bab ii gambaran umum bimbingan dan konseling man … · c. selatan: jalan aspal dan persawahan...
TRANSCRIPT
53
BAB II
GAMBARAN UMUM BIMBINGAN DAN KONSELING
MAN 4 BANTUL
A. Gambaran Umum MAN 4 Bantul
1. Letak dan Keadaan Geografis MAN 4 Bantul
MAN 4 Bantul terletak di daerah urban, perbatasan antara kota
Yogyakarta dengan Kabupaten Bantul yaitu Jl. Lingkar Timur, Dusun
Pranti, Desa Banguntapan, Kabupaten bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Lokasi MAN 4 Bantul berada di tengah lingkungan
penduduk. Di sekitar MAN 4 Bantul berdiri beberapa lembaga pendidikan
seperti SD, SMP/ MTs, Panti Asuhan dan Pondok Pesantren. Lokasi
tersebut sangat strategis sesuai dengan karakteristik MAN 4 Bantul,
sebagian siswa MAN 4 Bantul adalah siswa pondok pesantren atau panti
asuhan yang menjadi mitra Madrasah. Adapun batas wilayah MAN 4
Bantul adalah sebagai berikut:
a. Utara: MTs Negeri 9 Bantul
b. Timur: Pondok Pesantren Al-Mumtaz
c. Selatan: Jalan aspal dan persawahan Dusun Pranti
d. Barat: Rumah Penduduk Dusun Pranti, Banguntapan, Bantul.1
1 Dokumentasi Profil MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018.
54
2. Sejarah Berdiri dan Proses Perkembangan MAN 4 Bantul
MAN 4 Bantul berdiri pada bulan Oktober 1969 sebagai lembaga
pendidikan bernama Pendidikan Guru Agama Latihan (PGAL) Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, berdasarkan SK Dekan
Fakultas Tarbiyah nomor: 4/D/T/1969, tanggal 14 Januari 1969, tentang
Pendidikan Sekolah Latihan. Terbitnya surat keputusan tersebut diawali
dengan serangkaian simposium Sekolah Latihan Fakultas Tarbiyah IAIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta yang diselenggarakan tanggal 21-23 Mei 1968
bertempat di komplek IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam
simposium tersebut berhasil dibahas tiga aspek, yaitu: Dasar, Tujuan dan
Organisasi Sekolah Latihan.
Sejalan dengan kebijakan pimpinan Departemen Agama untuk
mengurangi jumlah Pendidikan Guru Agama (PGA) Swasta dan
menambah Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, maka PGAL
Fakultas Tarbiyah merubah status dari Sekolah Keguruan Agama menjadi
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Perubahan ini tertuang
dalam Piagam dari kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, nomor: 78/018/E/T, tanggal 3 Mei 1978 untuk
Madrasah Tsanawiyah dan nomor: 78/016/E/A, tanggal 1 Juli 1978 untuk
Madrasah Aliyah.
Selanjutnya mulai tahun pelajaran 1983/1984, berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Agama RI nomor: 115 Tahun 1982 dan Surat
Keputusan Menteri Agama RI nomor: 23 Tahun 1983, Madrasah
55
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang semula berstatus swasta berubah
menjadi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang berstatus
Negeri. Untuk memberi ciri khas madrasah agar lebih mudah dikenal
masyarakat, sesuai dengan keberadaannya di bawah pembinaan Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Pemantapan Orientasi Akademik dan Manajemen Madrasah pada
tahun 1993-2004. Pada periode ini ditandai dengan upaya melanjutkan
pembangunan mutu akademik madrasah dan pembenahan sistem
madrasah.
Periode pengembangan madrasah dimulai dari tahun 2004 di
bawah pimpinan Drs. Ulul Ajib, M.Pd. bermula diawali dengan sebuah
konsep gagasan “Madrasah With Wider Mandate” (madrasah dengan
mandat yang lebih luas). Pada tahun 2009 MAN LAB UIN menerima
piagam penegerian dari Kementerian Agama dengan nomor: KW.
12.4/4/PP.00/1730/2009 tanggal 23 Juli 2009. Akhirnya pada tahun 2017
MAN LAB UIN berubah nama menjadi MAN 4 Bantul.
MAN 4 Bantul dalam perjalanannya telah berhasil menyejajarkan
diri dengan madrasah-madrasah lain di Indonesia. Dalam perkembangan
terakhirnya, MAN 4 Bantul dengan mengembangkan dua program studi,
yaitu Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Program Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Bahkan mampu bersaing dalam perkembangan
dunia pendidikan tingkat menengah pada umumnya. Dengan dua program
studi dan kurikulum yang terus dievaluasi dan dikembangkan, mampu
56
membekali dan mengantarkan alumninya ke berbagai perguruan tinggi
negeri dan swasta yang terkemuka serta tidak sedikit yang telah menjadi
pegawai negeri, guru, dosen, tokoh politik, tokoh agama Islam, TNI/Polri,
wiraswasta, pengusaha dan lain sebagainya.2
3. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan MAN 4 Bantul
a. Visi
Visi MAN 4 Bantul adalah “Terwujudnya Madrasah Unggul,
Terampil, Islami, Asri dan Ramah (MUTIARA)” dengan indikator
sebagai berikut:
1) Madrasah: Sebuah lembaga pendidikan setingkat SLTA, yang
berciri khas Agama Islam di bawah pembinaan Kementrian Agama
Republik Indonesia bernama MAN 4 Bantul.
2) Unggul: Terwujudnya madrasah yang unggul, berkualitas, berbasis
bahasa dan multimedia serta berprestasi secara akademik dan non
akademik.
3) Terampil: Terwujudnya siswa yang cerdas, terampil dan mandiri
sehingga mampu bersaing di era global.
4) Islami: Terwujudnya warga madrasah yang islami.
5) Asri: Terwujudnya madrasah yang bersih, sejuk, indah dan
nyaman.
6) Ramah: Terwujudnya tata pergaulan yang ramah dan cinta damai,
bagi setiap warga madrasah dan lingkungan sekitar.
2 Dokumentasi Profil MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018.
57
7) Amanah: Terwujudnya madrasah yang amanah dalam segala hal.3
b. Misi
Berdasarkan visi dan indikator di atas maka, misi MAN 4
Bantul adalah:
1) Mewujudkan Madrasah unggul dan berkualitas dengan program
kegiatan akademik dan non akademik yang berorientasi pada
keunggulan dan atau prestasi madrasah.
2) Mewujudkan madrasah berbasis bahas dan multimedia dengan
mengedepankan program multibahasa dan penggunaan multimedia.
3) Mewujudkan peserta didik yang cerdas secara intelektual,
emosional, dan spiritual.
4) Mewujudkan peserta didik yang terampil dan mandiri, sehingga
mampu bersaing di era global.
5) Mewujudkan warga madrasah yang mampu mengimplementasikan
nilai-nilai Islam dalam setiap aspek kehidupan.
6) Mewujudkan madrasah yang bersih, sejuk, indah, berbasis
Adiwiyata.
7) Mewujudkan suasana pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan.
8) Mewujudkan tata pergaulan yang ramah dan cinta damai di dalam
dan di luar madrasah.4
3 Observasi di MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018. 4 Ibid.
58
c. Tujuan Pendidikan
Adapun tujuan pendidikan MAN 4 Bantul adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kualitas dan prestasi madrasah baik akademik
maupun non akademik.
2) Meningkatkan keunggulan madrasah sebagai madrasah santri
wirausaha.
3) Menyelenggarakan pembelajaran menggunakan multibahasa
(Bahasa Indonesia, Inggris, Jawa, dan Arab).
4) Menyelenggarakan pembelajaran menggunakan multimedia.
5) Meningkatkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual
peserta didik.
6) Meningkatkan ketrampilan dan kemandirian peserta didik,
sehingga mampu bersaing di era global.
7) Mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek
kehidupan.
8) Meningkatkan kebersihan, kesejukan, dan keindahan madrasah
berbasis Adiwiyata.
9) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan.
10) Mewujudkan tata pergaulan yang ramah dan cinta damai di dalam
dan di luar madrasah.5
5 Ibid.
59
4. Organisasi MAN 4 Bantul
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah tidak terlepas dengan
adanya pengorganisasian lembaga. Seorang kepala madrasah sebagai
supervisor harus mampu mengorganisasi lembaga pendidikannya. Selain
itu hubungan baik semua pihak baik antara kepala madrasah, guru, dan
karyawan perlu diciptakan agar terjalin iklim kerja yang kondusif dan
menyenangkan. Begitu pula penataan tampilan fisik dan manajemen
sekolah perlu terus dibina agar mutu pendidikan terus meningkat dan
semangat belajar peserta didik akan bertambah.
MAN 4 Bantul dalam mencapai tujuan yang diharapkan tersebut
melakukan upaya maksimal, yang salah satunya tercermin dalam
pembuatan struktur organisasi. Struktur organisasi dimaksudkan untuk
membagi tugas dan tangung jawab secara merata sesuai dengan fungsinya.
Hal ini penting agar ada kejelasan garis kerja untuk memeberikan instruksi
dari atas ke bawah dan untuk mempermudah melakukan koordinasi antar
anggota manajemen di MAN 4 Bantul. Struktur organisasi juga
dimaksudkan untuk menghindari tumpang tindih tujuan yang ingin
dicapai.
MAN 4 Bantul secara struktural kelembagaan di bawah pembinaan
Kementerian Agama. Hal ini membedakan dengan struktur kelembagaan
madrasah-madrasah yang lain. Dengan hal ini dekan Fakultas Tarbiyah
berkedudukan sebagai pembina, akan tetapi saat ini madrasah telah berdiri
di bawah naungan Kementerian Agama kabupaten Bantul tanpa
60
pembinaan dari Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. Kepala Madrasah
merupakan pemimpin tertinggi dan dibantu oleh segenap Wakil Kepala
Madrasah. Selain itu juga ada kepala Bagian Tata Usaha, para pembina
Badan Komite Madrasah, kepala unit kegiatan, dan wali kelas.
Struktur organisasi dalam MAN 4 Bantul yang menyelenggarakan
MAK pada dasarnya tidak berbeda dengan struktur organisasi lainnya,
sebagaimana yang telah diatur dalam keputusan Menteri Agama RI nomor
17 tahun 1978, penambahan hanya terdapat pada tutorial yang mengelola
pengajian kitab dan penyelenggaraan asrama.6
5. Data Guru, Karyawan, dan Siswa MAN 4 Bantul
a. Guru dan Karyawan
Kegiatan pembelajaran di MAN 4 Bantul didukung oleh 34
guru, sedangkan kelancaran kegiatan pembelajaran, kegiatan
administrasi dan penciptaan lingkungan yang kondusif di MAN 4
Bantul dibantu oleh 17 karyawan pegawai.7
Adapun rincian data guru MAN 4 Bantul tahun ajaran 2017/
2018 adalah sebagai berikut:
6 Dokumentasi Profil MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018. 7 Dokumentasi Pembagian Beban Kerja Guru MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018.
61
Tabel 1. Data Guru MAN 4 Bantul Tahun Ajaran 2017/20188
No. Nama Jabatan Tugas Pokok
Jabatan tambahan
1 Muhammad Yusuf, S.Ag. Guru Matematika Kepala Madrasah
2 Dra, Setiasih Guru Aqidah Akhlaq Pendidik
3 Sri Hidayati, S.Pd. Guru Matematika Pendidik 4 Dra. Siti Rokhanah Guru TIK Pendidik
5 Drs. Arif Makruf, M.A., M.Si.
Guru Bahasa Indonesia Pendidik
6 Drs. Muhammad Wahdan Zani Guru Geografi Pendidik
7 Dra. Ninik Indriyanti Guru Kimia Pendidik 8 Edy Purwanto, M.Pd.Si. Guru Fisika Pendidik 9 Nashirudin, S.Ag. Guru Fiqih Pendidik 10 Muthmainnah, S.Ag. Guru Bahasa Arab Pendidik
11 Widodo Lestari, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia Pendidik
12 Retnaningsih, S.Pd. Guru Matematika Pendidik 13 Fransisca Listiariny, S.Pd. Guru Seni Budaya Pendidik 14 Drs. Chibanu Aslam Guru Matematika Pendidik 15 Rusli Farida, S.Pd. Guru Sejarah Pendidik
16 Trisnawan, S.Pd. Guru Bahasa Inggris Pendidik
17 M. Luthfi Firmansyah Guru Fiqih Pendidik 18 Wahyudi, S.SI. Guru Biologi Pendidik
19 Satoto Bronto Leksono, S.Pd. Guru Ekonomi Pendidik
20 Herin Ratnaningsih, S.Pd., M.Pd.Bi.
Guru Bahasa Inggris Pendidik
21 Muh. Irfan Hajam, S.Pd. Guru Fiqih Pendidik 22 Supartiningsih, S.Ag. Guru Sosiologi Pendidik
23 Elok Fitrotin Febriani, S.S. Guru Bahasa Indonesia Pendidik
24 Dwi Mulyono, S.Pd. Guru PKn Pendidik 25 Eliana Trisnaning, S.SI. Guru Biologi Pendidik
26 H. Bahsan, S.Ag., M.A. Guru Qur’an Hadist Pendidik
27 Uun Nasikhun, S.Pd.I Guru Tahfiz Pendidik
8 Ibid.
62
28 Ika Setiyawati, S.Pd. Guru Bahasa Jawa Pendidik
29 Muh. Muspartono Adi N., S.Pd. Guru Geografi Pendidik
30 Drs. Syarfini Guru Ekonomi Pendidik 31 Sri dewi Subaroroh, S.Pd. Guru Kimia Pendidik 32 Dra. Yuni Pratiwi Guru PKn Pendidik 33 Andri Efriadi, S.Sos.I. Guru BK Pendidik 34 Mukhroji Shidqi, S.Sos.I. Guru BK Pendidik
Rincian data guru tersebut merupakan rincian data guru MAN
4 Bantul pada tahun ajaran 2017/ 2018 dari segi nama lengkap, jabatan
tugas pokok dan jabatan tambahan dengan jumlah 34 guru.
Adapun rincian data karyawan MAN 4 Bantul tahun ajaran
2017/ 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Data Karyawan MAN 4 Bantul
Tahun Ajaran 2017/20189
No. Nama Jabatan Tugas Pokok Jabatan Tambahan
1 Musman, S.Pd.I. Kepala Tata Usaha Pegawai
2 Sri Indah Astuti, S.Ag. Administrasi Kesiswaan Pegawai
3 Siswanti Bendahara Pengeluaran Pegawai
4 Slamet Basuki Paring Wintolo
Tata Persuratan dan Pengarsipan Pegawai
5 Suprapto Administrasi Kepegawaian Pegawai
6 Drs. Dalhar Sarana dan Prasarana Pegawai 7 Muryani Petugas Perpustakaan Pegawai
8 Nurhayati Bendahara Komite Madrasah Pegawai
9 Joko Sudarsono Petugas Perpustakaan Pegawai 10 Rahmad Petugas Kebersihan Pegawai 11 M. Falah Akbar Petugas Kebersihan Pegawai 12 Tri Mulyono Petugas Kebersihan Pegawai
9 Ibid.
63
13 Fatimah Citra Ayu R. - Pegawai
14 Irwan Satpam dan Penjaga Madrasah Satpam
15 Wahyono/ Kelik Satpam dan Penjaga Madrasah Satpam
16 Decki Septo Purwoko Satpam dan Penjaga Madrasah Satpam
17 Waji Martana Satpam dan Penjaga Madrasah Satpam
Rincian data karyawan tersebut merupakan rincian data
karyawan MAN 4 Bantul pada tahun ajaran 2017/ 2018 dari segi nama
lengkap, jabatan tugas pokok dan jabatan tambahan dengan jumlah 17
karyawan.
b. Siswa
Adapun rincian data siswa MAN 4 Bantul tahun akademik
2017/ 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Data Siswa MAN 4 Bantul Tahun Ajaran 2017/201810
No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 1 X 68 111 179 2 XI 38 90 128 3 XII 58 73 131
TOTAL 164 274 438
Rincian data siswa tersebut merupakan rincian data siswa
MAN 4 Bantul pada tahun ajaran 2017/ 2018 dari tingkatan kelas dan
jenis kelamin dengan jumlah total 438 siswa.
10 Ibid.
64
B. Gambaran Umum Bimbingan dan Konseling MAN 4 Bantul
1. Bimbingan dan Konseling MAN 4 Bantul
Bimbingan dan konseling di MAN 4 Bantul sesuai dengan
basisnya yang bernuansa ke-Islaman, mengartikulasikan Islam secara
profesional ke dalam konteks kehidupan sehari-hari sehingga norma
agama bisa dijalankan dan mewujudkan warga madrasah yang mampu
mengimplementasikan nilai-nilai Islam pada setiap aspek kehidupan.
MAN 4 Bantul selalu mengembangkan program-program
kurikulum akademik yang akan mewujudkan siswa yang cerdas secara
intelektual, emosional, dan spiritual. Bimbingan dan konseling adalah
bagian dari proses pendidikan yang tertuang dan sistematik guna
membantu pertumbuhan siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan siswa. Bimbingan dan
konseling di MAN 4 Bantul tidak memiliki jadwal masuk kelas, namun
siswa tetap mendapat layanan bimbingan dan konseling secara maksimal
karena guru BK di MAN 4 Bantul adalah tenaga profesional di bidangnya
serta mencurahkan waktu dan tenaga secara optimal bagi terwujudnya
tujuan bimbingan dan konseling secara keseluruhan.
Bimbingan dan konseling di MAN 4 Bantul termasuk komunikatif,
antara guru BK dan siswa memiliki keakraban. Ada momen-momen
tertentu guru BK dan siswa berkomunikasi secara aktif, meskipun tidak
masuk kelas. Salah satunya pada setiap pagi hari, guru BK berada di
gerbang sekolah, dengan tujuan pembentukan karakter siswa dengan
65
menerapkan Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun (5S), dan juga
sebagai media pengenalan secara lebih mendalam terhadap siswa dengan
melihat sikap, sopan santun, penampilan serta cara berjalan siswa. Secara
langsung guru BK menganalisis karakter kepribadian peranak.11
2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling MAN 4 Bantul
Adapun visi dan misi bimbingan dan konseling MAN 4 Bantul
adalah sebagai berikut:
a. Visi
Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya kehidupan
kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan
bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan
masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri, dan
bahagia, serta mewujudkan perkembangan diri dan kemandirian yang
optimal yang sesuai dengan hakikatnya, baik sebagai mkhluk individu
atau makhluk sosial.
b. Misi
Misi bimbingan dan konseling adalah mendidik individu atau
kelompok melalui pengembangan perilaku efektif normatif dalam
kehidupan keseharian dan terkait dengan masa depan dalam memenuhi
misi di bidang pendidikan, madrasah, maupun masyarakat perlu
menyelenggarakan pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Apabila
pengajaran hanya dilakukan secara sempit, dikhawatirkan tidak
11 Wawancara dengan Bapak Andri Efriadi, Guru BK MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018.
66
seimbang. Hanya akan menjurus kepada kognitif saja, sedangkan sisi
afektif dan psikomotorik tidak terpenuhi.12
3. Tujuan Bimbingan dan Konseling MAN 4 Bantul
Adapun tujuan bimbingan dan konseling MAN 4 Bantul adalah
sebagai berikut:
a. Bimbingan dan konseling membantu dan mengembangkan kualitas
kepribadian siswa MAN 4 Bantul.
b. Membantu dan mengembangkan kualitas kesehatan mental siswa
MAN 4 Bantul.
c. Membantu dan mengembangkan perilaku yang efektif pada diri siswa
MAN 4 Bantul.
d. Membantu klien menanggulangi problem hidup secara mandiri.
e. Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya.
f. Mengarahkan siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki kearah tingkat
perkembangan optimal.
g. Siswa dapat menyesuaikan diri secara efektif terhadap diri sendiri
maupun lingkungan sehingga memperoleh kebahagiaan dalam
kehidupannya.
h. Siswa dapat mencapai aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang
dimilikinya dan terhindar dari gejala-gejala kecemasan serta perilaku
menyimpang.13
12 Ibid. 13 Dokumentasi Profil BK MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018.
67
4. Tugas dan Fungsi Guru BK MAN 4 Bantul
Adapun tugas dan fungsi guru BK MAN 4 Bantul adalah sebagai
berikut:
a. Menyusun program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling.
b. Berkoordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengentas masalah-
masalah yang dihadapi siswa tentang kesulitan belajar.
c. Memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
d. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh
prestasi.
e. Memberikan gambaran tentang tentang studi lanjutan dan lapangan
pekerjaan yang sesuai.
f. Mengadakan penilaian pelaksanaan BK.
g. Menyusun statistik hasil penilaian BK.
h. Melaksanakan kegiatan analisis evaluasi belajar.
i. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut BK.
j. Menyusun laporan pelaksanaan BK.14
5. Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling MAN 4 Bantul
Suatu kegiatan akan berjalan lebih efektif dengan adanya dukungan
fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai. Adapun fasilitas yang
ada di MAN 4 Bantul adalah sebagai berikut:
14 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018.
68
a. Ruang Kelas
Ruang kelas di MAN 4 Bantul sebanyak 15 kelas. Untuk kelas
X sebanyak 5 ruang, untuk kelas XI sebanyak 4 ruang, serta untuk
kelas XII juga sebanyak 4 ruang. Untuk 2 ruangan sisanya adalah kelas
Cerdas Istimewa (CI).
b. Ruang Bimbingan dan Konseling
Ruang bimbingan dan konseling di MAN 4 Bantul berada di
bagian pojok timur, di dalamnya terdapat ruang kerja, ruang tamu dan
sekaligus digunakan untuk ruang konseling. Selain itu, terdapat
berbagai sarana lain sebagai penunjang ruang bimbingan dan konseling
di MAN 4 Bantul, yaitu meliputi meja, kursi, kipas angin, komputer,
dan printer.15
6. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling MAN 4 Bantul
Dalam rangka mengembangkan dan memajukan bimbingan dan
konseling di sekolah, suatu lembaga pendidikan perlu menjalin hubungan
dan relasi serta kerjasama yang harmonis antar pihak, baik dinas
pendidikan, komite, kepala madrasah, guru, karyawan, maupun siswa.
Untuk memaksimalkan kinerja pihak-pihak tersebut, maka
diperlukan adanya struktur organisasi, sehingga masing-masing pihak
dapat mengetahui kedudukan dan tugas masing-masing. Namun, di MAN
4 Bantul belum memiliki struktur organisasi secara mandiri. Masih
mengikuti garis langsung dari Kepala Madrasah. Adapun struktur
15 Observasi Sarana dan Prasarana MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018
69
organisasi bimbingan dan konseling di MAN 4 Bantul adalah sebagai
berikut:
Bagan 1. Struktur Bimbingan dan Konseling MAN 4 Bantul16
Uraian tugas dari masing-masing personil tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Kepala Madrasah
Merupakan penanggung jawab kegiatan pendidikan secara
menyeluruh di MAN 4 Bantul. Tugas Kepala Madrasah diantaranya:
1) Mengkoordinasi segenap kegiatan yang ada di program madrasah,
sehingga kegiatan pengajaran, pelatihan, dan bimbingan
merupakan kesatuan yang tepadu, harmonis, dan dinamis.
2) Menyediakan tenaga, sarana dan prasarana yang efektif dan efisien.
3) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan
pelaksanaan program penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan
bimbingan dan konseling.
16 Observasi Struktur Organisasi BK MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018.
Komite Madrasah
Kepala Madrasah
Wakil Kepala Madrasah
Tenaga Ahli Instansi
Wali Kelas/ Guru
Guru Pembimbing
Guru MAPEL/ Pelatih
Siswa
70
b. Koordinator Bimbingan dan Konseling
Koordinator bimbingan dan konseling bertugas
mengkoordinasi dalam:
1) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada segenap warga
madrasah, orang tua, dan masyarakat.
2) Menyusun program bimbingan dan konseling.
3) Melaksanakan program bimbingan dan konseling.
4) Mengadministrasikan pelayanan bimbingan dan konseling.
5) Menilai program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling.
6) Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian bimbingan dan
konseling.
c. Guru BK
Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, tugas guru BK
adalah sebagai berikut:
1) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.
2) Merencanakan layanan bimbingan dan konseling.
3) Melaksanakan segenap layanan bimbingan dan konseling.
4) Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
5) Menilai proses dan hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling
serta kegiatan pendukung.
6) Mengadministrasikan layanan bimbingan dan konseling serta
kegiatan pendukung.
7) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan konseling.
71
d. Guru Mata Pelajaran
Sebagai tenaga pengajar, guru mata pelajaran juga berperan
dalam bimbingan dan konseling, diantarnya:
1) Membantu guru BK mengidentifikasi siswa yang memerlukan
layanan bimbingan dan konseling.
2) Mengalihkan siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling
kepada guru BK dan sebaliknya.
3) Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan siswa yang
menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling.
e. Wali Kelas atau Pembina
Sebagai pengelola kelas maupun pegelola kegiatan ruang atau
lapangan, wali kelas atau pembina memiliki peran sebagai berikut:
1) Membantu guru BK melaksanakan tugas.
2) Membantu guru mata pelajaran dalam melaksanakan perannya
dalam layanan bimbingan, khususnya di kelas yang menunjukan
tanggung jawabnya.17
7. Program Bimbingan dan Konseling MAN 4 Bantul
Program bimbingan dan konseling terdiri dari program tahunan,
program bulanan, program mingguan dan program harian. Adapun rincian
dari masing-masing program sebagai berikut:
17 Dokumentasi Profil BK MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018.
72
a. Program Tahunan
Program tahunan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu tahun. Adapun jenis layanan yang ada di dalam
program tahunan, antara lain:
1) Layanan orientasi, layanan ini seringkali dilakukan di madrasah.
Kegiatan layanan orientasi dilakukan oleh guru BK MAN 4 Bantul
kepada siswa kelas X, XI, XII. Bagi siswa kelas X kegiatan ini
dilakukan atas dasar kebutuhan bagi siswa baru untuk lebih
mengenal lingkungan madrasah. Sedangkan bagi siswa kelas XI
dan XII layanan dilakukan atas dasar kebutuhan siswa untuk
mengenal lingkungan kelas yang baru. Program ini dilaksanakan
setiap tahun ajaran baru.
2) Layanan informasi, layanan ini dapat dilakukan secara langsung
melalui media seperti, papan bimbingan, dan sebagainya. Layanan
ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa
dalam informasi apapun, biasanya informasi yang diberikan
berkaitan dengan informasi dengan pendidikan, kepribadian,
lingkungan madrasah dan informasi terkait pelajaran. Untuk
layanan informasi ini, biasanya guru bimbingan konseling
memanfaatkan papan bimbingan yang ada di madrasah. Untuk isi
materinya disesuaikan dengan kebutuhan siswa, apabila saat itu
informasi yang dibutuhkan terkait bidikmisi, maka papan
bimbingan diisi dengan informasi terkait bidikmisi.
73
3) Layanan penempatan dan penyaluran, layanan ini dilakukan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki dalam diri siswa. Dalam
pelaksanaannya, layanan ini dilakukan terkait pengelompokan
siswa berdasarkan bakat minat dalam pilihan karir, pengelompokan
kelas sesuai jurusannya IPA atau IPS, pengelompokan siswa dalam
KIR, dan penempatan dan penyaluran bagi lulusan MAN 4 Bantul.
Pelaksanann ini dilaksanakan pada tahun ajaran baru dan awal
semester genap.
4) Layanan pembelajaran, layanan ini dilakukan untuk pengenalan
masalah belajar yang dialami siswa, jadi siswa dapat mengetahui
penyebab masalah belajar. Selain itu dalam layanan ini siswa
diberikan motivasi belajar, serta cara efektivitas waktu belajar
dalam mengejar ketertinggalan yang belum tuntas. Dalam
pelaksanaan layan ini biasanya guru BK melaksanakannya secara
klasikal, dengan meminta jam guru mata pelajaran, dikarenakan
guru BK MAN 4 Bantul tidak memiliki jam khusus pelajaran.
b. Program Bulanan
Program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu bulan, adapun jenis program yang ada meliputi:
1) Layanan Bulanan
Dalam pelasanaan program ini guru BK membuat laporan
tertulis terkait pelaksanaan program bimbingan dan konseling
selama satu bulan. Laporan tersebut biasanya berisi tentang
74
program-program bimbingan dank konseling yang telah
dilaksanakan, misalnya konseling individu atau konseling
kelompok. Program ini dilaksanakan setiap minggu keempat atau
akhir bulan.
2) Pengisian Papan Bimbingan
Dalam pelaksanaan program ini, guru BK mengisi papan
bimbingan yang terkait bimbingan dan konseling. Dalam pemilihan
materi, disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Misalnya, pada bulan
Januari siswa sedang membutuhkan layanan informasi tentang
perguruan tinggi, maka guru BK akan mengisi papan bimbingan
dengan informasi macam-macam perguruan tinggi beserta
jurusannya.
c. Program Mingguan
Program layanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu minggu yang merupakan penjabaran dari program
bulanan. Adapun program mingguan yang dilaksanakan guru BK,
antara lain:
1) Berkoordinasi dengan Wali Kelas
Dalam melakukan koordinasi dengan wali kelas, guru BK
melakukan rapat rutin dengan seluruh wali kelas yang dilaksanakan
setiap minggu kedua dan keempat. Dalam rapat koordinasi ini,
guru BK maupun wali kelas saling bertukar informasi terkait
masalah-masalah yang dialami siswa. Setelah itu, maka akan
75
diputuskan pembinaan yang sesuai dengan masalah yang terjadi
pada siswa.
2) Pemberian Motivasi Kelas XII
Program ini ditujukan bagi siswa kelas XII yang akan
melaksanakan Ujian Nasional (UN). Dalam pelaksanaannya,
layanan ini diberikan secara klasikal dengan materi yang berkaitan
dengan motivasi belajar untuk meningkatkan semangat siswa
dalam menyongsong ujian nasional. Dalam pemberian motivasi ini
biasanya meminta jam pelajaran, dikarenakan guru BK tidak
memiliki jam masuk kelas.
3) Pengoptimalan Kotak Masalah
Dalam pelaksanaan program ini, guru BK setiap seminggu
sekali mengecek dan menanggapi permasalahan yang masuk di
dalam kotak masalah. Media BK yang berupa kotak masalah ini
diletakan di depan ruang BK. Bagi siswawa yang malu untuk
mengungkapkan permasalahannya secara langsung kepada guru
BK, maka dapat memanfaatkan kotak masalah ini sebagai sarana
untuk berkomunikasi dengan guru BK.
d. Program Harian
Program pelayanan bimbingan dan konseling yag dilaksanakan
pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program ini merupakan
penjabaran dari program mingguan. Adapun jenis program yang
masuk ke dalam program harian antara lain:
76
1) Mengontrol Kedisiplinan Siswa
Dalam pelaksanaan program ini guru BK mengontrol
kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah. Setiap pagi
guru BK berjaga di depan gerbang utama sekolah untuk
melaksanakan program 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun),
dalam hal ini guru BK mengontrol siswa yang terlambat dan siswa
yang tidak menaati atribut sekolah sesuia dengan ketentuan.
Program ini ditujukan bagi seluruh siswa MAN 4 Bantul.
2) Layanan Konseling
Layanan konseling yang ada di MAN 4 Bantul mencakup
layanan konseling individu dan konseling kelompok. Tujuan
diadakannya koneling ini adalah untuk membantu siswa dalam
mengatasi permasalahannya. Pelaksanaan layanan ini disesuaikan
dengan kebutuhan siswa.18
C. Gambaran Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa MAN 4 Bantul
Siswa yang sedang dalam proses perkembangan tentu banyak masalah
yang dihadapinya baik masalah pribadi, sosial, belajar maupun karir. Dalam
kenyataannya bahwa tidak semua siswa mampu melihat dan menyelesaikan
sendiri masalah yang dihadapinya serta tidak mampu menyesuaikan diri secara
efektif terhadap lingkungannya. Padahal sebagai makhluk individu, manusia
juga sebagai makhluk sosial yang dalam kesehariannya tidak bisa hidup tanpa
berhubungan dengan orang lain.
18 Ibid.
77
Peran guru BK dalam kesehariannya memiliki peran yang sangat
penuh dalam perkembangan diri siswa dan menetralisir persoalan-persoalan
siswa yang ada di sekolah dan madrasah.
Siswa masih malu dan sungkan untuk sekedar tegur sapa dengan guru
BK. Siswa juga jarang datang ke ruang BK apabila tidak dipanggil. Siswa
terlihat diam tertutup (introvert) seperti tidak ada masalah. Beberapa siswa
masih takut untuk berbicara secara terbuka pada orang lain terutama pada guru
BK. Ada beberapa siswa yang mau berbicara setelah ditanya guru BK
meskipun tidak langsung terbuka. Ada juga beberapa siswa yang memiliki
poin pelanggaran karena melakukan pelanggaran tata tertib seperti terlambat
dan tidak masuk tanpa keterangan, setelah dipanggil ternyata siswa tersebut
memiliki masalah.19
Hal tersebut mengindikasikan kurangnya keterbukaan dan kedekatan
antara guru BK dengan siswa yang menjadikan perlu adanya metode
bimbingan dan konseling secara efektif dan efisien dalam meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal.
Oleh karena itu, penulis ingin menggali secara lebih dalam mengenai
metode bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal siswa agar siswa lebih berani mengungkapkan
sesuatu tanpa ragu dan mampu meningkatkan kedekatan serta hubungan yang
baik dengan guru BK.
19 Observasi terhadap siswa MAN 4 Bantul, 20 November 2017.
78
BAB III
METODE BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS X
MAN 4 BANTUL
Bimbingan dan konseling yang ada di MAN 4 Bantul dapat dikatakan
berjalan dengan baik. Bentuk bimbingan dan konseling yang dilakukan biasanya
secara individual dan kelompok. Bimbingan dan konseling dilakukan mulai dari
kelas X (sepuluh), XI (sebelas), dan XII (duabelas).1 Dalam penelitian ini, penulis
hanya mengambil subjek siswa kelas X sebanyak 6 siswa, yaitu X IPS 1 (RS dan
CO), X IPS 2 (AFZ, ANH, AWN) dan X IPA 3 AZ. Siswa tersebut merupakan
siswa yang memiliki masalah dalam komunikasi. Serta 2 guru BK MAN 4 Bantul
yang menangani siswa kelas X, yaitu Bapak Mukhroji Shidqi, S.Sos.I dan Bapak
Andri Efriadi, S.Sos.I.
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari terutama saat di
madrasah, siswa sangat disarankan mampu untuk berkomunikasi secara baik
dengan guru, khususnya dengan guru BK. Hal ini dilakukan untuk menjalin
keakraban sesama warga madrasah dan melihat perkembangan komunikasi siswa
baik langsung maupun tidak langsung.
Apabila dilihat dari sehari-hari siswa kelas X MAN 4 Bantul masih terlihat
malu dan sungkan untuk berinteraksi dengan guru BK bahkan jarang datang ke
1 Observasi Kegiatan BK MAN 4 Bantul, 20 November 2017.
79
ruang BK.2 Hal ini karena siswa kelas X masih masa transisi dari SMP/MTs,
seperti yang diungkapan oleh guru BK sebagai berikut:
“Siswa kelas sepuluh masih masa-masa transisi dari SMP atau MTs, mereka belum memahami esensi dari tugas guru BK, guru BK di SMP-kan rata-rata galak, memberikan hukuman, memberikan sanksi, maka langkah pertama kita memberikan pemahaman kepada siswa mengenai tugas guru BK dan semaksimal mungkin menjadi mitra dan sahabat siswa.”3
Diungkapkan bahwa siswa kelas X belum memahami esensi dari tugas
seorang guru BK, maka siswa diberikan pemahaman mengenai tugas guru BK.
Adapun tugas dan fungsi guru BK MAN 4 Bantul Yogyarta selain menyusun
program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling, diantaranya: berkoordinasi
dengan wali kelas dalam rangka mengentas masalah-masalah yang dihadapi
siswa tentang kesulitan belajar, memberikan layanan bimbingan dan konseling
kepada siswa, memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam
memperoleh prestasi, memberikan gambaran tentang tentang studi lanjutan dan
lapangan pekerjaan yang sesuai.4
Meskipun demikian, ada beberapa siswa yang sudah terlihat pernah datang
ke BK dan baik dalam berkomunikasi dengan guru BK.5 Hal ini sangat penting
untuk kelangsungan proses belajar mengajar di madrasah. Oleh karena itu, guru
BK perlu melakukan suatu metode untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
interpersonal siswa kelas X MAN 4 Bantul.
Metode bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal siswa kelas X MAN 4 Bantul adalah dengan metode
2 Observasi terhadap siswa MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018. 3 Wawancara dengan Bapak Andri Efriadi, Guru BK MAN 4 Batul, 15 Januari 2018. 4 Dokumentasi Profil BK MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018. 5 Observasi terhadap siswa MAN 4 Bantul, 20 November 2017.
80
bimbingan dan metode konseling. Metode ini dipisahkan karena tujuan dari
bimbingan maupun konseling sangat berbeda. Bimbingan adalah proses bantuan
yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar mencapai perkembangan
yang optimal.6 Sedangkan konseling adalah hubungan timbal balik antara
konselor dan klien untuk menangani masalah klien.7 Bimbingan lebih
menekankan pada bantuan yang diberikan oleh guru BK kepada siswa untuk
mencapai perkembangan yang optimal. Sedangkan konseling lebih menekankan
pada hubungan timbal balik antara guru BK dengan siswa untuk menangani suatu
masalah. Apabila ditinjau dari segi komunikasi metode bimbingan dan konseling
dapat dikelompokan menjadi dua yaitu metode langsung dan metode tidak
langsung.
A. Metode Bimbingan dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Kelas X MAN 4 Bantul
Metode bimbingan adalah metode bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu agar mencapai perkembangan yang optimal.8
Suatu metode bantuan yang diberikan oleh guru BK kepada siswa untuk
mencapai perkembangan yang sesuai dengan masanya tanpa ada hambatan
yang menghalangi.
1. Metode Bimbingan Langsung
Metode langsung (metode komunikasi langsung) adalah metode
dimana pembimbing melakukan komunikasi langsung (bertatap muka)
6 Tohirin, Bimbingan dan Konseling, hlm. 17. 7 Ibid., hlm. 25. 8 Ibid., hlm. 17.
81
dengan orang yang dibimbingnya.9 Metode dimana guru BK melakukan
komunikasi langsung (bertatap muka) dengan siswa yang dibimbing. Hal
ini dapat dilakukan dengan metode individual maupun kelompok. Metode
ini dapat dirinci menjadi:
a. Metode Bimbingan Individual
Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi langsung
secara individual dengan pihak yang dibimbingnya.10 Komunikasi
langsung yang dilakukan Guru BK dalam memberikan layanan
bimbingan kepada siswa salah satunya secara individual. Hal ini
bertujuan untuk membantu siswa mencapai perkembangan yang
optimal sesuai dengan masanya tanpa ada hambatan yang
menghalangi.
Metode ini dilakukan dengan teknik percakapan pribadi.
Percakapan pribadi adalah seorang pembimbing melakukan dialog
langsung tatap muka dengan pihak yang dibimbing.11 Guru BK
melakukan dialog langsung tatap muka dengan siswa. Dengan
percakapan pribadi, guru BK dan siswa dapat saling memberikan
informasi, saling bertanya atau sekedar tegur sapa secara langsung
tatap muka.
Untuk menerapkan metode bimbingan dalam meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa, guru BK menerapkan
9 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling, hlm. 49-51. 10 Ibid., hlm. 49. 11 Ibid., hlm. 49.
82
dengan memberikan contoh kepada siswa. Seperti ungkapan dari guru
BK:
“Metode saya kalo sama anak-anak biar mereka mau ngomong gitu mba..saya yang ngawali senyum dulu, sapa, salam, 3 S itu mba..terus-terusan saya begitu..lama kelamaan anak-anak mungkin merasa apa yah mba..masa guru terus yang nyapa aku ga, mungkin gitu dalam pikirannya, kalo sekarang ketemu saya ya senyum, nyapa, kadang tanya kalo ada sesuatu butuh apa..beda sama kemaren-kemaren mba keliatan diem.”12
Ungkapan tersebut merupakan suatu perubahan yang awalnya
siswa diam menjadi seorang yang mau menyapa dan bertanya kepada
guru BK. Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu siswa:
“Dulu saya malu mba kalo mau basa-basi, nanya gitu, kalo papasan apa ketemu mending nunduk diem, soalnya gimana ya mba, ga terlalu deket sama guru BK disini hehehee ya kalo sekarang udah berani dikit-dikit kalo ketemu senyum, kadang juga nyapa nanya.”13
Alasan siswa tidak mau berkomunikasi atau tegur sapa dan
bertanya dengan guru BK karena siswa merasa malu dan mereka
merasa tidak dekat dengan guru BK. Meskipun demikian, perubahan
siswa sudah terlihat seiringnya waktu dengan melaksanakan metode
bimbingan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal
siswa, siswa mulai berani untuk senyum, sapa, dan bertanya kepada
guru BK.
Percakapan pribadi dilakukan secara kondisional dimanapun
dan kapanpun apabila siswa membutuhkan guru BK, begitu pula
12 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018. 13 Wawancara dengan CO, Siswa MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018
83
sebaliknya. Ada yang di kantin, di kelas, datang ke ruang BK, papasan
di jalan, dan tempat lainnya.14
“Kalo ketemu di mana-mana mba..di kantin, di kelas, di ruang BK, di jalan depan sini, di mana-mana mba, kalo ketemu senyum, nyapa, kadang nanya, kadang juga aku tanya-tanya ke pak Andri hehehe, ya kadang juga ngobrolin masalah pondok.”15
Ungkapan di atas juga salah satu bukti bahwa siswa mampu
membuka diri untuk bercakap-cakap dengan guru BK, bertanya hal-hal
di luar madrasah dengan pertemuan yang non formal seperti di kantin,
kelas, ruang BK, dan jalan.
Percakapan pribadi dapat memberikan kedekatan langsung
antara siswa dengan guru BK. Mereka akan saling berinteraksi satu
sama lain dan saling memberikan tanggapan.
“Saya kalo nyapa lebih ke basa-basi, kalo ketemu di ruang BK, saya nanya kabar, kabar orang tua atau gimana belajarnya atau apa gitu, kalo jam istirahat biasanya saya keliling ke belakang lewat depan kelas-kelas sambil absen tanya siapa yang ga masuk hari ini, kenapa ga masuk, ya kaya gitu mba, biasanya siswa merespon menjawab.”16 Percakapan pribadi pada dasarnya dilakukan tidak dengan
rencana, lebih mengalir dan fleksibel. Percakapan ini dilakukan seperti
percakapan biasa antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan
lainnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode bimbingan
langsung dengan teknik percakapan pribadi terbukti dapat
14 Observasi terhadap siswa MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018. 15 Wawancara dengan RS, Siswa MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018. 16 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018.
84
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa karena
siswa sudah tidak malu dan takut untuk tegur sapa dan berbicara secara
terbuka pada orang lain terutama pada guru BK.
b. Metode Bimbingan Kelompok
Pembimbing melakukan komunikaksi langsung dengan klien
dalam kelompok.17 Komunikasi langsung guru BK dalam melakukan
bimbingan dengan siswa secara kelompok. Hal ini bertujuan untuk
membantu siswa agar mampu berbicara secara terbuka pada orang lain
terutama pada guru BK.
Metode kelompok dilakukan dengan teknik organisasi siswa.
Pemberian bimbingan melalui forum organisasi di dalam madrasah
dengan memberikan materi bimbingan tertentu. Dalam hal ini guru BK
berkomunikasi dengan siswa lebih kepada memberikan bimbingan dan
materi sesuai dengan organisasi.
“Saya di sini selain menjadi guru BK, saya juga sebagai pengampu OSIS tentu saya kasih bimbingan, biasanya di dalam forum saat diskusi, saya coba untuk memancing agar anak mau berbicara di depan umum.”18 Guru BK biasanya memberikan materi dan bimbingan kepada
anggota organisasi saat mereka ada kumpul atau rapat. Rapat
dilakukan ketika sepulang sekolah seperti halnya kegiatan
ekstrakurikuler sekitar pukul 14.30 sampai 16.00 WIB. Tempat untuk
17 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling, hlm. 50. 18 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018.
85
kegiatan ini dilakukan di ruang rapat organisasi maupun di luar
ruangan.19
“Iya mba biasanya rapatnya di ruang OSIS belakang itu yang deket masjid, biasanya pulang sekolah jam duaan mba.”20 Materi yang disampaikan tidak lebih untuk kegiatan organisasi
ke depan dan juga menjelaskan beberapa bimbingan kepada anggota
organisasi untuk selalu menyampaikan permasalan kepada guru
apabila berkaitan dengan madrasah.21
“Materi yang saya sampaikan tentang keorganisasian sekaligus tentang meningkatkan komunikasi terhadap orang lain, khususnya guru, karena mengingat kasus yang pernah terjadi siswa ga terbuka, tau-tau ga masuk, ada masalah.”22 Materi yang disampaikan oleh guru BK sebagai stimulan agar
siswa mampu memahami materi yang disampaikan kemudian dapat
merespon dan memberikan pendapat. Seperti ungkapan siswa sebagai
berikut:
“Iya saya ikut organisasi, biasanya kalo kumpul pak Oji kasih materi, nantinya kita disuruh kasih pendapat dan komentar ngomong satu-satu, katanya untuk melatih keberanian juga berbicara di depan umum.”23 Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa siswa diminta untuk
mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang telah disampaikan.
Hal ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
dengan baik. Seperti ungkapan dari guru BK:
19 Observasi Pelaksanaan BK MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018. 20 Wawancara dengan AWN, Siswa MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018. 21 Observasi Pelaksanaan BK MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018. 22 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018. 23 Wawancara dengan AWN, Siswa MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018.
86
“Harapannya setelah mendengarkan materi yang telah disampaikan, siswa dapat memahami kemudian memberi pendapat dan juga dapat membuktikan dengan perbuatan.” 24 Hal ini juga di buktikan dari ungkapan siswa: “Awalnya saya malu mba, ga berani ngomong di depan umum, padahal pengin ngomong..tapi lama kelamaan saya beranikan buat ngomong, soalnya juga udah kenal sama pak Oji.”25 Berdasarkan ungkapan di atas, bahwa kedekatan guru dengan
siswa dapat menjadikan siswa lebih terbuka dan berani dalam
menyampaikan pendapat, gagasan, pikiran baik secara tatap muka
maupun di depan umum.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode bimbingan
langsung dengan teknik organisasi siswa terbukti dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa karena siswa sudah tidak
takut untuk berbicara secara terbuka pada orang lain dan berbicara
dihadapan umum, terutama pada guru BK.
2. Metode Bimbingan Tidak Langsung
Metode tidak langsung (metode komunikasi tidak langsung) adalah
metode bimbingan atau konseling yang dilakukan melalui media
komunikasi masa.26 Guru BK dalam melakukan bimbingan terhadap siswa
dengan metode tidak langsung melalui perantara media. Hal ini dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok, bahkan massal.
24 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018. 25 Wawancara dengan AWN, Siswa MAN 4 Bantul, 15 Januari 2018. 26 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling, hlm. 50.
87
a. Metode Bimbingan Individual
Metode bimbingan tidak langsung yang dilakukan secara
individual. Pembimbing dalam melakukan bimbingan atau konseling
terhadap siswa dengan metode tidak langsung melalui perantara media
handphone. Pembimbing dapat menggunakan media ini sebagai
perantara berkomunikasi dalam bimbingan atau konseling apabila
benar-benar tidak memungkinkan bertatap muka karena berbagai
faktor seperti waktu dan jarak yang jauh.27 Guru BK dalam melakukan
bimbingan terhadap siswa dengan metode tidak langsung melalui
perantara media handphone karena lebih cepat dalam penyampaian
dan penerimaan suatu pesan.
Media hanphone sudah tidak asing bagi kalangan pelajar,
khususnya siswa menengah atas. Siswa sering meminta nomor
WhatsApp atau nomor telefon guru BK untuk dapat berkomunikasi
lewat chatting atau telefon.
“Betul rata-rata siswa yang di rumah pada pegang hp, ada mba siswa yang minta nomor Wa saya, kadang Wa nanya-nanya masalah saat di madrasah atau nanya-nanya informasi libur atau apa gitu..ya saya balas, saya tanggapi.”28 Hal yang dibicarakan dalam chating tidak lebih adalah masalah
pribadi dan menanyakan informasi-informasi mengenai madrasah.
Diungkapkan juga oleh siswa:
27 Ibid. 28 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018.
88
“Iya saya punya kontaknya pak Oji, pernah chatingan, ya kadang curhat, kadang cuma nanya informasi, nanya libur gitu aja sih mba soalnya juga lebih private kalo lewat chat.”29 Hal ini di tanggapi dengan baik oleh guru BK, karena dapat
menambah keakraban siswa dengan guru BK dan kerahasiaan akan
terjaga. Seperti ungkapan dari guru BK:
“Kalo sekarang deket mba, kadang dia Wa ya saya balas..sekarang bisa dibilang udah gak canggung lagi kalo AFZ mau cerita ke saya, kalo papasan ya sering nanya, sering datang ke BK juga, ya ada perubahanlah mba.”30 Diungkapkan juga oleh siswa: “Saya ngerasa udah ga canggung lagi kalo ke pak Oji, sering ke sini juga ke BK, udah enaklah mba buat ngobrolnya.”31 Ungkapan di atas merupakan ungkapan dari salah satu siswa
yang memiliki masalah di madrasah. Siswa tersebut dijauhi oleh
teman-temannya saat di kelas. Dia merasa tidak nyaman saat teman-
temannya mengacuhkan dia karena dia mempunyai kelainan yaitu
tangan kananya tidak bisa di gerakan.32 Oleh karena itu, dia bercerita
kepada guru BK.
“Saya ceritain masalah saya ke pak Oji, saya ngerasa temen-temen kayak ngejauhi saya, mereka ga pernah ngerespon kalo saya tanya di grup Wa mba.”33 Selain sebagai perantara media komunikasi, handphone juga
sebagai perantara dalam membimbing siswa. Seperti ungkapan guru
BK:
29 Wawancara dengan AFZ, Siswa MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 30 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 31 Wawancara dengan AFZ, Siswa MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 32 Ibid. 33 Ibid.
89
“Menanggapi masalah AFZ itu, saya tanggapi saat dia cerita masalahnya di sekolah dengan memberi bimbingan, ya apa yang kamu lakukan itu sebaiknya begini begini..ya saya kasih masukan dan kasih pengertian bahwa mungkin saja teman-teman di kelas bukan ngejauhi tapi memang kamu sedang tidak mereka butuhkan jadi mereka tidak menyapa atau tidak ngajak ngobrol.”34 Berdasarkan ungkapan guru BK maupun siswa di atas, terbukti
bahwa melalui handphone siswa akan lebih terbuka karena siswa
merasa kerahasiaan akan terjaga dan akan timbul keakraban antara
siswa dengan guru BK.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode bimbingan
tidak langsung melalui perantara media handphone terbukti dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa karena
siswa mampu berbicara secara terbuka pada orang lain, terutama pada
guru BK dan meningkatkan keakraban dengan guru BK.
b. Metode Bimbingan Kelompok
Metode bimbingan atau konseling tidak langsung yang
dilakukan secara kelompok, bahkan massal.35 Guru BK melakukan
bimbingan dengan siswa secara kelompok, bahkan masal. Bimbingan
disampaikan kepada siswa bahkan kepada seluruh siswa dengan
metode tidak langsung melalui perantara papan bimbingan dan poster.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
34 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 35 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling, hlm. 50.
90
1) Papan Bimbingan
Papan bimbingan adalah metode bimbingan atau konseling
melalui suatu papan yang berisi informasi maupun tentang layanan
bimbingan dan konseling, misalnya informasi tentang kedisiplinan,
tata tertib, dan perilaku sopan santun.36 Tujuan diadakannya papan
bimbingan agar siswa lebih aktif dalam berkomunikaksi, bertanya
tentang hal-hal yang sudah dibaca dari papan bimbingan. Seperti
ungkapan dari guru BK:
“Tujuan diadakannya papan bimbingan, secara umum untuk memberi informasi terkait apapun, perguruan tinggi, info kesehatan, info trik and tips, apapun itu bagi siswa, tetapi secara dasarnya agar siswa itu lebih mampu dalam memahami dan mengimplementasikannya, dan jika siswa tidak faham harusnya bertanya kepada kita guru, terkait informasi itu..nah di sini terjadilah komunikasi antara guru dengan siswa.”37 Papan yang ditempel kertas di dalamnya berisi informasi-
informasi mengenai sekolah lanjutan, tips-tps, dan lain-lain yang
berhubungan dengan siswa.38
“Papan bimbingan berisi informasi buat Ujian, UN, atau informasi PTN kalo menjelang masa-masa kaya gini, tapi kalo hari biasa paling ditempel informasi umum, nanti siswa pada liat baca terus sering nanya juga ke kita setelah baca itu.”39 Seperti ungkapan di atas bahwa papan bimbingan terlihat
berfungsi dengan baik. Siswa menjadi aktif setelah membaca lalu
36 Ibid. hlm. 50. 37 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 38 Observasi Sarana dan Prasarana MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 39 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018.
91
bertanya kepada guru BK.40 Dan juga informasi seperti ini dapat
menjadi referensi dan wawasan baru bagi siswa. Diungkapkan juga
oleh beberapa siswa:
“Saya pernah baca papan bimbingan tapi ga mudeng terus tanya sama pak Oji tapi ya jarang juga, soalnya udah sering diumumin di sound mba.”41 “Kemaren saya ada masalah mengenai cara belajar, terus bingung mengatasinya gimana, pas saya lewat ke BK saya liat di papan ada tulisan terus saya baca, isinya pas banget sama masalah saya.”42 Informasi yang umum biasanya di tempel tetapi apabila
informasi mendesak untuk segera diumumkan biasanya melalui
sound. Apabila berisi informasi umum atau sekedar tips-tips
biasanya diganti setiap satu minggu sekali. Hal ini yang membuat
isi papan bimbingan sering di ganti informasi dan di rubah
kontennya.
“Saya ganti mba tiap minggu isinya beda-beda, kalo ga ada pengumuman yang penting paling di isi tips-tips atau informasi umum.”43 Berdasarkan ungkapan di atas, terlihat fungsi dari papan
bimbingan hanya saja sudah sedikit tergeserkan oleh sound yang di
pasang tiap kelas.
“Iya mba, sound dipasang tiap kelas-kelas soalnya sering buat pengumuman yang mendadak, kalo di tempelkan ga semua siswa mau membaca.”44
40 Observasi Pelaksanaan BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 41 Wawancara dengan AZ, Siswa MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 42 Wawancara dengan RS, Siswa MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 43 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 44 Ibid.
92
Pengumuman mendadak yang mengakibatkan guru BK
harus mengumumkan melalui sound, hal ini disebabkan karena jika
informasi di tempel di papan bimbingan tidak semua siswa mau
membaca. Dan juga apabila diumumkan lewat sound siswa sudah
merasa cukup mendapatkan informasi yang akurat, maka dari itu
siswa sudah tidak akan menanyakan informasi lebih lanjut kepada
guru BK.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode
bimbingan tidak langsung melalui perantara papan bimbingan
terbukti dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal
siswa karena siswa mau bertanya tentang informasi yang ada di
papan bimbingan yang kemudian dapat difahami dan
diimplementasikan dalam hidupnya.
2) Poster
Poster adalah metode bimbingan atau konseling melalui
selembar kertas yang berupa gambar atau teks dapat juga
kombinasi keduanya. Poster di desain dengan jelas, menyolok, dan
menarik perhatian. Poster dapat digunakan untuk memberikan
informasi tentang bahaya narkoba, merokok, dan lain-lain.45 Poster
merupakan suatu metode bimbingan yang dimanfaatkan oleh guru
BK melalui selembar kertas yang berupa gambar atau teks dan
kombinasi keduanya untuk memberikan informasi kepada siswa.
45 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling, hlm. 50.
93
Informasi yang dimuat biasanya berupa peringatan dan kutipan arti
ayat Al-Qur’an.46 Hal ini sesuai dengan fungsi BK sebagai
pencegahan.
Fungsi pencegahan yang dimaksudkan dalam bimbingan
dan konseling untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa
sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat
menghambat perkembangan siswa.47 Sebagaimana ungkapan dari
guru BK:
“Poster dipasang di dinding luar kelas maupun dalam kelas mba..konteksnya bermacam-macam, tapi lebih ke kutipan tokoh dan ayat Al-Qur’an, ada juga tata tertib madrasah, harapannya siswa membaca terus memahami makna dari poster itu dan juga sebagai pencegahan, apalagi siswa sudah tingkat menengah atas yang ingin coba-coba melakukan hal negative.”48 Berdasarkan ungkapan di atas, poster dapat dikategorikan
dalam komunikasi tidak langsung karena siswa mendapat
informasi dari poster. Siswa mampu membaca tulisan, mengerti
makna dari tulisan dan melakukan apa yang menjadi perintah.
Poster yang sangat menekankan pada adalah mengenai tata
tertib madrasah. Isi di dalam poster tersebut tercantumkan tata
tertib siswa, pelanggaran yang mendapatkan poin, dan aturan
lainnya yang sudah di sahkan oleh madrasah.49 Hal ini dengan
maksud agar siswa dapat membaca tata tertib, melakukan aturan
46 Observasi Sarana dan Prasarana MAN 4 Bantul, 20 November 2017. 47 Tohirin, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), hlm. 39-43. 48 Wawancara dengan Bapak Andri Efriadi, Guru BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 49 Ovservasi Sarana dan Prasarana MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018.
94
sesuai tata tertib, dan tidak melanggar apa yang sudah menjadi tata
tertib madrasah. Seperti ungkapan dari guru BK:
“Poster tentang tata tertib itu emang program kami dari BK untuk memasang di setiap kelas, isinya tata tertib dan peraturan yang ada di madrasah, pelanggaran yang mendapatkan poin, aturan ini sudah disahkan oleh kepala sekolah, dengan tujuan untuk mengurangi pelanggaran aturan dan tata tertib.”50 Poster dipasang di dinding luar kelas dengan bahan kayu
sebagai figuranya. Poster yang dipasang di dinding dalam kelas,
biasanya hanya kertas ukuran A3 langsung ditempel, tetapi ada
beberapa yang di figura seperti tata tertib madrasah.51
“Saya sering baca poster-poster yang ditempel di luar maupun dalam kelas, ya saya juga baca tata tertib yang ditempel di tembok deket papan tulis itu.”52 Ungkapan di atas merupakan bukti bahwa siswa sudah
membaca poster yang selama ini tertempel di dinding kelas. Ada
juga ungkapan dari siswa lain:
“Iya mba, pas saya melanggar tata tertib saya di suruh pak Oji untuk membaca tata tertib madrasah, katanya itu yang ditempel di depan kelas deket papan tulis, ya mau tidak mau saya membaca.”53 Masalah siswa di MAN 4 Bantul tidak lebih dari melanggar
tata tertib madrasah, padahal tata tertib sudah dipasang pada tiap-
tiap dinding kelas. Terkadang siswa sebenarnya tahu tata tertib
50 Wawancara dengan Bapak Andri Efriadi, Guru BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 51 Observasi Sarana dan Prasarana MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 52 Wawancara dengan AZ, Siswa MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 53 Wawancara dengan CO, Siswa MAN 4 Bantul, 16 januari 2018.
95
madrasah, tetapi mereka tetap melanggar aturan tata tertib yang
akhirnya mendapat poin pelanggaran.
“Sebenernya siswa itu sudah tau dan paham aturan apa saja yang ada di madrasah ini mba, kami memasang poster itukan juga ada tujuannya sebagai pencegahan seperti yang tadi saya jelaskan, selain itu sebagai pesan sekaligus pemberitahuan yang tidak secara langsung terucap dengan suara.”54 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode
bimbingan tidak langsung melalui perantara poster terbukti dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa karena
tujuan dipasangnya poster adalah untuk menyampaikan pesan
tertentu dan pemberitahuan informasi sehingga siswa membaca dan
memahami makna poster tersebut.
B. Metode Konseling dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Kelas X MAN 4 Bantul
Metode konseling adalah hubungan timbal balik antara konselor dan
klien untuk menangani masalah klien.55 Maksudnya adalah interaksi antara
guru BK dengan siswa dalam menangani suatu masalah. Metode konseling
hanya dilakukan dengan menggunakan metode konseling langsung. Metode
langsung (metode komunikasi langsung) adalah metode dimana pembimbing
melakukan komunikasi langsung (bertatap muka) dengan orang yang
dibimbingnya.56 Metode dimana guru BK melakukan komunikasi langsung
54 Wawancara dengan Bapak Andri Efriadi, Guru BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 55 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling, hlm. 50. 56 Ibid., hlm. 49.
96
(bertatap muka) dengan siswa yang dibimbing. Hal ini dilakukan dengan
metode individual dan metode kelompok.
1. Metode Konseling Individual
Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi langsung secara
individual dengan pihak yang dibimbingnya.57 Komunikasi langsung yang
dilakukan Guru BK dalam memberikan layanan konseling kepada siswa
salah satunya secara individual. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa
dalam memecahkan masalahannya secara intens sesuai dengan
keinginannya.
Metode ini dilakukan dengan teknik kunjungan rumah (home visit).
Kunjungan rumah (home visit) adalah pembimbing mengadakan dialog
dengan kliennya tetapi dilaksanakan di rumah klien sekaligus untuk
mengamati keadaan rumah klien dan lingkungannya.58 Guru BK
mengadakan konseling dengan memepergunakan teknik kunjungan ke
rumah siswa untuk bertemu dengan orang tua atau wali siswa.
Kunjungan rumah dilaksanakan apabila siswa memiliki masalah
berat dan sudah benar-benar melanggar tata tertib madrasah.
“Kunjungan rumah kami laksanakan apabila pertama, seperti tidak masuk sekolah tanpa keterangan, kedua apabila poin pelanggaran siswa sudah lebih dari 100, kami kasih surat peringatan dulu, kalo siswanya masih ngeyel kami panggil orang tuanya, kalo orang tuanya ga mau datang kami yang akan mendatangi rumahnya.”59
57 Ibid., hlm. 49. 58 Ibid., hlm. 49. 59 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018.
97
Kasus yang terjadi pada siswa ANH yang dua minggu tidak masuk
tanpa keterangan. Maka, dengan segera guru BK mencari informasi
keberadaan siswa tersebut dengan bertanya pada teman kelasnya.60
“Sebelum saya ke rumah ANH, saya mencari informasi dulu lewat temen kelasnya, memang ANH ini anaknya diem jarang ngomong, jadi temen deketnya juga tidak tahu semua, katanya siswa itu ga pegang Hp jadi ga tau kegiatannya apa dan di mana.”61 Hal ini juga di ungkapan dari salah satu siswa teman kelasnya: “Waktu itu ANH ga masuk lama, ada dua mingguan kayaknya..terus pak Oji tanya ke kita pas di kelas, kita semua ga ada yang tau, soalnya emang anaknya tertutup, diem, ga pegang Hp, dan jarang ngomong.”62 Setelah mengetahui hal tersebut, guru BK langsung mengunjungi
rumah siswa dengan mengetahui alamat dari teman kelasnya.63 Seperti
ungkapan dari guru BK sebagai berikut:
“Awalnya saya sendirian ke rumahnya ternyata ga ada siapa-siapa, saya tanya-tanya tetangga, katanya kalo pagi anaknya berangkat pake seragam, terus hari berikutnya saya dan wali kelasnya datang ke sana lagi bertemu dengan orang tuanya, ya taunya berangkat dari rumah ke sekolah, tapi ternyata ga sampe sekolah.”64 Guru BK dan wali kelas mengunjungi rumah siswa dengan maksud
mencari informasi tentang ANH tetapi orang tuanya pun tidak mengetahui
keberadaan siswa dan tahunya berangkat ke sekolah. Di sini peran guru
BK dan wali kelas memang sangat dibutuhkan apabila siswa sedang
mengalami masa-masa seperti kasus di atas untuk saling berkoordinasi
60 Observasi Pelaksanaan BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 61 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 62 Wawancara dengan AWN, Siswa MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 63 Observasi Pelaksanaan BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 64 Wawancara dengan AWN, Siswa MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018.
98
memberikan informasi mengenai keadaan siswa apakah memiliki masalah
ataupun tidak dalam hidupnya.
Setelah siswa sudah mau dan masuk ke sekolah, guru BK akan
memanggil siswa tersebut untuk ditanya-tanya dan lebih kepada obrolan
yang santai. Seperti ungkapan dari guru BK:
“Setelah siswa itu mau masuk, biasanya cuma saya tanyain, kenapa ga masuk, gimana keadaan sekarang, tapi santai mba ga spaneng ga terlalu serius juga, kalo terlalu spaneng kaya introgasi takutnya siswa ga mau ngomong, udah takut duluan, pertanyaannya ya ngalir aja, santai tapi serius gitu.”65
Diungkapkan juga oleh siswa:
“Saya pernah didatangi guru BK ke rumah kata ibu saya, soalnya pas itu saya ga di rumah, saya dikasih tau sama ibu, ditanya-tanyain, dimarahin juga, pas saya masuk sekolah pak Oji nanya-nanya juga, ya kenapa ga masuk, kaya dikonselingi gitu.”66 Selain siswa dipanggil untuk melakukan konseling, guru BK juga
memberi pesan kepada teman-teman kelasnya agar tidak membully siswa
tersebut. Dengan memberi pemahaman dan kesepakatan antara guru BK
dan teman-temannya saat di kelas. Hal ini dilakukan agar teman-temannya
di kelas bisa memberi semangat dan kepedulian terhadap siswa tersebut.
“Saya pernah di tanya pas saya dan temen-temen lagi kumpul duduk bareng, terus pak Oji lewat dan nanya masalah ANH itu, terus bilang ga usah di bully ya awalnya nanya-nanya udah berangkat belum, terus beri semangat diajak ngobrol, dia juga temen kalian, kaya gitu mba.”67 Ungkapan di atas merupakan bentuk konseling secara langsung
tetapi dengan teknik kunjungan rumah. Setelah dirasa cukup mendapatkan
65 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 66 Wawancara dengan ANH, Siswa MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018. 67 Wawancara dengan AWN, Siswa MAN 4 Bantul, 16 Januari 2018.
99
informasi dari orang tua dan mengamati keadaan keluarganya, maka guru
BK akan memberi pesan kepada teman-teman dikelasnya seperti ungkapan
dari salah satu siswa di atas, hal ini bertujuan agar ANH tidak kaget dan
patah semangat apabila guru BK langsung memanggil dan mengadakan
konseling tanpa pengamatan perilaku ANH, apakah sudah berubah atau
belum. Ketika ANH belum berubah, maka barulah guru BK memanggil
ANH untuk melakukan proses konseling.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode bimbingan
langsung dengan teknik kunjungan rumah (home visit) terbukti dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa karena siswa
mampu merubah tingkah laku dengan berinteraksi antara guru BK dengan
orang tua, guru BK dengan siswa, dan orang tua dengan siswa, bentuk
interaksi ini mampu meningkatkan komunikasi interpersonal siswa dengan
orang tua, teman-teman dikelasnya, dan dengan guru BK.
2. Metode Konseling Kelompok
Pembimbing melakukan komunikaksi langsung dengan klien
dalam kelompok.68 Komunikasi langsung guru BK dalam melakukan
konseling dengan siswa secara kelompok. Hal ini bertujuan untuk
membantu memecahkan masalah dari beberapa siswa yang kurang cakap
dalam komunikasi interpersonal. Metode kelompok dilakukan dengan
teknik:
68 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling, hlm. 50.
100
a. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok adalah pembimbing melaksanakan
bimbingan atau konseling dengan cara mengadakan diskusi dengan
atau bersama kelompok klien yang mempunyai masalah yang sama.69
Guru BK melaksanakan konseling dengan cara diskusi kelompok
dengan beberapa siswa yang kurang cakap dalam komunikasi
interpersonal. Hal ini bertujuan agar siswa lebih cakap dalam
komunikasi interpersonal dengan orang lain, khsusnya dengan guru
BK. Seperti ungkapan dari guru BK:
“Banyak siswa di sini masih malu dan sungkan ketika bertemu dengan guru, khusunya guru BK, apalagi kalo ada siswa yang datang ke BK pasti dikiranya ada masalah, tujuan diskusi kelompok ini untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi dengan orang lain, khusunya dengan guru BK.”70 Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu siswa: “Sebelumnya saya jarang ke sini, soalnya ga begitu kenal sama guru BK..sungkan juga kalo ketemu, ya diem aja kalo ketemu paling senyum nundukin kepala.”71 Setelah guru BK mengetahui fenomena seperti di atas bahwa
siswa kelas X kurang dalam berkomunikasi interpersonal dengan orang
lain, maka guru BK mengadakan diskusi kelompok dengan enam
siswa. Enam Siswa kelas X, yaitu kelas X IPS 1 (RS dan CO), X IPS 2
(AFZ, ANH, AWN) dan X IPA 3 AZ.72 Adapun kriterianya adalah
69 Ibid., hlm. 50. 70 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 22 Januari 2018. 71 Wawancara dengan ANH, Siswa MAN 4 Bantul, 22 januari 2018. 72 Observasi Pelaksanaan BK MAN 4 Bantul, 22 Januari 2018.
101
siswa yang mempunyai masalah dalam komunikasi dan siswa yang
pernah datang ke ruang BK.
Waktu pelaksanaan dilaksanakan ketika jam pelajaran dengan
meminta izin kepada guru mata pelajaran untuk mengikuti konseling.
Tempat yang digunakan adalah di ruang BK, yang merangkap juga
sebagai ruang konseling individu.
Pelaksanaan diskusi kelompok kurang lebih 1 jam, dengan
mendiskusikan materi tentang komunikasi interpersonal. Tahap
pelaksanaan ini diawali dengan tahap pembukaan, tahap inti, dan tahap
penutup. Tahap pembukaan, guru BK membuka seperti konseling pada
umumnya, mengucap salam, berdoa, kemudian menjelaskan tujuan
konseling.
“Tahap pembukaan seperti biasa mba..salam, berdoa, kemudian saya jelaskan tujuan diadakannya konseling, setelah itu saya kasih soal tentang komunikasi interpersonal untuk dikerjakan setelah selesai kemudian didiskusikan bersama.”73 Setelah siswa selesai dalam menjawab, kemudian dibahas dan
didiskusikan bersama antara guru BK dengan enam siswa. Tahap
selanjutnya adalah tahap inti, di mana guru BK mendiskusikan dengan
mencocokan jawaban antara siswa satu dengan lainnya. Beberapa
siswa pun di minta untuk membaca, kemudian menyampaikan
pendapatnya tentang jawaban temannya. Seperti ungkapan dari siswa:
73 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 22 Januari 2018.
102
“Saya ikut diskusi, terus dikasih soal dan disuruh menjawab, terus dituker sama temen dan dicocokan, terus suruh komentar kasih pendapat mengenai jawaban temen.”74 Setelah itu, kemudian tahap penutup, di mana guru BK
menjelaskan kesimpulan dari diskusi selama kurang lebih 1 jam, dan
meminta siswa untuk menyampaikan pesan dan kesan selama
mengikuti diskusi kelompok. Setelah semua siswa menyampaikan,
kemudian guru BK menutup dengan berdoa dan mengucapkan salam.
“Di tahap penutup, saya simpulkan hasil diskusi, kemudian saya suruh siswa untuk mengungkapkan kesan dan pesan untuk saya pribadi sebagai pemimpin diskusi, dan untuk siswa lain, kemudian setelah semua mengungkapkan pendapatnya, untuk menutup acara kami berdoa dan mengucapkan salam.”75 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode konseling
langsung secara kelompok dengan teknik diskusi kelompok terbukti
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa
karena siswa lebih cakap dalam komunikasi interpersonal dengan
orang lain, khsusnya dengan guru BK. Serta mampu berbicara di
hadapan teman-temannya.
b. Group Teaching
Group teaching adalah pemberian bimbingan atau konseling
dengan memberikan materi bimbingan atau konseling tertentu
(ceramah) kepada kelompok yang telah disiapkan.76 Pemberian materi
tertentu dari guru BK dengan ceramah kepada kelompok siswa yang
telah disiapkan.
74 Wawancara dengan ANH, Siswa MAN 4 Bantul, 22 januari 2018. 75 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 22 Januari 2018. 76 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling, hlm. 50.
103
Group Teaching dilakukan kurang lebih hampir sama dengan
diskusi kelompok, yang membedakan di sini adalah hanya pemberian
materi dilakukan dengan ceramah, tanpa siswa harus menjawab soal.
Materi yang diberikan adalah tentang komunikasi interpersonal,
maksudnya bagaimana komunikasi yang baik dengan orang lain.
“Saya kasih materi tentang komunikasi interpersonal, tujuannya biar siswa dapat berbicara berkomunikasi yang baik dengan orang lain, khususnya dengan guru.”77 Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu siswa:
“Dalam kegiatan itu, pak Oji kasih materi tentang komunikasi interpersonal, katanya biar kita lebih cakap lagi dalam berkomunikasi atau menyampaikan pendapat kepada orang lain.”78 Pelaksanaan group teaching dilaksanakan di ruang BK seperti
dijelaskan pada bab diskusi kelompok, karena dalam pelaksanaannya
merupakan lanjutan proses konseling diskusi kelompok. Begitupun
waktu pelaksanaan kurang lebih 1 jam.
Proses konseling ini, melalui beberapa tahap seperti diskusi
kelompok. Tahap awal adalah tahap pembukaan, kemudian tahap inti,
dan terakhir adalah tahap penutup.
Pada tahap awal, guru BK membuka dengan mengucap salam,
membaca al-Fatihah, kemudian menjelaskan tujuan group teaching.
Selanjutnya tahap inti guru BK menjelaskan materi konseling tentang
komunikasi interpersonal, memberikan contoh kasus komunikasi yang
77 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 22 Januari 2018. 78 Wawancara dengan RS, Siswa MAN 4 Bantul, 22 januari 2018.
104
kurang baik. Tak lupa sedikit gurauan untuk meleburkan suasana agar
tidak begitu monoton. Seperti ungkapan guru BK:
“Saya cuma menyampaikan materi tentang komunikasi, memberikan contoh-contoh komunikasi yang baik dan kurang baik, biar nantinya siswa paham hal-hal mengenai komunikasi dengan orang lain, khususnya di lingkungan sekolah dengan guru, saya juga beri kesempatan siswa untuk memberi pendapat atau mau bertanya.” Setelah itu, tahap penutup merupakan tahap akhir dari sebuah
proses konseling. Guru BK menyampaikan kesimpulan, kemudian
meminta pesan dan kesan, mengucap terimakasih dan mengucapkan
salam. Seperti diungkapkan oleh siswa:
“Saya sudah memahami makna komunikasi interpersonal, soalnya pas proses tadi saya di suruh memberikan pendapat juga mengenai contoh yang pak Oji jelaskan.”79 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode konseling
langsung secara kelompok dengan teknik group teaching terbukti
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa
karena siswa sudah mampu memberi pendapat dan mau bercakap-
cakap dengan guru BK. Serta mampu berbicara di hadapan teman-
temannya.
3. Konseling Sebaya (Peer Counseling)
Konseling sebaya merupakan proses pemberian bantuan antara
siswa dengan siswa dalam satu kelompok untuk memecahkan suatu
masalah. Konseling sebaya dilakukan oleh guru BK MAN 4 Bantul,
dengan alasan metode ini sangat efektif untuk membantu siswa yang
79 Wawancara dengan AZ, Siswa MAN 4 Bantul, 22 Januari 2018.
105
kurang dalam berkomunikasi dengan teman-temannya. Dalam
prosesnya konseling sebaya memang hanya siswa dengan siswa.
Seperti ungkapan di bawah ini:
“Dalam pemecahan masalah, teknik yang saya gunakan lebih kepada dengan teman-temannya satu kelas, jadi kaya konseling sebaya gitu mba, saya hanya memberi petunjuk dan hanya mengamati, prosesnya terserah mereka mau gimana.”80 Guru BK dalam memecahkan masalah terkadang tidak secara
langsung memberi konseling kepada siswa yang bermasalah. Guru BK
lebih percaya bahwa teman-temannya apalagi teman dekatnya bisa
memecahkan masalah.
“Saya pernah di tanya pas saya dan temen-temen lagi kumpul duduk bareng, terus pak Oji lewat dan nanya masalah ANH itu, terus bilang ga usah di bully ya awalnya nanya-nanya udah berangkat belum, terus beri semangat diajak ngobrol, dia juga temen kalian, kaya gitu mba.”81 Dalam prosesnya siswa yang mempunyai masalah biasanya
sudah pernah ditangani dengan bimbingan dan konseling secara
individual. Maka kelanjutan dari bimbingan dan konseling ini lebih
merujuk kepada teman-temannya di kelas atau teman dekatnya untuk
melihat perkembangan siswa tersebut.
“Saya kira konseling itu tidak perlu berkali-kali, misalnya udah sekali ke sini datang ke BK cerita terus saya kasih tugas atau PR ibaratnya gitu, apa yang harus dia kerjain, yaudah paling saya pantau perkembangan dengan nanya gimana udah dikerjain, jadi ga perlu saya panggil lagi, saya yakin siswa itu akan berfikir apa yang harus dia lakukan.”82
80 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 22 Januari 2018. 81 Wawancara dengan AWN, Siswa MAN 4 Bantul, 22 Januari 2018. 82 Wawancara dengan Bapak Mukhroji Shidqi, Guru BK MAN 4 Bantul, 22 Januari 2018.
106
Hal ini dilakukan karena terkadang jika siswa dipanggil
berulang-ulang untuk datang ke ruang BK, siswa tersebut merasa malu
dan takut. Oleh karena itu, guru BK hanya akan melihat perkembangan
siswa dari sikap sehari-hari apakah sudah berubah atau belum, jika
belum maka guru BK akan menanyakan secara langsung tatap muka
kepada siswa. Konseling sebaya dilakukan dengan harapan agar siswa
lebih bisa terbuka dengan teman-temannya, dan mereka akan saling
memberikan pendapat dan saling menanggapi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode bimbingan
langsung dengan teknik konseling sebaya terbukti dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa karena siswa akan saling
berinteraksi dengan teman-temannya, lebih terbuka pada orang lain
dan mampu berbicara dihadapan umum, terutama pada teman
kelasnya.