Pemanfaatan

Kawasan pada kawasan Hutan Produksi yaitu Budidaya Ulat Sutera.

Struktur organisasi Balai Persuteraan Alam terdiri atas Kepala Badai,

Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Produksi dan Penyaluran Telur, Seksi

Bimbingan Teknis dan Kelompok Tenaga Teknik Persuteraan Alam terdapat

di Ujung Pandang Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 1986 dengan

Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: 02/Menhut-II/86

ditetapkan Crash Program Penanganan Persuteraan Alam di Sulawesi Selatan.

Dalam keputusan tersebut diinstruksikan kepada Direktur Jenderal Reboisasi

dan Rehabilitasi Lahan; Kepada Badan Penelitian dan Pengembangan

Kehutanan dan Direktur Utama Perum Perhutani untuk segera melakukan

crash program penanganan persuteraan alam di Provinsi Selawesi Selatan

dibawah koordinasi Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan.

Page 66: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

50

Fungsi masing-masing adalah sebagai berikut: Direktorat Jenderal

Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan melaksanakan kegiatan-kegiatan dibidang:

Penyuluhan persuteran alam dan paket teknologi tepat guna, Sertifikasi

bibit/telur ulat sutera, monitoring dan evaluasi pelaksanaan, pengembangan

dan dampak budidaya persuteraan alam. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kehutanan melaksanakan kegiatan dibidang Pemuliaan ulat dan pohon

murbei, Pengendalian hama dan penyakit, Pengadaan Penciptaan teknologi

baru dibidang pengusahaan persuteraan alam.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Balai Persuteraan Alam

mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana pengembangan persuteraan alam.

b. Pemeliharaan bibit induk ulat sutera.

c. Pengujian mutu dan penerapan teknologi persuteraan alam.

d. Pemantauan produksi, peredaran dan distribusi bibit telur ulat sutera.

e. Pelaksanaan sertifikasi dan akreditasi lembaga sertifikasi ulat sutera.

f. Pengelolaan sistem informasi persuteraan alam.

g. Pelaksa naan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai

2. Perum Perhutani

Perum perhutani sebagai BUMN di sektor kehutanan dengan tugas dan

perannya sebagai agen pembangunan ikut berperan aktif dalam pengembangan

usaha persuteraan alam. Perum Perhutani melaksanakan kegiatan dibidang

pengusahaan persuteraan alam meliputi produksi dan penyaluran telur,

Page 67: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

51

pemintalan dan pemasaran benang sutera termasuk penyediaan sarana

produksi.

Penyebab utama anjloknya produksi sutera alam Sulawesi Selatan

karena adanya gangguan penyakit seperti virus dan bakteri.Produksi benang

sutera alam di Sulawesi Selatan mengalami penurunan drastis. Pada tahun

2008 Sulawesi Selatan masih mampu menghasilkan 36,7 ton benang sutera.

Jumlah itu lebih tinggi dari produksi tahun 2009 yang mencapai 15,8 ton.

Sedangkan pada tahun 2010 menunjukan produksi benang sutera di Sulawesi

Selatan hanya mencapai 14,9 ton.

3. KPHL Walanae

KPHP Walanae merupakan unit pelaksana teknis pada dinas kehutanan

dan perkebunan kabupaten Soppeng yang mempunyai tugas pokok sebagai

tempat pengembangan sutera alam. Ditandai dengan dibangunnya tempat

pemeliharaan sutera alam dan kokon serta penanaman murbei. Sehingga

nantinya masyarakat akan dilibatkan dalam pengelolaan sutera alam di KPHL

Walanae tersebut. KPHL Walanae sebagai penyedia lahan dan memberikan

fasilitas untuk pengembangan persuteraan alam di Kabupaten Soppeng, tapi

yang mengelola lahan tersebebut adalah masyarakat.

Penetapan Wilayah KPH Provinsi Sulawesi Selatan oleh Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan berdasarkan Keputusan Menteri Nomor S

K.665/MENLHK/setjen/PLA. 0/11/2017, tanggal 28 November 2017 tentang

Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan

Hutan Produksi Provinsi Sulawesi Selatan, menetapkan luas wilayah KPH di

Page 68: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

52

Provinsi Sulawesi Selatan seluas ± 1.819.100 Ha;yang terbagi ke dalam 16

unit, yaitu KPHL sebanyak 13 unit seluas ± 1.556.219 Ha dan KPHP

sebanyak 3 unit dengan luas± 262.881 ha. Dari total luas ± 1.819.100 Ha

tersebut dibagi ke dalam fungsi Hutan Lindung (HL) seluas± 1.212.258 Ha,

Hutan Produksi Tetap (HPT) seluas ± 483.351 Ha dan Hutan Produksi

(HP)seluas±123.491Ha, terdiri dari Hutan Lindung (HL) seluas± 39.396 Ha,

Hutan Produksi Tetap (HPT) seluas ± 11.035 Ha dan Hutan Produksi (HP)

seluas±14.161Ha.

Pengelolaan Hutan Produksi Pada Dinas Kehutanan Kabupaten

Soppeng KPHL Walanae dibentuk sebagai penyelenggara salah satu tugas

model yaitu pengembangan sutera alam. Dalam rangka mendukung

Pelaksanaan Tugas KPH Kab/Kota dibentuk resort KPH Kab/Kota yang

dipimpin oleh Kepala Resort KPH Kab/Kota yang berada dibawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala KPH Kab/Kota.

Tabel 18. Daftar Peran Pemangku Kepentingan yang terkait skema kolaborasi

para pihak dalam pengelola Ulat Sutera

Sumber :Data Primer Setelah Diolah 2019

Dari Tabel 18 diatas menjelaskan bahwa peran pemangku kepentingan

terkait langsung dalam skema kolaborasi para pihak dalam penyelolaan ulat sutera

yang ada di Kabupaten Soppeng, di mana Perum perhutani berkaitan langsung

No Stakeholder

Terkait

Langsung

Terkait tidak

Langsung

1 Perum Perhutani -

2 KPHL Walanae -

3 BPSKL -

4 Pemeliharaan ulat sutera (Petani) -

5 Pemintal -

6 Penenun -

Page 69: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

53

dalam pengelola ualat sutera karena produksi dan penyuluhan telur, KPHL

Walanae Berkaitan langsung karena sebaagai penyenlanggara dan membanguan

tempat pemeliharaan sutera alam dan kokon serta penanaman murbei, BPSKL

berkaitan langsung karena memberikan penyuluhan persuteraan alam dan praket

teknologi tepat guna, sertifikasi bibit/telur ulat sutera, Pemeliharaan Ulat Sutera

(Petani) berkaitan langsung karena Sebagai pemeran utama dalam pengembangan

persuteraan alam, Pemintal berkaitan langsung dalam pengelola kokon menjadi

benang, dan Penenun berkaitan langsunga karena sebagai pembuatan kain dari

benang sutera

Table 19. Matriks Analisis Peram Pemangku Kepentingan

Skateholder

Kekutan (power)

Kepentingan (interest)

Letigimasi (letigimacy)

Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil

Perum

Perhutani

KPHL Walane

BPSKL

Petani

Pemintal

Penenun

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

Dari Tabel 19. Matriks analisis Peran Pemangku Kepentingan yang terkait

skema kolaborasi para pihak dalam pengelolaan Ulat Sutera bahwa dari segi

kekuatan, kepentingan dan letigimasi semua stekholder menunjukan hubungan

yang besar seperti berikut ini:

1. Perum Perhutani Sebagai BUMN memiliki kekuatan, Kepentingan, dan

Letigimasi besar karena Perum Perhutani melaksanakan kegiatan dibidang

pengusahaan persuteraan alam meliputi produksi dan penyuluhan telur,

Page 70: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

54

pemintalan dan pemasaraan benang sutera termasuk penyadiaan sarana

produksi.

2. KPH Walanae Kekuatan, kepentingan, dan Letigimasi hubungannya

sangat besar karena sebagai penyelenggara dan membanguan tempat

pemeliharaan sutera alam dan kokon serta penanaman murbei sehingga

nantinya masyarakat akan dilinatkan dalam pengembangan persuteraan

alam.

3. BPSKL Kekuatan, kepentingan, Letigimasi hubungannya besar karena

memberikan penyuluhan persuteraan alam dan praktek teknologi tepat

guna, sertifikasi bibit/telur ulat sutera, monitoring dan evaluasi

pelaksanaan pengembanagn dan dampak budidaya persuteraan alam.

4. Petani Kekuatan, kepentingan, Letigimasi hubungannya besar karena

Sebagai pemeran utama dalam pengembangan persuteraan alam.

5. Pemintal Kekuatan, kepentingan, Letigimasinya besar karena Sebagai

pemintalan kokon dari petani ulat sutra.

6. Penenun Kekuatan, kepentingan, Letigimasinya besar karena sebagai

buatan kain dari benang sutera .

Tabel 20. Matriks Analisis Keterkaitan Stakeholder

No Matriks Keterkaitan

1 Pemerintah Terkait

2 Pelaku Usaha Terkait

3 Petani Terkait

4 BUMN Terkait

Sumbe : Data Primer Setelah Diolah 2019

Dari Tabel 20. Mununjukan bahwa hubungan antara stakeholder dengan

petani persutraan alam terkait satu sama lain, dimana stakeholder memiliki peran

Page 71: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

55

sangat penting dalam kegiatan persuteraan ini. Untuk mengetahui tugas pokok

dari pemangku kepentingan dapat dilihat pada Tabel 20 berikut ini.

Pihak terkait (Stakeholder) yang memiliki hubungan keterkaitan dan

kepentingan dalam pengembangan persuteraan alam dan memiliki tugas dan

fungsi masing-masing di antaranya pada bagan berikut:

Gambar 2. Hubungan Keterkaitan

1. Pemerintah

Pemerintah berkepentingan untuk membangun perekonomian berbasis

kerakyatan yang mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat luas terutama

masyarakat pedesaan, yaitu dengan cara membuka lapangan kerja, penyerapan

tenaga kerja dan penghapusan kemiskinan serta meningkatkan pertumbuhan

ekonomi daerah dan perolehan devisa Negara.

Berkembangnya kapasitas wirausaha akan menggerakkan usaha-usaha

baru yang pada gilirannya menggerakkan ekonomi dan menciptakan lapangan

pekerjaan. Untuk mendukung hal tersebut, peningkatan efisiensi dengan

pemanfaatan teknologi digital pun diharapkan akan membawa dampak yang

BUMN

pemerintah Pelaku Usaha

Petani

Page 72: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

56

signifikan terhadap peningkatan daya saing perekonomian Indonesia.

Pemerintah dapat memberikan bantuan modal usaha bagi para petani ataupun

pelaku usaha melalui lembaga keuangan.

2. Pelaku usaha

Pelaku usaha memiliki kemampuan, fasilitas produk dan pasar

berkepentingan agar usaha yang dijalankan berkembang, menguntungkan dan

berkelanjutan. Pelaku usaha dengan pemerintah melakukan kerja sama

mendapatkan izin untuk membuka usaha, baik usaha mikro maupun usaha

makro. Keterkaitan pelaku usaha dengan petani yaitu menjadi mitra kerja

dalam menampung atau membeli hasil dari petani. Kemudian keterkaitan

pelaku usaha dengan lembaga keuangan yaitu pelaku usaha bisa mendapatkan

modal awal dalam membuka usaha.

3. Petani

Petani selaku pemasok bahan baku (kokon) berkepentingan terhadap

kepastian usahanya karena adanya jaminan pasar yang menguntungkan. Petani

dalam keterkaitannya dengan pemerintah yaitu mendapatkan bantuan usaha

kerja berupa alat dan bahan dalam proses pengelolaan ulat sutera. Katerkaitan

petani dengan pelaku usaha yaitu petani menjadi pemasok bahan baku atau

bahan mentah bagi pelaku usaha ulat sutera. Kemudian untuk keterkaitan

petani dengan lembaga keuangan yaitu petani mendapatkan dana untuk

kegiatan usaha dalam rangka meningkatkan kesejateraan para petani atau

menyalurkan dana yang dimilikinya untuk usaha produktif dari nasabah yang

baik dan memberikan keuntunga

Page 73: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

57

4. BUMN

Perum perhutani sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di

sektor kehutanan dengan tugas dan perannya sebagai agen pembangunan ikut

berperan aktif dalam pengembangan usaha persuteraan alam. Perum Perhutani

melaksanakan kegiatan dibidang pengusahaan persuteraan alam meliputi

produksi dan penyaluran telur, pemintalan dan pemasaran benang sutera

termasuk penyediaan sarana produksi.

Tabel 21. Tugas Pokok dari para pihak Pemangku kepentingan dalam pengelolaan

sutera alam..

No Instansi Tugas Pokok

1 Perum Perhutani

Sebagai penyedia bibit ulat sutera,

peningkatan kualitas bibit ulat sutera,

peningkatan kualitas murbei, pemberdayaan

masyarakat, pengembangan pasar.

2 KPHL Walanaee

Menyediakan penyuluh terhadap petani,

bantuan sarana dan perlindungan terhadap

tanaman murbei dan pemeliharaan ulat

sutera

3 BPSKL

Penyusunan rencana pengembangan

persuteraan alam, pemeliharaan induk bibit

ulat sutera, pengujian mutu dan penerapan

teknologi persuteraan alam.

4 Pemelihara Ulat Sutera

(Petani)

Sebagai pemeran utama dalam

pengembangan persuteraan alam

5 Pemintalan Sebagai pemintalan kokon dari petani ulat

sutra

6 Penenun Menenun benang sutera yang suda di pintal

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

Dari Tabel 21. Menunjukan bahwa setiap responden memiliki tugas pokok

dari para pihak pemangku kepentingan dalam pengelolaan ulat sutera dari Perum

Perhutani sebagai penyadiaan bibit ulat,meningkatkan kualitas bibit,

meningkatkan kualitas murbei, dan memberdaya masyarakat dari KPHL Walanae

Page 74: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

58

menyediakan penuluhan terhadap petani bantuan sarana pemaliharaan ulat sutera

sedangkan BPSKL menyusun rencana pengembangan persuteraan alam,

pemeliharaan bibi ulat sutera, dan peranan teknologi persuteraan alam, kemdian

pemeliharaan ulat sutera sebagai peran utama dalam pengembangan persuteraan

alam.

Berikut tabel tingkat kepentingan dari para pihak stakeholder terhadap

kelembagaan pengelolaan sutera alam dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 22. Seberapa penting peran para pihak terhadap pengelola ulat sutera

No Para pihak

Tingkat

kepentingan para

pihak

1= Tdk penting

2= Agak penting

3= Cukup Penting

4= Sangat penting

5= Penting sekali

Tingkat pengaruh para

pihak

1= Tdk berpengaruh

2= Agak berpengaruh

3= Cukup berpengaruh

4= Sangat berpengaruh

5=berpengaruh sekali

1 Perum Perhutani 5 5

2 KPHL Walanee 3 3

3 BPSKL 5 5

4 Pemelihara Ulat Sutera

(Petani) 5 5

5 Pemintalan 5 5

6 Penenun 5 5

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

Dari Tabel 22 diatas dapat disimpulkan bahwa setiap stakeholder memiliki

kepentingan yang sangat penting terhadap pengelolaan sutera alam, karena pada

setiap pihak memiliki peran dan fungsi masing-masing yang berperan dalam

pengembangan pengelolaan sutera alam di antaranya:

1. Perum Perhutani memiliki tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh dalam

pengelola ulat sutera karena sebagai penyedia bibit ulat sutera, meningkatkan

Page 75: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

59

kualitas bibit ulat sutera, tanaman murbei, pemberdayaan masyarakat, dan

pengembangan pasar.

2. KPHL Walanae memiliki tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh dalam

pengelolaan ulat sutera karena menyediaka penyuluh terhadap petani bantuan

sarana pemelihara ulat sutera.

3. BPSKL memiliki tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh dalam

pengelolaan ulat sutera karena dapat menyusun rencana pengembagan

persuteraan alam, pemeliharaan induk bibit ulat sutera, meguji mutu dan

penerapan teknologi persuteraan alam.

4. Petani memiliki tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh dalam pengelolaan

ulat sutera karena petanilah sebagai peran utama dalam pegembangan

persuteraan alam.

5. Pemintalan memiliki tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh dalam

pengelolaan ulat sutera alam karena sebagai pemintalan kokon dalam dari

hasil pemeliharaan dari petani.

6. Penenun memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh dalam pengelolaan ulat

sutera karena pembuatan benang sutera dari hasil pemintalan.

5.5. Perkembangan Persuteraan Alam di Kampung sabbe’ta desa Pising

Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng

Kabupaten Soppeng merupakan salah satu dari 3 (tiga) kabupaten di

Provinsi Sulawesi Selatan yang menjadi daerah pengembangan utama persuteraan

alam. Kabupaten yang menjadi daerah pengembangan persuteraan alam di

Sulawesi Selatan yakni: 1) Kabupaten Wajo, 2) Kabupaten Soppeng dan 3)

Page 76: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

60

Kabupaten Enrekang. Kondisi persuteraan alam di Kabupaten Soppeng mulai dari

hulu hingga hilir saat ini, bervariasi dari satu kecamatan dengan kecamatan

lainnya. Saat ini kelompok tani yang aktif menanam murbei di Kabupaten

Soppeng di Kampung sabbe’ta desa Pising Kecamatan Donri-Donri sebanyak 4

kelompok tani.

Hasil wawancara dengan pelaku usaha persuteraan alam di Kampung

Sabbe’ta, desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng menunjukan

bahwa penurunan aktivitas persuteraan alam di daerah ini, secara umum

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

1. Tidak tersedianya telur ulat berkualitas dalam jumlah yang cukup dan tersedia

pada saat diperlukan.

2. Tidak tersedianya tenaga penyuluh yang mendampingi petani dalam usaha

persuteraan alam.

3. Kurangnya perhatian pemerintah daerah dalam kebijakan penganggaran dan

pengorganisasian petani sutera.

4. Belum tersedianya sarana dan prasarana pengendalian penyakit dan kesehatan

ulat.

5. Kurang perhatiannya petani terhadap proses pemeliharaan ulat sutera yang

baik dan benar

6. Harga kokon yang rendah sehingga usaha persuteraan alam tidak mampu

bersaing dengan komoditas pertanian lainnya seperti jagung kuning di

Kabupaten Soppeng, Wajo dan beberapa daerah lainnya serta hortikultura dan

Page 77: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

61

sayur-sayuran di Kabupaten Enrekang. Ketiga daerah tersebut merupakan

sentra persuteraan alam di Sulawesi Selatan.

7. Tidak tersedianya modal bagi petani sutera alam.

8. Adanya persaingan tidak sempurna dalam penjualan hasil tenun.

Ketujuh faktor tersebut di atas yang menyebabkan kurang berkembangnya

usaha persuteraan alam di Kabupaten Soppeng.

Oleh karena itu, selama generasi dengan budaya sutera ini masih ada,

maka strategi dan upaya untuk mengembangkan persuteraan alam ini memiliki

peluang untuk bangkit kembali. Semua hambatan-hambatan yang ada perlu diatasi

secara bersama-sama dalam satu keterpaduan yang terkordinir dengan baik dan

melibatkan semua pemangku kepentingan di daerah ini.Untuk itu Pemerintah

Kabupaten Soppeng perlu mengambil inisiatif untuk mengembangkan kembali

persuteraan alam di daerah ini.

Page 78: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

62

Berikut tabel hasil wawancara dengan pelaku pengelolaan persuteraan

alam di Kabupaten Soppeng.

Tabel 23. .Hasil wawancara dengan pelaku pengelolaan persuteraan alam di

Kabupaten Soppeng.

No. Responden Hasil Wawancara

1. Perum Perhutani

Selaluh melakuakn penyuluhan yang mendampingi petani dalam usaha

persuteraan alam.

Kurang perhatiannya petani terhadap proses pemeliharaan yang baik dan benar

2. BPSKL Selaluh melakukan penyuluhan dan

mendampingi petani dalam usaha

persuteraan alam.

4. KPHL Walanae Melakukan penyuluhan terhadap petani,

bantuan sarana pemeliharaan ulat sutera,

5. Pemelihara Ulat Sutera

Tidak tersedianya telur ulat berkualitas

dalam jumlah yang cukup dan tersedia pada

saat diperlukan

Harga kokon yang rendah

6. Penenun Penenun yang di gunakan bukan asli orang

soppeng tapi dari wajo

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019

Dari Tabel 23. Menunjuka bahwa hasil wawancara dari setiap responden,

dari Perum Perhutani selaluh pehatiannya petani terhadap proses pemeliharaan

yang baik dan benar dan BPSKL melakukan penyuluhan yang mendampingi

petani dalam usaha persuteraan alam, KPHL Walanae belum persedianya sarana

dan prasarana pengendalian penyakit dan kesehatan ulat sedangkan pemeliharaan

ulat sutera tudak tersedianya telur ulat berkualitas dalam jumlah yang cukup dan

persedia pada saat di butukan.

Page 79: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

63

Untuk mengembangkan kembali persuteraan alam di Kabupaten Soppeng,

maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Ketersediaan bibit

Bibit ulat sutera merupakan salah satu komponen utama dalam

budidaya ulat sutera. Bibit ulat sutera yang berkualitas baik harus tersedia

dalam jumlah yang cukup dan tersedia pada saat diperlukan. Bibit ulat sutera

yang dibudidayakan oleh masyarakat di Kabupaten Soppeng pada umumnya

dipasok oleh Perum Perhutani dan impor dari China. Distribusi telur baik dari

Perum Perhutani maupun dari import, pada umumnya tidak diikuti pembinaan

dan petunjuk yang jelas tentang bagaimana memperlakukan bibit-bibit

tersebut dengan baik sesuai kondisi yang diperlukan masing-masing bibit.

Akibatnya adalah munculnya persepsi tentang adanya perbedaan hasil dari

kedua bibit tersebut. Bahkan yang lebih memprihatinkan adalah munculnya

anggapan bahwa bibit jenis tertentu lebih baik dari bibit yang lainnya.

2. Kesehatan Ulat

Salah satu faktor penting dalam keberhasilan budidaya ulat adalah

kesehatan ulat. Kesehatan ulat ini dapat dibagi atas kesehatan yang terkait

dengan pathogen/virus dan kesehatan ulat yang terkait dengan lingkungannya.

Kedua faktor kesehatan dalam pemeliharaan ulat tersebut di atas ini tidak

banyak mendapat perhatian dari petani. Banyak ulat yang pertumbuhannya

tidak optimal baik karena serangan pathogen/virus maupun karena kesehatan

lingkungannya tidak baik. Di beberapa daerah sentra budidaya ulat, terjadi

kegagalan disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap kesehatan ulat ini.

Page 80: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

64

Oleh karena itu, dalam upaya mengembangkan kembali persuteraan

alam di Kabupaten Soppeng ini maka diperlukan penyuluh yang akan

mendampingi petani dalam melakukan usaha budidaya sutera alam ini.

Penyuluh harus memahami dengan baik persyaratan lokasi tempat budidaya

ulat dan mengetahui dengan baik gejala berbagai penyakit dan langkah

pengendaliannya. Secara umum lokasi budidaya ulat sutera harus terbebas dari

sampah dengan bau yang menyengat, asap, kebisingan, tembakau dan lain-

lain. Lokasi harus bersih, dengan udara yang segar serta suhu dan kelembaban

yang ideal.

3. Pembinaan

Pembinaan merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan

usaha pemeliharaan ulat sutera. Pembinaan meliputi aspek manajemen usaha,

pilihan teknologi, fasilitas permodalan dan pemasaran hasil. Dalam upaya

mengembangkan kembali persuteraan alam di daerah ini maka pembudidaya

ulat sutera perlu dibentuk dalam kelompok tani sutera alam. Pembinaan

dilakukan melalui kelompok pembudidaya ulat sutera. Dengan pembinaan

yang baik diharapkan pengembangan persuteraan alam akan tercapai dan

kejayaan persuteraan alam di Kabupaten Soppeng akan kembali.

Kegiatan pengembangan persuteraan alam di Kabupaten Soppeng

dapat ditemui di beberapa kecamatan yang ada. Khususnya dalam

pengembangan persuteraan alam dan produksi benang sutera terkonsentrasi di

Ka mpung Sabbe’ta desa Pising Kecamatan Donri-Donri.

Page 81: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

65

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian dapat di simpulkan sebagai berikut:

1. Para Pemangku kepentingan dalam Pengelolaan Ulat Sutera di Kampung

Sabbe’ta, desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng meliputi:

Pemerintah dalam hal ini melelui UPT, BPSKL, KPH Walanae, BUMN

(Perum Perhutani), petani, dan Penenun.

2. Peran pemangku kepentingan dalam kegiatan persuteraan meliputi:

a. BUMN (Perum Perhutani) melaksanakan kegiatan dibidang pengusahaan

persuteraan alam meliputi produksi dan penyaluran telur, pemintalan dan

pemasaran benang sutera termasuk penyediaan sarana produksi.

b. Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) berfungsi

memberikan penyuluhan persuteran alam dan paket teknologi tepat guna,

Sertifikasi bibit/telur ulat sutera, monitoring dan evaluasi pelaksanaan,

pengembangan dan dampak budidaya persuteraan alam.

c. KPHL Walanae berperan sebagai penyelenggara salah satu tugasnya

adalah membangun tempat pemeliharaan sutera alam dan kokon serta

penanaman murbei sehingga nantinya masyarakat akan dilibatkan dalam

dalam pengembangan persuteraan alam.

d. Petani sebagai peran utama dalam pengelola dan pengembangan

persuteraan alam

e. Penenun sebgai pembuatan kain dari hasil benang sutera yang suda di

pintal.

Page 82: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

66

6.2. Saran

Adapun saran-saran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah :

1. Perlu diadakan peningkatan penyuluhan dalam pemeliharaan ulat sutera agar

menghasilkan produk kokon yang lebih baik.

2. Perlu diadakannya penyediaan bibit unggul agar menghasilkan produk kokon

yang lebih baik lagi.

Page 83: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

67

DAFTAR PUSTAKA

[BPA] Balai Persuteraan Alam. 2010. Statistik Pengembangan Persuteraan Alam

Tahun 2010. Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Rehabilitasi

Lahan dan Perhutanan Sosial: Bili-Bili

Crosby, B.L. 1992. Stakeholder Analysis: A vital tool for strategic managers.

Technical Notes, No. 2, Washington DC : Agency for International

Development, 1992

Molo Hasanuddin. 2017. Model Kolaborasi Menejemen Pengelolaan Huatan Blok

pemberdayaan Kesatuan pengelolaan Hutan produksi Awota Kabupaten

Wajo, Provensi Sulawesi Selatan. Deskripsi Fakultas Kehutanan

Universitas Hasanuddin. Makassar.

Kaomini, 1986, Perbandingan tumbuhan beberapa jenis murbei (morus sp) di

Peyakumbuh Sumatera Barat. Bulletin Penelitian Hutan

Kartasubrata J. 1986. Partisipasi Rakyat Dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan

Hutan di Jawa (Studi Kehutanan Sosial di Daerah Kawasan Hutan

Produksi, Hutan Lindung dan Hutan Konservasi). [disertasi] Program

Pasca Sarjana IPB. Bogor

[Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 4 Juni 2014. Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor SK.507/Menhut-II/2014 tentang Penetapan Areal Kerja Hutan

Desa Nagari Paru. Jakarta

Kumar, S. N. 2015. Strategies for adoption of appropriate innovations and

technologies for the development of sericulture in SAARC countries. In

T. R. Gurung, S. M. Bokhtiar, & D. Kumar (Eds.), Sericulture Scenario

in SAARC Region

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berdasarkan Keputusan Menteri

Nomor SK.665/MENLHK/setjen/PLA.0/11/2017, tanggal 28 November

2017 tentang Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi

Munawaroh, Kholifatul. 2016. Koordinasi Multistakeholder dalam Proses

Rekruitmen Buruh Migran Asal Kabupaten Lampung Timur (studi

tentang Koordinasi Multistakeholder di Kecamatan Way Jepara,

Page 84: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

68

Kabupaten Lampung Timur). Skripsi. Bandar Lampung: Universitas

Lampung. Hlm.32- 33

Nurhaedah. 2013. Parapihak dalam pengembangan persuteraan alam. Info Teknis

Eboni, 10(1): 26–36

Nurrochmat, D.R., Hasan, M.F., Suharjito, D., Hadianto, A., Ekayani, M.,

Sudarmalik., Purwawangsa, H., Mustaghfirin, Ryandi, E.D. 2012.

Ekonomi Politik Kehutanan. Mengurai Mitos dan Fakta Pengelolaan

Hutan. INDEF: Jakarta

Peter Reger, 2003, Ulat Sutera dan Produksi Kokon, Regeonal Economis

Development Program, GTZ Jerman, Jakarta

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 tentang Perhutanan Sosial

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1663) tentang

Penyelenggaraan kerja sama pemanfaatan hutan pada kawasan hutan

produksi

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.P.64/MenLHK-

Setjen/2015 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan

Jangka Panjang KPHL dan KPHP.

Sadapotto, A., Kartodihardjo, H., Triwidodo, H., Darusman, D., Sila, M. 2010.

Penataan Institusi untuk Peningkatan Kinerja Persuteraan Alam di

Sulawesi Selatan. Jurnal Forum Pascasarjana. 33 (2) 2010: pp 133-140

Sadapotto, A. 2010. Penataan Institusi untuk Peningkatan Kinerja Persuteraan

Alam di Sulawesi Selatan: Studi Komparasi di Enrekang, Soppeng dan

Louding City, Cina [ d i s e r t a s i ] . B o g o r ( I D ) : S e k o l a h

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

Susatejo, Budi, (2008); Pengembangan Persuteraan Alam di Jawa Barat.

Makalah. Dinas Pembinaan dan Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan

Provinsi Jawa Barat

Page 85: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

69

LAMPIRAN

Page 86: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

70

Lampiran 1. Data Mentah

No. Nama

Responden Usia

Jenis

Kelamin

(L/P)

Agama Pendidikan Suku Pekerjaan

Uatama

Pekerjaan

Sampingan Asal Daerah

Jumlah Anggota

Keluarga

1. Nurdin 64 L Islam SMA bugis Petani sutra Mobiler Soppeng 2

2. Manji 60 P Islam SD Bugis Petani sutra berkebun Soppeng 5

3. Baharuddin S.E

52 L Islam

S1 Bugis

Pegawai Perum

perhutani petani

Soppeng

4

4. Mardawia 60 P Islam SMA Bugis Petani sutra - Soppeng 1

5. Nursamang 56 P Islam SD Bugis Petani sutra - Soppeng 1

6. Haerana 79 P Islam SD bugis Petani Sutra - Soppeng 4

7. Muliyati 49 P Islam S1 Bugis Petani Sutra - Soppeng 6

8. Andi Fitriani 33 P Islam SMA Bugis Petani Sutra - Soppeng 5

9. Andi Rosida 45

P Islam S3

Makassar PNS Dinas

Kehutanan -

Makassar 5

10. Makka 53 L Islam SD Bugis Petani Sutra - Soppeng 2

.11 Jumria 46 P Islam SMA Bugis Petani Sutera - Soppeng 4

12 Nursi 44 P Isalam SMA Bugis Petani Sutra - Soppeng 3

13 Nurul huda

yahya 38 P Islam S1 Makassar PNS - Makassar 4

14 Abdul Rakhman

Hmil 58 L Islam S1 Makassar PNS - Makassar 5

Page 87: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

71

Lampiran 2. Kuisioner Penelitiam

KUISIONER UNTUK PERUM PERHUTANI

Kuisioner Penelitian

Peran pemangku dalam pengelola ulat sutera di kampung Sabbe’ta Desa Pising

Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

A. Identitas Responden

No. urut responden : .....................................................................

Tanggal Wawancara : .....................................................................

Nama Responden : .....................................................................

Umur : .....................................................................

Jenis Kelamin : .....................................................................

Agama : .....................................................................

Status : 1. Menikah

2. Belum Menikah

Pekerjaan : 1. Pokok : ....................................

: 2. Sampingan : ....................................

Jumlah anggota keluarga : .....................................................................

Pendidikan Terakhir : .....................................................................

B. Perum Perhutani

1) Bagaimana hubungan perhutani dengan Petani?

.............................................................................................................................

2) Bagaimana hubungan perhutani dengan Dinas Kehutanan?

............................................................................................................................

3) Bagaimana hubungan perhutani dengan Balai Persuteraan?

............................................................................................................................

4) Apa peran dan fungsi Perhutani dalam pengembang sutera di lokasi?

............................................................................................................................

5) Berapa produksi dan penyaluran telur?

............................................................................................................................

Page 88: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

72

6) Dimana saja disalurkan?

............................................................................................................................

7) Apakah perum membeli kokon? Jika ya, berapa harganya?

............................................................................................................................

8) Berapa macam bibit yang diproduksi?

............................................................................................................................

Page 89: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

73

KUISIONER UNTUK KPHL WALANAE

Kuisioner Penelitian

Peran pemangku dalam pengelola ulat sutera di kampung Sabbe’ta Desa Pising

Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

A. Identitas Responden

No. urut responden : ..........................................................................

Tanggal Wawancara : ..........................................................................

Nama Responden : ..........................................................................

Umur : ..........................................................................

Jenis Kelamin : ..........................................................................

Agama : ..........................................................................

Status : 1. Menikah

: 2. Belum Menikah

Pekerjaan : 1. Pokok :..............................................

: 2. Sampingan :..............................................

Jumlah anggota keluarga : ..........................................................................

Pendidikan Terakhir : .........................................................................

B. KPHL Walanae :

1. Bagaimana hubungan KPHL Walanae dengan Petani Sutera?

.......................................................................................................................

2. Bagaimana hubungan KPHL Walanae dengan Perum Perhutani?

.......................................................................................................................

3. Sebagai lembaga Pembina, bagaimana hubungan kerja dengan Balai

Persuteraan Alam?

.......................................................................................................................

4. Bagaimana peran KPHL Walanae terhadap petani sutera?

.......................................................................................................................

5. Lembaga apa saja yang terlibat dalam pengelolaan persuteraan alam?

.......................................................................................................................

6. Peraturan-peraturan apa saja yang dipakai dalam Persuteraan Alam?

.......................................................................................................................

Page 90: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

74

7. Bagaimana melaksanakan aturan-aturan tersebut?

.......................................................................................................................

8. Bagaimana struktur organisasi dalam Dinas Kehutanan?

.......................................................................................................................

9. Apa peran penting terbentuknya kelompok tani?

.......................................................................................................................

10. Berapa jumlah kelompok tani yang akan di kembangkan?

.......................................................................................................................

Page 91: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

75

KUISIONER UNTUK BPSKL

Kuisioner Penelitian

Peran Pemngku Kepentingan dalam Pengelola Ulat Sutera di Kampung Sabbe’ta,

Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

A. Identitas Responden

No. urut responden : ......................................................................

Tanggal Wawancara : ......................................................................

Nama Responden : ......................................................................

Umur : ......................................................................

Jenis Kelamin : ......................................................................

Agama : ......................................................................

Status : 1. Menikah

2. Belum Menikah

Pekerjaan : 1. Pokok : ..................................

: 2. Sampingan : ..................................

Jumlah anggota keluarga : ......................................................................

Pendidikan Terakhir : ......................................................................

B. Instansi Balai Persuteraan :

1. Apa hubungan Balai Persuteraan dengan Perum Perhutani?

...........................................................................................................

2. Apa hubungan Balai Persuteraan dengan KPHL Walanae?

............................................................................................................

3. Sejak kapan kelembagaan pemeliharaan ulat sutera terbentuk?

4. Apakah ada aturan-aturan yang terkait dalam persuteraan? Jika ada, tertulis

atau tidak tertulis? .............................................................................

5. Apa peranan BPSKL dalam pengembangan persuteraan di Kabupaten

Soppeng?

...........................................................................................................

6. Apa peran penting terbentuknya kelompok tani?

...........................................................................................................

Page 92: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

76

7. Bagaimana mekanisme penentuan ketua kelompok tani?

...........................................................................................................

8. Apa peran lembaga pengelola suteranya?

............................................................................................................

Page 93: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

77

KUISIONER UNTUK PEMELIHARAAN ULAT SUTRA

Kuisioner Penelitian

Peran pemangku dalam pengelola ulat sutera di kampung Sabbe’ta Desa Pising

Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

A. Identitas Responden

No. urut responden : ..........................................................................

Tanggal Wawancara : ..........................................................................

Nama Responden : ..........................................................................

Umur : ..........................................................................

Jenis Kelamin : ..........................................................................

Agama : ..........................................................................

Status : 1. Menikah

: 2. Belum Menikah

Pekerjaan : 1. Pokok :..............................................

: 2. Sampingan :..............................................

Jumlah anggota keluarga : ..........................................................................

Pendidikan Terakhir : ..........................................................................

B. Pemelihara Ulat Sutera :

1. Apa hubungan Pemelihara Ulat sutera dengan Perum Perhutani?

............................................................................................................................

2. Apa hubungan Pemelihara Ulat Sutera dengan Balai Persuteraan?

.............................................................................................................................

3. Apa hubungan antara Pemelihara Ulat Sutera dengan Dinas Kehutanan?

............................................................................................................................

4. Bagaimana anda memperoleh lahan tersebut, apakah dengan :

a. Membeli

b. Warisan dari leluhur

c. Menyewa

5. Berapa luas lahan murbei dan non murbei yang anda miliki atau anda

kerjakan?

............................................................................................................................

Page 94: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

78

6. Bagaimana cara pemeliharaan ulat sutera secara kelompok atau individu?

............................................................................................................................

7. Apakah ada keuntungan yang anda dapat dalam mengikuti kelembagaan

kelompok tani?

............................................................................................................................

8. Masalah-masalah apa yang biasanya terjadi dalam kelompok tani

pemeliharaan ulat sutera?

............................................................................................................................

9. Apakah setiap bulannya anda melakukan pemeliharaan ulat sutera?

............................................................................................................................

10. Berapa luas lahan yang anda miliki atau yang anda kerjakan?

.............................................................................................................................

11. Aktivitas apa yang anda lakukan setiap bulan? Misalnya menanam murbei

untuk berapa bulan, panen berapa bulan?

.............................................................................................................................

12. Berapa penghasilan anda setiap hari/bulan?

............................................................................................................................

13. Berapa jumlah produk yang produksi setiap hari/bulan?

a. Kokon : ............................................................................................

b. Benang : ............................................................................................

c. Kain : ............................................................................................

14. Berapa biaya yang dikeluarkan sebagai modal?

............................................................................................................................

15. Apakah anda mempekerjakan petani untuk mengelola lahan dan

pemeliharaan ulat sutera anda atau anda yang mengelolahnya sendiri?

............................................................................................................................

16. Jika ya, berapa upah yang anda berikan ke petani tersebut?

............................................................................................................................

17. Apakah anda pernah mendapatkan bantuan dari perhutani? Jika ya,

bantuan seperti apakah itu?

Page 95: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

79

............................................................................................................................

18. Sudah berapa lama anda menjadi petani ulat sutera?

............................................................................................................................

19. Selain menggarap lahan sebagai petani ulat sutera, apakah ada pekerjaan

lain yang anda kerjakan?

............................................................................................................................

Page 96: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

80

KUISIONER UNTUK PENENUN SUTRA

Kuisioner Penelitian

Peran pemangku dalam pengelola ulat sutera di kampung Sabbe’ta, Desa Pising,

Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

A. Identitas Responden

No. urut responden : .....................................................................

Tanggal Wawancara : .....................................................................

Nama Responden : .....................................................................

Umur : .....................................................................

Jenis Kelamin : .....................................................................

Agama : .....................................................................

Status : 1. Menikah

2. Belum Menikah

Pekerjaan : 1. Pokok : ....................................

: 2. Sampingan : ....................................

Jumlah anggota keluarga : .....................................................................

Pendidikan Terakhir : .....................................................................

B. Pertenunan :

1. Masalah-masalah apa saja yang biasanya terjadi dalam pertenunan ulat

sutera ini?

............................................................................................................................

2. Apakah anda mempekerjakan petani untuk menenun atau anda yang

mengelolahnya sendiri?

.............................................................................................................................

3. Jika ya, berapa upah yang anda berikan kepada petani tersebut?

............................................................................................................................

4. Apakah setiap bulannya anda melakukan pertenunan?

............................................................................................................................

5. Berapa harga benang per kg?

.............................................................................................................................

6. Berapa biaya yang dikeluarkan sebagai modal?

Page 97: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

81

.............................................................................................................................

7. Berapa penghasilan anda setiap hari/bulannya?

.............................................................................................................................

8. Apakah anda pernah mendapatkan bantuan dari perhutani? Jika ya, bantuan

seperti apakah itu?

............................................................................................................................

9. Apakah anda sudah lama menjadi penenun Sutera?

............................................................................................................................

10. Selain jadi penenun, apakah anda memiliki pekerjaan lain?

............................................................................................................................

Page 98: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

82

KUISIONER UNTUK PEMINTALAM ULAT SUTRA

Kuisioner Penelitian

Peran pemangku dalam pengelola ulat sutera di Kampung Sabbe’ta Desa Pising

Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

A. Identitas Responden

No. urut responden : ....................................................................

Tanggal Wawancara : ....................................................................

Nama Responden : ....................................................................

Umur : ....................................................................

Jenis Kelamin : ....................................................................

Agama : ....................................................................

Status :1. Menikah : .................................

:2. Belum Menikah : .................................

Pekerjaan :1. Pokok : .................................

:2. Sampingan : .................................

Jumlah anggota keluarga : ....................................................................

Pendidikan Terakhir : ....................................................................

B. Pemintalan Ulat Sutera :

1. Berapa penghasilan anda setiap bulannya?

............................................................................................................................

2. Apakah anda mempekerjakan warga untuk pemintalan ulat sutera? Jika ya,

berapa warga yang anda pekerjakan?

............................................................................................................................

3. Jika ya, berapa upah yang anda berikan kepada warga tersebut?

............................................................................................................................

4. Apakah anda sudah lama dalam usaha pemintalan ulat sutera ini?

............................................................................................................................

5. Apakah anda pernah mendapatkan bantuan dari perhutani atau sejenisnya?

Jika ya, bantuan seperti apa?

............................................................................................................................

Page 99: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

83

6. Selain pemintalan ini apakah anda memiliki pekerjaan lain?

............................................................................................................................

7. Apakah ada kesulitan yang anda dapatkan selama pemintalan ini?

............................................................................................................................

Page 100: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

84

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Gambar 3. Proses wawancara responden Petani Sutera

Page 101: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

85

Gambar 4. Proses wawancara responden Pemintal kokon

Page 102: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

86

Gambar 5. Proses wawancara responden Perum Perhutani

Gambar 6. Proses wawancara Kepala Balai BPSKL

Page 103: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

87

Gambar 7. Proses wawancara responden BPSKL dan dokumenrasi alat pemintalan

Page 104: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

88

Gambar 8. Dokumentasi alat pemintaan dan penenun

Page 105: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

89

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

Page 106: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN ULAT … · 2020. 6. 9. · vii ABSTRAK Fikri Faisal (105950056815). Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Ulat Sutera Di Kampung

90

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Manggugu, 8 Januari 1996. Penulis merupakan

anak ke tiga dari 6 bersaudara dan merupakan putra dari

pasangan M.Yusuf dan Fahima. Jenjang pendidikan penulis yang

ditempuh yaitu masuk ke SDN 65 Tampo tahun 2003 sampai

2009. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke jenjang

pendidikan di SMP 1 Anggeraja dan tamat pada tahun 2012. Pada tahun yang

sama melnjutkan pendidikan di SMAN 1 Anggeraja (Sekarang SMAN 1

Enrekang) dan tamat pada tahun 2015. Kemudian pada tahun 2015 penulis lulus

pada jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah

Makassar pada program strata 1 (S1). Pada tahun 2020 akan menyelesaikan

studinya dengan judul skripsi: “Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelola

Ulat Sutra di Kampung Sabbe’ta Desa Pising Kecamatan Donri-donri Kabupaten

Soppeng”