pengurangan rasa sakit dalam perawatan - terjemahan anes- reyjen

21
Pengurangan Rasa Nyeri Dalam Perawatan Intensive Banyak pasien di dalam ICU yang memiliki pengalaman nyeri. Nyeri yang dirasakan berhubungan dengan operasi pembedahan, cedera akibat trauma atau penyakit pada organ. Rasa nyeri memberikan banyak dampak. Rasa nyeri dapat menyebabkan ansietas dan kekurangan tidur dan menyebabkan delirium. Rasa nyeri menyebabkan respon hormonal kepada cedera, menyebabkan retensi air dan sodium dan hiperglikemi. Rasa nyeri juga Meningkatkan respon simpatis seperti peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan resistensi perifer dengan konsekuensi meningkatkan kerja jantung dan konsumsi oksigen miokardial berhubangan dengan iskemi. Nyeri luka dari atau trauma dada dan perut disebabkan oleh terpisahnyanya otot, pengurangan tidal volume, kapasitas vital, kapasitas fungsi residual dan ventilasi alveolar. Batuk yang parah disebabkan oleh retensi sputum, atelektasis, infeksi pulmonal, hipoksia dan hiperkarbia. Efek samping yang lain dari nyeri termasuk stasis vena yang dikarenakan imobilitas berikut dengan trombosis vena dan penurunan motilitas intestinal. Dalam dunia kedokteran, pengurangan rasa nyeri sangat penting untuk mengurangi morbiditas yang disebabkan oleh efek diatas. Beberapa karateristik rasa nyeri Rasa nyeri adalah sensasi yang tidak nyaman baik secara sensoris maupun emosional, yang dihubungkan kerusakan jaringan aktual

Upload: reyjenwijayakusuma

Post on 22-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

rasa sakit

TRANSCRIPT

Page 1: Pengurangan Rasa Sakit Dalam Perawatan - Terjemahan ANES- REYJEN

Pengurangan Rasa Nyeri Dalam Perawatan Intensive

Banyak pasien di dalam ICU yang memiliki pengalaman nyeri. Nyeri yang dirasakan

berhubungan dengan operasi pembedahan, cedera akibat trauma atau penyakit pada organ. Rasa

nyeri memberikan banyak dampak. Rasa nyeri dapat menyebabkan ansietas dan kekurangan tidur

dan menyebabkan delirium. Rasa nyeri menyebabkan respon hormonal kepada cedera,

menyebabkan retensi air dan sodium dan hiperglikemi. Rasa nyeri juga Meningkatkan respon

simpatis seperti peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan resistensi perifer dengan

konsekuensi meningkatkan kerja jantung dan konsumsi oksigen miokardial berhubangan dengan

iskemi. Nyeri luka dari atau trauma dada dan perut disebabkan oleh terpisahnyanya otot,

pengurangan tidal volume, kapasitas vital, kapasitas fungsi residual dan ventilasi alveolar. Batuk

yang parah disebabkan oleh retensi sputum, atelektasis, infeksi pulmonal, hipoksia dan

hiperkarbia. Efek samping yang lain dari nyeri termasuk stasis vena yang dikarenakan imobilitas

berikut dengan trombosis vena dan penurunan motilitas intestinal. Dalam dunia kedokteran,

pengurangan rasa nyeri sangat penting untuk mengurangi morbiditas yang disebabkan oleh efek

diatas.

Beberapa karateristik rasa nyeri

Rasa nyeri adalah sensasi yang tidak nyaman baik secara sensoris maupun emosional, yang

dihubungkan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau diterangkan dalam beberapa

bentuk kerusakan.

Persepsi dari rasa nyeri tidak hanya tergantung dari derajat kerusakan jaringan tetapi juga

modifikasi pesan oleh stimulasi lainnya yang didapatkan dari input sensoris. Persepsi rasa nyeri

dipengaruhi oleh subjektivitas perorangan, dan tampaknya perbedaan persepsi antar individual

ditemukan lebih signifikan dengan tipe dan lokasi pembedahan atau trauma. Persepsi nyeri

dipengaruhi oleh latar belakang budaya, pengalaman nyeri sebelumnya, ketakutan, ketidak

jelasan, kesalahan interpretasi, dan ketidakberdayaan penafsiran adalah kompleks.

Umur dapat berpengaruh terhadap pemberian analgetik. Pada orang tua dan anak-anak yang

sangat muda dapat diberikan dengan dosis yang lebih sedikit, tetapi tidak ada perbedaan yang

banyak dari perbedaan jenis kelamin. Berdasarkan penelitian terbaru, pengalaman nyeri pada

Page 2: Pengurangan Rasa Sakit Dalam Perawatan - Terjemahan ANES- REYJEN

anak-anak sama nyerinya seperti pada dewasa, tetapi anak-anak sering sulit mengutarakan

kepada para perawat, sehingga management rasa nyeri yang didapat pada anak-anak cenderung

buruk.

Penyakit kronik dapat berpengaruh terhadap respon analgetik. Toleransi analgetik sering

didapatkan pada pasien dengan penggunaan jangka panjang, dan pasien dengan penggunaan

dosis besar. Rasa nyeri diperburuk oleh berbagai faktor yang dikontribusi dari buruknya nyeri,

ansietas, dan kekurangan tidur. Ini termasuk dengan ketidaknyamanan selang, drainase, insisi,

kateter, plaster, traksi, sinar, bising, sama baiknya dengan ketidakdapatan untuk berkomunikasi.

Rasa nyeri yang didapat dari pembedahan akan hilang dengan sendirinya, diawali dengan rasa

nyeri yang terburuk, dan menjadi minimal saat hari ketiga. Derajat rasa nyeri tergantung akan

lokasi dari operasi, thorax dan abdomen bagian atas memilki rasa nyeri yang sangat, operasi

abdomen bawah, dan operasi kepala, leher dan tungkai.

Dua macam yang dapat dihasilkan dari nyeri: nyeri tumpul, nyeri menetap, nyeri sedikit pada

saat istirahat, dan nyeri berat, nyeri akut, yang bersifat menusuk bila dicetuskan bergerak, batuk

dan fisioterapi. Nyeri tersebut dapat pindah ke lokasi yang lain (seperti nyeri pada bahu yang

berasal dari diafragma). Penatalaksanaan nyeri berdasarkan respon yang ditimbulkan seperti

batuk dan fisioterapi telah ditemukan sangat berguna dalam menentukan respon pada

pengukuran analgesik yang bervariasi.

Manajemen rasa nyeri

Tndakan supportif akan mengurangi rasa nyeri dan ansietas. Komunikasi yang konstan dan

penghiburan sangat penting, dan tingkat kebisingan harus dikurangi sebisa mungkin. Gejala yang

menimbulkan masalah seperti flatulence, retensi urin, nausea, dan vomitus harus diobati. Bila

ada fraktur harus diimobilisasi. Tidur yang adekuat bisa didapat dengan hipnotik, dengan

mengurangi frekuensi dari perekaman tanda vital, dan mengurangi gangguan dari cahaya.

Anxiolitik (diazepam) dapat sangat berguna bagi pasien yang sangat gelisah. Banyak pasien yang

mempersiapkan dirinya untuk mengimbangi efek samping dari terapi, dan mereka akan puas

apabila rasanya nyeri yang didapat berkurang.

Page 3: Pengurangan Rasa Sakit Dalam Perawatan - Terjemahan ANES- REYJEN

Kini sudah ada petunjuk untuk manajemen rasa nyeri dengan sirkumtansi yang berbeda. The US

Departement of Health and Human Services Clinical Practice Guideline adalah salah satu

contoh. Disini didapatkan beberapa point penting dalam keberhasilan management rasa nyeri:

1. Pencegahan lebih baik dari pengobatan. Pengurangan rasa nyeri akan sangat efektif saat

terbangun dari operasi, atau secepat mungkin dalam kondisi yang non-bedah. Corda

spinalis mengingatkan stimulus nyeri.

2. Tindakan dan pengulangan tindakan rasa nyeri pasien sangatlah penting, dan harus

berdasarkan modifikasi dari rencana managemen rasa nyeri.

3. Obat-obatan dan teknik digunakan untuk mengontrol nyeri yang sebelumnya harus telah

diatur oleh peraturan dan prosedur untuk penatalaksaan di level tertentu, dan peran dari

penyedia pelayanan kesehatan harus dilibatkan.

4. Kepuasan pasien adalah indikasi kuat dari pengurangan rasa nyeri.

Kehlet menyarankan manajemen dari rasa nyeri harus didasarkan kepada empat modalitas

pengobatan:

1. Pre-emptif analgesia untuk mengurangi nyeri paska cidera neuroplastisitas dimana

menyebabkan kepada hipersensitifitas nyeri.

2. Terapi nyeri multimodal atau keseimbangan analgesia

3. Pencarian obat baru seperti tachykinin dan bradykinin antagonist.

4. Pencarian teknik baru yang dikonsentrasikan pada terapi perifer dari rasa nyeri tempat

cidera.

OBAT PARENTERAL

Analgesik opioid

Morphine

Morphine masi merupakan obat yang sering digunakan pada terapi golongan opioid meskipun

banyak obat-obat baru yang diperkenalkan. Ada sebuah hubungan langsung dengan antara

Page 4: Pengurangan Rasa Sakit Dalam Perawatan - Terjemahan ANES- REYJEN

konsentrasi opioid dalam darah dengan efek antinyeri, dan itu dimungkinkan dengan

memprediksi konsentrasi darah. Absorbsi yang tidak beraturan paska injeksi IM menghasilkan

konsentrasi darah yang fluktuatif, dengan periode nyeri sampai efek dosis berikutnya diberikan.

Bila IM opioid digunakan, dosis yang meredakan nyeri (morphine 0.15 mg/bb), harus tersedia

untuk pasien membutuhkan sesering mungkin, bila status sirkulasi tidak stabil analgesik opioid

sangat baik diberikan melalui IV, hati-hati dalam mentitrasi pada individu tertentu. Antinyeri

lebih baik diberikan dalam waktu yang pendek antara injeksi daripada meningkatkan dosis

individual. Infus opioid IV dapat menghasilkan efek analgesik yang lebih konstan dan konsisten.

Pemberian dosis morphine 10mg diikuti dengan infus morphine 2.5mg/jam secara konstan lebih

sering efektif pada dewasa berbobot 75kg. baik dosis loading maupun infus konstan dapat

memberikan berbagai efek tergantung pada umur, status hemodinamik dan efek klinis. Analgesik

opioid dapat juga diberikan pada pasien itu sendiri. Penggunaan morphine (0.25 mg/kg) dapat

diberikan secara IV tergantung kebutuhan, melalui alat-alat yang mengontrol pasien (pasien

terkontrol analgesik), dengan batas dosis maksimum.

Pethidine

Pethidine tetap berguna sebagai alternatif dari morphine, tetapi terdapat ketidak nyamanan dari

toksisitas norpethidine yang didapat oleh pasien yang mendapat dosis besar. didapatkan kedutan

otot, rigiditas dan kejang. Ia memiliki aktifitas terkuat seperi atropine.

Fentanly

Fentanyl adalah sebuah potent, opioid sintetik terlarut dalam lemak, dimana terdistribusi di

jaringa secara berulang-ulang dan luas. Ia memiliki efek yang sedikit kepada sistem

cadiovaskular, dan dapat digunakan kepada pasien dengan hipotensi berat. Durasi aksinya

pendek, membuat fentanyl berguna untuk presedur yang sangat nyeri. Pemberian yang

berkepanjangan menyebabkan eliminasi waktu paruh yang berkepanjangan. Derifat baru dari

fentanyl lebih potent dan masa kerja yang panjang, seperti sulfentanly dan lofentanil, dan yang

kurang potent dengan masa kerja yang sangat pendek alfentanil.

Page 5: Pengurangan Rasa Sakit Dalam Perawatan - Terjemahan ANES- REYJEN

Methadone

Methadone adalah alternatif untuk pengurangan rasa nyeri durasi panjang paska operasi,

digunakan dalam satu dosis, dimana dapat digunakan sebagai analgesia hingga 24 jam.

Lambatnya pembersihan sistemik dari methadone menyebabkan konsentrasi analgetik dalam

darah terus terdapat dakam jangka panjang. Ada yang harus diperhatikan pada beberapa pasien

baik waktu paruh terminal dari methadone dan dalam memberikan efek antinyeri. Terdapat

potensial untuk akumulasi apabila diberikan dalam interval yang tidak biasa. Titrasi dari dosis

tambahan methadone sangat dianjurkan.

Efek samping

Seluruh opioid memiliki efek samping yang serupa bila diberi dalam dosis analgetik yang

seimbang (tabel 79.1). efek samping tergantung dari dosis yang diberikan, dimana didapatkan

depresi kardiorespirasi, disphoria, nausea, dan vomiting. Opioid menekan respon ventilasi

menjadi hipercarbia, tetapi tidak menjadi hipoksia. Tidak terkontrolnya penanganan dari oksigen

di beberapa pasien dapat menyebabkan henti napas. Pemberian resep rutin obat antiemetik

dengan opioid mungkin tidak dibenarkan karena berpotensi memberikan efek phenotiazine yang

tidak diinginkan serta efek depresi sitem saraf pusat.

Tabel 79.1 Opioid analgetik

Obat Waktu paruh Waktu paruh

lambat (jam)

Dosis yang

digunakan

Durasi

pengurangan rasa

nyeri (jam)

Pethidine 4 – 11 3 – 7 100 3 - 4

Morphine 25 2 – 4 10 3 - 4

Methadone 10 20 – 50 10 – 20 18 - 24

Fentanly 2- 3 2 – 5 0.1 0.5 -

1

Page 6: Pengurangan Rasa Sakit Dalam Perawatan - Terjemahan ANES- REYJEN

Naloxone

Naloxone adalah pilihan antagonist. Sayangnya ia mengurangi analgesia seperti halnya

mengurangi depresi kardiorespirasi, dan pasien menjadi agitasi dan kesulitan beristirahat.

Dosisnya ialah 0.1 – 0.4 mg IV,diulangi perjam bila diperlukan. Admnistrasi spinal dari opioid

dibahas dibawah. Pemberian opioid secara spinal akan dibahas dibawah.

Agonist - antagonis

Agonist – antagonist seperti pentazocine, butorphanol, buprenorphrine dan nalbhuphine belum

banyak digunakan pada manajemen nyeri, terutama pada bagian perawatan intensif, dan

avaibilitas naloxone menyingkirkan pengembangan zat-zat ini.

Analgetik oral

Analgetik oral sangat berguna untuk nyeri minor atau untuk nyeri post operasi setlah hari kedua

atau hari ketiga. Beberapa analgetik minor terdapat pada tabel 79.2. penggunaan obat-obatan ini

harus diberikan dengan peralatan multimodel. Obat-obat ini memiliki efek samping, termasuk

perubahan fungsi platelet (aspirin), dan semakin buruknya gagal ginjal, retensi cairan dan

ulserasi peptik pada beberapa pasien.

Transdermal opioid

Pada peneletian terbaru, telah disebutkan bahwa fentanly dapat dimasukan ke dalam sirkulasi

melalui kulit, dengan menggunakan skin patch (koyo) yang memiliki reservoir obat dan

membran kontrol. Setelah 6- 12 jam, konsentrasi platelet darah layaknya sudah menjadi stabil.

Saat patch tersebut dilepaskan, kulit bekerja sebagai penyerap sehingga konsentrasi fentanyl

dalam darah meningkat 12 – 24 jam. Pemilihan penggunaan opioid dapat berguna pada anak-

anak dan situasi dimana teknik lain tidak dapat diberikan atau tidak pantas. Keterbatasan ini

dapat datang dari tambahan dosis IV saat awal mula pengobatan, dan observasi dalam 12 – 24

jam setelah pengobatan.

Page 7: Pengurangan Rasa Sakit Dalam Perawatan - Terjemahan ANES- REYJEN

Regional analgesia

Banyak teknik lokal analgesia yang dapat digunakan pada pengurangan rasa nyeri. Blok epidural

paling banyak digunakan di ICU. Bagaimanapun juga seluruh teknik regional membutuhkan

banyak waktu dan personil yang terlatih. Komplikasi yang didapat tidaklah biasa dan serius.

Blok epidural

Blok epidural paling berguna dalam bedah perut bagian atas dada, dimana batuk, napas dalam,

dan mobilitas difasilitasi

Agent anestesia lokal epidural

Bupivacaine memiliki durasi aksi yang panjang dibandingkan dengan lignocaine. Yang berguna

dari blok epidural adalah peningkatan FEV1 dan kemampuan untuk batuk. Untuk pengurangan

rasa nyeri eksremitas bawah, abdomen bawah, dan pelvis, kateter dimasukan dalam regio lumbal

pada L1-2 atau L2-3. Untuk dosis muatan10-15 ml o.5% bupivacaine diikuti dengan infus 5-20

ml/jam o.125% bupivacaine.

Nyeri abdomen atas dan thorax paling baik diobati dengan kateter ukuran sedang yang

dimasukan pada jarak antara T7 dan T10. Dosis awal 4-6 ml o.5% buoivacaine diikuti dengan

infus 6-10 ml/jam 0.125% bupivacaine. Bila efek analgesia menjadi tidak adekuat dengan dilusi

0.125%, segera tambahkan dengan dosis 4-8 ml solutio 0.5%.

Komplikasi dari blok epidural di tangan yang kurang ahli sangat berat, termasuk:

1. Injeksi subaraknoid menyebabkan koma, hipotensi, bradikardi, dan henti napas.

2. Blok simpatik dengan hipotensi dan bradikardia

3. Paralisis otot pernapasan dikarenakan blok tinggi

4. Epidural hematoma atau abses

5. Efek samping dari lokal anestesia itu sendiri

Page 8: Pengurangan Rasa Sakit Dalam Perawatan - Terjemahan ANES- REYJEN

Fasilitas resusitasi harus tersedia. Denyut nadi, pernapasan, tekanan darah, dan respon sensor

harus dipantau pada setiap injeksi. Infus epidural berlanjut dari lokal anestesia akan membuat

lebih sedikit dan episode akut dari hipotensi dan injeksi inkremental.

OPIOID EPIDURAL

Penggunaan opioid epidural dapat menguragi rasa nyeri tanpa hipotensi postural. Morphine 5

mg, pethidine 50 mg, dan fentanly 50 µg mencapai cairan cerebrospinal secara cepat dalam

konsentrasi tinggi, dan memproduksi analgesia secara langsung pada reseptor opiate di sel

tanduk posterior pada corda spinalis. Analgesia dengan morphine dapat bertahan selama 12 – 24

jam. Percobaan eksperimental telah menentukan prinsip aksi dari opiat analgesia spinal. Terdapat

perbedaan yang mendasar antara anastesia lokal dengan blokade opioid epidural. Opioid

epidural memproduksi memproduksi analgesia yang efektif dalam 24 jam, tanpa masalah

hipotensi seperti anastesia lokal. Bagaimanapun juga opioid epidural dapat menyebabkan

hipotensi, gatal-gatal, nausea, vomitus, retensi urine, dan perlambatan depresi napas. Efek

sampingnya adalah antagonis dari naloxone tanpa mengubah efek analgesik. Telah jelas bahwa

lokal anestesia epidural dan obat opioid bekerja sinergis. Pemilihan dosis yang tepat dari kedua

jenis obat tersebut akan mengurangi resiko toksisitas dari setiap komponen, saat meningkatkan

efikasi analgesik. Telah ditemukan juga dokumentasi yang baik tentang meminimalisir atau

eliminasi tachyphylaxis lokal anestesia epidural , saat anestesia lokal dikombinasi dengan opioid.

Dari beberapa studi telah ditemukan bahwa jelas terdapat keunggulan dari kombinasi infus

Bupivicaine (0.1% dalam 3-4 ml/jam) dan morphine (0.3-0.4 mg/jam) dibandingkan digunakan

tunggal. Fentanly juga telah dilaporkan menjadi bahan tambahan untuk infus bupivacaine

epidural. Biasanya dosis 0.125% bupivacaine dapat dibagi dua dengan menambahkan fentanly

25-50 µg/jam. Bagaimanapun juga dosis opioid dan anestesia lokal harus dititras dengan hati-

hati untuk memenuhi kebutuhan pasien individual.

Keuntungan potensial dari keunggulan analgesia dengan opioid epidural atau anastesia lokal

harus dibenarkan dalam kasus individual terhadap resiko dari invasi dan komplikasi dari teknik

ini. Di ICU, opioid epidural memberikan alternatif untuk melanjutkan infus anestesia lokal saat

kontrol nyeri yang berat telah diberikan.

Page 9: Pengurangan Rasa Sakit Dalam Perawatan - Terjemahan ANES- REYJEN

Tabel 79.3 Perbandingan aksi dan efikasi dari opioid spinal dan blok lokal anestesia

Opioid Anestesia Lokal

kerja

Lokasi kerja Substansia gelatinosa dari sel

tanduk corda spinal dan reseptor

opioid lainya

Akar saraf ( dan jalur panjang di

coda spinalis)

Tipe blokade Presinaptik dan (postsinaptik)

inhibisi pada eksitasi sel neuron

Blokade dari konduksi impuls

saraf di membran aksonal

Modalitas Blokade Blok konduksi nyeri secara

selektif

Blokade simpatis dan serat

nyeri, sering pula kehilangan

sensasi dan fungsi motorik

Efikasi

Tipe dari nyeri dan efikasi dari

blokade:

Bedah atau nyeri trauma Bantuan Partial Bantuan komplit

Nyeri postoperatif

24 jam pertama Bantuan yang adil (dosis tinggi) Bantuan komplit

Lebih 24 jam Bantuan yang baik (dosis

rendah)

Bantuan yang komplit

Tabel 79.4 efek dan efek samping dari opioid spinal dan blok anestesia lokal

Efek samping Opioid spinal Anastesial lokal spinal

Cardiovascular Perubahan minor denyut

jantung

Blok rendah (dibawah T10)

Blokade simpatis

Hipotensi pustural

Biasanya tidak terdapat

hipotensi postural

Belok tinggai (diatas T4)

Blokade simpatis

Page 10: Pengurangan Rasa Sakit Dalam Perawatan - Terjemahan ANES- REYJEN

Hipotensi postural

Intak respon Vasokonstriksi Caridoaccelerator blok

Menurunankan denyut

jantung, menurunkan

inotropik

Respiratory Depresi awal *†(1-2 jam)

- obat yang diabsorbsi

sistemik

Depresi lambat *†(6-24 jam)

-opioid pada cairan

cerebrospinal migrasi ke otak

Biasanya tidak terhalang

kecuali tingkat C5 tercapai

Sistem saraf sentral

Sedasi Mungkin ditandai* Sedang atau tidak sama sekali,

tergantung dari agent

Konvulsi Biasanya tidak terlihat Toksisitas dari dosis tinggi

Kelainan Neurological lainya Bingung, amnesia, katalepsy.

Halusinasi

(dilaporkan dengan dosis

tinggi intrathecal)

Tidak biasa terlihat

Nausea Ya* Ya – kejadian jarang

Vomitus Ya* Ya – kejadian jarang

Retensi urin Ya*† ya

Gatal pada kulit Ya* Tidak

Meiosis Ya tidak

*antagonis oleh naloxone tetapi dosis berulang dapat diberikan

†dicegah dengan infus naloxone

Blok saraf Interkostal

Blok saraf interkostal sangat berguna untuk mendapatkan efek analgesik pada dermatom yang

sesuai. Teknik ini dapat memberikan efek batuk tanpa rasa nyeri. Blok bilateral sangat

dibutuhkan pada luka di garis tengah. Sayangnya, nerves viseral tidak dapat diblok. Injeksi

Page 11: Pengurangan Rasa Sakit Dalam Perawatan - Terjemahan ANES- REYJEN

multiple dibutuhkan dan dapat menimbulkan resiko pneumothorax. Kerja dari bupivacaine dapat

diperpanjang dengan menggunakan adrenaline, 3-5ml dari 0.5% biasanya efektif. Ketika terjadi 3

atau 4 iga yang patah atau adanya fraktur bilateral, blok epidural lebih dipilih.

Kateter Intrapleural

Penggunaan anestesi lokal secara injeksi kedalam cavum pleura dapat menghasilkan efek

analgesik dimana sangat berguna pada situasi tertentu.

Agent Inhalasi

Penggunaan obat inhalasi membutuhkan alat-alat tambahan. Lebih lanjut masalah polusi

lingkungan dengan efek samping yang diinginkan yang timbul dari inhalasi sangat tidak

menguntungkan. Meskipun demikian, analgesik inhalasi berguna dalam operasi dengan waktu

yang terbatas seperti dalam halnya fisioterapi.

Nitro Oksida

Penggunaan 50% Nitro oksida : 50% oksigen (Entonox) dapat menghasilkan efek analgesik yang

baik. 10 – 12 kali napas diperlukan unutk menghasikan konsentrasi yang adekuat di otak.

Entonox dapat diberikan melalui alat yang dibutuhkan seperti ventilasi tekanan positif dan

melalui masker oksigen plastik. Teknik terakhir memberikan 10-25% nitro oksida dan 25-35%

oksigen untuk dihisap dengan efek analgesik yang memuaskan. Penggunaan Ethonox tidak boleh

lebih dari 36 jam karena efeknya depresi sum-sum tulang dapat terjadi bila digunakan

berkepanjangan.

Metode lain dalam meredakan nyeri

Stimulasi saraf elektrik transkutan

Teknik ini melibatkan stimulasi elektrik melalui serat saraf aferen berdiameter besar, dimana

menghambat terjadinya nyeri secara selektif(teori kontrol gerbang dalam nyeri). Stimulasi

Page 12: Pengurangan Rasa Sakit Dalam Perawatan - Terjemahan ANES- REYJEN

elektrik telah digunakan pada post operasi dan untuk nyeri dari patah iga. teknik ini tidak terlalu

efektif, tapi dapat mencapai pengurangan dalam pemberian kebutuhan analgesik.

Akupuntur dan hipnotis

Stimulasi yanbg ditujukan pada lokasi tertentu pada tubuh melalui rotasi manual dari jarum

untuk menghasilkan sensai yang unik dan pereda nyeri, dan manipulasi dari atensi, bersama-

sama dengan sugesti yang kuat, mempunyai nilai yang kecil bila dikerjakan di ICU. Baik

hipnotis maupun akupuntur membutuhkan waktu yang sangat lama untuk digunakan secara luas.

Beberapa derajat dari pasien-pasien yang koperatif biasanya dapat digunakan.

Pereda nyeri pada situasi tertentu

Pasien sadar non intubasi

Pemilihan analgesik biasanya antara lain, infus IV yang dikontrol oleh anastetis

dengan opioid, PCA, atau blok epidural dengan bipivacaine dengan atau opioid.

Pada situasi tertentu, untuk nyeri puncak selama fisioterapi, sebuah bolus kecil

opioid atau inhalasi NO dan O2 biasanya efektif. Sasaran yang dicapai adalah efek

napas yang dalam, dan batuk, dengan masalah kardiovaskuler yang minimal.

Kebanyakan studi dari penggunaan analgesik post operatif merupakan studi nyeri

pada istirahat bukan nyeri selama beristirahat dimana merupakan hal yang sangat

vital

Pasien yang terventilasi

Infus IV continous dengan morphine biasanya memberikan efek yang memuaskan. Dosis besar

dapat diberikan bila dibutuhkan atau dosis kecil dengan memberikan diazepam atau midazolam.

Penggunaan campur antara morphine 50mg dan midazolam 40mg dalam 50 ml normosaline

dapat diinfuskan dengan 1-5 ml/jam. Fentanly merupakan alternatif yamg mahal, dimana

fentanly dosis tinggi dapat mengakibatkan toksisitas norpethidine

Page 13: Pengurangan Rasa Sakit Dalam Perawatan - Terjemahan ANES- REYJEN

Pasien dengan toleransi opioid

Pasien sebelumnya telah mendapatkan opioid pada nyeri akut dapat diberikan dosis

besar untuk dapat menghasilkan efek analgesik.

Pendekatan klinis

Morphine masih banyak digunakan secara luas sebagai anti nyeri untuk nyeri pada

jaringan otot. Penemuan beberapa populasi berbeda dari penerima opioid dan non

opioid serta komponen dendogen seperti morphin dapat timbul untuk memberikan

potensi lebih lanjut. Analgesik regional berguna dan harus, mungkin dapat

diberikan lebih sering. Penggunaan opioid melalui injeksi epidural menimbulkan

efek yang sangat baik pada pasien tertentu. Penelitian pada beberpa metode baru

untuk mencegah nyeri dan pengelolaannya masih terus berlanjut. Analgesik yang

efektif bergantung pada berbagai pendekatan klinis termasuk analgesik preemtif,

dan terapi multi modal dan perhatian lebih pada mekanisme perifer dalam

menghasilkan efek analgesik.