peran dokter forensik dalam penyelidikan edit kelompok 3

40
BAB I PENDAHULUAN Peranan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sering dihadapkan pada kenyataan bahwa bantuan mereka juga diperlukan oleh kalangan penegak hukum dalam memeriksa korban maupun memberikan keterangan untuk kepentingan hukum dan peradilan. Diperlukan bantuan dokter untuk memastikan sebab, cara, dan waktu kematian pada peristiwa kematian tidak wajar karena pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan atau kematian yang mencurigakan. Pada korban yang tidak dikenal diperlukan pemeriksaan untuk mengetahui identitasnya. Begitu pula pada korban penganiayaan, pemerkosaan, pengguguran kandungan dan peracunan diperlukan pemeriksaan oleh dokter untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi secara medis. Hasil pemeriksaan dan laporan tertulis akan digunakan sebagai petunjuk atau pedoman dan alat bukti dalam menyidik, menuntut dan mengadili perkara pidana maupun perdata. Pada tahap penyidikan dipergunakan sebagai alat bukti dan petunjuk oleh para penyidik dan di sidang pengadilan dipergunakan oleh jaksa, hakim dan pembela sebagai alat bukti yang sah. 1,2 1

Upload: agust-salim

Post on 08-Feb-2016

189 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

BAB I

PENDAHULUAN

Peranan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

sering dihadapkan pada kenyataan bahwa bantuan mereka juga diperlukan oleh

kalangan penegak hukum dalam memeriksa korban maupun memberikan keterangan

untuk kepentingan hukum dan peradilan. Diperlukan bantuan dokter untuk

memastikan sebab, cara, dan waktu kematian pada peristiwa kematian tidak wajar

karena pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan atau kematian yang mencurigakan.

Pada korban yang tidak dikenal diperlukan pemeriksaan untuk mengetahui

identitasnya. Begitu pula pada korban penganiayaan, pemerkosaan, pengguguran

kandungan dan peracunan diperlukan pemeriksaan oleh dokter untuk menjelaskan

peristiwa yang terjadi secara medis. Hasil pemeriksaan dan laporan tertulis akan

digunakan sebagai petunjuk atau pedoman dan alat bukti dalam menyidik, menuntut

dan mengadili perkara pidana maupun perdata. Pada tahap penyidikan dipergunakan

sebagai alat bukti dan petunjuk oleh para penyidik dan di sidang pengadilan

dipergunakan oleh jaksa, hakim dan pembela sebagai alat bukti yang sah.1,2

Profesi dokter mempunyai tugas lain yang tidak kalah penting dari sekedar

memberikan pelayanan medis klinis kepada masyarakat,  yaitu memberikan bantuan

terhadap penegakan hukum dan keadilan (medical for law). Seperti juga hak

kehidupan, kesehatan, kesembuhan maka keadilan dan perlindungan hukum

merupakan hak asasi manusia yang wajib dipenuhi dan dilindungi oleh negara.

1

Page 2: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

Kata ”Forensik” berasal dari ”Forum” yang berarti pasar. Pada zaman

Romawi kuno pasar digunakan sebagai tempat pengadilan. Dari istilah ini kemudian

berkembang pengertian bahwa ilmu kedokteran forensik merupakan cabang ilmu

kedokteran yang mempergunakan ilmu pengetahuan dan teknologinya untuk

membantu penegakan hukum dan keadilan.2

Peranan dari kedokteran forensik dalam penyelesaian perkara pidana di

Pengadilan adalah membantu hakim dalam menemukan dan membuktikan unsur-

unsur yang di dakwakan dalam pasal yang diajukan oleh penuntut. Serta memberikan

gambaran bagi hakim mengenai hubungan kausalitas antara korban dan pelaku

kejahatan dengan mengetahui laporan dalam visum et repertum.

2

Page 3: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1  Definisi

Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh ahli kedokteran forensik,

diantaranya Sidney Smith mendefinisikan ”Forensic medicine may be defined as the

body of medical and paramedical scientific knowledge which may services in the

adminitration of the law”, yang maksudnya ilmu kedokteran forensik merupakan

kumpulan ilmu pengetahuan medis yang menunjang pelaksanaan penegakan hukum.

Prof.Dr.Amri Amir,Sp.F (2007) mendefinisikan Ilmu Kedokteran Forensik sebagai

penggunaan pengetahuan dan keterampilan di bidang kedokteran untuk kepentingan

hukum dan peradilan.1

Prof.Dr.Budi Sampurna,Sp.F (2009) mendefinisikan Ilmu Kedokteran

Forensik adalah salah satu cabang spesialistik ilmu kedokteran yang memanfaatkan

ilmu kedokteran untuk membantu penegakan hukum, keadilan dan memecahkan

masalah-masalah di bidang hukum.1

Dokter adalah dokter lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun di

luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Institusi Pendidikan (Profesi Dokter) adalah institusi yang

melaksanakan pendidikan profesi dokter baik dalam bentuk fakultas, jurusan atau

program studi yang merupakan pendidikan universitas (academic entity).1

3

Page 4: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

Profesi Kedokteran adalah suatu pekerjaan kedokteran yang dilaksanakan

berdasarkan suatu keilmuan dan kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang

berjenjang, serta kode etik yang bersifat melayani masyarakat sesuai UU No. 29

Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.1,2

Standar Profesi Dokter adalah standar keilmuan dan keterampilan minimal

yang harus dikuasai dokter dalam menjalankan praktek kedokteran. Standar

Kompetensi adalah kualifikasi yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

(PP 19/2005).

Berdasarkan definisi-definisi diatas standar profesi dokter di bidang

kedokteran forensik dapat kita definisikan sebagai standar keilmuan dan keterampilan

minimal yang harus dikuasai seorang dokter dalam mengunakan ilmu pengetahuan

dan teknologi kedokteran untuk membantu penegakan hukum, keadilan, dan

memecahkan masalah-masalah hukum.1,2

2.2      Lingkup Pelayanan

Pelayanan di bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal dalam

beberapa kasus masih diperlukan disiplin ilmu lain. Di bidang kesehatan bantuan

tersebut dapat mencakup Patologi Forensik, Psikiatri Forensik, Toksikologi Forensik,

Antopologi Forensik, Odontologi Forensik dan Radiologi Forensik.

Patologi forensik adalah pengetahuan tentang pemeriksaan kelainan pada

jaringan tubuh oleh karena kekerasan atau mati tiba-tiba untuk kepentingan

pengadilan. Psikiatri Forensik tentang pembuktian adanya kelainan jiwa pada

tersangka. Toksikologi Forensik adalah peristiwa keracunan yang berhubungan

dengan peristiwa pidana. Radiologi Forensik yang sudah lama berperan adalah

cabang ilmu kedokteran yang sudah banyak membantu dalam pemeriksaan korban

dan jaringan tubuh menggunakan pengetahuan dan teknologi radiologi. Odontologi

4

Page 5: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

forensik penggunaan pengetahuan ilmu kedokteran gigi untuk kepentingan hukum

dan peradilan terutama dalam identifikasi.3,4

Peranan ahli (expert) termasuk dokter dalam bidang Kedokteran Forensik

adalah dalam rangka membuka tabir suatu peristiwa yang dapat menjawab 7

pertanyaan :

1. Apa yang terjadi (what)

2. Siapa yang terlibat (who)

3. Di mana terjadi (where)

4. Kapan terjadi (when)

5. Bagaimana terjadinya (how)

6. Dengan apa melakukannya (with what)

7. Kenapa terjadi peristiwa tersebut (why)

Kedokteran forensik sebenarnya suatu ilmu yang dimiliki oleh setiap dokter

karena tanpa terkecuali semua dokter pernah mendapatkan pengetahuan ilmu

kedokteran forensik diwaktu perkuliahan. Pasal 224 Kitab Undang-undang Hukum

Pidana (KUHP): Barang siapa yang dipanggil menurut undang-undang menjadi saksi

ahli atau juru bahasa dengan sengaja atau tidak menjalankan suatu kewajiban menurut

undang-undang yang harus dijalankannya dalam kedudukan tersebut di atas, dalam

perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan dan untuk

perkara lain dihukum dengan hukuman selama-lamanya 6 bulan.3,4

Tugas pokok seorang dokter dalam bidang forensik adalah membantu

pembuktian melalui pembuktian ilmiah termasuk dokumentasi informasi/prosedur,

dokumentasi fakta, dokumentasi temuan, analisis dan kesimpulan, presentasi

(sertifikasi).

5

Page 6: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

Dinilai menurut waktu penyelidikan hingga persidangan dokter mempunyai

peran sebagai berikut:4

1. Masa Penyelidikan

Pemeriksaan di TKP dan analisis data yang ditemukan

2. Masa Penyidikan

Pembuatan visum et repertum dan BAP saksi ahli

3. Masa Persidangan

Dokter berperan dalam memberikan keterangan ahli, sebagai saksi ahli

pemeriksa, menjelaskan visum et repertum, menjelaskan kaitan temuan

VeR dengan temuan ilmiah alat bukti sah lainnya.

Dokter juga berperan menjelaskan segala sesuatu yang belum jelas dari

sisi ilmiah.

2.3      Peran Profesional Kedokteran Forensik

Peran profesi kedokteran forensik berkaitan dengan kepentingan peradilan

dengan melibatkan pengetahuan patologi forensik dan patologi klinik. Profesi

kedokteran forensik bisa juga mencakup ruang lingkup bukan peradilan yaitu

berperan dalam identifikasi, keterangan medis, uji keayahan, dan pemeriksaan barang

bukti lainnya.6

Pendekatan kedokteran forensik selain menjadi ahli klinik medikalisasi dan

terapi, ilmu forensik juga berperan dalam hal non-terapi, yaitu pembuktian. Ilmu

forensik sangat komprehensif mencakup psikososial, yuridis. Akan tetapi forensik

juga tidak bisa dikatakan hukum karena forensik tidak menentukan suata peristiwa

disebut pembunuhan, perkosaan atau mengatakan siapa pelaku. Forensik hanya

memberi petunjuk cara kematian atau pidana atau petunjuk siapa pelaku.5

6

Page 7: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

Ilmu kedokteran forensik mengutamakan prinsip dasar etika kedokteran

meliputi: prinsip tidak merugikan (non maleficence), prinsip berbuat baik

(beneficence), prinsip menghormati otonomi pasien (autonomy), dan prinsip keadilan

(justice).

Prinsip tidak merugikan (non maleficence), merupakan prinsip dasar menurut

tradisi Hipocrates, primum non nocere. Jika kita tidak bisa berbuat baik kepada

seseorang, paling tidak kita tidak merugikan orang itu. Prinsip berbuat baik

(beneficence), merupakan segi positif dari prinsip non maleficence. Prinsip

menghormati otonomi pasien (autonomy), merupakan suatu kebebasan bertindak

dimana seseorang mengambil keputusan sesuai dengan rencana yang ditentukannya

sendiri. Di sini terdapat 2 unsur yaitu : kemampuan untuk mengambil keputusan

tentang suatu rencana tertentu dan kemampuan mewujudkan rencananya menjadi

kenyataan.

Dalam hubungan dokter-pasien ada otonomi klinik atau kebebasan

professional dari dokter dan kebebasan terapetik yang merupakan hak pasien untuk

menentukan yang terbaik bagi dirinya, setelah mendapatkan informasi selengkap-

lengkapnya. Prinsip keadilan (justice), berupa perlakuan yang sama untuk orang-

orang dalam situasi yang sama, artinya menekankan persamaan dan kebutuhan,

bukannya kekayaan dan kedudukan sosial.5,6

7

Page 8: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

2.4      Prosedur Medikolegal

Prosedur medikolegal adalah tata cara atau prosedur penatalaksanaan dan

berbagai aspek yang berkaitan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum.

Secara garis besar prosedur medikolegal mengacu kepada peraturan perundang-

undangan yang berlaku di Indonesia, dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada

sumpah dokter dan etika kedokteran.

Ruang lingkup prosedur medikolegal adalah pengadaan visum et repertum,

pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan pemberian

keterangan ahli di dalam persidangan, kaitan visum et repertum dengan rahasia

kedokteran, penerbitan surat kematian dan surat keterangan medik, pemeriksaan

kedokteran terhadap tersangka (psikiatri forensik), dan kompetensi pasien untuk

menghadapi pemeriksaan penyidik.2

Dasar Pengadaan Visum et Repertum

Pasal 133 KUHAP

1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban

baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang

merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan

ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.

2. Permintaan keterangan ahli sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan

secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk

pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

3. Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada

rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan

terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak

8

Page 9: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain

badan mayat.

Menurut pasal 133 KUHAP permintaan visum et repertum merupakan

wewenang penyidik, resmi dan harus tertulis, visum et repertum dilakukan terhadap

korban bukan tersangka dan ada indikasi dugaan akibat peristiwa pidana. Bila

pemeriksaan terhadap mayat maka permintaan visum disertai identitas label pada

bagian badan mayat, harus jelas pemeriksaan yang diminta, dan visum tersebut

ditujukan kepada ahli kedokteran forensik atau kepada dokter di rumah sakit.

Sanksi Hukum bila Menolak

Pasal 216 KUHP

Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang

dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi

sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yag diberi

kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula

barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau

menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana

penjara selama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak Sembilan

Ribu Rupiah.

Pemeriksaan Mayat untuk Peradilan

Pasal 222 KUHP

Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau

menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana

penjara palling lama Sembilan bulan atau pidana denda paling banyak Empat

Ribu Lima Ratus Rupiah.

9

Page 10: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

Permintaan Sebagai Saksi Ahli

Pasal 179 (1) KUHAP

Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman

atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi

keadilan.

Pasal 224 KUHP

Barangsiapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-

undang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-

undang yang harus dipenuhinya, diancam dalam perkara pidana dengan

penjara paling lama Sembilan Bulan.

Pembuatan Visum et Repertum bagi tersangka ( VeR Psikiatris)

Pasal 120 KUHAP

Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli

atau orang yang memiliki keahlian khusus.

Pasal 180 KUHAP

Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di

sidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan saksi ahli dan

dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.

Pasal 53 UU Kesehatan

Tenaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian dapat melakukan tindakan

medis terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan

yang bersangkutan.

10

Page 11: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

Keterangan Ahli

Pasal 1 Butir 28 KUHAP

Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan seorang yang memiliki

keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu

perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan. (pengertian keterangan ahli

saecara umum) Agar dapat diajukan ke sidang pengadilan sebagai upaya

pembuktian, keterangan ahli harus “dikemas” dalam betuk alat bukti sah.

Alat Bukti Sah

Pasal 183 KUHAP

Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila

dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti sah ia memperoleh keyakinan

bahwa suatu tindakan pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang

bersalah melakukannya.

Pasal 184 KUHAP

Alat bukti yang sah adalah:

1. keterangan saksi,

2. keterangan ahli,

3. Surat,

4. petunjuk,

5. keterangan terdakwa

11

Page 12: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

Keterangan ahli diberikan secara lisan

Pasal  186

Keterangan ahli adalah apa yang ahli nyatakan di sidang pengadilan.

keterangan ahli dapat diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau

penuntut umum yang dituangkan dalam suatu bentuk laporan dan dibuat

dengan mengingat sumpah di waktu menerima jabatan atau pekerjaan (BAP

saksi ahli).

Keterangan ahli diberikan secara tertulis

Pasal 187 KUHAP

Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas

sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah: (c) surat keterangan

dari seorang ahli yang memuat pendapat bedasarkan keahliannya mengenai

sesuatu hal atau suatu keadaan yang diminta secara resmi daripadanya.

2.5      Pengertian Standar Kompetensi Dokter

Menurut SK Mendiknas No. 045/U/2002 kompetensi adalah seperangkat

tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat

untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

pekerjaan tertentu.6,7

Elemen-elemen kompetensi terdiri dari :

a. Landasan kepribadian

b. Penguasaan ilmu dan keterampilan

c. Kemampuan berkarya

d. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu

dan keterampilan yang dikuasai

e. Pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam

berkarya.

12

Page 13: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

Epstein and Hundert (2002) memberikan definisi sebagai berikut :

“Professional competence is the habitual and judicious use of communication,

knowledge, technical skills, clinical reasoning, emotions, values, and reflection in

daily practice to improve the health of the individual patient and community”.

Carraccio, et.al. (2002) menyimpulkan bahwa : “Competency is a complex set

of behaviorsbehaviours built on the components of knowledge, skills, attitude and

competence as personal ability”.

Dari beberapa pengertian di atas, tampak bahwa pengertian kompetensi dokter

lebih luas dari tujuan instruksional yang dibagi menjadi tiga ranah pendidikan, yaitu

pengetahuan, psikomotor dan afektif. Dengan dikuasainya standar kompetensi oleh

seorang profesi dokter, maka yang bersangkutan akan mampu mengerjakan tugas atau

pekerjaan profesinya, mengorganisasikan tugasnya agar pekerjaan tersebut dapat

dilaksanakan, segera tanggap dan tahu apa yang harus dilakukan bilamana terjadi

sesuatu yang berbeda dengan rencana semula, menggunakan kemampuan yang

dimiliki untuk memecahkan masalah di bidang profesinya, melaksanakan tugas

dengan kondisi berbeda, dengan telah ditetapkannya keluaran dari program dokter di

Indonesia berupa standar kompetensi, maka kurikulum program studi pendidikan

dokter perlu disesuaikan.

13

Page 14: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

2.6       Penjabaran Kompetensi Dokter  di bidang Kedokteran Forensik

Seorang dokter dituntut mampu menggali dan bertukar informasi secara

verbal dan non verbal dengan pasien (korban hidup) pada semua usia, anggota

keluarga (pada korban meninggal), masyarakat, kolega dan profesi lain.

Komunikasi antara dokter dan korban/pasien atau dengan keluarganya harus

dilakukan seefektif mungkin oleh dokter agar pasien atau keluarga pasien bersedia

dilakukan pemeriksaan walaupun secara hukum untuk pemeriksaan forensik dokter

tidak perlu izin keluarga melainkan kewajiban penyidik untuk memberitahu korban

atau keluarga korban (meninggal). Hal ini sesuai pasal 134 KUHAP.

Pasal 134 KUHAP

1. Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian

bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib

memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.

2. Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menjelaskan dengan

sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan dilakukan pembedahan

tersebut.

3. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari

keluarga atau pihak yang perlu diberi tahu tidak ditemukan, penyidik

segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal

133 ayat (3) undang-undang.

Ditinjau dari area komunikasi efektif di bidang kedokteran forensik,seorang

lulusan dokter harus mampu:

1. Berkomunikasi efektif dengan Korban atau dengan keluarga korban

Berkomunikasi dengan korban serta anggota keluarganya, dengan cara

memberi penjelasan apa tujuan dilakukan pemeriksaan, cara dan prosedur

14

Page 15: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

pemeriksaan, kemungkinan timbulnya rasa tidak nyaman saat dokter melakukan

pemeriksaan, dan informasi lainnya sesuai etika klinis. Seorang dokter saat

melakukan pemeriksaan forensik harus menunjukkan rasa simpati dengan kejadian

yang meninpa korban, menunjukkan rasa empati dan dapat dipercaya.

Memberikan situasi yang nyaman bagi korban dengan menjaga privasi pasien,

Aktif dan mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi waktu yang cukup

pada pasien untuk menyampaikan keluhannya dan menggali permasalahan pasien

serta kronologis kejadiaan.

2. Berkomunikasi dengan sejawat

Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi pasien baik

secara lisan, tertulis, atau elektronik pada saat yang diperlukan demi kepentingan

pasien maupun ilmu kedokteran. Menulis surat rujukan dan laporan penanganan

pasien dengan benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran. Seorang

dokter umum harus merujuk korban apabila apa yang dimintakan penyidik bukan

kompetensi dokter umum. Misalnya, identifikasi tulang, identifikasi gigi

(odontologi), pemeriksaan DNA, dan lain-lain.

3. Berkomunikasi dengan masyarakat

Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat, menggali masalah

kronologis kejadian menurut persepsi masyarakat agar masyarakat memahami bahwa

pemeriksaan forensik demi penegakan keadilan sebagai hak asasi manusia.

Melibatkan tokoh masyarakat dalam mempromosikan kesehatan secara professional.

15

Page 16: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

4. Berkomunikasi dengan profesi lain

Mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberi waktu cukup kepada

profesi lain untuk menyampaikan pendapatnya. Memberi informasi yang tepat waktu

dan sesuai kondisi yang sebenarnya ke perusahaan jasa asuransi kesehatan untuk

pemprosesan klaim demi kepentingan hukum.

2.  Area Keterampilan Klinis

Seorang dokter umum harus mampu melakukan prosedur pemeriksaan

forensik klinis sesuai masalah, kebutuhan korban dan sesuai kewenangannya.

Kaitannya dengan kedokteran forensik adalah seorang dokter umum harus mampu

memeriksa dan membuat Visum et Repertum korban luka karena kecelakaan lalu

lintas, memeriksa dan membuat  Visum et Repertum luka karena penganiayaan,

Memeriksa dan membuat Visum et Repertum Kekerasan dalam rumah tangga

(KDRT), melakukan pemeriksaan luar korban meninggal. Pemeriksaan luar meliputi

pemeriksaan label, benda di samping mayat, pakaian, ciri identitas fisik, ciri

tanatologis, perlukaan dan patah tulang.

Dokter berperan dalam memberikan keterangan ahli, sebagai saksi ahli

pemeriksa , menjelaskan visum et repertum, menjelaskan kaitan temuan VeR dengan

temuan ilmiah alat bukti sah lainnya.

Dokter juga berperan menjelaskan segala sesuatu yang belum jelas dari sisi

ilmiah. (Pasal 224 KUHP) Hukum dengan tegas memberikan wewenang “utama”

pemeriksaan forensik kepada dokter forensik. Namum, karena ketidaktersediaan

dokter forensik hukum memberi peluang kepada dokter (umum dan spesialis apasaja)

sebagai pemeriksa, hal ini merujuk pada pasal 133 KUHAP.

16

Page 17: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

2.2    Keterampilan Dokter di Bidang Forensik

Dalam melaksanakan praktik dokter di bidang forensik, lulusan dokter perlu

menguasai keterampilan klinis yang akan digunakan dalam mendiagnosis, menjawab

permintaan Visum et Repertum, maupun menjelaskan suatu perkara hukum menurut

keahliannya di bidang kedokteran. Keterampilan ini perlu dilatihkan sejak awal

pendidikan dokter secara berkesinambungan hingga akhir pendidikan dokter. Berikut

ini pembagian tingkat kemampuan menurut Piramid Miller :

Tingkat kemampuan 1 Mengetahui dan Menjelaskan

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan

ini, sehingga dapat menjelaskan kepada teman sejawat, pasien maupun

klien tentang konsep, teori, prinsip maupun indikasi, serta cara

melakukan, komplikasi yang timbul, dan sebagainya. Contoh

keterampilan ini adalah Pemeriksaan DNA untuk identifikasi.

Tingkat kemampuan Pernah Melihat atau pernah didemonstrasikan

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan

ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan,

komplikasi, dan sebagainya). Selain itu, selama pendidikan pernah

melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini.  Contohnya

autopsi, exhumasi, identifikasi tulang dan gigi.

Tingkat kemampuan Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervise

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan

ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan,

komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau

pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan pernah menerapkan

keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi. Contohnya:

17

Page 18: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

Pemeriksaan luar Jenazah, termasuk label mayat, sebab-sebab

kematian, tanatologi,menentukan lama kematian dan lain sebgainya.

Tingkat kemampuan Mampu melakukan secara mandiri

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan

ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan,

komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau

pernah didemonstrasikan ketrampilan ini, dan pernah menerapkan

keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi serta memiliki

pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan keterampilan ini

dalam konteks praktik dokter secara mandiri. Contohnya dokter harus

mampu memeriksa korban hidup dan membuat Visum et Repertum

korban kecelakaan lalu lintas penganiyaan, kekerasan dalam rumah

tangga, dan lain sebagainya.

3. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

Dokter umum harus mampu mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang

penyelesaian masalah kesehatan dan hukum secara ilmiah menurut ilmu kedokteran

kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum dan dalam upaya maksimal

menghadirkan keadilan seobyektif mungkin. Ditinjau dari segi landasan ilmiah

seorang dokter dituntut mampu:

Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,

perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan

tingkat primer ·prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan

dengan terjadinya masalah hukum sesuai pandangan ilmu kesehatan, beserta

patogenesis dan patofisiologinya.

Menjelaskan kaitan masalah hukum dan temuan pemeriksaan forensik  baik

secara molecular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal

dalam tubuh.

18

Page 19: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah

hukum dan kesehatan.

Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam jenis

pemeriksaan forensik.

Menjelaskan secara rasional dan ilmiah dalam menentukan kaitan temuan

pemeriksaan forensik dengan kasus yang diusut penyidik baik peran dokter

sebagai ahli, atau melakukan pemeriksaan dan memberi keterangan tertulis.

4. Area Pengelolaan Masalah Kedokteran dan Hukum

Dokter harus mampu mengelola masalah-masalah yang sering ditemukan

dalam ilmu kedokteran forensik secara komprehensif, holistik, berkesinambungan,

koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks memberikan pelayanan bantuan hukum

terbaik kepada masyarakat.

Dilihat dari segi pengelolaan masalah kedokteran dan hukum maka lulusan

dokter diharapkan mampu menginterpretasi data klinis dan temuan hasil pemeriksaan

forensik untuk merumuskannya menjadi bukti sah penegakan hukum, menjelaskan

penyebab, patogenesis, patofisiologi, dan perubahan-perubahan klinis yang

didapatkan dari korban suatu pelanggaran hukum, Mengidentifikasi berbagai pilihan

pengelolaan korban sesuai kondisi korban atau penanganan lanjutan terhadap korban,

melakukan konsultasi mengenai korban bila diperlukan, contohnya pada pemeriksaan

korban pemerkosaan bisa meminta konsultasi dokter ahli kandungan, merujuk ke

sejawat lain sesuai dengan Standar Pelayanan Medis yang berlaku, tanpa atau sesudah

pemeriksaan, mengidentifikasi keluarga, lingkungan sosial sebagai faktor yang

berpengaruh terhadap terjadinya penyakit serta sebagai faktor yang mungkin

berpengaruh terhadap perubahan kondisi korban, menggerakkan dan memberdayakan

masyarakat untuk meningkatkan kesadaran hukum dan memotivasi masyarakat agar

tidak keberatan dilakukan pemeriksaan forensik pada diri maupun keluarganya demi

penegakan hukum dan keadilan, mengenali keterkaitan yang kompleks antara faktor

19

Page 20: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

psikologis, kultur, sosial, ekonomi, kebijakan, dan faktor lingkungan yang

berpengaruh pada suatu masalah kesehatan yang melibatkan korban dalam masalah

hukum, mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana secara efektif dan

efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran forensik,

menjalankan fungsi managerial (berperan sebagai pemimpin, pemberi informasi, dan

pengambil keputusan) dalam upaya memberikan pelayanan terbaik dalam masalah

hukum.

5.Area Pengelolaan Informasi

Dokter harus mampu mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan

dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau

mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di bidang

kedokteran forensik di tingkat primer. Berdasarkan tinjauan pengelolaan informasi

maka lulusan dokter harus mampu:

1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu

penegakan diagnosis, sebab perubahan kondisi tubuh korban, sebab-seban

kematian, tindakan pencegahan dan promosi hukum kesehatan, serta

penjagaan, dan pemantauan status korban.

2. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik.

3. Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan

validitas data-data forensik dengan masalah hukum.

4. Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan informasi

ilmiah.

5. Menerapkan keterampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun

data relevan menjadi arsip pribadi.

20

Page 21: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

6. Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk melakukan validasi

informasi ilmiah secara sistematik.

7. Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam merangkum dan

menyimpan arsip.

8. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi.

9. Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk

membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus potensi

untuk berkembang dan keterbatasannya.

10. Memanfaatkan informasi kesehatan dan menemukan database dalam praktik

kedokteran secara efisien.

11. Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktik kedokteran dan peranannya

dalam penegakan hukum dengan menganalisis arsipnya dan rekam medis

untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di bidang kedokteran forensik.

Aspek Medikolegal dalam praktik kedokteran Forensik

Dokter diwajibkan memahami dan menerima tanggung jawab hukum

berkaitan dengan :

a. Hak asasi manusia

b. Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual

a. Kode Etik Kedokteran Indonesia

b. Pembuatan surat keterangan sehat, sakit, Visum et Repertum atau surat kematian.

c. Proses di pengadilan, dokter berperan memberikan keterangan ahli, sebagai saksi

ahli pemeriksa, menjelaskan visum et repertum, menjelaskan kaitan temuan VeR

dengan temuan ilmiah alat bukti sah lainnya. Dokter juga berperan menjelaskan

segala sesuatu yang belum jelas dari sisi ilmiah.

d. Memahami UU RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

e. Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang mengatur

praktik kedokteran.

21

Page 22: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

f. Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam kebijakan kesehatan.

Menurut Buku Panduan Pelaksanaan Program P2KB untuk Dokter Spesialis

Forensik, seorang Dokter Spesialis Forensik setelah menyelesaikan pendidikan

diharapkan memiliki kompetensi sebagai berikut :

1. Kompetensi I            

Menerapkan etika profesi Dokter Spesialis Forensik dan mematuhi prosedur

medikolegal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai Dokter

Spesialis Forensik.

2. Kompetensi II          

Menegakkan diagnosis kedokteran Forensik dan medikolegal pada korban

hidup maupun mati, menatalaksana kasus sesuai dengan aspek sosioyuridis

dan medikolegal, serta mengkomunikasikan ekspertise yang dihasilkan

kepada pihak yang berwenang, termasuk membuat sertifikasi forensik sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Kompetensi III          

Merancang, mengelola, dan mengawasi kegiatan unit kedokteran forensik dan

perawatan jenasah di sebuah institusi pelayanan kesehatan.

4. Kompetensi IV          

Berperan aktif dalam tim kerja penanganan kasus forensik dan dalam tim

etikomedikolegal RS.

5. Kompetensi V          

22

Page 23: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

Berperan sebagai pengajar dan pembimbing dalam bidang Forensik, etik dan

medikolegal sesuai dengan ketentuan perundang2an yang berlaku.\

6. Kompetensi VI          

Berperan aktif dalam mengembangkan ilmu kedokteran khususnya dalam

bidang Forensik, etika dan medikolegal melalui penulisan karya ilmiah yang

dipresentasikan atau dipublikasikan dari hasil penelitian.

Ditinjau dari standar profesi, seorang dokter Spesialis Forensik mempunyai

kompetensi yaitu sebagai berikut:

1. Mampu melakukan pemeriksaan jenazah atau bagian dari jenazah dan

menginterpretasikannya untuk kepentingan identifikasi.

2. Mampu melakukan penggalian kuburan tunggal dan melakukan

pemeriksaan jenazah di dalamnya untuk kepentingan peradilan.

3. Mampu melakukan pemeriksaan kasus medikolegal.

4. Mampu melakukan pemeriksaan korban jenazah di tempat kejadian

perkara dan membuat laporannya.

5. Mampu melakukan penilaian tentang perkiraan saat kematian berdasarkan

tanda tanatologis pada jenazah.

6. Mampu melakukan penggalian kuburan korban pelanggaran HAM.

7. Mampu melakukan pengawetan jenazah.

8. Mampu melakukan pemeriksaan laboratorium forensic rutin dan trace

evidances.

9. Mampu melakukan pemeriksaan jenazah korban kekerasan secara lengkap

serta menyimpulkan penyebab kematiannya.

10. Mampu melakukan pemeriksaan jenazah mati mendadak secara lengkap

serta menyimpulkan penyebab kematiannya.

11. Mampu melakukan pemeriksaan korban hidup yang mengalami kekerasan

fisik dan kekerasan seksual.

23

Page 24: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

12. Mampu melakukan pemeriksaan laboratorium forensik untuk

membuktikan adanya persetubuhan dan atau kekerasan.

13. Mampu membuat laporan hasil pemeriksaan jenazah dan korban hidup

dalam bentuk visum et repertum jenazah.

14. Mampu melakukan pemeriksaan terhadap tersangka pelaku kejahatan

dalam rangka penentuan kelayakannya untuk diperiksa atau ditahan.

BAB III

PENUTUP

24

Page 25: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal harus dipelajari dan diketahui

dengan baik oleh semua dokter karena hal ini diwajibkan oleh peraturan perundang-

undangan di Indonesia, antara lain Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP). Pasal 133 ayat 1 KUHAP dinyatakan bahwa: Dalam hal penyidik untuk

kepentingan peradilan menangani korban baik luka, keracunan ataupun mati karena

tindak pidana, ia berwenang mengajukan keterangan ahli kepada ahli kedokteran

kehakiman atau dokter atau ahli lainnya. Selain itu, dokter juga harus mengingat

bahwa ia dapat menerima sanksi bila tidak memberikan bantuan tersebut seperti

tercantum dalam pasal 224 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP): Barang

siapa yang dipanggil menurut undang-undang menjadi saksi ahli atau juru bahasa

dengan sengaja atau tidak menjalankan suatu kewajiban menurut undang-undang

yang harus dijalankannya dalam kedudukan tersebut di atas, dalam perkara pidana

dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan dan untuk perkara lain

dihukum dengan hukuman selama-lamanya 6 bulan.

Pelayanan kesehatan di rumah sakit terhadap publik bukan hanya

menyembuhkan namun mencakup pelayanan untuk kepentingan hukum (Kedokteran

Forensik, Medikolegal, Bio-Etik, Human Right). Dengan adanya Profesi kedokteran

forensik dan medikolegal dapat mensosialisasi aspek-aspek hukum dalam pelayanan

kesehatan sehingga pelayanan buruk, malpraktik dan tuntutan pasien dapat dihindari.

Peranan dokter forensik adalah pengemban tugas criminal justicia system,

pemberi keterangan ahli dan akta medikolegal, manajer SMF Kedokteran forensik

dan pemulasaraan jenazah, konsultan medikolegal, health law.

DAFTAR PUSTAKA

25

Page 26: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

1.Amir,Amri.2007.Ilmu Kedokteran Forensik.Medan:Bagian IlmuKedokteran

Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran USU.

2.Sampurna,Budi.2009.Malpraktek Kedokteran Pemahaman Dari Segi

Kedokteran dan Hukum.www.freewebs.com

3.Suryadi,Taufik.2009.Pengantar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal

Buku Penuntun Kepaniteraan Klinik Kedokteran Forensik dan

Medikolegal.Banda Aceh: FK Unsyiah/RSUDZA.

4.Mulyo,R Cahyono Adi.2006.Perananan Dokter dalam Proses Penegakan

Hukum Kesehatan.Universitas Negeri Semarang

5.Aji,Jati Pulung.2008.Peranan Dokter Forensik dalam Praktek Peradilan

Perkara Pidana.Purworejo.

6.Sampurna,Budi.2009.Kedokteran Forensik Ilmu dan Profesi.Universitas

Indonesia.Konsil Kedokteran Indonesia.2006.Standar Pendidikan Profesi

Dokter.Jakarta.

7.Konsil Kedokteran Indonesia.2006.Standar Kompetensi Dokter.Jakarta.

Perhimpunan Dokter Spesialis Forensik Indonesia.2008. Buku Panduan

PelaksanaanProgram P2KB untuk Dokter Spesialis Forensik.Jakarta

8 Herkutanto, Visum et repertum dan pelaksanaannya, Ghalia Indonesia,

Jakarta,2006.

9.Istandyarie, Anny, Tanggung jawab Hukum dan Sanksi Hukum bagi dokter,

Prestasi Pustaka, Jakarta,2006.

26

Page 27: Peran Dokter Forensik Dalam Penyelidikan Edit Kelompok 3

10. Dahlan, Sofwan, Ilmu Kedokteran Forensik pedoman bagi dokter dan penegak

hukum, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.2000.

27