pengkajian keperawatan keluarga

Download PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

If you can't read please download the document

Upload: arief-alihudien

Post on 25-Jun-2015

1.044 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Hari, tanggal: Minggu, 10 Oktober 2010 1. DATA UMUM a. Nama kepala keluarga(KK) b. Umur KK c. Alamat&telepon d. Pekerjaan KK e. Pendidikan KK f. Agama KK g. Suku bangsa KK h. Komposisi keluarga

Jam: 10.00-12.00WIB

Oleh: Farid

: Bp. S : 50 tahun : Jl. Moch Sroedji IV/48 ; (0331) 722672 : PNS : Perguruan Tinggi : Islam : Jawa :

No Nama

Jenis Hubungan Umur kelamin dengan KK P P L L L Istri Anak Anak Anak Menantu 46 th 25 th 21 th 14 th 26 th

Pendidika n terakhir Sarjana SMA SMA SD S1

Agama

Pekerjaan

1. 2. 3. 4. 5.

Ibu S An. S An. F An. D Tn. T

Islam Islam Islam Islam Islam

PNS Tidak bekerja Mahasiswa Pelaja r PNS

i. Genogram

Bp. S (50)

Ibu S (46)

An S(25) An F(21) An D(14) Tn T(26)

Keterangan: Ayah dari Bp S (1921-1993), meninggal karena stroke dengan hipertensi. Kakak perempuan dari Bp. S (1956-2009) meninggal karena DM menahun. Ayah dari Ibu S (1945-1989) meninggal karena kecelakaan murni.

j. Tipe keluarga Keluarga Bp. S merupakan keluarga inti (nuclear family). Terdiri dari Bp. S, Ibu S dan tiga orang anaknya (An. S, An. F, dan An. D). Tn. T (menantu) menikah dengan An. S, keduanya masih tinggal serumah dengan Bp. S dan Ibu S. k. Suku bangsa/etnis Bp. S berasal dari Banyuwangi, sedangkan Ibu S berasal dari Jember. Keduanya merupakan orang Jawa. Kedua orang tua Bp. S juga orang Jawa.

Berbeda dengan orang tua Ibu S, ayah Ibu S bersuku Jawa sedangkan ibu Ny. S bersuku Madura. Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh keluarga Bp. S adalah bahasa Indonesia. l. Agama Semua anggota keluarga Bp. S memeluk agama Islam. Bp. S rutin mengikuti pengajian di lingkungan rumahnya setiap malam. Bahkan Bp.S menjadi pengurus pada pengajian tersebut. Ibu S juga rutin mengikuti pengajian ibuibu setiap malam senin. An. D yang menempuh pendidikan di MTs gemar mengaji dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler mengaji di sekolahnya. m. Status sosial ekonomi keluarga Pendapatan atau gaji menjadi sumber pendapatan yang utama bagi keluarga Bp. S. Gaji tersebut berasal dari pekerjaan tetap Bp. S, Ibu S, dan Tn. T. Selain itu, keluarga tidak melakukan usaha lain di luar pekerjaan tersebut. Gaji Bp. S 3 juta per bulannya, Ibu S 2 juta per bulan, dan Tn. T 2 juta per bulan. Pengeluaran keluarga rata-rata 6 juta per bulan, cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga (keluarga sejahtera III). n. Aktivitas rekreasi keluarga Keluarga setidaknya sekali setahun melakukan rekreasi ke luar kota. Untuk melepas lelah saat pulang sehabis bekerja/sekolah keluarga beristirahat di rumah dan menonton hiburan melalui pesawat televise, membaca koran, majalah, atau menyetel CD/DVD. Keluarga setidaknya sekali dalam 6 bulan mudik/berkunjung ke rumah saudara jauh pada hari raya Idul Fitri dan harihari libur.

2. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA a. Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga Bp. S adalah keluarga dengan ayah, ibu, tiga orang anak dengan anak tertua telah menikah dengan seorang suami (menantu) yang juga tinggal serumah dengan keluarga tersebut. Jadi, tahap perkembangan keluarga Bp. S saat ini adalah tahap VI (tahap keluarga melepas anak usia dewasa muda). b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tahap-tahap perkembangan yang sebelumnya (tahap I tahap V) telah dilalui dan tidak ada tahap perkembangan yang belum terpenuhi karena

semua tugas perkembangan sebelumnya sudah dilakukan dengan baik. Untuk tahapan saat ini, keluarga sedang mempersiapkan untuk menerima kehadiran anggota keluarga baru yang diperoleh melalui perkawinan anak tertua (An. S) dengan menantu (Tn. T).

c. Riwayat kesehatan keluarga inti 1) Riwayat penyakit keturunan Tidak ada. 2) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga a) Bp. S: Bp. S mengaku sekarang menderita asam urat dan kolesterol tinggi, dibuktikan dengan hasil check up sebulan terakhir. Bp. S mengeluh sering bersin-bersin dan alergi terhadap debu. b) Ibu S: Ibu S pernah melakukan section cesaria saat melahirkan anak pertama. Ibu S pernah diopname 1 minggu karena typhus. c) An. S: An. S pernah dioperasi karena tumor jinak di dekat payudara sebelah kiri. An. S juga pernah diopname 1 minggu karena typhus. d) An. F: An. F menderita pilek menahun sejak masih kecil dan alergi terhadap makanan dan minuman pedas, dingin, udara dingin dan berdebu. An. F mengeluh sering menderita maag dan mencret setidaknya 2x dalam dua minggu. e) An. D: An. D belum pernah masuk RS dengan gejala serius kecuali gejala batuk pilek biasa. f) Tn. T: Tn. T pernah diopname di RS selama 1 minggu pada 6 bulan yang lalu karena typhus. d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya 1) Ayah dari Bp. S: meninggal dengan diagnose stroke dengan hipertensi. 2) Ibu dari Bp. S: pernah mengidap typhus selama 2 minggu. 3) Ayah dari Ibu S: tidak diketahui pernah mengidap penyakit serius, meninggal akibat kecelakaan. 4) Ibu dari Ibu S: pernah mengidap Ca mammae jinak saat berusia 35 tahun dan sudah dioperasi.

KM Kndg aymR.Tamu2 Tdr3 alan perumahan Tdr2 Gudang

taman KM

R. Tdr1 Klrg

R. cuci KM/WC GARASI KM tempat jemuran R.Makan Beranda Kolam Dapur R.Tamu1 Septic tank& selokan Tdr4 Rumah Tetangga

3. LINGKUNGAN a. Denah rumah (skala 1:100)jalan perumahan

Keterangan: Rumah keluarga Bp. S menghadap ke arah barat dengan ukuran 17m x 16 m (luas rumah 272m2). Rumah ini milik keluarga sendiri. Rumah berlantai satu ini mmemiliki 14 ruang dengan pelengkap seperti beranda, taman, kolam, kandang

piaraan. Ukuran-ukuran ruangan: ruang tamu I berukuran 3x3m, ruang tamu II 3x4m, ruang keluarga 3x9m, kamar tidur I 3x4m, kamar tidur II 3x3m, kamar tidur III 3x5m, kamar tidur IV 3x5m, ruang makan 3x3m, ruang cuci pakaian 2x3m, kamar mandi/WC I & II masing-masing 1,5x3m, dapur 3x5m, gudang 2x8m. Rumah ini berada di perumahan yang tidak rapat dan tidak sempit. Setiap ruang berventilasi. Dinding rumah adalah tembok batu bata. b. Kondisi lingkungan di dalam rumah 1) Ruang tamu I lebih sempit dari ruang tamu II. tampak beberapa kursi dan meja berjajar rapi di tiap ruang tamu. Kamar tidur I kadang-kadang dipakai karena An. F kuliah di luar kota dan pulang sebulan sekali. Setiap kamar tidur dilengkapi dua lemari pakaian dan meja bercermin serta tempat tidur. Kamar tidur III dan ruang keluarga dilengkapi AC. Di tiap bagian belakang pintu kamar ada gantungan pakaian. Bagian belakang lemari dan bawah tempat tidur amat kotor karena jarang dan sulit dibersihkan. 2) Ruang keluarga merupakan tempat keluarga bersantai, berdiskusi dan tempat bermain anak-anak. Di sana-sini tampak tumpukan buku yang berjajar kurang rapi. di dekat sudut ruangan terdapat rak buku, rak CD/DVD, televise dan DVD player. Di sudut yang lain terdapat piano yang jarang dipakai. 3) Ruang makan sempit sehingga tidak banyak kursi yang disediakan untuk seluruh anggota keluarga. Ruang makan dan dapur menyambung berbentuk huruf L terbalik. 4) Dapur penuh oleh perabotan dapur yang membuat jalan ke ruangan cukup sempit. Keluarga menggunakan kompor gas dengan bahan bakar biogas. Keluarga tidak memiliki alat pemadam kebakaran. 5) Ruang cuci pakaian berdekatan dengan kamar mandi. Ventilasi kamar mandi kurang memadai jadi masih terasa lembab. Closet berbentuk leher angsa. Keluarga tidak memiliki ruang khusus untuk menjemur pakaian sehingga jemuran diletakkan di dekat garasi mobil dengan atap terbuka. 6) Gudang dan kandang ayam berada di sisi kiri rumah. Bau busuk dari kandang ayam terkadang masuk ke kamar tidur II dan III. Gudang cukup

penuh dengan perkakas dan barang-barang yang telah berkarat dan mengandung banyak debu. 7) Sumber air bersih untuk MCK keluarga adalah air PAM. c. Kondisi lingkungan di luar rumah 1) Di luar dan di dalam pagar rumah diletakkan banyak pot bunga dan beberapa di antaranya merupakan tanaman obat. Di samping kanan garasi terdapat kolam ikan yang tidak difungsikan. Di luar garasi terdapat dua bak sampah tertutup untuk sampah basah dan kering, biasanya sampah diangkut tiap 2 hari sekali oleh petugas TPS. Limbah rumah tangga/air kotor dari MCK dibuang ke selokan yang terhubung ke septic tank. Septic tank ini juga terhubung dengan sumur resapan sehingga tidak menimbulkan bau tak sedap. 2) Keluarga melakukan kerja bakti membersihkan rumah setiap hari minggu. Keluarga sering mengeluhkan banyaknya nyamuk saat malam hari sehingga keluarga susah tidur. Keluarga menggunakan obat nyamuk semprot. d. Karakteristik tetangga dan komunitas 1) Lingkungan/komunitas tempat keluarga tinggal adalah kelurahan. Tempat tinggal keluarga bertipe hunian/perumahan. Tempat tinggal dalam keadaan terpelihara, jalan raya beraspal walau sebagian masih perlu diperbaiki. 2) Sanitasi jalan dan rumah: keluarga setiap sore hari membersihkan halaman dan jalan depan rumah dari sampah dan daun-daun berserakan. 3) Rumah keluarga berjarak 100m dari kebisingan dan polusi CO jalan raya. 4) Tetangga mayoritas bermatapencaharian sebagai pegawai negeri atau swasta. e. Mobilitas geografi keluarga Keluarga telah tinggal menetap di daerah ini selama tujuh tahun. Keluarga

Bp S

An F

An D

Tn T

tidak pernah meninggalkan rumah dan tinggal di daerah lain lebih dari dua minggu. lebaran. An. untuk kuliah. f. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga hampir tiap hari berkumpul dan berdiskusi setelah pulang dari bekerja/sekolah di ruang keluarga. Bp. S dan Ibu S selalu hadir tiap ada pertemuan warga RT/RW. g. Sistem pendukung keluarga dan Ecomap F Terutama ketika keluarga mudik lebih sering berada di luar kota (indekos)

Keterangan: o Keluarga Bp S cukup akrab dengan tetangga. Keluarga Bp. S mengunjungi tetangga seminggu sekali begitu pula sebaliknya. o Keluarga Bp. S memeriksakan diri ke kader kesehatan (dokter keluarga, puskesmas, atau rumah sakit) setidaknya 6 bulan sekali, tetapi kader kesehatan tidak pernah mengunjungi keluarga Bp. S. o Bp. S berhubungan baik dengan teman-teman kerjanya di kantor. Bp. S mengunjungi rumah teman-teman kerjanya setidaknya 2 minggu sekali. Begitu pula sebaliknya, teman-teman kerja Bp. S juga minimal 2 minggu sekali mengunjungi rumah Bp. S. Bp. S juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan kampung. Bp. S mengikuti kegiatan pengajian RT setiap dua minggu sekali pada malam jumat. o Ibu S berhubungan baik dengan teman-teman kerjanya di kantor. Ibu S mengunjungi rumah teman-teman kerjanya setidaknya sebulan sekali. Begitu pula sebaliknya, teman-teman kerja Ibu S juga sebulan sekali mengunjungi rumah Ibu S. Ibu S juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan kampung. Ibu mengikuti kegiatan pengajian yasinan ibu-ibu setiap dua minggu sekali pada malam senin. o An. S berhubungan baik dengan teman-teman dekatnya. An. S mengunjungi rumah teman-teman dekatnya setidaknya sebulan sekali. Begitu pula sebaliknya, teman-teman dekat An. S juga sebulan sekali mengunjungi rumah An. S. o An. F kuliah di universitas di luar kota. Walau nilai rapornya biasa-biasa saja, An. F tidak pernah absen kuliah kecuali karena sakit. An. F juga memiliki beberapa teman akrab di kampusnya. o An. D bersekolah di MTs negeri. Dia siswa yang pandai sehingga beberapa kali menjuarai perlombaan di sekolahnya. Dia juga memiliki teman bermain yang akrab. An. D mengunjungi rumah teman-temannya setidaknya sekali seminggu, begitu pula sebaliknya. o Tn. T berhubungan baik dengan teman-teman kerjanya di kantor. Tn. T mengunjungi rumah teman-teman kerjanya setidaknya sebulan sekali. Begitu pula sebaliknya, teman-teman kerja Tn.T juga sebulan sekali

mengunjungi rumah Tn. T.

4. STRUKTUR KELUARGA a. Pola komunikasi Komunikasi yang terjadi antar anggota keluarga adalah berpola dua arah. Biasanya masing-masing anggota keluarga saling menceritakan permasalahan/pengalaman pribadi atau ketika Bp. S dan Ibu S memulai pembicaraan dengan anak-anaknya. Biasanya juga Bp. S dan Ibu S memberikan soplusi dan keputusan yang demokratis kepada anak-anaknya. Ini biasa dilakukan ketika keluarga berkumpul di rumah. b. Struktur kekuasaan/ kekuasaan keluarga Bp. S dan Ibu S bersama anak-anaknya memutuskan suatu masalah dengan demokratis, namun kebanyakan keputusan masih di bawah otoritas Bp. S. Bp. S yang paling aktif mengamati perilaku dan menasehati anak-anaknya daripada Ibu S. c. Struktur peran (formal dan informal) Bp. S selain berperan sebagai kepala keluarga juga bertindak sebagai pencari nafkah keluarga yang utama, di samping Ibu S dan Tn. T yang juga membantu mencari nafkah keluarga. Ibu S berperan utama sebagai pengasuh anak-anak dengan menyediakan kebutuhan makan, kebersihan, perawatan diri, selain menjadi teman bicara suami dan pasangan hidup. Anak tertua, An. S bertugas membantu Ibu S menyediakan kebutuhan makan dan perawatan diri keluarga. An. S turut membimbing adik-adiknya terutama saat An. D belajar. An. S juga berperan sebagai istri Tn. T, sebagai teman bicara dan pasangan hidup. An. F jarang berada di rumah tetapi tetap berperan sebagai pemelihara kesehatan dan kebersihan rumah dan pembimbing adiknya, An D. An. D berperan membantu memelihara kebersihan rumah dan membantu ayah selama An. F tidak di rumah. Tidak ada peran informal di keluarga ini. d. Nilai dan norma keluarga Bp S dan Ibu S cenderung menekankan pentingnya harga diri dan

bersosialisasi dengan orang lain kepada anak-anaknya karena mereka keluarga beragama dan berpendidikan. Kedua orang tua ini juga memberikan penjelasan tentang manfaat pengalaman di luar sekolah, kemandirian, menggunakan keuangan secara hemat dan aman. Bp S dan Ibu S menyatakan diri mereka orang idealis yang taat hukum, namun terkadang mereka perlu beradaptasi tetapi tidak sampai terjerumus ke perilaku yang melanggar hukum. 5. FUNGSI KELUARGA a. Fungsi afeksi 1) Kebutuhan-kebutuhan keluarga, pola-pola respon: Keluarga merasakan kebutuhan-kebutuhan seluruh individu dalam keluarga. Orang tua dan anak-anak mampu menggambarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Orang tua menerapkan pengasuhan yang otoritatif (demokratik). 2) Hubungan kekerabatan Bp. S dan Ibu S menyatakan bahwa mereka tidak pilih kasih terhadap anakanaknya. Keduanya berharap anak-anaknya belajar hidup mandiri dan saling rukun karena anak-anaknya sudah menginjak dewasa. Anak-anak terkadang berselisih pendapat dan mengabaikan peran mereka di keluarga, namun mereka saling menyayangi. 3) Pertalian hubungan 0100090000031602000002009601000000009601000026060f002203574d46 4301000000000001001420000000000100000000030000000000000003000 0010000006c00000000000000000000001f000000420000000000000000000 000da320000ba22000020454d4600000100000300001000000002000000000 000000000000000000000a00b0000240f0000d200000011010000000000000 00000000000000050340300682a0400160000000c000000180000000a00000 0100000000000000000000000090000001000000035070000ec04000052000 0007001000001000000c9ffffff000000000000000000000000900100000000 000004400022430061006c006900620072006900000000000000000000000 0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000

Keterangan: Secara umum hubungan antar anggota keluarga baik. Hubungan Bp S dan Ibu S sangat erat dengan anak-anaknya, Bp S dan Ibu S adalah orang yang terbuka namun keputusan dominan di keluarga masih dipegang Bp. S. Bp. S, Ibu S, An. F, dan An. D walau sudah terbiasa dengan keberadaan Tn. T mereka tetap sedikit sungkan dalam berhubungan dengan Tn. T karena Tn. T

adalah suami An. S dan berasal dari keluarga besan. Hubungan An. S, An. F, dan An. D kurang baik karena terkadang mereka bertengkar. 4) Perpisahan dan kekerabatan Keluarga masih berhubungan baik dengan keluarga dari pihak Bp. S, keluarga dari pihak Ibu S, maupun dengan keluarga besan atau keluarga Tn. T. Di dalam keluarga inti ini juga berlaku demikian. Misal, walau An. F berada di luar kota keluarga tetap dapat menghubungi An. F. Dengan demikian keluarga Bp. S di rumah tidak terlalu cemas. b. Fungsi sosial 1) Cara pola asuh kepada anak Bp S dan Ibu S menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah formal. Anak-anak diperbolehkan bermain ke luar rumah dengan batas waktu sampai petang hari, kecuali jika memang ada kepentingan mendesak. 2) Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi Di keluarga Bp. S yang paling berperan dalam menasehati anak-anak adalah Bp. S sendiri. 3) Nilai anak-anak dalam keluarga Anak-anak diharuskan orang tua untuk makan tepat waktu, taat menjalankan sholat lima waktu, beristirahat yang cukup dan berolahraga yang teratur. Anak-anak juga harus sopan dalam berbicara, makan, dan berjalan. 4) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh Budaya yang dipakai adalah budaya adat Jawa turun-temurun yang dikombinasikan dengan pendidikan masa kini dan dipakai yang bersifat rasional, bermanfaat, dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. Misal, tidak boleh berbicara atau berjalan-jalan saat makan. 5) Pengaruh kelas sosial dalam pengasuhan Orang tua (Bp. S dan Ibu S) mendidik anak-anaknya untuk saling menjaga harkat martabat dan bertindak sesuai ilmu yang diperoleh melalui pendidikan di sekolah. 6) Estimasi resiko masalah pengasuhan

Konflik batin dan depresi pada diri anak-anak jika anak-anak tidak mampu mencerna dan berbuat secara bijaksana tentang petuah dari orang tuanya karena teman-teman sebaya mereka ada yang berperilaku menyimpang. 7) Adekuasi lingkungan rumah untuk bermain bagi anak Bagi anak-anak lingkungan untuk bergaul kurang adekuat karena masalah bahasa, kebiasaan, dan kesopanan. Lingkungan di sekitar merupakan masyarakat yang bercampur antara suku Jawa dan Madura namun mayoritas bersuku Madura. Anak-anak cenderung menganggap teman-teman di sekitarnya itu tidak terurus dan kolot. c. Fungsi perawatan kesehatan 1) Keadaan kesehatan Keluarga saat ini membutuhkan edukasi tentang peningkatan sistem imun tubuh terhadap penyakit. Keluarga menganggap masalah ini cukup urgen. 2) Kebersihan perorangan o Tiap anggota keluarga biasa mandi 2x sehari (pagi dan sore hari). o Keluarga biasa mencuci tangan sesudah makan, tapi kadang terlupa untuk cuci tangan sebelum makan. Keluarga mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik. o Tiap anggota keluarga melakukan potong kuku tiap 2-3 hari sekali, potong rambut sebulan sekali, menyikat gigi dengan pasta gigi berfluoride tiap sehabis sarapan dan malam sebelum tidur. Jika mandi menggunakan handukl sendiri-sendiri. 3) Penyakit yang sering diderita Keluarga beberapa kali menderita gejala batuk pilek biasa, demam. Bp. S dan An. F menderita pilek karena alergi. 4) Penyakit keturunan Tidak ada. 5) Penyakit kronis/menular Tidak ada. 6) Kecacatan Tidak ada.

7) Pola makan Keluarga menghidangkan menu pagi hari, siang hari, kadang sore hari, dan malam hari. 8) Pola istirahat Tiap anggota keluarga, kadang siang hari tidur 1-2 jam. Malam hari tidur 5-6 jam, kecuali Bp. S sering susah tidur kalau malam hari, biasanya hanya 2-3 jam. 9) Ketergantungan obat/bahan sedatif Tidak ada. 10) Mencari pelayanan kesehatan Keluarga jika berobat biasanya ke mantri terdekat (50 m dari rumah). Kadang ke dokter swasta, puskesmas (2 km), atau ke rumah sakit (5 km) ditempuh dengan mengendarai sepeda motor. d. Fungsi reproduksi Jumlah anak di keluarga Bp. S adalah tiga orang. Keluarga pernah mengikuti program KB setelah kelahiran anak II, namun tidak cocok. e. Fungsi ekonomi Walaupun keluarga Bp. S bertipe keluarga sejahtera III, Bp. S kadang masih kesulitan memenuhi kebutuhan tersier anak seperti penyediaan komputer/laptop.

6. STRESS DAN KOPING a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang Keluarga jika sakit biasanya beristirahat dan berobat ke mantri terdekat. Bp S mengaku menderita asam urat tinggi dan kolesterol tinggi (dibuktikan hasil check up sebulan terakhir). b. Kemampuan berespon terhadap stressor Keluarga biasanya mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter. Untuk pencegahan penyakit bertambah parah, biasanya keluarga mengatur

konsumsi makanan dan menghindari pantangan. Keluarga memiliki beberapa obat-obatan untuk pertolongan di rumah, termasuk tanaman obat yang dapat dibuat jamu tradisional. c. Strategi koping yang digunakan Setiap ada gejala sakit keluarga langsung memberikan pertolongan sesuai gejala lalu berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. d. Strategi adaptasi disfungsional Tidak ada (keluarga tidak pernah menyangkal jika terdapat anggota keluarga yang menderita sakit menular/kronis). 7. PEMERIKSAAN FISIK No. Nam a 1. 2. 3. Bp. S Ibu S An. S TB (cm) 165 155 154 BB (kg) 80 60 48 LLA (cm) 35 30 30 TD mmH N x/ RR x/ 15 18 18 S C 36,5 36,5 37 Ham il 6 bl Keteranga n pusi ng

g 140/80 70 130/80 70 110/70 70

4. 5. 6.

An. F

160

52 45 53

32 30 30

110/70 60 110/70 60 120/70 70

12 12 15

36,5 36,5 36,5

An. D 158 Tn. T 166

Rekam Diit 1 hari Terakhir Pagi: nasi, sayur bayam, ikan tongkol, air putih Siang: nasi, sayur lodeh, tempe, ikan tongkol, sambal tomat, pisang, air putih Sore (kudapan): pisang goreng Malam: nasi, sayur lodeh, mie goreng instan, telur dadar, pisang, air putih 8. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN KESEHATAN

KELUARGA a. Persepsi terhadap masalah Sakit yang diderita tiap anggota keluarga jika tidak segera diatasi akan menjadi beban keluarga. b. Harapan terhadap masalah Keluarga ingin secara mandiri melakukan perawatan diri masing-masing dan ketika harus merawat anggota keluarga yang sakit kronis sehingga keluarga tidak tergantung lagi terhadap tenaga medis dan obat-obatan kiiawi.