peran asean tourism strategic plan (atsp) terhadap

128
PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP INDUSTRI PARIWISATA MYANMAR PERIODE 2014-2016 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Fitri Khairani Aldira Situmeang NIM: 11141130000005 PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2018 M

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP)

TERHADAP INDUSTRI PARIWISATA MYANMAR

PERIODE 2014-2016

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Fitri Khairani Aldira Situmeang

NIM: 11141130000005

PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2018 M

Page 2: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP INDUSTRI

PARIWISATA MYANMAR PERIODE 2014-2016

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 Agustus 2018

Fitri Khairani Aldira Situmeang

Page 3: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Fitri Khairani Aldira Situmeang

NIM : 11141130000005

Program Studi : Hubungan Internasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP INDUSTRI

PARIWISATA MYANMAR PERIODE 2014-2016

dan telah memenuhi syarat untuk diuji,

Jakarta, 29 Agustus 2018

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing

Ahmad Alfajri, M.A Rahmi Fitryanti

NIP: NIP:

Page 4: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP INDUSTRI

PARIWISATA MYANMAR PERIODE 2014-2016

Oleh

Fitri Khairani Aldira Situmeang

11141130000005

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal

18 September 2018 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Hubungan Internasional.

Ketua, Sekretaris,

Ahmad Alfajri, M.A Eva Mushoffa, MHSPS

NIP: NIP:

Penguji I, Penguji II,

Ahmad Alfajri, M.A M. Adian Firnas, M.Si

NIP: NIP:

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 18 September

2018

Ketua Program Studi Hubungan Internasional

Ahmad Alfajri, M.A

NIP:

Page 5: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

iv

ABSTRAK

Skripsi ini membahas bagaimana ASEAN (Association of South East Asia

Nations) berperan melalui ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) dalam

meningkatkan industri pariwisata Myanmar pada periode 2014-2016. Dengan

berbagai permasalahan internal yang dimiliki Myanmar, pembentukan dari ATSP

juga patut untuk dikaji kembali mengingat sektor pariwisata juga memiliki daya

saing tersendiri bagi negara-negara Asia Tenggara. Selain itu, ATSP merupakan

kerangka kerja dan program yang berusaha meningkatkan kerjasama ekonomi

negara-negara ASEAN terutama di bidang pariwisata. Penelitian ini ditujukan

untuk mengetahui bentuk dari kerjasama pariwisata antar negara-negara anggota

ASEAN khususnya Myanmar dan ASEAN sendiri melalui berbagai perjanjian

kerjasama di sektor pariwisata khususnya mengenai ASEAN Tourism Strategic

Plan. Meninjau kembali peran dari berbagai perjanjian kerjasama tersebut dan

implementasinya untuk peningkatan sektor pariwisata kawasan Asia Tenggara,

khususnya bagi Myanmar yang menjadi fokus dari penelitian ini. Dalam mengkaji

peran ATSP, penelitian ini menggunakan Teori Regionalisme, Konsep

Kepentingan Nasional, Konsep Organisasi Internasional dan Konsep Kerjasama

Internasional untuk menganalisis peran dari ASEAN melalui ATSP untuk

meningkatkan perkembangan industri pariwisata Myanmar di periode 2014-2016.

Bergabungnya Myanmar dengan ASEAN yang dinaungi oleh negara-negara

berkembang bahkan maju, bertujuan untuk mempertahankan eksistensinya di

dunia internasional maupun untuk mencapai kepentingannya di berbagai sektor.

Selain itu, bergabungnya Myanmar dengan ASEAN sebagai negara yang berada

di kawasan Asia Tenggara, memberikan tanggung jawab bagi ASEAN untuk ikut

membantu Myanmar dalam mengembangkan kualitas berbagai sektor yang

dimiliki negara tersebut terkait kesejahteraan Myanmar yang mengacu pada visi

dan misi ASEAN sebagai organisasi kawasan. Sama halnya dengan negara

anggota ASEAN lainnya, Myanmar berusaha untuk memenuhi standar negaranya

terkait program-program ATSP.

Kata kunci:asean, regionalisme, kerjasama internasional, organisasi

internasional, kepentingan nasional, asean tourism strategic plan, sektor

pariwisata, myanmar.

Page 6: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrrahim, segala puji dan syukur selalu penulis ucapkan

kepada Allah SWT atas segala rakhmat dan nikmatnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

Dalam pengerjaan skripsi ini, penulis telah melibatkan beberapa pihak yang

sangat membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa

terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Ibu Rahmi Fitriyanti M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah

senantiasa membantu penulis dalam penyusuanan skripsi ini dalam

memberikan ide-ide, motivasi, arahan, saran, ilmu serta waktunya

sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini dengan baik.

2. Orangtua Penulis, H. Edy Kurnia Situmeang, dan Hj. Bertha Irianti L.

Tobing yang telah mendoakan dan selalu memberikan dukungan terus

menerus baik secara moril maupun materil. Kepada abang, kakak-kakak

dan adik dari penulis, Randy Aldino Situmeang, Dini Aldila Situmeang,

Citra Dwi Hartati, Reza Aldicky Situmeang yang selalu memberikan doa

dan semangat untuk penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ahmad Alfajri, M.A, selaku Ketua Program Studi Hubungan

Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan

skripsi.

Page 7: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

vi

4. Pasangan penulis, Anbiya Alfalah terimakasih atas selalu memberikan

memotivasi, semangat, ide-ide dan saran-saran serta waktunya untuk

menemani penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

5. Teman-teman terbaik penulis, Rita Ayu Rahmawati, Trya Dara Ruidahasi,

Veriska Widya, Dewi Maharani, Husen Haikal Alhadar, Ahmad Bayhaqi,

Abdillah Alfathin Yusha, Muhammad Fikri Kodri, teman-teman kelas A

Hubungan Internasional angkatan 2014, dan semua teman-teman angkatan

2014 Hubungan Internasional UIN Jakarta. Terima kasih atas dukungan,

doa dan semangat juga bantuan ilmu selama penulis mengerjakan skripsi

ini. Terima kasih atas semua kenangan, warna-warni didalam dunia

perkuliahan, motivasi dan dukungan kalian semua.

Harapan penulis semoga Allah SWT membalas semua dukungan dan

bantuan yang diberikan dengan kebaikan yang berlipat. Terakhir, penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Semoga dengan segala

kekurangan yang dimiliki, skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan bagi setiap pembacanya dan bagi perkembangan studi Hubungan

Internasional

Jakarta, 29 Agustus 2018

Fitri Khairani Aldira Situmeang

Page 8: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ......................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

1.2. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 11

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 11

1.4. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 12

1.5. Kerangka Pemikiran .................................................................... 17

a. Teori Regionalisme ................................................................. 18

b. Konsep Kepentingan Nasional ................................................ 19

c. Konsep Organisasi Internasional ............................................. 21

d. Konsep Kerjasama Internasional............................................. 22

1.6. Metode Penelitian........................................................................ 25

1.7. Sistematika Penulisan ................................................................. 27

Page 9: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

viii

BAB II UPAYA ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP)

DALAM PENINGKATAN ASEAN SEBAGAI DESTINASI

TUNGGAL

2.1. Sejarah Berdirinya ASEAN TOURISM FORUM (ATF)1981 ..... 29

2.2. Sejarah Dibentuknya ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN

(ATSP) ........................................................................................ 37

2.3. Upaya ATSP ASEAN Tourism Strategic Plan dalam

Meningkatkan Sektor Pariwisata Asia Tenggara ........................ 50

BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA MYANMAR

3.1. Pertumbuhan Industri Pariwisata Myanmar ................................ 55

3.2. Kondisi dan Kendala Sektor Pariwisata Myanmar ..................... 62

3.3. Strategi Perencanaan Utama Pariwisata Myanmar ..................... 72

BAB IV ANALISIS PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN

(ATSP) TERHADAP INDUSTRI PARIWISATA MYANMAR

4.1. Pengaruh Kebijakan dan Program ASEAN Tourism Strategic

Plan (ATSP) Terhadap Industri Pariwisata Myanmar ................ 82

4.1.1. Regionalisme Sektor Pariwisata ASEAN Terhadap

Myanmar ........................................................................... 86

4.1.2. Kepentingan Myanmar dalam Meningkatkan Industri

Pariwisata Negara.............................................................. 88

4.2. Peran ATSP dalam Meningkatkan Industri Pariwisata

Myanmar ..................................................................................... 90

4.2.1. ASEAN Sebagai Badan Organisasi Internasional Yang

Page 10: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

ix

Membentuk ATSP ............................................................ 93

4.2.2. Kerjasama Myanmar dan ASEAN Melalui ATSP di

Sektor Pariwisata ............................................................... 96

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 101

5.2 Saran ............................................................................................. 104

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... xv

Page 11: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

x

DAFTAR TABEL

Tabel I.2.1. Kedatangan Pengunjung ke Asia Tenggara Periode 2011-2015 ... 32

Tabel II.2.2. Arahan Strategi Pengembangan Produk Regional Eksperimental

dan Inovatif serta Kreatif ............................................................... 40

Tabel III.2.2. Arahan Strategi Pemasaran dan Investasi ...................................... 42

Tabel IV.2.2. Arahan Strategi Peningkatan dan Mempercepat Fasilitasi

Perjalanan dan Konektivitas ASEAN ............................................ 44

Tabel V.3.1. Kedatangan Pengunjung ke Asia Tenggara Periode 2009-2012 .... 56

Tabel VI.3.1. Kedatangan Pengunjung ke Myanmar Periode 2010-2014 ........... 58

Tabel VII.3.1. Kedatangan Pengunjung ke Myanmar Periode 2011-2015 ........... 59

Tabel VII.3.1. Kedatangan Pengunjung ke Myanmar Periode 2012-2016 ........... 61

Page 12: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.3.2 Peta Myanmar ...................................................................... 67

GambarII.3.3 Kekuatan, Batasan, Peluang, dan Risiko .............................. 75

Gambar III.3.3 Master Plan Pariwisata Myanmar: Program Strategis dan

Tujuan Utama ....................................................................... 77

Gambar IV.4.1.2 Diagram Perkiraan Pertumbuhan GDP Myanmar Periode

2011-2020 ............................................................................ 89

Page 13: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

xii

DAFTAR SINGKATAN

ACC ASEAN China Centre

ACMECS The Ayeyarwady-Chao Phaya-Mekong Economic

Cooperation Strategy

ACTCS ASEAN Clean Tourist City Standard

ADB Asian Development Bank

AEC ASEAN Economic Community

AJC ASEAN Japan Centre

AKC ASEAN Korea Centre

ASEAN Association of South East Asia Nations

ASEAN-CBT Standard ASEAN Community Based Tourism Standard

ASEAN NTOs ASEAN National Tourism Organizations

ASEANTA ASEAN Travel Agents Association

ATA ASEAN Tourism Agreement

ATF TRAVEX ASEAN Tourism Forum Travel Exchange

ATSP ASEAN Tourism Strategic Plan

AUSAID Australian Agency for International Development

BIMP-EAGA The Brunei, Indonesi, Malaysia and Philipine East

ASEAN Growth Area

BIMSTEC The Bay of Bengal Initiative for Multi-Sectoral

Technical and Economic Cooperation

Page 14: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

xiii

CCI Commodity Channel Index

CCS Carbon Capture and Storage

CLMV Camboja, Laos, Myanmar, Vietnam

EIU The Economist Intelligence Unit

FDI Foreign Direct Investment

FTA Foreign Tourists Arrival

GDP Gross Domestic Bruto

GMS Greater Mekong Sub-region

GOM Government of Myanmar

GOMs FESR Framework for Economic and Social Reforms

IGO Intergovernment Organization

IMT-GT The Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

MIC Myanmar Investment Commision

MRA Mutual Recognition Arrangement

MRA-TP Mutual Recognition Arrangement on Tourism

Professionals

MOHT Ministry of Hotels and Tourism

MTF Myanmar Tourism Federation

MTMP Myanmar Tourism Master Plan

M-ATM ASEAN Tourism Minister Meeting

NGO Non-Government Organization

NLD National League for Democracy

Page 15: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

xiv

PATA The Pacific Asia Travel Association

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

RITS Roadmap for Integration of Tourism Sector

SEATGA Southest Asia Tourist Guide Association

SCOT Sub-Commite of Tourism

SDM Sumber Daya Manusia

SLORC State Law and Order Restoration Council

TAC Treaty of Amity and Cooperation

UNEP United Nations Environment Programme

UNESCO United Nations Educational Scientific and Cultural

Organization

UNDP United Nations Development Programme

UNWTO United Nations World Tourism Organization

USDP Union Solidarity and Development Party

WB World Bank

Page 16: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Skripsi ini membahas bagaimana ASEAN (Association of South East Asia

Nations) berperan melalui ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) dalam

meningkatkan industri pariwisata Myanmar pada periode 2014-2016. Selama

berlangsungnya periode kerangka kerja ATSP pada 2011-2015, negara-negara

anggota ASEAN mengalami pertumbuhan kunjungan wisatawan yang cukup

signifikan. Meskipun begitu, Myanmar masih menempati urutan dua terendah

sebelum Brunei Darussalam dalam hal penerimaan kunjungan wisatawan tersebut.

Myanmar sendiri dulu dikenal sebagai Burma yang berbatasan dengan

Bangladesh, India, Tiongkok, Laos, dan Thailand. Ibukota negara Myanmar

adalah Naypyidaw, terletak 32km ke arah utara Yangon. Selain itu, Myanmar juga

terletak di bagian timur benua Asia, yaitu di wilayah geografis yang kaya akan

sumber daya alam dan mineral yang cukup memberikan potensi ekonomi yang

signifikan.1

Myanmar merupakan salah satu negara yang belum menjalankan

pemerintahan demokratis di Asia Tenggara sampai 2011 setelah diperintah oleh

rezim junta militer Tatmadaw sejak 1962. Pemerintahan militer Myanmar dimulai

1 United Nations Office on Drugs and Crime, “Myanmar Country Profile,‖ h. 5, dokumen

ini diakses pada Rabu, 14 Maret 2018 dari https://www.unodc.org/pdf/myanmar/myanmar_country_profile_2005.pdf

Page 17: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

2

sejak kudeta militer yang dilakukan oleh Jenderal Ne Win. Hal tersebut

menjadikan Myanmar sebagai tempat yang tidak layak untuk dikunjungi karena

tidak adanya jaminan keamanan dan fasilitas bagi wisatawan dari mancanegara.

Pertikaian politik telah cukup lama menutup arus pariwisata ke negara tersebut.2

Kemudian, pada 4 Februari 2011, Presiden Thein Sein diangkat sebagai

presiden sipil pertama Myanmar oleh Parlemen Myanmar setelah kemenangan

partai Union Solidarity and Development Party (USDP) pada pemilu yang

diadakan pada 2010. Pemerintahan sipil ini secara resmi dilantik pada 30 Maret

2011 dan menandai berakhirnya pemerintahan junta militer di Myanmar.3

Presiden Thein Sein membawa banyak perubahan terhadap Myanmar,

yaitu keterbukaan Myanmar bagi dunia internasional, pembebasan tahanan politik,

pelonggaran sensor media dan kebebasan penggunaan internet, pembentukan

Komisi HAM Nasional, kebebasan bagi buruh untuk berserikat dan melakukan

liberalisasi ekonomi dengan memprioritaskan pada industrialisasi dan perbaikan

infrastruktur pendukung perekonomian.4

Dengan terjadinya perubahan-perubahan tersebut maka berkembang pula

era baru pariwisata Myanmar yang ditandai dengan kedatangan para pengunjung

yang berkembang pesat dari penjuru dunia. Adapun tempat-tempat yang menarik

2 BBC News, “Myanmar Profile,‖ berita ini diakses pada Selasa, 13 Maret 2018 dari

http://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-12990563

3 Devi Apriyanti, ―Reformasi Politik dan Ekonomi di Myanmar pada Masa Pemerintahan

Presiden U Thein Sein (2011-2013)”, h. 2, jurnal ini diakses pada Jumat, 21 September 2018 dari

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=186086&val=6444&title=REFORMASI%20

POLITIK%20DAN%20EKONOMI%20DI%20MYANMAR%20PADA%20MASA%20PEMERI

NTAHAN%20PRESIDEN%20U%20THEIN%20SEIN%20(2011-2013)

4 Robert H.Taylor, ―Myanmar : from Army Rule to Constitutional Rule?”, Jurnal Asian

Affairs, Vol. XLIII, No. II ( July 2012) : hal 222

Page 18: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

3

minat wisatawan yang berkunjung ke Myanmar adalah Kuil-kuil kuno yang

terletak di Bagan, Inle Lake yang tenang dan dikelilingi pegunungan beserta

beberapa atraksi yang menunggu untuk dijelajahi. Mandalay, yang masih

memiliki jejak-jejak kerajaan utara Myanmar. Bangunan-bangunan kolonial klasik

berdiri berdampingan dengan stupa-stupa Buddha.

Selain itu, ibu kota Myanmar yaitu Naypyidaw juga menjadi salah satu

kota dengan keindahan tempat wisata Myanmar. Meskipun Naypyidaw sangat

jarang dikunjungi oleh pariwisatawan kota tersebut memiliki wisata alam, wisata

hiburan, wisata kuliner sampai tempat wisata yang lainnya. Adapun tempat-

tempat yang menjadi daya tarik dari ibu kota Myanmar ini sendiri ialah

Uppatasanti Pagoda, Naypyidaw Water Fountain Garden, Thatta Thattaha Maha

Bawdi Pagoda, The National Museum, Pyidaungsu Hluttaw dan Naypyidaw

Zoological Garden.5

Industri pariwisata Myanmar sesungguhnya bukanlah fokus utama

pemerintahan untuk mengatasi masalah-masalah perekonomian yang terjadi di

negara tersebut. Sektor pertanian adalah fokus utama dari pembangunan ekonomi

dari Myanmar itu sendiri. Dimana sekitar 75% penduduknya bekerja di sektor

pertanian. Adapun sektor utama lainnya adalah perdagangan, pertambangan dan

industri. 6

5 Go-Myanmar.com The Comprehensive Myamar (Burma) Travel Website, “Nay Pyi Taw

(Naypyidaw),‖ berita ini diakses pada Selasa, 13 Maret 2018 dari https://www.go-

myanmar.com/naypyidaw-nay-pyi-taw 6 KADIN Indonesia, “Peluang Penetrasi Pasar Produk Indonesia ke Myanmar. Oleh:

Kedutaan Besar RI Yangon,” artikel ini diakses pada Selasa, 13 Maret 2018 dari

http://www.kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-107-2427-08012008.pdf

Page 19: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

4

Pada 1988, Myanmar menerapkan sistem ekonomi pasar sebagai koreksi

terhadap sistem sosialis yang dianggap tidak berhasil mengatasi pasar yang belum

berjalan secara penuh. Hal tersebut dikarenakan campur tangan otoriter militer

masih sangat dominan. Namun, sanksi embargo ekonomi yang diberikan Amerika

Serikat pada 2008, dicabut pada 7 Oktober 2016 oleh Presiden Obama.7

Tindakan Presiden Obama tersebut berdasarkan pada pengumuman yang

dibuat oleh Presiden Obama selama kunjungan Aung San Suu Kyi ke

Washington, DC pada September 2016. Hal tersebut merupakan hasil dari

perubahan yang dialami oleh Myanmar, termasuk terpilihnya Partai Aung San

Suu Kyi, yaitu National League for Democracy (NLD) untuk transisi lanjutan

negara menuju pemerintahan sipil yang dipilih secara demokratis.

Maka dari itu, bergabungnya Myanmar di dalam ASEAN bukan hanya

untuk menjaga perdamaian dan stabilitas negaranya dan negara-negara Asia

Tenggara lainnya. Akan tetapi juga sebagai wadah untuk mempromosikan industri

pariwisata Myanmar itu sendiri lewat berbagai program, perjanjian dan kebijakan

yang dibentuk oleh ASEAN. Diantaranya adalah ASEAN National Tourism

Organizations (ASEAN NTOs), ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) 2011-

2015, ASEAN Tourism Ministers Meeting (M-ATM) dan ASEAN Tourism

Strategic Plan (ATSP) 2016-2025.

7

David Mortlock, Miriam A. Bishop, Noman A. Goheer & Nikki M. Cronin, ―The

United States Lifts Economic Sanctions on Myanmar,‖ artikel ini diakses pada Sabtu, 22

September 2018 dari

https://www.willkie.com/~/media/Files/Publications/2016/10/The_United_States_Lifts_Economic

_Sanctions_on_Myanmar.pdf

Page 20: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

5

Sektor pariwisata sendiri sudah mendapatkan pengakuan luas bahwa

sektor tersebut memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi negara

dan sebagai integrasi sosial dan budaya. Sektor pariwisata tidak hanya untuk

menghasilkan dan mendistribusikan valuta asing tetapi untuk memperlihatkan

keragaman dan kekayaan dari budaya-budaya dan penduduk dari negara-negara

Asia Tenggara. Dengan kata lain secara tidak langsung, memperkenalkan budaya

masing-masing negara.

Kerjasama ASEAN di berbagai bidang khususnya bidang pariwisata

diresmikan pada 1976 pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama ASEAN di

Bali, Indonesia. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan Bali Concord I

dan Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation in

Southest Asia/ TAC) setelah pembentukan Sub-Commite of Tourism (SCOT)

dibawah Komite ASEAN tentang Perdagangan dan Pariwisata.8

Dalam perkembangannya, sektor pariwisata telah terbukti dapat menyerap

tenaga kerja dari berbagai tingkatan, baik tingkat domestik maupun global. Pada

2011, 98 juta orang yang bekerja secara langsung di bidang Travel and Tourism

memperkerjakan enam kali lebih banyak dari manufaktur otomotif yang hanya 20

juta orang. Kemudian dari industri kimia global, yaitu 22 juta orang dari industri

pertambangan global yaitu 23 juta orang, dari industri komunikasi global yaitu 49

juta orang. Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa sektor pariwisata

berdampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja secara global.

8 Kementerian Luar Negeri RI,”ASEAN Selayang Pandang Edisi ke-22, Tahun 2017,‖ h.

7-8, buku ini diakses pada Jumat, 27 April 2018 dari http://setnas-

asean.id/site/uploads/document/book/5a3c8377e89ce-asean-selayang-pandang-v15-lowres.pdf

Page 21: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

6

Sektor pariwisata Myanmar sendiri menghasilkan 505.000 pekerjaan

langsung pada 2014 (1,8% dari total pekerjaan) dan hal ini diperkirakan akan

tumbuh sebesar 6,2% pada 2015 menjadi 536.500 (1,9% dari total pekerjaan). Hal

tersebut termasuk pekerjaan di sektor perhotelan, agen perjalanan, maskapai

penerbangan dan layanan transportasi penumpang lainnya (tidak termasuk layanan

komuter). Kegiatan industri restoran dan hiburan yang didukung langsung oleh

wisatawan termasuk pula di dalamnya.9

Selain itu, uang yang dibelanjakan oleh pengunjung asing ke Myanmar

(atau ekspor pengunjung) adalah komponen kunci dari kontribusi langsung sektor

pariwisata. Pada 2014, Myanmar menghasilkan MMK1,163.0bn dalam ekspor

pengunjung. Kemudian pada 2015 diharapkan tumbuh sebesar 8,1%, dan

Myanmar diharapkan dapat menarik 1.275.000 kedatangan wisatawan

internasional.10

Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, Myanmar berada di

tingkat 134 dari 141 negara yang mendapat kunjungan turis terbanyak. Hasil yang

sangat jauh jika dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.11

Myanmar sangat

bergantung pada natural and cultural resources sebagai kekuatan pariwisata

Myanmar. Sedangkan kebijakan maupun lingkungan bisnis pariwisata Myanmar

9 World Travel and Tourism Council: The Authority on World Travel and Tourism,”

Travel and Tourism: Economic Impact 2015 Myanmar,‖ h. 1, artikel ini diakses pada Rabu, 14

Maret 2018 dari https://sp.wttc.org/-/media/files/reports/economic-impact-research/countries-

2015/myanmar2015.pdf 10

World Travel and Tourism Council, ” Travel and Tourism: Economic Impact 2015

Myanmar,‖ h. 1 11

World Economic Forum, “Index Results—The Travel & Tourism Competitiveness

Index Ranking 2015,” laporan ini diakses pada Selasa, 13 Maret 2018 dari

http://reports.weforum.org/travel-and-tourism-competitiveness-report-2015/index-results-the-

travel-tourism-competitiveness-index-ranking-2015/

Page 22: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

7

tidak begitu memuaskan. Pada 2012, Gross Domestic Product (GDP) Myanmar

menempati posisi terendah di ASEAN dan menurut indeks United Nations

Development Programme di bidang Pemberdayaan Manusia, Myanmar berada di

peringkat 145 dari 188 negara.12

Adapun berbagai usaha Myanmar dalam mengembangkan sektor

pariwisatanya juga dimulai pada paruh pertama 2012. Infrastruktur pariwisata

Myanmar disaring oleh setengah juta kunjungan pada tahun yang sama. Pada

September 2012, Kementerian Pariwisata Myanmar menandatangani perjanjian

kerjasama pariwisata dengan Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam (CLMV),

yang bertujuan untuk menyambut 25 juta pengunjung ke wilayah Myanmar,

dengan empat juta “pertukaran pengunjung” yang masuk ke setiap negara selama

periode 2013-2015.

Namun, berakhirnya masa pemerintahan dan kekalahan Partai Thein Sein

yaitu Union Solidarity and Development Party (USDP) pada pemilu 2015,

mengakhiri pula keanggotaan Myanmar dalam perjanjian CLMV. Sebab

kesepakatan dan kerangka kerja yang ditandatangani oleh Thein Sein tersebut

hanya dapat diteruskan apabila Thein Sein masih menjabat sebagai Presiden

Myanmar dan USDP memenangkan pemilu 2015.13

12

United Nations Development Programme, “Human Development Report 2016., Human

Development for Everyone., Briefing note for countries on the 2016 Human Development Report,”

h. 1-2, laporan ini diakses pada Selasa, 13 Maret 2018 dari

http://hdr.undp.org/sites/all/themes/hdr_theme/country-notes/MMR.pdf 13

Ko Ko Thett, “Responsible Tourism in Myanmar: Current Situation and Challenges

2012,” h. 6, laporan ini diakses pada Selasa, 13 Maret 2018 dari

http://www.burmalibrary.org/docs14/Responsible-Tourism-in-Myanmar-Current-Situation-and-

Challenges-red.pdf

Page 23: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

8

Kelemahan-kelemahan yang dimiliki Myanmar seperti lingkungan bisnis,

isu keamanan, dan berbagai hal lainnya, menyebabkan ASEAN memiliki tugas

yang lebih besar untuk mendorong sektor-sektor di bidang tertentu khususnya

sektor pariwisata. ATSP dalam hal ini tentunya memiliki peran yang cukup

penting dalam pelaksanaan tugas tersebut.

Dengan berbagai permasalahan internal yang dimiliki Myanmar,

pembentukan dari ATSP juga patut untuk dikaji kembali mengingat sektor

pariwisata juga memiliki daya saing tersendiri bagi negara-negara Asia Tenggara.

Selain itu, ATSP merupakan kerangka kerja dan program yang berusaha

meningkatkan kerjasama ekonomi negara-negara ASEAN terutama di bidang

pariwisata.

ATSP sendiri berperan sebagai perpanjangan upaya pemerintah masing-

masing negara anggota ASEAN untuk mengembangkan potensi pariwisatanya.

Dengan diadakannya peningkatan fasilitas dan penetapan standar yang disetujui

oleh negara-negara anggota berdasarkan prinsip dan perjanjian yang telah

disepakati.

Selain itu, ASEAN juga mengadakan serangkaian forum dan kegiatan

untuk meningkatkan kepatuhan ATSP seperti 35th ASEAN Tourism Forum di

Manila pada 18-25 Januari 2016, ASEAN Tourism Forum Travel Exchange (ATF

TRAVEX) 2016, kampanye ASEAN for ASEAN – Intra-regional Tourism

Cooperation, pembentukan ASEAN Adventure Travel, dan pembuatan mekanisme

pemberian berbagai penghargaan di bidang pariwisata untuk menambah motivasi

Page 24: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

9

negara-negara anggota untuk terus mengembangkan pariwisatanya dengan tetap

menyelaraskannya pada kerangka kerja ATSP seperti ASEAN Homestay Award

dan ASEAN Green Hotel Award.14

Adapun kelemahan Myanmar dalam hal pemasukan yang tidak cukup

membuat aset yang dimiliki Myanmar tidak memadahi untuk memperbaiki

kesehatan masyarakat, lapangan pekerjaan, dan infrastruktur pariwisatanya.

Ditambah dengan adanya permasalahan politik, Myanmar jauh tertinggal

dibanding negara tetangganya bahkan di sub-region Mekong.

Dibandingkan negara ASEAN lainnya, Myanmar menempati peringkat

terakhir kedua setelah Brunei Darussalam dalam hal jumlah kedatangan

wisatawan melalui udara atau hanya sekitar 1,2% pada 2012. Sedangkan 54%

wisatawan lainnya memilih Thailand dan Malaysia sebagai tujuan wisata.15

Selain usahanya dalam meningkatkan sektor pariwisatanya bergabung

dengan ASEAN Tourism Forum, Myanmar berupaya pula bergabung dalam

kooperasi regional untuk memperbaiki sektor pariwisata Myanmar dengan

mendukung inisiatif pariwisata ASEAN, yaitu The Great Mekong Sub-region

Economic Cooperation Program, The Ayeyarwady-Chao Phaya-Mekong

14

The ASEAN Secretariat Jakarta, “ ASEAN Tourism Marketing Strategy (ATMS) 2017-

2020,‖ h. 8, katalog ini diakses pada Rabu, 14 Maret 2018 dari

http://asean.org/storage/2012/05/ASEAN_Tourism_Marketing_Strategy_2017-2020.pdf 15

Ministry of Hotels and Tourism (The Republic of The Union of Myanmar), “Myanmar

Tourism Master Plan 2013-2020,” Ministry of Hotels and Tourism: The Republic of the Union of

Myanmar, 2013, h. 6.

Page 25: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

10

Economic Cooperation Strategy (ACMECS), dan The Bay of Bengal Initiative for

Multi-Sectoral Technical and Economic Cooperation (BIMSTEC).16

Kemudian pada 1 Juni 2012, Myanmar bergabung kembali dengan United

Nations World Tourism Organizations (UNWTO) dan anggota dari The Pacific

Asia Travel Association (PATA). Maka dari itu, Myanmar gencar mendorong

ATSP maupun MRA agar bisa meningkatkan capacity building Myanmar dengan

anggota ASEAN lainnya.

Meskipun demikian, Myanmar masih membutuhkan proses yang panjang

untuk selaras dalam standar ASEAN, apalagi dalam tahap dasar pengapdosian

standar praktik untuk menguantifikasikan dampak ekonomi terhadap pariwisata

masih mengalami kendala karena dalam penghitungan melalui metode

Penghitungan Satelit Pariwisata dan lainnya dibutuhkan banyak biaya dan

penyesuaian lainnya, di tengah hambatan finansial yang dihadapi Myanmar.

Penelitian ini berusaha memaparkan kembali usaha yang dilakukan

ASEAN, khususnya ATSP dalam meningkatkan capacity building yang sudah

disebutkan sebelumnya. Karena dari peningkatan faktor tersebutlah dapat

ditingkatkan pula kualitas sektor pariwisata dari Myanmar itu sendiri. Potensi dari

sektor pariwisata Myanmar sendiri sebenarnya sudah sangat memiliki kemajuan

yang pesat mengingat budaya yang dianut oleh Myanmar masih sangat kental dan

belum banyak tersentuh oleh dunia luar karena berbagai permasalahan internal

16

Ministry of Hotels and Tourism The Republic of The Union of Myanmar, “Myanmar

Tourism Master Plan 2013-2020,” h. 7.

Page 26: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

11

negara yang sebelumnya cukup menghalangi perkembangan dari sektor pariwisata

Myanmar.

Selain itu, penting untuk diketahui pula efektivitas dari ATSP ini sendiri

bagi negara-negara anggota ASEAN, terkhusus Myanmar. Seperti yang sudah

disebutkan sebelumnya, Myanmar cukup rendah kinerjanya di sektor pariwisata

dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya.

Hal ini patut dikaji kembali tentunya agar tujuan, visi, misi dan fungsi dari

ATSP itu sendiri dapat diimplementasikan secara merata di Asia Tenggara untuk

meningkatkan daya saing disektor pariwisata dengan negara bagian lain tentunya.

Apalagi dengan sudah berakhirnya ATSP pertama di 2011-2015 dan dilanjutkan

kembali dengan ATSP yang dibagi menjadi dua tahap di 2016-2020 dan 2021-

2025, tentu memiliki beberapa keberhasilan dalam peningkatan di sektor

pariwisata sendiri, mengingat keberlanjutan dari ATSP tersebut memiliki periode

yang cukup panjang.

1.2. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana peran ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) terhadap

industri pariwisata Myanmar periode 2014-2016?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bentuk dari kerjasama

pariwisata antar negara-negara anggota ASEAN khususnya Myanmar dan

ASEAN melalui berbagai perjanjian kerjasama di sektor pariwisata khususnya

Page 27: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

12

mengenai ASEAN Tourism Strategic Plan. Meninjau kembali peran dari berbagai

perjanjian kerjasama tersebut dan implementasinya untuk peningkatan sektor

pariwisata kawasan Asia Tenggara, khususnya bagi Myanmar yang menjadi fokus

dari penelitian ini.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah untuk

memberikan kontribusi bagi pengembangan cabang keilmuan bagi prodi

Hubungan Internasional di FISIP UIN Jakarta. Selain itu untuk memperluas

pengetahuan akademik tentang berbagai perjanjian di sektor pariwisata yang

dibentuk oleh organisasi kawasan seperti ASEAN. Kemudian untuk lebih

memperjelas pula seperti apa berbagai tantangan dan potensi yang dimiliki

Myanmar di sektor pariwisatanya.

1.4. Tinjauan Pustaka

Pertumbuhan pariwisata yang cukup mengesankan di kawasan ASEAN

mendorong kementerian pariwisata negara anggota ASEAN untuk meningkatkan

kerjasama dalam hal pariwisata. Potensi-potensi pariwisata yang dimiliki negara

ASEAN pun dikembangkan oleh negara masing-masing agar dapat menjadi

produk wisata yang diminati oleh wisatawan dan juga dapat menambah jumlah

wisatawan yang datang ke negara tersebut. Semakin banyaknya wisatawan yang

datang ke negara tersebut semakin banyak pula pendapatan devisa yang diperoleh

negara dan dapat meningkatkan perekonomian negara.17

17

―Roadmap for Integration Tourism Sector,” berita ini diakses pada Kamis, 15 Maret

2018 dari

Page 28: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

13

Peningkatan pariwisata negara-negara di kawasan ASEAN merupakan

hasil dari kerjakerasnya dalam mengimplementasikan ATSP dan acuan

sebelumnya untuk pengembangan pariwisatanya.

Tulisan pertama yang dijadikan sebagai tinjauan pustaka di skripsi ini

adalah sebuah laporan yang berjudul The Final Report of 261412 Architectural

Heritage: Law, Planning and Property Market dari Sitta Kongsasana. 2014. The

study of Myanmar Tourism Master Plan (2013-2020).

Tujuan dari laporan ini ialah untuk menganalisa kembali rencana-rencana

dari sektor pariwisata Myanmar. Selain itu, laporan ini juga merupakan sebuah

bagian dari perencanaan pariwisata yang mempelajari rencana induk pariwisata di

tingkat nasional, yang merupakan rencana pengembangan strategis atau rencana

utama dalam perencanaan pariwisata secara alamiah. Kemudian laporan ini juga

bertujuan mengevaluasi secara kritis dan mendiskusikan Myanmar Tourism

Master Plan 2013-2020 (MTMP) sendiri melalui paradigma pembangunan

pariwisata yang berkelanjutan.18

Persamaan laporan tersebut dengan penelitian ini berfokus pada berbagai

rencana Myanmar dalam meningkatkan sektor pariwisatanya. Baik dengan cara

bergabungnya Myanmar dalam beberapa organisasi pariwisata maupun

peningkatan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) Myanmar dalam

mengelola sektor pariwisata tersebut. Report ini juga banyak membahas tentang

http://www.mekongtourism.org/sitet3/uploads/media/road_map_for_integration_of_tourism_secto

r.pdf 18

Sitta Kongsasana, “The study of Myanmar Tourism Master Plan (2013-2020),”

Thailand, Silpakorn University, 2014, h.2.

Page 29: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

14

potensi-potensi yang dimiliki Myanmar dalam mempromosikan sektor

pariwisatanya serta pihak-pihak yang bekerjasama dalam mengembangkan sektor

tersebut.19

Adapun beberapa perbedaan dari laporan tersebut dengan penelitian ini

adalah tinjauan pustaka pertama ini berbentuk laporan sedangkan penelitian ini

berbentuk skripsi. Selain itu laporan tersebut sepenuhnya mengadopsi pendekatan

“Pariwisata Bertanggung Jawab” sebagai pondasi utama dari rencananya.20

Kemudian laporan tersebut juga sama sekali tidak membahas tentang beberapa

perjanjian yang diratifikasi oleh Myanmar dalam hal kepariwisataan. Laporan ini

hanya berfokus pada konteks umum Myanmar, permasalahan di dalam negeri dan

rancangan-rancangan Menteri Pariwisata Myanmar yang belum direalisasikan dan

belum memberikan hasil yang spesifik.

Selanjutnya, sumber kedua yang dijadikan sebagai tinjauan pustaka adalah

sebuah jurnal artikel yang ditulis oleh Dwi Putri Fajryani. Kebijakan Pemerintah

Thailand Berpartisipasi Di ASEAN Tourism Forum (ATF) dalam Meningkatkan

Industri Pariwisata Tahun 2011-2015.

Sama seperti judul dari jurnal ini, tujuan dari penulisannya adalah

menganalisa kebijakan Pemerintah Thailand dalam hal keikutsertaannya dalam

ATF yang adalah sebuah forum yang dibentuk oleh ASEAN. Selain itu, tujuan

dari jurnal ini ialah memaparkan kepentingan Thailand dalam bidang politik yang

dapat dilihat pada lingkup domestik dan internasional. Dalam lingkup

19

Sitta Kongsasana, “The study of Myanmar Tourism Master Plan (2013-2020),” h.2. 20

Sitta Kongsasana, “The study of Myanmar Tourism Master Plan (2013-2020),” h. 2.

Page 30: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

15

internasional, Thailand ingin meningkatkan keberadaan kawasan ASEAN yang

dapat diwujudkan secara nyata dengan meningkatkan hubungan antar negara dan

kerjasama dalam berbagai bidang.21

Persamaan jurnal dengan penelitian ini adalah membahas sektor pariwisata

dari negara anggota ASEAN. Dalam jurnal ini juga membahas tentang forum dan

berbagai perjanjian yang dibentuk oleh ASEAN yang sama halnya dengan yang

akan dibahas di dalam penelitian ini. Kemudian Jurnal ini juga banyak membahas

mengenai sektor pariwisata yang merupakan potensi besar yang dimiliki negara-

negara Asia Tenggara. Maka dari itu, jika dilihat dari sumber daya yang

digunakan, sektor pariwisata memiliki keunggulan karena dalam pemanfaatannya

sebagian sumber daya pariwisata termasuk yang dapat diperbaharui.22

Selain persamaan, terdapat pula beberapa perbedaan Jurnal ini dengan

penelitian penulis. Perbedaan pertama tentu fokus negara yang dianalisa sektor

pariwisatanya yang dalam Jurnal ini berfokus pada Thailand dan penelitian

penulis yang berfokus pada Myanmar. Selain itu Jurnal ini juga tidak terlalu

membahas ATSP, melainkan forum dari terbentuknya ATSP tersebut yang dalam

hal ini adalah ATF. Teori yang digunakan berbeda pula dengan menggunakan

21

Dwi Putri Fajryani, “Kebijakan Pemerintah Thailand Berpartisipasi Di ASEAN

Tourism Forum (ATF) Dalam Meningkatkan Industri Pariwisata Tahun 2011-2015,‖ h. 2, jurnal

ini diakses pada Kamis, 15 Maret 2018 dari

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=439240&val=6444&title=KEBIJAKAN%20

PEMERINTAH%20THAILAND%20BERPARTISIPASI%20DI%20ASEAN%20TOURISM%20

FORUM%20(ATF)%20DALAM%20MENINGKATKAN%20INDUSTRI%20PARIWISATA%2

0TAHUN%202011-2015 22

Dwi Putri Fajryani, “Kebijakan Pemerintah Thailand Berpartisipasi Di ASEAN

Tourism Forum (ATF) Dalam Meningkatkan Industri Pariwisata Tahun 2011-2015,‖ h. 3.

Page 31: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

16

konsep pariwisata sedangkan penulis menggunakan konsep organisasi

internasional.

Tulisan ketiga yang diambil adalah laporan dari World Travel and Tourism

Council. 2015. The Authority on World Travel and Tourism, Travel and Tourism:

Economic Impact 2015 Myanmar.

Laporan tersebut berfokus pada bidang ekonomi yang dipengaruhi oleh

sektor pariwisata dari suatu negara yang dalam hal ini adalah Myanmar. Laporan

ini berfokus pada statistik dan berbagai persentase GDP, Investasi dan berbagai

hal-hal yang mempengaruhi laju ekonomi Myanmar di sektor pariwisata.

Seperti yang disebutkan dalam laporan tersebut bahwa Myanmar selalu

berada di tingkat terbawah yang menerima kunjungan pariwisata dibandingkan

dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Thailand.

Tidak seperti kedua negara tersebut, performa Myanmar tidak pernah mendekati

performa yang cukup signifikan disektor pariwisata. Kemudian laporan ini

menjelaskan pula bahwa biaya yang dihabiskan dan dibelanjakan oleh pengunjung

asing ke negara (atau ekspor pengunjung) adalah komponen kunci dari kontribusi

langsung dari Perjalanan dan Wisata.23

Persamaan laporan tersebut dengan penelitian ini adalah menyajikan

berbagai tabel statistik perkembangan sektor pariwisata Myanmar. Selain itu akan

disajikan pula peringkat pertumbuhan sektor pariwisata Myanmar dari tahun ke

23

World Travel and Tourism Council, ” Travel and Tourism: Economic Impact 2015

Myanmar,‖ h. 5.

Page 32: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

17

tahun, khususnya setelah berkembangnya demokrasi di negara tersebut. Sebelum

2011, sektor pariwisata Myanmar hampir tidak berkembang diakibatkan oleh

pembatasan visa dan transportasi yang terbatas, dan sebagai konsekuensi dari hal

tersebut maka terjadilah boikot pariwisata yang diminta oleh kelompok-kelompok

oposisi di dalam negara dan di pengasingan, yang sebagian didorong oleh

deklarasi pemerintahan militer pada 1996.24

Adapun perbedaan laporan tersebut dengan penelitian penulis ialah fokus

dari pembahasannya sendiri. Laporan tersebut hanya menyajikan berbagai tabel

perbandingan Myanmar dengan negara lain dalam hal kontribusi ekonomi

terhadap laju ekonomi dari masing-masing negara khususnya kawasan Asia

Tenggara. Laporan ini juga hanya membahas perkembangan ekonomi yang

berbeda dengan penelitian penulis yang berupa analisis dan penjelasan

perkembangan dari Myanmar di sektor pariwisatanya. Penelitian penulis juga

mengaitkan perkembangan pariwisata tersebut dengan berbagai organisasi dan

perjanjian internasional yang sama sekali tidak terdapat pada laporan tersebut.

1.5. Kerangka Pemikiran

Dalam mengkaji peran ATSP, penelitian ini menggunakan Teori

Regionalisme, Konsep Kepentingan Nasional, Konsep Organisasi Internasional

dan Kerjasama Internasional untuk menganalisis peran dari ASEAN melalui

24

Myanmar Tourism Sector Wide Impact Assessment, ―Sector-Level Impacts: Part 3,‖ h.

68, laporan ini diakses pada Kamis, 15 Maret 2018 dari http://www.myanmar-

responsiblebusiness.org/pdf/SWIA/Tourism/05-Sector-Level-Impacts.pdf

Page 33: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

18

ATSP untuk meningkatkan perkembangan industri pariwisata Myanmar di

periode 2014-2016.

1. Teori Regionalisme

Sejarah tumbuhnya regionalisme ini sendiri dapat dikatakan terjadi pada

sebelum 1960-an, dimana pada tahun ini negara-negara membangun kerjasama

bilateral dengan negara lainnya dengan membawa nama masing-masing negara.

Sebelumnya kerjasama antar negara sifatnya lebih universal dan internasional,

seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada masa ini regionalisme disebut

sebagai regionalisme klasik, yang bersifat high politics. Dalam artian, aspek

politik mendominasi kinerja organisasi-organisasi tersebut.

Pembentukan organisasi didorong oleh negara serta kerjasamanya dalam

berbagai aspek, misalnya mengenai perjanjian pariwisata, perdagangan antar-

negara, kesepakatan pembentukan aliansi keamanan bersama, pertukaran pelajar,

dan sebagainya. Tetapi regionalisme klasik ini lebih banyak diwarnai dimensi

keamanan sebagai upaya untuk meredam konflik agar konflik tidak menyebar dan

menyeret semua negara yang berada di dalam suatu kawasan untuk terlibat

peperangan.25

Regionalisme baru berkembang pada awal 1990-an dan bersifat low politics,

dimana faktor ekonomi dan budaya lebih mendominasi kerjasama antar negara.

Pencegahan konflik ataupun peperangan tentunya tetap menjadi salah satu fokus,

25

S. Nuraeni, D. Sari & A. Sudirman, “Regionalisme dalam Studi Hubungan

Internasional,‖ Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, h. 12.

Page 34: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

19

akan tetapi negara juga membutuhkan kerjasama dalam merespon perubahan

global yang terjadi. Secara umum, menurut Fawcett terdapat empat faktor yang

menyebabkan regionalisme baru muncul, yaitu: 1) berakhirnya Perang Dingin, 2)

perubahan yang terjadi dalam aspek perekonomian dunia, 3) berakhirnya paham

tentang istilah „Dunia Ketiga”, dan 4) Demokratisasi.26

Hal-hal tersebut berkaitan erat dengan pembentukan dari ASEAN dalam

menjaga stabilitas keamanan kawasannya. Dalam mencapai tujuannya ASEAN

membentuk beberapa perjanjian yang dalam hal ini adalah sebuah perjanjian

pariwisata yang merangkul semua negara anggota ASEAN. Program ATSP juga

tentunya memacu masing-masing negara untuk terus memperbaiki kualitas dari

berbagai bidang di negaranya tentunya dengan bantuan dari ASEAN sebagai

organisasi kawasan.

2. Konsep Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional dapat diartikan sebagai tujuan mendasar serta faktor

paling menentukan yang memandu para pembuat keputusan dalam merumuskan

kebijakan atau politik luar negeri. Kepentingan nasional merupakan konsepsi yang

sangat umum tetapi merupakan unsur yang menjadi kebutuhan vital bagi suatu

negara, karena mencakup kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan,

keutuhan wilayah, keamanan, militer, kesejateraan dan ekonomi. 27

26

S. Nuraeni, D. Sari & A. Sudirman, “Regionalisme dalam Studi Hubungan

Internasional,‖ h. 15. 27

Plano C. Jack dan Olton Roy, “Kamus Hubungan Internasional,” Abardin, Bandung,

1999, h. 23.

Page 35: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

20

Kepentingan nasional merupakan konsepsi yang sangat umum, namun

merupakan unsur yang sangat vital bagi suatu negara. Karena konsep tersebut

mencakup kelangsungan dan kelestarian suatu bangsa termasuk didalamnya

kesatuan dan keutuhan teritorial, politik dan ekonomi, serta tercapainya taraf

hidup yang lebih tinggi bagi populasinya.

Eksistensi suatu negara akan tetap berlangsung sekiranya tercapai

kepentingan-kepentingan negaranya. Kepentingan-kepentingan negara tersebut

tidak hanya dapat dipenuhi dalam satu lingkup domestik saja, akan tetapi melalui

kerangka hubungan antarnegara. Adapun ide kepentingan nasional mengacu pada

perangkat yang ideal dari tujuan-tujuan nasional yang harus ditemukan sebagai

dasar dari hubungan luar negeri suatu negara.28

Kepentingan nasional merupakan sebuah dasar pokok dalam menentukan

suatu kebijakan serta merupakan kriteria dalam upaya menentukan tindakan dan

langkah yang akan diambil oleh suatu pemerintahan, baik dalam lingkup nasional

maupun internasional. Tentunya hal ini berkaitan dengan Myanmar yang berusaha

memenuhi kepentingan nasionalnya dengan ikut berpartisipasi dalam program dan

perjanjian yang dibentuk oleh ASEAN dalam hal meningkatkan pertumbuhan

sektor pariwisata Myanmar.

28

Paul Seabury, “Power, Freedom, and Diplomacy: The Foreign Policy of the United

States of America,‖ Random House, The University of California, 1963, h.54.

Page 36: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

21

3. Konsep Organisasi Internasional

Organisasi internasional dalam pengertian Michael Hass memiliki dua

pengertian yaitu, pertama, sebagai suatu lembaga atau struktur yang mempunyai

serangkaian aturan, anggota, jadwal, tempat dan waktu pertemuan. Kedua,

organisasi internasional merupakan pengaturan bagian-bagian menjadi satu

kesatuan yang utuh dimana tidak ada aspek non lembaga dalam istilah organisasi

internasional ini.29

Peran organisasi internasional disini bukan hanya untuk menjaga

perdamaian melalui jalan militer, tetapi juga dalam hal sosial. Menurut A. Lerroy

Bennet dalam bukunya International Organizations: Principles and Issues

mengatakan bahwa fungsi utama dari Organisasi Internasional adalah untuk

menyediakan sarana kerjasama antara negara-negara, dimana kerjasama tersebut

dapat menghasilkan keuntungan untuk semua atau sebagian besar negara.30

Selain sebagai sarana kerjasama antara negara-negara, menurut Umar S.

Bakry Organisasi Internasional adalah sebuah lembaga yang berfungsi

menghubungkan urusan antar negara-negara yang dapat dibagi menjadi dua

bagian31

, yaitu :

1. Intergovernment Organizations (IGO), organisasi antarpemerintah, yaitu

organisasi yang dibentuk oleh dua atau lebih negara-negara berdaulat dimana

29

Michal Hass dalam James N. Rosenau, “International Politics and Foreign Policy: A

Reader in Research and Theory,‖ The Free press, New York, 1969, h. 55. 30

A. Lerroy Benett, ” International Organizations : Principles and Issues,‖ University of

Delaware,Englewood Cliffs, New Jersey-Prentice Hall, 1995, h. 38. 31

Umar S. Bakry, “Pengantar Ilmu Hubungan Internasional,‖ University Press, Jakarta,

1999, hl. 6.

Page 37: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

22

mereka bertemu secara regular dan memiliki staf yang fulltime. Keanggotaan

IGO, umumnya bersifat sukarela, sehingga eksistensinya tidak mengancam

kedaulatan negara-negara.

2. Non-Goverment Organizations (NGO), organisasi nonpemerintah, definisi

ini mengacu pada Yearbook of International Organization, yang menyatakan

bahwa NGO merupakan organisasi yang terstruktur dan beroperasi secara

internasional serta tidak memiliki hubungan resmi dengan pemerintah suatu

negara.

Berdasarkan jenis Organisasi Internasional tersebut, ASEAN dapat

digolongkan kedalam IGO karena beranggotakan perwakilan pemerintah dari

sebuah negara dan memiliki ruang lingkup Regional-Umum.

4. Konsep Kerjasama Internasional

Konsep ini merupakan turunan dari Teori Neoliberal yang dapat

membantu memahami perilaku dari Organisasi Internasional. Meningkatnya

hubungan antar negara pada masa ini, sangat erat rasanya menggunakan Konsep

Kerjasama Internasional dalam penelitian ini. Karena semua negara di dunia tidak

dapat berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhan khususnya dalam meningkatkan

perkembangan dan kemajuan negaranya. Perlu kerjasama dengan negara lain

karena adanya saling ketergantungan sesuai dengan kebutuhan negara masing

masing.

Kerjasama internasional muncul karena keadaan dan kebutuhan masing-

masing negara yang berbeda sedangkan kemampuan dan potensi yang di miliki

Page 38: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

23

berbeda-beda. Hal ini menjadikan suatu negara membutuhkan kemampuan dan

kebutuhannya yang ada di negara lain. Kerjasama internasional akan menjadi

sangat penting dan harus dipelihara.

Selain itu, Robert Keohane dan Joseph Nye berpendapat bahwa hubungan

antara negara barat dicorakkan oleh interdependensi kompleks. Ketika terdapat

derajat interdependensi yang tinggi, negara-negara akan membentuk institusi

internasional untuk menghadapi masalah-masalah bersama. Institusi-institusi

memajukan kerjasama lintas batas-batas internasional dengan menyediakan

informasi dan mengurangi biaya. Institusi tersebut dapat berupa serangkaian

organisasi internasional formal atau dapat berupa serangkaian persetujuan yang

formal guna menghadapi aktivitas-aktivitas atau isu-isu bersama.32

Melihat kerjasama yang dilakukan oleh negara yang tergabung dalam

ASEAN, bisa dikatakan kerjasama yang terjadi merupakan kerjasama

internasional ditingkat regional. Menurut Raymond Hopkins dan Richard

Mansbach, regional atau kawasan merupakan pengelompokan negara berdasarkan

kedekatan geografis, budaya, perdagangan dan ketergantungan ekonomi yang

saling menguntungkan, mereka saling berkomunikasi dan ikut serta dalam

organisasi internasional.33

32

Robert Jackson dan Georg Sorensen, “Pengantar Studi Hubungan Internasional,‖

Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2015, h. 8. 33

S. Nuraeni, D. Sari & A. Sudirman. “Regionalisme dalam Studi Hubungan

Internasional,‖ h. 17.

Page 39: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

24

Kerjasama regional dalam satu organisasi secara umum memiliki tingkatan

sebagai berikut:34

a. Asosiasi: pertemuan negara-negara dalam satu kawasan untuk membahas

isu tertentu, namun belum sampai pada tingkat merumuskan aturan bersama.

b. Koordinasi: pertemuan yang menghasilkan kesepakatan dari masing-

masing negara untuk bekerjasama dan membantu satu sama lain. Koordinasi

merupakan cara untuk membuat kebijakan bersama di antara para aktor untuk

mempunyai kompetensi legal formal mengenai aspek kebijakan dan harus

memenuhi tiga unsur, yakni bahwa setiap aktor bebas menentukan pilihan,

kebijakan yang dikeluarkan merupakan kesepakatan bersama, dan kebijakan

tersebut saling menguntungkan semua pihak.

c. Harmonisasi: setiap negara harus saling mengerti dan menyesuaikan

kebijakan luar negerinya dengan negara lain. Meskipun demikian, harmonisasi

belum mengarah pada struktur kerjasama, dan untuk mewujudkan harmonisasi

harus diadakan suatu “forum”.

d. Integrasi: kerjasama telah mengarah pada pembentukan norma bersama

yang terwujud dalam organisasi regional yang ada, dengan otoritas wewenang

yang dapat bersifat sepenuhnya ataupun bersifat sebagian pada aspek-aspek

tertentu. Melihat tujuan utama suatu negara melakukan kerjasama internasional

adalah untuk memenuhi kepentingan nasionalnya. Untuk itu, suatu negara harus

memperjuangkan kepentingan nasionalnya di luar negeri.

34

S. Nuraeni, D. Sari & A. Sudirman. “Regionalisme dalam Studi Hubungan

Internasional,‖ h. 20.

Page 40: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

25

Melihat tujuan utama suatu negara melakukan kerjasama internasional

adalah untuk memenuhi kepentingan nasionalnya. Untuk itu, suatu negara harus

memperjuangkan kepentingan nasionalnya di luar negeri. Dalam kaitan itu,

diperlukan suatu kerjasama untuk mempertemukan kepentingan nasional antar

negara.35

1.6. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif mempunyai gaya untuk mengkonstruksi realitas dan memahami

maknanya. Hal tersebut menyebabkan penelitian yang menggunakan metode

kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas.

Setidaknya ada lima jenis metode penelitian kualitatif yang sering digunakan,

yaitu observasi terlibat, analisis percakapan, analisis wacana, analisis isi dan

pengambilan data ethnografis.36

Metode kualitatif ini akan mengobservasi kembali peran dari ATSP

terhadap perkembangan pariwisata Myanmar. Selain itu pengambilan data juga

sangat diperlukan dalam penelitian ini mengingat penelitian penulis memerlukan

data yang akurat. Kemudian proses seperti apa yang dilalui ATSP dan Myanmar

selama perjanjian kerjasama disepakati oleh ASEAN dan Myanmar sendiri.

35

Sjamsumar Dam dan Riswandi, “Kerjasama ASEAN, Latar Belakang perkembangan

dan Masa Depan,‖ Ghalia Indonesia, Jakarta, 1995, h.12. 36

Gumilar Rusliwa Somantri, “Memahami Metode Kualitatif,‖ Jurnal Makara, Sosial

Humaniora, 1995, Vol. 9, No. 2, h. 58-59.

Page 41: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

26

Penelitian kualitatif juga merupakan pendekatan yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati dan tidak tertuang ke dalam variabel atau hipotesis.37

Oleh karena itu, penelitian ini banyak memakai berbagai laporan dari

Kementerian Pariwisata Myanmar dan berbagai laporan tentang Travel and

Tourism Council yang menyajikan data pariwisata dari berbagai negara sebagai

bahan literatur untuk memperoleh data-data deskriptif tersebut. Kemudian,

penelitian kualitatif juga berupa data-data yang dibutuhkan dan digunakan berupa

informasi yang tidak perlu dikuantifikasi.

Untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data dengan telaah pustaka. Telaah pustaka merupakan teknik

pengumpulan data dimana penulis akan mengumpulkan data melalui studi

literatur. Tipe metode ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman,

mengembangkan teori dan menggambarkan realitas yang kompleks.38

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder. Data

sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sumber-sumber kajian

pustaka berupa jurnal.

Adapun beberapa jurnal yang dijadikan sebagai sumber kajian adalah

Tourism(s) and the way to Democracy in Myanmar, 2017. Analysis of Customer

Satisfaction for Hotel and Tourism in Yangon, 2016. Selain jurnal, penulis juga

37

Saifuddin Azmar, “Metode Penelitian,‖ Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta, 2001, h. 5. 38

H. Abdurrahman dan Soejono, ―Metode Penelitian; Suatu Pemikiran dan

Penerapan,‖ Rineka Cipta, 2005, h.8.

Page 42: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

27

akan menggunakan laporan laporan dari halaman resmi ASEAN, di antaranya

adalah ASEAN Develops Tourism Strategic Vision 2016 – 2025, ASEAN Statistic

Database, dan ASEAN Tourism Strategic Plan 2011 – 2015.

Sumber-sumber literatur tertentu dapat penulis peroleh dari beberapa

perpustakaan, seperti perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, perpustakaan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan

Nasional, Perpustakaan Universitas Indonesia.

Adapun hasil akhir analisa penelitian ini ditulis dalam bentuk skripsi yang

menggunakan teknik analisis data secara kualitatif sebab semua penjabaran dalam

penelitian ini hanya memaparkan sejumlah masalah secara deskriptif. Setelah data

terkumpul, kemudian data-data tersebut akan dianalisis dan dilihat kaitannya satu

sama lain dengan menggunakan teori dan metode yang telah ditentukan dalam

penulisan penelitian ini.

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I merupakan bab Pendahuluan yang meliputi pernyataan masalah,

pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II membahas mengenai upaya ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) dalam

usaha peningkatan ASEAN sebagai destinasi tunggal kemudian mengenai sejarah

berdirinya ASEAN Tourism Forum (ATF) dan sejarah dari ATSP sendiri yang

Page 43: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

28

terlahir dari ATF. Selain itu bab ini akan membahas berbagai perencanaan dan

hasil yang dihasilkan oleh ATSP.

Bab III membahas mengenai fokus negara dari penelitian ini, yaitu industri

pariwisata Myanmar. Membahas perkembangan sektor pariwisata Myanmar dari

tahun ketahun dan bagaimana perencanaan sektor tersebut guna meningkatkan

kualitas pariwisata negara tersebut. Kemudian bab ini membahas pula kondisi

sektor pariwisata Myanmar dan menyajikan statistik pertumbuhan industri

pariwisata dari Myanmar itu sendiri.

Bab IV membahas mengenai peran dari ATSP terhadap industri pariwisata

Myanmar dan kendala-kendala yang dihadapi Myanmar dan ATSP dalam

meningkatkan sektor pariwisata Myanmar. Selain itu, bab ini juga akan membahas

pengaruh dari kebijakan dan berbagai program yang ATSP terapkan terhadap

Myanmar. Regionalisme ASEAN di sektor pariwisata dan kepentingan Myanmar

dalam peningkatan industri pariwisata negaranya. Kemudian, membahas fokus

penelitian ini dengan menganalisis peran dari ATSP dan ASEAN sebagai

organisasi internasional dalam meningkatkan hasil kerjasamanya dengan

Myanmar di sektor pariwisata.

Bab V Kesimpulan dari skripsi yang disusun ini.

Page 44: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

29

BAB II

UPAYA ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) DALAM

PENINGKATAN ASEAN SEBAGAI DESTINASI TUNGGAL

Sektor pariwisata merupakan sektor yang memiliki pengaruh yang cukup

signifikan bagi beberapa negara anggota ASEAN seperti Kamboja, Malaysia,

Filipina, Singapura, dan Thailand. Masing-masing negara memiliki daya tariknya

tersendiri meskipun memiliki kebudayaan yang tidak jauh berbeda.39

Maka dapat dikatakan, bahwa sektor pariwisata memiliki potensi penting

dalam memajukan negara-negara anggota ASEAN bila dikelola dengan baik.

Pengelolaan sektor pariwisata dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

membuka lapangan pekerjaan, dan menjadi pemasukan devisa yang cukup besar

bagi negara.

2.1. Sejarah Berdirinya ASEAN Tourism Forum (ATF) 1981

Sebagai organisasi kawasan, ASEAN memiliki tujuan untuk

mensejahterakan negara-negara anggota dengan berbagai kerjasama dan

kesepakatan. Maka pada 1974, ASEAN memulai langkahnya dengan menjalin

39

ASEANstats Database, “Visitors Arrivals (Tourism) Table 28. Tourist Arrivals in

ASEAN,‖ laporan ini diakses pada Sabtu, 28 April 2018 dari https://data.aseanstats.org/

Page 45: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

30

kerjasama dengan berbagai negara dan organisasi di kawasan Asia, Pasifik, Eropa,

dan Amerika.40

ASEAN memiliki kerjasama di sektor pariwisata kawasan yaitu ASEAN

Tourism Forum (ATF) yang merupakan forum tahunan tingkat Menteri Pariwisata

ASEAN. Pada awal pembentukan ATF, acuan pengembangan pariwisata negara-

negara ASEAN didasarkan kepada Roadmap for Integration of Tourism Sector

(RITS) yang dimulai pada 2010 hingga 2015.41

ATF turut mendukung keberlangsungan pariwisata di kawasan Asia

Tenggara yang sudah digagas sejak 1981 dan direalisasikan secara tertulis melalui

ASEAN Tourism Agreement (ATA) pada 4 November 2002 di Phom Penh,

Kamboja.42

ATA sendiri bertujuan untuk memfasilitasi perjalanan menuju dan di

dalam ASEAN. Kemudian, meningkatkan kerjasama dalam industri pariwisata

untuk meningkatkan efisiensi dan daya saingnya, mengurangi pembatasan

perdagangan jasa pariwisata dan perjalanan, mempromosikan ASEAN sebagai

tujuan wisata tunggal, meningkatkan bantuan timbal balik dalam pengembangan

40

Kementerian Luar Negeri RI, ”ASEAN Selayang Pandang Edisi ke-22, Tahun 2017,‖ h.

4. 41

Lady Amalia, “Efektivitas ASEAN Torism Strategic Plan 2011-2015 di Indonesia,‖

Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol 5, No. 1, Februari 2016, h. 258. 42 Association of South East Asia Nation, “Plan of Action on ASEAN Cooperation in

Tourism,‖ artikel ini diakses pada Minggu, 29 April 2018 dari http://asean.org/?static_post=plan-

of-action-on-asean-cooperation-in-tourism

Page 46: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

31

dan pelatihan sumber daya manusia, dan menciptakan kondisi yang

menguntungkan untuk kemitraan sektor publik dan swasta.43

Dalam pertemuan rutin yang diselenggarakan, ATF membahas persoalan

yang dihadapi oleh negara-negara anggota ASEAN dalam bidang pariwisata.

Kemudian, ATF diadakan secara bergantian di 10 negara anggota ASEAN yaitu

Indonesia, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, Malaysia, Kamboja, Laos,

Filipina, Myanmar dan Singapura.44

ATF merupakan forum pariwisata terbesar di ASEAN untuk membahas

perkembangan dan keberlangsungan sektor kepariwisataan di wilayah ASEAN.

ATF sendiri ialah bagian dari ASEAN Economic Community (AEC) yang

merupakan salah satu dari tiga pilar ASEAN Community. ATF pertama kali

diresmikan di Malaysia pada 1981 dan kembali diadakan di Malaysia pada 2014.

Pada 2015, ATF diadakan di Myanmar dan pada 2016 diadakan di Filipina.

Selanjutnya, rutin diadakan di negara-negara anggota ASEAN secara berurutan.45

Berikut daftar perkembangan negara-negara anggota ASEAN yang

mengalami peningkatan setelah dibentuknya ATF. Kemudian, daftar kedatangan

pengunjung dari luar kawasan Asia Tenggara.

43

The ASEAN Secretariat, “ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015,‖ h. 3, katalog ini

diakses pada Minggu, 29 April 2018 dari

http://www.asean.org/uploads/archive/publications/ATSP20112015.pdf 44

Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI 2011, “Ayo Kita

Kenali ASEAN,‖ h. 45, buku ini diakses pada Sabtu, 28 April 2018 dari

https://www.kemlu.go.id/Documents/Tentang%20ASEAN/Buku%20Ayo%20Kita%20Kenali%20

ASEAN.pdf 45

Tourism Malaysia, “Sarawak all Set to Welcome Over 1,600 Delegates to ASEAN

Tourism Forum 16-23 January 2014,‖ berita ini diakses pada Sabtu, 28 April 2018 dari

https://www.tourism.gov.my/media/view/sarawak-all-set-to-welcome-over-1-600-delegates-to-

asean-tourism-forum-16-23-january-2014

Page 47: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

32

Tabel I.2.1. Kedatangan Pengunjung ke Asia Tenggara Periode 2011-2015

Sumber: ASEAN One Vision One Identity One Community, Tourism Statistics (Resource, Table 28

Tourist arrivals in ASEAN), 2017.

Tabel di atas menunjukkan posisi pertama yang menerima wisatawan

terbanyak pada 2011 adalah Malaysia (24,714), diikuti oleh Thailand (19,098),

Singapura (13,171), Indonesia (7,650), Vietnam (6,014), Filipina (3,917),

Kamboja (2,882), Laos (2,724), Myanmar (816) dan yang terakhir adalah Brunei

Darussalam (242). Urutan tersebut berganti hingga 2015 yang dipimpin oleh

Thailand (29,881), Malaysia (25,721), Singapura (15,231) sebagai tiga teratas

negara Asia Tenggara yang menerima wisatawan terbanyak.

Pada 2011 hingga 2015, 10 negara anggota ASEAN memiliki peningkatan

yang cukup signifikan. Seperti Myanmar yang memberikan kontribusi kunjungan

bagi Asia Tenggara pada 2011 hanya sebanyak 816 wisatawan, menjadi 4,861

wisatawan pada 2015. Meskipun demokrasi di Myanmar baru saja berkembang

Page 48: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

33

pada 2015, tidak menghalangi para wisatawan untuk mengunjungi negara

tersebut.

ASEAN melalui ATF, memiliki dua agenda utama yang dilaksanakan

yaitu Meeting ATF dan Travel Exchange (TRAVEX). Kemudian, Meeting ATF

sendiri terbagi menjadi dua, diantaranya adalah Meeting Of ASEAN Tourism

Ministers (M-ATM) dan Meeting of ASEAN National Tourism Organizations

(ASEAN NTOs).46

M-ATM sendiri merupakan pertemuan para Menteri pariwisata ASEAN.

Pertemuan tersebut mendiskusikan isu dan pembangunan kepentingan bersama

dan menyiapkan arah kebijakan di dalam sektor industri. Secara khusus untuk

mempertimbangkan, meninjau dan menyetujui kebijakan program atau rencana

kerja yang telah di sahkan oleh ASEAN NTOs.47

Kemudian, ASEAN NTOs ialah pertemuan para organisasi pariwisata

nasional tiap negara ASEAN. Sama hal seperti ATF, ASEAN NTOs rutin

menyelenggarakan pertemuan enam bulan sekali pada tingkat pejabat senior.

Pertemuan tersebut dihadiri delegasi dari negara anggota ASEAN, dan diikuti

wakil ASEAN Travel Agents Association (ASEANTA), Southeast Asia Tourist

46

Fitra Deni dan Pian Sopian, ”Peran ASEAN Tourism Forum Dalam Meningkatkan

Pariwisata Indonesia Periode 2011-2015,‖ Jurnal International & Diplomacy, Vol. 2, No. 2,

Januari-Juni 2017, h. 286. 47

Fitra Deni dan Pian Sopian, ”Peran ASEAN Tourism Forum Dalam Meningkatkan

Pariwisata Indonesia Periode 2011-2015,‖ h. 286.

Page 49: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

34

Guide Association (SEATGA), ASEAN Japan Centre (AJC), ASEAN Korea

Centre (AKC), dan ASEAN China Centre (ACC).48

Dalam ASEAN NTOs inilah dihasilkan kesepakatan mengenai ASEAN

Tourism Strategic Plan (ATSP). ATSP merupakan salah satu rencana jangka

panjang yang dihasilkan dalam ATF ke-29 tahun 2010 di Brunei Darussalam.

Periode ini ATSP yang digunakan adalah ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-

2015.49

ATF berperan sangat penting dalam pembangunan kepariwisataan

regional. Maka dari itu, pertemuan ATF yang diadakan setiap tahun memiliki

maksud untuk menegaskan kembali kerjasama pariwisata yang telah terjalin

antara pemerintah dan pihak swasta dalam memfasilitasi pembangunan ekonomi,

pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di kawasan ASEAN. Selain

itu pertemuan tersebut juga bertujuan untuk memproyeksikan ASEAN sebagai

tujuan tunggal yang memiliki daya tarik tersendiri. Kemudian memperkuat

kerjasama antar negara di sektor pariwisata.50

Lebih dari 30 tahun sejak diadakannya pertemuan ATF, pemerintah dan

sektor-sektor swasta rutin menghadiri bersama acara tahunan di ATF untuk

mendiskusikan, meninjau dan menyusun strategi agar terus melakukan promosi

negara ASEAN sebagai tujuan utama pariwisata dunia yang paling diminati.

48

Fitra Deni dan Pian Sopian, ”Peran ASEAN Tourism Forum Dalam Meningkatkan

Pariwisata Indonesia Periode 2011-2015,‖ h. 287. 49

Fitra Deni dan Pian Sopian, ”Peran ASEAN Tourism Forum Dalam Meningkatkan

Pariwisata Indonesia Periode 2011-2015,‖ h. 287. 50

Buletin Komunitas ASEAN Edisi 5 Agustus 2014, ―Geliat Bisnis di ASEAN,‖ berita ini

diakses pada Sabtu, 28 April 2018 dari

https://www.kemlu.go.id/Majalah/BULETIN%20EDISI%20KE-5.pdf

Page 50: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

35

Sebagai acara tahunan dari industri pariwisata ASEAN, ATF melakukan

pertukaran ide, meninjau pengembangan industri pariwisata dan merumuskan

rekomendasi bersama untuk melanjutkan peningkatan pariwisata ASEAN.51

Maka dari itu, seluruh negara anggota ASEAN bekerjasama dengan

masyarakat dan swasta dalam mewujudkan perkembangan yang signifikan bagi

sektor pariwisata yang berkelanjutan di wilayah Asia Tenggara. Melalui

peningkatan kerjasama yang saling menguntungkan dalam menghadapi masalah

regional, setiap negara anggota ASEAN mendapatkan keuntungan dengan

membagikan budaya yang dimiliki oleh masing-masing negara anggota.

Pada 2011, pertemuan ATF yang diselenggarakan di Phom Penh, Kamboja

menyepakati beberapa strategi khusus di bidang pariwisata yang bertujuan untuk

menjadikan ASEAN sebagai single destination bagi wisatawan asing. Strategi

tersebut tercantum di dalam ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015 (ATSP).

Adapun salah satu strategi yang diharapkan mampu mempromosikan keragaman

budaya negaranya melalui sektor pariwisata adalah sistem single visa.52

Penerapan single visa yang direncanakan oleh ASEAN ini sudah terbukti

berhasil dilaksanakan di Uni Eropa melalui Visa Schengen. Penerapan Visa

Schengen yang cukup berhasil tersebut menginsipirasi ASEAN untuk menerapkan

hal yang sama di kawasan Asia Tenggara. Sehingga mekanisme penerapan single

visa ASEAN rencananya akan mengikuti jejak sistem Visa Schengen yang telah

51

Tourism Malaysia, ―Prime Minister of Malaysia Officially Opens The 33rd ASEAN

Tourism Forum (ATF) 2014: ASEAN - advancing Tourism Together,‖ berita ini diakses pada

Sabtu, 28 April 2018 dari https://www.tourism.gov.my/media/view/prime-minister-of-malaysia-

officially-opens-the-33rd-asean-tourism-forum-atf-2014-asean-advancing-tourism-together 52

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015,‖ h. 15.

Page 51: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

36

diterapkan di negara anggota Uni Eropa dan negara non-anggota dalam

memfasilitasi wisatawan asing untuk datang ke negara-negara Eropa hanya

dengan satu visa.53

Penerapan single visa ini pun sudah mulai diterapkan di 10 negara anggota

ASEAN meskipun memiliki batasan-batasan waktu untuk menetap. Pada 2013

sendiri, masih ada beberapa rintangan yang harus diatasi, terutama karena

beberapa negara dengan kebijakan visa yang lebih ketat seperti Myanmar dan

Vietnam bergerak agak lambat menuju tujuan single visa tersebut. Pergerakan

menuju single visa pun dapat dicapai pada 2015 dimana Myanmar

memberlakukan bebas visa terhadap Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia,

Laos, Filipina, Thailand, dan Vietnam selama 14 hari dan disusul oleh

Singapura.54

Pemberlakuan bebas visa tersebut cukup memberikan dampak yang

signifikan bagi Myanmar. Bebas visa membantu meningkatan kunjungan

wisatawan ke Myanmar. Adapun peningkatan tersebut datang dari Vietnam

sebesar 75% yang selanjutnya diikuti oleh Filipina sebesar 62%. Kemudian

pengunjung Singapura meningkat 20% dan dari Thailand 12%. Saat ini, Myanmar

masih terus berusaha mewujudkan perjalanan bebas visa dari Malaysia. Malaysia

53

Gulf Times, ―Planned Common ASEAN Visa Expected to Boost Visits from Mideast,‖

berita ini diakses pada Minggu, 29 April 2018 dari http://www.gulf-times.com/eco.-

bus.%20news/256/details/391637/planned-common-asean-visa-expected-to-boost-visits-

frommideast 54

Olympic Air, ―Country Information (Visa Section),‖ laporan ini diakses pada Minggu,

29 April 2018 dari http://cms.olympicair.com/timatic/webdocsI/countryinfo.html

Page 52: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

37

merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang belum menandatangani

perjanjian konsesi perjalanan bebas visa dengan Myanmar.55

ATF 2015 yang di selenggarakan di Naypyidaw, Myanmar menjadi

pertemuan yang cukup bersejarah bagi ASEAN dan Myanmar. Untuk pertama

kalinya, Myanmar menjadi tuan rumah pertemuan tahunan industri pariwisata

ASEAN. Pertemuan tersebut melengkapi seluruh lingkaran dari 10 negara anggota

yang telah menyelenggarakan ATF sejak pertama kali diadakan di Malaysia pada

1981. Untuk menjadi tuan rumah pertemuan ATF, harus melewati rotasi alfabetis

yang terus berubah dikarenakan masalah internal dan eksternal negara.56

2.2. Sejarah Dibentuknya ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP)

Negara-negara anggota ASEAN memasuki periode perkembangan yang

cukup menarik di sektor pariwitasa. Terlebih lagi munculnya peningkatan

kesadaran akan kekuatan pariwisata sebagai alat untuk pembangunan dan

perubahan. Hal tersebut menjadi dorongan untuk merancang sebuah rencana

strategis untuk lebih memprioritaskan elemen penting. Elemen penting dari

masyarakat ini merujuk pada sektor pariwitasa. Perencanaan tersebut diharapkan

dapat mengantisipasi kedatangan internasional ke ASEAN yang akan tumbuh

menjadi 86.700.000 mewakili tingkat pertumbuhan sebanyak 25% pada 2015.57

55

Tourism of Cambodia, ―ASEAN Tourism Forum Will Provide an Excellent Platform for

Myanmar,‖ berita ini diakses pada Senin, 30 April 2018 dari

http://www.tourismcambodia.com/news/worldnews/24411/asean-tourism-forum-will-provide-an-

excellent-platform-for-myanmar.htm 56

Imtiaz Muqbil, ―Why The 2015 ASEAN Tourism Forum in Myanmar is an Historic

Event,‖ berita ini diakses pada Senin, 30 April 2018 dari https://www.travel-impact-

newswire.com/2015/01/why-the-2015-asean-tourism-forum-in-myanmar-is-an-historic-event/ 57

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015,‖ h. 2.

Page 53: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

38

UNESCO World Heritage List mencatat bahwa wilayah Asia Tenggara

memiliki 11 wisata alam dan 17 wisata budaya dengan keunikan keberagaman di

wilayah tersebut seperti etnis, agama, aliran sastra, dan pengetahuan lokal yang

sangat beragam. Kamboja dengan Angkor, Indonesia dengan Candi Borobudur,

Laos dengan Town of Luang Prabang, Malaysia dengan Gunung Mulu National

Park, Myanmar dengan Pyu Ancient Cities, Filipina dengan Baroque Churches of

the Philiphines, Singapura dengan Singapore Botanic Garden, Thailand dengan

Historic City of Ayutthaya, dan Vietnam dengan Ha Long Bay.58

Potensi pariwisata bersama masing-masing negara ASEAN mendorong

disepakatinya ATSP pada 2011. Pada 2009, perencanaan tersebut diawali dengan

pertemuan khusus yang diselenggarakan ASEAN Tourism Integration pada

pertemuan ATF ke-28 di Phom Penh, Kamboja. Akan tetapi, perencanaan tersebut

masih pada tahap persiapan dan belum resmi menjadi program jangka panjang

sektor pariwisata ASEAN.59

Pada pertemuan ATF ke-29 di Brunei Darussalam, ATSP memasuki tahap

disepakatinya rencana jangka panjang sektor pariwisata tersebut. Didorong oleh

peningkatan pengembangan kerjasama mengenai pariwisata di negara-negara

ASEAN yang semakin menunjukkan keseriusan. Dapat dikatakan bahwa, ATSP

58

UNESCO, ―World Heritage List Region Order (Asia and the Pacific),‖ daftar ini

diakses pada Senin, 30 April 2018 dari https://whc.unesco.org/en/list/&order=region 59

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015,‖ h. 2.

Page 54: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

39

adalah cabang dari kerjasama ekonomi antarnegara ASEAN yang termasuk dalam

ASEAN Economic Community (AEC) sebagai salah satu pilar utama ASEAN.60

ATSP mengusung visi ASEAN as single destination, yang akan

memberikan kontribusi signifikan kepada socio-economy masyarakat ASEAN

dengan tagline ―Southeast Asia: Feel the warmth‖. Target outcomes kerjasama

pariwisata ASEAN adalah menjadikan ASEAN sebagai tujuan pariwisata yang

berkualitas tinggi yang mampu menawarkan pengalaman ASEAN yang unik,

beragam, serta memegang teguh nilai kebudayaan, pembangunan berkelanjutan

serta pembangunan sektor Pariwisata yang inklusif (sustainable, balanced and

inclusive tourism).61

ATSP disusun menjadi tiga arahan strategi dasar, yaitu pengembangan

produk regional yang bersifat eksperimental dan inovatif serta kreatif. Arahan

tersebut diimplementasikan dalam aksi strategis yang akan mendukung

terciptanya tujuan dari rencana strategi tersebut. Arahan strategi pertama,

melingkupi tiga aksi strategi yang akan dilakukan. Ketiga aksi tersebut ialah:

a) Pengembangan serta penerapan strategi pemasaran pariwisata untuk

kawasan ASEAN;

b) Pengembangan paket wisata kawasan atau sub-kawasan;

60 Tourism Malaysia, ―Prime Minister of Malaysia Officially Opens The 33rd ASEAN

Tourism Forum (ATF) 2014: ASEAN - advancing Tourism Together‖. 61

Kementerian Luar Negeri RI, ”ASEAN Selayang Pandang Edisi ke-22, Tahun 2017,‖ h.

54.

Page 55: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

40

c) Peningkatan kebijakan hubungan eksternal dan prosedur pariwisata

ASEAN.62

Selengkapnya terdapat di tabel sebagai berikut;

Tabel II.2.2. Arahan Strategi Pengembangan Produk Regional

Eksperimental dan Inovatif serta Kreatif.

Sumber: The ASEAN Secretariat, ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015, 2011.

Tabel diatas memaparkan kegiatan yang akan dilakukan dalam hal

pencapaian tiga arahan strategi yang sudah disebutkan sebelumnya, seperti

pengembangkan strategi pemasaran pariwisata ASEAN yang akan menciptakan

brand tersendiri guna mencapai target pasar melalui strategi komunikasi,

pendekatan distribusi dan struktur implementasi. Kemudian mengarah pada

pembentukan kelompok riset pasar guna memprovokasi informasi analitis

mengenai tren dan situasi pariwisata secara teratur dan tertata.

62

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015,‖ h. 31.

Page 56: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

41

Selain itu, pengembangan sekumpulan bahan untuk koridor regional,

sirkuit dan klaster guna mencapai industri pariwisata yang berbasis alam, wisata

budaya dan warisan (nyata dan tidak nyata), pariwisata berbasis komunitas,

pariwisata kapal pesiar dan wisata berbasis sungai juga menjadi target kegiatan

dalam arahan strategi pengembangan produk regional yang bersifat eksperimental

dan inovatif serta kreatif tersebut.

Arahan strategi ini juga berkerja dengan Commodity Channel Index (CCI)

dan Carbon Capture and Storage (CCS) dalam mengurangi hambatan dan

mendorong investasi dalam pengembangan produk dan membentuk kebijakan dari

program yang berhubungan dengan publik guna mempublikasikan dan

mempromosikan tujuan dan kegiatan dari NTO ASEAN.

Setelah kebijakan tersebut dibentuk maka akan dilakukan pengembangan

kebijakan dan berbagai prosedur berbasis arahan strategi tersebut untuk bekerja

sama dengan mitra dialog, organisasi internasional, dan pemangku kepentingan

sektor pariwisata swasta guna mendukung pelaksanaan ATSP.

Arahan kedua merujuk pada strategi pemasaran dan investasi. Arahan

kedua ini memliki tiga arahan strategis, yaitu:

a. Pengembangan seperangkat standar pariwisata ASEAN menuju proses

sertifikasi;

b. Pelaksanaan Mutual Recognition Arrangement (MRA) untuk mendukung

pariwisata ASEAN yang profesional;

Page 57: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

42

c. Memberikan pelatihan guna meningkatkan wawasan dan keterampilan

untuk pengembangan masyarakat.63

Selengkapnya terdapat di tabel sebagai berikut;

Tabel III.2.2. Arahan Strategi Pemasaran dan Investasi.

Sumber: The ASEAN Secretariat, ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015, 2011.

Menurut tabel diatas arahan strategi kedua ini memaparkan kegiatan

strategis pula seperti merevisi dan mengembangkan standar green hotels ASEAN,

standar homestay ASEAN, standar toilet umum ASEAN, dan standar layanan spa

ASEAN dengan proses sertifikasi. Pengembangan pedoman keamanan dan

keselamatan pariwisata ASEAN juga menjadi salah satu kegiatan dari arahan

63

The ASEAN Secretariat,―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015,‖ h. 34.

Page 58: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

43

strategis tersebut. Peningkatan kemampuan pariwisata ASEAN untuk mengatasi

masalah perubahan iklim termasuk pula didalamnya.

Selain itu pengembangan alat dan implementasi program pengembangan

sumber daya manusia untuk divisi rumah tangga, sumber daya manusia untuk

front office, layanan makanan dan minuman, produksi makanan, agen perjalanan

dan divisi operasi tur menjadi target kegiatan. Kemudian, kegiatan strategis

tersebut diharap dapat mengembangkan alat untuk memantau situasi pasar tenaga

kerja di sektor pariwisata pada setiap negara anggota ASEAN yang akan

mendukung pelaksanaan MRA menuju pariwisata yang profesional.

Kegiatan arahan strategis tersebut juga mencakup penetapan kebijakan dan

prosedur untuk pengembangan program capacity building yang termasuk dalam

proses yang harus diikuti dan sistem penilaian kriteria untuk menilai inisiatif yang

akan mendapatkan dukungan dari ASEAN. Kemudian, mencakup rencana

pengembangan sumber daya manusia tahunan berdasarkan prioritas regional.

Arahan strategis ketiga yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

layanan dan fasilitas di wilayah tersebut dan meningkatkan proses pengadaan

fasilitas perjalanan dan konektivitas ASEAN. Arahan strategi ini memiliki dua

indikator aksi yaitu;

a. Pengajuan mengenai visa tunggal untuk kawasan ASEAN;

Page 59: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

44

b. Kerjasama dengan badan-badan ASEAN yang relevan guna memperluas

konektivitas.64

Selengkapnya terdapat di tabel sebagai berikut;

Tabel IV.2.2. Arahan Strategi Peningkatan dan Mempercepat

Fasilitasi Perjalanan dan Konektivitas ASEAN

Sumber: The ASEAN Secretariat, ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015, 2011.

Tabel diatas memaparkan kegiatan strategis yang mencakup proses

menuju realisasi visa tunggal berbagai wilayah dengan mengidentifikasi hambatan

dan peluang serta bekerja dengan kelompok-kelompok terkait di ASEAN.

Menetapkan berbagai kasus advokasi penerapan sistem e-visa dan memeriksa

64

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015,‖ h. 35.

Page 60: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

45

kemungkinan terkait pengaturan visa inovatif yang memfasilitasi perjalanan

(misalnya sub-regional visas).

Selain itu, secara konsisten mengidentifikasi dan secara jelas

mendefinisikan hambatan dan peluang darat, udara dan maritim guna

meningkatkan konektivitas di dalam dan menuju kawasan. Kemudian, bekerja

sama dengan badan-badan ASEAN yang relevan untuk memastikan adopsi dan

implementasi kegiatan prioritas NTO.

Setelah berakhirnya masa program ATSP pada 2011-2015, maka

disepakati kembali pembentukan rencana jangka panjang sektor pariwisata pada

2016-2025 dengan tagline ―One Community Towards Sustainability‖ yang

diluncurkan pada pertemuan ke-35 ATF di Filipina. Oleh sebab itu, ATSP pada

periode 2011-2015 disebut dengan ATSP I, sedangkan ATSP 2016-2025 disebut

dengan ATSP II.

ATSP II dibutuhkan untuk memperkuat hasil dari sesuatu yang telah

dibuat, dan lebih banyak melakukan pendekatan yang lebih strategis untuk

menangani single destination marketing. Seperti standar kualitas, pengembangan

sumber daya manusia, konektivitas, investasi, dan partisipasi masyarakat.

Keselamatan dan keamanan warisan budaya yang dihadapi dalam proses

pengembangan ASEAN sebagai tujuan pariwisata yang kompetitif, berkelanjutan,

dan lebih bersifat socio-economy inclusive dan terintegrasi.65

65

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2016-2025,‖ katalog ini

diakses pada Jumat, 04 Mei 2018 dari http://www.asean.org/storage/2012/05/ATSP-2016-

2025.pdf

Page 61: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

46

Mengingat sifat regional dari perusahaan pariwisata dan keahlian yang

dibutuhkan, terdapat kebutuhan untuk melibatkan sektor swasta sebagai pembuat

paket utama. Seperti halnya distributor dan operator serta mitra pembangunan

global dan regional utama seperti Asian Development Bank (ADB), United States

Agency for International Development (USAID), World Bank (WB), United

Nations Environment Programme (UNEP), Australian Agency for International

Development (AUSAID), United Nations Educational, Scientific and Cultural

Organization (UNESCO), UNWTO, dan United Nations Development

Programme (UNDP) dalam pengembangan aset-aset ini secara berkelanjutan.66

Organisasi-organisasi tersebut meliputi budaya multi-negara, budaya

global, regional serta sub-regional dan perspektif pengembangan produk

pariwisata berbasis masyarakat. Selain itu organisasi-organisasi tersebut juga

meliputi keahlian teknis yang sangat penting untuk menginformasikan

pengembangan produk warisan alam dan budaya yang berkelanjutan, inklusif dan

bertindak di tingkat nasional.67

Terdapat tantangan terbesar untuk mencapai standar kualitas yang tinggi

terkait dengan pengembangan dan implementasi proses sertifikasi. Tantangan ini

berasal dari fakta bahwa negara-negara ASEAN memiliki sistem sertifikasi dan

tingkat prioritas yang berbeda untuk memberikan sistem sertifikasi yang efektif

karena masalah sumber daya, pendanaan dan tenaga kerja.

66

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2016-2025,‖ h.1. 67

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2016-2025,‖ h.1.

Page 62: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

47

Di beberapa negara, sertifikasi sukarela sementara di beberapa negara lain

bersifat wajib. Demikian pula, seperti yang ditunjukkan dalam ATSP I, terdapat

kebutuhan untuk mengembangkan standar dan indikator yang dapat diukur untuk

masing-masing bidang dan membuatnya transparan bagi para wisatawan ketika

mereka membuat keputusan.68

Untuk mendorong wisatawan memilih produk regional ASEAN di atas

alternatif lain dan untuk tinggal lebih lama menghabiskan lebih banyak waktu di

wilayah tersebut, penting untuk membuat perjalanan lintas batas yang mulus dan

biaya yang kompetitif. Tidak hanya melalui tujuan yang terhubung melalui udara,

laut dan darat. Akan tetapi juga melalui kebijakan dan prosedur pengendalian

perbatasan yang memungkinkan.

Kemudian sebagian besar negara anggota ASEAN terus meminta visa dari

penduduk negara-negara non-ASEAN. Hal ini membuat banyak kunjungan

wisatawan, terutama oleh pasar jangka panjang terkesan mahal dan tidak nyaman,

mengurangi daya saing harga daerah sebagai tujuan, dan bekerja melawan tujuan

pembangunan ekonomi yang inklusif.69

Adapun visi pariwisata ASEAN selama masa ATSP II menurut konteks

yang sudah disebutkan ialah untuk mewujudkan ASEAN sebagai tujuan

pariwisata berkualitas yang menawarkan pengalaman yang unik dan beragam,

serta akan berkomitmen untuk pengembangan pariwisata yang bertanggung

68

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2016-2025,‖ h. 4. 69

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2016-2025,‖ h. 5.

Page 63: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

48

jawab, berkelanjutan, inklusif, dan seimbang. Sehingga dapat berkontribusi secara

signifikan terhadap kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat ASEAN.

―By 2025, ASEAN will be a quality tourism destination offering a unique,

diverse ASEAN experience, and will be committed to responsible, sustainable,

inclusive and balanced tourism development, so as to contribute significantly to

the socioeconomic well-being of ASEAN people.‖70

Berbagai arahan strategis yang tersusun dalam ATSP I akan dilanjutkan

dalam ATSP II yang meliputi ASEAN sebagai tujuan tunggal, penerapan standar

pariwisata ASEAN, dan implementasi Mutual Recognition Arrangement on

Tourism Professionals (MRA-TP).

MRA-TP mengadopsi pendekatan baru dan inovatif dalam hal

pengembangan produk dan pemasaran. MRA-TP juga memprakarsai pariwisata

sub-regional yang utama seperti Greater Mekong Sub-region (GMS), The Brunei,

Indonesia, Malaysia and Philippine East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) dan

The Indonesia, Malaysia and Thailand Growth Triangle (IMT-GT) di dalam

ASEAN.71

Sebelum berakhirnya ATSP I tercatat kedatangan pada 2012 telah

melampaui perkiraan 86,7 juta pada 2015 yang ditetapkan dalam ATSP I. Pada

2015, Myanmar sendiri juga mengalami kenaikan kunjungan wisatawan sebanyak

7%. Sementara itu, sepanjang 2014, jumlah turis yang berkunjung ke Myanmar

70

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2016-2025‖. 71

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2016-2025‖.

Page 64: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

49

mencapai 3,05 juta wisatawan dan meningkatkan devisa sebanyak US$1,14

miliar. Peningkatan kunjungan tersebut terjadi pula di Kamboja dan Vietnam.72

Adapun pangsa pasar terbesar berasal dari wisatawan asing yang berasal

dari luar ASEAN. Dengan pangsa 46% dari total kedatangan pengunjung

internasional ke ASEAN pada 2014. Pasar Asia (30% kecuali ASEAN), Eropa

(12%), Oceania (4%) dan Amerika (4%) yang memenuhi 50% dari total

kedatangan. Tercatat bahwa pasar negara dengan pertumbuhan tercepat antara

2010 dan 2013 adalah Cina (+ 30,92%), Jepang (+ 12,95%), Republik Korea (+

10,49%), Taiwan (+ 9,14%), dan Australia (+ 8,24%). ).73

Data UNWTO menunjukkan bahwa perjalanan rekreasi adalah tujuan

utama perjalanan untuk 56% kedatangan di kawasan Asia Pasifik, diikuti dengan

mengunjungi teman dan kerabat di 26%, serta bisnis sebesar 16%. Kemudian,

total kunjungan internasional ke ASEAN diperkirakan akan meningkat menjadi

123 juta pada 2020, 152 juta pada 2025, dan 187 juta pada 2030.74

Maka dapat dikatakan bahwa, hal tersebut menimbulkan masalah terkait

dengan keberlanjutan jangka panjang dari pertumbuhan tersebut. Terutama

mengenai peningkatan distribusi pendapatan langsung dan tidak langsung serta

imbalan kerja bagi populasi yang kurang diuntungkan di wilayah tertentu.

72

Ministry of Hotels and Tourism, ―Myanmar Tourism Statistics 2015,‖ laporan ini

diakses pada Jumat, 4 April 2018 dari http://tourism.gov.mm/en_US/publications/myanmar-

tourism-statistics/ 73

Ministry of Hotels and Tourism, ―Myanmar Tourism Statistics 2015‖. 74

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2016-2025,‖ h. 4.

Page 65: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

50

2.3. Upaya ATSP ASEAN Tourism Strategic Plan dalam Meningkatkan

Sektor Pariwisata Asia Tenggara

Dalam mencapai tujuan ASEAN untuk mensejahterakan negara-negara

anggotanya, ASEAN terus berusaha untuk mengimplementasikan berbagai

program yang mendukung perkembangan ekonomi negara anggota. Salah satu

caranya ialah, di sektor pariwisata yang cukup gencar dalam hal

pengembangannya mengingat sektor tersebut memberikan hasil yang cukup

signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara.

Sektor pariwisata adalah kegiatan yang terlalu penting untuk diabaikan.

Alokasi oleh masing-masing negara anggota tentunya harus ditingkatkan secara

substansial agar rencana tersebut dapat dilaksanakan. Tidak realistis hal tersebut

dapat dicapai dengan tingkat pendanaan yang sangat rendah. Pengembangan

arahan tersebut mensyaratkan bahwa ASEAN NTOs memberlakukan kerangka

hukum dan peraturan serta infrastruktur kelembagaan yang akan memungkinkan

ASEAN untuk secara efektif mendanai inisiatif pariwisata regionalnya.75

ATSP yang cukup realistis, berorientasi pada tindakan, selaras dengan

realitas global dan dirancang untuk memastikan bahwa kawasan ASEAN dapat

terus menjadi tujuan pariwisata yang berhasil. Mengingat banyak negara besar di

kawasan Asia mengabdikan sumber daya yang signifikan untuk memposisikan

diri sebagai pesaing bagi Asia Tenggara. Jika ATSP dapat diimplementasikan

75

Centre of International Law, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015 (Adopted in

Phnom Penh, Cambodia on 17 January 2011),‖ h. 2, artikel ini diakses pada Senin, 6 Mei 2018

dari https://cil.nus.edu.sg/wp-content/uploads/formidable/18/2011-2015-Tourism-Strategic-Plan-

2.pdf

Page 66: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

51

dengan baik, memungkinkan Asia Tenggara menjadi pesaing yang kuat dalam

lingkungan pariwisata global.76

Dalam implementasinya, perancangan ATSP sebagai arahan strategis bagi

sektor pariwisata ASEAN meliputi standar kompetisi peraturan yang telah

disepakati dan akan dievaluasi secara rutin serta disesuaikan berdasarkan

tujuannya. Dalam menjamin kredibilitas standar kompetensi, sertifikasi pihak

ketiga akan digunakan dalam mekanisme tersebut.77

Akan tetapi, pada enam standar pariwisata yang dibentuk dalam ATSP

yang meliputi homestay, green hotels, food and beverages services, public

restrooms, ecotourism, tourism heritage belum dispesifikasi lebih lanjut mengenai

basis dan langkah yang digunakan guna peninjauan kembali karena sulit untuk

membandingkan satu negara dengan negara lain. Dalam praktiknya, hal tersebut

menyebabkan tertutupinya proses ratifikasi melainkan sebagai program

penghargaan berdasarkan process of trust hotel atau homestay yang dibandingkan

secara kualitas.

Dalam sektor pariwisata ASEAN, penerapan ATSP I cukup

mempengaruhi berbagai elemen yang ada di dalamnya. ATSP mendorong

kerjasama sinergis dalam bidang pemasaran, produk maupun investasi di Industri

Pariwisata. Strategi tersebut juga mendorong peningkatan kualitas pelayanan

76

Centre of International Law, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015 (Adopted in

Phnom Penh, Cambodia on 17 January 2011),‖ h. 2. 77

Kementerian Luar Negeri RI, ”ASEAN Selayang Pandang Edisi ke-22, Tahun 2017,‖ h.

54

Page 67: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

52

pariwisata dan sumber daya manusia dengan menetapkan standar serta sertifikasi

yang berlaku untuk negara anggota ASEAN.78

Setelah berakhirnya ATSP I, maka dilanjutkan dengan ATSP II dalam hal

perwujudan untuk meningkatkan integrasi ekonomi ASEAN. Fokus ATSP I

dilanjutkan oleh ATSP II yang memiliki dua visi utama. Pertama, meningkatkan

daya saing ASEAN dengan menjadi destinasi wisata terintegrasi. Kedua,

memastikan bahwa pariwisata di ASEAN memperhatikan aspek inklusif dan

keberlanjutan.79

Karakter negara-negara Asia Tenggara yang berbeda-beda menyebabkan

sektor pariwisata masing-masing negara mengalami perkembangan dalam skala

yang berbeda pula. Dalam hal daya saing, kebudayaan dan daya tarik Indonesia,

Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, Malaysia, Kamboja, Laos, Filipina,

Myanmar dan Singapura berada pada tingkat yang cukup jauh berbeda mengingat

perkembangan ekonomi masing-masing negara yang berbeda meskipun berada di

kawasan yang berdekatan.

Pemanfaatan dan perkembangan sektor pariwasata Thailand, Indonesia,

Singapura dan Malaysia masih jauh berbeda dengan Myanmar sendiri yang belum

lama membenahi negara dengan perkembangan demokrasi negaranya. Vietnam

yang belum lama pula mengalami peningkatan dalam sektor pariwisatanya, serta

Kamboja, Laos, Filipina, yang terus mengembangkan sektor pariwisatanya

78

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2016-2025,‖ h. 6. 79

Kementerian Luar Negeri RI, ”ASEAN Selayang Pandang Edisi ke-22, Tahun 2017,‖ h.

54

Page 68: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

53

dengan cara meningkatkan inftrastuktur negara. Kemudian, Brunei Darussalam

yang masih berada ditingkat terbawah dengan kategori negara Asia Tenggara

yang menerima wisatawan terbanyak.

ATSP sendiri pada dasarnya adalah sebuah panduan dan arahan strategis

yang diharapkan dapat mengikat negara untuk patuh terhadap sesuatu yang telah

disepakati untuk mewujudkan destinasi wisata tunggal. Namun, perbedaan daya

saing pariwisata yang terjadi setelah adanya ATSP nyatanya tidak dapat

mewujudkan ASEAN sebagai destinasi wisata tunggal. Hal ini dapat dijabarkan

ke dalam tiga aspek, yaitu: Institutional Setting, Distribution of Power, dan Skill

and energy atau political engineering of cooperative solutions.80

Dalam prakteknya, upaya ATSP dalam meningkatkan sektor pariwisata

ASEAN sebenarnya sudah dilakukan dengan cara berbagai pertemuan yang

dilaksanakan bergantian di 10 negara anggota. Khususnya ATF yang terus

mengembangkan program dan berusaha mewujudkan hasil nyata implementasi

dari program yang disepakati. Berbagai pertemuan yang digelar seharusnya

menjadi kesempatan pula untuk mempromosikan kekayaan budaya dan daya tarik

negara penyelenggara.

Peningkatan kualitas sektor pariwisata dengan cara pengembangan

infrastruktur dan sumber daya manusia tentu membutuhkan bantuan dari ASEAN

pula mengingat daya saing sektor pariwisata negara anggota ASEAN yang cukup

tinggi. ASEAN dalam usahanya meningkatkan perkembangan ekonomi dengan

80

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2016-2025,‖ h. 47.

Page 69: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

54

lebih memperhatikan sektor yang memberikan hasil yang signifikan, dinilai cukup

berhasil dengan melihat sektor pariwisata masing-masing negara yang mengalami

perkembangan yang signifikan pula.

Dilihat dari daya saingnya, kawasan Asia Tenggara pada dasarnya

memiliki daya saing sektor pariwisata yang cukup tinggi. Mengingat

perkembangan yang signifikan dalam hal peningkatan jumlah wisatawan

internasional, penerapan single visa, serta prioritisasi kebijakan pariwisata baik

dalam pembahasan kerjasama ekonomi regional dalam pilar ASEAN Economic

Community maupun prioritisasi pariwisata dalam kebijakan nasional masing-

masing negara.

Meskipun demikian, daya saing pariwisata negara-negara Asia Tenggara

secara umum memiliki kekurangan. Hal tersebut terkait dengan indikator yang

meliputi keamanan dan stabilitas politik, pembangunan infrastruktur pendukung

pariwisata seperti udara, laut, maupun darat, serta ICT readiness atau dalam kata

lain kesiapan teknologi dalam rangka pemanfaatannya bagi pembangunan sektor

pariwisata.

Page 70: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

55

BAB III

PERKEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA MYANMAR

Sektor pariwisata Myanmar sedang berada di titik terpenting dalam

perkembangannya. Perkembangan demokrasi negara pula yang menjadikan sektor

pariwisata Myanmar untuk lebih diperhatikan. Adapun angka pengunjung terus

meningkat mencapai 3 juta kunjungan pada 2014, meningkat sejumlah 1 juta

kunjungan dibandingkan pada 2013 meliputi kunjungan perhari, perjalanan bisnis

dan penggunaan visa turis.81

3.1. Pertumbuhan Industri Pariwisata Myanmar

Sektor pariwisata adalah salah satu kegiatan ekonomi yang paling dinamis

dan tangguh di Asia Tenggara. Selama dua dekade, kunjungan wisatawan asing ke

negara-negara ASEAN meningkat rata-rata 7,3% per tahun, meningkat dari 21,8

juta pada 1992 menjadi 89,5 juta pada 2012.82

Selain itu, industri pariwisata berkontribusi 11,1% terhadap GDP regional

(US$255,1 miliar) dan menopang total 25,4 juta pekerjaan (8,8% dari total

lapangan kerja) di berbagai sektor ekonomi. Dengan mempertimbangkan dampak

langsung, tidak langsung, dan induksi, sektor pariwisata menyumbang US$47,7

81

The Myanmar Centre for Responsible Business (MCRB), ―Myanmar Tourism Sector

Wide Impact Assessment,‖ Published by MCRB, DIHR and IHRB, 2015, h. 9. 82

The ASEAN Secretariat Jakarta, “ ASEAN Tourism Marketing Strategy (ATMS) 2017-

2020,‖ h. 13.

Page 71: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

56

miliar untuk investasi di Asia Tenggara dan US$95,5 miliar untuk ekspor pada

2012, mewakili 7,3% dari total investasi dan 6,2% dari semua ekspor.83

Untuk Asia dan Wilayah Pasifik, UNWTO memperkirakan 540 juta

kunjungan wisatawan asing dan 30% pangsa pasar global pada 2030.84

Meskipun

Myanmar menempati peringkat kedua terendah penerima wisatawan di ASEAN

selama 2012 (1,2%), tetapi menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara sebesar

29,7%. Sebagai perbandingan, Thailand dan Malaysia menyumbang sekitar 53,9%

dari total kedatangan pada 2012.

Selengkapnya terdapat pada tabel sebagai berikut;

Tabel V.3.1 Kedatangan Pengunjung ke Asia Tenggara Periode 2009-2012

Sumber: The ASEAN Secretariat, ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015, 2011.

Menurut tabel diatas Malaysia berada pada peringkat tertinggi dengan

23,646,191 kunjungan pada 2009 dan terus memimpin hingga 2012 dengan

83

World Travel and Tourism Council, ” Travel and Tourism: Economic Impact 2015

Myanmar,‖ h. 4. 84

United Nations World Tourism Organization, ―UNWTO World Tourism Barometer,‖

United Nations, Madrid, 2013.

Page 72: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

57

25,950,000 kunjungan. Kemudian Myanmar berada di peringkat dua terendah

dengan 762,547 kunjungan pada 2009 dan meningkat pada 2012 menjadi

1,058,995 kunjungan. Brunei Darussalam adalah negara dengan peringkat

terendah dengan 157,474 pada 2009 dan 300,139 pada 2012 dihitung dari hanya

kedatangan internasional melalui udara. Meskipun Myanmar berada di peringkat

dua terendah sebelum Brunei Darussalam, perbedaan angka kunjungan keduanya

cukup signifikan.

Adapun kunjungan wisatawan ke Myanmar mengalami penurunan

menjadi 2,907,207 kunjungan pada 2016 dari 4,681,020 kunjungan pada 2015.

Kunjungan wisatawan ke Myanmar rata-rata 256,836,64 pada 2012 hingga 2017.

Kunjungan wisatawan tersebut mencapai angka tertinggi dari 4,681,020 pada

Desember 2015 dan rekor terendah sejumlah 791,505 pada Desember 2010.85

Wisatawan asing adalah pemberi kontribusi terbesar terhadap sektor

pariwisata Myanmar. Di Yangon, tercatat lebih dari satu juta kunjungan yang

dapat dikatakan mengalami peningkatan sebesar 13,1% dari 2014. Pada tahun

yang sama, sekitar 807,806 dari jumlah tersebut berasal dari negara-negara Asia

dan 200,420 dari Eropa. Thailand, memimpin peringkat angka teratas dengan

198,229 pengunjung, diikuti oleh Cina (125,609), Jepang (83,434) dan Korea

(58,472).86

85

Ministry of Hotels and Tourism, ―Myanmar Tourism Statistics 2015,‖ laporan ini

diakses pada Senin, 14 Mei 2018 dari http://tourism.gov.mm/en_US/publications/myanmar-

tourism-statistics/ 86

Ministry of Hotels and Tourism, ―Myanmar Tourism Statistics 2014,‖ laporan ini

diakses pada Senin, 14 Mei 2018 dari http://tourism.gov.mm/en_US/publications/myanmar-

tourism-statistics/

Page 73: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

58

Selengkapnya terdapat pada tabel sebagai berikut;

Tabel VI.3.1 Kedatangan Pengunjung ke Myanmar Periode 2010-2014

Sumber: Ministry of Hotels and Tourism, Myanmar Tourism Statistics 2014.

Menurut tabel diatas wilayah yang paling banyak dikunjungi wisatawan

yang mengunjungi Myanmar adalah Yangon dengan 297,246 kunjungan pada

2010, 364,743 pada 2011, 559,610 pada 2012, 817,699 pada 2013, dan 1,022,081

pada 2014. Yangon adalah ibu kota Myanmar sebelum Naypyidaw, akses menuju

Yangon terbilang cukup mudah dibandingkan daerah lainnya.

Pada 2014, 71,39% (807,806) wisatawan yang mengunjungi Myanmar

berasal dari Asia, 16,51% (186,828) berasal dari Eropa Barat, 6,62% (74,899)

berasal dari Amerika Utara, 2,95% (33,421) berasal dari Pasifik, 1,20% (13,592)

berasal dari Eropa Timur, 0,62% (7,043) berasal dari bagian lain Amerika, 0,42%

(4,714) berasal dari Timur Tengah, dan 0,29% (3,321) berasal dari Afrika.

Adapun total kunjungan pada 2014 adalah 3,081,412.87

Meskipun pemindahan ibu kota sudah cukup lama dilakukan yaitu pada

2005 akses untuk ke Naypyidaw tidaklah mudah. Warga asing yang bebas masuk

87 Ministry of Hotels and Tourism, ―Myanmar Tourism Statistics 2015,‖ laporan ini

diakses pada Senin, 14 Mei 2018 dari http://tourism.gov.mm/en_US/publications/myanmar-

tourism-statistics/

Page 74: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

59

ke Naypyidaw hanyalah diplomat. Selain itu, warga asing yang akan masuk

Naypyitaw harus memakai visa khusus. Karena beberapa hal tersebutlah

kunjungan ke Naypyitaw tidak memiliki data pada 2010 dan menjadi daerah

dengan kunjungan terendah dengan 5,521 pada 2011, 1,250 pada 2012, 11,842

pada 2013 dan 19,261 pada 2014.

Pada 2015, pengunjung Myanmar dari Asia mengalami peningkatan

menjadi 72,10% (938,487), 16,08% (209,300) berasal dari Eropa Barat, 6,44%

(83,866) berasal dari Amerika Utara, 2,73% (35,566) berasal dari Pasifik, 1,19%

(15,433) berasal dari Eropa Timur, 0,74% (9,575) berasal dari bagian lain

Amerika, 0,42% (5,527) berasal dari Timur Tengah, dan 0,29% (3,829) berasal

dari Afrika. Adapun total kunjungan pada 2015 adalah 4,681,020.88

Selengkapnya terdapat pada tabel sebagai berikut;

Tabel VII.3.1 Kedatangan Pengunjung ke Myanmar Periode 2011-2015

Sumber: Ministry of Hotels and Tourism, Myanmar Tourism Statistics 2015.

Menurut tabel diatas Yangon terus mengalami kenaikan pengunjung pada

2015 dengan 1,180,682. Diikuti dengan Mandalay yang memiliki angka

88

Ministry of Hotels and Tourism, ―Myanmar Tourism Statistics 2015,‖ laporan ini

diakses pada Senin, 14 Mei 2018 dari http://tourism.gov.mm/en_US/publications/myanmar-

tourism-statistics/

Page 75: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

60

kunjungan yang tidak jauh berbeda dengan Yangon. Meskipun Yangon dan

Mandalay mengalami peningkatan, berbeda dengan Naypyidaw yang mengalami

penurunan angka kunjungan menjadi 13,835 pada 2015.

Selanjutnya pada 2016, terdapat penurunan kunjungan yang cukup

signifikan yaitu menjadi 67,94% (864,523) yang berasal dari Asia. Kemudian,

18,70% (237,889) berasal dari Eropa Barat, 7,19% (91,526) berasal dari Amerika

Utara, 3,08% (39,172) berasal dari Pasifik, 1,37% (17,568) berasal dari Eropa

Timur, 0,86% (10,999) berasal dari bagian lain Amerika, 0,56% (7,140) berasal

dari Timur Tengah, dan 0,30% (3,779) berasal dari Afrika. Adapun total

kunjungan pada 2016 adalah 2,907,207.89

Penurunan kunjungan tersebut disebabkan oleh masalah internal Myanmar

yang melibatkan suku Rohingya. Menurut data Human Rights Watch, pada 9

Oktober 2016, tiga titik sepanjang perbatasan Myanmar – Bangladesh diserang.

Kemudian, suku Rohingyalah yang dituduh melakukan serangan tersebut dan

pihak yang yang seharusnya bertanggungjawab atas serangan tersebut sebenarnya

masih belum jelas.90

Permasalahan tersebut menyebabkan akses menuju Myanmar

melalui perbatasan menjadi lebih sulit dan mengalami penurunan menjadi

1,634,611 pada 2016 dari 3,379,437 pada 2015.

89

Ministry of Hotels and Tourism, ―Myanmar Tourism Statistics 2016,‖ laporan ini

diakses pada Senin, 14 Mei 2018 dari http://tourism.gov.mm/en_US/publications/myanmar-

tourism-statistics/

90

Human Rights Watch, ―Burma: Invite UN to Assist Rakhine Inquiry.‖ artikel ini

diakses pada Minggu, 23 September 2018 dari https://www.hrw.org/news/2016/10/28/burma-

invite-un-assist-rakhine-inquiry

Page 76: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

61

Selengkapnya terdapat pada tabel sebagai berikut;

Tabel VIII.3.1 Kedatangan Pengunjung ke Myanmar Periode 2012-2016

Sumber: Ministry of Hotels and Tourism, Myanmar Tourism Statistics 2016.

Menurut tabel diatas penurunan tingkat kunjungan dialami oleh Yangon.

Meskipun begitu, Yangon tetap berada di tingkat teratas dalam menerima

kunjungan dengan 1,080,141 pada 2016. Berbeda dengan Yangon, Mandalay

mengalami peningkatan kunjungan menjadi 128,387 kunjungan pada 2016 dan

diikuti oleh Naypyidaw dengan 16,224 kunjungan pada tahun yang sama.

Pertumbuhan sektor pariwisata Myanmar dapat dikatakan bergantung pada

reformasi politik, stabilitas ekonomi, dan prosedur jelas guna memperoleh

investasi asing. Pemerintah Myanmar terus berusaha untuk menetapkan undang-

undang investasi yang jelas untuk mendorong investasi asing, yang juga termasuk

dalam hukum pariwisata. Hal tersebut bertujuan untuk membangun kepercayaan

investor di Myanmar. Tercatat mulai Juli 2016, aplikasi pembaruan izin operasi

Page 77: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

62

hotel, perusahaan tur dan lisensi pemandu wisata, serta lisensi untuk transportasi

wisata dapat dilakukan secara online.91

Meskipun Myanmar sedang mengalami pertumbuhan yang cukup

signifikan dalam industri pariwisata, pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur

di semua aspek untuk memenuhi standar internasional. Pada 2015 sendiri, US$2,6

miliar investasi asing masuk guna mengembangkan bisnis hotel dan pariwisata

terkait, yang mencakup 9.132 kamar hotel di 48 proyek.92

3.2. Kondisi dan Kendala Sektor Pariwisata Myanmar

Pada 2015, Myanmar memiliki populasi sekitar 54 juta penduduk yang

menjadikannya sebagai negara terpadat ke 25 di dunia.93

Terdapat 135 kelompok

etnis yang berbeda dan secara resmi diakui oleh pemerintah Myanmar. Kelompok

tersebut dibedakan ke dalam delapan ras etnis nasional besar, yaitu Kachin,

Kayah, Kayin, Chin, Mon, Bamar, Rakhine, dan Shan.94

Adapun statika kelompok etnis Myanmar dapat dikelompokkan menjadi,

Burman 68%, Shan 9%, Karen 7%, Arakanese 4%, Chinese 3%, Mon 2%, Indian

2%, 5% lainnya. Sebagian besar rakyatnya menganut agama Budha (87,9%),

Kristen (6,2%), Islam (4,3%), Hindu (0,5%), Spiritualisme (0,8%) dan lainnya

91

BIF Burma (Myanmar): Tourism, ―Market Analysis and Strategy,‖ h. 6, laporan ini

diakses pada Senin, 14 Mei 2018 dari

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://www.bifprogramme.org/sites/defau

lt/files/attachments/bif_burma_tourism_market_analysis_strategy.pdf 92

BIF Burma (Myanmar): Tourism, ―Market Analysis and Strategy,‖ h. 6. 93

Department of Economic and Social Affairs: Population Division, ―World Population

Prospects (Key findings & advance tables),‖ United Nations, New York, 2015. 94

Sitta Kongsasana, “The study of Myanmar Tourism Master Plan (2013-2020),” h. 3.

Page 78: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

63

(0,2%) .95

Terdapat kamp pengungsi untuk pengungsi Myanmar di sepanjang

perbatasan Bangladesh dan Thailand, terdapat pula beberapa di Malaysia. Tercatat

lebih dari 600.000 pekerja migran terdaftar dari Myanmar di Thailand, dan jutaan

lainnya bekerja secara ilegal. Pekerja migran Myanmar menyumbang 80% pekerja

migran Thailand.96

Myanmar adalah salah satu negara termiskin di Asia Tenggara.

Perkembangan negara tersebut terkesan stagnan, dan terisolasi selama beberapa

dasawarsa. Pada saat awal kemerdekaan Myanmar, junta militer menutup negara

tersebut pada 1962 hingga 1988, dengan menggunakan kebijakan visa yang berat.

Kemudian, pada 1988 hingga 2010 rezim militer baru mulai membuka negara

untuk menarik mata uang asing dan mengembalikan citra negara di dunia

internasional melalui kebijakan proaktif dan menyelenggarakan Visit Myanmar

Year pada 1996.97

Penyelenggaraan Visit Myanmar Year 1996 menjadi peristiwa penting

dalam mempromosikan budaya dan daya tarik Myanmar kala itu. Upacara

pembukaan acara yang digelar pada 18 November 1996 tersebut bertema

totaliratian, yaitu sebuah acara massal di stadion yang penuh dengan pemuda

yang bersorak-sorai, pasukan tentara parasut, 1.600 gadis menari dalam kostum

etnis “tradisional”, ratusan anak muda mengenakan pakaian berwarna-warni

95

Sitta Kongsasana, “The study of Myanmar Tourism Master Plan (2013-2020),” h. 3. 96

Sitta Kongsasana, “The study of Myanmar Tourism Master Plan (2013-2020),” h. 4. 97

Martin Michalon, ―Tourism(s) and the way to Democracy in Myanmar,‖ Asian Journal

of Tourism Research, 2017, diakses pada Kamis, 10 Mei 2018 dari

file:///C:/Users/OWNER/Downloads/Tourisms_and_the_way_to_Democracy_in_Myanmar.pdf

Page 79: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

64

mengarak di lapangan, dan membentuk pola-pola demonstrasi yang disebut

harmoni nasional.98

Namun, Visit Myanmar Year 1996 dapat dikatakan belum efektif dalam

meningkatkan kualitas sektor pariwisata Myanmar. Bertahun-tahun setelah

peristiwa tersebut, Myanmar masih memiliki keterbatasan pada kurangnya tenaga

kerja terdidik yang terampil dalam pengoperasian teknologi modern menjadi salah

satu penyebab meningkatnya masalah ekonomi negara tersebut.99

Myanmar memiliki sejarah panjang yang berasal dari “Bronze Age‖,

dengan kebangkitan dan kejatuhan banyak kerajaan. Koloni Inggris pun mencapai

kemerdekaan dari pemerintahan Inggris pada 1948. Sejak itu, Myanmar terus

didominasi oleh perang sipil yang berlangsung lama, yang ditangani melalui

proses perdamaian yang komprehensif. Kemudian, Myanmar diperintah oleh

militer selama bertahun-tahun. Masa pemerintahan tersebut dimulai pada kudeta

1962 yang dipimpin oleh Jenderal Ne Win yang mengejar “Jalan Burma Menuju

Sosialisme” isolasionis yang termasuk dalam nasionalisasi ekonomi dan

memutuskan hubungan dengan dunia luar.100

Meskipun begitu, isolasi diri yang dipaksakan tersebut berakhir setelah

pengunduran diri Ne Win pada 1988, ketika State Law and Order Restoration

Council (SLORC) mengambil alih kekuasaan. Penindasan terus menerus oleh

98

Myanmar Perspectives, ―Visit Myanmar Year 1996 opens with fanfare,‖ Yangon State

Peace and Development Council, 1996. 99

I Brown, ―A colonial economy in crisis,‖ Routledge, London, 2005. 100

The Myanmar Centre for Responsible Business (MCRB), ―Myanmar Tourism Sector

Wide Impact Assessment,‖ h. 14.

Page 80: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

65

pemerintah terhadap oposisi politik menghasilkan berbagai sanksi oleh

pemerintah-pemerintah Barat.101

Untuk saat ini, Myanmar masih sangat kekurangan infrastruktur yang

memadai dan efisien. Misalnya, kekurangan energi yang umum terdapat di

seluruh negara termasuk di Yangon dan hanya 25% dari penduduk Myanmar yang

memiliki listrik. Adapun tingkat penetrasi seluler kurang dari 10%, dan hanya

0,03% dari penduduk yang terhubung ke internet broadband. Kualitas fasilitas

telekomunikasi dan internet di sebagian besar daerah perkotaan seringkali tidak

memadai.102

Dalam hal transportasi, sekitar 3.500 kilometer jalur kereta api yang

dibangun pada abad ke 19, sudah tua dan belum sempurna beberapa

perbaikannya. Kemudian, hanya 20% dari sekitar 130.000 kilometer jalan yang

diaspal menurut standar, dan biasanya hanya di kota-kota besar. Dan hanya tiga

bandara internasional yang mampu menerima dan mengoperasikan 747

pesawat.103

Hingga pada 2012, sektor penerbangan Myanmar tidak berkembang

dengan baik. Sangat sedikit maskapai yang menawarkan koneksi penerbangan

langsung ke dalam dan dari Myanmar. Namun, ditahun yang sama jumlah

penumpang terus melonjak dan maskapai penerbangan domestik baru telah

101

The Myanmar Centre for Responsible Business (MCRB), ―Myanmar Tourism Sector

Wide Impact Assessment,‖ h. 22. 102

The Cristian Science Monitor, ―Burma just opened up after 50 years. But where are

all the tourists?,‖ berita ini diakses pada Rabu, 9 Mei 2018 dari

https://www.csmonitor.com/World/Asia-Pacific/2012/1020/Burma-just-opened-up-after-50-years.-

But-where-are-all-the-tourists 103

Sitta Kongsasana, “The study of Myanmar Tourism Master Plan (2013-2020),” h. 4.

Page 81: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

66

dibentuk. Beberapa operator telah membuka rute ke dalam dan dari Myanmar,

bahkan dengan kapasitas kecil.104

Selain itu, Myanmar telah mengembangkan sejumlah kebijakan yang

menetapkan kerangka kerja menyeluruh untuk pengembangan sektor pariwisata

negara. Diantaranya, yang paling signifikan adalah Responsible Tourism Policy

2012, kebijakan tentang keterlibatan masyarakat dalam Pariwisata pada 2013 dan

Tourism Master Plan 2013-2020. Kebijakan-kebijakan tersebut didukung oleh

kebijakan, standar dan strategi yang menangani isu-isu tertentu, termasuk

ekowisata, penggunaan lahan, konservasi keanekaragaman hayati, akomodasi

homestay, emansipasi wanita dan perdagangan manusia.105

Dalam mengembangkan kerangka kebijakan terkait pariwisata, sektor

pariwisata Myanmar dan pembuat kebijakan pemerintah semakin dipandu oleh

Global Sustainable Tourism Council Criteria dan Suggested Indicators for Hotels

and Tour Operators. Kriteria ini mengartikulasikan standar dasar yang harus

mencapai bisnis dan destinasi untuk mendekati keberlanjutan sosial, lingkungan,

budaya dan ekonomi, dan dirancang untuk disesuaikan dengan kondisi lokal.

Kriteria ini membahas manajemen berkelanjutan, dampak sosial ekonomi,

dampak budaya dan dampak lingkungan.106

104

Ministry of Hotels and Tourism The Republic of The Union of Myanmar, “Myanmar

Tourism Master Plan 2013-2020,” h. 9. 105

The Myanmar Centre for Responsible Business (MCRB), ―Myanmar Tourism Sector

Wide Impact Assessment,‖ h. 138. 106

The Myanmar Centre for Responsible Business (MCRB), ―Myanmar Tourism Sector

Wide Impact Assessment,‖ h. 145.

Page 82: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

67

Meskipun berada di lokasi yang strategis, yaitu di antara Selatan Asia dan

Asia Tenggara, sumber daya alam dan budaya yang melimpah, kekuatan tenaga

kerja yang besar, pengurangan sanksi ekonomi dan diplomatik terhadap negara,

partisipasi yang kuat terutama dalam berbagai kerjasama regional dan sub-

regional, serta ekonomi yang saat ini berkembang sekitar 6% per tahun masih

menjadikan Myanmar berada di peringkat 149 dari 187 negara di kelompok

negara dalam hal pembangunan manusia yang rendah.107

Gambar I.3.2 Peta Myanmar

Sumber: Ministry of Hotels and Tourism The Republic of The Union of Myanmar, Myanmar

Tourism Master Plan 2013-2020, 2011.

107

Sitta Kongsasana, “The study of Myanmar Tourism Master Plan (2013-2020),” h. 6.

Page 83: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

68

Menurut peta diatas letak ibu kota Naypyidaw yang berada di tengah

Myanmar dapat dikatakan sangat strategis untuk dapat diakses dengan mudah

melalui darat dan udara. Peta tersebut juga menunjukkan bahwa hampir seluruh

wilayah di Myanmar dapat diakses dengan mudah melalui udara. Selain itu,

sebagian besar wisatawan internasional terbatas pada pusat Myanmar, dengan

kunjungan minimal ke utara dan selatan. Adapun enam tujuan utamanya yaitu,

Pagoda Yangon, Shwedagon, Bagan, Danau Inle, Kyaikhto, Mandalay, dan

Ngapali Beach yang menerima sebagian besar kedatangan internasional.

Hal tersebut ditandai dengan tercatatnya kunjungan domestik dan

internasional tertinggi yang diterima oleh Kyaikhto ( domestik: 1,000,000,

internasional: 65,788), kedua Yangon (internasional: 559,610), ketiga Mandalay (

domestik: 138,858, internasional: 160,975), keempat Bagan ( domestik: 49,627,

internasional: 162,984), kelima Inle ( domestik: 77,315, internasional: 90,937),

keenam Chaungtha ( domestik: 114,432, internasional: 12,956), ketujuh

Ngwesaung ( domestik: 19,298, internasional: 25,746), dan yang terakhir adalah

Ngapali ( internasional: 25,614).108

Pada 2012, GDP per kapita Myanmar adalah sekitar US$900. Hal tersebut

termasuk yang terendah di ASEAN dan tertinggal di belakang negara-negara

ASEAN lainnya, terutama untuk indikator-indikator yang berhubungan dengan

108

Ministry of Hotels and Tourism The Republic of The Union of Myanmar, “Myanmar

Tourism Master Plan 2013-2020,” h. 12.

Page 84: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

69

kesehatan. Kemudian, lebih dari 29% penduduk pedesaan dan 16% penduduk

perkotaan masih hidup dalam tingkat kemiskinan.109

Selain itu, penyebab utama kemiskinan terutama berkaitan dengan

penduduk Myanmar yang juga sering ditemukan di negara berkembang adalah

pengecualian dari proses pengambilan keputusan ekonomi, dan pendapatan yang

tidak mencukupi adalah situasi Myanmar saat ini. Kekurangan pekerjaan yang

layak meliputi pekerjaan dengan upah rendah, sulit dan berbahaya mendorong

banyak warga Myanmar bermigrasi menggunakan kapal setiap tahun. Berkenaan

dengan pengembangan pariwisata, dekade isolasi terakhir telah menyebabkan

Myanmar jatuh di belakang tetangganya di Greater Mekong Sub-region (GMS),

dimana industri pariwisata adalah perusahaan besar dan mesin pertumbuhan

ekonomi.110

Pertumbuhan sektor pariwisata Myanmar dapat dikatakan memiliki

pengaruh yang cukup signifikan terhadap laju ekonomi negara. Berdasarkan

laporan UNWTO, kunjungan wisawasan asing ke Asia Tenggara meningkat 11%

pada 2012/2013, dan hanya menurun sebanyak 3% dalam 6 bulan pertama 2014.

Sementara itu, dari basis kecil sendiri permintaan kunjungan wisatawan untuk

masuk ke Myanmar tetap kuat.111

109

The Myanmar Centre for Responsible Business (MCRB), ―Myanmar Tourism Sector

Wide Impact Assessment,‖ h. 23. 110

The Myanmar Centre for Responsible Business (MCRB), ―Myanmar Tourism Sector

Wide Impact Assessment,‖ h. 25. 111

Business Innovation Falicity, ―BIF Burma (Myanmar): Tourism Market Analysis and

Strategy,‖ laporan ini diakses pada Rabu, 9 Mei 2018 melalui

http://www.bifprogramme.org/sites/default/files/attachments/bif_burma_tourism_market_analysis

_strategy.pdf

Page 85: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

70

Mulai dari pembangunan jalan tol, stasiun bensin di pinggir jalan, dan

perusahaan telekomunikasi hingga hotel dan resor, kapitalisme kroni kini

mendominasi setiap sektor kehidupan ekonomi di Myanmar. Ketika pemerintah

Myanmar membuka pintu untuk pariwisata massal, kapitalisme kroni bersaing

dengan perusahaan asing dalam investasi pariwisata. Kemungkinan besar industri

pariwisata Myanmar akan didominasi oleh kapitalisme kroni dan investor asing.112

Sejalan dengan perjalanan Myanmar dalam meningkatkan kualitas sektor

pariwisatanya, pada 2016 kontribusi langsung kunjungan pariwisata ke GDP

adalah MMK2,577.6bn (3,0% dari GDP). Hal terkait diperkirakan akan

meningkat sebesar 3,5% menjadi MMK2.668,2 miliar pada 2017. Meliputi

kegiatan ekonomi yang dihasilkan oleh industri seperti perhotelan, agen

perjalanan, maskapai penerbangan dan layanan transportasi penumpang

lainnya.113

Dapat dikatakan Myanmar terus memperbaiki laju pembangunan

infrastruktur negaranya untuk menerima jumlah wisatawan yang terus bertambah.

Meskipun Myanmar baru saja mengalami fase baru dalam politik demokrasinya,

berbagai sektor sudah mulai dibangun dan dikembangkan khususnya sektor

pariwisata negara yang memegang peranan yang cukup penting dalam

pertumbuhan ekonomi negara.

112

Ko Ko Thett, “Responsible Tourism in Myanmar: Current Situation and Challenges

2012,” h. 6. 113

World Travel and Tourism Council, The Authority on World Travel and Tourism,

―Travel and Tourism: Economic Impact 2017 Myanmar,‖ laporan ini diakses pada Jumat, 4 Mei

2018 dari https://www.wttc.org/-/media/files/reports/economic-impact-research/countries-

2017/myanmar2017.pdf

Page 86: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

71

Selain itu, keberhasilan sektor pariwisata Myanmar dipastikan tumbuh

pesat dan akan mendorong laju perkembangan ekonomi yang cepat. Namun, hal

tersebut menempatkan Myanmar di posisi yang cukup berisiko karena potensi

pertumbuhan pariwisata yang tidak berkelanjutan dan dampak negatif yang

berkaitan dengan lingkungan, budaya dan masyarakat dalam jangka panjang.

Adapun dampak buruk dari aspek positif adalah labanya dan dampak negatif

adalah biaya yang tidak seimbang dari sektor pariwisata negara.114

Pemerintah Myanmar memutuskan untuk lebih menekankan pada kualitas

pariwisata melalui berbagai kebijakan, tindakan strategis dan tindakan yang

bertanggung jawab untuk memberikan pemerataan, manfaat ekonomi,

kesejahteraan sosial dan budaya, serta kelestarian lingkungan dengan mengadopsi

pendekatan ―Responsible Tourism‖ menjadi inti utama untuk mengembangkan

pariwisata Myanmar menuju paradigma pembangunan berkelanjutan di masa

depan.115

Pertumbuhan ekonomi rata-rata Myanmar adalah 5% sebelum 2013.

Kemudian pendapatan per kapita Myanmar adalah US$702,5. Diperkirakan

tingkat kemiskinannya sekitar 26% dari populasi nasional, juga mencatat bahwa

kemiskinan di Myanmar tergolong dangkal, dengan pendapatan rata-rata hanya

25% di atas garis kemiskinan.116

114

N. Hausler, “Myanmar Responsible Tourism Policy,‖ Hanns Seidel Foundation,

Yangon, 2012. 115

N. Hausler, “Myanmar Responsible Tourism Policy‖. 116

Business Innovation Falicity, ―BIF Burma (Myanmar): Tourism Market Analysis and

Strategy,‖ h. 19.

Page 87: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

72

Sebagai akibatnya, sedikit ketidakstabilan laju ekonomi dapat

menyebabkan lebih banyak penduduk jatuh ke dalam kemiskinan. Kesenjangan

antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan dalam hal tingkat kemiskinan pun

ikut meluas, dengan tingkat kemiskinan di daerah pedesaan sekitar 1,8 kali lebih

tinggi dari daerah perkotaan. Dalam kaitannya dengan tingkat kemiskinan, ada

kesenjangan dan ketidaksetaraan regional yang signifikan, terutama di mana ada

konflik bersenjata dan perdamaian.117

Meskipun sektor pariwisata diidentifikasi sebagai kegiatan ekonomi utama

di bawah pengembangan sektor swasta, perluasan industri pariwisata Myanmar

akan berkontribusi pada laju ekonomi Myanmar dan memperoleh manfaat serta

reformasi di semua bidang prioritas. Karena kemampuannya untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi inklusif dan meningkatkan upaya mengurangi tingkat

kemiskinan, pengembangan pariwisata juga menjadi fitur utama dalam rencana

pembangunan komprehensif nasional.118

3.3. Strategi Perencanaan Utama Pariwisata Myanmar

Pertumbuhan pariwisata Myanmar dari tahun ke tahun membuat

pemerintah negara tersebut lebih memperhatikan sektor pariwisatanya.

Perkembangan tersebut ditandai dengan pemasukan melalui wisatawan asing ke

Myanmar yang tumbuh dari US$165 juta pada 2008 menjadi sekitar US$534 juta

pada 2012. Namun, metode pengumpulan data oleh Government of Myanmar

117

Business Innovation Falicity, ―BIF Burma (Myanmar): Tourism Market Analysis and

Strategy,‖ h. 19. 118

Ministry of Hotels and Tourism The Republic of The Union of Myanmar, “Myanmar

Tourism Master Plan 2013-2020,” h. 6.

Page 88: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

73

(GOM) untuk menghitung pendapatan pariwisata perlu ditinjau karena hasilnya

yang jauh berbeda. Selain itu, sementara ini Myanmar juga tidak memiliki

informasi terbaru.

Strategi perencanaan sektor pariwisata Myanmar sendiri mengadopsi visi

untuk mengembangkan pariwisata Myanmar yang ditetapkan dalam Responsible

Tourism Policy, dan sembilan tujuan dari kebijakan tersebut, sebagai prinsip

panduannya. Tujuan dari rencana ini adalah untuk memaksimalkan kontribusi

pariwisata bagi pekerjaan nasional dan penghasilan pendapatan. Kemudian untuk

memastikan distribusi yang merata dari manfaat sosial dan ekonomi dari sektor

pariwisata. Rencana tersebut juga menetapkan target untuk meningkatkan jumlah

pengunjung asing menjadi lebih dari tiga juta pada 2015 dan lebih dari tujuh juta

pada 2020.119

Selain itu, untuk memastikan bahwa rencana tersebut dikelola secara

bertanggung jawab dan untuk kepentingan masyarakat Myanmar, rencana ini

mencakup 38 proyek. Rencana tersebut mengidentifikasi enam program strategis

yang selaras dengan prioritas Framework for Economic, Social Reforms, dan

National Comprehensive Development Plan yang akan datang. Program-program

ini dimaksudkan untuk saling berhubungan dan menjadi serangkaian tindakan

terpadu yang membutuhkan koordinasi dalam pengaturan waktu serta

pelaksanaannya.120

119

The Myanmar Centre for Responsible Business (MCRB), ―Myanmar Tourism Sector

Wide Impact Assessment,‖ h. 27. 120

Ministry of Hotels and Tourism The Republic of The Union of Myanmar, “Myanmar

Tourism Master Plan 2013-2020,” h. 8.

Page 89: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

74

Adapun enam program strategis yang selaras dengan prioritas Framework

for Economic, Social Reforms, dan National Comprehensive Development Plan

adalah:121

1. Memperkuat lingkungan kelembagaan;

2. Membangun kapasitas sumber daya manusia dan mempromosikan kualitas

layanan;

3. Memperkuat kerangka keamanan dan prosedur untuk perencanaan serta

manajemen destina

4. Mengembangkan produk dan layanan yang berkualitas;

5. Meningkatkan konektivitas dan infrastruktur yang terkait dengan

pariwisata;

6. Membangun citra, posisi, dan brand Pariwisata Myanmar.

Myanmar akan menyambut para turis dari seluruh dunia dan akan terus

memfasilitasi akses yang lancar dan efisien ke negara tersebut. Bersama dengan

Myanmar Tourism Federation (MTF) dan Ministry of Hotels and Tourism

(MOHT) akan bekerja untuk mengembangkan Myanmar sebagai tujuan sepanjang

tahun dengan basis produk yang tersebar secara geografis. Kemudian, kualitas

sektor pariwisata akan lebih diutamakan daripada hanya meningkatkan volume

pengunjung asing.

121

Ministry of Hotels and Tourism The Republic of The Union of Myanmar, “Myanmar

Tourism Master Plan 2013-2020,” h. 45-47 .

Page 90: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

75

GOM akan terus memantau ekspansi sektor dan mendorong bentuk-bentuk

pariwisata berkualitas yang konsisten dengan tujuan pembangunan nasional,

negara bagian, dan regional. Selain itu, Myanmar akan menyeimbangkan

kebutuhan untuk memastikan kesejahteraan masyarakat Myanmar dan

perlindungan warisan alam serta budayanya dengan kebutuhan guna

meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap pendapatan devisa dan pertumbuhan

GDP.122

Adapun strategi perencanaan sektor pariwisata Myanmar dibagi menjadi

tiga bagian utama, yaitu bagian I yang meliputi Strategic Issues. Hal tersebut

termasuk dalam konteks negara dan berbagai masalah yang terkait dengan

pengembangan pariwisata Myanmar (terutama situasi masa lalu dan sekarang

dengan proyeksi masa depan) dan bagian ini berakhir dengan ringkasan kekuatan,

kendala, peluang, dan risiko yang tertera pada gambar berikut:

Gambar II.3.3 Kekuatan, Batasan, Peluang, dan Risiko

Sumber: Ministry of Hotels and Tourism The Republic of The Union of Myanmar, Myanmar

Tourism Master Plan 2013-2020, 2013.

122

Ministry of Hotels and Tourism The Republic of The Union of Myanmar, “Myanmar

Tourism Master Plan 2013-2020,” h. 48.

Page 91: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

76

Gambar diatas memaparkan satu persatu kekuatan dari strategi

perencanaan pariwisata Myanmar yang mencakup pariwisata sebagai prioritas

nasional, kedatangan pengunjung yang meningkat pesat, sejarah dan budaya

warisan yang mengagumkan, dan keramahan yang terkenal dari masyarakat

Myanmar. Kemudian terdapat pula batasan seperti kurangnya layanan publik,

infrastruktur, dan sistem keuangan.

Selain itu terdapat pula beberapa peluang seperti lokasi yang strategis

antara Cina dan India, permintaan pasar yang kuat, peningkatan investasi asing,

memperdalam kerja sama regional, dan pertukaran antarbudaya dengan wisatawan

internasional. Beberapa resiko juga dipaparkan seperti persepsi pengunjung

tentang nilai mata uang yang rendah, sosial, dan dampak lingkungan serta

ketidakstabilan ekonomi global dan perubahan iklim.

Bagian II yaitu The way forward yang menetapkan visi Myanmar untuk

pariwisata. Meliputi sembilan panduan prinsip yang seluruhnya diadopsi dari

The Myanmar Responsible Tourism Policy. Selanjutnya meliputi enam program

strategis dan 25 tujuan utama yang akan dilakukan melalui tujuh tema lintas

sektoral yang tertera pada gambar berikut:

Page 92: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

77

Gambar III.3.3 Master Plan Pariwisata Myanmar: Program Strategis dan

Tujuan Utama

Sumber: Ministry of Hotels and Tourism The Republic of The Union of Myanmar, Myanmar

Tourism Master Plan 2013-2020, 2013.

Menurut gambar diatas, tujuan utama dari Master Plan tersebut

ditempatkan pada masing-masing program strategis yang sesuai dengan

pengaturan kelembagaan dan organisasi guna menghasilkan respons yang

Page 93: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

78

terkoordinasi terhadap berbagai tantangan yang akan dihadapi di masa mendatang.

Tidak ada program strategis yang lebih penting dari yang lain karena program-

program tersebut saling terkait dan memiliki kepentingan yang sama.

Gambar diatas memaparkan pula beberapa panduan prinsip strategi

perencanaan pariwisata Myanmar, yaitu; mengembangkan pariwisata sebagai

sektor prioritas nasional, menjaga keragaman dan keaslian budaya,

memungkinkan sektor pariwisata untuk bersaing dalam hal kekayaan, keragaman,

dan kualitas produk, memperkuat sistem kelembagaan negara guna merencanakan

dan mengelola sektor pariwisata, meminimalkan praktik yang tidak etis,

mempromosikan pembangunan sosio-ekonomi lokal, melestarikan dan

meningkatkan kawasan lindung Myanmar dan lingkungan alam, memastikan

kesehatan, keselamatan, dan keamanan pengunjung, serta mempromosikan

tenaga kerja yang terlatih.

Selain itu terdapat pula beberapa program strategis dari Master Plan itu

sendiri yaitu memperkuat kelembagaan lingkungan dengan mengembangkan

kerangka perencanaan pariwisata untuk mendukung Badan Koordinasi Eksekutif

Pariwisata. Kemudian, membangun kapasitas sumber daya manusia dan

meningkatkan kualitas layanan dengan merancang pengembangan sumber daya

manusia dan strategi capacity building.

Memperkuat kerangka pengamanan dan prosedur perencanaan serta

pengelolaan destinasi dengan mengembangkan pendekatan inovatif, terpadu dan

partisipatif untuk perencanaan dan manajemen destinasi serta memperkuat

Page 94: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

79

pengamanan sosial dan lingkungan terkait pariwisata. Selanjutnya,

mengembangkan produk dan layanan berkualitas dengan merancang strategi

pengembangan produk pariwisata, meningkatkan konektivitas dan infrastruktur

terkait pariwisata, membangun citra serta posisi dengan, mempromosikan

ekspansi pelengkap dari industri penerbangan juga pariwisata dan brand

pariwisata Myanmar. Yang terakhir adalah secara efektif mengelola citra, posisi,

dan tujuan brand dalam pola pikir kolektif untuk memperkuat pasar internasional.

Bagian III yaitu implementation and monitoring yang termasuk dalam

pengaturan kerangka kerja organisasi guna melaksanakan Master Plan,

pembiayaan Master Plan dan juga ringkasan kerangka pelaksanaan dengan

prioritas proyek dan kegiatan dalam rencana aksi jangka panjang yang mencakup

2013-2020 dan rencana aksi jangka pendek untuk 2013-2015.123

Untuk pengembangan pariwisata Myanmar, GOM telah jelas mengadopsi

pendekatan pariwisata berkelanjutan dalam agenda pembangunan negara terkait

hal seperti kerjasama regional yang digabungkan dengan jaringan internasional

dalam sektor pariwisata yang juga mengadopsi pariwisata berkelanjutan sebagai

paradigma utama mereka. Hal tersebut berkaitan dengan pernyataan resmi dalam

berbagai dokumen pariwisata nasional yaitu, Framework for Economic, Social

Reforms, dan National Comprehensive Development Plan.

Kemudian, GOM juga memadukan partisipasi pemangku kepentingan

sebanyak mungkin dalam proses sebelumnya dalam perumusan kebijakan

123

Ministry of Hotels and Tourism The Republic of The Union of Myanmar, “Myanmar

Tourism Master Plan 2013-2020,” h. 50.

Page 95: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

80

pariwisata, rencana strategis, terutama para ahli internasional atau organisasi

internasional pada pengembangan pariwisata berkelanjutan untuk memberikan

dukungan berbasis pengetahuan atau teknis. Tindakan-tindakan tersebut adalah

beberapa tanggung jawab dan komitmen GOM kepada dunia untuk menjadikan

Myanmar ― tempat yang lebih baik untuk hidup dan tempat yang lebih baik untuk

dikunjungi ‖ dengan menggunakan pendekatan pariwisata berkelanjutan sebagai

panduan strategi perencaan utama sektor pariwisata negara.124

GOM menegaskan pula bahwa pengembangan pariwisata adalah prioritas

negara, karena cukup berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan

pengurangan kemiskinan, mempercepat rekonsiliasi nasional dan proses

demokratisasi, serta prioritas lainnya yang diuraikan dalam Framework for

Economic, dan Social Reforms. Pariwisata menyediakan pasar untuk produk

pertanian yang diproduksi secara lokal, berkontribusi pada pembangunan

pedesaan, dan dapat membantu menyebarkan manfaat sosial dan ekonomi ke

semua wilayah dan negara bagian.125

Secara umum, perencanaan pariwisata memerlukan pendekatan

perencanaan strategis, yang mencari kesesuaian optimal antara sistem

pengembangan dan lingkungannya melalui visi. Tujuan dan strategi untuk alokasi

sumber daya dan pemantauan dampak, dan tindakan mendetail dari rencana.

124

Responsible Tourism, ―International Centre for Responsible Tourism,‖ artikel ini

diakses pada Sabtu, 12 Mei 2018 dari http://responsibletourismpartnership.org/icrt/ 125

Ministry of Hotels and Tourism The Republic of The Union of Myanmar, “Myanmar

Tourism Master Plan 2013-2020,” h. 25.

Page 96: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

81

Selain itu, dengan kegiatan multi-faceted, proses perencanaan dan

manajemen pariwisata yang berkelanjutan membutuhkan perencanaan pendekatan

terpadu untuk menghubungkan semua kegiatan perencanaan dan pengembangan

yang berbeda ke dalam rencana pariwisata strategis yang luas dan menyeluruh

serta menyediakan kerangka terpadu untuk mengarahkan sektor pariwisata.126

126

Sitta Kongsasana, “The study of Myanmar Tourism Master Plan (2013-2020),” h. 7.

Page 97: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

82

BAB IV

ANALISIS PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN

(ATSP) TERHADAP INDUSTRI PARIWISATA MYANMAR

Bab ini akan membahas analisis peran ATSP terhadap industri pariwisata

Myanmar periode 2014-2016 dengan menggunakan teori regionalisme yang

berkaitan dengan kawasan Asia Tenggara yang meliputi 10 negara anggota

ASEAN. Kemudian konsep kepentingan nasional untuk menganalisis kepentingan

Myanmar dalam mengembangkan industri pariwisata negara. Selanjutnya konsep

organisasi internasional untuk melihat dari sudut pandang ASEAN sebagai

organisasi kawasan, dan yang terakhir teori kerjasama internasional.

4.1. Pengaruh Kebijakan dan Program ASEAN Tourism Strategic Plan

(ATSP) terhadap Industri Pariwisata Myanmar

Pada akhir 1980-an industri pariwisata mulai mendapatkan pengakuan luas

atas peran pentingnya dalam hal pembangunan ekonomi ASEAN dan integrasi

sosial-budaya. Pada masa awal pembentukannya, ASEAN hanya memiliki lima

anggota, yaitu Singapura, Thailand, Indonesia, Filipina dan Malaysia. Kemudian

pada Januari 1994, Brunei Darussalam bergabung dengan ASEAN, diikuti oleh

Vietnam pada Juli 1995, Laos dan Myanmar pada Juli 1997, dan Kamboja pada

April 1999.127

127

Kementerian Luar Negeri RI, ”ASEAN Selayang Pandang Edisi ke-22, Tahun 2017,‖

h. 4.

Page 98: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

83

Visi dan misi ASEAN untuk menjaga perdamaian kawasan dan menjamin

kesejahteraan negara anggota tentu memberikan dampak yang signifikan bagi

Myanmar. Beberapa perjanjian dan program terkait sektor pariwisata berhasil

memberikan Myanmar peluang untuk mengembangkan laju ekonomi negaranya

melalui sektor pariwisata. ASEAN merupakan wadah bagi Myanmar untuk

memperkenalkan negaranya pada sesama negara anggota dan dunia internasional

untuk mendapat pengakuan bahwa Myanmar layak untuk dijadikan sebagai tujuan

wisata.

Meskipun persaingan di sektor pariwisata cukup ketat bagi sesama negara

anggota ASEAN, Myanmar juga terus berusaha dalam memperbaiki kualitas

industri pariwisatanya melalui program yang disepakati dalam ATSP.

Terbentuknya ATSP merupakan tindakan atas perkembangan dari negara-negara

anggota ASEAN itu sendiri. Adapun faktor kuat yang akan mendorong ATSP

terbentuk ialah:128

a. Secara kumulatif, 10 negara anggota memiliki populasi hampir 625 juta

jiwa, dengan tingkat kemakmuran ekonomi yang meningkat dan kelas

menengah yang sedang tumbuh;

b. Negara anggota ASEAN memiliki inventaris aset pariwisata yang kaya,

termasuk berbagai atraksi budaya negara;

128

Centre of International Law, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015 (Adopted in

Phnom Penh, Cambodia on 17 January 2011),‖ h. 7-8.

Page 99: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

84

c. Terdapat kapasitas yang cukup dalam hal kamar hotel, kursi maskapai

penerbangan, pusat konvensi, dan beberapa di antaranya dianggap yang

terbaik di dunia;

d. Negara anggota ASEAN memiliki organisasi pariwisata nasional yang

sangat kompetitif dengan anggaran pemasaran yang besar;

e. Negara-negara terpadat seperti India dan Cina akan menjadi penghasil

utama pertumbuhan bisnis Asia, melampaui Jepang dan Korea yang sudah

lama berdiri;

f. Maskapai penerbangan berbiaya rendah yang terus memberikan dorongan

yang signifikan untuk perjalanan intra-ASEAN;

g. Munculnya jalan raya Trans Asia dan jalur kereta api Trans Asia yang

akan semakin meningkatkan hubungan transportasi.

Terbentuknya ATSP melalui ASEAN cukup memberikan pengaruh

terhadap Myanmar yang memerlukan dorongan kuat dalam mengembangkan

industri pariwisata negara. Karena Myanmar baru saja memasuki perkembangan

dalam hal sistem pemerintahannya. Dukungan ASEAN dibutuhkan untuk

memperbaiki kualitas sektor yang mendukung laju ekonomi negara.

Terkait sistem pemerintahan Myanmar yang sedang berkembang

memberikan keuntungan tersendiri pula bagi Myanmar. Berbeda dengan negara

anggota ASEAN lain seperti Thailand dan Singapura, Myanmar masih banyak

menyimpan kekayaan alam yang belum tersentuh. Hal tersebut tentu menjadi daya

tarik Myanmar bagi wisatawan asing yang ingin lebih mengenal budaya Asia

yang bermacam-macam keunikannya.

Page 100: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

85

Kawasan Asia Tenggara yang dikenal memiliki beragam keunikan budaya,

menjadikan sektor pariwisata negara-negara anggota ASEAN khususnya sebagai

kekuatan pendorong utama dalam perekonomian tidak terkecuali Myanmar. Asian

Development Bank (ADB) sendiri melaporkan bahwa pendapatan sektor

pariwisata di Myanmar tumbuh sebesar 19% pada 2015. Hal tersebut disebabkan

oleh kunjungan ke negara tersebut meningkat dan memperoleh total US$2,1

miliar, atau lebih dari 4% dari GDP negara.129

ATSP bukanlah satu-satunya wadah Myanmar untuk mengembangkan

sektor pariwisata negaranya. Myanmar juga berupaya bergabung dalam kooperasi

regional seperti the Great Mekong Sub-region Economic Cooperation Program,

the Ayeyarwady-Chao Phaya-Mekong Economic Cooperation Strategy

(ACMECS), dan the Bay of Bengal Initiative for Multi-Sectoral Technical and

Economic Cooperation (BIMSTEC) untuk memperbaiki sektor pariwisata

Myanmar dengan mendukung inisiatif pariwisata ASEAN.130

Dalam perkembangannya, Myanmar masih banyak membutuhkan bantuan

dalam hal infrastruktur dan sumber daya manusia yang terampil. Meskipun

pertumbuhan sektor pariwisata Myanmar dapat dikatakan meningkat dari tahun ke

tahun, Myanmar masih harus fokus terhadap pembangunan negara dalam

meningkatkan kualitas sektor pariwisata itu sendiri sehingga akan terus menjadi

pilihan destinasi kawasan.

129

Myanmar Business Today, ―Myanmar’s Tourism Industry Set to Expand Rapidly,‖

berita ini diakses pada Kamis, 17 Mei 2018 dari https://www.mmbiztoday.com/articles/myanmar-

s-tourism-industry-set-expand-rapidly 130

Centre of International Law, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015 (Adopted in

Phnom Penh, Cambodia on 17 January 2011),‖ h. 6.

Page 101: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

86

4.1.1. Regionalisme Sektor Pariwisata ASEAN terhadap Myanmar

Pembangunan sektor pariwisata dalam konteks globalisasi dan

regionalisme telah menjadi perhatian dalam hubungannya antara ekonomi dan

politik, terlebih kerjasama regional ASEAN dimana pembangunan pariwisata

menjadi prioritas utama dalam pembangunan kawasan tersebut. Hubungan antara

kerjasama regionalisme dan pengembangan pariwisata memiliki hubungan

dimana hubungan tersebut saling menguatkan satu sama lainnya.131

Adapun regionalisme pariwisata ASEAN tergabung dalam ATF yang

membentuk ATSP menjadi pendorong dalam pertumbuhan ekonomi negara-

negara anggota ASEAN. Melalui ATSP, ASEAN juga terus mempromosikan

kawasan Asia Tenggara sebagai one single destination yang diharapkan dapat

terwujud sesegera mungkin. ATSP juga mendorong industri pariwisata untuk

meningkatkan Foreign Tourists Arrival (FTA) dan mengkoordinir masalah-

masalah perkembangan pariwisata ASEAN.

Para pembuat kebijakan telah memahami potensi efek multiplier yang

menawarkan pilihan perjalanan lintas batas yang lebih besar, termasuk melalui

kerjasama pada kebijakan visa. Negara-negara anggota ASEAN sudah mulai

menerapkan fasilitasi visa, yang memberi wewenang bagi pemegang visa untuk

mengunjungi setiap negara ASEAN secara bebas. Menurut UNWTO, hal ini pada

131

Chheang Vannarith,―Tourism and Regional Integration in Southeast Asia,‖ Institute of

Developing Economics Japan External Trade Organization, V.R.F Series , Vol.481, 2013.

Page 102: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

87

akhirnya dapat menyebabkan peningkatan hingga 10 juta pengunjung di negara-

negaran anggota ASEAN.132

Bergabungnya Myanmar dengan ASEAN sebagai negara yang berada di

kawasan Asia Tenggara, memberikan tanggung jawab bagi ASEAN untuk ikut

membantu Myanmar dalam mengembangkan kualitas berbagai sektor yang

dimiliki negara tersebut terkait kesejahteraan Myanmar yang mengacu pada visi

dan misi ASEAN sebagai organisasi kawasan. Sama halnya dengan negara

anggota ASEAN lainnya, Myanmar berusaha untuk memenuhi standar negaranya

terkait program-program ATSP.

Terkait pemenuhan standar program ATSP, jalan Myanmar menuju

terpenuhinya standar tersebut masih terbilang cukup jauh. Apalagi dalam tahap

dasar pengapdosian standar praktik untuk menguantifikasikan dampak ekonomi

terhadap pariwisata masih mengalami kendala karena dalam penghitungan melalui

metodologi Penghitungan Satelit Pariwisata dan berbagai hal lain membutuhkan

banyak biaya dan penyesuaian lainnya, di tengah hambatan finansial yang

dihadapi Myanmar.

Pemasukan yang tidak cukup membuat aset yang dimiliki Myanmar tidak

memadahi untuk memperbaiki kesehatan masyarakat, lapangan pekerjaan, dan

infrastruktur pariwisata. Ditambah dengan adanya permasalahan politik, Myanmar

jauh tertinggal dibanding negara tetangganya bahkan di sub-region Mekong.

132

World Travel and Tourism Council, The Authority on World Travel and Tourism,

―Travel and Tourism: Economic Impact 2017 Myanmar,‖ h. 1.

Page 103: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

88

Seluruh negara anggota ASEAN memiliki tujuan yang sama terkait sektor

pariwisata. Meskipun menyepakati program dan kebijakan yang sama, namun

tingkat pertumbuhan sektor pariwisata negara anggota ASEAN berbeda-beda.

Pertumbuhan sektor pariwisata Thailand, Singapura, Malaysia dan Indonesia

masih berada jauh diatas Myanmar dan negara anggota ASEAN lainnya. Terkait

hal tersebut kebijakan dan perjanjian yang dibentuk oleh ASEAN melalui ATSP

tentunya harus dikaji kembali.

4.1.2. Kepentingan Myanmar dalam Meningkatkan Industri Pariwisata

Negara

Eksistensi suatu negara akan tetap berlangsung sekiranya tercapai

kepentingan-kepentingan negaranya. Kepentingan-kepentingan negara tersebut

tidak hanya dapat dipenuhi dalam satu lingkup domestik saja, akan tetapi melalui

kerangka hubungan antarnegara.133

Maka dapat dikatakan bahwa tercapainya

kepentingan nasional suatu negara membutuhkan kerjasama dan hubungan yang

saling menguntungkan bagi masing-masing negara yang menyepakati sebuah

kerjasama.

Maka bergabungnya Myanmar dengan ASEAN yang dinaungi oleh

negara-negara berkembang bahkan maju, bertujuan untuk mempertahankan

eksistensinya di dunia internasional maupun untuk mencapai kepentingannya di

berbagai sektor. Misalnya pada sektor pariwisata negara, Myanmar dapat

mempromosikan keunikan dan daya tarik serta budaya negaranya dengan negara-

133

Paul Seabury, “Power, Freedom, and Diplomacy: The Foreign Policy of the United

States of America,‖ h. 54.

Page 104: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

89

negara anggota ASEAN lebih dulu sebelum merambah kawasan yang lebih luas

lagi.

Selain menjalin kerjasama dengan negara lain dan organisasi kawasan,

Myanmar juga berusaha merancang strategi perencaan sektor pariwisatanya

melalui Myanmar Tourism Master Plan 2013-2020. Master Plan tersebut

menetapkan target konservatif 1,52 juta pengunjung internasional pada 2015 dan

2,81 juta pada 2020.

Di bawah skenario konservatif, penerimaan pariwisata diproyeksikan

meningkat dari baseline US$534 juta pada 2012 menjadi US$3,82 miliar pada

2020. Tingkat pertumbuhan yang tinggi dapat menyebabkan kedatangan

pengunjung internasional meningkat menjadi 3,09 juta pada 2015 dan 7,48 juta

pada 2020, dengan penerimaan pariwisata yang setara dengan $3,6 miliar dan

$10,1 miliar.134

Gambar IV.4.1.2 Diagram Perkiraan Pertumbuhan GDP Myanmar Periode

2011-2020

Sumber: Shen Huijun, Ho Mei Leng, Chee Hok Yean, HVS In Focus: Myanmar Seeking

Growth And Opportunities, 2016.

134

Asian Development Bank, ―Myanmar Tourism: Fast Facts,‖ artikel ini diakses pada

Jumat, 18 Mei 2018 dari https://skift.com/wp-content/uploads/2013/06/fast-facts-myanmar-

tourism.pdf

Page 105: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

90

Menurut diagram diatas dalam hal perekonomian, Myanmar telah

mengalami pertumbuhan yang mengesankan dalam beberapa tahun terakhir.

Sesuai diagram tersebut The Economist Intelligence Unit (EIU) Forecast for

Myanmar memperkirakan pertumbuhan GDP sebesar 6,8% pada 2015 dan 7,7%

pada 2016. Pertumbuhan ekonomi yang signifikan diperkirakan akan terjadi pada

2016/17 hingga 2020/21, yang akan didorong oleh proyek-proyek besar yang

didanai oleh investor asing. Ketika reformasi peraturan dan hukum diperkenalkan,

investasi asing akan terus meningkat di Myanmar.135

Meskipun sektor jasa hanya menyumbang sekitar 38% dari GDP, terdapat

ruang besar untuk pertumbuhan sektor pariwisata mengingat potensi pariwisata

Myanmar yang sangat besar. Potensi tersebut tentu dapat berkembang lebih baik

lagi bila ASEAN melalui ATSP dapat mendorong dan membantu Myanmar dalam

meningkatkan kualitas pariwisata negara dan mencapai kepentingan nasional

negara.

4.2. Peran ATSP dalam Meningkatkan Industri Pariwisata Myanmar

Pertumbuhan ekonomi adalah bidang terpenting bagi perkembangan

sebuah negara, maka dari itu ASEAN berupaya memfasilitasi arus perdagangan

barang dan jasa, tenaga kerja terampil, dan investasi yang lebih besar, untuk

meningkatkan daya saing global kawasan. Sejak pembukaan awal kebijakan

135

Eva Shen Huijun, Ho Mei Leng, Chee Hok Yean. ―HVS In Focus: Myanmar Seeking

Growth And Opportunities,‖ h. 1, 137 Market Street, #04-02 Grace Global Raffles, Singapore,

2016.

Page 106: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

91

ekonomi Myanmar pada 2011 hingga saat ini, Myanmar mengakui pentingnya

keterkaitan dengan target Masyarakat Ekonomi ASEAN.136

Meskipun masih bergantung pada perdagangan intra-ASEAN, pangsa

Myanmar dalam perdagangan intra-regional meningkat dua kali lipat dari 1,1%

pada 2010 menjadi 2,08% pada 2015. World Bank telah memproyeksikan tingkat

pertumbuhan GDP Myanmar pada 2017 menjadi 7%, menempatkannya di antara

pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia.137

Selain itu, sektor pariwisata Myanmar telah memainkan peran utamanya

dalam mendorong pembangunan ekonomi Myanmar sejak dimulainya reformasi

nasional pada 2011. Myanmar memiliki banyak tempat wisata potensial yang

muncul dari garis pantai sepanjang 1.930 km, bangunan bersejarah dan berbagai

tradisi budaya. Maka dari itu pemerintah telah menyusun Master Plan terkait

pengembangan pariwisata, yang berusaha untuk membangun Myanmar menjadi

tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara, serta untuk memenuhi peningkatan

jumlah wisatawan yang tiba di Myanmar.138

Meskipun telah mengikuti beberapa standar yang disepakati dalam

berbagai pertemuan menyangkut sektor pariwisata ASEAN, Master Plan yang

dibentuk Myanmar dan beberapa investor asinglah yang berperan penting terkait

pertumbuhan sektor pariwisata negara. Pertemuan ATF yang baru dilaksanakan

136

Myanmar Times, ―ASEAN and Myanmar – past, present and future,‖ berita ini diakses

pada Senin, 21 Mei 2018 dari https://www.mmtimes.com/asean-focus/27162-asean-and-myanmar-

past-present-and-future.html

137

Myanmar Times, ―ASEAN and Myanmar – past, present and future‖.

138

Charltons, ―Hotels and Tourism in Myanmar,‖ artikel ini diakses pada Senin, 21 Mei

2018 dari https://www.charltonsmyanmar.com/myanmar-economy-3/hotels-and-tourism-in-

myanmar/

Page 107: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

92

sekali pada 2015 dan menjadi pertemuan sejarah yang diadakan ASEAN ternyata

belum cukup untuk mempromosikan peningkatan sektor pariwisata Myanmar.

Dalam hal menyelaraskan kualitas dan performa sektor pariwisatanya

dengan ASEAN, Myanmar harus memenuhi beberapa standar yang tertuang

dalam ATSP. Hal tersebut bukanlah hal yang mudah bagi Myanmar yang baru

memasuki babak baru perkembangan negaranya. Berbagai tantangan dan proses

yang cukup panjang menuju terpenuhinya standar tersebut menjadi alasan ATSP

belum memberikan peran yang signifikan bagi sektor pariwisata Myanmar.

Meskipun pertumbuhan sektor pariwisata Myanmar dapat dikatakan cukup

mengesankan, namun Myanmar masi butuh membenahi negaranya. Myanmar

masih banyak membutuhkan dorongan di sektor ekonominya, maka dari itu

investor-investor asing yang dapat melihat peluang di negara tersebut adalah salah

satu jalan Myanmar dalam mengumpulkan dana guna meningkatkan kualitas

berbagai sektor negara tersebut.

Pada 2016, Kementerian Pariwisata Myanmar memperkirakan bahwa

wisatawan yang berkunjung ke Myanmar berjumlah 6 juta. Namun, perkiraan

tersebut berbeda jauh dengan realisasinya yang hanya menerima 2,907,207 total

kunjungan pada 2016 dan 3,443,133 total kunjungan pada 2017. Perkiraan

tersebut tidak didukung dengan peningkatan infrastruktur Myanmar dan fokus

Myanmar yang masih banyak tersita oleh stabilitas politik dan keamanan negara.

Selain itu, stabilitas politik dan ekonomi dilihat sebagai peluang untuk

pengembangan sektor pariwisata. Stabilitas politik yang dicapai Myanmar juga

Page 108: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

93

tidak menonjolkan peran dari ASEAN sendiri sebagai organisasi kawasan

tersebut. Kemudian terkait bidang ekonomi, ASEAN juga hanya menyediakan

sarana dan tidak tampak berperan secara signifikan.

Untuk bidang ekonomi sendiri, menurut angka yang dikeluarkan oleh

Myanmar Investment Commission (MIC) terdapat 45 MIC yang mengizinkan

perusahaan yang beroperasi di sektor pariwisata dan hotel Myanmar pada akhir

2012. Jumlah yang diinvestasikan oleh 45 perusahaan tersebut hanya 2,5% dari

total Foreign Direct Investment (FDI) di Myanmar pada 2012. Adapun FDI di

sektor listrik, minyak dan gas menyumbang sekitar 75,6% dari total FDI.139

4.2.1. ASEAN Sebagai Badan Organisasi Internasional Yang Membentuk

ATSP

Michael Hass mengartikan organisasi sebagai suatu lembaga atau struktur

yang mempunyai serangkaian aturan, anggota, jadwal, tempat dan waktu

pertemuan.140

Serangkaian kriteria tersebut telah dimiliki ASEAN sebagai

organisasi internasional yang menaungi kawasan Asia Tenggara beserta negara-

negara yang berada di kawasan tersebut. ASEAN kerap mengadakan berbagai

pertemuan dan membentuk serangkaian aturan agar tercapainya berbagai tujuan

dari organisasi dan para negara anggota.

139 Charltons, ―Hotels and Tourism in Myanmar.‖

140 Michal Hass dalam James N. Rosenau. ―International Politics and Foreign Policy: A

Reader in Research and Theory‖.

Page 109: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

94

Selain itu, Michael Hass juga mengartikan organisasi internasional sebagai

pengaturan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang utuh dimana tidak ada

aspek non lembaga dalam istilah organisasi internasional tersebut.141

Maka dari itu, guna mencapai tujuannya untuk memberi sarana dan

mensejahterakan negara anggotanya, ASEAN melalui ATF membentuk suatu

kesepakatan dan perencanaan arahan strategi di sektor pariwisata yaitu ATSP.

Dibentuknya ATSP adalah faktor negara anggota ASEAN yang sedang memasuki

periode perkembangan yang sangat menarik dalam evolusi komunitas regional

yang sedang berlangsung. Diakui bahwa terdapat berbagai macam masalah yang

harus dipertimbangkan dalam masyarakat.

ATSP telah dirancang untuk melengkapi prioritas tersebut sambil

menekankan pariwisata sebagai elemen penting dari masyarakat itu sendiri.

Terdapat peningkatan kesadaran akan kekuatan pariwisata sebagai alat untuk

pembangunan dan perubahan. Pariwisata yang dikelola dengan buruk berdampak

negatif pada komunitas tuan rumah dan lingkungan mereka. Namun, dengan

kecanggihan yang meningkat dari negara-negara anggota saat ini terdapat

kemungkinan bahwa pariwisata sebenarnya dapat membantu mengatasi banyak

masalah kemiskinan dan sosial serta bertindak sebagai pendukung kuat dari

warisan dan konservasi alam.142

141

Michal Hass dalam James N. Rosenau. ―International Politics and Foreign Policy: A

Reader in Research and Theory‖.

142

The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015,‖ h. x.

Page 110: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

95

Sektor pariwisata harus dilihat sebagai transformatif terkait

kemampuannya untuk membawa perubahan guna mencapai berbagai tujuan

sosial, budaya dan ekonomi. Hal tersebut telah diakui oleh UNWTO. Oleh karena

itu, penting bahwa ATSP tidak hanya dipandang sebagai dokumen yang berkaitan

dengan peningkatan kunjungan wisatawan asing ke wilayah Asia Tenggara, tetapi

juga sesuatu yang berusaha untuk mencapai sejumlah tujuan kemasyarakatan.

Dalam ATSP juga terdapat analisis kontribusi rencana terhadap berbagai dimensi

komunitas.143

ATSP yang bersifat realistis, berorientasi pada tindakan, selaras dengan

realitas global dan dirancang untuk memastikan bahwa kawasan ASEAN dapat

terus menjadi tujuan pariwisata. Harus diingat bahwa di kawasan Asia banyak

negara besar mengabdikan sumber daya yang signifikan untuk memposisikan diri

sebagai pesaing Asia Tenggara. Jika ATSP diimplementasikan dengan baik, akan

memungkinkan Asia Tenggara menjadi pesaing yang kuat dalam lingkungan

pariwisata global.

Terkait ATSP dan implikasinya terhadap Myanmar, terdapat beberapa

standar yang harus dipenuhi Myanmar dalam menjalankan program dan arahan

strategi yang tertuang dalam ATSP. Seperti ASEAN Green Hotel Standard yang

merupakan prakarsa ASEAN yang didedikasikan untuk mempromosikan praktik

pariwisata berkelanjutan di sekitar ASEAN.144

143 The ASEAN Secretariat, ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015,‖ h. x.

144

ASEAN National Tourism Organization, ―Final ASEAN Green Hotel Standard‖, h. 2,

Presented to the Thirty-Fifth Meeting of the ASEAN National Tourism Organization, Indonesia,

2012.

Page 111: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

96

ASEAN Green Hotel Standard mendorong pariwisata yang berkelanjutan

melalui adopsi Konservasi Ramah Lingkungan dan Energi yang menyusun,

mengadaptasi dan menciptakan alat dan pelatihan untuk terlibat dalam praktik-

praktik ASEAN Green Hotel Standard. Inti dari ASEAN Green Hotel Standard ini

adalah persyaratan minimum yang harus dicapai oleh setiap bisnis hotel untuk

melindungi dan mempertahankan sumber daya alam dan budaya ASEAN serta

memastikan pariwisata memenuhi potensinya sebagai alat untuk konservasi dan

pengentasan kemiskinan.145

4.2.2. Kerjasama Myanmar dan ASEAN Melalui ATSP di Sektor

Pariwisata

Pada Juli 1996, Myanmar mengambil lompatan besar dan menyatakan niat

untuk bergabung dengan ASEAN. Myanmar menjadi anggota resmi Forum

Regional ASEAN, forum keamanan terbesar di Asia, yang mencakup anggota

non-ASEAN seperti Rusia, Uni Eropa, Cina, Korea Utara dan Korea Selatan dan

lainnya. Kemudian setahun kemudian, pada 23 Juli 1997, ASEAN menyetujui

keanggotaan Myanmar, meskipun terdapat keberatan dari masyarakat

internasional, yang menganggap Myanmar sebagai negara yang diperintah oleh

junta militer yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia.146

Pada 2006, Myanmar seharusnya memimpin KTT ASEAN tahunan dan

pertemuan terkait untuk pertama kalinya, tetapi akhirnya memutuskan untuk

melewatkan kesempatan tersebut karena kritik dunia internasional yang tak henti-

145 ASEAN National Tourism Organization, ―Final ASEAN Green Hotel Standard,‖ h. 3,

2012.

146

Myanmar Times, ―Myanmar’s Emerging Role in ASEAN,‖ berita ini diakses pada

Selasa, 22 Mei 2018 dari https://www.mmtimes.com/asean-focus/27163-myanmar-s-emerging-

role-in-asean.html

Page 112: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

97

hentinya atas catatan hak asasi manusia yang suram. Akan tetapi empat tahun

kemudian tepatnya pada 2010, junta Myanmar memulai reformasi demokrasi yang

belum pernah terjadi sebelumnya, dan perkembangan politik baru mulai

muncul.147

Pada 2014, Myanmar menjadi ketua ASEAN dan berhasil

menyelenggarakan pertemuan puncak tahunan dan pertemuan di ibu kota

pemerintahannya yang baru, Naypyidaw, mengantarkan sebuah bab baru dalam

keterlibatannya dengan kelompok regional.

Kedekatan geografis, budaya, perdagangan dan ketergantungan ekonomi

yang saling menguntungkan membuat Myanmar dan ASEAN membentuk

beberapa kesepakatan dan kerjasama di sektor pariwisata. Adapun beberapa

kesepakatan di sektor pariwisata tersebut melibatkan negara-negara di Asia dan

negara anggota pula.

Adapun perjanjian-perjanjian tersebut ialah Myanmar-Vietnam Agreement

on Tourism Cooperation (13-5-1994 in Yangon), Myanmar-Laos PDR Agreement

on Tourism Cooperation (11-6-114 in Vientiane), Myanmar-Singapore Agreement

on Bilateral Economic Cooperation (8-6-1995 in Singapore), Myanmar-

Cambodia Record of Discussion on Implementation of the Cooperation in

Tourism (12-10-1996 in Phanom Phen), Myanmar- Lao PDR Action Plan on

Tourism Cooperation for Financial Year 1997-1998 (1995-1997 in Yangon),

Myanmar-Thailand Agreement on Tourism Cooperation (24-7-1998 in Yangon),

147

Myanmar Times, ―Myanmar’s Emerging Role in ASEAN‖.

Page 113: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

98

Myanmar-China Agreement on Tourism Cooperation (16-7-2000 in Yangon),

Myanmar-Thailand Minutes of Meeting on the Implementation Plan for Tourism

Cooperation (2-9-2000 in Yangon), Myanmar-China Memorandum of

Understanding on Implementation Plan of Outbond travel by Chinese Citizens to

Myanmar (2-12-2000 in Yangon), Myanmar-Malaysia Agreement on Tourism

Cooperation between Myanmar and Malaysia (25-9-2001 in Yangon), Myanmar-

Sri Lanka Agreement on Tourism Cooperation between Myanmar and Sri Lanka

(24-6-2009 in Naypyitaw), Myanmar-ASEAN ASEAN Tourism Professional in

Mutual Recognition Arrangement (8-2-2009 in Hanoi), Myanmar-Vietnam

Tourism Cooperation Program 2010-2015 (11-6-2010 in Yangon), Myanmar-

Mongolia Agreement on Tourism Cooperation (2015-2020) (29-6-2015 in

Mongolia), Myanmar-Vietnam Tourism Cooperation Program 2016-2018 (9-9-

2015 in Ho Chi Minh), dan Myanmar-Thailand Agreement on Tourism

Cooperation (11-1-2017 in Naypyitaw.148

Perjanjian kerjasama bilateral pariwisata yang ditandatangani Myanmar

dengan negara-negara seperti Cina, Kamboja, Laos, Malaysia, Singapura,

Thailand, dan Vietnam mencakup:149

a. Promosi tujuan bersama atau gabungan;

b. Pengenalan prosedur yang sederhana bagi warga yang bepergian di antara

negara-negara yang menandatangi perjanjian;

148 Ministry of Hotels and Tourism, ―Bilateral Tourism Agreements: Bilateral

Agreements and Memorandum of Understanding on Tourism Cooperation with the following

countries have been signed,‖ berita ini diakses pada Selasa, 22 Mei 2018 dari

http://tourism.gov.mm/en_US/international-cooperation/bilateral-tourism-agreements/

149

―ASEAN Tourism Investment Guide,‖ ASEAN National Tourism Organisations, h.

123, 2008.

Page 114: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

99

c. Fasilitasi keterkaitan transportasi udara;

d. Pertukaran informasi dan keahlian terkait sektor pariwisata.

Terkait ASEAN Tourism Strategic Plan, Myanmar diharapkan dapat

memenuhi standar pariwisata ASEAN. Standar tersebut diantaranya adalah

ASEAN Community Based Tourism Standard (ASEAN-CBT-Standard). CBT

merupakan kegiatan pariwisata, yang dimiliki dan dioperasikan masyarakat, dan

dikelola atau dikoordinasikan di tingkat komunitas yang berkontribusi terhadap

kesejahteraan masyarakat melalui dukungan mata pencaharian yang berkelanjutan

dan melindungi tradisi sosial-budaya yang bernilai dan sumber daya warisan alam

dan budaya.150

Selanjutnya ASEAN Clean Tourist City Standard (ACTCS) yang

memelihara negara-negara anggota ASEAN dengan peralatan dan perlengkapan

yang akan meningkatkan kualitas pariwisata di kota-kota mereka, meningkatkan

daya saing pemasaran mereka tetapi juga meningkatkan kualitas penduduk lokal

dan mata pencaharian mereka dengan mengurangi kemiskinan. ACTCS juga

dirancang untuk melindungi lingkungan sehingga dapat merespons dampak

perubahan iklim dan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan kota-

kota negara anggota ASEAN.151

150 Ministry of Tourism Royal Government of Cambodia. ―ASEAN Community Based

Tourism Standard,‖ h.4, Ministry of Tourism Royal Government of Cambodia, Phnom Penh,

2014.

151 Ministry of Tourism of Cambodia, ―ASEAN Clean Tourist City Standard,‖ h. 4,

dokumen ini diakses pada Selasa, 22 Mei 2018 dari http://www.tourism.gov.mm/wp-

content/uploads/2017/06/asean-clean-tourist-city.pdf

Page 115: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

100

Kemudian, ASEAN Green Hotel Standard, ASEAN Homestay Standard

yang berfokus pada homestay, di mana para tamu akan tinggal bersama keluarga

tuan rumah dan menjalani cara hidup sehari-hari keluarga dan masyarakat baik

secara langsung maupun tidak langsung. Standar ini juga berfokus pada kriteria

penting seperti tuan rumah, akomodasi, kegiatan, keaslian, manajemen, lokasi,

keselamatan dan keamanan serta prinsip pemasaran yang keberlanjutan.152

Standar selanjutnya adalah ASEAN Public Toilet Standard yang bertujuan

untuk mengembangkan standar toilet publik ASEAN yang dapat dilaksanakan

oleh negara-negara anggota ASEAN untuk memastikan kualitas, kenyamanan,

keamanan dan pengelolaan limbah yang tepat dari toilet umum secara umum di

tujuan wisata kawasan ASEAN.153

ASEAN Spa Standard didefinisikan sebagai pendirian untuk promosi

kesejahteraan. Layanan utamanya terdiri dari pijat dan aplikasi air, mungkin

termasuk uap, sauna, olahraga, terapi nutrisi dan herbal, program diet, yoga,

meditasi atau layanan profesional lainnya yang bertujuan untuk memperbarui

tubuh, pikiran dan jiwa. Merokok tidak diizinkan dan minuman beralkohol tidak

dilayani.154

152 ―Final ASEAN Homestay Standard,‖ h. 7, dokumen ini diakses pada Selasa, 22 Mei

2018 dari http://www.tourism.gov.mm/wp-content/uploads/2017/06/asean-homestay-standard.pdf

153

―ASEAN Public Toilet Standard,‖ h. 3, dokumen ini diakses pada Selasa, 22 Mei 2018

dari http://www.tourism.gov.mm/wp-content/uploads/2017/06/asean-public-toilet-standard.pdf

154 ASEAN National Tourism Organization, ―Final Draft ASEAN Spa Standard‖, h.2,

Presented to the Thirty-Fifth Meeting of the ASEAN National Tourism Organization, Indonesia,

2012.

Page 116: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

101

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kawasan Asia Tenggara dikenal dengan berbagai budayanya yang

memiliki daya tarik tersendiri. Dapat dikatakan sebagian besar negara-negara

anggota ASEAN memiliki performa yang baik di sektor pariwisata negara. Seperti

Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia yang menjadikan sektor

pariwisatanya sebagai aktor utama untuk mendorong pertumbuhan perekonomian

negara. Kedekatan geografis dengan negara-negara tersebut tentunya memberi

peluang bagi Myanmar untuk memanfaatkan sektor pariwisatanya.

Dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya, sektor

pariwisata Myanmar masih banyak membutuhkan beberapa peningkatan. Maka

dari itu untuk membantu Myanmar dalam mencapai tujuannya guna

meningkatkan kualitas sektor pariwisata negara, Myanmar menjalin berbagai

kerjasama di sektor tersebut dengan organisasi kawasan yaitu ASEAN. Namun

untuk mencapai tujuan tersebut Myanmar masih terhalangi beberapa kendala dari

dalam negaranya sendiri.

Selain menjalin kerjasama dengan ASEAN, Myanmar juga bekerjasama

dengan negara-negara anggota agar dapat saling mempromosikan sektor

pariwisata masing-masing negara. ASEAN sebagai organisasi kawasan memiliki

tanggung jawab untuk mensejahterakan negara anggotanya dengan berbagai

Page 117: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

102

perjanjian dan kesepakatan yang dapat mendorong perkembangan dari negara-

negara anggotanya. Bukan hanya menjaga kestabilan kawasan tetapi juga harus

menjadi sarana bagi negara anggota untuk mengembangkan negaranya.

ASEAN, melalui ATF yang diadakan setahun sekali secara bergiliran di

10 negara anggota membentuk ATSP untuk mendorong negara-negara anggota

mempromosikan dan meningkatkan kualitas sektor pariwisata masing-masing

negara. Dengan menyepakati beberapa standar pariwisata ASEAN, negara-negara

anggota diharapkan dapat meningkatkan kualitas sektor pariwisata negara dari

segi infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia.

Meskipun pertemuan ATF sudah dimulai dari 1981 di Malaysia, namun

Myanmar baru mendapat satu kali kesempatan sebagai tuan rumah pertemuan

tersebut. Selain pertemuan ATF, dapat dikatakan Myanmar tidak memiliki banyak

kesempatan untuk mempromosikan sektor pariwisata negaranya. Selain

mempromosikan sektor negaranya, Myanmar juga masih memiliki tugas untuk

memenuhi standar sektor pariwisata ASEAN yang terdapat dalam ATSP.

Selama terbentuknya ATSP, terdapat satu kesepakatan yang terbukti

meningkatkan kunjungan wisatawan ke negara-negara anggota ASEAN

khususnya Myanmar. Kesepakatan single visa untuk mengunjungi semua negara

di Asia Tenggara menjadi program yang cukup berhasil untuk mempromosikan

negara-negara anggota ASEAN karena syarat yang dibutuhkan cukup mudah bagi

wisatawan asing maupun lokal yang ingin mengunjungi seluruh negara kawasan

Asia Tenggara.

Page 118: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

103

Bukan langkah yang mudah bagi Myanmar untuk mencapai standar

ASEAN tersebut. Myanmar yang baru saja memasuki pertumbuhan pariwisatanya

memiliki beberapa tantangan dari dalam negaranya meskipun negara tersebut

sedang memasuki pertumbuhan demokrasi yang signifikan dengan terlepasnya

negara tersebut dari belenggu junta militer. Maka dari itu Myanmar membutuhkan

peran ASEAN sebagai organisasi kawasan untuk ikut membantu Myanmar

meningkatkan kualitas sektor pariwisatanya.

Meskipun sektor pariwisata Myanmar dapat dikatakan mengalami

pertumbuhan yang signifikan, namun kualitas sektor pariwisata negara tersebut

dapat dikatakan belum mengalami pertumbuhan yang signifikan pula. Kendala

terkait biaya untuk memeratakan pertumbuhan kawasan di negara tersebut

menjadi salah satu alasan utama. Sarana dan prasarana bagi wisatawan asing

masih perlu diperhatikan untuk menarik wisatatawan yang lebih banyak lagi.

Adapun Master Plan yang dibentuk oleh kementerian pariwisata

Myanmarlah yang berperan penting bagi pertumbuhan sektor pariwisata negara

tersebut. Master Plan tersebut berisikan program dan arahan strategi yang sesuai

dengan keadaan dan kendala yang dihadapi Myanmar. Selain Master Plan yang

dirancang untuk mendorong pertumbuhan sektor pariwisata Myanmar, investor

asing juga menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan pembangunan

infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia negara tersebut.

Sama halnya dengan sebagian besar negara anggota ASEAN, sektor

pariwisata menjadi faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi Myanmar. Sektor

Page 119: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

104

pariwisata Myanmar memberikan kontribusi langsung terhadap GDP negara

sebesar 3,0% pada 2016. Hal terkait diperkirakan akan meningkat sebesar 3,5%

pada 2017. Meliputi kegiatan ekonomi yang dihasilkan oleh industri seperti

perhotelan, agen perjalanan, maskapai penerbangan dan layanan transportasi

penumpang lainnya.

Dengan berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi Myanmar,

memenuhi berbagai standar yang diadopsi oleh ATSP menjadi tantangan pula

bagi Myanmar. Myanmar masih harus melewati beberapa tahap dalam

meningkatkan sektor pariwisata negaranya. Myanmar masih harus berfokus

terhadap berbagai pemerataan kawasan di negaranya dan berbagai masalah

internal negaranya yang harus diselesaikan agar dapat berfokus pula pada

peningkatan kualitas sektor pariwisata negara.

5.2. Saran

Perkembangan sektor pariwisata Myanmar dapat dikatakan sedang

berjaya, namun pengembangan yang belum maksimal dari pemerintah menjadikan

wisatawatan belum terlalu melirik Myanmar. Meskipun Myanmar masih harus

menghadapi masalah internal negaranya, pemerintah diharap dapat fokus terhadap

perekonomian negaranya yang terkesan staganan.

Myanmar seharusnya dapat membenahi negaranya sekaligus menyusun

strategi terkait pertumbuhan ekonominya dengan melihat negara-negara

tetangganya yang sudah cukup stabil dalam berbagai bidang. Dengan berbagai

kesempatan yang didapat Myanmar dari pertemuan-pertemuan tahunan dirasa

Page 120: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

105

cukup untuk mempromosikan negaranya akan tetapi persiapan yang begitu minim

membuat promosi yang dilakukan terkesan kurang. Untuk pertemuan-pertemuan

internasional yang akan datang, Myanmar membutuhkan persiapan yang matang

dan serius seperti memberi sarana dan prasarana yang memadai agar dapat

menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Myanmar.

Kemudian, ASEAN sebagai organisasi yang menaungi Myanmar

seharusnya lebih memperhatikan negara-negara anggotanya yang masih

membutuhkan dorongan dan dukungan. Dalam hal ini bukan hanya Myanmar

namun juga beberapa anggota lain. Adapun beberapa standar ASEAN dirasa

terlalu berat untuk dipenuhi oleh Myanmar karena situasi internal negara saat ini.

Pembentukan standar yang diajukan seharusnya menyesuaikan dengan

negara-negara yang mengalami keterlambatan pembangunan dan laju ekonomi

seperti Myanmar. Dengan tidak hanya memandang negara anggota yang dapat

dengan mudah memenuhi standar yang dibentuk karena laju dan pertumbuhan

ekonomi negara tersebut yang terkesan stabil. Akan lebih baik bila standar yang

disepakati dapat sesuai dengan situasi Myanmar.

Page 121: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Azmar, Saifuddin. 2001. “Metode Penelitian‖. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Offset.

Abdurrahman, H, dan Soejono. 2005. “Metode Penelitian; Suatu Pemikiran dan

Penerapan‖. Rineka Cipta.

Bakry, Umar S. 1999. “Pengantar Ilmu Hubungan Internasional‖. Jakarta:

University Press

Benett, Lerroy. 1995. “International Organizations : Principles and Issues‖. New

jersey: University of Delaware,Englewood Cliffs.

Brown, I. 2005. ―A colonial economy in crisis‖. London: Routledge, 2005.

Dam, Sjamsumar dan Riswandi. 1995. “Kerjasama ASEAN, Latar Belakang

Perkembangan dan Masa Depan‖. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hausler, N. 2012. “Myanmar Responsible Tourism Policy‖. Yangon: Hanns

Seidel Foundation.

Hass, Michal dalam James N. Rosenau. 1969. “International Politics and

Foreign Policy: A Reader in Research and Theory‖. New York: The Free

press.

Huijun, Eva Shen, dan Ho Mei Leng, dan Chee Hok Yean. 2016. ―HVS In Focus:

Myanmar Seeking Growth And Opportunities, Singapore: 137 Market

Street, #04-02 Grace Global Raffles.

Jack, Plano C. dan Olton Roy. 1999. “Kamus Hubungan Internasional”.

Bandung: Abardin.

Jackson, Robert, dan Georg Sorensen. 2015. “Pengantar Studi Hubungan

Internasional‖. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nuraeni, S, D. Sari dan A. Sudirman. 2010. “Regionalisme dalam Studi

Hubungan Internasional”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Perspectives, Myanmar. 1996. ―Visit Myanmar Year 1996 opens with fanfare‖.

Yangon: Yangon State Peace and Development Council.

Seabury, Paul. 1963. “Power, Freedom, and Diplomacy: The Foreign Policy of

the United States of America‖. The University of California: Random House.

Page 122: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

xvi

Jurnal

Amalia, Lady. 2016. ―Efektivitas ASEAN Torism Strategic Plan 2011-2015 di

Indonesia‖. Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol 5, No. 1.

Deni, Fitra dan Pian Sopian. 2017. ‖Peran ASEAN Tourism Forum Dalam

Meningkatkan Pariwisata Indonesia Periode 2011-2015‖. Jurnal

International & Diplomacy, Vol. 2, No. 2.

Apriyanti, Devi. 2014. “Reformasi Politik dan Ekonomi di Myanmar pada Masa

Pemerintahan Presiden U Thein Sein (2011-2013)‖. Jurnal Ilmu Hubungan

Internasional Universitas Riau, Vol.1 No.2.

Department of Economic and Social Affairs: Population Division. 2015. ―World

Population Prospects (Key findings & advance tables)‖. United Nations,

New York.

Fajryani, Dwi Putri. 2011. ―Kebijakan Pemerintah Thailand Berpartisipasi Di

ASEAN Tourism Forum (ATF) Dalam Meningkatkan Industri Pariwisata

Tahun 2011-2015‖. Universitas Riau 2011. [jurnal on-line] tersedia di

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=439240&val=6444&titl

e=KEBIJAKAN%20PEMERINTAH%20THAILAND%20BERPARTISIP

ASI%20DI%20ASEAN%20TOURISM%20FORUM%20(ATF)%20DALA

M%20MENINGKATKAN%20INDUSTRI%20PARIWISATA%20TAHU

N%202011-2015 diakses pada Kamis, 15 Maret 2018.

Michalon, Martin. ―Tourism(s) and the way to Democracy in Myanmar‖. Asian

Journal of Tourism Research. [jurnal on-line] tersedia di

file:///C:/Users/OWNER/Downloads/Tourisms_and_the_way_to_Democrac

y_in_Myanmar.pdf diakses pada Kamis, 10 Mei 2018.

Somantri, Gumilar Rusliwa. 1995. ―Memahami Metode Kualitatif‖. Jurnal

Makara, Sosial Humaniora, Vol. 9, No. 2.

Taylor, Robert H. 2012. ―Myanmar : from Army Rule to Constitutional Rule?‖.

Jurnal Asian Affairs, Vol. XLIII, No. II.

The Myanmar Centre for Responsible Business (MCRB). 2015. ―Myanmar

Tourism Sector Wide Impact Assessment‖. Published by MCRB, DIHR and

IHRB.

Vannarith, Chheang. 2013. ―Tourism and Regional Integration in Southeast

Asia‖. Institute of Developing Economics Japan External Trade

Organization, V.R.F Series , Vol. 481

Page 123: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

xvii

Internet

ASEAN National Tourism Organization. 2012. ―Final Draft ASEAN Spa

Standard‖. Presented to the Thirty-Fifth Meeting of the ASEAN National

Tourism Organization, Indonesia. [dokumen on-line] tersedia di

http://www.tourism.gov.mm/wp-content/uploads/2017/06/asean-spa-

standard.pdf diakses pada 27 April 2018

ASEAN National Tourism Organization. 2012. ―Final ASEAN Green Hotel

Standard‖. Presented to the Thirty-Fifth Meeting of the ASEAN National

Tourism Organization, Indonesia. [dokumen on-line] tersedia di

http://www.tourism.gov.mm/wp-content/uploads/2017/06/asean-green-

hotel-standard.pdf diakses pada 27 April 2018.

ASEAN Tourism Investment Guide. 2008. ASEAN National Tourism

Organisations. [dokumen online] tersedia di

http://www.tourism.gov.mm/wp-content/uploads/2017/07/Asean-Tourism-

Investment.pdf diakses pada 27 April 2018

ASEAN Public Toilet Standard. [dokumen on-line] tersedia di

http://www.tourism.gov.mm/wp-content/uploads/2017/06/asean-public-

toilet-standard.pdf diakses pada Selasa, 22 Mei 2018.

ASEANstats Database. ―Visitors Arrivals (Tourism) Table 28. Tourist Arrivals in

ASEAN‖. [laporan on-line] tersedia https://data.aseanstats.org/ diakses pada

Sabtu, 28 April 2018.

Asian Development Bank. “Myanmar Tourism: Fast Facts”. [artikel on-line]

tersedia di https://skift.com/wp-content/uploads/2013/06/fast-facts-

myanmar-tourism.pdf. diakses pada Jumat, 18 Mei 2018.

Association of South East Asia Nation. “Plan of Action on ASEAN Cooperation in

Tourism‖. [artikel on-line] tersedia di

http://asean.org/?static_post=plan-of-action-on-asean-cooperation-in-

tourism diakses pada Minggu, 29 April 2018.

BBC News. “Myanmar Profile‖. [berita on-line] tersedia di

http://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-12990563 diakses pada

Selasa, 13 Maret 2018.

BIF Burma (Myanmar): Tourism. ―Market Analysis and Strategy‖. [laporan on-

line] tersedia di

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://www.bifprog

ramme.org/sites/default/files/attachments/bif_burma_tourism_market_analy

sis_strategy.pdf diakses pada Senin, 14 Mei 2018.

Page 124: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

xviii

Buletin Komunitas ASEAN Edisi 5 Agustus 2014. ―Geliat Bisnis di ASEAN‖.

[berita on-line] tersedia di

https://www.kemlu.go.id/Majalah/BULETIN%20EDISI%20KE-5.pdf diakses pada Sabtu, 28 April 2018.

Business Innovation Falicity. ―BIF Burma (Myanmar): Tourism Market Analysis

and Strategy‖. [laporan on-line] tersedia di

http://www.bifprogramme.org/sites/default/files/attachments/bif_burma_tou

rism_market_analysis_strategy.pdf diakses pada Rabu, 9 Mei 2018.

Centre of International Law. ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015

(Adopted in Phnom Penh, Cambodia on 17 January 2011)‖. [artikel

on-line] tersedia di https://cil.nus.edu.sg/wp-

content/uploads/formidable/18/2011-2015-Tourism-Strategic-Plan-2.pdf

diakses pada Senin, 6 Mei 2018.

Charltons, Hotels and Tourism in Myanmar. [artikel on-line] tersedia di

https://www.charltonsmyanmar.com/myanmar-economy- 3/hotels-and-

tourism-in-myanmar/ diakses pada Senin, 21 Mei 2018.

Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI 2011. ―Ayo

Kita Kenali ASEAN‖. [buku on-line] tersedia di

https://www.kemlu.go.id/Documents/Tentang%20ASEAN/Buku%20Ayo%

20Kita%20Kenali%20ASEAN.pdf diakses pada Sabtu, 28 April 2018.

Final ASEAN Homestay Standard. [dokumen on-line] tersedia di

http://www.tourism.gov.mm/wp-content/uploads/2017/06/asean-homestay-

standard.pdf diakses pada Selasa, 22 Mei 2018.

Go-Myanmar.com The Comprehensive Myamar (Burma) Travel Website. “Nay

Pyi Taw (Naypyidaw)‖. [berita on-line] tersedia di https://www.go-

myanmar.com/naypyidaw-nay-pyi-taw diakses pada Selasa, 13 Maret 2018.

Gulf Times. ―Planned Common ASEAN Visa Expected to Boost Visits from

Mideast‖. [berita on-line] tersedia di http://www.gulf-times.com/eco.-

bus.%20news/256/details/391637/planned-common-asean-visa-expected-to-

boost-visits-frommideast diakses pada Minggu, 29 April 2018.

Human Rights Watch. 2016. ―Burma: Invite UN to Assist Rakhine Inquiry.‖

[artikel on-line] tersedia di https://www.hrw.org/news/2016/10/28/burma-

invite-un-assist-rakhine-inquiry diakses pada Minggu, 23 September 2018.

Imtiaz Muqbil. ―Why The 2015 ASEAN Tourism Forum in Myanmar is an

Historic Event‖. [berita on-line] tersedia di https://www.travel-impact-

newswire.com/2015/01/why-the-2015-asean-tourism-forum-in-myanmar-is-

an-historic-event/ diakses pada Senin, 30 April 2018.

Page 125: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

xix

KADIN Indonesia. ―Peluang Penetrasi Pasar Produk Indonesia ke Myanmar‖.

Oleh: Kedutaan Besar RI Yangon. [artikel on-line]; tersedia di

http://www.kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-107-2427-

08012008.pdf diakses pada Selasa, 13 Maret 2018.

Kementerian Luar Negeri RI. 2017. ―ASEAN Selayang Pandang Edisi ke-22‖.

[buku on-line] tersedia http://setnas-

asean.id/site/uploads/document/book/5a3c8377e89ce-asean-selayang-

pandang-v15-lowres.pdf diakses pada Jumat, 27 April 2018.

Ministry of Hotels and Tourism. ―Myanmar Tourism Statistics 2014‖. [laporan

on-line] tersedia di http://tourism.gov.mm/en_US/publications/myanmar-

tourism-statistics/ diakses pada Senin, 14 Mei 2018.

Ministry of Hotels and Tourism. ―Myanmar Tourism Statistics 2015‖. [laporan

on-line] tersedia di http://tourism.gov.mm/en_US/publications/myanmar-

tourism-statistics/ diakses pada Senin, 14 Mei 2018.

Ministry of Hotels and Tourism. ―Myanmar Tourism Statistics 2016‖. [laporan

on-line] tersedia di http://tourism.gov.mm/en_US/publications/myanmar-

tourism-statistics/ diakses pada Senin, 14 Mei 2018.

Ministry of Tourism of Cambodia. ―ASEAN Clean Tourist City Standard‖.

[dokumen on-line] tersedia di http://www.tourism.gov.mm/wp-

content/uploads/2017/06/asean-clean-tourist-city.pdf diakses pada Selasa,

22 Mei 2018.

Ministry of Tourism Royal Government of Cambodia. 2014. ―ASEAN Community

Based Tourism Standard‖. Ministry of Tourism Royal Government of

Cambodia, Phnom Penh. [dokumen online] tersedia di

http://www.tourism.gov.mm/wp-content/uploads/2017/06/asean-cbt-

standard.pdf diakses pada 27 April 2018.

Ministry of Hotels and Tourism. ―Bilateral Tourism Agreements: Bilateral

Agreements and Memorandum of Understanding on Tourism Cooperation

with the following countries have been signed‖. [berita on-line] tersedia di

http://tourism.gov.mm/en_US/international-cooperation/bilateral-tourism-

agreements/ diakses pada Selasa, 22 Mei 2018.

Mortlock, David, Miriam A. Bishop, Noman A. Goheer & Nikki M. Cronin. 2016.

―The United States Lifts Economic Sanctions on Myanmar,‖ [artikel on-

line] tersedia di

https://www.willkie.com/~/media/Files/Publications/2016/10/The_United_S

tates_Lifts_Economic_Sanctions_on_Myanmar.pdf diakses pada Sabtu, 22

September 2018.

Page 126: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

xx

Myanmar Tourism Sector Wide Impact Assessment. ― Sector-Level Impacts: Part

3‖. [laporan on-line] tersedia di http://www.myanmar-

responsiblebusiness.org/pdf/SWIA/Tourism/05-Sector-Level-Impacts.pdf

diakses pada Kamis, 15 Maret 2018.

Myanmar Business Today. ―Myanmar’s Tourism Industry Set to Expand

Rapidly,‖ [berita on-line] tersedia di

https://www.mmbiztoday.com/articles/myanmar-s-tourism-industry-set-

expand-rapidly diakses pada Kamis, 17 Mei 2018.

Myanmar Times. ―ASEAN and Myanmar – past, present and future‖. [berita on-

line] tersedia di https://www.mmtimes.com/asean- focus/27162-asean-

and-myanmar-past-present-and-future.html diakses pada Senin, 21 Mei

2018.

Myanmar Times. ―Myanmar’s Emerging Role in ASEAN‖. [berita on-line]

tersedia di https://www.mmtimes.com/asean-focus/27163 -myanmar-s-

emerging-role-in-asean.html diakses pada Selasa, 22 Mei 2018.

Olympic Air. ―Country Information (Visa Section)‖. [laporan on-line] tersedia di

http://cms.olympicair.com/timatic/webdocsI/countryinfo.html diakses pada

Minggu, 29 April 2018.

Responsible Tourism. ―International Centre for Responsible Tourism‖. [artikel

on-line] tersedia di http://responsibletourismpartnership.org/icrt/ diakses

pada Sabtu, 12 Mei 2018.

Roadmap for Integration Tourism Sector. [berita on-line] tersedia di

http://www.mekongtourism.org/sitet3/uploads/media/road_map_for_integra

tion_of_tourism_sector.pdf diakses pada Kamis, 15 Maret 2018.

Thett, Ko Ko. 2012. ―Responsible Tourism in Myanmar: Current Situation and

Challenges 2012‖. [laporan on-line] tersedia di

http://www.burmalibrary.org/docs14/Responsible-Tourism-in-

MyanmarCurrent-Situation-and-Challenges-red.pdf diakses pada Selasa, 13

Maret 2018.

The ASEAN Secretariat Jakarta. ―ASEAN Tourism Marketing Strategy (ATMS)

2017-2020”. [katalog on-line] tersedia di

http://asean.org/storage/2012/05/ASEAN_Tourism_Marketing_Strategy_20

17-2020.pdf diakses pada Rabu, 14 Maret 2018.

The ASEAN Secretariat. ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015‖. [katalog

on-line] tersedia

http://www.asean.org/uploads/archive/publications/ATSP20112015.pdf diakses pada Minggu, 29 April 2018.

Page 127: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

xxi

The ASEAN Secretariat. ―ASEAN Tourism Strategic Plan 2016-2025‖. [laporan

on-line] tersedia di http://www.asean.org/storage/2012/05/ATSP-2016-

2025.pdf diakses pada Jumat, 04 Mei 2018.

Trading Economics. ―Myanmar Tourist Arrivals‖. [laporan on-line] tersedia di

https://tradingeconomics.com/myanmar/tourist-arrivals diakses pada Sabtu,

12 Mei 2018.

The Newyork Times. “Victory by Aung San Suu Kyi’s Party Catches One Group

Off Guard: The Government‖. [berita on-line] tersedia di

https://www.nytimes.com/2015/11/14/world/asia/aung-san-suu- kyi-

myanmar-election.html diakses pada Selasa, 13 Maret 2018.

Tourism Malaysia. “Sarawak all Set to Welcome Over 1,600 Delegates to ASEAN

Tourism Forum 16-23 January 2014‖. [berita on-line] tersedia di

https://www.tourism.gov.my/media/view/sarawak-all-set- to-welcome-

over-1-600-delegates-to-asean-tourism-forum-16-23-january- 2014

diakses pada Sabtu, 28 April 2018.

Tourism Malaysia. ―Prime Minister of Malaysia Officially Opens The 33rd

ASEAN Tourism Forum (ATF) 2014: ASEAN - advancing Tourism

Together‖. [berita on-line] tersedia di

https://www.tourism.gov.my/media/view/prime-minister-of-malaysia-

officially-opens-the-33rd-asean-tourism-forum-atf-2014-asean-advancing-

tourism-together diakses pada Sabtu, 28 April 2018.

Tourism of Cambodia. ―ASEAN Tourism Forum Will Provide an Excellent

Platform for Myanmar‖. [berita on-line] tersedia di

http://www.tourismcambodia.com/news/worldnews/24411/asean-tourism-

forum-will-provide-an-excellent-platform-for-myanmar.htm diakses pada

Senin, 30 April 2018.

The Cristian Science Monitor. ―Burma just opened up after 50 years. But where

are all the tourists?‖. [berita on-line] tersedia di

https://www.csmonitor.com/World/Asia-Pacific/2012/1020/Burma-just-

opened-up-after-50-years.-But-where-are-all-the-tourists diakses pada Rabu,

9 Mei 2018.

United Nations Office on Drugs and Crime. “Myanmar Country Profile‖. [artikel

on-line]; tersedia di

https://www.unodc.org/pdf/myanmar/myanmar_country_profile_2005.pdf

diakses pada Rabu, 14 Maret 2018.

United Nations Development Programme. 2016. ―Human Development Report

2016, Human Development for Everyone, Briefing note for countries on

the 2016 Human Development Report‖. [laporan on-line] tersedia di

Page 128: PERAN ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) TERHADAP

xxii

http://hdr.undp.org/sites/all/themes/hdr_theme/country-notes/MMR.pdf

diakses pada Selasa, 13 Maret 2018.

UNESCO. ―World Heritage List Region Order (Asia and the Pacific)‖. [list on-

line] tersedia di https://whc.unesco.org/en/list/&order=region diakses pada

Senin, 30 April 2018.

World Travel and Tourism Council: The Authority on World Travel and

Tourism.―Travel and Tourism: Economic Impact 2015 Myanmar”. [artikel

on-line]; tersedia di https://sp.wttc.org/-/media/files/reports/economic-

impact-research/countries-2015/myanmar2015.pdf diakses pada Rabu, 14

Maret 2018.

World Economic Forum. ―Index Results—The Travel & Tourism Competitiveness

Index Ranking 2015‖. [laporan on-line] tersedia di

http://reports.weforum.org/travel-and-tourism-competitiveness-report-

2015/index-results-the-travel-tourism-competitiveness-index-ranking-2015/ diakses pada Selasa, 13 Maret 2018.

World Travel and Tourism Council. ―The Authority on World Travel and

Tourism, Travel and Tourism: Economic Impact 2017 Myanmar‖.

[laporan on-line] tersedia di https://www.wttc.org/-

/media/files/reports/economic-impact-

research/countries2017/myanmar2017.pdf diakses pada Jumat, 4 Mei

2018.