lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../02/pranti-sayekti-s.sn_.-m.si_profil.docx · web viewpenelitian...

5
PENGEMBANGAN ANIMASI HYBRID BERBASIS BABAD PANJI SEBAGAI MEDIA INTERNALISASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR PRANTI SAYEKTI Jurusan Seni dan Desain/Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang [email protected] SULISTYO SIDIK PURNOMO Jurusan Teknologi Industri Pertanian/Fakultas Pertanian Universitas Singa Perbangsa [email protected] Budaya Panji merupakan kebudayaan khas nusantara. Penokohan Panji dikembangkan sebagai tokoh imaginatif tentang karakter dan watak yang khas Indonesia. Tokoh Panji pada tataran ideil dan tingkah laku tersebut pada gilirannya diwujudkan dalam wujud budaya fisik yang real. Penokohan Panji sebagai sosok panutan dapat ditelusuri pada bentuk babad Panji yang berkembang di Nusantara. Penelusuran pada beberapa bentuk pementasan karakter Panji, baik dalam bentuk pewayangan ataupun pementasan teater tradisonal, berperan sebagai media edukasi bagi masyarakat sekitarnya. Struktur pada babad Panji patut menjadi media kognisi dan edukasi tentang ajaran emosional, estetika dan moral. Pengemasan babad panji sebagai media edukatif untuk generasi muda dapat dilakukan secara optimal bila mengunakan media yang sesuai. Penelitian ini berupaya mengembangkan babad panji dalam bentuk animasi hybrid yang ditujukan bagi siswa SD. Media animasi dinilai sebagai media yang efisien untuk menyampaikan pesan tentang kognisi, emosional, estetika dan moral. Penokohan Panji pada struktur cerita babad Panji dapat menumbuhkan ide-ide positif untuk membangun karakter siswa, mengingat tokoh Panji merupakan tokoh protagonis yang selalu mengajarkan tentang kebaikan. Peneliti Ringkasan Eksekutif

Upload: vuongngoc

Post on 10-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../02/PRANTI-SAYEKTI-S.Sn_.-M.Si_profil.docx · Web viewPenelitian mengenai pengembangan animasi hybrid sebagai media internalisasi nilai-nilai kearifan

PENGEMBANGAN ANIMASI HYBRID BERBASIS BABAD PANJI SEBAGAI MEDIA INTERNALISASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

PRANTI SAYEKTI

Jurusan Seni dan Desain/Fakultas SastraUniversitas Negeri [email protected]

SULISTYO SIDIK PURNOMO

Jurusan Teknologi Industri Pertanian/Fakultas PertanianUniversitas Singa [email protected]

Budaya Panji merupakan kebudayaan khas nusantara. Penokohan Panji dikembangkan sebagai tokoh imaginatif tentang karakter dan watak yang khas Indonesia. Tokoh Panji pada tataran ideil dan tingkah laku tersebut pada gilirannya diwujudkan dalam wujud budaya fisik yang real. Penokohan Panji sebagai sosok panutan dapat ditelusuri pada bentuk babad Panji yang berkembang di Nusantara. Penelusuran pada beberapa bentuk pementasan karakter Panji, baik dalam bentuk pewayangan ataupun pementasan teater tradisonal, berperan sebagai media edukasi bagi masyarakat sekitarnya. Struktur pada babad Panji patut menjadi media kognisi dan edukasi tentang ajaran emosional, estetika dan moral. Pengemasan babad panji sebagai media edukatif untuk generasi muda dapat dilakukan secara optimal bila mengunakan media yang sesuai. Penelitian ini berupaya mengembangkan babad panji dalam bentuk animasi hybrid yang ditujukan bagi siswa SD. Media animasi dinilai sebagai media yang efisien untuk menyampaikan pesan tentang kognisi, emosional, estetika dan moral. Penokohan Panji pada struktur cerita babad Panji dapat menumbuhkan ide-ide positif untuk membangun karakter siswa, mengingat tokoh Panji merupakan tokoh protagonis yang selalu mengajarkan tentang kebaikan.

Kata kunci: Animasi Hybrid, Babad Panji, Siswa Sekolah Dasar.

Peneliti Ringkasan Eksekutif

Page 2: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../02/PRANTI-SAYEKTI-S.Sn_.-M.Si_profil.docx · Web viewPenelitian mengenai pengembangan animasi hybrid sebagai media internalisasi nilai-nilai kearifan

Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa konsep tentang kepahlawan dan segala atribut di dalamnya tidak lagi dipahami dalam konteks konvensional. Para generasi muda memperoleh konsep-konsep dan nilai-nilai bersumber dari media yang cenderung populer. Kearifan lokal yang tercerimin dalam penokohan karakter Panji tidak terkomunikasikan dengan baik. Sebagian besar generasi muda memahami lokalitas tokoh sebatas pada tokoh-tokoh dalam pewayangan, yang secara historis merupakan produk akulturatif dengan budaya India. Tokoh Panji relatif tidak dikenal oleh generasi muda, padahal tokoh tersebut tersebar dalam berbagai versi dalam kebudayaan Indonesia. Ide-ide dalam babad Panji dapat menjadi inspirasi dalam menciptakan karakter moral dan nilai kemasyarakatan yang masih relevan dengan perkembangan jaman. Berangkat dari kondisi tersebut penelitian ini berupaya mengangkat kembali babad Panji dalam bentuk media edukatif. Babad Panji dikembangkan dalam bentuk Animasi hybrid yang relevan dengan karakter usia anak Sekolah Dasar. Animasi Hybrid merupakan salah satu bentuk media yang relatif baru namun lebih kreatif, menarik dan dapat lebih mudah untuk menjelaskan hal-hal yang bersifat abstrak. Media animasi dinilai sebagai media yang efisien untuk menyampaikan pesan tentang kognisi, emosional, estetika dan moral.

Penelitian mengenai pengembangan animasi hybrid sebagai media internalisasi nilai-nilai kearifan lokal berupaya mengangkat kembali babad Panji dalam bentuk animasi edukatif. Penelitian ini berupaya mengembangkan babad panji dalam bentuk animasi hybrid yang ditujukan bagi siswa SD. Penokohan Panji pada struktur cerita babad Panji dapat menumbuhkan ide-ide positif untuk membangun karakter siswa, mengingat tokoh Panji merupakan tokoh protagonis yang selalu mengajarkan tentang kebaikan.

Ada 4 aspek nilai-nilai yang terkandung dalam babad Panji antara lain:1. Aspek kognitif. Mengajak untuk memahami

alur cerita yang memiliki nilai-nilai kebaikan. Adanya sifat dan karakter lakon Panji antara baik-jahat, benar-salah yang disajikan pada setiap cerita Panji.

2. Aspek Estetika. Secara struktur visual dalam cerita Panji pada setiap tokoh yang diperankan dalam wayang, ada perbedaan pada penggunaan ragam hias sesuai dengan karakternya masing-masing. Karakter baik divisualkan dengan penggunaan ragam hias flora sedangkan yang berkarakter jahat menggunakan ragam hias geometris.

3. Aspek emosional. Aspek emosional tercermin pada alur atau plot cerita. Pada alur atau plot pada cerita Panji terdiri dari beberapa tahapan yakni: a) tahap perkenalan (perkenalan mengenai tokoh dan wataknya); 2) tahap pertikaian (yakni adanya pertikaian antara tokoh baik dengan tokoh jahat); 3) perumitan (pertikaian mulai memuncak); 4) klimaks (pertikaian mencapai puncak; 5) peleraian (penyelesaian dengan berbagai cara).

4. Aspek Moral. Pada cerita Panji mengajarkan tentang nilai-nilai kesopanan, kesetiaan, ksatria, kerelaan menolong sesama, keikhlasan, kejujuran, kesabaran dan lain-lain. Semuanya itu direpresentasikan oleh tokoh-tokoh yang berwatak baik pada cerita Panji.

Latar Belakang Hasil dan Manfaat

Page 3: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../02/PRANTI-SAYEKTI-S.Sn_.-M.Si_profil.docx · Web viewPenelitian mengenai pengembangan animasi hybrid sebagai media internalisasi nilai-nilai kearifan

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model prosedural yang mengadaptasi dari model R&D Borg dan Gall, modifikasi dan adaptasi dari McKenny:

Gambar 2. Opening Animasi

Gambar 3. Opening Animasi 2

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang berupaya menghasilkan rancangan media pembelajaran animasi hybrid sebagai upaya penanaman nilai kearifan lokal dengan berpijak pada konsep babad Panji. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pengembangan model prosedural yang mengadaptasi model penelitian dan pengembangan (Research and Development) Borg dan Gall (1983) dan rancangan model prosedural yang dikembangkan oleh McKenny (2001). Tiga tahap penelitian yang dikembangkan oleh McKenny (2001), yaitu meliputi: (1) tahap studi pendahuluan sebagai needs and contens analysis, (2) tahap pengembangan sebagai design, development, and evaluation stages, dan (3) tahap pengujian efektivitas produk sebagai semi-sumative evaluation.

Subjek penelitian ialah babad Panji dalam Serat Kanda karya Yasadipura I dan lakon carangan Panji yang ada di wilayah Jawa Timur. Data penelitian diperoleh dari babad Panji pada serat Kanda yang didasarkan atas 4 aspek antara lain aspek kognitif, emosional, estetika dan moral. Penelitian ini menggunakan 2 macam teknik pengumpulan data, yaitu (1) Teknik observasi, (2) wawancara, dan (3) teknik studi dokumentasi. Peneliti dan pembantu peneliti bertindak pula sebagai instrumen untuk menjaring data-data verbal dan visual selain hal tersebut, digunakan juga instrumen catatan observasi, dan studi dokumentasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa angket terbuka, angket skala likert, dan format catatan diskusi terfokus. Instrumen tersebut dikembangkan sendiri oleh tim peneliti. Validasi instrumen dilakukan dengan menggunakan validitas konstruk (Construct Validity) atau uji rasional dengan cara menjabarkan konsep yang dibuat peneliti dalam variabel dan sub variabel dalam bentuk matrik berdasarkan kajian teori.

Metode

Page 4: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../02/PRANTI-SAYEKTI-S.Sn_.-M.Si_profil.docx · Web viewPenelitian mengenai pengembangan animasi hybrid sebagai media internalisasi nilai-nilai kearifan