modul batuk

21
Modul Batuk Kelompok 2

Upload: aulia-amani

Post on 13-Jan-2017

43 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul batuk

Modul Batuk

Kelompok 2

Page 2: Modul batuk

Kelompok 2 11020120115 KASDIANTO BANTUN 11020150009 AULIA AMANI 11020150018 ALIFA SAPHIRA MULTHAZAM 11020150050 ST. DEVI REGINA OCTAVIA 11020150072 APRIANI EKA SAPUTRI 11020150089 INDAH CHINTYA MAHARANI 11020150115 R. FAUSAN NUMYANI 11020150126 A. MUH. FADILAH M 11020150147 ATIKA RAHMAH MUSTAPA 11020150154 ANDI MULIA SUDIRMAN  

Page 3: Modul batuk

Skenario 1 Seorang laki-laki usia 33 tahun datang ke Poli

RS karena batuk yang dialami sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan ini disertai demam, pilek dan keringat pada malam hari. Ia juga mengeluh sakit pada seluruh badannya terutama dada, sakit kepala terutama pagi hari serta kurang nafsu makan. Riwayat berobat di Puskesmas namun tidak membaik. Riwayat keluarga, ayah pasien penderita TB. Pemeriksaan sputum SPS (+/+/-)

Page 4: Modul batuk

Kata SulitBatuk : merupakan ekspirasi yang menyediakan mekanisme protektif normal untuk membersihkan cabang trakeobronkial dari sekret dan zat-zat asing.

(RD Ardian, Universitas Sumatera Utara) 

Demam : suatu bentuk system pertahanan nonspesifik yang memnyebabkan perubahan mekanisme pengaturan suhu tubuh yang mengakibatkan kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pusat termoregulasi yang terletak dalam hiptalamus anterior

(wisuda.unud.ac.id) 

Pilek : kelainan kataral pada saluran nafas bagian atas yang dapat merupakan infeksi virus, infeksi campuran atau reaksi alergi.

(kamus kedokteran dorland)

Page 5: Modul batuk

Kata Kunci1. Batuk sejak 1 bulan yang lalu2. Laki-laki, 33 tahun3. Demam, pilek & keringat pada malam hari4. Sakit seluruh badan terutama dada5. Sakit kepala pagi hari dan kurang nafsu

makan6. Riwayat berobat di puskesmas namun tidak

membaik.

Page 6: Modul batuk

Pertanyaan Penting1. Bagaimana Anatomi, histologi, fisiologi

saluran nafas?2. Bagaimana patomekanisme batuk?3. Bagaimana patomekanisme demam?4. Apa saja penyakit yang gejala

utamanya batuk?5. Mengapa batuknya terjadi selama 1

bulan?

Page 7: Modul batuk

Con.6. Apa saja faktor-faktor yang memperburuk

batuk pada anak/dewasa?7. Mengapa terjadi keringat pada malam hari?8. Mengapa pasien mengalami penurunan

nafsu makan?9. Apa menyebabkan nyeri diseluruh badan?10. Jelaskan differential diagnosis dari skenario!11. Mengapa setelah dai puskesmas, pasien

tidak membaik?  

Page 8: Modul batuk

1.Bagaimana Anatomi, histologi, fisiologi saluran nafas?

Saluran nafas terdiri dari :1. Cavum Nasalis2. Sinus Paranasalis3. Faring4. Laring5. Trakea6. Bronkus 7. Bronkiolus8. Alveoli

Referensi : Respiratory.USU.ac.id

Page 9: Modul batuk

Epitel penyusun saluran nafas:1. Epitel berlapis gepeng tak bertanduk2. Epitel selapis torak3. Epitel selapis torak bersilia4. Epitel respiratorius (Epitel torak

bertingkat+goblet+bersilia)

Referensi : Respiratory.USU.ac.id

Page 10: Modul batuk

Pernapasan terbagi menjadi 2:1. Pernafasan Intrasel :

Proses metabolik intrasel yang dilaksanakan didalam mitokondria yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2

2. Pernapassan ekstrasel pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh.a. Ventilasib. Difusic.Transportasid. Perfusie. Regulasi

Referensi : Respiratory.USU.ac.id

Page 11: Modul batuk

2. Bagaimana patomekanisme batuk?Fase Iritasi

• Dimana saraf sensorik di laring, trakea, bronkus besar atau serat aferen cabang faring dari nervus glosofaringeuskus besar mengalami iritasi yang dapat menimbulkan batuk.

Fase Inspirasi

• glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru.

Fase Kompressi

• dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.

Fase ekspirasi

• glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain.

Referensi : staf pengajar departemen telinga hidung tenggorokan kepala dan leher ed. 7. Jakarta: badan penerbit FK UI.3.

Page 12: Modul batuk

3. Bagaimana patomekanisme demam?

Infeksi/Peradangan Makrofag

Pirogen endogen

Prostaglandin

Meningkatkan titik patokan hipotalamus

Insiasi respon dingin

Meiningkatkan produksi panas;

penurunan pengeluaran panas

Meningkatnya suhu tubuh ketitik

patokan baru = demam

Referensi: staff.uiac.id>material>thermoregulation

Page 13: Modul batuk

4. Apa saja penyakit yang gejala utamanya batuk?

Batuk

Post nasal drip syndrome

Asma

TB

Bronkiktasis

Tracheobronchial collapse

Referensi : respiratory. Usu.ac.id

Page 14: Modul batuk

5. Mengapa batuknya terjadi selama 1 bulan? Dalam skenario, diketahui bahwa pasien mengalami demam, dimana

demam menandakan bahwa di dalam tubuh pasien terjadi proses inflamasi, yang artinya telah terjadi infeksi. Dalam beberapa kasus ada benerapa penyakit yang disebabkan oleh kuman dimana kuman tersebut tahan terhadap suasana lembab dan gelap. Contohnya bakteri penyebab tuberkulosis, Mycobacterium tuberkulosis. Bakteri penyebab TB ini tidak tahan panas, sehingga bakteri ini lebih aktif pada keadaan gelap dan lembab. Dalam suasa seperti ini bakteri dapat bertahan hidup berhari hari bahkan hingga berbulan2. Selama bakteri tersebut melakukan aktivitas dalam sel inangnya, bakteri tersebut akan memicu terjadinya hipersekresi mukus dan dikeluarkannya sel-sel mediator radang dalam jumlah besar. Disaat terjadi sekresi mukus, saluran pernapasan juga akan berusaha untuk mengeluarkan mukus yang telah dihasilkan tadi yang akan dikeluarkan melalui batuk.

Referensi : staf pengajar departemen telinga hidung tenggorokan kepala dan leher ed. 7. Jakarta: badan penerbit FK UI.3.7

Page 15: Modul batuk

6. Apa saja faktor-faktor yang memperburuk batuk pada anak/dewasa? Asap rokok. Orang yang merokok (perokok aktif) atau hidup

bersama perokok (perokok pasif) sama-sama memiliki resiko tinggi batuk, baik yang bersifat akut maupun kronis.

-resisttensi (daya tahan) tubuh rendah. Kondisi ini bisa disebabkan oleh penyakit akut. Lansia, balita dan anak-anak memiliki kerentanan tinggi terhadap infeksi.

Iritasi karena kondisi lingkungan kerja/aktivitas. Resiko menderita batukjuga besar jika anda berada di lingkungan yang mengandung penyebab-penyebab iritasi paru-paru misalnya bahan-bahan tekstil, serta berbagai uap kimiawi dan gas beracun yang berpotensi menyebabkan iritasi.

polusi. Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai factor penyebab tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat kimia dapat juga menyebabkan batuk adalah zat-zat perduksi seperti O2, zat-zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, dan ozon.

Referensi : danusantara, halim : 200. Buku saku ilmu penyakit paru. Jakarta: Hipokrates.6.

Page 16: Modul batuk

7. Mengapa terjadi keringat pada malam hari? Dalam beberapa kasus, keringat malam hari

bisa saja diakibatkan oleh bakteri, contohnya Mycobacterium Tuberculosis. Mycobacterium Tuberculosis bisa mati jika menginfeksi pada siang hari sehingga mycobacterium tb menginfeksi tubuh pada malam hari pada saat suhu dingin sehingga tubuh akan memberikan respon imun untuk melawan bakteri dengan meningkatnya set point di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh dan menyebabkan keringat pada malam hari.

Referensi: Sudoyo Aru W. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal Publishing

Page 17: Modul batuk

8. Mengapa pasien mengalami penurunan nafsu makan?Faktor-faktor yang berfengaruh antara lain1. Hipothalamus dan respon makan2. Mekanisme Neural3. Pengaturan Kimiawi4. Hubungan hipotalamus dan leptin

Referensi : etd.repository.ugm.ac.id

Page 18: Modul batuk

9. Apa menyebabkan nyeri diseluruh badan? Sebagai contoh pada penderita TB. Selama

masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas seluler, dapat terjadi penyebaran limfogen dan hematogen. Pada penyebaran limfogen, kuman menyebar kekelenjar limfe regional membentuk kompleks primer. Sedangkan pada penyebaran hematogen, kuman TB masuk kedalam sirkulasi darah dan menyebar keseluruh tubuh. Adanya penyebaran hematogen inilah yang menyebabkan TB disebut sebagai penyakit sistemik.

Referensi : dr. Mutiara indah sari. Regulasi system saraf pada nafsu makan. Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara:2007

Page 19: Modul batuk

10. Jelaskan differential diagnosis dari skenario!

DD

Skenario

TB Abses Paru Pneumonia BronkitisKronik

Batuk √ √ √ √

Demam √ √ √ √

Pilek - - - -

Keringat malam hari

√ √ √ √

Nyeri dada √ √ √ √

Nafsu makan turun

√ √ √ √

Nyeri Dada √ √ √ √

Page 20: Modul batuk

TB Abses Paru Bronkitis Kronik

Penumonia

Etiologi kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis)

Bakteri, (S. Aureus)

rokok, paparan zat kimia

Bakteri, virus, jamur, dan protozoa.

Gejala • Batuk >3 mgg•Demam tidak tinggi, berlangsung lama•Penurunan nafsu makan dan BB•Malaise

•Demam (>40o) •Batuk (hemoptisis)•Produksi sputum meningkat•Nyeri dada•Malaise•Menurunnya nafsu makan dan BB

•Batuk•Produksi sputum berlebihan•Sesak napas•Mengi•Malaise•Sakit tenggorokan •Nyeri otot•Hidung tersumbat•Sakit kepala

•Demam (>40o)•Menggigil•Batuk dengan dahak mukoid atau purulen sering disertai darah •Sesak napas•Nyeri dada

Pemeriksaan •Pemeriksaan sputum (SPS)•Pemeriksaan Radiologi

•Pemeriksaan darah rutin•Pemeriksaan sputum•Pemeriksaan kultur bakteri•Pemeriksaan AGD•Pemeriksaan radiologi

•Pemeriksaan sputum •Pemeriksaan radiologi•Pem. Hitung darah lengkap •Pengukuran gas darah arteri

•Pem. LED•Pemeriksaan radiologis

Terapi •Kategori 1 (2HRZE/4H3R3)•Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5HRE)•Kategori 3 (2HRZE/4HR/4HE)

•Antibiotik •Bronkodilator•Kortikosteroid•Antibiotik

•Antibiotik spektrum luas•Terapi Oz

Page 21: Modul batuk

11. Mengapa setelah dari puskesmas, pasien tidak membaik? 1. Tidak tepat diagnosis2. Penggunaaan obat yang tidak rasional3. Ketidakpatuhan pasien dalam meminum

obat

Referensi : Engko Sosialine, dkk. 2011. Penggunaan obat rasional.