borok tak kunjung sembuh

Upload: maria-ellsa-primayana

Post on 05-Jan-2016

85 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Borok Tak kunjung sembuh

TRANSCRIPT

  • Pemicu 3Borok tak kunjung sembuhMARIA ELLSA PRIMAYANA405100256

  • LO 1. Klarifikasi UTSel blast : sel muda yang dapat berdiferensiasi berbagai macam sel darah tergantung dari unit pembentuknya.Sklera tidak ikterik : Ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam.Borok : luka yang terbuka pada kulit, mata atau membran mukosa yang sering disebabkan oleh peradangan, infeksi, kanker, hipertensi, diabetes, dan lain-lain. Penyebab lain borok pada kulit termasuk tekanan dari berbagai sumber. Borok adah luka yang berkembang pada kulit, membran mukosa dan mata.

  • LO 2. Leukopoiesis ( Mekanisme, faktor, kelainan)

  • Haematopoietic growth factors

  • Leukopoesis Seri Granulosit

  • LO 3. Leukosit ( Morfologi, fisiologi, jenis & fungsi, kelainan, gejala,uji lab, TL)LeukositSel darah yang tidak berwarna & mampu bergerak secara ameboid, terdapat beberapa tipe yang berbeda(Dorland)

  • LEUKOSITHITUNG LEUKOSIT:Bayi baru lahir:10.00030.000/ulBayi umur 12 jam: 13.000 38.000/ulUmur 21 tahun: 4.500 11.000/ulDewasa (keadaan basal) :5.000 10.000/ul

    Jumlah leukosit meningkat setelah melakukan aktifitas fisik sedang, tetapi jarang > 11.000/ul

  • -Kadar Hemoglobin : - Pria:1418 g/dl; - Wanita:12-16 g/dlJumlah Eritrosit: 4 juta 5 juta / l Jumlah Leukosit: 4.000 10.000/ lJumlah Trombosit: 150.000 450.000 / lHitung jenis leukosit: Basofil : 0 1 % Eosinofil : 1 3 % Batang : 2 6 % Segmen : 50 70 % Limfosit : 20 40 % Monosit : 2 8 %Nilai Hematokrit: -Pria : 40 - 48 vol% -Wanita : 37 - 43 vol%- Laju Endap Darah (LED) : - Pria : < 10 mm/jam (cara Westergren) - Wanita : < 15 mm/jam-MCV: 82-92 fl-MCH: 27-31 pg-MCHC: 32-37%STANDAR NORMAL

  • Unsur sel Fungsi EritrositMengangkut O2 dan CO2 (terutama O2)LeukositNetrofilFagosit yg memakan bakteri dan debrisEosinofilMenyerang cacing parasit; penting dalam reaksi alergi, dan pembuangan fibrin yang terbentuk selama inflamasiBasofilMengeluarkan histamin(utk reaksi alergi) dan heparin (utk antikoagulan)Monositsangat fagositik dan sangat aktif. Siap bermigrasi melalui pembuluh darah., jika telah meninggalkan aliran darah histiosit jaringan (makrofag tetap).LimfositLimfosit BAntibodiLimfosit TRespon imun selulerTrombosis Hemostasis

  • Leukosit Sel darah putih (leukosit) dapat dibagi menjadi dua kelompok besar-fagosit dan imunosit. Granulosit, yang mencakup eosinofil, basofil-bersama dengan monosit membentuk kelompok fagosit. Limfosit, sel perkursornya, dan sel plasma yang membentuk populasi imunosit Fungi fagosit dan imunosit dalam melindungi tubuh terhadap infeksi terkait dengan dua sistem protein terlarut dalam tubuh, yaitu imunoglobulin dan komplemen. Protein-protein tersebut, yang juga dapat terlibat dalam penghancuran sel darah pada sejumlah penyakit.

    Fungsi leukosit

  • Granulosit Tiga jenis utama granulosit: Netrofil, Eosinofil, dan Basofil

    Granulosit imatur atau abnormal kadang-kadang masuk ke dalam sirkulasi apabila mekanisme kontrol sumsum tulang terganggu oleh proses keganasan atau apabila aktivitas hemotopoietik terjadi di luar sumsum tulang seperti yang mungkin terjadi pada penyakit mieloproliferatif neoplastik

    Fungsi leukosit

  • Netrofil Stem Cell compartment (multipotent stem cell, progenitor)Mitotic compartment (myeloblast, promielosit, mielosit)Berkemampuan membelah, dibuktikan dari observasi dan kemampuan untuk mengikat H-TdR ke DNAMaturation compartment (metamielosit, sel batang, sel segmen)SirkulasiMarginal Granulocyte Pool (MGP)Circulating Blood Granulocyte Pool (CGP)JaringanFungsi leukosit

  • Fungsi NetrofilFagositosisKemotaksisPengenalan partikel dan proses pelekatanMenelan kumanMenghancurkan kumanKebanyakan sel mampu melakukan pinositosis, namun fagositosis biasanya aktivitas utama dari neutrofil, monosit, makrofag, dan sedikit di eosinofil dan basofilNetrofil dan makrofag bersifat motileFungsi leukosit

  • Fungsi Kemotaksis Migrasi netrofil akan tertarik oleh zat kemotaksis dalam konsentrasi tertentuKemotaksisCytotaxigens: bukan zat kemotaksis, namun zat yang menginduksi zat kemotaksis, cth: endotoxin, bakteria ttt, lysosome dari netrofil, makrofag dan liver.Cytotaxins, cth: c5aZat kemotaksis utama untuk netrofil adalah c5aFungsi leukosit (neutrofil)

  • Fungsi Pengenalan & PelekatanMekanisme sebenarnya belum diketahuiDikatakan bahwa untuk mengenali, sel fagositik harus mampu melekat dengan bakteriaUntuk mampu melekat, leukosit membutuhkan divalent cations (Ca2+, Mg2+). Walaupun tidak ada, tetap terjadi ikatan antara bakteria dengan sel fagositik namun lebih lemahFungsi leukosit (neutrofil)

  • Fungsi Pengenalan & PelekatanOpsonin adalah pendukung proses fagositOpsonin terdiri dari antibodi spesifik, komplemen, dan faktor lain seperti lysozymeBakteria akan mengalami proses opsonisasi, sehingga membrannya dikenali oleh netrofil. Netrofil sudah mempunyai reseptor imunoglobulin (Fc) dan komplemen (C3b)Fungsi leukosit (neutrofil)

  • Fungsi Menelan Partikel dikelilingi oleh pseudopodia, membran sel akan invaginasi lalu menelannyaFase ini langsung diikuti dengan pembentukan vakuol (phagosome). Granula neutrofil kemudian akan bergabung dengan phagosome, dan mengeluarkan isi dari granula tsbBeberapa perubahan metabolisme terjadi pada keadaan ini:Konsumsi O2 meningkat 2-3x lipatMeningkatnya proses glycolysis dan produksi laktat sehingga pH kemudian akan menurunFungsi leukosit (neutrofil)

  • Fungsi Menghancurkan KumanProses membunuh kuman akan menurun dalam kondisi anaerobic, namun fagositosis tidakFungsi leukosit (neutrofil)

    Antimicrobial System in NeutrophilO2 DependentO2 independent Myeloperoxidase mediatedAcid Myeloperoxidase independent: H2O2 Superoxide anion Hydroxyl radicals Singlet OxygenLysozymeLactoferrin Granular cationic proteins

  • EosinofilMempunyai fungsi fagosit yang lemah Granula sitoplasma tidak menutupi inti, ukuran sama besarBerfungsi pada reaksi antigen antibodi dan meningkat pasa serangan asma, obat-obatan, dan infeksi parasit tertentu, juga pada respon alergi (anti histamin)Fungsi leukosit (Eosinofil)

  • BasofilGranula sitoplasma menutupi inti, ukuran tidak sama besarBasofil membawa heparin, faktor-faktor pengaktifan histamin dan trombosit dalam granula-granulanya untuk menimbulkan peradangan pada jaringanKadar basofil yang meningkat ( basofilia ) ditemukkan pada gangguan mieloproliferatif yaitu gangguan proliferatif dari sel-sel pembentuk darahLimfositSel darah putih terbanyak kedua yang beredar di periferBerperan terutama dalam sistem pertahanan tubuhLimfosit ada 2 jenis yaitu Limfosit T dan Limfosit BLimfosit hanya sebagian kecil yang ada di darah, sebagian besar justru berada di sarang-sarang kelenjar limfe, limpa, mukosa saluran cerna, sumsum tulang, hati dan kulit.Fungsi leukosit (basofil & Limfosit)

  • Limfosit T:Diatur oleh kelenjar timusAda 3 macam yaitu T4 penolong (helper), T8 penekan (sitotoksik), dan efektorBerperan dalam imunitas selular melalui pembentukan sel yang reaktif antigenBermigrasi dari kelenjar timus ke jaringan limfoid lainLimfosit B:Diproduksi di sumsum tulang.Pada burung di bursa fabricusLimfosit B tersebar dalam folikel-folikel kelenjar getah bening, lien, dan pita-pita medula kelenjar getah bening.Limfosit B jika diransang sebagaimana mestinya, berdiferensiasi menjadi sel-sel plasma yang menghasilkan immunoglobulin, sel-sel ini bertanggung jawab atas kekebalan humoral.Fungsi leukosit (limfosit T & limfosit B)

  • FUNGSI Menahan invasi oleh mikroorganisme patogen melalui proses fagositosisIdentifikasi & menghancurkan sel-sel kanker yang muncul di dalam tubuhBerfungsi sebagai petugas pembersih yang membersihkan sampah tubuh dengan memfagosit debris yang berasal dari sel yang mati atau cedera

    PERAN & FUNGSI LEUKOSIT

  • KLASIFIKASI LEUKOSITJenis/ seri :Granulosit : Neutrofil, Eosinofil, BasofilMonositLimfosit2. Fungsi:Fagosit : Granulosit, MonositImunosit : Limfosit

  • FUNGSI MACAM MACAM LEUKOSIT

  • Monosit 2-8%Di jaringan menjadi makrofag.Pada peradangan dpt merangsang monosit bermigrasi dari darah ke jaringan, tetapi dgn kecepatan yg lebih kecil drpd neutrofil.Berperan dlm byk mekanisme pertahanan pejamu. Sangat aktif dlm fagositosis dan pemusnahan mikroorganisme.Interaksi kompleks dgn imunogen dan dgn konstituen selular dan protein sistem imun.Pengenalan dan pengolahan antigen.

  • MonositosisLimfositosisNetrofiliaEosinofiliaBasofiliaBeratSedangRinganJenis selJumlah selLeukositosisLeukopeniaFungsionalMorfologiAkutKronikAkutKronikLimfoproliferatifMieloproliferatifKuantitatifKualitatifNeoplastikNon-neoplastikKelainan LekositLGALGKLLKLLAMultiple mieloma

  • REAKSI LEUKEMOIDDefinisi:yaitu suatu leukositosis reaktif dan berlebihan yang biasanya ditandai oleh adanya sel imatur (misal mieloblast, promielosit, dan mielosit ) dalam darah tepi.Kelainan yang terkait antara lain :Infeksi berat / kronikHemolisis beratMetastasis kanker

  • Diagnosis diferensial :Biopsi dan aspirasi sumsum tulangBiopsi hati dan limfonodusPemeriksaan yang teliti dengan kultur dan pewarnaan khususJumlah leukosit >50.000/mm3Dicirikan dengan peningkatan yang signifikan dari prekursor neutrofil awal pada darah tepiPada hitung jenis leukosit didapati pergeseran ke kiri dan ditemukan sel-sel muda (mielosit, metamielosit, dan sel batang)Reaksi leukemoid pada infeksi mungkin disertai dengan granulasi toksik, badan Dohle, dan vakuola sitoplasmik pada neutrofil.Perubahan granulosit seperti granulasi toksik dan badan Dohle, serta nilai NAP yang tinggi membantu membedakan reaksi leukemoid dengan leukemia mieloid( yang nilai NAP-nya rendah )

  • Patofisiologi Leukemoid Berdasarkan gambaran darah tepi, etiologi dalam leukemoid di bagi menjadi 2 :Mieloid leukemoid : Disebabkan:karsinoma di berbagai organ tubuhinfiltrasi ke daerah tulanginfeksi bakteri atau protozoa Limfoid leukemoid : Disebabkan:kanker di daerah tubuh yang laininfeksi bakteri atau virusLeukemoid juga dapat didukung oleh adanya kelainan genetik seperti down syndromSebetulnya ada leukemoid tipe lain seperti leukemoid monositik ataupun leukemoid eosinofilik namun jarang

  • Reaksi LeukomoidDijumpai pada keadaanInfeksiPneumonia minigitis, septikemia, dapat menimbulkan rx leukomoid granulositikMononukleosis infeksiosa, TBC, sifilis kongenital, pertusis ,menimbulkan leukemoid limfositik.TBC juga dapat menimbulkan rx leukomoid monositikIntoksikasiLuka bakar, keracunan air raksa menimbulkan rx leukomoid granulositik.KeganasanKarsinoma embrional ginjal, karsinoma kolon, Hodgskin mengakibatkan rx leukomoid granulositik.HemolisisPerdarahan akut, radiasi menimbulkan rx leukemoid granulositik

  • Membedakan reaksi leukemoiddengan leukemia kronik

    Reaksi leukemoidLeukemia kronikI.Klinis Etiologi jelas Tidak ada splenomegali

    II.Pemeriksaan laboratorium Jarang disertai anemia Tidak disertai trombositopenia Tidak dijumpai basofilia, eosinofilia, atau monositosis Aktivitas neutrofil alkaline phosphatase (NAP) meningkat Sumsum tulang hiperplastik, tanpa penekanan aktivitas seri lainEtiologi tidak jelasDijumpai splenomegali

    Disertai anemiaDapat disertai trompositopeniaSering dijumpai basofilia, eosinofilia, monositosisAktivitas NAP rendah

    Sumsum tulang hiperplastik dengan penekanan aktivitas seri lain

  • Menurut jumlah sel :Leukositosis ringan (11.000-15.000/L)Leukositosis sedang (15.000-20.000/L)Leukositosis berat (20.000-50.000/L atau >)

    Leukositosis

  • LeukositosisMenurut jenis sel :Neutrofilia ( >7.500/ L darah )Jenis neutrofilia :Neutrofilia dengan pergeseran ke kiri dimana ditemukan sel yang lebih muda dari segmen & lebih banyak dari normalNeutrofilia dengan pergeseran ke kanan dimana bentuk segmen yang mempunyai inti berlobus > 3 yang dominanEosinofilia (> 400/ L darah)Basofilia (> 100/ L darah)Monositosis (> 800/ L darah)Limfositosis (> 3.500/ L darah)

  • Leukositosis NeutrofilPeningkatan jumlah neutrofil dalam darah sampai batas lebih dari 7.500/ L.Penyebab leukositosis netrofil :Infeksi bakteri (piogenik, lokal dan generalisata)Inflamasi dan nekrosis jaringan, misalnya miositis, vaskulitis, infark jantung dan traumaKelainan metabolik, misalnya uremia, eklampsia, asidosis, goutSemua jenis neoplasma, misalnya karsinoma, mieloma, limfomaPendarahan akut atau hemolisisTerapi kortikosteroid (menghambat marginasi)Peyakit mieloproliferatif, misalnya leukimia mieloid kronik, polisitemia vera, mielosklerosisPengobatan denan faktor pertumbuhan mieloid, misalnya G-CSF, GM-CSF

  • Leukositosis EosinofiliaPeningkatan jumlah eosinofil darah di atas 400/ L Penyebab eosinofilia :Penyakit alergi khususnya hipersensitivita jenik atopik, misalnya asma bronkil, urtikaria dan sensitivitas terhadap makananPenyakit parasit, misalnya amubiasis, cacing tambang, askariasis, infestasi cacing pita, filariasis, skistomiasis, dan trikinosisPemulihan dari infeksi akutPenyakit kulit tertentu, misalnya psoriasis, pemfigus, dermatitis, herpetiformisEosinofilia pulmonal dan sindrom eosinofilikSensitivitas obatPoliarteritis nodosaPenyakit hodgkin dan beberapa tumor lainKeganasan metastasis dengan nekrosis tumorLeukimia eosinofilik (jarang)Pengobatan dengan GM-CSF

  • Leukositosis BasofilPeningkatan jumlah basofil darah di atas 100/LPenyebab umumnya adalah :Kelainan mieloproliferatif seperti leukimia mieloid kronik atau polisitemia vera.Reaksi alergiMiksedema, selama infeksi cacar atau cacar air, pada kolitis ulseratif (kadang-kadang)

  • MonositosisPeningkatan jumlah monosit di atas 800/ L .Penyebab monositosis :Infeksi bakteri kronik : tuberkulosis, endokarditis bakterialis, tifoidInfeksi protozoaNeutropenia kronikPenyakit Hodgkin dan keganasan lainMielodisplasia (khususnya leukimia mielomonositik kronik)Pengobatan dengan GM-CSF atau M-CSF

  • LimfositosisPeningkatan kadar limfosit lebih dari 3.500/ L Penyebab :Infeksi akut oleh virus (mononukleosis infektiosa, rubella, hepatitis, varicella, cytomegalovirus)Infeksi kronis (tuberkulosis, sifillis, brucellosis, toksoplasmosis)Keganasan (leukimia, limfositik kronik, limfoma)Tirotoksikosis

  • Kelainan mieloproliferatifProliferasi sel-sel sistem mieloid yang tidak terkontrolDibedakan menjadi:Mieloproliferatif akutLeukemia granulositik akutLeukemia progranulositik akutLeukemia mielomonositik akutLeukemia monositik akutEritroleukemiaLeukemia megakarioblast akut

  • Kelainan mieloproliferatifMieloproliferatif kronikLeukemia granulositik kronikPolisitemia veraMielofibrosis dengan metaplasia mieloidTrombositemia essential

  • Kelainan limfoproliferatifProliferasi sel-sel sistem limforetikuler yang tidak terkontrol.Proliferasi pada sumsum tulang leukemiaLeukemia limfositik kronikLeukemia limfositik akutProliferasi pada kelenjar limfe dan organ limfomaLimfoma non hodgkinPenyakit hodgkinDisertai sintesa imunoglobulin abnormal diskrasia sel plasmaMielomaMakroglobulinemia waldemstroms

  • LeukopeniaJumlah leukosit < 4000/ LPenyebab :Infeksi virus, dan pada bakteri yang berkembangbiak hebatHipersplenismeDepresi sumsum tulangKelainan primer dari sumsum tulang

  • NeutropeniaBatas bawah hitung neutofil adalah 2500/ LJumlah netrofil absolut < 500/ L infeksi berulangJumlahnya turun < 200/ L risiko sangat serius, khususnya jika terdapat pulas suatu defek fungsionalNeutropenia dapat bersifat selektif atau merupakan bagian dari pansitopenia umum

  • Penyebab neutropeniaNeutropenia selektif :KongenitalSindrom KostmanDidapatDiinduksi obatObat anti inflamasi (aminopirin, fenilbutazon)Obat antibakteri (kloramfenikol, ko-trimoksazol, sulfasalazin, selazoprin, inipenem)Antikonvulsan (fenitoin, karbamazepin)Antitiroid karbimazolHipoglikemik (tolbutamid)Fenotiazin (klorpromazin, thioridazin)Psikotropika dan antidepresan (klozapin, mianseri, imipramin)Derivat kulit kayu, misalnya placitaxilLain-lain (emas, penisilamin, dll)

  • Penyebab neutropeniaJinak (ras atau familial)SiklikImunAutoimunLupus eristematosus sistemikSindrom feltyHipersensitivitas dan anafilaksisLeukimia limfositik granular besarInfeksiVirus, misalnya hepatitis, influenza, HIVInfeksi bakteri fulminan, misalnya tifoid, tuberkulosis milierBagian dari pansitopenia umumKegagalan sumsum tulangsplenomegali

  • EosinopeniaJumlah mutlak eosinofil dalam darah menurun sampai < 40/ LPenyebab :Kelainan hormonalKelebihan hormon adenokortikotropinInfeksi berat

  • LimfopeniaJumlah mutlak limfosit lebih rendah dari nilai 1500/ LPenyebab :Kelebihan hormon adenokortikotropinPemberian imunosupresan (kortikosteroid, sitostatika)Radiasi dan keganasanSindrom imun defisiensi

  • MIELOPROLIFERATIF AKUT

  • Leukimia Mielositik AkutPada umumnya menyerang dewasaGejala klinis mirip dengan leukimia limfoblastik dan biasanya terkait dengan kegagalan sumsum tulangakibat replacement elemen tulang normal oleh sel leukemicFatique, pucat, perdarahan abnormal, dan infeksi sering munculLMA dapat ditemukan sebagai massa jaringan tersendirigranulositik sarkoma(jarang)

  • Klasifikasi LMA

    SubtipeGambaran MorfologiM0Tidak berdiferensiasiM1Tanpa maturasiM2Dengan maturasi granulositikM3Promielositik akutM4Maturasi granulositik dan monositikM5Monoblastik / monositikM6ErtroleukemiaM7Megakarioblastik

  • MIELOPROLIFERATIF KRONIK

  • Leukemia granulositik kronikLGK termasuk golongan penyakit proliferatif yang ditandai oleh proliferasi dari seri granulosit tanpa gangguan diferensiasi, sehingga pada apusan darah tepi dapat dengan mudah dilihat tingkatan diferensiasi seri granulosit, mulai dari promielosit (bahkan mieloblas), meta mielosit, mielosit sampai granulosit.

  • Gejala klinis

    Keluhan Frekuensi (%)Splenomegali95Lemah badan80Penurunan berat badan60Hepatomegali50Keringat malam45Cepat kenyang40Perdarahan/purpura35Nyeri perut (infark limpa)30Demam 10

  • PemeriksaanHematologi rutin :Kadar hb normal / sedikit Leukosit : 20000-60000/mmEosinofil/basofil Trombosit 500.000-600.000/mmTrombosit juga bs normal / trombositopenia (jarang)Apusan darah tepiEritrosit sebagian besar normokrom normositikSering ditemukan polikromasi eritroblas asidofilTampak seluruh tingkatan diferensiasi dan maturasi seri granulositMielosit&metamielosit, eosinofil/basofil Apusan sumsum tulangHiperselularRasio mieloid:eritroid Stroma sumsum tulang mengalami fibrosis

  • Polisitemia veraPV merupakan suatu penyakit kelainan pada sistem mieloproliferatif yang melibatkan unsur-unsur hemopoetik dalam sumsum tulang, mulainya diam-diam tapi progresif, kronik terjadi karena sebagian populasi eritrosit berasal dari 1 klon sel induk darah yang abnormal

  • EtiologiBelum diketahui pasti, tapi ada penelitian yang mengatakan adanya kelainan molekulSalah satu penelitian sitogenetika menunjukkan adanya kariotipe abnormal di sel induk hemopoesis pada pasien dengan PV di mana tergantung dari stadium penyakit.

  • Gejala awal

    Keluhan Frekuensi (%)Sakit kepala48Telinga berdenging43Mudah lelah47Gangguan daya ingat, susah bernapas26Darah tinggi72Gangguan penglihatan31Rasa panas pada tangan/kaki29Gatal (pruritus)43Perdarahan dari hidung, lambung24Sakit tulang26

  • Gejala akhir dan komplikasiPerdarahan/trombosisPeningkatan asam urat dalam darahPeningkatan resiko ulkus pepticumFase splenomegaliKegagalan sumsum tulangAnemia beratKebutuhan transfusi Liver dan limpa membesar.

  • PemeriksaanEritrosit>6 juta/mL pada pria dan >5,5 juta/mL pada perempuanEritrosit normositik normokromPoikilositosis dan anisositosisGranulositGranulosit antara 12-25 ribu/mL, dapat sampai 60 ribu/mL kasus terdapat basofiliaTrombosit450-800ribu/mL bahkan dapat >1 juta/mLMorfologi trombosit abnormal (sering)

  • PemeriksaanB12 serum35% kasus 30% kasus Pemeriksaan sumsum tulangTidak diperlukan untuk diagnosis kecuali ada kecurigaan terhadap penyakit mieloproliferatif lain seperti adanya sel blas dalam hitung jenis leukositPeningkatan selularitas normoblastikBentuk morfologi megakariosit patologisAdanya sedikit fibrosis

  • MielofibrosisMielofibrosis merupakan suatu kelainan yang dihubungkan dengan adanya timbunan substansi kolagen berlebihan dalam sumsum tulangKelainan ini secara definitif merupakan kelainan stem sel hematopoesis klonal, dihubungkan dengan CMPD, di mana adanya hematopoesis ektramedular merupakan gambaran menyolok.

  • Beberapa kondisi memungkinkan terjadi mielofibrosisKondisi neoplastikGangguan mieloproliferatif kronikMetaplasia mieloid agnogenikPolisitemia rubra veraLeukemi mieloid kronikKondisi neoplastik lainnyaLeukemia megakarioblastik akut (M7)Fibrosis dengan mielodisplasiaAgnogenik transisionalMielodisplastik metaplasia mieloidSindrom mieloproliferatifMieloid akut lainLeukemiaLeukemia limfoid akutLeukemia Hairy cellMielomaKarsinomaMastositosis sistemik

  • Kondisi non neoplastikPenyakit granulomatosaPenyakit pagetHipoparatiroidismeHiperparatiroidismeOsteoporosisOsteodistrofi ginjalDefisiensi vitamin DGray platelet syndromeLupus eritematosus sistemikSklerosis sistemikBeberapa kondisi memungkinkan terjadi mielofibrosis

  • Kelainan klinis untuk diagnosis pasien dengan mielofibrosis dengan metaplasia mieloidSangat sering ditemukan (>50% kasus)SplenomegaliHepatomegaliFatiqueAnemiaLeukositosisTrombositosis

  • Sering ditemukan (10-50% kasus)AsimtomatikPenurunan berat badanKeringat malamPerdarahanNyeri splenikLeukositopeniaTrombositopenia

    Kelainan klinis untuk diagnosis pasien dengan mielofibrosis dengan metaplasia mieloid

  • Kurang sering ditemukan (
  • Gejala klinisGejala klinis pada umumnya:Kelelahan otot dan penurunan berat badan (7-39%)Sindrom hipermetabolik (demam, keringat malam) 5-20%Perdarahan dan memar, kadang terdapat massa dalam perut, gout dan kolik renal (4-6%)Diare dengan sebab tak jelasNyeri substernal

  • Italian Consensus Conference untuk diagnosis MMM (1999)Kriteria mayorFibrosis sumsum tulang difusHilangnya t9:22 kromosom atau bcr/abl rearrangement pada sel darah periferSplenomegaliKriteria minorAnisopoikilositosis dengan tear dropred cellsSel darah merah berinti dalam sirkulasiClusterd marrow megakaryoblast dan anomalous megakaryocytesMetaplasia mieloid

  • Catatan:Ketiga kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor manapun / 2 kriteria mayor pertama ditambah 4 kriteria minor manapun harus didapatkan, untuk diagnosis MMMDiadaptasi dari Clark and Williams (Wintrobs,2005)

  • PenatalaksanaanTransplantation (AHSCT)Terapi androgen dan kortikosteroidKemoterapiIradiasiSplenektomi

  • TROMBOSITEMIA ESSENTIALTrombositemia Esensialsuatu kelainan dimana terjadi proliferasi berlebihan pada sel turunan megakariosit + pembentukan trombosit dalam jumlah besar.

  • PatofisiologiTerdapat mutasi somatik tunggal protein tirosin kinase JAK2 dimana JAK2 ini berperan terhadap berkurangnya c-MpLWalau jarang, dapat pula ditemukan hemoragis yang terjadi melalui beberapa mekanisme:Abnormalitas fungsi trombositTrombosis dengan infark yang mengalami ulserasiKonsumsi faktor koagulasiPeningkatan jumlah trombosit yang menyebabkan produksi berlebihan protasiklin yg akan menekan pelepasan granul trombosit dan agregasi

  • Gambaran KlinisUmumnya silent (tanpa gejala yg spesifik)Lesi oklusi vaskular (iskemia, penurunan aliran darah, angina pektoris, infark miocard akut, stroke dan trombosis vena)Lesi trombotik (eritromelalgia, trombosis mikrosirkulasi)Lesi pada arteri dan arteriolSplenomegali

  • DiagnosisKriteria diagnosis:Hitung trombosit > 450.000 lSumsum tulang yang hiperplasia megakariositik dan fibrosis < 1/3 bagianKriteria tambahan:SplenomegaliIn vitro : pembentukan koloni megakariositik spontan

    TatalaksanaHidroksiureaAnagrelid

  • Perbedaan karakteristik penyakit mieloproliferatif kronik

  • LIMFOPROLIFERATIF

  • Leukemia akutKlasifikasi berdasarkan F A BLNLA: M0 - M7LLA: L1 - L3LLA terutama pada anak usia 3 4 tahun (75%)LNLA terutama pada orang dewasa (80%)

  • Klasifikasi FAB Leukemia Non Limfositik Akut

    SubtipeGambaran MorfologiM0Leukemia mieloblastik akut tanpa maturasiMieloblast tanpa granulaM1Leukemia mieloblastik akut dengan maturasi minimalMieloblast dengan yang sedikitM2Leukemia mieloblastik akut dengan maturasiMieloblast dengan granula, promielosit, beberapa mielositM3Leukemia promeilositik akutPromielosit dengan granula yang nyataM4Leukemia mielomonositik akutMieloblast dan promielosit >20% dari sumsum tulang; promonoblast dan monoblast > 20%M5aLeukemia monoblastik akut diferensiasi buruk (monoblastik)Monoblast besar dengan kromatin inti yang sedikit dan sitoplasma yang banyakM5bLeukemia monoblastik akut diferensiasi baik (promonositik, monositik)Monoblast,promonosit, monosit dan monositosis pada darah tepiM6EritoleukemiaPrekursor eritroid yang megaloblastik > 50%; mieloblast > 30%M7Leukemia megakarioblastik akutMegakarioblast bermorfologi Lymphoid (L1,L2,M1), adanya cytoplasmic budding

  • Klasifikasi Leukemia Limfositik Akut

    L1L2L3Ukuran selKecil; homogenBesar; heterogenBesar; homogenBentuk intiTeratur; bulatTidak teratur; melekukTeratur; bulat/lonjongAnak intiTidak adaSatu atau lebihSatu atau lebih; menonjolSitoplasmaSedikitBanyakBanyak; biru tua

  • Leukemia limfositik kronikDefinisiSuatu keganasan hematologic yang ditandai oleh proliferasi klonal dan penumpukan limfosit B neoplastik dalam darah, sumsum tulang, limfonodi, limpa, hati dan organ-organ lainEtiologiMasih belum diketahui, kemungkinan adalah abnormalitas kromosom, onkogen dan retrovirus

  • PatofisiologisPada sebagian orang, yang berproliferasi adalah limfosit B, yang memiliki karakteristik permukaan normal, tanpa aktivitas immunologik yang dapat terdeteksi, dan secara khas mengekspresiken antigen CD5Kecepatan produksi limfosit sampai 10x lipat terjadi penimbunan masif sel-sel penumpukan sel mendesak sel-sel B reaktif yang normal limpa, kelenjar limfe, sumsum tulang dipenuhi sel-sel menganggu pergerakan granulosit, monosit, eritrosit melewati membran pembuluh darah

  • Gejala klinisTerdapat limfadenopati generalisata, penurunan berat badan dan kelelahan. Demam, keringat malam dan infeksi yang semakin mencolokPemeriksaan laboratoriumpenurunan immunoglobulin, terutama IgM. Uji tes comb positif. Hitung sel darah putih berkisar 10.000-100.000/uL. Seiring dikuasainya sumsum tulang oleh limfosit, hitung trombosit dan produksi sel darah merah menurun, tetapi kemampuan eritropoietik dan trombopoietik normal. KomplikasiInfeksiHipogamaglobulinemiaTransformasi menjadi keganasan limfoid yang agresifKomplikasi akibat penyakit auto imunkeganasan

  • Limfoma non hodgkinDefinisi adalah kelompok keganasan primer limfosit yang dapat berasal dari limfosit B, limfosit T dan kadang dari sel NK(natural killer) yang berada dalam sistem limfe; yang sangat heterogen, baik tipe histologis, gejala, perjalanan klinis, respons terhadap pengobatan

    KlasifikasiLimfoma maligna derajat rendahLimfoma derajat sedangLimfoma derajat tinggi

  • Etiologietiologi belum diketahui secara jelas, tetapi memiliki faktor-faktor resiko :Imunodefisiensisevere combined immunodeficiency, hypogamaglobulinemia, Wiskott-aldrich syndrome, dllAgen infeksiusinfeksi awal EBV dan faktor lingkungan dapat meningkatkan resiko terjadinya kerusakan genPaparan dan lingkungan pekerjaanpaparan herbisida dan pelarut organikDiet dan paparan lainnyaresiko tinggi pada orang yang merokok, terpapar sinar UV, dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani

  • Patofisiologi Limfoma maligna derajat rendahterjadi ekspansi klonal limfosit kecil yang berdiferensiasi baik menggantikan arsitektur normal kelenjar limfe, menyebabkan pembengkakakan Limfoma derajat sedangadanya pertumbuhan tidak terkendali dari limfosit B.Limfoma derajat tinggiterjadi pebesaran timus dan peningkatan limfoblas T di darah perifer

    Pemeriksaan laboratoriumtemuan tidak konsisten. Mungkin tampak gambaran darah leukoeritroblastik, bergantung pada derjata keterlibatan sumsum tulang kadang ditemukan limfosit abnormal di darah perifer. lakukan biopsi dan aspirasi sumsum tulang untuk menentukan stadium penyakit.

  • Penyakit hodgkinEtiologifaktor resikonya adalah infeksi virus onkogenik yang diperkirakan berperan dalam menimbulkan lesi genetik. Virus-virus tersebut adalah CMV, Epstein-Barr, HIV, dan human herpes virus-6. faktor resiko lainnya adalah defisiensi imun.

    Pemeriksaan laboratoriumdarah perifer anemia normokrom normosituk, anemia hemolitik auto imundapat terjadi monositosis dan eosinofiliaHitung trombosis sering meningkatPeningkatan LED peningkatan pertukaran sel dan peradangan

  • Gejala klinishepatosplenomegali, neuropati, pembengakakan kelenjar limfe asimetrik yang tidak nyeri sebagai gejala awal. Beberapa pasien datang dengan gejala konstitusional yang mencakup keringat malam, demam dan penurunan berat badan.

    Penatalaksanaandengan radioterapi ditambah kemoterapi, tergantung dari staging

  • Diskrasia sel plasma : mielomaPatofisiologisditandai dengan pertumbuhan dan proliferasi satu klona sel plasma yang progresif tidak terkendali kematianAdanya keterlibatan difus sumsum tulang yang kadang bermanifestasi sebagai tumor lokal (plasmasitoma) yang mungkin terdapat di sumsum tulang dan di tempat ekstramedula (biasanya nasofaring)Hal ini juga dipacu dengan adanya kegagalan sistem imun untuk mengontrol penyakit

    Gejala klinisnyeri tulang, hepatosplenomegali, infeksi, perdarahan spontan.

  • Pemeriksaan laboratoriumditemukan normositik normokrom yang dapat berubah menjadi makrositikHb 100mm/jamjumlah trombosit normal atau turun, karena globulin abnormal (M-protein menggangu faal trombositaspirasi sumsum tulang memperlihatkan sumsum tulang sangat hiperseluler, disertai banyaknya sel plasma dalam tahap perkembangannya, sumsum tulang rapuh karena penipisan/ destruksiimmunoelektroforesis tipe proteinimmunodifusi jumlah absolut immunoglobulin

  • Diskrasia sel plasma : makroglobulinemia WaldenstromsDefinisiadalah suatu gangguan imunoproliperatif, dengan gambaran klinis antara gangguan limfoproliperatif dan dikrasia sel plasma.penyakit yang termasuk keganasan yang mengenai seri limfosit dan plasmosit

    Patofisiologisinfiltrasi sumsum tulang, sel-sel normal terdesak pansitopenia dan perdarahan

    Gejala klinispembesaran hati dan limpa, serta keterlibatan sumsum tulang, tetapi terjadi pembentukan immunoglobulin M yang berlebihan

  • Pemeriksaan laboratoriumapusan darah memperlihatkan adanya pembentukan roleaux, adanya limfosit plasmatosid, dapat terjadi pansitopeniaAnemia dengan LED tinggiAspirasi sumsum tulang menunjukkan banyak limfosit plasmatosid. Sitoplasma tidak sebanyak yang ditemukan pada sel biasa. Sumsum tulang hiperseluler terutama seri limfosit campur sel plasma, seri lain terdesakviskositas serum meningkat dengan kadar M-makroglobulin, adanya gangguan fungsi trombosit

  • LEUKOSIT :Ditujukan pada fungsi neutrofil, limfosit, monosit, makrofag karena adanya kelainan fungsi pada sel ini

    GRANULOSITSesuai dengan fungsi granulosit yaitu : kemotaksis, fagositosis, menelan, menghancurkan kuman, maka kemampuan defek fungsi dapat terjadi pada setiap tahapan fungsi tersebut.

    Kelainan Fungsi

  • DEFEK

    DEFEK FUNGSI KEMOTAKSISDEFEK FUNGSI FAGOSITOSISDEFEK FUNGSI MEMBUNUH KUMANKongenital berupa :-Lazy leucocyte syndrome-Abnormalitas komplemenDidapat berupa :-Pengobatan kortikosteroid-Hipofosfatemia-Aspirin-Alkohol-DM-Kelainan pada leukosit sendiri ( leukimia mielositik akut/ kronik, mielodisplasia, sindroma mieloproliferasi)Berupa kongenital maupun didapat.Keadaan ini biasanya oleh karena tidak terjadinya opsonisasi.Tidak terjadinya opsonisasi karena :-Hipogamaglobulinemia-Tidak ada komponen komplemen tertentu-Tidak ada faktor serum yang merangsang fagositosis (tufsin)Sangat jelas terlihat pada kelainan fungsi granulosit herediter yaitu : penyakit granulomatosa kronik.Leukosit menunjukkan fungsi kemoktasis dan fagositosis normal tapi tidak mampu membunuh kuman.Disebabkan oleh :-defek pelepasan enzim lisosomBerkaitan dengan gangguan aktivitas oksidase. Pembunuhan kuman memerlukan interaksi hidrogen peroksidase dan mieloperoksidase.

  • Bersifat herediter (diturunkan) atau didapat.Imunodefisiensi terjadi pada kelainan fungsi sel B, sel T atau kedua-duanya.

    Kelainan fungsi limfosit Kelainan fungsi limfosit T Kombinasi defek fungsi sel T dan sel B tampak pada severe combined immunodefisciency (SCID) Kelainan fungsi limfosit B penurunan kadar imunoglobulin yang bervariasi antara defisiensi semua jenis imunoglobulin sampai defisiensi imuglobulin secara selektif.

    KELAINAN FUNGSI LIMFOSIT TKELAINAN FUNGSI LIMFOSIT BKOMBINASI FUNGSI LIMFOSIT T & Bdefek fungsi imunologik seluler seperti pada penyakit Hodgkin, leprapenurunan kadar imunoglobulin yang bervariasi antara defisiensi semua jenis imunoglobulin sampai defisiensi imuglobulin secara selektif.tampak pada severe combined immunodefisciency (SCID)

  • KELAINAN MORFOLOGI

    INTIGranulasi toksikAgranulasi polimorfonuklearBadan DohleBatang AuerLimfositik plasma biruSmugde cellVakuolisasi

    SITOPLASMAHipersegmentasiInti piknotikAnomali Pelger Huet

  • GRANULASI TOKSIKBADAN DOHLEBATANG AUERLIMFOSIT PLASMA BIRUSMUDGE CELLVAKUOLISASIKELAINAN MORFOLOGI LEUKOSIT

  • HipersegmentasiAnomali pelger Huet

  • TerapiPentalaksanaan lebih diarahkan ke terapi kausa penyebab terjadinya kelainan darah, pada keganasan darah mungkin perlu dilakukan:Kemoterapi Transplantasi sumsum tulang Terapi paliatif, bertujuan:Mengobati komplikasi Memperlambat tumbuhnya penyakitTerapi suportifMemperbaiki keadaan umum penderitaMengatasi efek samping kemoterapi

  • Terapi paliatif mencakup cara pencegahan gejala, deteksi dini, dan penanganan masalah psikologi dan psikososial yang dialami pasien.Terapi suportif mencakup masalah nutrisi dan gangguan cerna, penangan nyeri dan infeksi, penghindaran efek samping

  • LO 4. Patofisiologi infeksi kronis dengan eritropoiesis, trombopoiesis, leukopoiesisPeningkatan HMT, terjadi pada hipovolemia, dehidrasi, polisitemia vera, diare berat, asidosis diabetikum,emfisema paru, iskemik serebral, eklamsia, efek pembedahan, dan luka bakar. Peningkatan Hb terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, PPOK, gagal jantung kongesti, dan luka bakar hebat. Obat yang dapat meningkatkan Hb adalah metildopa dan gentamicin. Penurunan eritrosit : kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan

  • Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi pada penderita infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik, SLE, reumaotid artritis, dan penyakit hemopoetik(anemia aplastik, anemia perisiosa). Leokopenia dapat juga disebabkan penggunaan obat terutama saetaminofen, sulfonamide, PTU, barbiturate, kemoterapi kanker, diazepam, diuretika, antidiabetika oral, indometasin, metildopa, rimpamfin, fenotiazin, dan antibiotika.(penicilin, cefalosporin, dan kloramfenikol)

    ****************Invasi: penyerangan/bakteri mau masuk ke tubuhDebris :sel yang telah matisampah************************************CMPD= chronic myelloproliferative disorders*MMM = mielofibrosis dengan metaplasia mieloidbcr = break cluster regionAbl = abelsonT(9:22) = adanya translokasi resiprokal antara lengan panjang kromosom 9 dan 22**********