strategic to grow

89
KEWIRAUSAHAAN TKP 270214 K04-STRATEGIC TO GROW DOSEN PENGASUH : Ir. Mukiat, MS Ir. Makmur Asyik, MS FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN 2014

Upload: muhammad-ari

Post on 14-Nov-2015

276 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

materi matakuliah kewirausahaan

TRANSCRIPT

KEWIRAUSAHAANTKP 270214

K04-STRATEGIC TO GROWDOSEN PENGASUH :Ir. Mukiat, MSIr. Makmur Asyik, MS

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN2014POKOK BAHASAN STRATEGY TO GROWSecara garis besar tema pembahasan pada bab ini adalah tentang strategi bertumbuh agar tak sekedar jalan di tempat. Pemilihan strategi yang sesuai diharapkan dapat member hasil yang lebih optimal. Keinginan untuk berkembang tidak lepas dari nilai yang dianut oleh entrepreneur. Pilihan apakah mau tumbuh dengan cepat atau lambat, serta seberapa besar, mempengaruhi strategi yang dipilih. Terlalu ambisius sehingga melangkah tergesa-gesa bisa membawa dampak bagi usaha. Pada bab ini akan dibahas tentang bagaimana menyelaraskan antara keinginan untuk bertumbuh pentingnya menentukan strategi.SUB POKOK BAHASAN 1. Panduan menjadi Entrepreneur2. Tantangan dalam menumbuhkan usaha,3. Identifikasi peluang dari pelanggan untuk bertumbuh,4. Pelangan adalah sumber Informasi, Inspirasi dan Inovasi,5. Strategi bertumbuh berdasarkan daur hidup usaha,6. Profesi dalam kehidupan,7. Kerangka dasar Entrepreneur,8. Personality Development.TUJUAN PEMBELAJARAN Mengenalkan kreativitas sebagai modal penting seorang wirausahawan, Menjelaskan hambatan berpikir kreatif yang dapat menghambat progress sebuah usaha, Mengenalkan cara mengukur potensi kreatif, Mengenalkan cara meningkatkan kreativitas dan membebaskan diri dari belenggu, Memperoleh pemahaman tentang bagaimana strategi yang dilakukan dari seorang entrepreneur mempengaruhi tingkat kesuksesannya dalam bertumbuh.BACAAN TAMBAHAN Green, K. (2009). Entrepreneurial Small Business. New York: McGraw-Hill. Mattews, K. C. (2001). Leading At The Speed Of Growth. New York: Hungry Minds. Orsino, P. S. (1996). Strategi Ekspansi Bisnis. Jakarta: Gramedia.I. PANDUAN MENJADI ENTREPRENEURDalam Kehidupan ini berprofesi sebagai Karyawan tidak lebih baik ataupun buruk dibandingkan sebagai Entrepreneur, keduanya sama saja, hal ini tergantung pada Niat, Sikap & Visi masing-masing individu, baik atau buruk akan jelas terlihat dari Proses dan hasil akhirnya.Sabda Nabi, Sesungguhnya dari sepuluh bagian Rezeki, sembilan bagian terletak dalam dunia Entrepreneur (bisnis), Maknanya, kita hendaknya memilih profesi Entrepreneur sebagai cara untuk memperoleh penghasilan, karena bisnis merupakan penghasilan yang besar dan barokah.MANFAAT KEWIRAUSAHAN Menambah daya tampung tenaga kerja, Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan, Memberi contoh bagaimana bekerja keras, tekun dan memeiliki pribadi unggul yang patu diteladai, Mendidik karyawan jadi orang mandiri, disiplin tekun, jujur dalam menghadapi pekerjaan, Mendidik masyarakat hidup efisien dan sederhana.KEUNTUNGAN Terbuka lebar kesempatan untuk menjadi bos dalam perusahaan, Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal, Terbuka peluang untuk memperlihatkan potensi wirausaha secara penuh, Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dalam usaha, Terbuka peluang untuk mencapai tujuan usaha yang dikehendaki.KELEMAHAN Tanggung jawab sangat besar dan berat di dalam menghadapi permasalahan bisnis, Bekerja keras dan waktunya sangat panjang, Memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memiliki resiko yang sangat besar.RUANG LINGKUP Lapangan Agraris Lapangan Peternakan Lapangan Perkebunan Lapangan Pemberi jasa Pendidikan, Kesehatan & Perdagangan. Lapangan Pertambangan dan energi Lapangan Industri dan Kerajinan.Kalau anda ingin berhasil & sukses dalam dunia entrepreneurship, maka anda harus antusias & bergairah, tidak akan bisa iseng-iseng untuk menjadi entrepreneur, motivasi iseng-iseng tidak cukup kuat untuk menghadapi tantangannya.Bagaimana cara anda memandang diri anda sendiri menentukan level kehidupan yang anda alami.PRINSIP ENTREPRENEUR1. Pahami setiap Tindakan yang akan dilakukan, harus, Ikhlas, Terencana, Terkonsep, Dengan langkah & strategi yang jitu jangan sekedar iseng-iseng atau coba-coba.

2. Peluang sukses selalu ada, jika, Kerja Cerdas, Lurus dan benar, Cermat, Serta hemat.ENTREPRENEUR BERBASIS ILMU1. Penguasaan terhadap Konsep Manajemen adalah kunci sukses menjalankan bisnis atas dasar Wawasan dan Cara Pandang ke depan yang akhirnya menjadi pilihan. Mengetahui teknik pemasaran, Menanamkan motivasi sehingga bergerak secara dinamis dan kompak, Mengatur pos pengeluaran, tidak besar pasak dari pada tiang.

2. Mereka yang sukses dalam melakukan usaha adalah mereka yang mempunya, Visi dan misi, Ketrampilan, Keberanian, Keyakinan, Integritas, Komitmen moral yang tinggi, Kedermawanan dan Tidak sekali-kali mencoba berbuat dusta atau bohong.

3. 90 presen orang kaya itu karena bisnis bukan menjadi pegawai atau karyawan perusahan.

4. Kemiskinan dan kefakiran merupakan ancaman dan tantangan.

5. Yakinkan bahwa bisnis merupakan perintah Tuhan dalam mencari nafkah sehingga dekatkanlah sikap dan tatacara bisnis anda dengan nilai spiritual.

6. Dapat dipercaya.

7. Kemampuan menghadapi berbagai karakter manusia.

8. Kemampuan dalam administrasi,

9. Dapat melihat resiko dalam penjualan,

10. Mengembangkan kreatifitas dan inovasi,

11. Mampu mengatur keuangan.Jika anda memang harus berpikir, mengapa tidak berpikir besar. (Donald Tramp).Orang yang diajar hanya oleh dirinya sendiri artinya memiliki orang bodoh sebagai Gurunya (Ben Jonson)Sebagai panduan untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses, maka anda harus mempunyai Jiwa Entrepreneurship dan Business Plan, untuk mengukur sejauh mana anda akan berhasil, sebab bisnis yang direncanakan dengan buruk bisa gagal, entah bisnis itu diawali dengan kesuksesan ataupun tidak, oleh sebab itu untuk mengetahui kesuksesan anda cobalah jawab Tujuh Pertanyaan (DR. Ir. Ciputra) berikut ini,1. Pertanyaan 1, Apakah Anda sangat bersemangat (Passionate) dalam perjalanan menjadi seorang Entrepreneur?Bila Anda ingin sukses, tidak ada jalan lain selain memiliki keinginan yang amat besar, semangat baja dan kepercayaan diri yang tidak mudah surut. Menjadi entrepreneur bukan sebuah tren sesaat, bukan pula sebuah kegiatan mengisi waktu atau iseng belaka. Anda harus berkorban dengan sukarela dan berani untuk melakukan hal-hal yang kurang lazim, melebihi apa yang orang lain telah lakukan, mencoba dunia baru, tidak mudah putus asa meski ditolak sana sini atau diabaikan atau dicibir, mau untuk belajar dari kegagalan sebelumnya, dan sebagainya.2. Pertanyaan 2, Apakah Anda melihat sebuah Kesempatan besar melayani pasar secara kreatif?Seringkali kita melihat banyak orang gagal dalam berbisnis karena tidak melihat peluang secara kreatif. Mereka hanya menyalin, meniru yang sudah ada, mencontek keberhasilan pebisnis lain tanpa menambahkan unsur kreatif yang baru dalam produk atau jasa yang ia tawarkan. Ada beberapa banyak peluang sesungguhnya? Banyak sekali ...!!! Tidak terhitung dan tidak terbatas ...!!! Masalahnya kita harus melihatnya dengan pola pikir kreatif. Berapa banyak peluang yang Anda bisa lihat tergantung pada sejernih apa pola pikir kreatif yang kita pakai.3. Pertanyaan 3, Apakah Anda memiliki sebuah Produk Inovatif yang ketika Anda tawarkan maka prospek (calon pelanggan) Anda tidak mampu mengatakan tidak?Sebuah produk inovatif memberikan nilai tambah yang paling maksimal hingga konsumen tidak mampu menolaknya. Karenanya verifikasi asumsi-asumsi Anda, lakukan uji pasar dan perbarui ide terus menerus hingga yakin bahwa pelanggan tidak sanggup mengatakan tidak kepada kita saat menawarkan produk.4. Pertanyaan 4: Apakah Anda memiliki Kapabilitas untuk memenangkan persaingan secara efektif?Pasar yang kita hadapi adalah pasar bebas yang membuka pintu lebar-lebar terhadap siapa saja. Jangan pernah memasuki sebuah pasar bebas tanpa melakukan kalkulasi yang matang sebelumnya. Perhitungkan pula apa yang sedang dan akan dilakukan oleh para kompetitor. Pastikan bahwa pelanggan akan memilih Anda. Nasihat ini perlu dipikirkan baik-baik: "Be better not behind, if you are not better, be different!". Jika Anda belum bisa untuk lebih baik dan berbeda maka tugas kita sebagai entrepreneur belum selesai.5. Pertanyaan 5: Apakah Anda tahu Bagaimana menghasilkan produk atau jasa yang ingin Anda pasarkan dengan cara yang paling efisien?Setelah Anda memastikan bahwa pelanggan bisa diraih dan merasa puas atas produk/ jasa maka pihak selanjutnya yang harus dipuaskan ialah pemegang saham dan karyawan perusahaan. Mereka harus Anda layani dengan margin laba yang memadai untuk gaji dan dividen yang layak dan memuaskan. Oleh karena itu lakukan eksplorasi terhadap berbagai kemungkinan produksi yang termurah namun dengan kualitas terbaik.6. Pertanyaan 6: Apakah Anda tahu Bagaimana caranya mendanai keseluruhan usaha baru Anda dengan biaya termurah serta risiko terendah sementara hasil terbaik tetap dapat Anda dapatkan?Ada berbagai cara untuk mendanai sebuah usaha baru dan ada beragam risiko yang bisa menimpa. Anda bisa meminjam uang dari keluarga, teman, tetangga atau bank. Anda bisa mengajak teman menjadi pemegang saham atau mengundang pemodal ventura (venture capitalists) untuk ikut memulai usaha. Tiap pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hasil akhir dan risikonya juga berbeda. Oleh karena itu jangan hanya membuat sebuah model bisnis, kembangkan juga berbagai alternatif dan pilih yang terbaik.7. Pertanyaan 7: Apakah Anda Siap menghadapi tuntutan kerja keras, risiko gagal dan kerugian?Tidak ada gading yang tak retak, tidak pernah ada rencana yang sempurna. perubahan bisa terjadi kapan saja. Karenanya penyesuaian-penyesuaian harus terus dilakukan. Walaupun demikian risiko gagal atau rugi atau risiko malu karena gagal akan terus ada. lakukan kalkulasi sebelumnya dan pastikan Anda berani menghadapinya.II. TANTANGAN DALAM MENUMBUHKAN USAHABagi seorang wirausaha, kreativitas adalah modal yang sangat penting. Sebagai wirausaha, sudah pasti Anda akan menghadapi medan persaingan yang ketat. Itu sebabnya Anda harus benar-benar kreatif dan tidak mudah mati akal. Tanpa krativitas, Anda terpaku oleh constraint. Dengan kreativitas, Anda mampu keluar, melihat, dan menangkap peluang. Tanpa kekuatan membongkar belenggu-belenggu itu, Anda tak akan bisa survive, tidak bisa beradaptasi mengarungi dunia yang selalu berubah.

Dalam situasi itu, Anda dituntut cerdik menghadapi berbagai tekanan dan serangan. Kreativitas menjadi sangat penting karena,1. Wirausaha yang kreatif dapat meluncurkan Produk Baru yang belum pernah dibuat di pasar. Anda bisa memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dengan memperkenalkan produk atau jasa baru yang terus-menerus diperbarui. Anda tidak harus menjadi penemu (inventor), tetapi sebagai wirausaha, anda menjembati penemu itu dengan pasar. Anda memberi arahan pada para penemu dan anda mengemasnya sebagai produk komersial yang harganya terjangkau dan menjadikannya bisa digemari konsumen.

2. Dengan menjadi manusia yang kreatif, anda bukanlah peniru, melainkan Pemimpin. Pemimpin pasar adalah orang yang disegani dan selalu menjadi benchmark. Brand anda akan menjadi sangat kuat dan menjadi legend. Anda bisa saja ditiru orang lain, tetapi peniru tidak bisa membuat sesuatu yang lebih bagus dari sang pelopor.

3. First mover advantage. Dengan menjadi manusia kreatif, anda akan memiliki keunggulan sebagai the first mover. Mereka yang merintis akan menjadi market leader dan selalu siap dengan gagasan-gagasan baru.

4. Persaingan akan membuat jalan yang dilewati seorang wirausaha menjadi semakin sempit dan banyak jalan yang semula terbuka lebar, kelak akan ditutup oleh pesaing-pesaing baru. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas. Kreativitas juga berarti mencari cara atau jalan keluar baru, membuka terobosan-terobosan, dan menciptakan perbedaan-perbedaan yang menonjol dan disukai pasar.

5. Risiko adalah bagian dari kehidupan seorang wirausaha sehari-hari. Risiko itu berujung pada aspek finansial yang dapat mematikan usaha, yang tidak bisa diatasi, bahkan dapat merusak reputasi dan kepercayaan terhadap diri anda. Hanya manusia kreatif yang dapat lolos dari bencana dan kerugian. Kreativitas membuat anda mampu menembus pintu-pintu baja kesulitan.

6. Kreativitas menghubungkan titik-titik yang terpisah dan terisolasi. Orang yang kreatif mampu menyatukan mozaik yang menjadi sebuah kode rahasia yang mengandung arti untuk membuka pintu rahasia kesulitan.

Kreativitas itu selalu beranjak dari sebuah ide yang muncul dari pengamatan terhadap keadaan sehari-hari di sekeliling kita. Misalnya saja, pada awal 1980-an, ada seorang mantan pegawai PT Pertamina yang melihat banyak orang asing yang tidak berani minum dari air keran di hotel-hotel di Indonesia. Padahal di luar negeri, air keran bisa langsung diminum. Mereka merasa air kita tidak higienis dan mengandung banyak bakteri yang mematikan.

Setelah pensiun dari PT Pertamina, orang ini, yaitu Tirto Oetomo, segera membangun usaha air yang layak diminum dalam kemasan. Sasaran awalnya adalah orang-orang asing yang berkunjung ke Indonesia. Kelak, air mineral dalam kemasan buatannya dikenal sebagai air minum dalam kemasan terbesar di Indonesia, yaitu Aqua. Dengan kreativitasnya, Aqua berhasil mengganti ceret-ceret yang biasa dipakai di rumah-rumah, dan konsumen dapat langsung mengonsumsi tanpa harus memasaknya terlebih dahulu. Aqua sekarang telah tumbuh menjadi perusahaan besar dan ratusan merek sejenis beredar di pasar. Semua itu dimulai dari manusia kreatif yang melihat celah di pasar dan mau mengomersialisasikannya dan menanam risiko.

ORANG DEWASA YANG TIDAK KREATIF

Disadari atau tidak, sejak lahir, manusia sudah dibekali modal yang jauh lebih penting dari sekedar uang, yaitu OTAK. Dengan modal tersebut, kita dapat berpikir, bertindak, dan menyelesaikan masalah jauh lebih baik dari mesin atau makhluk hidup lainnya. Dengan otak yang sehat, kita dapat berpikir kreatif sehingga timbul gagasan-gagasan dan terobosan-terobosan usaha yang inovatif.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa pada masa kanak-kanak kita jauh lebih kreatif dibandingkan saat dewasa. Saat kita berusia 5 tahun, kebanyakan dari kita mempunyai tingkat kreativitas sebesar 96,5%. Pasa saat itu, kita bertanya lebih banyak lima kali daripada orang dewasa. Pada usia 17 tahun, manusia mengalami penurunan tingkat kreativitas sehingga potensinya tinggal sekitar 86%. Dan pada saat berumur 30 tahun, secara rata-rata tingkat kreativitas kita tinggal 40%.

Penurunan tingkat kreativitas sejalan dengan makin lanjutnya usia seseorang disebabkan oleh hubungan antara intensitas eksperimen dengan keinginan mencari aman. Semakin tua, langkah-langkah dan keinginan bereksperimen seseorang menjadi semakin rendah. Ini berarti, semakin tua, manusia semakin cenderung menghindari risiko dan ingin menjalani hal-hal yang aman saja (status quo).

PEMBUKA PINTU KESULITAN

Dalam bukunya yang berjudul Toward a Theory of Instruction, Bruner mendefinisikan kreativitas sebagai kejutan yang efektif. Bila diduga hasil dari proses kreativitas adalah sesuatu (bisa produk atau gagasan) yang mengejutkan. Misalnya karena baru, belum pernah ada, belum pernah terpikirkan, unik, dan sebagainya. Karena terkejut itulah, pasar bisa sangat menaruh perhatian, berpikir atau menolak (karena belum terbiasa).

Newel, Shaw dan Simon dalam penelitian ilmiah yang berjudul The Process of Creative Thinking membagi suatu kreativitas ke dalam tiga unsur, yaitu, Melihat dengan Sudut Pandang (perspektif) yang baru, Menemukan Hubungan Baru, atau Membentuk Kombinasi baru dari objek, konsep atau fenomena.

Ide yang ideal dan bermanfaat adalah pikiran yang terarah pada Invensi (pengembangan gagasan), Inovasi (mengubah gagasan menjadi produk), dan Paten (proteksi produk). Dengan paten, seorang wirausaha dapat mencegah masuknya pendatang-pendatang baru secara illegal dalam kurun waktu tertentu.

Pada tahapan penumbuhan ide, otak kanan kitalah yang paling berperan. Ingatkah bahwa kadang-kadang kita mendapatkan ide pada saat sedang melamun atau saat sedang melakukan ritual privasi tertentu. Secara teoritis, timbulnya ide pada saat bersantai dikarenakan Anda telah melepas pengendalian otak kiri Anda dan mengalihkannya pada otak kanan sebagaimana kasus penemuan berat jenis oleh Archimedes saat dia berendam di bak mandinya seorang diri.

Pemunculan ide sebagai jiwa dari kreativitas membutuhkan suatu fokus pemikiran konsentrasi. Dengan fokus dan konsentrasi, Anda dengan cepat memilah dan memilih mana informasi dan aktivitas yang mendukung ide Anda dan mana yang tidak. Misalnya, Anda sedang merintis bisnis rumah makan ikan bakar, maka hal-hal yang mendukung dan yang tidak mendukung misi Anda dapat digambarkan sebagai berikut,

Pentingnya memfokuskan pikiran pada ide tertentu dapat disimpulkan dari pandangan orang paling kratif, Leonardo da Vinci, filsuf dan pelukis terkenal, Ruang yang kecil mengontrol pikiran kita, sedangkan ruangan yang luas hanya akan membingungan kita. Jelaslah, gagasan yang terlalu luas perlu dikerucutkan, dan usaha yang terlalu luas membuat Anda tidak fokus perlu dikecilkan agar Anda bisa fokus dan berkonsentrasi.

Dengan memfokuskan diri pada hal-hal yang mendukung serta mengabaikan semua yang tidak mendukung, ide yang Anda gagas tersebut akan dapat berkembang dan mampu menghasilkan nilai ekonomis.

BISA DIPERCAYA (DAHLAN ISKAN) Banyak orang ketika baru mulai berusaha itu mau usaha apa ya? Nanti aja deh kalau sudah punya modal. Atau nanti aja deh setelah tamat universitas. Atau nanti saja deh kalau sudah ketemu pintu baru kita masuk. Nah, orang yang berpikir seperti itu tidak akan pernah bisa menjadi entrepreneur. Entrepreneur yang menunggu modal pada dasarnya dia memang tidak mau jadi entrepreneur. Sehingga dia perlu cari kambing hitam. Kambing hitamnya adalah dia tidak punya modal. Atau kambing hitamnya adalah nanti nunggu setelah lulus. Dia lulus pun nanti tidak akan jadi entrepreneur. Dia akan nunggu apa lagi gitu.Ada juga yang mengatakan, Kita belum punya ide mau bisnis apa?. Nah, yang berpikir seperti ini bukan entrepreneur. Kalau Anda memang mau menjadi entrepreneur, lakukan saat itu juga mulai dari yang sangat kecil, yang tanpa modal, mungkin modalnya kesungguhan, artinya meyakinkan orang (bisa dipercaya). Banyak saya ketemu mahasiswa di Universitas yang sejak semester satu sudah mulai menjadi pengusaha kecil-kecilan. Ada yang jual pulsa, ada yang jual jilbab, ada yang jual baju muslim, yang itu sebetulnya tanpa modal sama sekali. Modalnya adalah meyakinkan orang dan itu berarti bersungguh-sungguh bahwa, Pak, saya mau usaha, tapi nggak punya modal, saya pengen menjualkan dagangan Bapak itu, atau dagangan Ibu itu, nanti barang ini saya akan jual dengan sungguh-sungguh. Nah, tentu yang punya, Ini anak ini bisa dipercaya nggak ya kalo bawa barang saya?. Untuk meyakinkan bisa dipercaya, Anda harus pertaruhkan sesuatu. Termasuk misalnya kalau Anda punya handphone, handphonenya kalau perlu ditinggal di situ untuk jualan. Nanti pelan-pelan akan ketemu, o, cara jualan seperti ini, kemudian ditipu orang itu seperti ini, dan setelah itu nanti langsung terbuka pintu.Misalnya begini, saya punya kisah satu teman yang kurang lebih juga mirip yang saya lakukan tapi lebih baik kisah teman saya itu. Dia tidak punya modal sama sekali. Dia jualan permen. Karena kalau jualan permen satu toples gitu untuk bisa dipercaya oleh toko permen, gampang. Kalau toh hilang satu toples. Dia jualan satu toples permen. Keliling dari kampung ke kampung jualan permen ini. Sore dia lapor ke toko, besok bawa lagi, sore lapor lagi. Lama-lama pemilik toko ini percaya. O, anak ini bisa dipercaya. Kemudian boleh bawa dua toples. Terus tiap hari lapor, tiap hari menyetorkan uang. O, anak ini bisa dipercaya. Jualan tiga toples. Nah, terus berkembang begitu. Tapi harus sabar. Mulainya dari satu toples. Jangan belum-belum menginginkan saya mau membawa sepuluh toples. Dia tidak akan dipercaya orang. Nah, ini tanpa modal. Lama-lama setelah dia bisa berjualan belasan toples, dia berpikir, Saya kan bisa bikin sendiri permen. Tiap hari dia jualan permen, jadi tiap hari dia tahu bungkusnya bagaimana, permen yang rusak dia perbaiki, lama-lama, Lho, saya khan bisa bikin permen ini? Kan tinggal beli gula sama adonannya.Nah, kemudian dia bikin permen sendiri. Tapi tetep jualan permennya orang lain. Dia campur di situ, dia jualan permen sendiri, lama-lama permennya laku. Lama-lama dia memperbesar. Ya, bukan pabrik permen, tapi industry dia di rumah lah. Mula-mula satu kilo gula, kemudian dua kilo, tiga kilo, sampai berkuintal-kuintal. Akhirnya dia bikin pabrik permen kecil-kecilan, tetangga-tetangganya jadi karyawannya. Lama-lama dia berpikir, Lho, saya ini kok beli gula berkuintal-kuintal? Mendingan saya kulakan sendiri saja daripada beli di toko harganya lebih mahal. Lama-lama dia ke pabrik gula, boleh nggak beli satu ton ke pabrik gula? Akhirnya dia beli gula sendiri. Lama-lama pabrik permennya juga tambah besar, keperluan gulanya juga tambah banyak, dia akhirnya punya hubungan dengan pabrik gula. Kok ini angkutannya mahal?. Dia beli truk. Beli truk satu, kemudian permennya berkembang, beli truk dua.Setelah punya truk dua, kok ini berangkatnya kosong ya?. Pulang dari pabrik gula penuh dengan gula, tapi berangkatnya kosong. Ini rugi. Kemudian dia hubungan dengan pabrik gula, barang apa yang bisa diangkut ke pabrik gula. Lama-lama truknya berangkat membawa barang-barangnya pabrik gula, pulang dia membawa gula yang dia beli dari pabrik gula. Jadi, dia sudah punya pabrik permen, punya usaha dagang gula, punya usaha truk.Lama-lama dia dipercaya oleh pabrik gula. Suruh ngangkut barang-barang yang lain. Karena memang orang ini bisa dipercaya. Lama-lama dia beli truk, beli truk lagi, beli truk lagi, akhirnya punya 20 truk. Setelah punya 20 truk, dia berpikir, Lho, pabrik gula ini khan tidak sepanjang tahun menggiling. Hanya delapan bulan, yang empat bulan truknya nganggur. Ini kan rugi truk nganggur?. Dia cari pintu lagi apa yang bisa diangkut ketika tidak ada angkutan gula? Kemudian dia lihat ada kopra. Waktu itu dia ngangkut bahan minyak kelapa. Akhirnya pada saat tidak ada order dari pabrik gula, dia ngangkut kelapa. Ngangkut kelapa terus, untuk apa ya kelapa ini? O, dikirim ke pabrik minyak goreng. Lama-lama dia kenal di orang minyak goreng di pabrik minyak goreng itu beberapa hari ke situ lama-lama bikin pabrik minyak goreng. Nah, kemudian besar, besar, besar, besar, tetep sampai hari ini pabrik permennya yang kecil itu tetep dia pertahankan. Meskipun secara bisnis sebenarnya tidak ada artinya disbanding usaha-usaha dia yang baru.Ini yang saya maksud pintu tadi. Mula-mula dia hanya jualan satu toples permen. Tidak punya modal, modalnya hanya kepercayaan dari toko permen. Tetapi terbuka karena sungguh-sungguh. Terbuka dia, O, ternyata bikin permen itu gampang. Dia bikin permen sendiri. Terbuka pintu membikin permen sendiri. Setelah sungguh, sungguh, sungguh, terbuka lagi pintu dagang gula. Terbuka lagi pintu angkutan truk. Terbuka lagi angkutan kelapa. Terbuka lagi pabrik minyak kelapa. Terus, dan dia tetap mempertahankan istri pertamanya tadi, pabrik permen tadi dan tetap di rumahnya, di depan rumah tetep jualan permen meskipun sekarang dia sudah jadi pengusaha besar pemilik toko emas dan perdagangan emas yang sangat besar, tetapi dia tetap menjaga permennya tadi. Itu pertanda bahwa ketika awal dia jualan permen, modal sungguh-sungguhnya itu luar biasa. Yang saya maksud sungguh-sungguh, inilah sungguh-sungguh 24 karat. Bukan sungguh-sungguh 20 karat atau bukan sungguh-sungguh 18 karat atau bukan sungguh-sungguh yang tidak berkarat sama sekali. Terimakasih. Salam Entrepreneur..TANTANGAN DALAM MENUMBUHKAN USAHA (SANDIAGA UNO) Waktu saya memulai suatu usaha, tiga rekan yang sama-sama memiliki background yang sama, keuangan dan investasi berkumpul karena krisis tahun 1997. Kita bisa menangani beberapa kredit, tetapi begitu pasar lain membesar seperti tadi, kita harus memiliki kemampuan karena khawatir tadinya semuanya kalau sebagai entrepreneur itu pengen dikerjain sendiri. Jadi, kita mulailah, buat proposal sendiri, kirim sendiri, jagain sendiri, loby sendiri, dan lain-lain, akhirnya sampai mendapatkan klien. Sampai kliennya cuma lima sampai sepuluh itu mungkin kita bisa menangani sendiri. Tapi begitu klien kita bertumbuh dan pasar itu berkembang, banyak lagi perusahaan yang membutuhkan servis kita, kita harus mampu tadi mengakses kepada partner yang baik. Jadi akhirnya kita mengembangkan usaha. Pertama kita sulit itu untuk menerima partner baru. Kami bertumbuh dari tiga ke sepuluh, sepuluh ke dua puluh, dan berinovasi sekaligus melakukan suatu terobosan-terobosan.Salah satu terobosan terpenting dalam scaling up kita adalah mengubah bisnis model. Dulu kami hanya memberikan advice, tetapi pada suatu peristiwa dimana kami melihat bahwa ternyata memberikan advice itu juga memberikan akses kepada sebuah kegiatan investasi yang menarik.Kami memulai bisnis model baru adalah bukan hanya memberikan advice, tapi kita juga ikut berinvestasi di perusahaan yang kita berikan advice. Dua tiga perusahaan yang kita berikan advice ternyata sukses menjadi pemain di skala nasional. Nah, ini yang mengakibatkan kita melakukan suatu Quantum Leap atau yang Pak Ciputra bilang suatu loncatan secara fenomenal dari memberikan advice, kita menjadi investor dan menjadi partner daripada perusahaan yang berkembang tersebut. Mulai berkembang bukan hanya dari sepuluh ke dua puluh, tetapi dari dua puluh ke seratus, seratus ke lima ratus, lima ratus ke lima ribu. Hari ini grup kami sudah mempekerjakan sekitar 30.000 di berbagai sector industry.Ada tiga tantangan yang harus diperhatikan untuk melakukan scale up, yaitu,1. Access to Human Capital. Hal ini merupakan tantangan scaling up pertama yang selalu menjadi kesulitan bagi para entrepreneur. Human capital atau yang kita sering sebut sebagai SDM. Sumber daya manusia itu menjadi batu sandungan pertama, atau anak tangga pertama yang perlu kita lalui untuk bisa melakukan scaling up. Dalam setiap usaha yang kita lakukan, selalu kita menganalisa angka, kita menganalisa produk, kita menganalisa jasa, tetaapi di belakang angka, di belakang jasa, di belakang produk itu ada orangnya. Ada people. There are people behind number, there are number behind product, there are number behind services. Kita harus menitik beratkan kepada people skills, human capital tersebut. Tanpa kemampuan kita mengakses human capital yang mumpu, yang bisa memberikan kita suatu tambahan dari pada performance kita, susah men-scale up bisnis kita.

2. Access to Market. Akses kita kepada pasar. Bagaimana di pasar ini, ini adalah sebuah Kawah Candradimuka di mana kita hanya punya satu choice yaitu untuk membesarkan usaha kita. Kalau kita jalan di tempat atau kita tidak berkembang, kita pasti akan diimbas oleh pesaing kita. Jadi, kalau kita memiliki akses kepada market atau market memiliki environment yang kondusif kepada dunia usaha, kita akan mampu melakukan scale up itu. Karena market akan mendorong kita. Pasar yang semakin besar itu akan mendorong kita untuk scale up. Misalnya kalu kita sebagai pebisnis kuliner, tiba-tiba rakyat Indonesia yang masuk menjadi kelas menengah itu adalah bukan hanya menjadi 45 juta seperti sekarang ini, tapi consuming class akan growth menjadi 100-115 juta dalam 10-15 tahun ke depan. Ini pasar, inilah yang mendorong kita untuk scale up. Kalau kita berhenti, ya memang ada konsep Small is Beautiful, tapi kalau kita mampu bisa untuk meng-scale up, kita akan mampu menangkap peluang dari pasar itu.

3. Akses to Capital. Tidak akan kita bisa bertumbuh, scale up tanpa ada akses terhadap Capital. Permodalan itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Tapi modal itu akan mengejar kita kalau kita punya SDM yang bagus, punya produk yang bagus, dan punya akses terhadap market. Ini dana-dana, capital-capital baik itu pedapatan capital maupun perbankan akan bukan kita yang mengejar mereka, mereka yang akan mengejar kita kalau kita sudah mumpunyai pada akses pertama terhadap SDM, dan akses kedua terhadap pasar tadi. Scaling up ini adalah key untuk kita maju. Starting up is one thing, tapi scaling up is the completely different more GAME.Selamat bagi scale up untuk para entrepreneur. Dan saya rasa juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari akses untuk SDM tadi adalah Mentorship. Saya yakin mentorship dan tentunya kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan adalah entrepreneurship khususnya sekarang yang berbasis online akan menjadi sarana yang bagus untuk para entrepreneur meng-scaling up bisnis.

III. IDENTIFIKASI PELUANG DARI PELANGGAN UNTUK BERTUMBUHSebagai manusia, Anda adalah ciptaan Tuhan yang unik. Perhatikanlah tidak ada dua orang manusia yang 100% sama, sekalipun mereka kembar. Dalam ilmu ekonomi, segala keunikan mempunyai nilai ekonomis yang dapat dibentuk menjadi sesuatu yang berharga sesuai fitrah keunikan Anda masing-masing, atau menghasilkan kesejahteraan. Dengan kata lain, bila Anda punya bakat seni lukis yang tinggi, maka bentuklah diri Anda menjadi pelukis yang andal, bukan menjadi dokter yang biasa-biasa saja. Bila Anda berbakat menjadi dokter, maka jadilah dokter yang terkenal, dan janganlah menjadi pelukis yang biasa-biasa saja karena bakat Anda di bidang melukis kurang.

Kesalahan terbesar yang dilakukan banyak para sarjana dalam berkarier adalah ketidaktahuan dan keengganan dalam menggali dan memahami keunikan diri sendiri, serta ketidakmampuan dalam mengatasi hambatan berkreasi. Akibatnya, mereka memilih hidup yang biasa-biasa saja dan datar.

Mereka terbelenggu oleh apa yang mereka dapatkan dengan sulit daripada mengenali potensinya sendiri. Banyak orang merasa tidak kreatif dan menyalahkan pekerjaannya tidak sesuai dengan bakatnya. Ada juga yang mengacaukan keadaan yang tidak mendukung untuk melakukan kreativitas. Atau selalu menyalahkan Si Bos yang tidak memberikan ruang gerak bagi dirinya. Apa pun alasannya, manusia yang tidak kreatif selalu melakukan hal yang sama berulang-ulang, cenderung menghindari risiko. Ingatlah, alasan hanya dibuat manusia untuk orang lain, bukan untuk memperbaiki dirinya sendiri.

James L Adams dalam bukunya conceptual Blockbusting (1986) telah mengidentifikasi hambatan kreativitas tersebut dalam bentuk klasifikasi sebagai berikut,

JENIS HAMBATANCONTOH

Hambatan Persepsi Pola pikir stereotip Membatasi masalah secara berlebihan Terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi

Hambatan Emosi Takut mengambil risiko Tidak menyukai ketidakpastian Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan Menganggap remeh suatu masalah Tergesa-gesa menyelesaikan masalah

Hambatan Kultural Kultur menghambat pengakumulasian gagasan

Hambatan Lingkungan Kurangnya dukungan sarana, prasarana kerja

Hambatan Intelektual Terlalu mengandalkan logika Enggan menggunakan intuisi Menggunakan pengalaman atau cara lama yang terbukti efektif hasilnya

1. Hambatan Persepsi,Yaitu, merupakan hambatan yang membuat manusia sulit mempersepsikan masalah atau menangkap informasi yang relevan. Beberapa jenis hambatan kreativitas ini adalah,

a. Pola Pikir StereotipMisalnya, Anda sedang menumpang sebuah pesawat terbang yang terpaksa mendarat darurat di sebuah gurun pasir. Sebagai satu-satunya penumpang yang selamat, Anda harus menggunakan apa saja yang ada untuk mempertahankan hidup sampai tim SAR datang. Di dekat Anda ada sebuah senter. Secara stereotip, senter adalah alat untuk menerangi, menemukan sesuatu dalam gelap, atau memberi sinyal. Sebenarnya, senter juga dapat dimanfaatkan lebih dari yang distereotipkan. Baterai dipakai untuk membuat api, selongsongnya dapat dimanfaatkan untuk menampung air minum, reflektornya dapat dipakai untuk membuat sinyal SOS (pertolongan) di siang hari, dan seterusnya. Stereotip mengabaikan pandangan Anda, membuat Anda tidak kreatif.

b. Terlalu Banyak atau Terlalu Sedikit InformasiTerlalu banyak informasi dapat mendatangkan kesulitan. Hal yang sama juga terjadi bila informasi terlalu sedikit. Informasi yang berlimpah, terlalu rinci, dapat membuat kita kesulitan menangkap gambaran utamanya (big picture). Terlalu banyak informasi juga dapat memperlebar masalah (tidak fokus). Akibatnya, Anda kesulitan memilah-milahnya. Kedua masalah dalam kuantitas informasi ini akan selalu ditemui oleh seorang entrepreneur saat dia mengambil keputusan.

2. Hambatan EmosiHambatan ini dapat mengganggu kemampuan seseorang memecahkan masalah melalui berbagai cara. Beberapa jenis hambatan kreativitas yang tergolong dalam hambatan emosi dan contoh-contohnya adalah sebagai berikut,

a. Takut Mengambil RisikoHambatan ini berakar dari pengalaman kultural di mana anak-anak selalu diberi hadiah jika mampu memecahkan masalah dengan benar, tetapi sebaliknya dihukum bila melakukan kesalahan. Karena tidak diberi peluang melakukan kesalahan, banyak orang takut salah dan akhirnya takut mengambil risiko. Ingatlah di dunia ini ada dua jenis kesalahan, yaitu kesalahan yang bodoh dan kesalahan yang pintar. Columbus pun pernah melakukan kesalahan, saat dia salah mendarat di India yang ternyata dia hanya mendarat di selatan Benua Amerika. Namun, kalau dia tidak pernah tersasar (melakukan kesalahan), manusia tidak akan pernah mengarungi bola dunia.

b. Takut Menghadapi KetidakpastianUntuk menjadi kreatif, seseorang perlu belajar menghadapi ketidakpastian atau kekacauan (chaos). Ini berarti kita harus berani berpindah dari zona nyaman ke zona baru. Ingatlah selalu bahwa seorang entrepreneur ada karena ada orang-orang yang mau mengarungi samudra ketidakpastian.

c. Lebih Suka Menilai Daripada Menghasilkan Gagasan BaruHambatan ini muncul ketika seseorang bersikap negatif. Ada banyak orang yang selalu negatif terhadap apa saja sehingga dia lebih piawai menjadi kritikus daripada pelaku usaha atau inovator. Sikap ini sangat merugikan. Karena bila penilaian dilakukan terlalu dini, maka akan banyak sekali gagasan hebat yang ditolak.

d. Kurang TantanganKadang kala, kita malas memulai usaha karena memandang sepele. Permasalahan yang ada dianggap terlalu remeh untuk dipikirkan secara mendalam. Segala sesuatu yang dipandang sepele membuat kita kurang memiliki tantangan sehingga tidak bergerak.

e. Terburu-buruSikap terburu-buru untuk menyelesaikan masalah dapat menciptakan hambatan. Untuk menjadi kreatif, sering kali kita butuh tahapan inkubasi untuk memikirkan kembali permasalahan secara lebih mendalam dalam suasana yang lebih tenang.

3. Hambatan KulturalHambatan ini dapat menjangkiti seseorang bila dia dihadapkan pada seperangkat pola kultural di lingkungannya. Salah satu jenis hambatan kultural yang paling umum adalah takut untuk tampil berbeda dari yang lain, atau takut mengambil tindakan / mengemukakan gagasan yang kemungkinan bakal dianggap kontroversial.

PERHATIKAN PENGALAMAN BERIKUT INI, Dalam sebuah Lokakarya Mengenai Kreativitas, setiap peserta diberi satu buah Melon Utuh. Pada putaran pertama setiap peserta diminta mengajukan gagasan sebanyak-banyaknya tentang apa yang akan dilakukannya secara bebas pada buah melon tersebut. Pada putaran kedua, setiap peserta diminta mengajukan gagasan yang sama bila dirinya adalah Seekor Burung. Suasana lokakarya menjadi meriah penuh dengan gelak tawa. Pada putaran ketiga, peserta diminta mengajukan gagasan yang sama bila dirinya adalah Bakteri. Benar-benar tugas yang sulit. Peserta berpikir keras, tetapi suasana tetap meriah. Pada putaran keempat, diberikan tugas yang sama, tetapi kini peserta diminta untuk membayangkan bahwa dirinya adalah Seekor Anjing. Suasana menjadi tidak meriah lagi. Kebanyakan peserta menyatakan mereka tidak punya gagasan, bahkan ada yang menyatakan keberatan untuk membayangkan dirinya seekor anjing. Kejadian di atas menunjukkan betapa kuatnya pengaruh kultural pada masyarakat dari mana peserta berasal. Anjing di Indonesia dianggap sebagai binatang yang tak layak sehingga membayangkan dirinya seekor anjing merupakan tindakan yang amat sulit.

4. Hambatan LingkunganMerupakan hambatan kultural yang lebih luas. Iklim organisasi atau budaya perusahaan dapat menjadi penghambat atau perangsang kreativitas organisasi/perusahaan di mana dapat mengupayakan lingkungan yang kondusif terhadap kreativitas. Elemen organisasi dari nilai-nilai yang dianut manajer, bawahan, anggota kelompok, pelanggan, dan pesaing juga dapat menghambat atau merangsang kreativitas.

Beberapa elemen penghambat misalnya,a. Tidak ada kerja sama dan rasa saling percaya antara tim kerja.b. Atasan bersikap otoriter, tidak menghargai pendapat orang lain.c. Gangguan rutin, misalnya telepon, tamu yang tak putus-putus, dan ruang kerja yang riuh rendah.d. Kurangnya dukungan untuk mematangkan gagasan.e. Budaya kebersamaan (solidaritas) atau anti persaingan.

5. Hambatan IntelektualBiasanya disebabkan oleh sikap mental yang tidak efisien atau keengganan untuk menggunakan pendekatan baru, misalnya,a. Kecenderungan yang sangat kuat untuk mempertahankan tradisi, menggunakan metode atau cara yang dulu pernah terbukti efektif,b. Terlalu mengandalkan logika,c. Enggan menggunakan intuisi,d. Terlalu mengandalkan statistic dan pengalaman masa lalu sehingga gagasan-gagasan baru terlalu cepat diuji secara mental.

Fogler & LeBlanc (2000) menambahkan satu faktor hambatan lagi berupa hambatan Ekspresif, yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengkomunikasikan gagasan, baik secara lisan maupun tertulis. Sebenarnya, mutu gagasan tidak harus selalu dikemukakan secara lisan. Bila kita kurang lancar berbicara, kekurangan tersebut bisa diatasi dengan membuat gambar, ilustrasi, bagan, atau memanfaatkan bahasa tubuh untuk lebih ekspresif. Kita tidak perlu ragu menghabiskan waktu untuk menyampaikan gagasan.

Carol Kinsey Goman, Ph.D. dalam bukunya yang berjudul Creativity in Business (2001) mengidentifikasi hambatan kreativitas beserta pendorong untuk keluar dari hambatan tersebut adalah sebagai berikut,

PENGHAMBAT KREATIVITASLAKUKAN PERUBAHAN DENGAN

PENDORONG KREATIVITAS

Sikap negatifSikap positif

Taat pada AturanMelanggar Aturan

Membuat AsumsiMemeriksa Asumsi

Stress yang BerlebihanMampu Menyalurkan Stress

Takut GagalTeknik Mengambil Risiko

Berkeyakinan Bahwa Diri Sendiri Tidak KreatifYakinlah Bahwa Anda Kreatif

Terlalu Mengandalkan LogikaMenggunakan Imajinasi dan Intuisi

Bila Anda mampu mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan menggantinya dengan pendorong-pendorong kreativitas, maka potensi kreativitas Anda menuju sukses dapat ditingkatkan.

WHERE IS THE BETTER FUTUREStrategi apa yang dapat diterapkan saat membesarkan usaha?Kita ini terlalu melihat bahwa bisnis itu hanya persoalan mencari untung. Ada motivasi yang terkait erat dengan satu konsep itu yang disebut dengan profit. Tadi saya katakan di awal, profit adalah penting karena itu adalah suntikan nutrisi supaya bisa tumbuh, tetapi kalau nutrisi itu berlebih-lebihan juga tidak baik. Segala sesuatu itu ada dosisnya, artinya profit itu penting, tapi perlu disadari bahwa profit bukan satu-satunya tujuan dalam perusahaan. Makanya saya katakan hidup itu kalau saya gunakan falsafahnya orang Jawa, URIP IKU URUP, artinya hidup itu harus berfaedah bagi orang lain. Begitu anda sudah mempunyai calling yang seperti itu bahwa hidup itu berfaedah bagi orang lain, anda sudah tidak lagi melihat hanya pada soal profit. Makanya kalau di dunia barat itu ada apa ya 3P itu, Profit, Planet, People itu sebetulnya di tempat kita itu ada filosofi yang lebih dalam urip iku urup itu dalam sekali kalau kita menguraikan itu dua jam itu belum tentu selesai.Kita itu kadang-kadang lebih senang barat gitu gitu ya. Padahal Eastern Wisdom itu saya harus katakan jauh lebih mulia. Kenapa? Bisnis itu kalau dikatakan itu 3P atau urip itu urup, itu menunjukkan bisnis itu tidak hanya sekedar dari profit, bisnis itu tidak hanya untuk kepentingan kita sendiri yang dikatakan share holder. Bisnis itu keberadaannya diperlukan oleh banyak pemangku kepentingan dan ini semuanya saling merajut tidak terpisah-pisahkan. Kalau kita melihat kehidupan sesungguhnya adalah sebuah jaringan atau network, maka kita kemudian melihat bisnis itu tidak dengan cara yang dangkal. Kalau kita melihat bisnis itu hanya persoalan profit atau hanya kepentingan stake holder tertentu lebih komplitnya share holder, atau kemudian bisnis itu diadakan adalah untuk kepentingan manusia semata-mata, maka di situlah kemudian bisa terjadinya ketidakharmonisan dengan lingkungan kita terutamanya alam. Tapi kalau kita melihat bisnis itu sesuatu yang harus dikelola untuk membangun sebuah network, sebuah web, maka akan lain bahwa kita membutuhkan alam. Alam juga membutuhkan campur tangan manusia. Nah kita membutuhkan dukungan dari share holder, tapi share holder juga memerlukan karyawan. Kita diperlukan suplier, tapi sebaliknya kita juga butuh suplier.Kalau konsumer? Sama. Kita butuh konsumer, konsumer butuh kita nggak kita nggak? Oh butuh, kalau nggak ada barang mau mengkonsumsi apa? Jadi hidup nggak seperti itu, itulah sebetulnya pandangan hidup bahwa bisnis itu harus dilihat sebagai sebuah pendekatan network sentric. Sebuah network jaringan. Inilah sebetulnya apa yang saya katakan western wisdom itu. Ini adalah sudut pandang dari dunia timur yang melihat kehidupan itu tidak secara individualistik. Kalau kita antroposentric, kita human sentric, maka dari situlah munculnya individualisme. Dan begitu terjadinya individualisme ya sudah alam rusak tidak ada urusan. Saya untung sendiri, supplier saya rugi nggak masalah. Dia nggak mau supply, saya cari supplier yang lain. Bisa seperti itu. Pertanyaannya, berapa lama? Kalau nggak bisa lama dan pasti tidak bisa lama, itu kan akan mengganggu bisnis kita. Lalu apakah memang bisnis itu memang hanya dibangun dengan cara hit and run. Untung, habis itu besok tutup, nggak masalah. Bisa seperti itu tapi anda bukan seorang entrepreneur, kalau anda seorang entrepreneur horizonnya pasti jangka panjang.Jadi di sini makanya seorang pengusaha seorang entrepreneur utamanya itu harus membangun bisnis itu dengan menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang dia yakini kebenarannya. Nilai-nilai itu saya sarankan galilah dari dunia timur. Timur itu lebih khususnya lagi mau cari di Indonesia itu banyak, karena nenek moyang kita itu mewariskan terlalu banyak wisdom. Jangan terlalu hanya terpana dan terpesona dengan nilai-nilai yang dibawa dari belahan yang lainnya. Barat, dia memberikan kontribusi yang baik sekali kepada sains, tapi dari aspek nilai-nilai manusia, dunia timur tidak kalah baiknya. Nah, seperti itu.Permasalahan yang paling sulit dalam membesarkan usaha itu apa?Setiap industri itu mempunyai tantangan sendiri-sendiri. Setiap industri saya selalu mengatakan di sana saya menggunakan kata-kata tantangan. Challenges, dari pada Difficulties. Karena kalau difficulties itu ada kecenderungan akan berfikirnya itu pesimis. Tapi kalau challenges itu kita akan bergairah. Namanya tantangan kita hadapi. Setiap industri pasti ada tantangannya masing-masing. Ada tantangannya di raw material, ada tantangannya di produksi. Di produksi ada lagi tantangannya kalau dipecah lagi di teknologi, bisa di manusianya, bisa di sistemnya bermacam-macam. Bisa juga di pasar. Pasar bisa di pedagang, bisa juga di konsumen. Tetapi memang ini perlu diidentifikasikan challenges itu ada di mana.Setiap industri itu perlu ditanyakan where are the better future. Padang Gurum sentra itu ada dimana, kalau saya sekarang di Garuda Food kalau ditanya dimana padang Gurum setra Garuda Food di industri makanan dan minuman termasuk FMCG yang lainnya? Itu ada di pasar. Pasar itu tentunya nomor satu konsumen, dan juga pedagang. Tetapi bukan berarti tidak ada tantangan di raw material. Ada, tetapi begitu industri yang lain misalnya katakanlah saya sekarang membantu anak saya memulai usaha baru di bidang kelapa sawit, resources ini sekarang saya terjemahkan dari mulai kelapa sawit. Kelapa sawit itu kalau ditanya dimana padang pertempurannya, where is the battlefield nya. Padang kuru setranya dimana? Bukan di pasar. Kalau menurut saya lebih di land acquisition. Anda punya tanah nggak? Kalau nggak punya tanah, nggak bisa menanam. Jadi tantangannya masing-masing industrinya.Saya punya industri katakanlah, misalnya di stainless steel misalnya, itu padang kuru setranya lain lagi. Raw material, itu tantangan dia. Market, battlefieldnya. Proses produksinya, battle fieldnya. Nah, lalu kemudian itu yang saya ajarkan kepada anak saya pada waktu mau masuk usaha baru sebagai seorang calon pengusaha anda kan pertama kali yang bertanya itu yang ditanyakan adalah What industry are you going to be create? Mau masuk industri mana, ini yang kemudian perlu diidentifikasikan. Tantangan-tantangan mana yang paling banyak dan mana industri yang tantangannya relatif paling sedikit atau barangkali relatif lebih mudah diatasi? Nah kalau di industri barang konsumsi itu memang cukup melelahkan. Tantangannya dari ujung ke ujung, from end to end. Makanya saya dorong anak saya sudahlah jangan masuk di industri itu, biarkan itu papi saja yang sudah melewatinya kamu masuk ke industri yang berikutnya. Nah ini berarti mencari peluang dan mencari peluang itu tidak hanya berdasarkan knowledge versus knowledge, tapi bisa juga dengan menggunakan sistem tadi, menggunakan tools, pendekatan scientific itu bisa. Menemukan industri mana yang menarik itu kan bisa diawali dengan environment scanning dulu.Kita tahu secara makro industri mana yang sedang tumbuh dengan pesat. Industri yang bagus itu kan seharusnya tumbuhnya pesat, kompetisinya belum banyak, profitnya tebal. Kan begitu. Orang kan maunya tiga-tiganya begitu kan, tapi ya tentunya sulit ya mengharapkan ketiga-tiganya begitu. Tapi dengan parameter tadi, kalau kita melakukan scanning kita pilih yang seperti itu. Nanti di antara itu baru kita shortlist yang mana yang anu. Karena bisa saja tumbuh pesat, profitnya tebal, tapi kompetisinya minta ampun. Sudah, jangan masuk. Kalau kita tidak punya capability yang bisa melampaui kita punya kompetitor. Seperti itu kira-kira.Jadi semua itu relatif. Makanya bisnis itu memang supaya bisa sustainable, terus ciptakanlah nilai tambah. Karena pada akhirnya ini pesan saya terakhir, apapun industri dimana anda berada, terlepas dimana industri anda berada anda tidak menjual barang atau jasa, yang anda jual bukan barang atau jasa , yang anda jual adalah nilai tambah. Nilai dan tambah. Ada kata kuncinya. Nilai artinya yang dibeli oleh konsumen itu adalah hasil bagi, dan nilai orang marketing itu adalah total quality dibagi dengan total cost. Total quality itu tidak hanya dalam artian quality of produk, tetapi juga quality of apa namanya mengenai services, quality of brandnya dan sebagainya. Cost juga tidak dalam artian hanya monetery cost, tapi juga cost yang lainnya, time cost, energi cost dan seterusnya inilah value hasil baginya. Semakin value nya semakin tinggi, berarti kita memberikan value yang semakin baik kepada konsumen.Tapi apakah sudah memberikan nilai tambah? Belum tentu, karena kalau misalnya kita ukur nilai yang kita berikan nilainya 3, kompetitor memberikan nilai 3.5 berarti kita belum memberikan nilai tambah, lalu itu yang harus dicari tahu kita kalahnya di bagian mana itu yang harus diperbaiki. Sepanjang anda memberikan nilai tambah anda akan terus didatangi oleh konsumen. Dan nilai tambah itu tadi seperti yang saya katakan differentation yang dipersepsi penting bagi konsumen. Jadi ini yang terus kita pikirkan. Makanya jadi pengusaha seperti yang Einstein bilang never stop questioning. Terus kita harus terus berpikir, dari pada ngerumpi kan lebih baik berpikir. Apalagi berpikir itu untuk menghasilkan sesuatu yang bermakna dan berfaedah bagi orang lain orang banyak. Itu kan hidupnya jauh lebih berbahagia, lebih berguna.

KNOWLEDGE MANAGEMENT SEBAGAI KUNCI SUSTAINABLE ENTERPRISE GARUDAFOOD (SUDHAMEK AWS)Memasuki Era Knowledge-Based Economy, korporasi harus mampu menjadi learning organization yang melahirkan para Knowledge Worker, yang merupakan faktor penting dalam meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Garudafood Group telah menerapkan model knowledge management untuk melahirkan para knowledge worker yang mendukung terwujudnya sustainable enterprise, melalui kreativitas dan inovasi yang dihasilkan.Setelah revolusi teknologi informasi, masalah utama abad ini adalah bagaimana memanfaatkan informasi dan data menjadi knowledge yang melahirkan informasi. Kemampuan knowledge management sangat penting namun belum banyak disentuh dan dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis di Indonesia.Garudafood telah mengembangkan kultur yang membiasakan setiap orang semakin kritis dalam menganalisis fakta dan data sehingga menjadi knowledge yang akan melahirkan kreativitas dan inovasi yang mampu memberikan value added bagi perusahaan. Kultur ini pada akhirnya akan mendukung terwujudnya sustainable enterprise.Dalam struktur business model kami fondasinya ada pada knowledge worker. Kami melihat Knowledge Management (KM) merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sebuah perusahaan yang ingin memenangkan persaingan. Kami terus mengembangkan kemampuan Analytical Ability, membiasakan setiap orang cermat menganalisis data dan informasi, sehingga mendalami bidang pekerjaannya dan mampu memberikan penilaian yang kritis. Dalam setiap rapat, kami terbiasa dengan format ringkas yang berbicara data. Di Garudafood dikenal format seven sheets. Melalui kemampuan analisis yang tajam, masalah yang kompleks harus dapat dipresentasikan dalam format maksimal tujuh slide saja.Pada akhirnya, kemampuan Knowledge Management (KM) ini harus bisa membuat setiap bagian mampu mengembangkan sendiri model of excellence di bagiannya masing-masing. Ini bagian dari functional management system. Kami meyakini, pada hakikatnya esensi bisnis itu sudah bukan lagi persaingan antara barang dan jasa melainkan sudah menjadi Persaingan Kompetensi. Bisnis sudah harus dapat dilihat dengan pengertian ini. Di Garudafood pengertian ini sudah diterima tanpa keraguan, bahkan telah menjadi keyakinan. Kami meyakini bahwa sebuah perusahaan untuk memenangkan persaingan perlu mengembangkan aspek kompetensinya. Karyawan Garudafood terus mengalami proses pengembangan kompetensi, baik dari skill, knowledge, hingga understanding dan attitude-nya. Oleh karena itu, muncul ungkapan bahwa bekerja di Garudafood itu belajar yang dibayar.KULTUR YANG MENINGKATKAN VALUE ADDED PERUSAHAANProses pengembangan kompetensi dimulai dari menggali core compentence dengan menilai generic competency, hingga masing-masing karyawan mendapatkan grade-nya. Tahap selanjutnya, karyawan akan dibekali dengan specific competency yang sesuai spesifikasi pekerjaannya. Ini adalah bagian dari learning model kami. Tidak hanya berhenti sampai di situ, kami bahkan mengembangkan tingkat kompetensi hingga mencapai wisdom dan intuition, supaya mereka semakin peka dan terlatih melakukan penilaian-penilaian yang tepat. Kemampuan ini kami yakini akan mendukung proses kreatif dan inovasi yang pada akhirnya meningkatkan value added bagi perusahaan. Jika proses ini dilakukan terus menerus akan menghasilkan sustainable enterprise.Kami juga menerapkan project management untuk memberikan kesempatan kepada setiap karyawan bisa belajar di tempat lain atau di bidang-bidang lain melalui beberapa proyek tertentu. Mereka akan belajar bidang-bidang lain sesuai proyek yang sedang dikerjakan. Ini semua merupakan bagian dari cara kami menjalankan KM. Dengan cara ini setiap orang di Garudafood disiapkan untuk menjadi generalis, sehingga pada waktu perusahaan berkembang mereka siap mengisi berbagai kemungkinan posisi yang ada. Selain memberikan peluang career path yang lebih luas, cara ini juga akan membiasakan para karyawan bekerja sama dengan kolega-kolega yang lain dan membuat perusahaan tidak bergantung pada satu orang tertentu. Di Garudafood hampir tidak ada seorang pun yang hanya memegang satu jabatan.Pengembangan multi-kompetensi ini manfaatnya sangat strategis. Ketika kami merencanakan bisnis baru, kami dapat langsung memilih beberapa calon project manager yang akan menjalankan rencana tersebut. Dengan cara ini kami juga dapat melakukan internal promotion. Merekrut dari luar sering kali memerlukan proses lagi untuk penyesuaian dengan kultur perusahaan. Organisasi kami relatif bertumbuh cukup cepat sehingga kami sering kekurangan orang. Jika kami tidak siasati dengan cara ini maka kami akan sulit mendapatkan orang yang siap untuk menjalankan pengembangan yang kami lakukan. Meskipun demikian kami masih merekrut dari luar karena sumber daya manusia yang ada tidak mencukupi.Bersama 16.000 karyawan yang tergabung dalam sembilan anak perusahaan, saat ini Garudafood terus mengembangkan langkah-langkah ekspansif di industri makanan dan minuman. Para karyawan yang diarahkan untuk menjadi knowledge worker telah berhasil melahirkan beberapa produk inovatif yang beberapa di antaranya menjadi best brand. Melalui berbagai kompetensi yang dikembangkan, Garudafood menargetkan untuk menjadi the big five di bisnis makanan dan minuman nasional.

IV. PELANGGAN ADALAH SUMBER INFORMASI, INSPIRASI DAN INOVASISecara praktis, untuk mengidentifikasi peluang dari pelanggan agar bisnis bertumbuh, Pak Ciputra pernah menyampaikan suatu konsep yang sangat penting tentang pelanggan, dinyatakan bahwa, Pelanggan adalah sumber Informasi, sumber Inspirasi, dan sumber Inovasi. Dan kemudian apa yang dikatakan oleh Peter Drucker? Peter Drucker mengatakan kalimat yang mirip yang menunjukkan betapa pentingnya pelanggan. Dia mengatakan, The purpose of business it to create a keep a customer. Pelanggan adalah esensi dari pada bisnis. Tanpa pelanggan, tidak ada bisnis.Satu kalimat lagi yang menarik adalah yang mengatakan seperti begini. Ini tentang peluang. If opportunity doesn't knock, build a door. Maksudnya jangan tunggu peluang. Kalau kita lihat tidak ada peluang tampaknya, buat sebuah pintu secara sengaja, Sebuah pintu peluang. Kesimpulannya, Mari membangun pintu peluang untuk tumbuh melalui pelanggan. Sehingga nampak betapa pentingnya kita mengkaitkan peluang dengan pelanggan. Kenapa harus dikaitkan? Karena peluang ada di dalam diri pelanggan. Untuk lebih memudahkan, ingatlah selalu bahwa peluang sebagai, Peluang adalah pelanggan bawa uang datang berulang-ulang. Jadi, kita bisa mengidentifikasi peluang bila kita bisa memahami ada pelanggan yang bawa uang atau memiliki daya beli yang akan datang berulang-ulang. Untuk bisa terjadi seperti itu, apa yang harus kita lakukan? Ada tiga kata kunci di dalam entrepreneurship, yaitu,1. PELUANG, Peluang kita dapatkan dengan cara mengubah masalah, yaitu Masalah jadi peluang.2. SOLUSI, untuk mengembangkan solusi harus diinovasikan. Harus ada inovasi.3. RESIKO, pasti ada faktor resiko. Resiko harus dikelola, dikecilkan, jika perlu dihapus.Bagaimana melakukannya secara praktis? Kita semua bersama-sama sudah mendengar tentang bagaimana kalimat pak Ciputra yang mengatakan bahwa pelanggan adalah sumber informasi, inspirasi, dan inovasi. Bagaimana dari pelanggan kita memperoleh informasi dan kemudian menjadi inspirasi dan kemudian kita berinovasi. Dan dengan cara itu kita menumbuhkan usaha kita.PELANGGAN ADALAH SUMBER INFORMASI, INSPIRASI & INOVASI.Di ilustrasikan bahwa, ada sebuah kisah yang tidak sesungguhnya terjadi tetapi sengaja dikarang sedemikian rupa supaya semirip mungkin dengan dunia nyata. Tujuannya apa? Supaya kita belajar tentang sesuatu yang lebih praktis dan bisa digunakan di dalam bisnis kita masing-masing. Dikatakan bahwa, cerita Mas Joko, atau cerita Joko Mempersiapkan Pertumbuhan Usahanya. Simak dan dengarkanlah apa yang dilakukan Joko dan apa saja yang dipersiapkannya supaya usahanya bertumbuh?Terdapat suatu Kios Kuliner Selera, terletak di sebuah basement gedung tinggi ada Foodcourt atau ada Pujasera tempat kios-kios makanan disediakan untuk para karyawan. Kalau Anda pergi ke gedung-gedung, di Jakarta biasanya bertemu dengan ini. Dalam satu ruangan bisa ada sepuluh, kadang ada yang dua puluh kios. Harga yang dijual biasanya tidak mahal. Sehingga banyak karyawan gedung yang datang ke sana.Nah, alkisah ada seseorang yang namanya Joko memiliki sebiah kios di sana. Di sebuah kantin karyawan yang namanya Seroja. Dan di tempat itu ada sepuluh kios. Ternyata tidak semua laku. Hanya kira-kira dua puluh persen yang laku. Lima puluh persennya ya hanya biasa-biasa saja penghasilannya dan tiga puluh persen termasuk yang sepi. Dan yang sepi adalah salah satunya milik Joko ini.Joko rupanya ingin maju. Dia sadar tahun depan anaknya akan masuk TK, akan masuk SD. Ada biaya yang harus dikeluarkan. Ada tambahan biaya untuk setiap bulannya. Sehingga dia mengatakan, Tahun depan penjualanku harus naik dua kali. Tapi bagaimana caranya?. Nah, rupanya Joko senang belajar dan kemudian dia ikut Pelatihan. Dia belajar bagaimana menumbuhkan usahanya. Mari kita ikuti kisahnya dari Joko ini menumbuhkan usahannya. Joko belajar bahwa peluang bersumber dari masalah. Lalu peluangnya harus diinovasikan dan kemudian resikonya harus dikelola. Sekarang bagaimana caranya? Praktisnya bagaimana? Dari masalah bisa menemukan peluang.Nah, inilah yang Joko lakukan. Joko menggunakan Rumus ABBA. Anya apa? Amati, Bertanya, Berdiskusi, dan Analisa. Siapa yang diaamati? Siapa yang diajak bertanya? Siapa yang diajak berdiskusi? Siapa lagi kalau bukan pelanggan? Nah, Joko rupanya sudah paham bahwa pelanggan adalah sumber informasi, sumber inspirasi, dan sumber inovasi, seperti yang dikatakan oleh Pak Ciputra. Sehingga mereka harus diamati, harus ditanya, diajak diskusi, dan hasilnya kita analisa.AMATI/MENGAMATIBagaimana mengamati secara praktis? Nah, Joko belajar mengamati dengan menggunakan Lima Panca Indera. Ketika mengamati sesuatu, sang entrepreneur menggunakan seluruh panca inderanya. Menggunakan matanya, menggunakan telinganya, menggunakan hidungnya, menggunakan mulutnya untuk mengecap, dan menggunakan tangannya untuk merasa. Dia meneropong pasar dengan panca inderanya dia. Dan inilah yang dilakukan oleh Joko, dia mengamati kantin, sekarang seluruh panca inderanya digunakan. Mata, ternyata ketika dia menggunakan matanya dengan lebih awas, dia melihat kiosnya dia lebih berantakan. Tidak rapi, tidak bersih. Sementara yang lain bersih dan rapi. Khususnya yang punya antrian panjang dia lihat, Wah, yang ini memang lebih bersih dan lebih rapi dari dia.

Telinga, Dia sekarang pasang telinganya lebih tajam. Dia mendengar komentar-komentar orang. Dia mendengar ada pelanggan yang mengatakan, Ini ukuran gelas tehnya tanggung. Minum sebanyak ini kurang. Kurang kenyang. Ada yang mengatakan, Ini porsi nasinya terlalu sedikit untuk laki-laki, tapi kebanyakan untuk perempuan. Joko mulai sadar. Telinganya kurang dipergunakan dengan baik untuk mendengar pelanggan. Bahkan ada pelanggan mengatakan. Kok nggak ada menu untuk sarapan?. Dia baru sadar ternyata ada orang yang bermasalah perlu sarapan tapi tidak ada. Bukankah itu peluang?

Hidung. Dia sekarang menggunakan hidungnya untuk mencium lebih baik. Ternyata ada kios yang menebar bau masakan lebih baik. Sehingga orang tertarik untuk datang.

Mulut, dan ketika dia menggunakan lidahnya, dia datang kepada kios yang paling laku. Rupanya dia suruh orang lain untuk membeli dan membandingkan dengan masakan yang dia miliki. Dia harus akui ada masakan yang lebih enak. Yang lebih enak punya lebih banyak pelanggan.

Tangan, kemudian dia menggunakan tangannya untuk memeriksa sejauh mana piring-piring yang dicuci bersih. Ternyata dia menemukan di tempat lain ada yang lebih bersih dicucinya.Nah, rupanya dengan menggunakan seluruh panca inderanya, dia memahami lebih banyak. Menemukan lebih banyak masalah. Dan dengan lebih banyak masalah, lebih banyak peluang untuk memperbaiki bukan. Nah sekarang Joko mencatat itu semua dari pengamatan panca indera Joko menemukan banyak fakta bahwa kios kuliner miliknya memang dibawah standar rata-rata kios yang lain yang ada di kantin Seroja ini. Ia kemudian membuat daftar yang hal mana saja yang ia bisa perbaiki dengan segera namun ketika Joko membuat daftar "Wah kok banyak sekali, kalau dilakukan semua bisa repot." Belum tentu dia bisa melakukan semua lalu dia membuat Skala Prioritas dia membuat kategori A, B dan C. Apa itu kategori A,B, dan C, dimana, "A" sangat mempengaruhi keputusan pelanggan dalam membeli jadi artinya apa kalau masuk A harus sungguh - sungguh dilakukan. Misalnya apa? Harga air minum yang sama dengan pesaing rupanya harga minumannya dia lebih mahal dia baru sadar ketika dia memperhatikan lalu harga dan besar porsi dari makanan rupanya para pelanggan di kantin Seroja sangat memperhitungkan besarnya porsi, mereka suka makan yang banyak, itu sangat penting sangat diperhitungkan harganya itu kelompok A jadi A harus dilakukan. "B" cukup mempengaruhi pelanggan kalau bisa harus kita lakukan misalnya apa kebersihan, pelayanan yang ramah, "C" Kerapihan. Rupanya dia melihat soal kerapihan tidak terlalu penting yang lain masih yang lain-lain juga tidak terlalu rapih tapi tetap laku.Nah sehingga kemudian Joko mulai tahu yang mana yang ia harus lakukan harus dia temukan kalau ingin meningkatkan penjualannya. Mengamati tidak cukup, masih ingat ada ABBA masih ada B dan B yang lain yaitu bertanya dan berdiskusi,BERTANYA & BERDISKUSI Joko sengaja duduk diantara pengunjung seakan seorang karyawan gedung, dia ikut makan dan membuka percakapan dan akhirnya berkenalan dan sambil dia berkenalan dia memperhatikan, ini orang-orang yang disekitar sini memilih menunya apa saja dan dia membuka diskusi kenapa pilih ini, kenapa bukan ini dan lain-lain.

Jadi sekarang panca inderanya dibuka bukan dengan mengamati secara pasif tetapi juga dengan bertanya dan berdiskusi.

Setelah itu Joko membangun pertemanan dengan mereka dan melanjutkan diskusinya sehingga Joko semakin lama dia semakin tahu.

Kemudian apa yang dia temukan sangat menarik, ternyata Joko bertemu dengan sekelompok orang yang sering bertemu bersama-sama disana, mereka menamakan dirinya sebagai sebuah komunitas tersendiri, yaitu Komunitas "PanSel", apa itu PanSel.

Pansel adalah Pantai Selatan mereka berasal dari pantai selatan Jawa Tengah dan semua dari mereka lulusan SMK, ada yang dari jurusan mesin dan ada yang dari elektro, mereka semua atau kebanyakan mereka bekerja di Engineering mereka senang bertemu satu sama lain di Kantin Seroja yang merupakan adalah salah satu tempat untuk bertemu.

Nah sekarang dengan cara bertanya dan bertemu dengan pelanggan Joko bertemu dengan satu pelanggan yang bisa menjadi prospek untuk bisnisnya,

Sekarang bukankah masalah mulai beralih jadi peluang ketika masalah itu dihadapi dengan cerdik, Joko bertemu dengan peluang-peluang baru, percakapan dan pertemanan dengan kelompok pansel ini ternyata betul - betul menghasilkan sesuatu, Joko bertanya tentang masalah-masalah yang mereka hadapi ketika mereka makan siang atau makan sore, ada banyak usulan dari mereka termasuk mereka sepakat kalau setiap hari Jumat Joko bisa menyediakan menu khas pantai selatan yang lebih banyak, sebab mereka akan undang teman-temannya untuk makan di kiosnya Joko

Masalah dan usulan dari kiosnya Joko telah menciptakan inspirasi dan inovasi, namun untuk dapat mengumpulkan lebih banyak gagasan Joko menggunakan sebuah Rumus Kreatifitas yang namanya TAKUTIRUKO.

ANALISAAnda sudah mendengar cerita tentang Joko dan kiosnya yang bisa mengidentifikasi peluang dari masalah-masalah. Sekarang bagaimana Joko mengembangkan kreativitas dan inovasi sehingga dia menghasilkan produk dan layanan baru yang juga inovatif. Apa itu Takutiruko? Takutiruko adalah sebuah metoda bantu untuk membantu kita bisa mengahasilkan ide lebih banyak sehingga kita menjadi lebih kreatif. TaKuTirUKo, Ta adalah tambah, Ku adalah kurang, Tir Tiru, Ubah, dan Kombinasi. Jadi kita berusaha memancing gagasan-gagasan lebih banyak. Ta = Tambah, Joko berpikir, apa ya yang bisa ditambahkan di bisnis dia sekarang? Misalnya untuk paket nasinya. Ukuran nasinya tentu bisa ditambahkan. Ukuran daging, sayur, diskon juga bisa ditambah, pilihan menu juga bisa ditambah. Nah, Joko coba berpikir apa-apa saja yang bisa ditambah? Karena dia berpikir ini muncul gagasan. Kenapa tidak membuat paket nasi jumbo? Yaitu satu paket dengan jumlah nasinya satu setengah kali. Dan kemudian juga dia berpikir, Wah, perlu ditambah menu baru yaitu tentang minuman, sebuah minum-minum teh atau kopi yang baru yang belum ada. Ku = Kurang, Apa yang bisa dikurangkan? Ukuran nasi juga bisa dikurangkan, ukuran daging juga bisa dikurangkan, sayur juga, kepedasan juga bisa dikurangkan, pilihan menu dibuat lebih sederhana, dikurangkan. Karena Joko berpikir mengurangi-mengurangi, muncul gagasan. Paket langsing, yaitu paket untuk wanita atau ibu-ibu yang ingin punya berat badan lebih kurang. Keluar paket langsing.

Tir = Tiru, Joko berpikir dia bisa meniru dari perusahaan sukses mana saja. Dia terpikir KFC dan MC Donald. Salah satu hal yang dia ingin tiru adalah pesanan via telepon. Dia baru sadar, dia tidak pernah memberi tahu nomor teleponnya kepada pelanggan, padahal pelanggan bisa memesan. Sehingga dia mengatakan, Nanti akan saya pasang nomor telepon di depan supaya pelanggan tahu.

U = Ubah, Apa yang bisa diubahkan? Joko teringat bahwa tampilan kiosnya agak kumuh sehingga dia berpikir untuk mengubah tampilan kios, tampilan penataan makanan, supaya lebih menarik dan lebih kreatif tentunya.

Ko = Kombinasi. Dari empat di atas, kalau dikombinasikan kira-kira muncul gagasan apa? Untuk Joko, yang muncul adalah gagasan, setiap minggu ada pengumuman tentang paket istimewa. Rupanya dia sekarang bertekad untuk menghasilkan satu paket istimewa setiap hari minggunya.Itulah suatu contoh bagaimana kita mendapatkan gagasan lebih banyak dengan menggunkakan Takutiruko. Baik, ini sebuah visualisasi sederhana tentang kantin karyawan Seroja.Joko sekarang sudah mendapatkan berbagai solusi yang dia pikir ini cukup inovatif. Dan Joko akhirnya memutuskan untuk fokus pada menu khas pantai selatan. Dia sekarang ketemu dengan sesuatu yang dia bisa tonjolkan. Ia melihat ini sebagai sebuah keunikan dan selain itu, sekarang dia sudah kenal komunitasnya. Dia sudah mendapatkan calon pelanggan yang fanatik. Untuk lebih memantapkan strateginya, warungnya dia, kiosnya dia yang tadinya namanya Warung Selera, diubah sekarang menjadi warung Selera Pansel, atau Warung Selera Pantai Selatan. Dan dia berpikir ada empat produk unggulannya, yaitu nasi jumbo pasel, nasi langsing pansel, teh pansel, dan kopi pansel. Joko sudah menyelesaikan bagian yang solusi yang inovatif.Setelah joko bisa mengidentifikasi peluang, mengembangkan gagasan yang kreatif dan inovatif, sekarang tiba saatnya dia memverifikasi semua yang sudah dia persiapkan supaya resikonya bisa dikendalikan. Dan di bagian ini juga kita akan bersama-sama akan mendengar tentang kesimpulan dari semua yang sudah kita bahas bersama-sama. Masih ada satu lagi, bagaimana dia mengelola resikonya? Untuk itu ada rumus sederhananya. Namanya VIP, dimana, V berarti Verifikasi atau menguji dan memastikan. I berarti Ikut sertakan pihak lain untuk bisa mengurangi resiko. P berarti Pemesanan dan pembayaran di muka.Untuk Verifikasi, menguji dan memastikan, maka Joko melakukan berbagai hal ini. Joko membawa gagasan-gagasan kreatifnya kepada komunitas Pansel. Tadi contohnya menu-menu baru yang Jombo, yang langsing, the pansel, kopi pansel, dia buat contohnya. Lalu dia ajak teman-teman komunitas Pansel untuk mencoba, memberikan kritik dan saran lagi. Ah, ternyata mereka menyambut (bukankah Joko mengembangkan gagasan itu memang aslinya berasal dari masalah dan saran komunitas ini), Tidak heran ketikapototypingnya dibuat, itu mirip dengan harapannya komunitas Pansel ini. Bahkan komunitas Pansel ini minta saat ulang tahun komunitas dibuatkan menu-menu yang lebih khusus lagi. Namun, Joko kurang puas, dia ingin lebih memastikan dia ingin kurangi resiko kegagalannya sehingga kemudian dia survey, dia cari di Jakarta ini warung Pansel yang paling terkenal dimana? Dia datang ke sana, survey mengamati. Bukan itu saja, istrinya belajar dari seorang ibu ahli masak tentang menu Pansel supaya dia bisa yakin bahwa menu yang dia masak betul-betul cocok dengan lidahnya kelompok masyarakat dari Pantai selatan ini. Nah itulah berbagai cara yang kita bisa lakukan sebelum kita sungguh-sungguh melakukan bisnisnya, kita melakukan verifikasi dulu. Verifikasi tujuannya menguji dan memastikan apa yang sudah kita siapkan nanti di lapangan bisa terjadi sesuai cita-cita dan harapan kita. Itu yang V.Sekarang bagaimana yang I?, Salah satu cara untuk mengurangi resiko adalah mengikutsertakan pihak lain. Jadi, kita berbagi resiko. Joko ingin mengurangi resiko memiliki persediaan barang. Caranya bagaimana? Dia mengajak teman-teman dari komunitas Pansel untuk ikut menjadi pemasok untuk makanan-makanan camilan. Mengundang mereka untuk menjadi pemasok sehingga berbagi resiko, termasuk berbagi untung. Dengan cara itu bukan saja Joko mengurangi resiko, tapi dia juga membangun pertemanan yang lebih erat. Teman-teman dari komunitas Pansel ini bukan sekedar menjadi pelanggan dia, tapi juga punya kesempatan menjadi pemasok dia. Dengan cara cerdik, dia mengurangi resiko, dan juga dia membangun relasi dengan pelanggannya.P apa? P adalah pemesanan dan pembayaran di muka. Bagaimana caranya untuk menciptakan ini? Joko kemudian berpikir untuk menawarkan diskon 10 % untuk pelanggan yang mau menyimpan deposit 100 ribu. Jadi pelanggan tidak perlu pusing setiap pesan harus bayar, dia sudah bayar deposit, tinggal dicatat, nanti setiap kali dia belanja depositnya berkurang, setiap akhir minggu dibuat perhitungan. Apakah ini suatu hal yang baik untuk Joko? Tentu. Joko memastikan pelanggan sementara itu dia juga memastikan barang-barangnya ada yang beli. Bukan kah ketika orang menyimpan deposit, dia cenderung datang ke tempat itu?Filosofi Pak Ciputra tentang pelanggan yang mengatakan, Pelanggan adalah sumber informasi, sumber inspirasi, dan sumber inovasi. Kemudian kita berpikir bagaimana mewujudkan ini di lapangan sebagai seorang entrepreneur? Untuk itu, dari panduan utama ini kita bersama-sama belajar bagaimana panduan utama ini kita padukan dengan tiga kata kunci daripada entrepreneruship yaitu peluang, inovasi, dan resiko. Bagaimana kita bisa mengidentifikasi peluang dari pelanggan, berinovasi dari pelanggan dan untuk pelanggan, dan bagaimana kita mengurangi resiko bersama dengan pelanggan.Untuk memudahkan, kami berbagi kepada Anda beberapa alat bantu. Bagaimana caranya untuk menemukan peluang dari masalah? Yaitu, Gunakan ABBA. Amati pelanggan, Bertanya pada pelanggan, Berdiskusi dengan pelanggan, kemudian Analisa. Yang kedua, bagaimana mengembangkan gagasan-gagasan yang kreatif supaya gagasannya banyak?A good idea comes from a lot of idea. Gunakan alat bantu takutirruko. Apa saja yang bisa ditambahkan? Apa saja yang bisa dikurangkan? Apa yang bisa kita tiru dari orang lain? Apa yang kita bisa ubah? Dan kemudian, apa yang kita bisa kombinasikan dari berbagai hal itu? Itu alat bantunya. Bagaimana cara mengelola resiko supaya resikonya mengecil dan jika perlu hilang. Alat bantunya namanya VIP. V-nya verifikasi, Inya-Ikut sertakan pihak lain, P-nya pemesanan lebih dahulu atau pembayaran lebih dahulu.Pak Ciputra mengatakan pelanggan adalah sumber informasi, inspirasi dan inovasi. Bagaimana dari pelanggan kita memperoleh informasi dan kemudian menjadi inspirasi, dan kemudian kita berinovasi. Dan dengan cara itu kita menumbuhkan usaha kita. Anda terus mengembangkan usaha Anda, dan Anda menajdi bagian dari perusahaan-perusahaan di Indonesia yang menciptakan lapangan kerja dan ikut serta memakmurkan negeri. --------------------- SD K07 -----------------V. STRATEGI BERTUMBUH BERDASARKAN DAUR HIDUP USAHASelain melakukan latihan memfokuskan pikiran yang bersifat soft skill, pola pikir kreatif dapat ditingkatkan dengan Teknik Create dan Teknik Visual.QuotationKreativitas terdiri dari 1 persen Inspirasi dan 99 persen Prestasi (Thomas Alva Edison)

Teknik Create adalah, Combination: Membuat kombinasi baru Random: Menggunakan input yang random Elimination: Membuat eleminasi Alternative: Menggunakan alternative Turn around: Mencoba cara pikir terbalik Extreme: Ekstrem kasus

Teknik Visual berhubungan dengan, Seeing, Imagining, Drawing.Berpikir Kreatif Cara berpikir kreatif Melihat dengan Sudut Pandang baru, Menemukan Hubungan Baru, Membentuk Kombinasi Baru. Melihat dengan sudut pandang baru, Sebenarnya masalah yang kita hadapi tidak berubah, tetapi yang kita ubah adalah cara kita dalam memandang masalah tersebut melalui pola pikir positip. Misal, memandang kegagalan sebagai sukses yang tertunda, bukan kegagalan sebagai alasan untuk frustasi berat.

Pemikir kreatif selalu bertanya (SCUMPS) Shape Color Use Material Part Size

Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku (Khalifah Umar).Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna (Einstein).

Hambatan Kreativitas Membatasi penyelesaian problem dengan asumsi yang tidak perlu, Stereotyping (Berpikir konvensional), Terlalu banyak informasi.

TIPS MENINGKATKAN KREATIVITAS Tingkatkan penggunaan otak kanan anda melalui stimulus visualisasi tujuan, mempelajari seni musik, serta berolahraga jalan kaki tanpa alas Kenali hambatan kreatifitas anda, dan lakukan rencana aksi untuk mengeliminir hambatan tersebut Biasakan berpikir berbeda

TIPS PRAKTIS

Ada banyak tips yang dapat diberikan untuk memperbaiki kreativitas Anda. Semua itu harus dimulai dari diri Anda yang menyadari bahwa suasana atau cara berpikir yang tidak kreatif akan berbahaya bagi kesejahteraan dan kedamaian hidup Anda di kemudian hari, oleh sebab itu Anda harus Kreatif, caranya,1. Jangan batasi diri (to limit self). Jangan batasi diri Anda atau anak-anak Anda, kecuali itu masalah moral dan integritas. Jangan batasi hidup dengan rutinitas, mengambil langkah yang mudah atau takut berlebihan.2. Cobalah menjalani dan menjelajahi jalan-jalan baru saat mengendarai kendaraan Anda. Kendarailah seorang diri dan jangan khawatir akan tersesat. Kalau ada anggota keluarga yang selalu mengganggu dan membatasi Anda, turunkanlah dia di tempat yang aman, atau mintalah orang itu menghargai keputusan Anda.3. Eksposlah diri Anda dengan orang yang berbeda-beda, datangilah mereka, ajaklah berbicara dan kawani orang-orang yang hidupnya tidak rutin. Ubah pergaulan Anda.4. Tempa diri dalam hidup yang berwarna ketidakpastian. Beranilah menghadapi tantangan-tantangan baru. Keluarlah dari selimut rasa amanmu. Merantaulah. Hiduplah dalam lingkungan baru yang jauh dari aturan-aturan dan proteksi keluarga besar.5. Buatlah selalu suasana-suasana baru. Ubah letak susunan meja-kursi, letak lukisan atau hiasan, tempat tidur beberapa bulan sekali. Latihlah berpikir dari hal-hal kecil.6. Gunakan Cara berpikir Paradoks. Ingatlah dunia ini serba paradoks, carilah selalu pasangan paradoks pada setiap informasi yang Anda terima.7. Kembangkan Cara berpikir besar. Jangan berpikir yang kerdil-kerdil seperti rumah kecil, hidup seadanya, karier sekadar untuk hidup, warung bakso, dan seterusnya. Mulailah berpikir bahwa Anda bisa membuat hal yang besar-besar. Bangunan tertinggi dan terbesar di dunia, bisnis termaju, restoran paling ramai, istri terbaik dan tercantik, dan seterusnya.8. Jangan turuti mitos-mitos. Ingatlah, tak semua guru-guru Anda scientist sejati, mereka juga bisa terbelenggu oleh mitos-mitos. Demikian juga orangtua, teman, atasan, ulama, konsultan, dan sebagainya.9. Berpikirlah kritis, tetapi selalu terbuka dan positif. Jangan menggunakan hujatan, kritik atau pendekatan-pendekatan kontra produktif yang menimbulkan konflik. Tinggalkan saja mitos-mitos itu sambil tersenyum dan berpikir bebas.10. Lakukan perjalanan-perjalanan baru. Perluaslah wawasan Anda dan kunjungilah daerah-daerah baru. Jangan bepergian di saat liburan sehingga Anda tidak bisa berpikir bebas. Jangan bepergian ke tempat-tempat biasa yang selalu dikunjungi banyak orang. Lihatlah daerah-daerah baru dan datangilah kehidupan-kehidupan yang belum Anda kenal.11. Bacalah bacaan-bacaan yang beragam. Perluas wawasan Anda dan tutuplah buku-buku yang datar dan tidak menantang. Perkaya diri Anda dengan buku-buku self help dan teori.12. Ambillah kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan hal-hal yang baru. Ambillah risiko itu dan telusuri terus apa yang terjadi. Pelajarilah dan bertindak proaktif dan memperbaiki segala hal yang muncul.

Ada beberapa macam strategi untuk bertumbuh bagi usaha kecil. Tentunya setiap pengusaha ingin usahanya makin lama makin berkembang kerena dengan makin berkembang tentunya akan semakin banyak profit atau untung yang bisa diperoleh, tetapi kalau kita salah strategi akibatnya bisa fatal, bukannya untung yang diperoleh, mungkin malah buntung. Setiap perusahaan akan melalui sebuah proses perjalanan kehidupannya, tahapannya adalah,1. Proses Start Up, Pertama-tama sebuah usaha akan diawali dengan proses start up, yaitu memulai dari nol. Ibarat manusia usaha tersebut baru lahir. Setelah lahir, masuklah ke tahap yang disebut dengan tahap Perkenalan atau Introduction.

2. Tahap Perkenalan atau Introduction Pada tahap ini usaha mulai dikenalkan kepada pasar, kepada para pelanggan dan kepada masyarakat. Apakah pelanggannya bisa menerima atau tidak merupakan sebuah proses dalam masa-masa perkenalan. Setelah masa perkenalan lewat, perusahaan akan memasuki ke dalam fase yang disebut dengan Fase Pertumbuhan.

3. Fase Pertumbuhan, Fase Growth. Apa yang membedakan? Atau pada titik ini ditentukan oleh apa?, Ketika perusahaan itu dikatakan masih dalam Fase Perkenalan dan Fase Pertumbuhan, anda bisa melihat bahwa pada fase pertumbuhan itu diawali dengan mulainya perusahaan melewati titik impas. Artinya perusahaan sudah mulai mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain, semua keuntungan atau biaya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan bisa dicover oleh pendapatan yang diterima. Pada saat itulah perusahaan mulai mengalami keuntungan dan dengan adanya keuntungan perusahaan bisa bertumbuh. Ada banyak perusahaan yang dimodali dengan dana yang besar sehingga mungkin tidak ada masalah ketika masih dalam tahap-tahap perkenalan mereka bisa saja mengeluarkan pengeluaran untuk operasional dengan sangat eksklusif, sangat besar. Untuk usaha-usaha mikro dan kecil, dimana juga modalnya juga sangat terbatas, maka titik dimana keuntungan mulai diperoleh, itulah titik yang sangat penting dan krusial. Seringkali anda tidak bisa mengetahui dengan pasti karena pencatatan pembukuan atau keuangannya tidak dilakukan dengan disiplin. Ini membuat anda tidak tahu persis kapan titik impas itu terjadi. Kalau anda mengetahui kapan titik impas tersebut terjadi maka tentunya anda sudah mulai mendapatkan profit. Biasanya orang sering melihat ketika masih dalam fase perkenalan atau introduction, yaitu ketika menerima uang dan dia merasa bahwa pendapatan yang dia terima itu lebih besar dari ketika membeli barang pada supplier misalnya, anda merasa sudah mulai untung. Padahal itu belum tentu karena ada banyak biaya-biaya yang belum dibebankan, misalnya biaya penyusutan atau biaya-biaya yang sifatnya biaya tetap. Inilah pentingnya mengetahui kapan titik impas. Sebab banyak perusahaan yang mengalami atau mendapatkan keuntungan itu yang bisa bertumbuh. Dia tidak mungkin perusahaan itu terus menerus disubsidi atau dimodali. Perusahaan harus bisa membuat dirinya dan menghidupi dirinya sendiri dengan profit yang diperolehnya. Kemudian setelah fase pertumbuhan ini, memang perusahaan mengalami yang disebut Fase Kematangan.

4. Fase Kematangan, Berbeda dengan fase pertumbuhan. Fase pertumbuhan itu ditandai dengan peningkatan market share yang sangat cepat. Misalnya, sebuah perusahaan Majalah, maka pelanggan majalannya pada fase pertumbuhan ini akan meningkat secara cepat, katakanlah bulan di bulan Januari pelanggannya 100 orang, Februari 200, bulan Maret 300 orang dan naik terus, tetapi ketika di fase kematangan, peningkatan market share ini sulit. Pada fase kematangan ini uang masuknya itu banyak. Kenapa? Karena pada saat itu perusahaan telah mendapatkan atau mencapai sebuah tahapan yang disebut Economic of Scale, ataupun Economic of Scoop, artinya adalah bahwa Perusahaan semakin ahli menghasilkan sebuah produk dengan biaya yang lebih ekonomis dan memiliki keahlian-keahlian untuk berkembang yang lebih besar sehingga perusahaan bisa mendapatkan pendapatan lebih banyak. Misalnya untuk produk majalah, oplahnya atau tirasnya sudah mencapai dua ratus ribu (misalnya) dan itu tidak bisa naik lagi dengan signifikan, tetapi di angka dua ratus ribu itu perusahaan bisa mengahasilkan pendapatan melalui iklan dengan sangat besar. Jadi, fase kematangan ditandai dengan mulai melambatnya angka pertumbuhan pasar tetapi pendapatannya banyak. Kalau perusahan tidak melakukan inovasi, seperti diketahui bahwa teknologi selalu berkembang demikian juga persaingan juga semakin banyak, maka perusahaan akan masuk pada tahap berikutnya yaitu tahap kemunduran yang akhirnya nanti bisa berakibat pada kematian.

5. Tahap Kemunduran, Sebetulnya sama dengan manusia, ada fase lahir, fase pertumbuhan, fase dewasa, dan fase penurunan. Pada tiap tiap fase ini, ini kita harus hati-hati karena strateginya akan berbeda-beda. Orang seringkali ketika pertumbuhan yang dilakukan adalah melakukan ekspansi secara gencar. Padahal kalau dia memang modalnya tidak begitu kuat, ini bisa berbahaya sebab ekspansi yang gencar sebaiknya dilakukan ketika usaha masuk dalam tahap kematangan. Sebab ketika usaha itu masuk dalam tahap pertumbuhan dimana artinya pendapatan lebih besar daripada biaya, dengan kata lain ada untung, maka untung itu harus kita gunakan dengan bijaksana. Biasanya perusahaan-perusahaan mulai melakukan promosi, karena dengan adanya keuntungan, dia bisa menyisihkan dana-dananya untuk kegiatan promosi dan marketing. Baru ketika masuk dalam fase kematangan, setelah promosi yang sangat gencar, harus diikuti dengan pendistrubusian yang lebih luas. Artinya, ekspansi, buka cabang di berbagai tempat. Ini juga penting supaya mereka atau brandnya dikenal di makin banyak daerah.Inilah strategi-strategi untuk bertumbuh karena seringkali orang tidak tepat melakukannya, misalnya, di masa kematangan, mungkin karena frustasi usahanya kok tidak bisa naik lagi, maka digenjot dengan model discount atau potong harga dan sebagainya. Padahal seharusnya terdapat banyak cara yang bisa dilakukan untuk menambah pendapatan makin banyak. Anda tahu dalam tahap-tahap tertentu pasar akan menjadi jenuh, maka jalan keluarnya adalah kita harus membuka pasar-pasar yang lain.Strategi petumbuhan perusahan dapat dilakukan melalui dua hal, yaitu, Pertumbuhan dengan market yang baru, Pertumbuhan dengan produk yang baru,

Perusahaan harus menghasilkan produk-produk baru untuk supaya bisa terjadi cross selling, jadi pelanggan yang sudah membeli produk lama A, dia akan membeli produk baru B yang baru saja dikeluarkan. Kalau hal ini sulit dilakukan karena tidak melakukan diversifikasi dalam hal produk, maka dapat dilakukan dengan membuka cabang di tempat lain (Market).

VI. PROFESI DALAM KEHIDUPANPenjelasan ini tidak dimaksudkan untuk menyatakan bahwa menjadi entrepreneur adalah lebih baik daripada menjadi pegawai atau sebaliknya. Urusan baik dan buruk itu terpulang kepada niat, itikad, dan tujuan masing-masing manusia. Baik atau buruknya itu akan jelas dari proses dan hasil akhirnya.Di zaman reformasi ini masih banyak pegawai dan pejabat yang kaya raya karena menyalahgunakan jabatannya melalui korupsi atau kolusi. Namun jangan salah, banyak juga yang jujur. Selain itu banyak pula entrepreneur yang menjadi petualang dengan melakukan kolusi, menjadi konglomerat hitam, menipu bank, mengecewakan konsumen, dan sebagainya. Tetapi tidak sedikit pula entrepreneur yang jujur dan dapat menjadi teladan semua orang. Jadi, apapun cara seseorang mencari nafkah sebagai profesi, selama tidak bertentangan dengan norma-norma sosial, agama, etika, undang-undang ataupun peraturan Negara, maka pekerjaan itu mulia dan patut dihargai.Di alam kemerdekaan di Negara kita yang tengah membangun tetapi belum pernah mencapai kemakmuran dan di era globalisasi saat ini, mengapa keberadaan entrepreneur menjadi begitu penting? Pada umumnya, setiap orang hanya menghadapi dua alternative dalam mencari nafkah, yakni menjadi pegawai atau pengusaha (entrepreneur) dan professional mandiri. Atau menurut Kiyosaki dalam bukunya Cash Flow Quadrant, manusia terbagi dalam empat golongan dalam mencari nafkah, E = Employee (pegawai), Anda bekerja untuk orang lain. S = Self-employed (pekerja lepas), Anda memiliki pekerjaan sendiri. B =Business owner (pemilik usaha), orang lain bekerja untuk Anda I =Investor (penanaman modal), uang bekerja untuk Anda.PERBEDAAN PEGAWAI DAN ENTREPENEURPerbedaan yang penting antara seorang pegawai dengan seorang entrepreneur akan sangat terlihat ketika kita membandingkan antara pemilik perusahaan dengan pegawainya dalam suatu perusahaan, karena bisa saja seorang pegawai di sebuah perusahaan besar atau BUMN lebih kaya karena penghasilannya jauh lebih besar daripada seorang entrepreneur di perusahaan yang lebih kecil. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut,1. Seorang pegawai mencari dan mengisi lowongan kerja,sedangkan seorang entrepreneur membuka lapangan kerja.

2. Seorang pegawai ikut membesarkan tempat bekerja untuk meniti karir dan mendapatkan manfaat bagi dirinya.Sementara seorang entrepreneur membesarkan perusahaan yang berarti memperbesar lapangan kerja, aset, pasar, utang dari bank, dan perputaran uang serta ekonomi.

3. Hasil yang diperoleh seorang pegawai, berupa gaji dan lain-lain adalah untuk keluarganya dan membayar pajak penghasilan dirinya kepada Negara.Seorang entrepreneur membayar pegawainya, menanggung pajak untuk pegawainya, juga membayar pajak-pajak lain dalam usahanya, seperti PPN dan PPh, melalui perusahaannya kepada Negara, karena dirinya juga berpenghasilan, maka seorang entrepreneur harus membayar pajak kepada pemerintah, seperti PPh pribadi.

4. Seorang pegawai tidak membangun mata rantai ekonomi.Sedangkan seorang entrepreneur bisa melahirkan konsumen-konsumen sebagai mata rantai ekonomi dengan banyaknya pegawai akibat adanya lapangan kerja yang diciptakan.Posisi seorang pegawai dalam system ekonomi hanya menjadi konsumen membeli barang-barang konsumtif dan biaya hidup lainnya, mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya.Sedangkan selain membuka lapangan kerja, seorang entrepreneur ikut memutar roda ekonomi dengan berperan sebagai produsen barang atau jasa yang membangun mata rantai ekonomi, misalnya keterkaitan antara pemasok barang, distributor, pengecer, media promosi, kemasan, perbankan, serta mendukung pertumbuhan infrastruktur dan lainnya.

5. Seorang pegawai menjadi pengutang pada bank untuk tujuan konsumtif sebatas kemampuan penghasilannya.Pada tahun 2004, kredit konsumtif di Jawa Barat adalah Rp. 17 triliun, sementara total kredit konsumsi di Indonesia per Juli 2004 mencapai Rp. 131 triliun, yang ternyata tidak menimbulkan dampak ekonomi yang dahsyat. Bandingkan dengan kredit investasi besarnya hanya Rp. 112,7 triliun.Seorang entrepreneur menjadi pengutang dengan tujuan untuk pengembangan usahanya. Kreditnya pun cukup besar sesuai dengan prospek bisnisnya dan dapat diperbesar lagi sesuai pertumbuhan perusahaannya.

6. Seorang pegawai mencari kesejahteraan untuk dirinya dan keluarganya.Selain untuk kepentingan keluarganya, seorang entrepreneur berusaha menyejahterakan pegawainya. Karena di samping memberikan gaji kepada para pegawainya, seorang entrepreneur bisa juga memberikan manfaat lain berupa tunjangan kesehatan, perumahan, transportasi, asuransi, pension, serta tunjangan-tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan perusahaannya.Tentu hal ini akan tercapai apabila entrepreneur yang memiliki perusahaan bekerja sama membangun sinergi dengan para pegawainya agar bisnis perusahaannya maju, menguntungkan, dan semakin besar. Dengan demikian, sebaliknya perusahaan pun dapat pula meningkatkan kesejahteraan para pegawainya.Tanpa entrepreneur tidak ada bisnis yang bisa membuka lapangan kerja, tetapi tanpa pegawai yang baik, perusahaan tidak akan bisa maju, untung dan berkembang usahanya.

7. Seorang entrepreneur mempunyai peluang yang jauh lebih besar untuk menjadi orang kaya atau milyarder dibandingkan seorang pegawai, dan berpeluang jauh lebih besar pula untuk menghadapi risiko rugi bahkan bangkrut, dengan kehilangan modal yang ditanamkan karena usahanya gagal dibandingkan dengan seorang pegawai. Itulah dua kemungkinan yang akan dihadapi entrepreneur.Dibandingkan dengan pegawai dengan penghasilan tertinggi di suatu perusahaan, tentu penghasilan, kekayaan, dan aset seorang entrepreneur sebagai pemilik perusahaan yang sukses jauh lebih besar. Entrepreneur yang superkaya umumnya mau menyumbangkan kekayaannya untuk tujuan-tujuan social, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dan lain-lain.Semakin besar perusahaan, semakin besar keuntungannya, dan semakin besar pula sumbangannya, kecuali kalau entrepreneur itu pelit.Contohnya, Bill Gates dan istrinya Melinda Gates menyumbangkan kekayaannya yang sangat fantastis sebesar 22,9 miliar dollar AS kira-kira setara dengan Rp. 155 triliun untuk dibidang kesehatan dan pendidikan.Demikian pula di Indonesia, banyak pengusaha sukses dan superkaya menyumbangkan sebagian kekayaan dari hasil usahanya dengan memberikan beasiswa, mendirikan sekolah, tempat ibadah, dan sebagainya. Mereka merasa puas, bahagia dan mendapatkan makna yang diperoleh dari hasil kerj