pengukuran jugular venous pressure
DESCRIPTION
pengukuran JVPTRANSCRIPT
PENGUKURAN JUGULAR VENOUS PRESSURE (JVP)
I. Definisi
Jugular Venous Pressure (JVP) atau tekanan vena jugularis adalah
tekanan system vena yang dapat diamati secara tidak langsung. Pengukuran
sistem sirkulasi vena sendiri dapat dilakukan dengan metode invasif dengan
memasukan kateter yang dihubungkan dengan sphygmomanometer melalui
vena subclavia dextra yang diteruskan hingga ke vena centralis (vena cava
superior). Namun karena pertimbangan harga dan resiko yang besar maka
dilakukan metode non infasif dengan menggunakan vena jugularis vena
jugularis (interna dexter), karena vena jugularis yang kanan tegak lurus
dengan (berhubungan langsung) vena cava superior dan atrium kanan. Vena
jugularis tidak terlihat pada orang normal dengan posisi tegak. Ia baru terlihat
pada posisi berbaring di sepanjang permukaan musculus
sternocleidomastoideus. JVP yang meningkat adalah tanda klasik hipertensi
vena (seperti gagal jantung kanan). Peningkatan JVP dapat dilihat sebagai
distensi vena jugularis, yaitu JVP tampak hingga setinggi leher; jauh lebih
tinggi daripada normal.
Distensibilitas vena-vena di leher dapat memperlihatkan adanya perubahan
volume dan tekanan di dalam atrium kanan.Vena jugular merupakan salah satu
vena yang terdapat di area leher. Terdapat 2 buah vena jugular yaitu vena
jugular internal dan vena jugular eksternal Untuk mendeteksi tekanan vena
sentral (CVP) lebih reliabel melalui vena jugular interna dari pada vena
jugular eksterna.
II. Tujuan Pengukuran JVP
Tujuan pengukuran JVP adalah untuk melihat adanya distensi
vena jugularis dan memperkirakan tekanan vena sentral (CVP). Distensi vena-
vena di leher dapat memperlihatkan adanya perubahan volume dan tekanan di
dalam atrium kanan.Vena jugularis merupakan salah satu vena yang terdapat
di area leher. Di leher terdapat 2 buah vena jugular yaitu vena jugular internal
dan vena jugular eksternal. Vena jugular interna terletak tegak lurus dan
berhubungan langsung dengan vena cava superior dan atrium sehingga mudah
terlihat jika tekanan atrium meningkat.
III. Prosedur Pengukuran JVP
1. Peralatan
a. 2 buah penggaris (skala centimeter) dan alat tulis
b. Senter
c. Bed pasien
d. Bantal sesuai kebutuhan
2. Prosedur
a. Atur pasien pada posisi supine dan rileks
b. Tempat tidur (bed pasien) tinggikan di bagian kepala dengan 30º-
45º
c. Gunakan bantal untuk menopang kepala klien dan hindari fleksi
leher yang tajam untuk memastikan bahwa vena tidak teregang
atau keriting, pastikan bahwa leher dan thoraks atas sudah terbuka
d. Kepala menengok menjauhi pemeriksa
e. Lepaskan pakaian yang sempit/menekan leher atau thoraks bagian
atas
f. Gunakan lampu senter dari arah miring untuk melihat bayangan
(shadows) vena jugularis. Identifikasi pulsasi vena jugular interna
g. Tentukan titik tertinggi di mana pulsasi vena jugular interna dapat
dilihat (Meniscus).
h. Pakailah sudut sternum (sendi manubrium) sebagai tempat
untuk mengukur tinggi pulsasi vena. Titik ini ± 4 – 5 cm di atas
pusat dari atrium kanan
i. Gunakan penggaris.
• Penggaris ke-1 diletakan secara tegak (vertikal), dimana salah
satu ujungnya menempel pada sudut sternum.
• Penggaris ke-2 diletakan mendatar (horizontal), dimana
ujung yang satu tepat di titik tertinggi pulsasi vena
(meniscus), sementara ujung lainnya ditempelkan pada penggaris
ke-1. Angulus ludocivi (patokan jarak dari vena cava superior + 5
cm /selanjutnya disebut R cm). Bila permukaan titik kolaps vena
jugularis berada 5cm di bawah bidang horizontal yang
melalui angulus ludovici, maka tekanan vena jugularis (CVP)
sama dengan R-5 cm H20, sedang bila titik kolapsnya berasa 2 cm
diatas berarti CVP R + 2 cm H20 Bila hasil CVP kiri dan kanan
berbeda, maka diambil CVP yang lebih rendah
j. Ukurlah jarak vertikal (tinggi) antara sudut sternum dan titik
tertinggi pulsasi vena (meniscus)
k. Nilai normal: kurang dari 3 atau 4 cm diatas sudut sternum, pada
posisi tempat tidur bagian kepala ditinggikan 30° - 45°
l. Catat hasilnya.
Menulis dan Membaca Hasil
Misal = 5+2
5: adalah jarak dari atrium ka ke sudut manubrium
+2: hasilnya—meniscus
IV. Interpretasi Hasil Pengukuran JVP
Ada beberapa penyebab peningkatan JVP, yaitu:
1. Masalah kardiovaskuler :
• Gagal jantung kanan atau kiri
• Cor pulmunal
• Stenosis katup trikuspid atau pulmonal
• Efusi perikardial atau tamponade
• Restriktif cardiomiopati atau constriktif perikarditis
• Lesi pada jantung kanan.
• Regurgitasi trikuspid
• Perikardial tamponade
2. Masalah non-kardiovaskuler :
• Obstruksi vena cava superior
• Peningkatan volume darah
• Peningkatan tekanan intrathoraks
• Peningkatan tekanan intra abdomen
Sebaliknya JVP bisa tidak terlihat (selain normal), bisa juga paseian
mengalami deplesi volume ekstrasel.
PR UJIAN STASE INTERNA
KLASIFIKASI KEITH WAGENER BARKEN
Disusun Oleh :
Sri Rahmani Dewi
J 5000 90 114
Pembimbing :
dr. Setyo Utomo, Sp.JP
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UMS / RSUD DR. HARJONO
PONOROGO
2013