pengertian medical error
TRANSCRIPT
PENGERTIAN MEDICAL ERROR
Institusi pelayanan kesehatan merupakan sistem kompleks yang ditandai dengan
penggunaan teknologi tinggi dan kebebasan profesi. Kompleksitas itu menimbulkan kerawanan
kesalahan medik (medical error) yang dapat menyebabkan tragedi kemanusiaan. Kelalaian
medis adalah salah satu bentuk dari malpraktik medis, sekaligus merupakan bentuk malpraktik
medis yang paling sering terjadi. Pada dasarnya kelalaian terjadi apabila seseorang dengan tidak
sengaja, melakukan sesuatu (komisi) yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan
sesuatu (omisi) yang seharusnya dilakukan oleh orang lain dengan kualifikasi yang sama pada
suatu keadaan, dalam kondisi serta situasi yang sama pula.
Menurut Gunwadi (2005) medical error adalah suatu kekeliruan, suatu peristiwa yang
tidak diduga akan terjadi, yang tidak dikehendaki dalam pemberian pelayanan medis yang dapat
mengakibatkan luka ataupun tidak sampai menimbulkan luka terhadap pasien.
Institute of Medicine (IOM) mendifinisikan medical error sebagai ‘kegagalan untuk
menyelesaikan tindakan yang direncanakan sebagaimana yang dimaksud atau penggunaan
strategi yang salah untuk mencapai suatu tujuan.’
Quality Interagency Coordination Task Force (QuIC) memperluas definisi IOM sebagai berikut:
1. Sebuah kesalahan didefinisikan sebagai kegagalan suatu aksi yang direncanakan akan
selesai sebagaimana dimaksud atau penggunaan rencana yang salah untuk mencapai
tujuan. Kesalahan dapat mencakup masalah dalam praktek, produk, prosedur dan sistem.
2. Istilah ‘keselamatan pasien’ yang digunakan di sini berlaku untuk inisiatif yang dirancang
untuk mencegah hasil yang merugikan dari kesalah medis.
3. Penigkatan keselamatan pasen meliputi tiga kegiatan yang saling melengkapi, yaitu :
o Mencegah kesalahan
o Membuat kesalahan yang bisa dilihat
o Mengurangi dampak dari kesalahan
KLASIFIKASI MEDICAL ERROR
Medical error dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Kegagalan/ketidakberhasilan terapi dalam tindakan operasi, yang antara lain disebabkan
oleh :
a. Terjadinya komplikasi (penyulit)
b. Kecelakaan (surgical mishap)
c. Kecelakaan anesthesi (reaksi hipersensitif terhadap obat anesthesi dan sebagainya)
2. Ketidakberhasilan/kegagalan dalam pemberian pengobatan, yang dapat dikarenakan hal-
hal sebagai berikut :
a. Komplikasi dari pengobatan
b. Kecelakaan medis
c. Kesalahan menentukan diagnosis
d. Kesalahan dalam memilih obat
Kebanyakan orang percaya bahwa kesalahan medis biasanya melibatkan obat-obatan, seperti
pasien mendapatkan resep atau dosis yang salah atau salah penanganan operasi seperti amputasi
anggota tubuh yang salah. Namun terdapat banyak jenis kesalahan medis seperti:
Kesalahan diagnostik : seperti misdiagnosis yang mengarah ke pilihan terapi yang salah,
kegagalan untuk menggunakan tes diagnostic yang ditunjukkan, kesalahan mentafsir hasil
tes dan kegagalan untuk bertindak atas hasil abnormal.
Kegagalan peralatan: seperti defibrillator dengan bateri yang mati atau pompa infus yang
katupnya mudah lepas atau terbentur sehingga menyebabkan peningkatan dosis obat yang
terlalu banyak dalam masa yang terlalu singkat.
Infeksi: seperti infeksi nosocomial luka dan pascaoperasi
Kecederaan yang melibatkan trasfusi darah : seperti memberikan pasien darah yang salah
jenis
Kesalahan mentafsir perintah medis lain: seperti gagal memberikan pasien makanan yang
bebas garam seperti yang diperintah oleh dokter.
PENYEBAB MEDICAL ERROR
Menurut Allan Merry (2004), penyebab terjadinya medical error adalah :
a. Skilled-based error, misalnya technical error
b. Rulled-based error, misalnya menyalahi prosedur yang ada
c. Knowledge-based error, misalnya kesalahan perhitungan dosis obat
PENCEGAHAN MEDICAL ERROR
Cara menghindari error :
Memanfaatkan informasi teknologi, misalnya dengan meminimalisir menulis dengan
tangan ketika menuliskan resep atau rencana perawatan.
Menghindari medikasi dengan nama atau penyebutan yang hampir sama.
Membuat standar kebijakan serta protokol untuk menghindari adanya kebingungan atua
ketergantungan terhadap memori yang dipercaya menjadi penyebab banyak medical
error.
MEDICAL ERROR DALAM KEDOKTERAN GIGI
Jenis kesalahan dalam bidang kedokteran gigi atau tindakan malpraktik profesional yang
paling mungkin terjadi dalam kedokteran gigi adalah kurangnya kinerja yang tepat. Sampai
empat puluh lima persen dari klaim malpraktek medis yang diajukan, berkaitan dengan prosedur
dental atau kinerja, teknik pribadi, atau eksekusi prosedural yang menyebabkan cedera pada
pasien. Jenis kedua yang paling umum dari kejadian yang ada hubungannya dengan kedokteran
gigi adalah kesalahan dalam diagnosis, atau kesalahan diagnostik. Di masa lalu, hal ini telah
menjadi insiden sulit bagi dokter gigi untuk bertahan melawan diri sendiri. Luka-luka yang
paling mungkin untuk dihasilkan cenderung melibatkan rahang yang retak, infeksi, jaringan
parut di wajah, kehilangan gigi, cedera sendi tempro mandibular, dan kerusakan saraf.
Medical error yang mungkin terjadi di dunia kedokteran gigi :
1. Resiko aspirasi dan menelan benda asing pada prosedur dental
Dari hasil review insiden selama 10 tahun di pendidikan kedokteran gigi Amerika, yang
meneliti risiko aspirasi atau menelan benda asing gigi selama prosedur dental, ditemukan
pasien yang mengalami kehilangan instrumen gigi atau bahan kedokteran gigi yaitu
berjumlah 36 laporan. Dari jumlah tersebut, 25 yang pasien menelan benda asing.
2. Reaksi negatif terhadap bahan kedokteran gigi
Mengingat kompleksitas dari berbagai bahan yang digunakan dalam kedokteran gigi,
beberapa reaksi yang merugikan tidak dapat dihindari. Diantaranya reaksi alergi,
kerusakan gigi hingga terjadi malfungsi pada gigi. Bahan kedokteran gigi misalnya
implan atau benang, yang secara khusus digunakan dalam kedokteran gigi atau perawatan
kesehatan mulut, tetapi bukan alat yang umum digunakan, seperti sarung tangan atau
pisau bedah, yang digunakan oleh dokter umum lain.
3. Cedera karena peralatan kedokteran gigi yang tidak terpelihara
Pada Desember 2007, FDA menginformasikan kepada dokter gigi, ahli bedah mulut, dan
pakar kesehatan gigi lainnya mengenai pasien yang terkena cedera serius termasuk luka
bakar tingkat 3, terkait dengan penggunaan hand pieces yang menggunakan tenaga listrik
yang kurang terpelihara selama prosedur dental.
Masalah terjadi jika handpiece listrik usang atau tersumbat. Dalam hal ini, motor memacu
bagian kepala handpiece untuk mempertahankan kinerja, sehingga menghasilkan panas
pada kepala handpiece. Semua ini bisa terjadisangat cepat dan tanpa peringatan. Karena
pasien dibius ia tidak bisa merasakan luka bakar, sedangkan operator terlindungi dari
panas oleh isolator pada pegangan handpiece.
4. Peningkatan resiko efek samping produk dan prosedur kedokteran gigi
Efek samping kadang-kadang dikaitkan dengan obat tertentu, produk, atau prosedur
tertentu. Contohnya, pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Novartis Farmasi Corp pada
tahun 2005, yaitu peringatan untuk para dokter gigi mengenai peningkatan risiko
osteonekrosis rahang, yang dihasilkan dari prosedur kombinasi gigi invasif dan obat
untuk pengobatan kanker.
Contoh medical error dalam kedokteran gigi:
Implan Gigi
Kesalahan umum pertama adalah melakukan prosedur dental secara tidak benar. Contoh
yang sangat menyakitkan adalah menempatkan implan ke dalam mulut seseorang ketika
seseorang tidak cukup sehat atau tidak memiliki struktur tulang cukup sehat untuk dapat
menerima implan gigi. Akibatnya, implan gagal untuk diatur.
Teknik yang tidak benar
Sebuah kesalahan umum kedua adalah kegagalan dalam teknik prosedural. Dokter gigi
berpotensi dapat dimintai tanggung jawab untuk malpraktik jika mereka menggunakan
bahan dasar saluran akar formaldehida tetapi tidak digunakan dengan benar dan
mengakibatkan pasien cedera.
Kegagalan untuk Mendiagnosis
Kesalahan umum ketiga adalah kegagalan untuk mendiagnosa kondisi pasien. Sebuah
contoh kesalahan yang serius dapat terjadi jika pasien memiliki beberapa jenis penyakit
periodontal dan tidak didiagnosis atau diobati oleh dokter gigi, sebagai akibatnya, pasien
mungkin kehilangan semua giginya secara permanen.
Rencana pengobatan
Kesalahan umum keempat adalah kegagalan untuk mengembangkan dan mengikuti
rencana untuk pengobatan. Ini adalah bagian dari daftar persyaratan praktisi kedokteran
gigi untuk setiap pasien, dokter gigi tidak hanya berkembang tetapi mengikuti rencana
disesuaikan pengobatan untuk memastikan pasien menerima perawatan gigi terbaik.
Komplikasi
Kesalahan umum kelima adalah kegagalan untuk mendeteksi komplikasi dalam prosedur
dental. Misalnya, infeksi pasca bedah dapat terjadi karena teknik yang tidak tepat atau
kurangnya kesadaran oleh dokter gigi ketika memeriksa pasien setelah operasi.
Kemudian komplikasi post-operasi dapat menyebabkan kerusakan seperti kehilangan gigi
terlibat dalam prosedur, nekrosis jaringan yang mengelilingi tempat infeksi, dan dalam
beberapa kasus, cedera pada garis rahang.
Kesalahan Diagnostik
Jenis-jenis kesalahan yang umum di praktek kerja dokter gigi dan mungkin melibatkan
berbagai situasi, seperti diagnosis penyakit periodontal yang tidak tepat, diagnosis
gingivitis tidak tepat, kesalahan dalam gangguan yang melibatkan rongga atau jaringan
keras di sekitar gigi, atau bahkan kesalahan mendiagnosis dalam mendiagnosis
neoplasma yang ganas serta kanker yang terjadi dalam mulut.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.elitecme.com/dynamic/pdf/DFL30I12.pdf
http://www.medicalmalpracticehelp.com/medical-malpractice/dentist-errors
Guwandi, J. 1991. Etika dan Hukum Kedokteran. FKUI : Jakarta.
Merry, Allan and Mc Call Smith, Alexander. 2004. Errors, Medicine, and The Law. Cambridge:
Cambridge University Press.
Murti, Bhisma. 2002. Medical Error, Solusi Personal dan Solusi Sistemik. Surakarta: Fakultas
Kedokteran UNS.
Perea-Perez, Bernado, et. al. 2011. Patient Safety in Dentistry : Dental Care Risk Manegement
Plant. Med. Oral Patol. Oral Cir Bucal 2011 Sep 1;16 (6)
Makalah Manajemen Kesehatan
Medical Error Dalam Praktek Dokter Gigi
Disusun Oleh:
Eriska Firma Nawangsih 11/316172/KG/8961
Punta Adi Bawana 11/316198/KG/8967
Shavira Amanda Muhandri 11/316217/KG/08969
Kevin Marselinus 11/316224/KG/8971
Ahmad Fadli Fajrian 11/316233/KG/8973
Ulfah Hermin Safitri 11/319862/KG/08981
Dinda Andiniga Mayang Sari 11/319862/KG/08985
Vianne As Bulan 11/320265/KG/08995
Khong Mei Xuan 11/324413/KG/08999
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2012