penyebab batuk kita tak kunjung...

22
1 Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Sembuh - Batuk memang sangat sering dianggap gangguan kesehatan ringan. Biasanya dengan mengonsumsi obat batuk itu akan terasa efektif. Tetapi, pada beberapa orang cara ini tidak efektif dan batuk kembali muncul ketika tidak meminum obat. Mungkin tidak semua orang bisa mengetahui dengan pasti apa penyebab batuknya. Karena ada begitu banyak kondisi atau penyakit yang disertai dengan batuk berkepanjangan. Untuk itu, Anda harus ketahui apa saja penyebab batuk Anda tak kunjung sembuh. Berikut Penyebabnya: 1. Penyebab Batuk Karena Infeksi Saluran Pernapasan Salah satu gejala paling umum pada batuk adalah pilek, flu dan infeksi saluran pernafasan lainnya. Batuk kronis bisa bertahan lebih lama dari gejala lain (seperti hidung tersumbat dan demam) karena saluran udara di paru-paru tetap peka dan meradang. Kondisi ini disebut sindroma batuk kronis bagian atas. Infeksi yang lebih serius adalah pneumonia, yang bisa disebabkan bakteri atau virus. Karakteristiknya batuk disertai dahak berwarna kehijauan disertai demam, mengigil, nyeri dada, mual dan rasa lelah. 2. Batuk Rejan Batuk rejan adalah batuk yang disebabkan oleh bakteri dan disertai dengan demam, hidung meler, batuk terus menerus yang membuat seseorang sulit bernapas. Ketika menghirup udara ke paru-paru, batuk tersebut akan menghasilkan suara khas rejan yang bernada tinggi. Pada kondisi awal banyak orang yang tidak mengalami demam, tapi batuk kronis yang menyertai pertusis bisa berlangsung selama berminggu-minggu. 3. Polusi Udara Penyebab Batuk Polusi udara juga penyebab utama batuk tak kunjung reda. Dalam jangka pendek, asap rokok dari ayah misalnya, bisa membuat batuk kering atau berdahak dan iritasi pada paru-paru anak. Belum lagi debu-debu di sekitar yang ikut terhirup bersama polusi karbon. Hal ini membuat batuk menjadi lebih parah dan sulit untuk reda. Untuk menghindarinya, gunakanlah selalu masker saat Anda pergi ke tempat yang terpapar banyak polusi udara. Atau jauhkan anak Anda dari para perokok. Usahakan tiap akhir pekan, ajak anak Anda untuk mengunjungi tempat yang memiliki udara segar untuk membersihkan paru-paru anak Anda juga Anda sendiri. 4. Alergi dan Asma Penyebab Timbulnya Batuk Penyakit paru-paru kronis atau biasa disebut asma adalah di mana saluran udara di paru-paru rentan terhadap inflamasi dan pembengkakan. Saat dada terasa kencang dan sesak napas disertai batuk adalah gejala karakteristik asma yang cenderung intensif pada malam hari atau pagi. Ketika gejala asma tiba-tiba muncul, ini dikenal sebagai serangan asma. Lalu pada orang yang tidak menderita asma, menghirup serbuk sari, debu, rambut hewan peliharaan dan iritasi udara dapat memicu rhinitis alergi,

Upload: dian-islamiaty-ramadhani

Post on 10-Apr-2016

33 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\

TRANSCRIPT

Page 1: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

1

Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Sembuh - Batuk memang sangat sering dianggap gangguan kesehatan ringan. Biasanya dengan mengonsumsi obat batuk itu akan terasa efektif. Tetapi, pada beberapa orang cara ini tidak efektif dan batuk kembali muncul ketika tidak meminum obat. Mungkin tidak semua orang bisa mengetahui dengan pasti apa penyebab batuknya. Karena ada begitu banyak kondisi atau penyakit yang disertai dengan batuk berkepanjangan. Untuk itu, Anda harus ketahui apa saja penyebab batuk Anda tak kunjung sembuh. Berikut Penyebabnya:

1. Penyebab Batuk Karena Infeksi Saluran PernapasanSalah satu gejala paling umum pada batuk adalah pilek, flu dan infeksi saluran pernafasan lainnya. Batuk kronis bisa bertahan lebih lama dari gejala lain (seperti hidung tersumbat dan demam) karena saluran udara di paru-paru tetap peka dan meradang. Kondisi ini disebut sindroma batuk kronis bagian atas. Infeksi yang lebih serius adalah pneumonia, yang bisa disebabkan bakteri atau virus. Karakteristiknya batuk disertai dahak berwarna kehijauan disertai demam, mengigil, nyeri dada, mual dan rasa lelah.

2. Batuk RejanBatuk rejan adalah batuk yang disebabkan oleh bakteri dan disertai dengan demam, hidung meler, batuk terus menerus yang membuat seseorang sulit bernapas. Ketika menghirup udara ke paru-paru, batuk tersebut akan menghasilkan suara khas rejan yang bernada tinggi. Pada kondisi awal banyak orang yang tidak mengalami demam, tapi batuk kronis yang menyertai pertusis bisa berlangsung selama berminggu-minggu.

3. Polusi Udara Penyebab BatukPolusi udara juga penyebab utama batuk tak kunjung reda. Dalam jangka pendek, asap rokok dari ayah misalnya, bisa membuat batuk kering atau berdahak dan iritasi pada paru-paru anak. Belum lagi debu-debu di sekitar yang ikut terhirup bersama polusi karbon. Hal ini membuat batuk menjadi lebih parah dan sulit untuk reda. Untuk menghindarinya, gunakanlah selalu masker saat Anda pergi ke tempat yang terpapar banyak polusi udara. Atau jauhkan anak Anda dari para perokok. Usahakan tiap akhir pekan, ajak anak Anda untuk mengunjungi tempat yang memiliki udara segar untuk membersihkan paru-paru anak Anda juga Anda sendiri.

4. Alergi dan Asma Penyebab Timbulnya BatukPenyakit paru-paru kronis atau biasa disebut asma adalah di mana saluran udara di paru-paru rentan terhadap inflamasi dan pembengkakan. Saat dada terasa kencang dan sesak napas disertai batuk adalah gejala karakteristik asma yang cenderung intensif pada malam hari atau pagi. Ketika gejala asma tiba-tiba muncul, ini dikenal sebagai serangan asma.

Lalu pada orang yang tidak menderita asma, menghirup serbuk sari, debu, rambut hewan peliharaan dan iritasi udara dapat memicu rhinitis alergi, yaitu reaksi alergi yang dapat menyebabkan batuk, bersama dengan gejala seperti hidung tersumbat dan bersin. Jika demikian, cari tahu apa pemicu alergi dan sebisa mungkin hindari kontak dengan pemicunya. Periksakanlah segera ke dokter.

5. Terjangkit COPDCOPD terjadi ketika saluran udara dan kantung udara di paru-paru menjadi meradang atau rusak. Hal ini paling sering disebabkan oleh rokok dan banyak terjadi pada usia 45 tahun ke atas. COPD membuat paru-paru menghasilkan lendir berlebihan yang secara refleks, tubuh mencoba untuk menghapusnya dengan batuk. Kerusakan jaringan yang terkait juga dapat membuat sesak napas.

Hal ini harus diperiksakan ke dokter, terutama jika Anda perokok. Untuk menentukan apakah seseorang terkena COPD atau tidak, akan dilakukan serangkaian tes. Termasuk tes Spirometry yaitu menghirup sedalam mungkin dan mengeluarkan napas dalam sebuah tabung.

6. Mengidap Penyakit TBCTBC adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Gejala-gejala TBC paru yang sering terjadi adalah batuk, demam ringan, penurunan berat badan, mudah lelah, selera makan turun, benjolan di

Page 2: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

2

leher, sampai berkeringat pada malam hari. Jika penyakit TBC bertambah parah, akan terjadi batuk yang disertai lendir dan darah. Bagi Anda yang memiliki gejala-gejala tersebut segera periksakan diri Anda ke dokter.

7. Penyebab Bronchitis AkutPenyebab batuk tak kunjung sembuh bronkhitis akut adalah suatu kondisi akibat saluran dalam paru-paru terinfeksi dan meradang. Selain menyebabkan batuk dan sesak di dada, bronkhitis juga memicu timbulnya demam, menggigil, sakit tenggorokan dan gejala flu lainnya. Gejala ini biasanya hilang dalam beberapa hari, tapi batuknya bisa bertahan hingga berminggu-minggu. Jika bronkhitis akut ini sering terjadi, maka bisa memicu terjadinya bronkhitis kronis yaitu kondisi serius dari paru-paru yang menghasilkan lendir berlebih akibat iritasi terus menerus.

Itulah beberapa penyebab batuk tak kunjung sembuh. Saran saya periksakanlah segera ke dokter dan bersihkanlah ruangan rumah Anda dengan teratur agar tidak ada debu dan polusi yang akan terhirup saat Anda di rumah. Berikan ruang fentilasi udara yang baik, supaya sirkulasi udara berjalan dengan lancar. Cukup disini artikel tentang penyebab batuk tak kunjung sembuh.

Page 3: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

3

Apa itu perokok pasif?

Perokok pasif adalah orang yang menghirup asap rokok baik yang berasal dari hembusan nafas perokok maupun dari batang rokok yang sedang terbakar. Asap rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya, diantaranya:

Ammonia, yang digunakan pada produk pembersih. Butane, yang digunakan untuk menjernihkan cairan. Karbon monoksida, yang umumnya keluar dari asap knalpot kendaraan. Khromium, digunakan untuk membuat baja. Sianida, digunakan untuk senjata kimia. Formalin, digunakan pada industri kimia. Timah, logam beracun. Polonium, zat radioaktif.

Partikel dari asap rokok ini dapat berada dalam udara ruangan sampai beberapa jam dan residu partikel ini dapat menempel pada rambut, pakaian dan perabot yang terdapat di dalam ruangan tersebut.

Seberapa bahayanya menjadi perokok pasif?

Berikut adalah beberapa penyakit yang bisa dialami oleh mereka yang menjadi perokok pasif:

Penyakit paru. Paparan asap rokok menganggu sistem pernafasan terutama pada mereka yang menderita asma dan penyakit paru menahun (COPD).

Penyakit jantung. Paparan asap rokok merusak pembuluh darah dan menganggu sirkulasi darah sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung.

Page 4: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

4

Kanker. Asap rokok telah terkenal menjadi faktor risiko utama kanker paru. Benzena yang terdapat pada asap rokok juga dapat meningkatkan risiko kanker darah atau leukemia.

Bila yang menjadi perokok pasif adalah anak anak maka dia akan berisiko mengalami:

Berat badan kelahiran yang rendah. Paparan asap rokok selama kehamilan akan menyebabkan ibu hamil melahirkan anak dengan berat badan yang rendah.

Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Anak anak yang menjadi perokok pasif akan meningkatkan risiko mengalami SIDS.

Asma. Merokok pasif akan meningkatkan risiko dan keparahan asma pada anak anak. Infeksi. Anak anak yang hidup bersama perokok lebih mudah menderita infeksi terutama pada saluran

nafas seperti bronkhitis, radang paru paru dan infeksi pada telinga.

Menjadi perokok pasif juga menyebabkan seseorang berisiko menderita batuk berdahak kronis, sesak nafas dan iritasi pada mata dan hidung.

Mekanisma terjadinya batuk darah adalah sebagai berikut :

1. Radang mukosaPada trakeobronkitis akut atau kronis, mukosa yang kaya pembuluh darah menjadi rapuh, sehingga trauma yang ringan sekalipun sudah cukup untuk menimbulkan batuk darah.

2. Infark paruBiasanya disebabkan oleh emboli paru atau invasi mikroorganisme pada pembuluh darah, seperti infeksi coccus, virus, dan infeksi oleh jamur.

3. Pecahnya pembuluh darah vena atau kapilerDistensi pembuluh darah akibat kenaikan tekanan darah intraluminar seperti pada dekompensasi cordis kiri akut dan mitral stenosis.

4. Kelainan membran alveolokapilerAkibat adanya reaksi antibodi terhadap membran, seperti pada Goodpasture’s syndrome.

5. Perdarahan kavitas tuberkulosaPecahnya pembuluh darah dinding kavitas tuberkulosis yang dikenal dengan aneurisma Rasmussen; pemekaran pembuluh darah ini berasal dari cabang pembuluh darah bronkial. Perdarahan pada bronkiektasis disebabkan pemekaran pembuluh darah cabang bronkial. Diduga hal ini terjadi disebabkan adanya anastomosis pembuluh darah bronkial dan pulmonal. Pecahnya pembuluh darah pulmonal dapat menimbulkan hemoptisis masif.

6. Invasi tumor ganas

7. Cedera dadaAkibat benturan dinding dada, maka jaringan paru akan mengalami transudasi ke dalam alveoli dan keadaan ini akan memacu terjadinya batuk darah.

1. Infeksi, terutama tuberkulosis, abses paru, pneumonia, dan kaverne oleh karena jamur dan sebagainya.2. Kardiovaskuler, stenosis mitralis dan aneurisma aorta.3. Neoplasma, terutama karsinoma bronkogenik dan poliposis bronkus.4. Gangguan pada pembekuan darah (sistemik).5. Benda asing di saluran pernapasan.

Definisi Foto Rontgen

Foto rontgen adalah alat yang menggunakan sinar sebagai cara untuk mampu menembus bagian tubuh

manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh.

Page 5: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

5

Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa dilihat

hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah bisa diproses secara digital tanpa

film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke berbagai belahan dunia

menggunakan teknologi e-mail.

Indikasi Foto Rontgen

Sinar X yang digunakan untuk foto rontgen merupakan sinar yang dapat menyebarkan radiasi. Meski

demikian, manfaat yang didapat dari teknologi ini lebih banyak ketimbang risikonya jika dilakukan dengan

benar. Itulah mengapa, bila dianggap perlu bayi yang baru lahir pun bisa menjalani tindakan ini untuk

menegakkan diagnosis ada tidaknya kelainan dalam tubuhnya. Tindakan ini dilakukan semata-mata untuk

memudahkan penatalaksaan selanjutnya. Akan tetapi harus diingat bahwa permintaan foto rontgen harus berasal

dari dokter yang menanganinya, apakah ada indikasi, selain telah mempertimbangkan masak-masak manfaat

dan kerugiannya.

Contoh indikasi yang menjadi pertimbangan adalah:

1.      Sesak napas pada bayi. Untuk memastikan ada tidaknya kelainan di toraksnya (rongga dada), dokter

membutuhkan foto rontgen agar penanganannya tepat. Soalnya, ada begitu banyak penyakit yang memunculkan

gejala sesak napas namun membutuhkan penanganan yang jelas-jelas berbeda. Nah, hasil foto rontgen dapat

membantu dokter menegakkan diagnosis.

2.      Bayi muntah hijau terus-menerus. Bila dokter mencurigai muntahnya disebabkan sumbatan di saluran cerna,

maka pengambilan foto rontgen pun akan dilakukan. Pertimbangan dokter untuk melakukan tindakan ini tidak

semata-mata berdasarkan usia, melainkan lebih pada risk and benefit alias risiko dan manfaatnya.

3.      Deteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya . Bagi balita sampai kalangan dewasa,

foto rontgen lazimnya dimanfaatkan untuk mendeteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam

lainnya.

Ragam Persiapan Rontgen

Persiapan sebelum pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen dapat dibedakan sebagai berikut:

1.         Radiografi konvensional tanpa persiapan

Maksudnya, saat anak datang bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang atau toraks.

2.         Radiografi konvensional dengan persiapan

Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya untuk foto rontgen perut.

Sebelum pelaksanaan, anak diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap. Dengan begitu

ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas memperlihatkan kelainan yang dideritanya.

3.         Pemeriksaan dengan kontras

Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara diminum, atau dimasukkan lewat anus,

atau disuntikkan ke pembuluh vena. Alat rontgen yang digunakan untuk pemeriksaan selanjutnya adalah

fluoroskopi. Pemeriksaan dilakukan jika usus atau lambung anak dicurigai terputar. Untuk anak yang dicurigai

menderita Hirschsprung (penyempitan di usus besar yang disebabkan bagian usus tidak memiliki persarafan

pada dindingnya), kontras dimasukkan lewat anus. Sedangkan untuk anak yang mengalami kelainan ginjal atau

saluran kemih, kontras dimasukkan lewat pembuluh vena atau kandung kemih.

Page 6: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

6

Setelah dilakukan tindakan ini, bukan tidak mungkin akan muncul reaksi alergi pada beberapa anak.

Indikasinya adalah gatal, kemerahan, muntah, tekanan darah turun hingga sesak napas. Oleh karena itu,

alat/obat-obat untuk menangani kondisi ini harus tersedia di ruang pemeriksaan yang merupakan bagian dari

prosedur standar pelaksanaan rontgen menggunakan kontras.

Untuk mencegah paparan radiasi, ada perlengkapan khusus yang digunakan selama proses berlangsung.

Misalnya organ vital anak akan ditutup selama pelaksanaan foto rontgen, atau orang tua yang "memegangi"

anaknya diharuskan memakai pelindung khusus yang disebut shielding atau apron. Jatuhnya sinar ke tubuh anak

pun harus melewati piranti khusus guna meminimalisir kemungkinan bahaya radiasi. Intinya, persiapan matang

sudah dipikirkan untuk memprioritaskan keamanan pasien.

Rontgen Kala Sakit Ringan

Banyak orang tua yang menanyakan kala anaknya sakit ringan, seperti batuk-pilek, bolehkah dirontgen

untuk pemeriksaan yang lain. Pada prinsipnya tidak masalah sepanjang manfaat yang didapat dengan tindakan

tersebut lebih besar. Dokterlah yang akan memutuskan dengan berbagai pertimbangan, apakah foto rontgen

harus dilakukan atau tidak. Jika anak mengalami batuk kronik disamping flu, dokter dapat meminta pemeriksaan

dengan foto rontgen.

Namun ada kondisi tertentu yang menyebabkan anak tidak bisa dirontgen. Di antaranya anak yang

sedang sakit berat. Namun dengan kemajuan teknologi, di banyak rumah sakit sudah ada alat rontgen yang

mobile. Sehingga alat rontgenlah yang akan mendekat atau menjauh tanpa pasien harus berpindah tempat.

Selain itu, tak masalah juga bila anak memang memerlukan pemeriksaan rontgen berulang. Contohnya pada

anak yang dicurigai TBC paru sehingga perlu rontgen ulang sebagai bahan evaluasi setelah menja-lani

pengobatan selama 6 bulan. Selain jangka waktunya cukup lama, dosis yang digunakan pun sudah

dipertimbangkan seminimal mungkin sejauh masih bisa diperoleh gambar yang jelas. Mengenai dosis minimal

yang diperbolehkan tentu sudah ada aturan bakunya, tergantung pada organ tubuh anak, terma-suk berat

badannya. Selama dosis yang digunakan tepat, kalaupun ada sel-sel yang terkena radiasi sinar X ini biasanya

akan segera pulih kembali.

Jadi, batasannya bukan pada berapa kali dalam setahun atau berapa banyak dalam kurun waktu tertentu

anak boleh dirontgen, melainkan seberapa penting dan mendesak tindakan tersebut harus dilakukan. Itulah

mengapa pada kondisi tertentu dimana diagnosis hanya bisa ditegakkan berdasarkan hasil rontgen, meskipun

harus diulang dalam jangka waktu relatif berdekatan, dokter akan tetap merekomendasikannya untuk

kepentingan anak.

Batas Paparan Radiasi

Pada prinsipnya, sinar X menyebarkan radiasi yang bisa menyebabkan ionisasi sel. Dalam jangka

panjang, paparan radiasi ini bisa memicu munculnya kanker. Namun tentu saja ambang dosis yang dibutuhkan

untuk memicu kanker tidaklah sedikit. Sejauh ini radiologi yang digunakan untuk pasien masih dalam batas

aman.

Sedangkan pekerja di lingkungan radiologi dibekali indikator khusus untuk mendeteksi seberapa besar

paparan radiasi yang sudah diterimanya. Seiring dengan kemajuan teknologi, posisi "penembakan" pun sudah

Page 7: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

7

dibuat sedemikian rupa sehingga baik pasien maupun dokter/pekerja radiologi yang melakukan tugasnya

seminimal mungkin terpapar radiasi. Demikian juga dengan waktu yang diperlukan selama proses

"penembakan" dibuat semakin singkat.

Jumlah normal limfosit CD4 adalah 600 sampai 1500 per mililiter kubik darah. Apabila jumlahnya

merosot dibawah 200, sistem kekebalan tubuh tidak dapat bekerja sempurna. Dengan jumlah CD4 dibawah 200,

infeksi sederhana dapat menimbulkan masalah karena tubuh tak dapat melawannya. Virus, bakteri, jamur dan

parasite dapat menimbulkan infeksi.

Kebanyakan orang tak sadar mereka mendapat HIV. Beberapa orang yang mendapat virus ini menderita sakit

mirip flu 2 sampai 6 minggu setelah terinfeksi. Karena gejalanya mirip flu, mereka biasanya mengabaikan.

Selama tahap awal HIV, pertempuran seru antara sel CD4 dan HIV untuk 8 atau 9 tahun tanpa klinis yang

berarti.  Kebanyakan mereka dengan HIV tidak mempunyai gejala pada tahap awal. Kemudian, tahap ini

berakhir dengan infeksi ringan atau gejala menahun seperti:

• Pembengkakan kelenjar getah bening – seringkali sebagai tanda awal infeksi HIV

• Diare

• Penurunan berat badan

• Demam

• Batuk

• Nafas pendek

Selama tahap lanjut HIV, gejala yang lebih serius bermunculan seperti:

• Letih berkepanjangan, tanpa sebab

• Keringat malam berlebihan

• Menggigil atau demam lebih dari 38°C selama beberapa minggu

• Pembengkakan kelenjar getah bening lebih dari 3 bulan

• Diare menahun

• Nyeri kepala menetap

AIDS singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Ini berarti penyakit yang melemahkan sistem

kekebalan:

• Jumlah limfosit CD4 200 atau kurang

• Disertai infeksi serius atau kanker karena ketak-berdayaan sistem kekebalan untuk melawannya

JUMLAH NORMAL SEL CD4 Jumlah sel CD4 dihitung dalam milimeter kubik darah, bisa manual dengan mikroskop atau otomatis dengan cytometer. Angka normal bervariasi, ada yang menyebut 600-1200; 500-1000; 500-1500 dan 1400-1500 per mm kubik darah. Dapat disimpulkan bahwa angka normal adalah di atas 500 per mm kubik darah. 

Page 8: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

8

Makin tinggi jumlah sel CD4 berarti makin baik sistem imun kita. Sebaliknya makin rendah jumlah sel CD4 berarti makin rendah daya tahan tubuh kita. How low is low sehingga kita harus memulai pengobatan dengan ARV ada banyak pendapat. Ada yang memberi batas di bawah 500 sudah perlu diberikan pengobatan, tetapi pada umumnya mengatakan bahwa pengobatan dengan ARV dimulai bila CD4 count ada pada angka 350 atau lebih rendah.

Batuk merupakan sebuah gejala penyakit yang paling umum dimana prevalensinya dijumpai pada sekitar 15 % pada anak-anak dan 20% pada orang dewasa. Satu dari sepuluh pasien yang berkunjung ke praktek dokter setiap tahunnya memiliki keluhan utama batuk. Batuk dapat menyebabkan perasaan tidak enak, gangguan tidur, mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan menurunkan kwalitas hidup. Batuk dapat juga menimbulkan berbagai macam komplikasi seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, sakit kepala, pingsan, herniasi diskus, hernia inguinalis, patah tulang iga, perdarahan subkonjungtiva, dan inkontinensia urin.

Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu. Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan jalan :

1. Mencegah masuknya benda asing ke saluran nafas.2. Mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran nafas.

Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan kadang-kadang merupakan gejala dini suatu penyakit. Batuk mungkin sangat berarti pada penularan penyakit melalui udara ( air borne infection ). Batuk merupakan salah satu gejala penyakit saluran nafas disamping sesak, mengi, dan sakit dada. Sering kali batuk merupakan masalah yang dihadapi para dokter dalam pekerjaannya sehari-hari. Penyebabnya amat beragam dan pengenalan patofisiologi batuk akan sangat membantu dalam menegakkan diagnosis dan penanggulangan penderita batuk.

Mekanisme Terjadinya Batuk

Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat di laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor di dapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial, dan diafragma.

Serabut afferen terpenting ada pada cabang nervus vagus yang mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan juga rangsangan dari telinga melalui cabang Arnold dari nervus vagus. Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis, nervus glosofaringeus, menyalurkan rangsang dari faring dan nervus frenikus menyalurkan rangsang dari perikardium dan diafragma.

Oleh serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak di medula, di dekat pusat pernafasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut afferen nervus vagus, nervus frenikus, nervus interkostalis dan lumbar, nervus trigeminus, nervus fasialis, nervus hipoglosus, dan lain-lain menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring, trakea, bronkus, diafragma,otot-otot interkostal, dan lain-lain. Di daerah efektor ini mekanisme batuk kemudian terjadi.

Tabel 1. Komponen refleks batuk

Reseptor Aferen Pusat batuk Eferen EfektorLaring

Trakea

Cabang nervus vagus

Nervus trigeminus

Tersebar merata di medula dekat pusat pernafasan; dibawah kontrol pusat yang lebih tinggi

Nervus vagus

Nervus frenikus interkostal dan lumbalis

Otot laring, trakea dan bronkus

Diafragma otot-otot interkostal, abdominal dan otot-

Page 9: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

9

Bronkus

Telinga

Pleura

Lambung

Hidung

Sinus paranasal

Faring

Perikardium

Diafragma

Nervus glosofaringeus

Nervus frenikus

Saraf-saraf trigeminus, fasialis hipoglosus dan lain -lain

otot lumbal

Otot-otot saluran nafas atas dan otot bantu nafas

Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu :

1. Fase iritasi

Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang.

1. Fase inspirasi

Pada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah banyak memberikan keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan yang potensial.

1. Fase kompresi

Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cmH2O agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.

1. Fase ekspirasi/ ekspulsi

Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.

Penyebab Batuk

Batuk secara garis besarnya dapat disebabkan oleh rangsang sebagai berikut:

Page 10: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

10

Rangsang inflamasi seperti edema mukosa dengan sekret trakeobronkial yang banyak. Rangsang mekanik seperti benda asing pada saluran nafas seperti benda asing dalam saluran nafas, post

nasal drip, retensi sekret bronkopulmoner. Rangsang suhu seperti asap rokok ( merupakan oksidan ), udara panas/ dingin, inhalasi gas. Rangsang psikogenik.

Tabel 2. Beberapa penyebab batuk

Iritan

Rokok

Asap

SO2

Gas di tempat kerja

Mekanik

Retensi sekret bronkopulmoner

Benda asing dalam saluran nafas

Post nasal drip

Aspirasi

Penyakit Paru Obstruktif

Bronkitis kronis

Asma

Emfisema

Firbrosis kistik

Bronkiektasis

Penyakit Paru Restriktif

Pneumokoniosis

Penyakit kolagen

Penyakit granulomatosa

Tabel 2. Beberapa penyebab batuk

Infeksi

Laringitis akut

Page 11: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

11

Brokitis akut

Pneumonia

Pleuritis

Perikarditis

Tumor

Tumor laring

Tumor paru

Psikogenik

Lain-lain

Komplikasi Batuk

Pada waktu batuk tekanan intratoraks meninggi sampai 300 mmHg. Peninggian tekanan ini diperlukan untuk menghasilkan batuk yang efektif, tetapi hal ini dapat mengakibatkan komplikasi pada paru, ,muskuloskelet, sistem kardiovaskular dan susunan saraf pusat.

Di paru dapat timbul pneumomediastinum, dapat pula terjadi pneumoperitonium dan pneumoretropritonium tapi ini sangat jarang. Komplikasi lainnya adalah pneumotoraks dan emfisema, komplikasi muskuloskletal, patah tulang iga, ruptur otot rektus abdominalis. Komplikasi kardiovaskular dapat berupa bradikardi, robekan vena subkonjungtiva, hidung dan anus serta henti jantung.

Pada sistim saraf pusat dapat terjadi cough syncope, akibat peningkatan tekanan intratoraks terjadi refleks vasodilatasi arteri dan vena sistemik.Hal ini menyebabkan curah jantung menurun dan kadang-kadang berkibat rendahnya tekanan arteri sehingga terjadi kehilangan kesadaran. Syncope terjadi beberapa detik setelah batuk paroksismal.

Dapat pula terjadi gejala konstitusi antara lain insomnia, kelelahan, nafsu makan menurun, muntah, suhu tubuh meninggi dan sakit kepala. Komplikasi lainnya adalah inkontinensia urin, hernia dan prolaps vagina.

Penatalaksanaan Batuk

Penatalaksanaan batuk yang paling baik yang paling baik adalah pemberian obat spesifik terhadap etiologinya. Tiga bentuk penatalaksanaan batuk adalah :

1. Tanpa pemberian obat

Penderita-penderita dengan batuk tanpa gangguan yang disebabkan oleh penyakit akut dan sembuh sendiri biasanya tidak perlu obat.

1. Pengobatan spesifik

Pengobatan ini diberikan terhadap penyebab timbulnya batuk.

1. Pengobatan simtomatik

Page 12: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

12

Diberikan baik kepada penderita yang tidak dapat ditentukan penyebab batuknya maupun kepada penderita yang batuknya merupakan gangguan, tidak berfungsi baik dan potensial dapat menimbulkan komplikasi.

Pengobatan Spesifik

Apabila penyebab batuk diketahui maka pengobatan harus ditujukan terhadap penyebab tersebut. Dengan evaluasi diagnosis yang terpadu, pada hampir semua penderita dapat diketahui penyebab batuk kroniknya.

Pengobatan spesifik batuk tergantung dari etiologi atau mekanismenya. Asma diobati dengan bronkodilator atau kortikosteroid. Post nasal drip karena sinusitis diobati dengan antibiotik, obat semprot hidung dan kombinasi antihistamin-dekongestan, post nasal drip karena alergi atau rinitis non alergi ditanggulagi dengan menghindari lingkungan yang mempunyai faktor pencetus dan kombinasi antihistamin-dekongestan.

Refluks gastroesofageal diatasi dengan meninggikan kepala, modifikasi diet, antasid dan simetidin. Batuk pada bronkitis kronis diobati dengan menghentikan merokok. Antibiotik diberikan pada pneumonia, sarkoidosis diobati dengan kortikosteroid dan batuk pada gagal jantung kongestif dengan digoksin dan furosemid.

Pengobatan spesifik juga dapat berupa tindakan bedah seperti reseksi paru pada kanker paru, polipektomi, menghilangkan rambut dari saluran telinga luar.

Pengobatan Simptomatik

Pengobatan simptomatik diberikan apabila :

1. Penyebab batuk yang pasti tidak diketahui, sehingga pengobatan spesifik tidak dapat diberikan.2. Batuk tidak berfungsi baik dan komplikasinya membahayakan penderita.

Obat yang digunakan untuk pengobatan simptomatik ada dua jenis yaitu antitusif, dan mukokinesis :

1. Antitusif

Antitusif adalah obat yang menekan refleks batuk, digunakan pada gangguan saluran nafas yang tidak produktif dan batuk akibat teriritasi.

Secara umum berdasarkan tempat kerja obat antitusif dibagi atas antitusif yang bekerja di perifer dan antitusif yang berkerja di sentral. Antitusif yang bekerja di sentral dibagi atas golongan narkotik dan non-narkotik.

Antitusif yang bekerja di perifer

Obat golongan ini menekan batuk dengan mengurangi iritasi lokal di saluran nafas, yaitu pada reseptor iritan perifer dengan cara anastesi langsung atau secara tidak langsung mempengaruhi lendir saluran nafas.

1.1.1 Obat-obat anestesi

Obat anestesi lokal seperti benzokain, benzilalkohol, fenol dan garam fenol digunakan dalam pembuatan lozenges . Obat ini mengurangi batuk akibat rangsang reseptor iritan di faring, tetapi hanya sedikit manfaatnya untuk mengatasi batuk akibat kelainan salauran nafas bawah.

Obat anestesi yang diberikan secara topikal seperti tetrakain, kokain dan lidokain sangat bermanfaat dalam menghambat batuk akibat prosedur pemeriksaan bronkoskopi. Beberapa hal harus diperhatikan dalam pemakaian obat anestesi topikal yaitu :

1. Resiko aspirasi beberapa jam sesudah pemakaian obat.2. Diketahui kemungkinan reaksi alergi terhadap obat anestesi.3. Peningkatan tekanan jalan nafas sesudah inhalasi zat anestesi.

Page 13: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

13

4. Resiko terjadinya efek toksis sistemik termasuk aritmia dan kejang terutama pada penderita penyakit hati dan jantung.

1.1.2. Demulcent

Obat ini bekerja melapisi mukosa faring dan mencegah kekeringan selaput lendir. Obat ini digunakan sebagai pelarut antitusif lain atau sebagai lozenges yang mengandung madu, akasia, gliserin dan anggur. Secara objektif tidak ada data yang menunjukkan obat ini mempunyai efek antitusif yang bermakna, tetapi karena aman dan memberikan perbaikan subjektif obat ini banyak dipakai.

Antitusif yang bekerja sentral.

Obat ini berkerja menekan batuk dengan meninggikan ambang rangsangan yang dibutuhkan untuk merangsang pusat batuk dibagi atas golongan narkotik dan non-narkotik.

1.2.1. Golongan narkotik

Opiat dan derivatnya mempunyai berbagai macam efek farmakologi sehingga digunakan sebagai analgesik, antitusif, sedatif, menghilangkan sesak karena gagal jantung dan anti diare. Diantara alkaloid ini morfin dan kodein sering digunakan. Efek samping obat ini adalah penekanan pusat nafas, konstipasi, kadang-kadang mual dan muntah, serta efek adiksi. Opiat dapat menyebabkan terjadinya brokospasme karena pelepasan histamin. Tetapi efek ini jarang terlihat pada dosis terapi untuk antitusif.

Kodein merupakan antitusif narkotik yang paling efektif dan salah satu obat yang paling sering diresepkan. Pada orang dewasa dosis tunggal 20-60 mg atau 40-160 mg per hari biasanya efektif. Kodein ditolerir dengan baik dan sedikit sekali menimbulkan ketergantungan. Disamping itu obat ini sangat sedikit sekali menyebabkan penekanan pusat nafas  dan pembersihan mukosiliar.

1.2.2. Antitusif Non-Narkotik

Dekstrometorfan

Obat ini tidak mempunyai efek analgesik dan ketergantungan. Obat ini efektif bila diberikan dengan dosis 30 mg setiap 4-8 jam, dosis dewasa 10-20 mg setiap 4 jam. Anak-anak umur 6-11 tahun 5-10 mg. Sedangkan anak umur 2-6 tahun dosisnya 2,5 – 5 mg setiap 4 jam.

Butamirat sitrat

Obat ini bekerja pada sentral dan perifer. Pada sentral obat ini menekan pusat refleks dan di perifer melalui aktifitas bronkospasmolitik dan aksi antiinflamasi. Obat ini ditoleransi dengan baik oleh penderita dan tidak menimbulkan efek samping konstipasi, mual, muntah dan penekanan susunan saraf pusat. Butamirat sitrat mempunyai keunggulan lain yaitu dapat digunakan dalam jangka panjang tanpa efek samping dan memperbaiki fungsi paru yaitu meningkatkan kapasitas vital dan aman digunakan pada anak. Dosis dewasa adalah 3×15 ml dan untuk anak-anak umur 6-8 tahun 2×10 ml sedangkan anak berumur lebih dari 9 tahun dosisnya 2×15 ml.

Difenhidramin

Obat ini tergolong obat antihistamin, mempunyai manfaat mengurangi batuk kronik pada bronkitis. Efek samping yang dapat ditimbulkan ialah mengantuk, kekeringan mulut dan hidung, kadang-kadang menimbulkan perangsangan susunan saraf pusat. Obat ini mempunyai efek antikolinergik karena itu harus digunakan secara hati-hati pada penderita glaukoma, retensi urin dan gangguan fungsi paru. Dosis yang dianjurkan sebagai obat batuk ialah 25 mg setiap 4 jam, tidak melebihi 100 mg/ hari untuk dewasa. Dosis untuk anak berumur 6-12 tahun ialah 12,5 mg setiap 4 jam  dan tidak melebihi 50 mg/ hari. Sendangkan untuk anak 2-5 tahun ialah 6,25 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 25 mg / hari

1. Mukokinesis

Page 14: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

14

Retensi cairan yang patologis di jalan nafas disebut mukostasis. Obat-obat yang digunakan untuk mengatasi keadaan itu disebut mukokinesis. Obat mukokinesis dikelompokkan atas beberapa golongan :

Diluent ( cairan )

Air adalah diluent yang pertama berguna untuk mengencerkan cairan sputum. Cairan elektrolit : larutan garam faal merupakan larutan yang paling sesuai untuk nebulisasi dan cairan lavage , larutan garam hipotonik digunakan pada pasien yang memerlukan diet garam

Surfaktan

Obat ini bekerja pada permukaan mukus dan menurunkan  daya lengket mukus pada epitel. Biasanya obat ini dipakai sebagai inhalasi, untuk itu perlu dilarutkan dalam air atau larutan elektrolit lain. Sulit dibuktikan obat ini lebih baik daripada air atau larutan elektrolit saja pada terapi inhalasi.

Mukolitik

Obat ini memecah rantai molekul mukoprotein sehinggaa menurunkan viskositas mukus. Termasuk dalam golongan ini antara lain ialah golongan thiol dan enzim proteolitik.

Golongan Thiol

Obat ini memecah rantai disulfida mukoprotein, dengan akibat lisisnya mukus. Salah satu obat yang termasuk golongan ini adalah asetilsistein.

Asetilsistein

Asetilsistein adalah derivat H-Asetil dari asam amino L-sistein, digunakan dalam bentuk larutan atau aerosol. Pemberian langsung ke dalam saluran napas melalui kateter atau bronkoskop memberikan efek segera, yaitu meningkatkan jumlah sekret bronkus secara nyata. Efek samping berupa stomatitis, mual, muntah, pusing, demam, dan menggigil jarang ditemukan.

Dosis yang efektif ialah 200 mg, 2-3 kali per oral. Pemberian secara inhalasi dosisnya adalah 1-10 ml larutan 20% atau 2-20 ml larutan 10% setiap 2-6 jam. Pemberian langsung ke dalam saluran napas menggunakan larutan 10-20% sebanyak 1-2 ml setiap jam. Bila diberikan sebagai aerosol harus dicampur dengan bronkodilator oleh karena mempunyai efek bronkokonstriksi.

Obat ini selain diberikan secara inhalasi dan oral, juga dapat diberikan secara intravena. Pemberian aerosol sangat efektif dalam mengencerkan mukus.

Di samping bersifat mukolitik, N-Asetilsistein juga mempunyai fungsi antioksidan. N-Asetilsistein merupakan sumber glutation, yaitu sumber yang bersifat antioksidan. Pemberian N-Asetilsistein dapat mencegah kerusakan saluran napas yang disebabkan oleh oksidan. Pada perokok kerusakan saluran napas terjadi karena zat-zat oksidan dalam asap rokok mempengaruhi keseimbangan oksidan dan antioksidan. Dengan demikian pemberian N-Asetilsistein pada perokok dapat mencegah kerusakan parenkim paru terhadap efek oksidan dalam asap rokok, sehingga mencegah terjadinya emfisem.

Penelitian pada penderita penyakit saluran pernapasan akut dan kronik menunjukkan bahwa N-Asetilsistein efektif dalam mengatasi batuk, sesak napas dan pengeluaran dahak. Perbaikan klinik pengobatan dengan N-Asetilsistein lebih baik bila dibandingkan dengan bromheksin.

Enzim Proteolitik

Enzim protease seperti tripsin, kimotripsin, streptokinase, deoksiribonuklease dan streptodornase dapat menurunkan viskositas mukus. Enzim ini lebih efektif diberikan pada penderita dengan sputum yang purulen. Diberikan sebagai terapi inhalasi. Tripsin dan kimotripsin mempunyai efek samping iritasi tenggorokan dan

Page 15: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

15

mata, batuk, suara serak, batuk darah, bronkospasme, reaksi alergi umum, dan metaplasia bronkus. Deoksiribonuklease efek sampingnya lebih kecil, tetapi efektifitasnya tidak melebihi asetilsistein.

Bronkomukotropik

Obat golongan ini bekerja langsung merangsang kelenjar bronkus. Zat ini menginduksi pengeluaran seromusin sehingga meningkatkan mukokinesis. Umumnya obat-obat inhalalasi yang mengencerkan mukus termasuk dalam golongan ini. Biasanya obat ini mempunyai aroma. Contoh obat ini adalah mentol, minyak kamper, balsem dan minyak kayu putih.

Vicks vapo Rub® mengandung berbagai minyak yang mudah menguap, adalah bronkomukotropik yang paling populer.

Bronkorrheik

Iritasi permukaan saluran napas menyebabkan pengeluaran cairan. Saluran napas bereaksi terhadap zat-zat iritasi yang toksik, pada keadaan berat dapat terjadi edema paru. Iritasi yang lebih ringan dapat berfungsi sebagai pengobatan, yaitu merangsang pengeluaran cairan sehingga memperbaiki  mukokinesis. Contoh obat golongan ini adalah larutan garam hipertonik.

Ekspektoran

Ekspektoran adalah obat yang meningkatkan jumlah cairan dan merangsang pengeluaran sekret dari saluran napas. Hal ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui :

–      refleks vagal gaster

–      stimulasi topikal dengan inhalasi zat

–       perangsangan vagal kelenjar mukosa bronkus

–        perangsangan medula

Refleks vagal gaster adalah pendekatan yang paling sering dilakukan untuk merangsang pengeluaran cairan bronkus. Mekanisme ini memakai sirkuit refleks dengan reseptor vagal gaster sebagai afferen dan persarafan vagal kelenjar mukosa bronkus sebagai efferen.

Termasuk ke dalam ekspektoran dengan mekanisme ini adalah :

–          Amonium klorida

–          Kalium yodida

–          Guaifenesin ( gliseril guaiakolat )

–          Sitrat ( Natrium sitrat )

–          Ipekak

Kalium yodida

Obat ini adalah ekspektoran yang sangat tua dan telah digunakan pada asma dan bronkitis kronik. Selain sebagi ekspektoran obat ini mempunyai efek menurunkan elastisitas mukus dan secara tidak langsung menurunkan viskositas mukus. Mempunyai efek samping angioderma, serum sickness, urtikaria, purpura trombotik trombositopenik dan periarteritis yang fatal. Merupakan kontraindikasi pada wanita hamil, masa laktasi dan

Page 16: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

16

pubertas. Dosis yang dianjurkan pada orang dewasa 300 – 650 mg, 3-4 kali sehari dan 60-250 mg, 4 kali sehari untuk anak-anak.

Guaifenesin ( gliseril guaiakolat )

Selain berfungsi sebagai ekspektoran obat ini juga memperbaiki pembersihan mukosilia. Obat ini jarang menunjukkan efek samping. Pada dosis besar dapat terjadi mual, muntah dan pusing. Dosis untuk dewasa biasanya adalah 200-400 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 2-4 gram per hari. Anak-anak 6-11 tahun, 100-200 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 1-2 gram per hari, sedangkan untuk anak 2-5 tahun, 50-100 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 600 mg sehari.

Mukoregulator

Obat ini merupakan mukokinetik yang bekerja pada kelenjar mukus yang mengubah campuran mukoprotein sehingga sekret menjadi lebih encer, obat yang termasuk golongan ini adalah bromheksin dan S-karboksi metil sistein.

Bromheksin

Bromheksin adalah komponen alkaloid dari vasisin dan ambroksol adalah metaboliknya. Obat ini meningkatkan jumlah sputum dan menurunkan viskositasnya. Juga ia merangsang produksi surfaktan dan mungkin bermanfaat pada sindrom gawat napas neonatus. Kedua obat ini ditoleransi dengan baik, tetapi dapat menyebabkan rasa tidak enak di epigastrium dan mual. Harus hati-hati pada penderita tukak lambung. Dosis bromheksin biasanya 8-16 mg 3 kali sehari, sedangkan ambroksol 45-60 mg sehari.

S-karboksi metil sistein

Obat ini adalah derivat sistein yang lain, juga bermanfaat menurunkan viskositas mukus. Dosis obat ini biasanya 750 mg 3 kali sehari. Obat ini memberikan efek setelah diberikan 10-14 hari.

Mediator Otonom

Stimulator yang palin poten untuk sekresi saluran napas adalah obat-obat kolinergik seperti asetilkolin dan metakolin. Kenyataannya obat ini sangat kuat sehingga menimbulkan banyak efek samping antara lain bronkospasme.

Obat-obat simpatomimetik juga bisa merangsang pengeluaran sekret. Obat Beta 2 agonis juga menyebabkan bronkodilatasi dan merangsang pergerakan silia. Oleh karena itu menfaat ini dalam mekanisme pengeluaran sekret tidak diketahui dengan jelas.

Kesimpulan

Meskipun batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan sekret dan benda asing dari saluran napas, tetapi bila gejala ini berlangsung lama dan terus menerus, akan sangat menggagu bahkan dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Untuk itu perlu ditanggulangi dengan baik.

Penatalaksanaan batuk yang paling baik adalah dengan menghilangkan faktor penyebabnya yaitu dengan mengatasi berbagai macam gangguan atau penyakit yang merangsang reseptor batuk. Batuk kronik pada perokok paling baik ditanggulangi dengan menghentikan kebiasaan merokok.

Pengobatan simptomatik diberikan apabila penyebab batuk tidak dapat ditentukan dengan tepat, bila batuk tidak berfungsi dengan baik atau sangat mengganggu serta dikhawatirkan akan menimbulkan komplikasi.

N-Asetilsistein adalah mukolitik yang sangat efektif untuk mengencerkan sputum. Mempunyai manfaat pada penyakit saluran napas akut dan kronik. Obat ini mempunyai efek lain, yaitu antioksidan, sehingga bermanfaat mencegah kerusakan paru oleh oksidan dalam asap rokok.

Page 17: Penyebab Batuk Kita Tak Kunjung Se\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\mbuh

17