edit forensik

62
1. Pemeriksaan Swab Vaginal Swab vagina diambil apabila dipercayai adanya penetrasi penis pada vagina. Swab vagina dilakukan sebelum pemeriksaan bimanual atau pemeriksaan servik. Untuk mengambil swab vagina, masukkan 2 kapas tip pada fornik vagina. Jika terdapat genangan cairan ,spesimen dapat diperiksa dari genangan cairan tersebut. Spesimen tambahan dapat diperiksa dari servik dan dinding vagina dibelakang servik. Keringkan swab sebelum dimasukan ke dalam amplop. Jika lebih dari satu sampel diambil dari vagina, label spesimen dalam urutan saat dilakukan serta sumber dari spesimen. Lakukan pembuatan sampel slide kaca untuk pemeriksaan mikroskopis pada saat yang bersamaan. Swab servik turut diambil saat dilakukan swab vagina dengan menggunakan 2 steril kapas tip, lakukan swab kedalam servik. Swab servik dianginkan dan dimasukan ke dalam kertas pembungkus atau amplop.

Upload: ekadiahfrisiliadewi

Post on 07-Nov-2015

69 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

download for free

TRANSCRIPT

1. Pemeriksaan Swab VaginalSwab vagina diambil apabila dipercayai adanya penetrasi penis pada vagina. Swab vagina dilakukan sebelum pemeriksaan bimanual atau pemeriksaan servik. Untuk mengambil swab vagina, masukkan 2 kapas tip pada fornik vagina. Jika terdapat genangan cairan ,spesimen dapat diperiksa dari genangan cairan tersebut. Spesimen tambahan dapat diperiksa dari servik dan dinding vagina dibelakang servik. Keringkan swab sebelum dimasukan ke dalam amplop. Jika lebih dari satu sampel diambil dari vagina, label spesimen dalam urutan saat dilakukan serta sumber dari spesimen. Lakukan pembuatan sampel slide kaca untuk pemeriksaan mikroskopis pada saat yang bersamaan. Swab servik turut diambil saat dilakukan swab vagina dengan menggunakan 2 steril kapas tip, lakukan swab kedalam servik. Swab servik dianginkan dan dimasukan ke dalam kertas pembungkus atau amplop.

Sangat penting untuk tidak mengaspirasi orifisium vagina atau dilusi cairan yang ada di vagina dan servik sebelum swab diambil. Jika korban sudah mandi dan membersihkan area genitalnya sebelum datang, pemeriksa harus dengan teliti mengambil swab di belakang servik dan sepanjang dinding vagina.

2. Pemeriksaan Swab BuccalPengambilan swab buccal ditujukan untuk memastikan identitas korban dan bukti DNA.7 Penggunaan bukti DNA adalah teknologi terbaru yang digunakan terutama dalam sistem peradilan pidana untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan seksual. Prosedur pengumpulan DNA dapat bervariasi. Namun, semua memerlukan sampel perbandingan yang harus diambil dari korban.Prosedur pengambilan swab buccal Kumpulan isi kit 4 kapas tip aplikator steril 1 amplop manila dengan label informasi putih terpasang 1 amplop manila sedikit lebih kecil 1 segel Satu pasang sarung tangan lateks bebas bubuk Petunjuk pengambilan sampel Pakai sepasang sarung tangan lateks bebas bubuk. Buka kertas steril pembungkus salah satu dari empat kapas tip aplikator Gosok ujung kapas tip pada bagian dalam pipi mulut sambil perlahan diputar. Lakukan selama sekitar 30 detik. Tempatkan kapas tip aplikator dalam amplop yang lebih kecil. Kertas pembungkus kapas swab dapat dibuang. Ulangi proses untuk sisa tiga kapas lalu masukkan dalam amplop yang lebih kecil. Lepaskan sarung tangan karet dan buang Tempatkan amplop yang lebih kecil berisi empat kapas tip aplikator dalam amplop yang lebih besar dengan label terpasang Isi semua informasi pada label putih Tempatkan amplop dengan label putih dalam amplop yang berlabel Referensi Swab Mulut Collection Kit. Segel amplop yang berlabel Referensi Mulut Swab Collection Kit dengan segel bukti dan tandai segel Tempatkan amplop ke Ruang Properti dan simpan di lemari pendingin

Gambar. Swab buccal untuk pengambilan sampel sperma

3. Pemeriksaan Laboratorium Forensik DarahPemeriksaan darah pada forensik sebenarnya bertujuan untuk membantu identifikasi pemilik darah tersebut.Sebelum dilakukan pemeriksaan darah yang lebih lengkap, terlebih dahulu kita harus dapat memastikan apakah bercak berwarna merah itu darah. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemeriksaan guna menentukan:a.Bercak tersebut benar darahb.Darah dari manusia atau hewanc.Golongan darahnya, bila darah tersebut benar dari manusia

PersiapanBercak yang menempel pada suatu objek dapat dikerok kemudian direndam dalam larutan fisiologis, atau langsung direndamdengan larutan garam fisiologis bila menempel pada pakaian.

A. Pemeriksaan Penyaringan (presumptive test)Ada banyak tes penyaring yang dapat dilakukan untuk membedakan apakah bercak tersebut berasal dari darah atau bukan, karena hanya yang hasilnya positif saja yang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.Prinsip pemeriksaan penyaringan:H2O2>H2O + OnReagen->perubahan warna (teroksidasi)Pemeriksaan penyaringan yang biasa dilakukan adalah dengan reaksi benzidine dan reaksi fenoftalin. Reagen dalam reaksi benzidine adalah larutan jenuh Kristal Benzidin dalam asetat glacial, sedangkan pada reaksi fenoftalin digunakan reagen yang dibuat dari Fenolftalein 2g + 100 ml NaOH 20% dan dipanaskan dengan biji biji zinc sehingga terbentuk fenolftalein yang tidak berwarna.Hasil positif menyatakan bahwa bercak tersebut mungkin darah sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sedangkan hasil negative pada kedua reaksi tersebut memastikan bahwa bercak tersebut bukan darah. 1.Reaksi Benzidine (Test Adler)Dulu Benzidine test pada forensic banyak dilakukan oleh Adlers (1904).Tes Benzidine atauTest Adlerlebih sering digunakan dibandingkan dengan tes tunggal pada identifikasi darahlainnya. Karena merupakan pemeriksaan yang paling baik yang telah lama dilakukan. Pemeriksaan ini sederhana, sangat sensitif dan cukup bermakna. Jika ternyata hasilnya negatif maka dianggap tidak perlu untuk melakukan pemeriksaan lainnya.Cara pemeriksaan reaksi Benzidin:Sepotong kertas saring digosokkan pada bercak yang dicurigai kemudian diteteskan 1 tetes H20220% dan 1 tetes reagen Benzidin.Hasil:Hasil positif pada reaksi Benzidin adalah bila timbul warna biru gelap padakertas saring.2. Reaksi Phenolphtalein (Kastle Meyer Test)Prosedur test identifikasi yang sekarang ini, mulai banyak menggunakan Phenolphtalein. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kastle (1901,1906), zat ini menghasilkan warna merah jambu terang saat digunakan pada test identifikasi darah.Cara Pemeriksaan reaksi Fenolftalein:Sepotong kertas saring digosokkan pada bercak yang dicurigai langsung diteteskan reagen fenolftalein.Hasil:Hasil positif pada reaksi Fenoftalin adalah bila timbul warna merah muda pada kertas saring.

B. Pemeriksaan Meyakinkan/Test Konfirmasi PadaDarahSetelah didapatkan hasil bahwa suatu bercak merah tersebut adalah darah maka dapat dilakukan pemeriksaan selanjutnya yaitu pemeriksaan meyakinkan darah berdasarkan terdapatnya pigmen atau kristal hematin (hemin) dan hemokhromogen.Terdapat empat jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memastikan bercak darah tersebut benar berasal dari manusia, yaitu : Cara kimiawiTerdapat dua macam tes yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa itu bercak darah, atas dasar pembentukan kristal-kristal hemoglobin yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau dengan mikroskopik. Tes tersebut antara lain tes Teichmann dan tes Takayama

4. Pemeriksaan dan pengambilan urinSuatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk pemeriksaan laboratorium.Mengambil sampel urine yang tidakterkontaminasiuntuk menganalisa urine rutin atau test diagnostik yang meliputi test kultur dan sensitivitas. Mengetahui adanya mikroorganismedalamurine.Proses Pengambilan Urine.Persiapan alat Botol yang telah disterilkan(tempat penampung spesimen) Labelspesimen Sarung tangan sekali pakai Larutan anti septik Kapas sublimat Formulir Laboratorium Urinal(Pispot) jika klien tidak dapat berjalan Baskom air hangat Waslap Sabun Handuk

Prosedur plaksanaan Beritahu klien tujuan prosedur pelaksanaan Untuk klien yang dapat berjalan-Antar klien ke kamar kecil-Antar klien untuk membasuh dan mengelap daerah ginetal dan parineal dengan sabun dan air

Untuk klien wanitaBersihkan daerah parineal dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas desinfektan steril hanya sekali pakai

Untuk klien laki laki Tarik perlahan kulit penis sehingga saluran penis tertarik Dengan gerakan memutar, bersihkan saluran kencing. Gunakan steril hanya sekali pakai kemudian buang. Bersihkan area beberapa inci dari penis

Cara Pengambilan SampelBahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari. Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar.Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik (suprapubic puncture=spp), dari kateter dan urin porsi tengah (midstream urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril.

Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada wanita:a. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah vagina dan muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan daerah vagina selesai.b. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah vagina dengan potongan kasa steril yang mengandung sabun. Arah pembersihan dari depan ke belakang. Kemudian buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.c. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan potongan kasa yang dibasahi dengan air atau salin hangat. Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia dengan 2 jari dan jangan biarkan labia menyentuh muara uretra. Lakukan pembilasan sekali lagi, kemudian keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.d. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang mula-mula keluar. Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke dalam wadah steril sampai kurang lebih sepertiga atau setengah wadah terisi.e. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim segera ke laboratorium.

Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada pria:a. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis dan muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan selesai.b. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung penis dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.c. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi sekali lagi, lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah.d. Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar berikutnya ke dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya.e. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim segera ke laboratorium.f. Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium, karena penundaan akan menyebabkan bakteri yang terdapat dalam urin berkembang biak dan penghitungan koloni yang tumbuh pada biakan menunjukkan jumlah bakteri sebenarnya yang terdapat dalam urin pada saat pengambilan. Sampel harus diterima maksimun 1 jam setelah penampungan.2 Sampel harus sudah diperiksa dalam waktu 2 jam. Setiap sampel yang diterima lebih dari 2 jam setelah pengambilan tanpa bukti telah disimpan dalam kulkas, seharusnya tidak dikultur dan sebaiknya dimintakan sampel baru.3 Bila pengiriman terpaksa ditunda, bahan urin harus disimpan pada suhu 40C selama tidak lebih dari 24 jam.

5. Pengumpulan dan pengemasan barang buktia) Mengumpulkan Barang Bukti (Trace Evident)1. Dokter tetap berkoordinasi dengan penyidik, terutama bila ada team Labfor.1. Dokter membantu mencari barang bukti, misal racun, anak peluru dll.1. Segala yang ditemukan diserahkan pada penyidik.1. Dokter dapat meminjam barang bukti tersebut.1. Selesai pemeriksaan, TKP ditutup misal selama 3 X 24 jam.1. Korban dibawa ke RS dengan disertai permohonan visum et repertum.b) Pengambilan & Pengumpulan bahan Harus dijaga : - Syarat medicolegal - Chain of evidence Bahan-bahan tersebut : Stat. I : Lambung + isi , Usus + isinya Stat. II : Hati + 500 gram, Otak + 500 gram,P aru + 250 gramStat. III : Ginjal (sebagian kanan/kiri) , Kandung seni

Bahan-bahan lain : - Darah (50 - 100 ml )- Urine (100 ml ) Pada korban hidup :- Sisa makanan/minuman - Obat-obatan, bhn penyebab keracunan - Bhn muntahan / hsl kumbah lambung - Urine, darah & faeses Kasus-kasus tertentu : > Keracunan Alkohol :- darah V.Femoralis - urine > Bila darah (-) :- sum-sum tulang - jaringan otot > Keracunan kronis Arsen :- rambut, kuku & tulang.

Wadah : gelas/plastik (inert), mulut lebar dapat ditutup rapat bersih dari zat kimia (baru)Jumlahnya minimal 3 buah : Wadah I : organ trac. Gastrointestinalis Wadah II : organ hati, empedu, otak, ginjal dll Wadah III : organ trac. urogenitalis Pengawet : Alkohol 96%Bisa : es batu, dry ice , Na fluorida , merkuri nitrat Bahan pemeriksaan terendam dlm pengawet > Seal dgn parafin > Ikat tali tdk bersambung > Beri label> Segel ( lak + cap segel dinas ). Pengiriman : > Sertakan contoh bahan pengawet (100 ml) dalam botol bersih, dilabel & segel. > Dikirim segera setelah bahan diambil. > Diantar ( via kurir ) > Via Paket. Syarat-syarat surat : > Surat permohonan pemeriksaan toksikologi > Surat ttg laporan peristiwa atau kejadian (secara singkat). > Surat ttg laporan otopsi > Berita acara pembungkusan & penyegelan + cap segel dinas) ISI LABEL : - Identitas korban - Jenis & jumlah bahan pemeriksaan - Bahan pengawet yg dipakai - Tempat & saat pengambilan bahan, pembungkusan, penyegelan - Tanda tangan & nama terang penyegel, dokter yg otopsi - Cap stempel dinas & segel dinas. Pada penggalian jenazah : > Bila mungkin bhn spt tsb diatas > Contoh tanah : bagian atas/bawah, kiri/kanan jenazah (peti) > Pembanding : contoh tanah radius 5 m dgn kedalaman yg sama dgn jenazah > Masing-masing dimskkan dlm wadah tersendiri.

6. Pemeriksaan Bercak Mani Pada Pakaian dan benda laina.Secara visualBercak mani berbatas tegas dan warnanya lebih gelap daripada sekitarnya. Bercak yang sudah agak tua berwarna kekuningan. Pada bahan sutera / nilon, batas sering tidak jelas, tetapi selalu lebih gelap daripada sekitarnya. Pada tekstil yang tidak menyerap, bercak segar menunjukkan permukaan mengkilat dan translusen kemudian mengering. Dalam waktu kira-kira 1 bulan akan berwarna kuning sampai coklat. Pada tekstil yang menyerap, bercak segar tidak berwarna atau bertepi kelabu yang berangsur-angsurmenguning sampai coklat dalam waktu 1 bulan. Dibawahsinar ultraviolet, bercak semen menunjukkan flouresensi putih. Bercak pada sutera buatan atau nilon mungkin tidak berflouresensi. Flouresensi terlihat jelas pada bercak mani pada bahan yang terbuat dari serabut katun. Bahan makanan, urin, sekret vagina, dan serbuk deterjen yang tersisa pada pakaian sering berflouresensi juga.b.Secara taktil (perabaan)Bercak mani teraba kaku seperti kanji. Pada tekstil yang tidak menyerap, bila tidak teraba kaku, masih dapat dikenali dari permukaan bercak yang teraba kasar.c.Skrining awal (dengan Reagen fosfatase asam)Cara pemeriksaan :Sehelai kertas saring yang telah dibasahi akuades ditempelkan pada bercak yang dicurigai selama 5 10 menit. Keringkan lalu semprotkan / teteskan dengan reagen. Bila terlihat bercak ungu, kertas saring diletakkan kembali pada pakaian sesuai dengan letaknya semula untuk mengetahui letak bercak pada kain.d.Uji pewarnaan BaecchiReagen dapat dibuat dari :Asam fukhsin 1 % 1 mlBiru metilen 1 % 1 mlAsam klorida 1 % 40 ml

Cara Pemeriksaan :Gunting bercak yang dicurigai sebesar 5 mm x 5 mm pada bagian pusat bercak. Bahan dipulas dengan reagen Baecchi selama 2 5 menit, dicuci dalam HCL 1 % dan dilakukan dehidrasi berturut-turut dalam alkohol 70 %, 80 % dan 95 100 % (absolut). Lalu dijernihkan dalam xylol (2x)dan keringkan di antara kertas saring.Ambillah 1 2 helai benang dengan jarum.Letakkan pada gelas objek dan uraikan sampai serabut-serabut saling terpisah. Tutup dengan kaca penutup dan balsem Kanada. Periksa dengan mikroskop pembesaran 400 x.Hasil :Serabut pakaian tidak berwarna, spermatozoa dengan kepala berwarna merah dan ekor berwarna merah muda terlihat banyak menempel pada serabut benang.

7. Pemeriksaan SpermaPemeriksaan Laboratorium Forensik Cairan Mani & SpermatozoaCairan mani merupakan cairan agak putih kekuningan, keruh dan berbau khas. Cairan mani pada saat ejakulasi kental kemudian akibat enzim proteolitik menjadi cair dalam waktu yang singkat (10 20 menit). Dalam keadaan normal, volume cairan mani 3 5 ml pada 1 kali ejakulasi dengan pH 7,2 7,6.Cairan mani mengandung spermatozoa, sel-sel epitel dan sel-sel lain yang tersuspensi dalam cairan yang disebut plasma seminal yang mengandung spermion dan beberapa enzim sepertri fosfatase asam. Spermatozoa mempunyai bentuk yang khas untuk spesies tertentu dengan jumlah yang bervariasi, biasanya antara 60 sampai 120 juta per ml.Sperma itu sendiri didalam liang vagina masih dapat bergerak dalam waktu 4 5 jam post-coitus; sperma masih dapat ditemukan tidak bergerak sampai sekitar 24-36 jam post coital dan bila wanitanya mati masih akan dapat ditemukan 7-8 hariPemeriksaan cairan mani dapat digunakan untuk membuktikan :1.Adanya persetubuhan melalui penentuan adanya cairan mani dalam labia minor atau vagina yang diambil dari forniks posterior2.Adanya ejakulasi pada persetubuhan atau perbuatan cabul melalui penentuan adanya cairan mani pada pakaian, seprai, kertas tissue, dsb.Teknik Pengambilan bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan cairan mani dan sel mani dalam lendir vagina, yaitu dengan mengambil lendir vagina menggunakan pipet pasteur atau diambil dengan ose batang gelas, atau swab. Bahan diambil dari forniks posterior, bila mungkin dengan spekulum. Pada anak-anak atau bila selaput darah masih utuh, pengambilan bahan sebaiknya dibatasi dari vestibulum saja.Pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi :1.Penentuan spermatozoa (mikroskopis)Tujuan : Menentukan adanya sperma-Bahan pemeriksaan : cairan vagina-Metode pemeriksaan :Tanpa pewarnaanUntuk melihat motilitas spermatozoa. Pemeriksaan ini paling bermakna untuk memperkirakan saat terjadinya persetubuhanCara pemeriksaan :Letakkan satu tetes cairan vagina pada kaca objek kemudian ditutup. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 500 kali. Perhatikan pergerakkan spermatozoa

8. Test uji apung paruPemeriksaan makroskopik paru.Paru-paru mungkin masih tersembunyi di belakang kandung jantung atau telah mengisi rongga dada. Osborn (1953) menemukan pada 75% kasus, ternyata paru-paru sudah mengisi rongga dada, baik pada bayi yang lahir hidup maupun lahir mati. Paru-paru berwarna kelabu ungu merata seperti hati, konsistensi padat, tidak teraba derik udara dan pleura yang longgar (slack pleura). Berat paru kira-kira 1/70x berat badan.Uji apung paru.Uji ini harus dilakukan dengan teknik tanpa sentuh (no touch technique), paru-paru tidak disentuh untuk menghindari untuk timbulnya artefak pada sediaan histopotologi jaringan paru akibat manipulasi berlebihan. Setelah organ leaher dan dada dikeluarkan dari tubuh, lalu dimasukkan kedalam air dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Kemudian paru kiri dan kanan dilepaskan dan dimasukkan kedalam air lagi, dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Setelah itu setiap lobus dipisahkan dan di masukkan ke dalam air dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. 5 potong kecil dari bagian perifer tiap lobus dimasukkan ke dalam air, dan diperhatikan apakah mengapung ataukah tenggelam.Hingga tahap ini, paru bayi yang baru lahir mati masih dapat mengapung oleh karena kemungkinan adanya gas pembusukan. Bila potongan kecil itu mengapung, letakkan di antara dua karton dan ditekan (dengan arah tekanan tegak lurus, jangan bergeser) untuk mengeluarkan gas pembusukan yang terdapat pada jaringan interstisial paru, lalu masukkan kembali ke dalam air dan di amati apakah masih mengapung atau tenggelam. Bila masih mengapung berarti paru tersebut berisi udara residu yang tidak akan keluar. Kadang-kadang dengan penekanan, dinding alveoli pada bayi yang telah membusuk akan pecah dan udara residu keluar dan memperlihatkan hasil uji apung paru negatif.Uji apung paru harus dilakukan menyeluruh sampai potongan kecil-kecil, mengingat kemungkinan adanya pernafasan sebagian yang dapat bersifat buatan (pernafasan buatan) ataupun alamiah, yaitu bayi yang sudah bernafas walaupun kepala masih dalam vagina.Hasil negatif belum berarti pasti lahir mati, karena adanya kemungkinan bayi dilahirkan hidup tapi kemudian berhenti bernafas meskipun jantung masih berdenyut, sehingga udara dalam alveoli diresopsi. Pada hasil negatif ini, pemeriksaan histopatologi harus dilakukan untuk memastikan bayi lahir mati atau hidup. Hasil uji apung paru positif berarti pasti lahir hidup.Penyebab kematian. Penyebab kematian tersering pada pembunuhan anak sendiri adalah mati lemas (asfiksia). Cara tersering dilakukan adalah dengan cara pembekapan, penyumbatan jalan nafas, penjeratan, pencekikan dan penenggelaman. Kadang-kadang bayi dimasukkan ke dalam lemari, kopor dan sebagainya.Lahir hidup dapat diketahui dari perangi paru-paru secara makroskopis maupun mikroskopis. Secara makroskopis paru-paru anak ayang dilahirkan hidup akan tampak mengembang dan menutupi kandung jantung, tepintnya tumpul, warnaya merah ungu dengan gambaran mozaik, lebih berat (1/35 berat badan, pada yang lahir mati atau belum bernafas berat paru-paru sekitar1/70 berat badan), pada perabaan teraba derik udara atau krepitasi, bila dimasukkan ke dalam air akan mengapung, bila diiris dan dipijat akan banyak mengeluarkan darah dan busa. Sedangkan secara mikroskopik akan tamak jelas adanya pengembangan dari kantung-kantung hawa (alveoli).

9. Pemeriksaan Getah ParuPermukaan paru disiram dengan air bersih, iris bagian perifer, ambil sedikit cairan perasan dari jaringan perifer paru, taruh pada kaca objek, tutup dengan kaca penutup dan lihat dengan mikroskop.Selain diatom dapat pula terlihat ganggang atau tumbuhan jenis lainnya d. Pemeriksaan Kimia DarahPemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar NaCl dalam darah sehingga dapat diketahui apakah korban meninggal di air tawar atau air asin. Darah yang diambil adalah darah dari jantung jenazah. Pada peristiwa tenggelam di air tawar ditemukan tanda-tanda asfiksia, kadar NaCl jantung kanan lebih tinggi dari jantung kiri dan adanya buih serta benda-benda air pada paru-paru. Tenggelam jenis ini disebut tenggelam tipe II A. Sedangkan pada peristiwa tenggelam di air asin terjadi gangguan elektrolit dan ditemukan adanya tanda-tanda asfiksia, kadar NaCl pada jantung kiri lebih tinggi dari pada jantung kanan dan ditemukan buih serta benda-benda air pada paru-paru. Tenggelam jenis ini disebut tenggelam tipe II B

10. Isi Lambung

konden

11. Deskripsi lukaLuka adalah hilang atau rusaknya kontuinitas dari jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau benda tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. Dalam prakteknya nanti seringkali terdapat kombinasi trauma yang disebabkan oleh satu jenis penyebab, sehingga klasifikasi trauma ditentukan oleh alat penyebab dan usaha yang menyebabkan traumaa. TRAUMA TUMPULDua variasi utama dalam trauma tumpul adalah:1. Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.2. Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam

Organ atau jaringan pada tubuh mempunyai beberapa cara menahan kerusakan yang disebabkan objek atau alat, daya tahan tersebut menimbulkan berbagai tipe luka. Ada 3 jenis luka akibat kekerasan benda tumpul (blunt force injury), yaitu :1. Luka lecet (abrasion) : tekan, geser & regang2. Luka memar (contussion)3. Luka robek, retak, koyak (lacerationb. Luka Lecet/ AbrasiLuka lecet (abrasion) adalah jenis kekerasan benda tumpul (blunt force injury) yang merusak lapisan atas kulit (epidermis). Abrasi yang sesungguhnya tidak berdarah karena pembuluh darah terdapat pada dermis. Kontak gesekan yang mengangkat sel keratinisasi dan sel di bawahnya akan menyebabkan daerah tersebut pucat dan lembab oleh karena cairan eksudat jaringan. Ketika kematian terjadi sesudahnya, abrasi menjadi kaku, tebal, perabaan seperti kertas berwarna kecoklatan. Pada abrasi yang terjadi sesudah kematian berwarna kekuningan jernih dan tidak ada perubahan warna. Pola dari abrasi dapat menentukan bentuk dari benda yang mengenainya. Waktu terjadinya luka sendiri sulit dinilai dengan mata telanjang. Perubahan warna menjadi coklat kemerahan pada hari ke-1 sampai hari ke-3. Warnanya berubah menjadi suram / gelap / coklat pada hari ke-2 sampai hari ke-3 berikutnya. Epidermis baru akan terbentuk pada hari ke-7 sampai hari ke-14. Penyembuhan lengkap terjadi setelah beberapa minggu

c) Luka Memar (Contussion)Luka memar (contussion) adalah jenis kekerasan benda tumpul (blunt force injury) yang merusak atau merobek pembuluh darah kapiler dalam jaringan subkutan sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya. Mula-mula timbul pembengkakan kemudian timbul warna merah kebiruan lalu warnanya berubah menjadi biru kehitaman pada hari ke-1 sampai hari ke-3. Setelah itu warnanya berubah menjadi biru kehijauankemudian coklat. Warna menghilang pada minggu pertama sampai minggu ke -4Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai bentuk dari benda tumpul ialah apa yang dikenal dengan istilah perdarahan tepi (marginal haemorrhages), misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan, per darahan akan menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua kembang ban yang berdekatan. Hal yang sama bila seseorang dipukul dengan rotan atau benda yang sejenis, maka akan tampak memar yang memanjang dan sejajar yang membatasi daerah yang tidak menunjukkan kelainan. Darah antara kedua memar yang sejajar dapat menggambarkan ukuran lebar dari alatpemukul yang mengenai tubuh korban

d) Luka RobekLuka robek (laceration) adalah jenis kekerasan benda tumpul yang merusak atau merobek kulit (epidermis & dermis) dan jaringan dibawahnya (lemak, folikel rambut, kelenjar keringat & kelenjar sebasea). Luka robek mempunyai tepi yang tidak teratur, terdapat jembatan-jembatan jaringan yang menghubungkan kedua tepi luka, akar rambut tampak hancur atau tercabut bila kekerasannya di daerah yang berambut,disekitar luka robek sering tampak adanya luka lecet atau luka memar.

Cara terjadinya luka robek (laceration), yaitu :

Arah kekerasan tegak lurus terhadap kulit sedangkan jaringan dibawah kulit terdapat tulang misalnya kepala yang terbentur pada sisi meja. Hal ini disebut luka retak (harus kita bedakan dengan luka iris (incissed wound). Arah kekerasan miring (tangensial) sehingga luka robek (laceration) dan terkelupas. Benda yang berputar menyebabkan luka yang sirkuler misalnya gilasan mobil.

Patah tulang yang menembus kulit

e) TRAUMA TAJAMLuka yang diakibatkan oleh benda tajam dapat dibedakan dari luka yang disebabkan oleh benda lainnya, yaitu dari keadaan sekitar luka yang tenang, tidak ada luka lecet atau memar, tapi luka yang rata dan dari sudut -sudutnya yang runcing seluruhnya atau hanya sebagian yang runcing serta tidak adanya jembatan jaringan. Ada 3 jenis luka akibat kekerasan benda tajam, yaitu:a) Luka iris/ luka sayat (incised wound)b) Luka tusuk (stab wound)c) Luka bacok (chop wound

d) Luka Iris/ Luka Sayat (Incissed Wound)

Luka iris / luka sayat (incissed wound) adalah luka yang lebar tetapi dangkal akibat kekerasan benda tajam yang sejajar kulit. Ada 3 bentuk luka iris / luka sayat (incissed wound), yaitu :1. Bentuk celah yaitu luka iris / luka sayat (incissed wound) yang arah datangnya sejajar dengan arah serat elastis / otot.2. Bentuk menganga yaitu luka iris / luka sayat (incissed wound) yang arah datangnya tegak lurus terhadap arah serat elastis / otot.3. Bentuk asimetris yaitu luka iris / luka sayat (incissed wound) yang arah datangnya miring terhadap arah serat elastis / otot.Ada 8 ciri-ciri luka iris / luka sayat (incissed wound), yaitu :a) Tepi dan sudut luka tajam.b) Jembatan jaringan tidak ada.c) Rambut terpotong.d) Permukaan luka ratae) Sekitar luka tidak ada luka memar (contussion) atau luka lecet (abrasion).f) Luka tidak mengenai tulang.g) Panjang luka lebih besar daripada dalam luka.h) Semua senjata bermata tajam berpotensi sebagai penyebab luka iris / luka sayat(incised wound) sehingga identifikasi alat tidak berguna

e) Luka Tusuk (Stab Wound)Luka tusuk (stab wound) adalah luka dengan kedalaman luka yang melebihi panjang luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau bermata tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan tubuhTerdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah satunya adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat menyebabkan lukanya menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan pada saat penusukan juga akan mempengaruhi. Beberapa pola luka yang dapat ditemukan :1. Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan kembali melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan tersebut luka tidak sesuai dengan gambaran biasanya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringa n yang lebih dalam maupun pada organ.2. Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut, sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan kulit seperti ekor.3. Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat juga lebih luas dibandingkan dengan lebar senjata yang digunakan.4. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam sebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar pada bagian superfisial. Sehingga luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata yang digunakan.5. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk ireguler dan besar. Bentuk luka tusuk (stab wound) pada kulit dan otot, yaitu :

Alat pisau dapat menimbulkan luka tusuk (stab wound) yang berbentuk celah, menganga, atau asimetris.

Ganco / lembing dapat menimbulkan luka tusuk (stab wound) yang berbentuk celah atau bulat. Alat penampang segitiga atau segiempat dapat menimbulkan luka tusuk (stab

wound) yang berbentuk bintang berkaki tiga atau empat.

Ada 5 ciri-ciri luka tusuk (stab wound) yang disebabkan oleh alat yang berujung runcing dan bermata tajam, yaitu :1. Tepi luka tajam atau rata.

2. Sudut luka tajam namun kurang tajam pada sisi tumpul.

3. Rambut terpotong pada sisi tajam.

4. Sekitar luka kadang terdapat luka memar (contussion). Ekimosis karena tusukan sampai mengenai tangkai pisau.5. Kedalaman luka melebihi panja ng luka

Gambar.16Gambaran luka tusuk

f) Luka Bacok (Chop Wound)Luka bacok (chop wound) adalah luka dengan kedalaman luka kurang lebih sama dengan panjang luka akibat kekerasan yang arahnya miring terhadap kulit. Luka bacok (chop wound) adalah luka akibat alat yang berat dan bermata tajam atau agak tumpul, akibat suatu ayunan yang disertai tenaga yang besar.Ada 6 ciri-ciri luka bacok (chop wound), yaitu :

1. Ukuran luka bacok (chop wound) biasanya besar.

2. Tepi luka bacok (chop wound) tergantung pada mata senjata.

3. Sudut luka bacok (chop wound) tergantung pada mata senjata.

4. Hampir selalu mengakibatkan kerusakan pada tulang.

5. Kadang-kadang memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan.

6. Di sekitar luka dapat kita temukan luka memar (contussion) atau luka lecet (abrasion) atau aberasi.

g) LUKA TEMBAKHarus selalu ada di dalam benak kita bahwa saat tembakan terjadi, dilepaskan3 substansi berbeda dari laras senjata. Yaitu anak peluru, bubuk mesiu yang tidak terbakar, dan gas. Deskripsi luka yang minimal untuk pasien hidup terdiri dari:1. lokasi luka

2. ukuran dan bentuk defek

3. lingkaran abrasi

4. lipatan kulit yang utuh dan robek

5. bubuk hitam sisa tembakan, jika ada

6. tattoo, jika ada

7. bagian yang ditembus/dilewati

h) LUKA BAKAR

Dry heat (burn heat / luka bakar) adalah luka bakar yang diakibatkan oleh persentuhan tubuh dengan api atau benda panas (bukan cairan).Ada lima mekanisme timbulnya luka bakar:

1. Api: kontak dengan kobaran api

2. Luka bakar cair: kontak dengan air mendidih, uap panas, dan minyak panas.

3. Luka bakar kimia: asam akan menimbulkan panas ketika kontak dengan jaringan organik.4. Luka bakar listrik memiliki karakteristik yang unik, sebab sekalipun sumber

panas (listrik) berasal dari luar tubuh, kebakaran/kerusakan yang parah justru terjadi di dalam tubuh.5. Luka bakar kontak : kontak langsung dengan obyek panas, misalnya dengan wajan panas atau knalpot sepeda motor. Hal ini sangat sering terjadi di Indonesia.

Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh kedalaman luka bakar. Luka bakar diklasifikasi menjadi derajat 1, 2, dan 3. Kadang - kadang digunakan pula istilah derajat 4 pada kulit ya ng hangus terbakar mirip arang. Klasifikasi tersebut ialah :

Luka bakar derajat 1 = superficial burn. Luka bakar permukaan yang tidak terlalu serius dan hanya mengenai lapisan kulit bagian atas. Sering kali disertai pembentukan vesikel (gelembung berisi cairan).

Luka bakar derajat 2 = partial thickness burn (luka bakar parsial). Artinya luka bakar mengenai sebagian dari ketebalan kulit. Luka bakar dengan kedalaman inisering kali disertai dengan rusaknya struktur di bawah kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebaseus (minyak), atau jaringan kolagen.

Luka bakar derajat 3 = full thickness burn. Luka bakar mengenai se luruh ketebalan kulit. Struktur di bawah kulit pun sering kali mengalami kerusakan. Sekalipun demikian, kulit tidaklah lenyap, musnah, atau hilang, tetapi rusak.

Luka bakar derajat 4 = hitam bagai arang12. Pemeriksaan derajat luka1. Luka Ringan

Luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencahariannya.(4)Pasal 352

(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.(2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.2. Luka sedang.

Luka yang dapat menimbulkan penyakit, atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/pekerjaan mata pencaharian untuk sementara waktu saja, maka luka ini dinamakan luka derajat kedua.Pasal 351

(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan. (5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana 3. Luka Berat

Apabila penganiayaan mengakibatkan luka berat, seperti yang dimaksud dalam pasal 90 KUHP, luka tersebut dinamakan luka derajat ketiga, dengan kriteria :a. Penyakit atau luka yang tak dapat diharapkan sembuh dengan sempurna.

b. Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut.

c. Rintangan tetap menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencaharian.d. Kehilangan salah satu panca indera.

e. Cacat besar atau kudung.

f. Mengakibatkan kelumpuhan.

g. Mengakibatkan gangguan daya pikir 4 minggu lamanya atau lebih.

h. Mengakibatkan keguguran atau matinya janin dalam kandungan.

Pasal 90

Luka berat berarti:

Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut; Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan

pencarian;

Kehilangan salah satu pancaindera;

Mendapat cacat berat;

Menderita sakit lumpuh;

Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;

Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.

13. Pemeriksaan selaput daraVAGINA DAN SERVIKS 1. Vagina diperiksa adakah benda asing(kondom), lecet, memar,hiperemik.2. Selaput dara diperiksa robekan baru/lama,sembuh/hampir sembuh, letak robekan (sesuaikan dgn letak jam robekan (sesuaikan dgn letak jam-an)3. Buat sediaan dari lendir di vagina dan forniks vagina dan canalis cervicalis.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1. Sediaan Basah, mrpkn pemeriksaan lendir vagina mencari adanya sel sperma 2. Sediaan kering, mrpkn periksaan sediaann kering lendir u/ melihat adanya sel sperma dgn pewarnaan Gram, Giemsa, Methylene blue. 3. Bakteriologi, melihat adanya penyakit kelamin. 4. Golongan darah, diperiksa dari lendir vagina. Adanya gol.darah lain medakan persetubuhan.5. Urine, bila tes kehamilan hsl (+) maka bkn mrpkn hsl persetubuhan yg baru. F. Rambut, adakah dijumpai rambut kemaluan yg lain.

INTERPRETASI Hasil pemeriksaan cairan vagina (vaginal swab) dimana cairan mani tdk mengandung sperma belum berarti tdk ada persetubuhan, o.k si pelaku bisa saja seorang yang AZOOSPERMIA. Tidak ditemukannya cairan mani/sel sperma di vagina korban bisa saja pelaku menggunakan kondom, coitus interuptus.

PEMERIKSAAN TERTUDUH 1. Pemeriksaan umum, misal cakaran korban 2. Status lokalisata, meliputi kelamin tersangka.3. Pembuktian persetubuhan dgn mengambil sediaan apusan glans penis, adakah dijumpai sel epitel vagina.4. Penentuan Barr bodies/kromatin sex perempuan dgn pewarnaan Papanicolaou. 5. Warna empedu dimana kapas yg dibasahi sublimat 5% diusap pd zakar warna

14. Fotografi forensicFotografi forensik sering juga disebut forensic imaging atau crime scene photography adalah suatu proses seni menghasilkan bentuk reproduksi dari tempat kejadian perkara atau tempat kejadian kecelakaan secara akurat untuk kepentingan penyelidikan hingga pengadilan. Fotografi forensik juga termasuk ke dalam bagian dari upaya pengumpulan barang bukti seperti tubuh manusia, tempat-tempat dan setiap benda yang terkait suatu kejahatan dalam bentuk foto yang dapat digunakan oleh penyelidik atau penyidik saat melakukan penyelidikan atau penyidikan. Termasuk di dalam kegiatan fotografi forensik adalah pemilihan pencahayaan yang benar, sudut pengambilan lensa yang tepat, dan pengambilan gambar dari berbagai titik pandang.Skala seringkali digunakan dalam gambar yang diambil sehingga dimensi sesungguhnya dari obyek foto dapat terekam.Biasanya digunakan penggaris atau perekat putih yang berskala sentimeter diletakkan berdekatan dengan lesi atau perlukaan sebagai referensi ukuran. Pada bagian yang tidak terekspos atau kurang memberikan gambaran yang signifikan, dapat digunakan probe (alat pemeriksa luka) atau jari sebagai penunjuk dengan posisi yang semestinya1. Fotografi olah TKP2. Fotografi Teknik: Sidik Jari, Blood Spatter, Pemeriksaan bercak darah dengan luminol, Bite Marks, Tire Marks, Shoeprint, Memar 3. Fotografi Otopsi

Teknik Fotografi TKP menurut FBI Laboratory Division Memotret TKP secepat mungkin. Siapkan log fotografi yang mencatat semua foto, deskripsi dan lokasi bukti. Memotret secara keseluruhan, sedang, dan close-up yang terlihat dari TKP. Foto dari sudut pandang mata untuk mewakili tampilan normal. Memotret daerah yang paling rapuh dari TKP pertama. Memotret semua bukti di tempat sebelum direposisi atau dibersihkan. Semua barang bukti harus difoto close-up, pertama tanpa skala dan kemudian dengan skala, mengisi seluruh frame foto. Memotret interior TKP dalam sebuah serial tumpang tindih menggunakan lensa normal, jika mungkin. Secara keseluruhan foto-foto dapat diambil menggunakan lensa sudut lebar.

Ketajaman GambarSalah satu unsur yang menentukan ketajaman sebuah gambar adalah kedalaman gambar (depth of field). Untuk membuat sebuah gambar dua dimensi menjadi lebih hidup, dibutuhkan penciptaan rasa akan adanya kedalaman dari gambar. Kondisi ini dimungkinkan dengan memanipulasi elemen-elemen yang terdapat di latar depan, tengah, dan belakang. Garis sederhana yang membawa pandangan ke area-area dalam gambar menuju center of interest bisa lebih efektif.Di sini, pemilihan lensa dan bukaan diafragma (aperture) menjadi unsur vital untuk menciptakan kedalaman.Pada pemotretan organ dalam (viscera), dapat dilakukan penggunaan gelas yang diletakkan secara terbalik dan di cat sesuai warna latar belakang yang digunakan (biasanya hijau) yang terletak agak jauh di bawah gelas untuk menghindari fokus serta penggunaan lampu tungsten sebagai pencahayaan5.Komposisi gambarPada kegiatan fotografi yang dilakukan di TKP, gambar diambil secara serial dan panoramik menggunakan lensa-lensa sudut lebar agar seluruh obyek pada TKP dapat terekam dalam bingkai pemotretan sekaligus. Diperlukan komposisi obyek yang baik dan kuat agar pesan yang tersirat dalam setiap bingkai pemotretan dapat disampaikan ke penyelidik maupun penyidik.(9) Hal ini perlu diperhatikan untuk kepentingan rekonstruksi kejadian

15. ODONTOLOGI FORENSIKMenurut Pederson, odontologi forensik adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari cara penanganan dan pemeriksaan benda bukti gigi serta cara evaluasi dan presentasi temuan gigi tersebut untuk kepentingan peradilan. Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan sbb :a) Gigi dan restorasinya merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan pengaruh lingkungan yang ekstrem. b) Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi gigi menyebabkan dimungkinkannya identifikasi dengan ketepatan yang tinggi c) Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis gigi (dental record) dan data radiologis. Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan sbba) Gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan pengaruh lingkungan yang ekstrim.b) Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi gigi menyebabkan identifikasi dengan ketepatan yang tinggi.c) Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis gigi (dental record) dan data radiologis.d) Gigi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan morfologis, yang mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga apabila terjadi trauma akan mengenai otot-otot tersebut terlebih dahulu.e) Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian bahwa gigi manusia kemungkinan sama satu banding dua miliar.f) Gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400C. g) Gigi geligi tahan terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang terbunuh dan direndam dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur, sedangkan giginya masih utuh.

Pada gambar 1 menunjukkan bahwa gigi tetap dalam keadaan utuh pada suhu yang tinggi, walaupun tubuh telah rusak, tetapi gigi masih dapat diidentifikasiIdentifikasi Forensik Odontologi -Ketika tidak ada yang dapat diidentifikasi, gigi dapat membantu untuk membedakan usia seseorang, jenis kelamin,dan ras. Hal ini dapat membantu untuk membatasi korban yang sedang dicari atau untuk membenarkan/memperkuat identitas korban.Penentuan Usia-Perkembangan gigi secara regular terjadi sampai usia 15 tahun. Identifikasi melalui pertumbuhan gigi ini memberikan hasil yang yang lebih baik daripada pemeriksaan antropologi lainnya pada masa pertumbuhan. Pertumbuhan gigi desidua diawali pada minggu ke 6 intra uteri. Mineralisasi gigi dimulai saat 12 16 minggu dan berlanjut setelah bayi lahir. Trauma pada bayi dapat merangsang stress metabolik yang mempengaruhi pembentukan sel gigi. Kelainan sel ini akan mengakibatkan garis tipis yang memisahkan enamel dan dentin di sebut sebagai neonatal line. Neonatal line ini akan tetap ada walaupun seluruh enamel dan dentin telah dibentuk. Ketika ditemukan mayat bayi, dan ditemukan garis ini menunjukkan bahwa mayat sudah pernah dilahirkan sebelumnya. Pembentukan enamel dan dentin ini umumnya secara kasar berdasarkan teori dapat digunakan dengan melihat ketebalan dari struktur di atas neonatal line. Pertumbuhan gigi permanen diikuti dengan penyerapan kalsium, dimulai dari gigi molar pertama dan dilanjutkan sampai akar dan gigi molar kedua yang menjadi lengkap pada usia 14 16 tahun. Ini bukan referensi standar yang dapat digunakan untuk menentukan umur, penentuan secara klinis dan radiografi juga dapat digunakan untuk penentuan perkembangan gigi.5

Gambar memperlihatkan gambaran panoramic X ray pada anak-anaka) gambaran yang menunjukkan suatu pola pertumbuhan gigi dan perkembangan pada usia 9 tahun (pada usia 6 tahun terjadi erupsi dari akar gigi molar atau gigi 6 tapi belum tumbuh secara utuh). Dibandingkan dengan diagram yang diambil dari Schour dan Massler b) menunjukkan pertumbuhan gigi pada anak usia 9 tahun.-Penentuan usia antara 15 dan 22 tahun tergantung dari perkembangan gigi molar tiga yang pertumbuhannya bervariasi. Setelah melebihi usia 22 tahun, terjadi degenerasi dan perubahan pada gigi melalui terjadinya proses patologis yang lambat dan hal seperti ini dapat digunakan untuk aplikasi forensik.-

Penentuan Jenis Kelamin-Ukuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk penentuan jenis kelamin. Gigi geligi menunjukkan jenis kelamin berdasarkan kaninus mandibulanya. Anderson mencatat bahwa pada 75% kasus, mesio distal pada wanita berdiameter kurang dari 6,7 mm, sedangkan pada pria lebih dari 7 mm. Saat ini sering dilakukan pemeriksaan DNA dari gigi untuk membedakan jenis kelamin.-Penentuan Ras-Gambaran gigi untuk ras mongoloid adalah sebagai berikut:1. Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada maksila menunjukkan nyata berbentuk sekop pada 85-99% ras mongoloid. 2 sampai 9 % ras kaukasoid dan 12 % ras negroid memperlihatkan adanya bentuk seperti sekop walaupun tidak terlalu jelas. 2. Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal premolar bawah pada 1-4% ras mongoloid.3. Akar distal tambahan pada molar 1 mandibula ditemukan pada 20% mongoloid.4. Lengkungan palatum berbentuk elips.5. Batas bagian bawah mandibula berbentuk lurus.Gambar 3Gambaran gigi untuk Ras kaukasoid adalah sebagai berikut:1. Cusp carabelli, yakni berupa tonjolan pada molar 1.2. Pendataran daerah sisi bucco-lingual pada gigi premolar kedua dari mandibula.3. Maloklusi pada gigi anterior.4. Palatum sempit, mengalami elongasi, berbentuk lengkungan parabola.5. Dagu menonjol.Gambar 4Gambaran gigi untuk ras negroid adalah sebagai berikut:1. Pada gigi premolar 1 dari mandibula terdapat dua sampai tiga tonjolan.2. Sering terdapat open bite. 3. Palatum berbentuk lebar.4. Protrusi bimaksila.16. HISTOPATOLOGI FORENSIK Histologi Histo = jaringan Logos = ilmu Ilmu yang mempelajari struktur anatomi dan jaringan di bawah mikroskop (tingkat seluler). Patologi Ilmu yang mempelajari tentang penyakit, penyebab, mekanisme, dan perubahan-perubahannya, dilihat dari tingkat selularTujuan Menegakkan diagnosis sebab mati Mengkonfirmasi temuan makroskopis Memberi gambaran histomorfologi perjalanan penyakit Gambaran intravitalitas Menentukan umur secara histomorphologi (infark lama/baru, umur luka, dsb) Memberi gambaran riwayat korban berkaitan dengan investigasi kriminal (pemakaian narkoba suntik kronis, luka tembak masuk, dsb) Gambaran histologi sel (sel sperma pada kasus kekerasan seksual) Diagnosis berdasarkan gambaran histomorfologi pada penyakit-penyakit okupasi (asbestosis, dsb)

Lebam Mayat vs Memar

30 min 4 hours Sebukan PMN di sekitar pembuluh darah. Sel Mas (basofil) mulai kehilangan granula. Mulai timbul fibrin.

4 12 hours Sebukan sel-sel leukosit semakin jelas, mayoritas adalah PMN, juga terdapat beberapa sel mononuklear. Endotel pembuluh darah mulai mengalami edema dan timbul celah-celah antar endotel.

12 24 hours Sel-sel leukosit mulai membentuk gambaran palisade, PMN berkurang namun makrofag dan sel mononuklear meningkat jumlahnya. Fibroblas mulai bermitosis, jaringan nekrosis mulai tergantikan.

24 72 hours Infiltrasi leukosit mencapai puncaknya pada jam ke-48, semakin banyak sel-sel fibroblas, timbul jaringan granuloma.

3 hari- 6 hari Mulai terbentuk kolagen, tampak giant cells di sekitar jaringan nekrotik. Hemosiderin terwarnai mulai hari ketiga.

10- 15 hari Vaskularisasi berkurang dan jumlah sel leukosit menurun. Fibroblas semakin aktif disertai penurunan kolagen.

2 weeks - months Proses konsolidasi sel-sel terus berjalan ke arah proses penyembuhan. Reaksi inflamasi berakhir, kolagen dan elastin meningkat, jaringan parut mulai terbentuk.

Sex Determination

Infeksi Paru

Jaringan paru dengan tuberkel berupa inti yang nekrosis dikelilingi sel-sel epiteloid, limfosit, dan sel Datia Langhans.

Infeksi Otak Ilustrasi kasus: Mayat laki-laki umur 27 th Riwayat penganiayaan dengan kekerasan tumpul di kepala 1 bulan yang lalu Mengeluh sakit kepala terus menerus CT Scan kepala: gambaran hiperdensitas pada daerah fronto-temporal kanan dan oksipital kiri dengan kesan stroke non-haemorarghic pada fronto-temporal kanan dan oksipital kiri

Nekrosis kaseosa pada Fronto-temporal kiri

Sembab otak

Sebukan sel-sel radang dan daerah nekrosis

Infark Miokard

Akut

Kronis

17. kkkk

SMF FORENSIK43