pengendalian penyakit pada abalone

3
Pengendalian Penyakit pada Abalone Menurut Kordi (2004) penyakit didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat-alat tubuh atau sebagian alat tubuh, secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit dapat disebabkan oleh faktor abiotik seperti kualitas air, serta faktor biotik seperti mikroorganisme yang menempel pada permukaan tubuh dan menginfeksi larva udang Penyakit terjadi melalui proses hubungan antara tiga faktor yaitu kondisi lingkungan, kondisi inang dan adanya patogen. Adanya ketidakseimbangan cekaman atau stress menyebabkan mekanisme pertahanan diri yang dimiliki menjadi lemah dan akhirnya terjadi penyakit (Kordi, 2004). Penyakit pada abalone akan muncul saat kondisi abalone turun akibat adanya perubahan suatu keadaan tertentu, seperti lingkungan yang kotor menyebabkan kualitas air menurun yang menimbulkan stress pada abalone atau penanganan yang kurang hati-hati yang dapat menimbulkan luka. Pada keadaan ini, abalone sangat riskan terhadap serangan penyakit. Jenis penyakit yang menyerang abalone adalah penyakit karat. Gejala klinis penyakit ini yaitu timbulnya warna kecoklatan seperti karat pada bagian

Upload: naufan-opan-indra

Post on 23-Nov-2015

179 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

Pengendalian Penyakit pada Abalone

Menurut Kordi (2004) penyakit didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat-alat tubuh atau sebagian alat tubuh, secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit dapat disebabkan oleh faktor abiotik seperti kualitas air, serta faktor biotik seperti mikroorganisme yang menempel pada permukaan tubuh dan menginfeksi larva udang Penyakit terjadi melalui proses hubungan antara tiga faktor yaitu kondisilingkungan, kondisi inang dan adanya patogen. Adanya ketidakseimbangan cekaman atau stress menyebabkan mekanisme pertahanan diri yang dimiliki menjadi lemah dan akhirnya terjadi penyakit (Kordi, 2004). Penyakit pada abalone akan muncul saat kondisi abalone turun akibat adanya perubahan suatu keadaan tertentu, seperti lingkungan yang kotor menyebabkan kualitas air menurun yang menimbulkan stress pada abalone atau penanganan yang kurang hati-hati yang dapat menimbulkan luka. Pada keadaan ini, abalone sangat riskan terhadap serangan penyakit.Jenis penyakit yang menyerang abalone adalah penyakit karat. Gejala klinis penyakit ini yaitu timbulnya warna kecoklatan seperti karat pada bagian selaput gonad. Selain itu,daging abalon akan tampak berwarna pucat, tampak lemas, dan menurunnya respon gerak abalon ketika dipegang. Dalam waktu 5-6 hari selaput gonad akan sobek dan daging abalon akan lepas dari cangkangnya kemudian mati. Penyakit karat umumnya menyerang induk abalon yang sudah tidak produktif lagi. Selain itu, penyakit ini dapat muncul ketika terjadi fluktuasi suhu.Tindakan pencegahan yang dilakukan adalah dilakukan karantina begi abalon yang sakit agar tidak menularkan penyakitnya ke abalone yang lain. Penanganan secara hati-hati yang dilakukan dengan menggunakan bahan elastis saat memindahkan abalon yang sedang menempel untuk menghindari luka.Selain penyakit, budidaya abalone juga sering terganggu dengan keberadaan hama. Hama dapat berupa predator yang dapat memangsa abalon contohnya kepiting laut. Selain itu, terdapat pula hama pengganggu yang dapat menyaingi ruang gerak serta menyaingi abalon dalam mendapatkan makanan serta oksigen contohnya teritip. Keberadaan hama pada abalon dapat dicegah dengan membersihkan pakan sebelum diberikan ke abalone, melakukan pengontrolan wadah secara kontinyu, dan memusnahkan hama yang ditemukan di dalam maupun di luar wadah.

Panen Pemanenan abalone dilakukan tanpa menggunakan alat tetapi menggunakan tangan secara selektif setelah cangkang abalone mencapai ukuran lebih dari 8 cm dengan berat 30-40 gram.Setelah didapat abalone akan di-packing dalam kantung plastik berisi air dengan volume 25 L dengan kepadatan 20-25 ekor/kantung, tak lupa memasukan gracillaria sp sebagai makanannya.Kemudian kantung plastik dimasukan ke dalam kotak styrofoam berukuran 27x45x30 cm, setiap kotak dapat menampung 2 kantung plastik berisi abalone. Tak lupa diberikan es batu di dalam kotak styrofoam. Untuk transportasi yang membutuhkan waktu lebih dari 3 jam, kepadatan abalone tiap kantung plastik harus dikurangi agar mengurangi tingkat kematian akibat proses transportasi.

DAFTAR PUSTAKA

Khoironi dan Baik.R. 2012. Budidaya Kerang Abalone (Haliotis assinia). Artikel VEDCA (Vocational Education Development Center for Agriculture). http://vedca.siap.web.id.

Kordi, K. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan Kakap. PT Perca: Jakarta