peningkatan keaktifan belajar siswa melalui strategi group...

21
PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- UNDANGAN SISWA KELAS V SD NEGERI 01 GUMENG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar LEDY SUNARTO A54A 100074 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: vandiep

Post on 02-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI

GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG-

UNDANGAN SISWA KELAS V SD NEGERI 01 GUMENG

KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Disusun sebagai persyaratan

Guna mencapai Sarjana S-1

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

LEDY SUNARTO

A54A 100074

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran
Page 3: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

1

ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI

GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG-

UNDANGAN SISWA KELAS V SD NEGERI 01 GUMENG

KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Ledy Sunarto. NIM. A54A 100074. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2013

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar PKn materi

perundang-undangan melalui strategi Group Investigation pada siswa Kelas V SD

Negeri 01 Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran

2012/2013.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas.

Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 01 Gumeng Kecamatan

Jenawi tahun pelajaran 2012/2013. Data dikumpulkan melalui metode observasi,

dan dokumentasi. Rancangan penelitian tindakan yang dipilih yaitu model siklus

terdiri dari dua siklus. Setiap siklus meliputi unsur perencanaan (planning),

pelaksanaan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).

Hasil penelitian menunjukkan keaktifan belajar siswa pada Pra siklus hanya

48% dan meningkat pada siklus I menjadi 70,37% selanjutnya meningkat ke siklus

II dengan persentase 85,2%. Dari Pra siklus sampai siklus II terjadi peningkatan

keaktifan siswa yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian

terbukti, yaitu “Strategi Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan belajar

PKn materi Perundang-undangan pada siswa Kelas V SD Negeri 01 Gumeng

Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013”.

Kata kunci : keaktifan, group investigation.

A. PENDAHULUAN

Keberhasilan proses belajar mengajar dalam pembelajaran dapat diukur

dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Dalam

pembelajaran keaktifan siswa sangat diperlukan. Keaktifan siswa terhadap pelajaran

akan berdampak pada prestasi belajar siswa. Tercapainya tujuan pendidikan

nasional di atas dapat dilihat dari prestasi belajar yang didapat oleh peserta didik.

Page 4: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

2

Prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri

peserta didik maupun faktor-faktor lain di luar peserta didik. Antara lain kegiatan

pembelajaran di kelas sangat berpengaruh dalam tercapainya prestasi belajar yang

baik. Perwujudan pembelajaran yang baik dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Dapat disimpulkan semakin tinggi aktivitas belajar

siswa akan semakin tinggi pula prestasi belajar. Perlunya dikembangkan

pembelajaran yang dapat membangun keaktifan siswa dalam proses belajar

mengajar adalah sebagai alternatif model pembelajaran yang baru. Pembelajaran

yang efektif tersebut harus diimbangi dengan kemampuan guru dalam menguasai

model pembelajaran dan materi yang akan diajarkan.

Berdasarkan fakta yang diperoleh di lapangan yaitu melalui wawancara

pada guru dan juga observasi kelas diketahui bahwa pembelajaran PKn Kelas V SD

Negeri 01 Gumeng, Jenawi belum dapat mengembangkan keaktifan belajar siswa,

selain itu penggunaan strategi pembelajaran yang menekankan penyampaian

informasi materi dalam bentuk ceramah, sehingga siswa pasif, hanya mendengarkan

penjelasan guru, keaktifan siswa masih sangat rendah. Dari keseluruhan siswa yang

berjumlah 27, hanya 13 siswa yang aktif dalam pembelajaran PKn. Keaktifan

belajar PKn baru mencapai 48%, sedangkan 52% siswa masih belum aktif dalam

pembelajaran.

Dalam paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya

untuk mmendapatkan hasil belajar siswa yang tinggi, tetapi meningkatkan keaktifan

siswa dalam belajar sehingga penting bagi guru untuk mengembangkan

pembelajaran yang aktif. Pembelajaran aktif bertujuan untuk mengoptimalkan

penggunaan semua potensi yang dimilki oleh anak didik, sehingga semua anak

didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik

pribadi yang mereka miliki (Suprijino 2010: 6). Di samping itu pembelajaran aktif

juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju

pada proses pembelajaran. Belajar yang bermakna terjadi bila siswa atau anak didik

berperan secara aktif dalam proses belajar dan akhirnya mampu memutuskan apa

yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya. Proses pembelajaran akan berhasil

Page 5: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

3

dengan baik jika peran para guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu

memberikan motivasi, dan memfasilitasinya tanpa mendominasi, memberikan

kesempatan untuk berpartisipasi aktif, membantu dan mengarahkan siswanya untuk

mengembangkan bakat dan minat mereka melalui proses pembelajaran yang

terencana.

Berkaitan dengan keaktifan siswa, menurut hasil penelitian Siti Lestari

(2012) menunjukkan bahwa dengan menerapkan strategi Group Investigation dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn. Sebelum dilakukan

pembelajaran dengan strategi Group Investigation, keaktifan siswa hanya 10 dari 25

siswa (40%) dan setelah menggunakan strategi Group Investigation keaktifan siswa

meningkat menjadi 20 siswa dengan persentase 80%. Selanjutnya penelitian Siti

Lestari Wahyuningsih (2012) membuktikan bahwa strategi Group Investigation

dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dari 40% sebelum dilakukan tindakan

menjadi 90% pada siklus II, dari 20 siswa 18 siswa yang aktif.

Berdasarkan hal tersebut perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang

mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran salah satunya

strategi Group Investigation yang mampu menyajikan materi menjadi menarik

sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan potensi kreatifitasnya dapat

membangkitkan keinginan dan motivasi belajar. Hal ini terbukti pada penelitian Siti

Lestari (2012) yang menyimpulkan bahwa penerapan strategi Group Investigation

dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa memenuhi indikator keberhasilan yaitu

dengan perolehan ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebesar 85%. Penggunaan

strategi pembelajaran adalah tahap orientasi pengajaran akan membantu keefektifan

proses pembelajaran dan penyampaian pesan, isi pelajaran pada saat itu. Peneliti

mengkaji penggunaan Group Investigation yaitu strategi pembelajaran yang

melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun

mempelajarinya. Strategi Group Investigation menuntut para siswa untuk memiliki

kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan kemampuan dalam keterampilan

proses kelompok.

Page 6: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

4

B. Kajian Teori

Kajian teori yang dikemukakan dalam penelitian ini mecakup konsep-

konsep tentang belajar, keaktifan belajar, dan strategi Group Investigation dalam

meningkatkan keaktifan belajar siswa.

1. Konsep Belajar

Konsep belajar mencakup pengertian belajar, hakikat belajar, teori-teori

yang dikemukakan para ahli tentang belajar, faktor yang mempengaruhi belajar,

prinsip belajar, serta peran guru dalam proses belajar siswa.

a. Pengertian belajar

Belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai hasil dari suatu

pengalaman belajar. Belajar merupakan proses dalam organisme untuk mengubah

perilakunya dari hasil pengalaman (Gagne dan Berliner dalam Catharina 2005: 2),

atau merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman (Slavin

dalam Catharina 2005: 2). Dirumuskan pula sebagai suatu proses perubahan yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Dengan

demikian seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat

adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan. Proses

perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto dalam Hamdani 2011: 20).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

b. Hakikat belajar

Belajar pada hakekatnya merupakan aktivitas yang utama dalam

serangkaian proses pendidikan di sekolah. Hal ini dapat dipahami karena berhasil

atau tidaknya tujuan pendidikan adalah dominan bergantung pada bagaimana proses

belajar mengajar itu berlangsung. Belajar adalah sebagai suatu proses usaha yang

dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

Page 7: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

5

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan

lingkungannya (Hamdani 2011: 15). Dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar

yaitu: 1) Belajar akan membawa perubahan tingkah laku, 2) Dengan belajar

seseorang akan mendapatkan pengetahuan baru, dan 3) Perubahan tingkah laku dan

pengetahuan itu diperoleh melalui suatu usaha atau pengalaman.

c. Teori - teori belajar

Teori belajar merupakan suatu pendapat, ide, atau gagasan mengenai

pengertian belajar dalam hubungannya dengan proses belajar seseorang. Teori-teori

belajar yang terkenal antara lain (Ngalim Purwanto 2011: 89) :

1) Teori Conditioning

2) Teori Connectionism dari Edward L. Thorndike

3) Teori Gestalt

d. Faktor yang mempengaruhi belajar

Proses belajar suatu individu berbeda dengan individu lainnya. Hal ini

dipengaruhi oleh faktor-faktor belajar yang menyebabkan seseorang melakukan

proses belajar. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar seseorang

antara lain (Slameto 2003:25) :

1) Minat. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendir dengan suatu di luar dir.

Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat.

2) Kecerdasan. Kecaerdasan atau intelegensi adalah properti dari pikiran yang

mencakup banyak kemampuan mental yang terkait, seperti kapasitas untuk

berpikir, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami

gagasan dan bahasa, dan belajar

3) Bakat. Bakat merupakan faktor yang besar pengruhnya terhadap proses dan

hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah , bahwa belajar pada

bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha

itu.

Page 8: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

6

4) Motivasi. Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisisi psikologis yang

mendorong seorang untuk belajar. Penemuan-penemuan penelitian menunjukan

bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar

bertambah.

5) Kemampuan Kognitif. Dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal

dari masa lampau atau atau berdasarkan kesempatan yang diperoleh di masa

lampau (Slameto 2003:28).

e. Prinsip belajar

1) Perhatian dan motivasi. Perhatian terhadap belajar akan timbul pada siswa

apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran

itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan utntuk belajar lebih

lanjut, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Motivasi

mempunya peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga

yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi

mempunyai kaitan erat dengan minat.

2) Keaktifan. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa

dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak

aktif mengalami sendiri. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu

menampakkan keaktifan. Mulai dari kegiatan fisik yang berupa membaca,

menulis, mendengarkan, berlatih ketermapilan hingga kegiatan psikis seperti

memecahkan masalah, menyimpulkan hasil percobaan, membandingkan satu

konsep dengan konsep yang lain, dan sebagainya.

3) Keterlibatan langsung atau pengalaman. Dalam belajar melalui pengalaman

langsung siswa tidak sekedar mengalami secara langsung tetapi ia harus

menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab

terhadap hasilnya.

4) Pengulangan. Menurut Teori Psikologi Daya, belajar adalah melatih daya-daya

yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggap,

mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Teori Psikologi

Page 9: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

7

Conditioning yang merupakan perkembangan dari teori Koneksionisme

menyatakan perilaku individu dapat dikondisikan, dan belajar merupakan upaya

mengkondisikan suatu perilaku atau respon terhadap sesuatu.

5) Tantangan dan semangat belajar. Siswa dalam situasi belajar barada dalam

suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi

suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu

mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan

itu, yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.

6) Balikan dan penguatan. Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui

dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan

yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.

7) Perbedaan individual. Perbedaan individual berpengaruh terhadap cara dan

hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individual perlu diperhatikan oleh

guru dalam upaya pembelajaran.

f. Peran Guru dalam Belajar Siswa

Seorang guru harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan

kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan

potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, professional dan

menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai (Hamdani 2011:56) :

1) Orang tua dan teman, yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.

2) Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta

didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.

3) Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui

permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.

4) Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.

5) Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain secara

wajar.

6) Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain,

dan lingkungannya.

Page 10: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

8

Peran-peran guru tersebut sangat penting dalam menumbuhkan keaktifan

belajar siswa dalam pembelajaran. Melalui peran serta guru tersebut siswa akan

lebih aktif dan menyadari pentingnya peran guru sebagai pengajar sekaligus

pembimbing dan penyedia informasi bagi siswa.

2. Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar merupakan tindakan atau aspek-aspek yang dilakukan

oleh siswa berkaitan dengan pengaruh siswa dalam pembelajaran di kelas.

Keaktifan belajar mencakup konsep pengertian keaktifan, jenis keaktifan, faktor

yang mempengaruhi keaktifan, serta peran guru dalam keaktifan belajar siswa.

a. Pengertian Keaktifan

Belajar merupakan proses perubahan pada diri individu kearah yang lebih

baik yang bersifat tetap berkat adanya interaksi dan latihan” (KBBI, 1992:17),

sedangkan keaktifan belajar adalah “aktifitas yang bersifat fisik maupun mental”

(Sardiman, 2001: 99). Hal tersebut termanifestasi pada karakter “individu

merupakan manusia belajar yang selalu ingin tahu (Keachi dalam Dimyanti dan

Mujiono 1999:45). Jadi keaktifan belajar adalah suatu kegiatan individu yang dapat

membawa perubahan kearah yang lebih baik pada diri individu karena adanya

interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan.

b. Jenis-jenis Keaktifan

Keaktifan dibedakan menjadi beberapa jenis menurut kegiatan yang

dilakukan berhubungan dengan aspek keaktifan siswa tersebut. Jenis keaktifan yang

diteliti dalam penelitian ini adalah keaktifan dalam oral activities yaitu mengatakan,

merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi.

c. Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

Keaktifan belajar suatu individu berbeda dengan individu lainnya. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktir yang menyebabkan perbedaan tingkat keaktifan

seseorang. Keaktifan belajar siswa dipengaruhi oleh ada enam faktor yaitu (Wina

Sanjaya 2009: 94):

1) Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional maupun

intelektual dalam setiap proses pembelajaran.

Page 11: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

9

2) Siswa belajar secara langsung (experintial Learning).

3) Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.

4) Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar

yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.

5) Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa. Terjadinya interaksi

yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa atau antara guru dengan siswa.

Faktor yang sangat mempengaruhi keaktifan belajar siswa selain hal di atas

adalah faktor guru, keluarga, dan motivais masing-masing individu (Duprijono

2010:38). Disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa

mencakup faktor dalam yaitu motivasi siswa dan faktor luar mencakup keluarga,

guru, dan masyarakat.

d. Peran Guru dalam Mendorong Keaktifan Siswa

Agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka diperlukan

berbagai upaya dari guru untuk dapat membangkitkan keaktifan mereka. Beberapa

bentuk upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan keaktifan belajar

siswa antaranya dengan meningkatkan minat siswa, membangkitkan motivasi

siswa, menerapkan prinsip individualitas siswa, serta menggunakan media dalam

pembelajaran (Ilham 2009: 1):

Sebagai upaya untuk mengembangkan keaktifan belajar siswa dalam proses

pembelajaran, hendaknya guru dapat menggunakan media dalam pembelajaran, di

samping untuk memperjelas materi yang disampaikan juga akan dapat menarik

minat siswa.

e. Indikator Keaktifan Belajar

Indikator keaktifan belajar merupakan aspek-aspek yang dapat diamati

dalam diri siswa berkaitan dengan keaktifan belajar siswa tersebut. Menurut

Sudjana (1988:72), mengemukakan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar dapat dilihat dalam :

1) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru (awal, inti, akhir)

2) Kerja sama antara siswa dalam kelompok.

3) Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapatnya sendiri

Page 12: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

10

4) Keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan

5) Memberikan pendapat atau gagasan yang cemerlang

6) Saling membantu dalam menyelesaikan masalah dalam diskusi kelompok

7) Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat.

Penelitian ini membahas kelima indikator tersebut yang berhubungan

dengan aspek siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan strategi Group

Investigation. Indikator-indikator tersebut digunakan untuk menilai sejauh mana

peningkatan keaktifan belajar siswa melalui strategi strategi Group Investigation.

3. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah strategi

Group Investigation sebagai strategi yang digunakan dalam meningkatkan keaktifan

belajar siswa. Strategi pembelajaran yang dibahas dalam penelitian ini mencakup

pengertian, pendekatan dalam strategi pembelajaran, dan macam-macam strategi

pembelajaran.

a. Strategi Pembelajaran Aktif

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak

didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar

sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan

kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Pembelajaran yang

kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan

guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan

pembelajaran. Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari

dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki

oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi belajar aktif

(active learning strategy).

b. Strategi Group Investigation

Strategi Group Investigation merupakan strategi pembelajaran kooperatif

yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi

terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi GI

Page 13: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

11

mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau

objek khusus.

Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang

menggunakan strategi Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut, (Slavin dalam Maesaroh (2005:29-30):

Tabel 1. Tahap Strategi Group Investigation

Tahap Kegiatan

Tahap I

(Grouping) Mengidentifikasi

topik dan membagi siswa ke

dalam kelompok.

Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk

memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki.

Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.

Tahap II

(Planning) Merencanakan

tugas

Kelompok akan membagi sub topik kepada

seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan

dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses

dan sumber apa yang akan dipakai.

Tahap III

(Investigation) Membuat

penyelidikan

Siswa mengumpulkan, menganalisis dan

mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan

mengaplikasikan bagian mereka ke dalam

pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah

kelompok.

Tahap IV

(Organiting) Mempersiapkan

tugas akhir

Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang

akan dipresentasikan di depan kelas.

Tahap V

(Presenting)

Mempresentasikan tugas akhir

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya.

Kelompok lain tetap mengikuti.

Tahap VI

(Evaluating) Evaluasi

Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah

diselidiki dan dipresentasikan.

(Slavin dalam Maesaroh (2005:29-30)

c. Group Investigation untuk Peningkatan Keaktifan Belajar

Strategi Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan

kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai

dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran (Suprijono 2010: 93). Pada

pembelajaran ini guru mengarahkan, membantu para siswa menemukan informasi,

dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan

Page 14: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

12

lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan proses ilmiah.

Dengan demikian siswa akan aktif dalam pembelajaran di bawah bimbingan dan

pengarahan dari guru Depdiknas (2007:18).

Sifat keaktifan dalam kooperatif tipe GI ditandai oleh proses diskusi yang

menghasilkan keputusan-keputusan yang dikembangkan atau setidaknya diperkuat

oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi titik sentral

kegiatan belajar. Guru dan murid memiliki status yang sama dihadapan masalah

yang dipecahkan dengan peranan yang berbeda. Jadi tanggung jawab utama guru

adalah memotivasi siswa untuk bekerja secara kooperatif dan memikirkan masalah

sosial yang berlangsung dalam pembelajaran serta membantu siswa mempersiapkan

sarana pendukung.

d. Group Investigation untuk Keaktifan dalam Pembelajaran PKn

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

mata pelajaran pokok di sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan

warga negara dalam dimensi spiritual, rasional, emosional dan sosial,

mengembangkan tanggung jawab sebagai warga negara, serta mengembangkan

anak didik berpartisipasi sebagai warga negara supaya menjadi warga negara yang

baik. Kemampuan menguasai strategi pembelajaran dalam pembelajaran PKn

merupakan salah satu persyaratan utama yang harus dimiliki guru (Winataputra,

dkk (2007: 5.52). Strategi yang dipilih dalam pembelajaran PKn harus disesuaikan

dengan karakteristik tujuan pembelajaran PKn, karakteristik materi pembelajaran

PKn, situasi dan lingkungan belajar siswa, tingkat perkembangan dan kemampuan

belajar siswa, waktu yang tersedia dan kebutuhan siswa itu sendiri.

e. Group Investigation untuk Keaktifan dalam Pembelajaran PKn Materi

Peraturan Perundang-undangan

Materi yang digunakan adalah materi peraturan perundang-undangan,

dengan Standar Kompetensi : Memahami peraturan perundang-undangan

tingkat pusat dan daerah, serta Kompetensi Dasar : Menjelaskan pengertian dan

pentingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah dan

Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.

Page 15: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

13

Keberhasilannya meliputi Menyebutkan pengertian peraturan dan tujuan dibuatnya

peraturan, Menjelaskan perbedaan dan contoh peraturan pusat dan daerah,

Menyebutkan proses pembuatan peraturan pusat dan daerah, dan Memahami dan

menjelaskan cara-cara mentaati peraturan baik dalam lingkungan negara,

masyarakat, keluarga, dan sekolah, serta Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat

mengetahui dan meyebutkan berbagai macam perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia, tingkat pusat dan daerah dan Siswa dapat mengetahui dan menyebutkan

perbedaan fungsi tiap peraturan yang berlaku di tingkat pusat dan daerah.

C. METODE PENELITIAN

Tempat penelitian ini adalah di SD Negeri 01 Gumeng Kecamatan Jenawi

Tahun Pelajaran 2012/2013. Pemilihan tempat tersebut didasarkan pada

pertimbangan bahwa peneliti mengajar di sekolah tersebut, sehingga memudahkan

peneliti untuk melakukan tindakan dan memperoleh data-data yang dibutuhkan

dalam penelitian. Tahap pelaksanaan kegiatan mulai dari persiapan sampai dengan

penulisan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama empat bulan,

yaitu bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan Januari 2013 sesuai dengan waktu

pembelajaran materi PKn yang digunakan dalam penelitian.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Berikut ini adalah

bagan prosedur Penelitian Tindakan Kelas. PTK memiliki empat tahapan utama

yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan

refleksi (reflecting) Planning (Rencana). Dalam tahap ini peneliti menjelaskan

tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut

dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan

antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya

tindakan (apabaila dilaksanakan secara kolaboratif).

Subjek penelitian dalam PTK ini meliputi kepala sekolah, guru PKn, siswa

kelas V SD Negeri 01 Gumeng, dan peneliti. Kepala sekolah SD Negeri 01

Gumeng sebagai subjek yang membantu dalam memberikan izin penelitian

tindakan kelas ini. Guru PKn kelas V SD Negeri 01 Gumeng sebagai subjek yang

Page 16: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

14

memberikan tindakan dan mengawasi jalannya penelitian tindakan kelas ini. Siswa

kelas V SD Negeri 01 Gumeng sebagai subjek penelitian yang menerima tindakan,

sedangkan peneliti sebagai subjek yang bertugas merencanakan, melaksanakan

tindakan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan

penelitian.

Jenis data dalam penelitian ini termasuk ke dalam kategori data menurut

sifatnya yaitu data kualitatif, karena data tidak berbentuk angka atau terdiri dari

kata-kata atau tindakan. Berkaitan dengan hal tersebut jenis data diperoleh dari

observasi dan hasil wawancara dengan guru PKn dan tindakan yang dilakukan

siswa dalam pembelajaran PKn.Sumber data adalah sumber dari mana data

diperoleh, baik berupa manusia, tingkah laku, dokumen, arsip, dan benda-benda

lain (Maryadi dkk, 2010:13). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

berasal dari : 1) Informan atau nara sumber yaitu guru mata pelajaran PKn dan

siswa kelas V SD Negeri 01 Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar

Tahun Pelajaran 2012/2013, 2) Tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan

pembelajaran PKn yaitu di kelas V SD Negeri 01 Gumeng Kecamatan Jenawi

Kabupaten Karanganyar, DAN 3) Dokumen atau arsip antara lain silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar pengamatan keaktifan belajar siswa.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi

keaktifan belajar siswa. Lembar observasi ini digunakan untuk menilai tingkat

keaktifan belajar siswa melalui stategi Group Investigation.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tindakan kelas siklus I dilaksanakan dengan alokasi waktu sebanyak

2x40 menit. Jumlah siswa yang hadir adalah 27 siswa atau semua siswa kelas V

hadir dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti

sekaligus melaksanakan kegiatan observasi dibantu oleh seorang 2 orang

observer. Pada pembelajaran menggunakan strategi siklus I ditemukan kendala-

kendala dalam pembelajaran diantaranya siswa masih kesulitan dalam

melaksanakan pembelajaran dengan strategi Group Investigation, karena baru

Page 17: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

15

pertama kali mengenalnya. Siswa juga belum fokus dalam pembelajaran yang

dilakukan, sehingga siswa masih belum memeperhatikan saat guru

menyampaikan materi di depan kelas. Selain itu, pembagian kelompok yang

dilakukan oleh guru masih belum dilakukan secara heterogen, sehingga ada

beberapa kelompok yang terdiri dari siswa-siswa pandai saja. Hal ini

menyebabkan siswa yang kurang pandai enggan aktif dalam pembelajaran, karena

penguasaan pembelajaran oleh siswa yang lebih pandai. Berdasarkan hasil

observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I

ini masih belum berjalan dengan optimal.

Persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I berdasarkan

indikator yang digunakan mencapai 70,37%. Hasil ini sudah menunjukkan

peningkatan dibandingkan sebelum pembelajaran menggunakan strategi Group

Investigation, sehingga pelaksanaan pembelajaran pada siklus I belum dapat

dikatakan optimal. Keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn siklus I masih

belum menunjukkan peningkatan signifikan, yang diketahui dengan

membandingkan keaktifan siswa sebelum dan sesudah penerapan strategi Group

Investigation.

Pada perencanaan siklus kedua peneliti berupaya meningkatkan keaktifan

siswa dalam pembelajaran PKn dengan memperbaiki pelaksanaan proses

pembelajaran dengan strategi Group Investigation. Sebelum melakukan tindakan,

hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah menyusun instrumen penelitian yaitu

silabus, RPP, bahan atau materi ajar PKn, dan lembar observasi keaktifan siswa

dalam pembelajaran strategi Group Investigation. Alokasi yang direncanakan

adalah 2 jam pelajaran masing-masing sebanyak 40 menit untuk setiap jam

pelajaran.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus kedua ini peneliti tidak menemui

kendala dalam pembelajaran. Siswa telah fokus dan aktif dalam pembelajaran.

Siswa juga menyukai pembelajaran dengan strategi Group Investigation sehingga

keaktifan siswa pun meningkat dibandingkan siklus pertama. Berdasarkan uraian

Page 18: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

16

di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus kedua berjalan

lancar dan hasilnya menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan.

Persentase keaktifan siswa meningkat dari siklus pertama dengan

persentase 85,2%. Hal tersebut juga diketahui dari pembelajaran siklus kedua di

mana siswa tampak lebih aktif, fokus, dan termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran strategi Group Investigation. Siswa telah menunjukkan keaktifan

dengan melakukan beberapa indikator yang telah dirumuskan di atas. Jumlah

siswa yang melakukan indikator tersebut rata-rata lebih dari 23 siswa untuk

masing-maisng indikator. Hal ini menunjukkan hasil yang sangat begus, dengan

perolehan persentase 85,2% telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian

yang telah dirumuskan.

Hasil observasi siklus II jumlah siswa yang aktif rata-rata ada 23 siswa,

sedangkan jumlahn siswa yang pasif hanya 4 siswa. Persentase keaktifan siswa

pada siklus II mencapai haisl optimal yaitu 85,2%. Berdasarkan hasil refleksi

pada pembelajaran siklus II ini pembelajaran dengan strategi Group Investigation

dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn pada materi

peraturan perundang-undangan dengan persentase 85,2%.

Berdasarkan hasil refleksi diketahui persentase keaktifan siswa dalam

pembelajaran PKn siklus kedua ini meningkat menjadi 85,2%. Sebelum dilakukan

tindakan persentase keaktifan siswa baru mencapai 48%, pada siklus I meningkat

menjadi 70,37%. Ringkasan hasil perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 2. Perbandingan Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

Jumlah

Skor Persentase

Jumlah

Skor Persentase

Jumlah

Skor Persentase

117 48% 171 70,37% 207 85,2%

Page 19: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

17

Hasil raingkasan penelitian pada tahap sebelum tindakan, siklus I, dan

siklus II dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Gambar 1. Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Strategi Group

Investigation

Tabel 3. Analisis Indikator Keaktifan Siswa pada Sebelum Tindakan, Siklus

I, dan Siklus II

No Indikator Keaktifan

Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

Siswa Aktif Siswa Aktif Siswa Aktif

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1.

Perhatian siswa

terhadap penjelasan

guru

a.Kegiatan Awal

b.Kegiatan Inti

c.Kegiatan Akhir

16 siswa

18 siswa

16 siswa

59% 66,7%

59%

20 siswa

19 siswa

19 siswa

74% 70,4% 70,4%

20 siswa

26 siswa

22 siswa

74,1% 96,3% 81,5%

2.

Kerja sama antara

siswa dalam

kelompok.

8 siswa

30%

17 siswa 63%

22 siswa

81,5%

3.

Kemampuan siswa

dalam

mengemukakan

pendapatnya sendiri

11 siswa

41%

19 siswa

70,4%

25 siswa

92,6%

4.

Keberanian siswa

dalam

mengemukakan

pertanyaan

16 siswa 59% 20 siswa 74%

26 siswa 96,3%

5.

Memberikan pendapat atau

gagasan yang

cemerlang

15 siswa

56%

18 siswa

66,7%

27 siswa

100%

6.

Saling membantu

dalam

menyelesaikan

masalah dalam

diskusi kelompok

9 siswa 33,3% 19 siswa 70,4% 23 siswa 85,2%

7.

Mendengarkan

dengan baik ketika

teman berpendapat.

8 siswa 29,6% 20 siswa 74,1% 16 siswa 59,2%

Rata-rata 13siswa 48% 19 siswa 70,37% 23 siswa 85,2%

Page 20: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

18

E. SIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan proses penelitian tindakan yang dilakukan dapat

dilihat adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa

kelas V SD Negeri 01 Gumeng kecamatan Jenawi tahun pelajaran 2012/2013.

Bertitik tolak dari tindakan yang telah dilaksanakan pada penelitian ini, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan strategi Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa

dalam pembelajaran Pknmateri peraturan perundang-undangan hingga 85,2% dari 27

siswa kelas V SD Negeri 01 Gumeng.

2. Keaktifan siswa sebelum adanya penelitian tindakan kelas melalui penerapan

strategi Group Investigation hanya 48%, selanjutnya setelah melakukan tindakan

penelitian siklus I persentase keaktifan siswa meningkat menjadi 70,37%.

Selanjutnya pada tindakan siklus II keaktifan siswa meningkat menjadi 85,2% dan

telah memenuhi indikator keberhasilan kinerja.

F. DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo S. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depdikbud. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Semarang: Aneka Ilmu.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Gagne, Robert. 1976. Essential of Learning for Instruction. New York. Alih Bahasa

Agus Gerrad.

Hamalik, Oemar. 2004. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Page 21: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI GROUP ...eprints.ums.ac.id/23776/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · GROUP INVESTIGATION PADA MAPEL PKn MATERI PERUNDANG- ... model pembelajaran

19

Ilham. 2009. Upaya Guru Membangkitkan Keaktifan Siswa. Online at:

bangilham.wordpress.com/2009/03/31/pentingnya-upaya-guru-

dalammengembangkan-keaktifan-belajar-siswa/.

Kemmis S dan Mc. Taggart. 1992. The Action Research Planner. Victoria: Deakrin

University.

Mochtar. 2009. Strategi Pembelajaran IPS. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Slameto.2005.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:Rineka Cipta.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta. Pustaka Media.

Udin Winataputra,. 2002. Pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.