majalah berita warga kota salatiga · ady indriasari, s.sos, lukman fahmi, s.hi; betty wahyu nilla...
TRANSCRIPT
Majalah Berita Warga Kota SalatigaMajalah Berita Warga Kota SalatigaHATIBERIMANHATIBERIMAN
Vol. 2 No. 1, Maret 2008 Vol. 2 No. 1, Maret 2008 ISSN No. 1978-5798ISSN No. 1978-5798
Bebas RetribusiPuskesmasPuskesmas
LensaSuasana di ruang sidang II usai pelantikan Sekda Kota Salatiga:Foto atas : Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH, usai melantik Hj. Dra. Sri Sejati Kusumaningsih, MM.Foto bawah : Beberapa pejabat pemerintah dan anggota DPRD kota Salatiga memberikan ucapan selamat kepada Sekda baru.
Laporan UtamaMemperoleh hak tanpa membayar sejumlah uang adalah dambaan setiap warga. Sebaliknya, terpenuhinya unsur hak asasi setiap warga negara merupakan kewajiban negara. Oleh karena itulah, sebagai salah satu upaya
Diterbitkan oleh : KANTOR INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA SALATIGA Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor: 9 Tahun 2004. PEMBINA Walikota Salatiga; PENGARAH Sekretaris Daerah; WAKIL PENGARAH Asisten Tatapraja dan Administrasi Sekda; PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Drs. Petrus Resi, M.Si; REDAKTUR PELAKSANA Sri Hartono, SS; REDAKTUR Wiyarso BA, Bakti Harjanti, S.Sos; KOORDINATOR LIPUTAN Jumiarto, AP; PELIPUT/PENYUNTING Sumarno, S.Ag, Budi Susilo, S.Sos, Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; SETTING&LAY OUT Sumadi, S.S, R. Koko Endarmoko, A.Md; DISTRIBUSI Kuswanto, R. Suprapto Sambodo, Muhammad Sidiq. ALAMAT REDAKSI KANTOR INFORMASI & KOMUNIKASI Jl. Letjend. Sukowati No. 51 Salatiga 50731 Telp/Fax. (0298) 326658. On line : http://hati-beriman.blogspot.com
Redaksi menerima sumbangan naskah berupa tulisan atau karikatur. Redaksi berhak mengedit naskah tanpa mengubah substansinya. Naskah berupa tulisan diketik dengan huruf Times New Roman 12, spasi tunggal, sebanyak 3-4 halaman folio. Naskah dikirim ke Redaksi Hati Beriman. Pengirim naskah yang dimuat berhak mendapat imbalan.
Redaksi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 3
HATIBERIMANMajalah Berita Warga Kota Salatiga
SALATIGA
C HH AIR YI HR BA AS JT AUS R W PISA T
ISSN No. 1978-5798, VOL. 2 No. 1, Maret 2008
Daftar Isi4 SURAT PEMBACA Jalan Berlubang di
Pasar Blauran, Terminal Terpanjang di Salatiga
5 DARI REDAKSI Berguru kepada Kura-Kura?
6 OPINI 7 PROFIL Alwi Iri Kepada Sepak Bola14 PENDIDIKAN Pendidikan Inklusif Tanpa
Diskriminatif16 RAGAM Adipura Tanggung Jawab Siapa?20 KESEHATAN Jangan Korek Telinga22 MIMBAR Salatiga yang Sehat, Humanis dan
Berkerlanjutan20 ARTIKEL Urgensi Teknologi Informasi bagi
SKPD23 HUKUM Peraturan Daerah Kota Salatiga
No. 7 Tahun 2007, Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Tingkat II Salatiga No. 12 Tahun 1998, Penjelasan atas Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 7 Tahun 2007
27 KIPRAH KDRT adalah Fenomena Gunung Es28 BUDAYA Sumeleh30 LINTAS KOTA Kegiatan di Kota Salatiga38 ARTIKEL Menyingkap Tirai Feng Sui,
Peringatan Dini Saja Tak Cukup, Alat Peringatan Dini, Mengenal EWS, EWS di Indonesia
42. TIPS Mengatasi Uban43 POTENSI Tahu Halus Tanpa Formalin44 LEGENDA Kalimangkak yang Antigong 45 RILEKS TTS HB 35 46 KARIKATUR
Pendidikan Hukum untuk Masyarakat
untuk mewujudkan hak-hak warganya, P e m e r i n t a h K o t a S a l a t i g a meluncurkan Program Puskesmas Mitra Keluarga. Program ini mulai dapat dinikmati masyarakat Salatiga sejak 2 Januari 2008. Melalui program ini, setiap warga yang memiliki KTP dan KK Kota Salatiga berhak mendapat pelayanan kesehatan gratis. Tak tanggung-tanggung, dana APBD yang dikucurkan untuk pemberian pelayanan kesehatan gratis ini mencapai dua milyar rupiah. Warga Kota Salatiga dapat memperoleh pelayanan ini di setiap Puskesmas dan posyandu. Tak hanya pengobatan, Puskesmas juga melayani warga yang ingin berkonsultasi tentang kesehatan pribadi atau lingkungannya. Jadi, Puskesmas sekarang bukan lagi akronim dari pusing, keseleo, dan masuk angin. Selamat tinggal dua ribu rupiah!
Reporter HB saat mengambil air di Belik Kali Mangkak Salatiga
Cover Artwork:Budi Susilo:Foto:Lukman Fahmi
Majalah Berita Warga Kota SalatigaMajalah Berita Warga Kota SalatigaHATIBERIMANHATIBERIMAN
Vol. 2 No. 1, Maret 2008 Vol. 2 No. 1, Maret 2008 ISSN No. 1978-5798ISSN No. 1978-5798
Bebas RetribusiPuskesmasPuskesmas
Fahmi
Galih
aya adalah salah satu warga Kota Salatiga yang setiap hari mengendarai sepeda motor melewati jalan di sekitar Pasar Blauran. Saya merasa sangat prihatin melihat kondisi jalan di sekitar pasar tersebut. S
Dari tempat ngetem angkutan kota nomor 16 sampai tempat sampah arah ke Tamansari, banyak sekali lubang di jalan yang membahayakan kendaraan bermotor. Saya sudah sering melihat terjadinya kecelakaan di jalan tersebut. Mungkin karena jalan yang ramai dan berlubang itu.
Sebagai warga kota yang setiap hari melewati jalan tersebut, saya berharap agar pemkot segera memperbaiki kondisi jalan. Minimal, jalan tersebut diberi penerangan jalan, karena pada malam hari, kondisi jalan berlubang tidak terlihat.
Atas perhatian dan tindakannya saya mengucapkan terima kasih.Christian Y
Warga Salatiga
Pengirim rubrik surat pembaca yang dimuat berhak mendapatkan imbalan dari Redaksi Majalah Hati Beriman.
aat ini, Salatiga memang sedang sibuk berbenah diri secara berkesinambungan. Sayangnya, di tengah kesibukan berbenah diri itu masih ada lokasi yang semrawut akibat perilaku kita yang kurang tertib.S
Sebagai contoh adalah situasi di Jalan Pattimura. Jalan ini telah berubah fungsi menjadi lahan parkir yang sangat panjang. Saking panjangnya barisan kendaraan yang parkir menghadap utara, Jalan Pattimura lebih cocok disebut terminal terpanjang di Kota Salatiga. Pasalnya, kendaraan yang parkir di jalan itu adalah kendaraan plat kuning yang antre menunggu penumpang. Dampaknya, kendaraan pribadi menjadi kesulitan menemukan lahan parkir di sepanjang Jalan Pattimura.
Oleh karena itu, warga Kota Salatiga sangat berharap kepada semua dinas terkait untuk sesegera mungkin mencari solusinya.
Dhaniel Suharto, S.Pd.SDN Kutowinangun 05
Kecamatan Tingkir, Salatiga
4
Jalan Berlubang di Pasar Blauran Jalan Berlubang di Pasar Blauran
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008
Surat Pembaca
Terminal Terpanjang di Salatiga Terminal Terpanjang di Salatiga
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 5
u a t u k e t i k a , d a l a m pengembaraannya, Antasena menjumpai seekor kura-kura S
yang sedang berjalan lambat-lambat. Antasena adalah anak ketiga dari Bima, salah satu tokoh Pandawa, dalam cerita pewayangan versi Yogyakarta.
Didorong rasa kasihan pada hewan yang tidak dapat berjalan cepat itu, Antasena segera mengangkat si kura-kura dan memindahkannya sejauh 20 langkah searah langkah kura-kura. Tetapi, Antasena terheran-heran ketika melihat si makhluk be r t empurung i tu t e rd iam sambi l menyembunyikan kepalanya dan tidak segera berjalan lagi.
Hewan melata bercangkang itu berjalan kembali setelah beberapa waktu yang mungkin sama dengan waktu tempuhnya jika berjalan sendiri dari tempat dia diangkat Antasena ke tempat di diletakkan lagi. Antasena pun lantas berpikir, “Kamu hebat kura-kura. Kamu tahu kapan kamu harus berjalan dan kapan harus berhenti. Sedangkan aku? Aku tidak tahu kapan aku harus berhenti?” Pertanyaan ini terus memenuhi benaknya.
Pertanyaan yang sama mungkin juga harus ada di benak kita agar kita tahu kapan harus “berjalan” dan kapan harus “berhenti”. Dengan begitu, kita tidak akan terburu-buru untuk “berjalan” saat ada isu SOTK baru, mutasi pejabat, promosi atau rotasi. Semua itu, sudah ada waktunya masing-masing.
REDAKSI
Bergurukepada Kura-Kura?
Dari Redaksi
Galih
Pos I
TUJUAN:
P
Opini
Pendidikan Hukum untuk Masyarakat
on scholae sed vitae discimus. Belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup. Pendidikan menjadi salah satu pintu untuk menjadikan N
masyarakat mampu mengatasi permasalahan yang ada. Pendidikan mengisyaratkan pembelajaran. Pembelajaran mengisyaratkan pengetahuan. Pengetahuan adalah kebenaran yang di mana pun dan kapan pun adalah sama (Paulo Freire: 2001). Merujuk pendapat Kardinal John Henry Newman (Paulo Freire: 2001), ”Apabila intelek adalah bagian dari diri kita yang begitu hebatnya, ....... ia pun pasti bermanfaat bagi pemiliknya serta bagi semua manusia di sekelilingnya...”
Demikian halnya dengan pendidikan hukum. Pendidikan hukum bagi masyarakat akan menjadikan masyarakat mampu mempertahankan hak. Di sisi lain, pendidikan hukum mampu menyadarkan masyarakat untuk menjalankan kewajibannya tanpa paksaan.
Tujuan pendidikan ini tentu bukan untuk menjadikan masyarakat sebagai yuris intelektual sebagai advokat, hakim, atau jaksa. Namun, pada hakikatnya, pendidikan hukum adalah modal bagi terbentuknya kesadaran hukum dan kepatuhan hukum masyarakat.
Masyarakat diberi bekal untuk dapat melakukan legal problem solving (pemecahan masalah sesuai hukum). Dengan demikian, dalam konteks tertentu, masyarakat juga mampu menilai apakah masalah hukumnya ditangani secara tepat oleh orang yang tepat.
Uraian di atas memberikan pemahaman yang manifest bahwa pendidikan hukum untuk rakyat adalah penting sebagai bentuk reformasi pendidikan hukum. Terlebih, merujuk pendapat Ehrlich bahwa hukum positif tidak dapat dipahami terpisah dari norma sosial yang disebutnya the living law, yaitu hukum yang dijalankan masyarakat sehari-hari sebagai kontras dari hukum yang ditegakkan oleh negara. Artinya, masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam bekerjanya hukum. Jadi, pendidikan hukum bagi rakyat menjadi program yang harus dilakukan agar hukum dapat ditegakkan dan pada akhirnya dapat mewujudkan kemanfaatan, keadilan, dan kepastian.
Di mana peran perguruan tinggi dalam hal pendidikan hukum untuk rakyat? Perguruan tinggi haruslah menjadi mesin penggerak pendidikan ini sehingga monopoli terhadap pendidikan, khususnya pendidikan hokum, dapat terpatahkan. Komersialisasi pendidikan harus ditinggalkan. Merujuk pendapat Buchori (2001), “..Mau tidak mau, suka tidak suka, sekolah (perguruan tinggi, pen)) harus mengubah diri, mengadakan reformasi dan transformasi.” Pendapat ini menjadi satu teguran kepada sebagian kalangan pendidik hukum (legal conductors) di Indonesia yang selama ini menjalankan pendidikan hukum hanya kepada masyarakat yang memiliki modal, yaitu mahasiswa hukum.
Sinyalemen serta kritik atas situasi ini ditangkap oleh Fakultas Hukum, UKSW, dengan melakukan pendidikan hukum bagi rakyat, khususnya, berkaitan dengan transparansi peradilan (judicial transparency). Topik yang selama ini menjadi monopoli kaum intelektual tanpa melibatkan masyarakat. Padahal, terwujudnya transparansi peradilan membutuhkan partisipasi masyarakat. Sehingga munculnya partisipasi masyarakat baru akan ada bila dilakukan pendidikan hukum bagi masyarakat. Jangan lupa, masalah hukum adalah sama dengan masalah lain dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan penyelesaian. Dalam banyak kasus, seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, KDRT, atau kasus lainnya, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan.
*)Dosen Fakultas HukumUniversitas Kristen Satya Wacana
Oleh: Dyah Hapsari Prananingrum, S.H., M.Hum
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 20086
Walaupun disadari bahwa masalah hukum memiliki dinamika luar biasa
karena faktor-faktor di luar hukum sangat memperngaruhi bekerjanya hukum
dalam masyarakat: seperti halnya faktor politik,
sosial, ekonomi, budaya, dan seterusnya. Masalah hukum sering muncul di masyarakat
dan sebenarnya dapat diminimalisir serta diupayakan penyelesaiannya oleh masyarakat itu sendiri.
apakah advokat memberikan legal opinion yang baik; apakah jaksa menjalankan fungsinya
sebagai penuntut umum yang baik dalam proses peradilan pidana;
apakah hakim memutuskan perkara secara justifiable; sehingga masyarakat dapat
menilai apakah penanganan kasus tertentu telah dilakukan dengan baik oleh aparat
penegak hukum dan seterusnya.
Profil
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 7
zin, Raut wajahnya mengesankan
sosok dengan karakter kaku dan keras.
Bicaranya juga ceplas-ceplos, tanpa Ibasa-basi. Tapi, jangan takut, di balik
karakternya yang keras itu, sosok
yang satu ini selalu penuh
perhatian saat berbincang dengan
orang lain. Kita akan merasa Sangay
d i h a r g a i k e t i k a b e r b i c a r a
dengannya.
Alwi Mugiyanto. Begitulah
nama lengkap lelaki paruh baya ini.
Pria yang akrab dipanggil Alwi
ini adalah pelatih klub atletik
Tiger Lokomotif Salatiga.
Nama maestro atlet
asal Salatiga ini telah
melambung di Republik
k i t a . B a h k a n s o s o k
k e l a h i r a n S u r u h ,
Kabupaten Semarang,
5 6 t a h u n l a l u i t u
termasuk yang paling
diperhitungkan dalam
setiap pesta olahraga di
t i n g k a t A S E A N .
Maklumlah, segudang
prestasi telah diukir
putra bungsu pasangan
R. Karto Setiko dan Rr.
Marben ini melalui
anak-anak asuhnya.
Berkat tangan
dingin bapak tiga anak
i n i l a h , I n d o n e s i a
memiliki pelari handal
sekelas Ruwiyati (kakak
T r i a n i n g s i h ) ,
Trianingsih, Faizin,
Novita, dan Witari. Tak
heran, apabila nama
anak kelima dari lima
bersaudara ini sering
menghiasi halaman media massa. Tak terkecuali saat Trianingsih
mampu menggondol dua emas sekaligus memcahkan rekor di
ajang Sea Games Thailand, akhir tahun lalu.
Namun, nama besarnya itu tak diperolehnya secara
mendadak. Perjuangannya berawal pada 1990 silam. Dengan
segala upaya, Alwi mendirikan klub atletik bernama Putra Jaya.
“Pada tahun 1991, saya mengganti nama klub ini menjadi Tiger
Loccomotif,” ungkap suami Endang R. ini.
Nama Loccomotif pun memiliki cerita sendiri. Pada
tahun 1993, keenam atletnya mampu memborong juara dalam
lomba yang diadakan di Bandung. Ternyata, sepak terjang klub
ini mampu menarik perhatian Haryanto Dhanutirta yang saat itu
menjabat sebagai Menteri Perhubungan.
“Kebetulan, beliau sangat menyukai atletik,” kata
alumni SD Kalicacing pada 1960 itu. Selanjutnya, PJKA (kini PT
KAI, Red) bersedia menjadi sponsor klub atletik ini. “PJKA
sanggup mengontrak keenam pelari saya dengan memberi
uang pembinaan,” jelasnya. Dari sinilah Putera Jaya berganti
nama menjadi Tiger Loccomotif.
Dari sponsorship atau kerja sama ini, kompensasi lain
yang diperoleh klubnya adalah kemudahan transportasi dan
akomodasi dalam mengikuti setiap lomba. “Kemudahan ini
sangat penting mengingat permasalahan utama dalam
menghidupi sebuah klub adalah transportasi dan akomodasi
saat mengikuti lomba,” kata lulusan SMP Krida Darma itu.
Meskipun sudah memiliki nama besar, bukan berarti
klub atletik ini bebas dari berbagai hambatan. Beban beratnya
saat ini adalah kebutuhan biaya untuk membanguan lintasan
latihan.
“Lintasan lari yang lama rusak berat karena semua pasir
pada lintasan hanyut akibat banjir,” keluhnya. Padahal, dia harus
membangun lintasan lari halang rintang untuk persiapan PON
yang akan datang. “Jika tak diperbaiki, kaki para atlet bisa
cidera,” tambahnya.
Pengasuh 28 atlet ini menyayangkan tak adanya
keterlibatan Pemerintah Kota Salatiga. Menurut mantan siswa
SMA Dharma Putera ini, lintasan latihan seharusnya menjadi
tanggung jawab pemerintah. Jadi, seorang pelatih cukup
berkonsentrasi untuk mencetak atlet.
“Terus terang, saya iri terhadap cabang sepakbola yang
sedemikian banyak menyedot anggaran pemerintah, namun
hasilnya bisa kita lihat, naik turun. Ke depan, saya sangat
mengharapkan keterlibatan pemkot dalam memajukan cabang
Alwi:Iri Kepada Sepak Bola
Laporan Utama
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 20088
abar gembira bagi warga Kota Salatiga. Program Puskesmas gratis sudah Kdiluncurkan.
Ide GratisTerhitung sejak 2 Januari 2008, seluruh lapisan
masyarakat yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Kota Salatiga dapat menikmati pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas se-Kota Salatiga tanpa dikenai biaya.
Ide kebijakan Puskesmas gratis di Kota Salatiga berawal dari rapat paripurna Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Salatiga pada Agustus 2006. Saat itu, muncul ide tentang keterjangkauan pelayanan kesehatan masyarakat dan rencana pelayanan Puskesmas gratis di Kota Salatiga.
Untuk merealisasikan gagasan tersebut, tentunya perlu dilakukan langkah-langkah persiapan yang matang. Tujuannya, agar program Puskesmas gratis ini tidak berhenti di tengah jalan.
Demi kelancaran pelaksanaan program Puskesmas gratis, persiapan pun dilakukan semua instansi terkait. Instansi yang dilibatkan dalam persiapan program ini adalah Dinas Kesehatan Kota (DKK), DPRD, Puskesmas se-Kota Salatiga, serta Asisten I dan Asisten II Sekretariat Daerah. Tak hanya itu, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD), Bagian Hukum, Badan Perencana Daerah (Bapeda), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), dan SKPD terkait lainnya juga turut melakukan persiapan.Konsep dan Studi
DKK Kota Salatiga yang ditunjuk sebagai koordinator dan operator program Puskesmas gratis mempertimbangkan konsep Puskesmas gratis berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang memuat amanat jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM) dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sedangkan teknis pelaksanaan program Puskesmas gratis di Kota Salatiga berdasarkan kepada Peraturan Walikota Nomor 76 Tahun 2007 tentang Pembebasan Pungutan Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Posyandu.
Untuk memantapkan rencana kegiatan pelayanan dasar kesehatan gratis yang berdasarkan kepada prinsip JPKM ini, DKK Salatiga melakukan beberapa upaya pengkajian yang lebih dalam. Salah satu upaya tersebut adalah melakukan studi banding ke beberapa daerah yang lebih dahulu melaksanakan program puskesmas gratis. Daerah-daerah yang sempat dikunjungi adalah Kabupaten Jembrana (Bali), Demak, Purbalingga, Cilacap, dan beberapa daerah lain di Provinsi Jawa Barat. Studi ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor keberhasilan dan hambatan serta kegagalan dari pengalaman program puskesmas gratis.
Gratis dan Tidak GratisPelayanan Puskesmas gratis ditujukan pada
seluruh masyarakat Kota Salatiga yang telah memiliki Kartu Keluarga (KK) dan atau Kartu Tanda Penduduk (KTP) wilayah Kota Salatiga. Bagi penduduk luar Kota Salatiga yang ingin mendapatkan pelayanan dari Puskesmas di wilayah Kota Salatiga harus membayar tarif pelayanan sesuai Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.
Sumber pembiayaan program Puskesmas gratis di Kota Salatiga dibebankan pada APBD Tahun 2008. Sehingga, mengingat keterbatasan dana, belum seluruh jenis pelayanan kesehatan di Puskesmas dapat digratiskan. Tempat pelayanan kesehatan yang sudah
Puskesmas Bebas Retribusi
Oleh: *)
S. Djoko Purnomo, Apt, M.Kes
S. Djoko Purnomo, Apt, M.Kes Fahmi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 9
membebaskan biaya pelayanan adalah Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK), posyandu balita, dan posyandu lansia.
Adapun jenis pelayanan yang dibebaskan dari pembayaran retribusi meliputi tarif pemeriksaan dan pengobatan, biaya rekam medik untuk peserta Askes PNS, tarif pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk semua jenis imunisasi, serta tindakan pelayanan kesehatan umum dan mata. Layanan bebas biaya juga diberikan untuk tindakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, tindakan pelayanan laboratorium sederhana, tindakan pelayanan KB tanpa alat kontrasepsi, konseling, serta kunjungan rumah/perkesmas (perawatan kesehatan masyarakat).
Sementara itu, pelayanan kesehatan yang belum bebas biaya meliputi pelayanan di BP4, BP mata, pelayanan pembuatan surat keterangan, pelayanan rujukan ke rumah sakit, UGD dan rawat inap di Puskesmas Perawatan, KIA (persalinan), pemeriksaan khusus (paket pemeriksaan haji) dan pelayanan k e s e h a t a n a t a s p e r m i n t a a n o r g a n i s a s i masyarakat/swasta serta penduduk di luar wilayah Kota Salatiga.
MenyeluruhDengan persiapan yang matang dari berbagai
aspek, terutama aspek operasional, kebijakan, anggaran,
SDM, sarana prasarana, dan payung hukum, program puskesmas gratis di Kota Salatiga diharapkan tidak hanya merupakan kebijakan yang sesaat. Sebaliknya, kebijakan ini diharapkan dapat berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan sehingga masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan yang bermutu dan komprehensif. Khususnya, bagi masyarakat miskin yang belum memiliki kartu Askeskin.
Kepada petugas yang mengoperasionalkan program Puskesmas gratis ini diharapkan dapat melayani kesehatan masyarakat dengan baik tanpa mengurangi pelayanan preventif dan promotif. Pelayanan kesehatan secara menyeluruh tetap menjadi prioritas utama program ini. Jadi, tujuan akhir berlakunya program puskesmas gratis dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Salatiga, yang antara lain ditandai dengan menurunnya angka kematian dan meningkatnya angka harapan hidup masyarakat dapat terwujud. Selain itu, Puskesmas tidak lagi menjadi akronim dari pusing-pusing, keseleo, dan masuk angin.
*)Kepala Bidang Pelayanan KesehatanDinas Kesehatan Kota Salatiga
Untuk memperoleh layanan seperti ini, warga tak perlu keluar uang lagi. Fahmi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200810
etiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh derajat kesehatan yang optimal (
pasal 4 UU Nomor 23 tahun 1992 tentang SKesehatan).
UUD 1945 (pasal 28 H) dan Undang-Undang Nomor
23 tahun 1992 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa
kesehatan adalah hak fundamental setiap penduduk. Bagi
banyak orang, kesehatan lebih berharga dari limpahan emas
permata. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah, salah satu kewajiban
kabupaten dan kota waj ib adalah meningkatkan
penyelenggaraan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat
yang semakin baik. Salah satu tujuan strategis dalam mencapai
pelaksanaan desentralisasi kesehatan adalah terlindunginya
kesehatan masyarakat, khususnya penduduk miskin, kelompok
rentan, dan daerah miskin.
Berkaitan dengan penyelenggaraan Puskesmas
gratis ini, berikut petikan wawancara wartawan HB, Rinaldi
Anggoro Shakti dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota, dr.
Suryaningsih, M.Kes.
Mengapa Pemkot Salatiga menyelenggarakan pelayanan
kesehatan gratis?
Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga pada tahun 2008
mencanangkan Program Puskesmas Mitra Keluarga dalam
bentuk pelayanan Puskesmas gratis . Program ini
diselenggarakan berdasarkan Perwali Nomor 76 tahun 2007
tentang Pembebasan Pembayaran Retribusi Pelayanan
Kesehatan pada Puskesmas di Kota Salatiga.Pelayanan
kesehatan gratis ini merupakan bentuk partisipasi pemerintah
kota dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota
Salatiga dan mendukung tercapainya Indonesia Sehat 2010.
Dari manakah ide Puskesmas gratis ini?
Pelayanan Puskesmas gratis ini berangkat dari Ruang
Rapat Paripurna DPRD tanggal 31 Agustus 2006 dan disambut
dengan kunjungan beberapa anggota DPRD ke DKK tanggal 13
September 2006 untuk pemantapan rencana Puskesmas gratis.
DKK kemudian mengambil langkah maju dengan
membentuk Tim Pengkaji Internal DKK. Selain itu, DKK juga
mengadakan kunjungan kerja sebagai proses belajar ke
beberapa daerah lain. Kunjungan kerja dilakukan ke dua daerah
yang telah melaksanakan Program Puskesmas Gratis yaitu
Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Purbalingga. Kunjungan
juga dilakukan ke Kabupaten Cilacap yang hanya
menyelenggarakan program Puskesmas gratis selama satu
tahun, yaitu pada tahun 2004, sebelum akhirnya dilanjutkan
kembali pada tahun ini.
DKK Salatiga juga memperkaya informasi dengan
melakukan pengambilan data sasaran di wilayah Kota Salatiga
pada bulan November tahun 2007. Informasi ini menjadi dasar
pijakan program Puskesmas gratis. Data aktual yang diperoleh
ini sangat penting untuk memberi gambaran tentang kondisi
lapangan di setiap daerah pelayanan Puskesmas. ”Harapan
kami, pelaksanaan program menjadi efektif dan efisien,”
tegasnya. DKK Salatiga memperkirakan jumlah warga yang
menjadi sasaran program ini berjumlah 156.358 jiwa dari seluruh
warga Kota Salatiga yang sekarang berjumlah 176.090 jiwa.
Akhirnya setelah melalui tahapan yang dirumuskan,
Pemkot Salatiga melalui DKK dapat merealisasikan pelayanan
Puskesmas gratis mulai 2 Januari 2008. Jadi, program Puskesmas
gratis ini tidak lahir dengan terburu-buru, tetapi melalui proses
studi kelayakan yang panjang.
Apakah pelayanan kesehatan cuma-cuma ini dapat diperoleh di
semua tempat pelayanan kesehatan?
Untuk saat ini, pelayanan Puskesmas gratis dapat
diperoleh di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling, Posyandu Balita, Posyandu Lansia, dan Pos
Laporan Utama
Gratis Saja Tidak Cukup
dr. Suryaningsih, M.Kes Fahmi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 11
Upaya Kesehatan Kerja (UKK) di Kota Salatiga. Jadi, bila selama
ini masyarakat wajib membayar retribusi pelayanan kesehatan
sebesar dua ribu rupiah untuk berobat ke Puskesmas, sekarang
tidak lagi seperti itu.
Pelayanan kesehatan Puskesmas gratis ini tidak
berlaku pada lokasi pelayanan kesehatan seperti Balai
Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) di Bonsari, Balai
Pengobatan Mata di Margosari, dan Pelayanan Rawat Inap dan
UGD di Puskesmas Cebongan.
Dana untuk membeli obat-obatan dan pelayanan lainnya?
Dengan adanya program ini, biaya retribusi yang
dulu harus dibayar oleh masyarakat akan ditanggung oleh
Pemkot Salatiga. Dana ini bersumber dari APBD Pemerintah
Daerah Kota Salatiga. Tahun ini, Pemkot Salatiga mengucurkan
anggaran sebesar 2 milyar rupiah untuk Puskesmas gratis.
Sekitar Rp 1,6 milyar akan dialokasikan untuk pengadaan dan
pemenuhan kebutuhan obat-obatan. Sisanya, untuk dana
operasional masing-masing Puskesmas.
Bagaimana dengan fasilitas yang diberikan kepada masyarakat?
DKK Salatiga sudah mempersiapkan sarana yang
mendukung pelaksanaan Puskesmas Gratis, termasuk
ketersediaan obat-obatan yang selalu didistribusikan melalui
Gudang Farmasi Kota kepada masing-masing Puskesmas setiap
bulan sekali, sesuai kebutuhan Puskesmas tersebut.
Program ini didukung oleh 141 tenaga dokter yang
ada di Salatiga yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis,
dan dokter gigi. Selain itu, tenaga apoteker, bidan dan perawat
yang berjumlah ratusan orang juga siap mendukung
keberhasilan program ini. Infrastruktur berupa Pusat Kesehatan
yang digunakan dalam menunjang program Puskesmas gratis
meliputi 6 Puskesmas Induk, 18 Puskesmas Pembantu, 3 Pos
UKK, 274 Posyandu Balita, dan 22 Posyandu Lansia.
Adakah syarat untuk memperoleh layanan bebas biaya ini?
Tentu ada. Tetapi, syaratnya mudah. Masyarakat
yang hendak mendapatkan pelayanan Puskesmas gratis harus
memiliki Kartu Kepesertaan yang dapat diperoleh di enam
Puskesmas yang ada di Wilayah Kota Salatiga. Kartu
Kepesertaan diperoleh dengan cara berkunjung ke Puskesmas
dengan menunjukkan Kartu Keluarga (KK) dan atau Kartu Tanda
Penduduk (KTP) wilayah Kota Salatiga. Kartu Kepesertaan ini
dapat diperoleh di enam Puskesmas Induk yang berada di
wilayah Kota Salatiga yang meliputi Puskesmas Sidorejo Kidul
(Kecamatan Tingkir), Puskesmas Sidorejo Lor (Kecamatan
Sidorejo), Puskesmas Cebongan dan Puskesmas Tegalrejo
(Kecamatan Argomulyo), serta Puskesmas Mangunsari dan
Puskesmas Kalicacing (Kecamatan Sidomukti).
Jadi, masyarakat yang tidak memiliki KTP Kota
Salatiga tetap dikenakan biaya/tarif sesuai dengan perda yang
berlaku apabila berobat ke Puskesmas di Kota Salatiga.
Apakah Puskesmas gratis saja sudah cukup untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat?
Memang, dari Puskesmas gratis, derajat kesehatan
warga Kota Salatiga, khususnya yang selama ini tidak dapat
mengakses pelayanan kesehatan dasar karena berbagai sebab,
diharapkan dapat meningkat. Namun, berkunjung ke
Puskesmas untuk berobat karena gratis saja tidak cukup. Saya
berharap, masyarakat dapat memanfaatkan, semaksimal
mungkin, kesempatan berkunjung ke Puskesmas tanpa biaya
retribusi ini. Jadi, mereka yang datang ke Puskesmas tidak hanya
untuk berobat ketika menderita sakit, namun juga untuk
konsultasi tentang kesehatan pribadi, masyarakat, dan
lingkungan tempat mereka tinggal.
Jangan lupa, yang tak kalah penting dari
meningkatkan derajat kesehatan adalah tetap menjaga dan
terus menularkan paradigma sehat. Kesehatan harus dipandang
secara menyeluruh (holistik) dan mendorong masyarakat untuk
bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri
melalui kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif (sosialisasi dan
pendidikan kesehatan) dan preventif (mencegah).
Dari level bawah, Puskesmas dapat mengambil
perannya dengan tetap melakukan pelayanan kuratif (merawat)
berupa pengobatan kepada masyarakat, tanpa meninggalkan
pelayanan preventif dan promotif sehingga Paradigma Sehat
dapat tertanam dan menjadi bagian keseharian dari masyarakat
Kota Salatiga.
Harapan Ibu untuk seluruh warga Kota Salatiga?
Keseriusan Pemkot Salatiga dalam meningkatkan
hak dasar kesehatan warganya hendaknya didukung oleh
semua pihak, baik secara pribadi atau dalam kelembagaan,
Meski gratis, pelayanan di Puskesmas tak kalah dengan Pelayanan di Rumah Sakit
Fahmi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200812
ngka kunjungan masyarakat ke Puskesmas
Kalicacing pada bulan Januari 2008 meningkat
sebesar 42 persen dari bulan sebelumnya. A“Peningkatan jumlah kunjungan ini mungkin karena
diselenggarakannya program Puskesmas gratis oleh
Pemerintah Kota Salatiga,” ungkap dr. Aprilludin. Kepala
Puskesmas Kalicacing ini menyatakan, pada bulan Januari,
kunjungan pasien meningkat dari 1.807 orang pada bulan
sebelumnya menjadi 3.023 orang. Meskipun peningkatan terjadi
secara bertahap dari minggu pertama sampai minggu keempat,
secara umum jumlah kunjungan masyarakat ke Puskesmas yang
mengalami peningkatan dapat dijadikan tolok ukur
keberhasilan sosialisasi program Puskesmas gratis di Kota
Salatiga.
Sosialisasi yang dilakukan Puskesmas berlangsung
lewat berbagai media, temasuk pada saat rapat koordinasi tiap
kelurahan, dan membuat publikasi tempel di papan
pengumuman yang memungkinkan masyarakat memperoleh
informasi secara langsung. Tenaga medis dan petugas
Puskesmas juga memberikan penjelasan face to face (secara
langsung) kepada pasien yang datang ke Puskesmas. Dengan
demikian jenis-jenis pelayanan kesehatan gratis yang menjadi
hak pasien dapat dirasakan secara nyata.
Kesan yang tertangkap oleh Puskesmas sebagai ujung
tombak pemberi pelayanan kesehatan adalah kegembiraan
masyarakat yang datang berobat ke Puskesmas. Pasalnya,
mereka tidak lagi dipungut uang retribusi. Bahkan, menurut
salah satu Kepala Puskesmas, ada satu keluarga yang merasa
bisa berhemat dengan dibebaskannya retribusi untuk pelayanan
kesehatan dasar ini.
Sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan seorang
pasien harus mendaftar terlebih dahulu untuk mendapatkan
Kartu Kepesertaan. Kartu ini dapat diperoleh hanya dengan
menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga
(KK) yang masih berlaku. Dengan kartu kepesertaan ini, pasien
akan mendapatkan beberapa pelayanan kesehatan dasar yang
digratiskan.
Berdasarkan pemantauan wartawan HB, pelayanan
kesehatan yang baik tetap diberikan oleh Puskesmas meskipun
beberapa pelayanan dasar telah digratiskan. Pasien yang
berobat tetap memperoleh pelayanan yang maksimal sejak
loket pendaftaran, masuk Poli seperti Poli Umum, Poli Gigi,
Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan
laboratorium, sampai dengan pemberian obat sesuai kebutuhan
pasien.
Kesiapan Puskesmas dalam menyongsong program ini
Laporan Utama
Kegembiraanuntuk Puskesmas Gratis
Fam
ih
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 13
tampak sangat baik. Hal ini tercermin dari lancarnya pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Sarana kesehatan yang berada di
Puskesmas yang diharapkan mendukung proses pelayanan
kesehatan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Distribusi
farmasi dari Gudang Farmasi Kota Salatiga dapat berjalan lancar
karena dilakukan setiap bulan sekali sesuai dengan kebutuhan
setiap Puskesmas. Bahkan, apabila ada kebutuhan mendesak
akan farmasi, Puskesmas dapat mengajukan bon obat kepada
Gudang Farmasi Kota.
Personel kesehatan yang terdiri dari tenaga medis,
paramedis, dan petugas pendukung lain juga telah siap
melayani masyarakat yang datang ke Puskesmas. Memang,
kebutuhan Puskesmas akan tenaga dokter dirasakan masih
kurang mencukupi, hal ini terlihat di beberapa Puskesmas
Pembantu (Pustu) yang tidak ditangani tenaga dokter. Sebagai
contoh, di wilayah pelayanan Puskesmas Sidorejo Lor yang
membawahi tujuh puskesmas pembantu (pustu). Di wilayah ini,
hanya tiga pustu yang ditangani oleh dokter umum dan hanya
dua pustu yang ditangani oleh dokter gigi. Meskipun demikian,
hal ini tidak menjadi masalah yang berarti. Pasalnya, pada pustu
yang tidak memiliki tenaga dokter, ada tenaga perawat dan
bidan yang berkompeten untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Sebagai rangkuman atas
penyelenggaraan Puskesmas gratis tersebut adalah sebagai
berikut.
Kepesertaan Puskesmas Gratis
1. Penduduk Kota Salatiga yang belum memiliki Askeskin,
Askes Tenaga Kontrak dan Askes Komersial.
2. Memiliki Kartu Kepesertaan.
3. Kartu Kepesertaan diperoleh di Puskesmas sesuai wilayah
kerja.
4. Kartu Kepesertaan diperoleh dengan cara berkunjung ke
Puskesmas dan menunjukkan KTP dan atau KK wilayah Kota
Salatiga.
Pelayanan yang Digratiskan
1. Pemeriksaan dan pengobatan rawat jalan
2. Rekam medik untuk peserta Askes PNS
3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan semua jenis
imunisasi
4. Tindakan Pelayanan Kesehatan Umum dan Mata:
jahit luka (maksimal 5 jahitan), insisi abses (menoreh
benjolan bernanah), lepas jahitan kulit, pengambilan benda
asing, pemasangan bidai/spalk, pengambilan benda asing
pada mata, pencabutan bulu mata, insisi hordeolum/timbil,
tindik daun telinga, ambil serumen, rawat luka, pasang infus,
luka bakar kurang dari 10%, dan rawat tali pusat.
5. Tindakan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut:
pencabutan gigi tanpa komplikasi tiap gigi, penambalan
gigi sementara tiap gigi, penambalan gigi tetap tanpa
menggunakan sinar (light cure) tiap gigi, insisi abses,
pertolongan kecil, tindakan pelayanan laboratorium
sederhana, pemeriksaan tinja, pemeriksaan urin rutin,
pemeriksaan dahak, pemeriksaan darah rutin (Hb), dan
tindakan pelayanan KB tanpa alat kontrasepsi yang meliputi
pemasangan atau pelepasan IUD maupun susuk KB.
6. Konseling gizi, klinik sanitasi, kesehatan reproduksi remaja,
dan deteksi dini tumbuh kembang.
7. Kunjungan rumah/Perkesmas (perawatan kesehatan
masyarakat).
Lokasi Pelayanan yang Tidak Gratis
1. Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4)
2. Balai Pengobatan Mata Margosari
3. Puskesmas Rawat Inap dan UGD di Puskesmas Cebongan
Jenis Pelayanan Kesehatan yang Tidak Gratis
1. Pelayanan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4)
2. Pelayanan Kesehatan Mata di Balai Pengobatan Mata
Margosari
3. Pelayanan pembuatan surat keterangan
4. Pelayanan UGD dan rawat inap di Puskesmas Cebongan
5. Tindakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut:
Pembersihan karang gigi (manual dan ultrasonik), protesa,
penambalan gigi tetap dengan sinar (light cure) tiap gigi,
dan estetika (kawat gigi).
6. Tindakan:
Sirkumsisi, jahit luka lebih dari 10, pasang maaslang,
pemasangan kateter, dan transfusi darah.
dr. Aprilludin Sakti
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200814
eprihatinan terhadap dunia pendidikan di
Indonesia tak surut dibicarakan. Seolah, dunia
pendidikan kita sarat permasalahan yang tak ada Kujung penyelesaiannya.
Setara Meski Beda
Berpuluh tahun, para pengamat, paktisi, dan mereka
yang prihatin terhadap bidang pendidikan, memberikan kritikan
tajam terhadap manajemen, kurikulum, komersialisasi buku,
ujian nasional, dan kualitas guru. Harus diakui, bukannya tuntas,
persoalan-persoalan tersebut sampai kini malah semakin
memprihatinkan.
Tanpa bermaksud mengabaikan beragam masalah di
atas, para kritikus pendidikan ternyata lupa tentang pentingnya
pendidikan inklusif, yakni pendidikan yang dapat diikuti oleh
semua orang tanpa kecuali. Istilah inklusif luput dibicarakan
sampai sekarang. Padahal, banyak siswa yang tidak layak masuk
sistem pendidikan konvensional (umum). Mereka adalah para
siswa yang berkelainan mental, cacat fisik, maupun hambatan
psikis (kejiwaan).
Penting untuk mengakui bahwa masyarakat yang
lengkap ditandai dengan keragaman, bukan kesamaan.
Meskipun berbeda dalam gender, penampilan, kesehatan,
kemampuan, dan keberfungsian, sebagai manusia, kita
diciptakan setara, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai
praktek pengotak-kotakkan karena berbagai alasan.
Persoalan Mendasar
Ide pendidikan inklusif bermula dari kenyataan bahwa
perilaku manusia (human behavior) sangat kompleks (rumit).
Hampir tidak mungkin mencari penyebab yang tunggal dan
terpisah bagi ketidakstabilan emosi (perasaan) atau perilaku.
Beberapa faktor fisik atau lingkungan dapat meningkatkan
kemungkinan berkembangnya suatu masalah.
J. David Smith (1998) menjelaskan, banyak anak
Pendidikan
Pendidikan Inklusif
Tanpa Diskriminasi*)Oleh: Drs. H. Damroji, M.Pd.
Fahmi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 15
tertinggal yang tidak tampak mempunyai hambatan (cacat)
namun juga tidak bisa sebaik yang diharapkan sekolah dan
masyarakat. Berkaitan dengan hal ini, Smith mencatat tiga
persoalan mendasar yang harus dievaluasi.
Pertama, adanya anggapan tentang keterbelakangan
mental ringan. Para guru sekolah konvensional biasanya menilai
anak yang lambat berpikir mengalami hambatan mental. Skor IQ
(tolok ukur kecerdasan) yang rendah sering dijadikan satu-
satunya bukti dalam hal ini. Kalau sudah begini, maka kecillah
harapan orang tua untuk memajukan anak-anaknya. Sebab IQ
rendah seolah menjadi sebuah takdir.
Kedua, menyangkut anak yang kurang berkembang di
sekolah bukan karena menyandang cacat tertentu, tetapi karena
ketidakstabilan emosi (emotional disturbance). Para guru sering
menggolongkan anak-anak ini sebagai anak yang mengalami
hambatan emosional dalam belajar (emotional block to
learning). Smith berpendapat bahwa ini adalah kesalahan
asumsi, sebab dengan demikian anak yang tidak stabil emosinya
harus diberi terapi khusus.
Ketiga, anak-anak yang tidak maju belajarnya di sekolah
karena malas. Soal kemalasan sering dikaitkan dengan keluarga.
Dengan kata lain, anak malas karena masalah orang tua. Dalam
perspektif (sudut pandang) pendidikan inklusif, hal-hal yang
dikatakan Smith tersebut adalah mitos. Pendidikan inklusif tidak
mengenal hambatan maupun kekurangan. Inklusif adalah solusi
bagi siapa pun, di mana pun, bahkan dalam kondisi apa pun.
Inklusif
Dari penjelasan sebelumnya, kita dapat melihat, betapa
manusiawinya visi inklusif. Ia menekankan pentingnya
mengakomodasi seluruh siswa dalam kelas yang sama sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuannya. Termasuk di dalamnya,
siswa yang berkelainan.
Normal Kunc (1980) mengatakan, pendidikan yang
inklusif adalah bagian dari nilai-nilai kehidupan. Kunc
menegaskan prinsip dasar inklusif adalah menghargai
perbedaan dalam masyarakat manusia. Bila pendidikan inklusif
dirangkul sepenuhnya, kita meninggalkan ide bahwa siswa
harus menjadi “normal” agar dapat berperan dalam kehidupan
ini.
Sistem pendidikan inklusif berart i antitesis
(pertentangan) terhadap pendidikan eksklusif (khusus) dan
segregatif (pengucilan) yang hanya memerhatikan kelompok
mayoritas. Pendidikan gaya inilah yang selama ini masih berlaku
dalam dunia pendidikan konvesional.
Pendidikan inklusif tidak hanya membicarakan anak-
anak berkelainan, tetapi membicarakan semua siswa yang
belajar. Setiap siswa mempunyai kebutuhan belajar yang
berbeda. Tujuan pendidikan inklusif adalah memberikan
kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengoptimalkan
potensinya dan memenuhi kebutuhan belajarnya melalui
program pendidikan inklusif.
Dunia internasional pun telah mengakui pentingnya
pendidikan inklusif. Secara legal, pendidikan inklusif mendapat
pengakuan internasional dalam Konferensi Dunia tahun 1994
oleh UNESCO (United Nation Educational Scientific and Cultural
Organization) di Salamanca, Spanyol. Sikap UNESCO jelas, yaitu
agar setiap negara memiliki komitmen terhadap pendidikan
yang baik kepada anak, remaja, dan orang dewasa yang
memerlukan pendidikan di dalam sistem pendidikan regular.
Lembaga itu juga menyetujui kerangka aksi mengenai
pendidikan kebutuhan khusus. Diharapkan, semangat,
ketetapan, serta rekomendasinya kerangka aksi itu menjadi
pedoman bagi setiap pemerintah dan organisasi dalam
menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan pendidikan.
Belum Berkembang
Sejak tahun 1984, Indonesia sudah mulai melaksanakan
wajib belajar pendidikan 6 tahun. Wajib belajar atau lebih
dikenal dengan wajar ini ditindaklanjuti dengan wajar 9 tahun
pada tahun 1994. Program ini tentu belum menyentuh wilayah
anak yang mengalami hambatan mental maupun cacat fisik.
Barulah, pada tahun 2003, Departemen Pendidikan
Nasional, melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Menengah, mengintruksikan pentingnya pendidikan inklusif.
Instruksi itu berisi anjuran kepada kepala dinas pendidikan dan
kebudayaan kabupaten/kota agar menyelenggarakan dan
mengembangkan pendidikan inklusif. Sayangnya, sampai
sekarang, pendidikan ini belum dapat dikatakan berkembang
dengan baik. Bahkan, untuk sekadar mendiskusinya pun orang
masih setengah hati.
Pendidikan Tinggi adalah Hak
Permasalahan pendidikan di dunia modern semakin
kompleks. Banyak hal yang harus diperhatikan agar para peserta
didik benar-benar menjadi manusia bermartabat dari proses
pendidikan yang mereka jalani. Keragaman inilah yang
membuat para pemikir dunia pendidikan berupaya mencari
terobosan sistem yang dapat menjawab persoalan masing-
masing siswa.
Di masa yang akan datang, siswa berkebutuhan khusus
diharapkan dapat memenuhi kualifikasi untuk memasuki
pendidikan tinggi dalam jumlah yang lebih besar. Untuk itu,
kualitas dan kemampuan individu pada pendidikan tingkat
dasar dan menengah untuk menyesuaikan diri harus
ditingkatkan.
Sebagai tindak lanjutnya, hingga 10 persen kursi di
perguruan tinggi negeri diharapkan dapat dialokasikan untuk
pelamar yang berkebutuhan khusus. Ini berarti bahwa jika
persyaratan akademik umum sudah terpenuhi, pelamar yang
berkebutuhan khusus dapat memperoleh pengecualian dari
kompetisi umum.
Semua anak yang berkebutuhan khusus dan
menyandang kecacatan berhak dan membutuhkan pendidikan
berkualitas tinggi yang relevan. Masalah ini merupakan aspek
penting dari prinsip internasional tentang pendidikan untuk
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200816
dipura. Kata yang satu ini begitu mudah
diucapkan, namun sulit diraih. AAdipura merupakan award (penghargaan) pemerintah
pusat kepada daerah (kabupaten/kota) yang peduli terhadap
lingkungan. Kriteria bersih dan indah inilah yang sulit untuk
diwujudkan.
Gengsi tinggi tentu akan melekat pada daerah yang
mendapatkan penghargaan ini. Bagaimana tidak? Dengan
memboyong Adipura, suatu daerah tidak dicap lagi sebagai kota
yang jorok atau kotor.
Begitu pun kota kita tercinta, Salatiga. Kota berhawa
sejuk ini pernah memperoleh penghargaan bergengsi ini. Pada
periode 1996-1997, Salatiga dinilai memenuhi syarat untuk
masuk kriteria peduli terhadap lingkungan.
Selain itu, pada periode penilaian 2005-2006, Salatiga
memperoleh nilai 69 yang berarti telah mendekati syarat
minimal, yaitu 71. Dengan perolehan nilai ini, Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup (DPLH) bersemangat untuk meningkatkan
perolehan nilai. Berbagai upaya telah dilaksanakan. Di
antaranya, membersihkan jalan utama dan pasar serta saluran
air secara rutin.
Ironisnya, pada tahun berikutnya, nilai Salatiga justru
turun. ”Kami sangat kecewa karena yang membuat nilai jatuh
adalah fasilitas umum yang di luar tanggung jawab DPLH,”
ungkap Drs. Tedjo Suprianto, M.M.
Padahal, menurut Kepala Bidang Kebersihan DPLH ini,
untuk mendapatkan Adipura, suatu kota tidak perlu menjadi
yang terindah, terbersih, atau terbaik. ”Memenuhi kriteria
penilaian dan masuk sepuluh besar adalah modal yang cukup
untuk membawa pulang Adipura,” paparnya.
Tedjo, demikian dia biasa disapa, juga memberikan
gambaran tentang tata cara penilaian. Mencapai batas nilai
tersebut tidaklah mudah. Pasalnya, yang dinilai oleh tim tidak
hanya menyangkut satu instansi, melainkan menyeluruh. Tim
akan menelusuri secara detail obyek suatu tempat yang masuk
dalam penilaian. Tim juga tidak diketahui kapan datangnya dan
siapa yang akan menilai.
Tim hanya memberi tahu perkiraan bulannya. ”Kita juga
tidak mendampingi mereka dalam penilaian, sehingga tidak ada
alasan yang memberi keringanan,” tambahnya. Mereka datang
sendiri, langsung mengambil gambar dan menyutingnya
kemudian memberi penilaian.
”Kita dapat mengetahui kunjungan mereka ketika
diminta menyelenggarakan forum pertemuan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) beserta Camat, Lurahdan RW,”
jelasnya. Dalam pertemuan itu, tim penilai memutarkan hasil
gambar yang mereka ambil. Kemudian, mereka memberi
keterangan kekurangan kota kita. Dari situ, munculah nilai yang
dihasilkan.
Obyek yang dinilai dalam penyelenggaraan Adipura ini
beragam. Mulai dari pasar, pertokoan, terminal bus dan
angkutan kota, sekolah, serta perkantoran. Selain itu,
perumahan, jalan kolektor, jalan arteri, puskesmas, rumah sakit,
dan tempat pembuangan akhir (TPA) juga dinilai. Dari semua
tempat yang dinilai tersebut mengandung aspek pengelolaan
sampah, drainase, penghijauan, parkir, dan penataan pedagang
kaki lima--jika ada.
Semua aspek penilaian menyangkut kebersihan dan
keindahannya. ”Sebagian besar obyek penilaian yang menjadi
tanggung jawab kami telah diupayakan memenuhi kriteria
penilaian,” tegasnya. Buktinya, nilai kebersihan dan keindahan
meningkat pada jalan umum dan lampu penerangan jalan.
Sedangkan nilai yang jatuh sebenarnya menjadi tanggung
Ragam
AdipuraTanggung Jawab Siapa?
Drs. Tedjo Suprianto, M.M. Fahmi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 17
jawab SKPD atau dinas terkait.
Hasil ini menunjukkan, memboyong Adipura bukanlah
tanggung jawab DPLH semata. Tetapi, upaya meraih Adipura
adalah tanggung jawab masyarakat luas dan dinas terkait yang
membawahi obyek. Sebagai contoh, kebersihan dan
keindahan pasar menjadi tanggung jawab Dinas Pasar dan PKL,
RSUD menjadi tanggung jawab RSUD, dan trotoar,drainase
menjadi tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum.
”Meskipun demikian, kita tidak membatasi tugas secara
kaku,” kata Tedjo. DPLH selama ini juga membantu dinas
terkait. ”Kami membagi beberapa kelompok dalam berbagai
shift (jam kerja) untuk setiap saat menjaga kebersihan pasar,”
ungkapnya. Kebersihan jalan juga dirawat DPLH. Buktinya bisa
dilihat dari batas kota lama Soka sampai Pamot.
Kekurangan DPLH adalah belum memadainya TPA
yang ada serta tidak adanya hutan kota. Menurut Tedjo,
kendalanya adalah dana. Memang, merujuk pada syarat TPA,
Salatiga belum memiliki TPA yang letaknya terisolir, akses jalan
yang mudah, ada pos penjagaan, adanya pagar, tidak ada asap
pembakaran, ada pohon peneduh, serta ada sumur pantau.
Prasarana lain agar TPA memenuhi syarat adalah adanya alat
berat, drainase, saluran lindi, dan penanganan gas. ”TPA
Ngronggo yang kita miliki masih jauh dari persyaratan
tersebut,” sesalnya. Sudah barang tentu, kondisi ini akan
mengurangi fungsi TPA itu sendiri.
Meskipun demikian, DPLH tidak berputus asa untuk
terus menjaga dan merawat kota Hati Beriman ini sesuai
bidang tugasnya. Penyediaan gerobak dan tempat
pembuangan sampah berdasarkan permintaan warga, telah
diupayakan. DPLH juga menjalin kerja sama dengan masyarakat
luas, TNI, Polri, serta berbagai partai politik dalam program
bersih-bersih lingkungan.
Bersama Yonif 411, DPLH membersihkan Jalan Veteran.
Kita juga perna bekerja sama dengan warga Perumahan Domas,
DPLH menyediakan sarana dan mobilitas. Kegiatan yang lain
yaitu: bersama warga Kalioso dan Pancuran membersihkan
saluran air dan dengan warga Perum Dliko Indan serta Karang
Alit bersih-bersih lingkungan.
Pendek kata, DPLH siap membantu siapa pun, kapan
pun, dan di mana pun dalam menjaga dan merawat Kota
Salatiga. ”Kami bekerja tidak pandang waktu. Hari libur dan
besar pun selalu ada petugas yang piket,” tegasnya.
Menurut pria yang berkantor di Jalan Hasanuddin 110 ini,
jika pemerintah dan elemen masyarakat bersama-sama
menjaga Kota Salatiga, tak dicari pun, Adipura sudah datang
sendiri. Oleh karenanya, Tedjo menghimbau masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran dalam menjaga kebersihan
lingkungan di sekitarnya.
”Selain itu, saya ingin mengingatkan masyarakat bahwa
penilaian Adipura akan dilakukan lagi pada bulan Maret tahun
2008 ini ,” ungkapnya. Diharapkan, seluruh pihak
mempersiapkan diri serta terus menjaga lingkungannya.
”Jangan ada lagi pihak yang memasang spanduk atau bendera
secara sembarangan,” pintanya. Pemasangan spanduk dan
bendera harus mengikuti aturan yang berlaku.
Tedjo juga meminta kesadaran semua pihak bahwa, disadari
atau tidak, setiap kita adalah penghasil sampah. Jadi,
janganlah keberatan dengan adanya Perda Nomor 5 Tahun
2000 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan dan
Fah
mi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200818
istem pengadaan barang dan jasa pemerintah y a n g e f e k t i f s a n g a t p e n t i n g d a l a m Spenyelenggaraan pemerintahan yang baik. Sistem
pengadaan yang buruk mengakibatkan biaya tinggi. Karenanya, kehadiran unit pelayanan pengadaan barang dan jasa sangat diperlukan.
Ketidakberesan sistem pengadaan selama ini membuka peluang korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sehingga menimbulkan banyak protes dan kecurigaan terhadap integritas proses pengadaan. Maklum, pengadaan barang dan jasa (B/J) pemerintah yang dibiayai oleh APBN/APBD, BUMN/BUMD maupun hibah luar negeri biasanya melibatkan dana yang cukup besar. Untuk menghindari penyimpangan yang mempunyai konsekuensi hukum, setiap pihak yang terlibat diharuskan memiliki pemahaman atas prosedur pengadaan B/J pemerintah. Oleh karena itu, Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dan perubahannya tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah mengharuskan setiap pengguna B/J dan Panitia/Pejabat Pengadaan B/J Pemerintah memiliki sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah.
Kita harus berani mengakui dengan jujur bahwa sistem pengadaan kita belum berfungsi dengan baik dan profesionalisme Panitia/Pejabat Pengadaan maupun Pejabat Pembuat Komitmen masih kurang. Padahal meningkatkan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab Pejabat Pembuat Komitmen, Panitia/Pejabat Pengadaan dan Penyedia B/J adalah kebijakan umum pemerintah dalam pengadaan B/J yang harus diwujudkan secepatnya.
Khusus untuk Panitia/Pejabat Pengadaan, perlu
dilakukan revitalisasi guna meningkatkan profesionalisme, kemandirian dan tanggung jawabnya. Pertama, Panitia/Pejabat Pengadaan kedudukannya setara dengan Pejabat Pembuat Komitmen, sehingga praktek menjadikan Panitia/Pejabat Pengadaan hanya sebagai alat legitimasi dan justifikasi prosedural administratif belaka dari suatu proses pengadaan harus dihilangkan.
Kedua, untuk menjamin kemandirian dan independensi Panitia/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan tugasnya, sebaiknya Panitia/Pejabat Pengadaan bukanlah bawahan langsung dari Pejabat Pembuatan Komitmen, atau pegawai yang secara structural berada di bawah Pejabat Pembuat Komitmen.
P a n i t i a / P e j a b a t P e n g a d a a n a d a l a h g a r d a terdepan/ujung tombak dalam proses pengadaan B/J pemerintah. Apabila garda terdepan dimaksud dapat menjalankan tugas secara tertib, professional, mandiri atas dasar kejujuran dan bertanggung jawab, maka pengadaan B/J pemerintah yang efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dapat tercapai.
Untuk menciptakan efisiensi, efektivitas, keterbukaan, transparansi, keadilan, dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa, maka pengadaan B/J dengan nilai di atas Rp 50 juta harus dilakukan melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang dibentuk melalui SK Walikota. ULP (procurement unit) terdiri atas para pegawai yang telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah. ULP terdiri dari beberapa kelompok kerja (pokja) dan sekretariat. Pokja khusus melakukan pelelangan sedangkan bantuan administrasi dan logistik dilakukan oleh sekretariat yang terdiri dari koordinator, wakil koordinator, sekretaris dan staf.
Keanggotaan dalam pokja ULP terdiri dari lima orang dan yang mempunyai sertifikat ahli pengadaan nasional. Anggota ULP diambil dari personil SKPD atau instansi lain terdekat yang sudah mempunyai sertifikat keahlian pengadaan B/J. Sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah adalah bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi di bidang pengadaan B/J pemerintah yang diperoleh melalui ujian sertifikasi keahlian pengadaan B/J nasional dan untuk memenuhi persyaratan seseorang menjadi pejabat pembuat komitmen atau panitia/pejabat pengadaan atau anggota ULP.
Syarat untuk menjadi anggota ULP adalah memiliki integritas moral, disiplin, tanggung jawab, dan memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan. Selain itu, anggota harus memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas panitia/pejabat pengadaan/ULP yang bersangkutan,
Ragam
Salatiga
Butuh ULP*)Oleh: Ivan R.A. Tulandi
Ivan R.A. Tulandi
Fah
mi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 19
memahami isi dokumen pengadaan/metode dan prosedur pengadaan, tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya sebagai panitia/pejabat pengadaan/anggota ULP, memiliki sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah.
Dilarang duduk sebagai anggota ULP adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan bendahara serta pegawai pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)/Inspektorat Jenderal Departemen/Badan Pengawas Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, Pengawasan Internal BI/BHMN/BUMN/BUMD kecuali menjadi panitia/pejabat pengadaan/anggota ULP untuk pengadaan B/J yang dibutuhkan instansinya. Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan pembayaran dan/atau pejabat yang bertugas menandatangani surat perintah membayar juga dilarang menjadi anggota ULP.
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab ULP meliputi menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan, menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri, menyiapkan dokumen pengadaan, mengumumkan pengadaan B/J di surat kabar nasional dan/atau provinsi dan/atau papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan diupayakan diumukan di website pengadaan nasional, menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi, melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk, mengusulkan calon pemenang, membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada pejabat pembuat komitmen dan/atau pejabat yang mengangkatnya dan menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan B/J dimulai. Pakta integritas adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh pejabat pembuat komitmen/panitia pengadaan/pejabat pengadaan/ULP/ penyedia B/J yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dalam pelaksanaan pengadaan B/J.
Menunjuk pada keterbatasan personil yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah utamanya dijumpai di lingkup satuan-satuan kerja di kabupaten/kota, maka tidak ada salahnya jika wacana pembentukan ULP ini diwujudkan. Hal ini sesuai dengan yang diamanahkan Perpres Nomor 8 Tahun 2006. Selain itu, ULP juga menjadi solusi alternatif atas ketentuan yang mengharuskan setiap pejabat/panitia pengadaan B/J pemerintah memiliki sertifikat keahlian dimaksud.
Memang, dalam implementasinya, ULP akan banyak menghadapi resistensi dan adaptasi, terutama dari para pengguna anggaran maupun kuasa pengguna anggaran masing-masing satuan kerja. Namun tentunya dibutuhkan goodwill (niat baik) untuk mewujudkan transparansi dan efektifitas program. Pasalnya, keberadaan ULP sangat bermanfaat dalam pengadaan B/J.
Sebelum terbentuk ULP, dokumen pelelangan dibuat masing-masing oleh SKPD sehingga terjadi ketidaseragaman sesuai dengan tingkat pemahaman pejabat/panitia terhadap dokumen yang harus disiapkan. Dengan adanya ULP yang anggotanya telah bersertifikat dan berpengalaman maka dokumen yang disusun sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga tecapailah standarisasi dokumen pelelangan. Dengan demikian, prinsip dasar pengadaan B/J tercapai, terutama prinsip terbuka, dan transparan serta adil/tidak diskriminatif.
Lama pelelangan memang telah ditentukan. Namun, ketidakpahaman panitia pengadaan pada tiap SKPD berakibat pada tertundanya pelaksanaan tahapan-tahapan pelelangan. Sehingga prinsip efisiensi waktu tak tercapai. Dengan ULP proses pelelangan akan lebih cepat.
Sebagaimana diketahui proses pengadaan adalah bagian dari kegiatan dalam pelayanan kepada masyarakat. Tetapi, proses pengadaan sangat menyita waktu, tenaga, dan pikiran. Dengan proses pengadaan dilakukan oleh ULP, maka SKPD dapat berkonsentrasi pada peningkatan pelayanan
sesuai tupoksinya. Selain itu, prinsip efisien serta efektif dapat tercapai.
Manfaat lain dari pembentukan ULP adalah tidak terjadi nepotisme antara SKPD dengan penyedia B/J, aderah tidak perlu mempunyai pegawai yang bersertifikat ahli pengadaan dalam jumlah yang banyak. Di satu pemda cukup 15-25 orang pegawai bersertifikat yang bergabung di ULP. Para pegawai ini berasal dari masing-masing keahlian/dinas yang mengetahui (familiar) dengan substansi dari setiap pengadaan yang dilakukan. Pembinaan kepada ULP akan lebih mudah dibandingkan pembinaan kepada setiap kepanitiaan yang jumlahnya sangat banyak. Dengan pengadaan B/J melalui ULP, maka kesempatan untuk melakukan nepotisme antara SKPD dengan penyedia B/J berupa intervensi kepala SKPD kepada panitia pengadaan dapat dihindari karena ULP bersifat independen.
Mengacu pada prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pengadaan B/J sebagaimana tertuang dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003, dalam praktek/implementasinya dapat ditetapkan indikator/ukuran keberhasilan dalam penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa pemerintah sesuai prinsip-prinsip: efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel.Indikator keberhasilan dalam penerapan setiap pengadaan barang dan jasa tersebut adalah sebagai berikut:a. Efisien dapat diukur dari kemampuan mengadakan B/J yang
berkualitas dalam waktu yang singkat dan dana yang wajar.b. Efektif terwujud apabila B/J yang diadakan bermanfaat
sesuai rencana.c. Terbuka dan bersaing berarti pengadaan B/J terbuka bagi
bagi penyedia B/J yang memenuhi persyaratan dalam persaingan yang sehat.
d. Transparan berarti adanya akses yang luas bagi penyedia B/J dan masyarakat terhadap B/J yang diadakan pemerintah.
e. Adil/Tidak diskriminatif berarti adanya perlakukan yang sama terhadap semua penyedia B/J.
f. Akuntabel berarti B/J yang diadakan sesuai dengan rencana fisik dan keuangan.Semoga pemikiran dalam tulisan ini dapat menciptakan
suatu terobosan baru untuk pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Kota Salatiga di Tahun 2008.
*) Pegawai pada Pengadilan Negeri Kota Salatiga
Ahli Pengadaan Nasional L4
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200820
elinga adalah panca indra yang berfungsi
sebagai alat pendengaran dan keseimbangan. TMendengar dan Menyeimbangkan
Bila dilihat dari luar, bentuk telinga tampak sangat
sederhana, seperti daun saja. Namun, di balik ”daun” itu,
tersimpan stuktur organ yang rumit dengan berbagai fungsi
vital.
”Telinga terdiri atas telinga luar, telinga bagian tengah,
dan telinga bagian dalam,” ungkap dr. Supartinah, Sp.THT.
Ketiga bagian ini bekerjasama menangkap gelombang suara
dan menjadikannya bunyi yang nyata.
Proses pendengaran berawal dari gelombang suara
yang diterima telinga luar, ditampung oleh daun telinga dan
kemudian disalurkan ke liang telinga. Selanjutnya, gelombang
suara ini masuk ke telinga tengah melalui gendang telinga. Di
belakang gendang telinga, terdapat tulang pendengaran yang
bentuknya menyerupai rantai. Tulang-tulang ini saling
berhubungan pada sendi dan berfungsi mengantarkan
gelombang suara hingga menggetarkan gendang. Getaran akan
sampai ke telinga dalam dan diterima oleh alat yang disebut
rumah siput. Pada rumah siput ini terdapat ujung-ujung saraf,
cairan, dan organ yang mengambang hingga menyentuh ujung-
ujung saraf pendengaran. Ajaibnya, proses yang tadinya
menggunakan tenaga mekanik kemudian diubah menjadi
tenaga listrik, dan disampaikan ke otak sehingga kita
mendengar suara.
Selain mengolah gelombang suara, telinga juga
berfungsi sebagai alat keseimbangan. Proses untuk fungsi yang
kedua ini lebih kompleks. Pasalnya, organ ini tersambung dan
bekerja sama dengan organ lain seperti mata, sendi-sendi, otak,
dan organ lainnya. ”Jika satu di antara organ tersebut tidak
berfungsi, keseimbangan tubuh kita akan hilang,” kata dokter
spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan ini.
Awas Kotoran
Dari 'sananya', bentuk telinga dirancang untuk
mengantisipasi masuknya kotoran demi lancarnya tugas telinga.
”Liang telinga yang bersudut berfungsi mencegah masuknya
kotoran ke bagian yang lebih dalam,” tutur pakar THT dari
Poliklinik THT BPRSUD Kota Salatiga ini. Tugas menghalau
kotoran dilakukan kelenjar rambut yang terdapat di bagian
depan setelah liang telinga. Di sini juga diproduksi getah telinga
yang bernama serumen atau getah yang berfungsi menangkap
kotoran secara alamiah. Serumen juga biasa disebut kotoran
telinga.
Meskipun peran telinga sangat penting, kita seringkali
terkesan mengabaikannya. Mulai dari masalah kesehatan organ
sampai kebiasan buruk yang dianggap lazim, seperti mengorek
telinga. Padahal, hal ini dapat menimbulkan masalah baru bagi
telinga dari sekadar cedera, daun telinga robek, infeksi ringan,
sampai penyakit tingkat kronis. Selain kebiasaan buruk,
ketidaktahuan, lingkungan, cacat bawaan, kecelakaan,
Kesehatan
JanganKorek Telinga
Jaga Telinga·Jangan korek telinga
·Kunyah makanan 32 kali·Hindari suara yang terlalu keras
·Bersihkan telinga luar dengan lotion dan kapas lembut
·Kunyah permen karet saat pesawat take off atau landing
·Stop merokok·Kunjungan rutin ke dokter 6 bulan sekali
Kelepai TelingaKelepai Telinga
TulangMalleusTulangMalleus
AlatKeseimbangan
AlatKeseimbangan
Rumah SiputRumah Siput
SarafSaraf
SaluranEustachiaSaluran
Eustachia
Gegendangtelinga
Gegendangtelinga
Liang telingaLiang
telingaCuping telingaCuping telinga
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 21
keganasan dan infeksi yang bersifat akut maupun menahun
juga dapat menyebabkan gangguan pada telinga. Demikian
halnya dengan penyakit tertentu seperti diabetes, dan darah
tinggi.
Penyakit Umum di Salatiga
Menurut Supartinah, di Salatiga, gejala kesehatan ini
memerlukan penanganan serius. Penyakit telinga yang
menjangkiti masyarakat di kota ini pada umumnya adalah
serumen proop, otitis externa diffusa, serta vertigo.
Serumen proop adalah kotoran telinga yang memadat.
Kotoran ini menggoda seseorang untuk mengorek telinga.
Padahal, secara alamiah, kotoran yang masuk ke telinga
sebenarnya akan kering dan keluar sendiri. Oleh karenanya,
telinga yang dibersihkan cukup bagian luar saja, yaitu daun dan
muara liang telinga. Kebiasaan ini akan mendorong kotoran ke
bagian yang lebih dalam. Jika pengorekan dilakukan terus-
menerus, getah yang diproduksi telinga terdorong
dan menumpuk bahkan menyumbat telinga.
Akibatnya, pendengaran menurun karena
gelombang suara tak bisa disalurkan dengan baik.
”Mengorek telinga terlalu keras dapat
mengakibatkan luka dan trauma,” jelas dokter
yang ramah ini. Pasalnya, bentuk liang telinga yang
bersudut memungkinkan terjadinya benturan
yang mengakibatkan pembengkakan atau
perdarahan di dinding telinga. Pada sebagian
orang, kadang disertai reaksi batuk karena adanya
refleks saraf pagus yang terdapat di dinding
telinga yang membentang ke tenggorokan, dada,
sampai perut. Batuk adalah refleks yang ringan.
Refleks yang berat sangat berbahaya bagi
penderita.
Supartinah mengingatkan, ”Efek yang
paling fatal adalah muka menjadi tidak simetris
atau mencong.” Ini karena salah satu saraf yang
terdapat di telinga adalah saraf facialis (wajah).
Saraf ini berada di belakang liang telinga.
Fungsinya menggerakkan otot muka dan sebagai
bagian yang menunjang pendengaran. Meski saraf
ini dilindungi tulang, jika infeksi atau gangguan
lain sudah mengenainya, muka penderita menjadi
asimetris, mata tak bisa ditutup, dan lainnya. Gejala
ini disebut kelumpuhan saraf facialis.
Otitis externa diffusa adalah radang liang
telinga atau radang telinga luar yang menyeluruh
sampai hampir ke semua liang telinga.
Penyebabnya adalah luka yang terinfeksi kuman
sehingga menimbulkan bengkak dan bisul yang
bernanah. Infeksi ini bahkan dapat menjalar ke
organ lain sebagai akibat komplikasi ISPA (infeksi saluran
pernafasan atas). Jika tak tertangani dengan benar, pada tahap
pertama, pasien mengalami penurunan pendengaran akibat
tersumbatnya sa luran eustach ius ( sa luran yang
menghubungkan antara telinga dan hidung bagian dalam).
Penyumbatan ini merupakan akibat reaksi inflamasi
(peradangan).
Pada tahap lebih lanjut, pasien akan merasa nyeri pada
telinga disertai panas tinggi. Setelah itu, dapat terjadi
pembengkakan gendang telinga dan perforasi (robeknya
gendang telinga). Bila tahap ini tidak ditangani dengan akurat
akan menyebabkan penyakit menjadi kronis (menahun) dan
bila dibiarkan dapat menyebabkan beberapa komplikasi.
Komplikasi yang biasa muncul adalah kopok (congek), Perese N
facialis (perot), abses (pembengkakan) otak serta meningitis
(radang selaput otak). Komplikasi ini dapat terjadi karena di
dalam telinga terdapat banyak saraf yang berhubungan
dengan organ lain. Itulah kenapa telinga sangat sensitif.
Iindr. Supartinah, Sp.THT, saat memeriksa pasiennya.
einginan mewujudkan Salatiga Hati Beriman
mendorong berbagai elemen masyarakat
untuk membentuk Forum Kota Salatiga Sehat K(FKSS).
Pembentukan FKSS mengacu kepada Keputusan
Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun
2005 Nomor 1138/Menkes/PB/VIII/ 2005 tentang
Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat. Sebagai sebuah
forum, FKSS memfasilitasi, mendorong, menggerakkan, dan
mengintegrasikan aspirasi dan partisipasi dari seluruh elemen
masyarakat. Harapannya, forum dapat menciptakan dan
meningkatkan kualitas lingkungan agar Salatiga menjadi kota
yang sehat secara fisik, sosial, budaya, dan ekonomi serta
potensi-potensi lainnya.
Kota sehat dapat dipandang dari paradigma kota yang
humanis (humopolis), ecopolis, dan green plan. Kota humanis
adalah kota yang manusiawi dengan penciptaan ruang
perkotaan yang bersifat publik. Kota ecopolis berarti
m e m a d u k a n p o l a p e r m u k i m a n p e n d u d u k d a n
sarana/prasarana sosial ke dalam pola kehidupan alam. Degan
demikian, kota menjadi tempat pelestarian daya dukung
lingkungan, sekaligus peningkatan aktivitas ekonomi.
Green plan adalah menjadikan kota sebagai kawasan
hijau yang produktif untuk mencapai pembangunan yang
berkelanjutan. Konsep yang mengisyaratkan pendekatan yang
komprehensif dan multisektoral dengan manajemen
lingkungan yang profesional inilah yang menjadi isu sentral
FKSS.
Untuk mencapai kota sehat, diperlukan keterlibatan
elemen masyarakat, terutama pemerintah daerah, dalam
menyusun kawasan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
menjadikannya sebagai kota yang demokratis. Kawasan ini
diharapkan mampu memberikan berbagai kenyamanan bagi
penghuninya. Oleh karena itu, forum merasa berkewajiban
untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya
pengelolaan kawasan. Berdasarkan paradigma dan
pengembangan kota sehat di atas, maka FKSS akan fokus pada
lima kawasan pengembangan sebagai basis pengembangan
tatanan kota sehat. Lima kawasan tersebut adalah kawasan
permukiman, sarana, dan prasarana umum, kawasan sarana lalu
lintas tertib dan pelayanan transportasi, kawasan industri dan
perkantoran sehat, kehidupan masyarakat sehat yang mandiri,
serta kehidupan sosial yang sehat.
Strategi yang kemudian akan diterapkan adalah
m e l i b a t k a n m a s y a r a k a t , m e l a k u k a n a d v o k a s i ,
mengembangkan kegiatan kota sehat sesuai dengan visi dan
misi serta potensi daerah, mengembangkan informasi dan
promosi, dan meningkatkan potensi ekonomi. Pada tahun 2008
ini, program dan kegiatan forum akan berfokus pada sosialisasi
ke seluruh elemen masyarakat tentang konsep dan
pengembangan kota Salatiga sehat, green school (sekolah
hijau), dan penyediaan ruang khusus untuk merokok (smoking
area).
Melalui strategi tersebut, diharapkan, slogan Hati
Beriman tidak lagi lebih ditekankan pada aspek keindahan kota
dan fungsinya. Dengan demikian, tugas yang kemudian akan
diemban forum adalah menciptakan suatu peradaban manusia
yang memadukan konteks lingkungan fisik (alam maupun
buatan), fungsi pelayanan dan jasa, estetika, kesehatan, dan
implikasi politik-sosial-ekonomi-budaya-pertahanan-
keamanan, dengan tujuan akhir berupa peningkatan
kesejahteraan terhadap warganya.
Faktor penggerak utama dari forum ini adalah seluruh
elemen masyarakat, termasuk di dalamnya wakil anggota
masyarakat, pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, perguruan
tinggi, media cetak, dan semua pihan yang menjadi anggota
FKSS. Di tingkat kecamatan yang menjadi penggerak adalah
forum komunikasi kelurahan sehat atau dengan memfungsikan
yang Sehat, Humanis, dan Berkelanjutan
Salatiga
Oleh: *)Rosa D. Manoppo, S.H.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200822
Mimbar
Ny. Rosa D. Manoppo, S.H. Fahmi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 23
Menimbang : a. bahwa dari hasi l evaluasi atas
pe laksanaan Pera turan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir, besarnya tarif retribusi tersebut sudah tidak sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga perlu ditinjau kembali;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir.
Mengingat :1. UndangUndang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan DaerahDaerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat;
2. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
3. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu
Hukum
Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480);
4. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3685), sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4048);
5. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
6. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
7. UndangUndang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang p e m b e n t u k a n P e r a t u r a n
PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA
NOMOR 7 TAHUN 2007
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH
TINGKAT II SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 1998
TENTANG
RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA SALATIGA,
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200824
Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
8. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
9. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 4548);
1 0 . U n d a n g U n d a n g R e p u b l i k Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran egara Republik Indonesia Nomor 4444);
11. Peraturan Pemer intah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3500);
12. Peraturan Pemer intah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63);
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 1999 Nomor 10 Seri B Nomor 4);
16. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2004 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Salatiga (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2004 Nomor 20);
SaktiParkir RSUD Kota Salatiga
(3)Besarnya retribusi tempat khusus parkir ditetapkan sebagai berikut:a. Ramayana Mall, Rumah Sakit Umum Daerah, Plaza dan Pasar Raya II:
No Jumlah Roda Lama Parkir Retribusi (Rp)
1. 2 < 3 jam 1.0003 s/d 6 jam 2.000> 6 jam 3.000
2. 3 dan 4 < 3 jam 2.0003 s/d 6 jam 4.000> 6 jam 6.000
3. > 4 < 3 jam 4.0003 s/d 6 jam 8.000> 6 jam 12.000
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 25
Hukum
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kotamadya
Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang
Retribusi Tempat Khusus Parkir (Lembaran Daerah Kota Salatiga
Nomor 10 Seri B Nomor 4), diubah sebagai berikut:
1. Semua frase “Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga” diubah
dan dibaca “Kota Salatiga”.
2. Semua frase “Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II
Salatiga” diubah dan dibaca “Walikota Salatiga”.
3. Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 8
(1) Struktur dan besarnya tariff retribusi tempat khusus parkir
didasarkan pada jumlah roda, lama parkir dan lokasi serta
tarif dasar.
(2) Indeks jumlah roda, lama parkir dan lokasi serta tarif dasar
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA
SALATIGA
dan
WALIKOTA SALATIGA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERATURAN DAERAH
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH
KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SALATIGA
NOMOR 12 TAHUN 1998
TENTANG
RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR.a. Indeks jumlah roda
No Jumlah roda Indeks
1. 2 (dua) 1
2. 3 (tiga) dan 4 (empat) 2
c. Indeks Lokasi
No Lokasi Indeks
1. Ramayana Mall 22. Rumah Sakit Umum Daerah 23. Plaza 24. Pasar Raya II 25. Shopping Center 16. Pasar Raya I 17. Pemandian Kalitaman 1
b. Indeks lama parkir
No Lama Parkir Indeks
1. < 3 (tiga) jam 1
2. 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) jam 2
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200826
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN
2007 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA
DAERAH
TINGKAT II SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG
RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR
I. UMUM
Dalam penyelenggaraan otonomi daerah, sesuai
ketentuan pada pasal 21 huruf e UndangUndang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005, daerah berhak
memungut retribusi daerah.
Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah,
pendapatan dari retribusi diharapkan mampu menjadi sumber
pembiayaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan di Kota Salatiga serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu,
diperlukan adanya landasan hukum yang dapat memberikan
pedoman bagi Pemerintah Kota Salatiga dalam pemungutan
Hukum
retribusi daerah.
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh
UndangUndang tersebut, Pemerintah Kota Salatiga telah
menetapkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II
Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang Retribusi Khusus
Parkir. Setelah pelaksanaan peraturan daerah tersebut
berjalan selama 7 (tujuh) tahun kemudian dilakukan evaluasi
ternyata sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka
dipandang perlu untuk mengadakan perubahan atas
Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga
Nomor 12 tahun 1998 tentang Retribusi tempat Khusus
Parkir.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal I
Angka 1 Cukup jelas
Angka 2 Cukup jelas
Angka 3 Besarnya retribusi tempat khusus parkir
ditetapkan berdasarkan rumus:
Indeks Jumlah Roda x Indeks Lama Parkir x Indeks Lokasi x
Tarif Dasar
4. Ketentuan Pasal 17 ayat (1) diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 17
(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya
sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling
banyak 4 (empat) kali besarnya tarif retribusi terutang.
Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kota Salatiga.
Ditetapkan di Salatiga
Pada tanggal 12 Juli 2007
WALIKOTA SALATIGA,
Cap TTD
JOHN MANUEL MANOPPO
Diundangkan di Salatiga
Pada tanggal 6 Agustus 2007
Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA SALATIGA
b. Shopping Center, Pasar Raya I,dan Pemandian Kalitaman:
No Jumlah Roda Lama Parkir Retribusi (Rp)
1. 2 < 3 jam 5003 s/d 6 jam 1.000> 6 jam 1.500
2. 3 dan 4 < 3 jam 1.0003 s/d 6 jam 2.000> 6 jam 3.000
3. > 4 < 3 jam 2.0003 s/d 6 jam 4.000> 6 jam 6.000
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 27
ntuk menangani korban kekerasan dalam
rumah tangga, Pemkot Salatiga membentuk
Pusat Pelayanan Terpadu terhadap Korban UTindak Kekerasan Berbasis Gender dan Anak.
Kasus kekerasan adalah suatu bentuk kejahatan purba
yang sudah berlangsung setua umur manusia itu sendiri.
Sampai saat ini pun, kita dapat membaca dan mendengar
berbagai berita tindak kekerasan seperti perkosaan, pelecehan
seksual, perdagangan perempuan dan anak, kekerasan dalam
rumah tangga, eksploitasi terhadap pekerja rumah tangga dan
penelantaran. Bahkan, tak jarang, di antara kita ada yang
melihat sendiri berbagai bentuk kekerasan itu.
Dewasa ini, kekerasan berbasis gender dan anak di
Indonesia telah menjadi fenomena sosial yang semakin
mengemuka seiring meningkatnya kesadaran masyarakat
akan hak asasinya untuk hidup secara wajar. Pemerintah
sebagai penyelenggara Negara pun meresponnya dengan
menerbitkan berbagai produk hukum. Pasalnya, negara
berkewajiban melindungi seluruh warganya dari segala bentuk
kekerasan.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk
mencegah terulangnya berbagai tindak kekerasan adalah
penerbitan berbagai peraturan perundang-undangan. Melalui
berbagai peraturan itu, negara memberikan sanksi yang tegas
terhadap siapapun yang melakukan tindak kekerasan.
Termasuk di dalamnya adalah kekerasan berbasis gender dan
Kiprahanak. Di antara peraturan perundang-undangan yang dibuat
pemerintah untuk melindungi warganya dari tindak kekerasan
ini adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004,
Pemerintah Kota Salatiga merasa perlu melakukan upaya
pelayanan terpadu oleh pemerintah, LSM, dan partisipasi
masyarakat. Oleh karenanya, Pemkot Salatiga berinisiatif
membentuk sebuah Pusat Pelayanan Terpadu Terhadap Korban
Tindak Kekerasan Berbasis Gender dan Anak di kota Salatiga.
Pusat pelayanan terpadu ini dibentuk melalui Keputusan
Walikota Salatiga Nomor 460.05/16/2007. Keberadaan pusat
pelayanan terpadu ini sangat penting dalam rangka
memaksimalkan penanganan berbagai kasus kekerasan
berbasis gender, dengan korban pada umumnya adalah
perempuan dan anak-anak di Kota Salatiga.
Pusat pelayanan yang dibentuk pada Maret 2007 ini
diberi nama Mahardhika. Sebagai motor Mahardika adalah tim
yang berasal dari berbagai instansi dan elemen yang ada di
masyarakat. Tim ini diharapkan dapat menjaring dan
memberikan advokasi secara sinergis. Tim yang terlibat dalam
Mahardika terdiri atas Rumah Sakit Umum Daerah, Kepolisian
Resort, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, dan Pengadilan
Agama. Selain itu, Mahardika juga melibatkan Bapeda, Dinas
Kesehatan, Kantor Informasi dan Komunikasi, dan Dinas
Kesejahteraan Sosial dan Keluarga Berencana. Dinas Tenaga
Kerja, Transmigrasi, dan Pemberdayaan Masyarakat, Tim
Penggerak PKK, Lembaga Non Pemerintah, Organisasi Wanita,
Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, serta Perguruan Tinggi juga
terlibat di dalamnya.
Lembaga yang baru seumur jagung ini telah mengawali
kiprahnya dengan mantap. Sosialisasi mengenai lembaga ini
diberikan secara langsung kepada masyarakat melalui
kecamatan, kelurahan, dan pertemuan PKK. Dalam setiap
kesempatan sosialisasi, selalu ditekankan juga tentang
pendidikan kesetaraan gender pada masyarakat secara luas
dalam rangka meminimalkan terjadinya kasus kekerasan
terhadap perempuan dan anak di Kota Salatiga.
Mekanisme pengaduan tindak kekerasan ini sangat
mudah. Pengaduan dapat dilakukan melalui Pengurus
RT/RW/PKK setempat, Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan
Pemberdayaan Masyarakat, Polres, LSM LSKaR, serta LSM
YMCA. Pengaduan tersebut akan ditangani berdasarkan
kebutuhan korban. Misalnya, korban kekerasan membutuhkan
visum dan perawatan khusus maka korban akan dilimpahkan
kepada RSUD atau Puskesmas agar mendapatkan pelayanan
kesehatan. Polres Salatiga juga memiliki Ruang Pemeriksaan
Khusus (RPK), tempat korban mengadukan tindak kekerasan
yang dialaminya. Begitu pula dengan trauma psikis (kejiwaan)
yang mungkin dialami korban. Trauma psikis akan ditangani
oleh tim yang berkompeten di bidangnya, yaitu psikolog dari
Fenomena
Gunung Es
Jagalah senyum mereka dengan menghindarkan anak-anak dari tindak kekerasan
Priteli
Sumeleherkembangan jaman dan peradaban
membawa dampak bagi perubahan nilai-nilai
kehidupan manusia, terutama berkaitan Pdengan kebutuhan akan hal-hal yang bersifat duniawi atau
materi.
Kebutuhan akan hal-hal yang bersifat materi dan
keduniawian mengakibatkan setiap individu menghalalkan
segala cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Terkadang,
mereka memaksakan kehendak pada sesama, bahkan, tak
jarang, sampai pada tahap memaksakan kehendak pada Tuhan,
Sang Maha Pencipta. Akibatnya, apabila sesuatu yang
diinginkannya tidak tercapai maka keputusasaanlah yang akan
muncul. Pada taraf tertentu, keadaan seperti ini akan
menimbulkan ketidakpercayaan terhadap eksistensi Tuhan
YME.
Hal seperti ini dapat terjadi karena manusia tidak
menyadari bahwa sebagai mahluk ciptaan Tuhan, dirinya penuh
dengan kekurangan dan ketidakberdayaan. Dampaknya,
manusia tidak dapat bersikap sumeleh atau menyerahkan diri
sepenuhnya kepada kuasa Tuhan dengan keyakinan penuh
bahwa Tuhan, Sang Maha Pencipta, akan memberikan
anugerah yang terbaik bagi umat-Nya.
Sumeleh atau sumarah atau yang lebih lazim disebut
dengan pasrah adalah sebuah kata yang gampang diucapkan,
namun tidak mudah dilakukan. Seringkali terjadi kesalahan
persepsi terhadap makna dan hekekat pasrah. Pasrah sering
diasumsikan sebagai suatu bentuk ketidakberdayaan
seseorang tanpa disertai adanya upaya untuk mengubah
ketidakberdayaannya.
Pada hakekatnya, dengan bersikap pasrah atau
sumeleh bukan berarti kita hanya mengandalkan bantuan
orang lain tanpa berupaya. Tetapi, pasrah berarti ikhlas
menerima semua anugerah dari Tuhan, baik yang dirasakan
manis maupun pahit. Keikhlasan yang disertai upaya untuk
memperbaiki atau mengubah kehidupan menjadi lebih baik
dan keyakinan bahwa Tuhan Yang Maha Kasih akan
memberikan yang terbaik bagi kita.
Untuk menjadi individu yang mampu bersikap pasrah
atau sumeleh dibutuhkan kedewasaan sikap dan pribadi. Selain
itu, disertai keyakinan sepenuhnya kepada Tuhan bahwa semua
anugerah dan karunia-Nya merupakan sesuatu yang terbaik
bagi kita. Dengan kata lain, yang terbaik bagi Tuhan adalah
yang terbaik pula bagi manusia.
Dalam perkembangannya, sering muncul pertanyaan
mengenai keterkaitan antara pasrah dengan takdir. Memang,
ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa rasa pasrah
berkaitan dengan takdir, yakni, pasrah terjadi karena adanya
takdir sehingga manusia menjadi malas untuk berupaya atau
memperbaiki nasibnya karena beranggapan bahwa apa yang
dialaminya merupakan takdir Tuhan Yang Maha Kuasa. Pada
gilirannya, pasrah yang seperti ini akan mengakibatkan
munculnya rasa malas untuk berupaya mewujudkan cita-cita
yang lebih baik.
Perasaan seperti ini pada dasarnya muncul karena
ketidakpercayaan pada diri sendiri, mudah putus asa, dan tidak
mau mengakui bahwa dirinya sebenarnya mempunyai potensi
dan kemampuan yang dapat dikembangkan. Dengan demikian,
seharusnya manusia dapat tetap bersikap untuk berusaha
mengembangkan diri dan potensinya dalam rangka
memperbaiki nasib/kehidupannya dengan tetap menyerahkan
diri sepenuhnya kepada kuasa dan keadilan Tuhan atau dengan
kalimat lain, manusia berusaha, Tuhan yang menentukan.
Memang, sebenarnya dalam siklus kehidupan manusia
dikenal dan diakui adanya takdir. Akan tetapi, takdir yang
dimaksud di sini bukanlah seperti anggapan di atas, yang
menyerah tanpa usaha terhadap kenyataan yang ada. Takdir
yang dimaksud di sini adalah suatu hasil atau tuaian terhadap
usaha yang telah kita lakukan dengan tetap berpegang pada
kuasa Tuhan.
Takdir apapun yang kita alami tidak perlu dihadapi
dengan keluh kesah. Pada kenyataaannya, semua ini
merupakan sesuatu yang harus kita terima dan alami. Oleh
karena itu, diperlukan sikap pasrah dan bersujud secara tulus
kepada Tuhan Yang Maha Suci. Takdir tidak mengenal pangkat
atau golongan, karena semua orang mengemban amanah yang
kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
Dengan demikian, jelas bahwa dalam keluhuran budi
dan kebaikan seseorang tidak diukur berdasarkan pangkat,
jabatan, kekayaan, maupun hal-hal yang bersifat keduniawian,
akan tetapi didasarkan pada bagaimana seseorang tersebut
melaksanakan apa yang digariskan oleh Tuhan, sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam menerima
Oleh: *)KRAT. Sudaryo Hadinagoro
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200828
Budaya
dok. Pribadi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 29
takdir diperlukan sikap kerendahan hati dan percaya
sepenuhnya bahwa Tuhan tidak akan memberikan sesuatu
yang merugikan atau tidak adil. Dengan demikian, maka tidak
akan ada sifat angkuh atau sebaliknya, putus asa, dalam diri kita.
Angkuh atau sombong karena mampu mengatasi segala
permasalahan dan mencapai segala yang diinginkan atau putus
asa karena kegagalan yang kita terima. Apabila kita mampu
menyadari bahwa keberhasilan dan kegagalan usaha kita
semua bergantung pada kehendak dan kuasa-Nya, maka tidak
akan muncul sifat sombong dan putus asa.
Semua hal tersebut dapat terlaksana dengan baik apabila kita
mampu mengendalikan hawa nafsu sebagai dasar untuk
menjalani hidup. Dengan demikian tidak mudah bagi
seseorang untuk bersikap sumeleh atau pasrah, diperlukan
kesiapan batin. Berkenaan dengan hal tersebut terdapat
beberapa sarana yang dapat dilakukan antara lain :
1. senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan percaya bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan
pasti akan menuai hasil yang baik pula.
2. senantiasa mawas diri dan dapat mengukur kekuatan yang
dimilikinya, sehingga dalam setiap doa-doa yang
dipanjatkan tidak memohon hal-hal yang diluar
kemampuannya.
3. senantiasa mensyukuri semua anugerah yang Tuhan
berikan baik yang indah/manis maupun yang pahit. Apabila
menerima anugerah yang dirasakan pahit, maka
berusahalah untuk senantiasa berfikiran positif bahwa :
a. Tuhan tidak akan menyengsarakan umatnya;
b. Kesedihan yang dialami manusia pada hakekatnya
terjadi karena manusia itu sendiri tidak memahami
rahasia alam atau rahasia kehidupan. Kita sebagai
manusia tidak menyadari bahwa dunia ini semua bersifat
semu, sedih dan gembira datang silih berganti. Apabila
kita menyadari hal tersebut, maka sudah barang tentu
perasaan kita tidak akan terlarut terhadap suasana
gembira maupun sedih dengan berlebihan.
c. Anugerah yang dirasakan pahit atau pedih pada
dasarnya merupakan bentuk kasih Tuhan kepada kita,
dengan adanya anugerah yang dirasakan pahit tersebut
setidaknya akan dapat mengingatkan kita untuk lebih
berhati-hati dalam melangkah dan selalu mawas diri
dalam setiap tindak-tanduk sehari-hari.
4. Kita harus menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang
bersifat abadi, sedih dan gembira; sakit dan sehat akan
senantiasa datang silih berganti.
Dengan bersikap sumeleh, kita tidak akan mengeluh
terhadap permasalahan atau kegetiran hidup yang kita alami.
Selain itu, dengan bersikap sumeleh, kita tidak akan berbuat
baik kepada orang lain hanya sekadar untuk membalas budi
karena orang lain telah berbuat baik pada kita. Namun, kita
akan terdorong untuk berbuat baik pada orang lain karena
kesadaran yang tumbuh dalam diri kita untuk berbagi kasih
Tuhan pada sesama.
Berkaitan dengan itu, maka manusia harus tetap
berusaha dan berupaya untuk menjadi lebih baik, dengan tetap
Kerja keras memang perlu, tetapi jangan lupa untuk tetap sumeleh.
Fm
ia
hF
mi
ah
AkhirnyaSekda Baru
etelah sekian lama hidup tanpa Sekretaris Daerah (sekda), akhirnya, Kota Salatiga memiliki sekda yang baru. Senin (10/3) S
adalah hari bersejarah bagi Dra. Sri Sedjati Kusumaningsih, M.M. yang sebelumnya menjabat Asisten Administrasi Sekda Kota Salatiga sekaligus
Pelaksana Tugas Sekda Kota Salatiga. Pasalnya, pada hari itulah dia resmi menjadi Sekda Kota Salatiga.
P engamb i l an sumpah dan pe l an t i kan dilaksanakan oleh Walikota Salatiga, John Manuel Manoppo di Ruang Sidang II Pemkot Salatiga. Acara yang dimulai pada pukul 09.30 WIB ini diawali pembacaan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 821/031/2008 tanggal 8 Pebruari 2008 perihal Pengangkatan/Penunjukan dalam Jabatan Sekretaris Daerah Kota Salatiga.
Hadir juga dalam kesempatan tersebut adalah Asisten Administrasi Sekda Provinsi Jawa Tengah, Ketua Pengadilan Negeri Salatiga, Dandim, Kapolres, Wakil Ketua DPRD, Kepala SKPD, camat dan lurah se-Kota SalatigaDalam sambutan singkatnya, Walikota Salatiga menaruh harapan besar kepada sekda baru. Yakni, terisinya jabatan Sekda Kota Salatiga dapat meringankan Walikota dalam menjalankan tugasnya.(dji)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200830
Lintas Kota
ebanyak 110 tenaga honorer yang telah lama bertugas di lingkungan Pemkot Salatiga dapat bernapas lega. Pasalnya, S
pada 29 Januari lalu, mereka menerima Surat Keputusan (SK) Pengangkatan sebagai CPNS Pemkot Salatiga.
Mereka yang menerima SK CPNS adalah tenaga honorer Kota Salatiga formasi 2007 yang terdiri atas 26 orang tenaga pendidik, 14 orang tenaga administrasi, dan 70 tenaga strategis lainnya. SK diserahkan secara simbolis oleh Walikota Salatiga, John Manuel Manoppo dan disaksikan seluruh Kepala SKPD di lingkungan Pemkot Salatiga.
Dalam sambutannya, Walikota berharap agar CPNS yang baru ini dapat mengetahui bidang tugas dan
kewajiban yang diembannya. Selain itu, mereka juga harus mampu menunjukkan keteladanan dengan berperilaku yang baik dan memiliki kinerja yang tinggi.(shk)
110 CPNS Baru
Kepala BKD Kota Salatiga, menandatangani berita acara pelantikan Sekda Kota Salatiga.
Walikota: Jadilah teladan!
FahmiFahmi
SaktiSakti
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 31
Lintas Kota
Formasi 2005Jadi CPNS
elain pengangkatan tenaga honorer daerah
menjadi CPNS, Pemkot Salatiga juga
mengangkat 227 CPNS menjadi PNS pada 17 SJanuari lalu.
Para CPNS ini adalah tenaga honorer formasi 2005.
Mereka terdiri atas 63 tenaga pendidik, 71 tenaga kesehatan,
dan 93 tenaga strategis lain. Penyerahan SK sekaligus
pengambilan sumpah PNS oleh Walikota Salatiga, John Manuel
Manoppo, ini berlangsung di Ruang Sidang Pemkot Salatiga.
Dalam kesempatan itu, Walikota mengharapkan para
PNS baru ini memahami, menghayati, dan mengamalkan tugas-
tugas sebagai abdi negara dan abdi masyarakat sesuai tugas
pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing. Selain itu, mereka
juga diharapkan menjadi PNS yang profesional, bersih, dan
berwibawa.
orum Kota Salatiga Sehat (FKSS) adalah sebuah
forum baru yang peduli dan berusaha terlibat
dalam menciptakan lingkungan sehat di Kota FSalatiga. Lembaga mandiri ini diketuai oleh Rosa Darwanti, S.H.
Sementara, bertindak sebagai sekretaris forum adalah dr. Sovie
Haryanti, M.Kes. yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala
Bidang Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan Dinas
Kesehatan Kota Salatiga.
Forum ini adalah wadah masyarakat untuk
membangun kehidupan yang mandiri, sehat, aman, dan
sejahtera melalui penerapan berbagai kegiatan yang
terintegrasi dan disepakati bersama oleh masyarakat dan
Pemkot Salatiga.
Kegiatan pertama yang dilakukan lembaga baru ini
adalah menyosialisasikan programnya di empat kecamatan di
Salatiga. Sosialisasi ini dimulai di Kecamatan Sidorejo dan
diakhiri di Kecamatan Tingkir pada 22 Januari 2008. Tak hanya
lewat forum tatap muka, sosialisasi juga dilakukan melalui
dialog interaktif di RSPD Suara Salatiga. Green school dan
smoking area adalah dua program yang diusung FKSS dalam
waktu dekat ini.
Dengan green school, diharapkan ada kemauan
menanam di lingkungan sekolah yang teduh, hijau, dan sehat
dalam menunjang proses belajar mengajar. Sedangkan
FKSSBersosialisasi
PNS adalah Abdi Negara
SaktiSakti
Mari, kita ciptakan lingkungan sehat di Salatiga
SaktiSakti
Majelis Puasa Mulai Siaran
iaran perdana mimbar agama-agama majelis Pemimpin Umat Beragama Salatiga (Puasa) dimulai. Siaran keagamaan yang disiarkan S
langsung oleh Radio Pesona FM Salatiga ini dibuka secara langsung oleh Walikota Salatiga, John M. Manoppo, S.H.
Acara pembukaan berlangsung pada 19 Februari 2008 di ruang siaran Radio Pesona. Hadir dalam acara tersebut enam perwakilan umat beragama Katolik, Kristen, Islam, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu.
Program ini rencananya akan disiarkan secara langsung selama 6 hari mulai Senin sampai Sabtu pukul 18.00-18.30 WIB. Materi yang disampaikan berupa siraman rohani yang temanya diambil dari masing-masing agama. Sedangkan jadwal siaran Senin hingga Sabtu secara berturut-turut adalah perwakilan agama Katolik, perwakilan agama Budha, perwakilan agama Hindu, perwakilan agama Islam, perwakilan agama Kong Hu Cu, dan perwakilan agama Kristen. Tujuan dari siraman rohani ini adalah untuk memupuk keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjalin kerukunan antarumat beragama.
Dalam sambutannya, Walikota Salatiga mengucapkan terima kasih kepada Majelis Puasa dan Radio Pesona FM Salatiga. ”Semoga acara ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan sehingga kerukunan umat beragama di Salatiga dapat terjalin erat,” ungkap Walikota setelah membuka secara resmi siaran perdana tersebut.
”Acara Mimbar Agama-Agama yang akan disiarkan oleh Radio Pesona FM ini saya nilai mempunyai makna yang sangat strategis dan positif serta menarik, sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat.”(lux)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200832
Lintas Kota
alikota Salatiga, John M. Manoppo, S.H., melantik Pegawai Pencatat WPerkawinan Umat Kristiani Salatiga.
Seremonial tersebut berlangsung di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kota Salatiga pada 11 Februari 2008.
Pegawai Pencatat Perkawinan yang baru adalah Pdt. Christiawan Widhi Nugroho, M.A. dan Pdt. Stefanus Yossy Nugraha, S.Si. menggantikan Pdt. Stefanus Suheru, M.A. dan Pdt. Efrayim Purwoatmodjo, S.Th. Pdt. Stefanus Suheru, M.A. alih tugas ke daerah lain sedangkan Pdt. Efrayim Purwoatmodjo, S.Th emeritus.
Acara berlangsung khidmat dan lancar. Hadir dalam acara tersebut adalah Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi, Drs. Petrus Resi, M.Si., Asisten I Tata Praja, Ir. Tri Susilo Budi, dan Kepala Badan Pengawas Daerah, Titik Indrati. Dua pejabat yang disebut terakhir juga menjadi saksi.
Dalam sambutannya, Walikota mengucapkan selamat kepada petugas yang baru dan berterima kasih kepada petugas yang lama. Selain itu, Walikota juga
menyampaikan harapannya, “Dengan telah dilantiknya dua pejabat P4 dari pemuka agama Kristen ini, saya berharap, pelaksanaan pencatatan perkawinan bagi umat Kristen di Kota Salatiga dapat semakin lancar sekaligus tertib.”(lux)
Pegawai Baru Pencatat Perkawinan
FahmiFahmi
FahmiFahmi
Pembukaan perdana mimbar agama di Kota Salatiga
Pelantikan pegawai pencatat perkawinan umat Kristiani
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 33
Lintas Kota
Santunan untuk Anak Yatim
ebanyak 43 anak yatim yang tersebar di Salatiga mendapat santunan. Santunan diberikan oleh Panitia Idul Adha 1428 H dan S
Kegiatan Muharram 1429 H Kota Salatiga.Kegiatan sosial ini berlangsung pada 19 Januari
2008 yang bertepatan dengan tanggal 10 Muharram 1429 H di aula Kantor Depag Kota Salatiga. Anak-anak yatim yang mendapatkan tali asih berasal dari Panti Asuhan Nahdhotul Ulama, Blotongan, Panti Asuhan Muhammadiyah, Kauman dan Sidorejo Lor, serta Panti Asuhan Islahul Muna, Tingkir Lor.
Hadir dalam acara tersebut adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Salatiga, Dr. Saefudin Zuhri dan KH. Muh Fauzi Arkhan yang juga menjadi penceramah pada acara tersebut. Kyai yang lebih dikenal dengan sebutan Mas Fauzi ini menghimbau agar anak-anak mau belajar dan berusaha sehingga menjadi orang sukses di kemudian hari.
Sementara itu, salah seorang Humas Panitia, Khusnul Khotimah, SH. M.Pdi, menuturkan bahwa jumlah santunan untuk kali ini memang belum sesuai dengan harapan.”Harapan ke depan adalah jumlah santunan bertambah jumlahnya, demikian pula jumlah anak yang diberi. Hal itu akan terwujud jika warga yang mampu di Kota Salatiga ini mau menyisihkan hartanya untuk anak-anak yatim,” harap Khusnul.(lux)
alam rangka menjaring aspirasi pembangunan
dari masyarakat, Kecamatan Sidorejo
m e n g g e l a r M u s y a w a r a h R e n c a n a DPembangunan (Musrenbang) pada 13 Februari lalu di Ruang
Pertemuan Kecamatan Sidorejo.
Peserta musrenbang adalah tokoh masyarakat, pekerja
sosial masyarakat (PSM), lembaga komunikasi masyarakat
(LKM), forum komunikasi masyarakat (FKM), dan panitia
pembangunan kelurahan. Hadir pula dalam acara tersebut
anggota DPRD dari Kecamatan Sidorejo serta Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Kota Salatiga.
Musyawarah berlangsung baik dan lancar. Kepala
Kecamatan Sidorejo, Drs. Mutho'in, memaparkan daftar
pembangunan fisik dan nonfisik yang nantinya akan diajukan
kepada pemerintah untuk direalisasikan pelaksanaannya.
”Kegiatan fisik di Sidorejo yang disusun saat ini sebesar
Rp 9.984.560.000,00 yang berasal dari APBD dan Rp
241.800.000,00 dari swadaya masyarakat. Sedangkan untuk
kegiatan nonfisik, dana dari APBD sebesar Rp 1.366.800.000,00
dan Rp 90.396.000,00 dari swadaya masyarakat,” papar
Muthoin.
”Kami berharap, program yang kami ajukan ini dikawal
anggota DPRD Salatiga,” harapnya. Muthoin juga meminta
kepada dinas terkait untuk mengabulkan rencana Kecamatan
Musrenbang di Sidorejo
FahmiFahmi
Panitia Idul Adha memberikan santunan anak yatim
FahmiFahmi
Musrenbang untuk menjalin asoirasi masyarakat
Peserta dilepas oleh Kepala Kantor Departemen Agama (Depag) Kota Salatiga H. Taufik Rahman, SH., M.Hum. Rute pawai dimulai dari halaman kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kota Salatiga menuju Jalan Letjend. Sukowati, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Diponegoro, Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Kartini. Pawai ini finish di Halaman SMPN I dan SMPN 2 Kota Salatiga.
Pawai berlangsung cukup meriah. Ada anak yang berpakaian kyai, polisi, TNI, PNS, dokter, olahragawan, dan lain sebagainya. Penonton dan orang tua yang turut menyaksikan di pinggir jalan terlihat senang dan bangga melihat putra-putri mereka yang tampil gagah dan anggun.
Salah seorang panitia, Ainul Huri, S.Pdi., mengutarakan bahwa acara ini berjalan lancar dan tertib. ”Meski sempat diguyur hujan antusiasme peserta cukup bagus,” ungkapnya disela-sela pembukaan.
Sementara itu, Khusnul Qirom, yang juga Panitia, menyesalkan jumlah peserta pawai yang kurang banyak. ”Peserta kali ini kurang banyak. Mungkin karena publikasi yang kita sampaikan tidak seluruhnya sampai pada sasaran,” jelasnya. Tampil sebagai juara adalah kontingen dari Al-Azhar Salatiga.(lux)
Masih Kecil
Jadi PNS
alam rangka menyambut tahun baru 1429 H, pada 20 Januari lalu, Badan Kordinasi DPemuda dan Remaja Masjid Indonesia
(BKRMI) menggelar pawai ta'aruf. Pawai ini diikuti 64 peserta yang terdiri atas anak-anak yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK), Roudhotul Atfal (RA), Bustanul Atfal (BA), Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) dan Madrasah Diniyah, Remaja dan Takmir Masjid, serta organisasi kemasyarakatan Islam.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200834
Lintas Kota
ebanyak tujuh jalan penghubung dusun di
Kelurahan Kecandran segera dipavingisasi.
Kegiatan ini merupakan hasil penyerahan dana Sstimulan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) P2KP.
Acara penyerahan dana dilaksanakan di Ruang
Pertemuan Kelurahan Kecandran pada 20 Februari. Dana
diserahkan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang
diberi nama Condro Buono kepada Lurah, Muslih, dan
diserahkan langsung kepada Rohmat Riyadi sebagai anggota
Unit Pengelola Lingkungan (UPL).
Besaran dana yang diserahkan pada tahap pertama ini
adalah 20 persen dari 300 juta yang direncanakan. Menurut
rencana, dana tersebut akan digunakan untuk membangun
tujuh jalan penghubung dusun dengan cara pavingisasi dan
membangun 2 drainase (saluran air).
Marjuki, Ketua BKM, menerangkan bahwa kegiatan ini
adalah yang pertama untuk Kelurahan Kecandran. ”Perolehan
dana ini berawal dari usulan pada Program Dasar
Pembangunan Partisipasi (PDPP) yang disusun pada rencana
pembangunan tahun 2005-2009 dan baru terealisasi kali ini,”
jelasnya.
Marzuki menambahkan, untuk pelaksanaan program,
masyarakat akan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM). Masyarakat tetap akan mengeluarkan dana, baik dalam
bentuk makanan ataupun tenaga. ”Kami memperkirakan,
Kecandran Pavingisasi Jalan Becek
FahmiFahmi
Suasana Pawai ta’aruf
FahmiFahmi
Penyerahan dana untuk pavingisasi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 35
Lintas Kota
HAB Depag Meriah
ari Amal Bakti (HAB) ke-62 Departemen Agama
Kota Salatiga berlangsung meriah. Kemeriahan
ini ditutup dengan upacara bendera pada 3 HJanuari di Halaman Sekolah Tinggi Islam Negeri (STAIN)
Salatiga.
Bertindak selaku pimpinan upacara adalah Pelaksana
Tugas Sekretaris Daerah Kota Salatiga, Drs. Agus Rudiyanto,
M.M. Upacara tersebut juga disertai acara penyerahan 20
Lencana Karya Satya kepada Dosen STAIN Salatiga yang telah
mengabdi selama 20 dan 30 tahun. Selain itu, juga dilaksanakan
pengukuhan pengurus Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Salatiga.
Kepala Kantor Depag Salatiga, H. Taufik Rohman, SH.,
M.Hum, mengungkapkan bahwa kepengurusan BAZ Salatiga
kali ini berbeda karena dipimpin oleh pejabat ex officio (karena
jabatannya). ”Kepengurusan kali ini juga memiliki Dewan
Pertimbangan yang diketuai Walikota Salatiga, John M
Manoppo, S.H. dan Wakil Ketua adalah saya,” paparnya.
Pengurus yang dikukuhkan ini bertugas untuk periode
2007-2010. Program kerja yang harus segera dilaksanakan
adalah menginventarisasi (melakukan pendataan) aset yang
dikumpulkan dari dana umat. hasil inventarisasi tersebut
dilaporkan kepada Walikota selaku Ketua Dewan Pertimbangan.
Upacara ini menutup kegiatan dan lomba yang telah
digelar panitia. Acara yang telah digelar adalah khitanan masal,
donor darah, pemberian santunan untuk anak yatim, ziarah ke
Makam Kauman, tasyakuran, dan sarasehan. Sementara, lomba
yang diadakan adalah lomba memasak sayur, memasang dasi
suami, dan lomba jilbab kreasi. Ada pula olah raga yang
alikota Salatiga, John M. Manoppo, S.H.,
menyambut kedatangan tim Aku Juga Anak
Bangsa pada 2 Februari lalu. Aku Juga Anak WBangsa dikelola oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Kemanusian dari Jawa Timur.
Rombongan yang berjumlah 26 orang itu dipimpin oleh
A.G. Tedja G.K. Bawana. Hadir dalam acara tersebut adalah
seluruh kepala satuan kerja perangakat daerah (SKPD) Kota
Salatiga dan perwakilan siswa-siswi SMA Kota Salatiga yang
didampingi guru.
LSM ini bergerak pada pembinaan anak-anak jalanan.
Pada umumnya, mereka berasal dari keluarga broken home
(orang tua bercerai), anak yang mendapat kekerasan dalam
rumah tangga, serta korban bencana. Ada dari mereka yang
berasal dari Aceh, Jogja, Nusa Tenggara.
Tedja menjelaskan, kunjungan di Bali-Jawa ini akan
berakhir di Puri Cikeas, kediaman Presiden Republik Indonesia,
Dr. Susilo Bambang Yudoyono. Melalui kunjungan ini, mereka
berbagi cerita dengan tuan rumah yang dikunjungi. ”Agar
anak-anak korban bencana serta anak-anak jalanan tidak lagi
dilihat dengan sebelah mata,” jelasnya. Pasalnya, keberadaan
Walikota Bantu Aku Juga Anak Bangsa
FahmiFahmi
Aku juga anak bangsa mempertunjukkan bakat kesenian.
Salah satu kegiatan amal bakti Depag.
Dok.DepagDok.Depag
Ketua PKK: Jaga Kebersihan
ada 15 Februari lalu, terdapat pemandangan yang
tidak biasa. Puluhan ibu dengan sapu dan pengki
memadati jalanan di pusat Pasar Salatiga (Pasar PRaya I dan II). Rupanya, Forum Kota Salatiga Sehat (FKSS)
melakukan bersih-bersih pasar.
Forum yang terdiri dari istri para PNS dan masyarakat ini
menyapu jalan sepanjang pasar dan lorongnya. Tampak di
antara rombongan adalah Istri Walikota Salatiga, Ny. Rosa
Darwanti, SH., M.Si. yang juga menjadi Ketua Tim
Penggerak PKK Kota Salatiga. Kepala Dinas Pasar dan
Pedagang Kaki Lima, Drs. Tri Priyo Nugroho, dan
wartawan juga hadir dalam kegiatan itu. Dalam
kesempatan itu, Kepala Dinas Pasar menertibkan
pedagang yang berjualan melewati batas area berjualan
dan yang menempati fasilitas umum.
Rosa menyempatkan diri menyapa dan
memberikan nasihat kepada para pedagang yang
berjualan dengan lemah lembut. ”Permisi, bagaimana ibu,
sehat? Saya minta tolong, agar lingkungan ibu berjualan dijaga
kebersihannya. Sampah-sampah yang ada dikumpulkan di
tempat sampah lalu dibuang ke bak sampah pasar. Dengan
demikian para pembeli akan merasa nyaman, dagangan ibu juga
akan lancar,” begitulah salah satu dialog Rosa dengan seorang
pedagang.
Dalam wawancara langsung dengan Radio Suara Salatiga
FM, Rosa menjelaskan peran serta masyarakat dan pemerintah
yang sangat penting dalam menjaga kebersihan Salatiga.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200836
Lintas Kota
ompleks lokalisasi wanita tuna susila RW 9
Sarirejo Kelurahan Sidorejolor baru-baru
mengadakan pesta demokrasi secara langsung Kmemilih Ketua Rukun Warga yang baru, mengingat ketua lama
sudah habis masa tugasnya 3 tahun (Slamet).
Untuk memperlancar pelaksanajan tata tertib
kemasyarakatan, maka RW 9 yang tediri 3 Rukun Tetangga di
beri kesempatan mewakili tokohnya untuk pemilihan Ketua
RW. Calon dari Rukun Tetangga I - Ny. Titik dari bagian kesra
RW; 2. Suwignyo Ketua RT 2; 3. Ny.Sri Winarni Keetua RT I.
Pelaksanaan pemilihan RW 9 berlangsung di Balai
Pertemuan setempat dengan sarana tempat pencoblosan satu
melayani 300 kartu suara, dan calon Ketua RW sebanyak 3
orang dengan penuh teganggang bahkan diselingi tawa
ketika disapa para calon pemilih dari warga setempat.
Ketua Panitia Sri Widodo untuk mensukseskan
pelaksanaan ini dengan menggali dana swadaya masyarakat
memperoleh Rp. 600.000,- Anggaran ini dipergunakan untuk
sosialisasi selama 1 bulan dan pelaksanaan pencoblosan kartu
suara.
Sebagai puncak acara mulai pukul 8.00 13.00 WIB para
warga menggunakan haknya dengan sebaik-baiknya. Dari
hasil perhitungan suara keluar sebagai pemenang Ny.Sri
Winarni dari Ketua RT I sedangkan disusul Suwignyo serta Ny.
Titik.
Sebagai Ketua RW 9 baru nampak program kedepan
cukup banyak seperti; penertiban Karoke semakin menjamur
hampir tiap rumah yang menampung WTS menyediakan
Sri Winarni Ketua RW 9 Sarirejo
Istri Walikota Salatiga ikut bersih-bersih pasar
FahmiFahmi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 37
Lintas Kota
alam Rapat Kerja Daerah (rakerda) Dewan
Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional
Pemuda (KNPI) Kota Salatiga, John M. Manoppo Dmenghimbau KNPI agar meniru John F. Kennedy.
Rakerda yang berlangsung di Rumah Makan Elangsari
(28/2) itu dihadiri oleh Walikota Salatiga, John M Manoppo,
Ketua DPD KNPI Jawa Tengah, Hendy Hedrar Prihadi, para ketua
organisasi masa, organisasi kepemudaan, para donatur, serta
perwakilan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah
Kota Salatiga. Rapat yang berlangsung sehari penuh ini
membahas kegiatan selama kepengurusan periode 2007-2010.
Selain itu, dibahas pula fungsi dan peran KNPI Kota Salatiga.
Sebelum rapat pleno dilaksanakan, para pengurus diberi
pembekalan melalui up-grading. Materi anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga (AD/ART) dibawakan oleh pengurus
KNPI Jawa Tengah. Sedangkan materi tema inti “Peran Pemuda
dalam Mengawal Reformasi Birokrasi dan Pemberantasan
Korupsi” di sampaikan secara langsung oleh Walikota Salatiga
John M. Manoppo, SH.
“Pada dasarnya pemuda itu mandiri, seperti halnya
otonomi daerah,” kata Walikota dalam sambutannya. Namun,
sejauh mana mandiri itu diapresiaikan oleh pemuda bergantung
kepada pemuda itu sendiri. Pemuda harus diberi ruang untuk
berkarya nyata dan membuat program yang kongrit. “Semasa
muda saya, sebagian besar waktu juga saya habiskan untuk
berorganisasi,” ungkap John yang juga mantan Ketua KNPI
Salatiga pada tahun 1980 ini.
“Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy
mengungkapkan, 'Jangan tanyakan apa yang diberikan negara
kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu telah berikan
kepada negara.' Di sini sudah jelas dimana seorang pemuda
memosisikan dirinya terhadap masyarakat dan bangsa,” tambah
Walikota.
atu keunikan lagi dalam pemilihan Ketua RW.
Ketua RW terpilih di RW 7 Kelurahan Salatiga
diarak keliling RW dengan drumblek oleh Swarganya. Arak-arakan ini adalah ekspresi dukungan warga
pada Ketua RW-nya.
Pemilihan Ketua RW 7 Kelurahan Salatiga, Kecamatan
Sidorejo ini berjalan demokratis. Pemilihan berlangsung di
lingkungan RW setempat pada tanggal 24 Februari 2008.
Selain 397 pemilih, turut hadir dalam acara tersebut adalah
Lurah Salatiga, Suwarno, S.E. dan para wartawan.
Terpilih sebagai Ketua dan Wakil Ketua RW yang baru
adalah pasangan Suwarno-Sukamto. Suwarno adalah Ketua
RW yang sebelumnya (incumbent). “Pemilihan Ketua RW kali
ini dilaksanakan sama persis dengan prosesi pemilihan umum,”
kata M. Sidik, salah seorang pemilih. Hal ini untuk memberikan
gambaran pada pemilihan gubernur Jawa Tengah yang akan
datang. Bagi yang tua agar tidak lupa, sedangkan bagi pemilih
pemula untuk pembelajaran. Panitianya disusun sama seperti
pemilu, tata cara pemilihan juga sama, kampanye dengan
gambar juga ada. “Dan yang terakhir, pemilih juga harus
mencelupkan jari kelingkingnya ke dalam gelas berisi tinta,”
tambahnya.
Untuk memeriahkan dan mendorong agar warga mau
memilih disediakan pula door prize berupa kipas angin, kaos,
gelas, mie instan, handuk, dan hadiah hiburan lainnya. “Saya
saja yang nitip kartu hadir mendapatkan handuk. Wah senang
Rw. BaruKelurahan Salatiga
KNPI Contoh John F. Kennedy
Rakorda DPD KNPI Kota Salatiga di RM. Elangsari
FahmiFahmi
Menyingkap Tirai Feng Sui
aat menyimak infotainment, kita acapkali
mendengar istilah feng sui. Sebenarnya
apa dan bagaimanakah feng sui?SFeng sui adalah ilmu pengetahuan Cina kuno tentang
lingkungan, yang mempelajari bagaimana lingkungan
mempengaruhi kehidupan manusia, khususnya dalam hal
keharmonisan dan kemakmuran. Secara harfiah, feng sui berarti
angin dan air. Energi dibawa oleh angin dan disimpan dalam air.
Ilmu metafisik Cina kuno ini memiliki dasar perhitungan
yang logis dalam memetakan energi sebuah bangunan.
Perhitungan feng sui didasarkan pada sistem tata surya (cosmic).
Bumi yang merupakan salah satu planet matahari dipengaruhi
oleh gaya gravitasi dari planet-planet lain yang juga mengitari
matahari. Salah satu bukti bahwa sistem tata surya
mempengaruhi energi bumi adalah air laut pasang lebih tinggi
ketika terjadi bulan purnama. Karena benda-benda langit
memiliki siklus yang terpola, maka dimungkinkan untuk
mendiskripsikan energi yang dihasilkan secara periodik.
Para arkeolog Cina menemukan beberapa bukti telah
digunakannya simbol binatang di tempat-tempat tertentu,
kurang lebih 4000 tahun SM (sebelum masehi). Simbol-simbol
tersebut disinyalir merupakan wujud penerapan prinsip feng sui.
Beberapa ide fundamental feng sui yang muncul sebelum itu
adalah prinsip lima elemen, yinyang, dan delapan trigram (Kaisar
Fu Shi, 4500 SM). Pada tahun 2700 SM, mulai digunakan kompas
(compass magnetic) oleh Kaisar Kuning (Yellow Emperor) untuk
memformulakan feng sui.
Sementara itu, ilmu feng sui yang sekarang ini paling
populer adalah Feng Sui Bintang Terbang (Xuan Kong Fei Xin/
Flying Star Feng shui). Ilmu ini mulai dikembangkan pada akhir
Dinasti Ching (1644-1911) yang tertuang dalam buku Master
Sam's Xuan Kong (ditulis oleh Master Sam Chuk Yin). Prinsip
flying star yang tertuang dalam buku Master Sam tersebut
digunakan sampai sekarang dengan terus diadaptasikan seiring
dengan perubahan jaman.
Dewasa ini, feng sui telah semakin diterima di seluruh
penjuru dunia. Hal ini karena adanya keterbukaan para master
feng sui untuk berbagi ilmu dengan orang lain (di luar
kerabatnya). Keterbukaan ini diwujudkan melalui pengajaran
secara profesional dan penerjemahan buku feng sui ke berbagai
bahasa. Selain itu, kemajuan teknologi komputer, informasi, dan
komunikasi merupakan multiplier yang sangat signifikan dalam
penyebarluasan ilmu feng sui ini. Bahkan, sekarang ini terdapat
banyak software (piranti lunak) feng sui yang sangat membantu
dalam menganalisis feng sui (dan ba zi) secara lebih efektif.
Adanya software ini merupakan bukti nyata bahwa feng sui
bukanlah sebuah agama, aliran kepercayaan, praktik mistik,
ataupun sesuatu yang berada di luar batas pemikiran manusia.
Hal ini sekaligus menepis adanya anggapan bahwa feng sui
merupakan ilmu esklusif milik etnis tertentu.
Feng sui memiliki banyak aliran, namun dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu feng sui
bentuk (form feng shui) dan feng sui arah (compass feng shui).
bentuk berbicara tentang tata letak bangunan secara
umum. Beberapa prinsip feng sui bentuk yang sangat populer
adalah pintu rumah tidak boleh kena tusuk sate (meski ada
perkecualian), ruang makan (lantai 1) tidak boleh berada di
bawah kamar mandi/WC (lantai 2), tempat tidur di lantai atas
tidak boleh berada di atas kompor di lantai bawahnya, dan lain-
lain
Feng sui arah berbicara tentang distribusi energi di
suatu bangunan/ruangan berdasarkan arah hadap (location)
dan kapan bangunan tersebut lahir (timing). Penerapan feng sui
arah pada sebuah bangunan ini digunakan untuk menetralisasi
kelemahan ba zi (baca: pa' che') penghuninya. Oleh karena
Feng sui
Oleh: *)Linda Kusuma Effendy, SE.,MM
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200838
Artikel
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 39
energi yang terdistribusi memiliki makna dan dampak yang
berbeda-beda, analisis feng sui arah terkesan kompleks dan
rumit. Kedua aliran feng sui ini sama pentingnya, karena saling
melengkapi. Ibarat komputer, feng sui bentuk adalah hardware-
nya, sementara ba zi dan feng sui kompas adalah software nya.
Jadi, sebuah komputer akan beroperasi secara optimal, jika
hardware-nya baik disertai dengan software yang sesuai
(compatible).
Feng sui sering dihubungkan dengan kualitas hidup
manusia. Dalam filosofi Cina, ada tiga faktor utama yang
berperan dalam menentukan kualitas hidup seseorang. Faktor
ini juga sering disebut dengan keberuntungan. Faktor pertama,
kedua, dan ketiga berturut-turut adalah langit, bumi, dan
manusia. Faktor bumi dan manusia berada di bawah kendali
manusia sepenuhnya.
Faktor langit adalah sesuatu yang melekat dengan
kelahiran seseorang yang sudah barang tentu tidak bisa diubah.
Misalnya, orangtua, jenis kelamin, suku bangsa, dan lain-lain.
Jika seseorang lahir dari keluarga yang sukses (kaya raya), tentu
secara relatif kualitas hidupnya akan lebih baik dibandingkan
dengan yang lahir dari keluarga yang hidupnya pas-pasan.
Dalam metafisika Cina, faktor langit inilah yang dikenal dengan
nama ba zi. Ba zi bermanfaat untuk mengenali potensi sekaligus
kelemahan diri berdasarkan formasi energi yang terbentuk dan
melekat pada individu ketika lahir. Peranan metafisika Cina yang
lain (akupunktur, Chinese traditional medicine, feng sui) adalah
untuk mengeliminasi/menetralisasi kelemahan yang dimiliki
seseorang berdasarkan Ba Zi-nya.
Faktor bumi adalah feng sui. Disadari atau tidak, disukai
atau tidak, seseorang mendapat pengaruh dari energi
lingkungan sekitarnya. Orang yang hidupnya susah, biasanya
memiliki rumah yang kotor, pengap, bau, lembab, dan
berantakan. Dalam ilmu kesehatan, seorang tidak dapat hidup
sehat jika tidak mendapatkan asupan gisi yang baik. Analogi dari
hal tersebut, kondisi rumah yang buruk menyebabkan penghuni
tidak mendapat 'asupan' energi positif/sehat. Ketiadaan support
(dukungan) dari energi rumah tersebut membuat penghuninya
merasa tidak nyaman, diliputi kecemasan yang tidak terjelaskan
sebabnya, tidak dapat beristirahat dengan baik, mudah marah,
mudah sakit, atau tidak betah di rumah. Singkatnya,
keharmonisan dan kemakmuran dalam keluarga tersebut akan
terganggu. Rumah dengan tatanan energi yang baik, tidak harus
mewah dan mahal. Jadi, tidak benar kalau ada yang mengatakan
bahwa keadaan rumah yang buruk disebabkan oleh kondisi
keuangan yang morat-marit.
Faktor manusia meliputi perilaku (amal ibadah, kerja
keras, keuletan, akhlak) dan pengetahuan (pendidikan,
pengalaman, ketrampilan). Mau menerapkan feng sui atau tidak
juga merupakan faktor manusia karena feng sui merupakan opsi
(pilihan).
Feng sui bekerja melalui deteksi energi lingkungan
(bangunan, alam). Energi ini memang tidak bisa disentuh, dilihat,
dirasakan, ataupun dicium. Energi dalam feng sui ini identik
Artikeldengan gelombang radio yang juga tidak terlihat, tercium,
terasa, dan tersentuh. Meskipun demikian, keduanya diakui ada
dari dampak yang ditimbulkannya.
Sejauh ini sering diperdebatkan, apakah feng sui dapat
menjadikan seseorang kaya raya? Jawaban singkatnya adalah
tidak. Yang bisa dilakukan oleh feng sui adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia. Seberapa besar
peningkatan tersebut, tidak seorang manusia pun yang bisa
memastikan. Tetapi, dampak positif feng sui telah terbukti
secara statistik, tidak secara matematis.
Memang, setiap menjelang tahun baru imlek, di
berbagai kesempatan, muncul isu prospek bisnis dan
peruntungan di tahun yang akan datang. Banyak juga yang
menanyakan peruntungan seseorang berdasarkan shio mereka
masing-masing. Hal seperti ini sering membingungkan orang
awam karena akan memunculkan pertanyaan apakah nasib
milyaran orang di muka bumi ini hanya terbagi ke dalam 12
kelompok (shio).
Perlu diketahui, setiap tahun memiliki karakteristik dan
kekuatan energi masing-masing. Sehingga, sejalan dengan
pergantian tahun, energi langit pun berubah. Perubahan energi
ini berdampak pada dua faktor keberuntungan, yaitu langit (ba
zi) dan bumi (feng sui). Berhubung manusia tidak bisa mengatur
perjalanan waktu, maka perubahan energi tersebut merupakan
bagian dari faktor langit. Seandainya energi tahunan kurang
mendukung sekalipun, manusia masih memiliki dua faktor
keberuntungan yang lain (bumi dan manusia). Selain itu,
kebiasaan orang menanyakan peruntungan berdasarkan shio
tahun kelahiran sebenarnya kurang relevan. Pasalnya,
sebenarnya, seseorang memiliki empat shio (tidak hanya shio
tahun). Dengan demikian, dampak tahun bagi peruntungan
seseorang--apalagi di dasarkan pada shio tahun semata--akan
semakin kecil relevansinya.
Adanya peran yang besarnya tidak bisa ditetapkan
secara matematis tersebut, menciptakan polarisasi sikap di
kalangan masyarakat luas. Ada yang berpendapat bahwa
kesuksesan hanya ditentukan oleh faktor manusia, yaitu dengan
kerja keras, sekolah yang benar, dan ibadah yang kuat. Pendapat
lain menyatakan, faktor bumi (feng sui rumah) memiliki peran
mutlak dalam menunjang kesuksesan. Ada juga yang
berpendapat bahwa kesuksesan adalah karena faktor langit,
yaitu masalah hoki semata. Ada yang menggabungkan faktor
langit (hoki) dengan faktor bumi (feng sui), faktor bumi dengan
faktor manusia, dan faktor langit dengan faktor manusia.
Terakhir, ada sekelompok orang yang mengombinasikan
ketiganya (faktor langit, bumi, dan manusia).
Polarisasi sikap merupakan wujud dari kemajemukan
nilai-nilai yang ada di masyarakat. Polarisasi sikap merupakan
hal yang wajar terjadi di berbagai wacana sehingga perlu
disikapi secara bijaksana. Sikap yang bijaksana diwujudkan
dengan saling menghargai perbedaan pendapat tersebut,
sehingga perdebatan dan perselisihan untuk mendapatkan
pembenaran diri tidak perlu terjadi. Your future is in your own
yang dilengkapi dengan sistem komunikasi dan sistem alarm. Peringatan pertama untuk kewaspadaan datang dari accelerograph apabila mencatat getaran kuat. Peringatan kedua datang dari tide gauge setelah mencatat perubahan mendadak muka laut. Dua peringatan tersebut disampaikan kepada:
· Masyarakat setempat berupa alarm · Aparat setempat yang bertugas untuk koordinasi
evakuasi · BMG pusat untuk sistem monitoring dan
informasi darurat agar disebarkan ke lokasi lain.
Komunikasi data hanya diperlukan apabila ada gempa kuat atau gelombang pasang yang ekstrim, sedangkan secara rutin BMG Pusat akan mengamati dari Jakarta untuk mengetahui status operasionalnya.
b) Tsunami jarak menengah; terjadi 30 menit-2 jam setelah gempa.Jarak pusat gempa ke lokasi ini sejauh 200 km sampai 1000 km.
Ada kemungkinan bahwa daerah di sekitar jarak ini merasakan juga gempa dengan intensitas II sampai V MMI (Modified Mercalli Intensity). Tanda-tanda sebelum terjadi tsunami adalah getaran kuat dan sering diikuti oleh pasang surut air laut. Sistem peralatan daerah ini juga sama dengan daerah di atas, namun sistem peralatan mungkin lebih banyak berperan karena getaran tidak terlalu keras. Tanda-tanda ini juga diperbesar dengan sistem peralatan yang dilengkapi dengan alarm.
c) Tsunami jarak jauh; terjadi lebih dari 2 jam setelah gempa.
Jarak lokasi daerah ini dari pusat gempa lebih dari 1000 km, karena itu kecil kemungkinan daerah ini merasakan gempa. Namun masih mungkin terjadi pasang surut sebelum gelombang tsunami datang. Sistem peralatan daerah ini tidak perlu dilengkapi dengan accelerograph, kecuali daerah ini juga termasuk daerah rawan tsunami jarak dekat. Peralatan yang diperlukan untuk daerah ini adalah tremors yang sudah dipasang di Stasiun Geofisika Tretes.(berbagai sumber/why)
Peringatan Dini Saja Tak Cukupistem peringatan dini berteknologi tinggi saj atak cukup untuk membuat kita merasa aman dari bencana alam. Sistem in iperlu S
didukung oleh beberapa hal. Per tama, per lu adanya in f ras t ruktur
penyampaian informasi yang efektif dan efisien dari early warning center ke seluruh lapisan masyarakat.
Kedua, perlu koordinasi yang baik antara institusi-institusi yang ada yang berwenang
menyampaikan informasi akan terjadinya bencana alam ke masyarakat.
Ketiga, penyuluhan tentang arti pentingnya sistim peringatan dini dan pengetahuan tentang berbagai bencana alam.
Keempat, perlu pengelolaan yang baik terhadap tata ruang sehingga dapat mencegah terjadinya korban apabila bencana muncul.(berbagai sumber/why)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200840
Artikel
erdasarkan selang waktu tersebut dapat dibedakan jenis-jenis peralatan peringatan Bdini yang diperlukan. Jenis tsunami
berdasarkan waktu terjadinya setelah gempa:a) Tsunami jarak dekat (lokal);
terjadi 0-30 menit setelah gempa.Jarak pusat gempa ke lokasi ini s e j a u h 2 0 0 k m . B e s a r kemungkinan bahwa daerah di sekitar gempa bumi merasakan atau bahkan merusak bangunan. Tanda-tanda sebelum terjadi tsunami adalah getaran kuat dan sering diikuti oleh pasang surut air laut. Tanda tanda ini diperbesar dengan sistem peralatan yang dilengkapi dengan alarm. Peralatan:AccelerographAlat ini disebut juga strong motion seismograph, karena dipasang untuk merekam getaran kuat saja. Sedangkan getaran lemah yang tidak dirasakan oleh manusia, tidak direkam karena memang tidak diperlukan. Accelerograph dilengkapi dengan alarm dan sistem komunikasi untuk penyebaran berita, kontrol operasional dan perawatan jarak jauh. · Tide gauge
Tide gauge adalah perangkat untuk mengukur perubahan permukaan laut. Perubahan permukaan laut bisa disebabkan oleh pasang naik dan surut permukaan laut harian (gaya tarik bulan dan matahari), angina, dan tsunami. Informasi yang dibutuhkan untuk peringatan dini adalah pasang surut seketika sebelum terjadinya tsunami untuk peringatan dini di lokasi tersebut. Selanjutnya, pasang naik akibat tsunami adalah informasi peringatan dini untuk lokasi yang lebih jauh. Accelerograph dan tide gauge dipasang pada
tempat yang sama dalam sebuah shelter di pantai
Alat Peringatan Dini
Artikel
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 41
antas, bagaimana system peringatan dini di Indonesia? Sistem Peringatan Dini LTsunami (TEWS) berteknologi tinggi telah
mulai dibangun di Indonesia. Dua buah pelampung (buoy) sistem DART (Deep-Ocean Assesment and Reporting of Tsunamis) telah dipasang di perairan barat Pantai Bengkulu dan barat laut Pulau Siberut pada akhir November 2005. Selain itu, sekitar 10 buah DART akan dipasang dalam 3 tahun ke depan di sepanjang pantai Banda Aceh, selatan pulau Jawa hingga perairan Nusa Tenggara Timur yang dipadukan dengan seismografi milik BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) dan tidal gauge yang dipasang di sepanjang pantai di Indonesia.
Sedangkan sebuah pusat peringatan dini (early warning center) akan di bangun di Jakarta. Apakah dengan telah dibangunnya Sistem Peringatan Dini Tsunami berteknologi tinggi ini nantinya bisa cukup efektif untuk mengurangi jumlah korban bencana tsunami?
Tentunya tidak sesederhana itu, sebab TEWS berteknologi tinggi ini tidak akan bisa bekerja secara efektif saat terjadinya tsunami jika tidak didukung oleh beberapa aspek penting lainnya. Aspek penting ini adalah infrastruktur sistim komunikasi yang memadai, koordinasi yang baik antarinstitusi pemerintah yang berwenang, penyuluhan tentang arti pentingnya sistim peringatan dini tsunami, dan evakuasi saat bencana tsunami terjadi baik kepada masyarakat umum maupun kepada pejabat pemerintah atau institusi yang berwenang dalam pengambilan keputusan.
Supaya TEWS berteknologi tinggi dengan biaya yang sangat mahal ini bisa berjalan dengan baik dan berdaya guna, maka aspek pertama yang perlu diperhatikan adalah segera membangun fasilitas
infrastruktur peringatan dini tsunami ditempat yang rawan tsunami, yakni di berbagai pantai di Indonesia yang meliputi pelampung (buoy) sistem DART yang dilengkapi dengan tidal gauge dan dipadukan dengan seismograf yang dihubungkan pusat peringatan dini di Jakarta.
Kedua, perlu adanya infrastruktur penyampaian informasi yang efektif dan efisien dari early warning center ke seluruh lapisan masyarakat. Early warning center yang ada di Jakarta ini bisa menerima informasi akan terjadinya tsunami baik dari Indian Ocean Early Warning System, Pacific Ocean Tsunami Early Warning System, Japan Meteorological Agency (JMA) Early Warning ataupun yang lainnya. Setelah sinyal indikasi akan terjadinya tsunami ini diterima, segera didistribusikan ke seluruh institusi yang berwenang seperti Satuan Koordinasi Pelaksanaan (Satkorlak), pemerintah daerah, kepolisian, radio, dan televisi, atau media lainnya untuk segera diteruskan ke seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal dan sedang beraktifitas di sekitar pantai informasi ini bisa diterimanya melalui raungan sirine. Dalam hal ini BMG mengirimkan data dengan teknologi GSM dan satelit yang berupa sinyal ke sirine yang akan meraung keras memperingatkan warga di sekitar wilayah pantai. Raungan sirine ini bisa mencapai jarak 5 km.
Ketiga, perlu koordinasi yang baik antara institusi-institusi yang ada yang berwenang menyampaikan informasi akan terjadinya bencana tsunami ke masyarakat.
Keempat, aspek yang sangat penting adalah penyuluhan tentang arti pentingnya sistim peringatan dini tsunami, pengetahuan tentang tsunami dan bagaimana tsunami bisa terjadi, bagaimana cara menyelamatkan diri jika tsunami terjadi, dan lain sebagainya, baik kepada masyarakat umum maupun kepada pejabat pemerintah atau institusi yang berwenang dalam pengambilan keputusan. Informasi penting tentang peringatan dini terjadinya tsunami menjadi tidak bermanfaat jika institusi atau pejabat yang berwenang kurang memahami arti pentingnya informasi tersebut sehingga informasi tersebut tidak sampai ke masyarakat.(berbagai sumber/why)
EWS di Indonesia
ejak berbagai bencana alam melanda negeri kita, istilah sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) menjadi populer S
dibicarakan.
Pada intinya, sistem peringatan dini sebisa mungkin dimanfaatkan untuk mencegah suatu hal buruk yang akan terjadi dengan memberikan peringatan sedini mungkin kepada yang bersangkutan agar bisa menghindari atau meminimalkan akibat yang ditimbulkan hal buruk tersebut.
Sesuai namanya, sistem peringatan dini akan memberikan peringatan yang dipicu oleh suatu masukan berdasarkan aturan tertentu. Pada implementasinya, peringatan yang dikirimkan dapat berupa e-mail, SMS, atau pesan biasa saja (message box) jika sistemnya berbasis komputer. Tidak menutup kemungkinan, juga dapat berupa sinyal yang akan dikirimkan ke perangkat lainnya, misalnya alarm pada kendaraan atau rumah.
Sistem peringatan dini dapat diterapkan di berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, bidang usaha, bidang keamanan komputer, dan bidang meteorology dan geofisika. Di bidang yang terakhir ini, sistem peringatan dini sangat bermanfaat untuk mengantisipasi bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, tornado, gempa bumi, dan tsunami.(berbagai sumber/why)
MengenalEWS
Tips
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200842
ambut putih alias uban merupakan gejala adanya gangguan sintesa protein yang Rser ingka l i d ihubungkan dengan
bertambahnya usia maupun faktor keturunan, Namun, ada juga faktor lain yang mempercepat tumbuhnya uban, seperti polusi, kekurangan gizi, kelelahan saraf mata, efek bahan kimia dari penggunaan sampo, dan cat/minyak rambut. Stres dan sakit keras juga dapat menjadi penyebab ubanan. Sudah barang tentu, kedatangan si kilau perak ini tak diharapkan. Untuk mencegah dan mengatasinya, siapa tahu, tips berikut ini ada yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan rambut anda.
·Usapkan campuran minyak kelapa dan air jeruk pada rambut dan biarkan selama 15 menit, lalu bilas.
·Ambil secangkir teh yang pekat dan tambahkan satu sendok makan garam. Setelah dingin, tuangkan rata ke rambut dan pijat-pijat kulit kepala. Biarkan selama satu jam, lalu bilas dengan air dingin tanpa sampo.
·Biji pepaya yang telah matang disangrai sampai kering kemudian dihaluskan hingga menjadi bubuk. Tambahkan 1 sendok makan minyak kelapa lalu aduk sampai rata dan dioleskan pada rambut hingga merata. Bungkus rambut dengan handuk, biarkan selama 1-2 jam, setelah itu bersihkan. Lakukan 1 kali seminggu.
·Larutkan satu sendok teh garam dapur dalam air
kelapa hijau segar. Setelah keramas, usapkan larutan
tersebut pada kulit kepala dan helai rambut secara
merata. Pijat kulit kepala dengan lembut, diamkan
selama 5 menit, bilas rambut hingga bersih, lakukan
setidaknya 2 kali seminggu .
·Ambil daun rambutan secukupnya dan tumbuk
hingga halus. Kemudian, tambahkan sedikit air dan
aduk hingga rata. Lalu, peraslah airnya dan disaring.
Air ini digunakan untuk membasahi rambut. Agar
hasilnya maksimal, lakukan tips ini setiap hari hingga
rambut terlihat lebih hitam.
·Lidah buaya dikupas kulitnya, isinya dicuci dengan air
dingin, setelah bersih, dapat dijus dengan campuran
madu lalu diminum.
·Olah raga bisa memperlancar peredaran darah di
kulit kepala sehingga pertumbuhan rambut bisa
lebih sehat, dan hadirnya uban yang terlalu dini bisa
dicegah.
·Memberi nutrisi yang cukup pada rambut. Vitamin A membantu menjaga kesehatan kulit kepala dan membuat rambut lebih bersinar. Vitamin A banyak terdapat dalam sayuran hijau dan buah-buahan berwarna merah dan kuning. Vitamin B berperan dalam melancarkan produksi minyak untuk menjaga kelembaban dan kesehatan rambut. Vitamin B banyak terdapat dalam sayuran hijau daun, sereal, hati, yogurt, dan pisang. Mineral yang esensial bagi rambut adalah zinc, zat besi, dan copper. Mineral ini banyak terdapat pada daging, ayam, sayuran, telur, biji-bijian, dan makanan laut, Protein, terutama nabati, amat penting untuk menjaga tekstur rambut dan membuatnya tetap bersinar. Banyak terdapat dalam biji-bijian, terutama kedelai.
Selamat mencoba!(ind) *berbagai sumber
Mengatasi Uban
Betty ImageBetty Image
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 43
ahu adalah salah satu makanan yang tak asing
bagi kita. Selain sebagai lauk, tahu juga sering
kita jumpai sebagai kudapan. TSalah satu produsen tahu di Kota Salatiga adalah Tahu
“TM”. Pabrik tahu milik Istianto ini mulai beroperasi pada tahun
1999. Dengan Rp 25 juta sebagai modal awal, Pak Is, begitulah
ia biasa disapa, memulai usaha produksi tahunya. Dari Rp 25
juta itu, Rp 15 juta dia gunakan untuk membuat pabrik tahu
kecilkecilan. Sisanya, dia gunakan untuk membeli bahan baku
dan peralatan yang diperlukan untuk proses pembuatan tahu
putih. Semula, usaha ini ia jalankan bersama Tumijan, ayahnya.
“Saya mendirikan pabrik tahu di Kadipurwo, Senjoyo
Bener, Kecamatan Tengaran,” ungkapnya pada wartawan HB.
Ditambahkannya, ini karena limbah tahu sangat mengganggu
masyarakat, Memang, pabrik tahu ini letaknya tidak di sekitar
tempat tinggal Pak Is yang berada di Rekesan, Nanggulan,
Salatiga.
“Setelah jadi, barulah tahu-tahu itu dibawa ke rumah
saya untuk dikemas,” lanjutnya sambil membungkus tahu.
Selain untuk mengemas tahu, kediamannya juga digunakan
untuk mengolah tahu menjadi beberapa produk turunannya.
Beberapa produk itu adalah rolade tahu, tahu bakso, tahu asin,
dan tahu isi telur.
Dari berbagai produk tahu itu, produk unggulan Tahu
“TM” adalah tahu kupas atau tahu halus. Bedanya dengan tahu
yang lain adalah kedelai dikupas terlebih dahulu sebelum
masuk proses pembuatan tahu. Selain itu, penampilan tahu
juga lebih bagus, rasanya lebih enak, dan teksturnya lebih
halus.
Potensi
Dalam menjalankan usahanya Pak Is dibantu empat
orang karyawan dari luar yang bekerja di pabrik dan ibu serta
istrinya yang bekerja di rumah. Karyawan bekerja sejak pukul
04.00 WIB sampai selesai. “Tak jarang, kami bekerja sampai
malam,” ujarnya.
Setelah semua pekerjaan selesai, pagi harinya, Pak Is
memasarkan tahunya di Pasar Pagi, Salatiga, sampai pukul 09.00
WIB. Selain itu, Tahu “TM” juga melayani pesan-antar untuk
pemesanan minimal seharga Rp 20 ribu. Pelanggannya cukup
banyak, di antaranya adalah Rumah Makan Minang Kencana,
Rumah Makan Prasmanan, dan Rumah Makan Mulya.
Sebagai pengguna kedelai, Tahu “TM” yang memiliki
nomor ijin usaha PIRT No. 2153322100081 ini tak terhindar dari
dampak kenaikan harga kedelai. Produksinya pun mengalami
penurunan. Jika sebelumnya, Pak Is mampu memproses sekitar
1,5-2 kuintal kedelai untuk dibuat menjadi tahu dalam satu hari,
akiabt kenaikan harga kedelai, Pak Is hanya mampu memproses
80 kilogram sampai satu kuintal kedelai per hari. Meskipun
demikian, harga tahu Tahu “TM” masih tetap terjangkau.
Dengan uang Rp 600, kita sudah mendapat satu biji tahu halus
atau tahu kupas. Tahu asin takoa ukuran kecil, sedang, dan
besar, masing-masing dijual seharga Rp 300, Rp 350, dan Rp
400 per biji. Sementara itu, rolade tahu dijual dengan Rp 2.500
per biji, tahu bakso Rp 3.500 per bungkus yang berisi 10 biji.
Semua produk ini sudah dibumbui sehingga siap digoreng.
Selain itu, jangan khawatir, Pak Is menjamin bahwa produknya
tidak menggunakan formalin.
Keuntungan kotor dari produksi ini berkisar 500800
ribu rupiah per harinya. Jumlah ini digunakan untuk membayar
honor empat karyawannya yang bekerja di pabrik, sebesar Rp 50
ribu per hari. Selain itu, keuntungan kotor tersebut juga
digunakan untuk membeli bahan baku serta pengeluaran lain
yang tidak terduga. Setelah berbagai pengeluaran itu,
keuntungan bersih yang didapat Pak Is setiap harinya sekitar Rp
100 ribu.
Demi kesetiaan konsumennya, pria satu anak ini
senantiasa menjaga mutu dan kualitas hasil produksinya. Bagi
Tahu Halus Tanpa Formalin
Istiyanto bersama produk tahu halusnya
DwiDwi
KalimangkakYang
Anti Gong
nda pasti pernah melewati Jalan Kalimangkak. Sekarang ini, Jalan AKalimangkak memang sudah cukup ramai.
Suara mesin kendaraan bermotor juga sudah menjadikan jalan tersebut bising.
Namun, siapa mengira, pada jaman dulu, Jalan Kalimangkak adalah jalan yang sepi dan dikenal angker. Jalan sepanjang 400 meter di Kelurahan Sidorejo ini, dulunya, hanyalah jalan kecil dengan tatanan batu berjajar tiga. Sudah sempit, jelek, penuh batu, angker pula.
Di malam hari, keadaan yang sepi itu semakin mencekam karena tidak ada penerangan jalan. Suasana ini diperparah dengan adanya petilasan makam mbah Mangkak yang dianggap sebagai tokoh sakti dan menjadi nama jalan tersebut. Wajar, kalau banyak orang yang tidak berani melalui jalan ini sendirian di malam hari. Pasalnya, mereka khawatir akan menjumpai berbagai kejadian aneh yang sulit diterima akal sehat.
Warga di wilayah ini memiliki kepercayaan yang unik. Menurut mereka, setiap warga yang memiliki hajatan tidak diperkenankan menampilkan hiburan wayang kulit, reog, atau karawitan. Larangan yang tak tertulis ini, sudah barang tentu, dipatuhi oleh warga.
Percaya atau tidak, menurut Haji Faizal Karwanes, warga setempat, larangan ini sudah terbukti. Salah satunya adalah ketika ada warga yang nekat menampilkan hiburan wayang kulit saat pesta pernikahan anaknya. Tanpa dinyana, ”Pengantin yang bersangkutan hilang,” kata Karwan ketika ditemui wartawan Hati Beriman. Ketika diketemukan, si pengantin pulang tinggal nama.
Kepercayaan ini tak lepas dari adanya petilasan
makam mbah Mangkak yang, menurut cerita, berkulit mangkak (kusam). ”Di sinilah makam mbah Mangkak,” ungkap Faizal sambil menunjuk sebuah makam di bawah pohon Wuni. Di sekitarnya ada sumber air berukuran 1,5 meter kali 1 meter dengan kedalaman 1 meter. Lokasi makam dan sumber air berdekatan dengan Hotel Kalimangkak. Sumber air ini dimanfaatkan warga setempat karena airnya jernih dan tidak pernah kering dalam situasi apapun.
”Saya juga pernah mengalami kejadian yang membingungkan di sekitar jalan ini,” ungkapnya. Pada tahun 1979, Karwan naik sepeda motor dari arah Jalan Imam Bonjol menuju rumahnya melalui Jalan Kalimangkak. Di tengah Jalan Kalimangkak, tepatnya di dekat makam mbah Mangkak, mesin kendaraannya tiba-tiba mati sendiri.
Otomatis, dia pun menjadi bingung. ”Saya berusaha tenang sehingga akhirnya tahu bahwa saya harus memutar arah ke selatan dengan menuntun kendaraan agak jauh dari lokasi makam,” jelasnya. Ternyata, sepeda motor bisa dihidupkan lagi. Karwan pun memutar lewat Kauman menuju jalan Diponegoro dan masuk jalan Kalimangkank lagi tanpa melewati makam.
Masyarakat sekitar jalan yang masuk Kampung Sinoman Tempel itu sampai sekarang tidak berani melanggar larangan tersebut. Bahkan, semakin hari, rasa kekeluargaan mereka semakin meningkat dengan mengadakan pengajian sambil beranjangsana. Pengajian ini biasanya diadakan oleh ibu-ibu Basis setiap malam Jumat, sebulan sekali, di rumah salah satu warga secara bergantian. Acara pengajian seperti ini jugalah yang kerap diadakan setiap ada warga yang memiliki hajatan.
Sementara itu, petilasan makam mbah Mangkak yang berupa dua batu itu, saat ini menjadi tempat ziarah bagi banyak orang. Setiap malam Jumat, ada saja orang yang pergi ke petilasan itu dengan berbagai keperluan. Bahkan, ada pula yang meminta rejeki.
Adanya pengaspalan jalan pada tahun 1981 telah mengubah suasana jalan tersebut. Jalan Kalimangkak menjadi lebih lebar dan dapat dilalui mobil. Malam hari pun tak segelap dulu karena sudah ada penerangan jalan. Jalan yang sepi itu, kini ramai.*
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200844
Legenda
KoestonoKoestono
Alat Musik “Gong”
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 45
Karikatur
PengobatannyaGratis kan pak ?
I ya . . .
Saya mintasurat keterangandari dokter ya
pak?
Baik
PeriksanyaGratis ...Suratnya
gak gratis ...
Katanyatadi gratispak ...Semuanya
15 ribu
MENDATAR : 1. Jual Beli, 3. Ahli Pidato, 8. Dewi cinta, 9, Tim Penyelamat, 11. Mahkamah Agung, 12. Susu Eksklusif, 13. Tempat hidup suatu mahluk, 14. Tanda Nomor Kendaraan DIY, 15. Besar, 18. Negara Adi Kuasa, 20. Kata tunjuk, 23. Ketua DPRD Kota Salatiga, 27. Mencontoh, 28. Salah satu bahan Bom Atom, 29. Nasyiatul Aisyiyah (Singk), 30.Akademi Pemerintahan, 33. Lampu, 34. Bebas, 36. Nasehat, 37. Lokasi, 40. Pikiran, 41. Rancangan Undang Undang(Singk). 42. Sisa pembakaran yang dibuang ke udara.
MENURUN : 1. Hak Azasi Manusia, 2. Stasiun Kereta Api di Jakarta, 3. Orkes Melayu, 4. Raja Dangdut, 5. Salah satu kegiatan Ibu-Ibu PKK, 6. Suku, 7. Rapat Anggota Tahunan 8. Tanda bukti hak, 10. Gelanggang Tinju, 16. Maskapai Penerbangan Indonesia, 17. Organisasi Islam, 18. Tumbuhan penghijauan, 19. Rasanya dingin, 21. Sejenis ikan buas, 22. Simpanan Pembangunan Pedesaan, 23. Tumbuhan, 24. Indeks Prestasi, 25. Cahaya, 26. Diulang : Pemotong padi, 27. Majikan, 31. Minuman beralkohol, 32. Yang mengambil sari makanan pada tumbuhan, 35.Zaman, 36. Sarjana Ekonomi, 38. Gelar bangsawan Jawa, 39.Huruf kembar
KANTOR CABANG SALATIGA JL. PEMUDA NO. 1 SALATIGA TELP. (0298) 324750, 324751
FAX (0298) 324751 TELEX 22800 BPD SLG IA
Rilek’s
Total Hadiah Rp. 300.000,-untuk 6 orang pemenang @Rp. 50.000,-
Teka Teki Silang HB 35
KUPON TTS HB 35
Mitra Usaha SejatiMitra Usaha SejatiMitra Usaha SejatiJl. Buksuling Salatiga Telp. (0298) 323001
PD. BPR KOTA SALATIGABank Perkreditan Rakyat
KETENTUAN MENEBAK :1. Jawaban ditulis di Kartu Pos atau lembar
tersendiri dengan mencantumkan Kupon TTS HB 35 (bisa foto kopi) kirim ke Redaksi Majalah Hati Beriman, tulis nama dan alamat lengkap.
2. Jawaban diterima Redaksi paling lambat tanggal 25 April 2008
3. Pemenang akan diumumkan pada Majalah Hati Beriman, Vol. 2. No. 1, April 2008
4. Akan diundi 6 (enam) orang pemenang masing-masing Rp. 50.000,00 dari sponsor.
5. Pemenang dapat mengambil hadiah di Kantor Redaksi Majalah Hati Beriman dengan menyertakan foto copy identitas diri.
PEMENANG TTS HB 34
1.W. Sumarno, Jl. Sokasari No. 04 Sidorejo-Lor
Salatiga2. Puput, RT. 5/I Cabean Salatiga3. Mariyanti, RT. 02/13 Tingkir Salatiga
4. Haydar Adhiguna Santosa,
Kls. III SD Negeri Sidorejo Lor
02 Salatiga5. Meli Rosnia, SMP Muhammadiyah, Jl.
Cempaka 5-7 Salatiga6. Sri Widiani, Jl Perumdis Cabean RT. 03/14
Mangunsari Salatiga 50721
30
40
36
34 35
32
39
31 33
23 25 27
28
24
109
11
1 2 3 4 5 6
20
21
19 13
14 15 16 17
12
18
29
8
19
22
37 38
41 42
26
7
23
LensaWalikota Salatiga John M. Manoppo, SH saat menyampaikan materi pada acara Up Grading dan Rapat Kerja Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kota Salatiga dengan tema “Peran Pemuda Dalam Mengawal Reformasi Birokrasi dan Pemberantasan Korupsi” yang dilanjutkan dengan dialog interaktif.
9 7 7 1 9 7 8 5 7 9 8 0 5
IKLAN LAYANAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA INI DISAMPAIKAN OLEH REDAKSI MAJALAH HATIBERIMAN
Majalah Berita Warga Kota Salatiga
IKLAN LAYANAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA INI DISAMPAIKAN OLEHREDAKSI MAJALAH HATIBERIMAN
Majalah Berita Warga Kota Salatiga
Selamat dan SuksesSelamat dan SuksesAtas DilantiknyaAtas Dilantiknya
Hj. Dra. SRI SEJATI KUSUMANINGSIH, MM.Hj. Dra. SRI SEJATI KUSUMANINGSIH, MM.
SEKRETARIS DAERAH KOTA SALATIGA
SEKRETARIS DAERAH KOTA SALATIGA
SebagaiSebagai