pengendalian mutu ibu pranti dwi astuti, s.t.p

21
Pengendalian Mutu – Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P. Pringgasela, 20 Maret 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Pengendalian Mutu – Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P.

Pringgasela, 20 Maret 2020

Page 2: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Pengertian Media Pertumbuhan Organisme/ Media

Fungsi Media

Macam-macam Media

Jenis-jenis Media

Page 3: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba

Page 4: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Fungsi media adalah untuk:

isolasi (pemisahan mikroorganisme)

Identifikasi mikroorganisme tertentu sesuai tempat hidup

Perbanyakan mikroorganisme

Pengujian sifat fisiologis

Perhitungan jumlah mikroba

Page 5: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Adalah proses pengambilan atau pemisahan senyawa/bahanalam/mikroorganisme dari kesatuan senyawa atau sekelompok mikroorganisme

Isolasi harus terbebas dari kontaminan

Cara isolasi dilakukan dengan:

Cara tabor (spread method)

Cara tuang

Page 6: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P
Page 7: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Adalah proses membedakan dan mengenali berdasarkan tempat hidup, macambentuk mikroba dll

Jamur tape

(Saccharomyces

cereviseae)

Jamur tempe

(Rhizopus oryzae)

Jamur kecap

(Aspergillus

oryzae)

Page 8: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Adalah proses memperbanyak atau menambah jumlah mikrobia dengan disengaja

Hal ini dapat dilakukan dengan menyiapkan media dengan nutrient yang dibutuhkan oleh mikroba, sehingga mikroba dapat memperbanyak diri.

Contoh: Jamur tape dengan bertunas, jamur tempe dengan spora dll

Page 9: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Adalah proses pemeriksaan/pengujian yang berdasarkan sifat fisiologis/fisikmikrobia

Biasanya bersama dengan pengujian sifat biokimia atau sifat yang berdasarkanunsur/senyawa yang terkandung dalam mikroba

Page 10: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Adalah proses yang digunakan untuk mengetahui penyebaran dan jumlahmikrobia dalam satu koloni atau sampel

Page 11: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

A. Berdasarkan bentuknya

B. Berdasarkan komposisi/susunannya

Page 12: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Berdasarkanbentuk

Media padat

media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat

kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi

padat.

Media semi padat

media yang mengandung agar kurang dari yang seharusnya

kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi

kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair.

Media cair

media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya

digunakan untuk pertumbuhan mikroalga.

Page 13: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Bukan dilihat dari warna atau bentuk wadahnya, namun dipegang teksturnya(keras/tidak)

Media padat Media cairMedia semi

padat

Page 14: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Berdasarkankomposisi

Media alami

merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dimana komposisinya

yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari

bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb.

Media semi

sintetis

merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan bahan-bahan

sintesis.

Media sintesis

media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan takarannya diketahui

secara pasti

Page 15: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Berdasarkanfungsi

Media Basal

Media Diferensial

Media Selektif

Media Diperkaya

Media Pengkayaan

Media uji

Medium umum

Medium khusus

Medium penguji

Medium perhitungan jumlah mikrobia

Page 16: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

1. Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu pepton, dsb.

2. Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda, mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan. Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM), dsb.

3. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb.

Page 17: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

4. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja.

5. Media pengkayaan adalah media ini umumnya mengandung bahan-bahan tertentu yang di satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu,tetapi di lain pihak sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan bakteri tertentu lainnya.misalnya media muller-kauffman mengandung natrium tetrationat yang menunjang pertumbuhan salmonella tetapi menghambat pertumbuhan Escherichia.

6. Media uji(identifikasi) adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba, medium litmus milk.umumnya ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi indikator, misalnya

Page 18: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

7. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.

8. Medium khusus(spesifik), merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.

9. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.

10. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur.

Page 19: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

Di samping adalah media basal,

sedang media lain tidak terlihat

perbedaan secara fisik namun

secara fungsi berbeda.

Page 20: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P

1. Tono adalah seorang siswa SMK N 1 Pringgasela kelas X APHP. Tono diberikantugas untuk menyebutkan tujuan atau fungsi media. Bantu Tono untuk menyebutkan 3 di antaranya! (Bobot: 30)

2. Pengelompokan media berdasarkan macam-macamnya dibagi menjadi 2. Sebutkan keduanya secara singkat! (Bobot: 40)

3. Berdasarkan teori di atas, mikroorganisme apa yang biasa dimanfaatkan untukpengolahan pangan dan apa jenis pangannya? (Bobot:30)

Tuliskan jawaban pada buku/kertas, halaman pertama diberi nama, difoto semuatugas, kemudian dapat dikirimkan melalui :

WA: 081225606740 atau FB: Pranti Dwi Astuti atau email: [email protected] ataumelalui web ini

Page 21: Pengendalian Mutu Ibu Pranti Dwi Astuti, S.T.P