jurnal ( desi indriasari )

82
PENGARUH KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI TERHADAP NILAI INFORMASI PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir) Desi Indriasari, S.E., M.Si., Ak. POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG Dr. Ertambang Nahartyo, M.Sc. UNIVERSITAS GADJAH MADA ABSTRACT Basically, the objective of this research is to examine the factors that influence information value of local government financial reporting. Information value refers to reliability and timeliness, whereas factors that influence are human resource capacity, information technology utilization, and accounting intern control. Data collection was done by providing questionnaires to 73 heads and staffs of SKPD’s accounting department in Palembang City and Ogan Ilir District and also by interviewing some of them. The collected data was processed using SPSS version 13. The statistic method used to test the hypotheses was multiple linier regression. Hypotheses testing results are as follows. First, information technology utilization and accounting intern control have a positive and significant influence on reliability of local government financial reporting, while human resource capacity has no influence. Second, both of human resource capacity and information technology utilization have positive and significant influence on timeliness of local government financial reporting. Keywords: Local government financial reporting, Information value, Human resource capacity, Information technology utilization, and Accounting intern control.

Upload: rachmat-ibrahim-caniago

Post on 22-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Keywords: Local government financial reporting, Information value, Human resource capacity, Information technology utilization, and Accounting intern control.

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal ( Desi Indriasari )

PENGARUH KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI

TERHADAP NILAI INFORMASI PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(Studi Pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir)

Desi Indriasari, S.E., M.Si., Ak.POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG

Dr. Ertambang Nahartyo, M.Sc.UNIVERSITAS GADJAH MADA

ABSTRACT

Basically, the objective of this research is to examine the factors that influence information value of local government financial reporting. Information value refers to reliability and timeliness, whereas factors that influence are human resource capacity, information technology utilization, and accounting intern control.

Data collection was done by providing questionnaires to 73 heads and staffs of SKPD’s accounting department in Palembang City and Ogan Ilir District and also by interviewing some of them. The collected data was processed using SPSS version 13. The statistic method used to test the hypotheses was multiple linier regression.

Hypotheses testing results are as follows. First, information technology utilization and accounting intern control have a positive and significant influence on reliability of local government financial reporting, while human resource capacity has no influence. Second, both of human resource capacity and information technology utilization have positive and significant influence on timeliness of local government financial reporting.

Keywords: Local government financial reporting, Information value, Human resource capacity, Information technology utilization, and Accounting intern control.

Page 2: Jurnal ( Desi Indriasari )

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini

adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat

maupun daerah. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi

dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu

media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003 dalam

Mardiasmo, 2006).

Dimensi akuntabilitas publik meliputi akuntabilitas hukum dan kejujuran,

akuntabilitas manajerial, akuntabilitas program, akuntabilitas kebijakan, dan akuntabilitas

finansial (keuangan). Terkait dengan tugas untuk menegakkan akuntabilitas finansial,

khususnya di daerah, pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mempublikasikan

laporan keuangan kepada pemangku kepentingannya (stakeholder). Governmental

Accounting Standards Board (1999) dalam Concepts Statement No. 1 tentang Objectives

of Financial Reporting menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar pelaporan

keuangan di pemerintahan yang didasari oleh adanya hak masyarakat untuk mengetahui

dan menerima penjelasan atas pengumpulan sumber daya dan penggunaannya.1

Harus disadari bahwa ada banyak pihak yang akan mengandalkan informasi

dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi tersebut harus bermanfaat bagi para

pemakai.

1 Ada perbedaan antara pengertian pelaporan keuangan (financial reporting) dan laporan keuangan (financial reports). Pelaporan keuangan yang meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat, peraturan yang berlaku termasuk PABU, dan mekanisma penyampaian informasi. Sedangkan laporan keuangan merupakan medium dalam penyampaian informasi. Laporan keuangan pemerintah merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pemerintah.

Page 3: Jurnal ( Desi Indriasari )

Mengatakan bahwa informasi harus bermanfaat bagi para pemakai sama saja

dengan mengatakan bahwa informasi harus mempunyai nilai (Suwardjono, 2005).

Informasi akan bermanfaat kalau informasi tersebut berpaut dengan keputusan yang

menjadi sasaran informasi. Informasi akan bermanfaat kalau informasi tersebut dipahami

dan digunakan oleh pemakai. Informasi juga akan bermanfaat kalau pemakai

mempercayai informasi tersebut.

Kebermanfaatan (usefulness) merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat

ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan, pemakai, dan

keyakinan pemakai terhadap informasi. Oleh karena itu, kriteria ini secara umum disebut

karakteristik kualitatif (qualitative characteristics) atau kualitas (qualities) informasi.

Adapun kriteria dan unsur-unsur pembentuk kualitas informasi yang menjadikan

informasi dalam laporan keuangan pemerintah mempunyai nilai atau manfaat

sebagaimana disebutkan dalam Rerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan terdiri

dari (PP No. 24 Tahun 2005): (a) relevan, (b) andal, (c) dapat dibandingkan, dan (d)

dapat dipahami.

Berbicara mengenai pelaporan keuangan dan nilai informasi yang terkandung

dalam laporan keuangan pemerintah akan menimbulkan pertanyaan apakah pelaporan

keuangan pemerintah selama ini sudah memenuhi kriteria kualitas informasi yang

disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan? Apakah laporan keuangan pokok

yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan

atas Laporan Keuangan (UU No 17 Tahun 2003) telah relevan, andal, dapat

dibandingkan, dan dapat dipahami?

Fenomena pelaporan keuangan pemerintah di Indonesia merupakan sesuatu hal

yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Dari berbagai tulisan yang berhasil di-download

dari internet, ternyata di dalam laporan keuangan pemerintah masih banyak disajikan

data-data yang tidak sesuai. Selain itu juga masih banyak penyimpangan-penyimpangan

Page 4: Jurnal ( Desi Indriasari )

yang berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dalam pelaksanaan audit

laporan keuangan pemerintah. Beberapa tulisan yang berhasil dihimpun adalah sebagai

berikut:

Pansus LPJ Gubernur Jawa Barat mempertanyakan sejumlah perbedaan data anggaran yang dicantumkan dengan realisasi pada dinas-dinas terkait. Menurutnya, ada banyak perbedaan terutama dalam data arus kas, misalnya, belanja modal sebesar Rp 580,5 miliar dengan rincian aset tetap dan aset tidak tetap (Pikiran Rakyat, 27 April 2004).

…. Ketua BPK, Anwar Nasution sebelumnya mengatakan bahwa laporan keuangan daerah banyak mengalami kebocoran. Dalam Hapsem tersebut BPK menemukan adanya beberapa dugaan penyimpangan, antara lain pemberian tunjangan, honorarium, insentif, bantuan keuangan sebesar Rp 517,35 miliar kepada DPRD, Sekretariat DPRD, Kepala Daerah, Sekretaris Daerah, Muspida dan Badan Pengawas Pembangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan. Selain itu, BPK juga menemukan adanya pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan sebesar Rp 211,48 miliar, realisasi belanja Rp 621,29 miliar yang tidak dilengkapi bukti dan diduga menyimpang, serta pembagian hasil pajak dan kewajiban pemerintah pusat dan provinsi yang belum disalurkan sebesar Rp 436,09 miliar… (Suara Karya, 17 Desember 2005).

Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Anwar Nasution menilai laporan keuangan Pemerintah Daerah banyak yang bermasalah bahkan tidak layak audit. Anwar Nasution menyebutkan, permasalahan yang ditemukan diantaranya terkait ketidakjelasan penyimpanan dana daerah dan penggunaan keuangan daerah dengan boros yang tidak jelas keperluannya. Anwar Nasution juga mengkritik akuntabilitas transparasi laporan keuangan Pemda masih sangat rendah (indosiar.com, 10 Januari 2007).

…. Menurut Mardiasmo, dalam Pasal 33 UU No 33/2004 disebutkan bahwa Menkeu berhak menunda penyaluran DAU bila pemda belum menyerahkan laporan sistem keuangan daerah, termasuk APBD. Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Agung Pambudhi mendukung kebijakan Depkeu tersebut. Setidaknya terdapat tiga alasan yang dapat dijadikan dasar sanksi tersebut. Pertama, UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kedua, faktor koordinasi nasional, yakni kondisi pelaporan perda APBD yang sering terlambat sehingga mengganggu perekonomian nasional. Ketiga, faktor kepentingan daerah. ”Itu juga bagi kepentingan daerah sendiri, agar pembangunan ekonominya segera bisa dilaksanakan,”tambah dia. (Koran SINDO, 25 Januari 2007).

Another issue was the time frame of APBD for all districts and cities in Indonesia, only ten percent finished APBD on time. The delayed APBD has some impacts such as delays in the General Allocation Fund (DAU) by Central Government (Adriansyah, 2006).

Berdasarkan fenomena tersebut dapat dinyatakan bahwa laporan keuangan

pemerintah masih belum seluruhnya memenuhi kriteria keterandalan dan ketepatwaktuan

(timeliness). Mengingat bahwa keterandalan dan ketepatwaktuan merupakan dua unsur

Page 5: Jurnal ( Desi Indriasari )

nilai informasi yang penting terkait dengan pengambilan keputusan berbagai pihak,

peneliti tertarik untuk meneliti hal apa yang mungkin mempengaruhi keterandalan dan

ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah.

Di dalam Konsep Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pada bab Standar

Pekerjaan Lapangan Pemeriksaan Keuangan mengenai Pengendalian Intern disebutkan

bahwa sistem informasi yang relevan dengan tujuan laporan keuangan, salah satunya

adalah sistem akuntansi yang terdiri dari metoda dan catatan yang dibangun untuk

mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa

maupun kondisi) untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas yang

bersangkutan (BPK RI, 2006). Sistem akuntansi sebagai suatu sistem informasi

membutuhkan manusia untuk menjalankan sistem yang ada. Untuk dapat menghasilkan

laporan keuangan yang berkualitas, maka kapasitas sumber daya manusia yang

melaksanakan sistem akuntansi sangatlah penting.

Saat ini secara bertahap pemerintah berpindah meninggalkan sistem akuntansi

single entry menjadi double entry karena penggunaan single entry tidak dapat

memberikan informasi yang komprehensif dan mencerminkan kinerja yang

sesuangguhnya. Basis akuntansi yang diterapkan pun mengalami perubahan dari basis

kas (cash basis) ke basis akrual (accrual basis). Permasalahan penerapan basis akuntansi

bukan sekedar masalah teknis akuntansi, yaitu bagaimana mencatat transaksi dan

menyajikan laporan keuangan, namun yang lebih penting adalah bagaimana menentukan

kebijakan akuntansi (accounting policy), perlakuan akuntansi untuk suatu transaksi

(accounting treatment), pilihan akuntansi (accounting choice), dan mendesain atau

menganalisis sistem akuntansi yang ada. Kebijakan untuk melakukan aktivitas tersebut

tidak dapat dilakukan oleh orang (pegawai) yang tidak memiliki pengetahuan di bidang

akuntansi (Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik, 2006).

Page 6: Jurnal ( Desi Indriasari )

Penelitian mengenai sumber daya manusia yang ada di instansi pemerintah

pernah dilakukan. Penelitian Dinata (2004) menemukan bukti empiris bahwa secara garis

besar sumber daya manusia yang ada di instansi pemerintahan Kota Palembang belum

sepenuhnya dinyatakan siap atas berlakunya Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yang

berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 (Dinata, 2004).

Penelitian Alimbudiono dan Fidelis (2004) memberikan temuan empiris bahwa pegawai

berlatar pendidikan akuntansi di subbagian akuntansi Pemerintah XYZ masih minim, job

description-nya belum jelas, dan pelatihan-pelatihan untuk menjamin fungsi akuntansi

berjalan dengan baik belum dilaksanakan.

Kegiatan lokakarya eksplorasi pengembangan kapasitas Pemerintah Daerah Kutai

Kartanegara yang dilaksanakan pada tahun 2003 berhasil mengidentifikasi permasalahan

sumber daya manusia dalam tiga tingkatan yaitu tingkat sistem, lembaga, dan individu.

Hasil perangkingan dari permasalahan tersebut menetapkan urutan prioritas penanganan

yang pertama adalah penempatan pegawai kurang sesuai dengan bidang ilmu yang

berdampak pada rendahnya pemahaman aparatur terhadap tugas dan fungsinya. Selain itu

terkait dengan sumber daya manusia di satuan kerja di Indonesia, sebuah tulisan di Media

Indonesia (9 Desember 2006) menyebutkan bahwa dari 19.670 satuan kerja, hanya empat

orang akuntannya.

Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia

yang ada di instansi pemerintahan masih belum memadai. Kapasitas sumber daya

manusia yang masih minim ini mungkin memiliki pengaruh terhadap keterandalan dan

ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah.

Hal kedua yang mungkin mempengaruhi keterandalan dan ketepatwaktuan

pelaporan keuangan pemerintah adalah pemanfaatan teknologi informasi. Seperti kita

ketahui bahwa total volume Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah

(APBN/D) dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Dari sisi

Page 7: Jurnal ( Desi Indriasari )

akuntansi hal tersebut menunjukkan bahwa volume transaksi keuangan pemerintah juga

menunjukkan kuantitas yang semakin besar dan kualitas yang semakin rumit dan

kompleks. Peningkatan volume transaksi yang semakin besar dan semakin kompleks

tentu harus diikuti dengan peningkatan kemampuan pengelolaan keuangan pemerintah

(Sugijanto, 2002). Untuk itu Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk

mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan

kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan Informasi Keuangan Daerah

kepada pelayanan publik. Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh Pemerintah

dan Pemerintah Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang

Sistem Informasi Keuangan Daerah yang merupakan pengganti dari PP No. 11 Tahun

2001 tentang Informasi Keuangan Daerah.

Suatu teknologi informasi terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak,

manajemen data, dan jaringan (Wilkinson et al. (2000). Walaupun secara umum telah

banyak diketahui manfaat yang ditawarkan oleh suatu teknologi informasi antara lain

kecepatan pemrosesan transaksi dan penyiapan laporan, keakuratan perhitungan,

penyimpanan data dalam jumlah besar, kos pemrosesan yang lebih rendah, kemampuan

multiprocessing (Wahana Komputer, 2003), namun pengimplementasian teknologi

informasi tidaklah murah. Terlebih jika teknologi informasi yang ada tidak atau belum

mampu dimanfaatkan secara maksimal maka implementasi teknologi menjadi sia-sia dan

semakin mahal. Kendala penerapan teknologi informasi antara lain berkaitan dengan

kondisi perangkat keras, perangkat lunak yang digunakan, pemutakhiran data, kondisi

sumber daya manusia yang ada, dan keterbatasan dana. Kendala ini yang mungkin

menjadi faktor pemanfaatan teknologi informasi di instansi pemerintah belum optimal.

Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi ini mungkin juga memiliki pengaruh

terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah.

Page 8: Jurnal ( Desi Indriasari )

Hal ketiga yang mungkin mempengaruhi keterandalan pelaporan keuangan

pemerintah adalah pengendalian intern akuntansi. Sistem akuntansi sebagai sistem

informasi merupakan subjek terjadinya kesalahan baik yang disengaja maupun yang

tidak disengaja (Riasetiawan). Oleh karena itu sistem akuntansi memerlukan

pengendalian intern atau dengan kata lain sistem akuntansi berkaitan erat dengan

pengendalian intern organisasi (Mahmudi, 2007).

Pengendalian intern menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan proses yang dirancang untuk memberikan

keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan pemerintah daerah yang tercermin

dari keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program dan

kegiatan serta dipatuhinya peraturan perundang-undangan. Ada tiga fungsi yang terlihat

dari definisi tersebut yaitu: (a) keterandalan pelaporan keuangan, (b)

efisiensi dan efektivitas operasi, dan (c) kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Fungsi pertama dilakukan untuk mencegah terjadinya

inefisiensi dan dinamakan pengendalian intern akuntansi, sedangkan fungsi kedua dan

ketiga dilakukan secara khusus untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen dan dinamakan pengendalian intern administratif

(Moscove et al., 1990 dalam Triyuwono & Roekhudin, 2000). Komponen penting dari

pengendalian intern organisasi yang terkait dengan sistem akuntansi antara lain

(Mahmudi, 2007): (a) sistem dan prosedur akuntansi, (b) otorisasi, (c) formulir,

dokumen, dan catatan, dan (d) pemisahan tugas.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 9: Jurnal ( Desi Indriasari )

1. Apakah kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan

pengendalian intern akuntansi berpengaruh terhadap keterandalan pelaporan

keuangan pemerintah daerah?

2. Apakah kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Pelaporan Keuangan Pemerintah

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan asersi dari pihak manajemen pemerintah

yang menginformasikan kepada pihak lain, yaitu para pemangku kepentingan

(stakeholder), tentang kondisi keuangan pemerintah. Di Indonesia, laporan keuangan

pokok yang harus dibuat oleh pemerintah sebagaimana tercantum dalam pasal 30 UU No.

17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara meliputi: (1) Laporan Realisasi APBN/D, (2)

Neraca, (3) Laporan Arus Kas, (4) Catatan atas Laporan Keuangan, dan (5) Lampiran

laporan keuangan perusahaan negara/daerah. Tujuan pelaporan keuangan pemerintah

disajikan dalam tabel 1:

Tabel 1. Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Page 10: Jurnal ( Desi Indriasari )

2.2 Nilai Informasi

Agar manfaat dan tujuan penyajian laporan keuangan pemerintah dapat dipenuhi maka

informasi yang disajikan harus merupakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang

berkepentingan dengan informasi tersebut. Mengatakan bahwa informasi harus

bermanfaat bagi para pemakai sama saja dengan mengatakan bahwa informasi harus

mempunyai nilai (Suwardjono, 2005). Beberapa definisi dan rumusan kualitas informasi

disajikan dalam tabel 2:

Tabel 2. Definisi dan Rumusan Kualitas Informasi

Trade-off antara Keterandalan dan Ketepatwaktuan (Timeliness)

Sebagai aspek pendukung keberpautan, ketepatwaktuan adalah tersedianya informasi

bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan

kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. Sedangkan keterandalan adalah kemampuan

informasi untuk memberi keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid. Dalam

hal tertentu, mengejar keberpautan dan ketepatwaktuan untuk mencapai kebermanfaatan

harus dibarengi dengan mengorbankan kualitas lain yaitu keakuratan/presisi

(accuracy/precision) atau keterandalan. Jadi terdapat saling korban (trade-off) antara

ketepatwaktuan dan keterandalan/reliabilitas untuk mendapatkan kebermanfaatan.

Namun, walaupun berkurangnya reliabilitas berakibat berkurangnya kebermanfaatan,

Page 11: Jurnal ( Desi Indriasari )

dimungkinkan untuk mempercepat ketersediaan data secara aproksimasi tanpa

mempengaruhi reliabilitas secara material. Dengan begitu ketepatwaktuan dengan

aproksimasi justru akan meningkatkan kebermanfaatan secara keseluruhan (Suwardjono,

2005).

2.3 Kapasitas Sumber Daya Manusia

Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu

organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau

kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus

dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran-

keluaran (outputs) dan hasil-hasil (outcomes).

Menurut Tjiptoherijanto (2001) dalam Alimbudiono & Fidelis (2004), untuk

menilai kapasitas dan kualitas sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu fungsi,

termasuk akuntansi, dapat dilihat dari level of responsibility dan kompetensi sumberdaya

tersebut. Tanggung jawab dapat dilihat dari atau tertuang dalam deskripsi jabatan.

Deskripsi jabatan merupakan dasar untuk melaksanakan tugas dengan baik. Tanpa

adanya deskripsi jabatan yang jelas, sumberdaya tersebut tidak dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik. Sedangkan kompetensi dapat dilihat dari latar belakang

pendidikan, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, dan dari keterampilan yang

dinyatakan dalam pelaksanaan tugas.

Kompetensi merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki

keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan kemampuan (ability) untuk

melaksanakan suatu pekerjaan (Hevesi, 2005). Menurut beberapa pakar, kompetensi

adalah karakteristik yang mendasari seseorang mencapai kinerja yang tinggi dalam

pekerjaannya. Pegawai yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup akan bekerja

tersendat-sendat dan juga mengakibatkan pemborosan bahan, waktu, dan tenaga.

Menurut Dunnetts dalam anonim, skill adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk

Page 12: Jurnal ( Desi Indriasari )

melaksanakan suatu rangkaian tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan

pengalaman. Menurut Blanchard & Thacker (2004) dalam anonim, skill seseorang

tercermin dari seberapa baik seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan yang spesifik

seperti mengoperasikan suatu peralatan, berkomunikasi efektif, atau

mengimplementasikan suatu strategi bisnis.

2.4 Teknologi Informasi

Teknologi informasi meliputi komputer (mainframe, mini, micro), perangkat lunak

(software), database, jaringan (internet, intranet), electronic commerce, dan jenis lainnya

yang berhubungan dengan teknologi (Wilkinson et al., 2000). Teknologi informasi selain

sebagai teknologi komputer (hardware dan software) untuk pemrosesan dan

penyimpanan informasi, juga berfungsi sebagai teknologi komunikasi untuk penyebaran

informasi. Komputer sebagai salah satu komponen dari teknologi informasi merupakan

alat yang bisa melipatgandakan kemampuan yang dimiliki manusia dan komputer juga

bisa mengerjakan sesuatu yang manusia mungkin tidak mampu melakukannya.

2.4.1 Peningkatan Nilai Informasi

Pengolahan data menjadi suatu informasi dengan bantuan komputer jelas akan lebih

meningkatkan nilai dari informasi yang dihasilkan. Peningkatan nilai informasi tersebut

bisa kita amati dari hal sebagai berikut (Wahana Komputer, 2003).

1. Hubungan antara Nilai Informasi, Biaya, dengan Waktu pengolahan data

menjadi informasi.

Biaya/Nilai Informasi

Manfaat

Biaya Informasi

Nilai Informasi

Page 13: Jurnal ( Desi Indriasari )

Waktu

Gambar 1

Hubungan Biaya, Nilai, dan Waktu

Dari grafik yang menunjukkan hubungan antara biaya, nilai, dan waktu pengolahan

informasi, maka dapat diihat informasi yang memiliki nilai tinggi adalah informasi

yang disajikan dalam waktu yang cepat dan tepat. Untuk pemrosesan data manual

biasanya berlaku bahwa semakin cepat waktu yang diinginkan untuk pemrosesan,

maka biaya yang dibutuhkan akan semakin besar. Dengan bantuan komputer

pengolahan data bisa diatur sedemikian rupa sehingga informasi dapat disajikan tepat

waktu dan dengan biaya yang masih di bawah manfaat itu sendiri. Dengan kata lain,

kita bisa mengatur pengolahan data sehingga manfaat ekonomis sebuah informasi

dapat diperoleh secara maksimal.

2. Hubungan antara Biaya dengan Volume pemrosesan data menjadi informasi.

Biaya Rata-rata A Manual

B Mesin

Komputer

Volume Pemrosesan

Gambar 2

Hubungan Biaya dan Volume Pemrosesan

Page 14: Jurnal ( Desi Indriasari )

Tingginya biaya tenaga kerja manusia yang diperlukan dalam pemrosesan data membuat

pemrosesan secara manual kurang efektif jika ditinjau dari sisi volume dan biaya

pemrosesan. Pada Gambar 2 terlihat bahwa pemrosesan secara manual memiliki biaya

yang stabil pada angka yang cukup tinggi. Sementara dengan menggunakan mesin, meski

investasi awal lebih besar biayanya, namun pada perkembangannya akan dapat

mengurangi biaya pemrosesan dengan tetap menjaga volume. Sedangkan pengolahan

data dengan menggunakan komputer, akan dapat terus mengurangi biaya-biaya pada

posisi yang paling rendah dibandingkan dengan metoda pengolahan yang lain.

Dalam hubungannya dengan sistem informasi akuntansi, komputer akan

meningkatkan kapabilitas sistem. Ketika komputer dan komponen-komponen yang

berhubungan dengan teknologi informasi diintegrasikan ke dalam suatu sistem informasi

akuntansi, tidak ada aktivitas umum yang ditambah atau dikurangi. Sistem informasi

akuntansi masih mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data. Sistem masih

memasukkan pengendalian-pengendalian atas keakurasian data. Sistem juga

menghasilkan laporan-laporan dan informasi lainnya. Hanya saja pengkomputerisasian

sistem informasi akuntansi seringkali mengubah karakter aktivitas. Data mungkin

dikumpulkan dengan peralatan khusus. Catatan akuntansi menggunakan lebih sedikit

kertas. Kebanyakan, jika tidak semuanya, tahapan-tahapan pemrosesan dilakukan secara

otomatis. Output lebih rapi, dalam bentuk yang lebih bervariasi, dan lebih banyak.

Terlebih lagi, output dapat didistribusikan kepada orang lain yang terhubung lewat LAN.

Yang lebih penting dari semua perubahan ini adalah peningkatan dalam hal

(Wilkinson et al., 2000):

1. pemrosesan transaksi dan data lainnya lebih cepat,2. keakurasian dalam perhitungan dan pembandingan lebih besar,3. kos pemrosesan masing-masing transaksi lebih rendah,4. penyiapan laporan dan output lainnya lebih tepat waktu,5. tempat penyimpanan data lebih ringkas dengan aksesibilitas lebih tinggi ketika

dibutuhkan, 6. pilihan pemasukan data dan penyediaan output lebih luas/banyak, dan

Page 15: Jurnal ( Desi Indriasari )

7. produktivitas lebih tinggi bagi karyawan dan manager yang belajar untuk menggunakan komputer secara efektif dalam tanggung jawab rutin dan pembuatan keputusan.

Sedangkan kelemahannya, sistem komputer cenderung kurang fleksibel dan tidak

dapat cepat beradaptasi jika ada perubahan sistem, perencanaan dan pembuatan sistem

terkomputerisasi memakan waktu lebih lama, biaya pemasangan instalasi tinggi, butuh

kontrol yang lebih baik, jika ada bagian hardware yang tidak bekerja dapat

melumpuhkan sistem, komputer tidak dapat mendeteksi penyebab kesalahan, hilangnya

jejak audit, komputer peka terhadap pengaruh lingkungan, data yang disimpan mudah

rusak (Pujonggo, 2004).

2.5 Pengendalian Intern Akuntansi

Pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metoda, dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan

keterandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan dipatuhinya kebijakan pimpinan.

Menurut tujuannya, pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu pengendalian

intern akuntansi (internal accounting control) dan pengendalian intern administratif

(internal administrative control). Pengendalian intern akuntansi yang merupakan bagian

dari pengendalian intern yang berkaitan dengan tujuan pertama dan kedua sedangkan

pengendalian intern administratif berkaitan dengan tujuan ketiga dan keempat.

Banyak penulis yang mengemukakan komponen atau unsur-unsur pokok yang

termasuk dalam pengendalian intern akuntansi. Wilkinson et al., (2000) menyebutkan

subkomponen dari aktivitas pengendalian yang berhubungan dengan pelaporan keuangan

adalah (1) perancangan yang memadai dan penggunaan dokumen-dokumen dan catatan-

catatan bernomor; (2) pemisahan tugas; (3) otorisasi yang memadai atas transaksi-

transaksi; (4) pemeriksaan independen atas kinerja; dan (5) penilaian yang sesuai/tepat

atas jumlah yang dicatat.

Page 16: Jurnal ( Desi Indriasari )

Unsur-unsur pokok yang diperlukan dalam menciptakan pengendalian akuntansi

yang efektif antara lain (Wahana Komputer, 2003): (a) adanya perlindungan fisik

terhadap harta; (b) pemisahan fungsi organisasi yaitu pemisahan fungsi organisasi yang

saling berkaitan; (c) adanya jejak audit yang baik; dan (d) sumber daya manusia yang

optimal.

Sedangkan Mahmudi (2007) menyebutkan komponen penting yang terkait

dengan pengendalian intern akuntansi antara lain sebagai berikut.

a) Sistem dan prosedur akuntansi.

Sistem dan prosedur akuntansi keuangan daerah merupakan serangkaian tahap dan

langkah yang harus dilalui dalam melakukan fungsi akuntansi tertentu. Sistem dan

prosedur akuntansi pemerintah daerah paling sedikit meliputi (pasal 98 PP Nomor 58

tahun 2005): (1) sistem dan prosedur akuntansi penerimaan kas; (2) sistem dan

prosedur akuntansi pengeluaran kas; (3) sistem dan prosedur akuntansi aset; dan (4)

sistem dan prosedur akuntansi selain kas.

b) Otorisasi.

Otorisasi dalam sistem akuntansi pemerintah daerah sangat penting karena tanpa

sistem otorisasi yang baik, maka keuangan daerah sangat berisiko untuk terjadi

kebocoran. Sistem otorisasi menunjukkan ketentuan tentang orang atau pejabat yang

bertanggung jawab mengotorisasi suatu transaksi yang terjadi di pemerintah daerah.

Otorisasi tersebut bisa berbentuk kewenangan dalam memberikan tanda tangan pada

formulir dan dokumen tertentu. Tanpa otorisasi dari pihak yang berwenang maka

transaksi tidak dapat dilakukan, atau kalaupun ada transaksi tanpa otorisasi maka

transaksi tersebut dikategorikan tidak sah atau ilegal.

c) Formulir, dokumen, dan catatan.

Setiap transaksi yang terjadi di pemerintah daerah harus didukung dengan bukti

transaksi yang valid dan sah. Selain terdapat bukti yang valid dan sah, transaksi

Page 17: Jurnal ( Desi Indriasari )

tersebut harus dicatat dalam buku catatan akuntansi. Kelengkapan formulir dan

dokumen transaksi serta catatan akuntansi sangat penting dalam proses audit

keuangan.

d) Pemisahan tugas.

Fungsi-fungsi atau pihak-pihak yang terkait dalam suatu transaksi dalam suatu

transaksi harus dipisahkan. Suatu transaksi dari awal hingga akhir tidak boleh

ditangani oleh satu fungsi atau satu orang saja. Harus dipisahkan antara fungsi

pencatat uang serta pengotorisasi. Harus dilakukan pemisahan tugas secara tegas

dengan deskripsi tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang jelas dalam rangka

menghindari terjadinya kolusi, kecurangan, dan korupsi.

1.6 Pengembangan Hipotesis

2.6.1 Hubungan Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Nilai Informasi Pelaporan

Keuangan Pemerintah

PP Nomor 105 Tahun 2000 dan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 telah membawa

perubahan besar dan memberikan pendekatan baru dalam pengelolaan keuangan daerah.

Perubahan yang mendasar dalam PP Nomor 105 Tahun 2000 adalah terkait dengan

perubahan dalam sistem penganggaran, baik proses penganggarannya maupun bentuk

dan struktur APBD. Perubahan tersebut merupakan suatu perubahan yang bersifat

paradigmatik, sementara perubahan yang lebih bersifat pragmatik dan teknis operasional

diatur dalam Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, yaitu terkait dengan penatausahaan

keuangan daerah. Perubahan itu sudah sampai pada teknik akuntansinya yang meliputi

perubahan dalam pendekatan sistem akuntansi dan prosedur pencatatan, dokumen dan

formulir yang digunakan, fungsi-fungsi otorisasi untuk tujuan sistem pengendalian intern,

laporan, serta pengawasan (Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik, 2006).

Page 18: Jurnal ( Desi Indriasari )

Perubahan tersebut membutuhkan dukungan teknologi dan sumber daya manusia

yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi yang memadai. Penelitian mengenai

kesiapan sumber daya manusia subbagian akuntansi pemerintah daerah dalam kaitannya

dengan pertanggungjawaban keuangan daerah pernah dilakukan oleh Alimbudiono &

Fidelis (2004), Dinata (2004), Imelda (2005).

Temuan empiris dari penelitian mereka menunjukkan masih minimnya pegawai

berlatar pendidikan akuntansi, belum jelasnya job description, dan belum

dilaksanakannya pelatihan-pelatihan untuk menjamin fungsi akuntansi berjalan dengan

baik pada Pemerintah XYZ, Pemerintah Kota Palembang, atau Pemerintah Propinsi

Sumatera Selatan. Walaupun sistem akuntansi yang dibangun sudah baik tetapi sumber

daya manusianya tidak memiliki kapasitas untuk melaksanakannya, maka akan

menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan fungsi akuntansi yang ada dan akhirnya

informasi akuntansi sebagai produk dari sistem akuntansi bisa jadi kualitasnya buruk.

Informasi yang dihasilkan menjadi informasi yang kurang atau tidak memiliki nilai, salah

satunya keterandalan sebagaimana yang masih banyak ditemui dalam pelaporan

keuangan pemerintah. Berdasarkan uraian tersebut penulis menduga terdapat hubungan

positif antara kapasitas sumber daya manusia dengan keterandalan pelaporan keuangan

pemerintah daerah dan hubungan tersebut dihipotesiskan:

H1a: Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap keterandalan

pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Selain itu, rendahnya pemahaman pegawai terhadap tugas dan fungsinya serta

hambatan di dalam pengolahan data juga dapat berdampak pada keterlambatan

penyelesaian tugas yang harus diselesaikan, salah satunya adalah penyajian laporan

keuangan. Keterlambatan penyajian laporan keuangan berarti bahwa laporan keuangan

belum/tidak memenuhi nilai informasi yang disyaratkan, yaitu ketepatwaktuan.

Berdasarkan uraian tersebut penulis penulis menduga terdapat hubungan positif antara

Page 19: Jurnal ( Desi Indriasari )

kapasitas sumber daya manusia dengan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah

daerah dan hubungan tersebut dihipotesiskan:

H2a: Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap ketepatwaktuan

pelaporan keuangan pemerintah daerah.

2.6.2 Hubungan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Nilai Informasi Pelaporan

Keuangan Pemerintah

Perkembangan teknologi informasi tidak hanya dimanfaatkan pada organisasi bisnis

tetapi juga pada organisasi sektor publik, termasuk pemerintahan. Dalam Penjelasan

Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah

disebutkan bahwa untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses pembangunan yang

sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance),

Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan

memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan

mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan Informasi Keuangan Daerah kepada

pelayanan publik. Pemerintah perlu mengoptimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi

informasi untuk membangun jaringan sistem informasi manajemen dan proses kerja yang

memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu dengan menyederhanakan akses

antar unit kerja.

Penelitian yang berhubungan dengan pemanfaatan sistem informasi dan teknologi

informasi pada organisasi sektor publik sudah pernah dilakukan. Uraian dan temuan

empiris mengenai teknologi informasi menunjukkan bahwa pengolahan data dengan

memanfaatkan teknologi informasi (komputer dan jaringan) akan memberikan banyak

keunggulan baik dari sisi keakuratan/ketepatan hasil operasi maupun predikatnya sebagai

mesin multiguna, multiprocessing. Pemanfaatan teknologi informasi juga akan

mengurangi kesalahan yang terjadi. Penelitian Donnelly et al., (1994) menemukan bahwa

sistem/teknologi informasi yang dimiliki pemerintah daerah di Skotlandia belum begitu

Page 20: Jurnal ( Desi Indriasari )

baik. Hal ini boleh jadi dialami juga oleh pemerintah daerah di Indonesia sebagaimana

dikatakan oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, dalam gala dinner bersama Guru Besar

Pemasaran, Philip Kotler di Jakarta. Beliau mengakui bahwa bangsa Indonesia masih

belum mampu menggunakan secara maksimal Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK), walaupun teknologi tersebut telah tersedia (ANTARA News, 2007). Berdasarkan

uraian tersebut diduga terdapat hubungan positif antara pemanfaatan teknologi informasi

dengan keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah sehingga penulis

mengajukan hipotesis:

H1b: Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap keterandalan

pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Selain keterandalan hasil operasi dan kemampuan untuk mengurangi human

error, pemanfaatan teknologi informasi dalam pengolahan data diketahui memiliki

keunggulan dari sisi kecepatan. Suatu entitas akuntansi yang bernama “pemerintah

daerah”, sudah pasti akan memiliki transaksi yang kompleks dan besar volumenya.

Pemanfaatan teknologi informasi mesti akan sangat membantu mempercepat proses

pengolahan data transaksi dan penyajian laporan keuangan pemerintah sehingga laporan

keuangan tersebut tidak kehilangan nilai informasi yaitu ketepatwaktuan. Berdasarkan

uraian tersebut diduga terdapat hubungan positif antara pemanfaatan teknologi informasi

dengan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah sehingga penulis

mengajukan hipotesis:

H2b: Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap ketepatwaktuan

pelaporan keuangan pemerintah daerah.

2.6.3 Hubungan Pengendalian Intern Akuntansi dan Nilai Informasi Pelaporan

Keuangan Pemerintah

Penyimpangan dan kebocoran yang masih ditemukan di dalam laporan keuangan

menunjukkan bahwa laporan keuangan tersebut belum memenuhi karakteristik/nilai

Page 21: Jurnal ( Desi Indriasari )

informasi yaitu keterandalan. Bila dikaitkan dengan penjelasan mengenai pengendalian

intern akuntansi, maka penyebab ketidakandalan laporan keuangan tersebut merupakan

masalah yang berhubungan dengan pengendalian intern akuntansi. Berdasarkan uraian

dan temuan empiris tersebut, penulis mengajukan hipotesis:

H1c: Pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif terhadap keterandalan

pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Selanjutnya hipotesis yang diajukan penulis akan dibagi menjadi dua kelompok

dan pembagian didasarkan atas nilai informasi yang diuji, yaitu keterandalan dan

ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Hipotesis pertama mengenai

hubungan variabel independen yaitu kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan

teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi dengan variabel dependen

keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Dengan demikian hipotesis pertama

terdiri dari H1a, H1b, H1c. Berdasarkan ketiga hipotesis tersebut, penting juga diketahui

apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap keterandalan

pelaporan keuangan pemerintah daerah. Untuk itu dikembangkan hipotesis H1d sebagai

berikut:

H1d: Kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan

pengendalian intern akuntansi secara bersama-sama berpengaruh positif

terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Hipotesis kedua mengenai hubungan variabel independen yaitu kapasitas sumber

daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi dengan variabel dependen

ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Dengan demikian hipotesis

pertama terdiri dari H2a, H2b. Berdasarkan kedua hipotesis tersebut, penting juga diketahui

apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap ketepatwaktuan

pelaporan keuangan pemerintah daerah. Untuk itu dikembangkan hipotesis H2c sebagai

berikut:

Page 22: Jurnal ( Desi Indriasari )

H2c: Kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi secara

bersama-sama berpengaruh positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan

keuangan pemerintah daerah.

3. METODA PENELITIAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data

akan dilakukan melalui survai kuesioner yang diantar dan diambil sendiri oleh peneliti

terhadap bagian akuntansi/penatausahaan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD). SKPD ini meliputi dinas, badan, kantor, dan bagian. Peneliti juga melakukan

tanya jawab (wawancara) kepada responden yang bersedia diwawancarai mengenai

kondisi sumber daya manusia, teknologi informasi, dan pengendalian intern yang ada di

satuan kerja responden. Lokasi penelitian terbatas di Kota Palembang dan Kabupaten

Ogan Ilir. Kedua daerah ini termasuk dalam wilayah Propinsi Sumatera Selatan.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah bagian akuntansi/penatausahaan keuangan pada

SKPD di Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir. Penyampelan atas responden

dilakukan secara purposive. Purposive sampling digunakan karena informasi yang akan

diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan peneliti (Sekaran, 2003). Kriteria responden dalam penelitian ini adalah para

pegawai yang melaksanakan fungsi akuntansi/tata usaha keuangan pada SKPD.

Responden dalam penelitian ini adalah yaitu kepala dan staf subbagian

akuntansi/penatausahaan keuangan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah

117 responden untuk kedua daerah, dengan masing-masing daerah tidak kurang dari 30

responden.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Page 23: Jurnal ( Desi Indriasari )

Masing-masing variabel diukur dengan model skala Likert lima poin, yaitu (1) Sangat

Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Ragu-Ragu, (4) Setuju, dan (5) Sangat Setuju.

Responden diminta untuk menyatakan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya

terhadap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kondisi mereka yang sesungguhnya.

Tabel 3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Operasional Item Pertanyaan

Page 24: Jurnal ( Desi Indriasari )

1. Kapasitas Sumber Daya Manusia

2. Pemanfaatan teknologi Informasi

3. Pengendalian Intern Akuntansi

4. Nilai Informasi - Keterandalan

- Ketepatwaktuan

Kemampuan baik dalam tingkatan individu, organisasi/kelembagaan, maupun sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.(Laporan akhir studi GTZ & USAID/CLEAN Urban (2001)).

Tingkat integrasi teknologi informasi pada pelaksanaan tugas-tugas akuntansi.(Jurnali & Supomo (2002)).

Bagian dari pengendalian intern yang meliputi rencana organisasi, prosedur, dan catatan yang dirancang untuk menjaga keterandalan data akuntansi.

Kemampuan informasi untuk memberikan keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid.(PP No. 24 Tahun 2005)

Tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.(PP No. 24 Tahun 2005)

1. Subbagian keuangan/akuntansi anda memiliki staf yang berkualifikasi dalam jumlah yang cukup.

2. Paling tidak 10 persen dari staf subbagian keuangan/akuntansi anda merupakan lulusan D3 akuntansi atau lebih tinggi.

3. Subbagian keuangan/akuntansi anda memiliki uraian peran dan fungsi yang jelas.4. Peran dan tanggung jawab seluruh pegawai subbagian keuangan/akuntansi anda ditetapkan

secara jelas dalam peraturan daerah.5. Uraian tugas subbagian keuangan/akuntansi anda sesuai dengan fungsi akuntansi yang

sesungguhnya.6. Terdapat pedoman mengenai prosedur dan proses akuntansi.7. Subbagian keuangan/akuntansi anda telah melaksanakan proses akuntansi.8. Subbagian keuangan/akuntansi anda memiliki sumber daya pendukung operasional yang

cukup.9. Pelatihan-pelatihan untuk membantu penguasaan dan pengembangan keahlian dalam tugas

dilakukan.10. Dana-dana dianggarkan untuk memperoleh sumber daya, peralatan, pelatihan yang

dibutuhkan.

1. Subbagian akuntansi/keuangan anda memiliki komputer yang cukup untuk melaksanakan tugas.

2. Jaringan internet telah terpasang di unit kerja anda.3. Jaringan internet telah dimanfaatkan sebagai penghubung antar unit kerja dalam pengiriman

data dan informasi yang dibutuhkan.4. Proses akuntansi sejak awal transaksi hingga pembuatan laporan keuangan dilakukan secara

komputerisasi.5. Pengolahan data transaksi keuangan menggunakan software yang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.6. Laporan akuntansi dan manajerial dihasilkan dari sistem informasi yang terintegrasi.7. Adanya jadwal pemeliharaan peralatan secara teratur.8. Peralatan yang usang/rusak didata dan diperbaiki tepat pada waktunya.

1. Subbagian keuangan/akuntansi anda menyelenggarakan sistem akuntansi yang meliputi:a. Prosedur akuntansi penerimaan kas b. Prosedur akuntansi pengeluaran kas c. Prosedur akuntansi aset d. Prosedur akuntansi selain kas

2. Daftar rekening (chart of account) pemerintah daerah tersedia dan digunakan.3. Transaksi tidak dapat dilakukan tanpa adanya otorisasi dari pihak yang berwenang. 4. Setiap transaksi yang terjadi harus didukung dengan bukti transaksi yang valid dan sah. 5. Setiap transaksi dicatat dalam buku catatan akuntansi. 6. Catatan akuntansi dijaga untuk tetap “up-to-date”.7. Laporan-laporan keuangan direview dan disetujui terlebih dahulu oleh kepala subbagian

keuangan/akuntansi sebelum didistribusikan 8. Sistem akuntansi yang ada memungkinkan audit/transaction trail. 9. Ada pemisahan tugas dalam rangka pelaksanaan APBD.

1. Transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan tergambar dengan jujur dalam laporan keuangan.

2. Neraca disajikan.3. Laporan realisasi anggaran atau laporan perhitungan APBD disajikan.4. Catatan atas laporan keuangan disajikan.5. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji.6. Rekonsiliasi dilakukan secara periodik antara catatan akuntansi dengan catatan bank atau

catatan pihak eksternal yang membutuhkan konfirmasi atau rekonsiliasi.7. Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak

tertentu.

1. Informasi yang dibutuhkan segera tersedia ketika diminta.2. Laporan-laporan sering disediakan secara sistematis dan teratur, misal: laporan harian,

laporan mingguan, laporan bulanan, laporan semester, dan laporan tahunan (bila laporan jarang tersedia berikanlah tanda pada angka satu).

3. Laporan-laporan berikut disampaikan secara sistematis dan teratur a. Laporan realisasi semester pertama b. Laporan realisasi anggaran atau laporan perhitungan APBDc. Neracad. Catatan atas Laporan Keuangan

3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas menggunakan analisis faktor dengan tujuan untuk mengetahui kevalidan

butir-butir pertanyaan untuk masing-masing variabel atau untuk mengetahui validitas

Page 25: Jurnal ( Desi Indriasari )

konstruk (Chenhall & Morris, 1986). Asumsi yang mendasari dapat tidaknya digunakan

analisis faktor adalah data matrik harus memiliki korelasi yang cukup (sufficient

correlation). Alat uji yang digunakan untuk mengukur tingkat interkorelasi tersebut

adalah Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Masing-

masing instrumen harus memiliki nilai KMO MSA (Measure of sampling adequacy)

lebih dari 0.50 sehingga data yang dikumpulkan dapat dikatakan tepat untuk analisis

faktor (Hair et al., 2006).

Uji reliabilitas dilakukan dengan cara menghitung nilai cronbach alpha dari

masing-masing instrumen dalam suatu variabel. Nilai cut off untuk menentukan

reliabilitas suatu instrumen adalah nilai cronbach alpha lebih dari 0.60 (Nunnally, 1978).

3.5 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji normalitas, heteroskedastisitas,

multikolinieritas, dan autokorelasi data penelitian (Hair et al., 2006; Gujarati, 2003).

3.6 Pengujian Hipotesis

Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh tiap variabel independen

terhadap variabel dependen. Persamaan regresi untuk menguji hipotesis-hipotesis yang

diajukan dinyatakan dengan model sebagai berikut:

KA = a + b1KSDM + b2PTI + b3PIA + e...............................(1)KW = a + b1KSDM+ b2PTI + e................................................(2)

Keterangan:KA : Keterandalan Laporan KeuanganKW : Ketepatwaktuan Laporan Keuangana : Konstantab1,b2,b3 : Koefisien regresiKSDM : Kapasitas Sumber Daya ManusiaPTI : Pemanfaatan Teknologi InfomasiPIA : Pengendalian Intern Akuntansie : error

3.7 Model Penelitian

Model Pertama

Page 26: Jurnal ( Desi Indriasari )

Kapasitas Sumber Daya Manusia

Pemanfaatan Teknologi Informasi

Keterandalan Laporan Keuangan

Pengendalian Intern Akuntansi

H1a

H1b

H1c

H1d

Gambar 3a

Model Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfataan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Daerah

Model Kedua

H2a

H2b

H2c

Gambar 3b

Model Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfataan Teknologi Informasi Terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4. 1 Statistik Deskriptif

4.1.1 Sampel

Survey dilakukan dengan menyebar kuesioner sebanyak 117 untuk bagian akuntansi/tata

usaha keuangan SKPD di Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir yang keduanya

berada di Propinsi Sumatera Selatan. Kuesioner didistribusikan untuk kepala dan staf

bagian akuntansi/tata usaha keuangan. Dari seluruh kuesioner yang telah disebar

diperoleh 79 kuesioner yang kembali (67,52%). Kuesioner yang memenuhi syarat untuk

diuji dan dapat digunakan untuk dianalisis selanjutnya adalah sebanyak 73 kuesioner

(92,41%). Selanjutnya karakteristik sampel responden dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Karakteristik Sampel (n=73)

Wilayah Kota Palembang (n=43)

Kabupaten Ogan Ilir (n=30)

Total

Kapasitas Sumber Daya Manusia

Pemanfaatan Teknologi Informasi

Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Daerah

Pengendalian Intern Akuntansi

Kapasitas Sumber Daya Manusia

Pemanfaatan Teknologi Informasi

Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Daerah

Page 27: Jurnal ( Desi Indriasari )

Karakteristik Jumlah % Jumlah % Jumlah %Usia

- ≤ 30 tahun- 31 - 40 tahun- 41 - 50 tahun- ≥ 51 tahun

1311154

30.225.634.9

9.3

512112

16.740.036.7

6.7

182326

6

24.731.535.6

8.2Jenis Kelamin

- Pria- Wanita

2320

53.546.5

1515

5050

3835

52.147.9

Pendidikan- SMA- D3- S1- S2

6-

307

14.0-

69.816.3

41

223

13.33.3

73.310.0

101

5210

13.71.4

71.213.7

Jabatan- Kasubbag- Staf

1726

39.560.5

1218

4060

2944

39.760.3

Masa Kerja- ≤ 10 tahun- 11 - 20 tahun- 21 - 30 tahun

201211

46.527.925.6

128

10

40.026.733.3

322031

43.827.442.5

Sumber: diolah dari hasil penelitian

4.1.2 Variabel

Statistik deskriptif tiap variabel dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Statistik Deskriptif Variabel

Variabel Mean MedianDeviasi Standar

Minimum Maksimum

Keterandalan 4.31 4.43 0.69 1 .43 5.00

Ketepatwaktuan 4.13 4.33 0.85 2.00 5.00

Kapasitas Sumber Daya Manusia 4.23 4.40 0.69 1.40 5.00

Pemanfaatan Teknologi Informasi 3.96 4.00 0.72 1.38 5.00

Pengendalian Intern Akuntansi 4.39 4.43 0.63 1.86 5.00

Sumber: diolah dari hasil penelitian

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan masing-masing variabel,

dinyatakan terdapat tujuh butir pertanyaan dari 37 butir pertanyaan harus dikeluarkan

(drop), yaitu lima pertanyaan pada variabel kapasitas sumber daya manusia (butir

1,2,6,7,10) dan dua pertanyaan pada variabel pengendalian intern akuntansi (butir 3,9).

Hal ini karena ketujuh butir pertanyaan tersebut memiliki nilai loading factor di atas 0,40

pada dua komponen faktor yang berbeda.

Page 28: Jurnal ( Desi Indriasari )

Sedangkan hasil uji reliabilitas membuktikan bahwa besaran Conbrach’s Alpha

untuk masing-masing variabel pengukur di atas 0,60. Hasil ini berarti bahwa kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yaitu reliabel (variabel

ketepatwaktuan dan kapasitas sumber daya manusia) dan sangat reliabel (variabel

keterandalan, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi).

Hasil uji validitas dan reliabilitas disajikan dalam tabel 6.

Tabel 6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel Nilai KMO MSA Nilai Cronbach’s Alpha

Keterandalan 0.901 0.900

Ketepatwaktuan 0.712 0.784

Kapasitas Sumber Daya Manusia 0.622 0.798

Pemanfaatan Teknologi Informasi 0.726 0.808

Pengendalian Intern Akuntansi 0.809 0.880

Sumber: diolah dari hasil penelitian

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati plot grafis

distribusi normal dan uji statistik dari distribusi residual. Uji statistik dilakukan dengan

Kolmogorov-Smirnov test (Hair et.al, 2006). Hasil uji mengindikasikan bahwa distribusi

residual adalah normal karena nilai Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan (p>0,05),

sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas dalam regresi terpenuhi.

4.3.2 Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dibuktikan dengan nilai variance inflation factor (VIF) dan nilai

tolerance. Hasil pengujian menyatakan bahwa nilai VIF dan tolerance pada masing-

masing variabel independen menunjukan angka lebih kecil dari 10 dan lebih besar dari

0,10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi linear penelitian ini tidak

terjadi multikolinearitas.

Page 29: Jurnal ( Desi Indriasari )

4.3.3 Autokorelasi

Autokorelasi diasumsikan bahwa unsur gangguan yang berhubungan dengan observasi

tidak dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau gangguan yang berhubungan dengan

pengamatan lain (Gujarati, 2003). Gejala autokorelasi dapat dideteksi dengan nilai

Durbin Watson. Hasil pengujian menunjukkan tidak ada autokorelasi karena nilai Durbin

Watson berada dalam kriteria du<d<4-du.

4.3.4 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya ketidaksamaan variansi

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heterokedastisitas dilakukan

dengan mengamati grafik penyebaran residual dan pengujian statistik menggunakan uji

Glejser (Gujarati, 2003).

Hasil pengamatan grafik menyatakan bahwa pola penyebaran residual terhadap

nilai prediksi Y yang menyebar di sekitar garis horizontal (standard error of estimate,

se=0) tidak membentuk pola tertentu. Uji Glejser menghasilkan nilai p-value semua

variabel independen lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam

model regresi linear penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian secara parsial dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen yang digunakan dalam model penelitian secara individual mampu

menjelaskan variabel dependen. Hipotesis H1a, H1b, H1c, H2a, dan H2b akan diuji dengan

partial correlation. Pengujian signifikansi dilakukan melalui t-test.

Selanjutnya pengujian secara simultan dilakukan untuk mengetahui apakah

variabel-variabel independen yang digunakan dalam model penelitian secara bersama-

sama mampu menjelaskan variabel dependen. H1d dan H2c akan diuji dengan menghitung

koefisien korelasi berganda (multiple correlation). Pengujian signifikansi dilakukan

melalui F-test.

Page 30: Jurnal ( Desi Indriasari )

Tabel 8. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Pengujian secara simultanPengujian secara

parsial Keputusanttest sig

Hipotesis IKapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Persamaan regresiKA=0.055+0.015KSDM+0.193PTI+0.780PIA+eNilai Ftest 72.913 R2 = 0.760Signifikansi 0.000 Adjusted R2 = 0.750Artinya:Variabel kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi secara bersama-sama memiliki pengaruh positif signifikan dengan nilai probabilitas 0.000 < α 0.05 terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah

KSDM 0.158PTI 2.516PIA 7.860

0.8750.0140.000

H1a = ditolakH1b = diterimaH1c = diterima

Hipotesis IIKapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi, berpengaruh positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Persamaan regresiKA=0.743+0.403KSDM+0.426PTI+eNilai Ftest 22.638 R2 = 0.393Signifikansi 0.000 Adjusted R2 = 0.375Artinya:Variabel kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi secara bersama-sama memiliki pengaruh positif signifikan dengan nilai probabilitas 0.000 < α 0.05 terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah

KSDM 2.693PTI 2.947

0.0090.004

H2a = diterimaH2b = diterima

Sumber: diolah dari hasil penelitian

4.5 Diskusi

Hasil pengujian hipotesis H1a menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan

pemerintah daerah. Ketidaksignifikanan ini mungkin disebabkan kondisi kapasitas

sumber daya manusia di subbagian akuntansi/tata usaha keuangan yang belum

mendukung. Dari hasil wawancara pada saat pengambilan kuesioner diperoleh informasi

bahwa sumber daya manusia di subbagian akuntansi/tata usaha keuangan yang ada di

Kota Palembang maupun di Kabupaten Ogan Ilir diakui masih sangat kurang dari sisi

jumlah maupun kualifikasinya. Dari sisi jumlah, beberapa satuan kerja yang ada hanya

memiliki satu pegawai akuntansi, yaitu “the one and only” kepala subbagian

akuntansi/tata usaha keuangan. Dari sisi kualifikasi, sebagian besar pegawai subbagian

akuntansi/tata usaha keuangan tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dan

hal ini terlihat dari data demografi responden. Uraian tugas dan fungsi subbagian

Page 31: Jurnal ( Desi Indriasari )

akuntansi/tata usaha keuangan yang ada juga masih terlalu umum (belum terspesifikasi

dengan jelas). Padahal fungsi dan proses akuntansi hanya dapat dilaksanakan oleh

pegawai yang memiliki pengetahuan di bidang ilmu akuntansi. Namun secara praktik di

lapangan kondisinya berbeda. Karena masih sangat sedikit jumlah akuntan atau pegawai

yang berpendidikan tinggi akuntansi, sementara peraturan perundang-undangan telah

mewajibkan setiap satuan kerja untuk menyelenggarakan akuntansi dan menyusun

laporan keuangan, maka pegawai yang ada yang diberdayakan. Kelemahan yang ada

diimbangi dengan mengikutsertakan pegawai dalam pelatihan-pelatihan yang

berhubungan dengan akuntansi dan pengelolaan keuangan daerah.

Hasil pengujian hipotesis H2a menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya

manusia berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan

pemerintah daerah. Logis dari temuan ini adalah ketika seseorang memiliki kapasitas

yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggung

jawabnya maka ia akan menyelesaikan pekerjaan/tugasnya dengan baik dan lebih cepat.

Namun satu hal yang perlu dipertanyakan dari temuan ini adalah mengenai perbedaan

signifikansi antara pengaruh variabel kapasitas sumber daya manusia terhadap

keterandalan dan ketepatwaktuan. Boleh jadi temuan ini memberikan dukungan

mengenai saling korban (trade-off) antara ketepatwaktuan dan keterandalan untuk

mendapatkan kebermanfaatan sebagaimana dijelaskan dalam bab II. Dengan kata lain,

ketepatwaktuan dengan aproksimasi/taksiran justru akan meningkatkan kebermanfaatan

secara keseluruhan (Suwardjono, 2005).

Selanjutnya hasil pengujian hipotesis H1b dan H2b menunjukkan bahwa

pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan

dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Temuan ini mendukung

literatur-literatur yang berkaitan dengan manfaat dari suatu teknologi informasi dalam

suatu organisasi, termasuk pemerintah daerah yang harus mengelola APBD dimana

Page 32: Jurnal ( Desi Indriasari )

volume transaksinya dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan dan semakin

kompleks. Pemanfaatan teknologi informasi yang meliputi teknologi komputer dan

teknologi komunikasi dalam pengelolaan keuangan daerah akan meningkatkan

pemrosesan transaksi dan data lainnya, keakurasian dalam perhitungan, serta penyiapan

laporan dan output lainnya lebih tepat waktu.

Hasil pengujian hipotesis H1c menunjukkan bahwa pengendalian intern akuntansi

berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah

daerah. Temuan ini juga mendukung berbagai literatur yang menjelaskan tentang tujuan

dari pengendalian intern akuntansi yaitu memberikan keyakinan yang memadai mengenai

pencapaian tujuan pemerintah daerah yang tercermin dari keterandalan laporan keuangan.

Terakhir, secara simultan hipotesis pertama (H1d) dan hipotesis kedua (H2c) yang

diajukan terdukung. Hal ini terlihat dari nilai Ftest 72.913 dan probabilitas 0.000 < α 0.05

(H1d) dan nilai Ftest 22.638 dan probabilitas 0.000 < α 0.05 (H2c) dengan nilai koefisien

determinasi (adjusted R2) masing-masing 0.750 dan 0.375 dan ini berarti variabel-

variabel independen yang digunakan dalam model penelitian secara bersama-sama

mampu menjelaskan variabel dependen.

4.6 Analisis Sensitivitas

Selain melakukan pengujian hipotesis, dalam penelitian ini juga dilakukan analisis

sensitivitas sebagai analisis tambahan. Analisis sensitivitas ini digunakan untuk menguji

perbedaan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah di Kota Palembang dan

di Kabupaten Ogan Ilir dipengaruhi oleh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan

teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi. Analisis ini dilakukan karena

adanya perbedaan kondisi pada kedua daerah dimana Pemerintah Kota Palembang

merupakan pemerintah daerah yang sudah lama terbentuk, sedangkan Pemerintah

Kabupaten Ogan Ilir merupakan pemerintah daerah yang baru terbentuk sebagai hasil

dari pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Page 33: Jurnal ( Desi Indriasari )

Analisis sensitivitas dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear

berganda dengan menambah variabel dummy. Dalam melakukan pengujian dengan

variabel dummy, maka harus ditentukan kelompok yang diberi nilai dummy 0 disebut

excluded group dan kelompok yang diberi nilai dummy 1 disebut included group (Mirer,

1990 dalam Ghozali, 2005). Excluded group akan digunakan sebagai pembanding untuk

interpretasi koefisien parameter variabel dummy. Dalam penelitian ini Kota Palembang

diberi nilai 0 dan Kabupaten Ogan Ilir diberi nilai 1.

Dari hasil analisis regresi terlihat nilai koefisien dummy (variabel dependen

keterandalan) adalah sebesar 0,117 dan nilai t-test sebesar 1.402, sedangkan nilai

signifikansinya sebesar 0,166. Sedangkan nilai koefisien dummy (variabel dependen

ketepatwaktuan) adalah sebesar 0,009 dan nilai t-test sebesar 0,052, sedangkan nilai

signifikansinya sebesar 0,958. Hasil ini menunjukkan bahwa pelaporan keuangan

pemerintah Kabupaten Ogan Ilir lebih andal 11,7% dan lebih tepat waktu 0,9%

dibandingkan dengan pelaporan keuangan pemerintah Kota Palembang. Namun variabel

dummy wilayah dengan menggunakan tingkat α sebesar 0,05 secara statistik tidak

signifikan, yang berarti tidak ada pengaruh variabel dummy wilayah terhadap variabel

keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan daerah. Ini berarti hasil yang

diperoleh tetap konsisten dengan hasil analisis pada pengujian hipotesis sebelumnya.

5. PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi berganda (multiple

regression) disimpulkan bahwa:

1. Secara simultan, hipotesis pertama dan hipotesis kedua yang diajukan terdukung. Hal

ini terlihat dari nilai Ftest 72.913 dan probabilitas 0.000 < α 0.05 (hipotesis

Page 34: Jurnal ( Desi Indriasari )

pertama) dan nilai Ftest 22.638 dan probabilitas 0.000 < α 0.05 (hipotesis kedua)

dengan nilai koefisien determinasi (adjusted R2) masing-masing 0.750 dan 0.375.

2. Dilihat dari nilai ttest dan probabilitasnya, hipotesis H1a yang diajukan tidak

terdukung karena ttest 0.158 dan probabilitas 0.875 > α 0.05. Sedangkan hipotesis H2a

terdukung dengan nilai ttest 2.693 dan probabilitas 0.009 < α 0.05.

3. Dilihat dari nilai ttest dan probabilitasnya, hipotesis H2a yang diajukan terdukung

dengan ttest 2.516 dan probabilitas 0.014 < α 0.05. Hipotesis H2b juga terdukung

dengan nilai ttest 2.947 dan probabilitas 0.004 < α 0.05.

4. Dilihat dari nilai ttest dan probabilitasnya, hipotesis H1c yang diajukan terdukung

dengan ttest 7.860 dan probabilitas 0.000 < α 0.05.

5. Hasil analisis sensitivitas menggunakan regresi linier dengan penambahan variabel

dummy wilayah menunjukkan bahwa pelaporan keuangan pemerintah Kabupaten

Ogan Ilir lebih andal 11,7% dan lebih tepat waktu 0,9% dibandingkan dengan

pelaporan keuangan pemerintah Kota Palembang.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan hanya di dua wilayah Propinsi Sumatera Selatan, yaitu

Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir sehingga hasil penelitian belum dapat

digeneralisir ke semua objek. Dengan kata lain validitas eksternal dari hasil

penelitian ini masih rendah.

2. Instrumen dan daftar pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini sebagian

besar dikembangkan sendiri oleh peneliti, selebihnya mengadopsi dari County of

Yolo dan Laporan Pengelolaan Keuangan Publik di Aceh yang merupakan hasil

kerjasama antara BRR NAD-Nias, Bank Dunia, Unsyiah dan USAID-LGSP.

Peneliti berusaha menyesuaikan dengan kondisi yang ada dan telah melakukan

beberapa kali perbaikan namun tetap memiliki kelemahan-kelemahan.

Page 35: Jurnal ( Desi Indriasari )

3. Keterbatasan yang dirasa cukup mengganggu dalam penelitian ini adalah model

yang digunakan. Model yang digunakan dalam penelitian ini bukanlah model yang

telah teruji di dalam penelitian sebelumnya. Model penelitian ini dibangun atas

dugaan yang kuat akan hubungan variabel yang dihipotesiskan.

4. Kurangnya pemahaman dari responden terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam

kuisioner serta sikap kepedulian dan keseriusan dalam menjawab semua

pertanyaan-pertanyaan yang ada. Masalah subjektivitas dari responden dapat

mengakibatkan hasil penelitian ini rentan terhadap biasnya jawaban responden.

5.3 Kontribusi Penelitian dan Saran

Hasil penelitian ini memberikan bukti baru bahwa keterandalan pelaporan keuangan

pemerintah daerah dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian

intern akuntansi. Sedangkan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah

dipengaruhi oleh kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi.

Hasil ini diharapkan bisa dijadikan dasar atau acuan bagi pihak-pihak yang terkait dengan

pengelolaan keuangan daerah. Dengan memperhatikan dan meningkatkan kapasitas

sumber daya manusia yang dimiliki baik pada tingkatan sistem, kelembagaan, maupun

individu, didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi seoptimal mungkin, dan

adanya rancangan pengendalian intern akuntansi yang memadai diharapkan pihak

pengelola keuangan daerah khususnya bagian akuntansi mampu melaksanakan tugas dan

fungsi akuntansi dengan baik yang akhirnya bermuara pada dihasilkannya laporan

keuangan pemerintah daerah yang andal dan tepat waktu. Kontribusi lainnya adalah

bahwa temuan dalam penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya,

misalnya dua nilai informasi lain yang belum diteliti yaitu dapat dibandingkan dan dapat

dipahami.

Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya adalah:

Page 36: Jurnal ( Desi Indriasari )

1. Memperbesar jumlah sampel dan melengkapi metoda survai dengan wawancara

karena saat melakukan penelitian ini peneliti sempat mewawancarai beberapa

responden dan menemukan adanya perbedaan antara jawaban di kuesioner dan

jawaban secara lisan untuk pertanyaan/pernyataan yang sama.

2. Memperbaiki terlebih dahulu kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini atau

menggunakan kuesioner yang tingkat validitas dan reliabilitasnya lebih tinggi.

3. Terakhir, mempertimbangkan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh

terhadap nilai informasi laporan keuangan, misalnya lokasi pemerintahan yang

terpadu karena dari hasil analisis sensitivitas dengan penambahan dummy wilayah

ditemukan bukti empiris bahwa laporan keuangan pemerintah Kabupaten Ogan Ilir

lebih andal dan tepat waktu bila dibandingkan dengan laporan keuangan pemerintah

Kota Palembang. Penelitian lanjutan dapat juga meneliti mengenai hubungan

keterandalan dan ketepatwaktuan karena antara keterandalan dan ketepatwaktuan

sendiri sering kali terjadi trade-off.

DAFTAR PUSTAKA

Adriansyah. 2006. Local Financial Information Systems. Makalah Training Budget Performance Capacity Building for Effective Public Finance.

Alimbudiono, Ria Sandra & Fidelis Arastyo Andono. 2004. Kesiapan Sumber Daya Manusia Sub Bagian Akuntansi Pemerintah Daerah “XYZ” dan Kaitannya Dengan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Kepada Masyarakat: Renungan Bagi Akuntan Pendidik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik. Vol. 05 No. 02. Hal. 18-30.

Anonim. Tinjauan Pustaka. www.yahoo.com

ANTARA News. 7 Agustus 2007. Wapres Akui Pemanfaatan TIK Belum Maksimal.

Auditor-Controller County of Yoo Department. Februari, 2005. Internal Control Questionnaire.

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2006. Konsep Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

Page 37: Jurnal ( Desi Indriasari )

Chenhall, RH. & Morris, D. 1986. The Impact of Structure, Environment, and Interdependence on Perceived Usefulness of Management Accounting Systems. The Accounting Review, Vol.61, pp.16-35.

Cooper, Donald R. & Pamela S. Schindler. 2003. Business Research Method. Eight Edition. Mc Graw Hill

Dinata, Anton Mulhar. 2004. Tinjauan Atas Kesiapan SDM pada Instansi Pemerintah Kota Palembang dalam Penerapan Akuntansi Daerah Menuju Terciptanya Good Governance di Era Otonomi Daerah. Skripsi, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

Donnelly, Mike, John F. Dalrymple, & Ivan P. Hollingsworth. 1994. “The Use and Development of Information Systems and Technology in Scottish Local Government”. International Journal of Public Sector Management. Vol. 7 No. 3. Hal.4-15.

Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik. 2006. Standar Akuntansi Pemerintahan: Telaah Kritis PP Nomor 24 Tahun 2004. BPFE, Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Governmental Accounting Standards Boards (GASB). 1999. Concepts Statement No. 1: Objectives of Financial Reporting in Governmental Accounting Standards Boards Series Statement No. 34: Basic Financial Statement and Management Discussion and Analysis for State and Local Government. Norwalk.

Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. McGraw-Hill, Inc. New York.

Hair, J.F., Black, William C. Babin, Barry J. Anderson, Rolph E. Tatham, & Ronald L. 2006. Multivariate Data Analysis. Sixth Edition. Upper Saddle River, Prentice Hall International, Inc.

Henley, D., A. Likierman, J. Perrin, M. Evans, I. Lapsley, & J. Whiteoak. 1992. Public Sector Accounting and Financial Control. Fourth Edition. Chapman & Hall.

Hevesi, G. Alan. 2005. Standards for Internal Control in New York State Government. www.osc.state.ny.us.

Imelda. 2005. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah (SIAKD) Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah pada Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Skripsi, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

Indosiar. 2007. Temuan BPK: Laporan Keuangan Pemda Tidak Layak. indosiar.com.

Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan RI. 2005. Kelemahan Desain dan Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal. www.itjen.depkeu.go.id.

-------------------, 2006. “Peran Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan terkait dengan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)”. www.itjen.depkeu.go.id.

Page 38: Jurnal ( Desi Indriasari )

Jones, Rowan & Maurice Pendlebury. 1996. Public Sector Accounting. Fifth Edition. London: Pitman.

Jurnali, Teddy & Bambang Supomo. 2002. Pengaruh Faktor Kesesuaian Tugas-Teknologi dan Pemanfaatan TI terhadap Kinerja Akuntan Publik. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 5 No. 2 Hal. 214-228.

Koran SINDO. Kamis, 25 Januari 2007. Pusat Tahan DAU Daerah.

Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan Daerah: Panduan Bagi Eksekutif, DPRD, dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi, Sosial, dan Politik. UPP STIM YKPN.

Mardiasmo. 2006. Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 2 No. 1, Hal. 1-17.

Media Indonesia. 9 Desember 2006. Sistem Akuntansi Pemerintah Lemah.

Nunnally, J.C. 1978. Psychometric Theory. New York, Mc Graw-Hill.

Pikiran Rakyat. Selasa, 27 April 2007. DPRD Kemungkinan Panggil Gubernur: Dipertanyakan Ketidaksesuaian LPJ.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

-------------------, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

-------------------, Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

-------------------, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Riasetiawan, Mardhani. Tinjauan Teoritis Sistem Informasi Akuntansi. www.google.com.

Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business: A Skill-Building Approach. John Wiley and Sons Inc, New York.

Suara Karya. Sabtu, 17 Desember 2005. BPK Baru Audit 80 Persen APBD.

Sugijanto. 2002. Peranan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Dalam Meningkatkan Akuntabilitas Keuangan dan Implikasi UU No. 22/25 Tahun 1999. Lintasan Ekonomi. Volume XIX Nomor 1.Hal. 50-66.

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE, Yogyakarta.

Tim GTZ-USAID/CLEAN Urban. Januari 2001. Pengembangan Kapasitas bagi Pemerintahan Daerah-Suatu Kerangka Kerja bagi Pemerintah dan Dukungan

Page 39: Jurnal ( Desi Indriasari )

Donor. Laporan Akhir: Studi Pengkajian Kebutuhan Pengembangan Kapasitas bagi Pemerintah Daerah dan DPRD. www.gtzsfdm.or.id.

Tim GTZ-Support for Decentralization Measures/P4D. Mei, 2005. Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. Jilid II: Sumber Daya Manusia Aparatur dan Kelembagaan Pemerintah.

Triyuwono, Iwan & Roekhudin. 2000. Konsistensi Praktik Sistem Pengendalian Intern dan Akuntabilitas pada Lazis (Studi Kasus di Lazis X Jakarta). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3 No. 2 Hal. 151-167.

Wahana Komputer. 2003. Panduan Aplikatif Sistem Akuntansi Online Berbasis Komputer. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Wilkinson, W. Joseph, Michael J. Cerullo, Vasant Raval, & Bernard Wong-On-Wing. 2000. Accounting Information Systems: Essential Concepts and Applications. Fourth Edition. John Wiley and Sons. Inc.

World Bank. Maret, 2007. Pengelolaan Keuangan Publik di Aceh: Mengukur Kinerja Pemerintah Daerah di Aceh.

LAMPIRAN 1LAMPIRAN 1VALIDITAS DAN RELIABILITASVALIDITAS DAN RELIABILITAS

Page 40: Jurnal ( Desi Indriasari )

Validitas Validitas KeterandalanKeterandalan

KMO and Bartlett's Test

.901

354.596

21

.000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

Approx. Chi-Square

df

Sig.

Bartlett's Test ofSphericity

Component Matrixa

.880

.614

.781

.923

.904

.871

.655

KA1

KA2

KA3

KA4

KA5

KA6

KA7

1

Component

Extraction Method: Principal Component Analysis.

1 components extracted.a.

Validitas Validitas KetepatwaktuanKetepatwaktuan

KMO and Bartlett's Test

.712

70.819

3

.000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

Approx. Chi-Square

df

Sig.

Bartlett's Test ofSphericity

Component Matrixa

.858

.832

.866

KW1

KW2

KW3

1

Component

Extraction Method: Principal Component Analysis.

1 components extracted.a.

Validitas Validitas Kapasitas Sumber Daya ManusiaKapasitas Sumber Daya Manusia

Page 41: Jurnal ( Desi Indriasari )

KMO and Bartlett's Test

.622

151.781

10

.000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

Approx. Chi-Square

df

Sig.

Bartlett's Test ofSphericity

Rotated Component Matrixa

.844 .311

.902 .163

.799 .136

.187 .843

.193 .857

KSDM3

KSDM4

KSDM5

KSDM8

KSDM9

1 2

Component

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

Rotation converged in 3 iterations.a.

Validitas Validitas Pemanfaatan Teknologi InformasiPemanfaatan Teknologi Informasi

KMO and Bartlett's Test

.726

280.322

28

.000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

Approx. Chi-Square

df

Sig.

Bartlett's Test ofSphericity

Rotated Component Matrixa

.599 -.090

-.040 .940

.226 .917

.674 .324

.797 .198

.769 .234

.821 .003

.803 .032

PTI1

PTI2

PTI3

PTI4

PTI5

PTI6

PTI7

PTI8

1 2

Component

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

Rotation converged in 3 iterations.a.

Validitas Validitas Pengendalian Intern AkuntansiPengendalian Intern Akuntansi

Page 42: Jurnal ( Desi Indriasari )

KMO and Bartlett's Test

.809

281.899

21

.000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

Approx. Chi-Square

df

Sig.

Bartlett's Test ofSphericity

Component Matrixa

.662

.631

.789

.864

.882

.766

.791

PIA1

PIA2

PIA4

PIA5

PIA6

PIA7

PIA8

1

Component

Extraction Method: Principal Component Analysis.

1 components extracted.a.

Reliabilitas KeterandalanReliabilitas Keterandalan

Reliability Statistics

.900 7

Cronbach'sAlpha N of Items

Item-Total Statistics

25.81 17.324 .814 .875

26.07 16.731 .521 .919

25.70 18.297 .687 .888

25.77 16.014 .864 .866

25.75 16.633 .835 .870

25.97 16.805 .798 .874

25.75 18.938 .561 .900

KA1

KA2

KA3

KA4

KA5

KA6

KA7

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Reliabilitas KetepatwaktuanReliabilitas Ketepatwaktuan

Page 43: Jurnal ( Desi Indriasari )

Reliability Statistics

.784 3

Cronbach'sAlpha N of Items

Item-Total Statistics

8.04 3.568 .657 .690

8.67 2.363 .630 .771

8.08 3.660 .673 .685

KW1

KW2

KW3

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Reliabilitas Kapasitas Sumber Daya ManusiaReliabilitas Kapasitas Sumber Daya Manusia

Reliability Statistics

.798 5

Cronbach'sAlpha N of Items

Item-Total Statistics

16.71 7.624 .735 .711

16.90 7.449 .684 .724

17.14 7.870 .557 .769

17.12 8.415 .462 .798

16.67 9.196 .492 .786

KSDM3

KSDM4

KSDM5

KSDM8

KSDM9

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Reliabilitas Pemanfaatan Teknologi InformasiReliabilitas Pemanfaatan Teknologi Informasi

Page 44: Jurnal ( Desi Indriasari )

Reliability Statistics

.808 8

Cronbach'sAlpha N of Items

Item-Total Statistics

27.19 29.574 .348 .808

27.95 26.886 .322 .823

28.36 23.344 .559 .784

27.63 25.459 .616 .773

27.64 25.177 .651 .768

27.71 25.347 .648 .769

27.62 26.795 .576 .781

27.79 26.082 .562 .781

PTI1

PTI2

PTI3

PTI4

PTI5

PTI6

PTI7

PTI8

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Reliabilitas Pengendalian Intern AkuntansiReliabilitas Pengendalian Intern Akuntansi

Reliability Statistics

.880 7

Cronbach'sAlpha N of Items

Item-Total Statistics

26.70 14.352 .562 .881

26.53 15.725 .529 .879

25.92 15.576 .691 .862

26.15 14.102 .776 .848

26.16 14.389 .807 .846

26.26 14.667 .654 .864

26.55 14.279 .706 .857

PIA1

PIA2

PIA4

PIA5

PIA6

PIA7

PIA8

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

LAMPIRAN 2LAMPIRAN 2UJI ASUMSI KLASIK DAN UJI HIPOTESIS IUJI ASUMSI KLASIK DAN UJI HIPOTESIS I

Page 45: Jurnal ( Desi Indriasari )

NormalitasNormalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

73

.0000000

.33617054

.051

.051

-.048

.440

.990

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

3210-1-2-3

Regression Standardized Residual

10

8

6

4

2

0

Fre

qu

ency

Mean = -2.86E-15Std. Dev. = 0.979N = 73

Dependent Variable: Rata-Rata Keterandalan

Histogram

Page 46: Jurnal ( Desi Indriasari )

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Exp

ect

ed C

um

Pro

b

Dependent Variable: Rata-Rata Keterandalan

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

MultikolinieritasMultikolinieritas

Coefficientsa

.392 2.550

.535 1.869

.415 2.411

Rata-Rata KapasitasSumber Daya Manusia

Rata-Rata PemanfaatanTeknologi Informasi

Rata-Rata PengendalianIntern Akuntansi

Model1

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Rata-Rata Keterandalana.

AutokorelasiAutokorelasi

Model Summaryb

.872a .760 .750 .34340 1.904Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Rata-Rata Pengendalian Intern Akuntansi,Rata-Rata Pemanfaatan Teknologi Informasi, Rata-Rata KapasitasSumber Daya Manusia

a.

Dependent Variable: Rata-Rata Keterandalanb.

Page 47: Jurnal ( Desi Indriasari )

HeteroskedastisitasHeteroskedastisitas

Coefficientsa

.782 .166 4.721 .000

.035 .053 .118 .665 .508

-.062 .044 -.217 -1.425 .159

-.096 .056 -.295 -1.704 .093

(Constant)

Rata-Rata KapasitasSumber Daya Manusia

Rata-Rata PemanfaatanTeknologi Informasi

Rata-Rata PengendalianIntern Akuntansi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: ABSRES_3a.

20-2-4-6

Regression Standardized Predicted Value

3

2

1

0

-1

-2

-3

Reg

ress

ion

Stu

den

tize

d R

esid

ual

Dependent Variable: Rata-Rata Keterandalan

Scatterplot

Page 48: Jurnal ( Desi Indriasari )

Uji Hipotesis IUji Hipotesis I

ANOVAb

25.794 3 8.598 72.913 .000a

8.137 69 .118

33.931 72

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Rata-Rata Pengendalian Intern Akuntansi, Rata-RataPemanfaatan Teknologi Informasi, Rata-Rata Kapasitas Sumber Daya Manusia

a.

Dependent Variable: Rata-Rata Keterandalanb.

Model Summary

.872a .760 .750 .34340Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Rata-Rata Pengendalian InternAkuntansi, Rata-Rata Pemanfaatan TeknologiInformasi, Rata-Rata Kapasitas Sumber Daya Manusia

a.

Coefficientsa

.055 .292 .190 .850

.015 .093 .015 .158 .875

.193 .077 .203 2.516 .014

.780 .099 .719 7.860 .000

(Constant)

Rata-Rata KapasitasSumber Daya Manusia

Rata-Rata PemanfaatanTeknologi Informasi

Rata-Rata PengendalianIntern Akuntansi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Rata-Rata Keterandalana.

Page 49: Jurnal ( Desi Indriasari )

LAMPIRAN 3LAMPIRAN 3UJI ASUMSI KLASIK DAN UJI HIPOTESIS IIUJI ASUMSI KLASIK DAN UJI HIPOTESIS II

NormalitasNormalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

73

.0000000

.66186922

.089

.055

-.089

.764

.604

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

210-1-2-3

Regression Standardized Residual

20

15

10

5

0

Fre

qu

ency

Mean = 2.49E-15Std. Dev. = 0.986N = 73

Dependent Variable: Rata-Rata Ketepatwaktuan

Histogram

Page 50: Jurnal ( Desi Indriasari )

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Exp

ecte

d C

um

Pro

b

Dependent Variable: Rata-Rata Ketepatwaktuan

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

MultikolinieritasMultikolinieritas

Coefficientsa

.579 1.726

.579 1.726

Rata-Rata KapasitasSumber Daya Manusia

Rata-Rata PemanfaatanTeknologi Informasi

Model1

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Rata-Rata Ketepatwaktuana.

AutokorelasiAutokorelasi

Model Summaryb

.627a .393 .375 .67126 1.924Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Rata-Rata Pemanfaatan Teknologi Informasi,Rata-Rata Kapasitas Sumber Daya Manusia

a.

Dependent Variable: Rata-Rata Ketepatwaktuanb.

Page 51: Jurnal ( Desi Indriasari )

HeteroskedastisitasHeteroskedastisitas

Coefficientsa

1.051 .306 3.436 .001

-.053 .089 -.092 -.599 .551

-.077 .086 -.137 -.893 .375

(Constant)

Rata-Rata KapasitasSumber Daya Manusia

Rata-Rata PemanfaatanTeknologi Informasi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: ABSRES_4a.

210-1-2-3-4-5

Regression Standardized Predicted Value

2

1

0

-1

-2

-3

Reg

ress

ion

Stu

den

tize

d R

esid

ual

Dependent Variable: Rata-Rata Ketepatwaktuan

Scatterplot

Page 52: Jurnal ( Desi Indriasari )

Uji Hipotesis IIUji Hipotesis II

ANOVAb

20.401 2 10.201 22.638 .000a

31.541 70 .451

51.942 72

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Rata-Rata Pemanfaatan Teknologi Informasi, Rata-RataKapasitas Sumber Daya Manusia

a.

Dependent Variable: Rata-Rata Ketepatwaktuanb.

Model Summary

.627a .393 .375 .67126Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Rata-Rata PemanfaatanTeknologi Informasi, Rata-Rata Kapasitas SumberDaya Manusia

a.

Coefficientsa

.743 .514 1.446 .153

.403 .150 .330 2.693 .009

.426 .144 .361 2.947 .004

(Constant)

Rata-Rata KapasitasSumber Daya Manusia

Rata-Rata PemanfaatanTeknologi Informasi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Rata-Rata Ketepatwaktuana.

Page 53: Jurnal ( Desi Indriasari )

LAMPIRAN 4LAMPIRAN 4REGRESI LINEAR BERGANDA DENGAN VARIABEL DUMMY

Variabel Dependen: Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Model Summary

.876a .767 .753 .34102Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Dum_Wilayah, Rata-RataPengendalian Intern Akuntansi, Rata-RataPemanfaatan Teknologi Informasi, Rata-RataKapasitas Sumber Daya Manusia

a.

ANOVAb

26.023 4 6.506 55.941 .000a

7.908 68 .116

33.931 72

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Dum_Wilayah, Rata-Rata Pengendalian Intern Akuntansi,Rata-Rata Pemanfaatan Teknologi Informasi, Rata-Rata Kapasitas Sumber DayaManusia

a.

Dependent Variable: Rata-Rata Keterandalanb.

Coefficientsa

.007 .292 .024 .981

-.011 .094 -.011 -.114 .910

.218 .078 .228 2.781 .007

.782 .099 .722 7.939 .000

.117 .084 .085 1.402 .166

(Constant)

Rata-Rata KapasitasSumber Daya Manusia

Rata-Rata PemanfaatanTeknologi Informasi

Rata-Rata PengendalianIntern Akuntansi

Dum_Wilayah

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Rata-Rata Keterandalana.

Page 54: Jurnal ( Desi Indriasari )

Variabel Dependen: Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Model Summary

.627a .393 .366 .67609Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Dum_Wilayah, Rata-RataKapasitas Sumber Daya Manusia, Rata-RataPemanfaatan Teknologi Informasi

a.

ANOVAb

20.402 3 6.801 14.878 .000a

31.540 69 .457

51.942 72

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Dum_Wilayah, Rata-Rata Kapasitas Sumber DayaManusia, Rata-Rata Pemanfaatan Teknologi Informasi

a.

Dependent Variable: Rata-Rata Ketepatwaktuanb.

Coefficientsa

.740 .522 1.418 .161

.401 .155 .328 2.596 .012

.427 .150 .362 2.856 .006

.009 .166 .005 .052 .958

(Constant)

Rata-Rata KapasitasSumber Daya Manusia

Rata-Rata PemanfaatanTeknologi Informasi

Dum_Wilayah

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Rata-Rata Ketepatwaktuana.

Page 55: Jurnal ( Desi Indriasari )

LAMPIRAN 5LAMPIRAN 5STATISTIK DESKRIPTIF SAMPELSTATISTIK DESKRIPTIF SAMPEL

Wilayah

43 58.9 58.9 58.9

30 41.1 41.1 100.0

73 100.0 100.0

Palembang

Ogan Ilir

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Usia

2 2.7 2.7 2.7

1 1.4 1.4 4.1

1 1.4 1.4 5.5

2 2.7 2.7 8.2

2 2.7 2.7 11.0

2 2.7 2.7 13.7

4 5.5 5.5 19.2

2 2.7 2.7 21.9

2 2.7 2.7 24.7

2 2.7 2.7 27.4

4 5.5 5.5 32.9

3 4.1 4.1 37.0

2 2.7 2.7 39.7

3 4.1 4.1 43.8

1 1.4 1.4 45.2

3 4.1 4.1 49.3

2 2.7 2.7 52.1

3 4.1 4.1 56.2

3 4.1 4.1 60.3

5 6.8 6.8 67.1

2 2.7 2.7 69.9

4 5.5 5.5 75.3

3 4.1 4.1 79.5

3 4.1 4.1 83.6

1 1.4 1.4 84.9

2 2.7 2.7 87.7

3 4.1 4.1 91.8

3 4.1 4.1 95.9

2 2.7 2.7 98.6

1 1.4 1.4 100.0

73 100.0 100.0

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

48

49

50

51

52

53

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 56: Jurnal ( Desi Indriasari )

Jenis Kelamin

38 52.1 52.1 52.1

35 47.9 47.9 100.0

73 100.0 100.0

Pria

Wanita

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Pendidikan

10 13.7 13.7 13.7

1 1.4 1.4 15.1

52 71.2 71.2 86.3

10 13.7 13.7 100.0

73 100.0 100.0

SMA

D3

S1

S2

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Jabatan

29 39.7 39.7 39.7

44 60.3 60.3 100.0

73 100.0 100.0

Kasubbag

Staf

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Masa Kerja

4 5.5 5.5 5.5

3 4.1 4.1 9.6

3 4.1 4.1 13.7

4 5.5 5.5 19.2

4 5.5 5.5 24.7

5 6.8 6.8 31.5

1 1.4 1.4 32.9

2 2.7 2.7 35.6

2 2.7 2.7 38.4

4 5.5 5.5 43.8

5 6.8 6.8 50.7

1 1.4 1.4 52.1

1 1.4 1.4 53.4

2 2.7 2.7 56.2

3 4.1 4.1 60.3

1 1.4 1.4 61.6

2 2.7 2.7 64.4

2 2.7 2.7 67.1

3 4.1 4.1 71.2

1 1.4 1.4 72.6

4 5.5 5.5 78.1

2 2.7 2.7 80.8

6 8.2 8.2 89.0

2 2.7 2.7 91.8

1 1.4 1.4 93.2

3 4.1 4.1 97.3

1 1.4 1.4 98.6

1 1.4 1.4 100.0

73 100.0 100.0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

30

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 57: Jurnal ( Desi Indriasari )

LAMPIRAN 6LAMPIRAN 6STATISTIK DESKRIPTIF VARIABELSTATISTIK DESKRIPTIF VARIABEL

Statistics

73 73 73 73 73

0 0 0 0 0

4.3053 4.1324 4.2274 3.9623 4.3875

4.4286 4.3333 4.4000 4.0000 4.4286

.68649 .84936 .69467 .71979 .63330

1.43 2.00 1.40 1.38 1.86

5.00 5.00 5.00 5.00 5.00

Valid

Missing

N

Mean

Median

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Rata-RataKeterandalan

Rata-RataKetepatwa

ktuan

Rata-RataKapasitas

Sumber DayaManusia

Rata-RataPemanfaatan

TeknologiInformasi

Rata-RataPengendalian

InternAkuntansi

Rata-Rata Keterandalan

1 1.4 1.4 1.4

1 1.4 1.4 2.7

1 1.4 1.4 4.1

1 1.4 1.4 5.5

1 1.4 1.4 6.8

1 1.4 1.4 8.2

1 1.4 1.4 9.6

6 8.2 8.2 17.8

5 6.8 6.8 24.7

9 12.3 12.3 37.0

3 4.1 4.1 41.1

4 5.5 5.5 46.6

4 5.5 5.5 52.1

3 4.1 4.1 56.2

8 11.0 11.0 67.1

12 16.4 16.4 83.6

12 16.4 16.4 100.0

73 100.0 100.0

1.43

2.43

2.57

3.00

3.29

3.43

3.57

3.71

3.86

4.00

4.14

4.29

4.43

4.57

4.71

4.86

5.00

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 58: Jurnal ( Desi Indriasari )

Rata-Rata Ketepatwaktuan

2 2.7 2.7 2.7

4 5.5 5.5 8.2

5 6.8 6.8 15.1

2 2.7 2.7 17.8

11 15.1 15.1 32.9

10 13.7 13.7 46.6

11 15.1 15.1 61.6

4 5.5 5.5 67.1

24 32.9 32.9 100.0

73 100.0 100.0

2.00

2.33

3.00

3.33

3.67

4.00

4.33

4.67

5.00

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Rata-Rata Kapasitas Sumber Daya Manusia

1 1.4 1.4 1.4

1 1.4 1.4 2.7

1 1.4 1.4 4.1

2 2.7 2.7 6.8

3 4.1 4.1 11.0

2 2.7 2.7 13.7

8 11.0 11.0 24.7

9 12.3 12.3 37.0

7 9.6 9.6 46.6

7 9.6 9.6 56.2

12 16.4 16.4 72.6

13 17.8 17.8 90.4

7 9.6 9.6 100.0

73 100.0 100.0

1.40

1.60

2.60

3.20

3.40

3.60

3.80

4.00

4.20

4.40

4.60

4.80

5.00

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 59: Jurnal ( Desi Indriasari )

Rata-Rata Pemanfaatan Teknologi Informasi

1 1.4 1.4 1.4

3 4.1 4.1 5.5

1 1.4 1.4 6.8

1 1.4 1.4 8.2

2 2.7 2.7 11.0

4 5.5 5.5 16.4

1 1.4 1.4 17.8

2 2.7 2.7 20.5

2 2.7 2.7 23.3

3 4.1 4.1 27.4

7 9.6 9.6 37.0

8 11.0 11.0 47.9

4 5.5 5.5 53.4

6 8.2 8.2 61.6

8 11.0 11.0 72.6

1 1.4 1.4 74.0

2 2.7 2.7 76.7

2 2.7 2.7 79.5

5 6.8 6.8 86.3

3 4.1 4.1 90.4

7 9.6 9.6 100.0

73 100.0 100.0

1.38

2.63

2.75

2.88

3.00

3.13

3.25

3.38

3.50

3.63

3.75

3.88

4.00

4.13

4.25

4.38

4.50

4.63

4.75

4.88

5.00

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Rata-Rata Pengendalian Intern Akuntansi

2 2.7 2.7 2.7

1 1.4 1.4 4.1

1 1.4 1.4 5.5

1 1.4 1.4 6.8

5 6.8 6.8 13.7

6 8.2 8.2 21.9

5 6.8 6.8 28.8

6 8.2 8.2 37.0

10 13.7 13.7 50.7

6 8.2 8.2 58.9

10 13.7 13.7 72.6

10 13.7 13.7 86.3

10 13.7 13.7 100.0

73 100.0 100.0

1.86

2.14

3.57

3.71

3.86

4.00

4.14

4.29

4.43

4.57

4.71

4.86

5.00

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 60: Jurnal ( Desi Indriasari )

LAMPIRAN 7

Daftar Distribusi KuesionerUnit Kerja Pemerintah Kota Palembang

No. Unit KerjaJumlah kuesioner

yang dibagikanJumlah kuesioner yang dikembalikan

Jumlah kuesioner yang dapat digunakan

1 BAPPEDA 3 3 32 BAPEDALDA 3 3 23 BKB-PK 3 3 3

4Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat

3 3 3

5 Sekretaris DPRD 3 3 36 Inspektorat 3 3 37 Dinas Kesehatan 3 1 18 Dinas Tata Kota 3 0 09 Dinas Pendidikan Nasional 3 3 3

10 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 3 0 011 Dinas Informasi dan Komunikasi 3 3 112 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 3 3 313 Dinas Kesejahteraan Sosial 3 3 314 Dinas PBK 3 3 315 Dinas Pendapatan Daerah 3 3 316 Dinas Pekerjaan Umum 3 0 017 Bagian Keuangan Setda 3 3 318 Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi 3 3 319 Kantor Arsip 3 3 320 Kantor Pertanahan 3 0 0

Jumlah 60 46 43

Page 61: Jurnal ( Desi Indriasari )

LAMPIRAN 8Daftar Distribusi Kuesioner

Unit Kerja Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir

No. Unit KerjaJumlah kuesioner

yang dibagikanJumlah kuesioner yang dikembalikan

Jumlah kuesioner yang dapat digunakan

1 BAPPEDA 3 3 12 Badan Kesatuan Bangsa Politik 3 3 33 Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat 3 0 04 Dinas PU Cipta Karya 3 3 35 Dinas Kesehatan 3 3 36 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 3 3 27 Dinas Pendapatan Daerah 3 0 08 Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup 3 3 39 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 3 1 1

10 Dinas Pendidikan Nasional 3 3 311 Dinas Peternakan dan Perikanan 3 0 012 Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi dan PKM 3 3 313 Dinas Kesejahteraan Sosial dan KB 3 1 114 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 3 2 215 Dinas Tata Kota 3 1 116 Kantor Kebersihan Kota dan Pengelolaan Pasar 3 0 017 Kantor Catatan Sipil dan Mobduk 3 2 218 Kantor Polisi Pamong Praja 3 1 1

19 Kantor Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olahraga 3 1 1

Jumlah 57 33 30

Page 62: Jurnal ( Desi Indriasari )

62