majalah berita warga kota salatiga · ady indriasari, s.sos, lukman fahmi, s.hi; betty wahyu nilla...

48
Majalah Berita Warga Kota Salatiga Majalah Berita Warga Kota Salatiga HATIBERIMAN HATIBERIMAN Vol. 2 No. 1, Maret 2008 Vol. 2 No. 1, Maret 2008 ISSN No. 1978-5798 ISSN No. 1978-5798 Bebas Retribusi Puske sm as Puske sm as

Upload: habao

Post on 11-Apr-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

Majalah Berita Warga Kota SalatigaMajalah Berita Warga Kota SalatigaHATIBERIMANHATIBERIMAN

Vol. 2 No. 1, Maret 2008 Vol. 2 No. 1, Maret 2008 ISSN No. 1978-5798ISSN No. 1978-5798

Bebas RetribusiPuskesmasPuskesmas

Page 2: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

LensaSuasana di ruang sidang II usai pelantikan Sekda Kota Salatiga:Foto atas : Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH, usai melantik Hj. Dra. Sri Sejati Kusumaningsih, MM.Foto bawah : Beberapa pejabat pemerintah dan anggota DPRD kota Salatiga memberikan ucapan selamat kepada Sekda baru.

Page 3: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

Laporan UtamaMemperoleh hak tanpa membayar sejumlah uang adalah dambaan setiap warga. Sebaliknya, terpenuhinya unsur hak asasi setiap warga negara merupakan kewajiban negara. Oleh karena itulah, sebagai salah satu upaya

Diterbitkan oleh : KANTOR INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA SALATIGA Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor: 9 Tahun 2004. PEMBINA Walikota Salatiga; PENGARAH Sekretaris Daerah; WAKIL PENGARAH Asisten Tatapraja dan Administrasi Sekda; PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Drs. Petrus Resi, M.Si; REDAKTUR PELAKSANA Sri Hartono, SS; REDAKTUR Wiyarso BA, Bakti Harjanti, S.Sos; KOORDINATOR LIPUTAN Jumiarto, AP; PELIPUT/PENYUNTING Sumarno, S.Ag, Budi Susilo, S.Sos, Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; SETTING&LAY OUT Sumadi, S.S, R. Koko Endarmoko, A.Md; DISTRIBUSI Kuswanto, R. Suprapto Sambodo, Muhammad Sidiq. ALAMAT REDAKSI KANTOR INFORMASI & KOMUNIKASI Jl. Letjend. Sukowati No. 51 Salatiga 50731 Telp/Fax. (0298) 326658. On line : http://hati-beriman.blogspot.com

Redaksi menerima sumbangan naskah berupa tulisan atau karikatur. Redaksi berhak mengedit naskah tanpa mengubah substansinya. Naskah berupa tulisan diketik dengan huruf Times New Roman 12, spasi tunggal, sebanyak 3-4 halaman folio. Naskah dikirim ke Redaksi Hati Beriman. Pengirim naskah yang dimuat berhak mendapat imbalan.

Redaksi

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 3

HATIBERIMANMajalah Berita Warga Kota Salatiga

SALATIGA

C HH AIR YI HR BA AS JT AUS R W PISA T

ISSN No. 1978-5798, VOL. 2 No. 1, Maret 2008

Daftar Isi4 SURAT PEMBACA Jalan Berlubang di

Pasar Blauran, Terminal Terpanjang di Salatiga

5 DARI REDAKSI Berguru kepada Kura-Kura?

6 OPINI 7 PROFIL Alwi Iri Kepada Sepak Bola14 PENDIDIKAN Pendidikan Inklusif Tanpa

Diskriminatif16 RAGAM Adipura Tanggung Jawab Siapa?20 KESEHATAN Jangan Korek Telinga22 MIMBAR Salatiga yang Sehat, Humanis dan

Berkerlanjutan20 ARTIKEL Urgensi Teknologi Informasi bagi

SKPD23 HUKUM Peraturan Daerah Kota Salatiga

No. 7 Tahun 2007, Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Tingkat II Salatiga No. 12 Tahun 1998, Penjelasan atas Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 7 Tahun 2007

27 KIPRAH KDRT adalah Fenomena Gunung Es28 BUDAYA Sumeleh30 LINTAS KOTA Kegiatan di Kota Salatiga38 ARTIKEL Menyingkap Tirai Feng Sui,

Peringatan Dini Saja Tak Cukup, Alat Peringatan Dini, Mengenal EWS, EWS di Indonesia

42. TIPS Mengatasi Uban43 POTENSI Tahu Halus Tanpa Formalin44 LEGENDA Kalimangkak yang Antigong 45 RILEKS TTS HB 35 46 KARIKATUR

Pendidikan Hukum untuk Masyarakat

untuk mewujudkan hak-hak warganya, P e m e r i n t a h K o t a S a l a t i g a meluncurkan Program Puskesmas Mitra Keluarga. Program ini mulai dapat dinikmati masyarakat Salatiga sejak 2 Januari 2008. Melalui program ini, setiap warga yang memiliki KTP dan KK Kota Salatiga berhak mendapat pelayanan kesehatan gratis. Tak tanggung-tanggung, dana APBD yang dikucurkan untuk pemberian pelayanan kesehatan gratis ini mencapai dua milyar rupiah. Warga Kota Salatiga dapat memperoleh pelayanan ini di setiap Puskesmas dan posyandu. Tak hanya pengobatan, Puskesmas juga melayani warga yang ingin berkonsultasi tentang kesehatan pribadi atau lingkungannya. Jadi, Puskesmas sekarang bukan lagi akronim dari pusing, keseleo, dan masuk angin. Selamat tinggal dua ribu rupiah!

Reporter HB saat mengambil air di Belik Kali Mangkak Salatiga

Cover Artwork:Budi Susilo:Foto:Lukman Fahmi

Majalah Berita Warga Kota SalatigaMajalah Berita Warga Kota SalatigaHATIBERIMANHATIBERIMAN

Vol. 2 No. 1, Maret 2008 Vol. 2 No. 1, Maret 2008 ISSN No. 1978-5798ISSN No. 1978-5798

Bebas RetribusiPuskesmasPuskesmas

Fahmi

Galih

Page 4: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

aya adalah salah satu warga Kota Salatiga yang setiap hari mengendarai sepeda motor melewati jalan di sekitar Pasar Blauran. Saya merasa sangat prihatin melihat kondisi jalan di sekitar pasar tersebut. S

Dari tempat ngetem angkutan kota nomor 16 sampai tempat sampah arah ke Tamansari, banyak sekali lubang di jalan yang membahayakan kendaraan bermotor. Saya sudah sering melihat terjadinya kecelakaan di jalan tersebut. Mungkin karena jalan yang ramai dan berlubang itu.

Sebagai warga kota yang setiap hari melewati jalan tersebut, saya berharap agar pemkot segera memperbaiki kondisi jalan. Minimal, jalan tersebut diberi penerangan jalan, karena pada malam hari, kondisi jalan berlubang tidak terlihat.

Atas perhatian dan tindakannya saya mengucapkan terima kasih.Christian Y

Warga Salatiga

Pengirim rubrik surat pembaca yang dimuat berhak mendapatkan imbalan dari Redaksi Majalah Hati Beriman.

aat ini, Salatiga memang sedang sibuk berbenah diri secara berkesinambungan. Sayangnya, di tengah kesibukan berbenah diri itu masih ada lokasi yang semrawut akibat perilaku kita yang kurang tertib.S

Sebagai contoh adalah situasi di Jalan Pattimura. Jalan ini telah berubah fungsi menjadi lahan parkir yang sangat panjang. Saking panjangnya barisan kendaraan yang parkir menghadap utara, Jalan Pattimura lebih cocok disebut terminal terpanjang di Kota Salatiga. Pasalnya, kendaraan yang parkir di jalan itu adalah kendaraan plat kuning yang antre menunggu penumpang. Dampaknya, kendaraan pribadi menjadi kesulitan menemukan lahan parkir di sepanjang Jalan Pattimura.

Oleh karena itu, warga Kota Salatiga sangat berharap kepada semua dinas terkait untuk sesegera mungkin mencari solusinya.

Dhaniel Suharto, S.Pd.SDN Kutowinangun 05

Kecamatan Tingkir, Salatiga

4

Jalan Berlubang di Pasar Blauran Jalan Berlubang di Pasar Blauran

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008

Surat Pembaca

Terminal Terpanjang di Salatiga Terminal Terpanjang di Salatiga

Page 5: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 5

u a t u k e t i k a , d a l a m pengembaraannya, Antasena menjumpai seekor kura-kura S

yang sedang berjalan lambat-lambat. Antasena adalah anak ketiga dari Bima, salah satu tokoh Pandawa, dalam cerita pewayangan versi Yogyakarta.

Didorong rasa kasihan pada hewan yang tidak dapat berjalan cepat itu, Antasena segera mengangkat si kura-kura dan memindahkannya sejauh 20 langkah searah langkah kura-kura. Tetapi, Antasena terheran-heran ketika melihat si makhluk be r t empurung i tu t e rd iam sambi l menyembunyikan kepalanya dan tidak segera berjalan lagi.

Hewan melata bercangkang itu berjalan kembali setelah beberapa waktu yang mungkin sama dengan waktu tempuhnya jika berjalan sendiri dari tempat dia diangkat Antasena ke tempat di diletakkan lagi. Antasena pun lantas berpikir, “Kamu hebat kura-kura. Kamu tahu kapan kamu harus berjalan dan kapan harus berhenti. Sedangkan aku? Aku tidak tahu kapan aku harus berhenti?” Pertanyaan ini terus memenuhi benaknya.

Pertanyaan yang sama mungkin juga harus ada di benak kita agar kita tahu kapan harus “berjalan” dan kapan harus “berhenti”. Dengan begitu, kita tidak akan terburu-buru untuk “berjalan” saat ada isu SOTK baru, mutasi pejabat, promosi atau rotasi. Semua itu, sudah ada waktunya masing-masing.

REDAKSI

Bergurukepada Kura-Kura?

Dari Redaksi

Galih

Pos I

TUJUAN:

P

Page 6: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

Opini

Pendidikan Hukum untuk Masyarakat

on scholae sed vitae discimus. Belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup. Pendidikan menjadi salah satu pintu untuk menjadikan N

masyarakat mampu mengatasi permasalahan yang ada. Pendidikan mengisyaratkan pembelajaran. Pembelajaran mengisyaratkan pengetahuan. Pengetahuan adalah kebenaran yang di mana pun dan kapan pun adalah sama (Paulo Freire: 2001). Merujuk pendapat Kardinal John Henry Newman (Paulo Freire: 2001), ”Apabila intelek adalah bagian dari diri kita yang begitu hebatnya, ....... ia pun pasti bermanfaat bagi pemiliknya serta bagi semua manusia di sekelilingnya...”

Demikian halnya dengan pendidikan hukum. Pendidikan hukum bagi masyarakat akan menjadikan masyarakat mampu mempertahankan hak. Di sisi lain, pendidikan hukum mampu menyadarkan masyarakat untuk menjalankan kewajibannya tanpa paksaan.

Tujuan pendidikan ini tentu bukan untuk menjadikan masyarakat sebagai yuris intelektual sebagai advokat, hakim, atau jaksa. Namun, pada hakikatnya, pendidikan hukum adalah modal bagi terbentuknya kesadaran hukum dan kepatuhan hukum masyarakat.

Masyarakat diberi bekal untuk dapat melakukan legal problem solving (pemecahan masalah sesuai hukum). Dengan demikian, dalam konteks tertentu, masyarakat juga mampu menilai apakah masalah hukumnya ditangani secara tepat oleh orang yang tepat.

Uraian di atas memberikan pemahaman yang manifest bahwa pendidikan hukum untuk rakyat adalah penting sebagai bentuk reformasi pendidikan hukum. Terlebih, merujuk pendapat Ehrlich bahwa hukum positif tidak dapat dipahami terpisah dari norma sosial yang disebutnya the living law, yaitu hukum yang dijalankan masyarakat sehari-hari sebagai kontras dari hukum yang ditegakkan oleh negara. Artinya, masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam bekerjanya hukum. Jadi, pendidikan hukum bagi rakyat menjadi program yang harus dilakukan agar hukum dapat ditegakkan dan pada akhirnya dapat mewujudkan kemanfaatan, keadilan, dan kepastian.

Di mana peran perguruan tinggi dalam hal pendidikan hukum untuk rakyat? Perguruan tinggi haruslah menjadi mesin penggerak pendidikan ini sehingga monopoli terhadap pendidikan, khususnya pendidikan hokum, dapat terpatahkan. Komersialisasi pendidikan harus ditinggalkan. Merujuk pendapat Buchori (2001), “..Mau tidak mau, suka tidak suka, sekolah (perguruan tinggi, pen)) harus mengubah diri, mengadakan reformasi dan transformasi.” Pendapat ini menjadi satu teguran kepada sebagian kalangan pendidik hukum (legal conductors) di Indonesia yang selama ini menjalankan pendidikan hukum hanya kepada masyarakat yang memiliki modal, yaitu mahasiswa hukum.

Sinyalemen serta kritik atas situasi ini ditangkap oleh Fakultas Hukum, UKSW, dengan melakukan pendidikan hukum bagi rakyat, khususnya, berkaitan dengan transparansi peradilan (judicial transparency). Topik yang selama ini menjadi monopoli kaum intelektual tanpa melibatkan masyarakat. Padahal, terwujudnya transparansi peradilan membutuhkan partisipasi masyarakat. Sehingga munculnya partisipasi masyarakat baru akan ada bila dilakukan pendidikan hukum bagi masyarakat. Jangan lupa, masalah hukum adalah sama dengan masalah lain dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan penyelesaian. Dalam banyak kasus, seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, KDRT, atau kasus lainnya, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan.

*)Dosen Fakultas HukumUniversitas Kristen Satya Wacana

Oleh: Dyah Hapsari Prananingrum, S.H., M.Hum

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 20086

Walaupun disadari bahwa masalah hukum memiliki dinamika luar biasa

karena faktor-faktor di luar hukum sangat memperngaruhi bekerjanya hukum

dalam masyarakat: seperti halnya faktor politik,

sosial, ekonomi, budaya, dan seterusnya. Masalah hukum sering muncul di masyarakat

dan sebenarnya dapat diminimalisir serta diupayakan penyelesaiannya oleh masyarakat itu sendiri.

apakah advokat memberikan legal opinion yang baik; apakah jaksa menjalankan fungsinya

sebagai penuntut umum yang baik dalam proses peradilan pidana;

apakah hakim memutuskan perkara secara justifiable; sehingga masyarakat dapat

menilai apakah penanganan kasus tertentu telah dilakukan dengan baik oleh aparat

penegak hukum dan seterusnya.

Page 7: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

Profil

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 7

zin, Raut wajahnya mengesankan

sosok dengan karakter kaku dan keras.

Bicaranya juga ceplas-ceplos, tanpa Ibasa-basi. Tapi, jangan takut, di balik

karakternya yang keras itu, sosok

yang satu ini selalu penuh

perhatian saat berbincang dengan

orang lain. Kita akan merasa Sangay

d i h a r g a i k e t i k a b e r b i c a r a

dengannya.

Alwi Mugiyanto. Begitulah

nama lengkap lelaki paruh baya ini.

Pria yang akrab dipanggil Alwi

ini adalah pelatih klub atletik

Tiger Lokomotif Salatiga.

Nama maestro atlet

asal Salatiga ini telah

melambung di Republik

k i t a . B a h k a n s o s o k

k e l a h i r a n S u r u h ,

Kabupaten Semarang,

5 6 t a h u n l a l u i t u

termasuk yang paling

diperhitungkan dalam

setiap pesta olahraga di

t i n g k a t A S E A N .

Maklumlah, segudang

prestasi telah diukir

putra bungsu pasangan

R. Karto Setiko dan Rr.

Marben ini melalui

anak-anak asuhnya.

Berkat tangan

dingin bapak tiga anak

i n i l a h , I n d o n e s i a

memiliki pelari handal

sekelas Ruwiyati (kakak

T r i a n i n g s i h ) ,

Trianingsih, Faizin,

Novita, dan Witari. Tak

heran, apabila nama

anak kelima dari lima

bersaudara ini sering

menghiasi halaman media massa. Tak terkecuali saat Trianingsih

mampu menggondol dua emas sekaligus memcahkan rekor di

ajang Sea Games Thailand, akhir tahun lalu.

Namun, nama besarnya itu tak diperolehnya secara

mendadak. Perjuangannya berawal pada 1990 silam. Dengan

segala upaya, Alwi mendirikan klub atletik bernama Putra Jaya.

“Pada tahun 1991, saya mengganti nama klub ini menjadi Tiger

Loccomotif,” ungkap suami Endang R. ini.

Nama Loccomotif pun memiliki cerita sendiri. Pada

tahun 1993, keenam atletnya mampu memborong juara dalam

lomba yang diadakan di Bandung. Ternyata, sepak terjang klub

ini mampu menarik perhatian Haryanto Dhanutirta yang saat itu

menjabat sebagai Menteri Perhubungan.

“Kebetulan, beliau sangat menyukai atletik,” kata

alumni SD Kalicacing pada 1960 itu. Selanjutnya, PJKA (kini PT

KAI, Red) bersedia menjadi sponsor klub atletik ini. “PJKA

sanggup mengontrak keenam pelari saya dengan memberi

uang pembinaan,” jelasnya. Dari sinilah Putera Jaya berganti

nama menjadi Tiger Loccomotif.

Dari sponsorship atau kerja sama ini, kompensasi lain

yang diperoleh klubnya adalah kemudahan transportasi dan

akomodasi dalam mengikuti setiap lomba. “Kemudahan ini

sangat penting mengingat permasalahan utama dalam

menghidupi sebuah klub adalah transportasi dan akomodasi

saat mengikuti lomba,” kata lulusan SMP Krida Darma itu.

Meskipun sudah memiliki nama besar, bukan berarti

klub atletik ini bebas dari berbagai hambatan. Beban beratnya

saat ini adalah kebutuhan biaya untuk membanguan lintasan

latihan.

“Lintasan lari yang lama rusak berat karena semua pasir

pada lintasan hanyut akibat banjir,” keluhnya. Padahal, dia harus

membangun lintasan lari halang rintang untuk persiapan PON

yang akan datang. “Jika tak diperbaiki, kaki para atlet bisa

cidera,” tambahnya.

Pengasuh 28 atlet ini menyayangkan tak adanya

keterlibatan Pemerintah Kota Salatiga. Menurut mantan siswa

SMA Dharma Putera ini, lintasan latihan seharusnya menjadi

tanggung jawab pemerintah. Jadi, seorang pelatih cukup

berkonsentrasi untuk mencetak atlet.

“Terus terang, saya iri terhadap cabang sepakbola yang

sedemikian banyak menyedot anggaran pemerintah, namun

hasilnya bisa kita lihat, naik turun. Ke depan, saya sangat

mengharapkan keterlibatan pemkot dalam memajukan cabang

Alwi:Iri Kepada Sepak Bola

Page 8: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

Laporan Utama

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 20088

abar gembira bagi warga Kota Salatiga. Program Puskesmas gratis sudah Kdiluncurkan.

Ide GratisTerhitung sejak 2 Januari 2008, seluruh lapisan

masyarakat yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Kota Salatiga dapat menikmati pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas se-Kota Salatiga tanpa dikenai biaya.

Ide kebijakan Puskesmas gratis di Kota Salatiga berawal dari rapat paripurna Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Salatiga pada Agustus 2006. Saat itu, muncul ide tentang keterjangkauan pelayanan kesehatan masyarakat dan rencana pelayanan Puskesmas gratis di Kota Salatiga.

Untuk merealisasikan gagasan tersebut, tentunya perlu dilakukan langkah-langkah persiapan yang matang. Tujuannya, agar program Puskesmas gratis ini tidak berhenti di tengah jalan.

Demi kelancaran pelaksanaan program Puskesmas gratis, persiapan pun dilakukan semua instansi terkait. Instansi yang dilibatkan dalam persiapan program ini adalah Dinas Kesehatan Kota (DKK), DPRD, Puskesmas se-Kota Salatiga, serta Asisten I dan Asisten II Sekretariat Daerah. Tak hanya itu, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD), Bagian Hukum, Badan Perencana Daerah (Bapeda), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), dan SKPD terkait lainnya juga turut melakukan persiapan.Konsep dan Studi

DKK Kota Salatiga yang ditunjuk sebagai koordinator dan operator program Puskesmas gratis mempertimbangkan konsep Puskesmas gratis berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang memuat amanat jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM) dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sedangkan teknis pelaksanaan program Puskesmas gratis di Kota Salatiga berdasarkan kepada Peraturan Walikota Nomor 76 Tahun 2007 tentang Pembebasan Pungutan Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Posyandu.

Untuk memantapkan rencana kegiatan pelayanan dasar kesehatan gratis yang berdasarkan kepada prinsip JPKM ini, DKK Salatiga melakukan beberapa upaya pengkajian yang lebih dalam. Salah satu upaya tersebut adalah melakukan studi banding ke beberapa daerah yang lebih dahulu melaksanakan program puskesmas gratis. Daerah-daerah yang sempat dikunjungi adalah Kabupaten Jembrana (Bali), Demak, Purbalingga, Cilacap, dan beberapa daerah lain di Provinsi Jawa Barat. Studi ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor keberhasilan dan hambatan serta kegagalan dari pengalaman program puskesmas gratis.

Gratis dan Tidak GratisPelayanan Puskesmas gratis ditujukan pada

seluruh masyarakat Kota Salatiga yang telah memiliki Kartu Keluarga (KK) dan atau Kartu Tanda Penduduk (KTP) wilayah Kota Salatiga. Bagi penduduk luar Kota Salatiga yang ingin mendapatkan pelayanan dari Puskesmas di wilayah Kota Salatiga harus membayar tarif pelayanan sesuai Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.

Sumber pembiayaan program Puskesmas gratis di Kota Salatiga dibebankan pada APBD Tahun 2008. Sehingga, mengingat keterbatasan dana, belum seluruh jenis pelayanan kesehatan di Puskesmas dapat digratiskan. Tempat pelayanan kesehatan yang sudah

Puskesmas Bebas Retribusi

Oleh: *)

S. Djoko Purnomo, Apt, M.Kes

S. Djoko Purnomo, Apt, M.Kes Fahmi

Page 9: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 9

membebaskan biaya pelayanan adalah Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK), posyandu balita, dan posyandu lansia.

Adapun jenis pelayanan yang dibebaskan dari pembayaran retribusi meliputi tarif pemeriksaan dan pengobatan, biaya rekam medik untuk peserta Askes PNS, tarif pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk semua jenis imunisasi, serta tindakan pelayanan kesehatan umum dan mata. Layanan bebas biaya juga diberikan untuk tindakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, tindakan pelayanan laboratorium sederhana, tindakan pelayanan KB tanpa alat kontrasepsi, konseling, serta kunjungan rumah/perkesmas (perawatan kesehatan masyarakat).

Sementara itu, pelayanan kesehatan yang belum bebas biaya meliputi pelayanan di BP4, BP mata, pelayanan pembuatan surat keterangan, pelayanan rujukan ke rumah sakit, UGD dan rawat inap di Puskesmas Perawatan, KIA (persalinan), pemeriksaan khusus (paket pemeriksaan haji) dan pelayanan k e s e h a t a n a t a s p e r m i n t a a n o r g a n i s a s i masyarakat/swasta serta penduduk di luar wilayah Kota Salatiga.

MenyeluruhDengan persiapan yang matang dari berbagai

aspek, terutama aspek operasional, kebijakan, anggaran,

SDM, sarana prasarana, dan payung hukum, program puskesmas gratis di Kota Salatiga diharapkan tidak hanya merupakan kebijakan yang sesaat. Sebaliknya, kebijakan ini diharapkan dapat berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan sehingga masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan yang bermutu dan komprehensif. Khususnya, bagi masyarakat miskin yang belum memiliki kartu Askeskin.

Kepada petugas yang mengoperasionalkan program Puskesmas gratis ini diharapkan dapat melayani kesehatan masyarakat dengan baik tanpa mengurangi pelayanan preventif dan promotif. Pelayanan kesehatan secara menyeluruh tetap menjadi prioritas utama program ini. Jadi, tujuan akhir berlakunya program puskesmas gratis dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Salatiga, yang antara lain ditandai dengan menurunnya angka kematian dan meningkatnya angka harapan hidup masyarakat dapat terwujud. Selain itu, Puskesmas tidak lagi menjadi akronim dari pusing-pusing, keseleo, dan masuk angin.

*)Kepala Bidang Pelayanan KesehatanDinas Kesehatan Kota Salatiga

Untuk memperoleh layanan seperti ini, warga tak perlu keluar uang lagi. Fahmi

Page 10: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200810

etiap orang mempunyai hak yang sama dalam

memperoleh derajat kesehatan yang optimal (

pasal 4 UU Nomor 23 tahun 1992 tentang SKesehatan).

UUD 1945 (pasal 28 H) dan Undang-Undang Nomor

23 tahun 1992 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa

kesehatan adalah hak fundamental setiap penduduk. Bagi

banyak orang, kesehatan lebih berharga dari limpahan emas

permata. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintah Daerah, salah satu kewajiban

kabupaten dan kota waj ib adalah meningkatkan

penyelenggaraan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat

yang semakin baik. Salah satu tujuan strategis dalam mencapai

pelaksanaan desentralisasi kesehatan adalah terlindunginya

kesehatan masyarakat, khususnya penduduk miskin, kelompok

rentan, dan daerah miskin.

Berkaitan dengan penyelenggaraan Puskesmas

gratis ini, berikut petikan wawancara wartawan HB, Rinaldi

Anggoro Shakti dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota, dr.

Suryaningsih, M.Kes.

Mengapa Pemkot Salatiga menyelenggarakan pelayanan

kesehatan gratis?

Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga pada tahun 2008

mencanangkan Program Puskesmas Mitra Keluarga dalam

bentuk pelayanan Puskesmas gratis . Program ini

diselenggarakan berdasarkan Perwali Nomor 76 tahun 2007

tentang Pembebasan Pembayaran Retribusi Pelayanan

Kesehatan pada Puskesmas di Kota Salatiga.Pelayanan

kesehatan gratis ini merupakan bentuk partisipasi pemerintah

kota dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota

Salatiga dan mendukung tercapainya Indonesia Sehat 2010.

Dari manakah ide Puskesmas gratis ini?

Pelayanan Puskesmas gratis ini berangkat dari Ruang

Rapat Paripurna DPRD tanggal 31 Agustus 2006 dan disambut

dengan kunjungan beberapa anggota DPRD ke DKK tanggal 13

September 2006 untuk pemantapan rencana Puskesmas gratis.

DKK kemudian mengambil langkah maju dengan

membentuk Tim Pengkaji Internal DKK. Selain itu, DKK juga

mengadakan kunjungan kerja sebagai proses belajar ke

beberapa daerah lain. Kunjungan kerja dilakukan ke dua daerah

yang telah melaksanakan Program Puskesmas Gratis yaitu

Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Purbalingga. Kunjungan

juga dilakukan ke Kabupaten Cilacap yang hanya

menyelenggarakan program Puskesmas gratis selama satu

tahun, yaitu pada tahun 2004, sebelum akhirnya dilanjutkan

kembali pada tahun ini.

DKK Salatiga juga memperkaya informasi dengan

melakukan pengambilan data sasaran di wilayah Kota Salatiga

pada bulan November tahun 2007. Informasi ini menjadi dasar

pijakan program Puskesmas gratis. Data aktual yang diperoleh

ini sangat penting untuk memberi gambaran tentang kondisi

lapangan di setiap daerah pelayanan Puskesmas. ”Harapan

kami, pelaksanaan program menjadi efektif dan efisien,”

tegasnya. DKK Salatiga memperkirakan jumlah warga yang

menjadi sasaran program ini berjumlah 156.358 jiwa dari seluruh

warga Kota Salatiga yang sekarang berjumlah 176.090 jiwa.

Akhirnya setelah melalui tahapan yang dirumuskan,

Pemkot Salatiga melalui DKK dapat merealisasikan pelayanan

Puskesmas gratis mulai 2 Januari 2008. Jadi, program Puskesmas

gratis ini tidak lahir dengan terburu-buru, tetapi melalui proses

studi kelayakan yang panjang.

Apakah pelayanan kesehatan cuma-cuma ini dapat diperoleh di

semua tempat pelayanan kesehatan?

Untuk saat ini, pelayanan Puskesmas gratis dapat

diperoleh di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu,

Puskesmas Keliling, Posyandu Balita, Posyandu Lansia, dan Pos

Laporan Utama

Gratis Saja Tidak Cukup

dr. Suryaningsih, M.Kes Fahmi

Page 11: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 11

Upaya Kesehatan Kerja (UKK) di Kota Salatiga. Jadi, bila selama

ini masyarakat wajib membayar retribusi pelayanan kesehatan

sebesar dua ribu rupiah untuk berobat ke Puskesmas, sekarang

tidak lagi seperti itu.

Pelayanan kesehatan Puskesmas gratis ini tidak

berlaku pada lokasi pelayanan kesehatan seperti Balai

Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) di Bonsari, Balai

Pengobatan Mata di Margosari, dan Pelayanan Rawat Inap dan

UGD di Puskesmas Cebongan.

Dana untuk membeli obat-obatan dan pelayanan lainnya?

Dengan adanya program ini, biaya retribusi yang

dulu harus dibayar oleh masyarakat akan ditanggung oleh

Pemkot Salatiga. Dana ini bersumber dari APBD Pemerintah

Daerah Kota Salatiga. Tahun ini, Pemkot Salatiga mengucurkan

anggaran sebesar 2 milyar rupiah untuk Puskesmas gratis.

Sekitar Rp 1,6 milyar akan dialokasikan untuk pengadaan dan

pemenuhan kebutuhan obat-obatan. Sisanya, untuk dana

operasional masing-masing Puskesmas.

Bagaimana dengan fasilitas yang diberikan kepada masyarakat?

DKK Salatiga sudah mempersiapkan sarana yang

mendukung pelaksanaan Puskesmas Gratis, termasuk

ketersediaan obat-obatan yang selalu didistribusikan melalui

Gudang Farmasi Kota kepada masing-masing Puskesmas setiap

bulan sekali, sesuai kebutuhan Puskesmas tersebut.

Program ini didukung oleh 141 tenaga dokter yang

ada di Salatiga yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis,

dan dokter gigi. Selain itu, tenaga apoteker, bidan dan perawat

yang berjumlah ratusan orang juga siap mendukung

keberhasilan program ini. Infrastruktur berupa Pusat Kesehatan

yang digunakan dalam menunjang program Puskesmas gratis

meliputi 6 Puskesmas Induk, 18 Puskesmas Pembantu, 3 Pos

UKK, 274 Posyandu Balita, dan 22 Posyandu Lansia.

Adakah syarat untuk memperoleh layanan bebas biaya ini?

Tentu ada. Tetapi, syaratnya mudah. Masyarakat

yang hendak mendapatkan pelayanan Puskesmas gratis harus

memiliki Kartu Kepesertaan yang dapat diperoleh di enam

Puskesmas yang ada di Wilayah Kota Salatiga. Kartu

Kepesertaan diperoleh dengan cara berkunjung ke Puskesmas

dengan menunjukkan Kartu Keluarga (KK) dan atau Kartu Tanda

Penduduk (KTP) wilayah Kota Salatiga. Kartu Kepesertaan ini

dapat diperoleh di enam Puskesmas Induk yang berada di

wilayah Kota Salatiga yang meliputi Puskesmas Sidorejo Kidul

(Kecamatan Tingkir), Puskesmas Sidorejo Lor (Kecamatan

Sidorejo), Puskesmas Cebongan dan Puskesmas Tegalrejo

(Kecamatan Argomulyo), serta Puskesmas Mangunsari dan

Puskesmas Kalicacing (Kecamatan Sidomukti).

Jadi, masyarakat yang tidak memiliki KTP Kota

Salatiga tetap dikenakan biaya/tarif sesuai dengan perda yang

berlaku apabila berobat ke Puskesmas di Kota Salatiga.

Apakah Puskesmas gratis saja sudah cukup untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat?

Memang, dari Puskesmas gratis, derajat kesehatan

warga Kota Salatiga, khususnya yang selama ini tidak dapat

mengakses pelayanan kesehatan dasar karena berbagai sebab,

diharapkan dapat meningkat. Namun, berkunjung ke

Puskesmas untuk berobat karena gratis saja tidak cukup. Saya

berharap, masyarakat dapat memanfaatkan, semaksimal

mungkin, kesempatan berkunjung ke Puskesmas tanpa biaya

retribusi ini. Jadi, mereka yang datang ke Puskesmas tidak hanya

untuk berobat ketika menderita sakit, namun juga untuk

konsultasi tentang kesehatan pribadi, masyarakat, dan

lingkungan tempat mereka tinggal.

Jangan lupa, yang tak kalah penting dari

meningkatkan derajat kesehatan adalah tetap menjaga dan

terus menularkan paradigma sehat. Kesehatan harus dipandang

secara menyeluruh (holistik) dan mendorong masyarakat untuk

bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri

melalui kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya

pelayanan kesehatan yang bersifat promotif (sosialisasi dan

pendidikan kesehatan) dan preventif (mencegah).

Dari level bawah, Puskesmas dapat mengambil

perannya dengan tetap melakukan pelayanan kuratif (merawat)

berupa pengobatan kepada masyarakat, tanpa meninggalkan

pelayanan preventif dan promotif sehingga Paradigma Sehat

dapat tertanam dan menjadi bagian keseharian dari masyarakat

Kota Salatiga.

Harapan Ibu untuk seluruh warga Kota Salatiga?

Keseriusan Pemkot Salatiga dalam meningkatkan

hak dasar kesehatan warganya hendaknya didukung oleh

semua pihak, baik secara pribadi atau dalam kelembagaan,

Meski gratis, pelayanan di Puskesmas tak kalah dengan Pelayanan di Rumah Sakit

Fahmi

Page 12: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200812

ngka kunjungan masyarakat ke Puskesmas

Kalicacing pada bulan Januari 2008 meningkat

sebesar 42 persen dari bulan sebelumnya. A“Peningkatan jumlah kunjungan ini mungkin karena

diselenggarakannya program Puskesmas gratis oleh

Pemerintah Kota Salatiga,” ungkap dr. Aprilludin. Kepala

Puskesmas Kalicacing ini menyatakan, pada bulan Januari,

kunjungan pasien meningkat dari 1.807 orang pada bulan

sebelumnya menjadi 3.023 orang. Meskipun peningkatan terjadi

secara bertahap dari minggu pertama sampai minggu keempat,

secara umum jumlah kunjungan masyarakat ke Puskesmas yang

mengalami peningkatan dapat dijadikan tolok ukur

keberhasilan sosialisasi program Puskesmas gratis di Kota

Salatiga.

Sosialisasi yang dilakukan Puskesmas berlangsung

lewat berbagai media, temasuk pada saat rapat koordinasi tiap

kelurahan, dan membuat publikasi tempel di papan

pengumuman yang memungkinkan masyarakat memperoleh

informasi secara langsung. Tenaga medis dan petugas

Puskesmas juga memberikan penjelasan face to face (secara

langsung) kepada pasien yang datang ke Puskesmas. Dengan

demikian jenis-jenis pelayanan kesehatan gratis yang menjadi

hak pasien dapat dirasakan secara nyata.

Kesan yang tertangkap oleh Puskesmas sebagai ujung

tombak pemberi pelayanan kesehatan adalah kegembiraan

masyarakat yang datang berobat ke Puskesmas. Pasalnya,

mereka tidak lagi dipungut uang retribusi. Bahkan, menurut

salah satu Kepala Puskesmas, ada satu keluarga yang merasa

bisa berhemat dengan dibebaskannya retribusi untuk pelayanan

kesehatan dasar ini.

Sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan seorang

pasien harus mendaftar terlebih dahulu untuk mendapatkan

Kartu Kepesertaan. Kartu ini dapat diperoleh hanya dengan

menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga

(KK) yang masih berlaku. Dengan kartu kepesertaan ini, pasien

akan mendapatkan beberapa pelayanan kesehatan dasar yang

digratiskan.

Berdasarkan pemantauan wartawan HB, pelayanan

kesehatan yang baik tetap diberikan oleh Puskesmas meskipun

beberapa pelayanan dasar telah digratiskan. Pasien yang

berobat tetap memperoleh pelayanan yang maksimal sejak

loket pendaftaran, masuk Poli seperti Poli Umum, Poli Gigi,

Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan

laboratorium, sampai dengan pemberian obat sesuai kebutuhan

pasien.

Kesiapan Puskesmas dalam menyongsong program ini

Laporan Utama

Kegembiraanuntuk Puskesmas Gratis

Fam

ih

Page 13: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 13

tampak sangat baik. Hal ini tercermin dari lancarnya pelayanan

kesehatan kepada masyarakat. Sarana kesehatan yang berada di

Puskesmas yang diharapkan mendukung proses pelayanan

kesehatan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Distribusi

farmasi dari Gudang Farmasi Kota Salatiga dapat berjalan lancar

karena dilakukan setiap bulan sekali sesuai dengan kebutuhan

setiap Puskesmas. Bahkan, apabila ada kebutuhan mendesak

akan farmasi, Puskesmas dapat mengajukan bon obat kepada

Gudang Farmasi Kota.

Personel kesehatan yang terdiri dari tenaga medis,

paramedis, dan petugas pendukung lain juga telah siap

melayani masyarakat yang datang ke Puskesmas. Memang,

kebutuhan Puskesmas akan tenaga dokter dirasakan masih

kurang mencukupi, hal ini terlihat di beberapa Puskesmas

Pembantu (Pustu) yang tidak ditangani tenaga dokter. Sebagai

contoh, di wilayah pelayanan Puskesmas Sidorejo Lor yang

membawahi tujuh puskesmas pembantu (pustu). Di wilayah ini,

hanya tiga pustu yang ditangani oleh dokter umum dan hanya

dua pustu yang ditangani oleh dokter gigi. Meskipun demikian,

hal ini tidak menjadi masalah yang berarti. Pasalnya, pada pustu

yang tidak memiliki tenaga dokter, ada tenaga perawat dan

bidan yang berkompeten untuk memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat. Sebagai rangkuman atas

penyelenggaraan Puskesmas gratis tersebut adalah sebagai

berikut.

Kepesertaan Puskesmas Gratis

1. Penduduk Kota Salatiga yang belum memiliki Askeskin,

Askes Tenaga Kontrak dan Askes Komersial.

2. Memiliki Kartu Kepesertaan.

3. Kartu Kepesertaan diperoleh di Puskesmas sesuai wilayah

kerja.

4. Kartu Kepesertaan diperoleh dengan cara berkunjung ke

Puskesmas dan menunjukkan KTP dan atau KK wilayah Kota

Salatiga.

Pelayanan yang Digratiskan

1. Pemeriksaan dan pengobatan rawat jalan

2. Rekam medik untuk peserta Askes PNS

3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan semua jenis

imunisasi

4. Tindakan Pelayanan Kesehatan Umum dan Mata:

jahit luka (maksimal 5 jahitan), insisi abses (menoreh

benjolan bernanah), lepas jahitan kulit, pengambilan benda

asing, pemasangan bidai/spalk, pengambilan benda asing

pada mata, pencabutan bulu mata, insisi hordeolum/timbil,

tindik daun telinga, ambil serumen, rawat luka, pasang infus,

luka bakar kurang dari 10%, dan rawat tali pusat.

5. Tindakan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut:

pencabutan gigi tanpa komplikasi tiap gigi, penambalan

gigi sementara tiap gigi, penambalan gigi tetap tanpa

menggunakan sinar (light cure) tiap gigi, insisi abses,

pertolongan kecil, tindakan pelayanan laboratorium

sederhana, pemeriksaan tinja, pemeriksaan urin rutin,

pemeriksaan dahak, pemeriksaan darah rutin (Hb), dan

tindakan pelayanan KB tanpa alat kontrasepsi yang meliputi

pemasangan atau pelepasan IUD maupun susuk KB.

6. Konseling gizi, klinik sanitasi, kesehatan reproduksi remaja,

dan deteksi dini tumbuh kembang.

7. Kunjungan rumah/Perkesmas (perawatan kesehatan

masyarakat).

Lokasi Pelayanan yang Tidak Gratis

1. Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4)

2. Balai Pengobatan Mata Margosari

3. Puskesmas Rawat Inap dan UGD di Puskesmas Cebongan

Jenis Pelayanan Kesehatan yang Tidak Gratis

1. Pelayanan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4)

2. Pelayanan Kesehatan Mata di Balai Pengobatan Mata

Margosari

3. Pelayanan pembuatan surat keterangan

4. Pelayanan UGD dan rawat inap di Puskesmas Cebongan

5. Tindakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut:

Pembersihan karang gigi (manual dan ultrasonik), protesa,

penambalan gigi tetap dengan sinar (light cure) tiap gigi,

dan estetika (kawat gigi).

6. Tindakan:

Sirkumsisi, jahit luka lebih dari 10, pasang maaslang,

pemasangan kateter, dan transfusi darah.

dr. Aprilludin Sakti

Page 14: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200814

eprihatinan terhadap dunia pendidikan di

Indonesia tak surut dibicarakan. Seolah, dunia

pendidikan kita sarat permasalahan yang tak ada Kujung penyelesaiannya.

Setara Meski Beda

Berpuluh tahun, para pengamat, paktisi, dan mereka

yang prihatin terhadap bidang pendidikan, memberikan kritikan

tajam terhadap manajemen, kurikulum, komersialisasi buku,

ujian nasional, dan kualitas guru. Harus diakui, bukannya tuntas,

persoalan-persoalan tersebut sampai kini malah semakin

memprihatinkan.

Tanpa bermaksud mengabaikan beragam masalah di

atas, para kritikus pendidikan ternyata lupa tentang pentingnya

pendidikan inklusif, yakni pendidikan yang dapat diikuti oleh

semua orang tanpa kecuali. Istilah inklusif luput dibicarakan

sampai sekarang. Padahal, banyak siswa yang tidak layak masuk

sistem pendidikan konvensional (umum). Mereka adalah para

siswa yang berkelainan mental, cacat fisik, maupun hambatan

psikis (kejiwaan).

Penting untuk mengakui bahwa masyarakat yang

lengkap ditandai dengan keragaman, bukan kesamaan.

Meskipun berbeda dalam gender, penampilan, kesehatan,

kemampuan, dan keberfungsian, sebagai manusia, kita

diciptakan setara, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai

praktek pengotak-kotakkan karena berbagai alasan.

Persoalan Mendasar

Ide pendidikan inklusif bermula dari kenyataan bahwa

perilaku manusia (human behavior) sangat kompleks (rumit).

Hampir tidak mungkin mencari penyebab yang tunggal dan

terpisah bagi ketidakstabilan emosi (perasaan) atau perilaku.

Beberapa faktor fisik atau lingkungan dapat meningkatkan

kemungkinan berkembangnya suatu masalah.

J. David Smith (1998) menjelaskan, banyak anak

Pendidikan

Pendidikan Inklusif

Tanpa Diskriminasi*)Oleh: Drs. H. Damroji, M.Pd.

Fahmi

Page 15: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 15

tertinggal yang tidak tampak mempunyai hambatan (cacat)

namun juga tidak bisa sebaik yang diharapkan sekolah dan

masyarakat. Berkaitan dengan hal ini, Smith mencatat tiga

persoalan mendasar yang harus dievaluasi.

Pertama, adanya anggapan tentang keterbelakangan

mental ringan. Para guru sekolah konvensional biasanya menilai

anak yang lambat berpikir mengalami hambatan mental. Skor IQ

(tolok ukur kecerdasan) yang rendah sering dijadikan satu-

satunya bukti dalam hal ini. Kalau sudah begini, maka kecillah

harapan orang tua untuk memajukan anak-anaknya. Sebab IQ

rendah seolah menjadi sebuah takdir.

Kedua, menyangkut anak yang kurang berkembang di

sekolah bukan karena menyandang cacat tertentu, tetapi karena

ketidakstabilan emosi (emotional disturbance). Para guru sering

menggolongkan anak-anak ini sebagai anak yang mengalami

hambatan emosional dalam belajar (emotional block to

learning). Smith berpendapat bahwa ini adalah kesalahan

asumsi, sebab dengan demikian anak yang tidak stabil emosinya

harus diberi terapi khusus.

Ketiga, anak-anak yang tidak maju belajarnya di sekolah

karena malas. Soal kemalasan sering dikaitkan dengan keluarga.

Dengan kata lain, anak malas karena masalah orang tua. Dalam

perspektif (sudut pandang) pendidikan inklusif, hal-hal yang

dikatakan Smith tersebut adalah mitos. Pendidikan inklusif tidak

mengenal hambatan maupun kekurangan. Inklusif adalah solusi

bagi siapa pun, di mana pun, bahkan dalam kondisi apa pun.

Inklusif

Dari penjelasan sebelumnya, kita dapat melihat, betapa

manusiawinya visi inklusif. Ia menekankan pentingnya

mengakomodasi seluruh siswa dalam kelas yang sama sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuannya. Termasuk di dalamnya,

siswa yang berkelainan.

Normal Kunc (1980) mengatakan, pendidikan yang

inklusif adalah bagian dari nilai-nilai kehidupan. Kunc

menegaskan prinsip dasar inklusif adalah menghargai

perbedaan dalam masyarakat manusia. Bila pendidikan inklusif

dirangkul sepenuhnya, kita meninggalkan ide bahwa siswa

harus menjadi “normal” agar dapat berperan dalam kehidupan

ini.

Sistem pendidikan inklusif berart i antitesis

(pertentangan) terhadap pendidikan eksklusif (khusus) dan

segregatif (pengucilan) yang hanya memerhatikan kelompok

mayoritas. Pendidikan gaya inilah yang selama ini masih berlaku

dalam dunia pendidikan konvesional.

Pendidikan inklusif tidak hanya membicarakan anak-

anak berkelainan, tetapi membicarakan semua siswa yang

belajar. Setiap siswa mempunyai kebutuhan belajar yang

berbeda. Tujuan pendidikan inklusif adalah memberikan

kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengoptimalkan

potensinya dan memenuhi kebutuhan belajarnya melalui

program pendidikan inklusif.

Dunia internasional pun telah mengakui pentingnya

pendidikan inklusif. Secara legal, pendidikan inklusif mendapat

pengakuan internasional dalam Konferensi Dunia tahun 1994

oleh UNESCO (United Nation Educational Scientific and Cultural

Organization) di Salamanca, Spanyol. Sikap UNESCO jelas, yaitu

agar setiap negara memiliki komitmen terhadap pendidikan

yang baik kepada anak, remaja, dan orang dewasa yang

memerlukan pendidikan di dalam sistem pendidikan regular.

Lembaga itu juga menyetujui kerangka aksi mengenai

pendidikan kebutuhan khusus. Diharapkan, semangat,

ketetapan, serta rekomendasinya kerangka aksi itu menjadi

pedoman bagi setiap pemerintah dan organisasi dalam

menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan pendidikan.

Belum Berkembang

Sejak tahun 1984, Indonesia sudah mulai melaksanakan

wajib belajar pendidikan 6 tahun. Wajib belajar atau lebih

dikenal dengan wajar ini ditindaklanjuti dengan wajar 9 tahun

pada tahun 1994. Program ini tentu belum menyentuh wilayah

anak yang mengalami hambatan mental maupun cacat fisik.

Barulah, pada tahun 2003, Departemen Pendidikan

Nasional, melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

Menengah, mengintruksikan pentingnya pendidikan inklusif.

Instruksi itu berisi anjuran kepada kepala dinas pendidikan dan

kebudayaan kabupaten/kota agar menyelenggarakan dan

mengembangkan pendidikan inklusif. Sayangnya, sampai

sekarang, pendidikan ini belum dapat dikatakan berkembang

dengan baik. Bahkan, untuk sekadar mendiskusinya pun orang

masih setengah hati.

Pendidikan Tinggi adalah Hak

Permasalahan pendidikan di dunia modern semakin

kompleks. Banyak hal yang harus diperhatikan agar para peserta

didik benar-benar menjadi manusia bermartabat dari proses

pendidikan yang mereka jalani. Keragaman inilah yang

membuat para pemikir dunia pendidikan berupaya mencari

terobosan sistem yang dapat menjawab persoalan masing-

masing siswa.

Di masa yang akan datang, siswa berkebutuhan khusus

diharapkan dapat memenuhi kualifikasi untuk memasuki

pendidikan tinggi dalam jumlah yang lebih besar. Untuk itu,

kualitas dan kemampuan individu pada pendidikan tingkat

dasar dan menengah untuk menyesuaikan diri harus

ditingkatkan.

Sebagai tindak lanjutnya, hingga 10 persen kursi di

perguruan tinggi negeri diharapkan dapat dialokasikan untuk

pelamar yang berkebutuhan khusus. Ini berarti bahwa jika

persyaratan akademik umum sudah terpenuhi, pelamar yang

berkebutuhan khusus dapat memperoleh pengecualian dari

kompetisi umum.

Semua anak yang berkebutuhan khusus dan

menyandang kecacatan berhak dan membutuhkan pendidikan

berkualitas tinggi yang relevan. Masalah ini merupakan aspek

penting dari prinsip internasional tentang pendidikan untuk

Page 16: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200816

dipura. Kata yang satu ini begitu mudah

diucapkan, namun sulit diraih. AAdipura merupakan award (penghargaan) pemerintah

pusat kepada daerah (kabupaten/kota) yang peduli terhadap

lingkungan. Kriteria bersih dan indah inilah yang sulit untuk

diwujudkan.

Gengsi tinggi tentu akan melekat pada daerah yang

mendapatkan penghargaan ini. Bagaimana tidak? Dengan

memboyong Adipura, suatu daerah tidak dicap lagi sebagai kota

yang jorok atau kotor.

Begitu pun kota kita tercinta, Salatiga. Kota berhawa

sejuk ini pernah memperoleh penghargaan bergengsi ini. Pada

periode 1996-1997, Salatiga dinilai memenuhi syarat untuk

masuk kriteria peduli terhadap lingkungan.

Selain itu, pada periode penilaian 2005-2006, Salatiga

memperoleh nilai 69 yang berarti telah mendekati syarat

minimal, yaitu 71. Dengan perolehan nilai ini, Dinas Pengelolaan

Lingkungan Hidup (DPLH) bersemangat untuk meningkatkan

perolehan nilai. Berbagai upaya telah dilaksanakan. Di

antaranya, membersihkan jalan utama dan pasar serta saluran

air secara rutin.

Ironisnya, pada tahun berikutnya, nilai Salatiga justru

turun. ”Kami sangat kecewa karena yang membuat nilai jatuh

adalah fasilitas umum yang di luar tanggung jawab DPLH,”

ungkap Drs. Tedjo Suprianto, M.M.

Padahal, menurut Kepala Bidang Kebersihan DPLH ini,

untuk mendapatkan Adipura, suatu kota tidak perlu menjadi

yang terindah, terbersih, atau terbaik. ”Memenuhi kriteria

penilaian dan masuk sepuluh besar adalah modal yang cukup

untuk membawa pulang Adipura,” paparnya.

Tedjo, demikian dia biasa disapa, juga memberikan

gambaran tentang tata cara penilaian. Mencapai batas nilai

tersebut tidaklah mudah. Pasalnya, yang dinilai oleh tim tidak

hanya menyangkut satu instansi, melainkan menyeluruh. Tim

akan menelusuri secara detail obyek suatu tempat yang masuk

dalam penilaian. Tim juga tidak diketahui kapan datangnya dan

siapa yang akan menilai.

Tim hanya memberi tahu perkiraan bulannya. ”Kita juga

tidak mendampingi mereka dalam penilaian, sehingga tidak ada

alasan yang memberi keringanan,” tambahnya. Mereka datang

sendiri, langsung mengambil gambar dan menyutingnya

kemudian memberi penilaian.

”Kita dapat mengetahui kunjungan mereka ketika

diminta menyelenggarakan forum pertemuan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) beserta Camat, Lurahdan RW,”

jelasnya. Dalam pertemuan itu, tim penilai memutarkan hasil

gambar yang mereka ambil. Kemudian, mereka memberi

keterangan kekurangan kota kita. Dari situ, munculah nilai yang

dihasilkan.

Obyek yang dinilai dalam penyelenggaraan Adipura ini

beragam. Mulai dari pasar, pertokoan, terminal bus dan

angkutan kota, sekolah, serta perkantoran. Selain itu,

perumahan, jalan kolektor, jalan arteri, puskesmas, rumah sakit,

dan tempat pembuangan akhir (TPA) juga dinilai. Dari semua

tempat yang dinilai tersebut mengandung aspek pengelolaan

sampah, drainase, penghijauan, parkir, dan penataan pedagang

kaki lima--jika ada.

Semua aspek penilaian menyangkut kebersihan dan

keindahannya. ”Sebagian besar obyek penilaian yang menjadi

tanggung jawab kami telah diupayakan memenuhi kriteria

penilaian,” tegasnya. Buktinya, nilai kebersihan dan keindahan

meningkat pada jalan umum dan lampu penerangan jalan.

Sedangkan nilai yang jatuh sebenarnya menjadi tanggung

Ragam

AdipuraTanggung Jawab Siapa?

Drs. Tedjo Suprianto, M.M. Fahmi

Page 17: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 17

jawab SKPD atau dinas terkait.

Hasil ini menunjukkan, memboyong Adipura bukanlah

tanggung jawab DPLH semata. Tetapi, upaya meraih Adipura

adalah tanggung jawab masyarakat luas dan dinas terkait yang

membawahi obyek. Sebagai contoh, kebersihan dan

keindahan pasar menjadi tanggung jawab Dinas Pasar dan PKL,

RSUD menjadi tanggung jawab RSUD, dan trotoar,drainase

menjadi tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum.

”Meskipun demikian, kita tidak membatasi tugas secara

kaku,” kata Tedjo. DPLH selama ini juga membantu dinas

terkait. ”Kami membagi beberapa kelompok dalam berbagai

shift (jam kerja) untuk setiap saat menjaga kebersihan pasar,”

ungkapnya. Kebersihan jalan juga dirawat DPLH. Buktinya bisa

dilihat dari batas kota lama Soka sampai Pamot.

Kekurangan DPLH adalah belum memadainya TPA

yang ada serta tidak adanya hutan kota. Menurut Tedjo,

kendalanya adalah dana. Memang, merujuk pada syarat TPA,

Salatiga belum memiliki TPA yang letaknya terisolir, akses jalan

yang mudah, ada pos penjagaan, adanya pagar, tidak ada asap

pembakaran, ada pohon peneduh, serta ada sumur pantau.

Prasarana lain agar TPA memenuhi syarat adalah adanya alat

berat, drainase, saluran lindi, dan penanganan gas. ”TPA

Ngronggo yang kita miliki masih jauh dari persyaratan

tersebut,” sesalnya. Sudah barang tentu, kondisi ini akan

mengurangi fungsi TPA itu sendiri.

Meskipun demikian, DPLH tidak berputus asa untuk

terus menjaga dan merawat kota Hati Beriman ini sesuai

bidang tugasnya. Penyediaan gerobak dan tempat

pembuangan sampah berdasarkan permintaan warga, telah

diupayakan. DPLH juga menjalin kerja sama dengan masyarakat

luas, TNI, Polri, serta berbagai partai politik dalam program

bersih-bersih lingkungan.

Bersama Yonif 411, DPLH membersihkan Jalan Veteran.

Kita juga perna bekerja sama dengan warga Perumahan Domas,

DPLH menyediakan sarana dan mobilitas. Kegiatan yang lain

yaitu: bersama warga Kalioso dan Pancuran membersihkan

saluran air dan dengan warga Perum Dliko Indan serta Karang

Alit bersih-bersih lingkungan.

Pendek kata, DPLH siap membantu siapa pun, kapan

pun, dan di mana pun dalam menjaga dan merawat Kota

Salatiga. ”Kami bekerja tidak pandang waktu. Hari libur dan

besar pun selalu ada petugas yang piket,” tegasnya.

Menurut pria yang berkantor di Jalan Hasanuddin 110 ini,

jika pemerintah dan elemen masyarakat bersama-sama

menjaga Kota Salatiga, tak dicari pun, Adipura sudah datang

sendiri. Oleh karenanya, Tedjo menghimbau masyarakat untuk

meningkatkan kesadaran dalam menjaga kebersihan

lingkungan di sekitarnya.

”Selain itu, saya ingin mengingatkan masyarakat bahwa

penilaian Adipura akan dilakukan lagi pada bulan Maret tahun

2008 ini ,” ungkapnya. Diharapkan, seluruh pihak

mempersiapkan diri serta terus menjaga lingkungannya.

”Jangan ada lagi pihak yang memasang spanduk atau bendera

secara sembarangan,” pintanya. Pemasangan spanduk dan

bendera harus mengikuti aturan yang berlaku.

Tedjo juga meminta kesadaran semua pihak bahwa, disadari

atau tidak, setiap kita adalah penghasil sampah. Jadi,

janganlah keberatan dengan adanya Perda Nomor 5 Tahun

2000 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan dan

Fah

mi

Page 18: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200818

istem pengadaan barang dan jasa pemerintah y a n g e f e k t i f s a n g a t p e n t i n g d a l a m Spenyelenggaraan pemerintahan yang baik. Sistem

pengadaan yang buruk mengakibatkan biaya tinggi. Karenanya, kehadiran unit pelayanan pengadaan barang dan jasa sangat diperlukan.

Ketidakberesan sistem pengadaan selama ini membuka peluang korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sehingga menimbulkan banyak protes dan kecurigaan terhadap integritas proses pengadaan. Maklum, pengadaan barang dan jasa (B/J) pemerintah yang dibiayai oleh APBN/APBD, BUMN/BUMD maupun hibah luar negeri biasanya melibatkan dana yang cukup besar. Untuk menghindari penyimpangan yang mempunyai konsekuensi hukum, setiap pihak yang terlibat diharuskan memiliki pemahaman atas prosedur pengadaan B/J pemerintah. Oleh karena itu, Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dan perubahannya tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah mengharuskan setiap pengguna B/J dan Panitia/Pejabat Pengadaan B/J Pemerintah memiliki sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah.

Kita harus berani mengakui dengan jujur bahwa sistem pengadaan kita belum berfungsi dengan baik dan profesionalisme Panitia/Pejabat Pengadaan maupun Pejabat Pembuat Komitmen masih kurang. Padahal meningkatkan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab Pejabat Pembuat Komitmen, Panitia/Pejabat Pengadaan dan Penyedia B/J adalah kebijakan umum pemerintah dalam pengadaan B/J yang harus diwujudkan secepatnya.

Khusus untuk Panitia/Pejabat Pengadaan, perlu

dilakukan revitalisasi guna meningkatkan profesionalisme, kemandirian dan tanggung jawabnya. Pertama, Panitia/Pejabat Pengadaan kedudukannya setara dengan Pejabat Pembuat Komitmen, sehingga praktek menjadikan Panitia/Pejabat Pengadaan hanya sebagai alat legitimasi dan justifikasi prosedural administratif belaka dari suatu proses pengadaan harus dihilangkan.

Kedua, untuk menjamin kemandirian dan independensi Panitia/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan tugasnya, sebaiknya Panitia/Pejabat Pengadaan bukanlah bawahan langsung dari Pejabat Pembuatan Komitmen, atau pegawai yang secara structural berada di bawah Pejabat Pembuat Komitmen.

P a n i t i a / P e j a b a t P e n g a d a a n a d a l a h g a r d a terdepan/ujung tombak dalam proses pengadaan B/J pemerintah. Apabila garda terdepan dimaksud dapat menjalankan tugas secara tertib, professional, mandiri atas dasar kejujuran dan bertanggung jawab, maka pengadaan B/J pemerintah yang efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dapat tercapai.

Untuk menciptakan efisiensi, efektivitas, keterbukaan, transparansi, keadilan, dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa, maka pengadaan B/J dengan nilai di atas Rp 50 juta harus dilakukan melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang dibentuk melalui SK Walikota. ULP (procurement unit) terdiri atas para pegawai yang telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah. ULP terdiri dari beberapa kelompok kerja (pokja) dan sekretariat. Pokja khusus melakukan pelelangan sedangkan bantuan administrasi dan logistik dilakukan oleh sekretariat yang terdiri dari koordinator, wakil koordinator, sekretaris dan staf.

Keanggotaan dalam pokja ULP terdiri dari lima orang dan yang mempunyai sertifikat ahli pengadaan nasional. Anggota ULP diambil dari personil SKPD atau instansi lain terdekat yang sudah mempunyai sertifikat keahlian pengadaan B/J. Sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah adalah bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi di bidang pengadaan B/J pemerintah yang diperoleh melalui ujian sertifikasi keahlian pengadaan B/J nasional dan untuk memenuhi persyaratan seseorang menjadi pejabat pembuat komitmen atau panitia/pejabat pengadaan atau anggota ULP.

Syarat untuk menjadi anggota ULP adalah memiliki integritas moral, disiplin, tanggung jawab, dan memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan. Selain itu, anggota harus memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas panitia/pejabat pengadaan/ULP yang bersangkutan,

Ragam

Salatiga

Butuh ULP*)Oleh: Ivan R.A. Tulandi

Ivan R.A. Tulandi

Fah

mi

Page 19: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 19

memahami isi dokumen pengadaan/metode dan prosedur pengadaan, tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya sebagai panitia/pejabat pengadaan/anggota ULP, memiliki sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah.

Dilarang duduk sebagai anggota ULP adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan bendahara serta pegawai pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)/Inspektorat Jenderal Departemen/Badan Pengawas Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, Pengawasan Internal BI/BHMN/BUMN/BUMD kecuali menjadi panitia/pejabat pengadaan/anggota ULP untuk pengadaan B/J yang dibutuhkan instansinya. Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan pembayaran dan/atau pejabat yang bertugas menandatangani surat perintah membayar juga dilarang menjadi anggota ULP.

Tugas, wewenang, dan tanggung jawab ULP meliputi menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan, menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri, menyiapkan dokumen pengadaan, mengumumkan pengadaan B/J di surat kabar nasional dan/atau provinsi dan/atau papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan diupayakan diumukan di website pengadaan nasional, menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi, melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk, mengusulkan calon pemenang, membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada pejabat pembuat komitmen dan/atau pejabat yang mengangkatnya dan menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan B/J dimulai. Pakta integritas adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh pejabat pembuat komitmen/panitia pengadaan/pejabat pengadaan/ULP/ penyedia B/J yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dalam pelaksanaan pengadaan B/J.

Menunjuk pada keterbatasan personil yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan B/J pemerintah utamanya dijumpai di lingkup satuan-satuan kerja di kabupaten/kota, maka tidak ada salahnya jika wacana pembentukan ULP ini diwujudkan. Hal ini sesuai dengan yang diamanahkan Perpres Nomor 8 Tahun 2006. Selain itu, ULP juga menjadi solusi alternatif atas ketentuan yang mengharuskan setiap pejabat/panitia pengadaan B/J pemerintah memiliki sertifikat keahlian dimaksud.

Memang, dalam implementasinya, ULP akan banyak menghadapi resistensi dan adaptasi, terutama dari para pengguna anggaran maupun kuasa pengguna anggaran masing-masing satuan kerja. Namun tentunya dibutuhkan goodwill (niat baik) untuk mewujudkan transparansi dan efektifitas program. Pasalnya, keberadaan ULP sangat bermanfaat dalam pengadaan B/J.

Sebelum terbentuk ULP, dokumen pelelangan dibuat masing-masing oleh SKPD sehingga terjadi ketidaseragaman sesuai dengan tingkat pemahaman pejabat/panitia terhadap dokumen yang harus disiapkan. Dengan adanya ULP yang anggotanya telah bersertifikat dan berpengalaman maka dokumen yang disusun sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga tecapailah standarisasi dokumen pelelangan. Dengan demikian, prinsip dasar pengadaan B/J tercapai, terutama prinsip terbuka, dan transparan serta adil/tidak diskriminatif.

Lama pelelangan memang telah ditentukan. Namun, ketidakpahaman panitia pengadaan pada tiap SKPD berakibat pada tertundanya pelaksanaan tahapan-tahapan pelelangan. Sehingga prinsip efisiensi waktu tak tercapai. Dengan ULP proses pelelangan akan lebih cepat.

Sebagaimana diketahui proses pengadaan adalah bagian dari kegiatan dalam pelayanan kepada masyarakat. Tetapi, proses pengadaan sangat menyita waktu, tenaga, dan pikiran. Dengan proses pengadaan dilakukan oleh ULP, maka SKPD dapat berkonsentrasi pada peningkatan pelayanan

sesuai tupoksinya. Selain itu, prinsip efisien serta efektif dapat tercapai.

Manfaat lain dari pembentukan ULP adalah tidak terjadi nepotisme antara SKPD dengan penyedia B/J, aderah tidak perlu mempunyai pegawai yang bersertifikat ahli pengadaan dalam jumlah yang banyak. Di satu pemda cukup 15-25 orang pegawai bersertifikat yang bergabung di ULP. Para pegawai ini berasal dari masing-masing keahlian/dinas yang mengetahui (familiar) dengan substansi dari setiap pengadaan yang dilakukan. Pembinaan kepada ULP akan lebih mudah dibandingkan pembinaan kepada setiap kepanitiaan yang jumlahnya sangat banyak. Dengan pengadaan B/J melalui ULP, maka kesempatan untuk melakukan nepotisme antara SKPD dengan penyedia B/J berupa intervensi kepala SKPD kepada panitia pengadaan dapat dihindari karena ULP bersifat independen.

Mengacu pada prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pengadaan B/J sebagaimana tertuang dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003, dalam praktek/implementasinya dapat ditetapkan indikator/ukuran keberhasilan dalam penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa pemerintah sesuai prinsip-prinsip: efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel.Indikator keberhasilan dalam penerapan setiap pengadaan barang dan jasa tersebut adalah sebagai berikut:a. Efisien dapat diukur dari kemampuan mengadakan B/J yang

berkualitas dalam waktu yang singkat dan dana yang wajar.b. Efektif terwujud apabila B/J yang diadakan bermanfaat

sesuai rencana.c. Terbuka dan bersaing berarti pengadaan B/J terbuka bagi

bagi penyedia B/J yang memenuhi persyaratan dalam persaingan yang sehat.

d. Transparan berarti adanya akses yang luas bagi penyedia B/J dan masyarakat terhadap B/J yang diadakan pemerintah.

e. Adil/Tidak diskriminatif berarti adanya perlakukan yang sama terhadap semua penyedia B/J.

f. Akuntabel berarti B/J yang diadakan sesuai dengan rencana fisik dan keuangan.Semoga pemikiran dalam tulisan ini dapat menciptakan

suatu terobosan baru untuk pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Kota Salatiga di Tahun 2008.

*) Pegawai pada Pengadilan Negeri Kota Salatiga

Ahli Pengadaan Nasional L4

Page 20: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200820

elinga adalah panca indra yang berfungsi

sebagai alat pendengaran dan keseimbangan. TMendengar dan Menyeimbangkan

Bila dilihat dari luar, bentuk telinga tampak sangat

sederhana, seperti daun saja. Namun, di balik ”daun” itu,

tersimpan stuktur organ yang rumit dengan berbagai fungsi

vital.

”Telinga terdiri atas telinga luar, telinga bagian tengah,

dan telinga bagian dalam,” ungkap dr. Supartinah, Sp.THT.

Ketiga bagian ini bekerjasama menangkap gelombang suara

dan menjadikannya bunyi yang nyata.

Proses pendengaran berawal dari gelombang suara

yang diterima telinga luar, ditampung oleh daun telinga dan

kemudian disalurkan ke liang telinga. Selanjutnya, gelombang

suara ini masuk ke telinga tengah melalui gendang telinga. Di

belakang gendang telinga, terdapat tulang pendengaran yang

bentuknya menyerupai rantai. Tulang-tulang ini saling

berhubungan pada sendi dan berfungsi mengantarkan

gelombang suara hingga menggetarkan gendang. Getaran akan

sampai ke telinga dalam dan diterima oleh alat yang disebut

rumah siput. Pada rumah siput ini terdapat ujung-ujung saraf,

cairan, dan organ yang mengambang hingga menyentuh ujung-

ujung saraf pendengaran. Ajaibnya, proses yang tadinya

menggunakan tenaga mekanik kemudian diubah menjadi

tenaga listrik, dan disampaikan ke otak sehingga kita

mendengar suara.

Selain mengolah gelombang suara, telinga juga

berfungsi sebagai alat keseimbangan. Proses untuk fungsi yang

kedua ini lebih kompleks. Pasalnya, organ ini tersambung dan

bekerja sama dengan organ lain seperti mata, sendi-sendi, otak,

dan organ lainnya. ”Jika satu di antara organ tersebut tidak

berfungsi, keseimbangan tubuh kita akan hilang,” kata dokter

spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan ini.

Awas Kotoran

Dari 'sananya', bentuk telinga dirancang untuk

mengantisipasi masuknya kotoran demi lancarnya tugas telinga.

”Liang telinga yang bersudut berfungsi mencegah masuknya

kotoran ke bagian yang lebih dalam,” tutur pakar THT dari

Poliklinik THT BPRSUD Kota Salatiga ini. Tugas menghalau

kotoran dilakukan kelenjar rambut yang terdapat di bagian

depan setelah liang telinga. Di sini juga diproduksi getah telinga

yang bernama serumen atau getah yang berfungsi menangkap

kotoran secara alamiah. Serumen juga biasa disebut kotoran

telinga.

Meskipun peran telinga sangat penting, kita seringkali

terkesan mengabaikannya. Mulai dari masalah kesehatan organ

sampai kebiasan buruk yang dianggap lazim, seperti mengorek

telinga. Padahal, hal ini dapat menimbulkan masalah baru bagi

telinga dari sekadar cedera, daun telinga robek, infeksi ringan,

sampai penyakit tingkat kronis. Selain kebiasaan buruk,

ketidaktahuan, lingkungan, cacat bawaan, kecelakaan,

Kesehatan

JanganKorek Telinga

Jaga Telinga·Jangan korek telinga

·Kunyah makanan 32 kali·Hindari suara yang terlalu keras

·Bersihkan telinga luar dengan lotion dan kapas lembut

·Kunyah permen karet saat pesawat take off atau landing

·Stop merokok·Kunjungan rutin ke dokter 6 bulan sekali

Kelepai TelingaKelepai Telinga

TulangMalleusTulangMalleus

AlatKeseimbangan

AlatKeseimbangan

Rumah SiputRumah Siput

SarafSaraf

SaluranEustachiaSaluran

Eustachia

Gegendangtelinga

Gegendangtelinga

Liang telingaLiang

telingaCuping telingaCuping telinga

Page 21: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 21

keganasan dan infeksi yang bersifat akut maupun menahun

juga dapat menyebabkan gangguan pada telinga. Demikian

halnya dengan penyakit tertentu seperti diabetes, dan darah

tinggi.

Penyakit Umum di Salatiga

Menurut Supartinah, di Salatiga, gejala kesehatan ini

memerlukan penanganan serius. Penyakit telinga yang

menjangkiti masyarakat di kota ini pada umumnya adalah

serumen proop, otitis externa diffusa, serta vertigo.

Serumen proop adalah kotoran telinga yang memadat.

Kotoran ini menggoda seseorang untuk mengorek telinga.

Padahal, secara alamiah, kotoran yang masuk ke telinga

sebenarnya akan kering dan keluar sendiri. Oleh karenanya,

telinga yang dibersihkan cukup bagian luar saja, yaitu daun dan

muara liang telinga. Kebiasaan ini akan mendorong kotoran ke

bagian yang lebih dalam. Jika pengorekan dilakukan terus-

menerus, getah yang diproduksi telinga terdorong

dan menumpuk bahkan menyumbat telinga.

Akibatnya, pendengaran menurun karena

gelombang suara tak bisa disalurkan dengan baik.

”Mengorek telinga terlalu keras dapat

mengakibatkan luka dan trauma,” jelas dokter

yang ramah ini. Pasalnya, bentuk liang telinga yang

bersudut memungkinkan terjadinya benturan

yang mengakibatkan pembengkakan atau

perdarahan di dinding telinga. Pada sebagian

orang, kadang disertai reaksi batuk karena adanya

refleks saraf pagus yang terdapat di dinding

telinga yang membentang ke tenggorokan, dada,

sampai perut. Batuk adalah refleks yang ringan.

Refleks yang berat sangat berbahaya bagi

penderita.

Supartinah mengingatkan, ”Efek yang

paling fatal adalah muka menjadi tidak simetris

atau mencong.” Ini karena salah satu saraf yang

terdapat di telinga adalah saraf facialis (wajah).

Saraf ini berada di belakang liang telinga.

Fungsinya menggerakkan otot muka dan sebagai

bagian yang menunjang pendengaran. Meski saraf

ini dilindungi tulang, jika infeksi atau gangguan

lain sudah mengenainya, muka penderita menjadi

asimetris, mata tak bisa ditutup, dan lainnya. Gejala

ini disebut kelumpuhan saraf facialis.

Otitis externa diffusa adalah radang liang

telinga atau radang telinga luar yang menyeluruh

sampai hampir ke semua liang telinga.

Penyebabnya adalah luka yang terinfeksi kuman

sehingga menimbulkan bengkak dan bisul yang

bernanah. Infeksi ini bahkan dapat menjalar ke

organ lain sebagai akibat komplikasi ISPA (infeksi saluran

pernafasan atas). Jika tak tertangani dengan benar, pada tahap

pertama, pasien mengalami penurunan pendengaran akibat

tersumbatnya sa luran eustach ius ( sa luran yang

menghubungkan antara telinga dan hidung bagian dalam).

Penyumbatan ini merupakan akibat reaksi inflamasi

(peradangan).

Pada tahap lebih lanjut, pasien akan merasa nyeri pada

telinga disertai panas tinggi. Setelah itu, dapat terjadi

pembengkakan gendang telinga dan perforasi (robeknya

gendang telinga). Bila tahap ini tidak ditangani dengan akurat

akan menyebabkan penyakit menjadi kronis (menahun) dan

bila dibiarkan dapat menyebabkan beberapa komplikasi.

Komplikasi yang biasa muncul adalah kopok (congek), Perese N

facialis (perot), abses (pembengkakan) otak serta meningitis

(radang selaput otak). Komplikasi ini dapat terjadi karena di

dalam telinga terdapat banyak saraf yang berhubungan

dengan organ lain. Itulah kenapa telinga sangat sensitif.

Iindr. Supartinah, Sp.THT, saat memeriksa pasiennya.

Page 22: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

einginan mewujudkan Salatiga Hati Beriman

mendorong berbagai elemen masyarakat

untuk membentuk Forum Kota Salatiga Sehat K(FKSS).

Pembentukan FKSS mengacu kepada Keputusan

Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun

2005 Nomor 1138/Menkes/PB/VIII/ 2005 tentang

Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat. Sebagai sebuah

forum, FKSS memfasilitasi, mendorong, menggerakkan, dan

mengintegrasikan aspirasi dan partisipasi dari seluruh elemen

masyarakat. Harapannya, forum dapat menciptakan dan

meningkatkan kualitas lingkungan agar Salatiga menjadi kota

yang sehat secara fisik, sosial, budaya, dan ekonomi serta

potensi-potensi lainnya.

Kota sehat dapat dipandang dari paradigma kota yang

humanis (humopolis), ecopolis, dan green plan. Kota humanis

adalah kota yang manusiawi dengan penciptaan ruang

perkotaan yang bersifat publik. Kota ecopolis berarti

m e m a d u k a n p o l a p e r m u k i m a n p e n d u d u k d a n

sarana/prasarana sosial ke dalam pola kehidupan alam. Degan

demikian, kota menjadi tempat pelestarian daya dukung

lingkungan, sekaligus peningkatan aktivitas ekonomi.

Green plan adalah menjadikan kota sebagai kawasan

hijau yang produktif untuk mencapai pembangunan yang

berkelanjutan. Konsep yang mengisyaratkan pendekatan yang

komprehensif dan multisektoral dengan manajemen

lingkungan yang profesional inilah yang menjadi isu sentral

FKSS.

Untuk mencapai kota sehat, diperlukan keterlibatan

elemen masyarakat, terutama pemerintah daerah, dalam

menyusun kawasan dan pengelolaan lingkungan hidup serta

menjadikannya sebagai kota yang demokratis. Kawasan ini

diharapkan mampu memberikan berbagai kenyamanan bagi

penghuninya. Oleh karena itu, forum merasa berkewajiban

untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya

pengelolaan kawasan. Berdasarkan paradigma dan

pengembangan kota sehat di atas, maka FKSS akan fokus pada

lima kawasan pengembangan sebagai basis pengembangan

tatanan kota sehat. Lima kawasan tersebut adalah kawasan

permukiman, sarana, dan prasarana umum, kawasan sarana lalu

lintas tertib dan pelayanan transportasi, kawasan industri dan

perkantoran sehat, kehidupan masyarakat sehat yang mandiri,

serta kehidupan sosial yang sehat.

Strategi yang kemudian akan diterapkan adalah

m e l i b a t k a n m a s y a r a k a t , m e l a k u k a n a d v o k a s i ,

mengembangkan kegiatan kota sehat sesuai dengan visi dan

misi serta potensi daerah, mengembangkan informasi dan

promosi, dan meningkatkan potensi ekonomi. Pada tahun 2008

ini, program dan kegiatan forum akan berfokus pada sosialisasi

ke seluruh elemen masyarakat tentang konsep dan

pengembangan kota Salatiga sehat, green school (sekolah

hijau), dan penyediaan ruang khusus untuk merokok (smoking

area).

Melalui strategi tersebut, diharapkan, slogan Hati

Beriman tidak lagi lebih ditekankan pada aspek keindahan kota

dan fungsinya. Dengan demikian, tugas yang kemudian akan

diemban forum adalah menciptakan suatu peradaban manusia

yang memadukan konteks lingkungan fisik (alam maupun

buatan), fungsi pelayanan dan jasa, estetika, kesehatan, dan

implikasi politik-sosial-ekonomi-budaya-pertahanan-

keamanan, dengan tujuan akhir berupa peningkatan

kesejahteraan terhadap warganya.

Faktor penggerak utama dari forum ini adalah seluruh

elemen masyarakat, termasuk di dalamnya wakil anggota

masyarakat, pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, perguruan

tinggi, media cetak, dan semua pihan yang menjadi anggota

FKSS. Di tingkat kecamatan yang menjadi penggerak adalah

forum komunikasi kelurahan sehat atau dengan memfungsikan

yang Sehat, Humanis, dan Berkelanjutan

Salatiga

Oleh: *)Rosa D. Manoppo, S.H.

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200822

Mimbar

Ny. Rosa D. Manoppo, S.H. Fahmi

Page 23: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 23

Menimbang : a. bahwa dari hasi l evaluasi atas

pe laksanaan Pera turan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir, besarnya tarif retribusi tersebut sudah tidak sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga perlu ditinjau kembali;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir.

Mengingat :1. UndangUndang Republik Indonesia

Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan DaerahDaerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat;

2. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

3. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu

Hukum

Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480);

4. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3685), sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4048);

5. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

6. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

7. UndangUndang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang p e m b e n t u k a n P e r a t u r a n

PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA

NOMOR 7 TAHUN 2007

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH

TINGKAT II SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 1998

TENTANG

RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SALATIGA,

Page 24: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200824

Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

8. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

9. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 4548);

1 0 . U n d a n g U n d a n g R e p u b l i k Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran egara Republik Indonesia Nomor 4444);

11. Peraturan Pemer intah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3500);

12. Peraturan Pemer intah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63);

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

15. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 1999 Nomor 10 Seri B Nomor 4);

16. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2004 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Salatiga (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2004 Nomor 20);

SaktiParkir RSUD Kota Salatiga

Page 25: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

(3)Besarnya retribusi tempat khusus parkir ditetapkan sebagai berikut:a. Ramayana Mall, Rumah Sakit Umum Daerah, Plaza dan Pasar Raya II:

No Jumlah Roda Lama Parkir Retribusi (Rp)

1. 2 < 3 jam 1.0003 s/d 6 jam 2.000> 6 jam 3.000

2. 3 dan 4 < 3 jam 2.0003 s/d 6 jam 4.000> 6 jam 6.000

3. > 4 < 3 jam 4.0003 s/d 6 jam 8.000> 6 jam 12.000

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 25

Hukum

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kotamadya

Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang

Retribusi Tempat Khusus Parkir (Lembaran Daerah Kota Salatiga

Nomor 10 Seri B Nomor 4), diubah sebagai berikut:

1. Semua frase “Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga” diubah

dan dibaca “Kota Salatiga”.

2. Semua frase “Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II

Salatiga” diubah dan dibaca “Walikota Salatiga”.

3. Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 8

(1) Struktur dan besarnya tariff retribusi tempat khusus parkir

didasarkan pada jumlah roda, lama parkir dan lokasi serta

tarif dasar.

(2) Indeks jumlah roda, lama parkir dan lokasi serta tarif dasar

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA

SALATIGA

dan

WALIKOTA SALATIGA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERATURAN DAERAH

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH

KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SALATIGA

NOMOR 12 TAHUN 1998

TENTANG

RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR.a. Indeks jumlah roda

No Jumlah roda Indeks

1. 2 (dua) 1

2. 3 (tiga) dan 4 (empat) 2

c. Indeks Lokasi

No Lokasi Indeks

1. Ramayana Mall 22. Rumah Sakit Umum Daerah 23. Plaza 24. Pasar Raya II 25. Shopping Center 16. Pasar Raya I 17. Pemandian Kalitaman 1

b. Indeks lama parkir

No Lama Parkir Indeks

1. < 3 (tiga) jam 1

2. 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) jam 2

Page 26: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200826

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN

2007 TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA

DAERAH

TINGKAT II SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG

RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

I. UMUM

Dalam penyelenggaraan otonomi daerah, sesuai

ketentuan pada pasal 21 huruf e UndangUndang Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang

Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005, daerah berhak

memungut retribusi daerah.

Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah,

pendapatan dari retribusi diharapkan mampu menjadi sumber

pembiayaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pelaksanaan pembangunan di Kota Salatiga serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu,

diperlukan adanya landasan hukum yang dapat memberikan

pedoman bagi Pemerintah Kota Salatiga dalam pemungutan

Hukum

retribusi daerah.

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh

UndangUndang tersebut, Pemerintah Kota Salatiga telah

menetapkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II

Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 tentang Retribusi Khusus

Parkir. Setelah pelaksanaan peraturan daerah tersebut

berjalan selama 7 (tujuh) tahun kemudian dilakukan evaluasi

ternyata sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka

dipandang perlu untuk mengadakan perubahan atas

Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga

Nomor 12 tahun 1998 tentang Retribusi tempat Khusus

Parkir.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I

Angka 1 Cukup jelas

Angka 2 Cukup jelas

Angka 3 Besarnya retribusi tempat khusus parkir

ditetapkan berdasarkan rumus:

Indeks Jumlah Roda x Indeks Lama Parkir x Indeks Lokasi x

Tarif Dasar

4. Ketentuan Pasal 17 ayat (1) diubah sehingga berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 17

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya

sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana

kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling

banyak 4 (empat) kali besarnya tarif retribusi terutang.

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya

dalam Lembaran Daerah Kota Salatiga.

Ditetapkan di Salatiga

Pada tanggal 12 Juli 2007

WALIKOTA SALATIGA,

Cap TTD

JOHN MANUEL MANOPPO

Diundangkan di Salatiga

Pada tanggal 6 Agustus 2007

Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA SALATIGA

b. Shopping Center, Pasar Raya I,dan Pemandian Kalitaman:

No Jumlah Roda Lama Parkir Retribusi (Rp)

1. 2 < 3 jam 5003 s/d 6 jam 1.000> 6 jam 1.500

2. 3 dan 4 < 3 jam 1.0003 s/d 6 jam 2.000> 6 jam 3.000

3. > 4 < 3 jam 2.0003 s/d 6 jam 4.000> 6 jam 6.000

Page 27: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 27

ntuk menangani korban kekerasan dalam

rumah tangga, Pemkot Salatiga membentuk

Pusat Pelayanan Terpadu terhadap Korban UTindak Kekerasan Berbasis Gender dan Anak.

Kasus kekerasan adalah suatu bentuk kejahatan purba

yang sudah berlangsung setua umur manusia itu sendiri.

Sampai saat ini pun, kita dapat membaca dan mendengar

berbagai berita tindak kekerasan seperti perkosaan, pelecehan

seksual, perdagangan perempuan dan anak, kekerasan dalam

rumah tangga, eksploitasi terhadap pekerja rumah tangga dan

penelantaran. Bahkan, tak jarang, di antara kita ada yang

melihat sendiri berbagai bentuk kekerasan itu.

Dewasa ini, kekerasan berbasis gender dan anak di

Indonesia telah menjadi fenomena sosial yang semakin

mengemuka seiring meningkatnya kesadaran masyarakat

akan hak asasinya untuk hidup secara wajar. Pemerintah

sebagai penyelenggara Negara pun meresponnya dengan

menerbitkan berbagai produk hukum. Pasalnya, negara

berkewajiban melindungi seluruh warganya dari segala bentuk

kekerasan.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk

mencegah terulangnya berbagai tindak kekerasan adalah

penerbitan berbagai peraturan perundang-undangan. Melalui

berbagai peraturan itu, negara memberikan sanksi yang tegas

terhadap siapapun yang melakukan tindak kekerasan.

Termasuk di dalamnya adalah kekerasan berbasis gender dan

Kiprahanak. Di antara peraturan perundang-undangan yang dibuat

pemerintah untuk melindungi warganya dari tindak kekerasan

ini adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004

tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2002 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004,

Pemerintah Kota Salatiga merasa perlu melakukan upaya

pelayanan terpadu oleh pemerintah, LSM, dan partisipasi

masyarakat. Oleh karenanya, Pemkot Salatiga berinisiatif

membentuk sebuah Pusat Pelayanan Terpadu Terhadap Korban

Tindak Kekerasan Berbasis Gender dan Anak di kota Salatiga.

Pusat pelayanan terpadu ini dibentuk melalui Keputusan

Walikota Salatiga Nomor 460.05/16/2007. Keberadaan pusat

pelayanan terpadu ini sangat penting dalam rangka

memaksimalkan penanganan berbagai kasus kekerasan

berbasis gender, dengan korban pada umumnya adalah

perempuan dan anak-anak di Kota Salatiga.

Pusat pelayanan yang dibentuk pada Maret 2007 ini

diberi nama Mahardhika. Sebagai motor Mahardika adalah tim

yang berasal dari berbagai instansi dan elemen yang ada di

masyarakat. Tim ini diharapkan dapat menjaring dan

memberikan advokasi secara sinergis. Tim yang terlibat dalam

Mahardika terdiri atas Rumah Sakit Umum Daerah, Kepolisian

Resort, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, dan Pengadilan

Agama. Selain itu, Mahardika juga melibatkan Bapeda, Dinas

Kesehatan, Kantor Informasi dan Komunikasi, dan Dinas

Kesejahteraan Sosial dan Keluarga Berencana. Dinas Tenaga

Kerja, Transmigrasi, dan Pemberdayaan Masyarakat, Tim

Penggerak PKK, Lembaga Non Pemerintah, Organisasi Wanita,

Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, serta Perguruan Tinggi juga

terlibat di dalamnya.

Lembaga yang baru seumur jagung ini telah mengawali

kiprahnya dengan mantap. Sosialisasi mengenai lembaga ini

diberikan secara langsung kepada masyarakat melalui

kecamatan, kelurahan, dan pertemuan PKK. Dalam setiap

kesempatan sosialisasi, selalu ditekankan juga tentang

pendidikan kesetaraan gender pada masyarakat secara luas

dalam rangka meminimalkan terjadinya kasus kekerasan

terhadap perempuan dan anak di Kota Salatiga.

Mekanisme pengaduan tindak kekerasan ini sangat

mudah. Pengaduan dapat dilakukan melalui Pengurus

RT/RW/PKK setempat, Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan

Pemberdayaan Masyarakat, Polres, LSM LSKaR, serta LSM

YMCA. Pengaduan tersebut akan ditangani berdasarkan

kebutuhan korban. Misalnya, korban kekerasan membutuhkan

visum dan perawatan khusus maka korban akan dilimpahkan

kepada RSUD atau Puskesmas agar mendapatkan pelayanan

kesehatan. Polres Salatiga juga memiliki Ruang Pemeriksaan

Khusus (RPK), tempat korban mengadukan tindak kekerasan

yang dialaminya. Begitu pula dengan trauma psikis (kejiwaan)

yang mungkin dialami korban. Trauma psikis akan ditangani

oleh tim yang berkompeten di bidangnya, yaitu psikolog dari

Fenomena

Gunung Es

Jagalah senyum mereka dengan menghindarkan anak-anak dari tindak kekerasan

Priteli

Page 28: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

Sumeleherkembangan jaman dan peradaban

membawa dampak bagi perubahan nilai-nilai

kehidupan manusia, terutama berkaitan Pdengan kebutuhan akan hal-hal yang bersifat duniawi atau

materi.

Kebutuhan akan hal-hal yang bersifat materi dan

keduniawian mengakibatkan setiap individu menghalalkan

segala cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Terkadang,

mereka memaksakan kehendak pada sesama, bahkan, tak

jarang, sampai pada tahap memaksakan kehendak pada Tuhan,

Sang Maha Pencipta. Akibatnya, apabila sesuatu yang

diinginkannya tidak tercapai maka keputusasaanlah yang akan

muncul. Pada taraf tertentu, keadaan seperti ini akan

menimbulkan ketidakpercayaan terhadap eksistensi Tuhan

YME.

Hal seperti ini dapat terjadi karena manusia tidak

menyadari bahwa sebagai mahluk ciptaan Tuhan, dirinya penuh

dengan kekurangan dan ketidakberdayaan. Dampaknya,

manusia tidak dapat bersikap sumeleh atau menyerahkan diri

sepenuhnya kepada kuasa Tuhan dengan keyakinan penuh

bahwa Tuhan, Sang Maha Pencipta, akan memberikan

anugerah yang terbaik bagi umat-Nya.

Sumeleh atau sumarah atau yang lebih lazim disebut

dengan pasrah adalah sebuah kata yang gampang diucapkan,

namun tidak mudah dilakukan. Seringkali terjadi kesalahan

persepsi terhadap makna dan hekekat pasrah. Pasrah sering

diasumsikan sebagai suatu bentuk ketidakberdayaan

seseorang tanpa disertai adanya upaya untuk mengubah

ketidakberdayaannya.

Pada hakekatnya, dengan bersikap pasrah atau

sumeleh bukan berarti kita hanya mengandalkan bantuan

orang lain tanpa berupaya. Tetapi, pasrah berarti ikhlas

menerima semua anugerah dari Tuhan, baik yang dirasakan

manis maupun pahit. Keikhlasan yang disertai upaya untuk

memperbaiki atau mengubah kehidupan menjadi lebih baik

dan keyakinan bahwa Tuhan Yang Maha Kasih akan

memberikan yang terbaik bagi kita.

Untuk menjadi individu yang mampu bersikap pasrah

atau sumeleh dibutuhkan kedewasaan sikap dan pribadi. Selain

itu, disertai keyakinan sepenuhnya kepada Tuhan bahwa semua

anugerah dan karunia-Nya merupakan sesuatu yang terbaik

bagi kita. Dengan kata lain, yang terbaik bagi Tuhan adalah

yang terbaik pula bagi manusia.

Dalam perkembangannya, sering muncul pertanyaan

mengenai keterkaitan antara pasrah dengan takdir. Memang,

ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa rasa pasrah

berkaitan dengan takdir, yakni, pasrah terjadi karena adanya

takdir sehingga manusia menjadi malas untuk berupaya atau

memperbaiki nasibnya karena beranggapan bahwa apa yang

dialaminya merupakan takdir Tuhan Yang Maha Kuasa. Pada

gilirannya, pasrah yang seperti ini akan mengakibatkan

munculnya rasa malas untuk berupaya mewujudkan cita-cita

yang lebih baik.

Perasaan seperti ini pada dasarnya muncul karena

ketidakpercayaan pada diri sendiri, mudah putus asa, dan tidak

mau mengakui bahwa dirinya sebenarnya mempunyai potensi

dan kemampuan yang dapat dikembangkan. Dengan demikian,

seharusnya manusia dapat tetap bersikap untuk berusaha

mengembangkan diri dan potensinya dalam rangka

memperbaiki nasib/kehidupannya dengan tetap menyerahkan

diri sepenuhnya kepada kuasa dan keadilan Tuhan atau dengan

kalimat lain, manusia berusaha, Tuhan yang menentukan.

Memang, sebenarnya dalam siklus kehidupan manusia

dikenal dan diakui adanya takdir. Akan tetapi, takdir yang

dimaksud di sini bukanlah seperti anggapan di atas, yang

menyerah tanpa usaha terhadap kenyataan yang ada. Takdir

yang dimaksud di sini adalah suatu hasil atau tuaian terhadap

usaha yang telah kita lakukan dengan tetap berpegang pada

kuasa Tuhan.

Takdir apapun yang kita alami tidak perlu dihadapi

dengan keluh kesah. Pada kenyataaannya, semua ini

merupakan sesuatu yang harus kita terima dan alami. Oleh

karena itu, diperlukan sikap pasrah dan bersujud secara tulus

kepada Tuhan Yang Maha Suci. Takdir tidak mengenal pangkat

atau golongan, karena semua orang mengemban amanah yang

kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

Dengan demikian, jelas bahwa dalam keluhuran budi

dan kebaikan seseorang tidak diukur berdasarkan pangkat,

jabatan, kekayaan, maupun hal-hal yang bersifat keduniawian,

akan tetapi didasarkan pada bagaimana seseorang tersebut

melaksanakan apa yang digariskan oleh Tuhan, sesuai dengan

agama dan kepercayaan yang dianutnya.

Sehubungan dengan hal tersebut dalam menerima

Oleh: *)KRAT. Sudaryo Hadinagoro

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200828

Budaya

dok. Pribadi

Page 29: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 29

takdir diperlukan sikap kerendahan hati dan percaya

sepenuhnya bahwa Tuhan tidak akan memberikan sesuatu

yang merugikan atau tidak adil. Dengan demikian, maka tidak

akan ada sifat angkuh atau sebaliknya, putus asa, dalam diri kita.

Angkuh atau sombong karena mampu mengatasi segala

permasalahan dan mencapai segala yang diinginkan atau putus

asa karena kegagalan yang kita terima. Apabila kita mampu

menyadari bahwa keberhasilan dan kegagalan usaha kita

semua bergantung pada kehendak dan kuasa-Nya, maka tidak

akan muncul sifat sombong dan putus asa.

Semua hal tersebut dapat terlaksana dengan baik apabila kita

mampu mengendalikan hawa nafsu sebagai dasar untuk

menjalani hidup. Dengan demikian tidak mudah bagi

seseorang untuk bersikap sumeleh atau pasrah, diperlukan

kesiapan batin. Berkenaan dengan hal tersebut terdapat

beberapa sarana yang dapat dilakukan antara lain :

1. senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan percaya bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan

pasti akan menuai hasil yang baik pula.

2. senantiasa mawas diri dan dapat mengukur kekuatan yang

dimilikinya, sehingga dalam setiap doa-doa yang

dipanjatkan tidak memohon hal-hal yang diluar

kemampuannya.

3. senantiasa mensyukuri semua anugerah yang Tuhan

berikan baik yang indah/manis maupun yang pahit. Apabila

menerima anugerah yang dirasakan pahit, maka

berusahalah untuk senantiasa berfikiran positif bahwa :

a. Tuhan tidak akan menyengsarakan umatnya;

b. Kesedihan yang dialami manusia pada hakekatnya

terjadi karena manusia itu sendiri tidak memahami

rahasia alam atau rahasia kehidupan. Kita sebagai

manusia tidak menyadari bahwa dunia ini semua bersifat

semu, sedih dan gembira datang silih berganti. Apabila

kita menyadari hal tersebut, maka sudah barang tentu

perasaan kita tidak akan terlarut terhadap suasana

gembira maupun sedih dengan berlebihan.

c. Anugerah yang dirasakan pahit atau pedih pada

dasarnya merupakan bentuk kasih Tuhan kepada kita,

dengan adanya anugerah yang dirasakan pahit tersebut

setidaknya akan dapat mengingatkan kita untuk lebih

berhati-hati dalam melangkah dan selalu mawas diri

dalam setiap tindak-tanduk sehari-hari.

4. Kita harus menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang

bersifat abadi, sedih dan gembira; sakit dan sehat akan

senantiasa datang silih berganti.

Dengan bersikap sumeleh, kita tidak akan mengeluh

terhadap permasalahan atau kegetiran hidup yang kita alami.

Selain itu, dengan bersikap sumeleh, kita tidak akan berbuat

baik kepada orang lain hanya sekadar untuk membalas budi

karena orang lain telah berbuat baik pada kita. Namun, kita

akan terdorong untuk berbuat baik pada orang lain karena

kesadaran yang tumbuh dalam diri kita untuk berbagi kasih

Tuhan pada sesama.

Berkaitan dengan itu, maka manusia harus tetap

berusaha dan berupaya untuk menjadi lebih baik, dengan tetap

Kerja keras memang perlu, tetapi jangan lupa untuk tetap sumeleh.

Fm

ia

hF

mi

ah

Page 30: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

AkhirnyaSekda Baru

etelah sekian lama hidup tanpa Sekretaris Daerah (sekda), akhirnya, Kota Salatiga memiliki sekda yang baru. Senin (10/3) S

adalah hari bersejarah bagi Dra. Sri Sedjati Kusumaningsih, M.M. yang sebelumnya menjabat Asisten Administrasi Sekda Kota Salatiga sekaligus

Pelaksana Tugas Sekda Kota Salatiga. Pasalnya, pada hari itulah dia resmi menjadi Sekda Kota Salatiga.

P engamb i l an sumpah dan pe l an t i kan dilaksanakan oleh Walikota Salatiga, John Manuel Manoppo di Ruang Sidang II Pemkot Salatiga. Acara yang dimulai pada pukul 09.30 WIB ini diawali pembacaan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 821/031/2008 tanggal 8 Pebruari 2008 perihal Pengangkatan/Penunjukan dalam Jabatan Sekretaris Daerah Kota Salatiga.

Hadir juga dalam kesempatan tersebut adalah Asisten Administrasi Sekda Provinsi Jawa Tengah, Ketua Pengadilan Negeri Salatiga, Dandim, Kapolres, Wakil Ketua DPRD, Kepala SKPD, camat dan lurah se-Kota SalatigaDalam sambutan singkatnya, Walikota Salatiga menaruh harapan besar kepada sekda baru. Yakni, terisinya jabatan Sekda Kota Salatiga dapat meringankan Walikota dalam menjalankan tugasnya.(dji)

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200830

Lintas Kota

ebanyak 110 tenaga honorer yang telah lama bertugas di lingkungan Pemkot Salatiga dapat bernapas lega. Pasalnya, S

pada 29 Januari lalu, mereka menerima Surat Keputusan (SK) Pengangkatan sebagai CPNS Pemkot Salatiga.

Mereka yang menerima SK CPNS adalah tenaga honorer Kota Salatiga formasi 2007 yang terdiri atas 26 orang tenaga pendidik, 14 orang tenaga administrasi, dan 70 tenaga strategis lainnya. SK diserahkan secara simbolis oleh Walikota Salatiga, John Manuel Manoppo dan disaksikan seluruh Kepala SKPD di lingkungan Pemkot Salatiga.

Dalam sambutannya, Walikota berharap agar CPNS yang baru ini dapat mengetahui bidang tugas dan

kewajiban yang diembannya. Selain itu, mereka juga harus mampu menunjukkan keteladanan dengan berperilaku yang baik dan memiliki kinerja yang tinggi.(shk)

110 CPNS Baru

Kepala BKD Kota Salatiga, menandatangani berita acara pelantikan Sekda Kota Salatiga.

Walikota: Jadilah teladan!

FahmiFahmi

SaktiSakti

Page 31: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 31

Lintas Kota

Formasi 2005Jadi CPNS

elain pengangkatan tenaga honorer daerah

menjadi CPNS, Pemkot Salatiga juga

mengangkat 227 CPNS menjadi PNS pada 17 SJanuari lalu.

Para CPNS ini adalah tenaga honorer formasi 2005.

Mereka terdiri atas 63 tenaga pendidik, 71 tenaga kesehatan,

dan 93 tenaga strategis lain. Penyerahan SK sekaligus

pengambilan sumpah PNS oleh Walikota Salatiga, John Manuel

Manoppo, ini berlangsung di Ruang Sidang Pemkot Salatiga.

Dalam kesempatan itu, Walikota mengharapkan para

PNS baru ini memahami, menghayati, dan mengamalkan tugas-

tugas sebagai abdi negara dan abdi masyarakat sesuai tugas

pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing. Selain itu, mereka

juga diharapkan menjadi PNS yang profesional, bersih, dan

berwibawa.

orum Kota Salatiga Sehat (FKSS) adalah sebuah

forum baru yang peduli dan berusaha terlibat

dalam menciptakan lingkungan sehat di Kota FSalatiga. Lembaga mandiri ini diketuai oleh Rosa Darwanti, S.H.

Sementara, bertindak sebagai sekretaris forum adalah dr. Sovie

Haryanti, M.Kes. yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala

Bidang Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan Dinas

Kesehatan Kota Salatiga.

Forum ini adalah wadah masyarakat untuk

membangun kehidupan yang mandiri, sehat, aman, dan

sejahtera melalui penerapan berbagai kegiatan yang

terintegrasi dan disepakati bersama oleh masyarakat dan

Pemkot Salatiga.

Kegiatan pertama yang dilakukan lembaga baru ini

adalah menyosialisasikan programnya di empat kecamatan di

Salatiga. Sosialisasi ini dimulai di Kecamatan Sidorejo dan

diakhiri di Kecamatan Tingkir pada 22 Januari 2008. Tak hanya

lewat forum tatap muka, sosialisasi juga dilakukan melalui

dialog interaktif di RSPD Suara Salatiga. Green school dan

smoking area adalah dua program yang diusung FKSS dalam

waktu dekat ini.

Dengan green school, diharapkan ada kemauan

menanam di lingkungan sekolah yang teduh, hijau, dan sehat

dalam menunjang proses belajar mengajar. Sedangkan

FKSSBersosialisasi

PNS adalah Abdi Negara

SaktiSakti

Mari, kita ciptakan lingkungan sehat di Salatiga

SaktiSakti

Page 32: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

Majelis Puasa Mulai Siaran

iaran perdana mimbar agama-agama majelis Pemimpin Umat Beragama Salatiga (Puasa) dimulai. Siaran keagamaan yang disiarkan S

langsung oleh Radio Pesona FM Salatiga ini dibuka secara langsung oleh Walikota Salatiga, John M. Manoppo, S.H.

Acara pembukaan berlangsung pada 19 Februari 2008 di ruang siaran Radio Pesona. Hadir dalam acara tersebut enam perwakilan umat beragama Katolik, Kristen, Islam, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu.

Program ini rencananya akan disiarkan secara langsung selama 6 hari mulai Senin sampai Sabtu pukul 18.00-18.30 WIB. Materi yang disampaikan berupa siraman rohani yang temanya diambil dari masing-masing agama. Sedangkan jadwal siaran Senin hingga Sabtu secara berturut-turut adalah perwakilan agama Katolik, perwakilan agama Budha, perwakilan agama Hindu, perwakilan agama Islam, perwakilan agama Kong Hu Cu, dan perwakilan agama Kristen. Tujuan dari siraman rohani ini adalah untuk memupuk keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjalin kerukunan antarumat beragama.

Dalam sambutannya, Walikota Salatiga mengucapkan terima kasih kepada Majelis Puasa dan Radio Pesona FM Salatiga. ”Semoga acara ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan sehingga kerukunan umat beragama di Salatiga dapat terjalin erat,” ungkap Walikota setelah membuka secara resmi siaran perdana tersebut.

”Acara Mimbar Agama-Agama yang akan disiarkan oleh Radio Pesona FM ini saya nilai mempunyai makna yang sangat strategis dan positif serta menarik, sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat.”(lux)

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200832

Lintas Kota

alikota Salatiga, John M. Manoppo, S.H., melantik Pegawai Pencatat WPerkawinan Umat Kristiani Salatiga.

Seremonial tersebut berlangsung di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kota Salatiga pada 11 Februari 2008.

Pegawai Pencatat Perkawinan yang baru adalah Pdt. Christiawan Widhi Nugroho, M.A. dan Pdt. Stefanus Yossy Nugraha, S.Si. menggantikan Pdt. Stefanus Suheru, M.A. dan Pdt. Efrayim Purwoatmodjo, S.Th. Pdt. Stefanus Suheru, M.A. alih tugas ke daerah lain sedangkan Pdt. Efrayim Purwoatmodjo, S.Th emeritus.

Acara berlangsung khidmat dan lancar. Hadir dalam acara tersebut adalah Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi, Drs. Petrus Resi, M.Si., Asisten I Tata Praja, Ir. Tri Susilo Budi, dan Kepala Badan Pengawas Daerah, Titik Indrati. Dua pejabat yang disebut terakhir juga menjadi saksi.

Dalam sambutannya, Walikota mengucapkan selamat kepada petugas yang baru dan berterima kasih kepada petugas yang lama. Selain itu, Walikota juga

menyampaikan harapannya, “Dengan telah dilantiknya dua pejabat P4 dari pemuka agama Kristen ini, saya berharap, pelaksanaan pencatatan perkawinan bagi umat Kristen di Kota Salatiga dapat semakin lancar sekaligus tertib.”(lux)

Pegawai Baru Pencatat Perkawinan

FahmiFahmi

FahmiFahmi

Pembukaan perdana mimbar agama di Kota Salatiga

Pelantikan pegawai pencatat perkawinan umat Kristiani

Page 33: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 33

Lintas Kota

Santunan untuk Anak Yatim

ebanyak 43 anak yatim yang tersebar di Salatiga mendapat santunan. Santunan diberikan oleh Panitia Idul Adha 1428 H dan S

Kegiatan Muharram 1429 H Kota Salatiga.Kegiatan sosial ini berlangsung pada 19 Januari

2008 yang bertepatan dengan tanggal 10 Muharram 1429 H di aula Kantor Depag Kota Salatiga. Anak-anak yatim yang mendapatkan tali asih berasal dari Panti Asuhan Nahdhotul Ulama, Blotongan, Panti Asuhan Muhammadiyah, Kauman dan Sidorejo Lor, serta Panti Asuhan Islahul Muna, Tingkir Lor.

Hadir dalam acara tersebut adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Salatiga, Dr. Saefudin Zuhri dan KH. Muh Fauzi Arkhan yang juga menjadi penceramah pada acara tersebut. Kyai yang lebih dikenal dengan sebutan Mas Fauzi ini menghimbau agar anak-anak mau belajar dan berusaha sehingga menjadi orang sukses di kemudian hari.

Sementara itu, salah seorang Humas Panitia, Khusnul Khotimah, SH. M.Pdi, menuturkan bahwa jumlah santunan untuk kali ini memang belum sesuai dengan harapan.”Harapan ke depan adalah jumlah santunan bertambah jumlahnya, demikian pula jumlah anak yang diberi. Hal itu akan terwujud jika warga yang mampu di Kota Salatiga ini mau menyisihkan hartanya untuk anak-anak yatim,” harap Khusnul.(lux)

alam rangka menjaring aspirasi pembangunan

dari masyarakat, Kecamatan Sidorejo

m e n g g e l a r M u s y a w a r a h R e n c a n a DPembangunan (Musrenbang) pada 13 Februari lalu di Ruang

Pertemuan Kecamatan Sidorejo.

Peserta musrenbang adalah tokoh masyarakat, pekerja

sosial masyarakat (PSM), lembaga komunikasi masyarakat

(LKM), forum komunikasi masyarakat (FKM), dan panitia

pembangunan kelurahan. Hadir pula dalam acara tersebut

anggota DPRD dari Kecamatan Sidorejo serta Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Kota Salatiga.

Musyawarah berlangsung baik dan lancar. Kepala

Kecamatan Sidorejo, Drs. Mutho'in, memaparkan daftar

pembangunan fisik dan nonfisik yang nantinya akan diajukan

kepada pemerintah untuk direalisasikan pelaksanaannya.

”Kegiatan fisik di Sidorejo yang disusun saat ini sebesar

Rp 9.984.560.000,00 yang berasal dari APBD dan Rp

241.800.000,00 dari swadaya masyarakat. Sedangkan untuk

kegiatan nonfisik, dana dari APBD sebesar Rp 1.366.800.000,00

dan Rp 90.396.000,00 dari swadaya masyarakat,” papar

Muthoin.

”Kami berharap, program yang kami ajukan ini dikawal

anggota DPRD Salatiga,” harapnya. Muthoin juga meminta

kepada dinas terkait untuk mengabulkan rencana Kecamatan

Musrenbang di Sidorejo

FahmiFahmi

Panitia Idul Adha memberikan santunan anak yatim

FahmiFahmi

Musrenbang untuk menjalin asoirasi masyarakat

Page 34: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

Peserta dilepas oleh Kepala Kantor Departemen Agama (Depag) Kota Salatiga H. Taufik Rahman, SH., M.Hum. Rute pawai dimulai dari halaman kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kota Salatiga menuju Jalan Letjend. Sukowati, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Diponegoro, Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Kartini. Pawai ini finish di Halaman SMPN I dan SMPN 2 Kota Salatiga.

Pawai berlangsung cukup meriah. Ada anak yang berpakaian kyai, polisi, TNI, PNS, dokter, olahragawan, dan lain sebagainya. Penonton dan orang tua yang turut menyaksikan di pinggir jalan terlihat senang dan bangga melihat putra-putri mereka yang tampil gagah dan anggun.

Salah seorang panitia, Ainul Huri, S.Pdi., mengutarakan bahwa acara ini berjalan lancar dan tertib. ”Meski sempat diguyur hujan antusiasme peserta cukup bagus,” ungkapnya disela-sela pembukaan.

Sementara itu, Khusnul Qirom, yang juga Panitia, menyesalkan jumlah peserta pawai yang kurang banyak. ”Peserta kali ini kurang banyak. Mungkin karena publikasi yang kita sampaikan tidak seluruhnya sampai pada sasaran,” jelasnya. Tampil sebagai juara adalah kontingen dari Al-Azhar Salatiga.(lux)

Masih Kecil

Jadi PNS

alam rangka menyambut tahun baru 1429 H, pada 20 Januari lalu, Badan Kordinasi DPemuda dan Remaja Masjid Indonesia

(BKRMI) menggelar pawai ta'aruf. Pawai ini diikuti 64 peserta yang terdiri atas anak-anak yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK), Roudhotul Atfal (RA), Bustanul Atfal (BA), Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) dan Madrasah Diniyah, Remaja dan Takmir Masjid, serta organisasi kemasyarakatan Islam.

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200834

Lintas Kota

ebanyak tujuh jalan penghubung dusun di

Kelurahan Kecandran segera dipavingisasi.

Kegiatan ini merupakan hasil penyerahan dana Sstimulan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) P2KP.

Acara penyerahan dana dilaksanakan di Ruang

Pertemuan Kelurahan Kecandran pada 20 Februari. Dana

diserahkan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang

diberi nama Condro Buono kepada Lurah, Muslih, dan

diserahkan langsung kepada Rohmat Riyadi sebagai anggota

Unit Pengelola Lingkungan (UPL).

Besaran dana yang diserahkan pada tahap pertama ini

adalah 20 persen dari 300 juta yang direncanakan. Menurut

rencana, dana tersebut akan digunakan untuk membangun

tujuh jalan penghubung dusun dengan cara pavingisasi dan

membangun 2 drainase (saluran air).

Marjuki, Ketua BKM, menerangkan bahwa kegiatan ini

adalah yang pertama untuk Kelurahan Kecandran. ”Perolehan

dana ini berawal dari usulan pada Program Dasar

Pembangunan Partisipasi (PDPP) yang disusun pada rencana

pembangunan tahun 2005-2009 dan baru terealisasi kali ini,”

jelasnya.

Marzuki menambahkan, untuk pelaksanaan program,

masyarakat akan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM). Masyarakat tetap akan mengeluarkan dana, baik dalam

bentuk makanan ataupun tenaga. ”Kami memperkirakan,

Kecandran Pavingisasi Jalan Becek

FahmiFahmi

Suasana Pawai ta’aruf

FahmiFahmi

Penyerahan dana untuk pavingisasi

Page 35: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 35

Lintas Kota

HAB Depag Meriah

ari Amal Bakti (HAB) ke-62 Departemen Agama

Kota Salatiga berlangsung meriah. Kemeriahan

ini ditutup dengan upacara bendera pada 3 HJanuari di Halaman Sekolah Tinggi Islam Negeri (STAIN)

Salatiga.

Bertindak selaku pimpinan upacara adalah Pelaksana

Tugas Sekretaris Daerah Kota Salatiga, Drs. Agus Rudiyanto,

M.M. Upacara tersebut juga disertai acara penyerahan 20

Lencana Karya Satya kepada Dosen STAIN Salatiga yang telah

mengabdi selama 20 dan 30 tahun. Selain itu, juga dilaksanakan

pengukuhan pengurus Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Salatiga.

Kepala Kantor Depag Salatiga, H. Taufik Rohman, SH.,

M.Hum, mengungkapkan bahwa kepengurusan BAZ Salatiga

kali ini berbeda karena dipimpin oleh pejabat ex officio (karena

jabatannya). ”Kepengurusan kali ini juga memiliki Dewan

Pertimbangan yang diketuai Walikota Salatiga, John M

Manoppo, S.H. dan Wakil Ketua adalah saya,” paparnya.

Pengurus yang dikukuhkan ini bertugas untuk periode

2007-2010. Program kerja yang harus segera dilaksanakan

adalah menginventarisasi (melakukan pendataan) aset yang

dikumpulkan dari dana umat. hasil inventarisasi tersebut

dilaporkan kepada Walikota selaku Ketua Dewan Pertimbangan.

Upacara ini menutup kegiatan dan lomba yang telah

digelar panitia. Acara yang telah digelar adalah khitanan masal,

donor darah, pemberian santunan untuk anak yatim, ziarah ke

Makam Kauman, tasyakuran, dan sarasehan. Sementara, lomba

yang diadakan adalah lomba memasak sayur, memasang dasi

suami, dan lomba jilbab kreasi. Ada pula olah raga yang

alikota Salatiga, John M. Manoppo, S.H.,

menyambut kedatangan tim Aku Juga Anak

Bangsa pada 2 Februari lalu. Aku Juga Anak WBangsa dikelola oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Kemanusian dari Jawa Timur.

Rombongan yang berjumlah 26 orang itu dipimpin oleh

A.G. Tedja G.K. Bawana. Hadir dalam acara tersebut adalah

seluruh kepala satuan kerja perangakat daerah (SKPD) Kota

Salatiga dan perwakilan siswa-siswi SMA Kota Salatiga yang

didampingi guru.

LSM ini bergerak pada pembinaan anak-anak jalanan.

Pada umumnya, mereka berasal dari keluarga broken home

(orang tua bercerai), anak yang mendapat kekerasan dalam

rumah tangga, serta korban bencana. Ada dari mereka yang

berasal dari Aceh, Jogja, Nusa Tenggara.

Tedja menjelaskan, kunjungan di Bali-Jawa ini akan

berakhir di Puri Cikeas, kediaman Presiden Republik Indonesia,

Dr. Susilo Bambang Yudoyono. Melalui kunjungan ini, mereka

berbagi cerita dengan tuan rumah yang dikunjungi. ”Agar

anak-anak korban bencana serta anak-anak jalanan tidak lagi

dilihat dengan sebelah mata,” jelasnya. Pasalnya, keberadaan

Walikota Bantu Aku Juga Anak Bangsa

FahmiFahmi

Aku juga anak bangsa mempertunjukkan bakat kesenian.

Salah satu kegiatan amal bakti Depag.

Dok.DepagDok.Depag

Page 36: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

Ketua PKK: Jaga Kebersihan

ada 15 Februari lalu, terdapat pemandangan yang

tidak biasa. Puluhan ibu dengan sapu dan pengki

memadati jalanan di pusat Pasar Salatiga (Pasar PRaya I dan II). Rupanya, Forum Kota Salatiga Sehat (FKSS)

melakukan bersih-bersih pasar.

Forum yang terdiri dari istri para PNS dan masyarakat ini

menyapu jalan sepanjang pasar dan lorongnya. Tampak di

antara rombongan adalah Istri Walikota Salatiga, Ny. Rosa

Darwanti, SH., M.Si. yang juga menjadi Ketua Tim

Penggerak PKK Kota Salatiga. Kepala Dinas Pasar dan

Pedagang Kaki Lima, Drs. Tri Priyo Nugroho, dan

wartawan juga hadir dalam kegiatan itu. Dalam

kesempatan itu, Kepala Dinas Pasar menertibkan

pedagang yang berjualan melewati batas area berjualan

dan yang menempati fasilitas umum.

Rosa menyempatkan diri menyapa dan

memberikan nasihat kepada para pedagang yang

berjualan dengan lemah lembut. ”Permisi, bagaimana ibu,

sehat? Saya minta tolong, agar lingkungan ibu berjualan dijaga

kebersihannya. Sampah-sampah yang ada dikumpulkan di

tempat sampah lalu dibuang ke bak sampah pasar. Dengan

demikian para pembeli akan merasa nyaman, dagangan ibu juga

akan lancar,” begitulah salah satu dialog Rosa dengan seorang

pedagang.

Dalam wawancara langsung dengan Radio Suara Salatiga

FM, Rosa menjelaskan peran serta masyarakat dan pemerintah

yang sangat penting dalam menjaga kebersihan Salatiga.

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200836

Lintas Kota

ompleks lokalisasi wanita tuna susila RW 9

Sarirejo Kelurahan Sidorejolor baru-baru

mengadakan pesta demokrasi secara langsung Kmemilih Ketua Rukun Warga yang baru, mengingat ketua lama

sudah habis masa tugasnya 3 tahun (Slamet).

Untuk memperlancar pelaksanajan tata tertib

kemasyarakatan, maka RW 9 yang tediri 3 Rukun Tetangga di

beri kesempatan mewakili tokohnya untuk pemilihan Ketua

RW. Calon dari Rukun Tetangga I - Ny. Titik dari bagian kesra

RW; 2. Suwignyo Ketua RT 2; 3. Ny.Sri Winarni Keetua RT I.

Pelaksanaan pemilihan RW 9 berlangsung di Balai

Pertemuan setempat dengan sarana tempat pencoblosan satu

melayani 300 kartu suara, dan calon Ketua RW sebanyak 3

orang dengan penuh teganggang bahkan diselingi tawa

ketika disapa para calon pemilih dari warga setempat.

Ketua Panitia Sri Widodo untuk mensukseskan

pelaksanaan ini dengan menggali dana swadaya masyarakat

memperoleh Rp. 600.000,- Anggaran ini dipergunakan untuk

sosialisasi selama 1 bulan dan pelaksanaan pencoblosan kartu

suara.

Sebagai puncak acara mulai pukul 8.00 13.00 WIB para

warga menggunakan haknya dengan sebaik-baiknya. Dari

hasil perhitungan suara keluar sebagai pemenang Ny.Sri

Winarni dari Ketua RT I sedangkan disusul Suwignyo serta Ny.

Titik.

Sebagai Ketua RW 9 baru nampak program kedepan

cukup banyak seperti; penertiban Karoke semakin menjamur

hampir tiap rumah yang menampung WTS menyediakan

Sri Winarni Ketua RW 9 Sarirejo

Istri Walikota Salatiga ikut bersih-bersih pasar

FahmiFahmi

Page 37: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 37

Lintas Kota

alam Rapat Kerja Daerah (rakerda) Dewan

Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional

Pemuda (KNPI) Kota Salatiga, John M. Manoppo Dmenghimbau KNPI agar meniru John F. Kennedy.

Rakerda yang berlangsung di Rumah Makan Elangsari

(28/2) itu dihadiri oleh Walikota Salatiga, John M Manoppo,

Ketua DPD KNPI Jawa Tengah, Hendy Hedrar Prihadi, para ketua

organisasi masa, organisasi kepemudaan, para donatur, serta

perwakilan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

Kota Salatiga. Rapat yang berlangsung sehari penuh ini

membahas kegiatan selama kepengurusan periode 2007-2010.

Selain itu, dibahas pula fungsi dan peran KNPI Kota Salatiga.

Sebelum rapat pleno dilaksanakan, para pengurus diberi

pembekalan melalui up-grading. Materi anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga (AD/ART) dibawakan oleh pengurus

KNPI Jawa Tengah. Sedangkan materi tema inti “Peran Pemuda

dalam Mengawal Reformasi Birokrasi dan Pemberantasan

Korupsi” di sampaikan secara langsung oleh Walikota Salatiga

John M. Manoppo, SH.

“Pada dasarnya pemuda itu mandiri, seperti halnya

otonomi daerah,” kata Walikota dalam sambutannya. Namun,

sejauh mana mandiri itu diapresiaikan oleh pemuda bergantung

kepada pemuda itu sendiri. Pemuda harus diberi ruang untuk

berkarya nyata dan membuat program yang kongrit. “Semasa

muda saya, sebagian besar waktu juga saya habiskan untuk

berorganisasi,” ungkap John yang juga mantan Ketua KNPI

Salatiga pada tahun 1980 ini.

“Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy

mengungkapkan, 'Jangan tanyakan apa yang diberikan negara

kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu telah berikan

kepada negara.' Di sini sudah jelas dimana seorang pemuda

memosisikan dirinya terhadap masyarakat dan bangsa,” tambah

Walikota.

atu keunikan lagi dalam pemilihan Ketua RW.

Ketua RW terpilih di RW 7 Kelurahan Salatiga

diarak keliling RW dengan drumblek oleh Swarganya. Arak-arakan ini adalah ekspresi dukungan warga

pada Ketua RW-nya.

Pemilihan Ketua RW 7 Kelurahan Salatiga, Kecamatan

Sidorejo ini berjalan demokratis. Pemilihan berlangsung di

lingkungan RW setempat pada tanggal 24 Februari 2008.

Selain 397 pemilih, turut hadir dalam acara tersebut adalah

Lurah Salatiga, Suwarno, S.E. dan para wartawan.

Terpilih sebagai Ketua dan Wakil Ketua RW yang baru

adalah pasangan Suwarno-Sukamto. Suwarno adalah Ketua

RW yang sebelumnya (incumbent). “Pemilihan Ketua RW kali

ini dilaksanakan sama persis dengan prosesi pemilihan umum,”

kata M. Sidik, salah seorang pemilih. Hal ini untuk memberikan

gambaran pada pemilihan gubernur Jawa Tengah yang akan

datang. Bagi yang tua agar tidak lupa, sedangkan bagi pemilih

pemula untuk pembelajaran. Panitianya disusun sama seperti

pemilu, tata cara pemilihan juga sama, kampanye dengan

gambar juga ada. “Dan yang terakhir, pemilih juga harus

mencelupkan jari kelingkingnya ke dalam gelas berisi tinta,”

tambahnya.

Untuk memeriahkan dan mendorong agar warga mau

memilih disediakan pula door prize berupa kipas angin, kaos,

gelas, mie instan, handuk, dan hadiah hiburan lainnya. “Saya

saja yang nitip kartu hadir mendapatkan handuk. Wah senang

Rw. BaruKelurahan Salatiga

KNPI Contoh John F. Kennedy

Rakorda DPD KNPI Kota Salatiga di RM. Elangsari

FahmiFahmi

Page 38: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

Menyingkap Tirai Feng Sui

aat menyimak infotainment, kita acapkali

mendengar istilah feng sui. Sebenarnya

apa dan bagaimanakah feng sui?SFeng sui adalah ilmu pengetahuan Cina kuno tentang

lingkungan, yang mempelajari bagaimana lingkungan

mempengaruhi kehidupan manusia, khususnya dalam hal

keharmonisan dan kemakmuran. Secara harfiah, feng sui berarti

angin dan air. Energi dibawa oleh angin dan disimpan dalam air.

Ilmu metafisik Cina kuno ini memiliki dasar perhitungan

yang logis dalam memetakan energi sebuah bangunan.

Perhitungan feng sui didasarkan pada sistem tata surya (cosmic).

Bumi yang merupakan salah satu planet matahari dipengaruhi

oleh gaya gravitasi dari planet-planet lain yang juga mengitari

matahari. Salah satu bukti bahwa sistem tata surya

mempengaruhi energi bumi adalah air laut pasang lebih tinggi

ketika terjadi bulan purnama. Karena benda-benda langit

memiliki siklus yang terpola, maka dimungkinkan untuk

mendiskripsikan energi yang dihasilkan secara periodik.

Para arkeolog Cina menemukan beberapa bukti telah

digunakannya simbol binatang di tempat-tempat tertentu,

kurang lebih 4000 tahun SM (sebelum masehi). Simbol-simbol

tersebut disinyalir merupakan wujud penerapan prinsip feng sui.

Beberapa ide fundamental feng sui yang muncul sebelum itu

adalah prinsip lima elemen, yinyang, dan delapan trigram (Kaisar

Fu Shi, 4500 SM). Pada tahun 2700 SM, mulai digunakan kompas

(compass magnetic) oleh Kaisar Kuning (Yellow Emperor) untuk

memformulakan feng sui.

Sementara itu, ilmu feng sui yang sekarang ini paling

populer adalah Feng Sui Bintang Terbang (Xuan Kong Fei Xin/

Flying Star Feng shui). Ilmu ini mulai dikembangkan pada akhir

Dinasti Ching (1644-1911) yang tertuang dalam buku Master

Sam's Xuan Kong (ditulis oleh Master Sam Chuk Yin). Prinsip

flying star yang tertuang dalam buku Master Sam tersebut

digunakan sampai sekarang dengan terus diadaptasikan seiring

dengan perubahan jaman.

Dewasa ini, feng sui telah semakin diterima di seluruh

penjuru dunia. Hal ini karena adanya keterbukaan para master

feng sui untuk berbagi ilmu dengan orang lain (di luar

kerabatnya). Keterbukaan ini diwujudkan melalui pengajaran

secara profesional dan penerjemahan buku feng sui ke berbagai

bahasa. Selain itu, kemajuan teknologi komputer, informasi, dan

komunikasi merupakan multiplier yang sangat signifikan dalam

penyebarluasan ilmu feng sui ini. Bahkan, sekarang ini terdapat

banyak software (piranti lunak) feng sui yang sangat membantu

dalam menganalisis feng sui (dan ba zi) secara lebih efektif.

Adanya software ini merupakan bukti nyata bahwa feng sui

bukanlah sebuah agama, aliran kepercayaan, praktik mistik,

ataupun sesuatu yang berada di luar batas pemikiran manusia.

Hal ini sekaligus menepis adanya anggapan bahwa feng sui

merupakan ilmu esklusif milik etnis tertentu.

Feng sui memiliki banyak aliran, namun dapat

diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu feng sui

bentuk (form feng shui) dan feng sui arah (compass feng shui).

bentuk berbicara tentang tata letak bangunan secara

umum. Beberapa prinsip feng sui bentuk yang sangat populer

adalah pintu rumah tidak boleh kena tusuk sate (meski ada

perkecualian), ruang makan (lantai 1) tidak boleh berada di

bawah kamar mandi/WC (lantai 2), tempat tidur di lantai atas

tidak boleh berada di atas kompor di lantai bawahnya, dan lain-

lain

Feng sui arah berbicara tentang distribusi energi di

suatu bangunan/ruangan berdasarkan arah hadap (location)

dan kapan bangunan tersebut lahir (timing). Penerapan feng sui

arah pada sebuah bangunan ini digunakan untuk menetralisasi

kelemahan ba zi (baca: pa' che') penghuninya. Oleh karena

Feng sui

Oleh: *)Linda Kusuma Effendy, SE.,MM

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200838

Artikel

Page 39: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 39

energi yang terdistribusi memiliki makna dan dampak yang

berbeda-beda, analisis feng sui arah terkesan kompleks dan

rumit. Kedua aliran feng sui ini sama pentingnya, karena saling

melengkapi. Ibarat komputer, feng sui bentuk adalah hardware-

nya, sementara ba zi dan feng sui kompas adalah software nya.

Jadi, sebuah komputer akan beroperasi secara optimal, jika

hardware-nya baik disertai dengan software yang sesuai

(compatible).

Feng sui sering dihubungkan dengan kualitas hidup

manusia. Dalam filosofi Cina, ada tiga faktor utama yang

berperan dalam menentukan kualitas hidup seseorang. Faktor

ini juga sering disebut dengan keberuntungan. Faktor pertama,

kedua, dan ketiga berturut-turut adalah langit, bumi, dan

manusia. Faktor bumi dan manusia berada di bawah kendali

manusia sepenuhnya.

Faktor langit adalah sesuatu yang melekat dengan

kelahiran seseorang yang sudah barang tentu tidak bisa diubah.

Misalnya, orangtua, jenis kelamin, suku bangsa, dan lain-lain.

Jika seseorang lahir dari keluarga yang sukses (kaya raya), tentu

secara relatif kualitas hidupnya akan lebih baik dibandingkan

dengan yang lahir dari keluarga yang hidupnya pas-pasan.

Dalam metafisika Cina, faktor langit inilah yang dikenal dengan

nama ba zi. Ba zi bermanfaat untuk mengenali potensi sekaligus

kelemahan diri berdasarkan formasi energi yang terbentuk dan

melekat pada individu ketika lahir. Peranan metafisika Cina yang

lain (akupunktur, Chinese traditional medicine, feng sui) adalah

untuk mengeliminasi/menetralisasi kelemahan yang dimiliki

seseorang berdasarkan Ba Zi-nya.

Faktor bumi adalah feng sui. Disadari atau tidak, disukai

atau tidak, seseorang mendapat pengaruh dari energi

lingkungan sekitarnya. Orang yang hidupnya susah, biasanya

memiliki rumah yang kotor, pengap, bau, lembab, dan

berantakan. Dalam ilmu kesehatan, seorang tidak dapat hidup

sehat jika tidak mendapatkan asupan gisi yang baik. Analogi dari

hal tersebut, kondisi rumah yang buruk menyebabkan penghuni

tidak mendapat 'asupan' energi positif/sehat. Ketiadaan support

(dukungan) dari energi rumah tersebut membuat penghuninya

merasa tidak nyaman, diliputi kecemasan yang tidak terjelaskan

sebabnya, tidak dapat beristirahat dengan baik, mudah marah,

mudah sakit, atau tidak betah di rumah. Singkatnya,

keharmonisan dan kemakmuran dalam keluarga tersebut akan

terganggu. Rumah dengan tatanan energi yang baik, tidak harus

mewah dan mahal. Jadi, tidak benar kalau ada yang mengatakan

bahwa keadaan rumah yang buruk disebabkan oleh kondisi

keuangan yang morat-marit.

Faktor manusia meliputi perilaku (amal ibadah, kerja

keras, keuletan, akhlak) dan pengetahuan (pendidikan,

pengalaman, ketrampilan). Mau menerapkan feng sui atau tidak

juga merupakan faktor manusia karena feng sui merupakan opsi

(pilihan).

Feng sui bekerja melalui deteksi energi lingkungan

(bangunan, alam). Energi ini memang tidak bisa disentuh, dilihat,

dirasakan, ataupun dicium. Energi dalam feng sui ini identik

Artikeldengan gelombang radio yang juga tidak terlihat, tercium,

terasa, dan tersentuh. Meskipun demikian, keduanya diakui ada

dari dampak yang ditimbulkannya.

Sejauh ini sering diperdebatkan, apakah feng sui dapat

menjadikan seseorang kaya raya? Jawaban singkatnya adalah

tidak. Yang bisa dilakukan oleh feng sui adalah untuk

meningkatkan kualitas hidup manusia. Seberapa besar

peningkatan tersebut, tidak seorang manusia pun yang bisa

memastikan. Tetapi, dampak positif feng sui telah terbukti

secara statistik, tidak secara matematis.

Memang, setiap menjelang tahun baru imlek, di

berbagai kesempatan, muncul isu prospek bisnis dan

peruntungan di tahun yang akan datang. Banyak juga yang

menanyakan peruntungan seseorang berdasarkan shio mereka

masing-masing. Hal seperti ini sering membingungkan orang

awam karena akan memunculkan pertanyaan apakah nasib

milyaran orang di muka bumi ini hanya terbagi ke dalam 12

kelompok (shio).

Perlu diketahui, setiap tahun memiliki karakteristik dan

kekuatan energi masing-masing. Sehingga, sejalan dengan

pergantian tahun, energi langit pun berubah. Perubahan energi

ini berdampak pada dua faktor keberuntungan, yaitu langit (ba

zi) dan bumi (feng sui). Berhubung manusia tidak bisa mengatur

perjalanan waktu, maka perubahan energi tersebut merupakan

bagian dari faktor langit. Seandainya energi tahunan kurang

mendukung sekalipun, manusia masih memiliki dua faktor

keberuntungan yang lain (bumi dan manusia). Selain itu,

kebiasaan orang menanyakan peruntungan berdasarkan shio

tahun kelahiran sebenarnya kurang relevan. Pasalnya,

sebenarnya, seseorang memiliki empat shio (tidak hanya shio

tahun). Dengan demikian, dampak tahun bagi peruntungan

seseorang--apalagi di dasarkan pada shio tahun semata--akan

semakin kecil relevansinya.

Adanya peran yang besarnya tidak bisa ditetapkan

secara matematis tersebut, menciptakan polarisasi sikap di

kalangan masyarakat luas. Ada yang berpendapat bahwa

kesuksesan hanya ditentukan oleh faktor manusia, yaitu dengan

kerja keras, sekolah yang benar, dan ibadah yang kuat. Pendapat

lain menyatakan, faktor bumi (feng sui rumah) memiliki peran

mutlak dalam menunjang kesuksesan. Ada juga yang

berpendapat bahwa kesuksesan adalah karena faktor langit,

yaitu masalah hoki semata. Ada yang menggabungkan faktor

langit (hoki) dengan faktor bumi (feng sui), faktor bumi dengan

faktor manusia, dan faktor langit dengan faktor manusia.

Terakhir, ada sekelompok orang yang mengombinasikan

ketiganya (faktor langit, bumi, dan manusia).

Polarisasi sikap merupakan wujud dari kemajemukan

nilai-nilai yang ada di masyarakat. Polarisasi sikap merupakan

hal yang wajar terjadi di berbagai wacana sehingga perlu

disikapi secara bijaksana. Sikap yang bijaksana diwujudkan

dengan saling menghargai perbedaan pendapat tersebut,

sehingga perdebatan dan perselisihan untuk mendapatkan

pembenaran diri tidak perlu terjadi. Your future is in your own

Page 40: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

yang dilengkapi dengan sistem komunikasi dan sistem alarm. Peringatan pertama untuk kewaspadaan datang dari accelerograph apabila mencatat getaran kuat. Peringatan kedua datang dari tide gauge setelah mencatat perubahan mendadak muka laut. Dua peringatan tersebut disampaikan kepada:

· Masyarakat setempat berupa alarm · Aparat setempat yang bertugas untuk koordinasi

evakuasi · BMG pusat untuk sistem monitoring dan

informasi darurat agar disebarkan ke lokasi lain.

Komunikasi data hanya diperlukan apabila ada gempa kuat atau gelombang pasang yang ekstrim, sedangkan secara rutin BMG Pusat akan mengamati dari Jakarta untuk mengetahui status operasionalnya.

b) Tsunami jarak menengah; terjadi 30 menit-2 jam setelah gempa.Jarak pusat gempa ke lokasi ini sejauh 200 km sampai 1000 km.

Ada kemungkinan bahwa daerah di sekitar jarak ini merasakan juga gempa dengan intensitas II sampai V MMI (Modified Mercalli Intensity). Tanda-tanda sebelum terjadi tsunami adalah getaran kuat dan sering diikuti oleh pasang surut air laut. Sistem peralatan daerah ini juga sama dengan daerah di atas, namun sistem peralatan mungkin lebih banyak berperan karena getaran tidak terlalu keras. Tanda-tanda ini juga diperbesar dengan sistem peralatan yang dilengkapi dengan alarm.

c) Tsunami jarak jauh; terjadi lebih dari 2 jam setelah gempa.

Jarak lokasi daerah ini dari pusat gempa lebih dari 1000 km, karena itu kecil kemungkinan daerah ini merasakan gempa. Namun masih mungkin terjadi pasang surut sebelum gelombang tsunami datang. Sistem peralatan daerah ini tidak perlu dilengkapi dengan accelerograph, kecuali daerah ini juga termasuk daerah rawan tsunami jarak dekat. Peralatan yang diperlukan untuk daerah ini adalah tremors yang sudah dipasang di Stasiun Geofisika Tretes.(berbagai sumber/why)

Peringatan Dini Saja Tak Cukupistem peringatan dini berteknologi tinggi saj atak cukup untuk membuat kita merasa aman dari bencana alam. Sistem in iperlu S

didukung oleh beberapa hal. Per tama, per lu adanya in f ras t ruktur

penyampaian informasi yang efektif dan efisien dari early warning center ke seluruh lapisan masyarakat.

Kedua, perlu koordinasi yang baik antara institusi-institusi yang ada yang berwenang

menyampaikan informasi akan terjadinya bencana alam ke masyarakat.

Ketiga, penyuluhan tentang arti pentingnya sistim peringatan dini dan pengetahuan tentang berbagai bencana alam.

Keempat, perlu pengelolaan yang baik terhadap tata ruang sehingga dapat mencegah terjadinya korban apabila bencana muncul.(berbagai sumber/why)

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200840

Artikel

erdasarkan selang waktu tersebut dapat dibedakan jenis-jenis peralatan peringatan Bdini yang diperlukan. Jenis tsunami

berdasarkan waktu terjadinya setelah gempa:a) Tsunami jarak dekat (lokal);

terjadi 0-30 menit setelah gempa.Jarak pusat gempa ke lokasi ini s e j a u h 2 0 0 k m . B e s a r kemungkinan bahwa daerah di sekitar gempa bumi merasakan atau bahkan merusak bangunan. Tanda-tanda sebelum terjadi tsunami adalah getaran kuat dan sering diikuti oleh pasang surut air laut. Tanda tanda ini diperbesar dengan sistem peralatan yang dilengkapi dengan alarm. Peralatan:AccelerographAlat ini disebut juga strong motion seismograph, karena dipasang untuk merekam getaran kuat saja. Sedangkan getaran lemah yang tidak dirasakan oleh manusia, tidak direkam karena memang tidak diperlukan. Accelerograph dilengkapi dengan alarm dan sistem komunikasi untuk penyebaran berita, kontrol operasional dan perawatan jarak jauh. · Tide gauge

Tide gauge adalah perangkat untuk mengukur perubahan permukaan laut. Perubahan permukaan laut bisa disebabkan oleh pasang naik dan surut permukaan laut harian (gaya tarik bulan dan matahari), angina, dan tsunami. Informasi yang dibutuhkan untuk peringatan dini adalah pasang surut seketika sebelum terjadinya tsunami untuk peringatan dini di lokasi tersebut. Selanjutnya, pasang naik akibat tsunami adalah informasi peringatan dini untuk lokasi yang lebih jauh. Accelerograph dan tide gauge dipasang pada

tempat yang sama dalam sebuah shelter di pantai

Alat Peringatan Dini

Page 41: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

Artikel

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 41

antas, bagaimana system peringatan dini di Indonesia? Sistem Peringatan Dini LTsunami (TEWS) berteknologi tinggi telah

mulai dibangun di Indonesia. Dua buah pelampung (buoy) sistem DART (Deep-Ocean Assesment and Reporting of Tsunamis) telah dipasang di perairan barat Pantai Bengkulu dan barat laut Pulau Siberut pada akhir November 2005. Selain itu, sekitar 10 buah DART akan dipasang dalam 3 tahun ke depan di sepanjang pantai Banda Aceh, selatan pulau Jawa hingga perairan Nusa Tenggara Timur yang dipadukan dengan seismografi milik BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) dan tidal gauge yang dipasang di sepanjang pantai di Indonesia.

Sedangkan sebuah pusat peringatan dini (early warning center) akan di bangun di Jakarta. Apakah dengan telah dibangunnya Sistem Peringatan Dini Tsunami berteknologi tinggi ini nantinya bisa cukup efektif untuk mengurangi jumlah korban bencana tsunami?

Tentunya tidak sesederhana itu, sebab TEWS berteknologi tinggi ini tidak akan bisa bekerja secara efektif saat terjadinya tsunami jika tidak didukung oleh beberapa aspek penting lainnya. Aspek penting ini adalah infrastruktur sistim komunikasi yang memadai, koordinasi yang baik antarinstitusi pemerintah yang berwenang, penyuluhan tentang arti pentingnya sistim peringatan dini tsunami, dan evakuasi saat bencana tsunami terjadi baik kepada masyarakat umum maupun kepada pejabat pemerintah atau institusi yang berwenang dalam pengambilan keputusan.

Supaya TEWS berteknologi tinggi dengan biaya yang sangat mahal ini bisa berjalan dengan baik dan berdaya guna, maka aspek pertama yang perlu diperhatikan adalah segera membangun fasilitas

infrastruktur peringatan dini tsunami ditempat yang rawan tsunami, yakni di berbagai pantai di Indonesia yang meliputi pelampung (buoy) sistem DART yang dilengkapi dengan tidal gauge dan dipadukan dengan seismograf yang dihubungkan pusat peringatan dini di Jakarta.

Kedua, perlu adanya infrastruktur penyampaian informasi yang efektif dan efisien dari early warning center ke seluruh lapisan masyarakat. Early warning center yang ada di Jakarta ini bisa menerima informasi akan terjadinya tsunami baik dari Indian Ocean Early Warning System, Pacific Ocean Tsunami Early Warning System, Japan Meteorological Agency (JMA) Early Warning ataupun yang lainnya. Setelah sinyal indikasi akan terjadinya tsunami ini diterima, segera didistribusikan ke seluruh institusi yang berwenang seperti Satuan Koordinasi Pelaksanaan (Satkorlak), pemerintah daerah, kepolisian, radio, dan televisi, atau media lainnya untuk segera diteruskan ke seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal dan sedang beraktifitas di sekitar pantai informasi ini bisa diterimanya melalui raungan sirine. Dalam hal ini BMG mengirimkan data dengan teknologi GSM dan satelit yang berupa sinyal ke sirine yang akan meraung keras memperingatkan warga di sekitar wilayah pantai. Raungan sirine ini bisa mencapai jarak 5 km.

Ketiga, perlu koordinasi yang baik antara institusi-institusi yang ada yang berwenang menyampaikan informasi akan terjadinya bencana tsunami ke masyarakat.

Keempat, aspek yang sangat penting adalah penyuluhan tentang arti pentingnya sistim peringatan dini tsunami, pengetahuan tentang tsunami dan bagaimana tsunami bisa terjadi, bagaimana cara menyelamatkan diri jika tsunami terjadi, dan lain sebagainya, baik kepada masyarakat umum maupun kepada pejabat pemerintah atau institusi yang berwenang dalam pengambilan keputusan. Informasi penting tentang peringatan dini terjadinya tsunami menjadi tidak bermanfaat jika institusi atau pejabat yang berwenang kurang memahami arti pentingnya informasi tersebut sehingga informasi tersebut tidak sampai ke masyarakat.(berbagai sumber/why)

EWS di Indonesia

ejak berbagai bencana alam melanda negeri kita, istilah sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) menjadi populer S

dibicarakan.

Pada intinya, sistem peringatan dini sebisa mungkin dimanfaatkan untuk mencegah suatu hal buruk yang akan terjadi dengan memberikan peringatan sedini mungkin kepada yang bersangkutan agar bisa menghindari atau meminimalkan akibat yang ditimbulkan hal buruk tersebut.

Sesuai namanya, sistem peringatan dini akan memberikan peringatan yang dipicu oleh suatu masukan berdasarkan aturan tertentu. Pada implementasinya, peringatan yang dikirimkan dapat berupa e-mail, SMS, atau pesan biasa saja (message box) jika sistemnya berbasis komputer. Tidak menutup kemungkinan, juga dapat berupa sinyal yang akan dikirimkan ke perangkat lainnya, misalnya alarm pada kendaraan atau rumah.

Sistem peringatan dini dapat diterapkan di berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, bidang usaha, bidang keamanan komputer, dan bidang meteorology dan geofisika. Di bidang yang terakhir ini, sistem peringatan dini sangat bermanfaat untuk mengantisipasi bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, tornado, gempa bumi, dan tsunami.(berbagai sumber/why)

MengenalEWS

Page 42: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

Tips

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200842

ambut putih alias uban merupakan gejala adanya gangguan sintesa protein yang Rser ingka l i d ihubungkan dengan

bertambahnya usia maupun faktor keturunan, Namun, ada juga faktor lain yang mempercepat tumbuhnya uban, seperti polusi, kekurangan gizi, kelelahan saraf mata, efek bahan kimia dari penggunaan sampo, dan cat/minyak rambut. Stres dan sakit keras juga dapat menjadi penyebab ubanan. Sudah barang tentu, kedatangan si kilau perak ini tak diharapkan. Untuk mencegah dan mengatasinya, siapa tahu, tips berikut ini ada yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan rambut anda.

·Usapkan campuran minyak kelapa dan air jeruk pada rambut dan biarkan selama 15 menit, lalu bilas.

·Ambil secangkir teh yang pekat dan tambahkan satu sendok makan garam. Setelah dingin, tuangkan rata ke rambut dan pijat-pijat kulit kepala. Biarkan selama satu jam, lalu bilas dengan air dingin tanpa sampo.

·Biji pepaya yang telah matang disangrai sampai kering kemudian dihaluskan hingga menjadi bubuk. Tambahkan 1 sendok makan minyak kelapa lalu aduk sampai rata dan dioleskan pada rambut hingga merata. Bungkus rambut dengan handuk, biarkan selama 1-2 jam, setelah itu bersihkan. Lakukan 1 kali seminggu.

·Larutkan satu sendok teh garam dapur dalam air

kelapa hijau segar. Setelah keramas, usapkan larutan

tersebut pada kulit kepala dan helai rambut secara

merata. Pijat kulit kepala dengan lembut, diamkan

selama 5 menit, bilas rambut hingga bersih, lakukan

setidaknya 2 kali seminggu .

·Ambil daun rambutan secukupnya dan tumbuk

hingga halus. Kemudian, tambahkan sedikit air dan

aduk hingga rata. Lalu, peraslah airnya dan disaring.

Air ini digunakan untuk membasahi rambut. Agar

hasilnya maksimal, lakukan tips ini setiap hari hingga

rambut terlihat lebih hitam.

·Lidah buaya dikupas kulitnya, isinya dicuci dengan air

dingin, setelah bersih, dapat dijus dengan campuran

madu lalu diminum.

·Olah raga bisa memperlancar peredaran darah di

kulit kepala sehingga pertumbuhan rambut bisa

lebih sehat, dan hadirnya uban yang terlalu dini bisa

dicegah.

·Memberi nutrisi yang cukup pada rambut. Vitamin A membantu menjaga kesehatan kulit kepala dan membuat rambut lebih bersinar. Vitamin A banyak terdapat dalam sayuran hijau dan buah-buahan berwarna merah dan kuning. Vitamin B berperan dalam melancarkan produksi minyak untuk menjaga kelembaban dan kesehatan rambut. Vitamin B banyak terdapat dalam sayuran hijau daun, sereal, hati, yogurt, dan pisang. Mineral yang esensial bagi rambut adalah zinc, zat besi, dan copper. Mineral ini banyak terdapat pada daging, ayam, sayuran, telur, biji-bijian, dan makanan laut, Protein, terutama nabati, amat penting untuk menjaga tekstur rambut dan membuatnya tetap bersinar. Banyak terdapat dalam biji-bijian, terutama kedelai.

Selamat mencoba!(ind) *berbagai sumber

Mengatasi Uban

Betty ImageBetty Image

Page 43: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 43

ahu adalah salah satu makanan yang tak asing

bagi kita. Selain sebagai lauk, tahu juga sering

kita jumpai sebagai kudapan. TSalah satu produsen tahu di Kota Salatiga adalah Tahu

“TM”. Pabrik tahu milik Istianto ini mulai beroperasi pada tahun

1999. Dengan Rp 25 juta sebagai modal awal, Pak Is, begitulah

ia biasa disapa, memulai usaha produksi tahunya. Dari Rp 25

juta itu, Rp 15 juta dia gunakan untuk membuat pabrik tahu

kecilkecilan. Sisanya, dia gunakan untuk membeli bahan baku

dan peralatan yang diperlukan untuk proses pembuatan tahu

putih. Semula, usaha ini ia jalankan bersama Tumijan, ayahnya.

“Saya mendirikan pabrik tahu di Kadipurwo, Senjoyo

Bener, Kecamatan Tengaran,” ungkapnya pada wartawan HB.

Ditambahkannya, ini karena limbah tahu sangat mengganggu

masyarakat, Memang, pabrik tahu ini letaknya tidak di sekitar

tempat tinggal Pak Is yang berada di Rekesan, Nanggulan,

Salatiga.

“Setelah jadi, barulah tahu-tahu itu dibawa ke rumah

saya untuk dikemas,” lanjutnya sambil membungkus tahu.

Selain untuk mengemas tahu, kediamannya juga digunakan

untuk mengolah tahu menjadi beberapa produk turunannya.

Beberapa produk itu adalah rolade tahu, tahu bakso, tahu asin,

dan tahu isi telur.

Dari berbagai produk tahu itu, produk unggulan Tahu

“TM” adalah tahu kupas atau tahu halus. Bedanya dengan tahu

yang lain adalah kedelai dikupas terlebih dahulu sebelum

masuk proses pembuatan tahu. Selain itu, penampilan tahu

juga lebih bagus, rasanya lebih enak, dan teksturnya lebih

halus.

Potensi

Dalam menjalankan usahanya Pak Is dibantu empat

orang karyawan dari luar yang bekerja di pabrik dan ibu serta

istrinya yang bekerja di rumah. Karyawan bekerja sejak pukul

04.00 WIB sampai selesai. “Tak jarang, kami bekerja sampai

malam,” ujarnya.

Setelah semua pekerjaan selesai, pagi harinya, Pak Is

memasarkan tahunya di Pasar Pagi, Salatiga, sampai pukul 09.00

WIB. Selain itu, Tahu “TM” juga melayani pesan-antar untuk

pemesanan minimal seharga Rp 20 ribu. Pelanggannya cukup

banyak, di antaranya adalah Rumah Makan Minang Kencana,

Rumah Makan Prasmanan, dan Rumah Makan Mulya.

Sebagai pengguna kedelai, Tahu “TM” yang memiliki

nomor ijin usaha PIRT No. 2153322100081 ini tak terhindar dari

dampak kenaikan harga kedelai. Produksinya pun mengalami

penurunan. Jika sebelumnya, Pak Is mampu memproses sekitar

1,5-2 kuintal kedelai untuk dibuat menjadi tahu dalam satu hari,

akiabt kenaikan harga kedelai, Pak Is hanya mampu memproses

80 kilogram sampai satu kuintal kedelai per hari. Meskipun

demikian, harga tahu Tahu “TM” masih tetap terjangkau.

Dengan uang Rp 600, kita sudah mendapat satu biji tahu halus

atau tahu kupas. Tahu asin takoa ukuran kecil, sedang, dan

besar, masing-masing dijual seharga Rp 300, Rp 350, dan Rp

400 per biji. Sementara itu, rolade tahu dijual dengan Rp 2.500

per biji, tahu bakso Rp 3.500 per bungkus yang berisi 10 biji.

Semua produk ini sudah dibumbui sehingga siap digoreng.

Selain itu, jangan khawatir, Pak Is menjamin bahwa produknya

tidak menggunakan formalin.

Keuntungan kotor dari produksi ini berkisar 500800

ribu rupiah per harinya. Jumlah ini digunakan untuk membayar

honor empat karyawannya yang bekerja di pabrik, sebesar Rp 50

ribu per hari. Selain itu, keuntungan kotor tersebut juga

digunakan untuk membeli bahan baku serta pengeluaran lain

yang tidak terduga. Setelah berbagai pengeluaran itu,

keuntungan bersih yang didapat Pak Is setiap harinya sekitar Rp

100 ribu.

Demi kesetiaan konsumennya, pria satu anak ini

senantiasa menjaga mutu dan kualitas hasil produksinya. Bagi

Tahu Halus Tanpa Formalin

Istiyanto bersama produk tahu halusnya

DwiDwi

Page 44: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

KalimangkakYang

Anti Gong

nda pasti pernah melewati Jalan Kalimangkak. Sekarang ini, Jalan AKalimangkak memang sudah cukup ramai.

Suara mesin kendaraan bermotor juga sudah menjadikan jalan tersebut bising.

Namun, siapa mengira, pada jaman dulu, Jalan Kalimangkak adalah jalan yang sepi dan dikenal angker. Jalan sepanjang 400 meter di Kelurahan Sidorejo ini, dulunya, hanyalah jalan kecil dengan tatanan batu berjajar tiga. Sudah sempit, jelek, penuh batu, angker pula.

Di malam hari, keadaan yang sepi itu semakin mencekam karena tidak ada penerangan jalan. Suasana ini diperparah dengan adanya petilasan makam mbah Mangkak yang dianggap sebagai tokoh sakti dan menjadi nama jalan tersebut. Wajar, kalau banyak orang yang tidak berani melalui jalan ini sendirian di malam hari. Pasalnya, mereka khawatir akan menjumpai berbagai kejadian aneh yang sulit diterima akal sehat.

Warga di wilayah ini memiliki kepercayaan yang unik. Menurut mereka, setiap warga yang memiliki hajatan tidak diperkenankan menampilkan hiburan wayang kulit, reog, atau karawitan. Larangan yang tak tertulis ini, sudah barang tentu, dipatuhi oleh warga.

Percaya atau tidak, menurut Haji Faizal Karwanes, warga setempat, larangan ini sudah terbukti. Salah satunya adalah ketika ada warga yang nekat menampilkan hiburan wayang kulit saat pesta pernikahan anaknya. Tanpa dinyana, ”Pengantin yang bersangkutan hilang,” kata Karwan ketika ditemui wartawan Hati Beriman. Ketika diketemukan, si pengantin pulang tinggal nama.

Kepercayaan ini tak lepas dari adanya petilasan

makam mbah Mangkak yang, menurut cerita, berkulit mangkak (kusam). ”Di sinilah makam mbah Mangkak,” ungkap Faizal sambil menunjuk sebuah makam di bawah pohon Wuni. Di sekitarnya ada sumber air berukuran 1,5 meter kali 1 meter dengan kedalaman 1 meter. Lokasi makam dan sumber air berdekatan dengan Hotel Kalimangkak. Sumber air ini dimanfaatkan warga setempat karena airnya jernih dan tidak pernah kering dalam situasi apapun.

”Saya juga pernah mengalami kejadian yang membingungkan di sekitar jalan ini,” ungkapnya. Pada tahun 1979, Karwan naik sepeda motor dari arah Jalan Imam Bonjol menuju rumahnya melalui Jalan Kalimangkak. Di tengah Jalan Kalimangkak, tepatnya di dekat makam mbah Mangkak, mesin kendaraannya tiba-tiba mati sendiri.

Otomatis, dia pun menjadi bingung. ”Saya berusaha tenang sehingga akhirnya tahu bahwa saya harus memutar arah ke selatan dengan menuntun kendaraan agak jauh dari lokasi makam,” jelasnya. Ternyata, sepeda motor bisa dihidupkan lagi. Karwan pun memutar lewat Kauman menuju jalan Diponegoro dan masuk jalan Kalimangkank lagi tanpa melewati makam.

Masyarakat sekitar jalan yang masuk Kampung Sinoman Tempel itu sampai sekarang tidak berani melanggar larangan tersebut. Bahkan, semakin hari, rasa kekeluargaan mereka semakin meningkat dengan mengadakan pengajian sambil beranjangsana. Pengajian ini biasanya diadakan oleh ibu-ibu Basis setiap malam Jumat, sebulan sekali, di rumah salah satu warga secara bergantian. Acara pengajian seperti ini jugalah yang kerap diadakan setiap ada warga yang memiliki hajatan.

Sementara itu, petilasan makam mbah Mangkak yang berupa dua batu itu, saat ini menjadi tempat ziarah bagi banyak orang. Setiap malam Jumat, ada saja orang yang pergi ke petilasan itu dengan berbagai keperluan. Bahkan, ada pula yang meminta rejeki.

Adanya pengaspalan jalan pada tahun 1981 telah mengubah suasana jalan tersebut. Jalan Kalimangkak menjadi lebih lebar dan dapat dilalui mobil. Malam hari pun tak segelap dulu karena sudah ada penerangan jalan. Jalan yang sepi itu, kini ramai.*

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 200844

Legenda

KoestonoKoestono

Alat Musik “Gong”

Page 45: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 1, Maret 2008 45

Karikatur

PengobatannyaGratis kan pak ?

I ya . . .

Saya mintasurat keterangandari dokter ya

pak?

Baik

PeriksanyaGratis ...Suratnya

gak gratis ...

Katanyatadi gratispak ...Semuanya

15 ribu

Page 46: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

MENDATAR : 1. Jual Beli, 3. Ahli Pidato, 8. Dewi cinta, 9, Tim Penyelamat, 11. Mahkamah Agung, 12. Susu Eksklusif, 13. Tempat hidup suatu mahluk, 14. Tanda Nomor Kendaraan DIY, 15. Besar, 18. Negara Adi Kuasa, 20. Kata tunjuk, 23. Ketua DPRD Kota Salatiga, 27. Mencontoh, 28. Salah satu bahan Bom Atom, 29. Nasyiatul Aisyiyah (Singk), 30.Akademi Pemerintahan, 33. Lampu, 34. Bebas, 36. Nasehat, 37. Lokasi, 40. Pikiran, 41. Rancangan Undang Undang(Singk). 42. Sisa pembakaran yang dibuang ke udara.

MENURUN : 1. Hak Azasi Manusia, 2. Stasiun Kereta Api di Jakarta, 3. Orkes Melayu, 4. Raja Dangdut, 5. Salah satu kegiatan Ibu-Ibu PKK, 6. Suku, 7. Rapat Anggota Tahunan 8. Tanda bukti hak, 10. Gelanggang Tinju, 16. Maskapai Penerbangan Indonesia, 17. Organisasi Islam, 18. Tumbuhan penghijauan, 19. Rasanya dingin, 21. Sejenis ikan buas, 22. Simpanan Pembangunan Pedesaan, 23. Tumbuhan, 24. Indeks Prestasi, 25. Cahaya, 26. Diulang : Pemotong padi, 27. Majikan, 31. Minuman beralkohol, 32. Yang mengambil sari makanan pada tumbuhan, 35.Zaman, 36. Sarjana Ekonomi, 38. Gelar bangsawan Jawa, 39.Huruf kembar

KANTOR CABANG SALATIGA JL. PEMUDA NO. 1 SALATIGA TELP. (0298) 324750, 324751

FAX (0298) 324751 TELEX 22800 BPD SLG IA

Rilek’s

Total Hadiah Rp. 300.000,-untuk 6 orang pemenang @Rp. 50.000,-

Teka Teki Silang HB 35

KUPON TTS HB 35

Mitra Usaha SejatiMitra Usaha SejatiMitra Usaha SejatiJl. Buksuling Salatiga Telp. (0298) 323001

PD. BPR KOTA SALATIGABank Perkreditan Rakyat

KETENTUAN MENEBAK :1. Jawaban ditulis di Kartu Pos atau lembar

tersendiri dengan mencantumkan Kupon TTS HB 35 (bisa foto kopi) kirim ke Redaksi Majalah Hati Beriman, tulis nama dan alamat lengkap.

2. Jawaban diterima Redaksi paling lambat tanggal 25 April 2008

3. Pemenang akan diumumkan pada Majalah Hati Beriman, Vol. 2. No. 1, April 2008

4. Akan diundi 6 (enam) orang pemenang masing-masing Rp. 50.000,00 dari sponsor.

5. Pemenang dapat mengambil hadiah di Kantor Redaksi Majalah Hati Beriman dengan menyertakan foto copy identitas diri.

PEMENANG TTS HB 34

1.W. Sumarno, Jl. Sokasari No. 04 Sidorejo-Lor

Salatiga2. Puput, RT. 5/I Cabean Salatiga3. Mariyanti, RT. 02/13 Tingkir Salatiga

4. Haydar Adhiguna Santosa,

Kls. III SD Negeri Sidorejo Lor

02 Salatiga5. Meli Rosnia, SMP Muhammadiyah, Jl.

Cempaka 5-7 Salatiga6. Sri Widiani, Jl Perumdis Cabean RT. 03/14

Mangunsari Salatiga 50721

30

40

36

34 35

32

39

31 33

23 25 27

28

24

109

11

1 2 3 4 5 6

20

21

19 13

14 15 16 17

12

18

29

8

19

22

37 38

41 42

26

7

23

Page 47: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

LensaWalikota Salatiga John M. Manoppo, SH saat menyampaikan materi pada acara Up Grading dan Rapat Kerja Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kota Salatiga dengan tema “Peran Pemuda Dalam Mengawal Reformasi Birokrasi dan Pemberantasan Korupsi” yang dilanjutkan dengan dialog interaktif.

Page 48: Majalah Berita Warga Kota Salatiga · Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; ... setiap warga yang memiliki KTP ... hakim, atau jaksa

9 7 7 1 9 7 8 5 7 9 8 0 5

IKLAN LAYANAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA INI DISAMPAIKAN OLEH REDAKSI MAJALAH HATIBERIMAN

Majalah Berita Warga Kota Salatiga

IKLAN LAYANAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA INI DISAMPAIKAN OLEHREDAKSI MAJALAH HATIBERIMAN

Majalah Berita Warga Kota Salatiga

Selamat dan SuksesSelamat dan SuksesAtas DilantiknyaAtas Dilantiknya

Hj. Dra. SRI SEJATI KUSUMANINGSIH, MM.Hj. Dra. SRI SEJATI KUSUMANINGSIH, MM.

SEKRETARIS DAERAH KOTA SALATIGA

SEKRETARIS DAERAH KOTA SALATIGA

SebagaiSebagai