community based tourism

16
Berkembangnya pariwisata akan berakibat ganda terhadap sektor lainnya seperti pertanian, industri perdagangan hotel dan restoran. Industri pariwisata merupakan mata rantai kegiatan yang sangat panjang mulai dari kegiatan biro perjalanan, kegiatan rakyat, kesenian daerah, pengangkutan, kegiatan pemanduan, pemeliharaan dan pengembangan objek wisata. Pada peneran konsep yang disebut blue economy, gunter pauli menjelaskan bahwa blue economy dikembangakan untuk menajawab tantangan, bahwa sistem ekonomi dunia cenderung ekspoitatif dan merusak lingkungan. Indonesia sebagai negara kepulauan yang mempunyai objek pariwisata yang potensial untuk mengembangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir. hanya yang terjadi saat ini masayrakat pesisir tidak dapat menikmati sumber daya alam yang mereka miliki sebagai menyokong kesejahteraannya karena adanya dominasi kepemilikan asing yang pada akhirnya masyarakat pesisir merasa dirugikan dan terabaikan. Alternatif dari permasalahan tersebut kami mengusulkan Community based tourism sebagai alat pembangunan komunitas dan konservasi lingkungan sehingga memperhitungkan aspek keberlanjutan lingkungan, sosial dan budaya dan pada akhirnya menjadi solusi peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat pesisir. Yang dimaksud dengan kesejahteraan sosial yaitu keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup mayarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup kebijakan dan pelayanan yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam

Upload: eva-maemunah

Post on 27-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

contribution of tourism for economy development

TRANSCRIPT

Page 1: Community Based Tourism

Berkembangnya pariwisata akan berakibat ganda terhadap sektor lainnya seperti

pertanian, industri perdagangan hotel dan restoran. Industri pariwisata merupakan mata rantai

kegiatan yang sangat panjang mulai dari kegiatan biro perjalanan, kegiatan rakyat, kesenian

daerah, pengangkutan, kegiatan pemanduan, pemeliharaan dan pengembangan objek wisata.

Pada peneran konsep yang disebut blue economy, gunter pauli menjelaskan bahwa

blue economy dikembangakan untuk menajawab tantangan, bahwa sistem ekonomi dunia

cenderung ekspoitatif dan merusak lingkungan.

Indonesia sebagai negara kepulauan yang mempunyai objek pariwisata yang potensial

untuk mengembangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir. hanya yang terjadi saat ini

masayrakat pesisir tidak dapat menikmati sumber daya alam yang mereka miliki sebagai

menyokong kesejahteraannya karena adanya dominasi kepemilikan asing yang pada akhirnya

masyarakat pesisir merasa dirugikan dan terabaikan.

Alternatif dari permasalahan tersebut kami mengusulkan Community based tourism

sebagai alat pembangunan komunitas dan konservasi lingkungan sehingga memperhitungkan

aspek keberlanjutan lingkungan, sosial dan budaya dan pada akhirnya menjadi solusi

peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat pesisir. Yang dimaksud dengan kesejahteraan

sosial yaitu keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk

meningkatkan taraf hidup mayarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup

kebijakan dan pelayanan yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat seperti

pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan  pendidikan, rekreasi, tradisi budaya, dan

lain sebagainya.

CBT mampu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi karena CBT berfungsi

sebagai pengembangan pemberdayaan potensi pesisir dimana masyarakat pesisir menjadi

aktor utama dalam pengembangan pariwisata yang akan mendorong perekonomiannya dan

membatasi dominasi pihak luar negeri.

Pada tahun 2003, kelompok community-based tourism lokal di Kyrgyzstan

membentuk organisasi payung yang disebut, Kyrgyz Community-Based Tourism Association

(KCBTA), sebuah organisasi keanggotaan nirlaba. Tujuan utama dari KCBTA adalah:

1) untuk mempromosikan layanan berbasis masyarakat ekowisata berkelanjutan

yang menawarkan wisatawan pengalaman unik,

2) untuk menghasilkan pendapatan bagi keluarga pedesaan,

3) untuk melestarikan warisan alam dan budaya negara.

Untuk mencapai tujuan utama tersebut, asosiasi menghadapi beberapa tantangan

kritis yang jika tidak dimitigasi dengan baik dapat mencegah program community-based

Page 2: Community Based Tourism

tourism dari menghasilkan hasil yang sukses di Kirgistan. Agar KCBTA secara jelas

mengidentifikasi kebutuhan yang dapat menimbulkan tantangan mengenai keberhasilan

program CBT, analisis situasi dilakukan untuk mengenali kelemahan daerah.

Hasil dari program KCBTA adalah (seperti dikutip Baktygulov dan Raeva, 2010):

Dampak Ekonomi: Jumlah wisatawan menggunakan jasa community-based

tourism pada tahun 2008 adalah 9.260, yang 13 kali lipat dari tahun 2000 (718

turis). Total omset meningkat dari 7.983 pada tahun 2000 menjadi USD 250.554

USD pada tahun 2008. Angka ini menunjukkan semakin populernya community-

based tourism di Kirgistan.

Dampak Sosial: peningkatan permintaan untuk produk dan layanan community-

based tourism oleh wisatawan dihasilkan kesempatan kerja bagi penduduk

setempat dengan penciptaan 412 pekerjaan langsung (tahun 2008) dengan yang

memiliki gaji rata-rata sekitar 40 USD per bulan. Seluruh masyarakat menikmati

manfaat tidak langsung dari pariwisata seperti perbaikan infrastruktur, kesadaran

lingkungan dan pelestarian budaya.

Dampak Lingkungan: Kode Ekologis ini dikembangkan sebagai seperangkat

pedoman bagi anggota CBT dan masyarakat pada umumnya. Ini mencakup

prinsip-prinsip konservasi lingkungan dan budaya serta prinsip yang berkaitan

dengan pengembangan masyarakat lokal dan promosi ekowisata. Diputuskan untuk

memasukkan Kode Ekologis sebagai bagian integral dari perjanjian kerjasama

bahwa tanda-tanda KCBTA dengan mitra lain sebagai jaminan kelestarian

lingkungan dari model CBT.

Thailand mempunyai banyak contoh CBT yang diakui secara internasional. Selama

lebih dari 15 tahun, The Thailand Community Based Tourism Institute (CBT-I) telah

didukungan oleh organisasi masyarakat, sektor swasta, pemerintah dan LSM untuk bekerja

dalam kemitraan dan melahirkan kesuksesan CBT.

Dukungan ini sangat penting dan berpengaruh terhadap aktivitas CBT, contohnya

pemerintah adalah satu-satunya

aktor pembuat kebijakan.

Kebijakan pro CBT dari

pemerintah dapat memberikan

pengarahan dan pengawasan untuk

pengembangannya. Pihak swasta

Mae Kam Pong, Chaing MaiBan Pha Mon, Chiang MaiMae Klang Luang, Chiang MaiBan Ja Bu See, Chiang RaiHuai Kee Lek, Chiang RaiKho Yao noi, Pang NgaBan Leeled, SuratthaniBan Klong Noi, SuratthaniSub Sai Thong, Nakon RajchasrimaBan Prom Loke, Nakorn Sri Thammarat

Thailan

d

Page 3: Community Based Tourism

juga dapat berkontribusi hal yang tidak dapat disediakan oleh masayarakat lokal. Contohnya

mendatangkan kapal pesiar dan olahraga air yang dapat mendukung aktivitas ekonomi di

daerah tersebut karena secara tidak langsung manjadi stimulator dan pemasaran atau promosi

wisatawan untuk datang.

Semua aktor yang terkait melakukan upaya untuk bekerja sama, langkah demi

langkah, melalui siklus pengembangan produk, pemasaran, operasi, mengevaluasi dan

meningkatkan pengalaman CBT. Kerjasama yang efektif membutuhkan persiapan yang

matang dan keterampilan khusus dan pengetahuan.

Contoh aktivitas CBT-I pada tahun 2012 mengadakan kerjasama dengan Mekong

Tourism Forum (MFT), yang akan diselenggarakan di Chiang Rai dalam rangka mengatur

Kemitraan Masyarakat Lokakarya khusus Berbasis Tourism Training. Institusi seperti ini

adalah ide yang sangat bagus yang dapat dipelajari oleh Indonesia dalam pembangunan CBT.

Rumusan masalah

1) Bagaimana mekanisme penerapan CBT?

2) Bagaimana proyeksi implikasi dari penerapan CBT terhadap kesejahteraan sosial

ekonomi masyarakat pesisir?

3) Dalam kondisi bagaimana CBT dapat diterapkan dengan sukses?

Mekanisme

1. First, concideratins wn preparng for CBT

Penilain sikap dan persepsi terhadap pariwisata hal yang sangat subjektif tetapi

sangatlah penying bagi wisatawan yang menilai barang dan jasa yang ditawarkan oleh

masyarakat, jadi masayarakt penting untuk besikap ramah dan tamah dn memberikan

fasiitas yang terbaik.

Penyuluhan CBT

Masayarakat harus mempuya rasa kepemilikan dan terlibat dalam mendorong proses

penilaian CBT. Karena fokus nya adalahsayrakat maka harus ada fasilitator dalam

menampaikan materi dan memastian sem anggota masyarakat enyadari dampak

pariwisata.

Isi penyuluhan :

a. Pengetahuan yang mudah dimengerti oleh masayrakat tentng manfaat CBT dan

paiwisata

Page 4: Community Based Tourism

b. Diskusi sebagai alat untuk saling berbagi ilmu dengan saling menghormati

kemampuan intelektual dan analitis lokal.

c. Pengetahuan dan kreatifitas digunakan sebagai bahan lokal dan representasi

meningkatan daya visual bersama

d. Penyuluhan dengan suasana yang menangkan agar peyuluhan tersampaikan

dengan baik kepada masyarakat.

e. Adanya peningkatan sensitivitas melui perhatian dalam poses CBT

Studi Banding

Studi banding dapat membantu masayarakat dalam mengembangkan CBT dan

memhami jenis tantangan dan peluang pariwisata apa yang dapat diperoleh.

Penilaian proses prtisipatif Pariwisata dengan komunitas rasa kepemilikan dan

tanggung jawab bersama diantara komunitas, wisatawan dan stakeholders dapat

membangun keterampilan, pengetahuan, dan kepercayaan diri untuk mengembangan

pariwisata langsung dalam komunitas karena mereka mempunyai kepentingan dan

manfaatnya masing-masing.

a. Melakukan proses penilaian pariwisata

Meliputi proses penilaian tetapi tidak terbatas pada identifikasi pemegang saham

(stakeholders) pariwisata, mitra potensial dan/atau jaringan pendukung,

mengembangkan visi masyarakat, dan menganalisis peluang dan risiko

pengembangan CBT di bidang sosial, fisik, kebijakan dan industri pariwisata.

Tahap penilaian berlangsung dan menginformasikan tahap perencanaan.

b. Mengidentifikasi pemegang saham

Karena dominasi pemegang saham (stakeholders) dari luar negeri maka perlu quota

dalam penerimaan investasi luar untuk menggenjot perekonomian daerah. Tetapi terlalu

banyak investasi luar pun tidak baik karena menimbulkan degradasi sumber daya alam yang

ada dan dikhawatirkan menjadi penghalang pengembangan CBT sehingga dibutuhkan

kebijakan yang pro dalam pembentukan dan pengembangan CBT.

Pemegang Saham (stakeholders) perlu diidentifikasi dan terlibat dalam beberapa cara

selama proses penilaian. Gambar 1 di bawah ini menggambarkan berbagai potensi pihak yang

mungkin terlibat dalam pariwisata berkelanjutan dan CBT regional dan pedesaan. Pemegang

saham (stakeholders) dapat berinvestasi dalam membangun pariwisata untuk mendukung

CBT.

Page 5: Community Based Tourism

Gambar 2. Pemegang Saham Pariwisata Berkelanjutan

Sumber : Linking Communities, Tourism and Conservation

CBT di daerah pedesaan biasanya tergantung pada produk wisata yang berbasis

sumber daya alam. Akibatnya badan tambahan (pertanian pemerintah, taman, kehutanan,

perikanan dan pertambangan departemen dan organisasi lainnya) perlu terlibat dalam

penilaian dan tahap perencanaan CBT. Ini sangatlah penting bahwa hubungan baik yang

dibangun dengan jenis pemangku kepentingan sejak awal karena mereka mungkin memiliki

proses panjang yang melibatkan proses birokrasi untuk menavigas

2. Second, Struktures and systems for managing the CBT operation

CBT perlu menetapkan tim manajemen yang efektif, membangun kontrol kualitas

kedalam setiap bagian dari siklus manajemen, mengelola keadaan dan kondisi, dan

terus-menerus mengevaluasi pengelolaan praktek2.

Mengidentifikasi area utama

Tim kepemimpinan harus memulai dan menetapkan standar pelayanan dan kontrol

kualitas untuk aspek operasi CBT yang memberikan layanan kepada pengunjung, konsisten

dengan apa yang telah telah dipasarkan (home stay, pentas budaya, souvenir, trakking)

Konstruksi, pemeliharaan dan perawatan infrastruktur (misalnya fasilitas atau sikap ramah

tamah) dan memiliki staf yang tersedia dengan keterampilan dan pengalaman untuk

menjalankan / menjaga mereka.

Standar Kualitas CBT

Standar kualitas CBT yang berkembang akan sangat tergantung pada sumber daya

yang tersedia untuk memberikan layanan yang memenuhi standar yang diinginkan. Kunci

manajemen yang baik mengalokasikan jumlah yang memadai staf untuk dapat memberikan

layanan yang berkualitas.

Page 6: Community Based Tourism

Menjaga Standar

Tim manajemen harus membiasakan diri dengan semua nasional dan internasional

standar yang mungkin berlaku. Misalnya Green Globe Certification yang mendukung Global

Sustainable Tourism Criteria (GSTC). GSTC adalah standar internasional yang disepakati

untuk operasi yang berkelanjutan dan manajemen perjalanan dan pariwisata (Green Globes’

website).

3. Third, Recourcing CBT

Tahap ketiga menyoroti pertimbangan utama untuk sumber daya operasi CBT,

pemilihan yang tepat dari strategi pembiayaan untuk operasi yaitu memastikan bahwa

manfaat yang merata dibagi untuk seluruh masyarakat. Hal ini juga mengeksplorasi sebagai

cara efektif mengelola dan melestarikan aset lingkungan dan budaya masyarakat. Akhirnya

menimbulkan pertimbangan untuk memastikan bahwa permintaan dan penawaran suatu hal

yang berkelanjutan.

Menemukan keuangan yang tepat

Setiap CBT mencoba untuk meningkatkan keuangannya tetapi harus menghindari

pilihan pembiayaan yang tidak menciptakan insentif karena hal ini berpengaruh pada kinerja

manajemen dan praktek. Karena Insentif ini dapat menyebabkan konflik di dalam atau di

antara masyarakat sehingga pembiayaan harus adil sesuai dengan posinya. Partisipasi

masyarakat dalam pengambilan keputusan tentang jenis pinjaman atau hibah untuk

mengajukan permohonan adalah bagian penting dari meminimalkan gesekan masa depan atas

penyebaran manfaat dalam masyarakat. Komite lokal dapat dibentuk untuk menyetujui

rencana keuangan atau penawaran pendanaan (WWF 2001).

Usaha Dana

Pengelolaan usaha CBT dapat mencari bantuan dari pemegang saham (stkaeholders)

dan mitra untuk memanfaatkan keahlian eksternal saat menulis rencana bisnis, aplikasi kredit

atau pendanaan proposal.

Sumber Pendanaan

Pendanaan awal dapat diakses melalui lembaga-lembaga pemerintah, sektor swasta,

atau Organisasi LSM yang beroperasi di dalam negara atau wilayah yang relevan.

4. Fourth, developing skills and local capacity to deliver CBT and sustain its legacy

Tahap keempat menyoroti pertimbangan utama untuk mengembangkan masyarakat

setempat dan lainnya. Kapasitas pemegang saham (stakeholders) untuk meningkatkan

Page 7: Community Based Tourism

kualitas produk CBT dan mempertahankan kebudayaan. Ini menyoroti keterampilan daerah

yang diperlukan penyampaian CBT yang tepat dalam konteks yang berbeda.

CBT sangat tergantung pada masyarakat. Pengalaman turis tergantung pada kualitas

layanan diberikan oleh pegawai yang dilatih dalam keterampilan dan kapasitas yang tepat

untuk menyampaikan pariwisata produk.

Dalam tahap empat ini juga mengidentifikasi beberapa mekanisme, yang

memungkinkan CBT dapat dipertahankan dalam jangka waktu panjang yaitu dengan

membangun keterampilan lokal dan kapasitas untuk persiapan dan tahap perencanaan CBT,

adalah bagian penting dari menjalankan CBT yang efektif.

Melakukan inventarisasi keterampilan dan analisis kesenjangan

Dilakukan dalam tahap penilaian, persediaan keterampilan dan analisis kesenjangan

akan menyoroti daerah di mana pembangunan kapasitas yang dibutuhkan. Tugas ini

dimungkinkan melalui pengembangan matriks dasar keterampilan yang dibutuhkan dan

kemudian memeriksa dari keterampilan yang tersedia. Hal ini kemudian memungkinkan

untuk mengidentifikasi di mana kesenjangan keterampilan. Hal ini penting untuk

mengidentifikasi berbagai tingkat yang berbeda kebutuhan manajemen dan kapasitas untuk

orang yang berbeda dengan tanggung jawab yang berbeda pada tingkat yang berbeda.

5. Developing and marketing the CBT product

Tahap kelima menjelaskan bahwa produk utama pariwisata bukanlah sesuatu yang

diproduksi oleh industri. Produk kekayaan, warisan budaya dan alam, yang berfungsi sebagai

tujuan turis.

Pengembangan produk

Tahap lima, Ini harus dimulai dengan proses untuk mengidentifikasi fitur komunitas

atau aset dari tujuan. Ini mungkin termasuk fitur alam fisik (misalnya air terjun, hutan,

sumber air panas) dan /atau aset dan kekuatan (misalnya keramahan lokal, kerajinan

dan festival budaya) sosial dan budaya. Produk pariwisata kemungkinan akan

dibangun di sekitar aset alam dan/atau budaya tersebut. Inventarisasi fitur ini akan

memberikan titik awal bagi masyarakat untuk menentukan apa pengalaman wisata

yang ingin mereka tawarkan.

6. Building relantionships to support CBT

Tahap keenam menjelaskan cara mempertahankan CBT dalam jangka panjang.

masyarakat dapat mengembangkan kemitraan dan jaringan dengan organisasi terkait untuk

Page 8: Community Based Tourism

EkonomiPendapatan dari hasil produksi lokal Beragam Ekonomi lokalKemandirian

SosialPembangunan yang berpusatKeadilan sosialKepuasan kualitas kehidupanOrganisasi masyarakat yang aktif

memperpanjang jangkauan, membangun ketahanan dan menciptakan lingkungan yang

mendukung. Tahap enam memberikan informasi tentang seberapa efektif kerjasama dan

jaringan pengaturan antara masyarakat dan pariwisata lainnya pemegang saham

(stakeholders) dapat mendukung CBT yang tepat, efektif dan berkelanjutan di daerah

pedesaan dan regional daerah.

Kemitraan dan bentuk lain dari jaringan dapat memberikan dukungan penting bagi

inisiatif CBT. Sebuah usaha CBT yang jaringannya baik akan lebih sukses dan tangguh, dari

segi internal terfokus dan semata-mata bergantung pada manajer CBT untuk membangun dan

mempertahankan CBT. Dukungan bisa dengan berbagai cara, termasuk bantuan keuangan,

pelatihan dalam pemberian jasa pariwisata, jaringan manajer masyarakat dengan penyedia

lokal lainnya dan bantuan dengan pemasaran.

Mengidentifikasi hubungan potensial pemegang saham (stakeholders)

Hal ini dapat dicapai dengan melakukan latihan yang 'stakeholder mapping'.

pemegang saham (stakeholders) pemetaan dapat mengambil bebagai cara dan sesederhana

atau sedetail mungkin. Biasanya, pada minimum proses ini harus melibatkan identifikasi

nama, lokasi, rincian kontak dan kepentingan tertentu atau relevansi untuk inisiatif CBT.

Pemegang saham (stakeholders) juga dapat dinilai dalam kaitannya dengan kekuasaan dan

kapasitas untuk mempengaruhi CBT. Pemegang saham (stakeholders) diluar masyarakat

daerah biasanya berasal dari salah satu dari tiga kelompok: operator sektor swasta, sektor

publik dan non-profit organisasi.

Proyeksi Implikasi Dari Penerapan CBT

Page 9: Community Based Tourism

Gambar 3. Lima Implikasi Pengembangan Masyarakat

CBT dan pengembangan masyarakat berkaitan satu sama lain karena mereka berbagi

alam dan budaya sumber daya yang sama. Norma sosial dan budaya menentukan tidak hanya

penggunaan sumber daya tetapi juga hubungan internal dan eksternal struktur. Idealnya, nilai

mengembangaan hubungan antara Budaya Lokal dan Sumber Daya Lingkungan setempat

harus diinternalisasi oleh masyarakat anggota dan diintegrasikan ke dalam semua aspek

manajemen CBT.

Sehingga dengan manfaat CBT akan membantu tercapai tujuan dan kepentingan

bersama yaitu

1. mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui diversifikasi kerja,

2. Mendukung keberlanjutan ekologi dan meminimalisir dampak lingkungan

3. menghormati dan mendorong partisipasi yang setara dari masyarakat setempat

4. Melestarikan dan mempromosikan warisan budaya hidup dan kesejahteraan

5. Mendidik pengunjung tentang budaya dan alam

6. Menunjukkan praktek manajemen yang baik

Page 10: Community Based Tourism

7. Menjamin kualitas dan pengalaman yang aman untuk semua individu yang

terlibat.

Kondisi yang Tepat Untuk Penerapan CBT

Penerapan CBT dibutuhkan dalam kondisi yang tepat untuk keberhasilannya.

Seluruh elemen masyarakat harus bekerjasama sebagai penentu keberhasilan CBT ini, tidak

hanya dari masyarakat tetapi juga dari pihak pemerintah dan lembaga penunjang lainnya

harus mampu menjadi penunjang masyarakat untuk menyempurnakan penerapan CBT.

Sejumlah persiapan dan pengkondisian yang tepat harus dilakukan untuk menerapkan CBT

ini agar berhasil.

1. Masyarakat harus sudah terorganisasi dengan baik dan menjadi satu padu, ketika

mulai menerapkan CBT ini masyarakat sudah mempunyai keinginan dan kesadaran

yang sama untuk mewujudkannya.

2. Tingkat partisipasi yang tinggi sangat dibutuhkan untuk kelangsungan CBT dalam

penerapannya, karena akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan dan

manajemen keuangan.

3. Keputusan untuk CBT dibuat oleh masyarakat berdasarkan pilihan informasi, dari

dampak, pilihan, risiko, dan hasil yang akan didapat kelak. Yang menjadi hambatan

biasanya adalah ketika pengambilan keputusan didasarkan pada informasi yang

terbatas dan tidak memiliki pilihan lain untuk menentukan suatu keputusan.

4. Didukung oleh pemasaran yang baik karena pemasaran merupakan salah satu aspek

penting dalam keberlangsungan CBT. Apabila pemasaran dalam jumlah yang kecil

atau pemasaran salah dalam membidik target maka ini akan jadi penghambat

penerapan CBT.

5. CBT perlu menjalin kemitraan yang kuat dan baik dengan LSM lokal, badan-badan

pemerintah yang relevan dan pendukung lainnya karena dalam penerapannya CBT

ini tidak boleh didirikan sepenuhnya oleh mekanisme pendanaan.

6. Pengadaan infrastruktur yang baik menjadi salah satu pendukung utama karena

mempermudah akses aktivitas CBT. Contohnya sebagai alat penarik investor atau

wisatawan.