pengembangan modul kesetimbangan kimia...

Download PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel92D46BCAD7C9843050265... · 2 satu materi kimia yang sebagian besar konsepnya bersifat abstrak

If you can't read please download the document

Upload: buithuy

Post on 06-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • 1

    PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASISINKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

    Rizky Kadhafi, Fauziatul Fajaroh, Dermawan AfandyUniversitas Negeri Malang

    E-mail: [email protected]

    ABSTRAK : Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah: (1) menghasilkan modulkesetimbangan kimia berbasis inkuiri terbimbing untuk SMK kelas XI semester 1 dankemudian (2) mengetahui kelayakan modul yang telah dikembangkan melalui validasi.Model pengembangan modul ini adalah 4-D Model yang terdiri atas empat tahap utamayaitu: define (pembatasan), design (perancangan), develop (pengembangan) dandisseminate (penyebaran). Namun pada pengembangan modul ini hanya dilakukansampai pada tahap ketiga. Desain validasi terdiri dari validasi isi dan uji keterbacaanterbatas pada siswa. Persentase hasil validasi isi modul sebesar 87,22% dengan kriteriasangat layak sebagai sumber belajar, sedangkan persentase uji coba terbatas padasiswa sebesar 84,56% dengan kriteria layak.

    Kata Kunci : Modul, Kesetimbangan Kimia, Inkuiri Terbimbing, SMK

    ABSTRACT: The purpose of this development are: (1) to develop a chemistryequilibrium module based on guided inquiry for the Vocational High School students,class XI, semester 1, and then (2) to observe the feasibility of the developed-module.This module was developed by 4-D model which consist of four stages, namely define,design, develop and disseminate. But, this development was limited until the third stage.The module validation consists of content validation and readability test towards thelimited students. The percentage of the content validation module is 87,22%, so thismodule is very feasibility to be a learning source. The percentage comes from thereadability test is 84,56% under criteria of "comprehensive or feasible".

    Keywords: Module, Chemical Equilibrium, Guided Inquiry, Vocational High School

    Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga

    pendidikan yang terdapat di Indonesia memiliki tujuan meningkatkan kecerdasan,

    pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

    dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya (BSNP,

    2006:9). Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap peserta didik di SMK harus

    menempuh beberapa kelompok mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh

    pemerintah. Mata pelajaran di SMK merujuk pada Permen 22 tahun 2006

    dikelompokkan menjadi 3, yaitu kelompok normatif, kelompok adaptif, dan

    kelompok produktif.

    Kimia sebagai rumpun ilmu IPA termasuk dalam kelompok mata pelajaran

    adaptif yang diajarkan di SMK. Salah satu SMK di kota Malang yang

    memberikan mata pelajaran kimia adaptif yaitu SMKN Y Malang. Materi yang

    diajarkan dalam ilmu kimia sebagian bersifat kasat mata (visible), dan sebagian

    lagi bersifat abstrak atau tidak kasat mata (invisible) (BSNP, 2006:vii). Salah

  • 2

    satu materi kimia yang sebagian besar konsepnya bersifat abstrak adalah

    kesetimbangan kimia. Hal ini dikarenakan perubahan yang terjadi pada keadaan

    setimbang berada pada tingkat mikroskopis (molekuler) sehingga sulit untuk

    diamati secara kasat mata (tingkat makroskopis). Karakteristik materi

    kesetimbangan kimia yang bersifat abstrak ini kemungkinan dapat menyebabkan

    siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang terdapat di

    dalamnya.

    Selain karena karakteristik dari ilmu kimia itu sendiri, kesulitan belajar

    yang dihadapi siswa kemungkinan juga disebabkan karena kurangnya bahan ajar

    mata pelajaran kimia. Bahan ajar yang baik mempunyai kriteria sebagai berikut:

    (1) materi dalam bahan ajar sesuai dengan tuntutan Standar

    Kompetensi/Kompetensi Dasar; (2) materi dalam bahan ajar mencukupi untuk

    mencapai kompetensi yang diharapkan; (3) materi yang dibahas harus benar,

    lengkap, dan aktual serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan

    kompetensi; (4) memiliki tingkat keterbacaan sesuai dengan tingkat kemampuan

    pebelajar; dan (5) disusun secara sistematis (jelas, runtut, lengkap, dan mudah

    dipahami). Problematika yang ditemukan di lapangan menunjukkan belum

    tercukupinya bahan ajar yang dapat memenuhi standar kompetensi lulusan baik

    secara kuantitatif, kualitatif dan relevansi (Depdiknas, 2007:12). Hal ini juga

    terjadi di SMKN Y Malang pada mata pelajaran kimia. Berdasarkan hasil

    wawancara dengan salah satu guru kimia di SMKN Y Malang, didapatkan bahwa

    bahan ajar yang dimiliki sangat minim sekali dan minat siswa untuk memiliki

    buku teks sangat rendah. Dalam proses pembelajaran siswa hanya mengandalkan

    catatan yang diberikan oleh guru saja. Hal inilah yang kemungkinan

    menyebabkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kimia cenderung rendah.

    Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengembangkan sebuah bahan

    ajar cetak pada materi kesetimbangan kimia berupa modul. Modul merupakan

    paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang

    direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik

    mencapai tujuan belajar. Tujuan utama dari pembelajaran dengan menggunakan

    modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di

    sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga untuk mencapai tujuan secara

    optimal (Mulyasa, 2003:43).

  • 3

    Modul yang dikembangkan dimaksudkan agar dapat menumbuhkan

    keterampilan-keterampilan proses sains siswa. Oleh karena itu dibutuhkan suatu

    pendekatan pembelajaran yang mendukung hal tersebut. Salah satu pendekatan

    pembelajaran yang dapat digunakan yaitu inkuiri terbimbing (guided inquiry).

    Sund & Trowbridge dalam Sulistina (2009:14), menjelaskan inkuiri sebagai

    proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis,

    merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan

    masalah-masalah tersebut. Strategi pembelajaran berbasis inkuiri cocok digunakan

    sebagai pendekatan pembelajaran untuk mengembangkan modul kesetimbangan

    kimia.

    Tujuan utama dari penggunaan modul adalah untuk meningkatkan

    efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah. Hal ini terbukti dari penelitian

    yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan modul berbasis inkuiri

    terbimbing mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian Novianty

    (2013:65-66) pada materi analisis elektrokimia didapatkan nilai rata-rata kelas

    eksperimen (menggunakan modul) sebesar 78,57. Sedangkan kelas kontrol (tidak

    menggunakan modul) didapatkan nilai rata-rata kelas sebesar 71,38. Hal tersebut

    menunjukkan bahwa modul pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa.

    Berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeinginan untuk mengembangkan

    sebuah modul kesetimbangan kimia berbasis pendekatan inkuiri terbimbing

    (guided inquiry). Oleh karena itu, peneliti mengambil judul Pengembangan

    Modul Kesetimbangan Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

    untuk SMK. Modul yang telah dikembangkan selanjutnya divalidasi oleh ahli

    dan dilakukan uji keterbacaan terbatas pada siswa untuk mengetahui tingkat

    kelayakan modul tersebut.

    METODE

    Model yang digunakan dalam pengembangan modul ini adalah 4D-Model

    yang terdiri dari mendefinisikan (define), merancang (design), mengembangkan

    (develop), dan menyebarluaskan (disseminate) yang direkomendasikan oleh

    Thiagarajan dkk (1974:6-9). Tahap menyebarluaskan (disseminate) tidak

    dilakukan karena penelitian pengembangan ini hanya sampai menghasilkan

  • 4

    produk berupa modul. Jadi pengembangan ini hanya mengadopsi sampai pada

    tahap ketiga yaitu mengembangkan (develop).

    Pada tahap define, langkah yang dilakukan adalah menetapkan dan

    membatasi apa saja yang menjadi ruang lingkup dalam pengembangan modul ini.

    Langkah ini terbagi dalam empat tahap yaitu: (a) melakukan analisis ujung depan;

    (b) melakukan analisis siswa; (c) melakukan analisis materi pembelajaran; dan (d)

    merumuskan tujuan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap design

    adalah membuat rancangan awal komponen modul. Langkah ini terbagi menjadi

    beberapa tahap yaitu: (a) mengkonstruksi materi pembelajaran; (b) menetapkan

    alat, bahan, dan media; dan (c) menentukan format modul. Pada tahap develop,

    kegiatan yang dilakukan adalah mengembangkan modul yang telah dirancang.

    Pada tahap design sebagian besar modul telah disusun, namun perlu adanya

    perbaikan demi tercapainya bahan ajar yang optimum. Adapun langkah-langkah

    dalam tahapan ini adalah: (a) menyusun modul awal; (b) menelaah modul awal;

    (c) merevisi modul awal; (d) melakukan validasi; (e) melakukan uji coba terbatas;

    (f) menganalisis dan merevisi hasil validasi dan uji coba terbatas; dan (g)

    menghasilkan produk modul.

    Validasi dilakukan oleh satu dosen kimia dan dua guru kimia kelas XI

    SMK yang diharapkan dapat memberikan informasi tentang kekurangan modul.

    Uji coba terbatas dilakukan pada 10 siswa SMK kelas XI yang telah mempelajari

    materi kesetimbangan kimia. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi

    berupa angket penilaian dan lembar komentar atau saran validator terhadap

    modul. Kriteria penilaian dibedakan menjadi tiga bagian yaitu kelayakan isi, tata

    letak, dan tata bahasa. Skala penilaian angket validasi menggunakan skala Likert

    4 tingkatan (Sugiyono, 2011:93). Adapun kriteria dari masing-masing skala

    penilaian tersebut antara lain:

    a) Skala 1, jika validator memberikan penilaian sangat kurang baik/ sangat

    kurang sesuai/ sangat kurang tepat/ sangat kurang jelas/ sangat kurang layak/

    sangat kurang menarik.

    b) Skala 2, jika validator memberikan penilaian kurang baik/ kurang sesuai/

    kurang tepat/ kurang jelas/ kurang layak/ kurang menarik.

    c) Skala 3, jika validator memberikan penilaian baik/ sesuai/ tepat/ jelas/ layak/

    menarik.

  • 5

    d) Skala 4, jika validator memberikan penilaian sangat baik/ sangat sesuai/

    sangat tepat/ sangat jelas/ sangat layak/ sangat menarik.

    Data hasil validasi selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik

    analisis persentase. Teknik analisis persentase dinyatakan dengan rumus:= 100%Keterangan:

    P = persentase

    X = jumlah jawaban validator dalam satu komponen

    Xi = jumlah jawaban maksimum dalam satu komponen

    Setelah dianalisis, maka tingkat kelayakan dari setiap komponen

    ditetapkan berdasarkan kriteria persentase kelayakan bahan ajar yang tercantum

    pada Tabel 1.

    Tabel 1 Kriteria Persentase Kelayakan Bahan Ajar

    Persentase Kriteria85-100 Sangat layak65-84 Layak45-64 Kurang Layak< 44 Sangat Tidak Layak

    (Adaptasi dari Kuswandi dalam Lase, 2010)

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Deskripsi Modul Hasil Pengembangan

    Modul hasil pengembangan terdiri dari tiga bagian yaitu bagian

    pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Bagian pendahuluan berisi halaman

    depan (cover), kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, model penyajian, cakupan

    kompetensi, petunjuk penggunaan modul, petunjuk guru, petunjuk siswa, dan peta

    konsep. Bagian ini berisi tahapan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing.

    Materi kesetimbangan kimia dalam modul ini dibagi menjadi 4 sub materi yaitu:

    (1) konsep kesetimbangan dinamis; (2) tetapan kesetimbangan (Kc dan Kp); (3)

    faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan reaksi; (4) penerapan

    kesetimbangan kimia. Setiap sub materi disajikan melalui beberapa tahapan yaitu

    pengantar, rumusan masalah, hipotesis, kegiatan belajar, evaluasi hipotesis,

  • 6

    kesimpulan, dan uji pemahaman. Bagian penutup modul berisi rangkuman, uji

    kompetensi, daftar pustaka, kunci jawaban, umpan balik, dan glosarium.

    Data Hasil Validasi

    Validasi isi modul ini dilakukan oleh satu dosen kimia Universitas Negeri

    Malang dan dua guru kimia SMKN Y Malang Data kuantitatif diperoleh dari nilai

    rata-rata angket penilaian dari validator. Angket penilaian meliputi penilaian

    terhadap kelayakan isi dan penyajian, kebahasaan, dan tata letak. Perhitungan

    hasil penilaian dari validator disajikan pada Tabel 2 berikut ini.

    Tabel 2 Hasil Validasi Isi Modul Berupa Angket Penilaian

    No KomponenNilai darivalidator P(%) KriteriaX1 X2 X3

    Kelayakan Isi dan Penyajian

    1 Bahan kajian/topik pembahasan sesuai denganstandar kompetensi dan kompetensi dasar. 4 4 4 100Sangatsesuai

    2Indikator pembelajaran sesuai dengan standarkompetensi dan kompetensi dasar dalam silabusKTSP.

    4 4 4 100 Sangatsesuai

    3 Pembahasan/uraian kajian disajikan secarasistematik dan runtut. 4 4 4 100Sangatsistematis

    4Langkah-langkah kegiatan belajar mengajak danmembimbing/mengarahkan siswa untukmenemukan konsep/prinsip yang dikaji.

    4 4 4 100 Sangat baik

    5 Kegiatan belajar yang disajikan dapatmeningkatkan keterampilan proses sains siswa. 4 3 4 91,67 Sangat baik

    6Bahan kajian/topik pembahasan diberikan sesuaidengan alur pikiran siswa yang berorientasi padapendekatan inkuiri terbimbing.

    4 3 3 83,33 Sesuai

    7Keluasan bahan kajian/topik pembahasan yangdiberikan sesuai dengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi.

    3 3 3 75 Sesuai

    8 Gambar yang disajikan bersifat kontekstual dandapat ditemui siswa di lingkungan sekitar. 3 3 4 83,33 Baik

    9Kesesuaian pertanyaan pada bagian pengantar,kegiatan belajar, dan uji pemahaman dengan tujuanpembelajaran.

    4 3 4 91,67 Sangatsesuai

    10 Penyajian bahan kajian/topik pembahasan dapatmemberi motivasi belajar pada siswa. 3 3 4 83,33 Baik

    Rata-rata 90,83 SangatlayakKebahasaan11 Kemudahan memahami bahasa yang digunakan. 3 4 3 83,33 Mudah

    12 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yangbenar. 3 3 4 83,33 Sesuai

    13 Ketepatan penggunaan istilah dan simbol 3 3 4 83,33 Tepat

    14Kemudahan memahami pertanyaan pada bagianpengantar, kegiatan belajar, uji pemahaman, dan ujikompetensi.

    3 3 4 83,33 Mudah

  • 7

    Lanjutan Tabel 2 Hasil Validasi Isi Modul Berupa Angket Penilaian

    15 Kemudahan memahami gambar yang digunakan disetiap kegiatan belajar. 4 3 3 83,33 Mudah

    16 Kemudahan memahami rangkuman, umpan balik,kunci jawaban, dan glosarium. 3 3 4 83,33 Mudah

    Rata-rata 83,33 LayakLay out (Tata Letak)

    17 Konsistensi. 4 3 4 91,67 Sangatkonsisten

    18 Desain tampilan. 3 4 4 91,67 Sangatmenarik19 Penggunaan jenis dan ukuran huruf. 3 3 4 83,33 Tepat

    20Letak gambar di tempat yang mudah diamati olehsiswa dengan pemberian jarak (spasi) yang sesuaidengan teks.

    3 3 4 83,33 Tepat

    Rata-rata 87,5 Sangatlayak

    Rata-rata total 87,22 Sangatlayak

    Keterangan:

    X1 : Dosen Kimia UM

    X2 : Guru Kimia SMKN Y Malang : Susanti Purwaningtyas Kinasih, S.Si.

    X3 : Guru Kimia SMKN Y Malang : Ika Budi Yuliastini, S.Pd.

    Hasil penilaian dari validator dapat digambarkan secara ringkas pada

    Gambar 1 berikut ini.

    Gambar 1 Grafik Kelayakan Hasil Pengembangan Modul

    Keterangan:

    : Kelayakan isi dan penyajian

    : Kebahasaan

    : Tata letak

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    1 2 3

    Pers

    enta

    se (%

    )

    7

    Lanjutan Tabel 2 Hasil Validasi Isi Modul Berupa Angket Penilaian

    15 Kemudahan memahami gambar yang digunakan disetiap kegiatan belajar. 4 3 3 83,33 Mudah

    16 Kemudahan memahami rangkuman, umpan balik,kunci jawaban, dan glosarium. 3 3 4 83,33 Mudah

    Rata-rata 83,33 LayakLay out (Tata Letak)

    17 Konsistensi. 4 3 4 91,67 Sangatkonsisten

    18 Desain tampilan. 3 4 4 91,67 Sangatmenarik19 Penggunaan jenis dan ukuran huruf. 3 3 4 83,33 Tepat

    20Letak gambar di tempat yang mudah diamati olehsiswa dengan pemberian jarak (spasi) yang sesuaidengan teks.

    3 3 4 83,33 Tepat

    Rata-rata 87,5 Sangatlayak

    Rata-rata total 87,22 Sangatlayak

    Keterangan:

    X1 : Dosen Kimia UM

    X2 : Guru Kimia SMKN Y Malang : Susanti Purwaningtyas Kinasih, S.Si.

    X3 : Guru Kimia SMKN Y Malang : Ika Budi Yuliastini, S.Pd.

    Hasil penilaian dari validator dapat digambarkan secara ringkas pada

    Gambar 1 berikut ini.

    Gambar 1 Grafik Kelayakan Hasil Pengembangan Modul

    Keterangan:

    : Kelayakan isi dan penyajian

    : Kebahasaan

    : Tata letak

    3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

    Komponen *

    7

    Lanjutan Tabel 2 Hasil Validasi Isi Modul Berupa Angket Penilaian

    15 Kemudahan memahami gambar yang digunakan disetiap kegiatan belajar. 4 3 3 83,33 Mudah

    16 Kemudahan memahami rangkuman, umpan balik,kunci jawaban, dan glosarium. 3 3 4 83,33 Mudah

    Rata-rata 83,33 LayakLay out (Tata Letak)

    17 Konsistensi. 4 3 4 91,67 Sangatkonsisten

    18 Desain tampilan. 3 4 4 91,67 Sangatmenarik19 Penggunaan jenis dan ukuran huruf. 3 3 4 83,33 Tepat

    20Letak gambar di tempat yang mudah diamati olehsiswa dengan pemberian jarak (spasi) yang sesuaidengan teks.

    3 3 4 83,33 Tepat

    Rata-rata 87,5 Sangatlayak

    Rata-rata total 87,22 Sangatlayak

    Keterangan:

    X1 : Dosen Kimia UM

    X2 : Guru Kimia SMKN Y Malang : Susanti Purwaningtyas Kinasih, S.Si.

    X3 : Guru Kimia SMKN Y Malang : Ika Budi Yuliastini, S.Pd.

    Hasil penilaian dari validator dapat digambarkan secara ringkas pada

    Gambar 1 berikut ini.

    Gambar 1 Grafik Kelayakan Hasil Pengembangan Modul

    Keterangan:

    : Kelayakan isi dan penyajian

    : Kebahasaan

    : Tata letak

    16 17 18 19 20

  • 8

    Keseluruhan dari hasil validasi diperoleh penilaian sebesar 87,22% yang

    menyatakan bahwa kriteria modul yang telah dikembangkan adalah sangat

    layak.

    Data Hasil Uji Coba Terbatas

    Uji coba terbatas dilakukan pada 10 siswa SMKN Y Malang kelas XI

    program keahlian teknik komputer jaringan dan teknik otomotif sepeda motor.

    Pada uji coba terbatas ini dilakukan penilaian oleh siswa terkait tingkat

    keterbacaan modul yang meliputi tingkat kemudahan isi modul dipahami serta

    tingkat kemenarikan modul. Perhitungan hasil penilaian uji coba terbatas disajikan

    pada Tabel 3 berikut ini.

  • 9

    Tabel 3 Hasil Uji Coba Terbatas Modul Berupa Angket Penilaian

    No Komponen Nilai dari siswa P (%) KriteriaX1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X101 Kemenarikan cover (sampul) dan keseluruhan isi bahan ajar 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 80 Menarik2 Kejelasan identitas bahan ajar 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 77,5 Jelas3 Kesesuaian urutan bahan ajar 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 82,5 Sesuai4 Kejelasan petunjuk penggunaan bahan ajar 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 90 Sangat jelas5 Kelengkapan petunjuk penggunaan bahan ajar 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 92,5 Sangat lengkap6 Kejelasan bahasa yang digunakan dalam bahan ajar 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 80 Jelas7 Ketepatan pemilihan jenis dan ukuran huruf yang digunakan 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 90 Sangat tepat8 Kemudahan memahami penyampaian materi 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 82,5 Mudah9 Kemudahan memahami gambar yang digunakan di setiap kegiatan belajar 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 90 Sangat mudah10 Kemudahan memahami pertanyaan pada bagian pengantar 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 82,5 Mudah11 Kemudahan memahami pertanyaan pada bagian kegiatan belajar 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 80 Mudah12 Kemudahan memahami pertanyaan pada bagian uji pemahaman 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 87,5 Sangat mudah13 Kemudahan memahami pertanyaan pada uji kompetensi 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 77,5 Mudah14 Kemudahan memahami rangkuman 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 95 Sangat mudah15 Kemudahan memahami kunci jawaban 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 80 Mudah16 Kemudahan memahami umpan balik 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 87,5 Sangat mudah17 Kemudahan memahami rangkuman, dan glosarium 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 82,5 MudahRata-rata 84,56 Layak

  • 10

    Hasil penilaian pada uji coba terbatas dapat digambarkan secara ringkas

    pada Gambar 2 berikut ini.

    Gambar 2 Grafik Hasil Uji Coba Terbatas Modul pada Siswa

    Berdasarkan hasil penilaian yang telah diberikan siswa pada uji coba

    terbatas diperoleh persentase rata-rata sebesar 84,56% yang menyatakan bahwa

    kriteria modul kesetimbangan kimia berbasis inkuiri terbimbing ini layak untuk

    digunakan.

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat

    disimpulkan bahwa modul yang telah dikembangkan memenuhi kriteria sangat

    layak pada validasi isi oleh dosen dan guru dengan rata-rata persentase sebesar

    87,22%. Pada pelaksanaan uji coba terbatas pada siswa didapatkan rata-rata

    persentase sebesar 84,56% dengan kriteria layak sehingga modul ini layak untuk

    digunakan. Revisi modul telah dilakukan berdasarkan komentar, saran, dan kritik

    dari validator.

    Saran

    Modul yang telah dikembangkan diharapkan dapat memberikan manfaat

    bagi pembelajaran kimia di SMK serta memberikan alternatif bahan ajar yang

    0102030405060708090100

    1 2 3

    Pers

    enta

    se (%

    )

    10

    Hasil penilaian pada uji coba terbatas dapat digambarkan secara ringkas

    pada Gambar 2 berikut ini.

    Gambar 2 Grafik Hasil Uji Coba Terbatas Modul pada Siswa

    Berdasarkan hasil penilaian yang telah diberikan siswa pada uji coba

    terbatas diperoleh persentase rata-rata sebesar 84,56% yang menyatakan bahwa

    kriteria modul kesetimbangan kimia berbasis inkuiri terbimbing ini layak untuk

    digunakan.

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat

    disimpulkan bahwa modul yang telah dikembangkan memenuhi kriteria sangat

    layak pada validasi isi oleh dosen dan guru dengan rata-rata persentase sebesar

    87,22%. Pada pelaksanaan uji coba terbatas pada siswa didapatkan rata-rata

    persentase sebesar 84,56% dengan kriteria layak sehingga modul ini layak untuk

    digunakan. Revisi modul telah dilakukan berdasarkan komentar, saran, dan kritik

    dari validator.

    Saran

    Modul yang telah dikembangkan diharapkan dapat memberikan manfaat

    bagi pembelajaran kimia di SMK serta memberikan alternatif bahan ajar yang

    3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

    Komponen*

    10

    Hasil penilaian pada uji coba terbatas dapat digambarkan secara ringkas

    pada Gambar 2 berikut ini.

    Gambar 2 Grafik Hasil Uji Coba Terbatas Modul pada Siswa

    Berdasarkan hasil penilaian yang telah diberikan siswa pada uji coba

    terbatas diperoleh persentase rata-rata sebesar 84,56% yang menyatakan bahwa

    kriteria modul kesetimbangan kimia berbasis inkuiri terbimbing ini layak untuk

    digunakan.

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat

    disimpulkan bahwa modul yang telah dikembangkan memenuhi kriteria sangat

    layak pada validasi isi oleh dosen dan guru dengan rata-rata persentase sebesar

    87,22%. Pada pelaksanaan uji coba terbatas pada siswa didapatkan rata-rata

    persentase sebesar 84,56% dengan kriteria layak sehingga modul ini layak untuk

    digunakan. Revisi modul telah dilakukan berdasarkan komentar, saran, dan kritik

    dari validator.

    Saran

    Modul yang telah dikembangkan diharapkan dapat memberikan manfaat

    bagi pembelajaran kimia di SMK serta memberikan alternatif bahan ajar yang

    14 15 16 17

  • 11

    dapat membantu siswa dalam memahami materi kesetimbangan kimia. Beberapa

    saran yang dianjurkan adalah:

    a. Modul kesetimbangan kimia berbasis inkuiri terbimbing ini telah divalidasi

    oleh ahli sehingga layak digunakan oleh guru atau calon guru dalam

    membelajarkan materi kesetimbangan kimia untuk SMK kelas XI. Sebelum

    digunakan dalam proses pembelajaran, sebaiknya dilakukan validasi empirik

    (uji coba lapangan) untuk mengetahui efisiensi keterlaksanaan pembelajaran

    inkuiri terbimbing yang digunakan dalam modul.

    b. Peran dan bimbingan guru sangat diperlukan dalam penggunaan modul untuk

    kegiatan belajar mengajar di kelas, mengingat model pembelajaran yang

    digunakan adalah inkuiri terbimbing. Guru sebaiknya selalu memberikan

    penguatan di akhir pembelajaran sehingga siswa mengetahui kebenaran

    konsep yang telah mereka peroleh.

    c. Perlu adanya pengembangan perangkat pembelajaran pelengkap modul

    misalnya RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) beserta evaluasinya agar

    modul dapat digunakan guru untuk membelajarkan materi kesetimbangan

    kimia di SMK.

    d. Pada pengembangan produk lebih lanjut, perlu dikembangkan modul serupa

    berbasis praktikum mengingat data-data percobaan yang disajikan dalam

    modul ini disajikan secara langsung tanpa siswa melakukan praktikum.

    e. Pengembangan modul sebaiknya juga dilakukan pada materi lain mengingat

    masih belum tercukupinya bahan ajar di beberapa SMK.

    DAFTAR RUJUKAN

    Badan Standar Nasional pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional.

    Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum SMK. Jakarta: Dinas PendidikanNasional.

    Lase, A.D.S. 2010. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia denganPendekatan Inkuiri Terbimbing pada Materi Termokimia untuk SiswaSMA Kelas XI IPA. Disertasi tidak diterbitkan: Malang: PPs UM.

  • 12

    Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.

    Novianty, Iqma. 2013. Efektivitas Penerapan Modul Materi Analisis ElektrokimiaBerbasis Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar dan Persepsi SiswaKelas XI Semester 1 Kompetensi Keahlian Kimia Analisis SMKN 7Malang. Skripsi tidak diterbitkan: Malang: FMIPA UM.

    Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

    Sulistina, Oktavia. 2009. Keefektifan Penggunaan Metode Pembelajaran InkuiriTerbuka dan Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan Kualitas ProsesPembelajaran dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA LaboratoriumMalang. Disertasi tidak diterbitkan: Malang: PPs UM.

    Thiagarajan, S., Semmel, D.S. & Semmel, M.I. 1974. Instructional Developmentfor Training Teachers Of Exceptional Children: A Sourcebook.Bloomington, Indiana: The Center for Innovation In Teaching TheHandicapped Indiana University.