peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model ...... · i peningkatan kreativitas belajar...

216
i PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN TEPISARI 02 KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: RIKA PURWANTI K7106037 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: trancong

Post on 30-Jan-2018

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

i

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI

MODEL KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA

KELAS V SDN TEPISARI 02 KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

RIKA PURWANTI

K7106037

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

ii

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI

MODEL KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA

KELAS V SDN TEPISARI 02 KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh :

Rika Purwanti

NIM K7106037

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul ”Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Melalui

Model Kontekstual Dalam Pembelajaran IPA Kelas V SDN Tepisari 02

Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010” , oleh:

NAMA : RIKA PURWANTI

NIM : K 7106037

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Riyadi, M. Si. Dra. Yulianti, M Pd.

NIP 196701161994021001 NIP. 195411161982032002

Page 4: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul ”Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Melalui

Model Kontekstual Dalam Pembelajaran IPA Kelas V SDN Tepisari 02

Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010” , oleh:

NAMA : RIKA PURWANTI

NIM : K 7106037

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Prodi PGSD Jurusan Ilmu

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Pada Hari : Rabu

Tanggal : 28 Juli 2010

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd.Si ........................

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd.i .......................

Anggota I : Dr. Riyadi, M. Si ........................

Anggota II : Dra. Yulianti, M Pd. .......................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

v

ABSTRAK

Rika Purwanti. NIM K7106037. Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa

Melalui Model Kontekstual Dalam Pembelajaran IPA Kelas V SDN Tepisari

02 Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010 (Penelitian Tindakan

Kelas pada Siswa Kelas V SDN Tepisari 02, Polokarto, Sukoharjo). Skripsi.

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Juli 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa

melalui model kontekstual dalam pembelajaran IPA kelas V Semester 2 SDN

Tepisari 02.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian

dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa

kelas V SD Negeri Tepisari 02 Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/ 2010.

Sumber data berasal dari informasi guru dan siswa, hasil observasi dan

dokumentasi. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, tes dan

dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi data dan

trianggulasi metode. Analisis data adalah deskriptif kualitatif dengan

menggunakan teknik analisis model interaktif. Prosedur penelitian adalah model

spiral yang saling berkaitan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar

siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Tepisari 02 Kabupaten

Sukoharjo mengalami peningkatan setelah dilaksanakan model pembelajaran

kontekstual yang ditunjukkan dari hasil tes kreativitas yaitu bahwa ketuntasan

klasikal sebelum dilaksanakannya model pembelajaran kontekstual hanya

mencapai 53% siswa saja. Kemudian setelah dilaksanakannya pembelajaran IPA

dengan model pembelajaran kontektual pada siklus I meningkat menjadi 67%,

siklus II meningkat lagi menjadi 87%, dan siklus III mencapai 93%. Dengan

demikian, maka dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran IPA

dengan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kreativitas belajar

siswa kelas V SD Negeri Tepisari 02 Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran

2009/2010.

Page 6: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

vi

ABSTRACT

Rika Purwanti. NIM K7106037. INCREASING STUDENT LEARNING

CREATIVITY THROUGH IN LEARNING SCIENCE USING CONTEXTUAL

MODEL IN THE FIFTH YEAR OF SDN TEPISARI 02 SUKOHARJO IN THE

ACADEMIC YEAR OF 2009/2010 (The Classroom Action Research Was

Conducted In The Fifth Year Of SDN Tepisari 02, Polokarto, Sukoharjo).

Research Paper. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas

MaretUniversity of Surakarta. July 2010.

The purpose of this research was to increase student learning creativity

through contextual model of learning science in the fifth year of Semester 2 of

SDN Tepisari 02.

This research was a classroom action research. The experiment was

conducted in three cycles, with each cycle consisting of planning, action,

observation, and reflection. The subjects were students of fifth year SDN Tepisari

02, Sukoharjo academic year of 2009/2010. Source of data derived from teacher

and student information, the results of observation and documentation. Data

collection technique was observervation, tests, and documentation. The validity of

the data used triangulation techniques and methods of data triangulation.

Descriptive data analysis was qualitative by using an interactive model analysis

techniques. Research procedure was a spiral model of inter-related.

Based on results of the research, it could be concluded that student's

creativity in science learning in fifth year of SDN Tepisari 02 Sukoharjo increased

after implemented contextual learning model of the test results indicated that the

creativity of classical completeness prior to implementation of contextual learning

models only reach 53% of students. Then after the implementation of learning

science with learning contextual model in the first cycle increased to 67%, the

second cycle increased to 87%, and the third cycle reached 93%. Finally, it should

be a recommendation in learning science by using contextual model could

increasing student learning creativity in the fifth year of SDN Tepisari 02

Sukoharjo in the academic year of 2009/2010.

Page 7: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

vii

MOTTO

Sebaik-baiknya mauusia adalah yang patuh pada Tuhan dan yang mampu

memberikan kebahagiaan bagi orang lain

(Mario Teguh: Golden Ways)

Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah

kemenangan yang hakiki.

(Gandhi)

Page 8: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

viii

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

Ibu, Bapak, Adik-adikku tersayang,

Kakakku, yang telah banyak mengajarkanku arti hidup ini

Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing yang senantiasa

membimbingku dalam penyusunan skripsi ini

Teman-teman seperjuanganku

Sahabat-sahabatku untuk persahabatan indah ini, maaf ku

sering mengecewakan

Teman-teman angkatan 2006, aku akan merindukan kalian

Almamater UNS tercinta

Page 9: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENINGKATAN KREATIVITAS

BELAJAR SISWA MELALUI MODEL KONTEKSTUAL DALAM

PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN TEPISARI 02 KABUPATEN

SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Dr. Riyadi, M. Si, selaku pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan

bimbingan dalam menyelesaikan penelitian.

5. Dra. Yulianti, M Pd, selaku pembimbing II, yang selalu memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penelitian.

6. Kepala SD Negeri Tepisari 02, yang telah memberi kesempatan dan tempat

guna pengambilan data dalam penelitian.

7. Guru mata pelajaran IPA/ Sains SD Negeri Tepisari 02, yang telah memberi

bimbingan dan bantuan dalam mengadakan penelitian.

8. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini

Page 10: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

x

Penulis menyadari bahwa tiada yang sempurna selain Allah SWT, maka

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Harapan

penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

Page 11: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... v

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 7

B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 27

C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 28

D. Hipotesis ...................................................................................... 29

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 30

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ..................................................... 30

C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................ 32

D. Sumber Data ................................................................................. 32

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 32

Page 12: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

xii

F. Validitas Data ............................................................................... 33

G. Analisis Data ................................................................................ 34

H. Indikator Ketercapaian ................................................................. 34

I. Prosedur Penelitian ...................................................................... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 39

A. Diskripsi Latar .......................................................................... 39

B. Diskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 40

C. Diskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 83

D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 88

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................................ 98

A. Simpulan ...................................................................................... 98

B. Implikasi ...................................................................................... 98

C. Saran ............................................................................................ 99

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 100

LAMPIRAN ....................................................................................................... 101

Page 13: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tabel Pra Siklus tes kreativitas siswa kelas V SDN Tepisari 02 ......... 3

Tabel 2. Daftar Jadwal Kegiatan Penelitian ..................................................... 30

Tabel 3. Indikator tes kreativitas ...................................................................... 40

Tabel 4. Prosentase Tes Kreativitas Siswa Sebelum Tindakan........................ 40

Tabel 5. Prosentase Tes Kreativitas Siswa Siklus I ........................................ 53

Tabel 6. Prosentase Tes Kreativitas Siswa Siklus II ........................................ 67

Tabel 7. Prosentase Tes Kreativitas Siswa Siklus III ....................................... 81

Tabel 8. Data peningkatan/ perbaikan kegiatan guru ....................................... 83

Tabel 9. Data prosentase aktivitas siswa siklus I, siklus II, dan siklus III ....... 84

Tabel 10. Nilai rata-rata pada setiap siklus ....................................................... 85

Tabel 11. Prosentase kreativitas siswa sebelum tindakan dan setelah

tindakan pada siklus I ......................................................................... 86

Tabel 12. Prosentase kreativitas siswa sebelum tindakan dan setelah

tindakan pada siklus II ....................................................................... 87

Tabel 13. Prosentase kreativitas siswa sebelum tindakan dan setelah

tindakan pada siklus III ...................................................................... 88

Page 14: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Grafik Kreativitas Siswa Kelas V Sebelum Tindakan ....................... 41

Grafik 2. Grafik Kreativitas Siswa Kelas V SDN Tepisari 02 Pra Siklus dan

Siklus I ............................................................................................... 54

Grafik 3. Grafik Kreativitas Siswa Kelas V SDN Tepisari 02 Pra Siklus,

Siklus I, dan Siklus II ......................................................................... 68

Grafik 4. Grafik Kreativitas Siswa Kelas V SDN Tepisari 02 Pra Siklus,

Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ........................................................ 82

Grafik 5. Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas V SDN Tepisari 02 ........ 85

Grafik 6. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Tepisari 02 .. 86

Page 15: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pemantulan Teratur ......................................................................... 18

Gambar 2. Pemantulan Difus ............................................................................ 24

Gambar 3. Peristiwa Pembiasan Cahaya .......................................................... 24

Gambar 4. Diagram tahapan pembelajaran kontekstual ................................... 25

Gambar 5. Bagan Model Kontekstual ............................................................... 26

Gambar 6. Bagan Kerangka Berfikir ................................................................ 29

Gambar 7. Bagan Model Penelitian Tindakan dari Kurt Lewin ....................... 31

Gambar 8. Bagan Analisis Data Secara Interaktif Model Milles dan Huberman

......................................................................................................... 34

Gambar 9. Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ................................... 35

Page 16: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perijinan .................................................................................... 101

Lampiran 1a. Surat Keterangan Research dari SD ........................................... 102

Lampiran 1b. Surat Permohonan Ijin Research/ Try Out kepada Rektor ......... 103

Lampiran 1c. Surat Permohonan Ijin Research/ Try Out ke SD ...................... 104

Lampiran 1d. Surat Keputusan Dekan FKIP Tentang Ijin Penyusunan Skripsi105

Lampiran 1e. Surat Permohonan Ijin Penyusunan Skripsi ............................... 106

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 107

Lampiran 2a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I .............................. 108

Lampiran 2b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II ............................ 117

Lampiran 2c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus III ........................... 125

Lampiran 3. Instrument Penelitian .............................................................. 134

Lampiran 3a. Lembar Observasi Kegiatan Guru ............................................. 135

Lampiran 3b. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ............................................ 137

Lampiran 3c. Kisi-Kisi Tes Kreativitas Siswa ................................................. 139

Lampiran 3d. Tes Kreativitas Siswa ................................................................. 140

Lampiran 3e. Lembar Kerja Siswa ................................................................... 146

Lampiran 4. Data Hasil Observasi Guru Mengajar ................................... 156

Lampiran 4a. Hasil Observasi Guru Mengajar Siklus I Pertemuan 1 .............. 157

Lampiran 4b. Hasil Observasi Guru Mengajar Siklus I Pertemuan 2 .............. 159

Lampiran 4c. Hasil Observasi Guru Mengajar Siklus II Pertemuan 1 ............ 161

Lampiran 4d. Hasil Observasi Guru Mengajar Siklus II Pertemuan 2 ............ 163

Lampiran 4e. Hasil Observasi Guru Mengajar Siklus III Pertemuan 1........... 165

Lampiran 4f. Hasil Observasi Guru Mengajar Siklus III Pertemuan 2............ 167

Lampiran 5. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa .................................... 170

Lampiran 5a. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan 1 .............. 171

Lampiran 5b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan 2 .............. 172

Lampiran 5c. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan 1 ........... 173

Lampiran 5d. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan 2 ........... 174

Lampiran 5e. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus III Pertemuan 1 .......... 175

Page 17: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

xvii

Lampiran 5f. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus III Pertemuan 2 ........... 176

Lampiran 6. Data Hasil Belajar Siswa ......................................................... 178

Lampiran 6a. Tabel Data Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................... 179

Lampiran 6b. Tabel Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ................................... 180

Lampiran 6c. Tabel Data Hasil Belajar Siswa Siklus III ................................. 181

Lampiran 6d. Tabel Data Rata-rata Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus ............ 182

Lampiran 7. Data Hasil Tes Kreativitas ...................................................... 183

Lampiran 7a. Tabel Data Hasil Tes Kreativitas Prasiklus, Siklus I, Siklus II,

dan Siklus III .............................................................................. 184

Lampiran 7b. Tabel Prosentase Tes Kreativitas Siswa Pra Siklus dan Grafik

Kreativitas Siswa Kelas V SDN Tepisari 02 pra siklus ............. 185

Lampiran 7c. Tabel Prosentase Tes Kreativitas Siswa Siklus I dan Grafik

Kreativitas Siswa Kelas V SDN Tepisari 02 pra siklus dan

siklus I ....................................................................................... 186

Lampiran 7d. Tabel Prosentase Tes Kreativitas Siswa Siklus II dan Grafik

Kreativitas Siswa Kelas V SDN Tepisari 02 pra siklus,

siklus I, dan siklus II .................................................................. 187

Lampiran 7e. Tabel Prosentase Tes Kreativitas Siswa Siklus III dan

Grafik Kreativitas Siswa Kelas V SDN Tepisari 02 pra

siklus, siklus I, siklus II, dan Siklus III ...................................... 188

Lampiran 7f. Tabel Data Prosentase Hasil Tes Kreativitas Siswa Siklus I,

Siklus II, dan Siklus III .............................................................. 189

Lampiran 8. Dokumentasi dan Contoh Hasil Pekerjaan Siswa ................. 190

Lampiran 8a. Dokumentasi Siklus I ................................................................. 191

Lampiran 8b. Dokumentasi Siklus II ................................................................ 192

Lampiran 8c. Dokumentasi Siklus III .............................................................. 194

Lampiran 8d. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa ................................................... 197

Page 18: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini kreativitas menjadi sorotan oleh berbagai pihak, khususnya di

dunia pendidikan. Berdasarkan hasil penulisan yang dilakukan oleh Hans Jellen

(dalam Andang Ismail, 2006: 285) dari Universitas Utah AS dan Klaus Urban dari

Universitas Hannover pada bulan Agustus 1987 terhadap siswa usia 10 tahun

dengan sampel 50 siswa di Jakarta, menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan.

Ternyata kreativitas belajar siswa di Indonesia sangat rendah dibandingkan

dengan negara-negara yang lainnya. Padahal, kreativitas belajar sangat penting

bagi perkembangan siswa karena berpengaruh besar terhadap totalitas kepribadian

seseorang. Menurut Andang Ismail (2003: 133) menjelaskan bahwa kreativitas

dapat menjadi kekuatan (power) yang menggerakkan manusia dari yang tidak tahu

menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, bodoh menjadi cerdas, pasif menjadi aktif,

dan sebagainya.

Walaupun saat ini masalah kreativitas belajar siswa sudah mendapat

perhatian begitu besar oleh pemerintah, seperti dengan adanya perbaikan

kurikulum pendidikan yang lebih memfokuskan pada keaktifan siswa dalam

pembelajaran sehingga dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa. Namun,

dalam pelaksanaannya di sekolah-sekolah masih sangat memprihatinkan.

Pembelajaran masih cenderung menghambat pertumbuhan dan perkembangan

kreativitas belajar siswa, seperti sistem evaluasi yang terlalu menekankan pada

jawaban benar dan tidak benar tanpa memperhatikan prosesnya dan adanya mata

pelajaran yang disiswatirikan, padahal mata pelajaran tersebut sangat menunjang

terhadap perkembangan kreativitas belajar siswa.

Menurut Fadelis E. Waruwu yang diterjemahkan oleh Monti P Satiadarma

(2003: 109), "kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu yang baru berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya baru

maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada".

Menurut Utami Munandar (1997: 49-50), "....secara operasional,

pengertian kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan

Page 19: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

2

2

kelancaran, keluwesan (flesibilitas), orisinilitas dalam berpikir, serta kemampuan

untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu

gagasan."

Apabila guru berupaya meningkatkan kreativitas, selain guru harus mampu

mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, juga harus menciptakan suasana

pembelajaran yang menarik bagi siswa. Sesuai dengan suasana seperti ini, siswa

selain dapat mengasah kemampuan kognitifnya, juga mendapatkan pengalaman

langsung, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.

Pembelajaran bermakna membuat siswa dapat menemukan sendiri fakta dan

konsep serta menumbuhkembangkan nilai-nilai yang dituntut.

Upaya mewujudkan pembelajaran yang bermakna dapat menggunakan

model pembelajaran kontekstual yang sering disebut dengan istilah Contekstual

Teaching and Learning (CTL). CTL merupakan model pembelajaran yang

mengaitkan antara materi pelajaran dengan kehidupan nyata. Pengetahuan dan

keterampilan akan diperoleh siswa dengan membangun sendiri pengetahuan dan

keterampilan barunya tersebut ketika ia belajar. Sedangkan proses pembelajaran

kontekstual berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan yang dilakukan

siswa untuk bekerja dan mengalaminya sendiri, bukan transfer pengetahuan secara

instan oleh guru kepada siswa. Jadi, peran guru hanya sebatas pembimbing dan

fasilitator, sehingga pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan bermakna bagi

siswa dapat dilaksakan. Oleh karena itu, usaha untuk meningkatkan kreativitas

belajar siswa dapat diperoleh melalui model kontekstual.

Menurut kurikulum 1994, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil

kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi

tentang alam sekitar yang diperoleh melalui pengalaman dengan serangkaian

proses ilmiah, antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-

gagasan. Jadi tujuan pembelajaran IPA lebih mengarah pada keterampilan proses

yang berpengaruh terhadap munculnya suatu kreativitas dalam pengembangannya

di kehidupan nyata.

Pembelajaran IPA sangat terkait erat dengan hal-hal seperti 1)

pengembangan keterampilan proses, 2) pemahaman konsep-konsep IPA, 3)

Page 20: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

3

3

pengembangan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi,

dan 4) pengembangan dasar kesadaran tentang adanya hubungan keterkaiatan

yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan

lingkungan dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari.

Berdasar hasil pengamatan dan wawancara kepada guru bidang studi IPA

kelas V SDN Tepisari 02, diperoleh gambaran bahwa kreativitas belajar siswa di

kelas V sangat rendah dengan ditandai dengan (1) siswa cenderung monoton,

pengetahuan siswa hanya terbatas pada apa yang diperoleh dari guru, (2) siswa

kesulitan dalam mengembangkan pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran,

(3)siswa kurang berani mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat. Selain

dari hasil pengamatan serta wawancara terhadap guru, penulis juga melakukan tes

kreativitas terhadap siswa sehingga diperoleh data yang diperlihatkan pada tabel1.

Tabel 1. Tabel Pra Siklus tes kreativitas siswa kelas V SDN Tepisari 02

No Nilai Frekuensi Prosentase Kategori

1 21 – 40 1 7% tidak kreatif

2 41 – 60 6 40% kurang kreatif

3 61 – 80 7 47% kreatif

4 81 - 100 1 7% sangat kreatif

Jumlah 15 100%

Ketuntasan Klasikal = 54%

Rata-rata Kelas = 58,13

Berdasar data tersebut tampak bahwa hanya ada 54% siswa yang

menunjukkan kreativitasnya dan yang lainnya menunjukkan kategori kreativitas

kurang dan tidak kreatif. Hal tersebut membuktikan bahwa kreativitas siswa kelas

V di SDN Tepisari 02 masih rendah sehingga perlu adanya upaya untuk

meningkatkannya dengan perbaikan dalam proses pembelajaran.

Menurut pengamatan penulis, rendahnya kreativitas pada siswa kelas V

SDN Tepisari 02 disebabkan karena dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas,

penggunaan model pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru

cenderung menggunakan model konvesional pada setiap pembelajaran yang

dilakukannya. Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap model-

model pembelajaran yang ada. Padahal penguasaan terhadap model-model

pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional

Page 21: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

4

4

guru, dan sangat sesuai dengan kurikulum KTSP. Selain itu, guru masih

cenderung hanya melatih siswa untuk berpikir konvergen, yang hanya berpikir

satu arah, yang benar atau satu jawaban paling tepat, atau satu pemecahan dari

suatu permasalahan. Sedangkan sikap kreatif siswa kurang mendapat perhatian.

Padahal, sikap kreatif menuntut siswa untuk berpikir divergen, yaitu berpikir

dalam arah yang berbeda-beda sehingga diperoleh banyak macam jawaban yang

unik tetapi benar.

Perlu kita ketahui bahwa apabila kreativitas siswa tidak ditingkatkan maka

akan berakibat pada kekurangmampuan siswa dalam penyelesaian masalah yang

mungkin akan ia hadapi karena siswa terbiasa mendapatkan segala sesuatu secara

instan. Kreativitas anak sangat penting untuk ditingkatkan karena dapat

menambah kepekaan anak terhadap lingkungan sekitar sehingga mampu

memberikan kontribusi perubahan ke arah yang lebih baik.

Menurut Peraturan Pemerintah no 22 tahun 2006 yang diunduh dari

Sarwanto (2009) menjelaskan bahwa “Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah”. Ini berarti

bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA hendaknya lebih mengaktifkan siswa

dengan cara siswa mengalaminya sendiri dari menemukan permasalahan, mencari

solusi permaslahan, hingga penyelesaian masalahnya. Sehingga model

pembelajaran kontekstual sangat cocok digunakan dalam pembelajaran IPA.

Berdasarkan hal tersebut, penerapan model pembelajaran kontekstual

menjadi alternatif untuk dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam mata

pelajaran IPA. Salah satu kebaikan dari model pembelajaran kontekstual ini

adalah bahwa siswa belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan

pertanyaan, dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri

dengan melakukan kegiatan observasi (penyelidikan). Berdasarkan cara seperti

itu, siswa akan menjadi kritis dan kreatif.

Berdasar penjelasan di atas, maka permasalahan yang diajukan penulis

terlalu luas sehingga kurang terarah. Oleh karena itu, penulis membatasinya pada

SDN Tepisari 02 kelas V semester dua pada pokok bahasan tentang siklus air.

Dengan pembatasan masalah sebagai berikut:

Page 22: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

5

5

1. Kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA yang dimaksudkan pada

penulisan ini adalah kreativitas dalam melakukan percobaan tentang sifat-sifat

cahaya dan kreatifitas siswa dalam membuat hasil karya berupa benda

sederhana dengan menerapkan pengetahuan tentang sifat cahaya.

2. Kontekstual dalam penulisan ini adalah suatu model pembelajaran yang

mengkaitkan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari dan melibatkan

pengalaman langsung siswa.

Berdasar uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan

tindakan kelas dengan judul "Peningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Melalui

Model Kontekstual dalam Pembelajaran IPA Kelas V Semester 2 SDN Tepisari

02 Kabupaten SukoharjoTahun Pelajaran 2009/2010".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian

dapat dirumuskan yaitu : “Apakah penerapan model kontekstual dapat

meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas V Semester

2 SDN Tepisari 02?”.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran IPA kelas

V Semester 2 SDN Tepisari 02.

D. Manfaat Penulisan

Secara teoritis, hasil penulisan ini dapat memberikan masukan dan

referensi bagi penulisan berikutnya yang sejenis. Hasil penulisan ini diharapkan

memberi manfaat dalam rangka menunjang keputusan Mendikbud No.060/4/1993

tentang pendidikan dasar. Secara praktis penulisan/ pengenalan metode

kontekstual ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Tercapainya tugas sebagai pengajar dan pendidik yang profesional,

Page 23: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

6

6

b. Pembelajaran kontekstual menjadi alternatif bagi guru dalam

pembelajaran IPA,

c. Tumbuhnya kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi,

karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran,

d. Berkembangnya kemampuan diri secara kreatif dan fungsional.

2. Bagi siswa

a. Bertambahnya pengalaman baru yang mampu memberikan kontribusi

terhadap peningkatan kreativitas belajarnya,

b. Terlatihnya kemampuan siswa untuk dapat memecahkan masalah

dengan pendekatan ilmiah sehingga terdorong untuk aktif secara fisik,

mental, dan emosi dalam pembelajaran,

c. Bertambahnya pengetahuan dan wawasan siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Masukkan kebijakan sekolah dalam upaya meningkatkan proses

belajar mengajar untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa.

b. Meningkatnya mutu dan kualitas sekolah.

Page 24: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

7

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Kreativitas Belajar Siswa

a. Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks yang

menimbulkan berbagai pandangan yang berbeda. Perbedaan pandangan tersebut

bergantung pada bagaimana seseorang mendefinisikan arti kreativitas itu sendiri.

Sebagian orang berpendapat bahwa kreativitas merupakan sikap hidup dan

perilaku sebagai suatu cara untuk berpikir. Namun, ada yang mengkaitkan

kreativitas dengan gagasan-gagasan baru atau temuan-temuan baru yang terkait

dengan ilmu, teknologi, dan pemecahan atas suatu masalah.

Kreativitas dapat menjadikan sesorang tampak berbeda dari yang lain.

Perbedaan yang ada pada diri seseorang tersebut akan memberikan peluang

kesuksesan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diunduh dari Rumah Cerdas

Kreatif (2009) yang menyatakan bahwa “….kreativitas menghasilkan perbedaan

dan orang yang kreatif bisa stand out of the crowd, tampil diantara kerumunan

orang. Perbedaan membuat peluang baru terbuka”.

Manusia kreatif adalah orang yang mampu berpikir kreatif. Orang

dikatakan mampu berpikir kreatif jika ia mampu menemukan ide dan gagasan

baru atas pengetahuan yang lama, dan juga mampu mengembangkan pengetahuan

yang sudah ada. Menurut Brown & Keeley (1990: 219) berpikir kreatif adalah

sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi

menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru,

membuka sudut pandang yang menajubkan, dan membangkitkan ide-ide yang

tidak terduga.

Menurut Fidelis E Waruwu yang di terjemahkan oleh Monti P Satiadarma

(2003: 109), "kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya

baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada".

7

Page 25: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

8

8

Selain itu, ada juga yang mengkaitkannya dengan tekanan sikap artistik,

artinya yang kreatif itu adalah berseni. Don Fanbus dalam Julius Candra (1994:

12) mengartikan kreativitas dalam arti yang luas yaitu: "semua cetusan daya

kerohanian, dan seluruh kepribadian, yang merupakan pernyataan (aktualisasi)

kehidupan, baik yang berasal dari seseorang maupun dari sekelompok orang".

Berikut ini merupakan beberapa pendapat ahli tentang pengertian

kreativitas yang diunduh dari Chietra (2008), antara lain:

1) Menurut Clark Moustakis (1967), ahli psikologi humanistic menyatakan

bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan

mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam

hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

2) Menurut Rhodes, umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person,

Process, Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi

(Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan

dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan

produk (Product) kreatif.

3) Menurut Hulbeck (1945), “ Creative action is an imposing of one’s own

whole personality on the environment in an unique and characteristic

way”. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan

kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.

4) Menurut Sternberg (1988), kreativitas merupakan titik pertemuan yang

khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan

kepribadian/motivasi.

5) Menurut Baron (1969) yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan

untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.

6) Menurut Haefele (1962), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat

kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.

7) Menurut Torrance (1988), kreativitas adalah proses merasakan dan

mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan

(masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian

mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-

hasilnya.

Jadi kreativitas dapat diartikan dengan suatu kemampuan yang dimiliki

individu untuk menghasilkan sesuatu yang baru ataupun suatu kombinasi dari

sesuatu yang sudah ada sebelumnya baik berupa ide atau gagasan maupun suatu

benda atau hasil karya tertentu melalui suatu proses kreatif yang peka terhadap

berbagai kondisi sekitar sehingga memunculkan keunikan pada dirinya yang

tampak berbeda dengan yang lainnya. Keunikan tersebut memungkinkan peluang

kesuksesan pada diri seseorang.

Page 26: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

9

9

Pengembangan kreativitas dalam pembelajaran, menurut Gordon dalam

Joice & Weill (dalam E. Mulyana 2005: 163) mengemukakan empat prinsip dasar

tentang kreativitas, antara lain:

“…. Pertama, kreativitas merupakan sesuatu yang penting dalam kegiatan

sehari-hari. Hampir semua manusia berhubungan dengan proses kreativitas,

yang dikembangkan melalui seni atau penemuan-penemuan baru. Lebih jauh

Gordon menekankan bahwa kreativitas merupakan bagian dari kehidupan kita

sehari-hari dan berlangsung sepanjang hayat. Kedua, proses kreatif bukanlah

sesuatu yang misterius. Hal tersebut dapat diekspresikan dan mungkin

membantu orang secara langsung untuk meningkatkan kreativitasnya. Secara

tradisional, kreativitas didorong oleh kesadaran yang memberi petunjuk untuk

mendeskripsikan dan menciptakan prosedur latihan yang dapat diterapkan di

sekolah atau lingkungan lain. Ketiga, penemuan kreatif sama dalam semua

bidang, baik dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa. Selain itu,

penemuan kreatif ditandai oleh beberapa proses intelektual. Keempat, berpikir

kreatif baik secara individu maupun kelompok adalah sama. Individu dan

kelompok menurunkan ide-ide dan produk dalam berbagai hal."

Berdasarkan prinsip-prinsip kreativitas tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa kreativitas merupakan bagian dari kehidupan manusia yang dapat

berkembang sepanjang hidup dan untuk meningkatkannya perlu adanya suatu

kesadaran terhadap lingkungan. Pada umumnya penemuan kreatif pada semua

bidang adalah sama yang ditandai dengan proses intelektual dan berfikir kreatif

individu dan kelompok adalah sama yaitu sama-sama menurunkan suatu ide

maupun produk tertentu.

Pengukuran kreativitas seseorang dapat dilakukan dengan berbagai macam

tes, seperti yang dikemukaan secara ringkas oleh Utami Munandar (1999: 65-67),

sebagai berikut:

1) Tes Guilford; untuk mengukur kemampuan berpikir divergen.

2) Tes Torrance; untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif dengan

memicu ungkapan secara simultan operasi mental, khususnya kelancaran,

kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi. Tes ini ada dua bentuk, yaitu verbal

dan vigural.

3) Test for Creative Thinking- Drawing production (TCT-DP) oleh Jellen and

Urban; tes dengan menyuruh responden untuk melengkapi gambar.

4) Tes berpikir kreatif dengan bunyi dan kata (oleh Torrance, Kathena, dan

Cunnington); dengan menampilkan rangsangan dalam bentuk suara bunyi

dari yang sederhana hingga yang rumit.

5) Tes persepsi kreatif dan inventory (oleh Torrance- Khatena); dengan cara

pengamatan diri sendiri dalam bentuk daftar periksa, kuesioner, dan

inventory.

Page 27: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

10

10

Menurut pendapat yang diunduh dari Basti (2008), seseorang yang

memiliki kreativitas yang tinggi menunjukkan beberapa ciri, diantaranya adalah:

1) Selalu ingin tahu atau memiliki dorongan ingin tahu yang kuat (Munandar,

1985 & 1995), mencakup keinginan untuk mendapatkan pengalaman baru,

keinginan bertanya dan mencoba, tertarik pada sesuatu yang belum jelas

(misteri), avonturisme, sifat penuh semangat, optimis, ambisius, minat

yang luas, toleransi terhadap kemajemukan, serta setuju dalam perbedaan,

tekun, dan pantang menyerah/ energik dan aktif, kritis dan berani

berpendapat.

2) Memiliki harga diri dan percaya diri yang tinggi, akan menyebabkan

individu lebih mantap dalam melakukan pemerkayaan informasi dan lebih

berinovasi, serta dapat menghargai dan memanfaatkan kesempatan.

3) Memiliki sifat mandiri atau independen. Sifat mandiri berkaitan dengan

keberanian dalam mengambil resiko dan berani mencoba, tetapi salah satu

sifat orang kreatif adalah kurang suka pada konformitas.

4) Memiliki sifat asretif (berani berpendapat), dapat dilihat dari sikap/ cara

kerja individu melakukan aktivitas yang cenderung lebih berpegang pada

tugas dan permasalahannya (task oriented) dan tidak berorientasi pada

erson (self oriented). Dalam penampakannya, sifat asertif sering berupa

berani berpendapat, kedisiplinan, dan ketegasan.

5) Keberanian dalam mengambil resiko atau berani mencoba. Bentuk

perwujudan sifat berani mengambil resiko, diantaranya suka berinisiatif,

berani mempertahankan pendapat dan berani mengakui kesalahan, tidak

teralu takut, ragu, atau malu dikritik, bahkan tidak terlalu takut berbuat

salah.

Utami Munandar (1992: 34) mengungkapkan beberapa matra dari ciri-ciri

kreativitas, sebagai berikut:

1) Dorongan rasa ingin tahu

2) Sering mengajukan pertanyaan yang baik

3) Memberikan banyak gagasan dan usulan terhadap suatu masalah

4) Bebas dalam menyatakan pendapat

5) Mempunyai rasa keindahan

6) Menonjol dalam salah satu bidang seni

7) Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah

terpengaruh orang lain

8) Rasa humor tinggi

9) Daya imajinasi kuat

10) Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan,

dan sebagainya; dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara

orisinal, yang jarang diperlihatkan kepada anak-anak yang lain)

11) Dapat bekerja sendiri

12) Senang mencoba hal-hal baru

13) Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan

elaborasi)

Page 28: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

11

11

Setiap individu mempunyai kreativitas, tetapi ada kecenderungan

kreativitas seseorang lebih tinggi dari pada orang yang lain. Hal ini disebabkan

adanya penghalang (aral) kreativitas tersebut. Jadi, perkembangan kreativitas

seseorang sangat dipengaruhi oleh kemampuan seseorang tersebut dalam

menghadapi penghalang tersebut. Menurut pendapat yangm diunduh dari Hendry

Risjawan (2008) “...aral kreatifitas (creativity block) adalah kondisi internal

maupun eksternal (lingkungan) yang menghalangi proses kreatif”. Aral internal

berasal dari dalam diri individu sendiri dan bisa berbentuk pola pikir, paradigma,

keyakinan, ketakutan, motivasi, dan kebiasaan. Sedangkan aral eksternal berasal

dari lingkungan sekitar yang berupa aral sosial, aral organisasi, dan aral

kepemimpinan.

Berdasarkan definisi dan ciri kreativitas yang dikemukakan Basti dan

Utami Munandar tersebut, maka kreativitas belajar siswa dapat diketahui dari 1)

rasa keingintahuan tinggi yang ditunjukkan dengan tertarik terhadap banyak hal,

senang mencari tahu/ informasi, dan banyak mengajukan pertanyaan yang

berhungan dengan hal yang ingin diketahuinya tersebut. 2) Mampu memecahkan

masalah yang dihadapi, dengan ditunjukkan mampu menentukan tujuan dan objek

dari permasalahan tersebut, mampu mencari dan merinci penyebab dari

permasalahan tersebut, mampu mengusulkan solusi, dan mampu mengantisipasi

tantangan baru dari kegiatan yang telah dilakukannya. 3) Mampu memunculkan

gagasan asli, dengan menunjukkan kemampuan dalam berpendapat, berimajinasi,

dan berani mencoba sesuatu yang baru.

Menurut Horng yang diunduh dari Ridwan Saptoto (2008) menyatakan ada

lima strategi pengajaran yang dapat dilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan

kreativitas siswa, yaitu:1) pembelajaran yang berpusat pada siswa, 2) penggunaan

berbagai peralatan bantu dalam pengajaran, 3) strategi manajemen kelas, 4)

menghubungkan isi pengajaran dengan konteks kehidupan nyata, 5) menggunakan

pertanyaan terbuka dan mendorong para siswa untuk berfikir kreatif.

Pembelajaran yang berpusat pada guru (student-centered learning), pada

pembelajaran ini fungsi guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa untuk belajar.

Tugas guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang menarik bagi siswa

Page 29: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

12

12

untuk mengeksplorasi berbagai ide yang dimilikinya sehingga timbul pemikiran-

pemikran yang kreatif dari siswa. Guru hendaknya memberikan ruang gerak bagi

siswa dalam belajar sehingga pembelajaran tidak tampak monoton.

Penggunaan berbagai peralatan bantu dalam pengajaran (multi-teaching

aids assisstance), guru hendaknya memanfaatkan berbagai alat yang ada di sekitar

yang memungkinkan pembelajaran menjadi menarik bagi siswa. Penggunaan alat

bantu pengajaran tidaklah harus mahal, tetapi bisa memanfaatkan benda-benda

sekitar yang ada misalnya bisa memanfaatkan sendok sebagai pengganti cermin

cembung-cekung, hasil karya siswa, kotak pensil, atau yang lainnya yang

memungkinkan siswa bergairah dalam berfikir, memperluas sudut pandangnya,

dan memicu diskusi yang lebih mendalam.

Strategi manajemen kelas (class management strategies), strategi ini

mencakup dalam penciptaan interaksi kelas yang bersahabat. Guru hendaknya

mempercayai siswa bahwa siswa mempunyai kreativitas yang tinggi yang mampu

memunculkan gagasan-gagasan di luar dugaan sehingga dalam pembelajaran tidak

perlu adanya pembatasan-pembatasan yang memungkinkan siswa tidak kreatif.

Menghubungkan isi pengajaran dengan konteks kehidupan nyata

(contextual), pada umumnya siswa menyukai segala sesuatu yang berhubungan

dengan kehidupan nyata. Guru yang melaksanakan pembelajaran kontekstual

berarti telah membagikan pengalamannya untuk siswa. Hal tersebut dapat memicu

siswa untuk berfikir tingkat tinggi. Proses pembelajaran kontekstual ini dapat

memicu siswa dalam mengembangkan keterampilannya yang mampu

mengekspresikan dan merealisasikan dalam kehidupan sehari-harinya sehingga

siswa menjadi peka terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar. Sesuatu yang ia

temukan atau ia peroleh dari guru akan menimbulkan rasa ingin tahu pada siswa

untuk membuktikannya atau menghubungkannya dengan berbagai pengalaman

yang telah ia peroleh sebelumnya. Dengan demikian, maka pembelajaran yang

baik adalah pembelajaran yang membebaskan kreativitas siswa.

Menggunakan pertanyaan terbuka dan mendorong para siswa untuk

berfikir kreatif (open questions and encouragement of creative thinking),

pertanyaan terbuka akan mendorong siswa untuk berfikir kreatif. Pertanyaan

Page 30: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

13

13

terbuka memiliki jawaban yang bebas dan bersifat konvergen sehingga sangat

kecil kemungkinan bagi siswa yang memiliki jawaban sama. Dengan kebebasan

dalam menjawab akan menuntun siswa untuk berfikir kreatif dalam

menyelesaikan masalah yang ditimbulkan dalam pertanyaan tersebut. Siswa yang

berfikir kreatif berarti telah mengasah kreativitasnya.

b. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu usaha perubahan tingkah laku siswa ke arah yang

lebih baik melalui latihan dan pengalaman. Hal ini sesuai dengan pendapat

Aunurahman (2009: 35) yang menyatakan "belajar adalah suatu proses yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam

interaksi dengan lingkungan”.

Beberapa ciri umum kegiatan belajar menurut Wragg (dalam Aunurahman,

2009: 35-37) antara lain, 1) belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri

seseorang yang disadari atau disengaja, 2)belajar merupakan interaksi individu

dengan lingkungan, 3) hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.

Menurut Slameto (dalam Kartono, 2004: 5) mengatakan bahwa “belajar

ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Jadi, belajar merupakan suatu proses perubahan baik tingkah laku maupun

pengetahuan individu secara keseluruhan yang diperoleh melalui proses interaksi

dengan lingkungan sekitar baik mental maupun fisik.

Ada banyak faktor pendukung yang mempengaruhi belajar anak antara

lain faktor keluarga, sekolah, masyarakat, dan faktor pribadi anak. Berdasar ke

empat faktor tersebut dapat diperinci menjadi faktor eksternal dan faktor internal.

Menurut pendapat yang diunduh dari Radix Hidayat (2008) menjelaskan

pengertian dari faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:

1) Faktor internal merupakan motivasi idealis yang membantu seseoarang

dalam belajar. Seseorang yang memiliki motif internal akan lebih kuat

dalam proses belajarnya dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan

Page 31: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

14

14

di sekitarnya. Motif internal lahir dari perenungan tentang konsep diri

(filosofis) yang mempertanyakan manfaat belajar itu sendiri.

2) Faktor eksternal adalah seluruh faktor yang mendukung proses belajar di

luar motif idealis yang dibahas di atas. Faktor eksternal meliputi peran

dari orang tua, pengajar, dan lingkungan sekitar. Faktor ini sering

terabaikan yang diakibatkan oleh sifatnya hanya tekanan atau paksaan

yang diterima oleh murid. Kondisi yang dapat mengurangi motivasi

belajar murid adalah ketika guru mendominasi proses belajar maka

murid dijadikan sebagai objek pasif yang hanya mendengarkan dan

mentaati semua perintah guru.

Berdasar penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kegiatan anak dalam belajar sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. 1) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri

anak yang terdiri dari psikologi anak dan jasmani anak. Psikologi lebih mengarah

pada motivasi, intelegensi, kesiapan, bakat, dan kreativitas. Sedangkan jasmani

anak lebih mengarah pada kesehatan dan kondisi fisiknya. 2) Faktor Eksternal

adalah faktor yang mempengaruhi berasal dari luar anak yang terdiri dari faktor

keluarga, faktor pergaulan/ masyarakat, dan faktor pola pendidikan dari sekolah.

c. Pengertian Kreativitas Belajar Siswa

Kreativitas belajar siswa merupakan faktor yang sangat penting dalam

pembelajaran. Devinisi Renzulli tentang keberbakatan (dalam Utami Munandar,

1999: 6) mengatakan "Sekarang makin disadari bahwa yang menentukan

keberbakatan bukan hanya intelegen (kecerdasan) melainkan juga kreativitas dan

motivasi untuk berprestasi". Saat ini, kreativitas menjadi sorotan oleh berbagai

pihak karena mereka sudah mulai menyadari betapa pentingnya kreativitas. Untuk

itulah, kreativitas mulai dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan. Hal

tersebut dilakukan dengan membuat inovasi-inovasi model pembelajaran baru

yang lebih mengaktifkan siswa sehingga dapat meningkatkan kreativitasnya.

Tugas utama pendidik adalah menciptakan manusia kreatif, dan melalui

kreativitasnya tersebut diharapkan manusia dapat memperbaiki kehidupan. Hal ini

dinyatakan oleh Piaget (dalam Mulyasa, 2006: 126) sebagai berikut "the principal

goal of education is to create men who are capabe of doing new things, not simply

of repeating what other generations have done-men who are create, inventive, and

discoverers”.

Page 32: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

15

15

Berdasarkan penjelasan tentang kreativitas dan belajar di atas, maka dapat

diketahui bahwa kreativitas belajar siswa adalah suatu proses perubahan pada diri

individu melalui interaksi dengan lingkungan sekitar sehingga mampu memahami

segala sesuatu di sekitar dan menghasilkan sesuatu yang baru dan mampu

memberikan konstribusi terhadap perubahan yang lebih baik.

Upaya menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas belajar siswa dapat

dilakukan dengan mendorong siswa untuk mengekspresikan dirinya melalui

berbagai cara seperti dengan memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan

perasaan, keinginan, dan gagasannya, memberikan pengakuan terhadap proses

kreatifnya dengan memberi pujian ataupun menempel/ membingkai hasil

karyanya, menciptakan lingkungan kelas sebagai sumber belajar yang

menyenangkan, dan menanyakan penilaian atas hasil karyanya sebelum orang lain

memberikan penilaian.

2. Model Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran IPA di SD

a. Model Pembelajaran Kontekstual

Menurut Winataputra dalam Sugiyanto (2008: 7), model pembelajaran

adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembeajaran dan para

pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh pakar, tetapi

tidak setiap model dapat pakai untuk semua mata pelajaran. Oleh karena itu,

diperlukan perencanaan yang matang dalam merencanakan pembelajaran dan

pemilihan model pembelajaran yang tepat dengan berbagai pertimbangan, seperti

tujuan utama pembelajaran, materi ajar, kondisi dan kemampuan siswa, kondisi

lingkungan atau kelas, dan waktu pelaksanaan.

Menurut Sugiyanto (2008: 9), kontekstual adalah model pembelajaran

yang mendorong guru untuk menghubungkan dengan situasi dunia nyata siswa,

selain itu juga mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri.

Page 33: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

16

16

Model pembelajaran kontekstual merupakan suatu model pembelajaran yang

memayungi model-model pembelajaran yang lainnya. Sedangkan menurut Diah

Nugraheni (2007: 12), CTL adalah konsep belajar yang membantu guru dalam

mengaitkan antara pokok bahasan yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Menurut pendapat yang diunduh dari Ifraj Shamsid-Deen (2006)

menyatakan “Although these practices have been identified in the literature as

characterizing contextual teaching and learning, they are not exclusive to the

concept; these practices are also present in other instructional processes”. Ini

berarti bahwa dalam pelaksanaan kontekstual tidak hanya berfokus pada konsep

tetapi juga prakteknya. Praktek dalam hal ini mengacu pada kegiatan siswa dalam

proses pembelajaran untuk memperoleh konsep tertentu sehingga siswa mampu

mencari, menemukan, dan mengalaminya sendiri bukan semata-mata memperoleh

suatu konsep secara instan.

Indrawati dan Wawan Setiawan (2009: 14) menyatakan bahwa

“pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang menstimulasi siswa untuk

mengembangkan gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada”. Ini

berarti bahwa pembelajaran kreatif akan tercipta apabila dalam pelaksanaan

pembelajaran, guru memberikan kebebasan yang penuh terhadap siswa untuk

mengembangkan gagasannya atau pengetahuannya. Bersikap respek atau

menghargai ide atau gagasan siswa merupakan motivasi yang mampu membangun

dan mengembangkan kreativitas siswa. Jadi, pembelajaran yang kreatif tidak

menekankan pada penilaian akhir hasil karya siswa tetapi pada prosesnya. Hal ini

sesuai dengan pembelajaran model kontekstual yang memfokuskan pada

pengalaman siswa dalam proses memperoleh pengetahuan yang baru tersebut.

Menurut Sanjaya (2008: 118-122) secara ringkas terdapat tujuh asas-asas

yang melandasi pelaksanaan pembelajaran kontekstual yaitu (1)

Konstruksivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan

baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman; (2) Inkuiri

artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan

melalui proses berpikir secara sistematis; (3) Bertanya dipandang sebagai

refleksi dari keingintahuan siswa, sedangkan menjawab pertanyaan

Page 34: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

17

17

mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir; (4) Masyarakat

belajar merupakan perwujudan bahwa kerja sama sangat dibutuhkan dalam

memecahkan suatu masalah; (5) Asas modeling adalah proses pembelajaran

dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru siswa; (6)

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang

dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian atau peristiwa

pembelajaran yang telah dilalui; (7) Penilaian nyata adalah proses

pengumpulan informasi tentang perkembangan belajar siswa.

1) Konstruksivisme (Construktivism)

Berdasarkan asas ini, model pembelajaran kontekstual dapat mendorong

siswa mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan

pengalaman sehingga terjadi penggabungan antara pengetahuan dasar yang

dimiliki siswa dengan pengalaman nyata hingga diperoleh pengetahuan baru yang

komplek.

2) Inkuiri (Inquiry)

Penerapan asas ini dalam model pembelajaran kontekstual, dimulai dari

kesadaran siswa terhadap masalah, mengajukan hipotesis berdasarkan rumusan

masalah, melakukan observasi dalam pengumpulan data, kemudian siswa dituntun

untuk mengujikan hipotesis sebagai dasar merumuskan kesimpulan. Melalui

proses berpikir sistematis tersebut, siswa akan memiliki sikap ilmiah, rasional, dan

logis, yang kesemuanya diperlukan sebagai dasar pembentukan kreativitas belajar

siswa.

3) Bertanya (Quationing)

Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.. Dalam

model pembelajaran kontekstual, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja,

tetapi memancing agar siswa mencari sendiri. Kegiatan bertanya dalam

pembelajaran sangat berguna dalam menggali informasi tentang kemampuan

penguasaan materi siswa, membangkitkan motivasi belajar, merangsang rasa ingin

tahu, memfokuskan keinginan siswa, dan membimbing siswa untuk menemukan

dan menyimpulkan sesuatu.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Page 35: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

18

18

Konsep masyarakat belajar dalam model pembelajaran kontekstual

mengarahkan agar hasil belajar diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain

dalam kelompok belajar baik secara formal maupun alamiah.

5) Pemodelan (Modelling)

Dalam model pembelajaran kontekstual, modeling sangat penting karena

dapat menghindarkan siswa dari pembelajaran teoretis-abstrak yang

memungkinkan terjadinya verbalisme.

6) Refleksi (Reflektion)

Dalam model pembelajaran kontekstual, setiap akhir pembelajaran, guru

memberikan kesempatan siswa untuk mengingat kembali apa yang telah

dipelajari, dan membiarkan siswa bebas dalam menafsirkan pengalamannya

sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan sendiri pengalaman belajarnya.

7) Penilaian Nyata (Authentic Assesment)

Dalam model pembelajaran kontekstual, penilaian nyata dilakukan secara

terintegrasi dengan proses pembelajaran, sehingga penekanannya bukan terhadap

hasil melainkan proses.

Tujuh asas dasar model pembelajaran kontekstual tersebut dapat diperinci

lagi ke dalam empat tahapan pelaksanaan pembelajaran yang harus dilaksanakan

siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Udin Saefudin Saud (2008: 173) yang

mengatakan bahwa tahapan model pembelajaran kontekstual meliputi empat

tahapan, yaitu: invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi, dan pengambilan

tindakan. Dari keempat tahapan tersebut belum tampak asas penilaian nyata

karena penilaian nyata termasuk dalam kegiatan yang dilakukan guru untuk

menilai perkembangan belajar siswa dari awal pembelajaran hingga akhir

pembelajaran. Tahapan tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut:

Gambar 1. diagram tahapan pembelajaran kontekstual

Pengambilan tindakan

Penjelasan dan solusi

Eksplorasi

Invitasi

Page 36: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

19

19

Berdasarkan pendapat Sanjaya dan Udin Saefudin Sa’ud tersebut, maka

penulis memperinci kegiatan model pembelajaran kontekstual sebagai berikut:

Tahap invitasi, mendorong siswa mengemukakan pengetahuan awalnya

tentang konsep yang dibahas dengan memberikan persoalan yang terkait dengan

kehidupan nyata siswa (Construktivism dan Quationing ).

Tahab Eksplorasi, guru menjelaskan garis besar kegiatan dan memberi

kesempatan siswa untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui

pengumpulan, pengorganisasian, menginterpretasi data dalam kegiatan yang telah

dirancang atau dijelaskan guru tersebut. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan

berdiskusi atau kerja kelompok (Modelling, Inquiry,dan Learning Community).

Tahap penjelasan dan solusi, siswa memberikan penjelasan tentang

persoalan yang dibahas berdasarkan observasi dan praktek ditambah penguatan

dari guru sehingga siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model, dan

merangkum (Inquiry).

Tahap pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan,

menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan,

mengajukan pertanyaan lanjutan, serta memberi saran atas persoalan yang dibahas

(Reflektion).

Pembelajaran kontekstual akan sangat efektif untuk mengembangkan

kreativitas dan kompetensi siswa karena model pembelajaran kontekstual ini

menganggap bahwa proses pembelajaran akan menjadi peristiwa yang aktual jika

siswa dapat menemukan sendiri hubungan kebermaknaan antara pemikiran

abstrak dalam hal ini adalah konsep pada materi pelajaran dengan penerapannya

di dunia nyata. Hal ini sesuai dengan pendapat Kokom Kumalasari (2009) yang

menyatakan “Contextual Teaching and Learning approach is effective because it

assumes that learning process would be actually occurring if the students could

find meaningful correlation between abstract thinking and practical application in

the real world context”.

Oleh karena itu, pelaksanaan model pembelajaran kontekstual cukup

mudah dan dapat diterapkan dalam berbagai kurikulum, berbagai bidang studi,

dan berbagai model kelas. Pelaksanaan model kontekstual dalam pembelajaran

Page 37: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

20

20

dapat dilakukan dengan cara 1) mengembangkan pemikiran siswa, 2)

membimbing siswa untuk mencari dan menemukan pemecahan atas suatu masalah

secara mandiri, 3) menciptakan masyarakat belajar dengan diskusi dan kerja

kelompok, 4) menghadirkan model pembelajaran, 5) merefleksi dari kegiatan

yang telah dilakukan, dan 6) penilaian proses dan hasil.

b. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD)

Menurut Aunurahman (2009: 123), mengajar pada hakikatnya adalah

membentuk suatu kebiasaan sehingga melalui pengulangan-penguangan siswa

akan terbiasa melakukan sesuatu dengan baik sesuai periaku yang diharapkan.

Pembiasaan akan menjadi efektif, apabila seseorang tersebut sudah memiliki

pengetahuan yang berkenaan sesuatu yang dilkukan. Dengan prinsip

konstruksifistis yang mengkonstruksi antara kehidupan nyata dalam hal ini adalah

pengalaman nyata, yang dihubungkan dengan materi pembelajaran, maka proses

mengajar akan lebih berhasil diterima siswa.

Menurut Rochman Natawidjaya (1992: 73) membelajarkan adalah

pekerjaan yang dilakukan seorang guru atau oleh suatu tim dalam rangka

pencapaian setinggi-tingginya terkait kematangan dan tujuan belajar anak didik.

Dalam hal ini, tugas utama seorang guru bukanlah mengajar melainkan

membelajarkan. Mengajar lebih memfokuskan pada kegiatan transfer ilmu,

sedangkan membelajarkan merupakan kegiatan untuk membuat siswa belajar. Jadi

fungsi guru adalah sebagai motivator dan fasilitator.

Berdasarkan UU sistem pendidikan Nasional no 20 tahun 2003,

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu, pembelajaran akan lebih

efektif, jika semua unsur dalam pembelajaran dapat diaktifkan oleh guru. Di

dalam proses pembelajaran, terjadi interaksi antara keterampilan dan konsep yang

sekaligus di dalam interaksi tersebut berkembang sikap dan nilai dari siswa.

Menurut Kasmanto (2007:3), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan

suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakana metode-

metode yang didasarkan pada observasi dan tersusun secara sistematik yang

dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Page 38: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

21

21

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar lebih

menitikberatkan pada kegiatan observasi dan mendeskripsikan kejadian,

memanipulasi objek dan sistem, serta melakukan identifikasi terhadap pola yang

ada di alam yang berhubungan dengan cakupan bidang studi IPA. Selain itu,

menurut pendapat yang diunduh dari Andy (2008) guru-guru SD juga harus

melibatkan siswa dalam memanipulasi kegiatan yang mengarahkan pada

pengembangan konsep melalui kegiatan investigasi dan analisis terhadap

pengalaman.

IPA di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan

mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa

serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan

IPA secara umum membantu agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan

keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan untuk

mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar maupun menerapkan berbagai

konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam yang harus dibuktikan

kebenarannya di laboratorium, dengan demikian IPA tidak saja sebagai produk

tetapi juga sebagai proses.

Hal tersebut sesuai dengan kurikulum 2006 yang mengamanatkan bahwa

IPA di SD/ MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan antara lain: 1)

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 2)

mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat, 3) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, 4) meningkatkan

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan

lingkungan alam.

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar berfungsi untuk menguasai konsep

dan manfaat sains dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sains perlu

memadukan antara prinsip IPA dan metode pembelajarannya. Hal ini sesuai

pendapat yang diunduh dari Hindun (2008) menyatakan “….guru perlu memiliki

Page 39: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

22

22

penguasaan "Content specific paedagogy" yang memadukan prinsip belajar

mengajar dengan subject matter”.

Menurut Hendro Darmodjo & Jenny R. E. Kligis (1992/1993: 3-5), hakikat

IPA dapat dipandang sebagai suatu proses, produk,dan fungsi. IPA sebagai proses,

maksudnya untuk mendapatkan ilmu atau memahami gejala alam maka perlu

melakukan tahapan-tahapan metode ilmiah yang berkesinambungan dari

observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, hipotesis, mengendalikan variabel,

merencanakan dan melaksanakan penulisan, inferesi, aplikasi, serta komunikasi.

IPA sebagai produk, maksudnya IPA yang berupa prinsip, teori, hukum, konsep,

dan fakta yang mampu menjelaskan kegiatan alam merupakan hasil/ produk dari

kegiatan metode ilmiah yang telah dilakukan. Sedangkan IPA sebagai fungsi,

maksudnya IPA berfungsi sebagai faktor yang mampu mengubah sikap dan

pandangan manusia terhadap alam semesta, dari sudut pandang mitoogi menjadi

pandangan ilmiah.

Menurut Leo Sutrisno, Hery Kresnadi, dan Kartono (2007: 5-3 s/d 5-5)

menyebutkan beberapa prinsip-prinsip pembelajaran IPA sebagai berikut:

a. Pemahaman tentang dunia sekitar melalui pengamatan baik secara

indrawi maupun non-indrawi,

b. Pengetahuan diperoleh tidak terlihat secara langsung sehingga perlu

diungkap selama proses pembelajaran,

c. Pengetahuan pengalaman siswa pada umumnya kurang konsisten

dengan pengetahuan para ilmuan,

d. Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang,

dan relasi dengan konsep yang lainnya,

e. IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur.

Berdasarkan hal di atas, ada tiga hal yang berkaitan dengan sasaran IPA di

Sekolah Dasar adalah IPA tidak semata berorientasi kepada hasil tetapi juga

proses, sasaran pembelajaran IPA harus utuh menyeluruh, dan pembelajaran IPA

akan lebih berarti apabila dilakukan secara berkesinambungan dan melibatkan

siswa secara aktif. Jadi, pembelajaran IPA sangat terkait dengan pengalaman

langsung oleh siswa.

Selama ini, pembelajaran IPA lebih menekankan pada penguasaan hasil

belajar dengan mengenyampingkan pengalaman dan proses. Maka akibatnya

pengetahuan yang diperoleh siswa tidak akan bertahan lama, karena pada

Page 40: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

23

23

dasarnya siswa belum paham benar dengan materi tersebut. Menurut Kartono

(2004: 15) mengatakan bahwa pembelajaran IPA harus menyediakan pengalaman

belajar bagi siswa yang mencakup materi dan proses sehingga ada keseimbangan

kemampuan konseptual dan procedural. Jadi, mempelajari IPA berarti belajar cara

untuk mencari tahu dan cara melakukan sesuatu sehingga dapat lebih paham

terhadap lingkungan alam sekitar. Dengan demikian, maka pembelajaran IPA

akan lebih bermakna jika menggunakan model pembelajaran yang

mengkaitkannya dengan kehidupan dan pengalaman nyata yaitu salah satunya

menggunakan model kontekstual.

c. Tinjauan Pokok Bahasan “Cahaya”

Cahaya sangat penting dalam kehidupan kita. Dengan cahaya, kita dapat

melihat benda sekitar kita dan menikmati keindahan alam semesta ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa. Sebuah benda dapat terlihat karena adanya cahaya yang

mengenai benda dan memantulkannya hingga akhirnya mengenai mata.

Berdasarkan dapat atau tidaknya suatu benda memancarkan cahaya sendiri

dikelompokkan menjadi benda tidak tembus cahaya, benda tembus cahaya. Benda

sumber cahaya dapat memancarkan cahaya sendiri, contohnya: matahari, senter,

nyala api. Sedangkan, benda gelap tidak dapat memancarkan cahaya sendiri,

misalnya batu kayu dan kertas.

Berdasarkan dapat tidaknya meneruskan cahaya, benda dibedakan menjadi

benda tidak tembus cahaya dan benda tembus cahaya. Benda tidak tembus cahaya

tidak dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Apabila dikenai cahaya, benda

ini akan membentuk bayangan. Contoh benda tidak tembus cahaya yaitu kertas,

karton, tripleks, kayu, dan tembok. Sedangkan, benda tembus cahaya dapat

meneruskan cahaya yang mengenainya. Contoh benda tembus cahaya yaitu kaca.

Cahaya mempunyai sifat-sifat tertentu. Seperti yang diutarakan oleh

Munawar Kholil & Dini Prowida (2009: 145) mengatakan bahwa cahaya yang

dipancarkan oleh sumber cahaya mempunyai sifat merambat lurus, menembus

benda bening, dapat dipantulkan, dan dapat dibiaskan. Sifat-sifat cahaya tersebut

banyak dimanfaatkan bagi kehidupan sehari-hari, di antaranya adalah:

1) Cahaya Merambat Lurus

Page 41: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

24

24

Cahaya matahari yang masuk ke rumah melalui celah-celah atau jendela

rumah, maka cahaya yang masuk tampak merambat lurus.

2) Cahaya Dapat Menembus Benda Bening

Cahaya matahari dapat masuk ke rumah melalui jendela kaca bening. Kaca

merupakan benda bening sehingga dapat ditembus cahaya. Jika jendela ditutup

dengan tirai maka cahaya tidak dapat masuk ke rumah karena tirai merupakan

benda tidak tembus cahaya.

3) Cahaya dapat dipantulkan

Semua benda disekitar kita bersifat memantulkan cahaya. Itulah sebabnya

kita dapat melihatnya. Menurut Wiwik Winarti, Joko Winarto, dan Widha

Sunarno (2009: 82) bahwa pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan

baur (pemantulan difus) dan pemantulan teratur.

Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar

atau tidak rata sehingga sinar pantul arahnya tidak beraturan. Sedangkan,

pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan

mengilap. Permukaan yang mempunyai sifat seperti ini misalnya cermin. Pada

pemantulan ini sinar pantul memiliki arah yang teratur dan bayangan anak terjadi

karena pemantulan teratur.

Gambar 2. Pemantulan Teratur Gambar 3. Pemantulan Difus

Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya. Menurut

pendapat Wiwik Winarti, Joko Winarto, dan Widha Sunarno (2009: 83),

berdasarkan tipe permukaannya cermin digolongkan menjadi tiga, yaitu cermin

datar, cermin cembung, dan cermin cekung.

1) Cermin datar memiliki permukaan datar, rata dan tidak melengkung. Sifat

bayangan yang tampak antara lain ukuran bayangan sama dengan ukuran

benda, jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin,

posisinya tegak, arah kana dan kiri tertukar, dan maya (benda seolah dari

dalam cermin dan tidak dapat ditangkap layar).

Page 42: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

25

25

2) Cermin cembung memiliki permukaan bidang pantul melengkung ke arah

luar. Sifat bayangannya antara lain maya, tegak, dan ukuran bayangan lebih

kecil dibandingkan ukuran benda/ diperkecil.

3) Cermin cekung memiliki permukaan bidang pantul melengkung ke arah

dalam. Sifat bayangan yang dibentuk pada cermin cekung bergantung pada

letak benda ke cermin. Jika jarak benda dekat dengan cermin, sifat bayangan

yang terbentuk adaah tegak, lebih besar, dan maya. Sedangkan jika jarak

benda jauh ke cermin cekung, maka sifat bayangannya nyata dan terbalik.

d. Cahaya Dapat Dibiaskan

Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang memiliki kerapatan yang

berbeda, maka cahaya akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan

cahaya setelah melewati medium rambatan berbeda di sebut pembiasan. Contoh

peristiwa ini tampak ketika kita masukkan sendok ke dalam gelas bening berisi

air. Apabila kita amati, maka sendok tampak seperti patah.

(n)

Udara i

r'

(n)

Gambar 4. Peristiwa Pembiasan Cahaya

Keterangan: n = garis normal

i/i' = sinar datang

r/r' = sinar bias

Apabila cahaya merambat dari medium kurang rapat ke medium lebih

rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Apabila cahaya

merambat dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, maka cahaya akan

dibiaskan menjauhi garis normal.

e. Cahaya Dapat Diuraikan (Dispersi)

Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi

merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya

putih dapat diuraikan menjadi beberapa warna. Hal ini sesuai dengan pendapat

Kaca

r

i'

Page 43: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

26

26

Sulistyowati dan Sukarno (2009: 99) yang menyatakan bahwa cahaya putih dapat

terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Susunan

warna-warna seperti ini disebut spektrum cahaya.

Cahaya matahari yang kita lihat tampak berwarna putih. Namun,

sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya

matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan setelah terjadi hujan dari arah yang

berlawanan dengan arah datangnya cahaya akan membentuk warna-warna

pelangi.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual pada Materi Cahaya

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pembelajaran IPA dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual pada materi cahaya dapat

dirumuskan dalam bentuk skema yang diperlihatkan pada gambar 5.

e.

f.

Gambar 5. Bagan Model Kontekstual

Guru menggali pengetahuan awal siswa dan mengkaitkannya

dengan materi “Cahaya”

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil yang

terdiri dari 5 siswa setiap kelompok dan siswa melakukannya

Guru menjelaskan petunjuk pelaksanaan kegiatan yang harus

dilakukan siswa yang berkenaan tentang percobaan cahaya

atau pembuatan model sederhana

Guru memberikan masalah dalam bentuk lembar kerja

berkenaan “Cahaya” yang harus diselesaikan siswa dan siswa

mencari dan menemukan penyelesaiannya, kemudian

menyimpulkan

Siswa mempresentasikan hasil kegiatan kelompok berkenaan

praktek cahaya dan pembuatan model sederhana, dilanjutkan

diskusi klasikal dan penyimpulan secara bersama

Guru melakukan penilaian yang sudah dimulai dari awal

pembelajaran hingga akhir

Refleksi atas kegiatan yang telak dilakukan

Konstruksivisme

Masyarakat belajar

Pemodelan

Menemukan

Bertanya

Penilaian Autentik

Refleksi

Page 44: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

27

27

B. Penelitian yang Relevan

1. Atit Suryati. 2007. Implementasi Pendekatan Kontekstual Untuk

Meningkatkan Kemampuan Kreativitas Siswa kelas V SD Negeri Cangkuang

kecamatan Dayeuhkolot kabupaten Bandung tahun pelajaran 2006-2007.

Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa implementasi

pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan kreativitas siswa

dalam menulis dan mempresentasikan puisi. Penelitian yang dilakukan penulis

relevan dengan penelitian yang Atit Suryati lakukan karena adanya persamaan

variabel yaitu dengan pendekatan kontekstual mampu meningkatkan

kreativitas siswa. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Atit Suryati

dengan penulis adalah pada mata pelajaran dan pokok bahasan yang diajarkan.

Atit Suryati melakukan penelitian pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas

V di SDN Cangkuang pokok bahasan “puisi”. Sedangkan dalam penelitian

yang akan dilakukan penulis adalah dalam mata pelajaran IPA kelas V di SDN

Tepisari II pokok bahasan “cahaya”.

2. Rahma Fibriyanti. 2006. Implementasi Modul Model Siklus Belajar untuk

Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP

Laboratorium UM tahun pelajaran 2006-2007.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa implementasi

modul model siklus belajar memiliki keterlaksanaan 100% dan ketercapaian

95,97%. Kreativitas siswa mengemukakan gagasan semakin meningkat.

Peningkatan kreativitas siswa ini dapat dilihat dari kelancaran, keluwesan,

keaslian dan keterperincian siswa mengemukakan gagasan dalam pemecahan

masalah. Prestasi belajar siswa juga meningkat, yaitu ditinjau dari ulangan

harian/ gain score yang disimbolkan dengan g. Hasil ulangan harian sebelum

siklus menunjukan g = 0,24 masih dalam kategori rendah. Sedangkan hasil

pre-tes, post-test pada siklus I adalah g = 0,25 dan pada siklus II g= 0,28

masih dalam kategori rendah. Kerelevanan antara penelitian yang

dilaksanakan penulis dengan penelitian dari Rahma Febrianti adalah pada

variable Y yaitu untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran

IPA fisika. Sedangkan perbedaannya terletak pada variable x yaitu Rahma

Page 45: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

28

28

Febrianti menggunakan modul model siklus belajar. Namun, dalam

pembelajaran modul model siklus belajar sebenarnya hampir mirip dengan

pembelajaran kontekstual yang terdiri atas beberapa komponen kontekstual

yang lebih memfokuskan pada fase/ tahapan-tahapannya.

C. Kerangka Berpikir

Pada saat ini, kebanyakan pembelajaran IPA SD dilaksanakan secara

konvensional dengan metode ceramah yang berkesan membosankan dan membuat

siswa tidak aktif sehingga hal tersebut dapat menghambat kreativitas belajar

siswa. Padahal, yang seharusnya pembelajaran IPA harus mampu menyediakan

pengalaman belajar bagi siswa yang mencakup teori/ materi maupun proses IPA

sehingga terjadi keseimbangan kemampuan konseptual maupun prosedural.

Dengan penggunaan model kontekstual diharapkan pembelajaran IPA di SD

menjadi lebih menarik, bermakna karena melibatkan pengalaman langsung siswa

yang dapat mengaktifkan siswa sehingga mampu meningkatkan kreativitas belajar

siswa.

Pembelajaran IPA kelas V di SDN Tepisari 02 masih menerapkan model

pembelajaran konvensional yang didominasi oleh guru dengan hanya

menggunakan metode ceramah dan guru masih cenderung hanya melatih siswa

untuk berpikir konvergen, yang hanya berpikir satu arah, yang benar atau satu

jawaban paling tepat, atau satu pemecahan dari suatu permasalahan. Sedangkan

sikap kreatif siswa kurang mendapat perhatian. Padahal, sikap kreatif menuntut

siswa untuk berpikir divergen, yaitu berpikir dalam arah yang berbeda-beda

sehingga diperoleh banyak macam jawaban yang unik tetapi benar. Hal inilah

yang menyebabkan kreativitas siswa kelas V rendah.

Berdasar paparan di atas maka untuk meningkatkan kreativitas siswa dapat

dilakukan dengan melaksanakan perbaikan proses pembelajaran IPA dengan

menerapkan model pembelajaran kontekstual yang lebih mengaktifkan siswa.

Penerapan model pembelajaran kontekstual ini dilakukan dengan cara siswa

belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba

menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan

observasi (penyelidikan). Berdasarkan cara seperti itu, siswa akan menjadi kritis

Page 46: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

29

29

dan kreatif sehingga kreativitas siswa akan meningkan dengan menerapkan model

kontekstual pada pembelajaran IPA.

Untuk memperjelas kerangka berpikir di atas, berikut ini digambarkan

kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 6. Bagan Kerangka Berfikir

D. Hipotesis

Berdasarkan hasil kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas dapat

ditarik suatu hipotesis, yaitu: “Penggunaan model pembelajaran kontekstual

diduga dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas

V SDN Tepisari 02”.

Guru menggunakan model

konvensional

Dalam pembelajaran guru

menggunakan model

kontekstual

kreativitas belajar siswa dapat meningkat

kreativitas belajar siswa rendah

Siklus I

Mendemonstrasikan sifat-sifat

cahaya,

Mengidentifikasi sifat bayangan

pada cermin datar dan lengkung

dengan berkelompok,

Membuat model sederhana

Siklus II

Membuktikan sifat-sifat cahaya

dan mengidentifikasi sifat

bayangan pada cermin datar dan

lengkung dengan berkelompok,

Membuat model sederhana

Presentasi

Siklus III

Mengidentifikasi sifat-sifat

cahaya dan sifat bayangan pada

cermin datar dan lengkung dengan

berkelompok, kemudian membuat

main mapping. Membuat model sederhana

Presentasi

Kondisi awal

Tindakan

Kondisi akhir

Page 47: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

30

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di SDN II Tepisari, Polokarto, Sukoharjo. Tempat

tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan. Diantaranya waktu, biaya dan

keberadaan sampel yang memudahkan peneliti memperoleh data. Disamping itu

tempat lokasinya mudah terjangkau oleh peneliti.

2. Waktu Penelitian

Rencananya tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan akan

dilakukan selama 6 bulan, yakni mulai bulan Februari sampai dengan Juli 2010.

Tahap perencanaan akan dilaksanakan pada bulan Februari, tahap pelaksanaan

dimulai bulan Februari.

Tabel 2. Daftar Jadwal Kegiatan Penelitian

Jenis

kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pembuatan

proposal

Persiapan

penelitian

Pelaksanaan

siklus I

Pelaksanaan

Siklus II

Pelaksanaan

Siklus III

Menyusun

laporan

Revisi

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut I

G.A.K. Wardhani dkk (2008:1.4) “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa

30

Page 48: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

31

31

menjadi meningkat”. Sedangkan bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah diskriptif kualitatif karena data yang akan diperoleh/

dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam serangkaian langkah berbentuk

spiral yang terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan (planning), tindakan

(acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Secara visual, empat

tahapan tersebut menurut Slamet dan Suwarto (2007: 65) dapat disajikan dalam

bentuk gambar 7.

Planning

Reflecting Acting

Observing

Gambar 7. Bagan Model Penelitian Tindakan dari Kurt Lewin

2. Strategi Penelitian

Pada strategi penelitian ini, langkah-langkah yang diambil adalah strategi

penelitian tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya

satu kelas dalam satu sekolah. Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas 4 tahapan

yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan

refleksi (reflecting).

a. Perencanaan: peneliti (guru) menyusun rencana skenario pembelajaran dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berkenaan tentang kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan dan perilaku yang diharapkan dari

subjek penelitian.

b. Tindakan: peneliti (guru) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario

yang telah dirancang.

c. Pengamatan: peneliti (guru) melakukan pengamatan terhadap perilaku/

aktivitas siswa dalam pembelajaran

d. Refleksi: peneliti (guru) melakukan renungan atau evaluasi terhadap hasil

tindakan, ketercapaian tujuan penelitian, kelemahannya, dan solusi untuk

mengatasi permasalahan tersebut. Jika setelah pelaksanaan tindakan ternyata

belum mencapai hasil optimal, maka perlu adanya revisi dan perencanaan

Page 49: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

32

32

ulang untuk memperbaiki tindakan pada siklus sebelumnya untuk diterapkan

pada siklus berikutnya.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Tepisari 02. Jumlah

subjek penelitiannya ada 15 siswa yang terdiri atas 6 siswa perempuan dan 9

siswa laki-laki. Sedangkan objek yang akan diteliti penulis adalah kreativitas anak

khusunya dalam pembelajaran IPA di semester 2 pokok bahasan Cahaya.

D. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali

dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan

dalam penelitian ini antara lain:

1. Informasi data dari nara sumber yang terdiri siswa kelas V dan guru SDN II

Tepisari khususnya guru mata pelajaran IPA kelas V.

2. Hasil pengamatan proses pembelajaran dengan menggunakan lembar

observasi aktivitas siswa yang telah disediakan peneliti.

3. Hasil tes yang digunakan berdasar tes hasil belajar dan tes kreativitas yang

disediakan peneliti.

4. Hasil dokumentasi yang digunakan berupa foto kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran ketika tindakan penelitian dilaksanakan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian ini peneliti menggunakan metode

pengamatan (observasi), Tes, dan dokumentasi, yaitu dengan cara:

1. Observasi

Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,

merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses hasil yang dicapai/

perubahan yang terjadi baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana akibat

sampingnya. Pada penelitian ini observasi ditujukan untuk mengetahui

Page 50: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

33

33

peningkatan kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa ketika pembelajaran

berlangsung.

2. Tes

Tes merupakan soal-soal yang harus dijawab dan dikerjakan oleh orang

atau anak yang ingin diselidiki, yang disebut responden. Pada tes ini, peneliti

menggunakan tes kreativitas yang mengacu pada Tesis Kartono yang berjudul

“Pembelajaran Penemuan IPA Terbimbing Ditinjau dari Kreativitas dan

Kemandirian Belajar Siswa SD (Studi Eksperimentasi Pembelajaran Penemuan

IPA kelas IV SD di Kecamatan Laweyan Surakarta 2004)”. Tes yang

dilaksanakan dalam penelitian ini ditujukan untuk siswa yang meliputi tes

evaluasi belajar untuk mengetahui perkembangan pemahaman siswa mengenai

materi “cahaya”, dan tes kreativitas untuk mengetahui perkembangan kreativitas

siswa. Pelaksanaan tes evaluasi belajar dilasaksanakan setiap pembelajaran

berlangsung. Sedangkan tes kreativitas dilaksanakan setelah pembelajran setiap

siklus dilaksanakan.

3. Dokumentasi

Teknik Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang

bersumber dari arsip atau dokumen berupa foto atau yang lainnya. Dokumentasi

yang digunakan berupa foto kegiatan siswa ketika pembelajaran berlangsung.

Dokumen dimanfaatkan untuk mengadakan verivikasi data yang terkumpul.

F. Validitas Data

Di dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah

semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya

diukur atau diteliti. Validitas data yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah

dengan triangulasi. Lexy J Moleong dalam Sarwiji Suwandi (2008: 69)

mengatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan sarana di luar data itu untuk kepentingan pengecekkan atau

perbandingan data tersebut. Triangulasi yang digunakan yakni:

1. Triangulasi data yaitu dengan cara mengumpulkan data sejenis dari sumber

berbeda. Dengan teknik ini diharapkan dapat memberi informasi yang lebih

Page 51: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

34

34

tepat sesuai keadaan siswa. Sumber data yang dimaksudkan dalam penelitian

ini bersumber dari guru yang berupa penjelasan berkenaan tentang siswa dan

juga informasi dari siswa sendiri yang dapat diketahui kegiatan siswa selama

pembelajaran berlangsung.

2. Triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Misalnya

observasi, tes, dan dokumentasi. Penggunaan metode pengumpulan data yang

berbeda ini diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji

kemantapan informasinya.

G. Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis data interaktif reduksi dengan

teknik diskriptif kualitatif sesuai model Milles dan Hubermen dalam Iskandar

(2008: 222-223) yang meliputi tahap penyediaan data, reduksi data, data display/

sajian data, dan data collection/ penarikan kesimpulan.

a. Penyediaan data dengan pelaksanaan penggunaan model kontekstual untuk

meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas V SDN

II Tepisari.

b. Reduksi data/ pengumpulan data meliputi penyeleksian, penyerdeharnaan, dan

meringkas data yang terkumpul.

c. Penyajian data yang dilaksanakan ke dalam bentuk narasi, tabel dan grafik.

d. Penarikan kesimpulan baik sementara maupun penarikan simpulan dalam

bentuk diskriptif sebagai laporan penelitian.

Untuk memperjelas proses analisis interaktif diperlihatkan pada gambar 8.

Gambar 8. Bagan Analisis Data Secara Interaktif Model Milles dan Huberman

H. Indikator Ketercapaian

Rumusan ketercapaian kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

peningkatan kreativitas belajar siswa sehingga siklus dalam penelitian ini akan

Penyediaan Data Display Data

Reduksi Data

Data Collection

Page 52: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

35

35

berakhir apabila sudah memenuhi target yaitu 75% atau lebih dari lima belas

siswa di kelas V SDN 2 Tepisari atau sekitar sebelas siswa, kreativitasnya

minimal dalam kategori kreatif. Pada setiap siklus, peneliti mentargetkan siklus

pertama 65% dari lima belas siswa atau sekitar sembilan siswa, kreativitasnya

minimal dalam kategori kreatif, siklus kedua 70% siswa atau sekitar sepuluh

siswa, kreativitasnya minimal dalam kategori kreatif, dan siklus ketiga 75% dari

lima belas siswa atau sekitar sebelas siswa, kreativitasnya minimal dalam kategori

kreatif.

I. Prosedur Penelitian

Dalam pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam

bentuk siklus yang tercakup empat kegiatan, yaitu rencana, tindakan, observasi,

evaluasi, dan refleksi. Siklus yang akan dilaksanakan lebih dari dua siklus,

bergantung dengan tingkat keberhasian target yang akan dicapai. Untuk setiap

siklus bisa terdiri dari dua atau lebih pertemuan. Model penelitian yang akan

digunakan dalam penelitian ini dapar diperlihatkan pada gambar 9.

Gambar 9. Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Siklus I

Perencanaan

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Siklus III

Siklus II

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

?

Page 53: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

36

36

Berdasarkan bagan prosedur penelitian tindakan kelas di atas maka dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Merencanakan pembelajaran kontekstual yang akan diterapkan dalam

pembelajaran

2) Menentukan pokok bahasan yaitu tentang “Cahaya”

3) Mengembangkan skenario pembelajaran

4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

5) Menyiapkan sumber belajar

6) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Guru menerapkan pembelajaran dengan model kontekstual.

Guru membelajarkan siswa dengan memandang siswa sebagai subjek

belajar, yaitu dengan cara memulai pembelajaran dengan mengkaitkan dengan

dunia nyata, seperti bercerita maupun tanya jawab lisan tentang kondisi aktual

dalam kehidupan siswa (daily life), kemudian mengarahkannya melalui

modeling agar siswa termotivasi, quationing agar siswa berpikir,

construktivism agar siswa membangun pengertian, inquiry agar siswa bisa

menemukan konse dengan bimbingan guru, learning community agar siswa

bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman serta terbiasa berkolaborasi,

reflection agar siswa dapat merevieu kembali pengalaman belajarnya, dan

authentic assesment agar penilaian yang diberikan guru lebih objektif.

2) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan model kontekstual

3) Memantau perkembangan kreativitas belajar IPA siswa kelas V

c. Tahap Observasi

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktivitas

siswa dan kinerja guru saat pelaksanaan tindakan. Observer bertugas mengamati

aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan

mengacu pada lembar observasi yang disediakan. Observasi ini dilakukan peneliti

Page 54: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

37

37

pada saat pembelajaran IPA khususnya pada materi "Cahaya" dari awal hingga

akhir pembelajaran.

d. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat

observasi oleh peneliti, praktikan, dan pembimbing. Refleksi berguna untuk

memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah dilakukan.

Hasil refleksi yang diperoleh dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat

perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai

pembelajaran dinyatakan berhasil.

2. Rancangan Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah

2) Merencanakan kegiatan pembelajaran berikutnya

3) Mengembangkan skenario pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

2) Guru menerapkan pembelajaran dengan model kontekstual

3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan model kontekstual

4) Memantau perkembangan kreativitas belajar IPA siswa kelas V

c. Tahap Observasi

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap

aktivitas siswa dan kinerja guru saat pelaksanaan tindakan. Observer bertugas

mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran

berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi yang disediakan. Observasi

ini dilakukan peneliti pada saat pembelajaran IPA khususnya pada materi

"Cahaya" dari awal hingga akhir pembelajaran.

d. Tahap Refleksi

Merefleksi dan mengevaluasi hasil temuan yang telah di dapat. Hasil

refleksi digunakan sebagai acuan untuk membuat perencanaan tindakan di siklus

yang ke III.

Page 55: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

38

38

3. Rancangan Siklus III

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Identifikasi masalah pada siklus II dan penetapan alternatif pemecahan

masalah

2) Merencanakan kegiatan pembelajaran berikutnya

3) Mengembangkan skenario pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus II

2) Guru menerapkan pembelajaran dengan model kontekstual

3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan model kontekstual

4) Memantau perkembangan kreativitas belajar IPA siswa kelas V

c. Tahap Observasi

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktivitas

siswa dan kinerja guru saat pelaksanaan tindakan. Observer bertugas mengamati

aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan

mengacu pada lembar observasi yang disediakan. Observasi ini dilakukan peneliti

pada saat pembelajaran IPA khususnya pada materi "Cahaya" dari awal hingga

akhir pembelajaran.

d. Tahap Refleksi

Hasil analisis data dari siklus III ini digunakan sebagai bahan acuan untuk

menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam meningkatkan

kreativitas belajar IPA siswa kelas V dengan model kontekstual. Apabila hasil

pada siklus tiga belum mencapai target, maka penelitian akan dilanjutkan pada

siklus IV.

Page 56: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

39

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Latar

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tepisari 02

Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. SDN Tepisari 02 ini terletak di

dukuh Karang Winangun RT 02 RW 06, Desa Tepisari, Kecamatan Polokarto,

Kabupaten Sukoharjo. Jumlah kelas yang dimiliki sebanyak 6 kelas yang terdiri

dari kelas I hingga kelas VI. Jumlah siswa dari kelas I-VI sebanyak 98 siswa. Data

personil ketenaga pendidikan terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 3 guru kelas (kelas I-

III), 7 guru mata pelajaran (mata pelajaran khusus dan guru kelas IV-VI), 1

penjaga sekolah.

Pembelajaran yang dilaksanakan di SDN Tepisari 02 masih bersifat

konvensional. Guru belum mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Pada

umumnya, guru masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa terkesan

pasif atau DDCH (Duduk, Diam, Catat, Hafal). Selain itu, guru masih cenderung

hanya melatih siswa untuk berpikir konvergen, yang hanya berpikir satu arah,

yang benar atau satu jawaban paling tepat, atau satu pemecahan dari suatu

permasalahan. Sedangkan sikap kreatif siswa kurang mendapat perhatian.

Padahal, sikap kreatif menuntut siswa untuk berpikir divergen, yaitu berpikir

dalam arah yang berbeda-beda sehingga diperoleh banyak macam jawaban yang

unik tetapi benar. Hal tersebut menyebabkan kreativitas siswa cenderung rendah

khususnya pada mata pelajaran IPA kelas V pada pokok bahasan “Cahaya” yang

sangat memerlukan kejelasan secara kongkrit dengan cara siswa mengalaminya

sendiri bukan gambaran abstraknya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka

peneliti mangadakan penelitian di kelas V dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kreativitas siswa. Model

pembelajaran kontekstual sangat cocok untuk mengatasi permasalahan ini karena

model ini lebih memfokuskan pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Jadi

siswa tahu karena mengalaminya sehingga kreativitas siswa dapat tergali dan

pembelajaran menjadi lebih bermakna.

39

Page 57: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

40

40

B. Diskripsi Pelaksanaan Penelitian

1. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali petemuan (6 × 35 menit)

selama 1 minggu yaitu pada tanggal 13, 15, dan 16 april 2010. Setiap pertemuan

dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Tahapan yang di lakukan pada siklus I adalah

sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada tahapan ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPA

di kelas V, tetapi belum menerapkan model pembelajaran kontekstual. Setelah itu,

peneliti melakukan kegiatan tes awal untuk mengetahui kreativitas siswa.

Berdasarkan pendapat Kartono (2004) mengenai ciri kreativitas, maka

diperoleh beberapa indikator kreativitas siswa yang disajikan dalam tabel 3.

Tabel 3. Indikator tes kreativitas

Aspek yang Diamati Indikator

1. Kemauan Rasa Ingin

Tahu a. Tertarik terhadap banyak hal

b. Senang mencari informasi

c. Mengajukan banyak pertanyaan

2. Pemecahan Masalah a. Menentukan tujuan dan objek

b. Mencari dan merinci penyebab

c. Mengusulkan solusi

d. Mengantisipasi tantangan baru dari kegiatan yang telah

dilakukan

3. Memunculkan gagasan

Asli a. Berpendapat

b. Imajinasi

c. Mencoba sesuatu yang baru

Berdasarkan hasil tes awal untuk mengetahui kreativitas siswa sebelum

menggunakan model kontekstual, maka diperoleh hasil yang diperlihatkan pada

tabel 4.

Tabel 4. Persentase Tes Kreativitas Siswa Sebelum Tindakan

No Nilai Frekuensi Nilai

Tengah (xi) fixi Persentase Kategori Keterangan

1 21 – 40 1 31.5 31.50 7% tidak kreatif tidak tuntas

2 41 – 60 6 51.5 309.00 40% kurang kreatif tidak tuntas

3 61 – 80 7 71.5 500.50 47% kreatif tuntas

4 81 - 100 1 91.5 91.50 7% sangat kreatif tuntas

Jumlah 15

932.50 100%

Nilai rata-rata= 932.5 : 15 = 62.17

Ketuntasan Klasikal = 8: 15 x 100% = 53%

7% tidak kreatif, 40% kurang kreatif, 47% kreatif, dan 7% sangat kreatif

Page 58: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

41

41

Berdasarkan hasil tes kreativitas tersebut maka diperoleh data bahwa

siswa kelas V SDN Tepisari 02 terdiri dari 7% siswa tidak kreatif, 40% kurang

kreatif, 47% kreatif, dan 7% sangat kreatif dengan hasil rata-rata nilai tes

kreativitas adalah 58,13. Ini berarti kreativitas siswa masih dalam kategori rendah

sehingga perlu ditingkatkan. Untuk memperjelas tabel di atas, maka dapat dilihat

dalam grafik berikut ini.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

pra siklus

fre

kue

nsi

Kreativitas siswa

Hasil Tes Kreativitas

Tidak Kreatif

Kurang Kreatif

Kreatif

Sangat Kreatif

Grafik 1. Grafik Kreativitas Siswa Kelas V Sebelum Tindakan

Berdasar data tersebut, maka peneliti mengadakan konsultasi dengan

kepala sekolah dan guru bidang studi IPA kelas V untuk mengadakan penelitian di

SD tersebut dengan melaksanakan pembelajaran IPA dengan model

kontekstual.Pelaksanaan penelitian ini, peneliti berpedoman pada Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas V dengan Standar Kompetensi

“Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/ model”.

Adapun perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

1) Menentukan pokok bahasan atau memilih Kompetensi Dasar atau indikator

yang sesuai yaitu materi tentang “cahaya”. Alasan memilih Kompetensi Dasar

atau indikator tersebut adalah:

a) Peneliti ingin meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA

mengenai konsep sifat cahaya.

b) Kompetensi Dasar atau indikator pada materi sifat cahaya dianggap siswa

paling sulit pada mata pelajaran IPA di kelas V.

Page 59: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

42

42

c) Pemilihan Kompetensi Dasar atau indikator pada materi sifat cahaya

merupakan konsep yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan pembelajaran disusun 3 × petemuan. Masing-

masing pertemuan 70 menit. Pada siklus pertama dilaksanakan selama 1

minggu. Perencanaan RPP mencakup penentuan: Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, indikator, langkah-langkah pembelajaran, media, metode

dan sumber pembelajaran serta sistem penilaian. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran terlampir pada lampiran 1b.

3) Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahapan ini, guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kontekstual dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

telah disusun. Siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.

1) Pertemuan I

Pada pertemuan I materi yang diajarkan adalah sifat-sifat cahaya dan sifat

bayangan hasil pencerminan pada cermin datar dan cermin lengkung. Siklus I

dilaksanakan 2x35 menit dalam satu kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan

dengan menerapkan model kontekstual. Indikator ketercapaian pada pertemuan

pertama ini adalah mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya dan mengidentifikasi

sifat bayangan hasil pencerminan pada cermin datar dan cermin lengkung.

Kegiatan ini diawali dengan berdoa bersama, mengabsen siswa, dan

apersepsi dengan menyuruh siswa memejamkan mata dan membukanya kembali.

Dari kegiatan ini, siswa telah sedikit mendapat gambaran tentang alasan kita dapat

melihat benda di sekitar kita (construktivism). Guru melakukan tanya jawab

dengan siswa sambil siswa melaksanakan perintah guru tersebut. “Apa yang

kalian rasakan ketika kalian memejamkan mata?” dan “Apa pula yang kalian

rasakan ketika membuka mata?. Dari pertanyaan tersebut, diperoleh berbagai

jawaban bervariasi dari anak seperti ketika memejamkan mata: semuanya tampak

hitam, gelap, tidak dapat melihat apa-apa, dan ketika membuka mata: anak-anak

menjawab bisa melihat sekitar dengan jelas. Selanjutnya, guru bertanya “Mengapa

Page 60: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

43

43

kita bisa melihat benda di sekitar kita ketika membuka mata?”. Berdasar

pertanyaan tersebut diperoleh pula jawaban yang beraneka ragam seperti karena

tidak buta, karena tidak gelap, dan karena ada cahaya (questioning).

Kegiatan inti, guru menjelaskan pentingnya mempelajari sifat-sifat cahaya.

Cahaya sangat penting dalam kehidupan. Coba kalian bayangkan jika di dunia ini

tidak ada cahaya, apa yang akan terjadi? Siswa menjawab bahwa bumi akan gelap

dan kita tidak akan dapat melihat segala sesuatu yang ada di sekitar.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan pembagian kelas menjadi 3 kelompok

dengan tiap kelompok terdiri dari lima siswa (learning community). Setiap

kelompok mewakilkan seorang siswa secara bergiliran untuk mendemonstrasikan

berbagai sifat cahaya dengan berbagai alat percobaan yang disediakan sesuai

dengan petunjuk guru (modelling). Setiap perwakilan kelompok yang maju setelah

selesai mendemonstrasikan satu sifat cahaya, selanjutnya menjelaskan hasil

pengamatan yang diperoleh di depan kelas. Siswa yang tidak maju mendengarkan

dan mencatat yang dirasa penting. Setelah demonstrasi selesai, guru bersama

siswa menyimpulkan secara singkat tentang sifat-sifat cahaya antara lain

merambat lurus, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan menembus benda bening.

Kegiatan berikutnya adalah percobaan secara kelompok untuk menyelidiki

sifat bayangan hasil pencerminan pada cermin datar dan lengkung. Sebelum

kegiatan, setiap kelompok diberi lembar kerja yang berisi tentang langkah

kegiatan yang harus siswa kerjakan dan beberapa pertanyaan berkenaan tentang

hasil percobaan tersebut. Perwakilan kelompok maju mengambil cermin datar dan

sendok mengkilat yang sudah disediakan guru. Siswa bersama kelompok

melakukan percobaan dengan cara mengamati bayangan yang dihasilkan dari

pencerminan gambar orang pada cermin datar yang mencakup bagaimanakah sifat

bayangan yang tampak dalam cermin dibandingkan dengan gambar yang

sesungguhnya. Kemudian siswa mengamati bayangan hasil pencerminan pada

cermin lengkung yaitu untuk cermin cembung menggunakan sendok yang arah

lengkungnya ke luar. Sedangkan untuk cermin cekung menggunakan sendok yang

arah lengkungnya ke dalam (inqury). Setelah melakukan percobaan dan

Page 61: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

44

44

pengamatan, siswa bersama kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan

yang terdapat pada lembar kerja (learning community).

Selama pembelajaran berlangsung, guru tidak tinggal diam membiarkan

siswa melakukan kegiatan sendiri, tetapi guru berkeliling mengamati siswa dan

membantu siswa yang mengalami kesulitan saat proses pembelajaran berlangsung.

Selain itu, sambil membantu siswa yang mengalami kesulitan, guru juga

melakukan pengamatan dan penilaian proses terhadap aktivitas siswa tersebut

(authentic assesment).

Kegiatan akhir, siswa mengumpulkan lembar kerja yang telah dibagikan

guru. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-

hal yang belum dipahami. Berdasarkan kegiatan ini, guru memberikan bimbingan

kepada siswa untuk menyimpulkan seluruh materi yang telah dibahas melalui

kegiatan yang telah dilakukannya sendiri (reflection).

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II materi yang diajarkan adalah membuat model

sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya (periskop, kamera lubang

jarum, dan kaleidoskop). Pertemuan II dilaksanakan 2 x 35 menit dalam satu kali

pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model kontekstual.

Kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan berdoa bersama,

presensi, dan apersepsi. Apersepsi yang dilakukan guru adalah guru menunjukkan

sebuah kaca spion. Saat menunjukkan kaca spion, perhatian siswa tertuju pada

guru. Guru menggali pengetahuan siswa tentang kaca spion dengan mengajukan

pertanyaan kepada siswa “Benda apakah yang Ibu bawa?” “Dimana saja kalian

temukan benda ini” “Apa fungsi dari benda ini?” dan “kaca jenis apa yang

terdapat pada kaca spion? (questioning). Siswa secara serempak menjawab bahwa

nama benda yang ditunjukkan tersebut adalah kaca spion dan mereka memberikan

jawaban yang beraneka ragam tentang kaca spion, ada yang mengatakan kaca

spion di temukan pada sepeda motor, mobil, truk. Siswa juga menjawab bahwa

kaca spion berfungsi untuk melihat kendaraan yang ada dibelakang sehingga

terjadi kecelakaan. Sedangkan kaca yang dipakai, ada yang mengatakan kaca dari

cermin, cermin cekung, cermin datar, dan cermin cembung. Guru meminta salah

Page 62: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

45

45

seorang murid untuk mencoba meraba dan merasakan bentuk permukaan cermin/

kaca spion (modelling). Salah seorang siswa meraba permukaan kaca spion dan

mengatakan bahwa bentuknya agak melengkung ke depan sehingga kaca spion

menggunakan cermin cembung. Guru selanjutnya menyuruhnya untuk bercermin

dan mengamati bayangan yang tampak. Siswa menjelaskan bahwa ukurannya

diperkecil (constructisivism).

Berdasar kegiatan tersebut guru menjelaskan bahwa dengan mengenali

sifat cahaya khususnya pemantulan bayangan pada cermin, kita dapat

memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari seperti pada kaca spion yang

menggunakan cermin cembung. Sesuai percobaan pertemuan sebelumnya bahwa

hasil pencerminan pada cermin cembung diperoleh sifat bayangan diperkecil,

tegak, dan maya, maka sifat tersebut sangat berguna dalam pembuatan kaca spion

yang dapat membantu pengendara sepeda motor untuk mengetahui kondisi di

belakang tanpa harus melihat ke belakang. Penggunaan cermin cembung pada

kaca spion selain diperoleh sifat bayangan yang jelas juga mampu menangkap

bayangan dari benda yang jarak atau jangkauannya luas dibandingkan jenis

cermin yang lainnya.

Setelah penjelasan secara singkat tentang pemanfaatan sifat cahaya pada

kaca spion, guru juga menjelaskan bahwa selain pada kaca spion masih banyak

benda lain yang memanfaatkan sifat cahaya seperti pada periskop, kamera, dan

teleskop. Namun, dalam pembelajaran, guru hanya akan memperkenalkan tentang

cara pembuatan sederhana model periskop, kamera lubang jarum, dan

kaleidoskop.

Kegiatan inti, siswa berkumpul dengan kelompok yang telah ditentukan

pada pertemuan pertama. Guru meminta perwakilan kelompok maju untuk

mengambil tugas yang terdapat dalam amplop. Siswa bersama kelompok

membaca tugas kelompok untuk membuat model yang telah ditentukan.

Perwakilan kelompok kembali maju dan mengambil alat atau bahan yang belum

disediakan dalam kelompoknya masing-masing. Siswa mendiskusikan cara

pembuatan model sederhan sesuai tugas kelompok yang telah diterimanya. Siswa

bekerjasama dengan kelompoknya masing-masing (learning community).

Page 63: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

46

46

Kelompok I mendapat tugas membuat kamera lubang jarum. Alat dan

bahan yang digunakan antara lain kotak pasta gigi, kertas minyak warna putih,

kertas emas sebagai pembungkus, lem, dan lakban sebagai perekat, dan gunting

atau cutter sebagai pemotong. Langkah yang dikerjakan siswa antara lain: (1)

menghilangkan salah satu tutup kotak pasta gigi, (2) membuat lubang pada tutup

yang lain pada kotak pasta gigi, (3) memotong kotak pasta gigi menjadi dua

bagian sama panjang, (4) memberi sekat berupa kertas minyak pada bagian tengah

kotak pasta gigi sebagai layar, (5) menyambung kembali kedua bagian tersebut

dengan menggunakan lakban, (6) menutupi bagian permukaan luar kotak dengan

kertas minyak sehingga tidak ada celah yang memungkinkan cahaya masuk ke

dalam kotak pasta gigi selain dari ke dua bagian ujung kotak pasta gigi. Setelah

selesai membuat siswa bersama kelompok mengujikan alat yang telah dibuat

dengan mengamati bayangan yang tampak pada layar yang terdapat di tengah

kamera lubang jarum.

Kelompok II, mendapat tugas membuat periskop sederhana. Alat dan

bahan yang digunakan antara lain Karton dengan ukuran 28 cm x 50 cm, 2 cermin

datar ukuran 6,5 cm x 6,5 cm, lem, penggaris, pensil, dan pisau atau cutter.

Langkah yang dikerjakan siswa antara lain (1) membagi karton menjadi empat

bagian yang sama, (2) membuat dua buah lubang kecil pada bagian seperti gambar

di bawah ini

(3) membuat celah untuk penempatan cermin membentuk sudut pada sisi

yang lain, (4) melipat karton membentuk bangun balok dan merekatkan dengan

lakban, (5) memasukkan cermin pada celah bersudut menghadap ke atas dan ke

bawah, kemudian merekatkannya dengan lakban. Setelah selesai membuat siswa

bersama kelompok mengujikan alat yang telah dibuat dengan mengamati benda di

sekeliling.

Kelompok III mendapat tugas membuat kaleidoskop. Alat dan bahan yang

digunakan antara lain cutter/ gunting, kotak pasta gigi, kertas mengkilap warna

Page 64: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

47

47

putih, kertas HVS, potongan kertas emas warna-warni, plastik bening/ mika

bening, dan lem. Langkah yang dikerjakan siswa antara lain (1) membuka kotak

pasta gigi menjadi lembaran dengan 4 tekukan, dan salah satu lembaran tekukan

dan bagian tutup dihilangkan, (2) melekatkan kertas mengkilap putih pada

lembaran kotak pasta gigi, (3) membentuk lembaran tadi menjadi bentuk prisma

segitiga, (4) menutup salah satu ujung prisma dengan kertas HVS, (5)

memasukkan potongan kertas warna-warni ke dalam prisma, (6) menutup lubang

pada ujung yang lain dengan plastik bening/ mika bening. Setelah selesai

membuat siswa bersama kelompok mengujikan alat yang telah dibuat dengan

mengamati melalui lubang yang ditutupi plastik bening sambil mengetok-ketok

prisma (inqury).

Kegiatan selanjutnya adalah siswa berdiskusi dengan kelompok untuk

menjawab pertanyaan yang telah tersedia di bawah lembar kerja cara membuat

model sederhana yang terdapat pada tugas kelompoknya masing-masing.

Selama pembelajaran berlangsung, guru tidak tinggal diam membiarkan

siswa melakukan kegiatan sendiri, tetapi guru berkeliling mengamati siswa dan

membantu siswa yang mengalami kesulitan saat proses pembelajaran berlangsung.

Selain itu, sambil membantu siswa yang mengalami kesulitan, guru juga

melakukan pengamatan dan penilaian proses terhadap aktivitas siswa tersebut

(authentic assesment).

Kegiatan akhir, siswa mengumpulkan lembar kerja yang telah dibagikan

guru. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-

hal yang belum dipahami. Berdasarkan kegiatan ini, guru memberikan bimbingan

kepada siswa untuk menyimpulkan seluruh materi yang telah dibahas melalui

kegiatan yang telah dilakukannya sendiri (reflection).

3) Pertemuan III

Pada pertemuan ke III ini tidak dilakukan kegiatan pembelajaran hanya

mengulas materi yang teah dipelajari sebelumnya. Selain kegiatan tersebut juga

diadakan evaluasi kegiatan dengan cara menanyakan kepada siswa tentang

pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian diadakan tes evaluasi tentang

materi dan tes kreativitas yang telah disediakan peneliti sebelumnya.

Page 65: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

48

48

c. Observasi

Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual, yang dilaksanakan dengan

menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera

foto. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian

pelaksanaan pembelajaran model kontekstual dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk mengetahui seberapa besar

pembelajaran dengan model kontekstual yang dilaksanakan menghasilkan

perubahan pada kreativitas siswa kelas V SDN Tepisari 02 pada mata pelajaran

IPA tentang “cahaya”. Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada

aktivitas atau partisipasi dalam proses pembelajaran, tetapi juga pada aspek

tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada

setiap pertemuan.

Uraian observasi tiap pertemuan pada Siklus I sebagai berikut :

Pertemuan : I (satu)

Indikator : mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya dan mengidentifikasi sifat

bayangan hasil pencerminan pada cermin datar dan cermin

lengkung

Hasil Observasi Kegiatan Guru Berdasarkan Lampiran 4a:

a) Kegiatan pra pembelajaran yang dilakukan guru dalam kategori cukup

b) Guru membuka pembelajaran dengan baik

c) Strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam kategori baik

d) Kesesuaian media yang digunakan guru dengan materi dalam kategori sangat

baik

e) Guru mampu mengendalikan kelas dengan baik sehingga aktivitas dan

ketertiban siswa tetap terkontrol

f) Guru menilai siswa tidak hanya hasil tetapi juga prosesnya dengan baik,

g) Penggunaan bahasa oleh guru dalam pembelajaran sudah baik sehingga siswa

paham dengan penjelasan guru, meskipun bahsa yang digunakan masih

campuran antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Daerah.

Page 66: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

49

49

h) Guru menutup pembelajaran dengan baik yaitu dengan mengajak siswa untuk

terlibat dalam merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan

memberikan tindak lanjut atas pembelajaran tersebut dengan pengarahan

materi berikutnya.

i) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru selama pembelajaran dengan

menggunakan model kontekstual dapat dilihat pada lampiran 4a menunjukkan

bahwa rata-rata penilaian total dari hasil pengamatan terhadap guru pada

siklus I pertemuan I adalah 3,08 dalam kategori baik.

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Berdasarkan Lampiran 5a:

a) Perhatian siswa dalam pembelajaran sangat baik dengan ditunjukkan sikap

menyimak penjelasan guru maupun teman yang maju dalam kriteria sangat

baik, antusiasme dalam pembelajaran sangat baik, dan menunjukkan rasa

senang mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kriteria sangat baik.

b) Kerjasama dalam kelompok ketika pembelajaran dalam kriteria cukup dengan

ditunjukkan sikap siswa memberi bantuan kepada teman masih cukup,

menghargai pendapat orang lain/ teman dalam kriteria cukup, dan

menunjukkan kekompakkan dalam tim/ kelompok masih dalam kriteria cukup.

c) Ketekunan siswa dalam pembelajaran menunjukkan sikap mengerjakan tugas

dengan teliti dalam kriteria cukup, tidak mengobrol dengan teman dalam

kriteria kurang, tidak mengganggu kelompok lain dalam kriteria sangat baik.

d) Keaktifan siswa dalam pembelajaran menunjukkan sikap menyatakan

pendapat dalam kriteria baik, mengajukan pertanyaan dalam kriteria kurang,

dan mengerjakan tugas dengan baik dalam kriteria cukup.

e) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran dengan

menggunakan model kontekstual yang dapat dilihat pada lampiran 5a

menunjukkan bahwa rata-rata persentase penilaian total dari hasil pengamatan

terhadap siswa pada siklus I pertemuan I adalah 58% dalam kategori cukup.

Pertemuan : II (dua)

Indikator : Membuat model sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya

Hasil Observasi Kegiatan Guru Berdasarkan Lampiran 4b:

a) Kegiatan pra pembelajaran yang dilakukan guru dalam kategori baik

Page 67: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

50

50

b) Guru membuka pembelajaran dengan baik

c) Guru melaksanakan strategi pembelajaran dalam kategori baik

d) Kesesuaian media yang digunakan guru dengan materi dalam kategori baik

e) Guru mampu mengendalikan kelas dengan baik sehingga aktivitas dan

ketertiban siswa tetap terkontrol

f) Guru menilai siswa tidak hanya hasil tetapi juga prosesnya dengan baik

g) Penggunaan bahasa dalam pembelajaran sudah baik sehingga siswa menjadi

paham dengan penjelasan guru, meskipun bahasa yang digunakan masih

campuran antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Daerah.

h) Guru menutup pembelajaran dengan baik yaitu dengan mengajak siswa untuk

terlibat dalam merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan

memberikan tindak lanjut atas pembelajaran tersebut dengan pengarahan

materi berikutnya.

i) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru selama pembelajaran dengan

menggunakan model kontekstual yang dapat dilihat pada lampiran 4b

menunjukkan bahwa rata-rata penilaian total dari hasil pengamatan terhadap

guru pada siklus I pertemuan II adalah 3,30 dalam kategori baik.

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Berdasarkan Lampiran 5b:

1) Perhatian siswa dalam pembelajaran sangat baik dengan ditunjukkan sikap

menyimak penjelasan guru maupun teman yang maju dalam kriteria sangat

baik, antusiasme dalam pembelajaran sangat baik, dan menunjukkan rasa

senang mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kriteria sangat baik.

2) Kerjasama dalam kelompok ketika pembelajaran dalam kriteria baik dengan

ditunjukkan sikap siswa memberi bantuan kepada teman masih cukup,

menghargai pendapat orang lain/ teman dalam kriteria baik, dan

menunjukkan kekompakkan dalam tim/ kelompok masih dalam kriteria

sangat baik.

3) Ketekunan siswa dalam pembelajaran menunjukkan sikap mengerjakan tugas

dengan teliti dalam kriteria cukup, tidak mengobrol dengan teman dalam

kriteria cukup, tidak mengganggu kelompok lain dalam kriteria sangat baik.

Page 68: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

51

51

4) Keaktifan siswa dalam pembelajaran menunjukkan sikap menyatakan

pendapat dalam kriteria sangat baik, mengajukan pertanyaan dalam kriteria

kurang, dan mengerjakan tugas dengan baik dalam kriteria cukup.

5) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran dengan

menggunakan model kontekstual yang dapat dilihat pada lampiran 5b

menunjukkan bahwa rata-rata persentase penilaian total dari hasil

pengamatan terhadap siswa pada siklus I pertemuan II adalah 66% dalam

kategori cukup.

Pertemuan : III (tiga)

Pada pertemuan III ini tidak ada kegiatan pembelajaran hanya berupa

evaluasi dan tes kreativitas. Jadi pada pertemuan III tidak ada observasi terhadap

kegiatan siswa maupun kegiatan guru.

d. Analisis dan Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan

tindakan baru pada indikator mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya dan

mengidentifikasi sifat bayangan hasil pencerminan pada cermin datar dan cermin

lengkung telah menunjukkan perubahan, baik pada aktivitas siswa maupun pada

pencapaian hasil belajar. Sedangkan untuk indikator membuat model sederhana

dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya, belum menunjukkan perubahan yang

berarti.

Hasil refleksi selengkapnya dapat duiraikan sebagai berikut :

Pertemuan : I (satu)

Indikator : Mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya dan mengidentifikasi sifat

bayangan hasil pencerminan pada cermin datar dan cermin

lengkung

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,

siswa cukup aktif memperhatikan panjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru,

siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya dengan baik, siswa secara

berkelompok telah mengerjakan pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja

dengan baik. Siswa telah menunjukkan nilai kelompok yang baik dengan nilai

Page 69: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

52

52

rata-rata 81,67. 100% siswa dalam kelompok mendapatkan nilai lebih dari sama

dengan 75. Data nilai siswa pada pertemauan ke 1 siklus I selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 6a.

Pertemuan : II (dua)

Indikator : Membuat model sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat

cahaya

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,

siswa cukup aktif memperhatikan panjelasan guru dan melaksanakan tugas guru

untuk membuat model dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya dengan baik. Pada

umumnya mereka masih mengalami kebingungan dalam memahami petunjuk

yang terdapat dalam lembar kerja. Guru secara bergiliran menemui setiap

kelompok untuk menerangkan kembali petunjuk yang ada. Saat menerangkan

ternyata ketidak pahaman siswa disebabkan karena siswa kurang begitu paham

dengan maksud dalam penggunaan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, saat

menerangkan kepada siswa, guru menggunakan bahasa campuran antara Bahasa

Indonesia dengan Bahasa Jawa. Akhirnya siswa paham dengan petunjuk yang ada

dan kembali mendiskusikan dengan kelompoknya masing-masing dan

bekerjasama membuat model dengan baik. Pembelajaran berlangsung sangat baik

walaupun ada saja siswa yang tidak mau bekerjasama dengan kelompoknya

karena mereka baru pertama kalinya merasakan pembelajaran yang dilakukan

secara berkelompok sehingga memerlukan penyesusian dengan hal yang baru

tersebut.

Setelah membuat model, siswa kembali berdiskusi untuk menjawab

pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja. Nilai yang diperoleh siswa secara

berkelompok ini mengalami peningkatan dengan rata-rata kelas 82.67.

Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran dengan model kontekstual sangat

cocok untuk pembelajaran IPA. Data nilai siswa pada pertemuan II siklus I

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6a.

Pertemuan : III (tiga)

Indikator : evaluasi pertemuan I dan II dengan tes hasil belajar dan tes

kreativitas.

Page 70: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

53

53

Berdasarkan hasil tes hasil belajar diperoleh data bahwa sebagian besar

menunjukkan nilai kelompok lebih bagus dari pada nilai individu. Walaupun

terjadi penurunan rata-rata kelas dibandingkan pertemuan I dan II, tetapi nilai

siswa termasuk dalam kategori cukup karena nilai rata-rata kelas telah mencapai

70,00 dan siswa yang memperoleh nilai lebih dari sama dengan70 sebanyak 10

siswa atau 67% dari 15 siswa. Data nilai hasil belajar siswa pada pertemuan III

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6a.

Pada pertemuan ketiga ini, selain diadakan tes evaluasi hasil belajar juga

diadakan tes kreativitas dan data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Persentase Tes Kreativitas Siswa Siklus I

No Nilai Frekuensi Nilai

Tengah (xi) fixi Persentase Kategori Keterangan

1 21 – 40 0 31.50 0.00 0% tidak kreatif tidak tuntas

2 41 – 60 5 51.50 257.50 33% kurang kreatif tidak tuntas

3 61 – 80 8 71.50 572.00 53% kreatif Tuntas

4 81 - 100 2 91.50 183.00 13% sangat kreatif Tuntas

Jumlah 15

1012.50 100%

Nilai rata-rata= 1012.50 : 15 = 67.50

Ketuntasan Klasikal = 10: 15 x 100% = 67%

0% tidak kreatif, 33% kurang kreatif, 53% kreatif, dan13% sangat kreatif

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa hasil tes kreativitas

siswa menunjukkan terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan hasil tes

kreativitas sebelum tindakan. Nilai rata-rata tes kreativitas sebelum tindakan

adalah 58,13 dengan siswa yang mendapat nilai 21-40 ada 7% dalam kategori

tidak kreatif, 41-60 ada 40% dalam kategori kurang kreatif, 61-80 ada 47% dalam

kategori kreatif, dan nilai 80-100 adalah 7 % dari 15 siswa. Sedangkan hasil tes

kreativitas siklus I menunjukkan nilai rata-rata hasil tes meningkat menjadi 67,73

dengan ketuntasan 67%. Data siswa yang mendapat nilai 21-40 tidak ada, nilai 41-

60 ada 33% dalam kategori kurang kreatif, nilai 61-80 ada 53% dalam kategori

kreatif, dan nilai 81-100 ada 13% dalam kategori sangat kreatif. Untuk

memperjelas adanya peningkatan kreativitas siswa pada siklus I ini dibandingkan

pada prasiklus dapat dilihat pada grafik 2.

Page 71: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

54

54

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Pra siklus Siklus I

fre

kuen

si

kreativitas

Hasil tes kreativitas siswa

Tidak kreatif

Kurang kreatif

Kreatif

Sangat Kreatif

Grafik 2. Grafik kreativitas siswa kelas V SDN Tepisari 02 pra siklus dan siklus I

Setelah dianalisis dapat disimpulkan bahwa pada saat proses pembelajaran

siklus I terjadi hambatan antara lain:

1) Kemampuan guru mengelola waktu masih kurang, disebabkan karena guru

harus menyiapkan segala peralatan untuk praktek dan pembagian kelompok.

2) Ada beberapa siswa yang nilainya rendah, tertinggal dengan temannya,

disebabkan karena kurang memahami materi pada saat guru menerangkan

materi yang telah dipelajari di kelas, seperti siswa yang bergurau sendiri.

3) Pada saat diskusi terlihat ada siswa yang pasif dan diam, disebabkan karena

belum terbiasa diajak untuk belajar berkelompok. Selain itu adanya

ketidakcocokan dengan anggota kelompok yang diperoleh.

4) Suasana kelas sedikit ramai saat kerja kelompok berlangsung, karena siswa

lebih banyak bergurau daripada mengerjakan tugas kelompoknya. Hal ini

disebabkan karena kurangnya pembagian tugas dalam kelompok.

5) Adanya pemprotesan siswa terhadap pembuatan model kaleidoskop yang

dirasa kurang menarik tidak seperti pada model periskop dan kamera lubang

jarum.

Beradasar analisis, tampak munculnya hambatan pada saat penelitian,

maka perlu adanya perbaikan yang dilanjutkan pada penelitian dalam siklus II.

2. Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan 2

pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran model kontekstual yaitu pada tanggal

Page 72: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

55

55

19 dan 21 April 2010 dan 1 pertemuan untuk pelaksanaan evaluasi materi dan tes

kreativitas pada tanggal 22 April 2010. Tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam

pelajaran (2 X 35 menit) yang dilaksanakan selama 1 minggu. Pada siklus II ini

peneliti mengkaji hasil refleksi dari siklus I. Adapun tahapan-tahapan yang

dilaksanakan dalam siklus II adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah diketahui bahwa

ada peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA pada materi “cahaya”

tetapi belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan pada persentase nilai tes

kreativitas siswa yang menunjukkan ada 33% siswa masih tergolong dalam

kategori kreativitas kurang.

Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan melakukan

identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan materi dan informasi pembelajaran dengan jelas dan

memberikan arahan kembali kepada siswa tentang pelaksanaan kerja

kelompok yang baik seperti dengan adanya pembagian tugas dalam anggota,

setiap kelompok terdapat seorang siswa yang menjadi ketua yang harus

bertanggung jawab terhadap anggotanya dan mengerjakan secara bekerjasama.

2) Memberikan motivasi kepada siswa misalnya dengan memberikan

penghargaan baik verbal maupun non verbal. Penghargaan verbal yang

diberikan berupa pujian dan tepuk tangan oleh guru terhadap siswa yang aktif

atau mampu menjawab atau memberikan pertanyaan. Sedangkan penghargaan

non verbal dengan memberikan bintang atau smell.

3) Guru memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran yang

menarik siswa seperti pada awal pelajaran siswa diajak bernyanyi dan

bertepuk atau mengadakan permainan.

4) Guru mengganti salah satu model yang harus dibuat siswa yaitu kaleidoskop

diganti dengan cakram warna.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun

2008 kelas V SD, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran

IPA dengan model kontekstual sebagai berikut:

Page 73: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

56

56

1) Mempelajari KTSP dan silabus SD kelas III

Standar Kompetensi

Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau

model.

Kompetensi Dasar

6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

6.2. Membuat karya/ model dengan bahan sederhana dengan memanfaatkan

sifat-sifat cahaya.

2) Merencanakan pembelajaran dengan model kontekstual untuk 2 kali

pertemuan dengan indikator: menyebutkan sifat-sifat cahaya (merambat lurus,

menembus benda bening, dapat dipantulkan, dibiaskan, dan diuraikan),

mengidentifikasi sifat-sifat cahaya yang mengenai berbagai jenis cermin

(cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung), menyebutkan berbagai

alat/ benda dalam kehidupan sehari-hari yang memanfaatkan sifat-sifat

cahaya. membuat karya/ model sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat

cahaya(periskop, kamera lubang jarum, dan cakram warna).

3) Menentukan pokok bahasan dan memberikan informasi kepada siswa

mengenai materi pelajaran yang akan dibahas dengan tujuan agar siswa lebih

mempersiapkan diri lagi dalam melakukan kegiatan pembelajaran .

4) Menyiapkan alat praktek dan media yang sesuai.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti mengulang materi pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran IPA.

Pembelajaran yang telah disusun pada siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan

dengan dua pertemuan pembelajaran kontekstual dan satu pertemuan pelaksanaan

tes evaluasi belajar dan tes kreativitas.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 19 April 2010. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan adalah sifat-sifat cahaya dan sifat bayangan

pada cermin datar dan lengkung.

Page 74: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

57

57

Kegiatan awal, guru dan siswa berdoa bersama, presensi siswa. Agar siswa

bersemangat, guru mengajari siswa bertepuk dan dilanjutkan apersepsi dengan

mengajak siswa menyanyikan lagu “Ambilkan Bulan Bu”. Berdasarkan lagu

tersebut, maka siswa akan mendapatkan gambaran tentang kondisi di malam hari.

Kemudian guru melakukan tanya jawab dengan siswa berdasarkan lagu tersebut

seperti “bagaimanakah kondisi pada malam hari ketika langit mendung dan terjadi

pemadaman listrik?”, “apakah kalian bisa melihat dan belajar dengan kondisi

tersebut?”, “apa yang kalian perlukan dalam kondisi tersebut agar tetap belajar”.

Bedasarkan lagu yang telah dinyanyikan dan hasil tanya jawab tentang

pengalaman siswa di malam hari tersebut, siswa telah sedikit mendapat gambaran

tentang pentingnya cahaya bagi kehidupan(constructivism dan questioning).

Kegiatan inti, guru memberikan sedikit pengarahan kepada siswa cara

bekerjasama dalam kelompok yang baik. Guru menjelaskan gambaran

pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan bahwa materi yang akan

dibahas masih sama dengan materi yang sebelumnya hanya saja kegiatannya

sedikit berubah yaitu kegiatan praktek dilakukan dengan cara tiap kelompok

mendatangi tempat praktek yang telah disediakan berbagai alat praktek. Pada

setiap tempat ada 2-3 kegiatan praktek yang harus dilakukan siswa dan lembar

kerja yang harus dikerjakan setiap kelompok. Kelompok secara bergiliran

mendatangi tempat tersebut(modelling).

Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Mereka membagi

tugas pada setiap anggota kelompok. Siswa bersama kelompok mendatangi

tempat praktek yang ingin dikerjakan terlebih dahulu. Siswa bekerjasama

melakukan praktek kemudian berdiskusi mengerjakan lembar kerja yang telah

disediakan. Setelah selesai mengerjakan tugas pada tempat tersebut, siswa

bersama kelompoknya berpindah ke tempat yang kelompok lainnya juga telah

selesai mengerjakan. Apabila semua kelompok lain belum selesai, kelompok

tersebut harus menunggu hingga keompok lain tersebut selesai (inquiri dan

learning community).

Selama pembelajaran berlangsung, guru tidak tinggal diam membiarkan

siswa melakukan kegiatan sendiri, tetapi guru berkeliling mengamati siswa dan

Page 75: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

58

58

membantu siswa yang mengalami kesulitan saat proses pembelajaran berlangsung.

Selain itu, sambil membantu siswa yang mengalami kesulitan, guru juga

melakukan pengamatan dan penilaian proses terhadap aktivitas siswa tersebut

(authentic assesment).

Setelah selesai mengerjakan praktek untuk membuktikan sifat-sifat cahaya

dan mengidentifikasi sifat bayangan yang mengenai cermin lengkung dan datar,

siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk mempresentasikan hasil yang ia

peroleh bersama kelompoknya di hadapan guru dan kelompok lainnya. Sebelum

kegiatan presentasi dimulai, seluruh kelompok mengumpulkan lembar kerja yang

telah dikerjakan. Guru mengundi nomor kelompok yang harus mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya. Siswa bersama kelompoknya yang terpilih maju

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Kelompok yang tidak

mendapat giliran memberikan tanggapan kepada kelompok yang presentasi.

Kemudian, guru memberikan penguatan tentang materi yang telah dibahas.

Kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Berdasarkan kegiatan ini, guru

memberikan bimbingan kepada siswa untuk menyimpulkan seluruh materi yang

telah dibahas melalui kegiatan yang telah dilakukannya sendiri (reflection).

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II materi yang diajarkan adalah membuat model

sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya (periskop, kamera lubang

jarum, dan cakram warna). Pertemuan II dilaksanakan 2 x 35 menit pada tanggal

21 April 2010. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

kontekstual.

Kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan berdoa bersama,

presensi, dan apersepsi. Apersepsi yang dilakukan guru adalah dengan menyuruh

seorang siswa untuk bercermin dengan cermin yang terpasang didinding kelas

kemudian merabanya (modeling). Selanjutnya menanyakan “jenis cermin apa

yang kamu gunakan bercermin itu?. Siswa menjawab bahwa cermin yang ia

gunakan bercermin itu adalah cermin datar karena permukaannya rata. Siswa

kembali ke tempat duduk. “Anak-anak, jika di rumah kalian ada tiga jenis cermin

Page 76: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

59

59

yaitu cermin cembung, cermin datar, dan cermin lengkung, cermin mana yang

akan kalian gunakan untuk bercermin?”. Secara serentak, siswa menjawab

“cermin datar”. Guru kemudian menanyakan alasan memilih menggunakan

cermin datar untuk bercermin. Ada banyak jawaban dari siswa yang berbeda

diantaranya adalah “karena biar jelas”, “ karena sifat bayangan pada cermin datar

sama persis dengan aslinya hanya posisi kanan-kirinya saja yang beda”, “kalau

pake cermin cekung nanti kebingungan karena kayak di sendok kemarin jadi

terbalik”. Berdasarkan kegiatan tersebut tampak bahwa siswa telah memahami

tentang pemanfaatan cermin sesuai dengan jenisnya (construcsivism).

Kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat bahwa pada umumnya ada

jenis cermin yang serring ditemui di sekitar kita yaitu cermin cembung, cekung

dan datar. Seperti percobaan sebelumnya bahwa dari ketiga jenis cermin tersebut

memiliki sifat bayangan yang berbeda-beda sehingga pemanfaatannya pun

berbeda-beda seperti cermin datar sangat cocok untuk kita bercermin ketikan

berdandan, cermin cembung cocok untuk kaca spion kendaraan atau kaca yang

terdapat di tikungan jalan yang terjal karena sifat bayangannya yang diperkecil,

tegak, dan maya tersebut sehingga walaupun ada benda atau kendaraan lain yang

jauh tetap terlihat jelas, sedangkan cermin cekung cocok untuk cermin yang

terdapat pada senter karena dapat menyebarkan cahaya pada senter.

Setelah penjelasan secara singkat tentang pemanfaatan penggunaan

berbagai jenis cermin di kehidupan sehari-hari, guru menjelaskan bahwa dalam

pembelajaran kali ini siswa kembali akan membuat model sederhana periskop,

kamera lubang jarum, dan cakram warna. Pembagian kelompoknya, kelompok I

yang sebelumnya membuat kamera lubang jarum mendapat tugas membuat

periskop. Kelompok II yang sebelumnya membuat periskop mendapat tugas

membuat cakram warna. Sedangkan kelompok III yang sebelumnya mendapat

tugas membuat kaleidoskop mendapat tugas membuat kamera lubang jarum.

Kelompok I mendapat tugas membuat periskop sederhana. Alat dan bahan

yang digunakan antara lain Karton dengan ukuran 28 cm x 50 cm, 2 cermin datar

ukuran 6,5 cm x 6,5 cm, lem, penggaris, pensil, dan pisau atau cutter. Langkah

yang dikerjakan siswa antara lain (1) membagi karton menjadi empat bagian yang

Page 77: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

60

60

sama, (2) membuat dua buah lubang kecil pada bagian seperti gambar di bawah

ini

(3) membuat celah untuk penempatan cermin membentuk sudut pada sisi

yang lain, (4) melipat karton membentuk bangun balok dan merekatkan dengan

lakban, (5) memasukkan cermin pada celah bersudut menghadap ke atas dan ke

bawah, kemudian merekatkannya dengan lakban. Setelah selesai membuat siswa

bersama kelompok mengujikan alat yang telah dibuat dengan mengamati benda di

sekeliling.

Kelompok II mendapat tugas membuat cakram warna. Alat dan bahan

yang digunakan antara lain kardus, kertas emas dengan berbagai warna, benang

kenur, lem atau perekat yang lain, penggaris, pensil, dan pisau/cutter. Langkah

yang dikerjakan siswa antara lain: (1) membuat potongan melingkar pada kardus,

(2) membagi lingkaran kardus menjadi 6 bagian sama besar, (3) menempelkan

berbagai kertas warna pada setiap bagian sehingga tampak berwarna-warni, (4)

membuat 2 lubang kecil pada bagian tengah lingkaran, (5) memasukkan benang

kenur pada ke dua lubang, kemudian sambung kenur menjadi 1 lingkaran,

sehingga cakram warna seperti gansing, (7) memainkan cakram warna seperti

gangsing, (8) mengamati warna cakram warna saat berputar dan membandingkan

dengan warna sebelum berputar.

Kelompok III mendapat tugas membuat kamera lubang jarum. Alat dan

bahan yang digunakan antara lain kotak pasta gigi, kertas minyak warna putih,

kertas emas sebagai pembungkus, lem dan lakban sebagai perekat, dan gunting

atau cutter sebagai pemotong. Langkah yang dikerjakan siswa antara lain: (1)

menghilangkan salah satu tutup kotak pasta gigi, (2) membuat lubang pada tutup

yang lain pada kotak pasta gigi, (3) memotong kotak pasta gigi menjadi dua

bagian sama panjang, (4) memberi sekat berupa kertas minyak pada bagian tengah

kotak pasta gigi sebagai layar, (5) menyambung kembali kedua bagian tersebut

dengan menggunakan lakban, (6) menutupi bagian permukaan luar kotak dengan

Page 78: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

61

61

kertas minyak sehingga tidak ada celah yang memungkinkan cahaya masuk ke

dalam kotak pasta gigi selain dari ke dua bagian ujung kotak pasta gigi. Setelah

selesai membuat siswa bersama kelompok mengujikan alat yang telah dibuat

dengan mengamati bayangan yang tampak pada layar yang terdapat di tengah

kamera lubang jarum (inqury).

Kegiatan selanjutnya adalah siswa berdiskusi dengan kelompok untuk

menjawab pertanyaan yang telah tersedia di bawah lembar kerja cara membuat

model sederhana yang terdapat pada tugas kelompoknya masing-masing. Selesai

mengerjakan lembar kerja, siswa kembali berdiskusi untuk menampilkan hasil

karyanya di depan kelas secara bergiliran dengan kelompok lain. Presentasi siswa

yang terbaik akan mendapat rewort berupa bintang. Secara bergiliran siswa

bersama kelompoknya masing-masing mempresentasikan hasil karyanya.

Kelompok yang lainnya memberikan pertanyaan dan menanggapi hasil presentasi

dan hasil karya kelompok yang maju. Kelompok yang presentasi berdiskusi untuk

menjawab semua pertanyaan yang diajukan kelompok lain termasuk pertanyaan

dari guru. Pertanyaan yang tidak mampu dijawab dapat dilemparkan ke siswa lain

yang bisa menjawabnya atau dijelaskan oleh guru (questioning).

Selama pembelajaran berlangsung, guru tidak tinggal diam membiarkan

siswa melakukan kegiatan sendiri, tetapi guru berkeliling mengamati siswa dan

membantu siswa yang mengalami kesulitan saat proses pembelajaran berlangsung.

Selain itu, sambil membantu siswa yang mengalami kesulitan, guru juga

melakukan pengamatan dan penilaian proses terhadap aktivitas siswa tersebut

(authentic assesment).

Kegiatan akhir, siswa mengumpulkan lembar kerja yang telah dibagikan

guru. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-

hal yang belum dipahami. Berdasarkan kegiatan ini, guru memberikan bimbingan

kepada siswa untuk menyimpulkan seluruh materi yang telah dibahas melalui

kegiatan yang telah dilakukannya sendiri (refction).

3) Pertemuan III

Pada pertemuan ke III ini tidak dilakukan kegiatan pembelajaran hanya

mengulas materi yang telah dipelajari. Selain kegiatan tersebut juga diadakan

Page 79: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

62

62

evaluasi kegiatan dengan cara menanyakan kepada siswa tentang pembelajaran

yang telah dilakukan. Kemudian diadakan tes evaluasi hasil belajar tentang materi

dan tes kreativitas yang disediakan peneliti sebelumnya untuk mengetahui

keberhasilan pelaksanaan pembelajaran model kontekstual yang dilaksanakan.

c. Observasi

Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual, yang dilaksanakan dengan

menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera

foto. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian

pelaksanaan model kontekstual dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah disusun serta untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan

model kontekstual yang dilaksanakan menghasilkan perubahan pada kreativitas

siswa kelas V. Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas

atau partisipasi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru

dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan.

Uraian observasi setiap pertemuan pada Siklus II sebagai berikut :

Pertemuan : I (satu)

Indikator : mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya dan mengidentifikasi sifat

bayangan hasil pencerminan pada cermin datar dan cermin

lengkung

Hasil Observasi Kegiatan Guru Berdasarkan Lampiran 4c:

a) Kegiatan pra pembelajaran yang dilakukan guru dalam kategori baik

b) Guru membuka pembelajaran dengan sangat baik

c) Strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam kategori baik,

d) Kesesuaian media dengan materi dalam kategori sangat baik

e) Guru mampu mengendalikan kelas dengan baik sehingga aktivitas dan

ketertiban siswa tetap terkontrol

f) Guru menilai siswa tidak hanya hasil tetapi juga prosesnya dengan baik

g) penggunaan bahasa dalam pembelajaran sudah baik sehingga siswa paham

dengan penjelasan guru.

Page 80: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

63

63

h) Guru menutup pembelajaran dengan sangat baik yaitu dengan mengajak siswa

untuk terlibat dalam merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

dan memberikan tindak lanjut atas pembelajaran tersebut dengan pengarahan

materi berikutnya.

i) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru selama pembelajaran dengan

menggunakan model kontekstual yang dapat dilihat pada lampiran 4c

menunjukkan bahwa rata-rata penilaian total dari hasil pengamatan terhadap

guru pada siklus II pertemuan I adalah 3,47 dalam kategori baik.

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Berdasarkan Lampiran 5c:

a) Perhatian siswa dalam pembelajaran sangat baik dengan ditunjukkan sikap

menyimak penjelasan guru maupun teman yang maju dalam kriteria sangat

baik, antusiasme dalam pembelajaran sangat baik, dan menunjukkan rasa

senang mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kriteria sangat baik.

b) Kerjasama dalam kelompok ketika pembelajaran dalam kriteria cukup dengan

ditunjukkan sikap siswa memberi bantuan kepada teman masih cukup,

menghargai pendapat orang lain/ teman dalam kriteria baik, dan menunjukkan

kekompakkan dalam tim/ kelompok masih dalam kriteria sangat baik.

c) Ketekunan siswa dalam pembelajaran menunjukkan sikap mengerjakan tugas

dengan teliti dalam kriteria cukup, tidak mengobrol dengan teman dalam

kriteria cukup, tidak mengganggu kelompok lain dalam kriteria sangat baik.

d) Keaktifan siswa dalam pembelajaran menunjukkan sikap menyatakan

pendapat dalam kriteria sangat baik, mengajukan pertanyaan dalam kriteria

cukup, dan mengerjakan tugas dengan baik dalam kriteria cukup.

e) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran dengan

menggunakan model kontekstual yang dapat dilihat pada lampiran 5c

menunjukkan bahwa rata-rata persentase penilaian total dari hasil pengamatan

terhadap siswa pada siklus II pertemuan I adalah 73% dalam kategori baik.

Pertemuan : II (dua)

Indikator : Membuat model sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat

cahaya

Hasil Observasi Kegiatan Guru Berdasarkan Lampiran 4d:

Page 81: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

64

64

a) Kegiatan pra pembelajaran yang dilakukan guru dalam kategori baik

b) Guru membuka pembelajaran dengan sangat baik

c) Strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam kategori baik

d) Kesesuaian media dengan materi dalam kategori sangat baik

e) Guru mampu mengendalikan kelas dengan sangat baik sehingga aktivitas dan

ketertiban siswa tetap terkontrol

f) Guru menilai siswa tidak hanya hasil tetapi juga prosesnya dengan baik

g) Penggunaan bahasa dalam pembelajaran sudah baik sehingga siswa paham

dengan penjelasan guru.

h) Guru menutup pembelajaran dengan sangat baik yaitu dengan mengajak siswa

untuk terlibat dalam merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

dan memberikan tindak lanjut atas pembelajaran tersebut dengan pengarahan

materi berikutnya.

i) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru selama pembelajaran dengan

menggunakan model kontekstual yang dapat dilihat pada lampiran 4d

menunjukkan bahwa rata-rata penilaian total dari hasil pengamatan terhadap

guru pada siklus II pertemuan II adalah 3,56 dalam kategori baik.

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Berdasarkan Lampiran 5d:

1) Perhatian siswa dalam pembelajaran sangat baik dengan ditunjukkan sikap

menyimak penjelasan guru maupun teman yang maju dalam kriteria sangat

baik, antusiasme dalam pembelajaran sangat baik, dan menunjukkan rasa

senang mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kriteria sangat baik.

2) Kerjasama dalam kelompok ketika pembelajaran dalam kriteria baik dengan

ditunjukkan sikap siswa memberi bantuan kepada teman masih cukup,

menghargai pendapat orang lain/ teman dalam kriteria sangat baik, dan

menunjukkan kekompakkan dalam tim/ kelompok masih dalam kriteria sangat

baik.

3) Ketekunan siswa dalam pembelajaran menunjukkan sikap mengerjakan tugas

dengan teliti dalam kriteria cukup, tidak mengobrol dengan teman dalam

kriteria cukup, tidak mengganggu kelompok lain dalam kriteria sangat baik.

Page 82: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

65

65

4) Keaktifan siswa dalam pembelajaran menunjukkan sikap menyatakan

pendapat dalam kriteria sangat baik, mengajukan pertanyaan dalam kriteria

cukup, dan mengerjakan tugas dengan baik dalam kriteria baik.

5) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran dengan

menggunakan model kontekstual yang dapat dilihat pada lampiran 5d

menunjukkan bahwa rata-rata persentase penilaian total dari hasil pengamatan

terhadap siswa pada siklus II pertemuan II adalah 82% dalam kategori baik.

d. Analisis dan Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan

tindakan baru pada indikator mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya dan

mengidentifikasi sifat bayangan hasil pencerminan pada cermin datar dan cermin

lengkung telah menunjukkan perubahan, baik pada aktivitas siswa maupun pada

pencapaian hasil belajar. Sedangkan untuk indikator membuat model sederhana

dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya, belum menunjukkan perubahan yang

berarti.

Hasil refleksi selengkapnya dapat duiraikan sebagai berikut :

Pertemuan : I (satu)

Indikator : Mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya dan mengidentifikasi sifat

bayangan hasil pencerminan pada cermin datar dan cermin

lengkung

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,

siswa cukup aktif memperhatikan panjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru,

siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya dengan baik, siswa secara

berkelompok telah mengerjakan pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja

dengan baik. Siswa telah menunjukkan nilai kelompok yang baik dengan nilai

rata-rata 84,67. Data nilai siswa pada siklus II pertemauan ke 1 selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 6b.

Pertemuan : II (dua)

Indikator : Membuat model sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat

cahaya

Page 83: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

66

66

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,

siswa cukup aktif memperhatikan panjelasan guru dan melaksanakan tugas guru

untuk membuat model dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya dengan baik. Pada

umumnya siswa sudah mengalami sedikit kemajuan dengan ditandai siswa sudah

mampu memahami petunjuk yang terdapat dalam lembar kerja. Walaupun

demikian, guru tetap menemui setiap kelompok untuk memantau kegiatan siswa

dan mengarahkannya kembali jika terdapat kesalahan dalam pemahaman siswa.

Selama kegiatan pembelajaran, siswa bersama kelompoknya telah banyak

kemajuan terutama dalam bekerjasama. Pembagian tugas dalam kelompok sudah

mulai tampak. Walaupun, terkadang ada siswa yang sulit diatur oleh ketua

kelompoknya. Hal tersebut disebabkan karena siswa merasa tidak diperlakukan

adil dalam kelompoknya. Dengan kejadian tersebut, guru tampil sebagai penengah

sehingga kerja dan diskusi kelompok kembali berjalan.

Setelah membuat model sederhana seperti periskop, kamera lubang jarum,

dan cakram warna, siswa kembali berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang

terdapat pada lembar kerja yang telah disediakan guru dan juga siswa berdiskusi

untuk mempersiapkan kelompok dalam mempresentasikan hasil karya

kelompoknya di depan kelas yang akan dilaksanakan. Pada saat presentasi hasil

karya kelompok, siswa sangat bersemangat dalam menanggapi presentasi

kelompok yang tampil dengan memberi pertanyaan-pertanyaan yang tidak terduga

berkenaan dengan presentasi. Kelompok presentasi juga menunjukkan antusiasme.

Walaupun, ada pertanyaan yang belum diterangkan guru, kelompok presentasi

berusaha untuk menjawabnya dan yang mengagumkan jawaban yang diberikan

hampir mendekati benar.

Nilai yang diperoleh siswa secara berkelompok ini mengalami

peningkatan dengan rata-rata kelas 86,67 jika dibandingkan pada pertemuan ke 2

siklus I yang hanya mencapai 82,67. Data nilai siswa pada siklus II pertemuan II

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6b.

Pertemuan : III (tiga)

Indikator : evaluasi pertemuan I dan II dengan tes hasil belajar dan tes

kreativitas.

Page 84: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

67

67

Berdasarkan hasil tes evaluasi hasil belajar diperoleh data bahwa sebagian

besar menunjukkan nilai kelompok lebih bagus dari pada nilai individu. Walaupun

terjadi penurunan rata-rata kelas dibandingkan pertemuan I dan II, tetapi nilai

siswa termasuk dalam kategori cukup dan terdapat peningkatan dibandingkan

dengan nilai rata-rata kelas hasil tes evaluai belajar pada siklus I pertemuan ke

tiga karena nilai rata-rata kelas pada siklus II pertemuan ketiga ini telah mencapai

78,33 dan siswa yang memperoleh nilai lebih dari sama dengan70 sebanyak 11

siswa atau 77% dari 15 siswa. Data nilai hasil belajar siswa pada siklus II

pertemuan III selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6b.

Pada siklus II pertemuan kedua ini selain dilaksanakan tes evaluasi hasil

belajar juga dilaksanakan tes kreativitas dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Persentase Tes Kreativitas Siswa Siklus II

No Nilai Frekuensi Nilai

Tengah (xi) fixi Persentase Kategori Keterangan

1 21 – 40 0 31.50 0.00 0% tidak kreatif tidak tuntas

2 41 – 60 2 51.50 103.00 13% kurang

kreatif tidak tuntas

3 61 – 80 9 71.50 643.50 60% kreatif Tuntas

4 81 - 100 4 91.50 366.00 27% sangat kreatif Tuntas

Jumlah 15 1112.50 100%

Nilai rata-rata= 1112.50 : 15 = 74.17

Ketuntasan Klasikal = 13: 15 x 100% = 87%

0% tidak kreatif, 13% kurang kreatif, 60% kreatif, dan 27% sangat kreatif

Berdasar tabel di atas maka dapat diketahui bahwa hasil tes kreativitas

siswa pada siklus II ini menunjukkan terjadi peningkatan jika dibandingkan

dengan hasil tes kreativitas pada siklus I. Hasil tes kreativitas siklus I

menunjukkan nilai rata-rata hasil tes sebesar 67,73 dengan ketuntasan 67%. Data

siswa yang mendapat nilai 21-40 tidak ada, nilai 41-60 ada 33% dalam kategori

kurang kreatif, nilai 61-80 ada 53% dalam kategori kreatif, dan nilai 81-100 ada

13% dalam kategori sangat kreatif. Setelah dilaksanakan siklus II, maka diperoleh

hasil tes kreativitas yang menunjukkan nilai rata-rata hasil tes meningkat menjadi

73,33 dengan ketuntasan 87%. Data siswa yang mendapat nilai 21-40 tidak ada,

nilai 41-60 ada 13% dalam kategori kurang kreatif, nilai 61-80 ada 60% dalam

kategori kreatif, dan nilai 81-100 ada 27% dalam kategori sangat kreatif. Data

Page 85: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

68

68

selengkapnya mengenai adanya peningkatan nilai tes kreativitas dapat dilihat pada

grafik 3.

0%

20%

40%

60%

80%

pra siklus siklus I siklus II

fre

kue

nsi

Kreativitas siswa

Hasil Tes Kreativitas

Tidak Kreatif

Kurang Kreatif

Kreatif

Sangat Kreatif

Grafik 3. Grafik kreativitas siswa kelas V SDN Tepisari 02 pra siklus, siklus I,

dan siklus II

Setelah dianalisis dapat disimpulkan bahwa pada saat proses pembelajaran

siklus II terjadi hambatan antara lain:

1) Kemampuan guru mengelola waktu masih kurang saat presentasi, disebabkan

karena siswa masih belum mengenal kegiatan presentasi sehingga guru harus

menerangkannya terlebih dahulu.

2) Masih terdapat siswa yang nilainya rendah, tertinggal dengan temannya,

disebabkan karena kurang memahami materi pada saat guru menerangkan

materi yang telah dipelajari di kelas, seperti siswa yang bergurau sendiri.

3) Pada saat presentasi kelompok, kelas tampak ramai karena siswa yang

berebut untuk bertanya atau menanggapi hasil presentasi kelompok yang lain.

4) Adanya pemprotesan siswa terhadap pembagian tugas dalam kelompok

sehingga menimbulkan pertengkaran kecil dalam kelompok.

Beradasar analisis, tampak munculnya hambatan pada saat penelitian,

maka perlu adanya perbaikan yang dilanjutkan pada penelitian dalam siklus III.

3. Tindakan Siklus III

Tindakan siklus III dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan 2

pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran model kontekstual yaitu pada tanggal

26 dan 28 April 2010 dan 1 pertemuan untuk pelaksanaan evaluasi materi dan tes

kreativitas pada tanggal 29 April 2010. Tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam

Page 86: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

69

69

pelajaran (2 X 35 menit) yang dilaksanakan selama 1 minggu. Pada siklus III ini

peneliti mengkaji hasil refleksi dari siklus II. Adapun tahapan-tahapan yang

dilaksanakan dalam siklus II adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah diketahui bahwa

ada peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA pada materi “cahaya”

tetapi belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan pada persentase nilai tes

kreativitas siswa yang menunjukkan ada 13% siswa masih tergolong dalam

kategori kreativitas kurang.

Perencanaan pada siklus yang ketiga ini adalah dengan melakukan

identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan materi dan informasi pembelajaran dengan jelas dan

memberikan arahan kembali kepada siswa tentang pelaksanaan kerja

kelompok dan presentasi hasil kelompok yang baik.

2) Guru memberikan motivasi kepada siswa bahwa yang akan mendapatkan

smell dan bintang bukan hanya individu tetapi juga kelompok yang paling

kompak dan aktif.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun

2008 kelas V SD, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran

IPA dengan model kontekstual sebagai berikut:

1) Mempelajari KTSP dan silabus SD kelas III

Standar Kompetensi

Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau

model.

Kompetensi Dasar

6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

6.2. Membuat karya/ model dengan bahan sederhana dengan memanfaatkan

sifat-sifat cahaya.

2) Merencanakan pembelajaran dengan model kontekstual untuk 2 kali

pertemuan dengan indikator: menyebutkan sifat-sifat cahaya (merambat lurus,

menembus benda bening, dapat dipantulkan, dibiaskan, dan diuraikan),

Page 87: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

70

70

mengidentifikasi sifat-sifat cahaya yang mengenai berbagai jenis cermin

(cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung), menyebutkan berbagai

alat/ benda dalam kehidupan sehari-hari yang memanfaatkan sifat-sifat

cahaya. membuat karya/ model sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat

cahaya(periskop, kamera lubang jarum, dan cakram warna).

3) Menentukan pokok bahasan dan memberikan informasi kepada siswa

mengenai materi pelajaran yang akan dibahas dengan tujuan agar siswa lebih

mempersiapkan diri lagi dalam melakukan kegiatan pembelajaran .

4) Menyiapkan alat praktek dan media yang sesuai.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti mengulang materi pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran kontekstual. Pembelajaran yang telah disusun

pada siklus III dilaksanakan tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan

kedua adalah pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual

dan pertemuan ketiga adalah pelasanaan evaluasi pembelajaran dan tes kreativitas

siswa.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 April 2010. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan adalah sifat-sifat cahaya dan sifat bayangan

pada cermin datar dan lengkung, dan siswa mencoba membuatnya dalam bentuk

mind mapping.

Kegiatan awal, guru dan siswa berdoa bersama, presensi siswa. Agar siswa

bersemangat, guru mengajari siswa gerakan senam otak seperti gerakan

menggeserkan tangan ke kiri-kanan dengan posisi ibu jari dan kelingking berbeda.

Kegiatan dilanjutkan apersepsi dengan menyuruh tiga siswa yang masing-masing

diminta untuk mencoba berdiri di halaman yang terkena cahaya langsung

matahari, berdiri di teras, dan di dalam kelas. Kemudian perwakilan siswa

tersebut diminta untuk menceritakan dari kegiatan yang telah dilakukan dan

hasilnya antara lain “di halaman tampak silau dan panas”, “di teras melihatnya

tampak jelas dan terang”, “di dalam kelas melihatnya jelas tetapi lebih terang di

teras. Guru selanjutnya melakukan dengan tanya jawab seperti “Mengapa kalian

Page 88: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

71

71

bisa melihat sekitar walaupun kita berada di dalam ruangan yang tidak terkena

cahaya matahari secara langsung seperti di dalam kelas ini?. Bardasarkan

pertanyaan tersebut muncul banyak jawaban dari siswa, seperti “karena cahaya

matahari bisa menembus genting sebab di genting ada celah-celahnya kecil-kecil

terus terkumpul dan jadi terang”, “karena cahaya matahari merambat lurus

sehingga masuk ke dalam ruangan”, “karena cahayanya dipantul-pantulkan”

(constructivism dan questioning).

Guru menjelaskan atas pertanyaan tersebut bahwa kita dapat melihat di

tempat atau ruangan yang tidak terkena cahaya secara langsung disebabkan karena

sifat cahaya dapat di pantulkan. Pemantulan yang dimanfaatkan adalah

pemantulan baur. Cahaya matahari yang menyinari bumi mengenai halaman,

tembok, pohon, batu, dan sebagainya yang ada di sekitar kemudian memantul

secara berulang ke teras sehingga tampak terang kemudian memantul lagi masuk

ke dalam kelas dan memantul mengenai meja tembok dan benda-benda yang ada

di dalam ruangan sehingga ketika kita melihatnya hasil pemantullan tersebut

masuk ke dalam mata kita sehingga kita dapat melihatnya.

Kegiatan inti, guru menjelaskan gambaran pelaksanaan pembelajaran yang

akan dilaksanakan bahwa materi yang akan dibahas masih sama dengan materi

yang sebelumnya hanya saja kegiatannya sedikit berubah yaitu kegiatan praktek

tidak seluruhnya harus dikerjakan dalam kelompok, tetapi terdapat pembagian

kerja kelompok yang akan diundi. Minimal setiap kelompok mendapatkan 2 jenis

praktek cahaya. Hasil kegiatan praktek kemudian disimpulkan dan dibuat ke

dalam bentuk mind mapping. Sebelum kegiatan dimulai siswa menyimak

penjelasan guru tentang cara membuat mind mapping, antara lain 1) menyimpulan

hasil kegiatan praktek, 2) menyusun hasil kesimpulan ke dalam bentuk bagan

sederhana, 3) membuat bentuk-bentuk benda atau yang lainnya dengan

menggunakan kertas warna, 4) menuliskan isi pada bagan yang telah dibuatnya ke

dalam bentuk-bentuk benda pada kertas warna yang telah dibuat, 5) menempelkan

kertas warna dengan berbagai bentuk tersebut pada kertas asturo atau karton yang

telah disediakan guru, 6) menghubungkan dengan panah pada setiap tempelan

sehingga jelas maksud dari mind mapping yang telah dibuat(modelling).

Page 89: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

72

72

Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Siswa

mengerjakan praktek secara bersama-sama dan berdiskusi membuat kesimpulan

dan bagan yang akan dibuat mind mapping berdasarkan praktek yang telah

dilakukan. Siswa membagi tugas pada setiap anggota kelompok. Siswa

bekerjasama melakukan praktek kemudian berdiskusi mengerjakan lembar kerja

yang telah disediakan. Selesai praktek dan mengerjakan lembar kerja. Siswa

berdiskusi dan bekerjasama kembali untuk membuat mind mapping. (inquiri dan

learning community).

Selama pembelajaran berlangsung, guru tidak tinggal diam membiarkan

siswa melakukan kegiatan sendiri, tetapi guru berkeliling mengamati siswa dan

membantu siswa yang mengalami kesulitan saat proses pembelajaran berlangsung.

Selain itu, sambil membantu siswa yang mengalami kesulitan, guru juga

melakukan pengamatan dan penilaian proses terhadap aktivitas siswa tersebut

(authentic assesment).

Setelah selesai membuat mind mapping, siswa bersama kelompoknya

bergiliran untuk mempresentasikan mind mapping hasil kerja kelompoknya di

hadapan guru dan kelompok lainnya. Sebelum kegiatan presentasi dimulai,

seluruh kelompok mengumpulkan lembar kerja yang telah dikerjakan. Kelompok

yang telah atah belum presentasi memberikan tanggapan atau pertanyaan kepada

kelompok yang presentasi. Kemudian, guru memberikan penguatan tentang materi

yang telah dibahas.

Kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Berdasarkan kegiatan ini, guru

memberikan bimbingan kepada siswa untuk menyimpulkan seluruh materi yang

telah dibahas melalui kegiatan yang telah dilakukannya sendiri (reflection).

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II materi yang diajarkan adalah membuat model

sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya (periskop, kamera lubang

jarum, dan cakram warna). Pertemuan II dilaksanakan 2 x 35 menit pada tanggal

28 April 2010. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

kontekstual.

Page 90: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

73

73

Kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan berdoa bersama,

presensi, dan apersepsi. Apersepsi yang dilakukan guru adalah dengan permainan

tebak kata. Guru menyediakan 3 kertas yang masing-masing berisi 10 kata.

Perwakilan kelompok maju memilih kertas tebakan. Secara bergiliran kelompok

menebak kata. Perwakilan kelompok harus memberikan pertanyaan kepada

anggotanya yang jawaban dari pertanyaan tersebut harus sesuai dengan kata yang

dimaksud dalam waktu satu menit. Kelompok yang belum mendapat giliran

mengamati waktu dengan menggunakan stopwatch. Selesai kegiatan, guru

mengumumkan kelompok yang menebak paling banyak kata yang telah

disediakan guru. Kemudian guru memberikan rewort berupa bintang.

Kegiatan inti, guru menunjukkan sebuah lup. Guru meminta salah satu

siswa maju untuk menggunakan lup melihat tulisan pada kertas kemudian meraba

permukaan lup (modeling). Siswa maju melaksanakan perintah guru, kemudian

menjelaskan tentang sifat bayangan yang ditampilakan dan lup menggunakan

lensa cembung karena permukaannya menonjol ke luar (construcsivism). Siswa

kembali ke tempat duduk. Guru menjelaskan bahwa untuk pemanfaatan sifat-sifat

pada cahaya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan alat optik. Alat optik

merupakan berbagai benda yang menggunakan prinsip sifat-sifat cahaya, misalnya

cermin, lensa, kacamata, kamera, teleskop, dan yang lainnya, termasuk mata yang

kita miliki.

Setelah penjelasan secara singkat tentang pemanfaatan sifat cahaya yaitu

pada benda optik, guru menjelaskan bahwa dalam pembelajaran kali ini siswa

kembali akan membuat model sederhana periskop, kamera lubang jarum, dan

cakram warna. Pembagian kelompoknya, kelompok I yang sebelumnya membuat

kamera lubang jarum mendapat tugas membuat periskop. Kelompok II yang

sebelumnya membuat periskop mendapat tugas membuat cakram warna.

Sedangkan kelompok III yang sebelumnya mendapat tugas membuat kaleidoskop

mendapat tugas membuat kamera lubang jarum.

Kelompok I mendapat tugas membuat cakram warna. Alat dan bahan yang

digunakan antara lain kardus, kertas emas dengan berbagai warna, benang kenur,

lem atau perekat yang lain, penggaris, pensil, dan pisau/cutter. Langkah yang

Page 91: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

74

74

dikerjakan siswa antara lain: (1) membuat potongan melingkar pada kardus, (2)

membagi lingkaran kardus menjadi 6 bagian sama besar, (3) menempelkan

berbagai kertas warna pada setiap bagian sehingga tampak berwarna-warni, (4)

membuat 2 lubang kecil pada bagian tengah lingkaran, (5) memasukkan benang

kenur pada ke dua lubang, kemudian sambung kenur menjadi 1 lingkaran,

sehingga cakram warna seperti gansing, (7) memainkan cakram warna seperti

gangsing, (8) mengamati warna cakram warna saat berputar dan membandingkan

dengan warna sebelum berputar.

Kelompok II mendapat tugas membuat kamera lubang jarum. Alat dan

bahan yang digunakan antara lain kotak pasta gigi, kertas minyak warna putih,

kertas emas sebagai pembungkus, lem dan lakban sebagai perekat, dan gunting

atau cutter sebagai pemotong. Langkah yang dikerjakan siswa antara lain: (1)

menghilangkan salah satu tutup kotak pasta gigi, (2) membuat lubang pada tutup

yang lain pada kotak pasta gigi, (3) memotong kotak pasta gigi menjadi dua

bagian sama panjang, (4) memberi sekat berupa kertas minyak pada bagian tengah

kotak pasta gigi sebagai layar, (5) menyambung kembali kedua bagian tersebut

dengan menggunakan lakban, (6) menutupi bagian permukaan luar kotak dengan

kertas minyak sehingga tidak ada celah yang memungkinkan cahaya masuk ke

dalam kotak pasta gigi selain dari ke dua bagian ujung kotak pasta gigi. Setelah

selesai membuat siswa bersama kelompok mengujikan alat yang telah dibuat

dengan mengamati bayangan yang tampak pada layar yang terdapat di tengah

kamera lubang jarum.

Kelompok III mendapat tugas membuat periskop sederhana. Alat dan

bahan yang digunakan antara lain Karton dengan ukuran 28 cm x 50 cm, 2 cermin

datar ukuran 6,5 cm x 6,5 cm, lem, penggaris, pensil, dan pisau atau cutter.

Langkah yang dikerjakan siswa antara lain (1) membagi karton menjadi empat

bagian yang sama, (2) membuat dua buah lubang kecil pada bagian seperti gambar

di bawah ini.

(3) membuat celah untuk penempatan cermin membentuk sudut pada sisi

yang lain, (4) melipat karton membentuk bangun balok dan merekatkan dengan

Page 92: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

75

75

lakban, (5) memasukkan cermin pada celah bersudut menghadap ke atas dan ke

bawah, kemudian merekatkannya dengan lakban. Setelah selesai membuat siswa

bersama kelompok mengujikan alat yang telah dibuat dengan mengamati benda di

sekeliling (inqury).

Kegiatan selanjutnya adalah siswa berdiskusi dengan kelompok untuk

menjawab pertanyaan yang telah tersedia di bawah lembar kerja cara membuat

model sederhana yang terdapat pada tugas kelompoknya masing-masing. Selesai

mengerjakan lembar kerja, siswa kembali berdiskusi untuk menampilkan hasil

karyanya di depan kelas secara bergiliran dengan kelompok lain. Presentasi siswa

yang terbaik akan mendapat rewort berupa bintang. Secara bergiliran siswa

bersama kelompoknya masing-masing mempresentasikan hasil karyanya.

Kelompok yang lainnya memberikan pertanyaan dan menanggapi hasil presentasi

dan hasil karya kelompok yang maju. Kelompok yang presentasi berdiskusi untuk

menjawab semua pertanyaan yang diajukan kelompok lain termasuk pertanyaan

dari guru. Pertanyaan yang tidak mampu dijawab dapat dilemparkan ke siswa lain

yang bisa menjawabnya atau dijelaskan oleh guru (questioning).

Selama pembelajaran berlangsung, guru tidak tinggal diam membiarkan

siswa melakukan kegiatan sendiri, tetapi guru berkeliling mengamati siswa dan

membantu siswa yang mengalami kesulitan saat proses pembelajaran berlangsung.

Selain itu, sambil membantu siswa yang mengalami kesulitan, guru juga

melakukan pengamatan dan penilaian proses terhadap aktivitas siswa tersebut

(authentic assesment).

Kegiatan akhir, siswa mengumpulkan lembar kerja yang telah dibagikan

guru. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-

hal yang belum dipahami. Berdasarkan kegiatan ini, guru memberikan bimbingan

kepada siswa untuk menyimpulkan seluruh materi yang telah dibahas melalui

kegiatan yang telah dilakukannya sendiri (refction).

3) Pertemuan III

Pada pertemuan ke III ini tidak dilakukan kegiatan pembelajaran hanya

mengulas materi yang teah dipelajari sebelumnya. Selain kegiatan tersebut juga

diadakan evaluasi kegiatan dengan cara menanyakan kepada siswa tentang

Page 93: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

76

76

pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian diadakan tes evaluasi tentang

materi dan tes kreativitas yang telah disediakan peneliti sebelumnya.

c. Observasi

Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual, yang dilaksanakan dengan

menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera

foto. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian

pelaksanaan model kontekstual dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah disusun serta untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan

model kontekstual yang dilaksanakan menghasilkan perubahan pada kreativitas

siswa kelas V. Oleh karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas

atau partisipasi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru

dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan.

Uraian observasi tiap pertemuan pada Siklus III sebagai berikut :

Pertemuan : I (satu)

Indikator : mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya dan mengidentifikasi sifat

bayangan hasil pencerminan pada cermin datar dan cermin

lengkung

Hasil Observasi Kegiatan Guru Berdasarkan Lampiran 4e:

a) Kegiatan pra pembelajaran yang dilakukan guru dalam kategori baik

b) Guru membuka pembelajaran dengan sangat baik

c) Strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam kategori baik

d) Kesesuaian media dengan materi dalam kategori sangat baik

e) Guru mampu mengendalikan kelas dengan sangat baik sehingga aktivitas dan

ketertiban siswa tetap terkontrol

f) Guru menilai siswa tidak hanya hasil tetapi juga prosesnya dengan baik,

g) Penggunaan bahasa dalam pembelajaran sudah baik sehingga siswa paham

dengan penjelasan guru.

h) Guru menutup pembelajaran dengan sangat baik yaitu dengan mengajak siswa

untuk terlibat dalam merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

Page 94: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

77

77

dan memberikan tindak lanjut atas pembelajaran tersebut dengan pengarahan

materi berikutnya.

i) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru selama pembelajaran dengan

menggunakan model kontekstual dapat dilihat pada lampiran 4e menunjukkan

bahwa rata-rata penilaian total dari hasil pengamatan terhadap guru pada

siklus III pertemuan I adalah 3,64 dalam kategori baik.

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Berdasarkan Lampiran 5e :

1) Perhatian siswa dalam pembelajaran sangat baik dengan ditunjukkan sikap

menyimak penjelasan guru maupun teman yang maju dalam kriteria sangat

baik, antusiasme dalam pembelajaran sangat baik, dan menunjukkan rasa

senang mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kriteria sangat baik.

2) Kerjasama dalam kelompok ketika pembelajaran dalam kriteria cukup dengan

ditunjukkan sikap siswa memberi bantuan kepada teman masih cukup,

menghargai pendapat orang lain/ teman dalam kriteria sangat baik, dan

menunjukkan kekompakkan dalam tim/ kelompok masih dalam kriteria sangat

baik.

3) Ketekunan siswa dalam pembelajaran menunjukkan sikap mengerjakan tugas

dengan teliti dalam kriteria baik, tidak mengobrol dengan teman dalam kriteria

baik, tidak mengganggu kelompok lain dalam kriteria sangat baik.

4) Keaktifan siswa dalam pembelajaran menunjukkan sikap menyatakan

pendapat dalam kriteria sangat baik, mengajukan pertanyaan dalam kriteria

cukup, dan mengerjakan tugas dengan baik dalam kriteria sangat baik.

5) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran dengan

menggunakan model kontekstual yang dapat dilihat pada lampiran 5e

menunjukkan bahwa rata-rata persentase penilaian total dari hasil pengamatan

terhadap siswa pada siklus III pertemuan I adalah 88% dalam kategori sangat

baik.

Pertemuan : II (dua)

Indikator : Membuat model sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya

Hasil Observasi Kegiatan Guru Berdasarkan Lampiran 4f:

a) Kegiatan pra pembelajaran yang dilakukan guru dalam kategori baik

Page 95: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

78

78

b) Guru membuka pembelajaran dengan sangat baik

c) Strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam kategori baik

d) Kesesuaian media dengan materi dalam kategori sangat baik

e) Guru mampu mengendalikan kelas dengan sangat baik sehingga aktivitas dan

ketertiban siswa tetap terkontrol

f) Guru menilai siswa tidak hanya hasil tetapi juga prosesnya dengan baik

g) Penggunaan bahasa dalam pembelajaran sangat baik sehingga siswa paham

dengan penjelasan guru.

h) Guru menutup pembelajaran dengan sangat baik yaitu dengan mengajak siswa

untuk terlibat dalam merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

dan memberikan tindak lanjut atas pembelajaran tersebut dengan pengarahan

materi berikutnya.

i) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru selama pembelajaran dengan

menggunakan model kontekstual yang dapat dilihat pada lampiran 4f

menunjukkan bahwa rata-rata penilaian total dari hasil pengamatan terhadap

guru pada siklus III pertemuan II adalah 3,77 dalam kategori sangat baik.

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Berdasarkan Lampiran 5f:

1) Perhatian siswa dalam pembelajaran sangat baik dengan ditunjukkan sikap

menyimak penjelasan guru maupun teman yang maju dalam kriteria sangat

baik, antusiasme dalam pembelajaran sangat baik, dan menunjukkan rasa

senang mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kriteria sangat baik.

2) Kerjasama dalam kelompok ketika pembelajaran dalam kriteria baik dengan

ditunjukkan sikap siswa memberi bantuan kepada teman masih baik,

menghargai pendapat orang lain/ teman dalam kriteria sangat baik, dan

menunjukkan kekompakkan dalam tim/ kelompok masih dalam kriteria baik.

3) Ketekunan siswa dalam pembelajaran menunjukkan sikap mengerjakan tugas

dengan teliti dalam kriteria sangat baik, tidak mengobrol dengan teman dalam

kriteria baik, tidak mengganggu kelompok lain dalam kriteria sangat baik.

4) Keaktifan siswa dalam pembelajaran menunjukkan sikap menyatakan

pendapat dalam kriteria sangat baik, mengajukan pertanyaan dalam kriteria

baik, dan mengerjakan tugas dengan baik dalam kriteria sangat baik.

Page 96: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

79

79

5) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran dengan

menggunakan model kontekstual yang dapat dilihat pada lampiran 5f

menunjukkan menunjukkan bahwa rata-rata persentase penilaian total dari

hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus III pertemuan II adalah 89%

dalam kategori sangat baik.

d. Analisis dan Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan

tindakan baru pada indikator mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya dan

mengidentifikasi sifat bayangan hasil pencerminan pada cermin datar dan cermin

lengkung telah menunjukkan perubahan, baik pada aktivitas siswa maupun pada

pencapaian hasil belajar. Sedangkan untuk indikator membuat model sederhana

dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya, belum menunjukkan perubahan yang

berarti.

Hasil refleksi selengkapnya dapat duiraikan sebagai berikut :

Pertemuan : I (satu)

Indikator : Mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya dan mengidentifikasi sifat

bayangan hasil pencerminan pada cermin datar dan cermin

lengkung

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,

siswa cukup aktif memperhatikan panjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru,

siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya dengan baik, siswa secara

berkelompok telah mengerjakan pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja

dengan baik. Siswa telah menunjukkan nilai kelompok yang baik dengan nilai

rata-rata 86,67. Data nilai siswa pada siklus III pertemauan ke 1 selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 6c.

Pertemuan : II (dua)

Indikator : Membuat model sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,

siswa cukup aktif memperhatikan panjelasan guru dan melaksanakan tugas guru

untuk membuat model dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya dengan baik. Pada

Page 97: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

80

80

umumnya siswa sudah mengalami sedikit kemajuan dengan ditandai siswa sudah

mampu memahami petunjuk yang terdapat dalam lembar kerja. Walaupun

demikian, guru tetap menemui setiap kelompok untuk memantau kegiatan siswa

dan mengarahkannya kembali jika terdapat kesalahan dalam pemahaman siswa.

Selama kegiatan pembelajaran, siswa bersama kelompoknya telah banyak

kemajuan terutama dalam bekerjasama. Pembagian tugas dalam kelompok sudah

mulai tampak. Walaupun, terkadang ada siswa yang sulit diatur oleh ketua

kelompoknya. Hal tersebut disebabkan karena siswa merasa tidak diperlakukan

adil dalam kelompoknya. Dengan kejadian tersebut, guru tampil sebagai penengah

sehingga kerja dan diskusi kelompok kembali berjalan.

Setelah membuat model, siswa kembali berdiskusi untuk menjawab

pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja dan mempersiapkan diri untuk

presentasi hasil karyanya di depan kelas. Pada saat presentasi hasil karya

kelompok, siswa sangat bersemangat dalam menanggapi presentasi kelompok

yang tampil dengan memberi pertanyaan-pertanyaan yang tidak terduga

berkenaan dengan presentasi. Kelompok presentasi juga menunjukkan antusiasme.

Walaupun, ada pertanyaan yang belum diterangkan guru, kelompok presentasi

berusaha untuk menjawabnya dan yang mengagumkan jawaban yang diberikan

hampir mendekati benar.

Nilai yang diperoleh siswa secara berkelompok ini telah mengalami

penurunan pada pertemuan ke 2 siklus II dengan rata-rata kelas 82,67

dibandingkan pada pertemuan ke 2 siklus I yang mencapai 86,67. Pada pertemuan

ke 2 siklus III ini kembali naik dengan rata-rata mencapai 88,33. Data nilai siswa

pada pertemuan II siklus III selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6c.

Pertemuan : III (tiga)

Indikator : evaluasi pertemuan I dan II dengan tes hasil belajar dan tes

kreativitas.

Berdasarkan hasil tes hasil belajar diperoleh data bahwa sebagian besar

menunjukkan nilai kelompok lebih bagus dari pada nilai individu. Walaupun

terjadi penurunan rata-rata kelas dibandingkan pertemuan I dan II, tetapi nilai

siswa termasuk dalam kategori cukup karena nilai rata-rata kelas telah mencapai

Page 98: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

81

81

78,33 dan siswa yang memperoleh nilai lebih dari sama dengan70 sebanyak 11

siswa atau 77% dari 15 siswa. Data nilai hasil belajar siswa pada pertemuan III

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6c.

Pada siklus III pertemuan III ini diadakan tes kreativitas siswa yang

terakhir dan hasilnya cukup memuaskan karena menunjukkan adanya peningkatan

dibandingkan hasil tes sebelumnya. Data tersebut diperlihatkan pada tabel 7.

Tabel 7. Persentase Tes Kreativitas Siswa Siklus III

No Nilai Frekuensi Nilai Tengah

(xi) fixi Persentase Kategori Keterangan

1 21 – 40 0 31.50 0.00 0% tidak kreatif tidak tuntas

2 41 – 60 1 51.50 51.50 7% kurang kreatif tidak tuntas

3 61 – 80 7 71.50 500.50 47% kreatif Tuntas

4 81 - 100 7 91.50 640.50 47% sangat kreatif Tuntas

Jumlah 15 1192.50 100%

Nilai rata-rata= 1192.50 : 15 = 79.50

Ketuntasan Klasikal = 14: 15 x 100% = 93%

0% tidak kreatif, 7% kurang kreatif, 47% kreatif, dan 47% sangat kreatif

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa hasil tes kreativitas

siswa pada siklus III ini menunjukkan terjadi peningkatan jika dibandingkan

dengan hasil tes kreativitas pada siklus II. Hasil tes kreativitas siklus II

menunjukkan nilai rata-rata hasil tes meningkat menjadi 73,33 dengan ketuntasan

87%. Data siswa yang mendapat nilai 21-40 tidak ada, nilai 41-60 ada 13% dalam

kategori kurang kreatif, nilai 61-80 ada 60% dalam kategori kreatif, dan nilai 81-

100 ada 27% dalam kategori sangat kreatif. Sedangkan hasil tes kreativitas siklus

III menunjukkan nilai rata-rata hasil tes meningkat menjadi 78,40 dengan

ketuntasan 93%. Data siswa yang mendapat nilai 21-40 tidak ada, nilai 41-60 ada

7% dalam kategori kurang kreatif, nilai 61-80 ada 47% dalam kategori kreatif, dan

nilai 81-100 ada 47% dalam kategori sangat kreatif. Untuk memperjelas adanya

peningkatan hasil tes kreativitas pada setiap siklus dari pra siklus hingga siklus III,

maka dapat dilihat pada grafik 4.

Page 99: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

82

82

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

pra siklus siklus I siklus II siklus III

fre

kue

nsi

Kreativitas siswa

Hasil Tes Kreativitas

Tidak Kreatif

Kurang Kreatif

Kreatif

Sangat Kreatif

Grafik 4. Grafik kreativitas siswa kelas V SDN Tepisari 02 pra siklus, siklus I,

siklus II, dan siklus III

Data selengkapnya mengenai nilai tes kreativitas pra siklus, siklus I, siklus

II, dan siklus III yang menunjukkan adanya peningkatan dapat dilihat dalam

lampiran 7a.

Setelah dianalisis dapat disimpulkan bahwa pada saat proses pembelajaran

siklus III secara umum telah menunjukkan perubahan yang baik. Namun, guru

masih kurang mampu dalam kontrol waktu. Persentase aktivitas atau partisipasi

siswa dalam pembelajaran meningkat. Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

semakin meningkat, suasana kelas menjadi lebih hidup dan menyenangkan.

Prestasi belajar siswa pada pokok bahasan cahaya mengalami peningkatan.

Kreativitas siswa juga menunjukkan peningkatan terutama dalam mengungkapkan

ide atau gagasan-gagasan yang tampak pada saat pembelajaran dengan munculnya

pertanyaan-pertanyaan yang kritis dan jawaban yang kritis pula. Berdasarkan

peningkatan kreativitas yang telah dicapai siswa, maka pelaksanaan Penelitian

Tindakan Kelas ( PTK ) dianggap cukup dan diakhiri pada Siklus III.

Berdasarkan keseluruhan tindakan pada setiap siklus yang telah

dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model keterampilan

proses pada pembelajaran IPA pokok bahasan cahaya dapat meningkatkan

kreativitas belajar siswa kelas V SDN Tepisari 02 Kabupaten Sukoharjo. Hal ini

terbukti dengan adanya peningkatan kemampuan dalam mencetuskan idea tau

Page 100: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

83

83

gagasan baik berupa pertanyaan, jawaban, atau tanggapan atas suatu masalah

tertentu.

C. Diskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data dari pelaksanaan siklus I,

II, dan III, dapat dilihat adanya peningkatan kegiatan guru, peningkatan aktivitas

siswa dalam pembelajaran, peningkatan hasil belajar dan peningkatan kreativitas

siswa pada pembelajaran IPA kelas V SDN Tepisari 02 Kabupaten Sukoharjo.

Kegiatan guru menunjukkan adanya perbaikan dengan ditunjukkan

adanya peningkatan skor pada setiap pertemuan. Untuk memperjelas adanya

perbaikan kegiatan guru dalam pembelajaran dapat diperlihatkan dalam tabel 8.

No Aspek yang diamati

Skor Tiap siklus

I II III

1 2 1 2 1 2

1 Pra Pembelajaran 2.50 3.00 3.00 3.50 3.50 3.50

2 Membuka Pembelajaran 3.00 3.50 4.00 4.00 4.00 4.00

3 Penguasaan Materi Pelajaran 3.50 3.50 3.50 3.50 3.75 3.75

4 Pendekatan/ Strategi Pembelajaran 3.00 3.17 3.00 3.30 3.30 3.67

5 Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembeajaran 3.75 3.50 4.00 4.00 4.00 4.00

6 Pembelajaran yang Memicu Keterlibatan Siswa 3.00 3.50 3.25 3.75 3.75 4.00

7 Penilaian Proses dan Hasil 3.00 3.00 3.50 3.00 3.00 3.00

8 Pengguanaan Bahasa 3.00 3.50 3.00 3.00 3.50 4.00

9 Penutup 3.00 3.50 4.00 4.00 4.00 4.00

Skor Rata-rata 3.08 3.35 3.47 3.56 3.64 3.77

Tabel 8. Data peningkatan / perbaikan kegiatan guru

Berdasarkan tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa dengan pelaksanaan

model pembelajaran kontekstual, guru mengalami peningkatan dan perbaikan

pada setiap pertemuannya dalam pembelajaran dengan ditunjukan adanya

peningkatan skor yang diperoleh guru dari siklus I pertemuan pertama hingga

siklus III pertemuan kedua yaitu siklus I pertemuan pertama sebesar 3,08

meningkat pada pertemuan kedua sebesar 3,35. Pada siklus II pertemuan pertama

meningkat menjadi 3,47 dan pertemuan kedua sebesar 3,56. Pada siklus III juga

terjadi peningkatan yaitu pertemuan pertama sebesar 3,64 dan pertemuan ketiga

menjadi 3,77.

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran antara lain:

a. Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin meningkat dengan

menunjukkan sikap menyimak setiap penjelasan guru, antusiasme dalam

Page 101: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

84

84

pembelajaran, dan menunjukkan rasa senang ketika pembelajaran

berlangsung.

b. Siswa belajar bekerjasama dalam tim yang menunjukkan adanya peningkatan

dalam hal memberi bantuan kepada teman yang belum bisa, menghargai

pendapat teman, dan menunjukkan kekompakan tim. Walaupun demikian,

sikap individual siswa masih tampak terutama dalam hal memberi bantuan

kepada teman yang belum bisa masih rendah.

c. Ketekunan siswa dalam mengerjakan tugas semakin meningkat yang

ditunjukkan dengan sikap teliti dalam pengerjaan tugas, tidak mengobrol

ketika dijelaskan guru, dan tidak mengganggu kelompok lain ketika diskusi

dan kerja kelompok.

d. Keaktifan dalam mengikuti pembelajaran semakin meningkat dengan

menunjukan sikap menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, dan

sungguh-sungguh mengerjakan tugas.

Untuk memperjelas terjadinya peningkatan aktivitas siswa dari siklus I, II,

hingga siklus III dapat diperlihatkan pada tabel 9.

Tabel 9. Data prosentase aktivitas/kegiatan siswa siklus I, siklus II, dan siklus III

No Aspek yang

diamati Indikator

Persentase tiap siklus

I II III

1 2 1 2 1 2

1 Perhatian a. Menyimak penjelasan guru 100% 100% 100% 100% 100% 100%

b. Antusias dalam pembelajaran 100% 100% 100% 100% 100% 100%

c. Menunjukkan rasa senang 93% 100% 100% 100% 100% 100%

2 Kerja sama a. Memberi bantuan kepada teman 33% 33% 40% 47% 53% 67%

b. Menghargai pendapat teman 53% 67% 73% 100% 100% 100%

c. Memnunjukkan kekompakkan 53% 80% 80% 93% 93% 80%

3 Ketekunan a. Mengerjakan tugas dengan teliti 53% 47% 47% 60% 73% 87%

b. Tidak mengobrol dengan teman 20% 40% 53% 60% 80% 73%

c. Tidak mengganggu kelompok lain 80% 80% 93% 93% 100% 100%

4 keaktifan a. Menyatakan pendapat 60% 87% 100% 100% 100% 100%

b. Mengajukan pertanyaan 0% 0% 40% 53% 60% 73%

c. Mengerjakan tugas dengan baik 47% 53% 53% 80% 93% 93%

Jumlah rata-rata 58% 66% 73% 82% 88% 89%

Berdasarkan tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa dengan pelaksanaan

model pembelajaran kontekstual mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran dari siklus I pertemuan pertama hingga siklus III pertemuan kedua

yaitu siklus I pertemuan pertama sebesar 58% meningkat pada pertemuan kedua

Page 102: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

85

85

sebesar 66%. Pada siklus II pertemuan pertama meningkat menjadi 73% dan

pertemuan kedua sebesar 82%. Pada siklus III juga terjadi peningkatan yaitu

pertemuan pertama sebesar 88% dan pertemuan ketiga menjadi 89%. Dengan

peningkatan aktivitas siswa akan memicu kreativitas siswa terutama pada

gagasan atau idenya. Untuk memperjelas adanya peningkatan aktivitas setiap

pertemuan maka dapat ditunjukkan dalam grafik 5.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

siklus I siklus II siklus III

fre

kue

nsi

Aktivitas siswa

Aktivitas Siswa

Pertemuan I

Pertemuan II

Grafik 5. grafik peningkatan aktivitas siswa kelas V SDN Tepisari 02

Selain berpengaruh terhadap aktivitas siswa, pelaksanaan model

pembelajaran kontekstual juga berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar

siswa yang dapat ditunjukkan pada tabel 10.

Tabel 10. Nilai rata-rata pada setiap siklus

Siklus Nilai rata-rata kelas

I 77,78

II 81,89

III 87,39

Berdasarkan tabel 10 di atas maka dapat diketahui bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan peningkatan perolehan rata-

rata nilai dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Rata-rata nilai pada siklus I

mencapai 77,78. Rata-rata nilai pada siklus II mencapai 81,89. Sedangkan pada

siklus III, rata-rata meningkat mencapai 87,39. Untuk memperjelas adanya

peningkatan hasil belajar pada setiap siklusnya maka dapata dilihat pada grafik 6.

Page 103: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

86

86

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00N

ila

i

Pelaksanaan Siklus

Nilai Hasil Belajar

Siklus ISiklus IISiklus III

Grafik 6. grafik peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Tepisari 02

Pada siklus I pertemuan pertama, pembelajaran kontekstual dilaksanakan

dengan kegiatan mendemonstrasikan pembuktian sifat-sifat cahaya oleh

perwakilan setiap ppertemuan yang dilanjutkan dengan mengidentifikasi sifat

bayangan pada cermin datar dan lengkung secara berkelompok. Pertemuan kedua,

siswa secara berkelompok berdiskusi dan bekerjasama untuk membuat model

sederhana yang menerapkan sifat-sifat cahaya seperti periskop, cakram warna, dan

kamera lubang jarum yang dilanjutkan dengan mengerjakan lembar kerja yang

teah disediakan guru secara berkelompok. Untuk memperjelas adanya

peningkatan maka dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Persentase kreativitas siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada

siklus I

No Nilai Sebelum Tindakan Setelah Tindakan

1 21 – 40 7% 0%

2 41 – 60 40% 33%

3 61 – 80 47% 53%

4 81 - 100 7% 13%

Berdasarkan tabel 11 di atas diketahui adanya peningkatan kreativitas

siswa ditunjukkan dengan hasil tes kreativitas siswa yang mengalami peningkatan.

Sebelum tindakan dilaksanakan tes awal yang diperoleh hasil bahwa ada 1 (7%)

siswa kategori tidak kreatif, 6 (40%) siswa kategori kurang kreatif, 7 (47%) siswa

kategori kreatif, dan 1 (7%) siswa kategori sangat kreatif. Pada siklus I,

Page 104: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

87

87

pembelajaran kontekstual dilaksanakan dengan kegiatan demonstrasi sifat-sifat

cahaya oleh perwakilan siswa tiap kelompok dihadapan siswa-siswa yang lainnya,

mengidentifikasi sifat bayangan pada cermin datar dan lengkung secara

berkelompok, dan membuat model sederhana yang menerapkan sifat-sifat cahaya

seperti periskop, kaleidoskop, dan kamera lubang jarum. Setelah dilaksanakan

tindakan siklus I diperoleh hasil bahwa tidak ada siswa (0%) kategori tidak

kreatif, 5 siswa (33%) kategori kurang kreatif, 8 siswa (53%) kategori kreatif, dan

2 (13%) siswa kategori sangat kreatif.

Pada siklus II pertemuan pertama, pembelajaran kontekstual dilaksanakan

dengan kegiatan membuktikan sifat-sifat cahaya dan mengidentifikasi sifat

bayangan pada cermin datar dan lengkung secara berkelompok kemudian

dilanjutkan presentasi kerja kelompok oleh salah satu kelompok dihadapan

kelompok yang lain. Pada pertemuan kedua membuat model sederhana yang

menerapkan sifat-sifat cahaya seperti periskop, cakram warna, dan kamera lubang

jarum yang dilanjutkan dengan presentasi oleh setiap kelompok secara bergilir.

Untuk memperjelas adanya peningkatan maka dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Persentase kreativitas siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada

siklus II

No Nilai Sebelum Tindakan Setelah Tindakan

1 21 – 40 0% 0%

2 41 – 60 33% 13%

3 61 – 80 53% 60%

4 81 - 100 13% 27%

Berdasarkan tabel 12 di atas maka dapat diketahui bahwa setelah

dilaksanakan tindakan siklus II diperoleh hasil bahwa tidak ada siswa (0%)

kategori tidak kreatif, 2 siswa (13%) kategori kurang kreatif, 9 siswa (60%)

kategori kreatif, dan 4 siswa (27%) kategori sangat kreatif.

Pada siklus III pertemuan pertama, pembelajaran kontekstual pada

pertemuan pertama dilaksanakan dengan kegiatan membuktikan sifat-sifat cahaya

dan mengidentifikasi sifat bayangan pada cermin datar dan lengkung secara

berkelompok dengan pembagian tugas tiap kelompok berbeda. Kemudian hasil

kerja kelompok dibuat mind mapping dan ditampilkan dalam presentasi tiap

Page 105: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

88

88

kelompok dihadapan kelompok lain yang siap untuk menanggapi dan mengajukan

pertanyaan berdasarkan presentasi tersebut. Pertemuan kedua membuat model

sederhana yang menerapkan sifat-sifat cahaya seperti periskop, cakram warna, dan

kamera lubang jarum yang dilanjutkan dengan presentasi oleh setiap kelompok

secara bergilir. Untuk memperjelas adanya peningkatan maka dapat dilihat pada

tabel 13.

Tabel 13. Persentase kreativitas siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada

siklus III

No Nilai Sebelum Tindakan Setelah Tindakan

1 21 – 40 0% 0%

2 41 – 60 13% 7%

3 61 – 80 60% 47%

4 81 - 100 27% 47%

Berdasarkan tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan

tindakan siklus III diperoleh hasil bahwa tidak ada siswa (0%) kategori tidak

kreatif, 1 siswa (7%) kategori kurang kreatif, 7 siswa (47%) kategori kreatif, dan 7

siswa (47%) kategori sangat kreatif.

Berdasarkan keseluruhan tidakan pada setiap siklus yang telah

dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model kontekstual

pada pembelajaran IPA khususya materi “cahaya” dapat meningkatkan kreativitas

siswa kelas V SDN Tepisari 02 Kabupaten Sukoharjo.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model kontekstual,

penulis sekaligus pelaksana tindakan melakukan observasi dan wawancara

terbuka dengan guru bidang studi IPA kelas V SDN Tepisari 02, yang diperoleh

gambaran bahwa kreativitas belajar siswa di kelas V sangat rendah dengan

ditandai dengan 1) siswa cenderung monoton, pengetahuan siswa hanya terbatas

pada apa yang diperoleh dari guru, 2) siswa kesulitan dalam mengembangkan

pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, 3) siswa kurang berani

mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat. Selain dari hasil pengamatan

serta wawancara terhadap guru, penulis juga melakukan tes kreativitas terhadap

siswa yang diperoleh hasil 7% siswa dalam kategori tidak kreatif, 40% siswa

Page 106: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

89

89

kurang kreatif, 47% siswa kreatif, dan 7% siswa dalam kategori sangat kreatif.

Sehingga hanya ada 54% siswa yang menunjukkan kreativitasnya dan yang

lainnya menunjukkan kategori kreativitas kurang dan tidak kreatif. Hal tersebut

membuktikan bahwa kreativitas siswa kelas V di SDN Tepisari 02 masih rendah

sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkannya dengan perbaikan dalam

proses pembelajaran.

Menurut pengamatan penulis, rendahnya kreativitas pada siswa kelas V

SDN Tepisari 02 disebabkan karena dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas,

penggunaan model pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru

cenderung menggunakan model konvesional pada setiap pembelajaran yang

dilakukannya. Interaksi antara guru dengan siswa belum optimal, hal tersebut

dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran pola komunikasi yang diterapkan oleh

guru masih cenderung pola komunikasi dari guru ke siswa belum ada balikan dari

siswa secara optimal. Siswa belum sepenuhnya dilibatkan dalam pembelajaran,

metode yang diterapkan oleh guru antara lain ceramah, penugasan, dan tanya

jawab. Selain itu, guru masih cenderung hanya melatih siswa untuk berpikir

konvergen, yang hanya berpikir satu arah, yang benar atau satu jawaban paling

tepat, atau satu pemecahan dari suatu permasalahan. Sedangkan sikap kreatif

siswa kurang mendapat perhatian. Padahal, sikap kreatif menuntut siswa untuk

berpikir divergen, yaitu berpikir dalam arah yang berbeda-beda sehingga

diperoleh banyak macam jawaban yang unik tetapi benar.

Pada siklus 1 setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model

kontekstual, komponen-komponen model kontekstual yang tampak selama proses

pembelajaran berlangsung antara lain:

a. Konstruktivisme muncul ketika siswa memperoleh ilmu dan pengalaman awal

dari mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, memberi makna melalui

pengalaman nyata maupun keterlibatan aktif siswa selama proses

pembelajaran dan mengkaitkan pengetahuan awal dengan materi yang akan

dibahas.

Page 107: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

90

90

b. Bertanya muncul ketika siswa mengamati benda-benda yang dapat digunakan

untuk membuktikan sifat-sifat cahaya dan ketika siswa sedang melakukan

presentasi maupun diskusi secara klasikal.

c. Inkuiri muncul ketika siswa diberi suatu permasalahan untuk dapat

mengidentifikasi sifat bayangan yang mengenai cermin datar dan lengkung.

d. Masyarakat belajar muncul ketika siswa bekerjasama dalam kelompok dan

berdiskusi dengan teman kelompoknya maupun berdiskusi secara klasikal.

e. Pemodelan muncul ketika guru mengarahkan perwakilan siswa ke depan

untuk mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya, misalnya cara memperagakan

bahwa cahaya menembus benda bening tapi tidak dapat menembus benda

gelap dengan baik dan benar.

f. Refleksi muncul ketika siswa bersama guru menyimpulkan secara singkat

pembelajaran yang telah dilakukan di akhir pembelajaran.

g. Penilaian yang sebenarnya dari kegiatan itu adalah interaksi siswa selama

pembelajaran berlangsung dan nilai dari lembar kerja siswa yang telah

diberikan.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 1, dapat dijelaskan bahwa:

d. Aktivitas siswa cukup baik dengan menunjukkan perhatian dan ketekunan

siswa sangat baik dalam mengikuti pembelajaran. Akan tetapi kerjasama

dalam kelompok dan keaktifan siswa dalam hal berpendapat masih dalam

kategori cukup. Hal ini terjadi karena siswa baru pertama kali merasakan

pembelajaran dengan berdiskusi sehingga perlu adanya adaptasi.

e. Dari lampiran 6d (hasil belajar siswa siklus 1) dapat dilihat bahwa setelah

dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual pada siklus

1 nilai rata-rata hasil belajar siswa cukup baik, yaitu 77,78.

f. Dari lampiran 7c (hasil tes kreativitas siswa siklus 1) dapat dilihat bahwa

setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual pada

siklus 1 nilai rata-rata hasil tes kreativitas siswa mengalami peningkatan dari

58,13 menjadi 67,73 dan ketuntasan klasikal juga meningkat dari 53%

menjadi 67%.

Page 108: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

91

91

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 2 setelah dilaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual, yang tampak selama

proses pembelajaran berlangsung antara lain:

a. Konstruktivisme muncul ketika siswa memperoleh ilmu dan pengalaman dari

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan memberi makna melalui

pengalaman nyata maupun keterlibatan aktif siswa selama proses

pembelajaran.

b. Bertanya muncul ketika apersepsi dan presentasi kelompok berlangsung.

c. Inkuiri muncul ketika siswa dapat membuktikan sifat cahaya, mengidentifikasi

sifat bayangan benda yang mengenai cermin datar dan lengkung.

d. Masyarakat belajar muncul ketika siswa bekerjasama dalam kelompok ketika

praktek maupun membuat model dan berdiskusi dengan teman kelompoknya

saat mengerjakan lembar kerja maupun saat presentasi.

e. Pemodelan muncul ketika guru mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan

siswa.

f. Refleksi muncul diakhir pembelajaran ketika guru bersama siswa

menyimpulkan kegiatan yang telah dilaksanakan.

g. Penilaian yang sebenarnya dari kegiatan itu adalah interaksi siswa selama

pembelajaran berlangsung dan nilai dari tes yang telah diberikan.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 2, dapat dijelaskan bahwa:

a. Aktivitas siswa dalam kategori baik dengan menunjukkan perhatian dan

ketekunan siswa sangat baik dalam mengikuti pembelajaran. Akan tetapi

kerjasama dalam kelompok dan keaktifan siswa dalam hal berpendapat masih

dalam kategori baik. Hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dengan

situasi belajar kontekstual. Siswa mulai berani untuk mengemukakan

pendapatnya ketika diberi permasalahan tertentu, tetapi untuk mengajukan

pertanyaan siswa masih kurang.

b. Dari lampiran 6d (hasil belajar siswa siklus 2) dapat dilihat bahwa setelah

dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual pada siklus

1 dan siklus 2, nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu

dari 77,78 menjadi 83,22.

Page 109: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

92

92

c. Dari lampiran 7d (hasil tes kreativitas siswa siklus 2) dapat dilihat bahwa

setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual pada

siklus 1 dan siklus 2, nilai rata-rata hasil tes kreativitas siswa mengalami

peningkatan dari 67,73 menjadi 73,33 dan ketuntasan klasikal juga meningkat

dari 67% menjadi 87%.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 3 setelah dilaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual, yang tampak selama

proses pembelajaran berlangsung antara lain:

a. Konstruktivisme muncul ketika siswa memperoleh ilmu dan pengalaman dari

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan memberi makna melalui

pengalaman nyata maupun keterlibatan aktif siswa selama proses

pembelajaran.

b. Bertanya muncul ketika siswa mulai mencoba membuat mind mapping, dan

presentasi berlangsung.

c. Inkuiri muncul ketika siswa dapat membuktikan sifat cahaya, mengidentifikasi

sifat bayangan benda yang mengenai cermin datar dan lengkung.

d. Masyarakat belajar muncul ketika siswa bekerjasama dalam kelompok ketika

praktek maupun membuat model dan berdiskusi dengan teman kelompoknya

saat mengerjakan lembar kerja maupun saat presentasi.

e. Pemodelan muncul ketika guru menjelaskan cara pembuatan mind mapping

dan mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan siswa.

f. Refleksi muncul diakhir pembelajaran ketika guru bersama siswa

menyimpulkan kegiatan yang telah dilaksanakan.

g. Penilaian yang sebenarnya dari kegiatan itu adalah interaksi siswa selama

pembelajaran berlangsung dan nilai dari tes yang telah diberikan.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 3, dapat dijelaskan bahwa:

a. Aktivitas siswa dalam kategori sangat baik dengan menunjukkan perhatian

dan ketekunan siswa sangat baik dalam mengikuti pembelajaran. Siswa sudah

bisa bekerjasama dengan teman dalam kelompok dengan baik dan keaktifan

siswa dalam hal berpendapat dalam kategori sangat baik. Siswa yang

mengajukan pertanyaan semakin banyak.

Page 110: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

93

93

b. Dari lampiran 6d (hasil belajar siswa siklus 3) dapat dilihat bahwa setelah

dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual pada siklus

2 dan siklus 3, nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu

dari 83,22 menjadi 87,39.

c. Dari lampiran 7e (hasil tes kreativitas siswa siklus 3) dapat dilihat bahwa

setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual pada

siklus 2 dan siklus 3, nilai rata-rata hasil tes kreativitas siswa mengalami

peningkatan dari 73,33 menjadi 78,40 dan ketuntasan klasikal juga meningkat

dari 87% menjadi 93%.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, sebelum dilaksanakan

pembelajaran IPA kelas V dengan menggunakan model kontekstual, terdapat

siswa yang termasuk kategori tidak kreatif dan kurang kreatif sekitar 47%. Jadi

hampir 50% siswa memiliki kreativitas rendah. Hal ini disebabkan guru masih

melakukan pembelajaran dengan model konvensional yang kurang mengajak

siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. guru lebih cenderung berceramah,

sedangkan siswa hanya duduk, diam, mencatat, dan menghafal materi yang

diberikan guru. Siswa dituntut untuk memahami materi secara instan dan abstrak,

sehingga siswa merasa malas ataupun bosan setiap kali pelajaran berlangsung dan

pemahaman konsep siswa sangat kurang. Selain itu, guru masih menuntut siswa

pada satu jawaban yang pasti yaitu benar atau salah. Pembelajaran yang demikian

mampu menghambat kreativitas siswa. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan

dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa

sehingga siswalah yang aktif dalam pembelajaran baik tahu konsep maupun

prosesnya, penggunaan alat bantu dalam pengajaran sehingga siswa mendapatkan

gambaran secara kongrit dan mudah untuk dipahami, strategi manajemen kelas

yang memungkinkan pengoptimalan pembelajaran, menghubungkan isi

pengajaran dengan konteks kehidupan nyata sehingga pembelajaran menjadi lebih

bermakna, dan menggunakan pertanyaan terbuka dan mendorong para siswa

untuk berfikir kreatif. Pembelajaran yang demikian sesuai dengan pendapat yang

diunduh dari Ridwan Saptoto (2008) yang menyatakan ada lima strategi

pengajaran yang dapat dilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan kreativitas

Page 111: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

94

94

siswa, yaitu:1) pembelajaran yang berpusat pada siswa, 2) penggunaan berbagai

peralatan bantu dalam pengajaran, 3) strategi manajemen kelas, 4)

menghubungkan isi pengajaran dengan konteks kehidupan nyata, 5) menggunakan

pertanyaan terbuka dan mendorong para siswa untuk berfikir kreatif. Sehingga

dalam penelitian ini digunakanlah pembelajaran dengan model kontekstual untuk

mengatasi permasalahan tersebut yang berkenaan dengan upaya meningkatkan

kreativitas siswa.

Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

kontekstual pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3, siswa mengalami peningkatan

kreativitas pada saat pembelajaran Sains (IPA) kelas V. Hal ini ditunjukkan pada

siklus 1, yang tidak adanya siswa dalam kategori tidak kreatif dan 5 siswa dalam

kategori kurang kreatif dari 1 siswa dalam kategori tidak kreatif dan 6 siswa yang

kurang kreatif sebelum dilaksanakan tindakan dengan menggunakan model

kontekstual. Pada siklus 2, masih ada 2 siswa yang kurang kreatif. Sedangkan

pada siklus 3, hanya ada 1 siswa yang masih kurang kreatif. Hal ini sangat

dipengaruhi oleh komponen-komponen yang ada dalam model kontekstual yaitu

konsruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry),

masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi

(reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) sehingga

memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, siswa

belajar dari teman melalui kerja kelompok, maupun diskusi yang sesuai dengan

pendapat Sanjaya (2008: 118-122) yang menyatakan bahwa ada tujuh komponen

yang terdapat pada model pembelajaran kontekstual. Selain itu, siswa juga dapat

melakukan praktikum dengan alat dan bahan yang sederhana yang dapat dijumpai

di kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang demikian mampu memicu siswa

untuk dapat mengembangkan gagasan-gagasannya dalam memanfaatkan berbagai

sumber belajar yang ada di sekitar, sehingga pembelajaran kreatif dapat tercipta.

Hal ini sesuai pendapat Indrawati dan Wawan Setiawan (2009: 14) yang

menyatakan “pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang menstimulasi siswa

untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajar yang

Page 112: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

95

95

ada”. Pembelajaran kreatif dapat meningkatkan kreativitas siswa. Model

kontekstual merupakan salah satu contoh dari pembelajaran kreatif.

Selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

kontekstual (CTL), masih terdapat banyak kekurangan yang perlu diperbaiki pada

siklus 1, siklus 2, dan siklus 3. Kesulitan yang dihadapi guru pada siklus 1 yaitu

disebabkan karena siswa baru mengalami pembelajaran dengan berkelompok, dan

siswa kurang bisa menerima pembagian kelompok secara heterogen sehingga

menyebabkan siswa kurang dapat bekerjasama dan kurang bisa menyesuaikan diri

dengan baik dalam pelaksanaan pembelajaran, guru masih kurang mampu dalam

mengontrol waktu disebabkan karena guru harus menyiapkan segala peralatan

untuk praktek dan pembagian kelompok, pada saat diskusi terlihat ada siswa yang

pasif dan diam, disebabkan karena belum terbiasa diajak untuk belajar

berkelompok, suasana kelas sedikit ramai saat kerja kelompok berlangsung,

karena siswa lebih banyak bergurau daripada mengerjakan tugas kelompoknya

yang disebabkan karena kurangnya pembagian tugas dalam kelompok, adanya

pemprotesan siswa terhadap pembuatan model kaleidoskop yang dirasa kurang

menarik tidak seperti pada model periskop dan kamera lubang jarum.

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang dilakaukan guru dalam proses

pembelajaran di siklus 1 tersebut, maka guru melakukan perbaikan di siklus ke 2,

diantaranya adalah guru menyampaikan materi dan informasi pembelajaran

dengan jelas dan memberikan arahan kembali kepada siswa tentang pelaksanaan

kerja kelompok yang baik seperti dengan adanya pembagian tugas dalam anggota,

setiap kelompok terdapat seorang siswa yang menjadi ketua yang harus

bertanggung jawab terhadap anggotanya dan mengerjakan secara bekerjasama,

memotivasi siswa misalnya dengan memberikan penghargaan baik verbal maupun

non verbal, memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran yang

menarik siswa seperti pada awal pelajaran siswa diajak bernyanyi dan bertepuk

atau mengadakan permainan, dan guru mengganti salah satu model yang harus

dibuat siswa yaitu kaleidoskop diganti dengan cakram warna.

Pada saat pelaksanaan siklus 2, pada umumnya kesulitan atau kekurangan

yang terdapat pada siklus 1 dapat teratasi. Namun, di siklus 2 ini, guru juga masih

Page 113: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

96

96

menemui beberapa kendala, diantaranya adalah guru masih kesulitan dalam

pengelolaan waktu yang disebabkan karena siswa masih belum mengenal

kegiatan presentasi sehingga guru harus menerangkannya terlebih dahulu, pada

saat presentasi kelompok, kelas tampak ramai karena siswa yang berebut untuk

bertanya atau menanggapi hasil presentasi kelompok yang lain, dan adanya

pemprotesan siswa terhadap pembagian tugas dalam kelompok sehingga

menimbulkan pertengkaran kecil dalam kelompok.

Pada siklus ke 3 yang sekaligus merupakan siklus terakhir pada penelitian

ini, guru berusaha untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran yang telah

dilaksanakan pada siklus ke 2 sebelumnya, antara lain dengan cara guru

menyampaikan materi dan informasi pembelajaran dengan jelas dan memberikan

arahan kembali kepada siswa tentang pelaksanaan kerja kelompok dan presentasi

hasil kelompok yang baik, guru memberikan motivasi kepada siswa bahwa yang

akan mendapatkan smell dan bintang bukan hanya individu tetapi juga kelompok

yang paling kompak dan aktif.

Berdasarkan penjelasan tersebut, tampak bahwa pada umumnya

permasalahan yang dihadapi guru adalah ketidakmampuan guru dalam mengelola

waktu. Sehingga terkadang proses pembelajaran terkesan lama. Selain itu, guru

masih perlu mengenalkan pembelajaran berdiskusi dengan anggota kelompok

terlebih dahulu. Jadi, selama pelaksanaan siklus 2 permasalahan-permasalahan

yang ada di siklus 1 sudah tidak ada lagi. Hal ini membuat hasil belajar siswa

setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL meningkat

menuju ke arah yang lebih baik.

Pada prinsipnya, seluruh rangkaian proses penelitian dengan menggunakan

model kontekstual (CTL) ini adalah membantu siswa untuk melihat makna dari

suatu teori atau bahan pelajaran dengan cara mengkaitkan antara pokok bahasan

yang diajarkannya yaitu cahaya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sehingga kreativitas siswa secara otomatis

dapat terasah dan meningkat.

Page 114: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

97

97

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I, II, dan III dapat dinyatakan

bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan model kontekstual dapat

meningkatkan kreativitas siswa kelas V SDN Tepisari02 Kabupaten Sukoharjo

tahun ajaran 2009/2010. Peningkatan kreativitas siswa berdasarkan hasil tes

kreativitas diperoleh data bahwa nilai rata-rata tes kreativitas sebelum tindakan

adalah 58,13 dengan siswa yang mendapat nilai 21-40 ada 7% dalam kategori

tidak kreatif, 41-60 ada 40% dalam kategori kurang kreatif, 61-80 ada 47% dalam

kategori kreatif, dan nilai 80-100 adalah 7 % dari 15 siswa. Hasil tes kreativitas

siklus I menunjukkan nilai rata-rata hasil tes meningkat menjadi 67,73 dengan

ketuntasan 67%. Data siswa yang mendapat nilai 21-40 tidak ada, nilai 41-60 ada

33% dalam kategori kurang kreatif, nilai 61-80 ada 53% dalam kategori kreatif,

dan nilai 81-100 ada 13% dalam kategori sangat kreatif. Hasil tes kreativitas

siklus II menunjukkan nilai rata-rata hasil tes meningkat menjadi 73,33 dengan

ketuntasan 87%. Data siswa yang mendapat nilai 21-40 tidak ada, nilai 41-60 ada

13% dalam kategori kurang kreatif, nilai 61-80 ada 60% dalam kategori kreatif,

dan nilai 81-100 ada 27% dalam kategori sangat kreatif. Sedangkan hasil tes

kreativitas siklus III menunjukkan nilai rata-rata hasil tes meningkat menjadi

78,40 dengan ketuntasan 93%. Data siswa yang mendapat nilai 21-40 tidak ada,

nilai 41-60 ada 7% dalam kategori kurang kreatif, nilai 61-80 ada 47% dalam

kategori kreatif, dan nilai 81-100 ada 47% dalam kategori sangat kreatif. Data

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7f.

Berdasarkan data tersebut tampak adanya peningkatan ketuntasan klasikal

yang berhubungan dengan kreativitas siswa. Ketuntasan klasikal sebelum

dilaksanakannya pembelajaran kontekstual hanya mencapai 53%. Kemudian

setelah dilaksanakannya pembelajaran IPA dengan kontektual pada siklus I

meningkat menjadi 67%, siklus II meningkat lagi menjadi 87%, dan siklus III

mencapai 93%. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran kontekstual

dapat meningkatkan kreaktifitas siswa pada pembelajaran IPA kelas V SDN

Tepisari 02 Kabupaten Sukoharjo.

Page 115: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

98

98

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan

sebanyak tiga siklus dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual pada

pembelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Tepisari 02, Kecamatan Polokarto,

Kabupaten Sukoharjo, dapat diketahui bahwa terjadi adanya peningkatan

kreativitas belajar siswa. Hal ini tampak dari kegiatan siswa dalam pembelajaran

yang menunjukkan bahwa perhatian siswa meningkat, kerjasama antar siswa

meningkat sehingga keterbukaan siswa dalam hal memperoleh pengetahuanpun

meningkat, ketekunan dalam memperoleh pembelajaran semakin meningkat, dan

keaktifan siswa meningkat dalam hal bertanya dan mengeluarkan pendapatnya.

Hal tersebut berpengaruh terhadap kreativitas siswa yang ditunjukkan dalam tes

kreativitas yang menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal sebelum

dilaksanakannya pembelajaran kontekstual hanya mencapai 53% siswa.

Kemudian setelah dilaksanakannya pembelajaran IPA dengan kontektual pada

siklus I meningkat menjadi 67%, siklus II meningkat lagi menjadi 87%, dan siklus

III mencapai 93%. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa dengan

model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa

dalam pembelajaran IPA Kelas V Semester 2 SDN Tepisari 02 Kabupaten

Sukoharjo Tahun Pembelajaran 2009/2010.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan dari penelitian ini, dapat dikemukakan implikasi

teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian dapat memperluas pengetahuan bagi pembaca tentang

inovasi pembelajaran serta dapat dijadikan referensi dalam penelitian lebih lanjut

sebagai upaya meningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual

dalam pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar.

98

Page 116: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

99

99

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian dengan implementasi model kontekstual dapat

digunakan sebagai alternatif guru sebagai upaya meningkatkan kreativitas belajar

siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran IPA.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi, dapat dikemukakan saran yang

berkaitan dengan penelitian, yaitu:

1. Kepada Guru

a. Guru hendaknya mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menerapkan

pembelajaran model kontekstual, sehingga pembelajaran ini dapat berjalan

lancar.

b. Guru hendaknya lebih memaksimalkan kemampuannya dalam

mengoptimalkan kemampuan maupun kreativitas siswa dalam pembelajaran

dengan cara siswalah yang harus aktif untuk mencari dan menemukan sendiri

dari pemecahan masalah yang dihadapinya.

c. Guru diharapkan untuk selalu mengadakan evaluasi pembelajaran, tidak hanya

evaluasi untuk siswa namun juga evaluasi terhadap kinerjanya sehingga upaya

untuk meningkatkan kreativitas siswa dapat tercapai.

2. Kepada Siswa

a. Siswa hendaknya merespon pertanyaan yang disampaikan baik oleh guru

maupun siswa yang yang lain sehingga iklim kelas dapat lebih kondusif.

b. Siswa hendaknya dapat lebih berpartisipasi serta bekerja sama dalam

pembelajaran terutama ketika kegiatan diskusi berlangsung.

c. Siswa hendaknya lebih mandiri dalam kegiatan pembelajaran dengan tidak

saling mengandalkan siswa yang lain.

3. Kepada Peneliti Lain

Perlu diadakan penelitian serupa dengan meninjau aspek lain dari kualitas

pembelajaran sehingga dapat diketahui sejauh mana efektivitas implementasi

model kontekstual dalam upaya meningkatan kreativitas siswa.

Page 117: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

100

100

DAFTAR PUSTAKA

Andang Ismail.2006. Educations Games; Menjadi Cerdas dan Ceria dengan

Permaian Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media-Anggota IKPJ.

Aunurahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Browne, M.N, & Keeley, S.M. 1990. Asking the Right Quations:A guide to

Critical Thinking. Englewoof Cliffs: Prentice Hall.

Diah Nugraheni. 2007. Meningkatkan Minat Belajar Sains (IPA) dengan

Menggunakan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And

Learning) pada Pokok Bahasan Cahaya Siswa Kelas V Semester II

Sekolah Dasar Negeri Kedungmundu 01 Semarang Tahun Pelajaran

2006/2007. Skripsi. Semarang: UNNES.

E Mulyana. 2005. Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Remaja Rosdakarya: Bandung.

E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan

Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Indrawati dan Wawan Setiawan. 2009. Pembelajaran Afektif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan untuk Guru SD. Jakarta: Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tempat Kependidikan Ilmu Pengetahuan

Alam untuk Program Bermutu.

IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Julius Chandra. 1994. Kreativitas; Bagaimana Menanam, Membangun, dan

Mengembangkannya. Yogyakarta: Kanisius.

Kartono. 2004. Pembelajaran Penemuan IPA Terbimbing Ditinjau dari Kreativitas

dan Kemandirian Belajar Siswa SD (Studi Eksperimentasi Pembelajaran

Penemuan IPA kelas IV SD di Kecamatan Laweyan Surakarta 2004). Tesis.

Surakarta: UNS.

Kasmanto. 2007. Peningkatan Kreativitas melalui Pendekatan Proses pada Pokok

Bahasan Kinematika Gerak SMU Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. Surakarta: UNS.

Leo Sutrisno, Heri Kresnadi, dan Kartono. 2007. Pengembangan Pembelajaran

IPA SD. Jakarta: DEPDIKNAS.

100

Page 118: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

101

101

Munawar Kholil dan Dini Prowida. 2009. Ilmu pengetahuan alam Untuk SD/ MI

kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Nurasih. 2008. Penerapan CTL dalam Meningkatkan Peran Serta dan Prestasi

Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMAN 8 Surakarta Tahun Pelajaran

2007/2008. Skripsi. Surakarta: UNS.

Rochman Natawidjaya dan Moein Moesa. 1992. Psikologi Pendidikan. Jakarta:

Depdikbud.

Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: UNS press.

Udin Saefudin Sa’ud. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: AlFABETA.

Utami Munandar. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah:

Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang tua. Jakarta: PT Gramedia

Widiasaran.

. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Wina Sanjaya. 2008. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana Perdana Media.

Wiwik Winarti, Joko Winarto, Widha Sunarno. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 5

SD/ MI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Andy. 2008. Pembelajaran Model Inquiry. http://www.Fromlearningtoteaching.

blogspot.com,2008/05/lesson-model-inquiry.html. Diunduh pada tanggal 2

Mei 2010.

Atit Suryati. 2007. Implementasi Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan

Kemampuan Kreativitas Siswa kelas V SD Negeri Cangkuang kecamatan

Dayeuhkolot kabupaten Bandung tahun pelajaran 2006-2007.

http://educare.e-kipunla.net/index.php?option=comcontent&task=view

&id=61&Itemid=7. Diunduh pada tanggal 8 April 2010.

Basti. 2008. Mengenali dan Mengembakan Kreativitas Peserta Didik.

http://elearn.bpplsp-reg5.go.id/index.php?pilih=news&aksi=lihat&id=20.

Diunduh pada tanggal 5 Januari 2010.

Chietra. 2008. Teori-Teori Kreativitas. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/

skripsi/index/assoc/HASH01d4.dir/doc.pdf. Diunduh pada tanggal 27 Mei

2010.

Generated: 16 Desember 2009. Perbedaan antara pintar, cerdas, kreatif dan

inovatif. http://www.rumahcerdaskreatif.com. Diunduh pada tanggal 15

Januari 2010.

Page 119: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

102

102

Hendry Risjawan. 2008. Materi Training Kreativitas: Mengenal Aral Kreativitas.

http:// www. mail-archive.com/buni. Diunduh pada tanggal 12 Mei 2010.

Hindun. 2008. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.

http://localhost/?pilih=news& aksi= lihat&id=22. Diunduh pada tanggal

15 Januari 2010.

Ifraj Shamsid, Deen. 2006. Contextual Teaching And Learning Practices In The

Family And Consumer Sciences Curriculum. Journal of Family and

Consumer Sciences Education, Vol. 24, No. 1, Spring/Summer.

http://www.natefacs.org/JFCSEv24/no1v24/no1/Shamsid-Deen.pdf.

Diunduh pada tanggal 2 Mei 2010

Kokom Kumalasari. 2009. The Effect Of Contextual Learning in Civic Education

On Students' Civic Competence. Journal of Social Sciences 5(4): 261-270,

2009-ISSN 1549-3652. http://www.scipud.org/fulltext/jss/jss54261-270.

Diunduh pada tanggal 17 Juli 2010.

Rahma Fibriyanti. 2006. Implementasi Modul Model Siklus Belajar untuk

Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Fisika.

http://www.infoskripsi.com/Artikel-Penelitian/Implementasi-Modul-

Model-Siklus-Belajar-Untuk-Meningkatkan-kreativitas-Dan-Prestasi-

Belajar-Fisika .html. Diunduh pada tanggal 8 Januari 2010.

Radix Hidayat, 2008. Faktor-faktor Pendukung Kegiatan Belajar. http://www.

rumahbelajaritb.wordpress.com/2008/07/17/faktor-faktor-pendukung-

kegiatan-belajar/. Diunduh pada tanggal 27 Mei 2010.

Ridwan Saptoto. 2008. Bagaimana Cara Mengajari Siswa agar Kreatif.

http://[email protected]. Diunduh pada tanggal 14

Mei 2010.

Sarwanto. 2009. Tinjauan Konten Buku Sains Syariah. http://www.sdmbirrul-

srg.com/web/?pilih=news&aksi=pesan&id=22. Diunduh pada tanggal 23

Mei 2010.

Wang Muba. 2009. Konsep Dasar Kreativitas. http://www.

wangmuba.com/2009/05/01/konsep-dasar-kreativitas/. Diunduh pada

tanggal 9 Januari. 2010.

Page 120: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

103

103

Page 121: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

104

104

DINAS PENDIDIKAN

UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN POLOKARTO

SD NEGERI TEPISARI 02

Dukuh Melikan, Desa Tepisari, Polokarto, Sukoharjo

SURAT KETERANGAN

NOMOR :

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Dasar Negeri Tepisari

02 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, menerangkan bahwa:

Nama : Rika Purwanti

NIM : K 7106037

Tempat, tanggal lahir : Sukoharjo, 10 September 1987

Jurusan/Program : IP / PGSD

Semester : VIII

Alamat : Karang Winangun Rt 02 Rw 06, Tepisari, Polokarto,

Sukoharjo

Telah mengadakan penelitian / try out di SD Negeri Tepisari 02

Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo pada bulan April s.d Mei 2010 dalam

rangka menyusun skripsi dengan judul: “Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa

Melalui Model Kontekstual Dalam Pembelajaran IPA Kelas V SDN Tepisari

02 Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010”.

Demikian surat keterangan ini dibuat dan kepada yang berkentingan harap

menjadikan periksa.

Surakarta, Juli 2010

Kepala Sekolah

SD Negeri Tepisari 02

Ladiyo, S.Pd

NIP : 19581009197802 1 003

Lampiran 1a

Page 122: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

105

105

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A,Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp./Fax. (0271) 648939-669124

Website: //www.fkip.uns.ac.id E-mail: [email protected]

Nomor : /H27.1.2/PP/2010

Lampiran : 1 berkas proposal

Hal : Permohonan ijin Research/Try Out

Yth. Rektor

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dengan hormat,

Untuk menyelesaikan penyusunan skripsi, dengan ini kami melaporkan bahwa

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta di bawah ini akan mengadakan penelitian :

Nama / NIM : RIKA PURWANTI/ K 7106037

Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 10 September 1987

Pogram / Jurusan : PGSD / IP

Tingkat / Semester : VIII

Alamat : Karang Winangun Rt.02 / IV, Tepisari,

Polokarto, Sukoharjo

Akan mengadakan Research di : SD Negeri II Tepisari

Judul Skripsi / Penelitian / Objek : Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa

Melalui Model Kontekstual Dalam

Pembelajaran IPA Kelas V SDN II

Tepisari Kabupaten Sukoharjo Tahun

2009-2010

Mohon mendapatkan ijin ke Gubernur / C.Q. BAPPEDA Jawa Tengah di

Semarang dan kami lampirkan fotocopy kerangka penelitian.

Demikian harap menjadikan maklum dan terima kasih.

Surakarta, ..........................

a.n. Dekan

Pembantu Dekan III

Drs. H. Amir Fuady, M.Hum

NIP. 195207291980101001

Lampiran1b

Page 123: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

106

106

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A,Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp./Fax. (0271) 648939-669124

Website: //www.fkip.uns.ac.id E-mail: [email protected]

Nomor : /H27.1.2/PP/2010

Lampiran : 1 berkas proposal

Hal : Permohonan ijin Research/Try Out

Yth. Kepala SD Negeri II Tepisari

Polokarto, Sukoharjo

Dengan hormat,

Kami beritahukan bahwa Mahasiswa di bawah ini :

Nama : RIKA PURWANTI

NIM : K 7106037

Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 10 September 1987

Semester / Pogram / Jurusan : VIII / IP / PGSD

Alamat : Karang Winangun Rt.02 / IV, Tepisari,

Polokarto, Sukoharjo

Telah kami ijinkan untuk menyusun Skripsi / Makalah guna melengkapi tugas-

tugas studi tingkat Sarjana. Dengan judul : Peningkatan Kreativitas Belajar

Siswa Melalui Model Kontekstual Dalam Pembelajaran IPA Kelas V SDN II

Tepisari Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009-2010.

Sehubungan dengan hal tersebut kami mengharap kiranya saudara berkenan

mengijinkan mahasiswa kami mengadakan Research/Try Out pada sekolah /

instansi yang berada di bawah pimpinan saudara.

Atas perkenan dan perhatian Saudara kami sampaikan terima kasih.

Surakarta, ..........................

a.n. Dekan

Pembantu Dekan III

Drs. H. Amir Fuady, M.Hum

NIP. 195207291980101001

Lampiran 1c

Page 124: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

107

107

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A,Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp./Fax. (0271) 648939-669124

Website: //www.fkip.uns.ac.id E-mail: [email protected]

Lampiran : 1 berkas proposal Surakarta,

.....................

Hal : Permohonan Ijin Menyusun Skripsi

Yth. Dekan

c.q. Pembantu Dekan I

FKIP – Universitas Sebelas Maret

di Surakarta

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : RIKA PURWANTI

Nomor Induk Mahasiswa : K 7106037

Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 10 September 1987

Pogram / Jurusan : PGSD / IP

Tingkat / Semester : VIII

Alamat : Karang Winangun Rt.02 / IV, Tepisari,

Polokarto, Sukoharjo

Dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Dekan Fakutas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, untuk menyusun Skripsi /

Makalah dengan judul sebagai berikut : Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa

Melalui Model Kontekstual Dalam Pembelajaran IPA Kelas V SDN II

Tepisari Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009-2010.

Kami lampirkan pula kerangka minimal Skripsi / Makalah.

Adapun konsultan / pembimbing kami mohonkan :

1. Dr. Riyadi, M. Si

2. Dra. Yulianti, M.Pd

Atas terkabulnya permohonan ini, kami sampaikan terima kasih.

Persetujuan Konsultan, 1. _________________ Hormat kami, 2. _________________

Rika Purwanti

Mengetahui :

Ketua Program : PGSD Ketua Jurusan : IP

Drs. Kartono, M.Pd Drs. R. Indianto, M.Pd NIP. 195401021977031001 NIP.195101151980031001

Lampiran 1d

Page 125: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

108

108

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A,Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp./Fax. (0271) 648939-669124

Website: //www.fkip.uns.ac.id E-mail: [email protected]

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN

Nomor : /H27.1.2/PP/2010

TENTANG

IJIN PENYUSUNAN SKRIPSI / MAKALAH

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta setelah menimbang pedoman menyusun Skripsi / Makalah Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Nomor:

02/PT40.FKIP/C/1991 Tanggal 25 Februari 1991.

Dengan persetujuan konsultan / pembimbing tanggal :_____________________

MEMUTUSKAN

Menetapkan kepada mahasiswa tersebut di bawah ini :

Nama : RIKA PURWANTI

Nomor Induk Mahasiswa : K 7106037

Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 10 September 1987

Pogram / Jurusan : PGSD / IP

Tingkat / Semester : VIII

Alamat : Karang Winangun Rt.02 / IV, Tepisari,

Polokarto, Sukoharjo

diijinkan untuk menyusun Skripsi / Makalah dengan judul yang telah dirumuskan

sebagai berikut : Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Melalui Model

Kontekstual Dalam Pembelajaran IPA Kelas V SDN II Tepisari Kabupaten

Sukoharjo Tahun 2009-2010.

Dengan konsultan / pembimbing:

1. Dr. Riyadi, M. Si (Pembimbing Pertama)

2. Dra. Yulianti, M.Pd (Pembimbing Kedua)

Surat keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika

di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di : Surakarta

Pada Tanggal : ______________

a.n. dekan

Tim Skripsi Pembantu Dekan I

Drs. R. Indianto, M.Pd Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si

NIP.195101151980031001 NIP. 196604151991031002

Tembusan :

Yth. Bp/Ibu Pembimbing Mohon dilaksanakan sebagaimana mestinya

Lampiran 1e

Page 126: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

109

109

109

Page 127: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

110

110

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Siklus I

SD : SDN Tepisari II

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : V/2

Alokasi Waktu : 3 pertemuan

I. STANDAR KOMPETENSI

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya

atau model.

II. KOMPETENSI DASAR

6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

6.2. Membuat karya/ model dengan bahan sederhana dengan

memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

III. INDIKATOR

6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya (merambat lurus, menembus benda

bening, dapat dipantulkan, dibiaskan, dan diuraikan).

6.1.2 Menjelaskan sifat-sifat cahaya yang mengenai berbagai jenis cermin

(cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung).

6.2.1. Menyebutkan berbagai alat/ benda dalam kehidupan sehari-hari yang

memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

6.2.2. Membuat karya/ model sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat

cahaya(periskop, kamera lubang jarum, dan kaleidoskop).

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui demonstrasi siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya

(merambat lurus, menembus benda bening, dapat dipantulkan, dan

dibiaskan) dengan benar.

2. Melalui pengamatan siswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya yang

mengenai berbagai jenis cermin (cermin datar, cermin cekung, dan

cermin cembung) dengan benar.

Lampiran 2a

Page 128: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

111

111

3. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan berbagai alat/ benda

dalam kehidupan sehari-hari yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya

dengan benar..

4. Melalui praktek siswa dapat membuat karya/ model sederhana dengan

memanfaatkan sifat-sifat cahaya(periskop, kamera lubang jarum, dan

kaleidoskop) dengan benar.

V. MATERI

Cahaya sangat penting dalam kehidupan kita. Dengan cahaya, kita dapat

melihat benda sekitar kita dan menikmati keindahan alam semesta ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa. Sebuah benda dapat terlihat karena adanya cahaya yang

mengenai benda dan memantulkannya hingga akhirnya mengenai mata.

Berdasarkan dapat atau tidaknya suatu benda memancarkan cahaya sendiri

dikelompokkan menjadi benda tidak tembus cahaya, benda tembus cahaya. Benda

sumber cahaya dapat memancarkan cahaya sendiri, contohnya: matahari, senter,

nyala api. Sedangkan, benda gelap tidak dapat memancarkan cahaya sendir,

misalnya batu kayu dan kertas.

Berdasarkan dapat tidaknya meneruskan cahaya, benda dibedakan menjadi

benda tidak tembus cahaya dan benda tembus cahaya. Benda tidak tembus cahaya

tidak dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Apabila dikenai cahaya, benda

ini akan membentuk bayangan. Contoh benda tidak tembus cahaya yaitu kertas,

karton, tripleks, kayu, dan tembok. Sedangkan, benda tembus cahaya dapat

meneruskan cahaya yang mengenainya. Contoh benda tembus cahaya yaitu kaca.

Cahaya mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak

manfaatnya bagi kehidupan, di antaranya adalah:

1) Cahaya merambat lurus

Cahaya matahari yang masuk ke rumah melalui celah-celah atau jendela

rumah, maka cahaya yang masuk tampak merambat lurus.

2) Cahaya dapat menembus benda bening

Cahaya matahari dapat masuk ke rumah melalui jendela kaca bening. Kaca

merupakan benda bening sehingga dapat ditembus cahaya. Jika jendela ditutup

Page 129: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

112

112

dengan tirai maka cahaya tidak dapat masuk ke rumah karena tirai merupakan

benda tidak tembus cahaya.

3) Cahaya dapat dipantulkan

Semua benda disekitar kita bersifat memantulkan cahaya. Itulah sebabnya

kita dapat melihatnya. Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur

(pemantulan difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi apabila

cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata sehingga sinar pantul

arahnya tidak beraturan. Sedangkan, pemantulan teratur terjadi jika cahaya

mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengilap. Permukaan yang mempunyai

sifat seperti ini misalnya cermin. Pada pemantulan ini sinar pantul memiliki arah

yang teratur dan bayangan anak terjadi karena pemantulan teratur.

Gambar pemantulan teratur Gambar Pemantulan difus

Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya.

Berdasarkan bentuk permukaannya, cermin dibagi menjadi tiga jenis yaitu cermin

datar dan cermin lengkung (cermin cekung dan aembung).

1) Cermin datar memiliki permukaan datar, rata dan tidak melengkung. Sifat

bayangan yang tampak antara lain ukuran bayangan sama dengan ukuran

benda, jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin,

posisinya tegak, arah kana dan kiri tertukar, dan maya (benda seolah dari

dalam cermin dan tidak dapat ditangkap layar).

2) Cermin cembung memiliki permukaan bidang pantul melengkung ke arah

luar. Sifat bayangannya antara lain maya, tegak, dan ukuran bayangan lebih

kecil dibandingkan ukuran benda/ diperkecil.

3) Cermin cekung memiliki permukaan bidang pantul melengkung ke arah

dalam. Sifat bayangan yang dibentuk pada cermin cekung bergantung pada

letak benda ke cermin. Jika jarak benda dekat dengan cermin, sifat bayangan

yang terbentuk adaah tegak, lebih besar, dan maya. Sedangkan jika jarak

benda jauh ke cermin cekung, maka sifat bayangannya nyata dan terbalik.

Page 130: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

113

113

4) Cahaya dapat dibiaskan

Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang memiliki kerapatan

yang berbeda, maka cahaya akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah

rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan berbeda di sebut

pembiasan. Contoh peristiwa ini tampak ketika kita masukkan sendok ke

dalam gelas bening berisi air. Apabila kita amati, maka sendok tampak seperti

patah.

(n)

Udara i

r'

(n)

Gambar peristiwa pembiasan cahaya

Keterangan: n = garis normal

i/i' = sinar datang

r/r' = sinar bias

Apabila cahaya merambat dari medium kurang rapat ke medium lebih

rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Apabila cahaya

merambat dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, maka cahaya

akan dibiaskan menjauhi garis normal.

5) Cahaya dapat diuraikan (dispersi)

Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi

merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna.

Cahaya matahari yang kita lihat tampak berwarna putih. Namun, sebenarnya

cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari

diuraikan oleh titik-titik air di awan setelah terjadi hujan dari arah yang

berlawanan dengan arah datangnya cahaya akan membentuk warna-warna

pelangi.

Kaca

r

i'

Page 131: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

114

114

VI. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

A. MODEL:

Kontekstual

B. METODE:

1. Ceramah

2. Tanya Jawab/ Quetioning

3. Kelompok/ Learning Community

4. Demonstrasi/ Modeling

5. Construksivism

6. Inquiry

7. Reflection

8. Authentic assessment

VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan I

A. Kegiatan Awal (10’)

1. Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif

2. Berdoa

3. Absensi

4. Apersepsi, dengan cara menyuruh siswa untuk memejamkan mata dan

menanyakan pada siswa

“Dapatkah kalian melihat dengan mata terpejam?”

“Mengapa kalian tidak bisa melihat dengan mata terpejam?”

5. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas yaitu mengenai

cahaya.

B. Kegiatan Inti (50’)

1. Guru membagi siswa dalam 3 kelompok.

2. Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.

3. Guru meminta 3 siswa dari perwakilan kelompok untuk

mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya (merambat lurus, menembus

benda bening, dipantulkan, dan dibiaskan) di depan kelas secara

Page 132: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

115

115

bergilir. Sedangkan siswa yang tidak maju memperhatikan dan

mencatat hal yang penting.

4. Perwakilan kelompok kembali ke kelompoknya untuk tugas

berikutnya.

5. Guru membagikan sendok, cermin datar, dan gambar, serta lembar

kerja ke masing-masing kelompo, dan menjelaskan petunjuk tentang

kegiatan yang harus dilakukan siswa.

6. Siswa menyimak dengan baik penjelasan guru.

7. Siswabersama kelompok bekerja sama melaksanakan tugas guru untuk

mengamati sifat-sifat bayangan yang mengenai berbagai cermin

seperti cermin datar, cekung, dan cembung.

8. Guru mengamati kegiatan siswa dan memberikan bimbingan terhadap

siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.

9. Siswaberdiskusi dengan kelompok mencatat hasil pengamatan dalam

lembar kerja yang telah di sediakan guru.

10. Siswa diminta melaporkan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas.

11. Guru memberikan rewort berupa bintang bagi siswa yang maju.

C. Kegiatan Akhir (10’)

1. Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai kegiatan yang telah

dilakukan.

2. Guru memberi tugas rumah untuk membawa peralatan praktek untuk

pertemuan berikutnya (lem, gunting/ cutter, pensil, penghapus,

penggaris, 2 kotak pasta gigi, dan plastic bening) dan mencari contoh

pemanfaatan dari sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

Pertemuan II

A. Kegiatan Awal (10’)

1. Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif

2. Berdoa

3. Absensi

Page 133: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

116

116

4. Apersepsi, dengan cara menunjukkan kaca spion kendaraan dan

menanyakan pada siswa

“Benda apa yang ibu bawa ini?”

“Apa fungsinya?”

“Cermin jenis apa yang dipake dalam spion? Mengapa harus

menggunakan cermin jenis itu?”

5. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas yaitu mengenai

pembuatan model/ karya berkenaan dengan pemanfaatan sifat-sifat

cahaya.

B. Kegiatan Inti (50’)

1. Guru membagi siswa dalam 3 kelompok.

2. Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.

3. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.

4. Siswa menyimak penjelasan guru

5. Perwakilan kelompok maju mengambil tugas yang terdapat dalam

amplop.

6. Perwakilan kelompok maju untuk mengambil peralatan yang belum

disediakan kelompok yang telah tersedia di depan kelas.

7. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi dan bekerjasama membuat

model/ karya yang menjadi tugasnya.

8. Guru mengamati kegiatan siswa dan memberikan bimbingan terhadap

siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.

9. Siswaberdiskusi dengan kelompok tentang pemanfaatan sifat cahaya

yang terdapat pada karya yang dibuat/ cara kerjanya dan mencatatnya.

10. Siswa diminta melaporkan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas.

11. Guru memberikan rewort berupa bintang bagi siswa yang maju.

C. Kegiatan Akhir (10’)

1. Siswa mengumpulkan hasil kaya kelompoknya kepada guru

2. Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai kegiatan yang telah

dilakukan.

Page 134: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

117

117

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

Pertemuan III

“Evaluasi siswa dan pelaksanaan tes kreativitas”

VIII. MEDIA DAN SUMBER

A. Media

1. Berbagai macam jenis cermin

2. Senter

3. Lingkungan (benda- benda sekitar)

B. Sumber

1. Silabus KTSP kelas V

2. Buku BSE IPA Saling Temas untuk SD kelas V karangan Choiril

Azmiyawati, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati.

3. Buku BSE IPA untuk SD/ MI kelas V karangan Heri Sulistyanto dan

Edy Wiyono.

4. Buku BSE Senang Belajar IPA 5 untuk SD/ MI kelas V karangan S.

Rositawaty dan Aris Muharam.

IX. PENILAIAN

A. Prosedur : tes proses dan tes hasil

B. Jenis : lisan dan tertulis

C. Bentuk : Uraian

D. Instrumen : soal

kriteria penilaian

Soal

1. Sebutkan 4 macam sifat–sifat cahaya?

2. Bagaimakah sifat–sifat bayangan yang terbentuk yang mengenai cermin

datar, cekung, dan cembung?

3. Sebutkan 2 contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan

sehari-hari?

Page 135: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

118

118

4. Sebutkan 3 benda yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya dalam

kehidupan sehari-hari?

5. Tuliskan secara singkat salah satu cara pembuatan benda sederhana

yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya yang kamu ketahui?

Kriteria penilaian

Aspek Penilaian Skor

1. Jawaban benar dan lengkap 4

2. Jawaban benar dan kurang lengkap 3

3. Jawaban salah tapi mendekati benar 2

4. Jawaban salah 1

NILAI= Jumlah skor semua nomor X 20

Guru Kelas Praktikan

Margono, S. Pd Rika Purwanti

NIP 19620415 198405 1 006 NIM K7106037

Mengetahui,

Kepala Sekolah SDN II Tepisari

Ladiyo, S. Pd

NIP 19581009 197802 1 003

Page 136: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

119

119

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus II

SD : SDN Tepisari II

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : V/2

Alokasi Waktu : 3 pertemuan

I. STANDAR KOMPETENSI

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya

atau model.

II. KOMPETENSI DASAR

6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

6.2. Membuat karya/ model dengan bahan sederhana dengan

memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

III. INDIKATOR

6.1.3 Menyebutkan sifat-sifat cahaya (merambat lurus, menembus benda

bening, dapat dipantulkan, dibiaskan, dan diuraikan).

6.1.4 Menjelaskan sifat-sifat cahaya yang mengenai berbagai jenis cermin

(cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung).

6.2.1. Menyebutkan berbagai alat/ benda dalam kehidupan sehari-hari yang

memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

6.2.2. Membuat karya/ model sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat

cahaya(periskop, kamera lubang jarum, dan kaleidoskop).

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui demonstrasi siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya

(merambat lurus, menembus benda bening, dapat dipantulkan, dan

dibiaskan) dengan benar.

2. Melalui pengamatan siswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya yang

mengenai berbagai jenis cermin (cermin datar, cermin cekung, dan

cermin cembung) dengan benar.

Lampiran 2b

Page 137: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

120

120

3. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan berbagai alat/ benda

dalam kehidupan sehari-hari yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya

dengan benar..

4. Melalui praktek siswa dapat membuat karya/ model sederhana dengan

memanfaatkan sifat-sifat cahaya(periskop, kamera lubang jarum, dan

kaleidoskop) dengan benar.

V. MATERI

Cahaya sangat penting dalam kehidupan kita. Dengan cahaya, kita dapat

melihat benda sekitar kita dan menikmati keindahan alam semesta ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa. Sebuah benda dapat terlihat karena adanya cahaya yang

mengenai benda dan memantulkannya hingga akhirnya mengenai mata.

Berdasarkan dapat atau tidaknya suatu benda memancarkan cahaya sendiri

dikelompokkan menjadi benda tidak tembus cahaya, benda tembus cahaya. Benda

sumber cahaya dapat memancarkan cahaya sendiri, contohnya: matahari, senter,

nyala api. Sedangkan, benda gelap tidak dapat memancarkan cahaya sendir,

misalnya batu kayu dan kertas.

Berdasarkan dapat tidaknya meneruskan cahaya, benda dibedakan menjadi

benda tidak tembus cahaya dan benda tembus cahaya. Benda tidak tembus cahaya

tidak dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Apabila dikenai cahaya, benda

ini akan membentuk bayangan. Contoh benda tidak tembus cahaya yaitu kertas,

karton, tripleks, kayu, dan tembok. Sedangkan, benda tembus cahaya dapat

meneruskan cahaya yang mengenainya. Contoh benda tembus cahaya yaitu kaca.

Cahaya mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak

manfaatnya bagi kehidupan, di antaranya adalah:

1) Cahaya merambat lurus

Cahaya matahari yang masuk ke rumah melalui celah-celah atau jendela

rumah, maka cahaya yang masuk tampak merambat lurus.

2) Cahaya dapat menembus benda bening

Cahaya matahari dapat masuk ke rumah melalui jendela kaca bening. Kaca

merupakan benda bening sehingga dapat ditembus cahaya. Jika jendela ditutup

Page 138: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

121

121

dengan tirai maka cahaya tidak dapat masuk ke rumah karena tirai merupakan

benda tidak tembus cahaya.

3) Cahaya dapat dipantulkan

Semua benda disekitar kita bersifat memantulkan cahaya. Itulah sebabnya

kita dapat melihatnya. Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur

(pemantulan difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi apabila

cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata sehingga sinar pantul

arahnya tidak beraturan. Sedangkan, pemantulan teratur terjadi jika cahaya

mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengilap seperti cermin. Pada

pemantulan ini sinar pantul memiliki arah yang teratur dan bayangan anak terjadi

karena pemantulan teratur

Gambar pemantulan teratur Gambar Pemantulan difus

Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya.

Berdasarkan bentuk permukaannya, cermin dibagi menjadi tiga jenis yaitu cermin

datar dan cermin lengkung (cermin cekung dan cembung).

a. Cermin datar memiliki permukaan datar, rata dan tidak melengkung. Sifat

bayangan yang tampak antara lain ukuran bayangan sama dengan ukuran benda,

jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin, posisinya tegak,

arah kana dan kiri tertukar, dan maya (benda seolah dari dalam cermin dan tidak

dapat ditangkap layar).

b. Cermin cembung memiliki permukaan bidang pantul melengkung ke arah

luar. Sifat bayangannya antara lain maya, tegak, dan ukuran bayangan lebih kecil

dibandingkan ukuran benda/ diperkecil.

c. Cermin cekung memiliki permukaan bidang pantul melengkung ke arah

dalam. Sifat bayangan yang dibentuk pada cermin cekung bergantung pada letak

benda ke cermin. Jika jarak benda dekat dengan cermin, sifat bayangan yang

Page 139: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

122

122

terbentuk adaah tegak, lebih besar, dan maya. Sedangkan jika jarak benda jauh ke

cermin cekung, maka sifat bayangannya nyata dan terbalik.

4) Cahaya dapat dibiaskan

Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang memiliki kerapatan yang

berbeda, maka cahaya akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan

cahaya setelah melewati medium rambatan berbeda di sebut pembiasan. Contoh

peristiwa ini tampak ketika kita masukkan sendok ke dalam gelas bening berisi

air. Apabila kita amati, maka sendok tampak seperti patah.

(n)

Udara i

r'

(n)

Gambar peristiwa pembiasan cahaya

Keterangan: n = garis normal

i/i' = sinar datang

r/r' = sinar bias

Apabila cahaya merambat dari medium kurang rapat ke medium lebih

rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Apabila cahaya

merambat dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, maka cahaya akan

dibiaskan menjauhi garis normal.

5) Cahaya dapat diuraikan (dispersi)

Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi

merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya

matahari yang kita lihat tampak berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya

matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh

Kaca

r

i'

Page 140: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

123

123

titik-titik air di awan setelah terjadi hujan dari arah yang berlawanan dengan arah

datangnya cahaya akan membentuk warna-warna pelangi.

VI. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

A. MODEL:

Kontekstual

B. METODE:

1. Ceramah

2. Tanya Jawab/ Quetioning

3. Kelompok/ Learning Community

4. Demonstrasi/ Modeling

5. Construksivism

6. Inquiry

7. Reflection

8. Authentic assessment

VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Pertemuan I

1. Kegiatan Awal (10’)

a. Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif

b. Berdoa

c. Absensi

d. Memotivasi siswa dengan mengajak menyanyikan lagu “Ambilkan

Bulan Bu”

e. Apersepsi, dengan menanyakan pada siswa tentang lagu yang telah

dinyanyikan bersama sebelumnya

“Bagaimanakah kondisi malam hari ketika langit mendung dan

terjadi pemadaman listrik?”

“Apakah kalian bisa melihat atau belajar pada kondisi semacam

itu?”

“Apa yang kalian perlukan agar bisa melihat dan tetap bisa

belajar?”

Page 141: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

124

124

2. Kegiatan Inti (50’)

a. Guru membagi siswa dalam 3 kelompok.

b. Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.

c. Guru menyediakan berbagai peralatan percobaan (sifat cahaya dan

sifat bayangan hasil pencerminan) dan lembar kerja di berbagai

tempat.

d. Siswa bersama kelompoknya masing-masing mendatangi tempat

percobaan untuk melakukan percobaan, dan mencatat hasil

pengamatan dari percobaan tersebut.

e. Guru mengamati kegiatan siswa dan memberikan bimbingan

terhadap siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.

f. Siswa berdiskusi dengan kelompok mencatat hasil pengamatan

dalam lembar kerja yang telah di sediakan guru.

g. Siswa diminta melaporkan hasil kerja kelompoknya ke depan

kelas.

h. Guru memberikan rewort berupa bintang bagi siswa yang maju.

3. Kegiatan Akhir (10’)

a. Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai kegiatan yang

telah dilakukan.

b. Guru memberi tugas rumah untuk membawa peralatan praktek

untuk pertemuan berikutnya (lem, gunting/ cutter, pensil,

penghapus, penggaris, 2 kotak pasta gigi, dan plastic bening) dan

mencari contoh pemanfaatan dari sifat-sifat cahaya dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

B. Pertemuan II

1. Kegiatan Awal (10’)

a. Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif

b. Berdoa

c. Absensi

Page 142: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

125

125

d. Apersepsi, dengan cara guru menyuruh seorang siswa untuk

bercermin dengan cermin yang terdapat di dinding kelas.

“Cermin jenis apa yang kamu gunakan bercermin itu?”

“Apa fungsinya?”

“Seandainya kamu bercermin bukan dengan jenis cermin itu

bagaimana?”

e. Guru menjelaskan tentang kegunaan dari setiap jenis cermin

berbeda-beda.

2. Kegiatan Inti (50’)

a. Guru membagi siswa dalam 3 kelompok.

b. Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.

c. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.

d. Siswa menyimak penjelasan guru

e. Perwakilan kelompok maju mengambil tugas yang terdapat dalam

amplop. Perwakilan kelompok maju untuk mengambil peralatan

yang belum disediakan kelompok yang telah tersedia di depan

kelas.

f. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi dan bekerjasama membuat

model/ karya yang menjadi tugasnya (model yang dibuat beda dari

yang telah dibuat kelompoknya pada siklus I).

g. Guru mengamati kegiatan siswa dan memberikan bimbingan

terhadap siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.

h. Siswa bersama kelompoknya mempresentasikan hasil karyanya

dan siswa dari kelompok yang lain mendengarkan dan bertanya

tentang presentasi tersebut.

3. Kegiatan Akhir (10’)

1. Siswa mengumpulkan hasil karya kelompoknya kepada guru.

2. Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai kegiatan yang

telah dilakukan.

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

Page 143: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

126

126

C. Pertemuan III

“Evaluasi siswa dan pelaksanaan tes kreativitas”

VIII. MEDIA DAN SUMBER

A. Media

1. Berbagai macam jenis cermin

2. Senter

3. Lingkungan (benda- benda sekitar)

B. Sumber

1. Silabus KTSP kelas V

2. Buku BSE IPA Saling Temas untuk SD kelas V karangan Choiril

Azmiyawati, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati.

3. Buku BSE IPA untuk SD/ MI kelas V karangan Heri Sulistyanto dan

Edy Wiyono.

4. Buku BSE Senang Belajar IPA 5 untuk SD/ MI kelas V karangan S.

Rositawaty dan Aris Muharam.

IX. PENILAIAN

A. Prosedur : tes proses dan tes hasil

B. Jenis : lisan dan tertulis

C. Bentuk : Uraian

D. Instrumen : soal

kriteria penilaian

Soal

1. Sebutkan 4 macam sifat–sifat cahaya?

2. Bagaimakah sifat–sifat bayangan yang terbentuk yang mengenai cermin

datar, cekung, dan cembung?

3. Sebutkan 2 contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-

hari?

4. Sebutkan 3 benda yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan

sehari-hari?

Page 144: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

127

127

5. Tuliskan secara singkat salah satu cara pembuatan benda sederhana yang

memanfaatkan sifat-sifat cahaya yang kamu ketahui?

Kriteria penilaian

Aspek Penilaian Skor

1. Jawaban benar dan lengkap 4

2. Jawaban benar dan kurang lengkap 3

3. Jawaban salah tapi mendekati benar 2

4. Jawaban salah 1

NILAI=

Guru Kelas Praktikan

Margono, S. Pd Rika Purwanti

NIP 19620415 198405 1 006 NIM K7106037

Mengetahui,

Kepala Sekolah SDN II Tepisari

Ladiyo, S. Pd

NIP 19581009 197802 1 003

Page 145: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

128

128

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus III

SD : SDN Tepisari II

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : V/2

Alokasi Waktu : 3 pertemuan

I. STANDAR KOMPETENSI

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya

atau model.

II. KOMPETENSI DASAR

6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

6.2. Membuat karya/ model dengan bahan sederhana dengan memanfaatkan

sifat-sifat cahaya.

III. INDIKATOR

6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya (merambat lurus, menembus benda

bening, dapat dipantulkan, dibiaskan, dan diuraikan).

6.1.2 Menjelaskan sifat-sifat cahaya yang mengenai berbagai jenis cermin

(cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung).

6.2.1. Menyebutkan berbagai alat/ benda dalam kehidupan sehari-hari yang

memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

6.2.2. Membuat karya/ model sederhana dengan memanfaatkan sifat-sifat

cahaya (periskop, kamera lubang jarum, dan kaleidoskop).

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui demonstrasi siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya (merambat

lurus, menembus benda bening, dapat dipantulkan, dan dibiaskan) dengan

benar.

2. Melalui pengamatan siswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya yang

mengenai berbagai jenis cermin (cermin datar, cermin cekung, dan cermin

cembung) dengan benar.

Lampiran 2c

Page 146: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

129

129

3. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan berbagai alat/ benda dalam

kehidupan sehari-hari yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya dengan benar..

4. Melalui praktek siswa dapat membuat karya/ model sederhana dengan

memanfaatkan sifat-sifat cahaya(periskop, kamera lubang jarum, dan

kaleidoskop) dengan benar.

V. MATERI

Cahaya sangat penting dalam kehidupan kita. Dengan cahaya, kita dapat

melihat benda sekitar kita dan menikmati keindahan alam semesta ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa. Sebuah benda dapat terlihat karena adanya cahaya yang

mengenai benda dan memantulkannya hingga akhirnya mengenai mata.

Berdasarkan dapat atau tidaknya suatu benda memancarkan cahaya sendiri

dikelompokkan menjadi benda tidak tembus cahaya, benda tembus cahaya. Benda

sumber cahaya dapat memancarkan cahaya sendiri, contohnya: matahari, senter,

nyala api. Sedangkan, benda gelap tidak dapat memancarkan cahaya sendir,

misalnya batu kayu dan kertas.

Berdasarkan dapat tidaknya meneruskan cahaya, benda dibedakan menjadi

benda tidak tembus cahaya dan benda tembus cahaya. Benda tidak tembus cahaya

tidak dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Apabila dikenai cahaya, benda

ini akan membentuk bayangan. Contoh benda tidak tembus cahaya yaitu kertas,

karton, tripleks, kayu, dan tembok. Sedangkan, benda tembus cahaya dapat

meneruskan cahaya yang mengenainya. Contoh benda tembus cahaya yaitu kaca.

Cahaya mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak

manfaatnya bagi kehidupan, di antaranya adalah:

1) Cahaya merambat lurus

Cahaya matahari yang masuk ke rumah melalui celah-celah atau jendela

rumah, maka cahaya yang masuk tampak merambat lurus.

2) Cahaya dapat menembus benda bening

Cahaya matahari dapat masuk ke rumah melalui jendela kaca bening.

Kaca merupakan benda bening sehingga dapat ditembus cahaya. Jika jendela

ditutup dengan tirai maka cahaya tidak dapat masuk ke rumah karena tirai

merupakan benda tidak tembus cahaya.

Page 147: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

130

130

3) Cahaya dapat dipantulkan

Semua benda disekitar kita bersifat memantulkan cahaya. Itulah sebabnya

kita dapat melihatnya. Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur

(pemantulan difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi apabila

cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata sehingga sinar pantul

arahnya tidak beraturan. Sedangkan, pemantulan teratur terjadi jika cahaya

mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengilap seperti cermin. Pada

pemantulan ini sinar pantul memiliki arah yang teratur dan bayangan anak terjadi

karena pemantulan teratur

Gambar pemantulan teratur Gambar Pemantulan difus

Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya.

Berdasarkan bentuk permukaannya, cermin dibagi menjadi tiga jenis yaitu cermin

datar dan cermin lengkung (cermin cekung dan cembung).

a. Cermin datar memiliki permukaan datar, rata dan tidak melengkung. Sifat

bayangan yang tampak antara lain ukuran bayangan sama dengan ukuran benda,

jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin, posisinya tegak,

arah kana dan kiri tertukar, dan maya (benda seolah dari dalam cermin dan tidak

dapat ditangkap layar).

b. Cermin cembung memiliki permukaan bidang pantul melengkung ke arah

luar. Sifat bayangannya antara lain maya, tegak, dan ukuran bayangan lebih kecil

dibandingkan ukuran benda/ diperkecil.

c. Cermin cekung memiliki permukaan bidang pantul melengkung ke arah

dalam. Sifat bayangan yang dibentuk pada cermin cekung bergantung pada letak

benda ke cermin. Jika jarak benda dekat dengan cermin, sifat bayangan yang

Page 148: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

131

131

terbentuk adaah tegak, lebih besar, dan maya. Sedangkan jika jarak benda jauh ke

cermin cekung, maka sifat bayangannya nyata dan terbalik.

4) Cahaya dapat dibiaskan

Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang memiliki kerapatan yang

berbeda, maka cahaya akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan

cahaya setelah melewati medium rambatan berbeda di sebut pembiasan. Contoh

peristiwa ini tampak ketika kita masukkan sendok ke dalam gelas bening berisi

air. Apabila kita amati, maka sendok tampak seperti patah.

(n)

Udara

i

r'

(n)

Gambar peristiwa pembiasan cahaya

Keterangan: n = garis normal

i/i' = sinar datang

r/r' = sinar bias

Apabila cahaya merambat dari medium kurang rapat ke medium lebih

rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Apabila cahaya

merambat dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, maka cahaya akan

dibiaskan menjauhi garis normal.

5) Cahaya dapat diuraikan (dispersi)

Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi

merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya

matahari yang kita lihat tampak berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya

matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh

Kaca

r

i'

Page 149: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

132

132

titik-titik air di awan setelah terjadi hujan dari arah yang berlawanan dengan arah

datangnya cahaya akan membentuk warna-warna pelangi.

VI. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

A. MODEL:

Kontekstual

B. METODE:

1. Ceramah

2. Tanya Jawab/ Quetioning

3. Kelompok/ Learning Community

4. Demonstrasi/ Modeling

5. Construksivism

6. Inquiry

7. Reflection

8. Authentic assessment

VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Pertemuan I

1. Kegiatan Awal (10’)

a. Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif

b. Berdoa

c. Presensi

d. Memotivasi siswa dengan mengajak siswa melakukan gerakan

senam otak seperti dengan menggeser tangan ke kiri ke kanan

dengan posisi ibu jari dan kelingking kedua tangan berlainan.

e. Apersepsi, dengan cara menyuruh perwakilan 2 siswa untuk berdiri

di halaman yang terkena cahaya langsung, dan berdiri di teras.

Kemudian perwakilan siswa tersebut menceritakan kondisi cahaya

yang diamati dan guru memberikan pertanyaan kepada siswa.

“Mengapa kalian bisa melihat sekitar walaupun kita berada di

tempat atau di dalam ruangan seperti di kelas ini yang tidak terkena

cahaya langsung matahari?”

Page 150: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

133

133

f. Guru menjelaskan tentang pemanfaatan pemantulan baur sehingga

kita bisa melihat walaupun kita berada di tempat atau ruangan yang

tidak terkena cahaya langsung.

2. Kegiatan Inti (50’)

a. Guru membagi siswa dalam 3 kelompok, dan siswa berkumpul

dengan kelompoknya masing-masing.

b. Perwakilan kelompok maju untuk mengambil tugas percobaan (sifat

cahaya dan sifat bayangan hasil pencerminan) dan membuat mind

mapping berdasar percobaan yang tersebut.

c. Siswa bersama kelompok bekerja sama melaksanakan tugas guru

untuk melakukan percobaan (sifat cahaya dan sifat bayangan hasil

pencerminan), dan membuatnya ke dalam bentuk mind mapping.

d. Guru mengamati kegiatan siswa dan memberikan bimbingan

terhadap siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.

e. Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil mind

mappingnya di depan kelas. Sedangkan siswa dari kelompok lain

memperhatikan sambil menyediakan berbagai pertanyaan untuk

kelompok yang maju

f. Guru memberikan rewort berupa bintang bagi kelompok yang

presentasinya terbaik.

3. Kegiatan Akhir (10’)

a. Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai kegiatan yang telah

dilakukan.

b. Guru memberi tugas rumah untuk membawa peralatan praktek

untuk pertemuan berikutnya.

c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

B. Pertemuan II

1. Kegiatan Awal (10’)

a. Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif

b. Berdoa

c. Absensi

Page 151: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

134

134

d. Memotivasi siswa dengan mengajak bernyanyi dan bertepuk.

e. Apersepsi, dengan permainan tebak kata oleh 3 kelompok yang

berhubungan dengan cahaya. Setiap kelompok mendapat sepuluh

kata yang harus ditebak oleh anggota kelompok selama 1 menit

dengan bantuan pertanyaan oleh siswa perwakilan kelompok.

2. Kegiatan Inti (50’)

a. Guru menunjukkan sebuah lup.

b. Siswa mendemonstrasikan penggunaan lup untuk melihat tulisan

pada kertas dan menjelaskan sifat bayangan yang ditampilkan pada

lup dan lensa yang digunakan pada lup.

c. Guru menjelaskan tentang pemanfaatan sifat cahaya pada

pembuatan alat optik.

d. Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan siswa untuk

membuat model sederhana periskop, kamera lubang jarum, dan

cakram warna.

e. Perwakilan kelompok maju mengambil tugas yang terdapat dalam

amplop.

f. Perwakilan kelompok maju untuk mengambil peralatan yang belum

disediakan kelompok yang telah tersedia di depan kelas.

g. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi dan bekerjasama membuat

model/ karya yang menjadi tugasnya (model yang dibuat beda dari

yang telah dibuat kelompoknya pada siklus I dan II).

h. Guru mengamati kegiatan siswa dan memberikan bimbingan

terhadap siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.

i. Siswa bersama kelompoknya mempresentasikan hasil karyanya dan

siswa dari kelompok yang lain mendengarkan dan bertanya tentang

presentasi tersebut.

3. Kegiatan Akhir (10’)

a. Siswa mengumpulkan hasil karya kelompoknya kepada guru.

b. Siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai kegiatan yang telah

dilakukan.

Page 152: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

135

135

c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

C. Pertemuan III

“Evaluasi siswa dan pelaksanaan tes kreativitas”

VIII. MEDIA DAN SUMBER

A. Media

1. Berbagai macam jenis cermin

2. Senter

3. Lingkungan (benda- benda sekitar)

B. Sumber

1. Silabus KTSP kelas V

2. Buku BSE IPA Saling Temas untuk SD kelas V karangan Choiril

Azmiyawati, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati.

3. Buku BSE IPA untuk SD/ MI kelas V karangan Heri Sulistyanto dan

Edy Wiyono.

4. Buku BSE Senang Belajar IPA 5 untuk SD/ MI kelas V karangan S.

Rositawaty dan Aris Muharam.

IX. PENILAIAN

A. Prosedur : tes proses dan tes hasil

B. Jenis : lisan dan tertulis

C. Bentuk : Uraian

D. Instrumen : soal, kriteria penilaian

Soal

1. Sebutkan 4 macam sifat–sifat cahaya?

2. Bagaimakah sifat–sifat bayangan yang terbentuk yang mengenai cermin

datar, cekung, dan cembung?

3. Sebutkan 2 contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-

hari?

4. Sebutkan 3 benda yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan

sehari-hari?

5. Tuliskan secara singkat salah satu cara pembuatan benda sederhana yang

memanfaatkan sifat-sifat cahaya yang kamu ketahui?

Page 153: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

136

136

Kriteria penilaian

Aspek Penilaian Skor

1. Jawaban benar dan lengkap 4

2. Jawaban benar dan kurang lengkap 3

3. Jawaban salah tapi mendekati benar 2

4. Jawaban salah 1

NILAI=

Guru Kelas Praktikan

Margono, S. Pd Rika Purwanti

NIP 19620415 198405 1 006 NIM K7106037

Mengetahui,

Kepala Sekolah SDN II Tepisari

Ladiyo, S. Pd

NIP 19581009 197802 1 003

Page 154: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

137

137

Page 155: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

138

138

ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU II

(Lembar Observasi Kegiatan Guru)

Petunjuk

Berilah skor pada butir-butir perencanaan dengan memberi tanda (√ )!

1= tidak baik

2= cukup baik

3= baik

4= sangat baik

No INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI SKOR

1 2 3 4

I PRA PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran

2. Memeriksa kesiapan siswa

Rata-rata butir I=A

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan absensi

2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

rencana kegiatan

Rata-rata butir II = B

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pelajaran

1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

3. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai hierarki belajar dan

karakteristik siswa

4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

Rata-rata butir III A = C

B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan)

yang akan dicapai dan karakteristik siswa

2. Melaksanakan pembelajaran secara runtun

3. Menguasai kelas

4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif (dampak pengiring)

6. Melaksanakan pembelajaran

Rata-rata butir III B = D

C Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembeajaran

1. Menggunakan media dan sumber yang efektif dan efisien

2. Menghasilakn pesan yang menarik

3. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/ sumber

4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

Rata-rata butir III C = E

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

Lampiran 3a

Page 156: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

139

139

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

No Nama Siswa

Aspek yang Diamati Jumlah ceklis

Skor ( X 100)

Keterangan Perhatian Kerjasama Ketekunan Keaktifan

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

2. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa

3. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

4. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

Rata-rata butir III D = F

E Penilaian Proses dan Hasil

1. Memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran

2. Melakukan penilaian aktif sesuai kompetensi (tujuan)

Rata-rata butir III E = G

F Pengguanaan Bahasa

1. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar,

dan lancer

2. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

Rata-rata butir III F = H

IV PENUTUP

1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

2. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan, atau tugas sebagai remidi/ pengayaan

Rata-rata butir IV = I

Nilai APKG II= A+B+C+D+E+F+G+H+I

9

Lampiran 3b

Page 157: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

140

140

a b c a b c a b c a b c (JC)

Jumlah

Rata-rata

SKOR KETERANGAN

0 – 20 KS = Kurang Sekali

21 – 40 K = Kurang

41 – 60 C = Cukup

61 – 80 B = Baik

81- 100 A = Sangat Baik

DESKRIPTOR PENILAIAN KEGIATAN SISWA

1. Perhatian

a. Menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh

Page 158: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

141

141

b. Menunjukkan antusias dalam pembelajaran

c. Menunjukkan rasa senang

2. Kerja sama

a. Memberi bantuan pada orang lain

b. Menghargai pendapat orang lain

c. Menunjukkan kekompakan

3. Ketekunan

a. Mengerjakan tugas dengan teliti

b. Tidak ngobrol dengan teman

c. Tidak mengganggu kelompok lain

4. Keaktifan

a. Menyatakan pendapat

b. Mengajukan pertanyaan

c. Mengerjakan tugas dengan baik

Keterangan:

Diisi dengan tanda ceklis (√)

Baik (B) : Jika semua indikator dilaksanakan

Cukup (C) : Jika hanya dua indikator dilaksanakan

Kurang (K) : Jika hanya satu indikator dilaksanakan

Kurang Sekali (KS) : Jika tidak satupun indikator dilaksanakan

KISI-KISI TES KREATIVITAS

No Aspek Kreativitas Nomor Soal Jumlah Soal

1 Kemauan Rasa Ingin Tahu 7

Lampiran 3c

Page 159: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

142

142

a. Tertarik terhadap banyak hal 1, 3, 6

b. Mencari Informasi 2,4,7

c. Mengajukan pertanyaan 5

2

Pemecahan Masalah

9

a. Menentukan tujuan dan objek 8, 16, 19

b. Mencari dan merinci penyebab 9, 14

c. Mengusulkan solusi 10, 11, 13

d. Mengantisipasi tantangan baru

dari kegiatan yang telah dilakukan 12

3

Memunculkan Gagasan Asli

4

a. Berpendapat 15

b. Imajinasi 18, 20

c. Mencoba sesuatu yang baru 17

Jumlah 20

TES KREATIVITAS SISWA

Nama Siswa :

Waktu Tes :

Lampiran 3d

Page 160: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

143

143

1. Binatang apa saja yang menarik perhatianmu dan hal apa yang membuamu

tertarik tersebut?

No Nama Binatang Hal yang menarik

1

2

3

4

2. Jika kamu mendapat tugas dari gurumu untuk menyelidiki pohon mangga,

bagian apa saja yang akan kamu perhatikan?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

3. Hal apa sajakah yang ingin kamu ketahui jika diajak ke kebun binatang?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

4. Bagaimanakah caramu mencari informasi yang ingin kamu ketahui jika kamu

diajak berkunjung ke kebun binatang?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

5. Pertanyaan apa sajakah yang mungkin kamu ajukan jika kamu berkunjung ke

suatu waduk, misalnya waduk Gajah Mungkur?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

Page 161: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

144

144

6. Jenis tanaman apa sajakah yang membuatmu tertarik dan hal apa yang

membuatmu tertarik tersebut?

No Nama Tanaman Hal yang menarik

1

2

3

4

7. Jika kamu ingin menanam suatu jenis tanaman, tetapi kamu tidak tahu

caranya. Bagaimanakah kamu mencari tahu cara menanamnya?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

8. Jika kamu disuruh ibumu untuk menanam tanaman di pekarangan rumah yang

dapat diambil manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari, maka kamu akan

menanam tanaman apa sajakah? Apa manfaatnya?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

9. Jika di suatu kamar, kamu mendapati banyak nyamuk, perkirakan apa saja

penyebab hal itu dapat terjadi?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

10. Suatu hari kamu ingin membuatkan teh manis untuk ayahmu. Tetapi ternyata

gulanya dikerumuni banyak semut. Apa sajakah yang akan kamu lakukan jika

ada pada peristiwa tersebut?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

Page 162: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

145

145

d. ………………………………………………………………………………

11. Dari pagi hingga sore hari, hujan turun tiada henti. Usulkan caranya agar

pakaian cucian dapat kering?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

12. Ayah membelikan kamu ikan dan aquarium. Apa yang akan kamu lakukan

terhadap ikan dan aquarium pemberian ayahmu tersebut?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

13. Suatu hari kamu berkunjung ke rumah tetanggamu. Kamu melihat seekor

burung yang kurus di dalam sangkar. perkirakan apa penyebab hal tersebut?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

14. Di samping kelasmu terdapat WC. Bau WC tersebut sangat menyengat

sehingga mengganggu proses pembelajaran. Apa yang akan kamu lakukan a

atau usulkan untuk mengatasi hal tersebut?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

15. Bagaimakah pendaatmu jika kamu melihat ada orang yang membuang sampah

di sungai?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

Page 163: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

146

146

d. ………………………………………………………………………………

16. Sebutkan binatang karnivora yang kamu ketahui bermanfaat bagi manusia?

Apa manfaatnya?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

17. Gambarkan suatu benda atau hewan yang mungkin kamu susun dari bentuk

bangun dan garis di bawah ini! Minimal 3 bangun atau garis yang dapat kamu

gunakan.

Contoh: rumah

Page 164: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

147

147

18. Hal apa yang akan kamu lakukan jika di pekaranganmu terdapat lahan/ kebun

yang luas?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

19. Sebutkan jenis tanaman yang dapat dibuat suatu bahan makanan!

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

20. Seandainya kamu menjadi seorang ahli/ penemu suatu alat tertentu, alat apa

yang akan kamu ciptakan dan apa manfaatnya?

a. ………………………………………………………………………………

b. ………………………………………………………………………………

c. ………………………………………………………………………………

d. ………………………………………………………………………………

Page 165: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

148

148

Diskriptor Penilaian Tes Kreativitas

Penilaian berdasarkan atas keseuaian jawaban/ solusi dengan pertanyaan/

permasalahan yang diajukan. Penyekoran setiap poin pertanyaan dengan

ketentuan sebagai berikut:

1. Keempat jawaban terisi

a. Jawaban benar semua = 5

b. Jawaban benar 3 = 4

c. Jawaban benar 2 = 2

d. Jawaban benar 1 = 1

2. Jawaban tidak terisi penuh diberi skor berdasarkan jumlah jawaban yang

benar.

3. Jawaban salah semua diberi skor 0

Kriteria Penilaian

Page 166: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

149

149

LEMBAR KERJA SISWA

MENYELIDIKI SIFAT BAYANGAN PADA CERMIN

Tujuan : Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya yang mengenai

berbagai jenis cermin (cermin datar, cermin cekung, dan

cermin cembung).

Alat dan Bahan :

Kertas HVS

Penggaris

Pensil

Gambar orang

Cermin datar dan cermin cekung – cembung (sendok yang masih mengkilap)

Langkah Percobaan :

Cermin Datar

1. Buat garis lurus pada kertas HVS dan beri angka sebagai skala dari 0

hingga10.

2. Letakkan cermin datar di atas angka 0 pada garis lurus sehingga tampak tegak

lurus terhadap garis.

3. Berdirikan gambar (gambar orang) pada angka tertentu yang terdapat pada

garis di depan cermin datar.

4. Amati bayangan gambar yang terdapat dalam cermin! Apa yang terjadi?

Yang diamati Hasil bayangan

Ukuran Diperbesar/ Diperkecil/ Sama

Posisi kanan-kiri Tertukar/ Tetap

Posisi Tegak/ Terbalik

Jarak bayangan ke cermin terhadap

jarak benda ke cermin

Dipersempit/ Sama/ Diperjauh

Sifat Dapat ditangkap layar(nyata)/ tidak

dapat ditangkap layar (maya)

Cermin Cembung (sendok yang arahnya melengkung ke luar)

1. Bercerminlah dengan sendok yang arahnya melengkung ke luar!

2. Amatilah bayangan yang terbentuk!

Lampiran 3e

Page 167: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

150

150

Yang diamati Hasil bayangan

Ukuran Diperbesar/ Diperkecil/ Sama

Posisi Tegak/ Terbalik

Sifat Dapat ditangkap layar(nyata)/ tidak

dapat ditangkap layar (maya)

Cermin Cekung (sendok yang melengkung ke dalam)

1. Bercerminlah dengan sendok yang arahnya melengkung ke dalam.

2. Amati bayangan yang tampak di dalamnya! Apa yang tampak pada bayangan

di dalam cermin?

Anggap benda jauh dari cermin cekung

Yang diamati Hasil bayangan

Ukuran Diperbesar/ Diperkecil/ Sama

Posisi Tegak/ Terbalik

Sifat Dapat ditangkap layar(nyata)/ tidak

dapat ditangkap layar (maya)

3. Dekatkan ujung pulpen ke depan bagian sendok yang cekung. Amatilah

bayangan yang terbentuk!

Anggap benda dekat dari cermin cekung

Yang diamati Hasil bayangan

Ukuran Diperbesar/ Diperkecil/ Sama

Posisi Tegak/ Terbalik

Sifat Dapat ditangkap layar(nyata)/ tidak

dapat ditangkap layar (maya)

Pertanyaan:

1. Bagaimanakah sifat bayangan yang mengenai cermin datar, cermin cembung,

dan cermin cekung?

…………………..……………............................................................................

..............................................................................................................................

2. Sebutkan pemanfaatan berbagai jenis cermin tersebut dalam kehidupan sehari-

hari! (Masing-masing 2)

…………………..……………............................................................................

..............................................................................................................................

Page 168: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

151

151

MENYELIDIKI SIFAT-SIFAT CAHAYA

Tujuan : Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya (merambat lurus,

menembus benda bening, dapat dipantulkan, dibiaskan, dan

diuraikan).

Percobaan I: Cahaya merambat lurus

Alat dan Bahan

1. Senter

2. Tiga lembar karton tebal bagian tegah berlubang dengan ukuran sama

3. Satu karton dengan ukuran sama tanpa lubang

4. Benang

Cara Kerja

a. Tegakkan masing-masing karton dengan posisi lurus dan karton tanpa lubang

posisikan paling ujung.

b. Masukkan benang ke dalam ke tiga lubang karton untuk mengetahui

kelurusannya. Usahakan karton berada pada garis lurus.

c. Senterkan cahaya ke dalam lubang dari belakang karton yang ketiga.

d. Amati apakah cahaya mengenai karton tanpa lubang?

Pertanyaan

a. Apakah kamu dapat melihat pantulan cahaya yang mengenai karton terakhir?

…………………………………………………………………………………

b. Jika salah satu karton digeser, apakah kamu masih bisa melihat pantulan

cahaya yang mengenai karton terakhir?

…………………………………………………………………………………

c. Dari kegiatan ini, apa yang dapat kamu simpulkan?

…………………………………………………………………………………

Percobaan II: Cahaya dapat menembus benda bening

Alat dan Bahan

1. Lampu senter

2. Potongan triplek

3. Gelas bening

4. Plastik mika bening

5. Gelas warna

6. Kertas karton

Page 169: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

152

152

7. Batu 8. Kertas HVS

Cara Kerja

a. Letakkan masing benda di atas meja.

b. Sorotkan cahaya dari lampu senter mengenai masing-masing benda secara

bergantian.

c. Amati dan catatlah yang terjadi ke dalam tabel berikut!

Pertanyaan

a. Benda apa saja yang tidak dapat meneruskan cahaya?

…………………………………………………………………………………

b. Benda apa saja yang meneruskan cahaya sebagian?

…………………………………………………………………………………

c. Benda apa saja yang dapat meneruskan cahaya seluruhnya?

…………………………………………………………………………………

d. Dari kegiatan ini, apa yang dapat kamu simpulkan?

…………………………………………………………………………………

Percobaan III: Cahaya dapat dipantulkan

Alat dan Bahan: lampu senter dan cermin datar

Cara Kerja

a. Letakkan senter di depan cermin datar. Amatilah keadaan cahaya yang

mengenai cermin!

b. Lakukan hal yang sama terhadap benda yang permukaannya kasar, misalnya

tembok atau papan. Amatilah keadaan cahaya tersebut!

No Nama Benda

Kemungkinan Cahaya

Tidak

diteruskan

Diteruskan

sebagian

Diteruskan

seluruhnya

1 Potongan triplek

2 Gelas bening

3 Plastik mika bening

4 Gelas warna

5 Kertas karton

6 Batu

7 Kertas HVS

Page 170: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

153

153

Pertanyaan

a. Bagaimanakah cahaya pantul pada cermin?

…………………………………………………………………………………

b. Bagaimanakah cahaya pantul pada papan/tembok?

…………………………………………………………………………………

c. Dari kegiatan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan?

…………………………………………………………………………………

Percobaan IV: Cahaya dapat dibiaskan

Alat dan Bahan

1. Gelas bening yang berisi air

2. Senter

3. Kertas yang dilubangi

Cara Kerja

a. Sorotkan senter yang ditutup kertas yang berlubang ke arah gelas yang berisi

air dengan posisi tegak lurus!

b. Ulangilah menyorot dengan posisi senter tidak tegak lurus dengan permukaan

gelas (ukur derajat kemiringannya)!

c. Amatilah berkas cahaya yang terjadi sebelum masuk air, ketika di air, dan

setelah keluar dari air!

No Derajat kemiringan

sebelum masuk air

Derajat kemiringan

ketika masuk air

Derajat kemiringan

sesudah masuk air

Pertanyaan

Dari kegiatan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan?

………………………………………………………………………………………

Page 171: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

154

154

Percobaan V: Cahaya dapat diuraikan (dispersi)

Alat dan Bahan

1. Baskom yang berisi air jernih

2. Cermin datar

3. Kertas putih

Cara Kerja

a. Masukkan cermin datar ke dalam baskom!

b. Aturlah posisi cermin sehingga dapat memantulkan cahaya matahari!

c. Gunakan selembar kertas putih untuk menangkap pantulan cahaya matahari,

amatilah hal yang terjadi!

Pertanyaan

a. Warna-warna apa saja yang dapat kamu lihat?

…………………………………………………………………………………

b. Apa kesimpulanmu?

…………………………………………………………………………………

Page 172: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

155

155

MEMBUAT PERISKOP

Tujuan : Siswa dapat mengetahui pemanfaatan sifat cahaya pada

periskop secara sederhana

Alat dan Bahan

1. Karton dengan ukuran 28 cm x 50 cm

2. Dua cermin datar ukuran 6,5 cm x 6,5 cm

3. Lakban atau perekat yang lain

4. Penggaris, pensil, pisau/cutter

Cara Kerja

a. Bagilah karton menjadi empat bagian yang sama!

b. Buatlah dua buah lubang kecil pada bagian seperti gambar di bawah ini!

c. Buatlah celah untuk penempatan cermin membentuk sudut 450 pada sisi yang

lain!

d. Lipat karton membentuk bangun balok dan rekatkan dengan lakban!

e. Masukkan cermin pada celah bersudut menghadap ke atas dan ke bawah,

kemudian rekatkan dengan lakban!

f. Gunakan periskop yang kamu buat untuk melihat benda di sekelilingmu!

Pertanyaan

a. Berdasarkan hasil kegiatanmu, uraikan perinsip kerja periskop!

b. Apa kesimpulanmu?

Page 173: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

156

156

MEMBUAT KAMERA LUBANG JARUM

Tujuan : Siswa dapat mengetahui pemanfaatan sifat cahaya pada

kamera lubang jarum.

Alat dan Bahan

1. Kertas (kotak) bekas bungkus pasta gigi

2. Gunting dan selotip

3. Kertas putih tipis

Cara Kerja

a. Siapkan kotak bekas bungkus pasta gigi!

b. Buatlah lubang pada salah satu tutupnya dengan ujung pensil/pulpen!

c. Biarkan salah satu tutupnya terbuka.Belahlah bagian tengah kotak, kemudian

masukkan kertas putih tipis yang berfungsi sebagai layar!

d. Tutuplah bekas belahan dengan selotip sampai rapat kembali, sehingga tidak

ada cahaya yang masuk, kecuali dari lubang kecil yang telah dibuat!

e. Arahkan lubang kecil ke objek benda yang berada di tempat yang terang,

kemudian lihatlah melalui lubang kotak yang terbuka!

Lubang tanpa tutup (tempat

untuk melihat)

Lubang kecil (tempat

cahaya masuk)

Sekat sebagai layar (tempat

terbentuknya bayangan)

Pertanyaan

a. Bagaimana bayangan benda yang ditangkap oleh layar?

b. Dari kegiatan ini, apa yang dapat kamu simpulkan?

Page 174: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

157

157

MEMBUAT KALEIDOSKOP

Tujuan : Siswa dapat mengetahui pemanfaatan sifat cahaya pada

kaleidoskop

Alat dan Bahan

1. Cutter/ gunting

2. Kotak pasta gigi

3. Kertas mengkilap warna putih

4. Kertas HVS

5. Potongan kertas emas warna-warni

6. Plastic bening/ mika bening

7. Lem

Cara Kerja

a. Buka kotak pasta gigi menjadi lembaran dengan 4 tekukan, dan salah satu

lembaran tekukan dan bagian tutup dihilangkan!

b. Lekatkan kertas mengkilap putih pada lembaran kotak pasta gigi!

c. Bentuk lembaran tadi menjadi bentuk prisma segitiga!

d. Tutup salah satu ujung prisma dengan kertas HVS!

e. Masukkan potongan kertas warna-warni ke dalam prisma!

f. Tutup lubang pada ujung yang lain dengan plastik bening/ mika bening!

g. Amati melalui lubang yang ditutupi plastik bening!

h. Coba ketok-ketok prisma dan amati apa yang terjadi!

Ditutup kertas HVS

Ditutup dengan plastik bening dan tempat untuk

melihat.

Diisi potongan kertas

berwarna

Pertanyaan

a. Berdasarkan hasil kegiatanmu, uraikan perinsip kerja kaleodoskop!

b. Apa kesimpulanmu?

Page 175: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

158

158

MEMBUAT CAKRAM WARNA

Tujuan : Siswa dapat membuktikan bahwa cahaya putih terdiri atas

pencampuran/ gabungan dari berbagai warna

Alat dan Bahan

1. Kardus

2. Kertas emas

3. Benang kenur

4. Lem atau perekat yang lain

5. Penggaris, pensil, pisau/cutter

Cara Kerja

a. Buat potongan melingkar pada kardus!

b. Bagilah lingkaran kardus menjadi 6 bagian sama besar!

c. Tempelkan berbagai kertas warna pada setiap bagian sehingga tampak

berwarna-warni!

d. Buatlah 2 lubang kecil pada bagian tengah lingkaran!

e. Masukkan benang kenur pada ke dua lubang, kemudian sambung kenur

menjadi 1 lingkaran, sehingga cakram warna seperti gansing!

f. Mainkan cakram warna seperti gangsing!

g. Amati warna cakram warna saat berputar dan bandingkan dengan warna

sebelum berputar!

Pertanyaan

a. Bagaimanakah warna cakram warna sebelum dan sesudah cakram warna

diputar!

........................................................................................................................

b. Apa kesimpulanmu?

………………………………………………………………………………

Page 176: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

159

159

159

Page 177: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

160

160

HASIL OBSERVASI GURU MENGAJAR

SIKLUS I PERTEMUAN 1

No INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI

SKOR

1 2 3 4

I PRA PEMBELAJARAN

1 Mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran √

2 Memeriksa kesiapan siswa √

Rata-rata butir I=A 2.5/ C

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan absensi √

2 Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

rencana kegiatan

Rata-rata butir II = B 3/ B

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pelajaran

1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √

2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

3 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai hierarki belajar

dan karakteristik siswa

4 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √

Rata-rata butir III A = C 3.5/ B

B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran

1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

2 Melaksanakan pembelajaran secara runtun √

3 Menguasai kelas √

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √

5 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif (dampak pengiring)

6 Melaksanakan pembelajaran √

Rata-rata butir III B = D 3/ B

C Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembeajaran

1 Menggunakan media dan sumber yang efektif dan efisien √

2 Menghasilakn pesan yang menarik √

3 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/ sumber √

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √

Rata-rata butir III C = E 3.75/ A

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan

Siswa

Lampiran 4a

Page 178: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

161

161

1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √

2 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √

3 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif √

4 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

Rata-rata butir III D = F 3/ B

E Penilaian Proses dan Hasil

1 Memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran √

2 Melakukan penilaian aktif sesuai kompetensi (tujuan) √

Rata-rata butir III E = G 3/ B

F Pengguanaan Bahasa

1 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar,

dan lancar

2 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √

Rata-rata butir III F = H

IV PENUTUP 3/ B

1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan, atau tugas sebagai remidi/ pengayaan

Rata-rata butir IV = I 3/ B

Nilai APKG II= A+B+C+D+E+F+G+H+I

3.08/ B 9

Observer

Margono, S. Pd

NIP 19620415 198405 1 006

Page 179: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

162

162

HASIL OBSERVASI GURU MENGAJAR

SIKLUS I PERTEMUAN 2

No INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI

SKOR

1 2 3 4

I PRA PEMBELAJARAN

1 Mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran √

2 Memeriksa kesiapan siswa √

Rata-rata butir I=A 3/ B

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan absensi √

2 Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

dan rencana kegiatan

Rata-rata butir II = B 3.5/ B

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pelajaran

1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √

2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan

3 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai hierarki

belajar dan karakteristik siswa

4 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √

Rata-rata butir III A = C 3.5/ B

B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran

1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

2 Melaksanakan pembelajaran secara runtun √

3 Menguasai kelas √

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √

5 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif (dampak pengiring)

6 Melaksanakan pembelajaran √

Rata-rata butir III B = D 3.17/ B

C Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembeajaran

1 Menggunakan media dan sumber yang efektif dan

efisien

2 Menghasilakan pesan yang menarik √

3 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/ sumber √

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √

Rata-rata butir III C = E 3.5/ B

Lampiran 4b

Page 180: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

163

163

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara

Keterlibatan Siswa

1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

2 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √

3 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif √

4 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam

belajar

Rata-rata butir III D = F 3/ B

E Penilaian Proses dan Hasil

1 Memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran √

2 Melakukan penilaian aktif sesuai kompetensi (tujuan) √

Rata-rata butir III E = G 3/ B

F Pengguanaan Bahasa

1 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik,

benar, dan lancar

2 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √

Rata-rata butir III F = H

IV PENUTUP 3.5/B

1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,

atau kegiatan, atau tugas sebagai remidi/ pengayaan

Rata-rata butir IV = I 3.5/ B

Nilai APKG II= A+B+C+D+E+F+G+H+I

3.30/ B 9

Observer

Margono, S. Pd

NIP 19620415 198405 1 006

Page 181: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

164

164

HASIL OBSERVASI GURU MENGAJAR

SIKLUS II PERTEMUAN 1

No INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI

SKOR

1 2 3 4

I PRA PEMBELAJARAN

1 Mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran √

2 Memeriksa kesiapan siswa √

Rata-rata butir I=A 3/ B

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan absensi √

2 Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

rencana kegiatan

Rata-rata butir II = B 4/ A

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pelajaran

1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √

2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

3 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai hierarki belajar

dan karakteristik siswa

4 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √

Rata-rata butir III A = C 3.5/ B

B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran

1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

2 Melaksanakan pembelajaran secara runtun √

3 Menguasai kelas √

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √

5 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif (dampak pengiring)

6 Melaksanakan pembelajaran √

Rata-rata butir III B = D 3/ B

C Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembeajaran

1 Menggunakan media dan sumber yang efektif dan efisien √

2 Menghasilakn pesan yang menarik √

3 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/ sumber √

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

Rata-rata butir III C = E 4/ A

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan

Lampiran 4c

Page 182: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

165

165

Siswa

1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √

2 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √

3 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif √

4 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar √

Rata-rata butir III D = F 3.25/ B

E Penilaian Proses dan Hasil

1 Memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran √

2 Melakukan penilaian aktif sesuai kompetensi (tujuan) √

Rata-rata butir III E = G 3.5/ B

F Pengguanaan Bahasa

1 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar,

dan lancar

2 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √

Rata-rata butir III F = H

IV PENUTUP 3/ B

1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan, atau tugas sebagai remidi/ pengayaan

Rata-rata butir IV = I 4/ A

Nilai APKG II= A+B+C+D+E+F+G+H+I

3.47/ B 9

Observer

Margono, S. Pd

NIP 19620415 198405 1 006

Page 183: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

166

166

HASIL OBSERVASI GURU MENGAJAR

SIKLUS II PERTEMUAN 2

No INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI

SKOR

1 2 3 4

I PRA PEMBELAJARAN

1 Mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran √

2 Memeriksa kesiapan siswa √

Rata-rata butir I=A 3.5/ B

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan absensi √

2 Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

rencana kegiatan

Rata-rata butir II = B 4/ A

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pelajaran

1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √

2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

3 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai hierarki belajar

dan karakteristik siswa

4 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √

Rata-rata butir III A = C 3.5/ B

B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran

1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

2 Melaksanakan pembelajaran secara runtun √

3 Menguasai kelas √

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √

5 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif (dampak pengiring)

6 Melaksanakan pembelajaran √

Rata-rata butir III B = D 3.3/ B

C Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembeajaran

1 Menggunakan media dan sumber yang efektif dan efisien √

2 Menghasilakn pesan yang menarik √

3 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/ sumber √

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

Rata-rata butir III C = E 4/ A

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan

Lampiran 4d

Page 184: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

167

167

Siswa

1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √

2 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √

3 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif √

4 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar √

Rata-rata butir III D = F 3.75/ A

E Penilaian Proses dan Hasil

1 Memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran √

2 Melakukan penilaian aktif sesuai kompetensi (tujuan) √

Rata-rata butir III E = G 3/ B

F Pengguanaan Bahasa

1 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar,

dan lancar

2 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √

Rata-rata butir III F = H

IV PENUTUP 3/ B

1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan, atau tugas sebagai remidi/ pengayaan

Rata-rata butir IV = I 4/ A

Nilai APKG II= A+B+C+D+E+F+G+H+I

3.56/ B 9

Observer

Margono, S. Pd

NIP 19620415 198405 1 006

Page 185: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

168

168

HASIL OBSERVASI GURU MENGAJAR

SIKLUS III PERTEMUAN 1

No INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI

SKOR

1 2 3 4

I PRA PEMBELAJARAN

1 Mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran √

2 Memeriksa kesiapan siswa √

Rata-rata butir I=A 3.5/ B

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan absensi √

2 Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

rencana kegiatan

Rata-rata butir II = B 4/ A

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pelajaran

1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √

2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

3 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai hierarki belajar

dan karakteristik siswa

4 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √

Rata-rata butir III A = C 3.75/ A

B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran

1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

2 Melaksanakan pembelajaran secara runtun √

3 Menguasai kelas √

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √

5 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif (dampak pengiring)

6 Melaksanakan pembelajaran √

Rata-rata butir III B = D 3.3/ B

C Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembeajaran

1 Menggunakan media dan sumber yang efektif dan efisien √

2 Menghasilakn pesan yang menarik √

3 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/ sumber √

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

Rata-rata butir III C = E 4/ A

Lampiran 4e

Page 186: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

169

169

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan

Siswa

1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √

2 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √

3 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif √

4 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar √

Rata-rata butir III D = F 3.75/ A

E Penilaian Proses dan Hasil

1 Memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran √

2 Melakukan penilaian aktif sesuai kompetensi (tujuan) √

Rata-rata butir III E = G 3/ B

F Pengguanaan Bahasa

1 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar,

dan lancar

2 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √

Rata-rata butir III F = H 3.5/ B

IV PENUTUP

1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan, atau tugas sebagai remidi/ pengayaan

Rata-rata butir IV = I 4/ A

Nilai APKG II= A+B+C+D+E+F+G+H+I

3.64/ B 9

Observer

Margono, S. Pd

NIP 19620415 198405 1 006

Page 187: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

170

170

HASIL OBSERVASI GURU MENGAJAR

SIKLUS III PERTEMUAN 2

No INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI

SKOR

1 2 3 4

I PRA PEMBELAJARAN

1 Mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran √

2 Memeriksa kesiapan siswa √

Rata-rata butir I=A 3.5/ B

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan absensi √

2 Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

rencana kegiatan

Rata-rata butir II = B 4/ A

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pelajaran

1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √

2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

3 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai hierarki belajar

dan karakteristik siswa

4 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √

Rata-rata butir III A = C 3.75/ A

B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran

1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

2 Melaksanakan pembelajaran secara runtun √

3 Menguasai kelas √

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √

5 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif (dampak pengiring)

6 Melaksanakan pembelajaran √

Rata-rata butir III B = D 3.67/ B

C Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembeajaran

1 Menggunakan media dan sumber yang efektif dan efisien √

2 Menghasilakn pesan yang menarik √

3 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/ sumber √

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

Rata-rata butir III C = E 4/ A

Lampiran 4f

Page 188: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

171

171

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan

Siswa

1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √

2 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √

3 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif √

4 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam

belajar

Rata-rata butir III D = F 4/ A

E Penilaian Proses dan Hasil

1 Memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran √

2 Melakukan penilaian aktif sesuai kompetensi (tujuan) √

Rata-rata butir III E = G 3/ B

F Pengguanaan Bahasa

1 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar,

dan lancar

2 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √

Rata-rata butir III F = H 4/ A

IV PENUTUP

1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan, atau tugas sebagai remidi/ pengayaan

Rata-rata butir IV = I 4/ A

Nilai APKG II= A+B+C+D+E+F+G+H+I

3.77/ A 9

Observer

Margono, S. Pd

NIP 19620415 198405 1 006

Page 189: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

172

172

KRITERIA PENILAIAN

SKOR KATEGORI

1 Kurang

2 Cukup

3 Baik

4 Sangat Baik

NILAI RATA-RATA KRITERIA KATEGORI

< 2 D Kurang

2 – 2,8 C Cukup

2,9 – 3,7 B Baik

> 3,7 A Sangat Baik

Page 190: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

173

173

Page 191: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

174

174

Tabel pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran IPA dengan

model kontekstual siklus I pertemuan I

No Aspek yang

diamati Indikator

Jumlah

siswa Prosentase Skor Kategori Kriteria

1 Perhatian

Menyimak

penjelasan guru 15 100% 4 A Sangat Baik

Antusias dalam

pembelajaran 15 100% 4 A Sangat Baik

Menunjukkan rasa

senang 14 93% 4 A Sangat Baik

2 Kerja sama

Memberi bantuan

kepada teman 5 33% 1 D Kurang

Menghargai

pendapat teman 8 53% 2 C Cukup

Memnunjukkan

kekompakkan 8 53% 2 C Cukup

3 Ketekunan

Mengerjakan tugas

dengan teliti 8 53% 2 C Cukup

Tidak mengobrol

dengan teman 3 20% 0 D Kurang

Tidak mengganggu

kelompok lain 12 80% 3 B Baik

4 keaktifan

Menyatakan

pendapat 9 60% 2 C Cukup

Mengajukan

pertanyaan 0 0% 0 D Kurang

Mengerjakan tugas

dengan baik 7 47% 2 C Cukup

Jumlah rata-rata 8.67 58% 2.17 C Cukup

Lampiran 5a

Page 192: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

175

175

Tabel pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran IPA dengan

model kontekstual siklus I pertemuan II

No Aspek yang

diamati Indikator

Jumlah

siswa Persentase Skor Kategori Kriteria

1 Perhatian

Menyimak

penjelasan guru 15 100% 4 A Sangat Baik

Antusias dalam

pembelajaran 15 100% 4 A Sangat Baik

Menunjukkan rasa

senang 15 100% 4 A Sangat Baik

2 Kerja sama

Memberi bantuan

kepada teman 5 33% 1 D Kurang

Menghargai

pendapat teman 10 67% 3 B Baik

Memnunjukkan

kekompakkan 12 80% 3 B Baik

3 Ketekunan

Mengerjakan tugas

dengan teliti 7 47% 2 C Cukup

Tidak mengobrol

dengan teman 6 40% 1 D Kurang

Tidak mengganggu

kelompok lain 12 80% 3 B Baik

4 keaktifan

Menyatakan

pendapat 13 87% 4 A Sangat Baik

Mengajukan

pertanyaan 0 0% 0 D Kurang

Mengerjakan tugas

dengan baik 8 53% 2 C Cukup

Jumlah rata-rata 9.83 66% 2.58 C Cukup

Lampiran 5b

Page 193: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

176

176

Tabel pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran IPA dengan

model kontekstual siklus II pertemuan I

No

Aspek

yang

diamati

Indikator Jumlah

siswa Persentase Skor Kategori Kriteria

1 Perhatian

Menyimak

penjelasan guru 15 100% 4 A Sangat Baik

Antusias dalam

pembelajaran 15 100% 4 A Sangat Baik

Menunjukkan rasa

senang 15 100% 4 A Sangat Baik

2 Kerja sama

Memberi bantuan

kepada teman 6 40% 2 C Cukup

Menghargai

pendapat teman 11 73% 3 B Baik

Memnunjukkan

kekompakkan 12 80% 4 A Sangat Baik

3 Ketekunan

Mengerjakan tugas

dengan teliti 7 47% 2 C Cukup

Tidak mengobrol

dengan teman 8 53% 2 C Cukup

Tidak mengganggu

kelompok lain 14 93% 4 A Sangat Baik

4 keaktifan

Menyatakan

pendapat 15 100% 4 A Sangat Baik

Mengajukan

pertanyaan 6 40% 2 C Cukup

Mengerjakan tugas

dengan baik 8 53% 2 C Cukup

Jumlah rata-rata

11 73% 3.08 B Baik

Lampiran 5c

Page 194: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

177

177

Tabel pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran IPA dengan

model kontekstual siklus II pertemuan II

No Aspek yang

diamati Indikator

Jumlah

siswa Persentase Skor Kategori Kriteria

1 Perhatian

Menyimak

penjelasan guru 15 100% 4 A Sangat Baik

Antusias dalam

pembelajaran 15 100% 4 A Sangat Baik

Menunjukkan

rasa senang 15 100% 4 A Sangat Baik

2 Kerja sama

Memberi bantuan

kepada teman 7 47% 2 C Cukup

Menghargai

pendapat teman 15 100% 4 A Sangat Baik

Memnunjukkan

kekompakkan 14 93% 4 A Sangat Baik

3 Ketekunan

Mengerjakan

tugas dengan teliti 9 60% 2 C Cukup

Tidak mengobrol

dengan teman 9 60% 2 C Cukup

Tidak

mengganggu

kelompok lain

14 93% 4 A Sangat Baik

4 keaktifan

Menyatakan

pendapat 15 100% 4 A Sangat Baik

Mengajukan

pertanyaan 8 53% 2 C Cukup

Mengerjakan

tugas dengan baik 12 80% 3 B Baik

Jumlah rata-rata 12.33 82% 3.25 B Baik

Lampiran 5d

Page 195: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

178

178

Tabel pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran IPA dengan

model kontekstual siklus III pertemuan I

No

Aspek

yang

diamati

Indikator Jumlah

siswa Persentase Skor Kategori Kriteria

1 Perhatian

Menyimak

penjelasan guru 15 100% 4 A Sangat Baik

Antusias dalam

pembelajaran 15 100% 4 A Sangat Baik

Menunjukkan rasa

senang 15 100% 4 A Sangat Baik

2 Kerja sama

Memberi bantuan

kepada teman 8 53% 2 C Cukup

Menghargai

pendapat teman 15 100% 4 A Sangat Baik

Menunjukkan

kekompakkan 14 93% 4 A Sangat Baik

3 Ketekunan

Mengerjakan tugas

dengan teliti 11 73% 3 B Baik

Tidak mengobrol

dengan teman 12 80% 3 B Baik

Tidak mengganggu

kelompok lain 15 100% 4 A Sangat Baik

4 keaktifan

Menyatakan

pendapat 15 100% 4 A Sangat Baik

Mengajukan

pertanyaan 9 60% 2 C Cukup

Mengerjakan tugas

dengan baik 14 93% 4 A Sangat Baik

Jumlah rata-rata 13.17 88% 3.50 A Sangat Baik

Lampiran 5e

Page 196: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

179

179

Tabel pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran IPA dengan

model kontekstual siklus III pertemuan II

No Aspek yang

diamati Indikator

Jumlah

siswa Persentase Skor Kategori Kriteria

1 Perhatian

Menyimak

penjelasan guru 15 100% 4 A Sangat Baik

Antusias dalam

pembelajaran 15 100% 4 A Sangat Baik

Menunjukkan rasa

senang 15 100% 4 A Sangat Baik

2 Kerja sama

Memberi bantuan

kepada teman 10 67% 3 B Baik

Menghargai

pendapat teman 15 100% 4 A Sangat Baik

Memnunjukkan

kekompakkan 12 80% 3 B Baik

3 Ketekunan

Mengerjakan tugas

dengan teliti 13 87% 4 A Sangat Baik

Tidak mengobrol

dengan teman 11 73% 3 B Baik

Tidak mengganggu

kelompok lain 15 100% 4 A Sangat Baik

4 keaktifan

Menyatakan

pendapat 15 100% 4 A Sangat Baik

Mengajukan

pertanyaan 11 73% 3 B Baik

Mengerjakan tugas

dengan baik 14 93% 4 A Sangat Baik

Jumlah rata-rata 13.42 89% 3.67 A Sangat Baik

Lampiran 5f

Page 197: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

180

180

KRITERIA PENILAIAN

SKOR KATEGORI

1 Kurang

2 Cukup

3 Baik

4 Sangat Baik

NILAI RATA-RATA KRITERIA KATEGORI

< 2 D Kurang

2 – 2,8 C Cukup

2,9 – 3,7 B Baik

> 3,7 A Sangat Baik

Page 198: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

181

181

181

Page 199: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

182

182

Tabel Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

N

o Nama Siswa Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 Rata-rata

1 Arif Febrianto 80 80 50 70.00

2 Arif Nugraha 90 90 85 88.33

3 Agus Widodo 90 90 90 90.00

4 Diah Ayu Wulandari 80 75 40 65.00

5 Eka Septi Oktaviana 80 75 40 65.00

6 E. M. Gilang G. 75 80 80 78.33

7 Hesti Wulandari 75 80 90 81.67

8 Indah Sri Rahayu 75 80 75 76.67

9 Ludhfi Ubaidillah 90 90 75 85.00

10 Roni Saputra 90 90 70 83.33

11 Muhammad Wisnu P. 80 80 65 75.00

12 Nurma Kusuma R. 80 80 80 80.00

13 Yudi Mustofa 75 80 75 76.67

14 Yosi Hari Mardana 90 90 80 86.67

15 Yusuf Andrianto 75 80 55 70.00

Rata-rata kelas 81.67 82.67 70.00 78.11

Lampiran 6a

Page 200: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

183

183

Tabel Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama Siswa Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 Rata-rata

1 Arif Febrianto 80 80 70 76.67

2 Arif Nugraha 95 100 100 98.33

3 Agus Widodo 95 100 95 96.67

4 Diah Ayu Wulandari 80 80 45 68.33

5 Eka Septi Oktaviana 80 80 45 68.33

6 E. M. Gilang G. 80 80 80 80.00

7 Hesti Wulandari 80 80 95 85.00

8 Indah Sri Rahayu 80 80 80 80.00

9 Ludhfi Ubaidillah 95 100 90 95.00

10 Roni Saputra 95 100 80 91.67

11 Muhammad Wisnu P. 80 80 80 80.00

12 Nurma Kusuma R. 80 80 80 80.00

13 Yudi Mustofa 80 80 80 80.00

14 Yosi Hari Mardana 90 100 95 95.00

15 Yusuf Andrianto 80 80 60 73.33

Rata-rata kelas 84.67 86.67 78.33 83.22

Lampiran 6b

Page 201: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

184

184

Tabel Data Hasil Belajar Siswa Siklus III

No Nama Siswa Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 Rata-rata

1 Arif Febrianto 80 80 97.5 85.83

2 Arif Nugraha 100 100 100 100.00

3 Agus Widodo 100 100 100 100.00

4 Diah Ayu Wulandari 80 80 50 70.00

5 Eka Septi Oktaviana 80 80 45 68.33

6 E. M. Gilang G. 80 85 97.5 87.50

7 Hesti Wulandari 80 85 100 88.33

8 Indah Sri Rahayu 80 85 97.5 87.50

9 Ludhfi Ubaidillah 100 100 97.5 99.17

10 Roni Saputra 100 100 80 93.33

11 Muhammad Wisnu P. 80 80 97.5 85.83

12 Nurma Kusuma R. 80 80 90 83.33

13 Yudi Mustofa 80 85 90 85.00

14 Yosi Hari Mardana 100 100 100 100.00

15 Yusuf Andrianto 80 85 65 76.67

Rata-rata kelas 86.67 88.33 87.17 87.39

Lampiran 6c

Page 202: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

185

185

Tabel Data Rata-rata Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus

No Nama Siswa SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3 Rata-rata

1 Arif Febrianto 70.00 76.67 85.83 85.83

2 Arif Nugraha 88.33 98.33 100.00 100.00

3 Agus Widodo 90.00 96.67 100.00 100.00

4 Diah Ayu Wulandari 65.00 68.33 70.00 70.00

5 Eka Septi Oktaviana 65.00 68.33 68.33 68.33

6 E. M. Gilang G. 73.33 80.00 87.50 87.50

7 Hesti Wulandari 81.67 85.00 88.33 88.33

8 Indah Sri Rahayu 76.67 80.00 87.50 87.50

9 Ludhfi Ubaidillah 85.00 95.00 99.17 99.17

10 Roni Saputra 83.33 91.67 93.33 93.33

11 Muhammad Wisnu P. 75.00 80.00 85.83 85.83

12 Nurma Kusuma R. 80.00 80.00 83.33 83.33

13 Yudi Mustofa 76.67 80.00 85.00 85.00

14 Yosi Hari Mardana 86.67 95.00 100.00 100.00

15 Yusuf Andrianto 70.00 73.33 76.67 76.67

Rata-rata kelas 77.78 83.22 87.39

Lampiran 6d

Page 203: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

186

186

186

Page 204: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

187

187

Tabel Data Hasil Tes Kreativitas Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

No Nama Siswa Pra

Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Rata-rata

1 Arif Febrianto 65 73 82 84 76.00

2 Arif Nugraha 45 66 79 89 69.75

3 Agus Widodo 79 82 84 89 83.50

4 Diah Ayu Wulandari 40 58 62 67 56.75

5 Eka Septi Oktaviana 55 60 60 60 58.75

6 E. M. Gilang G. 62 73 74 76 71.25

7 Hesti Wulandari 82 84 86 88 85.00

8 Indah Sri Rahayu 67 71 76 88 75.50

9 Ludhfi Ubaidillah 68 75 80 89 78.00

10 Roni Saputra 41 50 60 64 53.75

11 Muhammad Wisnu P. 68 79 82 83 78.00

12 Nurma Kusuma R. 61 68 71 78 69.50

13 Yudi Mustofa 42 51 68 76 59.25

14 Yosi Hari Mardana 55 73 73 82 70.75

15 Yusuf Andrianto 42 53 63 63 55.25

Rata-rata Per Siklus 58.13 67.73 73.33 78.40 69.40

Lampiran 7a

Page 205: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

188

188

Tabel Persentase Tes Kreativitas Siswa Pra Siklus

Grafik Kreativitas Siswa Kelas V SDN Tepisari 02 pra siklus

Tabel Persentase Tes Kreativitas Siswa Siklus I

No Nilai Frekuensi

Nilai

Tengah

(xi)

fixi Persentase Kategori Keterangan

1 21 – 40 1 31.5 31.50 7% tidak

kreatif tidak tuntas

2 41 – 60 6 51.5 309.00 40% kurang

kreatif tidak tuntas

3 61 – 80 7 71.5 500.50 47% kreatif tuntas

4 81 - 100 1 91.5 91.50 7% sangat

kreatif tuntas

Jumlah 15

932.50 100%

Nilai rata-rata= 932.5 : 15 = 62.17

Ketuntasan Klaksikal = 8: 15 x 100% = 53%

7% tidak kreatif, 40% kurang kreatif, 47% kreatif, dan 7% sangat kreatif

Lampiran 7c

Lampiran 7b

Page 206: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

189

189

No Nilai Frekuensi Nilai Tengah

(xi) fixi Persentase Kategori Keterangan

1 21 – 40 0 31.50 0.00 0% tidak

kreatif tidak tuntas

2 41 – 60 5 51.50 257.50 33% kurang

kreatif tidak tuntas

3 61 – 80 8 71.50 572.00 53% kreatif tuntas

4 81 - 100 2 91.50 183.00 13% sangat

kreatif tuntas

Jumlah 15

1012.50 100%

Nilai rata-rata= 1012.50 : 15 = 67.50

Ketuntasan Klasikal = 10: 15 x 100% = 67%

0% tidak kreatif, 33% kurang kreatif, 53% kreatif, dan13% sangat kreatif

Grafik Kreativitas Siswa Kelas V SDN Tepisari 02 Pra Siklus dan Siklus I

Page 207: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

190

190

Tabel Persentase Tes Kreativitas Siswa Siklus II

No Nilai Frekuensi

Nilai

Tengah

(xi)

fixi Persentase Kategori Keterangan

1 21 – 40 0 31.50 0.00 0% tidak

kreatif tidak tuntas

2 41 – 60 2 51.50 103.00 13% kurang

kreatif tidak tuntas

3 61 – 80 9 71.50 643.50 60% kreatif tuntas

4 81 - 100 4 91.50 366.00 27% sangat

kreatif tuntas

Jumlah 15 1112.50 100%

Nilai rata-rata= 1112.50 : 15 = 74.17

Ketuntasan Klasikal = 13: 15 x 100% = 87%

0% tidak kreatif, 13% kurang kreatif, 60% kreatif, dan 27% sangat kreatif

Grafik Kreativitas Siswa Kelas V SDN Tepisari 02 Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus

II

Lampiran 7d

Page 208: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

191

191

Tabel Persentase Tes Kreativitas Siswa Siklus III

No Nilai Frekuensi

Nilai

Tengah

(xi)

fixi Persentase Kategori Keterangan

1 21 – 40 0 31.50 0.00 0% tidak

kreatif tidak tuntas

2 41 – 60 1 51.50 51.50 7% kurang

kreatif tidak tuntas

3 61 – 80 7 71.50 500.50 47% kreatif tuntas

4 81 - 100 7 91.50 640.50 47% sangat

kreatif tuntas

Jumlah 15

1192.50 100%

Nilai rata-rata= 1192.50 : 15 = 79.50

Ketuntasan Klasikal = 14: 15 x 100% = 93%

0% tidak kreatif, 7% kurang kreatif, 47% kreatif, dan 47% sangat kreatif

Grafik Kreativitas Siswa Kelas V SDN Tepisari 02 Pra Siklus, Siklus I, Siklus II,

dan Siklus III

Lampiran 7e

Page 209: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

192

192

Tabel Data Persentase Hasil Tes Kreativitas Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus

III

No Nilai Sebelum

tindakan

Setelah tindakan Kategori Keterangan Siklus

I

Siklus

II

Siklus

III

1 21 – 40 7% 0% 0% 0% tidak

kreatif

tidak

tuntas

2 41 – 60 40% 3% 13% 7% kurang

kreatif

tidak

tuntas

3 61 – 80 47% 53% 60% 47% kreatif tuntas

4 81 - 100 7% 13% 27% 47% sangat

kreatif tuntas

Ketuntasan Klasikal pra siklus = 8 : 15 x 100% = 53%

Ketuntasan Klasikal siklus I = 10: 15 x 100% = 67%

Ketuntasan Klasikal siklus II = 13 : 15 x 100% = 87%

Ketuntasan Klasikal siklus III = 14: 15 x 100% = 93%

Lampiran 7f

Page 210: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

193

193

193

Page 211: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

194

194

KEGIATAN SIKLUS I

Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan lembar kerja

Siswa bekerjasama dengan kelompok dalam membuat model sederhana yang

berkaitan dengan materi cahaya

Lampiran 8a

Page 212: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

195

195

KEGIATAN SIKLUS II

Siswa berkerjasama dalam praktek cahaya

Siswa bekerjasama membuat model sederhana yang berkaitan dengan materi

cahaya

Lampiran 8b

Page 213: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

196

196

Siswa melakukan kegiatan diskusi kelompok dan presentasi atas kegiatan yang

telah dilakukan

Page 214: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

197

197

KEGIATAN SIKLUS III

Siswa bekerjasama dalam pembuatan mind mapping dan pembacaan hasil kepada

anggota kelompok

Presentasi mind mapping hasil praktek cahaya

Lampiran 8c

Page 215: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

198

198

Siswa bekerjasama membuat model sederhana yang berkaitan dengan materi

cahaya dan pengujian hasil di halaman sekolah

Presentasi dan demonstrasi hasil pembuatan model sederhana yang berkaitan

dengan materi cahaya

Page 216: PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ...... · i peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model kontekstual dalam pembelajaran ipa kelas v sdn tepisari 02 kabupaten

199

199

Siswa anggota kelompok lain memberikan pertanyaan dan tanggapan atas

presentasi kelompok yang lain

Siswa mengerjakan tes belajar dan tes kreativitas