model pembelajaran pendidikan...
TRANSCRIPT
1
MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN MEDIA INTERNET DI SMP NEGERI 2 GURAH KABUPATEN
KEDIRI
Doni Fatwayanto
Suparlan Al Hakim
Siti Awaliyah
Fakultas Ilmu Sosial
Jurusan Hukum Dan Kewarganegaraan
Universitas Negeri Malang
ABSTRAK
Kunci: Internet, Model Pembelajaran, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk system jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainya. Internet merupakan sistem global jaringan komputer yang berhubungan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP / IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Ini adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari jutaan jaringan pribadi, umum, akademik, bisnis, dan jaringan pemerintah, dari lokal ke lingkup global, yang dihubungkan oleh sebuah kode area yang luas dari teknologi jaringan elektronik, nirkabel dan optik. Internet juga dapat didefinisikan sebagai interkoneksi seluruh dunia komputer dan jaringan komputer yang memfasilitasi sharing atau pertukaran informasi di antara pengguna. Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi,sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran,
2
dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Peneliti merupakan instrumen utama penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah guru pendidikan kewarganegaraan dan para peserta didik di SMP Negeri 2 Gurah. Penelitian ini diadakan di SMP Negeri 2 Gurah di Jln. Raya Turus No 108 Gurah Kabupaten Kediri. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah teknik (1) wawancara, (2) observasi, (3) peristiwa, (4) dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan mengacu pada pendapat Moleong (2006:103) dengan prosedur: (1) reduksi data, (2) display data, dan (3) verifikasi data. Pengecekan keabsahan temuan dilakukan dengan triangulasi dan ketekunan peneliti.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Penerapan model pembelajaran PKn berbasis internet oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Gurah: (a) Dalam perencanaan model pembelajaran PKn yang menggunakan internet seorang guru memaksimalkan metode yang menggunakan internet dilakukan ketika hal-hal yang berkaitan dengan materi belum dipahami oleh siswa, maka siswa akan menggunakan pembelajaran berbasis internet agar membantu pembelajaran PKn tersebut.(b) Kemudian di dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis internet guru memberikan model pembelajaran, ketetapan materi kepada siswa dan pemberian tugas kepada siswa dengan menggunakan internet.(c) Bahwa hambatan yang dihadapi guru PKn dalam penerapan model pembelajaran internet hampir sama yaitu masih dibutuhkannya alat untuk browsing internet yaitu berupa laptop dan itu yang kurang dalam pembelajaran berbasis internet untuk membuat suatu metode pembelajaran yang memudahkan para siswa agar aktif di setiap pelajaran dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
1. Latar Belakang
Sebagai seorang calon pengajar harus dapat meningkatkan cara mengajar yang
baik demi mencapai tujuan yang ditentukan. Dan penulis pun menyadari sebagai
mahasiswa sesuai dengan jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu
berdiri sendiri dan sanggup memecahkan masalah yang merupakan sasaran demi
pendidikan diperguruan tinggi.
Dalam proses pembelajaran, guru harus bisa menciptakan kondisi belajar dan
mengajar yang tidak membosankan dan dapat menghantarkan siswa pada tujuan
pembelajaran. Tugas guru adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi
siswa. Siswa akan belajar dan terus belajar jika kondisi pembelajaran dibuat menyenangkan,
nyaman dan jauh dari perilaku yang menyakitkan perasaan siswa. Belajar melibatkan
perasaan dan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan karena otak tidak akan bekerja
optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan. Pemilihan berbagai model pembelajaran yang
3
sesuai dengan tujuan pembelajaran, kondisi dan kemampuan siswa juga dapat dilakukan oleh
guru untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Namun dalam pelaksanaannya masih banyak kendala yang dialami guru, dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas, termasuk guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Beberapa realitas pembelajaran yang dilaksanakan guru PKn selama ini adalah (1)
penggunaan metode pembelajaran hanya terbatas pada motode ceramah, tanya jawab dan
penugasan; (2) gaya pembelajaran masih tampak cenderung bersifat indoktrinity; (3) proses
pembelajaran nilai dan moral melalui PKn masih terbatas sebagai nasehat moral dan belum
mengarah pada analisis moral; (4) pembelajaran belum mampu melibatkan siswa untuk
melakukan dialog secara mendalam sehingga keaktifan mental dan emosional siswa belum
nampak maksimal; (5) pembelajaran belum mengarah pada upaya optimalisasi berbagai
intelegensi untuk berpikir kritis dalam melakukan analisis, membuat pertimbangan dan
mengambil keputusan secara tepat (Untari, 2003:152). Suasana belajar yang tidak
menyenangkan akan menjadikan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Siswa
akan gelisah dan bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Kondisi ini tentu menjadi
kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pembelajaran.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Gurah Kabupaten Kediri
ditemukan permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran yaitu kurang optimalnya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini ditunjukan
dengan nilai ulangan harian siswa pada lampiran. Untuk mengatasi kurang optimalnya hasil
belajar siswa tersebut sangat ditentukan oleh kiat masing-masing guru di kelas. Dalam
pandangan psikologi belajar, keberhasilan belajar itu lebih banyak ditentukan oleh tenaga
pengajarnya ( Sardiyo dan Pannen, 2005). Hal ini terjadi karena tenaga pengajar selain
sebagai orang yang berperan dalam proses belajar-mengajar, juga memandu segenap proses
pembelajaran. Ditangan guru sebuah peristiwa belajar dapat berlangsung dan pembelajaran
diarahkan dengan baik.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada umumnya kurang bervariasi.
Selama proses pembelajaran siswa hanya disuguhi dengan isi Sila-Sila dari Pancasila dan
Pasal- Pasal dari UUD 1945 yang harus diselesaikan. Penjelasan guru untuk materi pelajaran
diberikan secara menoton dan kurang melibatkan partisipasi siswa dalam kelas sehingga
menciptakan suasana yang membosankan dalam pembelajaran. Penggunanan buku pelajaran
4
dan Lembar Kerja Siswa ( LKS) dapat membuat siswa bosan dan kurang termotivasi dalam
pembelajaran tersebut.
Sebagai pekerja profesional, guru yang baik akan berusaha maksimal dalam
berinovasi meningkatkan pola kinerjanya dalam proses pembelajaran, baik perencanaan,
pelaksanaan, maupun penilaian ( Salam, 2008). Selain itu guru harus memfasilitasi dirinya
dengan seperankat pengalaman, ketrampilan dan pengetahuan tentang keguruan. Selain harus
menguasai subtansi keilmuan, guru juga harus menguasai metode-metode pembelajaran yang
dapat melibatkan siswa secara aktif ( Sardiyo dan Pannen, 2005). Hal ini diperkuat oleh
Salam (2008) yang mengemukakan bahwa sebagus apapun kurikulum (official), hasilnya
sangat berpengaruh pada bagaimana aksi dan reaksi guru dan siswa yang ada di dalam kelas
( actual).
Salah satu upaya guru untuk menciptakan strategi atau pendekatan pembelajaran
yang mampu mengaktifkan siswa adalah dengan menginovasikan pembelajaran melalui
metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangungnya kegiatan pembelajaran
(Sudjana,2004:76). Dengan adanya metode, diharapkan dapat tercipta interaksi yang baik
antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa. Menurut Sagala (2009:201-221) metode
pembelajaran terdiri dari metode yang tepat yaitu ceramah, metode tanya jawab, metode
diskusi, metode demontrasi, metode kerja kelompok, metode latihan, metode eksperimen dan
metode penugasan.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti, penggunaan terknologi
informasi di SMP 2 Gurah sebenarnya sudah diterapkan, salah satunya adalah Internet
melalui fasilitas WIFI. Tidak dapat diupungkiri bahwa tujuan utama adalah pembelajaran
yang disukai oleh siswa yaitu dengan mencari berita atau jawaban dari tugas siswa itu sendiri
melalui media internet, di SMP Negeri 2 Gurah telah di sediakan area Hot Spot untuk
mempermudah para siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Rustantingsih(2008) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis internet mendidik
siswa untuk berpikir kritis, menambah wawasan dan pengetahuan siswa, mendidik siswa
untuk berpikir otodidak, dan meningkatkan hasil belajar siwa sehingga mampu meningkatkan
mutu pendidikan. Dengan kelebihan internet yaitu dapat menyajikan informasi keilmuan,
artikel dan buku virtual ( e-book), siswa mampu meninjau pelajaran baru, menghafal,
5
melakukan latihan-latihan serta memecahkan suatu masalah melalui internet. Selain itu, siswa
harus mempertanggung jawabkan tugas yang telah dikerjakan dengan mempresentasikan
tugasnya di kelas sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab siswa terhadap apa yang telah
dikerjakan, hal ini menjadi kelebihan metode penugasan berbasis internet. Metode
pembelajaran berbasis internet ini, siswa diajak dan dituntut untuk menyelesaikan tugas yang
bahanya berasal dari internet kemudian didiskusikan dan dipresentasikan di kelas.
Sering juga ditemukan pertemuan antara guru dengan siswa tidak dimanfaatkan
secara baik. Guru lebih suka memaksakan kehendaknya memperlakukan siswa sesuai
keinginannya dan ada juga guru untuk memudahkan kerjanya meminta salah seorang murid
untuk mencatat di papan tulis kemudian siswa lainnya mencatat apa yang dicatat di papan
tulis dan kegiatan-kegiatan lainnya yang kurang perlu dilakukan dalam proses belajar-
mengajar (Sagala, 2009:174).
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan
menggunakan media internet di SMP Negeri 2 Gurah ?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan
menggunakan media internet di SMP Negeri 2 Gurah ?
3. Apakah hambatan dari pembelajaran PKn dengan menggunakan media internet di
SMP Negeri 2 Gurah ?
4. Apakah solusi dari hambatan pembelajaran PKn dengan menggunakan media internet
di SMP Negeri 2 Gurah ?
Pengertian Model Pembelajaran :
Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan kegiatan. Model dapat diartikan sebagai: (1) suatu tipe atau desain; (2)
suatu deskripsi atau analogi yang diperlukan dalam membantu proses visualisasi sesuatu yang
tidak dapat diamati secara langsung; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data dan inferensi-
inferensi yang dipakai untuk menggambarkan suatu obyek atau peristiwa; (4) suatu desain
yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan;
(5) gambaran dari peristiwa yang sebenarnya ataupun khayalan dan (6) penyajian yang
diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat dan bentuk seperti aslinya (Sagala,
2009: 175).
6
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan,
strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam
model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit
karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya. Sebagai seorang guru harus
mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam
memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan
pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat
diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam
proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang
kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini
memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai
keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan,
menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru
menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan :
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sejak masuk dalam kurikulum
sekolah mulai tahun 1962 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan mengalami
berbagai perubahan baik nama, orientasi, substansi, maupun pendekatan pembelajarannya
Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter
sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Karakteristik mata pelajaran PKn mencakup
pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge), nilai-nilai kewarganegaraan (civics
values) dan keterampilan kewarganegaraan (civics skills)
7
Pendidikan Kewarganegaraan dalam paradigma baru mengusung tujuan utama
mengembangkan “civic competences” yakni civic knowledge (pengetahuan dan wawasan
kewarganegaraan), dan civic skills (perangkat keterampilan intelektual, sosial, dan personal
kewarganegaraan) yang seyogyanya dikuasai oleh setiap individu warga negara. Ketiga
komponen tersebut secara konseptual dan teoritik sejak tahun 1994 telah diajukan oleh
Center and Government. Akan tetapi baru lebih banyak terakomodasi dalam kurikulum 2006
yang berbasis kompetensi. Hal ini bisa dilihat dari pengertian, tujuan dan ruang lingkup mata
pelajaran PKn dalam perangkat kurikulum 2006 (Komalasari, 2010:265).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi disebutkan bahwa: mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan
hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sejak masuk dalam kurikulum sekolah
mulai tahun 1962 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan mengalami berbagai
perubahan baik nama, orientasi, substansi, maupun pendekatan pembelajarannya.Pendidikan
Kewarganegaraan untuk memposisikan dirinya sebagai penghela pembangunan karakter
bangsa agar dapat menyiapkan generasi muda yang memiliki karakter ke-Indonesiaan.
Pembangunan Budaya Dan Karakter Bangsa Fenomena sejarah politik dan ketatanegaraan,
telah tercatat bahwa pembangunan budaya dan karakter bangsa merupakan salah satu
kehendak para pendiri negara (founding fathers) yang perlu dilaksanakan secara
berkesinambungan, tujuan yaitu merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Pengertian Internet :
Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan
computer dengan berbagai tipe yang membentuk system jaringan yang mencakup seluruh
dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio
link, satelit dan lainya. Pekerjaan ini bisa di ibaratkan seperti kita berjalan-jalan di tempat
hiburan sembari melihat-lihat ke toko-toko namun tidak membeli jualan tersebut. Internet
merupakan sistem global jaringan komputer yang berhubungan menggunakan standar
Internet Protocol Suite (TCP / IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Ini
adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari jutaan jaringan pribadi, umum, akademik,
bisnis, dan jaringan pemerintah, dari lokal ke lingkup global, yang dihubungkan oleh sebuah
8
kode area yang luas dari teknologi jaringan elektronik, nirkabel dan optik. Internet juga dapat
didefinisikan sebagai interkoneksi seluruh dunia komputer dan jaringan komputer yang
memfasilitasi sharing atau pertukaran informasi di antara pengguna.
3. Rumusan Tujuan Penelitian
a) Bagi Peneliti
1. Memperoleh pengalaman membuat skripsi
2. Memperoleh pengalaman melakukan penelitian secara ilmiah
3. Memperoleh pengalaman pemecahan masalah secara ilmiah
4. Memperoleh pangalaman praktek dalam sekolah
b) Bagi Sekolah
1. Memperoleh manfaat teori yang disajikan dalam skripsi
2. Memperoleh manfaat tata cara penelitian secara ilmiah
3. Memperoleh manfaat tata cara pemecahan masalah secara ilmiah
4. Memperoleh manfaat laporan keadaan sekolah dari pihak luar.
c) Bagi Fakultas/Jurusan
1. Menambah khasanah bacaan ilmiah yang disajikan oleh mahasiswa.
2. Meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penulis dalam mengerjakan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
karena penelitian ini berusaha menggambarkan model pembelajaran berbasis internet yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Gurah
Kabupaten Kediri secara apa adanya (holistik). Menurut Moleong (2006:4) metode kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati secara utuh (holistik). Berdasarkan pengertian
tersebut maka penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yaitu
penelitian yang menggambarkan mengenai gejala yang ada sesuai dengan keadaan saat
penelitian dilakukan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari individu dan perilaku yang diamati secara sistematis, faktual dan akurat.
Pendekatan kualitatif memungkinkan pada peneliti untuk lebih mendekati data
sebenarnya secara lengkap. Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah deskriptif, yaitu
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah dari
masyarakat dan dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk dalam hubungan,
9
perbuatan, sikap, pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu
fenomena. Peneliti dalam hal ini berusaha mengumpulkan informasi secara mendalam dan
mendetail terkait dengan model pembelajaran berbasis internet yang di gunakan oleh guru
Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Gurah serta untuk mengetahui upaya-upaya
sekolah dalam pembelajaran melalui internet.
Kehadiran Peneliti
Mengingat pentingnya kehadiran peneliti di lokasi penelitian, maka dalam
pengumpulan data di lapangan peneliti mendatangi secara langsung sumber-sumber informasi
seperti Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, guru PKn, dan siswa SMP Negeri 2 Gurah.
Kehadiran peneliti di lapangan adalah untuk mengumpulkan data secara tepat dan lengkap
dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi tentang penerapan
model pembelajaran di sekolah, kesulitan belajar di kelas, kesulitan-kesulitan guru saat
penerapan model pembelajaran serta upaya-upaya untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi guru.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Gurah. Dipilihnya SMP ini sebagai lokasi
penelitian karena: (1) SMP tersebut telah bersifat SMP SSN; (2) terdapat beberapa media
yang mendukung berbasis internet; (3) kurangnya siswa dalam memanfaatkan media internet
untuk mencari tugas atau mencari bahan pembelajaran; dan (4) tersedianya FREE HOST
POT di dalam kawasan SMP Negeri 2 Gurah.
Sumber Data
1. Jenis Data
Data primer digali dan diperoleh dari hasil wawancara dan observasi peneliti yang
ditunjukan kepada murid kelas 7 F di SMP Negeri 2 Gurah. Data skunder yaitu data yang
telah dikumpulkan dan dilaporkan oleh instansi di luar dari penelitian itu sendiri. Data
skunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai buku pustaka.
2. Sumber Data
a. Orang
Dalam hal ini seorang informan bersedia membantu peneliti mencari dan memberikan
data-data yang diperlukan tanpa adanya paksaan. Kegunaan informan bagi peneliti adalah
agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring karena informan
10
dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu kejadian yang
ditemukan dari subyek lainnya. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah
guru mata pelajaran PKn, siswa kelas 7 F , Wakasek Kurikulum dan Kepala Sekolah SMP
Negeri 2 Gurah.
b. Peristiwa
Peristiwa adalah kejadian yang ada kaitannya dengan pemanfaatan media
pembelajaran Pkn berbasis internet. Peristiwa yang dimaksud adalah kegiatan belajar-
mengajar di kelas, peran dan keaktifan siswa ketika proses belajar mengajar. Dalam
penelitian ini peristiwa tersebut adalah kondisi kegiatan pembelajaran PKn di kelas dan
pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mata pelajaran PKn di SMP Negeri 2
Gurah Kabupaten Kediri.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang berupa laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas
penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa atau meneruskan peristiwa tersebut. Variabel
berupa arsip-arsip, dokumen-dokumen maupun rekaman kegiatan/aktivitas suatu kegiatan
yang diteliti.
Data berupa dokumentasi yang berhasil dihimpun adalah data tentang gambaran
umum SMP Negeri 2 Gurah (RPP, Perangkat Pembelajaran, kondisi siswa dan guru). Adapun
alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi adalah (1) selalu tersedia dan murah, (2)
merupakan informasi stabil dan kaya, (3) sebagai bukti yang telah terjadi suatu peristiwa, (4)
dapat dianalisis.
1. Perencanaan Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan
menggunakan Media Internet di SMP Negeri 2 Gurah.
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa dalam proses pembelajaran materi
Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Gurah guru menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi yaitu dari metode ceramah, diskusi kelompok (kerja
kelompok), serta menggunakan pembelajaran yang berbasis internet. Dan peneliti mengambil
pembelajaran yang berbasis internet dalam penelitian skripsinya.
Pertama-tama guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu berupa RPP yang
berkaitan dengan materi yang akan di sampaikan pada pembelajaran hari ini, setelah itu guru
menyiapkan alat-alat atau sumber belajar yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan media internet maka siswa akan diberi kebebasan oleh guru dalam
11
membawa laptop atau ke laboraturiom yang telah disiapkan oleh guru tersebut, siswa akan
diberi kebebasan mencari data mengenai pelajaran yang akan di terangkan pada hari ini.
Mengenai bagaimana bentuk materi pembelajaran berbasis internet yang digunakan oleh guru
PKn di SMPN 2 Gurah. disimpulkan bahwa dalam pembelajaran yang menggunakan internet
guru PKn mendapat kemudahan tersendiri karena guru dapat membuat sendiri materi yang
akan mereka ajarkan seseuai dengan standart kompetensi dan kompetensi dasar dari
pemerintah. Dan membuat materi yang mudah dipahami oleh siswa itu sendiri guru diberi
kebebasan melakukan pengembangan sesuai dengan kondisi sekolah dan siswa yang
berkaitan. Pengembangan materi tersebut juga harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
dan tidak keluar dari materi pokok.
Di SMP Negeri 2 Gurah terdapat laboraturiom komputer yang didalamnya terdapat 30
buah komputer yang sudah terpasang internet dan di dalam sekolah tersebut sudah ada free
hot spot area jadi ini memudahkan siswa untuk menggunakan komputer maupun laptop
mereka dalam pembelajaranya, ini juga dapat memudahkan guru dalam situasi pembelajaran
di dalam kelas karena guru bisa mencari keperluan tentang materi yang diajarkan kepada
peserta didiknya.
Tujuan menggunakan media internet dalam pelajaran PKn yang dijelaskan oleh bu
Siti Kalimah di dalam RPPnya ialah untuk memudahkan peserta didik dalam mencari kasus-
kasus HAM yang terjadi di Indonesia, ini agar siswa dapat mencari dan mengkaji peristiwa-
peristiwa kasus HAM yang terjadi pada masa orde lama sampai masa reformasi.
Pelaksanaan Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan
Media Internet di SMP Negeri 2 Gurah.
a) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan untuk membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan awal
yang harus dilakukan oleh guru agar memberikan kesan awal yang harmonis sebelum
memulai pelajaran. Ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa
sebelum memulai pelajaran. Disimpulkan bahwa sebelum memulai pelajaran guru – guru
harus menunjukkan sikap ramah kepada siswa agar siswa dapat termotivasi untuk mengikuti
pelajaran. Selanjutnya kegiatan pendahuluan untuk membuka pelajaran dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis internet pada mata pelajaran PKn di SMPN 2 Gurah.
b) Kegiatan Inti
12
Setelah melakukan doa dan presensi guru menerangkan materi di depan kelas tentang
Hak Asasi Manusia. Guru menjelaskan apa yang di maksud Hak Asasi Manusia atau HAM,
siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa saja yang perlu di catat dari apa yang telah
diterangkan oleh guru setelah itu siswa disuruh untuk mengemukakan pendapatnya yang baik
tentang masalah HAM dan kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang apa
yang telah mereka pelajari. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru dan
siswa yang dilakukan peneliti mengenai perencanaan pembelajaran yang berbasis internet
oleh guru. Guru memberikan tugas-tugas kepada siswa, ketika siswa kesulitan mencari
jawaban dari pertanyaan yang diajukan guru pada waktu kegiatan pembelajaran, pada saat
itulah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari jawaban melalui internet agar
bisa membandingkan jawaban yang ada di buku pelajaran, LKS atau dari internet pada waktu
sesi tanya jawab dan ketika ada siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari siswa lain.
Tercangkup mengenai metode – metode, materi pelajaran dan kegiatan apa saja yang akan
diterapkan oleh guru dalam kegiatan mengajar di kelas:
1) Metode Pembelajaran
Salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang memuaskan siswa
sehingga terjadi perubahan belajar dalam dirinya ialah dengan penggunaan berbagai metode
pembelajaran yang seirama dengan kondisi pembelajaran yang dilangsungkan. Metode
apapun sangat baik untuk pembelajaran asalkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan
baik, misalnya metode dikte, kooperatif, kontekstual, kolaboratif, partisipatori, komunikatif,
akselerasi, maupun metode menggunakan internet. Begitu pula, semua metode akan menjadi
buruk dan tidak berguna apabila tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran bagi siswa yang
belajar meskipun metode tersebut mempunyai kategori yang baru ditemukan oleh pakarnya.
2) Metode Ketepatan Materi
Berlangsungnya proses pembelajaran yang menggunakan internet sebagai media
pembelajaran tidak terlepas dari materi yang akan disampaikan oleh guru pengajar.
Pemberian materi yang efektif akan menghapus kejenuhan siswa saat pelajaran berlangsung.
Keberhasilan pembelajaran akan tercapai mana kala siswa mampu menyerap materi – materi
yamg telah disampaikan oleh guru pengajar.
Pembelajaran yang menggunakan media internet sebagai media pembelajaran
juga mengharuskan kepada guru untuk bisa lebih bervariasi dalam menyampaikan materi
kepada siswa – siswanya. Dalam hal ini, penyampaian materi bisa dalam bentuk mencarikan
13
data-data lewat media internet atau memberi kebebasan kepada murid-murid untuk mebuka
situs-situs yang berhubungan dengan pelajaran PKn jadi guru hanya sebagai fasilitator. Tetapi
dalam kenyataannya pengguna internet di dalam kelas masih belum bisa terlaksana karena
masih banyak siswa yang tidak membawa laptop hal ini bisa diganti dengan memberi
kesempatan kepada siswa untuk mencari jawaban dengan masuk ke Laboraturium Komputer
agar siswa dapat mencari apa yang akan di butuhkan oleh siswa dalam suatu pembelajaran.
3) Metode penugasan dengan media internet
Didalam suatu pembelajaran yang berbasis internet seorang guru harus bisa memilih
dan memilah materi mana yang sesuai dengan penerapan media pembelajaran internet tidak
semua materi pelajaran PKn sesuai dengan penerapan pembelajaran internet sesuai yang
diharapkan guru akan menerangkan bab apa yang sesuai dan memberi tugas kepada
siswanya. Hal ini bisa tercermin dalam kemampuan seorang guru untuk menguasai materi
yang akan diajarakan kepada siswa – siswanya. Guru harus memilih materi yang akan
diterangkan kepada siswa guru sudah hafal dan memahami materi yang akan mereka ajarkan
dan ketika di depan kelas tidak terlihat sedang membaca buku panduan. Guru juga harus
dapat memberikan contoh – contoh yang nyata dalam kehidupan yang berhubungan dengan
meteri dengan adanya pembelajaran yang berbasis internet maka akan memudahkan guru
untuk memberikan contoh tersebut.
Dapat di tarik kesimpulan bahwa guru hanya memberikan sedikit materi didalam
kelas, kemudian siswa akan mencari materi sendiri melalui buku, LKS maupun internet. Hal
ini agar siswa tidak hanya terfokus dalam buku-buku yang diberikan oleh guru tetapi bisa
mengembangkan melalui media internet agar dapat menguasai materi yang diajarkan oleh
guru tersebut. Dengan pemberian tugas dan materi siswa dapat mengembangkan materi
HAM, tetapi kadang kala guru memberikan pertanyaan yang guru sendiri tidak mampu
langsung menjawab maka guru akan mencarinya jawabanya melalui media internet juga dan
kemudian dibahas bersama-sama dengan siswa untuk mencapai jawaban yang benar.
Setelah dari laboratorium komputer siswa kembali ke kelas kemudian melakukan
kegiatan presentasi, dimana guru bertindak sebagai moderator dalam kegiatan diskusi kelas
ini, didalam presentasi guru yang bertindak sebagai moderator memberi kesempatan kepada
kelompok penyaji untuk mempresentasikan hasil temuannya selama 15 menit, kemudian
disambung dengan tanya jawab dengan kelompok yang belum maju kedepan kelas. Setelah
diskusi berakhir guru sebagai moderator memberikan kesimpulan tentang hasil dari diskusi
14
tersebut dan kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum
dipahami.
c) Kegiatan Penutup
Menjelang akhir pelajaran guru harus melakukan penutupan pelajaran ini berguna
agar siswa bisa memperoleh gambaran utuh dari pembelajaran yang dilakukan hari ini.
Dalam kegiatan penutup ini guru memberikan kesimpulan dari materi yang baru saja
diajarkan dan memberikan umpan balik untuk mengetahui bagian mana yang siswa belum
dapat pahami, mengenai kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran
berbasis internet pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 2 Gurah, maka guru memberikan
kesimpulan dari materi yang telah di terangkan, setelah itu guru memberi kebebasan kepada
siswa untuk menanyakan lagi kesulitan dalam pembelajaran tersebut mengenai materi yang
telah diberikan oleh guru dalam penguasaan dengan model pembelajaran internet guru PKn di
SMP Negeri 2 Gurah sudah berupaya untuk selalu memberi materi dan tugas yang dapat
dicari melalui internet, tetapi kadang guru juga masih menggunakan buku pelajaran PKn
maupun LKS saat memberi tugas kepada siswa.
Hambatan dari Model Pembelajaran PKn dengan menggunakan Media Internet di
SMP Negeri 2 Gurah
Pelaksanaan suatu pembelajaran terkadang pasti tedapat kendala – kendala yang
mengganjal sehingga suatu pembelajaran tersebut masih belum bisa diterapkan secara
maksimal. Hambatan-hambatan tersebut tanpa terkecuali dalam penerapan pembelajaran
berbasis internet pada mata palajaran PKn di SMP Negeri 2 Gurah yang dihadapi oleh guru
pengajar disana. Pada rumusan masalah ini akan dipaparkan mengenai hambatan-hambatan
yang dialami oleh guru dalam penerapan pembelajaran berbasis internet pada mata pelajaran
PKn yaitu:
a) Kurangnya Interaksi Guru dengan Murid
Hambatan-hambatan yang di hadapi oleh guru dalam penerpan model pembelajaran
berbasis internet adalah kurang perhatin dari siswa kepada guru yang menerangkan di depan
15
kelas atau biasanya guru hanya sedikit dalam menyampaikan materi dan seringnya guru
meninggalkan kelas.
b) Kurangnya alat penunjang untuk media pembelajaran
Hambatan lainya adalah masih kurangnya alat penunjang, siswa harus membawa
laptop ke sekolah, dari 35 siswa mungkin hanya 5 sampai 7 anak yang membawa laptop, jelas
ini akan mempersulit siswa dalam mencari tugas dalam pembelajaran untuk itu guru
membebaskan siswa dalam mencari jawaban melalui handphone atau ke lab komputer
sekolah. Dari pernyataan diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa hambatan yang
dihadapi guru PKn dalam penerapan model pembelajaran internet hampir sama yaitu masih
dibutuhkannya alat untuk browsing internet yaitu berupa laptop dan itu yang kurang dalam
pembelajaran berbasis internet untuk membuat suatu metode pembelajaran yang
memudahkan para siswa agar aktif disetiap pelajaran dan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
Solusi dari hambatan-hambatan Model Pembelajaran PKn dengan menggunakan
Media internet di SMPN 2 Gurah.
Hambatan-hambatan yang dialami guru PKn dalam menerapkan pembelajaran PKn
berbasis internet di SMP Negeri 2 Gurah tentu saja ada di setiap waktu pembelajaran. Guru
tetap berupaya agar pelaksanaan pembelajaran PKn dapat berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan yang diharapakan, disini ada beberapa solusi yang di ambil oleh Bu Siti Kalimah
untuk meyelesaikan hambatan-hambatan tersebut antara lain:
a) Menyuruh siswa untuk mencari tugas di Lab Komputer
Dalam mengatasi upaya dari hambatan guru tidak membatasi siswa dalam mencari
jawaban, agar siswa lebih aktif guru membebaskan siswa dalam mencari data siswa yang
tidak membawa laptop di pesilahkan oleh guru mencaru data di lab komputer sekolah yang
sudah di siapkan oleh sekolah untuk mengatasi kendala tersebut.
b) Memberi kata kunci jawaban
Guru memberi kata kunci untuk mencari jawaban yang akan mempermudah siswa
dalam mencari jawaban yang diberikan oleh guru. Setelah selesai menerangkan guru dan
memberikan soal tanya jawab untuk siswa, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
16
mencari jawaban dari buku pelajaran PKn, LKS ataupun dari media internet untuk
mengetahui seberapa dalam pengetahuan siswa mengebai materi yang baru saja di terangkan.
Disetiap proses pembelajaran tentu tidak akan berhasil secara maksimal tanpa ada
beberapa faktor kata kunci dalam melakukan kegiatan mengajar belajar di kelas. Pada
rumusan masalah ini akan dibahas mengenai beberapa faktor penunjang guru dalam
penerapan pembelajaran berbasis internet pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 2 Gurah
yaitu: (1) penggunaan bahasa, (2) pengaturan waktu, (3) media yang digunakan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gurah tentang
model pembelajaran yang berbasis internet dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan model pembelajaran berbasis internet dalam proses pembelajaran materi
Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Gurah guru harus membuat perangakat
pembelajaran terlebih dahulu yaitu membuat RPP dan Silabus kemudian dari metode
ceramah, diskusi kelompok (kerja kelompok), serta menggunakan pembelajaran yang
berbasis internet. Dalam perencanaan model pembelajaran PKn yang menggunakan
internet seorang guru memaksimalkan metode yang menggunakan internet dilakukan
ketika hal-hal yang berkaitan dengan materi belum dipahami oleh siswa, maka siswa
akan menggunakan pembelajaran berbasis internet agar membantu pembelajaran Pkn
tersebut.
2. Pelaksanaan model pembelajaran PKn yang menggunakan internet guru membagi
menjadi 3 bagian kegiatan pembelajaran yaitu :
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan disini guru mencoba untuk membuka perhatian didepan
kelas sebelum memulai suatu pelajaran, Kegiatan pendahuluan untuk membuka
pelajaran merupakan suatu kegiatan awal yang harus dilakukan oleh guru agar
memberikan kesan awal yang harmonis sebelum memulai pelajaran. Ini bertujuan
untuk memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa sebelum memulai
pelajaran.
b. Kegiatan Inti
17
Berlangsungnya proses pembelajaran yang menggunakan internet sebagai media
pembelajaran tidak terlepas dari materi yang akan disampaikan oleh guru pengajar.
Pemberian materi yang efektif akan menghapus kejenuhan siswa saat pelajaran
berlangsung. Keberhasilan pembelajaran akan tercapai mana kala siswa mampu
menyerap materi – materi yamg telah disampaiakan oleh guru pengajar. Setelah
melakukan doa dan absensi guru memulai pelajaran dengan membuka pertanyaan
kepada siswa tentang pelajaran yang dianggap sulit, kemudian guru menjawab,
setelah itu guru memberi materi yang akan diajarkan kepada siswa.
c. Kegiatan Penutup
Dikegiatan penutup ini guru akan memberikan kesimpulan dari pembelajaran yang
telah dilakukan dan Menjelang akhir pelajaran guru harus melakukan penutupan
pelajaran ini berguna agar siswa bisa memperoleh gambaran utuh dari
pembelajaran yang dilakukan hari ini. Dalam kegiatan penutup ini guru
memberikan kesimpulan dari materi yang baru saja diajarkan dan memberikan
umpan balik untuk mengetahui bagian mana yang siswa belum dapat paham.
Setelah itu guru biasanya melakukan tanya-jawab atau postets tentang materi yang
diajarkan tadi, dapat di tarik kesimpulan bahwa guru hanya memberikan sedikit
materi didalam kelas, kemudian siswa akan mencari materi sendiri melalui buku,
LKS maupun internet.
3. Hambatan dari pembelajaran dengan menggunakan media internet pasti ada, ini juga
yang di temui oleh guru di SMP Negeri 2 Gurah. bahwa hambatan yang dihadapi guru
PKn dalam penerapan model pembelajaran internet hampir sama yaitu masih
dibutuhkannya alat untuk browsing internet yaitu berupa laptop dan itu yang kurang
dalam pembelajaran berbasis internet untuk membuat suatu metode pembelajaran yang
memudahkan para siswa agar aktif disetiap pelajaran dan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
4. Solusi untuk mengatasi adanya hambatan dari pembelajaran menggunakan media
internet sudah dirancankang oleh guru akan tetapi sebagai seorang pengajar yang
profesional guru-guru di SMP Negeri 2 Gurah telah menemukan solusi-solusi dari
hambatan diatas, yaitu dengan mengatasi hambatan-hambatan dalam penerapan model
pembelajaran berbasis interrnet pada mata pelajaran PKn yaitu: (1) memberi
kesempatan siswa untuk memehami materi yang diberikan oleh guru. (2) guru memberi
kata kunci untuk mencari jawaban yang akan mempermudah siswa dalam mencari
18
jawaban yang diberikan oleh guru. (3) setelah selesai menerangkan guru dan
memberikan soal tanya jawab untuk siswa, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mencari jawaban dari buku pelajaran PKn, LKS ataupun dari media internet
untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan siswa mengebai materi yang baru saja
di terangkan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan dengan di dukung oleh kajian
teoritis, penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa
Penelitian tentang model pembelajaran Pkn berbasis internet di SMP Negeri 2 Gurah
sebaiknya menjadikan suatu pijakan untuk mahasiswa jika kelak ingin menjadi guru.
Karena dengan menggunakan model pembelajaran yang menggunakan metode
berbasis internet bisa membantu siswa untuk memudahkan dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang biasa diberikan oleh seorang guru dan lebih aktif dalam mengasah
kemampuanya. Model pembelajaran yang menggunakan metode berbasis internet
biasanya hanya dilakukan di sekolah-sekolah kota, dan jarang dilakukan di sekolah di
kabupaten, maka dengan tersedianya media pembelajaran dan tersedianya sarana free
hot spot dapat memudahkan para siswa dan guru di sekolah, dan memberi kemudahan
bagi mahasiswa untuk menjadi guru kelak.
2. Bagi Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan
Bagi jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, pada waktu mahasiswa akan
melaksanakan PPL, mahasiswa sendiri akan termudahkan bila ditempatkan di sekolah
yang telah menggunakan internet sebagai media pembelajaran karena mahasiswa akan
termudahkan untuk mengajar disekolah tersebut dan menerapkan model-model
pembelajaran lain yang digunakan pada waktu PPL dan mahasiswa dapat memberikan
hal yang positif kepada murid-murid PPL, kemudian dengan adanya penggunaan
media pembelajaran yang berbasis internet akan digunakan di jurusan Hukum dan
Kewarganegaraan itu sendiri, seperti yang sudah digunakan oleh mahasiswa di
Laboraturioum jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang.
3. Bagi SMP Negeri 2 Gurah
19
Model pembelajaran yang diberikan guru kepada siswanya masih menggunakan
model yang membosankan dan harus lebih dikembangkan lagi, dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis internet guru lebih bisa membangkitkan potensi belajar
para siswa agar siswa menjadi bergairah dan bersemangat dalam mengikuti proses
belajar mengajar. Guru sebaiknya tidak lupa dalam memberikan pembelajaran yang
membuat siswa aktif atau apresiasi terhadap hasil kerja siswa. Agar tujuan yang ingin
dicapai dapat berhasil dengan baik.
4. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Sebaiknya para ahli pendidikan dapat mendambah sarana pendidikan seperti
pemasangan hot spot di sekolah yang berlabel SSN dan sarana yang lainnya agar
sekolah tersebut dapat menjadikan siswanya menjadi siswa yang berkompetensi serta
dapat bersaing dengan masuknya teknologi global yang berkembang pesat. Guru
diharapkan membantu siswa dalam bagaimana cara pemberian pembelajaran yang
menarik bagi para siswanya sesuai dengan prinsip, cara dan komponen lain dalam
pemberian penguatan agar siswa lebih produktif dan aktif dalam menyampaikan hasil
gagasanya. Siswa juga lebih percaya diri akan kemampuan yang dimilikinya.
20
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Carapedia, 2010. Model Pembelajaran media online, (Online),
(http://carapedia.com/model_pembelajaran_jigsaw_info587.html), diakses 1
November 2011.
Departemen Agama RI. 2008. Materi Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sardiyo dan Pannen. 2005. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
21
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sardiman 2004. Model Pembelajaran Berbasis Internet, (Online),
(http://www.sriudin.com/2011/07/model-pembelajaran-dengan-internet.html), diakses
2 November 2011.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional.
1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Universitas Negeri Malang. 2010. PPKI Skripsi, Tesis, Desertasi, Artikel, Makalah, Tugas
Akhir, Laporan Penelitian. Malang: UM.
Wiyono, Bambang Budi. 2007. Metodologi Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan Action Riset). Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Untari, Sri. 2003. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan yang Inovatif dengan
Pendekatan Deep Dialogue dan Critical Thinking (DD/CT). Jurusan PPKn. Fakultas
Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Malang.